PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

198
PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NARASI SISWA KELAS VII-2 DI SMP NEGERI 17 BEKASI TAHUN PELAJARAN 2020/2021 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh Santi Aulia 11170130000004 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021

Transcript of PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

Page 1: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NARASI

SISWA KELAS VII-2 DI SMP NEGERI 17 BEKASI

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Santi Aulia

11170130000004

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021

Page 2: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 3: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 4: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 5: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

i

ABSTRAK

Santi Aulia (NIM: 11170130000004). Skripsi. Penggunaan Media Webtoon

Mera, Puti, dan Emas dalam Pembelajaran Menulis Teks Narasi Siswa Kelas

VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi Tahun Pelajaran 2020/2021. Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Dr. Hindun,

M. Pd. 2021.

Skripsi ini meneliti tentang penggunaan media webtoon Mera, Puti, dan Emas

dalam pembelajaran menulis teks narasi siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17

Bekasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal apa saja yang bisa

menumbuhkan keterampilan dan minat siswa dalam menulis teks narasi,

mengetahui media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menulis

teks narasi siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17 Bekasi tahun pelajaran

2020/2021, dan untuk mengetahui dan mengkaji gambaran mengenai penggunaan

media webtoon Mera, Puti, dan Emas dalam pembelajaran menulis teks narasi

siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17 Bekasi tahun pelajaran 2020/2021.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari observasi, wawancara,

dokumentasi, dan tes. Aspek yang dinilai dalam menulis teks narasi berdasarkan

rangsang gambar yaitu kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian

struktur teks narasi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media webtoon Mera, Puti,

dan Emas dapat meningkatkan kemampuan menulis teks narasi siswa kelas VII-2

di SMP Negeri 17 Bekasi. Nilai rata-rata yang diperoleh secara umum, yaitu pada

kategori baik (B) dengan nilai 84. Dilihat dari segi persentase, terdapat 5 siswa

atau 24% memperoleh nilai pada kategori baik sekali (A), 15 siswa atau 71%

memperoleh nilai pada kategori baik (B), dan 1 siswa atau 5% memperoleh nilai

pada kategori cukup (C).

Kata Kunci: Media Webtoon; Menulis; Teks Narasi.

Page 6: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

ii

ABSTRACT

Santi Aulia (NIM: 11170130000004). Thesis. The Use of Mera, Puti, and Emas

Webtoon Media in Learning to Write Narrative Texts for Class VII-2 SMP

Negeri 17 Bekasi Academic Year 2020/2021. Indonesian Language and

Literature Education Department. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training,

Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Supervisor: Dr. Hindun,

M. Pd. 2021.

This thesis examines the use of webtoons Mera, Puti, and Emas in learning to

write narrative texts for class VII-2 students at SMP Negeri 17 Bekasi. This study

aims to find out what things can grow students' skills and interest in writing

narrative texts, find out the learning media used in learning to write narrative

texts for class VII-2 students at SMP Negeri 17 Bekasi in the 2020/2021 academic

year, and find out and examine the description of the use of the Mera, Puti, and

Emas webtoon media in learning to write narrative texts for class VII-2 students

at SMP Negeri 17 Bekasi in the 2020/2021 school year.

The research method used is descriptive qualitative. Data collection

techniques in this study consisted of observation, interviews, documentation, and

tests. Aspects that are assessed in writing narrative texts based on image stimuli

are suitability with images, content organization, suitability of narrative text

structure, spelling and writing, and accuracy of words.

The results showed that the use of the webtoon Mera, Puti, and Emas media

can improve the ability to write narrative texts for class VII-2 students at SMP

Negeri 17 Bekasi. The average value obtained in general is in the good category

(B). In terms of percentages, there are 5 students or 24% getting a score in the

very good category (A), 15 students or 71% getting a score in the good category

(B), 1 student or 5% getting a score in the moderate category (C), and no students

scored in the less category (D).

Keywords: Webtoon Media; Writing; Narrative Text

Page 7: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah mencurahkan rahmat serta

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Selawat

serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah

membawa umatnya ke zaman yang terang benderang.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan dalam penulisan skripsi ini, terkhusus penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Sururin, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dr. Makyun Subuki, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta;

3. Novi Diah Haryanti, M. Hum., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta;

4. Nur Syamsiyah, M. Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang

senantiasa memberikan motivasi kepada penulis;

5. Dr. Hindun, M. Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan, saran, nasihat, dan motivasi kepada penulis;

6. Dr. Elvi Susanti, M. Pd. dan Didah Nurhamidah, M. Pd., selaku dosen

penguji;

7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberikan ilmu dan motivasi kepada penulis selama kuliah di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta;

8. Tri Wahyu Retnaningsih, M. Pd., selaku Kepada Sekolah SMP Negeri 17

Bekasi dan Melawaty, S. Pd., selaku Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri

17 Bekasi yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian;

9. Dra. Sutami, selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas yang telah

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dan memberikan

dokumen-dokumen sekolah;

Page 8: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

iv

10. Kedua orang tua, Zainal Abidin dan Suryani, serta kakak dan adik

tersayang, Dian Maulidah dan Sinta Isnia yang senantiasa memberikan

dukungan dan doa dalam menyelesaikan skripsi;

11. Seluruh mahasiswa PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya

PBSI angkatan 2017 dan PBSI 2017 kelas A (Akusara) yang telah

memberikan kenangan manis selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta;

12. Kawan diskusi, satu perjuangan, dan perasaan Aulia Tartila, Farhanah

Fatin, Poppy Lutfiyani, dan Aulia Rahmah Zamzami yang telah

memberikan motivasi serta dukungan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi;

13. Seluruh pihak yang terlibat membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah Swt. membalas segala kebaikan semua pihak yang telah

membantu penulis. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

karena penulis menyadari skripsi ini masih terdapat kekurangan. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, 31 Juli 2021

Santi Aulia

Page 9: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ................................................................................................. i

ABSTRACT ................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ............................................................ 4

D. Perumusan Masalah ............................................................. 5

E. Tujuan Penelitian .................................................................. 5

F. Manfaat Penelitian ................................................................ 5

BAB II KAJIAN TEORETIS .............................................................. 7

A. Landasan Teori ..................................................................... 7

1. Media Pembelajaran ........................................................ 7

2. Media Webtoon ............................................................... 11

3. Menulis ............................................................................ 24

4. Teks Narasi ..................................................................... 31

B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................. 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 43

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 43

B. Metode Penelitian ................................................................. 43

C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................ 45

D. Instrumen Penelitian ............................................................ 46

Page 10: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

vi

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 47

F. Teknik Analisis Data ........................................................... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 60

A. Deskripsi Data .................................................................... 60

1. Sejarah Sekolah ............................................................. 60

2. Profil Sekolah ................................................................ 60

3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ..................................... 61

4. Kurikulum dan Pembelajaran ........................................ 61

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ....................................... 62

C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................. 63

BAB V PENUTUP ............................................................................... 132

A. Simpulan ............................................................................. 132

B. Saran ................................................................................... 132

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 134

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT PENULIS

Page 11: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Cara Menggambarkan Karakter Tokoh ............................... 37

Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Guru

Bahasa Indonesia ................................................................. 49

Tabel 3.2 Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Siswa Kelas VII-2 . 49

Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Menulis Teks Narasi Berdasarkan

Rangsangan Gambar ............................................................ 51

Tabel 3.4 Rincian Indikator Penilaian ................................................. 54

Tabel 3.5 Kategori Nilai Keterampilan Siswa dalam Menulis

Teks Narasi .......................................................................... 57

Tabel 4.1 Analisis Data Tes Siswa Nomor 1 ....................................... 67

Tabel 4.2 Analisis Data Tes Siswa Nomor 2 ....................................... 70

Tabel 4.3 Analisis Data Tes Siswa Nomor 3 ....................................... 72

Tabel 4.4 Analisis Data Tes Siswa Nomor 4 ....................................... 75

Tabel 4.5 Analisis Data Tes Siswa Nomor 5 ....................................... 78

Tabel 4.6 Analisis Data Tes Siswa Nomor 6 ....................................... 81

Tabel 4.7 Analisis Data Tes Siswa Nomor 7 ....................................... 83

Tabel 4.8 Analisis Data Tes Siswa Nomor 8 ....................................... 86

Tabel 4.9 Analisis Data Tes Siswa Nomor 9 ....................................... 89

Tabel 4.10 Analisis Data Tes Siswa Nomor 10 ..................................... 92

Tabel 4.11 Analisis Data Tes Siswa Nomor 11 ..................................... 95

Tabel 4.12 Analisis Data Tes Siswa Nomor 12 ..................................... 98

Tabel 4.13 Analisis Data Tes Siswa Nomor 13 ..................................... 101

Tabel 4.14 Analisis Data Tes Siswa Nomor 14 ..................................... 104

Tabel 4.15 Analisis Data Tes Siswa Nomor 15 ..................................... 107

Tabel 4.16 Analisis Data Tes Siswa Nomor 16 ..................................... 109

Tabel 4.17 Analisis Data Tes Siswa Nomor 17 ..................................... 112

Tabel 4.18 Analisis Data Tes Siswa Nomor 18 ..................................... 115

Tabel 4.19 Analisis Data Tes Siswa Nomor 19 ..................................... 118

Tabel 4.20 Analisis Data Tes Siswa Nomor 20 ..................................... 120

Page 12: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

viii

Tabel 4.21 Analisis Data Tes Siswa Nomor 21 ..................................... 123

Tabel 4.22 Hasil Tes Keterampilan Menulis Teks Narasi Siswa

Kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi .................................... 126

Tabel 4.23 Rekapitulasi Skor Keterampilan Menulis Teks Narasi

Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi Berdasarkan

Aspek Penelitian .................................................................. 128

Tabel 4.24 Jumlah Pencapaian dan Kategori Nilai Menulis Teks

Narasi Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi .............. 130

Page 13: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Halaman Muka Webtoon Genre Drama .............................. 14

Gambar 2.2 Halaman Muka Webtoon Genre Fantasi .............................. 14

Gambar 2.3 Halaman Muka Webtoon Genre Kerajaan ........................... 15

Gambar 2.4 Halaman Muka Webtoon Genre Komedi ............................ 15

Gambar 2.5 Halaman Muka Webtoon Genre Aksi .................................. 16

Gambar 2.6 Halaman Muka Aplikasi Webtoon yang Ada di Playstore .. 18

Gambar 2.7 Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk

Memilih Genre..................................................................... 18

Gambar 2.8 Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk Memilih

Gaya Gambar ....................................................................... 19

Gambar 2.9 Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk Memilih

Webtoon yang Menarik........................................................ 19

Gambar 2.10 Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk Masuk

Aplikasi Webtoon ................................................................ 20

Gambar 2.11 Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk Verifikasi

Masuk Aplikasi Webtoon .................................................... 20

Gambar 2.12 Halaman Muka Menu Beranda pada Aplikasi Webtoon ..... 21

Gambar 2.13 Halaman Muka Menu Pencarian pada Aplikasi Webtoon ... 21

Gambar 2.14 Halaman Muka Webtoon Mera, Puti, dan Emas.................. 22

Gambar 2.15 Struktur Teks Narasi ............................................................ 34

Page 14: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Uji Referensi

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 3 Lembar Wawancara Guru

Lampiran 4 Lembar Wawancara Siswa

Lampiran 5 Teks Narasi Siswa Kelas VII-2

Lampiran 6 Halaman Muka Webtoon Mera, Puti, dan Emas

Lampiran 7 Lembar Dokumentasi Penelitian

Lampiran 8 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 9 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 11 Riwayat Penulis

Page 15: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa sangat berperan penting sebagai alat komunikasi yang digunakan

bagi setiap manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Bahasa seringkali

disebut sebagai alat perantara yang mempunyai fungsi sosial. Maka dari itu,

bahasa menjadi kebutuhan setiap individu yang tidak bisa dipisahkan. Dilihat

dari segi definisi, bahasa dapat diartikan sebagai lambang bunyi yang bersifat

manasuka. Satuan ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia ini memiliki

satuan arti yang lengkap satu sama lain.

Bahasa tentunya memiliki keterampilan yang biasa dikenal sebagai

keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek,

yakni keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan

membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan

keterampilan yang paling rumit dan kompleks di antara aspek-aspek

keterampilan berbahasa lainnya karena menulis menjadi bagian dari

komunikasi secara tulisan. Tentunya komunikasi secara tertulis lebih

cenderung terstruktur dan teratur dibandingkan dengan komunikasi secara

lisan.

Oleh karena itu, keterampilan menulis ini membutuhkan perhatian yang

lebih dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya dalam

pembelajaran berbahasa di sekolah. Siswa di sekolah bisa menuangkan ide ke

dalam bentuk karangan. Selain itu, siswa juga dapat menciptakan kreativitas

melalui tulisan. Sejalan dengan kenyataan yang ada bahwa terdapat kendala

dalam pembelajaran menulis khususnya dalam menulis teks narasi di sekolah.

Pernyataan tersebut didasarkan atas hasil wawancara dan pengamatan penulis

dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII-2 di SMP Negeri 17

Bekasi.

Page 16: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

2

Siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17 Bekasi masih kurang terampil

dalam menulis teks narasi. Salah satu penyebabnya yaitu kurangnya minat

dalam menulis teks narasi. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menulis

teks narasi. Siswa juga masih kurang menguasai teknik penulisan yang sesuai

dengan kaidah yang ada. Selain itu, siswa masih merasa kebingungan karena

tidak memiliki pengetahuan tentang topik teks narasi.1

Menulis teks khususnya menulis teks narasi membutuhkan imajinasi

yang disusun secara runtut untuk kemudian ditulis. Hal ini sesuai dengan

pengertian dan tujuan dari teks narasi, yaitu teks yang bersifat menghibur.

Selain itu, teks narasi juga mengandung nilai-nilai moral yang dapat

diterapkan di kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, dalam menulis teks narasi

dibutuhkan daya pikir untuk menciptakan kejadian berdasarkan kenyataan

atau pengalaman seseorang. Siswa diharuskan sudah memahami dan

memiliki daya pikir untuk menciptakan isi teks tersebut.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kurang terampilnya siswa dalam

menulis teks narasi antara lain, media dalam pembelajaran menulis teks narasi

belum mengalami pembaharuan. Media pembelajaran yang digunakan masih

kurang inovatif dan variatif, bahkan media webtoon belum pernah digunakan

dalam pembelajaran menulis teks narasi. Pembelajaran menulis teks narasi

masih menggunakan media yang konvensional. Oleh karena itu, dalam

pembelajaran menulis teks narasi harus ada yang perlu diperbaiki agar

karangan yang dihasilkan mendapat capaian yang maksimal.

Inovasi dalam proses pembelajaran harus terus dilakukan seiring dengan

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Sekolah sebagai lembaga

pendidikan formal harus terus melakukan pembaharuan dari berbagai aspek

yang dapat menunjang pembelajaran. Salah satu aspek yang dapat menunjang

pembelajaran adalah media pembelajaran. Media pembelajaran yang inovatif

dan variatif harus dimanfaatkan guru untuk menunjang pembelajaran. Guru

dapat memanfaatkan salah satu media inovatif, yaitu media webtoon dalam

1 Hasil wawancara peneliti dengan guru Bahasa Indonesia.

Page 17: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

3

pembelajaran di kelas. Webtoon adalah komik online yang berisikan cerita

berdasarkan gambar berseri yang dapat menarik minat pembaca.

Media webtoon merupakan media inovatif yang memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk menunjang pembelajaran. Terdapat ilustrasi

visual dalam cerita webtoon yang dapat meningkatkan imajinasi siswa dalam

menulis teks narasi. Melalui ilustrasi visual tersebut, webtoon juga bisa

mengasah kreativitas siswa dalam mengembangkan peristiwa/cerita yang

akan ditulis. Selain itu, webtoon juga dapat menumbuhkan minat dan

ketertarikan siswa dalam pembelajaran teks narasi. Hal ini didasarkan dari

dukungan ilustrasi visual yang terdapat dalam webtoon dengan animasi-

animasi yang sempurna. Media webtoon ini dapat membuat siswa belajar

lebih menyenangkan. Hal ini tentu saja dapat membuat pembelajaran tidak

membosankan karena penggunaan media yang sifatnya membuat siswa

menjadi inovatif.

Siswa dapat menggunakan media webtoon untuk menciptakan imajinasi

yang diperlukan dalam menulis teks narasi. Teks narasi adalah karangan yang

berisi suatu kejadian/ peristiwa. Seringkali teks narasi mengandung kejadian

atau peritiwa yang melekat dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga tidak

jarang ditemukan terdapat peristiwa-peristiwa yang seolah-olah menceritakan

kisah hidup si pembaca. Peristiwa yang ditulis secara kronologis tentunya

makin mendukung teks narasi menjadi sempurna.

Siswa dituntut untuk memiliki imajinasi atau penggambaran peristiwa

yang mendukung dalam menulis teks narasi. Tidak hanya daya imajinasi,

tetapi juga daya nalar diperlukan dalam menulis teks narasi. Melalui media

webtoon siswa bisa mendapatkan ide dan gagasan untuk menulis teks narasi.

Selain itu, siswa juga dapat memperoleh imajinasi melalui cerita berseri yang

ada di dalam webtoon tersebut. Ilustrasi visual yang ada dalam media

webtoon bisa memancing munculnya ide, gagasan, serta daya imajinasi dan

daya nalar siswa.

Judul webtooon yang diambil dalam penelitian ini adalah “Mera, Puti,

dan Emas”. Webtoon “Mera, Puti, dan Emas” merupakan transformasi dari

Page 18: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

4

beberapa dongeng yang digabungkan menjadi satu kisah. Terdapat dongeng

Merah dan Putih, Timun Emas, dan Sangkuriang dengan kisah yang

diperbarui dari yang pernah didapatkan di masa kecil. Webtoon ini juga

mengandung moral yang dapat dipelajari oleh semua kalangan. Selain itu,

webtoon ini juga memiliki 2,2 juta pengguna yang sudah menikmati

karyanya. Oleh karena itu, webtoon “Mera, Puti, dan Emas” sangat tepat

dijadikan sebagai media pembelajaran terutama dalam pembelajaran menulis

teks narasi di sekolah pada siswa SMP.

Berdasarkan adanya berbagai paparan di atas, penulis tertarik untuk

melaksanakan penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Webtoon Mera,

Puti dan Emas dalam Pembelajaran Menulis Teks Narasi Siswa Kelas VII-2 di

SMP Negeri 17 Bekasi Tahun Pelajaran 2020/2021”. Metode penelitian yang

digunakan yaitu deskriptif kualitatif.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan

masalah, sebagai berikut:

1. Siswa kurang terampil dan berminat sehingga masih mengalami kesulitan

dalam menulis teks narasi;

2. Media pembelajaran menulis teks narasi masih bersifat konvensional

sehingga kurang inovatif dan variatif;

3. Media webtoon belum pernah digunakan dalam pembelajaran menulis teks

narasi.

C. Pembatasan Masalah

Penulis membatasi penelitian ini pada penggunaan media Webtoon Mera,

Puti, dan Emas dalam pembelajaran menulis teks narasi siswa kelas VII-2

semester ganjil SMP Negeri 17 Bekasi tahun pelajaran 2020/2021. Media

pembelajaran yang digunakan yaitu kartun dalam bentuk web yang diambil

dari aplikasi webtoon. Adapun durasi webtoon yaitu 30 menit.

Page 19: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

5

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis

merumuskan permasalahan pada penelitian ini, sebagai berikut:

1. Hal apa saja yang bisa menumbuhkan keterampilan dan minat siswa dalam

menulis teks narasi?

2. Apa media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks

narasi siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17 Bekasi tahun pelajaran

2020/2021?

3. Bagaimana penggunaan media webtoon Mera, Puti, dan Emas dalam

pembelajaran menulis teks narasi siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17

Bekasi tahun pelajaran 2020/2021?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini,

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hal apa saja yang bisa menumbuhkan keterampilan dan

minat siswa dalam menulis teks narasi.

2. Untuk mengetahui media pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran menulis teks narasi siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17

Bekasi tahun pelajaran 2020/2021.

3. Untuk mengetahui dan mengkaji gambaran mengenai penggunaan media

webtoon Mera, Puti, dan Emas dalam pembelajaran menulis teks narasi

siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17 Bekasi tahun pelajaran 2020/2021.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara

teoritis maupun praktis. Manfaat penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Aspek Teoritis

Secara teoritis, manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan

kontribusi konkret dalam pelaksanaan belajar mengajar mata pelajaran

Bahasa Indonesia di kelas dengan menggunakan media webtoon. Selain itu,

Page 20: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

6

penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan keterampilan menulis teks

narasi.

2. Aspek Praktis

a) Siswa

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber siswa untuk mengetahui

media webtoon yang digunakan dapat menjadi media yang tepat di dalam

kelas sehingga diharapkan mampu meningkatkan keterampilan menulis,

khususnya keterampilan menulis teks narasi.

b) Pendidik (Guru)

(1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru

untuk mengembangkan media pembelajaran inovatif sehingga siswa akan

lebih memahami pembelajaran khususnya dalam menulis teks narasi

yang masih dianggap sulit oleh siswa;

(2) Dapat mengubah media pembelajaran yang monoton menjadi lebih

inovatif dan variatif dengan menggunakan media pembelajaran yang

sesuai dengan bahan ajar sehingga dapat menarik perhatian siswa dalam

proses belajar mengajar.

c) Bagi Peneliti

(1) Hasil penelitian dapat digunakan untuk melengkapi referensi peneliti

selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti lain sehingga didapati data-data

dengan lengkap dan rinci;

(2) Penelitian ini dilakukan untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan

khususnya masalah penggunaan media pembelajaran yang disesuaikan

dengan masalah, kondisi, dan bahan ajar siswa di sekolah.

Page 21: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

7

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Landasan Teori

1. Media Pembelajaran

a) Pengertian Media

Kegiatan belajar mengajar memiliki perantara atau pengantar yang

disebut sebagai media. Hindun menjelaskan media berasal dari bahasa

latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium dengan memiliki

arti perantara atau pengantar. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa media

merupakan sarana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.1

Kemudian Asih mengemukakan media adalah perantara atau pengantar

pesan yang diterima oleh penerima pesan melalui pengirim pesan.

Asosiasi Teknologi Pendidikan mengatakan bahwa media merupakan

segala bentuk dan perantara yang digunakan orang untuk menyampaikan

pesan atau informasi.2

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka dapat disimpulkan

bahwa media merupakan alat perantara sebagai wahana penyalur pesan

atau informasi belajar kepada penerima pesan. Media memiliki berbagai

bentuk serta saluran untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media

sangat berfungsi untuk guru dalam menyampaikan informasi belajar

kepada para siswa.

b) Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat berperan penting dalam proses kegiatan

belajar mengajar agar tercapai tujuan yang dikehendaki. Menurut Aris

Shoimin pembelajaran merupakan suatu sistem yang memiliki peran

sangat berpengaruh di dalam mewujudkan kualitas pendidikan. Peran

1 Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah

Dasar, (Depok: Nufa Citra Mandiri, 2014), cet. 2, h. 91. 2 Asih, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016), cet.

1, h. 200.

Page 22: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

8

guru dan murid sangat dominan dalam pembelajaran itu sendiri.3 Asih

menyatakan media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam

pembelajaran, yang meliputi sarana mengajar untuk membantu guru

dalam pembelajaran serta alat pembawa pesan dari sumber belajar ke

penerima pesan belajar.4 Oemar Hamalik menjelaskan bahwa tujuan

pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai setelah selesai

diselenggarakannya suatu proses pembelajaran. Tujuan ini disusun

berdasarkan tujuan kurikulum.5

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa media

adalah alat yang digunakan sebagai penghubung antara pengirim pesan

dan penerima pesan. Penghubung tersebut berguna untuk mempermudah

sampainya pesan ke penerima pesan. Begitu pula dengan media

pembelajaran, yakni alat penghubung yang digunakan guru dalam

kegiatan belajar mengajar kepada siswa sehingga tercapainya tujuan yang

telah disusun berdasarkan kurikulum pendidikan.

c) Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki ciri-ciri yang dapat dilihat dari

berbagai sudut. Asih dalam bukunya menyatakan ciri-ciri umum media

pembelajaran, yakni media itu dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamati

melalui panca indera. Selain itu, media juga memiliki ciri-ciri yang dapat

dilihat menurut harga, lingkup sasarannya, dan kontrol oleh pemakai.6

Adapun ciri-ciri pembelajaran menurut Cecep Kustandi dan Bambang

Sutjipto sebagai berikut:

(1) Pada proses pembelajaran, guru harus menganggap siswa sebagai

individu yang mempunyai unsur-unsur dinamis yang dapat

berkembang bila disediakan kondisi yang menunjang;

3 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, 2014), cet. 1, h. 20. 4 Asih, op. cit., h. 200-201.

5 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), cet. 12,

h.6. 6 Asih, op. cit., h. 201.

Page 23: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

9

(2) Pembelajaran lebih menekankan pada aktivitas siswa karena yang

belajar adalah siswa, bukan guru;

(3) Pembelajaran merupakan upaya sadar dan sengaja;

(4) Pembelajaran bukan kegiatan insidental, tanpa persiapan;

(5) Pembelajaran merupakan pemberian bantuan yang memungkinkan

siswa dapat belajar.7

d) Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran yang

digunakan oleh guru. Rahardjo dalam Asih menyatakan bahwa media

dalam arti yang terbatas, yaitu sebagai alat bantu pembelajaran. Hal ini

berarti media sebagai alat bantu yang digunakan guru untuk:

(1) Memotivasi belajar siswa;

(2) Memperjelas informasi/pesan pengajaran;

(3) Memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting;

(4) Memberi variasi pengajaran;

(5) Memperjelas struktur pengajaran.8

Menurut Dindin Ridwanudin fungsi media pembelajaran dalam

pembelajaran bahasa Indonesia dapat dikhususkan pada empat

keterampilan bahasa, yaitu:

(a) Fungsi media dalam pembelajaran menyimak

(i) Memotivasi peserta didik untuk mencari dan mendapatkan sesuatu

lebih banyak dengan mendengarkan;

(ii)Agar peserta didik merasa bahwa apa yang didengarkan

berhubungan dengan kehidupan nyata;

(iii) Memberi petunjuk tentang makna detil;

(iv) Memberi petunjuk tentang makna pokok;

(v) Memberi materi non-verbal yang bisa dipahami.

(b) Fungsi media dalam pembelajaran berbicara

(i) Memotivasi peserta didik untuk berani berbicara;

7 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), Edisi 2, cet. 7, h. 5. 8 Asih, op. cit., h. 207.

Page 24: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

10

(ii) Mengembangkan dalam wicaranya;

(iii) Memberi informasi dalam wicara yang menyangkut objek,

tindakan, peristiwa, dan keterkaitannya;

(iv) Memberi isyarat-isyarat non-verbal dengan aman.

(c) Fungsi media dalam pembelajaran membaca

(i) Memotivasi peserta didik agar ingin membaca;

(ii) Memberi petunjuk makna detil;

(iii) Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan isi teks.

