PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL...

185
PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI KERJASAMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH, RUMAH, MASYARAKAT MELALUI MODEL TWO STAY AND TWO STRAY DENGAN MEDIA MINIATUR KERJASAMA PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MADRASAH IBTIDAIYAH GONDORIYO KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Rizky Nur Khasanah (23040-15-0010) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL...

  • PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI

    KERJASAMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH, RUMAH, MASYARAKAT

    MELALUI MODEL TWO STAY AND TWO STRAY DENGAN MEDIA

    MINIATUR KERJASAMA PADA SISWA KELAS III SEMESTER I

    MADRASAH IBTIDAIYAH GONDORIYO

    KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

    TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    SKRIPSI

    Disusun Guna Memenuhi Syarat Untuk Meraih Gelar

    Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    Rizky Nur Khasanah

    (23040-15-0010)

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2019

  • i

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI

    KERJASAMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH, RUMAH, MASYARAKAT

    MELALUI MODEL TWO STAY AND TWO STRAY DENGAN MEDIA

    MINIATUR KERJASAMA PADA SISWA KELAS III SEMESTER I

    MADRASAH IBTIDAIYAH GONDORIYO

    KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

    TAHUN PELAJARAN 2018/2019

    SKRIPSI

    Disusun Guna Memenuhi Syarat Untuk Meraih Gelar

    Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    Rizky Nur Khasanah

    (23040-15-0010)

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2019

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO

    “ maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau

    telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan lain).

    Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (QS. Al Insyirah,)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    1. Terimakasih dan saya ucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat serta hidayahnya

    2. Bapak terhebatku Nasokha dan Ibu tercinta Yahmiati, terimakasih yang tak

    terhingga atas segala dukungan yang pernah engkau berikan kepadaku.

    3. Adekku Siti Qonitah dan Siti Qoni’ah yang selalu memberiku semangat.

    4. Sahabat- sahabtku tercinta Hana Hida, Arum N, Desty A, Umik F, Firda Yu,

    Sayyidah N.Atsna, Evita Intan, Yunita S, Erlina R yang sudah banyak

    memotivasi saya dan teman teman PGMI yang saya cintai.

    5. Handi Prasetyo yang selalu memotivasi untuk tidak mudah menyerah dalam

    segala hal.

    6. Bapak Sutrisna, S.Ag., M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah menemaniku

    menyelesaikan karya ini.

    7. Terimakasih untuk teman-teman KKN yang selalu memberi semangat kepada

    saya.

    8. Terimakasih untuk MI Gondoriyo dan guru-guru yang telah mengizinkan saya

    untuk melaksanakan penelitian di MI tersebut.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur alkhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    ramha, hidayah serta inahanya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

    tepat waktu. Sholawat dan salam kami curahkan kepada junjungan kita nabi agung

    Muhammad SAW yang telah menuntun ke jalan yang benar. Semoga kita mendapatkan

    syafaatnya di yaumul akhir, amin.

    Skripsi yang penulis susun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas akhir dan

    melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana. Adapun judul skripsi ini adalah

    Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Materi Kerjasama Di

    Lingkungan Rumah, Sekolah, Masyarakat Melalui Model Two Stay And Two Stray

    Dengan Media Miniatur Kerjasama Pada Siswa Kelas III Semester I MI

    Gondoriyo Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.

    Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan lancar

    tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti menyampaikan ucapan

    terimakasih kepada:

    1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd

    2. Dekan FTIK IAIN Salatiga, Bapak Suwardi, M.Pd

    3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku ketua jurusan PGMI IAIN Salatiga dan dosen

    pembimbing akademik

    4. Bapak Sutrisna, S.Ag., M.Pd selaku pembimbing Skripsi yang telah

    membimbing, mengarahkan, memotivasi dan meluangkan waktunya uuntuk

    memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

  • ix

    5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan

    ilmu dan bantuan kepada penulis.

    6. Bapak Irkham, S.Pd selaku kepala sekolah MI Gondoriyo yang telah

    memberikan izin melakukan penelitian.

    7. Ibu Niken selaku guru kelas III MI Gondoriyo yang telah berkenan berkesama

    dengan penulis sehingga dapat melakukan penelitian.

    8. Siswa kelas III MI Gondoriyo Kcematan Bergas Kabupaten Semarang yang

    telah berkenan dan membantu penulis untuk melaksanakan penelitian

    9. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelsaikan skripsi ini, semoga

    segala bantuan dan keikhlasan mendapat balasan dari Allah Swt.

  • x

    ABSTRAK

    Nur Khasanah, Rizky. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Materi

    Kerjasama Di Lingkungan Sekolah, Rumah, Masyarakat Melalui Model

    Two Stay And Two Stray Dengan Media Miniatur Kerja Sama Pada

    Siswa Kelas III Semester I Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo Kecamatan

    Bergas Kabupaten SemarangTahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi,

    Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan

    Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen

    Pembimbing Sutrisna, S.Ag., M.Pd

    Kata Kunci : Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial, Model Two Stay And Two Stray dengan

    Media Miniatur

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS materi

    kerjasama di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat melalui model Two Stay and Two

    Stray dengan media miniatur kerjasama pada siswa kelas III semester I MI Gondoriyo

    Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019 yang terdiri dari 27

    siswa yaitu 16 laki-laki dan 11 perempuan.

    Peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan langkah perencanaan,

    tindakan, observasi dan refleksi. Dilaksanakan dengan dua siklus. Latar belakang penelitian

    ini adalah hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi kerjasama dilingkungan

    rumah, sekolah, masyarakat pada kelas III semester I MI Gondoriyo Kecamatan Bergas

    Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.

    Hasil penelitian dapat menunjukkan bahwa model Two Stay and Two Stray dengan

    media miniatur dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III semester I MI Gondoriyo

    Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Hal ini dapat di buktikan dari dari data per

    siklusnya, hasil pra siklus hanya 37,03% (10 siswa) yang tuntas, sedangkan 62,96% (17

    siswa) yang tidak tuntas KKM. Selanjutnya pada siklus I 51,85% (14 siswa) yang sudah

    tuntas dan ada 48,14% (13 siswa) yang belum tuntas KKM. Dari pra siklus ke siklus I

    meningkat 14,82%. Pada siklus II 92,59% (25 siswa) yang sudah tuntas KKM sedangkan

    7,41% (2 siswa) yang belum tuntas KKM. Sehingga peningkatan siklus I ke siklus II yaitu

    40,74%. Siswa yang memperoleh nilai KKM ≥ 65 dari siswa secara keseluruhan mencapai

    92,59%. Siklus ini dinyatakan dihentikan karena telah mencapai indikator keberhasilan ≥

    85%.

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................. I

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... II

    PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ III

    DEKLARASI ....................................................................................................... IV

    PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ............................................................ V

    MOTTO ................................................................................................................ VI

    PERSEMBAHAN .............................................................................................. VII

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... VIII

    ABSTRAK ............................................................................................................. X

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ XI

    DAFTAR TABEL ............................................................................................. XIII

    DAFTAR DIAGRAM....................................................................................... XIV

    DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... XV

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5

  • xii

    C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

    D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

    E. Hipotesis ...................................................................................................... 7

    F. Metode Penelitian ........................................................................................ 8

    G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 17

    BAB II KAJIAN TEORI

    A. Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Kerjasama di

    Lingkungan Rumah, Sekolah, Masyarakat ............................................... 18

    B. Penerapan Model Two Stay And Two Stray Melalui Media Miniatur Kerjasama

    ................................................................................................................... 31

    C. Kajian Pustaka ........................................................................................... 41

    BAB III PELAKSANAAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................................... 44

    B. Subjek Penelitian ....................................................................................... 51

    C. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 53

    D. Penjelasan pelaksanaan Siklus I ................................................................ 55

    E. Penjelasan Pelaksanaan Siklus II ............................................................... 64

    BAB IV PEMBAHASAN

    A. Analisis Data Persiklus .............................................................................. 71

    B. Pembahasan ............................................................................................... 82

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................................... 88

  • xiii

    B. Saran ......................................................................................................... 89

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar1.1 Model Tahapan Pelasanakan PTK ......................................... 11

    Gambar4.1Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus .................. 74

    Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I .................. 77

    Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II .................. 81

    Gambar 4.4 Grafik Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus ................. 84

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Profil Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo .................................. 44

    Tabel 2.2 Keadaan Guru MI Gondoriyo ................................................ 48

    Tabel 2.3 Keadaan Siswa MI Gondoriyo ............................................... 49

    Tabel 2.4 Subyek Penelitian Siswa Kelas III MI Gondoriyo ................. 51

    Tabel 4.1 hasil penilaian pra siklus ........................................................ 73

    Tabel 4.2 Nilai hasil belajar siswa siklus I ............................................. 76

    Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ......................................... 80

    Tabel 4.4 Hasil rekapitulasi Nilai siswa per siklus ................................ 83

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Lampiran I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

    2. Lampiran II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

    3. Lampiran III Lembar Observasi Siswa Siklus I

    4. Lampiran IV Lembar Observasi Siswa Siklus II

    5. Lampiran V Lembar Observasi Guru Siklus I

    6. Lampiran VI Lembar Observasi Guru Siklus II

    7. Lampiran VII Hasil Nilai Pra Siklus

    8. Lampiran VIII Hasil Nilai Siklus I

    9. Lampiran IX Hasil Nilai Siklus II

    10. Lampiran X Dokumentasi Foto Penelitian

    11. Lampiran XI Nota Pembimbing

    12. Lampiran XII Surat Ijin Penelitian

    13. Lampiran XIII Surat Keterangan Penelitian

    14. Lampiran XIV Daftar Nilai SKK

    15. Lampiran XV Lembar Konsultasi

    16. Lampiran XVI Daftar Riwayat Hidup

    17. Lampiran XVIII Soal Tes Siklus I

    18. Lampiran XIX Soal Tes Siklus II

    19. Lampiran XX Hasil Tes Siklus I

    20. Lampiran XXI Hasil Tes Siklus II

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan

    humaniora, serta kegiatan dasar manusia ynag diorganisasikan dan

    disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan (Sapriya,

    2009:11).Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran

    yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu

    sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial

    kehidupan. Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek

    disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik

    dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang

    bersifat holistik atau dapat diartikan menjadikan seorang pribadi yang

    mandiri, dimana orang tersebut mampu mendapatkan kebebasan secara

    psikologis, mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat dan baik bagi

    dirinya dan dapat menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat. Melalui

    pembelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara

    yang dapat bertanggung jawab, demokratis serta cinta damai.

    Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang diberikan untuk

    para siswa harus disesuaikan dengan usia dan tingkat kemampuan

    berpikirnya. Secara umum pembelajaran untuk peserta didik SD/MI

    hendaknya diberikan hal-hal yang sifatnya lebih konkret. Sebagai guru

    hendaknya memiliki cara tersendiri untuk membuat sebuah konsep-konsep

  • 2

    yang dapat mempermudah dipahami oleh peserta didik melalui beberapa

    fakta yang dapat dibelajarkan kepada siswa misalnya melalui sebuah game

    atau media pembelajaran contohnya seperti guru menunjukkan gambar,

    bagan, atau elaborasi dengan kata-kata yang mudah dipahami oleh peserta

    didik.

    Kemampuan dan kekreatifan guru dalam memilih dan

    menggunakan berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran terus di

    tingkatkan agar pendidikan IPS mampu mengkondisikan kemampuan dan

    ketrampilan dasar untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik.

    Hal ini dikarenakan pengkondisian iklim belajar merupakan aspek penting

    bagi tercapainya tujuan pendidikan(Trianto, 2010:174). Gilles dan Ashman

    juga menemukan bahwa siswa-siswa yang terlatih bekerja kelompok

    ternyata bisa bekerja sama secara lebih kooperatif, memperoleh nilai

    akademik yang lebih tinggi dan lebih pada siswa-siswa yang sama sekali

    belum terlatih bekerja kelompok.

    Rendahnya kualitas hasil pembelajaran siswa dalam mata pelajaran

    IPS bahwa tujuan yang ditentukan dalam kurikulum belum tercapai secara

    optimal. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa harus terus ditingkatkan.

    Upaya tersebut diperlukan untuk memotivasi belajar yang tinggi, semangat

    belajar yang besar dan rasa percaya diri yang tinggi. Dengan demikian

    peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep

    yang dipelajari secara baik, bermakna, dan aktif. Guru sangat berpengaruh

    terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman

  • 3

    belajar lebih menunjukkan kaitan terstruktur dan dapat menjadikan proses

    pembelajaran lebih efektif. Sehingga peserta didik akan memperoleh

    keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Dalam proses pembelajaran IPS

    baik guru maupun siswa saling menjadi pelaku terlaksananya tujuan

    pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran tersebut akan tercapai secara

    optimal apabila pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Pembelajaran

    efektif adalah pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh siswa secara

    aktif.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas MI Gondoriyo

    Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang kelas III semester 1 bahwa hasil

    pembelajaran IPS masih rendah dibanding dengan mata pelajaran lainnya.

    Rendahnya hasil belajar ditandai dengan banyaknya siswa yang belum

    mencapai KKM. Diketahui 27 siswa kelas III hanya 10 siswa (37.03%)

    yang mampu mencapai KKM. Sedangkan sisanya 17 siswa ( 62.96%)

    nilainya masih di bawah dari KKM 65 yang ditentukan.

    Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru kelas bahwa

    penyebab rendahnya hasil belajar siswa MI Gondoriyo diantaranya,

    terjadinya hasil belajar yang kurang memuaskan akibat banyaknya faktor

    dari siswa ataupun guru. Hal ini terlihat dari sikap siswa ketika mengikuti

    kegiatan pembelajaran. Ketika guru menjelaskan pembelajaran di kelas

    terutama pelajaran IPS banyak siswa yang tidak memperhatikan

    dikarenakan IPS menurut siswa itu pelajaran yang cukup membosankan.

    Dalam buku pegangan siswa maupun guru terdapat banyak bacaan,

  • 4

    efek yang membuat siswa bosan yaitu dengan banyaknya bacaan tersebut,

    siswa bosan saat pelajaran IPS, guru tersebut yang kurang kreatif dalam

    membawakan pelajaran IPS guru kurang menarik dalam pelajaran IPS,

    sebaiknya guru menggunakan model dan media yang bervariasi untuk

    siswa lebih semangat dan tidak bosan dalam pelajaran IPS. Beberapa

    uraian penyebab rendahnya hasil belajar siswa, oleh karena itu peneliti

    akan menawarkan sebuah solusi dengan pembelajaran kooperatif.

    Pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran yang

    mengutamakan kerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran.

    Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara

    siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

    kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai dengan 6 orang dengan

    struktur yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif adalah

    pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok

    kecil untuk saling berinteraksi menurut ( Nurhayati, 2002:25) dalam buku

    Strategi Pembelajaran ( Abdul Majid, 2014:175).

    Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah Two Stay and

    Two Stray (TSTS). Pembelajaran kooperatif TSTS adalah teknik belajar

    mengajar Dua Tinggal Dua Tamu di kembangkan oleh Spencer Kagan

    (1992). Struktur dua tinggal dua tamu memberi kesempatan kelompok

    membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain (Lie, 2007:61)

    dalam (Aris Shoimin, 2014:222). Media miniatur dapat disebut juga

    dengan media 3 dimensi yaitu media yang berbentuk ukuran panjang,

  • 5

    lebar, tebal/tinggi. Media miniatur adalah bentuk miniatur dari yang

    sebenarnya atau bentuk yang lebih besar/lebih kecil dari bentuk

    sebenarnya. ( M.T.J Siahaan dkk, 1983:59).

    Setelah peneliti mengetahui permasalahan pembelajaran IPS di

    Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo dan keuntungan model

    pembelajaran Two stay and Two Stray sehingga peneiliti tertarik untuk

    membahas hal tersebut dengan judul: “PENINGKATAN HASIL

    BELAJAR IPS MATERI KERJASAMA DI LINGKUNGAN RUMAH,

    SEKOLAH, MASYARAKAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

    TWO STAY AND TWO STRAY DENGAN MEDIA MINIATUR

    KERJASAMA PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MADRASAH

    IBTIDAIYAH GONDORIYO KECAMATAN BERGAS KABUPATEN

    SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah:

    Apakah penerapan model Two Stay and Two Stray dengan media

    miniatur kerjasama dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi kerjasama

    di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat pada siswa kelas III semester 1

    Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo kecamatan Bergas kabupaten Semarang

    Tahun pelajaran 2018/2019?

  • 6

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

    IPS materi kerjasama di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat melalui

    model Two stay and Two stray dengan media miniatur kerjasama pada

    siswa kelas III semester 1 Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo kecamatan

    Bergas, Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2018/2019.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian inii diantaranya:

    1. Manfaat Teoritis

    Secara umum, manfaat dari hasil penelitian ini adalah

    pengembangan kajian ilmu IPS khususnya materi kerjasama di

    lingkungan rumah, sekolah, masyarakat dapat membantu

    memahami teori tersebut melalui model pembelajaran dan media

    pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Siswa

    Menumbuhkan sebuah motivasi belajar siswa dalam

    meningkatkan kemampuan siswa memahami materi kerjasama

    di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat pada pembelajaran

    IPS. Siswa lebih faham dan termotivasi karena mendapatkan

    variasi pembelajaran.

  • 7

    b. Bagi Guru

    Meningkatkan pengetahuan dan kekreatifan guru

    untuk mengatasi sulitnya belajar dalam mata pelajaran IPS

    melalui model pembelajaran dan media pembelajaran, guru

    lebih termotivasi untuk lebih kreatif dalam mencetuskan

    ide-ide baru dalam pelaksanaan pembelajaran dan siswa

    semakin aktif dan menyenangkan untuk membantu

    perkembangan siswa secara optimal.

    c. Bagi Sekolah

    Dapat mengembangkan proses belajar mengajar dan

    dapat meningkakan kualitas pelaksanaan pembelajaran

    agar sekolah dapat melangkah lebih maju sesuai yag

    diharapkan.

    d. Bagi Peneliti

    Untuk meningkatkan hasil belajar melalui model

    Two Stay and Two Stray dengan media miniatur kerjasama

    khususnya dalam materi kerjasama di lingkungan rumah,

    sekolah, masyarakat mata pelajaran IPS. Serta sebagai

    bahan pembelajaran bagi peneliti untuk memecahkan

    permasalahan yang ada di kelas.

  • 8

    E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis yang dapat diambil dari penelitian yaitu:

    Penerapan model Two Stay and Two Stray dengan media

    miniatur kerjasama dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi

    kerjasama di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat pada siswa kelas

    III semester 1 Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo Kecamatan Bergas

    Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2018/2019.

    2. Indikator Keberhasilan

    a. Secara Individual

    Adanya peningkatan hasil belajar IPS materi Kerjasama di

    lingkungan rumah, sekolah, masyarakat untuk mencapai KKM

    (Kriteria Ketuntasan Minimal) lebih dari 65.

    b. Secara Klasikal

    Ketuntasan siswa secara klasikal dalam IPS materi kerjasama di

    lingkungan rumah, sekolah, masyarakat mencapai persentase 85%.

    F. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK). Tindakan ini dilaksanakan untuk penelitian

    yaitu berupa penerapan model Two Stay an Two Stray dengan

    media miniatur kerjasama yang tujuannya untuk meningkatkan

    hasil belajar siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo

    Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.

  • 9

    Hakikat dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan

    ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks. Penelitian

    tindakan menekankan pada kegiatan (tindakan) dengan

    mengujicobakan suatu ide ke dalam praktek pendidikan dengan

    harapan tindakan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan

    kualitas pendidikan. Karena itu PTK sebagai jenis penelitian

    tindakan yang dilaksanakan di kelas merupakan penelitian praktis

    yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas

    (Kasbolah, 1998:12) dalam buku penelitian tindakan kelas (Samsu

    Somadayo, 2013:20).

