PENGGUNAAN MEDIA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NARASI
SISWA KELAS VII-2 DI SMP NEGERI 17 BEKASI
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Santi Aulia
11170130000004
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
i
ABSTRAK
Santi Aulia (NIM: 11170130000004). Skripsi. Penggunaan Media Webtoon
Mera, Puti, dan Emas dalam Pembelajaran Menulis Teks Narasi Siswa Kelas
VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi Tahun Pelajaran 2020/2021. Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembimbing: Dr. Hindun,
M. Pd. 2021.
Skripsi ini meneliti tentang penggunaan media webtoon Mera, Puti, dan Emas
dalam pembelajaran menulis teks narasi siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17
Bekasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal apa saja yang bisa
menumbuhkan keterampilan dan minat siswa dalam menulis teks narasi,
mengetahui media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menulis
teks narasi siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17 Bekasi tahun pelajaran
2020/2021, dan untuk mengetahui dan mengkaji gambaran mengenai penggunaan
media webtoon Mera, Puti, dan Emas dalam pembelajaran menulis teks narasi
siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17 Bekasi tahun pelajaran 2020/2021.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari observasi, wawancara,
dokumentasi, dan tes. Aspek yang dinilai dalam menulis teks narasi berdasarkan
rangsang gambar yaitu kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian
struktur teks narasi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media webtoon Mera, Puti,
dan Emas dapat meningkatkan kemampuan menulis teks narasi siswa kelas VII-2
di SMP Negeri 17 Bekasi. Nilai rata-rata yang diperoleh secara umum, yaitu pada
kategori baik (B) dengan nilai 84. Dilihat dari segi persentase, terdapat 5 siswa
atau 24% memperoleh nilai pada kategori baik sekali (A), 15 siswa atau 71%
memperoleh nilai pada kategori baik (B), dan 1 siswa atau 5% memperoleh nilai
pada kategori cukup (C).
Kata Kunci: Media Webtoon; Menulis; Teks Narasi.
ii
ABSTRACT
Santi Aulia (NIM: 11170130000004). Thesis. The Use of Mera, Puti, and Emas
Webtoon Media in Learning to Write Narrative Texts for Class VII-2 SMP
Negeri 17 Bekasi Academic Year 2020/2021. Indonesian Language and
Literature Education Department. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training,
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Supervisor: Dr. Hindun,
M. Pd. 2021.
This thesis examines the use of webtoons Mera, Puti, and Emas in learning to
write narrative texts for class VII-2 students at SMP Negeri 17 Bekasi. This study
aims to find out what things can grow students' skills and interest in writing
narrative texts, find out the learning media used in learning to write narrative
texts for class VII-2 students at SMP Negeri 17 Bekasi in the 2020/2021 academic
year, and find out and examine the description of the use of the Mera, Puti, and
Emas webtoon media in learning to write narrative texts for class VII-2 students
at SMP Negeri 17 Bekasi in the 2020/2021 school year.
The research method used is descriptive qualitative. Data collection
techniques in this study consisted of observation, interviews, documentation, and
tests. Aspects that are assessed in writing narrative texts based on image stimuli
are suitability with images, content organization, suitability of narrative text
structure, spelling and writing, and accuracy of words.
The results showed that the use of the webtoon Mera, Puti, and Emas media
can improve the ability to write narrative texts for class VII-2 students at SMP
Negeri 17 Bekasi. The average value obtained in general is in the good category
(B). In terms of percentages, there are 5 students or 24% getting a score in the
very good category (A), 15 students or 71% getting a score in the good category
(B), 1 student or 5% getting a score in the moderate category (C), and no students
scored in the less category (D).
Keywords: Webtoon Media; Writing; Narrative Text
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah mencurahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Selawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah
membawa umatnya ke zaman yang terang benderang.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penulisan skripsi ini, terkhusus penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Sururin, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
2. Dr. Makyun Subuki, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta;
3. Novi Diah Haryanti, M. Hum., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta;
4. Nur Syamsiyah, M. Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang
senantiasa memberikan motivasi kepada penulis;
5. Dr. Hindun, M. Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan, saran, nasihat, dan motivasi kepada penulis;
6. Dr. Elvi Susanti, M. Pd. dan Didah Nurhamidah, M. Pd., selaku dosen
penguji;
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan ilmu dan motivasi kepada penulis selama kuliah di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta;
8. Tri Wahyu Retnaningsih, M. Pd., selaku Kepada Sekolah SMP Negeri 17
Bekasi dan Melawaty, S. Pd., selaku Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri
17 Bekasi yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian;
9. Dra. Sutami, selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dan memberikan
dokumen-dokumen sekolah;
iv
10. Kedua orang tua, Zainal Abidin dan Suryani, serta kakak dan adik
tersayang, Dian Maulidah dan Sinta Isnia yang senantiasa memberikan
dukungan dan doa dalam menyelesaikan skripsi;
11. Seluruh mahasiswa PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya
PBSI angkatan 2017 dan PBSI 2017 kelas A (Akusara) yang telah
memberikan kenangan manis selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta;
12. Kawan diskusi, satu perjuangan, dan perasaan Aulia Tartila, Farhanah
Fatin, Poppy Lutfiyani, dan Aulia Rahmah Zamzami yang telah
memberikan motivasi serta dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi;
13. Seluruh pihak yang terlibat membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah Swt. membalas segala kebaikan semua pihak yang telah
membantu penulis. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
karena penulis menyadari skripsi ini masih terdapat kekurangan. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, 31 Juli 2021
Santi Aulia
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRACT ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 4
D. Perumusan Masalah ............................................................. 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORETIS .............................................................. 7
A. Landasan Teori ..................................................................... 7
1. Media Pembelajaran ........................................................ 7
2. Media Webtoon ............................................................... 11
3. Menulis ............................................................................ 24
4. Teks Narasi ..................................................................... 31
B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................. 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 43
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 43
B. Metode Penelitian ................................................................. 43
C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................ 45
D. Instrumen Penelitian ............................................................ 46
vi
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 47
F. Teknik Analisis Data ........................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 60
A. Deskripsi Data .................................................................... 60
1. Sejarah Sekolah ............................................................. 60
2. Profil Sekolah ................................................................ 60
3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ..................................... 61
4. Kurikulum dan Pembelajaran ........................................ 61
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ....................................... 62
C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................. 63
BAB V PENUTUP ............................................................................... 132
A. Simpulan ............................................................................. 132
B. Saran ................................................................................... 132
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 134
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Cara Menggambarkan Karakter Tokoh ............................... 37
Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Guru
Bahasa Indonesia ................................................................. 49
Tabel 3.2 Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Siswa Kelas VII-2 . 49
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Menulis Teks Narasi Berdasarkan
Rangsangan Gambar ............................................................ 51
Tabel 3.4 Rincian Indikator Penilaian ................................................. 54
Tabel 3.5 Kategori Nilai Keterampilan Siswa dalam Menulis
Teks Narasi .......................................................................... 57
Tabel 4.1 Analisis Data Tes Siswa Nomor 1 ....................................... 67
Tabel 4.2 Analisis Data Tes Siswa Nomor 2 ....................................... 70
Tabel 4.3 Analisis Data Tes Siswa Nomor 3 ....................................... 72
Tabel 4.4 Analisis Data Tes Siswa Nomor 4 ....................................... 75
Tabel 4.5 Analisis Data Tes Siswa Nomor 5 ....................................... 78
Tabel 4.6 Analisis Data Tes Siswa Nomor 6 ....................................... 81
Tabel 4.7 Analisis Data Tes Siswa Nomor 7 ....................................... 83
Tabel 4.8 Analisis Data Tes Siswa Nomor 8 ....................................... 86
Tabel 4.9 Analisis Data Tes Siswa Nomor 9 ....................................... 89
Tabel 4.10 Analisis Data Tes Siswa Nomor 10 ..................................... 92
Tabel 4.11 Analisis Data Tes Siswa Nomor 11 ..................................... 95
Tabel 4.12 Analisis Data Tes Siswa Nomor 12 ..................................... 98
Tabel 4.13 Analisis Data Tes Siswa Nomor 13 ..................................... 101
Tabel 4.14 Analisis Data Tes Siswa Nomor 14 ..................................... 104
Tabel 4.15 Analisis Data Tes Siswa Nomor 15 ..................................... 107
Tabel 4.16 Analisis Data Tes Siswa Nomor 16 ..................................... 109
Tabel 4.17 Analisis Data Tes Siswa Nomor 17 ..................................... 112
Tabel 4.18 Analisis Data Tes Siswa Nomor 18 ..................................... 115
Tabel 4.19 Analisis Data Tes Siswa Nomor 19 ..................................... 118
Tabel 4.20 Analisis Data Tes Siswa Nomor 20 ..................................... 120
viii
Tabel 4.21 Analisis Data Tes Siswa Nomor 21 ..................................... 123
Tabel 4.22 Hasil Tes Keterampilan Menulis Teks Narasi Siswa
Kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi .................................... 126
Tabel 4.23 Rekapitulasi Skor Keterampilan Menulis Teks Narasi
Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi Berdasarkan
Aspek Penelitian .................................................................. 128
Tabel 4.24 Jumlah Pencapaian dan Kategori Nilai Menulis Teks
Narasi Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi .............. 130
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Halaman Muka Webtoon Genre Drama .............................. 14
Gambar 2.2 Halaman Muka Webtoon Genre Fantasi .............................. 14
Gambar 2.3 Halaman Muka Webtoon Genre Kerajaan ........................... 15
Gambar 2.4 Halaman Muka Webtoon Genre Komedi ............................ 15
Gambar 2.5 Halaman Muka Webtoon Genre Aksi .................................. 16
Gambar 2.6 Halaman Muka Aplikasi Webtoon yang Ada di Playstore .. 18
Gambar 2.7 Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk
Memilih Genre..................................................................... 18
Gambar 2.8 Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk Memilih
Gaya Gambar ....................................................................... 19
Gambar 2.9 Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk Memilih
Webtoon yang Menarik........................................................ 19
Gambar 2.10 Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk Masuk
Aplikasi Webtoon ................................................................ 20
Gambar 2.11 Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk Verifikasi
Masuk Aplikasi Webtoon .................................................... 20
Gambar 2.12 Halaman Muka Menu Beranda pada Aplikasi Webtoon ..... 21
Gambar 2.13 Halaman Muka Menu Pencarian pada Aplikasi Webtoon ... 21
Gambar 2.14 Halaman Muka Webtoon Mera, Puti, dan Emas.................. 22
Gambar 2.15 Struktur Teks Narasi ............................................................ 34
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Uji Referensi
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 3 Lembar Wawancara Guru
Lampiran 4 Lembar Wawancara Siswa
Lampiran 5 Teks Narasi Siswa Kelas VII-2
Lampiran 6 Halaman Muka Webtoon Mera, Puti, dan Emas
Lampiran 7 Lembar Dokumentasi Penelitian
Lampiran 8 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 9 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 11 Riwayat Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa sangat berperan penting sebagai alat komunikasi yang digunakan
bagi setiap manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Bahasa seringkali
disebut sebagai alat perantara yang mempunyai fungsi sosial. Maka dari itu,
bahasa menjadi kebutuhan setiap individu yang tidak bisa dipisahkan. Dilihat
dari segi definisi, bahasa dapat diartikan sebagai lambang bunyi yang bersifat
manasuka. Satuan ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia ini memiliki
satuan arti yang lengkap satu sama lain.
Bahasa tentunya memiliki keterampilan yang biasa dikenal sebagai
keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek,
yakni keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan
keterampilan yang paling rumit dan kompleks di antara aspek-aspek
keterampilan berbahasa lainnya karena menulis menjadi bagian dari
komunikasi secara tulisan. Tentunya komunikasi secara tertulis lebih
cenderung terstruktur dan teratur dibandingkan dengan komunikasi secara
lisan.
Oleh karena itu, keterampilan menulis ini membutuhkan perhatian yang
lebih dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya dalam
pembelajaran berbahasa di sekolah. Siswa di sekolah bisa menuangkan ide ke
dalam bentuk karangan. Selain itu, siswa juga dapat menciptakan kreativitas
melalui tulisan. Sejalan dengan kenyataan yang ada bahwa terdapat kendala
dalam pembelajaran menulis khususnya dalam menulis teks narasi di sekolah.
Pernyataan tersebut didasarkan atas hasil wawancara dan pengamatan penulis
dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII-2 di SMP Negeri 17
Bekasi.
2
Siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17 Bekasi masih kurang terampil
dalam menulis teks narasi. Salah satu penyebabnya yaitu kurangnya minat
dalam menulis teks narasi. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menulis
teks narasi. Siswa juga masih kurang menguasai teknik penulisan yang sesuai
dengan kaidah yang ada. Selain itu, siswa masih merasa kebingungan karena
tidak memiliki pengetahuan tentang topik teks narasi.1
Menulis teks khususnya menulis teks narasi membutuhkan imajinasi
yang disusun secara runtut untuk kemudian ditulis. Hal ini sesuai dengan
pengertian dan tujuan dari teks narasi, yaitu teks yang bersifat menghibur.
Selain itu, teks narasi juga mengandung nilai-nilai moral yang dapat
diterapkan di kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, dalam menulis teks narasi
dibutuhkan daya pikir untuk menciptakan kejadian berdasarkan kenyataan
atau pengalaman seseorang. Siswa diharuskan sudah memahami dan
memiliki daya pikir untuk menciptakan isi teks tersebut.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kurang terampilnya siswa dalam
menulis teks narasi antara lain, media dalam pembelajaran menulis teks narasi
belum mengalami pembaharuan. Media pembelajaran yang digunakan masih
kurang inovatif dan variatif, bahkan media webtoon belum pernah digunakan
dalam pembelajaran menulis teks narasi. Pembelajaran menulis teks narasi
masih menggunakan media yang konvensional. Oleh karena itu, dalam
pembelajaran menulis teks narasi harus ada yang perlu diperbaiki agar
karangan yang dihasilkan mendapat capaian yang maksimal.
Inovasi dalam proses pembelajaran harus terus dilakukan seiring dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal harus terus melakukan pembaharuan dari berbagai aspek
yang dapat menunjang pembelajaran. Salah satu aspek yang dapat menunjang
pembelajaran adalah media pembelajaran. Media pembelajaran yang inovatif
dan variatif harus dimanfaatkan guru untuk menunjang pembelajaran. Guru
dapat memanfaatkan salah satu media inovatif, yaitu media webtoon dalam
1 Hasil wawancara peneliti dengan guru Bahasa Indonesia.
3
pembelajaran di kelas. Webtoon adalah komik online yang berisikan cerita
berdasarkan gambar berseri yang dapat menarik minat pembaca.
Media webtoon merupakan media inovatif yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk menunjang pembelajaran. Terdapat ilustrasi
visual dalam cerita webtoon yang dapat meningkatkan imajinasi siswa dalam
menulis teks narasi. Melalui ilustrasi visual tersebut, webtoon juga bisa
mengasah kreativitas siswa dalam mengembangkan peristiwa/cerita yang
akan ditulis. Selain itu, webtoon juga dapat menumbuhkan minat dan
ketertarikan siswa dalam pembelajaran teks narasi. Hal ini didasarkan dari
dukungan ilustrasi visual yang terdapat dalam webtoon dengan animasi-
animasi yang sempurna. Media webtoon ini dapat membuat siswa belajar
lebih menyenangkan. Hal ini tentu saja dapat membuat pembelajaran tidak
membosankan karena penggunaan media yang sifatnya membuat siswa
menjadi inovatif.
Siswa dapat menggunakan media webtoon untuk menciptakan imajinasi
yang diperlukan dalam menulis teks narasi. Teks narasi adalah karangan yang
berisi suatu kejadian/ peristiwa. Seringkali teks narasi mengandung kejadian
atau peritiwa yang melekat dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga tidak
jarang ditemukan terdapat peristiwa-peristiwa yang seolah-olah menceritakan
kisah hidup si pembaca. Peristiwa yang ditulis secara kronologis tentunya
makin mendukung teks narasi menjadi sempurna.
Siswa dituntut untuk memiliki imajinasi atau penggambaran peristiwa
yang mendukung dalam menulis teks narasi. Tidak hanya daya imajinasi,
tetapi juga daya nalar diperlukan dalam menulis teks narasi. Melalui media
webtoon siswa bisa mendapatkan ide dan gagasan untuk menulis teks narasi.
Selain itu, siswa juga dapat memperoleh imajinasi melalui cerita berseri yang
ada di dalam webtoon tersebut. Ilustrasi visual yang ada dalam media
webtoon bisa memancing munculnya ide, gagasan, serta daya imajinasi dan
daya nalar siswa.
Judul webtooon yang diambil dalam penelitian ini adalah “Mera, Puti,
dan Emas”. Webtoon “Mera, Puti, dan Emas” merupakan transformasi dari
4
beberapa dongeng yang digabungkan menjadi satu kisah. Terdapat dongeng
Merah dan Putih, Timun Emas, dan Sangkuriang dengan kisah yang
diperbarui dari yang pernah didapatkan di masa kecil. Webtoon ini juga
mengandung moral yang dapat dipelajari oleh semua kalangan. Selain itu,
webtoon ini juga memiliki 2,2 juta pengguna yang sudah menikmati
karyanya. Oleh karena itu, webtoon “Mera, Puti, dan Emas” sangat tepat
dijadikan sebagai media pembelajaran terutama dalam pembelajaran menulis
teks narasi di sekolah pada siswa SMP.
Berdasarkan adanya berbagai paparan di atas, penulis tertarik untuk
melaksanakan penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Webtoon Mera,
Puti dan Emas dalam Pembelajaran Menulis Teks Narasi Siswa Kelas VII-2 di
SMP Negeri 17 Bekasi Tahun Pelajaran 2020/2021”. Metode penelitian yang
digunakan yaitu deskriptif kualitatif.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalah, sebagai berikut:
1. Siswa kurang terampil dan berminat sehingga masih mengalami kesulitan
dalam menulis teks narasi;
2. Media pembelajaran menulis teks narasi masih bersifat konvensional
sehingga kurang inovatif dan variatif;
3. Media webtoon belum pernah digunakan dalam pembelajaran menulis teks
narasi.
C. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi penelitian ini pada penggunaan media Webtoon Mera,
Puti, dan Emas dalam pembelajaran menulis teks narasi siswa kelas VII-2
semester ganjil SMP Negeri 17 Bekasi tahun pelajaran 2020/2021. Media
pembelajaran yang digunakan yaitu kartun dalam bentuk web yang diambil
dari aplikasi webtoon. Adapun durasi webtoon yaitu 30 menit.
5
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan pada penelitian ini, sebagai berikut:
1. Hal apa saja yang bisa menumbuhkan keterampilan dan minat siswa dalam
menulis teks narasi?
2. Apa media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks
narasi siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17 Bekasi tahun pelajaran
2020/2021?
3. Bagaimana penggunaan media webtoon Mera, Puti, dan Emas dalam
pembelajaran menulis teks narasi siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17
Bekasi tahun pelajaran 2020/2021?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini,
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hal apa saja yang bisa menumbuhkan keterampilan dan
minat siswa dalam menulis teks narasi.
2. Untuk mengetahui media pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran menulis teks narasi siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17
Bekasi tahun pelajaran 2020/2021.
3. Untuk mengetahui dan mengkaji gambaran mengenai penggunaan media
webtoon Mera, Puti, dan Emas dalam pembelajaran menulis teks narasi
siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17 Bekasi tahun pelajaran 2020/2021.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara
teoritis maupun praktis. Manfaat penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Aspek Teoritis
Secara teoritis, manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan
kontribusi konkret dalam pelaksanaan belajar mengajar mata pelajaran
Bahasa Indonesia di kelas dengan menggunakan media webtoon. Selain itu,
6
penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan keterampilan menulis teks
narasi.
2. Aspek Praktis
a) Siswa
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber siswa untuk mengetahui
media webtoon yang digunakan dapat menjadi media yang tepat di dalam
kelas sehingga diharapkan mampu meningkatkan keterampilan menulis,
khususnya keterampilan menulis teks narasi.
b) Pendidik (Guru)
(1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru
untuk mengembangkan media pembelajaran inovatif sehingga siswa akan
lebih memahami pembelajaran khususnya dalam menulis teks narasi
yang masih dianggap sulit oleh siswa;
(2) Dapat mengubah media pembelajaran yang monoton menjadi lebih
inovatif dan variatif dengan menggunakan media pembelajaran yang
sesuai dengan bahan ajar sehingga dapat menarik perhatian siswa dalam
proses belajar mengajar.
c) Bagi Peneliti
(1) Hasil penelitian dapat digunakan untuk melengkapi referensi peneliti
selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti lain sehingga didapati data-data
dengan lengkap dan rinci;
(2) Penelitian ini dilakukan untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan
khususnya masalah penggunaan media pembelajaran yang disesuaikan
dengan masalah, kondisi, dan bahan ajar siswa di sekolah.
7
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Landasan Teori
1. Media Pembelajaran
a) Pengertian Media
Kegiatan belajar mengajar memiliki perantara atau pengantar yang
disebut sebagai media. Hindun menjelaskan media berasal dari bahasa
latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium dengan memiliki
arti perantara atau pengantar. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa media
merupakan sarana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.1
Kemudian Asih mengemukakan media adalah perantara atau pengantar
pesan yang diterima oleh penerima pesan melalui pengirim pesan.
Asosiasi Teknologi Pendidikan mengatakan bahwa media merupakan
segala bentuk dan perantara yang digunakan orang untuk menyampaikan
pesan atau informasi.2
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa media merupakan alat perantara sebagai wahana penyalur pesan
atau informasi belajar kepada penerima pesan. Media memiliki berbagai
bentuk serta saluran untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media
sangat berfungsi untuk guru dalam menyampaikan informasi belajar
kepada para siswa.
b) Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran sangat berperan penting dalam proses kegiatan
belajar mengajar agar tercapai tujuan yang dikehendaki. Menurut Aris
Shoimin pembelajaran merupakan suatu sistem yang memiliki peran
sangat berpengaruh di dalam mewujudkan kualitas pendidikan. Peran
1 Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah
Dasar, (Depok: Nufa Citra Mandiri, 2014), cet. 2, h. 91. 2 Asih, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016), cet.
1, h. 200.
8
guru dan murid sangat dominan dalam pembelajaran itu sendiri.3 Asih
menyatakan media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam
pembelajaran, yang meliputi sarana mengajar untuk membantu guru
dalam pembelajaran serta alat pembawa pesan dari sumber belajar ke
penerima pesan belajar.4 Oemar Hamalik menjelaskan bahwa tujuan
pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai setelah selesai
diselenggarakannya suatu proses pembelajaran. Tujuan ini disusun
berdasarkan tujuan kurikulum.5
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa media
adalah alat yang digunakan sebagai penghubung antara pengirim pesan
dan penerima pesan. Penghubung tersebut berguna untuk mempermudah
sampainya pesan ke penerima pesan. Begitu pula dengan media
pembelajaran, yakni alat penghubung yang digunakan guru dalam
kegiatan belajar mengajar kepada siswa sehingga tercapainya tujuan yang
telah disusun berdasarkan kurikulum pendidikan.
c) Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki ciri-ciri yang dapat dilihat dari
berbagai sudut. Asih dalam bukunya menyatakan ciri-ciri umum media
pembelajaran, yakni media itu dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamati
melalui panca indera. Selain itu, media juga memiliki ciri-ciri yang dapat
dilihat menurut harga, lingkup sasarannya, dan kontrol oleh pemakai.6
Adapun ciri-ciri pembelajaran menurut Cecep Kustandi dan Bambang
Sutjipto sebagai berikut:
(1) Pada proses pembelajaran, guru harus menganggap siswa sebagai
individu yang mempunyai unsur-unsur dinamis yang dapat
berkembang bila disediakan kondisi yang menunjang;
3 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2014), cet. 1, h. 20. 4 Asih, op. cit., h. 200-201.
5 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), cet. 12,
h.6. 6 Asih, op. cit., h. 201.
9
(2) Pembelajaran lebih menekankan pada aktivitas siswa karena yang
belajar adalah siswa, bukan guru;
(3) Pembelajaran merupakan upaya sadar dan sengaja;
(4) Pembelajaran bukan kegiatan insidental, tanpa persiapan;
(5) Pembelajaran merupakan pemberian bantuan yang memungkinkan
siswa dapat belajar.7
d) Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran yang
digunakan oleh guru. Rahardjo dalam Asih menyatakan bahwa media
dalam arti yang terbatas, yaitu sebagai alat bantu pembelajaran. Hal ini
berarti media sebagai alat bantu yang digunakan guru untuk:
(1) Memotivasi belajar siswa;
(2) Memperjelas informasi/pesan pengajaran;
(3) Memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting;
(4) Memberi variasi pengajaran;
(5) Memperjelas struktur pengajaran.8
Menurut Dindin Ridwanudin fungsi media pembelajaran dalam
pembelajaran bahasa Indonesia dapat dikhususkan pada empat
keterampilan bahasa, yaitu:
(a) Fungsi media dalam pembelajaran menyimak
(i) Memotivasi peserta didik untuk mencari dan mendapatkan sesuatu
lebih banyak dengan mendengarkan;
(ii)Agar peserta didik merasa bahwa apa yang didengarkan
berhubungan dengan kehidupan nyata;
(iii) Memberi petunjuk tentang makna detil;
(iv) Memberi petunjuk tentang makna pokok;
(v) Memberi materi non-verbal yang bisa dipahami.
(b) Fungsi media dalam pembelajaran berbicara
(i) Memotivasi peserta didik untuk berani berbicara;
7 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), Edisi 2, cet. 7, h. 5. 8 Asih, op. cit., h. 207.
10
(ii) Mengembangkan dalam wicaranya;
(iii) Memberi informasi dalam wicara yang menyangkut objek,
tindakan, peristiwa, dan keterkaitannya;
(iv) Memberi isyarat-isyarat non-verbal dengan aman.
(c) Fungsi media dalam pembelajaran membaca
(i) Memotivasi peserta didik agar ingin membaca;
(ii) Memberi petunjuk makna detil;
(iii) Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan isi teks.
(d) Fungsi media dalam pembalajaran menulis
(i) Memotivasi peserta didik untuk melakukan kegiatan menulis;
(ii) Mengembangkan konteks dalam tulisan;
(iii) Memberikan informasi yang menyangkut objek, tindakan, dan
peristiwa;
(iv) Menyediakan rencana nonverbal untuk menulis karangan.9
e) Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Jenis-jenis media pembelajaran dapat dilihat dari berbagai
pandangangan. Sanjaya dalam Asih mengklasifikasikan jenis media
menjadi beberapa klasifikasi sebagai berikut:
(1) Dilihat dari Sifatnya
Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi atas:
(a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar, atau medi
yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara;
(b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat, tidak
mengandung unsur suara. Jenis media yang tergolong dalam media
visual adalah: film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan
berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis, dan
sebagainya;
(c) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat,
misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan
9 Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Ciputat: UIN Press, 2015), cet. 1, h. 135-136.
