PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

71
PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE) DI KALANGAN PENGGUNA JEJARING SOSIAL KOREA LOVERS SURABAYA (Studi Deskriptif Mengenai Pengetahuan Tentang Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) di Kalangan Pengguna Jejaring Sosial Komunitas Korea Lovers Surabaya) SKRIPSI Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya “Almamater Wartawan Surabaya” untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Komunikasi Disusun Oleh : Dewi Novita Sari NPM :11. 31. 3741 Jurusan : Broadcasting SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA “PRAPANCA” 2015

Transcript of PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

Page 1: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

(ITE) DI KALANGAN PENGGUNA JEJARING SOSIAL KOREA LOVERS SURABAYA

(Studi Deskriptif Mengenai Pengetahuan Tentang Undang-Undang Informasi dan

Transaksi Elektronik (ITE) di Kalangan Pengguna Jejaring Sosial Komunitas

Korea Lovers Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya “Almamater

Wartawan Surabaya” untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam

Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :

Dewi Novita Sari

NPM :11. 31. 3741

Jurusan : Broadcasting

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI

ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA “PRAPANCA”

2015

Page 2: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

ix

ABSTRAK

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini membuat orang dapat dengan mudah mengakses sebuah informasi dengan cepat melalui sebuah jaringan yaitu jaringan internet. Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia memiliki cara tersendiri untuk melindungi hak-hak individu supaya tidak dilecehkan oleh pengguna internet lain melalui medium internet. Banyaknya kasus tentang undang-undang ITE menjadi alasan untuk meneliti topik ini. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana pengetahuan pengguna jejaring sosial yang disini adalah anggota Komunitas Korea Lovers Surabaya (KLOSS) terhadap undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) kemudian apakah mereka menerapkan pengetahuan itu ketika menggunakan jejaring sosial seperti ketika berkomentar pada posting milik orang lain dan juga ketika menulis status pada akun pribadi mereka. Penelitian ini merupakan penelitian jenis kualitatif, dengan menggunakan wawancara sebagai metode pengumpulan data. Penelitian ini dilakukan pada Komunitas Korea Lovers Surabaya Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah pengguna jejaring sosial yang disini adalah anggota Korea Lovers Surabaya (KLOSS) mengetahui tentang adanya undang-undang ini, tetapi untuk aturan dan isi tentang undang-undang ini mereka tidak begitu paham sehingga bagaimana hukuman yang diatur di dalamnya mereka tidak mengetahuinya. Ketika menggunakan jejaring sosial mereka menerapkan pengetahuan yang mereka miliki tersebut, walaupun mereka tidak mengetahui tentang undang ini mereka tetap menerapkan dan berusaha untuk mematuhi aturan tersebut.

Kata kunci : Internet,Undang-Undang ITE, Jejaring Sosial, Komunitas Korea

Page 3: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

x

ABSTRACT

Current progress in information technology and communication makes everybody can easily access the information with an network namely internet. As one of developing country, Indonesia has own method to protect the individual rights as not abused by other internet users on the internet medium. The number cases of Undang-undang Informasi dan Teknologi Komunikasi (ITE) be a reason to researching about this topic. This research aims to describe how knowledge about undang-undang ITE among sosial network users, which in here is a Korea Lovers Surabaya (KLOSS) members as a sosial network users. And then whether they apply that knowledge when they using social network such as when they write a comment in other people post and when they write a status in their private account. This is a qualitative research, which used the interview as a method to collecting data. This research was done at Korea Lovers Surabaya Community.

The result from this research is social networking users which in here is a Korea Lovers Surabaya (KLOSS) members knowing about this law, but for a rules and content about this law they don’t understand, how punishment was arranged in this law they don’t understand too. They apply the knowledge that they have when using social media. Although they don’t know and understand about this law, they still apply and try to obey this rules.

Keyword : Internet, Undang-Undang ITE, Social Networking, Korea Community

Page 4: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

xi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ……………………………………………………………… i

Lembar Persetujuan Skripsi ………………………………………………… ii

Lembar Penyataan Orisinalitas ……………………………………………… iii

Lembar Pengesahan Skripsi ………………………………………………… iv

Motto ..............……………………………………………………………….. v

Kata Pengantar……………………………………………………………….. vi

Abstrak...…………………………………………………………………….. ix

Abstract ……………………………………………………………………… x

Daftar isi …………………………………………………………………….. xi

Daftar tabel ………………………………………………………………..... xiv

Daftar Gambar …………………………………………………………….... xv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian ................................................................ 8

1.3.2 Manfaat Penelitian

Page 5: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

xii

1.3.2.1 Manfaat Teoritis ........................................................... 8

1.3.2.2 Manfaat Praktis ............................................................ 9

1.4 Kajian Pustaka

1.4.1 Komunikasi Massa ................................................................ 9

1.4.2 Teknologi Informasi sebagai Komunikasi Massa ................ 10

1.4.3 Pengetahuan ……………………………………………….. 11

1.4.4 Undang-Undang No.11 Tahun 2008 ................................... 14

(Undang-Undang ITE)

1.4.5 Media Sosial .......................................................................... 15

1.4.5.1 Jejaring Sosial …………………………………………... 16

1.5 Kerangka Berfikir ........................................................................ 18

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Metode Riset ………...…. ........................................... 19

1.6.2 Jenis dan sumber data ……………………………….. 19

1.6.3 Teknik pengumpulan data ……………… …………... 20

1.6.4 Teknik analisis data …………………………. ……… 22

BAB II GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

2.1 Profil KLOSS ......................................................................... 24

2.2 Surabaya ................................................................................. 35

2.3 Undang-Undang No.11 Tahun 2008 ................................... 37

(Undang-Undang ITE)

BAB III HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN........................................ 40

Page 6: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

xiii

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ................................................................................... 57

Daftar Pustaka ……………………………………………………………….. xvi

Lampiran

Page 7: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

xiv

Daftar Tabel

No.

Halaman

II.1 Kegiatan Yang Pernah Diselenggarakan oleh Korean Lovers

Surabaya (KLOSS)

33

III.I Tabel Hasil Wawancara dengan Responden 41-48

Page 8: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

xv

Daftar Gambar

No. Halaman

II.1 Logo Komunitas Korea Lovers Surabaya (KLOSS) 25

II.2 Grup Komunitas Korea Lovers Surabaya (KLOSS) di

Facebook

29

III.3 Gambar Logo Surabaya 36

Page 9: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berkembangnya teknologi informasi, media, dan komunikasi yang

sangat cepat telah mengubah perilaku masyarakat dan lingkungannya

menjadi lebih global dan terbuka. Keberadaan internet dirasa sebagai salah

satu hal yang menguntungkan karena dengan adanya internet seseorang

bisa dengan mudah mencari dan mengakses informasi apapun yang

mereka butuhkan, sehingga istilah the world in your hand saat ini memang

benar adanya, karena saat ini seseorang dapat dengan mudah mencari dan

memperoleh informasi sekaligus berkomunikasi secara bersamaan.

Adanya kemajuan dalam bidang teknologi ini diharapkan dapat

mempermudah kehidupan dimasa yang akan datang, dan dengan adanya

kemajuan teknologi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

kemajuan suatu negara.

Sebagai bagian dari media baru (new media) internet dapat

diartikan yaitu ‘beralihnya hampir semua media dan informasi ke dalam

format penyimpanan, dan transfer elektronik’ (Herman and McChesney,

1997:107). Internet merupakan kependekan dari kata Interconnection

Network yang berarti jaringan yang terkoneksi satu sama lain. Berdasarkan

survey yang dilakukan oleh lembaga APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa

Internet Indonesia) pada tahun 2013, sekitar 71,19% masyarakat Indonesia

terdaftar sebagai pengguna internet, baik itu untuk surat elektronik (e-

Page 10: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

2

mail), mencari berita/ informasi maupun untuk sosial media/ jejaring sosial

(http://www.apjii.or.id ).

Sebagai salah satu media komunikasi yang memanfaatkan jaringan

internet sebagai salah satu perantaranya, jejaring sosial atau yang biasa

disebut sosial media merupakan salah satu fasilitas yang memberikan

kemudahan kepada penggunanya, dari survei yang dilakukan oleh APJII

(Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) pada tahun 2014

sebanyak 87,4% masyarakat memanfaatkan internet untuk menggunakan

jejaring sosial dan berkomunikasi. Dewasa ini, banyak pilihan situs

jejaring sosial yang tersedia di internet dan bisa diakses dengan mudah

oleh masyarakat seperti facebook, twitter, Blackberry Messanger (BBM),

Line, Kakao Talk, Path, Blog, instagram dsb. Setiap jejaring sosial yang

ada memiliki fitur dan ciri tersendiri yang tentu berbeda antara satu

dengan jejaring sosial dengan jejaring sosial yang lain. Bagi masyarakat,

keberadaan jejaring sosial seperti ini menjadi ‘penting’, karena dengan

adanya media ini (Jejaring Sosial) mereka bisa dengan mudah berinteraksi

dan berbagi hal apapun dengan relasi, keluarga, dan orang lain yang

berada jauh dari mereka. Banyak device atau perangkat yang mendukung

dan bisa digunakan untuk mengakses jejaring sosial seperti smartphone,

blackberry, PC, tablet, laptop, notebook.

Adanya teknologi tentu membawa berbagai manfaat mulai dari

manfaat yang bersifat positif sampai manfaat yang bersifat negatif.

Keberadaan teknologi dapat juga berubah menjadi pisau bermata dua

karena selain memberikan kontribusi bagi kemajuan negara tetapi disisi

Page 11: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

3

lain juga dapat menjadi media yang mudah untuk melanggar hukum yang

berlaku. Atas dasar itulah, Indonesia sebagai negara berkembang

mengeluarkan sebuah produk hukum yang berbentuk undang-undang yaitu

Undang-undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2008 (UU RI No.11/

2008) atau yang lebih dikenal dengan undang-undang ITE (Informasi dan

Transaksi Elektronik). Undang-undang ITE juga berisi tentang bagaimana

ber-etika ketika seseorang menggunakan hal–hal yang berhubungan

dengan gelombang digital atau internet baik itu untuk surat elektronik,

berdagang/ jasa, maupun untuk pemanfaatan lain seperti jejaring sosial

atau media sosial. Tetapi, dalam pelaksanaannya undang-undang ini juga

mendapatkan berbagai pro dan kontra dari masyarakat tentang alasan

pemerintah mengeluarkan undang-undang ini masih kencang berhembus

hingga saat ini, khususnya untuk pasal yang membahas tentang bagaimana

ber-etika ketika memanfaatkan dan menggunakan jejaring sosial. Karena

beberapa orang berpendapat bahwa berlakunya undang-undang ini sama

saja membatasi kebebasan beropini yang dimiliki seseorang. Seperti

undang-undang yang lainnya, dalam undang-undang ITE (Informasi dan

Transaksi Elektronik) juga memuat tentang aturan apabila seseorang

melanggar pasal – pasal yang telah diatur dalam undang-undang informasi

dan transaksi elektronik (UU ITE) maka orang tersebut akan mendapatkan

hukuman pidana yaitu berupa kurungan dan sejumlah uang sebagai denda.

Walaupun telah dikeluarkan dan ditetapkan sejak tahun 2008,

pengenalan dan penjelasan tentang undang-undang ini bisa dibilang sangat

kurang hal ini terlihat dari banyaknya kasus yang berhubungan dengan

Page 12: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

4

pelanggaran undang-undang informasi dan transaksi elektronik (ITE) yang

dibahas dan menjadi headline di media massa baik itu cetak maupun

elektronik. Contoh peristiwa yang terjadi akhir – akhir ini adalah kasus

Florence yang menghina warga Yogyakarta. Kejadian ini berawal ketika

mahasiswi S2 Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menuliskan

kekesalannya ketika dia mengantre untuk membeli bahan bakar minyak

(BBM) di akun jejaring sosial Path dengan kalimat yang berbunyi “Jogja

Miskin, tolol, miskin dan tak berbudaya Teman – teman Jakarta, Bandung,

jangan mau tinggal di Jogja“. Kalimat yang ditulis oleh Flo tersebut

dianggap sebagai sebuah penghinaan khususnya oleh masyarakat

Yogyakarta, sehingga masyarakat ramai-ramai protes dan mendemo Flo

supaya dia ditahan oleh pihak kepolisian. Selain kasus flo, ada juga kasus

lain yang hampir mirip dengan kasus Florence yaitu kasus salah satu akun

twitter @kemalsept yang dimana tweetnya di twitter diduga menghina

masyarakat dan walikota Bandung, sehingga Walikota Bandung yang

tidak terima dengan tweet tersebut kemudian melaporkan pemilik akun

tersebut kepada pihak yang berwajib. Nama undang-undang ITE

(Informasi dan Transaksi Elektronik) ini mulai banyak dibicarakan ketika

kasus Prita Mulyasari dengan Rumah Sakit Omni Internasional yang

terjadi pada tahun 2008-2009 lalu muncul di media massa, dimana pihak

Rumah Sakit melaporkan Prita Mulyasari karena merasa Prita Mulyasari

telah mencemarkan nama baik RS dengan dugaan malapraktik, dan kasus

itu akhirnya berujung dengan dibuinya Prita Mulyasari di dalam penjara.

