PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

79
PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SDN 2 KETANGGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018” SKRIPSI DisusunOleh: ROHANA NIM: 151. 149. 126 PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM 2019/2020

Transcript of PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

Page 1: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SDN 2 KETANGGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018”

SKRIPSI

DisusunOleh:

ROHANA NIM: 151. 149. 126

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2019/2020

Page 2: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SDN 2 KETANGGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018”

SKRIPSI

DisusunOleh:

ROHANA NIM: 151. 149. 126

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2019/2020

Page 3: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

DAFTAR ISI

Page 4: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …
Page 5: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …
Page 6: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

MOTTO

Kegagalan terjadi karena terlalu banyak berencana, tapi sedikit berpikir

Jika orang lain bisa, maka aku juga termasuk bisa

Bejalar dari kegagalan adalah hal yang bijak

Kesuksesan tidak akan bertahan jika dicapai dengan jalan pintas

(Kata Hikmah)

Page 7: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat

serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga kepada

keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya.

Penulis menyadari bahwa proses menyelsaikan proposal ini tidak akan

sukses tanpa bantuan dan tanpa keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu,

peneliti memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan trimakasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu ,yaitu mereka antara lain adalah:

1. Ibu Dra. Rabiatul Adawiyah.M.Ag sebagai pembimbing I dan Bapak Ar Rasikh. M. Fil. I. sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan,motivasi, dan koreksi menditail,terus menerus, dan tanpa bosan ditengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan proposal ini lebih matang dan cepat selsai.

2. Dr. Ahmad Sulhan, M.Pd. sebagai ketua jerusan dan ahmad Khalakul khair, M.Ag. sebagai sekretaris jurusan yang telah memberi tempat bagi peneliti untuk menuntut ilmu, member bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama dikampus tanpa pernah selesai.

3. Dr. Hj. Lubna, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguguran; 4. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram. 5. Orang tua dan keluargaku yang selalu mendukung dan selalu memberikan

semangat sehingga proposal ini bisa diselesaikan dengan lancar.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang

berlipat-ganda dari Allah swt. dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi

semesta. Amin.

Mataram,...................2019

Peneliti,

Rohana NIM. 151.149.126

Page 8: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL . .................................................................................. i

HALAMAN JUDUL . ...................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING . ..................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI . ........................................................ v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ............................................................. vi

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

ABSTRAK ...................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

C. Tujuan dan Manfaaat Penelitian .................................................... 5

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ......................................... 6

E. Telaah Pustaka .............................................................................. 7

F. Kerangka Teori. ............................................................................. 10

G. Metode Penelitian .......................................................................... 23

H. Sistematika Penulisan ................................................................... 32

BAB II PAPARAN DAN TEMUAN DATA

A. Gamabar Umum dan Lokasi Penelitian ....................................... 34

B. Penilaian autentik hasil belajar dalam penerapan kurikulum 2013 di SDN 2 Ketangga ............................................................................ 38

C. Faktor penghambat dalam penerapn penilaian autentik hasil belajar kurikulum 2013 .............................................................................. 48

D. Solusi untuk mengatasi hambatan dalam penerapan penilaian autentik hasil belajar kurikulum 2013 .......................................... 52

Page 9: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

BAB III PEMBAHASAN

A. Penilaian autentik hasil belajar dalam penerapan kurikulum 2013 di SDN 2 Ketangga ............................................................................ 54

B. Faktor penghambat dalam penerapn penilaian autentik hasil belajar kurikulum 2013 .............................................................................. 58

C. Solusi untuk mengatasi hambatan dalam penerapan penilaian autentik hasil belajar kurikulum 2013 .......................................... 60

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 61

B. Saran ............................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

Penilaian Autentik Hasil Belajar Dalam Penerapan Kurikulum 2013 di SDN

2 Ketangga Tahun Pelajaran 2017/2018

Oleh:

Rohana NIM: 151. 149. 126

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan penilaian autentik

hasil belajar dalam penerapan Kurikulum 2013 di SDN 2 Ketangga tahun

pelajaran 2018/2019 dan faktor penghambat dalam pelaksanaan penilaian autentik

hasil belajar kurikulum 2013 dan solusinya di SDN 2 Ketangga tahun pelajaran

2018/2019.

Penelitian yang telah dilakukan termasuk dalam penelitian kualitatif, dengan

teknik pengumpulan data yaitu dengan teknik observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Adapun objek dalam penyusunan penelitian ini yaitu pelaksanaan

penilaian autentik hasil belajar dalam penerapan Kurikulum 2013 di SDN 2

Ketangga desa Ketangga, kecamatan Suela, Lombok Timur.

Pendistribusian dana zakat produktif BAZNAS Lombok Tengah memilih

mustahik yang sesuai dengan asnaf dan belum menerima bantuan dari dinas atau

instansi pemerintah. adanya penambahan modal dari BAZNAS Lombok Tengah

mampu meningkatkan pendapatan mustahik dan kesejateraan mustahik.

Kata kunci: Pengelolaan Dana Zakat, Perkembangan Usaha.

Page 11: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar

sebagai dari peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui sistem

penilaian. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa di sekolah, aspek-

aspek yang berkenaan dengan pemilihan alat penilaian, penyusunan soal,

pengolahan dan interpretasi data hasil penilaian, analisis butir soal untuk

memperoleh kualitas soal yang memadai, serta pemanfaatan data hasil

penilaian sangat berpengaruh terhadap kualitas lulusan. Oleh sebab itu,

kemampuan para guru dan calon guru dalam aspek-aspek tersebut mutlak

diperlukan.1

Upaya melaksanakan penilaian hasil belajar secara tepat dan baik

merupakan hal yang cukup, persiapan dan perencanaan yang optimal perlu

dilakukan terlebih dahulu. Agar dalam melakukan penilaian hasil belajar dapat

terlaksana dengan baik, maka guru dituntut memiliki pengetahuan dan

keterampilan untuk melakukan penilaian tersebut. Dalam perencanaan

penilaian, ada beberapa kegiatan yang mesti dilaksanakan terlebih dahulu,

yaitu menetapkan apa yang akan dinilai, menentukan metode dan instrumen

penilaian, metode penskoran dalam menentukan nilai akhir. Kalau guru telah

melakukan perencanaan penilaian tersebut sebelum melakukan penilaian,

maka hasil nilai akhir terssebut bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dan

selanjutnya dapat dilakukan tindak lanjut dari pelaksanaan penilaian tersebut.2

1 Nana Sudjana, Penilaian hsil Proses Belajar Mengajar, Bandung PT Remaja Rosdakarya

Offset, tahun 1990 , hlm. 1. 2 Agustian. Evaluasi Sistem Penilaian Hasil Belajar pada Program Keahlian Mekatronika

di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri se-Kota Palembang dalam Implementasi Kurikulum 2013 (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), hlm. 4-5

Page 12: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

2

2

Atas dasar itu maka lingkup sasaran penilaian mencakup tiga sasaran pokok,

yaitu program pendidikan, proses belajar-mengajar, dan hasil-hasil belajar.

Penilaian program pendidikan atau penilaian kurikulum menyangkut

penilaian terhadap tujuan pendidkan, isi program, strategi pelaksanaan

program, dan sarana pendidikan penilaian proses belajar-mengajar menyangkut

penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola intraksi guru-siswa, dan

keterlaksanaan program belajar-mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar

menyangkut hasil belajar jangka pendek dan hasil belajar jangka panjang3.

Suatu pendidikan tidak akan berjalan baik tanpa adanya kurikulum. Yang

dimana kurikulum adalah suatu kumpulan mata pelajaran dan program-

program pendidikan yang diberikan untuk setiap lembaga sekolah, untuk di

terapkan kepada peserta didik. Terdapat banyak pengertian tentang kurikulum,

“kurikulum merupakan seperangkat rencana dan cara mengadministrasikan

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan untuk pedoman

penyelenggaraan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan”. Dengan

kurikulum dapat menjadikan pelaksanaan pembelajaran lebih terstruktur dan

sistematis.4

Kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisme manusia

ataupun binatang, yang memiliki susunan anatomi tertentu. Unsur atau

komponen-komponen dari anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah

tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan media, serta

evaluasi. Keempat kompenen tersebut berkaitan erat satu sama lain. Suatu

kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi

dua hal. Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan,

kondisi, dan perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian antar komponen-

3 Ibid,hlm.2. 4Herry Widyastono, Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah, (Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2014), hlm. 1.

Page 13: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

3

3

komponen kurikulum, yaitu isi sesuai dengan tujuan, proses sesuai dengan isi

dan tujuan, demikian juga evaluasi sesuai dengan proses, isi dan tujuan

kurikulum.5

Kurikulum 2013 menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan,

keterampilan, dan sikap peserta didik secara holistic (seimbang). Kompetensi

pengetahuan, keterampilan dan sikap ditagih dalam raport dan merupakan

penentu kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik. Kompetensi pengetahuan

peserta didik dapat dikembangkan meliputi mengetahui, memahami,

menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi agar menjadi pribadi yang

mengusai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan berwawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. 6

Diantara keunggulan penerapan kurikulum 2013 yang didasarkan

pengembangan karakter dan kompetensi peserta mampu mewujudkan individu

yang beriman, memiliki karakter berbudi pekerti yang luhur, memiliki

tanggung jawab, produktif, kreatif dan memiliki ketrampilan yang sesuai

dengan pengetahuan yang relevan. Ada beberapa perubahan pada kurikulum

2013 diantaranya: 1) untuk standar kelulusan disesuaikan dengan kebutuhan

mendasar, karakteristik dan perkembangan siswa, yang berdampak pada

berkurangnya beban belajar; 2) seluruh mata pelajaran bergantung dan

berkaitan erat dengan kompetensi inti dan berkontribusi untuk membentuk

sikap spritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan siswa; 3) pada

kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa melalui pendekatan ilmiah; 4)

proses dan hasil dari penilaian tertuju pada pembentukan sikap spritual,m sikap

sosial, pengetahuan dan keterampilan.7

5Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan…, hlm. 102. 6Herry Widyastono,Pengembangan Kurikulum Di Era Otonomi Daerah (Jakatra: Bumi

Aksara, 2014), hlm. 119. 7 Wiranti, Penerapan Penilaian Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013 di SMP (Studi Kasus

di MTs Negeri Yogyakarta II) ( Universitas Negeri Yogyakarta, 2015). hlm.2

Page 14: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

4

4

Pada kurikulum 2013, penilaian hasil belajar terdiri dari penilaian

autentik dan penilaian non-autentik, dimana pada penilaian autentik dilakukan

selama proses pembelajaran berlangsung, baik proses maupun hasil dengan

berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi

yang ada di standard kompetensi (SK) atau kompetensi inti (KI) dan

kompetensi dasar (KD). Kalau penilaian non-autentik didapatkan berdasarkan

hasil tes, ulangan, dan ujian setelah selesainya proses pembelajaran. penilaian

dilaksanakan secara menyeluruh dalam upaya mengetahui perkembangan

peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya meliputi

kompetensi sikap spritual, sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan yang

dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus-menerus secara

berkesinambungan dan terus-menerus.8

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliiti lakukan terhadap beberapa

guru diketahui bahwa salah satu kendala yang dihadapi oleh guru-guru di SDN

2 Ketangga adalah mengenai penilaian autentik. Terdapat beberapa guru

mata pelajaran penjas, mulok, agama dan guru kelas yang belum sepenuhnya

memahami tentang penilaian autentik, terutama pada aspek sikap spritual dan

sosial, apa yang harus dinilai dan bagaimana cara menetukan kriteria

penilaiannya, sementara guru diminta memperhatikan keseharian siswa untuk

mendapatkan penilaian secara utuh. Hal tersebut disebabkan kurang

optimalnya sosialisasi dan pelatihan kurikulum 2013 khususnya metode

penilaian sehingga para guru dituntut belajar sendiri metode pelaksanaan

penilaian autentik sesuai prosedur yang ditentukan. Di samping itu, masalah

yang muncul terkait dengan ketidaksiapan guru secara mental dalam

menerapkan penilaian autentik hasil belajar dalam penerapan kurikulum 2013

pada pembelajaran, hal ini disebabkan penerapan kurikum 2013 tergolong baru

8 Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: Rajawali, 2015), hlm. 35-36.

Page 15: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

5

5

di SDn 2 Ketangga dan juga kurangnya kemampuan guru menguasai konsep

mengenai Kurikulum 2013 ini. Penyebabnya adalah guru belum begitu faham

konsepnya kemudian harus menerapkannya secara langsung, penerapan

kurikulum 2013 menjadi beban bagi para guru. Para guru merasa cemas

disebabkan singkatnya pelatihan kurikulum 2013 terutama menyangkut

pelaksanaan penilaian autentik, pelatihan yang pernah diikuti para guru hanya

beberapa hari saja. Pada pelatihan tersebut hanya membahas secara umum

mengenai kurikulum 2013 dan sedikit menyinggung tata cara penilaian

autentik. Demikian pula, waktu pelatihan begitu pendek waktunya, menuntut

guru mesti betul-betul serius dan bisa mengerti dengan baik dan tepat konsep,

isi, tujuan dan penerapannya pada proses pembelajaran, serta penilaian autentik

hasil belajar dalam kurikulum 2013.

