PENGLIHATAN WARNA

6
PENGLIHATAN WARNA Sifat-sifat warna Warna memiliki 3 sifat: gradasi (hue), intensitas, dan saturasi (derajat kebebasan dari pengenceran dengan warna putih). Untuk setiap warna terdapat warna komplementer yang bila dicampurkan secara pas dengan warna tersebut, akan menghasilkan kesan putih. Hitam adalah kesan yang dihasilkan bila tidak terdapat cahaya, tetapi hitam mungkin kesan positif karena mata yang buta tidak “melihat hitam”; mata buta “tidak melihat apa- apa”. Berbagai fenomoena, misalnya kontras baik berurutan maupun stimultan bersamaan, permainan optic yang menimbulkan kesan warna tanpa adanya warna, after-image positif dan negative dan berbagai aspek psikologis dari penglihatan warna merupakan fenomena yang patut dibahas. Namun, pembahasan rinci mengenai fenomena-fenomena tersebut adalah di luar jangkauan buku ini. Pengamatan dasar lainnya yang penting adalah bahwa kesan putih, setiap warna spectrum dan bahkan warna di luar spectrum, lembayung dapat dihasilkan dengan mencampurkan cahaya merah (panjang gelombang 723-647 nm), cahaya hijau (575-492 nm), dan cahaya biru (492-450 nm) dengan berbagai perbandingan. Dengan demikian, merah, hijau dan biru disebut warna primer. Hal penting ketiga adalah bahwa seperti diperlihatkan oleh Land, persepsi kesan warna juga bergantung pada warna benda lain dalam lapangan penglihatan. Dengan demikian, sebagai contoh, benda merah akan tampak merah bila disekitarnya disinari dengan warna

description

Indikasi: 041004 Frekuensi Nafas 1 2 3 4 5 NA041005 Ritme Nafas 1 2 3 4 5 NA041017 Kedalaman Nafas 1 2 3 4 5 NA041012 Kemampuan untuk membersihkan sekret 1 2 3 4 5 NA Berat Substansial Moderat Ringan Tidak ada 041002 Ansietas 1 2 3 4 5 NA041011 Kecemasan 1 2 3 4 5 NA041003 Tersedak 1 2 3 4 5 NA041007 Suara Nafas Adventif 1 2 3 4 5 NA041013 Cuping Hidung 1 2 3 4 5 NA041014 Terengah-engah 1 2 3 4 5 NA041015 Dispnea saat istirahat 1 2 3 4 5 NA041016 Dispnea dengan usaha 1 2 3 4 5 NA041018 Penggunaan otot tambahan 1 2 3 4 5 NA041019 Batuk 1 2 3 4 5 NA041020 Penumpukan Sputum 1 2 3 4 5 NA041021 Pernafasan Agonal 1 2 3 4 5 NAWewenang-Fisiologi Kesehatan (II) Pelajaran-Kardiopulmonari (E) Edisi Kedua 2000, Revisi 2004,2008Indikasi: 041004 Frekuensi Nafas 1 2 3 4 5 NA041005 Ritme Nafas 1 2 3 4 5 NA041017 Kedalaman Nafas 1 2 3 4 5 NA041012 Kemampuan untuk membersihkan sekret 1 2 3 4 5 NA Berat Substansial Moderat Ringan Tidak ada 041002 Ansietas 1 2 3 4 5 NA041011 Kecemasan 1 2 3 4 5 NA041003 Tersedak 1 2 3 4 5 NA041007 Suara Nafas Adventif 1 2 3 4 5 NA041013 Cuping Hidung 1 2 3 4 5 NA041014 Terengah-engah 1 2 3 4 5 NA041015 Dispnea saat istirahat 1 2 3 4 5 NA041016 Dispnea dengan usaha 1 2 3 4 5 NA041018 Penggunaan otot tambahan 1 2 3 4 5 NA041019 Batuk 1 2 3 4 5 NA041020 Penumpukan Sputum 1 2 3 4 5 NA041021 Pernafasan Agonal 1 2 3 4 5 NAWewenang-Fisiologi Kesehatan (II) Pelajaran-Kardiopulmonari (E) Edisi Kedua 2000, Revisi 2004,2008Indikasi: 041004 Frekuensi Nafas 1 2 3 4 5 NA041005 Ritme Nafas 1 2 3 4 5 NA041017 Kedalaman Nafas 1 2 3 4 5 NA041012 Kemampuan untuk membersihkan sekret 1 2 3 4 5 NA Berat Substansial Moderat Ringan Tidak ada 041002 Ansietas 1 2 3 4 5 NA041011 Kecemasan 1 2 3 4 5 NA041003 