ANALISIS TINDAKAN EARNINGS MANAGEMENT SEBELUM …digilib.unila.ac.id/31633/3/SKRIPSI TANPA BAB...
-
Upload
duongtuyen -
Category
Documents
-
view
234 -
download
1
Transcript of ANALISIS TINDAKAN EARNINGS MANAGEMENT SEBELUM …digilib.unila.ac.id/31633/3/SKRIPSI TANPA BAB...
ANALISIS TINDAKAN REAL EARNINGS MANAGEMENT SEBELUM
DAN SESUDAH PENERAPAN INTERNATIONAL FINANCIAL
REPORTING STANDARD OLEH PERUSAHAAN DALAM KONDISI
FINANCIAL DISTRESS
(STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
INDONESIA)
(SKRIPSI)
Oleh
Umi Choirunnisa
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
ANALISIS TINDAKAN REALEARNINGS MANAGEMENT SEBELUM
DAN SESUDAH PENERAPAN INTERNATIONAL FINANCIAL
REPORTING STANDARD OLEH PERUSAHAAN DALAM KONDISI
FINANCIAL DISTRESS
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)
Oleh
Umi Choirunnisa
Penelitian ini bertujuan untuk menguji tindakan real earnings management
sebelum dan sesudah penerapan international financial reporting standard oleh
perusahaan financial distress. Sampel penelitian terdiri dari 60 perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang mengalami financial distress tahun
2009-2015. Perusahaan financial distress diukur dengan metode Altman Z-score
modifikasi (1995). Real earnings management diukur dengan menggunakan
model Roychowdhury (2006). Analisis menggunakan uji independent sample t-
test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
signifikan real earnings management sebelum dan sesudah penerapan
international financial reporting standard.
Kata kunci: Financial distress, real earnings management, international
financial reporting standard
ABSTRACT
ANALYSIS OF REALEARNINGS MANAGEMENT ACTION BEFORE AND
AFTER THE APPLICATION OF INTERNATIONAL FINANCIAL
REPORTING STANDARD BY THE COMPANY IN THE CONDITION OF
FINANCIAL DISTRESS
(Study on Manufacturing Companies in Indonesia Stock Exchange)
By
Umi Choirunnisa
This study aims to test the act of real earnings management before and after the
implementation of international financial reporting standards by financial distress
companies. The research sample consisted of 60 manufacturing companies in
Indonesia Stock Exchange which experienced financial distress in 2009-2015.
Financial distress companies were measured by the Altman Z-score modification
method (1995). Real earnings management was measured using the
Roychowdhury model (2006). The Analysis was using independent sample t-test.
The results of this study indicate that there is no significant difference in real
earnings management before and after the implementation of international
financial reporting standards.
Keywords: Financial distress, real earnings management, international financial
reporting standard
ANALISIS TINDAKAN REAL EARNINGS MANAGEMENT SEBELUM
DAN SESUDAH PENERAPAN INTERNATIONAL FINANCIAL
REPORTING STANDARD OLEH PERUSAHAAN DALAM KONDISI
FINANCIAL DISTRESS (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA)
Oleh
Umi Choirunnisa
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Padang Rejo pada tanggal 25 Juli 1996
dengan nama lengkap Umi Choirunnisa dan merupakan anak
bungsu dari empat bersaudara pasangan Bapak Ngadenan dan
Ibu Rokhanah. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar
(SD) di SD Negeri 05 Patoman pada tahun 2002-2008, selanjutnya penulis
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1
Pagelaran pada tahun 2011, dan kemudian menyelesaikan pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Pringsewu pada tahun 2014.
Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswi S1 Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN
(Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama menjadi mahasiswi
penulis terdaftar sebagai brigadir muda BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) FEB
Unila pada awal perkuliahan, selain itu penulis terdaftar sebagai anggota aktif
HIMAKTA (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) FEB Unila anggota bidang
keilmuan pada periode 2015/2016, dan merupakan koordinator biro hubungan
masyarakat di KSPM (Kelompok Studi Pasar Modal) FEB Unila pada periode
2015/2016.
Selain itu, penulis juga aktif dalam organisasi eksternal Komunitas Jago
Akuntansi Indonesia dan diamanahkan sebagai kepala seksi media komunikasi
pada periode 2016/2017 dan kepala biro komunikasi pada periode 2017/2018.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbilalamin
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunia, berkah dan rahmat yang
begitu besar kepada penulis.
Kupersembahkan skripsi ini kepada :
Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Ngadenan dan Ibunda Rokhanah.
Terimakasih yang tak terhingga kepada kedua orangtuaku yang memberikan doa
yang tak pernah terputus, nasihat yang bermanfaat, usaha yang tiada henti, kasih
sayang yang tak terhitung dan segala dukungan yang telah diberikan untuk
mewujudkan cita-citaku. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi ayah dan ibu
di dunia maupun di akhirat.
Kakak-kakakku tercinta, Muhammad Syafrudin, Muslim Ansori, dan
Ahmad Nur Shodiq. Terimakasih atas segala do’a, keceriaan, canda tawa, kasih
sayang, pengertian dan dukungannya selama ini.
Seluruh keluarga, sahabat dan teman-temanku yang selalu memberikan
semangat, doa, dan dukungan tiada henti.
Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
(QS. Al-Insyirah: 6-8)
“Maka ingatlah kepada-Ku, Akupun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-
Ku dan janganla kamu ingkar kepada-Ku”
(QS: Al-Baqarah: 152)
“Allah menurunkan ketetapan-Nya di waktu yang tepat. Maka dari itu,
bersabarlah.”
(Umi Choirunnisa)
“Jangan ragu untuk melangkah meski didepan mata banyak rintangan.”
(Subarkah)
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Analisis Tindakan Real Earnings Management Sebelum dan Sesudah Penerapan
International Financial Reporting Standard oleh Perusahaan dalam Kondisi
Financial Distress (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung serta selaku Dosen
Pembimbing Utama yang selalu memberikan waktu, bimbingan, saran dan
nasihat yang bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Ninuk Dewi K, SE., M.Sc., CA., Ak. Selaku Dosen Pembimbing
Pendamping. Terimakasih untuk kesediaannya memberikan waktu,
bimbingan, arahan, masukan dengan penuh kesabaran selama proses
penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Penguji
Utama yang telah memberikan saran-saran yang membangun mengenai
pengetahuan untuk penyempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Nurdiono, SE., M.M., Akt. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan saran dan nasihat selama penulis
menjadi mahasiswa.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya, serta
pembelajaran selama proses perkuliahan berlangsung.
8. Seluruh karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Terima kasih telah memberikan bantuan dan pelayanan terbaik selama
penulis menempuh pendidikan di Universitas Lampung.
9. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Ngadenan dan Ibunda Rokhanah
yang telah memberikan kasih sayang yang paling tulus, doa yang tiada
henti, dukungan serta nasihat dalam pencapaian cita-citaku. Terimakasih
untuk segala hal yang telah diberikan dan untuk kerja keras yang
dilakukan demi anakmu tercinta.
10. Kakak-kakakku tersayang, Muhammad Syafudin, Muslim Ansori dan
Ahmad Nur Shodiq. Terimakasih untuk segala kasih sayang, doa, canda
dan tawa yang diberikan selama ini. Semoga Allah memberikan kesehatan
dan kebahagiaan untuk kalian.
11. Seluruh keluarga besar, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Terimakasih atas doa, dukungan, motivasi, dan nasihat yang telah
diberikan.
12. Keluarga keduaku, Bapak Suryono, Ibu Puji Rahayu, Agro Niago Utomo,
Miraj Wijaya dan Vitrin Wahyuningtyas. Terimakasih untuk segala
dukungan, doa, canda dan tawa yang selama ini telah diberikan.
Terimakasih telah menjadi penyemangat dan pengobat rasa lelahku selama
ini. Semoga senantiasa diberi kesehatan oleh Allah SWT.
13. Agro Niago Utomo, terimakasih telah menjadi teman terbaik, sahabat yang
tidak pernah meninggalkan dan selalu memberikan semangat serta
dukungan dari awal perkuliahan hingga akhir masa perkuliahan.
Terimakasih untuk selalu di sisiku dan menjadi yang pertama dalam setiap
hal yang terjadi, semoga Allah mengabulkan doa-doa kita.
14. Sahabat-sahabatku, Defitria Rian Sari, Mega Maulida, Diana Yunita dan
Tiara Rahma Maulida. Terimakasih untuk persahabatan yang telah dijalani
selama bertahun-tahun ini. Semoga silaturahmi tidak akan pernah terputus
dan selalu diberikan kelancaran dalam segala urusan.
