Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Dalam Kerangka Etika Profesi

24
Peran Advokat dalam Penegakan Hukum dalam Kerangka Etika Profesi Oleh : Agnes Arini Larasati 11010111130131 Kelas : G

description

peranan advokat

Transcript of Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Dalam Kerangka Etika Profesi

Page 1: Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Dalam Kerangka Etika Profesi

Peran Advokat dalam Penegakan

Hukum dalam Kerangka Etika Profesi

Oleh :

Agnes Arini Larasati

11010111130131

Kelas : G

Fakultas Hukum

Universitas Diponegoro

Semarang, 2014

Page 2: Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Dalam Kerangka Etika Profesi

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hukum berfungsi pada umumnya jika hukum dapat melindungi kepentingan manusia,

sehingga pelaksanaan hukum dapat berlangsung dan dirasakan oleh manusia bahwa

hukum itu sangat berfungsi dan berkenaan bagi rasa tentram dan damai. Maka keperanan

dari penegakan hukum itu sangat dominan.1

Secara konsepsional, maka inti dan arti penegakan hukum terletak pada kegiatan

menyerasikan hubungan nilai nilai yang terjabarkan didalam kaidah kaidah yang mantap

dan mengejawantah dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk

menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup(Soekanto,

1979).2

Penegakan Hukum (law enforcement) dalam arti luas mencakup kegiatan untuk

melaksanakan dan menerapkan hukum serta melakukan tindakan hukum terhadap setiap

pelanggaran atau penyimpangan hukum yang dilakukan oleh subjek hukum, baik melalui

prosedur peradilan ataupun melalui prosedur arbitrase dan mekanisme penyelesaian seng-

keta lainnya (alternative desputes or conflicts resolution). Bahkan, dalam pengertian yang

lebih luas lagi, kegiatan penegakan hukum mencakup pula segala aktifitas yang dimak-

sudkan agar hukum sebagai perangkat kaedah normatif yang mengatur dan mengikat para

subjek hukum dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara benar-benar

ditaati dan sungguh-sungguh dijalankan sebagaimana mestinya. Dalam arti sempit,

penegakan hukum itu menyangkut kegiatan penindakan terhadap setiap pelanggaran atau

penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan, khususnya –yang lebih sempit

lagi— melalui proses peradilan pidana yang melibatkan peran aparat kepolisian, kejak-

saan, advokat atau pengacara, dan badan-badan peradilan. Penegakan hukum sebagai suatu

proses, pada hakikatnya merupakan penerapan diskresi yang menyangkut membuat

keputusan yang tidak secara ketat diatur oleh kaidah hukum, akan tetapi mempunyai unsur

penilaian pribadi. Di dalam suatu masyarakat tidak mustahil terjadi konflik antara

sesamanya, hal mana terjadi karena adanya kepentingan yang saling bertentangan, maka

1 Widyadharma, Ignatius Ridwan. Etika Profesi Hukum. Semarang : Universitas Diponegoro,1996. Hal 32 Sukanto, Surjono. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta : Rajawali Pers, 2012. Hal

2

Page 3: Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Dalam Kerangka Etika Profesi

wajarlah jika dalam mencegah agar tidak terjadi konflik kepentingan itu diselenggarakan

cara cara penanggulangannya. Gangguan kepentingan yang lazim disebut sebagai konflik

harus dicegah dan diusahakan agar tidak terjadi, karena adanya konflik berarti

keseimbangan masyarakat terguncang. Perlindungan kepentingan agar tidak terjadi konflik

melahirkan pedoman dan peraturan hidup dalam masyarakat yang lazim disebut norma

atau kaidah sosial, sedangkan kaidah sosial ini pada hakekatnya merupakan perumusan

tentang bagaimana manusia atau orang harus berperilaku sedang perumusan berperilaku

itu dapat bersifat tertulis dan tidak tertulis serta dapat bersifat sebagai aturan hukum,

aturan kesusilaan, aturan etika, aturan agama dan sebagainya.3

Didalam hubungan tentang mencegah konflik di dalam masyarakat tersebut, dalam

kesempatan ini hanya dipersoalkan tentang soal etika sebagai salah satu alat pencegahan

konflik dalam masyarakat. Etika pada umumnya merupakan usaha usaha manusia dalam

mencari mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk, banyak sekali para