Beberapa masalah yang muncul mencakup penilaian autentik hasil

belajar, ada sebagian kecil guru yang masih belum terlalu faham tentang

penialain autentik ini ketika diterapkan pada proses pembelajaran di dalam

kelas. Masalah utamanya yang dihadapi guru yaitu pada saat menilai aspek

sikap sosial siswa di dalam kelas, dimana guru sulit menentukan kriteria

keberhasilan yang dicapai masing-masing siswa, selain itu guru belum bisa

membedakan aspek-aspek yang semestinya diamati ketika proses pembelajaran

berlangsung.

Kesulitan lain yang dihadapi guru yaitu dalam mengelola waktu dalam

melaksanakan proses penilaian autentik hasil belajar pada penerapan kurikulum

2013. Waktu yang dibutuhkan guru dirasakan sangat kurang cukup

menyangkut prosedur penilaian autentik yang begitu rumit dan berbelit-belit.

Tuntutan yang harus dipenuhi guru ketika di dalam kelas, selain memberikan

pengajaran, guru juga harus memberikan penilaian dari aspek sikap spritual,

sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Cara melakukan penilaian ini

Page 16: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

6

6

melalui pengawasan dengan memandang siswa secara individu, apakah telah

mengalami perkembangan dan perubahan dalam mengikuti pembelajaran.

tentunya masalah ini membutuhkan waktu yang banyak karena bagaimana pun

juga guru di samping dituntut menerangkan materi harus memperhatikan dan

mengamati perkembangan setiap individu siswa untuk mengetahui sejauh mana

pencapaian belajar siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam

kelas.

Dari uraian latar belakang di atas, hal inilah yang membuat peneliti

merasa tertarik dan penting untuk melakukan penelitian. Sehingga mengangkat

judul “Penilaian autentik hasil belajar dalam penerapan kurikulum 2013

di SDN 2 Ketangga Tahun 2018/2019”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah peneliti sampaikan di atas, maka

penliti ingin mengkaji rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan penilaian autentik hasil belajar dalam penerapan

kurikulum 2013 di SDN 2 Ketangga tahun pelajaran 2018/2019?

2. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan penilaian

autentik hasil belajar kurikulum 2013 dan solusinya di SDN 2 Ketangga

tahun pelajaran 2018/2019?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui :

a. Untuk mengetahui pelaksanaan penilaian autentik hasil belajar dalam

penerapan kurikurlum 2013 di SDN 2 Ketangga tahun pelajaran

2018/2019

Page 17: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

7

7

b. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam pelaksanaan penilaian

autentik hasil belajar kurikulum 2013 dan solusinya di SDN 2 Ketangga

tahun pelajaran 2018/2019.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif

dalam perbaikan mutu pendidikan di Indonesia khususnya pengembangan

kurikulum di Indonesia terutama dalam penilaian hasil belajar dalam

penerapan kurikulum 2013 di SDN 2 Ketangga tahun pelajaran 2018/2019.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi sekolah

Peneliti ini diharapkan dapat dijadikan tolak ukur pengambilan

kebijakan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran yang

dilaksanakan guru sehingga tujuan penyelenggaraan pendidikan di

sekolah dapat dicapai secara optimal.

2) Bagi peneliti

Dengan adanya penelitian ini akan menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi peneliti khususnya yang berkaitan dengan masalah

penilaian hasil belajar dalam penerapan kurikulum 2013.

3) Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian

berikutnya yang berhubungan dengan penilaian hasil belajar dalam

penerapan kurikulum 2013, dan sekaligus diharapkan hasil penelitian

berikutnya yang lebih sempurna.

Page 18: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

8

8

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian skripsi ini dimaksudkan untuk

memperjelas judul proposal skripsi yang akan disusun oleh peneliti. Selain

itu juga untuk menghindari terjadinya penafsiran ganda dalam memahami

judul proposal skripsi “penilaian hasil belajar dalam penerapan Kurikulum

2013 di SDN 2 Ketangga” perlu kiranya peneliti memberikan beberapa

penegasan sebagai berikut:

a. Penilaian

Menurut Asmawi zainul dan Noehi nasution mengartikan penilaian

adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan

informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang

menggunakan tes maupun nontes. Sedangkan menurut Akhmat susrajat

penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat

penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar

peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)

peserta didik.9 Dengan demikian penilaian adalah proses memberikan atau

menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu criteria

tertentu.10

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara

komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan

keluaran (output) pembelajaran yang meliputi ranah sikap, pengetahuan,

9 http//www.zonapendidikan.blogspot.com/pengertian penilaian menurut para ahli. diakses

pada tanggal 22 mei 2019, pukul 16.06. 10 Nana sudjana, penilaian hasil…,hlm.3.

Page 19: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

9

9

dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik serta

proses dan hasil belajar secara utuh.11

b. Hasil belajar

“Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.” Nandang Kosasih

dan Dede Sumarna menyatakan bahwa “hasil belajar adalah kompetensi

yang dimiliki peserta didik setelah mengalami proses belajar yang

ditunjukkan dengan adanya perubahan pada ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor.”12

Berdasarkan penjelasan dua ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah perwujudan dari bentuk perubahan yang terjadi dalam

diri peserta didik akibat belajar yang berupa perubahan dalam aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik ke arah yang lebih baik.13.

Jadi penilaian hasil belajar merupakan sesuatu yang sangat penting

dan strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan penilaian hasil

belajar maka dapat diketahui seberapa besar keberhasilan peserta didik

telah menguasai kompetensi atau materi yang telah diajarkan oleh guru.

Melalui penilaian juga dapat dijadikan acuan untuk melihat tingkat

keberhasilan atau efektivitas guru dalam pembelajaran.14

c. Kurikulum 2013

Kurikulum nenurut drs. Cece wijaya,dkk kurikulum adalah semua

program dan kehidupan dalam sekolah. Sedangkan menurut harsono

11 Kurniasih dan Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan. (Surabaya:

Kata Pena, 2014). hlm.48 12 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2014), h. 5 13 Nandang Kosasih dan Dede Sumarna, Pembelajaran Quantum dan Optimalisasi

Kecerdasan, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 38. 14 Ibid.hlm. 61.

Page 20: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

10

10

kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang dilakukan dengan

praktek.15

Dari pengertian di atas Kurikulum 2013 merupakan kumpulan

sejumlah mata pelajaran.16

2. Setting Penelitian

Dalam setting penelitian peneliti menguraikan tentang latar alamiah

(tempat atau lokasi) penelitian akan dilakukan. Penelitian ini dilakukan di

SDN 2 Ketangga yang beralamatkan di jalan Wisata Lemor Desa Ketangga,

Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur. Adapun alasan peneliti

melakukan penelitian di sekolah ini antara lain:

a. SDN ini adalah sekolah yang menjadi sekolah gugus/inti dari beberapa

sekolah yang berada di Desa Ketangga dan merupakan salah satu sekolah

yang telah menerapkan kurikulum 2013.

b. Lokasi penelitian yang mudah dijangkau oleh peneliti sehingga

mempermudah peneliti dalam mengambil data-data maupun informasi

yang terkait dan dibutuhkan dalam penyusunan proposal skeripsi ini.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka merupakan usaha untuk menjelaskan dimana posisi

penelitian atau kejadian yang sedang dilaksanakan diantara hasil-hasil

penelitian, pengkajian, jurnal, dan buku terdahulu yang bertopik senada.

Telahaan pustaka bertujuan untuk menjelaskan kebaruan, orisinalitas, dan

urgensi penelitian atau pengkajian bagi pengembangan keilmuan yang terkait.

Maka perlu bagi penulis untuk menjelaskan bahwa penulisan karya ilmiah ini

adalah baru dengan mengajukan tinjauan pustaka berikut:

15 http://www.bospengertian.com/pengertian kurikulum 2013,diakses tangga 22 Mei

2019,pukul 17:13. 16 Herry Widyastono, pengembangan kurikulum diera otonomi daerah, (Jakarta: PT bumi

aksara,2014),hlm.1.

Page 21: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

11

11

1. Ummu Mawaddah.17 Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan

bahwa implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 5 yogyakarta meliputi

kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Implementasi kurikulum

2013 oleh guru PAI sudah berjalan dengan baik meskipun belum

sepenuhnya maksimal, guru PAI menggunakan sainstifik dalam penelitian

autentik dalam pembelajaran. Adapun kesulitan yang di alami oleh guru

PAI dalam implementasi kurikulum 2013 meliputi:1. kesulitan dalam

menganalisis KI-KD, 2.Kesulitan dalam menentukan langkah-langkah

pembelajaran, 3. Kesulitan dalam menentukan dan menggunakan sumber

belajar, 4. Kesulitan dalam menyiapkan siswa secara fisik dan fisikis, 5.

Kesulitan dalam menerapkan prinsip penilain yang sesuai dengan

kurikulum 2013, 6. Kesulitan dalam menentukan acuan patokan dan

ketuntasan belajar, 7. Kesulitan dalam menerapkan teknik peneliain dan

instrumennya, 8. Kesulitan dalam menerapkan karakteristik penilaian

kurikulum 2013, dan 9. Kesulitan dalam pelaporan hasil pembelajaran.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, dengan mengambil latar

SMA Negeri 5 Yogyakarta.

2. Yanuar Ismujoko.18 Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru FIQIH

Pedes mengimplementasikan pembelajaran Kurikulum 2013 dengan

menggunakan pendekatan tematik terpadu dan model pembelajaran

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Guru FIQIH Pedes sudah

mempersiapkan dan menyusun rencana pembelajaran kurikulum 2013

dengan baik sesuai dengan Permendikbud. Guru tidak mengalami kesulitan

dalam penyusunan Silabus dan RPP. Kesulitan implementasi kurikulum

17 Ummu mawaddah. Identifikasn kesulitan guru pendidikan agama islam dalam

implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 5 yogyakarta. 2015. 18Yanuar ismujoko.Identifikasi kesulitan guru fiqih pedes sedayu bantul dalam

implementasi kurikulum 2013. 2017.

Page 22: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

12

12

2013 banyak ditemukan pada pelaksanaan dan penilaian pembelajaran

kurikulum 2013. Dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013, guru

Fiqih Pedes mengalami dalam ketepatan alokasi waktu pembelajaran,

mengelola kelas secara efektif, analisis hasil belajar peserta didik dan

mewujudkan kegiatan belajar yang sesuai dengan cara belajar peserta

didiknya masing-masing. Kendala implementasi pada penilaian

pembelajaran kurikulum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

kesulitan-kesulitan awal implementasi kurikulum 2013 dalam perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran di

kelas serta upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru

Fiqih.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara untuk

mengetahui permasalahan awal, observasi dan dokumentasi untuk

memperkuat data yang telah diperoleh. Data dianalisis dengan

menggunakan langkah-langkah reduksi data, display data, dan penarikan

kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan

triangulasi teknik.

3. Suhartini.19 Perubahan kurikulum sering terjadi untuk memperbaharui

kurikulum menjadi lebih baik, namun dalam menerapkan kurikulum 2013,

guru masih mengalami kesulitan seperti dalam menerapkan pendekatan

saintifik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja kesulitan guru

dalam menerapkan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik di kelas

tinggi Gugus Mangga Kecamatan Jaya Baru Banda Aceh. Pendekatan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif jenis

deskriptif. Data bersumber pada guru yang mengajar. Subjek penelitian ini

19 Suhartini. Identifikasi Kesulitan Guru dalam Melaksanakan Kurikulum 2013 dengan

Pendekatan Saintifik di Kelas Tinggi Gugus Mangga Kecamatan Jaya Baru Banda Aceh 2016.

Page 23: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

13

13

adalah seluruh guru kelas tinggi yang ada di Gugus Mangga Kecamatan

Jaya Baru Banda Aceh. Pengumpulan datida menggunakan angket,

observasi dan wawancara. Data angket diolah dengan deskriptif persentase.

Data wawancara dan observasi diolah dengan reduksi, display dan

verifikasi. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan bahwa

dalam menerapkan pendekatan saintifik guru masih mengalami kesulitan

dalam menanya sebanyak 33% dan kesulitan dalam menalar sebanyak

33%. Kesimpulan penelitian ini adalah guru kelas tinggi di Gugus Mangga

di Gugus Mangga Kecamatan Jaya Baru Banda Aceh masih kesulitan

dalam menerapkan pendekatan saintifik khususnya pada langkah menanya

dan menalar, sehingga proses pembelajaran tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Disarankan untuk para guru agar lebih banyak lagi

menekankan kegiatan-kegiatan yang berkaitan menanya dan menalar,

namun dengan cara yang dapat membuat siswa merasa tertarik, termotivasi,

serta berolmba untuk memberikan gagasan/ ide (menalar).

Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang sedang

dilakukan sama- sama membahas tentang kurikulum 2013.

F. Kerangka Teori

1. Penilaian Hasil Belajar

a. Penilaian Hasil belajar

Penilaian pembelajaran bisa dimaknai sebagai penghimpunan

informasi yang sistematis mengenai pembelajaran siswa dalam hal

menjelaskan keputusan mengenai bagaimana mengembagnkan proses

belajar. Sedangkan hasil belajar ialah kompetensi atau kemampuan peserta

didik baik kognitif, afektif, ataupun psikomotorik yang dikuasai setelah

Page 24: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

14

14

proses pembelajaran. 20 Hasil belajar ialah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian

hasil belajar ialah pengumpulan informasi tentang pencapaian kemampuan

atau kompetensi kognitif, afektif dan psikonotorik yang dimiliki siswa

setelah menerima pembelajaran dan pengalaman belajar.

