PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI...

141
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS X.I JURUSAN ANALIS KESEHATAN SMK NUSANTARA 02 KESEHATAN CIPUTAT-TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Muhamad Khoerul Umam (1113013000035) JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Transcript of PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI...

Page 1: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS X.I JURUSAN

ANALIS KESEHATAN SMK NUSANTARA 02 KESEHATAN

CIPUTAT-TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Muhamad Khoerul Umam

(1113013000035)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018

Page 2: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,
Page 3: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,
Page 4: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,
Page 5: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

i

ABSTRAK

Muhamad Khoerul Umam, NIM : 1113013000035. Peningkatan Keterampilan

Berbicara melalui Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share pada Siswa Kelas

X.1 Jurusan Analis Kesehatan SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan.

Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa melalui

model pembelajaran kooperatif Think Pair Share pada siswa kelasX.1 Jurusan Analis

Kesehatan SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan. Penelitian

initermasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu merupakan suatu jenis

penelitianyang dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Populasipenelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Nusantara Kesehatan yang

berjumlah 112 orang. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X.1 Jurusan Analis

Kesehatan SMK Nusantara Kesehatan yang berjumlah 10 orang. Teknik pengumpulan

data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes, dan dokumentasi.

Hasil observasi menunjukkan bahwapada pelaksanaan pra tindakan ditemukan

kemampuan berbicara siswa terhitung rendah. Siswa yang tuntas hanya 1 siswa

atausebesar 64,1%. Setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif Think Pair

Share pada siklus Idan siklus II menunjukkan peningkatan yang baik. Pada siklus I siswa

yang tuntasatau mencapai nilai>kkm (80) sebesar 4 siswa atau 75,7 %. Pada siklus II

terdapat9 siswa atau sebesar 85,1%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil

yangdiperoleh yakni meningkat secara klasikal.

Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif Think

Pair Sharedapat meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas X.1 jurusan

analis kesehatan SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan.

Kata kunci : Keterampilan berbicara, Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair

Share

Page 6: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

ABSRTACT

Muhamad Khoerul Umam, NIM: 1113013000035. Skills Improvement Speaking

through Cooperative Learning Model Think Pair Share for Grade X.1 Students of

Health Analyst Department at SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang

Selatan. Skripsi, Department of Bahasa and Literature Education. Faculty of

Tarbiyah and Teacher’s Training. Syarif Hidayatullah State Islamic University

Jakarta, 2018.

This research is aimed to improve students speaking ability taught by using

cooperative learning models, Think Pair Share in class X.1 students of the Health

Analyst Department of SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan.

This research includes Classroom Action Research (CAR), which is a type of

research conducted by teachers to solve learning problems in the classroom. The

population of this research is 10th grade student of SMK Nusantara 02 Kesehatan

which consist of 112 students. The sample of this research are 10 student from 10th

grade of the SMK Nusantara 02 Kesehatan from Health Analyst Department. Data

collection techniques carried out in this research through observation, tests, and

documentation.

The observation showed that in the pre-action implementation, it was found that the

speaking ability of students was low. Only 1 student who completed or 64.1%. After

the implementation of the cooperative learning model Think Pair Share. In cycle I

and cycle II showed a good improvement. In the first cycle students who complete or

reach the score > KKM (80) are 4 students or 75.7%. In the second cycle there were

9 students or 85.1%. After conducting the research there is an increase in results

obtained classical improwment.

The conclusion of this study is the application of cooperative learning model, Think

Pair Share can improve speaking skills in 10th garde students in Health Analyst

Department at SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan.

Key words: Speaking skills, Cooperative Learning Models, Think-Pair Share.

Page 7: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah yang tiada henti memberikan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui Model Pembelajaran Kooperatif Think

Pair Share pada Siswa Kelas X.1 Jurusan Analis Kesehatan SMK Nusantara 02

Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan”. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada

baginda Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga

akhir zaman. Penulis menyusun skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat

mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini membutuhkan

bimbingan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Sebagai ungkapan rasa hormat,

penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta;

3. Toto Edidarmo, MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta;

4. Dr. Elvi Susanti, M.Pd., sebagai dosen pembimbing skripsi sekaligus dosen

pembimbing akademik yang telah memberikan arahan, motivasi, dan saran

saat penyusunan skripsi ini;

5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

6. Bahrozih, SE, MM., sebagai Kepala Sekolah SMK Nusantara 02 Kesehatan;

Page 8: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

7. Seluruh Civitas Akademika SMK Nusantara 02 Kesehatan yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi;

8. Bapak dan Umi yang selalu menjadi guru kehidupan. Semoga Allah

menjadikan Bapak dan Umi sebagai ahli surga.

9. Ayunda Junaedatul Munawaroh, Khopipatul Munawaroh dan Kanda Acep

Hapipudin Nur dan Ade Ridwan Jaelani yang selalu menjadi pesaing terdekat

perihal berlomba-lomba dalam kebaikan. Semoga Allah menjadikan kami

anak-anak yang bisa membanggakan kedua orang tua, keluarga, agama, dan

bangsa.

10. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang

bersama-sama berproses untuk menjadi mahasiswa yang berprestasi tinggi,

unggul, profesional, kompetitif, dan pribadi islami.

11. Teman-teman PPKT SMK Nusantara 02 Kesehatan 2017. Sebuah kebanggan

menjadi dari tim yang hebat.

12. Sahabat Nada Renjana yang telah membuat hidup lebih berceria melalui

Musikalisasi Puisi.

13. Segenap senior dan junior yang selalu menjadi panutan dan kebanggaan.

Jakarta, 22 Oktober 2018

Muhamad Khoerul Umam

Page 9: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ........................................................................................................ i

ABSTRACT ...................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 3

C. Pembatasan Masalah ................................................................. 3

D. Rumusan Masalah ..................................................................... 3

E. Tujuan ........................................................................................ 4

F. Manfaat ...................................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORETIS ............................................................... 7

A. Hakikat Berbicara ...................................................................... 7

1. Pengertian Berbicara ............................................................. 7

2. Pengertian Keterampilan Berbicara ....................................... 8

3. Tujuan Berbicara ................................................................... 9

4. Prinsip Berbicara ................................................................... 10

5. Langkah-langkah Berbicara .................................................... 12

6. Faktor-faktor Penentu Keterampilan Berbicara ..................... 14

7. Penilaian Berbicara ................................................................ 15

B. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share ...... 16

Page 10: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ..................................... 16

2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ................................. 18

3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ........................................... 19

4. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Think Pair Share ........................................................................ 20

5. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Think Pair Share ........................................................................ 22

C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 24

D. Hipotesis Tindakan .................................................................... 27

E. Penelitian yang Relevan ............................................................ 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 30

A. Metode Penelitian ....................................................................... 30

B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 35

C. Populasi dan Sampel .................................................................. 36

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 36

F. Teknik Analisis Data ................................................................. 38

H. Instrumen Penilaian ................................................................... 39

I. Kriteria Keberhasilan ................................................................. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 43

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 43

a. Deskripsi Hasil Pengamatan Awal (Pratindakan) ............... 43

b. Deskripsi Tindakan pada Siklus I ........................................... 46

1. Perencanaan ................................................................... 46

2. Pelaksanaan (Tindakan) Pembelajaran .......................... 47

3. Hasil Pengamatan (Observasi) ........................................... 51

4. Pengamatan Keterampilan Berbicara ............................ 54

5. Refleksi .......................................................................... 56

c. Deskripsi Tindakan pada Siklus II ..................................... 60

Page 11: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

vii

1. Perencanaan ................................................................... 60

2. Pelaksanaan (Tindakan) Pembelajaran .......................... 61

3. Hasil Pengamatan (Observasi) ........................................... 65

4. Pengamatan Keterampilan Berbicara ............................ 69

5. Refleksi .......................................................................... 71

B. Pembahasan Hasil Pengamatan ................................................. 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 78

A. Kesimpulan ................................................................................ 78

B. Saran .......................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 83

TENTANG PENULIS ..................................................................................... 129

Page 12: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Estimasi Waktu Selama Penelitian ................................................... 36

Tabel 2 Instrumen Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa ............................... 39

Tabel 3 Instrumen Lembar Pengamatan Kegiatan Siswa ............................... 40

Tabel 4 Kisi-Kisi Penilaian Keterampilan Berbicara ..................................... 41

Tabel 5 Kriteria PenilaianMenurutHamalik Oemar ....................................... 41

Tabel 6 Hasil Nilai Pratindakan Keterampilan Berbicara .............................. 45

Tabel 7 Hasil Nilai Siklus 1 Keterampilan Berbicara .................................... 55

Tabel 8 Peningkatan Nilai dari Pratindakan ke Siklus I ................................ 56

Tabel 9 Hasil Nilai Siklus II Keterampilan Berbicara .................................... 70

Tabel 10 Peningkatan Nilai Dari Siklus I ke Siklus II ..................................... 71

Tabel 11 Perbandingan Perolehan Nilai Keterampilan Berbicara .................... 76

Page 13: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk monodualistis, artinya selain sebagai

makhluk individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial. Mereka

selalu hidup berkelompok mulai dari kelompok kecil, misalnya keluarga,

sampai kelompok besar, seperti organisasi sosial. Mereka selalu berinteraksi

antar warga kelompok yang ditopang dan didukung oleh alat komunikasi vital

yang mereka miliki bersama, yakni bahasa, dimana ada kelompok manusia

disitu pasti ada bahasa. Kenyataan ini berlaku baik pada masyarakat tradisional

maupun pada masyarakat modern.

Manusia dituntut untuk terampil berbicara agar dapat berkomunikasi

dengan baikdan dapat terampil mengungkapkan gagasan, ide, dan perasaan

secara lisan. Manusia selalu dihadapkan dengan berbagai kegiatan yang

menuntut kemampuan berbahasa lisan (berbicara) dalam kehidupan sehari-

harinya. Misalnya, dialog dalam lingkungan keluarga atau dialog dengan teman

kuliah, percakapan anggota rukun tangga, percakapan antar pembeli dan

penjual di pasar, berwawancara, diskusi, berpidato, seminar, dan sebagainya

yang semuanya itu menuntut keterampilan berbicara.

Siswa sebagai bagian dari anggota masyarakat, dalam pendidikannya di

sekolah dituntut pula untuk terampil berbahasa, karena itu bahasa merupakan

sarana atau alat bagi siswa untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri.

Siswa dapat mengungkapkan ide, gagasan, perasaan, atau pernyataan kepada

orang lain (pendengar) dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Peneliti mengamati selama 5 bulan melaksanakan kegiatan belajar

mengajar di SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatanyang

meliputi tiga jurusan, yaitu keperawatan, farmasi, dan analis kesehatan.Peneliti

memilih siswa kelas X.1 Jurusan Analis Kesehatan untuk dijadikan sebagai

objek penelitian karena kemampuan siswa dalam aspek berbicara masih

kurang. Siswa masih malu dan ragu saat mengungkapkan gagasan dan ide.

Page 14: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

2

Mereka kurang berani mengutarakan gagasan tanpa diminta oleh guru. Siswa

juga belum terampil dalam berbicara. Mereka masih belum mampu

mengutarakan ide, gagasan, perasaan dengan baik. Hal ini sangat disayangkan

ketika siswa dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan baik namun mereka

belum mampu melakukannya. Salah satu faktor yang meyebabkan hal ini bisa

terjadi karena kurangnya pembendaharaan kata. Berbicara sudah barang tentu

berhubungan dengan perkembangan kosakata yang diperoleh oleh sang anak,

melalui kegiatan menyimak dan membaca.1

Guru bahasa Indonesia merupakan pihak yang berkompeten untuk

meningkatkan kemampuan berbicara siswa.Mereka harus bisa mengkaji dan

mengetahui kelemahan dan keunggulan dari tiap-tiap komponen keterampilan

berbicara agar dapat memenuhi sasaran yang tepat untuk meningkatkan

kemampuan berbicara siswa.

Guru dapat meningkatan keterampilan berbicara siswa di sekolah,salah

satunya dengan menggunakan model pembelajaran think pair share. Model

pembelajaranthink pair sharemerupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif sederhana yang memiliki prosedur secara eksplisit sehingga model

pembelajaran model ini dapat disosialisasikan dan digunakan sebagai alternatif

dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Peserta didik dapat

berkomunikasi secara langsung dengan individu yang lain untuk saling

memberi informasi dan bertukar pikiran serta mampu berlatih untuk

mempertahankan pendapatnya jika pendapat itu layak untuk dipertahankan.

Hal ini baik digunakan karena hubungan antara pembelajaran kooperatif think

pair share dengan keterampilan berbicara dapat memberikan kesempatan

kepada siswa untuk saling bertukar pikiran mengenai hal-hal apa saja yang

akan disampaikan kepada siswa lain sehingga pikiran dan ide tersebut dapat

dipahami. Dengan demikian, siswa dapat berkomunikasi secara aktif dalam

proses pembelajaran.

1 Henry Guntur Tarigan, Berbicara sebagai Suatu Kemampuan Berbahasa, (edisi revisi),

(Bandung:Angkasa, 2008), h. 3

Page 15: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

3

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, cukup beralasan jika peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas di SMK Nusantara 02

Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan kelas X.1 Jurusan Analis

Kesehatanuntuk meningkatkan keterampilan berbicara melalui model

pembelajaran kooperatif think pair share.

B. Identifikasi Masalah

1. Kurangnya keterampilan siswa dalam berbicara.

2. Kurangnya pembendaharaan kata yang dimiliki oleh siswa.

3. Kemampuan siswa dalam aspek berbicara masih kurang, belum mampu

mengutarakan ide, gagasan, perasaan dengan baik.

4. Siswa masih malu-malu dan ragumengutarakan gagasan dan ide.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat adanya berbagai keterbatasan kemampuan, maka penelitian

ini tidak menjawab semua yang muncul. Penelitian ini hanya dibatasi pada:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif think pair share untuk

meningkatkan keterampilanberbicara siswa kelas X.1 Jurusan Analis

Kesehatan SMKNusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan.

2. Efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif think pair share

untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas X.1 Jurusan Analis

Kesehatan SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan.

D. Perumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat

diketahui rumusan masalah yang timbul sebagai berikut:

1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif think pair share dapat

meningkatkanketerampilan berbicara siswa kelas X.1 Jurusan Analis

Kesehatan SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan?

2. Bagaimanakah efektivitaspenerapan model pembelajaran kooperatif

think pair share dalammeningkatkan keterampilan berbicara

siswa kelas X.1 Jurusan Analis KesehatanSMK Nusantara 02 Kesehatan

Ciputat-Tangerang Selatan?

Page 16: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

4

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari pembuatan penulis melakukan penelitian ini, berdasarkan

rumusan masalah yang dipaparkan, di antaranya:

1. Mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif think pair share

dapat meningkatkanketerampilan berbicara siswa kelas X.1 Jurusan Analis

KesehatanSMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan.

2. Mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif think

pair sharedalammeningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas X.1

Jurusan Analis KesehatanSMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang

Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis, hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan

dalam pengajaran bidang bahasa dan sastra, khusunya tentang

keterampilan berbicara.

2. Manfaat praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa

pihak, antara lain:

a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini memberikan gambaran bagi guru tentang penerapan

model pembelajaran kooperatif think pair shareuntuk meningkatkan

keterampilan berbicara siswa kelas X.1 Jurusan Analis KesehatanSMK

Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatanyang menarik, kreatif,

dan inovatif.

b. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi jawaban dari masalah yang

dirumuskan. Selain itu, dengan selesainya penelitian ini diharapkan dapat

menjadi motivasi bagi peneliti untuk semakin aktif menyumbangkan hasil

karya ilmiah bagi dunia keterampilan berbahasa dan pendidikan.

Page 17: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

5

c. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini bagi pembaca diharapkan dapat lebih memahami apa

yang dimaksud dengan keterampilan berbicara dan model pembelajaran

seperti apa yang cocok untuk dapat meningkatkan keterampilan berbicara.

d. Bagi Peneliti yang Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi maupun

Bahan pijakan peneliti lain untuk melakukan penelitian yang lebih

mendalam.

Page 18: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

6

Page 19: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

7

BAB II

LANDASAN TEORETIS

A. Hakikat Berbicara

1. Pengertian Berbicara

Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi yang

dalam proses itu terjadi pemindahan pesan dari satu pihak (komunikator) ke

pihak lain (komunikan). “Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-

bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau

menyampaikan pikiran, gagasan, atau perasaan”.2

Suharyanti menjelaskan bahwa “berbicara (speaking) adalah perbuatan

menghasilkan bahasa untuk komunikasi”.3M. Encarnacion dalam Umi Faizah

menjelaskan “Berbicara adalah bagian dari kehidupan normal manusia, sebuah

alat, sebagaimana adanya, bagi interaksi dan saling mempengaruhi antar

sesama manusia”.4

Speaking is defined as an interactive process constructing meaning that

involves producing, receiving, andprocessing information orally using organ of

speech.5Artinya,berbicara didefinisikan sebagai proses interaktif yang

membangun makna yang melibatkan produksi, penerimaan, danmemproses

informasi secara lisan menggunakan organ bicara.

Elvi Susanti berpendapat berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda

yang dapat didengar audible dan yang dapat dilihat visible dengan

memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi menyampaikan maksud,

gagasan-gagasan, dan ide-ide pembicara. 6Menurut Ahmadi menjelaskan

“Berbicara sebagai suatu keterampilan memproduksi arus sistem bunyi

1 Ibid, h.16

2 Suharyanti, Pengantar Dasar Keterampilan Berbicara, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2011),

h. 4 3 Umi Faizah, Pengantar Keterampilan Berbicara Berbasis Cooperative Learning Think Pair

Share Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Yuma Pressindo, 2011), h. 5 4 Abdurahman, Using the Think-Pair-Share Strategy to Improve Students’

Speaking Ability at Stain Ternate. Journal of Education and Practice. 37, 2015. 5 Elvi Susanti, Keterampilan Berbicara, (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2018), h. 3

Page 20: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

8

artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan, dan keinginan

kepada orang lain”. Alwi dalam Lilis berpendapat bahwa “Berbicara artinya

melahirkan pendapat dengan perkataan. Menurut Suhartono dalam lilis

berbicara yaitu menyampaikan informasi melalui bunyi bahasa”. 7

Speech is produced utterance-by-utterance, in response to the word-by-

word and utterance-by-utterance productions of the person we are talking to

(our interlocutor).8

Suhendar dan Pien berpendapat bahwa berbicara merupakan suatu

peristiwa penyampaian maksud (ide, pikiran, perasaan) seseorang kepada orang

lain dengan menggunakan bahasa lisan (ujaran) sehingga maksud tersebut

dipahami oleh orang lain.9

Asep Supriyana dkk berpendapat bahwa berbicara merupakan proses

penuangan gagasan dalam bentuk ujaran-ujaran.10

Menurut Brown dalam Umi Faizah berpendapat bahwa “Kegiatan

berbicara adalah alat untuk menyampaikan pendapat, perasaan, ide dan

sebagainya dengan aktivitas artikulasi dan bunyi yang memberikan konstruksi

kreatif dalam linguistik”.11

Berdasarkan sejumlah pengertian di atas, disimpulkan berbicara adalah

suatu kegiatan kemampuan berbahasa untuk menyampaikan sebuah ide,

gagasan, penadapat, pikiran, dan isi hati kepada orang lain dalam menjalin

berkomunikasi dalam lingkup kehidupan sehari-hari.

2. Pengertian Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mekanistik.

Semakin banyak berlatih, semakin dikuasai dan terampil seseorang dalam

berbicara. Tidak ada orang yang langsung terampil berbicara tanpa melalui

proses latihan.

6 Lilis Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa pada Anak, (Jakarta: Prenadamedia

Group, 2016), h. 90 7 Scoot Thornbury, How to Teach Speaking, (England: Pearson Longman, 2005), h. 2

8 Suhendar dan Pien Supinah, Pengajaran dan Ujian Keterampilan Menyimak dan Keterampilan

Berbicara, (Bandung:Pionir Jaya, 2004), h. 16 9 Asep Supriyana, dkk, Materi Pokok Berbicara, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2007), h. 1.2

10 Umi Faizah, Op.cit, h. 6

Page 21: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

9

Iskandarwassid &Sunendar menjelaskan keterampilan berbicara

merupakan keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk

menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang

lain.12

Dalam hal ini, kelengkapan alat ucap seseorang merupakan persyaratan

alamiah yang memungkinkan untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi

artikulasi, tekanan, nada, kesenyapan, dan lagu bicara.

Hurlock dalam Lilis menyatakan bahwa keterampilan berbicara pada ,

anak harus didukung dengan perbendaharaan kata atau kosakata yang sesuai

dengan tingkat perkembangan bahasa. 13

Mukhsin berpendapat bahwa keterampilan berbicara pada hakikatnya

merupakan keterampilan mereproduksikan arus sistem bunyi artikulasi untuk

menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan, dan keinginan kepada orang

lain.14

Berdasarkan sejumlah pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan berbicara merupakan keterampilan seseorang untuk dapat

menyampaikan ide, gagasan, perasaan, kepada orang lain secara lisan.

3. Tujuan Berbicara

Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Pembicara

dapat menyampaikan pikiran secara efektif, seyogianya memahami makna

segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Dia harus mampu mengevaluasi

efek komunikasinya terhadap (para) pendengarnya dan harus mengetahui

prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik secara umum

maupun perorangan.

Apakah sebagai alat sosial (sosial tool) ataupun sebagai alat perusahaan

maupun profesional (busines or profesional tool), maka pada dasarnya

berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu:

1) Memberitahukan dan melaporkan (to inform);

11

Iskandarwassid dan Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), h. 241 12

Lilis Madyawati, Op.cit, h. 90 13

Mukhsin Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra,

(Malang:Yayasan Asih Asah Asuh Malang, 1990), h. 18

Page 22: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

10

2) Menjamu dan menghibur (to entertain);

3) Membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade).15

Suharyanti juga berpendapat bahwa pada dasarnya berbicara mempunyai

tiga maksud umum, yaitu : (1) memberitahukan, melaporkan, (2) menghibur,

menjamu, (3) membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan.16

Maidar dalam Umi Faizah berpendapat bahwa tujuan utama dari

berbicara adalah untuk berkomunikasi.17

Berdasarkan sejumlah tujuan yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan

bahwa tujuan berbicara yaitu menginformasikan, membujuk, menghibur dan

meyakinkan orang lain.