Tersedak 1 2 3 4 5 NA041007 Suara Nafas Adventif 1 2 3 4 5 NA041013 Cuping Hidung 1 2 3 4 5 NA041014 Terengah-engah 1 2 3 4 5 NA041015 Dispnea saat istirahat 1 2 3 4 5 NA041016 Dispnea dengan usaha 1 2 3 4 5 NA041018 Penggunaan otot tambahan 1 2 3 4 5 NA041019 Batuk 1 2 3 4 5 NA041020 Penumpukan Sputum 1 2 3 4 5 NA041021 Pernafasan Agonal 1 2 3 4 5 NAWewenang-Fisiologi Kesehatan (II) Pelajaran-Kardiopulmonari (E) Edisi Kedua 2000, Revisi 2004,2008Indikasi: 041004 Frekuensi Nafas 1 2 3 4 5 NA041005 Ritme Nafas 1 2 3 4 5 NA041017 Kedalaman Nafas 1 2 3 4 5 NA041012 Kemampuan untuk membersihkan sekret 1 2 3 4 5 NA Berat Substansial Moderat Ringan Tidak ada 041002 Ansietas 1 2 3 4 5 NA041011 Kecemasan 1 2 3 4 5 NA041003 Tersedak 1 2 3 4 5 NA041007 Suara Nafas Adventif 1 2 3 4 5 NA041013 Cuping Hidung 1 2 3 4 5 NA041014 Terengah-engah 1 2 3 4 5 NA041015 Dispnea saat istirahat 1 2 3 4 5 NA041016 Dispnea dengan usaha 1 2 3 4 5 NA041018 Penggunaan otot tambahan 1 2 3 4 5 NA041019 Batuk 1 2 3 4 5 NA041020 Penumpukan Sputum 1 2 3 4 5 NA041021 Pernafasan Agonal 1 2 3 4 5 NAWewenang-Fisiologi Kesehatan (II) Pelajaran-Kardiopulmonari (E) Edisi Kedua 2000, Revisi 2004,2008Indikasi: 041004 Frekuensi Nafas 1 2 3 4 5 NA041005 Ritme Nafas 1 2 3 4 5 NA041017 Kedalaman Nafas 1 2 3 4 5 NA041012 Kemampuan untuk membersihkan sekret 1 2 3 4 5 NA Berat Substansial Moderat Ringan Tidak ada 041002 Ansietas 1 2 3 4 5 NA041011 Kecemasan 1 2 3 4 5 NA041003 Tersedak 1 2 3 4 5 NA041007 Suara Nafas Adventif 1 2 3 4 5 NA041013 Cuping Hidung 1 2 3 4 5 NA041014 Terengah-engah 1 2 3 4 5 NA041015 Dispnea saat istirahat 1 2 3 4 5 NA041016 Dispnea dengan usaha 1 2 3 4 5 NA041018 Penggunaan otot tambahan 1 2 3 4 5 NA041019 Batuk 1 2 3 4 5 NA041020 Penumpukan Sputum 1 2 3 4 5 NA041021 Pernafasan Agonal 1 2 3 4 5 NAWewenang-Fisiologi Kesehatan (II) Pelajaran-Kardiopulmonari (E) Edisi Kedua 2000, Revisi 2004,2008Indikasi: 041004 Frekuensi Nafas 1 2 3 4 5 NA041005 Ritme Nafas 1 2 3 4 5 NA041017 Kedalaman Nafas 1 2 3 4 5 NA041012 Kema

Transcript of PENGLIHATAN WARNA

PENGLIHATAN WARNASifat-sifat warnaWarna memiliki 3 sifat: gradasi (hue), intensitas, dan saturasi (derajat kebebasan dari pengenceran dengan warna putih). Untuk setiap warna terdapat warna komplementer yang bila dicampurkan secara pas dengan warna tersebut, akan menghasilkan kesan putih. Hitam adalah kesan yang dihasilkan bila tidak terdapat cahaya, tetapi hitam mungkin kesan positif karena mata yang buta tidak melihat hitam; mata buta tidak melihat apa-apa. Berbagai fenomoena, misalnya kontras baik berurutan maupun stimultan bersamaan, permainan optic yang menimbulkan kesan warna tanpa adanya warna, after-image positif dan negative dan berbagai aspek psikologis dari penglihatan warna merupakan fenomena yang patut dibahas. Namun, pembahasan rinci mengenai fenomena-fenomena tersebut adalah di luar jangkauan buku ini.Pengamatan dasar lainnya yang penting adalah bahwa kesan putih, setiap warna spectrum dan bahkan warna di luar spectrum, lembayung dapat dihasilkan dengan mencampurkan cahaya merah (panjang gelombang 723-647 nm), cahaya hijau (575-492 nm), dan cahaya biru (492-450 nm) dengan berbagai perbandingan. Dengan demikian, merah, hijau