15. Ukhti Sholehah, Amalia Pratiwi, Oftika Sari, Faila Suffah, Dewi Yulyana,
Dhiyaa Ronaa dan Zahrati. Terimakasih untuk semua waktu dan kenangan
yang telah tercipta. Terimakasih telah mengajarkan banyak hal dan selalu
berusaha memahami satu sama lain.
16. Future Accountant, Amalia Pratiwi, Oftika Sari, Faila Suffah, Dewi
Yulyana, Dhiyaa Ronaa, Zahrati, Amin Sobri, Ahmad Aminudin, Agro
Niago Utomo, Teguh Prasetyo, Ariyanto, Robert Trisnayandi dan Micho
Zyafutra. Terimakasih atas ribuan canda tawa, dukungan, motivasi, dan
doa yang kalian berikan. Semoga semua diantara kita selalu diberi
kelancaran dan kesehatan.
17. Calon Istri Sholehah, Amalia Pratiwi dan Oftika Sari. Terimakasih untuk
semua kenangan dan pengalaman-pengalaman yang berharga. Terimakasih
selalu banyak membantu dan berkorban satu sama lain. Semoga Allah
senantiasa memberikan kebahagiaan dan kesuksesan untuk kalian.
18. Tim lombaku, Melinda Deborah Tamara, Teguh Prasetyo, Tio Aldo
Pratama, Oftika Sari, Dani Aulia dan Muhammad Yasin. Terimakasih
telah menjadi tim terbaik yang memberikan banyak pengalaman berharga
yang tidak akan pernah terlupakan selama masa perkuliahan ini.
19. Seluruh teman terbaik yaitu Bipa, Ajeng, Anggit, Anisa, Arini, Atika,
Bella, Chatia, Dani, Dhana, Dila, Dina, Intan, Iroh, Icha, Niken, Ocha,
Beka, Reka, Riska, Rume, Yandi, Yuda, Zelda, Ismatul, Ninda, Clara,
Fitri, Indra, Dwiki, Nadhiyaa, serta seluruh teman-teman angkatanku, S1
Akuntansi 2014 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Terimakasih atas kebersamaan dan canda tawa selama masa kuliah. Sukses
selalu kawan.
20. Keluarga KKN Desa Sri Budaya, Vinka, Tije, Desta, Bang Jo, Bang Dodi,
Tomo dan Koko. Terimakasih untuk kerja sama dan pengalaman hidup
selama 40 hari. Semoga jalan kalian dipermudah dalam menggapai
kesuksesan. Jangan saling melupakan ya.
21. Anggota Komunitas Jago Akuntansi Indonesia Chapter Lampung, Kak
Azhar, Kak Ria, Kak Fegy, Kak Wido, Kak Fatma, Kak Indun, Kak Cepe,
Dewi, Kak Tum, Kak Lala, Kak Filo, Kak Galuh, Agnes, Resti, Putri,
Annisa, Kak Ruri, Kak Arif dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu
per satu. Terimakasih atas kebersamaan, dan momen yang takkan
terlupakan.
22. Keluarga Besar UKMF KSPM Unila, Kanda-kanda dan Yunda-yunda
serta Kak Robi, Kak Sigit, Kak Rifka, Kak Arum, Kak Nina, Kak Adit,
Chatia, Oftika,Rindang, Yanto, Aji dan Ikhsan. Terimakasih atas segala
warna dan pembelajaran yang telah diberikan selama ini.
23. Adik-adik KSPM Terkasih, Nidya, Anin, Wuri, Ardita, Mayko, Rendy,
Gilang, Faqih, Desty, Tisel, Rona, Jaya, Ganis, Shaula, Rima dan semua
yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas canda tawa dan
kerjasamanya selama ini. Semangat dalam menggapai cita-cita ya.
24. Anak Kos Putri Jayanti, Mba Rifa, Mba Desi, Mba Novi, Mba Mey, Mba
Maurin, Mba Verly, Ishmah, Rani, Indah dan Eva. Terimakasih atas segala
canda tawa dan kenangan yang memberikan warna-warna indah selama
kuliah ini. Terimakasih telah menjadi keluarga yang saling peduli dan
saling menyayangi satu sama lain.
25. Teruntuk Ishmah Nur Hidayati. Terimakasih telah menyediakan bahu
untuk menjadi sandaran saat penulis menangis, telah menjadi pendengar
dan penasehat saat terjatuh dan selalu memberikan hiburan disetiap
harinya. Semoga sukses menggapai setiap target yang telah kamu
rencanakan ya, Pip.
26. Teruntuk Mba Mey Ariyanti, terimakasih telah menemani penulis dalam
mengerjakan skripsi ini dengan segala cerita-ceritamu. Semoga Allah
menurunkan hidayah-Nya untuk masa depan terbaikmu ya, Mba.
Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih,
semoga mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih
banyak kekurangan dalam proses penulisan skripsi ini, maka penulis
mengharapkan adanya kritik ataupun saran yang dapat membantu penulis
dalam menyempurnakan skripsi ini. Demikianlah, semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi yang membacanya.
Bandar Lampung, 25 Mei 2018
Penulis,
Umi Choirunnisa
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .......................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Pertanyaan Penelitian .................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ............................................................................... 8
1. Teori Keagenan (Agency Theory) .............................................. 8
2. Manajemen Laba (Earnings Management) ............................... 9
3. Manajemen Laba Riil (Real Earnings Management) .............. 11
4. International Financial Reporting Standard (IFRS) ................ 14
5. Kesulitan Keuangan (Financial Distress) .............................. 15
6. Laporan Keuangan (Financial Stateent) ................................ 16
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................... 17
2.3 Pengembangan Hipotesis ............................................................. 19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 22
3.2 Objek Penelitian .......................................................................... 22
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................... 23
3.4 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 25
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 26
3.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Kinerja ............................. 26
3.7 Teknik Analisis Data .................................................................... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemilihan Objek Penelitian .......................................................... 29
4.2 Analisis Data dan Pembahasan .................................................... 30
4.2.1 Statistik Deskriptif ........................................................... 31
4.2.2 Uji Normalitas .................................................................. 33
4.2.3 Uji Hipotesis .................................................................... 34
ii
4.3 Analisis Tindakan Real Earnings Management ............................ 36
4.3.1 Independent Sample t-Test ............................................... 37
4.3.2 Tindakan Real Earnings Management sebelum
Penerapan IFRS ............................................................... 38
4.3.3 Tindakan Real Earnings Management sesudah
Penerapan IFRS ............................................................... 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 40
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................ 41
5.3 Saran ............................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Rincian Objek Penelitian ....................................................................... 28
Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif ........................................................................ 30
Tabel 4.3 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov .................................................... 33
Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Rata-Rata Sebelum dan Sesudah IFRS ......................... 34
Tabel 4.5 Hasil Uji Beda Rata-Rata perusahaan Financial Distress dan non-
Financial Distress Sebelum dan Sesudah IFRS .................................... 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tanggal 1 Januari 2012 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) resmi menerapkan
International Financial Reporting Standards (IFRS) untuk menjadi pedoman
dalam menyusun laporan keuangan pada perusahaan-perusahaan yang ada di
Indonesia. IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang dibentuk oleh
International Accounting Standard Board (IASB). Penerapan IFRS dilakukan
karena semakin berkembangnya perusahaan multinasional maka semakin
dibutuhkan pula standar yang tepat dan berbasis internasional dalam penyusunan
laporan keuangan. Menurut Iatridis (2010), tujuan utama IFRS adalah seperangkat
standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, mudah dipahami, transparan, dan
laporan keuangan yang sebanding untuk membantu pengguna di pasar modal dan
pengguna lainnya dalam pembuatan keputusan ekonomi. Saat ini dunia usaha
dianggap tidak memiliki batas negara sehingga investor sangat mudah
memindahkan sumber daya tertentu dari negara satu ke negara yang lain dengan
sangat cepat. Hal ini terjadi karena semakin pesatnya perkembangan teknologi dan
informasi yang membuat investor mudah untuk memasuki lantai pasar modal di
seluruh bursa yang ada di dunia.