Standar penilaian pendidikan ialah kriteria menyangkut mekanisme,

langkah-langkah, dan instrumen penilaian hasil belajar siswa. Penilaian

pendidikan sebagai proses penghimpunan dan pengolahan informasi untuk

mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian

autentik, penilaian diri, penilaian berbasisi portofolio, ulangan, ulangan

harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir, ulangan akhir semester,

ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional,

dan ujian sekolah/ madrasah.21

Keterangan terkait hal-hal di atas dirincikan sebagai berikut.

1) Penilaian autentik ialah penilaian yang dilakukan secara menyeluruh

untuk menilai masukan, proses dan keluaran pembelajaran.

2) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh siswa

untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang ditelah

ditetapkan.

3) Penilaian berbasis portofolio merupakan penialain yang dilaksanakan

untuk menilai keseluruhan identitas proses belajar pesertqa didik

termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau

di luar kelas khususnya pada sikap/prilaku dan keterampilan.

20 Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis disertai dengan Contoh. Ed. Rev. (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 62

21 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013

Page 25: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

15

15

4) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur tingkat

pencapain kompetensi siswa secara berkesinambungan dalam proses

pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar

siswa.

5) Ulangan harian ialah kegiatan yang dilakukan secara berkala untuk

menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu kompetensi

Dasar (KD) atau lebih.

6) Ulangan tengah semester ialah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik

untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa setelah melakukan 8-9

minggu kegiatan pembelajaran. cakupan ulangan tengah semester

meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada

periode tersebut.

7) Ulangan akhir semester ialah kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk

mengukur pencapaian kompetensi siswa pada akhir semesterkompetensi

peserta didik pada akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh

indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

8) Ujian tingkat kompetensi (UTK) ialah kegiatan pengukuran yang

dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat

kompetensi. Cakupan UTK mencakup sejumlah KD yang menjabarkan

KI pada tingkat kompetensi tersebut.

9) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK) ialah kegiatan pengukuran

yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencpaian tingakt

kompetensi. Cakupan UMTK mencakup sejumlah KD yang

menjabarkan KI tersebut.

Page 26: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

16

16

10) Ujian Nasional (UN) ialah kegiatan pengukuran kompetensi tertentu

yang dicapai siswa dalam rangka menilaia pencapaian Standar Nasional

Pendidikan yang dilaksanakan secara nasional.

11) Ujian Sekolah/Madrasalah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian

kompetensi di luar yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan

pendidikan.

b. Karakteristik Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.22

1) Objektif, penilaian yang berbasis pada standar dan tidak terpengaruh

faktor subjektivitas penilai.

2) Terpadu, penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu

dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

3) Ekonomis, penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan.

4) Transparan, prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar

pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

5) Akuntabel, penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak

internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur da

hasilnya.

6) Edukatif, penilaian tersebut mendidik dan memotivasi peserta didik dan

guru.

22 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013

Page 27: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

17

17

2. Kurikulum 2013

a. Pengertian Kurikulum 2013

Pengertian mengenai kurikulum juga tercantum dalam undang

Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam

Undang-Undang tersebut disebutkan bahwa kuirkulum ialah seperangkat

rencana dan pengaturanmengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta

cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaraqn untuk mencapai tujuan tertentu. Kurikulum dijadikan

sebagai acuan dalam mengembangkan proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran agar lebih terstruktur dan sistematis.23

Pada tahun pelajaran 2013/2014, mulai diterapkan kurikulum baru

yang dikenal dengan kurikulum 2013. Kurikulum ini ialah pengembangan

dari kurikulum yang telah ada sebelumnya. Hal yang menjadi titik tekan

pada kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan dan keseimbangan

soft skills dan hard skills yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.24 Kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-

nilai yang tercermin pada sikap agar dapat berbanding lurus dengan

keterampilan yang diperoleh peserta didik melalui pengetahuan dibangku

sekolah.

Dengan hadirnya Kurikulum 2013 ini memiliki tujuan yaitu supaya

siswa mampu memiliki kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan

yang meningkat dan berkembang sesuai dengan jenjang pendidikan yang

ditempuhnya sehingga dapat berpengaruh dan menentukan kesuksesan

dalam kehidupan selanjutnya.

23 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1

24 Fadlillah 2014), hlm. 16

Page 28: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

18

18

Rancangan pada kurikulum 2013 ini dengan mengembangkan

keseimbangan antara pengembangan sikap spritual dan sosial, rasa ingin

tahu, kerja sana dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.25

Kesemua sikap, pengetahuan dan keterampilan tersebut

dikembangkan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

pada jenjangnya masing-masing. Siswa dituntut agar aktif mencari

informasi sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Pada

kurikulum ini memberikan pengajaran yang berpusat kepada siswa, dan

yang aktif dalam pembelajaran adalah siswa.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang dimiliki oleh Kurikulum

2013 diatur dalam Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013. Standar

kompetensi lulusan adalah kriteria menyangkut kualifikasi kemampuan

lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

b. Tujuan kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dibuat seiring dengan kemerosotan karakter bangsa

Indonesia pada akhir-akhir ini. Korupsi, penyalahgunaan obat terlarang,

pembunuhan kekerasan, premanisme, dan lain-lain adalah kejadian yang

menunjukkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia yang rendah

serta rapuhnya pondasi moral dan spiritual kehidupan bangsa.26 Selain itu,

penyebab perlunya mengembangkan kurikulum 2013 adalah beberapa

hasil dari riset internasional yang dilakukan oleh Global Institute dan

Programe For Internasional Student Assesment (PISA) merujuk pada

suatu simpulan bahwa prestasi peserta didik Indonesia tertinggal dan

terbelakang.

25 Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis disertai dengan Contoh. Ed. Rev. (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 24

26 Mulyasa, Proses Belajar Mengajar (Surabaya: Usaha Nsional,2014), hlm.14.

Page 29: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

19

19

Tujuan kurikulum 2013 adalah mempersiapkan manusia Indonesia

agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang

beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi

pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, berngara, dan peradaban dunia.

Kurikulum 2013 dikembangkan dari kurikulum 2006 (KTSP) yang

dilandasi pemikiran tentang tantangan masa depan, persepsi masyarakat,

perkembangan pengetahuan dan pedagogik, kompetensi masa depan, dan

fenomena negatif yang mengemuka (Pedoaman Pelatihan Implementasi

Kurikulum).

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis karakter dan

kompetensi.27 Kurikulum 2013 tidak hanya menekankan kepada

penguasaan kompetensi siswa, melainkan juga pembentukan karakter.

Sesuai dengan kompetensi inti (KI) yang telah ditentukan oleh

Kemendikbud, KI 1 dan KI 2 berkaitan dengan tujuan pembentukan

karakter siswa sedangkan KI 3 dan KI 4 berkaitan dengan penguasaan

kompetensi siswa.

c. Karakteristik kurikulum 2013

Kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum 2006 maupun

kurikulum sebelumnya yang pernah digunakan di Indonesia. Dalam

kurikulum baru ini, menurut Mulyasa, Kurikulum 2013 dirancang dengan

karakteristik sebagai berikut :

1) Mengemban keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan

sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan

intelektual dan psikomotorik.

27Mulyasa,Proses Belajar Mengajar(Surabaya: Usaha Nasional,2014),hlm.163.

Page 30: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

20

20

2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan

pengalaman belajar terencana di mana peserta didik menerapkan apa

yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan

masyarakat sebagai sumber belajar.

3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta

menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.

4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai

sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi ini kelas yang

terperinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.

6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian (organizing

elements) kompetensi dasar, di mana semua kompetensi dasar dan

proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang

dinyatakan dalam kompetensi inti.

7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,

saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata

pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).28

3. Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013

a. Pengertian penilaian autentik dalam kurikulum 2013

Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang

menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil

dengan berbagai instrument penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan

kompetensi yang ada distandarkompentensi (SK) atau kompetensi inti (KI)

dan kompetensi dasar (KD). 29

28Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu..,hlm. 6-7. 29 Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: Rajawali, 2015), hlm. 35.

Page 31: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

21

21

Dalam kurikilum 2013 memprertegas adanya pergeseran dalam

melakukan penilaian, yakni dari penilaian melalui tes (mengukur

kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian

autentik (mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

berdasarkan proses dan hasil) dalam penilaian autentik peserta didik

diminta untuk menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Autentik

berarti keadaan yang sebenarnya, yaitu kemampuan atau keterampilan

yang dimiliki oleh peserta didik.penilaian autentik mengacu pada penilaian

acuan patokan (PAP), yaitu pencapain hasil belajar didasarkan pada posisi

skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal). Dengan demikian,

pencapaian kompetensi peserta didik tidak dalam konteks dibandingkan

dengan peserta didik lainnya, tetapi dibandingkan dengan standar atau

kriteria tertentu, yakni kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dalam

penilaian autentik guru melakukan penilaian tidak hanya pada penilaian

level KD, tetapi juga Kompetensi inti dan SKL.30

b. Karakteristik penilaian autentik dalam kurikulum 2013

1) Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif. Artinya, penilaian

autentik dapat dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

terhadap satu atau beberapa kompetensi dasar (formatif) maupun

pencapaian kompetensi terhadap standar kompetensi atau kompetensi

inti dalam satu semester (sumatif).

2) Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta.

Artinya, penelitian autentik itu ditujukan untuk mengukur pencapaian

kompetensi yang menekankan aspek keterampilan (skill) dan kinerja

30 Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: Rajawali, 2015), hlm. 36.

Page 32: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

22

22

(performance), bukan hanya mengukur kompetensi yang sifatnya

mengingat fakta (hafalan dan ingatan).

3) Berkesinambungan dan terintegrasi. Artinya, dalam melakukan

penilaian autentik harus secara berkesinambungan (terus menerus) dan

merupakan satu kesatuan secara utuh sebagai alat untuk mengumpulkan

informasi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik.

4) Dapat digunakan sebagai feed back. Artinya, penilaian autentik yang

dilakukan oleh guru dapat digunakan sebagai umpan balik terhadap

pencapaian kompetesi peserta didik secara komprehensif.31

c. Fungsi dan Manfaat Penilaian Autentik

Menurut Thorndike dan hagen fungsi dan manfaat penilaian dalam

pendidikan diarahkan kepada keputusan-keputusan yang menyangkut:

1) Pengajaran

2) Hasil belajar

3) Diagnosis dan usaha perbaikan

4) Penempatan

5) Seleksi

6) Bimbingan dan konseling

7) Kurikulum dan

8) Penilaian kelembagaan

d. Penilaian Autentik dalam kurikulum 2013

Kuenasih dan Sani menjelaskan bahwa penilaian autentik siswa

mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

dilakukan secara berimbang. Kunandar juga menyatakan bahwa penilaian

autentik siswa mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

31 Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: Rajawali, 2015), hlm. 39-40.

Page 33: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

23

23

Pendapat para ahli tersebut diperkuat dengan adanya Salinan

Lampiran Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang standar penilaian

pendidikan. Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan

pendidikan menengah.

Dalam kurikulum 2013, Cakupan penilaian sikap didasarkan pada

karakteristik dasar KI 1 (sikap spiritual), KI 2 (sikap sosial), KI 3

(pengetahuan), dan KI 4 (keterampilan). Acuan suatu penilaian adalah

indikator yang merupakan tanda tercapainya suatu kompetensi. Indikator

harus terukur. Dalam konteks penilaian indikator merupakan tanda-tanda

yang dimunculkan oleh peserta didik, yang dapat diamati oleh guru

sebagai representasi dari sikap yang dinilai. Dibawah ini dideskripsikan

beberapa karakteristik dari sikap-sikap dasar yakni:

1) Sikap Spiritual (Kompetensi Inti 1)

Spiritual adalah hubungan dengan yang maha kuasa dan maha

pencipta tergantung dengan kepercayaan yang dianut oleh individu,

adapun sikap spritual sebagai berikut (Putri, 2015):

a) Menghargai menghayati ajaran agama yang dianut.

b) Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.

c) Menjalankan ibadah tepat waktu.

d) Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama

yang dianut.

e) Bersyukur atas nikmat dan karunia tuhan yang maha esa.

f) Mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri

g) Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.

h) Berserah diri (tawakal) kepada tuhan setelah berikthiar atau

melakukan usaha.

Page 34: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

24

24

i) Memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan tuhan yang

maha esa.

j) Menghormati orang lain menjalankan ibada sesuai dengan

agamanya.