sarjana yang memberikan pengertian mengertian etika. Dalam melakukan pencegahan

maupun penyelesaian konflik yang terjadi dalam masyarakat maka kita memerlukan

bantuan dari Profesi hukum ,Para profesional hukum itu antara lain meliputi :

a. legislator (politisi)

b. perancang hukum (legal drafter)

c. Advokat

d. Notaries

e. pejabat pembuat akta tanah

f. polisi

g. Jaksa

h. Panitera

i. Hakim

j. arbiter atau wasit

Dimana pada masing masing profesi tersebut etika yang berbeda dan tidak dapat

dipertukarkan satu dengan yang lainnya. Pada makalah ini penulis akan menfokuskan

untuk membahas mengenai etika pada profesi huku

Advokat dalam penegakan hukum di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH3Widyadharma, Ignatius Ridwan. Hukum Profesi tentang Profesi Hukum.Semarang : MIMBAR, 2001. Hal 40

Page 4: Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Dalam Kerangka Etika Profesi

Berdasarkan Latar Belakang dalam uraian diatas, maka penulis merumuskan pokok

permsalahan sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan etika profesi ?

2. Bagaimana kode etik dari Advokat dan peranan advokat dalam penegakan hukum di

Indonesia ?

BAB II

Page 5: Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Dalam Kerangka Etika Profesi

PEMBAHASAN

A. ETIKA PROFESI

PENGERTIAN ETIKA

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos

sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat

tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap,

cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.

Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normatif

tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika

muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan – permasalahan di dunia nyata.

Kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :

1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan

kewajiban moral (akhlak)

2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;

3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,salah, baik, buruk, dan tanggung

jawab.

 PENGERTIAN PROFESI

Profesi sendiri berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu

janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi

kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu

keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan

berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma

sosial dengan baik. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan

kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang

rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan

keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan

ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan

Page 6: Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Dalam Kerangka Etika Profesi

hidupnya serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok

anggota yang menyandang profesi tersebut.

PENGERTIAN ETIKA PROFESI

Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan

kehidupan sebagai pengemban profesi.

Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar

atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.

Etika Profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau

lingkup kerja tertentu, contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science,

medis/dokter, dan sebagainya.

Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga

sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien

atau objek).

Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional

dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban

masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya

dengan disertai refleksi yang seksama, (Anang Usman, SH., MSi.)

Etika profesi, kata Sidharta (2006: 1) sesungguhnya telah menjadi bahan perbincangan klasik,

setua dengan kemunculan sebutan profesi itu sendiri, meskipun pada awalnya diskursus

mengenai etika profesi masih bersifat makro.

 

Etika profesi , kata Frans Magnis Soeseno, merupakan bagian dari etika sosial. Untuk

menegakkan etika dalam kehidupan sosial, suatu profesi memiliki prinsip-prinsip yang wajib

ditegakkan. Prinsip-prinsip itulah yang dituangkan dalam kode etik profesi. Kode etik

biasanya disusun oleh komunitas profesi itu sendiri. Dari dulu, beberapa profesi sudah

memiki etika profesi, dan sebagian lagi masih berupa kebiasaan etika yang tidak tertulis.4

4 Etika Profesi Hukum.diakses dari http://www.hukumonline.com. Pada tanggal 29 Juni 2014, Pk. 06.49 WIB

Page 7: Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Dalam Kerangka Etika Profesi

B. ADVOKAT

Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar

pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini.

Sedangkan menurut Kode Etik Advokat adalah orang yang berpraktek memberi jasa hukum,

baik didalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan undang-

undang yang berlaku, baik sebagai Advokat, Pengacara, Penasehat Hukum, Pengacara

praktek ataupun sebagai konsultan hukum.Dalam hal ini, seorang advokat selain memberikan�

bantuan hukum di dalam pengadilan, seperti mendampingi, mewakili, membela, atau

menjalankan kuasa demi kepentingan klien, juga dapat memberikan bantuan hukum diluar

pengadilan, berupa konsultasi hukum, negosiasi maupun dalam hal pembuatan perjanjian

kontrak-kontrak dagang serta melakukan tindakan hukum lainnya untuk kepentingan hukum

klien baik orang, badan hukum, atau lembaga lain yang menerima jasa hukum dari Advokat.

