Pengkajian Ketenaga Kerjaan Di RSUD Banyumas

download Pengkajian Ketenaga Kerjaan Di RSUD Banyumas

of 4

description

PENGKAJIAN SDM

Transcript of Pengkajian Ketenaga Kerjaan Di RSUD Banyumas

Pengkajian Ketenaga Kerjaan di RSUD BanyumasKebutuhan Tenaga Kerja Laden Dokter dengan Metode Indicator Staffing Needs (ISN)

Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset paling penting yang harus dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia adalah orang-orang yang merancang dan menghasilkan barang atau jasa, mengawasi mutu, memasarkan produk, mengalokasikan sumber daya finansial, serta merumuskan seluruh strategi dan tujuan organisasi. Tanpa orang-orang yang memiliki keahlian atau kompeten maka mustahil bagi organisasi untuk mencapai tujuannya (Samsudin, 2006). Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit yang efektif dan efisien adalah tersedianya SDM yang cukup dengan kualitas yang tinggi, profesional sesuai dengan fungsi dan tugas setiap personel. Ketersediaan SDM rumah sakit disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit berdasarkan tipe rumah sakit dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Untuk itu ketersediaan SDM di rumah sakit harus menjadi perhatian pimpinan. Salah satu upaya penting yang harus dilakukan pimpinan rumah sakit adalah merencanakan kebutuhan SDM secara tepat sesuai dengan fungsi pelayanan setiap unit, bagian, dan instalasi rumah sakit (Ilyas, 2004).Perencanaan SDM adalah suatu proses sistematis yang digunakan untuk memprediksi permintaan dan penyediaan SDM di masa datang. Melalui program perencanaan SDM yang sistematis dapat diperkirakan jumlah dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan pada setiap periode tertentu sehingga dapat membantu bagian SDM dalam perencanaan rekrutmen, seleksi, serta pendidikan dan pelatihan (Rachmawati, 2008). Salah satu metode perencanaan kebutuhan tenaga adalah Indicator Of Staffing Need (ISN), yaitu metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan pada beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Kelebihan metode ini mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis (Depkes, 2004).

Metode ISN dapat diterapkan untuk menghitung setiap jenis tenaga di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit. Salah satu unit di rumah sakit yang berperan besar dalam menunjang kegiatan operasional rumah sakit adalah instalasi gizi. Instalasi gizi rumah sakit merupakan suatu unit di rumah sakit yang keberadaannya tidak bisa dipisahkan dari rumah sakit. Dalam pelaksanaannya pengelolaan instalasi gizi memerlukan ketersediaan SDM, terutama tenaga pramusaji laden dokter. Karena begitu besarnya peranan instalasi gizi dalam menunjang kegiatan operasional rumah sakit maka perencanaan kebutuhan SDM nya harus sesuai dengan kebutuhan, baik dari segi jenis dan jumlahnya. Untuk itu harus dilakukan analisis kebutuhan tenaga, karena kelebihan tenaga akan mengakibatkan terjadinya penggunaan waktu kerja yang tidak produktif atau sebaliknya kekurangan tenaga akan mengakibatkan beban kerja yang berlebihan.

Pengukuran beban kerja dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi kerja organisasi berdasarkan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun (Peraturan Menteri Dalam Negeri dalam Muskamal, 2010). Selain untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi kerja organisasi, pengukuran beban kerja juga dilakukan untuk menetapkan jumlah jam kerja dan jumlah orang yang diperlukan dalam rangka menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu. Pengukuran beban kerja memberikan beberapa keuntungan bagi organisasi alasan yang sangat mendasar dalam mengukur beban kerja adalah untuk mengkuantifikasi biaya mental (mental cost) yang harus dikeluarkan dalam melakukan suatu pekerjaan agar dapat memprediksi kinerja sistem dan pekerja (Cain,2007). Tujuan akhir dari langkah-langkah tersebut adalah untuk meningkatkan kondisi kerja, memperbaiki desain lingkungan kerja ataupun menghasilkan prosedur kerja yang lebih efektif. Menteri Dalam Negeri dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pedoman Analisis Beban Kerja Di Lingkungan Departemen Dalam Negeri Dan Pemerintah Daerah dalam Muskamal (2010) menjelaskan bahwa dilakukannya pengukuran beban kerja memberikan beberapa manfaat kepada organisasi, yaitu :

Penataan/penyempurnaan struktur organisasi

Penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit

Bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja

Sarana peningkatan kinerja kelembagaan

Penyusunan standar beban kerja jabatan/kelembagaan

Penyusunan daftar susunan pegawai atau bahan penetapan eselonisasi jabatan struktural

Penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai dengan beban kerja organisasi

Program mutasi pegawai dari unit yang berlebihan ke unit yang kekurangan

Program promosi pegawai

Reward and punishment terhadap unit atau pejabat

Bahan penyempurnaan program diklat Bahan penetapan kebijakan bagi pimpinan dalam rangka peningkatan pendayagunaan sumber daya manusia.Instalasi gizi telah menerapkan pola dan prosedur ketenagaan/kepegawaian yang didukung dengan sejumlah peraturan dan kebijakan demi terciptanya sumber daya manusia yang stabil dan efektif. Masing-masing ketenagaan/kepegawaian memiliki prosedur yang berbeda.Prosedur kerja pramusaji untuk laden dokter di RSUD Banyumas terdapat 2 shift yaitu dinas pagi dan dinas sore. Pengamatan dilakukan pada Jumat, 25 September 2015 dari pukul 05.30-18.00 WIB. Pengamatan pekerja laden dokter dilakukan pada shift pagi oleh pramusaji dan shift sore yang dilakukan oleh 5 orang pekerja berasal dari bagian prodis. Hasil perhitungan yang dilakukan standar beban kerja pramusaji berdasarkan waktu rata rata yang dibagi dengan rata rata waktu peraturan kegiatan pokok sebesar 7 jam/hari dan waktu kelonggaran atau waktu longgar disela kegiatan sebesar 18 menit. Perhitungan yang telah dilakukan sesuai dengan analisa dilapangan ketika wawancara rata rata waktu senggang yang ada hanya 15 menit. Berdasarkan hasil perhitungan tenaga dengan metode ISN didapatkan hasil sebanyak 1 orang laden dokter, sedangkan jumlah tenaga kerja laden dokter yang tersedia adalah 1 orang. Jadi jumlha tenaga kerja laden dokter di RSUD Banyumas sudah mencukupi atau beban kerja yang ada masih bisa ditangani oleh 1 orang. DAPUS

Ilyas, Yaslis., 2004, Perencanaan SDM Rumah Sakit, Teori, Metoda dan Formula, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, Jawa BaratSamsudin, Sadili., 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pustaka Setia, Bandung.

Rachmawati, Ike K., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit ANDI, YogyakartaDepartemen Kesehatan RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah SakitCain, B. (2007). A Review of The Mental Workload Literature. Defence Research and Development Canada Toronto. Human System Integration Section : Canada.

Muskamal. (2010). Analisis Beban Kerja Organisasi Pemerintah Daerah. PKP2A II LAN Makassar, KKSDA : Makassar.