PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH TENTANG...
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH TENTANG...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH
TENTANG MAKANAN DAN MINUMAN MENURUT
HUKUM ISLAM MELALUI METODE EVERY ONE IS
A TEACHER HERE PADA SISWA KELAS VIII MTs
NEGERI PARAKAN TEMANGGUNG
TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.i)
Oleh :
MA’UNATUL CHOIRIYAH
NIM : 111 06 120
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2010
PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH
TENTANG MAKANAN DAN MINUMAN MENURUT
HUKUM ISLAM MELALUI METODE EVERY ONE IS
A TEACHER HERE PADA SISWA KELAS VIII MTs
NEGERI PARAKAN TEMANGGUNG
TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.i)
Oleh :
MA’UNATUL CHOIRIYAH
NIM : 111 06 120
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2010
NOTA PEMBIMBING
Lamp. : 3 Eksempar
Hal : Naskah Skripsi
Sdr. Ma’unatul Choiriyah
Kepada Yth.
Ketua STAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka
skripsi Saudara :
Nama : MA’UNATUL CHOIRIYAH
NIM : 111 06 120
Jurusan : Tarbiyah
Progdi : PAI
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR FIQIH TENTANG MAKANAN
DAN MINUMAN MENURUT HUKUM ISLAM MELALUI
METODE EVERY ONE IS A TEACHER HERE PADA SISWA KELAS
VIII MTs NEGERI PARAKAN TEMANGGUNG TAHUN AJARAN
2009/2010
Sudah siap diajukan dalam sidang munaqosah.
Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana
mestinya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 10 Agustus 2010
Pembimbing
Drs. Djoko Sutopo
NIP.19560603 198703 1003
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudari Ma’unatul Choiriyah dengan Nomor Induk Mahasiswa
111 06 120 yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Tentang Makanan Dan
Minuman Menurut Hukum Islam Melalui Metode Every One Is A Teacher Here
Pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Parakan Temanggung Tahun Ajaran
2009/2010.
Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah PAI
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Selasa, 31 Agustus
2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.i).
Salatiga, 31 Agustus 2010 M
21 Ramadhon 1431 H
Panitia Ujian
Ketua Sidang
Dr.Imam Sutomo, M. Ag
NIP.19580827 198303 1 002
Sekretaris Sidang
Dr.H.Rahmad Hariyadi, M.Pd
NIP.19670112 199203 1 005
PP
Penguji I
Drs.Miftahuddin, M.Ag
NIP. 19700922 199403 1 002
Penguji II
Muna Erawati, S.Psi, M.Si
NIP. 19751218 199903 2 002
Pembimbing
Drs. Djoko Sutopo
NIP.19560603 198703 1 003
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ma’unatul Choiriyah
NIM : 111 06 120
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : PAI
Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan
dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiyah.
Salatiga, 10 Agustus 2010
Yang Menyatakan
Ma’unatul Choiriyah
S
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
﴾رواه مسلم﴿من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل اهللا طريقا الى الجنة
“Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan
bagi orang itu jalan menuju ke surga” (HR. Muslim).
“Hidup adalah suatu proses, membutuhkan waktu untuk mencapai tujuan”.
قل الحق ولو كان مرا
“Katakanlah suatu kebenaran walau itu pahit”
العلم بال عمل كشجر بال ثمر
“Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah”.
“Jangan habiskan waktu untuk menunggu”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Kedua orang tuaku (Slamet Muji dan Sumarti) tercinta
yang telah mendidik, menyayangi, mendukung demi
keberhasilan anak-anaknya.
Kakakku tercinta (Arif Syamsudin) yang selalu
menyayangi, membantu, dan memberi semangat dalam
segala hal.
Suamiku tercinta (Zuhdi Santoso) yang selalu memberi
semangat, membantu dan menemani disaat suka dan
duka.
Keluarga besar PPTI Al Falah Sido Mukti Salatiga.
Keluarga Besar Brigsus dan Racana STAIN Salatiga.
Keluarga besar MTsN Parakan.
Teman-teman seperjuangan PAI D angkatan 2006.
Sahabat karib serta pembaca yang budiman.
KATA PENGANTAR
Bismillahirromanirrokhim.
Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan Semesta Alam, Sholawat dan salam
senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. keluarga, para Sahabat
dan para pengikutnya.
Dengan rizqi, taufiq dan hidayah Allah Swt. serta bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan tugas dalam penyusunan
skripsi ini. Merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan serta syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Sl pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jurusan Tarbiyah.
Kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini ,
penulis mengucapkan banyak terima kasih khususnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Ag selaku ketua Progdi PAI STAIN Salatiga.
3. Bapak Drs.H.M.Zulfa,M. Ag selaku dosen pembimbing akademik.
4. Bapak Drs.Djoko Sutopo selaku dosen pembimbing dalam penulisan
skripsi ini.
5. Kepada Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan
bekal keilmuan kepada penulis.
6. Kepada Bapak Drs. H. Sukron, M.Ag selaku kepala MTs Negeri Parakan
yang telah memberikan restu, kesempaan dan bantuan dalam pelaksanaan
penelitian ini.
Dengan iringan do’a dan atas jasa-jasa yang berharga itu semoga Allah
membalas dengan balasan yang setimpal. Akhirnya harapan penulis mudah-
mudahan skripsi yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis
khsusnya dan pembaca pada umumnya yang berminat dengan permasalahan yang
disajikan.
Salatiga , 13 Agustus 2010
Penulis
ABSTRAK
Choiriyah, Ma’unatul 2010. Penigkatan Hasil Belajar Fiqih Tentang Makanan
dan Minuman Menurut Hukum Islam Melalui Metode Every One Is A
Teacher Here Pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Parakan
Temanggung Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah
Program Study Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Pembimbing: Drs. Djoko
Sutopo.
Kata kunci: Metode Every One Is A Teacher Here, Hasil belajar fiqih.
Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah Apakah
metode every one is a teacher here dapat meningkatkan perhatian, motivasi, dan
hasil belajar belajar Fiqih tentang makanan halal dan haram menurut hukum Islam
pada siswa kelas VIII MTs Negeri Parakan tahun ajaran 2009/2010.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian berbentuk spiral dari siklus
satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi perencanaan tindakan (planning),
penerapan tindakan (Action), observasi dan evaluasi proses dan hasil tindakan
(observation and evaluation), refleksi (reflecting). Langkah pada siklus
berikutnya yaitu melaksanakan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi
yang sudah direvisi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan
pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
Silabus, RPP, Lembar observasi, Lembar instrumen, dan tes formatif.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa
setelah proses belajar mengajar pada setiap ahir putarannya dilakukan evaluasi
berupa tes tertulis. Analisis ini dihitung menggunakan teknik sederhana yaitu: (1)
Menilai hasil ulangan/tes formatif, (2) Menilai ketuntasan belajar.
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama 3 siklus,
seluruh pembahasan dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran menggunakan metode every one is a teacher here
mempunyai dampak positif dalam peningkatan hasil belajar siswa yang
ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap
siklusnya, yaitu: (1) Siklus I (7,5), (2) Siklus II (8,4), (3) Siklus III (8,9).
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................ iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ v
HALAMAN KATA PENGANTAR .......................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK ........................................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................................................ viii
HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................................ ix
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………….…………………………. 4
C. Tujuan Penelitian ………………………………...……………….. 5
D. Manfaat Penelitian ………………………………….……………. 5
E. Landasan Teoritik ……………………………..…………………. 7
F. Hipotesis Tindakan …………………………………………….. .. 11
G. Metodologi Penelitian …………………………………………….. 12
H. Sistematika Penulisan Skripsi……………………………………. . 28
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Belajar …………………………………………..…………… 30
B. Hasil Belajar………………………………………………..……… 45
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar………… 55
D. Metode Every One Is A Teacher Here ………………………...…... 63
E. Ruang Lingkup Pelajaran Fiqih …………………………………… 71
BAB III LAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum tentang MTs Negeri Parakan dan
Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 78
B. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 86
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Data Penelitian Setiap Siklus ............................................. 110
B. Pembahasan ..................................................................................... 128
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 133
B. Saran ................................................................................................ 134
C. Penutup ............................................................................................ 135
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar Siswa MTs Negeri Parakan Tahun Ajaran 2009/2010
Tabel 2 Sarana dan Prasarana MTs Negeri Parakan
Tabel 3 Data Nilai Sebelum Diberi Tindakan
Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Nilai Sebelum Diberi Tindakan
Tabel 5 Hasil Nilai Setelah Diberi Tindakan
Tabel 6 Rekapitulasi Hasil Nilai Setelah Diberi Tindakan
Tabel 7 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
Tabel 8 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus I
Tabel 9 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
Tabel 10 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus II
Tabel 11 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
Tabel 12 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus III.
Tabel 13 Peningkatan Hasil Belajar Pada Setiap Siklus
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Guru MTsN Parakan
Lampiran 2 Daftar Karyawan MTsN Parakan
Lampiran 3 Struktur Organisasi MTsN Parakan
Lampiran 4 Lembar Silabus MTsN Parakan
Lampiran 5 Lembar RPP MTsN Parakan
Lampiran 6 Lembar Instrumen Untuk Siswa
Lampiran 7 Lembar Observasi Untuk Guru
Lampiran 8 Lembar Observasi Untuk Siswa
Lampiran 9 Lembar Tes Formatif I
Lampiran 10 Lembar Tes Formatif II
Lampiran 11 Lembar Tes Formatif III
Lampiran 12 Lembar Penghitungan Menggunakan Teknik T-test
Lampiran 13 Lembar Daftar Nilai SKK
Lampiran 14 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 15 Lembar Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 16 Lembar Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran adalah kegiatan yang bernilai edukatif, nilai
edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa,
siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Kegiatan belajar mengandung komponen-komponen yang
saling tergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu sistem
belajar mengajar memuat berbagai komponen, antara lain tujuan, bahan-bahan,
siswa, guru, metode, situasi dan evaluasi. Agar tujuan itu tercapai semua
komponen yang harus diorganisasikan sehingga antar sesama komponen
terjadi kerja sama.
Harapan yang ada pada setiap guru adalah bagaimana materi pelajaran
yang disampaikan kepada anak didiknya dapat diterima dan dipahami secara
tuntas. Untuk memenuhi harapan tersebut bukanlah suatu yang mudah, karena
kita sadar bahwa setiap siswa memiliki karakteristik yang tidak sama baik dari
segi minat, potensi, kecerdasan, dan usaha siswa itu sendiri. Dari
keberagaman yang dimiliki siswa, pendidik hendaknya mampu memberikan
pelayanan yang sama dan menjadi tanggung jawab guru di kelas sehingga
mereka merasa dihormati dan mendapatkan perlakuan yang sama. Dengan
2
demikian guru perlu mencari solusi dan strategi yang tepat agar harapan yang
sudah dirumuskan dalam pembelajaran dapat dicapai.
Dalam pembelajaran Fiqih banyak permasalahan-permasalahan yang
menimbulkan beberapa jawaban disebabkan karena banyaknya pendapat-
pendapat yang dikemukakan dan semua itu banyak dianggap benar dan tidak
boleh saling menyalahkan antara satu dengan yang lain asal tidak keluar dari
ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadis karena sifat ilmu Fiqih adalah relatif.
Dalam proses belajar mengajar kemampuan berfikir siswa berbeda-
beda ada yang lambat dan ada yang cepat sehingga dalam proses pembelajaran
masih didominan oleh siswa yang pintar. Untuk mencapai harapan dan
memecahkan persoalan tersebut, guru akan mengembangkan teknik
pembelajaran every one is a teacher here (setiap orang adalah guru di sini)
sehingga pembelajaran ini dapat membuat siswa aktif bukan saja aktif secara
fisik tetapi juga aktif phsikisnya dan saling berinteraksi antar siswa dengan
siswa, siswa dengan guru dan sumber belajar sehingga siswa lebih percaya
diri. Metode pembelajaran ini penulis rancang dengan memberikan kartu
indeks pada siswa untuk membuat pertanyaan sambil berdiskusi, mencari,
menemukan dan memutuskan jawaban secara individual kemudian
didiskusikan bersama dalam kelas, sedangkan salah satu siswa menjadi
pemandu layaknya seorang guru. Guru sebagai fasilitator yang bertugas
membimbing dan mengarahkan siswa dalam proses belajar mengajar. Metode
pembelajaran ini juga memberikan kebebasan dalam menggunakan gagasan,
pendapat yang tepat. Metode ini juga berfungsi mengubah pola pembelajaran
3
konvensional yang seluruh rangkaian belajar mengajar berpusat pada guru
tanpa memberikan kesempatan pada siswa sehingga kadang-kadang siswa
terbelenggu oleh aturan dan penggunaan strategi yang monoton dan
membosankan sehingga anak didik menjadi anak yang penakut. Pembelajaran
yang baik adalah pembelajaran yang bisa membawa rasa senang kepada siswa
sehingga membuat mereka asyik bernalar.
Metode pembelajaran every one is a teacher here ini dimungkinkan
mampu membuat peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah,
menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan tuntutan
kompetensi.
Pembelajaran Fiqih mengutamakan pada pemahaman dan pengenalan
terhadap hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah dan muamalah. Untuk
itu aktivitas anak didik perlu ditingkatkan melalui pengajuan pertanyaan-
pertanyaan dari masalah yang belum diketahui dan dimengerti serta adanya
suatu diskusi-diskusi untuk menjelaskan ide-ide yang dimiliki terhadap orang
lain.
Dari uraian diatas mendorong penulis untuk melakukan penelitian
tentang adakah dorongan orang tua dengan pendidikan anak yang diterima
dari orang-orang sekitar, sehingga anak termotivasi untuk belajar lebih rajin
dan percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki dirinya sehingga hasil
belajarnya meningkat dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Fiqih
Tentang Makanan Halal dan Haram Menurut Hukum Islam Melalui
4
Metode Every One is a Teacher here pada Siswa kelas VIII MTs Negeri
Parakan Temanggung Tahun Ajaran 2009/2010”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas adalah beberapa
pertanyaan yang akan terjawab setelah tindakan selesai dilakukan (Arikunta,
dkk. 2009: 36).
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan bahan pustaka yang
terjangkau, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah metode every one is a teacher here dapat meningkatkan perhatian
belajar Fiqih tentang makanan halal dan haram menurut hukum Islam
pada siswa kelas VIII MTs Negeri Parakan tahun ajaran 2009/2010?
2. Apakah penerapan metode every one is a teacher here dapat
meningkatkan motivasi belajar Fiqih tentang makanan halal dan haram
menurut hukum Islam pada siswa kelas VIII MTs Negeri Parakan tahun
ajaran 2009/2010?
3. Seberapa jauh metode every one is a teacher here dapat meningkatkan
hasil belajar Fiqih tentang makanan halal dan haram menurut hukum
Islam pada siswa kelas VIII MTs Negeri Parakan tahun ajaran 2009/2010?
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada dasarnya merupakan rumusan yang akan
dicapai dari penelitian tersebut. Dalam hal ini peneliti ingin menggali secara
luas tentang sebab-sebab/ hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui apakah metode every one is a teacher here dapat
meningkatkan perhatian belajar Fiqih tentang makanan halal dan haram
menurut hukum Islam pada siswa kelas VIII MTs Negeri Parakan tahun
ajaran 2009/2010?
2. Untuk mengetahui apakah penerapan metode every one is a teacher here
dapat meningkatkan motivasi belajar Fiqih siswa tentang makanan halal
dan haram menurut hukum Islam pada siswa kelas VIII MTs Negeri
Parakan tahun ajaran 2009/2010?
3. Untuk mengetahui seberapa jauh metode every one is a teacher here dapat
meningkatkan hasil belajar Fiqih tentang makanan halal dan haram
menurut hukum Islam pada siswa kelas VIII MTs Negeri Parakan tahun
ajaran 2009/2010?
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis berharap supaya
dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis.
6
1. Secara Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
sumbangan dan bahan untuk merubah dan menyempurnakan metode
pembelajaran yang bersifat praktis, efektif, kreatif, dan menyenangkan
sehingga hasil belajar menigkat.
2. Secara Praktis
a. Bagi Siswa
1. Meningkatkan minat belajar dan kreativitas siswa dalam proses
belajar mengajar fiqih dengan metode every one is a teacher here.
2. Mmeningkatkan kompetensi individu dan kelompok.
3. Meningkatkan keterampilan berbicara dan mengemukakan
pendapat dengan ide-ide yang dimiliki siswa.
4. Meningkatkan keberanian dalam bertanya dan mengemukakan
pendapat.
b. Bagi Guru
1. Guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan
inovatif sebagai implementasi dan adaptasi teori, teknik
pembelajaran dan bahan ajar yang dipakai.
2. Meningkatkan kemampuan guru untuk memecahkan permasalahan
yang muncul dari siswa tentang pelajaran fiqih.
3. Membantu meningkatkan informasi peningkatan kemampuan
siswa.
7
4. Dapat meningkatkan pemahaman guru tentang kolaborasi
penelitian tindakan kelas.
5. Dapat meningkatkan minat guru untuk melakukan tindakan kelas.
c. Bagi Sekolah
Sebagai salah satu sumber inspirasi guna menentukan kebijakan
dalam mengembangkan kurikulum ditingkat sekolah dan ditingkat
kelas serta meningkatkan mutu akademik pada siswanya.
E. Landasan Teoritik
Judul Penelitian Tindakan kelas (PTK) ini adalah Peningkatan hasil
belajar Fiqih tentang makanan halal dan haram menurut hukum Islam melalui
metode every one is a teacher here pada siswa kelas VIII MTs Negeri Parakan
Temanggung tahun ajaran 2009/2010, maka penulis merasa perlu adanya
penegasan istilah yang terdapat didalamnya.
Adapun istilah-istilah yang perlu diberi penegasan adalah sebagai
berikut :
1. Peningkatan
Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan, meningkatkan.
(Poerwadarminta, 2006: 1281).
Meningkatkan artinya beralih pada keadaan. (Poerwadarminto,
2006: 910). Beralih keadaan yang dimaksud penulis adalah beralih dari
yang semua belum diterapkannya metode every one is a teacher here dan
sesudah diterapkannya metode every one is a teacher here.
8
2. Hasil Belajar
Menurut Sudirman, dkk. (1986: 2) belajar adalah suatu proses
yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur
hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat nanti (Warsito, 2008: 62).
Menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang
mengubah sifat stimulus lingkungan, melewati pengolahan informasi,
menjadi kapabilitas baru. Timbulnya kapabilitas tersebut dari stimulus
yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh
pebelajar (Dimyati & Mudjiono, 2002: 10).
Sedangkan belajar menurut Pidarta (2000: 197) adalah perubahan
perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil
perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa melaksanakan
pengetahuan lain serta mampu mengomunikasi sikapnya kepada orang
lain (Warsito, 2008: 62).
Jadi setelah belajar orang mempunyai keterampilan, pengetahuan,
sikap, nilai dan pengalaman. Belajar dihasilkan dari pengalaman dan
lingkungan, dimana terjadi hubungan-hubungan antara stimulus-stimulus
dan respon-respon.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward kingsley membagi
tiga macam hasil belajar, yakni (i) keterampilan dan kebiasaan, (ii)
pengetahuan dan pengertian, (iii) sikap dan cita-cita (Sudjana, 2009: 22).
9
Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai
tujuan pengajaran. Hasil pelajaran adalah hasil yang telah dicapai setelah
adanya suatu proses pembelajaran sebagai akibat suatu perubahan
pengalaman atau latihan yang telah dilakukan. Hasil belajar anak didik
terbentuk dari belajar pada tempat dan waktu yang telah ditentukan dan
direncanakan oleh seorang guru yang telah mentransfer ilmu
pengetahuannya kepada anak didik dan melalui proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar merupakan hal yang dialami oleh siswa,
suatu respon terhadap segala acara pembelajaran yang diprogramkan oleh
guru. Dalam proses belajar mengajar tersebut guna meningkatkan
kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya (Dimyati
& Mudjiono, 2002: 20).
3. Pelajaran Fiqih
Pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari mata pelajaran
pendidikan agama Islam yang terdapat dalam sekolah yang berbasis
agama. Dalam penelitian ini adalah pelajaran fiqih tentang makanan halal
dan haram dalam Islam yang diajarkan kepada siswa kelas Vlll MTs
Negeri Parakan Temanggung tahun ajaran 2009/2010.
Para Fuqoha mengartikan Fiqih dengan “Ilmu yang menerapkan
hukum-hukum syara’ yang diperoleh dari dalil-dalil yang tafsil (perinci)
(Asshiddiedy, 1999: 15).
10
Materi pembelajaran fiqih dalam penelitian ini lebih menfokuskan
pada materi makanan halal dan haram menurut hukum Islam sebagai
acuan dalam penilaian hasil belajar fiqih siswa.
4. Metode Every One Is A Teacher Here
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara
teratur yang digunakan untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan agar
tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan (Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 740).
Metode merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Penggunaan metode pendidikan berarti bagaimana agar tujuan pendidikan
dapat tercapai. Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
pengajaran.
Berbagai metode mengajar telah ditemukan oleh para ahli
pendidikan dan telah digunakan oleh para guru, salah satunya adalah
metode every one is a teacher here.
Metode Every one is a teacher here dalam buku active learning
yang diterjemahkan oleh Raisul Muttaqien artinya adalah setiap siswa bisa
menjadi guru disini. Metode ini merupakan strategi yang mudah untuk
mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggungjawaban individu.
11
Strategi ini memberi kesempatan bagi setiap siswa untuk bertindak
sebagai “guru” bagi siswa yang lain (Muttaqien, 2004: 196).
Siswa menjadi guru dengan menjawab pertayaan dari temannya
kemudian muncul suatu diskusi dalam kelas untuk merumuskan suatu
jawaban yang tepat.
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah
yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang saling tepat untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK (Muryasa,
2009: 63).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Belajar Fiqih pada materi makanan halal dan haram menurut hukum Islam
dengan metode every one is a teacher here dapat meningkatkan perhatian
siswa.
b. Belajar Fiqih pada materi makanan halal dan haram menurut hukum Islam
dengan metode every one is a teacher here dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.
c. Belajar Fiqih pada materi makanan halal dan haram menurut hukum Islam
dengan metode every one is a teacher here dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
G. Metodologi Penelitian
12
Metode penelitian adalah tahapan-tahapan/cara dalam melaksanakan
penelitian (Aqib, 2007: 33). Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) atau dalam bahasa ingrisnya dikenal dengan Classroom Action
Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkkan isi yang terkandung
didalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas (Arikunta, dkk.
2009: 2). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau
dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa (Arikunta, dkk. 2009: 3).
Peneliti ingin melaksanakan teknik pembelajaran every one is a
teacher here dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi siswa, berani
berinteraksi dengan cara berkomunikasi dengan sesama siswa, guru dan
sumber belajar, dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari
perencanaan tindakan (planning), observasi dan evaluasi proses dan hasil
tindakan (observation dan evaluation) dan refleksi (reflecting) serta
meningkatkan proses hasil pembelajaran secara berkesinambungan.
1. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti melakukan suatu
tindakan, eksperimen, yang secara khusus diamati secara terus-menerus
dilihat plus-minusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai
pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang tepat.
13
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu penelitian yang
akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru
yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa
permasalahan dalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari persepsi atau
lamunan seorang peneliti.
Jenis penelitian tersebut sangat bermanfaat sebagai upaya untuk
memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan sebagai
bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif, kolaborasi dan spiral,
yang mempunyai tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja,
proses isi, kompetensi dan situasi.
Daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan perencanaan
tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan
mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation dan evaluation) dan
melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau
peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan), sebagai
mana gambar dibawah ini: (Arikunto, dkk. 2009: 104-105).
14
2. Subyek Penelitian
a. Siswa
Siswa adalah subyek yang terlibat dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah (Dimyati & mudjiono, 2002: 22). Dalam
penelitian tindakan kelas ini, yang menjadi subyek penelitian adalah
siswa siswi kelas Vlll F MTs Negeri Parakan tahun ajaran 2009/2010
yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 18 siswi perempuan sehingga
jumlah keseluruhannya adalah 35 siswa.
b. Peneliti
Refleksi
Tindakan/
Observasi
Refleksi
Tindakan/
Observasi
Refleksi
Tindakan/
Observasi
Rencana
perbaikan
Rencana
perbaikan
Dan seterusnya
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
Perencanaan
15
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan
sistem kolaborasi antara guru mata pelajaran fiqih dengan peneliti.
Guru mata pelajaran Fiqih berperan dalam mengaplikasikan metode
every one is a teacher here dalam pembelajaran fiqih tentang makanan
halal dan haram menurut hukum Islam yang sedang berlangsung,
sedangkan peneliti mengamati dan membantu guru dalam menjalankan
prosedur metode every one is a teacher here dalam proses
pembelajaran Fiqih.
c. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat adalah suatu obyek dimana penelitian dilaksanakan.
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Parakan yang terletak di
Mekarsari Desa Mandisari Kecamatan Parakan Kabupaten
Temanggung.