11
sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih
menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama
dan kedua.
(2) Dilihat dari Kemampuan Jangkauannya
Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat dibagi ke
dalam:
(a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serempak, seperti
radio dan televisi. Melalui media ini peserta didik dapat mempelajari
hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serempak tanpa
harus menggunakan ruangan khusus;
(b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan
waktu, seperti film slide, film, video, dan sebagainya.
(3) Dilihat dari Cara atau Teknik Pemakaiannya
Dilihat dari cara atau teknik pemakainnya, media dapat dibagi
ke dalam:
(a) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip,
transparansi, dan sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan
alat proyeksi khusus, seperti film proyektor untuk memproyeksikan
film, slide proyektor untuk memproyeksikan film slide, overhead
projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa
dukungan alat proyeksi semacam ini, media jenis ini tidak akan
berfungsi apa-apa;
(b) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan,
radio, dan sebagainya.10
2. Media Pembelajaran Webtoon
a) Pengertian Webtoon
Menurut Suciati, dkk webtoon merupakan singkatan dari kata
website dan cartoon. Webtoon adalah komik atau kumpulan gambar
10
Asih, op. cit., h. 203-204.
12
bercerita yang dipublikasi secara online.11
Berdasarkan ungkapan dari
Suciati, dkk maka dapat disimpulkan bahwa webtoon merupakan komik
berisi kumpulan gambar bercerita yang dipublikasikan secara daring.
Webtoon memiliki kesamaan dengan manhwa (komik Korea) yaitu sama-
sama berisi kumpulan gambar bercerita (komik). Tetapi terdapat pula
perbedaan keduanya, yakni bentuk publikasi, webtoon dipublikasi secara
daring sementara manhwa dipublikasi secara luring.
“Korea Selatan menjadi negara terdepan dalam pengembangan
internet dan teknologi komunikasi, sehingga banyak pelopor
pengembangan bentuk baru dari manhwa menjadi dalam bentuk
digital yang dapat dinikmati secara gratis tetapi tidak melanggar
hukum, yang dikenal dengan webtoon.”12
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa webtoon
disebut sebagai web manhwa karena didukung oleh teknologi digital dan
menggunakan jaringan dari situs web dan ponsel. Webtoon ialah komik
Korea (manhwa) yang mengalami perkembangan dalam bentuknya
menjadi digital. Selain itu, webtoon ini dapat dinikmati secara gratis oleh
para pengguna.
b) Sejarah Webtoon
Pendiri aplikasi webtoon bernama Kim Junkoo berasal dari Korea
Selatan. Pada tahun 2004 Junkoo melihat permasalahan mengenai
penerbitan komik yang mulai padam karena ekonomi yang menurun pada
akhir tahun 1990 sampai awal tahun 2000-an. Melalui permasalahan
tersebut, akhirnya Junkoo mendirikan aplikasi komik digital yang dikenal
sebagai webtoon.
Annisa Fitriana Lestari dan Irwansyah menjelaskan LINE webtoon
didirikan oleh Kim Junkoo pada tahun 2004 di Korea Selatan. Junkoo
melihat bahwa pada akhir tahun 1990 hingga awal tahun 2000-an,
penerbitan komik di Korea Selatan mulai padam karena adanya
11
Suciati, Sumarti, dan Iing Sunarti, “Media Pembelajaran Berbasis Webtoon untuk
menafsirkan Pandangan Pengarang dalam Novel”, Jurnal J-Simbol (Bahasa, Sastra, dan
Pembelajarannya), 2019, h. 3. 12
Annisa Fitriana Lestari dan Irwansyah, “Line Webtoon sebagai Industri Komik Digital”,
Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 6, 2020, h. 136.
13
penurunan ekonomi dan pemerintah menganggap komik memberikan
pengaruh berbahaya pada saat itu. Untuk merubah pemikiran tersebut,
Junkoo mencetuskan LINE webtoon sebagai baru bagi pembaca komik,
dengan akses yang mudah dan gratis, serta ide yang asli. Pada awal
peluncurannya, nama LINE webtoon adalah NAVER webtoon yang
disesuiakan dengan nama perusahaan awal publikasi aplikasi ini, yaitu
Naver Corporation. Naver Corporation adalah perusahaan teknologi,
informasi dan komunikasi terbesar di Korea Selatan, dengan
menghadirkan produk seperti mesin pencarian, aplikasi pengiriman
pesan, video, dan komik digital. Tahun 2014, untuk menyasar pasar
secara global NAVER Webtoon bekerja sama dengan LINE Corporation.
LINE Corporation adalah perusahaan teknologi yang berbasis di Jepang
dan mengembangkan usaha di Korea Selatan dengan nama LINE Plus
Corporation. Melalui kerjasama ini, LINE Webtoon berhasil diluncurkan
di berbagai negara, salah satunya Indonesia.13
Webtoon pertama kali diluncurkan pada tahun 2014, webtoon adalah
bagian dari aplikasi LINE yang ada di Playstore. LINE webtoon adalah
sebuah sebuah platform penerbitan digital (tersedia di web dan mobile:
Android dan iOS) tidak berbayar bagi para komikus baik pemula atau
profesional untuk menampilkan karya komik mereka bagi para pembaca
komik di seluruh dunia. Layanan serial webtoon ini akan dimutakhirkan
per hari dan tersedia dalam berbagai pilihan bahasa, yang membuat para
pembaca dari seluruh dunia dapat menikmatinya, termasuk tersedianya
pilihan dalam Bahasa Indonesia. Dalam LINE webtoon terdapat layanan
dimana para pembaca dapat menemukan isi komik berbasis web
(webcomic) secara teratur, karena LINE webtoon adalah pionir yang
menerapkan sistem harian yang dapat memberikan episode-episode
terbaru pada serial-serial popular setiap hari, setiap minggunya.14
13
Ibid., h. 137. 14
Suciati, Sumarti, dan Iing Sunarti, op. cit., h. 3.
14
c) Genre Webtoon
Webtoon memiliki banyak genre yang dapat dipilih sesuai dengan
keinginan pembaca. Berikut genre yang terdapat dalam webtoon.
(1) Drama
Gambar 2.1
Halaman Muka Webtoon Genre Drama
(2) Fantasi
Gambar 2.2
Halaman Muka Webtoon Genre Fantasi
15
(3) Kerajaan
Gambar 2.3
Halaman Muka Webtoon Genre Kerajaan
(4) Komedi
Gambar 2.4
Halaman Muka Webtoon Genre Komedi
16
(5) Aksi
Gambar 2.5
Halaman Muka Webtoon Genre Aksi
d) Karakteristik Webtoon
Destya mengungkapkan, webtoon adalah jenis aplikasi yang
merupakan bagian dari media sosial. Pada fitur yang ditawarkan, webtoon
memiliki karakteristik, yakni:
(1) Partisipasi
Partisipasi memunginkan pihak berkepentingan kesempatan untuk
terlibat dalam interaksi. Dengan mendorong kontribusi dan umpan balik
dari semua orang yang tertarik, media sosial mengaburkan batas antara
media dan pemirsa. Secara khusus, partisipasi dapat diukur melalui
keterlibatan pengguna media sosial serta frekuensi kunjungan, lama
tinggal di media sosial. Pada aplikasi webtoon pengguna berpartisipasi
melalui desain khusus favorit dan like.
(2) Keterbukaan
Karakteristik keterbukaan ditingkatkan oleh filosofi jaringan sosial
media dan tersedianya mekanik yang mudah digunakan untuk membuat
17
dan berbagi konten. Bukti keterbukaan itu lazim terjadi saat orang-
orang, terutama generasi muda, berbagi peristiwa kehidupan mereka
secara online melalui situs media sosial. Pada aplikasi webtoon terdapat
fitur komentar, rating, share, cari, serta keterangan yang dipaparkan
pada halaman awal komik merupakan fitur yang mendukung
karateristik keterbukaan pada media sosial.
(3) Percakapan
Mayfield dalam jurnal Destya mengungkapkan bahwa
dibandingkan media tradisional, media sosial memungkinkan
percakapan dua arah atau bukan transmisi satu arah atau distribusi
informasi ke pemirsa. Aplikasi webtoon memiliki ruang untuk
percakapan melalui fitur komentar dimana fitur ini dapat digunakan
untuk berkomunikasi baik dengan sesama pembaca komik webtoon
maupun dengan kreator komik itu sendiri.
(4) Komunitas
Media sosial menjadi sarana yang efektif untuk mengembangkan
masyarakat, namun utilitas intinya adalah menghubungkan individu dan
organisasi dengan orang lain yang memiliki kesamaan tertentu,
sebagaimana ditentukan oleh kebutuhan dan kepentingan temporal
mereka pada saat interaksi.
(5) Saling Terhubung
Mayfield mengatakan bahwa dengan menyediakan tautan web ke
situs, sumber daya, dan orang lain, media sosial memungkinkan
pengguna media berpindah dari satu titik ke titik lain di dunia maya,
dan menawarkan keterhubungan dengan penggunanya. Pengguna
webtoon menggunakan fitur share untuk membagikan konten ke media
sosial lainnya, maupun membagikan pada akun media sosial orang
lain.15
15
Destya Maya Putri, “Pengaruh Media Sosial Line Webtoon terhadap Minat Membaca
Komik Pada Mahasiswa Universitas Riau”, JOM FISIP, Vol. 5 No. 1, April 2018, h. 4-5.
18
e) Langkah-Langkah menggunakan webtoon
(1) Langkah pertama, instal aplikasi webtoon yang terdapat dalam play
store.
Gambar 2.6
Halaman Muka Aplikasi Webtoon yang Ada di Playstore
(2) Langkah kedua, pilih genre yang disukai untuk koleksi cerita dalam
webtoon.
Gambar 2.7
Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk Memilih Genre
19
(3) Langkah ketiga, pilih gaya gambar yang disuka untuk koleksi cerita
dalam webtoon.
Gambar 2.8
Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk Memilih Gaya Gambar
(4) Langkah keempat, pilih webtoon yang menarik untuk koleksi cerita
dalam webtoon.
Gambar 2.9
Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk Memilih Webtoon yang
Menarik
20
(5) Langkah kelima, masuk aplikasi webtoon dengan menggunakan LINE
atau akun facebook, google, dan twitter.
Gambar 2.10
Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk Masuk Aplikasi Webtoon
(6) Langkah keenam, beri izin pada verifikasi masuk aplikasi webtoon
dengan menggunakan LINE.
Gambar 2.11
Halaman Muka Menu Aplikasi Webtoon untuk Verifikasi Masuk Aplikasi
Webtoon
21
(7) Langkah ketujuh, klik pada gambar kaca pembesar sebagai simbol
“pencarian” untuk mencari webtoon.
Gambar 2.12
Halaman Muka Menu Beranda pada Aplikasi Webtoon
(8) Langkah kedelapan, cari webtoon Mera, Puti, dan Emas di menu
pencarian pada aplikasi webtoon.
Gambar 2.13
Halaman Muka Menu Pencarian pada Aplikasi Webtoon
22
(9) Langkah kesembilan, buka webtoon Mera, Puti, dan Emas
Gambar 2.14
Halaman Muka Webtoon Mera, Puti, dan Emas
f) Webtoon Mera, Puti, dan Emas
Webtoon “Mera, Puti, dan Emas” dibuat oleh Kathrinna Rakhmavika
pada tahun 2016, permulaan ceritanya disebarluaskan melalui aplikasi
webtoon pada tanggal 11 April 2016. Webtoon “Mera, Puti, dan Emas”
merupakan transformasi dari beberapa dongeng yang digabungkan menjadi
satu kisah. Mendapatkan rating hampir sempurna dengan angka mencapai
9,76/10,00. Pengguna webtoon yang telah membaca dan menikmati karya
Kathrinna mencapai 2,2 juta. Kisah yang diambil dari kisah masa kecil ini
berhasil diciptakan dengan alur cerita serta karakter tokoh yang sangat
berbeda dari cerita yang selalu didapat di masa kecil. Ilustrasi yang dibuat
sangat sederhana, tanpa memakai warna dan ilustrasi setiap tokoh dibuat
dengan ukuran anak usia dini. Webtoon “Mera, Puti, dan Emas”
mengandung nilai moral yang dapat dipelajari oleh semua kalangan.
Webtoon “Mera, Puti, dan Emas” menceritakan dua orang anak
perempuan kakak beradik yang saling memberkan kasih sayang. Mereka
bernama Mera dan Puti, tinggal di sebuah desa. Mereka hanya hidup berdua
23
karena kepergian orang tua mereka secara tiba-tiba. Sejak itu setiap hari
mereka berdua membagi tugas, Puti pergi ke sungai untuk mencuci baju dan
Mera pergi ke hutan. Saat perjalanan ke sungai, Puti bertemu dengan Emas
yang ingin menolongnya dari jebakan. Mulai dari jebakan lubang di hutan
sampai menolong Puti untuk mengejar kain Mera yang hanyut.
Ketika itu hutan berubah menjadi aneh, tiba-tiba Mera muncul dari
balik pohon tepat di samping Puti dan Emas. Penampilan rambut Mera yang
tidak diikat membuat Puti merasa ada yang aneh. Mera langsung berubah
menjadi sosok makhluk yang menyeramkan karena jebakannya sudah
terlanjur ketahuan dengan Puti. Emas langsung menarik Puti untuk
menjauhi makhluk itu. Saat sudah berubah wujud, makhluk itu membuka
mulutnya untuk memakan Puti dan Emas.
Mera langsung melempar batu ke arah makhluk itu sehingga Puti dan
Emas tidak menjadi santapan makhluk. Makhluk itu pingsan dan Emas
mengikatnya untuk kemudian diinterogasi olehnya. Ia pun menceritakan
kepada Emas bahwa alasan membuat jebakan itu adalah untuk Emas. Emas
anak perempuan yang diciptakan dari darah raksasa dan dibesarkan oleh
mbok Srini. Tidak seperti anak seusianya, ia sudah diajarkan mandiri dari
kecil. Sampai pada usia Emas yang kesepuluh, ia melawan Buto Ijo yang
sudah mengincarnya sejak masih bayi untuk dijadikan santapan. Setelah itu,
mbok Srini tiba-tiba hilang tanpa jejak.
Masa lalunya itu ia ceritakan di depan makhluk tersebut dan tidak
sengaja Puti dan Mera mendengarkan juga di balik pohon. Puti tiba-tiba
keluar dari persembunyiannya dan menyatakan kepada Emas bahwa ia ingin
membantu mencari ibunya Emas. Begitu pun dengan Mera serta makhluk
itu juga ingin membantunya. Beranjaklah mereka berempat untuk
menjalankan misi mencari ibunya Emas dengan bekal yang mereka punya.
Di tengah perjalanan mereka berempat bertemu dengan Sangkuriang yang
sedang berjalan dengan anjing peliharaannya. Saat Sangkuriang melihat
Emas, ia langsung menyampaikan pesan yang dititipkan ibunya untuk Emas.
24
Akhirnya, Sangkuriang pun mengajak Emas dan tiga temannya untuk
bertemu ibunya di rumah.
3. Menulis
a) Pengertian Menulis
Kegiatan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang
diletakkan pada bagian akhir. Hal itu dikarenakan menulis bukanlah
kegiatan yang mudah untuk dilakukan setiap orang, butuh kemampuan
dan keterampilan untuk menulis.
“Menulis adalah suatu kegiatan yang bukan hanya berupa melahirkan
pikiran atau perasaan saja tetapi juga pengungkapan ide,
pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa
tulis. Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang
sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi justru dikuasai.”16
Selain itu, Alwasilah dalam Suherli Kusmana mengatakan menulis
adalah suatu proses psikolinguistik, bermula dari perumusan ide melalui
aturan semantik, kemudian ditata dengan aturan sintaksis, selanjutnya
disajikan dalam tatanan sistem tulisan.17
Sedangkan, Iskandarwassid
mengungkapkan aktivitas menulis merupakan suatu bentuk kemampuan
dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar
bahasa setelah kemampuan menyimak, berbicara, serta membaca.18
Selanjutnya, menurut Delia keterampilan menulis adalah kegiatan
menyampaikan ide, informasi, atau perasaan ke dalam bentuk lambang-
lambang bahasa berupa tulisan secara terampil yang dapat dipahami dan
bermanfaat bagi pembaca.19
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, menulis merupakan proses
psikolinguistik dengan aktivitas berupa kemampuan dan keterampilan
berbahasa yang paling akhir dikuasai pembelajar. Oleh karena itu,
16
Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa
Indonesia: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), cet. 1, h. 151-152. 17
Suherli Kusmana, Kreativitas Menulis, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014), h. 16. 18
Iskandarwassid, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), cet. 3, h. 248. 19
Delia Putri dan Elvina, Keterampilan Berbahasa di Sekolah Dasar, (Jawa Timur: CV.
Penerbit Qiara Media, 2019), cet. 1, h. 5.
25
keterampilan menulis bukan hanya menuangkan kata-kata lisan menjadi
kata-kata tulisan. Akan tetapi, menulis ialah kegiatan menuangkan ide,
informasi, dan bahkan perasaan menjadi lambang-lambang berupa tulisan
yang mudah dipahami serta bermanfaat bagi pembaca.
b) Tujuan Menulis
Menulis memiliki tujuan, salah satunya untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan. Hipple dalam Hamidulloh menjelaskan ada beberapa
tujuan menulis dapat digolongkan sebagai berikut:
(1) Tujuan Penugasan
Penulisan tidak memiliki tujuan, untuk apa ia menulis. Penulis
hanya menulis, tanpa mengetahui tujuan. Penulis menulis karena
mendapat tugas, bukan atas keinginan sendiri. Misalnya peserta didik
ditugaskan merangkum sebuah buku atau seorang guru ditugaskan
membuat laporan oleh kepala sekolahnya.
(2) Tujuan Altruistic
Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindari
kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca menghargai,
memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat
hidup pembaca lebih mudah dan menyenangkan dengan karyanya itu.
Penulis harus beryakinan bahwa pembaca adalah teman hidupnya.
Sehingga penulis benar-benar dapat mengkomunikasikan suatu idea
atau gagasan bagi kepentingan pembaca.
(3) Tujuan Persuatif
Penulis bertujuan mempengaruhi pembaca, agar para pembaca
yakin akan kebenaran gagasan atau ide yang diutarakan oleh penulis.
(4) Tujuan Informasional
Penulis meluangkan ide atau gagasan dengan tujuan memberi
informasi atau keterangan kepada pembaca. Di sini penulis berusaha
menyampaikan informasi agar pembaca menjadi tahu mengenai apa
yang diinformasikan oleh penulis.
26
(5) Tujuan pernyataan diri
Penulis berusaha untuk menyatakan dirinya sendiri kepada para
pembaca. Melalui tulisannya, pembaca dapat memahami “siapa”
sebenarnya sang penulis itu.
(6) Tujuan Kreatif
Penulis memiliki tujuan kreatif, atau mengasah sebuah kreatifitas
menuangkan ide.
(7) Penulis bertujuan agar para pembaca, dapat memiliki nilai-nilai
artistik atau nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si penulis.
Penulis bukan hanya memberikan informasi, melainkan lebih dari itu.
Dalam informasi yang disajikan oleh penulis, para pembaca bukan
hanya sekedar tahu apa yang disajikan oleh penulis, tetapi juga merasa
terharu membaca tulisan tertentu.
(8) Tujuan Pemecahan Masalah
Penulis berusaha memcahkan suatu masalah yang dihadapi.
Dengan tulisannya, penulis berusaha memberi kejelasan pada para
pembaca tentang bagaimana cara pemecahan suatu masalah.20
c) Manfaat Menulis
Menuangkan ide ke dalam tulisan merupakan salah satu manfaat dari
menulis. Percy dalam Nuruddin menyatakan terdapat enam manfaat
menulis, yaitu:
(1) Perantara untuk mengungkapkan diri;
(2) Perantara untuk pemahaman;
(3) Membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, parasaan
harga diri;
(4) Meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan;
(5) Keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang
pasrah;
20
Hamidulloh Ibda, Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut untuk Mahasiswa (Dilengkapi
Caturtunggal Keterampilan Berbahasa), (Semarang: CV. Pilar Nusantara, 2020), cet. 2, h. 104-
106.
27
(6) Mengembangkan suatu pemahaman tentang sesuatu dan kemampuan
menggunakan bahasa.21
d) Jenis-Jenis Menulis
Jenis-jenis menulis berguna untuk mengenali tulisan sesuai dengan
kegunaan tulisan tersebut. Menurut Mohammad Siddik terdapat empat
jenis-jenis menulis, yakni eksposisi atau paparan, deskripsi atau lukisan,
narasi atau cerita, dan argumentasi atau karangan yang memuat alasan-
alasan dan bukti-bukti.22
Sedangkan menurut Heri Jauhari jenis-jenis
karangan terdapat lima jenis yakni, deskripsi, narasi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi. Pada jenis karangan narasi terbagi dua
menjadi narasi ekspositoris dan narasi sugestif.23
(1) Eksposisi (Paparan)
Bistok dalam Mohammad Siddik menyatakan bahwa eksposisi
atau paparan merupakan salah satu jenis teks yang berusaha untuk
menuangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas
pengetahuan orang yang membaca uraian tersebut. Tujuan eksposisi
ialah untuk memberi penerangan atau penjelasan tentang sesuatu
kepada pembaca. Paparan harus berisi fakta dan gagasan yang
lengkap dan logis. Susunan penyajiannya pun mencerminkan suatu
proses kerja dan berpikir yang mudah diserap. Karena itu, tiap-tiap
bagian teks harus merupakan kesatuan dan mencerminkan
kesinambungan yang saling mendukung.
(2) Deskripsi (Lukisan)
Pada deskripsi penulis berusaha untuk menggambarkan atau
melukiskan sesuatu secara sehidup-hidupnya, seperti keadaan alam,
ruangan, dan keindahan wajah seseorang. Secara garis besar,
deskripsi (lukisan) mempunyai dua corak, yaitu lukisan yang
bercorak sastra dan lukisan bukan sastra. Deskripsi yang bercorak
21
Ibid., h. 109. 22
Mohammad Siddik, Dasar-Dasar Menulis dengan Penerapannya, (Malang: Tunggal
Mandiri Publishing, 2016), cet. 1, h. 25. 23
Heri Jauhari, Terampil Mengarang: Dari Persiapan hingga Presentasi, dari Opini
hingga Sastra, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2018), Edisi Revisi, cet. 2, h. 44.
28
sastra banyak terdapat dalam roman atau novel dan cerpen.
Keperluan pendeskripsian, pembaca tersentuh emosinya. Deskripsi
yang bercorak bukan sastra merupakan pelukisan secara wajar
terhadap suatu objek tanpa pemakaian ungkapan yang lebih
melibatkan emosi.
(3) Narasi (Cerita)
Narasi atau cerita merupakan teks yang berisi rangkaian
peristiwa atau kejadian. Yang menjadi inti ialah kejadian dalam
kehidupan manusia sebagai makhluk individu dengan segala
pengalaman, pemikiran dan, gejolak perasaannya; manusia dalam
kehidupannya sebagai makhluk sosial dengan kegiatan
komunikasinya antarmanusia serta tindakannya terhadap alam;
manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk ciptaan Tuhan dengan
segala bentuk pengabdiannya terhadap penciptanya.24
(4) Argumentasi (Teks Beralasan)
Argumentasi adalah teks yang mengemukakan berbagai alasan,
contoh, daan bukti agar pembaca menerima dan meyakininya. Secara
singkat, teks argumentasi adalah teks yang memuat alasan yang
meyakinkan. Dengan argumentasi, penulis berusaha untuk
memengaruhi atau mengarahkan pembaca agar memahami dan
meyakini hal yang disampaikannya. Karena itu, bahasa yang
digunakan harus tegas, jelas, dan sedikit bernada otoriter atau seakan-
akan menunjukkan kepastian. Semua ide atau gagasan yang
dikemukakan diperkuat dengan berbagai bukti dan contoh.25
(5) Persuasi
Karangan persuasi berarti karangan yang berdaya bujuk atau rayu
yang menyentuh emosional pembacanya sehingga mau menuruti apa
yang diinginkan oleh penulisnya. Penulis menyampaikan
24
Mohammad Siddik, op. cit., h. 26-33. 25
Ibid., h. 36.
29
keinginannya bisa secara eksplisit dan bisa juga secara implisit atau
secara tersurat dan tersirat.26
e) Cara Menulis
Terdapat lima langkah yang dapat dilakukan seseorang untuk
menulis suatu teks. Berikut langkah-langkahnya:
(1) Penentuan Tema dan Judul
Tema adalah amanat yang disampaikan penulis melalui
karangannya, yang menjadi inti atau isi pokok teks. Berdasarkan segi
penemuan tema, ada dua pandangan. Pertama, dari segi teks yang
telah selesai (kita membaca suatu teks lalu kita cari tema yang
terkandung di dalamnya); kedua, dari segi teks yang akan disusun
atau persiapan sebelum mengarang. Pada penjelasan ini akan
dikemukakan yakni segi yang kedua.
Tema bisa muncul dalam pergaulan sehari-hari (pengalaman
bergaul). Berbagai peristiwa dapat membangkitkan kita menulis.
Pengalaman membaca yang banyak juga sering memacu kita
memperoleh ide-ide bagus. Tema juga dapat muncul dari keyakinan
dan sikap kita terhadap suatu hal, seperti sikap kita terhadap
lingkungan hidup atau pengalaman yang mungkin aneh atau yang
paling berkesan bagi kita, ataupun sumber lainnya. Berdasarkan hal
tersebut dibutuhkan kepekaan atau kekuatan daya tangkap kita untuk
memanfaatkan sumber tema ke dalam tulisan.
(2) Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah
Perumusan masalah berarti suatu penjelasan tentang hal yang
dikarang. Hal itu biasa dilakukan dengan menjelaskan bentuk
pengungkapan yang ada pada judul. Dari perumusan masalah akan
dapat diketahui hal yang dimaksud penulis. Sedangkan pembatasan
masalah menurut Bistok dalam Mohammad Siddik merupakan hal
yang mendasar bagi teks karena dari itu pengarang dapat
26
Heri Jauhari, op. cit., h. 67.
30
meyakinkan pembaca bahwa hal yang sudah dibatasi itulah yang
akan dibicarakannya.
(3) Penetapan Metode Penulisan dan Tujuan Penulisan
Terdapat dua metode penulisan, yakni metode kepustakaan dan
metode observasi. Metode kepustakaan dilakukan dengan cara
mempelajari berbagai buku atau bahan bacaan yang dianggap
relevan dengan masalah yang dikarang. Semakin banyaknya bacaan
buku yang yang dijadikan sumber maka teks yang dibuat akan
semakin kaya dengan berbagai pendapat yang telah diperoleh.