Page 13: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

5

Dari beberapa contoh yang dijabarkan diatas, undang-undang ITE

(Informasi dan Transaksi Elektronik) ternyata berpotensi untuk menjerat

siapapun jika ia terbukti melanggar apa yang telah diatur didalamnya,

karena secara tidak langsung undang-undang ini berhubungan erat dengan

proses komunikasi yaitu pada proses produksi pesan dan produksi makna

untuk mengirim feedback atau balasan yang akan diterima. Karena pada

proses produksi pesan dan respon/ feedback yang akan diberikan

pengetahuan dan pengalaman dari si penerima dan pembuat pesan sangat

mempengaruhi pesan yang dihasilkan. Dengan kata lain, pemahaman dan

pengetahuan tentang undang-undang ini menjadi penting ketika ia akan

menggunakan jejaring sosial, sebab ketika seseorang mengetahui dan

bahkan memahami tentang isi undang-undang ini, bisa jadi ketika akan

berkomentar, menulis/ update status di jejaring sosial mereka akan

menjadikan pengetahuan mereka tentang undang-undang ini sebagai salah

satu pertimbangan sehingga dapat menerapkan undang-undang ini dengan

baik. Dari tahun 2008 sampai dengan 2015 setidaknya ada 82 kasus yang

berhubungan dengan pelanggaran undang-undang Informasi dan Transaksi

Elektronik (ITE) ini, terutama pelanggaran untuk pasal 27 ayat 3 yang

terkait dengan pasal pencemaran nama baik seseorang.(CS: File Kompas

TV : 20 Mei 2015)

Dari penjabaran diatas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana

pengetahuan mengenai undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi

Elektronik) yang dimiliki oleh pengguna jejaring sosial. Alasan peneliti

ingin meneliti ini adalah karena melihat banyaknya pelanggaran tentang

Page 14: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

6

undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) yang ada akhir-

akhir ini dan mereka yang melanggar rata-rata tidak mengetahui tentang

adanya undang-undang ini, karena itu peneliti ingin melihat bagaimana

pengetahuan dan penerapan undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi

Elektronik) ini di kalangan pengguna jejaring sosial yang aktif, apakah

mereka mengetahui atau tidak tentang adanya undang-undang ini atau

bahkan mereka sudah mulai menerapkan dan mematuhi apa yang ada di

undang-undang tersebut. Penelitian ini akan mengambil sampel dari

pengguna facebook sebagai pengguna jejaring sosial, alasan mengapa

peneliti memilih jejaring sosial facebook dalam penelitian ini karena

Indonesia merupakan Negara dengan peringkat ke-3 dunia untuk pengguna

(user) jejaring sosial facebook setelah Amerika Serikat, dan India, pada

bulan September 2014 jumlah pengguna facebook di Indonesia mencapai

69 juta (http tekno.kompas.com). hingga tahun 2015 facebook masih

menjadi jejaring sosial nomor satu yang paling banyak digunakan di

Indonesia (id.techninasia.com/laporan pengguna website mobile media

sosial Indonesia).

Populasi atau situasi sosial yang diteliti dan digunakan dalam

penelitian ini adalah komunitas Korean Lovers Surabaya (KLOSS) yang

bisa dibilang cukup aktif dalam menggunakan jejaring sosial, karena setiap

harinya selalu ada update dari anggotanya baik itu berbagi info, ataupun

sekedar memberi komentar pada postingan yang ada. KLOSS (Korea

Lovers Surabaya) adalah komunitas yang berisikan para penggemar Korea,

profil komunitas KLOSS (Korea Lovers Surabaya) lebih lengkapnya akan

Page 15: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

7

dibahas pada bab gambaran obyek penelitian. Alasan peneliti memilih

melakukan penelitian pada komunitas ini adalah karena adanya K-wave

(gelombang budaya Korea) yang ada di Indonesia yang secara tidak

langsung “mengharuskan” penggemarnya untuk secara rutin mengakses

internet dan jejaring sosial untuk mendapatkan update kabar terbaru dari

para idolanya dan saling bertukar info dan file-file tentang Korea dengan

penggemar lain, selain itu komunitas ini juga merupakan salah satu

komunitas online yang anggotanya aktif baik itu dalam memberikan

komentar maupun memposting informasi melalui jejaring sosial facebook,

komunitas ini merupakan komunitas yang memanfaatkan jejaring sosial

facebook dengan membentuk sebuah group sebagai tempat sharing dan

berinteraksi antar membernya. Komunitas ini juga memiliki member resmi

yang disebut sebagai family KLOSS dimana member resmi adalah mereka

yang tercatat pada buku besar keanggotaan serta member tidak resmi yaitu

mereka yang hanya bergabung dengan group facebook tanpa mendaftar

sebagai member resmi, populasi dalam penelitian ini diambil dari member

resmi yang memang sudah terdaftar. Alasan lain yang menarik peneliti

untuk melakukan penelitian pada komunitas ini adalah karena setiap

harinya group facebook komunitas ini memposting sedikitnya 2-3

informasi baru yang berhubungan dengan Korea seperti tentang budayanya,

bahasa, drama, music, film, ataupun informasi mengenai jadwal kegiatan/

event K-Pop (Korean Pop) yang akan digelar, dimana berita atau info

yang diposting merupakan berita atau info yang ditulis oleh para anggota

dari group facebook KLOSS (Korea Lovers Surabaya).

Page 16: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

8

1.2 Rumusan Masalah

Dari penjelasan diatas peneliti tertarik untuk meneliti “Bagaimana

pengetahuan tentang undang-undang informasi dan transaksi elektronik

(ITE) di kalangan pengguna jejaring sosial anggota Korean Lovers

Surabaya?“

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah pengguna

jejaring sosial khususnya anggota Korea Lovers Surabaya (KLOSS)

mengerti mengenai isi undang-undang Informasi dan Transaksi

Elektronik (ITE) dan apakah mereka menerapkan pemahamannya

dalam media sosial, khususnya ketika menulis status dan

berkomentar di jejaring sosial.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.2.1 Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

bagi ilmu Komunikasi dan penegakan etika media, khususnya

tentang sejauh mana undang-undang Informasi dan Transaksi

Elektronik (ITE) dipahami oleh pengguna media sosial di

Indonesia.

2. Memberikan gambaran tentang bagaimana tingkat

pengetahuan masyarakat atas adanya undang-undang yang

sifatnya mengikat dan berlaku bagi semua warga negara.

Page 17: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

9

1.3.2.2 Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi masyarakat

bahwa pengetahuan tentang undang-undang ITE (Informasi

dan Transaksi Elektronik) perlu sebelum memanfaatkan media

sosial.

1.4 Kajian Pustaka

1.4.1 Komunikasi massa

Komunikasi massa dapat diartikan proses produksi dan distribusi

secara teknologi, para ahli komunikasi mengatakan komunikasi massa

adalah komunikasi yang menggunakan media massa modern, misalnya

koran, film, televisi, dan internet. Jadi, komunikasi massa ialah

penyebaran/ penyampaian pesan menggunakan bantuan media yang

ditujukan untuk massa yang sifatnya abstrak atau massanya tidak diketahui

oleh si penyampai pesan atau komunikator. Komunikator dalam

komunikasi massa biasanya bersifat melembaga artinya komunikasi massa

biasanya menggunakan nama perusahaan atau nama lembaga sebagai

komunikator atau sumber pesan bukan perseorangan seperti pada

komunikasi interpersonal. Dan dalam sebuah lembaga tersebut terdapat

bagian yang memang khusus untuk mengurusi tentang bagaimana

membentuk image yang baik dimasyarakat, karena untuk sebuah

perusahaan, komunikasi massa ini dapat juga berhubungan dengan

pembentukan image atau citra dimata masyarakat.

Page 18: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

10

Komunikasi massa menggunakan massa yang jumlahnya besar,

dari berbagai macam karakter (heterogen), dan tidak jarang ada yang tidak

beridentitas (anonim).

1.4.2 Teknologi Informasi sebagai Komunikasi Massa

Dalam buku Understanding Media yang dikarang oleh Marshall

McLuhan (1964) Menjelaskan bahwa teknologi komunikasi memainkan

peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya baru yang membawa

perubahan dari media cetak ke media elektronik. Dahulu anggapan ini

dianggap melebih-lebihkan pengaruh media, tetapi saat ini kemajuan

teknologi komunikasi massa tidak jauh berbeda dengan apa yang

dikemukakan oleh McLuhan.

Perkembangan teknologi merupakan salah satu hal yang membawa

peranan besar dalam perubahan teknologi komunikasi massa. Saat ini,

semua konten media baik cetak maupun fisik dapat dikombinasikan

menjadi satu kesatuan untuk nantinya didistribusikan melalui medium

digital.

Dengan masuknya teknologi informasi ini, membuat semua hal

yang tadinya dirasa tidak mungkin terjadi menjadi sebuah kenyataan.

Selain merubah tatanan dalam penerbitan media, perubahan lain juga ada

pada cara berkomunikasi. Pada teknologi tradisional, khalayak/

masyarakat dapat dikendalikan/ di-setting oleh media, tetapi sekarang

khalayak/ masyarakat pun juga dapat menjadi salah satu penyedia/ sumber

dari informasi/ konten. Sehingga, dengan adanya kemajuan teknologi

informasi ini menjadikan media cetak (surat kabar), televisi, dan radio

Page 19: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

11

bukan lagi satu – satunya sumber informasi tetapi khalayak pun juga bisa

menjadi salah satu sumber informasi bagi masyarakat lain melalui

berbagai channel/ saluran yang mereka miliki seperti blog, atau jejaring

sosial.

1.4.3 Pengetahuan

Pengetahuan menurut Notoatmojo (2007) dapat diartikan sebagai

sebuah hasil, dan hasil ini dapat diperoleh setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan dilakukan

melalui panca indera yang dimiliki oleh manusia yaitu indera pengelihatan,

indera perasa, indera pendengaran, indera penciuman, dan indera peraba,

tetapi sebagian pengetahuan didapat melalui indera pengelihatan dan

indera pendengaran atau dengan kata lain sebagian pengetahuan didapat

dengan cara melihat suatu hal/ objek dan juga mendengar.

Menurut Notoatmojo pengetahuan dibagi kedalam 6 tingkatan

yaitu :

1. Mengetahui

Tingkatan mengetahui disini diartikan sebagai kemampuan

untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk kemampuan untuk mengingat

kembali (recall) materi yang telah dipelajari ataupun

rangsangan yang telah diterima. Menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan adalah

beberapa hal yang dapat digunakan untuk mengukur apakah

seseorang mengetahui tentang suatu hal atau tidak. Jadi,

Page 20: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

12

ketika seseorang mampu menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan dan menyatakan tentang suatu materi atau

rangsangan yang pernah ia dapat, maka orang tersebut

dapat digolongkan kedalam tingkatan ini.

2. Memahami

Memahami dapat diartikan suatu kemampuan untuk dapat

menjelaskan secara tepat objek dan materi yang diketahui,

menginterpretasikan benar tentang objek dan materi yang

diketahui. Seseorang yang paham dan mengerti tentang

materi atau objek dituntut untuk dapat menjelaskan dan

memberikan contoh dan menyimpulkan tentang objek atau

materi yang telah dipahaminya dengan bahasa tersendiri.

3. Analisis

Analisis merupakan kemampuan untuk menguraikan dan

menjabarkan suatu materi atau objek ke dalam komponen-

komponen yang masih terdapat hubungan satu sama lain.

Kemampuan meng-analisis sebuah materi atau objek dapat

diukur dari kemampuan untuk dapat menggambarkan

(dengan membuat bagan), membedakan, memisahkan, dan

mengelompokkan satu sama lain.

4. Penerapan (Aplikasi)

Penerapan (Aplikasi) adalah kemampuan untuk

menerapkan atau menggunakan materi yang sebelumnya

telah dipelajari. Selain aplikasi yang dapat digunakan pada

Page 21: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

13

kondisi real (yang sebenarnya), penerapan disini juga dapat

dimaksudkan penggunaan untuk menyelesaikan suatu hal

atau masalah yang terjadi, seperti misalnya penerapan

sebuah rumus matematika untuk menyelesaikan dan

mencari jawaban dari soal yang ada.

