Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

36
PENGINDERAAN JAUH UNTUK PENGEMBANGAN WILAYAH PJ-2010 Oleh: Prof. Dr. Totok Gunawan, M.S. Fakultas Geografi UGM

Transcript of Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

Page 1: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENGINDERAAN JAUH UNTUK PENGEMBANGAN WILAYAH

PJ-2010Oleh:

Prof. Dr. Totok Gunawan, M.S.

Fakultas Geografi UGM

Page 2: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

INTRODUCTION: PENGERTIAN

• Penginderaan Jauh: ilmu pengetahuan dan teknologi seni (Ipteks) untuk mengekstrak data (primer) tanpa menyentuh objek yang dikaji

• Pengetahuan dan pemahaman ilmu penginderaan jauh penting karena direkam melalui berbagai panjang gelombang, waktu pengambilan, dan skala citra yang diinginkan

• Ketrampilan dan kemampuan mengolah citra tergantung kesiapan analist ataupun interpreter dalam teknis pengolahan data, dan penyajian dalam bentuk peta hasil verifikasi data di lapangan

Page 3: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

INTRODUCTION…(1)

• Peran Penginderaan Jauh menjadi sumber data utama sebagai data primer dan sebagai pemutakhiran data

• Penginderaan Jauh dapat diproses menggunakan algoritma untuk melakukan transformasi matematis untuk melahirkan citra baru (PCA, PCD, density slicing, histogram equalisasi, dll)

Page 4: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

INTRODUCTION…(2)

• Penginderaan Jauh menjadi kunci penting dan wajib bagi pengembangan ilmu PJ dalam mendukung kajian

• Pertanyaannya: sejauhmana kemampuan dan ketelitian citra PJ (interpretasi dan pemetaan) untuk memperoleh data (parametrik dan non parametrik)

• Kenampakan Bentanglahan (landscape features) yang tampak pada citra PJ

Page 5: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

INTRODUCTION…(3)

• Skala Penginderaan Jauh menentukan perolehan data (citra Landsat berskala kecil, citra SPOT berskala sedang, citra IKONOS berskala besar)

• Perolehan Data citra berskala kecil (landscape, land cover), citra berskala sedang (landform, land use), citra berskala besar (land unit, land utilization type, LUT)

Page 6: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

INTRODUCTION…(4)

• Data Kebumian: litosfer (geologi): formasi, struktur/stratigrafi, batuan; litosfer (geomorfologi): landscape, landform, land unit; pedosfer (tanah): seri, jenis, horison; hidrosfer (hidrologi): air permukaan, air tanah, mataair; liputan lahan: land cover, land use, LUT; Cuaca dan iklim: tipe awan, hujan, suhu; wilayah: kekeringan, kelebihan air (banjir), genangan/rawa

Page 7: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENGEMBANGAN WILAYAH

• Perencanaan Pengembangan Wilayah (PPW): Perencanaan (planning), Pengembangan (development), Wilayah (region/regional)

• Level Perencanaan: tingkat makro/tinjau, tingkat meso/semi detil, tingkat mikro/detil

• Perencanaan (planning) menghasilkan zonasi, Perancangan (designing) menghasilkan tata ruang/tata guna lahan

Page 8: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENGEMBANGAN…(1)

• Perencanaan Wilayah (regional planning) mempunyai pengertian tata ruang wilayah (pedesaan)

• Pengembangan (development) menghasilkan kemajuan, Pemekaran (spreading) menghasilkan perluasan

• Pengembangan Wilayah (regional development) mempunyai pengertian memajukan dan memperluas wilayah

Page 9: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENGEMBANGAN…(2)

• Pemekaran Wilayah (regional spreading) mempunyai pengertian perluasan wilayah baru (ekstensi: trend ataupun daerah otonom baru)

• Wilayah (region/regional) berkaitan dengan lokasi geografis, Kawasan berkaitan dengan fungsi, dan Daerah berkaitan dengan pusat atau bersifat lokal

Page 10: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENGEMBANGAN…(3)

