PENGUJIAN TAP MPR - · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan...

48
Riki Yuniagara, S.HI PENGUJIAN TAP MPR (Suatu Kajian Filsafat)

Transcript of PENGUJIAN TAP MPR - · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan...

Page 1: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara, S.HI

PENGUJIAN TAP MPR (Suatu Kajian Filsafat)

Page 2: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 1

PENGUJIAN TAP MPR (Suatu Kajian Filsafat)

Riki Yuniagara, S.HI

@ rikiyuniagara.wordpress.com Banda Aceh, 2015

Page 3: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 2

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN ..................................... 3 BAB II : TAP MPR DALAM HIRARKI

PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN INDONESIA .................. 11 A. Pengertian TAP MPR ........................... 11 B. Kedudukan Tap MPR dalam Hirarki

Peraturan Perundang-Undangan ....... 15

BAB III : JUDICIAL REVIEW PERATURAN HUKUM DI INDONESIA ...................... 20

A. Hak Menguji Perundang-Undangan di Indonesia ........................................... 20

B. Kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam Praktek Judicial Review ............. 22

BAB IV : PENGUJIAN TAP MPR DALAM KAJIAN FILSAFAT ................................. 26

A. Norma Hukum...................................... 26 B. Pengujian Norma Hukum ................... 30

BAB V : PENUTUP .................................................. 37 DAFTAR PUSTAKA ................................................. 39

Page 4: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 3

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam negara hukum, pembentukan undang-

undang merupakan suatu bagian penting yang

mendapat perhatian serius. Undang-undang dalam

negara hukum berfungsi sebagai hukum tertulis

yang mempunyai kekuatan mengikat setiap warga

dan seluruh komponen kehidupan bernegara.

Kebijakan-kebijakan yang dilahirkan oleh suatu

negara hukum harus didasarkan pada suatu

peraturan perundang-undangan. Undang-Undang

Dasar 1945 Pasal 1 ayat (3) menyebutkan bahwa

Negara Indonesia adalah negara hukum. Implikasi

dari ayat tersebut bahwa setiap kebijakan-kebijakan

Page 5: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 4

yang diputuskan harus mempunyai landasan

hukum yang kuat.1

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (3)

menyebutkan bahwa Negara Indonesia adalah

negara hukum. Implikasi dari ayat tersebut bahwa

setiap kebijakan-kebijakan yang diputuskan harus

mempunyai landasan hukum yang kuat.2 Sehingga

setiap pemberlakuan peraturan perundang-

undangan merujuk kepada peraturan perundang-

undangan yang berada di atasnya dan tersusun

secara hirarki.

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

(TAP MPR) merupakan salah satu bentuk peraturan

perundang-undangan yang ada di Indonesia.

Pemberlakuannya harus merujuk kepada peraturan

1 Muhammad Siddiq Armia, Studi Epistemologi Perundang-Undangan, (Jakarta: Teratai Publisher, 2011), hlm. 13. 2 Ibid.

Page 6: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 5

perundang-undangan yang ada di atasnya yaitu

Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam hal ini, Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2011 menyebutkan tata urutan peraturan

perundang-undangan sebagai berikut:

1. UUD 1945

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang (Perpu)

4. Peraturan Pemerintah

5. Peraturan Presiden

6. Peraturan Daerah Propinsi

7. Peraturan Daerah Kabupaten /Kota.

Dalam undang-undang tersebut ditegaskan

pula, bahwa kekuatan hukum peraturan perundang-

undangan sesuai dengan hirarkinya. Artinya

ketentuan ini memulihkan kembali keberadaan

Page 7: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 6

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai

peraturan perundang-undangan yang kekuatan

hukumnya lebih kuat dari undang-undang.

Dari uraian di atas muncul permasalah baru,

ketika ada Ketetapan Majelis Permusyawaratan

Rakyat yang bertentangan dengan UUD 1945 atau

bertentangan dengan masyarakat umum, apa upaya

hukum yang harus dilakukan ketika hal itu terjadi,

kemanakah harus diuji kelayakannya, karena

mengingat tidak ada diatur dalam Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011. Sehingga, apabila Ketetapan

Majelis Permusyawaratan Rakyat bertentangan

dengan UUD 1945 atau masyarakat umum,

kemanakah harus mengajukan keberatannya sesuai

dengan tatanan hukum perundang-undangan di

Indonesia.

Dalam hal ini, terjadinya kekosongan hukum

(recht vacum) pengujian terhadap Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat yang merupakan salah

Page 8: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 7

satu jenis produk perundang-undangan di

Indonesia. Sehingga perlu diteliti dan dikaji lebih

lanjut mengenai hal ini, dikarena kekosongan

hukum akan mengganggu sistem hukum di

Indonesia.

Jika merujuk kepada hukum ketatanegaraan

di Indonesia, lembaga yang berwenang menguji

peraturan perundang-undangan di Indonesia

menurut Pasal 24 huruf a dan Pasal 24 huruf c UUD

1945 adalah Mahkamah Agung (MA) berwenang

menguji peraturan perundang-undangan di bawah

undang-undang terhadap undang-undang dan

Mahkamah Konstitusi (MK) yang berwenang

menguji undang-undang terhadap Undang-Undang

Dasar.

