PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL...
-
PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI
KERJASAMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH, RUMAH, MASYARAKAT
MELALUI MODEL TWO STAY AND TWO STRAY DENGAN MEDIA
MINIATUR KERJASAMA PADA SISWA KELAS III SEMESTER I
MADRASAH IBTIDAIYAH GONDORIYO
KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat Untuk Meraih Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Rizky Nur Khasanah
(23040-15-0010)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
-
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MATERI
KERJASAMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH, RUMAH, MASYARAKAT
MELALUI MODEL TWO STAY AND TWO STRAY DENGAN MEDIA
MINIATUR KERJASAMA PADA SISWA KELAS III SEMESTER I
MADRASAH IBTIDAIYAH GONDORIYO
KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat Untuk Meraih Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Rizky Nur Khasanah
(23040-15-0010)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
-
vi
MOTTO
“ maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau
telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan lain).
Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (QS. Al Insyirah,)
-
vii
PERSEMBAHAN
1. Terimakasih dan saya ucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahnya
2. Bapak terhebatku Nasokha dan Ibu tercinta Yahmiati, terimakasih yang tak
terhingga atas segala dukungan yang pernah engkau berikan kepadaku.
3. Adekku Siti Qonitah dan Siti Qoni’ah yang selalu memberiku semangat.
4. Sahabat- sahabtku tercinta Hana Hida, Arum N, Desty A, Umik F, Firda Yu,
Sayyidah N.Atsna, Evita Intan, Yunita S, Erlina R yang sudah banyak
memotivasi saya dan teman teman PGMI yang saya cintai.
5. Handi Prasetyo yang selalu memotivasi untuk tidak mudah menyerah dalam
segala hal.
6. Bapak Sutrisna, S.Ag., M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah menemaniku
menyelesaikan karya ini.
7. Terimakasih untuk teman-teman KKN yang selalu memberi semangat kepada
saya.
8. Terimakasih untuk MI Gondoriyo dan guru-guru yang telah mengizinkan saya
untuk melaksanakan penelitian di MI tersebut.
-
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alkhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
ramha, hidayah serta inahanya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
tepat waktu. Sholawat dan salam kami curahkan kepada junjungan kita nabi agung
Muhammad SAW yang telah menuntun ke jalan yang benar. Semoga kita mendapatkan
syafaatnya di yaumul akhir, amin.
Skripsi yang penulis susun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas akhir dan
melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana. Adapun judul skripsi ini adalah
Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Materi Kerjasama Di
Lingkungan Rumah, Sekolah, Masyarakat Melalui Model Two Stay And Two Stray
Dengan Media Miniatur Kerjasama Pada Siswa Kelas III Semester I MI
Gondoriyo Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan lancar
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd
2. Dekan FTIK IAIN Salatiga, Bapak Suwardi, M.Pd
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku ketua jurusan PGMI IAIN Salatiga dan dosen
pembimbing akademik
4. Bapak Sutrisna, S.Ag., M.Pd selaku pembimbing Skripsi yang telah
membimbing, mengarahkan, memotivasi dan meluangkan waktunya uuntuk
memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
-
ix
5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan
ilmu dan bantuan kepada penulis.
6. Bapak Irkham, S.Pd selaku kepala sekolah MI Gondoriyo yang telah
memberikan izin melakukan penelitian.
7. Ibu Niken selaku guru kelas III MI Gondoriyo yang telah berkenan berkesama
dengan penulis sehingga dapat melakukan penelitian.
8. Siswa kelas III MI Gondoriyo Kcematan Bergas Kabupaten Semarang yang
telah berkenan dan membantu penulis untuk melaksanakan penelitian
9. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelsaikan skripsi ini, semoga
segala bantuan dan keikhlasan mendapat balasan dari Allah Swt.
-
x
ABSTRAK
Nur Khasanah, Rizky. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Materi
Kerjasama Di Lingkungan Sekolah, Rumah, Masyarakat Melalui Model
Two Stay And Two Stray Dengan Media Miniatur Kerja Sama Pada
Siswa Kelas III Semester I Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo Kecamatan
Bergas Kabupaten SemarangTahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi,
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen
Pembimbing Sutrisna, S.Ag., M.Pd
Kata Kunci : Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial, Model Two Stay And Two Stray dengan
Media Miniatur
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS materi
kerjasama di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat melalui model Two Stay and Two
Stray dengan media miniatur kerjasama pada siswa kelas III semester I MI Gondoriyo
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019 yang terdiri dari 27
siswa yaitu 16 laki-laki dan 11 perempuan.
Peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan langkah perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi. Dilaksanakan dengan dua siklus. Latar belakang penelitian
ini adalah hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi kerjasama dilingkungan
rumah, sekolah, masyarakat pada kelas III semester I MI Gondoriyo Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
Hasil penelitian dapat menunjukkan bahwa model Two Stay and Two Stray dengan
media miniatur dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III semester I MI Gondoriyo
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Hal ini dapat di buktikan dari dari data per
siklusnya, hasil pra siklus hanya 37,03% (10 siswa) yang tuntas, sedangkan 62,96% (17
siswa) yang tidak tuntas KKM. Selanjutnya pada siklus I 51,85% (14 siswa) yang sudah
tuntas dan ada 48,14% (13 siswa) yang belum tuntas KKM. Dari pra siklus ke siklus I
meningkat 14,82%. Pada siklus II 92,59% (25 siswa) yang sudah tuntas KKM sedangkan
7,41% (2 siswa) yang belum tuntas KKM. Sehingga peningkatan siklus I ke siklus II yaitu
40,74%. Siswa yang memperoleh nilai KKM ≥ 65 dari siswa secara keseluruhan mencapai
92,59%. Siklus ini dinyatakan dihentikan karena telah mencapai indikator keberhasilan ≥
85%.
-
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. I
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... II
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ III
DEKLARASI ....................................................................................................... IV
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ............................................................ V
MOTTO ................................................................................................................ VI
PERSEMBAHAN .............................................................................................. VII
KATA PENGANTAR ...................................................................................... VIII
ABSTRAK ............................................................................................................. X
DAFTAR ISI ........................................................................................................ XI
DAFTAR TABEL ............................................................................................. XIII
DAFTAR DIAGRAM....................................................................................... XIV
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... XV
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
-
xii
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
E. Hipotesis ...................................................................................................... 7
F. Metode Penelitian ........................................................................................ 8
G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 17
BAB II KAJIAN TEORI
A. Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Kerjasama di
Lingkungan Rumah, Sekolah, Masyarakat ............................................... 18
B. Penerapan Model Two Stay And Two Stray Melalui Media Miniatur Kerjasama
................................................................................................................... 31
C. Kajian Pustaka ........................................................................................... 41
BAB III PELAKSANAAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................................... 44
B. Subjek Penelitian ....................................................................................... 51
C. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 53
D. Penjelasan pelaksanaan Siklus I ................................................................ 55
E. Penjelasan Pelaksanaan Siklus II ............................................................... 64
BAB IV PEMBAHASAN
A. Analisis Data Persiklus .............................................................................. 71
B. Pembahasan ............................................................................................... 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 88
-
xiii
B. Saran ......................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar1.1 Model Tahapan Pelasanakan PTK ......................................... 11
Gambar4.1Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus .................. 74
Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I .................. 77
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II .................. 81
Gambar 4.4 Grafik Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus ................. 84
-
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Profil Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo .................................. 44
Tabel 2.2 Keadaan Guru MI Gondoriyo ................................................ 48
Tabel 2.3 Keadaan Siswa MI Gondoriyo ............................................... 49
Tabel 2.4 Subyek Penelitian Siswa Kelas III MI Gondoriyo ................. 51
Tabel 4.1 hasil penilaian pra siklus ........................................................ 73
Tabel 4.2 Nilai hasil belajar siswa siklus I ............................................. 76
Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ......................................... 80
Tabel 4.4 Hasil rekapitulasi Nilai siswa per siklus ................................ 83
-
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
2. Lampiran II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
3. Lampiran III Lembar Observasi Siswa Siklus I
4. Lampiran IV Lembar Observasi Siswa Siklus II
5. Lampiran V Lembar Observasi Guru Siklus I
6. Lampiran VI Lembar Observasi Guru Siklus II
7. Lampiran VII Hasil Nilai Pra Siklus
8. Lampiran VIII Hasil Nilai Siklus I
9. Lampiran IX Hasil Nilai Siklus II
10. Lampiran X Dokumentasi Foto Penelitian
11. Lampiran XI Nota Pembimbing
12. Lampiran XII Surat Ijin Penelitian
13. Lampiran XIII Surat Keterangan Penelitian
14. Lampiran XIV Daftar Nilai SKK
15. Lampiran XV Lembar Konsultasi
16. Lampiran XVI Daftar Riwayat Hidup
17. Lampiran XVIII Soal Tes Siklus I
18. Lampiran XIX Soal Tes Siklus II
19. Lampiran XX Hasil Tes Siklus I
20. Lampiran XXI Hasil Tes Siklus II
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan
humaniora, serta kegiatan dasar manusia ynag diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan (Sapriya,
2009:11).Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran
yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu
sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial
kehidupan. Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek
disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik
dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang
bersifat holistik atau dapat diartikan menjadikan seorang pribadi yang
mandiri, dimana orang tersebut mampu mendapatkan kebebasan secara
psikologis, mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat dan baik bagi
dirinya dan dapat menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat. Melalui
pembelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara
yang dapat bertanggung jawab, demokratis serta cinta damai.