(d) Fungsi media dalam pembalajaran menulis

(i) Memotivasi peserta didik untuk melakukan kegiatan menulis;

(ii) Mengembangkan konteks dalam tulisan;

(iii) Memberikan informasi yang menyangkut objek, tindakan, dan

peristiwa;

(iv) Menyediakan rencana nonverbal untuk menulis karangan.9

e) Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Jenis-jenis media pembelajaran dapat dilihat dari berbagai

pandangangan. Sanjaya dalam Asih mengklasifikasikan jenis media

menjadi beberapa klasifikasi sebagai berikut:

(1) Dilihat dari Sifatnya

Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi atas:

(a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar, atau medi

yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara;

(b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat, tidak

mengandung unsur suara. Jenis media yang tergolong dalam media

visual adalah: film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan

berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis, dan

sebagainya;

(c) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung

unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat,

misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan

9 Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Ciputat: UIN Press, 2015), cet. 1, h. 135-136.

Page 25: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

11

sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih

menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama

dan kedua.

(2) Dilihat dari Kemampuan Jangkauannya

Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat dibagi ke

dalam:

(a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serempak, seperti

radio dan televisi. Melalui media ini peserta didik dapat mempelajari

hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serempak tanpa

harus menggunakan ruangan khusus;

(b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan

waktu, seperti film slide, film, video, dan sebagainya.

(3) Dilihat dari Cara atau Teknik Pemakaiannya

Dilihat dari cara atau teknik pemakainnya, media dapat dibagi

ke dalam:

(a) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip,

transparansi, dan sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan

alat proyeksi khusus, seperti film proyektor untuk memproyeksikan

film, slide proyektor untuk memproyeksikan film slide, overhead

projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa

dukungan alat proyeksi semacam ini, media jenis ini tidak akan

berfungsi apa-apa;

(b) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan,

radio, dan sebagainya.10

2. Media Pembelajaran Webtoon

a) Pengertian Webtoon

Menurut Suciati, dkk webtoon merupakan singkatan dari kata

website dan cartoon. Webtoon adalah komik atau kumpulan gambar

10

Asih, op. cit., h. 203-204.

Page 26: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

12

bercerita yang dipublikasi secara online.11

Berdasarkan ungkapan dari

Suciati, dkk maka dapat disimpulkan bahwa webtoon merupakan komik

berisi kumpulan gambar bercerita yang dipublikasikan secara daring.

Webtoon memiliki kesamaan dengan manhwa (komik Korea) yaitu sama-

sama berisi kumpulan gambar bercerita (komik). Tetapi terdapat pula

perbedaan keduanya, yakni bentuk publikasi, webtoon dipublikasi secara

daring sementara manhwa dipublikasi secara luring.

“Korea Selatan menjadi negara terdepan dalam pengembangan

internet dan teknologi komunikasi, sehingga banyak pelopor

pengembangan bentuk baru dari manhwa menjadi dalam bentuk

digital yang dapat dinikmati secara gratis tetapi tidak melanggar

hukum, yang dikenal dengan webtoon.”12

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa webtoon

disebut sebagai web manhwa karena didukung oleh teknologi digital dan

menggunakan jaringan dari situs web dan ponsel. Webtoon ialah komik

Korea (manhwa) yang mengalami perkembangan dalam bentuknya

menjadi digital. Selain itu, webtoon ini dapat dinikmati secara gratis oleh

para pengguna.

b) Sejarah Webtoon

Pendiri aplikasi webtoon bernama Kim Junkoo berasal dari Korea

Selatan. Pada tahun 2004 Junkoo melihat permasalahan mengenai

penerbitan komik yang mulai padam karena ekonomi yang menurun pada

akhir tahun 1990 sampai awal tahun 2000-an. Melalui permasalahan

tersebut, akhirnya Junkoo mendirikan aplikasi komik digital yang dikenal

sebagai webtoon.

Annisa Fitriana Lestari dan Irwansyah menjelaskan LINE webtoon

didirikan oleh Kim Junkoo pada tahun 2004 di Korea Selatan. Junkoo

melihat bahwa pada akhir tahun 1990 hingga awal tahun 2000-an,

penerbitan komik di Korea Selatan mulai padam karena adanya

11

Suciati, Sumarti, dan Iing Sunarti, “Media Pembelajaran Berbasis Webtoon untuk

menafsirkan Pandangan Pengarang dalam Novel”, Jurnal J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan

Pembelajarannya), 2019, h. 3. 12

Annisa Fitriana Lestari dan Irwansyah, “Line Webtoon sebagai Industri Komik Digital”,

Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 6, 2020, h. 136.

Page 27: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

13

penurunan ekonomi dan pemerintah menganggap komik memberikan

pengaruh berbahaya pada saat itu. Untuk merubah pemikiran tersebut,

Junkoo mencetuskan LINE webtoon sebagai baru bagi pembaca komik,

dengan akses yang mudah dan gratis, serta ide yang asli. Pada awal

peluncurannya, nama LINE webtoon adalah NAVER webtoon yang

disesuiakan dengan nama perusahaan awal publikasi aplikasi ini, yaitu

Naver Corporation. Naver Corporation adalah perusahaan teknologi,

informasi dan komunikasi terbesar di Korea Selatan, dengan

menghadirkan produk seperti mesin pencarian, aplikasi pengiriman

pesan, video, dan komik digital. Tahun 2014, untuk menyasar pasar

secara global NAVER Webtoon bekerja sama dengan LINE Corporation.

LINE Corporation adalah perusahaan teknologi yang berbasis di Jepang

dan mengembangkan usaha di Korea Selatan dengan nama LINE Plus

Corporation. Melalui kerjasama ini, LINE Webtoon berhasil diluncurkan

di berbagai negara, salah satunya Indonesia.13

Webtoon pertama kali diluncurkan pada tahun 2014, webtoon adalah

bagian dari aplikasi LINE yang ada di Playstore. LINE webtoon adalah

sebuah sebuah platform penerbitan digital (tersedia di web dan mobile:

Android dan iOS) tidak berbayar bagi para komikus baik pemula atau

profesional untuk menampilkan karya komik mereka bagi para pembaca

komik di seluruh dunia. Layanan serial webtoon ini akan dimutakhirkan

per hari dan tersedia dalam berbagai pilihan bahasa, yang membuat para

pembaca dari seluruh dunia dapat menikmatinya, termasuk tersedianya

pilihan dalam Bahasa Indonesia. Dalam LINE webtoon terdapat layanan

dimana para pembaca dapat menemukan isi komik berbasis web

(webcomic) secara teratur, karena LINE webtoon adalah pionir yang

menerapkan sistem harian yang dapat memberikan episode-episode

terbaru pada serial-serial popular setiap hari, setiap minggunya.14

13

Ibid., h. 137. 14

Suciati, Sumarti, dan Iing Sunarti, op. cit., h. 3.

Page 28: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

14

c) Genre Webtoon

Webtoon memiliki banyak genre yang dapat dipilih sesuai dengan

keinginan pembaca. Berikut genre yang terdapat dalam webtoon.

(1) Drama

Gambar 2.1

Halaman Muka Webtoon Genre Drama

(2) Fantasi

Gambar 2.2

Halaman Muka Webtoon Genre Fantasi

Page 29: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

15

(3) Kerajaan

Gambar 2.3

Halaman Muka Webtoon Genre Kerajaan

(4) Komedi

Gambar 2.4

Halaman Muka Webtoon Genre Komedi

Page 30: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

16

(5) Aksi

Gambar 2.5

Halaman Muka Webtoon Genre Aksi

d) Karakteristik Webtoon

Destya mengungkapkan, webtoon adalah jenis aplikasi yang

merupakan bagian dari media sosial. Pada fitur yang ditawarkan, webtoon

memiliki karakteristik, yakni:

(1) Partisipasi

Partisipasi memunginkan pihak berkepentingan kesempatan untuk

terlibat dalam interaksi. Dengan mendorong kontribusi dan umpan balik

dari semua orang yang tertarik, media sosial mengaburkan batas antara

media dan pemirsa. Secara khusus, partisipasi dapat diukur melalui

keterlibatan pengguna media sosial serta frekuensi kunjungan, lama

tinggal di media sosial. Pada aplikasi webtoon pengguna berpartisipasi

melalui desain khusus favorit dan like.

(2) Keterbukaan

Karakteristik keterbukaan ditingkatkan oleh filosofi jaringan sosial

media dan tersedianya mekanik yang mudah digunakan untuk membuat

Page 31: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

17

dan berbagi konten. Bukti keterbukaan itu lazim terjadi saat orang-

orang, terutama generasi muda, berbagi peristiwa kehidupan mereka

secara online melalui situs media sosial. Pada aplikasi webtoon terdapat

fitur komentar, rating, share, cari, serta keterangan yang dipaparkan

pada halaman awal komik merupakan fitur yang mendukung

karateristik keterbukaan pada media sosial.

(3) Percakapan

Mayfield dalam jurnal Destya mengungkapkan bahwa

dibandingkan media tradisional, media sosial memungkinkan

percakapan dua arah atau bukan transmisi satu arah atau distribusi

informasi ke pemirsa. Aplikasi webtoon memiliki ruang untuk

percakapan melalui fitur komentar dimana fitur ini dapat digunakan

untuk berkomunikasi baik dengan sesama pembaca komik webtoon

maupun dengan kreator komik itu sendiri.

(4) Komunitas

Media sosial menjadi sarana yang efektif untuk mengembangkan

masyarakat, namun utilitas intinya adalah menghubungkan individu dan

organisasi dengan orang lain yang memiliki kesamaan tertentu,

sebagaimana ditentukan oleh kebutuhan dan kepentingan temporal

mereka pada saat interaksi.

(5) Saling Terhubung

Mayfield mengatakan bahwa dengan menyediakan tautan web ke

situs, sumber daya, dan orang lain, media sosial memungkinkan

pengguna media berpindah dari satu titik ke titik lain di dunia maya,

dan menawarkan keterhubungan dengan penggunanya. Pengguna

webtoon menggunakan fitur share untuk membagikan konten ke media

sosial lainnya, maupun membagikan pada akun media sosial orang

lain.15

15

Destya Maya Putri, “Pengaruh Media Sosial Line Webtoon terhadap Minat Membaca

Komik Pada Mahasiswa Universitas Riau”, JOM FISIP, Vol. 5 No. 1, April 2018, h. 4-5.

Page 32: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

18

e) Langkah-Langkah menggunakan webtoon

(1) Langkah pertama, instal aplikasi webtoon yang terdapat dalam play

store.

Gambar 2.6

Halaman Muka Aplikasi Webtoon yang Ada di Playstore

(2) Langkah kedua, pilih genre yang disukai untuk koleksi cerita dalam

webtoon.

Gambar 2.7

Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk Memilih Genre

Page 33: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

19

(3) Langkah ketiga, pilih gaya gambar yang disuka untuk koleksi cerita

dalam webtoon.

Gambar 2.8

Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk Memilih Gaya Gambar

(4) Langkah keempat, pilih webtoon yang menarik untuk koleksi cerita

dalam webtoon.

Gambar 2.9

Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk Memilih Webtoon yang

Menarik

Page 34: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

20

(5) Langkah kelima, masuk aplikasi webtoon dengan menggunakan LINE

atau akun facebook, google, dan twitter.

Gambar 2.10

Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk Masuk Aplikasi Webtoon

(6) Langkah keenam, beri izin pada verifikasi masuk aplikasi webtoon

dengan menggunakan LINE.

Gambar 2.11

Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk Verifikasi Masuk Aplikasi

Webtoon

Page 35: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

21

(7) Langkah ketujuh, klik pada gambar kaca pembesar sebagai simbol

“pencarian” untuk mencari webtoon.

Gambar 2.12

Halaman Muka Menu Beranda pada Aplikasi Webtoon

(8) Langkah kedelapan, cari webtoon Mera, Puti, dan Emas di menu

pencarian pada aplikasi webtoon.

Gambar 2.13

Halaman Muka Menu Pencarian pada Aplikasi Webtoon

Page 36: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

22

(9) Langkah kesembilan, buka webtoon Mera, Puti, dan Emas

Gambar 2.14

Halaman Muka Webtoon Mera, Puti, dan Emas

f) Webtoon Mera, Puti, dan Emas

Webtoon “Mera, Puti, dan Emas” dibuat oleh Kathrinna Rakhmavika

pada tahun 2016, permulaan ceritanya disebarluaskan melalui aplikasi

webtoon pada tanggal 11 April 2016. Webtoon “Mera, Puti, dan Emas”

merupakan transformasi dari beberapa dongeng yang digabungkan menjadi

satu kisah. Mendapatkan rating hampir sempurna dengan angka mencapai

9,76/10,00. Pengguna webtoon yang telah membaca dan menikmati karya

Kathrinna mencapai 2,2 juta. Kisah yang diambil dari kisah masa kecil ini

berhasil diciptakan dengan alur cerita serta karakter tokoh yang sangat

berbeda dari cerita yang selalu didapat di masa kecil. Ilustrasi yang dibuat

sangat sederhana, tanpa memakai warna dan ilustrasi setiap tokoh dibuat

dengan ukuran anak usia dini. Webtoon “Mera, Puti, dan Emas”

mengandung nilai moral yang dapat dipelajari oleh semua kalangan.

Webtoon “Mera, Puti, dan Emas” menceritakan dua orang anak

perempuan kakak beradik yang saling memberkan kasih sayang. Mereka

bernama Mera dan Puti, tinggal di sebuah desa. Mereka hanya hidup berdua

Page 37: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

23

karena kepergian orang tua mereka secara tiba-tiba. Sejak itu setiap hari

mereka berdua membagi tugas, Puti pergi ke sungai untuk mencuci baju dan

Mera pergi ke hutan. Saat perjalanan ke sungai, Puti bertemu dengan Emas

yang ingin menolongnya dari jebakan. Mulai dari jebakan lubang di hutan

sampai menolong Puti untuk mengejar kain Mera yang hanyut.

Ketika itu hutan berubah menjadi aneh, tiba-tiba Mera muncul dari

balik pohon tepat di samping Puti dan Emas. Penampilan rambut Mera yang

tidak diikat membuat Puti merasa ada yang aneh. Mera langsung berubah

menjadi sosok makhluk yang menyeramkan karena jebakannya sudah

terlanjur ketahuan dengan Puti. Emas langsung menarik Puti untuk

menjauhi makhluk itu. Saat sudah berubah wujud, makhluk itu membuka

mulutnya untuk memakan Puti dan Emas.

Mera langsung melempar batu ke arah makhluk itu sehingga Puti dan

Emas tidak menjadi santapan makhluk. Makhluk itu pingsan dan Emas

mengikatnya untuk kemudian diinterogasi olehnya. Ia pun menceritakan

kepada Emas bahwa alasan membuat jebakan itu adalah untuk Emas. Emas

anak perempuan yang diciptakan dari darah raksasa dan dibesarkan oleh

mbok Srini. Tidak seperti anak seusianya, ia sudah diajarkan mandiri dari

kecil. Sampai pada usia Emas yang kesepuluh, ia melawan Buto Ijo yang

sudah mengincarnya sejak masih bayi untuk dijadikan santapan. Setelah itu,

mbok Srini tiba-tiba hilang tanpa jejak.

Masa lalunya itu ia ceritakan di depan makhluk tersebut dan tidak

sengaja Puti dan Mera mendengarkan juga di balik pohon. Puti tiba-tiba

keluar dari persembunyiannya dan menyatakan kepada Emas bahwa ia ingin

membantu mencari ibunya Emas. Begitu pun dengan Mera serta makhluk

itu juga ingin membantunya. Beranjaklah mereka berempat untuk

menjalankan misi mencari ibunya Emas dengan bekal yang mereka punya.

Di tengah perjalanan mereka berempat bertemu dengan Sangkuriang yang

sedang berjalan dengan anjing peliharaannya. Saat Sangkuriang melihat

Emas, ia langsung menyampaikan pesan yang dititipkan ibunya untuk Emas.

Page 38: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

24

Akhirnya, Sangkuriang pun mengajak Emas dan tiga temannya untuk

bertemu ibunya di rumah.

3. Menulis

a) Pengertian Menulis

Kegiatan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang

diletakkan pada bagian akhir. Hal itu dikarenakan menulis bukanlah

kegiatan yang mudah untuk dilakukan setiap orang, butuh kemampuan

dan keterampilan untuk menulis.

“Menulis adalah suatu kegiatan yang bukan hanya berupa melahirkan

pikiran atau perasaan saja tetapi juga pengungkapan ide,

pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa

tulis. Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang

sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi justru dikuasai.”16

Selain itu, Alwasilah dalam Suherli Kusmana mengatakan menulis

adalah suatu proses psikolinguistik, bermula dari perumusan ide melalui

aturan semantik, kemudian ditata dengan aturan sintaksis, selanjutnya

disajikan dalam tatanan sistem tulisan.17

Sedangkan, Iskandarwassid

mengungkapkan aktivitas menulis merupakan suatu bentuk kemampuan

dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar

bahasa setelah kemampuan menyimak, berbicara, serta membaca.18

Selanjutnya, menurut Delia keterampilan menulis adalah kegiatan

menyampaikan ide, informasi, atau perasaan ke dalam bentuk lambang-

lambang bahasa berupa tulisan secara terampil yang dapat dipahami dan

bermanfaat bagi pembaca.19

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, menulis merupakan proses

psikolinguistik dengan aktivitas berupa kemampuan dan keterampilan

berbahasa yang paling akhir dikuasai pembelajar. Oleh karena itu,

16

Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa

Indonesia: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), cet. 1, h. 151-152. 17

Suherli Kusmana, Kreativitas Menulis, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014), h. 16. 18

Iskandarwassid, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2011), cet. 3, h. 248. 19

Delia Putri dan Elvina, Keterampilan Berbahasa di Sekolah Dasar, (Jawa Timur: CV.

Penerbit Qiara Media, 2019), cet. 1, h. 5.

Page 39: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

25

keterampilan menulis bukan hanya menuangkan kata-kata lisan menjadi

kata-kata tulisan. Akan tetapi, menulis ialah kegiatan menuangkan ide,

informasi, dan bahkan perasaan menjadi lambang-lambang berupa tulisan

yang mudah dipahami serta bermanfaat bagi pembaca.

b) Tujuan Menulis

Menulis memiliki tujuan, salah satunya untuk menyelesaikan tugas

yang diberikan. Hipple dalam Hamidulloh menjelaskan ada beberapa

tujuan menulis dapat digolongkan sebagai berikut:

(1) Tujuan Penugasan

Penulisan tidak memiliki tujuan, untuk apa ia menulis. Penulis

hanya menulis, tanpa mengetahui tujuan. Penulis menulis karena

mendapat tugas, bukan atas keinginan sendiri. Misalnya peserta didik

ditugaskan merangkum sebuah buku atau seorang guru ditugaskan

membuat laporan oleh kepala sekolahnya.

(2) Tujuan Altruistic

Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindari

kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca menghargai,

memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat

hidup pembaca lebih mudah dan menyenangkan dengan karyanya itu.

Penulis harus beryakinan bahwa pembaca adalah teman hidupnya.

Sehingga penulis benar-benar dapat mengkomunikasikan suatu idea

atau gagasan bagi kepentingan pembaca.

(3) Tujuan Persuatif

Penulis bertujuan mempengaruhi pembaca, agar para pembaca

yakin akan kebenaran gagasan atau ide yang diutarakan oleh penulis.

(4) Tujuan Informasional

Penulis meluangkan ide atau gagasan dengan tujuan memberi

informasi atau keterangan kepada pembaca. Di sini penulis berusaha

menyampaikan informasi agar pembaca menjadi tahu mengenai apa

yang diinformasikan oleh penulis.

Page 40: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

26

(5) Tujuan pernyataan diri

Penulis berusaha untuk menyatakan dirinya sendiri kepada para

pembaca. Melalui tulisannya, pembaca dapat memahami “siapa”

sebenarnya sang penulis itu.

(6) Tujuan Kreatif

Penulis memiliki tujuan kreatif, atau mengasah sebuah kreatifitas

menuangkan ide.

(7) Penulis bertujuan agar para pembaca, dapat memiliki nilai-nilai

artistik atau nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si penulis.

Penulis bukan hanya memberikan informasi, melainkan lebih dari itu.

Dalam informasi yang disajikan oleh penulis, para pembaca bukan

hanya sekedar tahu apa yang disajikan oleh penulis, tetapi juga merasa

terharu membaca tulisan tertentu.

(8) Tujuan Pemecahan Masalah

Penulis berusaha memcahkan suatu masalah yang dihadapi.

Dengan tulisannya, penulis berusaha memberi kejelasan pada para

pembaca tentang bagaimana cara pemecahan suatu masalah.20

c) Manfaat Menulis

Menuangkan ide ke dalam tulisan merupakan salah satu manfaat dari

menulis. Percy dalam Nuruddin menyatakan terdapat enam manfaat

menulis, yaitu:

(1) Perantara untuk mengungkapkan diri;

(2) Perantara untuk pemahaman;

(3) Membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, parasaan

harga diri;

(4) Meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan;

(5) Keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang

pasrah;

20

Hamidulloh Ibda, Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut untuk Mahasiswa (Dilengkapi

Caturtunggal Keterampilan Berbahasa), (Semarang: CV. Pilar Nusantara, 2020), cet. 2, h. 104-

106.

Page 41: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

27

(6) Mengembangkan suatu pemahaman tentang sesuatu dan kemampuan

menggunakan bahasa.21

d) Jenis-Jenis Menulis

Jenis-jenis menulis berguna untuk mengenali tulisan sesuai dengan

kegunaan tulisan tersebut. Menurut Mohammad Siddik terdapat empat

jenis-jenis menulis, yakni eksposisi atau paparan, deskripsi atau lukisan,

narasi atau cerita, dan argumentasi atau karangan yang memuat alasan-

alasan dan bukti-bukti.22

Sedangkan menurut Heri Jauhari jenis-jenis

karangan terdapat lima jenis yakni, deskripsi, narasi, eksposisi,

argumentasi, dan persuasi. Pada jenis karangan narasi terbagi dua

menjadi narasi ekspositoris dan narasi sugestif.23

(1) Eksposisi (Paparan)

Bistok dalam Mohammad Siddik menyatakan bahwa eksposisi

atau paparan merupakan salah satu jenis teks yang berusaha untuk

menuangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas

pengetahuan orang yang membaca uraian tersebut. Tujuan eksposisi

ialah untuk memberi penerangan atau penjelasan tentang sesuatu

kepada pembaca. Paparan harus berisi fakta dan gagasan yang

lengkap dan logis. Susunan penyajiannya pun mencerminkan suatu

proses kerja dan berpikir yang mudah diserap. Karena itu, tiap-tiap

bagian teks harus merupakan kesatuan dan mencerminkan

kesinambungan yang saling mendukung.

(2) Deskripsi (Lukisan)

Pada deskripsi penulis berusaha untuk menggambarkan atau

melukiskan sesuatu secara sehidup-hidupnya, seperti keadaan alam,

ruangan, dan keindahan wajah seseorang. Secara garis besar,

deskripsi (lukisan) mempunyai dua corak, yaitu lukisan yang

bercorak sastra dan lukisan bukan sastra. Deskripsi yang bercorak

21

Ibid., h. 109. 22

Mohammad Siddik, Dasar-Dasar Menulis dengan Penerapannya, (Malang: Tunggal

Mandiri Publishing, 2016), cet. 1, h. 25. 23

Heri Jauhari, Terampil Mengarang: Dari Persiapan hingga Presentasi, dari Opini

hingga Sastra, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2018), Edisi Revisi, cet. 2, h. 44.

Page 42: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

28

sastra banyak terdapat dalam roman atau novel dan cerpen.

Keperluan pendeskripsian, pembaca tersentuh emosinya. Deskripsi

yang bercorak bukan sastra merupakan pelukisan secara wajar

terhadap suatu objek tanpa pemakaian ungkapan yang lebih

melibatkan emosi.

(3) Narasi (Cerita)

Narasi atau cerita merupakan teks yang berisi rangkaian

peristiwa atau kejadian. Yang menjadi inti ialah kejadian dalam

kehidupan manusia sebagai makhluk individu dengan segala

pengalaman, pemikiran dan, gejolak perasaannya; manusia dalam

kehidupannya sebagai makhluk sosial dengan kegiatan

komunikasinya antarmanusia serta tindakannya terhadap alam;

manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk ciptaan Tuhan dengan

segala bentuk pengabdiannya terhadap penciptanya.24

(4) Argumentasi (Teks Beralasan)

Argumentasi adalah teks yang mengemukakan berbagai alasan,

contoh, daan bukti agar pembaca menerima dan meyakininya. Secara

singkat, teks argumentasi adalah teks yang memuat alasan yang

meyakinkan. Dengan argumentasi, penulis berusaha untuk

memengaruhi atau mengarahkan pembaca agar memahami dan

meyakini hal yang disampaikannya. Karena itu, bahasa yang

digunakan harus tegas, jelas, dan sedikit bernada otoriter atau seakan-

akan menunjukkan kepastian. Semua ide atau gagasan yang

dikemukakan diperkuat dengan berbagai bukti dan contoh.25

(5) Persuasi

Karangan persuasi berarti karangan yang berdaya bujuk atau rayu

yang menyentuh emosional pembacanya sehingga mau menuruti apa

yang diinginkan oleh penulisnya. Penulis menyampaikan

24

Mohammad Siddik, op. cit., h. 26-33. 25

Ibid., h. 36.

Page 43: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

29

keinginannya bisa secara eksplisit dan bisa juga secara implisit atau

secara tersurat dan tersirat.26

e) Cara Menulis

Terdapat lima langkah yang dapat dilakukan seseorang untuk

menulis suatu teks. Berikut langkah-langkahnya:

(1) Penentuan Tema dan Judul

Tema adalah amanat yang disampaikan penulis melalui

karangannya, yang menjadi inti atau isi pokok teks. Berdasarkan segi

penemuan tema, ada dua pandangan. Pertama, dari segi teks yang

telah selesai (kita membaca suatu teks lalu kita cari tema yang

terkandung di dalamnya); kedua, dari segi teks yang akan disusun

atau persiapan sebelum mengarang. Pada penjelasan ini akan

dikemukakan yakni segi yang kedua.

Tema bisa muncul dalam pergaulan sehari-hari (pengalaman

bergaul). Berbagai peristiwa dapat membangkitkan kita menulis.

Pengalaman membaca yang banyak juga sering memacu kita

memperoleh ide-ide bagus. Tema juga dapat muncul dari keyakinan

dan sikap kita terhadap suatu hal, seperti sikap kita terhadap

lingkungan hidup atau pengalaman yang mungkin aneh atau yang

paling berkesan bagi kita, ataupun sumber lainnya. Berdasarkan hal

tersebut dibutuhkan kepekaan atau kekuatan daya tangkap kita untuk

memanfaatkan sumber tema ke dalam tulisan.

(2) Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah

Perumusan masalah berarti suatu penjelasan tentang hal yang

dikarang. Hal itu biasa dilakukan dengan menjelaskan bentuk

pengungkapan yang ada pada judul. Dari perumusan masalah akan

dapat diketahui hal yang dimaksud penulis. Sedangkan pembatasan

masalah menurut Bistok dalam Mohammad Siddik merupakan hal

yang mendasar bagi teks karena dari itu pengarang dapat

26

Heri Jauhari, op. cit., h. 67.

