PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF...

53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan Karanganom, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011) SKRIPSI OLEH BUDI MUSTOFA NIM. X 1808092 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF...

Page 1: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA

MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan

Karanganom, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011)

SKRIPSI

OLEH

BUDI MUSTOFA NIM. X 1808092

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Budi Mustofa : PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL

CERITA MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD

Negeri 1 Jambeyan Karanganom, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011).

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas IV

SD Negeri 1 Jambeyan Karanganom Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 dalam

menyelesaikan soal cerita matematika dengan pembelajaran kooperatif.

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus. Strategi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi Penelitian Tindakan Kelas

dengan langkah-langkah menyusun perencanaan mengadakan tindakan, melakukan

pengamatan atau observasi, melaksanakan analisis dan refleksi.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan tiap siklus dilaksanakan tiga

kali pertemuan dengan rata-rata hasil tes 63,30 dengan prosentase ketuntasan 66,66%

dengan KKM 60 dilaksanakan pada bulan Pebruari 2011. Pada siklus kedua

dilaksanakan pada bulan Maret 2011 setelah tes akhir yang diikuti oleh 6 siswa

diperoleh nilai rata-rata kelas 65,00 dan prosentase ketuntasan 83,33% dari 6 siswa

hanya 1 siswa yang belum memperoleh nilai sesuai dengan KKM yaitu 60,

sedangkan 5 siswa telah mencapai nilai KKM (di atas KKM). Data hasil penelitian

diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika.

Dari keseluruhan putaran siklus dapat disimpulkan bahwa peneliti mampu

meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika, serta

meningkatkan motivasi belajar dengan memberikan penguatan dan memberi

kesempatan siswa lebih berpartisipasi dalam pembelajaran.

Kata Kunci : Model Pembelajaran, Peningkatan Kemampuan, STAD

Page 5: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Bila ingin menguasai dunia

Kuasailah pemuda

(Moch Zamin)

Ing ngarso sung tuladha

Ing madya mangun karso

Tut wuri handayani

(Ki Hajar Dewantoro)

Buku adalah teman duduk yang sangat menguntungkan.

(Peneliti)

Page 6: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat serta karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

dengan Judul PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL

CERITA MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD

Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011).

Dalam penyusunan skripsi peneliti telah banyak mendapat bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak, maka peneliti sampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dan

bimbingannya bagi penulis untuk menyusun skripsi ini.

2. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd., Ketua Program Studi PGSD dan Program PJJ

PGSD FKIP UNS Surakarta.

3. Dr. Riyadi, M.Si., Dosen Pengampu mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas UNS

Surakarta.

4. Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah membimbing dengan

kesabaran sehingga terwujud laporan PTK ini.

5. Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah membimbing

dengan kesabaran sehingga terwujud skripsi ini.

6. Dosen PJJ S1 PGSD UNS Surakarta.

7. Sri Pujianti, S.Pd., Kepala SD Negeri 1 Jambeyan Karanganom Klaten yang telah

memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian ini.

8. Seluruh guru dan karyawan SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten yang

telah memberikan bantuan dalam melaksanakan penelitian.

Kritik dan saran perbaikan peneliti harapkan semoga Laporan ini ada

manfaatnya demi perkembangan dan kemajuan pendidikan.

Klaten, 5 Juni 2011

Peneliti

Page 7: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ..................................... ii

PERSETUJUAN ................................................................................................ iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ....................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ................................................................................... 4

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ............................ 4

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .......................... 5

3. Soal Cerita Matematika ............................................................ 8

4. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika ............. 9

5. Langkah-langkah Menyelesaikan Soal Cerita ......................... 5

B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 11

C. Hipotesis Tindakan ........................................................................ 12

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 13

B. Subjek Penelitian ........................................................................... 13

C. Data dan Sumber Data ................................................................... 13

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 14

E. Validasi Data .................................................................................. 14

F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 14

G. Indikator Kinerja ............................................................................. 15

H. Prosedur Penelitian ........................................................................ 15

Page 8: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 20

B. Pembahasan .................................................................................... 24

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................ 25

B. Implikasi ........................................................................................ 25

C. Saran .............................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Dasar merupakan jenjang pendidikan yang sangat penting dan

menentukan. Pendidikan di sekolah dasar sangat perlu sebagai konsep dasar untuk

jenjang pendidikan selanjutnya. Ibarat sebuah bangunan, pendidikan di sekolah dasar

merupakan pondasinya. Bangunan akan tetap kokoh apabila mempunyai pondasi

yang kokoh pula.

Sasaran utama pendidikan di sekolah dasar adalah memberikan bekal secara

optimal tentang tiga kemampuan dasar yang meliputi kemampuan baca, tulis dan

hitung. Apabila tiga kemampuan dasar di sekolah dasar lemah, maka akan

berdampak negatif bagi pemahaman materi pelajaran yang lain.

Keberhasilan proses belajar mengajar umumnya diukur dengan keberhasilan

peserta didik dalam memahami dan menguasai materi yang diberikan. Semakin

banyak siswa yang mencapai tingkat pemahaman dan penguasaan materi, maka akan

semakin tinggi keberhasilan dari proses belajar mengajar tersebut. Tujuan proses

kegiatan belajar mengajar secara ideal adalah agar bahan yang dipelajari sepenuhnya

dikuasai oleh siswa atau mastery learning atau belajar tuntas artinya penguasaan

penuh.

Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui ulangan umum semester ternyata

mata pelajaran matematika memiliki nilai rata-rata rendah dibanding nilai mata

pelajaran lain. Dari hasil evaluasi matematika yang diikuto oleh 10 siswa

mengerjakan tentang soal cerita diperoleh hasil 6 siswa mendapat nilai < 6 (nilai

KKM 6), sedangkan 4 siswa mendapat nilai > 6. Capaian keberhasilan hanya 40%.

Pada dasarnya pengajaran matematika adalah mempersiapkan peserta didik

agar dapat menerapkan matematika secara tepat dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan kata lain belajar menyelesaikan soal matematika bentuk cerita dapat

mempersiapkan peserta didik menggunakan Matematika dalam kehidupan nyata.

Penyelesaian soal-soal matematika bentuk cerita memerlukan berbagai

keterampilan dan pemahaman yang tidak hanya membutuhkan kemampuan

Page 10: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

operasional tetapi juga pemahaman mengenai soal atau masalah yang ditanyakan.

Salah satu pendekatan yang selaras dalam penyelesaian soal cerita adalah pendekatan

bernuansa pemecahan masalah dan bersifat konstruktif. Strategi yang dapat

digunakan dalam pembelajaran matematika yang konstruktif adalah pembelajaran

kooperatif yang menciptakan keberhasilan individu dipengaruhi oleh keberhasilan

dalam kelompoknya.

Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus

pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan

kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Gagne dan Briggs melukiskan pembelajaran sebagai upaya orang yang

tujuannya adalah membantu orang belajar (Gradler, 1991:205).

Menurut Slavin (1985) pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya 4 - 6 orang dengan struktur kelompok heterogen.

Berdasar uraian tersebut di atas sangat diperlukan adanya upaya

mengoptimalkan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan peserta

didik dalam menyelesaikan soal-soal Matematika dalam bentuk cerita, maka

penelitian ini diberi judul ”Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada

Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten Tahun Ajaran

2010/2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diindentifikasikan beberapa

masalah sebagai berikut :

1. Apakah melalui pembelajaran kooperatif Tipe STAD, meningkatkan

kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas IV SD

Negeri 1 Jambeyan?

2. Bagaimanakah langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Tipe STAD

dalam meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika?

Page 11: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

C. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk :

1. Meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom,

Klaten Tahun Ajaran 2010/2011 dalam menyelesaikan soal cerita matematika

dengan pembelajaran kooperatif Tipe STAD.

