PENILAIAN FISIK DAN MEKANIS STRUKTUR ATAS...

76
PENILAIAN FISIK DAN MEKANIS STRUKTUR ATAS BANGUNAN (STUDY KASUS PEMBANGUNAN GEDUNG SERBAGUNAN POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN) TUGAS AKHIR MIFTAQUR ROHMAH NIM : 150309267592 POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN JURUSAN TEKNIK SIPIL BALIKPAPAN 2018

Transcript of PENILAIAN FISIK DAN MEKANIS STRUKTUR ATAS...

PENILAIAN FISIK DAN MEKANIS STRUKTUR ATAS

BANGUNAN (STUDY KASUS PEMBANGUNAN GEDUNG

SERBAGUNAN POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN)

TUGAS AKHIR

MIFTAQUR ROHMAH

NIM : 150309267592

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

BALIKPAPAN

2018

i

PENILAIAN FISIK DAN MEKANIS STRUKTUR ATAS

BANGUNAN (STUDY KASUS PEMBANGUNAN GEDUNG

SERBAGUNAN POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN)

TUGAS AKHIR

KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU

SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA

DARI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

MIFTAQUR ROHMAH

NIM : 150309267592

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

BALIKPAPAN

2018

ii

LEMBAR PENGESAHAN

PENILAIAN FISIK DAN MEKANIS STRUKTUR ATAS BANGUNAN

(STUDY KASUS PEMBANGUNAN GEDUNG SERBAGUNAN

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN)

Disusun oleh :

MIFTAQUR ROHMAH

NIM : 150309267592

Pembimbing I Pembimbing II

Mersianty, ST., MT. Totok Sulistyo.ST.,MT

NIP.19770130 20154 2 001 NIP.19720902 200012 1 003

Penguji I Penguji II

Karmila Achmad, S.T., M.T. Mohamad Isram M.Ain, S.T., M.Sc

NIP/NI K. 197903172007012017 NIP/NIK. 2018.90.003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Sipil

Drs. Sunarno, M.Eng

NIP. 19640413 199003 1 015

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : MIFTAQUR ROHMAH

Tempat/Tgl Lahir : Lumajang, 18 Agustus 1996

NIM : 150309267592

Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul “PENILAIAN FISIK DAN

MEKANIS STRUKTUR ATAS BANGUNAN (STUDY KASUS

PEMBANGUNAN GEDUNG SERBAGUNAN POLITEKNIK NEGERI

BALIKPAPAN)” adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian

maupun keseluruhan, kecuali dalam kutipan yang kami sebutkan sumbernya.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar kami bersedia mendapat sanksi akademis.

Balikpapan, 26 Juli 2018

Mahasiswi,

Materai 6000

MIFTAQUR ROHMAH

NIM : 150309267592

iv

LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirahmanirahhim

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah atas karunia Allah SWT

tugas akhir ini kupersembahkan kepada

Alm.Bapak, dan Ibu tercinta

Alm.Ngatoko, P.Supriyadi dan Rochimah

Saudaraku yang bandel

Yudha Amerta Girilasmana

serta orang yang selalu ada untukku

Charlyn Juriansyah

The Genk Cewek Cantik Pejuang Toga sekaligus Sahabat yang setress dan gila

selama di perkualiahan

Linday Teana, Sate Nihayyah, Micel Sekar Bau Pemungkas

v

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang bertanda

tangan dibawah ini:

Nama : Miftaqur Rohmah

NIM : 150309267592

Program Studi : Teknik Sipil

Judul TA : Penilaian Fisik dan Mekanis Struktur Atas Bangunan

(Study Kasus Pembangunan Gedung Serbagunan Politeknik

Negeri Balikpapan)

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan hak

kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan, mengalih media atau

format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan

mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Balikpapan

Pada tanggal : 26 Juli 2018

Yang Menyatakan

Materai 6000

(Miftaqur Rohmah)

vi

ABSTRACT

The occurrence of extreme weather can adversely affect the open structure

of buildings such as changes in physical and mechanical properties of concrete

structures. Changes in physical properties include cracks and fungi, while the

mechanical properties include the compressive strength of the structure of the

building itself. Hammer test is one of the most common non-destructive test (NDT)

methods used to know the value of the compressive strength compressive strength

on a structural element without destructiveness.

The test is performed on the column structure and as many as 10 points are

the names of column a code (1) the name of column b code (49,45,43,33,35), and

the name of column e code (10,8,4,2). From the test results showed a strong value

press the name of column a code 1 obtained for 420,92 kg / cm2, for the value of

compressive strength in the column name b code 49 obtained value of

compressive strength of 396.38 kg / cm2, code 45 of 414.11 kg / cm2, code 43 is

382,44 kg / cm2, code 33 is 486,25 and 356,31 for code 35. As for column name e

with code 10 get value of compressive strength equal to 350,99 kg / cm2, for code

8 of 445.98 kg / cm2, code 4 of 487.25 kg / cm2 and the last code 2 of 459.35 kg /

cm2.

Keywords: compressive strength, Hammer Test, Crack, Mushroom

vii

ABSTRAK

Terjadinya cuaca yang ekstrim dapat berdampak buruk pada struktur

bangunan yang terbuka seperti terjadinya perubahan sifat fisik dan mekanis pada

struktur beton. Perubahan sifat fisik meliputi retak dan jamur, sedangkan sifat

mekanis meliputi kuat tekan struktur bangunan itu sendiri. Hammer test adalah

salah satu metode Non-Destructive test (NDT) yang sering digunakan untuk

mengetahui perkirakan nilai kuat tekan mutu beton pada suatu elemen struktur

tanpa harus merusak.

Pengujian ini dilakukan pada struktur kolom dan sebanyak 10 titik

diantaranya yaitu nama kolom A kode (1) nama kolom B kode (49,45,43,33,35),

dan nama kolom E kode (10,8,4,2). Dari hasil pengujian menunjukkan nilai kuat

tekan nama kolom A kode 1 didapatkan sebesar 420,92 kg/cm2, untuk nilai kuat

tekan pada nama kolom B kode 49 diperoleh nilai kuat tekan sebesar 396,38

kg/cm2, kode 45 sebesar 414,11 kg/cm2, kode 43 sebesar 382,44 kg/cm2, kode 33

sebesar 486,25 dan sebesar 356,31 untuk kode 35. Sedangkan untuk nama kolom

E dengan kode 10 mendapatkan nilai kuat tekan sebesar 350,99 kg/cm2, untuk

kode 8 sebesar 445,98 kg/cm2, kode 4 sebesar 487,25 kg/cm2 dan yang terakhir

kode 2 sebesar 459,35 kg/cm2.

Kata kunci: Kuat Tekan, Hammer Test, Retak, Jamur

viii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha Kuasa,

karna atas rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas

akhir dengan judul “Penilaian Fisik Dan Mekanis Struktur Atas Bangunan (Study

Kasus Pembangunan Gedung Serbagunan Politeknik Negeri Balikpapan)”.

Didalam karya tulis ini, di sajikan pokok-pokok bahasan tugas akhir meliputi

gambaran tentang penilaian fisik dan pengujian Hammer Test sehingga

didapatkan nilai kuat tekan karakteristiknya.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasi yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ramli, S.E., M.M Direktur Politeknik Negeri Balikpapan.

2. Drs. Sunarno, M.Eng , selaku Ketua Program Studi Jurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Balikpapan.

3. Mersianty, ST., MT sebagai dosen pembimbing 1, yang memberikan ilmu

serta tata cara pembuatan laporan ini dan memberikan pengarahan selama

pengerjaan tugas akhir ini.

4. Totok Sulistyo, ST., MT sebagai dosen pembimbing 2, yang memberikan

ilmu serta tata cara pembuatan laporan ini dan memberikan pengarahan

selama pengerjaan tugas akhir ini.

5. Rekan – rekan mahasiswa/i 3 teknik sipil 1 angkatan 2015 yang telah

banyak memberikan masukan untuk Tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah karya yang sempurna,

dan masih banyak ditemui kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, saran dan

masukan yang membangun sangat diharapkan.

