Pengolahan Buah Dan Sayur Secara Kering_2
-
Upload
ernie-astoetie -
Category
Documents
-
view
34 -
download
6
description
Transcript of Pengolahan Buah Dan Sayur Secara Kering_2
Pengolahan Buah dan Sayur Secara Kering
Ir. Sujiman, MP
DASAR-DASAR PENGERINGAN
Dasar pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Dalam hal ini, kandungan uap air udara lebih sedikit atau udara mempunyai kelembaban nisbi yang rendah.
Faktor yang mempercepat proses pengeringan:
A. Udara pengeringB. Kandungan air bahan
B. KANDUNGAN AIR BAHAN PANGAN
I.Air Bahan
Kandungan air yang terdapat di dalam suatu bahan terdiri atas tiga jenis, masing-masing air bahan itu adalah sebagai berikut:
a. Air Bebas (Free Water)Bagian air tersebut terdapat pada permukaan bahan, dapat
dipergunakan oleh mikroba untuk pertumbuhan, serta dapat pula dijadikan sebagai media reaksi kimiawi. Air bebas dapat dengan mudah diuapkan. Untuk menguapkan air bebas diperlukan energi yang lebih sedikit dibandingkan dengan menguapkan air terikat. Air yang dapat diuapkan disebut vaporable water. Apabila air bebas diuapkan seluruhnya, maka kadar air bahan berkisar antara 12% sampai 25% tergantung pada jenis bahan serta suhu.proses pengeringan.
b. Air Terikat secara Fisik
Merupakan bagian air bahan yang terdapat dalam jaringan matriks bahan (tenunan bahan) karena adanya ikatan-ikatan fisik. Bagian air tersebut terdiri atas :
1)Air terikat menurut sistem kapiler
Adanya pipa-pipa kapiler dapat menyebabkan terjadinya pergerakan air pada bahan.
2) Air absorbsi
Air tersebut terdapat pada tenunan bahan karena adanya tenaga penyerapan dari dalam bahan. Air itu akan menyebabkan pengembangan volume bahan . Akan tetapi, air tersebut tidak menjadi komponen penyusun bahan tersebut.
3) Air yang terkurung diantara tenunan bahan karena adanya hambatan mekanis.
Biasanya terdapat pada bahan yang berserat. Air tersebut sangat sukar diuapkan pada proses pengeringan. Untuk menguapkannya harus dibantu dengan jalan merusak struktur jaringan penyusun bahan tersebut, misalnya dengan penghancuran.
c. Air Terikat secara Kimia
Untuk menguapkan air tersebut dalam proses
pengeringan, dibutuhkan energi yang besar. Apabila
kandungan air tersebut dihilangkan maka pertumbuhan
mikroorganisme dan terjadi reaksi pencoklatan (browning)
Hidrolisis atau oksidasi lemak dapat dikurangi. Jika air
tersebut dihilangkan semuanya, kadar air bahan berkisar
antara 3-7%. Akan tercapai kestabilan optimal pada bahan,
kecuali pada bahan teroksidasi akibat lemak tidak jenuh.
Air bahan yang terikat secara kimia adalah :
- Air yang terikat sebagai air kristal, atau kristal yang
mengikat molekul air.
- Air yang terikat dalam sistem dispersi koloidal, terdiri
atas partikel-partikel dengan bentuk dan ukuran beragam.
Partikel-partikel yang terdispersi dalam air tersebut
bermuatan listrik positif atau negatif sehingga dapat
menarik partikel yang berlawanan.
Kekuatan ikatan diantara ketiga bagian air tersebut berbeda-
beda dan untuk memutuskan ikatannya diperlukan energi
penguapan. Besarnya energi penguapan untuk air bebas
paling rendah dibandingkan dengan energi penguapan.
Untuk air yang terikat secara kimia paling besar diantara
ketiga macam air tersebut.
II. Kadar Air Bahan
Kadar air bahan menunjukkan banyaknya kandungan air per satuan bobot bahan. Ada dua metode untuk menentukan kadar air bahan, yaitu berdasarkan bobot kering (dry basis) dan berdasarkan bobot basah (wet basis). Penentuan kadar air bahan berdasarkan bobot basah (wet basis) dalam perhitungan berlaku rumus sebagai berikut :
KA = Wa/Wb X 100%
Keterangan :
KA : Kadar air bahan berdasarkan bobot basah (%)
Wa : Bobot bahan setelah dikeringkan(gr)
Wb : Bobot bahan sebelum dikeringkan (gr)
Bahan yang dinyatakan mempunyai kadar air 20%
berdasarkan bobot basah, berarti 100 gram bahan tersebut
terdapat air sebanyak 20 gram dan bahan kering air sebanyak
80 gram. Jika dinyatakan dalam sistem bobot kering
maka kadar airnya adalah (20/80) X 100%, atau sama dengan
25%. Penentuan bobot kering suatu bahan dengan
melakukan penimbangan. Penimbangan dilakukan setelah
bobot bahan tersebut tidak berubah lagi selama pengeringan
berlangsung. Untuk mengatasi masalah tersebut biasanya
dilakukan pengeringan dengan menggunakan suhu 105oC
minimal selama 2 jam.