    Dengan hal tersebut penelitian ini menggunakan PTK

    karena adanya permasalahan yang terjadi di kelas III MI

    Gondoriyo yaitu rendahnya hasil belajar IPS. Peneliti mengetahui

    dari hasil diskusi dengan guru kelas III MI Gondoriyo bahwa

    penyebab rendahnya hasil pelajaran IPS yaitu kurangnya kemauan

    siswa dalam pelajaran IPS. Tujuan dari pelaksanalan PTK adalah

    untuk mengubah perilaku penelitiannya, perilaku orang lain, dan

    untuk mengubah kerangka kerja, organisasi, atau struktur lain yang

    pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku orang lain.

    Jadi penelitian tindakan kelas ini lazimnya dimaksudkan untuk

    memecahkan masalah dengan penerapan langsung pada ruang

    kelas. (Samsu Sumadayo, 2013:23)

  • 10

    2. Subyek Penelitian dan Lokasi

    a. Subyek

    Subyek penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPS

    beserta siswa kelas III MI Gondoriyo, kecamatan Bergas,

    Kabupaten Semarang Tahun ajaran 2018/2019. Siswa kelas III ini

    berjumlah 27 terdiri dari 16 laki-laki dan 11 perempuan.

    b. Lokasi

    Penelitian ini dilaksanakan di MI Gondoriyo Kecamatan

    Bergas kabupaten Semarang. Penelitian dilaksanakan pada bulan

    November 2018 dengan materi yang dijadikan penelitian

    bertepatan pada semester I tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian

    ini dilakukan dengan II siklus yang di sesuaikan dengan situasi

    artinya tidak mengubah jadwal pelajaran.

    3. Langkah-langkah Penelitian

    a. Perencanaan Tindakan (Planning)

    Perencanaan tindakan adalah menyususn rancangan

    yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait PTK. Sebelum

    melaksanakan PTK, seorang guru hendaknya mempersipkan

    terlebih dahulu konsepnya dengan membuat perencanaan

    dalam bentuk tulisan. Perencanaan adalah langkah yang

    dilaksankan oleh guru ketika akan memulai tindakannya

    (Arikunto,2010:17)

  • 11

    Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam penelitian

    tindakan kelas yaitu pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen

    yakni perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi

    (observing), dan refleksi (reflecting)

    Gambar 1.1 Model Tahapan Pelasanakan PTK ( Suyadi, 2014:50)

    b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

    Pada pelaksanaan tindakan ini peneliti menggunakan

    model pembelajaran Two Stay and Two Stray dengan tiga

    tahap kegiatan yaitu pedahuluan, kegiatan inti dan kegiatan

    akhir atau penutup. Pada kegiatan pendahuluan terdiri dari

    appersepsi sebelum pelaksanaan pembelajaran kemudian

    Perencanaan

    Refleksi

    Perencanaan

    Refleksi Pelaksanaan

    Pelaksanaan SIKLUS I

    Pengamatan

    SIKLUS II

    Pengamatan

    ?

  • 12

    peneliti melaksanakan tes awal (pre test). Kemudian kegiatan

    inti berupa pembentukan kelompok belajar dan diskusi.

    Dilanjut tes akhir (post test ).

    c. Observasi (Observing)

    Peneliti mengamati jalannya kegiatan untuk melihat

    apakah tindakan-tindakan tersebut sesuai dengan yang

    direncanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil

    dari pengamatan dicatat dalam pada lembar catatan berdasarkan

    pengamatan yang dilakukan. Selain itu setiap kegiatan pada

    saat pemberian tindakan selama pembelajaran berlangsung

    memberi cek list pada lembar observasi kegiatan pembelajaran

    IPS.

    d. Refleksi (Reflecting)

    Refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh

    para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu PTK

    yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif,

    yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di

    kelas penelitian. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan

    sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi.

    (Wijaya Kusumah, dkk, 2010:40).

  • 13

    4. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data adalah metode yang

    digunakan peneliti dalam merekam data informasi yang

    dibutuhkan. Secara umum, bagian ini menjelaskan tentang

    informasi yang menyangkut indikator yang terdapat dalam

    tindakan. ( Suyadi, 2011:84)

    Teknik dalam penelitian merupakan langkah-langkah yang

    harus di tempuh dengan baik. Adapun teknik yang dipakai oleh

    peneliti disini yaitu:

    a. Observasi

    Peneliti melakukan observasi dengan disertai

    pencatatan dalam bentuk lembar observasi yang telah

    disiapkan. Peneliti melakukan observasi saat proses

    pembelajaran berlangsung. Lembar observasi igunakan

    untuk mencatat hal-hal yang terjadi saat proses

    pembelajaran berlangsung. Peneliti mendapatkan data dari

    hasil yang terjadi di kelas, yang dialami di kelas dan apa

    yang dilihat dikelas. Data yang sudah diperoleh yaitu bukti

    pelaksanaan renana tindakan yang telah disusun

    sebelumnya serta reaksi siswa terhadap model dan media

    yang telah diterapkan dan perubahan apa yang terjadi saat

    pembelajaran.

  • 14

    b. Wawancara

    Peneliti melakukan wawancara kepada guru dan

    beberapa siswa kelas III MI Gondoriyo dengan

    menanyakan hal-hal yang terjadi saat proses pembelajaran

    IPS berlangsung. Hasil wawancara ini akan dijadikan

    sebagai bahan evaluasi dan refleksi untuk kegiata-kegiatan

    berikutnya. Peneliti menawarkan untuk menerapkan model

    dan media pembelajaran yaitu Model Two Stay and Two

    Stray dengan media Miniatur kerjasama.

    c. Test

    Peneliti memberikan beberapa soal yang berupa

    soal pre test dan post test yang harus dikerjakan secara

    individu untuk setiap siklus. Selain itu tes juga dikerjakan

    secara berkelompok yang mana soal telah diberikan kepada

    peserta didik dari guru.

    d. Dokumentasi

    Dokumentasi yang digunakan peneliti yaitu foto dan

    video saat proses pembelajaran berlangsung, nilai hasil

    belajar siswa dengan menggunakan model dan meia yang

    telah diterapkan yaitu model Two Stay and Two Stray

    dengan media Miniatur kerjasama.

  • 15

    5. Instrumen Penelitian

    Instrumen merupakan alat yang digunakan oleh guru atau

    observer untuk mengukur dan mengambil data yang akan

    dimanfaatkan untuk menetapkan keberhasilan dari rencana

    tindakan yang dilakukan. Instrumen yang digunakan oleh peneliti

    dalam penelitian ini adalah:

    a. Lembar observasi guru, yakni pengamatan langsung dan

    menilai proses mengajar guru yang terjadi di dalam kelas.

    b. Lembar observasi siswa, yakni pengamatan langsung dan

    menilai proses belajar siswa yang terjadi di dalam kelas.

    c. Tes yakni alat untuk mengetahui hasil belajar siswa.

    d. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yakni rencana yang

    dibuat oleh guru sebagai acuan dalam proses pembelajaran

    yang berisis standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan

    pembelajaran, materi pembelajaran, langkah-langkah

    pembelajaran, model pembelajaran dan soal evaluasi beserta

    kunci jawabannya. (Mulyasa, 2010:190)

    6. Analisis Data

    Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul

    guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam

    penelitian untuk belajar siswa ( Suyadi, 2011:85). Analisis data ini

    untuk menguji hasil belajar IPS kelas III Gondoriyo. Analisis data

  • 16

    digunakan untuk membandingkan hasil belajar sebelum dan

    sesudah penerapan model Two Stay and Two Stray dengan media

    miniatur kerjasama yaitu pada pra siklus, siklus I, siklus II hingga

    mencapai KKM yang ditentukan. Untuk menghitung data-data

    yang berupa angka dari hasil post test peneliti akan menggunakan

    rumus sebagai berikut untuk menghitung presentasi jumlah belajar

    siswa :

    P = 𝐹

    𝑁 x 100%

    Keterangan :

    P = angka presentase

    F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.

    N = Jumlah frekuensi/ banyaknya individu (Anas Sudijono,

    2010: 43)

    Adapun rumus menghitung rata-rata yaitu sebagai berikut:

    X = ∑ 𝑥

    𝑁

    Keterangan

    X = Nilai rata-rata siswa

    ∑X = Jumlah Keseluruhan siswa

    N = Jumlah siswa

  • 17

    G. Sistematika Penulisan

    Dari uraian diatas dapatlah kami gambarkan penelitian yang akan

    dilakukan dalam sistematika berikut ini:

    Bab I Pendahuluan, berisikan tentang latar belakang masalah,

    rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan

    dan Indikator keberhasilan, metode penelitian, pengumpulan data, analisis

    data, sistematika penulisan.

    Bab II kajian pustaka yang memuat tentang : hasil belajar, ilmu

    pengetahuan sosial materi kerjasama di lingkungan rumah, sekolah,

    masyarakat, model pembelajaran, Two Stay and Two Stray, media miniatur

    kerjasama.

    Bab III pelaksanaan penelitian yang meliputi : subjek penelitian

    berisi tentang tempat dan waktu penelitian, deskripsi siklus I dan siklus II.

    Bab IV : hasil penelitian meliputi : deskripsi per siklus dan

    pembahasan.

    Bab V : penutup meliputi : kesimpulan dan saran.

    Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran dan

    daftar riwayat hidup penulis.

  • 18

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Materi

    Kerjasama di Lingkungan Rumah, Sekolah, Masyarakat

    a. Peningkatan Hasil Belajar

    Peningkatan berasal “tingkat”, kata tingkat memiliki

    arti kata sendiri yaitu tinggi rendahnya martabat

    (kedudukan, jabatan, kemajuan atau pendapatan)

    (depdiknas, 2007:1197) kata peningkatan memiliki arti kata

    proses, cara, perbuatan meningkat. Jadi yang dimaksud

    peningkatan yaitu usaha seseorang untuk mendapatkan

    hasil yang lebih baik dari sebelumnya dengan peraturan

    yang sudah ditentukan.

    1) Belajar

    Pengertian belajar menurut para ahli:

    Menurut Witheringon dan M. Buchori “belajar adalah

    sesuatu perubahan pada kepribadian yang ternyata pada

    adanya pola sambutan baru, yang dapat berupa suatu

    pengertian”. Menurut Sumai Suryobroto bahwa belajar

    mencangkup beberapa hal pokok yaitu:

  • 19

    a) Belajar itu membawa ( behavior)

    b) Perubahan pada pokok adalah didapatkannya kecakapan

    baru.

    c) Perubahan itu terjadi karena usaha.

