PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

79
i PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS-PHASE II (Studi Kasus pada BUMDes Semarak di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng) MUSLIADI 10592 869 07 JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014

Transcript of PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

Page 1: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

i

PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUIPROGRAM ACCESS-PHASE II

(Studi Kasus pada BUMDes Semarak di Desa Bonto LojongKecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng)

MUSLIADI10592 869 07

JURUSAN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2014

Page 2: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

i

PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUIPROGRAM ACCESS-PHASE II

(Studi Kasus pada BUMDes Semarak di Desa Bonto LojongKecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng)

MUSLIADI10592 869 07

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana PertanianStrata Satu (S-1)

JURUSAN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2014

Page 3: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Penguatan Kapasitas BUMDes Melalui ProgramACCESS-Phase II (Studi Kasus Pada BUMDesSemarak Di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu EreKabupaten Bantaeng)

Nama Mahasiswa : MUSLIADI

Nomor Induk Mahasiswa : 10592 869 07

Konsentrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Prof. Dr. Syafiuddin, M.Si Ir. Rosanna, MP

MENGETAHUI :

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi

Ir. Saleh Molla, M.M. Syamsia, S.P.,M.Si

Page 4: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

iii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

Judul : Penguatan Kapasitas BUMDes Melalui ProgramACCESS-Phase II (Studi Kasus Pada BUMDesSemarak Di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu EreKabupaten Bantaeng)

Nama Mahasiswa : MUSLIADI

Nomor Induk Mahasiswa : 10592 869 07

Konsentrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Susunan Tim Penguji

NAMA TANDA TANGAN

1. Prof. DR. Syafiuddin, M.Si (.............................)Pembimbing I

2. Ir. Rosanna, MP (.............................)Pembimbing II

3. DR. Ir. Ratnawati Tahir, M.Si (.............................)Penguji I

4. Ir. Saleh Molla, MM (.............................)Penguji II

Tanggal Lulus :

Page 5: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSIDAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

Penguatan Kapasitas BUMDes Melalui Program ACCESS-Phase II (Studi Kasus

pada BUMDes Semarak di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten

Bantaeng) adalah benar merupakan hasil karya yang belum pernah diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, April 2014

MUSLIADI

1059286907

Page 6: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

v

ABSTRAK

MUSLIADI 10592 869 07. Penguatan Kapasitas BUMDes Melalui ProgramACCESS-Phase II (Studi Kasus Pada BUMDes Semarak di Desa Bonto LojongKecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng). Di bawah bimbingan SYAFIUDDINdan ROSANNA.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui penguatan kapasitas BUMDesmelalui program ACCESS-Phase II pada BUMDes Semarak di Desa BontoLojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa BUMDes di Kabupaten Bantaengmulai dibentuk melalui kemitraan antara Pemerintah Kabupaten dengan aktor-aktor lokal mitra ACCESS-Phase II, kemudian melalui kemitraan antaraACCESS-Phase II dan Pemerintah Kabupaten Bantaeng BUMDes di 46 desa.

Penguatan kapasitas adalah sebuah proses berkelanjutan dimana individu,kelompok, organisasi dan masyarakat meningkatkan kemampuannya untukmenjalankan fungsi pokok menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan,memahami dan menghubungkan kebutuhan pengembangan mereka dalam konteksyang lebih luas dengan cara berkelanjutan dan dilakukan dengan berbagaitahapan, baik berupa pendidikan, pelatihan-pelatihan, penataran, penyuluhanmaupun sosialisasi yang dilaksanakan oleh kemitraan antara ACCESS-Phase IIdan Pemerintah Kabupaten Bantaeng, JARINGMAS serta BPM-PEMDES.

Dalam pengelolaan usaha dan memasarkan hasil usahanya, BUMDesSemarak melakukan empat langkah utama dalam hal mengelola usaha danmemasarkan hasil usahanya, yaitu 1) Transparan, artinya dapat diketahui, diikuti,dipantau, diawasi dan dievaluasi oleh masyarakat desa secara luas, 2) Akuntabel,artinya mengikuti kaidah yang berlaku sehingga dapat dpertanggungjawabkankepada masyarakat, 3) Akseptabel, artinya berdasarkan kesepakatan antar pelakudalam masyarakat desa sehingga memperoleh dukungan dari semua pihak, dan 4)Berkelanjutan, artinya dapat memberikan hasil dan manfaat kepada masyarakat.

Kata Kunci : Penguatan Kapasitas, ACCESS Phase II, BUMDes

Page 7: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini sesuai yang

diharapkan. Adapun skripsi ini berjudul : “Penguatan Kapasitas BUMDes

Melalui Program ACCESS-Phase II (Studi Kasus pada BUMDes Semarak di

Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng)”.

Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan

banyak terima kasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya terutama kepada

Prof. DR. Syafiuddin, M.Si dan Ir. Rosanna, MP selaku dosen pembimbing I dan

II, serta DR. Ir. Ratnawati Tahir, M.Si dan Ir. Saleh Molla, MM selaku dosen

penguji I dan II yang sudah banyak memberikan masukan dan arahan baik pada

saat penulis menjalani perkuliahan sampai selesainya skripsi ini. Ungkapan terima

kasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu, kakak-kakak dan adik atas segala do’a

dan kasih sayangnya selama penulis menjalani studi.

Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat.

Makassar, April 2014

MUSLIADI

Page 8: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bantaeng pada tanggal 27 Mei 1989 dari ayah

Tajuddin dan ibu Hamida. Penulis merupakan anak kedua dari enam bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis adalah pada tahun

1995 masuk SD dan tamat tahun 2001 Pada tahun 2001 masuk SLTP dan tamat

tahun 2004 Pada tahun 2004 masuk SLTA dan tamat tahun 2007. Pada tahun 2008

penulis diterima di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pada bulan September 2011 melakukan Kuliah Kerja Profesi di Desa

Bollangi Kabupaten Gowa dan pada bulan Desember 2013 s/d Februari 2014

melaksanakan penelitian skripsi di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere

Kabupaten Bantaeng. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan

menulis skripsi yang berjudul “Penguatan Kapasitas BUMDes Melalui

Program ACCESS-Phase II (Studi Kasus pada BUMDes Semarak di Desa

Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng)”.

Page 9: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

viii

DAFTAR ISIHalaman

JUDUL.................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................... iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI iv

ABSTRAK .............................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................ vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................ vii

DAFTAR ISI........................................................................................... viii

DAFTAR TABEL................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 7

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................. 7

1.3.1 Tujuan Penelitian............................................................... 7

1.3.2 Kegunaan Penelitian.......................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 8

2.1. BUMDes...................................................................................... 8

2.1.1 Pengertian BUMDes .......................................................... 8

2.1.2 Sejarah Lahirnya BUMDes di Kabupaten Bantaeng ......... 9

2.1.3 Prinsip Pembentukan BUMDes ......................................... 11

2.2. Penguatan Kapasitas.................................................................... 13

Page 10: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

ix

2.3. Kerangka Pikir............................................................................. 15

III. METODE PENELITIAN................................................................. 20

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................... 20

3.2. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 20

3.3. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 21

3.4. Metode Analisis Data .................................................................. 21

3.5. Definisi Operasional.................................................................... 21

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................ 23

4.1. Letak Geografis dan Topografi ................................................... 23

4.2. Keadaan Iklim ............................................................................. 25

4.3. Keadaan Penduduk...................................................................... 25

4.4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan................. 27

4.5. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ................... 28

4.6. Sarana dan Prasarana Desa.......................................................... 29

V. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 31

5.1. Karakteristik BUMDes................................................................ 31

5.1.1 Sejarah Terbentuknya, Tujuan dan Masalahnya ............... 31

5.1.2 Struktur Organisasi............................................................ 33

5.1.3 Sumber Daya Manusia (SDM) Pengelola ......................... 34

5.1.4 Hubungan BUMDes dengan Pemerintah Desa ................. 34

5.1.5 Unit Usaha Yang Dikelola ................................................ 35

5.1.6 Pemasaran Hasil Usaha ..................................................... 36

5.2. Peranan Program ACCESS-PHASE II dalam Peningkatan

Kapasitas BUMDes ..................................................................... 37

5.3. Penguatan Kapasitas.................................................................... 40

5.3.1 Penguatan Kapasitas Kelembagaan BUMDes .................. 40

5.3.2 Penguatan Kapasitas Kelembagaan Usaha........................ 48

Page 11: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

x

VI. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 53

6.1 Kesimpulan.................................................................................. 53

6.2 Saran............................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 54

LAMPIRAN............................................................................................ 55

Page 12: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

xi

DAFTAR TABEL

Nomor HalamanTeks

1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia pada Empat DusunDi Desa Bonto Lojong Tahun 2012 ................................................. 27

2. Data Pendidikan Masyarakat Empat Dusun Di Desa Bonto LojongTahun 2012 ...................................................................................... 28

3. Pekerjaan Pokok Kepala Keluarga Empat Dusun Di Desa BontoLojong Tahun 2012.......................................................................... 29

4. Sarana dan Prasarana Di Desa Bonto Lojong Tahun 2012.............. 30

Page 13: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor HalamanTeks

1. Skema Kerangka Pikir Penguatan Kapasitas BUMDes Semarak .... 19

2. Peta Wilayah Desa Bonto Lojong Kec. Ulu Ere Kab. Bantaeng ..... 24

3. Struktur Organisasi BUMDes Semarak ........................................... 34

4. Rapat Koordinasi Pengelola BUMDes yang diprakarsai olehACCESS di Hotel Regency Makassar ............................................. 39

5. Kegiatan On Job Training (OJT) bagi Pengelola BUMDes yangDilaksanakan oleh Jaringmas di Sekretariat Jaringmas ................... 41

6. Kegiatan Penataan Kesekretariatan dan Administrasi KearsipanBagi Sekretaris BUMDes yang dilaksanakan oleh Dinas KoperasiDan UKM serta Jaringmas di Gedung KNPI................................... 42

7. Kegiatan bagi Pengelola Unit Usaha yang dilaksanakan oleh DinasKoperasi dan UKM serta Jaringmas di Sekretariat Jaringmas......... 45

Page 14: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor HalamanTeks

1. Kuisioner Penelitian ........................................................................... 55

2. Nama BUMDes di tiap Desa se Kabupaten Bantaeng ....................... 61

3. Profil BUMDes Semarak Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu EreKabupaten Bantaeng........................................................................... 63

Page 15: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengembangan basis ekonomi di pedesaan telah dijalankan oleh

Pemerintah melalui berbagai program. Namun upaya itu belum membuahkan hasil

yang memuaskan. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya

program-program tersebut. Salah satu faktor yang paling dominan adalah

intervensi Pemerintah terlalu besar, akibatnya justru menghambat daya kreativitas

dan inovasi masyarakat desa dalam mengelola dan menjalankan ekonomi di

pedesaan.

Sistem dan mekanisme kelembagaan ekonomi di pedesaan tidak berjalan

efektif dan berimplikasi pada ketergantungan terhadap bantuan Pemerintah

sehingga mematikan semangat kemandirian. Belajar dari pengalaman masa lalu,

satu pendekatan baru yang diharapkan mampu menstimulir dan menggerakkan

roda perekonomian dipedesaan adalah melalui pendirian kelembagaan ekonomi

yang dikelola sepenuhnya oleh masyarakat desa. Lembaga ekonomi ini tidak lagi

didirikan atas dasar instruksi Pemerintah. Tetapi harus didasarkan pada keinginan

masyarakat desa yang berangkat dari adanya potensi yang jika dikelola dengan

tepat akan menimbulkan permintaan di pasar. Kepemilikan lembaga oleh desa dan

dikontrol bersama di mana tujuan utamanya untuk meningkatkan standar hidup

ekonomi masyarakat. Pendirian lembaga ini antara lain dimaksudkan untuk

mengurangi peran para tengkulak yang seringkali menyebabkan meningkatnya

biaya transaksi (transaction cost ) antara harga produk dari produsen kepada

Page 16: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

2

konsumen akhir. Melalui lembaga ini diharapkan setiap produsen dipedesaan

dapat menikmati selisih harga jual produk dengan biaya produksi yang layak dan

konsumen tidak harus menanggung harga pembelian yang mahal. Membantu

kebutuhan dana masyarakat yang bersifat konsumtif dan produktif. Menjadi

distributor utama untuk memenuhi kebutuhan sembilan bahan pokok (Sembako).

Disamping itu, berfungsi menumbuh suburkan kegiatan pelaku ekonomi di

pedesaan.

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai lembaga ekonomi desa lahir

ketika negeri ini memasuki era reformasi. Hadirnya lembaga ini bersamaan

dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah. Di mana disebutkan, desa dapat memiliki badan usaha

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Diketahui, keberadaan desa-desa di Indonesia, kini bukan lagi sebagai

unsur pelaksana daerah, tetapi sudah menjadi kesatuan masyarakat hukum, di

mana dengan undang-undang tersebut, telah memberikan keleluasaan bagi desa-

desa di Indonesia untuk mengatur kehidupan masyarakatnya dengan semangat

desentralisasi.

Dalam hal lembaga ekonomi desa, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

melakukan perubahan mendasar, seperti yang dinyatakan pada Pasal 213 ayat (1)

bahwa desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan

dan potensi desa. Dapat dimaknai bahwa badan usaha yang didirikan di desa

merupakan milik bersama antara pemerintah desa dan masyarakat (bersifat

komunal), bukan dimiliki oleh orang perorangan atau pribadi. BUMDes lebih

Page 17: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

3

mencerminkan unsur kebersamaan dalam menjalankan usaha, karena lebih sesuai

untuk kehidupan masyarakat di pedesaan yang umumnya memiliki kultur, gotong

royong, persaudaraan, rasa sosial yang tinggi, dan tidak sekedar memuja

kehidupan kebendaan (materialism). Oleh karenanya, BUMDes sebagai lembaga

ekonomi desa, dapat diartikan sebagai lembaga ekonomi alternatif untuk

meningkatkan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat perdesaan.

