PENGGUNAAN FORWARD CONTRACT HEDGING UNTUK ...repository.ub.ac.id/9087/1/Rully...
Transcript of PENGGUNAAN FORWARD CONTRACT HEDGING UNTUK ...repository.ub.ac.id/9087/1/Rully...
-
PENGGUNAAN FORWARD CONTRACT HEDGING UNTUK
MENURUNKAN RISIKO EKSPOSUR TRANSAKSI
(STUDI PADA PT. UNILEVER INDONESIA, TBK)
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana
pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
RULLY HERLINASARI
NIM. 125030200111119
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
KONSENTRASI KEUANGAN
MALANG
2017
-
IDENTITAS TIM PENGUJI
KOMISI PEMBIMBING
KETUA : Drs.Raden Rustam Hidayat, M.Si
ANGGOTA : Nila Firdausi Nuzula, S. Sos, M. Si., Ph. D
TIM DOSEN PENGUJI
DOSEN PENGUJI 1 : Dr. Siti Ragil Handayani, M.Si.
DOSEN PENGUJI 2 : Drs.Topowijono, M. Si
-
CURICULLUM VITAE
Nama : Rully Herlinasari
Tempat dan Tanggal Lahir : Surabaya, 16 Juni 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Perum. Graha Gardenia O-14,
Pakis – Kab. Malang
Alamat email : [email protected]
Pendidikan Formal :
1. SD Negeri Kauman 1 Malang, lulus tahun 2006
2. SMP Negeri 1 Malang, lulus tahun 2009
3. SMA Negeri 1 Malang, lulus tahun 2012
Pengalaman Magang : PT. Kelola Mina Laut, Gresik
-
RINGKASAN
Rully Herlinasari, 2017, Penggunaan Forward Contract Hedging untuk
Menurunkan Risiko Eksposur Transaksi (Studi pada PT. Unilever Indonesia,
Tbk), Drs. Raden Rustam Hidayat, M.Si, Nila Firdausi Nuzula, S.Sos, M.Si, Ph.D,
86 Halaman + xiii
Eksposur valuta asing merupakan risiko yang akan dihadapi oleh setiap
perusahaan yang melakukan transaksi internasional, baik impor maupun ekspor.
Eksposur transaksi, salah satu bentuk dari eksposur valuta asing, muncul ketika arus
kas masa depan perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Fluktuasi nilai
tukar terjadi sepanjang waktu, sehingga perusahaan mengalami ketidak pastian atas
jumlah arus kas masa depannya. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui manfaat
penerapan forward contract hedging dalam menurunkan risiko eksposur transaksi
PT. Unilever Indonesia.
Forward contract hedging dilakukan pada mata uang Dolar Amerika (USD)
dan Euro (EUR). Forward contract hedging dilakukan dengan mengunci nilia tukar
di masa depan (kurs forward) yang telah disepakati kedua belah pihak pada saat
jatuh tempo kontrak, kurs forward akan dibandingkan kurs spot saat jatuh tempo,
sehingga dapat diketahui premi forward atau diskon forward yang didapatkan dari
forward contract dan dapat dihitung jumlah yang harus dibayarkan perusahaan
pada saat jatuh tempo.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus.
Data yang diperlukan antara lain, laporan tahunan PT. Unilever Indonesia, Tbk
tahun 2015, data forward contract perusahaan tahun 2016, data historis kurs
trnasaksi Bank Indonesia sepanjang tahun 2015, dan data historis kurs transaksi
Bank Indonesia bulan Januari – Maret 2016. Data tersebut diperoleh dari
www.unileverindonesia.co.id dan www.bi.go.id.
Berdasarkan laporan keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk tahun 2015,
perusahaan memiliki 6 forward contract. Setelah dilakukan pengolahan data, hanya
3 forward contract yang memenuhi kriteria penelitian ini, yaitu forward contract
dengan JP Morgan Chase (dalam USD dan EUR) dan forward contract dengan The
Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Ltd (dalam EUR) hasil penelitian
menunjukkan diketahui bahwa forward contract hedging pada mata uang USD
menghasilkan discount forward, yaitu sebesar 27,37% pada kontrak JP Morgan
Chase dan 30,65% pada kontrak Hongkong and Shanghai Banking Corporation,
sedangkan forward contract hedging pada mata uang EUR menghasilkan premi
forward yaitu sebesar 24,88%.
Pada saat diperoleh premi forward, kurs spot pada saat jatuh tempo lebih tinggi
dibandingkan kurs forward, sehingga jumlah yang dibayrkan pada saat jatuh tempo
dengan hedging lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibayarkan tanpa
hedging, begitu pula sebaliknya. Maka dari itu dapat diambil kesimpulan bahwa
forward contract hedging (dalam EUR) mampu menurunkan risiko eksposur
transaksi, sedangkan forward contract hedging (dalam USD) tidak menurunkan
risiko eksposur transaksi perusahaan.
http://www.unileverindonesia.co.id/http://www.bi.go.id/
-
SUMMARY
Rully Herlinasari, 2017, The Implementation of Forward Contract
Hedging to Reduce Transaction Exposure Risk (Study on PT. Unilever
Indonesia, Tbk.), Drs. Raden Rustam Hidayat, M.Si, Nila Firdausi Nuzula, S.Sos,
M.Si, Ph.D, 86 pages + xiii
Foreign exchange exposure is a risk that will be faced by any company who
transact internationally, both import or export. Transaction exposure, part of foreign
exchange exposure, arises when the future cash flow of the firm is affected by
exchange rate fluctuation. Fluctuation in exchange rate occurs over time, resulting
in uncertainty over the amount of future cash flow. This study seeks to know the
benefit of forward contract hedging implementation to reduce transaction exposure
risk at PT. Unilever Indonesia, Tbk.
PT Unilever Indonesia, Tbk hedge their transaction exposure on US dollar
(USD) and Euro (EUR). Forward contract hedging was performed with locking
future exchange rate (forward rate) on certain currency that has been agreed by both
parties. At the maturity date, the forward rate will be compare with spot rate on the
maturity date, so that forward premium or forward discount can be obtained and the
amount that must be paid by the company can be determine.
This research is a descriptive research with case study approach. The
required data for this study are the annual report of PT. Unilever Indonesia, Tbk
year 2015, PT. Unilever Indonesia’s forward contract year 2016, historical data of
exchange rate fluctuation during 2015 and historical data of exchange rate
fluctuation from January to March 2016. Those data were obtained from PT.
Unilever Indonesia’s official website www.unilever.co.id and Bank of Indonesia’s
official website at www.bi.co.id.
Based on 2015 annual report, PT. Unilever Indonesia, Tbk has six forward
contract with several banks in Indonesia. But after the data processing were done,
only three of six forward contract fulfilled the criteria of this study. There are USD
forward contract from JP Morgan Chase, EUR forward contract with JP Morgan
Chase, and USD forward contract from The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation. The result of the study, in this known that forward contract hedging
on USD giving 27,37% forward discount on JP Morgan’s USD contract and 30,65%
forward discount on The Hongkong and Shanghai Banking Corporation USD
contract. JP Morgan Chase’s EUR contract provide 24,88% forward premium.
Forward premium indicate that at maturity date, forward rate is higher that
spot rate, so that the company must pay higher amount compare to non-hedging
amount to settle to forward contract hedge. At the other side, forward discount
indicate that at the maturity date, forward rate is lower than spot rate, so that the
company pay lower amount compare to non-hedging amount to settle the forward
contract hedge. Based on the results, forward contract hedging on EUR give
advantage to reduce transaction exposure risk advantage forward contract hedging
on USD didn’t give advantage to reduce company’s transaction exposure risk.
http://www.unilever.co.id/http://www.bi.co.id/
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya yang senantiasa mengiringi proses pengerjaan skripsi berjudul
“Penggunaan Forward Contract Hedging untuk Menurunkan Risiko EKsposur
Transaksi (Studi pada PT. Unilever Indonesia, Tbk)” hingga dapat terselesaikan
dengan baik. Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk dapat
menempuh ujian skripsi dan memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan, dorongan, dan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya.
2. Ibu Prof. Dr. Endang Siti Astuti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
3. Bapak Dr. Wilopo, MAB selaku Ketua Program Studi Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
4. Bapak Mohammad Iqbal, S.Sos, MIB, DBA selaku Sekretaris Jurusan
Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
5. Bapak Drs. Raden Rustam Hidayat, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing
yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, pengarahan, dan ilmu
yang bermanfaar bagi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
-
6. Ibu Nila Firdausi Nuzula, S.Sos, M.Si, Ph.D selaku Anggota Komisi
Pembimbing yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, pengarahan,
dan ilmu yang bermanfaar bagi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh bapak dan ibu dosen, serta karyawan Fakultas Ilmu Administrasi
yang telah memberikan banyak ilmu dan pengetahuan bagi peneliti selama
berada di bangku kuliah dan dalam penyusunan skripsi ini
8. Ayah, Ibu dan Adik, sebagai motivator terdepan bagi peneliti, yang
senantiasa menyayangi, memberikan doa serta dukungan secara penuh
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan dalam masa perkuliahan, khususnya Ega,
Nabila, Tya, Seli, dan Tiara, yang telah menemani dan memberi dukungan
pada peneliti dari awal hingga akhir, baik semasa kuliah maupun dalam
penyusunan skripsi ini
10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan informasi dan bimbingan, sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat
memberikan kontribusi bagi berbagai pihak yang membutuhkan.