Adapun metode yang kedua yaitu metode observasi (kadang-
kadang disamakan saja dengan “teknik observasi”). Metode ini
dilakukan dengan cara pengamatan langsung ke lapangan. Penulis
datang langsung ke lapangan atau tempat yag telah ditetapkan untuk
mencari berbagai informasi atau data yang diperlukan.
(4) Kerangka Teks
Nafiah dalam Mohammad Siddiq menyebutkan terdapat empat
tahap dalam proses pembuatan kerangka teks, sebagai berikut:
(a) Membuat catatan yang berisi gagasan pikiran atau yang sudah
dikumpulkan dari sumber-sumber (tertulis atau lisan) yang
berhubungan dengan topik yang ditentukan dan pokok pikiran
yang dirumuskan;
(b) Pengaturan, pengorganisasian, dan pensistematisan semua
gagasan yang terkumpul;
(c) Penelaahan kembali terhadap semua gagasan, kemungkinan jika
ada yang ingin ditambahkan atau dikurangi;
(d) Pembuatan kerangka teks yang lengkap dan terinci, cantumkan
pokok-pokok pikiran yang mendasari kerangka teks.
(5) Penataan Teks
Penataan teks merupakan upaya meninjau kembali hal yang
telah dicantumkan dan yang dikembangkan dalam kerangka teks.
Segala informasi atau data yang terkumpul perlu dilihat kembali
31
kerelevansiannya atau kesesuaiannya dengan pokok pikiran yang
diperluas. Berdasarkan penataan yang baik, berarti mengurutkan
secara tepat tahap-tahap karangan. Hal tersebut bertujuan untuk
menghindari munculnya kalimat-kalimat yang tidak berhubungan
dengan pokok pikiran.27
4. Teks Narasi
a) Pengertian Teks Narasi
Eriyanto dalam bukunya mengungkapkan narasi berasal dari kata
latin narre, yang artinya „membuat tahu‟. Dengan demikian, narasi
berkaitan dengan upaya untuk memberitahu sesuatu atau peristiwa.28
Sedangkan, menurut Asih narasi adalah suatu penceritaan dari suatu
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disusun sedemikian rupa agar
menimbulkan pengertian-pengertian yang merefleksikan penulisnya.29
Pendapat di atas diperkuat oleh Mulyati.
“Narasi adalah bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu
peristiwa atau kejadian, sehingga peritiwa itu tampak seolah-olah
dialami sendiri oleh pembaca. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
narasi bertujuan menyajikan suatu peristiwa kepada pembaca,
mengisahkan apa yang terjadi, dan bagaimana kejadian itu
berlangsung”.30
Sekilas narasi ini tidak memiliki perbedaan dengan wacana lainnya.
Tetapi, perbedaan narasi dengan wacana lainnya dapat dilihat dari urutan
waktu yang ditulis di dalamya. Hal ini diperkuat oleh Mulyati perlu
digarisbawahi bahwa untuk membedakan narasi dari jenis wacana
lainnya adalah bahwa narasi ditulis secara kronologis, sesuai dengan
urutan waktu tertentu.31
“Paragraf narasi atau karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan
dengan cerita. Oleh karena itu, sebuah karangan narasi biasanya
ditemukan dalam buku harian, novel, cerpen, atau hikayat. Jadi,
27
Mohammad Siddik, op. cit., h. 7. 28
Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan Penerapannya dalam Analisis Teks Berita
Media, (Jakarta: Prenada Media Group, 2013), cet. 1, h. 1. 29
Asih, op. cit., h. 69. 30
Mulyati, Terampil Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2019), cet. 4, h. 105-106. 31
Ibid., h. 105-106.
32
paragraf naratif merupakan paragraf yang menuturkan peristiwa atau
keadaan dalam bentuk cerita atau kisahan.32
Sedangkan, Nursalim mengatakan cerita atau narasi adalah suatu
uraian untuk menceritakan sesuatu atau peristiwa dan di dalamnya
diuraikan bagaimana peristiwa-peristiwa itu berlangsung sedemikian
rupa, sehingga pembaca benar-benar menghayati seolah-olah kejadian itu
benar-benar di hadapannya.33
Berdasarkan pendapat para ahli, narasi
merupakan karangan yang memuat peristiwa atau keadaan dengan uraian
yang dibuat sedemikian rupa sehingga menciptakan kejadian seperti
nyata dan benar-benar hidup di hadapan pembaca. Oleh karena itu,
karangan narasi ini seringkali berhubungan dengan cerita bahkan biasa
disebut sebagai cerita. Hal itu kemudian diperkuat oleh Raulan dan
Fatimah.
“Narrative text tells about people who encounter their problematic
events they have to deal with for better or worse. It is said narrative is
a story aims to entertain the reader with structure: orientation,
complication, and resolution. With such complex structure,
narrative is not only aimedto amuse the reader but also to deliver
messages implicitly and explicitly as well asto teach moral lessons
and explore social values”.34
Definisi ini mengungkapkan bahwa teks naratif menceritakan
tentang orang-orang yang menghadapi peristiwa bermasalah yang harus
mereka tangani baik atau buruk. Dikatakan naratif adalah sebuah cerita
yang bertujuan untuk menghibur pembacanya dengan struktur: orientasi,
komplikasi, dan resolusi. Dengan struktur yang sedemikian kompleks,
narasi tidak hanya bertujuan untuk menghibur pembaca tetapi juga untuk
menyampaikan pesan secara implisit dan eksplisit serta untuk
mengajarkan pelajaran moral dan menggali nilai-nilai sosial.
32
Sri Satata, Dadi Waras Suhardjono, Mochamad Rizki Sadikin, Bahasa Indoneia untuk
Perguruan Tinggi Mata Kuliah Wajib Universitas, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2019), Edisi 1,
h. 117. 33
Nursalim, Pengantar Kemampuan Menulis Berbahasa Indonesia, (Riau: Zanafa
Publishing, 2019), cet. 3, h. 108. 34
Raulan dan Sitti Fatimah, “Teaching Writing Narrtive Text By Using Webtoon Digital
Comic To Senior High School Students”, Journal of English Language Teaching, Volume 7 No.4,
p. 588-589.
33
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teks narasi
pada hakikatnya ialah cerita yang mengandung peristiwa kompleks
sesuai dengan struktur di dalamnya, yaitu orientasi, komplikasi, dan
resolusi. Tidak hanya itu, narasi memiliki tujuan untuk menghibur
pembaca serta menyampaikan pesan secara implisit dan eksplisit.
Terdapat pula nilai moral dan nilai sosial dalam peristiwa yang ada di
teks naratif.
b) Jenis Narasi
(1) Narasi Informatif (ekspositoris)
Narasi informatif adalah karangan yang bertujuan menyampaikan
sebuah informasi dengan tepat mengenai suatu peristiwa atau
kejadian.
(2) Narasi Artistik
Karangan narasi artistik adalah sebuah karangan yang
menceritakan suatu kisah atau peristiwa yang bertujuan memberikan
pengalaman estetis kepada pembacanya. Ceritanya berupa fiksi atau
nonfiksi dengan bahasa figuratif atau kiasan.
(3) Narasi Sugestif
Narasi sugestif menceritakan sebuah peristiwa atau kisah dengan
maksud terselubung kepada para pembaca atau pendengarnya.35
c) Struktur Teks Narasi
Cerita imajinasi merupakan salah satu jenis teks naratif. Untuk itu,
struktur cerita imajinasi memiliki kesamaan dengan jenis teks naratif
lainnya, yakni bagian orientasi (pengenalan), komplikasi (penyajian
konflik), dan resolusi (penyelesaian).36
35
Tim Pendidikan Masyarakat, Teks Narasi dan Literasi Buku Fiksi-Nonfiksi (Cas dari
Cerita dan Buku), (Kalimantan Selatan: Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Masyarakat Kalimantan Selatan, 2018), h. 3-6. 36
Wahono, Mafrukhi, dan Sawali, Mahir Berbahasa Indonesia Jilid 1 Kelas VII SMP/MTs,
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2021), cet. 6, h. 54.
34
Gambar 2.15
Struktur Teks Narasi
Sebagai bekal kamu dalam melakukan penelaahan, pahamilah dahulu
struktur teks cerita imajinasi berikut ini.
(1) Orientasi
Bagian ini merupakan tahap pengenalan yang berupa (a) cerita
tentang apa, (b) siapa pelaku dalam cerita itu, (c) di mana cerita itu
terjadi, dan (d) kapan cerita itu terjadi.
(2) Komplikasi
Pada bagian ini tokoh telah mengalami konflik/problem. Konflik
ini dapat berupa konflik tokoh yang berhadapan dengan kekuatan
alam, antartokoh, atau dengan dirinya sendiri.
(3) Resolusi
Bagian ini merupakan tahapan penyelesaian atau peleraian.
Tahapan ini bisa ditutup dengan akhir yang menyenangkan atau tidak
sedikit cerita yang berakhir tragis dan menyedihkan.37
d) Tujuan Teks Narasi
Tujuan dari sebuah teks narasi sebagai berikut:
(1) Memberikan informasi untuk menambah pengetahuan;
(2) Memberikan wawasan kepada pembaca;
(3) Memberikan hiburan; dan
(4) Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.38
37
Ibid., h. 54. 38
Tim Pendidikan Masyarakat, op. cit., h. 7.
Orientasi Komplikasi Resolusi
35
e) Menulis Teks Narasi
(1) Langkah-langkah menulis teks narasi
(a) Menemukan Ide
Melalui pertanyaan-pertanyaan yang sederhana tentunya bisa
menemukan ide untuk menulis teks narasi. Pertanyaan-pertanyaan
sederhana tersebut seperti “mengapa?”, “siapa yang
melakukannya?”, “kapan?”, “bagaimana?”, “bagaimana hal itu
bisa mengubah dunia?”, dan “bagaimana hal itu bisa
memengaruhi orang-orang disekitarnya?”.
(b) Menciptakan Tokoh
Dalam menciptakan tokoh tentunya harus jelas mengenai
tokoh yang digunakan. Jenis kelamin dari tokoh, perannya dalam
cerita, kepribadian dalam tokoh tersebut harus jelas.
(c) Menentukan Latar
Latar bisa ditentukan melalui tempat tinggal tokoh dan
pilihlah latar yang mendukung inti cerita.
(d) Menciptakan Alur
Perkembangan karakter dari tokoh bisa menjadi alur dalam
cerita. Perubahan karakter yang halus atau drastis bisa
terciptanya konflik yang menarik.
(e) Mulai Menulis
Setelah semua langkah sudah dilakukan, mulailah untuk
menulis teks narasi.39
f) Kebahasaan Teks Narasi
Terdapat kebahasaan yang menandai teks narasi, sehingga
kebahasaan tersebut dapat menjadi ciri dalam teks narasi. Menurut
Wahono, Mafhuri, Sawali terdapat hal dominan yang menandai teks
narasi yakni penceritaan secara kronologis (urutan waktu).40
39
Wahono, Mafrukhi, Sawali, op. cit., h. 58-59. 40
Wahono, Mafrukhi, Sawali, op. cit., h. 57.
36
(1) Konjungsi urutan waktu
Konjungsi urutan waktu yang sering digunakan dalam teks
narasi adalah kemudian, seketika, tiba-tiba, sementara, itu, lalu,
selama, bersamaan, selanjutnya, akhirnya,dan lain-lain.
(2) Kata ganti
Kata ganti merupakan kata yang menggantikan suatu benda atau
hal. Kata ganti ini terdiri atas kata ganti orang, kata ganti penunjuk,
dan kata ganti penanya.
(3) Kalimat langsung dan kalimat tidak langsung
Kalimat langsung biasanya diucapkan oleh seorang tokoh.
Adapun kalimat tidak langsung digunakan oleh pengarang dalam
menceritakan tindakan tokoh tersebut. Kalimat tidak langsung juga
bisa digunakan oleh tokoh saat menceritakan tokoh lain.
g) Unsur-Unsur Teks Narasi
Teks narasi yang mudah dipahami dapat dilihat melalui unsur-
unsur yang terdapat di dalam teks narasi. Engkos Kosasih dan Restuti
mengatakan teks narasi memiliki tujuh unsur yang harus dibedah agar
teks narasi dapat dipahami isinya. Unsur-unsur tersebut meliputi tema,
alur, tokoh, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat.41
(1) Tema
Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema
suatu teks narasi menyangkut segala persoalan yang berupa
masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, dan sebagainya.
(2) Alur
Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk
oleh hubungan sebab akibat. Di dalam alur, terdapat rangkaian
peristiwa. Secara umum, jalan cerita atau rangkaian peristiwa di
dalam suatu cerita terbagi ke dalam bagian-bagian berikut:
(a) Pengenalan situasi cerita;
41
Engkos Kosasih dan Restuti, Mandiri Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII,
(Jakarta: Erlangga, 2021), cet. 6, h. 23-26.
37
(b) Pengungkapan peristiwa;
(c) Menuju pada adanya konflik;
(d) Puncak konflik;
(e) Penyelesaian.
(3) Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang dalam menggambarkan
karakter tokoh-tokoh. Ada berbagai cara untuk menggambarkan
karakter tokoh. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Cara Menggambarkan Karakter Tokoh
Cara
Penggambaran
Contoh Karakter Tokoh
a. Menyebut-
kan secara
langsung
Eli sangat ramah kepada teman-
temannya. Ia tidak sombong
walaupun selalu menjadi juara kelas.
Ramah, tidak
sombong, pintar
b. Gambaran
fisik
Ia berotot kekar. Perutnya sedikit
buncit. Urat-urat leher tampak keluar
apabila ia sedang berbicara.
Laki-laki kuat,
kasar
c. Perilaku Apabila berjalan, Soni selalu saja
menengadah dan membusungkan
dadanya. Ketika lewat di hadapan
tetangganya, ia jarang sekali
menyapa mereka.
Angkuh
d. Tata bahasa
tokoh
“Kamu tahu tidak, sih, kalau aku ini
saudaranya Pak Lurah? Seharusnya
kamu sedikit sopan padaku. Enak
saja berjalan tanpa permisi,” ujar
Parta kepada Eri.
Pemarah,
sombong
e. Lingkungan
kehidupan
tokoh
Rumahnya tidak jauh dari selokan
Cikapundung yang airnya selalu
Tokoh yang
miskin, kumuh
38
keruh walaupun tidak turun hujan.
Anjing-anjing liar lalu lalang dengan
gonggongan yang memekakkan.
Siang itu, hari begitu panas karena
atap seng yang terpanggang sinar
matahari.
(4) Latar
Latar adalah tempat, waktu, dan suasana ketika peristiwa
dalam cerita berlangsung.
(5) Sudut Pandang
Sudut pandang (point of view) adalah posisi pengarang dalam
membawakan cerita, yakni:
(a) Berperan langsung sebagai orang pertama, sebagai tokoh
utama atau sebagai tokoh tambahan;
(b) Berperan sebagai orang ketiga yang berperan sebagai pihak
yang serba tahu atau sebagai pengamat.
(6) Gaya Bahasa
Gaya bahasa berfungsi menciptakan suatu nada atau suasana
tertentu yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi
antara sesama tokoh. Bahasa dapat pula digunakan pengarang
untuk menandai karakter tokoh. Karakter jahat dan bijak dapat
digambarkan dengan jelas melalui kata-kata yang digunakannya.
Demikian pula dengan tokoh anak-anak dan dewasa dapat pula
dicerminkan dari kosakata ataupun struktur kalimat yang
digunakan oleh tokoh-tokoh yang bersangkutan.
(7) Amanat
Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang hendak
disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Tidak
jauh berbeda dengan bentuk cerita lainnya, amanat dalam tek narasi
akan disimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya dalam
39
keseluruhan isi cerita. Oleh karena itu, untuk menemukannya, tidak
cukup dengan membaca dua atau tiga paragraf, tetapi harus
menghabiskannya sampai tuntas.42
h) Detail-Detail dalam Narasi
Detail-detail yang harus diperhatikan dalam teks narasi adalah
sebagai berikut:
(1) Detail-detail dalam narasi disusun dalam sekuensi ruang dan waktu
yang menyarankan adanya bagian awal, tengah, dan akhir;
(2) Jika cerita menyangkut latar tempat, maka pengisahan mengalami
pergantian dari suatu tempat ke tempat lain;
(3) Jika cerita menyangkut latar waktu, maka pengisahan mengalami
pergantian dari waktu ke waktu lain;
(4) Jika cerita menyangkut perbuatan, maka tokoh pengisahan
mengalami gerakan dari suatu adegan ke adegan berikutnya;
(5) Di samping itu, narasi bisa juga dikembangkan dengan
menggunakan deskripsi, eksposisi, dan dialog;
(6) Dalam cerita, rangkaian peristiwa sangat penting.43
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian pertama dilakukan oleh Nuraini dengan judul “Penggunaan
Media Webtoon dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama Siswa Kelas
VIII-4 SMP PGRI 1 Ciputat, Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kenaikan kemampuan
menulis naskah drama siswa saat menggunakan media webtoon. Siswa yang
memperoleh nilai dengan kategori sangat baik sebanyak 6 orang, siswa yang
memperoleh nilai dengan kategori baik sebanyak 6 orang, dan siswa yang
memperoleh nilai dengan kategori cukup sebanyak 6 orang. Hal ini
membuktikan bahwa media webtoon merupakan media yang dapat
42
Ibid., h. 23-26. 43
H. Dalman, op. cit., h. 108-109.
40
memberikan stimulus yang baik dalam proses berpikir siswa saat menulis
naskah drama.44
Penelitian yang dilakukan oleh Nuraini memiliki persamaan dengan
penelitian yang sudah peneliti lakukan, yaitu menggunakan media webtoon.
Perbedaanya adalah pada materi pembelajaran, Nuraini meneliti pada materi
menulis naskah drama, sedangkan pada penelitian yang peneliti lakukan pada
materi menulis Teks Narasi. Subjek penelitian pada skripsi Nuraini yaitu siswa
kelas VIII-4 SMP PGRI 1 Ciputat Tangerang Selatan, sedangkan pada
penelitian yang peneliti lakukan yaitu pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17
Bekasi.
Penelitian relevan kedua yaitu yang dilakukan oleh Wiwin Astuti pada
tahun 2018 dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Narasi
Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada
Siswa Kelas VII SMPN 1 Madapangga”. Hasil penelitian menunjukan bahwa
pada siklus pertama rata-rata yang diperoleh sebesar 63,4 dengan kategori
cukup dan pada siklus kedua nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 80,25
dengan kategori baik. Aktivitas menulis teks narasi siswa dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek meningkat, dapat dilihat
ketika siswa lebih aktif menjawab pertanyaan dan mengerjakan proyek dengan
sungguh-sungguh. Dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis teks narasi
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Madapangga melalui model pembelajaran
berbasis proyek mengalami peningkatan.45
Penelitian yang dilakukan oleh Wiwin Astuti memiliki persamaan dengan
penelitian yang sudah peneliti lakukan, yaitu keterampilan menulis teks narasi.
Perbedaannya adalah pada media yang digunakan, Wiwin Astuti memakai
44
Nuraini, “Penggunaan Media Webtoon dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama
Siswa Kelas VIII-4 SMP PGRI 1 Ciputat Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019”, Skripsi
pada Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019,
(https://repository.uinjkt.ac.id). Diakses tanggal 29 September 2021 pukul 22.05 WIB. 45
Wiwin Astuti, “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Narasi Melalui Model
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada Siswa Kelas VII SMPN 1
Madapangga”, Skripsi pada Sarjana Universitas Muhammadiyah Makassar, 2018,
(https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/6441-Full_Text.pdf). Diakses tanggal 29 September
2021 pukul 22.06 WIB.
41
model pembelajaran berbasis proyek, sedangkan peneliti menggunakan media
webtoon. Perbedaan lainnya terletak pada subjek penelitian, Wiwin Astuti
melakukan penelitian pada siswa kelas VII SMPN 1 Madapangga, sedangkan
peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi.
Penelitian lainnya yaitu yang dilakukan oleh Ella Subekti pada tahun 2018
dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Narasi dengan
Menggunakan Media Gambar pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Baturaden”.
Hasil penelitian ini menunjukkan tindakan kelas menggunakan metode
deskriptif pada hasil keterampilan menulis teks narasi siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Baturaden telah meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
pembelajaran menulis teks narasi siswa kelas VII sebelum tindakan adalah 35.
Ketika siklus I guru melaksanakan pembelajaran menulis teks narasi
menggunakan metode pemodelan dan pembelajaran kooperatif tipe STAD,
meningkat sebesar 23% dengan nilai rata-rata menjadi 78. Pada siklus II,
terjadi peningkatan sebesar 6% dengan nilai rata-rata 84. Jadi, simpulan
penelitian ini adalah metode pemodelan dan pembelajaran kooperatif tipe
STAD dapat meningkatkan keterampilan menulis teks narasi pada siswa kelas
VII SMP Negeri 1 Baturaden.46
Penelitian yang dilakukan oleh Ella Subekti memiliki persamaan dengan
yang sudah peneliti lakukan, yaitu keterampilan menulis teks narasi.
Perbedaannya adalah pada media yang digunakan untuk penelitian, Ella
Subekti menggunakan media gambar, sedangkan media yang digunakan
peneliti adalah media webtoon. Perbedaan lainnya juga terletak pada subjek
penelitian, yakni Ella Subekti melakukan penelitian pada siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Baturaden sedangkan peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas
VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi.
Penelitian selanjutnya yaitu dilakukan oleh Suciati, Sumarti, dan Iing
Sunarti pada tahun 2019 dengan judul “Media Pembelajaran Berbasis Webtoon
46
Ella Subekti, “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Narasi dengan Menggunakan
Media Gambar pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Baturaden”, e-Journal METAFORA, 2018,
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/METAFORA/article/view/5023/2640 Diakses tanggal
29 September 2021 pukul 22.07 WIB.
42
untuk Menafsirkan Pandangan Pengarang dalam Novel”. Hasil penelitian ini
berupa (1) media pembelajaran berbasis webtoon dengan judul ”Kiat Praktis
Menafsir Sudut Pandang Pengarang Melalui Webtoon”, (2) media webtoon
layak digunakan sebagai media pembelajaran menafsir pandangan pengarang
sesuai dengan hasil uji validasi dari para ahli, guru, maupun peseta didik, (3)
media webtoon terbukti efektif meningkatkan kemampuan belajar siswa
dengan perolehan nilai rata-rata pre test 65 dan post test 88 dengan efektivitas
rata-rata 0,71 dengan kategori tinggi.47
Penelitian yang dilakukan oleh Suciati, Sumarti, dan Iing Sunarti memiliki
persamaan dengan yang sudah peneliti lakukan, yaitu menggunakan webtoon
sebagai media pembelajaran. Perbedaannya yakni pada metode yang
digunakan, Suciati, Sumarti, dan Iing Sunarti memakai metode research &
development (R & D), sedangkan peneliti menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Perbedaan lainnya terdapat pada tujuan yang dicapai, Suciati,
Sumarti, dan Iing Sunarti bertujuan untuk menghasilkan media, menguji
kelayakan media, dan menguji efektivitas media pembelajaran sastra berbasis
webtoon untuk menafsirkan pandangan pengarang dalam novel Maafkan Aku,
Kuala Mesuji Karya Fajar untuk siswa SMA kelas XII, sedangkan peneliti
bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang proses penggunaan media
webtoon dalam pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VII-2 di
SMP Negeri 17 Bekasi dan untuk mengetahui hasil belajar dari penggunaan
media webtoon dalam pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas VII-2
di SMP Negeri 17 Bekasi. Subjek yang digunakan Suciati, Sumarti, dan Iing
Sunarti dengan peneliti juga berbeda, Suciati, Sumarti, dan Iing Sunarti
melakukan penelitian pada siswa SMA kelas XII, sedangkan peneliti
melakukan penelitian pada siswa SMP kelas VII.
47
Suciati, dkk, “Media Pembelajaran Berbasis Webtoon untuk Menafsirkan Pandangan
Pengarang dalam Novel”, e-Journal J-Simbol, 2019,
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO/article/view/17662 Diakses tanggal 29 September
2021 pukul 22.08 WIB.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 17 Bekasi yang berlokasi di
Jalan Mesjid Kemang Nomor 80, RT 001 RW 012 Jati Cempaka Kecamatan
Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat, 13620.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan sejak proposal disetujui hingga skripsi selesai
ditulis, yaitu pada bulan Maret-Juli 2021.
B. Metode Penelitian
Metode merupakan langkah teratur yang digunakan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan, dalam hal ini metode digunakan dalam penelitian. Peneliti
menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mendapatkan data dengan
melalui berbagai tahapan penelitian. Menurut Ali Saukah dalam Agus
mengungkapkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengungkapkan
gejala secara holistik kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami
dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian
kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan
pendekatan induktif.1 Sedangkan, Emzir menyatakan laporan berdasarkan
metode kualitatif mencakup masalah deskripsi murni tentang program dan/atau
pengalaman orang di lingkungan penelitian.2 Hal ini diperkuat oleh Monique
Hennink, Inge Hutter, dan Ajay Bailey sebagai berikut.
“Qualitative research is a broad umrbrella term that covers a wide range of
techniques and philosophies; thus it is not easy to define. In broad terms,
qualitative research is an approach that allows you to examine people’s
1 Agus Zaenul Fitri dan Nik Haryanti, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif,
Kualitatif, Mixed Method, dan Research and Development, (Malang: Madani Media, 2020), cet. 1,
h. 35. 2 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif, (Depok: PT Raja
Grafindo Persada, 2017), cet. 10, h. 174.
44
experiences in detail by using a specific set of research methods such as in-
depth interviews, focus group discussions, observation, content analysis,
visual methods, and life histories or biographies”.3
Definisi ini mengungkapkan bahwa riset kualitatif adalah istilah payung
yang luas yang mencakup berbagai teknik dan filosofi; jadi tidak mudah untuk
didefinisikan. Dalam istilah luas, penelitian kualitatif adalah pendekatan yang
memungkinkan Anda untuk memeriksa pengalaman orang secara rinci dengan
menggunakan serangkaian metode penelitian tertentu seperti wawancara
mendalam, diskusi kelompok fokus, observasi, analisis isi, metode visual, dan
riwayat hidup atau biografi.
Sedangkan menurut Steven J. Taylor, Robert Bogdan, dan Marjorie
DeVault.
“The phrase qualitative metdhology refers in the broadest sense to
research that produces descriptive data-people’s own written or spoken
words and observable behavior”.4
Definisi ini mengungkapkan bahwa metodologi kualitatif mengacu pada
pengertian yang paling luas pada penelitian sehingga menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.
Adapun tujuan penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan menurut
Zainal Arifin, yaitu 1) Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan
berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut
untuk menemukan kekurangan dan kelemahan pendidikan, sehingga dapat
ditentukan upaya penyempurnaanya, 2) Menganalisis dan menafsirkan suatu
fakta, fenomena dan peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan
sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan
pendidikan secara alami, dan 3) Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep
dan prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan
3 Monique Hennink, Inge Hutter, dan Ajay Bailey, Qualitative Research Methods,
(London: SAGE Publications, 2020), Second Edition, p. 10. 4 Steven J. Taylor, Robert Bogdan, Marjorie DeVault, Introduction to Qualitative Research
Methods, (Canada: Wiley, 2016), Forth Edition, p. 7.
