PENGGUNAAN MEDIA VIDEO STOPMOTION DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN...
Transcript of PENGGUNAAN MEDIA VIDEO STOPMOTION DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN...
PENGGUNAAN MEDIA VIDEO “STOPMOTION” DALAM
KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI PESERTA DIDIK
KELAS VIII SMP AL-HASRA BOJONGSARI
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh:
Fadilla Insani
NIM 11140130000011
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ABSTRAK
FADILLA INSANI. NIM: 11140130000011. Skripsi “Penggunaan Media Video
“Stopmotion” dalam Keterampilan Menulis Karangan Persuasi Peserta Didik
Kelas VIII-A SMP AL-HASRA Bojongsari Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Nur Syamsiyah, M.Pd.
2020.
Skripsi ini meneliti tentang penggunaan media video terhadap
keterampilan menulis karangan persuasi peserta didik kelas VIII-A. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan data hasil keterampilan menulis
karangan persuasi dengan menggunakan media video pada peserta didik kelas
VIII SMP Al-Hasra Bojongsari Tahun Pelajaran 2018/2019.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
deskriptif. Teknik pengumpulan data yang diterapkan di antaranya observasi, tes,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data berupa analisis data nontes dan
analisis data tes, analisis data tes menggunakan tabel analisis lalu dideskripsikan.
Pengambilan data tes dilakukan melalui dua tahap yaitu pretest dan posttest.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tes ke-2 sesudah menggunakan
media video, terdapat 1 peserta didik dengan nilai terendah yaitu 63 dan 4 peserta
didik dengan nilai tertinggi yaitu 100. Nilai rata-rata peserta didik tes ke-2 yaitu
88. Peserta didik kelas VIII-A yang nilainya membaik dengan menggunakan
media video stopmotion dalam keterampilan menulis karangan persuasi sebanyak
20 (90%). Jadi, dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
video “stopmotion” berhasil memperbaiki nilai keterampilan menulis karangan
persuasi peserta didik kelas VIII-A SMP AL-HASRA Bojongsari.
Kata Kunci: Media, Media Video, Karangan Persuasi.
ii
ABSTRACT
FADILLA INSANI. NIM: 11140130000011. Thesis “The Use of Video Media
“Stopmotion” for Writing Skills of Students” Persuasion Essay in the VIII Class
Junior High School of AL-HASRA Bojongsari Academic Year 2018/2019”.
Indonesian Language and Literature Education Department. Faculty of Education
and Teacher Training. The State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.
Nur Syamsiyah, M.Pd. 2020.
This research investigates about the use of video media for writing skills
of students’ persuasion essay in the VIII-A Class. The aim of this research is to
describe the result data of writing skills’ students’ persuasion essay using video
media in the class VIII Junior High School of AL-HASRA Bojongsari Academic
Year 2018/2019.
Method used for this research is a qualitative-descriptive method. The
technique of data collecting using observation, test, interview, and documentation.
The data analyzing using non-test data analysis and test data analysis, test data
analysis using analysis table to describe. Data collecting is carried out through two
stages, namely pre-test and post-test.
The research result shows that in the 2nd
test after using video media, there
is a student with the lowest score is 63 and 4 students with the highest score is
100. The average of students’ score in the 2nd
test is 88. The students who have
increased their score at the 2nd
tests is 20 (90%). So, the results of the research can
be concluded that the use of video media has successed in the writing skills of
students’ persuasion essay in VIII-A class Junior High School of AL-HASRA
Bojongsari Academic Year 2018/2019.
Keywords: Media, Video Media, Persuasion Essay.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selawat senantiasa
tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah mengubah zaman
jahiliyah ke zaman ilmiah yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit hambatan dan kesulitan yang dialami. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang berjasa bagi penulis, yakni:
1. Dr. Sururin, M.Ag. selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum. selaku ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Novi Diah Haryanti, M.Hum. selaku seketaris Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Nur Syamsiah, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang sudah sabar
dan selalu memberikan pencerahan serta nasihat-nasihat kepada penulis.
5. Dr. Hindun, M.Pd. dan Mahmudah Fitriyah, M.Pd. selaku dosen penguji
skripsi yang telah memberikan arahan.
6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang
dengan ikhlas telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama
kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kepala sekolah SMP Al-HASRA, Bapak Boy selaku guru bidang studi
bahasa Indonesia, dan siswa kelas VIII-A SMP AL-HASRA yang telah
meluangkan waktu dalam rangka menyelesaikan penelitian.
8. Kakak dan adik tercinta yaitu Nur Sabila I, Fachri Al Fachrozi, dan Fikri
Fachrul Azam yang mendedikasikan segala tingkah anehnya sebagai
penghibur selama menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman baik saya sejak mengenal bangku kuliah, Yusrita Rahmi, Lia
Mulya A, Helza Rosa N, dan Nurul Hikmah yang telah memberi warna
iv
selama kuliah, serta tempat menampung keluh kesah penulis selama kuliah
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Cahaya Syifa F. dan Khansa F. sebagai teman seperjuangan menyelesaikan
skripsi ini, yang mau direpotkan dan membantu penulis dengan ikhlas.
11. Teman-teman PBSI angkatan 2014, khususnya PBSI kelas A dan untuk
setiap manusia yang selalu bertanya “kapan lulus?”
Kepada semua pihak yang telah terlibat selama penulis menyelesaikan
skripsi ini, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini karena keterbatasan
kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Akhir kata semoga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Jakarta, Maret 2020
Fadilla Insani
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifitkasi Masalah ................................................................................... 5
C. Batasan Masalah.......................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORETIS ........................................................................ 8
A. Media Pembelajaran .................................................................................... 8
1. Pengertian Media ........................................................................................... 8
2. Pengertian Media Pembelajaran ................................................................... 9
3. Ciri-ciri Media Pembelajaran ..................................................................... 10
4. Fungsi dan Manfaat Media dalam Pembelajaran ..................................... 12
5. Kriteria Pemilihan Media............................................................................ 14
6. Macam-macam Media ................................................................................. 15
B. Media Video .............................................................................................. 16
C. Keterampilan Menulis ............................................................................... 19
1. Pengertian Keterampilan Menulis ............................................................. 19
2. Tujuan Menulis ............................................................................................ 21
3. Manfaat Menulis .......................................................................................... 22
4. Langkah/ Tahap Menulis ............................................................................ 23
D. Jenis-jenis Karangan ................................................................................. 24
E. Karangan Persuasi ..................................................................................... 26
1. Pengertian Karangan Persuasi .................................................................... 26
2. Ciri-ciri Persuasi .......................................................................................... 27
3. Struktur Karangan Persuasi ........................................................................ 28
4. Alat Pengembangan Karangan Persuasi .................................................... 29
E. Penelitian Relevan ..................................................................................... 30
BAB III METODELOGI PENELITIAN .......................................................... 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 33
1. Tempat Penelitian ........................................................................................ 33
2. Waktu Penelitian .......................................................................................... 33
B. Metode Penelitian...................................................................................... 33
C. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................................... 35
D. Instrumen Penelitian.................................................................................. 35
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 35
F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 38
BAB IV PEMBAHASAN ..................................... Error! Bookmark not defined.
A. Gambaran Umum Sekolah ......................... Error! Bookmark not defined.
1. Sejarah Singkat Sekolah ................................. Error! Bookmark not defined.
2. Visi dan Misi Sekolah ..................................... Error! Bookmark not defined.
3. Data Siswa ........................................................ Error! Bookmark not defined.
4. Sarana dan Prasarana ....................................... Error! Bookmark not defined.
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ............... Error! Bookmark not defined.
C. Pembahasan Analisis Hasil Penelitian ....... Error! Bookmark not defined.
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 44
A. Simpulan ................................................................................................... 44
B. Saran .......................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia ... 38
Tabel 3.2 Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Siswa ........................... 39
Tabel 3.3 Soal Menulis Karangan Persuasi ................................................... 40
Tabel 3.4 Rubrik Pedoman Penilaian Menulis Karangan Persuasi berdasarkan
Rangsang Video ........................................................................................ 40
Tabel 3.5 Kategori Nilai Akhir Menulis Karangan Persuasi .......................... 43
Tabel 4.1 Data Siswa SMP AL-HASRA Bojongsari Tahun Pelajaran
2018/2019 ................................................................................................. 46
Tabel 4.2 Data Tenaga Pendidik SMP AL-HASRA Bojongsari Tahun
Pelajaran 2018/2019 .................................................................................. 47
Tabel 4.3 Sarana Pendukung .......................................................................... 48
Tabel 4.4 Kategorisasi Karangan Persuasi Posttest Peserta Didik Kelas VIII-A
SMP AL-HASRA Bojongsari Tahun Pelajaran 2018/2019 ...................... 50
Tabel 4.5 Analisis Deskripsi Keterampilan Menulis Teks Persuasi
Sebelum dan Sesudah Menggunakan Media Video Stopmotion Peserta
Didik Kelas VIII-A SMP AL-HASRA Bojongsari Tahun Pelajaran
2018/2019 ................................................................................................. 53
Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Tes ke-1 Menulis Karangan Persuasi Peserta
Didik Kelas VIII-A SMP AL-HASRA Bojongsari Tahun Pelajaran
2018/2019 ................................................................................................ 114
Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Tes ke-2 Menulis Karangan Persuasi
Menggunakan Media Video Stopmotion Peserta Didik Kelas VIII-A SMP
AL-HASRA Bojongsari Tahun Pelajaran 2018/2019 ............................. 116
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Surat Bimbingan Skripsi
LAMPIRAN 2 Surat Permohonan Izin Penelitian
LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
LAMPIRAN 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
LAMPIRAN 5 Hasil Wawancara dengan Guru
LAMPIRAN 6 Foto Pelaksanaan Penelitian
LAMPIRAN 7 Karangan Peserta Didik
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang sangat
penting dimiliki oleh peserta didik. Keterampilan ini bukan hanya
bermanfaat di lingkup sekolah tetapi berguna dalam kegiatan
bermasyarakat. Keterampilan berbahasa tidak didapatkan secara alami dari
lahir, tetapi harus melalui proses praktik dan latihan yang bertahap agar
menjadi mahir. Semakin banyak latihan yang dilakukan, maka
keterampilan yang dimiliki seseorang akan semakin baik dan berkembang.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif dan
ekspresif. Keterampilan produktif berarti keterampilan digunakan dalam
rangka memproduksi atau menghasilkan bahasa baik secara tulis maupun
lisan. Menulis berarti menghasilkan sebuah tulisan atau karya. Selain
masuk dalam kategori produktif, keterampilan menulis merupakan
keterampilan yang ekspresif karena penulis berusaha mengungkapkan
seluruh pikiran dan perasaannya menjadi sebuah sajian teks.
Menulis merupakan sebuah komunikasi yang tidak langsung.
Sebagai komunikasi tidak langsung, tentu bahasa dalam tulisan berbeda
dengan bahasa lisan. Menuangkan gagasan secara terorganisasi bukan
sesuatu yang mudah, banyak orang yang lebih terampil mengungkapkan
gagasan dengan berbicara. Bahasa dalam komunikasi tulis harus lebih
disesuaikan agar tidak menimbulkan pemahaman yang ambigu. Saat
menulis, penulis memerlukan kemampuan yang lebih kompleks. Beberapa
kemampuan yang dihasilkan dari menulis yaitu menggali ide, melatih daya
imajinasi penulis, memperdalam daya tangkap atau persepsi kita sebagai
penulis menyelami sebuah masalah, berpikir secara logis dan terstruktur,
dan menggunakan bahasa yang efektif dalam penyampaian.