Page 44: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

30

meyakinkan pembaca bahwa hal yang sudah dibatasi itulah yang

akan dibicarakannya.

(3) Penetapan Metode Penulisan dan Tujuan Penulisan

Terdapat dua metode penulisan, yakni metode kepustakaan dan

metode observasi. Metode kepustakaan dilakukan dengan cara

mempelajari berbagai buku atau bahan bacaan yang dianggap

relevan dengan masalah yang dikarang. Semakin banyaknya bacaan

buku yang yang dijadikan sumber maka teks yang dibuat akan

semakin kaya dengan berbagai pendapat yang telah diperoleh.

Adapun metode yang kedua yaitu metode observasi (kadang-

kadang disamakan saja dengan “teknik observasi”). Metode ini

dilakukan dengan cara pengamatan langsung ke lapangan. Penulis

datang langsung ke lapangan atau tempat yag telah ditetapkan untuk

mencari berbagai informasi atau data yang diperlukan.

(4) Kerangka Teks

Nafiah dalam Mohammad Siddiq menyebutkan terdapat empat

tahap dalam proses pembuatan kerangka teks, sebagai berikut:

(a) Membuat catatan yang berisi gagasan pikiran atau yang sudah

dikumpulkan dari sumber-sumber (tertulis atau lisan) yang

berhubungan dengan topik yang ditentukan dan pokok pikiran

yang dirumuskan;

(b) Pengaturan, pengorganisasian, dan pensistematisan semua

gagasan yang terkumpul;

(c) Penelaahan kembali terhadap semua gagasan, kemungkinan jika

ada yang ingin ditambahkan atau dikurangi;

(d) Pembuatan kerangka teks yang lengkap dan terinci, cantumkan

pokok-pokok pikiran yang mendasari kerangka teks.

(5) Penataan Teks

Penataan teks merupakan upaya meninjau kembali hal yang

telah dicantumkan dan yang dikembangkan dalam kerangka teks.

Segala informasi atau data yang terkumpul perlu dilihat kembali

Page 45: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

31

kerelevansiannya atau kesesuaiannya dengan pokok pikiran yang

diperluas. Berdasarkan penataan yang baik, berarti mengurutkan

secara tepat tahap-tahap karangan. Hal tersebut bertujuan untuk

menghindari munculnya kalimat-kalimat yang tidak berhubungan

dengan pokok pikiran.27

4. Teks Narasi

a) Pengertian Teks Narasi

Eriyanto dalam bukunya mengungkapkan narasi berasal dari kata

latin narre, yang artinya „membuat tahu‟. Dengan demikian, narasi

berkaitan dengan upaya untuk memberitahu sesuatu atau peristiwa.28

Sedangkan, menurut Asih narasi adalah suatu penceritaan dari suatu

peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disusun sedemikian rupa agar

menimbulkan pengertian-pengertian yang merefleksikan penulisnya.29

Pendapat di atas diperkuat oleh Mulyati.

“Narasi adalah bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu

peristiwa atau kejadian, sehingga peritiwa itu tampak seolah-olah

dialami sendiri oleh pembaca. Secara singkat dapat dikatakan bahwa

narasi bertujuan menyajikan suatu peristiwa kepada pembaca,

mengisahkan apa yang terjadi, dan bagaimana kejadian itu

berlangsung”.30

Sekilas narasi ini tidak memiliki perbedaan dengan wacana lainnya.

Tetapi, perbedaan narasi dengan wacana lainnya dapat dilihat dari urutan

waktu yang ditulis di dalamya. Hal ini diperkuat oleh Mulyati perlu

digarisbawahi bahwa untuk membedakan narasi dari jenis wacana

lainnya adalah bahwa narasi ditulis secara kronologis, sesuai dengan

urutan waktu tertentu.31

“Paragraf narasi atau karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan

dengan cerita. Oleh karena itu, sebuah karangan narasi biasanya

ditemukan dalam buku harian, novel, cerpen, atau hikayat. Jadi,

27

Mohammad Siddik, op. cit., h. 7. 28

Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan Penerapannya dalam Analisis Teks Berita

Media, (Jakarta: Prenada Media Group, 2013), cet. 1, h. 1. 29

Asih, op. cit., h. 69. 30

Mulyati, Terampil Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2019), cet. 4, h. 105-106. 31

Ibid., h. 105-106.

Page 46: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

32

paragraf naratif merupakan paragraf yang menuturkan peristiwa atau

keadaan dalam bentuk cerita atau kisahan.32

Sedangkan, Nursalim mengatakan cerita atau narasi adalah suatu

uraian untuk menceritakan sesuatu atau peristiwa dan di dalamnya

diuraikan bagaimana peristiwa-peristiwa itu berlangsung sedemikian

rupa, sehingga pembaca benar-benar menghayati seolah-olah kejadian itu

benar-benar di hadapannya.33

Berdasarkan pendapat para ahli, narasi

merupakan karangan yang memuat peristiwa atau keadaan dengan uraian

yang dibuat sedemikian rupa sehingga menciptakan kejadian seperti

nyata dan benar-benar hidup di hadapan pembaca. Oleh karena itu,

karangan narasi ini seringkali berhubungan dengan cerita bahkan biasa

disebut sebagai cerita. Hal itu kemudian diperkuat oleh Raulan dan

Fatimah.

“Narrative text tells about people who encounter their problematic

events they have to deal with for better or worse. It is said narrative is

a story aims to entertain the reader with structure: orientation,

complication, and resolution. With such complex structure,

narrative is not only aimedto amuse the reader but also to deliver

messages implicitly and explicitly as well asto teach moral lessons

and explore social values”.34

Definisi ini mengungkapkan bahwa teks naratif menceritakan

tentang orang-orang yang menghadapi peristiwa bermasalah yang harus

mereka tangani baik atau buruk. Dikatakan naratif adalah sebuah cerita

yang bertujuan untuk menghibur pembacanya dengan struktur: orientasi,

komplikasi, dan resolusi. Dengan struktur yang sedemikian kompleks,

narasi tidak hanya bertujuan untuk menghibur pembaca tetapi juga untuk

menyampaikan pesan secara implisit dan eksplisit serta untuk

mengajarkan pelajaran moral dan menggali nilai-nilai sosial.

32

Sri Satata, Dadi Waras Suhardjono, Mochamad Rizki Sadikin, Bahasa Indoneia untuk

Perguruan Tinggi Mata Kuliah Wajib Universitas, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2019), Edisi 1,

h. 117. 33

Nursalim, Pengantar Kemampuan Menulis Berbahasa Indonesia, (Riau: Zanafa

Publishing, 2019), cet. 3, h. 108. 34

Raulan dan Sitti Fatimah, “Teaching Writing Narrtive Text By Using Webtoon Digital

Comic To Senior High School Students”, Journal of English Language Teaching, Volume 7 No.4,

p. 588-589.

Page 47: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

33

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teks narasi

pada hakikatnya ialah cerita yang mengandung peristiwa kompleks

sesuai dengan struktur di dalamnya, yaitu orientasi, komplikasi, dan

resolusi. Tidak hanya itu, narasi memiliki tujuan untuk menghibur

pembaca serta menyampaikan pesan secara implisit dan eksplisit.

Terdapat pula nilai moral dan nilai sosial dalam peristiwa yang ada di

teks naratif.

b) Jenis Narasi

(1) Narasi Informatif (ekspositoris)

Narasi informatif adalah karangan yang bertujuan menyampaikan

sebuah informasi dengan tepat mengenai suatu peristiwa atau

kejadian.

(2) Narasi Artistik

Karangan narasi artistik adalah sebuah karangan yang

menceritakan suatu kisah atau peristiwa yang bertujuan memberikan

pengalaman estetis kepada pembacanya. Ceritanya berupa fiksi atau

nonfiksi dengan bahasa figuratif atau kiasan.

(3) Narasi Sugestif

Narasi sugestif menceritakan sebuah peristiwa atau kisah dengan

maksud terselubung kepada para pembaca atau pendengarnya.35

c) Struktur Teks Narasi

Cerita imajinasi merupakan salah satu jenis teks naratif. Untuk itu,

struktur cerita imajinasi memiliki kesamaan dengan jenis teks naratif

lainnya, yakni bagian orientasi (pengenalan), komplikasi (penyajian

konflik), dan resolusi (penyelesaian).36

35

Tim Pendidikan Masyarakat, Teks Narasi dan Literasi Buku Fiksi-Nonfiksi (Cas dari

Cerita dan Buku), (Kalimantan Selatan: Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan

Pendidikan Masyarakat Kalimantan Selatan, 2018), h. 3-6. 36

Wahono, Mafrukhi, dan Sawali, Mahir Berbahasa Indonesia Jilid 1 Kelas VII SMP/MTs,

(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2021), cet. 6, h. 54.

Page 48: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

34

Gambar 2.15

Struktur Teks Narasi

Sebagai bekal kamu dalam melakukan penelaahan, pahamilah dahulu

struktur teks cerita imajinasi berikut ini.

(1) Orientasi

Bagian ini merupakan tahap pengenalan yang berupa (a) cerita

tentang apa, (b) siapa pelaku dalam cerita itu, (c) di mana cerita itu

terjadi, dan (d) kapan cerita itu terjadi.

(2) Komplikasi

Pada bagian ini tokoh telah mengalami konflik/problem. Konflik

ini dapat berupa konflik tokoh yang berhadapan dengan kekuatan

alam, antartokoh, atau dengan dirinya sendiri.

(3) Resolusi

Bagian ini merupakan tahapan penyelesaian atau peleraian.

Tahapan ini bisa ditutup dengan akhir yang menyenangkan atau tidak

sedikit cerita yang berakhir tragis dan menyedihkan.37

d) Tujuan Teks Narasi

Tujuan dari sebuah teks narasi sebagai berikut:

(1) Memberikan informasi untuk menambah pengetahuan;

(2) Memberikan wawasan kepada pembaca;

(3) Memberikan hiburan; dan

(4) Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.38

37

Ibid., h. 54. 38

Tim Pendidikan Masyarakat, op. cit., h. 7.

Orientasi Komplikasi Resolusi

Page 49: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

35

e) Menulis Teks Narasi

(1) Langkah-langkah menulis teks narasi

(a) Menemukan Ide

Melalui pertanyaan-pertanyaan yang sederhana tentunya bisa

menemukan ide untuk menulis teks narasi. Pertanyaan-pertanyaan

sederhana tersebut seperti “mengapa?”, “siapa yang

melakukannya?”, “kapan?”, “bagaimana?”, “bagaimana hal itu

bisa mengubah dunia?”, dan “bagaimana hal itu bisa

memengaruhi orang-orang disekitarnya?”.

(b) Menciptakan Tokoh

Dalam menciptakan tokoh tentunya harus jelas mengenai

tokoh yang digunakan. Jenis kelamin dari tokoh, perannya dalam

cerita, kepribadian dalam tokoh tersebut harus jelas.

(c) Menentukan Latar

Latar bisa ditentukan melalui tempat tinggal tokoh dan

pilihlah latar yang mendukung inti cerita.

(d) Menciptakan Alur

Perkembangan karakter dari tokoh bisa menjadi alur dalam

cerita. Perubahan karakter yang halus atau drastis bisa

terciptanya konflik yang menarik.

(e) Mulai Menulis

Setelah semua langkah sudah dilakukan, mulailah untuk

menulis teks narasi.39

f) Kebahasaan Teks Narasi

Terdapat kebahasaan yang menandai teks narasi, sehingga

kebahasaan tersebut dapat menjadi ciri dalam teks narasi. Menurut

Wahono, Mafhuri, Sawali terdapat hal dominan yang menandai teks

narasi yakni penceritaan secara kronologis (urutan waktu).40

39

Wahono, Mafrukhi, Sawali, op. cit., h. 58-59. 40

Wahono, Mafrukhi, Sawali, op. cit., h. 57.

Page 50: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

36

(1) Konjungsi urutan waktu

Konjungsi urutan waktu yang sering digunakan dalam teks

narasi adalah kemudian, seketika, tiba-tiba, sementara, itu, lalu,

selama, bersamaan, selanjutnya, akhirnya,dan lain-lain.

(2) Kata ganti

Kata ganti merupakan kata yang menggantikan suatu benda atau

hal. Kata ganti ini terdiri atas kata ganti orang, kata ganti penunjuk,

dan kata ganti penanya.

(3) Kalimat langsung dan kalimat tidak langsung

Kalimat langsung biasanya diucapkan oleh seorang tokoh.

Adapun kalimat tidak langsung digunakan oleh pengarang dalam

menceritakan tindakan tokoh tersebut. Kalimat tidak langsung juga

bisa digunakan oleh tokoh saat menceritakan tokoh lain.

g) Unsur-Unsur Teks Narasi

Teks narasi yang mudah dipahami dapat dilihat melalui unsur-

unsur yang terdapat di dalam teks narasi. Engkos Kosasih dan Restuti

mengatakan teks narasi memiliki tujuh unsur yang harus dibedah agar

teks narasi dapat dipahami isinya. Unsur-unsur tersebut meliputi tema,

alur, tokoh, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat.41

(1) Tema

Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema

suatu teks narasi menyangkut segala persoalan yang berupa

masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, dan sebagainya.

(2) Alur

Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk

oleh hubungan sebab akibat. Di dalam alur, terdapat rangkaian

peristiwa. Secara umum, jalan cerita atau rangkaian peristiwa di

dalam suatu cerita terbagi ke dalam bagian-bagian berikut:

(a) Pengenalan situasi cerita;

41

Engkos Kosasih dan Restuti, Mandiri Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII,

(Jakarta: Erlangga, 2021), cet. 6, h. 23-26.

Page 51: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

37

(b) Pengungkapan peristiwa;

(c) Menuju pada adanya konflik;

(d) Puncak konflik;

(e) Penyelesaian.

(3) Penokohan

Penokohan adalah cara pengarang dalam menggambarkan

karakter tokoh-tokoh. Ada berbagai cara untuk menggambarkan

karakter tokoh. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Cara Menggambarkan Karakter Tokoh

Cara

Penggambaran

Contoh Karakter Tokoh

a. Menyebut-

kan secara

langsung

Eli sangat ramah kepada teman-

temannya. Ia tidak sombong

walaupun selalu menjadi juara kelas.

Ramah, tidak

sombong, pintar

b. Gambaran

fisik

Ia berotot kekar. Perutnya sedikit

buncit. Urat-urat leher tampak keluar

apabila ia sedang berbicara.

Laki-laki kuat,

kasar

c. Perilaku Apabila berjalan, Soni selalu saja

menengadah dan membusungkan

dadanya. Ketika lewat di hadapan

tetangganya, ia jarang sekali

menyapa mereka.

Angkuh

d. Tata bahasa

tokoh

“Kamu tahu tidak, sih, kalau aku ini

saudaranya Pak Lurah? Seharusnya

kamu sedikit sopan padaku. Enak

saja berjalan tanpa permisi,” ujar

Parta kepada Eri.

Pemarah,

sombong

e. Lingkungan

kehidupan

tokoh

Rumahnya tidak jauh dari selokan

Cikapundung yang airnya selalu

Tokoh yang

miskin, kumuh

Page 52: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

38

keruh walaupun tidak turun hujan.

Anjing-anjing liar lalu lalang dengan

gonggongan yang memekakkan.

Siang itu, hari begitu panas karena

atap seng yang terpanggang sinar

matahari.

(4) Latar

Latar adalah tempat, waktu, dan suasana ketika peristiwa

dalam cerita berlangsung.

(5) Sudut Pandang

Sudut pandang (point of view) adalah posisi pengarang dalam

membawakan cerita, yakni:

(a) Berperan langsung sebagai orang pertama, sebagai tokoh

utama atau sebagai tokoh tambahan;

(b) Berperan sebagai orang ketiga yang berperan sebagai pihak

yang serba tahu atau sebagai pengamat.

(6) Gaya Bahasa

Gaya bahasa berfungsi menciptakan suatu nada atau suasana

tertentu yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi

antara sesama tokoh. Bahasa dapat pula digunakan pengarang

untuk menandai karakter tokoh. Karakter jahat dan bijak dapat

digambarkan dengan jelas melalui kata-kata yang digunakannya.

Demikian pula dengan tokoh anak-anak dan dewasa dapat pula

dicerminkan dari kosakata ataupun struktur kalimat yang

digunakan oleh tokoh-tokoh yang bersangkutan.

(7) Amanat

Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang hendak

disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Tidak

jauh berbeda dengan bentuk cerita lainnya, amanat dalam tek narasi

akan disimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya dalam

Page 53: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

39

keseluruhan isi cerita. Oleh karena itu, untuk menemukannya, tidak

cukup dengan membaca dua atau tiga paragraf, tetapi harus

menghabiskannya sampai tuntas.42

h) Detail-Detail dalam Narasi

Detail-detail yang harus diperhatikan dalam teks narasi adalah

sebagai berikut:

(1) Detail-detail dalam narasi disusun dalam sekuensi ruang dan waktu

yang menyarankan adanya bagian awal, tengah, dan akhir;

(2) Jika cerita menyangkut latar tempat, maka pengisahan mengalami

pergantian dari suatu tempat ke tempat lain;

(3) Jika cerita menyangkut latar waktu, maka pengisahan mengalami

pergantian dari waktu ke waktu lain;

(4) Jika cerita menyangkut perbuatan, maka tokoh pengisahan

mengalami gerakan dari suatu adegan ke adegan berikutnya;

(5) Di samping itu, narasi bisa juga dikembangkan dengan

menggunakan deskripsi, eksposisi, dan dialog;

(6) Dalam cerita, rangkaian peristiwa sangat penting.43

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian pertama dilakukan oleh Nuraini dengan judul “Penggunaan

Media Webtoon dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama Siswa Kelas

VIII-4 SMP PGRI 1 Ciputat, Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kenaikan kemampuan

menulis naskah drama siswa saat menggunakan media webtoon. Siswa yang

memperoleh nilai dengan kategori sangat baik sebanyak 6 orang, siswa yang

memperoleh nilai dengan kategori baik sebanyak 6 orang, dan siswa yang

memperoleh nilai dengan kategori cukup sebanyak 6 orang. Hal ini

membuktikan bahwa media webtoon merupakan media yang dapat

42

Ibid., h. 23-26. 43

H. Dalman, op. cit., h. 108-109.

Page 54: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

40

memberikan stimulus yang baik dalam proses berpikir siswa saat menulis

naskah drama.44

Penelitian yang dilakukan oleh Nuraini memiliki persamaan dengan

penelitian yang sudah peneliti lakukan, yaitu menggunakan media webtoon.

Perbedaanya adalah pada materi pembelajaran, Nuraini meneliti pada materi

menulis naskah drama, sedangkan pada penelitian yang peneliti lakukan pada

materi menulis Teks Narasi. Subjek penelitian pada skripsi Nuraini yaitu siswa

kelas VIII-4 SMP PGRI 1 Ciputat Tangerang Selatan, sedangkan pada

penelitian yang peneliti lakukan yaitu pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17

Bekasi.

Penelitian relevan kedua yaitu yang dilakukan oleh Wiwin Astuti pada

tahun 2018 dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Narasi

Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada

Siswa Kelas VII SMPN 1 Madapangga”. Hasil penelitian menunjukan bahwa

pada siklus pertama rata-rata yang diperoleh sebesar 63,4 dengan kategori

cukup dan pada siklus kedua nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 80,25

dengan kategori baik. Aktivitas menulis teks narasi siswa dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek meningkat, dapat dilihat

ketika siswa lebih aktif menjawab pertanyaan dan mengerjakan proyek dengan

sungguh-sungguh. Dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis teks narasi

siswa kelas VII SMP Negeri 1 Madapangga melalui model pembelajaran

berbasis proyek mengalami peningkatan.45

Penelitian yang dilakukan oleh Wiwin Astuti memiliki persamaan dengan

penelitian yang sudah peneliti lakukan, yaitu keterampilan menulis teks narasi.

Perbedaannya adalah pada media yang digunakan, Wiwin Astuti memakai

44

Nuraini, “Penggunaan Media Webtoon dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama

Siswa Kelas VIII-4 SMP PGRI 1 Ciputat Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019”, Skripsi

pada Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019,

(https://repository.uinjkt.ac.id). Diakses tanggal 29 September 2021 pukul 22.05 WIB. 45

Wiwin Astuti, “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Narasi Melalui Model

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada Siswa Kelas VII SMPN 1

Madapangga”, Skripsi pada Sarjana Universitas Muhammadiyah Makassar, 2018,

(https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/6441-Full_Text.pdf). Diakses tanggal 29 September

2021 pukul 22.06 WIB.

Page 55: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

41

model pembelajaran berbasis proyek, sedangkan peneliti menggunakan media

webtoon. Perbedaan lainnya terletak pada subjek penelitian, Wiwin Astuti

melakukan penelitian pada siswa kelas VII SMPN 1 Madapangga, sedangkan

peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi.

Penelitian lainnya yaitu yang dilakukan oleh Ella Subekti pada tahun 2018

dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Narasi dengan

Menggunakan Media Gambar pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Baturaden”.

Hasil penelitian ini menunjukkan tindakan kelas menggunakan metode

deskriptif pada hasil keterampilan menulis teks narasi siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Baturaden telah meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

pembelajaran menulis teks narasi siswa kelas VII sebelum tindakan adalah 35.

Ketika siklus I guru melaksanakan pembelajaran menulis teks narasi

menggunakan metode pemodelan dan pembelajaran kooperatif tipe STAD,

meningkat sebesar 23% dengan nilai rata-rata menjadi 78. Pada siklus II,

terjadi peningkatan sebesar 6% dengan nilai rata-rata 84. Jadi, simpulan

penelitian ini adalah metode pemodelan dan pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat meningkatkan keterampilan menulis teks narasi pada siswa kelas

VII SMP Negeri 1 Baturaden.46

Penelitian yang dilakukan oleh Ella Subekti memiliki persamaan dengan

yang sudah peneliti lakukan, yaitu keterampilan menulis teks narasi.

Perbedaannya adalah pada media yang digunakan untuk penelitian, Ella

Subekti menggunakan media gambar, sedangkan media yang digunakan

peneliti adalah media webtoon. Perbedaan lainnya juga terletak pada subjek

penelitian, yakni Ella Subekti melakukan penelitian pada siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Baturaden sedangkan peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas

VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi.

Penelitian selanjutnya yaitu dilakukan oleh Suciati, Sumarti, dan Iing

Sunarti pada tahun 2019 dengan judul “Media Pembelajaran Berbasis Webtoon

46

Ella Subekti, “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Narasi dengan Menggunakan

Media Gambar pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Baturaden”, e-Journal METAFORA, 2018,

http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/METAFORA/article/view/5023/2640 Diakses tanggal

29 September 2021 pukul 22.07 WIB.

Page 56: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

42

untuk Menafsirkan Pandangan Pengarang dalam Novel”. Hasil penelitian ini

berupa (1) media pembelajaran berbasis webtoon dengan judul ”Kiat Praktis

Menafsir Sudut Pandang Pengarang Melalui Webtoon”, (2) media webtoon

layak digunakan sebagai media pembelajaran menafsir pandangan pengarang

sesuai dengan hasil uji validasi dari para ahli, guru, maupun peseta didik, (3)

media webtoon terbukti efektif meningkatkan kemampuan belajar siswa

dengan perolehan nilai rata-rata pre test 65 dan post test 88 dengan efektivitas

rata-rata 0,71 dengan kategori tinggi.47

Penelitian yang dilakukan oleh Suciati, Sumarti, dan Iing Sunarti memiliki

persamaan dengan yang sudah peneliti lakukan, yaitu menggunakan webtoon

sebagai media pembelajaran. Perbedaannya yakni pada metode yang

digunakan, Suciati, Sumarti, dan Iing Sunarti memakai metode research &

development (R & D), sedangkan peneliti menggunakan metode deskriptif

kualitatif. Perbedaan lainnya terdapat pada tujuan yang dicapai, Suciati,

Sumarti, dan Iing Sunarti bertujuan untuk menghasilkan media, menguji

kelayakan media, dan menguji efektivitas media pembelajaran sastra berbasis

webtoon untuk menafsirkan pandangan pengarang dalam novel Maafkan Aku,

Kuala Mesuji Karya Fajar untuk siswa SMA kelas XII, sedangkan peneliti

bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang proses penggunaan media

webtoon dalam pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VII-2 di

SMP Negeri 17 Bekasi dan untuk mengetahui hasil belajar dari penggunaan

media webtoon dalam pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VII-2

di SMP Negeri 17 Bekasi. Subjek yang digunakan Suciati, Sumarti, dan Iing

Sunarti dengan peneliti juga berbeda, Suciati, Sumarti, dan Iing Sunarti

melakukan penelitian pada siswa SMA kelas XII, sedangkan peneliti

melakukan penelitian pada siswa SMP kelas VII.

47

Suciati, dkk, “Media Pembelajaran Berbasis Webtoon untuk Menafsirkan Pandangan

Pengarang dalam Novel”, e-Journal J-Simbol, 2019,

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO/article/view/17662 Diakses tanggal 29 September

2021 pukul 22.08 WIB.

Page 57: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 17 Bekasi yang berlokasi di

Jalan Mesjid Kemang Nomor 80, RT 001 RW 012 Jati Cempaka Kecamatan

Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat, 13620.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan sejak proposal disetujui hingga skripsi selesai

ditulis, yaitu pada bulan Maret-Juli 2021.

B. Metode Penelitian

Metode merupakan langkah teratur yang digunakan untuk melaksanakan

suatu pekerjaan, dalam hal ini metode digunakan dalam penelitian. Peneliti

menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mendapatkan data dengan

melalui berbagai tahapan penelitian. Menurut Ali Saukah dalam Agus

mengungkapkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengungkapkan

gejala secara holistik kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami

dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian

kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan

pendekatan induktif.1 Sedangkan, Emzir menyatakan laporan berdasarkan

metode kualitatif mencakup masalah deskripsi murni tentang program dan/atau

pengalaman orang di lingkungan penelitian.2 Hal ini diperkuat oleh Monique

Hennink, Inge Hutter, dan Ajay Bailey sebagai berikut.

“Qualitative research is a broad umrbrella term that covers a wide range of

techniques and philosophies; thus it is not easy to define. In broad terms,

qualitative research is an approach that allows you to examine people’s

1 Agus Zaenul Fitri dan Nik Haryanti, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif,

Kualitatif, Mixed Method, dan Research and Development, (Malang: Madani Media, 2020), cet. 1,

h. 35. 2 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif, (Depok: PT Raja

Grafindo Persada, 2017), cet. 10, h. 174.

Page 58: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

44

experiences in detail by using a specific set of research methods such as in-

depth interviews, focus group discussions, observation, content analysis,

visual methods, and life histories or biographies”.3

Definisi ini mengungkapkan bahwa riset kualitatif adalah istilah payung

yang luas yang mencakup berbagai teknik dan filosofi; jadi tidak mudah untuk

didefinisikan. Dalam istilah luas, penelitian kualitatif adalah pendekatan yang

memungkinkan Anda untuk memeriksa pengalaman orang secara rinci dengan

menggunakan serangkaian metode penelitian tertentu seperti wawancara

mendalam, diskusi kelompok fokus, observasi, analisis isi, metode visual, dan

riwayat hidup atau biografi.