2. Meningkatkan penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dalam

mencapai kebenaran menjawab soal matematika.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat :

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dengan pokok

permasalahan yang hampir sama dengan penelitian ini.

b. Menambah jumlah referensi yang berkaitan dengan metode pembelajaran

kooperatif.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk peserta didik/siswa

Peserta didik dapat berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain, selain itu

juga dapat meningkatkan keterampilannya dalam menyelesaikan soal-soal

matematika bentuk cerita.

b. Untuk guru

Dapat digunakan sebagai masukan bagi guru sekolah dasar, khususnya guru

kelas IV dalam memperoleh pendekatan dan model pembelajaran yang tepat

dalam pembelajaran matematika kelas IV.

c. Untuk sekolah

Dapat digunakan sebagai acuan sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar

Matematika di kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan, Kecamatan Karanganom,

Kabupaten Klaten.

Page 12: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran

yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan

strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang

tingkat kemampuannya berbeda.

Menurut Slavin (1985) Pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.

Sunal dan Hans (2000) mengemukakan pembelajaran kooperatif

merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus

dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama

selama proses pembelajaran. Selanjutnya Stahl (1994) menyatakan pembelajaran

kooeratif dapat meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial.

Terkait dengan itu, hasil penelitian Suryadi (1999) pada pembelajaran

matematika menyimpulkan bahwa salah satu model pembelajaran yang efektif

untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah pembelajaran kooperatif.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas belajar dengan model kooperatif

dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya,

menghargai pendapat teman dan saling memberikan pendapat (sharing ideas).

Unsur-unsur pembelajaran kooperatif menurut Lungdren (1994) sebagai

berikut :

a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka tenggelam atau berenang

bersama.

b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam

kelompoknya dalam mempelajari materi yang dihadapi.

c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka memiliki tujuan yang sama.

Page 13: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

d. Para siswa membagi tugas dan tanggung jawab di antara para anggota

kelompok.

e. Para siswa diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut

berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

f. Para siswa berbagai kepemimpinan sementara mereka memperoleh

keterampilan bekerjasama selama belajar.

g. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual

materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor yaitu

faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern sebagai berikut :

a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang.

b. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai untuk

mendukung pembelajaran.

c. Ada kecenderungan topik permasalahan meluas selama kegiatan diskusi.

d. Saat diskusi terkadang didominasi oleh seseorang, sehingga siswa lain pasif.

Faktor ekstern erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah tentang

pelaksanaan tes yang terpusat seperti EBTA/EBTANAS ataupun UAN sehingga

KMB di kelas cenderung dipersiapkan untuk keberhasilan perolehan NEM.

Adapun macam-macam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :

a. Metode STAD

b. Metode Jigsaw

c. Metode G (Group Investigasi)

d. Metode struktural yang meliputi : mencari pasangan, bertukar pasangan,

berkirim surat dan soal, bercerita berpasangan, dua tinggal dua tamu, keliling

kelompok, kancing gemerincing, teknik tebak pelajaran, dan teknik Team

Quiz (TQ).

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a. Pengertian Metode STAD

Metode pembelajaran STAD atau Student Team Achievement Division

secara harfiah dapat diartikan sebagai pembagian pencapaian tim siswa. STAD

adalah salah satu metode dari pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh

Slavin. Metode pembelajaran ini merupakan teori belajar konstruktivisme yang

Page 14: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

berdasar pada teori belajar kognitif. Dalam hal ini guru berperan sebagai

fasilitator belajar dan bertugas menciptakan situasi belajar yang kondusif bagi

peserta didik, sedangkan peserta didik bekerja sama dalam kelompoknya dalam

memecahkan masalah.

Menurut Slavin (2008:143) STAD merupakan salah satu metode

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang

paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan

kooperatif.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode STAD adalah

salah satu model pembelajaran kooperatif dengan sintaks: pengarahan, buat

kelompok heterogen (4 - 5 orang), diskusikan bahan belajar, LKS, modul secara

kolaboratif, sajian presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis

individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan

rekor tim dan individual dan berikan reward.

b. Komponen Metode STAD

Menurut Slavin (2008:143) menyatakan bahwa, STAD terdiri atas lima

komponen utama yaitu : presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual dan

rekognisi tim.

Presentasi kelas. Materi pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi

diperkenalkan di dalam kelas oleh guru. Dalam presentasi haruslah benar-benar

berfokus pada STAD.

Kelompok atau tim terdiri dari empat atau lima siswa yang berbeda tingkat

kemampuan, jenis kelamin, dan ras (suku). Siswa bekerja dengan kelompok

terhadap tugas yang diberikan dengan cara didiskusikan bersama anggota

kelompoknya. Bila siswa merasa kesulitan maka siswa yang mampu harus

membantu kesulitan teman sekelompoknya, jika kelompok taidak dapat

mengatasinya maka perlu meminta bantuan guru.

Kuis. Pelaksanaan kuis berlangsung setelah satu atau dua periode

penyampaian materi dan kerja kelompok. Selama kuis setiap siswa harus

mengerjakan sendiri dan tidak boleh bekerja sama dengan siswa lain meskipun

dengan teman kelompoknya. Berdasarkan hal itu siswa bertanggungjawab

terhadap dirinya sendiri.

Page 15: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Skor kemajuan individual. Tujuan adanya skor kemajuan individual

adalah untuk memberikan hasil akhir yang maksimal pada setiap peserta didik.

Hal ini akan dapat diperoleh kalau siswa lebih keras dalam melaksanakan kuis.

Penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok ditentukan berdasarkan

nilai rata-rata kelompok yang diperoleh dengan cara menghitung nilai

perkembangan dari setiap anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota

kelompok tersebut.

Penerapan Student Teams Achievement Division (STAD) dalam proses

pembelajaran tidak jauh berbeda dengan tipe kooperatif yang lain. Student Teams

Achievement Division (STAD) mempunyai ciri khusus yaitu pada akhir

pembelajaran guru memberi kuis.

c. Langkah-langkah Metode STAD

Menurut Sugiyanto (2009:44) menyatakan bahwa, “Para guru

menggunakan metode STAD untuk mengajarkan informasi akademik baru

kepada siswa”. Dalam metode STAD terdapat beberapa langkah, langkah

pertama adalah memperkenalkan materi dalam presentasi di dalam kelas, baik itu

materi yang dibuat sendiri maupun materi yang diadaptasikan dari buku teks atau

sumber-sumber terbitan lainnya.

Langkah kedua dalam STAD adalah membagi siswa ke dalam Tim atau

kelompok, masing-masing terdiri empat atau lima anggota kelompok.

Diusahakan tiap tim memiliki anggota yang heterogen baik jenis kelamin, ras,

etnik mapun kemampuan. Bila perlu dibuat terlebih dahulu daftar siswa

berdasarkan kemampuannya sehingga mudah dalam membaginya ke dalam tim.

Langkah ketiga tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan

kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab

atau diskusi antar sesama anggota tim. Selanjutnya secara individual atau tim

dievaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang

telah dipelajari.

Langkah selanjutnya tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas

penguasaannya terhadap bahan ajar, dana kepada siswa secara individu atau tim

Page 16: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.

Bila perlu beberapa atau semua tim memperoleh penghargaan jika mampu

meraih suatu kriteria atau standar tertentu.

Berdasarkan uraian di atasa maka dapat disimpulkan bahwa inti dari

STAD adalah guru menyampaikan suatu materi, kemudian para siswa bergabung

dalam kelompoknya yang terdiri atas empat atau lima orang untuk

menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Setelah selesai mereka

menyerahkan pekerjaannya secara tunggal untuk setiap kelompok kepada guru.

Yang terakhir adalah adanya penghargaan terhadap tim.

Tipe ini dikembangkan oleh Slavin, dan merupakan salah satu tipe

kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi di antara siswa

untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran

guna mencapai prestasi yang maksimal.