2
Menurut Arum (2013), manfaat adopsi IFRS dapat dilihat dari dua aspek: dalam
hal biaya dan dalam hal biaya modal. Dalam hal efisiensi biaya, perusahaan
multinasional tidak perlu membuat banyak pelaporan memenuhi kebutuhan
investor di dalam negeri dan luar negeri. Beralih ke IFRS tidak hanya merubah
angka-angka pada laporan keuangan saja, tetapi juga merubah pola pikir dan cara
semua elemen yang ada di perusahaan. International Financial Reporting
Standards (IFRS) merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi berkualitas
tinggi dan kerangka akuntansi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian
profesional yang kuat dengan pengungkapan yang jelas dan transparan mengenai
substansi transaksi ekonomi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu dan
akuntansi terkait transaksi tersebut. IFRS diharapkan dapat meningkatkan
komparabilitas dan kredibilitas pelaporan keuangan di berbagai negara. IFRS
diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan
sehingga dapat diandalkan dan relevan digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan ekonomi (Arum, 2013).
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Setelah menggunakan IFRS sebagai
pedoman dalam menyusun laporan keuangan perusahaan diharapkan akan
memiliki daya saing yang lebih besar. Penerapan standar yang sama di seluruh
dunia akan mengurangi permasalahan daya banding (comparability) dalam
pelaporan keuangan. Komalasari (2017) menyatakan bahwa tujuan kompilasi
IFRS adalah untuk meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan,
meningkatkan transparansi perusahaan dan untuk meningkatkan kualitas
pelaporan keuangan yang dapat memberikan informasi lebih bermanfaat bagi para
investor sekaligus untuk meningkatkan fungsi pasar keuangan. Berdasarkan
3
pernyataan tersebut, maka dapat dilihat salah satu manfaat yang diperoleh dari
adanya penerapan IFRS ini adalah untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan
salah satunya dengan mengurangi kesempatan untuk melakukan manajemen laba
(earnings management).
Lang (2003) menyatakan kualitas akuntansi dapat diukur melalui 3 perspektif.
Perspektif pertama dalam kualitas akuntansi yaitu penerapan manajemen laba. Hal
ini dikarenakan praktik-praktik kecurangan akuntansi yang umum dilakukan oleh
manajemen agar investor, kreditor maupun pembaca laporan keuangan perusahaan
mereka melihat bahwa kinerja perusahaan lebih baik dari perusahaan yang lain
salah satunya yaitu dengan melakukan manajemen laba. Transaksi discretionary
sering dilakukan dengan menerapkan manajemen laba. Dalam hal tertentu,
manajemen perusahaan sering menentukan kebijakan manajemen laba (Farichah,
2017). Munculnya praktik manajemen laba disebabkan oleh beberapa faktor.
Contohnya adalah kondisi kesulitan keuangan, kesulitan keuangan (financial
distress) didefinisikan sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi
sebelum kebangkrutan ataupun likuidasi terjadi (Platt, 2002). Perusahaan yang
mengalami kondisi kesulitan keuangan cenderung melakukan praktik manajemen
laba untuk selalu memberikan sinyal baik kepada investor. Koch (2002)
mengemukakan bahwa perilaku manajemen laba meningkat seiring meningkatnya
kondisi kesulitan keuangan yang dialami perusahaan.
Implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) secara empiris
menunjukkan perbaikan kualitas laporan informasi akuntansi (Cornier, et al.,
2009: Iatridis, 2010: Chen, et al., 2010 dan Chua, et al., 2012). Informasi
4
akuntansi yang dimaksud yaitu diantaranya dapat mengurangi tindakan earnings
management, meningkatkan relevansi nilai informasi akuntansi dan kenaikan
pengakuan kerugian tepat waktu. Penelitian yang dilakukan oleh Arum (2013)
menyatakan bahwa penerapan IFRS di Indonesia dapat mengurangi tindakan
manajemen laba. Penelitian lain juga telah dilakukan oleh Komalasari (2017)
tentang implementasi International Financial Reporting Standards yang
memoderasi hubungan antara corporate governance dengan earnings
management yang mendapatkan hasil bahwa implementasi IFRS memperkuat
hubungan antara proporsi komisaris independen dari dewan komisaris dengan
manajemen laba akrual. Menurut Doukakis (2014), tidak ada perbedaan
manajemen laba akrual dan manajemen laba riil setelah penerapan IFRS.
Berdasarkan penelitian di atas, maka penelitian yang dilakukan belum
memperoleh hasil yang konsisten.
Penelitian Roychowdhury (2006), Zang (2012), serta Graham, et al. (2005)
menemukan bahwa suatu manajer sudah bergeser dari manajemen laba akrual ke
manajemen laba riil. Pergeseran ini menurut Roychowdhury (2006) disebabkan
karena pertama, manipulasi akrual yang kemungkinan besar akan menarik
perhatian auditor atau regulatory scrutiny dibandingkan dengan keputusan –
keputusan yang riil, seperti yang dikaitkan dengan penetapan harga dan produksi.
Kedua, jika mengandalkan manipulasi akrual saja membawa risiko. Graham, et al.
(2005) mengutarakan bahwa manajer cenderung melakukan aktivitas manajemen
laba riil. Hal ini dikarenakan aktivitas manajemen laba riil sulit untuk dibedakan
dengan keputusan bisnis yang optimal dan lebih sulit juga untuk dideteksi
meskipun secara ekonomik signifikan bagi perusahaan. Ho, et al. (2015)
5
melakukan penelitian pada perusahaan yang ada di China tentang tindakan
manajemen laba akrual dan manajemen laba riil yang memperoleh hasil bahwa
setelah adanya IFRS perusahaan tidak lagi terlibat dalam manajemen laba akrual
melainkan telah berpaling ke aktivitas riil perusahaan dengan melakukan
manajemen laba riil (real earnings management).
Penelitian mengenai tindakan manajemen laba sebelum dan setelah penerapan
IFRS sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Namun, belum terdapat hasil yang
konsisten dalam penelitian yang dilakukan. Hal yang menjadi pertimbangan lain
yaitu masih bertolak belakang tujuan penerapan IFRS untuk meminimalisir
tindakan manajemen laba dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa
peneliti. Gray, et al. (2015) menyatakan bahwa tindakan earnings management
tetap berlanjut setelah diterapkannya IFRS. Selain itu, dalam penelitian ini alat
ukur yang digunakan untuk menilai manajemen laba adalah dengan melihat
tindakan manajemen laba riil yang dilakukan oleh perusahaan dalam kondisi
kesulitan keuangan (financial distress). Manajemen laba riil dipilih dalam
penelitian ini karena dalam beberapa penelitian mengungkapkan bahwa
manajemen laba akrual sudah jarang dilakukan dan beralih pada manajemen laba
riil.
Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada
objek penelitiannya. Objek penelitian yang dipilih adalah perusahaan yang
mengalami kondisi kesulitan keuangan (financial distress), hal ini dilakukan
karena kondisi ekonomi Indonesia akhir-akhir ini sulit untuk diprediksikan
sehingga menyebabkan kondisi kesulitan keuangan pada beberapa perusahaan,
6
selain itu perusahaan yang mengalami financial distress dianggap lebih terindikasi
melakukan manajemen laba dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
mengalami kondisi kesulitan keuangan. Pada penelitian ini, perusahaan
manufaktur dipilih menjadi sampel penelitian dikarenakan perusahaan manufaktur
merupakan perusahaan dengan proporsi paling banyak jika dibandingkan dengan
sektor lain. Selain itu, ukuran untuk meneliti manajemen laba riil juga
menggunakan biaya produksi sehingga perusahaan yang tepat sebagai objek
penelitian adalah perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, judul dalam penelitian
ini adalah “Analisis Tindakan Earnings Management Sebelum dan Sesudah
Penerapan International Financial Reporting Standards oleh Perusahaan
dalam Kondisi Financial Distress”.
1.2. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaan penelitian yang dirumuskan
adalah:
1. Apakah perusahaan yang mengalami financial distress melakukan tindakan
real earnings management melalui biaya produksi sebelum dan sesudah
penerapan IFRS?
2. Apakah terdapat perbedaan tindakan real earnings management sebelum dan
sesudah penerapan IFRS pada perusahaan dalam kondisi financial distress?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan
ini adalah untuk menguji perbedaan tindakan real earnings management sebelum
7
dan sesudah penerapan International Financial Reporting Standards oleh
perusahaan dalam kondisi financial distress.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Calon Investor
Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasi.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai analisa dalam mendeteksi adanya earnings
management khususnya real earnings management yang dilakukan oleh
perusahaan.
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat digunakan untuk menguji bagaimana perilaku manajemen
dalam melakukan tindakan real earnings management sebelum dan sesudah
penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS).