dan biru disebut warna primer. Hal penting ketiga adalah bahwa seperti diperlihatkan oleh Land, persepsi kesan warna juga bergantung pada warna benda lain dalam lapangan penglihatan. Dengan demikian, sebagai contoh, benda merah akan tampak merah bila disekitarnya disinari dengan warna cahaya hijau atau biru, tetapi tampak merah muda pucat atau putih bila disekitarnya disinari dengan cahaya merah.BUTA WARNATerdapat banyak cara untuk menguji buta warna. Uji yang paling sering digunakan adalah uji pencocokan benang-wol (yarn-matching) dan menggunakan buku Ishihara. Pada uji pencocokan benang-wol, orang yang diuji diberi benang-wol dengan bermacam-macam dengan bermacam-macam warna dan diminta untuk mengkelompokkannnya sesuai warna. Buku Ishihara dan gambar-gambar polikromatik sejenisnya yang mengandung gambra-gambar yang terdiri dari titik-titik berwarna dengan latar belakang yang terdiri juga dari titik-titik berwarna dan bentu7k serupa. Gambar dibuat dengan warna sedemikian sehingga seseorang yang buta warna melihat sewarna gambar tersebut sama dengan warna latarnya.Sebagian orang dengan buta warna tidak mampu membedakan warna-warna tertentu, sedangkan yang lai hanya memliki kelemahan penglihatan warna. Akhiran anomaly menandakan kelemahan penglihatan warna dan akhiran anopia menandakan buta warna. Awalan prot-, deuter- dan tri- berturu-turut menandakan gangguan pada sistem sel kerucut merah, hijau dan biru. Orang yang memiliki penglihatan warna normal dan orang yang protanomali, deuter-anomali dan tritanomali disebut trikomat; mereka memiliki ketiga sistem sel kerucut, tetapi salah satu mungkin lemah. Dikromat adalah orang yang hanya memiliki 2 sistem; mereka mungkin menderita protanopia, deuteranopia atau tritanopia. Monokromat hanya memiliki satu sistem sel kerucut. Dikromat dapat mencocokkan spectrum warna mereka dengan mencampur hanya 2 warna primer, dan monokromat mencocokkan dengan intensitas satu warna.Buta warna biasanya diturunkan. Namun, dapat juga ditemukan pada kerusakan V8 dengan akromatopsia. Selain itu, kelemahan penglihatan warna biru-hijau yang bersifat sementara (transient) merupakan efek samping pemberian sildenafil (Viagra) untuk disfungsi ereksi karna obat ini menghambat bentuk retinal dari fosfodiestrerase.PENURUNAN BUTA WARNAKelainan penglihatan warna merupakan kelainan herediter pada sekitar 8% pria dan 0,4% wanita ras kulit putih. Tritanomali dan tritanopia jarang ditemukan dan tidak memperlihatkan selektif pada jenis kelamin tertentu. Namun, sekitar 25% pria buta warna yang dikromat jenis protanopia atau deuteranopia dan dan sekitar 6% adalah jenis trikromat anomaly dengan pergeseran kepekaan pigmen peka-merah atau peka-hijau. Penurunan kelainan ini bersifat resesif dan terkait-X; yaitu kelainan yang disebabkan oleh gen abnormal pada kromosom X. Karena semua sel pria kecuali sel sperma hanya mengandung satu kromosom X dan satu Y selain 44 kromosom somatik, buta warna terdapat pada pria bila kromosom X nya mengandung gen abnormal tersebut. Di pihak lain, sel wanita normal memiliki 2 kromosom X, satu dari tiap-tiap orang tua, dank arena kelainan ini bila kedua kromosom Xnya mengandung gen abnormal tersebut. Namun, anak-anak