Berarti Ketetapan Majelis Permusyawaratan

Rakyat tidak mungkin diuji oleh Mahkamah

Konstitusi karena pada pasal tersebut tidak

disebutkan kewenangannya menguji Ketetapan

Page 9: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 8

Majelis Permusyawaratan Rakyat melainkan hanya

menguji undang-undang yang bertentangan dengan

Undang-Undang Dasar saja. Jadi intinya, Mahkamah

Konstitusi tidak berhak menguji Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat karena tidak diatur dalam

Undang-Undang Dasar atau peraturan perundang-

undangan lainnya.

Jika dilihat secara historis, pada masa orde

lama dan orde baru (sebelum amandemen UUD

1945) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

diuji oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atau

lembaga pembuat ketetapan itu sendiri yaitu dengan

cara mengeluarkan Ketetapan yang baru untuk

mencabut Ketetapan yang lama. Dalam hal ini,

metode pengujian yang digunakan yaitu “legeslative

review” (pengujian lembaga legeslatif).

Apabila legeslative review diaplikasikan

terhadap Ketetapan Majelis Permusyawaratan

Rakyat pada saat sekarang ini, maka akan

Page 10: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 9

bertentangan dengan Undang-Undang Dasar

dikarenakan menurut Undang-Undang Dasar

setelah amandemen Majelis Permusyawaratan

Rakyat tidak dapat lagi mengeluarkan produk

hukum ketetapan yang bersifat mengatur (regeling)

dan hanya bisa mengeluarkan ketetapan yang

bersifat penetapan (beschikking).

Apalagi Majelis Permusyawaratan Rakyat

sekarang bukan lembaga tertinggi lagi melainkan

lembaga tinggi sama kedudukannya dengan

lembaga tinggi lainnya (Presiden, DPR, MK)

sehingga Majelis Permusyawaratan Rakyat tidak

semena-mena mengeluarkan atau mencabut

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat. Jadi,

Majelis Permusyawaratan Rakyat tidak mempunyai

kewenangan menguji Ketetapannya sendiri.

Berarti, status hukum Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat yang masih berlaku

sampai sekarang tidak jelas, dikarenakan tidak ada

Page 11: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 10

landasan hukum yang menjelaskannya untuk

dijadikan pedoman dalam proses pengujiannya.

Page 12: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 11

BAB II

TAP MPR DALAM HIRARKI PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA

A. Pengertian Tap MPR

Dari berbagai pendapat yang menyatakan

telah terjadi perubahan atas UUD 1945 dapat

diketahui, bahwa salah satu bentuk peraturan

perundang-undangan yang digunakan untuk

melakukan perubahan terhadap UUD 1945 adalah

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat.3

Sejak tahun 1960 Majelis Permusyawaratan

Rakyat telah menetapkan dan mengeluarkan satu

jenis produk hukum “peraturan baru” yang disebut

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat. 4 Di

dalam Pasal 3 ayat (2) Ketetapan Majelis

3 Budiman N.P.D Sinaga, Hukum Konstitusi,

(Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2005), hlm.53. 4 Ibid

Page 13: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 12

Permusyawaratan Rakyat Nomor III/MPR/2000

dijelaskan bahwa Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat merupakan putusan

Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai

pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan

dalam sidang-sidang Majelis Permusyawaratan

Rakyat.

Menurut Pasal 98 Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat No. I/MPR/1983 bahwa

bentuk-bentuk putusan Majelis Permusyawaratan

Rakyat adalah:

1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

2. Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat.5

Perbedaan antara kedua peraturan

perundang-undangan ini dikatakan dalam ayat (2)

dan ayat (3). Menurut kedua ayat tersebut bahwa

5 S. Toto Pandoyo, Ulasan Terhadap Beberapa Ketentuan

Undang-Undang Dasar 1945 Proklamasi dan Kekuasaan MPR, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1992), hlm.167.

Page 14: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 13

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah

“putusan Ketetapan Majelis Permusyawaratan

Rakyat” yang mempunyai kekuatan hukum (umum)

mengikat ke luar dan ke dalam, sedangkan

Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya

mempunyai kekuatan hukum mengikat ke dalam

Majelis Permusyawaratan Rakyat saja. “Putusan

Majelis Permusyawaratan Rakyat” yang pertama

adalah segala keputusan yang ditetapkan oleh

Majelis Permusyawaratan Rakyat, yang dapat

berbentuk Undang-Undang Dasar, Ketetapan

Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan Keputusan

Majelis Permusyawaratan Rakyat.6

Penyebutan nama “Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat” ditafsirkan dari

ketentuan Pasal 2 dan 3 UUD 1945. Jika diperhatikan

dengan teliti, tidak semua Ketetapan Majelis

6 Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan

Konstitusi, (Bandung: Alumni, 2006), hlm.229.

