Penilaian Kinerja (Full)

download Penilaian Kinerja (Full)

of 32

Transcript of Penilaian Kinerja (Full)

Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan

PENILAIAN KINERJA

KELOMPOK 2 1. Fasiha Fatmawati 2. Arif Muhammad A. 3. Mei Linda 4. Restu Nur Hidayat 5. Eka Desiana ( 09108241022 ) ( 09108241047 ) ( 09108241077 ) ( 09108244054 ) ( 09108244096 )

KELAS: S. 6B

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012

Penilaian Kinerja

A. Penilaian Kinerja Kecendrungan penggunaan penilaian kinerja, berawal dari rasa tidak puas terhadap penggunaan penilaian tunggal berupa tes baku yang umumnya berbentuk tes obyektif karena dianggap tidak mampu menampilkan kemampuan pembelajaran secara holistik. Salah satu cara penilaian yang banyak digunakan untuk menentukan kemampuan seseorang adalah penilaian kinerja. Baik berupa kemampuan kognitif maupun kemampuan afektif dan kemampuan psikomotor sekaligus. Definisi tentang penilaian kinerja sebagai suatu proses pengumpulan data dengan cara pengamatan yang sistematik untuk membuat keputusan tentang individu yang diamati. Ada lima elemen utama yaitu proses, pengumpulan data, pengamatan sistematik, integrasi data, dan keputusan individu. Kinerja individu merupakan performansi maksimal yang ditunjukan sebagai akibat dari suatu proses belajar. Kinerja individual mengacu pada prestasi kerja individu yang diatur berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi. Penelitian Goodhue dan Thompson (1995) menyatakan bahwa pencapaian kinerja individual berkaitan dengan pencapaian serangkaian tugas-tugas individu. Kinerja yang lebih tinggi mengandung arti terjadinya peningkatan efisiensi, efektivitas atau kualitas yang lebih tinggi dari penyelesaian serangkaian tugas yang dibebankan kepada individu dalam perusahaan atau organisasi. Penilaian kinerja sangat terkait dengan teori belajar. Teori belajar fleksibilitas kognitif dari R. Spiro (Zainul, 2001) menegaskan belajar pada dasarnya sesuatu yang kompleks dan tidak terstruktur. Proses belajar berarti tak pernah berakhir, selalu ada proses adaptasi dan selalu berubah oleh karenanya penilaian dibutuhkan untuk menyertai seluruh kegiatan belajar dan pembelajaran. J. Bruner (Zainul, 2001)menegaskan bahwa belajar adalah proses aktif pebelajar yang mengkonstruksikan gagasan baru atau konsep baru atas dasar konsep, pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki. Proses belajar berlangsung berlangsung melalui tiga proses yaitu perolehan, mentransfer dan mengolah kembali. Belajar merupakan suatu kegiatan pengolahan informasi yang menemukan kebutuhan untuk mengenal dan menjelaskan gejala yang terjadi dilingkungan pebelajar. Dalam belajar tercakup tiga hal yakni informasi tentang bagaiman kreativitas tubuh diantara para pebelajar, belajar

membantu menyusun pengetahuan, dan belajar membantu mengurutkan pengetahuan sedemikian rupa menjadi bermakna. Maka assessment kinerja dibutuhkan dalam praktek penilaian. C Rogers (Zaenul, 2001) mengidentifikasi belajar menjadi 2 jenis yakni cognitive learning yang berhubungan dengan pengetahuan yang sifatnya akademik dan experiental learning pengetahuan yang sifatnya terapan. Penilaian dibutuhkan untuk mendeteksi aktivitas perolehan kompetensi pebelajar baik pada proses keterlibatan pribadi, inisiatif, evaluasi diri dan dampak yang dialaminya. Howard Gardner (Zamroni, 2000) menyatakan bahwa belajar bukan hanya didominasi oleh aspek kognitif saja tetapi memiliki multi aspek, sehinggs pembelajaran harus memperhatikan aspek-aspek yang lain. Teori lama hanya memperhatikan kemampuan verbal-linguistics sensitivity dan kemampuan logical-mathematical; sedangkan teori multipleiabilities, talents, and skills melibatkan juga kemampuan visualspatial, bodily-kinesthetic, musical-rhythnical, interpersonal, intrapersonal dan

naturalist. Pandangan ini menjelaskan bahwa penilaian hasil maupun proses belajar tidak hanya mengukur salah satu atau beberapa aspek tetapi harus mengukur seluruh aspek kemampuan pebelajar. Penilaian kinerja atau performance assessment dilihat dari istilahnya merujuk pada penggunaan yang berbeda terhadap pendekatan penilaian. Fitzpatrick dan Morison (Dirjen Dikdas men,Dirtendik, Depdiknas,2003) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang sangat besar antara penilaian kinerja dengan tes lainnya yang dilaksanakan didalam kelas. Asumsi-asumsi Dan karakteristik Penilaian Kinerja Asumsi-asumsi yang digunakan yaitu; 1. Pengetahuan itu dikonstruksi. Karena itu partisipasi aktif pebelajar dalam belajar adalah kunci dari penilaian kinerja. 2. Tugas adalah bermanfaat. Tugas yang ideal adalah berkaitan dengan pengajaran, mengaktifkan keterlibatan pebelajar dalam aktivitas belajar yang bermanfaat. 3. Penilaian yang baik meningkatkan pengajaran. Semua tujuan penilaian adalah menyediakan informasi yang sahih untuk pengambilan keputusan. 4. Kesepakatan kriteria mendorong belajar. Pebelajar akan aktif terlibat dalam belajarnya, jika mereka harus tampil terbaik, ketika mereka tahu bahwa tujuan mereka belajar untuk masa depan, ketika mereka memiliki peluang untuk menguji

model belajar yang terbaik, dan ketika mereka mengerti bahwa bagaimana kinerjanya akan dibandingkan dengan kriteria. Penilaian kinerja sebagai penilaian autentik memiliki basis pengembangan dan standar kompetensi. Penilaian ini meliputi kegiatan penilaian yang bersifat formatif dan sumatif dengan mengguanakan acuan kriteria. Penilaian kompetensi menurut Wolf (Zainul, 2004) garis besarnya terdiri dari komponen-komponen: 1. Tujuan yang harus dinyatakn secara akurat dan dalam terminologi tingkah laku (behavioral terms) 2. Kriteria untuk penilaian harus dinyatakan secara terbuka dan eksplisit 3. Penolakan terhadap penerapan masa belajar dan persyaratan masuk bagi calon peserta didik. 4. Persyaratan kelulusan adalah kemampuan mendemonstrasikan kompetensi dalam profesinya. 5. Needs assessment menjadi suatu yang esensial untuk mengidentifikasi kompetensi peserta didik. 6. Personalisasi program pembelajaran dan individualisasi penilaian. Karakteristik penilaian berbasis kompetensi terdiri dari: 1. One-to one correspondence with outcome-base-standards. 2. Individualized assessment. 3. Competent/not yet competent judgement only. 4. Assessment in the workplace. 5. No specified time for completion of assessment. 6. No specified course of learning /study. 7. The only condition for achieving is successful assessment on all performance criteria. Menurut Mardapi (2004) karakteristik penilaian berbasis kompetensi meliputi: 1. Hasil belajar merupakan kemampuan atau kompetensi yang dapat didemonstrasikan. 2. Kecepatan belajar pebelajar berbeda dalam mencapai ketuntasan belajar. 3. Penilaian hasil belajar menggunakan acuan kriteria 4. Adanya program pembelajaran remidi dan pengayaan. 5. Pengajar atau pendidik merancang pengalaman belajar peserta didik