2
Sebagai seorang pelajar, keterampilan menulis juga merupakan
keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki karena dapat membentuk
cara berpikir yang terstruktur. Maka dari itu, perlu sekali dilakukan latihan
yang konsisten agar keterampilan menulis dapat berkembang.
Pembelajaran menulis terutama di dalam kelas sudah seharusnya mendapat
perhatian yang serius, tidak lagi dianaktirikan. Keterampilan ini penting
untuk mengasah kemampuan peserta didik dalam berimajinasi dan
membentuk cara berpikir kritis dan terorganisasi yang akan berguna dalam
pembelajaran lainnya.
Pembelajaran menulis di sekolah tingkat menengah pertama bukan
hanya berfokus menghasilkan sebuah produk. Namun, menulis dapat
mengembangkan daya kreatif dan kritis peserta didik terhadap masalah
yang diangkat dalam tulisan. Lebih jauh lagi dibandingkan pada tingkat
sekolah dasar, peserta didik tingkat sekolah menengah pertama mulai
diharuskan untuk memperhatikan struktur teks dalam menulis selain isi
atau topik dalam tulisannya. Oleh karena itu, banyak peserta didik yang
menganggap bahwa menulis merupakan sesuatu yang sulit.
Keterampilan menulis untuk menghasilkan sebuah karangan
merupakan kompetensi dasar yang terdapat dalam pembelajaran bahasa
Indonesia Kurikulum 2013. Maka, pembelajaran menulis harus mendapat
perhatian khusus oleh para pendidik. Berdasarkan silabus mata pelajaran
bahasa Indonesia, beberapa karangan sastra dan non sastra diajarkan di
kelas VIII sekolah menengah pertama. Teks sastra yang diajarkan yakni
puisi, sedang teks non-sastra di antaranya berita, teks iklan, karangan
eksposisi, karangan eksplanasi, teks ulasan, teks drama, dan karangan
persuasi.
Salah satu keterampilan menulis di kelas VIII tingkat menengah
pertama yakni menulis karangan persuasi. Karangan persuasi merupakan
karangan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca agar
mau mengikuti apa yang disampaikan penulis dari tulisan yang dibuat.
Karangan persuasi merupakan karangan yang dibuat dengan memasukkan
3
pendapat penulis sebagai bahan memperkuat tujuan persuasif mereka.
Kegiatan persuasi tanpa disadari sebenarnya sangat dekat dengan
keseharian peserta didik, bahan penulisan bisa didapatkan dari
pengalaman, lingkungan, maupun hasil imajinasi peserta didik.
Kurangnya keterampilan menulis peserta didik di SMP AL-
HASRA Bojongsari khususnya materi karangan persuasi dapat dilihat dari
banyak siswa yang masih kesulitan untuk membuat karangan. Berdasarkan
hasil observasi, berbagai masalah terjadi di lapangan ketika proses
pembelajaran menulis berlangsung, khususnya menulis karangan persuasi.
Banyak siswa yang belum tertarik terhadap kegiatan menulis karena
peserta didik merasa kesulitan untuk mengomunikasikan ide atau gagasan
mereka dengan tetap memperhatikan isi, struktur teks, hingga kaidah
kebahasaan. Peserta didik kesulitan dalam menerapkan huruf kapital dan
tanda baca serta belum dapat mengurutkan alur penulisan meskipun telah
dijelaskan terkait struktur karangan yang benar. Dampaknya pada hasil
menulis peserta didik yaitu tidak mencapai nilai ketuntasan.
Masalah lain yang banyak dihadapi peserta didik adalah mereka
kurang memiliki motivasi tinggi untuk meningkatkan keterampilan
menulis. Peserta didik belum menjadikan menulis sebagai suatu kegiatan
yang menyenangkan, sehingga kegiatan menulis yang ditugaskan oleh
guru dalam kelas menjadi sebuah beban bagi peserta didik. Selain itu,
mereka tidak memiliki kosa kata yang luas untuk merangkai kata menjadi
kalimat yang baik, penggunaan ejaan yang kurang tepat, serta penulisan
paragraf yang belum padu.
Pembelajaran menulis karangan persuasi yang dilakukan oleh guru
masih dilakukan dengan cara konvensional. Setelah penyampaian materi
dengan ceramah, guru meminta peserta didik membuat teks persuasi
dengan tema tertentu tanpa stimulus terlebih dahulu untuk membangkitkan
imajinasi siswa. Dengan demikian, peserta didik akan menghabiskan
waktu lebih banyak untuk berpikir. Waktu untuk menulis menjadi relatif
sedikit sehingga proses penulisan tidak maksimal.
4
Kegiatan pembelajaran di dalam kelas akan berlangsung dengan
lancar sesuai harapan apabila guru dan murid sama-sama memiliki
motivasi dan peran yang baik. Proses pembelajaran seharusnya dapat
mendorong peserta didik aktif dan produktif sehingga pembelajaran terjadi
dua arah. Guru dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi
memiliki peran yang sangat penting di dalam kelas guna tercapainya
tujuan pembelajaraan. Seorang guru harus mengasah daya kreativitas agar
bisa menjadikan kelas lebih hidup dan menyenangkan.
Pembelajaran kelas yang menyenangkan akan membuat peserta
didik bersemangat untuk mengikuti setiap kegiatan. Guru tidak hanya
memiliki kewajiban untuk menguasai materi ajar dengan sempurna, namun
harus menjadi fasilitator yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
peserta didiknya. Guru perlu memberikan stimulus yang baik kepada
peserta didik untuk mengakifkan daya berpikir kritis mereka,
mengembangkan imajinasi yang akan dituangkan ke dalam tulisan.
Terkadang, peserta didik kesulitan untuk mulai membuat awal tulisan
karena kurangnya stimulus atau bahan untuk menulis.
Penggunaan variasi media, strategi, model maupun metode
pembelajaran juga sangat perlu dilakukan dengan tepat guna oleh guru
agar pembelajaran di kelas tidak monoton. Pada zaman digital ini, segala
perangkat alat bantu pembelajaran sudah lebih mudah didapatkan. Alat
bantu pembelajaran seperti media sangat berpotensi mengaktifkan peserta
didik di kelas dalam kegiatan pembelajaran terkhusus menulis, juga
memberikan stimulus untuk berimajinasi. Penggunaan media membuat
suasaan belajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan.
Berbagai jenis media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
menulis karangan persuasi, misal media visual, audio, maupun audio
visual. Pembelajaran menulis karangan persuasi akan dilakukan peneliti
dengan penggunaan media video. Media video yang memadukan unsur
audio dan video cocok untuk dijadikan stimulus dalam pembelajaran.
5
Menurut hemat penulis, media video biasanya lebih sering
digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi maupun deskripsi.
Padahal media video merupakan jenis media yang sangat menarik dan bisa
diaplikasikan dalam berbagai pembelajaran menulis, termasuk juga
karangan persuasi. Karangan persuasi merupakan sebuah karangan yang
isinya bukan hanya ajakan seperti pada poster dan iklan, tetapi terdapat
struktur argumen penulis. Oleh karena itu, tayangan dengan gambar
bergerak (video stopmotion) sesuai tema dapat memberikan bahan bagi
peserta didik menuliskan rangkaian argumennya. Media video stopmotion
yang akan digunakan yakni bertemakan stop bullying. Tema yang diangkat
dalam video merupakan masalah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari
peserta didik, baik di sekolah maupun di masyarakat. Video stopmotion
pada pembelajaran menulis karangan persuasi diharapkan akan
membangitkan ketertarikan peserta didik dalam membuat karangan.
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan
Media Video terhadap Keterampilan Menulis Karangan Persuasi Peserta
Didik Kelas VIII-A SMP AL-HASRA Tahun Pelajaran 2018/2019”.
B. Identifitkasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka
identifikasi masalah yang ditemukan sebagai berikut:
1. Kesulitan siswa dalam mengungkapkan ide atau gagasaan ke dalam
tulisan secara terstruktur.
2. Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang dianggap sulit oleh peserta
didik.
3. Motivasi peserta didik dalam menulis masih rendah.
4. Keterampilan siswa menulis khusunya karangan persuasi masih kurang.
5. Kurangnya kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran
seperti media video dalam pembelajaran menulis karangan persuasi.
6
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka
peneliti membatasi masalah pada penggunaan media video “stopmotion”
yang bersumber dari channel youtube dalam keterampilan menulis
karangan persuasi dengan tema bullying/tindak penindasan pada peserta
didik kelas VIII-A SMP AL-HASRA yang berjumlah 22 peserta didik
pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah penelitian yaitu bagaimanakah penggunaan media
video stopmotion dalam keterampilan menulis karangan persuasi peserta
didik kelas VIII-A SMP AL-HASRA pada semester genap tahun pelajaran
2018/ 2019.
E. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penggunaan media video “stopmotion” dalam keterampilan menulis
karangan persuasi peserta didik kelas VIII-A SMP AL-HASRA tahun
pelajaran 2018/ 2019.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam upaya meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya mengenai penggunaan media video dalam pembelajaran
keterampilan menulis karangan persuasi.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada:
a. Kepala Sekolah
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan terkait
peran media video dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terhadap
7
keterampilan peserta didik, selain itu dapat meningkatkan kompetensi
peserta didik.
b. Guru
Menjadi acuan bagi guru untuk membuat pembelajaran menulis lebih
menarik, kreatif, dan inovatif di dalam kelas.
c. Siswa
Membantu siswa untuk meningkatkan partisipasi dalam kegiatan
pembelajaran menulis karangan persuasi.
d. Peneliti
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam menerapkan media
pembelajaran video pada pembelajaran menulis khusunya karangan
persuasi.
8
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Wina Sanjaya menjabarkan asal kata media yang merupakan
kata jamak dari “medium”, berarti perantara atau pengantar. Kata
media berlaku untuk segala kegiatan atau usaha. Istilah media
digunakan juga dalam bidang pengPelajaran atau pendidikan sehingga
istilahnya menjadi media pendidikan.1
Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu
sebagai pembawa pesan/informasi dari komunikator menuju
komunikan.2 Sejalan dengan hal tersebut, Association for Educational
Communication and Technology mendefinisikan media sebagai
bentuk yang digunakan untuk penyampaian informasi.3 Media adalah
semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan, atau pendapat
sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai
kepada penerima yang dituju.4
Berdasarkan pengertian di atas, media merupakan bentuk
perantara yang dapat mengantarkan pesan berisi ide, gagasan atau
pendapat sehingga pesan dari komunikator sampai kepada komunikan
dalam proses komunikasi. Media sebagai perantara juga dapat
diterapkan dalam dunia pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan.
1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenamedia Group, 2006), h. 163 2 Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2011),
h. 4 3 Budinuryanta Y., Kasuriyanta, dan Imam Koermen, PengPelajaran Keterampilan
Berbahasa, (Jakarta: Penerit Universitas Terbuka, 2008), h. 4.3 4 Azhar Arsyad, Media PengPelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), h. 4
9
2. Pengertian Media Pembelajaran
Pembelajaran adalah usaha sadar dan terencana pengajar untuk
membantu siswa atau anak didiknya, agar mereka dapat belajar sesuai
dengan kebutuhan dan minatnya. Pembelajaran merupakan suatu
kegiatan yang bertujuan. Tujuan ini harus searah dengan tujuan belajar
siswa dan kurikulum. Tujuan belajar pada siswa ialah mencapai
perkembangan optimal, yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.5 Sebagaimana hal tersebut, pembelajaran dilakukan
secara sadar dan terencana dengan tujuan mencapai perkembangan
optimal peserta didik. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, pengajar
harus menyiapkan segala komponen pengPelajaran dengan baik
termasuk media pembelajaran.