Malang, Juli 2017
Peneliti
-
DAFTAR ISI
Halaman
MOTTO ............................................................................................................. i
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................... ii
TANDA PENGESAHAN .................................................................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................................. iv
RINGKASAN .................................................................................................... v
SUMMARY ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR
GAMBAR
..........................................................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian .................................................................... 7 D. Kontribusi Penelitian ............................................................... 8 E. Sistematika Pembahasan ......................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu ............................................................... 10 B. Manajemen Risiko .................................................................. 15 C. Pasar Valuta Asing .................................................................. 16
1. Pengertian Pasar Valuta Asing .......................................... 16 2. Fungsi Pasar Valuta Asing................................................. 17 3. Jenis-Jenis Transaksi dalam Pasar Valuta Asing ............... 17
D. Kurs Spot dan Kurs Forward .................................................. 19 E. Eksposur Valuta Asing ............................................................ 20
1. Pengertian Eksposur Valuta Asing.................................... 20 2. Macam Eksposur Valuta Asing ......................................... 20
F. Kontrak Currency Futures ...................................................... 25 G. Kontrak Forward .................................................................... 27 H. Kontrak Currency Option ....................................................... 30 I. Hedging ................................................................................... 32
1. Pengertian Hedging ........................................................... 32 2. Alasan Melakukan Hedging ............................................. 32 3. Alasan Tidak Melakukan Hedging .................................... 33
-
4. Jenis-Jenis Hedging ........................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 41 B. Fokus Penelitian ...................................................................... 42 C. Lokasi Penelitian ..................................................................... 43 D. Sumber Data ............................................................................ 44 E. Pengumpulan Data .................................................................. 44 F. Metode Analisis ...................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan ................................................. 47 1. Sejarah Perusahaan ........................................................... 49 2. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan ....................................... 51 3. Bagan Struktur Organisasi PT. Unilever Indonesia, Tbk.. 53 4. Produk PT. Unilever Indonesia, Tbk ................................ 54
B. Penyajian Data dan Hasil Penelitian ....................................... 55 1. Aset dan Liabilitas dalam Mata Uang Asing
PT. Unilever Indonesia, Tbk 31 Desember 2015 .............. 55
2. Eksposur Transaksi PT. Unilever Indonesia, Tbk ............ 60 C. Analisis dan Interpretasi ......................................................... 70
1. Perhitungan Kurs Forward ............................................... 70 2. Perhitungan Premi(Diskon) Forward Contract Hedging . 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 80 B. Saran ........................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 84
LAMPIRAN
-
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
1. Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu .............................................. 13 2. Perbandingan Kontrak Futures dan Kontrak Forward ............................. 29 3. Kas, Piutang dan Liabilitas PT. Unilever Indonesia, Tbk dalam Satuan
Mata Uang Asing per 31 Desember 2015 ................................................. 56
4. Daftar Mata Uang Asing PT. Unilever Indonesia, Tbk ............................ 57 5. Perhitungan Kas dan Piutang dalam Mata Uang Asing yang
Dikonversikan dalam Rupiah ................................................................... 58
6. Perhitungan Kewajiban dalam Mata Uang Asing yang Dikonversikan Dalam Rupiah............................................................................................ 59
7. Forward Contract PT. Unilever Indonesia, Tbk ....................................... 68 8. Perhitungan Umur Forward Contract ....................................................... 69 9. Ikhtisar Perhitungan Kurs Forward .......................................................... 72 10. Kurs Spot pada Masa Akhir Jatuh Tempo................................................. 72 11. Ikhtisar Perhitungan Premi (Diskon) Forward ......................................... 75 12. Perbandingan Kurs Spot dengan Kurs Forward ....................................... 75 13. Perbandingan Pembayaran Saat Jatuh Tempo .......................................... 77
-
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
1. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) dan Euro (EUR) Tahun 2015 .................................................................... 6
2. Perbandingan Konseptual tentang Eksposur Transaksi, Translasi, dan Ekonomi ................................................................................................... 24
3. Bagan Struktur Organisasi PT. Unilever Indonesia, Tbk .......................... 53 4. Produk Home and Personal Care PT. Unilever Indonesia, Tbk ............... 54 5. Produk Food and Refreshment PT. Unilever Indonesia, Tbk ................... 55 6. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Yuan China (CNY)
Tahun 2015 ................................................................................................ 61
7. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Franc Swiss (CHF) Tahun 2015 ................................................................................................ 61
8. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Euro (EUR) Tahun 2015 ............ 62 9. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Poundsterling Inggris (GBP)
Tahun 2015 ................................................................................................ 62
10. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Ringgit Malaysia (MYR) Tahun 2015 ................................................................................................ 63
11. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar New Zealand (NZD) Tahun 2015 ................................................................................................ 64
12. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Peso Filipina (PHP) Tahun 2015 ................................................................................................ 64
13. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Krona Swedia (SEK) Tahun 2015 ................................................................................................ 65
14. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Singapura (SGD) Tahun 2015 ................................................................................................ 65
15. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Baht Thailand (THB) Tahun 2015 ................................................................................................ 66
16. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) Tahun 2015 ................................................................................................ 66
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi dan perdagangan bebas dalam kawasan (free trade area)
berkembang pesat beberapa tahun belakangan. Salah satunya adalah Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) di mana Indonesia menjadi salah satu negara
pendukungnya. MEA resmi dijalankan sejak tahun 2013. MEA sendiri bertujuan
untuk menjadikan kawasan ASEAN menjadi kawasan terintegrasi yang bebas aliran
barang, investasi, permodalan, dan tenaga kerja. Hal tersebut dilakukan dalam
rangka meningkatkan daya saing ekonomi antar negara-negara ASEAN.
Keberadaan free trade area seperti MEA berdampak kepada tata kelola
keuangan perusahaan yang menjadi semakin rumit (kompleks). Hal ini dikarenakan
perdagangan internasional menggunakan mata uang yang beragam. Penggunaan
mata uang yang beragam ini menjadikan perusahaan terekspos pada risiko
perubahan nilai tukar valuta asing atau dapat dikatakan perusahaan terdampak
eksposur valuta asing. Artinya, setiap perubahan nilai tukar valuta asing, baik
menguat maupun melemah, berpengaruh pada jumlah kas yang akan dikeluarkan
atau diterima perusahaan.
Eksposur (risiko) valuta asing menggambarkan bagaimana nilai tukar valuta
asing berpengaruh pada laba-rugi perusahaan. Eksposur valuta asing dapat
dikatakan sebagai alat ukur atas potensi perubahan profitabilitas, arus kas bersih
perusahaan, dan nilai pasar perusahaan akibat adanya perubahan nilai tukar.
Eksposur valuta asing terjadi karena perusahaan memiliki rencana pembayaran
-
kewajiban dan rencana menerima hasil yang dinyatakan dalam mata uang asing di
masa yang akan datang. Eksposur valuta asing yang dihadapi perusahaan
multinasional (MNC) adalah eksposur transaksi, eksposur translasi, dan eksposur
ekonomi. Ketiga eksposur ini berhubungan antara satu dan lainnya.
Risiko eksposur transaksi merupakan risiko tidak murni, karena terdapat
kemungkinan perubahan nilai tukar di masa depan akan memberikan hasil yang
menguntungkan atau merugikan bagi perusahaan. Eksposur transaksi perusahaan
multinasional timbul karena arus kas masa depan perusahaan dipengaruhi oleh
fluktuasi nilai tukar. Hutang dan piutang perusahaan multinasional banyak
didenominasi dalam valuta asing akibat transaksi berskala internasional. Hutang
dan piutang atas transaksi yang telah terjadi akan dibayarkan dan diterima
perusahaan di masa yang akan datang di mana fluktuasi nilai tukar terjadi sepanjang
waktu, sehingga perusahaan dihadapkan pada ketidakpastian atas jumlah
penerimaan atau pembayaran di masa yang akan datang.
Salah satu strategi yang diterapkan perusahaan untuk mengurangi
ketidakpastian arus kas di masa depan adalah dengan melakukan hedging. Hedging
merupakan strategi penanganan risiko oleh perusahaan, dimana risiko tersebut
muncul akibat perubahan nilai kurs di masa depan dengan cara memperoleh suatu
arus kas, aset, atau kontrak yang nilainya dapat naik atau turun dan melakukan offset
dengan suatu penurunan (atau kenaikan) dari suatu posisi yang sudah ada. Banyak
alternatif hedging yang dapat dilakukan oleh perusahaan, yaitu dengan
menggunakan forward contract, futures contract, option contract, maupun money
market. Forward contract hedging merupakan alternatif hedging yang banyak
-
dipilih oleh perusahaan-perusahaan besar. Forward contract merupakan perjanjian
antara dua pihak untuk menjual atau membeli suatu aset pada tanggal tertentu di
masa yang akan datang dengan harga yang telah disepakati sebelumnya.
Hedging dengan menggunakan forward contract atau forward contract
hedging paling banyak dimanfaatkan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan forward
contract lebih fleksibel, sehingga kontrak yang dbuat dapat disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing perusahaan. Forward contract hedging dilakukan
dengan cara perusahaan mengadakan perjanjian dengan bank komersial untuk
menukarkan sejumlah mata uang tertentu pada nilai tukar tertentu (disebut kurs
forward) pada tanggal tertentu yang telah disepakati sebelumnya. Melalui forward
contract hedging, perusahaan mampu mengunci nilai tukar di masa depan untuk
menghindari pergerakan kurs yang merugikan.
PT. Unilever Indonesia, Tbk merupakan sebuah perusahaan yang
melakukan transaksi secara internasional sebagai penyedia produk home and
personal care, serta food and refreshment. PT. Unilever Indonesia, Tbk merupakan
salah satu anak perusahaan Unilever NV yang berkedudukan di Belanda. Tidak
semua produk perusahaan diproduksi di Indonesia, sehingga untuk memperoleh
produk-produk yang diproduksi anak perusahaan lain (di luar Indonesia)
perusahaan harus mengimpor dari anak perusahaan yang bersangkutan dalam
bentuk barang jadi. Tidak hanya itu, setiap tahun perusahaan harus dapat menjaga
jumlah pasokan bahan mentah untuk kebutuhan produksi yang sebagian besar
merupakan komoditas yang diperdagangkan secara global, sehingga harga
komoditas-komoditas tersebut sangat terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar.
-
Menurut catatan atas laporan keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk tahun
2015, penjualan ke luar negeri perusahaan tercatat sebesar Rp 1.858.133.000.000,
nilai tersebut setara dengan 4,83% dari total penjualan PT. Unilever Indonesia, Tbk.