Lima tahapan yang dijalani dalam kooperatif tipe ini adalah :

a. Penyajian materi.

b. Tahap kegiatan kelompok.

c. Tahap tes individual

d. Tahap penghitungan skor perkembangan individu.

e. Tahap pemberian penghargaan kelompok.

3. Soal Cerita Matematika

Soal cerita merupakan salah satu bentuk soal tes uraian di mana tes uraian

ini akan berfungsi untuk mendiagnosis kesulitan yang dialami siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa soal cerita matematika

adalah sebarang tugas atau kegiatan siswa dalam pelajaran matematika yang erat

kaitannya dengan masalah kehidupan sehari-hari, di mana soal tersebut dapat

digunakan untuk melatih siswa berpikir secara deduktif, membiasakan siswa

untuk melihat hubungan kehidupan sehari-hari dengan pengetahuan matematika

yang telah diperoleh di sekolah, dan memperkuat pemahaman siswa terhadap

konsep matematika tertentu.

Page 17: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

4. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika

Kemampuan berasal dari kata mampu yang memperoleh awalan ke- dan

akhiran -an yang berarti sanggup. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

kemampuan diartikan kesanggupan atau kecakapan untuk melakukan sesuatu.

Kemampuan menyelesaikan soal cerita Matematika adalah kemampuan

atau kecakapan dalam menyelesaikan tugas atau soal dalam pelajaran

Matematika yang erat kaitannya dengan masalah kehidupan sehari-hari, di mana

soal tersebut disajikan dalam bentuk cerita.

5. Langkah-langkah Menyelesaikan Soal Cerita

Tingkat kesulitan soal cerita berbeda dengan tingkat kesulitan soal bentuk

hitungan (kalimat matematika) yang dapat dilakukan penyelesaiannya secara

langsung. Penyelesaian soal cerita memerlukan tingkat pemahaman yang lebih

tinggi dibandingkan dengan penyelesaian soal berbentuk hitungan. Selain itu

pemilihan soal cerita akan mempengaruhi strategi yang akan digunakan oleh

siswa akan menyelesaikannya.

Menurut Gatot Muhstyo (2008:1.13) kendala utama peserta didik dalam

menyelesaikan soal cerita adalah mereka mengalami kesulitan memahami makna

bahasa dari kalimat yang digunakan karena adanya istilah matematika yang perlu

diganti dalam bentuk lambang. Misalnya jumlah, hasil kali, selisih, perbandingan

dan kaitannya dengan pengertian bahasa.

a. Kembalian (dalam pembelian) terkait penjumlahan.

b. Pajak (dalam pembelian) terkait penjumlahan.

c. Kehilangan terkait pengurangan.

d. Dan terkait dengan penjumlahan.

e. Setiap (harga barang) terkait perkalian.

Dalam pengajaran atau pembelajaran matematika seringkali berorientasi

kepada pendekatan pemecahan masalah atau penyelesaian suatu soal. Menurut

Polya dalam Ruseffendi (1988:177) menyatakan bahwa langkah-langkah yang

siswa lakukan dalam memecahkan masalah atau menyelesaikan soal adalah :

Page 18: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

a. Memahami persoalan

Untuk mengetahui apakah seorang siswa mengerti persoalannya siswa dapat

menulis kembali soal itu dalam kata-kata sendiri, menulis soal itu dalam

bentuk lain, menulis dalam bentuk yang lebih operasional, menulis dalam

bentuk rumus maupun dalam bentuk gambar.

b. Membuat rencana atau cara untuk menyelesaikannya

Dalam pembuatan rencana untuk menentukan cara yang akan digunakan

dalam menyelesaikan soal, dan dimungkinkan untuk membuat hipotesis

sebagai jawaban sementara.

c. Menjalankan rencana

Menyelesaikan soal itu dengan cara yang lebih ditentukan pada langkah

sebelumnya.

d. Melihat kembali

Langkah ini untuk mengecek benar tidaknya kita menyelesaikan soal itu, juga

untuk melihat alternatif penyelesaian atau cara yang lebih baik (praktis,

efisien dan lain-lain).

Terdapat empat langkah untuk menyelesaikan soal cerita seperti

dikemukakan oleh Nandang dalam Syafri Ahmad (2001:172) sebagai berikut :

a. Memahami soal cerita dengan menentukan apa yang diketahui dan apa yang

ditanyakan dari soal tersebut.

b. Menerjemahkan soal itu ke dalam model (kalimat) matematika.

c. Menyelesaikan model (kalimat) matematika.

d. Memeriksa kembali hasil (jawaban) yang diperoleh.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah

mengerjakan adalah sebagai berikut, langkah pertama menentukan apa yang

diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal, langkah kedua membuat kalimat

dengan mencari hubungan antara yang diketahui dan yang ditanyakan atau

dengan kata lain memilih operasi hitung yang sesuai dengan rumus-rumus yang

sesuai, langkah ketiga mengubahnya menjadi kalimat matematika, langkah

keempat menyelesaikan kalimat matematika dan langkah yang terakhir

menyimpulkan hasil jawaban yang diperoleh.

Page 19: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

B. Kerangka Berpikir

Tujuan pembelajaran dapat diduga tercapai apabila guru dalam

menyampaikan bahan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif

yang memiliki teknik yang tepat dalam menyajikan materi soal cerita matematika.

Melihat kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif pada pembelajaran

matematika dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam

menyelesaikan soal-soal matematika dalam bentuk cerita.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelejaran yang memandang

keberhasilan individu diorientasikan dalam keberhasilan kelompok. Dalam hal ini,

siswa mendorong pada teman-temannya untuk bersama-sama berhasil dalam belajar.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja sama dalam belajar dan

bertanggungjawab atas pembelajaran yang dilakukan. Model ini menekankan pada

tujuan dan keberhasilan kelompok yang dapat dicapai jika semua anggota kelompok

mempelajari apa yang diajarkan.

Dalam kerangka berpikir ini dijelaskan tindakan dan indikator pencapaian

target dari setiap siklus. Pada siklus pertama pada penyelesaian soal cerita, dengan

indikator pencapaian 80% siswa mencapai nilai KKM. Sedangkan bila pada siklus

pertama belum mencapai indicator pencapaian maka penelitian dilanjutkan pada

siklus berikutnya.

Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat

dalam gambar berikut ini :

─ Perencanaan

─ Tindakan

─ Observasi

─ Refleksi

─ Perencanaan

─ Tindakan

─ Observasi

─ Refleksi

Kondisi

Awal

Tindakan

Kondisi

Akhir

Guru menggunakan

pembelajaran

konvensional

Guru menggunakan

model pembelajaran

kooperatif tipe STAD

dalam menyelesaikan

soal cerita matematika

operasi penjumlahan

bilangan pecahan

Dengan model pembelajaran

kooperatif Tipe STAD dapat

menyelesaikan kemampuan soal

cerita matematika

Kemampuan menyelesaikan

soal cerita matematika

rendah. Prosentase

ketuntasan 50%

Siklus I

Prosentase ketuntasan

66,66%

Siklus II

Prosentase ketuntasan

83,33%

Page 20: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dari kerangka berpikir yang telah diuraikan dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe STAD dapat m eningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita

matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan Karanganom, Klaten Tahun

Ajaran 2010/2011.

Page 21: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Jambeyan, Kecamatan

Karanganom, Kabupaten Klaten dengan alasan :

a. Peneliti sebagai tenaga pendidik di sekolah tersebut.

b. Peneliti ingin mengadakan inovasi pembelajaran pada sekolah tersebut.

c. Sekolah tersebut belum pernah dijadikan objek penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2010/2011 pada

bulan Pebruari sampai dengan April tahun 2011.

