Buk Rully Fi

download Buk Rully Fi

of 29

description

VHTDTYFGJH

Transcript of Buk Rully Fi

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangVirus Varicella zoster menyebabkan varisela (cacar air) setelah infeksi primer dan herpes zoster (shingles) setelah reaktivasi endogen. Virus ini berisi genom DNA beruntai ganda dan merupakan anggota dari keluarga Herpesviridae. Virus Herpes ditandai dengan menetapnya infeksi setelah infeksi primer, istilah yang dikenal sebagai latency. Imunitas yang diperantarai sel sangat penting dalam menanggulangi infeksi dan mencegah reactivation sekunder.Varisela, penyakit yang sangat menular dengan angka serangan mendekati >85% setelah paparan, biasanya ringan pada anak-anak umur 1-12 tahun yang imunokompeten tetapi dapat menjadi berat pada orang dewasa dan dapat mengancam jiwa pada pasien immunocompromised. Vaksin hidup yang dilemahkan berisi strain Oka virus Varicella zoster, dirancang pada tahun 1970 dan kemudian dilisensikan untuk mencegah varisela pada anak yang sehat dan dewasa, semenjak tahun 1980-an.Ulasan ini membahas epidemiologi varisela di Malta, manifestasi dan manajemen infeksi yang disebabkan oleh virus Varicella zoster dan potensi pengendalian penyakit melalui vaksinasi.Manusia adalah satu-satunya host yang dikenal untuk virus Varicella zoster yang hanya dijumpai dalam satu serotipe. Masa inkubasi setelah inokulasi biasanya 14-16 hari, tetapi dapat bervariasi dari 10-21 hari.1 Penyebaran virus terjadi dari nasofaring melalui droplet dan aerosol dan dari lesi kulit.1 Periode menular dimulai 1-2 hari sebelum munculnya eksantem dan berlangsung sampai semua vesikel telah membentuk krusta, biasanya dalam 5-7 hari.Insiden varisela di daerah beriklim sedang adalah 13-16 kasus per 1000 orang per tahun dan tertinggi pada anak usia 1-9 tahun, meskipun sudah ada peningkatan pada anak-anak usia kurang dari 5 tahun karena adanya pusat perawatan anak. Sebaliknya, di daerah beriklim tropis, angka serangan dari varisela lebih tinggi pada dewasa.Dikeduanya, baik daerah beriklim sedang maupun tropis insiden varisela menunjukkan pola musiman yang nyata dengan puncaknya terjadi pada bulan-bulan dingin selama musim dingin atau semi.Di daerah beriklim sedang epidemic varisela telah dilaporkan terjadi setiap 2-5 tahun. Angka fatalitas kasus secara keseluruhan di negara maju adalah 2-4 per 100.000 kasus dengan risiko kematian yang tertinggi di pada usia-usia ekstrim.Angka rawatan rumah sakit untuk segala usia adalah 2-6 per 100.000 penduduk dengan rawatan terbanyak terjadi anak-anak.Berbeda dengan negara Eropa lainnya, pelaporan kasus varisela di Malta adalah wajib. Jumlah kasus yang dilaporkan selama 30 tahun terakhir bervariasi dari tahun ke tahun, mencerminkan siklus alami dari varisela seperti halnya perbedaan dalam penetapan kasus dan pelaporan (Gambar 1). Insiden rata-rata varisela di Malta (dari 1999 - 2005) adalah 9/10.000 penduduk per tahun. Sebagai perbandingan, kasus varisela di negara lain dilaporkan 25 per 10.000 di Inggris dan Wales, 13 per 10.000 di Belanda, dan 21 per 10.000 di Portugal.Perbedaan tersebut dapat dijelaskan oleh adanya variabilitas dalam pengawasan, sistem pelayanan kesehatan dan kelengkapan dari penetapan kasus diantara berbagai negara.AlphaFormulasi vaksin virus Varicella zoster diperkenalkan di pasar swasta di Malta pada tahun 1998. Pemakaian vaksin ini di tingkat lokal tidak diketahui karena tidak adanya pengumpulan data. Tidak ada efek samping obat (ADR) yang berhubungan dengan administrasi formulasi vaksin varisela ini yang dilaporkan kepada Medicine Authority sejak pembentukan database ADR pada tahun 2004. Analisis jumlah kasus yang dilaporkan setelah tahun 1998 tidak menunjukkan penurunan yang diharapkan dalam beban penyakit varisela selama tahun-tahun berikutnya. Hal ini karena kontrol dan eliminasi penyakit ini tergantung pada kemampuan vaksinasi untuk mencapai herd immune threshold yang ukurannya dapat ditentukan dengan model matematika, seperti yang telah dihitung pada negara-negara yang ikut ambil bagian dalam European sero-epidemiology network 2 (ESEN2), proyek yang mengumpulkan data surveilans serologi pada penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, termasuk varisela.1.2 Tujuan1. Tujuan UmumPenulis mampu membuat Asuhan pada Bayi dan Balita dengan Varicella.2. Tujuan KhususPenulis diharapkan dapat :a. Memahami tentang penyakit varicella ( definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologis, pemeriksaan penunjang, komplikasi, dan pengobatan pada kasus varicella).b. Memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan varicella.