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu bulan
Januari, Februari dan Maret 2010. Pada awal bulan Januari 2010
peneliti melakukan observasi terhadap obyek penelitian dan membuat
proposal penelitian, Pada akhir bulan Januari 2010 peneliti melakukan
tindakan penelitian kelas dengan menggunakan metode yang telah
direncanakan dan dipersiapkan yaitu metode every one is a teacher
here pada pembelajaran fiqih tentang makanan halal dan haram dalam
Islam, Sedangkan pada bulan Februari sampai akhir maret peneliti
melakukan analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang
telah dilakukan serta mencari informasi-informasi tentang MTs Negeri
16
Parakan yang bisa dijadikan sebagai data penelitian. Penelitian
tindakan ini dilakukan dengan menggunakan tiga siklus. Pada masing-
masing siklusnya terdiri atas empat tahap.
d. Variabel Penelitian
Variabel Y disebut juga variabel dependen atau variabel terikat.
Variabel ini merupakan kondisi atau hasil yang diharapkan (Manurung,
2008: 149). Dalam penelitian ini peningkatan hasil belajar fiqih
tentang makanan halal dan haram dalam Islam sebagai variabel Y dan
metode every one is a teacher here sebagai variabel X yang mana
variabel X juga disebut variabel independen atau variabel bebas.
Variabel ini merupakan bentuk perlakuan atau tindakan yang
diaplikasikan dalam penelitian (Manurung, 2008: 149).
3. Langkah-langkah/ Siklus Penelitian
Siklus penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam empat tahap
pada setiap siklusnya.
a. Perencanaan (Planning)
1. Menyusun RPP pada Standar Kompetensi memahami hukum Islam
tentang makanan dan minuman.
2. Menyiapkan instrument penelitian untuk guru dan siswa.
3. Menyiapkan format dan evaluasi pretes atau pertes.
4. Menyiapkan sumber belajar yang berupa buku paket fiqih dan kartu
indeks.
17
5. Mengembangkan skenario pembelajaran dengan metode every one
is a teacher here.
b. Penerapan Tindakan (Action)
1. Guru melakukan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan siswa
memasuki KD yang akan dibahas.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Guru membagi bahan materi pelajaran fiqih yang bertema makanan
halal dan haram dalam Islam dengan menjelaskan langkah-langkah
atau prosedur metode every one is a teacher here.
4. Guru membagikan kartu indeks kepada siswa untuk menuliskan
pertanyaan yang mereka miliki tentang materi yang telah dipelajari
di kelas.
5. Guru mengumpulkan kartu indeks dan mengacaknya. Guru
membagi kembali kartu indeks satu persatu kepada siswa dan
menyuruh siswa untuk membaca dalam hati pertanyaan yang
terdapat dalam kartu indeks masing-masing.
6. Guru menunjuk beberapa siswa untuk membacakan pertanyaan
yang ada dalam kartu indeks dan menjawab pertanyaan tersebut.
7. Setelah salah satu siswa selesai memberikan jawabannya, tunjuklah
beberapa siswa untuk memberikan tambahan jawaban atas apa
yang dikemukakan oleh siswa tadi sehingga terjadi diskusi dalam
kelas.
18
8. Guru memberikan kesimpulan terhadap hasil diskusi.
9. Guru mengadakan tes atau ulangan.
10. Guru memberikan angket dan menyuruh siswa untuk mengisinya.
c. Mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan
(Observation dan Evaluation).
1. Observasi (mengamati) kegiatan guru pada saat pembelajaran
berlangsung dan mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan
instrument pengamatan pembelajaran guru dan siswa.
2. Guru mengevaluasi respon siswa selama pembelajaran dari
instrumen yang diisi siswa.
3. Guru mengevaluasi kegiatan dengan menggunakan lembar
observasi guru.
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahapan refleksi peneliti akan mengkaji tindakan secara
menyeluruh pada tahap perencanaan, penerapan tindakan, observasi
dan evaluasi proses dan hasil tindakan berdasarkan data-data yang
telah terkumpul. peneliti akan mencari titik kelemahan dan kelebihan
sebagai bahan renungan guna menyempurnakan tindakan berikutnya
yaitu penyempurnaan pada siklus I, siklus II, siklus III dan seterusnya.
Siklus II dilaksanakan bila masih ada hal-hal yang kurang
berhasil dalam siklus I, dan siklus III dilaksanakan karena siklus II
belum mengatasi masalah (Aqib, 2007: 32).
19
Menurut Hopkins (1933) jika terdapat masalah dari proses
refleksi maka dilakukan proses pengkajian yang melalui siklus
berikutnya yang meliputi kegiatan, perencanaan ulang, tindakan ulang
dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat diatasi (Arikunto,
dkk. 2009: 80).
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi atau data yang akan dibutuhkan dalam suatu
penelitian.
Adapun instrumen yang dipakai diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. RPP.
2. Bahan materi fiqih tentang makanan halal dan haram dalam Islam.
3. Soal tes untuk mengukur keberhasilan siswa.
4. Pedoman dan kriteria penelitian.
5. Lembar observasi guru dan siswa.
6. Catatan pengalaman.
7. File (arsip data MTs Negeri Parakan).
5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto, 1990: 134).
Pengumpulan data tersebut melalui:
20
a. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini
adalah data primer dan data sekunder. Sumber data primer adalah
siswa dan guru. Sumber data sekunder adalah wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan dan tata usaha sekolah.
1) Data primer yang dihasilkan dalam penelitian tindakan kelas antara
lain adalah :
1) Data hasil wawancara dengan guru dan siswa.
2) Data nilai hasil belajar siswa sesudah pelaksanaan penelitian
tindakan kelas.
3) Data catatan observasi tindakan (proses pembelajaran), baik
observasi untuk siswa maupun guru.
2) Data sekunder yang dihasilkan dalam penelitian tindakan kelas
antara lain adalah :
1) Nilai siswa sebelum penelitian tindakan kelas diambil dari nilai
hasil evaluasi ulangan harian yang dilakukan oleh guru mapel
sejak awal semester II dengan kompetensi yang berbeda.
Sedangkan nilai siswa setelah penelitian tindakan kelas diambil
dari nilai hasil evaluasi yang dilakukan pada setiap siklusnya.
2) Laporan pengamatan hasil belajar siswa secara tidak langsung
dalam proses belajar mengajar.
b. Teknik pengumpulan data
21
Untuk mengumpulkan data-data tersebut digunakan beberapa
teknik yaitu:
1. Kuesioner
Kuesioner yakni seperangkat pertanyaan yang diberikan
kepada seseorang untuk mengungkap pendapat, keadaan, kesan
yang ada pada orang tersebut maupun diluar dirinya (Arikunta,
1988: 53). Orang disini adalah semua orang yang terlibat langsung
atau tidak langsung dalam kegiatan pembelajaran yang diminta
mengisi kuesioner, misalnya guru, siswa, orang tua, pengawas
sekolah atau kepala sekolah dan orang-orang lainnya (Dimyati &
mudjiono, 2002: 229). Yang dimaksud kuesioner dalam penelitian
ini adalah dari guru, siswa, kepala sekolah, waka kesiswaan dan
tata usaha MTs Negeri Parakan.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang
menuntut adanya pertemuan langsung atau komunikasi langsung
antara evaluator dengan sumber data (Dimyati & mudjiono, 2002:
229).
Teknik ini digunakan untuk menggali informasi mengenai
suasana pembelajaran dan teknik pembelajaran yang diciptakan
untuk meningkatkan komunikasi siswa serta kesulitan-kesulitan
dalam membuat pertanyaan pembelajaran.
22
3. Teknik Observasi dan Evaluasi
Observasi (observation) merupakan teknik pengumpulan
data melalui kegiatan mengamati terhadap aktivitas dan kreativitas
peserta didik dalam pembelajaran di dalam kelas maupun di luar
kelas yang dilakukan peneliti terhadap kegiatan penelitian.
Menurut Jehona dkk. observasi menjadi alat penyelidikan
jika :
a. Mengabdi pada tujuan-tujuan research yang telah dirumuskan.
b. Direncanakan secara sistematik, bukan terjadi secara tidak
teratur.
c. Dicatat dan dihubungkan secara sistematik dengan proposisi
yang umum, tidak hanya dilakukan untuk memenuhi rasa ingin
tahu semata-mata.
d. Dapat dicek dan dikontrol validitas, reabilitas dan ketelitiannya
sebagaimana data ilmiyah lainnya (Hadi, 1995: 136 ).
Catatan observasi digunakan untuk mengetahui penigkatan
aktivitas siswa dan pemunculan ketrampilan kooperatif siswa,
sedangkan evaluasi digunakan untuk mengukur peningkatan
prestasi belajar siswa (Aqib, 2007: 136).
Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui peningkatan perhatian, motivasi siswa dan pemunculan
ketrampilan kerja sama siswa dalam berdiskusi, membuat
23
pertanyaan dan menjawab pertanyaan sedangkan evaluasi
digunakan untuk peningkatan hasil prestasi siswa.
4. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini bermanfaat dalam
mengumpulkan nilai-nilai siswa dan sebagai data sekunder yaitu
untuk melihat kemajuan hasil belajar siswa.
5. Tes
Tes dilakukan untuk mengukur peningkatan hasil belajar
siswa sebelum diberi tindakan dan sesudah siswa diberi tindakan
sesuai dengan materi pembelajaran yang telah disampaikan. Alat
yang digunakan dalam pengunpulan data melalui tes ini adalah
butir soal tes tertulis,tes lesan dan lembar observasi.
c. Analisa Data
Analisa data merupakan jiwa dari penelitian tindakan kelas,
langkah yang ditempuh setelah pengumpulan data adalah menganalisis
data. Dalam penelitian ini data yang telah terkumpul akan dianalisis
dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari instrumen dan tes hasil belajar
siswa, kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu
membandingkan tes antar siklus maupun dengan indikator kinerja
untuk menemukan keberhasilan individu maupun keberhasilan klasikal.
24
2. Data Kualitatif
Data kualitatif menggambarkan kenyataan/fakta secara cermat
dan rinci sehingga dapat mengumpulkan data yang lengkap dan dapat
menghasilkan informasi sesuai dangan data yang diperoleh dengan
tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa kelas Vlll F
MTs Negeri Parakan Temanggung. Data kualitatif diperoleh dari
wawancara, pengamatan (observasi) proses dan hasil pembelajaran
dan rencana pelaksanaan pambelajaran (RPP) dianalisis dengan
analisis deskriptif berdasarkan observasi dan refleksi.
Menurut Rofi’uddin (1998: 36), ia mengatakan bahwa analisis data
kualitatif dapat bersifat linier (mengalir) maupun bersifat sirkuler
(Aqib, dkk. 2009: 158). Setelah data terkumpul peneliti menganalisis,
mereduksi dan menyimpulkan data. Pengumpulan data dilakukan pada
setiap siklus dalam penelitian tindakan kelas. Dengan adanya
penyimpulan tiap siklus, peneliti akan memahami proses tindakan
dalam pembelajaran. Akhirnya guru dan peneliti memutuskan
perencanaan pada siklus berikutnya.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase
keberhasilan siswa setelah proses pembelajaran setiap putarannya
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis
pada tiap akhir putaran.
Analisa ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana
yaitu evaluasi formatif , ketuntasan belajar siswa dan teknik t-test.
25
a. Evaluasi Formatif (Tes Formatif ).
Evaluasi formatif dilakukan pada setiap akhir satuan
pelajaran yang fungsinya memperbaiki proses belajar mengajar
atau menperbaiki program satuan pelajaran (Usman dan Setyawati,
1993: 137). Hasil tes formatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki
proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok
bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tertentu
( Djamarah & Zain, 2006: 106).
Nilai evaluasi formatif (tes formatif) secara individu
diperoleh dari jumlah semua soal dikurangi dengan jumlah soal
yang salah. Sedangkan nilai tes formatif secara klasikal diperoleh
dari jumlah nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi
dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh
nilai rata-trata dengan rumus sebagai berukut:
N
XX
Keterangan: X = Nilai Rata-rata
X = Jumlah Nilai Semua Siswa
N = Jumlah Siswa
b. Ketuntasan Belajar
26
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu ketuntasan
belajar secara perorangan atau individu dan secara klasikal. Untuk
mengetahui ketuntasan belajar secara individu dapat dihitung
mengunakan rumus sebagai berikut:
P = X 100%
Dengan persentase ini guru dapat mengetahui sampai
seberapa jauh penguasaan setiap siswa atas bahan pelajaran yang
telah dipelajarinya dengan keberhasilan belajar tuntas sekurang-
kurangnya mencapai 75% (Usman dan Styawati,1993:138 ).
Dengan demikian seorang siswa dianggap tuntas belajar bila siswa
tersebut telah mencapai skor 75% atau nilai 7,5.
Untuk mengetahui ketuntasan belajar secara klasikal dapat
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
P = X 100%
Atas dasar angka persentase penguasaan siswa dari bahan
yang telah disajikan, guru dapat menilai dirinya sendiri mengenai
kemampuan mengajarnya. Jika angka keberhasilan dapat mencapai
85% maka proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil atau
tuntas.
c. Teknik t-test
T-test digunakan untuk menguji hipotesis. Peneliti
mengunakan teknik t-test untuk mengetahui jawaban dari hipotesis
Jumlah jawaban yang benar
Jumlah soal seluruhnya
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Jumlah siswa
27
dala penelitian. Untuk menguji hipotesis dengan teknik t-test
tersebut digunakan rumus sebagai berikut:
2
2
2
1
2
1
n
S
n
S
XXt
BA
Keterangan : t = t-test
X = Nilai Rata-rata
S = Standar Deviasi
n = Jumlah Siswa
Menguji hipotesis dengan kriteria tabelhitung tt maka
hipotesis nihil ditolak. Untuk mencari harga tabelt didasarkan atas
penetapan besarnya (taraf signifikan).
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini,
penulis menyusun sistematikanya sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dikemukakan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
28
E. Landasan Teoritik
F. Hipotesis Tindakan
G. Metodologi Penelitian
H. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisi tentang kajian pustaka membahas tentang :
A. Teori Belajar
B. Hasil Belajar
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar
D. Metode Every One Is A Teacher Here
E. Ruang Lingkup Pelajaran Fiqih
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang laporan sebagai berikut :
A. Gambaran umum tentang MTs Negeri Parakan
B. Pelaksanaan Penelitian
BAB IV : ANALISA DATA
Dalam bab ini berisi tentang hasil penelitian dan
pembahasan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) setiap siklus.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang:
29
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Penutup
Dalam kegiatan akhir terdiri dari daftar pustaka, daftar riwayat hidup penulis dan
lampiran-lampiran.
30
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Belajar
1. Pengertian
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Belajar dapat didefinisikan
sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Slameto, 1991: 2).
Menurut Witherington (1952: 165) “belajar merupakan perubahan
dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru
yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Crow and Crow dan Hilgard.
Menurut Crow and Crow (1958: 225) “Belajar adalah diperolehnya kebiasaan-
kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”, sedangkan menurut Hilgard (1962:
252) “Belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah
karena adanya respons terhadap suatu situasi” (Sukmadinata, 2004: 155-156).
Menurut Sadiman, dkk. (1986: 2) Belajar (learning) adalah suatu
proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur
hidup, sejak masih bayi sampai ke liang lahat nanti (Warsito, 2008: 62).
31
Menurut Pidarta (2000: 197) belajar adalah perubahan perilaku yang
relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan,
pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pegetahuan
lain serta mampu mengkomunikasikannya kepada orang lain (Warsito, 2008:
62).
Dalam pandangan konstruktivisme, belajar adalah menyusun
pengetahuan dari pengalaman konkret, aktivitas kolaborasi, dan refleksi serta
interprotasi. Sedangkan konsep belajar menurut UNESCO, menuntut setiap
satuan pendidikan untuk dapat mengembangkan empat pilar pendidikan baik
untuk sekarang dan masa depan, yaitu: (1) learning to know (belajar untuk
mengetahui), (2) learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu), (3)
learning to be (belajar untuk menjadi seorang) dan (4) learning to live
together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama) (Warsito, 2008: 63).
Belajar merupakan suatu perubahan dalam bentuk sikap dan nilai
positif. Selama kegiatan belajar berlangsung terjadi proses interaksi antara si
belajar dengan sumber-sumber belajar. Proses belajar bersifat individual dan
kontekstual artinya proses belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai
dengan perkembangan dan lingkungannya. Agar proses belajar mengarah pada
tercapainya tujuan dalam kurikulum, maka guru harus merencanakan dengan
seksama dan sistematis sebagai pengalaman belajar yang memungkinkan
perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan apa yang diharapkan. Peserta
didik seharusnya tidak hanya belajar dari guru/pendidik saja, tetapi dapat
belajar dengan berbagai sumber belajar yang tersedia di lingkungannya.
32
Menurut Assosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (AECT),
sumber belajar adalah meliputi semua sumber baik berupa data, orang atau
benda yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi
peserta didik (Minarso, 1986; Warsito, 2008: 209).
Oleh karena itu belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses yang
komplek bagi si pembelajar, guna menjalani suatu pengalaman edukatif
berupa perubahan-perubahan pola tingkah laku. Perubahan tingkah laku
tersebut diorganisir untuk mencapai hasil belajar berdasarkan tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Dengan demikian, belajar dapat diartikan sebagai individu yang
mengalami dan menghayati sesuatu yang aktual. Penghayatan yang diperoleh
dari kegiatan belajar tersebut dapat menghasilkan perubahan pada
pematangan, pendewasaan pola tingkah laku, sistem nilai dan perbendaharaan
pengertian (konsep-konsep) serta kekayaan informasi. Perubahan tingkah laku
seseorang yang berada dalam keadaan mabuk, perubahan yang terjadi dalam
aspek-aspek kematangan, pertumbuhan, dan perkembangan tidak termasuk
perubahan dalam pengertian belajar.
Ada beberapa perubahan yang dialami individu yang juga bukan
karena belajar. Perubahan tersebut mungkin terjadi karena unsur-unsur
kimiawi, seperti karena obat, minuman keras, narkotika, dll. Kasus Ben
Johnson pelari cepat dari Kanada yang dibatalkan kejuaraannya di Olimpiade
Seoul, karena doping atau minum semacam narkotika merupakan contoh dari
perubahan tingkah laku atau kemampuan karena unsur kimia.
33
Hakekat belajar sangatlah penting untuk dijadikan pegangan dalam
memahami masalah belajar secara mendalam. Hakekat belajar pada dasarnya
adalah “perubahan” (Djamarah & Zain, 2006: 11). Perubahan tersebut adalah
perubahan yang sesuai dengan perubahan yang dikehendaki oleh pengertian
belajar.
Perubahan yang terjadi akibat belajar merupakan perubahan yang
mempengaruhi tingkah laku sebagai hasil belajar. Jika hakikat belajar adalah
perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang
dimasukkan ke dalam kategori belajar yaitu ciri-ciri belajar. Adapun ciri-ciri
perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah sebagai berikut:
a. Perubahan Yang Terjadi Secara Sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau
sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu
perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya
bertambah.
b. Perubahan Dalam Belajar Bersifat Kontinue dan Fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu
berlangsung terus-menerus dan tidak statis. Satu perubahan yang terjadi
akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi
kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak
belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat
menulis menjadi dapat menulis.
34
c. Perubahan Dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif
Dalam perubahan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Misalnya semakin banyak usaha belajar itu dilakukan,
semakin banyak dan semakin baik perubahan yang diperoleh.
d. Perubahan Dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau
permanen, ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan
bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan
piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus
dimiliki bahkan akan makin berkembang kalau dilatih.
e. Perubahan Dalam Belajar Bertujuan atau Terarah
Berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan
yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah
laku yang benar-benar disadari. Misalnya seorang yang belajar mengetik,
sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan
belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang akan dicapainya.
f. Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses
belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku, baik dalam sikap
kebiasaan, pengetahuan ketrampilan dan sebagainya (Slameto, 1991: 3-4).
35
2. Tipe-tipe Belajar
Dalam buku The Conditions of Learning (1970) Gagne
mengemukakan 8 tipe belajar, yang membentuk suatu hierarki dari yang
paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks, yaitu:
a. Belajar Tanda-tanda (Signal Learning)
Individu belajar mengenal dan memberi respons kepada tanda-
tanda seperti: melirik kepada orang lewat.
b. Belajar Merangsang Jawaban (Stimulus-Respons Learning).
Belajar ini merupakan upaya untuk membentuk hubungan antara
perangsang dengan jawaban, umpamanya berhenti pada waktu lampu
merah.
c. Rantai Perbuatan (Chaining)
Individu belajar melakukan suatu rentetan kegiatan yang
membentuk satu kesatuan. Misalnya: mandi, merupakan suatu rantai
kegiatan mulai dari membuka baju sampai mengeringkannya dengan
handuk dan berpakaian kembali.
d. Hubungan Verbal (Verbal Assosiation)
Hubungan verbal ini berbentuk hubungan bahasa. Misalnya:
hubungan antara subjek dengan namanya.
e. Belajar Membedakan (Discrimination Learning)
Individu belajar melihat perbedaan dan persamaan sesuatu benda
dengan yang lainnya. Misalnya membedakan objek yang konkrit dan
abstrak.
36
f. Belajar Konsep (Concept Learning)
Tipe belajar ini menyangkut pemahaman dan penggunaan
konsep-konsep seperti konsep warna, sifat, kondisi, dll.
g. Belajar Aturan-aturan (Rule Learning)
Individu belajar aturan-aturan yang ada di masyarakat, sekolah,
rumah ataupun aturan dalam perdagangan, pemerintahan bahkan ilmu
pengetahuan.
h. Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Learning)
Individu dihadapkan kepada masalah-masalah yang harus
dipecahkannya, baik suatu bidang ilmu (Sukmadinata, 2009: 160-161).
Menurut permendiknas no. 16 th. 2007 tentang standar kualifikasi
akademik dan kompetensi guru bahwa guru sebagai pendidik harus
memiliki kompetensi pedagogis, dengan kompetensi inti gurunya adalah
menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar yang mendidik
(Warsito, 2008: 64).
3. Teori Belajar
Ada banyak teori-teori belajar, setiap teori memiliki konsep atau
prinsip-prinsip sendiri tentang belajar yang mempengaruhi bentuk atau model
penerapannya dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu fungsi teori belajar
adalah mengungkapkan seluk beluk atau kerumitan (kekompleksan) peristiwa
yang kelihatannya sederhana. Adapun teori-teori belajar tersebut adalah
sebagai berikut:
37
a. Teori Belajar Behaviorisme
Teori ini dikemukakan oleh Watson, menurut pendapatnya:
pengetahuan harus bersifat positif sehingga objeknya harus dapat
diamati, yaitu berupa tingkah laku (Slameto, 1991: 12).
Menurut teori behaviorisme belajar adalah proses perubahan
tingkah laku yang terjadi karena adanya stimulasi dan respons yang
dapat diamati. Teori ini lebih menekankan pada tingkah laku objektif,
empiris (nyata), konkret dan dapat diamati (observable) (Warsito,
2008: 66). Manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian dalam
lingkungannya yang akan memberikan pengalaman-pengalaman
belajar. Pengertian dan pemahaman tidaklah penting karena stimulus
(S) dan respons (R) dapat diperkuat dengan menghubungkan secara
berulang-ulang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar dan
menghasilkan proses belajar yang diinginkan.
Dasar belajar adalah asosiasi antara kesan (impression) dengan
dorongan untuk berbuat (impuls to action). Asosiasi itu menjadi kuat
atau lemah dengan terbentuknya atau hilangnya kebiasaan-kebiasaan
(Bower & Hilgard, 1981: 49). Para behaviors meyakini bahwa hasil
belajar akan lebih baik dikuasai kalau dihafal berulang-ulang. Belajar
terjadi karena adanya ikatan antara stimulus dan respons (S-R Bonds).
Ikatan itu menjadi makin kuat dalam latihan/pengulangan dengan cara
menghafal (Purwanto, 2009: 41).
38
Dalam menerapkan teori behaviorisme yang terpenting adalah
para guru, perancang pembelajaran dan pengembang program-program
pembelajaran harus memahami karakteristik peserta didik dan
karakteristik lingkungan belajar agar tingkat keberhasilan peserta didik
selama kegiatan pembelajaran dapat diketahui. Tuntutan dari teori ini
adalah pentingnya merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan
spesifik supaya mudah dicapai dan diukur (Warsito, 2008: 67).
b. Teori Belajar Kognitif
Kelompok teori kognitif beranggapan bahwa belajar adalah
pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan persepsi untuk
memperoleh pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak
selalu dapat dilihat sebagai tingkah laku. Teori ini menekankan pada
gagasan bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dalam
konteks situasi secara keseluruhan. Dengan demikian, belajar
melibatkan proses berpikir yang kompleks dan mementingkan proses
belajar (Warsito, 2008: 69). Yang termasuk dalam kelompok teori ini
adalah sebagai berikut:
1) Teori Perkembangan Piaget
Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu
proses genetika yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme
biologis yaitu perkembangan sistem syaraf. Proses belajar
seseorang akan mengikuti pola dan tahap perkembangan tertentu
39
sesuai dengan umurnya. Ada empat tahap perkembangan kognitif
anak, yaitu:
Tahap sensorik yang bersifat internal (0-2 tahun)
Tahap preoperasional (2-6 tahun)
Tahap operasional konkret (6-12 tahun)
Tahap formal yang bersifat internal (12-18 tahun)
Perkembangan intelektual seseorang menunjukkan bahwa
semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan
semakin teratur dan semakin abstrak cara berpikirnya (Warsito,
2008: 69).
Dalam perkembangan intelektual terjadi proses yang
sederhana seperti: melihat, menyentuh, menyebut nama benda dsb.
dan adaptasi yaitu suatu rangkaian perubahan yang terjadi pada tiap
individu sebagai hasil interaksi dengan dunia sekitarnya (Slameto,
1991: 15).