Page 15: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 14

Permusyawaratan Rakyat dapat diklasifikasikan

sebagai suatu ketetapan, dan sangat jauh perbedaan

jika diartikan dalam hukum administrasi negara.

Menurut Sri Soemantri: “Dalam dua pasal

tersebut ditemukan istilah “menetapkan” atau

“ditetapkan”. Hasil dari “menetapkan” atau

“ditetapkan” adalah “ketetapan”. Konstitusi ini

tidak keliru tetapi tidak selalu “menetapkan”

menghasilkan “ketetapan”. Istilah “menetapkan”

dapat dipergunakan dalam pengertian “umum” dan

“khusus”. Dalam pengertian umum, tindakan

menetapkan dapat berwujud undang-undang

(menetapkan undang-undang), dan lain sebagainya.

Sedangkan dalam pengertian khusus, keluaran dari

tindakan menetapkan adalah “ketetapan”, dan

kalangan Ilmu Hukum Administrasi Negara, istilah

“ketetapan” bisa dipakai sebagai nama perbuatan

administrasi negara yang bersifat individual, konkrit

atau yang lazim disebut “beschikking”. Ketetapan

Page 16: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 15

sebagai suatu bentuk tindakan atau perbuatan

administrasi negara tidak lagi tergolong sebagai

peraturan perundang-undangan”.7

B. Kedudukan Tap MPR dalam Hirarki Peraturan

Perundang-Undangan

Kedudukan Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat dalam hirarki peraturan

perundang-undangan memang mengundang kritik

dari akademisi. Guru Besar Hukum Tata Negara

Universitas Indonesia Jimly Asshiddiqie

menyatakan sebenarnya penempatan Ketetapan

Majelis Permusyawaratan Rakyat di atas undang-

undang adalah keliru. Menurutnya, ketetapan

Majelis Permusyawaratan Rakyat seharusnya

sederajat dengan undang-undang sehingga bisa

7 Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan

Konstitusi, (Bandung: Alumni, 1984), hlm.161

Page 17: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 16

dibatalkan jika bertentangan dengan konstitusi

melalui pengujian ke Mahkamah Konstitusi.8

Pendapat senada juga dikemukakan Pengajar

Ilmu Peraturan Perundang-undangan Universitas

Indonesia Sonny Maulana Sikumbang menilai

masuknya Ketetapan Majelis Permusyawaratan

Rakyat ke dalam hirarki merupakan langkah

mundur. Karena, menurut Sonny, dahulu ketetapan

Majelis Permusyawaratan Rakyat sudah dikeluarkan

dari hirarki peraturan perundang-undangan.9

Mengenai kedudukan Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat Guru Besar Ilmu Hukum

Universitas Padjadjaran Prof. Sri Soemantri pernah

berpendapat bahwa setelah amandemen Undang-

Undang Dasar 1945 terjadi perubahan mendasar atas

kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Majelis Permusyawaratan Rakyat menurutnya tidak

8 Ibid. 9 Ibid.

Page 18: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 17

lagi sebagai lembaga negara tertinggi dan tidak akan

ada lagi bentuk hukum yang namanya Ketetapan

Majelis Permusyawaratan Rakyat.10

Dalam hal yang sama, pakar Ilmu Peraturan

Perundang-undangan Universitas Indonesia (UI)

yang kini adalah hakim Mahkamah Konstitusi Maria

Farida Indrati juga menyatakan bahwa karena

sekarang presiden dipilih oleh rakyat, maka

Presiden bukan lagi sebagai mandataris Majelis

Permusyawaratan Rakyat sehingga untuk

selanjutnya tidak boleh ada lagi ketetapan yang

memberikan mandat ke presiden. Menurutnya,

Majelis Permusyawaratan Rakyat tidak berwenang

membuat ketetapan yang bersifat mengatur, tapi

sebatas Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

yang bersifat beschikking.11

10 Ibid. 11 Ibid

Page 19: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 18

Patrialis Akbar (Menteri Hukum dan HAM)

mengusulkan agar Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat diletakkan di atas UUD

1945. Ia berargumentasi bahwa pengesahan

perubahan UUD 1945 melalui Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat. “Sehingga wajar saja bila

TAP MPR diletakan di atas UUD 1945,” ujarnya.

Dengan argumentasi seperti itu berarti posisi

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat lebih

tinggi dari UUD 1945.

Sebelum disahkan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2011, Ketetapan Majelis Permusyawaratan

Rakyat memang telah disepakati untuk dimasukkan

ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

tetapi Pemerintah dan DPR belum sepakat mengenai

posisinya dalam hirarki tersebut. Apakah akan

sejajar dengan UUD 1945, di bawah UUD 1945 atau

Page 20: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 19

sejajar dengan undang-undang. 12 Dengan lahirnya

Undang-Undnag Nomor 12 Tahun 2011, kedudukan

Tap MPR berada diurutan kedua dalam hirarki

peraturan perundang-undangan yang terletak di

bawah UUD dan diatas undang-undang.