    Dari beberapa pendapat menurut para ahli bahwa

    belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu

    hasil atau ujian. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi

    belajar lebih luas dari pada itu yaitu mengalami. Belajar bukan

    suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan,

    kegiatan belajar dapat dihayati oleh orang belajar dan juga

    dapat dialami oleg orang lain.

    Dapat ditarik kesimpulan oleh peneliti bahwa

    peningkatan hasil belajar yaitu melakukan suatu tindakan yang

    menuju pada proses tindakan yang lebih signifikan melalui

    beberapa model pembelajaran untuk meningktakna taraf

    kemampuan pada siswa.

    b. Pengertian Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman ynag

    diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan

    psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori

    mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi,

    kesenangan, minat bakat dll. Menurut Oemar Hamalik

  • 20

    (2002:45) dalam (Rusman, 2016:67) yang menyatakan bahwa

    hasil belajar itu dapat terlihat dari terjadinya perubahan dari

    persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku. Hasil

    belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

    menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai

    peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian

    terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru

    tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan

    belajarnya melalui kegiatan belajar.

    1) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut

    Munadi (2008) dalam (Rusman, 2016:67) meliputi faktor

    internal dan eksternal, yaitu:

    a) Faktor Internal

    (1) Faktor Fisiologis

    Secara umum kondisi fisiologis, seperti

    kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan

    lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani

    dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi

    siswa dalam menerima materi pelajaran.

  • 21

    (2) Faktor Psikologis.

    Setiap individu dalam hal ini siswa pada

    dasarnya memiliki kondisi psikologis yang

    berbeda-beda, tentunya hal ini turut memengaruhi

    hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis

    meliputi inteligensi (IQ), perhatian, minat, bakat,

    motif, motivasi, kognitif dan daya nalar siswa.

    b) Faktor Eksternal

    (1) Faktor Lingkungan

    Faktor lingkungan dapat memengaruhi hasil

    belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan

    fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam

    misalnya suhu, kelembapan, dan lain-lain. Belajar

    pada tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi

    udara yang kurang tentunya akan berbeda suasana

    belajarnya dengan yang belajar di pagi hari yang

    udaranya masih segar dan di ruang yang cukup

    mendukung untuk bernapas lega.

    (2) Faktor Instrumental

    Faktor yang keberadaannya dan

    penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil

  • 22

    belajar yang diharapkan. Faktor-faktor intrumental

    ini berupa kurikulum, sarana dan guru.

    c. Penilaian hasil belajar

    Pada dasarnya, hasil belajar dapat dikelompok menjaddi

    tiga ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Secara

    eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

    Setiap mata pelajaran selalu mengandung ketiga ranah tersebut,

    namun penekanannya selalu berbeda. Mata pelajaran praktik

    lebih menekankan pada ranah psikomotor, sedangkan mata

    pelajaran pemahaman konsep lebih menekankan pada ranah

    kognitif yaitu

    1) Ranah Psikomotor

    Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil

    belajar yang pencapaiannya melalui ketrampilan

    manipulasi, yang melibatkan kekuatan fisik. Ranah

    psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan

    aktivitas fisik, misalnya menulis, memukul, melompat dan

    sebagainya.

    2) Ranah kognitif.

    Ranah kognitif berhubungan erat dengan

    kemampuan berpikir, termasuk kemampuan menghafal,

    memahami, mengaplikasi, menganalisis, menyin tesis dan

    kemampuan mengevaluasi.

  • 23

    3) Ranah afektif

    Ranah afektif mencangkup watak perilaku seperti

    sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral. Penilaian dalam

    aspek afektif dan psikomotorik sering diabaikan.

    Kemampuan afektif berhubungan dengan minat dan sikap

    yang dapat berbentuk tanggung jawab, kerja sama, disiplin,

    komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang

    lain dan kemampuan mengendalikan diri. Untuk itu afektif

    dirasakan penting oleh semua orang, namun

    implementasinya masih kurang. Hal ini karena merancang

    pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidak semuah

    seperti pembelajaran kognitif dan psikomotor. Dengan

    satuan pendidikan harus merancang kegiatan pembelajaran

    yang tepat agar tujuan pembelajaran afektif dapat dicapai.

    (Elis Ratnawulan, 2015: 58-59)

    d. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

    1) Pengertian Ilmu pengetahuan sosial IPS

    Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi

    dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi,

    sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.

    Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan

    fenomena sosial yang meuwujudkan satu pendekatan

    interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu

  • 24

    sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum

    dan budaya). (Trianto, 2015:171).

    Istilah Ilmu pengetahuan sosial (IPS) di Indonesia

    mulai di kenal sejak tahun 1970an sebagai kesepakatan

    komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan

    dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975.

    Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah

    satu nama mata pelajaran yang diebrikan pada jenjang

    pendidikan dasar dan menengah. Pendidikan IPS adalah

    seleksi dari disiplin ilmi-ilmu sosial dan humaniora, serta

    kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan

    secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

    (Somantri, 2001:92 dalam Sapriya, 2014:11). Dalam pasal

    37 UU Sisdiknas dikemukakan bahwa mata pelajaran IPS

    merupakan muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum

    pendidikan dasar menengah. Lebih lanjut ikemukakan pada

    bagian penjelasana UU Sisdiknas pasar 37 bahwa bahan

    kajian ilmu pengetahuan sosial, antara lain, ilmu bumi,

    sejarah, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya dimaksudkan

    untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan

    kemampuan analsisi pesertsa didik terhadap kondisi sosial

    masyarakat. (Sapriya, 2014:45)

  • 25

    2) Ruang lingkup IPS

    Menurut (Amiruddin, 2007:2) ruang lingkup IPS

    meliputi masalah kehidupan manusia dan masyarakat (luas

    maupun stempat). Pengajaran IPS mengkaji hal kehidupan

    diri manusia, perekonomian, kemasyarakatan, hukum,

    budaya, politik, kesejarahan geografis dan bahkan

    kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks

    sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.

    Dengan pertimbangan bahwa manusia dalam konteks sosial

    demikian luas, pengajaran IPS pada jenjang penidikan

    harus dibatasi sesuai dengan kemampuan peserta didik tiap

    jenjangnya, sehingga ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi

    sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat

    dijangkau pada geografi dan sejarah. Terutama gejala dan

    masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di

    lingkungan seitar peserta didik MI/SD.

    Sebagaimana telah dikemukakan bahwa yang

    dipelajari Ilmu pengetahuan sosial IPS adalah manusia

    sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, ruang

    lingkup IPS meliputi

    a) Substansi materi ilmu-ilmu sosialnya yang bersentuhan

    dengan masyarakat.

  • 26

    b) Gejala, masalah dan peristiwa sosial tentang kehiupan

    masyarakat.

    Kedua lingkup pengajaran Ilmu pengetahuan sosial

    (IPS) ini harus diajarkan secara terpadu karena pengajaran Ilmu

    pengetahuan sosial (IPS) tidak hanya menyajikan materi yang

    akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk

    memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan

    tuntutan masyarakat. Oleh karena itu pengajaran IPS harus

    menggali materi yang bersumber pada masyarakat. Dengan

    kata lain IPS yang melupakan masyarakat atau yang tidak

    berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan

    mencapai tujuannya.

    3) Tujuan pendidikan Ilmu pengetahuan sosial (IPS)

    Berdasarkan falsafah negara tersebut, maka telah

    dirumuskan tujuan pendidikan nasional yaitu: Membentuk

    manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, meliputi

    pengetahuan dan ketrampilan, dapat mengembangkan

    kreativitas dan tanggung jawab, dan dapat menyuburkan

    sikap demokrasi dan penuh rasa tanggung jawab, dapat

    mengembangka kecerdasan tinggi dan disertai budi pekerti

    luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesana manusia

    sesuai ketemtuan yang termaksud dalam UUD 1945.

  • 27

    Berkaitan dengan hal tersebut, tujuan pendidikan

    IPS menurut Nursid Sumaatmaja, (2006) adalah membina

    anak didik menjad warga negara yang baik, yang memiliki

    pengetahuan, kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya

    serta bagi masyarakat dan negara, sedangkan secara rinci

    Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS

    berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu :

    a) Pengetahuan dan pemahaman.

    b) Sikap hidup belajar.

    c) Nilai-nilai sosial dan sikap.

    d) Ketrampilan (Rudy Gunawan, 2013:18)

    Pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang

    berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di

    tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan

    menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab,

    sedangkan ilmu sosial menciptkana tenaga ahli dalam bidang ilmu

    sosial.

    e. Kerjasama di lingkungan rumah, sekolah masyarakat

    1) Pengertian kerjasama

    Kerjasama adalah hubungan antarmanusia yang

    saling membutuhkan. Kerjasama mempunyai tujuan yang

    sama. Contohnya kerjasama antara adik dan kakak. Ada

  • 28

    juga kerjasama antara dua orang sahabat. Kerjasama juga

    dapat dilakukan oleh dua negara atau lebih. Contohnya

    kerjasama antar negara Indonesia dengan Malaysia.

    Kerjasama yang dilakukan meliputi beberapa bidang.

    Misalnya bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya. .

    Menurut surat al Maidah ayat 2 di terangkan dengan ayat

    sebagai berikut

    Yang artinya dan tolong menolonglah kamu dalam

    (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-

    menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan

    bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat

    berat siksa-Nya (QS. Al maidah ayat 2)

    2) Macam-macam kerjasama

    Kerjasama yang dilakukan untuk tujuan yang baik.

    Kerjasama bermanfaat bagi orang lain. Contoh kerjasama

  • 29

    adalah belajar kelompok. Selain itu di sekitar kita terdapat

    banyak contoh kerjasama yang positif. Keberhasilan kerja

    kelompok ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari

    beberapa individu tersebut. Penggunaan kerjasama pada

    model Two Stay and Two Stray dalam mengajar

    mempunyai tujuan agar peserta didik mampu bekerjasama

    dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan. Adapun

    pengelompokan pada kerjasama biasanya didasarkan pada:

    a) Adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi

    jumlahnya.