6. Pengajar adalah fasilitator 7. Pembelajaran mencakup aspek afektif yang terintegrasi dalam semua bidang studi. Menurut Mardapi (2004) prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penilaian yaitu akurat, ekonomis, dan mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Oleh sebab itu sistem penilaian yang digunakan di setiap lembaga pendidikan harus mampu: 1. Memberikan informasi yang akurat. 2. Mendorong peserta didik belajar. 3. Memotivasi tenaga pendidik mengajar. 4. Meningkatkan kinerja lembaga. 5. Meningkatkan kualitas pendidikan. Menurut Pohman (1995) mensyaratkan adanya 7 kriteria yang harus digunakan dalam melakukan penilaian yakni: 1. Generability, yakni apakah kinerja peserta tes dalam melakukan tugas yang diberikan sudah memadai untuk digeneralisasikan kepada tugas-tugas lain. 2. Authenticity, yakni apakah tugas yang diberikan sudah serupa dengan apa yang dihadapi dalam praktek kehidupan nyata sehari-hari. 3. Multiplefoci, yakni apakah tugas yang diberikan kepada peserta tes sudah mengukur lebih dari satu kemampuan yang diinginkan. 4. Teachability, yakni apakah tugas yang diberikan merupakan tugas yang relevan yang hasilnya semakin baik akibat adanya usaha mengajar di kelas. 5. Fairness, yakni apakah tugas yang diberikan sudah adil (fair), tidak mengandung bias berdasar latar untuk semua peserta tes. 6. Feasibillity, yakni apakah tugas yang diberikan dalam penilaian ketrampilan atau penilaian kinerja memang relevan untuk dapat dilaksanakan mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan/tempat, waktu atau peralatannya. 7. Scorability. Yakni apakah tugas yang diberikan nanti dapat diskor dengan akurat dan reliabel, karena salah satu tahap dalam penilaian kinerja yang sensitif adalah perlakuan dalam pemberian skor. Ditilik dari prosedur untuk merancang instrumennya, Anderson (2003) perbedaan penilaian alternatif dengan penilaian konvensional terletak pada 4 langkah

dalam merancang instrumen yaitu pada langkah ke 4, 5, 7 dan 10 dari 10 langkah yang ada berikut ini: 1. Tentukan tujuan dan gunakan tabel taksonomi untuk menentukan sel-sel yang sesuai untuk rumusan tujuan tersebut. 2. Tentukan banyaknya jumlah unit penilaian. 3. Tuliskan tugas penilaian dari setiap tujuan. 4. Setelah tugas penilaian direview pihak lain, lakukan perubahan jika perlu. 5. Persiapkan unit penilaian. 6. Persiapkan metode pensekoran. 7. Administrasikan unit penilaian. 8. Analisis hasil penilaian. 9. Nilai skor pebelajar pada setiap unit penilaian. 10. Simpan instrumen penilaian, hasil analisis dan daftar sk dalam file folder. Cronbach (1960) sudah hamper lima puluh tahun memperkenalkan tiga prinsip utama penilaian yaitu : 1. Menggunakan berbagai teknik 2. Mendasarkan pada pengamatan 3. Mengintegrasi informasi Untuk membedakan dengan pengukuran psikometrik, ia mendefinisikan penilaian dengan istilah analisis klinis dan prediksi unjuk. Cronbach (1984) menjelaskan bahwa semua tes pada dasarnya adalah untuk mengukur kinerja dalam seuatu segi. Namun tes biasanya digunakan terhadap suatu tugas yang membutuhkan respon non verbal. Misalnya tes praktek untuk instalasi atau perbaikan, melikis, menyanyi, melawak, dsb. Tes kinerja mengacu pada suatu standar yang ingin dicapai atau yang ingin ditetapkan sebagai batas minimum yang harus bisa dilakukan siswa, misalnya operasi hitung, melakukan komunikasi, membaca, menyimak, dsb. Oleh karena itu standar yang ingin dicapai harus ditetapkan terlebih dahulu. Penilaian kinerja membutuhkan kinerja seseorang yang secara kualitatif berbeda dengan tes pilihan ganda. Salah satu perbedaannya adalah prinsip kebergantungan butir secara local. Pada tes tradisional, besarnya peluang menjawab benar butir satu dengan lainnya adalah independen. Tidak demikiannya halnya dengan penilaian unjuk kerja, butir satu dengan lainnya saling bergantung. Selain itu pada penilaian unjuk kerja , seseorang dapat disuruh untuk melakukan respon ganda terhadap suatu pertanyaan

sesuai dengan suatu ketetapan tertentu (Yen, 1993). Respon ganda ini merupakan informasi yang dibutuhkan untuk menentukan kinerja seseorang dalam bidang tertentu. Oleh karena itu pada penilaian unjuk kerja, dimensi yang diukur adalah ganda, tidak satu dimensi seperti pada tes tradisional. OBJEK PENILAIAN KERJA 1. Tugas dan Rubrik Tugas dikatakan sebagai task dengan kriteria penilaiannya berupa rubric. Bentuk-bentuk tugas dapat berupa suatu proyek, pameran, portopolio, atau tugas yang mengharuskan pembelajar memperlihatkan kemampuan menangani hal-hal yang kompleks melalui penerapan dan keterampilan nyata. Rubric merupakan sarana panduan atau pedoman untuk memberi skor, yang jelas dan disepakati oleh dosen dan pembelajar. Dalam mempersiapkan task atau tugas ada 3 langkah yang utama yaitu :

a. Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh pembelajar setelah mengerjakan tugas, yang meliputi : a. Jenis pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan. b. Pengetahuan dan keterampilan bernilai tinggi untuk dipelajari. c. Penerapan pengetahuan dan keterampilan tersebut memang terdapat dalam kehidupan nyata di masyarakat. b. Merancang tugas-tugas yang memungkinkan pembelajar dapat menunjukkan kemampuan berpikir dan keterampilan. c. Menetapkan kriteria keberhasilan yang dijadikan tolok ukur untuk menyatakan seseorang pebelajar telah mencapai tingkat penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan. Penilaian kinerja tidak menggunakan kunci jawaban dalam menntukan skor, melainkan menggunakan pedoman penskoran berupa rubric. Untuk menjamin reliabilitas, keadilan dan kebenaran penilaian maka perlu dikembangkan kriteria atau rubric untuk pedoman menilai hasil kerja pebelajar. Rubric dapat disusun bersama dengan pebelajar, sehingga jelas dasar yang dipakai untuk menilai kinerjanya dan dengan mengetahui target yang harus dipenuhi dalam tugasnya pebelajar akan termotivasi proses belajarnya. Rubric pada dasarnya berisi senarai tentang daftar kriteria yang diwujudkan dengan dimensi-dimensi kinerja, aspek-aspek atau konsep-

