Penilaian kinerja (mia,aviza,heggi)
description
Transcript of Penilaian kinerja (mia,aviza,heggi)
PENILAIAN KINERJA
KELOMPOK 7MIA WARDATUNIDA
HEGGI ADITYA
AVIZA ANATHA BHAKTI
PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA
• Menurut pendapat Robert L. Mathis dan John H. Jackson
(2006, p382) penilaian kinerja (performance appraisal )
adalah proses mengevaluasi seberapa baik karyawan
melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan
seperangkat standar, dan kemudian mengkomunikasikan
informasi tersebut pada karyawan.
• Menurut Dessler dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya
Manusia” (2004, p2), mengatakan bahwa menilai kinerja
adalah kegiatan memperbandingkan kinerja actual
bawahan dengan standar-standar yang telah ditetapkan.
PENETAPAN STANDART KERJA
Penilaian kinerja actual
karyawan dalam hubungan dengan
standar-standar yang telah
ditetapkan.
Memberi umpan balik kepada
karyawan dengan tujuan memotivasi
orang tersebut untuk menghilangkan
penurunan kinerja atau terus
berkinerja lebih tinggi.
BEBERAPA ALASAN UNTUK MENILAI KINERJA, ANTARA LAIN :
• Penilaian memberikan informasi
tentang dapat dilakukannya promosi
dan penetapan gaji karyawan.
• Penilaian member suatu peluang
bagi manajer dan bawahan untuk
meninjau perilaku yang
berhubungan dengan kinerja
karyawan.
PENILAI
Untuk menilai pencapaian kinerja karyawan, perlu ditentukan orang – orang
yang paling memahami kinerja karyawan. Pihak paling memahami rencana
sasaran kinerja karyawan yaitu atasannya, namun yang mengetahui unjuk kerja
karyawan tersebut belum tentu atasannya. Pencapaian sasaran kerja utama yang
bersifat kuantitatif dapat dinilai oleh atasannya berdasarkan bukti- bukti
administratif seperti biaya, penjualan, jumlah stok persediaan atau tingkat turn
over karyawan. Namun penilaian perilaku karyawan mungkin lebih tepat bila
dilakukan oleh karyawan lain yang memiliki hubungan kerja dengan karyawan
tersebut.
PENILAIAN UMPAN BALIK ATASAN
Pada proses penilaian kinerja
tradisional, kinerja karyawan dinilai
hanya oleh atasannya dengan asumsi
bahwa atasan merupakan orang yang
paling memahami pekerjaan
bawahannya. Cara ini dapat digunakan
bila karyawan dan atasannya bekerja
diruangan kantor yang sama, sehingga
atasan mudah mengamati langsung
hasil dan cara kerja karyawannya.
PENILAIAN UMPAN BALIK MULTIRATER
Kadang terjadi situasi dimana karyawan
bekerja di lokasi yang berbeda dengan
atasan seperti penugasan pada pengeboran
lepas pantai, lokasi pertambangan dan
kantor unit pelayanan. Umumnya penilaian
multirater digunakan untuk menilai perilaku
atau kompetensi karyawan dan dilakukan
oleh atasan, rekan kerja, bawahan serta
personel dari departemen lain yang memiliki
hubungan proses kerja dengan karyawan.
PENILAIAN UMPAN BALIK 3600
penilaian kinerja paling lengkap menggunakan system penilaian 360
derajat. Karyawan menertima penilaian umumnya tentang perilaku atau
komptensi karyawan dari orang-orang dalam dan luar perusahaan meliputi
atasan, rekan,bawahan, orang dai departemen lain yang memiliki hubungan
proses kerja, pelanggan, pemosok maupun rekan kerja eksternal lainnya.
Keuntungan mengggunakan system ini karyawan mendapatkan umpan
balik dari berbagai pihak. Kekurangannya penggunaannya merepotkan,
menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk diadministrasikan dan bila
menggunakan teknologi informasi akan menghabiskan banyak biaya,
SELF ASSESMENT KARYAWAN
Pada masa lalu penilaian kinerja dinilai oleh atasan
yang kemudian menyampaikannya pada
karyawan. Ketika proses manajemen kinerja
dipahami merupakan proses yang melibatkan
secara aktif kedua belah pihak baik atasan dan
bawahan, maka terbuka isu perlukah karyawan
melakukan penilaian kinerja dirinya sendiri.
Melibatkan karyawan dengan melakukan penilaian
diri sendiri terbukti dapat mendorong komunikasi
yang terbuka mengenai pencapaian kinerja dan
kebutuhan
METODE PENILAIAN KINERJA
Perusahaan dapat memilih berbagai
metode penilaian kinerja yang sesuat
dengan sasaran kinerja dan sesuai dengan
jabatan karyawan yang dinilai. Apapun
metodenyayang terpenting adalah
komunikasi serta umpan balik secara
berkesinambungan antara atasan dan
bawahan untuk mencapai sasaran kinerja.
Yang diharapkan.