    Dengan pembagian kelompok mereka dapat

    memanfaatkan alat-alat yang terbatas sebaik mungkin,

    tanpa saling menunggu gilirannya.

    b) Kemampuan belajar siswa

    Dengan adanya perbedaan kemampuan belajar

    itu, maka perlu dibentuk kelompok menurut

    kemampuan belajar masing-masing agar setiap siswa

    dapat belajar sesuai dengan kemampuannya.

    c) Pembagian tugas atau pekerjaan

    Di dalam kelas bila guru mengahadapi suatu

    masalah yang meliputi berbagai persoalan, maka perlu

    tugas membahas masing-masing persoalan pada

    kelompok, sesuai dengan jumlah persoalan yang akan

  • 30

    dibahas. Dengan demikian masing-masing kelompok

    harus membahas tugas yang diberikan oleh guru.

    d) Kerjasama yang efektif

    Dalam kelompok siswa harus bisa bekerjasama,

    mampu menyesuaikan diri, menyeimbangkan pikiran

    atau pendapat untuk kepentingan bersama, sehingga

    mencapai suatu tujuan untuk bersama.

    f. Keuntungan dan Kekurangan kerjasama

    Adapun keuntungan dan kekurangan dari kerjasama yaitu

    1) Keuntungan kerjasama yaitu

    a) Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa

    untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan

    membahas sesuatu masalah.

    b) Dapat memberikan kesempatan pada para peserta

    didik untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan

    mengenai sesuatu masalah.

    c) Peserta didik lebih aktif tergabung dalam pelajaran

    dan mereka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.

    d) Dapat memberi kesempatan kepada para peserta

    didik untuk mengembangkan rasa menghargai dan

    menghormati pribadi temannya, menghargai

    pendapat orang lain, sebagaimana mereka telah

  • 31

    saling membantu kelompok dalam usahanya untuk

    mencapai tujuan bersama. (Miftahul Huda. 2011:141)

    2) Adapun kelemahan dalam kerjasama yaitu:

    a) Kerja kelompok sering hanya melibatkan kepada

    siswa yang mampu sebab mereka cakap memimpin

    dan mengarahkan mereka yang kurang mampu

    dalam berfikir.

    b) Keberhasilan kerjasama ini tergantung kepada

    kemampuan siswa memimpin kelompok atau

    bekerja sendiri.

    c) Kerjasama ini terkadang menuntut peraturan tempat

    duduk yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang

    berbeda pula.(Roestiyah. 1998:15)

    2. Penerapan Model Two Stay And Two Stray Melalui Media

    Miniatur Kerjasama

    a. Pengertian model pembelajaran kooperatif

    Model pembelajaran adalah pola yang digunakan

    sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di

    kelas maupun tutorial. Menurut Arends, model

    pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan

    digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

    pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,

    lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

  • 32

    Pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran

    yang mengutamakan kerjasama untuk mencapai tujuan

    pembelajaran. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk

    pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

    kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang

    anggotanya terdiri dari 4 sampai dengan 6 orang dengan

    struktur yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif

    adalah pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa

    dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.

    (Abdul Majid, 2014:175).

    Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat

    mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap

    pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi

    dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi

    siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Sebagaimana

    sebelumnya sudah kita bahas bersama bahwa ukuran

    keberhasilan mengajar guru utamanya adalah terletak pada

    terjadi tidaknya peningkatan hasil siswa. Karena itu melalui

    pemilihan model pembelajaran yang tepat guru dapat

    memilih atau menyesuaikan jenis pendekatan yang

    disajikan. Oleh sebab itu guru di tuntut untuk memiliki

    pemahamn yang komprehensip serta mampu mengambil

    keputusan yang rasional kapan waktu yang tepat untuk

  • 33

    menerapkan salah satu atau beberapa pendekatan secara

    efektif. (Aunurrahman, 2014:143)

    b. Model Two Stay and Two Stray

    1) Pengertian Model Two Stay and Two Stray

    Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah

    Two Stay and Two Stray (TSTS). Pembelajaran kooperatif

    TSTS adalah teknik belajar mengajar Dua Tinggal Dua

    Tamu di kembangkan oleh Spencer Kagan (1992).

    Struktur dua tinggal dua tamu memberi kesempatan

    kelompok membagikan hasil dan informasi dengan

    kelompok lain (Lie, 2007:61) dalam (Aris Shoimin,

    2014:222). Model pembelajaran dua tinggal dua tamu

    adalah dua orang siswa tinggal di kelompok dan dua orang

    siswa bertamu ke kelompok lain. Dua orang yang tinggal

    bertugas memberikan informasi kepada tamu tentang hasil

    kelompoknya, sedangkan yang bertamu bertugas mencatat

    hasil diskusi kelompok yang dikunjunginya. Adapun

    langkah-langkah model Two Stay and Two Stray yaitu :

    a) Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat

    seperti biasa.

  • 34

    b) Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing

    kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan

    masing-masing betamu ke kelompok yag lain.

    c) Dua siswa yang tinggal dalam kelompok

    bertugas mebagikan hasil kerja dan informasi

    mereka ke tamu mereka.

    d) Tamu mohon diri kembali ke kelompok mereka

    sendiri dan melaporkan temuan ,mereka dari

    kelompok lain.

    e) Kelompok mencocokan dan membahas hasil-

    hasil kerja mereka.

    Selain dari langkah-langkah yang dipaparkan diatas,

    pembelajaran kooperatif model Two Stay and Two Stray terdiri

    dari beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:

    a) Persiapan

    Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan

    guru adalah membuat silabus dan sistem penialain,

    desain pembelajaran, menyuapkan tugas siswa dan

    membagi kelompok dengan masing-masing anggota 4

    atau 5 siswa. Setiap anggota kelompok harus heterogen

    berdasarkan prestasu akademik siswa.

  • 35

    b) Presentasi Guru

    Pada tahap ini guru menyampaikan indikator

    pembelajaran, mengenal dan menjelaskan materi sesuai

    dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.

    c) Kegiatan Kelompok

    Masing-masing kelompok menyelesaikan atau

    memecahkan masalah yang diberikan dengan cara

    mereka sendiri. Kemudian, 2 dari 4 anggota dari masing-

    masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan

    bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota

    yang tinggal dalam kelompok betugas menyampaikan

    hasil kerja dan informasi mereka ke tamu. Setelah

    memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu

    mohon diri untuk kembali ke kelompok masing-masing

    dan melaporkan temuannya serta mencocokan dan

    membahas hasil-hasil kerja mereka.

    d) Formalisasi

    Setelah belajar dalam kelompok dan

    menyelesaikan permasalahan yang diberikan, salah satu

    kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

    untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan

  • 36

    kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan

    mengarahkan siswa ke bentuk formal.

    e) Evaluasi Kelompok dan Penghargaan

    Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui

    seberapa besar kemampuan siswa memahami materi

    yang telah diperoleh dengan menggunakan model

    pembelajaran kooperatif model TSTS. Masing-masing

    siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari

    hasil pembelajaran dengan model TSTS, yang

    selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan

    kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata

    tertinggi.

    2) Kekurangan dan kelebihan Model Pembelajaran Two

    Stay and Two Stray

    a) Kelebihan

    (1) Mudah dipecah menjadi berpasangan

    (2) Lebih banyak tugas yang bisa dilakukan.

    (3) Guru mudah memonitor.

    (4) Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan.

    (5) Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih

    bermakna.

    (6) Lebih berorientasi pada keaktifan.

  • 37

    (7) Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan

    pendapatnya.

    (8) Menambah kekompakan dan rasa percaya diri

    siswa.

    (9) Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan.

    (10) Membantu meningkatkan minat dan prestasi

    belajar.

    b) Kekurangan

    (1) Membutuhkkan waktu yang lama.

    (2) Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok.

    (3) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi,

    dana, tenaga)

    (4) Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.

    (5) Membutuhkan waktu lebih lama.

    (6) Membutuhkan sosialisasi yang lebih baik.

    (7) Kurang kesempatan untuk memerhatikan guru.

    (Aris Shoimin, 2014:223)

    c. Media miniatur kerjasama

    a) Pengertian media pembelajaran

    Media pembelajaran merupakan sarana yang

    membantu belajar terutama melalui indera pendengaran dan

    penglihatan. Sebagaimana terkandung dalam istilah, sarana

    ini membantu atau menolong proses belajar-mengajar.

  • 38

    Sarana media pembelajara ini dapat mempercepat proses

    pembelajaran peserta didik dan dapat membuat pengajaran

    menarik dan relatif lebih mudah. (Menurut Gagne

    memberikan sebuah batasan berkenaan dengan media yaitu

    sebagai komponen sumber belajar yang dapat merangsang

    siswa untuk belajar. Pendapat ini sama dengan yang

    disampaikan oleh Yusuf Hadi. Ia menyebutkan bahwa

    media adalah segala sesuatu yang dapat merangsang

    terjadinya proses belajar pada diri siswa. (Ulinnuha,

    2016:251-252)

    Media pembelajaran dapat membantu guru

    memperjelas semua pembahasan yang terkait dalam proses

    belajar mengajar di kelas, peserta didik dapat mengajar

    dirinya sendiri untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran

    dan peserta didik lebih mudah merangsang pembelajaran

    dengan lebih baik melalui media pembelajaran yang di

    berikan guru secara tepat. Dengan tersedianya media

    pembelajaran guru dapat menciptakan situasi baru di dalam

    kelas, sehingga peserta didik dalam mengikuti

    pembelajaran tidak merasa bosan.

  • 39

    b) Pentingnya media pembelajaran

    Subyek belajar merupakan makhluk yang unik

    memiliki berbagai kemampuan yang berbeda-beda. Guru

    membutuhkan media pengajaran dalam bentuk alat bantu

    audio visual untuk membantu mereka menanggulangi

    secara efektif perbedaan kemampuan belajarnya. diperlukan

    media lain selain buku teks dan papan tulis trandisional

    dalam memberikan motivasi, berkomunikasi dengan

    individu yang mempunyai latar belakang pendidikan yang

    berbeda dan kalau tidak demikian tidak akan efektif. Alat

    peraga dapat membantu guru menanggulangi berbagai

    kemampuan dan tingkat motivasi yang berlalinan pada

    muridnya. Penggunaan media pengajaran dalam kelompok

    kecil dapat memberikan pengaruh terapi positif pada anak.

