PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

97
PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN (STUDI PEMAHAMAN AYAT-AYAT SYIFĀ‟ PADA MASYARAKAT DI DESA TALANG SEGEGAH) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Al-Qur‟ān dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Oleh MAYA SARI NIM: UT 150211 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR‟ĀN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

Page 1: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

(STUDI PEMAHAMAN AYAT-AYAT SYIFĀ‟ PADA

MASYARAKAT DI DESA TALANG SEGEGAH)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Al-Qur‟ān dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

Oleh

MAYA SARI

NIM: UT 150211

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR‟ĀN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

ii

Page 3: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

iii

Page 4: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

iv

Page 5: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

v

MOTTO

“Dan Kami turunkan dari Al Qur‟ān suatu yang menjadi penawar dan

rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur‟ān itu tidaklah

menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”

(QS.Al-Isra‟:82)

Page 6: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

vi

PERSEMBAHAN

Bismillāhirraḥmānirrāḥīm

KUpersembahkan Skripsi ini kepada:

Ayahku (Muhammad Hakim) dan Ibuku (Nurbaiti) tercinta, yang telah berjasa

mendidikku, memberiku semangat dalam belajar serta do‟a yang tak pernah

terputus untuk putra-putrinya,

Adikku (Hijrah Muhammad Saputra) tersayang, yang memberiku semangat dalam

belajar dan menimba ilmu,

Abangku (Rusmanto, S.Kom.I) terkasih, yang telah berjasa membantuku dalam

menyelesaikan pendidikan di UIN STS Jambi,

Guru-guruku di manapun berada, yang telah memberikan ilmu dan wawasan yang

tak terhingga kepada anak didiknya,

Seluruh anggota keluarga lainnya, yang turut memberikan semangat untuk terus

berjuang dan pantang menyerah,

Sahabat-Sahabat seperjuangan di Pondok Pesantren Assalam Al-Islami, yang

terus menghiburku di kala sedih serta memotivasiku untuk bangkit kembali,

Teman-teman seperjuangan IAT Angkatan Tahun 2015, yang tak pernah sungkan

untuk memberikan pertolongan semasa kuliah di UIN STS Jambi,

Pembaca yang budiman,

Dan, Almamaterku.

Page 7: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

vii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pengobatan dengan Ayat Al-Qur‟ān (Studi

Pemahaman Ayat-Ayat Syifā‟ pada Masyarakat di Desa Talang Segegah)”.

Pembahasan ini dilatar belakangi oleh keingintahuan penulis terhadap pengobatan

yang telah dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Talang Segegah,

sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

permasalahan tersebut. Adapun penulisan penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana asal-usul dan system praktek pelaksanaan pengobatan

dengan ayat al-Qur‟ān di Desa Talang Segegah. Serta dapat memberikan

pemahaman baru bagi masyarakat bahwa pengobatan tersebut harus berdasarkan

etika dan ketentuan yang disyari‟atkan dalam ajaran Islam. Dalam pengobatan

tersebut, pasien harus yakin dan percaya bahwa segala macam penyakit hanya

bisa disembuhkan atas izin Allah SWT. Sementara, bacaan ayat al-Qur‟ān , dzikir,

do‟a dan lainnya hanya dijadikan sebagai perantara. Dalam melakukan penelitian

ini, penulis menjadikan populasi adalah seluruh masyarakat yang berdomisili atau

bertempat tinggal di Desa Talang Segegah. Dengan harapan, mereka mampu

menerapkan pengobatan dengan ayat al-Qur‟ān yang berlandaskan syari‟at Islam.

Kata Kunci: Ayat, Al-Qur‟ān , Syifā‟, Pengobatan, Talang Segegah

Page 8: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

viii

Kata Pengantar

Alhamdulillāh, puji syukur tiada henti-hentinya kehadirat Allah SWT, yang

telah menganugerahi penulis dengan sedikit ilmu pengetahuan, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi dan Rasul

kita, yakni Nabi Muhammad saw, Seorang manusia mulia sebagai rahmat untuk

sekalian alam.

Adapun maksud dan tujuan penulis ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Al-Qur‟ān dan

Tafsir pada Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Tak lupa

pula rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada yang

terhormat:

1. Bapak Dr. H. Hasbullah, M.A sebagai Pembimbing I dan bapak Hayatul

Islami, S.Th.I.M.SI sebagai Pembimbing II yang telah sabar membantu

dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Ermawati, S.Ag, M.A selaku ketua jurusan program studi Ilmu Al-

Qur‟ān dan Tafsir fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Dr. H. Abdul Ghaffar, M.Ag, Bapak Dr. Masiyan, M.Ag, Bapak H.

Abdullah Firdaus, Lc.,MA.,Ph.D, Bapak Dr. Pirhat Abbas, M.Ag, selaku

Dekan, Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, Wakil Dekan III Fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi, MA.Ph.D selaku Wakil Rektor Bidang

Akademik dan Pengembangan Lembaga, Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd

selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan

Keuangan, dan Ibu Dr. HJ. Fadhillah, M.Pd selaku Wakil Rektor Bidang

Kemahasiswaan dan Kerjasama.

6. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi Fakultas Ushuluddin yang memberi pengetahuan kepada penulis.

7. Bapak dan Ibu karyawan dan karyawati di lingkungan Fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

8. Bapak dan Ibu Pimpinan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi beserta staf-stafnya.

Page 9: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

ix

9. Teman-teman seperjuangan Ilmu Al-Qur‟ān dan Tafsir yang telah

memberikan motivasi kepada penulis.

10. Kedua orangtua tercinta yang selalu melimpahkan kasih sayang, perhatian,

dukungan baik moral maupun do‟a yang tiada hentinya sehingga peneliti

mampu menyelesaikan pendidikan hingga saat ini.

11. Serta semua pihak yang membantu, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu

persatu.

Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis

mengucapkan teimakasih yang tiada terhingga, semoga Allah SWT membalasnya.

Akhirnya, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jambi, 10 Maret 2019

Penulis,

Maya Sari

NIM. UT150211

Page 10: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

NOTA DINAS ................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................. iii

PENGESAHAN ................................................................................................ iv

MOTTO ............................................................................................................ v

PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Permasalahan .................................................................................... 7

C. Batasan Masalah .............................................................................. 8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 8

E. Metode Penelitian ............................................................................ 9

F. Kerangka Teori ............................................................................... 12

G. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 14

H. Sistematika Penulisan ..................................................................... 16

BAB II DESKRIPSI DESA TALANG SEGEGAH

A. Asal Nama Talang Segegah ............................................................ 18

B. Pejuang yang Menentang Penjajah ................................................. 18

C. Batas-Batas Desa ............................................................................ 19

D. Nama-Nama Pemimpin Talang Segegah ........................................ 21

E. Sistem Pemerintahan ...................................................................... 23

F. Agama dan Kepercayaan Masyarakat ............................................ 25

G. Peristiwa Penting di Desa Talang Segegah .................................... 26

Page 11: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

xi

BAB III PENGOBATAN DENGAN MENGGUNAKAN AYAT AL-QUR‟ĀN

A. Makna dan Definisi Syifā‟ .............................................................. 29

B. Macam-macam Penyakit ................................................................ 33

C. Pengertian Pengobatan dengan al-Qur‟ān ..................................... 37

D. Tata Cara Pengobatan ..................................................................... 38

E. Ayat-Ayat Syifā‟ Dalam Al-Qur‟ān .............................................. 49

1. Surat at-Taubah ayat 14-15 ........................................................ 49

2. Surat Yunus ayat 57 ................................................................... 50

3. Surat al-Nahl ayat 67-69 ............................................................ 51

4. Surat al-Isra‟ ayat 82 .................................................................. 52

5. Surat as-Syu‟ara ayat 75-80 ...................................................... 53

6. Surat al-Fusshilat ayat 44 ........................................................... 54

F. Pandangan Ulama tentang Syifā‟ ................................................... 57

BAB IV PENGGUNAAN AYAT AL-QUR‟ĀN SEBAGAI PENGOBATAN

DI DESA TALANG SEGEGAH

A. Pemahaman Masyarakat Desa Talang Segegah tentang Ayat-Ayat Syifā‟

......................................................................................................... 59

B. Implementasi Ayat-Ayat Syifā‟ sebagai Media Pengobatan di Desa

Talang Segegah ............................................................................... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 77

B. Saran-saran ...................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 12: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

ṭ ط „ ا

ẓ ظ B ب

„ ع T ت

Gh غ Ts ث

F ف J ج

Q ق ḥ ح

K ك Kh خ

L ل D د

M م Dz ذ

N ن R ر

H ه Z ز

W و S س

, ء Sy ش

Y ي ṣ ص

ḍ ض

B. Vokal dan Harakat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

ī اى Ā ا A ا

Aw ا و Á ا ى U ا

Ay ا ى Ū ا و I ا

Page 13: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

xiii

Page 14: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah-satu faktor utama yang dapat mempengaruhi

kebugaran dan penampilan tubuh, serta harta yang paling berharga yang tidak

pernah bisa diukur dengan apapun. WHO mendefinisikan kesehatan sebagai:

“keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari

penyakit dan cacat, secara produktif ekonomi dan sosial.”1 Oleh karena itu, setiap

orang tentu mendambakan hidup sehat bahagia dan selalu ingin tampak sehat,

bugar, penampilan yang bagus dan awet muda. Namun, hal itu tidak dapat

dirasakan apabila seseorang mengalami suatu penyakit.

Penyembuhan ialah upaya untuk mencapai kesembuhan, dengan

bermacam cara, baik itu melalui do‟a, mantra, pijat, ramuan jamu, obat-obatan,

terapi maupun normalisasi.2 Namun, di antara cara penyembuhan tersebut ada

yang sesuai dengan anjuran Islam, dan adapula yang tidak sesuai dengan etika dan

syari‟at-syari‟at Islam yang telah ditetapkan.

Ṭibbun Nabawī merupakan tata cara dan kaidah medis yang banyak

dicontohkan oleh rasulullah saw yang diwariskan melalui para sahabatnya yang

mulia. Jika umat Islam pada masa sekarang ini mau mempelajari dan meneliti

Ṭibbun Nabawī dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, rasanya bukan suatu yang

mustahil jika umat Islam akan dapat mengembangkan teknologi pengobatan yang

luar biasa hebat yang akan membawa kemaslahatan untuk umat.3

1 Ahmad Syafiq, Tinjauan Atas Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini, Bappenas, Jurnal,

(Jakarta: Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, FKMUI, 2007), 1. Diakses melalui alamat:

http://staff.ui.ac.id, pada tanggal 15 November 2018. 2 Lutfiyah, Kesehatan Jasmani Dalam al-Qur‟ān (Studi Tematik Ayat-ayat Syifa‟ Dalam al-

Qur‟ān), Skripsi, (Semarang: Program Sarjana Institut Agama Islam Walisongo, 2012), 24. 3 Muhammad Ihsan, Pengobatan Ala Rasulullah Saw Sebagai Pendekatan Antropologis

Dalam Dakwah Islamiah Di Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat, Jurnal, Volume 4 Nomor 2,

156. Diakses melalui alamat: https://media.neliti.com, Publications, tanggal 11 November 2018.

Page 15: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

2

Ṭibbun Nabawī meliputi banyak hal, diantaranya adalah madu, jintan

hitam, air mawar, cuka buah, air zam-zam, kurma dan berbagai jenis makanan dan

minuman yang menyehatkan lainnya. Selain itu, ada pengobatan dengan bekam

yaitu pengobatan yang berfungsi mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh

dengan cara disayat atau ditusuk dengan jarum, pengobatan Ruqyah yaitu

pengobatan atau terapi dengan bacaan al-Qur‟ān , ada juga system kompres,

karantina dan masih banyak lagi lainnya.

Salah-satu nama al-Qur‟ān adalah asy-Syifā‟ yang berarti penyembuh.4

Selain menjadi obat penyembuh bagi penyakit hati dan jiwa, al-Qur‟ān juga

penyembuh bagi penyakit fisik. Menurut Asy-Syinqithi dalam kitabnya yang

berjudul Tafsir Al-Adhwa‟ Al-Bayan mengatakan, “al-Qur‟ān adalah obat

penyembuh yang mencakup obat bagi penyakit hati dan jiwa seperti: keraguan,

kemunafikan, dan perkara lainnya.”5

Al-Qur‟ān sebagai obat telah memenuhi prinsip-prinsip pengobatan,

karena di dalamnya dijelaskan bahwa Allah SWT yang menyembuhkan segala

penyakit.6 Sebagaimana ucapan nabi Ibrahim as yang diabadikan dalam al-Qur‟ān

berikut:

“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.” (QS. asy-

Syu‟ara: 80)7

Salah-satu contoh tanaman yang dijadikan sebagai obat di dalam al-Qur‟ān

adalah pohon zaitun. Sebagaimana ats-Tsa‟labi menuturkan, “al-Qur‟ān telah

mengungkapkan pohon Zaitun dengan sangat menarik, bahkan namanya disebut-

sebut oleh Allah SWT. Pohon zaitun merupakan pohon dunia. Zaitun sangat

4 Mashuri Sirojuddin Iqbal dan A Fudlali, Pengantar Ilmu Tafsir, (Bandung: Angkasa,

2009), 6. 5 M Quraish Shihab dkk, Sejarah & Ulum Al-Qur‟ān, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), 114.

6 Umar Latif, Al-Qur‟ān Sebagai Sumber Rahmat dan Obat Penawar (Syifa) Bagi Manusia,

(Jurnal Al-Bayan, 2014), 85. 7

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,( Bandung: Syaamil Al-Qur‟ān, 2005), 370.

Page 16: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

3

istimewa dan terdapat banyak manfaat di dalamnya”. Sebagaimana firman Allah

SWT berikut:

"Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun” (QS. Al-Tin:1)8

Adapun khasiat minyak zaitun dalam menyembuhkan penyakit sangat

menakjubkan. Setelah dibacakan Ruqyah minyak zaitun dioleskan pada bagian

tubuh yang sakit atau dioleskan pada bagian tubuh yang terserang sihir.9

DR. Hasan Syumaisi mengungkapkan tentang khasiat minyak zaitun. Ia

menyebutkan betapa banyak khasiat minyak zaitun dari sisi ilmiah kedokteran. Ia

berkhasiat melembabkan kulit tubuh yang kering dan melembutkannya serta bisa

menyembuhkan kulit tangan dan kaki yang pecah-pecah. Minyak zaitun yang

memiliki khasiat menghindari penyakit jantung koroner, dan menjaga tekanan

darah serta menjaga fungsi kandung empedu. Minyak zaitun juga berfungsi

mengobati penyakit kencing manis dan dipakai sebagai pengganti makanan (yang

banyak mengandung gula). Disamping itu, minyak zaitun juga mampu mengobati

kolesterol.10

Rasulullah saw. bersabda:

عن عمر بن الخطاب قال: قال رسول الله صلى الله عليو وسلم:

(كلواالزيت وادىنوابو, فانو من شجرة مباركة )رواه الترمذى و ابن ماجو

“Makanlah minyak (zaitun) dan oleskan (badan) dengannya karena ia

merupakan pohon yang mengandung barokah.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu

Majah)11

8

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,... 597. 9 Abdul Mundzir Khalil, Pengobatan Syar‟iyyah dari gangguan Jin, Sihir dan Penyakit

Jiwa, (Jakarta: Penerbit Pustaka Progresif, 2005), 122. 10

Ibid, 123. 11

Muhammad Isa bin Saurata al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi, Kitab Makanan, Bab 43,

(Riyadh: Maktabah al-Ma‟arif Linastsr Wa al-Tauzi‟, 1823), 425.

Page 17: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

4

Oleh karena itu, orang yang sakit dianjurkan untuk diolesi dengan minyak

zaitun yang sudah dibacakan ayat-ayat al-Qur‟ān sebagai pelengkap disamping

minum air zam-zam dan mandi dengan air tersebut (setelah dibacakan Ruqyah).

Allah SWT berfirman sebagai berikut:

“Dan kami turunkan dari al-Qur‟ān suatu yang menjadi penawar dan

rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur‟ān itu tidaklah

menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-

Isra‟:82)12

Ahmad Mustafa al-Maraghi, menafsirkan ayat di atas yaitu orang-orang

zalim itu tidak mengambil manfaat dari firman ini, tidak menghafal dan tidak

memperhatikannya, karena Allah menjadikan al-Qur‟ān ini sebagai obat penawar

dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.13

Kemudian firman-Nya berikut ini:

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari

Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam

dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS.

Yunus:57)14

12

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,... 290.

13

Ahmad Mustafa al-Maraghi, Terjemah Tafsir AL-Maraghi, (Semarang: PT Karya Toha

Putra, 1993), 169. 14

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,... 215.

Page 18: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

5

Ibnu Katsir, menafsirkan ayat di atas sebagai pengingat bagi manusia

karena Allah SWT yang telah memberi karunia dengan menurunkan al-Qur‟ān

kepada rasul-Nya, Muhammad saw. yang mengandung pelajaran, pencegah

perbuatan keji, penyembuh dari penyakit ragu-ragu dan was-was yang berada di

dada, petunjuk kepada jalan yang lurus dan sebagai rahmat bagi orang-orang yang

beriman.15

Tumbuhan atau tanaman obat tradisional merupakan tanaman yang dapat

dipergunakan sebagai obat, baik yang sengaja ditanam maupun tanaman yang

tumbuh secara liar. Tanaman tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk diramu dan

disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit.16

Berdasarkan pengamatan penulis, di Desa Talang Segegah, Kecamatan

Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Terdapat suatu alternatif

pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat secara turun-temurun, seperti

pembacaan surah al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, dan al-Nas terhadap penyakit

demam panas. Ketika seseorang terkena penyakit demam, maka si penderita akan

diusap dengan air yang sudah diremas dengan daun rambutan muda dan telah

dibacakan surah-surah pendek tersebut. Jika airnya berwarna kecoklatan kental

dan berlendir berarti pertanda si penderita keteguran.17

Oleh sebab itu, surah al-

Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, dan al-Nas diyakini memiliki keutamaan yang dapat

menyembuhkan suatu penyakit.

Ada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa daun rambutan memiliki

khasiat dalam segi kesehatan. Pemanfa‟atan ektrak daun rambutan menjadi pilihan

peneliti dengan pertimbangan daun rambutan (Naphelium lappaceum L)

mengandung senyawa tanin dan saponin. Saponin yang bersifat menghancurkan

15

Ibnu Katsir, Terjemah singkat Tafsir Ibnu Katsir, jilid 4, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2005),

238.

16

Mutimanda Dwisatyadini, “Pemanfaatan Tanaman Obat Untuk Pencegahan dan

Pengobatan Penyakit Degeratif”, diakses melalui alamat http://www. repository.ut.ac.id, tanggal

20 Juni 2018. 17

Menurut pemahaman masyarakat Desa Talang segegah, Kecamatan Renah Pembarap,

Kabupaten Merangin, Jambi. Keteguran memiliki makna “Seseorang yang disapa atau ditegur oleh

arwah yang telang meninggal dunia, sehingga menyebabkan orang tersebut mengalami demam

tinggi atau meriang pada anggota tubuhnya.”

Page 19: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

6

butir darah merah lewat reaksi hemolisis, bersifat racun bagi hewan berdarah

dingin dan banyak di antaranya digunakan sebagai racun ikan. Serangga termasuk

hewan yang berdarah dingin, salah-satu serangga yang sering mengganggu

kehidupan manusia adalah nyamuk. Hal ini dapat diketahui pada stadium larva

pertumbuhannya banyak dipengaruhi suhu lingkungan. Selain itu, dari hasil uji

pendahuluan yang dilakukan oleh Fajriansyah (2015) bahwa ekstrak daun

rambutan efektif untuk membunuh larva Aedes Aegypti18

pada konsentrasi 5 ml

dengan rata-rata kematian sebesar 19,7 pada konsentrasi 10 ml jumlah kematian

larva sebesar 43,7. 19

Desa Talang Segegah merupakan desa yang penduduknya mayoritas

beragama Islam. Mereka masih memegang tradisi yang turun-temurun dari nenek

moyang mereka. Salah-satu tradisi tersebut ialah melakukan pengobatan

tradisional dengan menggunakan tumbuhan. Meskipun begitu, mereka juga

percaya pengobatan medis dapat menyembuhkan suatu penyakit yang mereka

derita. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ibu Bahare, warga Desa

Talang Segegah yang menggunakan pengobatan ektrak daun rambutan dengan

bacaan ayat al-Qur‟ān ialah sebagai berikut:

“Pengobatan demam panas yang dilakukan masyarakat Desa Talang

Segegah sudah dilakukan secara turun-temurun dari nenek moyang kami.