4. Prinsip Berbicara

Brooks dalam Suharyanti mengetengahkan 8 butir prinsip sebagai

berikut:18

1) Membutuhkan paling sedikit dua orang

Tentu saja pembicaraan dapat dilakukan oleh satu orang dan hal ini

sering terjadi, misalnya oleh orang yang sedang mempelajari bunyi-bunyi

bahasa beserta maknanya, atau oleh seseorang yang meninjau kembali

pernyataan bank-nya atau oleh orang yang memukul ibu jarinya dengan palu.

2) Mempergunakan suatu sandi linguistik yang dipahami bersama

Bahkan andaikatapun dipergunakan dua bahasa, namun saling

pengertian, pemahaman bersama itu tidak kurang pentingnya.

3) Menerima atau mengakui suatu daerah referensi umum

Daerah referensi umum mungkin tidak selalu mudah dikenal/ditentukan,

namun pembicaraan menerima kecenderungan untuk menemukan satu di

antaranya.

4) Merupakan suatu pertukaran antara partisipan

Kedua pihak partisipan yang memberi dan menerima dalam pembicaraan

saling bertukar sebagai pembicara dan penyimak.

14

Henry Guntur Tarigan, op.cit, h.16 15

Suharyanti, op.cit, h. 7 16

Umi Faizah, op.cit, h. 8 17

Suharyanti, op.cit, h. 7

Page 23: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

11

5) Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan kepada

lingkungannya dengan segera.

Perilaku lisan sang pembicara selalu berhubungan dengan responsi yang

nyata atau yang diharapkan, dari sang penyimak, dan sebaliknya. Jadi

hubungan itu bersifat timbal-balik atau dua arah.

6) Berhubungan antar berkaitan dengan masa kini

Hanya dengan bantuan berkas grafik-material, bahasa dapat input dari

kekinian dan kesegaran, bahwa pita atau berkas itu telah mungkin berbuat

demikian, tentu saja merupakan salah satu kenyataan keunggulan budaya

manusia.

7) Hanya melibatkan aparat atau perlengkapan yang berhubungan dengan

suara/bunyi bahasa dan pendengaran

Walaupun kegiatan-kegiatan dalam pita-audio-lingual dapat melepaskan

gerak-visual dan grafik-material, namun sebaliknya tidak akan terjadi;

terkecuali bagi pantonim atau gambar, takkan ada pada gerakan dan grafik itu

yang tidak berdasar dari dan bergantung pada audio-ligual dpat berbicara terus-

menerus dengan orang-orang yang tidak kita lihat, di rumah, di tempat bekerja,

dan dengan telefon; percakapan-percakapan seperti ini merupakan pembicaraan

yang khas dalam bentuknya yang paling asli.

8) Secara tidak pandang bulu menghadapi serta memperlakukan apa yang

nyata dan apa yang diterima sebagai dalil

Keseluruhan lingkungan yang dapat dilambangkan oleh pembicaraan

mencakup bukan hanya dunia nyata yang mengelilingi para pembicara tetapi

juga secara tidak terbatas dunia gagasan yang lebih luas yang harus mereka

masuki karena mereka dan manusia berbicara sebagi titik pertemuan

keduawilayah ini tetap memerlukan penelaahan serta uraian yang lebih lanjut

dan mendalam.

Woolebert dalam Suharyanti berpendapat bahwa pada dasarnya prinsip

berbicara terdiri dari empat hal, yaitu:19

18

Ibid, h. 9

Page 24: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

12

1. Pembicaranya mempunyai kemauan, suatu maksud. Suatu makna yang

diinginkan/dimilikinya oleh orang lai, yaitu suatu pikiran.

2. Pembicara adalah pemakai bahasa, membentuk pikiran dan perasaan

menjadi kata-kata

3. Pembicara adalah sesuatu yang ingin disimak, ingin didengarkan,

menyampaikan maksud dan kata-katanya kepada orang lain melalui suara.

4. Pembicara adalah sesuatu yang harus dilihat, memperlihatkan rupa, sesuatu

yang harus diperhatikan dan dibaca melalui mata.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip bebricara adalah

berbahasa seperlunya dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar. Selain itu kita juga harus memperhatikan tata cara dan adat sopan santun

yang berlaku di lingkungan masyarakat agar pembicaraannya dapat berjalan

dan berlangsung dengan lancar.

5. Langkah-langkah Berbicara

Berbicara merupakan sebuah rangkaian proses. Dalam berbicara terdapat

langkah-langkah yang harus dikuasai dengan baik oleh seorang pembicara.

a) Memilih pokok pembicaraan yang menarik hati kita

Kalau pokok pembicaraan yang hendak disampaikan memang menarik

hati kita sebagai pembicara, hampir-hampir dapat dipastikan akan menarik

perhatian para pendengar juga. Kebanyakan orang akan lebih cenderung,

mendengarkan suatu pembicaraan yang baik mengenai suatu pokok atau judul

yang disenangi oleh sang pembicara daripada suatu pembicaraan yang

membosankan mengenai suatu hal yang sedikit diketahui oleh sang pembicara.

b) Membatasi pokok pembicaraan

Tidaklah mungkin menceritakan segala sesuatu secara terperinci dari

setiap pokok pembicaraan dalam waktu singkat. Dengan jalan membatasi

pokok pembicaraan maka mungkinlah kita mencakup suatu bidang tertentu

secara baik dan menarik. Kalau kita coba mempelajari terlalu banyak hal, mau

tidak mau pembicaraan kita memjadi terlalu umum dan akan meninggalkan

kesan yang samar-samar pada para pendengar.

Page 25: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

13

c) Mengumpulkan bahan-bahan

Kita telah biasa dengan pokok masalah yang hendak disampaikan maka

yang menjadi masalah adalah mencari bahan yang lebih banyak yang

diperlukan. Kita membutuhkan bahan tambahan, kita dapat mengumpulkannya

dari berbagai sumber, misalnya dari buku-buku, ensiklopedia, majalah,

makalah, dan lain-lain. Dan, kalau kebetulan ada orang-orang ahli dalam

bidang itu yang dapat kita hubungi, kita dapat mengadakan wawancara dengan

mereka.

d) Menyusun bahan

Pembicaraan yang hendak disampaikan hendaknya (dan biasanya) terdiri

atas tiga bagian, yaitu (a) pendahuluan, (b) isi, dan (c) simpulan.

Tarigan berpendapat langkah-langkah berbicara meliputi:20

(a) Pendahuluan. Rencanakahlah menarik perhatian para pendengar dalam

kalimat pembuka. Kita dapat memulai dengan suatu pertanyaan yang

merangsang atau suatu pernyataan yang menimbulkan rasa ingin tahu dari

para pendengar.

(b) Isi. Dalam merencanakan isi pembicaraan, kita harus membuat suatu bagan

butir-butir penting yang akan ditelususri. Rencanakanlah mempergunakan

kata-kata peralihan yang akan memudahkan para pendengar mengikuti

gagasan-gagasan kita.

Misalnya: pertama-tama, ...kedua...ketiga...akhirnya....

Kalimat-kalimat dalam isi pembicaraan kita hendaklah bersemangat,

bergairah, antusias, logis, dan spesifik.

(c) Simpulan. Simpulan sebaiknya tidak lebih dari satu atau dua kalimat.

Simpulan hendaknya merangkum butir-butir penting dari pembicaraan kita.

Beberapa kata terakhir hendaklah dipilih yang tepat dan baik yang

diucapkan dengan penuh semangat dan penekanan.

Menurut Supriyana tahap-tahap atau langkah-langkah dalam berbicara

(1)persiapan yang meliputi penentuan topik, penentuan tujuan pengumpulan

19

Henry Guntur Tarigan, op.cit, h.32

Page 26: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

14

referensi, penyusunan kerangka, dan berlatih. (2) pelaksanaan kegiatan

meliputi pembuka, pembahasan pokok, penutup. (3) Evaluasi.21

Berdasarkan sejumlah pendapat di atas, disimpulkan langkah-langkah

berbicara dalam penelitian ini yaitu: (1) memilih topik pembicaraan, (2)

menentukan tujuan, (3) membatasi pokok pembicaraan, (4) mengumpulkan

bahan, dan (5) menyusun kerangka, yang terdiri atas: (a) pendahuluan, (b) isi,

serta (c) simpulan.

6. Faktor-faktor Penentu Kemampuan Berbicara

Kegiatan berbicara dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menunjang

kemampuan berbicara itu sendiri. Maidar dalam Umi Faizah berpendapat

bahwa untuk menjadi pembicara yang baik, seseorang pembicara selain harus

memberikan kesan bahwa ia menguasai masalah yang dibicarakan, si

pembicara juga harus memperlihatkan keberanian dan kegairahan.22

Faktor-faktor ini terdiri dari dua macam, yaitu faktor kebahasaan dan

faktor nonkebahasaan. Berikut merupakan masing-masing aspek tersebut.

a. Faktor-faktor kebahasaan

1. Ketepatan Ucapan

Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-

bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang

tepat, dapat mengalihkan perhatian pendengar. Pola ucapan dan

artikulas yang kita gunakan tidak selalu sama.

2. Pilihan kata (Diksi)

Pilihan kata hendaknya tepat, jelas dan bervariasi. Jelas maksudnya

mudah dimengerti oleh pendengar dan menjadi sasaran. Pendengar

akan lebih terangsang dan akan lebih paham, kalau kata-kata yang

digunakan kata-kata yang sudah dikenal oleh pendengar.

20

Asep Supriyana, dkk, Op.cit, h. 1.28 21

Umi Faizah, op.cit, h. 11

Page 27: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

15

3. Ketepatan sasaran pembicara

Pembicara yang menggunakan kalimat efektif akan memudahkan

pendengar menangkap pembicaraannya. Susunan penuturan kalimat

ini sangat besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian. 23

b. Faktor-faktor nonkebahasaan

1. Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku

2. Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara

3. Kesediaan menghargai pendapat orang lain

4. Gerak-gerik dan mimik yang tepat

5. Kenyaringan suara

6. Kelancaran

7. Relevansi/penalaran

8. Penguasaan topik

7. Penilaian Berbicara

Maidar dalam Umi Faizah berpendapat bahwa pada dasarnya faktor-

faktor yang dinilai berdasarkan kedua faktor penunjang keaftifan berbicara

adalah:24

a. Faktor kebahasaan, yang mencangkup:

1. pengucapan konsonan;

2. penenpatan tekanan;

3. penempatan persendian;

4. pengunaan nada/irama;

5. pilihan kata;

6. pilihan ungkapan;

7. variasi kata;

8. tata bentukan;

9. struktur kalimat, dan

10. ragam kalimat.

22

Ibid, h. 11 23

Ibid, h. 9

Page 28: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

16

b. Faktor nonkebahasaan mencangkup:

1. keberanian dan semangat;

2. kelancaran;

3. kenyaringan suara;

4. pandangan mata;

5. gerak-gerik dan mimik;

6. keterbukaan;

7. penalaran;

8. penguasaan topik.

Suhendar dan Pien berpendapat bahwa untuk menilai keterampilan

berbicara seseorang sekurang-kurangnya enam hal yang harus diperhatikan,

yaitu (a) lafal dan ucapan, (b) tata bahasa, (c) kosakata atau pilihan kata yang

tepat sesuai dengan makna informasi yang akan disampaikan, (d) kefasihan

atau kemudahan dan kecepatan bicara, (e) isi pembicaraan, topik pemicaraan,

gagasan yang disampaikan, ide-ide yang dikemukakan, dan alur pembicaraan,

(f) pemahaman yakni menyangkut tingkat keberhasilan komunikasi,

kekomunikatifan.25

B. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share

1. Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Kooperatif berarti bekerja sama untuk melakukan suatu tujuan.

Siswa mencari hasil yang menguntungkan dirinya sendiri serta seluruh

anggota kelompok.

Slavin berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif merujuk pada

berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya

dalam mempelajari materi pelajaran.26

24

Suhendar dan Pieh, Op.cit, h. 22 25

Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media,

2005), h. 4

Page 29: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

17

Nurhadi dan Senduk dalam Made Wena berpendapat pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi

yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan

buku ajar, tetapi juga sesama siswa.27

Menurut Nurulhayati dalam Rusman pembelajaran kooperatif

adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam

satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam sistem belajar yang

kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam

model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar

untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk

belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka

dapat melakukannya seorang diri. 28

Lie dalam Made Wena menjelaskan pembelajaran kooperatif

adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa

untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator.29

Berdasarkan pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran yang

menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau

membantu saling bekerja sama yang teratur pada kelompok yang terdiri

atas dua orang atau lebih dan bertujuan untuk menciptakan suasana kelas

yang menyenangkan dalam proses pembelajaran.

26

Wade Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer suatu Tujuan Konseptual

Operasional, (Jakarta, PT Bumi Aksara, 2014), h. 189 27

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2010), h. 203 28

Made Wena, op.cit, h. 189

Page 30: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

18

b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan

sebagai berikut.30

1. Pembelajaran Secara Tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim.

Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim

harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus

saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif

Dalam hal ini, fungsi manajemen dibagi menjadi 3 yaitu, pertama,

fungsi manajemen sebagai perencanaan bahwa pembelajaran kooperatif

dilaksankan sesuai perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang

sudah ditentukan. Kedua, fungsi menajemen sebagai organisasi bahwa

pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar

proses pembelajaran berjalan dengan efektif. Ketiga, fungsi menajemen

sebagai kontrol bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan

kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun non tes.

3. Kemauan untuk Bekerja Sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan

secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama

perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif.

4. Keterampilan Bekerja Sama

Kemampuan bekerja sama itu dipraktikan melalui aktivitas dalam

kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa

perlu didorong utnuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi

dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan.

Ibrahim dkk dalam Abdul Majid berpendapat bahwa ciri-ciri atau

karakteristik pembelajaran kooperatif sebagai berikut:31

29

Rusman, op.cit, h. 207 30

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 176

Page 31: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

19

(1) siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar;

(2) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi,

sedang, dan rendah (heterogen);

(3) apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya,

suku, dan jenis kelamin yang berbeda;

(4) penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu

c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Johnson dan Johnson dalam Trianto menyatakan bahwa tujuan

pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk

peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu

maupun secara kelompok. 32

Arends dalam Jamil menjelaskan bahwa

the cooperatif learning model was developed to achieve at

least three important instructional goals: academic achievement,

acceptance of diversity, and social skill development, yang

maksudnya adalah bahwa model pembelajaran kooperatif

dikembangkan untuk mencapai sekurang-kurangnya tiga tujuan

pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan

terhadap perbedaan individu, dan pengembangan keterampilan

sosial.33

Tujuan pembelajaran kooperatif sekurang-kurangnya ada 3, yaitu:34

1. Hasil belajar akademik

Pembelajaran kooperatif memberikan keuntungan baik pada siswa

kelompok atas maupun kelompok bawah yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik.

2. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Pembelajaran kooperatif menyajikan peluang bagi siswa dari

berbagai latar belakang dan kondisi, untuk bekerja dan saling

bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama

31

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2012), h. 57 32

Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori dan Praktik, (Yogyakarta, Ar-Ruzz

Media, 2016), h. 197 33

Jamil Suprihatiningrum, Loc.cit, h. 197

Page 32: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

20

3. Pengembangan keterampilan sosial

Pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa keterampilan

kerja sama dan kolaborasi.

Senada dengan Arends, Rusman juga berpendapat bahwa model

pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya

tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik,

penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan

sosial.35

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

pembelajaran yang dapat menumbuhkan pembelajaran yang efektif,

memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat dan meningkatkan

pengetahuan.

d. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair

Share

Pembelajaraan kooperatif banyak sekali tipe-tipe yang digunakan

untuk memudahkan dan mengefektifkan proses pembelajaran yang

sedang berlangsung. Think pair share(TPS) merupakan strategi

pembelajaran yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank

Lyman di University of Maryland pada 1981 dan diadopsi oleh banyak

penulis di bidang pembelajaran kooperatif pada tahun-tahun

selanjutnya.36

The think-pair-share strategy is a strategy designed to provide

students to think a given topic by enabling them to formulate individual

ideas and share these ideas with another student.37

Artinya, Strategi

think-pair-share adalah strategi yang dirancang untuk memberikan siswa

memikirkan topik yang diberikan kemudian memungkinkan mereka

untuk merumuskan ide-ide secara individu dan berbagi ide-ide ini dengan

siswa lain.

34

Rusman, op.cit, h. 209 35

Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran isu-isu Metodis dan

Paradigmatis,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 206 36

Abdurrahman, op.cit, h. 39

Page 33: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

21

Majid berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif think

pair share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk

memberi waktu lebih banyak kepada siswa untuk berpikir, menjawab,

dan saling membantu satu sama lain.38

Shoimin menjelaskan bahwa “model pembelajaran kooperatif think

pair share adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang memberi

siswa waktu untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama

lain”.39

Senada dengan Shoimin, Trianto juga mengemukakan bahwa think

pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola

interaksi siswa.40

Robert E. Slavin mengemukakan bahwa

“Model pembelajaran kooperatif think pair share merupakan

metode sederhana tetapi sangat bermanfaat dikembangkan oleh

Frank Lyman. Ketika guru menyampaikan pelajaran kepada kelas,

guru memberi pertanyaan kepada kelas. Siswa diminta untuk

memikirkan sebuah jawaban dari mereka sendiri, lalu

berpasangandengan pasangannya untuk mencapai sebuah

kesepakatan terhadap jawaban. Akhirnya, guru meminta para siswa

untuk berbagi jawaban yang telah mereka sepakati dengan seluruh

kelas”. 41

Berdasarkan pemaparan di atas yang dimaksud dengan model

pembelajaran kooperatif think pair shareadalah suatu model yang dapat

memberi siswa lebih banyak kesempatan untuk berpikir dan berpendapat

secara individu dan kemudian saling membantu dalam kelompoknya dan

membagi pengetahuan kepada siswa lain.

37

Abdul Majid, op.cit, h. 191 38

Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta:Ar-Ruzz

Media, 2014), h. 208 39

Trianto,op.cit, h. 81 40

Robert E. Slavin, op.cit, h. 257

Page 34: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

22

e. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Think

Pair Share

Model pembelajaran kooperatif think pair share mempunyai langkah-

langkah model pembelajaranthink pair share. Huda menjelaskan langkah-

langkahnya sebagai berikut:42

1) Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri

dari empat anggota/siswa.

2) Guru memberikan tugas pada setiapkelompok.

3) Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut

sendiri-sendiri terlebih dahulu.

4) Kelompok membentuk anggota-anggotanya secara berpasangan. Setiap

pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya.

5) Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya masing-

masing untuk menshare hasil diskusinya.

Riyanto berpendapat langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif

think pair share sebagai berikut : 43

1) Guru menyampaikan topik inti materi dan kompetensi yang ingin

dicapai.

2) Siswa diminta untuk berpikir tentang topik materi/permasalahan yang

disampaikan guru secara individual.

3) Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2

orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing tentang

topiknya tadi.

4) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok pasangan

mengemukakan hasil diskusinya untuk berbagi jawaban (share) dengan

seluruh siswa di kelas.

41

Miftahul Huda, Cooperatif Learning Metode Teknik Struktur dan Model Penerapan,

(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2011), h. 132 42

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Pendidik dalam

Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenadamedia

Group, 2009), h. 275

Page 35: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

23

5) Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok

permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para

siswa.

6) Guru memberi kesimpulan.

7) Penutup.

Menurut Shoimin langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif

think pair share meliputi:44

1. Tahap satu, think (berpikir)

Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan yang terkait dengan materi

pelajaran. Proses TPS dimulai saat ini, yaitu guru mengemukakan

pertanyaan yang menggalakkan berpikir ke seluruh kelas. Pertanyaan

ini hendaknya berupa pertanyaan terbuka yang memungkinkan dijaab

dengan berbagai macam jawaban.

2. Tahap dua, pair (berpasangan)

Pada tahap ini siswa berpikir secara individu. Guru meminta kepada

siswa untuk berpasangan dan mulai memikirkan pertanyaan atau

masalah yang diberikan guru dalam waktu tertentu. Lamanya waktu

ditetapkan berdasarkan pemahaman guru terhadap siswanya, sifat

pertanyaannya, dan jadwal pembelajaran. Siswa disarankan untuk

menulis jawaban atau pemecahannya masalah hasil pemikirannya.

3. Tahap tiga, share (berbagi)

Pada tahap ini siswa secara individu mewakili kelompok atau berdua

maju bersama untuk malaporkan hasil diskusinya ke seluruh kelas. Pada

tahap terakhir ini siswa seluruh kelas akan memperoleh keuntungan

dalam bentuk mendengarkan berbagai ungkapan mengenai konsep yang

sama dinyatakan dalam cara yang berbeda oleh individu yang berbeda.

Senada dengan Shoimin, Jamil menjelaskan langkah-langkah

dalam pembelajaran kooperatif think pair share sebagai berikut:45

43

Aris Shoimin, Op.cit, h. 211 44

Jamil Suprihatiningrum, Op.cit, h. 209

Page 36: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

24

1. Tahap 1: Thinking (berpikir). Guru mengajukan pertanyaan atau

menyajikan sebuah permasalahan yang berhubungan dengan materi

pelajaran dan meminta siswa untuk memikirkan pertanyaannya atau

permasalahan tersebut untuk beberapa saat.

2. Tahap 2: Pairing. Selanjutnya, guru meminta siswa secara

berpasangan untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada

tahap pertama. Dengan interaksi ini, siswa diharapkan dapat berbagi

jawaban atau ide mengenai sebuah permasalahan.

3. Tahap 3: Sharing. Pada tahap akhir ini guru meminta siswa secara

bergiliran untuk berbagi kepada seluruh kelas tentang apa yang telah

mereka bicarakan. Hal ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran

pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat

pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.

Dari terori-teori diatas dapat disintensiskan bahwa model

pembelajaran think pair sharemerupakan teknik sederhana yang

mempunyai keuntungan dapat mengoptimalkan partisipasi siswa dalam

mengeluarkan pendapat, dan meningkatkan pengetahuan. Siswa

meningkatkan daya pikir (thinking) terlebih dahulu, sebelum masuk ke

dalam kelompok berpasangan (paring), kemudian dibagi ke dalam

kelompok (sharing). Pada tipe TPS setiap siswa saling berbagi ide,

pemikiran atau informasi yang mereka ketahui tentang permasalahan

yang diberikan oleh guru, dan bersama-sama mencari solusinya. Hal ini

dapat membuat siswa meninjau dan memecahkan permasalahan yang

dari sudut yang berbeda, namun menuju ke arah jawaban yang sama.