Balikpapan, 26 Juli 2018

Miftaqur Rohmah

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL......................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iii

LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ iv

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................ v

PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

BAB I ....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ............................................................................................. 2

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 2

1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Beton ............................................................................................................... 3

2.2 Jenis Struktur Beton ........................................................................................ 3

2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Beton ................................................................. 4

2.3.1 Kelebihan Beton ............................................................................................ 4

2.3.2 Kekurangan beton ................................................................................ 5

2.4 Kelas Mutu Beton ........................................................................................... 5

x

2.5 Sifat Mekanis dan Fisik Beton ........................................................................ 6

2.5.1 Sifat Mekanis Beton ............................................................................ 6

2.5.2 Sifat Fisik Beton .................................................................................. 8

2.6 Jenis Kerusakan Beton .................................................................................. 10

2.7 Jenis Perawatan Beton .................................................................................. 11

2.8 Hammer Test ................................................................................................. 12

2.8.1 Kelebihan Hammer test ..................................................................... 13

2.8.2 Kekurangan Hammer Test........................................................................... 13

2.8.3 Standar Pengujian........................................................................................ 13

2.8.4 Bagian-bagian Hammer Test ............................................................. 13

2.8.5 Ketentuan - Ketentuan................................................................................. 15

2.8.6 Tahap Pengujian ................................................................................ 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ...................................................................... 21

3.2 Metode Pengujian ......................................................................................... 21

3.3 Tahap Persiapan ............................................................................................ 23

3.4 Persiapan Alat ............................................................................................... 23

3.5 Prosedur Pengujian ....................................................................................... 23

3.5.1 Pengambilan Data Lapangan ............................................................. 23

3.5.2 Tahap Penilaian Fisik ........................................................................ 24

3.5.3 Tahap Pengujian Mekanis.................................................................. 25

3.6 Pengolahan Data ........................................................................................... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Umum ........................................................................................................... 26

4.2. Komponen Struktur Atas Gedung Serbaguna .............................................. 27

4.3. Penilaian Sifat-Sifat Fisik Pada Struktur Atas Gedung ................................ 28

xi

4.3.1 Pemberian Nama Kode, Pembuatan Denah Sketsa Bangunan dan

Pengukuran Aktual Dilapangan .................................................................... 28

4.3.2 Retak .................................................. Error! Bookmark not defined.

4.3.3 Jamur..................................................................................................30

4.4. Pengujian Mekanis........................................................................................ 36

4.4.1 Tahap Perhitungan Hammer Test ...................................................... 37

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ................................................................................................... 39

5.2. Saran ............................................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Ilustrasi Kuat Tekan.............................................................................7

Gambar 2.2 Hammer Test .....................................................................................12

Gambar 2.3 Bagian-bagian Hammer Test..............................................................14

Gambar 2.4 Arah Pukulan Hammer Test ..............................................................15

Gambar 2.5 Ilustrasi Cara Kerja Rebound Hammer Test ......................................18

Gambar 3.1 Gambar Diagram Alur Tahap Persiapan Alat....................................21

Gambar 3.2 Gambar Diagram Alur Pengujian Lapangan Dan Analisis Data........22

Gambar 4.1 Lokasi Pengujian................................................................................26

Gambar 4.2 Sketsa Perencanaan Kolom.........................................................27

Gambar 4.3 Pemberian Kode Pada Kolom......................................................28

Gambar 4.4Denah Sketsa Bangunan..................................................................29

Gambar 4.4Denah Sketsa Bangunan....................................................................32

Gambar 4.6 Letak Nama Kolom B.....................................................................30

Gambar 4.7 Letak Nama Kolom C................................................................30

Gambar 4.8 Letak Nama Kolom D.....................................................................31

Gambar 4.9 Letak Nama Kolom E.................................................................31

Gambar 4.10 Retak Pada Struktur Gedung Serbaguna......................................34

Gambar 4.11 Lumut pada Lantai (a), dan Jamur pada Kolom (b).........................35

Gambar 4.12 Grafik Hammer Test...................................................................39

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kelas dan Mutu Beton (PBI 1971)...........................................................5

Tabel 2.2 Pola Retak ASTM C 39M-05.................................................................9

Tabel 4.1 Perencanaan Struktur Kolom Gedung Serbaguna..................................27

Tabel 4.2 Hasil Nilai Kalibrasi Alat.................................................................37

Tabel 4.3 Hasil Nilai Tembak (KA.1).............................................................37

Tabel 4.4 Niai Kuat Tekan................................................................................40

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Struktur adalah tiang bangunan yang menjadi kekuatan utama dari

bangunan. Sebuah bangunan tersusun dari elemen struktur dan elemen

nonstruktur. Elemen struktur menumpu elemen nonstruktur sehingga bangunan

menjadi kukuh dan angka penurunan bangunan pun menjadi lebih kecil (Ir.Taufik

2014). Suatu bangunan gedung tinggi rawan mengalami kerusakan jika tidak di

rencanakan dengan baik.

Kerusakan struktur bangunan bisa disebabkan oleh berbagai faktor

diantaranya kebakaran, gempa bumi, faktor cuaca. Menurut R.Arwanto pada

tahun 2006 dalam kasus kebakaran dapat berdampak pada struktur beton itu

sendiri seperti kerusakan struktur dan perubahan fisik pada struktur beton.

Perubahan fisik yang terjadi pada struktur dapat dilihat secara visual meliputi

terjadinya retak-retak dan tumbuhnya jamur di struktur beton.

Pada struktur gedung Bangunan Sebaguna Politeknik Negeri Balikpapan ini

juga terlihat kondisi seperti retak-retak dan tumbuhnya jamur distruktur beton.

Gedung Serbaguna Politeknik Negeri Balikpapan yang terletak di belakang

gedung direktorat Jl. Soekarno Hatta Km. 8 Balikpapan dilaksanakan pada tahun

2015 sampai tahun 2017 dan termasuk bangunan yang masih belum selesai

dilaksanakan sepenuhnya, pembangunan gedung tersebut sampai sekarang belum

terselesaikan dikarenakan kendala biaya.

Tahap yang sudah terselesaikan adalah bagian struktur bawah dan bagian

struktur atas, struktur bawah yang sudah terlaksana yaitu seperti pondasi. Bagian

struktur atas yang sudah terselesaikan meliputi pekerjaan kolom, balok, ring

balok, tribun. Untuk tahap selanjutnya pekerjaan yang belum terselesaikan seperti

tahap pelaksanaan atap dan dinding. Dengan kondisi yang tidak tertutup dan

dengan adanya tanda-tanda kerusakan visual, untuk itu saya tertarik untuk

melakukan ”Penilaian Fisik Dan Mekanis Struktur Atas Bangunan (Study Kasus

Pembangunan Gedung Serbagunan Politeknik Negeri Balikpapan).

2

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan diteliti ini antara lain:

1. Bagaimana sifat fisik dan mekanis struktur beton bangunan gedung

Serbaguna Politeknik Balikpapan?

2. Berapa nilai kuat tekan mutu struktur beton Gedung Serbaguna Politeknik

Balikpapan?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari penelitian ini antara lain:

1. Pengujian Hammer Test dilakukan di lapangan dengan 10 titik sampel dan

16 tembakan,

2. Pengujian dilakukan pada struktur kolom,

3. Penilaian sifat fisik yaitu pengamatan secara visual terhadap retak dan

jamur,

4. Menggunakan Hammer Test Type R,

5. Penilaian Fisik tidak menggunakan skala ataupun perbandingan persentase,

6. Tidak melakukan perhitungan biaya,

7. Perhitungan pengolahan data menggunakan aplikasi Microsoft Excel.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan ujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui sifat-sifat fisik dan mekanis pada struktur bangunan gedung

Serbaguna Politeknik Negeri Balikpapan,

2. Mendapatkan nilai kuat tekan mutu struktur beton Gedung Serbaguna

Politeknik Balikpapan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan referensi dan bahan pertimbangan untuk pengujian kasus

yang sama pada tempat yang berbeda,

2. Hasil pengujian diharapkan dapat menjadi informasi kepada pemilik

bangunan.

3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Beton

Beton sendiri adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang

direkatkan oleh bahan ikat (Semen). Beton dibentuk dari campuran agregat halus

dan kasar dan ditambah dengan pasta semen. Singktanya dapat dikatakan bahwa

semen mengikat pasir dan bahan-bahan agregat lain seperti batu kerikil dan

sebagainya (Sagel 1993). Berdasarkan fungsi dan kegunaannya, jenis beton dapat

dibedakan menjadi sepuluh macam. Di antaranya yaitu beton mortar, beton

ringan, beton non-pasir, beton hampa, beton bertulang, beton pra-tegang, beton

pra-cetak, beton massa, beton siklop, dan beton serat.

2.2 Jenis Struktur Beton

Struktur adalah sarana untuk menyalurkan beban atau distribusi gaya-gaya

eksternal maupun internal ke dalam bumi. Struktur bangunan ada dua macam

yaitu struktur bawah (Lower Structure) dan struktur atas (Upper Structure).

Struktur bawah adalah struktur yang berada di bawah permukaan seperti pondasi,

sedangkan yang dimaksud struktur atas adalah struktur bangunan yang berada di

atas permukaan tanah seperti kolom, balok, tangga, pelat.

Setiap komponen struktur memiliki fungsi yang berbeda-beda. Seperti

pondasi berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang

disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi. Balok atau beam memiliki

fungsi memikul beban yang bekerja tegak lurus dengan dengan sumbu

longitudinalnya.

Kolom memiliki fungsi memikul beban dari balok dan sebagai penerus

beban seperti beban manusia, barang dan seluruh bangunan ke pondasi. Kolom

juga merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari

suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis

yang dapat menyebabkan runtuhnya (Collapse) lantai yang bersangkutan dan juga

runtuh total (Total Collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). Sedangkan

pelat memiliki fungsi mendukung beban mati maupun beban hidup dan

4

menyalurkannya ke rangka vertikal atau kolom. Pelat merupakan struktur bidang

permukaan yang lurus, datar atau melengkung yang tebalnya jauh lebih kecil

dibanding dengan dimensi yang lain.

Untuk mendapatkan struktur bangunan yang baik maka dalam pembuatan

beton yang perlu memperhatikan adalah komponen agregat pembuatannya,

dikarenakan agregat yang digunakan dalam pencampuran sangat berpengaruh

terhadap sifat beton yang dihasilkan seperti kuat tekan. Secara umum agregat

kasar yang baik haruslah yang mempunyai bentuk yang menyerupai kubus atau

bundar, bersih, keras, kuat, dan bergradasi baik. Hal tersebut dikarenakan

karakteristik bagian luar agregat terutama bentuk dan tekstur permukaan

memegang peranan penting terhadap sifat beton segar maupun beton yang sudah

mengeras. Sama hal nya dengan bentuk dan tekstur agregat halus juga sangan

mempengaruhi kebutuhan air campuran beton.