Kabupaten Bantaeng berhasil meraih trofi Otonomi Awards 2011 dari The

Fajar Institute of Pro Otonomi (FIPO) pada kategori pemberdayaan ekonomi

lokal. Terobosan yang dilakukan kabupaten di kaki Gunung Lompobattang ini

adalah membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di seluruh desanya.

Hal ikhwal lahirnya BUMDes di Kabupaten Bantaeng dilandasi oleh UU

Nomor 32 tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 72 tentang desa serta

Permendagri Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan dan

Pengelolaan BUMDes. Di Kabupaten Bantaeng telah dilahirkan Peraturan Daerah

nomor 10 tahun 2006 tentang pedoman pembentukan dan pengelolaan BUMDes

dan diperkuat dengan adanya Surat Keputusan Bupati Nomor 411 tahun 2008

tentang Petunjuk teknis Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes).

Pembentukan BUMDes oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa (BPMPD) Bantaeng melalui tiga fase. Pertama, tahap fasilitasi

pendirian BUMDes di 46 desa pada tahun 2008. Kedua, tahap penguatan

kapasitas pengelolaan BUMDes pada 2009. Fase ini meliputi pendampingan

terhadap pengelola dan pelatihan manajemen, persiapan piranti organisasi

Page 18: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

4

(Anggaran Dasar-AD/Anggaran Rumah Tangga-ART, akta organisasi), persiapan

rencana penggunaan anggaran hingga penyusunan Standard Operasional Prosedur

(SOP). Lalu, fase ketiga adalah penguatan modal usaha berupa penyaluran

bantuan hibah untuk anggaran operasional BUMDes. Tahap ini dilakukan pada

awal 2010 dan masing-masing BUMDes menerima Rp100 juta (Anonim, 2011).

Pada setiap pembentukan BUMDes selalu diawali dengan musyawarah

desa dan dimintakan persetujuan dari Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang

kemudian dilegalisir oleh notaris. BUMDes yang telah berdiri tersebut kemudian

membentuk pengurus yang terdiri dari unsur pemerintah desa sebagai

penasehat/komisaris dan unsur masyarakat sebagai pelaksana/direksi

(Jaringmas, 2013).

Setelah lembaga dan pengelola terbentuk, maka langkah selanjutnya

adalah menjalankan BUMDes berdasarkan kaidah-kaidah lembaga ekonomi.

Misalnya, penguatan modal BUMDes mengacu pada Rencana Kegiatan Usaha

(RKU) dan SOP dari masing-masing BUMDes. Setiap BUMDes juga harus

memiliki core business berdasarkan potensi desa di mana BUMDes tersebut

berada. Misalnya, satu desa yang potensi ekonominya sektor pertukangan maka

BUMDes diarahkan untuk bergerak di sektor pertukangan meskipun tetap

memungkinkan menggarap potensi ekonomi desa lainnya. Dalam menjalankan

core business-nya, BUMDes memiliki channeling dengan Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) terkait. Artinya, kegiatan sektor pertanian maka koordinasinya

dengan Dinas Pertanian.

Page 19: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

5

Saat ini BUMDes di Bantaeng mengelola beragam jenis kegiatan usaha

diantaranya: grosir barang campuran, perdagangan hasil bumi, toserba, pengadaan

saprodi, bantuan modal usaha pedagang kecil, jasa rekening listrik, pengelolaan

air minum, penggemukan sapi, usaha simpan pinjam, usaha layanan alat tulis

kantor (ATK), jasa foto copy, pertukangan, dan lain sebagainya. Guna semakin

menggiatkan usaha BUMDes, enam BUMDes yang bergerak di sektor

perdagangan hasil pertanian dan terletak di wilayah-wilayah ketinggian

mendapatkan bantuan mobil operasional.

Setahun setelah mendapatkan dana stimulan sebagian besar BUMDes telah

beroperasi normal. Melayani kebutuhan masyarakat di desa sehingga masyarakat

tidak perlu membuang biaya transportasi ke kota untuk berbelanja karena

sebagian besar kebutuhannya bisa dipenuhi di BUMDes. Alhasil, transaksi harian

di BUMDes tercatat pada kisaran Rp200 ribu - Rp1 juta (BPMPD, 2013).

Program pemberdayaan ekonomi lokal yang dilakukan Bantaeng melalui

BUMDes merupakan program paling menonjol dari segi terobosan dibandingkan

semua program pemberdayaan lainnya yang diajukan kabupaten/kota. Bahkan,

jika disandingkan dengan program BUMDes milik daerah yang lain tetap

BUMDes di Bantaeng masih jauh lebih unggul.

Pertama, program BUMDes di Bantaeng telah didukung perda khusus

tentang tata cara pembentukan dan pengelolaan BUMDes yang diharapkan dapat

menjamin keberlanjutan program. Di daerah lainnya aturan mengenai BUMDes

masih mengikut dalam perda yang mengatur pemerintahan desa secara umum

misalnya terdapat di Kabupaten Luwu.

Page 20: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

6

Kedua, program BUMDes di Bantaeng telah menyebar merata di seluruh

desa-desa di Bantaeng. Terdapat 46 desa di Bantaeng dan seluruhnya telah

memiliki BUMDes. Di daerah lainnya program BUMDes baru mencakup paling

banyak 10 desa.

Ketiga, komitmen Pemda Bantaeng terkait pemberdayaan ekonomi lokal

melalui BUMDes sangat kuat yang tercermin besarnya perhatian pemda terhadap

penguatan BUMDes dari fasilitasi pelatihan manajemen hingga penguatan modal

awal berupa dana hibah Rp100 juta per BUMDes. Di daerah lain dana stimulan

semacam ini hanya berkisar antara Rp20 juta - Rp40 juta.

BUMDes di Kabupaten Bantaeng dapat berkembang dengan cepat karena

adanya kemitraan antara Pemerintah Kabupaten dengan aktor-aktor lokal mitra

Australian Community Development and Civil Society Strengthening Shceme

(ACCESS)-Phase II. Melalui kemitraan antara ACCESS-Phase II dan Pemerintah

Kabupaten Bantaeng, BUMDes di 46 desa dikuatkan dengan berbagai tahapan

antara lain : (1) Penguatan kapasistas bagi Direktur BUMDes terkait dengan

pengelolaan manajemen dan organisasi serta perencanaan usaha; (2) Penguatan

kapasitas Bendahara BUMDes tentang manajemen keuangan dan laporan

keuangan; (3) Penguatan Kapasitas Perencanaan dan Pengelolaan Usaha Bagi

Unit Usaha BUMDes; (4) Penguatan Kapasitas Badan Pengawas BUMDes

tentang Pengendalian dan pengawasan Pengelolaan Organisasi dan keuangan

BUMDes; (5) Peningkatan Kapasitas Komisaris; (6) Peningkatan Kapasitas

Kewirausahaan Bagi Pengelola Usaha (Anonim, 2012).

Page 21: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

7

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dilakukan penelitian

Penguatan Kapasitas BUMDes Melalui Program ACCESS-Phase II (Studi

Kasus Pada BUMDes Semarak di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere

Kabupaten Bantaeng).

1.2. Rumusan Masalah

Sejauhmana penguatan kapasitas BUMDes melalui program ACCESS-Phase II

pada BUMDes Semarak di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten

Bantaeng ?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui penguatan kapasitas BUMDes melalui program ACCESS-

Phase II pada BUMDes Semarak di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere

Kabupaten Bantaeng.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

a. Sebagai bahan informasi bagi pengambil keputusan untuk perkembangan

BUMDes di Kabupaten Bantaeng.

b. Sebagai bahan referensi yang digunakan oleh peneliti yang berkaitan dengan

penelitian dimasa yang akan datang.

Page 22: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BUMDes

2.1.1 Pengertian BUMDes

BUMDes adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan

pemerintahan desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan membangun

kerekatan sosial masyarakat yang dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi

desa. Jadi BUMDes adalah suatu lembaga usaha yang artinya memiliki fungsi

untuk melakukan usaha dalam rangka mendapatkan suatu hasil seperti keuntungan

atau laba (Maryunani, 2008).

Pengelolaan BUMDes sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat bersama

pemerintah desa. Jadi pemerintah desa sebagai fasilitator dapat membentuk suatu

kelompok kerja dalam mengoperasionalkan kegiatan BUMDes tersebut. Lalu

tujuan didirikannya BUMDes adalah dalam rangka memperkuat perekonomian

desa yang dalam arti detil adalah meningkatkan kesejahteraan dan kualitas

penghidupan masyarakat desa tersebut, yang ditinjau dari segi ekonomi desa.

Selain itu tujuan pembentukan BUMDes adalah membagun kerekatan sosial

masyarakat desa, hal ini sebenarnya hanya tujuan sekunder dari BUMDes, karena

pada dasarnya masyarakat desa pada awalnya sudah merupakan kesatuan sosial

kultural sehingga memiliki solidaritas tinggi selain karena adanya jaringan ikatan

keluarga diantara mereka (Maryunani, 2008).

Dalam melaksanakan kegiatannya, BUMDes harus berorientasi pada

kebutuhan dan potensi desa. Artinya BUMDes memprioritaskan pada usaha dalam

Page 23: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

9

rangka pemenuhan kebutuhan masyarkat seperti pemenuhan pasokan barang

sembako, fasilitas pemenuhan hajat hidup seperti sarana air bersih, sarana

komunikasi, dan mobilitas agar masyarakat memiliki aksesbilitas yang baik untuk

interaksi dengan luar desa. Dan usaha yang dikembangkan adalah yang

merupakan potensi di desa itu, sehingga akan lebih baik lagi jika potensi tersebut

adalah potensi yang unik dan khas serta memenuhi syarat sebagai pemenuhan

kebutuhan msyarakat. Potensi desa yang bagus dikembangkan adalah sumber

daya desa yang belum optimal dieskplorasi, atau bisa juga usaha-usaha

masyarakat yang secara parsial belum terakomodasi dan terkendala oleh banyak

hal, apakah dari segi modal, pemasaran atau dari lainnya (Maryunani, 2008).

Ada hal lain yang menjadi tujuan dalam pembentukan BUMDes yaitu

peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADesa). Jika PADesa bisa ditingkat maka

secara makro ekonomi desa, akan didapat dana pengelolaan dan pembiayaan

pembangunan untuk desa tersebut. Sehingga apabila pembangunan di desa dapat

berjalan dengan baik, diharapkan akan berimbas pada naiknya kualitas hidup

masyarakat. Karena salah satu tetapnya miskin desa yang tergolong miskin karena

secara relatif tidak memiliki infrastruktur fasilitas-fasilitas penting yang hanya

menunggu pembangunan dari pemerintah daerah atau pemerintah pusat.

2.1.2 Sejarah Lahirnya BUMDes di Kabupaten Bantaeng

Lahirnya BUMDes di Kabupaten Bantaeng dilandasi oleh UU Nomor 32

tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 72 tentang desa serta Permendagri

Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan dan Pengelolaan BUMDes.

Page 24: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

10

di Kabupaten Bantaeng telah dilahirkan Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2006

tentang pedoman pembentukan dan pengelolaan BUMDes dan diperkuat dengan

adanya Surat Keputusan Bupati Nomor 411 tahun 2008 tentang Petunjuk teknis

Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Pembentukan BUMDes di Kabupaten Bantaeng dimulai pada akhir tahun

2008 dengan berpedoman pada regulasi :

- Peraturan daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 10 Tahun 2006 tentang Tata

Cara Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa.

- Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan

Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2006.

- Surat Keputusan Bupati Bantaeng Nomor 411/510/VII/2008 tentang

Petunjuk Teknis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat Melalui

BUMDes.

Berdasarkan regulasi tersebut di atas, BPM dan Pemdes Kabupaten

Bantaeng memfasilitasi masyarakat dan Pemerintah Desa untuk melakukan

musyawarah desa pembentukan BUMDes dan pemilihan pengurus BUMDes di 46

Desa. Proses pembentukan BUMDes dan pemilihan pengurus BUMDes ini

berjalan secara partisipatif dan dipandu oleh beberapa orang pendamping anggota

LSM lokal di Kabupaten Bantaeng (Jaringmas, 2013).

Hasil musyawarah desa selanjutnya ditindaklanjuti oleh Pemerintah Desa

dan BPD dengan mengeluarkan Peraturan Desa tentang pembentukan BUMDes

dan Surat Keputusan (SK) Kepala Desa tentang Susunan Kepengurusan BUMDes.

Page 25: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

11

2.1.3 Prinsip Pembentukan BUMDes

Ada beberapa prinsip yang dikemukakan oleh Maryunani (2008) tentang

pembentukan BUMDes yaitu :

a. Logika pembentukan BUMDes didasarkan pada kebutuhan, potensi, dan

kapasitas desa, sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di desa.

b. Perencanaan dan pembentukan BUMDes adalah atas prakarsa (inisiasi)

masyarakat desa, serta mendasarkan pada prinsip-prinsip ko-operatif,

partisipatif & emansipatif.

c. Pengelolaan BUMDes harus dilakukan secara profesional, kooperatif, dan

mandiri.

d. Bangun BUMDes dapat beragam di setiap desa di Indonesia.

Diharapkan pembentukan BUMDes berangkat dari partisipatif dan inisiatif

masyarakat desa, karena yang mengetahui secara pasti dan detil tentang semua

potensi desa dan sumber daya desa adalah masyarakat itu sendiri. Prinsip

emansipatif perlu dikedepankan karena dalam hal ini perbedaan gender tidak

boleh menjadi penghalang kemajuan desa. Bahkan potensi atau sumber daya yang

dapat dikembangkan bisa berasal dari pihak wanita. Misalnya industri rumah

tangga yang berbasis pada pembuatan makanan, alat rumah tangga ataupun

kerajinan tangan yang memiliki nilai jual.