Menurut Arief S. Sadiman dkk., media pendidikan adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim
ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.”6
Secara luas Syaiful Bahri dan Aswan Zain menjelaskan bahwa
media dapat diartikan dengan manusia, benda, atau apapun peristiwa
yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan
keterampilan. Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan
sebagai peyalur pesan guna mencapai tujuan efisien.7 Rossi dan
Breidle juga mengungkapkan hal yang sama, media pembelajaran
adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan
pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan
sebagainya. Menurut Rossi, alat- alat semacam radio dan televisi kalau
5 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital,
(Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2013), h. 5-6 6 Arief S. Sadiman, R. Rahardjo, dan Anung Haryono, Media Pendidikan, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2010), h. 6 7 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 120
10
digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media
pembelajaran.8
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu apa saja yang
digunakan atau diprogram guna tercapainya tujuan pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran terdapat pesan atau isi yang ingin
disampaikan kepada peserta didik, maka penggunaan media
dimaksudkan sebagai perantara penyampaian pesan yang lebih
menarik daripada pembelajaran konvensional guna merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa.
Penggunaan media pembelajaran secara kreatif atau menarik
akan memperbesar kemungkinan bagi peserta didik untuk belajar lebih
giat, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan
penampilan dalam melakukan keterampilan sesuai dengan yang
menjadi tujuan pembelajaran.9 Demi menciptakan pembelajaran yang
kreatif dan menarik, guru harus tepat guna dalam memanfaatan media
pembelajaran supaya tujuan pembelajaran tercapai.
Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan media saja, akan
tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan
media tersebut dengan baik.10
Dalam proses belajar mengajar, guru
mungkin saja memiliki keterbatasan untuk menyampaikan materi atau
bahan ajar. Media pembelajaran yang digunakan secara bijak dapat
membantu guru dalam menyederhanakan materi atau menyampaikan
pembelajaran yang rumit.
3. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach dan Ely mengemukakan tiga ciri media yang
merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang
8 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran Edisi Pertama, (Jakarta:Prenamedia
Group, 2014), h. 58. 9 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan dan Penilaian, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 7 10 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1994), h. 6
11
dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau
kurang efisien) melakukannya.11
Ciri-ciri tersebut di antaranya:
a. Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media menyimpan dan
merekonstruksikan suatu peristiwa atau objek. Kejadian-kejadian
atau objek yang telah direkam atrau disimpan dengan format media
yang ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang kejadian
hanya sekali (dalam satu dekade atau satu abad) dapat diabadikan
dan disusun kembali untuk keperluan pengPelajaran.
b. Ciri Manipulatif
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan
kepada peseta didik dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik
pengambilan gambar time-lapse recording, dengan teknik rekaman
fotografi ini dapat dipercepat dan diperlambat saat menayangkan
kembali hasil rekaman. Kemampuan media dari ciri manipulatif
memerlukan perhatian jika terjadi kesalahan dalam urutan kejadian
atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi
kesalahan penafsiran yang akan membingungkan.
c. Ciri Distributif
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau
kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan
kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar peserta didik
dengan stimulus pangalaman yang relatif sama mengenai kejadian
itu. Distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau
beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah
tertentu saja, tetapi juga media itu misalnya rekaman video atau
audio dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan
kapan saja.
11
Arsyad, Op. Cit., h. 15-17.
12
4. Fungsi dan Manfaat Media dalam Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan guna tercapai tujuan
instruksional di dalam proses belajar mengajar memiliki berbagai
fungsi dan manfaat. Media menunjukkan fungsi atau perannya yaitu
mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses
belajar, siswa dan isi pelajaran. Di samping itu, mediator dapat pula
mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang
melakukan peran mediasi, mulai dari guru hingga peralatan paling
canggih, dapat disebut media.12
Sebagai alat bantu dalam proses mengajar, Nana Sudjana
merumuskan pula fungsi media pengPelajaran menjadi enam kategori
yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar merupakan
fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi
belajar mengajar yang efektif.
2. Penggunaan media pengPelajaran merupakan bagian yang
integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti abhwa
media pengPelajaran merupakan salah satu unsur yang harus
dikembangkan oleh guru.
3. Media pengPelajaran penggunaannya integral dengan tujuan dari
isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa
penggunaan (pemanfaatan) media harus melihat kepada tujuan
dan bahan pelajaran.
4. Penggunaan media dalam pengPelajaran bukan semata-mata alat
hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses
belajar supaya lebih emnarik perhatian siswa.
5. Penggunaan media dalam pengPelajaran lebih diutamakan untuk
mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam
menangkap pengertian yang diberikan oleh guru.
12
Arsyad, Op.Cit., h. 3
13
6. Penggunaan media dalam pengPelajaran diutamakan untuk
mempertinggi mutu belajar mengajar. Dalam arti lain,
penggunaan media berdampak pada hasil belajar yang dicapai
siswa akan tahan lama diingat siswa sehingga mempunyai nilai
tinggi.13
Banyak pihak yang terlibat dalam proses belajar mengajar
mendapatkan keuntungan dari pemanfaatan media pembelajaran yang
digunakan, khususnya bagi guru dan peserta didik di dalam kelas.
Selain memiliki fungsi, media pembelajaran juga memiliki manfaat di
antaranya:
1. Menyampaikan pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. Setiap
pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media
menerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi
pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan
media ragam hasil penafsiran itu dapat dikurangi sehingga
informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai
landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.
2. Pembelajaran dapat lebih menarik. Media dapat diasosiasikan
sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan
memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image
yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat
menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan
berpikir, yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki
aspek motivasi dan meningkatkan minat.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori
belajar dan prinsip-prinsip psikologi yang diterima dalam hal
partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.
4. Waktu pelasanaan pembelajaran dapat diperpendek. Lama waktu
pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena
kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk
13 Djamarah dan Zain, Op.Cit., h. 134
14
mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang
cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. Kualitas hasil belajar
dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai
media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen
pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik,
spesifik, dan jelas.
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan di
manapun diperlukan. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di
mana diinginkan atau diperlukan terutama jika media
pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan. Sikap positif siswa terhadap apa
yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat
ditingkatkan.
8. Peran guru berubah ke arah yang positif. Beban guru untuk
penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat
dikurangi bahkan dihilangkan sehingga siswa dapat memusatkan
di konsultan atau penasihat siswa.14
5. Kriteria Pemilihan Media
Kriteria utama dalam pemilihan media pembelajaran adalah
ketepatan tujuan pembelajaran. Media yang digunakan sudah dengan
pertimbangan memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan dan dapat dioperasikan oleh guru di dalam proses
pembelajaran. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan
media di antaranya:
a. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran
yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi, sangat
14
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta:Kencana Prenadamedia Grup, 2012), h. 72- 73
15
memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami peserta
didik.
b. Kemudahan dalam memperoleh media yang akan digunakan.
Media grafis umumnya mudah diperoleh bahkan dibuat sendiri
oleh guru.
c. Keterampilan guru dalam menggunakannya, apapun jenis media
yang diperlukan, syarat utama adalah guru dapat
menggunakannyadalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat
yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari
penggunaan media oleh guru pada saat terjadi interaksi belajar
siswa dengan lingkungannya.
d. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media
tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran
berlangsung.
e. Sesuai dengan taraf berpikir siswa, memilih media untuk
pendidikan dan pengPelajaran harus sesuai dengan taraf berpikir
siswa sehingga makna yang terkandung di dalamnya mudah
dipahami oleh siswa.15
Pemilihan media pembelajaran tentu harus sesuai dengan materi
yang diajarkan, jika salah penerapan mungkin pesan pembelajaran
tidak sampai pada peserta didik. Pemilihan media sesuai dengan
kriteteria akan menunjang keefektifan penggunaan media. Kriteria
pemilihan media tidak boleh luput dari perhatian penggunanya agar
media berfungsi dengan baik untuk kemudahan proses belajar
mengajar.
6. Macam-macam Media
Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:
a. Media Auditif
15
Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika, (Bandung: CV Alfabeta, 2014), h. 16-17
16
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan
kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan
hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai
kelainan dalam pendengaran.
b. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera
penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam
seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar
atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang
menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu
dan film kartun.
c. Media Audiovisual
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur
suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan
yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media pertama dan
kedua. Media ini dibagi lagi ke dalam:
1. Audiovisual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan
gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film
rangkai suara, dan cetak suara.
2. Audiovisual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur
suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video
cassett.16
B. Media Video
1. Pengertian Media Video
Berbagai jenis media seperti media audio, visual dan audiovisual
dapat diimplementasikan ke dalam proses belajar mengajar. Dilihat
dari penggolangannya, media video termasuk ke dalam jenis media
audiovisual karena mengkombinasikan antara audio dan visual dalam
penyajiannya, peserta didik bukan hanya dapat mendengarkan konten
16 Djamarah, Op.Cit., h. 124
17
atau materi tetapi juga diperkuat dengan visual. Media video dalam
proses pembelajaran dapat mengantarkan materi secara lebih efektif
dan menarik.
Pada dasarnya, video merupakan cara yang menarik untuk
menyalurkan informasi kepada para penggunanya. Dibandingkan
media lain seperti grafik, audio dan sebagainya, media video
merupakan yang paling bermakna karena menampilkan sesuatu yang
lebih hidup. Agnew dan Kellerman mendefinisikan video sebagai
media digital yang menunjukkan susunan atau urutan gambar-gambar
bergerak dan dapat memberikan ilusi, gambaran serta fantasi pada
gambar bergerak.17
Daryanto mengatakan bahwa video merupakan bahan ajar
noncetak yang kaya informasi dan lugas karena dapat sampai di
hadapan siswa secara langsung, video menambah suatu dimensi baru
terhadap pembelajaran.18
Media video dianggap memberikan dimensi
baru terhadap pembelajaran. Video yang bukan Pelajaran noncetak
sebagai media visual tetapi menggabungkan audio memberikan kesan
lebih menarik. Bahan ajar ini dapat memberikan banyak informasi
dengan tayangan yang lugas karena dapat dilihat langsung oleh siswa.
“Video also offers a greater vividness which can contribute
positively toward helpfull analysis of the learner's performance.
For suggestions and corrections to be meaningfull and affective,
the learner needs to relive the moment when an error or
dificulty occured. Because video is better at evoking the total
context, the leraner is more likely to locate the mental process
that produced an erroror dificult.”19
17 Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012),
h. 348 18 Hardianti dan Wahyu Kurniati Asri, “Keefektifan Penggunaan Media Video dalam
Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 11 Makasar,” Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra, Vol 1 No 2, (Makasar, Agustus 2017), https://ojs.unm.ac.id/eralingua/article/view/4408/2547, diunduh pada 15 Desember 2018 pukul. 10.05
19 Marion Geddes and Gill Sturtridge, Practical Language Teaching, (London: Heinemann
Educational Books), h. 75
18
Video juga menawarkan kejelasan yang lebih besar yang dapat
memberikan kontribusi positif terhadap analisis kinerja pelajar yang
bermanfaat. Untuk masukan dan koreksi pembelajaran menjadi
bermakna dan efektif, pelajar perlu menghidupkan kembali momen
sehingga meminimalkan kesalahan atau kesulitan terjadi. Video lebih
baik dalam membangkitkan konteks secara utuh, pelajar cenderung
lebih dapat mengendalikan proses mental yang menghasilkan
kesalahan atau kesulitan.
Media video yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
video stopmotion dengan judul stop bullying. Stopmotion adalah suatu
teknik animasi untuk membuat objek yang dimanipulasi secara fisik
agar terlihat bergerak sendiri. Setiap pergerakan dari objek tersebut
difoto (frame individual), sehingga menciptakan ilusi gerakan ketika
serangkaian frame dimainkan berurutan secara berkesinambungan.
