PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI...
-
Upload
duongkhuong -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI...
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI
STRATEGI GUIDED TEACHING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
TAMBAHMULYO 01 KECAMATAN JAKENAN KABUPATEN PATI
TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh:
IKA PRASETYANINGRUM
A 510090186
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ABSTRAK
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI
STRATEGI GUIDED TEACHING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
TAMBAHMULYO 01 KECAMATAN JAKENAN KABUPATEN PATI
TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013
Ika Prasetyaningrum, A510090186, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2013, 64 Halaman.
Tujuan penelitian ini: (1) untuk meningkatkan motivasi belajar IPA siswa
melalui strategi pembelajaran Guided Teaching, dan (2) untuk meningkatkan
hasil belajar IPA siswa melalui strategi pembelajaran Guided Teaching. Jenis
penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian yang
dikenai tindakan adalah siswa kelas V SD Negeri Tambahmulyo 01, yang
berjumlah 39 siswa. Objek penelitian adalah penerapan strategi pembelajaran
guided teaching dan motivasi dan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri
Tambahmulyo 01. Metode pengumpulan data melalui metode wawancara,
observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan diarahkan
untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Pada penelitian ini data dianalisis dengan analisis interaktif. Analisis interaktif
merupakan model dari analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga komponen
yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
(1) peningkatan motivasi belajar IPA dapat dilihat dari meningkatnya indikator
motivasi belajar IPA meliputi: a) antusias siswa dalam menerima pembelajaran
sebelum tindakan 38,46%, putaran I 56,41%, dan di akhir tindakan 82,05%, b)
mendengar penjelasan dari guru sebelum tindakan 25,64%, putaran I 33,33%,
dan di akhir tindakan 66,66%, c) menjawab pertanyaan sebelum tindakan
23,07%, putaran I 30,76%, dan di akhir tindakan 53,84%, d) kemauan
mengerjakan soal sebelum tindakan 28,20%, putaran I 43,58%, dan di akhir
tindakan 74,35%, (2) peningkatan hasil belajar IPA yang memperoleh nilai ≥
KKM 65 sebelum tindakan 38,46%, putaran I 66,66%, dan di akhir tindakan
82,05%. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan strategi Guided Teaching
dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA.
Kata kunci : motivasi, hasil belajar, Guided Teaching.
1
A. PENDAHULUAN
Di sekolah interaksi pendidikan berlangsung secara formal, terencana,
sengaja dan sistematik. Pengaruh dari peserta didik lebih dominan. Di dalam
interaksinya pendidik hendaknya memperlakukan peserta didik secara
manusiawi, sebab pada hakekatnya peserta didik adalah individu yang
memiliki sifat-sifat hakiki yang harus dikembangkan. Di dalam proses
pembelajaran aspek perkembangan, irama perkembangan, tugas
perkembangan hendaknya diperhatikan guru. Proses pembelajaran hendaknya
dapat mengembangkan potensi peserta didik, membantu memecahkan
kesulitan yang dihadapi peserta didik sehingga perkembangan berlangsung
optimal (Rubino Rubiyanto, 2011: 2).
Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik,
motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar
dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi
yang disajikan kepada mereka. Motivasi bertujuan untuk menggerakkan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk
melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil/ mencapai tujuan
tertentu (Ngalim Purwanto, 2007: 73).
Berdasarkan hasil pengalaman guru kelas V SD Negeri Tambahmulyo 01
Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati, bahwa pembelajaran IPA masih
menekankan pada konsep-konsep yang terdapat di dalam buku, dan juga
belum memanfaatkan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran secara
maksimal. Mengajak siswa berinteraksi dengan lingkungan langsung juga
jarang dilakukan. Guru IPA sebagian masih mempertahankan urut-urutan
dalam buku tanpa memperdulikan kesesuaian lingkungan belajar siswa. Hal
ini membuat pembelajaran tidak efektif, karena siswa kurang merespon
terhadap pelajaran yang disampaikan. Maka pengajaran semacam ini
cenderung menyebabkan kebosanan pada siswa.
Para siswa telah memiliki kemampuan awal yang telah diterima di kelas
sebelumnya. Kemampuan awal siswa ini harus digali agar siswa lebih belajar
mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan mengkaitkan dengan
2
pelajaran baru. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah menggunakan
pendekatan pembelajaran yang lebih mendekatkan pada lingkungan siswa.