5. Sintesis

Sintesis diartikan suatu kemampuan untuk meletakkan

bagian-bagian kedalam suatu bentuk yang baru. Yang

berarti sintesis adalah kemampuan untuk menyusun

formulasi atau bentuk baru dari formulasi-formulasi atau

bentuk-bentuk yang sudah ada.

6. Evaluasi

Evaluasi dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan untuk

melakukan penilaian atau justifikasi terhadap materi atau

objek tertentu. Penilaian yang diberikan bergantung pada

kriteria-kriteria yang sebelumnya ditentukan sendiri

ataupun menggunakan kriteria-kriteria yang sudah ada.

Dalam penelitian ini, pengetahuan kalangan pengguna jejaring social

dalam hal ini anggota Korea Lovers Surabaya (KLOSS) tentang undang-

undang ini, dan aplikasi/ penggunaan ketika mereka mengetahui adanya

undang-undang ini merupakan data yang akan dicari oleh peneliti.

Page 22: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

14

1.4.4 Undang-undang nomor 11 tahun 2008 atau Undang-Undang ITE

(Informasi dan Transaksi Elektronik)

Undang-undang nomor 11 tahun 2008 ini membahas tentang

informasi dan transaksi elektronik. Undang-undang ini membahas tentang

etika – etika dalam pemanfaatan teknologi informasi. Didalam undang-

undang ini juga menjelaskan yang dimaksud dengan teknologi informasi

adalah teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses,

mengumumkan, menganalisis dan atau menyebarkan informasi, selain itu

dalam undang-undang ini juga diatur bagaimana pemanfaatan internet

dalam transaksi baik itu jual – beli ataupun lainnya yang bersifat

elektronik (online).

Menurut Bab 2 pasal 4 UU ITE, Undang-undang ini dibuat dengan

tujuan untuk memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi

pengguna maupun penyelenggara teknologi informasi (ayat 4), dan juga

membuka kesempatan yang seluas – luasnya bagi masyarakat untuk

memajukan pemikiran dan kemampuan untuk menggunakan dan

memanfaatkan teknologi informasi secara optimal dan bertanggung jawab

(ayat 3).

Pada bab tentang perbuatan yang dilarang, pasal 27 ayat 3 Undang-

undang ITE menyebutkan bahwa “setiap orang dengan sengaja dan tanpa

hak mendistribusikan dan/ atau mentransmisikan dan/ atau membuat dapat

diaksesnya Informasi Elektronik dan/ atau Dokumen Elektronik yang

memiliki muatan penghinaan dan/ atau pencemaran nama baik “. Pasal ini

merupakan salah satu pasal yang bisa dibilang “membahayakan” bagi

Page 23: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

15

pengguna internet/ nitizen terutama untuk pengguna jejaring sosial/ media

sosial, karena selama ini banyaknya kasus yang terkait dengan pelanggaran

undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) didakwa dengan

pelanggaran pasal 27 ayat 3 yaitu tentang pasal pencemaran nama baik. Di

dalam undang-undang ITE ini juga dijelaskan bagaimana kriteria orang

yang melanggar peraturan undang-undang ini, bagaimana hukuman dan

berapa lamanya hukuman yang diterima juga telah dijelaskan dalam

undang-undang ini.

1.4.5 Media Sosial

Media sosial (social media) dapat diartikan sebagai sebuah media

untuk bersosialisasi satu sama lain dan aktifitas tersebut dilakukan dengan

memanfaatkan gelombang internet sehingga memungkinkan terjadinya

interaksi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Media sosial terdiri dari dua

suku kata yaitu media dan sosial, yang menurut Kamus Bahasa Indonesia

dapat diartikan Media adalah alat, sarana komunikasi, perantara, atau

penghubung, sedangkan Sosial berkaitan dengan masyarakat; atau suka

memperhatikan kepentingan umum, jadi dari kedua kata diatas dapat

disimpulkan bahwa media sosial adalah sebuah wadah atau tempat yang

berfungsi sebagai penghubung untuk para penggunanya agar dapat

bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain.

Beberapa manfaat yang diberikan oleh media sosial diantaranya

sebagai media pemasaran, dagang, dan media untuk mencari relasi atau

koneksi dan memperluas jaringan pertemanan. Media sosial memberikan

warna tersendiri dalam keseharian penggunanya, para pengguna yang

Page 24: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

16

memanfaatkan layanan media sosial tentu kini tidak hanya terbiasa dengan

aktifitas yang ada di dunia nyata (realita) tetapi juga yang ada di dunia

maya. Dunia maya adalah sebutan untuk dunia yang ada di internet (non

realitas) yaitu dunia bebas tanpa batasan yang berisi orang-orang dari

dunia nyata mereka sehari-hari. Ketika berada di dunia maya seseorang

bisa menjadi siapapun dan apapun, sehingga terkadang seseorang bisa

menjadi pribadi yang berbeda antara kehidupan di dunia nyata dengan

dunia maya dan hal ini dapat dilihat ketika seseorang menggunakan dan

memanfaatkan jejaring sosial.

1.4.5.1 Jejaring Sosial

Jejaring sosial diartikan sebuah struktur sosial yang tersusun dari

beberapa elemen – elemen yang bersifat individual atau organisasi.

Jejaring disini berarti jalan mereka bertemu karena kesamaan sosialitas,

seperti keluarga atau mereka yang telah kita kenal sehari – hari (Prof. J.A

Barnes, 1954).

Jejaring sosial (social networking) adalah bentuk layanan dari new

media yaitu internet yang dibuat dengan tujuan sebagai komunitas online

bagi orang – orang yang memang memiliki kesamaaan aktivitas, hobi, atau

kesamaan – kesamaan lainnya, sosial networking biasanya disebut sebagai

jaringan pertemanan.

Disebut jejaring sosial karena semua aktifitas yang ada didalamnya tidak

hanya bisa dilakukan ketika seseorang berada di dunia nyata (realitas) saja

tetapi juga dapat dilakukan dalam dunia maya/ semu (unreal). Dengan

jejaring sosial, orang akan lebih mudah untuk bekomunikasi dengan yang

Page 25: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

17

lainnya yaitu dengan berkomentar, menulis status, berbagi foto dan video,

bahkan chatting. Saat ini, banyak media jejaring sosial (sosial networking)

yang ada di masyarakat tetapi yang cukup familiar adalah BBM, facebook,

twitter, path, instagram dsb.

Page 26: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

18

1.5 Kerangka Berfikir

Banyaknya pelanggaran terkait dengan undang – undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) yang berhubungan dengan jejaring sosial

Berkembangnya teknologi internet, khusunya mengenai jejaring sosial atau media sosial

Tahu

Diberlakukannya Undang-Undang No 11 Tahun 2008 atau Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik)

Pengetahuan pengguna jejaring sosial mengenai undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik)

Tidak Tahu

Pengetahuan undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik)

di kalangan pengguna jejaring sosial ?

Page 27: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

19

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Metode Riset

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, disebut

metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat

kualitatif.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif

muncul karena terjadi perubahan paradigma dalam memandang suatu

realitas, fenomena atau gejala. Metode ini digunakan untuk mendapatkan

data yang mendalam, yaitu sebuah data yang mengandung makna.

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis

deskriptif kualitatif untuk mengungkapkan atau memotret situasi sosial

yang akan diteliti secara menyeluruh. Penelitian jenis deskriptif kualitatif

bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal apa saja yang saat ini berlaku

yang didalamnya juga terdapat upaya untuk mendeskripsikan, mencatat,

menganalisis, dan menginterpretasikan kondisi yang sedang terjadi.

Dengan kata lain penelitian jenis ini bertujuan untuk memperoleh

informasi-informasi mengenai keadaan yang ada.

1.6.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah data kualitatif.

Data kuatitatif adalah data yang berbentuk uraian secara terperinci, kutipan

langsung dan dokumentasi dari sebuah kasus.

Page 28: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

20

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber

data primer. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2014: 62). Data

primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan

kepada member resmi Korea Lovers Surabaya (KLOSS). Wawancara

dilakukan kepada 5 orang yang dapat merepresentasikan komunitas ini.

Hasil tersebut merupakan 10% dari jumlah member resmi yang masih aktif

yang berjumlah 52 orang. Kelima orang responden ini dipilih karena

kelima orang ini adalah lima orang yang akhir-akhir ini aktif menulis di

grup official facebook Komunitas Korea Lovers Surabaya (KLOSS).

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan penting dari penelitian adalah untuk

mendapatkan data. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah dengan wawancara/ interview. Wawancara/ interview

menurut Esterberg (2002) merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu 1.

Wawancara digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti, tetapi juga

digunakan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara

terstruktur yaitu dengan cara memberi masing-masing pertanyaan yang

1 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014)

Page 29: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

21

sama yang sebelumnya telah dirancang oleh peneliti untuk memperoleh

data yang dibutuhkan.

Wawancara akan dilakukan kepada member resmi Korea Lovers

Surabaya (KLOSS) yaitu sebanyak 5 orang yang dipilih untuk mewakili

komunitas tersebut. Alasan mengapa peneliti memilih komunitas Korea

Lovers Surabaya (KLOSS) adalah karena saat ini hal-hal yang

berhubungan dengan budaya Korea sedang menjadi tren di Indonesia.

Gelombang Hallyu (K-Wave) yang sedang menjadi tren secara tidak

langsung berhubungan dengan penggunaan internet, karena ketika

seseorang menjadi penggemar, maka pereka otomatis harus memanfaatkan

media sosial mereka secara maksimal untuk berkomunikasi dengan fans

yang lainnya dan bertukar informasi tentang kabar baru apa saja mengenai

idola mereka, selain itu mereka juga memanfaatkan media internet untuk

mencari update dari idola mereka, dan dengan alasan itulah peneliti ingin

mengetahui bagaimana pengetahuan mereka mengenai undang-undang

ITE ini, karena mereka adalah salah satu pengguna sosial media yang bisa

dibilang aktif. Wawancara dilakukan dengan melalui internet, karena

adanya keterbatasan waktu yang dimiliki oleh responden sehingga peneliti

menggunakan layanan chatting online untuk memperoleh data yang

dibutuhkan. Identitas nama responden yang tertulis hanya berupa inisial

saja, karena disini peneliti juga menghormati beberapa responden yang

berkeberatan jika nama mereka ditulis secara lengkap.

Karena jenis wawancara yang digunakan adalah jenis wawancara

terstuktur dimana seluruh responden diberikan pertanyaan yang sama oleh

Page 30: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

22

peneliti, maka pertanyaaan yang diajukan oleh peneliti kepada responden

sebagai berikut :

1. Apakah pernah mendengar atau membaca tentang undang-undang ITE

(Informasi dan Transaksi Elektronik)?

2. Tolong jelaskan secara singkat apa yang kamu ketahui undang-undang

ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini !

3. Menurutmu Selama ini, saat menggunakan media sosial sudahkah kamu

menerapkan pengetahuan tentang UU ITE ini, misalnya waktu menulis

status dan berkomentar di postingan orang lain!

4. Menurut kamu bagaimana keberadaan Undang-Undang ITE (Informasi

dan Transaksi Elektronik) ini di masyarakat, apakah penting atau tidak.

Tolong jelaskan dan beri alasannya !

Pertanyaan tersebut dibuat berdasarkan indicator tingkat

pengetahuan yang pertama yaitu mengetahui dimana mendeskripsikan,

menyebutkan, menguraikan, dan menyatakan adalah salah satu indicator

yang digunakan untuk mengukur apakah seseorang tahu mengenai suatu

hal, disini peneliti hanya menggunakan tingkatan pengetahuan yang

pertama karena kembali pada tujuan peneliti yang ingin mengetahui

apakah pengguna jejaring sosial facebook yang tergabung dalam

komunitas Korean Lovers Surabaya tahu mengenai undang-undang ini.