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang diberikan untuk
para siswa harus disesuaikan dengan usia dan tingkat kemampuan
berpikirnya. Secara umum pembelajaran untuk peserta didik SD/MI
hendaknya diberikan hal-hal yang sifatnya lebih konkret. Sebagai guru
hendaknya memiliki cara tersendiri untuk membuat sebuah konsep-konsep
-
2
yang dapat mempermudah dipahami oleh peserta didik melalui beberapa
fakta yang dapat dibelajarkan kepada siswa misalnya melalui sebuah game
atau media pembelajaran contohnya seperti guru menunjukkan gambar,
bagan, atau elaborasi dengan kata-kata yang mudah dipahami oleh peserta
didik.
Kemampuan dan kekreatifan guru dalam memilih dan
menggunakan berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran terus di
tingkatkan agar pendidikan IPS mampu mengkondisikan kemampuan dan
ketrampilan dasar untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik.
Hal ini dikarenakan pengkondisian iklim belajar merupakan aspek penting
bagi tercapainya tujuan pendidikan(Trianto, 2010:174). Gilles dan Ashman
juga menemukan bahwa siswa-siswa yang terlatih bekerja kelompok
ternyata bisa bekerja sama secara lebih kooperatif, memperoleh nilai
akademik yang lebih tinggi dan lebih pada siswa-siswa yang sama sekali
belum terlatih bekerja kelompok.
Rendahnya kualitas hasil pembelajaran siswa dalam mata pelajaran
IPS bahwa tujuan yang ditentukan dalam kurikulum belum tercapai secara
optimal. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa harus terus ditingkatkan.
Upaya tersebut diperlukan untuk memotivasi belajar yang tinggi, semangat
belajar yang besar dan rasa percaya diri yang tinggi. Dengan demikian
peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep
yang dipelajari secara baik, bermakna, dan aktif. Guru sangat berpengaruh
terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman
-
3
belajar lebih menunjukkan kaitan terstruktur dan dapat menjadikan proses
pembelajaran lebih efektif. Sehingga peserta didik akan memperoleh
keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Dalam proses pembelajaran IPS
baik guru maupun siswa saling menjadi pelaku terlaksananya tujuan
pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran tersebut akan tercapai secara
optimal apabila pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Pembelajaran
efektif adalah pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh siswa secara
aktif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas MI Gondoriyo
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang kelas III semester 1 bahwa hasil
pembelajaran IPS masih rendah dibanding dengan mata pelajaran lainnya.
Rendahnya hasil belajar ditandai dengan banyaknya siswa yang belum
mencapai KKM. Diketahui 27 siswa kelas III hanya 10 siswa (37.03%)
yang mampu mencapai KKM. Sedangkan sisanya 17 siswa ( 62.96%)
nilainya masih di bawah dari KKM 65 yang ditentukan.
Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru kelas bahwa
penyebab rendahnya hasil belajar siswa MI Gondoriyo diantaranya,
terjadinya hasil belajar yang kurang memuaskan akibat banyaknya faktor
dari siswa ataupun guru. Hal ini terlihat dari sikap siswa ketika mengikuti
kegiatan pembelajaran. Ketika guru menjelaskan pembelajaran di kelas
terutama pelajaran IPS banyak siswa yang tidak memperhatikan
dikarenakan IPS menurut siswa itu pelajaran yang cukup membosankan.
Dalam buku pegangan siswa maupun guru terdapat banyak bacaan,
-
4
efek yang membuat siswa bosan yaitu dengan banyaknya bacaan tersebut,
siswa bosan saat pelajaran IPS, guru tersebut yang kurang kreatif dalam
membawakan pelajaran IPS guru kurang menarik dalam pelajaran IPS,
sebaiknya guru menggunakan model dan media yang bervariasi untuk
siswa lebih semangat dan tidak bosan dalam pelajaran IPS. Beberapa
uraian penyebab rendahnya hasil belajar siswa, oleh karena itu peneliti
akan menawarkan sebuah solusi dengan pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran yang
mengutamakan kerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai dengan 6 orang dengan
struktur yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok
kecil untuk saling berinteraksi menurut ( Nurhayati, 2002:25) dalam buku
Strategi Pembelajaran ( Abdul Majid, 2014:175).
Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah Two Stay and
Two Stray (TSTS). Pembelajaran kooperatif TSTS adalah teknik belajar
mengajar Dua Tinggal Dua Tamu di kembangkan oleh Spencer Kagan
(1992). Struktur dua tinggal dua tamu memberi kesempatan kelompok
membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain (Lie, 2007:61)
dalam (Aris Shoimin, 2014:222). Media miniatur dapat disebut juga
dengan media 3 dimensi yaitu media yang berbentuk ukuran panjang,
-
5
lebar, tebal/tinggi. Media miniatur adalah bentuk miniatur dari yang
sebenarnya atau bentuk yang lebih besar/lebih kecil dari bentuk
sebenarnya. ( M.T.J Siahaan dkk, 1983:59).
Setelah peneliti mengetahui permasalahan pembelajaran IPS di
Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo dan keuntungan model
pembelajaran Two stay and Two Stray sehingga peneiliti tertarik untuk
membahas hal tersebut dengan judul: “PENINGKATAN HASIL
BELAJAR IPS MATERI KERJASAMA DI LINGKUNGAN RUMAH,
SEKOLAH, MASYARAKAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
TWO STAY AND TWO STRAY DENGAN MEDIA MINIATUR
KERJASAMA PADA SISWA KELAS III SEMESTER I MADRASAH
IBTIDAIYAH GONDORIYO KECAMATAN BERGAS KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
Apakah penerapan model Two Stay and Two Stray dengan media
miniatur kerjasama dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi kerjasama
di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat pada siswa kelas III semester 1
Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo kecamatan Bergas kabupaten Semarang
Tahun pelajaran 2018/2019?
-
6
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
IPS materi kerjasama di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat melalui
model Two stay and Two stray dengan media miniatur kerjasama pada
siswa kelas III semester 1 Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo kecamatan
Bergas, Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2018/2019.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian inii diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
Secara umum, manfaat dari hasil penelitian ini adalah
pengembangan kajian ilmu IPS khususnya materi kerjasama di
lingkungan rumah, sekolah, masyarakat dapat membantu
memahami teori tersebut melalui model pembelajaran dan media
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Menumbuhkan sebuah motivasi belajar siswa dalam
meningkatkan kemampuan siswa memahami materi kerjasama
di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat pada pembelajaran
IPS. Siswa lebih faham dan termotivasi karena mendapatkan
variasi pembelajaran.
-
7
b. Bagi Guru
Meningkatkan pengetahuan dan kekreatifan guru
untuk mengatasi sulitnya belajar dalam mata pelajaran IPS
melalui model pembelajaran dan media pembelajaran, guru
lebih termotivasi untuk lebih kreatif dalam mencetuskan
ide-ide baru dalam pelaksanaan pembelajaran dan siswa
semakin aktif dan menyenangkan untuk membantu
perkembangan siswa secara optimal.
c. Bagi Sekolah
Dapat mengembangkan proses belajar mengajar dan
dapat meningkakan kualitas pelaksanaan pembelajaran
agar sekolah dapat melangkah lebih maju sesuai yag
diharapkan.
d. Bagi Peneliti
Untuk meningkatkan hasil belajar melalui model
Two Stay and Two Stray dengan media miniatur kerjasama
khususnya dalam materi kerjasama di lingkungan rumah,
sekolah, masyarakat mata pelajaran IPS. Serta sebagai
bahan pembelajaran bagi peneliti untuk memecahkan
permasalahan yang ada di kelas.
-
8
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis yang dapat diambil dari penelitian yaitu:
Penerapan model Two Stay and Two Stray dengan media
miniatur kerjasama dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi
kerjasama di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat pada siswa kelas
III semester 1 Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
a. Secara Individual
Adanya peningkatan hasil belajar IPS materi Kerjasama di
lingkungan rumah, sekolah, masyarakat untuk mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) lebih dari 65.
b. Secara Klasikal
Ketuntasan siswa secara klasikal dalam IPS materi kerjasama di
lingkungan rumah, sekolah, masyarakat mencapai persentase 85%.
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Tindakan ini dilaksanakan untuk penelitian
yaitu berupa penerapan model Two Stay an Two Stray dengan
media miniatur kerjasama yang tujuannya untuk meningkatkan
hasil belajar siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.
-
9
Hakikat dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan
ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks. Penelitian
tindakan menekankan pada kegiatan (tindakan) dengan
mengujicobakan suatu ide ke dalam praktek pendidikan dengan
harapan tindakan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pendidikan. Karena itu PTK sebagai jenis penelitian
tindakan yang dilaksanakan di kelas merupakan penelitian praktis
yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas
(Kasbolah, 1998:12) dalam buku penelitian tindakan kelas (Samsu
Somadayo, 2013:20).