• Wilayah kepesisiran, wilayah hujan, Kawasan perlindungan, Kawasan perindustrian, Daerah: pemerintah daerah, Daerah irigasi (DI), Daerah khusus ibukota (DKI), Daerah istimewa (DI Aceh, DI Yogyakarta)

• Satuan Wilayah geografis (administrasi), kawasan (fungsi lokasi), daerah (status dan tujuan tertentu)

Page 11: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

SATUAN PEMETAAN

• Satuan Pemetaan: (mapping unit) adalah satuan terkecil yang mempunyai kesamaan (homogenitas) tertentu shg dapat menjadi pewakil yang representatif

• Satuan Lahan: (land unit), Satuan Medan (terrain unit), Satuan Pemetaan Tematik (thematic mapping unit)

• Konsep Satuan Pemetaan: kesamaan dan atau homogenitas tertentu didasarkan pada parameter penentu/dominan sebagai faktor yang sangat mempengaruhi

Page 12: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

SATUAN PEMETAAN …(2)

• Penggunaan Satuan Pemetaan:

• Land unit digunakan untuk satuan perencanaan non fisik, salah satu parameter penyusunnya dari parameter lahan

• Terrain unit digunakan untuk satuan perencanaan fisik, semua parameter penyusunnya dari parameter2 fisik

Page 13: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

SATUAN PEMETAAN…(3)

• Thematic Mapping Unit, TMU: pada dasarnya mengikuti konsep land unit dan terrain unit, jadi TMU mrpk konsep umum, biasanya parameter penyusunnya lebih dari 3 atau 5 parameter dan menggunakan bantuan komputer

• Peran Satuan Pemetaan: membantu dlm penelitian sbg satuan pemetaan terkecil dan dapat berfungsi sebagai sampel

Page 14: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PETA DASAR DAN PETA TEMATIK

• Peta dasar (basemap) peta yang diturunkan dari Peta umum (peta topografi, peta RBI), misal: peta kontur dll

• Peta dasar tematik: peta dasar yang diturunkan dari Peta tematik tetapi masih bersifat dasar, misal: peta kelerengan dll

• Peta tematik Analisis: peta tematik yang disusun dari data tematik tertentu yang bersifat khusus untuk analisis, misal peta tekstur tanah, dll

Page 15: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PETA ……..(1)

• Peta tematik sintesis: peta tematik yang disusun dari beberapa data tematik untuk tujuan sintesis, misal: peta ekosistem, peta kemiskinan, peta lahan kritis, dll

• Sumber data tematik: data tematik yang diturunkan dari Peta umum, Peta tematik, data atribut (statistik, grafis,chart), data ekstraksi citra PJ (hasil uji lapangan)

Page 16: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

EKSTRAKSI DATA CITRA

• Interpretasi manual (Screen digitation) dengan cara mendelineasi langsung pada citra PJ untuk tema2 tertentu shg menghasilkan citra manual tematik

• Hasil pemetaan citra manual tematik (tentatif) diperoleh hasil identifikasi dan hasil delineasi sbg dasar penentuan sampel di lapangan

Page 17: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

EKSTRAKSI…(1)

• Hasil overlay dari peta citra manual tematik menghasilkan satuan2 pemetaan terkecil (poligon) sbg dasar penentuan sampel di lapangan

• Interpretasi citra PJ dapat digunakan cara transformasi matematis dengan menggunakan software tertentu atau menciptakan software baru melalui penisbahan citra shg menghasilkan peta citra baru (tentatif) sbg dasar penentuan sampel di lapangan

Page 18: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

EKSTRAKSI…(2)

• Hasil pemetaan tematik citra digital baru (tentatif) dapat pula diuji secara statistik dg cara mengkaitkan antara hasil pemrosesan citra digital dengan data hasil verifikasi di lapangan

• Hubungan uji statistik hasil citra baru dan hasil verifikasi lapangan yang meyakinkan diakui sebagai hasil interpretasi yang telah dilakukan uji lapangan

• Secara digital pembuktian hasil analisis citra digital dapat ditinjau dari histogram daerah contoh, nilai spektral reflektan, dll.