Teknik ini terdiri dari dua kata yaitu stop yang berarti berhenti dan
motion yang berarti gerakan.20
Dilihat dari jenis media yang telah dijabarkan sebelumnya,
media video stopmotion yang digunakan dalam penelitian ini termasuk
dalam media audiovisual gerak. Media video stopmotion yang
diunggah dari channel youtube ini termasuk dalam audiovisual gerak
karena media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang
bergerak.
2. Keuntungan dan Kelemahan Media Video
Setiap media yang digunakan dalam pembelajaran memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut ini keuntungan dan
keterbatasan media video21
a. Keuntungan Media Video
20 Andan Apriana dan Wawan Darmawan, Stopmotion Media untuk Menumbuhkan
Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah, http://jurnal.upi.edu/file/Andan1.pdf, diunudh pada 20 April 2020 pukul 23.15
21 Arsyad, Op.Cit., h. 49-50
19
1. Melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika
mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain.
2. Menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat
disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu.
3. Mendorong dan meningkatkan motivasi, juga menanamkan
sikap dan segi-segi afektif lainnya.
4. Mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran
dan pembahasan dalam kelompok siswa.
5. Menyajikan peristiwa-peristiwa secara langsung.
6. Dapat ditunjukkan untuk kelompok besar dan kelompok kecil,
kelompok heterogen maupun perorangan.
b. Kelemahan Media Video
1. Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar terus bergerak
sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang
ingin disampaikan melalui video tersebut.
2. Video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film dan video itu
dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
C. Keterampilan Menulis
1. Pengertian Keterampilan Menulis
Empat keterampilan dalam berbahasa sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Keterampilan menulis dapat mengasah
kemampuan berpikir kritis serta membantu menjelaskan pikiran-
pikiran kita menjadi lebih tersusun. Menulis merupakan sebuah
keterampilan yang perlu diasah artinya memerlukan latihan, bukan
sesuatu yang sudah melekat sejak manusia dilahirkan.
Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa
penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
20
Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur yaitu penulis sebagai
penyampai pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca.22
Terdapat pesan atau informasi yang ingin disampaikan melalui
sebuah tulisan oleh penyampai pesan (penulis) kepada penerima pesan
(pembaca). Penyampaian pesan atau informasi dalam tulisan harus
diungkapkan secara jelas agar maksud atau isi pesan dapat diterima
oleh pembaca tulisan secara utuh.
Menulis bukan hanya melahirkan pikiran atau perasaan saja,
melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan
pengalaman seseorang dalam bahasa tulis.23
Sejalan dengan hal
tersebut, menulis menurut Marwoto yakni kegiatan mengungkapkan
ide atau gagasan dalam bentuk karangan secara leluasa. Hal tersebut
berarti menulis membutuhkan skemata yang luas sehingga si penulis
mampu menuangkan ide, gagasan, pendapatnya dengan mudah dan
lancar. Skemata adalah pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.24
Pengetahuan, ilmu, serta pengalaman yang dimiliki oleh penulis
disebut dengan skemata. Skemata sangat penting dimiliki oleh penulis
karena akan mempengaruhi hasil tulisannya. Menghasilkan tulisan
tidak dimulai dari suatu pikiran yang kosong tetapi membutuhkan
skemata yang luas sebagai simpanan bahan penulisan. Semakin luas
skemata yang dimiliki oleh penulis maka penuangan ide, gagasan dan
pendapatnya akan semakin mudah dan lancar.
Menulis merupakan suatu proses perkembangan. Menulis
menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, pelatihan, keterampilan-
keterampilan khusus, dan pengPelajaran langsung menjadi seorang
penulis. Menuntut gagasan-gagasan yang tersusun secara logis,
22 H. Dalman, Keterampilan menulis, (Jakata: PT Rajagrafindo Persada, 2016), h. 3 23 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, Meningkatkan keterampilan berbahasa
Indonesia (Teori & Aplikasi), (Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), h. 96 24 Dalman, Op.Cit., h. 4
21
diekspresikan dengan jelas dan ditata secara menarik.25
Latihan
merupakan kunci utama demi mencapai kesuksesan untuk mencapai
predikat “mampu menulis dengan baik dan benar”.26
Menulis merupakan proses komunikasi. Aktivitas menulis
sebagai proses komunikasi mamiliki fungsi sebagai alat komunikasi,
menyampaikan pesan dari penulis kepada pembaca. Pesan atau
informasi yang disampaikan dalam tulisan merupakan hasil olahan
skemata yang dimiliki oleh penulis.
2. Tujuan Menulis
Menulis sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dari penulis
kepada pembaca memiliki berbagai macam tujuan. Setiap penulis
memiliki kepentingan masing-masing dalam menghasilkan tulisan
sehingga tujuannya beragam. Beberapa tujuan menulis menurut Hugo
Hartig dalam Tarigan:
a. Assigment purpose (tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama
sekali. Penulis menulis karena ditugaskan, bukan atas kemauan
sendiri.
b. Altruistic purpose (tujuan altruistic)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca,
menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para
pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya,
ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih
menyenangkan dengan karyanya itu.
c. Persuasive purpose (tujuan persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan.
d. Informational purpose (tujuan penerangan)
25
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h. 9 26
Zainurrahman, Menulis: dari Teori hingga Praktik (Penawar Racun Plagiarisme), (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2011), h. 2
22
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada
pembaca.
e. Self expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca.
f. Creative purpose (tujuan kreatif)
Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik atau nilai-nilai
kesenian.
g. Problem solving purpose ( tujuan pemecahan masalah)
Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta
meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya
agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.27
3. Manfaat Menulis
Penulis dalam menghasilkan tulisan/karangan melalui proses
yang tidak kilat, sehingga hasil dari proses menulis memiliki banyak
manfaat. Menurut Suparno, manfaat menulis antara lain untuk:
a. Peningkatan kecerdasan.
Menulis dapat meningkatkan kecerdasan karena pada waktu
menulis daya nalar seseorang berjalan. Selain mengeluarkan ide-
ide, penulis juga mengingat-ingat informasi yang pernah didapat,
sehingga sama saja melatih ketajaman dan daya tangkap otak.
b. Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas
Daya inisiatif yakni dapat menjadikan sesuatu yang sedang
terjadi sebagai bahan tulisan, sebagaimana yang dilakukan
wartawan dan ilmuwan ketika melihat suatu fenomena alam
langsung ingin menulis dan mendokumentasikan atau
memberitakannya. Selain inisiatif, menulis dapat mengembangkan
kreativitas karena penulis dalam menghasilkan tulisannya
mengolah bahan dengan pikiran-pikirannya sehingga tulisan
menjadi lebih menarik.
27 Henry Guntur Tarigan, Op.Cit., h. 25-26
23
c. Penumbuhan keberanian
Banyak orang tidak menyampaikan gagasan dan pendapatnya
secara langsung atau lisan karena alasan takut keliru dan tidak
percaya diri. Dengan latihan menulis terus-menerus akan membuat
rasa takut semakin terkikis. Sebelum tulisan disampaikan kepada
orang lain, tulisan dapat dipertimbangkan dan diperbaiki terlebih
dahulu sehingga kekeliruan dapat diatasi.
d. Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Topik yang sudah ditentukan untuk dibahas dalam tulisan tidak
akan berkembang tanpa dukungan informasi-informasi yang sesuai
topik. Penulis akan melakukan pencarian bahan sebelum menulis,
sehingga membuat penulis terdorong untuk memiliki kemauan dan
kemampuan mengumpulkan informasi.28
4. Langkah/ Tahap Menulis
Proses mengarang atau menulis itu mempunyai dua langkah
utama, yaitu: i) invensi dan ii) presentasi. Kemudian lebih lanjut,
dapat dibagi menjadi empat langkah: (1) Pratulis, (prewriting), (2)
menulis, (3) merevisi, (4) uji-baca (proofreading) naskah. Secara lebih
spesifik/ khusus, proses menulis/mengarang itu dapat dikatakan
mencakup sembilan langkah khusus yang rinci sebagai berikut:
(1) mengumpulkan informasi
(2) menemukan gagasan (ide) dalam informasi.
(3) memilih dan mempersempit suatu topik untuk ditulis
(4) membentuk suatu gagasan utama mengenai topik
(5) memilih dan mengatur gagasan penunjang dari informasi-
informasi yang telah dikumpulkan,
(6) menulis rancangan kasar karangan (rough drafts),
(7) merevisi draft,
(8) menulis draft akhir,
28 Heri Jauhari, Terampil Mengarang, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2013), h. 15
24
(9) uji baca naskah.29
D. Jenis-jenis Karangan
Kegiatan mengarang sebenarnya merupakan kegiatan yang sudah
sangat dekat dengan siswa sejak memasuki dunia pendidikan. Berbagai
karangan sering ditemui siswa dalam banyak bacaan. Mengarang
merupakan jalan bagi peserta didik untuk dapat meningkatkan imajinasi
dan membantu peserta didik untuk terbiasa menuangkan gagasan secara
terstruktur.
Karangan adalah suatu penyampaian pikiran secara resmi atau
teratur dalam ucapan atau tulisan atau suatu penyajian pembicaraan yang
luas tentang suatu pokok persoalan secara lisan atau tulisan. Suatu
karangan merupakan bentuk uraian atau paparan yang merupakan hasil
rancangan pembicara atau penulisnya.30
Karangan yang tersusun dengan baik selalu mengandung tiga
unsur/ bagian utama, yaitu bagian pendahuluan (introduksi), isi tulisan
(bodi), dan penutup (konklusi). Setiap bagian mempunyai fungsi yang
berbeda. Bagian pendahuluan berfungsi untuk menarik minat pembaca dan
menjelaskan ide pokok atau tema karangan. Fungsi bagian isi, yaitu
sebagai jembatan yang menghubungkan bagian pendahuluan dengan
penutup, sedangkan bagian penutup berfungsi sebagai kesimpulan.31
Berdasarkan sitem penyajian pokok masalahnya, tipe karangan
tulisan ada 5 macam, yaitu:
1. Karangan deskripsi,
2. Karangan narasi,
3. Karangan eksposisi,
4. Karangan argumentasi,
29 Drs. Mukhsin Ahmadi, Keterampilan Berbahasa & Apresiasi Sastra, (Malang: YA3
Malang, 1990), h. 56 30 Rasjid Sartuni, Lamuddin Finoza, dan Siti Aisyah Sundari, Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi, (Jakarta: Nina Dinamika, 1984), h. 74 31 Kundharu dan Slamet, Op.Cit, h. 98
25
5. Karangan persuasi.32
Kundharu Saddono dan St. Y Slamet juga menggolongkan
karangan menjadi lima bentuk yaitu karangan deskripsi, karangan narasi,
karangan argumentasi dan karangan persuasi. Adapun penjelasan dari tipe
atau macam karangan seperti berikut:33
1. Deskripsi
Deskripsi merupakan karangan yang menggambarkan segala
sesuatu berdasarkan pengalaman yang didapatkan seorang penulis baik
itu dilihat atau dirasakan, tujuannya untuk menciptakan daya khayal
pembaca sehingga pembaca betul-betul merasakan apa yang dialami
penulis.
2. Narasi
Narasi merupakan karangan yang menceritakan proses terjadinya
suatu peristiwa. Karangan narasi ini dapat memberikan gambaran yang
jelas dan lengkap kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah,
atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.
3. Eksposisi
Eksposisi merupakan karangan yang dimaksudkan untuk
menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang
dapat menambah pengetahuan pembacanya, sasarannya untuk
menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi sikap
pembaca.