2) Sikap sosial (kompetensi Inti 2)

Sikap sosial adalah kesadaran individu yang menetukan perbuatan

yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek, kesadaran yang

menetukan perbuatan yang nyata dalam kegiatan-kegiatan sosial sikap

sosial dinyatakan tidak seorang saja tetapi diperhatikan oleh orang-

orang sekelompoknya. Ada beberapa aspek dalam sikap sosial yaitu

(Putri, 2015):

a) Jujur adalah perilaku dapat dipercaya dalam perkataan tindakan dan

pekerjaan, tidak menjadi plagiat atau mengambil karya orang lain

tanpa menyebutkan sumber, mengungkapkan perasaan apa adanya,

menyerahkan kepada yang berwenag barang yang ditemukan

membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya,

mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki.

b) Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan

patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

c) Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia

lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat-masyarakat, lingkungan,

negara, dan tuhan yang maha esa. Melaksanakan tugas individu

dengan baik, menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, tidak

menyalahkan orang lain tanpa bukti yang akurat, mengembalikan

barang yang dipinjam, mengakui dan meminta maaf atas kesalahan

yang dilakukan, menepati janji, tidak menyalahkan orang lain untuk

Page 35: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

25

25

kesalahan tidakan kita sendiri, melaksakan apa yang pernah

dikatakan tanpa disuruh atau diminta.

d) Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman

latar belakang, pandangan dan keyakinan. Tidak mengganggu teman

yang berbeda pendapat, menerimah kesepakatan meskipun berbeda

dengan pendapatnya, dapat menerima kekurangan orang lain, dapat

memaafkan kesalahan orang lain, mampu dan mau bekerjasama

dengan siapapun yang memiliki keberagaman latar belakang,

pandangan, dan keyakinan, tidak memaksakan pendapat atau

keyakinan diri pada orang lain, kesediaan untuk belajar dari

keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat memahami orang lain

lebih baik, terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu

yang baru.

e) Gotong royong adalah bekerja sama dengan orang lain untuk

mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong

menolong secara ikhlas. Terlibat aktif dalam bekerja bakti

membersihkan kelas atau sekolah, kesediaan melakukan tugas sesuai

kesepakatan, bersedia membantu orang lain tanpa mengharap

imbalan, tidak mendahulukan kepentingan pribadi, mencari jalan

untuk mengatasi perbedaan atau pendapat antar diri sendiri dengan

orang lain, mendorong orang lain untuk bekerjasama demi mencapai

tujuan bersama.

f) Santun atau sopan adalah sikap baik dalam pergaulan dalam

berbahasa maupun bertingkah laku. Norma kesatuan bersifat relatif

artinya yang dianggap baik atau santun pada tempat dan waktu

tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu yang lain.

Menghormati orang lain yang lebih tua, tidak menyela pembicaraan

Page 36: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

26

26

pada waktu yang tidak tepat, mengucapkan terimah kasih setelah

menerimah bantuan orang lain, bersikap 3S (salam. senyum, sapa),

meminta izin ketikan memasuki ruangan orang lain atau

menggunakan brang milik orang lain, memperlakukan orang lain

sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan.

g) Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang yang

memberi keyakinan kuat untuk berbuat atau bertindak. Berpendapat

atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.mampu membuat

keputusan dengan cepat, tidak mudah putus asa, tidak canggung

dalam bertindak, berani presentasi dalam kelas, berani berpendapat,

bertanya atau menjawab pertanyaan.

3) Pengetahuan ( Kompetensi Inti 3)

Ada enam kategori pada dimensi proses kognitif atau sasaran

penilaian pada ranah pengetahuan adalah sebagai berikut (Putri, 2015):

a) Mengingat, yaitu mengambil pengetahuan dari memori jangka

panjang.

b) Memahami, yaitu mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran

termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru.

c) Mengaplikasikan, yaitu menerapkan atau menggunakan suatu

prosedur kedalam keadaan tertentu.

d) Menganalisis, yaitu memecah-mecah meteri jadi bagian-bagian dan

hubungan antara bagian-bagian tersebut keseluruhan struktur dan

tujuan.

e) Mengevaluasi, yaitu mengambil keputusan berdasarkan kriteria

dan/atau standar.

f) Mencipta, yaitu memadukan bagian-bagian untuk membentuk suatu

yang baru dan koheren untuk membuat suatu produk yang orisinil.

Page 37: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

27

27

4) Keterampilan (Kompetensi Inti 4)

Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk

mengukur kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan

dalam melakukan tugas tertentu diberbagai macam konteks sesuai

dengan indikator pencapaian kompetensi.

Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik

yaitu (Putri, 2015):

a) Penilaian Praktik, adalah penilaian yang menuntut respon berupa

keterampilan melakukan sesuatu aktivitas sesuai dengan tuntutan

kompetensi. Dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian

praktik adalah kualitas proses mengerjakan/melakukan suatu tugas.

b) Penilaian Produk, penilaian terhadap keterampilan peserta didik

dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki kedalam wujud

produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah di

tetapkan baik dari proses maupun hasil akhir.

c) Penilaian Projek, suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan

siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui

penyeselesaian suatu instrumen projek dalam periode/waktu tertentu.

d) Penilaian portofolio, merupakan teknik untuk melakukan penilaian

terhadap aspek keterampilan. Dalam panduan ini portofolio

merupakan kumpulan sampel karya terbaik dari KD-KD pada KI-4.

Berdasarkan uraian maka, dapat dinyatakan bahwa penilaian

autentik dalam kurikulum 2013 mencakup kompetensi sikap (spiritual

dan sosial), pengetahuan dan keterampilan. Sasaran penilaian autentik

yang digunakan dalam penilaian ini yaitu sasaran penilaian autentik

berdasarkan olahan Krathwohl, Anderson, dan Dyers yang sudah

tertera didalam salinan Lampiran Permendikbud Nomor 104 tahun 2014

Page 38: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

28

28

tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar

dan Pendidikan Menegah.

Penilaian juga menuntuk peserta didik mendemonstrasik suatu

kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktis. Penilaian

sederhana juga tidak hanya melihat hasil akhir, tetapi juga kemajuan

hasil belajar siswa.

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode penelitian yang

dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:

1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Peneliti ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu data yang

dikumpulkan adalah berup fakta- fakta, gambar, dan bukan angka- angka.

Adapun alasan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif ini didasarkan

atas beberapa alasan antara lain:

a. Penelitian ini menekankan pada proses dan hasil.

b. Penelitian ini bersifat natural karena akan melaporkan apa adanya ( alami )

tanpa dilakukan perubahan atau intervensi oleh peneliti.

c. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Peneliti melakukan analisis data

dengan memberikan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk

uraian naratif. Data yang diperoleh secara utuh berupa kata-kata, gambar,

dan perilaku, tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik.

d. Data yang didapatkan langsung bersumber dari hasil wawancara,

observasi, dan dokumentasi secara langsung.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan sebagai instrumen

kunci. Oleh karena itu kehadiran peneliti dilapangan mutlak ada didalam

Page 39: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

29

29

melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti hanya berperan sebagai

pengamat biasa dalam artian peneliti tidak terlibat langsung kedalam

kehidupan objek yang diteliti.

Tujuan utama penelitian dilapangan adalah untuk mendapatkan data

informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan masalah yang akan

diteliti. Sesuai dengan hal tersebut, peneliti menciptakan hubungan sisoal

yang akrab dengan responden yang menjadi sumber data agar

mempermudahan dalam mengambil data sehingga data yang diperoleh

benar-benar valid.

Untuk mendapatkan data yang benar-benar valid, peneliti berusaha

mengumpulkan data semaksimal mungkin selama proses penelitian

dilakukan. Adapun hal-hal yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Melakukan observasi mengenai keadaan lokasi penelitian, khususnya

mengenai keadaan lingkungan sekolah, keadaan sosial guru dengan

peserta didik, serta bagaimana proses evaluasi penerapan Kurikulum

2013.

b. Mengadakan dialog atau wawancara dengan pihak-pihak terkait, yaitu:

kepala sekolah, guru-guru, dan peserta didik sebgai sumber informasi dan

mempunyai peran aktif dalam lingkungan pendidikan.

c. Menarik kesimpulan berupa gambaran umum keadaan lingkungan

sekolah, menguraikan bagaimana proses evaluasi penerapan Kurikulum

2013.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian berlangsung

untuk mencari dan menggali berbagai informasi dan data guna memecahkan

permasalahan yang ada. Lokasi penelitian yang peneliti pilih disini yaitu

Page 40: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

30

30

SDN 2 Ketangga yang berada di Jalan Wisata Lemor, Desa Ketangga,

Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur. Lokasi ini peneliti pilih

karena ada beberapa alasan:

a. SDN ini adalah sekolah yang menjadi sekolah gugus/inti dari beberapa

sekolah yang berada di desa Ketangga dan merupakan salah satu sekolah

yang telah menerapkan kurikulum 2013.

b. Lokasi penelitian yang mudah dijangkau oleh peneliti sehingga

mempermudah peneliti dalam mengambil data-data maupun informasi

yang terkait dan dibutuhkan dalam penyusunan proposal skripsi ini.

Sekolah ini berada dipinggir jalan raya kecamatan Suela.. Sekolah

ini merupakan sekolah yang cukup diminati dari beberapa sekolah yang

berada di Desa Ketangga. Sekolah ini juga memiliki ruangan perpustakaan

yang cukup luas. Selain itu juga sekolah ini merupakan sekolah yang

memiliki beberapa ekstra kulikuler yang cukup popular, salah satunya

seperti drum band.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari

dari obyek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya,

hasil yang diharapkan semua belum jelas.rancangan penelitian masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki obyek

penelitian.32

Peneliti sebagai instrument kunci, berfungsi untuk memilih informan

sebagai sumber data. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian

ini antara lain.

32 Sugiyono,Metode Penelitian pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2016), hlm.306.

Page 41: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

31

31

a. Sumber Data primer

Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh oleh peneliti sendiri

melalui wawancara dan observasi yang dilakukan di lokasi penelitian

maupun di sekitar lokasi penelitian. Kegiatan ini gabungan dari

mendengar, melihat, dan bertanya. Adapun yang menjadi data primer ialah

guru dan kepala sekolah.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data skunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan

dicatat oleh pihak lain). Data skunder umumnya berupa bukti, catatan, atau

laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan. 33 Adapun yang menjadi data

skunder ialah sejarah berdiri SDN 2 Ketangga, Visi Dan Misi SDN 2

Ketangga, sturuktur organisasi SDN 2Ketangga, keadaan tenaga

kependidikan, guru atau tenaga pendidik dan siswa SDN 2 Ketangga,

keadaan sarana dan prasarana SDN 2 Ketangga serta foto-foto guru saat

mengelola kelas.

5. Prosedur pengumpulan data

Dalam penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara dan

dokumentasi.

a. Metode observasi

Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam

penelitian keika penelitian atau pengamat melihat situasi penelitian.

observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan

dengan kondisi atau ineraksi belajar mengajar, tingkah laku dan ineraksi

33 Etta Mamang Sangadji & Sopiah,Metedologi penelitian pendekatan praktis dalam

penelitian,(Yogyakarta; C.V Andi Offset,2010), hlm. 44.

Page 42: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

32

32

kelompok.34 Adapun metode observasi adalah pengamatan langsung

menggunakan alat bantu untuk pengindraan suatu subjek atau objek.

b. Metode interview/wawancara

“Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan Tanya

jawab langsung kepada objek yang diteliti atau kepada perantara yang

mengetahui persoalan dari objek yang diteliti”.35 Adapun dalam karya

ilmiah ini wawancara dilakukan dengan cara penyampaian sejumlah

pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur rmaupun tidak

terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun

dengan menggunakan telepon.

1) Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data,

bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti

tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam

melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyampaikan

instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang

alternative jawabannya pun telah disiapkan.

Dalam penelitian karya ilmiah ini,peneliti menggunakan wawancara

tidak terstruktur untuk memperoleh data.

2) Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.36

34 Hamzah.B.Uno,dkk,Menjadi penelii PK yang Profesional dan R & D,( jakarta: PT Bumi

Aksara,2011),hlm. 90. 35Misbahuddin, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara,2004), hlm. 36Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2015), hlm. 230.

Page 43: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

33

33

Dalam penelitian karya ilmiah ini, peneliti menggunakan wawancara

tidak terstruktur untuk memperoleh data.

c. Metode dokumentasi

Dokumenasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang

tertulis” di dalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan,noulen rapat, catatan harian,dan sebagainya.37 Adapun

data yang dikumpulkan melalui pedoman dokumenasi adalah data

mengenai dokumen atau arsip yang ada di SDN 2 Ketangga. Data tersebut

seperti gambaran pada umum SD, keadaan sarana dan prasarana, keadaan

guru dan siswa dan struktur organisasi SDN 2 Ketangga.

6. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka perlu ada proses pemilihan data dan

kemudian dianalisis dan diinterpretasikan dengan teliti, ulet dan cakap

sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang objektif. Analisis data adalah

kegiatan untuk memaparkan data, sehingga diperoleh suatu kebenaran atau

ketidakbenaran dari suatu refrensi.

Menurut Patton analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian

dasar.38

Menurut Moeleong analisis data adalah proses pengorganisasian dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga

37 Suharsimi Arikonto,prosedur peneliian suau pendekaan prakik,(Jakarta: Rineka Cipta,2006),hlm.1S8.

38Misbahuddin, Analisis, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara,2004), hlm. 32.

Page 44: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

34

34

dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja, seperti yang

disarankan oleh data.39

Dalam upaya menganalisa data guna memperoleh data yang valid

maka yang harus dilakukan peneliti adalah mengorganisasikan data,

mengurutkan data dan mengelompokkannya yang terdiri dari hasil observasi,

wawancara ataupun dokumentasi bahan komentar peneliti dilapangan dan

lain sebgainya. Pengroganisasian dan pengolahan data tersebut bertujuan

untuk menemukan tema yang terdiri dari hipotesisi kerja yang akhirnya

diangkat menjadi teori subtantif.