Page 19: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENDEKATAN PPW

• Satuan wilayah pengembangan (regionalisasi), satuan pemetaan wilayah, satuan ekosistem bentanglahan, satuan pengelolaan lingkungan

• Satuan Wilayah Pengembangan (SWP)

• Satuan Pemetaan Wilayah (SPW)

• Satuan Ekosistem Bentanglahan (SEB)

• Satuan Pengelolaan Lingkungan (SPL)

Page 20: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENERAPAN SATUAN WILAYAH

• Hubungan satuan wilayah pengembangan (SWP), satuan pemetaan wilayah (SPW), satuan ekosistem bentanglahan (SEB) , dan satuan pengelolaan lingkungan (SPL)

• Regionalisasi Tipologi wilayah berdasarkan satuan geomorfologi utama atau satuan bentuklahan menghasilkan tipe-tipe wilayah (ekotipe) menghasilkan tata ruang makro

Page 21: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENERAPAN…(2)

• Pemilahan Ekotipe2 menjadi satuan2 kawasan berdasarkan Pendekatan Konservasi menurut arahan fungsi pemanfaatan lahan (Kepmentan 837/1983) menjadi 4 kategori besar: (1) kawasan lindung, (2) kawasan penyangga, (3) kawasan budidaya,dan (4) Kawasan permukiman

Page 22: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENERAPAN…(3)

• Penataan pemanfaatan lahan kawasan budidaya berdasarkan Pendekatan Kemampuan Lahan (land capability) dapat dikelompokkan menjadi 8 kelas, (1) kelas I s/d IV dikategorikan mampu untuk perencanaan lahan pertanian, dan (2) kelas V s/d VIII dikategorikan mampu untuk perencanaan lahan non pertanian, hasil tata ruangnya pada level meso

Page 23: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENERAPAN…(4)

• Penataan pemanfaatan lahan kelas I s/d VIII berdasarkan Pendekatan Kesesuaian Lahan, untuk kelas I s/d IV sesuai (cocok) untuk pertanian apa, sedang kelas V s/d VIII sesuai (cocok) untuk non pertanian apa, tata ruangnya level mikro

• Orientasi masyarakat, orientasi pasar, orientasi ekonomi menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan pemanfaatan lahan menurut kepentingan masyarakat luas

Page 24: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENERAPAN…(5)

• Pembagian ekotipe menjadi tipologi wilayah sebagai dasar penunjukkan SWP

• Penataan Wilayah menurut Pendekatan Konservasi sebagai dasar pembentukan SPW

• Pemanfaatan lahan menurut Pendekatan Kemampuan Lahan sebagai dasar pembentukan SEB

Page 25: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENERAPAN…(6)

• Pemanfaatan lahan secara rinci menurut Pendekatan Kesesuaian Lahan dan Orientasi Masyarakat (pasar, ekonomi) sebagai dasar pembentukan Satuan Manajemen Lahan (SML) dalam rangka pembentukan SPL

• Perencanaan Pengembangan Wilayah (PPW) berdasarkan Tipologi Wilayah hingga Pendekatan Kesesuaian Lahan dan Orientasi masyarakat menunjukkan penggunaan sumber data, skala citra, level perencanaan, kebijakan, dan pengambilan keputusan

Page 26: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENERAPAN…(6)

• Dalam Penerapan PJ untuk PPW dari contoh tadi yang penting: (1) Sumber data, (2) Skala sumber data, (3) Tahun sumber data, (4) Level atau tingkat perencanaan, (5) Hasil akhir yang diinginkan

• Di lapangan kondisi dan situasi wilayah sangat kompleks dan bervariasi: Penataan sumberdaya lahan menggunakan satuan geomorfologi atau satuan bentuklahan, Penataan sumberdaya air menggunakan satuan daerah aliran sungai (DAS), Penataan masyarakat menggunakan satuan sosial-ekonomi dan budaya

Page 27: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENERAPAN…(7)

• Perencanaan Pengembangan Wilayah Terpadu, mengingat kompleksnya kondisi dan masalah wilayah yang dihadapi mengikuti dinamika kebutuhan masyarakat

• Apa yang dimaksud dengan PPW Terpadu, artinya adalah Perencanaan yang terpadu untuk mengantisipasi kepentingan pelaku pembangunan yang menginginkan lahan yang sama agar tidak terjadi benturan sehingga menimbulkan konflik lintas sektoral