Pelaksanaan Tindakan Siklus I : tanggal 9, 16, dan 23 Pebruari 2011

Pelaksanaan Tindakan Siklus II : tanggal 9, 16, dan 23 Maret 2011

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa SD Negeri 1 Jambeyan, Kecamatan

Karanganom, Kabupaten Klaten. Dengan jumlah 6 siswa terdiri dari 3 laki-laki dan

3 perempuan.

C. Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan ada tiga data yaitu data yang berhubungan dengan

proses, dampak tindakan yang akan dilakukan. Data yang berhubungan dengan

proses berupa data tentang peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita

matematika melalui pembelajaran kooperatif.

Dalam penelitian ini sumber data primer yang dapat dimanfaatkan antara

lain :

1. Data nilai akademik mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan,

baik nilai ulangan harian atau nilai Ulangan Akhir Semester.

Page 22: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran matematika kelas IV SD Negeri 1

Jambeyan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam

penelitian diperlukan alat atau metode untuk mendapatkan data yang tepat dan

objektif. Penetapan metode pengumpulan data berdasarkan tujuan penelitian yang

akan dicapai juga berdasarkan kebutuhan sumber data. Metode yang digunakan

untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknis tes.

Untuk mendukung penggunaan teknik pengumpulan data maka diperlukan

alat pengumpulan data. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini antara lain adalah lembar observasi, lembar kerja siswa, dan lembar

evaluasi.

E. Validasi Data

Di dalam penelitian diperlukan adanya validasi data, maksudnya adalah

semua data yang dikumpulkan hendaknya dapat mencerminkan apa yang sebenarnya

diukur dan diteliti. Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam

kegiatan penelitian diusahakan kebenarannya.

Untuk menjamin dan menguji kesahihan data yanga digunakan, maka validasi

data dalam penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi data. Trianggulasi data

maksudnya yaitu mengumpulkan data sejenis dari sumber yang berbeda. Jadi data

dan informasi yang diperoleh selalu dikomparasi dan diuji dengan data dan informasi

lain, baik dari segi koheren yang sama atau sumber yang berbeda.

Trianggulasi data dalam penelitian ini seperti saat pengambilan data keaktifan

siswa dengan diobservasi oleh guru, hasil tes dinilai oleh guru.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

kualitatif model interaktif Milles dan Huberman. Menurut Sugiyono (2003:91),

model analisis interaktif mempunyai tiga komponen poko, yaitu reduksi data, sajian

Page 23: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk

interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai sesuatu proses siklus.

Untuk lebih jelasnya, proses analisis kualitatif dengan model interaktif dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka dapat

dikumpulkan.

2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matrik

yang berguna untuk penelitian lanjut.

3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik di kelas.

4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam persiapan

analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka

perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.

5. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi

susunan laporan.

6. Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian.

7. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam

laporan akhir penelitian.

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan dalam

menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Dalam penelitian ini yang

menjadi indikator kinerja adalah: apabila 80% dari jumlah siswa kelas IV mencapai

nilai KKM, sedangkan nilai KKM untuk mata pelajaran matematika adalah 6,00.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan merupakan gambaran secara lengkap mengenai

langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. Prosedur penelitian

mencakup tahap-tahap:

1. Pengembangan Fokus Masalah Penelitian.

Untuk mengembangkan fokus masalah, dilakukan pembelajaran yang aktual, di

kelas dengan menggunakan perencanaan yang disusun oleh guru. Dari sini, guru

Page 24: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dapat memperoleh data tentang kondisi awal siswa. Data-data yang lain juga

dapat dikembangkan baik berasal dari guru, siswa, bahan ajar, interaksi

pembelajaran, hasil pembelajaran, media dan sebagainya.

2. Perencanaan Tindakan

Perencanaan-perencanaan tindakan yang perlu dipersiapkan untuk tindakan

perbaikan adalah: (1) Menyusun skenario pembelajaran. Dalam skenario

pembelajaran berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru, bentuk-bentuk

yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang telah

direncanakan; (2) Mempersiapkan fasilitas-fasilitas dan sarana pendukung yang

dioerlukan; (3) Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai

proses dari hasil tindakan perbaikan.

3. Pelaksanaan Tindakan

Setelah direncanakan dengan baik, tindakan perbaikan dilaksanakan dalam situasi

aktual. Pada saat yang bersamaan, tindakan perbaikan tersebut disertai dengan

observasi.

4. Observasi

Pada observasi ini, dilakukan perekaman mengenai segalam peristiwa dan

kegiatan yang terjadi selama tindakan dengan menggunakan blangko

pengamatan/lembar observasi.

5. Analisis dan Refleksi

Pada tahap analisis data, yang dilakukan adalah menyeleksi, menyederhanakan,

memfokuskan, mengabstrasikan, mengorganisasi data secara sistematikdan

rasional. Hasil analisis kemudian direfleksi, yaitu dikaji apa yang telah dan/atau

tidak terjadi. Apa yang telah dihasilkan atau dituntaskan oleh tindakan perbaikan.

Hasil refleksi ini digunakan untuk menetapkan langkah lanjut dalam rangka

mencapai tujuan penelitian tindakan kelas, apakah penelitian ini akan dilanjutkan

atau dihentikan.

6. Perencanaan Tindak Lanjut

Masalah yang diteliti diperkirakan belum tuntas hanya dengan satu siklus, maka

penelitian tindakan kelas dilanjutkan pada siklus ke 2. Pelaksanaan perbaikan,

pada siklus ke 2 dirancang berdasarkan pada hasil analisis dan refleksi dari

Page 25: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

observasi pada siklus I. Dengan prosedur yang sama penelitian tindakan kelas

dilanjutkan pada siklus berikutnya apabila masalah yang diteliti belum tuntas

pada siklus ke 2.

Rencana tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan

pada gambar di bawah ini :

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa prosedur tindakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Masalah

Rencana I

Tindakan I

Refleksi I

Observasi I

Rencana II

Tindakan II

Refleksi II

Observasi II

Masalah

Terselesaikan

SIKLUS I

SIKLUS II

Page 26: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1. Siklus 1

a. Rencana Tindakan

Rencana tindakan adalah rencana yang digunakan sebagai dasar untuk

melakukan tindakan penelitian. Dalam hal ini adalah pembelajaran kooperatif

guna meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pada penjumlahan

bilangan pecahan desimal.

b. Rencana Pelaksanaan Tindakan Kelas

Rencana pelaksanaan tindakan berarti perlakuan yang dilaksanakan dalam

rangka mengatasi permasalahan penelitian. Tindakan yang ditempuh adalah

belajar kelompok untuk menyelesaikan beberapa soal cerita tentang operasi

hitung penjumlahan bilangan pecahan desimal.

c. Observasi

Observasi berarti pengamatan dan pencacatan terhadap pelaksanaan dan hasil

pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Guru mencacat kegiatan

belajar anak didiknya dalam mengerjakan soal tugas kelompok maupun kuis

secara individu.

d. Refleksi

Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data

kaitannya dengan indikator kinerja Sklus I. Evaluasi data penilaian untuk

menilai hasil atau dampak pembelajaran kooperatif yang akan dilaksanakan

pada akhir siklus I. Sasaran dari evaluasi ini adalah paling tidak terdapat 80%

peserta didik yang dapat mencapai KKM dalam pengerjaan soal cerita

tentang operasi hitung penjumlahan pecahan desimal. Apabila dari hasil

evaluasi menunjukkan bahwa sasaran belum tercapai, maka perlu dilakukan

tindakan lanjutan pada siklus II.

2. Siklus II

a. Rencana Tindakan

Dalam siklus ini direncanakan masih menggunakan pembelajaran kooperatif

tetapi dengan materi pelajaran yang lain yaitu penyelesaian soal cerita tentang

operasi hitung penjumlahan pecahan desimal. Program kegiatan ini yang akan

dilaksanakan pada tindakan II direncanakan akan dilaksanakan pada bulan

April.