Karena keseluruhan langkah penelitian ini merupakan proses yang

berjalan secara serentak dan stimulan, maka secara teoritis analisa dan

pengumpulan data dilakukan secara berulang-ulang, karena dalam penelitian

kualitatif dikenal dengan adanya analisa data lapangan kendati analisa harus

dilaksanakan secara intuitif setelah pengumpulan data terakhir.

7. Keabsahan Data

Untuk mendapatkan keabsahan data atau kredibitas data, diperlukan

teknis pemeriksaan keabsahan. Hal ini dimaksudkan agar informasi yang

disimpulkan mengandung kebenaran.

Adapaun teknik yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

sebgai berikut :

a. Teknik Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi

dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan

39Ibid., hlm. 33.

Page 45: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

35

35

atau tentatif. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu

yang sedang dicari kemudian memusatkan pada hal-hal tersebut secara

rinci.40

b. Teknik Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi yang paling

banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

Triangulasi dibedakan menjadi empat macam triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik

dan teori. Teknik triangulasi yang digunakan oleh peneliti untuk

memeriksakan keabsahan data di sini adalah triangulasi sumber data dan

triangulasi metode.

1) Triangulasi sumber data

Triangulasi sumber data berarti membandingkan dan mengecek balik

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

2) Triangulasi metode

Dalam triangulasi metode terdapat dua strategi yaitu : pertama,

pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan

40Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya:

2007),hlm. 329-330.

Page 46: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

36

36

bebrapa teknik pengumpulan. Kedua, pengecekan derajat kepercayaan

beberapa sumber metode data yang sama.41

H. Sistematika Pembahasan

Agar pembahasan dan penulisan dalam skripsi ini menjadi terarah, utuh

dan sistematis. Maka penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab, antara lain:

Bab pertama pendahuluan, meliputi : latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat peneitian, ruang lingkup dan setting penelitian,

telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, sistematika pembahasan.

Bab kedua diungkapkan seluruh data dan temuan yang diperoleh dalam

penelitian yang meliputi : gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi data dan

hasil wawancara tentang bagaimanakah penerapan kurikulum 2013.

Bab keempat yakni bab penutup, yang meliputi kesimpulan dan saran.

41Ibid., hlm. 331.

Page 47: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

37

37

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN DATA

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

1. Keadaan Guru

Berdasarkan hasil wawancara dengan waka kurikulum menjelaskan

guru di SDN 2 Ketangga keseluruhan berjumlah 11 guru yang semuanya

PNS, dengan rincian 1 orang kepala sekolah, 1 orang waka kurikulum, 6

orang guru kelas, 1 orang guru penjaskes, 1 orang guru mulok dan 1 orang

guru Pendidikan Agama Islam.

Berdasarkan hasil dokumentasi data guru dapat dilihat dari latar belang

pendidikan terakhir seluruhnya dengan S1 pendidikan. Dilihat dari data

tersebut, guru-guru di SDN 2 Ketangga memiliki kemampuan mengajar yang

cukup mumpuni.

2. Kurikulum yang digunakan

SDN 2 Ketangga saat ini menggunakan Kurikulum 2013 sesuai dengan

Peraturan Pemerintah tahun 2016 tentang kurikulum 2013 (k-13) Tahun

2016.

Di SDN 2 Ketangga Kurikulum 2013 diterapkan di seluruh kelas dari

kelas I sampai kelas VI yang dimulai pada tahun pelajaran 2017/2018, yang

sebelumnya masih menggunakan KTSP. Data diperoleh berdasarkan hasil

wawancara dengan waka kurikulum.

Page 48: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

38

38

B. Penilaian autentik hasil belajar dalam penerapan kurikulum 2013 di SDN 2 Ketangga

Berikut paparan hasil penelitian mengenai penilaian autentik hasil belajar

dalam penerapan kurikulum 2013 SDN 2 Ketangga tahun pelajaran 2019/2020.

Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru

bekerjasama dengan siswa. Dalam penilaian autentik keterlibatan siswa sangat

penting. Asumsinya peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar secara

lebih baik jika mereka tahu bagaimana akan dinilai.

Berikut hasil wawancara dengan beberapa guru di SDN 2 Ketangga

mengenai penilaian autentik sebagaimana dinyatakan oleh guru kelas I berikut:

Menurut saya penilaian autentik itu penilaian yang fokus pada penilaian kelas terhadap siswa secara keseluruhan baik ketika menyampaikan materi maupun ketika melakukan pengamatan terhadap gerak gerik siswa per individu42

Begitu pula pendapat guru kelas IV pada salah satu wawancara sebagai

berikut:

Menurut saya penilaian autentik itu lebih memfokuskan hanya pada penilaian ketika proses belajar mengajar berlangsung di kelas, yang menuntut guru lebih cermat dalam melakukan pengamatan terhadap perilaku siswa disamping melakukan penilaian pengetahuan dan keterampilan dalam bentuk tes43

Sejalan dengan pendapat di atas, guru Mulok juga memberikan

pernyataan dalam wawancara berikut

Menurut saya penerapan penilaian autentik mampu meningkatkan kualitas pembelajaran pada banyak hal, sebab menilai 3 aspek yaitu sikap spritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan, dan dilakukan secara serempak baik ketika menerangkan pelajaran sekaligus guru dituntut

42 Hasil Wawancara peniliti dengan guru kelas II, di SDN 2 Ketangga pada tanggal 21 Juni 2019

43 Hasil Wawancara peniliti dengan guru kelas IV di SDN 2 Ketangga pada tanggal 21 Juni

2019

Page 49: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

39

39

melakukan pengamatan terhadap sikap siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung.44

Dapat disimpulkan, bahwa menurut pemahaman para guru mengenai

penilaian autentik, dalam menerapkan penilaian autentik ialah guru dituntut

harus lebih memahami mengenai penerapan penilaian autentik pada penerapan

kurikulum 2013. Guru mesti melaksanakan penilaian autentik guna

memberikan penilaian terhadap peserta didik sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki siswa serta harus secara tepat dan sesuai menurut kondisi dalam

keseharian.

Ada empat komponen yang dinilai oleh guru dalam penilaian autentik

hasil belajar pada penerapan kurikulum 2013 secara berkesinambungan yakni

kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Data

diperkuat oleh pernyataan dari waka kurikulum, beliau menjelaskan bahwa

untuk penilaian raport ada 4 macam kompetensi yang dinilai yakni sikap

spritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, sesuai dengan pernyataan

guru Waka kurikulum sebagai berikut:

“Kompetensi yang dinilai dalam Kurikulum 2013 seperti kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.”45 Guru Pendidikan Agama Islam juga menambahkan sebagai berikut:

“...memang ada aspek sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.”46

44 Hasil Wawancara peniliti dengan guru Mulok di SDN 2 Ketangga pada tanggal 21 Juni

2019

45 Hasil Wawancara peniliti dengan Waka Kurikulum SDN 2 Ketangga pada tanggal 18

Juni 2019

46 Hasil Wawancara peniliti dengan guru Pendidikan Agama Islam SDN 2 Ketangga pada

tanggal 18 Juni 2019

Page 50: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

40

40

Selain dengan wawancara, peneliti juga melakukan analisis

menggunakan dokumen dari guru. Dokumen tersebut merupakan dokumen

raport yang meunjukan adanya 4 kompetensi yang dinilai, yaitu kompetensi

sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.

Aspek sikap spiritual yang dinilai guru mengacu pada Kompetensi Inti

I (KI I), yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan KI I tersebut aspek sikap spiritual yang diamati, yaitu menilai

ketika peserta didik berdoa baik sebelum dan sesudah belajar di kelas, serta

menilai perilaku peserta didik ketika membaca Yasin, asmaul husna dan

surat pendek/tadarusan baik ketika IMTAQ atau ketika pelajaran agama.

Data tersebut diperkuat dengan hasil observasi pada 21 Juni 2019 di

musholla, pukul 07.00 WIB semua peserta didik melaksanakan rutinitas

IMTAQ membaca surat Yasin, do’a, asma’ul husna yang dipandu oleh guru

agama melalui pengeras suara/speaker dan sholat Dhuha bersama. Begitu

juga di dalam kelas masing-masing yang dipandu oleh guru kelas masing-

masing membaca do’a sebelum kegiatan belajar dimulai dan beberapa ayat

pendek. Selama peserta didik membaca do’a dan ayat pendek, guru

mengamati sikap peserta didik sambil ikut membaca dengan suara pelan.

Selesai membaca do’a dan ayat pendek, dilanjutkan berdoa sebelum

memulai pembelajaran.47

Hasil observasi pada tanggal 20,21-22 Juni 2019 menunjukan bahwa

aspek sikap spiritual yang dinilai meliputi guru menilai saat peserta didik

terlihat melaksanakan shalat berjama’ah dan melaksanakan shalat Dhuha dan

47 Hasil Observasi peniliti di SDN 2 Ketangga pada tanggal 21 Juni 2019

Page 51: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

41

41

baca yasin bersama ketika IMTAQ. Hal ini ditunjukan dengan kegiatan guru

sebelum memulai pembelajaran selalu menanyakan kepada peserta didik

sudah melaksanakan Shalat Subuh atau belum. Selain itu guru juga

mengamati kegiatan peserta didik di lingkungan sekolah pada jam 12.00

WIB. Guru mengamati peserta didik yang pergi ke mushola untuk sholat

dengan berjama’ah.48

Guru Pendidikan Agama Islam menjelaskan aspek sikap spiritual

mencakup beberapa indikator meliputi keimanan dan ketaqwaan kepada

Tuhan YME seperti berdoa sebelum dan sesudah belajar, ketaatan dalam

beribadah, Sholat Zhuhur berjamaah di mushola, kegiatan IMTAQ yang diisi

dengan membaca Yasin dan diikuti dengan Sholat Dhuha setiap hari

Jum’at.49

Pernyataan guru kelas V menambahkan bahwa aspek yang diamati

seperti ketertiban dalam shalat, mentaati tata tertib ibadah dan sebagainya. 50

Sependapat dengan guru kelas VI menjelaskan bahwa aspek sikap spiritual

yang diamati seperti sikap berdoa, sikap membaca al-qur’an, dan sebagainya.

Beliau menambahkan bahwa masih mengalami kesulitan dalam menilai

aspek sikap spiritual, karena masih belum memahami bagaimana cara

menilai sikap spiritual yang tercermin pada perilaku peserta didik.51

Aspek sikap sosial yang dinilai guru mengacu pada Kompetensi Inti II

(KI II), yaitu menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung

48 Hasil Observasi peniliti di SDN 2 Ketangga pada tanggal 20,21-22 Juni 2019

49 Hasil Wawancara peniliti dengan guru Pendidikan Agama Islam SDN 2 Ketangga pada

tanggal 22 Juni 2019

50 Hasil Wawancara peniliti dengan guru V SDN 2 Ketangga pada tanggal 22 Juni 2019

51 Hasil Wawancara peniliti dengan guru kelas VI SDN 2 Ketangga pada tanggal 22 Juni

2019

Page 52: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

42

42

jawab, toleransi, gotong royong, santun, dan percaya diri. Guru kelas IV

menjelaskan dalam suatu wawancara bahwa:

Aspek yang dilihat pada saat pelajaran matematika misalnya yakni semangat dalam mengerjakan tugas, cepat tidaknya mengerjakan tugas (daya tanggap), percaya diri tampil di depan kelas, tidak mudah putus asa, berani berpendapat dan bertanya. Beliau juga menambahkan bahwa pelaksanaan penilaian tidak harus melihat perkembangan kognitif peserta didik saja, pengelompokan juga dapat mengasah keterampilan peserta didik.52

Data di atas didukung hasil observasi pada hari Sabtu, 22 Juni 2019,

terlihat peserta didik sangat antusias dalam mengerjakan soal yang diberikan

guru. Semua peserta didik mengerjakan bersama-sama kelompoknya saling

bantu ketika ada peserta didik dalam kelompok yang tidak dapat

mengerjakan.53 Dari hasil observasi tersebut, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa guru menilai semangat belajar peserta didik ketika diberi materi, guru

menilai kerjasama kelompok yang ditunjukan oleh peserta didik dalam

mengerjakan tugas, guru menilai rasa ingin tahu yang ditunjukan peserta

didik ketika mengerjakan tugas, guru menilai rasa percaya diri yang

ditunjukan peserta didik.

Guru Mulok menjelaskan dalam suatu wawancara sebagai berikut :

Aspek sikap sosial yang diamati seperti pada waktu ulangan peserta didik tidak mencontek, gotong royong membersihkan kelas, kepeduliannya terhadap kelasnya, selalu hadir tepat waktu dan sikap terhadap guru di dalam kelas.54

Data di atas didukung oleh hasil observasi pada hari Senin, 24 Juni

2019 di kelas V. Guru membuat kelompok dan memberikan tugas kepada

52 Hasil Wawancara peniliti dengan guru kelas IV SDN 2 Ketangga pada tanggal 22 Juni

2019

53 Hasil Observasi peniliti di SDN 2 Ketangga pada tanggal 22 Juni 2019

54 Hasil Wawancara peniliti dengan guru Mulok SDN 2 Ketangga pada tanggal 22 Juni

2019

Page 53: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

43

43

peserta didik, dari tugas kelompok tersebut guru menilai sikap peserta didik

ketika mempresentasikan di depan kelas, menilai kerjasama kelompok ketika

mengerjakan tugas, dan menilai sikap tanggung jawab terhadap tugas

masing-masing peserta didik yang ditunjukan dengan patisipasinya ketika

kerja kelompok. Di tengah pembelajaran guru memberikan hukuman kepada

salah satu kelompok, karena kelompok tersebut tidak mendengarkan ketika

guru menjelaskan tugas yang diberikan. 55

Selain menilai aspek sikap sosial yang tercermin ketika mengikuti

pembelajaran guru juga menilai aspek yang tercermin di lingkungan sekolah

seperti menilai kehadiran peserta didik, terlambat atau datang tepat waktu.

