Dasar ian Putaran Motor DC

download Dasar ian Putaran Motor DC

of 15

Transcript of Dasar ian Putaran Motor DC

  • 8/7/2019 Dasar ian Putaran Motor DC

    1/15

    Dasar Pengendalian Putaran Motor DC

    Pada dasarnya, putaran motor dipengaruhi oleh besar kecilnya tegangan motor, arus

    jangkar, tahanan jangkar dan medan magnet. Satu faktor yang sering digunakan untuk

    mengatur kecepatan motor adalah dengan mengatur (dibuat sebagai variable) teganganyang masuk ke motor. Hal ini praktis digunakan karena variabel yang lain sudah tetap.

    Sebenarnya dua masalah umum dalam mengontrol motor DC adalah bagaimanamengontrol arah dan kecepatan motor tersebut.

    Mudahnya, untuk mengatur kecepatan, kita bisa gunakan tegangan masukan motor yang

    divariabel. Sedangkan untuk mengatur arah putar dapat menggunakan saklar manual ataurelay untuk mengubah arah arus yang masuk ke motor DC. Menggunakan saklar mekanik

    memberikan kemudahan, namun memiliki kelemahan, yakni lambat dan tidak mungkin

    dihubungkan dengan sebuah kontroler. Nah alternatif lain dalam kontrol kecepatan danarah putar motor adalah dengan menggunakan transistor. Transistor mempunyai respon

    yang cepat (orde mikro detik) dan juga dapat dikontrol dengan mudah oleh kontroler(mikrokontroler misalnya) atau yang lain. Untuk motor dengan daya besar dapatdigunakan transistor daya, misalnya MOSFET atau yang lain. apabila yang digunakan

    transistor, maka untuk mengatur tegangan yang masuk ke motor dibutuhkan PWM (Pulse

    Width Modulation). Nah sebelum kita mempelajari PWM lebih jauh, terlebih dahulu kitacoba kontrol secara analog dengan menggunakan komponen - komponen sederhana.

    Rangkaian di bawah ini di simulasikan dengan menggunakan Proteus V7.4. Untuk

    memperjelas gambar rangkaian, klik thumbnail gambar bersangkutan.

    1. Kontrol kecepatan putar motor dengan menggunakan transistor dan potensiometer

    Mula-mula, kita coba dulu memberi tegangan ke motor. Gunakan komponen"Batt" dan "Motor-DC". Ubah tegangan batt menjadi 12V (menyesuaikan motor

    DC) kemudian Run.

    Tambahkan komponen potensiometer "pot-hg" dengan hambatan 200 ohm di

    depannya untuk mengatur tegangan yang masuk ke motor.

    catatan : untuk langkah ini, dalam rangkaian sebenarnya sangat dianjurkan untuk

    TIDAK digunakan karena tidak mampu memberikan daya yang cukup untukmendriver motor. Memang pada awalnya bisa digunakan, namun dalam waktu

    yang singkat, komponen akan panas dan langsung rusak (saya pernah nyoba

    malah ampe gosong, hehe). Karena ini cuma simulasi, boleh2 aja dicobarangkaiannya.

    http://www.shareapic.net/View-24620698-Dasar-Pengendalian-Putaran-Motor-DC.htmlhttp://www.shareapic.net/View-24619945-Dasar-Pengendalian-Putaran-Motor-DC.htmlhttp://www.shareapic.net/View-24618044-Dasar-Pengendalian-Putaran-Motor-DC.html
  • 8/7/2019 Dasar ian Putaran Motor DC

    2/15

    Nah, untuk perbaikan, bisa ditambahkan transistor NPN BD139 , diode 4001, vcc,

    dan gnd. Oiya, besarnya hambatan pot di ubah jadi 10K. Pot ini bertidak sebagai

    pembagi tegangan yang mengatur besar kecilnya tegangan yang masuk ke basismikrokontroller. Untuk penggunaan selanjutnya, potensiometer ini bisa diganti

    dengan menggunakan sinyal PWM.

    catatan : dalam penggunaannya, jenis transistor bergantung pada besar kecilnyamotor yang akan dikendalikan, terutama dalam hal konsumsi arus. Untuk contoh

    diatas, apabila digunakan mendrive motor-motor kecil masih ok.

