PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

download PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

of 64

Transcript of PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    1/64

    PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN

    PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGANMICROPLATE READER

    LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

    IRHAM MALADI

    1112096000001

    PROGRAM STUDI KIMIA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    2015 M / 1436 H

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    2/64

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    3/64

    ""

    IDENTITAS LEMBAGA PENELITIAN

    Nama Lembaga : Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM)

    BATAN

    Alamat : Kawasan PUSPIPTEK Serpong 15314 Tangerang,

    Banten, Indonesia

    No. Telp/Fax : (021)-7560929 / (021)-7560549

    Pimpinan : Drs. Gunawan, M.Sc

    Pembimbing PKL : Dra. Grace Tj Sulungbudi M.Sc

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    4/64

    """

    IDENTITAS UNIVERSITAS

    Nama Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Alamat : Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat Tangerang Selatan 15415

    No.Telp./Fax : (021) 7401925 / (021) 7402982

    Rektor Universitas : Prof. Dr. Dede rosada MA

    Dekan Fakultas : Dr. Agus Salim, S.Ag, M.Si

    Ketua Program Studi : Yusraini Dian Inayati Siregar, M.Si

    Pembimbing PKL : Anna Muawanah, M.Si

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    5/64

    "#

    IDENTITASMAHASISWA

    Nama Lengkap : Irham Maladi

    Tempat dan Tanggal Lahir : Sukabumi, 27 Mei 1994

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Alamat Rumah : Jalan pinus 16 blok Ai 4 No 22 Reni Jaya,

    Pamulang

    Barat, Tangerang Selatan

    No. Telp/HP : 085711051996

    NIM : 1112096000001

    Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta

    Fakultas : Sains dan Teknologi

    Program Studi : Kimia

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    6/64

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-

    Nya. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kehadirat Nabi Muhammad

    SAW. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan

    dengan judul Pengukuran Koefisien Variasi, Limit Deteksi dan PathlenghtPada

    Protein Dengan Microplate Reader. Laporan ini disusun setelah penulis

    menyelesaikan praktek kerja lapangan yang dilaksanakan di Laboratorium Biomedis,

    PSTBM- BATAN, Serpong sejak tanggal 26 Januari 27 Februari 2014.

    Laporan ini tidak mungkin selesai tanpa pihak-pihak yang terus memberikan

    bimbingan serta dukungannya. Oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima

    kasih kepada:

    1. Bapak dan Ibu yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang, nasihat yang

    manfaat dan memantapkan hati penulis serta dukungan dari awal hingga akhir.

    2.

    Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM) BATAN Serpong, karena telah

    memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan praktek kerja lapangannya

    selama satu bulan.

    3. Pusat Pengujian Magnet dan Baterai, khususnya Laboratorium Biomedis Gedung 42

    yang telah memberikan fasilitas Praktek kerja lapangan

    4. Ibu Dra. Grace Tj Sulungbudi, M.Sc selaku pembimbing yang telah memberikan

    banyak ilmu pengetahuan dan membimbing kepada penulis.

    5. Ibu Anna Muawanah, M.Si selaku pembimbing yang telah membimbing dan

    membantu penulis dalam menyelesaikan laporannya.

    6. Ibu Yusraini Sinegar, M.Si selaku Ketua Program Studi Kimia Fakultas Sains dan

    Teknologi

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    7/64

    #"

    7. Ibu Dra Mujamillah, M.sc dan Ibu Wildan Zakiya yang telah memberikan

    masukkan selama Praktek kerja lapangan

    8. Kakak tercinta Layalia Silmi yang telah memberikan semangat setiap harinya.

    9. Meitra Vidiani dan Desita Triana selaku rekan dalam praktek kerja lapangan

    10.Muhammad Lutfi Maulidi dan Ahmad Furqon Syidik selaku senior yang banyak

    memberikan nasihat dalam praktek kerja lapangan

    11.Teman-teman Mahasiswa Program Studi Kimia Angkatan 2012 yang selalu

    mendukung dan memotivasi dalam penulisan.

    Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan.

    Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

    Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

    Tangerang , 28 April 2014

    Irham Maladi

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    8/64

    #""

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN . i

    IDENTITAS LEMBAGA PENELITIAN .. ii

    IDENTITAS UNIVERSITAS . iii

    IDENTITAS MAHASISWA ... vi

    KATA PENGANTAR .. v

    DAFTAR ISI ., vii

    DAFTAR TABEL .. x

    DAFTAR GAMBAR . xi

    DAFTAR LAMPIRAN . xii

    BAB I PENDAHULUAN .. 1

    1.1 Latar Belakang 1

    1.2 Tujuan . 3

    1.3 Manfaat 4

    BAB II BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ..... 5

    2.1 Sejarah . 5

    2.2 Visi dan Misi .. 6

    2.2.1 Visi .... 6

    2.2.2 Misi .... 7

    2.3

    Tugas Pokok dan Fungsi ..... 8

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    9/64

    #"""

    2.3.1 Tugas pokok ....... 8

    2.3.2 Fungsi .... 8

    2.4

    Tujuan dan Sasaran Strategis (2015-2019).. 9

    2.4.1 Tujuan .... 9

    2.4.2 Sasaran Strategis (2015-2019) .... 9

    2.5 Susunan Organisasi . 9

    2.6 Sumber Daya Manusia ..................... 11

    2.7

    Sarana Dan Prasarana .. 12

    BAB III TINJAUAN PUSTAKA .. 13

    3.1 Protein 14

    3.1.1 Struktur Protein ..... 15

    3.1.2 Asam Amino ..... 15

    3.1.3 Sifat Protein .......... 16

    3.2

    Bovine Serum Albumin (BSA) ... 17

    3.3 Microplate Reader. 17

    3.3.1 Prinsip Kerja .... 18

    3.3.2 Microwell Plate .... 20

    3.4 Metode Bradford ... 21

    3.5

    StandarMicroplate Protokol ..... 22

    3.6 Intra InterMicroplate..... 23

    3.7 Pathlenght 23

    3.8 Standar Deviasi dan Koefisien Variasi (%CV) .. 24

    3.3.1 Standar Deviasi ....... 24

    3.3.1 Koefisien Variasi (CV) .. 26

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    10/64

    "$

    3.9 Limit Deteksi ...... 27

    3.10 Hukum Lambert Beer ... 28

    BAB IV METODE PENELITIAN .. 30

    4.1

    Lokasi Praktek Kerja Lapangan ... 30

    4.2 Alat dan Bahan .... 30

    4.3 Prosedur Kerja 30

    4.3.1 Preparasi Standar BSA .. 30

    4.3.2 StandarMicroplateProtokol ..... 31

    4.3.3 Perbandingan Intra InterMicroplate .. 32

    4.3.4 Pengukuran Pathlenght .. 33

    BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

    5.1. Standar Microplate Protokol .. 35

    5.2. Inter dan IntraMicroplate.. 39

    5.3.

    Pengukuran Pathlenght .. 41

    BAB VI PENUTUP .. 44

    6.1 Kesimpulan .. 44

    6.2

    Saran 44

    DAFTAR PUSTAKA .. 45

    LAMPIRAN 48

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    11/64

    $

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. TipeMicrowell Plate... 21

    Tabel 2. Standar Microplate Protokol, baris 1-5 adalah 10 !l

    standar + 300 !l Coomasiedan baris 7-11 adalah 150

    !l standar + 150 !l Coomasie 32

    Tabel 3. Intra InterMicroplate... 33

    Tabel 4. Pengukuran pathlenght Microplate, baris 1-5 (Seri C)

    adalah 5 !l standar + 150 !l Coomasiedan baris 7-11

    adalah 10 !l standar + 300 !l Coomasie....... 34

    Tabel 5. Hasil Pengukuran Absorbansi BSA Standar Microplate

    Protokol 10 !l BSA dengan 300 !l Coomasie blue.... 38

    Tabel 6. Hasil Pengukuran Absorbansi BSA Standar Microplate

    Protokol 150 !l BSA dengan 150 !l Coomasie blue...... 38

    Tabel 7. Hasil Pengukuran Absorbansi IntraMicroplate Reader... 39

    Tabel 8. Perhitungan Hasil IntraMicroplate.. 40

    Table 9. Perbandingan Intra Seri A dan C..... 41

    Tabel 10. Hasil Absorbansi PengukuranPathlenght .. 42

    Tabel 11. Nilai Perbedaan PerhitunganPahtlenght.... 43

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    12/64

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    13/64

    $""

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Gambar 96-Microplate well ... . 48

    Lampiran 2. Gambar Alat dan Bahan. . . 49

    Lampiran 3. Hasil StandarMicroplateProtokol 50

    Lampiran 4. Hasil Pengukuran Intra-Inter danPathlenght Microplate 51

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    14/64

    "

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh.