1.6.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menurut Maleong adalah proses

mengorganisasikan serta mengurutkan data yang telah didapat kedalam

kategori, pola, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

Page 31: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

23

dapat dirumuskan kerja seperti yang disarankan oleh data (Kriyantono,

2012). Pada penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data

jenis deskriptif. Yaitu hasil dari wawancara yang dilakukan nantinya akan

disajikan dalam bentuk tabel yang disertai analisis dari setiap jawaban

responden, nantinya setelah semua data (hasil wawancara) terkumpul dan

telah dianalisis per setiap jawaban responden, analisis umum dan

keseluruhan mengenai seluruh jawaban dari responden juga akan diberikan

pada bagian bawah tabel sehingga nantinya dapat ditemukan kesimpulan

dari penelitian yang dilakukan. Analisis dilakukan sesuai dengan teori

pengetahuan yang telah dijelaskan oleh Notoatmojo yang digunakan oleh

peneliti, yaitu tentang tingkatan pengetahuan yang dibagi menjadi enam

tingkatan. Sehingga, dari jawaban yang diterima, akan dilihat sejauh mana

tingkat pengetahuan responden dalam hal ini member Korea Lovers

Surabaya (KLOSS) mengenai undang-undang ini.

Page 32: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

24

Pada penelitian jenis kuantitif menggunakan teknik analisis data

berupa perhitungan dengan melalui uji statistik. Dalam penelitian ini

analisis data yang digunakan yaitu analisis data jenis statistik deskriptif.

Dalam penelitian ini menggunakan metode statistik deskriptif.

Yang berarti, hasil dari kuesioner dianalisis dengan mencari persentase

masing-masing pernyataan untuk setiap jawaban yang ada, maka setelah

kuesioner selesai dibagikan dan peneliti telah mendapatkan data yang

dibutuhkan kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

푃 =

푓푁 푥100%

Page 33: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

25

Keterangan :

P = Persentase (%)

f = Frekuensi nilai yang keluar

N = Jumlah Responden yang diteliti

Hasil dari persentase yang telah dihitung kemudian ditafsirkan

menggunakan kategori presentasi seperti yang dibawah ini :

1% - 25% : Sebagian Kecil

26% - 49% : Hampir Setengahnya

50% : Setengahnya

51% - 75% : Sebagian Besar

100% : Seluruhnya

1.6.5 Definisi Operasional

Definisi operasional disini berupa variabel – variabel yang

digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari :

a. Variabel bebas (X), yang termasuk dalam variabel X disini adalah

“Pengetahuan Tentang Undang-undang Informasi dan Transaksi

Elektronik (ITE)”

Page 34: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

26

b. Variabel terikat (Y), yang termasuk dalam variabel Y disini adalah

“Penggunaan Jejaring Sosial pada anggota Komunitas Korean Lovers

Surabaya (KLOSS)”

i. Indikator Variabel

Indikator variabel pada penelitian ini yaitu untuk indikator variabel

bebas (X) yaitu pengetahuan yang meliputi pemahaman dan pengertian

tentang sesuatu hal, dan indikator pemahaman dalam penelitian ini adalah

apakah responden tahu, mengerti atau bahkan paham dengan Undang-

undang Internet dan Transaksi Elektronik (ITE) yang ada di Indonesia,

kemudian ketika mereka tahu atau bahkan mengerti tentang undang-

undang internet dan transaksi elektronik apakah mereka menggunakan hal

itu sebagai pedoman/ petunjuk ketika menggunakan media sosial.

Sedangkan untuk indikator variabel terikat (Y) yaitu penggunaan

jejaring sosial pada anggota Komunitas Korean Lovers Surabaya (KLOSS),

penggunaan disini termasuk juga aktivitas apa saja yang mereka lakukan

ketika mengakses jejaring sosial, termasuk ketika mereka menulis/

mengupdate/ berkomentar dan memberikan komentar terhadap posting/

update status milik orang lain.

Page 35: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

24

BAB II

GAMBARAN OBYEK PENELITIAN

2.1 Profil KLOSS

Komunitas dapat diartikan sebagai tempat/ sarana berkumpulnya orang-

orang yang memiliki kesamaan minat dan tujuan yang sama. Berawal dari

pengertian itulah KLOSS lahir, Komunitas KLOSS (Korea Lovers Surabaya)

adalah salah satu komunitas yang berisi para pecinta dan penggemar Korea (K-

lovers) khususnya yang bertempat tinggal di wilayah Surabaya dan sekitarnya.

Latar belakang yang mendasari dibentuknya komunitas ini adalah karena adanya

kesamaan hobi dan kesukaan antar sesama anggotanya yaitu menyukai segala hal

mengenai negara Korea Selatan baik itu drama, musik, budaya, bahasa, dsb, selain

itu banyaknya penggemar Korea yang ada di Surabaya juga menjadi salah satu

alasan yang melatar belakangi dibentuknya komunitas ini, karena komunitas ini

secara tidak langsung memiliki tujuan ingin mengumpulkan para pecinta budaya

Korea khususnya yang berada di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Nama KLOSS

sendiri merupakan kependekan dari Korea Lovers Surabaya, komunitas ini resmi

dibentuk pada tanggal 14 September 2010. Seperti komunitas lain, komunitas ini

juga memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu Tujuan awal dibentuknya

komunitas ini adalah supaya nantinya komunitas ini (KLOSS) bisa menjadi salah

satu tempat/ “wadah” bagi para K-Lovers (penggemar Korea) untuk menyalurkan

kreativitas, bakat, serta ide – ide yang mereka miliki, sehingga diharapkan dengan

adanya komunitas ini para K-lovers dapat menggali, melatih, serta

mengembangkan kreativitas dan potensi yang mereka miliki. Selain itu tujuan lain

Page 36: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

25

23

dibentuknya komunitas KLOSS (Korea Lovers Surabaya) ini adalah komunitas ini

ingin membentuk dan menciptakan sebuah komunitas yang didalamnya memiliki

suasana yang bersahabat dan kekeluargaan yang baik antar anggotanya.

Gambar II.1 Logo KLOSS

Warna merah dalam logo KLOSS (Korea Lovers Surabaya) dapat

menggambarkan kehangatan dan keramahan yang diberikan kepada setiap

anggotanya, sedangkan warna putih yang menjadi dasar (background) dari

kalimat “Korea Lovers Surabaya Community” dapat menggambarkan bahwa

KLOSS adalah komunitas yang Korea yang netral dan tidak terkait dengan

fandom-fandom apapun, dan sebagai tanda bahwa KLOSS ini adalah salah satu

komunitas pecinta Korea yang ada di Surabaya. Perpotongan warna merah dan

putih diartikan sebagai bendera negara Indonesia yang berarti bahwa komunitas

Page 37: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

26

KLOSS (Korea Lovers Surabaya) adalah salah satu komunitas Korea yang berada

di Indonesia. Gambar ikan sura dan buaya dalam logo diartikan sebagai lambang

Kota Surabaya, yang jika diartikan secara keseluruhan dengan warna merah dan

putih yang berada diluar gambar yaitu bahwa komunitas KLOSS (Korea Lovers

Surabaya) ini adalah komunitas yang ada di Indonesia yaitu berada di Kota

Surabaya.

Warna merah pada gambar sura dapat diartikan sebagai keinginan untuk

maju sekaligus sebagai sebuah elemen warna kehangatan dan warna biru pada

gambar buaya dapat diartikan sebagai kooperatif, dan bayangan seperti gambar air

dapat diartikan sebagai sebuah kecerdasan, warna perpaduan hijau dan biru yang

digunakan sebagai background (latar belakang) dapat diartikan sebagai sebuah

keinginan, santai, cerdas, dan kooperatif. Jadi, KLOSS (Korea Lovers Surabaya)

adalah salah satu komunitas di Surabaya yang santai, cerdas dan positif, hangat

kepada para anggotanya, dan merupakan komunitas yang terbuka dan kooperatif.

Kemudian untuk warna tulisan sendiri yang menggunakan warna hitam dapat

dimaksudkan untuk memberikan kesan elegan bagi orang yang melihatnya selain

itu tujuan lainnya yaitu supaya mudah untuk dibaca dan dilihat oleh orang lain.

Dan gambar unsur bintang disamping tulisan “Kloss.com” memberikan arti bahwa

KLOSS (Korea Lovers Surabaya) adalah komunitas bagi para penggemar dan

pecinta Korea baik itu budaya, bahasa, makanan termasuk juga para artis atau

yang disebut dengan idol yang diwakili dengan gambar bintang pada gambar logo

diatas.

Selain memiliki tujuan seperti komunitas – komunitas yang lain,

komunitas KLOSS (Korea Lovers Surabaya) ini juga memiliki visi misi yang

Page 38: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

27

23

nantinya digunakan sebagai landasan atau pedoman ketika menjalankan

komunitas KLOSS (Korean Lovers Surabaya) ini. yang disebut dengan visi adalah

pandangan jauh yang dimiliki oleh lembaga atau perusahaan dan lain-lain untuk

mencapai tujuan yang telah dibuat, Adapun visi yang dimiliki oleh komunitas ini

adalah menjadikan KLOSS (Korea Lovers Surabaya) menjadi komunitas yang

memiliki anggota K-lover yang Inspiratif, kreatif, inovatif, dan mendunia. Misi

dapat diartikan suatu pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh

perusahaan atau lembaga dan lain-lain dalam usaha untuk mewujudkan visi

tersebut. sedangkan misi yang dapat disebut sebagai misi utama yang dimiliki

oleh KLOSS (Korean Lovers Surabaya) adalah menyatukan seluruh pecinta musik,

drama dan budaya Korea tanpa membedakan fandom1 dan menjadi tempat untuk

berkumpul, berbagi info, dan menyalurkan kreativitas para pecinta musik, drama,

variety show dan budaya Korea. KLOSS (Korea Lovers Surabaya) juga memiliki

kegiatan rutin berupa event - event/ kegiatan rutin yang berhubungan dengan

Korea dan event/ kegiatan tersebut terjadwal yaitu setahun sekali dan mereka

biasanya mengemas event/ kegiatan itu dengan berbagai tema yang berbeda.

Kegiatan rutin dan terjadwal ini biasanya digelar untuk menyambut ulang tahun/

hari jadi komunitas ini yaitu pada bulan september. Biasanya event-event/

kegiatan rutin ini dilaksanakan pada pertengahan tahun atau akhir tahun dan

venue/ tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan event/ kegiatan tersebut

adalah didalam sebuah pusat perbelanjaan/ Mall yang ada di kota Surabaya,

dengan menyewa atrium/ hall yang ada di pusat perbelanjaan/ mall tersebut.

1 Fandom : Kumpulan orang – orang yang memiliki kesukaan yang sama; fandom biasanya identik dengan kumpulan fans yang dimiliki oleh artis tertentu misalnya : Sahabat NOAH (Penggemar Group band Noah), ELF (Penggemar Super Junior).

Page 39: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

28

Komunitas KLOSS (Korea Lovers Surabaya) ini juga termasuk salah satu

komunitas yang juga memanfaatkan jejaring sosial yaitu facebook sebagai salah

satu media untuk mengumpulkan para K-Lover (pecinta/ penggemar Korea) yang

tinggal dan berdomisili di Surabaya dan sekitarnya, komunitas ini memanfaatkan

jejaring sosial facebook yaitu dengan membentuk sebuah group dengan nama

KLOSS (Korea Lovers Surabaya) dan juga sebuah fanpage (halaman kesukaan)

dengan nama yang sama. Group tersebut dibuat supaya sesama K-lover (pecinta/

penggemar Korea) dapat menambah link pertemanan yaitu teman yang memiliki

hobi dan kesukaan yang sama (sama – sama menyukai hal yang berhubungan

dengan Korea), selain itu grup ini juga dibuat untuk memudahkan para K-lover

(pencinta. Penggemar Korea) saling berbagi info dan update terbaru dari idola -

idola favorit mereka dan informasi tentang acara – acara/ event – event K-pop

yang akan diadakan khususnya di wilayah kota Surabaya dan sekitarnya.

Sedangkan fanpage dibuat untuk memudahkan K-Lover ketika ingin mendapatkan

informasi mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan Korea khusunya yang

ada di kota Surabaya, melalui fanpage para penggemar korea juga bisa melihat

update apa saja yang ditulis oleh admin tanpa harus bergabung dengan grup. Dan

penelitian ini akan mengambil sampel dari member terdaftar (resmi) yang

bergabung dalam grup KLOSS (Korea Lovers Surabaya) yang akan dijadikan

sebagai subjek penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan oleh peneliti.

Page 40: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

29

23

Gambar II.2 Grup KLOSS (Korea Lovers Surabaya) di Facebook

Sebutan K-lovers diartikan orang yang menyukai dan mengikuti segala hal

tentang Korea Selatan, baik itu dalam bidang musik (K-Pop), Drama (K-Drama),

atau bahkan tentang adat dan kebiasaan, budaya dan bahasanya. KLOSS dapat

diibaratkan seperti fanbase2 besar yang merupakan kumpulan dari beberapa

fandom khususnya yang berada di Kota Surabaya.