    2. Kontrol arah putar motor dengan menggunakan saklar mekanik

    simpel saja, untuk mengubah arah putar motor DC cukup ditambahkan 2 buahsaklar sbb.

    catatan : arah arus yang masuk ke motor dipengaruhi oleh posisi SW1 dan SW2.

    Apabila SW1 dan SW2 dalam keadaan yang sama, motor tidak akan berputar

    karena dikedua pinnya memiliki kutub yang sama ( + semua atau - semua). Motorhanya akan berputar apabila posisi SW1 dan SW2 saling berkebalikan dan

    putaran akan bebalik arah apabila posisi saklar juga dibalik.

    download design proteusnya di sini

    Kendali ini masih bersifat manual, artinya dibutuhkan tenaga manusia untuk mengubah2arah dan kecepatan motor. Nah pertanyaannya, Bagaimana kaitannya dengan otomasi?

    Selanjutnya mari kita pelajari kontrol motor dengan menggunakan fasilitas PWM pada

    mikrokontroller. To be continue..Demikian semoga bermanfaat dan bisa dijadikan referensi. Selamat mencoba dan

    ditunggu komentarnya.. :)

    Kontrol Kecepatan Motor DC Melalui Potensiometer

    March 9th, 2011 Musbikhin

    http://www.ziddu.com/download/14231805/kendalimotorDCmanual.rar.htmlhttp://www.shareapic.net/View-24621192-Dasar-Pengendalian-Putaran-Motor-DC.htmlhttp://www.shareapic.net/View-24620829-Dasar-Pengendalian-Putaran-Motor-DC.htmlhttp://www.shareapic.net/View-24620773-Dasar-Pengendalian-Putaran-Motor-DC.htmlhttp://www.shareapic.net/View-24620844-Dasar-Pengendalian-Putaran-Motor-DC.htmlhttp://www.shareapic.net/View-24620733-Dasar-Pengendalian-Putaran-Motor-DC.htmlhttp://www.ziddu.com/download/14231805/kendalimotorDCmanual.rar.html
  • 8/7/2019 Dasar ian Putaran Motor DC

    3/15

    Dalam Projek ini menggunakan mikrokontroler ATMega 16 sebagai display

    menggunakan LCD 162 Output yang akan dikontrol kecepatannya yaitu mneggunakanmotor DC sebagai inputnya menggunakan Potensiometer dan Driver motornya memakain

    IC L298. Untuk mengatur suatu kecepatan motor yaitu disini menggunakan

    menggunakan teknik Pulse Width Modulation atau biasa disebut dengan PWM yaitudengan mengatur duty cyclenya. Duty cycle itu sendiri menyatakan presentase keadaan

    logika high dalam satu periode sinyal.

    Selama satu siklus atau satu periode jika waktu sinyal pada keadaan high sama dengan

    low maka dapat dikatakan sinyal mempunyai duty cycle 50%. Semakin besar duty cycleatau keadaan high dalam satu periode maka motor akan berputar semakin cepat begitu

    juga sebaliknya.

    Pada projek ini pengaturan duty cyclenya berasal dari input Potensiometer. Potensiometer

    ini dihubungkan dengan pin ADC mikrokontroler. Hasil dari konversi nilai Analog kedigital dari potensio ditampilkan pada LCD. Semakin besar nilai potensio maka motor

    akan berputar semakin cepat. Timer/counter 1 digunakan untuk membangkitkan 2

    channel Pulse Width Modulation (PWM) yang masing-masing berdiri sendiri atau tidaktergantung satu sama lainnya. Timer Mode yang digunakan yaitu mode Fast PWM 8 bit.

    Fast PWM memberikan pulsa PWM frekuensi tinggi. Fast PWM berbeda dengan mode

    PWM lain, Fast PWM berdasarkan operasi single slope. Counter menghitung dariBOTTOM hingga TOP kemudian kembali lagi mulai menghitung berawal dari

    BOTTOM. Output mode FAST PWM Timer 1 ini yaitu pada Pin OC1A (PORTD.5) dan

    Pin OC1B (PORTD.4) yang dihubungkan dengan ENA dan ENB pada driver motor

    L298D.