2) Teori Kognitif Bruner
Kata Bruner belajar tidak untuk merubah tingkah laku
seseorang tetapi untuk merubah kurikulum sekolah menjadi
sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan
mudah (Slameto, 1991: 12). Asumsi dasar teori kognitif adalah
setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman di dalam
dirinya.
40
Dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi
aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan
kemampuan. Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan
yang dinamakan “discovery learning environment”, ialah
lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-
penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip
dengan yang sudah diketahui. Hal-hal yang dapat dipelajari siswa
dalam lingkungan digolongkan menjadi:
Enactive : peserta didik melakukan aktivitas-aktivitasnya
dalam usaha memahami lingkungan, seperti belajar
naik sepeda, yang harus didahului dengan
bermacam-macam ketrampilan motorik.
Iconic : peserta didik melihat dunia melalui gambar-gambar
dan visualisasi verbal, seperti mengenal jalan yang
menuju ke pasar, mengingat dimana bukunya yang
penting diletakkan.
Symbolic : peserta didik mempunyai gagasan-gagasan abstrak
yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika serta
komunikasi dilakukan dengan pertolongan sistem
simbol, seperti menggunakan kata-kata,
menggunakan formula.
Cara belajar yang terbaik menurut Bruner adalah dengan
memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif
41
kemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan (free discovery
learning), dengan kata lain belajar dengan cara menemukan
(discovery) (Warsito, 2008: 72).
3) Teori Belajar Bermakna Menurut Ausebel
Menurut Ausebel belajar haruslah bermakna, materi yang
dipelajari diasimilasikan secara nonarbirter dan berhubungan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Pembelajaran
bermakna (meaningful learning) merupakan suatu proses
dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang
terdapat dalam struktur kognitif peserta didik. Kebermaknaan
belajar sebagai hasil dari peristiwa pembelajaran ditandai oleh
terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi,
atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di
dalam struktur kognitif peserta didik (Warsito, 2008: 72-73).
c. Teori Belajar Humanisme
Menurut teori humanisme proses belajar harus dimulai dan
ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia, yaitu mencapai
aktualisasi diri, pemahaman diri, dan realisasi diri peserta didik yang
belajar secara optimal. Peserta didik dalam proses belajarnya harus
berusaha untuk mampu mencapai aktualisasi diri secara optimal. Teori
ini sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu
sendiri.
42
d. Teori Belajar Sibernetik
Menurut teori sibernetik belajar adalah mengolah informasi
(pesan pembelajaran). Proses belajar dianggap penting, tetapi yang
lebih penting lagi adalah sistem informasi yang akan diproses dan
akan dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu, proses belajar akan
sangat ditentukan oleh sistem informasi.
e. Teori Belajar Kontruktivisme
Dalam orientasi baru psikologi, konstruktivisme mengajarkan
kita ilmu tentang bagaimana anak manusia belajar. Mereka belajar
mengonstruksikan (membangun) pengetahuan, sikap, atau
keterampilannya sendiri, tidak dengan memompakan pengetahuannya
itu ke dalam otaknya. Menurut teori ini pengetahuan bukan merupakan
kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari,
melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek,
pengalaman, ataupun lingkungannya. Teori ini menekankan bahwa
belajar lebih banyak ditentukan karena adanya karsa peserta didik.
f. Teori Multiple Intelligences
Intelligences merupakan koreksi terhadap konsep kecerdasan
seseorang berdasarkan pada intelligences quotient (IQ) yang hanya
mengukur kemampuan seseorang hanya berdasarkan pada linguistik,
matematik, logis dan spasial saja (Warsito, 2008: 75-84).
43
4. Prinsip-prinsip Belajar
Ada beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai
sebagai dasar maupun upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu
meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya
meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perhatian dan Motivasi
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan
pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu
dirasakan sebagai suatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih
lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan
motivasi untuk mempelajarinya.
b. Keaktifan
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan
mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai dengan kegiatan
psikis yang susah diamati. Contoh kegiatan fisik yaitu membaca,
mendengar dan menulis. Contoh kegiatan psikis yaitu membandingkan
konsep yang satu dengan konsep yang lain dan menyimpulkan hasil
percobaan.
c. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar
mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung
dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Sebagai
contoh seorang yang belajar membuat tempe, tidak hanya melihat atau
44
mendengar bagaimana cara pembuatan tempe tetapi yang paling baik
adalah terlibat secara langsung dalam pembuatan tempe tersebut.
d. Pengulangan
Menurut teori psikologi daya, belajar adalah melatih daya-daya
yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap,
mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir dsb. Dengan mengadakan
pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang seperti halnya
pisau yang selalu diasah.
e. Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin
dicapai, tetapi terdapat suatu hambatan yaitu mempelajari bahan ajar,
maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan
mempelajari bahan belajar tersebut.
f. Balikan dan Penguatan
Prinsip yang berkaitan dengan ini ditekankan oleh teori belajar
operant conditioning dari B.F. Skinner pada teori conditioning yang diberi
kondisi adalah stimulusnya, dan operant conditioning yang diperkuat
adalah responnya.
g. Perbedaan Individual
Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar
siswa. Jadi dalam kegiatan proses belajar tidak dapat dilakukan
sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip
belajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Artinya teori-teori dan
45
prinsip-prinsip belajar ini diharapkan dapat membimbing dan
mengarahkan dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Walaupun teori belajar tidak dapat diharapkan menentukan langkah demi
langkah dalam kegiatan pembelajaran, namun minimal dapat memberi
arah prioritas dalam kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu prinsip-prinsip belajar menuntut para guru,
perancang pembelajaran, dan pengembang program-program pembelajaran
untuk memusatkan perhatian, mengelola, menganalisis, dan
mengaplikasikan prinsip-prinsip belajar tersebut.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukanya suatu aktivitas atau proses
yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus input-
proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan
oleh proses (Purwanto, 2009: 44).
Menurut Winkel (1999: 53), belajar adalah aktivitas mental/psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Perubahan
itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu
yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman (Purwanto, 2009: 39).
46
Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan
pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009: 22).
Dengan demikian, hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar
siswa sesuai dengan tujuan pengajaran (ends are being attained). Tujuan
pengajaran menjadi hasil belajar potensial yang akan dicapai oleh anak melalui
kegiatan belajarnya. Tujuan pengajaran adalah tujuan yang menggambarkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai
akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku
(behavior) yang dapat diamati dan diukur.
Perubahan perilaku akibat kegiatan belajar mengakibatkan siswa memiliki
penguasaan terhadap materi pengajaran yang disampaikan dalam kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran (Purwanto, 2009: 45-46).
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar
dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,
yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek yaitu sebagai berikut:
1) Tipe Hasil Belajar: Pengetahuan
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata
knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya
47
tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula
pengetahuan faktual di samping pengetahuan hafalan atau untuk diingat
seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang,
nama-nama tokoh, dll. Tipe hasil belajar pengetahuan ini termasuk
kognitif tingkat rendah yang paling rendah, namun tipe hasil belajar ini
menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar berikutnya.
2) Tipe Hasil Belajar: Pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah
pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri
sesuatu yang dibaca/didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah
dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.
3) Tipe Hasil Belajar: Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau
situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau
petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut
aplikasi.
4) Tipe Hasil Belajar: Analisis
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-
unsur/ bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya.
Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan
kecakapan dari tiga tipe sebelumnya.
48
5) Tipe Hasil Belajar: Sintesis
Penyatuan unsur-unsur/bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh
disebut sintesis. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk
menjadikan orang lebih kreatif, berpikir kreatif merupakan salah satu
hasil yang hendak dicapai dalam tujuan pendidikan.
6) Tipe Hasil Belajar: Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai suatu yang
mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan,
metode, materiil, dll.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe belajar afektif
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya
terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghormati guru dan teman
sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.
Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar yaitu
sebagai berikut:
1) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk
masalah, situasi, gejala, dll.
2) Responding (jawaban), yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar.
3) Valving (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap
gejala/stimulasi tadi.
49
4) Organisasi, yakni mengembangkan dari nilai ke dalam satu sistem
organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai yang lain,
pemantapan, dll.
5) Karakteristik nilai/internalisasi nilai yakni keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempunyai pola kepribadian
dan tingkah lakunya.
c. Ranah Psikomotoris
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan (skill),
dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan ketrampilan,
yakni:
1) Gerakan refleks (ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar).
2) Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar.
3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,
auditif, motoris, dll.
d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan
ketetapan.
e. Gerakan-gerakan skill mulai dari ketrampilan sederhana sampai pada
ketrampilan yang kompleks.
f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti
gerakan ekspresif dan interpretatif (Sudjana, 2009: 22-31).
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ketiga ranah
tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu,
ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah
50
karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan
pengajaran.
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui
seberapa jauh seorang menguasai bahan yang diajarkan. Hasil belajar perlu
dievaluasi. Evaluasi dimaksudkan sebagai cermin untuk melihat kembali
apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah proses belajar
mengajar telah berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar
(Purwanto, 2009: 47).
Evaluasi diharapkan dapat menjadi umpan balik untuk program yang
telah dijalankan (feedback) dan memberikan informasi yang diperlukan
untuk menjalankan program di masa yang akan datang (feedforward)
(Purwanto, 2009: 2).
Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran
dan standar kriteria (Purwanto, 2009: 1). Sedangkan Davies mengemukakan
bahwa evaluasi merupakan proses sederhana memberikan/menetapkan nilai
kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang,
objek, dan masih banyak yang lain (Dimyati & Mudjiono, 2002: 190-191).
Nana Sudjana (1990: 3) mempertegas evaluasi dengan batasan sebagai
proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu (Dimyati & Mudjiono, 2002: 191).
Evaluasi juga berarti pengukuran, penilaian, penelitian terhadap nilai
hasil belajar. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan ukuran
tertentu dan bersifat kuantitatif (Uno, 2006: 94).
51
Menurut Kerlinger pengukuran adalah membandingkan sesuatu yang
diukur dengan alat ukurnya dan kemudian menerangkan angka menurut
sistem aturan tertentu (Purwanto, 2009: 1).
Menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran
subjektif dan bersifat kualitatif (Uno, 2006: 94).
Mengukur berarti membandingkan sesuatu dengan satu ukuran dengan
salah satu instrumen tertentu. Instrumen evaluasi hasil belajar yang disebut
juga alat penilaian yang akan digunakan, tergantung dari metode/teknik.
Evaluasi yang dipakai apakah teknik tes atau teknik bukan tes (non-tes), bila
menggunakan teknik tes maka alat penilaiannya berupa tes, sedangkan
teknik non-tes alat penilaiannya berupa macam-macam alat penilaian non-
tes (Dimyati & Mudjiono, 2002: 210).
Dalam penilaian menggunakan tes ada yang diberikan secara lisan
(menuntut jawaban secara lisan), ada tes tulisan (menuntut jawaban secara
tulisan), dan ada tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan).
Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk objektif, dan ada juga yang
dalam bentuk isay atau uraian. Sedangkan bukan tes (non-tes) sebagai alat
penilaian mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala, sosiometri,
studi kasus, dll. Dengan evaluasi atau pengukuran itu kita dapat menentukan
hasil suatu rencana atau mengukur kemajuan suatu usaha dalam mencapai
tujuan yang diharapkan.
Pengukuran tes hasil belajar dilakukan oleh guru dengan memberikan
ulangan atau ujian pada periode-periode tertentu baik secara tes maupun
52
non-tes. Maksud dari pengukuran dan penilaian tersebut adalah untuk
mengetahui apakah guru dalam menyajikan bahan pelajaran telah berhasil
dengan baik atau belum, disamping itu juga untuk mengukur seberapa jauh
murid menangkap dan mengerti apa yang telah dipelajarinya.
Pada umumnya guru menggunakan evaluasi dengan ujian yang
bertujuan untuk mengukur dan menilai hasil belajar siswa. Sesungguhnya,
fungsi ujian tidaklah untuk itu saja. Ujian berfungsi sebagai alat mengetahui
efektivitas siswa belajar, efektivitas prosedur pengajaran oleh guru,
disamping memang berfungsi sebagai instrumen pengukuran dan penilaian
kemampuan siswa dalam mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan.
Evaluasi hasil belajar merupakan proses mulai dan menentukan objek
yang diukur, mengukurnya, mencapai hasil pengukuran,
mentransformasikan ke dalam nilai, dan mengambil keputusan lulus dan
tidaknya siswa, efektif dan tidaknya guru mengajar ataupun baik buruknya
interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar
tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan
ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis
penilaian sebagai berikut:
a. Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa
pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tertentu. Hasil tes ini
53
dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan
tertentu dalam waktu tertentu.
b. Tes Sub Sumatif
Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap
siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes sub
sumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar
dan diperhitungkan dalam menentukan rapor.
c. Tes Sumatif
Tes ini diajarkan untuk mengukur daya serap siswa terhadap
bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu
semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk
menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam satu
periode belajar tertentu. Hasil tes sumatif ini dimanfaatkan untuk
kenaikan kelas, menyusun peringkat (ranking) atau sebagai ukuran
mutu sekolah (Djamarah & Zain, 2006: 106-107).
Hasil tes ataupun ulangan tersebut pada dasarnya bertujuan
memberikan gambaran tentang keberhasilan proses belajar mengajar.
Keberhasilan itu dilihat dari segi keberhasilan proses dan keberhasilan
produk.
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil
belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai di tingkat mana prestasi
(hasil) belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah
54
keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau
taraf. Tingkatan keberhasilan tersebut, adalah sebagai berikut:
1) Istimewa/maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang
diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.
2) Baik sekali/optimal: apabila sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan
pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
3) Baik/minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%
s.d. 75% saja dikuasai oleh siswa.
4) Kurang: apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60%
dikuasai oleh siswa (Djamarah & Zain, 2006: 107).
Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran
dikatakan berhasil bila Tujuan Instruksional Khusus (TIK)-nya dapat
tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu
mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan suatu bahan
kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana
siswa telah menguasai Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang ingin
dicapai.
Fungsi penilaian formatif adalah untuk memberikan umpan
balik kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar
dan melaksanakan program remidial bagi siswa yang belum berhasil.
Yang menjadi tolok ukur bahwa suatu proses belajar mengajar
dianggap berhasil adalah hal-hal sebagai berikut:
55
a. Daya serap setiap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai
prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam Tujuan Pengajaran/Instruksional
Khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual
maupun kelompok (Djamarah & Zain, 2006: 106).
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar
Keberhasilan dalam suatu proses belajar di kalangan peserta didik tidaklah
sama antara siswa yang satu dengan siswa yang lain karena hal ini disebabkan
oleh berbagai faktor alternatif, antara lain faktor kematangan akibat kemajuan
umur kronologis, latar belakang pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap
suatu bidang pelajaran, jenis mata pelajaran yang diberikan dll.
Hasil belajar bergantung pada apa yang dipelajari, bagaimana bahan
dipelajari, dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar (Rusyan, dkk.
1989: 60). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi
dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor
yang ada dalam individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah
faktor yang ada di luar individu.
1. Faktor Intern
a. Faktor Jasmaniah
1) Faktor Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Proses belajar
seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu.
56
Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan
kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu
mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, tidur, makan,
olah raga dan rekreasi (Slameto, 1991: 56).
2) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik
atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat itu dapat
berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah
tangan, lumpuh, dan lain-lain. Jika hal ini terjadi pada siswa
hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau
diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi
pengaruh kecacatannya itu (Slameto, 1991: 151).
b. Fakttor Psikologis
Belajar pada hakekatnya adalah proses psikologis. Faktor
psikologis dipandang sebagai faktor dari dalam yang utama dalam
menentukan intensitas belajar seorang siswa. Guru sadar bahwa bahan
pelajaran yang diberikan tidak semuanya dapat diserap oleh siswa.
Siswa yang duduk dengan diam, tidak dapat dipastikan bahwa ia
memperhatikan semua pelajaran guru, bisa saja pandangan matanya
terarah pada persoalan lain bahkan dapat diartikan ia tidak mengerti
apa yang diajarkan guru. Oleh karena itu ada beberapa faktor
psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
57
1) Inteligensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari 3 jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi
yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan
konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar pengaruhnya
terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang
mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil
daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah
(Slameto, 1991: 151).
2) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu subjek
(benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil
belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap
bahan yang dipelajarinya. Jika tidak maka timbul kebosanan
sehingga ia tidak lagi suka belajar (Slameto, 1991: 158).
3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat besar
pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar
58
dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya
(Slameto, 1991: 59).
4) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan (Djamarah & Zain, 2002: 53). Bakat
diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas
tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan atau
latihan. Bakat diakui sebagai kemampuan bawaan sejak lahir yang
merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan. Bakat
diwariskan atau didapat dari pasangan suami-istri atau ayah-ibu,
akibat pertemuan ovum-sperma. Bakat dapat mempengaruhi tinggi
rendahnya prestasi belajar.
5) Motif
Motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong
individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna
mencapai sesuatu tujuan (Suryabrata, 2007: 70).
Untuk dapat terlaksananya suatu kegiatan, pertama-tama
harus ada dorongan untuk melaksanakan kegiatan itu, dalam proses
belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa
agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif
untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan
melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar
(Slameto, 1991: 60). Untuk melakukan sesuatu harus ada motivasi.
59
Murid harus memiliki motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar
yang berlangsung.
Menurut Slavin motivasi dapat mempengaruhi proses dan
hasil belajar dimana kondisi psikologis dapat mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik
tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar
motivasinya akan semakin besar kesuksesan, tampak gigih, giat
belajar untuk meningkatkan prestasi belajar (Djamarah & Zain,
2002: 62).
Penemuan-penemuan penelitian menunjukkan bahwa hasil
belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar
tinggi.
Menurut Maslow (menurut Frankdsen, 1961: 234) mengemukakan
motif-motif untuk belajar itu adalah:
a) Adanya kebutuhan fisik
b) Adanya kebutuhan rasa aman, bebas dari kekhawatiran
c) Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam
hubungan dengan orang lain
d) Adanya kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari
masyarakat
e) Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau
mengetengahkan diri (Suryabrata, 2007: 237).
60
Suatu pendorong yang besar pengaruhnya dalam belajar anak
didik adalah cita-cita. Cita-cita merupakan pusat dari bermacam-
macam kebutuhan, artinya kebutuhan-kebutuhan biasanya
disentralisasikan di sekitar cita-cita itu sehingga dorongan tersebut
mampu memobilisasikan energi psikis untuk belajar.
6) Kesiapan
Kesiapan atau readiness menurut James Drever adalah
preparednes to respond or react. Kesediaan untuk memberi respon
atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar,
karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka
hasil belajarnya akan lebih baik (Slameto, 1991: 61).
c. Faktor Kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani
terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan
untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan
adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang.
Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari
jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga perlu
diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan (Slameto, 1991: 61).
61
2. Faktor Ekstern
a. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti guru, para staf administrasi,
dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.
Yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan
tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan
siswa. Misalnya kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba
kekurangan dan anak-anak penganggur akan sangat mempengaruhi
aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan menemukan
kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau
meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimiliki.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan
belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat
orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan
demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberikan
dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang
dicapai oleh siswa.
Demi kelancaran belajar serta kebersihan anak, perlu diusahakan
relasi (hubungan) yang baik di dalam keluarga tersebut. Hubungan
yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang,
disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk
menyukseskan belajar anak sendiri (Slameto, 1991: 64).
62
b. Lingkungan Non Sosial
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan non-sosial adalah
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan
letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan
tingkat keberhasilan siswa (Syah, 1995: 64).
Contoh: Kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta
perkampungan yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana umum
untuk kegiatan remaja (seperti lapangan voli) akan mendorong siswa
untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tidak pantas
dikunjungi. Kondisi rumah dan kondisi perkampungan seperti itu jelas
berpengaruh buruk pada kegiatan belajar siswa.
Waktu belajar merupakan hal penting dalam belajar siswa
karena belajar yang dipaksa dalam waktu-waktu tertentu akan
mengganggu konsentrasi dalam belajar. Menurut seorang ahli bernama
J. Biggers (1980) berpendapat bahwa belajar pada pagi hari lebih
efektif dari pada belajar pada waktu-waktu lainnya. Namun, menurut
penelitian beberapa ahli learning style (gaya belajar), hasil belajar itu
tidak bergantung pada waktu secara mutlak, tetapi bergantung pada
pilihan waktu yang cocok dengan kesiapsiagaan siswa (Dunn, et.al.
1986; Syah, 1995: 64).
Dengan demikian waktu yang dipergunakan siswa untuk belajar
tidaklah terlalu penting dihiraukan melainkan kesiapan sistem memori
63
siswa dalam menyerap, mengelola, dan menyimpan item-item
informatif dan pengetahuan yang dipelajari siswa tersebut.
D. Metode Every One is A Teache Here
1. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara-cara yang berbeda
untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi
pembelajaran yang berbeda (Uno, 2006: 16). Kondisi pembelajaran adalah
faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil
pembelajaran. Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan
sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di
bawah kondisi yang berbeda (Uno, 2006: 16).
Pada dasarnya metode pembelajaran, kondisi pembelajaran dan
hasil pembelajaran itu dapat dimanipulasi oleh perancang pembelajaran.
Apabila suatu kondisi pembelajaran dalam suatu situasi dapat
dimanipulasi, maka ia berubah menjadi metode pembelajaran. Sebagai
contoh di sekolah A, guru mempunyai peluang untuk menggunakan
berbagai metode pembelajaran, sedangkan di sekolah B, hanya satu
metode yang mungkin digunakan. Dari contoh di atas yang termasuk
metode pembelajaran adalah di sekolah A, sedangkan di sekolah B
merupakan kondisi pembelajaran. Hasil pembelajaran biasanya berupa
hasil nyata dan hasil yang diinginkan.
64
Menurut Sadiman, dkk. (1986: 7) pembelajaran adalah usaha-
usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar
terjadi proses belajar dalam diri peserta didik (Warsito, 2008: 86). Inti dari
suatu pembelajaran adalah terjadi proses belajar dalam diri peserta didik.
Peran guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu siswa dengan
cara mengadakan pemilihan terhadap berbagai strategi pembelajaran yang
tepat dan efektif yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung
optimal. Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran
tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara
teratur yang digunakan untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan agar
tercapai sesuai dengan yang dikehendaki: cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan (Departemen Pendidikan dan Nasional, 2007: 740). Sedangkan
strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus (Departemen Pendidikan dan Nasional,2007: 1092).
Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode
dapat juga diartikan dengan strategi. Strategi pembelajaran terdiri atas
seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan
kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Seorang guru
diharapkan memiliki kemampuan dalam memilih strategi apa yang dapat
65
digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran di kelasnya.
Sehingga tujuan yang telah ditulis dalam rencana pengajaran dapat
tercapai, seorang guru dituntut untuk menguasai metode yang akan
disampaikan kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Tujuan dipilihnya suatu metode adalah menjadikan proses dan
hasil belajar mengajar menjadi lebih baik, berdaya guna dan menimbulkan
kesadaran anak didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran agama (Islam)
melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar anak didik
secara mantap.
2. Kedudukan Metode
a) Metode sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati
peranan yang sangat penting. Tidak ada satu pun kegiatan
pembelajaran yang tidak menggunakan metode pengajaran.
Penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan
sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Motivasi ekstrinsik menurut Sadiman A.M. (1988: 90)
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya
perangsang dari luar.
b) Metode sebagai Strategi Pengajaran
Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik
terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru dalam kegiatan
belajar mengajar, menurut Roestiyah, N.K. (1989: 1), guru harus
66
memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan
efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah
untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik
penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian,
metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
c) Metode sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan
Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan
belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan
belajar mengajar menurut sekehendak hatiya dan mengabaikan tujuan
yang telah dirumuskan. Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak
akan tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan.
Salah satunya adalah komponen metode. Dengan memanfaatkan
metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran
(Djamarah & Zain, 2006: 72-75).
3. Metode Every One is A Teacher Here
Metode merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Antara metode dan
tujuan harus seimbang artinya metode harus menunjang pencapaian tujuan
pengajaran. Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi/bahan pelajaran kepada siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran.
67
Berbagai metode mengajar yang sering digunakan oleh para guru
dalam proses pembelajaran diantaranya yaitu metode ceramah, metode
tanya jawab, metode diskusi, metode resitasi, metode demonstrasi, metode
karya wisata, dll. termasuk salah satu diantaranya yaitu metode every one
is a teacher here.
Every one is a teacher here mengandung arti setiap siswa bisa
menjadi guru di sini. Metode ini merupakan strategi yang mudah untuk
mendapatkan partisipasi seluruh kelas dan pertanggung jawaban individu.
Strategi ini memberi kesempatan bagi setiap siswa untuk bertindak sebagai
“guru” bagi siswa yang lain (Muttaqien, 2004: 196).
Metode every one is a teacher here yaitu metode yang dapat
digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa, dan dapat
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pembelajaran pada
berbagai mata pelajaran, khususnya pencapaian tujuan yaitu meliputi
aspek: kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan menganalisa
masalah, kemampuan menuliskan pendapat-pendapatnya setelah
melakukan pengamatan, kemampuan menyimpulkan, dll.