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Konsep manajemen laba menggunakan pendekatan teori keagenan. Teori agensi
berfokus pada dua pihak yaitu principal (pemilik) dan pengelola atau agent yang
masing-masing pihak berusaha untuk memaksimalkan kepentingan dirinya
sendiri. Maksimalisasi kekayaan principal akan diserahkan kepada pihak-pihak
yang dianggap profesional untuk mengelola perusahaan. Pihak profesional
tersebut dalam perusahaan disebut sebagai manajemen, yang dalam teori
keagenan disebut sebagai agent.
Di dalam teori agensi, agent dan principal yang ingin memaksimalkan
keuntungan dengan informasi yang telah dimiliki. Namun agent memiliki lebih
banyak lagi informasi dibandingkan dengan principal, sehingga akan
menimbulkan asimetri informasi. Earnings management dapat menimbulkan
masalah keagenan (agency cost) yang dipicu dari adanya pemisahan peran atau
perbedaan kepentingan antara pemegang saham (principal) dengan
pengelola/manajemen perusahaan (agent). Asimetri informasi memungkinkan
manajemen perusahaan untuk melakukan manajemen laba. Eisenhardt (1989)
menjelaskan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu
9
mementingkan diri sendiri (self interest), daya pikir terbatas mengenai persepsi
masa mendatang (bounded rationality) dan menghindari resiko (risk-averse).
Dalam teori keagenan ini, manajemen selalu berusaha untuk memaksimumkan
fungsi utilitasnya. Mengingat manajemen memiliki keleluasaan untuk memilih
salah satu kebijakan akuntansi dari prinsip yang berlaku umum, maka wajar saja
jika kemudian muncul pemikiran bahwa manajemen akan memilih metode
akuntansi yang secara spesifik akan membantu manajemen dalam meraih
tujuannya.
2. Manajemen Laba (Earnings Management)
Menurut Scott (2012), manajemen laba merupakan tindakan intensi yang
mencakup segala macam manipulasi, hal tersebut dapat mempengaruhi pelaporan
keuangan baik melalui jumlah keuntungan maupun item akuntan lainnya.
Earnings management dapat didefinisikan sebagai “intervensi manajemen dengan
sengaja dalam proses penentuan laba, biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi”.
Schipper (1989) mengatakan bahwa earnings management merupakan tindakan
dari manajer untuk memperbaiki kinerja dari perusahaan, baik manajer dan
perusahaan akan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Menurut Subramanyam dan Wild (2010), terdapat berbagai motivasi yang
mendorong dilakukannya earnings management antara lain meningkatkan
kompensasi, menghindari persyaratan utang, memenuhi ramalan analysis, dan
mempengaruhi harga saham. Menurut Scott (2009) yang menjadi motivasi
dilakukannya manajemen laba adalah motivasi bonus, motivasi kontrak, motivasi
politik, motivasi pajak, penggantian direktur dan mengkomunikasikan informasi
10
ke investor. Sedangkan, Watts dan Zimmerman (1990) mengeluarkan teori
akuntansi positif (positif accounting theory) yang mengusulkan tiga hipotesis
motivasi earnings management, yaitu: hipotesis program bonus (the bonus plan
hypotesis), hipotesis perjanjian hutang (the debt covenant hypotesis) dan hipotesis
biaya politik (the political cost hypotesis).
Dalam melakukan tindakan manajemen laba, terdapat beberapa bentuk pola
tindakan manajemen laba. Menurut Scott (2003) manajemen laba dilakukan
dengan pola sebagai berikut:
a. Taking a bath
Pola manajemen laba yang melaporkan laba pada periode berjalan dengan nilai
yang sangat rendah atau sangat tinggi.
b. Income minimization
Pola manajemen ini seperti taking a bath tapi tidak seekstrim pola taking a bath.
Menjadikan laba di periode berjalan lebih rendah dari pada laba sesungguhnya.
c. Income maximization
Pola manajemen laba ini berkebalikan dengan income minimization. Melaporkan
laba lebih tinggi daripada laba sesungguhnya.
d. Income smoothing
Pola manajemen laba yang paling menarik yaitu dengan cara melaporkan
tingkatan laba yang cenderung berfluktualisasi yang normal pada periode-periode
tertentu. Semua pola tersebut dilakukan oleh manajemen karena adanya peluang
dari manajer perusahaan guna memaksimalkan keuntungan pribadi (expected
utility) serta kontrak efisien untuk menguntungkan perusahaan.
11
Praktik manajemen laba baik melalui akrual diskresioner dan aktivitas riil akan
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di masa depan. Namun terdapat
kekurangan manajemen laba akrual dibandingkan manajemen laba riil, yaitu
manipulasi akrual dibatasi oleh GAAP dan manipulasi akrual di tahun-tahun
sebelumnya. Selain itu, manipulasi ini dapat terdeteksi oleh auditor, investor
ataupun badan pemerintah sehingga dapat berdampak pada harga saham bahkan
menyebabkan kebangkrutan atau kasus hukum. Oleh karena itu, terdapat cara lain
yang sering dilakukan oleh manajer untuk mengatur laba yaitu dengan
memanipulasi aktivitas riil (real activities manipulation). Manipulasi ini terjadi
sepanjang periode akuntansi dengan tujuan spesifik yaitu memenuhi target laba
tertentu dan menghindari kerugian. Manajer termotivasi untuk melakukan
manajemen laba dalam proses penyusunan laporan keuangan dengan memilih
teknik dan prosedur akuntansi yang tepat agar menghasilkan angka akuntansi
yang sering digunakan sebagai instrumen untuk mengevaluasi kinerja manajemen
(Farichah, 2017).
3. Manajemen Laba Riil (Real Earnings Management)
Manajemen laba melalui aktivitas riil didefinisikan sebagai penyimpangan dari
aktivitas operasi normal perusahaan yang dimotivasi oleh keinginan manajemen
untuk memberikan pemahaman yang salah kepada pemangku kepentingan bahwa
tujuan pelaporan keuangan tertentu telah dicapai melalui aktivitas operasi normal
perusahaan (Roychowdhury, 2006). Manajemen laba melalui aktivitas riil berbeda
secara signifikan dari manajemen laba akrual karena berdampak langsung pada
arus kas. Graham, et al. (2005) berdasarkan survei menemukan bahwa manajemen
lebih memilih mengelola laba melalui aktivitas riil. Misalnya, mengurangi
12
pengeluaran diskresioner atau investasi modal daripada melalui kebijakan akrual
dalam melakukan manajemen laba. Hal ini sejalan dengan Zang (2007)
menyatakan bahwa manajer lebih menyukai manipulasi aktivitas riil dibandingkan
akrual, akan tetapi manajer tetap mempertahankan kedua teknik tersebut untuk
mencapai target laba yang di inginkan. Hal ini memungkinkan perusahaan dapat
melakukan teknik manajemen laba akrual dan manipulasi aktivitas riil secara
bersama-sama baik dengan cara subtitusi maupun simultan. Manajemen laba
melalui aktivitas riil lebih sulit untuk dideteksi karena tidak dapat dibedakan dari
keputusan bisnis yang optimal.
Manajemen laba akrual dibatasi oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum
sehingga manajemen terdorong untuk melakukan pengelolaan laba melalui
aktivitas riil. Dalam Roychowdhury (2006) dijelaskan bahwa manajemen laba
dapat dilakukan dengan manajemen laba akrual murni dan manajemen laba riil.
Manajemen laba akrual dilakukan pada akhir periode ketika manajer mengetahui
laba sebelum direkayasa sehingga dapat mengetahui berapa besar manipulasi yang
diperlukan agar target laba tercapai. Manajemen laba riil merupakan manipulasi
yang dilakukan oleh manajemen melalui aktivitas perusahaan sehari-hari selama
periode akuntansi. Kegiatan manajemen laba riil dimulai dari praktek operasional
normal, yang dimotivasi oleh manajer yang berkeinginan untuk mengelabui
bahkan menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi
perusahaan.
Manajemen laba riil dapat terjadi sepanjang periode akuntansi berjalan melalui
aktivitas perusahaan sehari-hari tanpa menunggu akhir periode, sehingga manajer
13
akan mudah untuk mencapai target laba yang diinginkan. Teknik yang dapat
dilakukan dalam manajemen laba riil antara lain manajemen penjualan,
overproduction, dan pengurangan biaya diskresioner (Roychowdhury, 2006).
Manajemen laba riil merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh manajemen
perusahaan karena aktivitas ini tidak menjadi sorotan regulator oleh para investor.
Maka sudah semestinya regulator memperhatikan pada isu manajemen laba riil
dengan mengeluarkan kebijakan atau peraturan yang mampu membatasi tindakan
nakal para manajer untuk memanipulasi aktivitas-aktivitas riil perusahan.