C. Kerangka Berpikir

Keterampilan berbicara penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan

sehari-hari. Keterampilan berbicara memiliki peranan untuk mengungkapkan

gagasan, ide, pikiran, dan pendapat kepada orang lain. Melatih keterampilan

berbicara pada anak mulai diajarkan di SD dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Namun pada kenyataannya keterampilan berbicara pada siswa kelas

Page 37: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

25

X.1 Jurusan Analis KesehatanSMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-

Tangerang Selatanbelum optimal. Gejala-gejala yang tampak misalnya, siswa

mengalami kesulitan dalam menyampaikan gagasan, pikiran, kehendak kepada

guru dan teman-temannya, serta siswa juga ragu-ragu dalam berbicara, sulit

memilih kata, dan tidak tenang dalam berbicara.

Model pembelajaran kooperatif think pair sharemerupakan sebuah model

yang memungkinkan siswa untuk berfikir tentang apa yag sedang dibahas.

Kemudian siswa akan dipasangkan dengan temannya untuk berdiskusi dan

berperan aktif dalam proses pembelajaran. Terakhir siswa akan membagi dan

menyampaikan hasil diskusi dengan temannya di depan kelas sebagai sarana

untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa tersebut. Siswa diharapkan

dapat mengerti, memahami, dan ikut merasakan langsung model yang

diterapkan oleh guru. Siswa dapat melatih bagaimana menyelesaikan masalah

tersebut melalui pengalaman, pengetahuan dan keberaniannya dalam berbicara.

Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model

pembelajarankooperatif think pair sharepenting untuk melatih kekompakan

serta keterampilan berbicara siswa. Melalui model ini, siswa kelas X.1 Jurusan

Analis KesehatanSMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang

Selatanakan terbantu dalam meningkatkan keterampilan berbicara baik di

depan teman maupun di depan khalayak umumnya.

Page 38: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

26

Gambaran pola pemecahannya melalui tahapan sebagai berikut.

1. Siswa kesulitan dalam menyampaikan gagasan, pikiran, kehendak kepada

guru dan teman-temannya.

2. Siswa ragu-ragu dalam berbicara, sulit memilih kata, dan tidak tenang dalam

berbicara.

(Diskusi pemecahan masalah) (Penerapan Model think pair share

untuk meningkatkan keterampilan

berbicara)

Evaluasi Efek

Keadaan Awal Tindakan Hal yang diharapkan

1. Siswa

kesulitandalamme

nyampaikangagas

an, pikiran,

kehendak kepada

guru dan teman-

temannya.

2. Siswa masih

malu dan ragu-

ragu dalam

berbicara, sulit

memilih kata, dan

tidak tenang

dalam berbicara.

3. Pembendaharaan

kata yang

dimiliki siswa

masih kurang

1. Pembelajaran

materi tentang

memperkenalkan

diri sendiri dan

orang lain di

dalam forum

resmi dengan

menggunakan

model

pembelajaran

kooperatif think

pair share.

1. Pembelajaran

lebih bervariasi.

2. Siswa lebih aktif

dan bersemangat

dalam

pembelajaran

menggunakan

model

pembelajaran

kooperatif think

pair share.

3. Keterampilan

berbicara siswa

meningkat

dengan

menggunakan

model

pembelajaran

kooperatif think

pair share.

Evaluasi Awal Evaluasi Akhir

Page 39: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

27

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau

hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuat

tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.

46Hipotesis tindakan hanya menduga atau meramalkan secara sederhana ada

atau tidak adanya perubahan variabel sebagai akibat dari suatu tindakan. 47

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang diuraikan di atas,

hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran

kooperatif think pair sharedapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa

kelasX.1 Jurusan Analis KesehatanSMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-

Tangerang Selatan.

E. Penelitian yang Relevan

Penulis akan paparkan beberapa penelitian yang ada relevansinya dengan

penelitian yang penulis teliti sebagai acuan dan pijakan dalam penulisan ini:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Linda Sari pada tahun 2017

dengan judul “ Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Siswa Kelas V di MIN Lhoknga Aceh Besar”. Sesuai dengan hasil

penelitian, Linda Sari melakukan wawancara dengan siswa dan guru kelas V DI

MIN Lhoknga Aceh Besar tentang berbicara. Dari wawancara yang dilakukan

dengan siswa ternyata sebagian besar siswa menyukai pelajaran bahasa Indonesia

khususnya dalam berbicara. Mereka menyatakan bahwa berbicara itu

menyenangkan. Walaupun menyenangkan, tetapi mereka mendapatkan kesulitan

ketika dalam struktur kalimat, pilihan kata, kelancaran dan intonasi.

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Linda Sari menunjukan peningkatan

dalam keterampilan berbicara menggunakan model pembelajaran koopertif

think pair share. Hal ini dapat dilihat dari persentase pada siklus I yaitu

(52,77%) hanya 19 orang siswa yang mencapai ketuntasan meningkat menjadi

46

Kunandar, Ibid, h. 90 47

Muhammad Yaumi dan Muljono Damopilii, Action Research Teori model dan Aplikasi,

(Jakarta:Kencana Prenadamedia Group, 2014), h. 86

Page 40: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

28

(63,88%) pada siklus II dan siswa yang mencapai ketuntasan 23 orang. Dan

pada siklus III persentasenya yaitu (88,88%) dan siswa yang mencapai

ketuntasan sebanyak 32 orang. 48

Perbedaan yang dipaparkan oleh Linda Sari dengan peneliti yaitu subjek

penelitian siswa tingkat sekolah dasar, sedangkan peneliti menggunakan subjek

penelitian siswa tingkat sekolah menengah kejuruan. Selain itu, siklus yang

digunakan oleh Linda Sari sebanyak 3 (tiga) siklus, sedangkan peneliti hanya

mengguakan 2 (dua) siklus. Persamaannya yaitu sama-sama ingin mengetahui

keterampilan berbicara siswa.

Penelitian relevan yang lainnya terkait penelitian ini yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Ardiansah, mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjung Pinang pada tahun 2014 dengan judul “Meningkatkan Keterampilan

Berbicara melalui Metode Bertukar Gagasan Siswa Kelas VIII Sekolah

Menengah Pertama Negeri 5 Tanjung Pinang Tahun Pelajaran 2013/2014.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardiansah membuktikan

keterampilan berbicara siswa sebelum menggunakan metode bertukar gagasan

berada dalam skor 2985 dengan rata-rata 63,489, sedangkan keterampilan

berbicara siswa sesudah menggunakan metode bertukar gagasan berada dalam

skor 3563 dengan rata-rata 75,893. Hal ini menunjukkan metode bertukar

gagasan lebih efektif digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara

siswa kelas VIII Sekolah menengah Pertama Negeri 5 Tanjungpinang Tahun

Pelajaran 2013/2014 dengan nilai rata-rata siswa sebelum dengan sesudah

menggunakan metode adalah (63,489) sedang (57-71) dan (75,893) baik (72-

89). 49

Perbedaan yang dipaparkan oleh Ardianyah, mahasiswa Universitas

Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang pada tahun 2014 dengan peneliti yaitu

metode yang dilakukan dalam penelitiannya menggunakan metode bertukar

gagasan, sedangkan peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif

48

Linda Sari, https://repository.ar-raniry.ac.id/2758/1/Linda%20Sari.pdf(diakses pada jam 12.32,

tanggal 19 November 2018) 49

Ardiansah, jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity.../E-JOURNAL

ARDIANSAH.pdf (diakses pada jam 22.32, tanggal 29 Desember 2017)

Page 41: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

29

think pair share dalam penelitiannya. Persamaannya yaitu sama-sama ingin

mengetahui kemampuan berbicara siswa.

Penelitian relevan selanjutnya dilakukan oleh Melvin Rahma Sayuga,

mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri

Yogyakarta pada tahun 2014 dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran

Kooperatif Teknik Think Pair Share (TPS) Berbantuan Media Kartu

Berpasangan untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI

IPS 3 MAN Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014”.50

Berdasarkan hasil analisisnya, penelitian yang dilakukan oleh Melvin

Rahma Sayuga menunjukan bahwa model pembelajaran Think Pair Share

dapat meningkatkan Motivasi Belajar Akuntansi siswa kelas XI IPS 3 di MAN

Yogyakarta II tahun ajaran 2013/2014 yang dibuktikan dengan adanya

peningkatan persentase skor Motivasi Belajar Akuntansi yang diambil melalui

observasi dengan lembar observasi diperoleh skor sebelum siklus I sebesar

68,63% meningkat menjadi sebesar 74,63%. Pada siklus I Pembelajaran

Kooperatif Teknik Think Pair Share (TPS) berbantuan Kartu Berpasangan

terjadi peningkatan sebesar 6,00% (Absolut) dan 8,75% (Relatif). Pada siklus I

ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 6,75% (Absolut) dan 9,06% (Relatif)

atau meningkat dari 74,63% pada siklus I menjadi sebesar 81,38% pada siklus

II. Selanjutnya berdasarkan angket yang didistribusikan kepada siswa dapat

disimpulkan pula bahwa terjadi peningkatan skor Motivasi Belajar Akuntansi

siswa sebesar 4,53%

Perbedaan yang dipaparkan oleh Melvin Rahma Sayuga dengan peneliti

yaitu ingin mengetahui moyivasi belajar siswa khususnya pelajaran akuntansi

sedangkan peneliti ingin meningkatkan kemampuan keterampilan berbicara.

Persamaannya yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran

kooperatif think pair sharedalam proses penelitiannya.

.

50

Rahma Sayuga, Melvin. http://eprints.uny.ac.id/15924/1/SKRIPSI%20FULL.pdf (diakses pada

jam 9.18, tanggal 17 September 2018)

Page 42: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan yaitu Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Menurut Kemmis (1988) dalam buku karangan Winna Sanjaya

penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif

yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan

penalaran praktik sosial mereka. 51

Menurut Paizaluddin dan Ermalinda bahwa penelitian tindakan kelas

adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar

yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas,

yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di

kelas tersebut.52

Allwright and Bailey mention that it is a research centers on the

classroom, and simply tries to investigate what actually happens inside the

classroom. It treats classroom interaction as virtually the only object worthy of

investigation. 53

Artinya, penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang berpusat di

ruang kelas dan hanya mencoba untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi

di dalam kelas tersebut. Hal ini menjadikan interaksi di kelas sebagai satu-

satunya objek yang layak diinvestigasi.

Action research is portrayed as a cyclical or spiral process invoving

steps of planning, acting, observing and reflecting.Artinya, Penelitian tindakan

digambarkan sebagai proses siklus atau spiral yang menginvasi langkah-

langkah perencanaan, bertindak, mengamati, dan merefleksikan.54

1 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011),

h. 24 2 Paizaluddin dan Ermalinda, Penelitian Tindakan Kelas Panduan Teoritis dan Praktis,

(Bandung:Alfabeta, 2013), h. 7 3 Siti Khasinah, Classroom Action Research, 2013, h. 108

4 David Kember, Action Learning and Action Research, (New York: Routledge, 2000 ), h. 25

Page 43: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

31

TPS (Think-Pair-Share) which is a cooperative learning strategy where

students think about their responses for a problem given by instructor then

discuss their individual solutions in pairs and share those solutions with the

class.55

Artinya, TPS (Think-Pair-Share) yang merupakan strategi pembelajaran

kooperatif di mana siswa berpikir tentang tanggapan mereka untuk suatu

masalah yang diberikan oleh instruktur/guru kemudian mendiskusikan solusi

secara berpasangan dan membagikan solusi tersebut di kelas.

Suharsimi dkk berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas merupakan

suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.56

Berdasarkan beberapa pendapat yang dipaparkan di atas dapat

disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan sebuah penelitian

yang berisi tindakan-tindakan yang dilakukan guru dalam rangka

meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Ada beberapa model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh

para pakar. Model penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan.

Model-model tersebut dapat dipilih sebagai acuan untuk melakukan tindakan.

Menurut Saur Tampubolon ada beberapa model yang bisa digunakan

untuk melakukan penelitian tindakan kelas di antaranya desain siklus PTK

model Kurt Lewin, desain siklus PTK model Kemmis dan Mc Taggart, desain

siklus PTK model adopsi depdiknas, desain siklus PTK model refleksi awal. 57

Peneliti memutuskan memilih model Kemmis dan Mc Taggart dalam

Saur Tampubolon karena sesuai dengan rencana peneliti yang memakai dua

siklus dalam penelitian tindakan kelas. Model Kemmis dan Mc Taggart

masing-masing siklus terdiri dari 4 komponen, yaitu perencanaan, tindakan,

5 Sunita M. Dol, TPS(Think-Pair-Share) : An Active Learning Strategy to Teach

Theory of Computation Course. International Journal of Educational Research and

Technology, 62. 2014 6 Suharsimi, Suhardjono, Supardi,Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006),

h. 3 7 Saur Tampubolon, Op.cit, h. 27

Page 44: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

32

observasi (pengamatan), dan refleksi, seperti yang tampak pada gambar

berikut.

Bagan Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (adaptasi depdiknas,

1999) dalam Saur Tampubolon

Plan(Perencanaan)

Act & Observe(Tindakan dan Observasi)

Reflect(Refleksi)

Revised Plan (Perbaikan Perencanaan)

Act & Observe(Tindakan dan Observasi)

Reflect (Refleksi)

Plan (Perencanaan)

Keterangan :

Siklus 1

Plan : Perencanaan

Act and observe : Tindakan dan observasi

Reflect : Refleksi

Siklus 2

Revised Plan : Perbaikan perencanaan

Act and observe : Tindakan dan observasi

Reflect : Refleksi

Page 45: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

33

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus tersebut

terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi (pengamatan), dan refleksi.

Satu siklus kegiatan pembelajaran dilaksanakan satu sampai empat kali

pembelajaran, disesuaikan dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai.

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dalam siklus 1 mempengaruhi

kegiatan pembelajaran pada siklus 2.

Berikut merupakan penjelasan alur dari siklus tindakan yang

dilaksanakan dalam penelitian ini.

1. Siklus 1

Siklus 1 akan dilakukan dalam empat kali pertemuan.

a. Perencanaan

Rencana pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mencakup beberapa

kegiatan, antara lain sebagai berikut.

1. Peneliti melakukan analisis standar isi untuk mengetahui

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan

diajarkan kepada peserta didik.

2. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

memperhatikan indikator-indikator yang hendak dicapai siswa.

3. Menyusun alat evaluasi pembelajaran dengan mempertimbangkan

indikator-indikator yang dicapai siswa.

b. Tindakan

Tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan mengacu pada rencana

pembelajaran yang telah dibuat. Pembelajaran yang dilakukan bersifat

fleksibel, dengan kata lain dapat berubah sesuai dengan kondisi yang ada

dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti mengajar dengan menggunakan

RPP yang telah dibuat. Langkah-langkah tindakan yang dilakukan

peneliti sebagai berikut.

1) Kegiatan awal:

a) Menanyakan kepada siswa siapa yang pernah mengikuti forum-

forum pertemuan ilmiah, seperti seminar/lokakarya. Siswa

Page 46: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

34

diajak untuk menginventaris susunan acara seminar atau forum-

forum ilmiah lain yang pernah diikuti

b) Siswa diajak untuk menyadari pentingnya pengenalan diri

narasumber dalam forum ilmiah tersebut

2). Kegiatan inti

a) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru ciri-ciri orang yang

terampil berbicara dengan baik dan hal yang perlu dipersiapkan

dalam berbicara.

b) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang model

pembelajaran kooperatif think pair share.

c) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang langkah-

langkah berbicara melalui model pembelajaran kooperatif think

pair share.

d) Siswa diajak melihat sebuah video tentang seseorang yang

menjadi moderator dan narasumber, lalu siswa berpikir untuk

mengidentifikasi butir-butir pokok yang terdapat dalam tuturan

perkenalan diri.

e) Siswa berpasangan dengan teman semeja

untuk mengidentifikasi butir-butir penting dan tidak

penting dalam tuturan perkenalan diri.

f) Siswa mengumpulkan bahan dan membagi hasil diskusi kepada

temannya untuk memperkenalkan diri sebagai narasumber yang

telah ditentukan

g) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang aspek

kebahasaan dan non kebahasaan yang menjadi fokus penilaian

dalam keterampilan berbicara.

h) Siswa berlatih sebagai narasumber dan moderator di depan

kelas tentang kenakalan anak remaja di era modern.

i) Siswa diminta untuk mengevaluasi diri sendiri, apa yang

menjadi kekurangan dan kelebihannya.

Page 47: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

35

3). Kegiatan Akhir

a). Siswa menjawab soal-soal kuis uji teori untuk mengulas

konsep-konsep penting dalam memperkenalkan diri yang telah

dipelajari

b) Siswa diajak merefleksikan nilai-nilai serta kecakapan hidup

(live skill) yang bisa dipetik dari pembelajaran

c. Pengamatan

Pengamatan (observasi) dilaksanakan oleh peneliti dengan mengamati

selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti mengobservasi

dengan menggunakan pedoman observasi untuk mengumpulkan data

aktivitas kegiatan pembelajaran siswa.

a. Refleksi

Data yang telah didapat selama observasi kemudian direfleksikan peneliti.

Refleksi ini menguraikan mengenai prosedur analisis hasil observasi dan

refleksi tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan

dilaksanakan, serta kriteria dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan

pada siklus selanjutnya atau siklus kedua.

2. Siklus II

Berdasarkan tahapan dalam siklus I tersebut, kegiatan dalam siklus

selanjutnya ini merupakan perbaikan tindakan dari hasil refleksi pada siklus

pertama. Tahapan dalam siklus selanjutnya juga sama dengan siklus yang

pertama dimulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan

refleksi.

3. Siklus III

Siklus III dilaksanakan apabila indikator keberhasilan yang direncanakan

pada siklus II belum tercapai. Kegiatan pada siklus III bergantung pada hasil

siklus II sehingga dalam rancangan penelitian ini belum dapat dideskripsikan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian akan dilaksanakan di SMK Nusantara 02 Kesehatan

Ciputat-Tangerang Selatan Ciputat-Tangerang Selatan. Waktu penelitian secara

keseluruhan akan diadakan pada semester genap tahun ajaran 2017-2018

Page 48: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

36

tanggal 29 Januari untuk pratindakan, tanggal 5, 12, dan 19Februari untuk

siklus I, tanggal 5, 12, dan 19 Maret untuk siklus II.

Tabel 1. Estimasi waktu selama penelitian tindakan kelas di SMK

Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan Ciputat

No Kegiatan Waktu

1. Pratindakan 29 Januari 2018

2. Siklus 1 5, 12, 19 Februari 2018

3. Siklus 2 5, 12, 19 Maret 2018

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK

Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan yang berjumlah 112 orang.

2. Sampel.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.IJurusan

Analis Kesehatan SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan

yang berjumlah 10 orang. Peneliti menggunakan sampel ini karena jumlah

siswa dan siswi kelas X.I Jurusan Analis Kesehatan adalah 10 orang.

D. TeknikPengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian didasarkan pada sebuah metode atau harus

sesuai dengan prosedur penelitian agar data yang dibutuhkan dapat terkumpul

secara lengkap. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan atau Observasi

Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan

data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.58

Peneliti mengobservasi siswa dengan mengumpulkan data (mencatat) tindakan

8 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada),h.

143

Page 49: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

37

- tindakan yang dilaksanakan dengan mengacu pada pedoman observasi sesuai

dengan fokus permasalahan yang diteliti.

2. Tes

Menilai keterampilan berbicara siswa bukanlah hal yang mudah untuk

dilakukan. Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang

atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat

perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam dirinya. 59

Menurut Wina Sanjaya tes perbuatan adalah tes dalam bentuk peragaan.

Tes ini cocok manakala guru ingin mengetahui kemampuan dan keterampilan

seseorang mengenai sesuatu, misalkan keterampilan memperagakan gerakan-

gerakan, keterampilan mengoperasikan sesuatu alat, dan lain sebagainya.60

Tes kinerja/perbuatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif think pair share.

Penilaian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pendapat Maidar

dan Umi Faizah. Penilaian dibagi menjadi dua aspek, yaitu aspek kebahasaan

dan nonkebahasaan. Aspek kebahasaan meliputi (1) pengucapan konsonan, (2)

penempatan tekanan; (3) penempatan persendian; (4) penggunaan nada/irama;

(5) pilihan kata; (6) pilihan ungkapan; (7) variasi kata; (8) tata bentukan; (9)

struktur kalimat; (10) ragam kalimat.Aspek nonkebahasaan meliputi, (1)

keberanian; (2) kelancaran; (3) kenyaringan suara; (4) pandangan mata; (5)

gerak-gerik dan mimik; (6) keterbukaan; (7) penalaran; (8) penguasaan topik.

61

Penilaian keterampilan berbicara dalam penelitian ini juga didukung

dengan pengamatan (observasi) terhadap siswa yang meliputi beberapa aspek,

meliputi: (1) pemerataan kesempatan berbicara, (2) keterarahan pembicaraan,

(3) kejelasan bahasa yang digunakan, (4) kebakuan bahasa yang digunakan, (5)

penalaran dalam berbicara, (6) kemampuan mengemukakan ide baru, (7)

kemampuan menarik kesimpulan, (8) kesopanan dan saling menghargai, (9)

9 Ibid, h. 186

10 Wina Sanjaya, Opcit, h. 101

11 Umi Faizah, Opcit, h. 9

Page 50: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

38

keterkendalian proses berbicara, (10) ketertiban berbicara, (11) kehangatan dan

kegairahan dalam berbicara, dan (12) pengendalian emosi.

3. Rekaman Foto, Slide, Tape, dan Video

Agar peneliti mempunyai alat pencatatan untuk menggambarkan apa

yang sedang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran dalam rangka penelitian

tindakan kelas, untuk menangkap suasana kelas, detail tentang peristiwa-

peristiwa penting atau khusus yang terjadi atau ilustrasi dari episode tertentu,

alat-alat elektronik ini dapat saja digunakan untuk membantu mendeskripsikan

apa yang peneliti catat dicatatan lapangan, apabila memungkinkan. 62

Namun,

penelitian ini menggunakan gambar foto dari siklus satu ke siklus berikutnya

yang digunakan untuk melengkapi hasil observasi.

E. Teknik Analisis Data

Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis kuantitatif

digunakan untuk menganalisis hasil tes keterampilan berbicara berupa nilai

rerata. Nilai rerata keterampilan berbicara dianalisis dengan cara statistik

deskriptif.

Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan dengan melakukan perhitungan

rerata (mean) hasil tes siswa ketika tindakan dilakukan. Perhitungan rerata

dihitung menggunakan rumus mean sebagai berikut.

Keterangan:

X = rata-rata kelas (mean)

Ʃ X= jumlah nilai siswa

n = banyaknya siswa

(Suharsimi Arikunto, 2007: 284-285)

Jika persentase ≥ 80% dan mengalami kenaikan setiap siklusnya, maka

diasumsikan bahwa metode think pair share dapat meningkatkan keterampilan

berbicara siswa.

12

Kunandar, Opcit, h. 195

Page 51: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

39

Analisis data kualitatif dilakukan untuk menganalisis hasil observasi

lapangan, hasil wawancara, dan dokumen tugas lainnya. Apabila semua data

yang dibutuhkan telah terkumpul, maka tahapan selanjutnya yaitu menganalisis

data tersebut sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan.

H. Instrumen Penelitian

1. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu lembar

observasi siswa. Lembar observasi siswa ini digunakan untuk mengumpulkan

informasi atau data siswa akibat (pengaruh) dari tindakan-tindakan yang

diberikan guru dalam siklus pembelajaran dalam rangka meningkatkan

keterampilan berbicara melalui metode think pair share.

Tabel 2. Instrumen Lembar Pengamatan Kegiatan Siswayang

dikembangkan oleh peneliti mengacu pada Suharsimi dkk:63

No Objek yang Diamati Ya Tidak Ket

1. Siswa menanggapi penjelasan guru

dengan antusias.

2. Siswa melaksanakan diskusi dengan

disiplin dan bekerjasama.

3. Siswa dengan serius mengikuti proses

menyusun kriteria diskusi yang baik.

4. Kriteria untuk ketua kelompok

tersusun dengan baik.

5. Kriteria untuk siswa anggota diskusi

tersusun dengan baik.

6. Siswa mengikuti arahan guru dengan

seksama.

8. Siswa dengan baik mengikuti guru

mengambil kesimpulan.

9. Siswa dengan serius mengikuti

13

Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 88

Page 52: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

40

refleksi.

Tabel 3. Instrumen Lembar Pengamatan Kegiatan Guru mengacu pada

Suharsimi dkk64

No Objek yang Diamati 1 2 3 4

1. Kejelasan guru dalam memberi

penjelasan awal kepada siswa

2. Baiknya guru ketika mengamati

diskusi siswa

3. Strategi guru ketika mengajak siswa

menyusun kriteria diskusi

4. Baiknya pengamatan guru ketika

mengamati jalannya diskusi

5. Baiknya pengarahan guru kepada

siswa untuk melaksanakan diskusi

6. Baiknya ajakan guru agar siswa ikut

dalam menyimpulkan hasil diskusi

7. Baiknya cara guru untuk menutup

pembelajaran

2. Pedoman Penilaian Tes (Alat Evaluasi)

Penilaian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pendapat Maidar

dan Umi Faizah. Penilaian dibagi menjadi dua aspek, yaitu aspek kebahasaan

dan nonkebahasaan. Aspek kebahasaan meliputi (1) pengucapan konsonan, (2)

penempatan tekanan; (3) penempatan persendian; (4) penggunaan nada/irama;

(5) pilihan kata; (6) pilihan ungkapan; (7) variasi kata; (8) tata bentukan; (9)

struktur kalimat; (10) ragam kalimat. Aspek nonkebahasaan meliputi, (1)

keberanian; (2) kelancaran; (3) kenyaringan suara; (4) pandangan mata; (5)

gerak-gerik dan mimik; (6) keterbukaan; (7) penalaran; (8) penguasaan topik.

14

Ibid, h. 89

Page 53: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

41

Oleh karena aspek yang dinilai terlalu banyak, maka peneliti

mengembangkan kembali pedoman penilaian oleh Maidar dan Umi Faizah.

Tabel 4. Kisi-kisi Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa yang

Dikembangkan Peneliti

No Aspek yang dinilai Skor Maksimal

A. Kebahasaan

1. Tekanan 6

2. Ucapan 8

3. Nada dan Irama 6

4. Kosakata/diksi 10

5. Stuktur kalimat yang digunakan 10

B Nonkebahasaan

1. Kelancaran (tidak terbata-bata, jelas

mengucapkan kata-perkata)

10

2. Penguasaan materi 30

3. Keberanian 10

4. Keramahan 8

5. Sikap (tidak kaku dan tenang) 6

Skor Maksimal 100

(Sumber: Modifikasi dari peneliti yang mengacu pada Maidar dan Umi Faizah)

Tabel 5. Kriteria penilaianmenurutHamalik Oemar sebagai berikut.

Rentan Nilai Kriteria Penilaian

90% 100% Baik Sekali

80% 89% Baik

65% 79% Cukup

55% 64% Kurang

Page 54: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

42

55% Kurang Sekali

(Rumus kriteria penilaian menurut Hamalik Oemar)65

I. Kriteria Keberhasilan

Siswa dikatakan sudah mencapai ketuntasan jika nilai yang diperoleh

sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 80 dengan rentang

antara 1-100. Kelas dikatakan sudah mencapai ketuntasan jika banyaknya

siswa yang mencapai KKM ≥ 80% dari keseluruhan jumlah siswa. (Sumber:

Kurikulum SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan).

15

Hamalik Oemar, Metodologi Pengajaran Ilmu Pendidikan, (Bandung: Mandar Maju, 1989), h.

120

Page 55: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Laporan penelitian ini diuraikan secara berturut-turut sebagai berikut. (a)

hasil penelitian, yang meliputi: (1) deskripsi hasil pengamatan kondisi awal, (2)

deskripsi tindakan pada siklus I, dan (3) deskripsi tindakan pada siklus II. (b)

pembahasan, serta (c) keterbatasan penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Pengamatan Awal/Pratindakan

Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan

penelitian tindakan kelas yaitu mengamati pembelajaran keterampilan

berbicara Bahasa Indonesia siswa kelas X.1 Jurusan Analis Kesehatan SMK

Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan. Peneliti merangkap juga

sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan pengamatan dan

wawancara dengan siswabahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia masih

dianggap hal yang sulit bagi siswa kelas X.1 Jurusan Analis Kesehatan SMK

Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan.Kesulitan ini dapat dilihat

selama pembelajaran berlangsung, sebagian siswa tidak aktif. Keaktifan yang

dimaksud mengandung arti aktif mengajukan pertanyaan, pendapat, menjawab

pertanyaan maupun aktif dalam kegiatan diskusi. Siswa cenderung diam bila

guru mengajukan pertanyaan, bahkan ada pula yang tidak memperhatikan

pertanyaan dari guru. Ada juga siswa yang meminta temannya yang dianggap

pintar di kelas itu untuk menjawab, sehingga yang aktif siswa yang dianggap

pintar tersebut. Siswa yang tidak aktif menjadi semakin tidak aktif.

Rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut.

Pertama, guru membuka pelajaran dengan salam. Kedua, siswa bersama guru

berdoa bersama. Berdoa dipimpin oleh salah satu siswa yang bertugas pada

hari itu. Ketiga, siswa ditanya oleh guru siapa yang pada hari itu tidak masuk.

Pembelajaran pada hari itu diikuti oleh semua siswa. Keempat, siswa

dikondisikan sebelum memulai pelajaran. Pengkondisian siswa dilakukan oleh

Page 56: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

44

guru dengan meminta siswa agar duduk tenang ditempat masing-masing untuk

memperhatikan penjelasan yang diberikan guru. Kelima, siswa menyimak

tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. Tujuan pembelajaran yang

dipelajari adalah diskusi tentang persoalan faktual.

Keenam, siswa diberi penjelasan oleh guru tentang persoalan teks faktual

yang terjadi di lingkungan sekitar siswa. Persoalan teks faktual yang menjadi

materi pembelajaran yaitu tentang sampah. Ketujuh, siswa dibagi menjadi

3(tiga) kelompok. Setiap kelompok anggotanya berjumlah 3dan satu kelompok

beranggotakan 4 orang karena jumlah siswanya ada 10 orang siswa dan

masing-masing kelompok diberikan lembar teks tentang sampah. Kedelapan,

siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan kelompoknya masing-

masing. Siswa berdiskusi menanggapi atau memberikan saran tentang sampah

yang menjadi pokok persoalan teks faktual. Kesembilan, siswa dibimbing guru

melakukan presentasi hasil diskusi. Siswa secara bergantian menyampaikan

hasil diskusi. Kelompok lain diberi kesempatan untuk memberikan sanggahan,

jika ada pernyataan yang tidak sesuai.

Kesepuluh, siswa bersama-sama guru membuat kesimpulan materi yang

telah dipelajari. Kesimpulan yang didapat yaitu kita semua sebaiknya merawat

lingkungan, membuang sampah pada tempatnya, serta memisahkan sampah

yang tidak dapat dan yang dapat didaur ulang.

Kesebelas, siswa bersama guru merefleksi pembelajaran. Refleksi

dilakukan agar siswa mengatahui manfaat belajar tentang sampah. Manfaat

tersebut yaitu siswa dapat mengetahui dampak negatif dan positif dari sampah

serta lebih mencintai kebersihan lingkungan sekitar.

Keduabelas, siswa dikondisikan guru sebelum pelajaran diakhiri.

Kegiatan terakhir, guru menutup pelajaran dengan salam.

Berdasarkan observasi selama siswa melakukan diskusi, keterampilan

berbicara siswa secara umum mencapai 64,1%. Jadi jumlah nilai persen (NP)

keterampilan berbicara pada saat pratindakan adalah 64,1%.

Data awal diperoleh dari hasil tes pratindakan yang dilakukan sebelum

proses pembelajaran menggunakan metode think pair share dilakukan. Siswa

Page 57: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

45

kelas X.1 Jurusan Analis Kesehatan SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-

Tangerang Selatan terdiri dari 10 siswa yaitu 2 siswa laki-laki dan 8 siswa

perempuan. Jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

sebanyak 1 siswa, dan yang belum mencapai KKM sebanyak 9 siswa. Nilai

rata-rata hanya mencapai 64,1%. Nilai yang didapat berdasarkan hasil

penilaian langsung oleh peneliti/guru kelas.

Tabel 6. Hasil Nilai Pratindakan Keterampilan Berbicara

No Nama Nilai Kriteria Keterangan

(Inisial) Pratindakan Nilai Tuntas Tidak Tuntas

1 AAA 60 C √

2 ARD 57 C √

3 AA 63 B √

4 ANS 81 BS √

5 GP 58 C

6 KM 60 C √

7 LN 67 B √

8 LAM 74 B √

9 MRH 61 B √

10 SRI 60 C √

Jumlah 641

Nilai Tertinggi 81

Nilai Terendah 57

Rata-rata 64,1

Nilai rata-rata sebesar 64,1% belum mancapai KKM yang ditetapkan.

Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sebesar 80%.

Page 58: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

46

2. Deskripsi Tindakan pada Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran siklus I terdiri atas empat tahapan yaitu

perencanaan, pelaksanaan (tindakan), hasil pengamatan (observasi), dan

refleksi. Keempat tahapan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.

a. Perencanaan

Penelitian dilakukan langkah persiapan untuk melaksanakan tindakan

selama kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Persiapan tersebut sebagai

berikut.

(1) Melakukan analisis kurikulum dengan Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan pelajaran yang disampaikan.

(2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi ajar

persoalan faktual. Materi yang akan diajarkan yaitu memperkenalkan diri

sendiri dan orang lain di dalam forum resmi dengan menggunakan Bahasa

Indonesia yang tepat dan santun.

(3) Menyiapkan lembar observasi dan lembar penilaian mengenai keterampilan

berbicara yang mencakup aspek kebahasaan dan nonkebahasaan.

Tindakan siklus I disusun 3 kali pertemuan yang terbagi ke dalam 6 jam

pelajaran. Setiap satu pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran yang berlangsung

selama 70 menit (2×35 menit). Berbeda dengan tingkat SMK pada umumnya,

sekolah yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian hanya mengalokasikan

waktu pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia hanya 35 menit

perjamnya. Pada setiap pertemuan terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Alokasi waktu untuk kegiatan awal ±5 menit,

kegiatan inti ±55 menit, dan kegiatan akhir ±10 menit.

Pertemuan pertama mencakup: (a) pemilihan tema, (b) penjelasan materi

(memperkenalkan diri sendiri dan orang lain di dalam forum resmi dengan

menggunakan Bahasa Indonesia yang tepat dan santun), (c) pembagian

kelompok (berpasangan dengan teman sebangku) (f) penjelasan materi (think

pair share), (g) mengidentifikasi pokok-pokok persoalan faktual, (i)

menanyakan persoalan faktual, dan (j) menganggapi atau memberikan saran

terhadap persoalan faktual yang dikemukakan teman.

Page 59: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

47

Pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah (a),

menjelaskan materi, dan (b) siswa berdiskusi secara berpasangan dengan teman

sebangkunya.

Pertemuan ketiga siklus pertama (tes akhir), kegiatan pembelajaran yang

dilakukan adalah (a) memberikan arahan (b) share apa yang sudah di

diskusikan dengan teman sebangkunya (sebagai tes akhir), (c) diskusi dan

mengevaluasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan (Tindakan) Pembelajaran

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan Senin, 5 Februari 2018.

Kegiatan berlangsung selama 70 menit atau 2×35 menit. Implementasi

tindakan pertemuan pertama sebagai berikut.

a) Kegiatan Awal

Kegiatan diawali dengan berdoa bersama siswa dengan guru. Kegiatan

dilanjutkan oleh guru yang menanyakan siswa yang tidak masuk hari itu. Hari

itu semua siswa masuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai

pembelajaran guru terlebih dahulu mengkondisikan siswa, dan menyampaikan

tujuan pembelajaran. Pada kegiatan ini juga guru menanyakan kepada siswa

siapa yang pernah mengikuti forum-forum pertemuan ilmiah, seperti

seminar/lokakarya dan siapa yang pernah menjadi moderator acara. Selain itu,

guru juga mengingatkan siswa untuk menyadari betapa pentingnya pengenalan

diri narasumber dalam forum ilmiah tersebut. Kegiatan awal dalam pertemuan

pertama siklus I berlangsung selama ±5 menit.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti berlangsung selama ±55 menit merupakan kegiatan pokok

dalam suatu pembelajaran. Kegiatan pertama yangdilakukan yaitu siswa

bersama guru melakukan brainstorming (curah pendapat). Kedua, siswa

bersama guru memahami tema yang akan dipelajari. Memahami tema

dilakukan guru untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang

masalah yang akan dipelajari. Melalui kegiatan tanya jawab, sebagian besar

Page 60: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

48

siswa menyebutkan hal-hal apa saja yang perlu dipahami yang terdapat dalam

tuturan perkenalan diri.

Ketiga, guru menjelaskan ciri-ciri orang yang terampil berbicara dengan

baik dan hal yang perlu dipersiapkan dalam berbicara. Keempat, guru

menjelaskan model pembelajaraan kooperatif think pair share. Kelima, guru

menjelaskan langkah-langkah berbicara melalui model pembelajaraan

kooperatif think pair share. Keenam, guru membagi siswa menjadi 5 kelompok

(berpasangan dengan teman sebangkunya). Ketujuh, siswa diajak untuk melihat

sebuah video dan berpikir untuk mengidentifikasi butir-butir pokok yang

terdapat dalam tuturan perkenalan diri. Kedelapan, guru menjelaskan ciri-ciri

pembicara yang baik yaitu pandai menemukan tema atau topik yang tepat dan

up to date (terkini).

Berdasarkan masalah yang dikemukan tersebut ada siswa yang bertanya

bagaimana cara menjadi pembicara yang baik. Kemudian siswa lain

menanggapi cara untuk menjadi pembicara yang baik yaitu harus menguasai

materi/topik pembicaraan, mempunyai kosakata yang baik dan banyak, percaya

diri, dan sebagainya. Kegiatan berikutnya siswa bersama guru membuat

kesimpulan tentang materi pelajaran yang telah dipelajari, dan siswa diberi

kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dilaksanakan setelah kegiatan awal dan kegiatan inti.

Kegiatan yang berlangsung ±10 menit ini meliputi: siswa menjawab soal-soal

kuis uji teori untuk mereview konsep-konsep penting dalam memperkenalkan

diri. Siswa bersama guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah

dilakukan, siswa diberikan motivasi oleh guru, siswa dikondisikan sebelum

mengakhiri pembelajaran, dan guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan Senin, 12 Februari 2018.

Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2×35 menit). Implementasi

Page 61: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

49

tindakan pertemuan kedua tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama.

Tindakan pertemuan kedua sebagai berikut.

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal berlangsung selama ±5 menit. Kegiatan diawali dengan

berdoa bersama siswa dengan guru. Kegiatan dilanjutkan oleh guru yang

menanyakan siswa yang tidak masuk hari itu. Hari itu semua siswa masuk

mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran guru

terlebih dahulu mengkondisikan siswa, dan menyampaikan tujuan

pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti berlangsung selama ±55 menit. Kegiatan pertama yang

dilakukan adalah siswa berpasangan dengan teman semeja untuk

mengidentifikasi butir-butir penting dalam tuturan perkenalaan diri. Kedua,

siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang aspek kebahasaan dan

nonkebahasaan yang menjadi fokus penilaian dalam keterampilan berbicara.

Aspek kebahasaan yang dijelaskan meliputi tekanan, ucapan, nada dan irama,

kosakata/ungkapan atau diksi, dan struktur kalimat yang digunakan.

Ketiga, guru mencontohkan bagaimana menjadi seorang moderator yang baik

dengan menggunakan bahasa yang sopan.

Keempat, setiap kelompok (pasangan sebangku) diminta maju kedepan kelas

untuk berlatih menjadi narasumber dan moderator.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir berlangsung selama ±10 menit. Kegiatan pertama yang

dilakukan adalah siswa bersama guru melakukan refleksi tentang pembelajaran

yang telah dilakukan. Kedua, siswa diberikan motivasi oleh guru agar rajin

berlatih berbicara dengan tekun. Ketiga, siswa dikondisikan oleh guru sebelum

mengakhiri pembelajaran. Pengkondisian siswa agar mereka tidak ramai

sendiri karena sudah memasuki waktu istirahat. Kegiatan terakhir guru

menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan mempersilakan siswa

untuk beristirahat.

Page 62: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

50

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan terakhir siklus I (tes akhir) dilaksanakan Senin, 19 Februari

2018. Pertemuan ini berlangsung selama 70 menit (2×35 menit). Implementasi

tindakan pada pertemuan terakhir merupakan evaluasi atau tes akhir praktik

menjadi narasumber dan moderator dalam sebuah forum resmi I. Tindakan

pertemuan keempat ini sebagai berikut.

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal berlangsung selama ±5 menit. Kegiatan ini diawali berdoa

bersama guru dan siswa. Berdoa dipimpin salah satu siswa yang bertugas

memimpin doa pada hari itu. Kegiatan lalu dilanjutkan guru menanyakan siswa

siapa yang tidak masuk hari itu. Hari itu semua siswa masuk mengikuti

pembelajaran. Sebelum memulai pelajaran, siswa menyimak tujuan

pembelajaran yang disampaikan guru.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti berlangsung selama ±55 menit. Kegiatan pertama yang

dilakukan adalah siswa berpasangan dengan teman sebangkunya sekaligus

membentuk 5 kelompok (masing-masing kelompok berjumlah 2 orang) untuk

mempersiapkan diri tampil kedepan menjadi seorang narasumber dan

moderator dalam sebuah forum resmi. Guru menanyakan pada siswa adakah

kelompok yang ingin maju terlebih dahulu. Akan tetapi karena tidak ada yang

bersedia, akhirnya guru memanggil satu per satu kelompok dimulai dari

kelompok satu sampai lima. Pada saat salah satu kelompok sedang menjadi

narasumber dan moderator, kelompok lain memperhatikan dan berdiskusi

mengenai aspek kebahasaan dan nonkebahasaan. Bersama dengan

kelompoknya, kelompok yang tidak maju kedepan berdiskusi untuk

memberikan tanggapan, saran atau masukan pada saat kelompok yang maju

selesai.

Ketiga, guru bersama siswa melakukan diskusi dan mengevaluasi

pembelajaran. Kemudian dengan bimbingan guru, siswa melakukan presentasi

hasil diskusi dan saling berbagi pengalaman. Kegiatan selanjutnya siswa

bersama guru membuat kesimpulan tentang materi pelajaran yang telah

Page 63: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

51

dipelajari, dan siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang telah

dipelajari hari ini.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir berlangsung selama ± 10 menit. Kegiatan yang dilakukan

adalah siswa bersama guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah

dilakukan, dilanjutkan dengan pemberian motivasi pada siswa oleh guru.

Motivasi diberikan agar siswa rajin berlatih berbicara melalui model

pembelajaraan kooperatif think pair sharesehingga keterampilan siswa dapat

meningkat. Kegiatan yang terakhir siswa dikondisikan sebelum mengakhiri

pembelajaran, dan guru menutup pelajaran dengan salam.

c. Hasil Pengamatan (Observasi)

Pengamatan dilakukan peneliti ketika proses pembelajaran berlangsung.

Data diperoleh dari lembar observasi dan lembar penilaian keterampilan

berbicara.

1) Kegiatan Guru

Berdasarkan hasil pengamatan observer (rekan peneliti), guru sudah

menerapkan pembelajaran keterampilan berbicara terhadap siswa. Penerapan

ini bisa kita lihat mulai dari pertemuan I sampai pertemuan III yang meliputi

kegiatan sebagai berikut.

Guru menanyakan kepada siswa siapa yang pernah mengikuti forum-

forum pertemuan ilmiah, seperti seminar/lokakarya dan siapa yang pernah

menjadi moderator acara. Kegiatan lain yang dilakukan guru yaitu siswa

bersama guru melakukan brainstorming (curah pendapat). Kedua, siswa

bersama guru memahami tema yang akan dipelajari. Memahami tema

dilakukan guru untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang

masalah yang akan dipelajari. Melalui kegiatan tanya jawab, sebagian besar

siswa menyebutkan hal-hal apa saja yang perlu dipahami yang terdapat dalam

tuturan perkenalan diri.

Pada saat menjelaskan, guru juga sering mengajukan pertanyaan kepada

siswa tentang materi yang sedang dibahas. Hal ini bertujuan agar siswa terbiasa

berbicara dan dapat mengungkapkan ide-ide atau hal-hal yang ingin mereka

Page 64: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

52

utarakan. Namun penjelasan guru terkesan tergesa-gesa. Sehingga siswa belum

mampu menangkap secara baik penjelasan dari guru. Guru juga tidak

menginformasikan skor nilai yang dimiliki oleh setiap aspek.

Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok (berpasangan dengan teman

sebangkunya). Siswa diajak untuk melihat sebuah video dan berpikir untuk

mengidentifikasi butir-butir pokok yang terdapat dalam tuturan perkenalan diri.

Guru menjelaskan ciri-ciri pembicara yang baik yaitu pandai menemukan tema

atau topik yang tepat dan up to date (terkini).

Berdasarkan masalah yang dikemukan tersebut ada siswa yang bertanya

bagaimana cara menjadi pembicara yang baik. Kemudian siswa lain

menanggapi cara untuk menjadi pembicara yang baik yaitu harus menguasai

materi/topik pembicaraan, mempunyai kosakata yang baik dan banyak, percaya

diri, dan sebagainya. Kegiatan berikutnya siswa bersama guru membuat

kesimpulan tentang materi pelajaran yang telah dipelajari, dan siswa diberi

kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami.

Kegiatan selanjutnya, pada pertemuan pertama dan kedua siswa

berpasangan dengan teman sebangkunya untuk berdiskusi mengenai hal-hal

apa saja yang perlu diperhatikan pada saat berbicara didepan forum resmi.

Selain itu mereka juga berdiskusi untuk penentuan siapa yang menjadi

moderator dan siapa yang menjadi narasumber.

Pada pertemuan ketiga, kegiatan pertama yang dilakukan adalah siswa

berpasangan dengan teman sebangkunya untuk mempersiapkan diri tampil

kedepan menjadi seorang narasumber dengan tema kenakalan remaja di era

modern dan moderator dalam sebuah forum resmi. Guru mengondisikan kelas

terlebih dahulu dan mempersiapkan hal-hal penunjang, seperti meja dan sound

system untuk memperlancar proses pembelajaran. Guru menanyakan pada

siswa adakah kelompok yang ingin maju terlebih dahulu. Peneliti melihat siswa

masih malu-malu dan belum percaya diri unutk tampil pertama. Akan tetapi

karena tidak ada yang bersedia, akhirnya guru memanggil satu per satu

kelompok dimulai dari kelompok satu sampai lima. Pada saat salah satu

kelompok sedang menjadi narasumber dan moderator, kelompok lain

Page 65: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

53

memperhatikan dan berdiskusi mengenai aspek kebahasaan dan

nonkebahasaan. Bersama dengan kelompoknya, kelompok yang tidak maju

kedepan berdiskusi untuk memberikan tanggapan, saran atau masukan pada

saat kelompok yang maju selesai. Namun masih ada beberapa siswa yang

belum bisa fokus dan memperhatikan kelompok lain maju sehingga kondisi

kelas kurang kondusif.

Kegiatan memperkenalkan diri dan orang lain di depan forum resmi

dengan bahasa sopan selesai dilakukan, kemudian siswa bersama guru

melakukan diskusi dan mengevaluasi kegiatan. Kemudian dengan bimbingan

guru, siswa melakukan presentasi hasil diskusi dan saling berbagi pengalaman.

Siswa mengaku senang dengan model pembelajaran think pair share ini.

Menurut siswa kendala yang mereka hadapi yaitu masih malu berbicara di

depan umum dan kurangnya percaya diri bisa mereka atasi.

2) Kegiatan Siswa

Observer (rekan peneliti) dan peneliti melakukan observasi terhadap

aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran keterampilan berbicara dengan

menggunakan model pembelajaran think pair share. Berdasarkan hasil

pengamatan pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran pada siklus I,

sikap siswa dalam memperhatikan penjelasan guru cukup baik. Namun respon

siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru masih

rendah, banyak di antara siswa harus ditunjuk terlebih dahulu baru mau

menyampaikan pendapat. Di siklus I siswa masih cenderung takut, tetapi

sedikit demi sedikit siswa mulai berani untuk berbicara.

Beberapa siswa cukup sulit untuk dikondisikan sehingga suasana kelas

menjadi kurang kondusif. Masih banyak terlihat siswa yang berbicara sendiri

dengan temannya, melamun, bermain-main dengan bolpoint dan sebagainya.

Di siklus I, siswa terlihat kurang percaya diri karena belum terbiasa untuk

mejadi seorang narasumber dan moderator di depan kelas. Banyak dari siswa

masih merasa malu sehingga pada saat membaca maupun berbicara,

kenyaringan suara siswa masih rendah.

Page 66: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

54

Siswa yang kurang mendapat perhatian dari guru cenderung bermalas-

malasan. Kerja sama di antara kelompok juga belum terbentuk sempurna

karena masih terlihat dan ditemukan kurang padunya ketika mereka menjadi

seorang narasumber dan moderator dalam sebuah forum resmi.

Di samping itu, aspek-aspek kebahasaan dan nonkebahasaan siswa dalam

berbicara masih dikesampingkan. Di antaranya, ketepatan pengucapan masih

belum maksimal, penempatan tekanan, nada, sendi belum sepenuhnya tepat,

pilihan kata (diksi) kurang bervariasi meski siswa diperbolehkan

berimprovisasi dalam berdialog, sikap dari sebagian siswa masih terlihat

tegang, terkadang pandangan siswa tidak ke arah lawan bicara, gerak-gerik dan

mimik kurang tepat, kenyaringan suara juga masih kurang, dan siswa masih

belum terlalu lancar dalam berbicara sehingga terlihat siswa tersebut belum

menguasai topik pembicaraan.

Namun siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran

keterampilan berbicara dengan menggunakan model pembelajaran think pair

share, hal itu terlihat dari permintaan siswa agar besok peneliti melakukan

penelitian kembali di kelas tersebut. Siswa terlihat senang meskipun masih

merasa kurang percaya diri dan malu-malu untuk tampil di depan kelas.

d. Pengamatan Keterampilan Berbicara Siswa pada Siklus I

Hasil pengamatan tes keterampilan berbicara siswa kelas X.1 Jurusan

Analis Kesehatan SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan

sudah mengalami peningkatan berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh. Nilai

rata-rata ketuntasan (KKM) yang ditentukan adalah 80. Nilai rata-rata hasil

keterampilan berbicara siswa adalah 75,7. Jumlah siswa yang sudah mencapai

KKM 4 siswa, dan yang belum mencapai KKM sebanyak 6 siswa. Selain itu,

persentase siswa yang sudah mencapai KKM sebesar 40%. Nilai keterampilan

berbicara yang dicapai siswa mengalami kenaikan dari sebelumnya di

pratindakan. Selain itu rata-rata nilai keterampilan berbicara siswa pada siklus I

juga meningkat dibandingkan dengan pratindakan. Rata-rata nilai pada

pratindakan sebesar 64,1%, sedangkan pada siklus I rata-rata nilai mencapai

Page 67: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

55

75,7%. Hal tersebut berarti rata-rata nilai mengalami peningkatan sebesar

11,59.

Jumlah siswa yang mencapai KKM pada pratindakan sebanyak 1 siswa,

sedangkan pada siklus I sebanyak 4 siswa. Hal ini berarti jumlah siswa yang

mencapai KKM meningkat sebesar 3 siswa. Berikut ini merupakan rekapan

hasil nilai siswa yang mengalami peningkatan dari pratindakan ke siklus I

keterampilan berbicara.

Tabel 7. Hasil Nilai Siklus I Keterampilan Berbicara

No Nama Nilai Kriteria Keterangan

(Inisial) Siklus I Nilai Tuntas Tidak Tuntas

1 AAA 80 BS √

2 ARD 71 B √

3 AA 81 BS √

4 ANS 88 BS √

5 GP 69 B

6 KM 71 B √

7 LN 75 B √

8 LAM 83 BS √

9 MRH 69 B √

10 SRI 70 B √

Jumlah 757

Nilai Tertinggi 88

Nilai Terendah 69

Rata-rata 75,7 40% 60%

Nilai rata-rata sebesar 75,7% belum mancapai KKM yang ditetapkan.

Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sebesar 80%.

Page 68: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

56

Tabel 8. Peningkatan Nilai dari Pratindakan ke Siklus I

No Aspek Pratindakan S-I Peningkatan

1. Jumlah siswa yang 1 4 3

mencapai KKM

2. Jumlah siswa yang belum 9 6 4

mencapai KKM

3. Rata-rata 64,1 75,7 11,59

4. Persentase ketuntasan 10% 40% 30%

Berdasarkan data di atas, nilai pratindakan ke siklus I sudah meningkat,

namun rata-rata kelas sebesar 75,7 dengan persentase ketuntasan KKM 40%,

dianggap belum memenuhi target. Oleh karena itu, perlu diadakan tindakan

lanjutan yaitu pada siklus II.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan cenderung untuk mengetahui kekurangan penerapan

metode pembelajaran yang diterapkan pada siklus I dan menemukan tindak

lanjut siklus II. Berdasarkan beberapa pengamatan hasil evaluasi dan hasil

diskusi dengan observer (rekan peneliti) yang sekaligus sebagai

kolaboratornya, ada hal penting yang direfleksikan ke dalam tindakan

selanjutnya. Refleksi dilakukan agar pelaksanakan proses pembelajaran

keterampilan berbicara menggunakan model pembelajaran think pair

sharedapat lebih meningkat kualitas pembelajarannya.

Berdasarkan pengamatan tes keterampilan berbicara pada siklus I yang

diikuti oleh 10 siswa, hasil yang diperoleh yaitu sebanyak 4 siswa memperoleh

nilai 80 atau lebih, sedangkan 6 siswa memperoleh nilai dibawah 80. Hal ini

berarti jumlah siswa mencapai KKM sebanyak 4 siswa dan yang belum

mencapai KKM sebanyak 6 siswa. Persentase pencapaian KKM baru mencapai

40% sementara yang ditargetkan dalam penelitian adalah 80% siswa sudah bisa

mencapai KKM.

Page 69: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

57

Permasalahan yang terjadi pada siklus I yaitu masih terdapat beberapa

kekurangan atau masalah yang muncul. Masalah yang ada pada siklus I yaitu

siswa belum sepenuhnya menguasai aspek-aspek dalam keterampilan

berbicara, baik aspek kebahasaan maupun nonkebahasaan. Berikut merupakan

refleksi secara umum masing-masing aspek kebahasaan dan nonkebehasaan

keterampilan bicara siswa.

1. Aspek Kebahasaan

a. Tekanan

Penempatan tekanan masih kurang. Rata-rata perolehan nilai aspek

tekanan adalah 4,1. Penyampaian tekanan masih datar, sehingga

menimbulkan kejenuhan bagi pendengar (siswa lain) dan keefektivan

berbicara akan berkurang. Kekurangtepatan siswa dalam penempatan

tekanan pembicara membuta pokok pembicaraan yang disampaikan

kurang diperhatikan. Untuk itu tindakan siklus II guru lebih menekankan

lagi penjelasan mengenai tekanan suara dengan harapan penguasaan

tekanan dalam keterampilan berbicara dapat meningkat.

b. Ucapan

Ucapan siswa masih kurang tepat dan kurang jelas. Rata-rata

perolehan nilai aspek ucapan adalah 6,7. Pengucapan yang kurang jelas

membuat perhatian pendengar (siswa lain) menjadi kurang

memperhatikan pokok pembicaraan. Untuk itu tindakan siklus II guru

lebih menekankan lagi penjelasan mengenai ucapan pada setiap

pertemuan dengan harapan penguasaan ucapan dalam keterampilan

berbicara dapat meningkat.

c. Nada dan Irama

Penempatan nada dan irama masih kurang tepat. Rata-rata perolehan

nilai aspek nada dan irama adalah 4,8. Topik pembicaraan menjadi

kurang menarik bagi pendengar (siswa lain). Penyampaiannya nada dan

irama masih datar sehingga pokok pembicaraan yang disampaikan kurang

diperhatikan. Untuk itu tindakan siklus II guru lebih menekankan lagi

penjelasan mengenai nada dan irama pada setiap pertemuan dengan

Page 70: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

58

harapan penguasaan nada dan irama dalam keterampilan berbicara dapat

meningkat.

d. Kosakata/Ungkapan atau Diksi

Kata dan ungkapan yang digunakan dalam berbicara sudah bervariasi.

Rata-rata perolehan nilai aspek kata dan ungkapan adalah 8,5. Pemilihan

kata dan ungkapan yang bervariasi, maksudnya pemilihan kata atau

ungkapan dengan bentuk atau kata lain lebih kurang maknanya sama

dengan maksud agar pembicaraan tidak menjemukan pendengar.

e. Struktur Kalimat yang Digunakan

Struktur kalimat yang digunakan siswa sudah baik. Rata-rata

perolehan nilai aspek struktur kalimat yang digunakan adalah 7,6.

Pemakaian kalimat sederhana yang digunakan memudahkan pendengar

(siswa lain) menangkap pembicaraan pembicara.

2. Aspek Nonkebahasaan

a. Kelancaran

Kelancaran berbicara siswa masih kurang. Rata-rata perolehan nilai

aspek kelancaran adalah 6,8. Pembicaraan masih terputus-putus atau

bahkan diselingi dengan bunyi-bunyi tertentu, misalnya, e…, em…, apa

itu... Pembicaraan siswa terlalu cepat sehingga menyulitkan pendengar

sulit menangkap isi atau pokok pembicaraan. Untuk itu tindakan siklus II

guru lebih menekankan lagi penjelasan mengenai kelancaran pada setiap

pertemuan dengan harapan kelancaran dalam keterampilan berbicara

dapat meningkat.

b. Penguasaan Materi

Penguasaan materi pembicaraan siswa masih kurang. Rata-rata

perolehan nilai aspek penguasaan materi adalah 24,4. Sebagian besar

siswa masih lupa materi pembicaraan yang disampaikan. Untuk itu

tindakan siklus II guru lebih menekankan lagi penjelasan mengenai

penguasaan materi pada setiap pertemuan dengan harapan penguasaan

materi dalam keterampilan berbicara dapat meningkat.

Page 71: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

59

c. Keberanian

Keberanian siswa sudah baik. Rata-rata perolehan nilai aspek

keberanian adalah 8,0. Sebagian besar siswa sudah mempunyai

keberanian yang baik hal ini ditunjukkan ketika mereka maju ke depan

kelas untuk menjadi seorang moderator dan narasumber.

d. Keramahan

Keramahan siswa dalam berbicara sudah baik. Rata-rata perolehan

nilai aspek keramahan adalah 7,0. Keramahan ditunjukkan adanya

hubungan interaksi dan keramahan antara pembicara dan pendengar.

e. Sikap

Sikap siswa dalam berbicara sudah baik, sebagian siswa terlihat

bersikap wajar dan tidak kaku. Rata-rata perolehan nilai aspek sikap

adalah 5,1. Sikap yang terlihat biasa sebagaimana adanya tidak mengada-

ada.

Berdasarkan refleksi tersebut dapat disimpulkan aspek kebahasaan

yang sudah dikuasai siswa yaitu mengenai kosakata/ungkapan atau diksi

dan struktur kalimat yang digunakan. Ketiga aspek kebahasaan yang lain

seperti tekanan, ucapan, nada dan irama belum sepenuhnya dikuasai

siswa. Sementara itu, aspek nonkebahasaan yang sudah dikuasai siswa

adalah mengenai keberanian, keramahan, dan sikap. Dua aspek

nonkebahasaan yang lain yaitu kelancaran dan penguasaan materi siswa

masih rendah. Berdasarkan wawancara peneliti terhadap salah satu siswa,

siswa tersebut belum hafal teks yang ingin katakan. Kegugupan siswa

juga masih terasa sehingga pada saat memerankan kurang lancar dan

kurang jelas. Berikut merupakan kutipan singkat wawancara peneliti

dengan siswa tersebut.

Peneliti : “Mengapa kamu terlihat kesulitan berbicara ketika

menjadi seorang moderator?”

SRI : “Saya belum hafal teks percakapan yang diperankan.”

Berdasarkan refleksi yang diperoleh berdasarkan pengamatan dan

diskusi dengan siswa serta observer (rekan peneliti) guru, ada

Page 72: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

60

rekomendasi untuk dilaksanakan pada siklus II. Semua siswa diwajibkan

untuk menghafal teks yang ingin dibicarakan antara moderator dan

narasumber dengan harapan aspek tekanan, ucapan, nada dan irama,

kelancaran, serta penguasaan materi dapat meningkat.

3. Deskripsi Tindakan pada Siklus II

a. Perencanaan

Penelitian dilakukan langkah persiapan untuk melaksanakan tindakan

selama kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Persiapan tersebut sebagai

berikut.

(1) Melakukan analisis kurikulum dengan Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan pelajaran yang disampaikan.

(2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi ajar

persoalan faktual. Materi yang akan diajarkan yaitu memperkenalkan diri

sendiri dan orang lain di dalam forum resmi dengan menggunakan Bahasa

Indonesia yang tepat dan santun.

(3) Menyiapkan lembar observasi dan lembar penilaian mengenai keterampilan

berbicara yang mencakup aspek kebahasaan dan nonkebahasaan.

Tindakan siklus II disusun 3 kali pertemuan yang terbagi ke dalam 6 jam

pelajaran. Setiap satu pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran yang berlangsung

selama 70 menit (2×35 menit). Pada setiap pertemuan terdiri dari tiga tahap

yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Alokasi waktu untuk

kegiatan awal ±5 menit, kegiatan inti ±55 menit, dan kegiatan akhir ±10 menit.

Pelaksanaan siklus II dilakukan pada tanggal 5, 12 dan 19 Maret 2018. Model

pembelajaran think pair share yang akan digunakan juga telah dirancang secara

sempurna. Diskusi tetap dilaksanakan secara pair (berpasangan) dan boleh

bertukar pikiran dengan pasangan lainnya. Penjelasan atau tahap pembelajaran

menggunakan model TPS juga diberikan secara jelas. Selain itu, di tengah-

tengah pembelajaran guru berencana memberikan variasi berupa ice breaking

guna menambah semangat dan motivasi siswa. Icebreaking ini berupa

menyanyikan lagu-lagu daerah. Selain menjadi ice breaking,menyanyikan lagu

ini juga sekaligus untuk mengenalkan macam-macam lagu daerah di Indonesia.

Page 73: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

61

b. Pelaksanaan (Tindakan) Pembelajaran

1) Pertemuan 1

Siklus II dilaksanakan tiga kali pertemuan. Pelaksanaan pertemuan

pertama dilaksanakan Senin, 5 Maret 2018 dengan waktu pembelajaran 70

menit atau 2 jam pelajaran.

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal berlangsung selama ±5 menit. Kegiatan diawali berdoa

bersama guru dengan siswa. Berdoa dipimpin oleh salah satu siswa yang pada

hari itu bertugas untuk memimpin doa. Setelahberdoa, guru menanyakan siswa

yang tidak masuk hari itu. Hari itu semua siswa masuk dan tidak ada yang

absen. Siswa dikondisikan oleh guru sebelum memulai pelajaran. Guru

mengkondisikan siswa agar menyiapkan buku maupun alat tulis yang digunkan

selama pelajaran. Siswa dikondisikan agar tidak ramai dan memperhatikan

pelajaran. Setelah itu siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan

oleh guru.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan kegiatan pokok dalam pembelajaran. Kegiatan

berlangsung selama ±55 menit. Kegiatan yang dilakukan dimulai guru

melakukan brainstroming (curah pendapat).

Kegiatan selanjutnya, guru menjelaskan tentang aspek kebahasaan yang

menjadi fokus penilaian dalam keterampilan berbicara. Aspek kebahasaan yang

dijelaskan meliputi tekanan, ucapan, nada dan irama, kosakata/ungkapan atau

diksi, dan struktur kalimat yang digunakan. Namun, pada siklus II aspek

kebahasaan yang lebih ditekankan penjelasannya yaitu mengenai tekanan,

ucapan, nada dan irama, karena kosakata/ungkapan atau diksi dan struktur

kalimat yang digunakan sudah dikuasai pada siklus I.

Kegiatan selanjutnya, guru memberikan sebuah video yang berjudul

Motivasi Hidup (Belajar dari Hancurnya Nokia)

(https://youtu.be/bsWkEXTVS08).

Video tersebut berisi tentang hegemoni Nokia yang luar biasa suksesnya

yang kemudian hancur karena terlalu puas diri dan menganggap kompetitornya

Page 74: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

62

tidak akan mampu menandinginya. Setelah melihatvideo, guru memberikan

pertanyaan kepada siswa yaitu mengapa hal tersebut bisa terjadi serta hal-hal

yang bisa diambil pelajaran dari video tersebut. Guru meminta siswa menulis

jawaban di selembar kertas secara individu (think) dengan diberi waktu 5

menit. Setelah itu, siswa diminta mendiskusikan jawabannya bersama teman di

sebelahnya secara berpasangan (pair). Setelah diberi waktu untuk berdiskusi

berpasangan, siswa menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Guru

menunjuk kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi temannya sambil

menuliskan jawaban di laptop untuk ditampilkan. Jawaban secara otomatis

terlihat di layar agar siswa bisa menyimak. Tulisan yang digunakan diperbesar

agar terlihat ke seluruh siswa sampai belakang.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir berlangsung selama ±10 menit. Kegiatan akhir diawali

guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan guru

memberikan motivasi pada siswa. Kegiatan berikutnya guru mengkondisikan

siswa sebelum mengakhiri pembelajaran, serta menutup pelajaran dengan

mengucapkan salam.

2) Pertemuan 2

Pelaksanaan pertemuan kedua siklus II dilaksanakan Senin, 12 Maret

2018. Pertemuan kedua berlangsung 70 menit (2×35 menit/2 jam pelajaran).

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal berlangsung ±5 menit. Kegiatan awal sebelum proses

pembelajaran dilakukan berdoa bersama siswa dan guru. Berdoa dipimpin oleh

salah satu siswa yang bertugas memimpin doa. Setelah itu, guru juga menanyakan

siswa yang tidak masuk hari itu. Tetapi hari itu semua siswa masuk dan tidak ada

yang absen. Kegiatan dilanjutkan guru mengkondisikan siswa sebelum memulai

pelajaran. Siswa dikondisikan agar tenang ketika mengikuti pelajaran dan

menyiapkan buku maupun alat tulis yang digunakan selama pelajaran. Kegiatan

berikutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Page 75: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

63

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti pertemuan kedua prosesnya hampir sama dengan

pertemuan pertama. Kegiatan inti berlangsung selama ±55 menit. Kegiatan

selanjutnya, guru menjelaskan tentang aspek nonkebahasaan yang menjadi

fokus penilaian dalam keterampilan berbicara.Aspek nonkebahasaan yang

dijelaskan meliputi kelancaran, penguasaan materi, keberanian, keramahan,

dan sikap. Namun, pada siklus II pertemuan kedua ini aspek nonkebahasaan

yang lebih ditekankan penjelasannya yaitu mengenai kelancaran dan

penguasaan materi karena keberanian, keramahan, dan sikap sudah dikuasai

pada siklus I.