45
(induktif) untuk kepentingan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan
kuantitatif.5
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penelitian pada skripsi ini
mendeskripsikan informasi berupa keterampilan menulis teks narasi yang
dilakukan di SMP Negeri 17 Bekasi. Informasi dituangkan dengan
menggunakan kata-kata tertulis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
keterampilan siswa dalam menulis teks narasi dengan menggunakan media
webtoon. Penggunaan media webtoon terhadap menulis teks narasi dijelaskan
dengan kata-kata terperinci sesuai dengan kejadian sebenarnya. Metode
penelitian deskriptif kualitatif sesuai dengan penelitian dalam skripsi ini.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dan objek dalam penelitian merupakan hal utama yang diperlukan
untuk penelitian. Djaman Satori dan Aan Komariah dalam bukunya
mengatakan subjek penelitian memiliki kedudukan sentral dalam penelitian
karena data tentang gejala atau masalah yang diteliti berada pada subjek
penelitian. Objek penelitian dalam penelitian kualitatif ini tidak dibatasi dengan
banyaknya atau jumlah responden. Penelitian dapat dilakukan terhadap (hanya)
seorang objek penelitian saja.6 Berdasarkan pendapat tersebut, subjek
penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian karena terdapat
data tentang masalah yang akan diteliti.
Selain itu, dalam penelitian kualitatif objek penelitian tidak memiliki
batasan dari jumlah responden. Peneliti menggunakan teknik purposive
sampling dalam memilih subjek penelitian. Menurut Djaman Satori dan Aan
Komariah purposive sampling menentukan subjek/objek sesuai tujuan.
Meneliti dengan pendekatan kualitatif biasanya sudah ditetapkan tempat yang
dituju misalnya pengembangan model sekolah efektif di SMA Spekprosnof
Kabupaten Bandung. Dengan menggunakan pertimbangan pribadi yang sesuai
5 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Mode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), cet. 1, h. 143-144. 6 Djaman Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2013), cet. 5, h. 49-50.
46
dengan topik penelitian, peneliti memilih subjek/objek sebagai unit analisis.
Peneliti memilih unit analisis tersebut berdasarkan kebutuhannya dan
menganggap bahwa unit analisis tersebut representatif.
Sesuai dengan teori di atas, peneliti memilih subjek penelitian berdasarkan
rekomendasi dari guru Bahasa Indonesia kelas VII-2 di SMP Negeri 17 Bekasi
sesuai dengan pertimbangan tertentu. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VII-2 di SMP Negeri 17 Bekasi tahun pelajaran 2020/2021 yang
berjumlah 21 orang. Alasan pemilihan subjek penelitian tersebut didasarkan
pada keterbatasan waktu penelitian dan penemuan rendahnya minat serta
kemampuan siswa dalam teks narasi. Sehingga perlu adanya inovasi dalam
media pembelajaran, khususnya inovasi media pembelajaran menulis teks
narasi. Media yang bisa digunakan dalam menulis teks narasi salah satunya,
yaitu media webtoon yang mampu merangsang minat siswa dalam menulis teks
narasi. Adapun objek dalam penelitian ini adalah teks narasi yang ditulis oleh
siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi yang berjumlah 21 orang. Peneliti
menjadikan teks narasi menjadi objek dalam penelitian untuk mengetahui
kemampuan teks narasi siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi dengan
menggunakan media webtoon.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen berperan sebagai alat pengumpulan data yang harus valid dan
dapat digunakan dalam penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto dalam Agus
Zaenul Fitri dan Nik Haryanti instrumen data dikatakan memenuhi persyaratan
sebagai alat pengumpulan data adalah apabila sekurang-kurangnya instrumen
tersebut valid dan reliable. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang diukur. Sedangkan, variable berarti apabila
instrumen dapat memberikan yang sesuai dengan kenyataan.7 Sedangkan, Guba
dan Lincoln dalam Zainal Arifin menegaskan apabila metode penelitian telah
7 Agus Zaenul Fitri dan Nik Haryanti, op. cit., h. 112.
47
jelas kualitatif, maka instrumen yang digunakan, yaitu manusia, dalam hal ini
peneliti sendiri. 8
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai alat utama atau
instrumen kunci. Peneliti sendiri sebagai instrumen kunci yang digunakan
dalam penelitian ini. Selain itu, instrumen utama menggunakan instrumen
lainnya sebagai alat bantu seperti buku catatan, kamera sebagai alat
dokumentasi, dan lain sebagainya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang murni tanpa adanya
manipulasi data dari peneliti. Hal tersebut dikarenakan data yang diambil
melalui kondisi yang terdapat di lapangan. Menurut Zainal Arifin dalam
bukunya sebagai berikut.
“Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian yang dilakukan secara
wajar dan natural sesuai dengan kondisi objektif dilapangan tanpa adanya
manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif.
Kajian utama penelitian kualitatif adalah fenomena atau kejadian yang
berlangsung dalam suatu situasi sosial tertentu. Peneliti harus terjun
langsung ke lapangan (lokasi) untuk membaca, memahami, dan
mempelajari situasi.”9
Sesuai dengan teori tersebut, maka teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan data melalui
observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes.
1. Observasi
Menurut Emzir observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai
perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu.10
Sedangkan
Suharsimi Arikunto mengatakan observasi atau yang disebut pula dengan
8 Zainal Arifin, op. cit., h. 169.
9 Ibid., h. 141.
10 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), cet. 2, h. 37.
48
pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indra.11
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi
partisipan. Menurut Zainal Arifin dalam bukunya observasi partisipan
adalah suatu kegiatan observasi di mana observer (orang yang melakukan
observasi) terlibat atau berperan serta dalam lingkungan kehidupan orang-
orang yang diamati.12
Sedangkan Emzir mengatakan observasi partisipan
adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti yang berperan sebagai
anggota yang berperan serta dalam kehidupan masyarakat topik penelitian.13
Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan observasi partisipan
dengan mengunjungi langsung SMP Negeri 17 Bekasi untuk mengetahui
keadaan objektif dari sekolah. Peneliti mengamati apa yang terjadi di
lapangan dan membuat catatan-catatan. Peneliti juga ikut mengamati proses
menulis teks narasi yang dilakukan oleh siswa.
2. Wawancara
Kegiatan wawancara mendalam sangat cocok dilakukan dalam
penelitian untuk mengumpulkan data pribadi serta pengalaman seseorang.
Selain itu, wawancara juga mengeksplorasi topik-topik tertentu yang sedang
diteliti. Hal ini diperkuat oleh Zainal Arifin dalam bukunya sebagai berikut.
“Wawancara mendalam adalah proses tanya jawab secara mendalam
antara pewawancara dengan informan guna memperoleh informasi yang
lebih terperinci sesuai dengan tujuan penelitian. Wawancara mendalam
sangat cocok untuk mengumpulkan data pribadi, pandangan-pandangan
dan pengalaman seseorang, terutama ketika topik-topik tertentu yang
sedang dieksplorasi.”14
Peneliti melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas VII di SMP Negeri 17 Bekasi. Wawancara tersebut
dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang metode yang digunakan
saat pembelajaran, media yang digunakan saat pembelajaran, dan kondisi
siswa kelas VII khusunya kelas VII-2 saat pembelajaran. Selain itu,
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), cet. 15, h. 199. 12
Zainal Arifin, op. cit., h. 170. 13
Emzir, op. cit., h. 39. 14
Zainal Arifin, op. cit., h. 170.
49
wawancara juga dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan
dengan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menulis teks khususnya
teks narasi. Wawancara juga dilakukan kepada 6 siswa kelas VII-2, dengan
siswa yang dipilih sesuai dengan pilihan guru. Tujuannya agar mengetahui
bagaimana pendapat mereka mengenai penggunaan media webtoon dalam
pembelajaran menulis teks narasi. Berikut adalah daftar pertanyaan
wawancara kepada guru dan siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi tahun
pelajaran 2020/2021.
Tabel 3.1
Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Guru Bahasa Indonesia
No Pertanyaan
1 Bagaimana keterampilan siswa dalam menulis teks narasi?
2 Apakah siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran menulis teks
narasi?
3 Bagaimana kondisi kelas saat pembelajaran menulis teks narasi
berlangsung?
4 Apakah siswa mengalami kesulitan saat menulis teks narasi? Mengapa?
5 Apa media yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks narasi?
6 Bagaimana respons siswa terhadap media yang digunakan dalam
keterampilan menulis teks narasi?
7 Apakah Ibu guru pernah menggunakan media pembelajaran webtoon
dalam menulis teks narasi siswa di kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi?
8 Apakah Ibu guru mengetahui tentang media pembelajaran webtoon?
Tabel 3.2
Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Siswa Kelas VII-2
No Pertanyaan
1 Tahukah kamu tentang teks narasi?
2 Teks narasi apa saja yang sudah dipelajari?
3 Kesulitan apa yang kamu hadapi saat pembelajaran menulis teks narasi
50
berlangsung?
4 Bagaimana pendapat kamu tentang materi menulis teks narasi dengan
menggunakan media webtoon?
5 Apakah penggunaan media webtoon dapat memudahkan kamu dalam
menulis teks narasi?
6 Apakah kamu menyukai pelajaran bahasa Indonesia, terutama materi
menulis teks narasi?
7 Apakah kamu dapat memahami materi menulis teks narasi dengan baik?
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan
penyimpanan informasi/data dalam bidang pengetahuan. Suharsimi
Arikunto dalam Agus Zaenul Fitri dan Nik Haryanti mengatakan metode
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda,
dan sebagainya.15
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa
pengumpulan sumber data primer dan sekunder. Data primer ialah data yang
didapatkan oleh peneliti secara langsung dari sumber utama yaitu siswa
kelas VII-2. Peneliti mengumpulkan hasil tulisan teks narasi siswa kelas
VII-2. Sedangkan data sekunder ialah data tambahan seperti data seputar
SMP Negeri 17 Bekasi ataupun data pendukung lainnya. Dokumentasi yang
digunakan dalam penelitian ini juga dapat berupa foto atau gambar sebagai
bukti dalam pengambilan data.
4. Tes
Tes adalah suatu alat yang digunakan dalam mengukur/mengetahui
pengetahuan, kemampuan, bakat, dan lain-lain dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan atau latihan. Menurut Suharsimi Arikunto tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
15
Agus Zaenul Fitri dan Nik Haryanti, op. cit., h. 116.
51
keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok.16
Adapun tes yang dilakukan peserta didik dalam penelitian ini adalah
membuat teks narasi melalui rangsangan gambar yang diberikan peneliti.
Rangsangan gambar yang digunakan peneliti yakni media webtoon yang
berisi gambar cerita atau gambar susun. Hal ini sesuai dengan ungkapan
Burhan dalam bukunya sebagai berikut.
“Selain sebagai sarana untuk memerikan tugas berbicara, bentuk-bentuk
visual seperti gambar baik juga dipakai sebagai rangsang untuk tugas
menulis. Gambar yang memenuhi kriteria pragmatis untuk tugas
menulis adalah gambar cerita, gambar susun yang tiap panel
menampilkan peristiwa atau keadaan tertentu yang secara keseluruhan
membentuk sebuah cerita. Gambar-gambar yang dimaksud dapat
berupa gambar yang sengaja dibuat untuk tugas tes, gambar kartun,
komik dengan tanpa atau sedikit kata (wordless pictures books) yang
dapat diambil dari buku, majalah, atau surat kabar.”17
Bentuk visual seperti gambar dapat dipakai sebagai rangsangan untuk
siswa dalam mengerjakan tugas menulis. Gambar yang dipakai sudah layak
digunakan untuk pengantar dalam mengerjakan tugas. Gambar cerita yang
terdapat gambar susun yang tiap panel menampilkan peristiwa atau keadaan
tertentu yang membentuk sebuah cerita dapat digunakan untuk pengantar
tugas.
Tabel 3.3
Rubrik Penilaian Menulis Teks Narasi Berdasarkan Rangsangan Gambar18
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4
2 Organisasi Isi 4
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4
16
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 193. 17
Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2016), Edisi 2, cet. 7, h. 469. 18
Ibid., h. 470.
52
4 Ejaan dan Tata Tulis 4
5 Ketepatan Kata 4
Jumlah Skor Siswa
Nilai
(a) Kesesuaian dengan Gambar
Kesesuaian dengan gambar menjadi kriteria penilaian siswa dalam
menulis teks narasi. Penilaian ini dilihat dari teks narasi siswa yang terdapat
informasi sesuai dengan gambar yang terdapat dalam cerita webtoon serta
pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas. Teks narasi siswa yang
memenuhi kriteria akan mendapatkan kategori baik sekali, sedangkan siswa
yang kurang memenuhi kriteria akan mendapatkan kategori baik, cukup, dan
kurang.
(b) Organisasi Isi
Penilaian organisasi isi termasuk kriteria penilaian siswa dalam menulis
teks narasi. Penilaian organisasi isi dilihat dari teks narasi siswa yang terdapat
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan keseluruhan kalimat efektif.
Teks narasi siswa yang memenuhi kriteria akan mendapatkan kategori baik
sekali, sedangkan siswa yang kurang memenuhi kriteria akan mendapatkan
kategori baik, cukup, dan kurang.
Menurut Dalman kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki potensi
untuk menyampaikan pesan, ide, gagasan atau informasi secara utuh, jelas
dan tepat, sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami maksud yang
diungkapkan oleh pembicara atau penulis.19
(c) Kesesuaian Struktur Teks Narasi
Kriteria penilaian kesesuaian struktur teks narasi dilihat dari struktur
yang terdapat di dalam teks narasi. Teks narasi memiliki tiga struktur, yakni
orientasi, komplikasi, dan resolusi. Sesuai dengan penjelasan dari Wahono,
Mafrukhi, dan Sawali yang mengatakan bahwa cerita imajinasi merupakan
19
H. Dalman, op. cit., h. 22.
53
salah satu jenis teks naratif. Untuk itu, struktur cerita imajinasi memiliki
kesamaan dengan jenis teks naratif lainnya, yakni bagian orientasi
(pengenalan), komplikasi (penyajian konflik), dan resolusi (penyelesaian).20
Teks narasi siswa yang memenuhi kriteria akan mendapatkan kategori baik
sekali, sedangkan teks narasi siswa yang kurang memenuhi kriteria akan
mendapatkan kategori baik, cukup, dan kurang.
(d) Ejaan dan Tata Tulis
Ejaan dan tata tulis menjadi kriteria penilaian yang penting dalam
menulis teks narasi siswa. Agar teks yang ditulis dapat tersampaikan dengan
baik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Mohammad Siddik dalam
bukunya dengan penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar dalam sebuah
karangan, maka akan banyak membantu pembaca dalam memahami isi
karangan.21
Aspek penilaian ejaan dan tata tulis ini didasari dengan ejaan dan
tata tulis yang ada di Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Peneliti memfokuskan aspek penilaian ini pada kata depan (di dan ke) dan
tanda koma (,) pada frasa penghubung antarkalimat (kata „akhirnya‟). Teks
narasi siswa yang memenuhi kriteria akan mendapatkan kategori baik sekali,
sedangkan yang kurang memenuhi kriteria akan mendapatkan kategori baik,
cukup, dan kurang.
(e) Ketepatan Kata
Kriteria penilaian teks narasi siswa terdapat aspek ketepatan kata. Kata
ialah satuan bahasa yang memiliki makna. Hal itu sesuai dengan pendapat
Abdul Chaer bahwa kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu makna atau
kata adalah susunan huruf yang diapit oleh dua buah spasi dan mempunyai
sebuah makna.22
Aspek penilaian ketepatan kata ini didasarkan dengan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring edisi kelima. KBBI daring
adalah aplikasi kamus elektronik yang diakses secara daring dengan alamat
kbbi.kemdikbud.go.id yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan
20
Wahono, Mafrukhi, Sawali, op. cit., h. 54. 21
Mohammad Siddik, op. cit., h. 95. 22
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), Edisi Revisi, cet. 4, h.
162.
54
Kebudayaan (Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P) pada tahun 2018 bersama
dengan versi cetaknya.23
Teks narasi siswa yang memenuhi kriteria akan
mendapatkan kategori baik sekali, sedangkan pada teks narasi siswa yang
kurang memenuhi kriteria akan mendapatkan kategori baik dan cukup.
Tabel 3.4
Rincian Indikator Penilaian
No Aspek yang
Dinilai Indikator Skor Kriteria
1. Kesesuaian
dengan
Gambar
a. Terdapat informasi yang
sesuai dengan gambar dan
cerita;
b. Pengembangan cerita sesuai
dengan gambar dan jelas
4 Baik Sekali
a. Terdapat informasi yang
sesuai dengan gambar dan
cerita;
b. Pengembangan cerita sesuai
dengan gambar namun
masih ada yang kurang jelas
3 Baik
a. Terdapat informasi yang
kurang sesuai dengan
gambar dan cerita;
b. Pengembangan cerita masih
kurang sesuai dengan
gambar dan masih ada yang
kurang jelas
2 Cukup
a. Informasi tidak sesuai
dengan gambar dan cerita;
b. Pengembangan cerita tidak
sesuai dengan gambar dan
tidak jelas
1 Kurang
23
Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Petunjuk Teknis Penggunaan
KBBI Daring, (Jakarta: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019), h. 1.
55
2. Organisasi
Isi
a. Organisasi isi sesuai dengan
gagasan pokok;
b. Keseluruhan kalimat efektif 4
Sangat
baik
a. Organisasi isi sesuai dengan
gagasan pokok;
b. Masih ada kalimat yang
kurang efektif
3 Baik
a. Organisasi isi kurang sesuai
dengan gagasan pokok;
b. Masih banyak kalimat yang
kurang efektif
2 Cukup
a. Organisasi isi tidak sesuai
dengan gagasan pokok;
b. Keseluruhan kalimat tidak
efektif
1 Kurang
3. Kesesuaian
Struktur
Teks
a. Struktur teks narasi
(orientasi, komplikasi, dan
resolusi) sudah sesuai
dengan urutan;
b. Struktur teks narasi
(orientasi, komplikasi, dan
resolusi) sudah lengkap
4 Baik
Sekali
a. Struktur teks narasi
(orientasi, komplikasi, dan
resolusi) sudah sesuai
dengan urutan;
b. Struktur teks narasi
(orientasi, komplikasi, dan
resolusi) kurang lengkap
3 Baik
a. Struktur teks narasi
(orientasi, komplikasi, dan
resolusi) kurang sesuai
dengan urutan;
b. Struktur teks narasi
2 Cukup
56
(orientasi, komplikasi, dan
resolusi) kurang lengkap
a. Struktur teks narasi
(orientasi, komplikasi, dan
resolusi) tidak sesuai
dengan urutan;
b. Struktur teks narasi
(orientasi, komplikasi, dan
resolusi) tidak lengkap
1 Kurang
4. Ejaan dan
Tata Tulis
a. Tidak terjadi kesalahan
ejaan dan tata tulis 4 Baik
Sekali
a. Terdapat 1 kesalahan ejaan
dan tata tulis, tetapi tidak
mengaburkan makna
3 Baik
a. Terdapat 3 kesalahan ejaan
dan tata tulis sehingga
mengaburkan makna
2 Cukup
a. Terdapat lebih dari 3
kesalahan ejaan dan tata
tulis, serta makna tidak jelas
1 Kurang
5. Ketepatan
Kata
a. Keseluruhan kata sesuai
dengan KBBI 4
Baik
Sekali
a. Terdapat 1 penggunaan kata
yang tidak sesuai dengan
KBBI
3 Baik
a. Terdapat 3 penggunaan kata
yang tidak sesuai dengan
KBBI
2 Cukup
a. Terdapat lebih dari 3
penggunaan kata yang tidak
sesuai dengan KBBI
1 Kurang
57
Jumlah
Skor
Maksimum
20
Modifikasi penulis*
Nilai akhir = Perolehan skor x 100
Jumlah skor maksimum
Berdasarkan hasil penskoran, peneliti mendapatkan nilai akhir dari
masing-masing siswa. Penentuan kategori nilai siswa dalam keterampilan
menulis teks narasi dibagi menjadi empat, yakni baik sekali, baik, cukup,
dan kurang sebagaimana tertera dalam tabel berikut:
Tabel 3.5
Kategori Nilai Keterampilan Siswa dalam Menulis Teks Narasi24
Interval Persentase
Tingkat Penguasaan
Nilai Ubahan Skala Empat
Keterangan
1 – 4 D - A
86-100 4 A Baik Sekali
75-85 3 B Baik
56-74 2 C Cukup
10-55 1 D Kurang
Kategori nilai keterampilan siswa dalam menulis teks narasi menggunakan
rentang nilai 10-100 dengan nilai ubahan skala empat (1-4). Mulai dari nilai 86-
100 (A) dengan keterangan baik sekali, nilai 75-85 (B) dengan keterangan baik,
nilai 56-74 (C) dengan keterangan cukup, dan nilai 10-55 (D) dengan keterangan
kurang. Misalnya, sebagai contoh siswa mendapatkan nilai 85 dengan nilai
ubahan skala empat mendapat nilai 3 (B) dan keterangan baik.
24
Ibid., h. 277.
58
F. Teknik Analisis Data
Pada penelitian kualitatif, analisis data merupakan upaya berlanjut,
berulang dan sistematis. Analisis data dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada
pengumpulan data dan setelah data terkumpul. Menurut Bogdan dan Biklen
dalam Zainal Arifin mengemukakan analisis data adalah proses yang dilakukan
secara sistematis untuk mencari, menemukan, dan menyusun transkip
wawancara, catatan-catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya yang telah
dikumpulkan peneliti dengan teknik-teknik pengumpulan data lainnya.25
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data model Miles dan
Huberman. Menurut Miles dan Huberman dalam buku Agus Zaenul Fitri dan
Nik Haryanti mengatakan analisis data penelitian kualitatif dapat dilakukan
melalui tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.26
1. Reduksi Data
Agus Zaenul Fitri dan Nik Haryanti dalam bukunya mengatakan
reduksi data merupakan suatu bentuk analisis untuk menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga diperoleh kesimpulan akhir
dan diverifikasi. Reduksi data berlangsung terus menerus selama penelitian
berlangsung.27
Maka dalam hal ini peneliti melakukan proses memilah data
dan memfokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang didapatkan oleh
peneliti diseleksi, dipilih, dan disederhanakan oleh peneliti.
2. Penyajian Data
Penarikan kesimpulan didapatkan berdasarkan penyajian data yang
ditemukan dalam bentuk pola-pola yang bermakna. Hal tersebut diperkuat
oleh pendapat Agus Zaenul Fitri dan Nik Haryanti sebagai berikut.
Penyajian data dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang
bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan. Penyajian data dalam penelitian ini juga
25
Zainal Arifin, op. cit., h. 171-172. 26
Agus Zaenul Fitri dan Nik Haryanti, op.cit., h. 125. 27
Ibid., h. 126.
59
dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari data-data yang telah
diperoleh, kemudian disusun secara sistematis, dari bentuk informasi yang
kompleks menjadi sederhana namun selektif.28
Peneliti melakukan penyajian data yang secara umum dilakukan
dalam penelitian kualitatif yaitu dengan teks yang bersifat naratif. Selain
itu, peneliti juga menggunakan gambar dan tabel yang dapat memperkuat
data deskriptif dan mempermudah dalam memahami isi penelitian.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Pada tahap ini kesimpulan dapat ditarik dari simbol-simbol, mencatat,
keteraturan pola, penjelasan-penjelasan, dan alur sebab akibat yang
mempunyai makna atau arti. Hal tersebut dijelaskan oleh Agus Zaenul
Fitri dan Nik Haryanti sebagai berikut.
“Kegiatan analisis pada tahap ketiga adalah menarik kesimpulan dan
verifikasi. Sejak pengumpulan data, peneliti berusaha mencari makna
atau arti dari simbol-simbol, mencatat, keteraturan pola, penjelasan-
penjelasan, dan alur sebab akibat yang terjadi. Dari kegiatan ini dibuat
simpulan-simpulan yang sifatnya masih terbuka, umum, kemudian
menuju ke spesifikasi/rinci.”29
Saat semua data sudah terkumpul dan sudah direduksi, peneliti
melakukan penyajian data secara sistematis sehingga mudah dipahami.
Setelah sudah melakukan tahap tersebut, peneliti melakukan penarikan
kesimpulan atas apa yang sudah didapatkan dan dibuktikan. Kegiatan ini
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang jelas dari proses penelitian.
28
Ibid., h. 127. 29
Ibid.
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Sejarah singkat
SMP Negeri 17 kota Bekasi berdiri pada tahun 1992. Lokasi sekolah
berada dekat dengan pemukiman warga, bahkan dinding sekolah menyatu
dengan rumah-rumah warga di daerah itu. Awal berdiri bernama SMP
Negeri 2 Pondokgede karena alamat sekolah yang memasuki Kecamatan
Pondokgede. Sejak Bekasi secara administrasi menjadi kota pada tahun
1996 maka SMP Negeri 2 Pondokgede resmi berubah menjadi SMP
Negeri 17 Bekasi. Pada tahun 2017, SMP Negeri 17 Bekasi mendapatkan
nilai akreditasi A dari Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah (BAN-S/M)
dengan nilai 96 predikat unggul. Hal tersebut dikarenakan SMP Negeri 17
Bekasi memiliki bangunan serta sarana dan prasarana yang layak untuk
digunakan, dan juga memiliki siswa/siswi yang berprestasi dalam hal
akademik maupun nonakademik. SMP Negeri 17 Bekasi memiliki nomor
NSS/NPSN 201026501017/20222963.
2. Profil Sekolah
Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Bekasi beralamat di Jalan Jati
Cempaka Nomor 80, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Provinsi
Jawa Barat. Sekolah ini sudah terakreditasi A dengan status pembangunan
hak milik APBD. Tahun beroperasi SMP Negeri 17 Bekasi pada tahun
1993. Sekolah ini memiliki tenaga pendidik sebanyak 54 guru. Terdiri dari
35 guru perempuan dan 19 guru laki-laki. Jumlah peserta didik sebanyak
1072. Sarana yang dimiliki SMP Negeri 17 Bekasi sebanyak 55 ruangan
diantaranya 25 ruang kelas, 1 ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang
wakil kepala sekolah, ruang tamu, lab. komputer, lab. IPA, lab. bahasa,
ruang osis, perpustakaan, ruang BK, ruang tata usaha, ruang penjaga
sekolah, masjid, ruang rapat, gudang, ruang aula, ruang koperasi siswa,
61
kantin, 9 ruang toilet, dapur, ruang tenis meja, dan ruang UKS. Serta
memiliki lapangan futsal, basket, badminton, dan lapangan upacara.
