Penggolongan Obat Agungjjkj

17
A. Penggolongan Obat Untuk memudahkan pengawasan, penggunaan dan pemantauan, obat digolongkan sebagai berikut : 1. Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan (Permenkes No. 725a/1989) a. Obat Bebas Simbol : Obat golongan ini termasuk obat yang paling relatif aman, dapat diperoleh tanpa resep dokter, selain di apotek juga dapat diperoleh di warung-warung. Obat Bebas dalam kemasannya ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam pada kemasannya..Contohnya adalah Parasetamol, Vitamin-C, Asetosal (aspirin), Antasida Daftar Obat Esensial (DOEN), dan Obat Batuk Hitam (OBH). b. Obat Bebas Terbatas Simbol : Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter, sehingga dapat dibeli langsung melalui Apotek maupun Toko Obat Berizin namun memperolehnya dalam jumlah terbatas.Terdapat sediaan Obat Bebas Terbatas adalah campuran obat bebas dan obat keras.Cara mengenali obat bebas terbatas adalah terdapat tanda logo lingkaran

description

https://www.scribd.com/doc/64688203/askep-perioperatif#downloadjhhjkjjl

Transcript of Penggolongan Obat Agungjjkj

Page 1: Penggolongan Obat Agungjjkj

A. Penggolongan Obat

Untuk memudahkan pengawasan, penggunaan dan pemantauan, obat digolongkan sebagai

berikut :

1. Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan (Permenkes No. 725a/1989)

a. Obat Bebas

Simbol :

Obat golongan ini termasuk obat yang paling relatif aman, dapat diperoleh tanpa resep

dokter, selain di apotek juga dapat diperoleh di warung-warung. Obat Bebas dalam

kemasannya ditandai dengan lingkaran berwarna hijaudengan garis tepi berwarna hitam

pada kemasannya..Contohnya adalah Parasetamol, Vitamin-C, Asetosal (aspirin),

Antasida Daftar Obat Esensial (DOEN), dan Obat Batuk Hitam (OBH).

b. Obat Bebas Terbatas

Simbol :

Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter, sehingga

dapat dibeli langsung melalui Apotek maupun Toko Obat Berizin namun

memperolehnya dalam jumlah terbatas.Terdapat sediaan Obat Bebas Terbatas adalah

campuran obat bebas dan obat keras.Cara mengenali obat bebas terbatas adalah terdapat

tanda logo lingkaran berwarna BIRU dengan garis tepi berwarna hitam pada

kemasannya.

Biasanya pada kemasan golongan obat ini terdapat peringatan-peringatan berkaitan

dengan pemakaian/penggunaannya yang ditulis dalam kotak, supaya pasien/masyarakat

dapat menggunakan obat ini dengan benar. Ada 6 macam tanda peringatan antara lain :

- P.No.1 Awas! Obat Keras, Bacalah Aturan Pemakaiannya

Contoh :

Page 2: Penggolongan Obat Agungjjkj

Sediaan Obat Pereda Flu / Pilek ( Neozep, Ultraflu, Procold)

Sediaan Obat Batuk (OBH, Woods, Komix, Actifed)

- P.No.2 Awas! Obat Keras, Hanya untuk kumur, jangan ditelan

Contoh :

Sediaan obat kumur mengandung Povidone Iodine (Betadine)

Sediaan obat kumur yang mengandung Hexetidine (Hexadol)

- P.No.3 Awas! Obat Keras, Hanya untuk bagian luar dari badan

Contoh :

Kalpanax

Albothyl

Sediaan salep/krim untuk penyakit kulit yang tidak mengandung antibiotik

Sediaan tetes mata yang tidak mengandung antibiotik (Insto, Braito)

- P.No.4 Awas! Obat Keras, Hanya untuk dibakar

Page 3: Penggolongan Obat Agungjjkj

Contoh :

Sediaan untuk obat asma (berbentuk rokok) sudah tidak ada

- P.No.5 Awas! Obat Keras, Tidak boleh ditelan

Contoh :

Sediaan obat Sulfanilamid puyer 5 g steril antibiotik untuk infeksi topikal/kulit

termasuk untuk infeksi vagina

Sediaan ovula

- P.No.6 Awas! Obat Keras, Obat wasir, jangan ditelan

Page 4: Penggolongan Obat Agungjjkj

Contoh :