Ketentuan Pasal 5 Ayat (1) UU Advokat memberikan status kepada Advokat sebagai penegak

hukum yang mempunyai kedudukan setara dengan penegak hukum lainnya dalam

menegakkan hukum dan keadilan. Kedudukan tersebut memerlukan suatu organisasi yang

merupakan satu-satunya wadah profesi Advokat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 Ayat

(1) UU Advokat, yaitu”Organisasi Advokat merupakan satu-satunya wadah profesi Advokat

yang bebas dan mandiri yang dibentuk sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini dengan

maksud dan tujuan untuk meningkatkan kualitas profesi Advokat”. Oleh karena itu,

Organisasi Advokat, yaitu PERADI, pada dasarnya adalah organ negara dalam arti luas yang

bersifat mandiri (independent state organ) yang juga melaksanakan fungsi Negara.

Dengan demikian, profesi advokat memiliki peran penting dalam upaya penegakan hukum.

Setiap proses hukum, baik pidana, perdata, tata usaha negara, bahkan tata negara, selalu

melibatkan profesi advokat yang kedudukannya setara dengan penegak hukum lainnya.

Dalam upaya pemberantasan korupsi, terutama praktik mafia peradilan, advokat dapat

berperan besar dengan memutus mata rantai praktik mafia peradilan yang terjadi. Peran

tersebut dijalankan atau tidak bergantung kepada profesi advokat dan organisasi advokat

yang telah dijamin kemerdekaan dan kebebasannya dalam UU Advokat.

Kemandirian dan kebebasan yang dimiliki oleh profesi advokat, tentu harus diikuti oleh

adanya tanggungjawab masing-masing advokat dan Organisasi Profesi yang menaunginya.

Ketentuan UU Advokat telah memberikan rambu-rambu agar profesi advokat dijalankan

Page 8: Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Dalam Kerangka Etika Profesi

sesuai dengan tujuan untuk menegakkan hukum dan keadilan. Hal yang paling mudah dilihat

adalah dari sumpah atau janji advokat yang dilakukan sebelum menjalankan profesinya yaitu:

“Demi Allah saya bersumpah/saya berjanji :

1. bahwa saya akan memegang teguh dan mengamalkan Pancasila sebagai dasar negara

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia;

2. bahwa saya untuk memperoleh profesi ini, langsung atau tidak langsung dengan

menggunakan nama atau cara apapun juga, tidak memberikan atau menjanjikan

barang sesuatu kepada siapapun juga;

3. bahwa saya dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pemberi jasa hukum akan

bertindak jujur, adil, dan bertanggung jawab berdasarkan hukum dan keadilan;

4. bahwa saya dalam melaksanakan tugas profesi di dalam atau di luar pengadilan tidak

akan memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada hakim, pejabat pengadilan atau

pejabat lainnya agar memenangkan atau menguntungkan bagi perkara Klien yang

sedang atau akan saya tangani;

5. bahwa saya akan menjaga tingkah laku saya dan akan menjalankan kewajiban saya

sesuai dengan kehormatan, martabat, dan tanggung jawab saya sebagai Advokat;

6. bahwa saya tidak akan menolak untuk melakukan pembelaan atau memberi jasa

hukum di dalam suatu perkara yang menurut hemat saya merupakan bagian daripada

tanggung jawab profesi saya sebagai seorang Advokat.

Sumpah tersebut pada hakikatnya adalah janji seorang yang akan menjalani profesi sebagai

advokat, kepada Tuhan, diri sendiri, dan masyarakat. Seandainya setiap advokat tidak hanya

mengucapkannya sebagai formalitas, tetapi meresapi, meneguhi, dan menjalankannya, tentu

kondisi penegakan hukum akan senantiasa meningkat lebih baik. Kekuasaan kehakiman akan

benar-benar dapat menegakkan hukum dan keadilan.

Selain itu, untuk mewujudkan profesi advokat yang berfungsi sebagai penegak hukum dan

keadilan juga ditentukan oleh peran Organisasi Advokat. UU Advokat telah memberikan

aturan tentang pengawasan, tindakan-tindakan terhadap pelanggaran, dan pemberhentian

advokat yang pelaksanaannya dijalankan oleh Organisasi Advokat.

KODE ETIK ADVOKAT

Profesi advokat tidak bisa dilepaskan dari Kode Etik (Code of conduct) yang memiliki nilai

dan moral di dalamnya.