    Kebutuhan protein dalam kondisi masyarakat kita pada umumnya sangat sulit

    terpenuhi khususnya masyarakat yang tinggal di pedesaan, akibatnya telah banyak

    penduduk Indonesia terutama anak-anak mengalami busung lapar akibat kekurangan

    protein, terutama dalam hal kebutuhan protein hewani yang sulit terpenuhi. Sebab

    banyak harga makanan yang berprotein tinggi mahal harganya, seharusnya bahan

    makanan seperti ikan, daging, dan banyak sumber protein lainnya dijual murah

    dipasaran, karena rata-rata penduduk Indonesia berada dibawah garis kemiskinan,

    walaupun Indonesia terkenal dengan sumber daya yang melimpah. Sehingga pada

    kondisi krisis ekonomi saat ini, mengkomsumsi serangga merupakan salah satu

    alternatif yang baik, akan tetapi persoalannya masih banyak warga masyarakat kita

    belum terbiasa melakukannya, salah satunya adalah dengan mengkomsumsi Ulat kidu

    (Ellya, 2010).

    Masyarakat memerlukan berbagai metabolit primer seperti karbohidrat, lemak,

    dan protein untuk tumbuh dan berkembang. Protein merupakan komponen penting

    dalam tubuh manusia dapat diperoleh melalui makanan. Peranan protein di dalam

    tubuh antara lain sebagai sumber energi, regenerasi sel, dan terlibat transfer genetika.

    Molekul protein mengandung unsur-unsur C, H, O dan unsur khusus yang tidak

    terdapat dalam karbohidrat dan lemak yaitu nitrogen (N). Protein mempunyai molekul

    besar dengan bobot molekul bervariasi antara 500 sampai jutaan (Poedjiaji, 2006).

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    15/64

    #

    Protein tersusun dari beberapa asam amino melalui ikatan peptida. Non

    Protein Nitrogen (NPN) terdiri dari senyawa-senyawa nitrogen seperti asam amino

    bebas, urea, asam nukleat, amonia, nitrat dan lain-lain. Dalam jaringan hidup,

    nitrogen terdapat sebagai sumber protein dalam jumlah relatif besar dan sebagai NPN

    dalam jumlah relatif kecil, sehingga adanya NPN dalam bahan makanan yang kaya

    protein perlu diketahui untuk memberi gambaran nilai gizi yang sebenarnya dalam

    bahan makanan tersebut. Selama proses pengolahan bahan makanan protein terurai

    menjadi NPN, oleh karena itu kandungan NPN dalam bahan makanan yang sudah

    diolah lebih tinggi daripada bahan makanan yang belum diolah, sebaliknya

    kandungan protein lebih tinggi pada bahan makanan yang belum diolah (Silalahi,

    1994).

    Terdapat berbagai metode analisis untuk mengukur kadar protein, salah satunya

    adalah uji Bradford. Uji Bradford adalah suatu uji untuk mengukur konsentrasi protein

    total dengan secara kolorimetri dalam suatu larutan. Dalam uji Bradford melibatkan

    pewarna Coomassie Brilliant Blue(CBB) yang berikatan dengan protein dalam suatu

    larutan yang bersifat asam sehingga memberikan warna (kebiruan). Karena

    menghasilkan warna, sehingga secara kolorimetri dapat diukur absorbansinya dengan

    menggunakan spektrofotometri (Lambert-Beer) pada panjang gelombang 465-595 nm

    (cahaya tampak)(Bradford, 1976).LarutanBovine Serum Albumin(BSA) digunakan

    sebagai larutan standardalam penentuan kadar protein dengan metode Bradford.

    Pengukuran protein ini dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan nilai

    koefisien variasi dan limit deteksi pada larutanBovine Serum Albumin(BSA) dengan

    menggunakan instrumen Microplate Reader dengan menghitung kurva standar

    absorbansi yang didapatkan. Menurut Labnics (2009) Microplate Reader adalah alat

    instrumen yang memiliki prinsip kerja yang sama dengan spektrofotometer UV-Vis

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    16/64

    $

    yaitu alat untuk menganalisis nilai absorbansi dan akhirnya menghasilkan nilai atau

    kondisi untuk mendeteksi sampel dalam cairan. Dengan konsentrasi yang berbeda

    didapatkan nilai koefisien variasi pada perubahan yang terjadi dari reaksi protein pada

    LarutanBovine Serum Albumin (BSA) dengan pewarna Coomassie Blue (Khopkar,

    2007).

    Hasil analisis seperti keakuratan padaMicroplate reader diperlukan pengujian

    koefisien variasi dan limit deteksi. Koefisien variasi adalah perbandingan antara

    standar deviasi dengan nilai rata-rata yang dinyatakan dengan persen. Koefisien

    variasi berguna untuk melihat sebaran data dari rata-rata hitungnya. Diketahui bahwa

    koefisien variasi meningkat seiring dengan menurunnya konsentrasi analit. Nilai

    koefisien variasi yang baik adalah dibawah 3% (Irianto, A. 2010). Batas deteksi

    didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat

    dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi. Limit deteksi merupakan batas

    uji yang secara spesifik menyatakan apakah analit di atas atau di bawah nilai tertentu

    (Purwanto A, 2003).

    Pada Microplate reader, pathlenght sangat menentukan dalam pengukuran

    absorbansi sampel. Nilai pathlenghtakan sangat bervariasi, tergantung pada volume

    cairan di dalam microwellbersama dengan ketinggian dan dimensinya. Oleh karena

    itu, ketelitian sangat penting dalam pengukuranpathlenght.

    1.2 Tujuan

    Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mencari nilai koefisien variasi,

    deteksi limit dan Pathlength pada protein dengan menggunakan Bovine Serum

    Albumin (BSA) sebagai standar menggunakan Microplate Reader dengan variasi

    konsentrasi.

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    17/64

    %

    1.3 Manfaat

    1.

    Untuk menambah pengetahuan mengenai perbandingan nilai perbedaan

    konsetrasi dalam pengukuran protein

    2. Mengetahui keakuratan data yang hasilkan dalam pengukuran protein

    3. Mengetahui faktor yang menyebabkan analisa data menyimpang

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    18/64

    &

    BAB II

    BADAN TENAGA NUKLIR NASSIONAL

    (BATAN)

    2.1 Sejarah

    BATAN adalah Lembaga pemerintah Non-Kementerian (LPNK) yang berada

    dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden, yang dibentuk

    berdasarkan pasal 4 Undang Undang Nomor 10 Tahun 1997. Sementara itu dalam

    melaksanakan tugasnya, BATAN berada dibawah koordinasi Menteri Negara Riset

    dan Teknologi, sesuai dengan keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2011 tentang

    Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata kerja LPND,

    yang terakhir kali diubah dengan Peraturan Presiden RI Nomor 64 Tahun 2005.

    Selanjutnya, kedudukan BATAN sebagai pelaksana dibidang tenaga nuklir dipertegas

    didalam Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tentang Badan Tenaga Nuklir

    Nasional.

    Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM) adalah satu unit kerja di

    BATAN dibawah Deputi Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir. PSTBM

    terlahir dengan nama Pusat Penelitian Sains Materi (PPSM) pada tahun 10 Desember

    1986 yang kemudian berganti nama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Ilmu

    Bahan (P3IB). Dengan adanya semangat reformasi birokrasi dan dinamika organisasi

    BATAN yang kian dinamis dan maju, pada tahun 2014 PTBIN berganti nama

    menjadi Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM).

    PSTBM di pimpin oleh seorang Kepala Pusat (Kapus) setingkat eslon (II).

    Kapus yang menjabat saat ini adalah Drs. Gunawan, M.Sc. Berikut ini adalah nama-

    nama pejabat yang pernah menjadi Kapus di PSTBM :

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    19/64

    '

    a. Prof. Dr. Marsongkohadi

    b. Dr. Wuryano

    c. Drs. Gunanjar, SU

    d.

    Dr. Ridwan

    e. Ir. Iman Kuntoro

    f. Drs. Gunawan, M.Sc (masih menjabat)

    2.2 Visi dan Misi

    2.2.1 Visi

    Visi PSTBM mengacu kepada visi organisasi induknya, yaitu BATAN. Visi

    BATAN disusun dengan mempertimbangkan dokumen perencanaan pembangunan

    nasional dan kebijakan litbang nasional yang berada di atasnya yaitu Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 2025. Rencana

    Pembanguanan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 2019, dan Jakstranas

    Iptek 2015- 2019.

    Visi RPJPN 2005 2025 mengarah pada terwujudnya Indonesia sebagai

    negara mandiri, maju, adil dan makmur. Sementara itu, RPJMN 2015 2019

    menekankan pada pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis

    SDA lokal, SDM yang berkualitas, dan kemampuan Iptek.