4. Argumentasi
Argumentasi merupakan karangan yang dimaksudkan untuk
meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh
penulis. Dalam hal ini penulis akan menyajikan secara logis, kritis dan
sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat kebenaran yang
disampaikan penulis.
5. Persuasi
32 Sartuni, Finoza dan Sundari, Op.Cit., h. 75 33
Kundharu dan Slamet, Op.Cit., h. 101
26
Persuasi merupakan karangan yang ditujukan untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai suatu yang
disampaikan penulis.
E. Karangan Persuasi
1. Pengertian Karangan Persuasi
Suparno dan Yunus dalam Heri Jauhari menjelaskan bahwa
secara leksikal persuasi berasal dari bahasa Inggris persuasion, yang
diturunkan dari kata to persuade, artinya membujuk atau
meyakinkan.34
Dalam karangan persuasi, suatu komunikasi
dimaksudkan untuk membuat orang lain (pembaca) percaya, yakin,
dan terbujuk akan hal- hal yang dikomunikasikan yang mungkin
berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun
perasaan seseorang.35
Paragraf persuasi merupakan paragraf yang
bertujuan untuk mempengaruhi, menghimbau, membujuk, atau
merayu pembaca sehingga terpengaruh untuk mengikuti keinginan
penulis.36
Heri Jauhari mengungkapkan bahwa karangan persuasi berarti
karangan yang berdaya bujuk atau rayu dengan pendekatan emosional
yang menyentuh emosional pembacanya, sehingga mau menuruti apa
yang diinginkan oleh penulis. Penulis menyampaikan keinginannya
secara eksplisit dan bisa secara implisit sesuai dengan gaya persuasi
yang digunakan oleh penulisnya.37
Sejalan dengan Heri, Dalman juga
menuliskan tujuan karangan ini untuk mempengaruhi pembaca. Dalam
persuasi, pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa
motorik perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang
dianjurkan penulis dalam karangannya.38
34 Jauhari, Op.Cit., h. 67 35 Sartuni dkk., Op.Cit., h. 87 36 Mulyati, Terampil Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Prenamedia
Group, 2015), h. 21 37
Heri Jauhari, Op.Cit., h. 67 38 Dalman, Op.Cit.
27
Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan unuk
mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca tentang sesuatu hal yang
disampaikan oleh penulis. Persuasi lebih menggunakan pendekatan
emosional. Persuasi juga menggunakan fakta hanya saja dalam
persuasi bukti-bukti digunakan seperlunya saja dan kadang dapat
dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pembaca
bahwa apa yang disampaikan penulis itu benar.39
“Persuasion tries to make an audience think or act in
accordance with the writer's wil”40
Hal mendasar sama yang disampaikan pada kutipan Vincent
Barry di atas juga dijabarkan oleh Asul Wiyanto bahwasanya
karangan persuasi menekankan pada emosi atau perasaan pembaca
walaupun tidak melepaskan logika. Karangan persuasi mengajak
pembaca agar mau mengikuti kehendak penulis.41
Dapat disimpulkan bahwa karangan persuasi meruapakan
karangan yang mengajak, mempengaruhi, menghimbau atau
membujuk pembaca untuk mengikuti apa yang dituliskan oleh penulis
sehingga lebih mengedepankan pendekatan emosional. Dalam
karangan persuasi fakta digunakan untuk memperkuat tulisan agar
mendapatkan kepercayaan dari pembaca atas tulisan yang dibuat.
2. Ciri-ciri Persuasi
Berbagai jenis karangan memiliki ciri-ciri yang membedakan
dengan karangan lainnya. Perbedaan setiap karangan dikarenakan
setiap karangan memiliki tujuan penulisan yang berbeda.
Ciri khas karangan persuasi dimulai dari judul yang dibuat
secara provokatif terhadap pembaca, yang membuat pembaca tergiur
untuk melihat, bahkan memiliki dan menggunakan
produk/iklan/promosi tertentu. Selain itu, gaya penulisan juga
39
Saddono dan Slamet, Op.Cit., h. 101 40 Vincent Barry, Good Reason for writing, (California: Wadsworth Publishing Company,
1983), h.47 41 Asul Wiyanto, Terampil Menulis Paragraf, (Jakarta: Grasindo, 2006), cet. 2, h. 69
28
mengandung data dan fakta yang bertujuan supaya pembaca tertarik
dan mengikuti apa yang ditulis. Gaya bahasa ini didukung oleh diksi
yang menggoda pembaca. Di samping itu penulis dapat memberikan
bukti-bukti secara konkret, detil, dan masuk akal.
Adapun ciri-ciri karangan persuasi menurut Suparno dan Yunus
sebagai berikut42
:
1. Harus menimbulkan kepercayaan pendengar atau pembaca.
2. Bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
3. Harus menciptakan penyesuaian melalui kepercayaan antara
pembicara/penulis dan yang diajak berbicara/pembaca.
4. Harus menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan
tujuan tercapai.
5. Harus ada fakta dan data secukupnya.
3. Struktur Karangan Persuasi
Sebuah tulisan disusun berdasarkan beberapa bagian yang
sistematis dan saling berkaitan, dengan sebuah masalah atau topik
yang diangkat. Penulisan karangan persuasi juga memiliki struktur
atau bagian agar tulisan yang dihasilkan dapat dihadirkan kepada
pembaca sebagai tulisan yang padu dan dapat dipahami.
Struktur karangan teks persuasi dibagi menjadi empat bagian
yakni pengenalan isu, rangkaian argumen, pernyataan ajakan, dan
penegasan kembali. Adapun penjabarannya sebagai berikut:
a. Pengenalan isu, yakni berupa pengantar atau penyampaian
tentang masalah yang menjadi dasar tulisan atau pembicaraan itu.
b. Rangkaian argumen, yakni berupa serangkaian pendapat
penulis/pembicara terkait dengan isu yang dikemukakan pada
bagian sebelumnya. Pada bagian ini, dikemukakan pula sejumlah
fakta yang dapat memperkuat argumen-argumen.
c. Pernyataan ajakan, yakni sebagai inti dari teks persuasi yang di
dalamnya dinyatakan dorongan kepada pembaca/pendengar untuk
42 Dalman, Op.Cit., h. 147
29
melakukan sesuatu. Pernyataan itu mungkin disampaikan secara
tersurat ataupun tersirat. Adapun kehadiran argumen berfungsi
untuk mengarahkan dan memperkuat ajakan-ajakan itu.
d. Penegasan kembali, penegasan atas pernyataan-pernyataan
sebelumnya, yang biasanya ditandai dengan ungkapan-ungkapan
demikianlah, dengan demikian, oleh karena itu.43
4. Alat Pengembangan Karangan Persuasi
Alat pengembangan persuasi ada lima, yaitu (1) bahasa, (2)
nada, (3) detail, (4) detail, (pengaturan (organisasi), dan (5)
kewenangan. Alat-alat ini dapat dipakai untuk mengembangkan
sebuah karangan persuasi. Berikut ini uraian alat pengembangan
tersebut44
:
1. Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi. Sebagai alat, bahasa sangat
luwes dalam menjalankan fungsinya. Artinya bahasa dapat dipakai
oleh pemakainya untuk kepentingan apa saja selama dalam batas-
batas fungsinya sebagai alat komunikasi. Untuk membuat tulisan
perlu dikaitkan dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, dalam kehidupan bermasyarakat terjadi penipuan,
kesuksesan, kedengkian, dan percekcokan. Contoh pemakaian
bahasa dalam penjualan obat sehingga dapat memperdaya orang
lain untuk membeli obat yang dijual. Salah satu faktornya karena
bahasa yang dipakai dapat dimanfaatkan sebagai alat komunikasi
untuk mempengaruhi orang lain.
2. Nada
Nada berkaitan dengan sikap pengarang dalam menyampaikan
gagasannya. Pengarang dalam membuat persuasi dengan
membayangkan respons apa yang ada di benak pembaca. Sebuah
karangan akan direspon oleh pembaca dengan rasa sedih jika
43 E. Kosasih, Bahasa Indonesia, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2017), h. 186
44 Mulyati, Op.Cit., h. 114-118
30
persuasi bernada sedih. Bila pembaca merasa takut, maka persuasi
dibuat dengan nada marah/menakutkan.
3. Detail
Detail cukup penting daam kedudukan sebagai alat persuasi.
Yang dimaksud detail adalah uraian terhadap ide sampai ke bagian
yang sekecil-kecilnya. Untuk memilih detail pengembangan
persuasi perlu dipertimbangkan di antaranya penting atau tidaknya,
jumlah dan macam detail yang mendukung ide pokok, dan kapan
detail dihadirkan.
4. Organisasi
Organisasi ini menyangkut masalah pengaturan detail dalam
tiga karangan. Dalam persuasi, pengaturan detail menggunakan
prinsip “mengubah keyakinan dan pandangan.” Artinya, detail-
detail itu diatur agar mampu mengarahkan keyakinan pandangan
pembaca. Cara-cara penataan detail-detail ini yaitu cara induktif,
cara deduktif, cara kronologi, dan cara penonjolan.
5. Kewenangan
Kewenangan (authority) dapat kita sebut sebagai alas persuasi.
Kewenangan menyangkut “penerimaan dan kesadaran” pembaca
terhadap pengarang. Seorang pengarang diyakini pembacanya
apabila: a.) mempunyai dasar hukum menduduki jabatan-jabatan
tertentu, b.) berkecimpung dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan
tertentu, dan c.) mampu menunjukkan pola pikir yang bermutu.
E. Penelitian Relevan
Penelitian yang berkaitan dengan penggunaaan media video atau
pembelajaran menulis karangan persuasi pernah dilakukan oleh beberapa
akademisi. Peneliti menjadikan tiga penelitian sebagai penelitian relevan,
di antaranya:
1. Hanessa Dwiary Nuryanto dengan judul Pengaruh Media Video
terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi pada Siswa Kelas
X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjungpinang Tahun Pelajaran
31
2014/2015. Hanessa merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Maritim Raja Ali Haji. Penelitian tersebut menggunakan
metode deskriptif kuantitatif, teknik pengumpulan data berupa tes yang
dibagi menjadi pretest dan posttest. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa menggunakan media video terhadap keterampilan menulis
karangan deskripsi siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4
Tanjungpinang sangatlah berpengaruh dan hipotesis dapat diterima.45
Penelitian Hanessa memiliki persamaan dan perbedaan.
Persamaannya terletak pada penggunaan media video dalam
pembelajaran menulis sebagai penelitian. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang peneliti lakukan yakni jenjang penelitian yang
dituju oleh Hanessa yaitu tingkat sekolah menengah atas. Metode
penelitian yang digunakan juga berbeda, Hanessa menggunakan metode
kuantitatif, sedang peneliti dengan metode kualitatif deskriptif. Selain
itu, perbedaan dapat dilihat dari obyek penelitian Hanessa adalah
karangan deskripsi, sedang peneliti menggunakan karangan persuasi.
2. Penelitian relevan kedua dilakukan oleh Hardianti dan Wahyu Kurniati
Asri dengan judul Keefektifan Penggunaan Media Video dalam
Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa
Kelas XII IPA SMA Negeri 11 Makasar. Hardianti dan Wahyu adalah
mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah quasi eksperimen. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Media Video efektif dalam
keterampilan menulis karangan sederhana bahasa Jerman kelas XI IPA
SMA Negeri 11 Makassar.46
45
Hanessa Dwiary Nuryanto, Pengaruh Media Video terhadap Keterampilan Menulis
Karangan Deskripsi pada SIswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Tanjungpinang Tahun
Pelajaran 2014/2015, http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-
ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/2015/09/EJOURNAL.pdf, diunduh pada 2 Januari 2019
pukul 21.05 46
Hardianti dan Wahyu Kurniati Asri, Keefektifan Penggunaan Media Video dalam
Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 11
32
Penelitian relevan milik Hardianti dan Wahyu juga memiliki
persamaan dan perbedaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan peneliti yaitu media video digunakan sebagai media
pembelajaran penelitian. Perbedaan terletak pada jenjang penelitian dan
jenis karangan. Jenjang yang dituju Hardianti dan Wahyu adalah
sekolah menengah pertama, sedang jenis karangan dalam penelitian
Hardianti dan Wahyu yaitu karangan sederhana.