Selain itu prinsip kebersamaan (member base) menjadi kekuatan tersendiri

dalam membangun sistem kerekatan antar anggota masyarakat, terutama dalam

menjalankan usaha bersama. Dengan berusaha secara bersama-sama diharapkan

Page 26: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

12

akan membangkitkan kemandirian dalam diri masyarakat, sehingga tidak

megharapkan lagi jenis-jenis bantuan dari pemerintah baik yang bersifat hibah

ataupun pinjaman.

Dalam pengelolaan BUMDes harus diperhatikan beberapa acuan, seperti

yang disampaikan Maryunani (2008) :

1. Sebagai pengelola adalah semua masyarakat desa yang memiliki orientasi

melakukan usaha bersama dibantu aparat pemerintah desa sebagai fasilitator

dan penyambung komunikasi dengan pemerintah daerah.

2. Bentuk kegiatan harus bersifat kemitraan dan memiliki kontrak.

3. Pembinaan bisa langsung dari pemerintah daerah atau dari lembaga-lembaga

non profit, seperti LSM, perguruan tinggi, organisasi masyarakat, dan lain-lain.

4. Wilayah cakupan tidak harus satu desa. Jika beberapa desa memiliki orientasi

yang sama maka dapat melakukan usaha secara bersama-sama dalam satu

wadah BUMDes (kluster). Apalagi jika bahan mentah dan produk disebarkan

di beberapa desa.

5. Bentuk badan usaha harus bersifat kebersamaan dan mandiri.

6. Bentuk usaha bisa berbentuk pembiayaan seperti usaha simpan pinjam, ataupun

berbentuk riil seperti usaha kerajinan, pertanian, peternakan, pasar, wisata dan

lain-lain.

7. Keanggotaan adalah semua masyarakat desa yang memiliki kepentingan yang

sama dalam berusaha, selain itu aparat pemerintah desa juga akan

Page 27: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

13

memfasilitasi, dan bisa juga pihak ketiga (investor) yang menanamkan

modalnya untuk dikembangkan dan menjadi usaha bersama.

2.2 Penguatan Kapasitas

Menurut Anelli Milen dalam IRE: 2005, yang dimaksud dengan

Pengembangan atau Penguatan kapasitas adalah sebuah proses berkelanjutan

dimana individu, kelompok, organisasi dan masyarakat meningkatkan

kemampuannya untuk: (1) menjalankan fungsi pokok menyelesaikan masalah dan

mencapai tujuan, (2) memahami dan menghubungkan kebutuhan pengembangan

mereka dalam konteks yang lebih luas dengan cara berkelanjutan. Dengan kata

lain peningkatan Kapasitas dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan

standar kemampuan atau diusahakan peningkatan kemampuan karena belum

memenuhi standart yang telah ditetapkan. Oleh karena itu Penguatan kapasitas

atau sering disebut dengan capacity building tidak boleh hanya diartikan dalam

makna sempit seperti pendidikan, pelatihan, penataran, penyuluhan atau

sosialisasi.

Terdapat beberapa bentuk penguatan yang harus dilakukan terhadap

pemerintah desa IRE:2005: pertama, kapasitas regulasi (mengatur) yaitu

kemampuan pemerintah desa mengatur kehidupan desa beserta isinya (wilayah,

kekayaan, dan penduduk) dengan peraturan desa berdasarkan kebutuhan dan

aspirasi masyarakat setempat. Kedua, kapasitas ekstraksi yaitu kemampuan untuk

mengumpulkan, mengarahkan dan mengoptimalkan aset - aset yang dimiliki desa

meliputi aset fisik, aset alam, aset manusia, aset sosial, aset keuangan dan aset

Page 28: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

14

politik. Termasuk kemampuan ekstraksi adalah kemampuan pemimpin terutama

Kepala Desa melakukan konsolidasi terhadap berbagai aktor baik BPD maupun

lembaga desa, tokoh masyarakat dan warga masyarakat. Ketiga, kapasitas

distributif yaitu kemampuan pemerintah desa membagi sumber daya secara

seimbang dan merata sesuai dengan prioritas kebutuhan masyarakat desa.

Keempat, kapasitas responsif yaitu kemampuan untuk peka atau memiliki daya

tanggap terhadap aspirasi atau kebutuhan warga masyarakat untuk dijadikan

sebagai basis dalam perencanaan kebijakan pembangunan desa. Kelima, kapasitas

jaringan dan kerjasama yaitu kemampuan pemerintah desa mengembangkan

jaringan kerjasama dengan pihak pihak luar dalam rangka mendukung kapasitas

ekstraktif. Kelima kemampuan tersebut harus dikembangkan secara sistemik baik

secara individual maupun institusional agar pemerintah desa mampu menjalankan

fungsinya secara optimal. Karenanya dibutuhkan komitmen dari pemerintah

diatasnya untuk mau melakukan berbagai penguatan tersebut. Dengan penguatan

kapasitas pemerintah desa tidak hanya dari segi teori tapi juga dalam

pelaksanaannya maka pemerintah desa akan semakin mampu untuk menjalankan

fungsinya dalam melaksanakan pembangunan di wilayahnya.

Kondisi desa sampai sekarang tidak ada perubahan yang cukup berarti.

Kita masih menyaksikan sebuah realita bahwa banyak desa di Indonesia

khususnya di luar jawa yang belum tersentuh oleh pembangunan. Disisi lain

pembangunan di tingkat kota terus berkembang. Akibatnya terdapat kesenjangan

pembangunan yang semakin timpang antara desa dengan kota. Diperlukan adanya

upaya yang sistemik dan terintegrasi guna mempercepat pembangunan yang ada

Page 29: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

15

di tingkat desa. Berbagai permasalahan yang menghambat pembangunan di

tingkat desa perlu mendapat penyelesaian segera. Penguatan kapasitas pemerintah

desa agar mampu menjalankan fungsinya melakukan tugas pemerintahan pada

umumnya, dan melaksanakan pembangunan pada khususnya mutlak segera

dilakukan sesuai dengan dinamika masyarakat yang ada. Pemerintah desa yang

diberi kepercayaan warganya, saat ini tidak memilki cukup kewenangan untuk

memenuhi harapan warganya. Oleh karena itu ketidakberdayaan pemerintah desa

seperti yang terjadi sekarang harus segera diakhiri. Disini jelas dibutuhkan

kemauan dari pemerintah pusat maupun daerah untuk mau melakukan hal

tersebut. Tanpa adanya kemauan pemerintah bukan tidak mungkin konsidi desa

akan tetap seperti sekarang tanpa ada batasan waktu yang pasti (Santoso, 2005).

2.3 Kerangka Pikir

Pengembangan basis ekonomi di pedesaan sudah semenjak lama

dijalankan oleh Pemerintah melalui berbagai program. Namun upaya itu belum

membuahkan hasil yang memuaskan sebagaimana diinginkan bersama. Terdapat

banyak faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya program-program tersebut.

Salah satu faktor yang paling dominan adalah intervensi Pemerintah terlalu besar,

akibatnya justru menghambat daya kreativitas dan inovasi masyarakat desa dalam

mengelola dan menjalankan mesin ekonomi di pedesaan. Sistem dan mekanisme

kelembagaan ekonomi di pedesaan tidak berjalan efektif dan berimplikasi pada

ketergantungan terhadap bantuan Pemerintah sehingga mematikan semangat

kemandirian.

Page 30: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

16

Belajar dari pengalaman masa lalu, satu pendekatan baru yang diharapkan

mampu menstimulasi dan menggerakkan roda perekonomian di pedesaan adalah

melalui pendirian kelembagaan ekonomi yang dikelola sepenuhnya oleh

masyarakat desa. Lembaga ekonomi ini tidak lagi didirikan atas dasar instruksi

Pemerintah. Tetapi harus didasarkan pada keinginan masyarakat desa yang

berangkat dari adanya potensi yang jika dikelola dengan tepat akan menimbulkan

permintaan di pasar. Agar keberadaan lembaga ekonomi ini tidak dikuasai oleh

kelompok tertentu yang memiliki modal besar di pedesan. Maka kepemilikan

lembaga itu oleh desa dan dikontrol bersama di mana tujuan utamanya untuk

meningkatkan standar hidup ekonomi masyarakat.

Bentuk kelembagaan sebagaimana disebutkan di atas dinamakan Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes). Badan usaha ini sesungguhnya telah diamanatkan

di dalam UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (bahkan oleh

undang-undang sebelumnya, UU 22/1999) dan Peraturan Pemerintah (PP) no. 71

Tahun 2005 Tentang Desa. Pendirian badan usaha tersebut harus disertai dengan

upaya penguatan kapasitas dan didukung oleh kebijakan daerah (Kabupaten/Kota)

yang memfasilitasi dan melindungi usaha ini dari ancaman persaingan para

pemodal besar. Mengingat badan usaha ini merupakan lembaga ekonomi baru

yang beroperasi di pedesaan dan masih membutuhkan landasan yang kuat untuk

tumbuh dan berkembang. Pembangunan landasan bagi pendirian BUMDes adalah

Pemerintah.

Pembentukan BUMDes di Kabupaten Bantaeng dimulai pada akhir tahun

2008 dengan berpedoman pada regulasi :

Page 31: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

17

- Peraturan daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 10 Tahun 2006 tentang Tata

Cara Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa.

- Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan

Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2006.

- Surat Keputusan Bupati Bantaeng Nomor 411/510/VII/2008 tentang

Petunjuk Teknis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat Melalui

BUMDes.

Berdasarkan regulasi tersebut di atas, BPM dan Pemdes Kabupaten

Bantaeng memfasilitasi masyarakat dan Pemerintah Desa untuk melakukan

musyawarah desa pembentukan BUMDes dan pemilihan pengurus BUMDes di 46

Desa. Proses pembentukan BUMDes dan pemilihan pengurus BUMDes ini

berjalan secara partisipatif dan dipandu oleh beberapa orang pendamping anggota

LSM lokal di Kabupaten Bantaeng.

BUMDes di Kabupaten Bantaeng dapat berkembang dengan cepat karena

adanya kemitraan antara Pemerintah Kabupaten dengan aktor-aktor lokal mitra

ACCESS-Phase II. Melalui kemitraan antara ACCESS-Phase II dan Pemerintah

Kabupaten Bantaeng, BUMDes di 46 desa dikuatkan dengan berbagai tahapan

antara lain :

- Penguatan kapasistas bagi Direktur BUMDes terkait dengan pengelolaan

manajemen dan organisasi serta perencanaan usaha;

- Penguatan kapasitas Bendahara BUMDes tentang manajemen keuangan dan

laporan keuangan;

Page 32: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

18

- Penguatan Kapasitas Perencanaan dan Pengelolaan Usaha Bagi Unit Usaha

BUMDes;

- Penguatan Kapasitas Badan Pengawas BUMDes tentang Pengendalian dan

Pengawasan Pengelolaan Organisasi dan keuangan BUMDes;

- Peningkatan Kapasitas Komisaris;

- Peningkatan Kapasitas Kewirausahaan Bagi Pengelola Usaha;

Page 33: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

19

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penguatan Kapasitas BUMDes Semarak

BUMDes

Penguatan Kapasitas

KapasitasPengelola

ACCESS-Phase II

KapasitasLembaga

Unit Usaha

Hasil PartisipasiMasyarakat

PEMDA

Page 34: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

20

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BUMDes SEMARAK Desa Bonto Lojong

Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng. Penentuan daerah penelitian ini

dilakukan secara sengaja (purposive). Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan

Desember 2013 sampai Februari 2014.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pengurus

BUMDes di lokasi penelitian. Data primer yang digunakan mencakup data

dokumen, data usaha BUMDes, dan sebagainya. Sedangkan data sekunder

diperoleh dari Biro Pusat Statistik Kabupaten Bantaeng, Badan Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD), Badan Permusyawaratan Desa

(BPD), Kantor Desa Bonto Lojong, serta instansi-instansi lain yang terkait.

3.3. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara

Pengumpulan data dengan melakukan serangkaian wawancara langsung

terhadap responden, antara lain komisaris, direktur, sekretrais, bendahara,

pengelola usaha dan badan pengawas BUMDes.

Page 35: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

21

2. Observasi

Pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung keadaan

responden dan keadaan yang terjadi di daerah penelitian.

3. Pencatatan

Kegiatan pencatatan data yang diperlukan baik dari responden maupun

dari instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.4. Metode Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus, yaitu seluruh aktivitas

yang dilakukan oleh BUMDes Semarak di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu

Ere Kabupaten Bantaeng.

3.5. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan hasil penelitian

ini, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut :

1. BUMDes adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan

pemerintahan desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan

membangun kerekatan sosial masyarakat yang dibentuk berdasarkan kebutuhan

dan potensi desa.

2. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka

penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk

di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan hak dan kewajiban

desa tersebut;

Page 36: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

22

3. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan

pengawasan keuangan Daerah;

4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APBDesa

adalah rencana keuangan tahunan pemerintah desa dan BPD dan ditetapkan

dengan Peraturan Desa;

5. Komisaris adalah Kepala Desa (Ex Officio), BPD, atau Unsur Masyarakat

yang dipilih melalui Musyawarah Desa.

6. Direksi adalah Direktur Utama, Direktur Operasional, Direktur Keuangan dan

Direktur Administrasi.

7. Anggaran Dasar yang selanjutnya disebut AD adalah Peraturan tertulis yang

memuat dan terdiri dari aturan-aturan pokok organisasi yang berfungsi sebagai

pedoman dan kebijakan untuk mencapai tujuan organisasi serta menyusun

aturan-aturan lain;

8. Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disebut ART adalah aturan tertulis

sebagai bentuk operasional yang lebih terinci dari aturan-aturan pokok dalam

Anggaran Dasar (AD) dalam melaksanakan atat kegiatan organisasi.

9. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disebut AD-

ART adalah aturan tertulis organisasi yang dibuat dan disepakati bersama oleh

seluruh anggota yang berfungsi sebagai pedoman organisasi dalam mengambil

kebijakan serta menjalankan aktivitas dalam rangka mencapai tujuan yang

ditetapkan bersama;

Page 37: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

23

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Letak Geografis dan Topografi

Gambar 2. Peta Wilayah Desa Bonto Lojong Kec. Ulu Ere Kab. Bantaeng

Page 38: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

24

Desa Bonto Lojong adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ulu

Ere yang berada di bagian utara Kabupaten Bantaeng. Jarak dari ibu kota

kecamatan + 2,5 km dan jarak dari ibu kota Kabupaten + 23 km. Jarak tempuh

wilayah Desa Bonto Lojong dari Ibu kota Kabupaten Bantaeng + 35 menit. Desa

Bonto Lojong memiliki luas wilayah 4.039,21 km2, dengan potensi alam yang

sangat produktif seperti lahan pertanian, perkebunan dan hutan.

Adapun batas-batas desa sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Gowa, Kabupaten Sinjai

Sebelah Selatan : Desa Bonto Tannga, Desa Bonto Bulaeng

Sebelah Timur : Kab. Bulukumba, Desa Kayu Loe, Desa Pa’bumbungan

Sebelah Barat : Kab. Jeneponto, Desa Bonto Marannu

Pusat pemerintahan Desa Bonto Lojong terletak di Dusun Bangkeng Bonto

dan untuk menuju Kantor Desa Secara administratif Desa Bonto Lojong terbagi

atas 4 Dusun dan terdiri dari 11 RK dan 23 RT.

Setiap dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun dibantu oleh Ketua RK

dan Ketua RT. Sistem pemerintahan yakni, Camat sebagai penyelenggara tugas

umum pemerintahan desa dan kepala desa pada dasarnya bertanggungjawab

kepada masyarakat desa dan prosedur pertanggungjawaban disampaikan ke

Bupati melalui Camat. Kemudian dari pada itu kepala desa bersama dengan BPD

wajib memberikan keterangan laporan pertanggungjawaban kepada

masyarakatnya.

Desa Bonto Lojong merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian

+1500 meter diatas permukaan laut (mdpl).

Page 39: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

25

4.2. Keadaan Iklim

Desa Bonto Lojong memiliki iklim tropis dan dua musim yaitu musim hujan

dan musim kemarau, pada musim hujan semua lahan pertanian akan di tanami

beberapa jenis tanaman dan sangat cocok dengan berbagai jenis tanaman

Hortikultura seperti: kol, kentang, wortel dan bawang merah dan juga tanaman

jangka panjang seperti kopi cengkeh dan sekarang dikembangkan tanaman appel

dan strowberry pada musim kemarau tidak semua lahan pertanian dapat di tanami

karena sumber irigasinya belum merata di seluruh areal pertanian di Desa Bonto

Lojong.

4.3. Keadaan Penduduk

Desa Bonto Lojong terdiri dari 4 dusun yaitu Dusun Bangkeng Bonto,

Dusun lannying, Dusun Buakang Paliang dan Dusun Cipar dan terdiri dari

RT/RW. Konsdisi penduduknya dapat terlihat bahwa Dusun Lannying memiliki

penduduk paling banyak di Desa Bonto Lojong dan diikuti oleh Dusun Bangkeng

Bonto, Dusun Buakang Paliang dan Dusun Cipar kondisi penduduk Desa Bonto

Lojong tidak merata khususnya Dusun Buakang Paliang dan Dusun Cipar,

masyarakat Desa Bonto Lojong yang mayoritas petani.

Jumlah penduduk Desa Bonto Lojong berdasarkan pengklasifikasian dapat

dilihat pada tabel 1 sebagai berikut.

Page 40: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

26

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia Pada empat dusun diDesa Bonto Lojong pada tahun 2012

NO UMUR

DUSUNBANGKENG

BONTO

DUSUNLANNYING

DUSUNBUAKANGPALIANG

DUSUNCIPAR

JUML.%

L P L P L P L P1 0 s/d 12 Bln 6 1 13 19 3 4 12 6 64 2,62 13 Bln s/d 4 Thn 14 17 34 30 18 7 13 10 143 5,83 5 s/d 6 Thn 6 5 21 17 11 5 10 12 87 3,54 7 s/d 12 Thn 57 52 61 68 32 29 50 44 393 16,05 13 s/d 15 Thn 18 16 22 27 10 12 15 17 137 5,66 16 s/d 18 Thn 11 8 13 7 11 9 2 7 68 2,87 19 s/d 25 Thn 49 55 98 110 21 26 43 60 462 18,78 26 s/d 35 Thn 56 57 81 82 34 45 44 56 455 18,49 36 s/d 45 Thn 33 24 52 78 23 10 33 18 271 11,010 46 s/d 55 Thn 15 15 63 39 11 12 13 14 182 7,411 56 s/d 65 Thn 14 6 29 19 7 4 11 6 96 3,912 66 s/d 75 Thn 8 5 13 11 6 2 4 4 53 2,213 76 s/d 85 Thn 2 1 8 11 2 1 3 1 29 1,214 86 Keatas - 3 7 6 1 - 3 1 21 0,9

Jumlah 289 265 515 524 190 166 256 256 2461100 %

Total Keseluruhan 554 1039 356 512Sumber data : Masyarakat Desa Bonto Lojong (hasil sensus sosial) oleh : KPM dan Fasduk, Tahun 2012

Tabel 1 menunjukkan bahwa penduduk Dusun Lannying memiliki jumlah

penduduk terbesar yaitu sebesar 1.039 jiwa yang terdiri dari laki-laki berjumlah

515 jiwa dan perempuan berjumlah 524 jiwa, disusul penduduk Dusun Bangkeng

Bonto sebesar 554 jiwa yang terdiri dari laki-laki berjumlah 289 jiwa dan

perempuan berjumlah 265 jiwa, dan yang terendah adalah penduduk Dusun

Buakang Pallang yang hanya berjumlah 356 jiwa yang terdiri dari laki-laki

sebanyak 190 jiwa dan perempuan sebanyak 166 jiwa.

Tabel tersebut diatas juga menunjukkan bahwa untuk kelompok usia 19 – 25

tahun mempunyai proporsi yang terbesar yaitu 462 jiwa, yang disusul dengan

kelompok usia 26 – 35 tahun yaitu sebesar 455 jiwa, sedangkan kelompok umur >

86 tahun memiliki jumlah penduduk terkecil yaitu 21 jiwa.

Page 41: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

27

4.4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu alat ukur untuk melihat

kemampuan masyarakat dalam hal komunikasi selain itu pendidikan dan

pengetahuan yang memadai atau tidak cukup memadai akan mempengaruhi pola

pikir seseorang dan pada akhirnya akan berpengaruh pula pada pola komunikasi

seseorang dalam memahami informasi yang diperoleh dan sebaliknya semakin

tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mampu menata kehidupan

masyarakat desa pada umumnya jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

masyarakat Desa Bonto Lojong dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Data Pendidikan Masyarakat Empat Dusun di Desa Bonto Lojong padaTahun 2012

NamaDusun

KATEGORI PENDIDIKAN MASYARAKAT

UsiaDini(0-5)

Putus Sekolah Sementara Sekolah Tamat Tidak Lanjut LanjutUsiaButa

AksaraSD

SLTP

SLTA

DIP

SRJ

SDSLTP

SLTA

DIP

SRJ

SDSLT

PSLTA

DIP

SRJ

DusunBangkengBonto

43 98 1 - - - 109 20 11 - 4 191 11 11 4 5 46

DusunLannying

129 268 9 4 - - 126 23 8 5 3 307 23 29 4 4 99

DusunBuakangPaliang

48 88 1 - - - 59 17 6 - - 98 3 4 - - 32

DusunCipar

274 187 - - - - 93 3 3 2 2 123 11 2 - - 32

Jumlah 274 641 11 2 - - 387 63 28 7 9 719 48 46 8 9 209Sumber data : Masyarakat Desa Bonto Lojong (hasil sensus sosial) Oleh : KPM dan Fasduk, Tahun 2012

Tabel 2 menggambarkan tentang tingkat pendidikan masyarakat mulai dari

anak usia dini SD, SLTP, SLTA, DIPLOM dan SARJANA sampai yang putus

sekolah.

Page 42: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

28

4.5. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Berdasarkan hasil penjajakan, secara umum masyarakat Desa Bonto Lojong

bermata pencaharian sebagai petani dan daerah ini merupakan penghasil

hortikultura di Kabupaten Bantaeng yang dapat memenuhi kebutuhan pasar baik

di dalam maupun di luar kabupaten usaha pertanian ini digeluti sekitar 569 KK,

yang berstatus PNS, 8 KK yang berstatus buruh tani, 24 KK yang berstatus

pedagang, 6 KK yang tukang kayu 2 KK dan yang berstatus sopir 13 KK.

Tabel 3. Pekerjaan Pokok Kepala Keluarga (KK) empat dusun di Desa BontoLojong Tahun 2012

NoJENIS

PEKERJAANPOKOK

DUSUNJLH %Bangkeng

BontoLannying

BuakangPaliang

Cipar

KK KK KK KK1. Petani 109 260 84 116 569 91,52. PNS 6 1 - 1 8 1,33. Buruh Tani - 20 - 4 24 3,94. Pedagang 3 2 - 1 6 1,05. Tukang kayu - 2 - - 2 0,36. Sopir 5 5 1 2 13 2,0

Jumlah 123 290 85 124 622 100Sumber data : Masyarakat Desa Bonto Lojong (hasil sensus sosial)

Oleh : KPM dan Fasduk, Tahun 2012

Tabel 3 menunjukkan bahwa pekerjaan pokok yang paling banyak di Desa

Bonto Lojong adalah petani sebanyak 569 KK (91,50 %), disusul buruh tani

sebanyak 24 KK (3,90 %) dan terendah adalah pekerjaan pokok sebagai tukang

kayu sebanyak 2 KK (0,30 %).

Page 43: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

29

4.6. Sarana dan Prasarana Desa

Di Desa Bonto Lojong saat ini terdapat 1 jalan poros desa yang panjangnya

+4 km, selain jalan poros desa ada juga jalan yang menghubungkan dusun satu

dengan dusun lainnya, namun jalanannya perlu ditingkatkan demi kelancaran

transportasi masyarakat karena selain untuk memperlancar transportasi hasil

peratanian masyarakat juga memudahkan akses bagi para pendatang yang ingin

melakukan perjalanan wisata di Desa Bonto Lojong, di samping itu juga

pemerintah bersama masyarakat telah membuka beberapa jalan tani di Desa Bonto

Lojong yang dapat memudahkan pengangkutan hasil-hasil bumi masyarakat.

Sarana dan prasarana di Desa Bonto Lojong saat ini dinilai telah cukup

memadai. Hal ini dilihat dari jenis-jenis sarana yang telah tersedia baik sarana

pendidikan maupun sarana sosial. Daerah ini juga dapat dicapai dengan angkutan

roda empat.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa petani tidak mengalami kesulitan

dalam memperoleh sarana produksi dan penjulan hasil pertanian karena sarana

transportasi sudah cukup tersedia. Keadaan sarana dan prasarana di Desa Bonto

Lojong dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Sarana dan Prasarana di Desa Bonto Lojong Tahun 2012

No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)1 Masjid/Mushallah 112 Sekolah Dasar 23 SLTP 14 MTSn 15 MA1 16 Posyandu, Pos KB, Pustu 97 Kantor Kepala Desa 1

Jumlah 26

Page 44: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

30

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah masjid/mushallah yang ada di Desa

Bonto Lojong berjumlah 11 unit dan tidak memiliki gereja, hal ini dapat dikatakan

bahwa mayoritas penduduk Desa Bonto Lojong beragama Islam. Sekolah Dasar

terdapat 2 unit, sementara SLTP, MTSn dan MA masing-masing 1 unit. Pelayanan

kesehatan di Desa Bonto Lojong sudah terbilang memadai karena desa tersebut

memiliki Posyandu, Pos KB, Puskesmas Pembantu dengan total 9 unit.

Page 45: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

31

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik BUMDes

5.1.1 Sejarah Terbentuknya, Tujuan dan Masalahnya

Hal ikhwal lahirnya BUMDes di landasi oleh UU Nomor 32 tentang

Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 72 tentang desa serta Permendagri Nomor

29 tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan dan Pengelolaan BUMDes. di

Kabupaten Bantaeng telah dilahirkan Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2006

tentang pedoman pembentukan dan pengelolaan BUMDes dan diperkuat dengan

adanya Surat Keputusan Bupati Bantaeng Nomor 411 tahun 2008 tentang

Petunjuk teknis Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes). Pada tahun 2008 inilah BUMDes di Kabupaten Bantaeng mulai di

bentuk melalui kemitraan antara pemerintah Kabupaten dengan aktor-aktor lokal

mitra ACCESS-phase II, kemudian melalui kemitraan antara ACCESS-Phase II

dan Pemerintah Kabupaten Bantaeng BUMDes di 46 desa.

Tujuan pembentukan BUMDes, yaitu (1) untuk meningkatkan peranan

masyarakat desa dalam mengelola sumber-sumber pendapatan lain yang sah;

(2) untuk menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi masyarakat desa, dalam unit-

unit usaha desa; (3) Menumbuhkembangkan usaha sektor informal untuk dapat

menyerap tenaga kerja masyarakat di desa; (4) Meningkatkan kreatifitas berwira

usaha desa masyarakat desa yang berpenghasilan rendah. (5) Mewujudkan

kelembagaan perekonomian masyarakat yang tangguh dan mandiri untuk

Page 46: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

32

memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat; (6) Menciptakan

kesempatan berusaha dan mengurangi angka pengangguran di desa.