    BATAN sebagai lembaga pemerintah yang diberi amanat untuk melaksanakan

    penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi

    nuklir, turut bertanggung jawab untuk menciptakaan keunggulan iptek tersebut,

    terutama di tingkat regional. Oleh karena itu, visi BATAN pada tahun 2015 2019

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    20/64

    (

    adalah sebagai berikut BATAN Unggul di Tingkat Regional, Berperan dalam

    Percepatan Kesejahteraan Menuju Kemandirian Bangsa.

    Visi dari PSTBM pada tahin 2019 adalah menjadi pusat unggulan litbang

    bahan maju dengan teknik berkas neutron ditingkat regional yang didukung oleh

    aplikasi teknologi berkas neutron. Indikasi tercapainya visi tersebut antara lain

    diperolehnya beberapa prototipe bahan maju yang unggul dengan teknologi nuklir,

    khususnya teknologi berkas neutron untuk aplikasi di bidang energi, kesehatan dan

    lingkungan. Indikator keberhasilan lainnya adalah termanfaatkannya fasilitas

    teknologi berkas neutron untuk litbang bahan maju dalam kerangka pengembangan

    sumber daya iptek nasional.

    2.2.2 Misi

    a.

    Melaksanakan penelitian dan pembangunan di bidang sains bahan industry

    nuklir dan bahan maju berbasis teknoligi nuklir

    b. Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan teknologi

    berkas neutron

    c. Melaksanakan pemantauan keselamatan kerja, kegiatan proteksi radiasi, dan

    oprasi, pemeliharaan dan pengembangan elektromekanik dan instrumentasi

    fasilitas penelitian dan pengembangan teknologi bahan maju

    d. Melakukan pengembangan, pemantauan pelaksanaan dan audit internal system

    manajemen mutu penelitian dan pengembangan teknologi bahan maju

    e. Melaksanakan urusan perencanaan, persuratan dan kearsipan, kepegawaian,

    keuangan, perlengkapan dan rumah tangga, dokumentasi ilmiah dan publikasi

    serta pelaporan.

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    21/64

    )

    2.3 Tugas pokok dan Fungsi

    2.3.1 Tugas Pokok

    Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju mempunyai tugas melaksanakan

    perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, pelaksanaan, pembinaan dan

    bimbingan di bidang penelitian dan pengembangan bahan maju berbasis teknologi

    nuklir, sains bahan industri nuklir dan teknologi neutron.

    2.3.2 Fungsi

    Dalam melaksanakan tugas tersebut, PSTBM menyelenggarakan fungsi

    sebagai berikut:

    1. Pelaksanaan urusan perencanaan, persuratan dan kearsipan, kepegawaian,

    keuangan, perlengkapan dan rumah tangga, dokumentasi ilmiah dan publikasi

    serta pelaporan;

    2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang sains bahan industri nuklir

    dan bahan maju berbasis teknologi nuklir;

    3. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan pemanfaatan teknologi berkas

    neutron;

    4.

    Pelaksanaan pemantauan keselamatan kerja dan pengelolaan keteknikan;

    5. Pelaksanaan jaminan mutu; dan

    6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Sains dan Aplikasi

    Teknologi Nuklir.

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    22/64

    *

    2.4 Tujuan dan Sasaran strategis (2015 2019)

    2.4.1 Tujuan

    Meningkatkan kompentensi Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju dalam :

    a. Mengembangkan Bahan Maju pada Baterai, Smart Magnet, Bahan Struktur

    Reaktor dan Bahan Nano Material untuk Kesehatan

    b. Meningkatkan Kinerja dan Pendayagunaan Fasilitas Berkas Neutron dan

    Teknik Aktivasi Neutron serta fasilitas pendukung Litbang Bahan lainnya

    c.

    Meningkatkan kualitas hasil Litbang Bahan Maju sesuai dengan Sistem Mutu

    Terpadu

    2.4.2 Sasaran Stategis (2015 2019)

    a. Diperolehnya Prototipe Baterai Lithium padat dan Smart Magnet

    b. Diperolehnya hasil Litbang Iptek bahan maju yang berkualitas untuk

    mendukung program BATAN di bidang energi, kesehatan dan lingkungan

    c. Keberhasilan sasaran strategis tersebut didukung dengan laboratorium berkas

    neutron dan kegiatan administrasi yang efektif dan efesien berdasarkan system

    mutu terpadu

    2.5 Susunan Organisasi

    Susunan organisasi dan tata kerja PSTBM adalah sebagai berikut:

    a. Bagian Tata Usaha; terdiri atas

    1.

    Subbagian Persuratan, Kepegawaian, dan Dokumentasi Ilmiah;

    2. Subbagian Keuangan; dan

    3. Subbagian Perlengkapan

    b.

    Bidang Sains Bahan Maju;

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    23/64

    "+

    c. Bidang Teknologi Berkas Neutron;

    d. Bidang Keselamatan Kerja dan Keteknikan; terdiri atas

    1. Subbidang Keselamatan Kerja dan Proteksi Radiasi; dan

    2.

    Subbidang Keteknikan

    e. Unit Jaminan Mutu; dan

    f. Kelompok Jabatan Fungsional

    Bagan struktur PSTBM BATAN seperti terlihat pada gambar berikut ini:

    Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi

    Dalam kerja praktek yang dilaksanakan, Mahasiswa ditempatkan pada Bidang

    Sains Bahan Maju mengerjakan proyek rancang bangun sistem pengukuran magnetik

    menggunakanfluxgate magnometer.

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    24/64

    ""

    2.6 Sumber Daya Manusia

    Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya PSTBM didukung oleh Sumber

    Daya Manusia (SDM) sebanyak 130 orang pegawai yang terdiri dari pejabat

    fungsional teknis dan non teknis serta fungsional umum. 54 orang pegawai PSTBM

    merupakan pejabat fungsional peneliti, 26 orang pejabat fungsional pranata nuklir, 5

    orang litkayasa, 1 orang pranata humas, 2 orang pustakawan, 1 orang analis pegawai,

    1 orang arsiparis dan 2 orang pengawas radiasi.

    Sampai akhir Desember 2014 dapat disampaikan komposisi SDM di PSTBM

    adalah sebagai berikut :

    S3 : 20 Orang

    S2 Teknis : 35 Orang

    S2 Non Teknis : 1 Orang

    S1 Teknis : 22 Orang

    S1 Non Teknis : 4 Orang

    S0/D4 Teknis : 8 Orang

    S0/D3 Teknis : 16 Orang

    S0/D3 Teknis : 4 Orang

    D1 &D2 Teknis : 2 Orang

    SLTA Teknis : 13 Orang

    SLTA Non Teknis : 5 Orang

    Sedangkan pegawai yang sedang tugas belajar adalah sebagai berikut :

    Tugas belajar di dalam negeri 3 (tiga) orang S3, 1 (satu) orang S2, 2 (dua)

    orang S1, dan tugas belajar di luar negeri: 2 (dua) orang S3.

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    25/64

    "#

    2.7 Sarana dan Prasarana

    Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Pusat Sains dan Teknologi Bahan

    Maju dilengkapi dengan sarana dan prasarana sebagai berikut:

    1.

    Fasilitas Bidang Teknologi Berkas Neutron

    Fasilitas Bidang Teknologi Berkas Neutron yang berada di Balai Percobaan

    Hamburan Neutron (BPHN) Gedung No. 40 dan di Balai Percobaan Reaktor

    (Experimental Hall Reactor = XHR). Fasilitas ini dilengkapi dengan dua buah

    tabung pemandu neutron, Difraktometer Neutron untuk Pengukuran Tegangan

    Sisa (DN1/RSMD), Difraktometer Empat Lingkaran/Difraktometer Tekstur

    (DN2/TD), Difraktometer Neutron Serbuk Resolusi Tinggi (DN3/HRPD),

    Spektrometer Neutron Tiga Sumbu (SN1/TAS), Spektrometer Hamburan Neutron

    Sudut Kecil (SN2/SANS/SMARTer), Spektrometer Hamburan Neutron Sudut

    Kecil Resolusi Tinggi (SN3/HRSANS) dan Fasilitas Radiografi Neutron

    (RN1/NRF) serta dilengkapi pula dengan fasilitas preparasi sample dan bengkel

    mekanik. Disamping itu, dilengkapi pula dengan Fasilitas pengujian dengan

    Neutron Activation Analysis (NAA) yaitu spektrometer gamma yang berada di

    gedung reaktor (RSG-GAS).

    2. Laboratorium Litbang Bidang Sains Bahan Maju

    Laboratorium Litbang Bidang Sains Bahan Maju dilengkapi dengan : X-Ray

    Diffractometer (XRD), Tri Arc Melting Furnace model Centor 5TA, Vibrating

    Sample Magnetometer (VSM) tipe OXFORD VSM 1.2H, Differential Scanning

    Calorimeter (DSC), LCR-Meter, Pulse Magnetizer, High Energy Ball Milling, Jc-

    Tc Meter dan GMR, BET, Micro Hardness Tester, PSA, FTIR dan Raman

    Spektrometer, High Speed Refrigerated Centrifuge dan Glove Box, Mini MAC

    Separator, Deep Frezer with Refrigarator Set, Ultrasonic Probe, Biosafety

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    26/64

    "$

    Cabinet. Fasilitas Laboratorium Kimia dan Laboratorium Perlakuan Panas.