3. Penelitian terkait karangan persuasi pernah dilakukan oleh Vitta
Mantika47
, mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul Upaya Meningkatkan
Keterampilan Menulis Persuasi dengan Menggunakan Media Gambar
Iklan Telepon Seluler pada Siswa Kelas X E SMA Negeri 1 Ngaglik
Sleman Yogyakarta. Teknik analisis dalam penelitian ini mencakup
proses tindakan kelas yang dilakukan secara kualitatif analisis dan
analisis hasil tindakan yang berupa skor secara kuantitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media gambar iklan
telepon seluler dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis
persuasi yang ditunjukkan oleh adanya keaktifan siswa, antusias dan
semangat dari siswa, dan fokus siswa kepada pembelajaran.
Persamaan penelitian Vitta dengan penelitian ini yakni meneliti
pembelajaran menulis karangan persuasi. Terdapat perbedaan antara
penelitian Vitta Mantika dengan penelitian peneliti, Vitta Mantika
dalam penelitiannya menggunakan media iklan gambar telepon seluler
sedangkan peneliti menggunakan media video stopmotion. Selain itu,
penelitian Vitta Mantika menggunakan metode penelitian tindakan
kelas dengan siklus yang panjang, sedangkan peneliti tidak.
Makasar, Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra, Vol 1 No 2,
https://ojs.unm.ac.id/eralingua/article/view/4408/2547, diunduh pada 15 Desember 2018 pukul
10.05 47 Vitta Mantika, Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Persuasi dengan
Menggunakan Media Gambar Iklan Telepon Seluler pada Siswa Kelas X E SMA Negeri 1 Ngaglik
Sleman Yogyakarta”, http://eprints.uny.ac.id/44339/1/Vitta%20Mantika_07201244062.pdf,
diunduh pada 2 Januari 2019 pukul 21.00
33
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP AL-HASRA Bojongsari
Parung yang berlokasi di Jl. Raya Ciputat-Parung km. 24, Kelurahan
Bojongsari Baru, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama November 2018 sampai
Maret 2020. Proses pengambilan data di SMP AL-HASRA
dilaksanakan pada tahun pelajaran 2018/2019 semester genap yaitu di
bulan April 2019 pada tanggal 25 Maret-5 April 2019. Selama waktu
penelitian tersebut peneliti manfaatkan dengan semaksimal mungkin
dari proses observasi lapangan di SMP AL-HASRA Bojongsari
sampai penyusunan laporan penelitian.
B. Metode Penelitian
Penelitian diartikan sebagai suatu kegiatan untuk memecahkan
permasalahan yang sedang terjadi di lingkungan. Guna mencapai
pemecahan masalah yang ada, peneliti perlu menggunakan cara atau
strategi yang tepat atau disebut dengan metode penelitian. Kemampuan
peneliti dalam menentukan metode penelitian sesuai dengan permasalahan
akan mempengaruhi hasil penelitian.
Penelitian kualitatif adalah penelitian untuk menjawab
permasalahan yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam
konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan
alami sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi,
serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif.1 Pendapat
lainnya disampaikan oleh Bogdan dan Taylor yang mendefinisikan metode
1 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h.29
34
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati.2
Penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan dan pengPelajaran
yakni mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan,
pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis atau jenjang
satuan pendidikan. Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan,
manipulasi, atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi
menggambarkan kondisi apa adanya.3 Berhubungan dengan penelitian
deskriptif, Hadeli mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bermaksud untuk mendeskripsikan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, situasi-situasi atau kejadian-
kejadian dan karakteristik populasi.4
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kualitatif
deskriptif. Tujuan dari penelitian kualitatif deskriptif ini yaitu
menganalisis secara mendalam karangan persuasi peserta didik kelas VIII-
A SMP AL-HASRA Bojongsari semester genap tahun pelajaran
2018/2019 dengan berbantuan media video stopmotion serta
mendeskripsikan data hasil yang ditemukan selama penelitian
berlangsung.
Data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif deskriptif
dideskripsikan dengan kata-kata yang berupa penjelasan-penjelasan.
Peneliti dalam mengumpulkan data penelitian menggunakan beberapa
variasi teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara,
dokumentasi, dan tes.
2 Nuraida dan Halif Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Islamic Research
Publishing, 2009), h. 35 3 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015)Op.Cit. , h. 72-73 4 Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, (Jakarta: Quantum Teaching, 2006), h. 63
35
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII-A SMP
AL-HASRA Bojongsari Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 24
peserta didik, dengan komposisi 11 laki-laki dan 13 perempuan.
Objek penelitian ini yaitu keterampilan menulis karangan persuai
dengan menggunakan media video pada siswa kelas VIII-A SMP AL-
HASRA Bojongsari Tahun Pelajaran 2018/2019.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan komponen kunci dalam sebuah penelitian,
hal ini dikarenakan data yang dibutuhkan oleh peneliti akan dapat
dikumpulkan atau didapat dengan bantuan instrumen atau alat bantu
penelitian. Instrumen penelitian akan menentuan hasil data penelitian,
maka pemilihan instrumen harus tepat dan bermutu baik.
Instrumen penelitian dibuat tergantung pada teknik jenis kegiatan
statistik atau penelitian yang hendak dilakukan.Penelitian kualitatif
memerlukan instrumen pendukung seperti foto, tape recorder, dan
sebagainya.5Instrumen utama dalam penelitian ini yakni peneliti
sendiri.Selain itu, peneliti menggunakan beberapa instrumen selama
penelitian yakni recorder handphone dalam wawancara, lembar kerja
peserta didik dalam teknik tes, dan menggunakan instrumen buku catatan
serta kamera dalam proses observasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah penting untuk mendapatkan
data akurat. Teknik pengumpulan data peneliti lakukan setelah merancang
instrumen penelitian.Beberapa teknik pengumpulan data yang peneliti
terapkan dalam penelitian ini yakni dengan observasi, wawancara,
dokumnetasi, dan tes.
1. Observasi
5 Nuraida dan Alkaf, Op.Cit., h. 96
36
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Observasi dibagi menjadi dua yaitu observasi langsung dan tidak
langsung.6 Proses pelaksanaan observasi yang dilaksanakan dalam
penelitian ini melibatkan peneliti secara langsung dengan aktivitas
orang- orang yang sedang diamati sehingga merupakan observasi
partisipan/langsung. Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan
terhadap pembelajaran di kelas. Selain itu, peneliti juga mengamati
keadaan atau lingkungan sekolah SMP AL-HASRA Bojongsari.
2. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan wawancara dilakukan apabila
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/ kecil.7
Proses pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan
beberapa teknik, salah satunya dengan teknik wawancara. Wawancara
yang peneliti lakukan dalam pengambilan data penelitian yakni
wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII
yaitu bapak Herman R., S.Pd. dan peserta didik kelas VIII-A di SMP
AL-HASRA Bojongsari. Wawancara terhadap siswa dilakukan
dengan mengambil sampel secara acak yakni sebanyak 5 dari 24 siswa
untuk mengetahui bagaimana pendapat mereka terhadap penggunaan
media video dalam pembelajaran teks persuasi.
3. Dokumentasi
Menurut Haris Herdiansyah, kata dokumen berasal dari bahasa
Latin yaitu docere yang berarti mengajar. Pengertian dari kata
dokumen ini menurut Gottschalk, dokumen (dokumentasi) dalam
6 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK, (Jakarta: PT Renika
Cipta, 2010), h.158 7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2015), h. 137
37
pengertiannya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang
didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan,
gambaran, atau arkeologis.8
Proses dokumentasi peneliti lakukan mulai dari langkah
observasi sampai dengan tes dilaksanakan. Hasil dokumentasi berupa
foto-foto atau gambar peneliti gunakan untuk keperluan pembuktian
pengumpulan data.
4. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.9
Sejalan dengan hal tersebut, Burhan Nurgiyantoro menyatakan bahwa
tes merupakan salah satu bentuk pengukuran dan merupakan salah
satu cara untuk mendapatkan informasi (kompetensi, pengetahuan,
keterampilan) tentang peserta didik.10
Tes digunakan peneliti untuk mengukur tingkat keterampilan
peserta didik dalam menulis karangan persuasi dengan dua tahap
yakni tanpa media dan dengan berbantuan media. Tes yang dilakukan
oleh siswa dengan cara perorangan, siswa diminta untuk membuat
karangan persuasi dengan tema yang telah ditentukan berdasarkan
perintah soal. Tahap 1 yakni peserta didik membuat karangan persuasi
dengan tema stop bullying tanpa bantuan media, sedang tahap 2 siswa
membuat karangan persuasi dengan berbantuan media video
stopmotion “stop bullying”.
8 Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Groups sebagai Instrumen
Penggalian Data Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h.6 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sebuah Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2014), h. 193
10
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 2016), h. 123
38
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses mencari dan menyusun data
secara sistematis mengenai hasil yang diperoleh melalui observasi,
wawancara, catatan lapangan, dan bahan lainnya sehingga lebih mudah
dipahami oleh orang lain.11
Teknik analisis data dalam penelitian ini yakni analisis data
kualitatif. Teknik analisis data kualitatif digunakan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menulis karangan persuasi sesuai dengan kaidah
penulisan dengan menggunakan media video stopmotion.
Peneliti melakukan proses mencari dan menyusun data secara
sistematis yang diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes
secara berangsur-angsur. Analisis data yang peneliti lakukan dimulai
dengan mencari penelitian serupa yang pernah dilakukan. Selanjutnya,
analisis data ketika di lapangan dengan observasi partisipan, menganalisis
hasil karangan persuasi peserta didik yang telah di laksanakan dalam dua
tahap, dan melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran dan siswa
guna penguatan data.
1. Analisis Data Non-Tes
Tabel 3.1
Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia
No Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana strategi yang bapak lakukan untuk
mengkondisikan kelas sebelum mengajar?
2. Bagaimana keterampilan menulis/ mengarang
siswa siswa kelas VIII khususnya VIII A?
3. Apakah Bapak menggunkan media
pembelajaran saat mengajar bahasa Indonesia?
Jika ya, media apa yang sering digunakan?
4. Hambatan apa yang dihadapi oleh guru saat
penerapan media pembelajaran?
5. Apakah sebelumnya Bapak pernah
11
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan, (Jakarta : Kencana, 2011), Cet. 2, h. 285-286
39
menggunakan media video dalam pembelajaran
menulis karangan persuasi?
6. Bagaimana tanggapan Bapak mengenai
penerapan media video ajakan stop bullying
dalam menulis karangan persuasi?
Tabel 3.2
Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Siswa
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu menyukai pembelajaran bahasa
Indonesia?
2. Apakah kamu memahami materi teks persuasi
dengan baik?
3. Apakah kamu tertarik dengan menulis karangan
persuasi?
4. Apa hambatan atau kesulitan yang kamu hadapi
dalam menulis karangan persuasi?
5. Sebelumnya, apakah guru mata pelajaran
bahasa Indonesia sering mengunakan media
pembelajaran di kelas?