3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
a) Visi
Unggul dalam berprestasi dan berakhlak mulia.
b) Misi
(1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa;
(2) Meningkatkan kualitas SDM pendidik dan tenaga kependidikan;
(3) Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan;
(4) Meningkatkan pelayanan yang berkualitas;
(5) Meningkatkan budaya 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan
Santun).
c) Tujuan Sekolah
SMP Negeri 17 Bekasi memiliki tujuan sekolah, yaitu:
(1) Warga sekolah melaksanakan norma agama dalam pergaulan
lingkungan sekolah dan beribadah dengan penuh kesadaran;
(2) Mampu menyelenggarakan suasana belajar yang kondusif, nyaman,
dan menyenangkan;
(3) Meningkatkan perolehan nilai ujian akhir nasional secara bertahap;
(4) Mengembangkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan
agar mampu melakukan pelayanan secara baik dan benar;
(5) Mewujudkan sarana prasarana sekolah yang interaktif, relevan dan
berbasis IT;
(6) Memelopori kehidupan berbudaya 5 S (Senyum, Sapa, Salam,
Sopan, dan Santun) kota Bekasi.
4. Kurikulum dan Pembelajaran
a) Kurikulum yang digunakan: Kurikulum 2013;
b) Kegiatan Ekstrakulikuler: Pramuka, PMR, Karate, Paskibra, Marawis,
Muhadoroh, Kaligrafi, Qosidah, Seni Baca Quran, Tranning Metode Al-
Quran, Voli, Basket, Futsal, Tenis Meja, Lintas Alam, dan Keorganisasian.
62
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juli 2021. Senin, 22
Maret 2021, pembimbing menyetujui proposal penelitian. Senin, 19 April
2021, peneliti melakukan observasi ke sekolah dengan menemui Ibu Dra.
Sutami sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas di SMP Negeri 17
Bekasi, Ibu Dra. Yuniarti Sulistiyowati sebagai Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum 1 di SMP Negeri 17 Bekasi, dan Ibu Tri Wahyu
Retnaningsih, M. Pd sebagai Kepala Sekolah di SMP Negeri 17 Bekasi untuk
meminta izin mengadakan observasi dan penelitian di sekolah. Kemudian
peneliti mendapatkan informasi mengenai jadwal akademik sekolah dan
mengenai belajar mengajar di kelas. Setelah selesai, peneliti berfoto dengan
Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, dan Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kurikulum 1. Kemudian peneliti mengamati lingkungan
sekolah. Setelah itu, peneliti melakukan pengambilan data dan informasi
mengenai sekolah ke ruang Wakil Kepala Sekolah.
Selasa, 20 April 2021, peneliti mengunjungi kelas yang
direkomendasikan oleh Ibu Melawaty, S. Pd sebagai guru Bahasa Indonesia
kelas VII di SMP Negeri 17 Bekasi untuk mengetahui keadaan siswa kelas
VII-2 saat pembelajaran Bahasa Indonesia. Setelah itu, peneliti dipersilakan
untuk mengadakan pengamatan langsung dan berkenalan ke semua siswa
kelas VII-2. Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru Bahasa
Indonesia kelas VII-2 untuk mendapatkan informasi terkait pembelajaran
menulis teks narasi. Kemudian setelah wawancara selesai, peneliti berfoto
dengan guru Bahasa Indonesia kelas VII-2.
Kamis, 22 April 2021, peneliti melakukan pembelajaran menulis teks
narasi di kelas VII-2 dengan menggunakan media webtoon. Peneliti
mengawali pembelajaran dengan melakukan ice breaking bersama dengan
siswa kelas VII-2. Setelah itu, peneliti melakukan apersepsi bersama dengan
siswa kelas VII-2 dengan memaparkan kembali materi mengenai teks narasi
menggunakan media microsoft office power point. Kemudian, siswa
63
ditugaskan untuk membaca komik online melalui aplikasi webtoon dengan
menggunakan handphone yang telah disiapkan oleh siswa.
Siswa diberi tugas untuk membaca komik online dengan judul Mera,
Puti, dan Emas yang ada di aplikasi webtoon. Komik tersebut dapat menjadi
bahan inspirasi untuk siswa memproduksi tulisan. Peneliti membimbing
siswa dalam kegiatan membaca komik online tersebut. Peneliti juga
memberikan batasan waktu kepada siswa untuk membaca komik online
tersebut dalam aplikasi webtoon.
Setelah waktu yang dibatasi peneliti selesai, siswa sudah tidak
diperkenankan untuk membaca komik online tersebut. Peneliti menyediakan
tema sebagai dasar dalam menulis teks narasi dengan tema “kasih sayang”
berdasarkan media webtoon yang diberikan. Setiap siswa diharuskan
memberi judul teks narasinya. Setelah itu, siswa diminta untuk
mengumpulkan hasil teks narasi kepada peneliti. Pengumpulan hasil teks
narasi ini dilakukan untuk mendapatkan data hasil belajar berupa nilai tes
siswa dalam menulis teks narasi. Kemudian, peneliti memberikan apresiasi
berupa hadiah kepada semua siswa dan hadiah khusus untuk siswa yang aktif
selama pembelajaran berlangsung. Setelah itu, peneliti melakukan wawancara
dengan beberapa siswa kelas VII-2 yang diplih secara acak.
Setelah penelitian selesai dilakukan, pada hari Selasa, 27 April 2021,
peneliti mengurus persuratan penelitian dengan bagian Wakil Kepala Sekolah
Bidang Humas dan Tata Usaha sekolah. Pada awal bulan Mei sampai dengan
akhir bulan Mei 2021, peneliti mengolah data yang telah didapatkan dari
penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 17 Bekasi untuk menyusun bab 4
sampai bab 5. Pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berikut adalah deskripsi hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP
Negeri 17 Bekasi pada siswa kelas VII-2 tahun pelajaran 2020/2021.
64
1. Pengamatan atau observasi proses belajar mengajar di kelas VII-2
Peneliti melakukan pengamatan awal terhadap kelas VII-2 pada hari
Selasa, 20 April 2021. Pada semester ini SMP Negeri 17 Bekasi
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran tatap muka (luring). Maka dari itu, peneliti melakukan
pengamatan langsung ke SMP Negeri 17 Bekasi. Pengamatan ini dilakukan
ketika guru bahasa Indonesia sedang mengadakan pembelajaran di kelas
VII-2. Peneliti mendapatkan informasi berdasarkan pengamatan awal
mengenai keadaan siswa kelas VII-2. Sesuai pengamatan yang dilakukan
oleh peneliti, siswa masih kurang kondusif ketika pembelajaran. Bahkan ada
siswa yang tidak tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Beberapa siswa
bahkan tampak mengobrol saat pembelajaran berlangsung.
Pengamatan kedua dilakukan pada hari Kamis, 22 April 2021 sekaligus
mengambil data tes. Kegiatan pembelajaran menulis teks narasi dengan
menggunakan media webtoon. Berikut adalah uraian hasil pengamatan.
Hasil pengamatan awal: Selasa, 20 April 2021
a) Kegiatan pembelajaran yang terjadi masih kurang kondusif dikarenakan
terdapat beberapa siswa yang mengobrol dengan temannya;
b) Siswa masih kurang minat sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran;
c) Masih ada beberapa siswa yang kebingungan atau bahkan sama sekali
tidak memahami pembelajaran.
Hasil pengamatan kedua: Kamis, 22 April 2021
a) Kegiatan pembelajaran berlangsung kondusif dikarenakan siswa
mengondisikan diri untuk memperhatikan pembelajaran ketika peneliti
meminta siswa untuk mempersiapkan media pembelajaran webtoon;
b) Siswa terlihat tertarik mengikuti pembelajaran menulis teks narasi;
c) Siswa terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis teks narasi
terlihat dari keadaan siswa saat membaca komik online di aplikasi
webtoon;
65
d) Siswa sudah memiliki pemahaman mengenai menulis teks narasi dari
media webtoon yang disediakan peneliti;
e) Sudah tidak ada siswa yang kebingungan dan sudah memahami topik
yang diajukan peneliti sebagai tema dalam menulis teks narasi.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan pada siswa kelas VII-2 sebagai subjek penelitian
dan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII-2 yang turut
mengamati selama proses penelitian berlangsung. Wawancara dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan berupa uraian yang membutuhkan jawaban
responden secara langsung tanpa pilihan jawaban. (Hasil wawancara antara
peneliti dengan guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas VII-2 terlampir)
a. Wawancara dengan guru Bahasa Indonesia kelas VII-2
Berdasarkan pemaparan hasil wawancara peneliti dengan guru
Bahasa Indonesia, dapat disimpulkan bahwa kondisi kelas saat
pembelajaran terutama saat pembelajaran menulis teks narasi masih
kurang kondusif. Siswa masih kurang tertarik dalam pembelajaran
menulis teks narasi. Menurut guru Bahasa Indonesia, hal tersebut
dikarenakan media yang dipakainya masih menggunakan video yang
berdurasi cukup lama. Guru Bahasa Indonesia kelas VII-2 juga
menyebutkan media yang digunakan berupa video yang menjelaskan
materi saja.
Guru Bahasa Indonesia kelas VII-2 di SMP Negeri 17 Bekasi juga
menyebutkan bahwa keterampilan menulis teks narasi siswa kelas VII-2
masih kurang. Siswa kesulitan menciptakan imajinasi dalam
mengembangkan cerita. Siswa hanya paham menentukan akhir ceritanya
saja dalam menulis teks narasi, tanpa mencantumkan pendahuluan cerita
dan menciptakan komplikasi dalam teks narasi. Hal tersebut dikarenakan
siswa tidak memiliki rangsangan untuk menciptakan imajinasi dalam teks
narasi.
Oleh karena itu, peneliti menggunakan media webtoon dalam
pembelajaran menulis teks narasi siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17
66
Bekasi untuk mengungkapkan hasil belajar dari penggunaan media
webtoon dalam pembelajaran tersebut. Hasil belajar berupa keterampilan
menulis teks narasi siswa kelas VII-2.
b. Wawancara dengan siswa kelas VII-2
Berdasarkan hasil wawancara kepada 6 siswa kelas VII-2 yang
dipilih berdasarkan pilihan dari guru Bahasa Indonesia, dapat
disimpulkan bahwa siswa dapat memahami materi menulis teks narasi
dengan baik dengan menggunakan media webtoon. Respons positif
tersebut dibuktikan dengan jawaban-jawaban dari setiap siswa yang
diuraikan pada lampiran wawancara siswa terlampir. Sebagian besar
siswa beranggapan bahwa dengan menggunakan media webtoon lebih
memudahkan siswa dalam menulis teks narasi. Siswa menjadi lebih
mudah menciptakan imajinasi untuk mengembangkan cerita karena siswa
memiliki rangsangan berupa gambar dalam cerita yang ada di webtoon.
3. Hasil tes siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi dalam menulis teks
narasi
a) Uraian Pelaksanaan Tes
Tes keterampilan menulis teks narasi siswa dilakukan sebanyak satu
kali. Berikut adalah uraian pelaksanaan tes:
(1) Peneliti memaparkan materi teks narasi menggunakan slide power
point dengan durasi 10 menit;
(2) Setelah itu, siswa ditugaskan untuk mengunduh aplikasi webtoon dan
peneliti memberikan judul komik yang sudah ditentukan untuk
dibaca oleh siswa;
(3) Guru membimbing dan memberikan batasan waktu kepada siswa
dalam kegiatan mengunduh dan membaca webtoon “Mera, Puti, dan
Emas”;
(4) Setelah waktu yang disediakan habis, siswa ditugaskan untuk
menulis teks narasi berdasarkan rangsangan webtoon “Mera, Puti,
dan Emas” yang sudah dibaca;
(5) Kemudian, siswa mengumpulkan hasil teks narasi kepada peneliti;
67
(6) Setelah itu, peneliti memberikan apresiasi berupa hadiah kepada
semua siswa dan hadiah khusus untuk siswa yang aktif dalam
pembelajaran.
b) Analisis data tes menulis teks narasi siswa
Berikut ini penulis sajikan analisis data dari setiap siswa untuk
menggambarkan taraf keterampilan menulis teks narasi secara individual.
Keseluruhan siswa yang ada di kelas VII-2 berjumlah 21 orang, dengan
rincian 6 laki-laki dan 15 perempuan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
menyajikan 21 analisis data dari teks narasi siswa kelas VII-2 yang
terkumpul.
Tabel 4.1
Analisis Data Tes Siswa Nomor 1
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 3 Baik
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 4 Baik Sekali
Jumlah Skor Siswa 17
Nilai 17 x 100 = 85
20
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor satu memperoleh
skor akhir 85 dengan interpretasi baik.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor satu memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut
68
dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang
kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor satu
“Ada dua orang kakak beradik yang tinggal di sebuah desa”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang sesuai dengan
gambar pada teks narasi siswa nomor satu. Bukti kutipan yang lainnya
dari teks narasi siswa nomor satu yaitu, “Emas menceritakan kaitan
dirinya dengan raksasa di masa lalunya. Ternyata Emas sedang mencari
ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita
sesuai dengan gambar namun masih ada yang kurang jelas. Siswa nomor
satu hanya mengembangkan cerita tentang Emas saja. Seharusnya “Di
hadapan Mera dan Puti, Emas menceritakan kaitan dirinya dengan
raksasa di masa lalunya. Ternyata Emas sedang mencari ibunya”.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor satu
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor satu
“Saat diperjalanan, Puti bertemu dengan Mera tetapi ternyata itu bukan
Mera yang asli. Emas menyadari bahwa itu bukan Mera yang asli, tetapi
tuyul yang sedang menyamar”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari
teks narasi siswa nomor satu yaitu, “Ternyata Sangkuriang dititip oleh
ibunya Emas untuk mencari Emas dan mengajak Emas untuk ikut
dengannya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa masih ada kalimat
yang kurang efektif. Seharusnya kalimat tersebut tidak mengulangi kata
“Emas” sehingga kalimat bisa lebih efektif.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor satu mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut
dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan resolusi)
sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan
resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipannya dari teks narasi siswa
69
nomor satu, “Ada dua orang kakak beradik yang tinggal di sebuah desa”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam teks
narasi siswa nomor satu. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa
nomor satu yaitu, “Emas menceritakan kaitan dirinya dengan raksasa di
masa lalunya. Ternyata Emas sedang mencari ibunya”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks narasi siswa nomor
satu. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor satu yaitu,
“Mendengar cerita dan melihat kesedihan Emas, akhirnya tuyul, Puti, dan
Mera ingin membantu Emas untuk mencari ibunya”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa nomor
satu. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa stuktur teks narasi
siswa nomor satu sudah sesuai dan lengkap. Hal ini dikarenakan teks
siswa nomor satu sudah terdapat orientasi, komplikasi, dan resolusi.
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor satu
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan dalam
teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis, tetapi
tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipannya dari teks narasi
siswa nomor satu, “Ditengah perjalanan saat mencari Ibu Emas, mereka
bertemu dengan Sangkuriang”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya pada kata
“ditengah” menggunakan jarak antara kata “di” dan “tengah” menjadi “di
tengah”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor satu
memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut dikarenakan
keseluruhan kata sesuai dengan KBBI. Berikut bukti kutipannya dari teks
narasi siswa nomor satu, “Mereka bertiga menginterogasi tuyul. Tuyul
menjawab pertanyaan mereka”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
keseluruhan kata sesuai dengan KBBI.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor satu berada pada
kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi
70
dan ketepatan kata serta berada pada kriteria baik untuk aspek penilaian
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, dan ejaan dan tata tulis.
Tabel 4.2
Analisis Data Tes Siswa Nomor 2
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 4 Baik Sekali
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 4 Baik Sekali
Jumlah Skor Siswa 18
Nilai 18 x 100 = 90
20
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor dua memperoleh
skor akhir 90 dengan interpretasi baik sekali.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor dua memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut
dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar. Berikut bukti kutipan dari
teks narasi siswa nomor dua, “Saat Puti mencuci baju tiba-tiba kain Mera
hanyut....”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi
yang sesuai dengan gambar. Bukti kutipan yang lainnya dari teks narasi
siswa nomor dua yaitu, “Pagi yang cerah menyambut dua kakak beradik
yang sudah bersiap pergi ke hutan. Mera dengan peralatannya untuk
mencari kayu di hutan dan Puti membawa baju kotor untuk dicuci di
71
sungai”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita
sesuai dengan gambar. Siswa nomor dua menceritakan dua orang kakak
beradik yang sedang bersiap untuk pergi ke hutan.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor dua
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor dua
“Puti dan Emas mengejar kain tersebut dengan mengikuti arus sungai,
tiba-tiba Emas berhenti saat ia menyadari bahwa suasana hutan menjadi
seram”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai
dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa
nomor dua yaitu, “Puti kaget karena tiba-tiba ada di hutan itu, padahal ia
tahu Mera tidak pernah ke hutan itu”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa masih ada kalimat yang kurang efektif. Seharusnya kalimat
tersebut menjelaskan siapa yang sedang ada di hutan.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor dua mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut
dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan resolusi)
sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor dua, “Pagi yang cerah menyambut dua kakak beradik
yang sudah bersiap pergi ke hutan”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor dua. Kutipan
yang lainnya dari teks narasi siswa nomor dua yaitu, “....akhirnya Emas
bercerita mengenai raksasa dan kehilangan ibunya”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks narasi siswa nomor
dua. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor dua yaitu,
“Sangkuriang menyampaikan pesan kepada Emas untuk ikut dengannya
yang diperintahkan ibunya untuk membawa Emas dan bertemu dengan
ibunya Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi
dalam teks narasi siswa nomor dua. Kutipan-kutipan tersebut
72
membuktikan bahwa struktur teks narasi siswa nomor dua sudah sesuai
dengan urutan dan sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa
nomor dua sudah memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan
urutan yang lengkap.
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor dua
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan dalam
teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis, tetapi
tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa
nomor dua “....Puti menuju kesungai sedangkan Mera lanjut menelusuri
hutan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa kadang-kadang terjadi
kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya kata “kesungai” penulisannya
dipisah menjadi “ke sungai”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor dua
memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut dikarenakan
keseluruhan kata sesuai dengan KBBI. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor dua, “Puti dan Emas mengejar kain tersebut dengan
mengikuti arus sungai, tiba-tiba Emas berhenti saat ia menyadari bahwa
suasana hutan menjadi seram”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
keseluruhan kata sesuai dengan KBBI.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor dua berada pada
kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan gambar,
kesesuaian struktur teks narasi, dan ketepatan kata, serta berada pada
kriteria baik untuk aspek penilaian organisasi isi serta ejaan dan tata tulis.
Tabel 4.3
Analisis Data Tes Siswa Nomor 3
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 4 Baik Sekali
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
73
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 4 Baik Sekali
Jumlah Skor Siswa 18
Nilai 18 x 100 = 90
20
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor tiga memperoleh
skor akhir 90 dengan interpretasi baik sekali.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor tiga memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut
dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar. Berikut bukti kutipan dari
teks narasi siswa nomor tiga, “Suatu hari kain milik Mera hanyut ketika
sedang dicuci oleh Puti”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat
informasi yang sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan yang
lainnya dari teks narasi siswa nomor tiga yaitu, “Mera dan Puti adalah
dua orang kakak beradik yang tinggal di desa dekat sungai dan hutan
yang terkenal sangat menyeramkan. Setiap hari Puti pergi ke sungai
untuk mencuci baju dan Mera pergi ke hutan untuk mencari kayu”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita sesuai
dengan gambar. Siswa nomor tiga menceritakan dua orang kakak beradik
yang tinggal di desa.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor tiga
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor tiga
“Melihat hal itu Emas langsung menyadari bahwa itu bukan Mera asli.
74
Benar saja, Mera palsu itu berubah jadi tuyul yang seram”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai dengan gagasan
pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor tiga yaitu,
“Mendengar hal itu tuyul kaget, Mera dan Puti merasa kasihan dan
akhirnya mereka ingin membantu Emas”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa masih ada kalimat yang kurang efektif. Seharusnya kalimat
tersebut menjelaskan Mera dan Puti merasa kasihan dan ingin membantu
Emas dalam hal apa.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor tiga mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut
dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan resolusi)
sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor tiga, “Mera dan Puti adalah dua orang kakak beradik
yang tinggal di desa dekat sungai dan hutan yang terkenal sangat
menyeramkan. Setiap hari Puti pergi ke sungai untuk mencuci baju dan
Mera pergi ke hutan untuk mencari kayu”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor
tiga. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor tiga yaitu, “Emas
menceritakan bahwa sang raksasa itu yang telah membuat ibunya
menghilang”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat komplikasi
dalam teks narasi siswa nomor tiga. Kutipan yang lainnya dari teks narasi
siswa nomor tiga yaitu, “Akhirnya Emas mengikuti Sangkuriang ke
rumahnya yang ternyata sudah ada ibunya Emas bersama dengan ibunya
Sangkuriang”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi
dalam teks narasi siswa nomor tiga. Kutipan-kutipan tersebut
membuktikan bahwa struktur teks narasi siswa nomor tiga sudah sesuai
dengan urutan dan sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa
nomor tiga sudah memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan
urutan yang lengkap.
75
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor tiga
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan dalam
teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis, tetapi
tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa
nomor tiga “Akhirnya Emas mengikuti Sangkuriang ke rumahnya....”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata
tulis. Seharusnya kata “akhirnya” dibubuhkan tanda koma (,) menjadi
“Akhirnya, Emas mengikuti Sangkuriang ke rumahnya....”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor tiga
memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut dikarenakan
keseluruhan kata sesuai dengan KBBI. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor tiga, “Akhirnya, mereka berempat berjalan beriringan
untuk mencari ibunya Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
keseluruhan kata sesuai dengan KBBI.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor tiga berada pada
kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan gambar,
kesesuaian struktur teks narasi dan ketepatan kata, serta berada pada
kriteria baik untuk aspek penilaian organisasi isi serta ejaan dan tata tulis.
Tabel 4.4
Analisis Data Tes Siswa Nomor 4
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 4 Baik Sekali
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik
76
Jumlah Skor Siswa 17
Nilai 17 x 100 = 85
20
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor empat memperoleh
skor akhir 85 dengan interpretasi baik.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor empat memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut
dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar. Berikut bukti kutipan dari
teks narasi siswa nomor empat, “Mereka saling menyayangi satu sama
lain. Hingga untuk urusan makanan mereka berbagi bersama”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang sesuai dengan
gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa
nomor empat yaitu, “Puti pergi ke sungai untuk mencuci sedangkan Mera
mencari kayu bakar. Saat perjalanan menuju sungai, Puti bertemu dengan
seorang perempuan yang bernama Emas”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa pengembangan cerita sesuai dengan gambar.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor empat
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor empat,
“Mendengar cerita dari Emas, Mera dan Puti ingin menolongnya untuk
mencari ibunya Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi
isi sesuai dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi
siswa nomor empat yaitu, “Sangkuriang menyampaikan pesan ibunya
kepada Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa masih ada kalimat
yang kurang efektif. Seharusnya kalimat tersebut menjelaskan isi pesan
ibunya Sangkuriang.
77
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor empat mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan
resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor empat, “Di sebuah desa hiduplah dua orang
perempuan yang tinggal bersama”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor empat. Kutipan yang
lainnya dari teks narasi siswa nomor empat yaitu, “Akhirnya Emas
menceritakan tentang dirinya dan tentang persoalan kehilangan ibunya”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks
narasi siswa nomor empat. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa
nomor empat yaitu, “Akhirnya, Sangkuriang mengajak Emas untuk ikut
dengannya ke rumahnya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat
resolusi dalam teks narasi siswa nomor empat. Kutipan-kutipan tersebut
membuktikan bahwa struktur teks narasi siswa nomor empat sudah sesuai
dengan urutan dan sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa
nomor empat sudah memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan
urutan yang lengkap.
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor empat
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan dalam
teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis, tetapi
tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa
nomor empat, “Selain itu, tuyul juga jadi baik dan ingin menolong
Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan
dan tata tulis. Seharusnya pada kata “jadi” diubah menjadi kata
“menjadi” agar lebih efektif.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor empat
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut
bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor empat, “Sang tuyul
78
menceritakan tentang rasaksa dan Emas penasaran dengan hal tersebut”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa penggunaan kata atau istilah
terkadang masih kurang tepat tetapi tidak mengganggu pemahaman.
Seharusnya pada kata “rasaksa” diganti dengan kata “raksasa”.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor empat berada pada
kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan gambar dan
kesesuaian struktur teks narasi serta berada pada kriteria baik untuk
aspek penilaian organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata.
Tabel 4.5
Analisis Data Tes Siswa Nomor 5
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 3 Baik
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 4 Baik Sekali
Jumlah Skor Siswa 17
Nilai 17 x 100 = 85
20
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor lima memperoleh
skor akhir 85 dengan interpretasi baik.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor lima memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut
dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang
79
kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor lima,
“Mera, dan Puti berbagi tugas untuk kehidupan sehari-hari”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang sesuai dengan
gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa
nomor lima yaitu, “Emas juga menceritakan tentang kehidupannya yang
menyedihkan. Emas berkeliling sana sini untuk mencari keberadaan
ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita
sesuai dengan gambar namun masih ada yang kurang jelas. Seharusnya
menceritakan kesedihan apa yang dialami Emas dalam kehidupannya.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor empat
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor lima,
“Tetapi kemunculan Emas bisa membantu dia dalam melewati hutan.
Saat ada tuyul yang menyamar menjjadi Mera, Emas langsung
mengetahuinya dan memberitahu Puti”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya
dari teks narasi siswa nomor lima yaitu, “Tuyul yang juga ikut
mendengarnya juga tergerak untuk ingin mencari ibunya Emas”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa masih ada kalimat yang kurang efektif.
Seharusnya kalimat tersebut menjadi “Tuyul yang juga ikut
mendengarnya tergerak ingin mencari ibunya Emas”.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor lima mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut
dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan resolusi)
sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor lima, “Di sebuah desa terpencil dekat hutan, hiduplah
dua anak yang bernama Mera dan Puti”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor lima. Kutipan
yang lainnya dari teks narasi siswa nomor lima yaitu, “Emas berkeliling
80
sana sini untuk mencari keberadaan ibunya”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks narasi siswa nomor
lima. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor lima yaitu,
“Akhirnya, usaha mereka tak sia-sia. Di tengah perjalanan, mereka
bertemu dengan Sangkuriang yang tahu tentang ibunya Emas”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa
nomor lima. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur teks
narasi siswa nomor lima sudah sesuai dengan urutan dan sudah lengkap.
Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor lima sudah memuat
orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor lima
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan dalam
teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis, tetapi
tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa
nomor lima, “Mera, dan Puti berbagi tugas untuk kehidupan sehari-hari”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata
tulis. Seharusnya pada kata “Mera, dan Puti” tidak menggunakan tanda
koma (,) sehingga menjadi “Mera dan Puti”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor lima
memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut dikarenakan
keseluruan kata sesuai dengan KBBI. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor lima, “Mera dan Puti yang mendengar hal itu
langsung ingin ikut mencari ibunya Emas”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa keseluruhan kata sesuai dengan KBBI.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor lima berada pada
kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi
dan ketepatan kata serta berada pada kriteria baik untuk aspek penilaian
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, serta ejaan dan tata tulis.