1.3 ManfaatSetelah membaca makalah tentang varicella ini diharapkan dapat memberikan manfaat :1. Mahasiswa mampu memahami tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologis, pemeriksaan penunjang, komplikasi, dan pengobatan pada kasus varicella.2. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan varicella.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama Chicken pox. Varisela adalah Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit.Varisela atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan timbul bintik-bintik merah yang kemudian mengandung cairan.Varicella adalah suatu penyakit infeksi virus akut dan menular, yang disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV) dan menyerang kulit serta mukosa, ditandai oleh adanya vesikel-vesikel. Varicella (Cacar Air) adalah penyakit infeksi yang umum yang biasanya terjadi pada anak-anak dan merupakan akibat dari infeksi primer Virus Varicella Zoster. Varicella pada anak mempunyai tanda yang khas berupa masa prodromal yang pendek bahkan tidak ada dan dengan adanya bercak gatal disertai dengan papul, vesikel, pustula, dan pada akhirnya, crusta, walaupun banyak juga lesi kulit yang tidak berkembang sampai vesikel.June M. Thomson mendefinisikan varisela sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular bersifat akut yang umumnya menganai anak, yang ditandai oleh demam yang mendadak, malese, dan erupsi kulit berupa makulopapular untuk beberapa jam yang kemudian berubah menjadi vesikel selama 3-4 hari dan dapat meninggalkan keropeng (Thomson, 1986, p. 1483).Sedangkan menurut Adhi Djuanda varisela yang mempunyai sinonim cacar air atau chickenpox adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa yang secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama dibagian sentral tubuh (Djuanda, 1993).2.2 Anatomi Fisiologi