Pengobatan ini biasanya menggunakan daun rambutan yang masih muda

yang dibacakan ayat al-Qur‟ān (dalam hal ini surah al-Fatihah, al-Ikhlas,

al-Falaq dan al-Nas). Adapun terjadinya penyembuhan tehadap reaksi

pengobatan ini, kami menganggapnya karena adanya keterkaitan antara

bacaan ayat al-Qur‟ān dan khasiat daun rambutan yang mampu

18

Ialah nama nyamuk yang menyebabkan penyakit demam berdarah. Lihat Haryanto, Ilmu

Pengetahuan Alam, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2003), 83. 19

Rahmi Amir dan Yanti Widiastuti, “Implementasi Ekstrak Daun Rambutan (Naphelium

lappaceum L) Sebagai Pestisida Nabati terhadap Larva Nyamuk Aedes Aegypti”, Jurnal Ilmiah, 1,

No.1 (2018), 54-55.

Page 20: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

7

menyembuhkan suatu penyakit. Lalu, pengobatan ini biasanya hanya

digunakan bagi penderita demam panas.”20

Pengobatan dengan ayat al-Qur‟ān memberikan pengaruh positif kepada

masyarakat secara zohir dan bathin serta menambah keimanan kepada Allah

SWT. Salah-satunya dengan metode Ruqyah21

dengan dikomparasikan pada jenis

tumbuhan tertentu. Namun, penulis menemukan sebuah kejanggalan pada suatu

pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat desa Talang Segegah, hal ini terlihat

pada jampi-jampi22

yang dikhususkan pada pengobatan tertentu. Di satu sisi,

Ruqyah merupakan pilihan pengobatan yang dapat dijadikan solusi dalam

penyembuhan, seperti kesurupan atau pengaruh sihir lainnya. Namun, di sisi lain

Ruqyah dapat menimbulkan kesyirikan jika dalam proses pengobatan tersebut,

diiringi dengan mantra atau jampi-jampi.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih

jauh dan mendalam tentang bagaimana pengobatan alternatif di atas, dalam

sebuah karya ilmiah berbentuk Skripsi yang berjudul: “Pengobatan dengan Ayat

Al-Qur‟ān (Studi Pemahaman Ayat-Ayat Syifā‟ Pada Masyarakat Di Desa Talang

Segegah)”

B. Permasalahan

Pokok masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana

implementasi surah dalam al-Qur‟ān sebagai sarana pengobatan alternatif di Desa

Talang Segegah? Pokok masalah ini lebih jauh dapat dirumuskan dalam beberapa

pertanyaan penelitian, yaitu:

20

Hasil wawancara dengan Ibu Bahare, warga Desa Talang Segegah pada tanggal 04

September 2018. 21

Menurut warga Desa Talang Segegah, Ruqyah ialah pengobatan dengan bacaan ayat al-

Qur‟ān pada media tertentu, seperti: air, daun rambutan, ataupun tumbuhan lainnya. 22

Menurut warga Desa Talang Segegah, jampi-jampi yaitu bacaan mantra atau pantun lama

untuk mengobati penyakit tertentu.

Page 21: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

8

1. Apa yang dimaksud pengobatan dengan menggunakan ayat al-Qur‟ān ?

2. Bagaimana pemahaman masyarakat Desa Talang Segegah terhadap ayat

al-Qur‟ān yang digunakan sebagai pengobatan?

3. Bagaimana bentuk dan pelaksanaan pengobatan alternatif dengan ayat al-

Qur‟ān yang dilakukan oleh masyarakat Desa Talang Segegah?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis mengambil tentang pengobatan dengan ayat-

ayat al-Qur‟ān dikarenakan hal ini menarik untuk dikaji lebih mendalam. Dalam

hal ini, penulis memberikan batasan-batasan secara tegas terhadap permasalahan,

penulis hanya fokus pada masalah pengobatan yang berkaitan dengan ayat al-

Qur‟ān . Penulis mencoba meneliti beberapa ayat Syifā‟, diantaranya adalah

Surah at-Taubah ayat 14-15, Surah Yunus ayat 57, Surah an-Nahl ayat 67-69,

Surah al-Isra‟ ayat 82, Surah as-Syu‟ara ayat 75-80, dan Surah al-Fushilat ayat

44.

Tulisan ini membahas penyakit yang dikomparasikan dengan ayat-ayat al-

Qur‟ān sehingga dapat dihasilkan konsep-konsep al-Qur‟ān tentang penyakit dan

pengobatan syar‟iyyah. Selain itu, penelitian ini juga dibatasi dengan suatu tempat

yang akan diteliti yaitu Desa Talang Segegah. Penulis memilih lokasi di Desa

Talang Segegah dikarenakan rasa penasaran penulis terhadap pengobatan yang

dilakukan masyarakat terhadap beberapa jenis pengobatan, di antaranya

menggunakan ayat al-Qur‟ān , dan di sisi lain terdapat penggunaan bacaan jampi-

jampi pada penyakit tertentu.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini, secara umum diupayakan untuk mengetahui bentuk

pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Talang Segegah dalam rangka

mengaplikasikan al-Qur‟ān dalam kehidupan sehari-hari, yakni implementasi

ayat-ayat Syifā‟ dalam segi pengobatan. Sedangkan secara khusus, penelitian ini

ditujukan untuk:

Page 22: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

9

1. Untuk mengetahui sejauh mana al-Qur‟ān dijadikan sebagai media

pengobatan.

2. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi al-Qur‟ān dalam segi

pengobatan alternatif di Desa Talang Segegah.

3. Untuk mengetahui landasan-landasan pengobatan dengan ayat al-Qur‟ān .

Lebih jauh, penelitian ini juga diharapkan dapat mencapai kegunaan yang

bersifat teoritis dan juga praktis, yaitu:

1. Memberikan sumbangan yang berharga dalam memperkaya khasanah

keilmuan Islam tentang i‟jaz al-Qur‟ān dalam segi pengobatan bagi dunia

akademik.

2. Menjadikan kontribusi keilmuan penulis terhadap UIN STS Jambi yang

tengah mengembangkan paradigma keilmuan yang berwawasan global

dalam bentuk Universitas Islam.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dalam teknis deskriptif

kualitatif eksploratif. Tujuannya adalah pencarian ide-ide baru dalam kerangka

penemuan teori baru. Sesuai dengan datanya, maka metode yang digunakan

adalah Living Qur‟ān , yang berupaya menjelaskan dan melakukan peninjauan di

lapangan terhadap pemahaman masyarakat tentang i‟jaz al-Qur‟ān sebagai

pengobatan dalam rangka membumikan al-Qur‟ān yang berlokasi di Desa Talang

Segegah. Adapun penulis menggunakan pendekatan Sosio-fenomenologis

berdasarkan fenomena-fenomena sosial yang terjadi di tengah masyarakat, serta

perlu ditinjau kembali dari segi keilmuan Ilmu Al-Qur‟ān dan Tafsir yang

bertujuan untuk mendatangkan kekuatan magis (supranatural) atau terapi

pengobatan. Kajian ini lebih menekankan pada aspek respon masyarakat terhadap

kehadiran al-Qur‟ān yang kemudian disebut living al-Qur‟ān .

Page 23: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

10

2. Setting dan Subjek Penelitian

Setting penelitian adalah di Desa Talang Segegah, Kecamatan Renah

Pembarap, Kabupaten Merangin. Pemilihan setting didasarkan atas pertimbangan

rasional bahwa masyarakat Desa Talang Segegah mayoritas menggunakan bacaan

ayat–ayat Syifā‟ sebagai media pengobatan.

Subjek penelitian berpusat pada tradisi pengobatan dengan ayat al-Qur‟ān

yang dilakukan oleh mayoritas masyarakat Desa Talang Segegah.

3. Sumber dan Jenis Data

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, karena itu sumber data

dalam penelitian ini masih bersifat mentah, yang diolah berdasarkan dari data-data

literature, dokumentasi, berbagai sumber tertulis ilmiah lainnya, observasi dan

wawancara.

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat penulis

klasifikasi dalam dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer

merupakan data literatur yang secara langsung didapatkan dari hasil penelitian

lapangan dan data lain yang memiliki keterkaitan dengan topik bahasan

penelitian.23

Adapun sumber data sekunder merupakan data yang memiliki keterkaitan

dengan pokok bahasan dalam penelitian ini.24

Data tersebut umumnya merupakan

karya-karya atau dokumentasi serta peristiwa yang berbicara tentang pengobatan

dengan al-Qur‟ān baik dari lisan maupun tulisan.

4. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi,

wawancara dan dokumentasi.

23

Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (Jambi: Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 45. 24

Ibid, 45.

Page 24: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

11

a. Observasi yaitu penulis terjun ke lokasi penelitian yang mana hal tersebut

dilakukan sebagai penjajakan awal dalam pelaksanaan penelitian. Dengan

melihat dan mengetahui bagaimana realita yang ada di wilayah Desa Talang

Segegah Kec Renah Pembarap Kab Merangin.

b. Wawancara yaitu penulis langsung meninjau lokasi yang akan diteliti dalam

rangka mengidentifikasi dan menganalisis penelitian yang akan diteliti lebih

lanjut yaitu di Desa Talang Segegah. Wawancara sebagai cara pengumpulan

data yang cukup efektif bagi peneliti dan kualitas sumbernya termasuk

dalam data primer. Agar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti

memperoleh jawaban yang valid dan akurat, maka diharapkan peneliti

menentukan key person (tokoh-tokoh kunci) yang akan dimintai keterangan

sesuai interview guide, sehingga data yang diperlukan seorang peneliti bisa

didapat secara reliabel dan orisinal.25

c. Dokumentasi yaitu didapatkan dari catatan rutinitas suatu kelompok dengan

dilengkapi oleh dokumentasi secara baik dalam bentuk foto, rekaman atau

bahan cetakan. Dengan ini, peneliti bisa secara leluasa melihat seluruh

rekaman aktivitas keseharian, sehingga bisa ditafsirkan dan dianalisis secara

hati-hati dan mendalam.26

5. Metode Analisis Data

Dalam hal ini, penulis menganalisis data dengan beberapa teknik yaitu:

a. Reduksi data (data reduction), merupakan analisa melalui proses pemilihan,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan data mentah atau

data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dari lapangan.27

25 Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur‟ān dan Hadis, (Yogyakarta: TH-

Press, 2007), 60. 26 Ibid, 60. 27

Didi Junaedi, “Living Qur‟ān: Sebuah pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur‟ān (Studi

kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasa Desa Kalimukti Kec Pabedilan Kab Cirebon”,

diakses melalui alamat: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/journal-of-quran-and-

hadith/article/view/2392. tanggal 25 Juni 2018.

Page 25: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

12

b. Penyajian data (data display), merupakan penyusunan informasi yang

kompleks ke dalam suatu bentuk yang sistematis, sehingga menjadi lebih

selektif dan sederhana serta memberikan kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan data dan pengambilan tindakan.

c. Kesimpulan (conclusion drawing), penulis mengutarakan kesimpulan dari

data-data yang telah diperoleh dari observasi, interview dan dokumentasi.

F. Kerangka Teori

Teori merupakan serangkaian pernyataan sistematik yang bersifat abstraks

tentang subjek tertentu. Subjek itu dapat berupa pemikiran, pendapat, nilai-nilai,

norma-norma, pranata-pranata sosial, peristiwa-peristiwa dan perilaku manusia.28

Adapun kerangka teori ini berdasarkan pada hal berikut ini:

1. Living Qur‟ān

Living Qur‟ān memiliki makna “Teks al-Qur‟ān yang hidup di tengah

masyarakat”. M Mansur berpendapat bahwa pengertian the living Qur‟ān

sebenarnya bermula dari fenomena Qur‟ān in Every Day Life, yang tidak lain

adalah “makna dan fungsi al-Qur‟ān yang riil dipahami dan dialami masyarakat

muslim.” Living Qur‟ān adalah kajian atau penelitian ilmiah tentang berbagai

peristiwa sosial terkait dengan kehadiran al-Qur‟ān atau keberadaan al-Qur‟ān di

sebuah komunitas Muslim tertentu.29

Penelitian ilmiah di sini perlu dikemukakan

untuk menghindari dimasukkannya tendensi keagamaan yang tentu dengan

tendensi ini berbagai peristiwa tersebut akan dilihat dengan kacamata ortodoksi

yang akhirnya berupa vonis hitam putih sunnah bid‟ah, syar‟iyyah, ghairu

syar‟iyyah atau meminjam istilah yang agak berimbang dengan istilah living

Qur‟ān , maka peristiwa tersebut sebetulnya lebih tepat disebut the dead Qur‟ān .

Artinya, jika dilihat dengan kacamata keislaman (sebagai agama), tentu peristiwa

sosial dimaksud berarti telah membuat teks-teks al-Qur‟ān tidak berfungsi,

28 Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,... 58. 29

Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur‟ān dan Hadis,...8.

Page 26: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

13

karena “hidayah” Qur‟ān terkandung di dalam tekstualitasnya dan hanya dapat

diaktualisasikan secara benar jika bertolak dari pemahaman akan teks dan

kandungannya. Sementara banyak dari praktek perlakuan atas al-Qur‟ān dalam

kehidupan kaum Muslim sehari-hari tidak bertolak dari pemahaman yang benar

(secara agama) atas kandungan teks al-Qur‟ān .

2. Dalil dari Al-Qur‟ān

Allah SWT berfirman sebagai berikut:

“Dan kami turunkan dari al-Qur‟ān suatu yang menjadi penawar dan

rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur‟ān itu tidaklah

menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-

Isra‟:82)30

Kemudian firman-Nya berikut ini:

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari

Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada

dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS.

Yunus:57)31

3. Dalil dari Hadits

Sebagaimana hadits berikut ini:

30

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,... 290. 31 Ibid, 215.

Page 27: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

14

حديث عائشة ان رسول الله صلى الله عليو وسلم كان اذاشتكى يقرا على نفسو ا اشتد وجعو كنت اقرا عليو وامسح بيده رجاء ب ركتها ذات وينفث ف لم بالمعو

خرجو البخاري في كتاب فضائل القران باب المعوذاتا Aisyah ra. Berkata: “Jika rasulllah saw merasa sakit, lalu beliau

membacakan pada dirinya sendiri surat al-Ikhlās, al-Falaq, Al-Nās, dan

meniup di bagian yang terasa sakit. Ketika penyakit makin berat, maka aku

yang membacakan dan aku menghapuskan tangan nabi saw ke badannya

karena mengharap berkahnya.”(Dikeluarkan oleh Bukhari, kitab keutamaan

al-Qur‟ān , bab surat-surat mu‟awwidzat)32

G. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelusuran terhadap beberapa karya penelitian sebelumnya

yang memiliki hampir sama dengan pengobatan dengan al-Qur‟ān yang dijadikan

penelitian. Namun, tidak ada buku ataupun skripsi yang membahas tentang

masalah ini secara khusus, tetapi hal ini dapat didukung oleh beberapa literature

yang menyinggung sedikit tentang permasalahan ini, di antaranya:

1. Buku yang berjudul “Terapi al-Qur‟ān menghindari kefakiran agar rezeki

berlimpah materi dan non-materi”, karya Shalahudin Said Penerbit Pustaka

IIman Bandung Tahun 2007. Penulis menjelaskan kiat-kiat untuk

memperoleh rezeki yang berlimpah dengan berlandaskan pada al-Qur‟ān .

Ketika seseorang rajin membaca al-Qur‟ān dan mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari, maka ia dapat mendatangkan rizki dari sisi Allah SWT

yang tak terhingga.

2. Buku yang berjudul “Pengobatan Syar‟iyah dari Gangguan Jin, Sihir dan

Penyakit Jiwa”, karya Abul Mundzir Khalil bin Ibrahim Amin Penerbit

Pustaka Progresif Jakarta Tahun 2005. Buku ini, lebih menekankan kepada

realitas penyakit yang disebabkan oleh gangguan jin dan penyakit jiwa yang

32

M Fuad bin Abdul Baqi, Hadits Shahih Bukhari Muslim Himpunan Hadits Tershahih

yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, (Jawa Barat: PT Fathan Prima Media, 2016), 618.

Lihat juga Abu Abdullah Muhammad, Shohih Al-Bukhari, Jilid 3, Kitab keutamaan al-Qur‟ān, Bab

Mu‟awwizat, (Cairo: Darul Fikri, 2005), 105.

Page 28: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

15

dapat diatasi dengan pengobatan secara Ruqyah dan membentengi diri dengan

keimanan kepada Allah SWT.

3. Skripsi yang berjudul “Konsep Penyembuhan Penyakit Hati Menurut Imam

Al-Ghazali”, karya Hosoen Fakultas Ushuluddin Jurusan Ilmu Bimbingan

Penyuluhan Islam IAIN STS Jambi Tahun 2011. Penulis menyatakan bahwa

penyakit hati itu dapat diatasi dengan ketenangan dan kedamaian jiwa.

Karena jiwa yang suci dapat menghilangkan kegelisahan pada diri seseorang.

4. Skripsi yang berjudul “Penyakit-Penyakit Hati Dalam Perspektif Al-Qur‟ān

(Kajian Tafsir Tematik)”, karya Muhammad Rasyid bin Ab Karim Fakultas

Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits IAIN STS Jambi Tahun 2012. Dalam

skripsi ini, Penulis menjelaskan seputar bahaya penyakit-penyakit hati dalam

perspektif Al-Qur‟ān . Penyakit-penyakit hati dapat merusak keimanan

seseorang, maka al-Qur‟ān menjadi solusi dalam mengatasi penyakit hati

tersebut.

5. Skripsi yang berjudul “Fungsi Ruqyah Syar‟iyyah Dalam Mengobati Penyakit

Non Medis”, karya Muhammad Faiz Bin Mohd Nazri Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah UIN Ar-Raniry Darussalam Banda

Aceh Tahun 2018. Penulis menjelaskan maksud penyakit non medis ialah

penyakit yang disebabkan oleh gangguan jin dan setan, seperti histeria, hantu

tindih, sawan, tangkal pengasih, sihir pemisah, was-was, jin mencintai

manusia, darah istihadah, halangan bersetubuh, serta mandul atau keguguran.

Penyakit-penyakit tersebut, dapat dicegah dengan amalan dan bacaan Ruqyah

dzātiyyah (Ruqyah mandiri) yang disyari‟atkan Islam. Adapun fungsi

pengobatan Ruqyah, penulis simpulkan menjadi: sebagai terapi pengobatan

bagi orang yang sakit gangguan jin (non medis) atau sihir, fisik dan psikis

(stress atau gila), dan sebagai terapi pencegah serangan dan gangguan segala

makhluk, termasuk jin dan setan, binatang buas dan manusia yang punya

hasad dengki.

Page 29: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

16

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih mendalam tentang

pengobatan dengan ayat al-Qur‟ān . Hal itu dikarenakan karya tulis yang

disebutkan di atas memiliki tanggapan yang berbeda dengan yang akan penulis

teliti. Karya- karya tersebut menjelaskan tentang pengobatan dengan al-Qur‟ān

yang berkaitan dengan penyakit jiwa dan rohani, sedangkan yang akan penulis

teliti mengenai pengobatan dengan al-Qur‟ān yang berkaitan dengan penyakit

fisik.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mensistematisasi penulisan dan menjawab pertanyaan dalam

penelitian ini, maka penelitian merujuk pada tekhnik penulisan yang disepakati

pada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi. Penelitian ini akan

dibagi dalam beberapa bab, yaitu dengan rincian berikut ini:

Bab I, membahas tentang latar belakang masalah, permasalahan, batasan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan kepustakaan, metode

penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II, mendeskripsikan Desa Talang Segegah menyangkut kondisi

geografis, sejarah, agama, sistem pemerintahan desa dan kehidupan

masyarakatnya.