Berdasarkan kadar air (bobot basah dan bobot kering) dari bahan basah maupun bahan setelah dikeringkan, dapat ditentukan rasio pengeringan (drying ratio) dari bahan yang dikeringkan tersebut. Besarnya drying ratio dapat dihitung sebagai bobot bahan sebelum pengeringan per bobot bahan setelah pengeringan.
Drying ratio = Bobot bahan sebelum pengeringan
Keterangan :
Bobot bahan setelah pengeringan = 100 – M1 = To + 1
100 – Mo T1 + 1
Mo : Persen air mula-mula
M1 : Persen uap air setelah pengeringan
To : Persen uap air awal Persen bahan kering awal
T1 : Persen uap air setelah pengeringan Persen bahan setelah pengeringan
Wortel Kering
Wortel
Pemotongan melintang
tebal 0,3 cm; diameter 2,5-
3 cm
Blanching dengan asam sitrat T=920C,
t=5 menitPengeringan: suhu awal 500C ; t=2
jamDilanjutkan pada suhu
600C sampai k.a 8%
Wortel kering k.a 8%
Bunga kubis kering
Bunga kubis Pencucian
Pemotongan bunga kubis
Potongan Bunga Kubis
Pengeringan: suhu
600CSampai kadar air 9%
Bunga Kubis Kering
Tepung pisang
Pisang
Pemanasan dan
pengupasan
t= 15 menit smpai pisang kulitnya tidak bergetah,stlh dingin, kupas dengan pisau
Diptong-potong melintang atau menyerong. Semakin kecil semakin baik
Pengeringan
Pemotongan
Tepung pisangPengeringa
n
Dihamparkan di atas tampah atau nyiru yang anyamannya jarang. Dijemur atau dikeringkan di bawah sinar matahari, di alat pengering: di atas api unggun, diletakkan seng gelombang. Sampai pisang benar-benar kering
Penggilingan
Di wadah tertutup yang tidak dapat dimasukki oleh uap air dan serangga
Tepung pisang80 mesh
Penyimpanan gaplek pisang
Tepung pisang
Penyimpanan
Tepung pisang dalam kemasan
di wadah tertutup tidak dapat dimasukki oleh uap air dan serangga.Disarankan menggunakan kantong plastik tebal untuk mengemas tepung pisang kmd kantong tsb dimasukkan ke dalam kotak kaleng yg dapat ditutup rapat
Komposisi Kimia Ubi Kentang
Komposisi Rata-rata (%)
Variasi
AirProteinLemakKarbohidratAbu
77,52,00,1
19,41,0
63,2-86,90,7-4,6
0,02-0,913,47-34,0
0,44-1,9
Sumber : Talburt dan Smith (1987)
KENTANG BUBUK
Kentang
PencucianPengupas
an
Pengirisan
Blanching 830C 10 menit
Pendinginan
Pengukusan selama 20 menit
Air
Air kotor
Kulit
KENTANG BUBUK
Pembuburan
Pengeringan
Domesh (pengayaka
n)
Blanching 830C 10 menit
Kentang Bubuk
KOMPOSISI DAGING BUAH WALUH SETIAP 100 G BAHAN
Komponen JumlahAirProteinLemakKarbohidratKalsiumFosforBesiVitamin AVitamin B1Vitamin CBdd
91,20 g1,10 g0,30 g6,60 g
45,00 mg64,00 mg1,40 mg180,00 SI0,80 mg52,00 mg77,00 %
Sumber : Anonim, 1981
BUBUK WALUH
Waluh
Sortasi
Pengupasan Pencucian
Pemotongan, ukuran 5x2,5
Blanching
Penghancuran (Penggilingan),
dgn perbandingan air
1:2
Pengeringan dgn drum drier pd 1 rpm, P=2 bar,
T=1230C
Flake Waluh
BUBUK WALUH
Flake Waluh
Penghalusan
Pengayakan ukuran 35
mesh
Bubuk Waluh
TEPUNG KUNIR
Kunir putih
Pengupasan Pencucian
Blanching asam sitrat 0,05%
mendidih 5 menitPengirisan
Pengeringan 550C dengan kabinet
drier
Penghancuran
(Penggilingan)
Tepung Kunir Putih
PEKTIN
Berasal dari bahasa Yunani yang artinya mengental atau padat.