Perusahaan yang menerapkan manajemen laba riil akan mempunyai abnormal
aliran kas operasi perusahaan dan pengeluaran diskresioner abnormal negatif pada
periode tersebut dan mempunyai biaya produksi yang abnormal positif
(Ferdawati, 2009).
Abnormal production cost adalah manajemen laba riil yang dilakukan melalui
manipulasi biaya produksi, dimana perusahaan akan memiliki biaya produksi
yang lebih tinggi daripada level normal. Estimasi nilai residu itu diambil dari
biaya produksi yang merupakan nilai abnormal produksi. Pada penelitian yang
akan dilakukan, alat ukur untuk menentukan tindakan manajemen laba riil adalah
biaya produksi yang dilihat dari overproduction pada perusahaan. Menurut
Sulistiawan (2011), biaya produksi dapat didefinisikan sebagai jumlah biaya
barang yang terjual dan perubahan persediaan selama tahun periode yang berjalan.
Maka kesimpulan dari pernyataan tersebut adalah biaya produksi merupakan
biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu produk mulai dari bahan baku
menjadi barang jadi dan dihitung harga pokok produksinya sehingga diketahui
14
seluruh biaya produksi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dalam
memproduksi suatu barang.
4. International Financial Reporting Standard (IFRS)
International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan standar yang
dibuat oleh International Accounting Standards Boards (IASB) yang mempunyai
tujuan yaitu untuk memberikan keseragaman standar dalam penyusunan laporan
keuangan perusahaan di seluruh dunia. Menurut Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK, 2013), tingkat pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi
lima tingkat (1) full adoption, (2) adapted, (3) piecemeal, (4) referenced
(convergence), dan (5) not adopted at al. Berdasarkan roadmap yang telah
disusun IAI, program konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan melalui tiga
tahapan yaitu tahap adopsi (2008-2010), tahap persiapan akhir (2011), dan tahap
implementasi (2012). Sasaran konvergensi IFRS tahun 2012 adalah merevisi
PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku
efektif 1 Januari 2012. Untuk memperlancar proses adopsi IFRS keberhasilan
masa transisi adalah kunci utamanya.
Menurut Iatridis (2010), tujuan utama IFRS adalah seperangkat standar akuntansi
global yang berkualitas tinggi, mudah dipahami, transparan, dan laporan keuangan
yang sebanding untuk membantu pengguna di pasar modal dan pengguna lainnya
dalam pembuatan keputusan ekonomi. Konvergensi IFRS di Indonesia perlu
didukung agar Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal. Pengakuan
maksimal ini didapat dari komunitas internasional yang sudah lama menganut
standar ini. Jurang pemisah terdalam PSAK dengan IFRS telah teratasi yaitu
15
dengan diperbolehkannya penggunaan nilai wajar (fair value) dalam PSAK.
Menurut Arum (2013), manfaat adopsi IFRS dapat dilihat dari dua aspek: dalam
hal biaya dan dalam hal biaya modal. Dalam hal efisiensi biaya, perusahaan
multinasional tidak perlu membuat banyak pelaporan memenuhi kebutuhan
investor di dalam negeri dan luar negeri. Komalasari (2017) menyatakan bahwa
tujuan kompilasi IFRS adalah untuk meningkatkan komparabilitas pelaporan
keuangan, meningkatkan transparansi perusahaan dan untuk meningkatkan
kualitas pelaporan keuangan yang dapat memberikan informasi lebih bermanfaat
bagi para investor sekaligus untuk meningkatkan fungsi pasar keuangan.
Ball (2006) menyatakan bahwa adopsi IFRS akan memberikan kegunaan bagi
investor yaitu:
1. IFRS akan memberikan informasi akuntansi yang lebih akurat, lebih
komprehensif dan lebih tepat waktu.
2. IFRS akan mengurangi biaya yang digunakan untuk mengolah informasi
akuntansi karena dapat diperbandingkan secara internasional.
3. Pasar akan menjadi lebih efiesien sebab biaya yang digunakan untuk
menganalisis laporan keuangan menjadi lebih rendah.
4. IFRS menghilangkan perbedaan standar akuntansi, yang secara langsung
membuka peluang untuk terjadinya transaksi ekuitas antar negara.
5. Kesulitan Keuangan (Financial Distress)
Financial distress dapat digambarkan dari dua titik eksterm yaitu kesulitan
likuiditas jangka pendek yaitu kesulitan likuiditas jangka pendek sampai
insolvabel (Mamduh, 2007). Financial distress juga bisa didefinisikan sebagai
16
ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban financial
yang telah jatuh tempo (Beaver, et aI., 2010). Menurut Toto (2011) kebangkrutan
merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi
kewajibannya. Kebangkrutan suatu perusahaan ditandai dengan financial distress,
yaitu keadaan dimana perusahaan lemah dalam menghasilkan laba atau
perusahaan cenderung mengalami defisit. Dengan kata lain, kebangkrutan dapat
diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan
untuk memperoleh laba. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesulitan
keuangan perusahaan sangat erat terkait dengan kondisi makro ekonomi (Graham,
et al., 2011). Indikator dalam menentukan kondisi financial distress telah
ditemukan oleh banyak peneliti, salah satunya yaitu menggunakan nilai Z-Score.
Altman (2002) mengembangkan metode kebangkrutan dengan tingkat keakuratan
yang dapat dipercaya dalam memprediksi kebangkrutan. Model Altman Z-score
sebagai salah satu pengukuran kinerja kebangkrutan dan resiko obligasi tidak
stagnan atau tetap, melainkan berkembang dari waktu ke waktu, seiring dari
kondisi perusahaan dan kondisi dimana metode tersebut diterapkan. Hadi (2008)
menemukan penelitian bahwa model Altman Z-Score merupakan prediktor terbaik
dalam memprediksi kondisi financial distress jika dibandingkan dengan model
Zmijewski dan springate model.
6. Laporan Keuangan (Financial Statement)
Menurut PSAK No. 1 (2017), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur
dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan
adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,
dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna sumber daya
17
yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan merupakan media
komunikasi yang digunakan manajemen kepada pihak luar perusahaan. Kualitas
komunikasi ini bergantung kepada kualitas laporan keuangan yang disajikan.
Untuk mendukung tercapainya kualitas laporan keuangan yang baik, diperlukan
aturan yang dibuat oleh badan profesi (dewan pembuat standar) dan pemerintah.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2017) laporan keuangan yang lengkap terdiri
dari:
a) laporan posisi keuangan pada akhir periode,
b) laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode,
c) laporan perubahan ekuitas selama periode,
d) laporan arus kas selama periode,
e) catatan atas laporan keuangan yang berisi kebijakan akuntansi yang
signifikan dan informasi penjelasan yang lain,
f) informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya,
g) laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika
entitas sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi
secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan
keuangan, atau ketika entitas mereklasfikasikan pos-pos dalam laporan
keuangannya.
2.2. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu
No. Penelitian Variabel Hasil penelitian
1. Doukakis (2014)
Erratum to”The effect of
mandatory IFRS adoption on
Earnings
Management,
International
Tidak ada
perbedaan baik
manajemen laba riil
18
real and accrual-based
earnings management
activities
Financial
Reporting
Standard
dan manajemen laba
akrual sebelum dan
sesudah penerapan
IFRS.
2. Capkun, et al. (2016)
The effect of IAS/IFRS
adoption on earnings
management (smoothing: A
closer look at competing
explanations)
Earnings
management
Manajemen laba
meningkat dari
sebelum tahun 2005
sampai sesudah
tahun 2005 pada
semua perusahaan.
3. Ho, et al. (2015)
Real and Accrual-Based
Earnings Management in the
Pre- and Post-IFRS Periods:
Evidence in China.