Konsep-konsep yang dikembangkan sebaiknya berhubungan dengan alam
sekitar agar menjadi konteks pembelajaran yang bermakna. Meskipun
demikian mengaitkan konteks lingkungan dalam kehidupan sehari-hari
dengan isi materi bukan pekerjaan yang mudah, karena perlu waktu dan
proses yang panjang. Namun kenyataannya guru cenderung mengikuti isi
kurikulum dan anak belajar secara verbal, keadaan semacam ini jauh dari
konsep belajar bermakna.
Belajar bermakna menuntut adanya konteks pembelajaran yang muncul di
lingkungan tempat tinggal siswa, hal ini dapat dilakukan dengan jalan
mengajak siswa belajar di luar kelas atau mengajak mereka mendekati
sumber belajar. Maksudnya agar diperoleh ide-ide, dan masalah-masalah
yang dapat dilihat dan diamati di lingkungan sekitarnya. Pola pembelajaran
seperti ini akan membantu siswa dalam proses berpikir dan pada gilirannya
siswa aktif dalam belajar. Pada dasarnya siswa sendiri yang akan
menyelesaikan masalah-masalah yang dia dapatkan sesuai dengan konsep
materi yang dipelajari. Salah satu konsep yang akrab dengan lingkungan
adalah konsep kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keseimbangan
alam. Konsep ini menjadi lebih bermakna jika di dalam pelajaran siswa diajak
langsung kelapangan untuk melakukan penyelidikan terhadap permasalahan
yang mereka hadapi.
Berdasarkan uraian di atas penulis mencoba menerapkan salah satu
strategi pembelajaran yaitu strategi pembelajaran guided teaching. Strategi
pembelajaran guided teaching adalah pembelajaran yang diawali dengan
beberapa pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada siswa. Guru
menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang mempunyai beberapa
kemungkinan jawaban. Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
pemahaman atau kemampuan siswa, kemudian guru membuat hipotesa atau
kesimpulan dan membuat beberapa kategori (Istarani, 2011: 1).
3
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu kajian
sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh
sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,
berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil tindakan tersebut (Ebbut, 1985
dalam Rubino Rubiyanto (2011: 106).
Tempat yang menjadi sampel dalam penelitian “Peningkatan Motivasi dan
Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Guided Teaching Pada Siswa Kelas V SD
Negeri Tambahmulyo 01 Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun
Pelajaran 2012/ 2013“ adalah SD Negeri Tambahmulyo 01 Kecamatan
Jakenan Kabupaten Pati. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap.
Waktu yang digunakan dalam kegiatan penelitian dari mulai tahap persiapan
sampai tahap penyelesaian yaitu pada bulai November 2012 sampai bulan
Februari 2013.
Peneliti mengadakan penelitian di sini dengan pertimbangan sekolah ini
belum pernah dilakukan penelitian dengan judul yang sama dengan peneliti.
Serta peneliti ingin membantu memajukan mutu pembelajaran di SD N
Tambahmulyo 01 Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati dengan menawarkan
strategi pembelajaran yang menyenangkan untuk siswa.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yang berupa
metode wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Menurut Arikunto, dkk
(2008: 155), “Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari
terwawancara (interview)”. Metode wawancara ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-
pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Pada penelitian ini
wawancara terjadi antara guru kelas dan peneliti untuk membicarakan
mengenai permasalahan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran.
Menurut Sudjana (2006: 84) menyatakan bahwa observasi adalah suatu
alat yang digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau proses
terjadinya suatu kegiatan yang diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya
4
maupun buatan. Metode observasi bertujuan untuk melakukan pengamatan
secara langsung tempat penelitian ini dilaksanakan. Metode observasi
digunakan untuk mengamati sikap atau tingkah laku siswa dalam interaksi
pembelajaran IPA secara langsung.
Metode Arikunto, dkk (2008: 150) : “Tes adalah seretan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok”. Metode tes bertujuan memperoleh informasi tentang
berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan
menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi
kuantitatif tentang aspek yang diteliti. Metode tes digunakan untuk
memperoleh data tentang tingkat hasil belajar IPA siswa sebelum penelitian,
selama penelitian, dan setelah penelitian dilaksanakan.