Bab III, membahas masalah Syifā‟ yang meliputi tentang makna dan definisi

Syifā‟, macam-macam penyakit, pengertian pengobatan dengan al-Qur‟ān ,

tata cara pengobatan, menguraikan ayat-ayat Syifā‟ yang terdapat di dalam

al-Qur‟ān , dan pandangan ulama tentang Syifā‟.

Bab IV, menjelaskan pemahaman masyarakat Desa Talang Segegah tentang

ayat-ayat Syifā‟, menguraikan cara penerapan ayat-ayat Syifā‟ sebagai

sarana pengobatan di Desa Talang Segegah.

Bab V, merupakan penutup penelitian, berisikan bahasan tentang

kesimpulan akhir penelitian, saran-saran penulis berkaitan dengan gagasan

Page 30: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

17

pengobatan dengan ayat al-Qur‟ān , serta kata penutup yang akan

mengakhiri penelitian.

Page 31: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

18

BAB II

DESKRIPSI DESA TALANG SEGEGAH

A. Asal Nama Talang Segegah

Talang artinya ladang, pergi menalang artinya pergi berladang, yaitu pergi

membuka lahan baru dan menetap sementara maupun lama dilahan tersebut

untuk bercocok tanam atau mengolah sawah. Adapun ladang yang sudah ditanami

disebut “umo”. Segegah artinya kalimat yang asal katanya sigagah yaitu gagah

atau tampan, gagah atau tampan ini adalah sebutan kepada makhluk halus jin

Islam yang lebih dulu menghuni kawasan ini yang selalu menampakkan diri

seperti manusia gagah atau tampan dan berpakaian jubah bersorban besar

berwarna hitam. Jin tersebut sering terlihat oleh penduduk hingga datangnya

ulama-ulama yang dapat memindahkan jin tersebut, pada masa itu sang jin selalu

mondar-mandir di sore hari antara lubuk taman sungai segegah, lubuk telun (air

terjun Talang Segegah) dan duduk di batu gedang (batu besar) sekarang dekat

masjid Talang Segegah, batu tersebut tertimbun pembangunan jalan pada tahun

1994.33

Segegah juga dipakai untuk nama dua sungai yang melintas di tengah-

tengah desa Talang Segegah, yaitu Sungai Batang Segegah Gedang (Batang gah

gedang) dan sungai segegah kecik (Batang gah kecik).

B. Pejuang yang Menentang Penjajah

Berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, pernah ada warga desa Talang

Segegah yang menentang penjajahan Belanda dengan ikut berperang di

Pengantung bersama pejuang-pejuang dari daerah lain untuk menghambat

perjalanan pasukan Belanda yang menyusuri sungai Mesumai dari timur menuju

barat (pengantung adalah nama suatu tempat di pinggir sungai Mesumai di desa

33

Hasil wawancara dengan salah-satu tokoh masyarakat Desa Talang Segegah yang

bernama Ustad Abdullah, pada tanggal 20 Desember 2018.

Page 32: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

19

Muaro Bantan, kecamatan Renah Pembarap). Pahlawan yang sangat dikenal itu

bernama:

1. Haji Qulub itam, pahlawan ini tewas di medan tempur.

2. Latung ijuk, tidak diketahui nama aslinya oleh karena badannya hitam dan

rambutnya kasar seperti ijuk, latung itu artinya gulung atau gumpalan.

Latung ijuk berarti gulungan ijuk. Beliau selamat dan meninggal dunia dan

dimakamkan di dusun Muaro segegah.

Persenjataan masa lalu yang masih tersimpan di masyarakat adalah seperti :

keris pusako sarung perak, sekin ulu gading gajah, tombak daun umbai dan lain-

lain. Dalam rangka merebut kemerdekaan serta mempertahankannya ada putra

talang segegah yang terjun di medan perang bergabung dengan TKR (Tentara

Keamanan Rakyat), beliau adalah Abdul Wahab bin Tahir terdaftar sebagai

veteran Republik Indonesia, beliau dilahirkan tahun 1917 dan wafat tahun 1993.

C. Batas-Batas Desa

Berdasarkan Instruksi Mendagri Nomor: 26/1966 bagian satu ayat 3 dalam

satu marga dibentuk Dewan Permusyawaratan Marga yang terdiri dari tuo-tuo

tengganai, cerdik pandai dan alim ulama yang terpandang dalam masyarakat

marga tersebut dan ditambah dengan kepala-kepala dusun yang ada dalam marga

itu yang merupakan Dewan Permusyawaratan Marga.34

Desa Talang Segegah masih merasa terikat secara adat di dalam wilayah

Marga Tanah Renah yang merupakan satu nenek moyang keturunan, maka batas

desa yang ditentukan adalah batas marga35

Tanah renah dengan marga lain, dalam

hal ini Talang Segegah hanya satu sisi yang berbatas dengan marga lain yaitu

dengan Desa Nalo, maka batasnya menurut adat raja Depati Setyo Nyato adalah

34

Lembaga Adat Provinsi Jambi dan Pemerintahan Daerah Tingkat 1 Jambi, Buku

Pedoman Adat Jambi, (Jambi: Lemabaga Adat Jambi, 1994), 3. 35

Op.Cit, 3. Marga ialah kesatuan masyarakat hukum yang berdasarkan tempat tinggal

dengan menggabungkan beberapa dusun yang terdapat dalam Derah Hukum Marga tersebut yang

mempunyai daerah sendiri, harta sendiri/ harta benda sendiri, dan juga Kepala pemerintahan

sendiri.

Page 33: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

20

“Sungai yang mengalir ke batang Nalo milik Nalo, sedangkan yang mengalir ke

batang Mesumai milik marga Tanah renah. “Adapun desa-desa yang sebelumnya

satu marga adalah tanpa ada batas, dengan kata adat “Ke air samo ber-ikan ke

darat samo berkayu” artinya jika penduduk sama-sama satu marga boleh saja

mengambil lahan yang belum dimiliki orang lain begitu juga hasil sungainya.

Sebagai buktinya banyak warga desa lain dalam satu marga yang mengambil

lahan dalam wilayah Talang Segegah, seperti warga desa Muaro Panco, Desa

Durian Betakuk dan lain-lain, begitu juga sebaliknya.

Secara astronomis, Desa Talang Segegah terletak pada titik koordinat

antara 102001‟55.38” BT dan 2

006‟10.15”LS.

36

Sedangkan secara geografis, Talang Segegah mempunyai batas wilayah

tertentu yang seluruhnya seluas 18.000 Ha, membentang empat persegi panjang

yaitu:

36 Alkistolani, Pembelajaran Orang Dewasa di Persinggahan Simpang Empat di Desa

Talang Segegah Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin Tahun 2015, Skripsi,

(Bangko:Program Sarjana STKIP Merangin, 2016), 30.

Page 34: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

21

Sebelah Barat Laut : Batu Kukuh

Sebelah Barat Daya : Sungai Melintang

Sebelah Tenggara : Batu Lesung

Sebelah Timur Laut : Bukit Kayu Lawang.

Batas-batas di atas, sebagaimana ditegaskan oleh Mukhtar bin HM.

Thoyib mantan Kepala kampung Talang Segegah pada tahun 1990 beliau

menjabat dua periode tahun 1959-1975.37

Penuturan di atas penulis dapatkan dari

data Desa Talang Segegah yang dipegang oleh Sekretaris Desa.

D. Nama-Nama Pemimpin Desa Talang Segegah

No. Nama Jabatan Periode Keterangan

1 Ma‟ad bin Husin

Kepala

kampung

1930-1936 Dibawah

Cinto berajo

2 H. Sya‟ri bin H. Ibrohim

Kepala

Kampung

1937-1940 Dibawah

Cinto berajo

3 HM. Thoyib bin H.

Abdurrahman

Kepala

kampung

1941-1949 Dibawah

Cinto berajo

4 Mukhtib bin H. Ibrohim Kepala

kampung

1950-1958 Dibawah

Cinto berajo

5 Mukhtar bin HM.

Thoyib

Kepala

kampung

1959-1975 Dibawah

Camat

6 Busri bin Suhul Kepala

kampung

1976-1983 Dibawah

Camat

7 Bukri bin Rasyid Kepala

desa

1984-1989 Dibawah

Camat

8 Mohd. Asnawi bin

M.Sofi

Pjs. Kepala

desa

1990-1993 Dibawah

Camat

37

Diakses melalui alamat: http://talangsegegah.blogspot.com/2012/08/batas-batas-

desa.html?m=1, tanggal 15 November 2018. Dilanjutkan dengan wawancara dengan pak Asnawi

pada tanggal 05 Februari 2019.

Page 35: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

22

9 M. Hakim bin Ali Mesir Kepala

desa

Agustus

1993-2002

Dibawah

Camat

10 Zulkifli bin Ali Mesir Kepala

desa

2003-Mei

2008

Dibawah

Camat

11 M. Nazir bin M. Kasim Pjs. Kepala

desa

Juni-Des

2008

Dibawah

Camat

12 Mohd. Sahir bin Rasid Kepala

desa

2009-2017 Dibawah

Camat

13 Ismail bin Kasim Kepala

desa

2017-Sampai

sekarang

Dibawah

Camat

Gambar Data penduduk Desa Tahun 2019

Sarana dan Prasarana Desa

Kantor

Desa

Posyandu Sekolah/

Madrasah

Masjid/

Musholla

Jalan

Kec.

Jalan

Desa

Irigasi Lapangan

Badminton

2 1 3 ¼ 2 Km 2 Km 500 m 1

Page 36: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

23

Di Desa Talang Segegah, mayoritas menggunakan pengobatan dengan

ayat al-Qur‟ān atau dikenal istilah obat kampung dikarenakan tidak adanya

fasilitas puskesmas, bisa dikatakan tidak ada dokter di Desa ini. Kebanyakan

mengambil jurusan kebidanan atau perawat. Makanya, mereka memilih

pengobatan tradisional sebagai langkah pertama pengobatan.

E. Sistem Pemerintahan Desa

Pada zaman Depati Setyo Nyato,38

Talang Segegah masih merupakan

ladang Belanda masuk, saat itu talang sudah disebut Kampung Talang Segegah

dipimpin seorang kepala kampung berada dibawah seorang Cinto berajo. Cinto

berajo ini memegang lima buah kampung, yaitu Tanah renah, Durian betakuk,

Muara bantan, Marus dan Talang Segegah. Cinto berajo berada dibawah Pasirah39

yaitu Kepala marga Tanah renah distric Sungai manau. Sejak pemilu pertama RI

Tahun 1955, Cinto berajo dihapus. Maka kedudukan kepala kampung langsung

berada dibawah Pasirah. Perubahan kampung menjadi Desa berdasarkan undang-

undang Nomor 5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa. Salah-satu prinsip dasar

undang-undang ini adalah bahwa undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 hanya

mengatur Desa/Kelurahan di segi pemerintahannya saja. Hal ini berarti undang-

undang ini tidak bermaksud mengatur adat istiadat, namun eksistensi adat istiadat

tetap diakui, bahkan perlu dibina dan dikembangkan selaras dengan kepentingan

pembangunan, kesatuan dan persatuan bangsa.40

Maka nama kampung diubah

menjadi desa yaitu Desa Talang Segegah berada dibawah Camat, kecamatan

Sungai manau. Kemudian ada pemekaran kecamatan sesuai letak geografisnya

membuat Talang Segegah berada di wilayah kecamatan baru, yaitu kecamatan

38 Berdasarkan cerita warga Desa Talang Segegah, Depati Setyo Nyato adalah seorang raja

yang dikenal bertempat tinggal di Tanah Renah (Sekarang Desa Muaro PancoTimur Kecamatan

Renah Pembarap) lebih kurang tahun 1780 mengajak warganya mencari lahan baru untuk

dijadikan sawah maupun ladang. Lihat juga Skripsi Alkistolani, Pembelajaran Orang Dewasa di

Persinggahan Simpang Empat di Desa Talang Segegah Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten

Merangin Tahun 2015, Skripsi, (Bangko:Program Sarjana STKIP Merangin, 2016), 25. 39 Pasirah ialah kepala adat untuk pembagian daerah-daerah administratif di daerah

bawahan. Lihat Lembaga Adat Provinsi Jambi dan Pemerintahan Daerah Tingkat 1 Jambi, Buku

Pedoman Adat Jambi, (Jambi: Lembaga Adat Jambi, 1994), 2. 40

Lembaga Adat Provinsi Jambi dan Pemerintahan Daerah Tingkat 1 Jambi, Buku

Pedoman Adat Jambi,...7.

Page 37: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

24

Renah Pembarap. Di dalam wilayah desa Talang Segegah terdapat 3 kelompok

pemukiman dan disebut dusun. Setiap dusun dipimpin seorang Kepala dusun yang

bertanggung jawab kepada Kepala Desa.41

Adapun dusun-dusun yang dimaksud

ialah:

1. Dusun Talang satu

2. Dusun Talang dua

3. Dusun Muaro Segegah

Gambar Desa Talang Satu

Pada tahun 2004, terjadi pemekaran dan penambahan dusun yaitu:

1. Dusun Talang satu menjadi dua dusun, yaitu dusun kampung surau dan

dusun kampung masjid, sehingga nama dusun talang satu dihilangkan.

Sebagaimana disinggung di atas.

2. Dusun Hijran baru adalah dusun yang baru terbentuk dari perpindahan

penduduk dalam satu desa. Sedangkan nama Hijran baru, diambil dari nama

41

Hasil wawancara dengan pak Asnawi, mantan sekretaris desa tahun 1990-1993 pada

tanggal 05 Februari 2019.

Page 38: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

25

pondok pengajian jumpo di pangkal jembatan Mesumai desa Talang

Segegah, oleh karena pimpinan terakhir pondok pengajian tersebut Mohd.

Sofi meninggal dunia tahun 1990, pondok tersebut ditutup dan tanahnya

dikembalikan ke pemilik.

F. Agama dan Kepercayaan Masyarakat

Agama dan kepercayaan penduduk desa Talang Segegah dari dulu hingga

sekarang memeluk agama Islam, sejak masuknya peladang-peladang42

ke Talang

Segegah dari Tanah Renah. Ci-kal bakal penduduk desa Talang Segegah, hal ini

dapat dibuktikan dengan:

1. Tata letak batu nisan pada semua kuburan zaman dulu hingga sekarang yang

ada di beberapa tempat dalam wilayah desa, semuanya mengarah ke utara

selatan termasuk makam Setyo Nyato ini menamakan makam umat Islam.

2. Ditemukan susunan batu besar di tepian langsat persis di tepi sungai, diatur

demikian rupa memanjang arah timur–barat, diduga batu-batu ini digunakan

untuk tempat shalat setelah selesai beraktivitas.

3. Ada nama “Rumah surau” di dusun kampung surau sekarang, meskipun

bangunan tersebut tidak ada lagi, nama surau sudah dipastikan tempat

beribadah.

4. Terdapat makam Syeikh Maulana Qory (orang tuo keramat) penyebar Islam

provinsi Jambi, berada di pinggir jalan masuk desa Talang Segegah atau

berada di perbatasan desa Talang Segegah dengan Muaro panco timur

sekarang.

5. Mayoritas masyarakat desa Talang Segegah, menyekolahkan anak-anaknya

ke pondok pesantren, hal itu disebabkan keinginan dan harapan orang tua

42 Istilah bagi pekebun atau yang sering pergi berladang untuk bercocok tanam dan

biasanya tinggal di kebun tersebut hingga waktu tertentu (menjelang panen), pengertian ini penulis

ambil dari bahasa warga desa Talang Segegah, Kec Renah Pembarap, Kab Merangin, Prov Jambi.

Page 39: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

26

mereka, agar anak-anaknya memiliki bekal ajaran agama dalam kehidupan

dunia dan akhirat.

6. Terdapat nama ulama besar yang tinggal dan lahir di Desa ini yaitu H.

Abdurrahman.

Adapun KH Abdurrahman (Haji Sayo) wafat tahun 1890, memiliki 2 putra

dan 3 putri. Anak beliau yang pertama KH. M Thoyib pernah belajar di Mekkah

selama 10 tahun wafat di Talang Segegah pada tahun 1970. Anak beliau kedua

bernama KH. Jalaluddin pernah belajar di Mekkah selama 12 tahun, wafat di

Talang segegah tahun 1973. KH. Jalaluddin memiliki anak bernama KH.

Sibawaihi pendiri pondok pesantren Haqqul Yaqin Desa Muaro panco. Dan salah-

satu anak beliau adalah Drs. Ahmad Tirmidzi, MHI, Yang sekarang menjabat

ketua majelis ulama (MUI) Kota Jambi, Prov Jambi sekaligus dosen Fakultas

FEBI di UIN STS Jambi. Dari 3 anak putrinya KH. Abdurrahman (Haji Sayo)

anaknya yang paling bungsu bernama Hj. Siti Fatimah mempunyai cucu bernama

KH. Satar Shaleh, pendiri yayasan STAI Syaikh Maulana Qori dan pimpinan

Ponpes SMQ Titian teras, Bangko, Merangin. Dan ketua Majelis ulama

kabupaten merangin, Prov. Jambi.43

G. Peristiwa Penting di Desa Talang Segegah

Untuk mengenang peristiwa penting yang pernah terjadi di Desa Talang

Segegah yang bersifat sensasional, menggemparkan, menggembirakan ataupun

menyedihkan yang pernah terjadi dalam sejarah.44

Antara lain sebagai berikut:

a. Tahun 1930, Belanda membagikan kupon hadiah bagi warga yang memiliki

kebun karet. Kupon tersebut dapat ditukar dengan uang. Jumlah kupon

disesuaikan dengan luas kebun karet yang dimiliki, maka masa ini disebut

zaman kupon.

43 Hasil wawancara dengan pak Asnawi, mantan sekretaris desa Tahun 1990-1993 pada

tanggal 05 Februari 2019. 44 Hasil wawancara dengan pak Zulkifli pada tanggal 06 Februari 2019.

Page 40: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

27

b. Tahun 1942, tentara Jepang menyuruh kaki tangannya datang ke desa, yang

disebut “Raja Kiding” mengangkut padi dari lumbung-lumbung masyarakat,

padi tersebut dibawa entah kemana, yang tersisa adalah padi yang

disembunyikan dalam tanah. Masa ini masayarakat jatuh melarat, sehingga

pakaian pun harus terbuat dari kulit terap, makan gadung dan biji para (buah

karet).

c. Tahun 1973, pertama kali jembatan gantung Mesumai dibangun, satu-

satunya akses masuk ke Talang Segegah, diresmikan oleh bupati Sarko yaitu

M Syukur. Saat inilah pertama kalinya sepeda motor memasuki Talang

Segegah.

d. Tahun 1976, jembatan gantung Mesumai yang dibangun tahun 1973 putus

dilanda banjir. Warga masyarakat yang hendak keluar desa, terpaksa

menyeberang menggunakan rakit bambu, namun setahun kemudian sudah

diperbaiki kembali. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

e. Tahun 1984, Kepala desa dipilih oleh masyarakat secara langsung,

sebelumnya kepala desa ditunjuk oleh tokoh masyarakat.

f. Tahun 1993, melalui proyek P2D Dana APBN dibangun jembatan beton

Mesumai dan jalan roda 4 menuju Talang Segegah, masyarakat menyambut

dengan suka-cita, setiap hari pengerjaan jalan atau jembatan tersebut

ditonton banyak warga. Pada tanggal 17 Juli 1993, mobil angkutan umum

pertama masuk ke Talang Segegah.

g. Tahun 1994, peletakan batu pertama Masjid al-Fatah, setelah masjid lama

yang terbuat dari batu kapur dirobohkan, pembangunan masjid yang baru ini

diprakarsai oleh KH. Satar Shaleh.

h. Tahun 1997, terjadi kebakaran hutan di Renah Sedang45

lebih kurang seluas

50 Ha disebabkan oleh kemarau panjang atau dikenal dengan gejala “El

nino”,46

masyarakat bergotong-royong memadamkan api. Tidak ada korban

jiwa maupun kerugian materi dalam kejadian ini.