12 Hukumonline.com, Eksistensi Tap MPR akan Dihidupkan Kembali, Diakses pada tanggal 25 Maret 2015 dari Situs: http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4d6e72f9346bf/eksistensi-tap-mpr-akan-dihidupkan-kembali.

Page 21: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 20

BAB III

JUDICIAL REVIEW PERATURAN HUKUM DI INDONESIA

A. Hak Menguji Perundang-undangan di Indonesia Dalam sistem yang dianut oleh UUD 1945

sebelum amandemen, Majelis Permusyawaratan

Rakyat diberi kedudukan sebagai lembaga tertinggi

negara. Dari lembaga tertinggi Majelis

Permusyawaratan Rakyat itulah cabang-cabang

kekuasaan negara dibagikan ke lembaga tinggi

negara yang berada di bawahnya sesuai dengan

prinsip pembagian kekuasaan. Karena itu, hubungan

antar cabang kekuasaan legislatif dan eksekutif tidak

didasarkan atas prinsip “checks and balances”, dan

karena itu, produk lembaga legislatif bersama-sama

eksekutif berupa undang-undang dinilai tidak dapat

Page 22: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 21

dilakukan pengujian (judicial review) oleh cabang

kekuasaan kehakiman.13

Pengujian terhadap produk hukum di

Indonesia dibagi dua, yaitu terhadap undang-

undang (legislative acts) dan terhadap produk di

bawah undang-undang (executive acts). Di Indonesia

sendiri dikenal adanya lembaga Peninjauan Kembali

(PK) oleh Mahkamah Agung. Dengan perkataan

lain, dalam pengertian judicial review itu terdapat

pula pengertian mengenai pengujian kembali, tidak

saja terhadap produk legislatif dan eksekutif, tetapi

juga terhadap produk putusan judicial atau hakim

sendiri.14

Dalam tatanan hukum di Indonesia, judicial

review menjadi suatu hal yang selalu diperdebatkan

13 Dian Rositawati, “Judicial Review” (Bahan Materi). Seri Bahan Bacaan Kursus HAM untuk Pengacara X Tahun 2005 tentang Mekanisme Judicial Review, (Jakarta: Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, 2005), hlm. 15.

14 Ibid.

Page 23: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 22

sejak founding fathers membicarakan tentang

Undang-Undang Dasar yang akan diberlakukan

apabila Indonesia telah merdeka. Hal yang

diperdebatkan mengenai kekuasaan kehakiman

sehingga terjadinya pasang surut menurut kondisi

sosial politik yang berada diruang lingkup sistem

peradilan dan kekuasaan kehakiman.15

B. Kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam Praktek Judicial Review

Salah satu hal penting dari perubahan UUD

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah

keberadaan Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga

negara baru yang berdiri sendiri dalam

melaksanakan kekuasaan kehakiman sebagaimana

15 Muhammad Siddiq Armia, Studi Epistemologi

Perundang-Undangan, hlm. 88.

Page 24: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 23

diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2003.16

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

adalah lembaga (tinggi) negara yang

pembentukannya pada masa amandemen UUD

1945. Lahirnya Mahkamah Konstitusi merupakan

suatu bentuk upaya dalam mengimbangi atas

kekuasaan legislatif maupun kekuasaan eksekutif.

Keberadaan Mahkamah Konstitusi di Indonesia

dilatarbelakangi adanya kehendak untuk

membangun pemerintahan yang demokratis dengan

checks and balances antara cabang-cabang kekuasaan,

serta menjamin dan melindungi hak-hak

konstitusional warga negara serta sebagai sarana

penyelesaian beberapa problem yang terjadi dalam

praktik ketatanegaraan yang sebelumnya tidak

16 Republik Indonesia, Undang Undang Nomor 24 Tahun

2003 tentang Mahkamah Konstitusi, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 98, Ps. 2.

Page 25: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 24

ditentukan oleh konstitusi. 17 Oleh karena itu

dibentuknya Mahkamah Konstitusi dengan tujuan

untuk “mengawal” Konstitusi (UUD 1945).18

Dalam Pasal 24c ayat (1) UUD 1945 (setelah

amandemen) menyatakan bahwa:

“Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili

pada tingkat pertama dan terakhir yang

putusannya bersifat final untuk menguji undang-

undang terhadap Undang-Undang Dasar,

memutus sengketa kewenangan lembaga negara

yang kewenangannya diberikan oleh Undang-

Undang Dasar, memutus pembubaran partai

politik, dan memutus perselisihan tentang hasil

pemilihan umum”

17 Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, “Constitutional

Question (Antara Realitas Politik dan Implementasi Hukumnya)” Jurnal Konstitusi, Vol. 7, No. 1, Februari 2010, hlm. 30-47.

18 Ibid.

Page 26: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 25

Jadi, kewenangan Mahkamah Konstitusi

dalam Praktek judicial review sangat jelas diatur

dalam Pasal 24c ayat (1) Undang-Undang Dasar dan

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang

Mahkamah Konstitusi. Dengan kewenangan yang

diberikan kepada Mahkamah Konstitusi ini dapat

berjalan dengan baik sehingga terwujudnya

penyelenggaraan kekuasaan dan ketatanegaraan

yang lebih baik.