Earnings
Management
Manfaat adopsi
IFRS dalam
mengendalikan
manipulasi laba
berbasis akrual ke
atas tidak merata di
seluruh perusahaan
dan manfaatnya
kurang terasa bagi
perusahaan
manufaktur
4. Arum (2013)
Implementation of
International Financial
Reporting Standards (IFRS)
and the quality of financial
statement Information in
Indonesia
Earnings
management,
timely loss
recognition,
value
relevance of
accounting
Penerapan IFRS
berpengaruh
terhadap penurunan
cakupan pendapatan
manajemen dan
meningkatkan
relevansi nilai
informasi akuntansi,
5. Komalasari (2017)
Implementation the
International Financial
Reporting Standards as a
Moderating Variable of the
Relationship of Corporate
Governance with Earnings
Management
International
Financial
Reporting
Standards,
corporate
governance,
earnings
management
International
Financial Reporting
Standards
memperkuat
hubungan antara
komisaris
independen dengan
accrual earnings
management
19
2.3. Pengembangan Hipotesis
Financial distress dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal
pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan
tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya (Birgham dan Daves,
2003). Plat dan Plat (2006) mendefinisikan financial distress sebagai suatu
kondisi perusahaan sedang mengalami penyimpangan dan tekanan yang secara
bertahap akan mengarah kepada kebangkrutan. Financial distress terjadi sebelum
perusahaan mengalami kebangkrutan. Pada umumnya, perusahaan yang
mengalami financial distress akan mengambil tindakan untuk merespon kondisi
tersebut. Tindakan yang dapat diambil oleh badan usaha dapat berupa penghentian
operasi, pabrik, atau divisi, pengurangan produksi, penundaan proyek tertentu,
tidak membayar dividen maupun pengurangan jumlah karyawan (Fachrudin,
2008). Namun, perusahaan juga dapat merespon kondisi kesulitan keuangan
dengan melakukan earnings management seperti menurunkan laba (income-
decreasing), meningkatkan laba (income-increasing) dan teknik-teknik yang
lainnya. Cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan manajemen
laba salah satunya adalah tindakan real earnings management.
Koch (2002) berpendapat bahwa earnings management meningkat seiring
meningkatnya financial distress perusahaan. Cohen dan Zarowin (2010)
menemukan bahwa real earnings management menyamarkan kinerja keuangan
perusahaan pada periode saat ini sehingga pada jangka panjang real earnings
management tersebut akan membahayakan keunggulan kompetitif perusahaan.
Gunny (2010) menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang melakukan
manajemen laba riil untuk mencapai target laba mereka relatif menampilkan
20
kinerja perusahaan yang lebih baik dibandingkan perusahaan-perusahaan yang
gagal mencapai target laba yang telah ditentukan. Selanjutnya, manajemen laba
riil yang dilakukan oleh perusahaan membuat investor kesulitan membedakan
apakah kebijakan bisnis yang dibuat oleh perusahaan tersebut optimal atau kurang
optimal. Melalui praktik manajemen laba riil, manajer lebih sulit untuk dideteksi
investor terkait strategi manajemen laba yang digunakan (Graham, et al., 2005).
Penerapan IFRS sebagai standar global akan berdampak pada semakin sedikitnya
pilihan-pilihan metode akuntansi yang dapat diterapkan sehingga akan
meminimalisir praktik-praktik kecurangan akuntansi (Prihadi, 2010). Hal itu
disebabkan karena penerapan IFRS menggunakan fair value dan full disclosure
dalam menyusun laporan keuangan. Roychowdhury (2006) memaparkan bahwa
manajemen laba riil (real activities manipulation) digunakan oleh perusahaan
sebagai acuan dalam pelaporan keuangan untuk menghindari pelaporan kerugian
tahunan. Hasil dari penelitian tersebut menemukan bahwa para manajer
menyediakan tiga cara yaitu dengan melakukan diskon-diskon harga untuk
menaikkan penjualan sementara, produksi yang dilakukan secara besar-besaran
untuk menurunkan cost barang yang terjual dan mengurangi pengeluaran
diskrisioner untuk memperbaiki marjin yang akan dilaporkan. Capkun (2016)
menemukan bahwa ada peningkatan manajemen laba dari tahun sebelum 2005
untuk perusahaan di negara-negara yang mengizinkan adopsi IAS/IFRS sejak
awal. Penerapan IFRS di Indonesia dapat mengurangi tindakan manajemen laba
yang dilakukan oleh perusahaan (Arum, 2013). Ho, et al. (2015) menyatakan
bahwa setelah adanya IFRS perusahaan tidak lagi terlibat dalam manajemen laba
21
akrual melainkan telah berpaling ke aktivitas riil perusahaan dengan melakukan
manajemen laba riil (real earnings management).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah:
Ha: Real earnings management oleh perusahaan dalam kondisi financial distress
sebelum penerapan IFRS lebih besar jika dibandingkan dengan sesudah penerapan
IFRS.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Riset kuantitatif
merupakan penelitian yang mengambil masalah berkaitan dengan kenyataan sosial
yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sifatnya tidak tetap, akan tetapi
selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan pengetahuan. Penelitian
kuantitatif ini memerlukan adanya hipotesis beserta pengujian teknik analisis dan
formula statistik untuk pengolahan data. Berdasarkan karakteristik masalah yang
ada dalam penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif. Penelitian
komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara
mendasar tentang sebab dan akibat, serta penelitian yang bersifat membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau
lebih dari satu (Sugiyono, 2017).
3.2. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun buku 2009-2011 dan 2013-2015.
23
3.3. Populasi dan sampel
Menurut Sugiyono (2017), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2009-2011 dan 2013-2015. Sugiyono (2017) mengatakan
bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Dalam penelitian ini, sampel yang diteliti adalah perusahaan yang
mengalami financial distress pada tahun 2009-2011 dan tahun 2013-2015 yang
dihitung menggunakan analisis Altman Z-score modifikasi.
Dalam Z-score modifikasi ini Altman mengeliminasi variable X5 (sales to total
asset) karena rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan ukuran aset yang
berbeda-beda. Berikut persamaan Z-Score yang dimodifikasi Altman (1995):
Keterangan:
Z = financial distress index
X1 = working capital/total asset
X2 = retained earnings/total asset
X3 = earnings before interest and tax/total asset
X4 = book value of equity/book value of total liabilities
Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score
model Altman Modifikasi yaitu:
a. Jika nilai Z < 1,1 maka termasuk perusahaan yang mengalami financial
distress.
Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4
24
b. Jika nilai 1,1 < Z < 2,6 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan
apakah perusahaan sehat ataupun mengalami financial distress).
c. Jika nilai Z > 2,6 maka termasuk perusahaan yang tidak mengalami financial
distress.
Analisis rasio pada perhitungan di atas adalah sebagai berikut:
a. Working Capital/Total Asset
Menurut Subramanyam dan Wild (2010), modal kerja (working capital) adalah
selisih aset lancar setelah dikurangi kewajiban lancar. Apabila perusahaan
mengalami kesulitan keuangan, modal kerja turun lebih cepat daripada total
aktiva dan menyebabkan rasio ini menurun.
b. Retained Earnings / Total Asset
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
ditahan dari total aktiva perusahaan. Bila perusahaan mulai merugi, maka nilai
dari total laba ditahan juga akan mulai menurun (Sinarwati, 2012). Nilai laba
ditahan akan menurun jika perusahaan mengalami kerugian. Maka, semakin
kecil peranan laba ditahan terhadap total aktiva menunjukkan kemungkinan
financial distress perusahaan akan semakin tinggi.
c. Earnings Before Interest and Taxes/ Total Aset
EBIT merupakan laba yang diperoleh perusahaan sebelum dikurangi pajak
dan bunga. Rasio ini merupakan ukuran produktivitas dari aktiva perusahan
yang sesungguhnya terlepas dari pajak. Keadaan bangkrut terjadi saat total
kewajiban melebihi penilaian wajar perusahaan terhadap aset perusahaan
dengan nilai ditentukan oleh kemampuan aset menghasilkan laba (Gamayuni,
25
2011). Semakin rendah rasio EBIT terhadap total aktiva menunjukkan
semakin kecilnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum
bunga dan pajak dari aktiva yang digunakan sehingga probabilitas perusahaan
terhadap kondisi financial distress adalah semakin tinggi (Widiyawati, 2015).
d. Book Value of Equity/Book Value of Total Liabilities
Menurut Sihombing (2008) Book Value (BV) atau Nilai Buku suatu
perusahaan adalah modal pemegang saham (shareholder’s equity). Nilai buku
modal diperoleh dari modal saham yang ada di perusahaan. Sedangkan, nilai
buku hutang diperoleh dengan menjumlahkan hutang jangka panjang dan
hutang jangka pendek. Widiyawati (2015) menjelaskan hubungan rasio nilai
buku modal terhadap nilai buku hutang dengan kondisi financial distress
adalah negatif. Semakin rendah rasio nilai buku modal terhadap nilai buku
hutang menunjukkan semakin kecilnya kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka panjangnya dari modal sendiri, sehingga
probabilitas perusahaan terhadap financial distress adalah semakin tinggi.