45

Nama suatu tempat di Desa Talang Segegah. 46 Ialah fenomena dari perubahan iklim global diakibatkan karena memanasnya suhu pada

permukaan di air laut Pasifik timur. Diakses melalui alamat:

https://www.artiini.com/2016/03/pengertian-el-nino-dan-dampaknya.html?m=1,

Page 41: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

28

i. Tahun 1995, duku gedang milik keluarga Hj. Sawiah dinobatkan oleh bupati

Sarko, Zainul Imron sebagai pohon duku terbesar di Kabupaten Sarko saat

itu, yaitu lingkaran batang 2,60 m pada 150 cm dari tanah.

j. Tahun 1999, Listrik PLN pertama kali masuk ke desa Talang Segegah.

k. Tahun 2002, Bupati Merangin yaitu Rotani Yutaka meresmikan pemakaian

Masjid al-Fatah, meskipun belum selesai keseluruhan pembangunannya,

dalam peresmian ini dilakukan lelang dalam rangka mencari tambahan dana

pembangunan kubah Masjid, saat itu bupati membeli lemang ketan 2 batang

seharga Rp 2 juta, ditambah waqaf semen 100 zak, inilah lemang termahal

yang pernah ada.

l. Tahun 2004, diresmikan lubuk larangan pertama dalam sejarah desa Talang

Segegah, yaitu “Lubuk kendo” di Dusun Muaro segegah oleh Bupati

Merangin, Rotani Yutaka.

m. Tahun 2012, sebanyak 142 warga menandatangani surat penolakan

perusahaan penanaman HTI untuk disampaikan kepada bupati Merangin,

karena khawatir perusahaan akan mengambil tanahnya.47

tanggal 15 November 2018.

47 Hasil wawancara dengan pak Zulkifli pada tanggal 05 Februari 2019.

Page 42: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

29

BAB III

PENGOBATAN DENGAN MENGGUNAKAN AYAT AL-QUR‟ĀN

A. Makna dan Definisi Syifā‟

Kata Syifā‟ mengandung beberapa makna di dalam al-Qur‟ān , antara lain:

1. Aḥsana )احسن( artinya mengadakan perbaikan,48

sebagaimana firman-Nya:

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan

jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri”. (QS. al-

Isra‟ (17):7)49

2. Aṣlaha )اصلح( artinya melakukan perbaikan,50

sebagaimana firman-Nya:

“Maka barang siapa bertaubat (diantara pencuri-pencuri itu) sesudah

melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah

SWT menerima taubatnya, Sesungguhnya Allah SWT Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang”.(QS.Al-Maidah (5):39)51

3. Zakká )زكى( artinya mensucikan, membersihkan dan memperbaiki,

sebagaimana firman-Nya:

48 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hida Karya Agung, 1990), 35. 49

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,( Bandung: Syaamil Al-Qur‟ān, 2005), 282. 50 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia,...219. 51

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,...114.

Page 43: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

30

“Ya Tuhan kami, utuslah mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang

akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan

kepada mereka al-Kitab (al-Qur‟ān ) dan al-Hikmah (al-Sunnah) serta

mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi

Maha Bijaksana”. (QS. al-Baqarah (2):129)52

4. Ṭaḥara طهر() artinya mensucikan dan membersihkan,53

sebagaimana

firman-Nya:

“Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah

SWT menyukai orang-orang yang bersih”. (QS. at-Taubah (9):108)54

5. Akhraja )اخرج( artinya mengeluarkan, mengusir, membuang atau

meniadakan.55

Sebagaimana firman-Nya:

ا

“Allah SWT pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan

mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang

yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan

52

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,...20. 53 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia,...241. 54

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,...204. 55 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia,...115.

Page 44: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

31

mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah

penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. al-Baqarah (2):257)56

6. Syaraḥa )شرح( artinya menjelaskan, membuka, meluaskan dan

melapangkan,57

sebagaimana firman-Nya:

“Bukankah kami telah melapangkan untukmu dadamu?” (QS. al-Insyirah

(94):1)58

7. Waḍa‟a „an )وضع عن( artinya menghilangkan, mencabutkan dan

menurunkan, sebagaimana firman-Nya:

“Dan kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu. Yang memberatkan

punggungmu.” (QS. al-Insyirah (94):2-3)59

8. Ghafara )غفر( artinya menutupi, mengampuni dan memperbaiki,60

sebagaimana firman-Nya:

“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah SWT, ikutilah aku,

niscaya Allah SWT mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” (QS. ali

Imran (3):31)61

56

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,...34. 57 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia,...194. 58

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,...596. 59

Ibid, 596. 60

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia,...298. 61

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,...54.

Page 45: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

32

9. Kaffara artinya menyelubungi, menutupi, mengampuni dan )كفر(

menghapuskan,62

sebagaimana firman-Nya:

“Dan orang-orang yang beriman (kepada Allah SWT) dan mengerjakan

amal-amal yang shaleh serta beriman (pula) kepada apa yang diturunkan

kepada Muhammad dan itulah yang hak dari Tuhan mereka, Allah SWT

menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan

mereka.” (QS. Muhammad (47): 2)63

10. Naza‟a نزع() artinya mencabut, memecat, melepaskan, mengeluarkan dan

menjauhkan,64

sebagaimana firman-Nya:

“Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka,

sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-

dipan. (QS.al-Hijr (15): 47)65

Adapun kata الاستشفاء yang berasal dari kata شفاء -يشفى-شفى , yang

artinya menyembuhkan. Seperti yang telah digunakan oleh Muhammad Abdul

Aziz al-Khalidiy dalam kitabnya “al-Isytisyfa‟ bil Qur‟ān ” الاستشفاء بالقران() .66

Di dalam kamus Asasul Balaghoh disebutkan bahwa "شفي: شفي مريضهم و

."استشفى من علتو artinya Allah SWT menyembuhkan dari penyakitnya dan dari

urusannya.67

62 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia,...378. 63

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,...507. 64 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia,...447. 65

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,...264. 66 Nurul Hikmah, Syifa Dalam Perspektif Al-Qur‟ān (Kajian Surat al-Isra (17):82, Q.S.

Yunus(10):57 dan Q.S.an-Nahl (16):69 Dalam Tafsir al-Misbah), Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah,2010),14.

Page 46: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

33

Adapun arti penyembuh atau Syifā‟ yang terdapat dalam al-Qur‟ān

menunjukkan bahwa al-Qur‟ān itulah pengobatan dan penyembuhan bagi siapa

saja yang meyakininya.

B. Macam-Macam Penyakit

Sasaran atau objek yang menjadi fokus penyembuhan atau pengobatan dari

Syifa ini adalah seorang manusia (insan) secara utuh, yakni yang berkaitan dengan

gangguan pada:

1. Mental, yaitu yang berhubungan dengan fikiran, akal, ingatan atau proses yang

berasosiasi dengan fikiran, akal dan ingatan seperti mudah lupa, malas berfikir

tidak mampu berkonsentrasi, tidak dapat mengambil suatu keputusan dengan

baik dan benar, bahkan tidak memiliki kemampuan untuk membedakan antara

yang halal dan haram, yang bermanfaat dan mudharat serta antara yang haq

dan yang bathil.68

Gangguan kesehatan mental dapat mempengaruhi:

a. Perasaan: misalnya cemas, takut, iri dengki, sedih tak beralasan, marah oleh

hal-hal remeh, bimbang, merasa diri rendah, sombong, tertekan atau frustasi,

pesimis, putus asa dan sebagainya.

b. Pikiran: Kemampuan berfikir berkurang, sulit memusatkan perhatian, mudah

lupa, tidak dapat melanjutkan rencana yang telah dibuat.

c. Kelakuan: nakal, pendusta, menganiaya diri atau orang lain, menyakiti badan

orang atau hatinya dan lainnya.

d. Kesehatan tubuh: penyakit jasmani yang tidak disebabkan oleh gangguan pada

jasmani.

67

Abu Qasim Jarullah Mahmud bin Umar bin Ahmad Az-Zamakhsyari, Asasul Balaghoh,

(Beirut: Darul Kutubul Ilmiyyah, 1998), Juz 1, 515. 68

Nurul Hikmah, Syifa Dalam Perspektif Al-Qur‟ān (Kajian Surat al-Isra (17):82, Q.S.

Yunus(10):57 dan Q.S.an-Nahl (16):69 Dalam Tafsir al-Misbah),...18.

Page 47: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

34

2. Spritual, yaitu yang berhubungan dengan masalah ruh, semangat atau jiwa

religius yang berhubungan dengan agama, keimanan, keshalehan dan

menyangkut nilai-nilai transendental. Seperti syirik (menduakan Allah SWT),

nifaq, fasiq dan kufur, lemah keyakinandan tertutup atau terhijabnya alam ruh,

semua itu akibat dari kedurhakaan dan pengingkaran kepada Allah SWT.69

Penyakit spritual atau bathiniyah ini sulit untuk disembuhkan atau diobati,

karena ia sangat tersembunyi dalam diri setiap orang. Oleh karena itu, tanpa ada

pertolongan Allah SWT, rasul-Nya yakni Muhammad saw, malaikat jibril dan

hamba-hamba-Nya yang haq, maka penyakit itu tidak akan pernah disembuhkan

dengan mudah.70

3. Fisik (Jasmaniyah), penyakit ini bisa dilihat dari fisik atau non fisik, yaitu:

Pertama, sakit secara fisik, dapat disebabkan oleh suatu hal yang sifatnya

kronologis, seperti sakit flu dan pilek disebabkan oleh udara dan cuaca yang

buruk serta makanan.

Kedua, sakit secara non fisik, yang disebabkan karena accident atau suatu

kejadian bisa dilihat dari kecelakaan dan bencana alam, atau dapat disebabkan

seperti halnya kecemasan muncul dari rasa khawatir, takut, gelisah, cemas, dan

tidak bisa tidur. Rasa cemas itu selalu berorientasi pada masa depan. Timbullah

depresi menyangkut pada keluhan dan penyesalan.

Tetapi, penyakit pada umumnya disebabkan oleh gangguan fisik. Kondisi-

kondisi fisik yang tidak sehat, seperti terkena stroke, sakit jantung, dan liver juga

bisa dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang. Namun, kondisi kejiwaan juga bisa

mempengaruhi kondisi badan. Badan dan jiwa itu saling mempengaruhi. Perilaku

manusia cerminan dari pikiran dan perasaan. Jiwa terdiri dari tiga unsur, yaitu

alam pikiran (akal), alam perasaan, dan perilaku. Hal inilah, yang mengantar pada

kesadaran religius. Agama diturunkan oleh para nabi untuk memperbaiki akhlak

69

Ibid, 19-20. 70

Ibid, 21.

Page 48: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

35

manusia itu meliputi perilaku, perbuatan dan tingkah laku yang merupakan

cerminan dari pikiran dan perasaan.71

Jika dilihat dari dari kondisinya, penyakit dibagi menjadi 2 macam:

Pertama, penyakit ringan, yaitu penyakit dengan mudah dapat segera

disembuhkan, seperti influenza, demam dan lain-lain.

Kedua, penyakit berat, yaitu penyakit yang membutuhkan waktu lama

penyembuhannya atau bahkan sama sekali tidak dapat disembuhkan.

Adapun penyakit jiwa yang ditimbulkan oleh setan adalah:

a. Schizophrenia, sebuah penyakit pada otak yang sangat berbahaya, di mana

para ahli jiwa mengobatinya dengan tablet atau suntikan, sangat sedikit

pasien yang sembuh secara total.

b. Hyipochondriaris, (was-was, cemas dan sedih yang tidak beralasan) adalah

suatu penyakit yang terkadang disebabkan oleh jin (karena jin tersebut

berusaha memutuskan hubungan hamba dengan penciptanya).

Sakitnya tubuh adalah saat ia tidak dalam keadaan sehat dan baik, yaitu

tubuh berada di luar kenormalannya dikarenakan kerusakan yang menimpanya

yang berdampak rusaknya indra dan gerak motoriknya. Adakalanya menjadi

hilang sama sekali fungsi indranya, seperti menjadi buta, tuli, atau lumpuh dan

adakalanya melemah kekuatannya meskipun indranya masih berfungsi, juga

adakalanya ia mengindra sesuatu namun yang tampak adalah hal yang sebaliknya,

seperti manis yang dirasakannya pahit, jelek dipandangnya baik, atau baik

dipandangnya jelek.72

71

Ibid, 24-25. 72

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Thibbul Qulub Klinik Penyakit Hati, (Jakarta: Pustaka al-

Kautsar, 2018), 44.

Page 49: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

36

Ketidaknormalan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Karena kekurangan materi, sehingga perlu ditambah atau mungkin karena

kelebihan sehingga perlu untuk dikurangi.

b. Karena kelebihan suhu panas, dingin, lembab, kering, atau bisa juga karena ia

kekurangan dari kadar normalnya, sehingga membutuhkan pengobatan sesuai

dengan kadarnya.

Kesehatan akan diperoleh dengan cara: menjaga kekuatan, memelihara

diri dari gangguan, dan menghilangkan sumber-sumber kerusakan.73

Tiga pokok inilah yang menjadi konsentrasi para dokter, yang mana

ketiganya terkandung dalam al-Qur‟ān yang ditunjukkan oleh Allah SWT sebagai

obat dan rahmat yang menciptakannya, prinsip inilah yang menjadi konsentrasi

para dokter dalam analisis diagnosanya.

Dalam hal menjaga kekuatan, Allah SWT memerintahkan kepada musafir

dan orang sakit agar berbuka puasa di bulan Ramadhan. Bagi musafir, diwajibkan

untuk menggantikan puasanya saat ia sampai, sedang bagi orang sakit wajib

menggantikannya pada saat ia sudah sembuh dari sakitnya. Hal seperti itu, agar

kekuatan keduanya tetap terjaga, dikarenakan puasa akan menambah lemah bagi

orang sakit, dan bepergian merupakan kegiatan yang membutuhkan kekuatan

ganda dalam menempuh perjalanan yang berat.74

Dalam hal memelihara diri dari gangguan, Allah SWT mencegah orang

sakit untuk menggunakan air dingin dalam berwudhu dan mandi jika hal itu

membahayakannya. Allah SWT memerintahkan mereka untuk bertayamum yang

dapat mencegah bagian luar tubuhnya dari terserang dari hal yang

membahayakan. Jika demikian perhatian Allah SWT terhadap hal bersifat

lahiriah, apa lagi perhatian Allah SWT terhadap hal yang bersifat bathiniyah.

73 Ibid, 45. 74

Ibid, 45.

Page 50: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

37

Adapun dalam hal menghilangkan sumber-sumber yang merusak, maka

Allah SWT membolehkan kepada muhrim (orang yang sedang ihram) yang

memiliki penyakit di kepalanya untuk mencukur rambutnya, sehingga ia

menghilangkan bau busuk yang mengganggunya. Mencukur merupakan salah-

satu cara yang paling mudah dan paling ringan dalam menghilangkan gangguan

tersebut.

C. Pengertian Pengobatan dengan Al-Qur‟ān

Kata pengobatan berasal dari bahasa latin yaitu ars medicena yang berarti

seni penyembuhan. Jadi, pengobatan adalah ilmu dan seni penyembuhan. 75

Sedangkan pengobatan dengan al-Qur‟ān ialah pengobatan dengan

menggunakan ayat-ayat al-Qur‟ān sebagai wasilah dalam mendapatkan

kesembuhan dari suatu penyakit.

Menurut Mustamir,76

al-Qur‟ān di samping dapat mengobati penyakit

ruhani juga dapat mengobati penyakit jasmani. Menurutnya, ada 4 hal yang

menjadi mekanisme al-Qur‟ān dalam mengobati penyakit fisik, yaitu: Pertama,

al-Qur‟ān mengajarkan cara bernafas yang baik. Kedua, huruf-huruf al-Qur‟ān

ketika dibaca dapat melatih organ-organ di hidung, mulut, tenggorokan, bahkan

organ-organ dada dan perut. Ketiga, bacaan al-Qur‟ān yang merdu dapat berperan

sebagai terapi musik. Keempat, dengan konsep religiopsikoneoruimonologi (seni

penyembuhan dengan menggabungkan antara dimensi ruhani, psikologis dan

fisik).77

75 Fransiskus Samuel Rinaldi, “Arti pengobatan”, diakses dengan alamat

https://sites.google.com/site/fransiskussamuelrenaldi/my-notes-on-introductions-to-information-

technology/arti-pengobatan, pada tanggal 21 Februari 2019. 76 Mustamir adalah seorang dokter muda yang telah menguji kemuliaan mukjizat al-Qur‟ān

dalam bidang kesehatan. Dengan konsep terbarunya yakni dengan metode

religiopsikoneoruimonologi yang mengupas secara mendalam tentang beragam manfaat al-Qur‟ān

bagi kesehatan tubuh dan jiwa. Lihat Syamsyuri Ali, Pengobatan Alternatif Dalam Perspektif

hukum Islam, Jurnal, dengan alamat https://media.neliti.com/media/publications/57585-ID-

pengobatan-alternatif-dalam-perspektif-h.pdf, tanggal 21 Februari 2019. 77

Syamsyuri Ali, Pengobatan Alternatif Dalam Perspektif hukum Islam, Jurnal, dengan

alamat https://media.neliti.com/media/publications/57585-ID-pengobatan-alternatif-dalam-

perspektif-h.pdf, tanggal 21 Februari 2019.

Page 51: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

38

Namun, adapula yang melakukan pengobatan dengan al-Qur‟ān dengan

cara Ruqyah, Yaitu bacaan-bacaan untuk pengobatan yang syar‟i (berdasarkan

nash-nash yang pasti dan shahih yang terdapat dalam al-Qur‟ān dan al-Sunnah)

sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan tata cara yang telah disepakati oleh

ulama”.78

D. Tata Cara Pengobatan

Apabila seorang hamba diuji terserang sihir, maka hendaknya ia bertaqwa

kepada Allah SWT. Bertawakal pada-Nya dan menyerahkan semua perkara

kepada Allah SWT dan menggunakan senjata dengan selalu berdo‟a dan bertobat

dengan cara-cara yang disyari‟atkan. Di antara penyembuhan yang disyari‟atkan

hendaknya ia pergi ke seseorang yang agamanya kuat serta bagus ketaqwaannya,

minta padanya supaya diruqyah dengan al-Qur‟ān . 79

Perhatikan ungkapan al-Qur‟ān pada kata Syifā‟un yang berarti penawar

dan tidak mengunakan kata Dawa‟un yang berarti obat. Sebab nyatanya,

terkadang dengan obat orang bisa sembuh dan terkadang tidak mempunyai

pengaruh.80

Di antara syarat agar obat bermanfaat bagi seseorang yang sakit

adalah sikapnya yang menerima obat tersebut dan meyakini manfaatnya bagi

kesembuhan dirinya).

Syaikh Ibnu Thaimiyyah berkata, “Ruqyah artinya memohon

perlindungan. Al-Istirqa‟ adalah memohon dirinya agar diruqyah. Ruqyah

termasuk bagian dari do‟a.”81

Syaikh Saad Muhammad Shadiq berkata: “Ruqyah

Syar‟iyyah pada hakikatnya adalah berdo‟a dan bertawassul untuk memohon

78

Muhammad Faiz bin Mohd Nazri, Fungsi Ruqyah Syar‟iyyah Dalam Mengobati Penyakit

Non Medis, Skripsi, (Banda Aceh: UIN Ar-Raniry, 2018), 9. 79

Abul Mundzir Khalil, Pengobatan Syar‟iyyah dari ganguan Jin, Sihir dan Penyakit

Jiwa,(Jakarta: Pustaka Progressif, 2005), 183. 80

Abdullah al-Sadhan, Cara Pengobatan dengan al-Qur‟ān, Penerjemah Muzaffar Sahidu,

(Islamhouse.com, 2009), 24. 81

Ibnu Thaimiyyah, Majmu‟ al-Fatawa, (Cairo:1965), Jilid 10, 195.