Sedangkan menurut Steven J. Taylor, Robert Bogdan, dan Marjorie

DeVault.

“The phrase qualitative metdhology refers in the broadest sense to

research that produces descriptive data-people’s own written or spoken

words and observable behavior”.4

Definisi ini mengungkapkan bahwa metodologi kualitatif mengacu pada

pengertian yang paling luas pada penelitian sehingga menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang diamati.

Adapun tujuan penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan menurut

Zainal Arifin, yaitu 1) Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan

berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut

untuk menemukan kekurangan dan kelemahan pendidikan, sehingga dapat

ditentukan upaya penyempurnaanya, 2) Menganalisis dan menafsirkan suatu

fakta, fenomena dan peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan

sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan

pendidikan secara alami, dan 3) Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep

dan prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan

3 Monique Hennink, Inge Hutter, dan Ajay Bailey, Qualitative Research Methods,

(London: SAGE Publications, 2020), Second Edition, p. 10. 4 Steven J. Taylor, Robert Bogdan, Marjorie DeVault, Introduction to Qualitative Research

Methods, (Canada: Wiley, 2016), Forth Edition, p. 7.

Page 59: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

45

(induktif) untuk kepentingan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan

kuantitatif.5

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penelitian pada skripsi ini

mendeskripsikan informasi berupa keterampilan menulis teks narasi yang

dilakukan di SMP Negeri 17 Bekasi. Informasi dituangkan dengan

menggunakan kata-kata tertulis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

keterampilan siswa dalam menulis teks narasi dengan menggunakan media

webtoon. Penggunaan media webtoon terhadap menulis teks narasi dijelaskan

dengan kata-kata terperinci sesuai dengan kejadian sebenarnya. Metode

penelitian deskriptif kualitatif sesuai dengan penelitian dalam skripsi ini.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dan objek dalam penelitian merupakan hal utama yang diperlukan

untuk penelitian. Djaman Satori dan Aan Komariah dalam bukunya

mengatakan subjek penelitian memiliki kedudukan sentral dalam penelitian

karena data tentang gejala atau masalah yang diteliti berada pada subjek

penelitian. Objek penelitian dalam penelitian kualitatif ini tidak dibatasi dengan

banyaknya atau jumlah responden. Penelitian dapat dilakukan terhadap (hanya)

seorang objek penelitian saja.6 Berdasarkan pendapat tersebut, subjek

penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian karena terdapat

data tentang masalah yang akan diteliti.

Selain itu, dalam penelitian kualitatif objek penelitian tidak memiliki

batasan dari jumlah responden. Peneliti menggunakan teknik purposive

sampling dalam memilih subjek penelitian. Menurut Djaman Satori dan Aan

Komariah purposive sampling menentukan subjek/objek sesuai tujuan.

Meneliti dengan pendekatan kualitatif biasanya sudah ditetapkan tempat yang

dituju misalnya pengembangan model sekolah efektif di SMA Spekprosnof

Kabupaten Bandung. Dengan menggunakan pertimbangan pribadi yang sesuai

5 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Mode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), cet. 1, h. 143-144. 6 Djaman Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,

2013), cet. 5, h. 49-50.

Page 60: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

46

dengan topik penelitian, peneliti memilih subjek/objek sebagai unit analisis.

Peneliti memilih unit analisis tersebut berdasarkan kebutuhannya dan

menganggap bahwa unit analisis tersebut representatif.

Sesuai dengan teori di atas, peneliti memilih subjek penelitian berdasarkan

rekomendasi dari guru Bahasa Indonesia kelas VII-2 di SMP Negeri 17 Bekasi

sesuai dengan pertimbangan tertentu. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa

kelas VII-2 di SMP Negeri 17 Bekasi tahun pelajaran 2020/2021 yang

berjumlah 21 orang. Alasan pemilihan subjek penelitian tersebut didasarkan

pada keterbatasan waktu penelitian dan penemuan rendahnya minat serta

kemampuan siswa dalam teks narasi. Sehingga perlu adanya inovasi dalam

media pembelajaran, khususnya inovasi media pembelajaran menulis teks

narasi. Media yang bisa digunakan dalam menulis teks narasi salah satunya,

yaitu media webtoon yang mampu merangsang minat siswa dalam menulis teks

narasi. Adapun objek dalam penelitian ini adalah teks narasi yang ditulis oleh

siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi yang berjumlah 21 orang. Peneliti

menjadikan teks narasi menjadi objek dalam penelitian untuk mengetahui

kemampuan teks narasi siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi dengan

menggunakan media webtoon.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen berperan sebagai alat pengumpulan data yang harus valid dan

dapat digunakan dalam penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto dalam Agus

Zaenul Fitri dan Nik Haryanti instrumen data dikatakan memenuhi persyaratan

sebagai alat pengumpulan data adalah apabila sekurang-kurangnya instrumen

tersebut valid dan reliable. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang diukur. Sedangkan, variable berarti apabila

instrumen dapat memberikan yang sesuai dengan kenyataan.7 Sedangkan, Guba

dan Lincoln dalam Zainal Arifin menegaskan apabila metode penelitian telah

7 Agus Zaenul Fitri dan Nik Haryanti, op. cit., h. 112.

Page 61: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

47

jelas kualitatif, maka instrumen yang digunakan, yaitu manusia, dalam hal ini

peneliti sendiri. 8

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai alat utama atau

instrumen kunci. Peneliti sendiri sebagai instrumen kunci yang digunakan

dalam penelitian ini. Selain itu, instrumen utama menggunakan instrumen

lainnya sebagai alat bantu seperti buku catatan, kamera sebagai alat

dokumentasi, dan lain sebagainya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang murni tanpa adanya

manipulasi data dari peneliti. Hal tersebut dikarenakan data yang diambil

melalui kondisi yang terdapat di lapangan. Menurut Zainal Arifin dalam

bukunya sebagai berikut.

“Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian yang dilakukan secara

wajar dan natural sesuai dengan kondisi objektif dilapangan tanpa adanya

manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif.

Kajian utama penelitian kualitatif adalah fenomena atau kejadian yang

berlangsung dalam suatu situasi sosial tertentu. Peneliti harus terjun

langsung ke lapangan (lokasi) untuk membaca, memahami, dan

mempelajari situasi.”9

Sesuai dengan teori tersebut, maka teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan data melalui

observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes.

1. Observasi

Menurut Emzir observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai

perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu.10

Sedangkan

Suharsimi Arikunto mengatakan observasi atau yang disebut pula dengan

8 Zainal Arifin, op. cit., h. 169.

9 Ibid., h. 141.

10 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2011), cet. 2, h. 37.

Page 62: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

48

pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek

dengan menggunakan seluruh alat indra.11

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi

partisipan. Menurut Zainal Arifin dalam bukunya observasi partisipan

adalah suatu kegiatan observasi di mana observer (orang yang melakukan

observasi) terlibat atau berperan serta dalam lingkungan kehidupan orang-

orang yang diamati.12

Sedangkan Emzir mengatakan observasi partisipan

adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti yang berperan sebagai

anggota yang berperan serta dalam kehidupan masyarakat topik penelitian.13

Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan observasi partisipan

dengan mengunjungi langsung SMP Negeri 17 Bekasi untuk mengetahui

keadaan objektif dari sekolah. Peneliti mengamati apa yang terjadi di

lapangan dan membuat catatan-catatan. Peneliti juga ikut mengamati proses

menulis teks narasi yang dilakukan oleh siswa.

2. Wawancara

Kegiatan wawancara mendalam sangat cocok dilakukan dalam

penelitian untuk mengumpulkan data pribadi serta pengalaman seseorang.

Selain itu, wawancara juga mengeksplorasi topik-topik tertentu yang sedang

diteliti. Hal ini diperkuat oleh Zainal Arifin dalam bukunya sebagai berikut.

“Wawancara mendalam adalah proses tanya jawab secara mendalam

antara pewawancara dengan informan guna memperoleh informasi yang

lebih terperinci sesuai dengan tujuan penelitian. Wawancara mendalam

sangat cocok untuk mengumpulkan data pribadi, pandangan-pandangan

dan pengalaman seseorang, terutama ketika topik-topik tertentu yang

sedang dieksplorasi.”14

Peneliti melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia kelas VII di SMP Negeri 17 Bekasi. Wawancara tersebut

dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang metode yang digunakan

saat pembelajaran, media yang digunakan saat pembelajaran, dan kondisi

siswa kelas VII khusunya kelas VII-2 saat pembelajaran. Selain itu,

11

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2013), cet. 15, h. 199. 12

Zainal Arifin, op. cit., h. 170. 13

Emzir, op. cit., h. 39. 14

Zainal Arifin, op. cit., h. 170.

Page 63: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

49

wawancara juga dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan

dengan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menulis teks khususnya

teks narasi. Wawancara juga dilakukan kepada 6 siswa kelas VII-2, dengan

siswa yang dipilih sesuai dengan pilihan guru. Tujuannya agar mengetahui

bagaimana pendapat mereka mengenai penggunaan media webtoon dalam

pembelajaran menulis teks narasi. Berikut adalah daftar pertanyaan

wawancara kepada guru dan siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi tahun

pelajaran 2020/2021.

Tabel 3.1

Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Guru Bahasa Indonesia

No Pertanyaan

1 Bagaimana keterampilan siswa dalam menulis teks narasi?

2 Apakah siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran menulis teks

narasi?

3 Bagaimana kondisi kelas saat pembelajaran menulis teks narasi

berlangsung?

4 Apakah siswa mengalami kesulitan saat menulis teks narasi? Mengapa?

5 Apa media yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks narasi?

6 Bagaimana respons siswa terhadap media yang digunakan dalam

keterampilan menulis teks narasi?

7 Apakah Ibu guru pernah menggunakan media pembelajaran webtoon

dalam menulis teks narasi siswa di kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi?

8 Apakah Ibu guru mengetahui tentang media pembelajaran webtoon?

Tabel 3.2

Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Siswa Kelas VII-2

No Pertanyaan

1 Tahukah kamu tentang teks narasi?

2 Teks narasi apa saja yang sudah dipelajari?

3 Kesulitan apa yang kamu hadapi saat pembelajaran menulis teks narasi

Page 64: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

50

berlangsung?

4 Bagaimana pendapat kamu tentang materi menulis teks narasi dengan

menggunakan media webtoon?

5 Apakah penggunaan media webtoon dapat memudahkan kamu dalam

menulis teks narasi?

6 Apakah kamu menyukai pelajaran bahasa Indonesia, terutama materi

menulis teks narasi?

7 Apakah kamu dapat memahami materi menulis teks narasi dengan baik?

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan

penyimpanan informasi/data dalam bidang pengetahuan. Suharsimi

Arikunto dalam Agus Zaenul Fitri dan Nik Haryanti mengatakan metode

dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa

catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda,

dan sebagainya.15

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa

pengumpulan sumber data primer dan sekunder. Data primer ialah data yang

didapatkan oleh peneliti secara langsung dari sumber utama yaitu siswa

kelas VII-2. Peneliti mengumpulkan hasil tulisan teks narasi siswa kelas

VII-2. Sedangkan data sekunder ialah data tambahan seperti data seputar

SMP Negeri 17 Bekasi ataupun data pendukung lainnya. Dokumentasi yang

digunakan dalam penelitian ini juga dapat berupa foto atau gambar sebagai

bukti dalam pengambilan data.

4. Tes

Tes adalah suatu alat yang digunakan dalam mengukur/mengetahui

pengetahuan, kemampuan, bakat, dan lain-lain dalam bentuk pertanyaan-

pertanyaan atau latihan. Menurut Suharsimi Arikunto tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

15

Agus Zaenul Fitri dan Nik Haryanti, op. cit., h. 116.

Page 65: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

51

keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

oleh individu atau kelompok.16

Adapun tes yang dilakukan peserta didik dalam penelitian ini adalah

membuat teks narasi melalui rangsangan gambar yang diberikan peneliti.

Rangsangan gambar yang digunakan peneliti yakni media webtoon yang

berisi gambar cerita atau gambar susun. Hal ini sesuai dengan ungkapan

Burhan dalam bukunya sebagai berikut.

“Selain sebagai sarana untuk memerikan tugas berbicara, bentuk-bentuk

visual seperti gambar baik juga dipakai sebagai rangsang untuk tugas

menulis. Gambar yang memenuhi kriteria pragmatis untuk tugas

menulis adalah gambar cerita, gambar susun yang tiap panel

menampilkan peristiwa atau keadaan tertentu yang secara keseluruhan

membentuk sebuah cerita. Gambar-gambar yang dimaksud dapat

berupa gambar yang sengaja dibuat untuk tugas tes, gambar kartun,

komik dengan tanpa atau sedikit kata (wordless pictures books) yang

dapat diambil dari buku, majalah, atau surat kabar.”17

Bentuk visual seperti gambar dapat dipakai sebagai rangsangan untuk

siswa dalam mengerjakan tugas menulis. Gambar yang dipakai sudah layak

digunakan untuk pengantar dalam mengerjakan tugas. Gambar cerita yang

terdapat gambar susun yang tiap panel menampilkan peristiwa atau keadaan

tertentu yang membentuk sebuah cerita dapat digunakan untuk pengantar

tugas.

Tabel 3.3

Rubrik Penilaian Menulis Teks Narasi Berdasarkan Rangsangan Gambar18

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4

2 Organisasi Isi 4

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4

16

Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 193. 17

Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,

(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2016), Edisi 2, cet. 7, h. 469. 18

Ibid., h. 470.

Page 66: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

52

4 Ejaan dan Tata Tulis 4

5 Ketepatan Kata 4

Jumlah Skor Siswa

Nilai

(a) Kesesuaian dengan Gambar

Kesesuaian dengan gambar menjadi kriteria penilaian siswa dalam

menulis teks narasi. Penilaian ini dilihat dari teks narasi siswa yang terdapat

informasi sesuai dengan gambar yang terdapat dalam cerita webtoon serta

pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas. Teks narasi siswa yang

memenuhi kriteria akan mendapatkan kategori baik sekali, sedangkan siswa

yang kurang memenuhi kriteria akan mendapatkan kategori baik, cukup, dan

kurang.

(b) Organisasi Isi

Penilaian organisasi isi termasuk kriteria penilaian siswa dalam menulis

teks narasi. Penilaian organisasi isi dilihat dari teks narasi siswa yang terdapat

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan keseluruhan kalimat efektif.

Teks narasi siswa yang memenuhi kriteria akan mendapatkan kategori baik

sekali, sedangkan siswa yang kurang memenuhi kriteria akan mendapatkan

kategori baik, cukup, dan kurang.

Menurut Dalman kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki potensi

untuk menyampaikan pesan, ide, gagasan atau informasi secara utuh, jelas

dan tepat, sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami maksud yang

diungkapkan oleh pembicara atau penulis.19

(c) Kesesuaian Struktur Teks Narasi

Kriteria penilaian kesesuaian struktur teks narasi dilihat dari struktur

yang terdapat di dalam teks narasi. Teks narasi memiliki tiga struktur, yakni

orientasi, komplikasi, dan resolusi. Sesuai dengan penjelasan dari Wahono,

Mafrukhi, dan Sawali yang mengatakan bahwa cerita imajinasi merupakan

19

H. Dalman, op. cit., h. 22.

Page 67: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

53

salah satu jenis teks naratif. Untuk itu, struktur cerita imajinasi memiliki

kesamaan dengan jenis teks naratif lainnya, yakni bagian orientasi

(pengenalan), komplikasi (penyajian konflik), dan resolusi (penyelesaian).20

Teks narasi siswa yang memenuhi kriteria akan mendapatkan kategori baik

sekali, sedangkan teks narasi siswa yang kurang memenuhi kriteria akan

mendapatkan kategori baik, cukup, dan kurang.

(d) Ejaan dan Tata Tulis

Ejaan dan tata tulis menjadi kriteria penilaian yang penting dalam

menulis teks narasi siswa. Agar teks yang ditulis dapat tersampaikan dengan

baik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Mohammad Siddik dalam

bukunya dengan penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar dalam sebuah

karangan, maka akan banyak membantu pembaca dalam memahami isi

karangan.21

Aspek penilaian ejaan dan tata tulis ini didasari dengan ejaan dan

tata tulis yang ada di Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Peneliti memfokuskan aspek penilaian ini pada kata depan (di dan ke) dan

tanda koma (,) pada frasa penghubung antarkalimat (kata „akhirnya‟). Teks

narasi siswa yang memenuhi kriteria akan mendapatkan kategori baik sekali,

sedangkan yang kurang memenuhi kriteria akan mendapatkan kategori baik,

cukup, dan kurang.

(e) Ketepatan Kata

Kriteria penilaian teks narasi siswa terdapat aspek ketepatan kata. Kata

ialah satuan bahasa yang memiliki makna. Hal itu sesuai dengan pendapat

Abdul Chaer bahwa kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu makna atau

kata adalah susunan huruf yang diapit oleh dua buah spasi dan mempunyai

sebuah makna.22

Aspek penilaian ketepatan kata ini didasarkan dengan

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring edisi kelima. KBBI daring

adalah aplikasi kamus elektronik yang diakses secara daring dengan alamat

kbbi.kemdikbud.go.id yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan

20

Wahono, Mafrukhi, Sawali, op. cit., h. 54. 21

Mohammad Siddik, op. cit., h. 95. 22

Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), Edisi Revisi, cet. 4, h.

162.

Page 68: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

54

Kebudayaan (Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P) pada tahun 2018 bersama

dengan versi cetaknya.23

Teks narasi siswa yang memenuhi kriteria akan

mendapatkan kategori baik sekali, sedangkan pada teks narasi siswa yang

kurang memenuhi kriteria akan mendapatkan kategori baik dan cukup.

Tabel 3.4

Rincian Indikator Penilaian

No Aspek yang

Dinilai Indikator Skor Kriteria

1. Kesesuaian

dengan

Gambar

a. Terdapat informasi yang

sesuai dengan gambar dan

cerita;

b. Pengembangan cerita sesuai

dengan gambar dan jelas

4 Baik Sekali

a. Terdapat informasi yang

sesuai dengan gambar dan

cerita;

b. Pengembangan cerita sesuai

dengan gambar namun

masih ada yang kurang jelas

3 Baik

a. Terdapat informasi yang

kurang sesuai dengan

gambar dan cerita;

b. Pengembangan cerita masih

kurang sesuai dengan

gambar dan masih ada yang

kurang jelas

2 Cukup

a. Informasi tidak sesuai

dengan gambar dan cerita;

b. Pengembangan cerita tidak

sesuai dengan gambar dan

tidak jelas

1 Kurang

23

Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Petunjuk Teknis Penggunaan

KBBI Daring, (Jakarta: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019), h. 1.

Page 69: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

55

2. Organisasi

Isi

a. Organisasi isi sesuai dengan

gagasan pokok;

b. Keseluruhan kalimat efektif 4

Sangat

baik

a. Organisasi isi sesuai dengan

gagasan pokok;

b. Masih ada kalimat yang

kurang efektif

3 Baik

a. Organisasi isi kurang sesuai

dengan gagasan pokok;

b. Masih banyak kalimat yang

kurang efektif

2 Cukup

a. Organisasi isi tidak sesuai

dengan gagasan pokok;

b. Keseluruhan kalimat tidak

efektif

1 Kurang

3. Kesesuaian

Struktur

Teks

a. Struktur teks narasi

(orientasi, komplikasi, dan

resolusi) sudah sesuai

dengan urutan;

b. Struktur teks narasi

(orientasi, komplikasi, dan

resolusi) sudah lengkap

4 Baik

Sekali

a. Struktur teks narasi

(orientasi, komplikasi, dan

resolusi) sudah sesuai

dengan urutan;

b. Struktur teks narasi

(orientasi, komplikasi, dan

resolusi) kurang lengkap

3 Baik

a. Struktur teks narasi

(orientasi, komplikasi, dan

resolusi) kurang sesuai

dengan urutan;

b. Struktur teks narasi

2 Cukup

Page 70: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

56

(orientasi, komplikasi, dan

resolusi) kurang lengkap

a. Struktur teks narasi

(orientasi, komplikasi, dan

resolusi) tidak sesuai

dengan urutan;

b. Struktur teks narasi

(orientasi, komplikasi, dan

resolusi) tidak lengkap

1 Kurang

4. Ejaan dan

Tata Tulis

a. Tidak terjadi kesalahan

ejaan dan tata tulis 4 Baik

Sekali

a. Terdapat 1 kesalahan ejaan

dan tata tulis, tetapi tidak

mengaburkan makna

3 Baik

a. Terdapat 3 kesalahan ejaan

dan tata tulis sehingga

mengaburkan makna

2 Cukup

a. Terdapat lebih dari 3

kesalahan ejaan dan tata

tulis, serta makna tidak jelas

1 Kurang

5. Ketepatan

Kata

a. Keseluruhan kata sesuai

dengan KBBI 4

Baik

Sekali

a. Terdapat 1 penggunaan kata

yang tidak sesuai dengan

KBBI

3 Baik

a. Terdapat 3 penggunaan kata

yang tidak sesuai dengan

KBBI

2 Cukup

a. Terdapat lebih dari 3

penggunaan kata yang tidak

sesuai dengan KBBI

1 Kurang

Page 71: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

57

Jumlah

Skor

Maksimum

20

Modifikasi penulis*

Nilai akhir = Perolehan skor x 100

Jumlah skor maksimum

Berdasarkan hasil penskoran, peneliti mendapatkan nilai akhir dari

masing-masing siswa. Penentuan kategori nilai siswa dalam keterampilan

menulis teks narasi dibagi menjadi empat, yakni baik sekali, baik, cukup,

dan kurang sebagaimana tertera dalam tabel berikut:

Tabel 3.5

Kategori Nilai Keterampilan Siswa dalam Menulis Teks Narasi24

Interval Persentase

Tingkat Penguasaan

Nilai Ubahan Skala Empat

Keterangan

1 – 4 D - A

86-100 4 A Baik Sekali

75-85 3 B Baik

56-74 2 C Cukup

10-55 1 D Kurang

Kategori nilai keterampilan siswa dalam menulis teks narasi menggunakan

rentang nilai 10-100 dengan nilai ubahan skala empat (1-4). Mulai dari nilai 86-

100 (A) dengan keterangan baik sekali, nilai 75-85 (B) dengan keterangan baik,

nilai 56-74 (C) dengan keterangan cukup, dan nilai 10-55 (D) dengan keterangan

kurang. Misalnya, sebagai contoh siswa mendapatkan nilai 85 dengan nilai

ubahan skala empat mendapat nilai 3 (B) dan keterangan baik.

24

Ibid., h. 277.

Page 72: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

58

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian kualitatif, analisis data merupakan upaya berlanjut,

berulang dan sistematis. Analisis data dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada

pengumpulan data dan setelah data terkumpul. Menurut Bogdan dan Biklen

dalam Zainal Arifin mengemukakan analisis data adalah proses yang dilakukan

secara sistematis untuk mencari, menemukan, dan menyusun transkip

wawancara, catatan-catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya yang telah

dikumpulkan peneliti dengan teknik-teknik pengumpulan data lainnya.25

Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data model Miles dan

Huberman. Menurut Miles dan Huberman dalam buku Agus Zaenul Fitri dan

Nik Haryanti mengatakan analisis data penelitian kualitatif dapat dilakukan

melalui tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.26

1. Reduksi Data

Agus Zaenul Fitri dan Nik Haryanti dalam bukunya mengatakan

reduksi data merupakan suatu bentuk analisis untuk menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga diperoleh kesimpulan akhir

dan diverifikasi. Reduksi data berlangsung terus menerus selama penelitian

berlangsung.27

Maka dalam hal ini peneliti melakukan proses memilah data

dan memfokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang didapatkan oleh

peneliti diseleksi, dipilih, dan disederhanakan oleh peneliti.

2. Penyajian Data

Penarikan kesimpulan didapatkan berdasarkan penyajian data yang

ditemukan dalam bentuk pola-pola yang bermakna. Hal tersebut diperkuat

oleh pendapat Agus Zaenul Fitri dan Nik Haryanti sebagai berikut.

Penyajian data dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang

bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

dan pengambilan tindakan. Penyajian data dalam penelitian ini juga

25

Zainal Arifin, op. cit., h. 171-172. 26

Agus Zaenul Fitri dan Nik Haryanti, op.cit., h. 125. 27

Ibid., h. 126.

Page 73: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

59

dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari data-data yang telah

diperoleh, kemudian disusun secara sistematis, dari bentuk informasi yang

kompleks menjadi sederhana namun selektif.28

Peneliti melakukan penyajian data yang secara umum dilakukan

dalam penelitian kualitatif yaitu dengan teks yang bersifat naratif. Selain

itu, peneliti juga menggunakan gambar dan tabel yang dapat memperkuat

data deskriptif dan mempermudah dalam memahami isi penelitian.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Pada tahap ini kesimpulan dapat ditarik dari simbol-simbol, mencatat,

keteraturan pola, penjelasan-penjelasan, dan alur sebab akibat yang

mempunyai makna atau arti. Hal tersebut dijelaskan oleh Agus Zaenul

Fitri dan Nik Haryanti sebagai berikut.

“Kegiatan analisis pada tahap ketiga adalah menarik kesimpulan dan

verifikasi. Sejak pengumpulan data, peneliti berusaha mencari makna

atau arti dari simbol-simbol, mencatat, keteraturan pola, penjelasan-

penjelasan, dan alur sebab akibat yang terjadi. Dari kegiatan ini dibuat

simpulan-simpulan yang sifatnya masih terbuka, umum, kemudian

menuju ke spesifikasi/rinci.”29

Saat semua data sudah terkumpul dan sudah direduksi, peneliti

melakukan penyajian data secara sistematis sehingga mudah dipahami.

Setelah sudah melakukan tahap tersebut, peneliti melakukan penarikan

kesimpulan atas apa yang sudah didapatkan dan dibuktikan. Kegiatan ini

dilakukan untuk mendapatkan hasil yang jelas dari proses penelitian.

28

Ibid., h. 127. 29

Ibid.

Page 74: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Sejarah singkat

SMP Negeri 17 kota Bekasi berdiri pada tahun 1992. Lokasi sekolah

berada dekat dengan pemukiman warga, bahkan dinding sekolah menyatu

dengan rumah-rumah warga di daerah itu. Awal berdiri bernama SMP

Negeri 2 Pondokgede karena alamat sekolah yang memasuki Kecamatan

Pondokgede. Sejak Bekasi secara administrasi menjadi kota pada tahun

1996 maka SMP Negeri 2 Pondokgede resmi berubah menjadi SMP

Negeri 17 Bekasi. Pada tahun 2017, SMP Negeri 17 Bekasi mendapatkan

nilai akreditasi A dari Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah (BAN-S/M)

dengan nilai 96 predikat unggul. Hal tersebut dikarenakan SMP Negeri 17

Bekasi memiliki bangunan serta sarana dan prasarana yang layak untuk

digunakan, dan juga memiliki siswa/siswi yang berprestasi dalam hal

akademik maupun nonakademik. SMP Negeri 17 Bekasi memiliki nomor

NSS/NPSN 201026501017/20222963.