    Scanning Electron Microscope (SEM)-Energy Dispersive X-Ray (EDX), Optical

    Microscope, Differential Thermal Analysis/Simultance Thermal Analysis

    (DTA/STA), Uji Korosi, Sonochemistry, Polarography/Voltametry serta UTM,

    Battery Charger-discharger, AFM, PLD. Fasilitas laboratorium : Sintesis Kimia,

    Pelapisan, Solid state, elektrokimia, Biomedis, Material Temperatur Tinggi,

    Sintesis Kering, dan Lab. Uji Bahan.

    3. Fasilitas Bidang Keselamatan Kerja dan Keteknikan

    Fasilitas Bidang Keselamatan Kerja dan Keteknikan dilengkapi dengan

    peralatan/sarana alat uji kekerasan, Survey Meter/Detector Radiasi, TLD digital,

    Cutting Device, Mesin Bubut, Voltage Source Precision serta Fasilitas

    Laboratorium Keteknikan.

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    27/64

    "%

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    3.1 Protein

    Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Tidak seperti

    bahan makronutrien lainnya (karbohidrat, lemak), protein ini berperan lebih penting

    dalam pembentukan biomolekul daripada sumber energi. Namun demikian apabila

    organisme sedang kekurangan energi, maka protein ini dapat juga di pakai sebagai

    sumber energi. Keistimewaan lain dari protein adalah strukturnya yang selain

    mengandung N, C, H, O, kadang mengandung S, P, dan Fe (Sudarmadji, 1989).

    Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena

    zat ini disamping berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur, Protein adalah

    sumber asam- asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak

    dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein mengandung pula posfor,

    belerang dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan

    tembaga (Budianto. A.K, 2009).

    Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima

    ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino, yang terikat

    satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino yang terdiri atas unsur-unsur

    karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen ; beberapa asam amino disamping itu

    mengandung unsur-unsur fosfor, besi, iodium, dan cobalt. Unsur nitrogen adalah

    unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan tetapi tidak terdapat

    di dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat protein.

    Molekul protein lebih kompleks daripada karbohidrat dan lemak dalam hal berat

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    28/64

    "&

    molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya (Almatsier.

    S, 1989).

    3.1.1 Struktur Protein

    Molekul protein merupakan rantai panjang yang tersusun oleh mata rantai

    asam-asam amino. Dalam molekul protein, asam-asam amino saling dirangkaikan

    melalui reaksi gugusan karboksil asam amino yang satu dengan gugusan amino dari

    asam amino yang lain, sehingga terjadi ikatan yang disebut ikatan peptida. Ikatan

    pepetida ini merupakan ikatan tingkat primer. Dua molekul asam amino yang saling

    diikatkan dengan cara demikian disebut ikatan dipeptida. Bila tiga molekul asam

    amino, disebut tripeptida dan bila lebih banyak lagi disebut polypeptida. Polypeptida

    yang hanya terdiri dari sejumlah beberapa molekul asam amino disebut oligopeptida.

    Molekul protein adalah suatu polypeptida, dimana sejumlah besar asam-asam

    aminonya saling dipertautkan dengan ikatan peptida tersebut (Gaman, P.M, 1992)

    3.1.2 Asam Amino

    Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam

    amino yang terdapat sebagai komponen, protein mempunyai gugus !NH2 pada atom

    karbon "dari posisi gugus !COOH.

    Rumus umum untuk asam amino ialah

    R!CH!COOH NH2

    Pada umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut

    organik non polar seperti eter, aseton, dan kloroform. Sifat asam amino ini berbeda

    dengan asam karboksilat maupun dengan sifat amina. Asam karboksilat alifatik

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    29/64

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    30/64

    "(

    gugus amino bereaksi dengan H+, sehingga protein bermuatan positif. Bila pada

    kondisi ini dilakukan elektrolisis, molekul protein akan bergerak kearah katoda. Dan

    sebaliknya, dalam larutan basa (pH tinggi) molekul protein akan bereaksi sebagai

    asam atau bermuatan negatif, sehingga molekul protein akan bergerak menuju anoda

    (Winarno. F.G, 1992).

    3.2 Bovine Serum Albumin (BSA)

    Bovin serum albumin (BSA) adalah protein globular yang berukuran besar

    (66.000 Dalton). BSA dapat rusak karena pemanasan. Albumin merupakan kelompok

    protein yang larut dalam air. Albumin adalah protein yang paling banyak dalam

    sistem sirkulasi. Albumin pada sintesis awalnya dalam bentuk preproalbumin di hati.

    Serum albumin memiliki nilai viskositas intrinsik 3,7-4,2 mL/g. Peningkatan

    viskositas tergantung pada peningkatan ikatan disulfida BSA. BSA digunakan dalam

    komponen media sel untuk regenerasi tanaman dari kultur sel, pembentuk busa, gelasi

    dan pengikat ligan.

    3.3 Microplate reader

    Plate reader atau juga disebut microplate reader adalah instrumen yang

    digunakan untuk mendeteksi peristiwa pada sampel biologi, kimia atau peristiwa fisik

    didalam microwell plate. Microplate reader merupakan instrumen laboratorium yang

    didesain untuk mendeteksi absorbansi sampel pada microwell plates (Thermo, S.

    2010).

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    31/64

    ")

    Gambar 2.Microplate reader

    Microplate reader banyak digunakan dalam penelitian, penemuan obat,

    validasi bioassay, kontrol kualitas dan proses manufaktur di industri farmasi dan

    bioteknologi dan organisasi akademis. Format microplate yang paling umum

    digunakan di laboratorium penelitian akademis atau laboratorium diagnostik klinis

    adalah 96-well(8 oleh 12 matriks) dengan volume yang khas antara 100 dan 200 uL

    per well.Microplateyang lebih besar (384- 536 wellmicroplates) biasanya digunakan

    untuk aplikasi penyaringan. Deteksi yang paling umum untuk tes microplate adalah

    absorbansi, intensitas fluoresensi, dan fluoresensi polarisasi (BioTek, 2006).

    3.3.1 Prinsip Kerja

    Instrumen ini bekerja pada prinsip "fotoelektrik kolorimetri" yaitu metode

    pengukuran kadar senyawa dengan menggunakan instrument yang berdasarkan

    hukum lambert-beer pada daerah panjang gelombang cahaya tampak dan intensitas

    cahaya diukur secara fotoelektrik (tidak visual) . Alat ini dapat mendeteksi

    absorbansi, mendeteksi konsentrasi sampel dan cairan standar. Juga dapat

    menganalisis dan menghitung nilai absorbansi dan akhirnya menghasilkan nilai-nilai

    atau kondisi untuk mendeteksi sampel dalam cairan(Thermo, S. 2010).

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    32/64

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    33/64

    #+

    Beberapa microplate reader menggunakan sistem double beam (Thermo, S. 2010).

    3.3.2 Microplate well

    Microplate well seringkali digunakan dalam kolorimetri, fluoresensi dan

    luminesi tes. Aplikasi khas lainnya termasuk kultur sel, ELISA, dan pengujian

    toksisitas. Bahan yang berbeda tersedia untuk aplikasi yang beragam. Polystyrene

    adalah bahanMicroplate wellyang sering digunakan untuk kejelasan optik dan karena

    kemampuannya untuk dimodifikasi. Polypropylene adalah pilihan untuk

    kompatibilitas dengan reagen dan ketahanan terhadap bahan kimia dan suhu ekstrem

    (Thermo, 2010).

    Gambar 4.Microwell Plate

    Menurut BioRad (2011) berbagai macam tipe Microwell Plate dibuat untuk

    aplikasi yang berbeda dengan material yang berbeda pula.

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    34/64

    #"

    Tabel 1. TipeMicrowell Plate

    Tipe Deskripsi Material Aplikasi

    Solid bentuk tunggal, satu

    bagian dengan bagian

    bawah yang solid

    Polypropilen

    (PP),

    Polystirena(PS)

    Kultursell, ELISA,

    florosensi, Luminensi

    Bawah optik Struktur atas hitam

    atau putih dengan

    bagian bawah yang

    jelas

    PS struktur atas

    dengan polimer

    atau dasar kaca

    Florosensi,Cell imaging

    Penyaring 96 Well1 mL dengan

    filter atau membran

    yang mengikat

    PP dengan

    Polyethylene

    (PET)

    Filtrasi sel dan DNA

    genom. Pemurnian

    plasmid DNA dan

    produk PCR

    Microwell plate yang paling umum digunakan di laboratorium penelitian akademis atau

    laboratorium diagnostik klinis adalah 96-well (12 matriks) dengan volume reaksi yang khas

    antara 100 hingga 200 uL per well. microplate yang lebih besar (384-536 well) biasanya

    digunakan untuk aplikasi penyaringan(Lorenzen, S.W. 1993).