    Schematic Rangkaian :

  • 8/7/2019 Dasar ian Putaran Motor DC

    4/15

    Setting Codevision AVR :

    Programnya adalah sebagai berikut :

    http://www.musbikhin.com/wp-content/uploads/2011/03/PWM4.jpghttp://www.musbikhin.com/wp-content/uploads/2011/03/PWM3.jpghttp://www.musbikhin.com/wp-content/uploads/2011/03/SchematicPWMMotor.jpg
  • 8/7/2019 Dasar ian Putaran Motor DC

    5/15

    #include

    #include

    #include #include

    // Alphanumeric LCD Module functions#asm

    .equ __lcd_port=018 ;PORTB#endasm

    #include

    #include

    #define ADC_VREF_TYPE 020

    unsigned char data1,data2;

    char lcd_buffer[33];

    // Read the 8 most significant bits

    // of the AD conversion result

    unsigned char read_adc(unsigned char adc_input){

    ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);

    // Delay needed for the stabilization of the ADC input voltagedelay_us(10);

    // Start the AD conversion

    ADCSRA|=040;

    // Wait for the AD conversion to completewhile ((ADCSRA & 010)==0);

    ADCSRA|=010;return ADCH;

    }

    // Declare your global variables here

    void kec1(unsigned char motor1)

    {

    OCR1AL=motor1;

    PORTD.0=0;PORTD.1=1;

    }

    void kec2(unsigned char motor2)

    {

    OCR1BL=motor2;

  • 8/7/2019 Dasar ian Putaran Motor DC

    6/15

    PORTD.2=0;

    PORTD.3=1;

    }

    void main(void)

    {// Declare your local variables here

    // Input/Output Ports initialization// Port A initialization

    // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In

    // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T

    PORTA=000;DDRA=000;

    // Port B initialization

    // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T

    PORTB=000;

    DDRB=000;

    // Port C initialization// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In

    // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T

    PORTC=000;

    DDRC=000;

    // Port D initialization// Func7=In Func6=In Func5=Out Func4=Out Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In

    // State7=T State6=T State5=0 State4=0 State3=T State2=T State1=T State0=TPORTD=000;

    DDRD=0xFF;

    // Timer/Counter 0 initialization

    // Clock source: System Clock// Clock value: Timer 0 Stopped

    // Mode: Normal top=FFh

    // OC0 output: Disconnected

    TCCR0=000;TCNT0=000;

    OCR0=000;

    // Timer/Counter 1 initialization// Clock source: System Clock

    // Clock value: 10.800 kHz

    // Mode: Fast PWM top=00FFh

  • 8/7/2019 Dasar ian Putaran Motor DC

    7/15

    // OC1A output: Non-Inv.

    // OC1B output: Non-Inv.

    // Noise Canceler: Off// Input Capture on Falling Edge

    // Timer 1 Overflow Interrupt: Off

    // Input Capture Interrupt: Off// Compare A Match Interrupt: Off

    // Compare B Match Interrupt: Off

    TCCR1A=0xA1;TCCR1B=0x0D;

    TCNT1H=000;

    TCNT1L=000;

    ICR1H=000;ICR1L=000;

    OCR1AH=000;

    OCR1AL=000;

    OCR1BH=000;OCR1BL=000;

    // Timer/Counter 2 initialization

    // Clock source: System Clock// Clock value: Timer 2 Stopped

    // Mode: Normal top=FFh

    // OC2 output: DisconnectedASSR=000;

    TCCR2=000;

    TCNT2=000;

    OCR2=000;

    // External Interrupt(s) initialization

    // INT0: Off

    // INT1: Off// INT2: Off

    MCUCR=000;

    MCUCSR=000;

    // Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initializationTIMSK=000;

    // Analog Comparator initialization

    // Analog Comparator: Off

    // Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: OffACSR=080;

    SFIOR=000;

  • 8/7/2019 Dasar ian Putaran Motor DC

    8/15

    // ADC initialization

    // ADC Clock frequency: 691.200 kHz

    // ADC Voltage Reference: AREF pin// ADC Auto Trigger Source: None

    // Only the 8 most significant bits of

    // the AD conversion result are usedADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff;

    ADCSRA=084;

    // LCD module initialization

    lcd_init(16);

    while (1){

    // Place your code here

    data1=read_adc(0);

    kec1(data1);data2=read_adc(1);

    kec2(data2);lcd_clear();

    lcd_putsf(Motor_Fast_PWM);

    lcd_gotoxy(0,1);sprintf(lcd_buffer,PWM1=%d,data1);

    lcd_puts(lcd_buffer);

    lcd_gotoxy(8,1);

    sprintf(lcd_buffer,PWM2=%d,data2);lcd_puts(lcd_buffer);

    delay_ms(100);