Pelaksanaan tindakan pertemuan kedua pada siklus II ini dibuat

seoptimal mungkin. Kali ini, materi yang diberikan merupakan materi yang

sama pada saat pratindakan, yaitu tentang persoalan teks faktual. Bedanya

yaitu, pada saat pratindakan materi yang diberikan tentang sampah, sedangkan

materi pada siklus II pertemuan kedua ini tentang longsor.

Pembelajaran diawali dengan pemutaran video tentang longsor,

kemudian guru membagikanteks tentang longsor ke seluruh siswa. Kegiatan

siswa ialah memahami teks tersebut. Guru memberikan pertanyaan berupa apa

maksud dari teks yang diberikan oleh guru. Siswa diminta memikirkan dan

menuliskan jawabannya secara individu (think). Setelah itu, siswa diminta

mendiskusikan isi dari teks tersebut dengan teman sebangkunya (pair). Siswa

diberi waktu selama 15 menit. Hasil diskusi dituliskan di dalam kertas.

Kegiatan selanjutnya ialah siswa diminta untuk berlatih dengan teman

sebangkunya sebelum mereka mempresentasikannya di depan kelas (share)

Proses pembelajaran ini dinikmati oleh siswa dan terlihat siswa sangat

antusias pada saat latihan di depan dan belakang kelas. Semua siswa

mendapatkan kesempatan membacakan di depan kelas. Ada siswa yang

totalitas dan keras, ada juga siswa yang malu-malu saat mempresentasikan

hasil diskusinya.Pada kegiatan latihan ini, guru hanya melihat dan

membimbing siswa tanpa menilai ataupun mengomentari hasil presentasi

siswa.

Page 76: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

64

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir berlangsung selama ±10 menit. Kegiatan akhir yang

dilakukan yaitu guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah

dilakukan, dan memberikan motivasi siswa. Guru memotivasi siswa agar siswa

tekun berlatih berbicara di depan umumuntuk meningkatkan keterampilan

berbicara siswa. Guru juga mengingatkan bahwa pertemuan depan akan ada

evaluasi penilaian keterampilan berbicara dengan masing-masing siswa maju

kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang longsor, sehingga siswa

harus sudah siap menghafal teksnya. Kegiatan dilanjutkan guru

mengkondisikan siswa sebelum mengakhiri pembelajaran, serta menutup

pelajaran dengan mengucapkan salam.

3) Pertemuan 3

Pelaksanaan pertemuan ketiga siklus II merupakan tes akhir siklus II. Tes

akhir dilaksanakan Senin, 19 Maret 2018. Pertemuan ketiga berlangsung

selama 70 menit atau 2 jam pelajaran (2×35 menit).

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal berlangsung selama ±5 menit. Berdoa bersama antara guru

dan siswa merupakan kegiatan yang pertama dilakukan. Berdoa dipimpin oleh

salah satu siswa yang hari itu bertugas memimpin doa. Selanjutnya guru

menanyakan siswa yang tidak masuk hari itu. Hari itu semua siswa masuk

semua. Siswa dikondisikan oleh guru sebelum memulai pelajaran. Guru

mengkondisikan siswa agar tenang dan menyiapkan buku dan alat tulis yang

diperlukan selama kegiatan pembelajaran. Siswa menyimak tujuan

pembelajaran yang disampaikan guru.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti berlangsung selama ±55 menit. Kegiatan inti pertemuan

ketiga siklus II diawali mengatur seting tempat duduk siswa menjadi posisi U

agar ruangan kelas menjadi lebih luas, dan siswa dapat mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas dengan nyaman. Setelah ruangan kelas selesai ditata,

siswa secara bergantian maju ke depan untuk presentasi. Sebelum memulai,

guru kembali mengingatkan pentingnya aspek-aspek dalam keterampilan

Page 77: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

65

berbicara, baik aspek kebahasaan maupun aspek nonkebahasaan. Pada saat

siswa maju kedepan, siswa lain menyimak dan memperhatikan. Bersama

dengan kelompoknya, kelompok yang tidak maju berdiskusi untuk

memberikan tanggapan, saran atau masukan kepada kelompok yang maju.

Pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan ketiga ini sangat diminati

oleh siswa di kelas. Mereka sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran.

pemberian waktu dalam berdiskusi juga cukup dan tidak ada siswa yang

mengganggu sesamanya ketika kegiatan dilaksanakan. Hal ini dikarenakan

siswa sudah memahami aspek kebahasaan dan nonkebahasaan dalam berbicara.

Ketika mengutarakan isi tentang teks yang diberikan yaitu tentang longsor,

siswa lihai dalam menggunakan kata-kata sendiri dan siswa juga tidak terlihat

ragu ataupun malu pada saat berbicara di depan kelas.

Penilaian keterampilan berbicara telah selesai dilakukan, siswa bersama

guru melakukan diskusi dan mengevaluasi pembelajaran. Kemudian dengan

bimbingan guru, siswa melakukan presentasi hasil diskusi dan saling berbagi

pengalaman.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir berlangsung selama ±10 menit. Kegiatan di awali guru

melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan, lalu guru

memberikan motivasi pada siswa. Guru memotivasi siwa agar mereka tekun

belajar dan berlatih berbicara di depan umum agar keterampilan berbicara

siswa terus meningkat. Guru juga mengkondisikan siswa sebelum mengakhiri

pembelajaran dan menutup pelajaran dengan salam.

c. Hasil Pengamatan (Observasi)

Pengamatan dilakukan peneliti ketika proses pembelajaran berlangsung.

Data diperoleh dari lembar observasi dan lembar penilaian keterampilan

berbicara.

1) Pengamatan Pembelajaran Keterampilan Berbicara

a. Kegiatan Guru

Berdasarkan hasil pengamatan observer (rekan peneliti), guru sudah

menerapkan pembelajaran keterampilan berbicara terhadap siswa. Penerapan

Page 78: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

66

ini bisa kita lihat mulai dari pertemuan I sampai pertemuan III yang meliputi

kegiatan sebagai berikut.

Mengawali pembelajaran, guru memberikan sebuah video yang

berjudul Motivasi Hidup (Belajar dari hancurnya Nokia). Video tersebut berisi

tentang hegemoni Nokia yang luar biasa suksesnya yang kemudian hancur

karena terlalu puas diri dan menganggap kompetitornya tidak akan mampu

menandinginya. Setelah melihatvideo, guru memberikan pertanyaan kepada

siswa yaitu mengapa hal tersebut bisa terjadi serta hal-hal yang bisa diambil

pelajaran dari video tersebut. Kegiatan lain yang dilakukan guru yaitu siswa

bersama guru melakukan brainstorming (curah pendapat).

Kegiatan selanjutnya, guru menerapkan model pembelajaran kooperatfi

think pair share dari video yang tadi sudah ditampilkan. Pertama, guru

meminta siswa menulis jawaban di selembar kertas secara individu (think)

dengan diberi waktu 5 menit. Setelah itu, siswa diminta mendiskusikan

jawabannya bersama teman di sebelahnya secara berpasangan (pair). Setelah

diberi waktu untuk berdiskusi berpasangan, siswa menyampaikan hasil

diskusinya di depan kelas. Guru menunjuk kelompok lain untuk menanggapi

hasil diskusi temannya sambil menuliskan jawaban di laptop untuk

ditampilkan. Jawaban secara otomatis terlihat di layar agar siswa bisa

menyimak. Tulisan yang digunakan diperbesar agar terlihat ke seluruh siswa

sampai belakang.

Pertemuan kedua, Kegiatan inti hampir sama dengan pertemuan pertama.

Kegiatan inti berlangsung selama ±55 menit. Kegiatan selanjutnya, guru

menjelaskan tentang aspek nonkebahasaan yang menjadi fokus penilaian dalam

keterampilan berbicara. Aspek nonkebahasaan yang dijelaskan meliputi

kelancaran, penguasaan materi, keberanian, keramahan, dan sikap. Namun,

pada siklus II pertemuan kedua ini aspek nonkebahasaan yang lebih ditekankan

penjelasannya yaitu mengenai kelancaran dan penguasaan materi karena

keberanian, keramahan, dan sikap sudah dikuasai pada siklus I.

Pelaksanaan tindakan pertemuan kedua pada siklus II ini dibuat

seoptimal mungkin. Kali ini, pembelajaran dilakukan dengan memberikan

Page 79: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

67

materi tentang persoalan faktual tentang longsor. Pembelajaran ini pernah guru

berikan pada saat pratindakan.

Pembelajaran diawali dengan sebuah pemutaran video tentang longsor,

kemudian guru membagikan teks tentang longsor ke seluruh siswa. Kegiatan

siswa ialah memahami teks tersebut. Guru memberikan pertanyaan berupa apa

maksud dari teks yang diberikan oleh guru. Siswa diminta memikirkan dan

menuliskan jawabannya secara individu (think). Setelah itu, siswa diminta

mendiskusikan isi dari teks tersebut dengan teman sebangkunya (pair). Siswa

diberi waktu selama 15 menit. Hasil diskusi dituliskan di dalam kertas.

Kegiatan selanjutnya ialah siswa diminta untuk berlatih dengan teman

sebangkunya sebelum mereka mempresentasikannya di depan kelas (share).

Kegiatan inti pertemuan ketiga siklus II diawali mengatur seting tempat

duduk siswa menjadi posisi U agar ruangan kelas menjadi lebih luas, dan siswa

dapat mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan nyaman. Setelah

ruangan kelas selesai ditata, siswa secara bergantian maju ke depan untuk

presentasi. Sebelum memulai, guru kembali mengingatkan pentingnya aspek-

aspek dalam keterampilan berbicara, baik aspek kebahasaan maupun aspek

nonkebahasaan. Pada saat siswa maju kedepan, siswa lain menyimak dan

memperhatikan. Bersama dengan kelompoknya, kelompok yang tidak maju

berdiskusi untuk memberikan tanggapan, saran atau masukan kepada

kelompok yang maju.

Pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan ketiga ini sangat diminati

oleh siswa di kelas. Mereka sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran.

pemberian waktu dalam berdiskusi juga cukup dan tidak ada siswa yang

mengganggu sesamanya ketika kegiatan dilaksanakan. Hal ini dikarenakan

siswa sudah memahami aspek kebahasaan dan nonkebahasaan dalam berbicara.

Ketika mengutarakan isi tentang teks yang diberikan yaitu tentang longsor,

siswa lihai dalam menggunakan kata-kata sendiri dan siswa juga tidak terlihat

ragu ataupun malu pada saat berbicara di depan kelas.

Page 80: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

68

Kegiatan presentasi selesai dilakukan, siswa bersama guru melakukan

diskusi dan mengevaluasi pembelajaran. Kemudian dengan bimbingan guru,

siswa melakukan presentasi hasil diskusi dan saling berbagi pengalaman.

b. Kegiatan Siswa

Peneliti juga melakukan observasi dibantu oleh observer (rekan peneliti)

terhadap aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran keterampilan

berbicara dengan menggunakan model pembelajaran think pair share.

Berdasarkan hasil pengamatan pada saat berlangsungnya kegiatan

pembelajaran pada siklus II, sikap siswa dalam memperhatikan penjelasan guru

cukup baik. Respon siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan oleh gurupun meningkat, siswa tidak perlu ditunjuk lagi untuk

menyampaikan pendapat. Pada siklus IIketakutan siswa sedikit-demi sedikit

mulai hilang, hal ini dikarnakan guru selalu memancing siswa untuk dapat

berbicara dan menanggapi materi yang sudah disiapkan.

Namun, ada satu atau dua orang siswa cukup sulit untuk dikondisikan

sehingga suasana kelas menjadi kurang kondusif. Masih banyak terlihat siswa

yang berbicara sendiri dengan temannya, melamun, bermain-main dengan

bolpoint dan sebagainya. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Setelah

diingatkan siswa kembali fokus terhadap pembelajaran.

Di samping itu, aspek-aspek kebahasaan dan nonkebahasaan siswa dalam

berbicara sudah diterapkan. Di antaranya, ketepatan pengucapan, penempatan

tekanan, nada, sudah tepat, pilihan kata (diksi) sudah bervariasi, sikap dari

siswapun terlihat santai dan serius, pandangan siswa terarah kepada lawan

bicara, gerak-gerik dan mimik mulai tepat, kenyaringan suara juga sudah

membaik, dan siswa sudah lancar dalam berbicara.

Pengamatan peneliti dan observer (rekan peneliti) siswa terlihat antusias

dalam mengikuti pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan

model pembelajaran think pair share, hal itu terlihat dari proses pembelajaran

yang dinikmati oleh siswa dan terlihat siswa serius dalam proses pembelajaran.

Page 81: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

69

d. Pengamatan Keterampilan Berbicara Siswa pada Siklus II

Hasil pengamatan tes keterampilan berbicara siswa kelas X.1 Jurusan

Analis Kesehatan SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan

sudah mengalami peningkatan berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh. Nilai

rata-rata hasil keterampilan berbicara siswa adalah 85,1%. Jumlah siswa yang

sudah mencapai KKM 9 siswa, dan yang belum mencapai KKM sebanyak 1

siswa. Selain itu, persentase siswa yang sudah mencapai KKM sebesar 90%.

Nilai keterampilan berbicara yang dicapai siswa mengalami kenaikan dari

sebelumnya di siklus I. Selain itu rata-rata nilai keterampilan berbicara siswa

pada siklus II juga meningkat dibandingkan dengan siklus 1. Rata-rata nilai

pada pratindakan sebesar 75,7%, sedangkan pada siklus II rata-rata nilai

mencapai 85,1%. Hal tersebut berarti rata-rata nilai mengalami peningkatan

sebesar 9,4%.

Jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I sebanyak 4 siswa,

sedangkan pada siklus II sebanyak 9 siswa. Hal ini berarti jumlah siswa yang

mencapai KKM meningkat sebesar 5 siswa. Berikut ini merupakan rekapan

hasil nilai siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II

keterampilan berbicara.

Page 82: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

70

Tabel 9. Hasil Nilai Siklus II Keterampilan Berbicara

No Nama Nilai Kriteria Keterangan

(Inisial) Siklus II Nilai Tuntas Tidak Tuntas

1 AAA 87 BS √

2 ARD 82 BS √

3 AA 86 BS √

4 ANS 92 BS √

5 GP 78 B √

6 KM 83 BS √

7 LN 85 BS √

8 LAM 90 BS √

9 MRH 81 BS √

10 SRI 87 BS √

Jumlah 851

Nilai Tertinggi 92

Nilai Terendah 78

Rata-rata 85,1 90% 10%

Nilai rata-rata sebesar 85,1%sudah mancapai KKM yang ditetapkan.

Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sebesar 80%.

Page 83: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

71

Tabel 10. Peningkatan Nilai dari Siklus I ke Siklus II

No Aspek Siklus 1 S-II Peningkatan

1. Jumlah siswa yang 4 9 1

mencapai KKM

2. Jumlah siswa yang belum 6 1 5

mencapai KKM

3. Rata-rata 75,7 85,1 9,4

4. Persentase ketuntasan 40% 90% 50%

Berdasarkan data di atas, nilai dari siklus I ke siklus II sudah meningkat,

rata-rata kelas sebesar 85,1 dengan persentase ketuntasan KKM 90%, dianggap

sudah memenuhi target. Oleh karena itu, tidak ada tindakan lanjutan karena

target sudah tercapai pada siklus II.

e. Refleksi Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif

think pair share pada siklus II ini telah dilaksanakan sesuai rencana yang telah

dilakukan, bertolak dari hasil refleksi-refleksi pada pertemuan sebelumnya,

yaitu siklus I.

Refleksi pada siklus II ini ialah bahwa pembelajaran berbicara

menggunakan model pembelajaran kooperatif think pair share dinilai efektif

serta dapat meningkatkan aktivitas siswa, terutama dalam mengeluarkan

pendapat.

Dilihat dari hasil nilai keterampilan berbicara, meskipun tidak berhasil

dalam menuntaskan seluruh siswa pada kategori baik, setidaknya mampu

meningkatkan rata-rata persentase ketuntasan. Hasil yang diperoleh berada

pada 90 % tuntas dimana peneliti menargetkan hanya 80 % tuntas. Dengan

demikian, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa pelaksanaan siklus II

sudah berhasil dan tidak perlu menggunakan siklus selanjutnya.

Page 84: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

72

Pelaksanaan siklus II secara umum ditemukan hanya sedikit kendala.

Kendala tersebut yaitu ada 1 siswa yang belum mencapai KKM. Siswa tersebut

belum mencapai KKM karena penguasaan materinya masih kurang. Selain

faktor tersebut, siswa juga sering melamun ketika guru sedang menjelaskan.

Menurut informasi dari wali kelas, siswa tersebut ternyata mempunyai masalah

pribadi dalam keluarganya.

Berikut merupakan refleksi secara umum masing-masing aspek

kebahasaan dan nonkebehasaan keterampilan bicara siswa.

1. Aspek Kebahasaan

a. Tekanan

Penempatan tekanan siswa berdasarkan praktik presentasi di depan kelas

mengalami peningkatan. Rata-rata perolehan nilai aspek tekanan siklus I adalah

4,1 dan pada siklus II meningkat sebesar 1,7 menjadi 5,8. Ketepatan

penyampaian tekanan lebih menarik perhatian bagi pendengar (siswa lain) dan

meningkatkan keefektivan berbicara.

b. Ucapan

Penempatan siswa berdasarkan praktik presentasi di depan kelas

mengalami peningkatan. Rata-rata perolehan nilai aspek ucapan siklus I adalah

6,7 dan pada siklus II meningkat sebesar 0,9 menjadi 7,6. Pengucapan yang

tepat membuat perhatian pendengar (siswa lain) menjadi lebih memperhatikan

pokok pembicaraan.

c. Nada dan Irama

Penempatan nada dan irama siswa berdasarkan praktik presentasi di

depan kelas mengalami peningkatan. Rata-rata perolehan nilai aspek nada dan

irama siklus I adalah 4,8 dan pada siklus II meningkat sebesar 0,7 menjadi 5,5.

Ketepatan nada dan irama membuat penampilan lebih menarik bagi pendengar

(siswa lain).

d. Kosakata/Ungkapan atau Diksi

Penempatan kosakata/ungkapan atau diksi siswa berdasarkan praktik

presentasi di depan kelas mengalami peningkatan. Rata-rata perolehan nilai

aspek kosakata/ungkapan atau diksi siklus I adalah 8,5 dan pada siklus II

Page 85: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

73

meningkat sebesar 0,9 menjadi 9,4. Ketepatan nada dan irama membuat

penampilan lebih menarik bagi pendengar (siswa lain).

e. Struktur Kalimat yang Digunakan

Penempatan struktur kalimat yang digunakan siswa berdasarkan praktik

presentasi di depan kelas mengalami peningkatan. Rata-rata perolehan nilai

aspek kosakata/ungkapan atau diksi siklus I adalah 7,6 dan pada siklus II

meningkat sebesar 1,2 menjadi 8,8. Ketepatan struktur kalimat yang digunakan

membuat penampilan lebih menarik bagi pendengar (siswa lain).

2. Aspek nonkebahasaan

a. Kelancaran

Kelancaran praktik presentasi di depan kelas siswa mengalami

peningkatan. Rata-rata perolehan nilai aspek kelancaran siklus I adalah 6,8 dan

pada siklus II meningkat sebesar 2,8 menjadi 9,3. Kelancaran berbicara

mempermudah pendengar (siswa lain) menangkap isi atau pokok pembicaraan.

b Penguasaan Materi

Penguasaan materiketika praktik presentasi di depan kelas siswa

mengalami peningkatan. Rata-rata perolehan nilai aspek penguasaan materi

siklus I adalah 24,4 dan pada siklus II meningkat sebesar 28,7, naik menjadi

4,3.

c. Keberanian

Keberanian ketika praktik presentasi di depan kelas siswa mengalami

peningkatan. Rata-rata perolehan nilai aspek keberanian siklus I adalah 8,0 dan

pada siklus II meningkat sebesar 1,6 menjadi 9,6.

d. Keramahan

Keramahan ketika praktik presentasi di depan kelas siswa mengalami

peningkatan. Rata-rata perolehan nilai aspek keramahan siklus I adalah 7,0 dan

pada siklus II meningkat sebesar 0,8, menjadi 7,8.

e. Sikap

Sikap ketika praktik presentasi di depan kelas siswa mengalami

peningkatan. Rata-rata perolehan nilai aspek sikap siklus I adalah 5,1 dan pada

siklus II meningkat sebesar 0,6 menjadi 5,7.

Page 86: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

74

Berdasarkan hasil refleksi tersebut di atas, keterampilan berbicara

menggunakan model pembelajaan kooperatif think pair share mengalami

peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari pelaksanaan tindakan siklus II yaitu

siswa terlihat antusias ketika mengikuti pembelajaran menggunakan model

pembelajaan kooperatif think pair share. Perhatian siswa yang ditujukan

kepada setiap penjelasan guru dan pada saat siswa dari kelompok lain

melakukan praktik berbicara. Peningkatan tersebut juga didukung dengan

peningkatan nilai keterampilan berbicara siswa.

Berdasarkan hasil nilai pengamatan tes keterampilan berbicara siklus II

yang diikuti oleh 10 siswa mengalami peningkatan. Hasil nilai keterampilan

berbicara yang diperoleh yaitu sebanyak 9 siswa telah mencapai KKM,

sementara 1 siswa belum mencapai KKM, dengan rata-rata nilai yang dicapai

adalah 85,1 dan persentase ketuntasan tercapai 90%. Persentase pencapaian

KKM sudah mencapai 90%, itu artinya sudah mencapai target yang ditetapkan

awal sebesar sama dengan atau lebih besar 80%.

Siklus II siswa sudah menguasai aspek kebahasaan maupun

nonkebahasaan dalam keterampilan berbicara dengan baik. Aspek kebahasaan

yang sudah dikuasai siswa yaitu tekanan, ucapan, nada dan irama,

kosakata/ungkapan atau diksi, serta struktur kalimat yang digunakan.