Page 28: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENERAPAN…(8)

• Apa yang dapat dipadukan? PPW merupakan kegiatan lintas disiplin, lintas sektoral. PPW merupakan seperangkat kegiatan yang dipadukan. Kegiatan yang dapat dipadukan antar sektor dan disiplin adalah program-program PPW

• Contoh Program PPW: Program Langit Biru, Program Kali Bersih, Program pantai Lestari, Program Kota Bersih, Program KB, Program Energi Desa Mandiri, Program PBB, Program GN-RHL, dll

Page 29: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENDEKATAN PJ- PPW

• PENDEKATAN GEOGRAFI WILAYAH:• SPASIAL-TEMPORAL• EKOLOGI DAN LINGKUNGAN• SPASIAL-EKOLOGIS• KOMPLEKS WILAYAH• SPASIAL-KOMPLEKS WILAYAH• PENDEKATAN WILAYAH-LINGK• PENDKT. PENG. JAUH-WLY-LINGK

Page 30: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENDEKATAN…(2)

• Pendekatan Spasial-Temporal• (Jati Diri Geografi): • A. Tinjauan Spasial: Lokasi (Location)• (1) Aspek Tempat (Place)• (2) Aspek Ruang (Space)• B. Tinjauan Temporal (seri waktu)• (1) sebelum (sejarah)• (2) saat ini (proses berjalan)• (3) mendatang (ke depan)

Page 31: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENDEKATAN …(3)

• C. Tinjauan Skala• (1) skala kecil (macro level)• (2) skala sedang (meso level)• (3) skala besar (micro level)• D. Tinjauan Representasi• (1) verbal• (2) visual• (3) matematikal/statistikal• (4) digital

Page 32: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENDEKATAN…(4)

• E. Tinjauan Analisis dan Sintesis

• (1) manusia-lingkungan alam

• (2) manusia-manusia

• (3) manusia-masyarakat sosial

• (4) masyarakat-masyarakat sosial

• (5) Lingkungan-lingkungan

Page 33: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

PENDEKATAN SITE SELECTION

• Pendekatan Site Selection: Site = Tapak/Letak, Selection = Seleksi /Penentuan atau Pemilihan

• Pendekatan Site Selection berbeda dengan Pendekatan Kemampuan Lahan ataupun Kesesuaian Lahan/

• Site Selection berbasis titik/garis/jalur, Kemampuan/Kesesuaian Lahan berbasis zona/area/luasan

Page 34: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

SITE SELECTION..(2)

• Kristina Ford (1977): Remote Sensing for Planners

. Lindgren (1985): Remote Sensing and Landuse Planning

. Steveren, et al,. 1979. Framework for Regional Planning

. Tiga Tahap Utama dalam proses implementasi pendekatan site selection

Page 35: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

SITE SELECTION…(3)

• Tahap Pertama: Penentuan Daerah Terpilih (Candidate Areas), lahan tsb. boleh dimanfaatkan/harus dilindungi

• Kriteria Candidate Area: tersusun dari peta land cover (punutup lahan, peta bentuk wilayah (topografi, fisiografi, bentuklahan), kenampakan budaya)

• Tahap Kedua: Penentuan Lokasi Potensial (Potential Areas) pada setiap Daerah Terpilih, lahan tsb. mempunyai potensi untuk tujuan pengembangan tertentu (dg.kriteria tertentu)

Page 36: Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah s2-Pj

SITE SELECTION…(4)

• Kriteria Potensial Area: tersusun dari peta bentuklahan, peta kelerengan, peta tanah, peta curah hujan, peta kelembaban tanah, dan kenampakan budaya.

• Tahap Ketiga: lokasi tunggal (Single site), lahan tsb berupa titik/garis/jalur, bukan zona lagi.

• Kriteria Single Site: tidak boleh melalui lahan sawah irigasi, permukiman padat, konsentrasi penduduk, kenampakan budaya, daerah bencana/bahaya, dll.

• Lima Single Site Terpilih: Single Site I, II, III, IV, dan V.