    };

    }

    Cara kerja mode Fast PWM 8 bit pada program ini yaitu membandingkan isi register

    TCNT1 dengan register OCR1A dan OCR1B ( berasal dari nilai konversi ADC channel 0

    dan 1) untuk menghasilkan keluaran PWM. Isi register TCNT1 akan mencacah naiksetiap interval waktu tertentu detak clock crystal sesuai pengaturan TCCR1B sampai

    bernilai maksimum yaitu 0x00FF(255). Selama nilai register TCNT1 lebih kecil dari data

    pembanding yaitu OCR1A atau OCR1B maka keluaran pin OC1A dan OC1B akan high

    dan jika nilai TCNT1 sudah melebihi data pembanding OCR1A atau OCR1B makakeluaran pin OC1A dan OC1B akan low. Jika nilai TCNT1 sudah mencapai maksimum

    yaitu 0x00FF (255) maka nilai TCNT1 akan reset kembali menjadi 00000.

    PWM A ( Output pin OC1A) :

  • 8/7/2019 Dasar ian Putaran Motor DC

    9/15

    PWM B ( Output pin OC1B) :

    TCCR1A=0xA1;

    TCCR1B=0x0D;

    Register TCCR1A disii 0xA1berarti mode Fast PWM 8-bit dengan pola keluaran OC1A

    dan OC1B adalah high selama TCNT1 lebih kecil dari OCR1A-OCR1B dan low setelah

    TCNT1 melebihi OCR1A-OCR1B. Register TCCR1B diisi 0x0D berarti skala clock

    1024. Sehingga jika frekuensi kristal yang digunakan adalah 11.0592 MHz maka akan

    menghasilkan PWM dengan frekuensi 42 Hz atau dengan periode 23.7 ms atau

    mendekati 24 ms. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

    Frekuensi PWM = Fosc : (N*(1+TOP))

    Fpwm = 11059200 : (1024*(1+255))

    Fpwm = 42 Hz

    Jika dinyatakan dengan periode :

    Periode PWM (Tpwm) = 1 : Fpwm

    = (1 + TOP) * Tosc *N

    = (1 + 255) * (1 : 11059200) * 1025

    = 23.7 ms

    data1=read_adc(0);

    http://www.musbikhin.com/wp-content/uploads/2011/03/PulsaPWM.jpghttp://www.musbikhin.com/wp-content/uploads/2011/03/PulsaPWM.jpg
  • 8/7/2019 Dasar ian Putaran Motor DC

    10/15

    menyimpan data hasil konversi ADC channel 1 ke variabel data1.

    void kec1(unsigned char motor1)

    {

    OCR1AL=motor1;

    PORTD.0=0;PORTD.1=1;

    }

    Subrutin untuk menjalankan Motor1 dengan nilai pwm tertentu. Memiliki argumen yangdiberi nama motor1. Argumen ini untuk mengatur kecepatan motor1. Pada program

    utama kec1(data1) menunjukkan data hasil konversi yaitu data1 digunakan untuk

    mengatur nilai OCR1AL sehingga kecepatan motor dapat berubah-ubah sesuai dengannilai hasil konversi `ADC Channel 1.

    data2=read_adc(1);

    menyimpan data hasil konversi ADC channel 2 ke variabel data2.

    void kec2(unsigned char motor2)

    {

    OCR1BL=motor2;

    PORTD.2=0;

    PORTD.3=1;

    }

    Subrutin untuk menjalankan Motor2 dengan nilai pwm tertentu. Memiliki argumen yangdiberi nama motor2. Argumen ini untuk mengatur kecepatan motor2. Pada program

    utama kec2(data2) menunjukkan data hasil konversi yaitu data2 digunakan untukmengatur nilai OCR1BL sehingga kecepatan motor 2 dapat berubah-ubah sesuai dengan

    nilai hasil konversi ADC Channel 2.

    lcd_putsf(Motor_Fast_PWM);

    lcd_gotoxy(0,1);sprintf(lcd_buffer,PWM1=%d,data1);

    lcd_puts(lcd_buffer);

    lcd_gotoxy(8,1);

    sprintf(lcd_buffer,PWM2=%d,data2);lcd_puts(lcd_buffer);

    Digunakan untuk menampilkan data hasil konversi ADC pada LCD 162.