Page 27: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 26

BAB IV

PENGUJIAN TAP MPR DALAM KAJIAN FILSAFAT

A. Norma Hukum

Norma merupakan suatu ukuran yang harus

dipatuhi oleh seseorang dalam hubungannya

dengan sesamanya ataupun hubungannya dengan

lingkungannya. Norma adalah patokan atau ukuran

bagi seseorang dalam bertindak dan bertingkah

laku.19

Kelebihan dari norma hukum adalah karena

bersifat umum dan norma hukum mempunyai

kekuatan untuk memaksa karena dibuat oleh

penguasa, Sudikno Mertokusumo mengemukakan,

bahwa yang hanya dapat melakukan paksaan

19 Maria Farida Indrati Soeprapto, Ilmu Perundang-

undangan: Dasar-dasar dan Pembentukannya, cet. XI, (Yogyakarta : Kanisius, 2006), hlm. 6.

Page 28: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 27

terhadap pelanggaran terhadap norma hukum

adalah penguasa.20

Kaitannya dengan norma hukum, Hans

Kelsen mengembangkan sebuah Teori Hukum

Murni (General Theory of Law and State). Aliran Teori

Hukum Murni merupakan suatu pengembangan

dari teori mazhab positivisme, yang menitikberatkan

pada inti ajarannya mengenai hukum dapat dibuat

dari undang-undang. Menurut W. Friedman, inti

ajaran Teori Hukum Murni adalah :

1. Tujuan teori hukum, seperti tiap ilmu

pengetahuan adalah untuk mengurangi

kekacauan dan kemajemukan menjadi

kesatuan

20 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum: Suatu

Pengantar, Edisi ke-4, cet. II (Yogyakarta: Liberty, 1999), hlm. 20.

Page 29: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 28

2. Teori hukum adalah ilmu pengetahuan

mengenai hukum yang berlaku, bukan mengai

hukum yang seharusnya

3. Hukum adalah ilmu pengetahuan normatif,

bukan ilmu alam

4. Teori hukum sebagai teori tentang norma-

norma, tidak ada hubungannya dengan daya

kerja norma-norma hukum

5. Teori hukum adalah formal, suatu teori

tentang cara menata, mengubah isi dengan

cara yang khusus

6. Hubungan antara teori hukum dan sistem

yang kas dari hukum psoitif ialah hubungan

apa yang mungkin dengan hukum yang

nyata.21

21 JimlyAsshiddiqie, Perihal Undang-Undang, Konstitusi

Press, Jakarta, 2006, hal. 1-2.

Page 30: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 29

Selain itu Hans Kelsen juga memaparkan

bahwa suatu pernyataan tentang realitas dikatakan

benar, karena pernyataan tersebut berhubungan

dengan realitas atau karena pengalaman

menunjukkan kesesuaian dengan realitas tersebut.

Suatu norma adalah bukan pernyataan tentang

realitas sehingga tidak dapat dikatakan benar atau

salah dengan ukuran realitas. Validitas norma tidak

karena keberlakuannya. Pertanyaan mengapa

sesuatu seharusnya terjadi tidak pernah dapat

dijawab dengan penekanan pada akibat bahwa

sesuatu harus terjadi, tetapi hanya oleh penekanan

bahwa sesuatu seharusnya terjadi.22

Hans Kelsen mengemukakan bahwa setiap

aturan harus ada hirarkinya, dimulai dari yang

norma dasar dan menjadi tolak ukur validitas bagi

22 Jimly Asshiddiqie, Teori Hans Kelsen tentang Hukum,

Sekretariat Jendral dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jakarta, 2006, hal.111.

Page 31: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 30

norma yang ada di bawahnya. 23 Kelsen

menempatkan konstitusi sebagai norma dasar bagi

setiap peraturan perundang-undangan yang akan

dibuat, maka berlaku asas lex superior derogat legi

inferiori.24

B. Pengujian Norma Hukum

Mengenai hirarki peraturan perundang-

undangan, setiap aturan yang lebih rendah tentunya

harus disesuaikan dengan peraturan yang ada di

atasnya, maka perlu ada judicial review yaitu

pengujian terhadap peraturan yang di bawah

tersebut apakah sudah sesuai atau tidak dengan

aturan yang di atasnya.

Pengujian terhadap setiap norma hukum

(peraturan perundang-undangan) dengan maksud

23 Hans Kelsen,Teori Umum Tentang Hukum dan Negara, (terj. Raisul Muttaqien), cet. V, (Bandung : Nusa Media, 2010), hlm. 179.

24 Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum, (Yogyakarta : Penerbit UAJY, 2010), hlm. 9.

Page 32: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 31

agar tidak saling bertentangan atau berbenturan

antara norma yang satu dengan norma yang lainnya

baik norma hukum yang berada di atasnya maupun

yang sederajat dengannya. Dengan demikian,

terhindar terjadinya tumpangtindih norma hukum

yang berlaku dan menghasilkan norma hukum yang

berjenjang serta seirama dengan saling menguatkan

antara norma hukum yang ada seperti seperti teori

yang dikembangankan oleh Hans Kelsen bahwa

hukum itu berjenjang.

