PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

150
PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT OLEH SUKU BALI & JAWA DI DESA SIMPANG BAYAT SUMATERA SELATAN PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT OLEH SUKU BALI & JAWA DI DESA SIMPANG BAYAT SUMATERA SELATAN SURAIDA, S.Si., M.Si TRY SUSANTI, S.Si., M.Si MUHAMAD SHOLICHIN, S.Pd BOBY SYEFRINANDO, S.Si., M.Si (Editor) Dr. DARMAPUTRA, M.PKim (Editor) Buku ini merupakan kajian perihal etnobotani untuk mengeksplorasi pengetahuan masyarakat tentang tumbuhan obat oleh etnis Bali dan Jawa di desa Simpang Bayat, Sumatera Selatan. Kajian ini bertujuan guna menyingkap jenis tumbuhan obat yang dipakai masyarakat, cara pemanfaatan, dan nilai urgensi budayanya. Pelbagai jenis tumbuhan obat yang dipakai oleh etnis tersebut, ditemukan sebanyak 29 spesies, yang digolongkan menjadi 20 famili. Organ tumbuhan yang kerap dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, rimpang, dan batang. Khasiatnya meliputi obat mag, batuk, rematik, diare, u, dan lain-lain. Sumber perolehan spesies tumbuhan paling banyak dari pekarangan rumah. Karya ini disusun untuk menggali pengetahuan masyarakat setempat akan manfaat, potensi, cara pengolahan, dan jenis tumbuhan obat yang berakar dari local wisdom yang diwariskan secara turun-temurun sehingga masyarakat dapat melestarikan pengetahuan tersebut untuk generasi mendatang. PENGETAHUAN +6281-7410-0434 penerbit_jivaloka jivalokapublishing [email protected] PENERBIT JIVALOKA MAHACIPTA Jl. Kadipolo, Sendangtirto, Berbah, Sleman, D.I.Yogyakarta Kodepos 55573

Transcript of PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Page 1: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

PEN

GETA

HU

AN

TUM

BU

HA

NO

BAT

OLEH

SUK

U B

ALI &

JAW

A D

I DESA

SIMPA

NG

BAYAT SU

MATER

A SELATA

N

PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT

OLEH SUKU BALI & JAWA DI DESA SIMPANG BAYAT SUMATERA SELATAN

SURAIDA, S.Si., M.SiTRY SUSANTI, S.Si., M.Si

MUHAMAD SHOLICHIN, S.PdBOBY SYEFRINANDO, S.Si., M.Si (Editor)

Dr. DARMAPUTRA, M.PKim (Editor)

Buku ini merupakan kajian perihal etnobotani untuk

mengeksplorasi pengetahuan masyarakat tentang

tumbuhan obat oleh etnis Bali dan Jawa di desa Simpang

Bayat, Sumatera Selatan. Kajian ini bertujuan guna

menyingkap jenis tumbuhan obat yang dipakai

masyarakat, cara pemanfaatan, dan nilai urgensi

budayanya.

Pelbagai jenis tumbuhan obat yang dipakai oleh etnis

tersebut, ditemukan sebanyak 29 spesies, yang

digolongkan menjadi 20 famili. Organ tumbuhan yang

kerap dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, rimpang,

dan batang. Khasiatnya meliputi obat mag, batuk, rematik,

diare, u, dan lain-lain. Sumber perolehan spesies

tumbuhan paling banyak dari pekarangan rumah.

Karya ini disusun untuk menggali pengetahuan

masyarakat setempat akan manfaat, potensi, cara

pengolahan, dan jenis tumbuhan obat yang berakar dari

local wisdom yang diwariskan secara turun-temurun

sehingga masyarakat dapat melestarikan pengetahuan

tersebut untuk generasi mendatang.

P E N G E T A H U A N+6281-7410-0434

penerbit_jivaloka

jivalokapublishing

[email protected]

PENERBIT JIVALOKA MAHACIPTAJl. Kadipolo, Sendangtirto, Berbah, Sleman, D.I.Yogyakarta Kodepos 55573

Page 2: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT OLEH SUKU BALI & JAWA DI DESA SIMPANG BAYAT SUMATERA SELATAN

SURAIDA, S.Si., M.Si

TRY SUSANTI, S.Si., M.Si MUHAMAD SHOLICHIN, S.Pd

BOBY SYEFRINANDO, S.Si., M.Si (Editor) Dr. DARMAPUTRA, M.PKim (Editor)

JIVALOKA

2020

Page 3: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT OLEH SUKU BALI & JAWA DI DESA SIMPANG BAYAT SUMATERA SELATAN