Page 27: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Rencana Pelaksanaan Tindakan Kelas

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II adalah mengadakan belajar

kelompok dalam menyelesaikan soal cerita tentang operasi hitung

penjumlahan pecahan desimal.

c. Observasi

Observasi berarti pengamatan dan pencacatan terhadap pelaksanaan dan hasil

pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II. Guru mencacat

kegiatan belajar anak didiknya dalam mengerjakan soal tugas kelompok

maupun kuis secara individu.

d. Refleksi

Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data

kaitannya dengan indikator kinerja Sklus II. Sasaran pada siklus II adalah

paling tidak terdapat 80% peserta didik yang dapat mencapai KKM dalam

pengerjaan soal cerita tentang operasi hitung penjumlahan pecahan desimal.

Apabila dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa sasaran belum tercapai, maka

penelitian ini dihentikan, namun bila sasaran pada siklus belum tercapai maka

perlu diadakan siklus berikutnya.

Page 28: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Menurut data diperoleh dalam melaksanakan pembelajaran Matematika

sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar di kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan,

Karanganom, Klaten tahun ajaran 2010/2011 dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kondisi Awal

Kondisi awal di kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten

rata-rata hasil ulangan matematika 50% siswa memperoleh nilai di bawah KKM.

Nilai terendah dicapai siswa adalah 40 dan nilai tertinggi 70. Gambaran

keseluruhan nilai seperti pada daftar berikut :

Daftar Hasil Penilaian Rata-rata pada Kondisi Awal

KKM : 60

NOMOR

NAMA SISWA L/P NILAI

KETERANGAN

URUT INDUK TUNTAS BELUM

TUNTAS

1. 2810 ADI PRASETYO L 50 - √

2. 2826 FEBRIANAN D.S. P 70 √ -

3. 2827 ADI NUR PRIHATIN L 40 - √

4. 2843 YULI PURWANTO L 60 √ -

5. 2845 SUKMA PUTRI AYU P 50 - √

6. 2846 SEPTIANA FERAWATI P 70 √ -

JUMLAH 340 3 3

RERATA 56,6 - -

PROSENTASE - 50% 50%

Grafik Hasil Penilaian Kondisi Awal

7

6

5

4

3

2

1

0

Fre

kuen

si

0 - 59 60 - 100

Nilai Siswa

Page 29: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Dari data di atas dengan responden 6 siswa, hasil penelitian kondisi awal

dengan ketuntasan 50% dengan KKM : 60.

2. Siklus Pertama (Siklus I)

a. Tahap Persiapan Tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran

matematika tentang pecahan desimal.

2) Menyiapkan media pembelajaran.

3) Menyiapkan soal tes.

4) Menyiapkan lembar penilaian.

5) Membuat lembar observasi.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang

dipersiapkan.

c. Tahap Observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Pada kegiatan ini yang dilakukan peneliti :

1) Memonitor siswa selama proses pembelajaran.

2) Menilai hasil yang dicapai setelah pelaksanaan pembelajaran.

Daftar Hasil Penilaian Rata-rata pada Siklus I

KKM : 60

NOMOR

NAMA SISWA L/P NILAI

KETERANGAN

URUT INDUK TUNTAS BELUM

TUNTAS

1. 2810 ADI PRASETYO L 50 - √

2. 2826 FEBRIANAN D.S. P 80 √ -

3. 2827 ADI NUR PRIHATIN L 50 - √

4. 2843 YULI PURWANTO L 70 √ -

5. 2845 SUKMA PUTRI AYU P 60 √ -

6. 2846 SEPTIANA FERAWATI P 70 √ -

JUMLAH 380 4 2

RERATA 63,3 - -

PROSENTASE - 66,66% 33,33%

Page 30: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Grafik Hasil Penilaian Siklus I

Dari data di atas dengan responden 6 siswa pada siklus I diperoleh

nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40, rata-rata nilai 63,33, ketuntasan

66,66%.

d. Tahap Refleksi

1) Berdasarkan hasil observasi sebagian siswa kurang aktif dalam proses

pembelajaran perlu ditingkatkan kreatifitasnya.

2) Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran masih perlu ditingkatkan.

3) Perlu dilaksanakan tindakan siklus II.

e. Identifikasi kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan

pembelajaran siklus I.

Kendala dan masalah antara lain sebagai berikut :

1) Sebagian siswa kurang mampu memahami soal cerita matematika.

2) Sebagian siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran.

3) Belum mampu berdiskusi dengan baik.

3. Siklus Kedua (Siklus II)

a. Tahap Persiapan Tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Menyiapkan media pembelajaran.

3) Menyiapkan soal tes.

4) Menyiapkan lembar penilaian.

5) Membuat lembar observasi.

7

6

5

4

3

2

1

0

Fre

kuen

si

0 - 59 60 - 100

Nilai Siswa

Page 31: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang

dipersiapkan.

c. Tahap Observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, yang

dilakukan peneliti adalah :

1) Memonitor siswa selama proses pembelajaran.

2) Menilai hasil yang dicapai setelah pelaksanaan pembelajaran.

Daftar Hasil Penilaian Rata-rata pada Siklus II

KKM : 60

NOMOR

NAMA SISWA L/P NILAI

KETERANGAN

URUT INDUK TUNTAS BELUM

TUNTAS

1. 2810 ADI PRASETYO L 50 - √

2. 2826 FEBRIANAN D.S. P 70 √ -

3. 2827 ADI NUR PRIHATIN L 60 √ -

4. 2843 YULI PURWANTO L 70 √ -

5. 2845 SUKMA PUTRI AYU P 70 √ -

6. 2846 SEPTIANA FERAWATI P 70 √ -

JUMLAH 390 5 1

RERATA 65 - -

PROSENTASE - 66,66% 33,33%

Grafik Hasil Penilaian Siklus II

Dari data di atas dengan responden 6 siswa pada siklus II diperoleh

nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 50, rata-rata nilai 65, ketuntasan 83,33%.

7

6

5

4

3

2

1

0

Fre

kuen

si

0 - 59 60 - 100

Nilai Siswa

Page 32: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil analisa dan observasi masih terdapat satu siswa

belum mencapai KKM yang ditetapkan. Pencapaian hasil ketuntasan pada

siklus II 83,33%, tidak perlu dilaksanakan siklus berikutnya.

e. Identifikasi kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan

pembelajaran siklus II.

Kendala dan masalah antara lain sebagai berikut :

Satu siswa mengalami lambat menangkap isi bacaan soal cerita karena masih

mengeja saat membaca.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penilaian menunjukkan adanya peningkatan proses

pembelajaran pada siklus sebagai berikut :

1. Siklus I

Pada siklus I siswa sudah siap menerima materi tentang pecahan desimal.

Konsep pecahan mudah disampaikan terlebih dahulu, kemudian diberi tugas

rumah secara mandiri. Dengan demikian siswa dapat mencoba sendiri. Ketika

dihadapkan pada diskusi kelas hasil pembelajaran masih perlu adanya

pembenahan dari beberapa aspek pembelajaran agar mencapai hasil yang

lebih baik.

2. Siklus II

Siklus II merupakan kelanjutan siklus sebelumnya (siklus I). Hasil

observasi pada siklus ini menunjukkan bahwa hasil serta aktifitas belajar siswa

lebih baik dibandingkan dengan siklus I.

Page 33: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam

dua siklus dapat disimpulkan, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa

kelas IV SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten.

Hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika.

Pada kondisi awal sebelum tindakan nilai rata-rata mata pelajaran matematika kelas

IV semester genap adalah 56,60 dengan KKM 60 hanya 50% siswa yang mampu

mencapai nilai ≥ 60. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 63,30 dengan KKM

60 ketuntasan belajar siswa mencapai 66,66% yang berarti meningkat 16,66%.