81
Tabel 4.6
Analisis Data Tes Siswa Nomor 6
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 3 Baik
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik
Jumlah Skor Siswa 16
Nilai 16 x 100 = 80
20
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor enam memperoleh
skor akhir 80 dengan interpretasi baik.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor enam memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut
dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang
kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor enam,
“Pertengahan jalan Puti diselamatkan oleh Emas dari lubang jebakan di
hutan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang
sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks
narasi siswa nomor enam yaitu, “Dua anak perempuan bernama Mera
dan Puti adalah kakak beradik yang sedang menjalankan tugas sehari-
hari. Puti dengan tugasnya mencuci baju di sungai”. Kutipan tersebut
82
membuktikan bahwa pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun
masih ada yang kurang jelas. Seharusnya menceritakan juga tugas Mera.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor enam
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor enam,
“Mereka berdua bertemu dengan Mera yang ternyata itu ialah tuyul.
Tuyul itu diinterogasi oleh Emas dan ia mengaku kalau ia disuruh sama
raksasa”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai
dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa
nomor enam yaitu, “Puti tidak mengetahui keberadaan Emas dan
melanjutkan ke sungai perjalananya ke sungai”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa masih ada kalimat yang kurang efektif. Seharusnya
kalimat tersebut menjadi “Puti tidak mengetahui keberadaan Emas dan
melanjutkan perjalananya ke sungai”.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor enam mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut
dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan resolusi)
sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor enam, “Dua anak perempuan bernama Mera dan Puti
adalah kakak beradik yang sedang menjalankan tugas sehari-hari”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam teks
narasi siswa nomor enam. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa
nomor enam yaitu, “Emas akhirnya menceritakan kehidupannya dan
kehilangan ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat
komplikasi dalam teks narasi siswa nomor enam. Kutipan yang lainnya
dari teks narasi siswa nomor enam yaitu, “Karena kasih sayang tiga
temannya akhirnya Emas tidak sendiri lagi untuk mencari ibunya”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi
siswa nomor enam. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa
83
struktur teks narasi siswa nomor enam sudah sesuai dengan urutan dan
sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor enam sudah
memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor enam
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan dalam
teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis, tetapi
tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa
nomor enam, “Sampai di tengah hutan Emas menyadari ke anehan
hutan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan
dan tata tulis. Seharusnya pada kata “ke anehan” tidak ada spasi menjadi
“keanehan”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor enam
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut
bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor enam, “Saat kain miliknya
hanyut ke sungai yang deres...”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Seharusnya
pada kata “deres” menggunakan kata yang sesuai dengan KBBI yakni
“deras”.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor enam berada pada
kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi
serta berada pada kriteria baik untuk aspek penilaian kesesuaian dengan
gambar, organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata.
Tabel 4.7
Analisis Data Tes Siswa Nomor 7
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 3 Baik
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
84
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik
Jumlah Skor Siswa 16
Nilai 16 x 100 = 80
20
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor tujuh memperoleh
skor akhir 80 dengan interpretasi baik.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor tujuh memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut
dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang
kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor tujuh,
“Tiba-tiba muncul makhluk menyeramkan yang giginya bertaring”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang sesuai
dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks narasi
siswa nomor tujuh yaitu, “Di suatu desa terdapat kakak adik yang
bernama Mera dan Puti, mereka hidup tanpa orang tua selama 10 tahun.
Mereka suka sekali bertengkar tetapi pada suatu hari mereka terlihat
akrab. Mera dan Puti pergi ke gunung untuk cari tanaman obat. Saat
diperjalanan Mera dan Puti bertemu dengan gadis kesatria”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita sesuai dengan
gambar namun masih ada yang kurang jelas. Seharusnya menceritakan
untuk apa Mera dan Puti mencari tanaman obat ke gunung.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor tujuh
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
85
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor tujuh,
“Kemudian, Mera, Puti, dan gadis kesatria bersama pergi ke gunung.
Saat melewati sungai mereka bertiga merasakan ada yang tidak beres
dengan keadaan itu”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi isi
sesuai dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi
siswa nomor tujuh yaitu, “Makhluk tersebut menyerang gadis kesatria
yang sudah lama makhluk tersebut cari gadis kesatria”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa masih ada kalimat yang kurang efektif. Seharusnya
kalimat tersebut menjadi “Makhluk tersebut menyerang gadis kesatria
yang sudah lama dicarinya”.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor tujuh mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut
dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan resolusi)
sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor tujuh, “Di suatu desa terdapat kakak adik yang
bernama Mera dan Puti, mereka hidup tanpa orang tua selama 10 tahun”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam teks
narasi siswa nomor tujuh. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa
nomor tujuh yaitu, “Tiba-tiba muncul makhluk menyeramkan yang
giginya bertaring”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat
komplikasi dalam teks narasi siswa nomor tujuh. Kutipan yang lainnya
dari teks narasi siswa nomor tujuh yaitu, “Berkat kasih sayang yang
dberikan Mera, Puti, dan gadis kesatria, akhirnya tuyul kecil tersebut
menjadi teman sejati yang siap membantu saat susah”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa nomor
tujuh. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur teks narasi
siswa nomor tujuh sudah sesuai dengan urutan dan sudah lengkap. Hal
ini dikarenakan teks narasi siswa nomor tujuh sudah memuat orientasi,
komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.
86
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor tujuh
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan dalam
teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis, tetapi
tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa
nomor tujuh, “Karena gadis kesatria memiliki dendam dengan Buto Ijo,
akhirnya tuyul itu di beri ke sempatan untuk membantu gadis kesatria”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata
tulis. Seharusnya pada kata “ke sempatan” tidak ada spasi menjadi
“kesempatan”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor tujuh
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut
bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor tujuh, “Mera dan Puti pergi ke
gunung untuk cari tanaman obat”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Seharusnya
pada kata “cari” menggunakan kata yang tepat yakni “mencari”.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor tujuh berada pada
kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi
serta berada pada kriteria baik untuk aspek penilaian kesesuaian dengan
gambar, organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata.
Tabel 4.8
Analisis Data Tes Siswa Nomor 8
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 3 Baik
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
87
5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik
Jumlah Skor Siswa 16
Nilai 16 x 100 = 80
20
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor delapan
memperoleh skor akhir 80 dengan interpretasi baik.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor delapan memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut
dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang
kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor delapan,
“Di sebuah desa yang damai hidup ibu tua dengan anaknya yang bernama
Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang
sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks
narasi siswa nomor delapan yaitu, “Tanpa disengaja, pada saat yang
bersamaan mereka bertemu di sebuah hutan yang dikenal sangat
mengerikan. Mera dan Puti yang sedang mencari kain yang hanyut dan
Emas yang sedang mencari ibunya itu bertemu karena perasaan
kebingungan dengan keadaan hutan yang sangat aneh”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun
masih ada yang kurang jelas. Seharusnya menceritakan seperti apa
keadaan hutan.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor delapan
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor
delapan, “Ketiga anak perempuan itu memiliki nasib yang sama,
kehilangan orang tua yang dicintainya selama bertahun-tahun”. Kutipan
88
tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai dengan gagasan
pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor delapan yaitu,
“Emas menceritakan kepada Mera dan Puti bahwa ia kehilangan sosok
ibunya yang hilang”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa masih ada
kalimat yang kurang efektif. Seharusnya kalimat tersebut menjadi “Emas
menceritakan kepada Mera dan Puti bahwa ia kehilangan sosok ibunya”.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor delapan mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan
resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor delapan, “Di sebuah desa yang damai hidup ibu tua
dengan anaknya yang bernama Emas. Di desa sebrang ada dua orang
kakak beradik yang bernama Mera dan Puti. Ketiga anak perempuan itu
memiliki nasib yang sama, kehilangan orang tua yang dicintainya selama
bertahun-tahun”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat orientasi
dalam teks narasi siswa nomor delapan. Kutipan yang lainnya dari teks
narasi siswa nomor delapan yaitu, “Mera dan Puti yang sedang mencari
kain yang hanyut dan Emas yang sedang mencari ibunya itu bertemu
karena perasaan kebingungan dengan keadaan hutan yang sangat aneh”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks
narasi siswa nomor delapan. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa
nomor delapan yaitu, “Di tengah perjalanan saat mencari ibunya Emas,
mereka bertiga bertemu dengan Sangkuriang. Akhirnya, Sangkuriang
mengajak mereka bertiga untuk ikut dengannya dan bertemu ibunya
Sangkuriang yang ternyata sedang bersama ibunya Emas”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa
nomor delapan. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur
teks narasi siswa nomor delapan sudah sesuai dengan urutan dan sudah
lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor delapan sudah
memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.
89
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor
delapan memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut
dikarenakan dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan
dan tata tulis, tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan
dari teks narasi siswa nomor delapan, “Akhirnya Sangkuriang mengajak
mereka bertiga untuk ikut dengannya...”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Akhirnya,
Sangkuriang mengajak mereka bertiga untuk ikut dengannya...”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor delapan
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut
bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor delapan, “Di desa sebrang ada
dua orang kakak beradik yang bernama Mera dan Puti”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai
dengan KBBI. Seharusnya pada kata “sebrang” menggunakan kata yang
tepat yakni “seberang”.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor delapan berada pada
kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi
serta berada pada kriteria baik untuk aspek penilaian kesesuaian dengan
gambar, organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata.
Tabel 4.9
Analisis Data Tes Siswa Nomor 9
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 4 Baik Sekali
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
90
5 Ketepatan Kata 4 √ 4 Baik Sekali
Jumlah Skor Siswa 18
Nilai 18 x 100 = 90
20
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor sembilan
memperoleh skor akhir 90 dengan interpretasi baik sekali.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor sembilan memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar serta
pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas. Berikut bukti
kutipan dari teks narasi siswa nomor sembilan, “Tiba-tiba tuyul yang
menyamar jadi Mera menghampiri mereka berdua...”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor sembilan
yaitu, “Hiduplah seorang anak perempuan bernama Emas dengan ibunya
yang sudah tua. Emas sudah diajarkan untuk mandiri dan tidak boleh
manja oleh ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor sembilan
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor
sembilan, “Suatu hari Emas bertemu dengan Puti yang sedang mencari
pertolongan untuk mencari kain milik kakaknya Mera. Puti dan Mera
ialah adik kakak yang tinggal di sebrang desa jauh dari Emas”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai dengan gagasan
pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor sembilan
yaitu, “Mendengar cerita Emas, mereka bertiga merasa kasihan dan siap
91
membantu Emas untuk membantunya”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa masih ada kalimat yang kurang efektif. Seharusnya kalimat
tersebut menjadi “Mendengar cerita Emas, mereka bertiga merasa
kasihan dan siap membantu Emas”.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor sembilan mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan
resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor sembilan, “Hiduplah seorang anak perempuan
bernama Emas dengan ibunya yang sudah tua. Emas sudah diajarkan
untuk mandiri dan tidak boleh manja oleh ibunya”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor
sembilan. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor sembilan
yaitu, “Akhirnya Emas menceritakan bahwa ia sedang dicari oleh raksasa
dan sudah lama kehilangan ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa terdapat komplikasi dalam teks narasi siswa nomor sembilan.
Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor sembilan yaitu,
“Bahwa pesan tersebut berisi tentang informasi ibunya Emas sedang ada
di rumahnya Sangkuriang. Akhirnya mereka berlima berjalan menuju
rumah Sangkuriang”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat
resolusi dalam teks narasi siswa nomor sembilan. Kutipan-kutipan
tersebut membuktikan bahwa struktur teks narasi siswa nomor sembilan
sudah sesuai dengan urutan dan sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks
narasi siswa nomor sembilan sudah memuat orientasi, komplikasi, dan
resolusi dengan urutan yang lengkap.
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor
sembilan memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut
dikarenakan dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan
dan tata tulis, tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan
dari teks narasi siswa nomor sembilan, “Akhirnya Emas menceritakan
92
bahwa ia sedang dicari oleh raksasa...”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Akhirnya,
Emas menceritakan bahwa ia sedang dicari oleh raksasa...”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor sembilan
memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut dikarenakan
keseluruhan kata sesuai dengan KBBI. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor sembilan, “Sampai akhirnya mereka bertemu dengan
Sangkuriang dan anjingnya, Sangkuriang memberi pesan ibunya kepada
Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa keseluruhan kata sesuai
dengan KBBI.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor sembilan berada
pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan
gambar, kesesuaian struktur teks narasi, dan ketepatan kata serta berada
pada kriteria baik untuk aspek penilaian organisasi isi serta ejaan dan tata
tulis.
Tabel 4.10
Analisis Data Tes Siswa Nomor 10
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 3 Baik
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik
Jumlah Skor Siswa 16
Nilai 16 x 100 = 80
20
Deskripsi Penilaian:
93
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor sepuluh
memperoleh skor akhir 80 dengan interpretasi baik.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor sepuluh memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut
dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang
kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor sepuluh,
“Ketika sedang mencuci baju tiba-tiba salah satu bajunya hanyut kebawa
arus”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang
sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks
narasi siswa nomor sepuluh yaitu, “Puti dengan cepat langsung meminta
bantuan dengan Emas yang berada di belakangnya untuk mengejar baju
itu bersamanya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan
cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang kurang jelas.
Seharusnya menceritakan kemana Puti dan Emas mengejar baju tersebut.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor sepuluh
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor
sepuluh, “Puti melihat Mera yang muncul dari pohon besar. Melihat itu
Emas mencegah Puti untuk mendekatinya karena Emas menyadari itu
adalah Mera palsu”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi isi
sesuai dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi
siswa nomor sepuluh yaitu, “Tiba-tiba Mera berubah menjadi tuyul yang
menyeramkan. Jebakan itu di buat jebakan atas suruhan raksasa”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa masih ada kalimat yang kurang
efektif. Seharusnya kalimat tersebut menjadi “Tiba-tiba Mera berubah
menjadi tuyul yang menyeramkan. Jebakan itu dibuat atas suruhan
raksasa”.
94
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor sepuluh mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan
resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor sepuluh, “Di suatu hari tanpa sengaja dua orang
kakak beradik bertemu dengan seorang anak perempuan bernama Emas”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam teks
narasi siswa nomor sepuluh. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa
nomor sepuluh yaitu, “Akhirnya Emas bercerita mengenai raksasa dan
kehilangan ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat
komplikasi dalam teks narasi siswa nomor sepuluh. Kutipan yang lainnya
dari teks narasi siswa nomor sepuluh yaitu, “Puti dan tuyul merasa
kasihan dan mereka mau menolong Emas untuk mencari ibunya.
Akhirnya, mereka bertiga langsung menghampiri Mera di hutan dan
mengajak untuk mencari ibunya Emas”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa nomor sepuluh. Kutipan-
kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur teks narasi siswa nomor
sepuluh sudah sesuai dengan urutan dan sudah lengkap. Hal ini
dikarenakan teks narasi siswa nomor sepuluh sudah memuat orientasi,
komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor
sepuluh memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut
dikarenakan dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan
dan tata tulis, tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan
dari teks narasi siswa nomor sepuluh, “Jebakan itu di buat atas suruhan
raksasa”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan
ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Jebakan itu dibuat atas suruhan
raksasa”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor sepuluh
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
95
terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut
bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor sepuluh, “Ketika sedang
mencuci baju tiba-tiba salah satu bajunya hanyut kebawa arus”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 penggunaan kata yang tidak
sesuai dengan KBBI. Seharusnya kata “kebawa” memakai kata yang
tepat yakni “terbawa”
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor sepuluh berada pada
kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi
serta berada pada kriteria baik untuk aspek penilaian kesesuaian dengan
gambar, organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata.
Tabel 4.11
Analisis Data Tes Siswa Nomor 11
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 4 Baik Sekali
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik
Jumlah Skor Siswa 17
Nilai 17 x 100 = 85
20
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor sebelas
memperoleh skor akhir 80 dengan interpretasi baik.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor sebelas memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
96
tersebut dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas. Berikut bukti
kutipan dari teks narasi siswa nomor sebelas, “Di desa yang asri hidup
dua orang kakak beradik yang senantiasa berbagi kasih sayang”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang sesuai dengan
gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa
nomor sebelas yaitu, “Mereka berbagi tugas, Puti mencuci pakaian di
sungah dan Mera mencari kayu di hutan”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor sebelas
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor
sebelas, “Mera sebagai kakak selalu memberikan jatah makanannya
kepada Puti adiknya. Sementara Puti selalu menghawatirkan Mera yang
selalu kuat di depannya. Mereka berbagi tugas...”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok.
Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor sebelas yaitu,
“Sangkuriang memberi pesan kepada Emas bahwa Emas dicari oleh
ibunya Sangkuriang sudah lama”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
masih ada kalimat yang kurang efektif. Seharusnya kalimat tersebut
menjadi “Sangkuriang memberi pesan kepada Emas bahwa Emas dicari
oleh ibunya Sangkuriang”.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor sebelas mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan
resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor sebelas, “Di desa yang asri hidup dua orang kakak
beradik yang senantiasa berbagi kasih sayang. Mera sebagai kakak selalu
memberikan jatah makanannya kepada Puti adiknya. Sementara Puti
97
selalu menghawatirkan Mera yang selalu kuat di depannya”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam teks narasi siswa
nomor sebelas. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor
sebelas yaitu, “Tiba-tiba Emas putri kesatria datang menghampiri Puti
yang sedang kebingungan mencari cara. Puti dibantu oleh Emas untuk
mengejar kain itu sesuai dengan arus sungai. Tanpa mereka sadari
suasana hutan menjadi sangat menakutkan. Mereka bertemu dengan
Mera yang ternyata itu adalah tuyul yang sedang menyamar. Emas
menyadari penyamaran itu, akhirnya tuyul berniat ingin memakan
mereka dan dia sudah membuka mulutnya”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks narasi siswa nomor
sebelas. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor sebelas yaitu,
“Karena merasa kasihan akhirnya tuyul, Mera, dan Puti berniat menolong
Emas. Mereka membuat rencana untuk menjalankan misi itu. Di tengah
hutan mereka berempat bertemu dengan Sangkuriang dan anjing
peliharaanya. Sangkuriang memberi pesan kepada Emas bahwa Emas
dicari oleh ibunya Sangkuriang sudah lama”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa nomor
sebelas. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur teks
narasi siswa nomor sebelas sudah sesuai dengan urutan dan sudah
lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor sebelas sudah
memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor
sebelas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut
dikarenakan dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan
dan tata tulis, tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan
dari teks narasi siswa nomor sebelas, “Akhirnya Emas menceritakan
kepada tuyul, Puti, dan Mera bahwa raksasa tersebut telah membuat
ibunya hilang”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1
kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Akhirnya, Emas
98
menceritakan kepada tuyul, Puti, dan Mera bahwa raksasa tersebut telah
membuat ibunya hilang”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor sebelas
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut
bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor sebelas, “Saat Puti mencuci
baju tiba-tiba kain Mera anyut terbawa sungai yang begitu deras”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 penggunaan kata yang
tidak sesuai dengan KBBI. Seharusnya kata “anyut” memakai kata yang
tepat yakni “hanyut”.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor sebelas berada pada
kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan gambar dan
kesesuaian struktur teks narasi serta berada pada kriteria baik untuk
aspek penilaian organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata.
Tabel 4.12
Analisis Data Tes Siswa Nomor 12
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 3 Baik
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 4 Baik Sekali
Jumlah Skor Siswa 17
Nilai 17 x 100 = 85
20
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
99
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor dua belas
memperoleh skor akhir 85 dengan interpretasi baik.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor dua belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut
dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang
kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor dua
belas, “Emas selalu menolong Puti dari segala jebakan yang ada di
hutan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang
sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks
narasi siswa nomor dua belas yaitu, “Mereka berdua berjalan bersama ke
sungai, sesampainya di sungai Puti langsung mulai mencuci baju. Puti
tak sengaja melepas kain milik yang akhirnya hanyut ke arus sungai yang
deras”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita
sesuai dengan gambar namun masih ada yang kurang jelas. Seharusnya
mencantumkan kain milik siapa yang tak sengaja di lepas oleh Puti.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor dua belas
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor dua
belas, “Pada suatu hari mereka sedang menyiapkan bekal untuk bertugas,
bekal milik Mera diberikan ke Puti karena Mera selalu sayang dengan
adiknya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai
dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa
nomor dua belas yaitu, “Di tengah hutan mereka berdua bertemu di
tengah hutan dengan tuyul yang menyamar menjadi Mera”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa masih ada kalimat yang kurang efektif.
Seharusnya kalimat tersebut menjadi “Di tengah hutan mereka berdua
bertemu dengan tuyul yang menyamar menjadi Mera”.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor dua belas mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
100
tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan
resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor dua belas, “Puti adalah adiknya Mera yang selalu
disayang oleh Mera”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat
orientasi dalam teks narasi siswa nomor dua belas. Kutipan yang lainnya
dari teks narasi siswa nomor dua belas yaitu, “Tuyul itu akhirnya
mengaku, Emas bercerita dengan mereka kalau ia telah kehilangan
ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat komplikasi
dalam teks narasi siswa nomor dua belas. Kutipan yang lainnya dari teks
narasi siswa nomor dua belas yaitu, “Mera merasa kasihan dengan Emas
yang kehilangan ibunya. Akhirnya Emas tidak sendiri lagi mencari
ibunya, dia bersama Mera, Puti, dan tuyul”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa nomor dua
belas. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur teks narasi
siswa nomor dua belas sudah sesuai dengan urutan dan sudah lengkap.
Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor dua belas sudah memuat
orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor dua
belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis,
tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi
siswa nomor dua belas, “Akhirnya Emas tidak sendiri lagi mencari
ibunya, dia bersama Mera, Puti, dan tuyul”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis.
Seharusnya “Akhirnya, Emas tidak sendiri lagi mencari ibunya, dia
bersama Mera, Puti, dan tuyul”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor dua belas
memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut dikarenakan
keseluruhan kata sesuai dengan KBBI. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor dua belas, “Mera yang sejak tadi mengikuti mereka
101
bertiga ingin menolong Emas juga. Mera merasa kasihan dengan Emas
yang kehilangan ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
keseluruhan kata sesuai dengan KBBI.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor dua belas berada
pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian struktur teks
narasi dan ketepatan kata serta berada pada kriteria baik untuk aspek
penilaian kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, serta ejaan dan tata
tulis.
Tabel 4.13
Analisis Data Tes Siswa Nomor 13
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 4 Baik Sekali
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik
Jumlah Skor Siswa 17
Nilai 17 x 100 = 85
20
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor tiga belas
memperoleh skor akhir 85 dengan interpretasi baik.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor tiga belas memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas. Berikut bukti
102
kutipan dari teks narasi siswa nomor tiga belas, “Saat Puti ingin berjalan
menuju sungai ia bertemu dengan emas yang sejak tadi mengikutinya”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi yang sesuai
dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks narasi
siswa nomor tiga belas yaitu, “Tanpa disadari Mera muncul dari balik
pohon, Emas mencegah Puti untuk mendekatinya. Melihat hal itu Mera
berubah menjadi tuyul yang menakutkan...”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan
jelas.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor tiga belas
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor tiga
belas, “Tiba-tiba Emas menghentikan langkahnya karena mulai
merasakan keanehan dari hutan. Tanpa disadari Mera muncul dari balik
pohon...”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai
dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa
nomor tiga belas yaitu, “Akhirnya, tuyul menyerah dan akhirnya
membantu Emas untuk mencari ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa masih ada kalimat yang kurang efektif. Seharusnya kalimat
tersebut menjadi “Akhirnya, tuyul menyerah dan membantu Emas untuk
mencari ibunya”.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor tiga belas mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan
resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor tiga belas, “Matahari cerah menyambut dua kakak
beradik Mera dan Puti yang sedang menyiapkan bekel untuk pegi
bertugas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam
teks narasi siswa nomor tiga belas. Kutipan yang lainnya dari teks narasi
103
siswa nomor tiga belas yaitu, “Puti kaget dan tidak sengaja melepas kain
milik Mera dan membuat kainnya hanyut”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks narasi siswa nomor
tiga belas. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor tiga belas
yaitu, “Akhirnya, tuyul menyerah dan akhirnya membantu Emas untuk
mencari ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi
dalam teks narasi siswa nomor tiga belas. Kutipan-kutipan tersebut
membuktikan bahwa struktur teks narasi siswa nomor tiga belas sudah
sesuai dengan urutan dan sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi
siswa nomor tiga belas sudah memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi
dengan urutan yang lengkap.
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor tiga
belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis,
tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi
siswa nomor tiga belas, “...Emas selalu bercerita mengenai hidupnya
yang ke hilangan ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat
1 kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya “...Emas selalu bercerita
mengenai hidupnya yang kehilangan ibunya”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor tiga belas
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut
bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor tiga belas, “...Mera dan Puti
yang sedang menyiapkan bekel untuk pergi bertugas”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai
dengan KBBI. Seharusnya kata “bekel” menggunakan kata yang tepat
yakni “bekal”.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor tiga belas berada
pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan
gambar dan kesesuaian struktur teks narasi serta berada pada kriteria baik
104
untuk aspek penilaian organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan
kata.