4. Fase-fase Metode Every One is A Teacher Here
Dalam metode every one is a teacher here ini terdapat 2 fase yaitu:
a) Guru Memberikan Tugas
Guru memberikan informasi tentang bahan/materi pelajaran
yang akan diajarkan untuk dibaca, dipelajari dan dipahami isinya
terlebih dahulu kepada peserta didik.
68
b) Murid Melaksanakan Tugas
Setelah murid selesai membaca, mempelajari dan memahami
bahan/materi yang diberikan oleh guru kemudian siswa akan
melaksanakan instruksi yang diberikan guru untuk melaksanakan
proses pembelajaran dengan menggunakan metode every one is a
teacher here dengan panduan dari guru.
5. Langkah-langkah Pelaksanaan Every One is A Teacher Here
Menurut Melvin L. Silberman (19963), langkah-langkah
pembelajaran melalui every one is a teacher here adalah sebagai berikut:
a) Langkah-langkah Pelaksanaan
1) Bagikan kartu indeks kepada tiap siswa, perintahkan siswa untuk
menuliskan pertanyaan yang mereka miliki tentang materi belajar
yang tengah dipelajari di kelas (misalnya tugas membaca) atau
topik khusus yang ingin mereka diskusikan di kelas.
2) Kumpulkan kartu, kemudian kocoklah, dan bagikan satu-satu
kepada siswa. Perintahkan siswa untuk membaca dalam hati
pertanyaan atau topik pada kartu yang mereka terima dan pikirkan
jawabannya.
3) Tunjukkan beberapa siswa untuk membacakan kartu yang mereka
dapatkan dan memberikan jawabannya.
4) Setelah memberikan jawaban, perintahkan siswa lain untuk
memberi tambahan atas apa yang dikemukakan oleh siswa yang
membacakan kartunya itu.
69
5) Lanjutkan prosedur ini bila waktunya memungkinkan (Muttaqien,
2004: 196-197).
b) Variasi Pelaksanaan
Selain langkah-langkah di atas dapat juga ditambah dengan variasi
untuk menarik perhatian serta motivasi siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode ini.
Adapun variasi itu adalah sebagai berikut:
1) Peganglah kartu-kartu yang telah anda kumpulkan. Buatlah sebuah
panel responden. Baca tiap kartu dan perintah untuk didiskusikan.
Gilirlah anggota panel sesering mungkin.
2) Perintahkan siswa untuk menuliskan pendapat/hasil pengamatan
mereka tentang materi pelajaran pada kartu. Perintahkan siswa lain
untuk mengungkapkan kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap
pendapat atau pengamatan tersebut (Muttaqien, 2004: 197).
6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Every One Is a Teacher Here
a. Kelebihan
1) Mengembangkan keberanian dan ketrampilan siswa dalam
menjawab dan mengemukakan pendapat.
2) Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan dan
terobosan baru dalam memecahkan masalah.
3) Dengan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh temannya dapat
menarik dan memusatkan perhatian siswa yang lain sekalipun
70
ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk menjadi tegar dan
hilang kantuknya.
4) Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.
5) Menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara berpikir
ilmiah.
6) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
7) Siswa dapat menanyakan masalah-masalah yang belum ia pahami.
8) Saling tukar menukar informasi/wawasan.
b. Kelemahan
1) Membutuhkan pengetahuan dan kecekatan yang banyak dalam
mempersiapkan materi.
2) Sering membutuhkan waktu yang banyak, terutama apabila banyak
tanggapan dari siswa.
3) Suasana di kelas sering dikuasai oleh siswa-siswa yang suka
berbicara atau ingin menonjolkan diri.
4) Tidak semua pertanyaan yang dibuat oleh siswa bisa dijawab dan
dibahas bersama dalam kelas.
5) Siswa mendapat informasi yang terbatas dari guru karena guru dan
siswa membahas pertanyaan-pertanyaan yang dibaca dalam kelas.
6) Beberapa siswa masih minder dan grogi karena siswa dituntut
seolah-olah menjadi seorang guru yang sedang mengajar di kelas.
71
E. Ruang Lingkup Pelajaran Fiqh
1. Fiqih sebagai Mata Pelajaran di MTs
Menurut ajaran agama Islam menuntut ilmu hukumnya wajib seperti
hadits:
(رواٍ هسلن )طلة العلن فزيضة على كل هسلن وهسلوة
Artinya: menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki dan
orang Islam perempuan (HR. Muslim).
Dari hadits di atas dapat diambil kesimpulan bahwa mencari ilmu itu
wajib hukumnya baik ilmu umum terlebih lagi ilmu agama. Hendaknya ilmu
agama ditanamkan sejak anak masih dalam kandungan ibu.
Setiap lembaga pendidikan yang di bawah naungan Departemen
Pendidikan Nasional (DIKNAS) maupun Departemen Agama (DEPAG)
wajib memberikan pendidikan agama sesuai dengan agama yang disahkan
oleh negara Indonesia.
Pendidikan agama wajib dipelajari oleh setiap siswa mulai dari Sekolah
Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) atau dari Madrasah
Ibtidaiyah (MI) sampai Madrasah Aliyah (MA). Lembaga pendidikan yang di
bawah naungan Departemen Agama (DEPAG) memberikan materi-materi
keagamaan yang lebih luas untuk diajarkan diantaranya adalah fiqih, Al-
Qur’an hadis, Sejarah Perkembangan Islam (SKI), aqidah akhlak, dan bahasa
Arab. Pada penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada mata pelajaran fiqih
dengan materi makanan halal dan haram dalam islam yang akan dilaksanakan
di Kelas VIII F MTs Negeri Parakan.
72
Peneliti menganggap perlunya materi tersebut dipelajari karena anak
seusia kelas VIII MTs masih rentan terhadap pergaulan lingkungan sekitar.
Dikalangan remaja banyak yang mengkonsumsi miras dan narkotika. Mereka
perlu mengetahui dan memahami makaman dan minuman yang layak dan
pantas untuk dikonsumsi sesuai dengan ajaran agama Islam agar tidak
terjerumus dalam lembah kemaksiatan. Didalam Al-Qur’an Allah berfirman
dalam surat Al-Ma'idah ayat 90:
يا يها الذيي اهٌىا اًوا الخوز والويسز واالًصاب واالسالم رجس هي عول الشيطا ى
(90: المائده )فاجتٌبىٍ لعلكن تفلحىى
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman
keras, berjudi, (berkorban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak
panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
(perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung, (Qs. Al-Ma’idah: 90)
a. Tujuan Pembelajaran Fiqih
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan
suatu kegiatan (Djamarah & Zain, 2006: 41). Secara hierarki tujuan itu
bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi, yaitu tujuan tujuan
instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan
kurikulum, tujuan institusional, dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan
pembelajaran merupakan tujuan intermedier (antara), yang paling langsung
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas (Djamarah & Zain, 2006: 41).
73
Jadi tujuan pembelajaran fiqih adalah suatu cita-cita atau harapan
yang ingin dicapai dari pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar pada
mata pelajaran fiqih.
Adapun tujuan pembelajaran fiqih di MTs Negeri Parakan Kelas
VIII yang menjadi fokus dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1) Agar siswa dapat menjelaskan makanan dan minuman halal.
2) Agar siswa mampu menjelaskan makanan dan minuman haram.
3) Agar siswa dapat mengetahui manfaat dan bahaya makanan dan
minuman yang halal dan haram.
4) Agar siswa mampu mengetahui binatang halal dan haram.
b. Mata Pelajaran Fiqih
Pelajaran fiqih merupakan mata pelajaran yang kajiannya sangat
luas, akan tetapi para pakar kurikulum sudah membuat kurikulum
pembelajaran fiqih untuk kelas VIII MTs dengan bijaksana dengan cara
membatasi beberapa pokok bahasan saja karena adanya jam pelajaran di
sekolah yang terbatas, untuk mengkaji ilmu fiqih secara luas.
Adapun materi pelajaran fiqih yang dikaji di kelas VIII MTs Negeri
Parakan Temanggung tahun ajaran 2009/2010 adalah sebagai berikut:
1) Semester I
a) Sujud syukur dan sujud tilawah
b) Puasa
c) Zakat
74
2) Semester II
a) Infak harta di luar zakat
b) Haji dan umrah
c) Makanan halal dan haram dalam Islam
c. Standar Kompetensi
Penelitian pembelajaran fiqih kelas VIII MTs Negeri Parakan ini
dilakukan pada semester genap (II). Standar kompetensi untuk kelas
VIII MTs Negeri Parakan pada semeser genap tahun ajaran 2009/2010
yaitu sebagai berikut:
1) Memahami ketentuan pengeluaran harta di luar zakat.
2) Memahami hukum Islam tentang haji dan umroh.
3) Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman.
d. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar pada mata pelajaran fiqih semester genap
kelas VIII MTs Negeri Parakan Temanggung tahun ajaran 2009/2010
adalah sebagai berikut:
1) Memahami ketentuan pengeluaran harta di luar zakat
a) Siswa dapat menjelaskan ketentuan-ketentuan sedekah, hibah,
dan hadiah.
b) Siswa mampu mempraktikkan sedekah, hibah, dan hadiah.
2) Memahami hukum Islam tentang haji dan umroh
a) Siswa diharapkan mampu menjelaskan ketentuan ibadah haji
dan umrah.
75
b) Siswa diharapkan dapat menjelaskan macam-macam haji.
c) Siswa diharapkan dapat mempraktikkan tata cara ibadah haji
dan umrah.
3) Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman
a) Siswa mampu menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman
halal.
b) Siswa mampu menjelaskan manfaat mengkonsumsi makanan
dan minuman halal.
c) Siswa mampu menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman
haram.
d) Siswa mampu menjelaskan bahayanya mengonsumsi makanan
dan minuman haram.
e) Siswa mampu menjelaskan jenis-jenis binatang yang halal dan
haram dimakan.
Penelitian ini dilakukan di kelas VIII F MTsN Parakan pada
semester II dan peneliti mengambil materi tentang makanan halal
dan haram menurut hukum Islam sebagai bahan penelitian pada
pembelajaran fiqih dengan menerapkan metode every one is a
teacher here.
Dengan banyaknya makanan dan minuman yang beredar
dipasaran guru merasa khawatir apalagi akhir-akhir ini banyak
pedagang yang kurang memperhatikan dalam mengolah
makanannya, mereka selalu berpikir agar dagangannya laris dan
76
laku dipasaran tanpa memperhatikan proses pembuatan dan bahan-
bahan makanan yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu kita
harus mengingatkan kepada anak untuk berhati-hati dalam
membeli makanan dipasaran.
Pada proses pembelajaran fiqih di sekolah guru masih
cenderung menggunakan metode yang lama yaitu ceramah dan
siswa di tuntut untuk diam mendengarkan penjelasan dari guru.
Dengan menggunakan metode lama siswa merasa bosan,
penat, mengantuk dan masih merasa ketakutan untuk bertanya
tentang persoalan-persoalan yang sedang mereka hadapi maupun
menanggapi persoalan-persoalan yang ada dilingkungan mereka.
Metode every one is a teacher here memberikan kebebasan
kepada siswa untuk menanyakan persoalan-persoalan yang belum
mereka pahami dari materi yang telah dipelajari juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menanggapi problematika
lingkungan serta menanggapi pertanyaan dari siswa yang lain
apabila mereka kurang setuju.
Dengan adanya pertanyaan yang diajukan siswa lewat kartu
indeks guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
materi yang diajarkan oleh guru dan persoalan-persoalan yang
sedang dihadapi oleh siswa dapat terungkap.
Dengan demikian guru dapat memberikan solusi yang terbaik
dan member penjelasan-penjelasan yang sesuai dengan
77
permasalahan yang dialami siswa. Selama proses pembelajaran
fiqih menggunakan metode every one is a teacher here siswa
terlihat bersemangat, aktif dan komunikatif sehingga suasana di
kelas tampak hidup.
Metode ini melatih siswa untuk lebih aktif, komunikatif,
bertanggung jawab dan berlatih menjadi seorang guru bagi teman-
temannya di kelas serta siswa mampu berpikir kritis dan ilmiyah.
78
BAB III
LAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tentang MTsN Parakan dan Pelaksanaan Penelitian
1. Profil Mts Negeri Parakan
a. Letak Geografis Madrasah
Letak geografis sekolah akan mempunyai dampak terhadap
berlangsungnya proses belajar mengajar pada khususnya dan
perkembangan kepribadian siswa pada umumnya.
Sehubungan dengan hal itu MTs Negeri Parakan yang
beralamat di Mekar Sari Desa Mandisari Kecamatan Parakan 56254
Telp. (0293) 596316 Temanggung ini, kiranya termasuk salah satu
sekolah yang letaknya strategis/mudah terjangkau. Artinya sekolah ini
berada di kurang lebih 2 km di dekat ibu kota Parakan, selain letak
madrasah yang mudah dijangkau, transportasinya juga mudah
sehingga para guru, siswa maupun karyawan bisa datang ke sekolah
tepat waktu, mudah melakukan komunikasi mencari informasi serta
mencari semua kebutuhan-kebutuhan sekolah seperti, alat tulis,
seragam, kelengkapan atribut, foto copy dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya.
Jika dilihat dari situasi lokasi madrasah sangat cocok untuk
pelaksanaan proses belajar mengajar, karena lokasi terletak sekitar 100
meter dari jalan utama menuju ibu kota kecamatan, sehingga udaranya
79
masih sejuk belum terkena polusi serta suasana yang tenang jauh dari
keramaian kendaraan.
Adapun lokasi MTs Negeri Parakan berbatasan dengan:
1) Arah Utara : Jalan Desa yang menghubungkan Mandisari
dengan kecamatan Bangsari.
2) Arah Selatan : Sungai Dahi dan Sawah
3) Arah Barat : Perkampungan Pondok
4) Arah Timur : Kebun dan Persawahan
Berkenaan dengan sekolah yang berada di bawah naungan
departemen agama (DEPAG) MTs Negeri Parakan berlokasi di
tengah-tengah lingkungan mayoritas beragama islam. Hal ini tentunya
akan ikut berperan memberikan sumbangan keberhasilan pendidikan
madrasah khususnya pendidikan agama Islam.
b. Visi dan Misi Madrasah
1) Visi
Tangguh aqidah, mapan ibadah, luhur pekerti dan sarat prestasi.
2) Misi
a) Menanamkan ketangguhan aqidah islamiyah.
b) Melatih tertib dalam beribadah.
c) Pembiasaan pekerti berlandaskan akhlakul karimah.
d) Bersaing sehat dalam prestasi.
e) Menanamkan kebanggaan identitas madrasah.
80
c. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Negeri Parakan Temanggung
Pada tahun 1967 di kota Parakan tepatnya di Jalan KH. Subchi
sudah ada lembaga pendidikan formal kejuruan yang mengkhususkan
pada bidang pendidikan dan calon guru agama Islam yang bernama
PGA NU, lembaga pendidikan ini di bawah naungan organisasi
masyarakat Nahdlatul Ulama (NU), Majelis Wakil Cabang (MWC)
Parakan.
Dalam perjalanannya lembaga pendidikan ini pada tahun itu
juga (1967) Pengurus MWC NU Parakan secara ikhlas PGA
dinegerikan yang berarti secara penuh pengelolaannya diserahkan
kepada pemerintah di bawah Departemen Agama dengan nama
Pendidikan Guru Agama Islam Negeri 4 Tahun (PGAN 4 Tahun) dan
proses belajar mengajar pindah ke gedung KAMMI/KAPPI (sekarang
bernama Gedung Manunggal) di Jalan Kawedanan Parakan, gedung
tersebut merupakan pinjaman dari KODIM 0706 Temanggung.
Dengan adanya perubahan sistem pendidikan calon guru
Agama Islam, pada tahun 1969 PGAN 4 Tahun berubah menjadi
PGAN 6 Tahun, hal ini berlangsung hingga tahun 1978, sebab dengan
diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Agama (KMA) RI Nomor 16
Tahun 1978 tanggal 16 Maret 1978, PGAN 6 Tahun beralih fungsi
menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) dan Madrasah Aliyah
Negeri (MAN).
81
MTsN tetap menempati gedung KAMMI/KAPPI sedangkan
MAN menempati gedung baru di Kowangan Temanggung.
Alhamdulillah, pada tahun 1986 MTsN Parakan bisa pindah
dan menempati gedungnya sendiri yang berlokasi di Desa Mandisari
Parakan, yang pada awalnya hanya mempunyai 3 ruang kelas, karena
memang pada saat itu jumlah murid masih belum sebanyak saat ini.
Dalam perkembangannya, dari tahun ke tahun jumlah murid selalu
meningkat sehingga bisa seperti ini, dan semoga hal ini akan terus bisa
ditingkatkan baik dari segi kualitas mau pun kuantitasnya, sarana mau
pun prasarananya demi tercapainya tujuan pendidikan nasional seperti
yang kita idam-idamkan.
Dalam perjalanannya, dari tahun 1978 hingga 2009 MTsN
Parakan telah dipimpin oleh 8 orang, yaitu H. Moh Yusuf, B.A.
(merangkap Kepala MAN, 1978-1979), Dr. H. Rahmat Rais (1979-
1988), Drs. H. Abdul Latif (1988-1991), H. Mugiyanto, B.A. (1991-
1997), H.Wasiri Abdullah Jusuf, B.A. (1997-2003), Drs. H. Sahruddin
Hasibuan ( 2003-2004), H.Tunut Irsyiyadi, S.Pd.i (2004-2005), dan
Drs.H.Sukron, M.Ag. (2005-sekarang).
Demikian sejarah singkat berdirinya MTsN Parakan ini
disusun semoga bermanfaat bagi yang membutuhkan dan bagi
generasi penerus MTsN Parakan.
82
d. Management Madrasah
1) Kerjasama
Didasari betul oleh warga madrasah bahwa untuk
mencapai tujuan meningkatkan mutu madrasah harus terjalin
kerjasama yang sinergis dan semua komponen yang ada. Untuk
itu kerjasama tersebut selalu ditingkatkan, baik antar warga
madrasah, komite madrasah, maupun dengan komponen lain di
luar madrasah dengan tujuan meningkatkan mutu madrasah.
2) Keterbukaan
Partisipasi warga madrasah yang diwakili oleh kepala
madrasah, kepala urusan TU, para bendaharawan, dan para wakil
kepala madrasah, dengan komite madrasah yang terdiri dari orang
tua murid dan tokoh masyarakat yang perduli kepada dunia
pendidikan ikut berpartisipasi dalam menyusun, melaksanakan
dan mengelola sumber daya madrasah yang transparan dalam
pembicaraan pada forum rapat dinas, rapat pengurus komite
madrasah, rapat pleno anggota komite madrasah, dan lain-lain
3) Akuntabilitas
Semua program fisik dan non fisik
dipertanggungjawabkan pelaksanaan beserta administrasi
pendanaannya dalam bentuk laporan yang akan disampaikan
kepada orang tua murid melalui rapat pleno orang tua murid yang
83
difasilitasi oleh pengurus komite madrasah dan laporan
pertanggungjawaban lainnya kepada instansi/dinas terkait.
4) Sustainbilitas
Kesinambungan program merupakan suatu kebutuhan
yang dirumuskan secara berjenjang dengan pencapaian tujuan
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Program
yang dijalankan diusahakan tidak terputus di tengah jalan atau di
akhir tahun pelajaran saja namun akan dilanjutkan pada tahun
berikutnya dengan sasaran yang lebih tinggi dan berkualitas.
5) Fleksibilitas
Dengan prinsip fleksibilitas, MTsN Parakan lebih leluasa
dalam mengolah, memanfaatkan, dan memberdayakan sumber
daya yang ada tanpa harus menunggu petunjuk dan arahan dari
atasan. Demikian juga dalam melaksanakan program dan
evaluasi, semua ikut bertanggungjawab akan keberhasilan
program tersebut sehingga tanpa menunggu monitoring dari
atasan, program-program yang telah direncanakan dapat
dilaksanakan sesuai dengan jadwal ditentukan dengan tanpa
melampaui wewenang dalam tugasnya masing-masing.
Semua program kegiatan yang telah dilaksanakan akan
dievaluasi kelemahan dan kelebihannya sebagai acuan dalam
menyusun/ melaksanakan program kegiatan berikutnya.
84
e. Keadaan Guru dan Karyawan
MTs Negeri Parakan mempunyai 5 orang sebagai tenaga
pendidik dengan status PNS dan guru tidak tetap (GTT). Sedangkan
MTs Negeri Parakan berjumlah 15 orang yang bersetatus PNS dan
pegawai tidak tetap (PTT).
Untuk mengetahui secara terperinci akan disajikan tabel (terlampir).
f. Keadaan Siswa
Keadaan siswa sangat mempengaruhi proses pembelajaran.
MTsN Parakan mempunyai jumlah keseluruhan siswa yang cukup
banyak mulai dari kelas I, kelas II dan kelas III yaitu 1060 siswa.
Untuk masing-masing kelasnya terdiri dari beberapa kelas. Adapun
daftar setiap kelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut:
Tabel 1
Daftar Siswa MTs Negeri Parakan Tahun Ajaran 2009/2010
g. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sangat dibutuhkan dalam kegiatan
belajar mengajar sebab tujuan pembelajaran tidak akan tercapai
apabila tidak didukung oleh sarana dan prasarana.
Sarana dan prasarana MTsN Parakan akan disajikan dalam
tabel sebagai berikut:
NO KELAS JUMLAH
1. VII 387
2. VIII 341
3. IX 332
JUMLAH 1060
85
Tabel 2
Sarana dan Prasarana MTs Negeri Parakan
NO NAMA BANGUNAN UNIT LUAS KONDISI
1 Ruang Kepala 25 1575 Baik
2 Ruang Tata Usaha 1 42 Baik
3 Ruang Guru 1 42 Baik
4 Ruang Kelas 3 189 Baik
5 Ruang Keterampilan 1 120 Baik
6 Laboratorium IPA 1 100 Baik
7 Laboratorium Bahasa 1 160 Baik
8 Lab. Komputer 1 42 Baik
9 Ruang BP 1 28 Baik
10 Ruang OSIS 1 36 Baik
11 Perpustakaan 1 100 Baik
12 Km/Wc Guru Karyawan 6 18 Baik
13 Km/Wc Siswa 13 39 Baik
14 Gudang 1 30 Baik
15 Garasi 2 124 Baik
16 Koperasi 1 72 Baik
17 Aula/ Ruang Serbaguna 1 392 Baik
18 Pos Satpam 1 12 Baik
19 Ruang Media 1 105 Baik
20 Kantin
Baik
21 Ruang Penjaga
Baik
22 Masjid 1 100 Baik
Jumlah
h. Struktur Organisasi
MTs Negeri Parakan telah membentuk suatu struktur
organisasi yang bertujuan untuk mengelola segala bentuk kegiatan dan
aktivitas yang berada di lingkungan Madrasah. Adapun struktur
organisasi MTsN Parakan dapat dilihat dalam lembar lampiran.
86
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini merupakan suatu penelitian yang
akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru
yang bersangkutan. Penelitian tindakan kelas juga merupakan bentuk kajian
yang sistematis dan reflektif oleh guru untuk memperbaiki kondisi dan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian yang bersifat reflektif
maksudnya yaitu dalam proses penelitian peneliti bertindak sebagai pengamat
dan guru yang harus memecahkan permasalahan yang terjadi dalam kelas.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus, dalam setiap
siklusnya meliputi 4 tahap yaitu tahap perencanaan tindakan (planning),
penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan
hasil tindakan (observation and evaluation), dan refleksi (reflection).
Tujuan dalam Siklus I untuk mengetahui kondisi awal siswa terhadap
pembelajaran fiqih dengan standar kompetensi “Memahami hukum Islam
tentang makanan dan minuman dengan menerapkan metode every one is a
teacher here”. Setelah dilaksanakannya tahap refleksi pada proses
pelaksanaan siklus I, maka akan didapatkan permasalahan-permasalahan yang
muncul dalam kelas, sehingga untuk memecahkan masalah tersebut perlu
dilakukan perencanaan tindakan ulang, penerapan tindakan ulang, observasi
dan evaluasi proses dan hasil tindakan ulang serta refleksi ulang pada siklus-
siklus berikutnya yaitu siklus II dan siklus III.
Siklus II bertujuan untuk meningkatkan perhatian dan motivasi siswa
dengan diterapkannya metode every one is a teacher here pada mata pelajaran
87
fiqih. Sedangkan siklus III bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan
perhatian, motivasi terutama peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran fiqih khususnya pada standar kompetensi dasar memahami
makanan dan minuman menurut hukum Islam.
1. Proses Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Dalam tahap perencanaan tindakan yang perlu dipersiapkan
adalah perencanaan yang benar-benar matang agar tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan dapat tercapai dengan hasil
yang memuaskan.
Pada tahap perencanaan tindakan ini langkah-langkah yang
dilakukan dalam menerapkan metode every one is a teacher here pada
pembelajaran fiqih adalah sebagai berikut:
1) Menyusun RPP pada KD menjelaskan jenis-jenis makanan dan
minuman yang halal serta menjelaskan manfaat mengkonsumsi
makanan dan minuman halal.
2) Menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan siswa.
3) Menyiapkan sumber belajar yang berupa buku panduan fiqih untuk
kelas VIII Madrasah Tsanawiyah.
4) Menyiapkan kartu indeks.
5) Melakukan skenario dengan menerapkan metode every one is a
teacher here dalam pembelajaran fiqih.