2. Profil Sekolah

Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Bekasi beralamat di Jalan Jati

Cempaka Nomor 80, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Provinsi

Jawa Barat. Sekolah ini sudah terakreditasi A dengan status pembangunan

hak milik APBD. Tahun beroperasi SMP Negeri 17 Bekasi pada tahun

1993. Sekolah ini memiliki tenaga pendidik sebanyak 54 guru. Terdiri dari

35 guru perempuan dan 19 guru laki-laki. Jumlah peserta didik sebanyak

1072. Sarana yang dimiliki SMP Negeri 17 Bekasi sebanyak 55 ruangan

diantaranya 25 ruang kelas, 1 ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang

wakil kepala sekolah, ruang tamu, lab. komputer, lab. IPA, lab. bahasa,

ruang osis, perpustakaan, ruang BK, ruang tata usaha, ruang penjaga

sekolah, masjid, ruang rapat, gudang, ruang aula, ruang koperasi siswa,

Page 75: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

61

kantin, 9 ruang toilet, dapur, ruang tenis meja, dan ruang UKS. Serta

memiliki lapangan futsal, basket, badminton, dan lapangan upacara.

3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

a) Visi

Unggul dalam berprestasi dan berakhlak mulia.

b) Misi

(1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa;

(2) Meningkatkan kualitas SDM pendidik dan tenaga kependidikan;

(3) Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan;

(4) Meningkatkan pelayanan yang berkualitas;

(5) Meningkatkan budaya 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan

Santun).

c) Tujuan Sekolah

SMP Negeri 17 Bekasi memiliki tujuan sekolah, yaitu:

(1) Warga sekolah melaksanakan norma agama dalam pergaulan

lingkungan sekolah dan beribadah dengan penuh kesadaran;

(2) Mampu menyelenggarakan suasana belajar yang kondusif, nyaman,

dan menyenangkan;

(3) Meningkatkan perolehan nilai ujian akhir nasional secara bertahap;

(4) Mengembangkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan

agar mampu melakukan pelayanan secara baik dan benar;

(5) Mewujudkan sarana prasarana sekolah yang interaktif, relevan dan

berbasis IT;

(6) Memelopori kehidupan berbudaya 5 S (Senyum, Sapa, Salam,

Sopan, dan Santun) kota Bekasi.

4. Kurikulum dan Pembelajaran

a) Kurikulum yang digunakan: Kurikulum 2013;

b) Kegiatan Ekstrakulikuler: Pramuka, PMR, Karate, Paskibra, Marawis,

Muhadoroh, Kaligrafi, Qosidah, Seni Baca Quran, Tranning Metode Al-

Quran, Voli, Basket, Futsal, Tenis Meja, Lintas Alam, dan Keorganisasian.

Page 76: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

62

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juli 2021. Senin, 22

Maret 2021, pembimbing menyetujui proposal penelitian. Senin, 19 April

2021, peneliti melakukan observasi ke sekolah dengan menemui Ibu Dra.

Sutami sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas di SMP Negeri 17

Bekasi, Ibu Dra. Yuniarti Sulistiyowati sebagai Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kurikulum 1 di SMP Negeri 17 Bekasi, dan Ibu Tri Wahyu

Retnaningsih, M. Pd sebagai Kepala Sekolah di SMP Negeri 17 Bekasi untuk

meminta izin mengadakan observasi dan penelitian di sekolah. Kemudian

peneliti mendapatkan informasi mengenai jadwal akademik sekolah dan

mengenai belajar mengajar di kelas. Setelah selesai, peneliti berfoto dengan

Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, dan Wakil Kepala

Sekolah Bidang Kurikulum 1. Kemudian peneliti mengamati lingkungan

sekolah. Setelah itu, peneliti melakukan pengambilan data dan informasi

mengenai sekolah ke ruang Wakil Kepala Sekolah.

Selasa, 20 April 2021, peneliti mengunjungi kelas yang

direkomendasikan oleh Ibu Melawaty, S. Pd sebagai guru Bahasa Indonesia

kelas VII di SMP Negeri 17 Bekasi untuk mengetahui keadaan siswa kelas

VII-2 saat pembelajaran Bahasa Indonesia. Setelah itu, peneliti dipersilakan

untuk mengadakan pengamatan langsung dan berkenalan ke semua siswa

kelas VII-2. Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru Bahasa

Indonesia kelas VII-2 untuk mendapatkan informasi terkait pembelajaran

menulis teks narasi. Kemudian setelah wawancara selesai, peneliti berfoto

dengan guru Bahasa Indonesia kelas VII-2.

Kamis, 22 April 2021, peneliti melakukan pembelajaran menulis teks

narasi di kelas VII-2 dengan menggunakan media webtoon. Peneliti

mengawali pembelajaran dengan melakukan ice breaking bersama dengan

siswa kelas VII-2. Setelah itu, peneliti melakukan apersepsi bersama dengan

siswa kelas VII-2 dengan memaparkan kembali materi mengenai teks narasi

menggunakan media microsoft office power point. Kemudian, siswa

Page 77: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

63

ditugaskan untuk membaca komik online melalui aplikasi webtoon dengan

menggunakan handphone yang telah disiapkan oleh siswa.

Siswa diberi tugas untuk membaca komik online dengan judul Mera,

Puti, dan Emas yang ada di aplikasi webtoon. Komik tersebut dapat menjadi

bahan inspirasi untuk siswa memproduksi tulisan. Peneliti membimbing

siswa dalam kegiatan membaca komik online tersebut. Peneliti juga

memberikan batasan waktu kepada siswa untuk membaca komik online

tersebut dalam aplikasi webtoon.

Setelah waktu yang dibatasi peneliti selesai, siswa sudah tidak

diperkenankan untuk membaca komik online tersebut. Peneliti menyediakan

tema sebagai dasar dalam menulis teks narasi dengan tema “kasih sayang”

berdasarkan media webtoon yang diberikan. Setiap siswa diharuskan

memberi judul teks narasinya. Setelah itu, siswa diminta untuk

mengumpulkan hasil teks narasi kepada peneliti. Pengumpulan hasil teks

narasi ini dilakukan untuk mendapatkan data hasil belajar berupa nilai tes

siswa dalam menulis teks narasi. Kemudian, peneliti memberikan apresiasi

berupa hadiah kepada semua siswa dan hadiah khusus untuk siswa yang aktif

selama pembelajaran berlangsung. Setelah itu, peneliti melakukan wawancara

dengan beberapa siswa kelas VII-2 yang diplih secara acak.

Setelah penelitian selesai dilakukan, pada hari Selasa, 27 April 2021,

peneliti mengurus persuratan penelitian dengan bagian Wakil Kepala Sekolah

Bidang Humas dan Tata Usaha sekolah. Pada awal bulan Mei sampai dengan

akhir bulan Mei 2021, peneliti mengolah data yang telah didapatkan dari

penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 17 Bekasi untuk menyusun bab 4

sampai bab 5. Pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berikut adalah deskripsi hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP

Negeri 17 Bekasi pada siswa kelas VII-2 tahun pelajaran 2020/2021.

Page 78: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

64

1. Pengamatan atau observasi proses belajar mengajar di kelas VII-2

Peneliti melakukan pengamatan awal terhadap kelas VII-2 pada hari

Selasa, 20 April 2021. Pada semester ini SMP Negeri 17 Bekasi

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran tatap muka (luring). Maka dari itu, peneliti melakukan

pengamatan langsung ke SMP Negeri 17 Bekasi. Pengamatan ini dilakukan

ketika guru bahasa Indonesia sedang mengadakan pembelajaran di kelas

VII-2. Peneliti mendapatkan informasi berdasarkan pengamatan awal

mengenai keadaan siswa kelas VII-2. Sesuai pengamatan yang dilakukan

oleh peneliti, siswa masih kurang kondusif ketika pembelajaran. Bahkan ada

siswa yang tidak tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Beberapa siswa

bahkan tampak mengobrol saat pembelajaran berlangsung.

Pengamatan kedua dilakukan pada hari Kamis, 22 April 2021 sekaligus

mengambil data tes. Kegiatan pembelajaran menulis teks narasi dengan

menggunakan media webtoon. Berikut adalah uraian hasil pengamatan.

Hasil pengamatan awal: Selasa, 20 April 2021

a) Kegiatan pembelajaran yang terjadi masih kurang kondusif dikarenakan

terdapat beberapa siswa yang mengobrol dengan temannya;

b) Siswa masih kurang minat sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam

mengikuti pembelajaran;

c) Masih ada beberapa siswa yang kebingungan atau bahkan sama sekali

tidak memahami pembelajaran.

Hasil pengamatan kedua: Kamis, 22 April 2021

a) Kegiatan pembelajaran berlangsung kondusif dikarenakan siswa

mengondisikan diri untuk memperhatikan pembelajaran ketika peneliti

meminta siswa untuk mempersiapkan media pembelajaran webtoon;

b) Siswa terlihat tertarik mengikuti pembelajaran menulis teks narasi;

c) Siswa terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis teks narasi

terlihat dari keadaan siswa saat membaca komik online di aplikasi

webtoon;

Page 79: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

65

d) Siswa sudah memiliki pemahaman mengenai menulis teks narasi dari

media webtoon yang disediakan peneliti;

e) Sudah tidak ada siswa yang kebingungan dan sudah memahami topik

yang diajukan peneliti sebagai tema dalam menulis teks narasi.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan pada siswa kelas VII-2 sebagai subjek penelitian

dan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII-2 yang turut

mengamati selama proses penelitian berlangsung. Wawancara dilakukan

dengan mengajukan pertanyaan berupa uraian yang membutuhkan jawaban

responden secara langsung tanpa pilihan jawaban. (Hasil wawancara antara

peneliti dengan guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas VII-2 terlampir)

a. Wawancara dengan guru Bahasa Indonesia kelas VII-2

Berdasarkan pemaparan hasil wawancara peneliti dengan guru

Bahasa Indonesia, dapat disimpulkan bahwa kondisi kelas saat

pembelajaran terutama saat pembelajaran menulis teks narasi masih

kurang kondusif. Siswa masih kurang tertarik dalam pembelajaran

menulis teks narasi. Menurut guru Bahasa Indonesia, hal tersebut

dikarenakan media yang dipakainya masih menggunakan video yang

berdurasi cukup lama. Guru Bahasa Indonesia kelas VII-2 juga

menyebutkan media yang digunakan berupa video yang menjelaskan

materi saja.

Guru Bahasa Indonesia kelas VII-2 di SMP Negeri 17 Bekasi juga

menyebutkan bahwa keterampilan menulis teks narasi siswa kelas VII-2

masih kurang. Siswa kesulitan menciptakan imajinasi dalam

mengembangkan cerita. Siswa hanya paham menentukan akhir ceritanya

saja dalam menulis teks narasi, tanpa mencantumkan pendahuluan cerita

dan menciptakan komplikasi dalam teks narasi. Hal tersebut dikarenakan

siswa tidak memiliki rangsangan untuk menciptakan imajinasi dalam teks

narasi.

Oleh karena itu, peneliti menggunakan media webtoon dalam

pembelajaran menulis teks narasi siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17

Page 80: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

66

Bekasi untuk mengungkapkan hasil belajar dari penggunaan media

webtoon dalam pembelajaran tersebut. Hasil belajar berupa keterampilan

menulis teks narasi siswa kelas VII-2.

b. Wawancara dengan siswa kelas VII-2

Berdasarkan hasil wawancara kepada 6 siswa kelas VII-2 yang

dipilih berdasarkan pilihan dari guru Bahasa Indonesia, dapat

disimpulkan bahwa siswa dapat memahami materi menulis teks narasi

dengan baik dengan menggunakan media webtoon. Respons positif

tersebut dibuktikan dengan jawaban-jawaban dari setiap siswa yang

diuraikan pada lampiran wawancara siswa terlampir. Sebagian besar

siswa beranggapan bahwa dengan menggunakan media webtoon lebih

memudahkan siswa dalam menulis teks narasi. Siswa menjadi lebih

mudah menciptakan imajinasi untuk mengembangkan cerita karena siswa

memiliki rangsangan berupa gambar dalam cerita yang ada di webtoon.

3. Hasil tes siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi dalam menulis teks

narasi

a) Uraian Pelaksanaan Tes

Tes keterampilan menulis teks narasi siswa dilakukan sebanyak satu

kali. Berikut adalah uraian pelaksanaan tes:

(1) Peneliti memaparkan materi teks narasi menggunakan slide power

point dengan durasi 10 menit;

(2) Setelah itu, siswa ditugaskan untuk mengunduh aplikasi webtoon dan

peneliti memberikan judul komik yang sudah ditentukan untuk

dibaca oleh siswa;

(3) Guru membimbing dan memberikan batasan waktu kepada siswa

dalam kegiatan mengunduh dan membaca webtoon “Mera, Puti, dan

Emas”;

(4) Setelah waktu yang disediakan habis, siswa ditugaskan untuk

menulis teks narasi berdasarkan rangsangan webtoon “Mera, Puti,

dan Emas” yang sudah dibaca;

(5) Kemudian, siswa mengumpulkan hasil teks narasi kepada peneliti;

Page 81: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

67

(6) Setelah itu, peneliti memberikan apresiasi berupa hadiah kepada

semua siswa dan hadiah khusus untuk siswa yang aktif dalam

pembelajaran.

b) Analisis data tes menulis teks narasi siswa

Berikut ini penulis sajikan analisis data dari setiap siswa untuk

menggambarkan taraf keterampilan menulis teks narasi secara individual.

Keseluruhan siswa yang ada di kelas VII-2 berjumlah 21 orang, dengan

rincian 6 laki-laki dan 15 perempuan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti

menyajikan 21 analisis data dari teks narasi siswa kelas VII-2 yang

terkumpul.

Tabel 4.1

Analisis Data Tes Siswa Nomor 1

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 3 Baik

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 4 Baik Sekali

Jumlah Skor Siswa 17

Nilai 17 x 100 = 85

20

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor satu memperoleh

skor akhir 85 dengan interpretasi baik.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor satu memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut

Page 82: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

68

dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang

kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor satu

“Ada dua orang kakak beradik yang tinggal di sebuah desa”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang sesuai dengan

gambar pada teks narasi siswa nomor satu. Bukti kutipan yang lainnya

dari teks narasi siswa nomor satu yaitu, “Emas menceritakan kaitan

dirinya dengan raksasa di masa lalunya. Ternyata Emas sedang mencari

ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita

sesuai dengan gambar namun masih ada yang kurang jelas. Siswa nomor

satu hanya mengembangkan cerita tentang Emas saja. Seharusnya “Di

hadapan Mera dan Puti, Emas menceritakan kaitan dirinya dengan

raksasa di masa lalunya. Ternyata Emas sedang mencari ibunya”.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor satu

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor satu

“Saat diperjalanan, Puti bertemu dengan Mera tetapi ternyata itu bukan

Mera yang asli. Emas menyadari bahwa itu bukan Mera yang asli, tetapi

tuyul yang sedang menyamar”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari

teks narasi siswa nomor satu yaitu, “Ternyata Sangkuriang dititip oleh

ibunya Emas untuk mencari Emas dan mengajak Emas untuk ikut

dengannya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa masih ada kalimat

yang kurang efektif. Seharusnya kalimat tersebut tidak mengulangi kata

“Emas” sehingga kalimat bisa lebih efektif.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor satu mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut

dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan resolusi)

sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan

resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipannya dari teks narasi siswa

Page 83: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

69

nomor satu, “Ada dua orang kakak beradik yang tinggal di sebuah desa”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam teks

narasi siswa nomor satu. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa

nomor satu yaitu, “Emas menceritakan kaitan dirinya dengan raksasa di

masa lalunya. Ternyata Emas sedang mencari ibunya”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks narasi siswa nomor

satu. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor satu yaitu,

“Mendengar cerita dan melihat kesedihan Emas, akhirnya tuyul, Puti, dan

Mera ingin membantu Emas untuk mencari ibunya”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa nomor

satu. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa stuktur teks narasi

siswa nomor satu sudah sesuai dan lengkap. Hal ini dikarenakan teks

siswa nomor satu sudah terdapat orientasi, komplikasi, dan resolusi.

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor satu

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan dalam

teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis, tetapi

tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipannya dari teks narasi

siswa nomor satu, “Ditengah perjalanan saat mencari Ibu Emas, mereka

bertemu dengan Sangkuriang”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya pada kata

“ditengah” menggunakan jarak antara kata “di” dan “tengah” menjadi “di

tengah”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor satu

memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut dikarenakan

keseluruhan kata sesuai dengan KBBI. Berikut bukti kutipannya dari teks

narasi siswa nomor satu, “Mereka bertiga menginterogasi tuyul. Tuyul

menjawab pertanyaan mereka”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

keseluruhan kata sesuai dengan KBBI.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor satu berada pada

kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi

Page 84: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

70

dan ketepatan kata serta berada pada kriteria baik untuk aspek penilaian

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, dan ejaan dan tata tulis.

Tabel 4.2

Analisis Data Tes Siswa Nomor 2

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 4 Baik Sekali

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 4 Baik Sekali

Jumlah Skor Siswa 18

Nilai 18 x 100 = 90

20

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor dua memperoleh

skor akhir 90 dengan interpretasi baik sekali.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor dua memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut

dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar. Berikut bukti kutipan dari

teks narasi siswa nomor dua, “Saat Puti mencuci baju tiba-tiba kain Mera

hanyut....”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi

yang sesuai dengan gambar. Bukti kutipan yang lainnya dari teks narasi

siswa nomor dua yaitu, “Pagi yang cerah menyambut dua kakak beradik

yang sudah bersiap pergi ke hutan. Mera dengan peralatannya untuk

mencari kayu di hutan dan Puti membawa baju kotor untuk dicuci di

Page 85: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

71

sungai”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita

sesuai dengan gambar. Siswa nomor dua menceritakan dua orang kakak

beradik yang sedang bersiap untuk pergi ke hutan.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor dua

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor dua

“Puti dan Emas mengejar kain tersebut dengan mengikuti arus sungai,

tiba-tiba Emas berhenti saat ia menyadari bahwa suasana hutan menjadi

seram”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai

dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa

nomor dua yaitu, “Puti kaget karena tiba-tiba ada di hutan itu, padahal ia

tahu Mera tidak pernah ke hutan itu”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa masih ada kalimat yang kurang efektif. Seharusnya kalimat

tersebut menjelaskan siapa yang sedang ada di hutan.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor dua mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut

dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan resolusi)

sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor dua, “Pagi yang cerah menyambut dua kakak beradik

yang sudah bersiap pergi ke hutan”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor dua. Kutipan

yang lainnya dari teks narasi siswa nomor dua yaitu, “....akhirnya Emas

bercerita mengenai raksasa dan kehilangan ibunya”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks narasi siswa nomor

dua. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor dua yaitu,

“Sangkuriang menyampaikan pesan kepada Emas untuk ikut dengannya

yang diperintahkan ibunya untuk membawa Emas dan bertemu dengan

ibunya Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi

dalam teks narasi siswa nomor dua. Kutipan-kutipan tersebut

Page 86: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

72

membuktikan bahwa struktur teks narasi siswa nomor dua sudah sesuai

dengan urutan dan sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa

nomor dua sudah memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan

urutan yang lengkap.

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor dua

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan dalam

teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis, tetapi

tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa

nomor dua “....Puti menuju kesungai sedangkan Mera lanjut menelusuri

hutan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa kadang-kadang terjadi

kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya kata “kesungai” penulisannya

dipisah menjadi “ke sungai”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor dua

memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut dikarenakan

keseluruhan kata sesuai dengan KBBI. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor dua, “Puti dan Emas mengejar kain tersebut dengan

mengikuti arus sungai, tiba-tiba Emas berhenti saat ia menyadari bahwa

suasana hutan menjadi seram”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

keseluruhan kata sesuai dengan KBBI.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor dua berada pada

kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan gambar,

kesesuaian struktur teks narasi, dan ketepatan kata, serta berada pada

kriteria baik untuk aspek penilaian organisasi isi serta ejaan dan tata tulis.

Tabel 4.3

Analisis Data Tes Siswa Nomor 3

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 4 Baik Sekali

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

Page 87: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

73

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 4 Baik Sekali

Jumlah Skor Siswa 18

Nilai 18 x 100 = 90

20

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor tiga memperoleh

skor akhir 90 dengan interpretasi baik sekali.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor tiga memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut

dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar. Berikut bukti kutipan dari

teks narasi siswa nomor tiga, “Suatu hari kain milik Mera hanyut ketika

sedang dicuci oleh Puti”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat

informasi yang sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan yang

lainnya dari teks narasi siswa nomor tiga yaitu, “Mera dan Puti adalah

dua orang kakak beradik yang tinggal di desa dekat sungai dan hutan

yang terkenal sangat menyeramkan. Setiap hari Puti pergi ke sungai

untuk mencuci baju dan Mera pergi ke hutan untuk mencari kayu”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita sesuai

dengan gambar. Siswa nomor tiga menceritakan dua orang kakak beradik

yang tinggal di desa.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor tiga

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor tiga

“Melihat hal itu Emas langsung menyadari bahwa itu bukan Mera asli.

Page 88: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

74

Benar saja, Mera palsu itu berubah jadi tuyul yang seram”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai dengan gagasan

pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor tiga yaitu,

“Mendengar hal itu tuyul kaget, Mera dan Puti merasa kasihan dan

akhirnya mereka ingin membantu Emas”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa masih ada kalimat yang kurang efektif. Seharusnya kalimat

tersebut menjelaskan Mera dan Puti merasa kasihan dan ingin membantu

Emas dalam hal apa.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor tiga mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut

dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan resolusi)

sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor tiga, “Mera dan Puti adalah dua orang kakak beradik

yang tinggal di desa dekat sungai dan hutan yang terkenal sangat

menyeramkan. Setiap hari Puti pergi ke sungai untuk mencuci baju dan

Mera pergi ke hutan untuk mencari kayu”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor

tiga. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor tiga yaitu, “Emas

menceritakan bahwa sang raksasa itu yang telah membuat ibunya

menghilang”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat komplikasi

dalam teks narasi siswa nomor tiga. Kutipan yang lainnya dari teks narasi

siswa nomor tiga yaitu, “Akhirnya Emas mengikuti Sangkuriang ke

rumahnya yang ternyata sudah ada ibunya Emas bersama dengan ibunya

Sangkuriang”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi

dalam teks narasi siswa nomor tiga. Kutipan-kutipan tersebut

membuktikan bahwa struktur teks narasi siswa nomor tiga sudah sesuai

dengan urutan dan sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa

nomor tiga sudah memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan

urutan yang lengkap.

Page 89: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

75

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor tiga

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan dalam

teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis, tetapi

tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa

nomor tiga “Akhirnya Emas mengikuti Sangkuriang ke rumahnya....”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata

tulis. Seharusnya kata “akhirnya” dibubuhkan tanda koma (,) menjadi

“Akhirnya, Emas mengikuti Sangkuriang ke rumahnya....”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor tiga

memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut dikarenakan

keseluruhan kata sesuai dengan KBBI. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor tiga, “Akhirnya, mereka berempat berjalan beriringan

untuk mencari ibunya Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

keseluruhan kata sesuai dengan KBBI.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor tiga berada pada

kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan gambar,

kesesuaian struktur teks narasi dan ketepatan kata, serta berada pada

kriteria baik untuk aspek penilaian organisasi isi serta ejaan dan tata tulis.

Tabel 4.4

Analisis Data Tes Siswa Nomor 4

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 4 Baik Sekali

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik

Page 90: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

76

Jumlah Skor Siswa 17

Nilai 17 x 100 = 85

20

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor empat memperoleh

skor akhir 85 dengan interpretasi baik.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor empat memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut

dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar. Berikut bukti kutipan dari

teks narasi siswa nomor empat, “Mereka saling menyayangi satu sama

lain. Hingga untuk urusan makanan mereka berbagi bersama”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang sesuai dengan

gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa

nomor empat yaitu, “Puti pergi ke sungai untuk mencuci sedangkan Mera

mencari kayu bakar. Saat perjalanan menuju sungai, Puti bertemu dengan

seorang perempuan yang bernama Emas”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa pengembangan cerita sesuai dengan gambar.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor empat

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor empat,

“Mendengar cerita dari Emas, Mera dan Puti ingin menolongnya untuk

mencari ibunya Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi

isi sesuai dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi

siswa nomor empat yaitu, “Sangkuriang menyampaikan pesan ibunya

kepada Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa masih ada kalimat

yang kurang efektif. Seharusnya kalimat tersebut menjelaskan isi pesan

ibunya Sangkuriang.

Page 91: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

77

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor empat mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan

resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor empat, “Di sebuah desa hiduplah dua orang

perempuan yang tinggal bersama”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor empat. Kutipan yang

lainnya dari teks narasi siswa nomor empat yaitu, “Akhirnya Emas

menceritakan tentang dirinya dan tentang persoalan kehilangan ibunya”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks

narasi siswa nomor empat. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa

nomor empat yaitu, “Akhirnya, Sangkuriang mengajak Emas untuk ikut

dengannya ke rumahnya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat

resolusi dalam teks narasi siswa nomor empat. Kutipan-kutipan tersebut

membuktikan bahwa struktur teks narasi siswa nomor empat sudah sesuai

dengan urutan dan sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa

nomor empat sudah memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan

urutan yang lengkap.

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor empat

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan dalam

teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis, tetapi

tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa

nomor empat, “Selain itu, tuyul juga jadi baik dan ingin menolong

Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan

dan tata tulis. Seharusnya pada kata “jadi” diubah menjadi kata

“menjadi” agar lebih efektif.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor empat

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut

bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor empat, “Sang tuyul

Page 92: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

78

menceritakan tentang rasaksa dan Emas penasaran dengan hal tersebut”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa penggunaan kata atau istilah

terkadang masih kurang tepat tetapi tidak mengganggu pemahaman.

Seharusnya pada kata “rasaksa” diganti dengan kata “raksasa”.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor empat berada pada

kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan gambar dan

kesesuaian struktur teks narasi serta berada pada kriteria baik untuk

aspek penilaian organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata.

Tabel 4.5

Analisis Data Tes Siswa Nomor 5

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 3 Baik

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 4 Baik Sekali

Jumlah Skor Siswa 17

Nilai 17 x 100 = 85

20

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor lima memperoleh

skor akhir 85 dengan interpretasi baik.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor lima memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut

dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang

Page 93: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

79

kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor lima,

“Mera, dan Puti berbagi tugas untuk kehidupan sehari-hari”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang sesuai dengan

gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa

nomor lima yaitu, “Emas juga menceritakan tentang kehidupannya yang

menyedihkan. Emas berkeliling sana sini untuk mencari keberadaan

ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita

sesuai dengan gambar namun masih ada yang kurang jelas. Seharusnya

menceritakan kesedihan apa yang dialami Emas dalam kehidupannya.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor empat

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor lima,

“Tetapi kemunculan Emas bisa membantu dia dalam melewati hutan.