konsep yang akan dinilai beserta gradasi mutu dari yang paling sempurna hingga yang paling tidak sempurna. Ada dua macam rubric, yaitu a. Rubric holistic Merupakan rubric yang bersifat menyeluruh artinya satu rubric dipakai untuk pedoman menilai semua aspek atau komponen hasil kerja pebelajar. b. Rubric analitik Adalah rubric yang disusun sesuai dengantiap-tiap komponen yang bersesuaian antara pedoman penskoran dan dimensi kinerja yang diukur, sehingga dimungkinkan dalam satu unit pengajaran terdiri dari beberapa rubric yang berbeda-beda panduan penskorannya. Rubric dapat dikembangkan berdasarkan dua standar yakni standar isi dan standar yang berkaitan dengan dimensi belajar. 2. Log dan Jurnal Merupakan sarana kunci bagi pebelajar untuk mendokumentasikan dan merefleksikan pengalaman belajarnya. Log dan jurnal belajar juga digunakan pebelajar untuk membuat laporan pribadi (self report) yang isinya memuat catatan ringkas tentang materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Hal-hal yang dimasukkan dalam log antara lain mencakup materi pelajaran tentang : a. Apa yang sudah dibaca. b. Hasil pengamatan dari kegiatan percobaan. c. Pemecahan masalah yang matematis. d. Daftar bacaan yang telah dibaca diluar yang dipersyaratkan. e. Pekerjaan rumah yang telah diselesaikan. f. Catatan tentang sesuatu yang lain karena pinjam-meminjam. Jurnal belajar merupakan prosedur laporan peribadi dimana pebelajar mencatat secara naratif terkiat dengan materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Isinya bis amenyangkut hasil pengamatan atau suatu peristiwa / kejadian dan pengamatan. Jurnal adalah koleksi pribadi berupa catatan dan pemikiran yang bernilai bagi penulisnya tentang apa yang telah dipelajarinya dan sangat relevan dengan pribadinya. Isi jurnal berhubungkan dengan apa yang telah dipelajari di dalam kelas dengan kelas lainnya, dan atau dalam dengan lingkungan mesyarakat :

diluar kelas. Jurnal sifatnya lebih deskriptif, lebih panjang, dan lebih leluasa mengisikannya dari pada log. Rasional Penggunaan Log dan Jurnal Johnson dan Johnson (2002) menyatakan bahwa penggunaan log dan jurnal berguna dan tepat sebagai alat penilaian, untuk tugas-tugas seperti berikut :

a. Menelusuri jumlah soal yang sudah dipecahkan, buku yang telah dibaca, atau pekerjaan rumah yang telah terselesaikan. b. Mencatat pelajaran, tayangan, presentasi, kuliah lapangan, percobaan, tugas membaca ( gagasan pokok, pertanyaan, refleksi ). c. Merespon pertanyaan yang diajukan dosen atau pebelajar lainnya. d. Langkah lanjutan dari kegiatan percobaan ; cuaca, di sekolah, nasional, atau kejadian dunia, atau peristiwa sejarah dan memantau perkembangan waktu, membuat perkiraan tentang apa yang akan terjadi kelak. e. Menghuubngkan gagasan yang muncul dengan kawasan materi lain. f. Curah pendapat gagasan tentang proyek yang potensional, kertas kerja, atau presentasi. g. Identifikasi masalah dan mencatat teknik-teknik pemecahan masalah. h. Menerapkan apa yang telah dipelajari di kelas pasa salah satu kehidupan pribadi yang nyata. i. Menggunakan apa yang telah dipelajari di kelas untuk klarifikasi mmeperbarui, dan merefisi suatu teori yang disesuiakan dengan situasi. Tujuan Penggunaan Log dan Jurnal a. Untuk menelusuri kegiatan yang berkaitan dengan pengajaran (apa yang harus dikerjakan untuk membuat sesuatu bermanfaat dalam mengajar). b. Untuk menjawab secara tertulis beberapa pertanyaan penting secara jelas dari isi pengajaran (ini hanya disarankan, tergantung pada pilihan). c. Untuk menghimpun pemikiran yang berkaitan dengan isi pengajaran (pemikiran terbaik acapkali muncul ketika sedang dalam perjalanan menuju skeolah, atau terkadang saat akan tidur, dsb). d. Untuk menghimpun berita surat kabar atau artikel majalah dan referensi yang relevan dengan topic pelajaran. e. Untuk memantau ringkasan dari pembicaraan dan bahan catatan yang unik, menarik, atau suatu ilustrasi yang berhubungan dengan pelajaran.

f. Untuk menghimpun pemikiran-pemikiran yang tak menarik, artikel-artikel dan pembicaraan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran tetapi penting bagi diri sendiri. Petunjuk Penggunaan Log dan Jurnal a. Menulis jurnal paling tidak meliput suatu masukan (entry) tiap minggu. b. Meringkaskan apa yang telah dipelajari di kelas dalam seminggu terakhir. c. Menguraikan apa saja yang dianggap penting dari pengalaman dalam satu minggu : 1) Hakikat situasi 2) Orang-orang yang terlibat 3) Hubungan diantara partisipan (orang-orang yang terlibat) 4) Strategi yang digunakan untuk mengelola situasi 5) Pengalaman yang dirasakan 6) Outcome yang dihasilkan dari kegiatan d. Berdasarkan uraian diatas, diminta untuk meringkas secara implisit teori-teori kegiatan yang membimbing tingkah laku individu. e. Menggunakan apa yang telah dipelajari di kelas untuk mendeskripsikan bagaimana pebelajar dapat berusaha lebih efektif dan dengan cara yang konstruktif, termasuk bagaimana pebelajar akan mengubah aksi dari teoriteorinya. Penerapan Log dan Jurnal Log dan jurnal pada umumnya dipakai sebagai salah satu cara penilaian formatif. Penggunaan log dan jurnal belajar memang sulit untuk merangsang point nilainya atau melakukan gradasinya, tetapi hal itu dapat dilakukan. a. Rancang tugas-tugas pebelajar yang dipantau dengan jurnal dan log berkaitan dengan isi dari pelajaran. Jelaskan apa makna jurnal, tekankan tujuan kerjasama untuk meyakinkan semua anggota kelompok menggunkan jurnal sehingga dapat digunakan untuk melakukan spesifikasi kriteria. b. Beritahukan waktu mulai pengisian, bagaimana pengisiannya, tenggang waktu pengisian, dan bagaimana cara berbagi dengan sesama anggota kelompok. c. Tunjukkan kepada pebelajar contoh atau model log dan jurnal yang sudah lengkap, contoh atau model dari yang paling baik sampai yang terjelek.

d. Setelah pebelajar mengembangkan : 1) Kriteria khsusus untuk mengakses kualitas log dan jurnal. 2) Indikator terbaik, menengah dan bawah. 3) Ajari membuat rubric standar dari sekolah atau wilayah. e. Setelah pebelajar mengkonstruksi log dan jurnal, bantu cara pengisiannnya melalui bimbingan. f. Usahakan pebelajar saling berbagi informasi terhadap sesama anggota kelompok dalam situasi tertentu. g. Lakukan perputaran log dan jurnal untuk diberikan nilai, gradasi, umpan balik, dan kualitas oleh pembimbing. h. Lengkapi self assesmen sebelum menentukan kriteria. i. Pebelajar dan kelompok bekerjasama dalam menuliskan ulang log dan jurnalnya menjadi portofolio. Cara Menilai Log dan Jurnal a. Kriteria unggulan untuk skala masukan ulang. 1) Spesifikasi sejumlah kriteria kualitas. 2) Mengembangkan indicator untuk tampilan kerja tinggi. 3) Melakukan penskalaan (rating) log dan jurnal pada setiap kriteria. 4) Menjumlahkan semua skala pada setiap kriteria untuk menentukan skor total. b. Menandai point nilai untuk setiap kriteria. Tujuannya untuk mengakses log dan jurnal yang memungkinkan dalam memberikan perbedaan skala dengan bobot yang berbeda. Alasan penggunaan log dan jurnal dalam kelas : a. Meningkatkan kesadaran pebelajar dari teori aksi pebelajar. b. Membuat justifikasi tentang keefektifan dari teori aksi pebelajar. c. Memperbaharui dan memperbaiki teori aksi berdasarkan apa yang telah dipelajari dikelas. Dalam konteks yang lebih luas, penilaian kinerja yang diuraikan berikut adalah penilaian kinerja yang banyak digunakan pada industry. Tujuannya adalah untuk menentukan kecakapan atau keterampilan seseorang. Penilaian ini digunakan untuk seleksi tenaga kerja, penempatan tenaga kerja, sertifikasi, promosi jabatan, dsb.