Anggota KLOSS (Korea Lovers Surabaya) di group facebook mencapai

4.218 orang (Update 18 Mei 2015) yang terdiri dari anggota resmi/ member dan

juga anggota tidak resmi/ non member. Member resmi disini adalah anggota yang

terdaftar dan membayar sejumlah biaya pendaftaran serta melampirkan fotocopy

tanda pengenal yang masih berlaku seperti KTP (Kartu Tanda Penduduk), SIM

(Surat Izin Megemudi), dan Kartu Pelajar bagi mereka yang berstatus sebagai

2 Fanbase : Basis Fans yang terdiri dari kelompok – kelompok tertentu yang menyukai/ menggemari hal tertentu.

Page 41: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

30

siswa, dan tercatat pada buku besar keanggotaan KLOSS, serta memilki hak dan

kewajiban serta peraturan yang harus mereka penuhi sebagai member resmi.

Diantaranya adalah hak untuk mendapatkan ID Card (tanda pengenal

sebagai family KLOSS), memberikan kritik dan saran bagi komunitas ini. Family

KLOSS adalah sebutan bagi member resmi yang terdaftar dalam buku besar

keanggotaan KLOSS. Sedangkan non member adalah mereka yang hanya

bergabung dengan grup facebook resmi KLOSS saja tanpa mendaftar untuk

menjadi member resmi. Setiap member yang tergabung dalam KLOSS harus

menaati aturan yang ada diantaranya menjaga nama baik KLOSS, dan tidak

membuat perkelahian antar fandom.

Member resmi yang tercatat dan terdaftar dalam buku besar keanggotaan

KLOSS (Korea Lovers Surabaya) berjumlah 110 anggota, yang terdiri dari 12

orang berjenis kelamin laki –laki dan sisanya yaitu 98 orang berjenis kelamin

perempuan, usia family KLOSS (member resmi) yang tergabung dalam komunitas

ini antara 15 – 27 tahun dan pendidikan minimal adalah Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dan maksimal adalah Perguruan Tinggi. Disini peneliti akan

menggunakan anggota yang yang berusia minimal 16 – 27 tahun untuk nantinya

dijadikan sebagai responden untuk menggali dan mencari data yang dibutuhkan.

Dalam berkomunikasi dengan anggotanya, didalam group resmi,

Komunitas ini membagi info tentang kegiatan/ event yang akan mereka

selenggarakan, detail kegiatan yang akan mereka buat, project yang akan mereka

buat melalui grup facebook resmi mereka. Selain berbagi info mengenai kegiatan/

event yang akan dibuat, para anggota grup ini juga berbagi info mengenai Korea,

Page 42: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

31

23

misalnya berita terbaru mengenai artis idolanya, meminta rekomendasi drama

yang sedang tayang, bertukar kontak jejaring sosial (instagram, twitter, path)

untuk menambah teman, atau untuk promosi online shop yang menjual barang –

barang yang “berbau” tentang Korea, dan mencari kru atau team untuk bergabung

grup cover dance3 Korea.

Untuk kepengurusan komunitas ini, para admin4 merupakan pendiri dan

penggagas dibentuknya KLOSS (Korea Lovers Surabaya), dan tidak ada struktur

organisasi khusus yang dibentuk dalam kepungurusannya, tetapi mereka saling

bekerjasama untuk menjalankan komunitas ini, dan mereka membentuk struktur

kepengurusan ketika mereka akan mengadakan event/ acara untuk mempermudah

koordinasi selama acara berlangsung. Sedangkan untuk pergantian pengurus/

admin yang akan mengupdate dan mengurus komunitas ini yaitu dengan cara

membuka recruitment pendaftaran untuk menjadi admin KLOSS (Korea Lovers

Surabaya), dan seluruh K-Lovers yang bergabung dalam grup dan berminat serta

memenuhi persyaratan yang diminta, maka ia memiliki kesempatan yang sama

untuk bergabung, dan informasi pembukaan recruitment menjadi pengurus

komunitas ini disampaikan melalui grup facebook dengan mencantumkan

beberapa kriteria yang sudah ditentukan oleh pengurus sebelumnya.

Walaupun komunitas ini merupakan komunitas online, tetapi kegiatan

komunitas ini di offline/ didunia nyata juga bisa dibilang sering. Di dalam dunia

nyata/ offline komunitas ini sering mengadakan kegiatan meet up atau bertemu

3 Dance cover didefinisikan sebagai usaha untuk menampilkan tarian yang semirip mungkin dengan tarian yang dilakukan artis yang dicover.

4Admin : Orang yang menjalankan dan mengontrol jejaring sosial sebuah grup official maupun fanpage. Tidak hanya memposting hal-hal yang terkait dengan grup tetapi juga mengontrol dan mengawasi apa saja posting yang ada di grup.

Page 43: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

32

antar sesama anggota dan admin untuk bersilaturahmi dan menambah teman atau

untuk bertukar informasi yang dipunyai antar anggota. Selain kegiatan meet up,

komunitas ini juga sering menyelenggarakan sebuah event/ acara yang berskala

besar yang ditujukan untuk mengumpulkan para K-lovers khususnya yang ada di

Surabaya dan sekitarnya. Event/ acara ini merupakan acara tahunan yang sudah

menjadi tradisi/ agenda tetap yang dimiliki oleh komunitas ini.

Acara yang diselenggarkan oleh komunitas KLOSS (Korea Lovers

Surabaya) ini berupa acara yang dikonsep dengan sedemikian rupa sehingga

setiap tahun, acara yang diadakan memiliki konsep dan tema yang berbeda – beda.

Event/ acara yang digelar biasanya merupakan acara perlombaan yang

menggabungkan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan Korea seperti cover

dance (Dance/ tari yang mengikuti seorang idola yang menggunakan lagu Korea

sebagai backsound), sing cover (Menyanyi lagu Korea), Fanfiction (Membuat

Cerita yang berkaitan dengan Korea), ulzzang photo contest, dan beberapa stan

bazaar yang menjual berbagai macam barang yang identik dengan K-pop dan K-

drama seperti notes, photocard, gantungan kunci, poster, baju, album, dll, bahkan

mereka juga mengadakan acara belajar bahasa Korea bersama yang bekerja sama

dengan pengajar Korea yang berdomisili di Surabaya. Dalam setiap event/ acara

yang komunitas ini adakan, mereka lebih sering memanfaatkan atrium/ ruang

tengah/ hall milik sebuah pusat perbelanjaan yang ada di Kota Surabaya, alasan

acara/ event yang mereka gelar lebih sering diadakan di tengah – tengah pusat

perbelanjaan adalah karena KLOSS (Korea Lovers Surabaya) ingin mengenalkan

budaya dan dunia hiburan Korea kepada masyarakat luas tidak hanya pada para

penggemarnya saja tetapi juga untuk orang lain sehingga mereka mereka juga

Page 44: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

33

23

dapat menikmati walaupun mereka sebenarnya nukan pencinta Korea, dan

komunitas ini juga ingin membentuk image bahwa komunitas pecinta Korea

(Korean Lover) merupakan komunitas yang produktif dalam mengadakan

kegiatan yang bersifat positif dan komunitas pecinta Korea termasuk komunitas

yang anggotanya kreatif dan memiliki bakat/ potensi yang memang bertujuan

postitif. Selain bertemu/ meet up dalam berbagai event/ kegiatan acara yang

diadakan oleh KLOSS (Korea Lovers Surabaya) seperti visi dari komunitas ini

yaitu menjadi komunitas K-lover yang aspiratif, inspiratif, kreatif, inovatif,

anggota komunitas ini juga sering mengadakan pertemuan sendiri yang biasanya

sudah mereka tulis di dinding grup untuk mengundang anggota lain yang ingin

datang dan bertemu, ketika bertemu mereka biasanya bertukar file-file video K-

drama atau variety show yang mereka miliki, bertukar lagu yang mereka miliki,

dan mengobrol mengenai berbagai hal mulai dari sharing pengalaman mereka

ketika belajar bahasa Korea, berbagi informasi mengenai artis idolanya, dan hal

lain yang intinya adalah bertujuan untuk mengakrabkan mereka.

Banyak acara/ event yang telah mereka gelar mulai dari awal terbentuknya

komunitas ini hingga sekarang. Berikut ini adalah beberapa acara yang pernah

diadakan oleh KLOSS (Korea Lovers Surabaya).

Tabel II.1 Kegiatan yang pernah diselenggarkan oleh

KLOSS (Korea Lovers Surabaya)

Bulan Kegiatan/ Event

25 November 2012

UC-Korean Festival

Page 45: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

34

10 Februari 2013

Romantic KPOP Festival 2013

17 Maret 2013 K-Pop Spring Party 2013 with

Asian Beat

23 Juni 2013

Gathering FNC fans club Surabaya w/KLOSS

7 Juli 2013 K-pop Dream Concert

15 September 2013 3rd Big Gathering KLOSS

18 Desember 2013 UBAYA KOREAN NIGHT

16 Maret 2014 K-POP SPARKLING PARTY

WITH KLOSS

21 Juni 2014 Let's Learn Korean with KLOSS

14 September 2014 4TH ANNIVERSARY KLOSS

2 Januari 2015 New Year Party 2015 With KLOSS

Selain menyelenggarakan acara, komunitas ini juga menjadi sponsor bagi

beberapa acara bertemakan K-pop yang diselenggarakan oleh fandom-fandom

yang ada di Surabaya, misalnya pada acara gathering (pertemuan fans) FNC pada

tahun 2013 KLOSS menjadi salah satu sponsor yang juga ikut memeriahkan acara

tersebut. Acara terakhir yang mereka adakan adalah acara/ event yang

berkolaborasi dengan komunitas Jepang Wani48 yaitu acara “JK Lovers (Japan-

Korea Lovers)” yang bertempat di salah satu pusat perbelanjaan. Dimana pada

Page 46: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

35

23

acara ini memadukan dua budaya yaitu budaya Jepang dan budaya Korea jadi

dalam acara ini tidak hanya cover dance dan sing cover Korea saja tetapi cover

dance dan sing cover Jepang juga turut diperlombakan selain itu ada juga cosplay

yang biasanya identik dengan budaya Jepang.

2.2 Surabaya

Sebagai salah satu kota metropolis yang ada di Indonesia, Surabaya

menjadi kota besar kedua setelah Jakarta yang memiliki jumlah penduduk dan

jumlah kepadatan yang tinggi. Kota yang mempunyai luas 33.306,30 Ha ini

merupakan ibukota provinsi Jawa Timur yang terkenal juga dengan nama kota

Pahlawan. Terletak pada 7 ˚ 9” - 7˚ 21” LS (Lintang Selatan) dan 112 ˚ 36” - 112˚

54” BT (Bujur Timur) dan dengan ketinggian 3-6 meter diatas permukaan air laut

ini tergolong kota dengan kategori dataran rendah, selain itu kota yang memiliki

gambar logo ikan sura dan buaya ini berbatasan langsung dengan selat madura di

sebelah utara dan timur, kabupaten Sidoarjo di sebelah selatan dan kabupaten

Gresik di sebelah barat. Nama kota Surabaya sendiri terdiri atas kata Sura yang

berarti berani dan Baya yang berarti bahaya, yang jika diartikan secara utuh yaitu

kota yang berani menghadapi segala bahaya yang datang.

Kota dengan penduduk ± 2.912.685 jiwa

(http://dispendukcapil.surabaya.go.id/ ) ini terkenal juga sebagai kota dengan

penduduknya yang multi etnis yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa

seperti etnis Melayu, Cina, India, Arab, dan Eropa, dan untuk etnis nusantara

seperti etnis Madura, Sunda, Batak, Kalimantan, Bali, Sulawesi, dan Ambon.

Page 47: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

36

Kota yang memiliki merayakan hari jadinya setiap tanggal 31 Mei ini juga

dikenal dengan latar belakang sejarahnya yang kuat dan panjang, karena itulah

kota ini dijuluki sebagai kota pahlawan, karena berbagai pertempuran dalam

mempertahankan kemerdekaan juga terjadi di kota ini yang mengakibatkan

banyak pejuang gugur di kota ini.

Gambar II.3 Logo Kota Surabaya

Dalam logo pemerintahan, selain dikenal sebagai kota yang identik dengan

lambang ikan sura dan buaya, kota ini juga dikenal dengan berbagai tempat wisata

sejarahnya seperti penjara kalisosok, dan juga tugu pahlawan yang merupakan

monumen heroik pertempuran arek-arek Suroboyo (sebutan untuk pejuang asli

Surabaya). Sehingga pada lgo Surabaya terdapat gambar ikan sura dan buaya yang

merupakan asal nama dari kota Surabaya dan juga gambar tugu pahlawan yang

merupakan simbol heroik yang menjadi ikon dari kota ini.