1. Epidermis (Kutilkula) Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, antara lain seperti berikut :a. Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk.Letak lapisan ini berada paling luar dan merupakan kulit mati. Jaringan epidermis ini disusun oleh 50 lapisan sel-sel mati, dan akan mengalami pengelupasansecara perlahan-lahan, digantikan dengan sel telur yang baru.b. Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan pengecatan terhadap kulit dan rambut. Semakin banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka warna kulit akan menjadi semakin gelap. Jika dikaitkan dengan hal ini apa yang terjadi pada kulit dari kedua suku tersebut? Selain memberikan warna pada kulit, melanin ini juga berfungsi untuk melindungi sel-sel kulit dari sinar ultraviolet matahari yang dapat membahayakan kulit. Walaupun sebenarnya dalam jumlah yang tepat sinar ultraviolet ini bermanfaat untuk mengubah lemaktertentu di kulit menjadi vitamin D, tetapi dalam jumlah yang berlebihan sangat berbahaya bagi kulit. Kadang-kadang seseorang menghindari sinar matahari di siang hari yang terik, karena ingin menghindari sinar ultraviolet ini. Hal ini disebabkan karena ternyata sinar ultraviolet ini dapat membuat kulit semakin hitam. Berdasarkan riset, sinar ultraviolet dapat merangsang pembentukan melanosit menjadi lebih banyak untuk tujuan perlindungan terhadap kulit. Sedangkan jika kita lihat seseorang mempunyai kulit kuning langsat, ini disebabkan orang tersebut memiliki pigmen karoten. c) Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut melamin. Lapisan ini terdiri atas sel-sel hidup dan terletak pada bagian paling bawah dari jaringan epidermis. d) Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan lapisan yang aktif membelah. Sel-selnya membelah ke arah luar untuk membentuk sel-sel kulit teluar. Sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel yang ada di atasnya selanjutnya sel ini juga akan didorong dari bawah oleh sel yang lebih baru lagi. Pada saat yang sama sel-sel lapisan paling luar mengelupas dan gugur.2. Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen, yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan dermis terdiri atas bagian-bagian berikut. Folikel rambut dan struktur sekitarnyaa. Akar RambutDi sekitar akar rambut terdapat otot polos penegak rambut (Musculus arektor pili), dan ujung saraf indera perasa nyeri. Udara dingin akan membuat otot-otot ini berkontraksi dan mengakibatkan rambut akan berdiri. Adanya saraf-saraf perasa mengakibatkan rasa nyeri apabila rambut dicabut.b. Pembuluh DarahPembuluh darah banyak terdapat di sekitar akar rambut. Melalui pembuluh darah ini akar-akar rambut mendapatkan makanan, sehingga rambut dapat tumbuh.c. Kelenjar Minyak (glandula sebasea) Kelenjar minyak terdapat di sekitar akar rambut. Adanya kelenjar minyak ini dapat menjaga agar rambut tidak kering.d. Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)Kelenjar keringat dapat menghasilkan keringat. Kelenjar keringat berbentuk botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar keringat adalah bagian kepala, muka, sekitar hidung, dan lain-lain. Kelenjar keringat tidak terdapat dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki.e. Serabut SarafPada lapisan dermis terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya.Jaringan dermis juga dapat menghasilkan zat feromon, yaitu suatu zat yang memiliki bau khas pada seorang wanita maupun laki-laki. Feromon ini dapat memikat lawan jenisDermis (Kulit Jangat)1. FrekuensiDi Amerika Serikat, frekuensi tergantung musim, biasanya bulan Maret dan April. Sebelum faksin diseberkan, dilaporkan terjadi 4 juta kasus Varicella. Penyakit ini responsibel pada 11.000 kasus dirumah sakit dalam setahun dan terjadi 50-100 kasus kematian. Saat ini, kurang dari 10 kematian dalam setahun menimpa mereka yang belum diiminisasi. Sedangkan yang Internasional, secara Universal varicella cenderung merata, diperkirakan terjadi 60 juta kasus dalam setahun. Varicella lebih pengaruh pada individu yang tidak mempunyai kekebalan. Mungkin ada 80 90 juta kasus diseluruh Dunia.2. Morbilita / Morbiditasa. Banyak terjadi pada anak usia 1 4 tahun, diperkirakan dua kematian tiap 10.000 kasusb. Kebanyakan kematian di Amerika Serikat terjadi sebelum ada vaksinasi dan bersama dengan ensefalitis pneumonia, infeksi bakteri sekunder, dan syndroma Reye.c. Mortalitas pada anak-anak dengan immunocompromised lebih tinggi.d. Penyakit ini lebih serius pada neonatus, tergantung kapan infeksi terhadap ibunya.3. RasTidak ada predileksi ras tertentu.4. SexTidak ada predileksi jenis kelamin.5. UmurIncidine tertinggi varicella pada anak 1 6 tahun, Anak dengan umur lebih dari 14 tahun hanya sekitar 10% dari kasus Varicella.

2.3 PatofisiologiMenyebar Hematogen.Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster. Sekitar 250 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata , termasuk bagian tubuh yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas. Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar kebagian tubuh melalui kelenjar getah bening. Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak dan pada kalau sudah dewasa. Sebab seringkali orang tua membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini.Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu berat.Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin bertambah berat.

2.4 Pathway

2.5 Manifestasi KlinisManifestasi Klinis varisela terdiri atas 2 stadium yaitu stadium prodormal, stadium erupsi. 1. Stadium ProdormalTimbul 10-21 hari, setelah masa inkubasi selesai. Individu akan merasakan demam yang tidak terlalu tinggi selama 1-3 hari, mengigil, nyeri kepala anoreksia, dan malaise. 2. Stadium erupsi1-2 hari kemudian timbuh ruam-ruam kulit dew drops on rose petals tersebar pada wajah, leher, kulit kepala dan secara cepat akan terdapat badan dan ekstremitas. Ruam lebih jelas pada bagian badan yang tertutup, jarang pada telapak tangan dan telapak kaki. Penyebarannya bersifat sentrifugal (dari pusat). Total lesi yang ditemukan dapat mencapai 50-500 buah. Makula kemudian berubah menjadi papulla, vesikel, pustula, dan krusta. Erupsi ini disertai rasa gatal. Perubahan ini hanya berlangsung dalam 8-12 jam, sehingga varisella secara khas dalam perjalanan penyakitnya didapatkan bentuk papula, vesikel, dan krusta dalam waktu yang bersamaan, ini disebut polimorf. Vesikel akan berada pada lapisan sel dibawah kulit dan membentuk atap pada stratum korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan yang lebih dalam Gambaran vesikel khas, bulat, berdinding tipis, tidak umbilicated, menonjol dari permukaan kulit, dasar eritematous, terlihat seperti tetesan air mata/embun tear drops.