Setiap norma hukum diperlukan pengujian

karena setiap produk hukum yang diciptakan

ataupun yang dibentuk oleh penguasa (legislatif dan

eksekutif) belum tentu lengkap, sempurna dan

sesuai dengan perkembangan yang hidup di dalam

masyarakat serta tidak seluruhnya mencakup apa

yang terkandung dalam nilai-nilai konstitusi Negara.

Pembentuk norma hukum dan nilai-nilai yang

terkandung di dalamnya bukan berarti tidak pernah

Page 33: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 32

salah dan keliru. Bukan berarti juga norma hukum

yang dihasilkan oleh pembentuk hukum tidak dapat

diubah dan bukan bersifat saklar atau suci.

Pembentuk hukum tidak semua paham tentang

hukum dan paham terhadap kondisi

masyarakatnya. Jadi, tak heran jika norma hukum

yang dihasilkan oleh pembuat hukum tersebut dapat

di uji.

Setelah dilakukan pengujian terhadap norma

hukum dapatkah hukum itu menjadi lebih baik.

Tujuan dilakukannya pengujian terhadap norma

hukum agar hukum itu menjadi terarah dan tidak

saling berbenturan sehingga hukum itu menjadi

lebih baik. Ukuran baiknya suatu norma hukum itu

tidak lepas dari efektifnya pemberlakuan hukum itu

sendiri. Karena hukum harus dirasakan oleh

masyarakat tanpa terlanggar hak-haknya sebagai

warga yang hidup dalam sebuah Negara hukum.

Hukum itu dikatakan baik apabila pemberlakuan

Page 34: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 33

hukum itu tidak bertentangan atau tidak melanggar

hak masyarakat.

Pemberlakuan Setiap peraturan perundang-

undangan harus disesuaikan dengan masyarakat.

Makanya setiap peraturan perundang-undangan

yang diberlakukan tidak boleh bertentangan satu

dengan yang lain serta melanggar hak konstitusional

masyarakat. Begitu juga dengan Tap MPR yang

diberlakukan serta dimasukkan kembali ke dalam

hirarki peraturan perundang-undangan, norma

hukum tersebut harus diuji karena merupakan

produk hukum yang terdapat di dalam hirarki

peraturan perundang-undangan di Indonesia. Setiap

peraturan perundang-unndangan tidak boleh

bertentangan dengan peraturan di atasnya karena

norma hukum itu berjenjang dan sistematis seperti

yang dijelaskan oleh Hans Kelsen. Tapi MPR harus

diuji agar terjadi harmonisasi setiap peraturan

perundang-undangan yang ada.

Page 35: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 34

Jika Tap MPR tidak diberi ruang untuk

pengujiannya maka akan berdampak buruk pada

sistem hukum di Indonesia. Dan dapat merusak

harmonisasi peraturan perundang-undangan yang

berjenjang sehingga tidak lagi sistematis serta

berakibat pada penerapan produk hukum lainnya.

Apalagi Tap MPR itu kedudukannya berada di

bawah UUD, berarti ada batu uji yang dapat

dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai apakah

Tap MPR bertentangan dengan UUD ataukah sesuai.

Mengenai lembaga mana yang berwenang

mengujinya secara jelas tidak diatur dalam produk

hukum baik dalam UUD maupun dalam undang-

undang. Namun, bila dikaji menurut kajian review

maka terjadi masalah hukum yang baru. Konsep

review undang-undang telah dikenal pasca

perubahan UUD 1945. Secara kelembagaan, lembaga

negara yang berhak melakukan review, adalah

lembaga bidang kekuasaan kehakiman. Menurut

Page 36: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 35

Pasal 24C UUD 1945, pelaksanaan judicial review

dilakukan oleh MK, dengan batasan menguji

undang-undang terhadap UUD 1945. Selain MK,

MA juga mempunyai wewenang dalam melakukan

judicial review, yang dibatasi hanya peraturan

perundang-undangan di bawah undang-undang.25

Demikian juga halnya Mahkamah Konstitusi

harus mengakomodir Tap MPR untuk dapat diuji

Sebab TAP MPR termasuk bagian integral dari

hukum dasar yang posisinya di atas undang-

undang.Maka secara hierarkis dan menurut prinsip

berjenjang itu MK harus juga menguji undang-

undang terhadap TAP MPR. Artinya, di negeri ini

tidak boleh ada undang-undang yang bertentangan

dengan TAP MPR. Ini sesuatu yang baru yang harus

mendapatkan perhatian MK dalam melaksanakan

fungsinya menguji undang-undang.

25 Isra, Saldi. “Ihwal pengajuan Judicial Review”. Koran

Tempo, 16 Januari 2003.