Bahan-bahan penyusun yang baik akan menghasilkan kekuatan yang tinggi.

Selain bahan penyusun adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton

yaitu faktor utama dan faktor tambahan. Faktor utama meliputi milai

perbandingan air dan semen, umur beton, temperatur, dan derajat pemadatan.

Sedangkan faktor tambahan meliputi perbandingan antara semen dengan agregat,

kualitas agregat yang meliputi gradasi, tekstur permukaan, dan bentuk.

2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Beton

Berikut kelebihan dan kekurangan dalam pemakaian bahan beton untuk

bangunan dibandingkan dengan bahan bangunan lainnya.

2.3.1 Kelebihan Beton

1. Biaya untuk membuat beton terbilang cukup murah dikarenakan bahan-

bahan yang mudah didapat, terkecuali semen portland yang harus

didatangkan terlebih dahulu dari luar kota atau daerah,

2. Tahan aus dan tahan kebakaran sehingga penghuni bangunana senantiasa

merasa aman,

3. Beton mempunyai kuat tekan yang tinggi,

5

4. Beton bersifat fleksibel artinya bisa dibuat dalam bentuk dan ukuran yang

sesuai dengan keinginan tanpa mempengaruhi kualitasnya secara langsung,

5. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk

apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan.

2.3.2 Kekurangan beton

1. Walaupun beton mampu menahan gaya tekan beban dengan baik, tetapi

kekuatannya saat menerima gaya tarik cukup rendah sehingga mudah retak,

2. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki

air,

3. Beton bisa mengalami keretakan rambut dan keretakan struktur akibat

perubahan suhu yang drastis dalam waktu relatif singkat,

4. Sifat asal beton yang lain adalah getas atau tidak daktail.

2.4 Kelas Mutu Beton

Mutu beton adalah nilai kuat tekan suatu beton yang dinyatakan dalam

bentuk Mpa. Berdasarkan kelas dan mutu beton dapat dibedakan menjadi 3 kelas

yaitu:

Tabel 2.1 Kelas dan Mutu Beton (PBI 1971)

Kelas Beton

Mutu Beton Kekuatan Tekan

(Kgf/cm2) Tujuan

Pengawasan Terhadap

Mutu Agregat Kekuatan Tekan

I B0 50 - 80 Non Struktural Ringan Tanpa

II

B1 100 Struktural Sedang Tanpa

K125 125 Struktural Ketat Kontinue

K175 175 Struktural Ketat Kontinue

K225 225 Struktural Ketat Kontinue

III K>225 >225 Struktural Ketat Kontinue

Dari tabel 2.1 dapat dilihat pembagian kelas dan mutu beton berdasarkan

PBI 1971, berikut penjelasannya:

a. Beton kelas I adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan non struktutral. Untuk

pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian khusus. Untuk pelaksanaanya

tidak dierlukan keahlian khusus, pengawasan mutu hanya dibatasi pada

6

pengawasan ringan terhadap mutu bahan-bahan, sedangkan terhadap

kekuatan tekan tidak disyaratkan pemeriksaan. Mutu beton kelas 1

dinyatakan dengan B0.

b. Beton kelas II adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural secara

umum seperti perumahan, tempat tinggal dan bendungan. Pelaksanaannya

memerluka keahlian yang cukup dan harus dilakukan dibawah pimpinan

tenaga-tenaga ahli. Beton kelas II dibagi dalam mutu-mutu standar : B1, K

125, K 175, dan K 225. Pada mutu B1, pengawasan mutu hanya dibatasi

pada pengawasan sedang terhadap mutu bahan-bahan sedangkan terhadap

kekuatan tekan tidak disyaratkan pemeriksaan. Pada mutu-mutu K 125, K

175, dan K 225, pengawasan mutu terdiri dari pengawasan yang ketat

terhadap mutu bahan-bahan dengan keharusan untuk memeriksa kekuatan

tekan beton secara kontinue.

c. Beton kelas III adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural yang lebih

tinggi dari K 225 seperti jembatan, terowongan, dan bangunan tinggi.

Pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus dan harus dilakukan di bawah

pimpinan tenaga-tenaga ahli. Disyaratkan adanya laboratorium beton

dengan peralatan yang lengkap serta dilayani oleh tenaga-tenaga ahli yang

dapat melakukan pengawasan mutu beton secara kontinue.

2.5 Sifat Mekanis dan Fisik Beton

Berikut akan dijelaskan mengenai sifat Mekanis dan sifat Fisik Beton.

2.5.1 Sifat Mekanis Beton

Sifat mekanis beton yaitu sifat yang didapatkan dari agregat campuran

pembuatan beton seperti gaya lekat, dan kekuatan. Kekuatan beton merupakan

sifat yang terpenting dari beton karena dipengaruhi oleh agregat pembuatannya

terutama untuk beton berkekuatan tinggi. Kekutan beton merupakan parameter

yang dapat memberikan gambaran secara umum mengenai kualitas beton itu

sendiri, karena kekuatan berkaitan langsung dengan kondisi struktur. Kekuatan

beton ditentukan oleh kandungan semen dan faktor air semen dari campuran.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton diantaranya adalah

faktor air semen, jumlah semen, umur beton, dan sifat agregat. Ada 2 metode

7

untuk mengetahui untuk mengetahui kekuatan beton diantaranya pengujian

merusak (destructive test) yang meliputi pengujian dengan metode core drilled

test dan compression test, dan pengujian tidak merusak (non-destructive test)

seperti hammer test dan ultrasonic pulse velocity (UPV), berikut contoh untuk

mengetahui kekuatan tekan beton dilakukan dengan pengujian pada uji benda

silinder bisa menggunakan persamaan:

................................................................................(2.1)

Dimana :

f’c = Kuat tekan beton benda uji silinder (Mpa)

P = Gaya Tekan (N)

A = Luas Permukaan Benda Uji (cm²)

Gambar 2.1 Ilustrasi Kuat Tekan

Sumber : (M.Nur Ichsan, 2017)

8

2.5.2 Sifat Fisik Beton

Sifat fisik beton yaitu sifat yang bisa dilihat secara visual diantaranya:

1. Retak

Umumnya retak dibedakan menjadi 2 jenis yaitu retak struktur dan retak non

struktur.

a. Retak struktur.

Retak struktur adalah retak yang dapat membahaykan terhadap sebuah

kekokohan bangunan. Retak struktur dibedakan menjadi 2 yaitu retak

tekan dan retak tarik.

Ciri-ciri dari retak struktur adalah:

1) Lebar retakan lebih dari 2 mm,

2) Tembus dari sisi kiri sampai sisi ke kekanan.

Ada beberapa penyebab terjadinya retak struktur diantaranya:

1) Pergeseran tanah,

2) Kesalahan perancangan,

3) Pengaruh alam seperti gempa,

4) Beban yang terlalu besar,

5) Rendahnya kualitas atau mutu beton.

b. Retak Non Struktur

Retak non struktur adalah retak yang tidak membahayakan dan dapat

merusak estetika keindahan. Retak non struktur ini berupa garis lembut

yang tak beraturan, menurut Syarif Hidayat retak non struktur terbagi

menjadi 3 macam.

1) Crazing

Retak jenis ini terjadi karena plesteran terlalu banyak pasir yang

mengandung butiran halus. Ciri-ciri retak crazing adalah:

a) Membentuk jaringan retak yang halus, dangkal dan tidak

bersambung,

b) Membentuk pola hexagonal denga jarak retak 5 mm-75 mm,

c) Terjadi dalam selang waktu beberapa jam setelah aplikasi

plesteran.

9

2) Map cracking

Retak Map Cracking disebabkan karena terlalu banyak semen dan

dibiarkan terlu cepat pengeringannya. Ciri-ciri retak jenis Map

Cracking adalah:

a) Pola retakan menyerupai peta (map),

b) Membentuk pola heksagonal dengan jarak hingga 200 mm,

c) Struktur retak cenderung lebih dalam dan bersambung.

3) Retak Rambut

Retak rambut yaitu retak yang berukuran kecil bentuknya tidak

berpola dan ukurannya kurang dari 1 mm. Penyebab retak rambut

yaitu:

a) Kualitas pasir yang kurang baik,

b) Komposisi plesteran dan acian yang tidak baik,

c) Keadaan lingkungan yang terlalu lembab.

Tabel 2.2 Pola Retak ASTM C 39M-05

Tipe I

Pola retak yang berbentuk

kerucut pada kedua ujung.

Tipe II

Pola retak yang berbentuk

kerucut pada satu ujung,

retak vertical hingga

Tipe III

Pola retak yang

berbentuk retak vertical dari

ujung ke ujung.

10

Tipe IV

Pola retak yang berbentuk

retak geser arah diagonal

pada kedua sisi benda uji.

Tipe V

Pola retak yang terjadi pada

salah satu samping ujung

benda uji. Ujung atas atau

bawah

Tipe VI

Pola retak yang terjadi

pada kedua samping ujung

atas benda uji

2. Jamur

Jamur atau fungi adalah sejenis organisme yang tidak berklorofil. Jamur

terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, jamur banyak ditemukan pada

musim hujan. Jamur suka tumbuh di tempat yang lembap, tidak banyak cahaya,

banyak zat organik dan sedikit asam. Selain ada jamur yang menguntungkan bisa

dimakan ada juga jamur yang merugikan baik untuk kesehatan ataupun untuk

estetika. Berikut jamur yang merugikan dalam hal estetika pada bangunan.

a. Jamur Ladosporium,

b. Jamur Aspergillus,

c. Jamur Penicillium,

d. Jamur Acremonium,

e. Jamur Stachybotrys,

f. Jamur Alternaria.