Sedangkan pada siklus nilai rata-rata kelas mata pelajaran matematika 65,00 dengan

KKM 60 ketuntasan belajar siswa mencapai 83,33% yang berarti meningkat 33,33%

dari kondisi awal.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

pelaksanaan pembelajaran Matematika. Model yang dipakai dalam penelitian adalah

model siklus. Prosedur penelitiannya terdiri dari 2 siklus. Adapun indikatornya

adalah menyelesaikan soal cerita matematika. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat

dikemukakan implikasi teoritis dan implikasi praktis hasil penelitian sebagai berikut :

a. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa peningkatan kemampuan

menyelesaikan soal cerita matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat dipertimbangkan untuk menambah model pembelajaran bagi guru

dalam memberikan materi pelajaran pada siswa.

Page 34: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Hasil penelitian ini memperkuat teori yang menyatakan bahwa melalui

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan siswa

menyelesaikan soal cerita matematika.

b. Implikasi Praktis

Penelitian telah membuktikan bahwa pembelajaran matematika dengan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan belajar

siswa khususnya soal cerita matematika.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru untuk

meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan meningkatkan kualitas

proses belajar mengajar sehubungan dengan prestasi dan hasil belajar siswa yang

akan dicapai. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan model

pembelajaran yang tepat bagi siswa.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disampaikan saran-saran sebagai

berikut :

1. Diharapkan guru-guru SD Negeri 1 Jambeyan, Karanganom, Klaten mampu

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran

khususnya matematika.

2. Hasil penelitian ini semoga dapat digunakan sebagai referensi bagi guru, kepala

sekolah dan orang tua siswa.

Page 35: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, dkk, 2010. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta. Dirjen Pendidikan

Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional.

Gatot Muhsetyo. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Isjoni, 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

John A. Van De Walle. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta :

Erlangga.

Nyimas Aisyah, ddk, 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta.

Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional.

Slavin Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori dan Praktek. Bandung : Nusa

Media.

Sugiyanto, 2009. Model-model Pembelajaran Kooperatif. Surakarta. Panitia

Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS.

Syarif Ahmad, 2001. Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Satu Langkah. Jurnal Ilmu Pengetahuan LPTK.

Page 36: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

SATUAN PENDIDIKAN : SD NEGERI 1 JAMBEYAN

MATA PELAJARAN : MATEMATIKA

KELAS / SEMESTER : IV / 2

WAKTU : 6 X 35 menit (3 X Pertemuan)

PELAKSANAAN : Pertemuan 1 : 9 Maret 2011

Pertemuan 2 : 16 Maret 2011

Pertemuan 3 : 23 Maret 2011

I. STANDAR KOMPETENSI

6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.

II. KOMPETENSI DASAR

6.4 Mengurangkan pecahan.

III. INDIKATOR

6.4.2 Menerapkan pengurangan bilangan pecahan dalam memecahkan

masalah.

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah memperhatikan penjelasan guru siswa dapat :

1. Menyelesaikan soal pengurangan pecahan desimal.

2. Menyelesaikan soal cerita tentang pengurangan pecahan desimal.

3. Menyelesaikan soal pengurangan berbagai pecahan.

4. Menyelesaikan soal cerita tentang pengurangan berbagai pecahan.

V. DAMPAK PENGIRING

Setelah selesai pembelajaran siswa dapat terampil memecahkan masalah yang

berhubungan dengan pengurangan pecahan dalam kehidupan sehari-hari.

VI. MATERI PEMBELAJARAN

1. Mengurang pecahan desimal :

0,7 - 0,5 = …

0,930,5

……. -

2. Soal cerita tentang pengurangan pecahan desimal.

Page 37: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

VII. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN

1. Metode : Ceramah

Demonstrasi

Diskusi

Tugas

2. Model pembelajaran : Kooperatif Tipe STAD

VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan No Kegiatan Waktu Metode

I 1 PENDAHULUAN

a. Mengkondisikan kelas siap

menerima pelajaran.

b. Tanya jawab tentang macam

pecahan.

c. Menjelaskan tujuan pembelajaran

atau kompetensi dasar yang akan

dicapai.

10 menit

Ceramah,

Tanya

jawab

2

KEGIATAN INTI

a. Siswa mengamati peragaan pe-

ngurangan pecahan.

b. Guru memfasilitasi siswa untuk

kerja kelompok.

c. Guru membagi kelas menjadi 2

kelompok masing-masing ber-

anggota 2 siswa.

d. Guru membagikan lembar kerja

untuk dikerjakan masing-masing

kelompok dengan diskusi.

e. Guru memberi umpan balik,

penguatan, serta motivasi kepada

siswa yang kurang aktif.

40 menit

Demonstrasi

ceramah

tugas

3

PENUTUP

a. Siswa mengerjakan evaluasi.

b. Siswa membuat kesimpulan

bersama guru.

c. Siswa bersama guru melakukan

refleksi.

d. Guru menginformasikan materi

selanjutnya.

20 menit

Tugas

ceramah

Page 38: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

II 1. PENDAHULUAN

a. Mengkondisikan kelas siap

menerima pelajaran.

b. Tanya jawab tentang soal cerita.

c. Menjelaskan tujuan pem-

belajaran atau kompetensi dasar

yang akan dicapai.

10 menit

Ceramah,

Tanya

jawab

2. KEGIATAN INTI

a. Siswa memperhatikan pen-

jelasan guru mengenai soal cerita

pengurangan pecahan.

b. Guru memfasilitasi siswa untuk

kerja kelompok.

c. Guru membagi kelas menjadi 2

kelompok masing-masing ber-

anggota 2 siswa.

d. Guru membagikan lembar kerja

untuk dikerjakan masing-masing

kelompok dengan diskusi.

e. Guru memberi umpan balik,

penguatan, serta motivasi kepada

siswa yang kurang aktif.

40 menit

Demonstrasi

ceramah

tugas

3. PENUTUP

a. Siswa mengerjakan evaluasi.

b. Siswa membuat kesimpulan

bersama guru.

c. Siswa bersama guru melakukan

refleksi.

d. Guru menginformasikan materi

selanjutnya.

20 menit

Tugas

ceramah

III 1. PENDAHULUAN

a. Mengkondisikan kelas siap

menerima pelajaran.

b. Tanya jawab tentang soal cerita.

c. Menjelaskan tujuan pem-

belajaran atau kompetensi dasar

yang akan dicapai.

10 menit

Ceramah,

Tanya

jawab

2. KEGIATAN INTI

a. Siswa memperhatikan pen-

jelasan guru mengenai soal cerita

pengurangan pecahan.

40 menit

Demonstrasi

ceramah

tugas

Page 39: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

b. Guru memfasilitasi siswa untuk

kerja kelompok.

c. Guru membagi kelas menjadi 2

kelompok masing-masing ber-

anggota 2 siswa.

d. Guru membagikan lembar kerja

untuk dikerjakan masing-masing

kelompok dengan diskusi

e. Guru memberi umpan balik,

penguatan, serta motivasi kepada

siswa yang kurang aktif.

3. PENUTUP

a. Siswa mengerjakan evaluasi.

b. Siswa membuat kesimpulan

bersama guru.

c. Siswa bersama guru melakukan

refleksi.

d. Guru menginformasikan materi

selanjutnya.

20 menit

Tugas

ceramah

IX. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Media : Gambar/model pecahan

Benda nyata yang dapat dibagi misal kue, pita dan

lain-lain.

2. Sumber Belajar : Matematika Kelas 4 SD, Nur Akhsin, S.Si. dkk,

Hal : 238 - 240

X. PENILAIAN

a. Prosedur : Tes akhir

b. Jenis : Tertulis

c. Bentuk : Isian, jawab singkat

d. Alat Tes : Soal tes

Jambeyan, 8 Maret 2011

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Kelas IV

SRI PUJIANTI, S.Pd. BUDI MUSTOFA

NIP. 19610803 198304 2 009 NIP. X 1808092

Page 40: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

SATUAN PENDIDIKAN : SD NEGERI 1 JAMBEYAN

MATA PELAJARAN : MATEMATIKA

KELAS / SEMESTER : IV / 2

WAKTU : 6 x 35 menit (3 x Pertemuan)

PELAKSANAAN : Pertemuan 1 : 9 Pebruari 2011

Pertemuan 2 : 16 Pebruari 2011

Pertemuan 3 : 23 Pebruari 2011

I. STANDAR KOMPETENSI

6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.