Sediaan suppositoria untuk wasir/ambeien

c. Obat Keras

Simbol :

Golongan ini pada masa penjajahan Belanda disebut golongan G

(gevaarlijk) yang artinya berbahaya.Disebut obat keras karena jika pemakai tidak

memperhatikan dosis, aturan pakai, dan peringatan yang diberikan, dapat menimbulkan

efek berbahaya.Obat Keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep

dokter, dan resep hanya dapat ditebus di Apotek atau diserahkan melalui Rumah Sakit,

Puskesmas, maupun Klinik.Namun demikian ada beberapa macam obat keras yang

dapat diperoleh tanpa resep dokter yaitu obat-obat yang masuk dalam Obat Wajib

Apotek (OWA).Cara mengenali obat keras adalah terdapat tanda logo lingkaran

berwarna MERAH dengan garis tepi berwarna hitam dan terdapat huruf K (warna

hitam) berada ditengah lingkaran dan menyentuh pada garis tepi pada kemasannya.

Pada kemasan primer, sekuner, dan etiket biasanya mencantumkan kalimat      “ Harus

dengan resep dokter”

Contoh :

Sediaan Antibiotik

(Amoxicillin, Ampicillin, Ciprofloxacin, Kloramfenicol, Tetracyclin, Sefadroksil,

Metronidazol dll)

Sediaan Obat Analgesik (Pereda Nyeri)

(Piroksikam, Meloksikam, Phenylbutazon dll)

Sediaan Obat Antihipertensi

(Captopril, Nifedipin, Amlodipin, Candesartan, HCT dll)

Sediaan Obat Antidiabet

(Glibenklamid, Metformin dll)

Sediaan Obat Kortikosteroid

Page 5: Penggolongan Obat Agungjjkj

(Dexamethason, Metilprednison dll)

Sediaan Obat Penyakit Gout/Asam Urat

(Allopurinol)

Sediaan Obat Penurun Kolesterol

(Simvastatin, Atorvastatin, Gemfibrozil, dll)

Sedangkan contoh beberapa obat yang masuk Obat Wajib Apotek (OWA) :

Sediaan Obat Kontrasepsi

(Lyndiol tablet, Mycrogynon tablet, Endometril tablet, dll)

Sediaan Obat saluran Cerna

(Decamag tab, Gastran tab, Dulcolax tab salut, Metoclopramide, Papaverin HCl tab,

dll)

Sediaan Obat Mulut dan Tenggorokan

(Hexadol solution, Bactidol solutio, dll)

Sediaan Obat Saluran Nafas

(Salbutamol tablet/sirup, Terbutaline tablet/inhaler, Bromheksin tablet dll)

Sediaan Obat Analgetik, depresan

(Asam mefenamat tablet, Aspirin+caffein tablet, Alvita kaplet (Antalgin + Vitamin

B1, B6, B12) dll)

Sediaan Obat Kulit Topikal

(Tetracycline salep, Kloramfenikol salep, Decoderm-3 krim, bufacort-N krim, New-

Kenacomb krim dll)

Sediaan Obat Antiparasit

(Albendazol tablet/suspensi (obat cacing) dll)

Sediaan Obat Antiradang-antireumatik

(Ibuprofen kaplet/tablet/sirup, Natrium diklofenak gel/krim dll)

d. Psikotropika

Simbol :

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis

bukan narkotika yang berkhasita psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan

saraf pusat tyang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.(UU

Page 6: Penggolongan Obat Agungjjkj

RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika).Obat ini merupakan obat yang digunakan

untuk masalah gangguan kejiwaan/mental yang biasanya disebut dengan obat penenang

dan antidepresan.Penggunaan obat ini dapat menyebabkan haliusinasi, depresi,

stimulasi (tidak mengantuk, tidak lapar), dan gangguan fungsi motorik/otot (kepala

bergerak naik turun/geleng-geleng).