Page 52: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

39

kepada Allah SWT akan kesembuhan orang yang sakit dan menghilangkan

gangguan jin dan setan.”82

Adapun cara dalam melakukan pengobatan atau penyembuhan terhadap

gangguan penyakit di atas, ialah dengan menggunakan bacaan ayat-ayat al-Qur‟ān

pada penderita penyakit. Adapun fungsi dari Ruqyah yang disebutkan di atas yaitu

pertama, sebagai terapi pengobatan bagi orang yang sakit gangguan jin atau sihir,

fisik dan psikis (stress atau gila) dan kedua, sebagai terapi pencegah searangan

dan gangguan segala makhluk, termasuk jin dan setan, binatang buas dan manusia

yang punya hasad dan dengki.83

Disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad,84

dari Usamah bin Syarik,

bahwasanya nabi saw bersabda:

فاء علمو من علمو وجهلو من جهلو ان الله لم ينزل داء الا انزل لو ش “Sesungguhnya Allah SWT tidak menurunkan suatu penyakit, melainkan

Dia juga menurunkan obatnya. Ini diketahui oleh sebagian orang dan tidak

diketahui oleh orang lain.”

Ṭibbun Nabawī merupakan tata cara dan kaidah medis yang banyak

dicontohkan oleh rasulullah saw yang diwariskan melalui para sahabatnya yang

mulia. Jika umat Islam pada masa sekarang ini mau mempelajari dan meneliti

Ṭibbun Nabawī dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, rasanya bukan suatu yang

mustahil jika umat Islam akan dapat mengembangkan teknologi pengobatan yang

luar biasa hebat yang akan membawa kemaslahatan untuk umat.85

82

Muhammad Faiz bin Mohd Nazri, Fungsi Ruqyah Syar‟iyyah Dalam Mengobati Penyakit

Non Medis,... 10-11. 83

Ibid, 61. 84 Al-Musnad (IV/278), Diriwayatkan juga oleh al-Humaidi (no, 824), Ibnu Syaibah

(VIII/2), Ibnu majah ( no, 3436), Abu Dawud (no, 3855), at-Tirmidzi (no, 2038), dan al-Bukhari

dalam al-Adabul Mufrad (no, 291), sanadnya Shahih. Terdapat pula riwayat sanad dari Ibnu

Mas‟ud. 85 Muhammad Ihsan, Pengobatan Ala Rasulullah Saw Sebagai Pendekatan Antropologis

Dalam Dakwah Islamiah Di Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat, Jurnal, Volume 4 Nomor 2,

156. Diakses melalui alamat: https://media.neliti.com, Publications, tanggal 11 November 2018.

Page 53: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

40

Ṭibbun Nabawī meliputi banyak hal, diantaranya adalah madu, jintan

hitam, air mawar, cuka buah, air zam-zam, kurma dan berbagai jenis makanan dan

minuman yang menyehatkan lainnya. Selain itu, ada pengobatan dengan bekam

yaitu pengobatan yang berfungsi mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh

dengan cara disayat atau ditusuk dengan jarum, pengobatan ruqiyah yaitu

pengobatan atau terapi dengan bacaan al-Qur‟ān , ada juga system kompres,

karantina dan masih banyak lagi lainnya.

Namun, ada satu permasalahan yang harus diperhatikan di sini. Dzikir-

dzikir, ayat-ayat, do‟a-do‟a, atau obat-obatan yang digunakan untuk Ruqyah serta

penyembuhan, walaupun pada hakikatnya ia bermanfaat dan mampu

menyembuhkan, namun tetap mempunyai ketergantungan terhadap keadaan tubuh

penderita dan kuatnya pengaruh yang mengobati.

Jika terjadi keterlambatan dalam penyembuhan, hal itu disebabkan oleh

lemahnya pengaruh dan semangat dari pihak yang mengobati, dan lemahnya

tubuh, atau bisa jadi karena kuatnya faktor penghalang yang mencegah efek

penyembuhan dari do‟a tersebut.86

Hal ini sebagaimana terjadi pada obat-obatan dan penyakit fisik. Efek

penyembuhannya terkadang hilang disebabkan fisik penderita yang tidak sesuai

dengan obat tersebut, atau bisa jadi disebabkan oleh adanya suatu penghalang.

Jika kondisi fisik seseorang mampu menerima obat tersebut, tentulah tubuhnya

juga akan mendapatkan manfaat dari obat tersebut sesuai dengan kadarnya.

Demikian pula Ruqyah. Jika jiwa penderita mampu menerima Ruqyah dan

ta‟awudz tersebut dengan sempurna, sementara pihak yang meruqyah memiliki

pengaruh dan semangat kuat, maka Ruqyah tentu akan memberikan efek positif

dalam menghilangkan penyakit.

Hal yang sama juga terjadi pada do‟a maupun pengobatan lewat

kemampuan dokter dan pengaruh obat. Adapun do‟a termasuk sebab yang paling

86

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Ad-Daa‟wa Ad-Dawaa‟, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi‟i,

2009), 10.

Page 54: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

41

kuat untuk mendapatkan keinginan dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak

dikehendaki. Meskipun demikian, terkadang do‟a tidak memberikan efek apapun,

begitupula dokter. Hal ini bisa terjadi disebabkan do‟a itu pada dasarnya memang

lemah, misalnya do‟a yang tidak disuka Allah SWT karena mengandung

kezhaliman, atau karena kelemahan hati orang yang berdo‟a serta tidak adanya

ketundukan pada Allah SWT. Mungkin juga hal itu disebabkan sesuatu yang

mengahalangi terkabulnya do‟a tersebut, seperti mengonsumsi makanan haram,

berbuat kezhaliman, tertutupnya hati dengan maksiat, serta kondisi jiwa yang

terkuasai dan terkalahkan oleh kelalaian juga oleh nafsu syahwat.87

ني الضر وانت ار حم الر احمين اني مس“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau

adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang.”

Do‟a tersebut merupakan do‟a ketika nabi Ayyub as sedang diderita

penyakit. Tidak tahan menahan rasa sakit yang dideritanya, ia kemudian berhajat

kepada Allah SWT, untuk kesembuhan penyakitnya. Di tengah kelemahannya

dalam menghadapi penyakit, ia berdo‟a kepada Allah SWT, “Ya Tuhanku,

sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Tuhan yang Maha

Penyayang di antara semua Penyayang.” Seketika itu, Allah SWT mengabulkan

permintaan nabi Ayyub as.88

Kita tahu bahwa do‟a tersebut langsung dicuplikkan dari salah-satu ayat al-

Qur‟ān . Maka, sudah tentu keampuhan do‟a ini tidak bisa diragukan. Dalam al-

Qur‟ān telah dijelaskan bahwa al-Qur‟ān adalah Syifā‟un limā fiṣ ṣudur. Secara

tidak langsung, penggalan ayat tersebut menjadi do‟a nabi Ayyub as seakan

menegaskan jika al-Qur‟ān adaalah obat bagi apa yang terdapat dalam dada.

Penyebutan “ṣudur” dapatlah diartikan dengan hati. Hal ini menunjukkan

bahwa wahyu-wahyu Allah SWT itu berfungsi mengobati berbagai penyakit. Hati

87 Ibid, 10. 88

Muhammad Luthfi Zamani, Pasti Mustajab Koleksi Doa Penyembuh dan Pelindung dari

Penyakit, (Yogyakarta: Laksana, 2017), 187.

Page 55: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

42

sebagai wadah yang menampung rasa cinta dan benci. Ia berkehendak dan

menolak. Dengan demikian, do‟a tersebut tidak hanya berlaku untuk satu jenis

penyakit, melainkan untuk mengobati berbagai jenis penyakit lainnya.89

Do‟a adalah obat yang amat bermanfaat dan bencana bagi musuh. Ia akan

memerangi, mengobati, mencegah, menghilangkan, ataupun meringankan

bencana yang menimpa.90

Ketika bersanding dengan musibah, do‟a mempunyai tiga kondisi sebagai

berikut:

1). Do‟a lebih kuat daripada musibah. Maka dari itu, do‟a mampu mencegah

terjadinya musibah.

2). Do‟a lebih lemah daripada musibah. Akibatnya, ia terkalahkan sehingga

musibah pun menimpa orang yang bersangkutan. Akan tetapi, do‟a bisa

meringankan musibah tersebut meski hanya sedikit.

3). Satu sama lain saling menyerang dan saling menghilangkan.

Orang yang salah persepsi menyangka bahwa rahasia terkabulnya do‟a tadi

ada pada lafazh do‟a yang digunakan. Maka, ia pun memakai lafazh itu, tetapi

mengabaikan berbagai perkara serta kondisi yang menyertai orang yang do‟anya

dikabulkan tadi.

Hal ini sama seperti orang yang menggunakan obat yang manjur, pada

waktu dan cara yang tepat, hingga obat itu bermanfaat baginya. Kemudian, orang

lain menyangka dapat memperoleh manfaat serupa hanya dengan memakai obat

yang sama (sementara ia mengabaikan berbagai segi lainnya yang menyertai

penggunaan obat tersebut). Orang seperti ini benar-benar telah salah persepsi.

Memang, banyak orang yang salah memahami permasalahan ini.91

89 Ibid, 188. 90

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Ad-Daa‟wa Ad-Dawaa‟,...15. 91

Ibid, 29.

Page 56: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

43

Pengobatan syar‟iyyah ialah penyembuhan yang berdasarkan syari‟at-

syari‟at agama Islam, hal yang tidak mengandung unsur kesyirikan atau hal-hal

yang bertentangan dengan ajaran Islam. Salah-satu contoh penyembuhan yang

bertentangan ialah azimat. Di sini, penulis menemukan sebuah kutipan amalan

mahabbah, yakni:

Di dalam kitab Mujarobat karya Syekh Ahmad Dairobi al-Kabir

menyebutkan bahwa beliau mendapatkan azimat mahabbah dan meluluhkan hati

seseorang dari sahabatnya. Caranya adalah dengan mencampur nama orang yang

dituju dengan al-aḥruf an-nariyah, berikut:

ا ه ط م ف ش ذKemudian, ambillah satu huruf dari al-aḥruf an-nariyah di atas, lalu ambil

pula satu huruf dari nama orang yang dituju dengan syarat, yang diambil terlebih

dahulu adalah satu huruf dari al-aḥruf-an-nariyah dan satu huruf dari nama orang

yang dituju. Amalan ini harus diawali dengan al-aḥruf an-nariyah dan diakhiri

dengan selain huruf al-aḥruf an-nariyah. Selain itu, tulisan tersebut ditulis pada

21 kertas dan dalam kertas itu terdapat kemenyan Arab (hashwah lubban dzakar).

Kemudian, letakkan kertas-kertas tersebut di atas api dan bacakan surah al-fatihah

padanya terus-menerus hingga asap hasil bakaran kertas itu tidak muncul lagi.92

Setelah itu,bacalah bacaan berikut ini:

ام لوا يا خد الاحروف النارية بقضاء حاجتي من فلان . والقاء محبتي ت وك ومودتي او محبة فلان في قلبو )قلبها( بحق ما ت لوتو عليكم

“Bertawakallah wahai para khadam (pelayan dari makhluk gaib) dari

huruf-huruf an-nariyah untuk memenuhi hajatku pada (...) dan untuk

menyampaikan cintaku dan kasihku (atau untuk menyampaikan

cinta...(disebutkan nama pembacanya) ke dalam hatinya, dengan

kebenaran dari apa yang aku bacakan pada kalian.”

92

Ahmad Dairobi al-Kabir, Kitab Mujarobat Referensi Terlengkap

Ilmu pengobatan dan Penyembuhan Islam, (Jakarta: Wali Pustaka, 2015), 17.

Page 57: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

44

Amalan ini telah dicoba berkali-kali dan berhasil, dengan disertai

keyakinan yang bagus.93

Selain itu, disebutkan pula bahwa surah al-Nisa ayat 148 mempunyai

khasiat untuk mendapatkan melindungi diri dari orang yang zalim. Yaitu dengan

cara ayat tersebut ditulis di atas kertas, kemudian dibawa untuk menemui orang

zalim, seraya membacanya berkali-kali, orang zalim ini tidak akan

membahayakan melalui kezalimannya. Bahkan, ia tidak akan mampu berkata-kata,

kecuali dengan perkataan yang benar dan engkau tidak akan mendapatkan

kesusahan disebabkan kezalimannya.94

“Allah SWT tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus

terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah SWT adalah Maha

mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. al-Nisa‟:148)

Lalu adapula yang menyebutkan bahwa di antara khasiat surah al-Insyirah

dan surah al-Fil adalah sebagaimana dikutip oleh Imam Ghazali dari sebagian

orang shaleh, “Barang siapa membaca dua surah tersebut dalam dua rakaat shalat

Fajar, al-Insyirah pada rakaat pertama dan al-Fil pada rakaat kedua, akan

terlindungi dari musuhnya dan mereka tidak mampu lagi mencari jalan guna

mencelakakannya.” Al-Ghazali menambahkan, “Amalan ini mujarab dan

terbukti.”95

Hal yang tidak diperbolehkan ialah menggunakan ayat al-Qur‟ān sebagai

azimat, seperti percaya pada sesuatu dan melupakan kekuatan Allah SWT.

Disebutkan bahwa “Barangsiapa menulis surah Hijr kemudian mengalungkan

93

Ibid, 18. 94

Ibid, 131. 95

Ibid, 99.

Page 58: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

45

tulisan itu pada dirinya, ia akan mendapatkan banyak rezeki dan keuntungan

dalam jual beli, serta dicintai manusia yang menginginkan bergaul dengannya.”96

Cara membentengi diri dari pengaruh sihir, yaitu:

1. Membentengi diri dengan keimanan

2. Selalu mengamalkan dzikir di waktu pagi dan petang

3. Mengkonsumsi jus kurma (kurma Madinah)

4. Janganlah mendatangi tukang sihir (dukun)

Berikut Terapi Kesehatan ala Rasulullah saw:

a. Penyembuhan dengan nutrisi

Proses konversi-transformasi makanan dari musim dingin ke musim panas

memberikan dampak negatif, seperti membantu berkembangbiaknya bakteri dan

mikrob yang mengakibatkan makanan tidak layak disimpan dan cepat menjadi

basi serta menjamur.97

Cara menjaga kesehatan yang paling sederhana ialah:

1. Pada jam-jam tertentu di siang hari diharuskan makan.

2. Tidak boleh berlebihan makan, tetapi tetap menjaga agar tidak

terlambat makan.

3. Tidak makan makanan antara dua makanan wajib, kecuali buah-

buahan.

4. Makanan harus dikunyah dengan baik dan benar.

5. Dilarang memperbanyak atau mempersedikit minum ketika

makan.

96

Ahmad Dairobi al-Kabir, Kitab Mujarobat Referensi Terlengkap

Ilmu pengobatan dan Penyembuhan Islam,...125. 97

Abdul Basit Muhammad Sayyid, Rahasia Kesehatan Nabi, judul asli at-Tagziah an-

Nabawiyah Fi Tsamaniyah, (Solo:Tiga Serangkai, 2008), 240.

Page 59: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

46

6. Mengutamakan makanan yang mengandung gizi sempurna.

Penyakit liver dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi keju dari susu

murni dan minyak zaitun, usus buntu denagn mengonsumsi buah-buahan yang

mengandung zat susu, minum sedikit air dan tidak boleh menyentuh makanan

yang memabukkan.

b. Penyembuhan dengan tumbuh-tumbuhan

Tumbuh-tumbuhan terdiri atas berbagai macam zat yang terkumpul di

dalamnya, bukan hanya zat yang ingan seperti yang diketahui khalayak ramai.

Tumbuh-tumbuhan kaya akan berbagai vitamin sekaligus pengganti berbagai

macam vitamin alami dan buatan yang dapat memudahkan fungsi kontraksi tubuh.

Tumbuh-tumbuhan sangat berperan aktif karena terdiri atas zat-zat penting yang

dibutuhkan bagi perkembangan manusia, seperti oksigen, belerang, nitrogen,

arsen, fosfor, karbon, mineral, kalium dan lain–lain. Hal ini membuktikan bahwa

sebagian besar penyakit berkaitan erat dengan kekurangan zat-zat yang

dibutuhkan tubuh seperti terjadinya penyakit infeksi persendian serta alergi yang

disebabkan kekurangan zat besi dan kalium.98

c. Penyembuhan dengan pijat tulang

Penelitian dan eksperimentasi laboratorium telah membuktikan bahwa

cepat atau lambat kelainan yang terjadi pada otot, tulang, dan tulang punggung

akan menyebabkan cacat tulang punggung, proses fungsi organ tubuh (fisiologi)

juga dapat merusak tulang punggung.

Pijat tulang mempunyai fungsi utama yang spesifik, terutama menyangkut

organ tubuh yang berfungsi membersihkan zat yang berbahaya bagi tubuh dan

organ tubuh yang berfungsi sebagai pertahanan dan metabolisme tubuh, seperti

ginjal, hati dan limfa.99

98

Ibid, 242. 99

Ibid, 245.

Page 60: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

47

Segala macam bentuk pengobatan, hanyalah sebagai wasīlah untuk

mendapatkan kesembuhan. Sedangkan kesembuhan itu terjadi karena izin Allah

SWT, karena Rabb yang memberikan suatu penyakit, maka ia pula lah yang dapat

menyembuhkannya.

Ternyata, pengobatan dengan menggunakan ayat al-Qur‟ān sudah pernah

dilakukan pada masa rasulullah saw. Hal ini dilihat dari fungsi al-Qur‟ān yang

dijadikan sebagai wasīlah. Setiap kali rasulullah saw mengalami rasa sakit pada

tubuhnya, ia menggunakan bacaan surah al-Ikhlāṣ, al-Falaq dan al-Nās yang

ditiupkan pada bagian yang terasa sakit. Sebagaimana hadits nabi saw berikut ini:

اذاشتكى يقرا على حديث عائشة ان رسول الله صلى الله عليو وسلم كان ا اشتد وجعو كنت اقرا عليو وامسح بيده رجاء ذات وينفث ف لم نفسو بالمعو

ب ركتها اخرجو البخاري في كتاب فضائل القران باب المعوذاتAisyah ra. Berkata: “Jika rasulllah saw merasa sakit, lalu beliau

membacakan pada dirinya sendiri surat al-Ikhlas, al-Falaq, Al-Nas, dan

meniup di bagian yang terasa sakit. Ketika penyakit makin berat, maka aku

yang membacakan dan aku menghapuskan tangan nabi saw ke badannya

karena mengharap berkahnya.” Dikeluarkan oleh Bukhari, kitab

keutamaan al-Qur‟ān bab, bab surat-surat mu‟awwidzat)100

Maka, masyarakat Desa Talang Segegah mengambil keyakinan adanya

khasiat sebagai penyembuh dari ayat-ayat al-Qur‟ān . Adapun ayat yang sering

digunakan oleh Masyarakat Desa Talang Segegah dalam media pengobatan ialah

sebagai berikut:

100

M Fuad bin Abdul Baqi, Hadits Shahih Bukhari Muslim Himpunan Hadits Tershahih

yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, (Jawa Barat: PT Fathan Prima Media, 2016), 618.

Lihat juga Abu Abdullah Muhammad, Shohih Al-Bukhari, Jilid 3, Kitab keutamaan al-Qur‟ān, Bab

Mu‟awwizat, (Cairo: Darul Fikri, 2005), 105.

Page 61: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

48

1. Surah al-Fatihah

“1. Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pemurah lagi Maha

Penyayang. 2. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. 3. Maha

Pemurah lagi Maha Penyayang. 4. Yang menguasai di hari Pembalasan. 5.

Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami

meminta pertolongan. 6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus. 7. (yaitu) jalan

orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)

mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”101

2. Surah al-Nas

“1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan

menguasai) manusia. 2. Raja manusia. 3. Sembahan manusia. 4. Dari

kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. 5. Yang membisikkan

(kejahatan) ke dalam dada manusia. 6. Dari (golongan) jin dan

manusia.”102

3. Surah al-Falaq

“1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh. 2.

Dari kejahatan makhluk-Nya. 3. Dan dari kejahatan malam apabila telah

101 Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,...1. 102

Ibid, 604.