Dengan hal tersebut penelitian ini menggunakan PTK
karena adanya permasalahan yang terjadi di kelas III MI
Gondoriyo yaitu rendahnya hasil belajar IPS. Peneliti mengetahui
dari hasil diskusi dengan guru kelas III MI Gondoriyo bahwa
penyebab rendahnya hasil pelajaran IPS yaitu kurangnya kemauan
siswa dalam pelajaran IPS. Tujuan dari pelaksanalan PTK adalah
untuk mengubah perilaku penelitiannya, perilaku orang lain, dan
untuk mengubah kerangka kerja, organisasi, atau struktur lain yang
pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku orang lain.
Jadi penelitian tindakan kelas ini lazimnya dimaksudkan untuk
memecahkan masalah dengan penerapan langsung pada ruang
kelas. (Samsu Sumadayo, 2013:23)
-
10
2. Subyek Penelitian dan Lokasi
a. Subyek
Subyek penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPS
beserta siswa kelas III MI Gondoriyo, kecamatan Bergas,
Kabupaten Semarang Tahun ajaran 2018/2019. Siswa kelas III ini
berjumlah 27 terdiri dari 16 laki-laki dan 11 perempuan.
b. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di MI Gondoriyo Kecamatan
Bergas kabupaten Semarang. Penelitian dilaksanakan pada bulan
November 2018 dengan materi yang dijadikan penelitian
bertepatan pada semester I tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian
ini dilakukan dengan II siklus yang di sesuaikan dengan situasi
artinya tidak mengubah jadwal pelajaran.
3. Langkah-langkah Penelitian
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Perencanaan tindakan adalah menyususn rancangan
yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait PTK. Sebelum
melaksanakan PTK, seorang guru hendaknya mempersipkan
terlebih dahulu konsepnya dengan membuat perencanaan
dalam bentuk tulisan. Perencanaan adalah langkah yang
dilaksankan oleh guru ketika akan memulai tindakannya
(Arikunto,2010:17)
-
11
Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dalam penelitian
tindakan kelas yaitu pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen
yakni perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi
(observing), dan refleksi (reflecting)
Gambar 1.1 Model Tahapan Pelasanakan PTK ( Suyadi, 2014:50)
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada pelaksanaan tindakan ini peneliti menggunakan
model pembelajaran Two Stay and Two Stray dengan tiga
tahap kegiatan yaitu pedahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
akhir atau penutup. Pada kegiatan pendahuluan terdiri dari
appersepsi sebelum pelaksanaan pembelajaran kemudian
Perencanaan
Refleksi
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pelaksanaan SIKLUS I
Pengamatan
SIKLUS II
Pengamatan
?
-
12
peneliti melaksanakan tes awal (pre test). Kemudian kegiatan
inti berupa pembentukan kelompok belajar dan diskusi.
Dilanjut tes akhir (post test ).
c. Observasi (Observing)
Peneliti mengamati jalannya kegiatan untuk melihat
apakah tindakan-tindakan tersebut sesuai dengan yang
direncanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil
dari pengamatan dicatat dalam pada lembar catatan berdasarkan
pengamatan yang dilakukan. Selain itu setiap kegiatan pada
saat pemberian tindakan selama pembelajaran berlangsung
memberi cek list pada lembar observasi kegiatan pembelajaran
IPS.
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh
para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu PTK
yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif,
yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di
kelas penelitian. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan
sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi.
(Wijaya Kusumah, dkk, 2010:40).
-
13
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah metode yang
digunakan peneliti dalam merekam data informasi yang
dibutuhkan. Secara umum, bagian ini menjelaskan tentang
informasi yang menyangkut indikator yang terdapat dalam
tindakan. ( Suyadi, 2011:84)
Teknik dalam penelitian merupakan langkah-langkah yang
harus di tempuh dengan baik. Adapun teknik yang dipakai oleh
peneliti disini yaitu:
a. Observasi
Peneliti melakukan observasi dengan disertai
pencatatan dalam bentuk lembar observasi yang telah
disiapkan. Peneliti melakukan observasi saat proses
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi igunakan
untuk mencatat hal-hal yang terjadi saat proses
pembelajaran berlangsung. Peneliti mendapatkan data dari
hasil yang terjadi di kelas, yang dialami di kelas dan apa
yang dilihat dikelas. Data yang sudah diperoleh yaitu bukti
pelaksanaan renana tindakan yang telah disusun
sebelumnya serta reaksi siswa terhadap model dan media
yang telah diterapkan dan perubahan apa yang terjadi saat
pembelajaran.
-
14
b. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada guru dan
beberapa siswa kelas III MI Gondoriyo dengan
menanyakan hal-hal yang terjadi saat proses pembelajaran
IPS berlangsung. Hasil wawancara ini akan dijadikan
sebagai bahan evaluasi dan refleksi untuk kegiata-kegiatan
berikutnya. Peneliti menawarkan untuk menerapkan model
dan media pembelajaran yaitu Model Two Stay and Two
Stray dengan media Miniatur kerjasama.
c. Test
Peneliti memberikan beberapa soal yang berupa
soal pre test dan post test yang harus dikerjakan secara
individu untuk setiap siklus. Selain itu tes juga dikerjakan
secara berkelompok yang mana soal telah diberikan kepada
peserta didik dari guru.
d. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan peneliti yaitu foto dan
video saat proses pembelajaran berlangsung, nilai hasil
belajar siswa dengan menggunakan model dan meia yang
telah diterapkan yaitu model Two Stay and Two Stray
dengan media Miniatur kerjasama.
-
15
5. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan oleh guru atau
observer untuk mengukur dan mengambil data yang akan
dimanfaatkan untuk menetapkan keberhasilan dari rencana
tindakan yang dilakukan. Instrumen yang digunakan oleh peneliti
dalam penelitian ini adalah:
a. Lembar observasi guru, yakni pengamatan langsung dan
menilai proses mengajar guru yang terjadi di dalam kelas.
b. Lembar observasi siswa, yakni pengamatan langsung dan
menilai proses belajar siswa yang terjadi di dalam kelas.
c. Tes yakni alat untuk mengetahui hasil belajar siswa.
d. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yakni rencana yang
dibuat oleh guru sebagai acuan dalam proses pembelajaran
yang berisis standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, model pembelajaran dan soal evaluasi beserta
kunci jawabannya. (Mulyasa, 2010:190)
6. Analisis Data
Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul
guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam
penelitian untuk belajar siswa ( Suyadi, 2011:85). Analisis data ini
untuk menguji hasil belajar IPS kelas III Gondoriyo. Analisis data
-
16
digunakan untuk membandingkan hasil belajar sebelum dan
sesudah penerapan model Two Stay and Two Stray dengan media
miniatur kerjasama yaitu pada pra siklus, siklus I, siklus II hingga
mencapai KKM yang ditentukan. Untuk menghitung data-data
yang berupa angka dari hasil post test peneliti akan menggunakan
rumus sebagai berikut untuk menghitung presentasi jumlah belajar
siswa :
P = 𝐹
𝑁 x 100%
Keterangan :
P = angka presentase
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N = Jumlah frekuensi/ banyaknya individu (Anas Sudijono,
2010: 43)
Adapun rumus menghitung rata-rata yaitu sebagai berikut:
X = ∑ 𝑥
𝑁
Keterangan
X = Nilai rata-rata siswa
∑X = Jumlah Keseluruhan siswa
N = Jumlah siswa
-
17
G. Sistematika Penulisan
Dari uraian diatas dapatlah kami gambarkan penelitian yang akan
dilakukan dalam sistematika berikut ini:
Bab I Pendahuluan, berisikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan
dan Indikator keberhasilan, metode penelitian, pengumpulan data, analisis
data, sistematika penulisan.
Bab II kajian pustaka yang memuat tentang : hasil belajar, ilmu
pengetahuan sosial materi kerjasama di lingkungan rumah, sekolah,
masyarakat, model pembelajaran, Two Stay and Two Stray, media miniatur
kerjasama.
Bab III pelaksanaan penelitian yang meliputi : subjek penelitian
berisi tentang tempat dan waktu penelitian, deskripsi siklus I dan siklus II.
Bab IV : hasil penelitian meliputi : deskripsi per siklus dan
pembahasan.
Bab V : penutup meliputi : kesimpulan dan saran.
Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran dan
daftar riwayat hidup penulis.
-
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Materi
Kerjasama di Lingkungan Rumah, Sekolah, Masyarakat
a. Peningkatan Hasil Belajar
Peningkatan berasal “tingkat”, kata tingkat memiliki
arti kata sendiri yaitu tinggi rendahnya martabat
(kedudukan, jabatan, kemajuan atau pendapatan)
(depdiknas, 2007:1197) kata peningkatan memiliki arti kata
proses, cara, perbuatan meningkat. Jadi yang dimaksud
peningkatan yaitu usaha seseorang untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik dari sebelumnya dengan peraturan
yang sudah ditentukan.
1) Belajar
Pengertian belajar menurut para ahli:
Menurut Witheringon dan M. Buchori “belajar adalah
sesuatu perubahan pada kepribadian yang ternyata pada
adanya pola sambutan baru, yang dapat berupa suatu
pengertian”. Menurut Sumai Suryobroto bahwa belajar
mencangkup beberapa hal pokok yaitu:
-
19
a) Belajar itu membawa ( behavior)
b) Perubahan pada pokok adalah didapatkannya kecakapan
baru.
c) Perubahan itu terjadi karena usaha.