Pada bidang pendidikan, penilaian kinerja

sudah banyak digunakan

terutama untuk bidang studi teknologi, ilmu alam, matematika, ekonomi, dan bahasa. Melalui tes kinerja akan diperoleh informasi tentang apa yang sudah dicapai. Informasi ini juga merupakan umpan balik untuk perbaikan strategi pembelajaran. Hal yang menjadi konsep dasar pengembangan instrument untuk menilai unjuk kerja : a. Analisis jabatan b. Metode pengembangan penilaian unjuk kerja c. Skala rating numeric d. Tes unjuk kerja e. Analisis manfaat f. Generalisasi validitas Konsep Dasar Standart for educational and psychological testing (1985) mengatakan bahwa penilaian kinerja termasuk dalam kategori tes. Walaupun standar yang digunakan untuk tugas kinerja / unjuk kerja, kuisioner, dan sampel perilaku terstruktur, namun standar bisa juga digunakan pada sejumlah teknik penilaian lainnya (Berk, 1986). Dua topic yang berkaitan dengan penilaian kinerja yang terdapat dalam standar tersebut adalah pengujian jabatan, sertifikasi dan lisensi jabatan professional. Untuk jabatan tertentu, tes dapat digunakan sebagaia suatu kelengkapan informasi utnuk membuat suatu prediksi atau keputusan tentang keadaan personil / individu. Prinsip utama pengujian jabatan adalah untuk menghasilkan bukti adanya validitas prediksi dan keputusan. Setiap keputusan harus memiliki kesalahan sekecil mungkin agar tidak merugikan individu atau lembaga. Untuk mengurangi kesalahan prediksi, cara pembuatan tes harus didasarkan pada : a. Validitas terkait dengan kritria harus memperhatikan situasi. b. Bukti prediksi differensial. c. Rasional relevansi kriteria jelas. d. Validitas isi berdasrkan definisi. e. Hubungan erat antara isi test dengan isi pekerjaan.

f. Definisis domain isi jabatan secara jelas (penegtahuan, kemampuan, dan keterampilan). Tujuan utama sertifikasi atau lisensi adalah untuk melindungi masyarakat. Hal ini penting agar kualitas pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang mencapai standar atau kriteria yang ditetapkan. Dalam hal pengembangan tes, banyak orgnaisasi profesi memanfaatkan tes yang dikembangkan oleh pusat pengujian, namun ada juga dalam dunia kerja atau industry mengembangkan tes sendiri dengan bantuan ahli pengukuran. Beberapa hal penting yang hars diperhatikan dalam mengembangkan tes : a. Penafsiran kontrak tes harus jelas, bukti dan analisis logika mendukung penafsiran harus dilaporkan. b. Estimasi reabilitas keputusan lisensi dan sertifikasi disertakan. c. Setiap peserta harus bisa memperoleh informasi hasil tes. d. Prosedur lain juga digunakan dalam tes juga harus dilaporkan sebelum pelaksanaan tes. Pengembangan Penilaian Kinerja Pengembangan penilaian kinerja dilakukan melalui kegiatan analisis jabatan, penentuan skala rating numerik, pembuatan tes kinerja, analisis manfaat, dan generalisasi validitas. Salah satu perbedaan dalam metodologi analisis jabatan menurut Fine (1985) terletak pada butir penentuan penilaian unjuk kerja, apakah metode memfokuskan pada apa yang telah dikerjakan (orientasi pekerjaan) atau pada apa yang akan dikerjakan (orientasi pekerja). Metode orientasi pekerja seperti kuesioner analisis jabatan, berdasarkan pada apaham bahwa ada sejumlah dimensi yaitu taksonomi aptitude, kemampuan, atau karakteristiknya yang dapat digunakan untuk memberikan suatu jabatan dan variasi kinerja seseorang.

Metode utama analisis jabatan yang dilakukan Fine adalah sebagai berikut: a. Major Method of Job Analysis No 1. Task-based Fungsional job analysis 2. Task inventory / comprehensive occupational data analysis 3. Departement of Labor task analysis Ability requirements scales Fungsional job analysis Attribute-based Fungsional job analysis Position analysis questionnaire job element method Behaviour-based Critical incident technique Position analysis questionnaire

Ash (1982) mengklasifikasikan tujuh metode yang umum digunakan untuk menganalisis jabatan menurut tipe informasi yang diperoleh, seperti yang disajikan pada tabel diatas. Task-based dan attribute based tamapk berhubungan dengan kategori yang berorientasi kerja dan pekerja. Selanjutnya Ash enambahkan kategori behavior-based yang berkaitan dengan deskripsi tindakan seperti analisis informasi atau data yang bebas dari konten atau isi yang spesifik. Salah satu cara melakukan analisis jabatan dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Lingkaran dengan label Job Analysis mempengaruhi semua fungsi

personal. Titik pusatnya adalah kriteria. Pada kriteria, analisis jabatan menggunakan suatu sampel jabatan atau keluaran yang sebenarnya sebagai ukuran unjuk kerja. Analisis jabatan menjelaskan perilaku pekerja atau pekerjaan yang selanjutnya diguankan untuk membuat kontrak tes seleksi, pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk kurikulum pelatihan, dan dimensi yang relevan untuk penilaian dan diagnosis unjuk kerja. Informasi yang diperoleh dari evaluasi jabatan dapat digunakan untuk menentukan sistem karir. Semua data yang diperoleh daro berbagai operasi personel merupakan masukan untuk rancangan jabatan. Ada beberapa skala rating yang dapat digunakan dalam penilaian unjuk kerja. Diantaranya adalah rangkin, pair comparison, forced-choice format, dan mixed standard scala. Pada skala rangkin adalah mengurutkan kinerja sejumlah pekerja dari

mulai yang paling baik sampai yang paling bawah. Rangking dilakukan oleh seorang pengawas yang menjadi atasan langsung.

Performance Assessment (dianosis)

Job analysis

Selectio n (test)

Criterion (Workm sample) (work output)

Training (curriculu m)

Job analysis (desig)

Job analysis (design) Pada skala pair comparison, tugas penilai adalah membandingkan dua orang pekerja untuk menentukan yang memiliki kinerja yang lenih baik. Pada skala forcedchoice format, yaitu bentuk daftar perrnyataan, penilai diminta untuk memilih

pernyataan yang tepat dari sekelompok pernyataan untuk menjelaskan kinerja pekerja. Terakhir pada skala mixed standar, penilai membaca tiap pernyataan tersebut, dibawahnya, atau tepat sesuai keadaan pekerja. Tiap pernyataan diisi tanda +, -, atau o. Tanda + berarti kinerja pekerja melebihi pernyataan tersebut, tanda 0 berarti pernyataan tersebut menjelaskan secara akurat kinerja seseorang, sedang tanda- berarti pernyataan tersebut melebihi kinerja seorang pekerja, misalnya;

a. Membuat jadual kerja untuk penyelesaian tugas. b. Memperhatikan kebutuhan dan tren pada bidang yang menjadi