2.6 Jenis Kerusakan Beton

Kerusakan beton bangunan dapat disebabkan oleh berbagai faktor,

diantaranya yaitu kerusakan akibat faktor manusia, faktor alam dan yang terakhir

faktor bencana alam seperti gempa bumi. Dalam penelitian (Fibrin, 2011) dengan

judul Kerusakan Bangunan Hotel Bumi Minang Akibat Gempa Padang 30

11

September 2009, disimpulkan bahwa bangunan Hotel Bumi Minang mengalami

kerusakan berat baik pada bagian struktur maupun non-struktur.

Kerusakan ini terutama terjadi pada bagian tengah bangunan, bentuk denah

bangunan yang tidak simetris merupakan satu hal yang dapat menimbulkan

konsentrasi tegangan akibat beban dinamis yang bekerja pada bangian tengah

bangunan. Bangunan tersebut dapat diperbaiki dengan beberapa opsi tindakan

yaitu merubah bentuk denah bangunan dan memperkuat dengan tambahan dinding

geser pada beberapa bagian bangunan.

Selain akibat bencana alam kerusakan juga bisa disebabkan oleh faktor

manusia seperti kebakaran, akhir-akhir ini seringkali terjadi bencana kebakaran

yang merusak konstruksi bangunan. Menurut (Weka, 2016) efek pemanasan

memberikan pengaruh dampak yang buruk pada beton. Saat terbakar beton tidak

menghasilkan api namun dapat menyerap panas sehingga akan terjadi peningkatan

suhu tinggi secara signifikan yang akan mengakibatkan perubahan dari sifat-sifat

struktur beton. Perubahan secara fisik yang terjadi pada permukaan beton

misalnya adanya adanya retak permukaan, serta adanya pengelupasan/spalling di

selimut beton.

2.7 Jenis Perawatan Beton

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 24 tahun 2008

tentang Pedoman Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan Gedung diterangkan

bahwa lingkup perawatan bangunan gedung adalah pekerjaan perawatan meliputi

perbaikan atau penggantian bagian bangunan, komponen, bahan bangunan, atau

prasarana dan sarana. Berikut lingkup pemeliharaan dan perawatan bangunan

gedung:

a. Rehabilitasi

Memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan maksud

menggunakan sesuai dengan fungsi tertentu yang tetap, baik arsitektur

maupun struktur bangunan gedung tetap dipertahankan seperti semula,

sedang utilitas dapat berubah.

12

b. Renovasi

Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud

menggunakan sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah, baik

arsitektur, struktur maupun utilitas bangunannya.

c. Restorasi

Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud

menggunakan untuk fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dengan

tetap mempertahankan arsitektur bangunannya sedangkan struktur dan

utilitas bangunannya dapat berubah

2.8 Hammer Test

Hammer Test adalah salah satu alat pengujian beton yang terbuat dari palu

baja digerakkan oleh gaya pegas yang apabila dilepaskan akan memukul peluncur

baja kepermukaan (SNI 03-4430-1997). Secara umum hammer test terdari dari

beberapa tipe sesuai dengan mutu beton yang akan diuji. Alat hammer test ini

biasanya digunakan untuk pengujian memperkirakan nilai kuat tekan mutu beton

pada suatu elemen struktur tanpa harus merusak beton tersebut dikarenakan alat

ini termasuk pengujian Non-Destructive atau pengujian tanpa merusak benda yang

diuji. Alat hammer test dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Hammer Test

Sumber : Proceq.com

13

2.8.1 Kelebihan Hammer test

Kelebihan dari hammer test yaitu:

1. Harganya murah,

2. Mudah digunakan atau diaplikasikan,

3. Pengukurannya bisa dilkukan dengan cepat,

4. Mudah dibawa,

5. Tidak merusak struktur bangunan.

2.8.2 Kekurangan Hammer Test

Kekurangan dari hammer test yaitu:

1. Tingkat ke akurasian hasil pengujiannya rendah,

2. Hasil penelitian dipengaruhi oleh kerataan permukaan, kelembapan, jenis

agregat, umur beton,

3. Hanya memberikan informasi perkiraan kuat tekan rata-rata pada

permukaan struktur.

2.8.3 Standar Pengujian

Adapun standar yang digunakan untuk melakukan metode pengujian kuat

tekan mutu beton dengan menggunakan alat hammer test yaitu SNI (Standar

Nasional Indonesia) 03-4430-1997.

2.8.4 Bagian-bagian Hammer Test

Bagian yaitu informasi tentang objek yang tengah kita gunakan, bagian-

bagian hammer test ditunjukan pada gambar 2.3.

a. Peluncur baja (1),

b. Tabung pembungkus (3),

c. Tunjuk nilai lenting pembacaan (4),

d. Knop pada tabung (6),

e. Batang besi pengontrol alat pukul (7),

f. Pelat bundar (8),

14

g. Penutup (9),

h. Cincin besi yang terdiri dari 2 bagian (10),

i. Penutup ujung belakang (11),

j. Pegas penekan (12),

k. Besi pemegang batang pengontrol alat pukul (13),

l. Pemberat (14),

m. Pegas penahan (15),

n. Pegas pemantul (16),

o. Laras pemegang peluncur baja (17),

p. Cincin pelindung (18),

q. Lubang tempat pembacaan data (19),

r. Mur (20),

s. Mur pengunci (21),

t. Jepit (22),

u. Pegas pada pemegang batang pengontrol (23).

Gambar 2.3 Bagian-bagian Hammer Test

Sumber : SNI 03-4430-1997.

15

2.8.5 Ketentuan - Ketentuan

Berikut ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi menurut SNI 03-4430-1997.

a. Arah Pukulan

Merujuk pada spesifikasi data pabrik, umumnya ada 3 metode dalam

melakukan pengujian dengan Hammer Test, setiap metode memiliki grafik nilai

rebound dan estimasi kuat tekan yang berbeda seperti yang ditunjukan pada

gambar 2.4.

Gambar 2.4 Arah Pukulan Hammer Test

Sumber : SNI 03-4430-1997.

Keterangan:

1) Sudut 0° untuk pengujian tegak lurus horizontal.

2) Sudut –90° untuk pengujian tegak lurus vertikal kebawah.

3) Sudut +90° untuk pengujian tegak lurus vertikal ke atas.

b. Umum

1) Setiap elemen struktur yang akan diuji harus diberi identitas,

2) Hammer Test yang dipakai harus sudah dikalibrasikan dengan testing

anvil sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau petunjuk dari pabrik,

3) Hasil pengujian harus ditanda tangani oleh teknisi pelaksana yang

menjadi penanggung jawab pengujian,

16

4) Laporan pengujian harus disahkan dengan dibubuhi nama dan tanda

tangan kepala laboratorium.

c. Benda Uji

1) Tebal elemen struktur pelat minimal 100 mm dan kolom minimal 125

mm,

2) Permukaan beton yang akan diuji harus merupakan permukaan yang

padat, rata, halus, dan tidak dilapisi oleh plesteran atau bahan pelapis

lainnya,

3) Benda uji harus kering dan halus, bebas dari tonjolan-tonjolan atau

lubang-lubang,

4) Lokasi-lokasi harus ditentukan dengan dimensi elemen struktur dan

jumlah nilai benda uji yaang diperlukan untuk perhitungan perkiraan

kekuatan beton.

d. Persiapan Pengujian

1) Permukaan benda uji diberi tanda batas lokasi untuk titik-titik uji dengan

minimum 100 mm x 100 mm,

2) Permukaan bidang uji yang kasar harus digerindra halus sebelum diuji,

e. Perkiraan Kuat Tekan

Kuat tekan diperkirakan berdasarkan nilai lentingan yang diperoleh dengan

menggunakan tabel atau kurva korelasi pada petunjuk penggunaan alat hammer

test yang dipakai untuk menguji.

2.8.6 Tahap Pengujian

Berikut merupakan langkah dalam melaksanakan pengujian dengan Hammer Test:

a. Kalibrasi Alat

Umumnya kalibrasi alat hammer test menggunakan benda kalibrasi tipe

cube sesuai dengan spesifikasi alat hammer test. Kalibrasi digunakan sebagai

pedoman dalam menilai kondisi alat bebandingan dengan standar alat yang

berlaku. Kalibrasi dilakukan dengan cara melakukan pemukulan alat hammer test

17

sebanyak 10x dengan sudut –90° atau searah vertikal menghadap ke bawah. Data

dari hasil kalibrasi tersebut kemudian dihitung nilai rata-ratanya, lalu nilai standar

yaitu nilai 80 dibagi dengan nilai rata-rata sehingga didapatkan nilai angka

koreksi kalibrasi. Menghitung kalibrasi alat dapat menggunakan rumus 2.2.