Page 9: Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Dalam Kerangka Etika Profesi

Mengenai tujuan adanya kode etik, Subekti menilai bahwa “fungsi dan tujuan kode etik

adalah menjunjung martabat profesi dan menjaga atau memelihara kesejahteraan para

anggotanya dengan melarang perbuatan-perbuatan yang akan merugikan kesejahteraan

materiil para anggotanya”. Senada dengan Bertens, Sidharta berpendapat bahwa Kode Etik

Profesi adalah seperangkat kaedah perilaku sebagai pedoman yang harus dipatuhi dalam

mengemban suatu profesi.

 sikap bertanggung jawab seorang advokat dapat dilihat dari dalam KODE ETIK ADVOKAT

INDONESIA, Pada saat menjalankan tugasnya seorang advokat memiliki hak dan kewajiban.

Hak dan kewajiban seorang advokat adalah menjalankan tugas dan fungsinya sesuai Kode

Etik Advokat Indonesia dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat. 

Kode etik advokat dapat mencegah kesalahpahaman dan konflik. Kode etik advokat yang

baik adalah yang mencerminkan nilai moral anggota kelompok advokat sendiri dan pihak

yang membutuhkan pelayanan profesi yang bersangkuatan.

Selain itu, untuk mewujudkan profesi advokat yang berfungsi sebagai penegak hukum dan

keadilan juga ditentukan oleh peran Organisasi Advokat. UU Advokat telah memberikan

aturan tentang pengawasan, tindakan-tindakan terhadap pelanggaran, dan pemberhentian

advokat yang pelaksanaannya dijalankan oleh Organisasi Advokat.

Uraian penting mengenai Kode Etik Advokat meliputi apa yang boleh dan tidak boleh

dilakukan oleh seorang Adovokat yang dipilah menjadi beberapa bagian antara lain:  

1. Etika Kepribadian Advokat.

Advokat Indonesia adalah warga negara Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, bersikap satria, jujur, dalam mempertahankan keadilan dan kebenaran dilandasi moral

yang tinggi, luhur dan mulia, dan dalam melaksanakan tugasnya menjunjung tinggi hukum,

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, kode etik advokat serta sumpah jabatannya

(Pasal 2 Kode Etik Advokat)

Etika Kepribadian Advokat juga ditegaskan dalam Pasal 3 Kode Etik Advokat bahwa :

a. Advokat dapat menolak untuk memberikan nasihat dan bantuan hukum karena

pertimbangan  keahlian dan bertentangan dengan hati nuraninya, tetapi tidak dapat

Page 10: Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Dalam Kerangka Etika Profesi

menolak dengan alasan karena perbedaan agama, kepercayaan, suku, keturunan, jenis

kelamin, keyakinan politik dan atau kedudukan sosialnya.

b. Tidak semata-mata mencari imbalan material, tetapi lebih mengutamakan tegaknya

hukum, keadilan, dan kebenaran.

c. Bekerja dengan bebas dan mandiri serta tidak dipengaruhi oleh siapapun dan wajib

menjujung tinggi hak asasi manusia dalam negara hukum Indonesia.

d. Memegang teguh rasa solidaritas sesama advokat dan wajib membela secara cuma-

cuma teman sejawat yang yang diduga atau didakwa dalam perkara pidana.

e. Wajib memberikan bantuan hukum dan pembelaan hukum kepada teman sejawat

yang diduga atau didakwa dalam suatu perkara pidana atas permintaannya atau karena

penunjukan organisasi profesi.

f. Tidak dibenarkan melakukan pekerjaan yang dapat merugikan kebebasan derajat dan

martabat advokat,

g. Wajib senantiasa menjungjung tinggi profesi advokat sebagai profesi terhormat

(officium nobile )

h. Dalam menjalankan profesinya harus bersikap sopan terhadap semua pihak, tetapi

wajib mempertahankan hak dan martabat Advokat.

i. Advokat yang diangkat untuk menduduki suatu jabatan negara ( Eksekutif, Legislatif

dan Yudikatif ) tidak dibenarkan untuk berpraktek sebagai advokat dan tidak

diperkenankan namanya dicantumkan atau dipergunakan oleh siapapun atau oleh

kantor manapun dalam suatu perkara yang sedang diproses/berjalan selama ia

menduduki jabatan tersebut.