II. KOMPETENSI DASAR

6.3 Menjumlahkan pecahan.

III. INDIKATOR

6.3.1 Mampu menjumlahkan bilangan pecahan.

6.3.2 Mampu melakukan penjumlahan bilangan pecahan.

6.3.3 Menerapkan penjumlahan pecahan dalam memecahkan masalah.

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah memperhatikan penjelasan guru siswa dapat :

1. Menjumlahkan bilangan pecahan.

2. Menerapkan penjumlahan bilangan pecahan dalam memecahkan masalah

sehari-hari.

V. DAMPAK PENGIRING

Setelah selesai pembelajaran siswa dapat terampil memecahkan masalah yang

berhubungan dengan penjumlahan pecahan dalam kehidupan sehari-hari.

VI. MATERI PEMBELAJARAN

1. Mengurang pecahan desimal :

0,4 + 0,27 = …

0,4360,214

……. +

2. Soal cerita yang mengandung penjumlahan pecahan desimal.

Page 41: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

contoh :

Jarak rumah Deksa ke rumah Monik 0,5 km.

Jarak rumah Monik ke rumah Rendi 0,2 km.

Berapa km jarak rumah Deksa ke rumah Rendi melewati rumah Monik?

VII. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN

1. Metode : Ceramah

Tanya jawab

Diskusi

2. Model pembelajaran : Kooperatif Tipe STAD

VIII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Pertemuan Kegiatan Waktu Metode

1 I PENDAHULUAN

a. Mengkondisikan kelas siap

menerima pelajaran.

b. Tanya jawab tentang

penjumlahan pecahan.

c. Menjelaskan tujuan

pembelajaran.

10 menit

Ceramah,

Tanya

jawab

2

KEGIATAN INTI

a. Siswa mengamati peragaan

penjumlahan pecahan.

b. Guru memfasilitasi siswa untuk

kerja kelompok.

c. Guru membagi kelas menjadi 2

kelompok masing-masing ber-

anggota 2 siswa.

d. Guru membagikan lembar kerja

untuk dikerjakan masing-masing

kelompok dengan diskusi.

e. Guru memberikan penghargaan

kepada kelompok juara.

f. Guru memberi umpan balik,

penguatan, serta motivasi kepada

siswa yang kurang aktif.

40 menit

Demonstrasi

ceramah

tugas

Page 42: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

3

PENUTUP

a. Siswa mengerjakan evaluasi.

b. Siswa membuat kesimpulan.

c. Siswa bersama guru melakukan

refleksi.

d. Guru menginformasikan materi

selanjutnya.

20 menit

Tugas

ceramah

1 II PENDAHULUAN

a. Mengkondisikan kelas siap

menerima pelajaran.

b. Tanya jawab tentang

penjumlahan pecahan.

c. Menjelaskan tujuan

pembelajaran.

10 menit

Ceramah,

Tanya

jawab

2

KEGIATAN INTI

a. Siswa mengamati peragaan

penjumlahan pecahan.

b. Guru memfasilitasi siswa untuk

kerja kelompok.

c. Guru membagi kelas menjadi 2

kelompok masing-masing ber-

anggota 2 siswa.

d. Guru membagikan lembar kerja

untuk dikerjakan masing-masing

kelompok dengan diskusi.

e. Guru memberikan penghargaan

kepada kelompok juara.

f. Guru memberi umpan balik,

penguatan, serta motivasi kepada

siswa yang kurang aktif.

40 menit

Demonstrasi

ceramah

tugas

3

PENUTUP

a. Siswa mengerjakan evaluasi.

b. Siswa membuat kesimpulan.

c. Siswa bersama guru melakukan

refleksi.

d. Guru menginformasikan materi

selanjutnya.

20 menit

Tugas

ceramah

Page 43: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

1 III PENDAHULUAN

a. Mengkondisikan kelas siap

menerima pelajaran.

b. Tanya jawab tentang

penjumlahan pecahan.

c. Menjelaskan tujuan

pembelajaran.

10 menit

Ceramah,

Tanya

jawab

2

KEGIATAN INTI

a. Siswa mengamati peragaan

penjumlahan pecahan.

b. Guru memfasilitasi siswa untuk

kerja kelompok.

c. Guru membagi kelas menjadi 2

kelompok masing-masing ber-

anggota 2 siswa.

d. Guru membagikan lembar kerja

untuk dikerjakan masing-masing

kelompok dengan diskusi.

e. Guru memberikan penghargaan

kepada kelompok juara.

f. Guru memberi umpan balik,

penguatan, serta motivasi kepada

siswa yang kurang aktif.

40 menit

Demonstrasi

ceramah

tugas

3

PENUTUP

a. Siswa mengerjakan evaluasi.

b. Siswa membuat kesimpulan.

c. Siswa bersama guru melakukan

refleksi.

d. Guru menginformasikan materi

selanjutnya.

20 menit

Tugas

ceramah

IX. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Media : Gambar/model pecahan

Benda nyata yang dapat dibagi-bagi

2. Sumber Belajar : Matematika Kelas 4 SD, Nur Akhsin, S.Si. dkk,

Hal : 235 - 239

Page 44: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

X. PENILAIAN

a. Prosedur : Tes akhir

b. Jenis : Tertulis

c. Bentuk : Isian, jawab singkat

d. Alat Tes : Soal tes

Mengetahui, Jambeyan, 8 Pebruari 2011

Kepala Sekolah Guru Kelas IV

SRI PUJIANTI, S.Pd. BUDI MUSTOFA

NIP. 19610803 198304 2 009 NIP. X 1808092

Page 45: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

LAMPIRAN

SOAL TES

Pertemuan 1 :

1. 0,2 + 0,7 = ….

2. 0,4 + 0,12 = ….

3. 0,25 + 0,85 = ….

4. 0,36 + 0,145 = ….

5. 0,196 + 0,217 = ….

Pertemuan II :

1. 0,75 + 1

2 = ….

2. 3

4 + 0,75 = ….

3. 6

105 + 0, 5 = ….

4. 12

100+ 0,375 = ….

5. 0,843 + 0,5 = ….

Pertemuan III :

Ubahlah menjadi pecahan desimal!

1. 2

4 = ….

2. 3

4 = ….

3. 11

2 = ….

4. 23

4 = ….

5. 2

5 = ….

Skor

Pertemuan Nomor Soal Skor Skor Maksimal

I 1 - 10 Betul = 1 Salah = 0

II 1 - 10 Betul = 1 Salah = 0

III 1 - 5 Betul = 2 Salah = 0

6.

0,30,6

……. +

7.

0,210,3

……. +

8.

0,150,85

……. +

9.

0,4360,286

……. +

10.

3,256,81

……. +

6. 3

4 + 0,85 = ….

7. 1

5 + 0,31 = ….

8. 0,196 + 2

4 = ….

9. 8,7 + 0,341 = ….

10. 80,25 + 17,5 = ….

Page 46: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

KUNCI JAWABAN SOAL

Pertemuan I

1. 0,9

2. 0,52

3. 1,10

4. 0,181

5. 0,413

Pertemuan II

1. 1,25

2. 1,50

3. 1,1

4. 0,495

5. 1,343

Pertemuan III

1. 0,50

2. 0,75

3. 1,50

4. 2,75

5. 0,4

6. 0,9

7. 0,51

8. 1,00

9. 0,712

10. 10,06

6. 1,60

7. 0,51

8. 0,696

9. 9,041

10. 97,75

Page 47: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

LAMPIRAN :

A. Soal Test

Pertemuan 1

1.