F

.................................................................................(2.2)

Dimana:

F = Angka koreksi kalibrasi

∑x = Nilai rata-rata jumlah pukulan

80 = Ketentuan alat

b. Metode Pengujian

Berikut tata cara pelaksanaan pengujian yang benar berdasarkan SNI 03-4430-

1997:

1) Sentukan ujung peluncur pada permukaan titik uji dengan posisi yang

telah dipilih,

2) Secara perlahan tekankan hammer test ke bidang uji sampai terjadi

pukulan pada titik uji

3) Lakukan 10 kali atau lebih pukulan pada satu lokasi bidang uji dengan

jarak terdekat anatara titik-titik pukulan 25 mm,

4) Catat semua nilai pembacaan yang ditunjukan oleh skala

5) Hitung nilai rata-rata pembacaan,

6) Nilai pembacaan yang berselisih lebih dari 5 satuan terhadap nilai rata-

rata tidak boleh diperhitungkan, kemudian hitung nilai rata-rata sisanya,

7) Semua nilai pembacaan harus diabaikan apabila terdapat dua atau lebih

nilai pembacaan yang bersilih dari 5 satuan terhadap nilai rata-ratanya,

8) Semua nilai pembacaan harus diabaikan apabila terdapat dua atau lebih

nilai pembacaan yang bersilih dari 5 satuan terhadap nilai rata-ratanya,

9) Koreksi nilai akhir rata-rata sasuai arah pukulan,

18

10) Hitung nilai kuat tekan dengan menggunakan tabel Microsoft Excel atau

rumus hammer test.

Gambar 2.5 5 Ilustrasi Cara Kerja Rebound Hammer Test

Sumber : ACI 228.1R-95

c. Tata Cara Analisis Perhitungan

Umumnya hammer test digunakan untuk mengukur nilai estimasi kuat tekan

permukaan beton. Dalam menghitung estimasi kuat tekan permukaan beton dapat

juga dihitung nilai standar deviasi, nilai rebound, dan estimasi kuat tekan

karakteristik.

1) Estimasi Standar Deviasi

Untuk memudahkan dalam menghitung standar deviasi cukup menggunakan

Microsof Excel. Menghitung standar deviasi dapat menggunakan rumus 2.3.

........................................(2.3)

19

Dimana:

Stdev = Rumus standar deviasi Microsoft Excel

∑n = Nilai semua benda uji

2) Koefisien Variasi (CV)

Koefisien variasi (CV) didapat dengan membagikan standar deviasi dengan nilai

rata-rata (x). Menghitung koefisien variasi (CV) dapat menggunakan rumus 2.4.

.....................................................(2.4)

Dimana:

SD = Standar deviasi

x = Nilai rata-rata tembakan

3) R (Nilai Rebound)

Nilai rebound digunakan untuk mencari nilai grafik hammer test guna

mendapatkan nilai kuat tekan maksimal dan minimal sehingga bisa menemukan

nilai kuat tekan karakteristik. Nilai rebound didapatkan dari mengalikan nilai rata-

rata (x) dengan angka koreksi kalibrasi. Menghitung R (nilai rebound) dapat

menggunakan rumus 2.5.

.......................................................(2.5)

Dimana:

R = Nilai rebound

x = Nilai rata-rata

F = Angka koreksi kalibrasi

4) Kuat Tekan Karakteristik (σbk)

Menghitung kuat tekan karakteristik dapat menggunakan rumus 2.6.

= ....................(2.6)

20

Dimana:

σbk = Kuat tekan karakteristik

σb mak = Kuat tekan (grafik rebound)

k = Karakteristik alat

cv = Koefisien variasi

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini seluruhnya akan dilaksanakan di lapangan yaitu pada area gedung

Serbaguna Politeknik Negeri Balikpapan. Objek penelitian yaitu berupa struktur

beton gedung Serbaguna Politeknik Negeri Balipapan di Jalan Soekarno Hatta Km. 8

Balikpapan – Kalimantan Timur. Pengujian dilakukan pada struktur kolom dan

dilaksanakan pada bulan April 2018 – Juli 2018.

3.2 Metode Pengujian

Tahap persiapan alat dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Gambar Diagram Alur Tahap Persiapan Alat

Pengumpulan Data Sekunder:

1. Gambar Dimensi Bangunan

2. Gambar Denah & Potongan

Persiapan Alat

A

Mulai

Kajian Pustaka

22

Tahap penelitian lapangan dan analisis data dapat dilihat pada gambar 3.2

Gambar 3.2 Gambar Diagram Alur Penelitian Lapangan Dan Analisis Data

A

Alat:

1. Hammer Test

2. Meteran

3. Gerindra / Gosokan

4. Kamera

5. Alat Tulis

Pengambilan Data Lapangan

Penilaian Fisik

Penilaian Mekanis Pada

Struktur Kolom (10 titik) 1. Retak

2. Jamur

Kuat Tekan

Kesimpulan

Selesai

Hasil & Pembahasan

23

3.3 Tahap Persiapan

Pertama-tama dalam penelitian ini yaitu tahap persiapan kajian pustaka dan

pengumpulan data, dalam tahap persiapan kajian pustaka yaitu pencarian referensi

sebagai bahan pembelajaran atau peraturan, syarat-syarat yang harus dilaksanakan.

Pengumpulan data yaitu pengumpulan data informasi tentang gedung, meliputi data

primer atau sekunder gedung.

3.4 Persiapan Alat

Alat yang digunakan pada pengujian ini tersedia di Laboratorium Teknik Sipil

Politeknik Negeri Balikpapan.

1. Hammer Test untuk menguji benda obyek yang akan diuji.

2. Gerinda atau amplas gosok untuk menghaluskan permukaan struktur beton

yang akan diuji.

3. Kamera digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan penelitian.

4. Alat tulis, digunakan untuk mencatat hasil dan menandai titik obyek yang akan

dilakukan pengujian.

5. Meteran digunakan untuk pengukuran.

3.5 Prosedur Pengujian

3.5.1 Pengambilan Data Lapangan

Obyek penelitian adalah struktur beton bangunan yang sudah lama terhenti

maka sebelum melakukan pengambilan data dilapangan yang harus dilakukan terlebih

dahulu adalah memperhatikan aspek K3 yang meliputi:

a. Identifikasi Kemungkinan Bahaya

Pada berbagai kondisi lingkungan pengujian terdapat beberapa kondisi yang

mungkin menyebabkan kecelakaan, seperti lokasi pengujian ini yang objeknya

adalah bangunan yang memiliki ketinggian dan memiliki tingkaat bahaya jatuh.

Sebelum kecelakaan itu terjadi maka harus dilaksanakan pencegahan untuk

mengantisipasinya sehingga bisa mengurangi bahaya atau mungkin menjadi

=zero acciddent.

24

b. Identifikasi Kondisi Lingkungan

Kegiatan ini meliputi identifikasi lingkungan disekitar yang bisa menyebabkan

bahaya yang akan timbul. selain itu identifikasi ini juga untuk menentukan

kondisi yang tepat melaksanakan pengujian.

c. Identifikasi Perlengkapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Setelah menganalisa kemungkinan bahaya dan lokasi lingkungan maka langkah

selanjutnya yaitu identifikasi perlengkapan k3 seperti:

1. Kotak P3K,

2. Safety shoes,

3. Helmet,

4. Pakaian praktek jika perlu.

Apabila dalam penganalisaan terdapat resiko bahaya maka semua alat APD

(Alat Pelindung Diri) menjadi wajib digunakan guna untuk pencegahan bahaya yang

akan timbul.

3.5.2 Tahap Penilaian Fisik

a. Langkah-langkah penilaian fisik secara visual terhadap retakan:

1. Persiapkan alat yang dibutuhkan,

2. Amati kondisi struktur beton,

3. Klasifikasi macam retakan,

4. Catat hasil pengamatan.

b. Langkah-langkah penilaian fisik secara visual terhadap jamur:

1. Persiapkan alat yang dibutuhkan,

2. Amati kondisi struktur beton,

3. Lakukan pengamatan,

4. Catat hasilnya pengamatan.

25

3.5.3 Tahap Pengujian Mekanis

Langkah-langkah tahap pengujian mekanis:

1. Persiapkan alat dan keperluan untuk melakukan pengujian,

2. Cek kelembapan struktur,

3. Untuk permukaan yang berplester atau mortar harus terlebih dahulu diratakan

menggunakan gerindra atau amplas gosokan,

4. Buat sebuah persegi menggunakan spidol/kapur tulis di struktur dengan

minimal 10 persegi dan jarak antar titik uji minimal 25 mm,

5. Tandai titik yang akan diuji,

6. Tempelkan kepala hammer test pada struktur beton yang telah dibersihkan,

7. Arahkan hammer test sesuai dengan grafik hammer rebound,

8. Catat derajat arah yang telah dipilih,

9. Hentakkan plunger kebagian struktur beton beberapa detik,

10. Catat hasil hentakkan.

3.6 Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari lapangan diolah menggunakan rumus dan aplikasi

Microsoft Excel seperti:

1. Kalibrasi Alat,

2. Kuat Tekan Hammer Test,

3. Niai rata-rata nama kolom A kode 1.

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Umum

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil dan pembahasan pemeriksaan

sifat fisik dan mekanik. Pada pembahasan fisik struktur beton meliputi jamur,

retak dan sifat mekanik struktur beton meliputi pengujian kuat tekan

menggunakan Hammer Test. Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan secara

aktual dan pembahasan tentang hasil pemeriksaan. Adapun study kasus ini berada

di pembangunan Gedung Serbaguna Politeknik Negeri Balikpapan Km.8 seperti

yang ditunjukan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian

27

4.2. Komponen Struktur Atas Gedung Serbaguna

Berikut komponen struktur atas beton pada Gedung Serbaguna yang

diperoleh dari data perencanaan meliputi data:

A. Data Perencanaan Kolom

Perencanaan kolom terdapat 3 tipe, dalam perencanaan struktur kolom

berbentuk bulat dengan beberapa ukuran diameter seperti 30, 40, 50. Untuk kolom

yang berdiameter 40 dan 50 berada pada lantai dasar yang berfungsi menjadi

kolom utama yang menopang beban yang berada di atasnya, dan untuk kolom

yang berdiameter 30 berada pada lantai 1 yang berfungsi menopang beban seperti

beban atap. Dalam perencanaan perbedaannnya terdapat pada ukuran diameter

dan penggunaan besi pokoknya. Dari hasil data perencanaan persyaratan mutu

beton yang disyaratkan yaitu 300 Kg/Cm2. Berikut perencanaan kolom dapat

dilihat pada tabel 4.1 dan gambar 4.2.