6) Melakukan kolaborasi dengan guru mata pelajaran fiqih.
88
b. Penerapan Tindakan (Action)
Pada tahap penerapan tindakan ini guru melaksanakan metode
yang telah dipilih yaitu metode every one is a teacher here dalam
pembelajaran fiqih sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan
dengan matang. Dalam proses penerapan tindakan ini dibagi menjadi 3
tahap yaitu tahap pendahuluan, inti dan penutup. Adapun pelaksanaan
tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pendahuluan
Pada tahap pendahuluan ini guru dan siswa melakukan
tadarus juzama secara bersama-sama ± selama 5 menit. Kemudian
guru mengkondisikan siswa agar siswa mempersiapkan diri karena
proses pembelajaran akan segera dimulai. Setelah siswa siap untuk
mengikuti proses belajar mengajar kemudian guru memberikan
gambaran umum tentang metode every one is a teacher here,
memberikan tujuan dan manfaat metode tersebut serta memberikan
motivasi kepada siswa agar bersemangat dalam mengikuti
pelajaran yang akan dilaksanakan.
2) Inti
Pada tahap inti ini guru mulai menerapkan langkah-langkah
metode every one is a teacher here pada pembelajaran fiqih.
Langkah awal yang dilakukan dalam metode ini adalah semua
siswa ditugaskan untuk membaca buku mereka masing-masing
dengan tema memahami hukum Islam tentang makanan dan
89
minuman khususnya pada KD menjelaskan jenis-jenis makanan
dan minuman yang halal dan menjelaskan manfaat mengkonsumsi
makanan dan minuman halal.
Setelah mereka membaca materi, guru membagikan kartu
indeks kepada setiap siswa dengan tujuan agar setiap siswa
menuliskan 2 buah pertanyaan/permasalahan yang belum mereka
ketahui seputar materi yang telah dibaca. Kemudian guru memutar
kartu-kartu indeks tersebut dengan cara hitungan, guru menunjuk
beberapa siswa untuk membaca kartu indeks yang mereka dapat di
depan kelas beserta jawaban dan keterangannya layaknya seorang
guru yang sedang mengajar siswanya dilanjutkan dengan
tanggapan-tanggapan dari beberapa siswa lain sehingga muncullah
sebuah diskusi kecil.
3) Penutup
Pada tahap penutup guru memberikan kesimpulan terhadap
hasil diskusi yang telah dilaksanakan. Guru membagikan instrumen
kepada siswa yang berupa tes tertulis untuk mengetahui
keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran fiqih
menggunakan metode every one is a teacher here. Selanjutnya
guru bersama-sama siswa melakukan refleksi terhadap
pembelajaran dengan membagikan instrumen kepada siswa yang
berisi beberapa pertanyaan tentang kesulitan-kesulitan yang
dialami siswa pada saat mengikuti proses belajar mengajar, kritik
90
dan saran terhadap pembelajaran fiqih melalui metode every one is
a teacher here.
c. Observasi dan Evaluasi Proses dan Hasil Tindakan (Observation and
Evaluation)
Pada tahap observasi dan evaluasi proses dan hasil tindakan,
guru mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan setiap
siswa dengan dibantu oleh seorang guru. Dalam tahap ini observasi
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perhatian dan perubahan
sikap siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar yang
sedang berlangsung.
Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil dari
proses kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan, baik secara
individual maupun klasikal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
observasi langsung, wawancara, dan menggunakan instrumen.
Dalam melakukan observasi, guru mencatat perubahan sikap
dan aktivitas siswa saat mengikuti proses kegiatan belajar mengajar
dengan cara menggunakan lembar observasi untuk siswa. Sedangkan
dalam melakukan evaluasi guru memberikan kesimpulan terhadap
hasil diskusi, memberikan instrumen yang berupa tes tertulis atau yang
biasa disebut dengan tes formatif yang selanjutnya digunakan untuk
pengambilan data dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa
dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan
91
instrumen yang berisi tentang tanggapan, kesulitan, kritik dan saran
siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
Proses dalam tahap ini membutuhkan ketelitian dan kecermatan
karena pada tahap ini akan menjadi bahan acuan pada pelaksanaan
siklus berikutnya yaitu siklus II.
d. Refleksi (Reflecting)
Tahap refleksi dapat dilihat dari hasil tes, lembar observasi dan
instrumen yang telah disediakan. Jika hasilnya belum memenuhi
standar kriteria ketuntasan belajar yang ingin dicapai, maka guru perlu
mengadakan perbaikan dari kekurangan/kelemahan yang terjadi.
Adapun kekurangan/kelemahan itu misalnya ada beberapa siswa
yang terlihat kurang aktif dan beberapa siswa yang belum bisa
mengikuti proses jalannya pembelajaran dengan menggunakan metode
every one is a teacher here, maka dapat digunakan sebagai bahan
perbaikan pada siklus selanjutnya yaitu pada siklus II. Hal-hal yang
positif yang terdapat dalam siklus I harus dipertahankan dan
ditingkatkan dalam siklus II.
Dari hasil evaluasi yang bisa dijadikan dasar perbaikan pada
siklus II adalah adanya ketelitian dalam observasi, mengembangkan
skenario metode yang dipilih agar siswa lebih bersemangat dan
termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran, memberikan
perhatian kepada semua siswa khususnya pada siswa yang sedang
92
memberikan penjelasan di depan kelas ataupun siswa yang sedang
mengemukakan gagasan.
Karena dalam siklus I masih terdapat kekurangan maka guru
akan menindaklanjutinya dengan melakukan perbaikan pada siklus II
agar tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dapat tercapai
dengan baik.
2. Proses Pelaksanaan Siklus II
Dengan mempertimbangkan refleksi yang diadakan pada siklus I
maka guru harus memiliki strategi dan variasi metode yang dipilih pada
pelaksanaan siklus II. Proses pelaksanaan pada siklus II dibagi menjadi 4
tahap yaitu tahap perencanaan tindakan, penerapan tindakan, observasi dan
evaluasi proses dan hasil tindakan dan refleksi. Adapun proses
pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II merupakan
perbaikan dari perencanaan tindakan dalam siklus I. Jadi dalam
pelaksanaan perencanaan tindakan pada siklus II ini harus lebih baik
dibandingkan dengan perencanaan tindakan yang dilaksanakan pada
siklus I. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam perbaikan
perencanaan tindakan ini adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan RPP pada KD selanjutnya yaitu menjelaskan jenis-
jenis makanan dan minuman haram serta menjelaskan bahayanya
mengkonsumsi makanan dan minuman haram.
93
2) Menyusun perbaikan instrumen penelitian untuk guru dan siswa.
3) Menyiapkan sumber belajar yang berupa buku panduan fiqih untuk
kelas VIII Madrasah Tsanawiyah.
4) Menyiapkan kartu indeks.
5) Melakukan perbaikan dan variasi skenario penggunaan metode
every one is a teacher here pada pembelajaran fiqih.
6) Memperbanyak sharing/bertukar pikiran dengan guru-guru lain.
b. Penerapan Tindakan (Action)
Penerapan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan
penerapan tindakan dari Siklus I yaitu dengan memperbaiki kesalahan-
kesalahan dan hal-hal yang menjadi penghambat dalam proses
pembelajaran fiqih menggunakan metode every one is a teacher here.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperhatikan lembar observasi
untuk guru dan siswa, lembar instrument siswa yang berisi tanggapan,
kritik dan saran terhadap proses jalannya pembelajaran.
Guru berusaha memperbaiki dan menggunakan variasi metode
every one is a teacher here dengan tujuan agar siswa tidak merasa
jenuh dan tetap bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran
sehingga tujuan yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik.
Proses penerapan tindakan ini dibagi menjadi 3 tahap. Pelaksanaan
tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:
94
1) Pendahuluan
Pada tahap pendahuluan guru dan siswa melakukan tadarus
juz’ama secara bersama ± 5 menit. Kemudian guru
mengkondisikan siswa agar mempersiapkan diri untuk mengikuti
proses pembelajaran dengan cara guru mengucapkan salam,
menanyakan kabar dan mengabsen siswa.
Guru memberikan pengarahan tentang prosedur metode every
one is a teacher here dengan menambahkan variasi-variasi di
dalamnya. Guru juga memberikan beberapa pertanyaan seputar
tentang materi pelajaran pada minggu lalu dengan tujuan untuk
membuka kembali memory siswa dan mengetahui kemampuan
daya ingat dan kefahaman siswa terhadap materi yang telah
diberikan. Untuk menambah semangat dan rasa percaya diri siswa
guru memberikan beberapa arahan dan kata-kata mutiara.
2) Inti
Pada tahap inti ini guru lebih menekankan pada perbaikan-
perbaikan dalam proses pelaksanaan siklus I yaitu pendalaman
belajar fiqih dengan pokok bahasan “Makanan halal dan haram
dalam hukum Islam” dengan kompetensi dasar menjelaskan jenis-
jenis makanan dan minuman haram dan menjelaskan bahayanya
mengkonsumsi makanan dan minuman haram dengan
menggunakan metode every one is a teacher here.
95
Sebelum pelajaran dimulai guru mengajak siswa untuk
membaca basmalah bersama-sama, guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk membaca kembali materi yang sudah dibaca di
rumah ± selama 5 menit, kemudian guru membagikan kartu indeks
pada masing-masing siswa agar siswa menuliskan 2 buah
pertanyaan dalam kartu indeks tersebut. Salah satu siswa
mengumpulkan kartu indeks dan memberikannya kepada guru
kemudian guru mengocoknya dan mengambil beberapa kartu, guru
menunjuk beberapa siswa untuk membaca isi dan menjawab serta
penjelasannya di depan kelas layaknya seorang guru yang sedang
mengajar.
Siswa yang lain ikut berpartisipasi dengan memberikan
tanggapan/pendapat yang berbeda sehingga muncullah sebuah
diskusi dalam kelas. Dari dalam diskusi inilah sedikit demi sedikit
siswa mulai memahami tentang tujuan adanya penggunaan metode
every one is a teacher here.
3) Penutup
Pada tahap penutup guru menunjuk seorang siswa untuk
memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah dibahas
bersama, sedangkan guru hanya menggaris bawahi dan meluruskan
beberapa pendapat yang kurang pas/agak menyimpang dari
kandungan materi. Pada tahap ini guru memberikan evaluaasi
kepada siswa menggunakan instrumen untuk siswa yang berupa tes
96
tertulis. Siswa, guru dan observator mengisi lembar instrumen yang
berisi tentang tanggapan, kritik dan saran terhadap proses
pembelajaran fiqih menggunakan metode every one is a teacher
here.
c. Observasi dan Evaluasi Proses dan Hasil Tindakan (Observation and
Evaluation)
Observasi (obsevation) dalam penelitian ini digunakan untuk
mengamati perhatian, perubahan aktivitas, sikap dan kreativitas siswa
dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Sedangkan evaluasi
digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa secara
langsung menggunakan lembar observasi/instrumen yang bisa dibuat
catatan pada siklus II.
Observasi dilakukan pada siswa yang mempunyai daya pikir
rendah, sedang dan tinggi, serta ketrampilan dan keberanian siswa
dalam mengemukakan pendapatnya yaitu melalui observasi langsung,
wawancara langsung, lembar observasi siswa dan lembar instrumen
dengan tujuan agar kelemahan, kekurangan dan hambatan yang terjadi
pada siklus ini tidak terulang lagi pada siklus-siklus berikutnya.
Observasi dapat dilakukan dengan pengamatan, wawancara dan
lembar observasi. Dalam observasi pengambilan data dilakukan secara
langsung terhadap semua tindakan dan perubahan-perubahan yang
terjadi pada siklus II. Observasi melalui lembar observasi digunakan
sebagai evaluasi/intruspeksi terhadap penggunaan metode yang dipilih.
97
Evaluasi dilakukan dengan membagikan instrumen kepada
siswa yang berisi tes tertulis yang digunakan sebagai acuan/tolok ukur
peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan evaluasi melalui lembar
instrumen digunakan untuk mengetahui tanggapan dan keluhan-
keluhan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, keefektifan dan
ketepatan mengenai proses pembelajaran fiqih menggunakan metode
every one is a teacher here.
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi pada siklus II bertujuan untuk membuat kesimpulan
dari prosedur pelaksanaan kegiatan dan perubahan tindakan siswa yang
terjadi selama kegiatan belajar mengajar dalam proses pelaksanaan
siklus II. Dengan adanya refleksi guru dapat mengetahui ada/tidaknya
peningkatan dan perubahan sikap siswa terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan.
Pada siklus II ini siswa mengalami peningkatan dan kemajuan
dalam belajar. Misalnya siswa bisa mengikuti prosedur metode yang
diajarkan, siswa mulai tertarik dan tertantang dirinya untuk ikut aktif
dan berpartisipasi dengan mencoba mengemukakan beberapa ide-ide
yang dimilikinya, mereka juga menyimak pendapat-pendapat dari
temannya kemudian mereka menanggapinya dengan positif.
Instrumen yang diberikan oleh guru yang berupa tes tertulis juga
dapat dikerjakan dengan baik walaupun tidak semua soal yang
diberikan bisa dijawab semua dengan benar. Akan tetapi ada beberapa
98
siswa yang masih ragu, minder dan malu untuk berbicara,
mengemukakan pendapatnya dan memberikan penjelasan di depan
kelas. Ada juga beberapa siswa yang belum membaca materi yang
telah ditugaskan guru untuk dibaca di rumah.
Dengan demikian maka peneliti perlu menindaklanjuti
kekurangan yang terjadi pada siklus II dan mempertahankan hal-hal
yang positif serta memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi
dalam siklus II pada proses siklus selanjutnya yaitu siklus III.
3. Proses Pelaksanaan Siklus III
Tahap refleksi pada siklus II memberikan gambaran/evaluasi
terhadap jalannya proses pelaksanaan siklus III. Dengan demikian guru
dapat mengetahui kekurangan dan kendala yang terjadi. Pada proses
pelaksanaan siklus III ini guru berusaha memperbaiki kekurangan dan
mengatasi kendala tersebut dengan tujuan agar hasil belajar fiqih dengan
materi makanan halal dan haram dalam hukum Islam melalui metode
every one is a teacher here dapat meningkat. Adapun proses pelaksanaan
siklus III terdiri dari 4 tahap yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Perencanaan tindakan pada siklus III harus lebih baik dan lebih
mengarah pada kesempurnaan tujuan yang direncanakan dibandingkan
dengan siklus I dan II, langkah-langkah yang perlu direncanakan pada
siklus III adalah sebagai berikut:
99
1) Menyiapkan RPP pada KD menjelaskan jenis-jenis binatang yang
halal dan haram.
2) Menyusun perbaikan instrumen siswa yang berupa tes tertulis.
3) Menyiapkan sumber belajar yang berupa buku panduan fiqih untuk
kelas VIII Madrasah Tsanawiyah.
4) Menyiapkan kartu indeks.
5) Melakukan perbaikan dan variasi skenario penggunaan metode
every one is a teacher here pada pembelajaran fiqih.
6) Melaksanakan kolaborasi dengan teman sejawat/guru lain dengan
cara saling bertukar pikiran. Dengan demikian variasi dalam
pembelajaran akan lebih banyak karena pengalaman yang didapat
dari teman sejawat tentang pembelajaran lebih banyak.
b. Penerapan Tindakan (Action)
Penerapan tindakan pada siklus III ini merupakan perbaikan dan
penyempurnaan dari penerapan tindakan siklus II, yaitu memperbaiki
kesalahan-kesalahan dan hal-hal yang dapat menghambat dalam proses
pelaksanaan penerapan tindakan dalam pembelajaran fiqih
menggunakan metode every one is a teacher here. Tanggapan, saran
dan kritik yang diberikan oleh siswa dan teman sejawat pada siklus II
digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan pembelajaran pada
siklus III.
Adapun pelaksanaan penerapan tindakan tersebut adalah sebagai
berikut:
100
1) Pendahuluan
Pada tahap pendahuluan guru dan siswa tadarus bersama-
sama karena tadarus bersama merupakan rutinitas yang sudah
menjadi program madrasah yang dilakukan siswa dan guru
sebelum melaksanakan KBM pada jam pertama. Kemudian guru
berusaha mengkondisikan siswa dengan menanyakan kabar siswa
dan membaca daftar hadir siswa. Guru memberikan beberapa
pertanyaan seputar materi yang telah dipelajari pada pertemuan
yang lalu, beberapa kata mutiara yang diberikan oleh guru menjadi
pemacu semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Siswa juga diarahkan untuk lebih berkonsentrasi dan bersungguh-
sungguh dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran.
2) Inti
Inti dari tujuan pembelajaran pada siklus III adalah
penekanan terhadap perbaikan dan penyempurnaan dari siklus II
yaitu menjelaskan jenis-jenis binatang yang halal dan haram
dimakan serta pendalaman materi-materi yang telah diajarkan pada
minggu-minggu yang lalu. Karena guru sudah memberikan tugas
kepada siswa untuk mempelajari materi di rumah, maka guru
langsung membagikan kartu indeks kepada masing-masing siswa.
Setelah siswa mengisi kartu indeks dengan dua buah
pertanyaan tentang persoalan yang belum ia ketahui kemudian
perwakilan dari siswa mengumpulkan kartu indeks dan
101
memberikannya kepada guru. Guru mengocok kartu indeks
tersebut dan membagikannya kembali kepada siswa untuk dibaca
dan memikirkan jawabannya dalam hati. Kemudian guru
memanggil beberapa siswa satu per satu secara acak untuk maju ke
depan kelas. Siswa yang maju ke depan membaca isi kartu indeks
kemudian menjawab dan memberikan keterangan/penjelasan atas
pertanyaan yang dibuat oleh temannya yang tertulis dalam kartu
indeks layaknya seorang guru yang sedang mengajar.
Siswa yang lain tidak mau tinggal diam. Dengan semangat
dan antusias yang tinggi mereka mendengarkan penjelasan dari
teman dan menanggapinya dengan baik. Apabila mereka kurang
sependapat, mereka menambahkan keterangan dengan argumen
yang ia miliki. Setelah guru menganggap diskusi cukup, guru
memberikan tawaran kepada siswa untuk memberikan kesimpulan
terhadap hasil materi yang telah dipelajari bersama. Beberapa
siswa mengangkat tangannya untuk maju ke depan guna
memberikan kesimpulan. Karena terbatasnya waktu guru
memberikan kesempatan kepada 2 siswa untuk memberikan
kesimpulan tersebut di depan kelas.
3) Penutup
Pada tahap penutup guru, pengamat dan siswa melakukan
refleksi bersama-sama terhadap proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Pada tahap ini guru memberikan kesimpulan
102
terhadap materi makanan halal dan haram dalam Islam melalui
metode every one is a teacher here dari siklus I sampai siklus III
dengan tujuan agar siswa mengambil intisarinya sehingga dapat
mengerjakan soal-soal dan dapat dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari. Pada ahir kegiatan siswa mengerjakan soal-soal tes dan
mengisi lembar instrumen yang telah disiapkan oleh guru.
c. Observasi dan Evaluasi Proses dan Hasil Tindakan (Observation and
Evaluation)
Observasi dalam siklus III digunakan untuk mengetahui
peningkatan perhatian, motivasi siswa dan pemunculan ketrampilan
kerjasama siswa dalam membuat pertanyaan, menjawab pertanyaan
dan berdiskusi dalam proses pembelajaran sedangkan evaluasi
digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran fiqih menggunakan metode every one is a teacher here.
Observasi dilakukan pada siswa yang aktif, tidak aktif serta pada
siswa yang mempunyai kemampuan daya pikir rendah, sedang dan
tinggi dengan menggunakan observasi langsung, wawancara langsung
dan menggunakan lembar observasi baik lembar observasi untuk siswa
dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang dicapai dan
mengetahui sikap dan perubahan siswa yang terjadi pada siklus III. Hal
tersebut digunakan untuk menyusun data.
Observasi melalui lembar instrumen digunakan sebagai
refleksi/evaluasi untuk mengetahui tanggapan dari siswa tentang
103
keefektifan dan ketepatan penggunaan metode every one is a teacher
here dalam pembelajaran dengan materi makanan halal dan haram
dalam Islam sedangkan lembar observasi untuk guru digunakan untuk
mengetahui sikap dan kreativitas guru dalam menerapkan metode yang
telah digunakan dalam mengajar.
Evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fiqih siswa
pada siklus III menggunakan tes tertulis yang telah disediakan oleh
guru. Evaluasi juga digunakan untuk mengetahui perubahan dan sikap
siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta untuk mengetahui
kelemahan dan kelebihan penerapan metode every one is a teacher
here pada mata pelajaran fiqih.
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi ini bertujuan untuk menyusun kesimpulan dari proses
tindakan dan perubahan sikap siswa selama proses kegiatan
pembelajaran pada siklus III. Dengan adanya refleksi guru dapat
mengetahui adanya peningkatan perhatian, motivasi serta peningkatan
hasil belajar siswa terhadap pembelajaran fiqih dengan materi binatang
yang halal dan haram dimakan khususnya dan makanan halal dan
haram pada umumnya.
Pada siklus III siswa mengalami peningkatan dibandingkan
dengan siklus-siklus sebelumnya, tujuan pada siklus ini sudah
mengacu pada tujuan yang telah direncanakan oleh peneliti, hal
tersebut terlihat dari hasil tes yang diberikan oleh guru kepada siswa
104
serta antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang sedang
berlangsung. Siswa terlihat lebih aktif dan komunikatif. Kebanyakan
siswa sudah bisa menyesuaikan dengan penggunaan metode yang telah
diterapkan.
Pada siklus III peneliti menganggap bahwa proses pelaksanaan
tindakan sudah lebih baik dibandingkan dengan siklus-siklus
sebelumnya yaitu siklus I dan siklus II. Proses pelaksanaan siklus III
sudah mengacu pada tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
Dengan demikian peneliti tidak memerlukan perbaikan lagi pada siklus
berikutnya.
Adapun data nilai sebelum dan setelah diberi tindakan adalah
sebagai berikut:
a. Daftar Nilai Sebelum Diberi Tindakan
Tabel 3
Data Nilai Sebelum Diberi Tindakan
NO NAMA NILAI KETERANGAN
T TT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Ahmad Wakhidin K.A.
Alfi Nur Kh.
Alfiyah
Andi Setiawan
Aprilia Ghifari F.N.
Ari Widiyanto
Aroisy Romadhon
Asyifa Lana Kh.
Citra Yama S.
Dian Wiyasih
Egib Indrayanto
8,7
7,4
9,1
7,2
8,8
7,1
7,3
8,2
7,4
8,5
7,8
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
105
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
Ellyana Bhekti S.
Haekal Kamaluddin S.
Inayatul Hidayah
Jazilatul Atiyah
Khoeriyati
Layinah Nur A.
Lisfiyani Indarti
Ludvi Ariyanto
M. Abram A.
M. Sofi Khoirul A.
M. Wildan Agusta
Mei Rista R.
M. Rafi U.F.
M. Roqi Azbar
Nofia Sofiani
Nurul Hidayah
Ratri Ginanjar P.
Riyan Budi U.
Rofi’atul
Safitri Nur W.
Shofia Ratri S.
Singgih Santoso
Tadjus Sobirin
Zaenal Makhasin
8,3
8,5
8,4
8,6
8.4
8.5
9,4
7,9
6,8
9,0
6,4
8,7
8,0
9,3
8,7
8,1
8,0
5,7
7,8
8,1
9,0
6,5
7,3
7,9
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Jumlah 280,8 25 10
Jumlah Skor 280,8
Jumlah Skor Maksimal 350
Rata-rata Skor tercapai 8,0
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa : 35
Jumlah siswa yang tuntas : 25
106
Jumlah siswa yang tidak tuntas : 10
Klasikal : Belum Tuntas
Tabel 4
Rekapitulasi Hasil Nilai Sebelum Diberi Tindakan
NO URAIAN HASIL
1.
2.
3.
Nilai rata-rata sebelum dilakukan tindakan
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Prosentase ketuntasan belajar klasikal
8,02
25
71,4
b. Daftar Nilai Setelah Diberi Tindakan
Tabel 5
Hasil Nilai Setelah Diberi Tindakan
NO NAMA NILAI KETERANGAN
T TT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Ahmad Wakhidin K.A.
Alfi Nur Kh.
Alfiyah
Andi Setiawan
Aprilia Ghifari F.N.
Ari Widiyanto
Aroisy Romadhon
Asyifa Lana Kh.
Citra Yama S.
Dian Wiyasih
Egib Indrayanto
Ellyana Bhekti S.
Haekal Kamaluddin S.
Inayatul Hidayah
Jazilatul Atiyah
Khoeriyati
Layinah Nur A.
Lisfiyani Indarti
Ludvi Ariyanto
8
9
8,3
9,3
9,3
7,6
7,6
7,6
9,3
8,3
9
8,3
8,6
8,6
8,6
7
8,3
8
8
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
107
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
M. Abram A.
M. Sofi Khoirul A.
M. Wildan Agusta
Mei Rista R.
M. Rafi U.F.
M. Roqi Azbar
Nofia Sofiani
Nurul Hidayah
Ratri Ginanjar P.
Riyan Budi U.
Rofi’atul
Safitri Nur W.
Shofia Ratri S.