    Mereka belajar bekerjasama, membagi ide dan

    pemikirannya, memperkuat satu sama lain, menghormati

    kemampuan dan pandangan temannya. Penggunaan media

    akan lebih kohesif dan produktif jika dibentuknya sebuah

    kelompok kecil.

    c) Media miniatur kerjasama

    Media miniatur adalah sebuah tiruan, dalam hal ini

    media miniatur adalah sebuah obyek seperti bangunan, pohon

  • 40

    dan obyek yang dapat dilihat dari segala arah, dengan kata

    lain media miniatur meruoakan tiruan obyek yang memiliki

    tida dimensi.

    Media miniatur dapat disebut juga dengan media 3

    dimensi yaitu media yang berbentuk ukuran panjang, lebar,

    tebal/tinggi. Sebagai guru akan menerangkan tentang materi

    kerjasama. Jika hanya diterangkan dengan kata-kata saja akan

    menimbulkan kebosanan pada murid dan hal ini akan

    mengundang atau dapat merespon peserta didik. Media

    miniatur adalah bentuk miniatur dari yang sebenarnya atau

    bentuk yang lebih besar/lebih kecil dari bentuk sebenarnya.

    Disini peneliti menggunakan media miniatur kerjasama atau

    media tiruan yang menggambarkan tentang kerjasama. (Nana

    Sudjana, 2017:74)

    Media miniatur kerjasama yaitu alat yang digunakan

    oleh guru untuk membantu menyampaikan pelajaran dengan

    miniatur yang berisi kerjasama. Misalnya disuatu lingkungan

    sekolah dengan beberapa siswa yang sedang melakukan

    kerjasama yaitu membersihkan suatu kelas. Miniatur terbuat

    dari bahan : sterofoam, kayu bekas, cat sterofom. Selain itu

    ada juga pendukung seperti orang-orangan yang terbuat dari

    sterofoam. Sebagai pendukung terciptanya miniatur yang

    bagus dan menarik perhatian peserta didik.

  • 41

    B. Kajian Pustaka

    Kajian pustaka berguna bagi pembahasan untuk mengkaji

    skripsi ini, peneliti melakukan kajian terhadap penelitian-penelitian

    sebelumnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Muhammad Lutfi Dengan Judul Peningkatan Hasil Belajar

    Fiqh Materi Ibadah Sholat Fardu Dan Sujud Dengan

    Metode Two Stay And Two Stray Pada Siswa Kelas VII A

    Semester 1 Mts Aswaja Tengaran Tahun Ajaran 2018/2019.

    Pada penelitian tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan

    metode two stay and two stray dapat meningkatkan hasil

    belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang

    mengalami peningkatan dari siklus ke siklus yaitu pada pra

    siklus mencapai ketuntasan dengan persentase 25%, siklus I

    mencapai 55%, kemudian pada siklus II meningkat dengan

    persentase 100%.

    2. Erin Kurnianingrum Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

    Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

    Agama Islam Negri Salatiga dengan judul skripsi upaya

    meningkatkan hasil belajar IPS materi Lingkungan alam

    dan buatan melalui penggunaan media miniatur lingkungan

    alam dan buatan pada siswa kelas III semseter I SD Negri 1

    Urutsewu tahun pelajarn 2018/2019. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa media miniatur dapat meningkatkan

  • 42

    hasil belajar siswa yang tuntas belajar dari siklus I ke siklus

    II 25%. Hal ini dapat dilihat dari perolehan ketuntasan hasil

    belajar siswa pada siklus I 62,5% siswa tuntas belajar,

    siklus II 87,5% siswa tuntas belajar.

    3. Rhiki Darmawan Prodi Pendidikan Guru Madrasah

    Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Intitut

    Agama Islam Negri Salatiga. Dengan judul skripsi

    peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA materi

    kenampakan alam dan buatan melalui strategi mind map

    dan media miniatur pada siswa kelas V MI Ma’arif

    Watuagung Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

    Pada penelitian tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan

    Startegi Mind Map dan media miniatur dapat meningkatkan

    hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa

    yang mengalami peningkatan dari siklus ke siklus yaitu

    pada pra siklus mencapai ketuntasan dengan persentase

    30%, pada siklus I meningkat 45% dan meningkat lagi pada

    siklus II menjadi 85% siswa tuntas. Berdasarkan hasil

    belajar dapat disimpulkan bahwa melalui strategi mind map

    dan media miniatur dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

    Persamaan peneliti terdahulu dengan penelitian yang

    penulis teliti yaitu sama-sama menggunakan model Two Stay and

    Two Stray dengan media miniatur. Dapat dilihat dari ketiga skripsi

  • 43

    tersebut bahwa peneliti belum menemukan penerapan

    pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

    materi kerjasama di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat

    dengan media miniatur kerjasamadalam proses pembelajarannya di

    rancang sebaik,semenarik, menyenangkan dan dapat bertukar

    pikiran. Dengan hal tersebut penulis menawarkan sebuah model

    yang menggunggah keaktifan siswa yaitu model Two Stay and Two

    Stray dengan media miniatur kerjasama.

    Adapun perbedaan diantara ketiganya yaitu pada skripsi

    yang pertama membahas tentang mata pelajaran Fiqh materi sholat

    fardhu dan sujud sahwi, skripsi kedua membahas tentang materi

    lingkungan alam dan buatan melalui penggunaan media miniatur

    lingkungan alam dan buatan, skripsi yang ketiga membahas

    tentang mata pelajaran IPA

  • 44

    BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum MI Gondoriyo

    1. Letak Geografis MI Gondoriyo

    MI Gondoriyo terletak di daerah pedesaan. Tepatnya di desa

    Gondoriyo kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Jarak MI

    Gondoriyo ke pusat kecamatan 8 km dan jarak ke pusat kabupaten 14

    km( sumber: dokumen sekolah)

    2. Profil Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo

    Tabel 2.1 Profil Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo

    No Identitas Sekolah

    1. Nama Madrasah Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo

    2. Alamat Madrasah Dusun Krajan Rt 01 rw 03 Desa

    Gondoriyo Kec. Bergas Kab.

    Semarang

    3. NIS 080034

    4. NSS/NSM 111 233 220 132

    5. NSB 020471820518801

    6. NPSN 20320622/ 60712778

    7. Didirikan 01 Februari 1959

  • 45

    8. Status Swasta

    9. Yayasan LP. Ma’arif

    10. SK Pengesahan

    Depag RI

    1. : No. K / 2225/ III / 75 , Tertanggal

    : 10 Januari 1975

    11. SK Operasional

    MI

    2. No. LK / 3.C / 260 / Perw MI /

    1978 , Tertanggal 02 Januari 1978

    12. SK Lembaga

    Ma’arif

    3. No. 017 / PC.2 / VIII/ 02 Ttgl 01

    Agustus 2002 / 21 Jumadil ula

    1423

    13. Telah

    terakreditasi

    4. Terakreditasi B

    No. Dd 123970 dai BAN – S / M

    Tertanggal 20 Oktober2014

    3. Sejarah singkat MI Gondoriyo

    Lembaga pendidikan umum atau bahkan dengan sebutan

    unggulan dan faforit menjadi harapan semuanya. Seakan kehadiran

    mereka akan mampu menyelesaikan keterbelakangan bangsa ini akan

    berbagai hal. Tidak !Ternyata tak semudah itu jawaban yang

    dihasilkannya.Faktanya ketika pendidikan yang dianggap“ top “ itu

    menyeruak ,tak juga menghadirkan harapan akan pulihnya kondis

    ibangsa ini. Bagi saya ukuran keberhasilan pendidikan bukan sebatas

  • 46

    lulus ujian nasional dan mendapatkan ijazah.Tapi yang lebih penting

    adalah Aqidah ,ketaqwaan ,ketinggian akhlaq,maupun kesediaan untuk

    beramal sholeh dan berfaham ahlis sunah waljamaah. Selama in

    imengapa tidak banyak orang mengungkap keunggulan madrasah pada

    lembaga pendidikan Maárif NU ?,khususnya terkait dengan wawasan

    keagamaannya yaitu pelajaran terahadap pemahaman Alquran dan

    Hadits nabi,serta pengalaman ajaran agama Yang bernuansakan

    ahlissunah waljamaah. Karakter yang biasa tampak ,berbagai kasus

    korupsi misalnya,telah membuka pintu kesadaran bagi banyak umat

    bahwa kepandaian tidak selalu bisa menyenangkan banyak

    orang,Fenomena itu setidaknya telah membukakan mata

    umat.Menanamkan nilai agama dan moral sebuah keniscayaan

    ,disamping mencari ilmu pengetahuaan merupakan keharusan. Klop

    dengan kebutuhan umat akan moralitas ,banyak lembaga pendidikan

    untuk memacu kualitas dua bidang itu danLembaga Pendidikan itu

    bernama MI GONDORIYO. ( sumber; dokumen sekolah)

    4. Visi Misi dan Tujuan MI Gondoriyo

    a. Visi

    Menjadi sekolah yang unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi

    dan seni budaya (ipteks), iman, taqwa (imtaq).

  • 47

    b. Misi

    1. Mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-

    hari.

    2. Melaksanakan pembelajaran klasikal terpadu dan bimbingan

    secara efektif.

    3. Menumbuhkan semangat unggul kepada seluruh warga sekolah

    secara intensif.

    4. Menerapkan manajemen yang transparan, demokratis,

    accountable, profesional dan partisipatif .

    5. Melaksanakan hubungan masyarakat yang bermartabat, bebas

    dan proaktif untuk kepentingan pendidikan

    c. Tujuan MI Gondoriyo

    1. Meningkatnya dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi

    peserta didik sebagai bekal untuk melanjutkan ke tingkat

    pendidikan yang lebih tinggi.