GRAPHIC RATING SCALE
Metode penilaian yang paling umum digunakan yaitu graphic rating scale. From penilaian
terdiri dari aspek-aspek yang dinilai misalnya pelayanan, kerjasama dan produktivitas. Tingkatan
penilaian berdasarkan kategori urutan skala seperti tidak baik, kurang baik, cukup,baik, dan
istimewa. Sebagai contoh penilaian kinerja seorang staff produksi dilakukan menggunakan metode
graphic rating scale dengan skala 1-5 sebagai berikut:
Kriteria penilaian rating:
1= Istimewa : konsisten memenuhi standart dan sering melebihi standar
2= Baik : sering memenuhi standart dan kadang-kadang melebihi standat
3= Cukup : Memenuhi standart, jarang melebihi dan jarang dibawah standart
4= Kurang : Kadang memnuhi, jarang melebihi dan sering dibawah standart
5= Tidak Baik : Selalu atau sebagian besar berada dibawah standart
RANGKING
Dengan metode rangking,penilai membuat urutan karyawan dari
yang memiliki kinerja terbaik hingga kinerja terburuk.hanya bisa dilakukan
pada perusahaan dengan jumlah karyawan sedikit umumnya berkurang
dari 20 orang dengan jumlah jabatan sedikit.kelebihan metode ini
membandingkan dengan jelas kinerja antar karyawan dan mudah dibuat
format penilaiannya.sedangkan kekurangan sulit membuat banyak aspek
penilaian ,sulit memperbandingkan standar kinerja antar jabatan serta
tidak mengidentifikasi perbedaan tingkat kinerja antar urutan misalnya 1
dan 2 hanya sedikit berbeda baik kompetensi dan pencapaian target
kinerjanya namun urutan 11 dan12 mungkin perbedaan tingkat kinerjanya
cukup jauh.tingkat subyektivitas dengan metode iini juga tinggi karena
tidak menggunakan aspek dan kriteria kinerja yang jelas.
FORCED DISTRIBUTION Dalam metode ini nilai kinerja karywan dimasukkan
dalam kategori yang terbagi menyerupai distribusi
normal.Persentase kecil karyawan dimasukkan dalam
kategori istimewa dan buruk,persentase yang lebih besar
pada kinerja di atas standar serta persentase terbesar
masuk kategori sesuai standar.Umumnya karyawan yang
masuk dalam kategori istimewa menjadi kandidat
dipromosikan dan sebaliknya karyawan yang masuk dalam
kategori berkinerja buruk menjadi sasaran pemutusan
hubungan kerja.Keterbatasan metode ini adalah beberapa
karyawan harus ditempatkan dalam kategori istimewa
walaupun sebenarnya kinerja tidak istimewa.
Sebagai contoh suatu perusahaan konsultan besar
menetukan kategori penilaian kinerja karyawan dengan
persentase dari seluruh karyawan sebagai berikut.Kinerja
istimewa 5%,di atas standar 20%,kinerja standar 50% di
bawah standar 20% dan berkinerja buruk 5%.Perusahaan
memiliki 10 karyawan.Andi masuk dalam kategori
istimewa 5% dari karyawan yang berkinerja terbaik
walaupun penilaian kinerjanya hanya di atas rata-
rata.sebaliknya Winda masuk dalam kategori berkinerja
buruk 5% dari karyawan yang berkinerja buruk 5% dari
karyawan yang berkinerja paling rendah walaupun
penilaian kinerjanya hanya sedikit di bawah rata-rata.
ESSAY & CRITICAL INCIDENT
Kedua metode ini menggunakan cara naratif yaitu penilai menceritakan
dalam tulisan bagaimana kinerja karyawan selama periode penilaian
kinerja.Pada metode essay,penilai menceritakan beberapa aspek kinerja
karyawan misalnya menggambarkan bagaimana produktivitas dan
kerjasama karyawan.Sedangkan pada critical incident,penilai mencatat
perilaku baik dan buruk karyawan terhadap aspek yang di nilai,misalnya
pada aspek kerjasama penilai mencatat pada tanggal tertentu
karyawan menolak membantu program kerja kelompok kerjanya dan
pada tanggal tertentu mengkordinasikan kelompoknya dalam
pembuatan rencana kerja awal tahun.Kelemahan metode ini sulit
membandingkan kinerja karyawan karena tidak ada criteria penilaian
yang jelas dan spesifik serta sulit diadministrasikan karena tidak ada
nilai kuantitatif.
BEHAVIORALLY ANCHORED RATING SCALE (BARS)
BARS memberikan gambaran perilaku
secara spesifik pada setiap kriteria
rating penilaian. Metode inimerupakan
kombinasi graphic rating scale dengan
critical incident. Penilai
membandingkan perilaku karyawan
yang dinilai dengan memberikan nilai
sesuai rating yang memberikan
gambaran perilaku paling mendekati
perilaku karyawan.
RESULT ORIENTED: KPI-KEY PERFORMANCE INDICATORS
Key performance indicator (KPI) adalah alat untuk
mengukur tingkat keberhasilan perusahaan bai ukuran
keuangan maupunnon keuangan dalam rangka kelancaran
operasi perusahaan secara efektif dan efisien, pengembangan
usaha dan untuk memenuhi harapan stalkholders. Awalnya KPI
merupakan ukuran penilaian kinerja pada tingkatan perusahaan
namun kemudian diturunkan pada tingkat departement hingga
pada tingkat kinerja individu. Padatingkat individu KPI menjadi
alat ukur tingkat keberhasilan kinerja karyawan. Penilaian KPI
berdasarkan formula untuk menghitung ukuran keberhasilan
pencapaian sasaran kinerja. Target sasaran kinerja sesuai
dengan target nilai KPI yang ingin dicapai.
MANAGEMENT BY OBJECTIVES
Proses management by objectives (MBO)
mempunyai proses penilaian KPI. Karyawan
dan atasan menyepakati target sasaran kinerja
karyawan yang diturunkan dari sasaran kinerja
perusahaan dan unit kerja.karyawan dan
atasan secara berkala bertemu untuk
memonitor dan memberikan umpan balik
untuk pencapaian target. Pertemuan berkala
juga dilakukan untuk melakukan revisi atas
sasaran kinerja. Penilaian kinerja berdasarkan
ada pencapaian target tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
• aprianto, b. Profesional SDM Indonesia . ppm manajemen .