Data sesuai dengan hasil observasi pada bulan Juni tanggal 3-8 Juni 2019.

Pukul 07.00 WIB gerbang utama sekolah ditutup dan semua peserta didik

yang datang tepat waktu melaksanakan rutinitas membaca do’a dan surat

pendek bersama di dalam kelas masing-masing. Bagi peserta didik yang

datang lebih dari jam 07.00 WIB, peserta didik wajib melapor ke guru piket

atau ke wali kelas masing-masing, agar dapat mengikuti kegiatan

pembelajaran.56

Guru Penjas dalam suatu wawancara menjelaskan sebagai berikut:

Tidak semua aspek sikap sosial diambil penilaiannya. Kita hanya mengambil beberapa aspek yang disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari, misalnya di dalam RPP hanya diambil nilai kejujuran, disiplin, bertanggungjawab dan kerjasama. Namun, untuk penilaian raport harus mencakup semua aspek pada KI II yang diserahkan pada wali kelas.57

55 Hasil Observasi peniliti di SDN 2 Ketangga pada tanggal 24 Juni 2019

56 Hasil Observasi peniliti di SDN 2 Ketangga pada tanggal 3-8 Juni 2019

57 Hasil Wawancara peniliti dengan guru Penjaskes SDN 2 Ketangga pada tanggal 24 Juni

2019

Page 54: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

44

44

Pernyataan tersebut ditambahkan oleh waka kurikulum sebagai

berikut:

“Untuk aspek sikap tidak semua KD diambil penilaiannya dalam satu penilaian, jadi setiap materi aspek sikap yang diambil dapat hanya 1 saja, atau dua atau tiga saja, tetapi kalau di blangko raport yang diserahkan ke bapak ibu guru wali kelas kan harus ada 10 item, mau tidak mau dalam satu semester harus dinilai semua 10 item itu. 10 item itu mencakup sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap spiritual ada dua ketaqwaan dan ketaatan kepada Tuhan YME.”58

Sesuai dengan pernyataan Mulok dan Penjas bahwa aspek penilaian

sikap sosial seperti tanggung jawab, disiplin, dan sebagainya, tidak semua 8

aspek diterapkan pada satu Kompetensi Dasar (KD). Misalnya untuk

membuat work dest kerja kelompok yang dinilai hanya kerjasama,

kedisiplinan, atau tanggung jawabnya saja. Pernyataan tersebut sebagai

berikut:

“Menilai sikap sosial seperti tanggungjawab, disiplin, dan sebagainya, saya terapkan pada KD, tetapi tidak semuanya 8 aspek di dinilai pada satu KD. Misalnya membuat work desk kerja kelompok hanya dinilai kerjasamanya atau kedisiplinannya atau mungkin tanggung jawabnya saja.” 59

Pada ranah sikap (spritual dan sosial) pribadi siswa yang dinilai

melalui pengamatan secara langsung baik di dalam dan di luar kelas

ditentukan secara sepintas dan secara umum. Yang dilihat guru siswa yang

paling menonjol di kelas maupun di laur kelas, sedangkan yang lainnya

dinilai sama. Meskipun pengamatan dilakukan guru setiap hari selama

pembelajaran, ini disebabkan guru belum leluasa dan gagap dan belum

58 Hasil Wawancara peniliti dengan Waka Kurikulum SDN 2 Ketangga pada tanggal 24

Juni 2019

59 Hasil Wawancara peniliti dengan guru Mulok dan penjas SDN 2 Ketangga pada tanggal

24 Juni 2019

Page 55: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

45

45

begitu paham harus diapakan penilaiannya. Selain itu, membutuhkan waktu

yang banyak untuk mencermatinya. Seperti pernyataan guruPAI:

“Dalam menilai sikap (spritual dan sosial) kita melakukan secara sekilas saja, menilainya diambil umum saja. Seperti menilai sikap spiritual, aspek yang diamati seperti mengamalkan ajaran agama agama diamati secara sepintas. Seringnya sebelum memberi materi saya menanyakan sudah shalat subuh atau belum, jika siswa A menjawab belum berarti nilainya kurang. Siswa B menjawab sudah berarti nilainya baik. Anak yang tidak menjawab akan disama ratakan untuk penilaiannya, hanya melihat beberapa yang sangat baik dan beberapa yang kurang baik. itu masuk dalam observasi saya. Observasi kepada siswa tidak memungkinkan dilakukan satu persatu mbak. Jadi pengamatan hanya saya lakukan sepintas saja. Dipilih secara global, kalau dipilih secara satu-satu tidak mampu.”60

Dari hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan bahwa

rata-rata semua guru masih mengalami kesulitan dan kebingungan ketika

menentukan penilaian terhadap sikap spritual dan sosial berdasarkan

indikator yang telah ditentukan pada form yang tersedia. Jadi, para guru

masih belum optimal dalam melakukan penilaian pada aspek sikap baik

sikap spritual maupun sikap sosial karena keterbatasan alat penilaian dan

waktu.

Selanjutnya untuk menilai kompetensi pengetahuan menggunakan

tes lisan, tertulis, dan penugasan. Tes tertulis dalam bentuk soal esai dan

pilihan ganda. Tugas diberikan misalnya membuatr makalah, kemudian

dibahas bersama-sama atau dibaca di depan kelas, dan simpulkan bersama.

Disamping itu, menerapkan pengamatan seprti saat siswa mampu

menyimpulkan suatu materi pada pembelajaran.

60 Hasil Wawancara peniliti dengan Waka Kurikulum SDN 2 Ketangga pada tanggal 25

Juni 2019

Page 56: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

46

46

Hasil wawancara dengan guru kelas II sebagai berikut:

“Kalau pengetahuan menggunakan ulangan harian baik bentuk teori atau praktek. Terkadang saya lontarkan pertanyaan, anak yang menjawab akan mendapat nilai tambahan.” 61 Guru kelas III menjelaskan juga dalam sebuah wawancara sebagai

berikut:

“Pengetahuan menggunakan tes tertulis dan pertanyaan langsung/tanya jawab di dalam kelas, namun saya lebih mengutamakan pertanyaan langsung di dalam kelas.”62

Guru kelas IV menjelaskan dalam wawancara bahwa untuk menilai

kompetensi pengetahuan menggunakan tes, tugas mandiri, dan tugas

terstruktur. Tes menggunakan pilihan ganda dan esai, untuk menilai ini

hampir mirip seperti ujian, tes, tugas, ulangan, Uts, Uas, yang disesuaikan

dengan indikatornya. Sebagaimana dijelaskan :

“Menilai kompetensi pengetahuan mengunakan tes biasa berupa pilihan ganda dan essay, ada juga tugas mandiri dan terstruktur. Menilai pengetahuan sekarang sebenarnya hampir-hampir sama seperti ujian, tes, ulangan, tugas, UTS, UAS. Untuk nilainya dilihat dari indikatornya.”63

Data diperkuat oleh pernyataan guru kelas V bahwa menilai

pengetahuan menggunakan tes tertulis, lisan, dan tugas. Pernyataan

sebagai berikut:

61 Hasil Wawancara peniliti dengan guru kelas II SDN 2 Ketangga pada tanggal 25 Juni

2019

62 Hasil Wawancara peniliti dengan guru kelas III SDN 2 Ketangga pada tanggal 25 Juni

2019

63 Hasil Wawancara peniliti dengan guru kelas IV SDN 2 Ketangga pada tanggal 25 Juni

2019

Page 57: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

47

47

“Kalau pengetahuan menggunakan tes tertulis, lisan, dan tugas. Tes tertulis seperti ulangan harian, biasanya dilakukan setelah semua KD terselesaikan.”64

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan dinilai menggunakan tes dan lisan. Tes tertulis menggunakan

pilihan ganda dan esai yang biasa dilakukan setelah semua KD

terselesaikan. Sedangkan untuk tes lisan tidak diadministrasikan menjadi

nilai rapor, hanya saja digunakan untuk menambah nilai yang kurang atau

kalau ada yang remidi atau nilainya di bawah KKM.

Selanjutnya untuk menilai kompetensi keterampilan berbeda pada

masing-masing mata pelajaran, sebagaimana hasil wawancara dengan guru

kelas V sebagai berikut:

“Kalau mata pelajaran Bahasa Indonesia misalnya, untuk keterampilan saya nilai keterampilan berbicara, saya ambil penilaian menceritakan kembali. Kemarin masih banyak yang tidak bisa menceritakan kembali. Begini mbak, anak yang sering berkomunikasi di depan kelas saja kadang untuk berpidato atau presentasi masih bingung dan takut. Apa lagi anak yang tidak pernah berkomunikasi, jadi saya bingung mbak, harus menilainya bagaimana.”65

Hasil wawnacara di atas sesuai dengan pernyataan dari guru

Pendidikan Agama Islam berikut ini:

“Nilai praktek dilihat dari indikator penilaiannya. Misalnya masalah shalat, tadi niatnya sesuai dengan indikator tidak, kalau sesuai dinilai 10, tatacara berwudunya sesuai atau tidak, kalau sesuai dinilai 10. Nilai pada indikator tidak semua dinilai 10, tapi disesuaikan dengan pencapaian indikator yang dilakukan anak ketika praktek, dapat dinilai 8, 7, semua dirata-rata menjadi nilai raport.”66

64 Hasil Wawancara peniliti dengan guru kelas V SDN 2 Ketangga pada tanggal 25 Juni

2019

65 Hasil Wawancara peniliti dengan guru kelas V SDN 2 Ketangga pada tanggal 25 Juni

2019

66 Hasil Wawancara peniliti dengan guru Pendidikan Agama Islam SDN 2 Ketangga pada

tanggal 25 Juni 2019

Page 58: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

48

48

Berdasarkan wawancara dan didukung oleh hasil observasi pada hari

Senin, 25 Juni 2019. Peneliti mengamati guru membentuk kelompok

diskusi dengan jumlah anggota sekitar 4-5 orang dalam pembelajaran.

Guru memberikan tugas pada masing-masing kelompok tentang teks

bacaan cerpen. Kemudian tugas kelompok tersebut akan dipresentasekan

di depan kelas menurut kelompok yang paling awal menyelesaikan tugas

kelompoknya. Melalui observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas

diskusi diadakan untuk menilai keterampilan peserta didik dalam

menyajikan hasil dikusisnya di depan kelas secara lisan. Peneliti

mengamati bahwa guru belum menggunakan lembar observasi diskusi

kelompok dalam menilai unjuk kerja dalam diskusi kelompok dan

presentasi secara lisan. Guru hanya mengamati dan mendokumentasikan

siswa saat melakukan diskusi dan menampilkannya di depan kelas.67

C. Faktor penghambat dalam penerapn penilaian autentik hasil belajar

kurikulum 2013

Sebelum dipaparkan sosulis terlebih dahulu dipaparkan beberapa

kendala yang dihadapi guru dalam penilaian autentik pada penerapan

kurikulum 2013. Berikut ini penjelasan dari salah seorang guru kelas III di

SDN 2 Ketangga menyatakan bahwa :

“Kami mengalami kendala dalam melaksanakan penilaian autentik yaitu: a) belum meratanya kegiatan pelatihan dan kesempatan mengikuti seminar kurikulum 2013; b) belum mampu mengelolah waktu melakukan penilaian sesuai dengan kurikulum 2013; 3) kurang lengkap jenis penilaian yang digunakan dan d) belum terbiasa menyusun rubrik penilaian.”68

67 Hasil Observasi peniliti di SDN 2 Ketangga pada 25 Juni 2019

68 Hasil Wawancara peniliti dengan guru kelas III SDN 2 Ketangga pada tanggal 25 Juni

2019

Page 59: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

49

49

Sejalan dengan pernyataan salah satu guru kelas II berdasarkan hasil

wawancara sebagai berikut:

“Sebagai guru dalam melaksanakan penilaian autentik, ada beberapa kendala yang kami hadapi seperti : a) perencanaan yang rumit; b) banyaknya komponen yang diperhatikan guru secara bersamaan dalam melaksanakan penilaian; c) penilaian sikap yang harus memperhatikan secara detail dengan jumlah siswa yang banyak dalam satu ruangan.”69 Demikian juga pernyataan guru Mulok dalam suatu wawancara

menjelaskan sebagai berikut:

“Khusus penilaian kendalanya di penilaian sikap sosial yang harus dituntut ada 7 aspek yang dinilai, seperti gotong royong dan sebagainya. Kendalanya belum begitu memahami sikap gotong royong yang dimaksud seperti apa, saling komunikatif seperti apa tidak begitu jelas selama ini untuk penjelasannya. Gotong royong dan kerjasama itu hampir mirip, pembedanya dimana. Penilaian dilakukan pada saat diskusi saja. Kendalanya ketika menilai sikap sosial, selama ini tidak sampai benar-benar valid hanya sebatas waktu pelajaran matematika.” 70