Psikotropika termasuk dalam Obat Keras Tertentu (OKT) yang logonya sama dengan

obat keras yaitu lingkaran berwarna MERAH dengan garis tepi berwarna hitam dan

terdapat huruf K (warna hitam) berada ditengah lingkaran dan menyentuh pada garis

tepi pada kemasannya sehingga untuk mendapatkannya harus dengan resep dokter.

Dikarenakan obat golongan ini dapat menimbulkan ketergantungan / kecanduan,

pemerintah melakukan pengawasan dengan ketat (regulasi dan sanksi hukum) supaya

tidak terjadi penyalahgunaan obat.

Psikotropika digolongkan menjadi 4 (empat) golongan berdasarkan potensi efek

ketergantungan :

Psikotropika Golongan I

Hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan untuk

terapi kesehatan/pengobatan karena dapat menyebabkan potensi sindrom

ketergantungan yang sangat kuat.

Contoh : DMA, MDMA, Meskalin dll

Psikotropika Golongan II

Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berkhasiat untuk

pengobatan/terapi dan dapat menyebabkan potensi ketergantungan yang kuat.

Contoh : Amfetamin, Metakualon, Sekobarbital dll

Psikotropika Golongan III

Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berkhasiat untuk

pengobatan/terapi dan mempunyai potensisedang mengakibatkan sindrom

ketergantungan.

Contoh : Amobarbital, Flunitrazepam, Pentobarbital dll

Psikotropika Golongan IV

Page 7: Penggolongan Obat Agungjjkj

Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berkhasiat untuk

pengobatan/terapi dan mempunyai potensiringan mengakibatkan sindrom

ketergantungan.

Psikotropika golongan IV inilah yang banyak digunakan untuk terapi/pengobatan

dikarenakan efek ketergantungan yang dihasilkan ringan.

Contoh : Diazepam, Lorazepam, Nitrazepam, Alprazolam, Klordiazepoksid,

Triazolam dll.

Penyerahan obat narkotika dapat dilakukan oleh Apotek, Rumah Sakit, Puskesmas,

Klinik berdasarkan resep dokter kepada pasien/pengguna langsung.

e. Narkotika

Simbol :

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau

bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan

atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa

nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-

golongan. (UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika).

Cara mendapatkan Obat Narkotika harus dengan resep dokter dan obat dapat

diserahkan melalui Apotek, Rumah sakit, Puskesmas ataupun Klinik.

Logo obat narkotika adalah seperti tanda plus warna merah dalam lingkaran warna

putih dengan garis tepi warna merah.

Obat narkotika sangat bermanfaat dan diperlukan di bidang ilmu pengetahuan maupun

bidang kesehatan.Meskipun demikian, masih ada yang menggunakan tidak sesuai

dengan standar pengobatan maupun sengaja disalahgunakan bahkan disertai peredaran

narkotika secara gelap.Penyalahgunaan Narkotika serta Psikotropika merupakan

kejahatan krimial dikarenakan hal tersebut merupakan ancaman yang dapat

melemahkan ketahanan nasional dikarenakan dapat merusak moral/mental masyarakat

khususnya generasi muda penerus bangsa. Pemerintah melakukan pengawasan dan

pengendalian peredaran obat narkotika dengan membuat Undang-undang Nomor 22

Tahun 1997 yang diperbarui menjadi UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Page 8: Penggolongan Obat Agungjjkj

Berdasarkan potensi yang dapat mengakibatkan ketergantungan, Narkotika

digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu :

Narkotika Golongan I

Hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan untuk terapi

kesehatan/pengobatan karena dapat menyebabkan potensi sindrom ketergantungan

yang sangat tinggi.

Contoh : Tanaman Papaver Somniferum L, Opium mentah, Opium masak, tanaman

koka (Erythroxylum coca), daun koka, kokain mentah, kokain, tanaman ganja,

Heroin, THC dll.

Narkotika Golongan II

Berkhasiat untuk pengobatan tetapi digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat

digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan

serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contoh : Morfin, Opium, Petidin, Ekgonin, Hidromorfinol dll.

Narkotika Golongan III

Berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk

Tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan

mengakibatkan ketergantungan.

Contoh : Kodein, Dihidrokodein, Etilmorfin, Doveri dll. Kodein dan Doveri biasa

digunakan untuk obat batuk yang parah.