6. Bagaimana pendapatmu tentang penggunaan
media video stopmotion“stop bullying” dalam
pembelajaran menulis karangan persuasi?
2.Analisis Data Tes
Penilaian terhadap data penelitian dilakukan juga dengan teknik tes,
yakni memberikan soal menulis karangan persuasi dalam dua tahap
penulisan.Terdapat data hasil tes siswa yang didapatkan dari proses
pengumpulan data. Analisis data peneliti lakukan dengan:
a. Membaca satu persatu karangan persuasi siswa.
b. Melakukan analisis data sesuai dengan kriteria penilaian yang
telah dibuat terhadap karangan persuasi pretest dan posttest.
c. Melakukan penskoran akhir dan klasifikasi kategori nilai
terhadap hasil karangan persuasi siswa.
Tabel 3.3
40
Soal Menulis Karangan Persuasi
Soal:
Tes tahap 1
1. Buatlah sebuah karangan persuasi bertemakan stop bullying dengan
baik dan benar!
Tes tahap 2
1. Buatlah sebuah karangan persuasi bertemakan stop bullying sesuai
dengan video stopmotion dengan baik dan benar!
Adapun rubrik pedoman penilaian menulis karangan persuasi
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Rubrik Pedomaan Penilaian Menulis Karangan Persuasi
berdasarkan Rangsang Video12
No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3 4
1 Kualitas isi karangan
2 Struktur karangan
3 Ketepatan kalimat
4 Unsur kebahasaan
Nilai
Interpretasi
Kriteria pada setiap aspek yang dinilai sebagai berikut:
No. Aspek yang dinilai Kriteria Skor
1. Kualitas Isi
Karangan Pemilihan judul karangan sesuai
dengan isi
Terdapat informasi sesuai dengan
video/ tema
Isi karangan rapi dan mudah dibaca
Terdapat gagasan yang jelas.
4
Jika terdapat 3 unsur dari:
Pemilihan judul karangan sesuai dengan isi
Terdapat informasi sesuai dengan video
Isi karangan rapi dan mudah
dibaca
Terdapat gagasan yang jelas.
3
Jika terdapat 2 unsur dari: 2
12 Nurgiyantoro, Op.Cit., h.473
41
Pemilihan judul karangan sesuai
dengan isi
Terdapat informasi sesuai dengan video
Isi karangan rapi dan mudah dibaca
Terdapat gagasan yang jelas.
Jika terdapat 1 unsur dari:
Pemilihan judul karangan sesuai dengan isi
Isi sesuai dengan video
Isi karangan rapi dan mudah dibaca
Terdapat gagasan yang jelas.
1
2. Struktur Karangan Terdapat pengenalan isu atau pengantar
Terdapat rangkaian argumen,
Terdapat pernyataan ajakan dan
penegasan kembali
Struktur karangan lengkap dan terstruktur
4
Jika terdapat 3 unsur dari:
Terdapat pengenalan isu atau pengantar
Terdapat rangkaian argumen,
Terdapat pernyataan ajakan dan penegasan kembali
Struktur karangan lengkap dan
terstruktur
3
Jika terdapat 2 unsur dari:
Terdapat pengenalan isu atau
pengantar
Terdapat rangkaian argumen
Terdapat pernyataan ajakan dan penegasan kembali
Struktur karangan lengkap dan terstruktur
2
Jika terdapat 1 unsur dari:
Terdapat pengenalan isu atau pengantar
Terdapat rangkaian argumen
Terdapat pernyataan ajakan dan penegasan kembali
Struktur karangan lengkap dan
1
42
terstruktur
3. Ketepatan kalimat Penggunaan kalimat yang efektif
Mudah dipahami
Antarkalimat memiliki keterkaitan
Penggunaan tanda baca yang tepat
4
Jika terdapat 3 unsur dari:
Penggunaan kalimat yang efektif
Mudah dipahami
Antarkalimat memiliki
keterkaitan
Penggunaan tanda baca yang tepat
3
. Jika terdapat 2 unsur dari:
Penggunaan kalimat yang efektif
Mudah dipahami
Antarkalimat memiliki keterkaitan
Penggunaan tanda baca yang
tepat
2
Jika terdapat 1 unsur dari:
Penggunaan kalimat yang efektif
Mudah dipahami,
Antarkalimat memiliki keterkaitan
Penggunaan tanda baca yang tepat
1
4. Unsur Kebahasaan Terdapat bahasa yang bersifat persuasi
Pemilihan kosakata yang tepat dan variatif
Menggunakan konjungsi dengan
tepat
Menggunakan kata teknis atau istilah berkaitan dengan topik
4
Jika terdapat 3 unsur dari:
Terdapat bahasa yang bersifat
persuasi
Pemilihan kosakata yang tepat dan variatif
Menggunakan konjungsi dengan tepat
Menggunakan kata teknis atau
3
43
istilah berkaitan dengan topik
Jika terdapat 2 unsur dari:
Terdapat bahasa yang bersifat persuasi
Pemilihan kosakata yang tepat
dan variatif
Menggunakan konjungsi dengan tepat
Menggunakan kata teknis atau istilah berkaitan dengan topik
2
Jika terdapat 1 unsur dari:
Terdapat bahasa yang bersifat persuasi
Pemilihan kosakata yang tepat dan variatif
Menggunakan konjungsi dengan
tepat
Menggunakan kata teknis atau istilah berkaitan dengan topik
1
Jumlah skor
maksimum
16
Nilai akhir = Perolehan skor x 100
Jumlah skor maksimum
Berdasarkan hasil penskoran, peneliti mendapatkan nilai akhir dari
masing-masing siswa. Penentuan ketegori nilai siswa dalam keterampilan
menulis karangan persuasi dibagi menjadi empat yakni baik sekali, baik,
cukup baik dan kurang baik sebagaimana tertera dalam tabel berikut:
Tabel 3.5
Kategori Nilai Akhir Menulis Karangan Persuasi
No. Nilai akhir Keterangan
1. 86-100 Baik sekali
2. 76 – 85 Baik
3. 56 – 74 Cukup baik
4. 10 – 55 Kurang baik
44
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas VIII-A SMP
AL-HASRA menunjukkan bahwa penggunaaan media video dapat
merangsang peserta didik dalam meningkatkan keterampilan menulis
karangan persuasi. Penggunaan media video stopmotion dalam
keterampilan menulis karangan persuasi perserta didik kelas VIII-A
dilakukan melalui beberapa langkah guna mengambil data. Pertama,
peneliti membuka video media video stopmotion yang diunduh pada laman
youtube https://www.youtube.com/watch?v=WakSC5koWlI. Kedua,
peserta didik diminta menonton tayangan dan mencatat informasi dari
tayangan video stopmotion. Ketiga, peserta didik diminta membuat
karangan persuasi berdasarkan video stopmotion bertemakan stop bullying.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada tes tahap ke-2 terdapat 1
peserta didik mendapat nilai terendah dengan nilai 63, sedangkan terdapat
4 peserta didik memperoleh nilai tertinggi dengan nilai 100. Adapun
peserta didik pada tes ke-2 yang memperoleh predikat cukup baik
sebanyak 4 peserta didik, predikat baik sebanyak 2 peserta didik, dan
predikat baik sekali sebanyak 16 peserta didik. Nilai rata-rata kelas yaitu
88. Sebanyak 90 % peserta didik mendapatkan nilai lebih baik setelah
menggunakan media video stopmotion.
Jadi, dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media video stopmotion berhasil memperbaiki nilai dalam keterampilan
menulis karangan persuasi peserta didik kelas VIII-A SMP AL-HASRA
Bojongsari.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dipaparkan,
maka peneliti memberi saran di antaranya:
1. Kepala sekolah sebaiknya dapat melakukan evaluasi terhadap media
pembelajaran yang mendukung proses belajar mengajar.
45
2. Guru sebaiknya dapat menerapkan media pembelajaran yang variatif
dan menarik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan penggunaan media
video yang telah digunakan dalam penelitian ini untuk pembelajaran
bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis karangan.
DAFTAR PUSTAKA
Arief S. Sadiman, R. Rahardjo, Anung Haryono, dan Rahardjito. Media
Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta:
Rajawali Pers. 2010.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Sebuah Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Rineka Cipta. 2014.
Arsyad, Azhar. Media PengPelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1997.
Asul Wiyanto. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo. 2006.
Barry, Vincent. Good Reason for writing. California: Wadsworth Publishing
Company. 1983.
Cecep Kustandi M.Pd. dan Bambang Sutjipto, M.Pd. Media Pembelajaran
Manual dan Digital Edisi Kedua. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. 2013.
Dalman, H. Keterampilan menulis. Jakata: PT Rajagrafindo Persada. 2016.
Daryanto. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
2011.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta. 2010.
Geddes, Marion and Gill Sturtridge. Practical Language Teaching. London:
Heinemann Educational Books.
Hadeli. Metode Penelitian Kependidikan. Jakarta: Quantum Teaching. 2006.
Hamalik, Oemar. Media Pendidikan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. 1994.
Hardianti dan Wahyu Kurniati Asri. Keefektifan Penggunaan Media Video dalam
Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas
XII IPA SMA Negeri 11 Makasar. Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa
Asing dan Sastra, Vol 1 No 2.
https://ojs.unm.ac.id/eralingua/article/view/4408/2547. 2017.
Herdiansyah, Haris. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups sebagai
Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. 2015.
Jauhari, Heri. Terampil Mengarang. Bandung: Nuansa Cendekia. 2013.
Kosasih, E. Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. 2017.
Margono, S.. Metodologi Penelitian Pendidikan,. Jakarta: PT. Renika Cipta. 2010.
Mukhsin Ahmadi. Keterampilan Berbahasa & Apresiasi Sastra. Malang: YA3
Malang. 1990.
Mulyati. Terampil Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Prenamedia Group. 2015.
Munir. Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
2012.
Nuraida dan Halif Alkaf. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Islamic
Research Publishing. 2009.
Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta. 2016.
Rasjid Sartuni, Lamuddin Finoza, dan Siti Aisyah Sundari. Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Nina Dinamika. 1984.
Saddhono, Kundharu dan St. Y. Slamet. Meningkatkan keterampilan Berbahasa
Indonesia (Teori & Aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati. 2012.
Sanjaya, Wina. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Prenamedia Group.
2014.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenamedia Group. 2006.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
2015.
Sundayana, Rostina. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika.
Bandung: CV Alfabeta. 2014.
Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima. 2009.
Syaodih, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2015.
Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa. 2008.
Trianto. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta : Kencana. 2011.
Y., Budinuryanta, Kasuriyanta, dan Imam Koermen. PengPelajaran Keterampilan
Berbahasa. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. 2008.
Zainurrahman. Menulis: dari Teori hingga Praktik (Penawar Racun Plagiarisme).
Bandung: Penerbit Alfabeta. 2
Lampiran Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP AL-HASRA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Materi Pelajaran : Karangan Persuasi
Kelas/Semester : VIII A/ Genap
Alokasi Waktu : 4 JP (4 x 40 Menit)
A. Kompetensi Inti
KI1. Menghargai dan Menghayati Pelajaran agama yang dianutnya
KI2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran siswa diharapkan dapat:
1. Memahami pengertian dan ciri-ciri karangan persuasi
2. Menyimpulkan informasi yang terdapat pada karangan persuasi yang
dibaca atau didengar.
3. Mengidentifikasi struktur karangan dari sumber yang dibaca atau
didengar.
4. Menyajikan sebuah karangan persuasi berdasarkan struktur karangan dan
unsur kebahasaan dengan tepat.
C. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
KD IPK
3.14 Menelaah struktur dan kebahasaan
karangan persuasi yang berupa saran,
ajakan, dan pertimbangan tentang
berbagai permasalahan aktual
(lingkungan hidup, kondisi sosial,
dan/atau keragaman budaya, dll) dari
berbagai sumber yang didengar dan
dibaca
3.14.1 Memahami pengertian
karangan persuasi
3.14.2 Menentukan ciri karangan
persuasi termasuk unsur
kebahasaan
3.14.3 Menentukan struktur karangan
persuasi
4.14 Menyajikan karangan persuasi (saran,
ajakan, arahan, dan pertimbangan)
secara tulis dan lisan dengan
memperhatikan struktur, kebahasaan,
atau aspek lisan
4.14.1 Menulis karangan persuasi
dengan tepat berdasarkan tema
atau tayangan yang diberikan
D. Materi pembelajaran
1. Faktual
Contoh karangan persuasi dari guru.
2. Konsep
a. Pengertian teks/karangan persuasi
b. Ciri karangan persuasi dan unsur kebahasaan
c. Struktur karangan persuasi
E. Pendekatan, Model dan Metode
Pendekatan : Saintifik
Model : Discovery learning (penemuan).
Metode : Diskusi dan penugasan.
F. Media dan Sumber Belajar
a. Media Belajar
1. LCD Projektor
2. Notebook
3. Power point
4. Papan tulis
b. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia (Wajib) kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
2. Pengalaman peserta didik dan guru.
3. Sumber lain seperti internet yang mendukung pembelajaran.
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama (sebelum menggunakan media)
Tahap
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan Orientasi
1. Pendidik melakukan pembukaan dengan senyum,
salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran.
2. Pendidik mempersiapkan peserta didik dalam
pembelajaran dengan menanyakan kabar, dan
memeriksa kehadiran peserta didik serta memeriksa
kesiapan peserta didik secara psikis atau fisik.
Apersepsi
3. Pendidik mengingatkan kembali materi sebelumnya
dengan melakukan tanya jawab dan memberitahukan
materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
berlangsung.
4. Pendidik mengkonstruksi pengalaman dan kebiasaan
siswa dalam menggunakan teks persuasi dalam kehidupan sehari- hari.
Tujuan dan Motivasi
5. Pendidik memberikan informasi tentang kompetensi
dan tujuan mempelajari teks persuasi.
6. Pendidik memotivasi peserta didik mempersiapkan
psikis dan fisik untuk mengawali pembelajaran
2 x 40 menit
Kegiatan Inti Mengamati 7. Siswa mengamati materi pada power point dan
menyimak penjelasan tentang materi karangan
persuasi.
Menanya 8. Guru memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk membuat pertanyaan yang berkaitan dengan
materi.
Mengeksplorasi 9. Peserta didik mengidentifikasi struktur karangan
berdasarkan contoh karangan persuasi yang diberikan
guru.
Menalar (Critical thinking)
10. Peserta didik membuat kerangka penulisan karangan
persuasi berdasar tema yang diberikan ( tentang tindak
kekerasan atau bullying)
11. Peserta didik membuat karangan persuasi dengan
memperhatikan struktur teks.
Mengkomunikasikan
12. Peserta didik mempresentasikan/ menyerahkan hasil
kerjanya.
13. Peserta didik lain boleh memberi tanggapan atau
komentar.
Penutup 14. Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas diberi
paraf atau skor sebagai penghargaan untuk penilaian
tugas kerja pada materi pelajaran teks persuasi.
15. Memberikan penguatan kepada seluruh peserta didik
yang telah berusaha belajar.
16. Pendidik melakukan refleksi dan menyimpulkan
materi yang telah dipelajari bersama peserta didik.
17. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya dan ditutup dengan doa
Pertemuan kedua (setelah menggunakan media video)
Tahap
Pembelajaran
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
Orientasi
1. Pendidik melakukan pembukaan dengan senyum,
salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran. 2. Pendidik mempersiapkan peserta didik dalam
pembelajaran dengan menanyakan kabar, dan
memeriksa kehadiran peserta didik serta memeriksa
kesiapan peserta didik secara psikis atau fisik.
Apersepsi
2 x 40 menit
3. Pendidik mengingatkan kembali materi sebelumnya
dengan melakukan tanya jawab dan memberitahukan
materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan
berlangsung.
4. Pendidik mengkonstruksi pengalaman dan kebiasaan
siswa dalam menggunakan teks persuasi dalam
kehidupan sehari- hari.
Tujuan dan Motivasi
5. Pendidik memberikan informasi tentang kompetensi
dan tujuan mempelajari teks persuasi.
6. Pendidik memotivasi peserta didik mempersiapkan
psikis dan fisik untuk mengawali pembelajaran
Kegiatan Inti Mengamati 14. Pendidik menayangkan video stopmotion tentang
ajakan tidak melakukan penindasan atau bullying.
Menanya
15. Pendidik mengajukan pertanyaan berkaitan dengan
penayangan.
16. Peserta didik dipilih secara acak untuk menjawab.
17. Pendidik juga memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk membuat pertanyaan yang berkaitan
dengan materi struktur karangan atau tayangan.
Mengeksplorasi 18. Peserta didik mencari pokok- pokok informasi yang
terdapat pada tayangan video stopmotion.
Menalar (Critical thinking)
19. Peserta didik membuat kerangka penulisan karangan
persuasi berdasar tema yang diberikan (hentikan
tindak kekerasan atau bullying)
20. Peserta didik membuat karangan persuasi dengan
memperhatikan struktur teks.
Mengkomunikasikan
21. Peserta didik mempresentasikan/ menyerahkan hasil
kerjanya.
22. Peserta didik lain boleh memberi tanggapan atau
komentar.
Penutup 18. Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas diberi
paraf atau skor sebagai penghargaan untuk penilaian
tugas kerja pada materi pelajaran teks persuasi.
19. Memberikan penguatan kepada seluruh peserta didik
yang telah berusaha belajar.
20. Pendidik melakukan refleksi dan menyimpulkan materi
yang telah dipelajari bersama peserta didik.
21. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya dan ditutup dengan doa
G. Pengayaan dan Remedial
Pengayaan Bagi siswa yang memiliki daya serap tinggi maka dilakukan pengayaan
dengan mengerjakan latihan mengindentifikasi struktur karangan.
Remedial Bagi siswa yang memiliki daya serap rendah maka diberikan jam
belajar tambahan di luar jam pelajaran kelas untuk pendalaman materi.
H. Penilaian
1. Penilaian Kompetensi Sikap
Lembar Pengamatan /Observasi
Mata Pelajaran/ Materi : Karangan Persuasi
Kelas : …………….
No. Nama
Siswa
Perilaku yang Diamati dalam Proses Pembelajaran
(Diskusi)
Jumlah
Jujur Disiplin Tanggun
g jawab
Kerjasa
ma
Sopan
Santun
-
1.
2.
Dst.
Keterangan: Skala penilaian dibuat dengan rentangan 1 s/d 5.
2. Penilaian Keterampilan
Indikator Teknik Penilaian Instrumen/Soal
Skor Penafsiran Angka
1 Sangat kurang
2 Kurang
3 Cukup baik
4 Baik
5 Sangat baik
Pencapaian
Menulis
karangan
persuasi
Tes tertulis 1. Buatlah sebuah karangan persuasi dengan tema
atau sesuai tayangan video “Hentikan penindasan
atau Stop Bullying” dengan memperhatikan aspek:
a. Kualitas isi karangan
b. Struktur karangan
c. Ketepatan kalimat
d. Unsur Kebahasaan
Pedoman Penskoran Penilaian Keterampilan
Nilai akhir = Perolehan skor x 100
Jumlah skor maksimum
Rubrik Kategori Nilai Akhir
No. Nilai akhir Keterangan
1. 86-100 Baik sekali
2. 76 – 85 Baik
3. 56 – 74 Cukup baik
4. 10 – 55 Kurang baik
Depok, Maret 2019
Kepala Sekolah Guru Bahasa Indonesia
Andi Suhandi, S.Pd. Fadilla Insani
NIP.- NIM. 11140130000011
Lampiran Wawancara dengan Guru
Berikut hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas VIII-A SMP AL-
HASRA:
1. Bagaimana strategi yang bapak lakukan untuk mengkondisikan kelas sebelum
mengajar?
Saya mulai kelas dengan doa dulu untuk menyiapkan anak- anak sebelum
memeriksa tugas kalau ada. Biasanya saya memberi motivasi terlebih dahulu
agar mereka semangat, kemudian memeriksa pekerjaan rumah apabila ada
tugas rumah bahasa Indonesia. Sudah seperti itu, baru mulai belajar.
2. Bagaimana keterampilan menulis/ mengarang siswa siswa kelas VIII
khususnya VIII A?
Banyak faktor yang membuat siswa akhirnya tertarik pada kegiatan
menulis atau mengarang. Tapi dilihat selama ini keterampilan siswa menulis
di sini masih tidak begitu bagus banget ya, khususnya anak kelas VIII A.
Terlihat dari mereka sering kesulitan atau terlalu lama dalam mendapatkan
ide menulis sehingga hasil karangannya kurang maksimal. Harus dipancing
dulu dalam mengarang.
3. Apakah Bapak menggunakan media pembelajaran saat mengajar bahasa
Indonesia? Jika ya, media apa yang sering digunakan?
Kalau pernah, iya pernah di beberapa materi. Contoh dalam materi puisi,
saya pernah menggunakan media lagu, nah lagu itu mereka dengarkan lalu
mereka baru diajarkan bagaimana membuat puisi dengan baik..
4. Hambatan apa yang dihadapi oleh guru saat penerapan media pembelajaran?
Tidak ada hambatan yang besar. Kalau di sini proyektor dan segala
macamnya sudah disediakan, hanya ada beberapa kelas yang proyektornya
mati kalau medianya itu berbasis komputer. Selebihnya, mungkin
hambatannya lebih kepada kurangnya kreatifitas saya dalam mengeksplorasi.
5. Apakah sebelumnya Bapak pernah menggunakan media video dalam
pembelajaran menulis karangan persuasi?
Kalau dalam materi persuasi ini belum pernah ya saya pakai media video
seperti stopmotion.
6. Bagaimana tanggapan Bapak mengenai penerapan media video ajakan stop
bullying atau hentikan kekerasan dalam menulis karangan persuasi?
Sebenarnya hampir 75% penggunaan media secara umum penting ya,
menurut saya sangat baik penggunaan media video karena kelasnya lebih
hidup. Bisa jadi sangat tepat, karena saya belum pernah kalau menggunakan
media yang kakak gunakan dalam karangan persuasi. Inikan sebuah
penelitian, jadi nanti saya bisa mencontoh menjadikan media video
stopmotion stop bullying ini sebagai bahan ajar juga.
Lampiran Foto Penelitian
1. Pretest
2. Posttest
Lampiran Karangan Peserta Didik
LEMBAR UJI REFERENSI
BIODATA PENULIS
Fadilla Insani lahir di Tangerang, tanggal 3 Agustus 1996. Anak kedua
dari empat bersaudara, lahir dari dua orangtua hebat bernama Imam Suriamsyah
dan Nur Aisyah. Fadilla Insani yang biasa dipanggil Dilla memulai pendidikan di
SD Negeri Karang Tengah 10 dan lulus di tahun 2008. Setelah lulus jenjang
sekolah dasar kemudian melanjutkan pendidikan di MTs Negeri Cipondoh/ MTs
Negeri 2 Tangerang dan lulus tahun 2011. Lulus dari sekolah menengah pertama,
kemudian mengenyam pendidikan di SMA Negeri 3 Kota Tangerang sampai
tahun 2014. Penulis melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negeri yaitu
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang ditamatkan pada
tahun 2019.