Masalah pengembangan BUMDes juga bertambah rumit karena

kebanyakan usaha mikro kurang difasilitasi dengan akses terhadap permodalan,

informasi, pasar, teknologi dan faktor-faktor penunjang bisnis lainnya. Oleh

karena itu diperlukan kebijakan dalam bentuk tindakan keberpihakan, yakni

bahwa pemerintah dan pemerintah daerah memang harus mengembangkan

BUMDes.

Ada beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan BUMDes di

Kabupaten Bantaeng, antara lain :

- Sosialisasi tentang BUMDes dianggap belum dilaksanakan dengan maksimal

ke seluruh lapisan masyarakat tentang keberadaan BUMDes, sehingga masih

sering muncul pemahaman masyarakat yang keliru tentang BUMDes, demikian

pula dana penguatan modal yang dikelola BUMDes;

- Keterlibatan SKPD teknis tingkat Kabupaten sebagai SKPD Pembina unit

usaha BUMDes belum maksimal sehingga keinginan pengurus BUMDes untuk

menggagas penyatu pintuan BUMDes sebagai induk lembaga ekonomi desa

yang nantinya menjadi induk dari program pembangunan dari SKPD yang

turun ke desa belum bisa diwujudkan, akibatnya beberapa unit usaha BUMDes

masih sulit berkembang;

- Terjadinya penggantian pengurus di beberapa BUMDes dimana pengurus baru

belum memiliki kapasitas sebagaimana pengurus lama yang telah dilatih

sebelumnya;

Page 47: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

33

- Terjadinya pergantian posisi komisaris di beberapa desa sebagai konsekuensi

dari Pilkades yang telah dilaksanakan yang berpengaruh pada manajemen

kelembagaan BUMDes secara umum;

- Belum maksimalnya peran kepala desa sebagai komisaris dalam mengawal dan

mengarahkan BUMDes di desanya masing-masing;

- Belum maksimalnya kapasitas Badan Pengawas dalam menjalankan

pengawasan internal pada masing-masing BUMDes.

5.1.2 Struktur Organisasi

Gambar 3. Struktur Organisasi BUMDes Semarak

Struktur organisasi BUMDes terdiri dari Komisaris, Direktur, Sekretaris,

Bendara, Pengelola Unit Usaha dan Badan Pengawas. Khusus untuk BUMDes

DIREKTURIrmah Indah, SE

SEKRETARISKaharuddin

BENDAHARAHasni

UNIT USAHA JASAREKENING LISTRIK

H. MuhammadSahiruddin

UNIT USAHASAPRODI

Muh. ThamrinSyamsul

UNIT USAHASIMPAN PINJAM

SyahrirMantang

BADAN PENGAWAS KOMISARISSamsu

Page 48: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

34

Semarak berjumlah 10 personil, terdiri dari 1 orang Komisaris (Kepala Desa), 1

orang Direktur, 1 orang Bendahara, 1 orang Sekretaris, 6 orang pengelola unit

usaha.

5.1.3 Sumber Daya Manusia (SDM) Pengelola

Sumber daya manusia merupakan salah satu komponen untuk mencapai

kesuksesan suatu tujuan. Peran pengelola yang merupakan pemikir, perencana dan

pelaksana keseluruhan proses organisasi amat menentukan keberhasilan

pencapaian visi dan misi BUMDes.

SDM yang dimiliki BUMDes di Kabupaten Bantaeng, utamanya BUMDes

Semarak sudah cukup memadai, hal ini dapat diketahui bahwa Direktur BUMDes

Semarak sudah berpendidikan Strata Satu (S1), demikian juga dengan pengelola

lainnya yang rata-rata berpendidikan tamat SLTA.

Proses rekruitmen pengelola BUMDes misalnya Komisaris secara ex

officio dijabat oleh Kepala Desa yang bersangkutan. Sementara untuk pengelola

lainnya dipilih dan ditunjuk oleh masyarakat setempat berdasarkan musyawarah,

dengan persyaratan warga desa yang mempunyai jiwa wirausaha; bertempat

tinggal dan menetap di desa bersangkutan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;

berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, berwibawa dan penuh perhatian terhadap

perekonomian desa, serta berpendidikan minimal SLTA.

5.1.4 Hubungan BUMDes dengan Pemerintah Desa

Pemerintah Desa bertindak sebagai fasilitator terhadap upaya BUMDes

dalam mencapai tujuannya. Pemerintah Desa bertindak sebagai pemberi informasi

Page 49: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

35

kepada BUMDes untuk meningkatkan kinerjanya. Pemerintah Desa bertindak

sebagai evaluator kinerja BUMDes.

Pemerintah desa sebagai penyerta modal terbesar BUMDes atau sebagai

pendiri BUMDes. Melalui pemerintah desa, masyarakat dimotivasi, disadarkan

dan dipersiapkan untuk membangun kehidupannya sendiri. Pemerintah desa

memfasilitasi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan dan pemenuhan lainnya

yang dapat memperlancar usaha dan pengelolaan BUMDes. Selanjutnya,

mekanisme operasionalisasi diserahkan sepenuhnya kepada BUMDes. Untuk itu,

pengelola perlu dipersiapkan terlebih dahulu agar mampu mengelola BUMDes

dengan baik dan dapat menerima gagasan baru tentang lembaga ekonomi yang

memiliki dua fungsi yakni bersifat sosial dan komersial.

5.1.5 Unit Usaha Yang Dikelola

BUMDes menyediakan media beragam usaha dalam menunjang

perekonomian masyarakat desa sesuai dengan potensi desa dan kebutuhan

masyarakat. Disamping itu, memberikan pelayanan kepada masyarakat di desa

dalam mengembangkan usaha produktif.

Data unit usaha yang dikelola oleh 46 BUMDes yang ada di Kabupaten

Bantaeng, yaitu terdiri dari unit usaha bidang pertanian mencakup usaha saprodi,

penyediaan bibit bawang, talas, jagung; bidang peternakan yaitu jenis usaha

penggemukan sapi; bidang perdagangan yaitu jenis usaha toserba, waserda, usaha

jual beli hasil bumi, penjualan pakan ternak dan rak telur, usaha batu merah,

Page 50: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

36

pengadaan kayu bakar, usaha foto copy dan ATK; dan bidang jasa meliputi jasa

rekening listrik, jasa tata rias dan acara, jasa simpan pinjam, dan jasa warnet.

Unit usaha yang dikelola oleh BUMDes Semarak yaitu (1) Saprodi;

(2) Jasa Rekening Listrik; dan (3) Jasa Simpan Pinjam. Unit usaha yang dikelola

oleh BUMDes Semarak ini sudah sesuai dengan kebutuhan para konsumennya

karena setiap kali diadakan musyawarah desa pertanggung jawaban, masyarakat

diberikan kebijakan untuk mengusulkan jenis usaha apa saja yang cocok

daerahnya terkait dengan potensi desa.

5.1.6 Pemasaran Hasil Usaha

Dalam memasarkan hasil usahanya, hal utama yang dilakukan oleh

pengelola BUMDes adalah memupuk kerjasama dengan lembaga-lembaga

perekonomian lainnya yang ada di desa dan mengusahakan agar tercipta

pelayanan ekonomi desa yang adil dan merata. Disamping itu, pengelola juga

memperkuat kerjasama, membangun kebersamaan dan menjalin kerekatan

disemua lapisan masyarakat desa, sehingga itu menjadi daya dorong dalam upaya

memasarkan hasil usaha dan membuka akses pasar.

BUMDes Semarak dalam memasarkan hasil usahanya hanya fokus di Desa

Bonto Lojong saja, yang meliputi 4 Dusun yaitu Dusun Bangkeng Bonto, Dusun

Lannying, Dusun Buakang Paliang dan Dusun Cipar. Jenis saprodi yang

dipasarkan meliputi pupuk Urea dan ZA, berbagai jenis insektisida, fungisida dan

herbisida.

Page 51: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

37

5.2. Peranan Program ACCESS-PHASE II dalam Peningkatan KapasitasBUMDes

Australian Community Development and Civil Society Strengthening

Scheme (ACCESS) adalah program inisiatif Pemerintah Indonesia dan

Pemerintah Australia. ACCESS beroperasi sejak tahun 2002, di mana Tahap II

telah dimulai pada bulan Mei 2008 untuk periode lima tahun ke depan. ACCESS

Tahap II didesain berdasarkan keberhasilan-keberhasilan dari ACCESS Tahap I

dengan memberikan fokus pada pemberdayaan warga dan organisasi mereka

untuk berinteraksi aktif dengan pemerintahan lokal untuk meningkatkan dampak

pembangunan.

Berdasarkan kondisi yang terjadi saat ini, dimana program Pembedayaan

Ekonomi Masyarakat Melalui Pengelolaan Badan Usaha milik Desa (BUMDes) di

Kabupaten Bantaeng telah memasuki usia 6 tahun. Dari kurung waktu tersebut

telah memberi banyak pembelajaran yang bermanfaat dalam pengembangan

masyarakat terutama peningkatan partisipasi masyarakat dalam merancang

kerangka pengembangan usaha berbasis lokal dengan mengoptimalkan potensi

desa yang ada agar dapat mendorong peningkatan pendapatan asli desa dan

peningkatan taraf ekonomi masyarakat perdesaan. Disadari bahwa saat ini

BUMDes belum dapat memaksimalkan peran sebagai lembaga ekonomi desa

yang berposisi sebagai penyangga utama perekonomian desa, namun sejak

program kemitraan ini dijalankan sejak tahun 2009 hingga saat ini, setidaknya ada

beberapa hal yang dapat dijadikan indikator pencapaian hasil utamanya pada

aspek infrastruktur BUMDes (Kelembagaan, Kepengurusan yang jelas, Anggaran

Page 52: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

38

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya di Badan Hukumkan

melalui Akte Notaris, satandar Operasional Prosedur (SOP) yang menjadi acuan

penyelenggaraan organisasi BUMDes, disamping itu BUMDes hari ini telah

merancang usahanya berdasarkan potensi desa dan kebutuhan dasar warga.

Untuk dapat mendorong BUMDes menjalankan fungisnya sebagai

penyangga ekonomi masyarakat desa yang berimplikasi pada peningkatan

pendapatan asli desa dan masyarakat, maka upaya peningkatan kapasitas pengurus

BUMDes, dan elemen lainnya, serta mendorong mereka agar dapat melakukan

pelayanan dan penguatan kepada kelompok-kelompok ekonomi masyarakat di

masing-masing desa merupakan hal yang mutlak untuk dilaksanakan. Peranan

ACCESS Tahap II agar dapat memastikan meningkatnya sumberdaya masyarakat

dalam mengelola kelembagaan mereka dengan tetap memegang teguh prinsip-

prinsip transparansi, partisipasi dan akuntabilitas sebagai bagian dari upaya

penginternalisasian Nilai-nilai Tata Kepemerintahan Lokal yang Demokratis

(TKLD) di 46 BUMDes di Kabupaten Bantaeng.

Pemerintah Kabupaten Bantaeng bekerjasama dengan Jaringmas sebagai

Mitra ACCESS melakukan penguatan kapasitas tenaga pendamping lapangan agar

terbangun kesamaan pemahaman dan strategi dalam melakoni tugas-tugas

pendampingan yang pada intinya mereka dapat menjadi gudang solusi dan

mediator terhadap semua permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi oleh

BUMDes di masing-masing desa dampingan. Sekaitan dengan tugas dan tanggung

jawab Pendamping Lapangan yang cukup berat, maka mereka harus memiliki

sumberdaya dan kapasitas yang memadai sehingga mereka dapat menjalankan

Page 53: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

39

agenda-agenda pendampingan dengan baik, terukur dan memiliki manfaat

terhadap peningkatan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di

Kabupaten Bantaeng.

Pendamping lapangan merupakan perwakilan dari LSM/KSM anggota

Jaringmas Kabupaten Bantaeng yang mempunyai pengalaman dalam

memfasilitasi masyarakat. Peran utamanya adalah sebagai pelatih, motivator, dan

mediator terhadap pengurus BUMDes. Peran fasilitasi diskusi di masyarakat dan

asistensi akan dilakukan terhadap proses-proses pengelolaan usaha dan

manajemen keuangan. Peran lainnya adalah mendorong dan memfasilitasi proses

refleksi dan persiapan pada setiap kegiatan yang akan dilakukan. Pendamping

lapangan juga dituntut mampu mendorong BUMDes untuk memunculkan

gerakan-gerakan pengembangan program berdasarkan apa yang dimiliki

masyarakat, melakukan pendampingan, mentoring dan coaching terhadap kinerja

pengurus BUMDes, menyediakan layanan untuk kebutuhan pengembangan

metodologi pembelajaran partisipatif dan memperlancar proses fasilitasi

dimasyarakat, serta melakukan dokumentasi terhadap perkembangan di lapangan.

Untuk dapat melaksanakan peran dan tugas tersebut, Pendamping lapangan

disyaratkan harus mempunyai pengalaman memfasilitasi, memiliki kemampuan

coaching, mentoring dan kemampuan analitis serta kemampuan untuk

menginisiasi/mendorong networking antar pihak. Kriteria tersebut disadari cukup

berat dan sebagian diantaranya sulit terpenuhi, sehingga untuk menjamin

Pendamping Lapangan dapat menjalankan peran dan tugas dengan baik akan

dilakukan pelatihan bagi pendamping lapangan.

Page 54: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

40

Program telah berkembang secara signifikan menuju pencapaian tujuannya

yaitu pengembangan kapasitas warga dan organisasinya untuk berinteraksi dengan

pemerintah daerah untuk menyiapkan pondasi dari tata kepemerintahan daerah

yang demokratis yang menyumbang pada hasil-hasil pembangunan yang lebih

adil. Hasil dari masa pelaporan ini juga secara meningkat menunjukkan bahwa

stakeholder pembangunan lainnya, termasuk lembaga pemerintah dan non

pemerintah, pihak-pihak nasional dan internasional, menggunakan pengalaman

ACCESS pada saat merancang dan melaksanakan pekerjaan mereka.

