Pengobatan Amubiasis.ppt

12
Pengobatan Pengobatan Amubiasis Amubiasis Oleh Oleh Atan Bestari Atan Bestari Bagian Farmakologi & Bagian Farmakologi & Terapeutik Terapeutik FK-UISU, Medan. FK-UISU, Medan.

description

nbhmbn

Transcript of Pengobatan Amubiasis.ppt

  • Pengobatan Amubiasis

    Oleh

    Atan Bestari

    Bagian Farmakologi & Terapeutik

    FK-UISU, Medan.

  • Pendahuluan

    Amubiasis dapat menimbulkan infeksi intestinal berat (disentri), infeksi saluran cerna dengan gejala ringan-sedang, infeksi saluran cerna tanpa gejala, atau sebagai amuboma, abses hati, atau bentuk lain dari infeksi esktraintestinal.

    Obat pilihan bergantung pada gambaran klinik dan tempat kerja obat yg diinginkan, yaitu dalam lumen instestinal atau di jaringan.

  • Pengobatan

    Semua obat antiamuba bekerja pada trofozoit Entamoeba histolytica, tetapi kebanyakan obat tersebut tidak efektif terhadap stadium kista.

    A. Amubisid jaringan: Obat-obat ini mengeliminasi organisme terutama pada dinding usus, hati, dan jaringan ekstraintestinal lain. Obat-obat ini tidak efektif terhadap organisme dalam lumen usus.

  • Nitroimidazol Metronidazol, tinidazol, dan ornidazol sangat efektif terhadap amuba pada dinding usus dan jaringan lain. Namun demikian, obat-obat ini efektivitasnya hanya sebagian dan tidak adekuat sebagai amubisid luminal. Contoh metronidazol tunggal hanya dapat menyembuhkan kurang dari 50% infeksi intestinal.

    Emetin Emetin dan dehidroemetin umumnya diberikan secara intramuskular; pd bentuk ini, obat tsb bekerja pd dinding usus dan jaringan lain tetapi tidak untuk amuba dalam lumen usus.

  • 3. Klorokuin Obat ini terutama efektif terhadap amuba dalam hati.

    B. Amubisid Luminal : Obat ini bekerja terutama di lumen usus; obat ini tidak efektif terhadap organisme yg berada di dinding usus atau jarigan lain.

    Dikloroasetamid Diloksanid furoat, klefamid, teklozan, etofamid.

    Hidroksikuinolon terhalogenasi Yodokuinol (diiodohidroksikuin); kliokuinol (yodoklorhidroksikuin).

  • 3. Antibiotik Tetrasiklin oral secara tidak langsung mempengaruhi amuba luminal dengan menghambat bakteri yang berkaitan dengan E histolytica di lumen usus. Paromomisin dan eritromisin bersifat amubisidal secara langsung. Kecuali untuk paromomisin, tidak satupun antibiotik sangat efektif terhadap organisme intestinal dan karena itu tidak digunakan untuk pengobatan. Antibioltik parenteral mempunyai sedikit aktivitas antiamuba pada beberapa tempat.

  • Pengobatan Amuba Bentuk Spesifik

    A. Infeksi Intestinal Asimtomatik: Penderita dgn infeksi asimtomatik harus diobati, karena infeksi tsb dapat menjadi infeksi simtomatik atau infeksi ditransmisikan ke tempat lain. Obat pilihan, diloksanid furoat dan yodokuinol, menyembuhkan kira-kira 80 90 % kasus dgn pengobatan tunggal. Diloksanid menyebabkan lebih sedikit efek samping dibandingkan yodokuinol. Pada infeksi asimtomatik, penggunaan tambahan amubisid jaringan tidak diperlukan. Alternatif lain untuk pengobatan atau pengobatan ulang yi paromomisin atau metronidazol ditambah yodokuinol atau diloksanid.

  • B. Infeksi Intestinal Ringan hingga Sedang : Pada infeksi intestinal stadium ini, pemberian baik obat amubisid jaringan dan luminal diperlukan, karena parasit harus dieradikasi dari lumen, dinding usus, dan hati. Kombinasi obat pilihan , metronidazol ditambah amubisid luminal (diloksanid furoat atau yodokuinol), menyembuhkan lebih dari 90% kasus.

    Pengobatan alternatif yaitu mengkombinasikan amubisid luminal (yodokuinol atau diloksanid furoat) dengan tetrasiklin dan kemudian diikuti dgn pemberian klorokuin.

  • C. Infeksi Intestinal Berat (Disentri) :

    Pengobatan amubisidal terhadap disentri amuba berat sama dengan pengobatan terhadap infeksi ringan-sedang. Terapi cairan dan elektrolit serta opioid diperlukan sebagai penunjang untuk mengontrol motilitas usus.

    D. Abses Hepatik: Rawat inap dan istirahat biasanya diperlukan. Pengobatan pilihan yaitu metronidazol bila diberikan selama 10 hari, obat ini menyembuhkan lebih dari 95% kasus nonkomplikasi.

  • Namun demikian, pengobatan yang gagal kadang-kadang terjadi, selama pengobatan atau setelah pengobatan selesai.

    Amubisid luminal seperti yodokuinol dan diloksanid furoat harus diberikan untuk membasmi infeksi intestinal baik organisme yang ditemukan atau tidak ditemukan dalam tinja.

    Keuntungan metronidazol adalah efektivitasnya terhadap bakteri anaerob, yg merupakan penyebab utama abses bakteri hati.

  • E. Amuboma atau Amubiasis Bentuk Ekstraintestinal :

    Metronidazol merupakan obat pilihan.

    Dehidroemetin (atau emetin) merupakan obat alternatif; klorokuin tidak dapat digunakan karena obat ini tidak mencapai konsentrasi jaringan yang cukup (kecuali dalam hati).

    Pemberian amubisid luminal secara simultan juga diberikan.

  • Terima kasih

    Terima kasih