2.6 Faktor Resiko1. Neonatus pada bulan pertama memungkinkan terkena vericella yang berat, kecuali ibunya dengan seronegatif.2. Orang dewasa3. Pasien yang sedang mendapat terapi steroid dosis tinggi dalam pengobatan 2 minggu.4. Pasien dengan penyakit keganasan, semua pasien anak kecil dengan kanker beresiko menderita varicella yang berat.5. Stadium immunocompromised misal, keganasan sedang terapi antimalignansi, HIV, dan semua kondisi imunodesiensi didapat maupun congenital.6. Wanita yang sedang hamil beresiko tinggi varicella, terutama dengan pneumonia.

2.7 Komplikasi1. Infeksi bakteri sekunder.2. Komplikasi pada SSP (ataksia cereberal post infeksi akut, ensefalitis, Sindroma Reya, meningitis aseptik, GBS, dan poliradikulitis.)3. Pneumonia4. Herpes Zoster5. Otitis Media6. Trombositopenia7. Hepatitis8. Glumerulonefritis9. Varicella Hemoragik

2.8 Diagnosa banding1. Pemfigoid bulosa2. Dermatitis Herpetiformis3. Drug Eruption4. Eritema Multiforme5. Herpes Simplek6. Impetigo7. Insect Bite8. Syphilis

2.9 Pencegahan1. Vaksinasia. Vaksin varicella terdiri dari virus varicella yang dilemahkan b. Pemberian vaksin varicella telah memberikan perlindungan terhadap varicella hingga 70 100% , dan vaksin lebih efektif apabila diberikan pada anak setelah usia 1 tahun.2. Imunoglobin Varicella Zoster (VZIG)a. Diberikan sebagai profilaksis setelah terpapar virus, dan terutama pada orang-orang dengan resiko tinggi.b. Dosis yang diberikan adalah125 IU / 10 kbBB. 125 IU adalah dosis minimal, sedangkan dosis maksimal adalah 625 IU dan diberikan secara intramuskular.c. VZIG hanya mengurangi komplikasi dan menurunkan angka kematian varicella sehingga pada orang-orang yang tidak mengalami gangguan imunologi lebih baik diberikan vaksin vericella.Indikasi pemberian VZIG :1) Bayi baru lahir dari ibu yang menderita vericella 5 hari sebelum sampai 2 hari setelah melahirkan2) Anak-anak dengan leukimia atau limfoma yang belum divaksinasi3) Penderita dengan HIV AIDS atau dengan imunodefisiensi4) Penderita yang mendapatkan terapi imunosupresan (steroid sistemik)5) Wanita hamilOrang-orang dengan sistem imun yang lemah dan belum pernah menderita varicella.

2.10 Penatalaksanaan1. Penderita sebaiknya diisolasi dari penderita lain.2. Antihistamin oral seperti Diphenhydramine Hydroxyzine diberikan bila pruritus hebat. Pemberiannya sebaiknya secara topikal karena toksisitasnya. Dapat terjadi absorpsi sistemik.3. Aceteminofen diberikan untuk mengurangi demam.4. Acyclovir intravena direkomendasikan hanya pada penderita anak-anak yang immunocompromisid atau dengan pneumonia atau ensefelitis varicella.5. Acyclovir oral sebaiknya diberikan pada penderita yang lebih dewasa pada saat awal sakit.6. VZIG diberikan 96 jam setelah terpapar pada orang-orang dengan resiko tinggi.