Sementara itu, aspek nonkebahasaan yang sudah dikuasai siswa adalah

kelancaran, penguasaan materi, keberanian, keramahan, dan sikap.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Asal mula penelitian ini ialah terdapatnya kenyataan bahwa keterampilan

berbicara siswa kelas X.1 Jurusan Analis Kesehatan SMK Nusantara 02

Kesehatan Ciputat-Tangerang SelatanCiputat-Tangerang Selatan masih rendah.

Nilai keterampilan berbicara siswa mayoritas masih berada pada kategori

cukup dan perlu pendampingan. Salah satu faktor yang mempengaruhi ialah

ruang dan kesempatan berbicara masih terhitung minim sehingga model

pembelajaran kooperatif think pair share diberikan guna memberikan ruang

berbicara yang lebih. Seseorang akan mempunyai keterampilan jika sering

Page 87: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

75

latihan. Latihan yang dapat dilakukan ialah melalui praktik presentasi di depan

kelas.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif think pair share dalam

pembelajaran berbicara dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa

kelas X.1 Jurusan Analis Kesehatan SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-

Tangerang Selatan Ciputat-Tangerang Selatan. Peningkatan tersebut dapat

terlihat dari proses pembelajaran dan juga hasil perolehan nilai yang

dibandingkan dari pratindakan dan setelah tindakan yang dituangkan dalam

siklus I dan siklus II.

Pembahasan pertama mengenai peningkatan proses pembelajaran.

Pemerolehan ini dilihat dari observasi yang dilakukan selama proses

pembelajaran, baik mulai pratindakan maupun saat pelaksanaan tindakan.

Peningkatan proses keterampilan berbicara terjadi pada saat berdiskusi

berpasangan atau pair dan share dimana siswa mendapatkan ruang yang lebih

guna mengasah keterampilan berbicara yang dimiliki. Siswa juga lebih berani

dalam menyampaikan gagasan, ide, dan perasaan baik dalam berdiskusi

berpasangan (pair) maupun dalam menyampaikan di depan kelas atau di depan

seluruh siswa (share) karena didukung dengan waktu khusus dalam berpikir

yaitu think time. Pada siklus I, siswa masih malu-malu dan tidak tidakpercaya

diri dalam mengutarakan, dan hanya satu dua yang berani mengangkat tangan

dan berpendapat tanpa ditunjuk. Pada sikus II, siswa mulai menikmati dan

memahami proses pembelajaran menggunakan model think pair share

sehingga terlihat lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Ketika guru

melempar pertanyaan, siswa berebut ingin menjawab dan banyak yang dengan

sigap mengangkat tangan. Hal ini disebabkan karena siswa mendapatkan

kesempatan memikirkan terlebih dahulu jawaban atas pertanyaan guru di awal

atau dalam istilahnya adalah think time karena yang membuat berbeda dari

model ini ialah waktu untuk berpikir jawaban atau think time bagi siswa. Oleh

karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif think

pair share dapat meningkatkan proses pembelajaran keterampilan berbicara

siswa. Selain itu, model ini juga mempengaruhi pola interaksi siswa. Menurut

Page 88: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

76

Trianto (2013:81) think pair share atau berpikir berpasangan merupakan model

pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

Dengan demikian, aktivitas siswa dalam berinteraksi dalam pembelajaran pun

dapat ditingkatkan melalui model ini.

Masuk pada pembahasan kedua, yakni hasil pemerolehan nilai

keterampilan berbicara siswa kelas X.1 Jurusan Analis Kesehatan SMK

Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan. Perolehan nilai siswa

dapat dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 11. Perbandingan Perolehan Nilai Keterampilan Berbicara

No Nama Nilai

(Inisial) Pratindakan Siklus 1 Siklus II

1 AAA 60 80 87

2 ARD 57 71 82

3 AA 63 81 86

4 ANS 81 88 92

5 GP 58 69 78

6 KM 60 71 83

7 LN 67 75 85 √

8 LAM 74 83 90 √

9 MRH 61 69 81 √

10 SRI 60 70 87 √

Jumlah 641 757 851

Nilai Tertinggi 81 88 92

Nilai Terendah 57 69 78

Rata-rata 64,1 75,7 85,1

Presentase Kelulusan

10% 40% 90%

Page 89: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

77

Berdasarkan tabel di atas, hasil rata-rata nilai pratindakan yaitu 64,1

dengan persentase 10%. Jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM sebanyak

1 siswa, 9 siswa yang lain masih belum mencapai KKM.

Hasil pembelajaran siklus I sudah mengalami peningkatan. Rata-rata nilai

keterampilan berbicara siklus I yang diperoleh sebesar 75,7 dengan persentase

ketuntasan mencapai 40%. Peningkatan rata-rata pratindakan ke siklus I

sebesar 11,6. Peningkatan persentase pratindakan ke siklus I sebesar 30%.

Kegiatan tersebut kurang mengena pada siswa, karena ditemukan masalah

dalam siklus I. Ada 6 siswa yang belum mencapai KKM.

Hasil pembelajaran siklus II mengalami peningkatan. Rata-rata nilai

keterampilan berbicara yang diperoleh sebesar 85,1 dengan persentase

ketuntasan mencapai 90%. Peningkatan keterampilan berbicara siswa siklus II

ditunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai yang dicapai oleh siswa dari

proses pembelajaran siklus I ke siklus II. Siklus I diperoleh rata-rata nilai 75,7,

sedangkan siklus II rata-rata nilai meningkat menjadi 85,1 menunjukkan bahwa

peningkatan sebesar 9,4. Sikus I persentase sebesar 40%, sedangkan siklus II

persentase meningkat menjadi 90% menunjukkan bahwa peningkatan sebesar

50%.

Berdasarkan peningkatan nilai rata-rata keterampilan berbicara siswa,

dan persentase di atas diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran

kooperatif think pair sharedapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas X.1 Jurusan Analis

KesehatanSMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan.

Pembelajaran siklus II masih ditemukan 1 anak yang belum mencapai KKM.

Oleh karena target dalam penelitian nilai rata-rata sama dengan atau lebih

besar 80 dan persentase ketuntasan sama dengan atau lebih besar dari 80%

sudah tercapai pada siklus II maka penelitian berhenti di siklus II.

Page 90: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,

disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia melalui pembelajaran

kooperatif think pair share dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa

kelas X.1 Jurusan Analis Kesehatan SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-

Tangerang Selatan.

Peningkatan tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas yang telah

diperoleh. Pada saat sebelum dilaksanakan tindakan, nilai rata-rata kelas yang

diperoleh yaitu 64,1%. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I nilai rata-

rata kelas 75,7%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas semakin naik, rata-rata

kelas meningkat menjadi 85,1%. Selain dari rata-rata nilai kelas, pencapaian

nilai KKM juga meningkat, yaitu pada pratindakan pencapaian KKM sebesar

10%, pada siklus I pencapaian nilai KKM sebesar 40%, dan siklus II

pencapaian nilai KKM semakin meningkat yaitu 90%. Hal ini berarti

keterampilan berbicara siswa semakin meningkat dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif think pair share.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka saran-saran

yang peneliti berikan sebagai berikut.

1. Guru

Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran kooperatif think pair

share dalam pembelajaran Bahasa Indonesia karena terbukti dapat

meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

2. Siswa

Siswa sebaiknya memperhatikan aspek-aspek kebahasaan dan

nonkebahasaan yang dapat menunjang keefektifan berbicara.

Page 91: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

79

3. Peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya dan

memberikan pengalaman belajar yang dapat menumbuhkan inovasi

dalam keterampilan berbahasa.

Page 92: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

80

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman. Using the Think-Pair-Share Strategy to Improve Students’ Speaking

Ability at Stain Ternate. Journal of Education and Practice. 37,2015.

Ahmad, Hendra. Kemampuan Siswa Berbicara dengan Metode Diskusi di Kelas IV

SDN No. 88 Kota Tengah Kota Gorontalo. kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIP

/article/download/4087/4063eprints.uny.ac.id/.../SKRIPSI%20HESTI%20RA

NA%20SARI%200910824 03.pdf.diakses pada jam 22.32, tanggal 29

Desember 2017.

Ahmadi, Mukhsin. Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa dan

Apresiasi Sastra. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh Malang. 1990.

Ardiansah. Meningkatkan Keterampilan Berbicara melalui Metode Bertukar

Gagasan Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Tanjung

Pinang Tahun Pelajaran 2013/2014. jurnal.umrah.ac.id/wp

content/uploads/gravity.../E-JOURNALARDIANSAH.pdf. diakses pada jam

22.32, tanggal 29 Desember 2017.

Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar Grafika

Offset. 2007.

E. Slavin, Robert. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:

Penerbit Nusa Media. 2005.

Faizah, Umi. Pengantar Keterampilan Berbicara Berbasis Cooperative

Learning Think Pair Share Teori dan Praktik. Yogyakarta: Media Perkasa,

2011.

Huda, Miftahul. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. 2014.

Iskandarwassid dan Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2011.

Kember, David. Action Learning and Action Research. New York: Routledge. 2000.

Khasinah, Siti.Classroom Action Research, 108, 1991.

Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

PT Rajagrafindo Persada, 2010.

Madyawati, Lilis. Strategi Pengembangan Bahasa pada Anak. Jakarta:

Prenadamedia Group. 2016.

Page 93: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

81

Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013.

Paizaluddin dan Ermalinda, Penelitian Tindakan Kelas Panduan Teoritis dan

Praktis. Bandung: Alfabeta. 2013.

Rahma Sayuga, Melvin. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair

Share (TPS) Berbantuan Media Kartu Berpasangan untuk Meningkatkan

Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 3 MAN Yogyakarta Tahun Ajaran

2013/2015. http://eprints.uny.ac.id/15924/1/SKRIPSI%20FULL.pdf (diakses

padajam 9.18, tanggal 17 September 2018)

Riyanto, Yatim. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Kontruktivistik:Konsep, Landasan, Teristik-Praktis dan Implementasinya.

Jakarta:Prestasi Pustaka, 2010.

. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidik

dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta:

Kharisma Putra Utama. 2014.

Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru.

Jakarta: Kharisma Putra Utama. 2012.

Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media

Grou. 2011.

Shoimin, Aris. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Depok:

Ar-Ruzz Media, 2014.

Supriyana, Asep. Materi Pokok Berbicara. Jakarta: Universitas Terbuka. 2007.

Suprihatiningrum, Jamil. Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media. 2016.

Suharyanti. Pengantar Dasar Keterampilan Berbicara. Surakarta: Yuma

Pustaka. 2011.

Suhendar dan Supinah, Pien. Bahasa Indonesia Pengajaran dan Ujian

Keterampilan Menyimak dan Keterampilan Berbicara. Bandung: Pionir

Jaya. 2004.

Sunita M. Dol. TPS(Think-Pair-Share) : An Active Learning Strategy to Teach

Theory of Computation Course. International Journal of Educational Research

and Technology, 62. 2014.

Susanti, Elvi.Keterampilan Berbicara.Depok: PT RajaGrafindo Persada. 2018.

Page 94: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

82

Tarigan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa. 2008.

Thornbury,Scoot.How to Teach Speaking. England: Pearson Longman. 2005.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep Landasan

dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group. 2012.

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2014.

Yaumi, Muhammad dan Muljono.Action Research Teori Model dan Aplikasi.

Jakarta:Kencana Prenadamedia Group. 2014

Page 95: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

83

Lampiran-

lampiran

Page 96: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

84

Lampiran 1

Daftar Nama Inisial Siswa

Kelas X.1 Jurusan Analis Kesehatan

SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan

No Nama Siswa

1. AAA

2. ARD

3. AA

4. ANS

5. GP

6. KM

7. LN

8. LAM

9. MRH

10. SRI

Page 97: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

85

Lampiran 2

Lembar Observasi Kegiatan Siswa

No Objek yang Diamati Ya Tidak Ket

1. Siswa menanggapi penjelasan guru

dengan antusias.

2. Siswa melaksanakan diskusi dengan

disiplin dan bekerjasama.

3. Siswa dengan serius mengikuti proses

menyusun kriteria diskusi yang baik.

4. Kriteria untuk ketua kelompok

tersusun dengan baik.

5. Kriteria untuk siswa anggota diskusi

tersusun dengan baik.

6. Siswa mengikuti arahan guru dengan

seksama.

8. Siswa dengan baik mengikuti guru

mengambil kesimpulan.

9. Siswa dengan serius mengikuti

refleksi.

Page 98: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

86

Lampiran 3

Lembar Observasi Kegiatan Guru

No Objek yang Diamati 1 2 3 4

1. Kejelasan guru dalam memberi

penjelasan awal kepada siswa

2. Baiknya guru ketika mengamati

diskusi siswa

3. Strategi guru ketika mengajak siswa

menyusun kriteria diskusi

4. Baiknya pengamatan guru ketika

mengamati jalannya diskusi

5. Baiknya pengarahan guru kepada

siswa untuk melaksanakan diskusi

6. Baiknya ajakan guru agar siswa ikut

dalam menyimpulkan hasil diskusi

7. Baiknya cara guru untuk menutup

pembelajaran

Page 99: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

87

Lampiran 4

Kisi-kisi Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa yang

Dikembangkan Peneliti

No Aspek yang dinilai Skor Maksimal

A. Kebahasaan

1. Tekanan 6

2. Ucapan 8

3. Nada dan Irama 6

4. Kosakata/diksi 10

5. Stuktur kalimat yang digunakan 10

B Nonkebahasaan

1. Kelancaran (tidak terbata-bata, jelas

mengucapkan kata-perkata)

10

2. Penguasaan materi 30

3. Keberanian 10

4. Keramahan 8

5. Sikap (tidak kaku dan tenang) 6

Skor Maksimal 100

(Sumber: Modifikasi dari peneliti yang mengacu pada Maidar dan Umi Faizah)

Page 100: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

88

Lampiran 5

KKM Bahasa Indonesia Untuk SMKKelas X Semester 1

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL

( KKM )

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA

Satuan Pendidikan : SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X/1

Tahun Pelajaran : 2017-2018

KKM : 80

KOMPETENSI DASAR

DAN INDIKATOR

STANDAR KRITERIA KETUNTASAN

MINIMAL

Kriteria Penetapan Ketuntasan

Nilai

KKM % Kompleksitas Daya

Dukung Intake

STANDAR KOMPETENSI

Mendengarkan

1. Memahami siaran atau cerita

yang disampaikan secara

langsung /tidak langsung

1.1. Menanggapi siaran atau

informasi dari media elektronik

(berita dan nonberita)

80

80

80

80

1.2. Mengidentifikasi unsur sastra

(intrinsik dan ekstrinsik) suatu

cerita yang disampaikan secara

langsung/ melalui rekaman

82

82

80

81

STANDAR KOMPETENSI

Berbicara

2. Mengungkapkan pikiran,

perasaan, dan informasi melalui

kegiatan berkenalan, berdiskusi,

dan bercerita

2.1. Memperkenalkan diri dan

Page 101: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

89

orang lain di dalam forum

resmi dengan intonasi yang

tepat

80

80

80

80

2.2. Mendiskusikan masalah (yang

ditemukan dari berbagai berita,

artikel, atau buku)

83 82 81 82

2.3. Menceritakan berbagai

pengalaman dengan pilihan

kata dan ekspresi yang tepat

80

80

80

80

STANDAR KOMPETENSI

Membaca

3. Memahami berbagai teks

bacaan nonsastra dengan

berbagai teknik membaca

3.1. Menemukan ide

pokok berbagai teks nonsastra

dengan teknik membaca cepat

(250 kata/menit)

84 82 81 82

3.2. Mengidentifikasi ide pokok teks

nonsastra dari berbagai sumber

melalui teknik ekstensif

80

80

82

81

STANDAR KOMPETENSI

Menulis

4. Mengungkapkan informasi

dalam berbagai bentuk paragraf

(naratif, deskriptif, ekspositif)

4.1. Menulis gagasan dengan

menggunakan pola urutan

waktu dan tempat dalam

bentuk paragraf naratif

80 80 80 80

4.2. Menulis hasil observasi dalam

bentuk paragraf deskriptif 80 80 80 80

4.3. Menulis gagasan secara logis

dan sistematis dalam bentuk

ragam paragraf ekspositif

80

80

82

81

STANDAR KOMPETENSI

Mendengarkan

5. Memahami puisi yang

disampaikan secara langsung/

tidak langsung

5.1. Mengidentifikasi unsur-unsur

bentuk suatu puisi yang

disampaikan secara langsung

ataupun melalui rekaman

80

82

80

81

5.2. Mengungkap kan isi suatu puisi

Page 102: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

90

yang disampaikan secara

langsung ataupun melalui

rekaman

80

84

82

80

STANDAR KOMPETENSI

Berbicara

6. Membahas cerita pendek melalui

kegiatan diskusi

6.1. Mengemukakan hal-hal yang

menarik atau mengesankan dari

cerita pendek melalui kegiatan

diskusi

80

80

80

80

6.2. Menemukan nilai-nilai cerita

pendek melalui kegiatan

diskusi

80 80 80 80

STANDAR KOMPETENSI

Membaca

7. Memahami wacana sastra

melalui kegiatan membaca puisi

dan cerpen

7.1. Membacakan puisi dengan

lafal, nada, tekanan, dan

intonasi yang tepat

80

82

80 81

7.2. Menganalisis keterkaitan unsur

intrinsik suatu cerpen dengan

kehidupan sehari-hari

80 80 80 80

STANDAR KOMPETENSI

Menulis

8. Mengungkapkan pikiran, dan

perasaan melalui kegiatan

menulis puisi

8.1. Menulis puisi lama dengan

memperhatikan bait, irama,

dan rima

80 80 80 80

8.2. Menulis puisi baru dengan

memperhatikan bait, irama,

dan rima

80

80

80

80

KKM RATA-RATA MATA

PELAJARAN BAHASA

INDONESIA

80

Page 103: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

91

Page 104: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

92

Lampiran 6

Perbandingan Perolehan Nilai Keterampilan Berbicara

No Nama Nilai

(Inisial) Pratindakan Siklus 1 Siklus II

1 AAA 60 80 87

2 ARD 57 71 82

3 AA 63 81 86

4 ANS 81 88 92

5 GP 58 69 78

6 KM 60 71 83

7 LN 67 75 85 √

8 LAM 74 83 90 √

9 MRH 61 69 81 √

10 SRI 60 70 87 √

Jumlah 641 757 851

Nilai Tertinggi 81 88 92

Nilai Terendah 57 69 78

Rata-rata 64,1 75,7 85,1

Presentase Kelulusan

10% 40% 90%

Page 105: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

93

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMK Nusantara 02 Kesehatan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/semester : X / 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara

Lisan dalam diskusi dan bermain drama.

Kompetensi Dasar : 6.1 Mengomentari persoalan faktual disertai alasan

yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata

dan santun berbahasa.

A. Indikator

6.1.1 Mengritik persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan

memperhatikan pilihan kata.

6.1.2 Mengritik persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan

memperhatikan bahasa yang santun.

B. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan mengerjakan LKS,

siswa dapat mengritik persoalan faktual disertai alasan yang mendukung

dengan memperhatikan pilihan kata dengan benar

2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan mengerjakan LKS,

siswa dapat mengritik persoalan faktual disertai alasan yang mendukung

dengan memperhatikan bahasa yang santun secara benar.

C. Materi (terlampir)

D. Model dan Metode Pembelajaran

1. Model : Think Pair Share

Page 106: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

94

2. Metode : Tanya jawab, inkuiri, diskusi, pemodelan,penugasan.

E. Langkah – langkah Kegiatan

Pertemuan pertama (2 X 35 menit)

No. Kegiatan Alokasi

Waktu

1.

Pendahuluan

a. Apersepsi:

1) Guru membuka pelajaran, mengabsen

peserta didik, dan menyampaikan kegiatan

yang akan dilakukan.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan kompetensi dasar yang akan dicapai.

3) Guru menyampaikan cakupan materi yang

akan dipelajari.(empati)

b. Motivasi :

Guru menjelaskan tentang manfaat dan

pentingnya mempelajari materi ini.

5 menit

2 Kegiatan Inti

a. Eksplorasi :

1) Guru menjelaskan materi tentang persoalan

teks faktual tentang sampah.

2). Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok.

3). Guru memberikan teks tentang sampah

kepada setiap kelompok untuk berdiskusi

menanggapi atau memberikan tanggapan.

b. Elaborasi :

1) Peserta didik berdiskusi dengan teman

kelompoknya.

2) Peserta didik secara bergantian maju

55 menit

Page 107: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

95

kedepan untuk mempresentasikan hasil

diskusi dengan teman kelompoknya.

3) Peserta didik lain memperhatikan

kemudian memberikan masukan/tanggapan.

c. Konfirmasi :

1) Guru memberi penilaian positif terhadap

aktifitas peserta didik.

2) Guru memotivasi peserta didik untuk giat

belajar menanggapi persolan faktual.

Penutup

a. Guru dengan peserta didik bersama-sama

menyimpulkan pembelajaran yang telah

dilakukan.

b. Refleksi terhadap kegiatan yang telah

dilaksanakan.

c. Guru menyampaikan rencana pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya.

10 menit

F. Media

1. Buku panduan belajar siswa

G. Alat

1. Whiteboard

2. Spidol

3. Laptop

4. Proyektor

H. Sumber Pembelajaran

1. Bahasa Indonesia, SMA/ MA/ SMK/ MAK Kelas X, Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2016, Edisi Revisi.

Page 108: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

96

I. Penilaian Hasil Belajar

Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang dinilai Skor Maksimal

A. Kebahasaan

1. Tekanan 6

2. Ucapan 8

3. Nada dan Irama 6

4. Kosakata/diksi 10

5. Stuktur kalimat yang digunakan 10

B Nonkebahasaan

1. Kelancaran 10

2. Penguasaan materi 30

3. Keberanian 10

4. Keramahan 8

5. Sikap 6

Skor Maksimal 100

(Sumber: Modifikasi dari peneliti yang mengacu pada Maidar dan

Umi Faizah)

Rentan Nilai Kriteria Penilaian

81 100% Baik Sekali

61 80% Baik

41 60% Cukup

21 40% Kurang

≥ 21% Kurang Sekali

Page 109: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

97

Page 110: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

98

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Pertemuan (1)

Nama Sekolah : SMK Nusantara 02 Kesehatan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/semester : X / 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

Standar Kompetensi : 2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi

melaluikegiatan berkenalan, berdiskusi, dan bercerita

Kompetensi Dasar : 2.1 Memperkenalkan diri dan orang lain di dalam

forumresmi dengan intonasi yang tepat

A. Indikator

1. Mengidentifikasi unsur-unsur perkenalan

2. Memahami teknik berkenalan di forum resmi

3. Memperkenalkan diri dan orang lain di forum resmi

4. Memperbaiki kalimat perkenalan yang disampaikan teman

B. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik mampu mengidentifikasi unsur-unsur perkenalan

dengan teliti.