Saat ada tuyul yang menyamar menjjadi Mera, Emas langsung

mengetahuinya dan memberitahu Puti”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya

dari teks narasi siswa nomor lima yaitu, “Tuyul yang juga ikut

mendengarnya juga tergerak untuk ingin mencari ibunya Emas”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa masih ada kalimat yang kurang efektif.

Seharusnya kalimat tersebut menjadi “Tuyul yang juga ikut

mendengarnya tergerak ingin mencari ibunya Emas”.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor lima mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut

dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan resolusi)

sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor lima, “Di sebuah desa terpencil dekat hutan, hiduplah

dua anak yang bernama Mera dan Puti”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor lima. Kutipan

yang lainnya dari teks narasi siswa nomor lima yaitu, “Emas berkeliling

Page 94: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

80

sana sini untuk mencari keberadaan ibunya”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks narasi siswa nomor

lima. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor lima yaitu,

“Akhirnya, usaha mereka tak sia-sia. Di tengah perjalanan, mereka

bertemu dengan Sangkuriang yang tahu tentang ibunya Emas”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa

nomor lima. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur teks

narasi siswa nomor lima sudah sesuai dengan urutan dan sudah lengkap.

Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor lima sudah memuat

orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor lima

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan dalam

teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis, tetapi

tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa

nomor lima, “Mera, dan Puti berbagi tugas untuk kehidupan sehari-hari”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata

tulis. Seharusnya pada kata “Mera, dan Puti” tidak menggunakan tanda

koma (,) sehingga menjadi “Mera dan Puti”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor lima

memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut dikarenakan

keseluruan kata sesuai dengan KBBI. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor lima, “Mera dan Puti yang mendengar hal itu

langsung ingin ikut mencari ibunya Emas”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa keseluruhan kata sesuai dengan KBBI.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor lima berada pada

kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi

dan ketepatan kata serta berada pada kriteria baik untuk aspek penilaian

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, serta ejaan dan tata tulis.

Page 95: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

81

Tabel 4.6

Analisis Data Tes Siswa Nomor 6

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 3 Baik

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik

Jumlah Skor Siswa 16

Nilai 16 x 100 = 80

20

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor enam memperoleh

skor akhir 80 dengan interpretasi baik.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor enam memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut

dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang

kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor enam,

“Pertengahan jalan Puti diselamatkan oleh Emas dari lubang jebakan di

hutan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang

sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks

narasi siswa nomor enam yaitu, “Dua anak perempuan bernama Mera

dan Puti adalah kakak beradik yang sedang menjalankan tugas sehari-

hari. Puti dengan tugasnya mencuci baju di sungai”. Kutipan tersebut

Page 96: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

82

membuktikan bahwa pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun

masih ada yang kurang jelas. Seharusnya menceritakan juga tugas Mera.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor enam

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor enam,

“Mereka berdua bertemu dengan Mera yang ternyata itu ialah tuyul.

Tuyul itu diinterogasi oleh Emas dan ia mengaku kalau ia disuruh sama

raksasa”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai

dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa

nomor enam yaitu, “Puti tidak mengetahui keberadaan Emas dan

melanjutkan ke sungai perjalananya ke sungai”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa masih ada kalimat yang kurang efektif. Seharusnya

kalimat tersebut menjadi “Puti tidak mengetahui keberadaan Emas dan

melanjutkan perjalananya ke sungai”.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor enam mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut

dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan resolusi)

sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor enam, “Dua anak perempuan bernama Mera dan Puti

adalah kakak beradik yang sedang menjalankan tugas sehari-hari”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam teks

narasi siswa nomor enam. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa

nomor enam yaitu, “Emas akhirnya menceritakan kehidupannya dan

kehilangan ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat

komplikasi dalam teks narasi siswa nomor enam. Kutipan yang lainnya

dari teks narasi siswa nomor enam yaitu, “Karena kasih sayang tiga

temannya akhirnya Emas tidak sendiri lagi untuk mencari ibunya”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi

siswa nomor enam. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa

Page 97: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

83

struktur teks narasi siswa nomor enam sudah sesuai dengan urutan dan

sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor enam sudah

memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor enam

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan dalam

teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis, tetapi

tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa

nomor enam, “Sampai di tengah hutan Emas menyadari ke anehan

hutan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan

dan tata tulis. Seharusnya pada kata “ke anehan” tidak ada spasi menjadi

“keanehan”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor enam

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut

bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor enam, “Saat kain miliknya

hanyut ke sungai yang deres...”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Seharusnya

pada kata “deres” menggunakan kata yang sesuai dengan KBBI yakni

“deras”.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor enam berada pada

kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi

serta berada pada kriteria baik untuk aspek penilaian kesesuaian dengan

gambar, organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata.

Tabel 4.7

Analisis Data Tes Siswa Nomor 7

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 3 Baik

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

Page 98: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

84

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik

Jumlah Skor Siswa 16

Nilai 16 x 100 = 80

20

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor tujuh memperoleh

skor akhir 80 dengan interpretasi baik.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor tujuh memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut

dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang

kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor tujuh,

“Tiba-tiba muncul makhluk menyeramkan yang giginya bertaring”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang sesuai

dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks narasi

siswa nomor tujuh yaitu, “Di suatu desa terdapat kakak adik yang

bernama Mera dan Puti, mereka hidup tanpa orang tua selama 10 tahun.

Mereka suka sekali bertengkar tetapi pada suatu hari mereka terlihat

akrab. Mera dan Puti pergi ke gunung untuk cari tanaman obat. Saat

diperjalanan Mera dan Puti bertemu dengan gadis kesatria”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita sesuai dengan

gambar namun masih ada yang kurang jelas. Seharusnya menceritakan

untuk apa Mera dan Puti mencari tanaman obat ke gunung.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor tujuh

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

Page 99: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

85

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor tujuh,

“Kemudian, Mera, Puti, dan gadis kesatria bersama pergi ke gunung.

Saat melewati sungai mereka bertiga merasakan ada yang tidak beres

dengan keadaan itu”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi isi

sesuai dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi

siswa nomor tujuh yaitu, “Makhluk tersebut menyerang gadis kesatria

yang sudah lama makhluk tersebut cari gadis kesatria”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa masih ada kalimat yang kurang efektif. Seharusnya

kalimat tersebut menjadi “Makhluk tersebut menyerang gadis kesatria

yang sudah lama dicarinya”.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor tujuh mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut

dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan resolusi)

sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor tujuh, “Di suatu desa terdapat kakak adik yang

bernama Mera dan Puti, mereka hidup tanpa orang tua selama 10 tahun”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam teks

narasi siswa nomor tujuh. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa

nomor tujuh yaitu, “Tiba-tiba muncul makhluk menyeramkan yang

giginya bertaring”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat

komplikasi dalam teks narasi siswa nomor tujuh. Kutipan yang lainnya

dari teks narasi siswa nomor tujuh yaitu, “Berkat kasih sayang yang

dberikan Mera, Puti, dan gadis kesatria, akhirnya tuyul kecil tersebut

menjadi teman sejati yang siap membantu saat susah”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa nomor

tujuh. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur teks narasi

siswa nomor tujuh sudah sesuai dengan urutan dan sudah lengkap. Hal

ini dikarenakan teks narasi siswa nomor tujuh sudah memuat orientasi,

komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.

Page 100: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

86

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor tujuh

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan dalam

teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis, tetapi

tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa

nomor tujuh, “Karena gadis kesatria memiliki dendam dengan Buto Ijo,

akhirnya tuyul itu di beri ke sempatan untuk membantu gadis kesatria”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata

tulis. Seharusnya pada kata “ke sempatan” tidak ada spasi menjadi

“kesempatan”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor tujuh

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut

bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor tujuh, “Mera dan Puti pergi ke

gunung untuk cari tanaman obat”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Seharusnya

pada kata “cari” menggunakan kata yang tepat yakni “mencari”.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor tujuh berada pada

kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi

serta berada pada kriteria baik untuk aspek penilaian kesesuaian dengan

gambar, organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata.

Tabel 4.8

Analisis Data Tes Siswa Nomor 8

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 3 Baik

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

Page 101: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

87

5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik

Jumlah Skor Siswa 16

Nilai 16 x 100 = 80

20

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor delapan

memperoleh skor akhir 80 dengan interpretasi baik.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor delapan memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut

dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang

kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor delapan,

“Di sebuah desa yang damai hidup ibu tua dengan anaknya yang bernama

Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang

sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks

narasi siswa nomor delapan yaitu, “Tanpa disengaja, pada saat yang

bersamaan mereka bertemu di sebuah hutan yang dikenal sangat

mengerikan. Mera dan Puti yang sedang mencari kain yang hanyut dan

Emas yang sedang mencari ibunya itu bertemu karena perasaan

kebingungan dengan keadaan hutan yang sangat aneh”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun

masih ada yang kurang jelas. Seharusnya menceritakan seperti apa

keadaan hutan.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor delapan

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor

delapan, “Ketiga anak perempuan itu memiliki nasib yang sama,

kehilangan orang tua yang dicintainya selama bertahun-tahun”. Kutipan

Page 102: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

88

tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai dengan gagasan

pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor delapan yaitu,

“Emas menceritakan kepada Mera dan Puti bahwa ia kehilangan sosok

ibunya yang hilang”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa masih ada

kalimat yang kurang efektif. Seharusnya kalimat tersebut menjadi “Emas

menceritakan kepada Mera dan Puti bahwa ia kehilangan sosok ibunya”.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor delapan mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan

resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor delapan, “Di sebuah desa yang damai hidup ibu tua

dengan anaknya yang bernama Emas. Di desa sebrang ada dua orang

kakak beradik yang bernama Mera dan Puti. Ketiga anak perempuan itu

memiliki nasib yang sama, kehilangan orang tua yang dicintainya selama

bertahun-tahun”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat orientasi

dalam teks narasi siswa nomor delapan. Kutipan yang lainnya dari teks

narasi siswa nomor delapan yaitu, “Mera dan Puti yang sedang mencari

kain yang hanyut dan Emas yang sedang mencari ibunya itu bertemu

karena perasaan kebingungan dengan keadaan hutan yang sangat aneh”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks

narasi siswa nomor delapan. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa

nomor delapan yaitu, “Di tengah perjalanan saat mencari ibunya Emas,

mereka bertiga bertemu dengan Sangkuriang. Akhirnya, Sangkuriang

mengajak mereka bertiga untuk ikut dengannya dan bertemu ibunya

Sangkuriang yang ternyata sedang bersama ibunya Emas”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa

nomor delapan. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur

teks narasi siswa nomor delapan sudah sesuai dengan urutan dan sudah

lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor delapan sudah

memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.

Page 103: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

89

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor

delapan memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut

dikarenakan dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan

dan tata tulis, tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan

dari teks narasi siswa nomor delapan, “Akhirnya Sangkuriang mengajak

mereka bertiga untuk ikut dengannya...”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Akhirnya,

Sangkuriang mengajak mereka bertiga untuk ikut dengannya...”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor delapan

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut

bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor delapan, “Di desa sebrang ada

dua orang kakak beradik yang bernama Mera dan Puti”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai

dengan KBBI. Seharusnya pada kata “sebrang” menggunakan kata yang

tepat yakni “seberang”.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor delapan berada pada

kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi

serta berada pada kriteria baik untuk aspek penilaian kesesuaian dengan

gambar, organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata.

Tabel 4.9

Analisis Data Tes Siswa Nomor 9

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 4 Baik Sekali

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

Page 104: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

90

5 Ketepatan Kata 4 √ 4 Baik Sekali

Jumlah Skor Siswa 18

Nilai 18 x 100 = 90

20

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor sembilan

memperoleh skor akhir 90 dengan interpretasi baik sekali.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor sembilan memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar serta

pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas. Berikut bukti

kutipan dari teks narasi siswa nomor sembilan, “Tiba-tiba tuyul yang

menyamar jadi Mera menghampiri mereka berdua...”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor sembilan

yaitu, “Hiduplah seorang anak perempuan bernama Emas dengan ibunya

yang sudah tua. Emas sudah diajarkan untuk mandiri dan tidak boleh

manja oleh ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor sembilan

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor

sembilan, “Suatu hari Emas bertemu dengan Puti yang sedang mencari

pertolongan untuk mencari kain milik kakaknya Mera. Puti dan Mera

ialah adik kakak yang tinggal di sebrang desa jauh dari Emas”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai dengan gagasan

pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor sembilan

yaitu, “Mendengar cerita Emas, mereka bertiga merasa kasihan dan siap

Page 105: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

91

membantu Emas untuk membantunya”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa masih ada kalimat yang kurang efektif. Seharusnya kalimat

tersebut menjadi “Mendengar cerita Emas, mereka bertiga merasa

kasihan dan siap membantu Emas”.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor sembilan mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan

resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor sembilan, “Hiduplah seorang anak perempuan

bernama Emas dengan ibunya yang sudah tua. Emas sudah diajarkan

untuk mandiri dan tidak boleh manja oleh ibunya”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor

sembilan. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor sembilan

yaitu, “Akhirnya Emas menceritakan bahwa ia sedang dicari oleh raksasa

dan sudah lama kehilangan ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa terdapat komplikasi dalam teks narasi siswa nomor sembilan.

Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor sembilan yaitu,

“Bahwa pesan tersebut berisi tentang informasi ibunya Emas sedang ada

di rumahnya Sangkuriang. Akhirnya mereka berlima berjalan menuju

rumah Sangkuriang”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat

resolusi dalam teks narasi siswa nomor sembilan. Kutipan-kutipan

tersebut membuktikan bahwa struktur teks narasi siswa nomor sembilan

sudah sesuai dengan urutan dan sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks

narasi siswa nomor sembilan sudah memuat orientasi, komplikasi, dan

resolusi dengan urutan yang lengkap.

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor

sembilan memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut

dikarenakan dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan

dan tata tulis, tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan

dari teks narasi siswa nomor sembilan, “Akhirnya Emas menceritakan

Page 106: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

92

bahwa ia sedang dicari oleh raksasa...”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Akhirnya,

Emas menceritakan bahwa ia sedang dicari oleh raksasa...”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor sembilan

memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut dikarenakan

keseluruhan kata sesuai dengan KBBI. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor sembilan, “Sampai akhirnya mereka bertemu dengan

Sangkuriang dan anjingnya, Sangkuriang memberi pesan ibunya kepada

Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa keseluruhan kata sesuai

dengan KBBI.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor sembilan berada

pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan

gambar, kesesuaian struktur teks narasi, dan ketepatan kata serta berada

pada kriteria baik untuk aspek penilaian organisasi isi serta ejaan dan tata

tulis.

Tabel 4.10

Analisis Data Tes Siswa Nomor 10

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 3 Baik

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik

Jumlah Skor Siswa 16

Nilai 16 x 100 = 80

20

Deskripsi Penilaian:

Page 107: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

93

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor sepuluh

memperoleh skor akhir 80 dengan interpretasi baik.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor sepuluh memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut

dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang

kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor sepuluh,

“Ketika sedang mencuci baju tiba-tiba salah satu bajunya hanyut kebawa

arus”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang

sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks

narasi siswa nomor sepuluh yaitu, “Puti dengan cepat langsung meminta

bantuan dengan Emas yang berada di belakangnya untuk mengejar baju

itu bersamanya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan

cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang kurang jelas.

Seharusnya menceritakan kemana Puti dan Emas mengejar baju tersebut.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor sepuluh

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor

sepuluh, “Puti melihat Mera yang muncul dari pohon besar. Melihat itu

Emas mencegah Puti untuk mendekatinya karena Emas menyadari itu

adalah Mera palsu”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi isi

sesuai dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi

siswa nomor sepuluh yaitu, “Tiba-tiba Mera berubah menjadi tuyul yang

menyeramkan. Jebakan itu di buat jebakan atas suruhan raksasa”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa masih ada kalimat yang kurang

efektif. Seharusnya kalimat tersebut menjadi “Tiba-tiba Mera berubah

menjadi tuyul yang menyeramkan. Jebakan itu dibuat atas suruhan

raksasa”.

Page 108: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

94

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor sepuluh mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan

resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor sepuluh, “Di suatu hari tanpa sengaja dua orang

kakak beradik bertemu dengan seorang anak perempuan bernama Emas”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam teks

narasi siswa nomor sepuluh. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa

nomor sepuluh yaitu, “Akhirnya Emas bercerita mengenai raksasa dan

kehilangan ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat

komplikasi dalam teks narasi siswa nomor sepuluh. Kutipan yang lainnya

dari teks narasi siswa nomor sepuluh yaitu, “Puti dan tuyul merasa

kasihan dan mereka mau menolong Emas untuk mencari ibunya.

Akhirnya, mereka bertiga langsung menghampiri Mera di hutan dan

mengajak untuk mencari ibunya Emas”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa nomor sepuluh. Kutipan-

kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur teks narasi siswa nomor

sepuluh sudah sesuai dengan urutan dan sudah lengkap. Hal ini

dikarenakan teks narasi siswa nomor sepuluh sudah memuat orientasi,

komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor

sepuluh memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut

dikarenakan dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan

dan tata tulis, tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan

dari teks narasi siswa nomor sepuluh, “Jebakan itu di buat atas suruhan

raksasa”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan

ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Jebakan itu dibuat atas suruhan

raksasa”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor sepuluh

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

Page 109: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

95

terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut

bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor sepuluh, “Ketika sedang

mencuci baju tiba-tiba salah satu bajunya hanyut kebawa arus”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 penggunaan kata yang tidak

sesuai dengan KBBI. Seharusnya kata “kebawa” memakai kata yang

tepat yakni “terbawa”

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor sepuluh berada pada

kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi

serta berada pada kriteria baik untuk aspek penilaian kesesuaian dengan

gambar, organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata.

Tabel 4.11

Analisis Data Tes Siswa Nomor 11

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 4 Baik Sekali

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik

Jumlah Skor Siswa 17

Nilai 17 x 100 = 85

20

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor sebelas

memperoleh skor akhir 80 dengan interpretasi baik.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor sebelas memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

Page 110: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

96

tersebut dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas. Berikut bukti

kutipan dari teks narasi siswa nomor sebelas, “Di desa yang asri hidup

dua orang kakak beradik yang senantiasa berbagi kasih sayang”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang sesuai dengan

gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa

nomor sebelas yaitu, “Mereka berbagi tugas, Puti mencuci pakaian di

sungah dan Mera mencari kayu di hutan”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor sebelas

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor

sebelas, “Mera sebagai kakak selalu memberikan jatah makanannya

kepada Puti adiknya. Sementara Puti selalu menghawatirkan Mera yang

selalu kuat di depannya. Mereka berbagi tugas...”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok.

Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor sebelas yaitu,

“Sangkuriang memberi pesan kepada Emas bahwa Emas dicari oleh

ibunya Sangkuriang sudah lama”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

masih ada kalimat yang kurang efektif. Seharusnya kalimat tersebut

menjadi “Sangkuriang memberi pesan kepada Emas bahwa Emas dicari

oleh ibunya Sangkuriang”.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor sebelas mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan

resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor sebelas, “Di desa yang asri hidup dua orang kakak

beradik yang senantiasa berbagi kasih sayang. Mera sebagai kakak selalu

memberikan jatah makanannya kepada Puti adiknya. Sementara Puti

Page 111: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

97

selalu menghawatirkan Mera yang selalu kuat di depannya”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam teks narasi siswa

nomor sebelas. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor

sebelas yaitu, “Tiba-tiba Emas putri kesatria datang menghampiri Puti

yang sedang kebingungan mencari cara. Puti dibantu oleh Emas untuk

mengejar kain itu sesuai dengan arus sungai. Tanpa mereka sadari

suasana hutan menjadi sangat menakutkan. Mereka bertemu dengan

Mera yang ternyata itu adalah tuyul yang sedang menyamar. Emas

menyadari penyamaran itu, akhirnya tuyul berniat ingin memakan

mereka dan dia sudah membuka mulutnya”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks narasi siswa nomor

sebelas. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor sebelas yaitu,

“Karena merasa kasihan akhirnya tuyul, Mera, dan Puti berniat menolong

Emas. Mereka membuat rencana untuk menjalankan misi itu. Di tengah

hutan mereka berempat bertemu dengan Sangkuriang dan anjing

peliharaanya. Sangkuriang memberi pesan kepada Emas bahwa Emas

dicari oleh ibunya Sangkuriang sudah lama”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa nomor

sebelas. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur teks

narasi siswa nomor sebelas sudah sesuai dengan urutan dan sudah

lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor sebelas sudah

memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor

sebelas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut

dikarenakan dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan

dan tata tulis, tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan

dari teks narasi siswa nomor sebelas, “Akhirnya Emas menceritakan

kepada tuyul, Puti, dan Mera bahwa raksasa tersebut telah membuat

ibunya hilang”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1

kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Akhirnya, Emas

Page 112: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

98

menceritakan kepada tuyul, Puti, dan Mera bahwa raksasa tersebut telah

membuat ibunya hilang”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor sebelas

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut

bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor sebelas, “Saat Puti mencuci

baju tiba-tiba kain Mera anyut terbawa sungai yang begitu deras”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 penggunaan kata yang

tidak sesuai dengan KBBI. Seharusnya kata “anyut” memakai kata yang

tepat yakni “hanyut”.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor sebelas berada pada

kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan gambar dan

kesesuaian struktur teks narasi serta berada pada kriteria baik untuk

aspek penilaian organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata.

Tabel 4.12

Analisis Data Tes Siswa Nomor 12

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 3 Baik

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 4 Baik Sekali

Jumlah Skor Siswa 17

Nilai 17 x 100 = 85

20

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

Page 113: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

99

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor dua belas

memperoleh skor akhir 85 dengan interpretasi baik.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor dua belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut

dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang

kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor dua

belas, “Emas selalu menolong Puti dari segala jebakan yang ada di

hutan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang

sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks

narasi siswa nomor dua belas yaitu, “Mereka berdua berjalan bersama ke

sungai, sesampainya di sungai Puti langsung mulai mencuci baju. Puti

tak sengaja melepas kain milik yang akhirnya hanyut ke arus sungai yang

deras”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita

sesuai dengan gambar namun masih ada yang kurang jelas. Seharusnya

mencantumkan kain milik siapa yang tak sengaja di lepas oleh Puti.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor dua belas

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor dua

belas, “Pada suatu hari mereka sedang menyiapkan bekal untuk bertugas,

bekal milik Mera diberikan ke Puti karena Mera selalu sayang dengan

adiknya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai

dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa

nomor dua belas yaitu, “Di tengah hutan mereka berdua bertemu di

tengah hutan dengan tuyul yang menyamar menjadi Mera”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa masih ada kalimat yang kurang efektif.

Seharusnya kalimat tersebut menjadi “Di tengah hutan mereka berdua

bertemu dengan tuyul yang menyamar menjadi Mera”.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor dua belas mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

Page 114: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

100

tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan

resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor dua belas, “Puti adalah adiknya Mera yang selalu

disayang oleh Mera”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat

orientasi dalam teks narasi siswa nomor dua belas. Kutipan yang lainnya

dari teks narasi siswa nomor dua belas yaitu, “Tuyul itu akhirnya

mengaku, Emas bercerita dengan mereka kalau ia telah kehilangan

ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat komplikasi

dalam teks narasi siswa nomor dua belas. Kutipan yang lainnya dari teks

narasi siswa nomor dua belas yaitu, “Mera merasa kasihan dengan Emas

yang kehilangan ibunya. Akhirnya Emas tidak sendiri lagi mencari

ibunya, dia bersama Mera, Puti, dan tuyul”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa nomor dua

belas. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur teks narasi

siswa nomor dua belas sudah sesuai dengan urutan dan sudah lengkap.

Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor dua belas sudah memuat

orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor dua

belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis,

tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi

siswa nomor dua belas, “Akhirnya Emas tidak sendiri lagi mencari

ibunya, dia bersama Mera, Puti, dan tuyul”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis.

Seharusnya “Akhirnya, Emas tidak sendiri lagi mencari ibunya, dia

bersama Mera, Puti, dan tuyul”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor dua belas

memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut dikarenakan

keseluruhan kata sesuai dengan KBBI. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor dua belas, “Mera yang sejak tadi mengikuti mereka

Page 115: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

101

bertiga ingin menolong Emas juga. Mera merasa kasihan dengan Emas

yang kehilangan ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

keseluruhan kata sesuai dengan KBBI.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor dua belas berada

pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian struktur teks

narasi dan ketepatan kata serta berada pada kriteria baik untuk aspek

penilaian kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, serta ejaan dan tata

tulis.

Tabel 4.13

Analisis Data Tes Siswa Nomor 13

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 4 Baik Sekali

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik

Jumlah Skor Siswa 17

Nilai 17 x 100 = 85

20

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor tiga belas

memperoleh skor akhir 85 dengan interpretasi baik.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor tiga belas memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas. Berikut bukti

Page 116: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

102

kutipan dari teks narasi siswa nomor tiga belas, “Saat Puti ingin berjalan

menuju sungai ia bertemu dengan emas yang sejak tadi mengikutinya”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang sesuai

dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks narasi

siswa nomor tiga belas yaitu, “Tanpa disadari Mera muncul dari balik

pohon, Emas mencegah Puti untuk mendekatinya. Melihat hal itu Mera

berubah menjadi tuyul yang menakutkan...”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan

jelas.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor tiga belas

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor tiga

belas, “Tiba-tiba Emas menghentikan langkahnya karena mulai

merasakan keanehan dari hutan. Tanpa disadari Mera muncul dari balik

pohon...”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai

dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa

nomor tiga belas yaitu, “Akhirnya, tuyul menyerah dan akhirnya

membantu Emas untuk mencari ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa masih ada kalimat yang kurang efektif. Seharusnya kalimat

tersebut menjadi “Akhirnya, tuyul menyerah dan membantu Emas untuk

mencari ibunya”.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor tiga belas mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan

resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor tiga belas, “Matahari cerah menyambut dua kakak

beradik Mera dan Puti yang sedang menyiapkan bekel untuk pegi

bertugas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam

teks narasi siswa nomor tiga belas. Kutipan yang lainnya dari teks narasi

Page 117: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

103

siswa nomor tiga belas yaitu, “Puti kaget dan tidak sengaja melepas kain

milik Mera dan membuat kainnya hanyut”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks narasi siswa nomor

tiga belas. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor tiga belas

yaitu, “Akhirnya, tuyul menyerah dan akhirnya membantu Emas untuk

mencari ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi

dalam teks narasi siswa nomor tiga belas. Kutipan-kutipan tersebut

membuktikan bahwa struktur teks narasi siswa nomor tiga belas sudah

sesuai dengan urutan dan sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi

siswa nomor tiga belas sudah memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi

dengan urutan yang lengkap.