0,75 0,6

……. -

2.

0,875 0,59

……. -

3.

4,5063,900

……. -

4.

10,72,875

……. -

5.

0,3750,290

……. -

6. Ibu membeli 13,50 kg beras, sesampainya di rumah diberikan kepada

tetangga 5,75 kg. Berapa kg sisa beras ibu?

7. Aminah membeli pita 10 m. Digunakan untuk membuat mainan sepanjang

4,25 m. Berapa sisa pita Aminah?

Pertemuan 2 :

1. 5

10 - 0,25 = ….

2. 6

8 - 0,2 = ….

3. 10,5 - 7 1

2 = ….

4. 2,350 - 650

1000= ….

5. Pak Ali panen gabah 3,5 ton, setelah digiling menghasilkan beras 3,405 ton.

Berapa kg penyusutannya?

6. Berat sebuah truk beserta muatannya 13,750 ton. Setelah muatannya

diturunkan berat truk sekarang 5,850 ton. Berapa ton berat muatan truk

tersebut?

Page 48: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Pertemuan 3 :

1. Ibu Mempunyai sebuah roti, Andi memakan roti itu 0,15 bagian, Bayu

memakan 0,10 bagian, Caca memakan 0,20 bagian dan Danu memakan ½

bagian roti.

c. Berapa bagian sisa roti ibu?

d. Berapa bagian selisih roti yang dimakan Danu dengan roti yang dimakan

Bayu?

e. Berapa selisih roti yang dimakan Bayu dan Caca dengan roti yang

dimakan Andi?

f. Berapa selisih roti yang dimakan Danu dengan roti yang dimakan Caca?

g. Berapa selisih roti yang dimakan Danu dengan roti yang dimakan Andi?

B. Kunci Jawaban Soal Tes

Pertemuan 1

1. 0,15

2. 0,285

3. 0,606

4. 7,825

5. 0,085

6. 7,75 kg

7. 5,75 m

Pertemuan 2

1. 25

100 (0,25)

2. 22

40

44

80

3. 3

4. 1,700 1700

1000

5. 0,095

6. 7,900

Page 49: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Pertemuan 3

a. 0,05 bagian

b. 0,40 bagian

c. 0,15 bagian

d. 0,30 bagian

e. 0,35 bagian

C. Kriteria Penilaian

Pertemuan Nomor Soal Skor Skor Maksimal

I 1 - 5

6 - 7

Betul = 1 Salah = 0

Betul = 2,5 Salah = 0

II 1 - 4

5 - 6

Betul = 1 Salah = 0

Betul = 2,5 Salah = 0

III 1 - 5 Betul = 1 Salah = 0

Betul = 2,5 Salah = 0

Page 50: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

LEMBAR TUGAS

Pertemuan 1 :

1. Pak Atmo mempunyai sepetak kebun, 0,4 dari kebun tersebut ditanami sayuran

dan 1

5 dari kebun tersebut ditanami singkong. Sisanya ditanami tanaman obat.

Berapa bagian dari kebun Pak Atmo yang ditanami tanaman obat?

2. Tentukan tiga pecahan yang senilai dengan 12

36 !

Pertemuan 2 :

1. Ibu mempunyai tepung 2

3 kg, yang

1

2 telah digunakan. Ibu membeli lagi

3

4 kg

tepung. Berapa kilogram tepung yang dimiliki ibu sekarang?

2. Pecahan 5 1

4 jika diubah menjadi bentuk pecahan desimal adalah ….

Pertemuan 3 :

Pak Iwan sedang mengecat pagar kebunnya dengan warna merah, kuning, hijau dan

biru, 2

6 bagian pagar dicat warna merah,

1

4 bagian dicat warna kuning,

1

3 bagian dicat

hijau dan 3

12 bagian dicat biru.

1. Berapa bagian pagar yang dicat warna merah dan kuning?

2. Berapa bagian pagar yang dicat warna kuning dan hijau?

3. Berapa bagian pagar yang dicat warna kuning dan hijau?

4. Berapa bagian pagar yang dicat warna hijau dan biru?

5. Berapa bagian pagar yang dicat warna kuing dan biru?

Page 51: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Selesaikan soal bersama dengan kelompokmu!

A. Soal Pertemuan I

Pak Iwan sedang mengecat pagar kebunnya dengan warna merah, kuning, hijau

dan biru, 2

6 bagian pagar dicat warna merah,

1

4 bagian dicat warna kuning,

1

3

bagian dicat hijau dan 3

12 bagian dicat biru.

1. Berapa bagian pagar yang dicat warna merah dan kuning?

2. Berapa bagian pagar yang dicat warna kuning dan hijau?

3. Berapa bagian pagar yang dicat warna kuning dan hijau?

4. Berapa bagian pagar yang dicat warna hijau dan biru?

5. Berapa bagian pagar yang dicat warna kuing dan biru?

B. Soal Pertemuan II

Pak Surip mempunyai kebun 2

5 bagian ditanami jagung,

1

10 bagian ditanami

kacang, 5

15 bagian ditanami singkong dan

1

4 bagian ditanami kedelai.

1. Berapa bagian kebun yang ditanami jagung dan singkong?

2. Berapa bagian kebun yang ditanami jagung dan kedelai?

3. Berapa bagian kebun yang ditanami kedelai dan singkong?

4. Berapa bagian kebun yang ditanami kacang dan singkong?

5. Berapa bagian kebun yang ditanami jagung dan kedelai?

C. Soal Pertemuan III

Ibu Mempunyai sebuah roti, Andi memakan roti itu 1

4 bagian, Bayu memakan

2

6

bagian roti, Caca memakan 1

8 bagian roti dan Danu memakan

1

2 bagian roti

1. Berapa bagian roti yang dimakan Andi dan Bayu?

2. Berapa bagian roti yang dimakan Andi dan Caca?

3. Berapa bagian roti yang dimakan Bayu dan Caca?

4. Berapa bagian roti yang dimakan Caca dan Danu?

5. Berapa bagian roti yang dimakan Bayu dan Danu?

Page 52: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

5. Lampiran-lampiran

HASIL PENILAIAN

KKM : 60

NOMOR

NAMA L/P

N I L A I

URUT INDUK Kondisi

Awal

Pasca Tindakan

I II

1. 2810 ADI PRASETYO L 50 50 50

2. 2826 FEBRIANAN D.S. P 70 80 70

3. 2827 ADI NUR PRIHATIN L 40 50 60

4. 2843 YULI PURWANTO L 60 70 70

5. 2845 SUKMA PUTRI AYU P 50 60 70

6. 2846 SEPTIANA FERAWATI P 70 70 70

Rerata 57 63 65

Nilai Antara 80 - 100 - 1 -

Nilai Antara 60 - 79 3 3 5

Nilai Antara 0 - 59 3 2 1

Prosentase Tuntas 50% 66 2

3 % 83

1

3 %

Page 53: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …eprints.uns.ac.id/7486/1/214011011201106501.pdfmeningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita matematika. Dari keseluruhan putaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

CURRICULUM VITAE

1. Nama : BUDI MUSTOFA

2. NIM : X 1808092

3. Tempat dan Tanggal Lahir : Boyolali, 24 Pebruari 1961

4. Jenis Kelamin : Laki-laki

5. Tempat Tugas : SD Negeri 1 Jambeyan

UPTD Pendidikan Kecamatan Karanganom

Kabupaten Klaten

6. Alamat Rumah : Madu Mulyo RT 06 RW 01, Pulisen, Boyolali

Nomor Telepon : 085647180310

7. Riwayat Pendidikan : - SD Negeri 6 Boyolali lulus tahun 1973

- SMP K Slamet Riyadi Boyolali lulus tahun 1976

- SPG Negeri Boyolali lulus tahun 1980

- D II PGSD UT lulus tahun 1998