Page 37: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 36

Dilihat dari segi materi muatan Tap MPR itu

sendiri sama dengan halnya dengan materi muatan

undang-undang. Apabila materi muatannya sama,

maka batu uji serta lembaga yang mengujinya juga

sama. Dengan demikian, MK berwenang menguji

Tap MPR terhadap UUD.

Page 38: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 37

BAB V

PENUTUP

1. Tap MPR harus diuji karena telah termasuk

dalam bagian dari hirarki peraturan perundang-

undangan di Indonesia. Setiap peraturan

perundang-unndangan tidak boleh bertentangan

dengan peraturan di atasnya karena norma

hukum itu berjenjang dan sistematis seperti yang

dijelaskan oleh Hans Kelsen. Tapi MPR harus

diuji agar terjadi harmonisasi setiap peraturan

perundang-undangan yang ada.

2. Tap MPR perlu diuji Karena materi muatan yang

terdapat di dalamnya sama dengan materi

muatan undang-undang. Sehingga perlu diberi

ruang dalam pengujiannya sehingga dapat

terakomodir hak-hak masyarakat yang

terlanggar atas pemberlakuaannya.

Page 39: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 38

3. Secara filosofi hukum, Mahkamah Konstitusi

yang lebih berwenang melakukan pengujian

terhadap Tap MPR karena MK sebagai lembaga

pengawal konstitusi (UUD) berwenang menguji

produk hukum yang berada di bawah undang-

undang dan dan menjadikan UUD sebagai batu

uji dalam penliaianya.

Page 40: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 39

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku :

Muhammad Siddiq Armia, Studi Epistemologi

Perundang-Undangan, Jakarta: Teratai

Publisher, 2011

Budiman N.P.D Sinaga, Hukum Konstitusi,

Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2005

S. Toto Pandoyo, Ulasan Terhadap Beberapa Ketentuan

Undang-Undang Dasar 1945 Proklamasi dan

Kekuasaan MPR, Yogyakarta: Liberty

Yogyakarta, 1992

Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan

Konstitusi, Bandung: Alumni, 2006

Maria Farida Indrati Soeprapto, Ilmu Perundang-

undangan: Dasar-dasar dan Pembentukannya,

cet. XI, Yogyakarta : Kanisius, 2006.

Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum: Suatu

Pengantar, Edisi ke-4, cet. II Yogyakarta :

Liberty, 1999

Page 41: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 40

JimlyAsshiddiqie, Perihal Undang-Undang, Konstitusi

Press, Jakarta, 2006.

Jimly Asshiddiqie, Teori Hans Kelsen tentang Hukum,

Sekretariat Jendral dan Kepaniteraan

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia,

Jakarta, 2006.

Hans Kelsen,Teori Umum Tentang Hukum dan Negara,

(terj. Raisul Muttaqien), cet. V, Bandung :

Nusa Media, 2010.

Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum,

Yogyakarta : Penerbit UAJY, 2010.

Jurnal :

Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, “Constitutional

Question (Antara Realitas Politik dan

Implementasi Hukumnya)” Jurnal Konstitusi,

Vol. 7, No. 1, Februari 2010.

Page 42: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 41

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

a. Biodata Diri Nama : Riki Yuniagara Tempat / Tgl. Lahir : Terbangan, 02 Juni 1989 Jenis kelamin : Laki-Laki Agama : Islam Kebangsaan / Suku : Indonesia / Aceh Status : Belum Kawin Alamat : Jl. Rukoh Utama No. 3, Lr.

Lam Ara, Desa Rukoh, Banda Aceh.

Email/web : [email protected] www.rikiyuniagara.wordpress.com

Page 43: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 42

b. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 1 Blangpidie Berijazah Tahun 2001

2. SLTP N 2 Blangpidie Berijazah Tahun 2004

3. SMA N 1 Blangpidie Berijazah Tahun 2007

4. Strata 1 (S1) Fakultas Syari'ah Jurusan

Perbandingan Mazhab dan Hukum IAIN Ar-

Raniry Banda Aceh Tahun 2012.

5. Strata 2 (S2) Program Studi Magister Ilmu

Hukum Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Tahun masuk 2014 s/d sekarang