2.11 Prognosis1. Pada varicella tidak berat prognosis baik.2. Angka kematian dari pneumonia varicella adalah 10% pada orang-orang dengan sistem imun baik, dan 30% pada penderita yang immunocompromised3. Bila seseorang telah terinfeksi varicella, akan memberikan ketahanan seumur hidup walaupun terinfeksi sekunder pernah dilaporkan.4. Angak morbiditas dan mortalitas cukup tinggi terjadi pada anak-anak yang menderita varicella dengan immunocompromised5. Bila varicella terjadi pada neonatus, angka kematian dapat mencapai hingga 30%.Pada neonatus kematian umumnya disebabkan karena gagal napas akut, sedangkan pada anak dengan degenerasi maligna dan immunodefisiensi tanpa vaksinasi atau pengobatan antivirus, kematian biasanya disebabkan oleh komplikasinya. Komplikasi tersering yang menyebabkan kematian adalah pneumonia dan ensefalitis.

2.12 Pemeriksaan Penunjang1. Laboratorium2. PencitraanFoto thorax diindikasikan bila pada penderita menunjukkan adanya tanda-tanda gangguan pulmonal.

BAB IIASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGANVARICELLA (CACAR AIR)

3.1. Pengkajian1. Data subjektifPasien merasa lemas, tidak enak badan, tidak nafsu makan dan sakit kepala.2. Data Objektifa. Integumen : kulit hangat, pucat. adanya bintik-bintik kemerahan pda kulit yang berisi cairan jernih. Pada kulit dan membran mukosa : Lesi dalam berbagai tahap perkembangannya : mulai dari makula eritematosa yang muncul selama 4-5 hari kemudian berkembang dengan cepat menjadi vesikel dan krusta yang dimulai pada badan dan menyebar secara sentrifubal ke muka dan ekstremitas. Lesi dapat pula terjadi pada mukosa, palatum dan konjunctiva.b. Suhu : dapat terjadi demam antara 380-390 C.c. Metabolik : peningkatan suhu tubuh.d. Psikologis : menarik diri.e. GI : anoreksia.f. Penyuluhan / pembelajaran : tentang perawatan luka varicela.3. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan leukosit biasanya mennjukkan hasil yang normal, rendah, atau meningkat sedikit. Multinucleated giant cells pada pemeriksaan Tzanck smear dari lepuhan kulit. Hasil positif pada pemeriksaan kultur jaringan.

3.2. Diagnosa Keperawatan1. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan erupsi pada kulit.3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dnegan kurangnya intake makanan.4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.5. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan.

3.3. Intervensi1. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.Tujuan : mencapai penyembuhan luka tepat waktu dan tidak demam.Intervensi :a. Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang dating kontak dengan pasienR/ Mencegah kontaminasi silang, menurunkan resiko infeksib. Gunakan sarung tangan, masker dan teknik aseptic selama perawatanR/ Mencegah masuknya organism infeksiusc. Awasi atau batasi pengunjung bila perluR/ Mencegah kontaminasi silang dari pengunjungd. Cukur atau ikat rambut di sekitar daerah yang terdapat erupsiR/ Rambut merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakterie. Bersihkan jaringan nekrotik yang lepasR/ Meningkatkan penyembuhanf. Awasi tanda-tanda vitalR/ Indikator terjadinya infeksi.2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan erupsi pada kulit.Tujuan : mencapai penyembuhan tepat waktu dan adanya regenerasi jaringanIntervensi :a. Pertahankan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar lukaR/ Mengetahui keadaan integritas kulitb. Berikan perawatan kulitR/ Menghindari gangguan integritas kulit3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dnegan kurangnya intake makanan.Tujuan : terpenuhinya kebutuhan nutrisi sesuai dengan kebutuhanIntervensi :a. Berikan makanan sedikit tapi seringR/ Membantu mencegah ketidaknyamanan dan meningkatkan pemasukanb. Pastikan makanan yang disukai/tidak disukai. Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumahR/ Meningkatkan partisipasi dalam perawatan dan dapat memperbaiki pemasukan4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.Tujuan : pasien dapat menerima keadaan tubuhIntervensi :a. Bantu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki pasien saatini R/ Memanfaatkan kemampuan dan menutupi kekuranganb. Eksplorasi aktivitas baru yang dapat dilakukanR/ Memfasilitasi dengan memanfaatkan keletihan.5. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan.Tujuan : adanyan pemahaman kondisi dan kebutuhan pengobatanIntervensi :a. Diskusikan perawatan erupsi pada kulitR/ Meningkatkan kemampuan perawatan diri dan meningkatkan kemandirian.