Singgih Santoso
Tadjus Sobirin
Zaenal Makhasin
6,6
7,6
8
8
7
9,6
8,6
9
9,3
9
8,3
9
9
7,3
7,6
6,3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Jumlah 288,9 30 5
Jumlah Skor 288,9
Jumlah Skor Maksimal 350
Rata-rata Skor tercapai 8,2
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa : 35
Jumlah siswa yang tuntas : 30
Jumlah siswa yang tidak tuntas : 5
Klasikal : Tuntas
108
Tabel 6
Rekapitulasi Hasil Nilai Setelah Diberi Tindakan
NO URAIAN HASIL
1.
2.
3.
Nilai rata-rata sebelum dilakukan tindakan
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Prosentase ketuntasan belajar klasikal
8,2
30
85,7
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata setelah diberi
tindakan mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 8,0 menjadi 8,2. Peneliti
perlu memberikan tindakan karena menganggap bahwa ketuntasan belajar
secara klasikal belum dikatakan tuntas karena belum memenuhi standar
ketuntasan belajar yang direncanakan yaitu ≥ 85%. Peneliti akan
memberhentikan tindakan apabila ketuntasan belajar secara klasikal sudah
mencapai ≥ 85%.
109
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui catatan observasi dan hasil
evaluasi yang dilakukan sejak awal penelitian sampai dengan siklus III bersama
dengan mitra kolaborasi. Catatan observasi digunakan untuk mengetahui
peningkatan aktivitas siswa dan pemunculan ketrampilan kooperatif dalam proses
pembelajaran menggunakan metode every one is a teacher here. Sedangkan
evaluasi menggunakan tes formatif digunakan untuk mengukur peningkatan hasil
belajar siswa pada pembelajaran fiqih tentang makanan halal dan haram menurut
hukum Islam.
Data hasil observasi pembelajaran dianalisa bersama mitra kolaborasi,
kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru.
Sedangkan hasil evaluasi (hasil belajar siswa) melalui tes formatif dianalisis
berdasarkan ketentuan atau standar ketuntasan belajar siswa. Evaluasi
menggunakan tes formatif ini untuk mengukur, memperbaiki dan mengetahui
gambaran tentang daya serap siswa terhadap proses belajar mengajar.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan kolaborasi dengan guru
kelas yang membantu dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian
berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian ini bisa terkontrol
sekaligus menjaga kevalidan hasil penelitian.
110
A. Analisa Data Penelitian Setiap Siklus
Penelitian tindakan kelas dengan alur atau tahapan (perencanaan
tindakan, penerapaan tindakan, observasi dan evaluasi proses dan hasil
tindakan serta refleksi) disajikan dalam tiga siklus sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Tahap Perencaan Tindakan (Planning)
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku paket
fiqih sebagai bahan materi pembelajaran, instrumen untuk siswa yang
berupa tes formatif sebanyak 10 soal, lembar observasi, kartu indeks,
dan alat-alat pengajar lainnya yang dapat mendukung proses
pembelajaran.
b. Tahap Penerapan Tindakan (Action)
Penelitian tindakan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 17
Februari 2010 di kelas VIII F MTsN Parakan dengan jumlah 35 siswa
terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
Dalam menerapkan metode every one is a teacher here sebagai
metode baru dalam pembelajaran fiqih khususnya dalam materi
makanan halal dan haram dalam Islam, guru memberikan gambaran
tentang pelaksanaan prosedur metode every one is a teacher here
dengan menentukan kompetensi dasar yang terdapat dalam pokok
materi, kemudian guru membagikan kartu indeks kepada siswa dan
memutar kartu indeks tersebut dengan cara hitungan.
111
Setelah kartu indeks terisi pertanyaan, guru menunjuk beberapa
siswa untuk membaca dan menjawab pertanyaan dari kartu indeks,
kemudian beberapa siswa menanggapinya. Dengan adanya tanggapan
dari siswa lain maka munculah sebuah diskusi kecil. Setelah diskusi
selesai guru memberikan kesimpulan terhadap hasil diskusi.
Pada akhir proses pembelajaran guru memberikan evaluasi
kepada siswa yang berupa tes formatif I untuk mengetahui daya serap
siswa dan mengukur keberhasilan belajar siswa terhadap materi yang
telah diajarkan. Adapun data hasil tes formatif pada siklus I adalah
sebagai berikut :
Tabel 7
Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
NO NAMA RESPONDEN NILAI KETERANGAN
T TT
1 Akhmad Wakhidin K.A. 6 √
2 Alfi Nur K. 8 √
3 Alfiyah 7 √
4 Andi Setiawan 8 √
5 Aprilia Ghifari F.N. 8 √
6 Ari Widiyanto 6 √
7 Aroisy Romadhon 7 √
8 Asyifa Lana K. 8 √
9 Citra Yama S. 8 √
10 Diany Wiyasih 7 √
11 Egip Indrayanto 8 √
12 Elliyana Bhekti S. 9 √
13 Haekal Kamaluddin S. 8 √
14 Inayatul Hidayah 8 √
15 Jazilatul Atiyah 7 √
16 Khoeriyati 6 √
112
17 Layinah Nur A. 8 √
18 Lisfiyani Indarti 8 √
19 Ludvi Ariyanto 7 √
20 M. Abram Andriano 6 √
21 M. Sofi Khoirul A. 6 √
22 M. Wildan Agusta 8 √
23 Mei Rista R. 8 √
24 Muhammad Rafi U. F. 8 √
25 Muhammad Roqi A. 9 √
26 Nofia Sofiani 8 √
27 Nurul Hidayah 8 √
28 Ratri Ginanjar P. 9 √
29 Riyan Budi U. 7 √
30 Rofi’aul 6 √
31 Sfitri Nur H, 8 √
32 Shofia Ratri S. 9 √
33 Singgih Santoso 7 √
34 Tadjus Sobirin 8 √
35 Zainal Mahasin 6 √
Jumlah 268 21 14
Jumlah Skor 268
Jumlah Skor masimal 350
Rata Skor 7,51
Keterangan :
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa : 35
Jumlah yang tuntas : 21
Jumlah yang tidak tuntas : 14
113
Tabel 8
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus I
NO URAIAN HASIL
1 Nilai rata-rata tes formatif I 7,51
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 21
3 Persentase ketuntasan belajar 60
4 Ketuntasan belajar secara klasikal Belum tuntas
Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa dengan diterapkannya
metode every one is a teacher here pada pembelajaran fiqih dengan
kompetensi dasar menjelaskan jenis-jenis dan manfaat makanan dan
minuman halal diperoleh nilai rata-rata hasil belajar ssiswa 7,51 dan
ketuntasan belajar mencapai 60%. Ada 21 siswa dari 35 siswa sudah
dikatakan tuntas belajar. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I
ketuntasan belajar siswa secara klasikal belum tuntas karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 7,5 hanya 60% lebih kecil dari kriteria persentase
ketuntasan belajar yang dikehendaki yaitu sebesar 85%.
c. Tahap Observasi dan Evaluasi Proses dan Hasil Tindakan (Observation
and Evaluation)
Observasi (pengamatan) dilakukan bersamaan dengan
penerapan tindakan menggunakan lembar observasi yang telah
tersedia (terlampir). Fokus dalam pengamatan adalah kegiatan atau
aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Pengamat
melakukan pengamatan dan mencatat semua proses yang terjadi dalam
tindakan pembelajaran.
114
Evaluasi terhadap hasil pembelajaran dilakukan pada akhir
pembelajaran menggunakan instrumen yang telah disediakan
(terlampir). Antara guru mata pelajaran fiqih dengan peneliti
melakukan diskusi tentang pelaksanaan tindakan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengevaluasi proses tindakan yang
telah dilaksanakan.
d. Tahap Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi untuk
memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang telah
dilakukan. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi proses dan hasil
tindakan, peneliti menyimpulkan bahwa persiapan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran sangat baik. Hal ini terlihat dari
kesiapan mereka dalam mempersiapkan alat tulis dan menyiapkan
bahan materi yang akan dipelajari.
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dinilai baik,
tercermin dari perhatian para siswa terhadap penjelasan dan arahan
dari guru dalam melaksanakan proses pembelajaran fiqih dengan
materi makanan halal dan haram dalam Islam. Siswa kelihatan
bersemangat dan mulai tertarik dengan penggunaan metode every one
is a teacher here sebagai metode baru yang belum pernah mereka
dapatkan sebelumnya.
Adapun kelemahan dalam proses pelaksanaan siklus I adalah
masih terdapat beberapa siswa yang belum bisa menyesuaikan diri
115
terhadap metode yang diterapkan karena siswa baru pertama kali
mendapatkan metode tersbeut. Siswa masih merasa minder dan
kurang percaya diri dalam menjawab maupun menjelaskan jawaban di
depan kelas layaknya seorang guru. Kurangnya persiapan dalam
memahami materi membuat siswa kurang yakin dengan pendapat
yang mereka kemukakan.
Setelah diskusi dianggap cukup guru memberikan kesimpulan
terhadap hasil diskusi dan memberikan penjelasan tentang garis besar
materi yang telah dipelajari bersama sebagai pedoman dalam
kehidupan sehari-hari dan pedoman dalam menjawab tes. Pada akhir
pembelajaran guru memberikan tes sebanyak 10 soal (biasa disebut
dengan tes formatif). Dari hasil tes formatif I menunjukkan bahwa
keberhasilan belajar siswa yang dapat mencapai standar ketuntasan
belajar adalah 21 siswa. Sedangkan yang belum tuntas 14 siswa dari
35 siswa.
Dengan demikian keberhasilan belajar siswa secara klasikal
dikatakan belum memenuhi standar ketuntasan belajar karena
persentasenya baru mencapai 60%. Sedangkan ketuntasan belajar
yang dikehendaki adalah 85%. Pada proses pelaksanaan siklus I
peneliti merasa masih banyak kekurangan/kelemahan yang harus
diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II peneliti harus memperbaiki
kekurangan/kelemahan tersebut dan meningkatkan hal-hal yang positif
pada siklus II agar proses pembelajaran fiqih melalui metode every
116
one is a teacher dapat mendekati kesempurnaan sesuai dengan
rencana penelitian pada siklus-siklus berikutnya.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)
Pada tahap perencanaan tindakan peneliti mempersiapkan
perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), buku paket fiqih sebagai bahan materi
pembelajaran, instrumen untuk siswa yang berupa tes formatif II dan
lembar instrumen yang berisi kritik, saran dan kesan terhadap proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan, lembar observasi, kartu indeks
dan alat-alat pengajar lainnya yang dapat mendukung berlangsungnya
proses pembelajaran.
b. Tahap Penerapan Tindakan (Action)
Penerapan tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal
24 Februari 2010 di kelas VIII F MTsN Parakan dengan jumlah siswa
35 orang yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
Tahap penerapan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan
penerapan tindakan pada siklus I. kekurangan/kelemahan yang terjadi
pada siklus I guru perbaiki semaksimal mungkin dalam siklus II. Pada
tahap ini peneliti masih melakukan kolaborasi dengan guru mata
pelajaran fiqih dalam menerapkan metode every one is a teacher here
tentang makanan halal dan haram dalam Islam.
117
Pada proses pembelajaran guru menambah variasi dalam
penggunaan prosedur metode every one is a teacher here yaitu dengan
membentuk kelompok cewek dan kelompok cowok untuk bersaing
dalam diskusi agar lebih bersemangat, setelah diskusi selesai beberapa
siswa diminta untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah
didiskusikan bersama di depan kelas, sedangkan guru melakukan
pembenaran terhadap hasil diskusi yang menyimpang pada materi dan
menambah kesimpulan dari siswa.
Pada akhir pembelajaran siswa diberi instrumen yang berupa
tes formatif II dan mengisi lembar instrumen yang berupa kritik, saran
dan kesan selama mengikuti pembelajaran fiqih tentang makanan halal
dan haram dalam islam menggunakan metode every one is a teacher
here. Adapun data hasil tes formatif pada siklus II adalah sebagai
berikut :
Tabel 9
Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
NO NAMA RESPONDEN NILAI KETERANGAN
T TT
1 Akhmad Wakhidin K.A. 9 √
2 Alfi Nur K. 9 √
3 Alfiyah 8 √
4 Andi Setiawan 10 √
5 Aprilia Ghifari F.N. 10 √
6 Ari Widiyanto 8 √
7 Aroisy Romadhon 8 √
8 Asyifa Lana K. 7 √
9 Citra Yama S. 10 √
10 Diany Wiyasih 9 √
118
11 Egip Indrayanto 9 √
12 Elliyana Bhekti S. 8 √
13 Haekal Kamaluddin S. 9 √
14 Inayatul Hidayah 9 √
15 Jazilatul Atiyah 9 √
16 Khoeriyati 7 √
17 Layinah Nur A. 8 √
18 Lisfiyani Indarti 8 √
19 Ludvi Ariyanto 8 √
20 M. Abram Andriano 7 √
21 M. Sofi Khoirul A. 8 √
22 M. Wildan Agusta 8 √
23 Mei Rista R. 8 √
24 Muhammad Rafi U. F. 6 √
25 Muhammad Roqi A. 10 √
26 Nofia Sofiani 9 √
27 Nurul Hidayah 9 √
28 Ratri Ginanjar P. 9 √
29 Riyan Budi U. 10 √
30 Rofi’aul 9 √
31 Sfitri Nur H, 9 √
32 Shofia Ratri S. 9 √
33 Singgih Santoso 7 √
34 Tadjus Sobirin 7 √
35 Zainal Mahasin 6 √
Jumlah 294 28 7
Jumlah Skor 294
Jumlah Skor maksimal 350
Rata Skor 8,4
Keterangan :
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa : 35
119
Jumlah yang tuntas : 21
Jumlah yang tidak tuntas : 14
Tabel 10
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus II
NO URAIAN HASIL
1 Nilai rata-rata tes formatif II 8,4
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 28
3 Persentase ketuntasan belajar 80
4 Ketuntasan belajar secara klasikal Belum tuntas
Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata hasil
belajar siswa pada siklus II dalam pembelajaran fiqih dengan materi
makanan halal dan haram dalam Islam menggunakan metode every
one is a teacher here adalah 8,4 dari 35 siswa. Ada 7 siswa yang
belum tuntas belajar karena belum memenuhi standar ketuntasan nilai
yang dikehendaki yaitu ≥ 7,5. Persentase ketuntasan belajar dalam tes
formatif II mencapai 80% sedangkan persentase ketuntasan yang
dikehendaki peneliti adalah 85%. Dengan demikian persentase yang
diperoleh pada siklus II belum memenuhi standar yang dikehendaki.
c. Tahap Observasi dan Evaluasi Proses dan Hasil Tindakan
(Observation and Evaluation)
Observasi dilakukan bersamaan dengan penerapan tindakan
menggunakan lembar observasi yang telah tersedia (terlampir).
Observasi dilakukan secara kontineu (terus-menerus), baik dalam
proses pembelajaran maupun pada hasil belajar. Proses pengamatan
ditujukan pada perkembangan pemahaman siswa dengan acuan respon
120
siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan, tanggapan, pemahaman dan
partisipasi siswa dalam berdiskusi atau memecahkan suatu masalah.
Hasil akhir dari observasi dilakukan dengan teknik evaluasi
berupa tes formatif II. Setelah dilaksanakan tes formatif siswa diberi
lembar instrumen yang berisi beberapa pertanyaan seputar kritik,
saran dan kesan selama mengikuti proses pembelajaran fiqih tentang
materi makanan halal dan haram dalam islam melalui metode every
one is a teacher here.
d. Tahap Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi peneliti menganalisa hasil observasi untuk
memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang telah
dilaksanakan. Peneliti berkolaborasi dengan guru lain serta bertukar
pikiran mengenai proses tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan
lembar observasi, instrumen dan masukan-masukan dari guru
kolaborasi, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pada siklus II
proses pembelajaran fiqih dengan materi makanan halal dan haram
dalam Islam menggunakan metode every one is a teacher here dapat
berjalan dengan baik.
Hal tersebut dapat terlihat dari pertanyaan-pertanyaan dan
jawaban yang dikeluarkan oleh siswa sudah mulai mengacu pada
rencana penelitian, antusias siswa dalam mengikuti prosedur metode
every one is a teacher here mengalami peningkatan. Siswa sudah
mulai memahami alur dan tujuan metode every one is a teacher here
121
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan terarah.
Interaksi siswa dalam berkomunikasi mengalami kemajuan karena
sebagian besar siswa sudah berani mengangkat tangannya guna
memberikan argumen-argumen yang dia miliki. Siswa yang lain juga
memperhatikan dan mendengarkan argumen dari teman-temannya.
Tes formatif yang mereka kerjakan hasilnya mengalami
peningkatan dari nilai rata-rata 7,51 menjadi 8,4. Persentase belajar
siswa secara klasikal juga mengalami peningkatan dari 60% menjadi
80%. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ketuntasan belajar
siswa secara klasikal telah mengalami peningkatan yang lebih baik
dari pada siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar ini disebabkan
karena guru sudah menginformasikan kepada siswa bahwa setiap
akhir pembelajaran akan diadakan tes sehingga pada pertemuan
berikutnya siswa lebih termotivasi untuk giat belajar di rumah.
Walaupun sebagian besar nilai siswa bagus-bagus akan tetapi 7
siswa dari 35 siswa yang masih mempunyai nilai dibawah standar
ketuntasan belajar yang direncanakan yaitu ≥ 7,5. Peneliti
menginginkan ketuntasan (keberhasilan) belajar baik secara individual
maupun secara klasikal.
Dengan demikian peneliti masih perlu mengadakan perbaikan
lagi pada siklus berikutnya yaitu siklus III karena peneliti
menganggap bahwa dalam pelaksanaan siklus II masih ada
kekurangan-kekurangan yang perlu disempurnakan diantaranya adalah
122
membatasi jawaban/tanggapan dari siswa yang kiranya menyimpang
dari materi agar pembahasan tidak terlalu melebar sehingga waktu
yang ada dapat digunakan secara maksimal, memberikan kesempatan
kepada siswa yang jarang berbicara/kurang aktif untuk
mengemukakan pendapatnya agar forum tidak dikuasai oleh anak-
anak yang pandai berbicara.
Pada siklus selanjutnya kekurangan/kelemahan yang ada harus
diperbaiki dan ditingkatkan lagi agar perencanaan dapat tercapai yaitu
dengan meningkatkan keberhasilan belajar secara individual dan
klasikal, menjngkatkan kekompakan siswa dalam kelompok,
menambah motivasi siswa agar lebih semangat, aktif, komunikatif
dalam berinterkasi baik dengan teman sendiri maupun guru pada saat
proses pembelajaran berlangsung.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)
Pada tahap penelitian tindakan peneliti mempersiapkan
perangkat pembelajaran yang berupa RPP, buku paket penerapan fiqih
untuk kelas VIII Madrasah Tsanawiyah sebagai bahan materi
pembelajaran, instrumen untuk siswa berupa tes formatif III dan lembar
instrumen yang berisi tentang kritik, saran dan kesan dalam mengikuti
proses pembelajaran fiqih tentang makanan halal dan haram dalam
Islam dengan menerapkan metode every one is a teacher here mulai
siklus I sampai siklus III, lembar observasi, kartu indeks dan alat-alat
123
pengajar lainnya yang dapat mendukung berlangsungnya proses
pembelajaran.
b. Tahap Penerapan Tindakan (Action)
Penerapan tindakan ini dilaksanakan pada hari rabu 3 Maret
2010 dikelas VIII F MTsN Parakan dengan jumlah siswa 35 orang, 18
siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki.
Penerapan tindakan pada siklus III merupakan perbaikan dan
penyempurnaan penerapan tindakan pada siklus II yaitu memperbaiki
kekurangan-kekurangan dan hal-hal yang dapat menghambat proses
pelaksanaan pembelajaran fiqih tentang makanan halal dan haram
dalam islam menggunakan metode every one is a teacher here.
Tanggapan, saran dan kritik yang diberikan oleh siswa atau teman
sejawat (guru lain) pada siklus II yang sudah dianalisis dalam proses
refleksi digunakan sebagai acuan pada proses pelaksanaan siklus III.
Guru masih menggunakan prosedur metode every one is a
teacher here sama dengan prosedur yang dilaksanakan pada siklus I dan
siklus II, akan tetapi penerapan tindakan pada siklus III lebih
menekankan pada pembagian kelompok dalam kelas agar siswa lebih
berkomunikasi dan mempunyai rasa tanggung jawab dalam
kelompoknya masing-masing. Setelah masing-masing siswa mendapat
kartu indeks kemudian guru mengocoknya dan memanggil beberapa
siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis pada kartu indeks,
siswa diminta untuk menjelaskan jawabannya. Siswa yang lain ikut
124
aktif dalam memberikan tanggapan dan masukan untuk memberikan
wawasan lain yang dimilikinya.
Pada siklus III ini beberapa siswa sudah mampu menyimpulkan
hasil diskusi di depan kelas sehingga guru hanya melakukan
pembenaran dan menambahkan hal-hal yang dianggap penting yang
dapat membantu mereka dalam mengerjakan soal-soal tes/ujian dan
mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Guru membuat instrumen berupa tes tertulis yang akan
dikerjakan oleh siswa pada akhir pembelajaran. Soal tersebut berisi
materi fiqih tentang makanan halal dan haram dalam Islam.
Adapun data hasil tes (tes formatif III) pada siklus III adalah
sebagai berikut :
Tabel 11
Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
NO NAMA RESPONDEN NILAI KETERANGAN
T TT
1 Akhmad Wakhidin K.A. 9 √
2 Alfi Nur K. 10 √
3 Alfiyah 10 √
4 Andi Setiawan 10 √
5 Aprilia Ghifari F.N. 10 √
6 Ari Widiyanto 9 √
7 Aroisy Romadhon 8 √
8 Asyifa Lana K. 8 √
9 Citra Yama S. 10 √
10 Diany Wiyasih 9 √
11 Egip Indrayanto 10 √
12 Elliyana Bhekti S. 8 √
13 Haekal Kamaluddin S. 9 √
125
14 Inayatul Hidayah 9 √
15 Jazilatul Atiyah 10 √
16 Khoeriyati 8 √
17 Layinah Nur A. 9 √
18 Lisfiyani Indarti 8 √
19 Ludvi Ariyanto 9 √
20 M. Abram Andriano 7 √
21 M. Sofi Khoirul A. 9 √
22 M. Wildan Agusta 8 √
23 Mei Rista R. 8 √
24 Muhammad Rafi U. F. 7 √
25 Muhammad Roqi A. 10 √
26 Nofia Sofiani 9 √
27 Nurul Hidayah 10 √
28 Ratri Ginanjar P. 10 √
29 Riyan Budi U. 10 √
30 Rofi’aul 10 √
31 Sfitri Nur H, 10 √
32 Shofia Ratri S. 10 √
33 Singgih Santoso 8 √
34 Tadjus Sobirin 8 √
35 Zainal Mahasin 7 √
Jumlah 313 32 3
Jumlah Skor
Jumlah Skor maksimal
313
350
Rata Skor 8,94
Keterangan :
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa : 35
Jumlah yang tuntas : 32
Jumlah yang tidak tuntas : 3
126
Tabel 12
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Pada Siklus III
NO URAIAN HASIL
1 Nilai rata-rata tes formatif III 8,94
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 32
3 Persentase ketuntasan belajar 91,4
4 Ketuntasan belajar secara klasikal Tuntas
Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa hasil nilai formatif
siswa pada pembelajaran fiqih tentang makanan halal dan haram
dengan menerapkan metode every one is a teacher here diperoleh nilai
rata-rata 8,94 dan persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 91,4%.
Masih ada 3 siswa dari 35 siswa yang belum memenuhi standar nilai
ketuntasan belajar yang dikehendaki peneliti yaitu ≥ 75 namun secara
klasikal ketuntasan belajar siswa sudah memenuhi standar yang
dikehendaki peneliti yaitu ≥ 85%.
c. Tahap Observasi dan Evaluasi Proses dan Hasil Tindakan (Observation
and Evalution)
Observasi (pengamatan) dilakukan bersamaan dengan penerapan
tindakan mulai dari awal sampai dengan akhir proses pembelajaran
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan
(terlampir). Adapun fokus dalam pengamatan ini adalah mengamati
kegiatan atau aktivitas siswa dan perubahan sikap yang terjadi pada
siswa selama mengikuti proses pembelajaran fiqih tentang makanan
halal dan haram dalam Islam dengan menerapkan metode every one is a
127
teacher here. Observator mengamati dan mencatat semua proses yang
terjadi dalam proses pembelajaran.
Evaluasi terhadap hasil pembelajaran dilakukan pada akhir
proses pembelajaran menggunakan instrumen yang berupa tes formatif
III (terlampir). Peneliti dan guru mengadakan sharing tentang proses
tindakan yang telah dilaksanakan guna mengevaluasi dan mencari
solusi dari masalah yang ada selama proses tindakan berlangsung.
d. Tahap Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil obsrevasi untuk
memperoleh dampak dari tindakan yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi proses dan hasil tindakan serta
sharing terhadap guru kolaborasi peneliti menyimpulkan bahwa selama
kegiatan proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, akan tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing
aspek cukup besar.
Berdasarkan pada hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
dan lebih komunikatif dibandingkan dengan siklus-siklus sebelumnya.
Kekurangan/kelemahan pada siklus-siklus sebelumnya sudah
mengalami perbaikan sehingga menjadi lebih baik dan mendekati
sempurna sesuai dengan target yang telah direncanakan oleh peneliti.
Berdasarkan data hasil tes formatif, keberhasilan belajar siswa
mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 8,4 menjadi 8,94. Terdapat 3
128
siswa dari 35 siswa yang belum memenuhi standar ketuntasan belajar.