5.3 Penguatan Kapasitas

5.3.1 Penguatan Kapasitas Pengelola BUMDes

BUMDes merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi

sebagai lembaga sosial (social institution) dan komersial (commercial institution).

BUMDes sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat

melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan sebagai

lembaga komersial bertujuan mencari keuntungan melalui penawaran sumberdaya

lokal (barang dan jasa) ke pasar.

Semua kegiatan BUMDes harus mengacu pada AD-ART yang telah

disusun, sehingga terjalin komunikasi dan jalur birokrasi yang tertib, transparansi

pengelolaan sehingga masyarakat mengetahui baik secara periodik dan kontinyu.

BUMDes dikendalikan oleh masing-masing pengelola sesuai dengan tugas pokok

dan fungsinya.

Page 55: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

41

a. Penguatan Kapasitas Bagi Komisaris BUMDes

Penguatan kapasitas bagi Komisaris BUMDes (Kepala Desa), diharapkan

agar dapat membina, melihat potensi yang bisa dikembangkan oleh BUMDes,

serta agar dapat mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha apabila terjadi gejala

menurunnya kinerja kepengurusan, mampu memberikan saran dan masukan

kepada pengurus/pengelola dalam melaksanakan pengelolaan BUMDes, serta

mampu memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap

penting bagi pengelolaan BUMDes.

Gambar 4. Rapat Koordinasi Pengelola BUMDes yang diprakarsai oleh ACCESSdi Hotel Regency Makassar

Kegiatan yang telah diikuti oleh Komisaris BUMDes dalam hal penguatan

kapasitas adalah kegiatan fasilitasi pelaksanaan musyarawarah desa pertanggung

jawaban BUMDes di depan masyarakat, yang dilaksanakan oleh Jaringmas

Kabupaten Bantaeng bertempat di Hotel Mallillingi Kabupaten Bantaeng dan

Page 56: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

42

diikuti oleh 46 Komisaris BUMDes. Kegiatan lainnya yaitu fasilitasi konsolidasi

terhadap berbagai aktor, yang diselenggarakan Badan Pemberdayaan Masyarakat

(BPM) Kabupaten Bantaeng bertempat di Gedung KNPI Kabupaten Bantaeng.

Kegiatan terakhir yang dilakukan yaitu Rapat Koordinasi (Rakor)

Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dilaksanakan di hotel

Regency Makassar 28-29 Oktober 2013 dan diprakarsai oleh Australian

Community Development and Civil Society Strengthening Shceme (ACCESS)

Tahap II bekerjasama Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

dan Kelurahan (BPMPDK) Sulawesi Selatan. Sebagai pembicara yaitu Ibu

Meriyani, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dan

Kelurahan Kabupaten Bantaeng.

b. Penguatan Kapasitas Bagi Direktur BUMDes

Penguatan kapasitas bagi Direktur BUMDes di Kabupaten Bantaeng

diharapkan dapat memupuk kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian

lainnya yang ada di desa, dapat mengembangkan dan membina BUMDes agar

tumbuh dan berkembang menjadi badan usaha yang melayani kebutuhan

masyarakat desa, mampu mengusahakan agar tetap tercipta pelayanan ekonomi

desa yang adil dan merata, serta menggali dan memanfaatkan potensi ekonomi

desa untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa.

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Direktur BUMDes ini antara

lain kegiatan fasilitasi proses penata kelolaan manajemen organisasi, mulai dari

Penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUMDes secara

Page 57: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

43

partisipatif yang dilaksanakan oleh Jaringmas Kabupaten Bantaeng bertempat di

Hotel Ahriani Kabupaten Bantaeng dan diikuti oleh seluruh Seluruh Direktur

BUMDes se-Kabupaten Bantaeng; Kegiatan lainnya yaitu kegiatan pengelolaan

manajemen dan organisasi serta perencanaan usaha, yang dilaksanakan oleh

Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Kabupaten Bantaeng bertempat di

Gedung KNPI Kabupaten Bantaeng; Kegiatan fasilitasi penyusunan rencana

kegiatan usaha (RKU), yang dilaksanakan oleh Jaringmas bertempat di Sekretariat

Jaringmas; Kegiatan fasilitasi penyusunan rencana kegiatan dan anggaran

BUMDes yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bantaeng

bertempat di Hotel Ahriani Kabupaten Bantaeng; Kegiatan fasilitasi penyusunan

Standar Operasional Prosedur (SOP) kelembagaan dan keuangan BUMDes yang

dilaksanakan oleh Biro Keuangan Setda Kabupaten Bantaeng bertempat di Wisma

Mallilinggi Kabupaten Bantaeng.

Gambar 5. Kegiatan On Job Training (OJT) bagi Pengelola BUMDes yangdilaksanakan oleh Jaringmas di Sekretariat Jaringmas

43

partisipatif yang dilaksanakan oleh Jaringmas Kabupaten Bantaeng bertempat di

Hotel Ahriani Kabupaten Bantaeng dan diikuti oleh seluruh Seluruh Direktur

BUMDes se-Kabupaten Bantaeng; Kegiatan lainnya yaitu kegiatan pengelolaan

manajemen dan organisasi serta perencanaan usaha, yang dilaksanakan oleh

Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Kabupaten Bantaeng bertempat di

Gedung KNPI Kabupaten Bantaeng; Kegiatan fasilitasi penyusunan rencana

kegiatan usaha (RKU), yang dilaksanakan oleh Jaringmas bertempat di Sekretariat

Jaringmas; Kegiatan fasilitasi penyusunan rencana kegiatan dan anggaran

BUMDes yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bantaeng

bertempat di Hotel Ahriani Kabupaten Bantaeng; Kegiatan fasilitasi penyusunan

Standar Operasional Prosedur (SOP) kelembagaan dan keuangan BUMDes yang

dilaksanakan oleh Biro Keuangan Setda Kabupaten Bantaeng bertempat di Wisma

Mallilinggi Kabupaten Bantaeng.

Gambar 5. Kegiatan On Job Training (OJT) bagi Pengelola BUMDes yangdilaksanakan oleh Jaringmas di Sekretariat Jaringmas

43

partisipatif yang dilaksanakan oleh Jaringmas Kabupaten Bantaeng bertempat di

Hotel Ahriani Kabupaten Bantaeng dan diikuti oleh seluruh Seluruh Direktur

BUMDes se-Kabupaten Bantaeng; Kegiatan lainnya yaitu kegiatan pengelolaan

manajemen dan organisasi serta perencanaan usaha, yang dilaksanakan oleh

Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Kabupaten Bantaeng bertempat di

Gedung KNPI Kabupaten Bantaeng; Kegiatan fasilitasi penyusunan rencana

kegiatan usaha (RKU), yang dilaksanakan oleh Jaringmas bertempat di Sekretariat

Jaringmas; Kegiatan fasilitasi penyusunan rencana kegiatan dan anggaran

BUMDes yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bantaeng

bertempat di Hotel Ahriani Kabupaten Bantaeng; Kegiatan fasilitasi penyusunan

Standar Operasional Prosedur (SOP) kelembagaan dan keuangan BUMDes yang

dilaksanakan oleh Biro Keuangan Setda Kabupaten Bantaeng bertempat di Wisma

Mallilinggi Kabupaten Bantaeng.

Gambar 5. Kegiatan On Job Training (OJT) bagi Pengelola BUMDes yangdilaksanakan oleh Jaringmas di Sekretariat Jaringmas

Page 58: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

44

Jaringan Organisasi Masyarakat Sipil (Jaringmas) Bantaeng bekerjasama

Badan Pembangunan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPDes) Pemkab

Bantaeng, dan ACCESS Tahap II melaksanakan On Job Training (OJT)

Pertanggungjawaban Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Kegiatan diikuti 92

peserta dari 46 Bumdes di Butta Toa. Kegiatan berlangsung 7-11 Oktober 2013 di

kantor Jaringmas Jalan Nenas Bantaeng.

Kegiatan-kegiatan pelatihan yang telah dilakukan oleh Direktur BUMDes

ini bertujuan agar kemampuan pengelolaan BUMDes baik pada aspek

pengelolaan manajemen organisasi dan kelembagaan BUMDes, manajemen usaha

dan membangun jejaring usaha meningkat sehingga dapat dipastikan bahwa

secara umum BUMDes di Kabupaten Bantaeng dapat menjalankan fungsi dan

perannya sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi desa yang berkontribusi

terhadap keberdayaan masyarakat utamanya perempuan dan orang miskin.

c. Penguatan Kapasitas Bagi Sekretaris BUMDes

Penguatan kapasitas bagi Sekretaris BUMDes diharapkan agar dapat

mengelola dokumen dengan baik dan benar, dapat melakukan pencatatan

aktivitas-aktivitas penting yang harus didokumentasikan; mampu menyimpan file-

file penting yang berhubungan dengan aktivitas unit usaha BUMDes; dan

diharapkan mampu menata administrasi agar dapat berjalan dengan baik; serta

mampu membantu Direktur dalam menjalankan tugasnya sehari-hari dan

bertanggung jawab kepada Direktur.

Page 59: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

45

Gambar 6. Kegiatan Penataan Kesekretariatan dan Administrasi Kearsipan BagiSekretaris BUMDes yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKMserta Jaringmas di Gedung KNPI

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Sekretaris BUMDes yaitu

kegiatan penataan kesekretariatan dan administrasi (kearsipan) organisasi

BUMDes, yang dilaksanakan oleh Jaringmas Kabupaten Bantaeng, diikuti oleh

semua Sekretaris BUMDes se-Kabupaten Bantaeng, bertempat di Gedung KNPI

Kabupaten Bantaeng.

d. Penguatan Kapasitas Bagi Bendahara BUMDes

Penguatan kapasitas bagi Bendahara BUMDes Semarak diharapkan agar

bendahara dapat merencanakan kegiatan usaha, bagaimana mereka dapat

menyusun rencana penggunaan anggaran, bagaimana mereka dapat menyusun

Page 60: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

46

Cash Flow (Arus kas), bagaimana mereka dapat menyusun laporan keuangan

seperti (laporan arus kas, Laporan Rugi dan laba, dan Neraca BUMDes).

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Bendahara BUMDes yaitu

kegiatan fasilitasi dan asistensi penyusunan laporan keuangan, pengelolaan

keuangan yang akuntabel, dan manajemen keuangan yang dilaksanakan oleh

Jaringmas, Dinas Koperasi dan UKM, BPD-Pemdes Kabupaten Bantaeng diikuti

oleh seluruh bendahara BUMDes se-Kabupaten Bantaeng bertempat di Hotel

Ahriani Kabupaten Bantaeng. Penguatan kapasitas bagi bendahara BUMDes

Semarak sudah cukup baik karena setiap kali ada kegiatan mengenai pengelolaan

keuangan yang dilaksanakan oleh Pemda Bantaeng kerjasama dengan Jaringmas,

maka mereka selalu mengikutinya.

Sistem Pengelolaan keuangan sudah dilakukan secara sistematis dan terarah

dimana setiap bulan mereka melakukan proses tutup buku bulanan dan tutup buku

tahunan setiap akhir tahun.

e. Penguatan Kapasitas Bagi Badan Pengawas BUMDes

Penguatan kapasitas Badan Pengawas BUMDes terkait pengendalian dan

pengawasan pengelolaan organisasi dan keuangan BUMDes. Dengan penguatan

kapasitas Badan Pengawas, maka diharapkan dapat meningkatkan pemahaman

tentang perannya sebagai pengawas, motivator dan mediator, meningkatkan

keterampilan dalam melakukan proses-proses pengendalian dan pembinaan

terhadap pengelolaan BUMDes.

Page 61: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

47

f. Penguatan Kapasitas Bagi Pengelola Usaha

Penguatan kapasitas perencanaan dan pengelolaan usaha bagi unit usaha

BUMDes, terutama dalam hal unit usaha yang dikelola oleh BUMDes Semarak

yaitu unit usaha saprodi, unit usaha jasa rekening listrik dan unit usaha simpan

pinjam. Unit usaha saprodi yang dikelola oleh BUMDes Semarak yaitu pupuk

(Urea dan ZA), jenis herbisida (Gramoxone, Suprero, Noxone, Rambo, dll), jenis

fungisida (Atonk, volivor, topsil, sampoerna, gandasol, tetain 45, kosed, dll), jenis

insektisida (Resen, sopgar, astonis, matador, desatron, drusban, clenet, tropit, dll).

Gambar 7. Kegiatan Bagi Pengelola Unit Usaha yang dilaksanakan oleh DinasKoperasi dan UKM serta Jaringmas di Sekretariat Jaringmas

Unit usaha jasa rekening listrik yaitu pengelolaan jasa rekening listrik untuk

warga masyarakat yang ada di Desa Bonto Lojong. Bentuk kegiatan yang

47

f. Penguatan Kapasitas Bagi Pengelola Usaha

Penguatan kapasitas perencanaan dan pengelolaan usaha bagi unit usaha

BUMDes, terutama dalam hal unit usaha yang dikelola oleh BUMDes Semarak

yaitu unit usaha saprodi, unit usaha jasa rekening listrik dan unit usaha simpan

pinjam. Unit usaha saprodi yang dikelola oleh BUMDes Semarak yaitu pupuk

(Urea dan ZA), jenis herbisida (Gramoxone, Suprero, Noxone, Rambo, dll), jenis

fungisida (Atonk, volivor, topsil, sampoerna, gandasol, tetain 45, kosed, dll), jenis

insektisida (Resen, sopgar, astonis, matador, desatron, drusban, clenet, tropit, dll).