Perusahaan melakukan pembelian bahan baku dan barang jadi dari pihak berelasi
(luar negeri) sebesar Rp 939.850.000.000 atau setara dengan 5.96% dari total
pembelian bahan baku dan barang jadi. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa
perusahaan terekspos terhadap eksposur transaksi akibat transaksi penjualan dan
pembelian yang dinyatakan dalam valuta asing, sehingga perusahaan memerlukan
upaya manajemen ririko untuk melindungi perusahaan dari risiko eksposur
transaksi. Upaya perusahaan untuk menurunkan risiko eksposur transaksi adalah
dengan melakukan forward contract hedging, Forward contract hedging ini
bertujuan untuk melindungi kewajiban dalam mata uang asing perusahaan.
Perjanjian forward contract dilakukan perusahaan dengan beberapa bank yang ada
di Indonesia, yaitu JP Morghan Chase, The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation, Ltd.(HSBC), dan BNP Paribas Indonesia. Hedging PT. Unilever
Indonesia, Tbk dilakukan pada mata uang Dolar Amerika (USD) dan Euro (EUR).
Forward Contract Hedging pada kewajiban bertujuan mengunci nilai tukar
pada kurs forward tertentu, sehingga apabila pada saat jatuh tempo pembayaran
kurs spot Rupiah terhadap mata uang asing yang bersangkutan melemah secara
signifikan menjadi lebih besar dari kurs forward, perusahaan akan memperoleh
manfaat dari hedging. Namun dalam praktiknya, forward contract hedging tidak
selalu menguntungkan. Banyak faktor yang mempengaruhi perubahan nilai tukar,
terutama faktor eksternal perusahan yang sulit dikontrol oleh perusahaan, seperti
-
kondisi ekonomi dalam negeri yang dipengaruhi tingkat inflasi, tingkat bunga,
tingkat pendapatan, dan pengawasan pemerintah. Pada saat kondisi ekonomi dalam
negeri membaik, maka nilai tukar Rupiah akan menguat terhadap mata uang asing.
Kondisi tersebut akan berdampak pada kerugian bagi perusahaan-perusahaan yang
telah melakukan hedging atas kewajibannya,
Tahun 2015 merupakan tahun yang cukup berat bagi Indonesia. Tekanan
datang dari luar dan dalam negeri. Efek dari pengurangan stimulus moneter
(tapering off) yang dilakukan Amerika Serikat masih terasa mengguncang
perekonomian Indonesia. Akibat tapering off tersebut, aliran modal asing yang
keluar cukup signifikan dari pasar keuangan domestik. Kekhawatiran atas krisis
hutang Yunani dan melemahnya perekonomian Tiongkok cukup mempengaruhi
ekonomi global juga turut ambil bagian dalam perekonomi Indonesia sepanjang
tahun 2015. Tekanan dari dalam negeri berasal dari melambatnya pertumbuhan
ekonomi dalam negeri. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap pergerakan nilai
tukar Rupiah terhadap mata uang asing.
Sepanjang tahun 2015, pergerakan nilai tukar Rupiah menunjukkan
dinamika yang cukup tinggi. Menurut data yang dilansir Bank Indonesia pada
Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2015, Rupiah mengalami depresiasi pada
triwulan pertama hingga ketiga tahun 2015. Tekanan depresiasi dimulai pada
triwulan pertama kemudian sedikit menurun pada triwulan kedua, kemudian
kembali terdepresiasi pada triwulan ketiga. Selama tahun 2015 Rupiah mengalami
titik terendahnya hingga mencapai angka Rp 14.698/USD, sedangkan titik terendah
pada tahun 2014 adalah Rp 11.876/USD.
-
Gambar 1. Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika
Serikat (USD) dan Euro (EUR) tahun 2015
Sumber: Bank Indonesia
Gambar 1 menunjukkan fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar
Amerika Serikat (USD) dan Euro (EUR) sepanjang tahun 2015. Kedua mata uang
tersebut merupakan mata uang yang sering digunakan baik dalam transaksi
internasional PT. Unilever Indonesia, Tbk, sehingga fluktuasi nilai tukar Rupiah
terhadap kedua mata uang tersebut akan berpengaruh besar pada arus kas masa
depan perusahaan. Fluktuasi nilai tukar Rupiah yang cukup tinggi mendorong PT.
Unilever, Tbk untuk melakukan hedging terhadap kewajiban dalam mata uang
asing yang terjadi selama tahun 2015. Forward contract hedging pada mata uang
EUR dan USD dilakukan pada tahun 2016 terhadap kewajiban perusahaan pada
tahun 2015.
-
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti ini ingin
mengetahui manfaat dari forward contract hedging yang telah dilakukan PT.
Unilever Indonesia, Tbk. dan mengetahui besarnya premi (diskon) forward dari
kegiatan hedging tersebut, maka penulis memilih judul “Penggunaan Forward
Contract Hedging untuk Menurunkan Risiko Eksposur Transaksi (Studi pada
PT. Unilever Indonesia, Tbk).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan sejumlah permasalahan yang akan menjadi pokok dari pembahasan
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana premi (diskon) forward yang diperoleh dari forward contract
hedging PT. Unilever Indonesia, Tbk?
2. Bagaimana manfaat forward contract hedging dalam mata uang Dolar
Amerika Serikat (USD) dan Euro (EUR) untuk menurunkan risiko
eksposur transaksi pada PT. Unilever Indonesia, Tbk?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan dari
penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui besar premi (diskon) forward dari forward contract hedging
PT. Unilever Indonesia, Tbk.
-
2. Mengetahui manfaat forward contract hedging dalam mata uang Dolar
Amerika Serikat (USD) dan Euro (EUR) untuk menurunkan risiko
eksposur transaksi pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.
D. Kontribusi Penelitian
1. Kontribusi Akademis
a) Menambah wawasan peneliti dan pihak lain tentang berbagai macam
hal yang berhubungan dengan lindung nilai
b) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan, masukan atau
acuan bagi penelitian di masa yang akan datang
c) Penelitian ini juga bertujuan untuk mengamalkan ilmu yang telah
didapat peneliti semasa perkuliahan
2. Kontribusi Praktis
a) Penelitian diharapkan mampu memberikan informasi dalam memilih
kebijakan lindung nilai
b) Penelitian diharapan mampu memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen keuangan
E. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan pemahaman terhadap isi dari penelitian ini, maka
penyusunan skripsi ini dibuat menggunakan sistematika pembahasan yang
menggambarkan keseluruhan isi dari penelitian ini. Sistematika pembahasan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
-
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang penulisan, perumusan
masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika
pembahasan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan
dan mendukung penelitian ini dan teori-teori yang berkaitan
dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, fokus penelitian,
lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan
teknik analisis data yang digunakan
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menyajikan gambaran umum perusahaan, penyajian
data yang dibutuhkan dalam penelitian, serta proses analisis dan
intepretasi data
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang
dilakukan dan pengajuan beberapa saran yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.
-
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
1. Sujana, Zuhdi, dan Purwitayani (2006)
Penelitian ini membandingkan analisis nilai hutang perusahaan dengan
menggunakan forward contract hedging dan money market hedging. Hasil dari
penelitan ini menunjukkan bahwa forward contract hedging lebih
menguntungkan dibandingkan money market hedging. Jumlah keseluruhan
kewajiban perusahaan selama periode Juli-Desember 2003 adalah sebesar Rp.
5.815.684.493,00. Akibat perusahaan yang tidak melakukan hedging(berada
pada open position), maka jumlah keseluruhan kewajiban perusahaan menjadi
Rp. 5.885.884.266,00. Pada saat analisis dilakukan menggunakan forward
contract hedging jumlah kewajiban yang harus dibayarkan oleh perusahaan
sebesar Rp. 8.843.285.647,00. Pada saat analisis dilakukan dengan
menggunakan money market hedging, jumlah kewajiban yang harus
dibayarkan perusahaan adalah sebesar Rp. 5.885.252.030,00.
2. Meireza (2007)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegunaan kontrak forward
dalam melindungi perusahaan dari risiko nilai tukar, untuk mengetahui manfaat
dari transaksi hedging dan pengaruh dari transaksi tersebut terhadap laporan
keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
-
pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa perusahaan
banyak melakukan transaksi menggunakan mata uang asing yang
menyebabkan perusahaan menanggung risiko kerugian akibat selisih kurs.
Penggunaan teknik hedging contract forward pada PT. Bayer Indonesia, Tbk
memberikan manfaat yaitu berkurangnya biaya pajak, berkurangnya biaya
kebangkrutan yang diharapkan, meningkatnya manfaat bagi kegiatan
pemasaran dan perekrutan, dan meningkatnya kualitas informasi pada pusat-
pusat laba.
3. Enggawati (2013)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penggunaan teknik
hedging contract forward untuk mengurangi kerugian selisih kurs valuta asing.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ketidakstabilan nilai tukar rupiah
terhadap dolar Amerika dapat memberikan efek yang menguntungkan dan
merugikan bagi pelaku ekspor. Kebijakan hedging contract forward yang
dilakukan PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk Surabaya kurang
tepat karena dengan penerapan hedging perusahaan mengalami kerugian
sebesar Rp 165.987.406,00 dari selisih kurs forward yang ditentukan
perusahaan dengan kurs saat jatuh tempo, karena pada saat transaksi yang jatuh
tempo kurs valas menurun dan nilai rupiah menguat. Perusahaan tetap perlu
melakukan hedging untuk melindungi transaksi ekspor walaupun data
menunjukkan bahwa USD mengalami apresiasi terhadap Rupiah dan dari
-
serangkaian hasil data yang dianalisis terdapat beberapa data yang
menunjukkan nilai spot pada saat jatuh tempo lebih rendah dari forward.