@ Suraida, dkk, 2020

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang All Right Reserved Penulis : Suraida, dkk Cover : Jivaloka Layout : Jivaloka Cetakan, I, 2020 vii + 90 hlm; 15 x 23 cm ISBN: 978-623-92850-9-8

Diterbitkan oleh:

CV. JIVALOKA MAHACIPTA

Kadipolo RT/RW 03/35 Sendangtirto Berbah Sleman D.I Yogyakarta Kodepos 55573 Email: [email protected] Phone: 08174100434 Facebook: @jivalokapublishing Isi bukan tanggung jawab percetakan

Page 4: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha ‘Alim yang kita

tidak mengetahui kecuali apa yang dikerjakan-Nya, atas

Iradah-Nya hingga buku yang berjudul “Pengetahuan

Tumbuhan Obat Oleh Suku Bali & Jawa di Desa

Simpang Bayat Sumatera Selatan” ini dapat diselesaikan

dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam atas Nabi

Muhammad SAW pembawa risalah pencerahan bagi

umat manusia.

Buku ini disusun untuk menggali pengetahuan

masyarakat setempat akan manfaat, potensi, cara

pengolahan dan jenis tumbuhan obat yang berakar dari

local wisdom yang diwariskan secara turun-temurun

sehingga masyarakat akan dapat melestarikan

pengetahuan tersebut untuk generasi mendatang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

penyelesaian buku ini banyak melibatkan pihak yang

memberikan motivasi baik moril maupun materiil, untuk

itu penulis dengan kerendahan hati menyampaikan

terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D, Rektor UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Dr. Hj. Fadilah, M.Pd, Dekan Fakultas Tarbiyah &

Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin.

Page 5: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

3. Bapak Alex yang memberi izin kepada penulis

melakukan penelitian di Desa Simpang Bayat,

Provinsi Sumatera Selatan.

4. Bapak Zulkifli, S.Pt sebagai Kepala Bidang Tanaman

Pangan & Holtikultura Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kota Jambi.

5. Tim peneliti yang dengan kerja kerasnya mulai

mengumpulkan data, mengolah data, hingga

terselesaikannya buku ini.

6. Para narasumber yang berkenan memberikan dan

membantu data-data di lapangan.

Semoga buku ini dapat digunakan sebagai sumber

referensi ilmiah dalam mendokumentasikan

pengetahuan tanaman obat dan pemanfaatannya oleh

Suku Bali dan Jawa di desa Simpang Bayat, Sumatera

Selatan. Buku ini dapat menjadi sitasi studi etnobotani

di Indonesia sehingga turut melestarikan kearifan

budaya lokal, agar tidak punah ditelan zaman.

Penulis menyadari dalam proses pembuatannya

buku ini begitu banyak kekurangan karena kami sebagai

manusia yang tidak lepas dari segala kekhilafan. Kritik

dan saran sungguh diharapkan demi penyempurnaan

buku ini. Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat bagi

para pembaca pecinta ilmu pengetahuan.

Jambi, April 2020

Penulis

Page 6: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

ABSTRAKSI

Buku ini merupakan kajian perihal studi

etnobotani untuk mengeksplorasi pengetahuan

masyarakat tentang tumbuhan obat oleh etnis Bali dan

Jawa di desa Simpang Bayat, Sumatera Selatan. Data

dianalisis dengan menghitung persamaan nilai Index of

Cultural Significance (ICS). Kajian ini bertujuan guna

mengetahui jenis tumbuhan obat yang dipakai

masyarakat, cara pemanfaatan tumbuhan obat tersebut

dan nilai urgensi budayanya.

Pengetahuan masyarakat Etnis Bali dan Jawa

perihal tumbuhan obat berasal dari orang tua atau

secara turun-temurun dan pengalaman serta berguru.

Hasil kajian menunjukkan terdapat 18 famili dan 29

spesies tumbuhan yaitu Kunyit (Curcuma longa Linn.),

Lengkuas (Alpinia galanga Linn), Serai (Cymbopogon

citratus Stapf), Pepaya (Carica papaya Linn.), Kencur

(Kaempferia galanga Linn), Jahe Merah (Zingiber

officinale Roscoe), Salam (Syzygium polyanthum (Wight)

Swungle), Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia (Cristm)