Gambar 7. Kegiatan Bagi Pengelola Unit Usaha yang dilaksanakan oleh DinasKoperasi dan UKM serta Jaringmas di Sekretariat Jaringmas

Unit usaha jasa rekening listrik yaitu pengelolaan jasa rekening listrik untuk

warga masyarakat yang ada di Desa Bonto Lojong. Bentuk kegiatan yang

47

f. Penguatan Kapasitas Bagi Pengelola Usaha

Penguatan kapasitas perencanaan dan pengelolaan usaha bagi unit usaha

BUMDes, terutama dalam hal unit usaha yang dikelola oleh BUMDes Semarak

yaitu unit usaha saprodi, unit usaha jasa rekening listrik dan unit usaha simpan

pinjam. Unit usaha saprodi yang dikelola oleh BUMDes Semarak yaitu pupuk

(Urea dan ZA), jenis herbisida (Gramoxone, Suprero, Noxone, Rambo, dll), jenis

fungisida (Atonk, volivor, topsil, sampoerna, gandasol, tetain 45, kosed, dll), jenis

insektisida (Resen, sopgar, astonis, matador, desatron, drusban, clenet, tropit, dll).

Gambar 7. Kegiatan Bagi Pengelola Unit Usaha yang dilaksanakan oleh DinasKoperasi dan UKM serta Jaringmas di Sekretariat Jaringmas

Unit usaha jasa rekening listrik yaitu pengelolaan jasa rekening listrik untuk

warga masyarakat yang ada di Desa Bonto Lojong. Bentuk kegiatan yang

Page 62: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

48

dilakukan oleh pengelola BUMDes yaitu apabila ada warga masyarakat yang

belum bisa membayar rekening listriknya, maka BUMDes yang menanggulangi

lebih dahulu.

Unit usaha simpan pinjam, dalam hal ini BUMDes akan meminjamkan

kepada warga masyarakat di desa setempat dengan pinjaman awal sebesar

1.000.000, apabila pembayarannya lancar maka pinjaman bisa ditingkatkan

menjadi 5.000.000. Bilamana warga masyarakat ingin meminjam diatas

5.000.000, maka harus disertakan agunan, baik berupa BPKB maupun sertifikat

tanah.

5.3.2 Penguatan Kapasitas Kelembagaan Usaha

a. Kemampuan Mengelola Usaha dan Memasarkan Hasil Usaha

Hal utama yang penting dalam mengelola dan memasarkan hasil usaha

adalah memperkuat kerjasama (cooperatif), membangun kebersamaan/menjalin

kerekatan disemua lapisan masyarakat desa. Sehingga itu menjadi daya dorong

dalam upaya memasarkan hasil usaha dan membuka akses pasar.

Dalam pengelolaan usaha dan memasarkan hasil usahanya, BUMDes

Semarak melakukan empat langkah utama dalam hal mengelola usaha dan

memasarkan hasil usahanya, yaitu (1) Transparan, artinya dapat diketahui, diikuti,

dipantau, diawasi dan dievaluasi oleh masyarakat desa secara luas; (2) Akuntabel,

artinya mengikuti kaidah yang berlaku sehingga dapat dipertanggungjawabkan

kepada masyarakat; (3) Akseptabel, artinya berdasarkan kesepakatan antar pelaku

Page 63: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

49

dalam masyarakat desa sehingga memperoleh dukungan dari semua pihak, dan (4)

Berkelanjutan, artinya dapat memberikan hasil dan manfaat kepada masyarakat.

Dalam setiap bulannya saprodi yang diperjual oleh BUMDes Semarak yang

meliputi pupuk (Urea dan ZA) sebanyak 5 – 10 ton per 2 bulan, jenis herbisida

(Gramoxone, Suprero, Noxone, Rambo) masing-masing 3 dos, jenis fungisida

(Atonk, volivor, topsil, sampoerna, gandasol, tetain 45, kosed) masing-masing 3

dos, jenis insektisida (Resen, sopgar, astonis, matador, desatron, drusban, clenet,

tropit) masing-masing 3 dos. Bila musim pemakaian, penjualan rata-rata sebesar

Rp.8.000.000 per bulan.

Dalam pengelolaan jasa rekening listrik, BUMDes Semarak mengelola jasa

rekening listrik warga Desa Bonto Lojong sebanyak 499 rumah tangga dari 622

rumah tangga, yang terdiri dari 3 dusun yaitu Dusun Lannying 290 rumah tangga,

Dusun Buakang Paliang 85 rumah tangga dan Dusun Cipar 124 rumah tangga.

Sementara untuk Dusun Bangkeng Bonto yang terdiri dari 123 rumah tangga

rekening listriknya tidak dikelola oleh BUMDes tetapi masing-masing warganya

langsung membayar rekening listriknya di PLN.

Untuk jasa simpan pinjam yang dikelola oleh BUMDes Semarak ini

anggotanya baru sekitar 128 orang, karena jasa simpan pinjam baru dilaksanakan

pada Tahun 2013.

b. Kemampuan Mendapatkan Keuntungan

BUMDes Semarak dalam kemampuannya untuk mendapatkan

keuntungan, maka dibutuhkan pelayanan yang baik, bersahabat dan ramah harus

Page 64: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

50

dijadikan sebagai landasan dalam menjalin kerjasama dengan para konsumen.

Sebab bagi usaha yang mencari keuntungan loyalitas konsumen harus

dipertahankan supaya mereka menjadi pelanggan tetap. Sehingga produk-produk

yang ditawarkan ke pasar akan selalu terjual.

Saprodi yang diperjual belikan oleh BUMDes Semarak, rata-rata

mendapatkan keuntungan berkisar antara sebesar Rp.1.000 – Rp.5.000 setiap

jenisnya. Harga saprodi ini agak lebih murah daripada harga saprodi yang dijual

oleh pengecer yang ada di kota karena saprodi yang dijual oleh BUMDes

didatangkan langsung oleh distributor. Hal ini juga menguntungkan bagi petani

karena mereka tidak lagi mengeluarkan biaya transport untuk membeli saprodi di

kota. Setiap bulannya BUMDes Semarak mampu mendapatkan hasil penjualan

saprodi sebesar Rp.8.000.000 dengan keuntungan sebesar Rp.800.000 (10 % dari

penjualan.

Jasa rekening listrik yang dikelola oleh BUMDes Semarak yang terdiri

dari 499 rumah tangga didapatkan jasa sebesar Rp.2.000 per rumah tangga,

artinya warga yang ada didesa tidak lagi repot-repot ke kota untuk membayar,

cukup pengelola BUMDes yang datang kerumah warga untuk menagih biaya

rekening listriknya dengan selisih sebesar Rp.2.000 dan pengelola yang pergi ke

kota untuk membayarkan rekening listrik warga tersebut. Setiap bulannya

pengelola BUMDes mendapatkan dana dari jasa rekening listrik sebesar

Rp.998.000 (499 x Rp.2.000) atau sebesar Rp.11.976.000 setiap tahunnya

(Rp.998.000 x 12 bulan).

Page 65: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

51

Untuk jasa simpan pinjam, besarnya dana yang bisa dipinjam oleh warga

desa sebesar Rp.1.000.000 hingga Rp.5.000.000, apabila dana yang diinginkan

warga lebih besar dari Rp.5.000.000, maka warga diharuskan menyetor agunan

berupa BPKB atau sertifikat tanah. Besarnya bunga yang dibebankan kepada

warga peminjam sebesar 1,2 % perbulan, dengan lama pinjaman 10 bulan. Waktu

pengembalian pinjaman warga ada yang per 3 bulan dan ada yang per 5 bulan

tergantung dengan musim panen komoditi warga.

Usaha jasa simpan pinjam ini oleh BUMDes Semarak baru dilaksanakan

awal Januari 2013 dan anggotanya berkisar 128 orang, dana awal yang bisa

dipinjam hanya sebesar Rp.1.000.000 dengan bunga pinjaman sebesar 1,2 %.

Apabila pengembalian pinjaman warga berjalan lancar maka pinjaman bisa

ditingkatkan sampai Rp.5.000.000. Jumlah dana yang telah dikeluarkan oleh

BUMDes untuk 128 warga yaitu sebesar Rp.128.000.000, sehingga besarnya

jumlah dana yang didapatkan BUMDes setelah pelunasan piutang warga ditambah

dengan bunga adalah sebesar Rp.129.536.000 (Rp.128.000.000 + 1.536.000

(bunga 1.2 %).

c. Kemampuan Mendistribusikan Hasil

Dalam pendistribusian hasil usaha, pengelola usaha BUMDes Semarak

melakukan langkah-langkah, yaitu menentukan siapa konsumen sasarannya;

melakukan identifikasi kebutuhan, keinginan, dan daya belinya.

Pengelola juga melakukan usaha promosi dalam bentuk selebaran, papan

pengumuman atau pemberitahuan kepada masyarakat. Tujuan dari promosi adalah

Page 66: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

52

menginformasikan kepada konsumen sasaran berkenaan dengan penyediaan

barang atau jasa yang mereka butuhkan dan inginkan.

Dalam pendistribusian hasil yang telah didapatkan oleh BUMDes, maka

pembagian hasil (upah) mulai dari Komisaris sampai pengelola unit usaha

masing-masing mendapatkan 13 % dari hasil yang didapatkan. Upah ini tidak

didapat perbulannya, melainkan setiap akhir tahun. Artinya, semua pengelola

BUMDes mendapatkan upah sekali pertahun sebesar 13 % dari hasil yang

didapatkan.

Page 67: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

53

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Penguatan kapasitas adalah sebuah proses berkelanjutan dimana individu,

kelompok, organisasi dan masyarakat meningkatkan kemampunannya

untuk menjalankan fungsi pokok menyelesaikan masalah dan mencapai

tujuan, memahami dan menghubungkan kebutuhan pengembangan mereka

dalam konteks yang lebih luas dengan cara berkelanjutan.

2. Penguatan kapasitas BUMDes di Kabupaten Bantaeng telah dilakukan

dengan berbagai tahapan, baik berupa pendidikan, pelatihan-pelatihan,

penataran, penyuluhan maupun sosialisasi yang dilaksanakan oleh

kemitraan antara ACCESS-Phase II dan Pemerintah Kabupaten Bantaeng,

JARINGMAS dan BPM-PEMDES.

6.2 Saran

1. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan pengelola BUMDes harus

diperhatikan secara sungguh-sungguh.

2. Dasar hukum dan kedudukan BUMDes dalam kepemerintahan desa

harus diperhatikan sejak awal.

Page 68: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

54

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Surat Keputusan Bupati Nomor 411 tahun 2008 tentang Petunjukteknis Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

----------, 2013. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, 2013.Laporan Pelaksanaan Program Pemberdayaan Usaha Ekonomi MasyarakatMelalui BUMDes.

Institute for Research and Empowerment, 2005. Prakarsa Desentralisasi &Otonomi Desa. Yogyakarta. IRE Press. 2005.

Jaringan Organisasi Masyarakat Sipil, 2013. Laporan Pelaksanaan ProgramPemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat melalui BUMDes KabupatenBantaeng 2013.

Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 10 tahun 2006 tentang PedomanPembentukan dan Pengelolaan BUMDes

Permendagri Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan danPengelolaan BUMDes.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa.

Santoso Purwo. 2005. Pembaharuan Desa Secara Partsipatif. Yogyakarta. 2005

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Page 69: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

55

Lampiran 1.

KUISIONER PENELITIAN

PENGUATAN KAPASITAS BUMDes

A. PERTANYAAN UMUM

1. Sejak kapan BUMDes ini terbentuk ?

Pembentukan BUMDes di Kabupaten Bantaeng dimulai pada akhir tahun

2008, khusus untuk BUMDes Semarak di Desa Bonto Lojong Kecamatan

Ulu Ere berdiri pada tanggal 29 Desember 2008.

2. Siapa yang memprakarsai terbentuknya BUMDes ini ?

Yang memprakarsai terbentuknya BUMDes yaitu adanya kesepakatan

antara masyarakat dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintah Desa (BPMPD) melalui musyawarah dengan memperhatikan

semua usulan sehingga akan terdata semua tentang harapan dan keinginan

warga masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan.

3. Apa yang melatarbelakangi sehingga BUMDes ini didirikan ?

Di Kabupaten Bantaeng telah dilahirkan Peraturan Daerah nomor 10 tahun

2006 tentang pedoman pembentukan dan pengelolaan BUMDes dan

diperkuat dengan adanya Surat Keputusan Bupati Nomor 411 tahun 2008

tentang Petunjuk teknis Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes). Pada tahun 2008 inilah BUMDes di kabupaten Bantaeng

mulai di bentuk malalui kemitraan antara pemerintah Kabupaten dengan

aktor-aktor lokal mitra access-phase II, kemudian melalui kemitraan antara

ACCESS-Phase II dan Pemerintah Kabupaten Bantaeng BUMDes di 46

desa

4. Prinsip-prinsip apa saja yang harus diperhatikan ketika akan

mendirikan BUMDes ?

Ada beberapa prinsip tentang pembentukan BUMDes yaitu :

Page 70: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

56

a. Logika pembentukan BUMDes didasarkan pada kebutuhan, potensi, dan

kapasitas desa, sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di

desa.

b. Perencanaan dan pembentukan BUMDes adalah atas prakarsa (inisiasi)

masyarakat desa, serta mendasarkan pada prinsip-prinsip ko-operatif,

partisipatif & emansipatif

c. Pengelolaan BUMDes harus dilakukan secara profesional, ko-operatif,

dan mandiri.

d. Bangun BUMDes dapat beragam di setiap desa di Indonesia.

5. Bagaimana struktur organisasi BUMDes ini ?

Struktur organisasi BUMDes Semarak terdiri dari Komisaris, Direktur,

Sekretaris, Bendara, Pengelola Unit Usaha dan Badan Pengawas.