Dari beberapa pendapat menurut para ahli bahwa
belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau ujian. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi
belajar lebih luas dari pada itu yaitu mengalami. Belajar bukan
suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan,
kegiatan belajar dapat dihayati oleh orang belajar dan juga
dapat dialami oleg orang lain.
Dapat ditarik kesimpulan oleh peneliti bahwa
peningkatan hasil belajar yaitu melakukan suatu tindakan yang
menuju pada proses tindakan yang lebih signifikan melalui
beberapa model pembelajaran untuk meningktakna taraf
kemampuan pada siswa.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman ynag
diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori
mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi,
kesenangan, minat bakat dll. Menurut Oemar Hamalik
-
20
(2002:45) dalam (Rusman, 2016:67) yang menyatakan bahwa
hasil belajar itu dapat terlihat dari terjadinya perubahan dari
persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku. Hasil
belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai
peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian
terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru
tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan
belajarnya melalui kegiatan belajar.
1) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut
Munadi (2008) dalam (Rusman, 2016:67) meliputi faktor
internal dan eksternal, yaitu:
a) Faktor Internal
(1) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti
kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan
lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani
dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi
siswa dalam menerima materi pelajaran.
-
21
(2) Faktor Psikologis.
Setiap individu dalam hal ini siswa pada
dasarnya memiliki kondisi psikologis yang
berbeda-beda, tentunya hal ini turut memengaruhi
hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis
meliputi inteligensi (IQ), perhatian, minat, bakat,
motif, motivasi, kognitif dan daya nalar siswa.
b) Faktor Eksternal
(1) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat memengaruhi hasil
belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan
fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam
misalnya suhu, kelembapan, dan lain-lain. Belajar
pada tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi
udara yang kurang tentunya akan berbeda suasana
belajarnya dengan yang belajar di pagi hari yang
udaranya masih segar dan di ruang yang cukup
mendukung untuk bernapas lega.
(2) Faktor Instrumental
Faktor yang keberadaannya dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil
-
22
belajar yang diharapkan. Faktor-faktor intrumental
ini berupa kurikulum, sarana dan guru.
c. Penilaian hasil belajar
Pada dasarnya, hasil belajar dapat dikelompok menjaddi
tiga ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Secara
eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Setiap mata pelajaran selalu mengandung ketiga ranah tersebut,
namun penekanannya selalu berbeda. Mata pelajaran praktik
lebih menekankan pada ranah psikomotor, sedangkan mata
pelajaran pemahaman konsep lebih menekankan pada ranah
kognitif yaitu
1) Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil
belajar yang pencapaiannya melalui ketrampilan
manipulasi, yang melibatkan kekuatan fisik. Ranah
psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan
aktivitas fisik, misalnya menulis, memukul, melompat dan
sebagainya.
2) Ranah kognitif.
Ranah kognitif berhubungan erat dengan
kemampuan berpikir, termasuk kemampuan menghafal,
memahami, mengaplikasi, menganalisis, menyin tesis dan
kemampuan mengevaluasi.
-
23
3) Ranah afektif
Ranah afektif mencangkup watak perilaku seperti
sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral. Penilaian dalam
aspek afektif dan psikomotorik sering diabaikan.
Kemampuan afektif berhubungan dengan minat dan sikap
yang dapat berbentuk tanggung jawab, kerja sama, disiplin,
komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang
lain dan kemampuan mengendalikan diri. Untuk itu afektif
dirasakan penting oleh semua orang, namun
implementasinya masih kurang. Hal ini karena merancang
pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidak semuah
seperti pembelajaran kognitif dan psikomotor. Dengan
satuan pendidikan harus merancang kegiatan pembelajaran
yang tepat agar tujuan pembelajaran afektif dapat dicapai.
(Elis Ratnawulan, 2015: 58-59)
d. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1) Pengertian Ilmu pengetahuan sosial IPS
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi
dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.
Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan
fenomena sosial yang meuwujudkan satu pendekatan
interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu
-
24
sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum
dan budaya). (Trianto, 2015:171).
Istilah Ilmu pengetahuan sosial (IPS) di Indonesia
mulai di kenal sejak tahun 1970an sebagai kesepakatan
komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan
dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975.
Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah
satu nama mata pelajaran yang diebrikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Pendidikan IPS adalah
seleksi dari disiplin ilmi-ilmu sosial dan humaniora, serta
kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan
secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.
(Somantri, 2001:92 dalam Sapriya, 2014:11). Dalam pasal
37 UU Sisdiknas dikemukakan bahwa mata pelajaran IPS
merupakan muatan wajib yang harus ada dalam kurikulum
pendidikan dasar menengah. Lebih lanjut ikemukakan pada
bagian penjelasana UU Sisdiknas pasar 37 bahwa bahan
kajian ilmu pengetahuan sosial, antara lain, ilmu bumi,
sejarah, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya dimaksudkan
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan analsisi pesertsa didik terhadap kondisi sosial
masyarakat. (Sapriya, 2014:45)
-
25
2) Ruang lingkup IPS
Menurut (Amiruddin, 2007:2) ruang lingkup IPS
meliputi masalah kehidupan manusia dan masyarakat (luas
maupun stempat). Pengajaran IPS mengkaji hal kehidupan
diri manusia, perekonomian, kemasyarakatan, hukum,
budaya, politik, kesejarahan geografis dan bahkan
kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks
sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.
Dengan pertimbangan bahwa manusia dalam konteks sosial
demikian luas, pengajaran IPS pada jenjang penidikan
harus dibatasi sesuai dengan kemampuan peserta didik tiap
jenjangnya, sehingga ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi
sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat
dijangkau pada geografi dan sejarah. Terutama gejala dan
masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di
lingkungan seitar peserta didik MI/SD.
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa yang
dipelajari Ilmu pengetahuan sosial IPS adalah manusia
sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, ruang
lingkup IPS meliputi
a) Substansi materi ilmu-ilmu sosialnya yang bersentuhan
dengan masyarakat.
-
26
b) Gejala, masalah dan peristiwa sosial tentang kehiupan
masyarakat.
Kedua lingkup pengajaran Ilmu pengetahuan sosial
(IPS) ini harus diajarkan secara terpadu karena pengajaran Ilmu
pengetahuan sosial (IPS) tidak hanya menyajikan materi yang
akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk
memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan masyarakat. Oleh karena itu pengajaran IPS harus
menggali materi yang bersumber pada masyarakat. Dengan
kata lain IPS yang melupakan masyarakat atau yang tidak
berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan
mencapai tujuannya.
3) Tujuan pendidikan Ilmu pengetahuan sosial (IPS)
Berdasarkan falsafah negara tersebut, maka telah
dirumuskan tujuan pendidikan nasional yaitu: Membentuk
manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, meliputi
pengetahuan dan ketrampilan, dapat mengembangkan
kreativitas dan tanggung jawab, dan dapat menyuburkan
sikap demokrasi dan penuh rasa tanggung jawab, dapat
mengembangka kecerdasan tinggi dan disertai budi pekerti
luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesana manusia
sesuai ketemtuan yang termaksud dalam UUD 1945.
-
27
Berkaitan dengan hal tersebut, tujuan pendidikan
IPS menurut Nursid Sumaatmaja, (2006) adalah membina
anak didik menjad warga negara yang baik, yang memiliki
pengetahuan, kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya
serta bagi masyarakat dan negara, sedangkan secara rinci
Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS
berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu :
a) Pengetahuan dan pemahaman.
b) Sikap hidup belajar.
c) Nilai-nilai sosial dan sikap.
d) Ketrampilan (Rudy Gunawan, 2013:18)
Pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang
berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di
tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan
menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab,
sedangkan ilmu sosial menciptkana tenaga ahli dalam bidang ilmu
sosial.
e. Kerjasama di lingkungan rumah, sekolah masyarakat
1) Pengertian kerjasama
Kerjasama adalah hubungan antarmanusia yang
saling membutuhkan. Kerjasama mempunyai tujuan yang
sama. Contohnya kerjasama antara adik dan kakak. Ada
-
28
juga kerjasama antara dua orang sahabat. Kerjasama juga
dapat dilakukan oleh dua negara atau lebih. Contohnya
kerjasama antar negara Indonesia dengan Malaysia.
Kerjasama yang dilakukan meliputi beberapa bidang.
Misalnya bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya. .
Menurut surat al Maidah ayat 2 di terangkan dengan ayat
sebagai berikut
Yang artinya dan tolong menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat
berat siksa-Nya (QS. Al maidah ayat 2)
2) Macam-macam kerjasama
Kerjasama yang dilakukan untuk tujuan yang baik.
Kerjasama bermanfaat bagi orang lain. Contoh kerjasama
-
29
adalah belajar kelompok. Selain itu di sekitar kita terdapat
banyak contoh kerjasama yang positif. Keberhasilan kerja
kelompok ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari
beberapa individu tersebut. Penggunaan kerjasama pada
model Two Stay and Two Stray dalam mengajar
mempunyai tujuan agar peserta didik mampu bekerjasama
dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan. Adapun
pengelompokan pada kerjasama biasanya didasarkan pada:
a) Adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi
jumlahnya.