3.4. Implementasi1. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.Menekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang datang kontak dengan pasien.a. Menggunakan skort,masker, sarung tangan dan teknik aseptik selama perawatan luka.b. Mengawasi atau membatasi pengunjung bila perlu.c. Mencukur atau mengikat rambut disekitar daerah yang terdapat erupsi.d. Membersihkan jaringan mefrotik.yang lepas (termasuk pecahnya lepuh).e. Mengawasi tanda vital.2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan erupsi pada kulita. Memperhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka.b. Memberikan perawatan kulit.3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dnegan kurangnya intake makanan.a. Memberikan makanan sedikit tapi sering.b. Memastikan makanan yang disukai/tidak disukai , dorong orang te4)dekat untuk membawa makanan dari rumah yang tepat.4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.a. Memberikan makanan sedikit tapi sering.b. Memastikan makanan yang disukai/tidak disukai , dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah yang tepat.5. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan.a. Mendiskusikan perawatan erupsi pada kulit

3.5. EvaluasiMasalah gangguan intebritas kulit dikatakan teratasi apabila :1. Fungsi kulit dan membran mukosa baik dengan parut minimal.2. Krusta berkurang3. Suhu kulit, kelembaban dan warna kulit serta membran mukosa normal alami4. Tidak terjadi komplikasi dan infeksi sekunder5. Tidak terdapat kelainan neurologic6. Tidak terjadi kelainan respiratorik.7. Suhu tubuh normal.

BAB 4LAPORAN KASUS PADA PASIEN VARICELLA

Kasus Tn A , 20 tahun datang ke poli kulit rumah sakit. Ia mengeluhkan badannya terasa demam seperti akan flu, karena menyangka akan flu akhirnya ia meminum obat flu untuk menyembuhkan flunya tersebut. Namun setelah beberapa hari di area sekitar tubuhnya muncul ruam yang berisi air, pertama kali muncul adit mengira bahwa ia terkena alergi, tetapi setelah dibiarkan beberapa hari ruam yang muncul diarea sekitar tubuh semakin bertambah banyak, ruam tersebut berwarna merah, berisi air, dan ketika dipegang terasa nyeri. Setelah beberapa hari badannya mengalami demam tinggi dan ruam yang muncul semakin bertambah banyak, ruam tersebut muncul di area tubuh,wajah, leher, tangan, dan kepala.4.1. Identitas PasienNama/inisial klien: TnAUmur: 20 tahunJenis kelamin: laki-lakiAgama: IslamSuku/bangsa: Madura Pekerjaan: TaniStatus: Menikah Alamat: Jln.Silaberanti 13 ulu Palembang Anamnesis1. Keluhan utamaKlien datang ke pusat kesehatan dengan keluhan badanya terasa demam seperti akan flu dan terdapat ruam yang berisi air d sekitar tubuhnya.2. Riwayat penyakit sekarangSaaat ini klien merasa badanya terasa panas seperti akan flu dan terdapat ruam merah pada bagian tubuhnya dan terasa nyeri apabila di pegang. Sebelumnya klien belum pernah periksa kesehatan ke pusat kesehatan. Klien mengonsumsi obat dari warung berupa obat flu karena klien menyangka dirinya akan terkena flu.3. Riwayat penyakit dahuluKlien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit kulit sebelumnya. 4. Riwayat penyakit keluargaSebelumnya tetengga dari klien pernah mengalami penyakit cacar air dan klien sering berkunjung ke tetangganya saat cacarnya sudah mulai kering. Tidak ada anggota keluarganya yang mnegalami keluhan sama seperti dia. 5. Riwayat psikososialDengan keadaannya sekarang klien merasa malu karena bagian dari tubuhnya terdapar ruam yang berisi air terutama klien mengeluhkan bagian dari wajahnya yang banyak terdapat ruam. 6. Kebiasaan sehari-hariKlien mengaku jarang memakan sayur-sayuran namun lebih suka memakan makanan instan. Klien adalah seorang petani yang aktivitas sehari-harinya bekerja di sawah.7. Pemeriksaan fisikStatus generalisata:Keadaan umum: CukupKesadaran: Kompos mentisTD: 120 / 80 mmHg, Nadi: 88 x/menit, Respirasi: 22 x/menit, SB: 37,5 0CKepalaMata: Konjungtiva anemis (-/-) Sclera Ikterus (-/-) Mulut: lesi (-)Leher: Pembesaran kelenjar getah bening ()Thoraks: Pergerakan napas kiri = kanan Suara pernapasan vesikuler Wheezing (), rhonki () Stem fremitus kiri = kananAbdomen: Datar, lemas, nyeri tekan (), bising usus (+) normal, Hati dan limpa tidak terabaEktremitas: Akral hangat, edema ()Status dermatologis :Regio fasialis et coli et thorakalis et abdomen et skapularis: Papulae dengan dasar eritematous, vesikulae, pustulae, erosi (+), krusta (+).Regio brachii et antebrachii dextra et sinistra : papula dengan dasar eritematous.