tanggungjawabnya. Sebagian orang berapat bahwa mereka dapat belajar dan melakukan pekerjaan dengan baik meskipun hasil tes tertulis mereka tidak baik. Mereka merasa diperlakukan tidak adil atas penggunaan tes tertulis maka para ahli pengukuran mengembangkan tes unjuk kerja yang berdasarkan pada sample pekerjaan. Pengujian kinerja dilakukan pada kondiis tertentu yang merupakan tiruan dari kondisi sesungguhnya. Kualitas pekerjaan dinilai dan dibandingkan dengan criteria yang telah ditetapkan. Tes sample pekerjaan berguna untuk tujuan : a. b. c. d. e. f. Menempatkan personel pada suatu tugas atau jabatan tertentu Menentukan apakah seseorang dapat melakukan pekerjaan setelah dilatih Menentukan siapa yang lebih siap untuk melakukan tugas tertentu Menentukan siapa yang paling baik Menilai hasil pelatihan Mengungkapkan kekuatan dan kelemahan dari suatu kegiatan pelatihan (Siegel, 1985) Keuntungan menggunakan pengujian dengan sample pekerjaan adalah : a. b. c. d. Biaya relative lebih mudah Memiliki validitas tampung yang tinggi Membutuhkan ketrampilan verbal yang kecil Diterima sebagai tes yang adil

Kelemahan menggunakan pengujian dengan sample pekerjaan adalah : a. b. c. d. Menentukan sample pekerjaan yang mewakili seluruh pekerjaan tidak mudah Biaya lebih mahal dibanding tes tertulis Tampak valid untuk tugas tahun pertama Hanya cocok untuk pengujian ketrampilan (Sigel, 1985)

Contoh tes kinerja : Waktu mulai : Waktu selesai : A. Peralatan dan bahan B. Prosedur

C. Keselamatan kerja D. Pengukuran produk akhir

Tiap bagian diuraikan menjadi sejumlah kegiatan yang diamati dan tiap kegiatan diberi skor. Hasilnya, berupa skor yang menunjukan kemampuan seseorang. Hasilnya juga dianalisis untuk menunjukan kemampuan mana yang telah mencapai standard an mana yang belum. Masalah lain yang terdapat dalam tes kinerja adalah analisis manfaat yang dikembangkan oleh Cronbach dan Glesser (Berk, 1985) dan dapat dirumuskan sebagai berikut :

U = Ns r SDy Zs NC U = kenaikan manfaat total Ns = jumlah pendaftar

(Mardapi, 2004)

R a = korelasi antara skor predictor dan unjuk kerja SDy = simapangan baku Y, yaitu nilai rupiah yang akan diperoleh dari pekerjaan Zs = skor pendaftar calon yang diterima N = jumlah pendaftar C = rata-rata biaya untuk pengujian Kenaikan manfaat ini merupakan komparasi antara manfaat yang diperoleh dari penggunaan tes kinerja dengan pemilihan calon secara acak. Masalah lain adalah generalisasi validitas dan bias dalam prediksi, generalisasi validitas pada dasarnya merupakan usaha untuk menentukan apakah suatu tes untuk seleksi yang valid untuk suatu tempat akan juga valid untuk tempat lain dengan tujuan yang sama. Konsep generalisasi validitas meliputi spesifik situasi, dan validitas diferensial. Dengan mengendalikan semua kesalahan akan diperoleh informasi tentang apakah suatu tes yang valid untuk suatu tempat juga akan valid ditempat lain. B. Penilaian Portofolio 1. Definisi Portofolio Portofolio merupakan kumpulan karya terbaik yang dimiliki seseorang. Menurut Collins (1992), portofolio meru[akan wadah yang berisi sejumlah bukti

yang dikumpulkan untuk tujuan tertentu. Dari sudut pandang ini portofolio lebih menekankan pada bukti yang dikumpulkan oleh seseorang atau organisasi yang mencerminkan hasil karya terbaik mereka selama kurun waktu tertentu. Popham (1999) mengatakan bahwa portofolio merupakan kumpulan pekerjaan seseorang. Paulson (1991) mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka di dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan itu harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, cerita esleksi, criteria penilaian dan bukti refleksi diri. David & Roger (2002) mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan bukti atau keterangan yang berkaitan dengan siswa atau sekelompok siswa yang menunjukan kemajuan akademik, prestasi, ketrampilan dan sikap. Portofolio sebagai penilaian adalah pengumpulan informasi tentang siswa melalui bukti beberapa contoh pekerjaan siswa yang berkelanjutan. Portofolio merupakan kumpulan dari beberapa pekerjaan siswa yang representative yang dikoleksi selama periode tertentu, sehingga menggambarkan aktifitas siswa dalam sains, yang berfokus pada pemecahan masalah, bernalar dan berfikir kritis, komunikasi tertulis, dan pandangan siswa terhadap dirinya sendiri sebagai orang yang belajar. Grondlund (1998) mengatakan bahwa portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang bergantung pada keluasaan tujuan. Apa yang harus tersurat bergantung pada subyek dan tujuan dan penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta pihak lain yang tertarik dan berkepentingan. Johson dan Johnson (2002) mendefinisikan portofolio sebagai koleksi dari bukti-bukti kemajuan siswa atau kelompok siswa, bukti prestasi, ketrampilan dan sikap siswa. Portofolio dapat menampilkan pekerjaan terdahulu dan pekerjaan terbaru sehingga mengilustrasikan kemajuan belajar siswa (Janet, 2002). Dapat ditarik kesimpulan bahwa portofolio merupakan kumpulan (koleksi) pekerjaan terbaik yang dimiliki siswa baik berupa pekerjaan dalam arti tugas-tugas intrakurikuler maupun ekstrakurikuler, yang paling berarti sebagai hasil kegiatan belajarnya pada suatu bidang tertentu. Koleksi pekerjaan tersebut didokumentasikan secara baik dan teratur sehingga bisa mewakili sejarah belajar dan demonstrasi pencapaian secara terorganisasi. Portofolio juga berfungsi untuk

mendokumentasikan perkembangan siswa.

Penilaian dengan portofolio memerlukan kemampuan menbaca yang baik. Yang terpenting adalah portofolio mampu mengukur kemampuan membaca dan menulis yang lebih luas, siswa menilai kemajuannnya sendiri, mewakili sejumlah karya seseorang (mardapi,2004). Jadi semua tugas yang dikerjakan peserta didik dikumpulkan, dan di akhir satu unit program pembelajaran kemudian dilakukan diskusi antara peserta didik dengan pendidik untuk menentukan skornya. Prinsip portofolio adalah peserta didik dapat melakukan penilaian sendiri dan hasilnya dibahas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian portofolio adalah : a. Karya yang dikumpulkan adalah benar-benar kerya yang bersangkutan. b. Menentukan contoh pekerjaan mana yang harus dikumpulkan c. Mengumpulkan dan menyimpan sampel karya d. Menentukan criteria untuk menilai portofolio e. Meminta peserta didik untuk menilai secar terus menerus hasil portofolio f. Merencanakan pertemuan dengan pesereta didik yang dinilai g. Dapat melibatkan orang tua dalam menilai portofolio Penilaian dengan portofolio memiliki karakteristik tertentu sehingga penggunaannya harus disesuaikan dengan tujuan dan substansi yang diukur. Maka untuk pelajaran yang memiliki banyak tugas dan jumlah peserta didik yang tidak banyak, dengan penilaian portofolio lebih cocok. 2. Pentingnya Portofolio Portofolio bukan sekedar kumpulan tugas siswa, olwh karena setiap bukti yang dikumpulkan dalam portofolio merupakan hasil seleksi yang dianggap karya terbaik dan berarti bagi siswa. Setiap bukti dikumpulkan diberi tanggal, sehingga melalui serangkaian bukti tersebut dapat menggambarkan perkembangan