Swingle), Tebu Ireng (Saccharum Linn), Cocor Bebek

(Kalanchoe pinnata Pers), Kembang sepatu (Hisbicus

rosa-sinensis Linn), Lidah Buaya (Aloe vera Burm. F),

Sirih (Piper battle Linn.), Jambu Biji (Psidium guajava

Linn.), Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq),

Brotowali (Tinospora cordifolia Hook. F & Thomso),

Page 7: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

2

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Bawang Putih (Allium sativum Linn), Sawo (Manilkara

zapota (Linn) P. Royen), Ciplukan (Physalis angulata

Linn), Daun Patah Tulang (Euphorbia tirucalli Linn),

Lempuyang (Zingiber zerumbet (Linn) J. E. Smith), Pinang

(Areca catechu Linn), Bangle (Zingiber cassumunar Roxb),

Pulai (Alstonia scholaris Linn. R. Br), Randu (Ceiba

pentandra (Linn) Gaertn), Alang-alang (Imperata

cylindrical (Linn) Raeusch), Petai Cina (Leucaena

leucocephala De. Wit), Senduduk (Melastoma affine D.

Don), Duku (Lansium parasiticum (Osback) Sahnin &

Banned).

Organ tumbuhan yang paling banyak

dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, rimpang, dan

batang. Cara pemanfaatan tumbuhan sebagai obat

meliputi proses direbus, diparut, ditumbuk, diremas,

diperas dan dipakai langsung. Khasiat tumbuhan obat

meliputi obat mag, batuk, rematik, diare, flu, dan lain-

lain. Sumber perolehan spesies tumbuhan paling banyak

dari pekarangan rumah.

Page 8: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii

ABSTRAKSI ........................................................................................................ v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 11

A. Kajian Teoritik .............................................................................................. 11

1. Konsep Umum Etnobotani .................................................................... 11

2. Tumbuhan Obat ..................................................................................... 14

3. Suku Jawa .............................................................................................. 18

4. Suku Bali ................................................................................................ 19

B. Studi Relevan .............................................................................................. 21

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 25

A. Tempat dan Waktu ...................................................................................... 25

1. Tempat .................................................................................................. 25

2. Waktu .................................................................................................... 26

Page 9: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

B. Alat dan Bahan ............................................................................................ 27

1. Alat ........................................................................................................ 27

2. Bahan .................................................................................................... 27

C. Prosedur Kerja.............................................................................................. 27

1. Metode Penelitian ................................................................................ 27

2. Penentuan Responden ........................................................................... 28

D. Analisis Data ................................................................................................. 29

1. Jenis Data ............................................................................................... 29

2. Sumber Data .......................................................................................... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 30

1. Pengumpulan Data ................................................................................ 30

a. Observasi ......................................................................................... 30

b. Wawancara ..................................................................................... 30

c. Dokumentasi.................................................................................... 31

d. Koleksi Sampel Tumbuhan ............................................................... 32

e. Identifikasi Tumbuhan .................................................................... 32

F. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 33

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .......................................................... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 39

A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 39

1. Jenis Tumbuhan Obat Yang Dimanfaatkan Oleh Etnis Bali Dan

Etnis Jawa di Desa Simpang Bayat ......................................................... 39

2. Bagaimana Pemanfaatan Tumbuhan yang Dipakai Sebagai

alternatif Pengobatan Oleh Etnis Bali & Jawa ........................................ 94

3. Nilai Penting Budaya Tumbuhan Sebagai Obat Tradisional .................. 109

B. Pembahasan ................................................................................................ 117

1. Jenis Tumbuhan Obat yang Dimanfaatkan Etnis

Bali & Jawa di Desa Simpang Bayat ........................................................ 117

Page 10: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

2. Cara Pemanfaatan Tumbuhan yang Dipakai Pengobatan

Oleh Etnis Bali & Jawa Di Desa Simpang Bayat ...................................... 120

3. Nilai Penting Budaya Tumbuhan yang Dipakai Sebagai Tumbuhan

Obat Oleh Etnis Bali & Jawa di Desa Simpang Bayat .............................. 123

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 127

A. Kesimpulan .................................................................................................. 127

B. Saran ............................................................................................................ 130

BIBLIOGRAFI ....................................................................................................... 131

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................. 137

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Table state of arts ............................................................................... 21

Tabel 4.1 Tabel Jenis-Jenis Tumbuhan ............................................................... 39

Tabel 4.2 Tabel Cara Pemanfaatan Tumbuhan Oleh Etnis Jawa ......................... 99

Tabel 4.3 Tabel Cara Pemanfaatan Tumbuhan Oleh Etnis Bali ........................... 105

Tabel 4.4 Tabel Nilai Penting Budaya Tumbuhan ............................................... 109

Tabel 4.5 Tabel Nilai kategorisasi Index Cultural Significance (ICS ..................... 114

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Desa Simpang Bayat ............................................................... 25

Gambar 4.1 Kunyit (Curcuma longa Linn.) ......................................................... 45