2. Berdasarkan Cara Atau Jalur Pemakaian

a. Obat Luar

Obat Luar ialah obat yang pemakaiannya tidak melalui saluran pencernaan

(mulut).Termasuk obat luar adalah salep, injeksi, lotion, tetes hidung, tetes telinga, dan

krim.Obat golongan ini jika diserahkan oleh apotek kepada pasien selalu diberikan

dengan etiket berwarna biru.

b. Obat Dalam

Ialah semua obat yang penggunaannya melalui mulut, masuk pada saluran pencernaan,

bermuara pada lambung, dan usus halus.Contohnya obat-obat yang berbentuk tablet,

kapsul, dan sirup.Jika diserahkan oleh apotek kepada pasien selalu diberikan dengan

etiket berwarna putih.

Page 9: Penggolongan Obat Agungjjkj

3. Berdasarkan Sumber Atau Asalnya

Penggolongan obat menurut Sumbernya terbagi menjadi :

a. Tumbuhan

Salah satu pendekatan untuk penelitian tumbuhan obat adalah penapis senyawa kimia

yang terkandung dalam tanaman. Cara ini digunakan untuk mendeteksi senyawa

tumbuhan berdasarkan golongannya. Sebagai informasi awal dalam mengetahui

senyawa kimia apa yang mempunyai aktivitas biologi dari suatu tanaman. Informasi

yang diperoleh dari pendekatan ini juga dapt digunakan untuk keperluan sumber bahan

yang mempunyai nilai ekonomi lain seperti sumber tani,minyak untuk industri, sumber

gum, dll. Metode yang telah dikembangkan dapat mendeteksi adanya golongan

senyawa alkaloid, flavonoid, senyawa fenolat, tannin,saponin, kumarin, quinon,

steroid/terpenoid. (Teyler.V.E,1988) . contoh obat-obatan yang berasal dari tumbuhan

seperti kina, daun tapak dara, kunyit asem, jamu tolak angin. Contoh obat dengan

kandungan Klorokuin : Resochin

b. Hewan

Selain tumbuhan bahan hewan yang memiliki fungsi, pengaruh serta khasiat sebagai

obat, dalam pengertian umum kefarmasian bahan yang digunakan sebagai simplisia.

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang

dikeringkan (Dirjen POM, 1999).Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan

atau bagian hewan zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat

kimia murni. Contoh obat-obatan yang berasal dari hewan adalah minyak ikan,obat-

obatan insulin seperti  lispro, actrapid,novorapid. Contoh obat : Metformin

c. Simplisia pelikan (mineral)

Simplisia pelikan adalah simplisia yang berupa bahan-bahan pelican (mineral) yang

belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia.

Contoh nama obat-obatan yang berasal dari bahan-bahan mineral seperti koalin

adalah guanistrip.

d. Sintetis

Obat sintesis adalah obat-obatan yang berasal dari tumbuhan atau hewan yang diproses

secara kimiawi untuk diambil zat aktifnya. Dalam ilmu kimia, sintesis kimia adalah

Page 10: Penggolongan Obat Agungjjkj

kegiatan melakukan reaksi kimia untuk memperoleh suatu produk kimia, ataupun

beberapa produk. Hal ini terjadi berdasarkan peristiwa fisik dan kimia yang melibatkan

satu reaksi atau lebih. Sintesis kimia adalah suatu proses yang dapat direproduksi

selama kondisi yang diperlukan terpenuhi. Adapun contoh obat sintetis adalah obat-

obatan analgetik dan antipiretik, seperti panadol, bodrex, bodrexin, aspirin, sanmol,

parasetamol, asam mefenamat.

4. Berdasarkan Efek Yang Ditimbulkan, Misalnya :

Dibagi menjasi 2 bagian yaitu :

a. Sistemik : Obat atau zat aktif yang masuk kedalam peredaran darah.

b. Lokal : Obat atau zat aktif yang hanya berefek atau menyebar atau mempengaruhi

bagian tertentu tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit dan lain

lain.

5. Berdasarkan Bentuk Sediaan

a. Padat, meliputi ekstrak, serbuk, pil, tablet, suppositoria, kapsul, dan ovula.

b. Cair, meliputi sirup, larutan, suspensi, linimen, lotion, dan infus.

c. Semi padat, meliputi salep, krim, gel, dan pasta.

d. Gas, yaitu aerososl, dan inhaler.