pemahaman, ketrampilan dan sikap siswa pada suatu bidang dalam kurun waktu tertentu. Kemp & Toperoff (1998) mengidentifikasi beberapa karakteristik dari porfolio,yaitu:

a. Portofolio merupakan model penilaian yang menuntut adanya kerjasama antara siswa dan guru (guru dan siswa merupakan mitra) b. Portofolio bukan sekedar koleksi tugas siswa, tetapi merupakan hasil seleksi dimana siswa dilibartkan dalam memilih dan mempertimbangkan karya yang akan dijadikan bukti dalam portofolio c. Portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu; d. Koleksi karya tersebut digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi sehingga siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pada dirinya; hasil refleksi tersebut sekaligus dapat digunakan sebagai acuan pada proses pembelajaran, dan e. Isi ktriteria penyeleksian dan penilaian portofolio harus jelas bagi guru dan siswa dalam proses pelaksanaannya. Karakteristik yang dikemikakan oleh Kemp & Toperoff tersebut, memberi gambaran bahwa portofolio merupakan hasil karya terbaik dimiliki oleh siswa yang dikumpulkan dan diseleksi selama antara guru dengan siswa sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam manyusun dan menetapkan langkah-langkah belajar lebih baik yang sebelumnya. Hasil penelitian Abdillah (2004, dalam Nonika, 2005) yang menunjukan bahwa penerapan portofolio dapat digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Demikian juga temuan Mahanal, dkk.(2005) bahwa penerapan portofolio pada pembelajaran sains di kelas III SD Laboratorium Universitas Negeri Malang dapat menggambarkan perkembangan pemahaman sains, aktivitas pembelajaran serta kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sains. 3. Manfaat Portofolio Dikemukakan Oleh Berenson & Certer (2005), yaitu; a. Menggambarkan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu. b. Mengetahui bagian-bagian yang peerlu diperbaiki c. Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar. Menurut pendapar Grondlund (1998), yang mengatakan bahwa portofolio memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

a. Untuk melihat kemajuan belajar siswa b. Melihat pengaruh positif dalam belajar c. Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar dari pada membandingkan dengan pekerjaan orang lain, d. Siswa dilatih keterampilan penilaian sendiri yang mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan karya terbaik. e. Memberikan kesempatan kepada siswa bekeerja sesuai dengan perbedaan individu Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa itu sendiri, orang rua dan pihak lain yang terkait. 4. Bukti yang Dikumpulkan dalam Portofolio Mahanal, dkk.(2005) memberikan contoh tujuan pembelajaran mata pelajaran sains kelas III SD yaitu siswa menguasai beberapa kompetensi sebagai berikut: a. Mengidenrifikasi perubahan-perubahan manusian itu sendiri melalui

pengamatan gambar b. Menafsirkan berdasarkan data pengukuran bahwa bertambahnya tinggi dan berat badan menunjukkan adanya pertumbuhan c. Mengidentifikasi hal-hak yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan seseorang d. Menjelaskan pentingnya makanan bergizi seimbang untuk pertumbuhan dan perkembangan anak e. Menjelaskan pengaruh bahan makanan tambahan buatan(pengawet, penyedap, pewarna) terhadap kesehatan. f. g. h. Menjelaskan hubungan rekreasi, istirahat, dan olah raga dengan kesehatan Membedakan hewan muda dan hewan dewasa melalui gambar Mengamati pertumbuhan biji dan hal yang mempengaruhinya Collins (1992) mengatakan bahwa bukti yang dikumpulkan dalam portofolio ada empat macam yaitu, 1) benda atau barang hasil kecerdasan manusia, misalnya laporan praktikum, kliping artikel, hasil ulangan, hasil pekerjaan tugas di rumah, 2) hasil reproduksi misalnya rekaman diskusi , dan 3) hasil pengesahan dan produksi.

Selanjutnya menurut Hart (1994) mengatakan bahwa segala sesuatu yang menampilkan bukti-bukti kemampuan dan perkembangan kemampuan siswa dapat dimasukkan dalam portofolio. 5. Pengembangan Portofolio Susilo & Zubaiadah (2004) dalam menyusun portofolio meliputi dua hal yaitu perancangan dan pengembangan. Perancangan portofolio adalah suatu proses penentuan tujuan dan penggunaan portofolio. Menurut Slater (1997), penyusunan portofolio bertujuan untuk

mengumpulkan dan menyajikan bukti tentang apa yag telah dikuasai oleh siswa. Menilai Portofolio Dalam upaya menilai portofolio, berarti memberikan peluang kepada guru dan siswa untuk berdialog tentang apa yang telah dipelajari siswa dan apa yang telah guru mereka ajarka. Portofolio sesungguhnya adalah penilaian diri siswa yang yelah membuatnya. Tujuan guru melakukan penilaian portofolio adalah untuk membantu siswa meningkatkan pemahamannya dipamerkan di dalam portofolio. Menilai portofolio bukanlah suatu hal yang mudah, sebab tidak ada dua portofolio yang sama persis. Siswa mengumpulkan dan menyajikan mengenai apa yang sudah mereka kuasai dan ditata secara khas menurut pribadi masing-masing. Sifat portofolio adalah bagian dari keseluruhan proses pembelajaran. Rubbric biasanya dibuat dalam bentuk tabel dua lajur, yaitu baris yang berisi criteria dan kolom yang berisi mutu. Kriteria dinyatakan cerara garis besar sedangkan mutu dapat berupa penilaian subyektif dinyatakan secara deskripsi seperti sempurna, sangat baik, baik, kurang, kurang sekali. Implementasi Portofolio dalam PBM Manoy (2001) menganjurkan 3 (tiga) langkah dalam menerapkan portofolio, yaitu: a. Persiapan, pada langkah ini kegiatan yang harus dilakukan meliputi: 1) Menentukan jenis portofolio yang akan dikembangkan 2) Menentukan tujuan penyusunan portofolio 3) Memilih kategori-kategori pekerjaan yang akan dimasukkan portofolio terhadap kinerja ilmiah atas tugas yang

4) Meminta siswa untuk memilih tugas-tugas yang akan dimasukkan dalam portofolio 5) Guru mengembangkan rubric untuk menyekor pekerjaan siswa b. Mengatur Portofolio Pengembangan dianjurkan mengatur portofolio secara satu semester. Tugas-tugas yang dijadikan dokumen harus sesuai dengan tujuan portofolio kemudian ditata dan diorganisir sesuai dengan ciri khas pribadi masing-masing. c. Pemberian nilai akhir portofolio Menurut Hibbard (1999) selain isi portofolio yang dinilai, juga selayaknya menilai kelengkapan portofolio yang dinilai, juga selayaknya menilai kelengkapan portofolio yang meliputi pemberia sampul, nama penngembang dan perencana (siswa dan guru), daftar isi serta refleksi diri

Contoh Implementasi Portofolio Mata Pelajaran Kelas/semester Sekolah : Sains : III (tiga)/ gasal 2005 : SD Laboratorium Universitas Negeri Malang