    3.4 Metode Bradford

    Metode Bradford digunakan untuk menentukan konsentrasi protein

    dalamlarutan. Prinsip metode ini berdasarkan pembentukan komplek antara

    Coomassie Brillant Blue (CBB) dengan larutan protein yang diukur pada panjang

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    35/64

    ##

    gelombang 595 nm (gambar 2.4). Pembentukan komplek disebabkan adanya ikatan

    antara pewarna CBB dengan protein melalui interaksi ionik antara gugus asam

    sulfonat dengamuatan positif protein yaitu pada gugus amina. Asam amino bebas,

    peptida dan protein dengan berat molekul kecil tidak menghasilkan warna biru dengan

    reagen ini. Umumnya berat molekul peptida atau protein harus lebih besar dari 3000

    Da untuk menghasilkan warna biru dengan reagen ini. Banyaknya ligan yang

    berikatan dengan molekul protein sebanding dengan muatan positif protein, sehingga

    jumlah absorbansi sebanding dengan kadar protein dalam larutan (Thermo, S. 2010).

    Gambar 5. Skema reaksi analisa protein menggunakan metode Bradford (Thermo, S.

    2010)

    3.5 StandarMicroplate protokol

    Menurut Thermo scientific (2010) pengukuran dengan konsentrasi yang

    berbeda pada setiap kolom pada microplate. Protokol untuk pengukuran absorbansi

    endpointdi 595 nm.Microwell platedengan kurva standar dari 0 sampai 100 mg / ml

    dengan dengan ccampuran sampel dan standar.

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    36/64

    #$

    perbedaan antara 2 variasi yang sama dengan konsentrasi yang sama pula akan

    terlihat pada persen nilai yang dihitung, dengan menghitung koefisien variasinya.

    Perbandingan dengan blanko dengan sampel yang monsentrasinya lebih kecil dapat

    dilihat dengan menghitung limit deteksi.

    3.6 Intra InterMicroplate

    Pengujian intra dan inter pada microplate bertujuan untuk membandingkan

    nilai koefisien variasi pada dua microwell plate. Perbandingan koefisien variasi

    konsentrasi yang sama pada microwell plate yang sama pula disebut inter.

    Perbandingan koefisien variasi konsentrasi yang sama pada microwell plate yang

    berbeda adalah intra. Factor kesalahan akan terlihat pada saat nilai varasi yang

    berbeda. faktor tersebut bida karena

    Ketidak akuratan dalam memipet

    Kontaminasi bakteri atau jamur pada sampel atau reagen

    Kontaminasi silang antar reagen

    Variasi suhu yang berbeda selama inkubasi berlangsung

    Beberapa Well kering ketika di inkubasi

    Faktor tersebut dapat menyebabkan perbedaan nilai pada 2 microwell plate

    yang berbeda walaupun memiliki konsentrasi reagen atau sampel yang sama.

    3.7 Pathlength

    Pathlength cairan terutama pada microwell plate bergantung pada volume

    cairan, microplate well dimensi dan dari permukaan cairan. Cairan pada pathlength

    tidak dapat dihitung secara langsung dari volume yang dimasukkan dengan pipet

    kedalam well.Microwell plate memiliki bentuk kerucut, yang membuat Perhitungan

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    37/64

    #%

    Pathlength menjadi rumit. Oleh karena itu, geometri well menyebabkan absorbansi

    yang diukur memiliki ketergantungan yang sangat rumit pada volume cairan. Hal ini

    sangat tergantung pada jenis microplate dan komposisi cairan. Gambar 4

    menunjukkan bagaimana pathlength cairan dapat berbeda pada microplates dari

    produsen yang berbeda bahkan ketika dipipetkan pada volume yang sama dari cairan

    yang sama. (BioTek, 2010)

    Gambar 6.Perbedaan larutan volume cairan

    Menurut Thermo (2010) Komposisi Buffer yang berbeda juga mengubah

    pathlengths cairan, karena karakteristik fisik (permukaan, tekanan, polaritas, dll)

    mempengaruhi miniskus larutan.

    3.8 Standar deviasi dan koefisien variasi (%CV)

    3.8.1 Standar Deviasi

    Standar deviasi merupakan ukuran penyebaran yang paling banyak digunakan.

    Semua gugus data dipertimbangkan sehingga lebih stabil dibandingkan dengan

    ukuran lainnya. apabila dalam gugus data tersebut terdapat nilai ekstrem, standar

    deviasi menjadi tidak sensitif lagi, sama halnya seperti mean (Ledhyane, 2005).

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    38/64

    #&

    Standar Deviasi (SD) memiliki beberapa karakteristik khusu. SD tidak berubah

    apabila setiap unsur pada gugus datanya di tambahkan atau dikurangkan dengan nilai

    konstan tertentu. SD berubah apabila setiap unsur pada gugus datanya dikali/dibagi

    dengan nilai konstan tertentu. Bila dikalikan dengan nilai konstan, standar deviasi

    yang dihasilkan akan setara dengan hasilkali dari nilai standar deviasi aktual dengan

    konstan (Harinaldi, 2005).

    Rumus Simpangan Baku untuk Data Tunggal

    Untuk data sample menggunakan rumus

    dimana

    xi = nilai data

    x = rata rata sampel

    n = jumlah data

    Untuk data populasi menggunkan rumus

    xi = nilai data

    = rata rata populasi

    n = jumlah data

    Rumus Simpangan Baku Untuk Data Kelompok

    S =

    (xi! x

    _

    )2

    i=1

    n

    "

    n!1

    ! =

    (xi!)2

    i=1

    n

    "

    n

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    39/64

    #'

    Untuk sample menggunakan rumus

    Untuk populasi menggunakan rumus

    3.8.2 Koefisien Variasi (CV)

    Koefisien variasi merupakan suatu ukuran variansi yang dapat digunakan

    untuk membandingkan suatu distribusi data yang mempunyai satuan yang berbeda.

    Kalau kita membandingkan berbagai variansi atau dua variabel yang mempunyai

    satuan yang berbeda maka tidak dapat dilakukan dengan menghitung ukuran

    penyebaran yang sifatnya absolut (Ledhyane, 2005)

    Koefisien variasi adalah suatu perbandingan antara simpangan baku dengan

    nilai rata-rata dan dinyatakan dengan persentase.

    Dengan Rumus

    , untuk populasi

    , untuk sampel

    dimana

    #= varians atau ragam untuk populasi

    S =

    fi (xi!x_

    )2

    i=1

    n

    "

    n!1

    ! =

    fi (xi!)2

    i=1

    n

    "

    n

    CV =!

    x100%

    CV =S

    __

    X

    x100%

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    40/64

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    41/64

    #)

    k = 3 untuk batas deteksi atau 10 untuk batas kuantitasi

    Sb = simpangan baku respon analitik dari blangko

    Sl = arah garis linear (kepekaan arah) dari kurva antara respon terhadap konsentrasi =

    slope (b pada persamaan garis y = a+bx)

    Batas deteksi dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui garis

    regresi linier dari kurva kalibrasi. Nilai pengukuran akan sama dengan nilai b pada

    persamaan garis linier y = a + bx, sedangkan simpangan baku blanko sama dengan

    simpangan baku residual (Sy/x.)

    Batas deteksi (LoD)

    Karena k = 3, Simpangan baku (Sb) = Sy/x, maka:

    LoD = (3 Sy/x)/ Sl

    Batas kuantitasi (LoQ)

    Karena k = 10, Simpangan baku (Sb) = Sy/x, maka:

    LoQ = (10 Sy/x)/Sl

    3.10 Hukum Lambert - Beer

    Absorbansi adalah Nilai suatu polarisasi cahaya yang terserap oleh bahan

    tertentu pada panjang gelombang tertentu sehingga akan memberikan warna tertentu

    terhadap bahan. (Khopkar 2007).

    A= log T = log PT / PO = log PT / PO ............(1)

    Ketika radiasi elektromagnetik monokromatik melewati lapisan tipis dari sampel,

    ketebalan (dx) dari lapisan tersebut akan mengurangi kekuatan dari dP. Hubungan

    antara pengurangan kekuatan akibat ketebalan lapisan dan konsentrasi analit C

    sebagai

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    42/64

    #*

    -dP/P = "C dx ............................................................................................................(2)

    Dimana P adalah kekuatan dari lapisan tipis sampel, "adalah konstanta proporsional.