Tabel 4.1 Perencanaan Struktur Kolom Gedung Serbaguna

Perencanaan Kolom

No Diameter Kolom Besi Pokok Sengkang Mutu Beton

cm No Ø (mm) Ø (mm) Kg/Cm2

1 40 8 22 10 150 300

2 50 12 22 10 150 300

3 30 8 19 10 150 300 Sumber : Poltekba

Gambar 4.2 Sketsa Perencanaan Kolom

Sumber : Poltekba

28

4.3. Penilaian Sifat-Sifat Fisik Pada Struktur Atas Gedung

Penilaian fisik adalah suatu pemeriksaan secara visual terhadap suatu obyek

guna mengetahui kondisi atau keadaan bangunan tersebut. Pemeriksaan fisik

meliputi bagian struktur gedung seperti kolom, balok, dan pelat lantai tribun.

Adapun data pemeriksaan sifat fisik yaitu terhadap retakan dan jamur, penilaian

fisik terhadap suatu konstruksi diperlukan mengingat pengaruh iklim, cuaca dan

lingkungan yang berubah-ubah. Metode pemeriksaan ada beberapa cara seperti

pengukuran aktual, pemberian nama dan kode pada struktur beton dilapangan,

pembuatan denah sketsa bangunan.

4.3.1 Pemberian Nama Kode, Pembuatan Denah Sketsa Bangunan dan

Pengukuran Aktual Dilapangan

Pemberian nama dan kode bertujuan untuk memudahkan menemukan obyek

serta untuk membedakan obyek satu dengan yang lainnya, pemberian nama dan

kode dapat dilihat pada gambar 4.3. Pembuatan denah sketsa bangunan Gedung

Serbaguna dilakukan untuk memudahkan menemukan atau menunjukkan letak

lokasi obyek yang dicari. Pembuatan denah sketsa ini disesuaikan dengan letak

obyek yang berada dilapangan, denah sketsa bangunan dapat dilihat pada gambar

4.4.

Langkah kerja pemberian kode pada struktur bangunan:

1) Persiapkanalat yaitu spidol,

2) Beri kode yang sama ke setiap obyek sesuai dengan dimensi dan ukuran

yang sama. Dalam pemberian nama kolom berkode K, pelat lantai tribun

berkode T.

Gambar 4.3 Pemberian Kode Pada Kolom

29

Sedangkan pengukuran aktual dilapangan adalah nilai hasil pengukuran

secara manual dilapangan, pengukuran ini dilakukan untuk memberikan informasi

mengenai ukuran yang real dilapangan.

Langkah kerja pengukuran aktual:

1) Siapkan alat-alat yang akan digunakan seperti kamera, meteran, pulpen,

penghapus, buku, papan scanner,

2) Ukur obyek menggunakan meteran mulai dari keliling, lebar, panjang serta

tingginya,

3) Catat hasil pengukuran. (Lampiran 2)

Dari hasil pengukuran aktual dilapangan di dapatkan nama kolom A

berkode 1-14 yang terletak di lantai dasar bagian dalam yang ditunjukan pada

gambar 4.5. Memiliki tinggi yang sama yaitu 180 cm dan diameter yang berbeda,

ada yang berdiameter 51 cm ada juga yang berdiameter 52.

Gambar 4.5 Letak Nama Kolom A

30

Untuk nama kolom B yang berkode 1-50 memiliki tinggi 280 cm dengan

diameter yang berbeda seperti 50, 51, dan 52. Letak nama kolom B ini berada

pada lantai dasar begian luar seperti yang ditunjukan pada gambar 4.6.

Gambar 4.6 Letak Nama Kolom B

Untuk nama kolom C yang berkode 1-14 memiliki tinggi 254 cm dengan

diameter yang didapatkan berbeda-beda sepertI 31 dan 32. Letak nama kolom C

ini berada pada lantai atas atau lantai 1 seperti yang ditunjukan pada gambar 4.7.

Gambar 4.7 Letak Nama Kolom C

31

Sedangkan nama Kolom D yang berkode 1-18 dan berada di lantai atas atau

lantai 1 bagian luar. Kolom D ini memiliki tinggi 329 cm dengan diameter yang

didapatkan berbeda-beda sepertI 30, 31 dan 32. Letak klom ini bisa dilihat pada

gambar 4.8.

Gambar 4.8 Letak Nama Kolom D

Dan untuk nama Kolom E yang berkode 1-14 dan berada di lantai atas atau

lantai 1 memiliki tinggi 338 cm dengan diameter yang didapatkan berbeda-beda

sepertI 30, dan 31. Letak kolom ini bisa dilihat pada gambar 4.9.

Gambar 4.9 Letak Nama Kolom E

32

Gambar 4.4Denah Sketsa Bangunan

33

Lanjutan Gambar 4.4 Denah Sketsa Bangunan

34

4.3.2 Retak

Pemeriksaan retak bertujuan untuk mengetahui jenis retakan dan pola

retakan yang berada pada struktur bangunan Gedung Serbaguna Politeknik

Balikpapan seperti balok, kolom dan pelat lantai tribun. Pengumpulan data

dilakukan dengan metode survei secara langsung, pengambilan data dilakukan

dengan mengamati komponen struktur gedung sehingga memperoleh hasil dari

pengamatan yang dilakukan yaitu jenis, pola, tipe dan perkiraan penyebab retak

itu sendiri.

Langkah Pengamatan:

1) Siapkan alat tulis, pulpen, penghapus, papan scanner,

2) Identifikasi jenis, pola dan perkiraan penyebab keretakan,

3) Catat hasil pengamatan.

Gambar 4.10 Retak Pada Struktur Gedung Serbaguna

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Berdasarkan hasil pengamataan pada semua obyek komponen struktural

seperti kolom, balok, tribun, tangga, lantai yang berada dilapangan, maka di

simpulkam bahwa banyaknya retak berada pada komponen strutural kolom. Jenis

retak yang didapat di lapangan yaitu Retak Non Struktur seperti retak retak

rambut dimana retak ini tidak berbahaya bagi struktur yang bangunan tersebut.

Ciri-ciri retak rambut yaitu bentuknya yang berukuran kecil, tidak berpola dan

ukurannya kurang dari 1 mm. Penyebab dari retakan tersebut dapat disebabkan

oleh kualitas material yang kurang baik dan keadaan lingkungan yang terlalu

35

lembab. Dalam gambar 4.10 pola retak yang terjadi adalah tipe IV yang berbentuk

retak geser arah diagonal pada beberaa titik.

4.3.3 Jamur

Pemeriksaan jamur bertujuan untuk mengetahui jenis jamur yang tumbuh

dan penyebab tumbuhnya jamur pada struktur bangunan Gedung Serbaguna

Politeknik Balikpapan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei

langsung ke lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengamati,

sehingga di dapatkan hasil jenis dan perkiraan penyebab jamur tumbuh. Berikut

langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan dilapangan.

1) Siapkan alat tulis,

2) Identifikasi lokasi tempat tumbuhnya jamur dan amati penyebabnya,

3) Catat hasil pengamatan.

(a) (b)

Gambar 4.11 Lumut pada Lantai (a), dan Jamur pada Kolom (b)

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dilapangan pada komponen

struktural seperti kolom, balok, pelat lantai tribun. Dapat disimpulkan bahwa

jamur banyak dijumpai pada komponen strutural terutama pada lantai dan kolom.

Jamur yang tumbuh adalah tipe jamur Ladosporium yang berwarna hijau, coklat,

dan abu- abu. Jamur ini termasuk kelas C yang tidak berbahaya untuk bangunan,

diperkirakan jamur ini tumbuh disebabkan oleh kelembapan. Selain jamur banyak

juga ditemukan lumut pada pelat tribun, tumbuhnya lumut dapat disebabkan oleh

36

adanya genangan air. Jamur dan lumut yang ditemukan dilapangan ditunjukkan

ada gambar 4.11.

4.4. Pengujian Mekanis

Pengujian mekanis yang bertujuan untuk mengetahui perkiraan nilai kuat

tekan beton pada elemen struktur dilakukan menggunakan metode pemeriksaan

tanpa merusak (Non Destructive Test/NDT) dengan alat hammer test. Dalam

pelaksanaan pengujian ini, ada tahap kegiatan yang harus dilakukan meliputi

penentuan obyek dan pengujian mutu beton. Pada tugas akhir ini penentuan obyek

yang akan diteliti adalah beberapa kolom, pemilihan kolom ini dikarenakan kolom

memiiki peranan penting bagi struktur gedung yang apabila terjadi kegagalan

pada kolom maka gedung akan runtuh, kolom juga menerima beban axial dan

lentur (momen), pemilihan kolom dilakukan secara acak pada kolom menerus dan

kolom tunggal.