-
13
Tabel 1 Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu
No. Nama, Tahun, Judul Objek dan Fokus Penelitian Hasil Penelitian
1. Sujana, Zuhdi, dan Purwitayani.
2006. Teknik Analisis Forward
Contract Hedging den Money
Market Hedging dalam
Meminimalisasi Tingkat Risiko
Kerugian
a. Objek penelitian adalah PT. Elang Perdana Tyre
Industry
b. Analisis forward contract hedging dan
money market hedging
a. Perusahaan tidak menggunakan teknik hedging apapun dalam kegiatan impornya
b. Total kewajiban perusahaan dalam open position Rp. 5.885.885.266,00
c. Total kewajiban perusahaan dengan menggunakan teknik forward contract hedging,
Rp.5.843.285.647,00, sedangkan total
kewajiban perusahaan dengan teknik money
market hedging, Rp.5.885.252.030,00
d. Penggunaan teknik forward contract hedging lebih menguntungkan dibandingkan
menggunakan teknik money market hedging
2. Meireza. 2007
Penguunaan Teknik Hedging
Contract Forward untuk
Meminimalkan Risiko Akibat
Selisih Kurs
a. Objek penelitian adalah PT. Bayer Indonesia,
Tbk
b. Fokus penelitian kepada penggunaan forward
contract hedging untuk
meminimalkan risiko
selisih kurs
a. Perusahaan menggunakan teknik hedging kontrak forward adalah adanya berbagai
keluwesan yang dimiliki kontrak forward
b. Pada tahun 2002, perusahaan menanggung rugi kurs bersih pada laporan laba/rugi sebesar Rp.
3.864.565.705,00.
c. Penggunaan kontrak forward atas kewajiban bersih dalam mata uang asing menghasilkan
keuntungan akibat selisih kurs sebesar
Rp.7.587.587.191,00 yang berarti akan menutup
kerugian selisih kurs atas transaksi dasar
sehingga perusahaan memperoleh keuntungan
selisih kurs sebesar Rp 3.723.021.486.00
-
14
Lanjutan Tabel 1
No. Nama, Tahun, Judul Objek dan Fokus Penelitian Hasil Penelitian
kebangkrutan yang diharapkan, manfaat bagi
kegiatan pemasaran dan perekrutan,
meningkatnya kualitas informasin pusat-pusat
laba
3. Enggawati. 2013
Analisis Penggunaan Teknik
Hedging Contract Forward untuk
Mengurangi Kerugian Selisih
Kurs Valas Atas Hasil Penjualan
Ekspor
a. Objek penelitian adalah PT. Surabaya Agung
Industri Pulp dan Kertas
b. Fokus penelitian kepada penggunaan teknik
hedging forward
contract untuk
mengurangi kerugian
selisih kurs valuta asing
a. Kestabilan nilai tukar rupiah tehadap USD memberikan efek menguntungkan dan
merugikan bagi pelaku ekspor
b. Kebijakan hedging contract forward yang dilakukan perusahaan kurang tepat karena
dengan hedging perusahaan mengalami kerugian
sebesar Rp 165.987.406,00 dari selisih kurs
forward karena pada saat transaksi yang jatuh
tempo kurs valas menurun dan nilai rupiah
menguat.
c. Perusahaan tetap perlu melakukan hedging untuk melindungi transaksi ekspor walaupun
data menunjukkan bahwa USD menguat
terhadap Rupiah dan dari serangkaian hasil data
yang dianalisis terdapat beberapa data yang
menunjukkan nilai spot pada saat jatuh tempo
lebih rendah dari forward.
Sumber: Data Diolah. 2017
-
B. Manajemen Risiko
Risiko akan selalu ada berdampingan dengan setiap kegiatan aktivitas yang
dilakukan, baik individu maupun organisasi. Dapat dikatakan risiko merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Risiko tidak dapat
dihilangkan, tapi dapat dikendalikan melalui manajemen risiko. “Manajemen
risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta
mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk
memperoleh efektifits dan efisiensi yang lebih tinggi” (Darmawi, 2014:17).
Melalui manajemen risiko, risiko yang dihadapi perusahaan akan dikelola
sedemikian rupa sehingga tidak berkembang ke arah yang tidak diinginkan dan
menurunkan kemungkinan kerugian dengan merumuskan strategi kebijakan
yang tepat.
Terdapat dua jenis risiko, yaitu risiko murni dan risiko tidak murni (risiko
spekulatif). Menurut Darmawi (2014:27), “Risiko murni merupakan risiko
yang hanya ada kemungkinan kerugian”. Risiko ini pasti akan terjadi dan tidak
dapat dihindari. Selanjutnya adalah risiko tidak murni atau risiko spekulatif,
risiko dimana terdapat kemungkinan keuntungan dan kemungkinan kerugian.
“Risiko adalah kemungkinan kerugian tetapi bila sidamping itu kemungkinan
kerugian terdapat kemungkinan untung, maka risiko itu dinamakan risiko
spekulatif” (Darmawi, 2014.27). Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa secara umum terdapat dua jenis risiko, yaitu risiko murni
dan risiko tidak murni. Risiko tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, tapi dapat
dikelola sehingga meminimalkan kemungkinan kerugian.
-
C. Pasar Valuta Asing
1. Pengertian Pasar Valuta Asing
Pasar berdasarkan fungsi dasarnya adalah tempat terjadinya
transaksi jual-beli dilakukan. Pasar di mana mata uang negara satu dengan
mata uang negara lainnya diperdagangkan disebut pasar valuta asing.
“Pasar valuta asing (foreign exchange market) adalah suatu mekanisme di
mana mata uang satu ditukar terhadap mata uang lainnya” (Joesoef,
2008:9). Sartono (2012:65) mengatakan bahwa “Pasar valuta asing atau
foreign exchange market tidak lain adalah suatu jaringan yang
menghubungkan antara pusat-pusat perdagangan valuta asing dunia, dan
penyediaan struktur institusional serta fisik”. “Pasar valuta asing
menyediakan struktur fisik dan institusional di mana uang dari salah satu
negara ditukarkan dengan mata uang negara lain, kurs/nilai diantara mata
uang ditentukan, dan transaksi valuta asing secara fisik diselesaikan”
(Eiteman et al, 2010:162).
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa pasar valuta asing adalah suatu mekanisme perdagangan mata uang
yang satu dengan mata uang yang lain di mana masing-masing pusat
perdagangannya saling berhubungan sehingga membentuk suatu jaringan.
Pasar valuta asing juga menyediakan struktur fisik dan institusional untuk
pertukaran valuta asing. Pasar valuta asing dijalankan oleh bank komersial,
bank sentral, dan perusahaan non-finansial.
-
2. Fungsi Pasar Valuta Asing
Eiteman et al (2010:163) menjelaskan fungsi pasar valuta asing
adalah sebagai berikut:
a. Transfer dari daya beli diperlukan karena perdagangan internasional serta transaksi modal biasanya melibatkan pihak-
pihak yang tinggal di negara-negara dengan mata uang nasional
yang berbeda. Masing-masing pihak biasanya ingin bertransaksi
dalam mata uangnya sendiri, tetapi perdagangan atau transaksi
modal itu hanya dapat ditagih dalam satu mata uang tunggal saja.
Jadi salah satu pihak harus bertransaksi dalam mata uang asing.
b. Karena pergerakan barang antarnegara membutuhkan waktu, persediaan yang sedang dalam perjalanan harus dibiayai. Pasar
valuta asing menyediakan sumber kredit. Sejumlah instrumen
khusus, seperti akseptansi bank dan letter of credit (L/C) untuk
membiayai perdagangan internasional.
c. Pasar valuta asing menyediakan berbagai fasilitas “hedging” untuk mentransfer risiko valuta asing kepada pihak lain yang
bersedia menanggung risiko tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi
pasar valuta asing adalah untuk memudahkan transaksi internasional
dengan memberikan sumber kredit dan penanganan risiko valuta asing.
1. Jenis-Jenis Transaksi dalam Pasar Valuta Asing
Terdapat tiga jenis transaksi dalam pasar valuta asing. Transaksi
tersebut adalah transaksi spot, transaksi forward, dan transaksi swap.
Transaksi spot dan transaksi forward berbeda pada waktu penyerahan
valuta asing. Transaksi swap merupakan penggabungan transaksi spot dan
forward.
“Transaksi dalam valuta asing dapat dilakukan atas basis spot,
forward, atau swap. Transaksi spot menuntut penyerahan valuta
asing yang hampir seketika. Transaksi forward menuntut
penyerahan valuta asing pada suatu tanggal di masa depan, baik atas
-
dasar “outright” atau melalui suatu kontrak “future”. Transaksi swap
merupakan pertukaran secara simultan dari suatu mata uang ke mata
uang lain” (Eiteman et al, 2010:167).
Sartono (2012:71) menyatakan bahwa “Transaksi spot atau transaksi
tunai adalah transaksi yang pembayarannya dilakukan sesegera mungkin.
Tetapi karena adanya perbedaan geografis, maka pembayaran transaksi
spot dapat diselesaikan maksimum dalam waktu dua kali dua puluh empat
jam”. “Penyerahan semacam ini biasanya terjadi antarbank, sedangkan
perjanjian antara bank dengan nasabahnya dilakukan pada hari yang sama
(same day settlement)” (Hady, 2012:72). Kurs yang dipakai dalam
transaksi spot disebut dengan kurs spot, Kurs spot ini hanya berlaku
maksimun dua hari setelah transaksi dilakukan.
Berbeda dengan transaksi spot, transaksi forward penyerahannya
dilakukan pada suatu tanggal tertentu di masa yang akan datang. Transaksi
forward biasanya berlaku dalam kurun waktu 2 hari sampai 12 bulan.
“Nilai tukar ditentukan pada saat kesepakatan, namun pembayaran dan
penyerahan tidak dituntut sampai jatuh tempo. Nilai tukar forward
biasanya dikutip untuk tanggal penyerahan satu, dua, tiga, enam, dan dua
belas bulan” (Eiteman et al, 2010:168). Jenis transaksi terakhir yang biasa
ditemukan dalam pasar valuta asing adalah transaksi swap. “Transaksi
swap dalam pasar antar bank adalah pembelian dan penjualan simultan
suatu jumlah tertentu valuta asing untuk dua tanggal penyerahan yang
berlainan. Pembelian dan penjualan itu dilakukan dengan pihak yang
sama” (Eiteman et al, 2010:168).