Dengan pembagian kelompok mereka dapat
memanfaatkan alat-alat yang terbatas sebaik mungkin,
tanpa saling menunggu gilirannya.
b) Kemampuan belajar siswa
Dengan adanya perbedaan kemampuan belajar
itu, maka perlu dibentuk kelompok menurut
kemampuan belajar masing-masing agar setiap siswa
dapat belajar sesuai dengan kemampuannya.
c) Pembagian tugas atau pekerjaan
Di dalam kelas bila guru mengahadapi suatu
masalah yang meliputi berbagai persoalan, maka perlu
tugas membahas masing-masing persoalan pada
kelompok, sesuai dengan jumlah persoalan yang akan
-
30
dibahas. Dengan demikian masing-masing kelompok
harus membahas tugas yang diberikan oleh guru.
d) Kerjasama yang efektif
Dalam kelompok siswa harus bisa bekerjasama,
mampu menyesuaikan diri, menyeimbangkan pikiran
atau pendapat untuk kepentingan bersama, sehingga
mencapai suatu tujuan untuk bersama.
f. Keuntungan dan Kekurangan kerjasama
Adapun keuntungan dan kekurangan dari kerjasama yaitu
1) Keuntungan kerjasama yaitu
a) Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan
membahas sesuatu masalah.
b) Dapat memberikan kesempatan pada para peserta
didik untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan
mengenai sesuatu masalah.
c) Peserta didik lebih aktif tergabung dalam pelajaran
dan mereka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
d) Dapat memberi kesempatan kepada para peserta
didik untuk mengembangkan rasa menghargai dan
menghormati pribadi temannya, menghargai
pendapat orang lain, sebagaimana mereka telah
-
31
saling membantu kelompok dalam usahanya untuk
mencapai tujuan bersama. (Miftahul Huda. 2011:141)
2) Adapun kelemahan dalam kerjasama yaitu:
a) Kerja kelompok sering hanya melibatkan kepada
siswa yang mampu sebab mereka cakap memimpin
dan mengarahkan mereka yang kurang mampu
dalam berfikir.
b) Keberhasilan kerjasama ini tergantung kepada
kemampuan siswa memimpin kelompok atau
bekerja sendiri.
c) Kerjasama ini terkadang menuntut peraturan tempat
duduk yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang
berbeda pula.(Roestiyah. 1998:15)
2. Penerapan Model Two Stay And Two Stray Melalui Media
Miniatur Kerjasama
a. Pengertian model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran adalah pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas maupun tutorial. Menurut Arends, model
pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
-
32
Pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran
yang mengutamakan kerjasama untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang
anggotanya terdiri dari 4 sampai dengan 6 orang dengan
struktur yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa
dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi.
(Abdul Majid, 2014:175).
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat
mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap
pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi
dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi
siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Sebagaimana
sebelumnya sudah kita bahas bersama bahwa ukuran
keberhasilan mengajar guru utamanya adalah terletak pada
terjadi tidaknya peningkatan hasil siswa. Karena itu melalui
pemilihan model pembelajaran yang tepat guru dapat
memilih atau menyesuaikan jenis pendekatan yang
disajikan. Oleh sebab itu guru di tuntut untuk memiliki
pemahamn yang komprehensip serta mampu mengambil
keputusan yang rasional kapan waktu yang tepat untuk
-
33
menerapkan salah satu atau beberapa pendekatan secara
efektif. (Aunurrahman, 2014:143)
b. Model Two Stay and Two Stray
1) Pengertian Model Two Stay and Two Stray
Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif adalah
Two Stay and Two Stray (TSTS). Pembelajaran kooperatif
TSTS adalah teknik belajar mengajar Dua Tinggal Dua
Tamu di kembangkan oleh Spencer Kagan (1992).
Struktur dua tinggal dua tamu memberi kesempatan
kelompok membagikan hasil dan informasi dengan
kelompok lain (Lie, 2007:61) dalam (Aris Shoimin,
2014:222). Model pembelajaran dua tinggal dua tamu
adalah dua orang siswa tinggal di kelompok dan dua orang
siswa bertamu ke kelompok lain. Dua orang yang tinggal
bertugas memberikan informasi kepada tamu tentang hasil
kelompoknya, sedangkan yang bertamu bertugas mencatat
hasil diskusi kelompok yang dikunjunginya. Adapun
langkah-langkah model Two Stay and Two Stray yaitu :
a) Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat
seperti biasa.
-
34
b) Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing
kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan
masing-masing betamu ke kelompok yag lain.
c) Dua siswa yang tinggal dalam kelompok
bertugas mebagikan hasil kerja dan informasi
mereka ke tamu mereka.
d) Tamu mohon diri kembali ke kelompok mereka
sendiri dan melaporkan temuan ,mereka dari
kelompok lain.
e) Kelompok mencocokan dan membahas hasil-
hasil kerja mereka.
Selain dari langkah-langkah yang dipaparkan diatas,
pembelajaran kooperatif model Two Stay and Two Stray terdiri
dari beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
a) Persiapan
Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan
guru adalah membuat silabus dan sistem penialain,
desain pembelajaran, menyuapkan tugas siswa dan
membagi kelompok dengan masing-masing anggota 4
atau 5 siswa. Setiap anggota kelompok harus heterogen
berdasarkan prestasu akademik siswa.
-
35
b) Presentasi Guru
Pada tahap ini guru menyampaikan indikator
pembelajaran, mengenal dan menjelaskan materi sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
c) Kegiatan Kelompok
Masing-masing kelompok menyelesaikan atau
memecahkan masalah yang diberikan dengan cara
mereka sendiri. Kemudian, 2 dari 4 anggota dari masing-
masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan
bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota
yang tinggal dalam kelompok betugas menyampaikan
hasil kerja dan informasi mereka ke tamu. Setelah
memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu
mohon diri untuk kembali ke kelompok masing-masing
dan melaporkan temuannya serta mencocokan dan
membahas hasil-hasil kerja mereka.
d) Formalisasi
Setelah belajar dalam kelompok dan
menyelesaikan permasalahan yang diberikan, salah satu
kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan
-
36
kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan
mengarahkan siswa ke bentuk formal.
e) Evaluasi Kelompok dan Penghargaan
Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan siswa memahami materi
yang telah diperoleh dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif model TSTS. Masing-masing
siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari
hasil pembelajaran dengan model TSTS, yang
selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan
kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata
tertinggi.
2) Kekurangan dan kelebihan Model Pembelajaran Two
Stay and Two Stray
a) Kelebihan
(1) Mudah dipecah menjadi berpasangan
(2) Lebih banyak tugas yang bisa dilakukan.
(3) Guru mudah memonitor.
(4) Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan.
(5) Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih
bermakna.
(6) Lebih berorientasi pada keaktifan.
-
37
(7) Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan
pendapatnya.
(8) Menambah kekompakan dan rasa percaya diri
siswa.
(9) Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan.
(10) Membantu meningkatkan minat dan prestasi
belajar.
b) Kekurangan
(1) Membutuhkkan waktu yang lama.
(2) Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok.
(3) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi,
dana, tenaga)
(4) Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.
(5) Membutuhkan waktu lebih lama.
(6) Membutuhkan sosialisasi yang lebih baik.
(7) Kurang kesempatan untuk memerhatikan guru.
(Aris Shoimin, 2014:223)
c. Media miniatur kerjasama
a) Pengertian media pembelajaran
Media pembelajaran merupakan sarana yang
membantu belajar terutama melalui indera pendengaran dan
penglihatan. Sebagaimana terkandung dalam istilah, sarana
ini membantu atau menolong proses belajar-mengajar.
-
38
Sarana media pembelajara ini dapat mempercepat proses
pembelajaran peserta didik dan dapat membuat pengajaran
menarik dan relatif lebih mudah. (Menurut Gagne
memberikan sebuah batasan berkenaan dengan media yaitu
sebagai komponen sumber belajar yang dapat merangsang
siswa untuk belajar. Pendapat ini sama dengan yang
disampaikan oleh Yusuf Hadi. Ia menyebutkan bahwa
media adalah segala sesuatu yang dapat merangsang
terjadinya proses belajar pada diri siswa. (Ulinnuha,
2016:251-252)
Media pembelajaran dapat membantu guru
memperjelas semua pembahasan yang terkait dalam proses
belajar mengajar di kelas, peserta didik dapat mengajar
dirinya sendiri untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran
dan peserta didik lebih mudah merangsang pembelajaran
dengan lebih baik melalui media pembelajaran yang di
berikan guru secara tepat. Dengan tersedianya media
pembelajaran guru dapat menciptakan situasi baru di dalam
kelas, sehingga peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran tidak merasa bosan.
-
39
b) Pentingnya media pembelajaran
Subyek belajar merupakan makhluk yang unik
memiliki berbagai kemampuan yang berbeda-beda. Guru
membutuhkan media pengajaran dalam bentuk alat bantu
audio visual untuk membantu mereka menanggulangi
secara efektif perbedaan kemampuan belajarnya. diperlukan
media lain selain buku teks dan papan tulis trandisional
dalam memberikan motivasi, berkomunikasi dengan
individu yang mempunyai latar belakang pendidikan yang
berbeda dan kalau tidak demikian tidak akan efektif. Alat
peraga dapat membantu guru menanggulangi berbagai
kemampuan dan tingkat motivasi yang berlalinan pada
muridnya. Penggunaan media pengajaran dalam kelompok
kecil dapat memberikan pengaruh terapi positif pada anak.