PektinSubtansi Pektat
Protopektin
Asam Pektinat
Asam Pektat
PEKTIN
SIFAT FISIS DAN KIMIA PEKTIN
Sifat-sifat fisis seperti kelarutan, viskositas, dan kemampuan membentuk gel bergantung pada ciri kimia pektin seperti derajat esterifikasi, bobot molekul, ditambah dengan senyawa kimia yang merupakan bagian dari molekul pektin (Nelson et al. 1977). Rouse (1977) dan Nussinovitch (1997) menyatakan bahwa viskositas larutan pektin mempunyai kisaran cukup lebar bergantung pada konsentrasi pektin, pH, garam, ukuran rantai asam poligalakturonat, derajat esterifikasi, dan bobot molekul. Bila suhu meningkat, viskositas larutan pektin menjadi berkurang
SIFAT FISIS DAN KIMIA PEKTINPektin bersifat asam dan koloidnya bermuatan negatif karena
adanya gugus karboksil bebas. Larutan 1% pektin yang tidak ternetralkan akan memberikan pH 2,7-3,0. Larutan pektin stabil pada pH 2,0-4,0. Pada pH lebih dari 4,0 atau kurang dari 2,0, viskositas dan kekuatan gelnya akan berkurang karena terjadi depolimerisasi rantai pektin. Pektin dapat mengalami saponifikasi dan degradasi melalui reaksi β-eliminasi pada kondisi basa (Nelson et al. 1977).
Sifat penting pektin adalah kemampuannya membentuk gel. Pektin metoksil tinggi membentuk gel dengan gula dan asam, yaitu dengan konsentrasi gula 58-75% dan pH 2,8-3,5. Pembentukan gel terjadi melalui ikatan hidrogen di antara gugus karboksil bebas dan di antara gugus hidroksil. Pektin bermetoksil rendah tidak mampu membentuk gel dengan asam dan gula tetapi membentuk gel dengan adanya ion-ion kalsium (Caplin 2004). Mekanismenya adalah adanya hubungan yang terjadi antara molekul pektin yang berdekatan dengan kation divalen membentuk struktur tiga dimensi melalui pembentukan garam dengan gugus karboksil pektin
KEGUNAAN PEKTIN
Pektin digunakan sebagai pembentuk jeli, selai, pengental, dan dimanfaatkan dalam bidang farmasi sebagai obat diare (National Research Development Corporation 2004).
Pektin berkadar metoksil tinggi digunakan untuk pembuatan selai dan jeli dari buah-buahan, pembuatan kembang gula bermutu tinggi, pengental untuk minuman dan sirup buah-buahan, serta digunakan dalam emulsi flavor dan saus salad.
PERUBAHAN SUBSTANSI PEKTAT DALAM BUAH-BUAHAN
Protopektin
SelulosaAsam
Pektinat
Metil Alkohol Asam Pektat
Heksosa+asam D-
galakturonat
Asam, BasaEnzim
Pektinase
DIAGRAM ALIR CARA EKSTRAKSI PEKTIN DENGAN AIR PANAS
Pencucian(Perbandingan air dengan ampas apel
10:1Perendaman 30-40 menit)
Ampas Apel
Air Air Kotor
Ampas Apel Bersih
Ekstraksi air panas
CairanDikentalka
n
Cairan Kental Seperti Sirup
DIAGRAM ALIR CARA ESTRAKSI PEKTIN DENGAN LARUTAN ASAM ENCER PANAS
Ampas Apel/Kulit Jeruk
Pencucian dalam tanki
Air Air Kotor
Ekstraksi dengan larutan asam encer panas
Pengepresan CairanAmpas
Dikentalkan
Cairan Kental
DIAGRAM ALIR CARA EKSTRAKSI PEKTIN DENGAN AIR PANAS DAN PENGEPRESAN
Bubur Apel
Ekstraksi dengan air dipanaskan 20 menit
Pengepresan Ampas
Cairan
Pemasakan mendidih Penyaringan
Ekstrak 1
Ampas residu + air didihkan
Diekstraksi
Ekstrak 2
PENGOLAHAN JELLY KEDONDONG
Persiapan buah
Perebusan buah
PenyaringanPengaturan
pH dan penambahan
Buah kedondong tua,warna hijau kekuningan,lonjong,diameter 2,5-5 cm,segar
Perbandingan buah dan air ialah 4 kg:4l, 20 menit
Disaring dengan saringan teh, didiamkan smp ada endapan
PENGOLAHAN JELLY KEDONDONG
Pengaturan pH dan
penambahan
Pendidihan akhir
Pembotolan(Ke dalam botol bersih
dan kering dalam keadaan panas)
Dengan larutan asam sitrat tetes per tetes smp pH 3,2. Pendidihan AkhirPenambahan gula contoh= pada penambahan 60% maka bila digunakan 300 ml filtrate maka jumlah gula yng ditambahkan adalah 180 g.