-
D. Kurs Spot dan Kurs Forward
Kurs spot dan kurs forward juga merupakan istilah yang sering digunakan
dalam pasar valuta asing. “Kurs spot adalah harga dari transaksi jual-beli valuta
asing yang penyerahan dananya dilakukan segera setelah kontrak dibuat atau
maksimum dua hari kerja setelah kontrak dibuat” (Joesoef, 2008:30). Menurut
Hady (2012:72), “Spot rate adalah kurs valas yang berlaku untuk penyerahan 1-2
hari, tergantung jenis valasnya”.
Kurs forward jangka watu penyerahannya lebih panjang, yaitu minimal 2
hari dan jangka waktu maksimal 12 bulan. “Kurs forward adalah harga dari
transaksi jual-beli valuta asing yang penyerahan dananya dilakukan lebih dari dua
hari kerja (misal satu minggu, 30 hari, 90 hari, 180 hari, dan setertusnya) setelah
kontrak dibuat” (Joesoef, 2008:31). Hady (2012:75) mengungkapkan bahwa, “Kurs
forward adalah kurs yang ditetapkan sekarang atau pada saat ini, tetapi
diberlakukan untuk waktu yang akan datang (future period) antara lebih dari 2x24
jam sampai dengan 1 tahun atau 12 bulan. ”Kurs forward digunakan dalam kontrak
forward. Dalam kontrak forward kurs forward disebut juga dengan forward rate.
Adapun rumus perhitungan kurs forward adalah sebagai berikut:
𝐹ℎ/𝑓 = 𝑆ℎ/𝑓[1 + (𝑖ℎ𝑥
𝑡360)]
[1 + (𝑖𝑓𝑥𝑡
360)]
Sumber: Eiteman, 2010:104
Dimana:
Fh/f : kurs forward yang dinyatakan dalam kurs domestik per kurs
valuta asing
Sh/f : kurs spot yang dinyatakan dalam kurs domestik per kurs valuta
asing
ih : tingkat bunga domestik per tahun
if : tingkat bunga valuta asing per tahun
t : periode waktu dalam hari
-
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kurs spot
merupakan harga dari transaksi jual-beli secara tunai yang pembayarannya
dilakukan langsung setelah transaksi dilakukan atau maksimal dua hari setelah
transaksi dilakukan.
E. Eksposur Valuta Asing
1. Pengertian Eksposur Valuta Asing
Eksposur valuta asing akan dialami perusahaan yang melakukan
transaksi berskala internasional. Hal ini dikarenakan salah satunya adalah
perusahaan yang bertransaksi secara internasional menggunakan lebih dari
satu jenis mata uang, sehingga perusahaan tersebut tereskspos pada risiko
perubahan nilai tukar. Eiteman et al (2010:230) menyatakan bahwa “Eksposur
valuta asing merupakan ukuran dari potensi perubahan profitabilitas, arus kas
bersih, dan nilai pasar perusahaan, karena adanya perubahan dalam nilai
tukar”. Sangat penting bagi perusahaan untuk dapat memperhitungkan
seberapa jauh eksposur valuta asing akan berdampak pada perusahaan,
sehingga dapat melakukan langkah manajemen risiko untuk mengurangi atau
bahkan menghilangkan eksposur tersebut.
2. Macam Eksposur Valuta Asing
a. Eksposur Transaksi
Tingginya frekuensi suatu perusahaan melakukan transaksi ekspor
dan impor mengakibatkan perusahaan tersebut semakin terekspos akan
eksposur transaksi. Penerimaan dan pembayaran kewajiban dinyatakan
-
dalam valuta asing, sehingga sedikit saja perubahan nilai tukar akan sangat
mempengaruhi keuntungan atau kerugian perusahaan. Hal ini dikarenakan
penerimaan atau pembayaran dilakukan di waktu yang berbeda dari saat
transaksi dilakukan, sehingga jumlah yang akan diterima atau dibayarkan
ditentukan oleh nilai tukar pada saat jatuh tempo. “Eksposur transaksi
terjadi saat perusahaan melakukan transaksi dalam mata uang asing.
Eksposur ini terjadi karena fluktuasi nilai tukar mata uang asing antara
waktu dibuatnya komitmen dan waktu pembayaran komitmen tersebut”
(Ball et al, 2014:305).
Eiteman et al (2010:234) menjabarkan penyebab timbulnya
eksposur transaksi adalah sebagai berikut:
1. Membeli atau menjual barang atau jasa secara kredit bila harga-harga dinyatakan dalam mata uang asing
2. Meminjam atau memberi pinjaman dana-dana yang dibayar kembali dalam mata uang asing
3. Menjadi pihak yang terikat oleh suatu kontrak forward valuta asing yang macet
4. Memperoleh aset atau menimbulkan kewajiban yang berdenominasi dalam valuta asing
Transaksi internasional biasa dilakukan dalam jumlah besar dan
pembayarannya dilakukan beberapa waktu setelah transaksi dilakukan, hal
itu menyebabkan perusahaan memiliki kewajiban dengan jumlah pada saat
pelunasan yang belum dapat dipastikan. “Eksposur transaksi mengukur
perubahan dalam nilai kewajiban keuangan yang jatuh tempo yang terjadi
sebelum perubahan dalam nilai tukar namun belum diselesaikan sampai
kemudian terjadi perubahan nilai tukar” (Eiteman et al, 2010:230).
Menurut Keown et al (2012:384) “Eksposur transaksi merupakan transaksi
-
mata uang asing bersih yang dikontrakkan yang jumlah penyelesaiannya
tergantung pada perubahan nilai tukar”.
Berdasarkan pendapat dari berbagai ahli dapat disimpulkan bahwa
eksposur transaksi muncul dikarenakan transaksi perusahaan yang berskala
internasional. Transaksi tersebut menimbulkan kewajiban yang harus
dibayarkan di masa yang akan datang, di mana fluktuasi terjadi setiap saat
sehingga arus kas perusahaan di masa depan tidak dapat dipastikan. Arus
kas masa depan perusahaan menjadi sensitif terhadap perubahan nilai tukar.
b. Eksposur Translasi
Sebuah perusahaan multinasional yang memiliki banyak anak
perusahaan harus membuat laporan keuangan konsolidasi untuk
mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Umumnya
mata uang yang digunakan antara perusahaan induk dan anak-anak
perusahaannya berbeda. Permasalahan muncul ketika laporan keuangan
anak perusahaan yang menggunakan mata uang lokal harus dikonversikan
menyesuaikan mata uang yang digunakan perusahaan induk untuk
kepentingan konsolidasi laporan keuangan. “Since exchange rate change
over time, the translation of the subsidiary’s financial statement into a
different currency is affected by exchange rate movements” (Madura,
2011:357).
“Eksposur translasi adalah potensi perubahan yang berasal
dalam akuntansi pada ekuitas pemilik yang terjadi karena kebutuhan
untuk “mentranslasikan” laporan keuangan dengan mata uang asing
dari anak perusahaan di luar negeri ke mata uang tunggal untuk
-
mempersiapkan laporan keuangan konsolidasi global” (Eiteman et
al, 2010:231).
Pada saat perusahaan membuat laporan keuangan konsolidasian ,
perusahaan perlu meng-konversi mata uang perusahaan anak ke mata uang
yang digunakan oleh perusahaan induk, eksposur tranlasi muncul karena
adanya pengaruh nilai tukar dalam proses konver mata uang tersebut.
“Eksposur translasi terjadi ketika laporan keuangan anak perusahaan
dikonsolidasikan pada tingkat perusahaan untuk laporan keuangan
perusahaaan secara keseluruhan” (Ball et al, 2014:307). Besar atau
kecilnya pengaruh eksposur translasi terhadap perusahaan internasional
atau Multinational Company (MNC) tergantung dari beberapa faktor di
bawah ini:
1. Tingkat/ Kadar Pengaruh Subsdiary Luar Negeri Dalam hal ini, makin besar peranan suatu subsdiary MNC di
luar negeri maka akan semakin besar pula pengaruhnya
terhadap consolidated financial statement dari MNC tersebut.
2. Lokasi Foreign Subsdiary berada Jika subsdiary berada di negara yang kurs valasnya relatif
stabil, translation/accounting exposure ini akan relatif kecil dan
demikian pula sebaliknya
3. Metode Akuntasi yang digunakan Bagaimana metode yang digunakan untuk menilai asset dan
liabillities akan menentukan tingkat translation/accounting
exposure (Hady, 2012:175).
c. Eksposur Ekonomi
Fluktuasi nilai tukar juga mempengaruhi nilai sekarang perusahaan.
“Eksposur ekonomi mengukur perubahan dalam nilai sekarang perusahaan
yang diakibatkan oleh setiap perubahan dalam arus kas operasional masa
depan perusahaan yang disebabkan oleh perubahan yang tidak diharapkan
-
dalam nilai tukar” (Eiteman et al, 2010:230). Madura (2011:350)
menyatakan bahwa eksposur ekonomi menunjukkan seberapa besar nilai
sekarang dari arus kas masa depan perusahaan terpengaruh oleh fluktuasi
nilai tukar. Hady (2012:172) mengatakan bahwa, “Economic exposure
(E/OE) diartikan sebagai suatu pengaruh dari fluktuasi forex rate atau kurs
valas terhadap present value dari future cash flow suatu perusahaan”.
“Eksposur ekonomi (economic exposure) terjadi pada tingkat
operasi dan merupakan hasil dari perubahan nilai tukar pada
proyeksi arus kas. Tidak seperti eksposur transaksi yang menangani
transaksi individu, eksposur ekonomi lebih berpengaruh pada
keseluruhan perusahaan dan bersifat jangka panjang” Ball et al
(2014:308).