    2. Meningkatnya SDM pendidik dan tenaga pendidik.

    3. Meningkatnya pengadaan dan pemanfaatan seluruh sarana

    prasarana dan alat penunjang belajar yang dimiliki madrasah.

    4. Terciptanya perilaku dan tutur kata sopan peserta didik kepada

    sesama, guru, orang tua dan masyarakat sekitar.

    5. Terwujudnya lulusan (out put) yang berkualitas dan handal dari

    tahun ke tahun.

  • 48

    6. Menjuarai lomba akademik / olimpiade akademik yang

    diselenggarakan pada tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi dan

    nasional.

    7. Meningkatnya daya saing madrasah dengan prestasi, baik baik

    akademik maupun non akademik.

    8. memiliki grup marching band yang handal

    d. Motto

    1. Datang bersama adalah suatu permulaan. Tetap bersama adalah

    suatu kemajuan. Bekerja bersama adalah kesuksesan.

    2. Man jadda wa jada (Barang siapa yang sungguh-sumgguh akan

    menuai hasil)

    3. Bersikap rahmatan lil”alamin

    5. Keadaan Guru MI Gondoriyo Tahun Pelajaran 2018/2019

    Jumlah guru yang mengajar di MI Gondoriyo seluruhnya

    berjumlah 14 beserta penjaga sekolahnya. Selain bertugas secara aktif

    dalam kegiatan belajar mengajar, para guru juga bertanggunga jawab

    terhadap program ekstrakurikuler. Untuk lebih jelasnya mengenai data

    guru dan karyawan MI Gondoriyo adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.2 Keadaan Guru MI Gondoriyo

    NO. NAMA TUGAS Tugas Tambahan

    1 M.Irkham ,

    SPd.I , MPd.I

    Bahasa Arab Kepala Madrasah

    Ke NU an Penanggungjawab BOS

    6a dan 6 b

    2 Khosiah, S.Pd.I Guru Kelas I A Operator

  • 49

    Simpatika

    3 Muhammad

    Musthofa Guru Kelas IB

    Rebana &

    Kegiatan Keagamaan

    4 Nooridha Dwi

    P, S.Pd.I

    Guru Kelas 2

    A

    Bendahara

    BOS & PIP

    5 Sa'roniah,S.Pd.I Guru Kelas 5 a Bendahara

    Lain-lain & kesiswaan

    6 Niken Arina

    Kamalia,SPd.I

    Guru Kelas 3

    b

    Kesiswaan

    & Literasi

    7 Sri

    Wahyuni,SPd Guru Kelas 3 a

    Bendahara

    Syahriyah

    8 Gladis

    Pangestika,SPd

    Guru Kelas 5

    b

    Pengelola Koperasi

    & Pramuka

    9 Miggi Aisyah

    Safitri, S.Pd Guru Kelas 4 a

    Bendahara

    Seragam

    10 Mahmudah,

    S.Pd.I Guru Kelas 6 b

    Bendahara

    LKS & Buku

    11 Ahmad Farid Guru Kelas 4 b Operator Emis

    12 Muhamad

    Khosiin, S.Pd.I Guru Kelas 6 a

    Bendahara

    Amal Jumat

    13 Riswanto

    Kelas 3

    a,3b,4a, Sarpras & Drum Band

    4b, 6a, 6 b

    14 Hadi

    Susanto,SPd

    Kelas 1

    a,1b,2a, Perpustakaan & UKS

    2b, 5a , 5b,

    14 Muh Abdail

    Anhar

    Guru Kelas 2

    b

    Qiroatil Quran &

    Kegiatan Keagamaan

    6. Keadaan Siswa MI Gondoriyo

    Jumlah siswa MI Gondoriyo dari kelas I sampai kelas IV pada

    tahun pelajaran 2018/2019. Adapun jumlah siswa dari tahun ke tahun

    sebagai berikut:

  • 50

    Tabel 2.3 Keadaan Siswa MI Gondoriyo

    No Tahun

    Pelajaran

    Jumlah Siswa

    ( I – VI )

    Pendaftar Diterima

    1 2009/2010 147 16 16

    2 2010/2011 144 12 12

    3 2011/2012 167 25 25

    4 2012/2013 167 34 34

    5 2013/2014 190 48 48

    6 2014/2015 193 50 50

    7 2015/2016 230 48 48

    8 2016/2017 264 55 55

    9 2017/2018 282 43 43

    10 2011 /2019 293 48 48

    7. Kurikulum MI Gondoriyo

    Kurikulum yang diterapkan di MI Gondoriyo adalah KTSP dan

    K13. Sebenarnya di MI ini sudah diterapkan kurikulum K13, tetapi dari

    pusat belum di sediakan buku, untuk ppembelajaran sudah

    menggunakan program K13. Untuk kelas 1, 2, 4 dan 5 sudah

    menggunakan K13, akan tetapi untuk kelas 3 dan 6 masih

    menggunakan KTSP. Adapun jenis-jenis mata pelajaran umum, agama

    dan muatan lokal meliputi:

    a. Pelajaran umum : Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan

    Kewarganegaraan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu

    Pengerahuan Sosial, seni budaya dan Ketrampilan.

    b. Pendidikan Agama Islam : Bahasa Arab, Alqur’an Hadis, Aqidah

    Akhlak, Fiqh, Sejarah Kebudayaan Islam, Baca tulis Alqur’an.

    c. Muatan Lokal : Bahasa Jawa, Bahasa Inggris, dan ke NU an.

  • 51

    d. Ekstrakurikuler : kegiatan yang diselenggarakan di luar jam

    pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat

    siswa sesuai dengan kemampuan masing-masing, adapun kegiatan

    ekstrakurikuler yang dilaksanakan di MI Gondoriyo yaitu:

    1. Seni tari.

    2. Seni Baca Al Qur’an / Tilawatil Qur’an.

    3. Seni Musik Rebana.

    4. Pramuka.

    5. Drum Band.

    e. Program pembiasaan

    yaitu suatu kegiatan yang dilakukan rutin setiap hari uuntuk

    lebih menanamkan ilmu agama pada diri siswa. Pembiasaan

    dilaksanakan pada pagi hari yang didampingi oleh guru di depan

    pintu masuk MI Gondoriyo untuk bersalam-salaman dengan guru

    yang bertugas di depan pintu gerbang masuk MI. Bel masuk pada

    jam 06.50 WIB dilanjutkan pembiasaan dan kegiatan mengaji pagi,

    adapun bacaan wajib hari Senin, Selasa, Jum’at dan Sabtu yaitu

    membaca Asmaul Khusna dan bacaan sholat. Untuk hari Rabu dan

    Kamis semua siswa dan guru melaksanakan sholat Dhuha. Pada

    jam 07.00 – 07.30 ngaji turutan/ Alquran di kelas masing-masing

    dan beberapa siswa ngaji Tahfiz alquran di ruang perpustakaan

    yang dipandu oleh Kepala Madrasah. Dilanjutkan jam 07.30 WIB

  • 52

    KBM di mulai sesuai dengan jadwal kurikulum, kemudian jam

    12.30 Sholat Dhuhur berjamaah.

    B. Subyek Penelitian

    Subyek dalam kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas III MI

    Gondoriyo kecamatan Bergas Kabupaten Seamarang yang berjumlah 27

    siswa yang terdiri dari 16 laki-laki dan 11 perempuan. Siswa yang

    terdaftar pada tabel berikut ini:

    Tabel 2.4 Subyek Penelitian Siswa Kelas III MI Gondoriyo

    No Nis Nama

    1. 2090 AMN

    2. 2056 GRA

    3. 2075 TPS

    4. 2095 AP

    5. 2096 AFF

    6. 2097 AC

    7. 2099 ANT

    8. 2100 APH

    9. 2101 AKA

    10. 2102 BTA

    11. 2103 AAA

    12. 2104 DAP

    13. 2112 IN

    14. 2113 KRL

    15. 2114 KPA

  • 53

    16. 2115 KD

    17. M

    18. 2117 RSS

    19. 2118 SS

    20. 2143 RRB

    21 2144 RFA

    22. 2145 SNS

    23. 2146 VN

    24. 2147 YWS

    25. 2148 ZMA

    26. 2149 ZZR

    27. 2195 FAF

    C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

    Pada bagian ini peneliti akan memaparkan mengenai penelitian

    yang sudah dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan di MI Gondoriyo

    Kecamatan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2018/2019. Subyek

    yang dikenai tindakan adalah siswa kelas III yang berjumlah 27 siswa

    dengan fokus penelitian pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

    semester I dengan menggunakan kurikulum KTSP pada materi kerjasama

    dilingkungan rumah, sekolah, masyarakat.

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan menggunakan

    jam mata pelajaran IPS sesuai dengan jadwal pelajaran IPS kelas III MI

  • 54

    Gondoriyo Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Waktu yang

    dilaksanakan.

    1. Kegiatan Pra siklus yang dilaksanakan pada tanggal 07 November

    2018

    2. Kegiatan Siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 19 November

    2018

    3. Kegiatan Siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 26 November

    2018

    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam II siklus, dan

    setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan

    tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini merancang

    pembelajaran yang berbeda dengan pembelajaran yang biasa diterapkan

    dalam pembelajaran yang selama ini berlangsung. Hal ini bertujuan

    untuk meningkatkan hasil belajar siswa issekolah dan kualitas proses

    pembelajaran. Peneliti menyadari bahwa proses pembelajaran yang

    selama ini dilaksanakan kurang memberikan dampak yang positif pada

    siswa, sehingga hasil belajar siswa masih banyak yang rendah.

    D. Deskripsi Penelitian Tindakan Pra Siklus.

    Tahapan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 07 November 2019.

    Tahap pra siklus ini merupakan tahap pengumpulan data pada saat

    sebelum dilakukannya penelitian. Pengumpulan data dan informasi

    peneliti lakukan dengan cara melakukan wawancara dengan guru kelas III

  • 55

    dan melakukan observasi awal. Dalam tahap ini peneliti memberikan

    sebuah soal tentang materi kerjasama dilingkungan rumah, sekolah,

    masyarakat sebagai ulangan harian siswa dan juga sebagai tes untuk

    mengetahui pencapaian siswa pada tingkat materi yang sama sebelum

    menggunakan model Two Stay and Two Stray dengan media miniatur.