Langkah-langkah Penyusunan Portofolio a. Persiapan: 1) Menentukan jenis portofolio yang akan dikembangkan yaitu portofolio individu 2) Menentukan tujuan penyusunan portofolio yaitu mengetahui gambaran perkembangan pemahaman siswa tentang sains, menhetahui peningkatan aktivitas belajar siswa, serta mengetahui perkembangan kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sains 3) Memilih kategori-kategori pekerjaan yang akan dijadikan dokumen bukti portofolio, yaitu hasil kerja LKS, kliping, poster, hasil tes formatif, hasil observasi guru tentang aktivitas belajar, hasil peengamatan guru tentang kemandirian, dan pernyataan refleksi diri. 4) Guru mengembangkan rubric untuk menilai pekerjaan siswa sesuai dengan jenis pekerjaan (lihat lampiran). Selanjutnya guru memutuskan bagaimana

menilai portofolio yang sudah lengkap dan terorganisasi dengan baik (nilai akhir portofolio) 5) Guru menjelaskan siswa keempat point di atas b. Mengatur portofolioplastic Siswa mengembangkan portofolio selama satu semester. Tugas-tugas yang akan dijadikan portofolio seperti LKS, tes formatif, kliping, poster, dimasukkan dalam map. Setiap bukti yang dikumpulkan harus diberi tanggal. Selanjutnya siswa diminta untuk menata dan mengorganisir tugas-tugas yang sudah terkumpul tersebut dilengkapi dengan sampul dan diberi identita, serta daftat isi Memutuskan bagaimana portofolio tersebut dinilai. Guru memutuskan bagaimana menilai portofolio yang sudah lengkap dan terorganisasi dengan baik (nilai akhir portofolio). Penilaian akhir portofolio meliputi isi yang mengacu pada rubric yang dikembangkan guru serta kelengkapannya. Contoh ini dikerjakan oleh Mahanal, dkk. (2005). C. Penilaian Autentik Hart (Mansyur, dkk, 2009 : 208) mengungkapkan bahwa penilaian authentik adalah suatu penilaian yang melibatkan siswa di dalam tugas-tugas autentik yang bermanfaat, penting, dan bermakna. Sedangkan Hibbard membagi tipe penilaian autentik menjadi 5 macam, yaitu : 1. Penilaian kinerja 2. Observasi dan pertanyaan 3. Presentasi dan diskusi 4. Proyek dan investigasi 5. Portofolio dan jurnal. Howey menyatakan ada lima alat yang dapat digunakan sebagai penilaian autentikk, yaitu: 1. Kasus, misalnya untuk mengembangkan dan mengakses kemampuan guru sebagai pengambil keputusan 2. Portofolio untuk merefleksikan guru sebagai seorang pelajar atau siswa kontinu yang merefleksikan pada praktek 3. Refleksi memperlihatkan kinerja mengajar dan refleksi memperlihatkan guru sebagai artis

4. Penelitian tindakan berupa penelitian dan inquiry mengembangkan guru sebagai saintis sosial dan analisis 5. Proyek perubahan sekolah dan kelas yang mengarahkan guru sebagai agen perubahan moral. Penerapan penilaian autentik dalam konteks pembelajaran memiliki manfaat untuk mengubah cara mengakses perubahan bagaimana guru mengajar dan bagaimana siswa belajar. Hart mengharapkan penilaian autentik dapat digunakan bukan saja untuk memperbaiki pendidikan, tetapi juga bermanfaat bagi siswa, guru, dan keluarga dalam sejumlah cara yang lain. Harapan Hart akan terwujud jika peran masyarakat dapat dimaksimalkan. Peran siswa dalam penilaian autentik adalah berpatisipasi aktif dalam aktivitas penilaian, dimana instrument yang digunakan tidak terbatas pada tes saja. Peran guru dalam penilaian autentik adalah lebih proaktif dalam membantu perkembangan belajar siswa, menjadi fasilitator, serta guru sendiri dapat mengevaluasi strategi pembelajaran yang telah diterapkannya. Sedangkan peran masyarakat adalah memantau perkembangan belajar anaknya serta meminta laporan perkembangan belajar anak secara komprehensif dan objektif secara berkala. Tujuan penilaian kerja secra umum antara lain : a. Tujuan administrasi : dalam pengambilan keputusan, monetary rewards, transfer, PHK, atau untuk dasar melakukan keputusan yang dibuat. b. Untuk pengembangan karyawan melalui konseling, pelatihan atau hal-hal yang terkait dengan peningkatan kerja karawan. c. Berguna sebagai kriteria suatu penelitian. Tujuan penilaian kerja menurut Handoko (1998) anatar lain : a. b. c. d. e. f. g. h. i. Melakukan pebaikan kerja. Penyesuaian-penyesuan kompesenasai. Kepeutusan dalam penempetan karyawan. Penentuan kebutuhan latihan dan pengembangan SDM. Perencanaan dan pengembanan karier. Mengevaluasi penyimpangan-penyimpangan seffing. Mengevaluasi ketidakakuratan formasiaonal dalam organisasi. Mengevaluasi kesalahan desai dalam pekerjaan. Kesempatan kerja adil. siswa, guru, dan

j.

Menghadapi tantangan eksternal.

Manfaat penilaian kerja antara lain : a. Memperoleh data yang pasti, sistematis dan faktual dalam menentukan nilai satu pekerjaan. b. Memperoleh keadilan dalam sistem perupahan dan penggajian. c. Memungkinkan para pengambil keputusan bertindak objektif dalam

memperlakukan bawahan. d. Untuk membantu pihak manjeman untuk memilih, menempatkan, promosi, demosi, mutasi, menngkatkan dan memperhentikan karyawan. e. Mempertegas dan memperjelas fungsi tugas pokok wewenang dan tanggung jawab dari setiap jabatan, sehingga mengurangi dan meniadakan tumpang tindih dalam pelaksanaan kerja. f. Menghilangkan atau mengurangi berbagai jenis keluhan para karyawan karena perlakuan kurang adil.

Manfaat penilaian kerja menurut Riggio (2003), antara lain : a. Manfaat bagi karyawan : 1) Sebagai alat penguatan (reinforcement). 2) Kemejuan kerier berupa promosi, dan kenaikan upah. 3) Sebagai sumber informasi tenteng tujuan pencapaian kinerja. 4) Sumber umpan balik untuk meningkatkan kinerja. b. Manfaat bagi penyelia : 1) Sebagai dasar penentuan mengambil keputuasn personil. 2) Penilaian terhadap pencapaian tujuan yang dilakukan karyawan. 3) Memberikan kesempatan untuk mentyediakan umpan balik yang bersifat membangun bagi pekerja. 4) Memberikan kesempatan untuk saling berhubungan dengan bawahan. c. Manfaat bagi organisasi : 1) Sebagai penilian prodiktivitas individu di masing-masing unit pekerjaan. 2) Menetukan penempatan personil dalam jabatan tertentu. 3) Sebagai alat yang mengenali dan motivasi bagi karyawan. 4) Sumber informasi tentang kebutuhan pelatihan bagi karyawan. 5) Evaluasi terhadap efektifitas kinerja karyawan dan intervensi organisasi.

Menfaat penilaian kerja menurut Saigan (2001), antara lain : a. Mendorong peningkatan kerja bagi karyawan. b. Senagai pengambilan keputusan dalam pemberian imbalan. c. Untuk memutasi pegawai. d. Untuk menyusun program pendidikan dan pelatihan. e. Membantu karyawan dalam menentukan rencana karirnya. Berdasarkan uaraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat panilaian kerja dalah sebagai instrumenuntuk membantu karyawan untuk lebih mengerti kekuatankekuatan dan kelemahan-kelemahan sendiri dalam kaitannya dalam peran dan fungsifungsi di dalam organisasi. Berikut ini adalah contoh-contoh format penilaian kerjan : Contoh lembar penilaian obsarvasi berbentuk daftar cek (check list) untuk kemampuan berinteraksi dalam kegiatan diskusi kelompok di kelas. No 1. Aspek yang Diukur Rela menyatakan, mau menerima, atau mengharap orang lain memberikan pendapat 2. Rela mau menerima atau mengharap orang lain memberikan masukan 3. Meminta kesemptan untuk berpendapat dan rela jika pendapatnya tidak diterima 4. Rela membantu, mendorong, atau memberikan kesempatan teman untuk berpendapat 5. Menunggu atau tidak memotong teman yang sedang berbicara/ menyampaikan pendapat Ya Tidak

Jika diwujudkan dalam skala penilaian maka harus dibuatb kriteria dari tiap skala yang dibuat untuk setiap indikatornya. Lembar observasi bentuk skala penilaian (ratting scale) keampuan berinteraksi dalam kegiatan diskusi kelompok.