Tabel 4.14
Analisis Data Tes Siswa Nomor 14
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 2 Cukup
2 Organisasi Isi 4 √ 2 Cukup
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik
Jumlah Skor Siswa 14
Nilai 14 x 100 = 70
20
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor empat belas
memperoleh skor akhir 70 dengan interpretasi cukup.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor empat belas memperoleh skor 2 dengan kriteria cukup. Hal
tersebut dikarenakan terdapat informasi yang kurang sesuai dengan
gambar dan pengembangan cerita masih ada yang kurang sesuai dengan
gambar dan masih ada yang kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor empat belas, “Emas menceritakan kepada Puti dan
Mera kenapa raksasa dendam dengannya”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat informasi yang kurang sesuai dengan
gambar dan cerita. Seharusnya Emas juga bercerita kepada tuyul. Bukti
kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor empat belas yaitu,
105
“Tuyul berubah pikiran dan ingin menolong Emas untuk menolong
mencari ibunya Emas dengan memberikan ramuan”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa pengembangan cerita masih kurang sesuai dengan
gambar dan masih ada yang kurang jelas. Seharusnya tuyul tidak
memberikan ramuan.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor empat belas
memperoleh skor 2 dengan kriteria cukup. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi kurang sesuai dengan gagasan pokok dan masih banyak
kalimat yang kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa
nomor empat belas, “Emas menceritakan kepada Puti dan Mera kenapa
raksasa dendam dengannya. Tuyul kaget setelah mendengar cerita Emas”
Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi isi kurang sesuai
dengan gagasan pokok. Seharusnya dijelaskan kenapa raksasa dendam
dengan Emas. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor empat
belas yaitu, “Tuyul berubah pikiran dan ingin menolong Emas untuk
menolong mencari ibunya Emas...”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa masih banyak kalimat yang kurang efektif. Seharusnya kalimat
tersebut menjadi “Tuyul berubah pikiran dan ingin menolong Emas untuk
mencari ibunya Emas...”.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor empat belas mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan
resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor empat belas, “Ada tiga orang anak perempuan
bernama Mera, Puti dan Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor empat belas. Kutipan
yang lainnya dari teks narasi siswa nomor empat belas yaitu, “Tiba-tiba
di tengah hutan yang lebat mereka bertemu dengan tuyul yang menjebak
Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam
teks narasi siswa nomor empat belas. Kutipan yang lainnya dari teks
106
narasi siswa nomor empat belas yaitu, “Akhirnya mereka berempat
bersama mencari ibunya Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
terdapat resolusi dalam teks narasi siswa nomor empat belas. Kutipan-
kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur teks narasi siswa nomor
empat belas sudah sesuai dengan urutan dan sudah lengkap. Hal ini
dikarenakan teks narasi siswa nomor empat belas sudah memuat
orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor empat
belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis,
tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi
siswa nomor empat belas, “Akhirnya mereka berempat bersama mencari
ibunya...”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan
ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Akhirnya, mereka berempat bersama
mencari ibunya...”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor empat
belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut
bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor empat belas, “Mereka bertiga
sedang mencari ibunya Emas yang udah lama hilang”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai
dengan KBBI. Seharusnya kata “udah” menggunakan kata yang tepat
yakni “sudah”.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor empat belas berada
pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian struktur teks
narasi, berada pada kriteria baik untuk aspek penilaian ejaan dan tata tulis
serta ketepatan kata, dan berada pada kriteria cukup untuk aspek
penilaian kesesuaian dengan gambar dan organisasi isi.
107
Tabel 4.15
Analisis Data Tes Siswa Nomor 15
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 4 Baik Sekali
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik
Jumlah Skor Siswa 17
Nilai 17 x 100 = 85
20
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor lima belas
memperoleh skor akhir 85 dengan interpretasi baik.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor lima belas memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas. Berikut bukti
kutipan dari teks narasi siswa nomor lima belas, “Emas adalah seorang
anak yang memiliki rambut panjang”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti
kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor lima belas yaitu,
“Melalui hari-hari yang sepi, tanpa teman, tanpa keluarga, dan tanpa
sahabat. Emas sudah kehilangan ibunya selama bertahun-tahun” Kutipan
tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita sesuai dengan
gambar dan jelas.
108
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor lima belas
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor lima
belas, “Emas sudah kehilangan ibunya selama bertahun-tahun. Tidak
pernah menyerah untuk mencari ibunya walaupun sendiri” Kutipan
tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai dengan gagasan
pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor lima belas
yaitu, “Melalui setiap hari-hari yang sepi, tanpa teman, tanpa keluarga,
dan tanpa sahabat”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa masih ada
kalimat yang kurang efektif. Seharusnya kalimat tersebut menjadi
“Melalui hari-hari yang sepi, tanpa teman, tanpa keluarga, dan tanpa
sahabat”.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor lima belas mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan
resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor lima belas, “Di tengah hutan yang lebat hiduplah
seorang anka perempuan bernama Emas”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor lima belas.
Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor lima belas yaitu,
“Mulai dari itu ia banyak mengalami kesulitan sejak kehilangan ibunya”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks
narasi siswa nomor lima belas. Kutipan yang lainnya dari teks narasi
siswa nomor lima belas yaitu, “Akhirnya, mereka bertiga saling
memberikan kasih sayang sampai Emas bertemu dengan ibunya”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi
siswa nomor lima belas. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa
struktur teks narasi siswa nomor lima belas sudah sesuai dengan urutan
dan sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor lima
109
belas sudah memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan
yang lengkap.
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor lima
belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis,
tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi
siswa nomor lima belas, “...ia bertemu dengan dua anak perempuan
kakak beradik yang bernama Mera, dan Puti”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis.
Seharusnya “...ia bertemu dengan dua anak perempuan kakak beradik
yang bernama Mera dan Puti”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor lima belas
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut
bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor lima belas, “Mera dan Puti
merasa kasian dan ingin menolong Emas untuk mencari ibunya yang
sudah lama hilang”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1
penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Seharusnya kata
“kasian” menggunakan kata yang tepat yakni “kasihan”.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor lima belas berada
pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan
gambar dan kesesuaian struktur teks narasi serta berada pada kriteria baik
untuk aspek penilaian organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan
kata.
Tabel 4.16
Analisis Data Tes Siswa Nomor 16
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 3 Baik
110
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik
Jumlah Skor Siswa 16
Nilai 16 x 100 = 80
20
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor enam belas
memperoleh skor akhir 80 dengan interpretasi baik.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor enam belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut
dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang
kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor enam
belas, “Ia tidak boleh menangis dan manja seperti anak-anak
kebanyakan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat informasi
yang sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari
teks narasi siswa nomor enam belas yaitu, “Sejak kecil Emas sudah
diajarkan menjadi pemberani, tidak seperti anak-anak lain yang dimanja
dan bermain”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan
cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang kurang jelas.
Seharusnya dijelaskan mengenai bermain dengan siapa.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor enam belas
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor tiga
belas, “Puti tidak sadar ada jebakan di depannya. Dengan cepet Emas
111
langsung menghalangi Puti dari jebakan itu” Kutipan tersebut
membuktikan bahwa organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok.
Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor enam belas yaitu,
“Emas selalu menolong Puti dari semua jebakan-jebakan yang ada di
hutan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa masih ada kalimat yang
kurang efektif. Seharusnya kalimat tersebut menjadi “Emas selalu
menolong Puti dari jebakan-jebakan yang ada di hutan”.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor enam belas mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan
resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor enam belas, “Emas adalah anak perempuan yang
tinggal di tengah hutan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat
orientasi dalam teks narasi siswa nomor enam belas. Kutipan yang
lainnya dari teks narasi siswa nomor enam belas yaitu, “Sampai akhirnya
Emas harus menghadapi kenyataan bahwa ibunya telah ilang”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks narasi
siswa nomor enam belas. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa
nomor enam belas yaitu, “Karena kasih sayang Emas akhirnya Puti
mengajak Mera untuk membantu Emas mencari ibunya. Kini Emas tidak
lagi sendiri mencari ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
terdapat resolusi dalam teks narasi siswa nomor enam belas. Kutipan-
kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur teks narasi siswa nomor
enam belas sudah sesuai dengan urutan dan sudah lengkap. Hal ini
dikarenakan teks narasi siswa nomor enam belas sudah memuat orientasi,
komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor enam
belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis,
tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi
112
siswa nomor enam belas, “Kain yang sangat di sukai oleh Mera”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata
tulis. Seharusnya “Kain yang sangat disukai oleh Mera”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor enam belas
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut
bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor enam belas, “Sampai akhirnya
Emas harus menghadapi kenyataan bahwa ibunya telah ilang”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 penggunaan kata yang tidak
sesuai dengan KBBI. Seharusnya kata “ilang” menggunakan kata yang
tepat yakni “hilang”.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor enam belas berada
pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian struktur teks
narasi serta berada pada kriteria baik untuk aspek penilaian kesesuaian
dengan gambar, organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata.
Tabel 4.17
Analisis Data Tes Siswa Nomor 17
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 3 Baik
2 Organisasi Isi 4 √ 4 Baik Sekali
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik
Jumlah Skor Siswa 17
Nilai 17 x 100 = 85
20
Deskripsi Penilaian:
113
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor tujuh belas
memperoleh skor akhir 85 dengan interpretasi baik.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor tujuh belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut
dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar namun masih ada yang
kurang jelas. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor tujuh
belas, “Tiba-tiba ia bertemu Emas yang sudah menolongnya dari
jebakan-jebakan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat
informasi yang sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan yang
lainnya dari teks narasi siswa nomor tujuh belas yaitu, “Salah satu
jebakannya ialah saat ia bertemu dengan Mera palsu yang ternyata adalah
tuyul”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita
sesuai dengan gambar namun masih ada yang kurang jelas. Seharusnya
dijelaskan mengenai jebakan yang lainnya.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor tujuh belas
memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan keseluruhan kalimat
efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor tujuh belas,
“Saat itu Emas akhirnya menceritakan mengenai kehidupannya dan
kehilangan ibunya. Puti ngerasa kasian dengan Emas dan berniat ingin
membantunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi isi
sesuai dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi
siswa nomor tujuh belas yaitu, “Salah satu jebakannya ialah saat ia
bertemu dengan Mera palsu yang ternyata adalah tuyul”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa keseluruhan kalimat efektif.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor tujuh belas mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan
114
resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor tujuh belas, “Di desa yang dekat dengan hutan dan
sungai hidup dua orang anak perempuan kakak beradik bernama Mera
dan Puti”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam
teks narasi siswa nomor tujuh belas. Kutipan yang lainnya dari teks
narasi siswa nomor tujuh belas yaitu, “Saat itu Emas akhirnya
menceritakan mengenai kehidupannya dan kehilangan ibunya”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks narasi
siswa nomor tujuh belas. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa
nomor tujuh belas yaitu, “Akhirnya Emas tidak lagi sendiri mencari
ibunya, ia memiliki Mera da Puti yang siap membantunya saat susah”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi
siswa nomor tujuh belas. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa
struktur teks narasi siswa nomor tujuh belas sudah sesuai dengan urutan
dan sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor tujuh
belas sudah memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan
yang lengkap.
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor tujuh
belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis,
tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi
siswa nomor tujuh belas, “Akhirnya Emas tidak lagi sendiri mencari
ibunya...”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 kesalahan
ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Akhirnya, Emas tidak lagi sendiri
mencari ibunya...”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor tujuh belas
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut
bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor enam belas, “Puti ngerasa
kasihan dengan Emas dan berniat ingin membantunya”. Kutipan tersebut
115
membuktikan bahwa terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai
dengan KBBI. Seharusnya kata “ngerasa” menggunakan kata yang tepat
yakni “merasa”.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor tujuh belas berada
pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian organsasi isi dan
kesesuaian struktur teks narasi serta berada pada kriteria baik untuk
aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, ejaan dan tata tulis, serta
ketepatan kata.
Tabel 4.18
Analisis Data Tes Siswa Nomor 18
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 4 Baik Sekali
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik
Jumlah Skor Siswa 17
Nilai 17 x 100 = 85
20
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor delapan belas
memperoleh skor akhir 85 dengan interpretasi baik.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor delapan belas memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas. Berikut bukti
116
kutipan dari teks narasi siswa nomor delapan belas, “Puti bertemu dengan
seseorang yang bernama Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan
yang lainnya dari teks narasi siswa nomor delapan belas yaitu, “Pada
suatu hari hiduplah dua anak yang cantik bernama Mera dan Puti. Mera
dan Puti adalah dua kakak beradik yang saling menyayangi satu sama
lain”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita sesuai
dengan gambar dan jelas.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor delapan
belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor
delapan belas, “Emas menolong Puti yang kesulitan di hutan. Emas juga
membantu Puti terhindar dari jebakan tuyul”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok.
Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor delapan belas yaitu,
“Tuyul yang jahat pun berubah menjadi baik dan mau ingin menolong
Emas juga”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa masih ada kalimat
yang kurang efektif. Seharusnya “Tuyul yang jahat pun berubah menjadi
baik dan ingin menolong Emas juga”.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor delapan belas mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan
resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor delapan belas, “Pada suatu hari hiduplah dua anak
yang cantik bernama Mera dan Puti”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor delapan belas.
Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor delapan belas yaitu,
“Emas sedang mencari ibunya yang hilang”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat komplikasi dalam teks narasi siswa nomor
117
delapan belas. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor delapan
belas yaitu, “Sangkuriang banyak bercerita tentang ibunya Emas.
Sangkuriang mengajak Emas untuk ikut dengan dirinya”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa
nomor delapan belas. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa
struktur teks narasi siswa nomor delapan belas sudah sesuai dengan
urutan dan sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor
delapan belas sudah memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan
urutan yang lengkap.
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor
delapan belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut
dikarenakan dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan
dan tata tulis, tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan
dari teks narasi siswa nomor delapan belas, “Akhirnya Puti dan Mera
ingin membantu Emas...”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat
1 kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Akhirnya, Puti dan Mera
ingin membantu Emas...”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor delapan
belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut
bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor delapan belas, “Mereka bedua
tinggal di hutan yang jauh dari perkotaan. Kalau makan mereka harus
mencari di dalam hutan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat
1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Seharusnya kata
“bedua” menggunakan kata yang tepat yakni “berdua”.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor delapan belas
berada pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan
gambar dan kesesuaian struktur teks narasi serta berada pada kriteria baik
untuk aspek penilaian organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan
kata.
118
Tabel 4.19
Analisis Data Tes Siswa Nomor 19
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 4 Baik Sekali
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 3 Baik
Jumlah Skor Siswa 17
Nilai 17 x 100 = 85
20
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor sembilan belas
memperoleh skor akhir 85 dengan interpretasi baik.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor sembilan belas memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas. Berikut bukti
kutipan dari teks narasi siswa nomor sembilan belas, “...Mera langsung
mengambil batu dan melempar ke arah makhluk itu”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
cerita. Bukti kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor sembilan
belas yaitu, “Seorang anak perempuan bernama Emas hidup seorang diri
di tengah hutan. Sudah beberapa tahun ia kehilangan ibunya secara tiba-
tiba”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan cerita sesuai
dengan gambar dan jelas.
119
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor sembilan
belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor
sembilan belas, “Saat makhluk itu sadar dari pingsannya, Emas beranjak
pergi mengajak Mera dan Puti. Tetapi, makhluk itu menyetopi mereka
dan ingin ikut dengannya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari
teks narasi siswa nomor sembilan belas yaitu, “Banyak jebakan-jebakan
di hutan yang menghalangi Puti”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
masih ada kalimat yang kurang efektif. Seharusnya “Banyak jebakan di
hutan yang menghalangi Puti”.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor sembilan belas mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali.
Hal tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan
resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor sembilan belas, “Seorang anak perempuan bernama
Emas hidup seorang diri di tengah hutan”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor sembilan belas.
Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor sembilan belas yaitu,
“Mereka bertiga saling bertukar cerita, tanpa disadari ada makhluk
menyeramkan muncul di depan mereka. Emas langsung mengetahui kalo
makhluk itu suruan raksasa jahat”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
terdapat komplikasi dalam teks narasi siswa nomor sembilan belas.
Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor sembilan belas yaitu,
“Akhirnya Emas tidak lagi sendiri untuk mencari ibunya. Ia memiliki
teman yang memberikan kasih sayang dan rasa peduli”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa nomor
sembilan belas. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur
teks narasi siswa nomor sembilan belas sudah sesuai dengan urutan dan
120
sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor sembilan
belas sudah memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan
yang lengkap.
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor
sembilan belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut
dikarenakan dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan
dan tata tulis, tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan
dari teks narasi siswa nomor sembilan belas, “Akhirnya Emas tidak lagi
sendiri untuk mencari ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Akhirnya, Emas
tidak lagi sendiri untuk mencari ibunya”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor sembilan
belas memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
terdapat 1 penggunaan kata yang tidak sesuai dengan KBBI. Berikut
bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor sembilan belas, “Emas
langsung mengetahui kalo makhluk itu suruhan raksasa jahat”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa terdapat 1 penggunaan kata yang tidak
sesuai dengan KBBI. Seharusnya kata “kalo” menggunakan kata yang
tepat yakni “kalau”.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor sembilan belas
berada pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan
gambar dan kesesuaian struktur teks narasi serta berada pada kriteria baik
untuk aspek penilaian organisasi isi, ejaan dan tata tulis, serta ketepatan
kata.
Tabel 4.20
Analisis Data Tes Siswa Nomor 20
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 4 Baik Sekali
121
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 4 Baik Sekali
Jumlah Skor Siswa 18
Nilai 18 x 100 = 90
20
Deskripsi Penilaian:
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor dua puluh
memperoleh skor akhir 90 dengan interpretasi baik sekali.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor dua puluh memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas. Berikut bukti
kutipan dari teks narasi siswa nomor dua puluh, “...di tengah perjalanan
mereka bertemu dengan Sangkuriang”. Kutipan tersebut membuktikan
bahwa terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti
kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor dua puluh yaitu,
“Emas tahu bahwa itu bukan Mera yang asli makanya Emas langsung
mengikatnya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan
cerita sesuai dengan gambar dan jelas.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor dua puluh
memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor dua
puluh, “Mendengar tuyul berucap tentang raksasa, Emas langsung
bercerita tentang kaitan dirinya dengan raksasa. Emas juga menceritakan
tentang kisah hidupnya yang mencari ibunya yang hilang”. Kutipan
122
tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai dengan gagasan
pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor dua puluh
yaitu, “Emas menolong Puti yang saat itu Puti butuh pertolongan”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa masih ada kalimat yang kurang
efektif. Seharusnya “Emas menolong Puti yang saat itu butuh
pertolongan”.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor dua puluh mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan
resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor dua puluh, “Ada dua orang anak yang hidup bersama
bernama Mera dan Puti. Mereka tinggal disebuah desa yang sangat asri”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat orientasi dalam teks
narasi siswa nomor dua puluh. Kutipan yang lainnya dari teks narasi
siswa nomor dua puluh yaitu, “Emas tahu bahwa itu bukan Mera yang
asli makanya Emas langsung mengikatnya. Ternyata benar dia bukan
Mera, tetapi tuyul ”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat
komplikasi dalam teks narasi siswa nomor dua puluh. Kutipan yang
lainnya dari teks narasi siswa nomor dua puluh yaitu, “Mera dan Puti
akhirnya membantu Emas untuk mencari ibunya. Tuyul yang awalnya
jahat menjadi baik dan membantu Emas mencari ibunya”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa
nomor dua puluh. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa struktur
teks narasi siswa nomor dua puluh sudah sesuai dengan urutan dan sudah
lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor dua puluh sudah
memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan urutan yang lengkap.
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor dua
puluh memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan dan tata tulis,
tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan dari teks narasi
123
siswa nomor dua puluh, “Akhirnya di tengah perjalanan mereka bertemu
dengan Sangkuriang”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1
kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Akhirnya, di tengah
perjalanan mereka bertemu dengan Sangkuriang”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor dua puluh
memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut dikarenakan
keseluruhan kata sesuai dengan KBBI. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor dua puluh, “Mendengar tuyul berucap tentang
raksasa, Emas langsung bercerita tentang kaitan dirinya dengan raksasa”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa keseluruhan kata sesuai dengan
KBBI.
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor dua puluh berada
pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan
gambar, kesesuaian struktur teks narasi, dan ketepatan kata serta berada
pada kriteria baik untuk aspek penilaian organisasi isi serta ejaan dan tata
tulis.
Tabel 4.21
Analisis Data Tes Siswa Nomor 21
No. Aspek Penilaian Skor
Maksimal
Rentang Skor Skor
Siswa Interpretasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan
Gambar 4 √ 4 Baik Sekali
2 Organisasi Isi 4 √ 3 Baik
3 Kesesuaian Struktur
Teks Narasi 4 √ 4 Baik Sekali
4 Ejaan dan Tata Tulis 4 √ 3 Baik
5 Ketepatan Kata 4 √ 4 Baik Sekali
Jumlah Skor Siswa 18
Nilai 18 x 100 = 90
20
Deskripsi Penilaian:
124
Berdasarkan jumlah skor dari beberapa aspek penilaian, yaitu
kesesuaian dengan gambar, organisasi isi, kesesuaian struktur teks narasi,
ejaan dan tata tulis, serta ketepatan kata, siswa nomor dua puluh satu
memperoleh skor akhir 90 dengan interpretasi baik sekali.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian dengan gambar, siswa
nomor dua puluh satu memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal
tersebut dikarenakan terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan
pengembangan cerita sesuai dengan gambar dan jelas. Berikut bukti
kutipan dari teks narasi siswa nomor dua puluh satu, “Sang tuyul
langsung diikat oleh Emas...”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
terdapat informasi yang sesuai dengan gambar dan cerita. Bukti kutipan
yang lainnya dari teks narasi siswa nomor dua puluh satu yaitu,
“Mendengar hal tersebut, Mera dan Puti ingin menolong Emas untuk
mencari ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa pengembangan
cerita sesuai dengan gambar dan jelas.
Berdasarkan aspek penilaian organisasi isi, siswa nomor dua puluh
satu memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi isi sesuai dengan gagasan pokok dan masih ada kalimat yang
kurang efektif. Berikut bukti kutipan dari teks narasi siswa nomor dua
puluh satu, “Sang tuyul ada bercerita tentang raksasa. Hal itu yang
membuat Emas akhirnya ingin mengetahui lebih lanjut tentang raksasa”.
Kutipan tersebut membuktikan bahwa organisasi isi sesuai dengan
gagasan pokok. Kutipan yang lainnya dari teks narasi siswa nomor dua
puluh satu yaitu, “Satu anak yang bernama Mera menyusuri hutan untuk
mencari kayu bakar ke hutan”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
masih ada kalimat yang kurang efektif. Seharusnya “Satu anak yang
bernama Mera menyusuri hutan untuk mencari kayu bakar”.
Berdasarkan aspek penilaian kesesuaian struktur teks narasi, siswa
nomor dua puluh satu mendapatkan skor 4 dengan kriteria baik sekali.
Hal tersebut dikarenakan struktur teks narasi (orientasi, komplikasi, dan
resolusi) sudah sesuai dengan urutan dan struktur teks narasi (orientasi,
125
komplikasi, dan resolusi) sudah lengkap. Berikut bukti kutipan dari teks
narasi siswa nomor dua puluh satu, “Di suatu desa hiduplah seorang
kakak beradik yang saling rukun”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa
terdapat orientasi dalam teks narasi siswa nomor dua puluh satu. Kutipan
yang lainnya dari teks narasi siswa nomor dua puluh satu yaitu, “Ia juga
sedang mencari ibunya”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat
komplikasi dalam teks narasi siswa nomor dua puluh satu. Kutipan yang
lainnya dari teks narasi siswa nomor dua puluh satu yaitu, “Akhirnya,
mereka bertemu dengan seseorang yang bernama Sangkuriang.
Sangkuriang menceritakan semua hal yang ia ketahui mengenai ibunya
Emas dan mengajak Emas untuk ikut bersama dengan dirinya”. Kutipan
tersebut membuktikan bahwa terdapat resolusi dalam teks narasi siswa
nomor dua puluh satu. Kutipan-kutipan tersebut membuktikan bahwa
struktur teks narasi siswa nomor dua puluh satu sudah sesuai dengan
urutan dan sudah lengkap. Hal ini dikarenakan teks narasi siswa nomor
dua puluh satu sudah memuat orientasi, komplikasi, dan resolusi dengan
urutan yang lengkap.
Berdasarkan aspek penilaian ejaan dan tata tulis, siswa nomor dua
puluh satu memperoleh skor 3 dengan kriteria baik. Hal tersebut
dikarenakan dalam teks narasi siswa tersebut terdapat 1 kesalahan ejaan
dan tata tulis, tetapi tidak mengaburkan makna. Berikut bukti kutipan
dari teks narasi siswa nomor dua puluh, “Akhirnya mereka berkawan dan
membantu Emas”. Kutipan tersebut membuktikan bahwa terdapat 1
kesalahan ejaan dan tata tulis. Seharusnya “Akhirnya, mereka berkawan
dan membantu Emas”.
Berdasarkan aspek penilaian ketepatan kata, siswa nomor dua puluh
satu memperoleh skor 4 dengan kriteria baik sekali. Hal tersebut
dikarenakan keseluruhan kata sesuai dengan KBBI. Berikut bukti kutipan
dari teks narasi siswa nomor dua puluh satu, “Emas menyelamatkan Puti
dari jebakan yang dibuat oleh sang tuyul”. Kutipan tersebut
membuktikan bahwa keseluruhan kata sesuai dengan KBBI.
126
Dari data tes di atas tampak bahwa siswa nomor dua puluh satu
berada pada kriteria baik sekali dalam aspek penilaian kesesuaian dengan
gambar, kesesuaian struktur teks narasi, dan ketepatan kata serta berada
pada kriteria baik untuk aspek penilaian organisasi isi serta ejaan dan tata
tulis.
Hasil wawancara peneliti dengan guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas VII-
2 membuktikan bahwa penggunaan media webtoon dalam pembelajaran menulis
teks narasi terlihat sangat berpengaruh positif terhadap keterampilan dan minat
siswa dalam menulis teks narasi. Pada hasil wawancara tersebut, guru menyatakan
bahwa keterampilan dan minat siswa terhadap pembelajaran menulis teks narasi
masih kurang. Hal tersebut dikarenakan guru masih menggunakan media
konvensional yang hanya menjelaskan mengenai materi teks narasi sehingga
siswa menjadi kesulitan menciptakan imajinasi dalam mengembangkan cerita.
Pernyataan tersebut dibuktikan dengan jawaban siswa yang menyatakan
bahwa dengan menggunakan media webtoon siswa merasa lebih mudah
menciptakan imajinasi untuk menulis teks narasi. Hal itu dikarenakan terdapat
gambar dalam webtoon yang bisa merangsang daya pikir siswa. Berikut hasil tes
keterampilan menulis teks narasi siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi.
Tabel 4.22
Hasil Tes Keterampilan Menulis Teks Narasi Siswa Kelas VII-2
SMP Negeri 17 Bekasi
No Nama Peserta
Didik
Kode Data Nilai Interpretasi Ket.
1 Fatimah Zahra No. 1 85 Baik B
2 Fellia Refanda No. 2 90 Baik Sekali A
3 Keysha Fitria
Zahra
No. 3 90 Baik Sekali A
4 Khaila Aulia
Rahman
No. 4 85 Baik B
127
5 Nadine Dwi
Damara
No. 5 85 Baik B
6 Natanara Wiona
Kurniawan
No. 6 80 Baik B
7 Naura Putri Olivia No. 7 80 Baik B
8 Nisa Diniati No. 8 80 Baik B
9 Nugroho Pratama
Putra
No. 9 90 Baik Sekali A
10 Nurul Rahma
Diah
No. 10 80 Baik B
11 Rafi Aziz No. 11 85 Baik B
12 Raissa Maharani
Putri
No. 12 85 Baik B
13 Rakha Fabyan No. 13 85 Baik B
14 Reifan Ibrahim Jo No. 14 70 Cukup C
15 Reza Surya
Afrizal
No. 15 85 Baik B
16 Rizky Aditya
Pratama
No. 16 80 Baik B
17 Salsabila
Ramadhani
No. 17 85 Baik B
18 Shafira Tri
Luthfia
No. 18 85 Baik B
19 Suci Ramadhani No. 19 85 Baik B
20 Syahira Agustin No. 20 90 Baik Sekali A
21 Tsalitsa Shaumi No. 21 90 Baik Sekali A
Jumlah 1770
Nilai Rata-Rata 84.3 Baik B
128
Pada hasil tes keterampilan menulis teks narasi di atas, sebanyak 21 siswa
mendapatkan nilai berdasarkan aspek yang sudah ditentukan oleh peneliti. Nilai
rata-rata yang diperoleh dari 21 siswa adalah 84.3 atau dibulatkan menjadi 84
dengan kategori baik pada predikat B.