Penentuan ini dimaksudkan untuk mewakili nilai kuat tekan komponen

struktur dikarenakan obyek yang terlalu banyak. Struktur kolom yang dilakukan

penelitian berjumah 10 dari seluruh kolom yang berjumlah 50, kolom yang

dilakukan pengujian berupa kolom menerus dan kolom tunggal. Adapun daftar

komponen struktur kolom yang akan dilakukan pengujian meliputi nama kolom A

dengan kode (1), nama kolom B dengan kode (49, 45, 43, 33, 35), dan nama

kolom E dengan kode (10, 8, 4, 2).

Sebelum melakukan pengujian alat hammer test harus dilakukan proses

kalibrasi, nilai kalibrasi ini digunakan sebagai pedoman dalam menilai kondisi

alat bebandingan dengan standar alat yang berlaku. Pengkalibrasian alat dilakukan

dengan cara melakukan tembakan alat hammer test sebanyak 10x dengan sudut –

90° atau searah vertikal menghadap ke bawah dengan cube kalibrasi. Dari

penembakan tersebut maka didapatkan data seperti tabel 4.2.

37

Tabel 4.2 Hasil Nilai Kalibrasi Alat

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nilai 78 78 78 78 79 79 79 78 78 79

Rata-rata (x) 78,4

Dari hasil rata-rata nilai tembakan kemudian dihitung menggunakan rumus 2.2:

F

Dengan perhitungan kalkulasi diatas maka didapatkan nilai koreksi kalibrasi

sebesar 1,020.

4.4.1 Tahap Perhitungan Hammer Test

Setelah melakukan kalibrasi alat maka dilanjutkan dengan pengujian kuat

tekan dilapangan. Dari hasil pengujian langsung dilapangan maka didapatkan niai

tembak dari masing-masing kolom, sebagai contoh yaitu pada nama kolom A

dengan kode 1 (KA.1) didapatkan nilai tembak seperti pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Nilai Tembak (KA.1)

KA.1

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Nilai 38 38 37 38 37 39 37 37 35 42 40 36 40 38 42 42

Jumlah (∑)

616

Rata-rata (x) 38,5

Diketahui:

Kolom A kode 1 (KA.1) berdiameter 51cm dengan tinggi 180cm, dilakukan

16 kali tembakan dengan posisi 0° atau seraha arah samping (horizontal) dengan

nilai rata-rata 38,50. Dari data diatas maka selanjutnya melakukan perhitungan

Standar Deviasi (SD), Koefisien Variasi (Cv), dan nilai Rebound. berikut

perhitungannya:

38

a. Standar Deviasi (SD)

Perhitungan standar deviasi bertujuan untuk mengetahui apakah sampel data

yang dapat diambi mewakili seluruh popoulasi. Nilai standar deviasi

didapatkan dengan menggunakan microspoft excel seperti rumus persamaan

2.3

Dalam perhitungan diatas maka didapatkan nilai standar deviasi (SD)

sebesar 2,16. Nilai standar deviasi ini digunakan untuk menghitung nilai

Koefisien Variasi.

b. Koefisien Variasi (CV)

Koefisien variasi (CV) didapatkan dengan membagikan standar deviasi

dengan nilai rata-rata (x), Koefisien variasi (CV) dapat dihitung

menggunakan rumus 2.4.

Dari perhitungan diatas maka didapatkan Koefisien Variasi (Cv) sebesar

0,0561038960 06.

c. Nilai Rebound

Setelah menghitung koefisien variasi maka selanjutnya yaitu menghitung

nilai R atau nilai rebound. Nilai rebound didapatkan dengan mengalikan

nilai rata-rata (x) dan angka kalibrasi alat (f) yang telah didapatkan

sebelumnya atau dapat dengan menggunakan rumus 2.5:

39

Dari kalkulasi diatas maka didapatkan nilai Rebound sebesar 39,27.

selanjutnya nilai rebound tersebut akan digunakan untuk mengetahui nilai w

min, ∆, σb w mak, w min dalam grafik hammer test.

Gambar 4.12 Grafik Hammer Test

Dari grafik diatas maka didapatkan:

- Nilai w min sebesar 388 dan,

- Nilai ∆ sebesar 38,3.

Selanjutnya yaitu mencari nilai σb w mak, untuk mendapatkan nilai tersebut

maka yang harus dilakukan adalah menambahkan nilai w min dengan nilai

, berikut perhitungannya:

Dari kalkulasi diatas maka didapatkan nilai σb w mak sebesar .

40

Selanjutnya yaitu mencari nilai w min, untuk mendapatkan nilai tersebut

maka yang harus dilakukan adalah mengurangi nilai grafik w min dengan

nilai , berikut perhitungannya:

d. Kuat Tekan Karakteristik )

Setelah mendapatkan nilai standar deviasi, koefisien variasi rebound maka

selanjutnya yaitu mencari nilai kuat tekan mutu beton yang telah dicapai

dengan menggunakan rumus 2.6.

=

5,3813)

Dari hasil diatas maka didapatkan mutu beton yang dicapai yaitu sebesar

420,92 kg/cm2.

Dengan melakukan rangkaian perhitungan seperti diatas maka didapatkan

nilai kuat tekan beton yang dilakukan penelitian menggunkan hammer test yaitu

meliputi nama kolom A kode (1), nama kolom B kode (49,45,43,33,35), dan nama

kolom E kode (10,8,4,2). Nilai kuat tekan dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Niai Kuat Tekan

No

Nama &

Kode

Kolom

Keliling Tinggi Diameter Kuat

Tekan

(Cm) (Cm) (Cm) Kg/Cm2

1 KA.1 160 180 51 420,92

2 KB.49 161 280 51 396,38

3 KB.45 164 280 52 414,11

41

Lanjutan Tabel 4.6

No

Nama &

Kode

Kolom

Keliling Tinggi Diameter Kuat Tekan

(Cm) (Cm) (Cm) Kg/Cm2

4 KB.43 160 280 51 382,44

5 KB33 161 280 51 486,25

6 KB.35 162 280 52 356.31

7 KE.10 97 338 31 350,99

8 KE.8 97 338 31 445.98

9 KE.4 94 338 30 487,25

10 KE.2 97 338 31 459,35

Pada tabel 4.4 didapatkan bahwa nilai kuat tekan pada nama kolom A kode

1 didapatkan sebesar 420,92 Kg/Cm2, untuk nilai kuat tekan pada nama kolom B

kode 49 diperoleh nilai kuat tekan sebesar 396,38 Kg/Cm2, kode 45 sebesar

414,11 Kg/Cm2, kode 43 sebesar 382,44 Kg/Cm

2, kode 33 sebesar 486,25

Kg/Cm2

dan sebesar 356,31 Kg/Cm2untuk kode 35.

Sedangkan untuk nama kolom E dengan kode 10 mendapatkan nilai kuat

tekan sebesar 350,99 Kg/Cm2, untuk kode 8 sebesar 445,98 Kg/Cm

2, kode 4

sebesar 487,25 Kg/Cm2dan yang terakhir kode 2 sebesar 459,35 Kg/Cm

2. Untuk

nilai kuat tertinggi terdapat pada nama kolom E kode 4 yang terletak pada lantai 1

sebesar 487,25 Kg/Cm2, dan nilai kuat tekan yang terendah terdapat pada nama

kolom E kode 10 dengan nilai kuat tekan sebesar 350,99 Kg/Cm2. Dalam hal

kekuatan Bangunan Gedung Serbaguna bisa dikatakan bagus karenakan masih

memenuhi syarat mutu beton untuk konstruksi struktural yang telah disyaratkan

PBI 1997 yaitu diatas K.300 Kg/Cm2.

39

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari data dan hasil penelitian ini, penulis

dapat menarik kesimpulan :

1. Berdasarkan hasil pengamataan sifat fisik terhadap retak dan jamur yang

dilakukan terhadap semua obyek komponen struktural seperti kolom, balok,

dan pelat lantai tribun. Maka didapatkan jenis retak yaitu Retak Non

Struktur seperti retak rambut dengan ciri-ciri bentuknya yang berukuran

kecil, tidak berpola dan ukurannya kurang dari 1 mm. Pola retak tipe IV

yang banyak ditemukan pada struktur kolom, retak ini tidak berbahaya bagi

struktur yang bangunan tersebut. Sedangkan untuk pengamatan sifat fisik

terhadap jamur banyak ditemukan pada lantai dan kolom dengan tipe Jamur

Ladosporium, dan termasuk kelas C yang diklasifikasikan dengan jamur

yang tidak berbahaya untuk bangunan dan diperkirakan tumbuhnya jamur

disebabkan oleh kelembapan.

2. Berdasarkan hasil pengujian mekanis pada struktur kolom dengan

menggunakan Hammer test maka didapatkan nilai kuat tekan pada nama

kolom A kode 1 didapatkan sebesar 420,92 Kg/Cm2, untuk nilai kuat tekan

pada nama kolom B kode 49 diperoleh nilai kuat tekan sebesar 396,38

Kg/Cm2, kode 45 sebesar 414,11 Kg/Cm

2, kode 43 sebesar 382,44 Kg/Cm

2,

kode 33 sebesar 486,25 Kg/Cm2

dan sebesar 356,31 Kg/Cm2

untuk kode 35.

Sedangkan untuk nama kolom E dengan kode 10 mendapatkan nilai kuat

tekan sebesar 350,99 Kg/Cm2, untuk kode 8 sebesar 445,98 Kg/Cm

2, kode 4

sebesar 487,25 Kg/Cm2

dan yang terakhir kode 2 sebesar 459,35 Kg/Cm2.