6. Berapa jumlah personil dalam BUMDes ?

Personil BUMDes Semarak berjumlah 10 personil, terdiri dari 1 orang

Komisaris (Kepala Desa), 1 orang Direktur, 1 orang Bendahara, 1 orang

Sekretaris, 6 orang pengelola unit usaha.

7. Apa tujuan pembentukan BUMDes ?

Tujuan pembentukan BUMDes, yaitu (1) untuk meningkatkan peranan

masyarakat desa dalam mengelola sumber-sumber pendapatan lain yang

sah; (2) untuk menumbuh kembangkan kegiatan ekonomi masyarakat desa,

dalam unit-unit usaha desa; (3) Menumbuh kembangkan usaha sektor

informal untuk dapat menyerap tenaga kerja masyarakat di desa;

(4) Meningkatkan kreatifitas berwira usaha desa masyarakat desa yang

berpenghasilan rendah. (5) Mewujudkan kelembagaan perekonomian

masyarakat yang tangguh dan mandiri untuk memberikan pelayanan

terhadap kebutuhan masyarakat; (6) Menciptakan kesempatan berusaha dan

mengurangi angka pengangguran di desa.

8. Apakah BUMDes ini memiliki AD-ART ?

BUMDes Semarak ini memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran

Rumah Tangga (ART), Anggaran Dasar (AD) disusun sebelum

Page 71: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

57

kepengurusan BUMDes terbentuk, sementara Anggaran Rumah Tangga

(ART) disusun setelah pengelola terbentuk dan disahkan melalui rapat

anggota.

9. Bagaimana proses Rekrutmen dan Pemberhentian Pengelola

BUMDes ?

Proses Rekruitmen Pengelola BUMDes :

- Komisaris : secara ex officio dijabat oleh Kepala Desa yang

bersangkutan.

- Direktur, Sekretaris, Bendahara : dipilih dan ditunjuk oleh masyarakat

setempat berdasarkan musyawarah, dengan persyaratan warga desa yang

mempunyai jiwa wirausaha; bertempat tinggal dan menetap di desa

bersangkutan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun; berkepribadian baik,

jujur, adil, cakap, berwibawa dan penuh perhatian terhadap

perekonomian desa, serta berpendidikan minimal SLTA.

Proses Pemberhentian Pengelola BUMDes :

- Telah selesai masa baktinya.

- Meninggal dunia.

- Mengundurkan diri.

- Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat

pertumbuhan dan perkembangan usaha.

- Tersangkut tindak pidana/kasus perdata.

10. Bagaimana proses penyusunan perencanaan BUMDes ?

- Penyusunan pelaksana organisasi yang sifatnya sebagai pengelola untuk

menghindari terjadinya pemusatan kewenangan.

- Perlu disusun uraian tugas dan tanggungjawab serta wewenang pada

masing-masing lini organisasi, sebagai panduan kerja.

- Kegiatan yang bersifat lintas desa dilakukan koordinasi dan kerjasama

antar pemerintah desa dalam pemanfaatan sumber-sumber ekonomi.

- Kerjasama dengan pihak ketiga oleh Pengelola harus dengan konsultasi

dan persetujuan Komisaris BUMDes.

Page 72: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

58

- Dalam kegiatan harian maka pengelola harus mengacu pada AD-ART

serta sesuai Prinsip-prinsip Tata Kelola BUMDes.

- Pengelolaan harus transparan/terbuka sehingga ada mekanisme

keseimbangan baik oleh pemerintah desa maupun masyarakat.

11. Bagaimana proses pelaksanaan BUMDes ?

Semua kegiatan BUMDes harus mengacu pada AD-ART yang telah

disusun, sehingga terjalin komunikasi dan jalur birokrasi yang tertib,

transparansi pengelolaan sehingga masyarakat mengetahui baik secara

periodik dan kontinyu

12. Siapa-siapa sajakah yang mengendalikan BUMDes ?

BUMDes dikendalikan oleh masing-masing pengelola sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya.

B. PERTANYAAN KHUSUS

1. Jenis usaha apa saja yang diusahakan oleh BUMDes ?

Jenis usaha BUMDes Semarak yaitu (1) Saprodi; (2) Jasa Rekening Listrik;

dan (3) Jasa Simpan Pinjam.

2. Apakah jenis usaha yang diusahakan oleh BUMDes sudah sesuai

dengan kebutuhan konsumen BUMDes ?

Sudah sesuai karena setiap kali diadakan musyawarah desa pertanggung

jawaban, masyarakat diberikan kebijakan untuk mengusulkan jenis usaha

apa saja yang cocok daerahnya terkait dengan potensi desa.

3. Penguatan kapasitas apa saja yang sudah dilakukan oleh BUMDes ?

Penguatan kapasitas BUMDes di Kabupaten Bantaeng telah dilakukan

dengan berbagai tahapan, berupa pendidikan, pelatihan-pelatihan, penataran,

penyuluhan atau sosialisasi yang dilaksanakan oleh kemitraan antara

ACCESS-Phase II dan Pemerintah Kabupaten Bantaeng, JARINGMAS dan

BPM-PEMDES.

Page 73: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

59

4. Keterampilan apa sajakah yang sudah dimiliki oleh pengelola

BUMDes ?

Khusus untuk pengelola unit usaha, yaitu mereka terampil tentang cara

menggunakan saprodi kepada konsumen, mampu menjalankan jasa rekening

listrik dan terampil dalam menjalankan usaha simpan pinjam.

5. Dimana saja cakupan wilayah usaha BUMDes ?

Cakupan wilayah BUMDes Semarak khusus untuk Desa Bonto Lojong saja.

6. Apakah semua kegiatan BUMDes harus mengacu pada AD-ART ?

Ya semua kegiatan BUMDes yang ada di Kabupaten Bantaeng dalam

melakukan aktivitasnya selalu mengacu pada Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga masing-masing.

7. Bagaimana peranan BUMDes dalam perekonomian desa ?

BUMDes Semarak berperan dalam perekonomian desa khususnya dalam

pemenuhan kebutuhan akan sarana pertanian berupa saprodi, pembayaran

rekening listrik dan pemenuhan kebutuhan modal usaha dalam bentuk

simpan pinjam.

8. Darimana saja sumber modal yang dipergunakan oleh BUMDes ?

Komitmen Pemda Bantaeng terkait pemberdayaan ekonomi lokal melalui

BUMDes sangat kuat dan tercermin besarnya perhatian Pemda terhadap

penguatan BUMDes dari fasilitasi pelatihan manajemen hingga penguatan

modal awal berupa dana hibah sebesar Rp.100 juta per BUMDes.

9. Program apa saja yang BUMDes rencanakan ke depan ?

Khusus untuk BUMDes Semarak, yaitu meningkatkan kerjasama pada pihak

luar dan peningkatan jenis usaha serta pemerataan bagi semua dusun yang

ada di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng.

10. Bagaimana sumberdaya manusia yang dimiliki oleh BUMDes ?

SDM yang dimiliki BUMDes di Kabupaten Bantaeng, utamanya BUMDes

Semarak sudah cukup memadai.

11. Bagaimanakah cara penyelesaian masalah jika terjadi masalah dalam

BUMDes ?

Page 74: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

60

Dalam menyelesaikan segala permasalahan yang terjadi didalam BUMDes,

maka dilakukan musyawarah, baik dalam pengelola BUMDes itu sendiri

maupun dengan masyarakat setempat.

12. Bagaimana pencapaian tujuan dalam BUMDes ?

- Mendorong berkembangnya kegiatan perekonomian masyarakat desa.

- Meningkatkan kreativitas dan peluang usaha ekonomi produktif

(berwirausaha) anggota masyarakat desa yang berpenghasilan rendah.

- Mendorong berkembangnya usaha mikro sektor informal untuk

penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat di desa yang terbebas dari

pengaruh pengaruh rentenir.

13. Bagaimana cara mengembangkan kebutuhan konsumen BUMDes ?

- BUMDes menyediakan media beragam usaha dalam menunjang

perekonomian masyarakat desa sesuai dengan potensi desa dan

kebutuhan masyarakat.

- Memberikan pelayanan kepada masyarakat di desa dalam

mengembangkan usaha produktif.

14. Bagaimana metode yang dilakukan dalam mempertahankan

BUMDes ?

- Semua pengelola BUMDes bekerja sesuai tupoksi masing-masing

- Melindungi usaha desa terhadap hal-hal yang dapat merusak

kelangsungan dan citra BUMDes

- Mengusahakan agar tercipta pelayanan ekonomi desa yang adil dan

merata.

- Memupuk kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian lainnya

yang ada di desa.

15. Siapa sajakah yang bermitra dengan BUMDes ?

BUMDEs di Kabupaten Bantaeng dapat berkembang dengan cepat karena

adanya kemitraan antara Pemerintah Kabupaten Bantaeng dengan ACCESS-

Phase II, JARINGMAS dan BPM-PEMDES.

Page 75: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

61

Lampiran 2. Nama BUMDes di tiap Desa se Kabupaten Bantaeng

No Nama BUMDes Desa KecamatanTahunBerdiri

1 Sikatutui Kayu Loe Bantaeng 28 Des 20082 Abbulo Sibatang Bonto Salluang Bissappu 27 Des 20083 Maju Bersama Bonto Loe Bissappu 28 Des 20084 An-Nur Bonto Cinde Bissappu 29 Des 20085 Maccini Baji Bonto Jai Bissappu 30 Des 20086 Sejahtera Bonto Tangnga Ulu Ere 28 Des 20087 Siangka Manai Bonto Tallasa Ulu Ere 30 Des 20088 Semarak Bonto Lojong Ulu Ere 29 Des 20089 Kayu Manaka Bonto Rannu Ulu Ere 29 Des 200810 Jabal Rahmat Bonto Daeng Ulu Ere 30 Des 200811 Sipakarannu Bonto Marannu Ulu Ere 31 Des 200812 Harapan Baru Bonto Majannang Sinoa 28 Des 200813 Sipakate’ne Bonto Mate’ne Sinoa 29 Des 200814 Salewangang Bonto Bulaeng Sinoa 29 Des 200815 Maccini Baji Bonto Maccini Sinoa 29 Des 200816 Mattiro Bulu Bonto Tiro Sinoa 31 Des 200817 Sipakainga Bonto Karaeng Sinoa 31 Des 200818 Pinang Raya Rappoa Pa’jukukang 29 Des 200819 Boto Lempangang Lumpangang Pa’jukukang 30 Des 200820 Batu Raja Batu Karaeng Pa’jukukang 29 Des 200821 Ardas Biang Keke Pa’jukukang 28 Des 200822 Nipa Karya Nipa-Nipa Pa’jukukang 30 Des 200823 Amanda Borong Loe Pa’jukukang 28 Des 200824 Layar Terkembang Pa’jukukang Pa’jukukang 31 Des 200825 Biang Loe Biangloe Pa’jukukang 30 Des 200826 Julu Atia Baruga Pa’jukukang 28 Des 200827 Baji Pa’mai Papan Loe Pa’jukukang 29 Des 200828 Katimorang Jaya Lonrong Ere Merasa 31 Des 200829 Mappilawing Jaya Mappilawing Ere Merasa 31 Des 200830 Sipakainga Ulugalung Ere Merasa 30 Des 200831 Sejahtera Pa’bentengang Ere Merasa 28 Des 200832 Tamarunang Barua Ere Merasa 31 Des 200833 Makmur Jaya Parangloe Ere Merasa 31 Des 200834 Dande Lompoa Kampala Ere Merasa 30 Des 2008

Page 76: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

62

No Nama BUMDes Desa KecamatanTahunBerdiri

35 Muda Mandiri Pa’bumbungan Ere Merasa 30 Des 200836 Juluati Mamampang Ere Merasa 31 Des 200837 Kaloling Jaya Kaloling Gantarangkeke 27 Des 200838 Rahmat Tombolo Gantarangkeke 28 Des 200839 Mario Rennu Layoa Gantarangkeke 30 Des 200840 Makmur Jaya Bajiminasa Gantarangkeke 30 Des 200841 Abadi Jaya Pattallassang Tompo Bulu 06 Jan 200942 Jaya Bonto Tappalang Tompo Bulu 04 Jan 200943 Bukit Indah Bonto-Bontoa Tompo Bulu 05 Jan 200944 Ganting Labbo Tompo Bulu 29 Des 200845 Balumbung Indah Balumbung Tompo Bulu 31 Des 200846 Sipakainga Pattaneteang Tompo Bulu 30 Des 2008Sumber : Jaringmas 2013

Page 77: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

63

Lampiran 3. Profil BUMDes Semarak Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu EreKabupaten Bantaeng

URAIAN BUMDes SEMARAK

Desa Bonto Lonjong

Kecamatan Ulu Ere

Pengurus :

- Direktur

- Sekretrais

- Bendahara

Irmah Indah, SE

Kaharuddin

Hasni

Fasilitator Pendamping Muh. Thamrin

Komisaris/Kepala Desa Samsu

Badan Pengawas :

- Ketua

- Anggota

Syamsul

H. Muhammad

Sahiruddin

Jenis Usaha : - Usaha Saprodi- Jasa Rekening Listrik- Usaha Simpan Pinjam

Penerima Bantuan Mobil

Operasional Usaha

-

Sumber : laporan pelaksanaan BUMDes

Page 78: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

64

Papan Nama BUMDes Semarak di Desa Bonto Lojong Kec. Ulu Ere Kab. Bantaeng

Kios Saprodi BUMDes Semarak di Desa Bonto Lojong Kec. Ulu Ere Kab. Bantaeng

Page 79: PENGUATAN KAPASITAS BUMDes MELALUI PROGRAM ACCESS …

65

Gudang Saprodi BUMDes Semarak di Desa Bonto Lojong Kec. Ulu Ere Kab. Bantaeng

Pupuk Urea & ZA di Gudang BUMDes Semarakdi Desa Bonto Lojong Kec. Ulu Ere Kab. Bantaeng