2.   Etika Hubungan Dengan  Klien.

Bahwa sejatinya advokat juga harus menjaga etika dengan kliennya. Hal ini ditegaskan

dalam Pasal 4 Kode Etik Advokat, yang menyatakan hal-hal sebagai berikut :

a. Advokat dalam perkara perdata harus mengutamakan penyelesaian dengan jalan

damai.

b. Tidak dibenarkan memberikan keterangan yang dapat menyesatkan klien mengenai

perkara yang sedang diurusnya.

c. Tidak dibenarkan memberikan jaminan bahwa perkaranya akan menang

d. Dalam menentukan honorarium, Advokat wajib mempertimbangkan kemampuan

klien

Page 11: Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Dalam Kerangka Etika Profesi

e. Tidak dibenarkan membebani klien dengan biaya-biaya yang tidak perlu.

f. Dalam mengurus perkara Cuma-Cuma harus memberikan perhatian yang sama seperti

perkara yang menerima imbalan jasa.

g. Harus menolak mengurus perkara yang menurut keyakinannya tidak ada dasar

hukumnya.

h. Memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yang diberitahukan kepadanya dan sampai

berakhirnya hubungan antara Advokat dank klien itu.

i. Tidak diperkenankan melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya pada saat yang

tidak menguntungkan posisi klien atau pada saat itu dapat menimbulkan kerugia

terhadap kliennya.

j. Harus mengundurkan diri sepenuhnya dari pengurusan kepentingan-kepentingan

bersama dua pihak atau lebih yang menimbulkan pertentangan kepentingan antara

pihak-pihak yang bersangkutan

k. Hak retensi terhadap Klien diakui sepanjang tidak akan menimbulkan kerugian

kepentingan kliennya.

3. Hubungan Dengan Teman Sejawat.

Etika dengan teman sejawat juga diatur dalam kode etik advokat. Hubungan dengan teman

sejawat ditegaskan dalam Pasal 5 Kode Etik Advokat yang menerangkan :

a. Saling menghormati, saling menghargai dan saling mempercayai.

b. Dalam persidangan hendaknya tidak menggunakan kata-kata yang tidak sopan baik

scara lisan maupun tertulis.

c. Keberatan-keberatan tindakan teman sejawat yang dianggap bertentangan dengan

Kode Etik Advokat harus diajukan kepada Dewan Kehormatan untuk diperiksa dan

tidak dibenarkan untuk disiarkan melalui media massa atau cara lain.

d. Tidak diperkenankan untuk merebut seorang klien dari teman sejawat

e. Apabila Klien menghendaki mengganti advokat, maka advokat yang baru hanya dapat

menerima perkara itu setelah menerima bukti pencabutan pemberian kuasa kepada

advokat semula dan berkewajiban mengingatkan kliennya untuk memenuhi

kewajibannnya apabila masih ada terhadap advokat semula.

f. Apabila suatu perkara kemudian diserahkan oleh klien terhadap advokat yang baru,

maka Advokat semula wajib memberikan kepadanya semua surat dan keterangan

Page 12: Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Dalam Kerangka Etika Profesi

yang penting untuk mengurus perkara ini, dengan memperhatikan hak retensi

Advokat terhadap Klien tersebut.

Sedangkan khusus bagi advokat asing yang bekerja di Indonesia atau Advokat asing yang

berdasarkan peraturan perundang-undangan yag berlaku menjalankan profesinya di Indonesia

tunduk kepada serta wajib mentaati Kode Etik yang ada.

4. Etika Cara Bertindak menangani Perkara

Dalam menjalankan profesinya, seorang Advokat juga memiliki kode etik yang harus

dipatuhi. Adapun etika cara bertindak menangai perkara sesuai dengan Pasal 7 Kode

Etikadalah :

a. Surat-surat yang dikirim oleh advokat kepada teman-teman sejawatnya dalam suatu

perkara dapat ditunjukkan kepada hakim apabila dianggap perlu kecuali surat-surat

yang bersangkutan dibuat dengan membubuhkan catatan “sans Prejudice”

b. Isi pembicaraan atau korespondensi dalam rangka upaya perdamaian antar advokat,

tetapi tidak berhasil , tidak dibenarkan untuk dijadikan alat bukti di pengadilan

c. Dalam perkara yang sedang berjalan advokat tidak dapat menghubungi hakim tanpa

adanya pihak lawan dalam perkara perdata ataupun tanpa jaksa penuntut umum dalam

perkara pidana.