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor tiga

belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis,

tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi

siswa nomor tiga belas, “...Emas selalu bercerita mengenai hidupnya

yang ke hilangan ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat

1 kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya “...Emas selalu bercerita

mengenai hidupnya yang kehilangan ibunya”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor tiga belas

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut

bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor tiga belas, “...Mera dan Puti

yang sedang menyiapkan bekel untuk pergi bertugas”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai

dengan KBBI. Seharusnya kata “bekel” menggunakan kata yang tepat

yakni “bekal”.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor tiga belas berada

pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan

gambar dan kesesuaian struktur teks narasi serta berada pada kriteria baik

Page 118: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

104

untuk aspek penilaian organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan

kata.

Tabel 4.14

Analisis Data Tes Siswa Nomor 14

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 2 Cukup

2 Organisasi Isi 4 √ 2 Cukup

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik

Jumlah Skor Siswa 14

Nilai 14 x 100 = 70

20

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor empat belas

memperoleh skor akhir 70 dengan interpretasi cukup.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor empat belas memperoleh skor 2 dengan kriteria cukup. Hal

tersebut dikarenakan terdapat informasi yang kurang sesuai dengan

gambar dan pengembangan cerita masih ada yang kurang sesuai dengan

gambar dan masih ada yang kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor empat belas, “Emas menceritakan kepada Puti dan

Mera kenapa raksasa dendam dengannya”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat informasi yang kurang sesuai dengan

gambar dan cerita. Seharusnya Emas juga bercerita kepada tuyul. Bukti

kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor empat belas yaitu,

Page 119: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

105

“Tuyul berubah pikiran dan ingin menolong Emas untuk menolong

mencari ibunya Emas dengan memberikan ramuan”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa pengembangan cerita masih kurang sesuai dengan

gambar dan masih ada yang kurang jelas. Seharusnya tuyul tidak

memberikan ramuan.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor empat belas

memperoleh skor 2 dengan kriteria cukup. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi kurang sesuai dengan gagasan pokok dan masih banyak

kalimat yang kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa

nomor empat belas, “Emas menceritakan kepada Puti dan Mera kenapa

raksasa dendam dengannya. Tuyul kaget setelah mendengar cerita Emas”

Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi isi kurang sesuai

dengan gagasan pokok. Seharusnya dijelaskan kenapa raksasa dendam

dengan Emas. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor empat

belas yaitu, “Tuyul berubah pikiran dan ingin menolong Emas untuk

menolong mencari ibunya Emas...”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa masih banyak kalimat yang kurang efektif. Seharusnya kalimat

tersebut menjadi “Tuyul berubah pikiran dan ingin menolong Emas untuk

mencari ibunya Emas...”.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor empat belas mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan

resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor empat belas, “Ada tiga orang anak perempuan

bernama Mera, Puti dan Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor empat belas. Kutipan

yang lainnya dari teks narasi siswa nomor empat belas yaitu, “Tiba-tiba

di tengah hutan yang lebat mereka bertemu dengan tuyul yang menjebak

Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam

teks narasi siswa nomor empat belas. Kutipan yang lainnya dari teks

Page 120: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

106

narasi siswa nomor empat belas yaitu, “Akhirnya mereka berempat

bersama mencari ibunya Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

terdapat resolusi dalam teks narasi siswa nomor empat belas. Kutipan-

kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur teks narasi siswa nomor

empat belas sudah sesuai dengan urutan dan sudah lengkap. Hal ini

dikarenakan teks narasi siswa nomor empat belas sudah memuat

orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor empat

belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis,

tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi

siswa nomor empat belas, “Akhirnya mereka berempat bersama mencari

ibunya...”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan

ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Akhirnya, mereka berempat bersama

mencari ibunya...”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor empat

belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut

bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor empat belas, “Mereka bertiga

sedang mencari ibunya Emas yang udah lama hilang”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai

dengan KBBI. Seharusnya kata “udah” menggunakan kata yang tepat

yakni “sudah”.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor empat belas berada

pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian struktur teks

narasi, berada pada kriteria baik untuk aspek penilaian ejaan dan tata tulis

serta ketepatan kata, dan berada pada kriteria cukup untuk aspek

penilaian kesesuaian dengan gambar dan organisasi isi.

Page 121: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

107

Tabel 4.15

Analisis Data Tes Siswa Nomor 15

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 4 Baik Sekali

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik

Jumlah Skor Siswa 17

Nilai 17 x 100 = 85

20

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor lima belas

memperoleh skor akhir 85 dengan interpretasi baik.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor lima belas memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas. Berikut bukti

kutipan dari teks narasi siswa nomor lima belas, “Emas adalah seorang

anak yang memiliki rambut panjang”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti

kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor lima belas yaitu,

“Melalui hari-hari yang sepi, tanpa teman, tanpa keluarga, dan tanpa

sahabat. Emas sudah kehilangan ibunya selama bertahun-tahun” Kutipan

tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita sesuai dengan

gambar dan jelas.

Page 122: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

108

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor lima belas

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor lima

belas, “Emas sudah kehilangan ibunya selama bertahun-tahun. Tidak

pernah menyerah untuk mencari ibunya walaupun sendiri” Kutipan

tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai dengan gagasan

pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor lima belas

yaitu, “Melalui setiap hari-hari yang sepi, tanpa teman, tanpa keluarga,

dan tanpa sahabat”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa masih ada

kalimat yang kurang efektif. Seharusnya kalimat tersebut menjadi

“Melalui hari-hari yang sepi, tanpa teman, tanpa keluarga, dan tanpa

sahabat”.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor lima belas mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan

resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor lima belas, “Di tengah hutan yang lebat hiduplah

seorang anka perempuan bernama Emas”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor lima belas.

Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor lima belas yaitu,

“Mulai dari itu ia banyak mengalami kesulitan sejak kehilangan ibunya”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks

narasi siswa nomor lima belas. Kutipan yang lainnya dari teks narasi

siswa nomor lima belas yaitu, “Akhirnya, mereka bertiga saling

memberikan kasih sayang sampai Emas bertemu dengan ibunya”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi

siswa nomor lima belas. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa

struktur teks narasi siswa nomor lima belas sudah sesuai dengan urutan

dan sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor lima

Page 123: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

109

belas sudah memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan

yang lengkap.

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor lima

belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis,

tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi

siswa nomor lima belas, “...ia bertemu dengan dua anak perempuan

kakak beradik yang bernama Mera, dan Puti”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis.

Seharusnya “...ia bertemu dengan dua anak perempuan kakak beradik

yang bernama Mera dan Puti”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor lima belas

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut

bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor lima belas, “Mera dan Puti

merasa kasian dan ingin menolong Emas untuk mencari ibunya yang

sudah lama hilang”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1

penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Seharusnya kata

“kasian” menggunakan kata yang tepat yakni “kasihan”.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor lima belas berada

pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan

gambar dan kesesuaian struktur teks narasi serta berada pada kriteria baik

untuk aspek penilaian organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan

kata.

Tabel 4.16

Analisis Data Tes Siswa Nomor 16

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 3 Baik

Page 124: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

110

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik

Jumlah Skor Siswa 16

Nilai 16 x 100 = 80

20

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor enam belas

memperoleh skor akhir 80 dengan interpretasi baik.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor enam belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut

dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang

kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor enam

belas, “Ia tidak boleh menangis dan manja seperti anak-anak

kebanyakan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi

yang sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari

teks narasi siswa nomor enam belas yaitu, “Sejak kecil Emas sudah

diajarkan menjadi pemberani, tidak seperti anak-anak lain yang dimanja

dan bermain”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan

cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang kurang jelas.

Seharusnya dijelaskan mengenai bermain dengan siapa.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor enam belas

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor tiga

belas, “Puti tidak sadar ada jebakan di depannya. Dengan cepet Emas

Page 125: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

111

langsung menghalangi Puti dari jebakan itu” Kutipan tersebut

membuktikan bahwa organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok.

Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor enam belas yaitu,

“Emas selalu menolong Puti dari semua jebakan-jebakan yang ada di

hutan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa masih ada kalimat yang

kurang efektif. Seharusnya kalimat tersebut menjadi “Emas selalu

menolong Puti dari jebakan-jebakan yang ada di hutan”.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor enam belas mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan

resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor enam belas, “Emas adalah anak perempuan yang

tinggal di tengah hutan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat

orientasi dalam teks narasi siswa nomor enam belas. Kutipan yang

lainnya dari teks narasi siswa nomor enam belas yaitu, “Sampai akhirnya

Emas harus menghadapi kenyataan bahwa ibunya telah ilang”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks narasi

siswa nomor enam belas. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa

nomor enam belas yaitu, “Karena kasih sayang Emas akhirnya Puti

mengajak Mera untuk membantu Emas mencari ibunya. Kini Emas tidak

lagi sendiri mencari ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

terdapat resolusi dalam teks narasi siswa nomor enam belas. Kutipan-

kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur teks narasi siswa nomor

enam belas sudah sesuai dengan urutan dan sudah lengkap. Hal ini

dikarenakan teks narasi siswa nomor enam belas sudah memuat orientasi,

komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor enam

belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis,

tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi

Page 126: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

112

siswa nomor enam belas, “Kain yang sangat di sukai oleh Mera”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata

tulis. Seharusnya “Kain yang sangat disukai oleh Mera”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor enam belas

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut

bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor enam belas, “Sampai akhirnya

Emas harus menghadapi kenyataan bahwa ibunya telah ilang”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 penggunaan kata yang tidak

sesuai dengan KBBI. Seharusnya kata “ilang” menggunakan kata yang

tepat yakni “hilang”.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor enam belas berada

pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian struktur teks

narasi serta berada pada kriteria baik untuk aspek penilaian kesesuaian

dengan gambar, organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata.

Tabel 4.17

Analisis Data Tes Siswa Nomor 17

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 3 Baik

2 Organisasi Isi 4 √ 4 Baik Sekali

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik

Jumlah Skor Siswa 17

Nilai 17 x 100 = 85

20

Deskripsi Penilaian:

Page 127: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

113

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor tujuh belas

memperoleh skor akhir 85 dengan interpretasi baik.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor tujuh belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut

dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang

kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor tujuh

belas, “Tiba-tiba ia bertemu Emas yang sudah menolongnya dari

jebakan-jebakan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat

informasi yang sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan yang

lainnya dari teks narasi siswa nomor tujuh belas yaitu, “Salah satu

jebakannya ialah saat ia bertemu dengan Mera palsu yang ternyata adalah

tuyul”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita

sesuai dengan gambar namun masih ada yang kurang jelas. Seharusnya

dijelaskan mengenai jebakan yang lainnya.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor tujuh belas

memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan keseluruhan kalimat

efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor tujuh belas,

“Saat itu Emas akhirnya menceritakan mengenai kehidupannya dan

kehilangan ibunya. Puti ngerasa kasian dengan Emas dan berniat ingin

membantunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi isi

sesuai dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi

siswa nomor tujuh belas yaitu, “Salah satu jebakannya ialah saat ia

bertemu dengan Mera palsu yang ternyata adalah tuyul”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa keseluruhan kalimat efektif.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor tujuh belas mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan

Page 128: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

114

resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor tujuh belas, “Di desa yang dekat dengan hutan dan

sungai hidup dua orang anak perempuan kakak beradik bernama Mera

dan Puti”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam

teks narasi siswa nomor tujuh belas. Kutipan yang lainnya dari teks

narasi siswa nomor tujuh belas yaitu, “Saat itu Emas akhirnya

menceritakan mengenai kehidupannya dan kehilangan ibunya”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks narasi

siswa nomor tujuh belas. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa

nomor tujuh belas yaitu, “Akhirnya Emas tidak lagi sendiri mencari

ibunya, ia memiliki Mera da Puti yang siap membantunya saat susah”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi

siswa nomor tujuh belas. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa

struktur teks narasi siswa nomor tujuh belas sudah sesuai dengan urutan

dan sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor tujuh

belas sudah memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan

yang lengkap.

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor tujuh

belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis,

tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi

siswa nomor tujuh belas, “Akhirnya Emas tidak lagi sendiri mencari

ibunya...”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan

ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Akhirnya, Emas tidak lagi sendiri

mencari ibunya...”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor tujuh belas

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut

bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor enam belas, “Puti ngerasa

kasihan dengan Emas dan berniat ingin membantunya”. Kutipan tersebut

Page 129: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

115

membuktikan bahwa terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai

dengan KBBI. Seharusnya kata “ngerasa” menggunakan kata yang tepat

yakni “merasa”.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor tujuh belas berada

pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian organsasi isi dan

kesesuaian struktur teks narasi serta berada pada kriteria baik untuk

aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, ejaan dan tata tulis, serta

ketepatan kata.

Tabel 4.18

Analisis Data Tes Siswa Nomor 18

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 4 Baik Sekali

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik

Jumlah Skor Siswa 17

Nilai 17 x 100 = 85

20

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor delapan belas

memperoleh skor akhir 85 dengan interpretasi baik.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor delapan belas memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas. Berikut bukti

Page 130: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

116

kutipan dari teks narasi siswa nomor delapan belas, “Puti bertemu dengan

seseorang yang bernama Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan

yang lainnya dari teks narasi siswa nomor delapan belas yaitu, “Pada

suatu hari hiduplah dua anak yang cantik bernama Mera dan Puti. Mera

dan Puti adalah dua kakak beradik yang saling menyayangi satu sama

lain”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita sesuai

dengan gambar dan jelas.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor delapan

belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor

delapan belas, “Emas menolong Puti yang kesulitan di hutan. Emas juga

membantu Puti terhindar dari jebakan tuyul”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok.

Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor delapan belas yaitu,

“Tuyul yang jahat pun berubah menjadi baik dan mau ingin menolong

Emas juga”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa masih ada kalimat

yang kurang efektif. Seharusnya “Tuyul yang jahat pun berubah menjadi

baik dan ingin menolong Emas juga”.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor delapan belas mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan

resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor delapan belas, “Pada suatu hari hiduplah dua anak

yang cantik bernama Mera dan Puti”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor delapan belas.

Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor delapan belas yaitu,

“Emas sedang mencari ibunya yang hilang”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks narasi siswa nomor

Page 131: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

117

delapan belas. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor delapan

belas yaitu, “Sangkuriang banyak bercerita tentang ibunya Emas.

Sangkuriang mengajak Emas untuk ikut dengan dirinya”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa

nomor delapan belas. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa

struktur teks narasi siswa nomor delapan belas sudah sesuai dengan

urutan dan sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor

delapan belas sudah memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan

urutan yang lengkap.

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor

delapan belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut

dikarenakan dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan

dan tata tulis, tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan

dari teks narasi siswa nomor delapan belas, “Akhirnya Puti dan Mera

ingin membantu Emas...”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat

1 kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Akhirnya, Puti dan Mera

ingin membantu Emas...”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor delapan

belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut

bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor delapan belas, “Mereka bedua

tinggal di hutan yang jauh dari perkotaan. Kalau makan mereka harus

mencari di dalam hutan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat

1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Seharusnya kata

“bedua” menggunakan kata yang tepat yakni “berdua”.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor delapan belas

berada pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan

gambar dan kesesuaian struktur teks narasi serta berada pada kriteria baik

untuk aspek penilaian organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan

kata.

Page 132: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

118

Tabel 4.19

Analisis Data Tes Siswa Nomor 19

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 4 Baik Sekali

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik

Jumlah Skor Siswa 17

Nilai 17 x 100 = 85

20

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor sembilan belas

memperoleh skor akhir 85 dengan interpretasi baik.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor sembilan belas memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas. Berikut bukti

kutipan dari teks narasi siswa nomor sembilan belas, “...Mera langsung

mengambil batu dan melempar ke arah makhluk itu”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor sembilan

belas yaitu, “Seorang anak perempuan bernama Emas hidup seorang diri

di tengah hutan. Sudah beberapa tahun ia kehilangan ibunya secara tiba-

tiba”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita sesuai

dengan gambar dan jelas.

Page 133: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

119

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor sembilan

belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor

sembilan belas, “Saat makhluk itu sadar dari pingsannya, Emas beranjak

pergi mengajak Mera dan Puti. Tetapi, makhluk itu menyetopi mereka

dan ingin ikut dengannya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari

teks narasi siswa nomor sembilan belas yaitu, “Banyak jebakan-jebakan

di hutan yang menghalangi Puti”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

masih ada kalimat yang kurang efektif. Seharusnya “Banyak jebakan di

hutan yang menghalangi Puti”.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor sembilan belas mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali.

Hal tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan

resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor sembilan belas, “Seorang anak perempuan bernama

Emas hidup seorang diri di tengah hutan”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor sembilan belas.

Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor sembilan belas yaitu,

“Mereka bertiga saling bertukar cerita, tanpa disadari ada makhluk

menyeramkan muncul di depan mereka. Emas langsung mengetahui kalo

makhluk itu suruan raksasa jahat”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

terdapat komplikasi dalam teks narasi siswa nomor sembilan belas.

Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor sembilan belas yaitu,

“Akhirnya Emas tidak lagi sendiri untuk mencari ibunya. Ia memiliki

teman yang memberikan kasih sayang dan rasa peduli”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa nomor

sembilan belas. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur

teks narasi siswa nomor sembilan belas sudah sesuai dengan urutan dan

Page 134: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

120

sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor sembilan

belas sudah memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan

yang lengkap.

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor

sembilan belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut

dikarenakan dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan

dan tata tulis, tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan

dari teks narasi siswa nomor sembilan belas, “Akhirnya Emas tidak lagi

sendiri untuk mencari ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Akhirnya, Emas

tidak lagi sendiri untuk mencari ibunya”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor sembilan

belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut

bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor sembilan belas, “Emas

langsung mengetahui kalo makhluk itu suruhan raksasa jahat”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 penggunaan kata yang tidak

sesuai dengan KBBI. Seharusnya kata “kalo” menggunakan kata yang

tepat yakni “kalau”.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor sembilan belas

berada pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan

gambar dan kesesuaian struktur teks narasi serta berada pada kriteria baik

untuk aspek penilaian organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan

kata.

Tabel 4.20

Analisis Data Tes Siswa Nomor 20

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 4 Baik Sekali

Page 135: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

121

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 4 Baik Sekali

Jumlah Skor Siswa 18

Nilai 18 x 100 = 90

20

Deskripsi Penilaian:

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor dua puluh

memperoleh skor akhir 90 dengan interpretasi baik sekali.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor dua puluh memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas. Berikut bukti

kutipan dari teks narasi siswa nomor dua puluh, “...di tengah perjalanan

mereka bertemu dengan Sangkuriang”. Kutipan tersebut membuktikan

bahwa terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti

kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor dua puluh yaitu,

“Emas tahu bahwa itu bukan Mera yang asli makanya Emas langsung

mengikatnya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan

cerita sesuai dengan gambar dan jelas.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor dua puluh

memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor dua

puluh, “Mendengar tuyul berucap tentang raksasa, Emas langsung

bercerita tentang kaitan dirinya dengan raksasa. Emas juga menceritakan

tentang kisah hidupnya yang mencari ibunya yang hilang”. Kutipan

Page 136: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

122

tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai dengan gagasan

pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor dua puluh

yaitu, “Emas menolong Puti yang saat itu Puti butuh pertolongan”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa masih ada kalimat yang kurang

efektif. Seharusnya “Emas menolong Puti yang saat itu butuh

pertolongan”.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor dua puluh mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan

resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor dua puluh, “Ada dua orang anak yang hidup bersama

bernama Mera dan Puti. Mereka tinggal disebuah desa yang sangat asri”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam teks

narasi siswa nomor dua puluh. Kutipan yang lainnya dari teks narasi

siswa nomor dua puluh yaitu, “Emas tahu bahwa itu bukan Mera yang

asli makanya Emas langsung mengikatnya. Ternyata benar dia bukan

Mera, tetapi tuyul ”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat

komplikasi dalam teks narasi siswa nomor dua puluh. Kutipan yang

lainnya dari teks narasi siswa nomor dua puluh yaitu, “Mera dan Puti

akhirnya membantu Emas untuk mencari ibunya. Tuyul yang awalnya

jahat menjadi baik dan membantu Emas mencari ibunya”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa

nomor dua puluh. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur

teks narasi siswa nomor dua puluh sudah sesuai dengan urutan dan sudah

lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor dua puluh sudah

memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor dua

puluh memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis,

tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi

Page 137: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

123

siswa nomor dua puluh, “Akhirnya di tengah perjalanan mereka bertemu

dengan Sangkuriang”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1

kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Akhirnya, di tengah

perjalanan mereka bertemu dengan Sangkuriang”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor dua puluh

memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut dikarenakan

keseluruhan kata sesuai dengan KBBI. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor dua puluh, “Mendengar tuyul berucap tentang

raksasa, Emas langsung bercerita tentang kaitan dirinya dengan raksasa”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa keseluruhan kata sesuai dengan

KBBI.

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor dua puluh berada

pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan

gambar, kesesuaian struktur teks narasi, dan ketepatan kata serta berada

pada kriteria baik untuk aspek penilaian organisasi isi serta ejaan dan tata

tulis.

Tabel 4.21

Analisis Data Tes Siswa Nomor 21

No. Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rentang Skor Skor

Siswa Interpretasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan

Gambar 4 √ 4 Baik Sekali

2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik

3 Kesesuaian Struktur

Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali

4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik

5 Ketepatan Kata 4 √ 4 Baik Sekali

Jumlah Skor Siswa 18

Nilai 18 x 100 = 90

20

Deskripsi Penilaian:

Page 138: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

124

Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu

kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,

ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor dua puluh satu

memperoleh skor akhir 90 dengan interpretasi baik sekali.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa

nomor dua puluh satu memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal

tersebut dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan

pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas. Berikut bukti

kutipan dari teks narasi siswa nomor dua puluh satu, “Sang tuyul

langsung diikat oleh Emas...”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan

yang lainnya dari teks narasi siswa nomor dua puluh satu yaitu,

“Mendengar hal tersebut, Mera dan Puti ingin menolong Emas untuk

mencari ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan

cerita sesuai dengan gambar dan jelas.

Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor dua puluh

satu memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan

organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang

kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor dua

puluh satu, “Sang tuyul ada bercerita tentang raksasa. Hal itu yang

membuat Emas akhirnya ingin mengetahui lebih lanjut tentang raksasa”.

Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai dengan

gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor dua

puluh satu yaitu, “Satu anak yang bernama Mera menyusuri hutan untuk

mencari kayu bakar ke hutan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

masih ada kalimat yang kurang efektif. Seharusnya “Satu anak yang

bernama Mera menyusuri hutan untuk mencari kayu bakar”.

Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa

nomor dua puluh satu mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali.

Hal tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan

resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,

Page 139: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

125

komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks

narasi siswa nomor dua puluh satu, “Di suatu desa hiduplah seorang

kakak beradik yang saling rukun”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa

terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor dua puluh satu. Kutipan

yang lainnya dari teks narasi siswa nomor dua puluh satu yaitu, “Ia juga

sedang mencari ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat

komplikasi dalam teks narasi siswa nomor dua puluh satu. Kutipan yang

lainnya dari teks narasi siswa nomor dua puluh satu yaitu, “Akhirnya,

mereka bertemu dengan seseorang yang bernama Sangkuriang.

Sangkuriang menceritakan semua hal yang ia ketahui mengenai ibunya

Emas dan mengajak Emas untuk ikut bersama dengan dirinya”. Kutipan

tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa

nomor dua puluh satu. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa

struktur teks narasi siswa nomor dua puluh satu sudah sesuai dengan

urutan dan sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor

dua puluh satu sudah memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan

urutan yang lengkap.

Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor dua

puluh satu memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut

dikarenakan dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan

dan tata tulis, tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan

dari teks narasi siswa nomor dua puluh, “Akhirnya mereka berkawan dan

membantu Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1

kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Akhirnya, mereka berkawan

dan membantu Emas”.

Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor dua puluh

satu memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut

dikarenakan keseluruhan kata sesuai dengan KBBI. Berikut bukti kutipan

dari teks narasi siswa nomor dua puluh satu, “Emas menyelamatkan Puti

dari jebakan yang dibuat oleh sang tuyul”. Kutipan tersebut

membuktikan bahwa keseluruhan kata sesuai dengan KBBI.

Page 140: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

126

Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor dua puluh satu

berada pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan

gambar, kesesuaian struktur teks narasi, dan ketepatan kata serta berada

pada kriteria baik untuk aspek penilaian organisasi isi serta ejaan dan tata

tulis.

Hasil wawancara peneliti dengan guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas VII-

2 membuktikan bahwa penggunaan media webtoon dalam pembelajaran menulis

teks narasi terlihat sangat berpengaruh positif terhadap keterampilan dan minat

siswa dalam menulis teks narasi. Pada hasil wawancara tersebut, guru menyatakan

bahwa keterampilan dan minat siswa terhadap pembelajaran menulis teks narasi

masih kurang. Hal tersebut dikarenakan guru masih menggunakan media

konvensional yang hanya menjelaskan mengenai materi teks narasi sehingga

siswa menjadi kesulitan menciptakan imajinasi dalam mengembangkan cerita.

Pernyataan tersebut dibuktikan dengan jawaban siswa yang menyatakan

bahwa dengan menggunakan media webtoon siswa merasa lebih mudah

menciptakan imajinasi untuk menulis teks narasi. Hal itu dikarenakan terdapat

gambar dalam webtoon yang bisa merangsang daya pikir siswa. Berikut hasil tes

keterampilan menulis teks narasi siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi.

Tabel 4.22

Hasil Tes Keterampilan Menulis Teks Narasi Siswa Kelas VII-2

SMP Negeri 17 Bekasi

No Nama Peserta

Didik

Kode Data Nilai Interpretasi Ket.

1 Fatimah Zahra No. 1 85 Baik B

2 Fellia Refanda No. 2 90 Baik Sekali A

3 Keysha Fitria

Zahra

No. 3 90 Baik Sekali A

4 Khaila Aulia

Rahman

No. 4 85 Baik B

Page 141: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

127

5 Nadine Dwi

Damara

No. 5 85 Baik B

6 Natanara Wiona

Kurniawan

No. 6 80 Baik B

7 Naura Putri Olivia No. 7 80 Baik B

8 Nisa Diniati No. 8 80 Baik B

9 Nugroho Pratama

Putra

No. 9 90 Baik Sekali A

10 Nurul Rahma

Diah

No. 10 80 Baik B

11 Rafi Aziz No. 11 85 Baik B

12 Raissa Maharani

Putri

No. 12 85 Baik B

13 Rakha Fabyan No. 13 85 Baik B

14 Reifan Ibrahim Jo No. 14 70 Cukup C

15 Reza Surya

Afrizal

No. 15 85 Baik B

16 Rizky Aditya

Pratama

No. 16 80 Baik B

17 Salsabila

Ramadhani

No. 17 85 Baik B

18 Shafira Tri

Luthfia

No. 18 85 Baik B

19 Suci Ramadhani No. 19 85 Baik B

20 Syahira Agustin No. 20 90 Baik Sekali A

21 Tsalitsa Shaumi No. 21 90 Baik Sekali A

Jumlah 1770

Nilai Rata-Rata 84.3 Baik B

Page 142: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

128

Pada hasil tes keterampilan menulis teks narasi di atas, sebanyak 21 siswa

mendapatkan nilai berdasarkan aspek yang sudah ditentukan oleh peneliti. Nilai

rata-rata yang diperoleh dari 21 siswa adalah 84.3 atau dibulatkan menjadi 84

dengan kategori baik pada predikat B.