    Hasil dari tes tersebut menunjukkan bahwa dari 27 siswa baru ada 10

    siswa (37.03%) yang mampu mencapai KKM. Sedangkan 17 siswa

    (62.96%) yang nilainya masih dibawah KKM yang ditentukan.

    E. Deskripsi Penelitian Tindakan I

    Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari tanggal 19 November

    2018. Kegiatan ini berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 35 menit).

    Pelaksanaan penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut:

    1. Perencanaan

    Kegiatan perencaan yang dilaksanakan pada siklus I meliputi:

    a. Mempersiapkan materi IPS yaitu tentang kerjasama

    dilingkungan rumah, sekolah, masyarakat.

    b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata

    pelajaran IPS materi gaya menggunakan model Two Stay and

    Two Stray dengan media miniatur kerjasama.

    c. Membuat lembar pengamatan untuk mengetahui ketrampilan

    guru dan siswa pada saat proses pembelajaran dengan

    menggunakan model Two Stay and Two Stray.

  • 56

    d. Membuat instrumen berupa soal evaluasi/lembar tes yang

    digunakan untuk mengetahui dan menggali dan hasil belajar

    siswa yang terkait dengan materi yang sedang diajarkan yaitu

    materi kerjasama dilingkungan rumah, sekolah, masyarakat.

    e. Peneliti melakukan koordinasi dengan guru kelas III selaku

    kolaborator untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan

    model Two Stay and Two Stray dengan media miniatur.

    2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

    Berikut adalah langkah-langkah tindakan siklus I.

    a. Kegiatan awal

    1. Kegiatan Guru

    1) Guru memberikan salam

    2) Guru memimpin doa bersama

    3) Guru menanyakan kabar dan mempresensi siswa

    4) Guru mempersiapkan media dan sarana pembelajaran.

    5) Guru menyampaikan tujuan dan narasi proses

    pembelajaran materi kerjasama dilingkungan sekolah,

    rumah, masyarakat.

    6) Guru menanyakan materi yang sebelumnya telah

    dibahas.

    7) Guru menanyakan materi yang akan dibahas.

  • 57

    b. Kegiatan Inti

    1) Eksplorasi

    a) Kegiatan Guru

    (1) Guru menanya siswa terkait dengan kerjasama

    (menanya)

    (2) Siswa memperhatikan penjelasan singkat oleh

    guru tentang pengertian kerjasama

    (3) Siswa mempehatikan penjelasan singkat oleh

    guru tentang syarat kerjasama.

    (4) Siswa mempehatikan penjelasan singkat oleh

    guru tentang bentuk-bentuk kerjasama di

    lingkungan rumah dan sekolah.

    (5) Guru melihatkan media yang sudah di sediakan.

    (6) Siswa secara berkelompok mendiskusikan dari

    media miniatur yang menggambarkan

    kerjasama yang sudah disediakan.

    (7) Siswa secara berkelompok menceritakan

    pengalamannya dalam bekerjasama.

    b) Kegiatan siswa

    (1) Siswa memperhatikan judul materi

    pembelajaran yang ditulis guru.

    (2) Siswa membaca teks dan melihat gambar yang

    ada di buku panduan dan sumber belajar.

  • 58

    (3) Siswa menjelaskan pengertian tentang

    kerjasama di lingkunngan rumah, sekolah,

    masyarakat.

    (4) Siswa menyebutkan contoh dari kerjasama.

    (5) Siswa bertanya jawab tentang materi yang

    dirasa kurang mengerti.

    2) Elaborasi

    a) Kegiatan Guru

    (1) Guru membagi siswa dalam satu kelompok

    yang berjumlah 4-5 siswa dalam setiap

    kelompoknya.

    (2) Guru menyiapkan media miniatur yang

    dipergunakan agar siswa lebih faham.

    (3) Guru meminta siswa setiap kelompoknya untuk

    berdiskusi tentang kerjasama yang digambarkan

    dalam bentuk media miniatur.

    (4) Guru meminta siswa untuk bertamu ke

    kelompok lainnya yaitu model Two Stay and

    Two Stray.

    (5) Guru memberi kesempatan siswa uuntuk

    menyampaikan hasil diskusinya kedepan teman-

    temannya.

  • 59

    (6) Guru meminta siswa untuk membacakan hasil

    diskusinya perwakilan 1 siswa dalam setiap

    kelompoknya.

    b) Kegiatan siswa

    (1) Siswa membentuk kelompok belajar yang

    berjumlah 4-5 orang.

    (2) Siswa memperhatikan guru saat menyiapkan

    media yang akan dijelaskan unntuk di

    diskusikan nanti.

    (3) Masing-masing kelompok berdiskusi

    mengenai kerjasama yang digambarkan

    dengan media miniatur.

    (4) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk

    menyelesaikan tugas yag diberikan guru.

    (5) Salah satu siswa untuk menjelaskan hasil

    diskusinya yang sudah dikerjakan.

    3) Konfirmasi

    a) Kegiatan guru

    (1) Guru memberikan umpan balik positif dan

    pengautan terhadap keberhasilan siswa.

    (2) Guru membantu siswa yang kesulitan pada

    saat menjawab pertanyaan.

  • 60

    (3) Guru meminta salah satu siswa diminta untuk

    menjelaskan hasil dari diskusinya.

    (4) Guru memberi kesempatan kepada siswa

    untuk bertanya seputar materi yang belum

    dikuasai.

    b) Kegiatan siswa

    (1) Siswa meperhatikan penguatan terhadap hasil

    kerjanya yang diberikan guru

    (2) Siswa bertanya kepada guru mengenai

    pertanyaan yang belum bisa dijawab

    (3) Salah satu siswa menjelaskan hasil

    diskusinya yang telah dilaksanakan.

    (4) Siswa bertanya kepada guru materi yang

    belum dikuasai.

    c. Penutup

    1. Kegiatan guru

    (a) Guru menanyakan apa saja yang dilakukan hari ini.

    (b) Bersama siswa guru menyimpulkan materi pelajaran

    yang sudah dipelajari.

    (c) Guru melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk

    pemberian tugas.

    (d) Guru guru menginformasikan rencana kegiatan

    pembelajaran berikutnya.

  • 61

    (e) Guru mengajak siswa menutup pembelajaran dengan

    berdoa bersama-sama.

    (f) Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan

    salam.

    2. Kegiatan siswa

    (a) Siswa menjawab pertanyaan dari guru

    (b) Siswa ikut serta menyimpulkan materi pelajaran yang

    sudah dipelajari.

    (c) Siswa mengerjakan tuggas yang diberikan oleh guru

    (d) Siswa mendengarkan informasi rencana kegiatan

    pembelajaran berikutnya.

    (e) Siswa berdoa untuk menutup pelajaran

    (f) Siswa menjawab salam.

    3. Observasi

    Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan

    pembelajaran untuk mengetahui sikap siswa dan guru selama

    proses pembelajaran berlangsung serta memperoleh data mengenai

    hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran

    menggunakan model Two Stay and Two Stray dengan media

    miniatur.

    Kegiatan yang diamati pada siswa adalah perhatian,

    keaktifan dan kemampuan selama pembelajaran berlangsung.

    Sedangkan yang diamati pada guru yaitu kemampuan guru

  • 62

    membuka pelajaran, menutup pelajaran serta sikap guru saat proses

    pembelajaran berlangsung, penguassan materi dalam

    menyampaikan kepada siswa, pemanfaatan media, kreatifitas guru,

    kemampuan guru melakukan evaluasi pembelajaran, kemampuan

    guru melakukan tindak lanjut.

    4. Refleksi

    Pada tahap ini hasil yang didapatkan dalam tahap

    pengamatan dikumpulkan serta dianalisis untuk mengetahui

    kekurangan dan kelebihan. Pengamat mencatat hal-hal baik yang

    mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran

    melalui menggunakan model Two Stay and Two Stray dengan media

    miniatur kerjasama untuk dilakukan perbaikan pada siklus

    berikutnya. Refleksi ini dilakukan oleh peneliti berasarkan dua hasil

    penelitian yaitu hasil pengamatan situasi pembelajaran dan hasil tes.

    Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada

    siklus I, peneliti menemukan beberapa keberhasilan yaitu :

    1. Siswa

    a. Siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.

    b. Siswa secara berkelompok sudah kompak dalam

    mengerjakan diskusinya.

    2. Guru

    a. Guru menjelaskan materi dengan runtut dan jelas.

    b. Penguasaan materi pada saat menenrangkan sudah baik.

  • 63

    c. Pada saat menutup kegiatan, guru melakukan pengulangan

    materi secara singkat untuk mengetahui daya serap siswa.

    Selain itu peneliti menemukan kelemahan diantaranya yaitu

    1. Siswa

    a. Ada beberapa siswa yang kurang fokus pada saat

    mengikuti pelajaran.

    b. Ada siswa yang masih malu untuk bertanya.

    c. Suasana kelas kurang kondusif karena ada beberapa siswa

    yang bermain sendiri.

    2. Guru

    a. Pengguaan media belum optimal.

    b. Kurang bisa mengkondisikan siswa.

    c. Kurang kreatif dalam menyampaikan materi

    F. Deskripsi Penelitian Tindakan II

    Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari tanggal 26 November 2018.

    Kegiatan ini berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 35 menit).

    Pelaksanaan penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut:

    1. Perencanaan

    Kegiatan perencaan yang dilaksanakan pada siklus II meliputi:

    a. Mempersiapkan materi IPS yaitu tentang kerjasama

    dilingkungan rumah, sekolah, masyarakat.

  • 64

    b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata

    pelajaran IPS materi gaya menggunakan model Two Stay and

    Two Stray dengan media miniatur kerjasama.

    c. Membuat lembar pengamatan untuk mengetahui ketrampilan

    guru dan siswa pada saat proses pembelajaran dengan

    menggunakan model Two Stay and Two Stray.

    d. Membuat instrumen berupa soal evaluasi/lembar tes yang

    digunakan untuk mengetahui dan menggali dan ha