Secara klasikal ketuntasan belajar siswa mencapai 91,4% (termasuk
kategori tuntas).
Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus III ini
dipengaruhi oleh adanya kemampuan guru dalam menerapkan dan
mengelola metode every one is a teacher here sehingga siswa mampu
memahami intisari dari materi yang telah dipelajari. Pada siklus III
ketuntasan belajar siswa secara klasikal sudah tercapai sesuai dengan
rencana, sehingga penelitian ini tidak memerlukan tindak lanjut pada
siklus-siklus berikutnya. Dengan ini peneliti menghentikan penelitian
pada siklus III.
Dengan demikian yang harus diperhatikan untuk tindakan
selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan hal-hal positif
yang sudah ada, dengan tujuan agar proses pelaksanaan belajar
mengajar selanjutnya menggunakan metode every one is a teacher here
dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan sempurna.
B. Pembahasan
Berdasarkan analisa data, selama proses pembelajaran guru telah
melaksanakan prosedur metode every one is a teacher here dengan baik. Hal
tersebut terlihat dari aktivitas guru yang muncul, diantaranya persiapan dan
kepribadian guru yang baik, ketrampilan guru dalam mengajar, membimbing
dan mengarahkan siswa dalam menerapkan prosedur dan variasi metode
129
every one is a teacher here pada pembelajaran fiqih tentang makanan halal
dan haram dalam islam , umpan balik, evaluasi dan kemampuan mengelola
kelas dengan baik.
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat terlihat dari sikap
siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan baik, memperhatikan penjelasan
dari guru, mengikuti prosedur penggunaan metode every one is a teacher here
dengan baik, ketrampilan bekerjasama, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan dalam menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah serta
perhatian dan motivasi siswa yang tinggi dalam mengikuti proses
pembelajaran sehingga keberhasilan belajar siswa dapat meningkat.
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran fiqih tentang makanan halal dan
haram dalam Islam melalui metode every one is a teacher here mengalami
peningkatan pada setiap siklusnya. Hal ini berdampak positif terhadap keberhasilan
belajar siswa yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya nilai rata-rata siswa
pada tiap-tiap siklusnya (I, II dan III) antara lain 7,5, 8,4 dan 8,9 sedangkan
peningkatan dalam persentasenya dari 60% menjadi 80% dan pada akhirnya
mencapai 91,4%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut:
Tabel 13
Peningkatan Hasil Belajar Pada Setiap Siklus
No Pelaksanaan Hasil
Nilai Rata2 Persentase
1 Siklus I 7,51 60%
2 Siklus II 8,4 80%
3 Siklus III 8,94 91,4%
130
Untuk menjawab hipotesis dari penelitian ini, peneliti mengujinya
dengan teknik t-test menggunakan rumus sebagai berikut :
t =
Keterangan :
t : t-tes
: Nilai rata-rata sebelum diberi tindakan
: Nilai rata-rata sesudah diberi tindakan
: Nilai rata-rata pada siklus I
SA2
: Standar deviasi sebelum diberi tindakan
SB : Standar deviasi sesudah diberi tindakan
N : Jumlah siswa
: Taraf signifikan (0,05)
: 1,645
Adapun tabel dan penghitungan masing-masing siklus dihitung dalam
lampiran. Dari hasil penghitungan tersebut dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Siklus I
= = = = = 27,05
Harga thitung = 27,05
Harga = 1,645
131
Karena thitung > ttabel maka hipotesis nihil ditolak. Hal ini berarti
bahwa dalam proses pelaksanaan siklus I ada penigkatan hasil belajar
secara siginifikan pada pembelajaran fiqih tentang makanan halal dan
haram dalam Islam dengan diberi tindakan menggunakan metode every
one is a teacher here pada siswa VIII F MTs Negeri Parakan tahun
pelajaran 2009/2010.
2. Siklus II
= = = = = 68,45
Harga thitung = 68,45
Harga = 1,645
Karena thitung > ttabel maka hipotesis nihil ditolak. Hal ini berarti
bahwa dalam proses pelaksanaan siklus II ada peningkatan hasil belajar
secara signifikan pada pembelajaran fiqih tentang makanan halal dan
haram dalam Islam dengan diberi tindakan menggunakan metode every
one is a teacher here pada siswa kelas VIII F MTs Negeri Parakan tahun
ajaran 2009/2010.
3. Siklus III
= = = = = = 43,05
Harga thitung = 43,05
Harga = 1,645
132
Karena thitung > ttabel maka hipotesis nihil ditolak. Hal ini berarti
bahwa dalam proses pelaksanaan siklus II ada peningkatan hasil belajar
secara signifikan pada pembelajaran fiqih tentang makanan halal dan
haram dalam Islam dengan diberi tindakan menggunakan metode every
one is a teacher here pada siswa keals VIII F MTs Negeri Parakan tahun
pelajaran 2009/2010.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fiqih
tentang makanan halal dan haram dalam Islam setelah diberi tindakan
menggunakan metode every one is a teacher here pada setiap siklusnya (I,
II, III) mengalami peningkatan secara signifikan. Karena hipotesis dalam
penelitian tindakan ini sudah terjawab, maka penelitian tindakan kelas
(PTK) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Tentang Makanan
Halal Dan Haram Menurut Hukum Islam Melalui Metode Every One Is A
Teacher Here Pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Parakan Temanggung
Tahun Ajaran 2009/2010 dapat dikatakan berhasil.
133
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan selama proses
pembelajaran fiqih melalui metode every one is a teacher here dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Dengan diterapkannya metode every one is teacher here pada
pembelajaran fiqih tentang makanan halal dan haram menurut hukum
Islam, suasana proses pembelajaran di kelas terlihat hidup. Siswa banyak
yang bertanya tentang materi atau persoalan-persoalan yang belum mereka
pahami. Siswa terlihat memperhatikan, aktif dan komunikatif dalam
mengikuti proses pembelajaran dari awal hingga akhir.
2. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, metode every one is a teacher
here mempunyai pengaruh positif terhadap mata pelajaran fiqih. Hal
tersebut terlihat dengan adanya antusias dari siswa dalam mengikuti proses
prosedur metode every one is a teacher here sehingga motivasi siswa
untuk belajar mengalami peningkatan.
3. Penerapan metode every one is a teacher here pada mata pelajaran fiqih
tentang makanan halal dan haram menurut hukum Islam pada siswa MTs
Negeri Parakan tahun ajaran 2009/2010 mempunyai dampak positif. Hal
ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam
setiap siklusnya, yaitu:
1) Siklus I mencapai nilai rata-rata 7,5 (60%)
134
2) Siklus II mencapai nilai rata-rata 8.4 (80%)
3) Siklus III mencapai nilai rata-rata 8,9 (91,4%)
B. Saran
Berdasarkan pengalaman penelitian yang telah dilakukan, peneliti
memiliki beberapa saran agar dalam proses pelaksanaan pembelajaran lebih
efektif dan efisien sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat secara
optimal.
Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Guru hendaknya mempersiapkan topik atau pembelajaran dan
mensosialisasikan topik tersebut sebelum proses pembelajaran
berlangsung agar siswa dapat mempersiapkannya dengan matang,
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan hasil belajar siswa
dapat meningkat secara optimal.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal, dalam proses
pembelajaran hendaknya guru memilih metode yang tepat dan sesuai
dengan topik pembelajaran sehingga intisari dari topik tersebut mudah
dipahami dan siswa tidak mengalami kejenuhan serta mempunyai
pengetahuan baru, konsep baru dan ketrampilan baru dalam menemukan
solusi untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.
3. Karena penelitian ini hanya dilakukan di kelas VIII F MTs Negeri Parakan
tahun ajaran 2009/2010 maka perlu adanya pengembangan penelitian lebih
lanjut.
135
C. Penutup
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT, karena dengan ridho, rahmat, taufiq, hidayah, serta ma’unah-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari
bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sebagai introspeksi diri
penulis untuk memperbaikinya pada langkah-langkah selanjutnya.
Penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat memberi manfaat
bagi penulis khususnya, bagi para pembaca dan bagi dunia pendidikan pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal (2007) Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama
Widya
Aqib, Zainal, dkk. (2009) Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SMP, SMA,
SMK. Bandung: Yrama Widya
Arikunta, Suharsimi (2007) Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Ashiddieqy, Hasbi, M.T. (1999) Pengntar Ilmu Fiqih. Semarang: PT. Pustaka
Rizki Putra
Depdiknas, (2007) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Dimyati dan Mujiono (2002) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Bahri S. dan Zain Aswan (2006) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Hadi, Sutrisno (2001) Metodologi Research I. Yogyakarta: Andi Offset
Manurung (2008) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia
Mulyasa, H. E. (2009) Praktek Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya
Muttaqien, Raisul (2004) Terjemah Active Learning 101 Cara Belajar Aktif
Melvin L. Silberman. Bandung: Nusa Media dan Mansa Camp
Poerwadarminta, W.J.S. (1990) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Purwanto, (2009) Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Rusyan, Tabrani, A. dkk. (1989) Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Ramadja Karya
Slameto (2001) Belajar dan Faktor–faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:
Rineka Cipta
Sudjana, Nana (2009) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosdakarya
Suryabrata, Sumadi (2007) Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Syah, Muhibbin (1995) Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset
Uno, Hamzah B. (2006) Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Uzer, Usman M. dan Setyawati, Lilis (1993) Upaya Optimalisasi Kegiatan
Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya
Warsito, Bambang (2008) Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya.
Jakarta: Rineka Cipta
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ma’unatul Choiriyah
Nim : 111 06 120
Tempat/Tanggal Lahir : Temanggung, 21 Maret 1987
Jenis Kelamin : Perempuan
Warga Negara : Indonesia
Alamat : Kapal Rt. 001 Rw. 008 Mergowati Kedu Temanggung
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri ll Mergowati Kedu Temanggung : Lulus Tahun 1999
2. MTs Negeri Parakan Temanggung : Lulus Tahun 2002
3. MA Negeri Temanggung : Lulus Tahun 2005
4. STAIN Salatiga : Lulus Tahun 2010
Salatiga, 25 Juli 2010
Penulis,
Ma’unatul Choiriyah
Lampiran 1
Daftar Guru MTs Negeri Parakan Tahun Ajaran 2009/2010
NO NAMA GURU GOL. JAB. BID. TUGAS STATUS
1 Drs. H. Sukron, M.Ag. IV/a Guru Kamad/ BP PNS
2 Dra. Hj. Nurul Djamiati IV/a Guru SKI PNS
3 Hj. Muslikhah HB, S.Ag IV/a Guru Qur’an Hadits PNS
4 Dra. Hj. Afiati IV/a Guru Bahasa Arab PNS
5 Drs. Widodo IV/a Guru PKN PNS
6 Dra. H. Usanto IV/a Guru Bahasa Indonesia PNS
7 Drs. Amin Wastoni IV/a Guru Fisika PNS
8 M.Z Muhtadin S.Ag. IV/a Guru Matematika/ Waka PNS
9 Dra. Siti Ngaesaroh IV/a Guru Matematika PNS
10 Hj. Aisyatul Murtafiah SPdi IV/a Guru Fiqih PNS
11 Djamaluddin S.Ag IV/a Guru Bahasa Arab/ Waka PNS
12 Hj. Islamiyah IV/a Guru Akidah Akhlaq PNS
13 Hj. Fulaikah S.Pdi IV/a Guru Bahasa Indonesia PNS
14 Dra. Yuni Wahidah IV/a Guru Biologi PNS
15 Dra. Siti Fajriyah IV/a Guru Matematika PNS
16 Mardliyah S.Pd IV/a Guru Bahasa Inggris PNS
17 Siti Latifah Handayani S.Pd IV/a Guru Bahasa Indonesia PNS
18 Dra. Irkamiyah IV/a Guru Bahasa Inggris PNS
19 Subagyo Amanto IV/a Guru TIK PNS
20 Nur Laila Karyati S.Ag IV/a Guru SKI/ Akidah Akhlak PNS
21 Istri Wigati IV/a Guru Biologi PNS
22 Dra. Imbuh Budiyah IV/a Guru Matematika PNS
23 Tri Wahyuni IV/a Guru Matematika PNS
24 Kholison, S.Ag III/d Guru Bahasa Arab PNS
25 Azizah, S.Ag III/d Guru IPS PNS
26 Ainun Jariyah, S.Pd III/d Guru Bahasa Inggris PNS
27 Dra. Rofiqoh III/d Guru PPKN PNS
28 Wahyuningrum, SPd, MSi III/d Guru Biologi/ Fisika/
Laborat PNS
29 Drs. Gunawan III/d Guru Matematika PNS
30 Dra. Maryani III/d Guru Fisika/ Waka PNS
31 Khayati, S.Pd III/d Guru Bahasa Indonesia PNS
32 Yuridu Soddikin, S.Pd III/d Guru Penjaskes PNS
33 Umatul Choiriyah S.Pd III/d Guru IPS PNS
34 Muhamad Mabru, S.Ag III/C Guru Bahsa Indonesia/
Akidah Akhlak/ Fiqih PNS
35 Tati Rustantimah, S.Pd III/d Guru BP PNS
36 Lilik Arwati, S.Pd III/b Guru IPS PNS
37 Muhamad Aris, S.Pd III/b Guru TIK/ Fisika/ Biologi PNS
38 Nanik Setyaningsih, S.Pd III/b Guru SBK PNS
39 Noor Emi Ekawati, S.Pd III/c Guru Fisika/ Biologi PNS
40 Drs. M Taufik Nurohman IV/c Guru Bahasa Inggris PNS
41 Gunawan Prasetyo, S.Pd IV/c Guru TIK/ Matematika/
Waka PNS
42 Sri Yumiati, S.Pd IV/c Guru Bahasa Inggris PNS
43 Joko Mulyono III/b Guru SBK/ Bahasa Jawa CPNS
44 Syafaatun, S.Ag III/c Guru Bahasa Arab PNS
45 Khusniatur Rofiah - Guru Bahasa Inggris/
Perpustakaan Suwasta
46 Nur Nahar, S.Ag - Guru Akidah Akhlak/ SKI Suwasta
47 Drs. Musyafak - Guru BP Suwasta
48 Drs. Asrofi - Guru Qur’an Hadits Suwasta
49 Basuki - Guru SBK Suwasta
50 Eko Prasetyo, S.Pd - Guru Bahasa Jawa Suwasta
51 Triyanti Hartatik, S.Pdi - Guru Fiqih Suwasta
52 Suharuni, SE. - Guru PPKN/ IPS Suwasta
53 Soni Dwi Admaja S.Pd, jas - Guru Penjaskes Suwasta
54 Tamren, S.Kom - Guru TIK Suwasta
55 Ahmadun S.Pdi - Guru Bahasa Arab Suwasta
56 Yuli Imam Kuniawan S.Pd - Guru Penjaskes Suwasta
57 Damroni S.Pdi - Guru Bahasa Arab Suwasta
Lampiran 2
Daftar Karyawan MTs Negeri Parakan Tahun Ajaran 2009/2010
NO NAMA KARYAWAN GOLONGAN JABATAN STATUS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Abdul karim
Suprayitno
Purwatiningsih
Mustakim
Prasetyo adhi
Rhatnawati
Arifiyanti, s. Sos
Inayati
Enan triyansyah
Jauhar
Muh abdul sakur
Subakir
Suyadi
Sadzali
Kartiyah
III/b
III/b
III/b
III/b
III/b
III/b
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kaur TU
TU
TU
TU
TU
TU
Pegawai
Pegawai
Pegawai
Pegawai
Pegawai
Pegawai
Pegawai
Pegawai
Pegawai
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
Pegawai
Pegawai
Pegawai
Pegawai
Pegawai
Pegawai
Pegawai
Pegawai
Pegawai
Lampiran 3
STRUKTUR ORGANISASI MTsN PARAKAN TEMANGGUNG ( KMA NOMOR 16 TAHUN 1978 )
Waka Kurikulum
M.Z. Muhtadin, S.Ag.
Waka Kesiswaan
Gunawan Prasetiyo, S.Pd.
Waka Sarpras
Drs. Mariyani
Waka Humas
Djamaluddin, S.Ag.
Dra. Hj. Nurul Djamiati, MSI
Suprayitno Purwatiningsih Mustakim Prasetyo Adhi
Kepala Madrasah
Drs. H. Sukron, M.Ag
Majelis Madrasah
Suprayitno Purwatiningsih Mustakim Prasetyo Adhi Ratnawati
Inayati Enan Trivansyah Jauhar Subakir Syadzali
M. Abd. Syakur Suyadi Kartiyah
Kepala Urusan TU
Abdul Karim
DraYuni Wahidah
Drs. Gunawan
Tanti Rustantinah, S.Pd.
Khusniatur Rofiah
Hj. Muslichah Hb, S.Ag
Mardiyah, S.Pd.
Khayati, S.Pd.
Suroto, S.Pd.
Joko Mulyono
Dra. Hj. Afiati
Siti Fajriyah, S.Pd
Yuridu Sodikin, S.Pd
Muhammad Aris, S.Pd.
Drs. Musyafak
Drs. Widodo
Siti Latifah
Wahyuningrum, S.Pd. MSI
Nanik Setyaning
sih, S.Pd.
Syafa’atun, S.Ag
Drs. H. Usanto
Subagyo Amanto, A.Md.
Nur Laila Karyati, S.Ag.
Lilik Arwati, S.Pd
Nur Nahar, S.Ag.
Soni Dwi Atmojo, S.Pd. Jas.
Drs. Amin Wastoni
Khalisah, A.Ag.
Umatul choeriyah, S.Pd.
Erna Hayati Latifah, S.Pd.
Basuki
Ahmadun, S.Ag.
Dra. Siti Ngaesaroh
Istri Wigati
M. taufik Nurokhman, S.Pd
Dra. Irkhamiyah
Suharuni, S.E.
Hj. Aisatul Murtafiah, B.A.
Azizah, S.Ag.
Sri Yumiati, S.Pd
Tri Wahyuni
Triyanti Hartatik, S.Pd.I
Hj. Islamiyah, A.Md
Ainun Jariyah, S.Pd
Mujiyanto, S.Pd
Dra. Imbuh Budiyah
Eko Prayitno, S.Pd
Hj. Fulaikhah, S.Pd.I
Dra. Rofiqoh
Muhammad Mabrur, S.Ag.
Drs. Asrofi
Tamren, S.Kom.
MURID / PESERTA DIDIK
Lampiran 4
SILABUS
Mata pelajaran : Fiqih
Satuan pendidikan : MTs Negeri Parakan
Standar kompetensi : Makanan dan minuman menurut hukum islam
Kelas/Semester : VIII F/Dua
Alokasi waktu : 6 X 35 Menit
Tahun ajaran : 2009/2010
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan
Pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Menjelaskan
Jenis-jenis
Makanan dan
minuman
Jenis-jenis
makanan dan
minuman halal
Memperhatikan
Jenis-jenis makanan
dan minuman halal
Dapat
menyebutkan dan
menyimpulkan
jenis-jenis
makanan dan
minuman halal
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
Menurut islam,
hukum asal
semua makanan
dan minuman
adalah…..
a.Sunah
b.Halal
c.Haram
1 x 35
menit
Ibrahim, T
dan Arsono,
Penerapan
Fiqih untuk
kelas VIII
Madrasah
Tsanawiyah,
PT Tiga
Serangkai
Pustaka
Mandiri,
Solo : 2008
2. Menjelaskan
manfaat
mengonsumsi
makanan dan
minuman halal
Jenis-jenis
makanan dan
minuman halal
Mendiskusikan
manfaat
mengonsumsi
makanan dan
minuman halal
Dapat
menjelaskan dan
menyimpulkan
manfaat
mengonsumsi
makanan dan
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
Manfaat
mengkonsumsi
makanan atau
minuman yang
halal adalah…..
a.Menambah
1 x 35
menit
Abyan, Amir
dan
Muttaqin,
Zainal, Fiqih
Madrasah
Tsanawiyah
minuman halal semangat gairah
bekerja
b.Nafsu makan
bertambah besar
c.Wajah
menjadi pucat
kelas 2,PT
Karya Toha
Putra,
Semarang,
2005
3. Menjelaskan
jenis-jenis
makanan dan
minuman
haram
Jenis-jenis
mkanan dan
minuman haram
Mendiskusikan
Jenis-jenis makanan
dan minuman
haram
Dapat
menjelaskan dan
menyimpulkan
Jenis-jenis
makanan dan
minuman haram
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
Binatang yang
menjijikkan
hukumnya…..di
makan
a.haram
b.makruh
c. boleh
1 x 35
menit
4. Menjelaskan
bahaya
mengonsumsi
makanan dan
minuman
haram
Bahaya
mengonsumsi
makanan dan
minuman haram
Mendiskusikan
bahaya
mengonsumsi
makanan dan
minuman haram
Dapat
menjelaskan dan
menyimpulkan
bahaya
mengonsumsi
makanan dan
minuman haram
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
Minuman yang
memabukkan
dapat
merusak…
a.Akal pikiran
dan mental
b.merusak
makanan lain
c.Merusak harta
benda
1 x 35
menit
5. Menjelaskan
jenis-jenis
binatang yang
halal dan
haram
dimakan
Jenis-jenis
binatang yang
halal dan haram
dimakan
Mendiskusikan
tentang jenis-jenis
binatang yang halal
dan haram dimakan
Dapat
menyebutka,menj
elaskan dan
menyimpulkan
jenis-jenis
binatang yang
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
Berikut yang
tergolong
pengertian
bangkai,
kecuali…….
1 x 35
menit
halal dan haram
dimakan
a.Hewan yang
mati tertunduk
b.Sapi mati
dipukul
c.Kambing mati
disembelih
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Fiqih
AISYATUL MURTAFIAH,S.Pdi
NIP. 19560610 198601 2 001
Peneliti
MA’UNATUL CHOIRIYAH
NIM. 11106120
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : MTs Negeri Parakan Temanggung
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : VIII F/II
Aspek Waktu : 6 x 35 menit
Standar Kompetensi : Memahami makanan dan minuman menurut hukum islam
Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman
2. Menjelaskan manfaat mengonsumsi makanan dan
minuman halal
3. Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman haram
4. Menjelaskan bahaya mengonsumsi makanan dan
minuman haram
5. Menjelaskan jenis-jenis binatang yang halal dan
haram dimakan
Indikator :
1. Dapat menyebutkan dan menyimpulkan jenis-jenis
makanan dan minuman halal
2. Dapat menjelaskan dan menyimpulkan manfaat
mengonsumsi makanan dan minuman halal
3. Dapat menjelaskan dan menyimpulkan Jenis-jenis
makanan dan minuman haram
4. Dapat menjelaskan dan menyimpulkan bahaya
mengonsumsi makanan dan minuman haram
5. Dapat menyebutka,menjelaskan dan menyimpulkan
jenis-jenis binatang yang halal dan haram dimakan
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis makanan dan minuman halal dan
haram
2. Siswa dapat menyebutkan manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman
halal
3. Siswa dapat menyebutkan bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman
haram
4. Siswa dapat aktif,berkomunikasi melalui diskusi
II. Materi Pembelajaran
1. Pengertian halal (zatnya dan cara memperolehnya)
2. Jenis-jenis makanan dan minuman halal
3. Manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal
4. Dampak mengkonsumsi makanan dan minuman haram
III. Metode Pembelajaran
Penerapan metode everyone is a teacher here
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (Apersepsi)
a. Guru menyampaikan beberapa pertanyaan sekitar materi pembelajaran
yang hendak dibahas untuk menarik perhatian siswa
b. Guru memperkenalkan metode yang akan diterapkan
c. Siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran ini
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan langkah-langkah prosedur metode every one is a
teacher here
b. Menelaah buku tentang makanan, minuman yang halal dan haram
c. Mencermati jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan haram
d. Membuat pertanyaan dalam kartu indeks
e. Mendiskusikan pertanyaan dan jawaban yang ada dalam kartu indeks
3. Kegiatan Penutup
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih
ada hal-hal yang kurang jelas
b. Guru memberikan kesimpulan atau tanggapan terhadap hasil diskusi
V. Alat dan Sumber Belajar
Ibrahim, T dan Darsono, Penerapan Fiqih untuk kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo : 2008
Abyan, Amir dan Muttaqin, Zainal, Fiqih Madrasah Tsanawiyah kelas 2
PT Karya Toha Putra, Semarang : 2005
Dan buku-buku lain yang relevan
VI. Penilaian
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Soal pilihan ganda
Contoh Instrumen : Terlampir
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Fiqih
AISYATUL MURTAFIAH,S. Pdi
NIP. 19560610 198601 2 001
Peneliti
MA’UNATUL CHOIRIYAH
NIM. 111 06 120
Lampiran 6
Lembar Instrumen Untuk Siswa
Petunjuk Pengisian
Jawablah pertanyaan dibawah ini tanpa mencantumkan identitas anda!
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan kondisi anda yang
sebenarnya karena jawaban yang anda tulis tidak akan mempengaruhi
nilai ulngan/nilai raport anda!
1. Bagaimana pendapat anda tentang penerapan metode every one is a
teacher here dalam proses belajar mengajar hari ini? Jelaskan!
2. Kesulitan apa yang anda alami dalam mengikuti proses pembelajaran fiqih
melalui metode every one is a teacher here yang telah dilaksanakan tadi?
Jelaskan!
3. Apa kesan, kritik dan saran anda tentang penerapan every one is a teacher
here dalam proses pembelajaran fiqih?