Page 62: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

49

gelap gulita. 4. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang

menghembus pada buhul-buhul. 5. Dan dari kejahatan pendengki bila ia

dengki."103

4. Surah al-Ikhlas

“1. Katakanlah: "Dia-lah Allah SWT, yang Maha Esa. 2. Allah SWT

adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada

beranak dan tidak pula diperanakkan. 4. Dan tidak ada seorangpun yang

setara dengan Dia."104

5. Surah al-Lahab

“1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan

binasa. 2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia

usahakan. 3. Kelak Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. 4. Dan

(begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. 5. Yang di lehernya ada tali

dari sabut.”105

E. Ayat-Ayat Syifā‟ Dalam Al-Qur‟ān

1. Surat at-Taubah ayat 14-15

103

Ibid, 604. 104 Ibid, 604. 105 Ibid, 603.

Page 63: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

50

”Perangilah mereka, niscaya Allah SWT akan menghancurkan mereka

dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah SWT akan menghinakan

mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-

orang yang beriman. Dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin.

dan Allah SWT menerima taubat orang yang dikehendaki-Nya. Allah

SWT Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. at-Taubah (9):14-

15)106

Asbab Al-Nuzul:

Abu Syaikh meriwayatkan dari Qatadah, ia berkata “Dituturkan kepada

kami bahwa ayat ini turun tentang suku Khuzaa‟ah ketika mereka membunuhi

Bani Bakr di Madinah.”107

Abu asy-Syaikh meriwayatkan dari Ikrimah, ia berkata,”Ayat tersebut turun

mengenai Khuza‟ah.”

Abu asy-Syaikh meriwayatkan dari as-Suddi,”Serta melegakan hati orang-

orang yang beriman.” Ia berkata,”Mereka adalah Khuza‟ah, sekutu nabi saw,

Allah SWT melegakan hati mereka dari Bani Bakar.”

Penafsiran Ayat:

Menurut Ibnu Katsir, kata Yasyfi pada ayat 14, mengandung arti

melegakan hati. Ayat sebelumnya merupakan himbauan dan anjuran kepada

orang-orang mukminin untuk memerangi orang-orang musyrikin yang telah

melanggar perjanjian dan merusak sumpah mereka sendiri, bahkan pernah

berusaha sekuat hati untuk mengeluarkan rasulullah saw dari Makkah. Kemudian

pada ayat 14 ini, Allah SWT membesarkan hati orang-orang mukmin dan

106

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,...189. 107

Imam asy-Syuyuthi, Asbabun Nuzul Sebab-sebab Turunnya Ayat Al-Qur‟ān, (Jakarta:

Qisthi Press, 2018), 211.

Page 64: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

51

memperteguh semangat mereka. Penutup ayat, Allah menerima taubat hamba-

hamba-Nya yang Dia kehendaki. Dia berbuat apa yang dikehendaki, dan

menakdirkan apa yang diinginkan.108

2. Surat Yunus ayat 57

“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari

Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada

dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus

(10): 57)109

Asbabun Nuzul: Tidak ditemukan

Penafsiran Ayat:

Menurut Ibnu Katsir, yang dimaksud dengan kata Syifā‟un ialah

penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) di dalam dada. Ayat ini

mengingatkan manusia bahwa Dia telah memberi karunia-Nya dengan

menurunkan “al-Qur‟ān ” kepada rasul-Nya, Muhammad saw yang mengandung

pelajaran, pencegah perbuatan jahat, penyembuh dari penyakit-penyakit ragu dan

was-was yang berada di dada, petunjuk kepada jalan yang lurus dan sebagai

rahmat bagi orang-orang yang beriman.110

Menurut KH. Abdul Malik Amrullah, al-Qur‟ān adalah suatu obat bagi

apa yang ada dalam dada. Baik dalam bahasa Arab ataupun dalam bahasa kita

Indonesia (Melayu) dan seluruh bahasa di dunia ini, diakui orang tentang adanya

hati. Disebut juga hati sanubari, hati nurani. Kadang-kadang disebut juga dia

jantung. Tetapi, yang dimaksud dengan hati itu bukanlah semata-mata segumpal

108 Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 4, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 2005), 19-

21. 109

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,...215. 110 Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 4,...238.

Page 65: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

52

daging yang terletak di dada sebelah kiri itu, sebagai pusat perjalanan darah yang

beredar tiap detik di dalam tubuh kita.111

Maka yang dimaksud dengan hati dalam

pemakaian bahasa itu ialah akal, budi, ilmu pengetahuan, dan perasaan halus.

Maka kebiasaan manusia itulah yang disebut oleh al-Qur‟ān sebagai dada atau

hati, sebagai pusat daripada gejala-gejala perasaan. Hati senang, hati susah, hati

kecewa, hati gembira, dan teranglah bahwa segala yang mengenai perasaan,

terpusatlah ke dalam nama hati atau dada.

Kemajuan pengetahuan Kedokteran tentang penyakit hati ini telah sampai

pada kesimpulan, bahwa sakit dalam hati dapat mempengaruhi juga kepada badan.

Bisa timbul penyakit-penyakit yang lain pada tubuh, karena ada penyakit dalam

hati. Misalnya sesak nafas, darah tinggi, darah rendah, penyakit gula, dan

sebagainya. Dan apabila timbul penyakit maka timbullah perasaan sedih yang

berkepanjangan. Makanya di dalama ayat ini, Allah SWT menyatakan unsur al-

Qur‟ān ialah suatu obat bagi yang dalam dada.112

3. Surat al-Nahl ayat 67-69

“Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang

memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu

benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah SWT) bagi orang yang memikirkan. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-

sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang

dibikin manusia", Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-

111

Hamka, Tafsir al-Azhar, (Singapura; Pustaka Nasional PTE LTD), Jilid 5, 3315. 112 Ibid, 3316-3317.

Page 66: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

53

buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).

dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam

warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda

(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS.al-Nahl

(16):67-69)113

Asbab Al-Nuzul: Tidak ditemukan

Penafsiran Ayat:

Menurut Ibnu Katsir, kata Syifā‟un pada ayat 69 ialah obat yang

menyembuhkan bagi manusia. Ayat ini menjelaskan tentang kehidupan lebah,

binatang yang lemah-lembut itu, betapa Allah SWT telah mengilhamkan

kepadanya cara membangun sarangnya, mencari makannya kemudian

menghasilkan madu yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia, terdapat

tanda kebesaran Allah SWT penciptanya dan pencipta seru sekalian alam.114

4. Surat al-Isra‟ ayat 82

“Dan Kami turunkan dari al-Qur‟ān suatu yang menjadi penawar dan

rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur‟ān itu tidaklah

menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. al-Isra

(17):82)115

Asbab Al-Nuzul: Tidak ditemukan

Penafsiran Ayat:

Menurut M Quiraish Shihab, ketika menafsirkan kata Syifā‟un yaitu yang

biasa diartikan kesembuhan atau obat dan dapat digunakan juga dalam arti

keterbatasan dari kekurangan, atau ketiadaan aral dalam memperoleh manfaat.

Bukan penyakit jasmani, melainkan ia adalah suatu penyakit ruhani (jiwa) yang

113

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,...274. 114 Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 4,...620. 115

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,...290.

Page 67: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

54

berdampak pada jasmani. Ia adalah psikosomatik. Menurutnya, tidak jarang

seseorang merasa sesak nafas atau dada bagaikan tertekan karena adanya

ketidakseimbangan ruhani.116

5. Surat as-Syu‟ara ayat 75-80

“Ibrahim berkata: "Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang

selalu kamu sembah, kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu? Karena

Sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan

semesta alam, (Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan aku, Maka Dialah

yang menunjuki aku, Dan Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum

kepadaku, Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.”

(QS.as-Syu‟ara (26):75-80)117

Asbab Al-Nuzul: Tidak ditemukan

Penafsiran Ayat:

Menurut Ibnu Katsir, kata Yasyfīn mengandung arti menyembuhkan. Ayat

ini menceritakan tentang lanjutan dialog antara nabi Ibrahim as dengan ayahnya.

Ibrahim berkata: “Aku tidak menyembah Tuhan yang menciptakan aku dan yang

menunjukkan jalan bagiku, yang memberi makan dan minum kepadaku dan

apabila aku sakit Dialah yang menyembuhkan penyakitku.”118

6. Surat al-Fusshilat ayat 44

116 M Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟ān, (Jakarta:

Lentera Hati, 2002), 531. 117

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,...370. 118 Ibnu Katsir, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 6,...58.

Page 68: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

55

“ Dan Jikalau Kami jadikan al-Qur‟ān itu suatu bacaan dalam bahasa selain

Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-

ayatnya?" Apakah (patut al-Qur‟ān ) dalam bahasa asing sedang (rasul

adalah orang) Arab? Katakanlah: "al-Qur‟ān itu adalah petunjuk dan

penawar bagi orang-orang mukmin. dan orang-orang yang tidak beriman

pada telinga mereka ada sumbatan, sedang al-Qur‟ān itu suatu kegelapan

bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang

jauh.” (QS. al-Fusshilat (41):44)119

Yang dimaksud suatu kegelapan bagi mereka ialah tidak memberi

petunjuk bagi mereka.

Asbab Al-Nuzul:

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Sa‟id bin Jubair, bahwa

orang-orang Quraisy berkata, “Mengapa al-Qur‟ān itu tidak diturunkan dengan

bahasa „Ajam dan bahasa Arab?”. Maka turunlah ayat ini sebagai jawaban kepada

mereka, bahwa walaupun al-Qur‟ān itu diturunkan bukan dalam bahasa Arab,

pasti mereka akan menolak dengan meminta perincian lebih lanjut dengan bahasa

„Ajam dan bahasa Arab. Kemudian turunlah ayat selanjutnya (Surat Fushsilat ayat

45 yang menegaskan bahwa apapun yang diturunkan oleh Allah SWT, akan

diperselisihkan oleh mereka sebagaimana terjadi pada Kitab Taurat Musa).120

Penafsiran Ayat:

Menurut M Quraish Shihab, kata Syifā‟un berarti penyembuh. Salah-satu

yang dikatakan oleh orang kafir menyangkut al-Qur‟ān adalah bahwa:”Hati kami

berada dalam tutupan dari apa yang engkau seru kami kepadanya” (ayat 5),

sedang sebelum itu Allah SWT telah menegaskan bahwa al-Qur‟ān adalah “Kitab

119

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia, Al-Qur‟ān dan

Terjemahnya Special For Woman,...481. 120

Imam asy-Syuyuthi, Asbabun Nuzul Sebab-sebab Turunnya Ayat Al-Qur‟ān,...382.

Page 69: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

56

yang dirinci ayat-ayatnya” (ayat 2). Nah, di sini para pendurhaka itu dikecam oleh

ayat di atas dengan menyatakan: Sungguh kami telah menurunkan al-Qur‟ān

dalam bahasa yang mereka mengerti dan jika seandainya kami menjadikannya

yakni al-Qur‟ān itu suatu bacaan dalam bahasa non Arab atau bahasa Arab yang

tidak jelas bagi orang-orang kafir itu maknanya, tentulah mereka

mengatakan: ”Mengapa tidak dijelaskan dan dirinci ayat-ayatnya?” Komentar

kaum musyrikin dibantah bahwa: Apakah patut al-Qur‟ān dalam bahasa asing,

sedang rasul yang menyampaikannya adalah orang Arab dan masyarakat pertama

yang ditemuinya adalah masyarakat berbahasa Arab: Katakanlah: Ia yakni al-

Qur‟ān itu secara khusus bagi orang-orang yang beriman adalah petunjuk yang

dapat menyingkap kebingungan dan penyembuh segala macam penyakit kejiwaan.

Mata dan telinga mereka terbuka lebar memperhatikan dan mendengarkannya.

Dan orang-orang yang tidak beriman, pada telinga mereka ada sumbatan, karena

itu mereka tidak memperoleh manfaat dari kehadiran al-Qur‟ān sedang ia yakni

al-Qur‟ān ini bagi mereka secara khusus adalah suatu kebutaan yakni mereka itu

adalah seperti orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh sehingga tidak

heran jika mereka tidak mendengar.121

Syaikh Wahbah Zuhaili menggunakan ayat-ayat Syifā‟ di atas sebagai

wasilah untuk memperoleh kesembuhan dari penyakit. Adapun caranya ialah

dengan membacakan Surah al-Isra‟ ayat 82, Surah an-Nahl ayat 69, Surah

Fusshilat ayat 44, Surah Yunus ayat 57, Surah at-Taubah ayat 14, Surah al-

Mukminun ayat 115-118 dan Surah Hasyr ayat 21-24. Kemudian bacakan ayat-

ayat tersebut berurutan dengan niat memperoleh kesembuhan. Bisa pula

dibacakan pada anggota badan yang sakit atau orang lain yang sedang sakit. In

syaa allah, anda akan mendapatkan kesembuhan. Apabila sakit itu semakin parah

121

M Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟ān, (Jakarta:

Lentera Hati, 2002), 428-429.

Page 70: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

57

hingga menimbulkan kematian, maka in syaa allah dosa-dosanya akan

diampuni.122

F. Pandangan Ulama Tentang Syifā‟

Perkataan ulama di sini adalah orang-orang yang telah ahli dan menguasai

ilmu yang haq, baik pemahamannya, pengamalannya dan pengalamannya.

Ulama ialah seorang hamba Allah SWT yang sangat takut dan taat kepada-

Nya, ia memiliki potensi kenabian yang telah Allah SWT anugerahkan kepadanya

sebagai ahli waris para nabi-Nya. Dengan potensi itulah ia mampu dan mahir

untuk menjalankan, meneruskan, mengembangkan dan memelihara esensi ajaran

keimanan, keislaman, keihsanan dan ketauhidan secara baik, utuh dan

sempurna.123

Pada hakikatnya, Allah SWT lah yang Maha Penyembuh, Maha Obat dan

Maha Penyehat. Dan adakalanya dalam proses secara langsung (pribadi),

adakalanya diutus dengan seorang malaikat-Nya atau nabi-Nya atau ahli waris

nabi-Nya. Mereka itu adalah sebagai berikut:

1. Syaikh Imam Abil Qasim al-Qusyairi yang menerangkan bahwa “Suatu waktu

anaknya yang sedang mengalami sakit yang mengkhawatirkan, sehingga beliau

merasa putus asa. Kemudian, dalam tidurnya beliau langsung bermimpi

bertemu dengan rasulullah saw, lalu beliau bertanya:”Apakah ada suatu

penyakit yang telah diderita seorang anaknya?” Kemudian rasulullah saw

berkata:”Apakah engkau tidak mengetahui suatu ayat Syifā‟ (ayat-ayat

penyembuh)?”. Tatkala aku bangun dari tidur, maka kubuka al-Qur‟ān dan

kuperhatikan. Maka terdapat ayat-ayat Syifā‟. Kemudian, segera kutulis diatas

kertas, lalu kuberikan minuman air tersebut kepada anakku.” Tidak beberapa

122 Muhammad Zaairul Haq, Kumpulan Khasiat dan Keutamaan Surah-Surah Al-Qur‟ān

Untuk Pengobatan dan Mengatasi Persoalan hidup Sehari-hari, (Jakarta: Wali Pustaka, 2014), 95-

99. 123

Nurul Hikmah, Syifa Dalam Perspektif Al-Qur‟ān (Kajian Surat al-Isra (17):82, Q.S.

Yunus(10):57 dan Q.S.an-Nahl (16):69 Dalam Tafsir al-Misbah),...27.

Page 71: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

58

lama, anak yang sedang mengalami kesakitan itu berangsur sembuh, hingga

akhirnya ia benar-benar sembuh dari penyakitnya.124

2. Ibnu al-Hajj menerangkan dalam kitabnya al-Madkhal, sebagai berikut:”Tidak

mengapa melakukan pengobatan dengan Nasyrah, yaitu melunturkan suatu

tulisan ayat-ayat al-Qur‟ān yang dituliskan di atas kertas atau bejana dengan

sebuah air dan kemudian langsung meminum air tersebut.”125

124

Ibid, 30. 125

Ibid, 30.

Page 72: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

59

BAB IV

PENGGUNAAN AYAT AL-QUR‟ĀN

SEBAGAI PENGOBATAN DI DESA TALANG SEGEGAH

A. Pemahaman Masyarakat Desa Talang Segegah tentang Ayat-Ayat Syifa

Mayoritas masyarakat Desa Talang Segegah adalah beragama Islam.

Hampir dipastikan setiap anak di Desa Talang Segegah setelah menyelesaikan

pendidikan SD, mereka melanjutkan pendidikan mereka ke pondok pesantren

untuk memperdalam ilmu agama mereka. Masyarakat Desa Talang Segegah

masih memegang tradisi dan nilai-nilai agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya fakta bahwa mereka masih menggunakan

pengobatan dengan menggunakan ayat al-Qur‟ān , do‟a dan perantara dengan

menggunakan tumbuh-tumbuhan maupun air. Berhubungan dengan hal itu, hanya

ada beberapa orang saja yang mengetahui cara melakukan pengobatan tersebut,

sehingga biasanya mereka meminta bantuan kepada orang tersebut.

Ada sebagian warga yang mempunyai kepercayaan bahwa dengan

meletakkan tebu selama beberapa hari di kuburan yang dianggap keramat dapat

memberikan obat atau yang dimaksud disini ialah obat penerang hati agar anak

mereka dimudahkan dalam menuntut ilmu. Namun, seiring waktu pula

kepercayaan tersebut mulai memudar dan hilang hingga sekarang. Saat ini,

mereka lebih percaya kepada pengobatan dokter maupun do‟a dengan disertakan

bacaan ayat al-Qur‟ān .126

Namun, terkadang disamping bacaan tersebut, ada juga

diselingi dengan jampi-jampi yang dianggap bisa memudahkan proses

penyembuhan. Ternyata, tidak semua penyakit dilakukan bacaan jampi-jampi. Hal

ini dapat dilihat dari beberapa keterangan tentang pengobatan penyakit yang

disampaikan oleh Ibu Muslimah. Biasanya bacaan jampi-jampi itu didapatkan

secara turun-temurun, dan dari mulut ke mulut. Hal ini dilakukan pula oleh dukun

kampung yang dianggap mampu menangani penyakit, bahkan obat guna-guna

126 Hasil wawancara dengan bu Muslimah pada tanggal 03 Februari 2019.

Page 73: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

60

atau pengasih lainnya. Jadi, tidak semua masyarakat memakai jampi-jampi dalam

proses pengobatan, umumnya mereka hanya menggunakan bacaan do‟a, shalawat

dan ayat al-Qur‟ān . Karena mereka berkeyakinan bahwa al-Qur‟ān adalah

penyembuh segala macam penyakit.

Dapat diketahui pula, bahwa dulunya ada sebagian orang yang

menggunakan mantra sebagai ilmu pengasih. Adapun di antara mantra tersebut

ialah sebagai berikut:

“Teruntuk undang-undang di muho, aku pakai penunduk ke undang

burung cinto kasih kepada...Bulan taburo di keningku pindang taburo

di mukoku, budak kecik tuo mudo becinto di mukoku kasih sayang, aku

pakai kelapo nio, asyhadu alla ila ha illallah, wa asy hadu anna

muhammadar rosulullah.”

Terjemahan: “Aku pakai obat pemikat cinta kasih kepada si Fulan... Bulan

purnama terletak di keningku yang bercahaya, anak kecil, tua ataupun

muda, semua mencintaiku, aku pakai kelapa, aku bersaksi tiada Tuhan

selain Allah, dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad utusan Allah”.

Mantra di atas dibaca pada proses pembuatan minyak kelapa atau yang

disebut minyak gilo. Disebut minyak gilo karena minyak tersebut dapat menjadi

pengasih atau timbulnya kasih sayang bagi seseorang yang memakainya. Entah itu

dari usia muda maupun tua. Siapapun dapat mencintai si pemakainya. Nampaknya

masih ada orang tertentu yang menggunakan mantra ini. Jika dilihat dari sisi

agama, tentu hal seperti ini dilarang dan dianggap syirik. Syirik merupakan dosa

besar dan tidak terampuni oleh Allah SWT. Oleh karena itu, sebaiknya hal seperti

ini dihindari.