No 1. 2. 3.

Aspek yang Diukur Sikap siswa dalam menerima pendapat. Sikap siswa dalam menerima kritikan. Kesopanan dalam memberikan kritikan kepada siswa lain

Skala 1 2 3 4

4.

Kemauan untuk membantu teman lain yang mengalami pendapat kesulitan dalam mengemukakan

5.

Kesabaran untuk mendengarkan usul teman.

Keterangan : Aspek 1 : 1 = jika sama sekali tidak mau menerima pendapat teman, meskipun pendapat tersebut benar. 2 = jika mau menerima pendapat teman,meskipun dengan berat hati atau menunjukan sikap tidak senang atau lebih banyak mempertahankan pendapatnya. 3 = jika mau mendengarkan pendapat teman, meskipun sedikit kurang senang atau setelah teman yang laian menyatakan bahwa pendapat yang disampaikan benar. 4 = jika rela menyatakan atau mau menerima atau mengharap orang lain memberikan pendapatnnya. Aspek 2 ; 1 = jika sama sekali tidak mau menerima kritikan teman, meskipun kritikan yang diberikan benar. 2 = jika mau menerima kritikan teman tetapi menunjukan sikap tidak senang atau lebih banyak mempertahankan pendapatnya. 3 = jika mau menerima kritikan teman, meskipun sedikit kurang senang atau setelah teman yang laian menyatakan bahwa pendapat yang disampaikan benar. 4 = jika rela mau aimenerima atau mengharap orang laian memberikan masukan.

Aspek 3 : 1 = 2 = jika tidak pernah/tidak mau mendengarkan pembicaraan orang lain. jika memberikan kritikan dengan menggunakan kalimat yang sidikit masih berkesan menyalahkan. 3 = jika mau mendengarkan pendapat orang lain, dengan memingta agar yang disampaikan harus jelas pada fokusnya. 4 = jika meu meminta mkesempatn berpendapat dan rela jika pendapatnya tidak diterima. Aspek 4 1 = 2 = jika dirinyapun tidak pernah memberi pendapat. jika mau memberikan bantuan/kesempatan kepada teman untuk

menyampaikan pendapat tetapi setelah diingatkan teman lain/guru 3 = jika mau membantu/memberi kesempatan kepada teman untuk menyampaikan pendapat tetapi dengan kalimat yang bernada menyalahkan. 4 = jika rela membantu, mendorong atau memberikan kesempatan teman untuk berpendapat. Aspek 5 1 = 2 = 3 = jika selalu berupaya memotong pembicaraan teman. jika sesekali masih berupaya memotong pembicaraan teman. jika mau mendengarkan pembicaraan (informasi, pertanyaan, argumentasi), meskipun kurang serius dalam mendengarkan. 4 = jika mau mendengarkan pembicaraan (informasi, pertanyaan, argumentasi) sampai teman yang menyampaikan selesai berbicara.

Jika kemudian lembar observasi ini dilakukan oleh siswa sesama anggota kelompok, akan dapat diubah menjadi lembar penilaian teman sejawat (peer assesment) dalam format sebagai berikut.

No 1. 2. 3. 4. 5.

Nama Siswa (Nama siswa yang bersangkutan) (Nama siswa yang lain) (Nama siswa yang lain) (Nama siswa yang lain) (Nama siswa yang lain)

Hal yang dinilai 1 2 3 4 5

Jumlah Skor

Keterangan hal yang dinilai : 1. Sikap siswa dalam menerima pendapat orang lain yang diekspresikan dengan pernyataan mau menerima atau mengharap orang lain memberikan pendapat. 2. Sikap siswa dalam menerima kritikan, yang diekspresikan dengan pernyataan mau menerima atau mengharap orang lain memberikan masukan. 3. Kesopanan dalam memberikan kritikan kepada siswa lain yang diekspresikan dengan cara meminta kesempatan dan rela jika pendapatnya tidak diterima. 4. Kerelaan membantu teman yang lain yang mengalami kesulitan dalam mengemukakan pendapat yang diekspresikan dengan mendorong atau memberikan kesempatan teman untuk berpendapat. 5. Kesabaran untuk mendengarkan usul teman yang disekspresikan dengan tidak memotong teman yang sedang berbicara/menyampaikan pendapat. Cara menilai : 1. Setiap hal yang dinilai diberi nilai berupa angka 2 bila kamu rasa baik. Angka 1 bila kamu rasa cukup, dan angka 0 bila kamu rasa jelek. 2. Berikan nilai pada dirimu sendiri, sehingga cantumkan namamu pada nimir pertama, baru kemudian berikan nilai kepada temanmu. Jumlahlah seluruh nilai yang kamu berikan untuk masing-masing orang.

Contoh Format Penilaian Kinerja Nama Siswa Kompetensi Dasar : ......................... Tanggal : .................. Kelas : .......

: Mengelompokkan hewan sesuai dengan jenis makanannya menggunakan gambar TINGKAT KEMAMPUAN 1 2 3 4

NO 1.

ASPEK YANG DINILAI Pengelompokan dilakukan dengan menggunakan semua indera Uraian dijabarkan secara rinci Uraian disertai diagram JUMLAH

2. 3.

Kriteria 1. 2. 3. 4. Baik sekali Baik Cukup Kurang

Penskoran 4 3 2 1

Kriteria 10 12 79 46 3

Penilaian A B C D

A : Pengelompokan yang dilakukan siswa sangat baik, uraian yang dijabarkan rinci dan diperoleh dengan menggunakan seluruh indera disertai dengan gambargambar atau diagram. B : Pengelompokan yang dilakukan siswa baik, uraian yang dijabarkan kurang rinci dan diperoleh dengan menggunakan sebagian besar indera disertai dengan gambar-gambar atau diagram. C : Pengelompokan yang dilakukan siswa cukup baik, uraian yang dijabarkan tidak rinci dan diperoleh dengan menggunakan sebagian kecil indera disertai dengan gambar-gambar atau diagram. D : Pengelompokan yang dilakukan siswa kurang baik, uraian yang dijabarkankurang sesuai dan diperoleh dengan menggunakan sebagian besar indera disertai dengan gambar-gambar atau diagram.

Contoh Format Penilaian Sikap dan Praktek Mata Pelajaran Kelompok : Ekonomi : ____________ Semester Kelas :2 : _____

PENILAIAN SIKAP ASPEK PENILAIAN SIKAP NO. PRESENSI Komitmen Tugas (hasil tugas) Kerjasama

Ketelitian

PENILAIAN PRAKTEK ASPEK PENILAIAN PRAKTEK NO. PRESENSI Identifikasi Alat Mengolah Data Memasang Rangkaian Mengukur

Minat

NAMA SISWA

JUMLAH SKOR

NILAI

NAMA SISWA

JUMLAH SKOR

NILAI