Metode Arikunto, dkk (2008: 132) : “Teknik dokumentasi yaitu mencari
data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya”. Metode
dokumentasi bertujuan untuk mendapatkan data yang berupa dokumen-
dokumen dari sekolah yang digunakan untuk penelitian. Metode dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data sekolah identitas siswa antara lain nama
siswa, nomor induk siswa, dengan melihat dokumentasi yang ada dalam
sekolah. Dokumentasi dilakukan dalam penelitian ini adalah daftar nama
siswa kelas V SD Negeri Tambahmulyo 01 dan foto-foto saat berlangsungnya
proses belajar mengajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada
kegiatan pembelajaran, buku presensi, buku pelajaran, dan lain-lain.
Kemudian untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang
dikumpulkan dan dicatat maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat
untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Dalam penelitian ini
validitas yang akan digunakan adalah teknik triangulasi. Triangulasi
merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain dari luar data itu untuk keperluan atau sebagai pembanding
terhadap data itu. Teknik analisis data yang digunakan diarahkan untuk
5
menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Pada penelitian ini data dianalisis dengan analisis interaktif. Analisis
interaktif merupakan model dari analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga
komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Kondisi Awal
Berdasarkan hasil observasi dan dialog awal dengan guru IPA
kelas V SD Negeri Tambahmulyo 01 diperoleh beberapa data bahwa dari
39 siswa kelas V SD Negeri Tambahmulyo 01 yang antusias dalam
menerima pembelajaran sebanyak 15 siswa (38,46%) , mendengarkan
penjelasan dari guru sebanyak 10 siswa (25,64%) , menjawab pertanyaan
sebanyak 9 siswa (23,07%), kemauan mengerjakan soal latihan sebanyak
11 siswa (28,2%) . Selain itu diperoleh hasil belajar siswa yang tuntas
memenuhi nilai lebih dari sama dengan 65 sebanyak 15 siswa (38,46%).
2. Tindakan Kelas Putaran I
Pada putaran I pertemuan 1 ini diperoleh data mengenai siswa
yang antusias dalam menerima pembelajaran sebanyak 18 siswa (46,15%),
mendengarkan penjelasan dari guru sebanyak 11 siswa (28,20%),
menjawab pertanyaan sebanyak 10 siswa (25,64%), dan kemauan
mengerjakan soal latihan sebanyak 13 siswa (33,33%). Sedangkan siswa
yang hasil belajarnya tuntas sebanyak 23 siswa (58,97%)
Pada putaran I pertemuan 2 ini diperoleh data mengenai siswa
yang antusias dalam menerima pembelajaran sebanyak 22 siswa (56,41%),
mendengarkan penjelasan dari guru sebanyak 13 siswa (33,33%),
menjawab pertanyaan sebanyak 12 siswa (30,76%), dan kemauan
mengerjakan soal latihan sebanyak 17 siswa (43,58% ). Sedangkan siswa
yang hasil belajarnya tuntas sebanyak 26 siswa (66,67%).
3. Tindakan Kelas Putaran II
Pada putaran II pertemuan 1 ini diperoleh data mengenai siswa
yang antusias dalam menerima pembelajaran sebanyak 27 siswa (69,23%),
siswa yang mendengarkan penjelasan dari guru sebanyak 19 siswa
6
(48,71%), siswa yang dapat menjawab pertanyaan sebanyak 15 siswa
(38,46%), dan siswa yang berkemauan mengerjakan soal latihan sebanyak
23 siswa (58,97%). Sedangkan siswa yang hasil belajarnya ≥ KKM 65
sebanyak 29 siswa (74,63%).
Pada putaran II pertemuan 2 ini diperoleh data mengenai siswa
yang antusias dalam menerima pembelajaran sebanyak 32 siswa (82,05%),
siswa yang mendengarkan penjelasan dari guru sebanyak 26 siswa
(66,66%), siswa yang dapat menjawab pertanyaan sebanyak 21 siswa
(53,84%), dan siswa yang berkemauan mengerjakan soal latihan sebanyak
29 siswa (74,35%). Sedangkan siswa yang hasil belajarnya ≥ KKM 65
sebanyak 32 siswa (82,05%).