d. Advokat tidak dibenarkan mengajari atau mempengaruhi saksi-saksi yang diajukan

oleh pihak lawan dalam perkara perdata atau oleh jaksa penuntut Umum daam perkara

pidana.

e. Apabila mengetahui bahwa seseorang telah menunjuk advokat maka hubunga dengan

orang itu hanya dapat dilakukan melalui advokat tersebut.

f. Advokat bebas mengeluarkan pernyataan-pernyataan atau pendapat yang

dikemukakan dalam sidang pengadilan dalam rangka pembelaan yang menjadi

tanggung jawabnya, yang dikemukanka secara proporsional dan tidak berlebihan dan

untuk itu advokat memiliki hak imunitas hukum baik perdata maupun pidana.

g. Advokat wajib untuk memberikan bantuan hukum Cuma-Cuma bagi orang yang tidak

mampu.

h. Advokat wajib menyampaikan pemberitahuan tentang putusan pengadilan mengenai

perkara yang ia tangani kepada kliennya pada waktunya.

5.  Kode etik lainnya yang menyangkut profesi advokat.

Page 13: Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Dalam Kerangka Etika Profesi

Selain kode etik yang telah disampaikan sebelumnya, terdapat ketentuan-ketuan tentang kode

etik yang diatur dalam Pasal 8 Kode Etik Advokat tersebut antara lain :

a. profesi advokat adalah profesi yang mulia dan terhormat (officium nobile) dan

karenanya dalam menjalankan profesinya selaku penegak hukum sejajar dengan jaksa

dan hakim.

b. Dilarang memasang iklan semata-mata untuk menarik perhatian orang lain termasuk

pemasangan papan nama dengan bentuk dan atau  ukuran yang berlebihan.

c. Kantor advokat atau cabangnya tidak dibenarkarkan diadakan di suatu tempat yang

merugikan kedudukan dan martabat Advokat.

d. Advokat tidak dibenarkan mengizinkan orang yang bukan Advokat mencantumkan

namanya sebagai advokat di papn nama kantor advokat atau mengizinkan orang yang

bukan advokat tersebut untuk memperkenalkan dirinya sebagai advokat.

e. Advokat tidak dibenarkan mengizinkan karyawannya-karyawannya yang tidak

berkualitas unuk mengurus perkara atau memberi nasihat hukum kepada kliennya

dengan lisan atau dengan tulisan

f. Advokat tidak dibenarkan melalui media massa mencari publisitas bagi dirinya dan

atau untuk menarik perhatian masyaraka mengenai tindakan-tindakannya sebagai

advokat mengenai perkara yang sedang atau telah ditanganinya, kecuali apabila

keterangan tersebut bertujuan untuk menegakkan prinsip hukum yang wajib

diperjuangkan oleh Advokat.

g. Advokat wajib mengundurkan diri dari perkara yang akan dan atau diurusnya apabila

timbul perbedaan dan tidak dicapai kesepatan tentang cara penangan perkara dengan

kliennya.

h. Bagi advokat yang pernah menjadi hakim atau panitera dalam pengadilan tidak

dibenarkan untuk memegang atau menagani perkara yang diperiksa pengadilan

tempatnya terakhir bekerja selama 3 (tiga) tahun semenjak ia berhenti dari pengadilan

tersebut.

Advokat dalam menjalankan profesinya tidaklah kebal hukum . terdapat pengawasan yang

dilakukan oleh seluruh pihak yang terkait dengan advokat yang bersangkutan. Dalam Pasal 9

Huruf b Kode Etik Advokat disebutkan, Pengawasan terhadap advokat melalui pelaksanaan

kode etik advokat dilakukan oleh Dewan Kehormatan baik dicabang maupun dipusat dengan

acara dan sanksi atas pelanggaran yang ditentukan sendiri. Tidak satu pasalpun dalam kode

Page 14: Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Dalam Kerangka Etika Profesi

etik advokat ini yang memberi wewenang kepada badan lain selain Dewan Kehormatan untuk

menghukum pelanggaran atas pasal-pasal dalam kode etik advokat.

Untuk Pengaduan, dapat diajukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan merasa

dirugikan, yaitu : Klien, Teman Sejawat Advokat, Pejabat Pemerintah, Anggota Masyarakat,

Dewan Pimpinan Pusat/Cabang/Daerah dari organisasi profesi dimana teradu menjadi

anggota sebagaimana diatur dalam Pasal 11 Kode Etik Advokat.