    Lalu diintegralkan

    ....(3)

    Menjadi

    Ln(P0 / PT) = "b C ...................................................................................................(4)

    b adalah ketebalan sampel secara umum

    Dimana "adalah absorptivitas analit dengan satuan cm-1 kons-1

    persamaan (1) ke (4), memberikan persamaan (5):

    A = "b C ...................................................................................................................(5)

    konsentrasi diekspresikan dengan molaritas, maka absorptivitas diubah menjadi

    absorptivitas molar, $dengan satuan cm-1 M-1.

    A = $b C ....................................................................................................................(6)

    Nilai dari "dan $bergantung pada panjang gelombang dari radiasi elektromagnetik.

    Persamaan tersebut memiliki persamaan yang linier antara absorbansi dan

    konsentrasi, dan persamaan ini kita kenal dengan hukum lambert-beer

    Dimana :

    $= tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)

    "= tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).

    ! dP

    Pp=po

    p=pT

    " =!C dxx=0

    x=b

    "

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    43/64

    $+

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan

    Praktek kerja lapangan yang termaksuk kedalam ruang lingkup Biokimia ini

    dilaksanakan pada tanggal 26 Januari sampai 27 Februari 2014 pada Pusat Sains dan

    Teknologi Bahan Maju BATAN gedung 42, di Laboratorium biomedis, beralamat di

    kompleks PUSPIPTEK Serpong, Tangerang

    4.2 Alat dan Bahan

    Alat yang digunkan pada penelitian ini adalah 96- microplate well , Pipet

    volum, Spatula, microtube, Rak microtube, Labu ukur 5 ml. Sedangkan Bahan yang

    digunakan pada penelitian adalah Bovine Serum Albumin (BSA) sebagai Standar,

    Coomassie blue,danDI Water

    4.3 Prosedur Kerja

    4.3.1 Preparasi Standar BSA

    Siapkan 7 buah microtube dan beri label 100, 200, 400, 600, 800, 1000, 2000

    %g/mL . Di buat larutan stok 5000 %g/mL dengan cara menimbang BSA sebanyak

    0.0025 mg dalam labu ukur 5 mL. Dari larutan stok dibuat larutan standar BSA

    dengan konsentrasi 100, 200, 400, 600, 800, 1000, 2000 %g/mL dari larutan stok

    5000 %g/mL.

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    44/64

    $"

    Gambar 7.Preparasi Standar BSA

    Beri label pada microtube dengan 100, 200, 400, 600, 800, 1000, 2000 %g/%L.

    4.3.2 StandarMicroplateProtokol

    Pipet 10 %L standar BSA untuk baris 1-5 dimasukkan kedalam Microwell

    Plate, kosongkan baris 6 dan 12 ditambah 300 %l Coomassie blue. Pada baris 7-11

    dimasukkan 150 %l standar dengan 150 %l Coomassie blue. Perbedaan konsentrasi

    pada setiap kolom untuk mencari nilai kofisien variasi. Kolom A sebagai Blanko yaitu

    DI water dengan Coomassie blue, Kolom B konsentrasi 100 %g/mL, Kolom C

    konsentrasi 200 %g/mL, Kolom D konsentrasi 400 %g/mL, Kolom E konsentrasi 600

    %g/mL, Kolom F konsentrasi 800 %g/mL, Kolom G konsentrasi 1000 %g/mL, Kolom

    H konsentrasi 2000 %g/mL.

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    45/64

    $#

    Tabel 2. Standar Microplate Protokol, baris 1-5 adalah 10 %l standar + 300 %l

    Coomasiedan baris 7-11 adalah 150 %l standar + 150 %l Coomasie

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    A blanko blanko blanko blanko blanko blanko blanko blanko blanko blanko

    B 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

    C 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200

    D 400 400 400 400 400 400 400 400 400 400

    E 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600

    F 800 800 800 800 800 800 800 800 800 800

    G 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000

    H 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000

    Homogenkan dengan menggunakan shaker selama 10 menit agar reaksi pewarnaan

    dengan protein berlangsung. Simpan Microwell Plate pada microplate reader dan

    hitung absorbasinya pada panjang gelombang 580nm

    4.3.3 Perbandingan Intra - InterMicroplate

    Pipet 10 %L standar BSA dan 300 %l Coomassie blue kedalam Microwell

    Plate, kosongkan baris 4, 8 dan 12. Untuk baris 1-3 Kolom A sebagai Blanko, kolom

    B konsentrasi 100 %g/mL, kolom C konsentrasi 200 %g/mL, kolom D konsentrasi 400

    %g/mL, kolom E konsentrasi 600 %g/mL, kolom F konsentrasi 800 %g/mL, kolom G

    konsentrasi 1000 %g/mL, kolom H konsentrasi 2000 %g/mL. Pada baris 5-7 (Seri A)

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    46/64

    $$

    dan 9-11 (Seri B) kolom A hingga H dimasukkan standar BSA dengan konsentrasi

    sebesar 500 %g/mL.

    Tambel 3.Intra InterMicroplate

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    A blanko blanko blanko 500 500 500 500 500 500

    B 100 100 100 500 500 500 500 500 500

    C 200 200 200 500 500 500 500 500 500

    D 400 400 400 500 500 500 500 500 500

    E 600 600 600 500 500 500 500 500 500

    F 800 800 800 500 500 500 500 500 500

    G 1000 1000 1000 500 500 500 500 500 500

    H 2000 2000 2000 500 500 500 500 500 500

    Homogenkan dengan menggunakan shaker selama 10 menit agar reaksi pewarnaan

    dengan protein berlangsung. Simpan Microwell Plate pada microplate reader dan

    hitung absorbasinya pada panjang gelombang 580nm.

    4.3.4 PengukuranPathlenght

    Pipet 5 %L standarBSA konsentrasi 500 %g/mL dan 150 %l Coomassie blue

    kedalamMicrowell Platebaris 1-5, kosongkan baris 6 dan 12. Untuk baris 7-11 Pipet

    10 %L standarBSA konsentrasi 500 %g/mL dan 300 %l Coomassie blue. Homogenkan

    dengan menggunakanshakerselama 10 menit agar reaksi pewarnaan dengan protein

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    47/64

    $%

    berlangsung. Simpan Microwell Plate pada microplate reader dan hitung

    absorbasinya pada panjang gelombang 580nm.

    Tabel 4.Pengukuranpathlenght Microplate,baris 1-5 (Seri C) adalah 5 %l standar +

    150 %l Coomasiedan baris 7-11 adalah 10 %l standar + 300 %l Coomasie

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    A 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500

    B 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500

    C 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500

    D 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500

    E 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500

    F 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500

    G 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500

    H 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    48/64

    $&

    BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 StandarMicroplateProtokol

    Pada penelitian ini pengukuran standar Microplate protokol untuk melihat

    perbedaan absorbansi dari nilai koefisien variasi nya dengan kata lain ketika

    konsentrasi yang sama dalam satu kolom memiliki nilai absorbansi yang berbeda

    maka besar nilai perbedaan tersebut dapat ditentukan dalam bentuk persen koefisien

    variasi (Origene, 2012).

    Hasil dari pengukuran absorbansi 10 %l BSA dengan 300 %l Coomasie blue

    sebagai pewarna pada baris 1 5 didapatkan :

    Tabel 5.Hasil pengukuran Absorbansi BSA StandarMicroplateProtokol 10 %l BSA dengan

    300 %l Coomasie blue

    C A1 A2 A3 A4 A5 A

    Rata

    A rata

    -

    blanko

    S CV(%) LOD

    0 0.443 0.432 0.431 0.419 0.412 0.4274 - 0.012 2.83 -

    100 0.437 0.622 0.638 0.642 0.431 0.554 0.126 0.109 19.82 0.756

    200 0.463 0.625 0.708 0.695 0.507 0.5996 0.172 0.11 18.4 0.758

    400 0.647 0.683 0.691 0.625 0.613 0.6518 0.224 0.034 5.29 0.53

    600 0.615 0.81 0.709 0.69 0.627 0.6902 0.262 0.078 11.3 0.661

    800 0.634 0.903 0.833 0.965 0.637 0.7944 0.367 0.152 19.18 0.884

    1000 0.842 1.049 1.12 1.081 0.859 0.990 0.562 0.13 13.14 0.817

    2000 1.232 1.272 1.229 1.227 1.236 1.239 0.811 0.018 1.504 0.483

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    49/64

    $'

    Berdasarkan data diatas diketahui bahwa absorbasi pada setiap konsentrasi

    berbeda beda bahkan pada konsentrasi yang sama terdapat nilai absorbansi yang

    sangat jauh berbeda dari sebelumnya. Nilai CV pada pada konsentrasi 100 %g/mL

    adalah 19,82% dapat diartikan bahwa terjadi faktor kesalahan yang menyebabkan

    nilai CV yang begitu besar. Nilai CV yang dapat diterima pada data tidak lebih dari

    3% dari sampel dan 5% dari suatu kelompok (Ruseffendi, H.E.T. 1998).