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan pembelajaran secara keseluruhan sampai berakhirnya
tindakan putaran II, perilaku siswa yang berkaiatan dengan permasalahan
yang diangkat dalam penelitian ini mengalami perubahan yang positif.
Hasil penelitian pada tindakan kelas putaran II diperoleh kesepakatan
bahwa tindakan belajar yang diambil telah berhasil meningkatkan motivasi
dan hasil belajar IPA.
a. Peningkatan motivasi belajar IPA melalui strategi Guided Teaching
Tujuan penelitian tindakan ini adalah meningkatkan motivasi
belajar IPA. Hasil pengamatan yang telah dilakukan menyimpulkan
bahwa terdapat beberapa siswa yang motivasi belajarnya masih kurang
selama proses pembelajaran. Indikator – indikator yang tampak
diantaranya antusias siswa dalam menerima pembelajaran,
mendengarkan penjelasan dari guru, menjawab pertanyaan, kemauan
mengerjakan soal latihan.
Berdasarkan data pelaksanaan tindakan di atas mengenai motivasi
belajar IPA pada kelas V SD Negeri Tambahmulyo 01 dari sebelum
tindakan sampai tindakan kelas putaran II dapat disajikan dalam tabel
berikut.
7
Tabel 1.1
Data Peningkatan Motivasi Belajar IPA
Motivasi Belajar IPA Sebelum
Putaran
Putaran I Putaran II
Antusias dalam menerima
pembelajaran
15 siswa
(38,46%)
22 siswa
(56,41%)
32 siswa
(82,05%)
Mendengarkan penjelasan dari
guru
10 siswa
(25,64%)
13 siswa
(33,33%)
26 siswa
(66,66%)
Menjawab pertanyaan 9 siswa
(23,07%)
12 siswa
(30,76%)
21 siswa
(53,84%)
Kemauan mengerjakan soal
latihan
11 siswa
(28,20%)
17 siswa
(43,58%)
29 siswa
(74,35%)
Adapun grafik peningkatan dari sebelum tindakan sampai
tindakan kelas putaran II dapat digambarkan sebagai
berikut.
Gambar 1.1
Grafik Peningkatan Motivasi Belajar IPA
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sebelum putaran
Putaran I Putaran II
Pro
sen
tase
%
Tindakan
Motivasi Belajar IPA
Siswa antusias dalam menerima pembelajaran
Siswa mendengarkan pendengaran dari guru
Siswa menjawab pertanyaan
Kemauan siswa mengerjakan soal latihan
8
b. Peningkatan hasil belajar IPA melalui strategi Guided Teaching
Data mengenai hasil belajar IPA dari penelitian ini diperoleh dari
hasil pengerjaan soal mandiri. Siswa dinyatakan tuntas pada setiap
putaran apabila mencapai skor ≥ KKM 65.
Data – data yang diperoleh mengenai hasil belajar IPA pada siswa
kelas V SD Negeri Tambahmulyo 01 dalam pembelajaran IPA dari
sebelum tindakan putaran sampai tindakan kelas putaran II dapat
disajikan dalam table berikut.
Tabel 1.2
Data Peningkatan Hasil Belajar IPA
Hasil Belajar IPA Sebelum Putaran Putaran I Putaran II
Nilai ≥ KKM 65 15 siswa
(38,46%)
26 siswa
(66,67%)
32 siswa
(82,05%)
Adapun grafik hasil belajar IPA dari sebelum tindakan
sampai tindakan kelas putaran putaran II dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1.2
Grafik Peningkatan Hasil Belajar IPA
0
20
40
60
80
100
Sebelum tindakan
Putaran I Putaran II
Pro
sen
tase
%
Tindakan
Hasil Belajar IPA
Hasil Belajar IPA
9
D. KESIMPULAN
Penerapan strategi Guided Teaching dalam pembelajaran IPA, siswa sudah
banyak mengalami perubahan dalam proses pembelajaran misalnya siswa
sudah banyak yang antusias dan memperhatikan penjelasan guru selama
proses pembelajaran. Siswa berani bertanya kepada guru jika mengalami
kesulitan. Siswa sudah mengerjakan soal sendiri tanpa bekerjasama dengan
temannya. Siswa juga tidak gaduh lagi selama proses pembelajaran. Hasil
penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti
dan guru IPA dapat disimpulkan.