Page 48: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

37

23

Masyarakat asli Surabaya memiliki ciri khas yaitu mudah bergaul, dan

berbicara apa adanya. Sebagai kota metropolitan, Surabaya termasuk sebagai kota

berkembang. Posisi kota Surabaya yang bisa dibilang strategis menjadikan kota

ini sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat yang membuat masyarakat yang

tinggal didalamnya selalu dinamis.

Seperti kota-kota lain yang ada di Indonesia, kota Surabaya juga

merupakan salah satu kota yang memiliki sejumlah prestasi yang membanggakan

baik itu dalam skala Nasional maupun Internasional. Diantaranya adalah

penghargaan dalam bidang kebersihan dan pelestarian lingkungan kota yaitu

penghargaan adipura, kalpataru , dan penghargaan level Internasional yaitu “ The

2013 Asian Townscape Award (ATA)” dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

melalui taman kebanggaan warga kota Surabaya yaitu taman Bungkul.

2.3 Undang – undang nomor 11 tahun 2008 atau Undang-Undang ITE (Informasi

dan Transaksi Elektronik)

Undang – undang nomor 11 tahun 2008 ini membahas tentang

informasi dan transaksi elektronik. Undang – undang ini membahas

tentang etika – etika dalam pemanfaatan teknologi informasi. Didalam

undang-undang ini juga menjelaskan yang dimaksud dengan teknologi

informasi adalah teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,

memproses, mengumumkan, menganalisis dan atau menyebarkan

informasi, selain itu dalam undang – undang ini juga diatur bagaimana

pemanfaatan internet dalam transaksi baik itu jual – beli ataupun lainnya

yang bersifat elektronik (online).

Page 49: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

38

Menurut Bab 2 pasal 4 UU ITE, Undang – undang ini dibuat

dengan tujuan untuk memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian

hukum bagi pengguna maupun penyelenggara teknologi informasi (ayat 4),

dan juga membuka kesempatan yang seluas – luasnya bagi masyarakat

untuk memajukan pemikiran dan kemampuan untuk menggunakan dan

memanfaatkan teknologi informasi secara optimal dan bertanggung jawab

(ayat 3).

Pada tentang perbuatan yang dilarang, pasal 27 ayat 3 Undang –

Undang ITE menyebutkan bahwa “setiap orang dengan sengaja dan tanpa

hak mendistribusikan dan/ atau mentransmisikan dan/ atau membuat dapat

diaksesnya Informasi Elektronik dan/ atau Dokumen Elektronik yang

memiliki muatan penghinaan dan/ atau pencemaran nama baik“. Pasal ini

merupakan salah satu pasal yang bisa dibilang “membahayakan” bagi

pengguna internet/ nitizen terutama untuk pengguna jejaring sosial/ media

sosial, karena selama ini banyaknya kasus yang terkait dengan pelanggaran

undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) didakwa dengan

pelanggaran pasal 27 ayat 3 yaitu tentang pasal pencemaran nama baik. Di

dalam undang – undang ITE ini juga dijelaskan bagaimana kriteria orang

yang melanggar peraturan undang-undang ini, bagaimana hukuman dan

berapa lamanya hukuman yang diterima juga telah dijelaskan dalam

undang – undang ini. Aturan atau pasal yang berhubungan dengan

komunitas Korea Lovers Surabaya (KLOSS) ini adalah aturan tentang

muatan mengenai nama baik yang dimiliki oleh seseorang, karena

kelompok ini merupakan komunitas dengan anggota yang bisa

Page 50: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

39

23

dikategorikan besar baik itu anggota resmi ataupun tidak, ketika menulis

status ataupun berkomentar pada kiriman orang lain, kemungkinan untuk

melakukan apa yang ditulis dalam pasal ini juga sangat besar karena

kembali lagi komunikasi yang terjadi adalah komunikasi tulisan bukan

lisan, dan setiap orang memaknai sebuah kata atau kalimat yang ada sangat

berbeda satu sama lain dan hal itu bergantung dari kosakata yang dimiliki

dan bagaimana pengalaman dan pengetahuan orang tersebut mengenai

masalah yang dibahas.

Page 51: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

40

BAB III

HASIL DAN ANALISIS DATA

Bab ini akan membahas tentang hasil, fakta, dan data yang telah dilakukan

oleh peneliti selama di lapangan. Disini peneliti menggunakan anggota resmi

komunitas Korea Lovers Surabaya sebagai responden untuk memperoleh data

yang dicari. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data yaitu wawancara

kepada member aktif yang terpilih sebagai responden.

Identitas nama responden yang tertulis hanya berupa inisial saja, karena

disini peneliti juga menghormati beberapa responden yang berkeberatan jika nama

mereka ditulis secara lengkap. Data hasil wawancara yang telah dilakukan oleh

peneliti akan dirangkum dengan menggunakan tabel yang terdiri dari 5 kolom

yaitu nomor, identitas responden (nama, usia, jenis kelamin), pertanyaan, jawaban,

dan analisis dari peneliti, karena disini peneliti menggunakan jenis wawancara

terstruktur dimana responden diberikan pertanyaan yang sama untuk mendapatkan

bagaimana gambaran mengenai sesuatu, maka pertanyaan yang diajukan oleh

peneliti adalah sebagai berikut :

1. Apakah pernah mendengar atau membaca tentang undang-undang ITE

(Informasi dan Transaksi Elektronik)?

2. Tolong jelaskan secara singkat apa yang kamu ketahui undang-undang

ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini !

3. Menurutmu Selama ini, saat menggunakan media sosial sudahkah kamu

menerapkan pengetahuan tentang UU ITE ini, misalnya waktu menulis

status dan berkomentar di postingan orang lain!

Page 52: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

41

4. Menurut kamu bagaimana keberadaan Undang-Undang ITE (Informasi

dan Transaksi Elektronik) ini di masyarakat, apakah penting atau tidak.

Tolong jelaskan dan beri alasannya !

Walaupun diberikan jenis pertanyaan yang sama tetapi respon dan jawaban

yang diberikan oleh masing-masing responden berbeda. Perbedaan ini juga

bergantung pada faktor apakah responden tersebut pernah mempelajari tentang

Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini atau tidak. Berikut

ini adalah tabel hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti.

TABEL III.1 Tabel Hasil Wawancara dengan Responden

No.

Identitas Responden

Pertanyaan Jawaban Analisis

1. TH , 22 Tahun,

Wanita

1. Apakah pernah mendengar atau membaca tentang undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik)?

“Iya, pernah tahu tentang undang-undang ini waktu itu aku baca dari artikel di internet yang membahas tentang pelanggaran undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini

Karena yang dimaksud dengan pengetahuan adalah hasil yang diperoleh sesorang ketika melakukan penginderaan sebuah objek, sehingga disini responden melakukan penginderaan pengelihatan yaitu membaca karena responden memperoleh informasi dengan membaca.

2. Bisa jelaskan secara singkat apa yang kamu ketahui tentang isi undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini

“undang-undang ini membahas tentang internet, kalo pasal-pasalnya aku tidak tahu, tapi undang-undang ini dibahas di kasusnya Farhat Abbas yang ‘mencibir’ di media sosial”

Manjelaskan adalah salah satu hal yang digunakan untuk melihat apakah seseorang mengetahui mengenai suatu hal. Disini responden ketika ditanya mengenai undang-undang ITE, ia menjawab bahwa undang-undang ini adalah undang-undang

Page 53: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

42

tentang internet. Tetapi, ketika diminta untuk menyebutkan aturan- aturan yang ada didalamnya, responden menjawab bahwa ia tidak tahu tentang aturan-aturan yang didalamnya, tetapi ia hanya memberikan contoh kasus yang berhubungan dengan UU ini.

3. Menurutmu Selama ini, saat menggunakan media sosial sudahkah kamu menerapkan pengetahuan tentang UU ITE ini, misalnya waktu menulis status dan berkomentar di postingan orang lain

“ Kalau menurutku sih sudah. Biasanya kalau update status aku updatenya Cuma kaya info-info dari idol sama, share-share video gitu, nulisnya sih pake bahasa yang umum digunakan. Tapi kalau komentar aku lihat-lihat dulu siapa yang tak komentarin, aku kenal apa nggak. “

Dalam penerapan pengetahuan yang

telah ia ketahui, bisa dikatakan responden ini berusaha untuk

tidak melanggar apa yang diatur dalam UU

tersebut, karena responden disini

cenderung membahas hal yang bersifat umum dan ringan

4. Menurut kamu bagaimana keberadaan Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini di masyarakat, apakah penting atau tidak. Tolong jelaskan dan beri alasannya

“Penting, karena supaya orang seimbang, yaitu ada aturan sehingga tidak berbuat sembarangan. Ya, aku jadi mawas diri dan lebih berhati-hati ketika menggunakan medsos karena UU ini punya sanksi”

Responden merasa keberadaan UU ITE ini penting, karena

menurutnya undang-undang ini dapat dijadikan sebuah pegangan tentang

memanfaatkan internet yang baik dan sopan.

Karena responden mengatakan dengan

adanya undang-undang ini ia menjadi

lebih berhati-hati ketika menggunakan

medsos.

Page 54: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

43

Dari hasil wawancara, responden pertama termasuk ke dalam

tingkatan mengetahui, sedikit memahami dan

menerapkan pengetahuan yang ia

punyai. 2. HI,

24 Tahun, Wanita

1. Apakah pernah mendengar atau membaca tentang undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik)?

“iya, aku pernah baca tentang undang-undang itu dari google”

Seperti responden pertama, responden

kedua juga melakukan penginderaan

pengelihatan, yaitu mengetahui tentang undang-undang ITE

(Informasi dan Transaksi Elektronik)

ini dari membaca internet

2. Bisa jelaskan secara singkat apa yang kamu ketahui tentang isi undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini

“Undang-undang ITE itu undang-undang yang dibuat untuk melindungi pengguna internet di Indonesia”

Ketika mendeskripsikan apa

yang dimaksud dengan undang-undang ITE

responden. Yang berarti responden

termasuk tingkatan mengetahui karena ia mengerti dan dapat

mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan

undang-undang ITE 3. Menurutmu

Selama ini, saat menggunakan media sosial sudahkah kamu menerapkan pengetahuan tentang UU ITE ini, misalnya waktu menulis status dan berkomentar di postingan orang lain

“Aku sebenernya tidak begitu sering update status, paling komen-komen di update an nya teman-teman. Kalo komen ya bahasanya seperti biasa, seperti pas ngomong kalau ketemu, tapi kalau tidak kenal ya pake bahasa yang agak formal soalnya kan tidak kenal. Kayaknya sudah aku terapin walaupun aku tidak begitu tahu apa isi yang ada di dalam undang-undang ini”

Dalam mengaplikasikan pengetahuan tentang undang-undang ITE, responden menilai bahwa ketika menulis status dan mengomentari status orang lain ia sudah sesuai dan berusaha untuk tidak melanggar apa yang tertulis didalam undang-undang ITE ini.

Page 55: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

44

4. Menurut kamu

bagaimana keberadaan Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini di masyarakat, apakah penting atau tidak. Tolong jelaskan dan beri alasannya

“Penting, kalo tidak ada regulasi kan jadi sembarangan, pengguna yang ngawur nanti jadi semakin tidak karuan kalo tidak ada hukum yang mengatur”

Seperti responden pertama, responden kedua juga merasa

keberadaan undang-undang ini sangat penting karena ia

berpendapat jika tidak ada aturan yang

dibuat, maka nantinya orang dalam hal ini

pengguna media sosial akan bertindak

seenaknya.

3. DU, 22 Tahun,

Wanita

1. Apakah pernah mendengar atau membaca tentang undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik)?

“ Tidak tahu, aku tidak pernah baca atau denger. Aku baru tahu malah kalo ada undang-undang ini”

Berbeda dari dua responden sebelumnya, responden yang ketiga menyatakan bahwa ia tidak mengetahui tentang adanya undang-undang ini. Kurangnya sosialisasi dan pengenalan terhadap undang-undang inilah yang menyebabkan responden ini tidak tahu tentang undang-undang ini.

2. Bisa jelaskan secara singkat apa yang kamu ketahui tentang isi undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini

“ Hmm, mungkin undang-undang ini isinya tentang peraturan yang tidak boleh dilanggar, biasanya ada hukuman yang diberikan sebagai sanksi jika melanggar “

Ketika diminta untuk menjelaskan tentang isi undang-undang ini, karena responden tidak mengerti mengenai UU ITE, maka responden menjawab tentang arti undang-undang secara umum tanpa ada hal dan subjek yang dibahas dalam undang-undang itu.