6. Berdasarkan Penamaan

a. Nama Kimia, yaitu nama asli senyawa kimia obat. . Penamaan ini jarang digunakan

dalam praktek sehari-hari karena sulit dihafalkan dan disebutkan, nama itu hanya untuk

di buku-buku untuk menjamin tidak keliru dengan zat lain. Contoh penamaan obat

seperti asetosal (generik), asam asetil salisilat (nama kimia), dan aspirin (nama dagang).

b. Nama Generik (unbranded name), yaitu nama yang lebih mudah yang disepakati

sebagai nama obat dari suatu nama kimia.

1. Contoh obat kolesterol generik : Simvastatin (diminum satu kali sehari pada malam

hari), gemfibrozil

2. Contoh obat nyeri (pusing, sakit gigi, gusi benkak, punggung) generik : Asam

Mefenamat, Natrium Diklofenak, Kalium Diklofenak, antalgin, ibuprofen (diminum

setelah makan)

3. Contoh obat diabetes generik adalah : Glibenklamid, gliquidone, metformin,

glimepirid

Page 11: Penggolongan Obat Agungjjkj

4. Contoh obat anti alergi generik adalah cetirizin, loratadin, ctm

5. Contoh obat asam lambung generik adalah antasida, omeprazole, ranitidin,

lansoprazol

6. Contoh obat hipertensi generik adalah captopril, amlodipin, losartan, valsartan,

furosemid

7. Contoh obat gout / asam urat generik adalah allopurino.

8. Contoh obat herpes / virus generik adalah acyclovir

9. Contoh obat vertigo generik adalah betahistin

10. Contoh obat jamur generik adalah ketokenazole, griseofulvin

c. Nama Dagang atau Merek, yaitu nama yang diberikan oleh masing-masing produsen

obat. Obat bermerek disebut juga dengan obat paten. seperti panadol, ponstan,

amoksan, dan adalat.

7. Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan Jika Diberikan Selama Kehamilan

a. Kategori A

Obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai kenaikan

frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya. Misalnya Parasetamol,

Penisilin, Eritromisin, Digoksin, Isoniazid, dan Asam Folat.

b. Kategori B

Obat-obat yang pengalaman pemakaiannya pada wanita hamil masih terbatas, tetapi

tidak terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh buruk lainnya pada

janin. Kategori B dibagi lagi berdasarkan temuan-temuan pada studi toksikologi pada

hewan, yaitu:

- B1: Dari penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatnya kejadian kerusakan

janin. Contoh simetidin, dipiridamol, dan spektinomisin.

- B2: Data dari penelitian pada hewan belum memadai, tetapi ada petunjuk tidak

meningkatnya kejadian kerusakan janin. Contoh tikarsilin, amfoterisin, dopamin,

asetilkistein, dan alkaloid belladonna.

- B3: Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan janin,

tetapi belum tentu bermakna pada manusia. Misalnya karbamazepin, pirimetamin,

griseofulvin, trimetoprim, dan mebendazol.

c. Kategori C

Page 12: Penggolongan Obat Agungjjkj

Obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tanpa disertai malformasi

anatomic semata-mata karena efek farmakologiknya.Efeknya bersifat reversibel.Contoh

narkotik, fenotiazin, rifampisin, aspirin, AINS, dan diuretika.

d. Kategori D

Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian malformasi janin pada

manusia atau menyebabkan kerusakan janin yang bersifat ireversibel.Obat-obat dalam

kategori ini juga mempunyai efek farmakologik yang merugikan terhadap janin.

Misalnya: androgen, fenitoin, pirimidon, fenobarbiton, kinin, klonazepam, asam

valproat, dan steroid anabolik.

e. Kategori X

Kategori obat yang telah terbukti mempunyai resiko tinggi terjadinya pegaruh buruk

yang menetap (irreversibel) pada janin jika diminum pada masa kehamilan.Obat dalam

kategori ini merupakan kontraindikasi mutlak selama kehamilan.Misalnya isotretionin

dan dietilstilbestrol, talidomid.