Mereka belajar bekerjasama, membagi ide dan
pemikirannya, memperkuat satu sama lain, menghormati
kemampuan dan pandangan temannya. Penggunaan media
akan lebih kohesif dan produktif jika dibentuknya sebuah
kelompok kecil.
c) Media miniatur kerjasama
Media miniatur adalah sebuah tiruan, dalam hal ini
media miniatur adalah sebuah obyek seperti bangunan, pohon
-
40
dan obyek yang dapat dilihat dari segala arah, dengan kata
lain media miniatur meruoakan tiruan obyek yang memiliki
tida dimensi.
Media miniatur dapat disebut juga dengan media 3
dimensi yaitu media yang berbentuk ukuran panjang, lebar,
tebal/tinggi. Sebagai guru akan menerangkan tentang materi
kerjasama. Jika hanya diterangkan dengan kata-kata saja akan
menimbulkan kebosanan pada murid dan hal ini akan
mengundang atau dapat merespon peserta didik. Media
miniatur adalah bentuk miniatur dari yang sebenarnya atau
bentuk yang lebih besar/lebih kecil dari bentuk sebenarnya.
Disini peneliti menggunakan media miniatur kerjasama atau
media tiruan yang menggambarkan tentang kerjasama. (Nana
Sudjana, 2017:74)
Media miniatur kerjasama yaitu alat yang digunakan
oleh guru untuk membantu menyampaikan pelajaran dengan
miniatur yang berisi kerjasama. Misalnya disuatu lingkungan
sekolah dengan beberapa siswa yang sedang melakukan
kerjasama yaitu membersihkan suatu kelas. Miniatur terbuat
dari bahan : sterofoam, kayu bekas, cat sterofom. Selain itu
ada juga pendukung seperti orang-orangan yang terbuat dari
sterofoam. Sebagai pendukung terciptanya miniatur yang
bagus dan menarik perhatian peserta didik.
-
41
B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka berguna bagi pembahasan untuk mengkaji
skripsi ini, peneliti melakukan kajian terhadap penelitian-penelitian
sebelumnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Muhammad Lutfi Dengan Judul Peningkatan Hasil Belajar
Fiqh Materi Ibadah Sholat Fardu Dan Sujud Dengan
Metode Two Stay And Two Stray Pada Siswa Kelas VII A
Semester 1 Mts Aswaja Tengaran Tahun Ajaran 2018/2019.
Pada penelitian tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan
metode two stay and two stray dapat meningkatkan hasil
belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang
mengalami peningkatan dari siklus ke siklus yaitu pada pra
siklus mencapai ketuntasan dengan persentase 25%, siklus I
mencapai 55%, kemudian pada siklus II meningkat dengan
persentase 100%.
2. Erin Kurnianingrum Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
Agama Islam Negri Salatiga dengan judul skripsi upaya
meningkatkan hasil belajar IPS materi Lingkungan alam
dan buatan melalui penggunaan media miniatur lingkungan
alam dan buatan pada siswa kelas III semseter I SD Negri 1
Urutsewu tahun pelajarn 2018/2019. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa media miniatur dapat meningkatkan
-
42
hasil belajar siswa yang tuntas belajar dari siklus I ke siklus
II 25%. Hal ini dapat dilihat dari perolehan ketuntasan hasil
belajar siswa pada siklus I 62,5% siswa tuntas belajar,
siklus II 87,5% siswa tuntas belajar.
3. Rhiki Darmawan Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Intitut
Agama Islam Negri Salatiga. Dengan judul skripsi
peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA materi
kenampakan alam dan buatan melalui strategi mind map
dan media miniatur pada siswa kelas V MI Ma’arif
Watuagung Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
Pada penelitian tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan
Startegi Mind Map dan media miniatur dapat meningkatkan
hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa
yang mengalami peningkatan dari siklus ke siklus yaitu
pada pra siklus mencapai ketuntasan dengan persentase
30%, pada siklus I meningkat 45% dan meningkat lagi pada
siklus II menjadi 85% siswa tuntas. Berdasarkan hasil
belajar dapat disimpulkan bahwa melalui strategi mind map
dan media miniatur dapat meningkatkan hasil belajar IPA.
Persamaan peneliti terdahulu dengan penelitian yang
penulis teliti yaitu sama-sama menggunakan model Two Stay and
Two Stray dengan media miniatur. Dapat dilihat dari ketiga skripsi
-
43
tersebut bahwa peneliti belum menemukan penerapan
pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
materi kerjasama di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat
dengan media miniatur kerjasamadalam proses pembelajarannya di
rancang sebaik,semenarik, menyenangkan dan dapat bertukar
pikiran. Dengan hal tersebut penulis menawarkan sebuah model
yang menggunggah keaktifan siswa yaitu model Two Stay and Two
Stray dengan media miniatur kerjasama.
Adapun perbedaan diantara ketiganya yaitu pada skripsi
yang pertama membahas tentang mata pelajaran Fiqh materi sholat
fardhu dan sujud sahwi, skripsi kedua membahas tentang materi
lingkungan alam dan buatan melalui penggunaan media miniatur
lingkungan alam dan buatan, skripsi yang ketiga membahas
tentang mata pelajaran IPA
-
44
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Gondoriyo
1. Letak Geografis MI Gondoriyo
MI Gondoriyo terletak di daerah pedesaan. Tepatnya di desa
Gondoriyo kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Jarak MI
Gondoriyo ke pusat kecamatan 8 km dan jarak ke pusat kabupaten 14
km( sumber: dokumen sekolah)
2. Profil Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo
Tabel 2.1 Profil Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo
No Identitas Sekolah
1. Nama Madrasah Madrasah Ibtidaiyah Gondoriyo
2. Alamat Madrasah Dusun Krajan Rt 01 rw 03 Desa
Gondoriyo Kec. Bergas Kab.
Semarang
3. NIS 080034
4. NSS/NSM 111 233 220 132
5. NSB 020471820518801
6. NPSN 20320622/ 60712778
7. Didirikan 01 Februari 1959
-
45
8. Status Swasta
9. Yayasan LP. Ma’arif
10. SK Pengesahan
Depag RI
1. : No. K / 2225/ III / 75 , Tertanggal
: 10 Januari 1975
11. SK Operasional
MI
2. No. LK / 3.C / 260 / Perw MI /
1978 , Tertanggal 02 Januari 1978
12. SK Lembaga
Ma’arif
3. No. 017 / PC.2 / VIII/ 02 Ttgl 01
Agustus 2002 / 21 Jumadil ula
1423
13. Telah
terakreditasi
4. Terakreditasi B
No. Dd 123970 dai BAN – S / M
Tertanggal 20 Oktober2014
3. Sejarah singkat MI Gondoriyo
Lembaga pendidikan umum atau bahkan dengan sebutan
unggulan dan faforit menjadi harapan semuanya. Seakan kehadiran
mereka akan mampu menyelesaikan keterbelakangan bangsa ini akan
berbagai hal. Tidak !Ternyata tak semudah itu jawaban yang
dihasilkannya.Faktanya ketika pendidikan yang dianggap“ top “ itu
menyeruak ,tak juga menghadirkan harapan akan pulihnya kondis
ibangsa ini. Bagi saya ukuran keberhasilan pendidikan bukan sebatas
-
46
lulus ujian nasional dan mendapatkan ijazah.Tapi yang lebih penting
adalah Aqidah ,ketaqwaan ,ketinggian akhlaq,maupun kesediaan untuk
beramal sholeh dan berfaham ahlis sunah waljamaah. Selama in
imengapa tidak banyak orang mengungkap keunggulan madrasah pada
lembaga pendidikan Maárif NU ?,khususnya terkait dengan wawasan
keagamaannya yaitu pelajaran terahadap pemahaman Alquran dan
Hadits nabi,serta pengalaman ajaran agama Yang bernuansakan
ahlissunah waljamaah. Karakter yang biasa tampak ,berbagai kasus
korupsi misalnya,telah membuka pintu kesadaran bagi banyak umat
bahwa kepandaian tidak selalu bisa menyenangkan banyak
orang,Fenomena itu setidaknya telah membukakan mata
umat.Menanamkan nilai agama dan moral sebuah keniscayaan
,disamping mencari ilmu pengetahuaan merupakan keharusan. Klop
dengan kebutuhan umat akan moralitas ,banyak lembaga pendidikan
untuk memacu kualitas dua bidang itu danLembaga Pendidikan itu
bernama MI GONDORIYO. ( sumber; dokumen sekolah)
4. Visi Misi dan Tujuan MI Gondoriyo
a. Visi
Menjadi sekolah yang unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni budaya (ipteks), iman, taqwa (imtaq).
-
47
b. Misi
1. Mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Melaksanakan pembelajaran klasikal terpadu dan bimbingan
secara efektif.
3. Menumbuhkan semangat unggul kepada seluruh warga sekolah
secara intensif.
4. Menerapkan manajemen yang transparan, demokratis,
accountable, profesional dan partisipatif .
5. Melaksanakan hubungan masyarakat yang bermartabat, bebas
dan proaktif untuk kepentingan pendidikan
c. Tujuan MI Gondoriyo
1. Meningkatnya dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi
peserta didik sebagai bekal untuk melanjutkan ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi.