Gambar 2. Perbandingan Konseptual tentang Eksposur Transaksi, Translasi,
dan Ekonomi
Sumber: Eiteman et al, 2010:231
Perbedaan mendasar dari ketiga eksposur valuta asing tersebut
adalah waktu terjadinya. Eksposur translasi terjadi sebelum adanya
perubahan nilai tukar. Eksposur transaksi terjadi karena transaksi yang
terjadi di masa lampau belum diselesaikan dan jatuh tempo
Saat ketika nilai tukar
berubah
Eksposur Ekonomi
Perubahan dalam arus kas masa
depan yang diharapkan akibat
perubahan yang tidak diharapkan
dalam nilai tukar
Waktu
Eksposur Transaksi
Dampak dari penyelesaian bagian kewajiban yang jatuh tempo yang disepakati
sebelum terjadinya perubahan dalam nilai tukar namun harus diselesaikan setelah
terjadinya nilai tukar
Eksposur Translasi
Berbagai perubahan dalam ekuitas
pemilik yang dilaporkan dalam
laporan keuangan konsolidasi yang
disebabkan oleh perubahan nilai
tukar
-
penyelesaiannya terjadi setelah adanya perubahan nilai tukar. Terakhir,
eksposur ekonomi terjadi setelah adanya perubahan nilai tukar.
F. Kontrak Currency Futures
Kontrak futures atau yang juga sering disebut dengan kontrak berjangka
adalah perjanjian atau kesepakatan untuk membeli atau menjual aktiva tertentu
pada saat tertentu dengan/pada harga tertentu dalam kurun waktu tertentu di masa
yang akan datang (Siahaan, 2008:12). “A futures contract is an agreement between
two parties to buy or sell an asset at a certain time in the future for a certain price”
(Hull, 2009:6). Keown (2010:334) menyatakan kontrak futures adalah “Kontrak
untuk membeli atau menjual komoditas atau klaim keuangan yang telah dinyatakan
pada harga yang telah ditentukan pada suatu waktu di masa mendatang yang telah
ditentukan”.
Kontrak futures merupakan kontrak yang telah terstandarisasi dan
diperdagangkan pada lantai bursa. Lantai bursa tempat kontrak futures
diperdagangkan telah terorganisasi dan memiliki regulasi yang jelas. “To make
trading possible, the exchange specifies certain standarized features of the
contract” (Hull, 2009:6). Hal ini menjadi alasan perusahaan memilih menggunakan
kontrak futures dan penggunaannya semakin berkembang.
“Bursa terorganisasi juga mendorong kepercayaan terhadap pasar futures
dengan memungkinkan regulasi perdagangan yang efektif. Berbagai bursa
menetapkan dan menegakkan aturan dan mengumpulkan serta menyebarkan
informasi tentang aktivitas perdagangan dan komoditas yang
diperdagangkan. Secara bersama-sama likuiditas yang dihasilkan oleh
adanya tempat perdagangan terpusat, regulasi yang efektif mendorong
perkembangannya” (Keown et al, 2010:335).
-
Kontrak currency futures merupakan salah satu jenis dari kontrak futures di
mana komoditas yang diperdagangkan adalah valuta asing. Kontrak currency
futures adalah kontrak futures yang memperjual-belikan valuta asing. “Futures
valuta asing bekerja dengan cara yang sama seperti futures lainnya, namun dalam
hal ini, komoditasnya adalah Euro, pound Inggris, atau mata uang asing lainnya”
(Keown et al, 2012:339). “Suatu kontrak futures valuta asing merupakan sebuah
alternatif dari kontrak forward yang menuntut penyerahan suatu jumlah valuta
asing standar di masa depan dengan waktu, tempat, dan harga yang sudah
ditentukan” (Eiteman et al, 2010:190). Kontrak currency futures memiliki beberapa
kelebihan. Kelebihan tersebut di antaranya adalah adanya daily settlement, ukuran
kontrak yang kecil, kebebasan pemegang kontrak untuk melikuidasi kontrak kapan
saja, dan adanya bursa yang terorganisir. Kelebihan-kelebihan tersebut yang
mendorong perusahaan untuk memanfaat kontrak currency futures.
“Kelebihan penggunaan kontrak currency futures adalah pemegang kontrak
dapat meminimalkan default risk dengan adanya daily settlement. Daily
settlement yang dimaksudkan adalah pemegang kontrak akan membayarkan
keuntungan atau kerugian dari kontrak setiap hari pada akhir perdagangan,
keberadaan daily settlement ini memungkinkan pemegang kontrak untuk
mengukur kemampuannya menangung risiko kerugian. Kedua, ukuran
kontrak yang lebih kecil. Ketiga, adanya kebebasan bagi pemegang kontrak
untuk melikuidasi kontrak kapan saja. Keempat, terdapat bursa yang
mengorganisir pasar dengan baik” (Sartono, 2012:94).
Di samping kelebihan yang dimiliki, kontrak currency futures juga memiliki
kelemahan. “Kelemahan tersebut antara lain jumlah terbatas dari mata uang yang
diperdagangkan, delivery dates yang terbatas, dan jumlah kontraktual yang kaku”
(Sartono, 2012:96). Keterbatasan tersebut yang menyebabkan kontrak currency
futures lebih banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan kecil. Perusahaan-
-
perusahaan besar menginginkan kontrak yang dapat mengakomodasi kebutuhan
khusus perusahaan tersebut.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kontrak currency futures merupakan kesepakatan untuk membeli atau
menjual aktiva tertentu pada saat tertentu dengan/pada harga tertentu dalam kurun
waktu tertentu di masa yang akan datang. Komoditas yang diperdagangkan adalah
valuta asing. Kontrak ini telah terstandarisasi dan diperdagangkan pada bursa
terorganisir. Penggunaan kontrak currency futures dapat meminimalkan default risk
dengan adanya daily settlement.
G. Kontrak Forward
Kontrak forward dalam istilah disebut kontrak serah. “Kontrak forward
adalah perjanjian antara perusahaan dengan bank komersial untuk menukarkan
sejumlah mata uang tertentu pada nilai tukar tertentu (disebut forward rate) pada
tanggal tertentu di masa yang akan datang” (Madura, 2011:135). “It is an agreement
to buy or sell an asset at a certain future time for a certain price” (Hull, 2009:3).
“Tujuan perusahaan menggunakan kontrak forward adalah untuk mengunci nilai
tukar di masa depan sebagai antisipasi atas kebutuhan kas dan penerimaan dalam
mata uang asing di masa yang akan datang” (Madura, 2011:135).
Pada dasarnya kontrak forward memiliki banyak kesamaan dengan kontrak
futures. Keduanya sama-sama merupakan kesepakatan antara dua pihak untuk
membeli dan menjual aktiva yang dilakukan pada tanggal tertentu di masa yang
akan datang dan pada harga tertentu yang telah disepakati pada saat kontrak ditanda
-
tangani. Perbedaan terletak pada tempat di mana kontrak diperdagangkan, juga sifat
dari kedua kontrak tersebut. “Kontrak futures diperdagangkan di bursa yang
terorganisir sementara kontrak forward diperdagangkan di luar bursa atau over the
counter” (Siahaan, 2008: 12).
Over the Counter (OTC) adalah tempat pertukaran (saham, obligasi,
derivatif) yang memungkinkan volume perdagangan yang lebih besar. OTC
dilakukan antar institusi keuangan atau antara institusi keuangan dengan
kliennya memanfaatkan jaringan telepon dan komputer dealer. Keuntungan
dari OTC adalah spesifikasi kontrak dapat dinegosiasikan. Kelemahan dari
OTC adalah terdapat risiko kredit (adanya kemungkinan kontrak tidak
dijalankan) (Hull, 2009:2).
Terdapat dua posisi dalam kontrak forward, yaitu long position dan short
position. “Long position merupakan pihak yang bersedia membeli sejumlah mata
uang pada tanggal tertentu dan pada harga tertentu di masa depan. Short position
merupakan pihak yang menjual sejumlah mata uang pada tanggal tertentu dan pada
harga tertentu di masa depan” (Hull, 2009:4). Hubungan antara pemegang long
position dan short position biasanya diperantai oleh sebuah bank komersil.
Banyak perusahaan mengadakan kontrak forward dengan jangka waktu
minimal 30 hari. “Kontrak forward yang paling umum digunakan memiliki jangka
waktu 30, 60, 90, 180, dan 360 hari” (Madura, 2011:135). Kontrak forward banyak
dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan besar karena fleksibilitas yang dimiliki.
Berbeda dengan kontrak futures yang telah terstandarisasi, kontrak forward lebih
dapat mengakomodasi kebutuhan perusahaan. Kontrak forward juga tidak
terpancang pada mata uang tertentu, selama ada pihak yang saling membutuhkan
kontrak forward dapat diadakan. Perbedaan antara kontrak forward dan kontrak
futures akan ditampilkan pada tabel di bawah ini.
-
Tabel 2. Perbandingan Kontrak Futures dan Kontrak Forward
Forward Futures
Ukuran kontrak Disesuaikan dengan
kebutuhan individual
Telah distandarisasi
Tanggal
pengiriman/penyelesaian
Disesuaikan dengan
kebutuhan individual
Telah distandarisasi
Pihak terkait Bank, brokers, dan
perusahaan
multinasional. Tidak
termasuk spekulasi
publik
Bank, brokers,
perusahaan
multinasional.
termasuk spekulasi
publik
Deposito penjamin Tidak diperlukan
deposito penjaminan,
melainkan deposito
bank atau lini kredit
Diperlukan deposito
penjaminan dalam
jumlah kecil
Proses kliring Penanganan tergantung
masing-masing bank
dan brokers. Tidak
diperlukan clearing
house terpisah
Ditangani oelh
clearing house.
Penyelesaian harian
ditentukan oleh harga
pasar
Lokasi Jaringan telepon global Lantai perdagangan
terpusat dengan
komunikasi global
Regulasi Self-regulating Oleh Commodity
Futures Trading
Commission, National
Futures Association
Likuidasi Sebagian besar kontrak
diselesaikan dengan
penyelesaian aktual.