4.2. Diagnosa Keperawatan1. Hypertermi berhubungan dengan penyakit2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (mis tekanan, koyakan, friksi)3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.4. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan.5. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.

4.3. Intervensi KeperawatanNo Dx keperawatanTujuan Intervensi Rasional

1Hypertermi berhubungan dengan penyakit

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam menujukan temperatur dalan batas

1. Observasi TTV : suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan.2. Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh.3. Beri kompres hangat di daerah ketiak dan dahi.4. Anjurkan klien untuk istirahat di tempat tidur / tirah baring.5. Anjurkan untuk menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat.6. Monitor dan catat intake dan output dan berikan cairan intravena sesuai programmedic.7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiretik1. TTV merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien2. Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan pasien di rumah sakit3. Kompres hangat memberikan efek vasodilatasi pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan pengeluaran panas tubuh melalui pori-pori.4. mencegah terjadinya peningkatan metabolisme tubuh dan membantu proses penyembuhan5. Pakaian yang tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh6. Peningkatan intake cairan perlu untuk mencegah dehidrasi7. antipiretik berfungsi dalam menurunkan suhu tubuh

2Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (mis tekanan, koyakan, friksi)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam mencapai penyembuhan tepat waktu dan adanya regenerasi jaringan1. Terapkan prinsip pencegahan luka dekubitus.2. Atur posis pasien senyaman mungkinn3. Balut luka dengan balutan yang mempertahankan kelembaban lingkungan diatas dasar luka.

1. Prinsip pencegahan luka dekubitus, meliputi mengurangi atau merotasi tekanan dari jaringan lunak.2. meminimalkan terjadinya jaringan yang terkena dekubitus.3. luka yang lembab dapat mempercepat kesembuhan.

3Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulitSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien dapat menerima keadaan tubuhnya1. Bantu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki pasien saat ini.2. Eksplorasi aktivitas baru yang dapat dilakukan.

1. Memanfaatkan kemampuan dapat menutupi kekurangan.2. Memfasilitasi dengan memanfaatkan keletihan.

4Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatanSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam terjadi adanya pemahaman kondisi dan kebutuhan pengobatan1. Jelaskan kembali mengenai patofisiologi / prognosis penyakit2. Tinjau kembali obat-obat yang didapat1. Memberikan kesempatan mengklarifikasi kesalahan persepsi dan keadaan penyakit yang ada sesuai dengan yang ditangani.2. Tidak ada pemahaman terhadap obat-obatan yang dapat merupakan penyebab kecemasan keluarga

5Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulitSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam di harapkan mencapai penyembuhan luka tepat waktu dan tidak demam1. Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang datang kontak dengan pasien.2. Gunakan skort, sarung tangan, masker dan teknik aseptic, selama perawatan kulit.3. Awasi atau batasi pengunjung bila perlu.4. Cukur atau ikat rambut di sekitar daerah yang terdapat erupsi.5. Bersihkan jaringan nekrotik / yang lepas (termasuk pecahnya lepuh)6. Awasi tanda vital

1. Mencegah kontaminasi silang, menurunkan resiko infeksi.2. Mencegah masuknya organisme infeksius3. Mencegah kontaminasi silang dari pengunjung.4. Rambut merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri,5. Meningkatkan penyembuhan.6. Indikator terjadinya infeksi.