3. Menurutmu Selama ini, saat menggunakan

“ Kalau aplikasinya, karena aku sendiri tidak tahu apa itu undang-undang ITE, jadinya aku

Dalam pengaplikasian ketika ia

menggunakan jejaring sosial,walaupun

Page 56: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

45

media sosial sudahkah kamu menerapkan pengetahuan tentang UU ITE ini, misalnya waktu menulis status dan berkomentar di postingan orang lain

ragu mau bilang sudah menerapkan atau belum. Tapi selama ini, aku kalau update atau komentar di status orang lain aku berusaha biar tidak menyinggung pihak lain dalam update atau komentar yang aku tulis”

responden ini tidak mengetahui tentang undang-undang ITE, tetapi ketika menulis

status dan berkomentar ia

berusaha untuk tidak menyinggung orang lain. Responden ini

merasa ragu, apakah ia menerapkan UU ITE ini atau tidak karena

dia sendiri tidak mengetahui tentang undang-undang ini.

4. Menurut kamu bagaimana keberadaan Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini di masyarakat, apakah penting atau tidak. Tolong jelaskan dan beri alasannya

“Sebenarnya penting, tapi kok tidak ada woro-woro tentang undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini sehingga masyarakat tidak tahu. Kalau ada woro-woro kan enak biar masyarakat ngerti dan tidak salah ambil tindakan”

Rata-rata ketika ditanya apakah

keberadaan undang-undang ini penting

atau tidak, responden menjawab keberadaan

undang-undang ini sangat penting, karena

dapat melindungi pengguna internet dari para pengguna yang berbuat seenaknya.

4. RD, 17 Tahun, Wanita

1. Apakah pernah mendengar atau membaca tentang undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik)?

“ Pernah dengar aku tentang undang-undang itu. Tapi aku lupa sumbernya darimana”

Responden keempat menyatakan bahwa ia mengetahui tentang undang-undang ini,

tetapi ia lupa darimana mendengar tentang undang-undang ini.

Berarti responden ini melakukan

penginderaan yaitu indera pendengaran yang termasuk pada tingkat pertama yaitu

mengetahui. 2. Bisa jelaskan

secara singkat apa yang kamu ketahui tentang isi

“ Isinya tentang aturan yang berkaitan sama teknologi kaya software-software gitu. undang-undang yang mengatur

Ketika menjelaskan tentang isi undang-undang ITE yang ia ketahui, responden menjawab undang-

Page 57: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

46

undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini

tentang hak cipta dari sebuah software yang dimiliki oleh suatu perusahaan”

undang ini tentang undang-undang

tentang hak cipta software. Sehingga

responden ini sikatakan tidak

mengetahui tentang undang-undang ini karena penjelasan

yang ia berikan kurang tepat mengenai

undang-undang ITE. 3. Menurutmu

Selama ini, saat menggunakan media sosial sudahkah kamu menerapkan pengetahuan tentang UU ITE ini, misalnya waktu menulis status dan berkomentar di postingan orang lain

“ Sudah, karena biasanya aku kalo nulis status lebih sering tentang apa yang tak pikirin misalnya kalau bosen, seneng, atau kadang sedih biasanya aku update status. Kalau ada berita terbaru dari bias -(idol yang mereka idolakan)- biasanya aku juga update status. Kalo komentar lebih sering ngomentari teman-teman yang memang aku kenal dan tahu di dunia nyata aja, kalau yang tidak kenal biasanya aku jarang ngomentari paling cuma aku lihat aja updateannya.”

Responden ini sama seperti responden sebelumnya bahwa ia telah menggunakan undang-undang ini, walaupun sebenarnya apa yang ia maksud disini dengan arti yang sebenarnya berbeda. Tetapi responden ini bisa dikatakan menjalankan undang-undang ini karena sendiri melakukan pemilahan siapa dan status bagaimana yang akan ia komentari dan ia tulis, karena responden keempat lebih ekspresif dalam mengupdate status tentang kesehariannya.

Page 58: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

47

4. Menurut kamu bagaimana keberadaan Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini di masyarakat, apakah penting atau tidak. Tolong jelaskan dan beri alasannya

“ mungkin penting bagi beberapa pihak, tapi kalau aku sendiri merasanya tidak terlalu penting, soalnya kan sebenarnya media sosial itu tempat yang bebas untuk kita menyampaikan pendapat yang kita pikirkan mengenai suatu hal. jadi, seharusnya tidak perlu karena sebenarnya yang memfilter adalah pribadi masing-masing pemilik akun itu”

Responden ini menyatakan bahwa undang-undang ini hanya penting bagi beberapa pihak yang memang memiliki hubungan dengan uu ini (sesuai dengan deskripsi UU ITE yang dijelasksan oleh responden). Untuk keseluruhan, ia merasa bahwa keberadaan undang-undang ini sebenarnya tidak diperlukan karena media sosial sebenarnya tempat yang bebas untuk menyampaikan sesuatu dan yang menjadi mengontrol adalah si pribadi pemilik akun tersebut dan bukan bergantung pada peraturan.

5.

DF,

27 Tahun, Wanita

1. Apakah

pernah mendengar atau membaca tentang undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik)?

“ iya, tahu. Aku dulu pernah dengar undang-undang ITE itu undang-undang tentang internet ”

Responden terakhir

melakukan penginderaan yaitu indera pendengaran dimana responden mendengar tentang

adanya undang-undang ini dari

temannya.

2. Bisa jelaskan secara singkat apa yang kamu ketahui tentang isi undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini

“ undang-undang yang isinya tentang berinternet, lebih ke gimana berinternet dan internet yang baik itu yang bagaimana”

Responden ini mengerti tentang

undang-undang ini, karena ketika diminta untuk menjelasksn apa yang dimaksud dengan undang-undang ITE ia

bisa menjelaskan secara umum tentang undang-undang ITE .

Page 59: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

48

3. Menurutmu

Selama ini, saat menggunakan media sosial sudahkah kamu menerapkan pengetahuan tentang UU ITE ini, misalnya waktu menulis status dan berkomentar di postingan orang lain

“ kalau menurutku sih sudah, soalnya kalau aku komen sama nulis status biasanya aku pake kalimat yang pokonya tidak menyinggung orang lain. Biasanya kalau aku lebih sering update tentang info-info aja, seperti info acara-acara K-POP yang ada di Surabaya, terus sama beberapa info update tentang idol Korea yang aku suka ”

Aplikasi dari pengetahuan yang

dimiliki juga terlihat ketika ia menulis

status ataupun berkomentar pada

posting/ update milik orang lain. Ketika menulis ataupun berkomentar ia

berusaha untuk tetap menggunakan bahasa yang sopan dan tidak

menyinggung perasaan orang lain.

4. Menurut kamu bagaimana keberadaan Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini di masyarakat, apakah penting atau tidak. Tolong jelaskan dan beri alasannya

“undang-undang ini sangat penting, karena undang-undang ini dibuat supaya orang yang menggunakan media lebih sopan dan saling menghormati antar sesama pengguna internet, terutama ketika ia berkomentar pada status orang lain dan menulis status. “

Keberadaan undang-undang ini dirasa sangat penting di

masyarakat. Karena responden berpendapat bahwa undang-undang

ini dibuat supaya pengguna media saling menghormati dan tetap

menjaga kesopanan walaupun itu di dunia

maya/ dunia semu.

Dari tabel hasil wawancara diatas, dari lima responden yang diwawancara

diketahui bahwa sebanyak tiga orang responden menyatakan mengetahui tentang

undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini, sedangkan satu

responden lain menyatakan tidak mengetahui, dan responden sisanya menyatakan

bahwa ia mengetahui tentang undang-undang ini, tetapi ketika diminta untuk

menjelaskan apa yang ia ketahui tentang undang-undang ini, responden

memberikan jawaban yang berbeda dan tidak sesuai dengan pengertian undang-

Page 60: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

49

undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik). Media massa baru yaitu

internet menjadi salah satu sumber mendapatkan informasi dan pengetahuan

tentang undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini melalui

artikel berita yang ditulis dan dimuat di media online, yaitu artikel berita yang

bertemakan tentang pelanggaran undang-undang ini, seperti misalnya artikel

berita tentang kasus pengacara Farhat Abbas dalam kasus menjelekkan orang lain

melalui media sosial seperti yang dijelaskan oleh responden pertama. Selain itu

sumber lain yang juga menjadi tempat untuk mendapatkan informasi mengenai

unang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini antara lain dengan

menonton televisi, membaca Koran/ buku yang membahas tentang peraturan

perundang-undangan ini, ataupun mengetahui dari teman juga merupakan

beberapa sumber untuk mengetahui tentang undang-undang ITE (Informasi dan

Transaksi Elektronik) ini.

Analisis sesuai dengan teori pengetahuan yang dijelaskan oleh Notoatmojo,

dari kelima responden yang telah diwawancarai, sebanyak tiga responden

termasuk dalam tingkat pengetahuan nomor satu yaitu mengetahui, dan yang

termasuk dalam tingkatan itu adalah responden nomor satu, dua, dan lima. Karena

dijelaskan seseorang dapat dikatakan termasuk dalam tingkatan mengetahui

(tingkatan pertama) ini jika orang tersebut memiliki kemampuan untuk mengingat

kembali apa yang telah ia pelajari ataupun ketahui (kemampuan untuk me-recall

ingatan), selain itu kemampuan untuk dapat menguraikan, dan menyatakan apa itu

undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) juga termasuk salah

satu kriteria yang dapat digunakan untuk melihat apakah mereka mengetahui

tentang undang-undang ini atau tidak.

Page 61: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

50

Sedangkan untuk responden nomor tiga, karena responden ini tidak pernah

mendengar ataupun membaca tentang undang-undang ITE, atau dengan kata lain

responden nomor tiga ini bisa dikatakan awam dan belum pernah tahu mengenai

undang-undang ini sebelumnya, sehingga ketika ditanya mengenai apa itu

undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ia lebih menjawab

tentang pengertian undang-undang secara umum yaitu tentang peraturan yang

memiliki sanksi hukum. Sedangkan untuk responden nomor empat, memang

responden ini menyatakan bahwa ia pernah mendengar tentang undang-undang ini.

Hanya saja ketika diminta untuk menguraikan dan menjelaskan sedikit mengenai

undang-undang ITE ini, responden ini menjelaskan bahwa undang-undang ini

merupakan undang-undang yang berkaitan dengan hak cipta perangkat lunak

(software) yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Dari jawaban yang diberikan,

dapat dilihat bahwa responden ini hanya pernah mendengar tetapi dia tidak

mengerti apa yang dimaksud dan apa yang diatur dalam undang-undang ITE

(Informasi dan Transaksi Elektronik) itu sehingga dapat dikatakan responden ini

tidak mengetahui mengenai undang-undang ini seperti halnya responden nomor

tiga. Beberapa faktor yang menyebabkan responden tidak mengetahui tentang

adanya undang-undang ini adalah karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan

oleh pemerintah tentang undang-undang ini, seperti halnya yang diungkapkan

oleh responden nomor tiga. Sedangkan responden pertama merasa bahwa

sosialisasi tentang adanya undang-undang ini sudah maksimal karena media

massa juga secara tidak langsung membantu mensosialisasikan tentang undang-

undang ini, sehingga responden pertama tahu mengenai undang-undang ini dari

media massa.

Page 62: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

51

Untuk tingkatan pengetahuan nomor dua yaitu memahami, responden

yang temasuk kedalam tingkatan ini yaitu responden nomor satu, dua, dan lima.

Memahami yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk dapat menjelaskan

secara tepat tentang objek dan materi yang diketahui, jika memungkinkan juga

disertai dengan contoh yang mendukung tentang penjelasannya.