Adapun sanksi-sanksi yang dapat dikenakan bagi Advokat yang elanggar adalah Sanksi-

sanksi penghukuman sebagaimana tertuag dalam Pasal 16 Kode Etik Advokat berupa :

Peringatan Biasa, Peringatan Keras, pemberhentian sementara untuk waktu tertentu dan

pemecatan dari keanggotaan organisasi profesi.

Oleh karena diatur dalam kode etik (code of conduct), maka sejatinya advokat yang tidak

professional adalah advokat yang menggadaikan etika profesinya.

KELEMAHAN KODE ETIK ADVOKAT

Semua yang tergambar didalam kode etik advokat adalah prilaku yang baik, tetapi di balik

semua itu terdapat kelemahan-kelemahan, sebagai berikut:

1.  Idealisme yang terkandung dalam kode etik advokat tidak sejalan dengan fakta yang

terjadi di sekitar, sehingga harapan sangat jauh dari kenyataan.

2. Kode etik advokat merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi dengan

sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran.

3. Tidak berfungsinya Dewan Kehormatan advokat yang diatur dalam pasal 10 kode etik

advokat Indinesia(KEAI) dan pasal 26-27 UU No.18 tahun 2003 tentang advokat,

tidak akan efektif baik di pusat maupun daerah karena sangat diragukan ada pihak

yang melaporkan advokat yang telah melanggar kode etik.

4. Budaya advokat di Indonesia bisa disebut juga sebagai budaya Solidaritas Korps � yang

bermakna luas sebagai semangat untuk membela kelompok atau korpnya. Hal-hal

diatas inilah yang bisa menjadi sebuah alas an mengapa kode etik advokat tidak

berjalan sebagaimana mestinya.

5.

BAB III

Page 15: Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Dalam Kerangka Etika Profesi

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Etika profesi adalah sebagai sikap hidup, berupa kesediaan untuk memberikan

pelayanan profesional di bidang hukum terhadap masyarakat dengan keterlibatan penuh dan k

eahliansebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap

mayarakatyang membutuhkan pelayanan hukum dengan disertai refleksi seksama. Sehingga

dalam proses penegakan hukum, etika profesi merupakan suatu standar atau acuan untukmen

yelenggarakan profesi hukum dengan sebaik-baiknya dalam menciptakan dan

mencapai pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

Setiap para penegak hukum memiliki etika profesi tersendiri dalam melaksanakan

tugasnya.Dan etika-etika tersebut berbeda satu sama lain, dikarenakan perbedaan fungsi dan

tujuan profesi masing-masing. Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum,

baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan

Undang-Undang ini. Sedangkan menurut Kode Etik Advokat adalah orang yang berpraktek

memberi jasa hukum, baik didalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan

berdasarkan undang-undang yang berlaku. Kode etik advokat dapat mencegah

kesalahpahaman dan konflik. Kode etik advokat yang baik adalah yang mencerminkan nilai

moral anggota kelompok advokat sendiri dan pihak yang membutuhkan pelayanan profesi

yang bersangkuatan.

B. SARAN

Dalam setiap profesii, tidak hanya profesi hukum, pasti memiliki kde etiknya masing masing,

dimana kode etik tersebut berguna untuk kita nantinya dalam menjalankan tugas dan

kewajiban dari profesi yang kita jalnnkan. Oleh sebab itu, sudah selayaknya dan seharusnya,

kita sebagai sarjana hukum yang nantinya akan menempati posisi dalam profesi profesi

hukum tahu betul mengenai kode etik dari masing masing profesi hukum agar kita nantinya

dapat menjadi profesional hukum yang handal serta dapat memenuhi kebutuhan mengenai

hukum di dalam masyrakat.

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum Dalam Kerangka Etika Profesi

A. BUKU

Widyadharma, Ignatius Ridwan. Etika Profesi Hukum. Semarang : Universitas

Diponegoro,1996

Sukanto, Surjono. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta :

Rajawali Pers, 2012

Widyadharma, Ignatius Ridwan. Hukum Profesi tentang Profesi Hukum.Semarang :

MIMBAR, 2001

Kumpulan Kode Etik Profesi Hukum

B. PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

UU No.18 tahun 2003 tentang advokat

C. WEBSITE

http://www.hukumonline.com

http://www.wikipedia.org/

http://www.badilag.net/

http://www.lodaya.web.id/