Sisanya oleh transaksi
lain berlawanan
Sebagian besar oleh
transaksi berlawanan,
beberapa dengan
penyelesaian aktual
Biaya kontrak Ditentukan oleh
‘spread’ harga jual dan
harga beli
Brokerage fee yang
dinegoisasi
Sumber: Madura, 2011:144
-
H. Kontrak Currency Option
Kontrak currency option dapat dikatakan sebagai penggabungan kedua
kontrak sebelumnya. “Currency options provide the right not the obligation to
purchase or sell currencies at specified price” (Madura, 2011:150). Perbedaan
antara kontrak currency option dengan kontrak forward dan kontrak currency
futures adalah jika pemilik kontrak forward dan kontrak currency futures
diwajibkan untuk mengeksekusi kontraknya pada saat jatuh tempo, maka pada
kontrak currency option pemilik kontrak memiliki hak untuk mengeksekusi
kontraknya atau tidak pada saat jatuh tempo kontrak. “Dalam perdagangan option,
buyer opsi memiliki hak untuk membeli (call option) dan hak untuk menjual (put
option). Karena yang dimiliki bersifat hak, maka hak tersebut dapat dilaksanakan
atau tidak dilaksanakan” (Samsul, 2010:249). Oleh karena itu, kontrak currency
option disebut merupakan penyempurnaan dari kontrak currency futures dan
kontrak forward.
“Opsi ditawarkan sebagi tanggapan atas satu kelemahan yang dimiliki oleh
futures maupun forward. Kelemahan bersama kedua instrumen keuangan
tersebut adalah keduanya menghilangkan kemungkinan mendapatkan
keuntungan yang besar dari suatu pergerakan yang menguntungkan”
(Sartono, 2012:96).
Sama seperti kontrak futures, kontrak opsi juga diperdagangkan pada bursa.
“Kontrak option diperdagangkan pada lantai bursa dan secara OTC” (Hull, 2009:6).
Kontrak option yang diperdagangkan secara OTC tetap harus memenuhi peraturan-
peraturan tertentu. “Since these options are not standarized, all the terms must be
specified in the contracts. The number of units, desired strike price, and expiration
date can be tailored to the specific needs of the client” (Madura, 2011:150.) Kontrak
-
option yang berada pada bursa (kontrak option terdaftar) merupakan kontrak yang
terstandarisasi.
“Opsi yang diperdagangkan di bursa atau opsi terdaftar merupakan kontrak-
kontrak dengan harga exercise yang telah ditentukan sebelumnya, jangka
waktu standar, satu bulan tiga bulan, enam bulan, dan duaa belas bulan, dan
waktu jatuh tempo yang tetap (bulan Maret, Juni, September, dan
Desember)” (Sartono, 2012:111).
Terdapat dua tipe dasar kontrak option, yaitu call option dan put option.
“Call option ini dapat dan biasa digunakan oleh perusahaan untuk melindungi atau
meng-cover open position payable dari transaksi keuangan internasionalnya”
(Hady, 2012:90).
“Pembeli call atau pemilik call memiliki hak membeli aktiva tertentu pada
harga tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Sebaliknya
pembeli put atau pemilik put adalah memiliki hak menjual aktiva tertentu
pada harga tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang”
(Siahaan, 2008:13).
Terdapat dua jenis option yang diperjual-belikan, yaitu American options
dan European options. Perbedaan pada kedua jenis option ini terletak pada waktu
pelaksanaan option tersebut.
“American options dapat “dieksekusi” kapan saja selama tanggal kontrak
dibuat sampai maturity. Berbeda dengan American options, European
options hanya dapat “dieksekusi” pada saat maturity. Maturity adalah
tanggal di mana kontrak option dilaksanakan. Maturity juga dikenal dengan
istilah expiration date” (Hull, 2009:6).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
kontrak currency option merupakan kontrak yang diperdagangkan pada bursa atau
secara OTC yang memberikan hak bagi pemiliknya untuk melaksanakan kontrak
tersebut atau tidak. Hal tersebut membedakan kontrak currency option dari kontrak
-
forward dan kontrak currency futures karena kontrak currency option memberikan
kemungkinan memperoleh keuntungan lebih dari pergerakan kurs yang positif.
I. Hedging
1. Pengertian Hedging
Hedging merupakan salah satu strategi perusahaan untuk
mengurangi risiko akibat fluktuasi kurs. “Hedging adalah mengambil suatu
posisi, memperoleh suatu arus kas, aset, atau kontrak (termasuk kontrak
forward) yang akan naik (atau turun) nilainya dan meng-offsetnya dengan
suatu penurunan (atau kenaikan) nilai dari suatu posisi yang sudah ada”
(Eiteman et al, 2010:232). Tujuan utama melakukan hedging adalah
sebagai usaha perusahaan untuk melindungi diri dari risiko, salah satunya
menggunakan instrumen keuangan derivatif. “Hedging merupakan proses
untuk mengurangi atau menghilangkan risiko keuangan” (Ball et al,
2014:305). Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa hedging merupakan upaya perusahaan untuk
melindungi diri dengan cara menghindari atau mengurangi risiko,
khususnya risiko akibat fluktuasi kurs.
2. Alasan Melakukan Hedging
Hedging dapat menjadi salah satu langkah manajemen risiko
perusahaan. Keputusan perusahaan untuk melakukan hedging dapat
-
mengurangi atau bahkan menghilangkan risiko eksposur yang dihadapi.
Berikut ini adalah beberapa alasan perusahaan melakukan hedging:
a. Pengurangan risiko dalam arus kas masa depan memperbaiki kemampuan perencanaan perusahaan. Bila perusahaan dapat
meramalkan arus kas masa depan dengan lebih akurat,
perusahaan tersebut mungkin mampu melakukan sejumlah
investasi atau aktivitas tertentu yang mungkin tidak akan
dipertimbangkan.
b. Pengurangan risiko dalam arus kas masa depan mengurangi kemungkinan bahwa arus kas perusahaan akan jatuh dibawah
tingkat minimum yang diperlukan. Sebuah perusahaan harus
menghasilkan arus kas yang cukupuntuk membayar utang agar
bisa terus beroperasi. Tingkat minimum arus kas ini, yang sering
disebut sebagai titik kesulitan keuangan (point of financial
distress), terletak di bagian kiri pusat distribusi arus kas yang
diharapkan. Hedging mengurangi kemungkinan arus kas
perusahaan jatuh ke dalam tingkat ini.
c. Manajemen mempunyai keunggulan komparatif dibanding pemegang saham individual dalam mengetahui risiko mata uang
sebenarnya yang dihadapi perusahaan.tanpa melihat tingkat
keterbukaan yang disediakan perusahaan itu kepada publik,
manajemen selalu memiliki keunggulan pada kedalaman dan
keluasan pengetahuan tentang risiko sebenarnya serta
pengembalian yang inheren dalam setiap bisnis perusahaan.
d. Pasar biasanya berada dalam disekuilibrium karena ketidaksempurnaan struktural atau institusional, maupun
berbagai kejutan eksternal yang tidak diharapkan (seperti krisis
minyak dan perang). Manajemen berada dalam posisi yang lebih
baik daripada pemegang saham dalam mengenali berbagai
kondisi ketidakseimbangan dan dalam memanfaatkan peluang
yang hanya sekali terjadi untuk meningkatkan nilai perusahaan
melalui hedging yang selektif. Hedging selektif (selective
hedging) merujuk pada hedging atas paparan tunggal yang
besar, dan luarbiasa atau penggunaan hedging dalam waktu
tertentu ketika manajemen memiliki harapan yang jelas tentang
arah nilai tukar (Eiteman et al, 2010:234).
3. Alasan Tidak Melakukan Hedging
Meskipun hedging dapat mengurangi risiko perusahaan, terdapat
pula pendapat yang menyatakan bahwa tidak seharusnya hedging
-
dilakukan. Pertimbangan mengenai kepentingan para pemegang saham
menjadi salah satu penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa alasan
perusahaan tidak melakukan hedging:
a. Para pemegang saham jauh lebih mampu mendiversifikasikan risiko mata uang daripada manajemen perusahaan. Bila
pemegang saham tidak mau menerima risiko mata uang dari
perusahaan tertentu manapun, mereka dapat mendiversi-
fikasikan portofolio mereka untuk mengelola risiko mata uang
itu dengan cara yang memuaskan preferensi individual serta
toleransi risiko mereka.
b. Seperti dikemukakan sebelumnya, manajemen risiko mata uang tidak meningkatkan arus kas yang diharapkan dari perusahaan.
Pengelolaan risiko mata uang biasanya mengkonsumsi sebagian
sumber daya perusahaan sehingga mengurangi arus kasnya.
Dampaknya terhadap nilai adalah kombinasi dari pengurangan
arus kas (yang dengan sendirinya menurunkan nilainya), dan
pengurangan dalam varians (yang dengan sendirinya menaikkan
nilai).
c. Manajemen sering melakukan aktivitas hedging yang menguntungkan manajemen dengan mengorbankan para
pemegang saham. Teori agensi (agency theory) sering
berpendapat bahwa manajemen pada umumnya lebih
menghindari risiko dibandingkan para pemegang saham. Bila
tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang
saham, maka aktivitas hedging mungkin bukanlah kepentingan
terbaik para pemegang saham.
d. Para manajer tidak dapat menebak pasar. Bila dan ketika pasar berada dalam ekuilibrium dari segi kondisi paritas, nilai
sekarang bersih yang diharapkan dari hedging sama dengan nol.
e. Motivasi manajemen untuk mengurangi variabilitas sering kali didorong oleh alasan-alasan akuntansi. Manajemen mungkin
yakin bahwa pihaknya akan dikritik lebih pedas karena
menimbulkan kerugian valuta asing dalam laporan keuangannya
daribada menimbulkan biaya tunai yang serupa atau bahkan
lebih tinggi dalam menghindari kerugian valuta asing itu.
Kerugan valuta asing muncul dalam laporan laba rugi sebagai
sauatu pos terpisah yang sangat mencolok atau sebagai suatu
catatan kaki, namum biaya yang lebih tinggi untuk proteksi
terkubur dalam beban bunga atau operasi.
f. Para ahli teori pasar yang efisien percaya bahwa para investor dapat melihat menerobos”tirai akuntansi (accounting veil)” itu
dan oleh sebab itu mereka telah memasukkan pengaruh valuta
-
asing sebagai faktor ke dalam penilaian pasar suatu perusahaan
(Eiteman et al, 2010:233).
