A. Penggolongan Obat
Untuk memudahkan pengawasan, penggunaan dan pemantauan, obat digolongkan sebagai
berikut :
1. Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan (Permenkes No. 725a/1989)
a. Obat Bebas
Simbol :
Obat golongan ini termasuk obat yang paling relatif aman, dapat diperoleh tanpa resep
dokter, selain di apotek juga dapat diperoleh di warung-warung. Obat Bebas dalam
kemasannya ditandai dengan lingkaran berwarna hijaudengan garis tepi berwarna hitam
pada kemasannya..Contohnya adalah Parasetamol, Vitamin-C, Asetosal (aspirin),
Antasida Daftar Obat Esensial (DOEN), dan Obat Batuk Hitam (OBH).
b. Obat Bebas Terbatas
Simbol :
Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter, sehingga
dapat dibeli langsung melalui Apotek maupun Toko Obat Berizin namun
memperolehnya dalam jumlah terbatas.Terdapat sediaan Obat Bebas Terbatas adalah
campuran obat bebas dan obat keras.Cara mengenali obat bebas terbatas adalah terdapat
tanda logo lingkaran berwarna BIRU dengan garis tepi berwarna hitam pada
kemasannya.
Biasanya pada kemasan golongan obat ini terdapat peringatan-peringatan berkaitan
dengan pemakaian/penggunaannya yang ditulis dalam kotak, supaya pasien/masyarakat
dapat menggunakan obat ini dengan benar. Ada 6 macam tanda peringatan antara lain :
- P.No.1 Awas! Obat Keras, Bacalah Aturan Pemakaiannya
Contoh :
Sediaan Obat Pereda Flu / Pilek ( Neozep, Ultraflu, Procold)
Sediaan Obat Batuk (OBH, Woods, Komix, Actifed)
- P.No.2 Awas! Obat Keras, Hanya untuk kumur, jangan ditelan
Contoh :
Sediaan obat kumur mengandung Povidone Iodine (Betadine)
Sediaan obat kumur yang mengandung Hexetidine (Hexadol)
- P.No.3 Awas! Obat Keras, Hanya untuk bagian luar dari badan
Contoh :
Kalpanax
Albothyl
Sediaan salep/krim untuk penyakit kulit yang tidak mengandung antibiotik
Sediaan tetes mata yang tidak mengandung antibiotik (Insto, Braito)
- P.No.4 Awas! Obat Keras, Hanya untuk dibakar
Contoh :
Sediaan untuk obat asma (berbentuk rokok) sudah tidak ada
- P.No.5 Awas! Obat Keras, Tidak boleh ditelan
Contoh :
Sediaan obat Sulfanilamid puyer 5 g steril antibiotik untuk infeksi topikal/kulit
termasuk untuk infeksi vagina
Sediaan ovula
- P.No.6 Awas! Obat Keras, Obat wasir, jangan ditelan
Contoh :
Sediaan suppositoria untuk wasir/ambeien
c. Obat Keras
Simbol :
Golongan ini pada masa penjajahan Belanda disebut golongan G
(gevaarlijk) yang artinya berbahaya.Disebut obat keras karena jika pemakai tidak
memperhatikan dosis, aturan pakai, dan peringatan yang diberikan, dapat menimbulkan
efek berbahaya.Obat Keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep
dokter, dan resep hanya dapat ditebus di Apotek atau diserahkan melalui Rumah Sakit,
Puskesmas, maupun Klinik.Namun demikian ada beberapa macam obat keras yang
dapat diperoleh tanpa resep dokter yaitu obat-obat yang masuk dalam Obat Wajib
Apotek (OWA).Cara mengenali obat keras adalah terdapat tanda logo lingkaran
berwarna MERAH dengan garis tepi berwarna hitam dan terdapat huruf K (warna
hitam) berada ditengah lingkaran dan menyentuh pada garis tepi pada kemasannya.