Lampiran 7.1
LEMBAR OBSERVASI UNTUK GURU
Nama : Aisyatul Murtafiah, S.Pd.i
Mata Pelajaran : Fiqih
Materi : Memahami hukum islam tentang makanan dan minuman
Kelas/semester : VIII F/II
Hari/tanggal : Rabu, 17 Februari 2010
Siklus : I
No Aspek yang dinilai Hasil
A B C D
1.
2.
Persiapan dan kepribadian
a. Kesopanan
b. Kedisiplinan dan kesungguhan
c. Perumusan materi
d. Perumusan KBM
e. Perumusan alat
f. Perumusan evaluasi
Ketrampilan mengajar
a. Membuka pelajaran
b. Penguasaan bahan
c. Keterampilan menjelaskan materi
d. Ketepatan menggunakan metode dan alat
e. Sikap dalam mengajar
f. Kemampuan mengelola dan menguasai kelas
g. Memotivasi murid/mengaktivkan murid
h. Mengadakan variasi terhadap metode yang
digunakan
i. Kemampuan menanggapi pertanyaan dari
siswa dan melakukan pembenaran
j. Menutup pelajaran
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Keterangan :
A = Sangat baik
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
Observator
(Ma’unatul Choiriyah)
Lampiran 7.2
LEMBAR OBSERVASI UNTUK GURU
Nama : Aisyatul Murtafiah, S.Pd.i
Mata Pelajaran : Fiqih
Materi : Memahami hukum islam tentang makanan dan minuman
Kelas/semester : VIII F/II
Hari/tanggal : Rabu, 24 Februari 2010
Siklus : II
No Aspek yang dinilai Hasil
A B C D
1.
2.
Persiapan dan kepribadian
a. Kesopanan
b. Kedisiplinan dan kesungguhan
c. Perumusan materi
d. Perumusan KBM
e. Perumusan alat
f. Perumusan evaluasi
Ketrampilan mengajar
a. Membuka pelajaran
b. Penguasaan bahan
c. Keterampilan menjelaskan materi
d. Ketepatan menggunakan metode dan alat
e. Sikap dalam mengajar
f. Kemampuan mengelola dan menguasai kelas
g. Memotivasi murid/mengaktivkan murid
h. Mengadakan variasi terhadap metode yang
digunakan
i. Kemampuan menanggapi pertanyaan dari
siswa dan melakukan pembenaran
j. Menutup pelajaran
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Keterangan :
A = Sangat baik
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
Observator
(Ma’unatul Choiriyah)
Lampiran 7.3
LEMBAR OBSERVASI UNTUK GURU
Nama : Aisyatul Murtafiah, S.Pd.i
Mata Pelajaran : Fiqih
Materi : Memahami hukum islam tentang makanan dan minuman
Kelas/semester : VIII F/II
Hari/tanggal : Rabu, 3 Maret 2010
Siklus : III
No Aspek yang dinilai Hasil
A B C D
1.
2.
Persiapan dan kepribadian
a. Kesopanan
b. Kedisiplinan dan kesungguhan
c. Perumusan materi
d. Perumusan KBM
e. Perumusan alat
f. Perumusan evaluasi
Ketrampilan mengajar
a. Membuka pelajaran
b. Penguasaan bahan
c. Keterampilan menjelaskan materi
d. Ketepatan menggunakan metode dan alat
e. Sikap dalam mengajar
f. Kemampuan mengelola dan menguasai kelas
g. Memotivasi murid/mengaktivkan murid
h. Mengadakan variasi terhadap metode yang
digunakan
i. Kemampuan menanggapi pertanyaan dari
siswa dan melakukan pembenaran
j. Menutup pelajaran
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Keterangan :
A = Sangat baik
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
Observator
(Ma’unatul Choiriyah)
Lampiran 8.1
LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA
Nama : Siswa kelas VIII
Mata Pelajaran: Fiqih
Materi : Memahami hukum islam tentang makanan dan minuman
Kelas/semester: VIII F/II
Hari/tanggal : Rabu, 17 Februari 2010
Siklus : 1
No. Aspek yang dinilai Hasil
A B C D
1.
2.
Persiapan
a. Pengetahuan awal siswa
b. Membawa alat tulis
c. Membawa materi pelajaran
Keaktifan
a. Mengikuti pelajaran dengan baik
b. Memperhatikan penjelasan dari guru
c. Mengikuti prosedur penggunaan metode dengan
panduan guru
d. Keterampilan bekerja sama
e. Menjawab pertanyaan
f. Menghargai pendapat orang lain
g. Memecahkan masalah
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Keterangan :
A = Sangat baik
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
Observator 1 Observator II
(Ma’unatul Choiriyah)
(Aisyatul Murtafiah, S.Pd.i)
Lampiran 8.2
LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA
Nama : Siswa kelas VIII
Mata Pelajaran: Fiqih
Materi : Memahami hukum islam tentang makanan dan minuman
Kelas/semester: VIII F/II
Hari/tanggal : Rabu, 24 Februari 2010
Siklus : II
No. Aspek yang dinilai Hasil
A B C D
1.
2.
Persiapan
a. Pengetahuan awal siswa
b. Membawa alat tulis
c. Membawa materi pelajaran
Keaktifan
a. Mengikuti pelajaran dengan baik
b. Memperhatikan penjelasan dari guru
c. Mengikuti prosedur penggunaan metode
dengan panduan guru
d. Keterampilan bekerja sama
e. Menjawab pertanyaan
f. Menghargai pendapat orang lain
g. Memecahkan masalah
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Keterangan :
A = Sangat baik
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
Observator I
(Ma’unatul Choiriyah)
Observator II
(Aisyatul Murtafiah, S.Pd.i)
Lampiran 8.3
LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA
Nama : Siswa kelas VIII
Mata Pelajaran: Fiqih
Materi : Memahami hukum islam tentang makanan dan minuman
Kelas/semester: VIII F/II
Hari/tanggal : Rabu, 3 Maret 2010
Siklus : III
No. Aspek yang dinilai Hasil
A B C D
1.
2.
Persiapan
a. Pengetahuan awal siswa
b. Membawa alat tulis
c. Membawa materi pelajaran
Keaktifan
a. Mengikuti pelajaran dengan baik
b. Memperhatikan penjelasan dari guru
c. Mengikuti prosedur penggunaan metode
dengan panduan guru
d. Keterampilan bekerja sama
e. Menjawab pertanyaan
f. Menghargai pendapat orang lain
g. Memecahkan masalah
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Keterangan :
A = Sangat baik
B = Baik
C = Cukup
D = Kurang
Observator 1
Observator II
(Ma’unatul Choiriyah)
(Aisyatul Murtafiah, S.Pd.i)
Lampiran 9
Nama : ……………………..
No. Absen : ……………………..
Kelas : ……………………..
TES FORMATIF I
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d didepan jawaban yang paling
benar!
1. Menurut hukum Islam asal semua makanan dan minuman adalah halal kecuali
……
a. Apabila ada nas (ayat Al Quran dan Hadis) yang menyatakan haram
b. Apabila tidak tercantum dalam Al Quran atau Hadis
c. Apabila makanan atau minuman tersebut menjijikkan
d. Kita tidak terbiasa mengkonsumsinya
2. Makanan dan minuman yang kita konsumsi harus halal, baik zatnya maupun
cara memperolehnya, yang dimaksud halal zatnya adalah …
a. Asal ketentuan hukumnya dari zat Allah SWT
b. Halal status hukum makanan dan minuman tersebut
c. Makanan atau minuman tersebut asalnya memang halal
d. Tidak diperoleh dengan cara melanggar norma-norma tertentu
3. Rasulullah SAW bersabda
كل هسكر خور
Sabda Rasulullah SAW di atas menyatakan bahwa …
a. Daging babi haram dikonsumsi
b. Setiap minuman keras adalah khamar
c. Setiap khamar haram hukumnya
d. Setiap yang memabukkan tergolong khamar
4. Mengkonsumsi minuman yang membahayakan keselamatan jiwa sama halnya
dengan …
a. Merusak jasmani dan rohani
b. Merusak diri sendiri
c. Bunuh diri
d. Meracuni orang lain
احل لكن صيد البحر وطعاهه هتاعا لكن .5
Firman Allah SWT tersebut mengandung pokok pengertian …
a. Binatang buas haram dikonsumsi
b. Binatang laut halal dikonsumsi
c. Biantag yang disembelih halal di konsumsi
d. Binatang yang menjijikkan halal di konsumsi
6. Hukum asal daging kambing adalah halal, tetapi dapat menjadi haram jika …
a. Darahnya belum diambil secara tuntas
b. Mengumpulkan darahnya untuk dimasak atau dijual
c. Membelinya dengan mencekik harga pasar
d. Tetangganya tidak mau menjual kambing kepada pedagang
7. Binatang yang haram dimakan karena zatnya adalah …
a. Kuda c. Ayam
b. Lembu d. Anjing
8. Kita dilarang mengatakan haram pada suatu makanan dengan alasan …
a. Keadaannya menjijikkan
b. Sangat sulit diperoleh
c. Ada nas Al Quran dan Hadis
d. Ada sebab karena dilarang membunuh
9.
Dari surat Al Maidah ayat 90 diatas yang digaris bawah artinya adalah …
a. Minuman keras
b. Berkurban untuk berhala
c. Berjudi
d. Mengundi nasib
10. Manfaat mengkonsumsi makanan atau minuman yang halal adalah …
a. Menumbuhkan semangat dan gairah bekerja
b. Nafsu makan bertambah besar
c. Wajah menjadi pucat
d. Senang menyendiri dari masyarakat
SELAMAT MENGERJAKAN
Lampiran 10
Nama : ……………………..
No. Absen : ……………………..
Kelas : ……………………..
TES FORMATIF II
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d didepan jawaban yang
paling benar!
1. Makanan dan minuman yang kita konsumsi harus halal, baik zatnya maupun
cara memperolehnya, yang dimaksud halal zatnya adalah …
e. Asal ketentuan hukumnya dari zat Allah SWT
f. Halal status hukum makanan dan minuman tersebut
g. Makanan atau minuman tersebut asalnya memang halal
h. Tidak diperoleh dengan cara melanggar norma-norma tertentu
ا .2
Firman Allah SWT tersebut mengandung pokok pengertian …
a. Binatang buas haram dikonsumsi
b. Binatang laut halal dikonsumsi
c. Binatang yang disembelih halal di konsumsi
d. Binatang yang menjijikkan halal di konsumsi
3. Binatang yang haram dimakan karena zatnya adalah …
c. Kuda c. Ayam
d. Lembu d. Anjing
4. Berikut ini tergolong pengertian bangkai, kecuali…
a. Hewan yang mati tertunduk
b. Sapi mati dipukul
c. Kambing mati disembelih
d. Kerbau mati ditembak
ويحل لهن الطيبات ويحرم عليهن الخبائث .5
Firman Allah SWT diatas mengandung pengertian bahwa…
a. Binatang laut halal dikonsumsi
b. Binatang yang keadaannya menyenangkan, haram hukumnya
c. Binatang menjijikan haram dimakan
d. Binatang bertaring haram dimakan
6. Manfaat mengkonsumsi makanan atau minuman yang halal adalah …
e. Menumbuhkan semangat dan gairah bekerja
f. Nafsu makan bertambah besar
g. Wajah menjadi pucat
h. Senang menyendiri dari masyarakat
7. Binatang yang disembelih untuik sesaji hukumnya…
a. Mubah
b. Haram
c. Halal
d. Makruh
8. Binatang yang mati karena terpukul atau terjatuh tergolong…
a. Menjijikan
b. Hewan liar
c. Bangkai
d. Tidak layak dikosumsi
9. Menurut Islam, hukum asal semua makanan dan minuman adalah halal,
kecuali …
e. Apabila ada nas (ayat Al Quran dan Hadis) yang menyatakan haram
f. Apabila tidak tercantum dalam Al Quran atau Hadis
g. Apabila makanan atau minuman tersebut menjijikkan
h. Kita tidak terbiasa mengkonsumsinya
10. Binatang berikut ini yang haram dimakan adalah…
a. Pemberian teman yang baru dikenal
b. Untuk pemujaan berhala
c. Untuk aqiqoh anaknya
d. Untuk sedekah
SEMOGA SUKSES
Lampiran 11
Nama : ……………………..
No. Absen :………………………
Kelas : ……………………..
TES FORMATIF III
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d didepan jawaban yang
paling benar!
11. Binatang yang mati karena terpukul atau terjatuh tergolong…
a. Menjijikan
b. Hewan liar
c. Bangkai
d. Tidak layak dikosumsi
12. Binatang berikut ini yang haram dimakan adalah…
a. Pemberian teman
b. Untuk pemujaan berhala
c. Untuk aqiqoh anaknya
d. Untuk sedekah
13. Kita boleh mengkonsumsi bangkai ikan laut karena…
a. Agama yang menghalalkan
b. Tidak perlu disembelih
c. Tidak mungkin berpenyakit
d. Enak untuk dikosumsi
14. Berikut ini tergolong pengertian bangkai, kecuali…
a. Hewan yang mati tertunduk
b. Sapi mati dipukul
c. Kambing mati disembelih
d. Kerbau mati ditembak
15. Bangkai binatang dibawah ini yang tidak halal
dimakan adalah…
a. Bangkai belalang
b. Bangkai kambing
c. Bangkai ikan
d. Bangkai cumi-cumi
ويحل لهن الطيبات ويحرم عليهن الخبائث .16
Firman Allah SWT diatas mengandung pengertian bahwa…
a. Binatang yang keadaannya menyenangkan, haram hukumnya
b. Binatang laut halal dikonsumsi
c. Binatang menjijikan haram dimakan
d. Binatang bertaring haram dimakan
17. Dibawah ini yang termasuk binatang yang diharamkan karena zat adalah…
a. Anjing
b. Kuda
c. Lembu
d. Belatung
18. Binatang yang disembelih untuik sesaji hukumnya…
a. Mubah
b. Makruh
c. Halal
d. Haram
19. Hukum asal daging kambing adalah halal, tetapi dapat menjadi haram jika …
a. Mengumpulkan darahnya untuk dimasak
b. Darahnya belum diambil secara tuntas
c. Disembelih orang perempuan
d. Membelinya dengan mencekik harga pasar
ا .20
Firman Allah SWT tersebut mengandung pokok pengertian …
e. Binatang buas haram dikonsumsi
f. Binatang laut halal dikonsumsi
g. Binatang yang disembelih halal di konsumsi
h. Binatang yang menjijikkan halal di konsumsi
SEMOGA SUKSES
Lampiran 12
Penghitungan menggunakan teknik t-test untuk menguji kebenaran hipotesis
penelitian.
No 𝑥𝐴 𝑥1 𝑥2 𝑥3 (𝑥𝐴-𝑥 𝐴)2 (𝑥1-𝑥 1)
2 (𝑥2-𝑥 2)2 (𝑥3-𝑥 3)
2
1 8,7 6 9 9 0,49 2,25 0,36 0,01
2 7,4 8 9 10 0,36 0.25 0,36 1,21
3 9,1 7 8 10 1,21 0.25 0,16 1,21
4 7,2 8 10 10 0,64 0.25 2,56 1,21
5 8,8 8 10 10 0,64 0.25 2,56 1,21
6 7,1 6 8 9 0,81 2,25 0,16 0,01
7 7,3 7 8 8 0,49 0.25 0,16 0,81
8 8,2 8 7 8 0,040, 0.25 1,96 0,81
9 7,4 8 10 10 0,36 0.25 2,56 1,21
10 8,5 7 9 9 0,25 0.25 0,36 0,01
11 7,8 8 9 10 0,04 0.25 0,36 1,21
12 8,3 9 8 8 0,09 2,25 0,16 0,81
13 8,5 8 9 9 0,25 0.25 0,36 0,01
14 8,4 8 9 9 0,16 0.25 0,36 0,01
15 8,6 7 9 10 0,36 0.25 0,96 1,21
16 8,4 6 7 8 0,16 2,25 1,96 0,81
17 8,5 8 8 9 0,25 0.25 0,16 0,01
18 9,4 8 8 8 1,96 0.25 0,16 0,81
19 7,9 7 8 9 0,01 0.25 0,16 0,01
20 6,8 6 7 7 1,44 2,25 1,96 3,61
21 9,0 6 8 9 1 2,25 0,16 0,01
22 6,4 8 8 8 2,56 0.25 0,16 0,81
23 8,7 8 8 8 0,49 0.25 0,16 0,81
24 8,0 8 6 7 0 0.25 5,76 3,61
25 9,3 9 10 10 1,69 2,25 2,56 1,21
26 8,7 8 9 9 0,49 0.25 0,36 0,01
27 8,1 8 9 10 0,01 0.25 0,36 1,21
28 8,0 9 9 10 0 2,25 0,36 1,21
29 5,7 7 10 10 5,29 0.25 2,56 1,21
30 7,8 6 9 10 0,04 2,25 0,36 1,21
31 8,1 8 9 10 0,01 0.25 0,36 1,21
32 9,0 9 9 9 1 2,25 0,36 0,01
33 6,5 7 7 8 2,25 0.25 1,96 0,81
34 7,3 8 7 8 0,49 0.25 1,96 0,81
35 7,9 6 6 7 0,01 2,25 5,76 3,61
∑X 280,8 263 294 313 25,34 30,75 40,4 33,95
𝑋 8,02 7,5 8,4 8,9
Menghitung standar deviasi :
1. Standar deviasi sebelum dilakukan tindakan
𝑆𝐴2
= ∑ 𝑋𝐴 – 𝑋 𝐴 2
𝑁𝐴 =
25,34
35 = 0,72
2. Standar deviasi pada siklus I
𝑆12
= ∑ 𝑋1 – 𝑋 1 2
𝑁𝐵 =
30,75
35 = 0,87
3. Standar deviasi pada siklus II
𝑆22
= ∑ 𝑋2– 𝑋 2 2
𝑁𝐵 =
40,4
35 = 1,15
4. Standar deviasi pada siklus III
𝑆32
= ∑ 𝑋3– 𝑋 3 2
𝑁𝐵 =
33,95
35 = 0,97
Mencari 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 pada setiap siklus :
1. Siklus I
𝑡1 = 𝑋 𝐴−𝑋 1
𝑆𝐴2+𝑆12
𝑁𝐴
= 25,34−30,75
0,72+0,87
35
= 5,41
0,04 =
5,41
0,2= 27,05
2. Siklus II
𝑡2 = 𝑋 𝐴−𝑋 2
𝑆𝐴2+𝑆12
𝑁𝐴
= 25,34−40,4
0,72+1,15
35
= 15,06
0,05 = 15,06
0,22 = 68,45
3. Siklus III
𝑡3 = 𝑋 𝐴−𝑋 3
𝑆𝐴2+32
𝑁𝐴
= 25,34−33,95
0,72+0,97
35
= = 8,61
0,04 = 8,61
0,2= 43,05
Lampiran 13
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Ma’unatul Choiriyah
NIM : 111 06 120
Jurusan/Progdi:Tarbiyah/PAI
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Ket Nilai
1 OPSPEK STAIN Salatiga 26-29 Agustus 2006 Peserta 3
2 Mapaba PMII Komsat. Joko Tingkir
Salatiga
14-16 September 2006 Peserta 3
3 16th Anniversary of LPM Dinamika
STAIN Salatiga
26 September 2006 Peserta 2
4 PLCPP Racana STAIN Salatiga 21-24 November 2006 Peserta 3
5 Diskusi Dwi Mingguan BEM STAIN
Salatiga tentang poligami dalam
perspektif gender
23 Desember 2006 Peserta 2
6 PHBI Maulid Nabi PPTI Al-Falah
Salatiga
32 Maret 2007 Panitia 3
7 Seminar Nasional & konsolidasi BEM
se-Jateng
5 April 2007 Peserta 6
8 Pelatihan Kader Dasar (PKD) PMII 17 -19 Mei 2007 Peserta 3
9 Ta’aruf Study Santri PPTI Al-Falah
Salatiga
20 Juli 2007 Panitia 3
10 PHBI Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad
S.A.W PPTI Al-Falah Salatiga
11 Agustus 2007 Panitia 3
11 Lomba membaca dan menerangkan
Kitab Arba’in Nawawi PPTI Al-Falah
Salatiga
25 Agustus 2007 Juara II 3
12 Lomba membaca dan menerangkan
Kitab Sulam At-Taufiq PPTI Al-Falah
Salatiga
25 Agustus 2007 Juara II 3
13 Haflah Akhirossanah ke XVII PPTI
Al-Falah Salatiga
25 Agustus 2007 Panitia 3
14 Diskusi Ramadhan”HMI Komsat Wali
Sanga dan Ganesa
18 September 2007 Peserta 2
15 Konsolidasi Alumni, Kader & Tabligh 06 November 2007 Panitia 3
Kerakyatan (PMII) Komsat. Joko
Tingkir Salatiga
16 MAPABA PMII Komsat. Joko Tingkir
Salatiga
20 November 2007 Panitia 3
17 WORKSHOP “Pelatihan karya Tulis
Ilmiah Mahasiswa” STAIN Salatiga
27-28 November 2007 Peserta 3
18 Gladi Wira Brigsus (GWB) XIV
BRIGSUS Racana STAIN Salatiga
14-17 Desember 2007 Peserta 2
19 PHBI Idul Adha Masjid At-Taqwa
Klaseman Salatiga
20 Desember 2007 Panitia 3
20 PHBI Tahun Baru Hijriah PPTI Al-
Falah Salatiga
10 Januari 2008 Panitia 3
21 LATGAB V Se-Jawa Tengah
BRIGSUS NAGA SANDHI Racana
STAIN Salatiga
16-17 Februari 2008 Panitia 3
22 Seminar Nasional Menggagas
Penguatan Penguatan Peran Sarjana
Syari’ah dalm Upaya Penegakan
Hukum di Indonesia
28 Februari 2008 Peserta 6
23 Latihan Gabungan Pramuka Penegak
SMA se-Kota Salatiga dan Kabupaten
Semarang
9 Maret 2008 Panitia 4
24 Sosialisasi PILGUB Jawa Tengah
“Partisipasi Aktif pmuda Menentukan
Kualitas Pemilu Gubernur Jawa
Tengah”
13 Maret 2008 Peserta 2
25 Lomba PHBI Maulid Nabi
Muhammad S.A.W PPTI Al-Falah
Salatiga
15-19 Maret 2008 Dewan
Juri
4
26 PHBI Maulid Nabi Muhammad
S.A.W PPTI Al-Falah Salatiga
15-19 Maret 2008 Panitia 3
27 Seminar Nasional “Kepemimpinan
Demokratisasi & Politik Pendidikan
23 April 2008 Peserta 6
untuk Kesejahteraan Rakyat”
28 Kursus Pembina Pramuka Mahir
Tingkat Dasar (KMD) Kwartir cabang
kota Salatiga
21-26 Juli 2008 Peserta 3
29 OPSPEK STAIN Salatiga 25-27 Agustus 2008 Panitia 3
30 Amalan Ramadhan Racana (ARR)
STAIN Salatiga
21-25 September 2008 Panitia 3
31 PLCPP XVIII Racana STAIN Salatiga 06-09 November 2008 Panitia 3
32 Bedah Buku”Kaum Muda Menatap
Masa depan Indonesia” oleh DEMA
STAIN Salatiga
14 November 2008 Peserta 2
33 Surat pernyataan dari Ponpes
Miftakhurrosyidin Madureso
Temanggung
2003-2004 Ustadzah/
Qori’ah
7
34 Surat pernyataan dari PPTI Al-Falah
Salatiga
2008-Sekarang Ustadzah 12
35 Seminar pembiayan pendidikan Kota
Salatiga oleh DEMA STAIN Salatiga
25 Maret 2009 Peserta 2
36 Bedah Film”Laskar Pelangi”dan
Penggalangan Dana untuk Korban Situ
Gintung
4 April 2009 Peserta 2
37 Seminar Nasional Demokrasi,
kepemimpinan Nasional dan Masa
Depan Indonesia
22 April 2009 Peserta 6
38 Haflah Akhirossanah MADIN
”Bustanul Ulum” Mergowati Kedu
Temanggung
12 Agustus 2009 Panitia 3
39 Lomba Haflah Akhirossanah MADIN
”Bustanul Ulum” Mergowati Kedu
Temanggung
1-12 Agustus 2009 Dewan
Juri 4
40 Amalan Ramadhan Racana (ARR)
Racana STAIN Salatiga 6-10 September 2009 Panitia 3
41 Workshop “kepemimpinan” DEMA 19-21 Oktober 2009 Peserta 3
STAIN Salatiga
42 Workshop “Multimedia” SEMA dan
HMJ Tarbiyah STAIN Salatiga 22-24 Oktober 2009 Pesera 2
43 Pekan Olahraga STAIN
Salatiga(PORS) Cabang WUSHU dan
SSC
23 November 2009 Panitia 3
44 Surat pernyataan dari MADIN
“Bustanul Ulum” Mergowati Kedu
Temanggung
Juli 2009-Sekarang Pengurus 6
45 Surat pernyataan dari MADIN
“Bustanul Ulum” Mergowati Kedu
Temanggung
Desember 2009-
Sekarang Ustadzah 7
46 Surat pernyataan dari MI Najmul Huda
Kedu Temanggung 12 Juni 2010-sekarang
Guru
Wiyata
Bhakti
7
Jumlah 165
Salatiga, 12 Agustus 2010
Pembantu Ketua
Bidang Kemahasiswaan
H. Agus Waluyo, M.Ag
NIP. 19750211200003 1 001