Tabel 4.23
Rekapitulasi Skor Keterampilan Menulis Teks Narasi Siswa Kelas VII-2
SMP Negeri 17 Bekasi Berdasarkan Aspek Penelitian
No Nama Peserta
Didik
Kode
Data
Aspek Penilaian Skor Nilai Ket.
1 2 3 4 5
1 Fatimah Zahra No. 1 3 3 4 3 4 17 85 B
2 Fellia Refanda No. 2 4 3 4 3 4 18 90 A
3 Keysha Fitria
Zahra No. 3 4 3 4 3 4 18 90 A
4 Khaila Aulia
Rahman No. 4 4 3 4 3 3 17 85 B
5 Nadine Dwi
Damara No. 5 3 3 4 3 4 17 85 B
6
Natanara
Wiona
Kurniawan
No. 6 3 3 4 3 3 16 80 B
7 Naura Putri
Olivia No. 7 3 3 4 3 3 16 80 B
8 Nisa Diniati No. 8 3 3 4 3 3 16 80 B
9 Nugroho
Pratama Putra No. 9 4 3 4 3 4 18 90 A
10 Nurul Rahma
Diah No. 10 3 3 4 3 3 16 80 B
11 Rafi Aziz No. 11 4 3 4 3 3 17 85 B
12 Raissa
Maharani Putri No. 12 3 3 4 3 4 17 85 B
129
13 Rakha Fabyan No. 13 4 3 4 3 3 17 85 B
14 Reifan Ibrahim
Jo No. 14 2 2 4 3 3 14 70 C
15 Reza Surya
Afrizal No. 15 4 3 4 3 3 17 85 B
16 Rizky Aditya
Pratama No. 16 3 3 4 3 3 16 80 B
17 Salsabila
Ramadhani No. 17 3 4 4 3 3 17 85 B
18 Shafira Tri
Luthfia No. 18 4 3 4 3 3 17 85 B
19 Suci
Ramadhani No. 19 4 3 4 3 3 17 85 B
20 Syahira
Agustin No. 20 4 3 4 3 4 18 90 A
21 Tsalitsa
Shaumi No. 21 4 3 4 3 4 18 90 A
Jumlah 73 63 84 63 71 354 1770
Nilai Rata-
Rata 3.5 3 4 3 3.4 16.8 84.3
Keterangan Tabel:
Aspek Penilaian 1 : Kesesuaian dengan Gambar
Aspek Penilaian 2 : Organisasi Isi
Aspek Penilaian 3 : Kesesuaian Struktur Teks Narasi
Aspek Penilaian 4 : Ejaan dan Tata Tulis
Aspek Penilaian 5 : Ketepatan Kata
Berdasarkan data di atas, hasil rekapitulasi skor keterampilan menulis teks
narasi siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi pada aspek penilaian terdapat
skor rata-rata yang berbeda. Terdapat lima siswa dengan kategori baik sekali pada
130
predikat A, 15 siswa dengan kategori baik pada predikat B, dan satu siswa dengan
kategori cukup pada predikat C. Hasil penilaian keterampilan menulis siswa kelas
VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi diperoleh nilai paling tinggi adalah pada aspek
penilaian kesesuaian struktur teks narasi dengan rata-rata nilai 4. Sedangkan aspek
yang paling rendah adalah pada aspek penilaian organisasi isi serta ejaan dan tata
tulis dengan rata-rata nilai 3.
Hal tersebut membuktikan bahwa siswa banyak yang mampu menyesuaikan
stuktur teks narasi sesuai dengan urutan strukturnya. Sedangkan pada aspek
organisasi isi serta ejaan dan tata tulis masih banyak siswa yang masih kurang
mampu menguasai. Maka dari itu, pada aspek organisasi isi serta ejaan dan tata
tulis memiliki rata-rata nilai yang rendah.
Tabel 4.24
Jumlah Pencapaian dan Kategori Nilai Menulis Teks Narasi
Siswa Kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi
No Nilai Jumlah Siswa Interpretasi Ket.
1 86-100 5 Baik Sekali A
2 75-85 15 Baik B
3 56-74 1 Cukup C
4 10-55 Tidak Ada Kurang D
Berdasarkan tabel hasil tes menulis teks narasi siswa kelas VII-2 di SMP
Negeri 17 Bekasi dengan menggunakan media webtoon Mera, Puti, dan Emas di
atas, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17
Bekasi dalam menulis teks narasi secara umum yaitu pada kategori baik (B). Nilai
rata-rata siswa dari hasil tes menulis teks narasi yaitu 84 dengan kategori baik.
Berdasarkan pada tabel 4.24 di atas dapat diketahui bahwa terdapat lima siswa
atau 24% memperoleh nilai pada kategori baik sekali (A), 15 siswa atau 71%
memperoleh nilai pada kategori baik (B), satu siswa atau 5% memperoleh nilai
pada kategori cukup (C), dan tidak ada siswa memperoleh nilai pada kategori
kurang (D).
131
Penggunaan media webtoon Mera, Puti, dan Emas dalam pembelajaran
menulis teks narasi siswa kelas VII-2 di SMP Negeri 17 Bekasi tahun pelajaran
2020/2021 berdasarkan pada tabel kategori penilaian di atas, dapat disimpulkan
termasuk ke dalam kategori baik, karena nilai yang didapat siswa kelas VII-2 di
SMP Negeri 17 Bekasi secara keseluruhan ada pada kategori baik (B). Beberapa
siswa berada pada kategori baik sekali (A). Secara keseluruhan, siswa kelas VII-2
di SMP Negeri 17 Bekasi memiliki kemampuan dalam menulis teks narasi yaitu
pada aspek kesesuaian struktur teks narasi. Penggunaan media webtoon Mera,
Puti, dan Emas dapat membantu siswa mampu menciptakan imajinasinya serta
memiliki pengetahuan untuk memproduksi sebuah tulisan yang dikemas melalui
bahasa tulis.
132
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap penelitian teks narasi siswa kelas VII-
2 SMP Negeri 17 Bekasi, diketahui bahwa penggunaan media webtoon
“Mera, Puti, dan Emas” dapat menumbuhkan keterampil dan minat siswa
dalam menulis teks narasi. Gambar ilustrasi dalam webtoon dapat
merangsang daya imajinasi siswa untuk menciptakan sebuah cerita di dalam
teks narasi. Media yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks narasi
ini menjadi lebih inovatif dan kreatif. Hal tersebut dapat dilihat melalui rata-
rata nilai yang diperoleh siswa kelas VII-2 SMP Negeri 17 Bekasi secara
umum, yaitu pada nilai 84 dengan kategori baik (B). Dilihat dari segi
persentase, terdapat lima siswa atau 24% memperoleh nilai pada kategori baik
sekali (A), 15 siswa atau 71% memperoleh nilai pada kategori baik (B), satu
siswa atau 5% memperoleh nilai pada kategori cukup (C), dan tidak ada siswa
yang memperoleh nilai pada kategori kurang (D).
Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa siswa mampu menulis
teks narasi dengan menggunakan media webtoon “Mera, Puti, dan Emas”.
Secara keseluruhan, siswa kelas VII-2 semester ganjil SMP Negeri 17 Bekasi
memiliki kemampuan dalam menulis teks narasi yaitu pada aspek kesesuaian
struktur teks narasi dengan rata-rata skor 4 kategori baik sekali. Sementara
itu, pada aspek ejaan dan tata tulis memperoleh rata-rata skor 3 dengan
kategori baik. Pada aspek ini siswa memiliki kelemahan dalam menata tulisan
dan ejaan yang baik dan benar.
B. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, peneliti menyampaikan
saran atau rekomendasi:
133
1. Guru
Guru hendaknya menggunakan media pembelajaran yang inovatif
dalam pembelajaran menulis khususnya menulis teks narasi yang memang
membutuhkan rangsangan untuk menciptakan imajinasi siswa untuk dapat
memproduksi tulisan;
2. Peneliti Sebidang
Penggunaan media webtoon Mera, Puti, dan Emas baik diterapkan
kepada siswa dalam pembelajaran. Peneliti terhadap penggunaan media
webtoon tidak hanya dalam pembelajaran menulis teks narasi saja, tetapi
digunakan dalam pembelajaran lainnya.
134
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Mode dan Paradigma Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, Cet. ke-1. 2011.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, Cet. ke-15. 2013.
Asih. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia, Cet.
ke-1. 2016.
Budiarti, Wahyu Nuning dan Haryanto. “Pengembangan Media Komik untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar dan Keterampilan Membaca Pemahaman
Siswa Kelas IV”. Jurnal Prima Edukasi. 4, 2016.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/6295 Diakses 29
September 2021 Pukul 22.04 WIB.
Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, Edisi Revisi. Cet. ke-4.
2015.
Dalman, H. Keterampilan Menulis. Depok: Rajawali Pers, Edisi Pertama. Cet. ke-
5. 2016.
Eriyanto. Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan Penerapannya dalam Analisis Teks
Berita Media. Jakarta: Prenada Media Group, Cet. ke-1. 2013.
Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, Cet. ke-2. 2011.
_____. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Depok: PT
Raja Grafindo Persada, Cet. ke-10. 2017.
Fitri, Agus Zaenul dan Nik Haryanti. Metodologi Penelitian Pendidikan
Kuantitatif, Kualitatif, Mixed Method, dan Research and Development.
Malang: Madani Media, Cet. ke-1. 2020.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. ke-
12. 2012.
Hennink, Monique, Inge Hutter, dan Ajay Bailey. Qualitative Research Methods.
London: SAGE Publications, Second Edition. 2020.
Hindun. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah
Ibtidaiyah/Sekolah Dasar. Depok: Nufa Citra Mandiri, Cet. ke-2. 2014.
135
Ibda, Hamidulloh. Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut untuk Mahasiswa
(Dilengkapi Caturtunggal Keterampilan Berbahasa). Semarang: CV. Pilar
Nusantara, Cet. ke-2. 2020.
Iskandarwassid. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, Cet. ke-3. 2011.
Jauhari, Heri. Terampil Mengarang: Dari Persiapan hingga Presentasi, dari
Opini hingga Sastra. Bandung: Nuansa Cendekia, Cet. ke-2. Edisi Revisi.
2018.
Kosasih, Engkos dan Restuti. Mandiri Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta: Erlangga, Cet. ke-6. 2021.
Kusmana, Suherli. Kreativitas Menulis. Yogyakarta: Penerbit Ombak. 2014.
Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. Media Pembelajaran Manual dan
Digital. Bogor: Ghalia Indonesia, Edisi Kedua. Cet. ke-2. 2016.
Lestari, Annisa Fitriana dan Irwansyah. “Line Webtoon sebagai Industri Komik
Digital”. Jurnal Ilmu Komunikasi. 2020.
http://180.250.41.45/jsource/article/view/1609/1726 Diakses 29 September
2021 Pukul 22.03 WIB.
Mulyati. Terampil Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Prenadamedia Group, Cet. ke-4. 2019.
Nurgiantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, Edisi Kedua. Cet. ke-7. 2016.
Nursalim. Pengantar Kemampuan Menulis Berbahasa Indonesia. Riau: Zanafa
Publishing, Cet. ke-3. 2019.
Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra. Petunjuk Teknis
Penggunaan KBBI Daring. Jakarta: Badan Pengembangan Bahasa dan
Perbukuan. 2019.
Putri, Delia dan Elvina. Keterampilan Berbahasa di Sekolah Dasar. Jawa Timur:
CV. Penerbit Qiara Media, Cet. ke-1. 2019.
Putri, Destya Maya. “Pengaruh Media Sosial Line Webtoon terhadap Minat
Membaca Komik pada Mahasiswa Universitas Riau”. JOM FISIP. 5, 2018.
https://www.neliti.com/publications/208551/pengaruh-media-sosial-line-
webtoon-terhadap-minat-membaca-komik-pada-mahasiswa-u Diakses 29
September 2021 Pukul 22.02 WIB.
Raulan dan Sitti Fatimah. “Teaching Writing Narrtive Text By Using Webtoon
Digital Comic To Senior High School Students. Journal of English
136
Language Teaching”. 7, 2018.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jelt/article/view/101305/100595 Diakses
29 September 2021 Pukul 22.01 WIB.
Ridwanudin, Dindin. Bahasa Indonesia. Ciputat: UIN Press, Cet. ke-1. 2015.
Saddhono, Kundharu dan St. Y. Slamet. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa
Indonesia:Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, Cet. ke-1, 2014.
Satata, Sri, Dadi Waras Suhardjono, dan Mochamad Rizki Sadikin. Bahasa
Indoneia untuk Perguruan Tinggi Mata Kuliah Wajib Universitas.Jakarta:
Mitra Wacana Media, Edisi Pertama. 2019.
Satori, Djaman dan Aan Komariah. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta, Cet. ke-5. 2013.
Shoimin, Aris. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, Cet. ke-1. 2014.
Siddik, Mohammad. Dasar-Dasar Menulis dengan Penerapannya. Malang:
Tunggal Mandiri Publishing, Cet. ke-1. 2016.
Suciati, Sumarti, dan Iing Sunarti. “Media Pembelajaran Berbasis Webtoon Untuk
Menafsirkan Pandangan Pengarang dalam Novel”. Jurnal J-Simbol
(Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya). 2019.
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/BINDO/article/view/17662 Diakses
29 September 2021 Pukul 22.00 WIB.
Sugiarto, Eko. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Penerbit
ANDI, Cet. ke-5. 2021.
Taylor, Steven. J, Robert Bogdan, Marjorie DeVault. Introduction to Qualitative
Research Methods. Canada: Wiley. Fourth Edition. 2016.
Tim Pendidikan Masyarakat. Teks Narasi dan Literasi Buku Fiksi-Nonfiksi (Cas
dari Cerita dan Buku). Kalimantan Selatan: Balai Pengembangan
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kalimantan
Selatan. 2018.
Wahono, Mafrukhi, dan Sawali. Mahir Berbahasa Indonesia Jilid 1 Kelas VII
SMP/MTs. Jakarta: Penerbit Erlangga, Cet. ke-6. 2021.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lembar Uji Referensi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lembar Wawancara Guru
Lembar Wawancara Siswa
Teks Narasi Siswa Kelas VII 2
Halaman Muka Webtoon Mera, Puti, dan Emas
Lembar Dokumentasi Penelitian
Surat Bimbingan Skripsi
Surat Permohonan Izin Penelitian
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Riwayat Penulis
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMP Negeri 17 Bekasi
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Teks Narasi
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan (4x45 Menit)
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Tujuan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media webtoon dengan memberikan
rangsang gambar dapat mengembangkan imajinasi peserta didik dan rasa ingin
tahu.
Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
1. Pendidik mengucap salam, menyapa peserta didik, dan membuka
pembelajaran dengan doa.
2. Pendidik mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi.
3. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar, tujuan, dan garis besar
kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti
1. Pendidik meminta peserta didik untuk mengamati power point mengenai
teks narasi dan media webtoon Mera, Puti, dan Emas yang ditampikan di
depan kelas.
2. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi hal yang didapat dari hasil mengamati mengenai teks
narasi untuk dikembangkan ke dalam bentuk tulisan.
3. Setelah mengamati power point yang diberikan oleh pendidik, peserta
didik berdiskusi mengenai materi dan media pembelajaran yang telah
diberikan agar peserta didik saling bertukar pikiran mengenai teks narasi.
4. Peserta didik mengumpulkan informasi yang didapat dan menanyakan
kepada pendidik jika ada pertanyaan mengenai teks narasi yang telah
disampaikan oleh pendidik dan media webtoon yang ditampikan oleh
pendidik.
5. Pendidik menugaskan peserta didik untuk membuat teks narasi dari media
webtoon yang telah ditampilkan di kelas.
Penutup
1. Pendidik dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
2. Pendidik dan peserta didik merefleksikan kegiatan.
3. Pendidik memberikan motivasi, pesan, dan menutup dengan doa.
Penilaian
Sikap Keterampilan
Melalui pengamatan:
1. Menulis teks narasi dengan
memperhatikan struktur yang baik
dan benar;
2. Tanggung jawab mengerjakan tugas.
Menyajikan cerita imajinasi dalam
bentuk teks narasi secara tulis
dengan memperhatikan struktur
dan penggunaan bahasa
Pengetahuan
Menelaah teks narasi berupa cerita imajinasi
yang dibaca.
Mengetahui, 19 April 2021
Kepala SMP,
Tri Wahyu Retnaningsih, M.Pd
Peneliti,
Santi Aulia
NIP. 196603231989022002 NIM. 11170130000004
LEMBAR WAWANCARA GURU
Narasumber: Melawaty, S. Pd.
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana keterampilan siswa dalam
menulis teks narasi?
Masih kurang karena kesulitan
mengembangkan cerita.
2 Apakah siswa tertarik untuk
mengikuti pembelajaran menulis teks
narasi?
Kurang tertarik, apalagi saat ada
tugas membuat teks narasi. Siswa
merasa kesulitan saat
mengembangkan cerita.
3 Bagaimana kondisi kelas saat
pembelajaran menulis teks narasi
berlangsung?
Siswa kurang aktif pada saat
pembelajaran menulis teks narasi
karena merasa kesulitan saat
menerima pelajaran.
4 Apakah siswa mengalami kesulitan
saat menulis teks narasi? Mengapa?
Ya, siswa kadang susah mulai
tulis cerita. Bingung
mengembangkan cerita dan
akhirnya ga jelas cerita yang
dibuatnya.
5 Apa media yang digunakan dalam
pembelajaran menulis teks narasi?
Saya menggunakan media berupa
video yang berisi penjelasan
materi saja dengan durasi 5-10
menit.
6 Bagaimana respons siswa terhadap
media yang digunakan dalam
keterampilan menulis teks narasi?
Ada beberapa siswa yang tidak
fokus saat pembelajaran dan
tidak tertarik dengan media
dalam pembelajaran
keterampilan menulis teks narasi.
7 Apakah Ibu guru pernah Tidak pernah karena dalam
menggunakan media pembelajaran
webtoon dalam menulis teks narasi
siswa di kelas VII-2 SMP Negeri 17
Bekasi?
pembelajaran menulis teks narasi
saya menggunakan media video
dan buku pelajaran.
8 Apakah Ibu guru mengetahui tentang
media pembelajaran webtoon?
Belum, baru dengar karena
sebelumnya hanya memakai
media berupa video.
LEMBAR WAWANCARA SISWA
Nama: Syahira Agustin
Nilai Tes: 90
No Pertanyaan Jawaban
1 Tahukah kamu tentang teks narasi? Tahu.
2 Teks narasi apa saja yang sudah
dipelajari?
Teks narasi yang bercerita.
3
Kesulitan apa yang kamu hadapi saat
pembelajaran menulis teks narasi
berlangsung sebelum menggunakan
media webtoon?
Sulit memulai cerita.
4
Bagaimana pendapat kamu tentang
materi menulis teks narasi dengan
menggunakan media webtoon?
Memudahkan menemukan ide.
5
Apakah penggunaan media webtoon
dapat memudahkan kamu dalam
menulis teks narasi?
Iya, memudahkan.
6
Apakah kamu menyukai pelajaran
Bahasa Indonesia, terutama materi
menulis teks narasi sebelum
menggunakan media webtoon?
Sebelumnya tidak suka, setelah
memakai webtoon jadi suka
karena banyak gambar-gambar.
7
Apakah kamu dapat memahami
materi menulis teks narasi dengan
baik sebelum menggunakan media
webtoon?
Sedikit paham.
Nama: Salsabila Ramadhani
Nilai Tes: 85
No Pertanyaan Jawaban
1 Tahukah kamu tentang teks narasi? Iya, tahu.
2 Teks narasi apa saja yang sudah
dipelajari?
Teks yang cerita tentang
peristiwa.
3
Kesulitan apa yang kamu hadapi saat
pembelajaran menulis teks narasi
berlangsung sebelum menggunakan
media webtoon?
Kesulitan menciptakan imajinasi.
4
Bagaimana pendapat kamu tentang
materi menulis teks narasi dengan
menggunakan media webtoon?
Memudahkan untuk menciptakan
imajinasi.
5
Apakah penggunaan media webtoon
dapat memudahkan kamu dalam
menulis teks narasi?
Iya jadi bisa ketemu imajinasi
dari gambar-gambar yang ada di
webtoon.
6
Apakah kamu menyukai pelajaran
Bahasa Indonesia, terutama materi
menulis teks narasi sebelum
menggunakan media webtoon?
Sebelum pakai webtoon tidak
suka teks narasi.
7
Apakah kamu dapat memahami
materi menulis teks narasi dengan
baik sebelum menggunakan media
webtoon?
Lumayan.
Nama: Suci Ramadhani
Nilai Tes: 85
No Pertanyaan Jawaban
1 Tahukah kamu tentang teks narasi? Iya.
2 Teks narasi apa saja yang sudah
dipelajari?
Teks cerita.
3
Kesulitan apa yang kamu hadapi saat
pembelajaran menulis teks narasi
berlangsung sebelum menggunakan
media webtoon?
Susah meneruskan cerita, di
tengah-tengah stuck.
4
Bagaimana pendapat kamu tentang
materi menulis teks narasi dengan
menggunakan media webtoon?
Mempermudah untuk
menciptakan tokoh dan
mengembangkan cerita.
5
Apakah penggunaan media webtoon
dapat memudahkan kamu dalam
menulis teks narasi?
Iya.
6
Apakah kamu menyukai pelajaran
Bahasa Indonesia, terutama materi
menulis teks narasi sebelum
menggunakan media webtoon?
Tidak suka teks narasi
sebelumnya karena susah
mengembangkan cerita.
7
Apakah kamu dapat memahami
materi menulis teks narasi dengan
baik sebelum menggunakan media
webtoon?
Lumayan paham.
Nama: Nadine Dwi Damara
Nilai Tes: 85
No Pertanyaan Jawaban
1 Tahukah kamu tentang teks narasi? Iya, tahu teks narasi.
2 Teks narasi apa saja yang sudah
dipelajari?
Teks yang mengembangkan
cerita.
3
Kesulitan apa yang kamu hadapi saat
pembelajaran menulis teks narasi
berlangsung sebelum menggunakan
media webtoon?
Kurang paham struktur teksnya.
4
Bagaimana pendapat kamu tentang
materi menulis teks narasi dengan
menggunakan media webtoon?
Mempermudah menemukan tokoh
untuk cerita dan mengasyikkan.
5
Apakah penggunaan media webtoon
dapat memudahkan kamu dalam
menulis teks narasi?
Memudahkan sekali.
6
Apakah kamu menyukai pelajaran
Bahasa Indonesia, terutama materi
menulis teks narasi sebelum
menggunakan media webtoon?
Tidak terlalu suka karena kurang
paham dengan teks narasi.
7
Apakah kamu dapat memahami
materi menulis teks narasi dengan
baik sebelum menggunakan media
webtoon?
Sedikit.
Nama: Rizky Aditya Pratama
Nilai Tes: 80
No Pertanyaan Jawaban
1 Tahukah kamu tentang teks narasi? Tahu.
2 Teks narasi apa saja yang sudah
dipelajari?
Teks yang membuat cerita.
3
Kesulitan apa yang kamu hadapi saat
pembelajaran menulis teks narasi
berlangsung sebelum menggunakan
media webtoon?
Susah menentukan alur cerita,
latar, dan tokoh.
4
Bagaimana pendapat kamu tentang
materi menulis teks narasi dengan
menggunakan media webtoon?
Mempermudah untuk menentukan
latar waktu dan mengembangkan
cerita.
5
Apakah penggunaan media webtoon
dapat memudahkan kamu dalam
menulis teks narasi?
Ya, memudahkan.
6
Apakah kamu menyukai pelajaran
Bahasa Indonesia, terutama materi
menulis teks narasi sebelum
menggunakan media webtoon?
Tidak terlalu.
7
Apakah kamu dapat memahami
materi menulis teks narasi dengan
baik sebelum menggunakan media
webtoon?
Lumayan, sedikit paham.
Nama: Rafi Aziz
Nilai Tes: 85
No Pertanyaan Jawaban
1 Tahukah kamu tentang teks narasi? Iya, tahu.
2 Teks narasi apa saja yang sudah
dipelajari?
Teks cerita.
3
Kesulitan apa yang kamu hadapi saat
pembelajaran menulis teks narasi
berlangsung sebelum menggunakan
media webtoon?
Susah menciptakan imajinasi.
4
Bagaimana pendapat kamu tentang
materi menulis teks narasi dengan
menggunakan media webtoon?
Mempermudah untuk
menciptakan imajinasi dalam
membuat cerita.
5
Apakah penggunaan media webtoon
dapat memudahkan kamu dalam
menulis teks narasi?
Ya, sangat memudahkan dalam
membuat cerita.
6
Apakah kamu menyukai pelajaran
Bahasa Indonesia, terutama materi
menulis teks narasi sebelum
menggunakan media webtoon?
Tidak terlalu menyukai.
7
Apakah kamu dapat memahami
materi menulis teks narasi dengan
baik sebelum menggunakan media
webtoon?
Sedikit memahami.
TEKS NARASI
HALAMAN MUKA WEBTOON MERA, PUTI, DAN EMAS
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN
LEMBAR DOKUMENTASI
RIWAYAT PENULIS
SANTI AULIA, lahir di Jakarta, pada 08
September 1999 dari pasangan Bapak Zainal
Abidin dan Ibu Suryani. Penulis bertempat
tinggal di Jalan Madrasah I RT 010/09 No. 28,
Kec. Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Penulis memulai pendidikan di MI Al-
Fakhriyyah pada tahun 2005-2011. Kemudian
melanjutkan sekolah menengah pertama di MTs
Negeri 12 Jakarta pada tahun 2011-2014 dan
melanjutkan sekolah menengah atas di MA Negeri 22 Jakarta pada tahun 2014-
2017. Di MA Negeri 22 Jakarta penulis pernah menjadi anggota Organisasi Siswa
Intra Sekolah (OSIS) di bidang kewirausahaan dan juga ekstrakulikuler tari
saman. Lulus dari SMA, penulis melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi
Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada tahun 2017. Penulis pernah
menjadi finalis 20 besar lomba puisi pada tahun 2020 yang diadakan oleh
National Youth Competition (NYC).
Top Related