2. Dengan rasa ingin tahu peserta didik memahami teknik berkenalan di

forumresmi

3. Peserta didik menunjukkan kesalahan kalimat perkenalan yang disampaikan

temandengan jujur dan memperbaikinya.

C. Materi (terlampir)

1. Unsur-unsur perkenalan

Page 111: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

99

2. Teknik berkenalan di forum resmi.

D. Model dan Metode Pembelajaran

1. Model : Think PairShare

2. Metode : Tanya jawab, inkuiri, diskusi, pemodelan,penugasan

E. Langkah – langkah Kegiatan

Pertemuan pertama (2 X 35 menit)

No. Kegiatan Alokasi

Waktu

1.

Pendahuluan

a. Apersepsi:

1) Guru membuka pelajaran, mengabsen

peserta didik, dan menyampaikan kegiatan

yang akan dilakukan.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan kompetensi dasar yang akan dicapai.

3) Guru menyampaikan cakupan materi yang

akan dipelajari.(empati)

b. Motivasi :

Guru menjelaskan tentang manfaat dan

pentingnya mempelajari materi ini.

5 menit

Page 112: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

100

2 Kegiatan Inti

a. Eksplorasi :

1) Guru menjelaskan ciri-ciri orang yang

terampil berbicara dengan baik dan hal yang

perlu dipersiapkan dalam berbicara.

2. Guru menjelaskan model pembelajaraan

kooperatif think pair share dan menjelaskan

langkah-langkah berbicara melalui model

pembelajaraan kooperatif think pair share

3) Guru memberi contoh atau memutar video

tentang memperkenalkan diri.

4) Peserta didik memperhatikan dengan

saksama.

b. Elaborasi :

Setelah melihat dan mendengarkan contoh

memperkenalkan diri,

1) Peserta didik berpasangan dengan teman

semeja.

2) Peserta didik mendiskusikan unsur-unsur

dalam suatu perkenalan.

3) Peserta didik mendiskusikan teknik-teknik

dalam memperkenalkan diri/orang lain di

forum resmi.

4) Guru menunjuk peserta didik secara acak

untuk menyampaikan hasil diskusi di depan

kelas.

5) Peserta didik lain memperhatikan

kemudian memberikan masukan/tanggapan.

c. Konfirmasi :

1) Guru memberi penilaian positif terhadap

55 menit

Page 113: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

101

aktifitas peserta didik.

2) Guru memotivasi peserta didik untuk

mempelajari cara memperkenalkan diri atau

orang lain di forum resmi.

Penutup

a. Guru dengan peserta didik bersama-sama

menyimpulkan pembelajaran yang telah

dilakukan.

b. Refleksi terhadap kegiatan yang telah

dilaksanakan.

c. Guru menyampaikan rencana pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya.

10 menit

F. Media

1. Buku panduan belajar siswa

G. Alat

1. Whiteboard

2. Spidol

3. Laptop

4. Proyektor

H. Sumber Pembelajaran

1. Bahasa Indonesia, SMA/ MA/ SMK/ MAK Kelas X, Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2016, Edisi Revisi.

Page 114: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

102

I. Penilaian Hasil Belajar

Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang dinilai Skor Maksimal

A. Kebahasaan

1. Tekanan 6

2. Ucapan 8

3. Nada dan Irama 6

4. Kosakata/diksi 10

5. Stuktur kalimat yang digunakan 10

B Nonkebahasaan

1. Kelancaran 10

2. Penguasaan materi 30

3. Keberanian 10

4. Keramahan 8

5. Sikap 6

Skor Maksimal 100

(Sumber: Modifikasi dari peneliti yang mengacu pada Maidar dan

Umi Faizah)

Rentan Nilai Kriteria Penilaian

81 100% Baik Sekali

61 80% Baik

41 60% Cukup

21 40% Kurang

≥ 21% Kurang Sekali

Page 115: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

103

Page 116: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

104

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMK Nusantara 02 Kesehatan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/semester : X / 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

Standar Kompetensi : 2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi

melaluikegiatan berkenalan, berdiskusi, dan bercerita

Kompetensi Dasar : 2.1 Memperkenalkan diri dan orang lain di dalam

forumresmi dengan intonasi yang tepat

A. Indikator

1. Mengidentifikasi unsur-unsur perkenalan

2. Memahami teknik berkenalan di forum resmi

3. Memperkenalkan diri dan orang lain di forum resmi

4. Memperbaiki kalimat perkenalan yang disampaikan teman

B. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik mampu mengidentifikasi unsur-unsur perkenalan

dengan teliti.

2. Dengan rasa ingin tahu peserta didik memahami teknik berkenalan di

forum resmi

3. Peserta didik menunjukkan kesalahan kalimat perkenalan yang disampaikan

temandengan jujur dan memperbaikinya.

C. Materi (terlampir)

1. Unsur-unsur perkenalan

2. Teknik berkenalan di forum resmi.

Page 117: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

105

D. Model dan Metode Pembelajaran

1. Model : Think PairShare

2. Metode : Tanya jawab, inkuiri, diskusi, pemodelan,penugasan

E. Langkah – langkah Kegiatan

Pertemuan pertama (2 X 35 menit)

No. Kegiatan Alokasi

Waktu

1.

Pendahuluan

a. Apersepsi:

1) Guru membuka pelajaran, mengabsen

peserta didik, dan menyampaikan kegiatan

yang akan dilakukan.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan kompetensi dasar yang akan dicapai.

3) Guru menyampaikan cakupan materi yang

akan dipelajari.(empati)

b. Motivasi :

Guru menjelaskan tentang manfaat dan

pentingnya mempelajari materi ini.

5 menit

2 Kegiatan Inti

a. Eksplorasi :

1) Siswa berpasangan dengan teman semeja

untuk mengidentifikasi butir-butir penting

dalam tuturan perkenalaan diri.

2. Guru menjelaskan tentang aspek

kebahasaan dan nonkebahasaan yang menjadi

fokus penilaian dalam keterampilan berbicara.

3) Guru mencontohkan bagaimana menjadi

seorang moderator yang baik dengan

55 menit

Page 118: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

106

menggunakan bahasa yang sopan.

4) Peserta didik memperhatikan dengan

saksama.

b. Elaborasi :

1) Peserta didik mendiskusikan unsur-unsur

penting dalam suatu perkenalan.

3) Peserta didik mendiskusikan teknik-teknik

dalam memperkenalkan diri/orang lain di

forum resmi.

4) Guru menunjuk peserta didik secara acak

untuk menyampaikan hasil diskusi di depan

kelas sekaligus berlatih menjadi seorang

moderator.

5) Peserta didik lain memperhatikan

kemudian memberikan masukan/tanggapan.

c. Konfirmasi :

1) Guru memberi penilaian positif terhadap

aktifitas peserta didik.

2) Guru memotivasi peserta didik untuk

mempelajari cara memperkenalkan diri atau

orang lain di forum resmi.

Penutup

a. Guru dengan peserta didik bersama-sama

menyimpulkan pembelajaran yang telah

dilakukan.

b. Refleksi terhadap kegiatan yang telah

dilaksanakan.

c. Guru menyampaikan rencana pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya.

10 menit

Page 119: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

107

F. Media

1. Buku panduan belajar siswa

G. Alat

1. Whiteboard

2. Spidol

3. Laptop

4. Proyektor

H. Sumber Pembelajaran

1. Bahasa Indonesia, SMA/ MA/ SMK/ MAK Kelas X, Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2016, Edisi Revisi.

II. Penilaian Hasil Belajar

Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang dinilai Skor Maksimal

A. Kebahasaan

1. Tekanan 6

2. Ucapan 8

3. Nada dan Irama 6

4. Kosakata/diksi 10

5. Stuktur kalimat yang digunakan 10

B Nonkebahasaan

1. Kelancaran 10

2. Penguasaan materi 30

3. Keberanian 10

4. Keramahan 8

5. Sikap 6

Skor Maksimal 100

(Sumber: Modifikasi dari peneliti yang mengacu pada Maidar dan

Umi Faizah)

Page 120: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

108

Page 121: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

109

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMK Nusantara 02 Kesehatan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/semester : X / 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

Standar Kompetensi : 2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi

melaluikegiatan berkenalan, berdiskusi, dan bercerita

Kompetensi Dasar : 2.1 Memperkenalkan diri dan orang lain di dalam

forumresmi dengan intonasi yang tepat

A. Indikator

1. Mengidentifikasi unsur-unsur perkenalan

2. Memahami teknik berkenalan di forum resmi

3. Memperkenalkan diri dan orang lain di forum resmi

4. Memperbaiki kalimat perkenalan yang disampaikan teman

B. Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik mampu mengidentifikasi unsur-unsur perkenalan

dengan teliti.

2. Dengan rasa ingin tahu peserta didik memahami teknik berkenalan di

forum resmi

3. Peserta didik menunjukkan kesalahan kalimat perkenalan yang disampaikan

temandengan jujur dan memperbaikinya.

C. Materi (terlampir)

1. Unsur-unsur perkenalan

2. Teknik berkenalan di forum resmi.

Page 122: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

110

D. Model dan Metode Pembelajaran

1. Model : Think Pair Share

2. Metode : Tanya jawab, inkuiri, diskusi, pemodelan,penugasan

E. Langkah – langkah Kegiatan

Pertemuan pertama (2 X 35 menit)

No. Kegiatan Alokasi

Waktu

1.

Pendahuluan

a. Apersepsi:

1) Guru membuka pelajaran, mengabsen

peserta didik, dan menyampaikan kegiatan

yang akan dilakukan.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan kompetensi dasar yang akan dicapai.

3) Guru menyampaikan cakupan materi yang

akan dipelajari.(empati)

b. Motivasi :

Guru menjelaskan tentang manfaat dan

pentingnya mempelajari materi ini.

5 menit

2 Kegiatan Inti

a. Eksplorasi :

1) Siswa berpasangan dengan teman semeja

untuk mempersipakan menjadi seorang

moderator dan narasumber di depan kelas.

2. Guru meminta seluruh kelompok untuk

maju kedepan secara bergantian memjadi

seorang moderator dan narasumber.

b. Elaborasi :

1) Peserta didik mempersiapkan hal-hal yang

55 menit

Page 123: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

111

perlu diperhatikan untuk menjadi moderator

dan narasumber.

2) Peserta didik secara bergantian maju

kedepan untuk menjadi seorang moderator

dan narasumber.

3) Peserta didik lain memperhatikan

kemudian memberikan masukan/tanggapan.

c. Konfirmasi :

1) Guru memberi penilaian positif terhadap

aktifitas peserta didik.

2) Guru memotivasi peserta didik untuk

mempelajari cara memperkenalkan diri atau

orang lain di forum resmi.

Penutup

a. Guru dengan peserta didik bersama-sama

menyimpulkan pembelajaran yang telah

dilakukan.

b. Refleksi terhadap kegiatan yang telah

dilaksanakan.

c. Guru menyampaikan rencana pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya.

10 menit

F. Media

1. Buku panduan belajar siswa

G. Alat

1. Whiteboard

2. Spidol

3. Laptop

4. Proyektor

Page 124: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

112

H. Sumber Pembelajaran

1. Bahasa Indonesia, SMA/ MA/ SMK/ MAK Kelas X, Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2016, Edisi Revisi.

I. Penilaian Hasil Belajar

Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang dinilai Skor Maksimal

A. Kebahasaan

1. Tekanan 6

2. Ucapan 8

3. Nada dan Irama 6

4. Kosakata/diksi 10

5. Stuktur kalimat yang digunakan 10

B Nonkebahasaan

1. Kelancaran 10

2. Penguasaan materi 30

3. Keberanian 10

4. Keramahan 8

5. Sikap 6

Skor Maksimal 100

(Sumber: Modifikasi dari peneliti yang mengacu pada Maidar dan

Umi Faizah)

Page 125: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

113

Page 126: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

114

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMK Nusantara 02 Kesehatan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/semester : X / 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara

Lisan dalam diskusi dan bermain drama.

Kompetensi Dasar : 6.1 Mengomentari persoalan faktual disertai alasan

yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata

dan santun berbahasa.

A. Indikator

6.1.1 Mengritik persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan

memperhatikan pilihan kata.

6.1.2 Mengritik persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan

memperhatikan bahasa yang santun.

B. Tujuan Pembelajaran

3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan mengerjakan LKS,

siswa dapat mengritik persoalan faktual disertai alasan yang mendukung

dengan memperhatikan pilihan kata dengan benar

4. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan mengerjakan LKS,

siswa dapat mengritik persoalan faktual disertai alasan yang mendukung

dengan memperhatikan bahasa yang santun secara benar.

C. Materi (terlampir)

D. Model dan Metode Pembelajaran

3. Model : Think Pair Share

4. Metode : Tanya jawab, inkuiri, diskusi, pemodelan,penugasan.

Page 127: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

115

E. Langkah – langkah Kegiatan

Pertemuan pertama (2 X 35 menit)

No. Kegiatan Alokasi

Waktu

1.

Pendahuluan

a. Apersepsi:

1) Guru membuka pelajaran, mengabsen

peserta didik, dan menyampaikan kegiatan

yang akan dilakukan.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan kompetensi dasar yang akan dicapai.

3) Guru menyampaikan cakupan materi yang

akan dipelajari.(empati)

b. Motivasi :

Guru menjelaskan tentang manfaat dan

pentingnya mempelajari materi ini.

5 menit

2 Kegiatan Inti

a. Eksplorasi :

1) Guru menjelaskan materi tentang persoalan

teks faktual tentang longsor.

2). Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok.

3). Guru memberikan teks tentang longsor.

kepada setiap kelompok untuk berdiskusi

menanggapi atau memberikan tanggapan.

b. Elaborasi :

1) Peserta didik berdiskusi dengan teman

kelompoknya.

2) Peserta didik secara bergantian maju

kedepan untuk mempresentasikan hasil

diskusi dengan teman kelompoknya.

55 menit

Page 128: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

116

3) Peserta didik lain memperhatikan

kemudian memberikan masukan/tanggapan.

c. Konfirmasi :

1) Guru memberi penilaian positif terhadap

aktifitas peserta didik.

2) Guru memotivasi peserta didik untuk giat

belajar menanggapi persolan faktual.

Penutup

a. Guru dengan peserta didik bersama-sama

menyimpulkan pembelajaran yang telah

dilakukan.

b. Refleksi terhadap kegiatan yang telah

dilaksanakan.

c. Guru menyampaikan rencana pembelajaran

untuk pertemuan berikutnya.

10 menit

F. Media

1. Buku panduan belajar siswa

G. Alat

1. Whiteboard

2. Spidol

3. Laptop

4. Proyektor

H. Sumber Pembelajaran

1. Bahasa Indonesia, SMA/ MA/ SMK/ MAK Kelas X, Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2016, Edisi Revisi.

Page 129: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

117

I. Penilaian Hasil Belajar

Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara

No Aspek yang dinilai Skor Maksimal

A. Kebahasaan

1. Tekanan 6

2. Ucapan 8

3. Nada dan Irama 6

4. Kosakata/diksi 10

5. Stuktur kalimat yang digunakan 10

B Nonkebahasaan

1. Kelancaran 10

2. Penguasaan materi 30

3. Keberanian 10

4. Keramahan 8

5. Sikap 6

Skor Maksimal 100

(Sumber: Modifikasi dari peneliti yang mengacu pada Maidar dan

Umi Faizah)

Rentan Nilai Kriteria Penilaian

81 100% Baik Sekali

61 80% Baik

41 60% Cukup

21 40% Kurang

≥ 21% Kurang Sekali

Page 130: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

118

Page 131: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

119

Lampiran 8

Teks Faktual tentang Sampah

SAMPAH

Andaikan sampah yang ada di dunia ini tidak dikelola dengan baik, tentunya

bumi yang kita cintai ini akan tertutup oleh sampah.

Di mana-mana ada sampah, misalnya di sekitar rumah, di kelas, di jalan raya,

dipertokoan, bahkan di dekatmu sekarang ini mungkin juga ada sampah. Sampah

tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari karena setiap kegiatan manusia

selalu menghasilkan sampah. Jika kamu pergi ke tempat pembuangan sampah,

mungkin kamu akan menutup hidungmu karena baunya busuk. Memang benar,

sampah yang sudah membusuk berbau tidak enak. Tempat sampah kelihatan jorok

dan menjijikkan.

Tempat sampah dihinggapi lalat-lalat yang beterbangan ke sana kemari

mencari makan. Tempat pembuangan sampah yang kotor merupakan sumber dari

berbagai penyakit. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat mengotori udara

dan menimbulkan bau busuk. Sampah yang membusuk di dekat sumur dapat

mengakibatkan air sumur menjadi keruh dan berbau busuk sehingga tidak baik untuk

diminum.

Sampah yang dibuang ke sungai atau got dapat menimbulkan banjir karena

sampah tersebut dapat menyumbat aliran air sungai. Memang sampah sangat

berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, jika tidak dikelola dengan baik.

Sebaliknya sampah yang dikelola dan dimanfaatkan dengan baik akan

menguntungkan bagi manusia dan lingkungan.

Sumber: Gaul, edisi September 2005

Page 132: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

120

Lampiran 9

Teks Faktual tentang Longsor

LONGSOR

Di indonesia sering terjadi bencana tanah longsor, dikarenakan perubahan

cuaca atau iklim di Indonesia seperti halnya musim kemarau yang panjang dan

disusul dengan musim hujan yang tidak ada hentinya. Salah satu faktor penyebab

iklim musim di Indonesia ini juga pola hidup manusia yang melebihi kemampuan

alam dan perubahan arah angin yang melintasi Indonesia. Rotasi bumi dan revolusi

bumi juga mempengaruhi perubahan iklim khususnya di Indonesia. Bentuk

permukaan Bumi khususnya di Indonesia yang banyak pegunungan ini juga menjadi

salah satu faktor penyebab longsor.

Akibat dari kejadian tersebut terjadi pengembangan rongga-rongga dalam

tanah yang luar biasa, sehingga mengakibatkan banjir dimana-mana. Bermula

dari tanah merekah di musim kering itu, air hujan akan masuk dan terakumulasi di

bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Selain itu sudut lereng

yang terjal atau mencapai kemiringan sekitar 150 hingga 180 derajat dapat

menyebabkan kerusakan tanah karena adanya longsor. Tentu akibat paling pahit akan

dialami oleh orang yang tinggal di sekitarnya.

Pengertian Longsor sendiri adalah sebuah peristiwa geologi yang biasa terjadi

karena pergerakan tanah dengan berbagai tipe dan jenis yang bermacam – macam.

Salah satu contoh jenisnya seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar di tanah.

Dilihat secara umum kejadian tanah longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor

pemicu dan faktor pendorong.

Faktor yang mempengaruhi kondisi material itu sendiri disebut faktor

pendorong. Sedangkan faktor yang menyebabkan bergeraknya material disebut

faktor pemicu. Meskipun penyebab utama kejadian longsor adalah gravitasi yang

mempengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada beberapa faktor lainnya yang

juga berpengaruh, diantaranya sebagai berikut :

Page 133: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

121

Getaran dari sebuah mesin, penggunaan bahan – bahan peledak dan petir.

Bencana seperti halnya jenis-jenis gempa bumi kecil atau besar juga

menyebabkan longsor, karena getarannya terjadi tekanan pada partikel-partikel

mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan

longsornya lereng.

Hujan lebat, mengakibatkan saturasi memperlemah lereng dari bebatuan dan

tanah.

Bencana ini dapat terjadi pula jika gaya pendorong pada bagian lereng lebih

besar daripada gaya penahan. Hal tersebut diakibatkan oleh besarnya sudut

kemiringan lereng, berat jenis tanah batuan, air, serta beban. Tanah Longsor yang

sering terjadi tersebut biasanya disebabkan karena bebatuan yang sudah mulai rapuh

dan kepadatan tanah yang sudah berkurang karena penahan tanah sudah tidah ada,

seperti halnya pohon dan tumbuhan lain. Semua ini bermula ketika musim kering

yang panjang, pada saat itu terjadi penguapan air tanah dalam jumlah yang besar. Hal

tersebut karena masuknya air kedalam pori-pori Tanah yang tadinya mengembang

karena kemarau panjang. Walaupun dalam jangka pendek tindak menimbulkan efek

negatif, namun lambat tahun dan ketika musim hujan hadir akan menimbulkan

bencana alam.

Page 134: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

122

Lampiran 10

Surat Bimbingan Skripsi

Page 135: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

123

Lampiran 11

Surat Keterangan

telah melakukan penelitian di SMK Nusantara 02 Kesehatan Ciputat-

Tangerang Selatan

Page 136: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

124

Lampiran 12

Surat Permohonan Izin Penelitian

Page 137: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

125

Lampiran 13

Foto-foto kegiatan pembelajaran

Page 138: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

126

Page 139: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

127

Page 140: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

128

Page 141: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42808/3/MUHAMAD... · data yang dilakukan dalam penelitian inimelalui observasi, tes,

129

Lampiran 14

Biodata Penulis

Muhamad Khoerul Umam,

selanjutnya kita sebut penulis lahir di

Bogor, pada tanggal 01 Januari 1995,

putra kelima dari pasangan Atje

Djunaedi, S.Pd.I dan Lilis Suryati.

Pada tahun 2001-2006 penulis

mengenyam pendidikan di Sekolah

Dasar Negeri Cibening 03Pamijahan

Kabupaten Bogor.

Penulis melanjutkan pendidikan

di Sekolah Menengah Pertama pada

tahun 2007-2009 di SMP Islam Ibnu

Sina. Setelah itu melanjutkan

pendidikan menengah atas pada tahun

2010-2012 di Madrasah Aliyah Al-

Amin Kabupaten Bogor.

Selanjutnya penulis meneruskan

studi di UIN Syarif Hidayatullah

Jakartadengan memilih jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia (PBSI) melalui jalur

mandiri.

Memasuki dunia perkuliahan,

penulis bergabung disalah satu

organisasi ekstra maupun intra

kampus diantaranya HMI dan HMJ

PBSI sebagai ketua bidang seniora.

Selain aktif di kampus, kesibukan lain

juga dijalani sekarang ialah menjadi

guru di SMK Nusantara 02 Kesehatan

Ciputat-Tangerang Selatan.

Demikian deskripsi singkat tentang penulis, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.