Sesuai dengan pernyataan guru kelas I menjelaskan bahwa:

“Terus terang secara pribadi belum dapat menilai secara objektif. Misalnya ketika mengamati ada satu atau dua peserta didik terlihat ngeyel (tidak menurut), sehingga jugdment terhadap peserta didik tersebut bersikap tidak patuh. Selain itu, ketika diadakan pengamatan peserta didik bersikap baik dan bagus, akan tetapi ketika di luar sekolah sikap peserta didik menyimpang. Hal ini karena tidak dapat melihat secara langsung sikap peserta didik di luar sekolah.”71 Guru kelas IV juga menambahkan sebagai berikut: “Sebagai guru mengharapkan peserta didik tidak hanya tertib ketika diamati atau ketika ada guru saja, akan tetapi ketika di luar sekolah

69 Hasil Wawancara peniliti dengan guru kelas II SDN 2 Ketangga pada tanggal 25 Juni

2019

70 Hasil Wawancara peniliti dengan guru Mulok SDN 2 Ketangga pada tanggal 25 Juni

2019

71 Hasil Wawancara peniliti dengan guru kelas I SDN 2 Ketangga pada tanggal 25 Juni

2019

Page 60: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

50

50

peserta didik mampu menjadi pribadi yang disiplin tidak menyimpang”72 Dari beberapa paparan wawancara di atas, kendala yang dihadapi oleh

para guru dalam pelaksanaan penialain autentik dalam penerapan kurikulum

2013 yaitu seputar kurangnya pemahaman guru dalam menerapkan penilaian

autentik, terutama dalam kendala penilaian sikap, baik sikap spritual maupun

sikap sosial, komponen yang terlalu banyak untuk dinilai sedangkan waktu

terbatas dengan jumlah siswa yang banyak. Sementara tuntutan harus

memerhatikan secara detail per individu siswa yang diamati, ditambah lagi

karena keterbatasan dalam mengikuti pelatihan kurikulum 2013.

Seperti penjelasan dari Kepala Sekolah SDN 2 Ketangga yang

menyatakan:

“Kurangnya sosialisasi kurikulum 2013 di desa-desa sehingga saya bisa mengatakan bahwa kurikulum 2013 belum bisa dikatakan cukup memadai. Adapun alokasi waktu pembelajaran dalam seminggu cukup menguras waktu dan tenaga (padat), dan banyaknya jumlah peserta didik dalam 1 ruangan menyebabkan pembelajaran kurang efektif karena kesulitannya si pendidik dalam mengatasi siswa siswi. Selain itu masih kurangnya fasilitas yang memadai karena masih terdapat beberapa bangunan yang perlu direnovasi dan kurangnya beberapa media pembelajaran untuk menunjang keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar.”73 Hal serupa ditambahkan oleh Waka Kurikulum SDN 2 Ketangga yang

menyatakan sebagai berikut:

“Kendala dalam penerapan penilaian pada kurikulum 2013 diantaranya partisipasi orang tua peserta didik salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik, dan salah satu faktor pendukung untuk bisa memahami penilaian autentik tidak lepas dari dorongan kepala sekolah yang selalu berusaha mencapai maksimal dalam meningkatkan

72 Hasil Wawancara peniliti dengan guru kelas IV SDN 2 Ketangga pada tanggal 25 Juni

2019

73 Hasil Wawancara peniliti dengan Kepala Sekolah SDN 2 Ketangga pada tanggal 25 Juni

2019

Page 61: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

51

51

kemampuan atau kompetensi para peserta didik di SDN 2 Ketangga untuk dapat menjalankan kurikulum 2013 dengan menggali informasi melalu media dan melakukan pelatihan secara inten.”74

Sama halnya sebagaimana yang dijelaskan oleh salah seorang guru

Pendidikan Agama Islam berikut dari hasil wawancara:

“Kepala sekolah sudah berusaha semaksimal mungkin dalam meningkatkan kompetensi peserta didik, siapapun yang akan menjadi pemimpin kita harus bekerja sama demi kemajuan sekolah dan adapun faktor penghambat yang saya temui dalam melakukan penilaian autentik yaitu: a) sosialisasi kurikulum 2013 belum berjalan dengan sehingga menghambat pemahaman guru tentang penilaian autentik; b) alokasi waktu pembelajaran dalam seminggu cukup padat, sehingga menguras tenaga waktu dan fikiran selain itu memerlukan staminah yang kuat; c) jumlah peserta didik dalam ruangan sekitar 30-35 orang itu cukup banyak sehingga kita sebagai pendidik sangat kewalahan dan mempengaruhi proses belajar mengajar yang kurang efektif atau kurang maksimal.”75

Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menghambat pada

pelaksanaan penilaian autentik hasil belajar begitu berpengaruh terhadap

proses pemahamna guru dalam melaksanakan penilaian autentik. Dari uraian

di atas terdapat beberapa faktor penghambat dalam menerapkan penilaian

autentik penilaian hasil belajar di SDN 2 Ketangga yaitu :

1. Faktor penghambat kurangnya sosialiasi kurikulum 2013.

2. Terlalu padatnya alokasi waktu pembelajaran dalam seminggu.

3. Cukup banyaknya jumlah siswa dalam satu kelas.

4. Fasilitas di sekolah yang masih kurang memadai

Beberapa masalah yang merupakan kendala dalam penilaian autentik

hasil belajar di atas mestilah segera dicari solusinya guna memecahkan

74 Hasil Wawancara peniliti dengan Waka Kurikulum SDN 2 Ketangga pada tanggal 25

Juni 2019

75 Hasil Wawancara peniliti dengan guru Pendidikan Agama Islam SDN 2 Ketangga pada

tanggal 25 Juni 2019

Page 62: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

52

52

masalah yang sedang dihadapi oleh para guru sehingga para guru lebih faham

dan mampu melaksanakan tugasnya dalam evaluasi pembelajaran pada akhir

kegiatan pembelajaran di kelas maupun akhir semester.

Solusi untuk mengatasi hambatan dalam penerapan penilaian autentik hasil belajar kurikulum 2013

Solusi timbul dari adanya kendala yang disebabkan dari penerapan suatu

model atau kebijakan. Dengan adanya solusi diharapkan mampu

menyelesaikan masalah yang dihadapi paling tidak mengurangi sehingga apa

yang menjadi tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Ada beberapa solusi yang dapat dilaksanakan oleh pihak sekolah di

SDN 2 Ketangga sebagaimana pemaparan hasil wawancara sebagai berikut.

Pernyataan Kepala Sekolah SDN 2 Ketangga:

“Kita sudah melakukan sosialisasi tentang penilaian dengan mengundang narasumber untuk workshop. Untuk workshop RPP, narasumber dari pengawas dinas maupun pengawas kemenag. Mengadakan sosialisasi dengan mengundang narasumber dari dinas dan kemenag adalah hal pertama kali yang kami lakukan untuk memberikan penyuluhan kepada para guru terkait penilaian autentik hasil belajar pada penerapan kurikulum 2013 ini.”76 Pernyataan ini diperkuat oleh Waka Kurikulum sebagai berikut: “Memang benar sekali, sosialisasi tentang penilaian pada penerapan kurikulum 2013 pihak sekolah telah berkoordinasi dengan pihak dinas ataupun kemenag agar didatangkan narasumberr untuk workshop RPP, evaluasi dan lainnya”77 Demikian juga dengan pernyataan guru kelas V sebagai berikut:

76 Hasil Wawancara peniliti dengan Kepala Sekolah SDN 2 Ketangga pada tanggal 25 Juni

2019

77 Hasil Wawancara peniliti dengan Waka Kurikulum SDN 2 Ketangga pada tanggal 25

Juni 2019

Page 63: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

53

53

“Kami dibekali dengan berbagai pelatihan baik dari dinas maupun dari kemenag berupa workshop. Awalnya guru mengikuti bimtek/sosialisasi selama 4 hari.”78 Hal senada diungkapkan oleh gru Pendidikan Agama Islam dan

Penjaskes

“Bimbingan dan pelatihan atau sosialisasi dilakukan secara umum bagi semua guru bukan hanya untuk guru mata pelajaran atau guru kelas saja. Untuk bimbingan dan latihan pembuatan perangkat pembelajaran seperti RP diadakan dua kali dalam satu semester, sedangkan untuk bimbingan dan latihan penilaian dan pengisian raport dilaksanakan dua kali juga. Dengan adanya Bimteg ini kami merasa beryukur, karena sedikit demi sedikit kebingungan kami berkurang’79

Selanjutnya wawancara dengan guru kelas I, II, dan III sebagai berikut:

“ Berangkat dari keluhan para guru akhirnya kami mengadukan kepada Kepala Sekolah agar mengundang narasumber untuk mengadan Bimtek/sosialisasi secara berkala dan berkelanjutan mengenai penerapan kurikulum 2013 baik penyusunan RPP hingga evalasui. Kami bersyukur sekolah kami mengadakan sosialisasi RPP 2 kali dalam 1 semester, kalau untuk penilaian dan raport dilakukan 2 kali juga. Sekarang permasalah sudah menjadi jelas, kami tidak bingung lagi.”80

Dari pemaran hasil wawancara di atas bahwa berbagai permasalahan

sebagai kendala bagi para guru dalam melakukan penilaian autentik hasil

belajar khususnya sudah mampu teratasi meski tidak sekaligus. Solusi yang

diberikan pihak sekolah dengan menkoordinasikan kepada pihak dinas dan

kemenag agar mengutus narasumber yang mumpuni untuk memberikan

bimteg atau sosialisasi dalam workshop. Secera berkala bimteg/ sosialisasi

dilakukan mengenai penerapan kurikulum 2013 terutama pada aspek penilaian

78 Hasil Wawancara peniliti dengan guru kelas V SDN 2 Ketangga pada tanggal 25 Juni

2019

79 Hasil Wawancara peniliti dengan guru Pendidikan Agama Islam dan Penjas SDN 2

Ketangga pada tanggal 25 Juni 2019

80 Hasil Wawancara peniliti dengan kelas I, II dan III SDN 2 Ketangga pada tanggal 25

Juni 2019

Page 64: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

54

54

autentik hasil belajar. Setelah melalui pelatihan secara berkala menyangkut

penerapan penilaian autentik hasil belajar pada kompetensi sikap spritual,

sikap sosial, kompetensi pengetahuan dan keterampilan, segala permasalahan

mampu terselesaikan dengan baik dan tuntas.

Page 65: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

55

55

BAB III

PEMBAHASAN

A. Penilaian autentik hasil belajar dalam penerapan kurikulum 2013

Kegiatan menilai adalah satu kesatuan dari sebuah pembelajaran yang harus

dilaksanakan untuk mengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran yang telah

dilasanakan, baik dalam bentuk ujian lisan maupun tulisan. Pada tiap kegiatan

pembelajaran, penilaian bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa mampu

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan sebelumnya.

Kegiatan penilaian pada setiap pembelajaran yang mencakup kompetensi

pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa menolong para guru untuk

mengevaluasi efektif atau tidaknya kurikulum, metode, media dan instrumen.

Tujuan penilaian autentik hasil belajar dipakai oleh guru adalah untuk

mengamati kemajuan belajar siswa, perkembangan kemampuan belajar, serta

tingkat pemahaman siswa. Penilaian autentik hasil belajar menurut kurikulum

2013 meliputi empat kompetensi inti yaitu penilaian sikap spritual (KI I), sikap

sosial (KI II), penilaian pengetahun (KI III), penilaian keterampilan (KI IV) sesuai

dengan pedoman yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar dijelaskan

bahwa penilaian hasil belajar merupakan proses mengumpulkan informasi

mengenai pencapaian pembelajaran yang sudah dilaksanakan oleh siswa dalam

mengembangkan kompetensi sikap spritual, sikap sosial, pengetahuan dan

keterampilan yang laksanakan secara sistematis selama dan setelah proses

pembelajaran.

Page 66: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

56

56

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa

pelaksanaan penilaian autentik hasil belajar dalam penerapan kurikulum 2013 di

SDN 2 Ketangga adalah belum optimal karena ada sebagian guru di SDN 2

Ketangga belum memahami mengenai prosedur pelaksanaan penilaian autentik

hasil belajar apalagi seluruh sekolah dasar negeri yang berada di bawah naungan

kementerian pendidikan nasional itu mesti menggunakan kurikulum 2013. Hal ini

menyebabkan guru-guru di SDN 2 Ketangga harus bekerja ekstra dalam

melaksanakan kurikulum 2013 termasuk memberikan penilaian kepada siswa

yang disebut dengan penilaian autentik.

Menurut pengertian global penilaian autentik didefinisikan sebagai penilaian

yang dilakukan secara menyeluruh untuk menilai sejak dari masukan, proses dan

keluaran.81 Penilaian autentik dilakukan untuk menilai sikap, kompetensi

pengetahuan ataupun kompetensi ketrampilan.