Pada kemasan primer, sekuner, dan etiket biasanya mencantumkan kalimat “ Harus
dengan resep dokter”
Contoh :
Sediaan Antibiotik
(Amoxicillin, Ampicillin, Ciprofloxacin, Kloramfenicol, Tetracyclin, Sefadroksil,
Metronidazol dll)
Sediaan Obat Analgesik (Pereda Nyeri)
(Piroksikam, Meloksikam, Phenylbutazon dll)
Sediaan Obat Antihipertensi
(Captopril, Nifedipin, Amlodipin, Candesartan, HCT dll)
Sediaan Obat Antidiabet
(Glibenklamid, Metformin dll)
Sediaan Obat Kortikosteroid
(Dexamethason, Metilprednison dll)
Sediaan Obat Penyakit Gout/Asam Urat
(Allopurinol)
Sediaan Obat Penurun Kolesterol
(Simvastatin, Atorvastatin, Gemfibrozil, dll)
Sedangkan contoh beberapa obat yang masuk Obat Wajib Apotek (OWA) :
Sediaan Obat Kontrasepsi
(Lyndiol tablet, Mycrogynon tablet, Endometril tablet, dll)
Sediaan Obat saluran Cerna
(Decamag tab, Gastran tab, Dulcolax tab salut, Metoclopramide, Papaverin HCl tab,
dll)
Sediaan Obat Mulut dan Tenggorokan
(Hexadol solution, Bactidol solutio, dll)
Sediaan Obat Saluran Nafas
(Salbutamol tablet/sirup, Terbutaline tablet/inhaler, Bromheksin tablet dll)
Sediaan Obat Analgetik, depresan
(Asam mefenamat tablet, Aspirin+caffein tablet, Alvita kaplet (Antalgin + Vitamin
B1, B6, B12) dll)
Sediaan Obat Kulit Topikal
(Tetracycline salep, Kloramfenikol salep, Decoderm-3 krim, bufacort-N krim, New-
Kenacomb krim dll)
Sediaan Obat Antiparasit
(Albendazol tablet/suspensi (obat cacing) dll)
Sediaan Obat Antiradang-antireumatik
(Ibuprofen kaplet/tablet/sirup, Natrium diklofenak gel/krim dll)
d. Psikotropika
Simbol :
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis
bukan narkotika yang berkhasita psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat tyang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.(UU
RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika).Obat ini merupakan obat yang digunakan
untuk masalah gangguan kejiwaan/mental yang biasanya disebut dengan obat penenang
dan antidepresan.Penggunaan obat ini dapat menyebabkan haliusinasi, depresi,
stimulasi (tidak mengantuk, tidak lapar), dan gangguan fungsi motorik/otot (kepala
bergerak naik turun/geleng-geleng).
Psikotropika termasuk dalam Obat Keras Tertentu (OKT) yang logonya sama dengan
obat keras yaitu lingkaran berwarna MERAH dengan garis tepi berwarna hitam dan
terdapat huruf K (warna hitam) berada ditengah lingkaran dan menyentuh pada garis
tepi pada kemasannya sehingga untuk mendapatkannya harus dengan resep dokter.
Dikarenakan obat golongan ini dapat menimbulkan ketergantungan / kecanduan,
pemerintah melakukan pengawasan dengan ketat (regulasi dan sanksi hukum) supaya
tidak terjadi penyalahgunaan obat.
Psikotropika digolongkan menjadi 4 (empat) golongan berdasarkan potensi efek
ketergantungan :
Psikotropika Golongan I
Hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan untuk
terapi kesehatan/pengobatan karena dapat menyebabkan potensi sindrom
ketergantungan yang sangat kuat.
Contoh : DMA, MDMA, Meskalin dll
Psikotropika Golongan II
Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berkhasiat untuk
pengobatan/terapi dan dapat menyebabkan potensi ketergantungan yang kuat.
Contoh : Amfetamin, Metakualon, Sekobarbital dll
Psikotropika Golongan III
Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berkhasiat untuk
pengobatan/terapi dan mempunyai potensisedang mengakibatkan sindrom
ketergantungan.
Contoh : Amobarbital, Flunitrazepam, Pentobarbital dll
Psikotropika Golongan IV
Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berkhasiat untuk
pengobatan/terapi dan mempunyai potensiringan mengakibatkan sindrom
ketergantungan.
Psikotropika golongan IV inilah yang banyak digunakan untuk terapi/pengobatan
dikarenakan efek ketergantungan yang dihasilkan ringan.
Contoh : Diazepam, Lorazepam, Nitrazepam, Alprazolam, Klordiazepoksid,
Triazolam dll.
Penyerahan obat narkotika dapat dilakukan oleh Apotek, Rumah Sakit, Puskesmas,
Klinik berdasarkan resep dokter kepada pasien/pengguna langsung.
e. Narkotika
Simbol :
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-
golongan. (UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika).
Cara mendapatkan Obat Narkotika harus dengan resep dokter dan obat dapat
diserahkan melalui Apotek, Rumah sakit, Puskesmas ataupun Klinik.
Logo obat narkotika adalah seperti tanda plus warna merah dalam lingkaran warna
putih dengan garis tepi warna merah.