    Limit deteksi pada sampel hasil yang paling kecil mendekati blanko sebagai

    pembanding yaitu pada konsentrasi 2000 %g/mL sebesar 0.483. Berdasarkan AOAC

    (2002) Limit deteksi hanya berguna untuk mengontrol ketidakmurnian yang tidak

    diinginkan yang konsentrasinya harus tidak lebih dari level tertentu dan mengontrol

    kontaminan dengan konsentrasi rendah, sedangkan materi yang bermanfaat harus ada

    pada konsentrasi yang cukup tinggi agar dapat menjadi fungsional. Limit deteksi dan

    kuantitasi seringkali bergantung pada kemampuan instrumen. Menurut Harvey

    (2000), validasi limit deteksi merupakan suatu proses evaluasi kecermatan dan

    keseksamaan yang dihasilkan oleh suatu prosedur dengan nilai yang dapat diterima.

    Sebagai tambahan, validasi memastikan bahwa suatu prosedur tertulis memiliki detail

    yang cukup jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh analis atau laboratorium yang

    berbeda dengan hasil yang sebanding.

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    50/64

    $(

    Gambar 8.Kurva kalibrasi standar protokol

    Dari data yang didapatkan kurva yang diperoleh menunjukkan regresi linier

    sebesar 0.96176 yang di anggap baik dalam penelitian. Ada dua keadaan yang dapat

    menyebabkan ketidak-akuratan ketika menggunakan kurva kalibrasi (underwood,

    1998), yaitu:

    1

    Faktor-faktor yang berada didalam sample yang mengubah perbandingan

    respon/konsentrasi, tetapi faktor tersebut tidak ada didalam larutan standar

    (misalnya perubahan pH, kekuatan ion, kekeruhan, viskositas, gangguan

    kimia dan lain lain). Faktor-faktor tersebut akan mengubah kemiringan

    (slope) kurva kalibrasi.

    2 Faktor yang tampak/kelihatan pada alat pendeteksi misalnya warna atau

    kekeruhan sample yang menyerap atau menghamburkan cahaya pada

    panjang gelombang pengukuran.

    Pada Hasil dari pengukuran absorbansi 150 %l BSA dengan 150 %l Coomasie

    blue didapatkan nilai absorbansi sebagai berikut :

    , - +.+++%/ 0 +.+))'12 - +.*'"('

    +

    +."

    +.#

    +.$

    +.%

    +.&

    +.'

    +.(

    +.)

    +.*

    + &++ "+++ "&++ #+++ #&++

    345647"

    8694:5 ;345647"

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    51/64

    $)

    Tabel 6.Hasil pengukuran Absorbansi BSA StandarMicroplateProtokol 150 %l BSA

    dengan 150 %l Coomasie blue

    " !" !$ !% !& !' ! ()*) ! +)*) ,

    -.)/01# 23%24 23%2& 23%2& 23% 23$54 23%2$ ,

    $## 236&& 237"& 237"" 236'5 23644 23667 23&64

    %## "32"5 2354$ 235"4 235&7 "3226 2356 23447

    # 2356& 23575 "32"% 2354 2354$ 23565 23466

    '## "3""4 "322% "3"%4 "3""6 "32&" "327$ 2367

    (## "3"& "32'7 "325 "3$&& "3"" "3"$7 237$4

    $### 235'4 "3"7 "3"&" "326' "3" "325 23677

    %### "327% "324& "324& "3276 "3""' "327$ 2367

    Dari data tersebut nilai absorbansi dari konsetrasi 200 %g/mL hingga 2000 %g/mL

    tidak terlalu jauh. Dapat diartikan bahwa prosedur dengan menggunakan 150 %l BSA

    dengan 150 %l Coomasie blue adalah salah. Kesalahan dalam prosedur dapat

    menyebabkan kesalahan dalam penelitian yang menyebabkan nilai menjadi

    menyimpang.

    Gambar 9.Kurva kalibrasi menggunakan 150 %l BSA dengan 150 %l

    Coomasie blue

    , - +.+++"/ 0 +.'#*'12 - +.$)(&"

    +

    +."

    +.#

    +.$

    +.%

    +.&

    +.'

    +.(

    +.)

    +.*

    "

    + &++ "+++ "&++ #+++ #&++

    345647"

    8694:5 ;345647"

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    52/64

    $*

    Dari data nilai regresi pun dapat di lihat bahwa regresi linier pada 150 %l BSA

    dengan 150 %l Coomasie blue sebesar 0.387. Menurut Amiri (2011) Semakin kecil

    standar deviasi hasil pengukuran, semakin perbedaan hasil masing-masing

    pengukuran (yang diulang) , maka semakin teliti proses pengukuran tersebut. Dari

    data kesalahan yang terjadi adalah 89:).);)/ 1 ?)=*@ A=*[email protected])/ 1.9; 1+)/C ?)/C

    B9.)0@0)/ )/).=:=:3

    5.2 Inter dan IntraMicroplate

    Untuk pengukuran inter Microplate yaitu dalam microwell plate yang sama

    dengan konsentrasi yang sama pula didapatkan hasil sebagai berikut :

    Tabel 7.Hasil Pengukuran Absrorbansi IntraMicroplate Reader

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    A 0.36 0.357 0.358 0.772 0.796 0.792 0.762 0.759 0.728

    B 0.388 0.375 0.377 0.773 0.769 0.759 0.779 0.748 0.724

    C 0.426 0.406 0.43 0.728 0.72 0.686 0.77 0.74 0.71

    D 0.468 0.476 0.438 0.741 0.725 0.766 0.781 0.776 0.752

    E 0.558 0.547 0.527 0.779 0.766 0.746 0.732 0.774 0.747

    F 0.616 0.62 0.605 0.766 0.769 0.778 0.712 0.74 0.727

    G 0.741 0.778 0.746 0.727 0.748 0.747 0.779 0.79 0.775

    H 1.202 1.194 1.176 0.739 0.735 0.745 0.766 0.764 0.752

    Data tersebut hasil dari pengukuran dengan microplate reader, warna biru pada

    table menunjukkan kepekatan dan perbedaan konsentrasi pada pewarnaan oleh

    coomassie blue. Hasil tersebut menunjukkan pada konsentrasi yang sama 500 %g/mL

    Seri A yaitu pada baris 5 7 dan seri B pada baris 9 11 tidak begitu jauh perbedaan

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    53/64

    %+

    absorbansinya. Dari data tersebut juga dapat dilihat konsentrasi 500 %g/mL tidak

    diantara kolom D dan kolom E baris 1 - 3 yang konsentrasinya 400 %g/mL dan 600

    %g/mL, tetapi diantara kolom G dan H yang memliki konsentrasi 1000 %g/mL dan

    2000%g/mL. Hal ini dapat disebabkan kesalahan dalam pembuatan sampel BSA pada

    konsentrasi 500 %g/mL tersebut. Kesalahan ini juga dapat dijelaskan dari perhitungan

    regresi linier

    Gambar 10.Regresi linier pembanding

    Regresi linier baris 1-3 sebesar 0.99021, persamaan regresi y = 0.0004x -

    0.0503 digunakan untuk menghitung konsentrasi pada Seri A dan Seri B yang

    hasilnya sebagai berikut :

    Tabel 8. Perhitungan hasil IntraMicroplate

    Seri A Seri B

    S 0.025 S 0.022

    Rata-Rata 0.753 Avarage 0.753

    CV 3.390 CV 3.05

    C 2015 C 2016.5

    , - +.+++%/ = +.+&+$12 - +.**+#"

    =+."

    +

    +."

    +.#

    +.$

    +.%

    +.&

    +.'

    +.(

    +.)

    +.*

    + &++ "+++ "&++ #+++ #&++

    345647"

    8694:5 ;345647"

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    54/64

    %"

    Konsentrasi Seri A dalam perhitungan sebesar 2015 dan seri B 2016.5, kesalahan

    pada pembuatan konsentrasi BSA adalah hal yang menyebabkan perbedaan hasil.

    Pada microwell plate ke 2 untuk menentukkan nilai intra pada microplate

    dibandingkan seri A dengan seri C. microwell plate yang digunakan pada seri C

    adalah untuk pengukuranpathlenght.

    Table 9.Perbandingan Intra Seri A dan C

    Seri A Seri C

    SD 0.025 0.043

    Avarage 0.753 0.647

    CV 3.39 6.645

    C 2015 1752.3

    Dari data pengukuran intra nilai CV seri 3 jauh dari CV seri 1. Dengan menggunakan

    persamaan regresi y = 0.0004x - 0.0503 konsentrasi seri 3 sebesar 1752.3 lebih kecil

    dari konsentrasi seri 1.