Gambar 4.2 Lengkuas (Alpinia galanga (Linn.) Willd. ......................................... 46

Gambar 4.3 Serai (Cymbopogon citrates Stapf.) ................................................ 48

Gambar 4.4 Pepaya (Carica papaya Linn.) ......................................................... 50

Gambar 4.5 Pulai (Alstonia scholaris Linn. R. Br.) ............................................... 52

Page 11: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Gambar 4.6 Daun Senduduk (Melastoma affine D. Don.) .................................. 54

Gambar 4.7 Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe.) ........................................ 56

Gambar 4.8 Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walpers.) .................. 58

Gambar 4.9 Kencur (Kaempferia galanga Linn.) ................................................ 59

Gambar 4.10 Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle.) ....................... 61

Gambar 4.11 Randu (Ceiba petandra (Linn.) Gaertn.) ........................................ 62

Gambar 4.12 Duku (Lansium parasiticum (Osbeck. Sahnin &Banned) ............... 64

Gambar 4.13 Tebu Ireng (Saccharum officinarum Linn.) .................................... 66

Gambar 4.14 Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.)............................................. 67

Gambar 4.15 Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata Pers.) ........................................ 69

Gambar 4.16 Lidah Buaya (Aloe vera Burm.F.) .................................................. 70

Gambar 4.17 Pinang (Areca catechu Linn.) ........................................................ 72

Gambar 4.18 Kembang Sepatu (Hisbicus rosa-sinensis Linn.) ............................ 73

Gambar 4.19 Alang-alang (Imperata cylindrical (Linn.) Raeusch.) ...................... 75

Gambar 4.20 Sirih (Piper battle Linn.) ................................................................ 77

Gambar 4.21 Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) ............................................... 79

Gambar 4.22 Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus (Blume.) Miq.) .................... 81

Gambar 4.23 Brotowali (Tinospora cordifolia Hook.F. & Thoms.) ...................... 82

Gambar 4.24 Bawang putih (Allium sativum Linn.) ............................................ 84

Gambar 4.25 Petai Cina (Leucaena leucocephala De. Wit.) ............................... 85

Gambar 4.26 Sawo (Manilkara zapota (Linn.) P. Royen.) ................................... 87

Gambar 4.27 Ciplukan (Physalis angulata Linn.) ................................................ 89

Gambar 4.28 Daun Patah Tulang (Euphorbia tirucalli Linn.) .............................. 90

Gambar 4.29 Lempuyang (Zingiber zerumbet (Linn.) J.E.Smith.) ........................ 92

Gambar 4.30 Presentase Bagian Tumbuhan Yang Digunakan ............................ 94

Gambar 4.31 Presentase Sumber Perolehan Tumbuhan ................................... 97

Page 12: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan,

mempunyai kekayaan keanekaragaman hayati yang

melimpah, dan menduduki posisi kedua terbesar di

dunia setelah Brazil, sebagai negara megabiodiversity

dengan hutan tropisnya (Ningsih, 2016, hlm. 11).

Indonesia mempunyai 20.000 jenis tumbuhan obat,

1.000 jenis tumbuhan yang didokumentasikan dan 300

jenis tumbuhan yang dipakai sebagai obat tradisional

(Hariana, 2005, hlm. 1-3).

Keanekaragaman hayati yang dianugerahkan

oleh Allah merupakan amanat kepada umat manusia.

Manusia diperintahkan untuk menjaga dan memelihara

amanat tersebut, yakni dengan memanfaatkan

keanekaragaman tersebut bagi kehidupan (Murtadha,

2007, hlm. 61-69).

Tanda bukti kebesaran Allah dalam kitab suci al-

Qur’an adalah keanekaragaman hayati. Hal ini terdapat

dalam surat As-Syu’ara: ayat 7-8, yakni:

1

Page 13: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

لك لءایة وما كان )٨( أولم یروا إلى ٱلأرض كم أنبتنا فیھا من كل زوج كریم ) ٧( إن فى ذ

ؤمنین أكثرھم م

“Tiadakah mereka melihat bumi, betapa banyak Kami

tumbuhkan pasangan pelbagai jenis tumbuhan yang

baik dalamnya? Sungguh, dalam (semua) itu ada tanda

(Kebesaran Tuhan), tapi kebanyakan mereka tiada

percaya”. Makna ayat tersebut bahwa keanekaragaman

yang terdiri dari tumbuh-tumbuhan sebagai satu di

antara makhluk ciptaan Allah, bermanfaat untuk

memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, obat-

obatan, spiritual dan estetika dalam kehidupan sehari-

hari.