Data hasil tindakan kelas mengenai motivasi belajar IPA dalam penelitian
ini diperoleh dari masing – masing indikator yaitu:
a. Antusias siswa dalam menerima pembelajaran
Adanya peningkatan motivasi belajar IPA dalam kemampuan antusias
siswa dalam menerima pembelajaran dapat dilihat dari data hasil tindakan
kelas. Sebelum tindakan tercatat sebanayak 15 siswa (38,465), pada
putaran I sebanyak 22 siswa (56,41%), pada putaran II sebanyak 32 siswa
(82,05%).
b. Mendengarkan penjelasan dari guru
Hasil yang diperoleh dari tindakan kelas, siswa yang sudah
mendengarkan penjelasan dari guru mengalami peningkatan. Sebelum
tindakan siswa yang mendengarkan penjelasan dari guru tercatat sebesar
10 siswa (25,64%), pada putaran I sebanyak 13 siswa (33,33%), pada
putaran II sebanyak 26 siswa (66,66%).
c. Menjawab pertanyaan
Hasil yang diperoleh dari tindakan kelas, siswa yang mampu
menjawab pertanyaan mengalami peningkatan. Sebelum tindakan siswa
yang mampu menjawab pertanyaan sebanyak 9 siswa (23,07%), pada
putaran I sebanyak 12 siswa (30,76%), pada putaran II sebanyak 21 siswa
(53, 84%).
10
d. Kemauan mengerjakan soal latihan
Hasil yang diperoleh dari tindakan kelas, siswa yang berkemauan
mengerjakan soal latihan mengalami peningkatan. Sebelum tindakan siswa
yang berkemauan mengerjakan soal latihan sebanyak 11 siswa (28,20%),
pada putaran I sebanyak 17 siswa (43,58%), pada putaran II sebanyak 29
siswa (74,35%).
Data tentang hasil belajar IPA dalam penelitian ini diperoleh dari hasil
pengerjaan soal latihan mandiri. Siswa dinyatakan tuntas jika nilai yang
diperoleh dari pengerjaan soal mandiri ≥ KKM 65.
Sebelum tindakan penelitian siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 sebanyak
15 siswa (38,46%). Pada putaran I siswa memperoleh nilai ≥ 65 sebanyak 26
siswa (66,67%), sedangkan pada putaran II siswa memperoleh nilai ≥ 65
sebanyak 32 siswa (82,05%).
Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “ strategi pembelajaran guided
teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa” diterima
kebenarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara.
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). 2006. Standar Isi 2006 Mata
Pelajaran IPA. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Hardini, Isriani dan Dewi Puspitasari. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu.
Yogyakarta : Familia.
Harminingsih. 2008. “Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan”
(online), (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2137382-
optimalisasi-pemanfaatan-pengalaman-dan-
kemampuan/#ixzz2EvHkLbvB, diakses tanggal 14 Desember 2012).
Hartini, Sri dkk. 2008. Psikologi Pendidikan. Surakarta : FKIP UMS.
Istarani. 2011. “58 Model Pembelajaran Inovasi” (online),
(http://www.istarani.com/58modelpembelajaraninovasi.htm, diakses
tanggal 12 November 2012).
Moleong, Lexy. J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Remaja Rosdakarya.
Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta : Universutas
Muhammadiyah Surakarta.
Samino dan Saring Marsudi. 2011. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta :
Fairuz Media.
Sardiman. 2007. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grasido Persada.
Sudjana, Nana. 2006. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Suprihadi, Saputro. 2000. Strategi Pembelajaran Bahan Sajian Program
Pendidikan Akta Mengajar. Malang : Depdiknas Universitas Negeri
Malang Fakultas Ilmu Pendidikan.
Supriyatna, Yatna. 2012. “Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar siswa”
(online),
(http://www.yatnasupriyatna.com/faktoryangmempengaruhihasilbelajarsis
wa.htm, diakses tanggal 14 Desember 2012).
Surtikanti, 2008. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wahyuni, Sri. 2011. “Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Metode
Pembelajaran Berbasis Joyful Learning Pada Siswa Kelas V SD N Kleco 2
Surakarta”. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Zaini, Hisyam. 2007. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta : CTSD.