2. Meningkatnya SDM pendidik dan tenaga pendidik.
3. Meningkatnya pengadaan dan pemanfaatan seluruh sarana
prasarana dan alat penunjang belajar yang dimiliki madrasah.
4. Terciptanya perilaku dan tutur kata sopan peserta didik kepada
sesama, guru, orang tua dan masyarakat sekitar.
5. Terwujudnya lulusan (out put) yang berkualitas dan handal dari
tahun ke tahun.
-
48
6. Menjuarai lomba akademik / olimpiade akademik yang
diselenggarakan pada tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi dan
nasional.
7. Meningkatnya daya saing madrasah dengan prestasi, baik baik
akademik maupun non akademik.
8. memiliki grup marching band yang handal
d. Motto
1. Datang bersama adalah suatu permulaan. Tetap bersama adalah
suatu kemajuan. Bekerja bersama adalah kesuksesan.
2. Man jadda wa jada (Barang siapa yang sungguh-sumgguh akan
menuai hasil)
3. Bersikap rahmatan lil”alamin
5. Keadaan Guru MI Gondoriyo Tahun Pelajaran 2018/2019
Jumlah guru yang mengajar di MI Gondoriyo seluruhnya
berjumlah 14 beserta penjaga sekolahnya. Selain bertugas secara aktif
dalam kegiatan belajar mengajar, para guru juga bertanggunga jawab
terhadap program ekstrakurikuler. Untuk lebih jelasnya mengenai data
guru dan karyawan MI Gondoriyo adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Keadaan Guru MI Gondoriyo
NO. NAMA TUGAS Tugas Tambahan
1 M.Irkham ,
SPd.I , MPd.I
Bahasa Arab Kepala Madrasah
Ke NU an Penanggungjawab BOS
6a dan 6 b
2 Khosiah, S.Pd.I Guru Kelas I A Operator
-
49
Simpatika
3 Muhammad
Musthofa Guru Kelas IB
Rebana &
Kegiatan Keagamaan
4 Nooridha Dwi
P, S.Pd.I
Guru Kelas 2
A
Bendahara
BOS & PIP
5 Sa'roniah,S.Pd.I Guru Kelas 5 a Bendahara
Lain-lain & kesiswaan
6 Niken Arina
Kamalia,SPd.I
Guru Kelas 3
b
Kesiswaan
& Literasi
7 Sri
Wahyuni,SPd Guru Kelas 3 a
Bendahara
Syahriyah
8 Gladis
Pangestika,SPd
Guru Kelas 5
b
Pengelola Koperasi
& Pramuka
9 Miggi Aisyah
Safitri, S.Pd Guru Kelas 4 a
Bendahara
Seragam
10 Mahmudah,
S.Pd.I Guru Kelas 6 b
Bendahara
LKS & Buku
11 Ahmad Farid Guru Kelas 4 b Operator Emis
12 Muhamad
Khosiin, S.Pd.I Guru Kelas 6 a
Bendahara
Amal Jumat
13 Riswanto
Kelas 3
a,3b,4a, Sarpras & Drum Band
4b, 6a, 6 b
14 Hadi
Susanto,SPd
Kelas 1
a,1b,2a, Perpustakaan & UKS
2b, 5a , 5b,
14 Muh Abdail
Anhar
Guru Kelas 2
b
Qiroatil Quran &
Kegiatan Keagamaan
6. Keadaan Siswa MI Gondoriyo
Jumlah siswa MI Gondoriyo dari kelas I sampai kelas IV pada
tahun pelajaran 2018/2019. Adapun jumlah siswa dari tahun ke tahun
sebagai berikut:
-
50
Tabel 2.3 Keadaan Siswa MI Gondoriyo
No Tahun
Pelajaran
Jumlah Siswa
( I – VI )
Pendaftar Diterima
1 2009/2010 147 16 16
2 2010/2011 144 12 12
3 2011/2012 167 25 25
4 2012/2013 167 34 34
5 2013/2014 190 48 48
6 2014/2015 193 50 50
7 2015/2016 230 48 48
8 2016/2017 264 55 55
9 2017/2018 282 43 43
10 2011 /2019 293 48 48
7. Kurikulum MI Gondoriyo
Kurikulum yang diterapkan di MI Gondoriyo adalah KTSP dan
K13. Sebenarnya di MI ini sudah diterapkan kurikulum K13, tetapi dari
pusat belum di sediakan buku, untuk ppembelajaran sudah
menggunakan program K13. Untuk kelas 1, 2, 4 dan 5 sudah
menggunakan K13, akan tetapi untuk kelas 3 dan 6 masih
menggunakan KTSP. Adapun jenis-jenis mata pelajaran umum, agama
dan muatan lokal meliputi:
a. Pelajaran umum : Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan
Kewarganegaraan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu
Pengerahuan Sosial, seni budaya dan Ketrampilan.
b. Pendidikan Agama Islam : Bahasa Arab, Alqur’an Hadis, Aqidah
Akhlak, Fiqh, Sejarah Kebudayaan Islam, Baca tulis Alqur’an.
c. Muatan Lokal : Bahasa Jawa, Bahasa Inggris, dan ke NU an.
-
51
d. Ekstrakurikuler : kegiatan yang diselenggarakan di luar jam
pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat
siswa sesuai dengan kemampuan masing-masing, adapun kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan di MI Gondoriyo yaitu:
1. Seni tari.
2. Seni Baca Al Qur’an / Tilawatil Qur’an.
3. Seni Musik Rebana.
4. Pramuka.
5. Drum Band.
e. Program pembiasaan
yaitu suatu kegiatan yang dilakukan rutin setiap hari uuntuk
lebih menanamkan ilmu agama pada diri siswa. Pembiasaan
dilaksanakan pada pagi hari yang didampingi oleh guru di depan
pintu masuk MI Gondoriyo untuk bersalam-salaman dengan guru
yang bertugas di depan pintu gerbang masuk MI. Bel masuk pada
jam 06.50 WIB dilanjutkan pembiasaan dan kegiatan mengaji pagi,
adapun bacaan wajib hari Senin, Selasa, Jum’at dan Sabtu yaitu
membaca Asmaul Khusna dan bacaan sholat. Untuk hari Rabu dan
Kamis semua siswa dan guru melaksanakan sholat Dhuha. Pada
jam 07.00 – 07.30 ngaji turutan/ Alquran di kelas masing-masing
dan beberapa siswa ngaji Tahfiz alquran di ruang perpustakaan
yang dipandu oleh Kepala Madrasah. Dilanjutkan jam 07.30 WIB
-
52
KBM di mulai sesuai dengan jadwal kurikulum, kemudian jam
12.30 Sholat Dhuhur berjamaah.
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas III MI
Gondoriyo kecamatan Bergas Kabupaten Seamarang yang berjumlah 27
siswa yang terdiri dari 16 laki-laki dan 11 perempuan. Siswa yang
terdaftar pada tabel berikut ini:
Tabel 2.4 Subyek Penelitian Siswa Kelas III MI Gondoriyo
No Nis Nama
1. 2090 AMN
2. 2056 GRA
3. 2075 TPS
4. 2095 AP
5. 2096 AFF
6. 2097 AC
7. 2099 ANT
8. 2100 APH
9. 2101 AKA
10. 2102 BTA
11. 2103 AAA
12. 2104 DAP
13. 2112 IN
14. 2113 KRL
15. 2114 KPA
-
53
16. 2115 KD
17. M
18. 2117 RSS
19. 2118 SS
20. 2143 RRB
21 2144 RFA
22. 2145 SNS
23. 2146 VN
24. 2147 YWS
25. 2148 ZMA
26. 2149 ZZR
27. 2195 FAF
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan mengenai penelitian
yang sudah dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan di MI Gondoriyo
Kecamatan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2018/2019. Subyek
yang dikenai tindakan adalah siswa kelas III yang berjumlah 27 siswa
dengan fokus penelitian pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
semester I dengan menggunakan kurikulum KTSP pada materi kerjasama
dilingkungan rumah, sekolah, masyarakat.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan menggunakan
jam mata pelajaran IPS sesuai dengan jadwal pelajaran IPS kelas III MI
-
54
Gondoriyo Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Waktu yang
dilaksanakan.
1. Kegiatan Pra siklus yang dilaksanakan pada tanggal 07 November
2018
2. Kegiatan Siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 19 November
2018
3. Kegiatan Siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 26 November
2018
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam II siklus, dan
setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini merancang
pembelajaran yang berbeda dengan pembelajaran yang biasa diterapkan
dalam pembelajaran yang selama ini berlangsung. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa issekolah dan kualitas proses
pembelajaran. Peneliti menyadari bahwa proses pembelajaran yang
selama ini dilaksanakan kurang memberikan dampak yang positif pada
siswa, sehingga hasil belajar siswa masih banyak yang rendah.
D. Deskripsi Penelitian Tindakan Pra Siklus.
Tahapan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 07 November 2019.
Tahap pra siklus ini merupakan tahap pengumpulan data pada saat
sebelum dilakukannya penelitian. Pengumpulan data dan informasi
peneliti lakukan dengan cara melakukan wawancara dengan guru kelas III
-
55
dan melakukan observasi awal. Dalam tahap ini peneliti memberikan
sebuah soal tentang materi kerjasama dilingkungan rumah, sekolah,
masyarakat sebagai ulangan harian siswa dan juga sebagai tes untuk
mengetahui pencapaian siswa pada tingkat materi yang sama sebelum
menggunakan model Two Stay and Two Stray dengan media miniatur.