Semakin kecil nilai rasio ini, maka semakin tinggi resiko kebangkrutan yang
akan dialami perusahaan.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data dokumenter, yaitu data laporan
keuangan, catatan atas laporan keuangan, dan laporan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009-2011
sampai dengan tahun 2013-2015. Penelitian ini menggunakan sumber data
sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung. Sumber data dalam
26
penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia: www.idx.co.id berupa
laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan pada tahun 2009-2011 dan
2013-2015.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
dokumentasi dengan melihat laporan keuangan perusahaan sampel. Dengan
teknik ini penulis mengumpulkan data laporan keuangan perusahaan manufaktur
yang listed di BEI dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2015. Data diperoleh
melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan web-web terkait
lainnya serta mempelajari literatur yang berkaitan dengan permasalahaan
penelitian baik media cetak maupun elektronik.
3.6. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah manajemen laba riil yang diukur dengan
pendekatan biaya produksi. Produksi besar-besaran (overproduction) dengan
memproduksi barang lebih besar daripada yang dibutuhkan, bertujuan untuk
melaporkan harga pokok penjualan (COGS) yang lebih rendah dan mencapai
permintaan yang diharapkan perusahaaan sehingga dapat meningkatkan laba.
Biaya
produksi adalah jumlah dari harga pokok penjualan (COGS) dan perubahan dalam
persediaan (ΔINV) sepanjang tahun. Pendeskripsian mengenai manajemen laba
riil dengan menggunakan pendekatan biaya produksi serta analisisnya berdasarkan
sektor industri manufaktur dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
27
a. Mentabulasi komponen Biaya Produksi yaitu total HPP dengan
Δpersediaan
b. Mentabulasi penjualan tahun sekarang dengan tahun sebelumnya untuk
mencari nilai St, dan mencari ΔSt dengan mencari selisih penjualan tahun
sebelumnya dengan penjualan tahun lalu
c. Mentabulasi nilai aset untuk membobot nilai penjualan dan biaya produksi
d. Melakukan perhitungan dengan menggunakan formula yang mereplikasi
dari Roychowdhury (2006) menggunakan model estimasi untuk biaya
produksi normal dengan rumus regresi sebagai berikut:
Keterangan:
PRODt = Biaya produksi pada tahun t, dimana PRODt = COGSt +
ΔINVt
At-1 = Aset total perusahaan pada tahun t-1
St = Penjualan total perusahaan pada tahun t
ΔSt = Penjualan perusahaan i pada tahun t dikurangi penjualan
pada tahun t-1
ΔSt-1 = Perubahan penjualan pada tahun t-1
εt = Error term, dimana error term nilai residual dari hasil
Jika nilai residual tinggi maka manajemen laba riil tinggi, hal tersebut
dikarenakan tingkat kesalahan dari daya penjelas penjualan (sales), perubahan
penjualan (Δsales) terhadap PROD. Jika nilai residual mendekati nol, maka
perusahaan semakin tidak terindikasi melakukan manajemen laba riil dengan
pendekatan biaya produksi.
3.7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah uji beda dua rata-rata yang
digunakan untuk melihat apakah berbeda atau sama pada tingkat signifikansi ∝ =
PRODt/At-1 = α0 + α1(1/At-1) + β1(St/At-1) + β2(ΔSt/At-1) + β3(ΔSt-1/At-1)+εt
28
0,05. Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua
nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel
(Ghozali,2016). Uji beda t-test dalam penelitian ini menggunakan independent
sample t-test yang digunakan untuk menguji kemampuan generalisasi rata-rata
dua sampel yang tidak berkorelasi (Sugiyono, 2017).
Adapun data yang menjadi kriteria dalam menjawab hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan perbandingan thitung dan ttabel:
a. Ha diterima apabila thitung > ttabel, maka terdapat perbedaan pada data
penelitian
b. Ha ditolak apabila thitung < ttabel, maka tidak terdapat perbedaan pada
data penelitian
2. Berdasarkan nilai probabilitas (∝=0.05):
a. Jika probabilitas < ∝ maka Ha diterima, maka terdapat perbedaan pada
data penelitian
b. Jika probabilitas > ∝ maka Ha ditolak, tidak terdapat perbedaan pada
data penelitian
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah terdapat perbedaan tindakan
real earnings management melalui biaya produksi sebelum dan sesudah
penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) pada perusahaan
manufaktur di Indonesia yang mengalami kondisi financial distress pada periode
2009-2011 dan 2013-2015. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
Independent Sampel t-Test dan uji t menunjukkan bahwa hipotesis tidak
terdukung. Adapun hasil analisis dalam penelitian ini adalah:
1. Berdasarkan hipotesis menunjukkan bahwa real earnings management
melalui biaya produksi yang dilakukan oleh perusahaan dalam kondisi
financial distress sebelum penerapan IFRS lebih besar jika dibandingkan
dengan tindakan real earnings management sesudah penerapan IFRS
tidak terdukung. Hal ini dikarenakan tindakan real earnings management
melalui biaya produksi mengalami peningkatan setelah penerapan IFRS
sehingga dengan adanya IFRS tidak mempengaruhi tindakan real
earnings management yang dilakukan oleh perusahaan dalam kondisi
financial distress.
41
2. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan tindakan real earnings management baik pada perusahaan
dalam kondisi financial distress maupun tidak sebelum dan sesudah
penerapan IFRS. Perusahaan yang mengalami kondisi financial distress
melakukan real earnings management lebih rendah jika dibandingkan
dengan perusahaan yang tidak mengalami financial distress. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan diterapkannya IFRS tidak berpengaruh
terhadap tindakan real earnings management yang dilakukan oleh
perusahaan.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan hanya menggunakan pendekatan biaya produksi
sebagai indikator dalam menilai tindakan real earnings management
sehingga tidak dapat dibandingkan dengan pendekatan lainnya seperti
pendekatan biaya diskresioner dan pendekatan arus kas operasi;
2. Penelitian ini hanya meneliti tindakan real earnings management pada
perusahaan manufaktur yang mengalami kondisi financial distress
sehingga tidak dapat dibandingkan dengan perusahaan pada sektor
lainnya.
5.3. Saran
Berdasarkan keterbatasan penelitian di atas, maka penelitian selanjutnya
disarankan untuk:
42
1. Menggunakan pendekatan lain yaitu pendekatan biaya diskresioner dan
pendekatan arus kas sebagai indikator dalam menentukan nilai real
earnings management sehingga hasil dari penelitian tersebut dapat
dibandingkan;
2. Menggunakan sektor lain selain perusahaan manufaktur agar dapat
memperoleh hasil yang lebih luas dan dapat membandingkan bagaimana
tindakan real earnings management pada setiap sektor yang ada dalam
perusahaan go public di Indonesia.
43
DAFTAR PUSTAKA
Adam S, Koch. 2002. Financial Distress and The Credibility of Management
Earnings Forecast. The Lahore Journal of Economics. Vol. 1 (1): 81–92.
Agustina, Riska dan Nurmala Ahmar. 2014. Real Earnings Management dengan
Pendekatan Biaya Produksi Analisis Berdasarkan Sektor Industri pada
Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika. 3 (2):
1172-1192
Altman, Edward I. 1968. Financial Ratios: Discriminant Analysis and The
Prediction of Corporate Bankruptcy. Journal of Finance Edition 123
September. Vol. 23 (4): 89-609.
Arum, Enggar Dwi Puspa. 2013. Implementation of International Financial
Reporting Standards (IFRS) and The Quality of Financial Statement
Information in Indonesia. Research Journal of Finance and Accounting. Vol
4 (19): 200-209.
Ball, R. 2006. International Finantial Reporting Standards for investors.
Accounting & Business Research. Vol. 36 (1): 5-27.
Beaver, W. H. 2010. "Financial Statement Anal~sis and the Prediction of
Financial Distress". Foundations and Trends in Accounting. Vol. 5 (2): 99-
173.
Brigham, E.F., dan Daves, P.R. 2003. Intermediate Financial Management with
Thomson One. United States of America: Cengage South-Western.
Bursa Efek Indonesia. 2017. Laporan Keuangan dan Tahunan. www.idx.co.id.
Diakses pada 11 Desember 2017.
Capkun, Vedran, dan Collins, Thomas Jeanjean. 2016. The Effect of IAS/IFRS
Adoption on Earnings Management (Smoothing): A Closer Look at
Competing Explanations. Journal of Accounting and Public Policy. Vol. 35
( 4): 352-394
Chen, Huifa, Q. Tang, Y. Jiang & Z. Lin. 2010. The Role of International
Financial Reporting Standards in Accounting Quality: Evidence from The
European Union. Journal of International Financial Management and
Accounting. Vol. 21 (3): 220 – 278.
44
Chua, Yi Lin, C. S. Cheong & G. Gould. 2012. The Impact of Mandatory IFRS
Adoption on Accounting Quality: Evidence from Australia. Journal of
International Accounting Research. Vol. 11 (1): 119 – 146.