perempuan dari pria buta warna terkait-X adalah pembawa gen buta warna dan menurunkan kelainan tersebut kepada separuh dari anak laki-lakinya. Dengan demikian, buta warna tekait-X melompat satu generasi dan tampak pada pria setiap generasi kedua. Hemophilia, distrofi otot Duchenne, dan banyak kelainan herediter lain disebabkan oleh gen muatan ke kromosom X.Frekuensi deuteranomali dan protanomali yang lebih sering ditemukan mungkin disebabkan oleh susunan gen untuk pigmen sel kerucut peka-hijau dan peka-merah. Gen-gen tersebut terletak dekat satu sama lain dengan susunan berurutan kepala-ke-ekor di lengan q dan kromosom X dan mudah mengalami rekombinasi homolog tidak setara (unequal homologous recombination) atau tukar-silang yang tidak setara (unequal crossing-over) selama perkembangan sel germinal. Hal ini menghasilkan pigmen hibrida dengan pergeseran kepekaan spatial, dan sampai saat ini telah ditemukan 9 hibrida semacam itu.

ASPEK LAIN FUNGSI PENGLIHATANADAPTASI GELAPBila seseorang berada cukup lama dilingkungan yang terlalu terang lalu berpindah ke lingkungan yang remang-remang, retina secara bertahap menjadi lebih peka terhadap cahaya sewaktu orang tersebut menjadi terbiasa dalam gelap. Penurunan ambang penglihatan ini dikenal sebagai adaptasi gelap. Adaptasi ini hampir maksimal sekitar 20 menit, walaupun setelah itu masih terjadi penurunan lebih lanjut. Sebaliknya, bila seseorang tiba-tiba pindah dari ruangan yang remang-remang ke ruangan yang terang, cahaya akan menyilaukan bahkan tidak menyenangkan, sampai mata beradaptasi terhadap peningkatan penerangan dan ambang penglihatan meningkat. Adaptasi ini berlangsung dalam periode 5 menit dan disebut adaptasi terang, walaupun sebenarnya hal ini hanya merupakan hilangnya adaptasi gelap.Sebenarnya terdapat 2 komponen untuk respons adaptasi gelap. Penurunan ambang penglihatan yang pertama, yang cepat tetapi kecil, disebabkan oleh adaptasi gelap sel kerucut karena billa hanya bagian fovea retina (tidak mengandung sel batang) yang diuji, tidak terjadi penurunan lebih lanjut. Dibagian tepi retina, terjadi penurunan lebih lanjut akibat adaptasi sel batang. Rentang perubahan ambang antara mata yang beradaptasi terang dengan mata yangberadaptasi gelap penuh sangat besar.Ahli radiologi, pilot pesawat terbang dan lainnya yang memerlukan kepekaan penglihatan maksimum dalam cahaya redup dapat menghindari proses menunggu selama 20 menit dalam gelap untuk beradaptasi gelap bila menggunakan kacamata mata merah sewaktu berada dalam terang. Panjang gelombang cahaya di ujung merah spectrum hanya sedikit merangsang sel batang, tetapi memungkinkan sel kerucut tetap berfungsi baik. Dengan demikian, orang yang menggunakan kacamata merah dapat melihat dalam cahaya terang selama waktu yang diperlukan untuk sel batang beradaptasi gelap.Waktu yang diperlukan untuk adaptasi gelap sebagian ditentukan oleh waktu yang diperluka untuk meningkatkan timbunan rodopsin. Pada cahaya terang, sebagian besar pigmen terurai dan dalam ccahaya redup diperlukan beberapa waktu untuk mengumpulkan pigmen dalam jumlah cukup untuk fungsi optimal sel batang. Namun, adaptasi gelap juga berlangsung disel kerucut sehingga faktor-faktor lain ikut terlibat.