Obat narkotika sangat bermanfaat dan diperlukan di bidang ilmu pengetahuan maupun
bidang kesehatan.Meskipun demikian, masih ada yang menggunakan tidak sesuai
dengan standar pengobatan maupun sengaja disalahgunakan bahkan disertai peredaran
narkotika secara gelap.Penyalahgunaan Narkotika serta Psikotropika merupakan
kejahatan krimial dikarenakan hal tersebut merupakan ancaman yang dapat
melemahkan ketahanan nasional dikarenakan dapat merusak moral/mental masyarakat
khususnya generasi muda penerus bangsa. Pemerintah melakukan pengawasan dan
pengendalian peredaran obat narkotika dengan membuat Undang-undang Nomor 22
Tahun 1997 yang diperbarui menjadi UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Berdasarkan potensi yang dapat mengakibatkan ketergantungan, Narkotika
digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu :
Narkotika Golongan I
Hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan untuk terapi
kesehatan/pengobatan karena dapat menyebabkan potensi sindrom ketergantungan
yang sangat tinggi.
Contoh : Tanaman Papaver Somniferum L, Opium mentah, Opium masak, tanaman
koka (Erythroxylum coca), daun koka, kokain mentah, kokain, tanaman ganja,
Heroin, THC dll.
Narkotika Golongan II
Berkhasiat untuk pengobatan tetapi digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Opium, Petidin, Ekgonin, Hidromorfinol dll.
Narkotika Golongan III
Berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk
Tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Kodein, Dihidrokodein, Etilmorfin, Doveri dll. Kodein dan Doveri biasa
digunakan untuk obat batuk yang parah.
2. Berdasarkan Cara Atau Jalur Pemakaian
a. Obat Luar
Obat Luar ialah obat yang pemakaiannya tidak melalui saluran pencernaan
(mulut).Termasuk obat luar adalah salep, injeksi, lotion, tetes hidung, tetes telinga, dan
krim.Obat golongan ini jika diserahkan oleh apotek kepada pasien selalu diberikan
dengan etiket berwarna biru.
b. Obat Dalam
Ialah semua obat yang penggunaannya melalui mulut, masuk pada saluran pencernaan,
bermuara pada lambung, dan usus halus.Contohnya obat-obat yang berbentuk tablet,
kapsul, dan sirup.Jika diserahkan oleh apotek kepada pasien selalu diberikan dengan
etiket berwarna putih.
3. Berdasarkan Sumber Atau Asalnya
Penggolongan obat menurut Sumbernya terbagi menjadi :
a. Tumbuhan
Salah satu pendekatan untuk penelitian tumbuhan obat adalah penapis senyawa kimia
yang terkandung dalam tanaman. Cara ini digunakan untuk mendeteksi senyawa
tumbuhan berdasarkan golongannya. Sebagai informasi awal dalam mengetahui
senyawa kimia apa yang mempunyai aktivitas biologi dari suatu tanaman. Informasi
yang diperoleh dari pendekatan ini juga dapt digunakan untuk keperluan sumber bahan
yang mempunyai nilai ekonomi lain seperti sumber tani,minyak untuk industri, sumber
gum, dll. Metode yang telah dikembangkan dapat mendeteksi adanya golongan
senyawa alkaloid, flavonoid, senyawa fenolat, tannin,saponin, kumarin, quinon,
steroid/terpenoid. (Teyler.V.E,1988) . contoh obat-obatan yang berasal dari tumbuhan
seperti kina, daun tapak dara, kunyit asem, jamu tolak angin. Contoh obat dengan
kandungan Klorokuin : Resochin
b. Hewan
Selain tumbuhan bahan hewan yang memiliki fungsi, pengaruh serta khasiat sebagai
obat, dalam pengertian umum kefarmasian bahan yang digunakan sebagai simplisia.
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang
dikeringkan (Dirjen POM, 1999).Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan
atau bagian hewan zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat
kimia murni. Contoh obat-obatan yang berasal dari hewan adalah minyak ikan,obat-
obatan insulin seperti lispro, actrapid,novorapid. Contoh obat : Metformin
c. Simplisia pelikan (mineral)
Simplisia pelikan adalah simplisia yang berupa bahan-bahan pelican (mineral) yang
belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia.
Contoh nama obat-obatan yang berasal dari bahan-bahan mineral seperti koalin
adalah guanistrip.
d. Sintetis
Obat sintesis adalah obat-obatan yang berasal dari tumbuhan atau hewan yang diproses
secara kimiawi untuk diambil zat aktifnya. Dalam ilmu kimia, sintesis kimia adalah
kegiatan melakukan reaksi kimia untuk memperoleh suatu produk kimia, ataupun
beberapa produk. Hal ini terjadi berdasarkan peristiwa fisik dan kimia yang melibatkan
satu reaksi atau lebih. Sintesis kimia adalah suatu proses yang dapat direproduksi
selama kondisi yang diperlukan terpenuhi. Adapun contoh obat sintetis adalah obat-
obatan analgetik dan antipiretik, seperti panadol, bodrex, bodrexin, aspirin, sanmol,
parasetamol, asam mefenamat.