Segala bentuk pantun dan mantra lama, mulai ditinggalkan sebagai media

pengobatan sejak Tahun 1984. Waktu itu, Abu Yazid yang dianggap sebagai

kepala adat mendapat teguran dari seseorang yang bernama Ustad Hilmi, beliau

lulusan Al-Azhar, Mesir. Ketika menyebutkan mantra-mantra pengobatan tersebut

kepada beliau, ia pun tertawa dan merasa ada sesuatu yang mengganjal dan perlu

Page 74: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

61

ditinggalkan. Makanya, ia menyuruh warga sekitar untuk menggantikan media

pengobatan dengan mantra, diganti dengan bacaan ayat al-Qur‟ān , do‟a, dzikir,

ataupun shalawat nabi saw.127

a. Bentuk Pengobatan Masyarakat Desa Talang Segegah

Berdasarkan pengamatan penulis, mayoritas masyarakat Desa Talang

Segegah menggunakan pengobatan yang disebutkan di atas. Biasanya salah

seorang dari keluarga si penderita mendatangi rumah seseorang yang dianggap

bisa melakukan ramuan pengobatan tersebut, dalam hal ini yang dimaksud ialah

pengobatan untuk penyakit demam panas atau disapa, angin duduk dan lain-lain.

Namun, ada pula bagi beberapa orang yang melakukan ramuan tersebut sendiri di

rumah karena pernah tahu dari seseorang. Pengobatan yang mereka lakukan lebih

dominan menggunakan bahan-bahan alami seperti tumbuhan. Pengobatan ini

lebih menunjukkan pada penyembuhan penyakit fisik.128

Gambar Sekilas Proses Pengobatan di Desa Talang Segegah

Adapun pelaksanaan pengobatan yang disebutkan di atas, dilakukan di

rumah si penderita, yang mengoleskan obat-obatan tersebut ialah anggota

keluarga sendiri, sesama perempuan atau sesama lelaki. Selain itu, juga

127 Hasil wawancara dengan Abu Yazid pada tanggal 03 Februari 2019. 128 Hasil wawancara dengan bu Muslimah pada tanggal 03 Februari 2019.

Page 75: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

62

menggunakan kain yang menutup aurat si penderita. Hal tersebut dilakukan agar

tidak terjadinya fitnah dalam proses pengobatan tersebut.

Ada beberapa ramuan dalam mengobati beberapa jenis penyakit yang

digunakan dalam pengobatan di Desa Talang Segegah. Hal tersebut ialah sebagai

berikut:

1. Obat Demam Panas

Biasanya dalam hal ini menggunakan daun rambutan yang tidak terlalu tua

sebagai wasilah penyembuhan. Daun rambutan tersebut dipotong pangkalnya, lalu

diiris dan diremas ke dalam air. Sambil membaca surah al-Fatihah, al-Ikhlas, al-

Falaq, al-Nas dan shalawat nabi saw. Shalawatnya ialah:

د وعلى آلو وصحبو وبارك د ومولانا محم اللهم صل على سيدنا محم وسلم

“ Ya Allah, shalawat atas nabi Muhammad saw dan orang terdahulu

Muhammad saw dan keluarga dan sahabat dan semoga keberkahan dan

keselamatan”

Setelah air menyatu dengan rambutan yang telah menjadi berlendir dan

berwarna kecoklatan, berarti penderita mengalami keteguran. Setelah itu, air

rambutan tersebut diusap pada bagian kepala, wajah, rata ke tubuh lainnya.

Gambar Obat daun rambutan

Page 76: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

63

Selain itu, juga bisa menggunakan perantara kunyit, kapur, pinang muda

atau bawang merah. Dengan membacakan surah al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, al-

Nas dan Shalawat seperti yang disebutkan di atas. Caranya: bahan itu di belah dua,

setelah itu dibacakan ayat dan shalawat yang dimaksud, lalu tiup pada bahan yang

disatukan. Setelah itu, bahan itu diletakkan keduanya di atas tangan, jika yang

satu telentang dan yang lain telungkup berarti penderita mengalami keteguran.

Kemudian, bahan tersebut diratakan pada bagian kanan bagi yang telentang,

kenakan dari ujung rambut sampai kaki, begitu pula sebaliknya. Lalu, bahan

tersebut di buang secara terpisah.129

2. Obat Luka Lebam (biasa dikenal tepung setawa sedingin)

Biasanya obat ini digunakan pada penderita yang terjatuh atau luka lebam

pada anggota tubuhnya.

Bahan:

Kencur

Beras

Kunyit

Daun setawa sedingin

Air biasa

Cara menggunakan:

Bahan tersebut digilingkan dan diaduk rata. Setelah itu, oleskan pada

bagian yang lebam atau terluka sambil membaca surah al-Fatihah 3x, surah al-

Ikhlas 3x, dan shalawat, berikut:

د وعلى آلو وصحبو وبارك وسلم د ومولانا محم اللهم صل على سيدنا محم“ Ya Allah, shalawat atas nabi Muhammad saw dan orang terdahulu

Muhammad saw dan keluarga dan sahabat dan semoga keberkahan dan

keselamatan”

Biasanya dalam adat melayu Jambi, obat ini dilakukan oleh si majikan

tempat penderita bekerja, atau kecelakaan kerja.

129 Hasil wawancara dengan bu Muslimah pada tanggal 03 Februari 2019.

Page 77: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

64

3. Obat menghilangkan angin (dikenal penyakit angin duduk)

Dengan menggunakan minyak sayur atau minyak tanah. Kemudian,

dioleskan ke tubuh sambil membaca:

اسال الله العظيم رب العرش العظيم ان يشفيك “Aku memohon kepada Allah SWT yang Maha Agung, Tuhan Pencipta

singgasana „Arsy yang Agung, agar berkenan menyembuhkanku.”

Adapun bagi penderita yang mengalami penyakit angin duduk, maka

cukup gunakan minyak yang diurut dari atas ke bawah pada bagian perut sambil

membaca do‟a tersebut.130

Menurut pengamatan penulis, ternyata ada sebuah penelitian dari Dr.

Dhiyak al-Haj Husen. Ia adalah seorang pakar kesehatan bidang rematik di Inggris,

anggota Asosiasi Pengobatan Sakit Punggung dan Akupuntur Inggris, dan anggota

Asosiasi Pengobatan Sakit Punggung dengan menggunakan Laser di Amerika.

Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan, ia mencoba menggabungkan metode

pengobatan modern dengan metode nabi Muhammad saw (Ṭibbun Nabawī).

Penelitian ini bertujuan mengetahui dengan pasti sejauh mana efektifitas laser

yang diiringi do‟a dalam mengobati penyakit punggung atau tulang belakang yang

diderita pasiennya.131

Dr. Dhiyak menerapkan metode tersebut kepada 40 pasien berumur sekitar

30 sampai 65 tahun. Mereka adalah penderita penyakit punggung yang lebih dari

tiga bulan. Para pasien tersebut dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama

disembuhkan dengan menggunakan sinar laser ringan saja di tempat-tempat atau

titik-titik akupuntur sebanyak 40 titik di semua tubuh mereka. Kelompok kedua

adalah disembuhkan dengan cara yang sama, namun ditambah dengan do‟a yang

diajarkan oleh rasulullah saw,132

sebagaimana yang telah penulis sebutkan di atas.

Do‟a tersebut dibaca sebanyak 7 kali pada titik akupuntur saat

menggunakan laser, tanpa didengar dan diketahui oleh sang pasien bahwa Dr.

Dhiyak menggunakan do‟a tersebut, agar terhindar dari terjadi mispersepsi.

130 Hasil wawancara dengan nenek Bahare pada tanggal 27 Januari 2019. 131

Muhammad Luthfi Zamani, Pasti Mustajab Koleksi Doa Penyembuh dan Pelindung

dari Penyakit,...22. 132

Ibid, 23.

Page 78: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

65

Penilaian tingkat rasa sakit dan sejauh mana kemampuan pasien untuk

membungkuk (rukuk) dilakukan langsung setelah selesai terapi. Kemudian,

dilakukan lagi secara bertahap 4 minggu, 8 minggu, 12 minggu, dan 6 bulan

setelah terapi.

Hasilnya, sangat mengagumkan. Kelompok kedua yang menggunakan

do‟a ternyata sudah mengalami proses kesembuhan secara signifikan sejak selesai

terapi, dan terus meningkat kesembuhannya sampai setelah 6 bulan berikutnya.

Sedangkan yang tidak menggunakan do‟a hanya mengalami sedikit perubahan

sejak selesai terapi, dan setelah beberapa pekan saja. Setelah 2 bulan, rasa sakit itu

kemudian datang kembali.133

4. Obat Sakit Telinga

Bahan yang digunakan ialah minyak kelapa hijau, sarang laba-laba yang

terdapat di rumah yang tidak pernah ada orang meninggal di dalamnya.

Campurkan minyak kelapa hijau tersebut dengan sarang laba-laba. Kemudian,

oleskan pada bagian telinga yang terasa sakit, sambil membaca surah al-Fatihah

dan shalawat:

د وعلى آلو وصحبو وبارك اللهم صل د ومولانا محم على سيدنا محم

وسلم “ Ya Allah, shalawat atas nabi Muhammad saw dan orang terdahulu

Muhammad saw dan keluarga dan sahabat dan semoga keberkahan

dan keselamatan”.

133 Ibid, 24.

Page 79: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

66

5. Obat Sakit Terkilir

Gambar Daun Jelipuk

Pada sakit ini, biasanya menggunakan daun jelipuk. Daun tersebut didadar

di atas api hingga layu, kemudian dibalut pada bagian yang terkilir, sambil

membaca surah al-Fatihah dan shalawat:

د وعلى آلو وصحبو وبارك اللهم صل على د ومولانا محم سيدنا محم

وسلم “ Ya Allah, shalawat atas nabi Muhammad saw dan orang terdahulu

Muhammad saw dan keluarga dan sahabat dan semoga keberkahan dan

keselamatan”

6. Obat Orang Luka Terkena Barang Tajam (Dipampeh ganti rugi dalam istilah

Melayu Jambi)

Obat ini dilakukan pada orang yang terluka parah di tempat kerja atau

kecelakaan kerja, sehingga majikan harus ganti rugi atau dalam istilah adat bayar

pampeh. Bahan dan alat: tombak, batang pisang dan parang. Adapun prosesnya

ialah dilakukan pada waktu habis magrib di rumah majikan kerja. Diawali dengan

pepatah adat yang sambil bersaut satu sama lain oleh pemuka adat yang berbunyi:

Page 80: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

67

“Luka luki lembam balu luko bapampeh lembam tepung tawa mati bebangun”

kemudian pemilik rumah atau tengganai luka mengulurkan tombak dengan orang

yang di bawah tangga, lalu orang yang menerima tombak langsung memancung

batang pisang yang telah ditanam di bawah tangga sebelum proses dilakukan.

Setelah itu, orang yang berada di bawah tangga naik ke rumah dan memercikkan

air tepung tawa kepada orang yang terluka di tubuh yang terluka parah tersebut.134

Adapun pengobatan ini, hanya tinggal 2 orang yang mewarisi sebagai tukang

pampeh, yaitu Ismail dan Dam, warga Desa Talang Segegah.

7. Obat Sakit Pinggang pada Anak Kecil

Adapun ramuan obat untuk anak kecil yang mengalami sakit pinggang,

antara lain: daun ubi kayu, daun pare, dan empedu ayam hitam.

Caranya ialah semua bahan yang disebutkan di atas dicampur menjadi satu,

sebelumnya daun ubi didadar di atas api terlebih dahulu, lalu diremas. Setelah

ketiga bahan dicampur, lalu tambah air matang ke dalamnya. Sambil dibaca surah

al-Fatihah dan shalawat nabi saw.

د وعلى د ومولانا محم آلو وصحبو وبارك اللهم صل على سيدنا محم وسلم

“Ya Allah, shalawat atas nabi Muhammad saw dan orang terdahulu

Muhammad saw dan keluarga dan sahabat dan semoga keberkahan dan

keselamatan”

Apabila seorang hamba itu membentengi dirinya dengan dzikir, do‟a,

wirid, membaca al-Qur‟ān , beramal shaleh, membersihkan diri dari perbuatan

haram, menjauhkan diri dari alat-alat musik, nyanyian, gambar dan film yang

dapat membangkitkan hawa nafsu, serta berbagai bentuk najis baik yang dapat

dilihat maupun yang tidak dapat dilihat. Maka dengan izin Allah SWT, ia akan

terjaga dari tipu daya serta penguasaan jin dan setan. Dan kapan pun ia diuji

dengan nyanyian, alat musik, kesenangan dan hiburan permainan, maka Allah

SWT akan menjadikannya mudah dikuasai oleh jin dan setan sehingga dia akan

134 Hasil wawancara dengan Abu Yazid pada tanggal 03 Februari 2019.

Page 81: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

68

musah terpengaruh oleh sihir serta perbuatan guna-guna, pelet, dukun dan

semisalnya.135

Tidak diragukan juga bahwa penyakit-penyakit non medis tidak dapat

diobati oleh para dokter dan ahli bedah. Ia hanya bisa diobati dengan bacaan al-

Qur‟ān , do‟a dan wirid al-Ma‟tsurat (yang diajarkan Allah SWT dan nabi saw

dalam al-Qur‟ān dan hadits).136

Jin adalah sejenis makhluk berwujud udara sedangkan manusia lubang

bulu roma. Oleh karena itu, mereka dapat masuk ke dalam tubuh manusia dari

bagian manapun.

Dalam hal ini Ibnu Abbas berkata: Yaitu dari hujung nyalanya api,

sedangkan hujung nyalanya api adalah merupakan udara panas yang keluar dari

api. Ketika jin masuk ke dalam tubuh manusia, makhluk ini langsung menuju otak,

melalui otak ini mereka dapat mempengaruhi bagian mana saja yang mereka sukai

dari tubuh manusia. Para dokter telah mengkaji dan membuktikan bahwa orang

yang terkena penyakit non medis (gangguan jin dan setan) memiliki gelombang

otak yang sangat halus dan sangat aneh yang ada di dalam otaknya. Ditambah lagi

dengan keterangan dari orang yang ahli tentang cara pengobatan orang yang

terkena penyakit non medis, bahwa jin itu memberitahukannya bahwa mereka ada

di otak mereka.137

Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama meningkatkan keyakinan kita

kepada Allah SWT sebagai tempat berlindung dan penyembuh dari segala macam

penyakit. Hanya perlindungan-Nya yang dapat menyelamatkan kita daripada

gangguan yang tidak kita inginkan. Dan yakinlah bahwa segala sesuatu terjadi

atas izin Allah SWT, termasuk menyembuhkan dan menyehatkan hamba-hamba-

Nya.

b. Media Pengobatan Masyarakat Desa Talang Segegah

Berikut media yang digunakan dalam pengobatan yang dilakukan

masyarakat Desa Talang Segegah:

135 Muhammad Faiz, “Fungsi Ruqyah Syar‟iyyah Dalam Mengobati Penyakit Non Medis”,

Skripsi, (Banda Aceh, UIN ar-Raniry Darussalam, 2018), 48. 136 Ibid, 48. 137 Ibid, 49.

Page 82: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

69

1. Air

Air merupakan sumber bagi kehidupan. Air ikut berpengaruh dalam proses

mengobati tubuh yang kekurangan cairan. Air yang biasa dijadikan wasīlah

pengobatan ini ialah air putih biasa, air yang sudah dibacakan surah yasin,

dan air zam-zam. Namun, air zam-zam jarang digunakan karena hanya bisa

diperoleh dari orang telah pulang dari tanah suci (Makkah). Kebanyakan

hanya air putih biasa lalu dibacakan ayat al-Qur‟ān atau do‟a.

2. Tumbuh-tumbuhan

Jenis-tumbuh-tumbuhan yang digunakan adalah tumbuhan tertentu, seperti

kunyit, daun rambutan, bawang merah, daun ubi kayu, buah pinang muda,

daun jelipuk, daun setawa sedingin, daun puding, daun jarak, kelapa dan lain

sebagainya.

3. Ayat al-Qur‟ān

Ayat al-Qur‟ān yang biasakan digunakan masyarakat Desa Talang

segegah sebagai media pengobatan ialah surah Yasin, surah al-Fatihah, surah

al-Falaq, surah al-Ikhlas dan surah al-Nas.

4. Shalawat nabi saw

Shalawat yang dijadikan wasīlah ialah berikut:

د وعلى آلو وصحبو وبارك وسلم اللهم صل عل د ومولانا محم ى سيدنا محم “ Ya Allah, shalawat atas nabi Muhammad saw dan orang terdahulu

Muhammad saw dan keluarga dan sahabat dan semoga keberkahan dan

keselamatan”

5. Do‟a

Do‟a ini disesuaikan dengan sakit yang diderita, seperti do‟a untuk

menghilangkan debu pada anggota badan ialah:

اسال الله العظيم رب العرش العظيم ان يشفيك

Artinya:

“Aku memohon kepada Allah SWT yang Maha Agung, Tuhan Pencipta

singgasana „Arsy yang Agung, agar berkenan menyembuhkanku.”

Page 83: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

70

6. Mantra atau pantun lama

Mantra atau pantun lama, masih digunakan pada pengobatan pampeh,

namun pada pengobatan lainnya sudah ditinggalkan.

Mayoritas masyarakat Desa Talang Segegah menggunakan beberapa

wasīlah dalam penyembuhan suatu penyakit. Di antara wasīlah itu ialah bacaan

ayat al-Qur‟ān , do‟a, dzikir, shalawat nabi saw, air, tumbuh-tumbuhan ataupun

mantra. Wasīlah-wasīlah tersebut dianggap hanya sebagai syarat atau perantara

saja, sedangkan yang berkuasa menyembuhkan penyakit adalah Allah SWT.

B. Implementasi Ayat-Ayat Al-Qur‟ān sebagai Media Pengobatan di Desa Talang

Segegah

Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara pada informan di

Desa Talang Segegah. Berikut sekilas pemaparan wawancara tersebut:

1. Nama : Pak Abdullah

Umur : 78 Tahun

Penyakit : Luka lebam

Penyembuhan : Tepung Setawa sedingin

Tanggal wawancara : 03 Februari 2019

Daftar pertanyaan

Pewawancara: Apa kabar Pak bo?

Narasumber: “Alhamdulillāh, sekarang sehat.”

Pewawancara: Saya ada yang mau ditanya, Pak bo. Obat luka lebam itu apa

pak bo?

Narasumber: : “Gunakanlah tepung setawa sedingin. Biasanya itulah yang

dipakai orang dusun ini.”

Pewawancara: Pak bo, pernah nyoba itu?

Page 84: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

71

Narasumber: “Iya ada, waktu jatuh terpeleset di kebun. Jatuh, yang terluka

tangan ini menjadi lebam, sampai di rumah, saya minta tolong

untuk dibuatkan obat setawa sedingin.”

Pewawancara: Sehat Pak bo?

Narasumber: “Iya sehat. Kita yakin, allah lah yang sembuhkan, obat ini

perantara saja lah.”

Pewawancara: Iyalah, Pak bo. Terima kasih waktunya.

Narasumber: “Iya, sama-sama.”138

2. Nama : Bu Muslimah

Umur : 55 Tahun

Penyakit : Demam panas

Penyembuhan : Pakai obat daun rambutan

Tanggal wawancara : 03 Februari 2019

Daftar pertanyaan

Pewawancara: Apakah ibu pernah melakukan pengobatan dengan ayat al-

Qur‟ān ?

Narasumber: “Iya, pernah. Waktu terkena penyakit demam. Saya ini jarang

berobat ke dokter, kalau sakit biasanya hanya pakai obat

kampung. Kalau demam, pakai obat daun rambutan, nanti

ambil daun rambutan yang kira-kira tidak terlalu tua, dan tidak

pula terlalu muda. Potong daunnya, lalu dimasukkan ke dalam

air biasa, sambil diremas-remas baca al-Fatihah, sama 3 Qul.

Kalau berubah warna kecoklatan dan berlendir, biasanya kena

teguran, lalu air itu diusap pada bagian kepala.”

138

Hasil wawancara dengan Abdullah pada tanggal 03 Februari 2019.

Page 85: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

72

Pewawancara: Sembuh, Bu. Penyakit demam tadi?

Narasumber : “Iya sembuh, demam panas tadi turun biasanya. Jelang

beberapa jam bereaksi obatnya tadi.”139

3. Nama : Bu Fatmawati

Umur : 41 Tahun

Penyakit : Terkilir

Penyembuhan : Pakai Daun Jelipuk

Tanggal wawancara : 03 Februari 2019

Daftar pertanyaan

Pewawancara : Maaf cik, jika mengganggu. Dulu cik pernah terkilir kan?