Cohen and Zarowin. 2010. Accrual-Based and Real Earnings Management
Activities Around Seasoned Equity Offerings”. Journal of Accounting and
Economics. Vol. 50 (1): 2-19.
Cornier, D., S., Demaria, P.L. Antunes&R. Teller. 2009. First-Time Adoption of
IFRS, Managerial Inventives, and Value Relevance:Some French Evidence.
Journal of Accounting Research. Vol. 8 (20): 1-22
Doukakis, L.C. 2014. The Effect of Mandatory IFRS Adoption on Real and
Accrual-Based Earnings Management Activities. HEC Lausanne,
University of Lausanne, Switzerland. Journal of Accounting and Public
Policy. Vol 33 (6): 551 -572.
Eisenhardt, Kathlen M. (1989). Agency Theory: An Assesment and Review.
Academic and Management Review. Vol. 14 (1): 57-74.
Fachrudin, Khaira Amalia. 2008. Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Personal.
Medan: USU Press.
Fahmi, I. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta
Farichah, F. 2017. Management Compensation and Auditor Reputation on
Earnings Management and on Share Returns. European Research Studies
Journal. Vol. 20 (3A): 196-208.
Ferdawati. 2009. Pengaruh Manajemen Laba Real terhadap Nilai Perusahaan.
Jurnal Akuntansi & Manajemen. Vol. 4 (1): 59-74.
Gamayuni, Rindu Rika 2011, Analisis Ketepatan Model Altman Sebagai Alat
untuk Memprediksi Kebangkrutan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur di BEI). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 16 (2): 176-190.
Ghozali,Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
23. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Graham, J. R., C. R. Harvey, dan S. Rajgopal. 2005. The Economic Implications
of Corporate Financial Reporting. Journal of Accounting and Economics.
Vol.40 (1-3): 3-73.
Graham, J. R., Hazarika S., dan Narasimhan K. 2011. "Financial Distress in the
Great Depression". The Journal Financial Management. Vol. 40 (4): 821-
844.
45
Gray, Sidney J., Tony Kang, Zhiwei Lin dan Qingliang Tang. 2015. Earnings
Management in Europe Post IFRS: Do Cultural Influences Persist?.
Management International Review. Vol. 55 (6): 827-856.
Hadi, Syamsul dan Atika Anggraeni. 2008. Pemilihan Prediktor Delisting Terbaik
(Perbandingan antara The Zmijewski, The Altman Model dan Springate
Model). Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Vol. 12 (2): 1-9.
Ho, Jennifer Li-Chin, Qunfeng Liao, Martin Taylor. 2015. Real and Accrual-
Based Earnings Management in the Pre- and Post-IFRS Periods: Evidence
in China. Journal of International Financial Management and Accounting.
Vol. 26 (3): 294-335.
Hsiao, Hsiao-Fen, Szu-Hsien Lin, dan Ai-Chu Hsu. 2010. Earnings Management,
Corporate Governance, and Auditor’s Opinions: a Financial Distress
Prediction Model. Investment Management and Financial Innovations. Vol
7 (3): 29-40.
Iatridis, George. 2010. International Financial Reporting Standards and The
Quality of Financial Statement Information. International Review of
Financial Analysis. Vol. 19 (3): 193–204.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2017. Standar Akuntansi Keuangan per 1 Januari
2017. Salemba Empat. Jakarta.
Jeanjean, Thomas dan Herve Stolowy. 2008. Do Accounting Standards Matter?
An Exploratory Analysis of Earnings Management Before and After IFRS
Adoption. Journal of Accounting and Public Policy. Vol. 27 (6): 480-494
Komalasari, Agrianti. 2017. Implementation the International Financial Reporting
Standards as a Moderating Variable of the Relationship of Corporate
Governance with Earnings Management. European Research Studies
Journal. Vol. 20 (3A): 259-277
Lang, M., J. S. Raedy, dan M. H. Yetman. 2003. “How Representative are Firms
that are Cross-listed in The United States? An Analysis of Accounting
Quality.” Journal of Accounting Research. Vol. 41 (2): 363-383
Mamduh M. Hanafi, Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 3.
Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YPKN.
Muhardi, Werner R. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Surabaya. Salemba
Empat.
Oh, Hyun Taek. 2013. The Effect of the Mandatory K-IFRS Adoption on
Earnings Management- The Evidence from Korea. Internationl Journal of
Digital Content Technology and its Applications. Vol. 7 (11): 236-241.
46
Plat, H.O dan Platt, M.B. 2006. Understanding Diferences Between Financial
Distress and Bankcrupty. Review of Applied Economics. Vol. 2 (2): 141-
157.
Platt, H. O. dan Platt, M.B. 2002. Predicting Corporate Financial Distress:
Reflections On Chice Based Sampel Bras. Journal of Economic and
Finance. Vol. 26 (2): 184-199.
Prihadi, T. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. PPM Manajemen.
Purnomo, Budi S dan Pratiwi, Puji. 2009. Pengaruh Earning Power terhadap
Praktek Earning management (Earning management). Jurnal Media
Ekonomi. Vol. 14 (1): 1-12
Ramadhani, Ayu Suci dan Niki Lukviarman. 2009. Perbandingan Analisis
Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman
Revisi, dan Altman Modifikasi dengan Ukuran dan Umur Perusahaan
sebagai Variabel Penjelas (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal siasat bisnis. Vol. 13 (1): 15-28
Riyanto Moelyo Utomo dan Bachruddin. 2005. Analisis Manajemen Laba pada
Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta. Sinergi Kajian Bisnis
dan Manajemen.
Roychowdhury, S. 2006. Earnings Management Through Real Activities
Manipulation. Journal of Accounting & Economic. Vol. 42: 335-370.
Sari, Dewi Arum., Edyanus H.Halim, Ahmad Fauzan Fathoni. 2013. “Pengaruh
Mekanisme Good Corporate Governance dan Financial Distress Terhadap
Earnings Management (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal Online Mahasiswa (JOM)
Bidang Ilmu Ekonomi. Vol. 1 (1): 1-15.
Schipper, K. 1989. Commentary on Earnings Managements. Accounting
Horizons. Vol. 3 (4): 91-102.
Scott, William R. 2003. Financial Accounting Theory. New Jersey : Prentice Hall
Inc.
Scott, W. R. 2009. Financial Accounting Theory 5nd.
New Jersey: Prentice-Hall.
Scott, W.R. 2012. Financial Accounting Theory. Canada: Prentice Hall Canada
Inc.
Sinarwati, N.K. 2012. “Z Score untuk Memprediksi Kebangkrutan”. Jurnal Riset
Akuntansi. Vol. 2 (1): 1-25
Sihombing, Gregorius. 2008. Kaya dan Pinter Jadi Trader & Investor Saham.
47
Yogyakarta: Penerbit Indonesia Cerdas.
SPSS, Indonesia. 2018. Cara Uji Independent Sample T-Test dan Interpretasi
dengan SPSS. www.spssindonesia.com. Diakses pada 15 Februari 2018.
Subramanyam, KR dan John, J. Wild, 2010. Analisis Laporan Keuangan, Buku
Satu, Edisi Sepuluh. Salemba Empat. Jakarta.
Sugiyono. 2017. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung
Sulistiawan., Y. Januarsi dan L. Alvia 2011. Creative Accounting: Mengungkap
Manajemen Laba dan Skandal Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta.
Sulistyanto, Sri H. 2008. Manajemen Laba : Teori dan Model Empiris. Grasindo :
Jakarta.
Sunyoto, D. 2013. Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis (Teori dan Kasus).
Yogyakarta: CAPS
Toto, P. (2011). Analisis Laporan Keuangan Teori dan Aplikasi, PPM. Jakarta.
Watts, R, L., and Zimmerman, J, L. 1990. Positive Accounting Theory: A Ten
Year Perspective. The Accounting Review, Vol. 60 (1): 31-156.
Whelan, Catherine. Ray McNamara. 2004. The Impact of Earnings Management
of The Value – Relevance of Financial Statement Information. USA.
Widiyawati, Anita Tri., Supri Wahyudi Utomo dan Nik Amah. 2015. Analisis
Rasio Altman Modifikasi pada Prediksi Kebangrutan Perusahaan Property
dan Real Estate yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan.
Vol. 14 (2): 99-111.
Zang, A. Z. 2012. Evidence on The Tradeoff between Real Activities
Manipulation and Accrual-Based Earnings Management. The Accounting
Review. Vol. 87 (2): 675-703.