4. Berdasarkan Efek Yang Ditimbulkan, Misalnya :
Dibagi menjasi 2 bagian yaitu :
a. Sistemik : Obat atau zat aktif yang masuk kedalam peredaran darah.
b. Lokal : Obat atau zat aktif yang hanya berefek atau menyebar atau mempengaruhi
bagian tertentu tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit dan lain
lain.
5. Berdasarkan Bentuk Sediaan
a. Padat, meliputi ekstrak, serbuk, pil, tablet, suppositoria, kapsul, dan ovula.
b. Cair, meliputi sirup, larutan, suspensi, linimen, lotion, dan infus.
c. Semi padat, meliputi salep, krim, gel, dan pasta.
d. Gas, yaitu aerososl, dan inhaler.
6. Berdasarkan Penamaan
a. Nama Kimia, yaitu nama asli senyawa kimia obat. . Penamaan ini jarang digunakan
dalam praktek sehari-hari karena sulit dihafalkan dan disebutkan, nama itu hanya untuk
di buku-buku untuk menjamin tidak keliru dengan zat lain. Contoh penamaan obat
seperti asetosal (generik), asam asetil salisilat (nama kimia), dan aspirin (nama dagang).
b. Nama Generik (unbranded name), yaitu nama yang lebih mudah yang disepakati
sebagai nama obat dari suatu nama kimia.
1. Contoh obat kolesterol generik : Simvastatin (diminum satu kali sehari pada malam
hari), gemfibrozil
2. Contoh obat nyeri (pusing, sakit gigi, gusi benkak, punggung) generik : Asam
Mefenamat, Natrium Diklofenak, Kalium Diklofenak, antalgin, ibuprofen (diminum
setelah makan)
3. Contoh obat diabetes generik adalah : Glibenklamid, gliquidone, metformin,
glimepirid
4. Contoh obat anti alergi generik adalah cetirizin, loratadin, ctm
5. Contoh obat asam lambung generik adalah antasida, omeprazole, ranitidin,
lansoprazol
6. Contoh obat hipertensi generik adalah captopril, amlodipin, losartan, valsartan,
furosemid
7. Contoh obat gout / asam urat generik adalah allopurino.
8. Contoh obat herpes / virus generik adalah acyclovir
9. Contoh obat vertigo generik adalah betahistin
10. Contoh obat jamur generik adalah ketokenazole, griseofulvin
c. Nama Dagang atau Merek, yaitu nama yang diberikan oleh masing-masing produsen
obat. Obat bermerek disebut juga dengan obat paten. seperti panadol, ponstan,
amoksan, dan adalat.
7. Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan Jika Diberikan Selama Kehamilan
a. Kategori A
Obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai kenaikan
frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya. Misalnya Parasetamol,
Penisilin, Eritromisin, Digoksin, Isoniazid, dan Asam Folat.
b. Kategori B
Obat-obat yang pengalaman pemakaiannya pada wanita hamil masih terbatas, tetapi
tidak terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh buruk lainnya pada
janin. Kategori B dibagi lagi berdasarkan temuan-temuan pada studi toksikologi pada
hewan, yaitu:
- B1: Dari penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatnya kejadian kerusakan
janin. Contoh simetidin, dipiridamol, dan spektinomisin.
- B2: Data dari penelitian pada hewan belum memadai, tetapi ada petunjuk tidak
meningkatnya kejadian kerusakan janin. Contoh tikarsilin, amfoterisin, dopamin,
asetilkistein, dan alkaloid belladonna.
- B3: Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan janin,
tetapi belum tentu bermakna pada manusia. Misalnya karbamazepin, pirimetamin,
griseofulvin, trimetoprim, dan mebendazol.
c. Kategori C
Obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tanpa disertai malformasi
anatomic semata-mata karena efek farmakologiknya.Efeknya bersifat reversibel.Contoh
narkotik, fenotiazin, rifampisin, aspirin, AINS, dan diuretika.
d. Kategori D
Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian malformasi janin pada
manusia atau menyebabkan kerusakan janin yang bersifat ireversibel.Obat-obat dalam
kategori ini juga mempunyai efek farmakologik yang merugikan terhadap janin.
Misalnya: androgen, fenitoin, pirimidon, fenobarbiton, kinin, klonazepam, asam
valproat, dan steroid anabolik.
e. Kategori X
Kategori obat yang telah terbukti mempunyai resiko tinggi terjadinya pegaruh buruk
yang menetap (irreversibel) pada janin jika diminum pada masa kehamilan.Obat dalam
kategori ini merupakan kontraindikasi mutlak selama kehamilan.Misalnya isotretionin
dan dietilstilbestrol, talidomid.
Top Related