6. Program Pendidikan dan Peningkatan Mutu Dosen Muda (P3MDM)/SPU Ke-35 di IAIN Ar-Raniry Tahun 2013

c. Riwayat Pekerjaan

1. Asisten Pengacara Publik di YLBHI-LBH Banda

Aceh tahun 2014 s/d sekarang

2. Asisten Dosen di Fakultas Syariah UIN Ar-

Raniry Tahun 2014 s/d sekarang

3. Lembaga Survei (LSI, Indikator Politik

Indonesia, Populi Center) Tahun 2013 s/d 2014

4. Lembaga Peneitian The Aceh Institute Tahun

2009 s/d 2010

Page 44: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 43

d. Pengalaman Organisasi

1. Ketua DPD LPLHI-KLHI Aceh Barat Daya

Tahun 2014-2015

2. Wakil Ketua Koordinatoriat Wilayah Kesatuan

Mahasiswa Islam Provinsi Aceh Periode 2013-

2015

3. Pengurus Pemuda Islam Provinsi Aceh

Periode 2013-2016

4. Sekretaris Kabinet BEMA IAIN Ar-Raniry

Tahun 2011-2012

5. Pengurus BEM se-Aceh Tahun 2012-2013

6. Ketua Umum MPM Fakultas Syariah Tahun

2010-2011

7. Peneliti Muda The Aceh Institute tahun 2009

8. Ketua Litbang Himpunan Mahasiswa Islam

Kom. Fak. Syariah Tahun 2010

9. Ketua HUAL Himpunan Pelajar Mahasiswa

ABDYA (HIPELMABDYA) Tahun 2010-2012

10. Wakil Ketua HMJ-SPH Tahun 2009-2010

11. Wakil Ketua Lembaga Seni Mahasiswa Islam

HMI Tahun 2009-2010

12. Dewan Pembina HMJ-SPH Tahun 2010-2011

13. Ketua Komisi Pemilihan Raya Fakultas

Syariah IAIN Ar-Raniry tahun 2010

Page 45: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 44

14. Pengawas Pemilihan Raya Fakultas Syariah

IAIN Ar-Raniry Tahun 2011

15. Penanggungjawab Tabloid Media Diplomasi

dan Aspirasi (MEDIASI) Tahun 2010-2011

e. Pelatihan dan Kegiatan yang diikuti

1. Karya Latih Bantuan Hukum (KALABAHU)

LBH Banda Aceh Tahun 2014

2. Debat Konsitusi Tahun 2012 di Fakultas

Syari’ah IAIN Ar-Raniry

3. Jelajah Budaya Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Aceh tahun 2011

4. Bakti Sosial IAIN Ar-Raniry Di Kabupaten

Simeulue Tahun 2009

5. Bakti Sosial BEMA IAIN ar-Raniry di

Kecamatan Tangse Tahun 2012

6. Latihan Kepemimpinan Mahasiswa IAIN Ar-

Raniry Tahun 2010

7. Seminar Mahasiswa Tingkat Nasional Tahun

2011

8. Kampanye Pendidikan di Kabupaten ABDYA

Tahun 2009

9. Sosialisasi Napza dan HIV/AIDS di ABDYA

Tahun 2009

Page 46: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 45

10. Pelatihan tentang Revitalisasi lembaga

Keuangan Syari’ah Tahun 2009

11. Pelatihan Manajemen Keuangan Tahun 2009

12. Pelatihan Spiritual Awareness and Leadership

Training Tahun 2010

13. Training Motivation and Public Speaking

Tahun 2010

14. Seminar Nasional “Peran Pemuda dan

Mahasiswa dalam Mensukseskan Pemilikada

Aceh” Tahun 2011

15. Pelatihan Sehari Pertolongan Pertama dan

kesiagaan Menghadapi Bencana Tahun 2008

16. Survey “Pelayanan Publik” di Kabupaten

ABDYA tahun 2010

17. Survey “Musyawarah Rencana Gampong

(Musrembang)” di Banda Aceh tahun 2010

18. Kursus Bahasa Inggris “Basic Comversation”

di KIES Aceh 2012

19. Kursus Test Of English Foreign Language

(TOEFL) di Pusat Bahasa Unsyiah tahun 2013

Page 47: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 46

f. Karya Ilmiah/Opini

1. Tanpa Negara Rakyat Hidup Sejahtera

(diterbitkan di Website YLBHI-LBH Banda

Aceh) tahun 2015

2. Kewenangan Judicial Review Terhadap TAP

MPR RI (diterbitkan oleh Fakultas Syariah IAIN

Ar-Raniry ) tahun 2012

3. Keberadaaan Mahkamah Konstitusi Mahasiswa

di Kampus IAIN Ar-Raniry (diterbitkan Oleh

IAIN Ar-Raniry) tahun 2012

4. Fungsionalitas Badan Legislatif Kampus

(diterbitkan oleh tabloid MEDIASI) tahun 2011

5. Peran Lembaga Adat dalam Penerapan Qanun

Nomor 14 Tahun 2003 tentang Khalwat/

Mesum di Kota Banda Aceh (diterbitkan Oleh

The Aceh Institute) Tahun 2010

6. Sistem Kekerabatan Aceh Singkil (diterbitkan

oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi Aceh) Tahun 2011

7. Buku Saku: Jenis dan Hirarki Peraturan

Perundang-Undangan Di Indonesia (TAP MPR

dari Masa Ke Masa). (diterbitkan melalui

website: www.rikiyuniagara.wordpress.com)

Page 48: PENGUJIAN TAP MPR -   · PDF fileA.Pengertian TAP MPR ... dan seluruh komponen kehidupan bernegara. ... ke dalam hirarki peraturan perundang-undangan,

Riki Yuniagara: Pengujian TAP MPR.…….

P a g e | 47

8. Dan masih banyak tulisan lainnya yang

berbentuk Opini dan Karya Ilmiah dalam

website www.rikiyuniagara.wordpress.com