  • 8/7/2019 Dasar ian Putaran Motor DC

    11/15

    Menghitung periode sinyal PWM pada osciloscope :

    http://www.musbikhin.com/wp-content/uploads/2011/03/OutputPWM.jpg
  • 8/7/2019 Dasar ian Putaran Motor DC

    12/15

    Mungkin itu saja dari saya..apabila masih kurang lengkap harap saran dan kritiknya,maklum masih newbie nih : ).

    DeskripsiWire size: 0.05~1.1mm Wire size: 0.05 ~ 1.1mm

    Min. Min. Finished id: 3mm (will be different by shuttle size and coil height. ) Selesai id:

    3mm (akan berbeda dengan ukuran antar-jemput dan tinggi koil.)

    Od range: 8~60mm Od kisaran: 8 ~ 60mm

    Max. Max. Speed: 1500rpm (depend on winding head) Speed: 1500rpm (tergantungwinding kepala)

    Winding motor: 1/2hp dc motor Gulung motor: motor dc 1/2hp

    Spread motor: Stepping motor Spread motor: motor Stepping

    Memory capacity: 999 steps Kapasitas memori: 999 langkah

    http://www.musbikhin.com/wp-content/uploads/2011/03/OsciloscopePWM.jpg
  • 8/7/2019 Dasar ian Putaran Motor DC

    13/15

    Power source: Ac220v/110v +10%, 50/60 hz Power source: Ac220v/110v +10%, 50/60

    hz

    Dimension: 60x62x64(cm) Dimensi: 60x62x64 (cm)

    Net weight: 70kgs Berat bersih: 70kgs

    *********WELCOME TO GET THE DETAILED SPECIFICATIONS AND MORERELATED PRODUCTS INFORMATIONS FREELY!********** SELAMAT

    DATANG DAPATKAN DETAIL SPESIFIKASI PRODUK DAN INFORMASI LEBIH

    ISTIMEWA GRATIS

    Spesifikasi

    Supply Bobbin UU (Coil Bobbin) with high quality, low price and fast delivery, ULClass: UL 94V-0, Material: Phenolic T375J Pasokan UU Gulungan (Coil Gulungan)dengan kualitas tinggi, harga rendah dan pengiriman yang cepat, UL Kelas: UL 94V-0,

    Bahan: fenolik T375J

    Bobbin UU is a coil bobbin comprises a core housing portion which has a magnet wirewound therearound, and which undergoes a varnish impregnation treatment together with

    a magnetic core consisting of two core sections. Kumparan UU adalah kumparan

    kumparan terdiri dari sebagian rumah inti yang memiliki kawat magnet therearound luka,

    dan yang mengalami perlakuan impregnasi vernis bersama-sama dengan inti magnetikyang terdiri dari dua bagian inti. Core spacing mechanisms are formed on the inner

    surfaces of the core housing portion, and control a position of the magnetic core insertedin the core housing portion such that the magnetic core is kept apart from the innersurfaces of the core housing portion. mekanisme jarak Core terbentuk pada permukaan

    bagian dalam dari bagian rumah inti, dan kontrol posisi inti magnet dimasukkan ke dalam

    bagian rumah inti tersebut bahwa inti magnetik disimpan terpisah dari permukaan bagiandalam dari bagian rumah inti.

    Features: Fitur:

    Bobbin EE Material Gelendong EE Bahan Phenolic T375J Fenolik T375J

    Pin of Bobbin EE Material Gulungan Bahan pin EE CP WIRE CP WIRE

    Bobbin EE cost Gelendong EE biaya relatively low relatif rendahBobbin EE UL Class Kumparan EE Kelas UL UL 94V-0 UL 94V-0

  • 8/7/2019 Dasar ian Putaran Motor DC

    14/15

    For more detail info, please feel free to visit our website or inquire us at any of your

    convenience. Untuk info lebih detail, silahkan kunjungi website kami atau menanyakankepada kami di salah satu dari kenyamanan Anda.

    Website: e-magnet.cn magnet-tech.com magnets.com.cn fecrco.comWebsite: e-

    magnet.cn magnet-tech.com fecrco.com magnets.com.cn

  • 8/7/2019 Dasar ian Putaran Motor DC

    15/15

    find-magnet.com x-magnet.net magnetonmove.com aaamagnet.net micro-

    magnet.commencari-magnet.com x-aaamagnet.net magnet.net magnetonmove.com

    mikro-magnet.com