Hasil dari tes tersebut menunjukkan bahwa dari 27 siswa baru ada 10
siswa (37.03%) yang mampu mencapai KKM. Sedangkan 17 siswa
(62.96%) yang nilainya masih dibawah KKM yang ditentukan.
E. Deskripsi Penelitian Tindakan I
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari tanggal 19 November
2018. Kegiatan ini berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 35 menit).
Pelaksanaan penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Kegiatan perencaan yang dilaksanakan pada siklus I meliputi:
a. Mempersiapkan materi IPS yaitu tentang kerjasama
dilingkungan rumah, sekolah, masyarakat.
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata
pelajaran IPS materi gaya menggunakan model Two Stay and
Two Stray dengan media miniatur kerjasama.
c. Membuat lembar pengamatan untuk mengetahui ketrampilan
guru dan siswa pada saat proses pembelajaran dengan
menggunakan model Two Stay and Two Stray.
-
56
d. Membuat instrumen berupa soal evaluasi/lembar tes yang
digunakan untuk mengetahui dan menggali dan hasil belajar
siswa yang terkait dengan materi yang sedang diajarkan yaitu
materi kerjasama dilingkungan rumah, sekolah, masyarakat.
e. Peneliti melakukan koordinasi dengan guru kelas III selaku
kolaborator untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan
model Two Stay and Two Stray dengan media miniatur.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Berikut adalah langkah-langkah tindakan siklus I.
a. Kegiatan awal
1. Kegiatan Guru
1) Guru memberikan salam
2) Guru memimpin doa bersama
3) Guru menanyakan kabar dan mempresensi siswa
4) Guru mempersiapkan media dan sarana pembelajaran.
5) Guru menyampaikan tujuan dan narasi proses
pembelajaran materi kerjasama dilingkungan sekolah,
rumah, masyarakat.
6) Guru menanyakan materi yang sebelumnya telah
dibahas.
7) Guru menanyakan materi yang akan dibahas.
-
57
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
a) Kegiatan Guru
(1) Guru menanya siswa terkait dengan kerjasama
(menanya)
(2) Siswa memperhatikan penjelasan singkat oleh
guru tentang pengertian kerjasama
(3) Siswa mempehatikan penjelasan singkat oleh
guru tentang syarat kerjasama.
(4) Siswa mempehatikan penjelasan singkat oleh
guru tentang bentuk-bentuk kerjasama di
lingkungan rumah dan sekolah.
(5) Guru melihatkan media yang sudah di sediakan.
(6) Siswa secara berkelompok mendiskusikan dari
media miniatur yang menggambarkan
kerjasama yang sudah disediakan.
(7) Siswa secara berkelompok menceritakan
pengalamannya dalam bekerjasama.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa memperhatikan judul materi
pembelajaran yang ditulis guru.
(2) Siswa membaca teks dan melihat gambar yang
ada di buku panduan dan sumber belajar.
-
58
(3) Siswa menjelaskan pengertian tentang
kerjasama di lingkunngan rumah, sekolah,
masyarakat.
(4) Siswa menyebutkan contoh dari kerjasama.
(5) Siswa bertanya jawab tentang materi yang
dirasa kurang mengerti.
2) Elaborasi
a) Kegiatan Guru
(1) Guru membagi siswa dalam satu kelompok
yang berjumlah 4-5 siswa dalam setiap
kelompoknya.
(2) Guru menyiapkan media miniatur yang
dipergunakan agar siswa lebih faham.
(3) Guru meminta siswa setiap kelompoknya untuk
berdiskusi tentang kerjasama yang digambarkan
dalam bentuk media miniatur.
(4) Guru meminta siswa untuk bertamu ke
kelompok lainnya yaitu model Two Stay and
Two Stray.
(5) Guru memberi kesempatan siswa uuntuk
menyampaikan hasil diskusinya kedepan teman-
temannya.
-
59
(6) Guru meminta siswa untuk membacakan hasil
diskusinya perwakilan 1 siswa dalam setiap
kelompoknya.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa membentuk kelompok belajar yang
berjumlah 4-5 orang.
(2) Siswa memperhatikan guru saat menyiapkan
media yang akan dijelaskan unntuk di
diskusikan nanti.
(3) Masing-masing kelompok berdiskusi
mengenai kerjasama yang digambarkan
dengan media miniatur.
(4) Masing-masing kelompok berdiskusi untuk
menyelesaikan tugas yag diberikan guru.
(5) Salah satu siswa untuk menjelaskan hasil
diskusinya yang sudah dikerjakan.
3) Konfirmasi
a) Kegiatan guru
(1) Guru memberikan umpan balik positif dan
pengautan terhadap keberhasilan siswa.
(2) Guru membantu siswa yang kesulitan pada
saat menjawab pertanyaan.
-
60
(3) Guru meminta salah satu siswa diminta untuk
menjelaskan hasil dari diskusinya.
(4) Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya seputar materi yang belum
dikuasai.
b) Kegiatan siswa
(1) Siswa meperhatikan penguatan terhadap hasil
kerjanya yang diberikan guru
(2) Siswa bertanya kepada guru mengenai
pertanyaan yang belum bisa dijawab
(3) Salah satu siswa menjelaskan hasil
diskusinya yang telah dilaksanakan.
(4) Siswa bertanya kepada guru materi yang
belum dikuasai.
c. Penutup
1. Kegiatan guru
(a) Guru menanyakan apa saja yang dilakukan hari ini.
(b) Bersama siswa guru menyimpulkan materi pelajaran
yang sudah dipelajari.
(c) Guru melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas.
(d) Guru guru menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran berikutnya.
-
61
(e) Guru mengajak siswa menutup pembelajaran dengan
berdoa bersama-sama.
(f) Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan
salam.
2. Kegiatan siswa
(a) Siswa menjawab pertanyaan dari guru
(b) Siswa ikut serta menyimpulkan materi pelajaran yang
sudah dipelajari.
(c) Siswa mengerjakan tuggas yang diberikan oleh guru
(d) Siswa mendengarkan informasi rencana kegiatan
pembelajaran berikutnya.
(e) Siswa berdoa untuk menutup pelajaran
(f) Siswa menjawab salam.
3. Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran untuk mengetahui sikap siswa dan guru selama
proses pembelajaran berlangsung serta memperoleh data mengenai
hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
menggunakan model Two Stay and Two Stray dengan media
miniatur.
Kegiatan yang diamati pada siswa adalah perhatian,
keaktifan dan kemampuan selama pembelajaran berlangsung.
Sedangkan yang diamati pada guru yaitu kemampuan guru
-
62
membuka pelajaran, menutup pelajaran serta sikap guru saat proses
pembelajaran berlangsung, penguassan materi dalam
menyampaikan kepada siswa, pemanfaatan media, kreatifitas guru,
kemampuan guru melakukan evaluasi pembelajaran, kemampuan
guru melakukan tindak lanjut.
4. Refleksi
Pada tahap ini hasil yang didapatkan dalam tahap
pengamatan dikumpulkan serta dianalisis untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan. Pengamat mencatat hal-hal baik yang
mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran
melalui menggunakan model Two Stay and Two Stray dengan media
miniatur kerjasama untuk dilakukan perbaikan pada siklus
berikutnya. Refleksi ini dilakukan oleh peneliti berasarkan dua hasil
penelitian yaitu hasil pengamatan situasi pembelajaran dan hasil tes.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada
siklus I, peneliti menemukan beberapa keberhasilan yaitu :
1. Siswa
a. Siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.
b. Siswa secara berkelompok sudah kompak dalam
mengerjakan diskusinya.
2. Guru
a. Guru menjelaskan materi dengan runtut dan jelas.
b. Penguasaan materi pada saat menenrangkan sudah baik.
-
63
c. Pada saat menutup kegiatan, guru melakukan pengulangan
materi secara singkat untuk mengetahui daya serap siswa.
Selain itu peneliti menemukan kelemahan diantaranya yaitu
1. Siswa
a. Ada beberapa siswa yang kurang fokus pada saat
mengikuti pelajaran.
b. Ada siswa yang masih malu untuk bertanya.
c. Suasana kelas kurang kondusif karena ada beberapa siswa
yang bermain sendiri.
2. Guru
a. Pengguaan media belum optimal.
b. Kurang bisa mengkondisikan siswa.
c. Kurang kreatif dalam menyampaikan materi
F. Deskripsi Penelitian Tindakan II
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari tanggal 26 November 2018.
Kegiatan ini berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 35 menit).
Pelaksanaan penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Kegiatan perencaan yang dilaksanakan pada siklus II meliputi:
a. Mempersiapkan materi IPS yaitu tentang kerjasama
dilingkungan rumah, sekolah, masyarakat.
-
64
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata
pelajaran IPS materi gaya menggunakan model Two Stay and
Two Stray dengan media miniatur kerjasama.
c. Membuat lembar pengamatan untuk mengetahui ketrampilan
guru dan siswa pada saat proses pembelajaran dengan
menggunakan model Two Stay and Two Stray.
d. Membuat instrumen berupa soal evaluasi/lembar tes yang
digunakan untuk mengetahui dan menggali dan ha