4. Jenis-jenis Hedging
a. Futures Contract Hedge
Futures contract hedge dapat dilakukan dengan membeli kontrak
currency futures atau dengan menjual kontrak currency futures. Pilihan
untuk membeli tu menjual kontrak currency futures tergantung pada
kebutuhan masing-masing perusahaan. Membeli kontrak currency futures
biasa dilakukan oleh perusahaan yang memiliki hutang yang dinyatakan
dalam mata uang asing. Sebaliknya, bagi perusahaan yang memiliki
piutang dalam mata uang asing, umumnya menjual kontrak currency
futures.
1) Membeli Currency Futures. Perusahaan yang membeli currency futures contract berhak untuk menerima sejumlah mata uang
tertentu pada kurs yang telah ditetapkan pada tanggal yang telah
ditentukan. Untuk melakukan hedging pada hutang dalam mata
uang asing, perusahaan dapat membeli currency futures contract
dalam mata uang yang diperlukan dalam waktu dekat. Dengan
memiliki kontrak tersebut, perusahaan telah mengunci nilai mata
uang lokal yang diperlukan untuk melunasi hutang.
2) Menjual Currency Futures. Perusahaan yang menjual currency futures contract berhak untuk menjual sejumlah mata uang
tertentu pada kurs pada tanggal yang telah ditentukan. Untuk
melakukan hedging mata uang lokal dari piutang masa depan
dalam mata uang asing, perusahaan dapat menjual currency
futures contract dalam satuan mata uang asal yang akan
diterimanya. Sehingga perusahaan mengetahui berapa jumlah
mata uang lokal yang akan diterima setelah mengkonversi
piutang dalam mata uang asing menjadi mata uang lokal.
Dengan mengunci nilai tukar dimana ia akan dapat menukarkan
mata uang asing untuk mata uang lokalnya, perusahaan
melindungi nilai piutang masa depan dari fluktuasi kurs spot
mata uang asing dari waktu ke waktu (Madura, 2006:325).
-
b. Forward Contract Hedge
Keputusan melakukan hedging dengan menggunakan kontrak
forward banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar.
“Forward hedge melibatkan sebuah transaksi sederhana yaitu
perusahaan menjual secara forward piutangnya dalam mata uang
asing untuk ditukar ke dalam mata uang negara asal, menyesuaikan
waktu forward dengan jatuh tempo piutang” (Ball et al, 2014:306).
Forward contract hedge dilakukan perusahaan untuk meng-hedging
baik hutang maupun piutang. Mekanisme dari forward contract hedge
adalah menggunakan kontrak forward untuk mengunci kurs di masa
depan sehingga perusahaan dapat meminimalkan ketidakpastian arus
kas di masa mendatang.
Dalam melakukan kontrak forward dibutuhkan informasi mengenai
nilai tukar forward (kurs forward). Pada saat jatuh tempo masa kontrak,
kurs forward yang telah ditentukan akan dibandingkan dengan kurs spot
pada saat jatuh tempo untuk mengetahui apakah kontrak tersebut
memperoleh premi forward atau diskon forward. “Premi atau diskonto
forward adalah persentase perbedaan antara nilai tukar spot dan nilai tukar
forward, dinyatakan dalam persentase tahunan” (Eiteman, 2010:104).
Rumus perhitungan premi (diskon) forward adalah sebagai berikut: ada
𝑓 = (𝑆𝑝𝑜𝑡 − 𝐹𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑
𝐹𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑) 𝑥
360
𝑡𝑥100%
Sumber: Eiteman et al, 2010:104
Dimana:
f = premi atau diskon nilai tukar forward
spot = nilai tukar saat ini
-
forward = nilai tukar forward dalam kontrak
t = jumlah hari dalam kontrak
Pada saat hasil perhitungan adalah bilangan positif, maka kontrak
memperoleh premi forward. Premi forward adalah ketika kurs forward
(FR) mata uang asing lebih besar dari kurs spot (SR) mata uang yang
bersangkutan (FR>SR). Pada saat hasil perhitungan merupakan bilangan
negatif maka kontrak memperoleh diskon forward. Diskon forward
diperoleh ketika kurs forward (FR) mata uang asing lebih rendah
dibandingkan kurs spot (SR) mata uang asing yang bersangkutan
(FR
-
RCHr = Biaya sesungguhnya dari hedging terhadap piutang
NRr = Biaya hedging terhadap piutang
NRHr = Biaya membayar piutang tanpa hedging
Dari hasil perhitungan di atas apabila meghasilkan bilangan negatif,
maka hedging dapat dilakukan. Sebaliknya apabila hasil perhitungan
positif, maka sebaiknya dipertimbangkan kembali keputusan untuk
melakukan hedging.
c. Option Contract Hedge
Option contract hedge dilakukan menggunakan currency call option
dan currency put option. Currency call option biasa digunakan untuk
meng-hedging utang perusahaan. Currency put option biasa digunakan
untuk meng-hedging piutang perusahaan. Perusahaan yang memilih
melakukan option contract hedge memiliki hak untuk merealisasikan atau
membatalkan kontraknya mengikuti perkembangan kurs yang telah
disepakati.
1) Hedging payables with currency call option If the spot rate of the currency remains lower than the exercise
price throughout the life of the option, the firm can let the option
expire and simply purchase the currency at the existing spot
rate. On the other hand, if the spot rate of the currency
appreciates over time, the call option allows the firm to
purchase the currency at the exercise price. That is, the firm
owning a call option has locked in a maximum price (the
exercise price) to pay for the currency. Yet, it also has the
flexibility to let the option expire and obtain the currency at the
existing spot rate when the currency is to be sent for payment
2) Hedging receivable with currency put option A currency put option provides the right to sell a specified
amount in a particular currency at a specified price (the
exercise price) within a given period of time. Firms can use a
currency put option to hedge future receivables in foreign
currencies, since it guarantees a certain price (the exercise
-
price) at which the future receivables can be sold. The currency
put optiondoes not obligeits owner to sell the currency at a
specified price. If the existing spot rate of the foreign currency
is above the exercise price when the firm receives the foreign
currency, the firm can sell the currency received at the spot rate
and let the put option expire. (Madura, 2011:379).
Pilihan untuk dapat membatalkan kontrak apabila terdetekdi
pergerakan yang negatif dari nilai tukar menjadi keunggulan yang dimiliki
currency option hedge dan menjadi daya tarik bagi perusahaan untuk
meggunakannya
d. Money Market Hedge
Teknik money market hedge memanfaatkan mata uang domestik dan
mata uang asing untuk melindungi perusahaan dari risilo valtua asing..
“Lindung nilai pasar uang (money market hedge) merupakan metode untuk
melakukan lindung nilai mata uang asing dengan pinjam-meminjam dalam
mata uang domestik dan pasar uang asing” (Ball et al, 2014:307). Money
market hedge dilakukan dengan cara mengambil posisi pada pasar uang
untuk melindungi posisi hutang maupun piutang di masa depan (Madura,
2006: 334). Sartono (2012:168) menyatakan bahwa “Pada money market
hedge melibatkan aktivitas minjam dan meminjamkan (borrowing and
lending) dua mata uang yang berbeda secara simultan”.
Menurut Madura (2011:375) money market hedge terbagi atas dua,
yaitu:
1) Lindung nilai pasar uang atas utang. Jika perusahaan memiliki kelebihan kas, perusahaan dapat membuat deposito jangka
pendek dalam mata uang asing yang akan dibutuhkan di masa
depan.
-
2) Lindung nilai pasar uang atas piutang. Jika perusahaan memiliki piutang dalam mata uang asing, perusahaan dapat melakukan
lindung nilai atas posisi ini dengan meminjam dalam mata uang
tersebut sekarang dan mengkonversikannya menjadi dolar.
Piutang yang diterima akan digunakan untuk melunasi pinjaman
tersebut.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, money market hedge
merupakan teknik hedging dengan melakukan atas dua mata uang yang
berbeda untuk melindungi hutang atau piutang perusahaan.
-
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk menemukan
pemecahan dari suatu masalah. “Penelitian adalah proses yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menganalisis informasi guna meningkatkan pemahaman kita
pada suatu topik” (Gunawan, 2014:79).. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan studi kasus. “Penelitian deskriptif adalah penelitian
paling sederhana, dibandingkan dengan penelitian-penelitian yang lain, karena
dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah
yang diteliti” (Arikunto, 2010:3).
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan
gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat
mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Zuriah, 2009:47). Pada
umumnya penelitian-penelitian deskriptif tidak dapat dihipotesiskan karena hanya
menguraikan variabel satu per satu, sedangkan hipotesis membutuhkan beberapa
variabel untuk melihat keterkaitan antar variabel seperti yang dapat ditemui pada
penelitian-penelitian korelasi dan eksperimen. Sehingga dari penelitian ini akan
didapatkan data-data dan informasi-informasi yang menggambarkan keadaan
sebenarnya pada saat penelitian ini dilakukan (Wiratha, 2006:32). Berdasarkan
pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif akan
-
memberikan fakta-fakta tentang suatu objek dan menggambarkan keadaan objek
yang diteliti tersebut.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi
kasus. Studi kasus memusatkan diri secara intensif pada satu objek tertentu yang
mempelajarinya sebagai suatu kasus (Gunawan, 2014:112). Tujuan dari pendekatan
studi kasus ini adalah melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subjek
tertentu untuk memberikan gambaran lengkap mengenai subyek tertentu
(Indriantoro et al 2012:26). Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan
melalui sebuah penelitian studi kasus yang dilakukan akan diperoleh gambaran luas
dan mendalam mengenai suatu objek tertentu. Peneliti menggunakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan studi kasus untuk mengungkapkan keadaan
sebenarnya dari perusahaan yang telah melakukan hedging dengan kontrak forward
sebagai langkah manajemen risiko eksposur transaksi perusahaan dan dampak
penerapannya bagi perusahaan.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan pembahasan yang menjadi pusat dari penelitian
ini dan batasan dalam penelitian sehingga pembahasan dalam penelitian ini menjadi