Narasumber : “Iya, udah lama kejadiannya.”

Pewawancara : Lalu, pakai obat apa cik, sehingga bisa sehat lagi?

Narasumber : “Oh, pakai daun jelipuk. Daun jelipuknya didadar di atas api,

hingga teksturnya berubah warna, lalu diremas pakai minyak

sayur. Ketika hendak menempelkannya di bagian yang

terkilir, baca al-Fatihah sama shalawat. Kita kan hanya ambil

syarat, kita yakin yang menyembuhkan tadi Allah lah.”140

4. Nama : Nenek Liho

Umur : 70 Tahun

Penyakit : Angin Duduk

Penyembuhan : Obat Bawang

139

Hasil wawancara dengan Muslimah pada tanggal 03 Februari 2019. 140

Hasil wawancara dengan Fatmawati pada tanggal 03 Februari 2019.

Page 86: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

73

Tanggal wawancara : 04 Februari 2019

Daftar pertanyaan

Pewawancara : Nek, sayo ke sini mau tanya, tentang obat angin duduk, itu

bagaimana?

Narasumber : “Dulu nenek pernah terkena penyakit angin duduk. Sakit

nian, susah buat bernafas. Mungkin kalau tidak cepat diobat

tidak tahu lagi lah. Dulu Suami nenek, cepat-cepat ambil

bawang dibaca al-Fatihah...”

Pewawancara : Nenek yakin karena bawang sembuh tadi apa ayat al-

Qur‟ān ?

Narasumber : “Oh, itu hanya sebagai syarat, kita kan usaha, yang

menyembuhkan Allah.“141

5. Nama : Nenek Diba

Umur : 65 Tahun

Penyakit : Demam panas

Penyembuhan : Obat Daun Rambutan

Tanggal wawancara : 05 Februari 2019

Daftar pertanyaan

Pewawancara: Maaf mau tanya sebentar nek. Nenek pernah pakai obat kampung?

Narasumber: “Iya pernah, biasanya nenek pakai obat kampung lah. Nenek ini

jarang sakit, biasanya Cuma terkena demam. Kalau sudah demam,

langsung lah pakai daun rambutan sebagai obat.”

Pewawancara: Obat daun rambutan kebanyakan kayak orang itu ya nek?

141

Hasil wawancara dengan nenek Liho pada tanggal 04 Februari 2019.

Page 87: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

74

Narasumber: “Iya, daun rambutan yang diremas ke dalam air, sambil baca al-

Fatihah dan 3 Qul itu.”

Pewawancara: Sembuh nek?

Narasumber: “Sembuh, Alhamdulillāh, kita kan usaha. Allah yang

menyembuhkan penyakitnya.”142

6. Nama : Nino Sawiyah

Umur : 75 Tahun

Penyakit : Demam panas

Penyembuhan : Obat Buah Pinang Muda

Tanggal wawancara : 05 Februari 2019

Daftar pertanyaan

Pewawancara: Nek, kalau demam, pakai obat apa biasanya?

Narasumber : “Nenek pakai obat sapa, yang putik buah pinang muda biasanya.

pinang mudanya dibelah dua, terus bacakan al-Fatihah dan

shalawat. Tapi juga ada yang pakai kunyit atau bawang merah.”

Pewawancara: Kalau penyakit yang terluka parah, itu pakai obat apa nek?

Narasumber : “Oh, itu ada obat pampeh, Pak bo Yazid, tau biasanya.”

Pewawancara: Sehat nek, jadinya?

Narasumber : “Alhamdulillāh sehat, itu ada anak ngah Maimun yang pakai itu

dulu, dia jatuh dari motor, sampai tidak bisa jalan. Setelah itu, ia

pakailah obat pampeh. Akhirnya, sekitar 3 hari, sembuh, bisa

jalan lagi.”143

142

Hasil wawancara dengan nenek Diba pada tanggal 05 Febrauari 2019. 143

Hasil wawancara dengan nino Sawiyah pada tanggal 05 Februari 2019.

Page 88: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

75

Pada tanggal 03 Februari 2019, wawancara dengan Abu Yazid sebagai

tokoh adat di Desa Talang Segegah, yang menyatakan:”Dulunya obat di Desa ini

banyak menggunakan pantun lama pusaka usang. Saya ini, dapat bacaan-bacaan

pantun pusaka usang dari kebiasaan perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang

lain. Awalnya, macam-macam lah bacaannya, mungkin aneh. Namun kini, sudah

mulai ditinggalkan, karena mulai sadar, digantilah dengan bacaan yang pantas,

yaitu dengan membaca ayat al-Qur‟ān , seperti al-Fatihah, al-Falaq, al-Nas, al-

Ikhlas dan lainnya. Saya juga pernah ditegur, oleh ustadz Hilmi yang sekarang di

Malaysia, beliau menyuruh ganti bacaan-bacaan tersebut. Mulai kini, ada banyak

pantun lama ditinggal sebagai obat. Kita ini, menggunakan bacaan tadi sebagai

media, sedangkan yang menyembuhkan itu Allah SWT. Ini hanya usaha dengan

harapan penyakit itu bisa disembuhkan.”

Gambar Wawancara dengan Abu Yazid sebagai Tokoh Adat Desa Talang Segegah

Dari sekilas wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa pengobatan

dengan ayat al-Qur‟ān hanya sebagai perantara dalam penyembuhan, serta adanya

khasiat al-Qur‟ān sebagai Syifā‟. Sehingga memberikan kesembuhan bagi yang

meyakininya. Namun, warga Talang Segegah berkeyakinan bahwa pengobatan ini

dapat menyembuhkan penyakit jasmani, sementara al-Qur‟ān menjelaskan

Page 89: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

76

penyakit yang berhubungan dengan jiwa dan rohani. Tentu saja, sekilas tidak

terjadi sinkronisasi antara pengobatan yang dilakukan warga desa Talang Segegah

dengan apa yang dicantumkan dalam al-Qur‟ān . Namun, penyakit rohani yang

dimaksud warga Desa Talang Segegah bisa berdampak pada kesehatan fisik

seseorang.

Page 90: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam penulisan ini, penulis menyimpulkan bahwa:

1. Yang dimaksud pengobatan dengan ayat al-Qur‟ān ialah pengobatan dengan

menggunakan ayat-ayat al-Qur‟ān sebagai wasīlah dalam mendapatkan

kesembuhan dari suatu penyakit dengan tidak mengubah bacaan-bacaan ayat

al-Qur‟ān dari nash aslinya.

2. Pemahaman masyarakat desa Talang Segegah meyakini bahwa al-Qur‟ān

memiliki khasiat sebagai Syifā‟ (penyembuh). Namun, yang dimaksud

penyembuh bagi masyarakat Desa Talang Segegah adalah penyembuh bagi

penyakit fisik. Sementara al-Qur‟ān menyebutkan tentang penyakit-penyakit

yang berkaitan dengan jiwa, seperti keraguan, kegelisahan, dan sebagainya.

Jika dipahami, ternyata antara jiwa dan fisik saling memberikan dampak satu

sama lain. Apabila seseorang mengalami penyakit jiwa, akan memberikan

dampak bagi kesehatan fisik tubuh. Masyarakat desa Talang Segegah hanya

menjadikan ayat al-Qur‟ān sebagai media pengobatan dalam rangka ingin

menghidupkan al-Qur‟ān di tengah kehidupan masyarakat. Sehingga al-

Qur‟ān akan dibaca terus-menerus dalam segi pengobatan.

3. Dalam proses pelaksanaan pengobatan dengan ayat al-Qur‟ān hanya

dilakukan oleh orang yang pernah diberi tahu tentang ramuan obat tersebut.

Biasanya bisa dilakukan seperti Ruqyah (dibacakan) pada ramuan, yang

dilakukan oleh orang itu sendiri, atau pergi kepada orang yang mengetahui

pengobatan tersebut. Adapun waktunya dilakukan ketika seseorang

mengalami sakit saja, tidak dilakukan proses pengobatan secara massal.

Sedangkan hal ini dilakukan sesama mahromnya, atau orang lain yang tidak

berlawan jenis.

Page 91: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

78

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, maka penulis ingin

memberikan saran sebagai berikut:

Penulis berharap kepada para pembaca dan khususnya bagi penulis, tulisan

ini dijadikan suatu bahan peringatan bahwa kajian Syifā‟ ini sangat luas. Untuk itu

juga, penulis perlu untuk mengkaji ulang dan terus menerus dilakukan evaluasi,

agar kajian tentang Syifā‟ ini dapat menjadi lebih baik. Maka dari itu, penulis

sangat menyarankan kepada pembaca untuk dapat menerapkan hal yang sama

dimaksud, agar dapat melanjutkan penulisan seperti ini, bahkan pada skala yang

lebih besar.

Page 92: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

DAFTAR PUSTAKA

Al-Jauziyyah, Ibnu Qayyim. Ad-Daa‟wa Ad-Dawaa‟. Jakarta: Pustaka Imam

Syafi‟i, 2009.

Al-Jauziyyah, Ibnu Qayyim. Thibbul Qulub Klinik Penyakit Hati. Jakarta: Pustaka

al-Kautsar, 2018.

Al-Kabir, Ahmad Dairobi. Kitab Mujarobat Referensi Terlengkap Ilmu

Pengobatan dan Penyembuhan Islam. Jakarta: Wali Pustaka, 2015.

Al-Kistolani. Pembelajaran orang Dewasa di Persinggahan Simpang Empat di

Desa Talang Segegah Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin

Tahun 2015. Skripsi. Bangko: Program Sarjana STKIP Merangin, 2016.

Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. Terjemah Tafsir Al-Maraghi. Semarang: PT Karya

Toha Putra, 1993.

Al-Tirmidzi, Muhammad Isa bin Saurata. Sunan al-Tirmidzi. Riyadh: Maktabah

al-Ma‟arif Linastsr Wa al-Tauzi‟, 1823.

Asy-Syayuti, Imam. Asbabun Nuzul Sebab-Sebab Turunnya Ayat Al-Qur‟ān .

Jakarta: Qisthi Press, 2018.

Az-Zamakhsyari, Abu Qasim Jarullah Mahmud bin Umar bin Ahmad. Asasul

Balaghoh. Beirut: Darul Kutubul Ilamiyyah, 1998.

Baqi‟, M Fuad bin Abdul. Hadits Shahih Bukhari Muslim Himpunan Hadits

Tershahih yang Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Jawa Barat: PT

Fathan Prima Media, 2016.

Hamka. Tafsir al-Azhar. Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD.

Haq, Muhammad Zairul. Kumpulan Khasiat dan Keutamaan Surah-Surah Al-

Qur‟ān untuk Pengobatan dan Mengatasi Persoalan Hidup Sehari-hari.

Jakarta: Wali Pustaka, 2014.

Haryanto. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakata: Erlangga, 2003

Hikmah, Nurul. Syifa Dalam Perspektif Al-Qur‟ān (Kajian Surat al-Isra (17):82,

Q.S Yunus (10):57 dan Q.S an-Nahl (16):69 Dalam Tafsir al-Misbah).

Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,2010.

Iqbal, M Sirojudin dan A Fadluli. Pengantar Ilmu Tafsir. Bandung: Angkasa,

2009.

Page 93: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

Katsir, Ibnu. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir. Surabaya: PT Bina Ilmu, 2005

Khalil, Abdul Mundzir. Pengobatan Syar‟iyyah dari Gangguan Jin, Sihir dan

Penyakit Jiwa. Jakarta: Pustaka Progresif, 2005.

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟ān Departemen Agama Indonesia. Al-Qur‟ān

dan Terjemahnya Special For Woman. Bandung: Syaamil Al-Qur‟ān , 2005.

Latif, Umar. Al-Qur‟ān Sebagai Sumber Rahmat dan Obat Penawar (Syifa) Bagi

Manusia. Jurnal Bayan, 2014.

Lembaga Adat Provinsi Jambi Dan Pemerintahan Daerah Tingkat 1 Jambi. Buku

Pedoman Adat Jambi. Jambi: Lembaga Adat Jambi, 1994.

Lutfiyah. Kesehatan Jasmani dalam Al-Qur‟ān (Studi Tematik Ayat-Ayat Syifā‟)

dalam Al-Qur‟ān ). Skripsi. Semarang: Program Sarjana Institut Agama

Islam Wali Songo, 2012.

Muhammad, Abu Abdullah. Shahih al-Bukhari. Cairo: Darul Fikri, 2005.

Nazri, Muhammad Faiz bin Mohd. Fungsi Ruqyah Syar‟iyyah dalam Mengobati

Penyakit Non Medis. Skripsi. Bnada Aceh: UIN ar-Raniry, 2018.

Rahmi Amir dan Yanti Widiastuti. Implementasi Ekstrak Daun Rambutan

(Naphelium Lappaceum L) Sebagai Pestisida Nabati terhadap Larva

Nyamuk Aedes Aegypti. Jurnal Ilmiah. I. No. I. 2018.

Sayid, Abdul Basit Muhammad. Rahasia Kesehatan Nabi. Judul asli at-Tagziah

an-Nabawīyah Fi Tsamaniyah. Solo: Tiga Serangkai, 2008.

Shihab, M Quraish dkk. Sejarah dan Ulum Al-Qur‟ān . Jakarta: Pustaka Firdaus,

2008.

Shihab, M Quraish. Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟ān .

Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Syamsuddin, Sahiron. Metodologi Penelitian Living Qur‟ān dan Hadis.

Yogyakarta: TH-Press, 2007.

Thaimiyyah, Ibnu. Majmu‟ al-Fatawa. Cairo: 1965.

Tim Penyusun. Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Uhuluddin

IAIN STS Jambi. Jambi: Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016.

Page 94: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

Y Nukman, Eva dan Wahyu, Edi. Etika Pengobatan Islam Penjelajahan Seorang

Neomodernis. Judul Asli Health and Medicine in The Islamic Tradition:

Cange and Identity karya Fazlurrahman. Bandung: Mizan, 1999.

Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Hida Karya Agung,1990.

Zamani, Muhammad Luthfi. Pasti Mustajab Koleksi Doa Penyembuh dan

Pelindung dari Penyakit. Yogyakarta: Laksana, 2017.

Internet

Ali, Syamsyuri. Pengobatan Alternatif Dalam Perspektif hukum Islam. Jurnal.

https://media.neliti.com/media/publications/57585-ID-pengobatan-

alternatif-dalam-perspektif-h.pdf, tanggal 21 Februari 2019.

Arti el-nino https://www.artiini.com/2016/03/pengertian-el-nino-dan-

dampaknya.html?m=1, tanggal 15 November 2018.

Dwisatyadini, Mutimanda. “Pemanfaatan Tanaman Obat Untuk Pencegahan dan

Pengobatan Penyakit Degeratif”. http://www. repository.ut.ac.id, tanggal

20 Juni 2018.

https://sites.google.com/site/fransiskussamuelrenaldi/my-notes-on-introductions-

to-information-technology/arti-pengobatan, pada tanggal 21 Februari 2019.

Ihsan, Muhammad. Pengobatan Ala Rasulullah Saw Sebagai Pendekatan

Antropologis Dalam Dakwah Islamiah Di Desa Rensing Kecamatan Sakra

Barat. Jurnal. Volume 4 Nomor 2. 156. https://media.neliti.com,

Publications. tanggal 11 November 2018.

Junaedi, Didi. “Living Qur‟ān : Sebuah pendekatan Baru dalam Kajian Al-

Qur‟ān (Studi kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasa Desa Kalimukti

Kec Pabedilan Kab Cirebon”. http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/journal-

of-quran-and-hadith/article/view/2392. tanggal 25 Juni 2018.

Rinaldi, Fransiskus Samuel. “Arti pengobatan”.

Syafiq, Ahmad. Tinjauan Atas Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini. Bappenas.

Jurnal. (Jakarta: Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat. FKMUI, 2007). 1.

http://staff.ui.ac.id, pada tanggal 15 November 2018.

Talang Segegah http://talangsegegah.blogspot.com/2012/08/batas-batas-

desa.html?m=1, tanggal 15 November 2018.

Page 95: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Skripsi

“PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN (STUDI PEMAHAMAN

AYAT-AYAT SYIFĀ‟ PADA MASYARAKAT DI DESA TALANG

SEGEGAH)”

NO JENIS DATA METODE SUMBER DATA

1.

-Letak Geografis Desa

Talang Segegah

-Observasi

-Dokumentasi

-Wawancara

-Setting

-Dokumen Geografis

-Perangkat Desa

2.

-Sejarah DesaTalang

Segegah

-Nama Pemimpin

-Wawancara

-Dokumentasi

-Perangkat Desa

-Dokumen Sejarah

Desa

3.

pemerintahan Desa Talang

Segegah

-Dokumentasi

-Dokumentasi Desa

4.

-Pemahaman masyarakat

Talang Segegah tentang

pengobatan dengan al-

Qur‟ān

-Wawancara

-Observasi

-Warga Desa Talang

segegah

-Tokoh Masyarakat

5.

-Impelementasi masyarakat

tentang pengobatan ayat al-

Qur‟ān

-Dokumentasi

-Wawancara

-Dokumentasi

-Dokumen Implementasi

-Praktik Implementasi

Page 96: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

No Nama Usia Penyakit Ramuan Obat Sembuh Alamat Keterangan

1 Abdullah 45 Demam Daun rambutan Muaro Segegah

2 Abu Yazid 70 Lebam Tepung setawa Talang atas

3 Bustami 45 Terkilir Daun jelipuk - Kampung surau

4 Dayah 57 Demam Daun rambutan Talang atas

5 Fauziah 27 Demam Daun rambutan - Talang atas

6 Fiqoh 43 Lebam Tepung setawa - Muaro Segegah

7 Ganun 43 Lebam Tepung setawa Hijran baru

8 Gayah 60 Terkilir Daun jelipuk - Kampung surau

9 Humairoh 27 Demam Daun rambutan - Talang a tas

10 Ida 57 Terkilir Daun jelipuk Kampung Masjid

11 Jawe 57 Demam Daun rambutan - Talang atas

12 Juki 48 Demam Daun rambutan - Muaro segegah

13 Khalil 48 Lebam Tepung setawa Hijran baru

14 M Jamal 60 Lebam Tepung setawa - Hijran baru

15 M Yatim 60 Demam Daun rambutan - Talang a tas

16 Maryam 44 Demam Daun rambutan Talang a tas

17 Musa 57 Lebam Tepung setawa Muaro Segegah

18 Muslimah 56 Demam Daun rambutan Kampung surau

19 Nenek Bahare 75 Demam Daun rambutan Kampung surau

20 Nenek Liho 75 Masuk

angin Minyak tanah Kampung surau

21 Nino Sawiyah 80 Masuk

angin Minyak tanah Talang atas

22 Nuar 57 Demam Daun rambutan - Muaro segegah

23 Nur Simah 47 Demam Daun rambutan - Muaro segegah

24 Siti 23 Demam Daun rambutan - Talang atas

25 Siti Fatmawati 38 Lebam Tepung setawa - Kampung surau

26 Subai 47 Demam Daun rambutan Muaro segegah

27 Suhaili 48 Demam Daun rambutan Kampung surau

28 Timut 55 Demam Daun rambutan Muaro segegah

29 Yusuf 26 Masuk

angin Minyak tanah Hijran baru

30 Zara‟i 55 Lebam Tepung setawa - Hijran baru

Tabel Wawancara warga Desa Talang Segegah

Page 97: PENGOBATAN DENGAN AYAT AL-QUR‟ĀN

CURRICULUM VITAE

Informasi Diri

Maya Sari dilahirkan di Desa Talang Segegah, Kecamatan Renah Pembarap,

Kabupaten Merangin, Jambi pada 28 Desember 1994. Putra dari Muhammad

Hakim dan Nur baiti. Adik Maya Sari adalah Hijrah Muhammad Saputra.

Riwayat Pendidikan

Lulusan UIN STS Jambi pada Tahun 2019

Alumni Pondok Pesantren Assalam Al-Islami, Palembang pada

Tahun 2014

Alumni MTS S Nurul Huda, Mendalo Darat pada Tahun 2010

Alumni SDN 73/IX Jaluko, pada Tahun 2007