Tabel 4.23

Rekapitulasi Skor Keterampilan Menulis Teks Narasi Siswa Kelas VII-2

SMP Negeri 17 Bekasi Berdasarkan Aspek Penelitian

No Nama Peserta

Didik

Kode

Data

Aspek Penilaian Skor Nilai Ket.

1 2 3 4 5

1 Fatimah Zahra No. 1 3 3 4 3 4 17 85 B

2 Fellia Refanda No. 2 4 3 4 3 4 18 90 A

3 Keysha Fitria

Zahra No. 3 4 3 4 3 4 18 90 A

4 Khaila Aulia

Rahman No. 4 4 3 4 3 3 17 85 B

5 Nadine Dwi

Damara No. 5 3 3 4 3 4 17 85 B

6

Natanara

Wiona

Kurniawan

No. 6 3 3 4 3 3 16 80 B

7 Naura Putri

Olivia No. 7 3 3 4 3 3 16 80 B

8 Nisa Diniati No. 8 3 3 4 3 3 16 80 B

9 Nugroho

Pratama Putra No. 9 4 3 4 3 4 18 90 A

10 Nurul Rahma

Diah No. 10 3 3 4 3 3 16 80 B

11 Rafi Aziz No. 11 4 3 4 3 3 17 85 B

12 Raissa

Maharani Putri No. 12 3 3 4 3 4 17 85 B

Page 143: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

129

13 Rakha Fabyan No. 13 4 3 4 3 3 17 85 B

14 Reifan Ibrahim

Jo No. 14 2 2 4 3 3 14 70 C

15 Reza Surya

Afrizal No. 15 4 3 4 3 3 17 85 B

16 Rizky Aditya

Pratama No. 16 3 3 4 3 3 16 80 B

17 Salsabila

Ramadhani No. 17 3 4 4 3 3 17 85 B

18 Shafira Tri

Luthfia No. 18 4 3 4 3 3 17 85 B

19 Suci

Ramadhani No. 19 4 3 4 3 3 17 85 B

20 Syahira

Agustin No. 20 4 3 4 3 4 18 90 A

21 Tsalitsa

Shaumi No. 21 4 3 4 3 4 18 90 A

Jumlah 73 63 84 63 71 354 1770

Nilai Rata-

Rata 3.5 3 4 3 3.4 16.8 84.3

Keterangan Tabel:

Aspek Penilaian 1 : Kesesuaian dengan Gambar

Aspek Penilaian 2 : Organisasi Isi

Aspek Penilaian 3 : Kesesuaian Struktur Teks Narasi

Aspek Penilaian 4 : Ejaan dan Tata Tulis

Aspek Penilaian 5 : Ketepatan Kata

Berdasarkan data di atas, hasil rekapitulasi skor keterampilan menulis teks

narasi siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi pada aspek penilaian terdapat

skor rata-rata yang berbeda. Terdapat lima siswa dengan kategori baik sekali pada

Page 144: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

130

predikat A, 15 siswa dengan kategori baik pada predikat B, dan satu siswa dengan

kategori cukup pada predikat C. Hasil penilaian keterampilan menulis siswa kelas

VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi diperoleh nilai paling tinggi adalah pada aspek

penilaian kesesuaian struktur teks narasi dengan rata-rata nilai 4. Sedangkan aspek

yang paling rendah adalah pada aspek penilaian organisasi isi serta ejaan dan tata

tulis dengan rata-rata nilai 3.

Hal tersebut membuktikan bahwa siswa banyak yang mampu menyesuaikan

stuktur teks narasi sesuai dengan urutan strukturnya. Sedangkan pada aspek

organisasi isi serta ejaan dan tata tulis masih banyak siswa yang masih kurang

mampu menguasai. Maka dari itu, pada aspek organisasi isi serta ejaan dan tata

tulis memiliki rata-rata nilai yang rendah.

Tabel 4.24

Jumlah Pencapaian dan Kategori Nilai Menulis Teks Narasi

Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi

No Nilai Jumlah Siswa Interpretasi Ket.

1 86-100 5 Baik Sekali A

2 75-85 15 Baik B

3 56-74 1 Cukup C

4 10-55 Tidak Ada Kurang D

Berdasarkan tabel hasil tes menulis teks narasi siswa kelas VII-2 di SMP

Negeri 17 Bekasi dengan menggunakan media webtoon Mera, Puti, dan Emas di

atas, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17

Bekasi dalam menulis teks narasi secara umum yaitu pada kategori baik (B). Nilai

rata-rata siswa dari hasil tes menulis teks narasi yaitu 84 dengan kategori baik.

Berdasarkan pada tabel 4.24 di atas dapat diketahui bahwa terdapat lima siswa

atau 24% memperoleh nilai pada kategori baik sekali (A), 15 siswa atau 71%

memperoleh nilai pada kategori baik (B), satu siswa atau 5% memperoleh nilai

pada kategori cukup (C), dan tidak ada siswa memperoleh nilai pada kategori

kurang (D).

Page 145: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

131

Penggunaan media webtoon Mera, Puti, dan Emas dalam pembelajaran

menulis teks narasi siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17 Bekasi tahun pelajaran

2020/2021 berdasarkan pada tabel kategori penilaian di atas, dapat disimpulkan

termasuk ke dalam kategori baik, karena nilai yang didapat siswa kelas VII-2 di

SMP Negeri 17 Bekasi secara keseluruhan ada pada kategori baik (B). Beberapa

siswa berada pada kategori baik sekali (A). Secara keseluruhan, siswa kelas VII-2

di SMP Negeri 17 Bekasi memiliki kemampuan dalam menulis teks narasi yaitu

pada aspek kesesuaian struktur teks narasi. Penggunaan media webtoon Mera,

Puti, dan Emas dapat membantu siswa mampu menciptakan imajinasinya serta

memiliki pengetahuan untuk memproduksi sebuah tulisan yang dikemas melalui

bahasa tulis.

Page 146: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

132

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap penelitian teks narasi siswa kelas VII-

2 SMP Negeri 17 Bekasi, diketahui bahwa penggunaan media webtoon

“Mera, Puti, dan Emas” dapat menumbuhkan keterampil dan minat siswa

dalam menulis teks narasi. Gambar ilustrasi dalam webtoon dapat

merangsang daya imajinasi siswa untuk menciptakan sebuah cerita di dalam

teks narasi. Media yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks narasi

ini menjadi lebih inovatif dan kreatif. Hal tersebut dapat dilihat melalui rata-

rata nilai yang diperoleh siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi secara

umum, yaitu pada nilai 84 dengan kategori baik (B). Dilihat dari segi

persentase, terdapat lima siswa atau 24% memperoleh nilai pada kategori baik

sekali (A), 15 siswa atau 71% memperoleh nilai pada kategori baik (B), satu

siswa atau 5% memperoleh nilai pada kategori cukup (C), dan tidak ada siswa

yang memperoleh nilai pada kategori kurang (D).

Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa siswa mampu menulis

teks narasi dengan menggunakan media webtoon “Mera, Puti, dan Emas”.

Secara keseluruhan, siswa kelas VII-2 semester ganjil SMP Negeri 17 Bekasi

memiliki kemampuan dalam menulis teks narasi yaitu pada aspek kesesuaian

struktur teks narasi dengan rata-rata skor 4 kategori baik sekali. Sementara

itu, pada aspek ejaan dan tata tulis memperoleh rata-rata skor 3 dengan

kategori baik. Pada aspek ini siswa memiliki kelemahan dalam menata tulisan

dan ejaan yang baik dan benar.

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, peneliti menyampaikan

saran atau rekomendasi:

Page 147: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

133

1. Guru

Guru hendaknya menggunakan media pembelajaran yang inovatif

dalam pembelajaran menulis khususnya menulis teks narasi yang memang

membutuhkan rangsangan untuk menciptakan imajinasi siswa untuk dapat

memproduksi tulisan;

2. Peneliti Sebidang

Penggunaan media webtoon Mera, Puti, dan Emas baik diterapkan

kepada siswa dalam pembelajaran. Peneliti terhadap penggunaan media

webtoon tidak hanya dalam pembelajaran menulis teks narasi saja, tetapi

digunakan dalam pembelajaran lainnya.

Page 148: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

134

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Mode dan Paradigma Baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, Cet. ke-1. 2011.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta, Cet. ke-15. 2013.

Asih. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia, Cet.

ke-1. 2016.

Budiarti, Wahyu Nuning dan Haryanto. “Pengembangan Media Komik untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar dan Keterampilan Membaca Pemahaman

Siswa Kelas IV”. Jurnal Prima Edukasi. 4, 2016.

https://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/6295 Diakses 29

September 2021 Pukul 22.04 WIB.

Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, Edisi Revisi. Cet. ke-4.

2015.

Dalman, H. Keterampilan Menulis. Depok: Rajawali Pers, Edisi Pertama. Cet. ke-

5. 2016.

Eriyanto. Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan Penerapannya dalam Analisis Teks

Berita Media. Jakarta: Prenada Media Group, Cet. ke-1. 2013.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, Cet. ke-2. 2011.

_____. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Depok: PT

Raja Grafindo Persada, Cet. ke-10. 2017.

Fitri, Agus Zaenul dan Nik Haryanti. Metodologi Penelitian Pendidikan

Kuantitatif, Kualitatif, Mixed Method, dan Research and Development.

Malang: Madani Media, Cet. ke-1. 2020.

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. ke-

12. 2012.

Hennink, Monique, Inge Hutter, dan Ajay Bailey. Qualitative Research Methods.

London: SAGE Publications, Second Edition. 2020.

Hindun. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah

Ibtidaiyah/Sekolah Dasar. Depok: Nufa Citra Mandiri, Cet. ke-2. 2014.

Page 149: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

135

Ibda, Hamidulloh. Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut untuk Mahasiswa

(Dilengkapi Caturtunggal Keterampilan Berbahasa). Semarang: CV. Pilar

Nusantara, Cet. ke-2. 2020.

Iskandarwassid. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, Cet. ke-3. 2011.

Jauhari, Heri. Terampil Mengarang: Dari Persiapan hingga Presentasi, dari

Opini hingga Sastra. Bandung: Nuansa Cendekia, Cet. ke-2. Edisi Revisi.

2018.

Kosasih, Engkos dan Restuti. Mandiri Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas

VII. Jakarta: Erlangga, Cet. ke-6. 2021.

Kusmana, Suherli. Kreativitas Menulis. Yogyakarta: Penerbit Ombak. 2014.

Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. Media Pembelajaran Manual dan

Digital. Bogor: Ghalia Indonesia, Edisi Kedua. Cet. ke-2. 2016.

Lestari, Annisa Fitriana dan Irwansyah. “Line Webtoon sebagai Industri Komik

Digital”. Jurnal Ilmu Komunikasi. 2020.

http://180.250.41.45/jsource/article/view/1609/1726 Diakses 29 September

2021 Pukul 22.03 WIB.

Mulyati. Terampil Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:

Prenadamedia Group, Cet. ke-4. 2019.

Nurgiantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.

Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, Edisi Kedua. Cet. ke-7. 2016.

Nursalim. Pengantar Kemampuan Menulis Berbahasa Indonesia. Riau: Zanafa

Publishing, Cet. ke-3. 2019.

Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra. Petunjuk Teknis

Penggunaan KBBI Daring. Jakarta: Badan Pengembangan Bahasa dan

Perbukuan. 2019.

Putri, Delia dan Elvina. Keterampilan Berbahasa di Sekolah Dasar. Jawa Timur:

CV. Penerbit Qiara Media, Cet. ke-1. 2019.

Putri, Destya Maya. “Pengaruh Media Sosial Line Webtoon terhadap Minat

Membaca Komik pada Mahasiswa Universitas Riau”. JOM FISIP. 5, 2018.

https://www.neliti.com/publications/208551/pengaruh-media-sosial-line-

webtoon-terhadap-minat-membaca-komik-pada-mahasiswa-u Diakses 29

September 2021 Pukul 22.02 WIB.

Raulan dan Sitti Fatimah. “Teaching Writing Narrtive Text By Using Webtoon

Digital Comic To Senior High School Students. Journal of English

Page 150: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

136

Language Teaching”. 7, 2018.

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jelt/article/view/101305/100595 Diakses

29 September 2021 Pukul 22.01 WIB.

Ridwanudin, Dindin. Bahasa Indonesia. Ciputat: UIN Press, Cet. ke-1. 2015.

Saddhono, Kundharu dan St. Y. Slamet. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa

Indonesia:Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, Cet. ke-1, 2014.

Satata, Sri, Dadi Waras Suhardjono, dan Mochamad Rizki Sadikin. Bahasa

Indoneia untuk Perguruan Tinggi Mata Kuliah Wajib Universitas.Jakarta:

Mitra Wacana Media, Edisi Pertama. 2019.

Satori, Djaman dan Aan Komariah. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta, Cet. ke-5. 2013.

Shoimin, Aris. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, Cet. ke-1. 2014.

Siddik, Mohammad. Dasar-Dasar Menulis dengan Penerapannya. Malang:

Tunggal Mandiri Publishing, Cet. ke-1. 2016.

Suciati, Sumarti, dan Iing Sunarti. “Media Pembelajaran Berbasis Webtoon Untuk

Menafsirkan Pandangan Pengarang dalam Novel”. Jurnal J-Simbol

(Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya). 2019.

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO/article/view/17662 Diakses

29 September 2021 Pukul 22.00 WIB.

Sugiarto, Eko. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Penerbit

ANDI, Cet. ke-5. 2021.

Taylor, Steven. J, Robert Bogdan, Marjorie DeVault. Introduction to Qualitative

Research Methods. Canada: Wiley. Fourth Edition. 2016.

Tim Pendidikan Masyarakat. Teks Narasi dan Literasi Buku Fiksi-Nonfiksi (Cas

dari Cerita dan Buku). Kalimantan Selatan: Balai Pengembangan

Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kalimantan

Selatan. 2018.

Wahono, Mafrukhi, dan Sawali. Mahir Berbahasa Indonesia Jilid 1 Kelas VII

SMP/MTs. Jakarta: Penerbit Erlangga, Cet. ke-6. 2021.

Page 151: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lembar Uji Referensi

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lembar Wawancara Guru

Lembar Wawancara Siswa

Teks Narasi Siswa Kelas VII 2

Halaman Muka Webtoon Mera, Puti, dan Emas

Lembar Dokumentasi Penelitian

Surat Bimbingan Skripsi

Surat Permohonan Izin Penelitian

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Riwayat Penulis

Page 152: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP Negeri 17 Bekasi

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi : Teks Narasi

Alokasi Waktu : 2 Pertemuan (4x45 Menit)

Kelas/Semester : VII/Ganjil

Tujuan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media webtoon dengan memberikan

rangsang gambar dapat mengembangkan imajinasi peserta didik dan rasa ingin

tahu.

Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan

1. Pendidik mengucap salam, menyapa peserta didik, dan membuka

pembelajaran dengan doa.

2. Pendidik mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi.

3. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar, tujuan, dan garis besar

kegiatan pembelajaran.

Kegiatan Inti

1. Pendidik meminta peserta didik untuk mengamati power point mengenai

teks narasi dan media webtoon Mera, Puti, dan Emas yang ditampikan di

depan kelas.

2. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengidentifikasi hal yang didapat dari hasil mengamati mengenai teks

narasi untuk dikembangkan ke dalam bentuk tulisan.

3. Setelah mengamati power point yang diberikan oleh pendidik, peserta

didik berdiskusi mengenai materi dan media pembelajaran yang telah

diberikan agar peserta didik saling bertukar pikiran mengenai teks narasi.

4. Peserta didik mengumpulkan informasi yang didapat dan menanyakan

kepada pendidik jika ada pertanyaan mengenai teks narasi yang telah

Page 153: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

disampaikan oleh pendidik dan media webtoon yang ditampikan oleh

pendidik.

5. Pendidik menugaskan peserta didik untuk membuat teks narasi dari media

webtoon yang telah ditampilkan di kelas.

Penutup

1. Pendidik dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

2. Pendidik dan peserta didik merefleksikan kegiatan.

3. Pendidik memberikan motivasi, pesan, dan menutup dengan doa.

Penilaian

Sikap Keterampilan

Melalui pengamatan:

1. Menulis teks narasi dengan

memperhatikan struktur yang baik

dan benar;

2. Tanggung jawab mengerjakan tugas.

Menyajikan cerita imajinasi dalam

bentuk teks narasi secara tulis

dengan memperhatikan struktur

dan penggunaan bahasa

Pengetahuan

Menelaah teks narasi berupa cerita imajinasi

yang dibaca.

Mengetahui, 19 April 2021

Kepala SMP,

Tri Wahyu Retnaningsih, M.Pd

Peneliti,

Santi Aulia

NIP. 196603231989022002 NIM. 11170130000004

Page 154: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 155: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 156: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 157: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 158: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 159: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 160: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 161: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

LEMBAR WAWANCARA GURU

Narasumber: Melawaty, S. Pd.

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana keterampilan siswa dalam

menulis teks narasi?

Masih kurang karena kesulitan

mengembangkan cerita.

2 Apakah siswa tertarik untuk

mengikuti pembelajaran menulis teks

narasi?

Kurang tertarik, apalagi saat ada

tugas membuat teks narasi. Siswa

merasa kesulitan saat

mengembangkan cerita.

3 Bagaimana kondisi kelas saat

pembelajaran menulis teks narasi

berlangsung?

Siswa kurang aktif pada saat

pembelajaran menulis teks narasi

karena merasa kesulitan saat

menerima pelajaran.

4 Apakah siswa mengalami kesulitan

saat menulis teks narasi? Mengapa?

Ya, siswa kadang susah mulai

tulis cerita. Bingung

mengembangkan cerita dan

akhirnya ga jelas cerita yang

dibuatnya.

5 Apa media yang digunakan dalam

pembelajaran menulis teks narasi?

Saya menggunakan media berupa

video yang berisi penjelasan

materi saja dengan durasi 5-10

menit.

6 Bagaimana respons siswa terhadap

media yang digunakan dalam

keterampilan menulis teks narasi?

Ada beberapa siswa yang tidak

fokus saat pembelajaran dan

tidak tertarik dengan media

dalam pembelajaran

keterampilan menulis teks narasi.

7 Apakah Ibu guru pernah Tidak pernah karena dalam

Page 162: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

menggunakan media pembelajaran

webtoon dalam menulis teks narasi

siswa di kelas VII-2 SMP Negeri 17

Bekasi?

pembelajaran menulis teks narasi

saya menggunakan media video

dan buku pelajaran.

8 Apakah Ibu guru mengetahui tentang

media pembelajaran webtoon?

Belum, baru dengar karena

sebelumnya hanya memakai

media berupa video.

Page 163: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

LEMBAR WAWANCARA SISWA

Nama: Syahira Agustin

Nilai Tes: 90

No Pertanyaan Jawaban

1 Tahukah kamu tentang teks narasi? Tahu.

2 Teks narasi apa saja yang sudah

dipelajari?

Teks narasi yang bercerita.

3

Kesulitan apa yang kamu hadapi saat

pembelajaran menulis teks narasi

berlangsung sebelum menggunakan

media webtoon?

Sulit memulai cerita.

4

Bagaimana pendapat kamu tentang

materi menulis teks narasi dengan

menggunakan media webtoon?

Memudahkan menemukan ide.

5

Apakah penggunaan media webtoon

dapat memudahkan kamu dalam

menulis teks narasi?

Iya, memudahkan.

6

Apakah kamu menyukai pelajaran

Bahasa Indonesia, terutama materi

menulis teks narasi sebelum

menggunakan media webtoon?

Sebelumnya tidak suka, setelah

memakai webtoon jadi suka

karena banyak gambar-gambar.

7

Apakah kamu dapat memahami

materi menulis teks narasi dengan

baik sebelum menggunakan media

webtoon?

Sedikit paham.

Page 164: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

Nama: Salsabila Ramadhani

Nilai Tes: 85

No Pertanyaan Jawaban

1 Tahukah kamu tentang teks narasi? Iya, tahu.

2 Teks narasi apa saja yang sudah

dipelajari?

Teks yang cerita tentang

peristiwa.

3

Kesulitan apa yang kamu hadapi saat

pembelajaran menulis teks narasi

berlangsung sebelum menggunakan

media webtoon?

Kesulitan menciptakan imajinasi.

4

Bagaimana pendapat kamu tentang

materi menulis teks narasi dengan

menggunakan media webtoon?

Memudahkan untuk menciptakan

imajinasi.

5

Apakah penggunaan media webtoon

dapat memudahkan kamu dalam

menulis teks narasi?

Iya jadi bisa ketemu imajinasi

dari gambar-gambar yang ada di

webtoon.

6

Apakah kamu menyukai pelajaran

Bahasa Indonesia, terutama materi

menulis teks narasi sebelum

menggunakan media webtoon?

Sebelum pakai webtoon tidak

suka teks narasi.

7

Apakah kamu dapat memahami

materi menulis teks narasi dengan

baik sebelum menggunakan media

webtoon?

Lumayan.

Page 165: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

Nama: Suci Ramadhani

Nilai Tes: 85

No Pertanyaan Jawaban

1 Tahukah kamu tentang teks narasi? Iya.

2 Teks narasi apa saja yang sudah

dipelajari?

Teks cerita.

3

Kesulitan apa yang kamu hadapi saat

pembelajaran menulis teks narasi

berlangsung sebelum menggunakan

media webtoon?

Susah meneruskan cerita, di

tengah-tengah stuck.

4

Bagaimana pendapat kamu tentang

materi menulis teks narasi dengan

menggunakan media webtoon?

Mempermudah untuk

menciptakan tokoh dan

mengembangkan cerita.

5

Apakah penggunaan media webtoon

dapat memudahkan kamu dalam

menulis teks narasi?

Iya.

6

Apakah kamu menyukai pelajaran

Bahasa Indonesia, terutama materi

menulis teks narasi sebelum

menggunakan media webtoon?

Tidak suka teks narasi

sebelumnya karena susah

mengembangkan cerita.

7

Apakah kamu dapat memahami

materi menulis teks narasi dengan

baik sebelum menggunakan media

webtoon?

Lumayan paham.

Page 166: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

Nama: Nadine Dwi Damara

Nilai Tes: 85

No Pertanyaan Jawaban

1 Tahukah kamu tentang teks narasi? Iya, tahu teks narasi.

2 Teks narasi apa saja yang sudah

dipelajari?

Teks yang mengembangkan

cerita.

3

Kesulitan apa yang kamu hadapi saat

pembelajaran menulis teks narasi

berlangsung sebelum menggunakan

media webtoon?

Kurang paham struktur teksnya.

4

Bagaimana pendapat kamu tentang

materi menulis teks narasi dengan

menggunakan media webtoon?

Mempermudah menemukan tokoh

untuk cerita dan mengasyikkan.

5

Apakah penggunaan media webtoon

dapat memudahkan kamu dalam

menulis teks narasi?

Memudahkan sekali.

6

Apakah kamu menyukai pelajaran

Bahasa Indonesia, terutama materi

menulis teks narasi sebelum

menggunakan media webtoon?

Tidak terlalu suka karena kurang

paham dengan teks narasi.

7

Apakah kamu dapat memahami

materi menulis teks narasi dengan

baik sebelum menggunakan media

webtoon?

Sedikit.

Page 167: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

Nama: Rizky Aditya Pratama

Nilai Tes: 80

No Pertanyaan Jawaban

1 Tahukah kamu tentang teks narasi? Tahu.

2 Teks narasi apa saja yang sudah

dipelajari?

Teks yang membuat cerita.

3

Kesulitan apa yang kamu hadapi saat

pembelajaran menulis teks narasi

berlangsung sebelum menggunakan

media webtoon?

Susah menentukan alur cerita,

latar, dan tokoh.

4

Bagaimana pendapat kamu tentang

materi menulis teks narasi dengan

menggunakan media webtoon?

Mempermudah untuk menentukan

latar waktu dan mengembangkan

cerita.

5

Apakah penggunaan media webtoon

dapat memudahkan kamu dalam

menulis teks narasi?

Ya, memudahkan.

6

Apakah kamu menyukai pelajaran

Bahasa Indonesia, terutama materi

menulis teks narasi sebelum

menggunakan media webtoon?

Tidak terlalu.

7

Apakah kamu dapat memahami

materi menulis teks narasi dengan

baik sebelum menggunakan media

webtoon?

Lumayan, sedikit paham.

Page 168: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

Nama: Rafi Aziz

Nilai Tes: 85

No Pertanyaan Jawaban

1 Tahukah kamu tentang teks narasi? Iya, tahu.

2 Teks narasi apa saja yang sudah

dipelajari?

Teks cerita.

3

Kesulitan apa yang kamu hadapi saat

pembelajaran menulis teks narasi

berlangsung sebelum menggunakan

media webtoon?

Susah menciptakan imajinasi.

4

Bagaimana pendapat kamu tentang

materi menulis teks narasi dengan

menggunakan media webtoon?

Mempermudah untuk

menciptakan imajinasi dalam

membuat cerita.

5

Apakah penggunaan media webtoon

dapat memudahkan kamu dalam

menulis teks narasi?

Ya, sangat memudahkan dalam

membuat cerita.

6

Apakah kamu menyukai pelajaran

Bahasa Indonesia, terutama materi

menulis teks narasi sebelum

menggunakan media webtoon?

Tidak terlalu menyukai.

7

Apakah kamu dapat memahami

materi menulis teks narasi dengan

baik sebelum menggunakan media

webtoon?

Sedikit memahami.

Page 169: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

TEKS NARASI

Page 170: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 171: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 172: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 173: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 174: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 175: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 176: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 177: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 178: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 179: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 180: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 181: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 182: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 183: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 184: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 185: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 186: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 187: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 188: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 189: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 190: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

HALAMAN MUKA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS

Page 191: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 192: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Page 193: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Page 194: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN

Page 195: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

LEMBAR DOKUMENTASI

Page 196: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 197: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...
Page 198: PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS DALAM ...

RIWAYAT PENULIS

SANTI AULIA, lahir di Jakarta, pada 08

September 1999 dari pasangan Bapak Zainal

Abidin dan Ibu Suryani. Penulis bertempat

tinggal di Jalan Madrasah I RT 010/09 No. 28,

Kec. Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Penulis memulai pendidikan di MI Al-

Fakhriyyah pada tahun 2005-2011. Kemudian

melanjutkan sekolah menengah pertama di MTs

Negeri 12 Jakarta pada tahun 2011-2014 dan

melanjutkan sekolah menengah atas di MA Negeri 22 Jakarta pada tahun 2014-

2017. Di MA Negeri 22 Jakarta penulis pernah menjadi anggota Organisasi Siswa

Intra Sekolah (OSIS) di bidang kewirausahaan dan juga ekstrakulikuler tari

saman. Lulus dari SMA, penulis melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi

Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun 2017. Penulis pernah

menjadi finalis 20 besar lomba puisi pada tahun 2020 yang diadakan oleh

National Youth Competition (NYC).