Adapun cakupan penilaian autentik hasil belajar siswa meliputi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang. Penilaian

autenti hasil belajar siswa meliputi sikap (spritual dan sosial) siswa, pengetahuan,

dan keterampilan. Keterangan tersebut sebagaimana dijelaskan pada salinan

lampiran Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar

oleh peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah bahwa ruang lingkup

dalam penilaian autentik meliputi kompetensdi sikap spritual dan sikap sosial,

pengetahuan dan keterampilan.82

81 Peraturan menteri Pendidikan Nasional Nomor 66 Tahun 2013

82 Putri, A.D. Pelaksanaan Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Tematik pada Siswa

Kelas IV A SDN 4 Wates Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo. Yogyakarta, 2015 hlm. 5

Page 67: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

57

57

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa penilaian autentik merupakan

penilaian yang sesungguhnya, yaitu proses yang dilakukan guru untuk

mengumpulkan informasi mengenai perkembangan belajar dan perubahan tingkah

laku yang dimiliki siswa setelah suatu kegiatan belajar mengajar selesai.

Dilakukannya penilaian autentik untuk mengetahui apakah terjadi perubahan

tingkah laku siswa, apakah siswa menerapkan pengalaman belajar atau tidak serta

apakah proses belajar mengajar yang sudah berlangsung bernilai positif atau tidak.

Menurut data hasil penelitian, bahwa masing-masing guru menilai aspek

sikap spritual dan aspek sikap sosial berbeda-beda, aspek sikap spritual dan sikap

sosial sesuai dengan indikator pencapaian yang diinginkan. Untuk menentukan

penilaian pada aspek sikap spritual guru mengacu pada pedoman penilaian hasil

belajar kurikulum 2013 yang termuat pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan

Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 bahwa aspek sikap spritual berhubungan

dengan pembentukan siswa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, sedangkan aspek sikap sosial berhubungan dengan menghargai dan

menghayati prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong,

santun, dan percaya diri. Aspek sikap spritual dan sikap sosial secara garis besar

mencakup sikap menerima nilai, menanggapi/ merespons, menghargai,

menghayati, dan mengamalkan. Guru menilai pada aspek sikap spritual di SDN 2

Ketangga mencakup keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

seperti:

1. Sikap siswa ketika berdo’a sebelum dan selesai belajar.

2. Perilaku siswa saat menunaikan shalat wajib 5 waktu baik secara sendirian

maupun berjamah.

Page 68: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

58

58

3. Tata cara siswa saat melaksanakan shalat misalnya: ketertiban ketika shalat,

mentaati tata tertib ibadah, dan sikap dalam berdo’a.

4. Sikap siswa saat membaca Al-Qur’an.

5. Sikap siswa saat membaca asmaul husna dan surat pendek. Siswa nampak

bermain dan sibuk sendiri atau sungguh-sungguh menghayati dalam

membaca. Sikap tersebut merupakan pencerminan dari pemahaman siswa

terhadap rukun iman.

Adapun aspek sosial yang dinilai oleh guru di SDN 2 Ketangga meliputi:

1. Sikap berani berpendapat siswa dan mengajukan pertanyan yang ditujukan

siswa di dalam kelas.

2. Perilaku jujur dan tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas yang

ditunjukkan siswa

3. Perilaku siswa yang mencerminkan percaya diri dalam presentasi di depan

kelas yang ditunjukkan oleh siswa secara lantang.

4. Perilaku semangat belajar yang ditunjukkan oleh siswa.

5. Perilaku disiplin atay selalu hadir tepat wajtu yang ditunjukkan siswa.

6. Perilaku siswa dalam bekerjasama dengan siswa lain dalam kelompok serta

kekompakan yang ditujukan oleh siswa.

7. Sikap menghormati dan patuh kepada orangtua dan guru yang ditunjukkan

oleh siswa.

8. Sikap siswa yang tidak mudah putus asa yang ditunjukkan.

9. Sikap gotong royong siswa membersihkan kelas dan halaman di depan kelas

yang ditunjukkan siswa.

10. Sikap peduli siswa terhadap teman dan kelas.

Page 69: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

59

59

Guru mengamati aspek sikap spritual dan sikap sosial sesuai dengan

perkembangan perilaku siswa, tetapi tidak mengamati seluruh perkembangan

perilaku satu persatu siswa, guru hanya melihat perilaku siswa yang menonkol.

Contohnya guru fokus mengamati siswa yang malas, rajin dan nakal, sementara

bagi siswa yang tidak memperlihatkan perilaku tersebut akan dinilai sesuai

standar minimal. Tetapi juga guru mempunyai kebijakan tersendiri, tatkala siswa

yang bermasalah seperti berperilaku nakal akan mendapat nilai di bawah standar

minimal, siswa akan ditegur guru seperti berupa bisa tinggal kelas ataupun

dikembalikan kepada orangtua jikalau siswa sampai melakukan pelanggaran berat.

B. Faktor penghambat dalam penerapan penilaian autentik hasil belajar kurikulum 2013 dan Solusinya

Adapun faktor yang menghambat guru dalam pelaksanaan penilaian autentik

hasil belajar ialah menurut data hasil wawancara yang telah peneliti lakukan

diperoleh keterangan bahwa faktor yang menghambat guru dalam menerapkan

penilaian autentik di SDN 2 Ketangga adalah:

1. Kurangnya sosialisasi dan bimtek tentang kurikulum 2013, terutama di

kalangan para guru, mengingat tentang rentang waktu yang kurang memadai,

terkesan terburu-buru tentang kebijakan nasional mengenai perubahan

kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013

2. Pengalokasian waktu pembelajaran hanya 3 jam selama seminggu, terutama

untuk mengukur ketercapaian kompetensi siswa pada ranah afektif.

3. Jumlah siswa dalam satu kelas cukup besar antara 30-35 orang terutama ketika

melakukan pengamatan secara cermat dan personal mengalami kesulitan

dengan jumlah siswa yang cukup besar.

Page 70: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

60

60

4. Kurang optimalnya partisipasi orangtua siswa, terutama yang berhubungan

dengan ketauladanan serta pembiasaan sikap spritual da sosial yang sudah

dilakukan disekolah belum secara optimal bersinergi ketika peserta didik ada

lingkungan keluarga dan masyarakat.

Pengembangan kurikulum 2013 dengan landasan filosof yang memberikan

dasar pengembangan seluruh potensi siswa menjadi manusia Indonesia lebih baik

dan berkualitas. Penilaian mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013

tentang Standar Penilaian pendidikan yang bertujuan untuk menjamin:

1. Perencanaan penilaian siswa sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan

berdasarkan prinsip-prinsip penilaian.

2. Pelaksanaan penilaian siswa secara profesional, terbuka, edukatif, efektif,

efisien dan sesuai dengan konteks sosial budaya dan

3. Pelaporan hasil penilaian siswa secara objektif, akuntabel, dan informatif.

Untuk menyusun rencana pembelajaran, guru butuh memperhatikan

instrumen penilaian yang harus digunakan mesti memantqau proses, kemajuan

dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan. Karena penilaian

memiliki makna yang penting, baik bagi siswa, bagi maupun bagi sekolah. Makna

penilaian untuk masing-masing pihak yaitu:

1. Bagi siswa, untuk mengetahui sejauh mana siswa sudah berhasil mengikuti

pembelajaran kompetensi yang telah tercapai selama siswa mengikuti kegiatan

belajar mengajar.

2. Bagi guru, untuk mengetahui siswa yang berhak melanjutkan pembelajaran

sebab telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), dan mengetahui

apakah materi pelajaran yang telah diajarkan telah sesuai bagi siswa sehingga

Page 71: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

61

61

tidak membutuhkan perubahan, mengetahui apakah strategi, metode dan

pendekatan yang digunakan sudah sesuai.

3. Bagi sekolah, untuk mengetahui penilaian yang dilakukan oleh guru apak

sudah sesuai dengan keadaan belajar yang kultur akademik sekolah, informasi

penilaian yang diperoleh sebagai patokan apakah sekolah memenuhi Standar

Nasional Pendidikan (SNP), informasi penilaian dapat menjadi bahan acuan

bagi sekolah dalam upaya menyusun program pendidikan untuk masa akan

datang yang lebih baik.83

Solusi untuk mengatasi hambatan dalam penerapan penilaian autentik hasil belajar kurikulum 2013

Solusi yang dilakukan oleh pihak sekolah SDN 2 Ketangga dalam

mengatasi kendala yang ada yaitu melakukan sosialisasi dan pelatihan mengenai

penilaian autentik dengan mengundang narasumber untuk workshop. Untuk

workshop RPP, narasumber dari pengawas dinas maupun kemenag. Berkoordinasi

dengan pihak dinas ataupun kemenag agar didatangkan narasumber untuk

workshop RPP, evaluasi dan lainnya. Bimbingan dan pelatihan serta kegiatan

sosialisasi dilakukan untuk umum bukan setiap guru mata pelajaran. Sedangkan

untuk bimtek dan sosialisasi RPP dilakukan 2 kali dalam satu semester, dan

demikian juga untuk penilaian raport juga dilakukan dua kali selaki dilakukan 2

kali juga. Dengan adanya Bimteg ini para guru merasa terbantu, karena sedikit

demi sedikit kebingungan para guru dalam melakukan penilaian autentik hasil

belajar pada penerapan kurikulum 2013 menjadi berkurang, artinya sekarang para

guru sudah memahami dengan baik teknik penilaian autentik berkati bimteg

83 Widodo S.E.P. Evaluasi Program Pembelajaran “Panduan Praktis bagi Pendidik dan

Calon Pendidik. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013)

Page 72: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

62

62

tersebut. Para guru mampu melakukan penilaian autentik meski belum seratus

persen sempurna, setidaknya para guru sudah mampu memberikan penilaian pada

kompetensi sikap spritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan dan

kompetensi keterampilan.

Page 73: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

63

63

BAB IV

PENUTUP

A. Keismpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan pada bagian sebelumnya dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Pelaksanan penilaian autentik dalam penerapan kurikulum 2013 di SDN 2

Ketangga berdasarkan hasil penelitian masih belum optimal karena ada sebagian

besar guru yang belum terlalu mengerti dengan penilaian autentik sehingga masih

kesulitan untuk menerapkannya.

Faktor-faktor yang menjadi penghambat guru dalam menerapkan penilaian

autentik di SDN 2 Ketangga ialah sebagai berikut: 1) kurangnya sosialisasi dan

pelatihan kurikulum 2013 khususnya tentang penilaian autentik hasil belajar; 2)

terlalu padatnya alokasi waktu pembelajaran dalam seminggu; 3) Banyaknya

jumlah siswa dalam satu kelas; 4) kurangnya fasilitas yang ada di sekolah.

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut yaitu melakukan

sosialisasi tentang penilaian dengan berkoordinasi dengan pihak dinas dan

kemenag, mengundang narasumber untuk workshop, baik pelatihan RPP, maupun

evaluasi dan lainnya. Bimbingan dan pelatihan serta sosialisasi dilakukan untuk

umum tidak setiap guru mata pelajaran. Untuk bimtek dan sosialisasi RPP

dilakukan 2 kali dalam 1 semester, kalau untuk penilaian raport juga dilakukan 2

kali.

B. Saran

Adapun beberapa saran yang diberikan terkait dengan hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 74: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

64

64

1. Hendaknya guru yang sudah mengetahui cara mengerjakan penilaian autentik

agar bisa memberikan ilmunya kepada guru-guru yang lain yang masih kurang

pemahamannya dengan penilaian autentik.

2. Hendaknya guru lebih antusias mengikuti sosialisasi kurikulum 2013 sehingga

bisa belajar dengan baik tentang penilaian autentik. Disaran pula kepada guru-

guru yang sudah menggunakan smarphone agar bisa belajar belajar melalu

smarphonenya memanfaatkan jaringan internet sehingga dapat mengetahui

mengenai penilaian autentik.

Page 75: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

65

65

DAFTAR PUSTAKA

Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP) Tematik

Terpadu, Jakarta: Prenadamedia Group, 2014

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta:

PT. Bumi Aksara, 2008

E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013

Herry Widyastono, Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah,

Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014

http://www.sarjanaku.com/2011/06/metode-dokumentasi.html, diakses

tanggal 4 januari 2018, pukul 12.56.

Ismujoko, Yanuar. Identifikasi kesulitan guru fiqih pedes sedayu bantul

dalam implementasi kurikulum 2013. 2017

Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 2, Juni 2014, hlm. 188

Kunandar, Penilaian Autentik, Jakarta: Rajawali, 2015

Lexy J. Moleong, metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya: 2007

Mawaddah, Ummu. Identifikasi kesulitan guru pendidikan agama islam

dalam implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 5 Yogyakarta. 2015

Misbahuddin, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2004

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT.

Remaja Rodaskarya, 1997

Page 76: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

66

66

Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2006

Pupuh, M. Sobry, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT. Refika

Aditama, 2014

Ramayulis, “Metodologi Pendidikan Agama Islam” Edisi Revisi Jakarta:

Kalam Mulia, 2010

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,Bandung : Alfabeta, 2015

Suhartini, Identifikasi kesulitan guru dalam mengimplementasikan

kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik dikelas tinggi gugus mangga

kecamatan jaya baru banda aceh, 2016

Sutjipto, “Dampak Pengimplementasian Kurikulum 2013 Terhadap

Performa Siswa Sekolah Menengah Pertama”, Jurnal Pendidikan Dan 6

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alafabeta,

2014

Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik, Jakarta: Prenada

Media Group, 2011

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN

Balai

Page 77: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

69

69

Page 78: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

70

70

Page 79: PENILAIAN AUTENTIK HASIL BELAJAR DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

71

71