Responden nomor satu, dapat dikatakan sedikit memahami tentang

undang-undang ITE ini karena ketika menjelaskan tentang apa yang ia ketahui

tentang undang-undang ini, responden pertama menjelaskan dengan tepat apa

yang ia ketahui mengenai undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi

Elektronik) ini, walaupun tidak memberikan detail mengenai aturan apa saja yang

diatur didalam undang-undang ini tetapi responden memberikan contoh sebagai

gambaran bagaimana isi undang-undang ini, yaitu contoh kasus Farhat Abbas

dengan curhatnya yang ‘mencibir’ di media sosial. Sedangkan untuk responden

kedua dan kelima, ketika diminta untuk menjelaskan tentang undang-undang ITE

(Informasi dan Transaksi Elektronik), mereka memberikan jawaban tentang

tujuan dan garis besar undang-undang ITE ini. Seperti responden nomor satu,

kedua responden ini juga tidak menjelaskan contoh aturan apa saja yang ada pada

undang-undang ini. Responden nomor empat, ketika diminta untuk menjelaskan

tentang undang-undang ini, apa yang dijelaskan oleh responden cenderung tidak

tepat dan tidak sesuai dengan yang dimaksud dalam penelitian ini, dimana

responden menjelaskan bahwa undang-undang ini berkaitan dengan teknologi

yaitu tentang hak cipta suatu perangkat lunak/ software yang dimiliki oleh suatu

perusahaan tertentu, sedangkan responden ketiga karena ia tidak mengetahui dan

masih awam tentang undang-undang ini sehingga ia tidak bisa menjelaskan secara

Page 63: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

52

tepat apa yang ia ketahui tentang undang-undang ini dan akhirnya hanya

memberikan definisi undang-undang secara umum. Beberapa faktor yang

menyebabkan minimnya pengetahuan yang dimiliki tentang undang-undang ini

antara lain karena kurangnya pembahasan dan sosialisasi secara utuh mengenai

aturan-aturan yang ada dalam undang-undang ini, dan walaupun media massa

juga turut mensosialisasikan tentang undang-undang ini, tetapi apa yang dimuat

didalam media massa hanya beberapa aturan tertentu yang memang terkait dengan

sebuah kasus yang sedang ‘hangat’ dibicarakan di masyarakat sehingga tidak

semua aturan-aturan yang ada di dalam undang-undang ini termuat dan

terpublikasikan kepada masyarakat.

Untuk pengaplikasian pengetahuan yang responden miliki ketika mereka

menggunakan jejaring sosial, hampir semua responden yang diwawancarai

menyatakan bahwa mereka sudah menerapkan pengetahuan yang mereka miliki

mengenai undang-undang ITE (Informasi dan transaksi Elektronik) ini, kecuali

untuk responden yang belum mengetahui tentang undang-undang ini, mereka

merasa ragu ketika akan menyatakan apakah ketika menggunakan jejaring sosial

mereka sudah memenuhi aturan yang ada di dalam undang-undang ini atau belum,

karena mereka sendiri belum mengetahui apa dan bagaimana undang-undang ITE

ini.

Secara umum, ketika menggunakan jejaring sosial, baik itu ketika menulis

status ataupun berkomentar pada postingan orang lain, mereka lebih banyak

mengupdate hal-hal yang bersifat umum misalnya berupa informasi tentang acara

yang akan diadakan oleh K-popers (sebutan untuk penggemar Korea), kata-kata

mutiara/ quotes ataupun mengenai update terbaru mengenai idola mereka, tetapi

Page 64: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

53

ada juga yang mengupdate status ketika sesuai dengan apa yang sedang ia

pikirkan, tetapi ketika menulis ia tetap menggunakan bahasa yang umum dan

tidak menyinggung pihak lain. Sedangkan ketika berkomentar pada update atau

status orang lain, mereka (responden) sebelum berkomentar terlebih dahulu

melihat bagaimana ‘hubungan’ mereka di dunia apakah mereka saling kenal dan

akrab di dunia nyata (keseharian mereka) ataukah hanya sekedar teman di

jejaring sosial saja. Alasan mengapa ‘relasi’ ini menjadi penting karena responden

akan meikirkan bagaimana kalimat yang mereka gunakan ketika berkomentar,

misalnya ketika ia mengomentari tentang status milik temannya yang memang

sudah akrab sehari-harinya, mereka akan menggunakan kalimat seperti bahasa

yang mereka gunakan sehari-hari sebagai bentuk keakraban, tetapi ada beberapa

hal yang dalam keseharian mereka ucapkan tidak mereka ucapkan ketika mereka

menulis status, sedangkan ketika mengomentari status atau update milik orang

yang tidak mereka kenal secara personal (hanya teman di jejaring sosial) mereka

akan menggunakan kalimat dan bahasa yang nilainya formal biasanya

menggunakan bahasa Indonesia yang memang digunakan untuk percakapan,

artinya tanpa ada tambahan bahasa-bahasa lokal daerah tempat tinggal mereka

yang ditambahkan dalam percakapan tersebut sebagai simbol keakraban supaya

tidak kaku. Karena ketika mereka berkomentar menggunakan bahasa yang sama

dengan orang yang memang sudah kita kenal akrab untuk mengomentari update

orang lain yang hanya berteman di jejaring sosial akan menimbulkan salah

persepsi dan miss communication (miss komunikasi), karena beberapa jejaring

sosial memungkinkan semua orang untuk menambahkan orang lain sebagai

temannya termasuk juga orang yang berada jauh dari tempat yang mereka tinggali,

Page 65: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

54

dank arena hal itulah kemungkinan adanya salah persepsi tentang sebuah kalimat

juga semakin besar.

Untuk tingkatan terakhir atau biasa disebut dengan evaluasi, peneliti

menanyakan bagaimana bagaimana pendapat yang diberikan oleh responden

mengenai keberadaan undang-undang ITE ini di masyarakat. Karena pengertian

evaluasi disini adalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap sebuah

objek atau materi. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, empat dari

lima responden menyatakan bahwa keberadaan undang-undang ITE (Informasi

dan Transaksi Elektronik) di masyarakat sangat penting, karena dengan adanya

undang-undang ini orang tidak akan berbuat seenaknya ketika memanfaatkan

jejaring sosial. Selain itu, dengan adanya undang-undang ini, masyarakat akan

lebih saling menghormati ketika menggunakan dan memanfaatkan jejaring sosial.

Responden keempat menilai keberadaan undang-undang ini mungkin

penting bagi beberapa pihak karena responden memiliki pemikiran bahwa

undang-undang ini berisi tentang hakcipta sebuah software yang dimiliki oleh

suatu perusahaan, sehingga keberadaan undang-undang ini sebenarnya tidak

penting, karena menurutnya media sosial/ jejaring sosial adalah tempat yang

bebas untuk mengutarakan sesuatu, sehingga filter tentang apa yang akan

disampaikan atau ditulis itu tergantung dari bagaimana pribadi pemilik akun

media sosial atau jejaring sosial itu sendiri.

Dari keseluruhan hasil yang didapatkan oleh peneliti, beberapa anggota

KLOSS (Korea Lovers Surabaya) sudah mengetahui tentang adanya undang-

undang ini, dan menganggap bahwa keberadaan undang-undang ini sangat penting

Page 66: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

55

dimasyarakat untuk menjaga keseimbangan dan supaya masyarakat lebih

menghormati antar sesama pengguna jejaring sosial/ media sosial. Mereka menilai

bahwa tujuan pemerintah menetapkan undang-undang ini adalah untuk

melindungi hak-hak yang dimiliki oleh setiap pribadi atau individu pengguna

internet dan media sosial supaya tidak dijelek-jelekkan oleh pengguna lain.

Untuk penerapan pengetahuan yang dimiliki ketika mereka menggunakan

dan memanfaatkan jejaring sosial atau media sosial, rata-rata responden yang

diwawancai menyatakan bahwa mereka semaksimal mungkin berusaha untuk

menghindari aturan-aturan yang ada di dalam undang-undang ITE (Informasi dan

Transaksi Elektronik) ini, karena ketika menggunakan jejaring sosial atau media

sosial untuk berkomentar maupun update mengenai sesuatu, mereka biasanya

menggunakan kalimat yang umum digunakan dan memiliki makna yang halus dan

tidak kasar ketika dibaca oleh orang lain untuk menulis atau update status,

sedangkan ketika mengomentari update atau kiriman milik orang lain mereka

terlebih dahulu melihat bagaimana hubungan dengan orangg tersebut di dunia

nyata apakah mereka saling kenal atau tidak, karena ketika mereka tidak saling

kenal dan hanya berteman didalam jejaring sosial atau media sosial saja mereka

akan menggunakan bahasa yang sangat sopan ketika berkomentar yaitu dengan

bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah yang ada, sedangkan untuk orang

yang mereka kenal secara keseharian artinya disini setidaknya mereka pernah

bertemu di dunia nyata, mereka akan menggunakan bahasa yang lebih santai

tetapi tetap sopan dan tidak menyinggung pihak-pihak lain.

Jika dianalisis dari tingkatan pengetahuan seperti yang telah ditulis oleh

Notoatmojo, maka tingkat pengetahuan kalangan pengguna jejaring sosial aktif

Page 67: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

56

terhadap undang-undang ini adalah mengetahui, memahami, mengaplikasikan,

serta mengevaluasi. Selain itu, walaupun mereka tidak mengetahui tentang adanya

undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini tetapi mereka telah

berusaha untuk melaksanakan undang-undang ini, yaitu dengan melakukan filter

atau penyaringan sebelum memberikan komentar pada status orang lain ataupun

pada status mereka sendiri. Sedangkan untuk mereka yang telah mengetahui

tentang undang-undang ini, mereka juga sudah menerapkan pengetahuan yang

mereka miliki tentang undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik)

tersebut pada saat memanfaatkan jejaring sosial, yaitu ketika mereka berkomentar

ataupun menulis status.

Page 68: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

57

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, hasil yang ada dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengguna jejaring sosial anggota Korea Lovers Surabaya yang dijadikan

sebagai responden wawancara, tiga dari lima diantaranya mengetahui

tentang adanya pengetahuan ini, sehingga termasuk dalam tingkatan

pengetahuan mengetahui, seperti dalam teori pengetahuan yang ditulis oleh

Notoatmojo karena mereka dapat menjelaskan secara tepat tentang undang-

undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) ini.

2. Responden yang mengetahui tentang undang-undang ITE (Informasi dan

Transaksi Elektronik) ini telah menerapkan dan mengaplikasikan

pengetahuan yang mereka miliki tentang undang-undang ini ketika

menggunakan jejaring sosial atau media sosial. Sedangkan untuk responden

yang tidak mengetahui tentang undang-undang ini mereka juga berusaha

untuk menerapkan aturan ini, salah satunya adalah dengan menulis status

dan berkomentar pada update milik orang lain secara sopan sehingga tidak

menyinggung pihak lain.

3. Pengetahuan dan pengertian mengenai undang-undang ITE (Informasi dan

Transaksi Elektronik) yang dimiliki oleh anggota Komunitas Korea Lovers

Surabaya (KLOSS) adalah pengetahuan mengenai undang-undang ITE

secara umum seperti misalnya undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi

Page 69: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

58

Elektronik) adalah undang-undang yang mengatur tentang internet dan

aktifitasnya, sedangkan untuk pasal-pasal yang mengatur tentang aturan-

aturan tertentu mereka tidak begitu mengetahui.

4. Pentingnya keberadaan undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi

Elektronik) di masyarakat dirasa sangat penting bagi anggota komunitas

Korea Lovers Surabaya (KLOSS), karena undang-undang ini dibuat untuk

melindungi dan menghormati seluruh pengguna internet termasuk juga

pengguna jejaring sosial atau media sosial.

Page 70: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

xvi

DAFTAR PUSTAKA

A, Abraham. Tersesat di Dunia Maya Dampak Negatif Jejaring Sosial. Surabaya:

PT. Java Pustaka Media Utama, 2010.

Kriyantono, Rahmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: PT. Kencana

Prenada Media Grup, 2012.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2000.

Panduan Penulisan Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater

Wartawan Surabaya (Stikosa-Aws).

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung,

2014.

Tamburaka, Apriadi. Literasi Media : Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013.

Uchana, Onong. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000.

Non Buku:

http://www.apjii.or.id/v2/read/index-article/info-terkini.html diakses tanggal 10

Oktober 2014.

E-Jurnal Anggraini, Dea Utomo.___. “Motif Pengguna Jejaring Sosial google+ di

Indonesia”.

Page 71: PENGETAHUAN UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN …

xvii

Jurnal E - Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra,

Surabaya.

https://www.academia.edu/9718254/Proposal_Penelitian_Sosial_Komunikasi_Kel

ompok_dalam_Komunitas_Dance_Cover_K-Pop_di_Yogyakarta_

(Diakses tanggal 09 agustus 2015)

http://www.apjii.or.id/v2/read/article/statistik/305/profil-pengguna-internet-

indonesia-2014.html (Diakses tanggal 9 Agustus 2015)

digilib.unila.ac.id/4230/14/BAB%20II.pdf (Diakses tanggal 12 Agustus 2015)

www.surabaya.go.id (Diakses tanggal 16 Agustus 2015)

www.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-dwiariyani-6045-2-

bab2.pdf (Diakses tanggal 5 September 2015)