    5.3 PengukuranPathlenght

    Pengukuran pathlenght bertujuan untuk memberi gambaran pathlenght pada

    microplate reader sangat penting karena perbedaan volume larutan akan menghasilkan

    nilai absorbansi yang sangat berbeda. saat menggunakan microplate reader,

    pengukuran atau penembakan cahaya dilakukan secara vertikal sehingga jarak

    perjalanan cahaya melalui sampel bervariasi tergantung pada volume cairan dalam

    microwell plate (promega, 2009). Hasil pengukuran pathlenght dapat dilihat sebagai

    berikut :

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    55/64

    %#

    Tabel 10. Hasil Absorbansi pengukuranpathlenght

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    A 0.385 0.478 0.425 0.463 0.368 0.638 0.613 0.646 0.633 0.59

    B 0.362 0.336 0.357 0.303 0.349 0.59 0.619 0.594 0.682 0.6

    C 0.388 0.388 0.318 0.281 0.311 0.688 0.688 0.676 0.649 0.611

    D 0.34 0.304 0.345 0.324 0.263 0.688 0.723 0.7 0.693 0.627

    E 0.277 0.338 0.341 0.375 0.328 0.643 0.674 0.671 0.65 0.571

    F 0.511 0.501 0.446 0.452 0.372 0.629 0.628 0.654 0.567 0.583

    G 0.368 0.379 0.455 0.338 0.3 0.714 0.714 0.685 0.669 0.575

    H 0.411 0.433 0.349 0.418 0.316 0.648 0.643 0.666 0.699 0.687

    Dengan konsentrasi yang sama 500 %g/mL nilai absorbansi pada baris 1-5

    berbeda dengan absorbansi 7-11. Hukum Lambert memperediksi penyerapan cahaya

    atau absorbansi sebanding dengan jarak cahaya bergerak melalui sampel: semakin

    lamapathlenght, semakin tinggi puncak absorbansi (molecular, 2010).

    Nilai absorbansi pada baris 1-5 lebih kecil karena volume sampel lebih kecil

    dari baris 7-11 dengan perbandingan 1:2 . menurut SPECTROstar (2009) pada

    Microplate, Pathlenght bergantung pada volume cairan, sehingga absorbansi

    sebanding dengan pathlenght sampel. Kurva standar yang sering digunakan untuk

    menentukan sampel yang tidak diketahui dapat bermasalah karena pemipetan sampel

    atau standar.

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    56/64

    %$

    Tabel 11.Nilai perbedaan perhitunganpahtlenght

    5 %l standar + 150 %l Coomasie blue 10 %l standar + 300 %l Coomasie

    SD 0.062116433 0.043061048

    Rata-rata 0.3699 0.64795

    CV 16.79276379 6.645736229

    Dari data diatas rata-rata terlihat jelas perbedaan nilai yang tejadi jika nilai

    pathlenghtberbeda. Proses pemipetan sangatlah penting, menurut Thermo Scientific

    (2010) memipet membutuhkan baik presisi maupun akurasi. Sejumlah faktor dapat

    mempengaruhi spesifikasi ini yaitu :

    Suhu

    Massa jenis

    Tekanan

    Yang paling penting dan dasar dari memipet agar hasil yang baik adalah ketelitian dan

    kesabaran. Bagi peneliti kesabaran adalah hal yang utama jika menginginkan hasil yang

    memuaskan.

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    57/64

    %%

    BAB VI

    PENUTUP

    6.1 Kesimpulan

    Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien variasi pada

    Pengukuran Standar Protokol 10 %l BSA ditambahkan 300 %l Coomasie blue pada

    konsentrasi 100 %g/mL, 200 %g/mL, 400 %g/mL, 600 %g/mL, 800 %g/mL, 1000

    %g/mL dan 2000%g/mL berturut turut adalah 19.82 %, 18.4 %, 5.29 %, 11.3 %,

    19.18 %, 13.14 %, 1.504 % dengan limit deteksi pada konsentrasi terkecil 100%g/mL

    sebesar 0.75. Nilai Pathlenght bergantung pada proses pemipetan karena dapat

    membuat hasil absorbansi yang berbeda.

    6.2 Saran

    Koefisien variasi yang didapatkan melebihi 3% yang artinya sangat

    bermasalah. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran ulang standar BSA dengan

    microplate reader untuk mendapatkan kepastian pada nilai koefisien variasi BSA.

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    58/64

    %&

    DAFTAR PUSTAKA

    Almatsier, S. 1989.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Penerbit Gramedia.

    Amiri, S., Zwanzig, S. (2011). Assessing the Coefficient of Variations of Chemical

    Data using Bootstrap Method.Journal of Chemometrics.

    AOAC, 2002. Official methods of Analysis of The Association of Analytical Chemist.

    Inc.Washington

    Budianto, A.K. 2009.Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Cetakan keempat. Malang : Penerbit

    UMM Press.

    Bradford, M. (1976). Rapid and sensitive method for the quantitation of microgram

    quantities of protein utilizing the principle dye binding. Analytical of

    Biochemistry. 72, 248!254.

    BioRad., 2011.Bio-Rad Microplate application guide. Bio-Rad Laboraties.

    BioTek. 2010.Microplate Instrumentation. Technical Handbook

    Ellya Sibagariang, Eva, dkk. 2010. Gizi Reproduksi Wanita. Trans Info Media,

    Jakarta.

    Gaman. M. 1992. Ilmu Pangan, Penghantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi

    Edisi II. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    59/64

    %'

    Guillaume,S; Christian,S; and Plateel,G. 2013. Absorbance enhancement in

    microplate wells for improved-sensitivity biosensors. . Biotechnology and

    Applied Biochemistry, 29: 129 138.

    Harinaldi , 2005.Prinsip-prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains.Erlangga: Jakarta.

    Harvey, D. (2000).Modern Analytical Chemistry. McGraw-Hill, New York

    Hermanto, S. 2009.Buku Ajar Biokimia I. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah

    Irianto, Agus. 2010. Statistik : Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya.

    Jakarta:Kencana.

    Labnics. 2009.Microplate Reader: Instruction Manual.Chem, 61 (3): 357-360.

    Ledhyne A. 2005.Protein assay with microplate reader.Biochem. 214: 346348.

    Lorenzen, S. W. 1993. Instument Aplication. Rev. Sci. Tech. Off. Int. Epiz. 24: 201-

    213

    Molecural, D. 2011. The PathCheck Sensor: a Powerful New Tool for Microplate

    Analyses. Biochem. 214: 346 348.

    Origene, 2012. Elisa Development Guide. Medical Center Drive, Suite 200, 13: 125-

    135

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    60/64

    %(

    Poedjiadi, A. 1994.Dasar-dasar Biokimia. UI Press : Jakarta.

    Promega, 2009. Calculating Nucleid Acid And Protein Consentration Using

    Microplate Instrumen. Tehcnical note

    Purwanto.2007.Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Ruseffendi, H.E.T . 1998. Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. IKIP

    Bandung Press: Bandung

    SPECTROstar . 2009.Handbook of Microplate Reader. CRC Press : USA.

    Sudarmadji, S. 1989.Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Liberti

    Silalahi, J., dan N. Hutagalung (2004), Komponen Bioaktif Dalam Makanan dan

    Pengaruhnya Bagi Kesehatan, Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan

    Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatra Utara, Medan

    Thermo, S. 2010.Protein Assay. Tehcnical Handbook

    Day, R. A. and A. L. Underwood. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam.

    Jakarta. Penerbit Erlangga. Hal 394, 396-404

    Winarno, F. G. 1992.Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia: Jakarta.

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    61/64

    %)

    LAMPIRAN

    Lampiran 1. Gambar 96-Microplate well

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    62/64

    %*

    Lampiran 2. Gambar Alat dan Bahan

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    63/64

    &+

    Lampiran 3. Hasil StandarMicroplateProtokol

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    A 0.443 0.432 0.431 0.419 0.412 0.306 0.304 0.304 0.3 0.296

    B 0.437 0.622 0.638 0.642 0.431 0.744 0.814 0.811 0.759 0.766

    C 0.463 0.625 0.708 0.695 0.507 1.019 0.962 0.916 0.948 1.007

    D 0.647 0.683 0.691 0.625 0.613 0.974 0.989 1.013 0.96 0.962

    E 0.615 0.81 0.709 0.69 0.627 1.116 1.003 1.136 1.117 1.041

    F 0.634 0.903 0.833 0.965 0.637 1.14 1.058 1.09 1.244 1.11

    G 0.842 1.049 1.12 1.081 0.859 0.956 1.18 1.141 1.075 1.1

    H 1.232 1.272 1.229 1.227 1.236 1.083 1.064 1.064 1.087 1.115

  • 7/25/2019 PENGUKURAN KOEFISIEN VARIASI, LIMIT DETEKSI DAN PATHLENGHT PADA PROTEIN DENGAN MICROPLATE READER

    64/64

    Lampiran 4. Hasil Pengukuran Intra-Inter danPathlenght Microplate