Selama 20 menit,terbentuk gel
PENGOLAHAN JAM KESEMEK
Buah Kesemek Pencucian
Pengupasan dan pemotongan menjadi
bagian yang lebih kecil dengan memotong secara membujur.
Potongan buah yang lebih kecil sekitar 3 cm
Pemanasan pada tekanan 10 psi salaam
12 menit dengan larutan kapur 0,5%.
Perbandingan buah kesemek : larutan kapur
0,5% adalah 1kg : 5g larutan kapur dalam 1l
air
Blender dengan airBubur
Buah
PENGOLAHAN JAM KESEMEK
Bubur Buah
Pengaturan pH dengan menambahkan asam sitrat smp pH 3,2 dan dilakukan
penambahan gula (perbandngan 45 bagian bubur buah dengan 55
bagian gula pasir)
Pemanasan dengan suhu 100-
1100C sampai terbentuk jam
Keterangan:Jam yang telah terbentuk ditentukan dengan cara
mencelupkan sendok ke dalam jam kemudian diangkat. Apabila jam meleleh tidak lama dan terpisah menjadi 2 bagan berarti jam telah terbentuk dan pemaasan dihentikan
PENGOLAHAN JELLY KULIT PISANG
Buah Pisang Matang, Segar
Pencucian
Pengupasan & pengambilan kulit buah
Pemotongan kulit sebesar 0,5 cm
Blender dengan air 11 Bubur Buah
PENGOLAHAN JELLY KULIT PISANG
Bubur kulit Buah
Perebusan , suhu 1000C, t=20 menit
Penyaringan, Pengaturan pH sebesar 3,0; 3,5; dan 4,0
dengan penambahan asam sitrat
Penambahan gula sebesar 50%, diaduk
Pemasakan campura ekstrak, gula dan asam
Pengemasan dengan botol yang telah disterilkan
PENGOLAHAN JELLY KULIT BUAH MELON
Persiapan buah
Ekstraksi kulit buah melon
Penyaringan
Buah melon masak dan segar,tingkat kematangan penuh, masih keras, tidak memar dan tidak rusak oleh serangga. Dikupas dan diambil kulit buahnya yg terdiri dari kulit luar dan albedonya, Pemotongan dengan ukuran 0,5 cm
Direbus dengan menambahkan air. Perbandingan antara air dan kulit buah melon adalah 1:4, t=90menit, T=100 0C
PENGOLAHAN JELLY KULIT BUAH MELON
Penyaringan
Pengaturan pH dan
penambahan
Pendidihan Akhir(T=30 menit, T=90=1000C.
diaduk.)
Disaring dalam keadaan panas
Dengan larutan asam sitrat. pH diatur sebesar 3,2 dan dilakukan penambahan gula sebesar 60%
PENGOLAHAN JELLY KULIT BUAH MARKISA
Persiapan buah
Pencucian & pemotongan
Penghancuran Ekstraksi
Penyaringan
Pengaturan pH
Buah Markisa yg bagus dan matang,kadar pektin cukup tinggi, tidak rusak , tidak cendawan,dikupas kulitnya
Dicuci, kmd dipotong kecil-kecil menggunakan tangan
Dengan blender
Perebusan dengan air pada T=900C, t=90 menit
Akan menghasilkan filtratatau sari buah dan ampas
PENGOLAHAN JELLY KULIT BUAH MARKISA
Pengaturan pHPenambahan gula
Pemasakan(t=30 menit, selama pemasakan diaduk)
Dengan asam sitrat pada pH 3,4
Penambahan 50% dari berat filtrat
Titik akhir jelly dapat diketahui dengan :a) Pembentukan gelembung-gelembung
besar yang cencerung untuk melompat keluar dari tempatnya.
b) Pengujian dengan sendok makan, campuran akan mengumpul dalam sendok.
c) Setetes campura yang diteteskan dalam air dingin maka akan membentuk bulatan-bulatan.
SKEMA PEMBENTUKAN MINUMAN JELLY
Bahan baku Sortasi Pengupasan Penimbangan
Pencucian
Blanching
Pemotongan
Penghancuran
PenyaringanSari Bahan
AmpasPerasPenyaringan
SKEMA PEMBENTUKAN MINUMAN JELLY
BAHAN PENGENTAL(PORANG, CARRAGEENAN, CMCKonsentrasi total (% b/v)
Pengadukan & Pemanasan
Sari Bahan
Pemanasan 700C, menit Gula % b/v
Pengisian ke dalam wadah
Pendinginan
Minuman JellyAnalisa :Produk Kimiawi,
Fisik & Organoleptik
Porang
Rumput laut
Tepung Karaginan
Carrageenan