Penilaian Klinis Tumbuh Kembang

download Penilaian Klinis Tumbuh Kembang

of 3

description

tumbuh kembang

Transcript of Penilaian Klinis Tumbuh Kembang

Penilaian Klinis Tumbuh Kembang

1. CraniometriYang pertama dari pendekatan pengukuran untuk mempelajari pertumbuhan, dimana ilmu fisik dari antropologi dimulai, yaitu craniometri, berdasarkan pada pengukuran tulang tengkorak yang ditemukan diantara tulang manusia. Craniomerti awalnya digunakan untuk mempelajari masyarakat Neanderthal dan CroMagnon yang tengkoraknya ditemukan di gua-gua Eropa pada abad 18 dan 19. Seperti pada bahan tengkorak, dapat memungkinkan untuk menyatukan pengetahuan tentang kepunahan populasi dan untuk mendapatkan gambaran dari pola tentang pertumbuhan dengan membandingkan satu tengkorak dengan tengkorak lainnya. Keunggulan dari craniometri yaitu dapat menghasilkan pengukuran yang tepat pada tengkorak yang kering; juga memiliki kerugian untuk ilmu pertumbuhan yaitu, sesuai kebutuhan, semua data ini harus di cross-sectionalkan. Cross-sectional berarti meskipun terdapat perbedaan usia pada populasi, individu yang sama dapat diukur hanya pada satu titik waktu.

2. AnthropometriDapat mengukur dimensi tulang pada orang hidup. Pada tekhnik ini, disebut anthropometri, berbagai macam landmark dibangun dalam mempelajari tengkorak kering yang diukur pada orang hidup dengan mudah dengan menggunakan jaringan lunak pada tulang. Seperti contoh, memungkinkan untuk mengukur panjang dari cranium dari titik pada jembatan hidung ke titik terbusung pada belakang tengkorak. Pengukuran ini dapat dibuat pada tengkorak yang dikeringkan maupun pada orang hidup. Tetapi, hasilnya akan berbeda karena pada ketebalan jaringan lunak yang berlebih pada kedua landmark. Meskipun jaringan lunak menghasilkan variasi, anthropometri memungkinkan untuk mengikuti perkembangan dari individu secara langsung, membuat pengukuran yang sama berulang kali pada waktu yang berbeda-beda. Ini menghasilkan data longitudinal: mengulang pengukuran pada individu yang sama. Sekarang ini, ilmu anthropometric Farkas telah menyediakan data yang berharga untuk proporsi wajah manusia dan perubahannya sepanjang waktu

3. Radiologi cephalometricTeknik pengukuran yang ketiga, radiologi cephalometric itu penting, tidak hanya pada studi pertumbuhan, tetapi juga pada evaluasi klinis dari pasien orthodontic. Teknik ini bergantung pada pengorientasian kepala dengan tepat sebelum membuat radiograf, dengan kontrol ketepatan yang sama dari pembesaran. Hal ini dapat mengkombinasikan keuntungan dari craniometry dan anthropometry. Teknik ini memungkinkan pengukuran langsung dari dimensi kerangka tulang. Studi tentang perumbuhan dapat dilakukan dengan menempatkan tracing atau model digital dari cephalogram pada sebelumnya, sehingga perubahan dapat diukur. baik lokasi dan jumlah pertumbuhan dapat diamati dengan cara ini.Kerugian dari radiograf standar cephalometric adalah karena hal ini menghasilkan gambaran 2 dimensi dari struktur 3 dimensi, dan sebagainya, bahkan dengan posisi kepala yang tepat, tidak semua pengukuran dapat dilakukan. sampai batas tertentu, hal ini dapat diatasi dengan membuat lebih dari satu radiografi pada orientasi yang berbeda dan menggunakan triangulasi untuk menghitung jarak miring. pola umum pertumbuhan kraniofasial dikenal dari studi craniometric dan antropometri sebelum radiografi cephalometric ditemukan, tapi jauh dari gambaran sebelumnya, pertumbuhan kraniofasial didasarkan pada studi cephalometric

4. Penggambaran 3 dimensiInformasi yang baru sekarang diperoleh dengan penerapan teknik penggambaran 3 dimensi. Computed axial tomography (CAT atau CT) memungkinan rekonstruksi 3 dimensi dari cranium dan wajah, dan metode ini telah diterapkan selama beberapa tahun untuk rencana perawatan bedah untuk pasien dengan deformitas fasial. Baru-baru ini, cone beam telah diterapkan untuk scan wajah, secara signifikan mengurangi dosis radiasi dan memungkinkan scan pasien dengan paparan radiasi yang jauh lebih dekat dengan dosis dari Cephalogram. superimposisi gambar 3-D jauh lebih sulit daripada superimposisi digunakan dengan radiografi cephalometrics 2-D, tetapi metode yang dikembangkan baru-baru ini adalah mengatasi kesulitan ini. magnetic resonance imaging (MRI) juga menyediakan gambar 3-D yang dapat berguna dalam studi pertumbuhan, dengan keuntungan bahwa tidak ada paparan radiasi dengan teknik ini. metode ini sudah diterapkan pada analisis perubahan pertumbuhan yang dihasilkan oleh peralatan fungsional. pemeriksaan perubahan 3-D yang lebih rinci pada pasien pertumbuhan hampir pasti akan menambah pengetahuan pola pertumbuhan saat ini dalam waktu dekat.