Untuk nilai kuat tekan tertinggi struktur kolom yang menerus terdapat pada

nama kolom E kode 4 dengan kolom B kode 45, sedangkan untuk kolom

tunggal terdapat pada kolm A kode 1. Dalam hal kekuatan Bangunan

Gedung Serbaguna bisa dikatakan bagus karenakan masih memenuhi syarat

perencanaan mutu beton yaitu K.300 Kg/Cm2.

40

5.2. Saran

Dari penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran untuk penelitian

selanjutnya :

1. Saat melakukan pengujian sebaiknya mengecek terlebih dahulu kelembapan

struktur yang akan diuji serta memperhatikan permukaan struktur yang akan

di uji, dikarenakan nilai pantul hammer test tergantung pada kerataan

permukaan struktur.

2. Pada saat aka melakukan penelitian disarankan untuk memakai

perlengkapan APD (Alat Pelindung Diri).

3. Untuk penelitian selanjutnya diharapakan untuk mengidentifikasi lebih rinci

tentang sifat fisik struktur bangunan gedung.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1997 ”Metode Pengujian Kuat Tekan Elemen Struktur Beton Dengan

Alat Palu Beton Tipe N dan R” SNI 03-4430.

Sagel, R., Kole, P., dan Gideon, K., (1993) : Pedoman Pengerjaan Beton

Muhammad Nur Ichsan (2017). Uji Kuat Tekan Silinder Dan Uji Kuat Lentur

Balok Beton Serat Galvanis Dengan Model Spiral.

Weka, I,D., Devi, O., dan Maariana, S. (2016) : Perbandingan Nilai Kuat Tekan

Beton Menggunakan Hammer Test dan Compression Testing Machine

terhadap Beton Pasca Bakar, Jurnal Sipil, 22, 36-37.

Arwanto, R., (2006) : Respon Kuat Tekan Hammer Test Dengan Compression

Test Pada Beton Normal Dan Beton Pasca Bakar, Media Komunikasi

Teknik Sipil, 14, 85-94.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24 Tahun 2008 Tentang Pedoman

Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan Gedung.

Febrin, A, (2011) : Kerusakan Bangunan Hotel Bumi Minang Akibat Gempa

Padang 30 September 2009, Jurnal Teknik Sipil, Vol 18 No. 2

LAMPIRAN 1

ALAT

ALAT

Berikut ini adalah foto dari alat-alat yang digunakan pada penelitian,

sebagai berikut:

Meteran Amplas Gosok Spidol

Papan Scanner Pulpen Hammer Test

LAMPIRAN 2

TABEL HASIL PENGUKURAN

AKTUAL

LAMPIRAN 2

Hasil pengukuran aktual terdiri dari:

1. Tabel Hasil Pengukuran Aktual Nama Kolom A (1-14)

2. Tabel Hasil Pengukuran Aktual Nama Kolom B Kode (1-50)

3. Tabel Hasil Pengukuran Aktual Nama Kolom C Kode (1-14)

4. Tabel Hasil Pengukuran Aktual Nama Kolom D Kode (1-18)

5. Tabel Hasil Pengukuran Aktual Nama Kolom E Kode (1-14)

6. Tabel Hasil Pengukuran Aktual Pelat Lantai Tribun

7. Tabel Hasil Pengukuran Aktual Balok

1. Tabel Hasil Pengukuran Aktual Nama Kolom A (1-14)

Berikut ini adalah tabel dan sketsa hasil pengukuran aktual nama kolom A

kode 1 sampai 14, sebagai berikut:

No Kode DIMENSI

Keliling Tinggi Diameter

1 KA 1 160 180 51

2 KA 2 162 180 52

3 KA 3 162 180 52

4 KA 4 160 180 51

5 KA 5 161 180 51

6 KA 6 161 180 51

7 KA 7 162 180 52

8 KA 8 160 180 51

9 KA 9 160 180 51

10 KA 10 160 180 51

11 KA 11 160 180 51

12 KA 12 160 180 51

13 KA 13 162 180 52

14 KA 14 160 180 51

2. Tabel Hasil Pengukuran Aktual Nama Kolom B (1-50)

Berikut ini adalah tabel hasil pengukuran aktual nama kolom B kode 1

sampai 50, sebagai berikut:

No Kode DIMENSI

Keliling Tinggi Diameter

1 KB 1 162 280 52

2 KB 2 160 280 51

3 KB 3 161 280 51

4 KB 4 161 280 51

5 KB 5 160 280 51

6 KB 6 161 280 51

7 KB 7 161 280 51

8 KB 8 160 280 51

9 KB 9 162 280 52

10 KB 10 160 280 51

11 KB 11 162 280 52

12 KB 12 160 280 51

13 KB 13 160 280 51

14 KB 14 160 280 51

15 KB 15 161 280 51

16 KB 16 163 280 52

17 KB 17 162 280 52

18 KB 18 160 280 51

19 KB 19 160 280 51

20 KB 20 163 280 52

21 KB 21 160 280 51

22 KB 22 162 280 52

23 KB 23 161 280 51

24 KB 24 164 280 52

25 KB 25 166 280 53

26 KB 26 169 280 54

27 KB 27 160 280 51

28 KB 28 164 280 52

Lanjutan Hasil Pengukuran Aktual Nama Kolom B (1-50)

No Kode DIMENSI

Keliling Tinggi Diameter

29 KB 29 158 280 50

30 KB 30 164 280 52

31 KB 31 163 280 52

32 KB 32 162 280 52

33 KB 33 161 280 51

34 KB 34 163 280 52

35 KB 35 162 280 52

36 KB 36 160 280 51

37 KB 37 160 280 51

38 KB 38 161 280 51

39 KB 39 162 280 52

40 KB 40 161 280 51

41 KB 41 162 280 52

42 KB 42 165 280 53

43 KB 43 160 280 51

44 KB 44 160 280 51

45 KB 45 164 280 52

46 KB 46 163 280 52

47 KB 47 165 280 53

48 KB 48 165 280 53

49 KB 49 161 280 51

50 KB 50 163 280 52

3. Tabel Hasil Pengukuran Aktual Nama Kolom C (1-14)

Berikut ini adalah tabel hasil pengukuran aktual nama kolom C kode 1

sampai 14, sebagai berikut:

No Kode DIMENSI

Keliling Tinggi Diameter

1 KC 1 98 254 31

2 KC 2 96 254 31

3 KC 3 96 254 31

4 KC 4 98 254 31

5 KC 5 95 254 30

6 KC 6 98 254 31

7 KC 7 97 254 31

8 KC 8 96 254 31

9 KC 9 98 254 31

10 KC 10 97 254 31

11 KC 11 95 254 30

12 KC 12 94 254 30

13 KC 13 95 254 30

14 KC 14 94 254 30

4. Tabel Hasil Pengukuran Aktual Nama Kolom D (1-18)

Berikut ini adalah tabel hasil pengukuran aktual nama kolom D kode 1

sampai 18, sebagai berikut:

No Kode DIMENSI

Keliling Tinggi Diameter

1 KD 1 99 329 32

2 KD 2 98 329 31

3 KD 3 95 329 30

4 KD 4 94 329 30

5 KD 5 97 329 31

6 KD 6 98 329 31

7 KD 7 96 329 31

8 KD 8 97 329 31

9 KD 9 97 329 31

10 KD 10 99 329 32

11 KD 11 95 329 30

12 KD 12 95 329 30

13 KD 13 97 329 31

14 KD 14 97 329 31

15 KD 15 98 329 31

16 KD 16 98 329 31

17 KD 17 97 329 31

18 KD 18 98 329 31

5. Tabel Hasil Pengukuran Aktual Nama Kolom E (1-14)

Berikut ini adalah tabel hasil pengukuran aktual nama kolom E kode 1

sampai 14, sebagai berikut:

No Kode DIMENSI

Keliling Tinggi Diameter

1 KE 1 95 338 30

2 KE 2 97 338 31

3 KE 3 94 338 30

4 KE 4 94 338 30

5 KE 5 95 338 30

6 KE 6 95 338 30

7 KE 7 97 338 31

8 KE 8 97 338 31

9 KE 9 97 338 31

10 KE 10 97 338 31

11 KE 11 97 338 31

12 KE 12 96 338 31

13 KE 13 97 338 31

14 KE 14 95 338 30

6. Tabel Hasil Pengukuran Aktual Pelat Lantai Tribun

Berikut ini adalah tabel hasil pengukuran aktual Pelat lantai tribun 1 sampai

5, sebagai berikut:

No Kode DIMENSI

Lebar Tebal

1 T1 1650 15

2 T2 1000 15

3 T3 1000 15

4 T4 1000 15

5 T5 1350 15

7. Tabel Hasil Pengukuran Aktual Balok

Berikut ini adalah tabel hasil pengukuran aktual balok 1 sampai 3, sebagai

berikut:

No DIMENSI

Lebar Tinggi

1 20 40

2 30 40

3 30 50

LAMPIRAN 3

PENGUJIAN MEKANIS

(HAMMER TEST)

Langkah-Langkah Pengujian Mekanis

Pengecekan Kelembapan Struktur Pertaan permukaan dengan amplas

Pembuatan Persegi Untuk Titik Uji Pemberian Nomor Titik Uji

Penembakan Sesuai Dengan Nomor Urut

Titik Uji

Pembacaan Nilai Tembakan

LAMPIRAN

HASIL PENGUJIAN MEKANIS

(HAMMER TEST)