4.4. Implementasi KeperawatanNo.DxHari/tanggalImplementasiRespon hasilParaf

1.Rabu,7/10/151. Mengobservasi TTV : suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan.2. Memberikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh.3. Memberi kompres hangat di daerah ketiak dan dahi.4. Menganjurkan klien untuk istirahat di tempat tidur / tirah baring.5. Menganjurkan untuk menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat.6. Memonitor dan catat intake dan output dan berikan cairan intravena sesuai programmedic.7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiretik1. Suhu,nadi,tekanan darah dan pernapasan normal.2. Pasien dan keluarga pasien mengetahui penyebab demam yang dialami pasien.3. Demam pasien berangsur-angsur turun.4. Pasien melakukan aktifitas hanya di tempat tidur.5. Pasien menggunakan pasien tipis dan menyerap keringat.6. Pasien dipasangi infus 7. Pasien meminum obat antipiretik yang diberikan dokter.

2.Rabu, 7/10/151. Menerapkan prinsip pencegahan luka dekubitus.2. Mengatur posis pasien senyaman mungkinn3. Membalut luka dengan balutan yang mempertahankan kelembaban lingkungan diatas dasar luka.1. Memperhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka.2. Memberikan perawatan kulit.

3.Rabu,7/10/151. Membantu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki pasien saat ini.2. Mengksplorasi aktivitas baru yang dapat dilakukan.1. Pasien berusaha mengganti pakaiannya sendiri dengan dibantu keluarga.

4.Rabu,7/10/151. Menjelaskan kembali mengenai patofisiologi / prognosis penyakit.2. Meninjau kembali obat-obat yang didapat1. Pasien dan keluarga pasien mengerti tentang penyakit yang dialami pasien2. Mendiskusikan perawatan erupsi pada kulit

5.Rabu,7/10/151. Menekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang datang kontak dengan pasien.2. Menggunakan skort, sarung tangan, masker dan teknik aseptic, selama perawatan kulit.3. Mengawasi atau batasi pengunjung bila perlu.4. Mencukur atau ikat rambut di sekitar daerah yang terdapat erupsi.5. Membersihkan jaringan nekrotik / yang lepas (termasuk pecahnya lepuh)6. Mengawasi tanda vital1. Keluarga dan orang-orang yang menjenguk pasien diharuskan memakai masker,sarung tangan.2. Rambut pasien dipotong pendek.

4.5. EvaluasiHari/tanggalNo.DxEvaluasiParaf

Rabu,7/10/151.S :Pasien mengatakan demamnya sudah turun.O :Suhu badan pasien normalA :Masalah teratasi P :Intervensi dihentikan

Rabu,7/10/152.S:Pasien mengatakan ruam pada kulitnya sudah tidak berisi cairan dan kering.Pasien mengatakan hanya tersisa bekas ruam kecoklatan.O:Ruam pada kulit pasien terlihat keringRuam pasien berwarna coklat menyebar di seluruh tubuhA:Masalah teratasiP :Intervensi dihentikan.

Rabu,7/10/153.S:Pasien mengatakan bekas luka pada badan dan mukanya tidak membuat malu.O:Terlihat bercak-bercak luka kecoklatan pada muka pasienPasien terlihat tidak masalah dengan bekas luka tersebutA :Masalah teratasiP :Intervensi dihentikan

Rabu,7/10/154.S:Pasien mengatakan mengerti tentang penyakit yang dideritaO:Pasien terlihat mengerti tentang penyakitnya.A:Masalah teratasiP :Intervensi dihentikan

Rabu,7/10/155.S:Pasien mengatakan terdapat ruam-ruam merah disekitar lukanya dan perihO:Ruam-ruam merah menyebar diseluruh luka pasienA :Masalah teratasi sebagianP :Intervensi dilanjutkan.

BAB 5PENUTUP

5.1 KesimpulanVarisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama Chicken pox. Varisela adalah Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit.Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu berat.Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin bertambah berat.Adapun pencegahan dari varicella adalah imunisasi dan Imunoglobin Varicella Zoster (VZIG). Selain itu, ketersediaan vaksin herpes zoster untuk mencegah atau memodifikasi herpes zoster dan komplikasinya pada orang dewasa berusia 60 tahun atau lebih,secara lebih lanjut akan membantu dalam mengurangi morbiditas yang disebabkan oleh virus Varicella zoster.

5.2 SaranKami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari sempurna maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik maupun saran dari Dosen pembimbing atau rekan-rekan semua agar kedepannya akan menjadi lebih baik,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn. E,.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.EGC : Jakarta.

Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.

Graham, Robin, dkk. 2005. Lecture Notes Dermatologi. Erlangga : Jakarta.

Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates : Jakarta.

Whaley & Wongs. 2002. Nursing Care of Infants and Children. Mosby : America.

Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta.

4