Masyarakat Indonesia secara etnografis terdiri

dari berbagai suku dengan kebudayaannya masing-

masing. Keanekaragaman budaya ini berbeda satu sama

lain baik dari segi bahasa serta adat istiadatnya. Etnis

masyarakat punya kearifan lokal (local wisdom) secara

tradisional dalam memanfaatkan tumbuhan obat.

Terlihat dari jenis tumbuhan, organ tumbuhan yang

dimanfaatkan, cara pengobatan, hingga penyakit yang

dapat disembuhkan. Ini merupakan pengetahuan

masyarakat secara turun-temurun. Bagi setiap etnis,

pengetahuan lokal ini adalah hal spesifik, disesuaikan

2

Page 14: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

dengan lingkungan tempat tinggal masing-masing

(Muktiningsih, 2001, hlm. 25).

Manusia sudah sejak zaman dahulu kala, dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya selalu mengandalkan

lingkungan sekitarnya. Telah lama masyarakat Indonesia

memanfaatkan tanaman obat sebagai satu di antara

berbagai cara dalam menghadapi masalah kesehatan

(Kumalasari, 2006, hlm. 1).

Berdasarkan pengetahuan masyarakat secara

turun-temurun, pengobatan tradisional merupakan

sistem pengobatan dengan cara non medis pada tradisi

tertentu (Irmawati, 2016, hlm. 16). Kebudayaan suku

bangsa asli Indonesia merupakan sistem pengetahuan

pemanfaatan tumbuhan obat secara turun-temurun.

Perkembangan yang terjadi saat ini, agar tidak

menghilangkan pengetahuan masyarakat perihal

pemanfaatan tumbuhan, maka eksplorasi itu perlu

dilakukan, guna menggali pengetahuan masyarakat,

mengenai pengobatan tradisional secara etnis serta

pemanfaatan tumbuhan obat di Indonesia. Satu di

antaranya adalah etnis Bali dan Jawa di desa Simpang

Bayat, Sumatera Selatan.

3

Page 15: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Desa Simpang Bayat merupakan kawasan

pedesaan yang terletak di provinsi Sumatra Selatan.

Kecamatan Bayung Lencir merupakan kecamatan yang

membatasi wilayah provinsi Sumatera Selatan dan

provinsi Jambi, yaitu di kecamatan Mestong, kabupaten

Muaro Jambi. Luas wilayah desa Simpang Bayat kurang

lebih 22.000 ha dan mayoritas kawasan desa Simpang

Bayat merupakan kawasan yang masih dipenuhi dengan

hutan dan kebun masyarakat. Sehingga mayoritas

masyarakat desa Simpang Bayat berprofesi sebagai

petani dan berkebun.

Di Indonesia, khususnya di daerah pedesaan

seperti desa Simpang Bayat, di kawasan hutan dan

sekitarnya masih banyak sekali potensi tumbuhan yang

dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat. Masyarakat

pedesaan yang khususnya bertempat tinggal di dekat

hutan, seringkali memakai tumbuhan yang berkhasiat

obat untuk dipakai obat tradisional. Hal tersebut

dilakukan karena kepercayaan dari masyarakat yang

kental unsur budayanya, diwariskan turun-temurun dari

nenek moyang mereka.

Budaya tradisi masyarakat setempat

mempengaruhi budaya pengobatannya. Persepsi

masyarakat mengenai sakit, sehat, dan keanekaragaman

jenis tumbuhan yang dipakai sebagai obat tradisional,

4

Page 16: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

terwujud lewat sosialisasi turun-menurun dan

dipercayai. Pengobatan tradisional merupakan upaya

pengobatan di luar ilmu kedokteran, yang berakar pada

tradisi tertentu (Rahayu, 2006, hlm. 245).

Penelitian perihal tumbuhan obat banyak

dilakukan di Indonesia, namun masih banyak pula

tumbuhan obat tradisional yang dikonsumsi berbagai

etnis di Indonesia, belum didokumentasikan terutama

berbagai etnis di wilayah Sumatera. Desa Simpang Bayat

punya beragam suku/etnis antara lain etnis Bali,

Melayu, Banjar, Bali, Bugis, Batak, dan Madura. Budaya

pemanfaatan obat tradisional juga terdapat pada

masyarakat desa Simpang Bayat yang telah dikenal

masyarakat dari dahulu kala tanpa memakai pengobatan

modern. Kondisi ini didukung oleh wilayah desa Simpang

Bayat yang wilayah hutannya cukup luas dengan

berbagai tumbuhan termasuk tumbuhan obat.

Satu di antara etnis di desa Simpang Bayat yang

hingga sekarang menjaga tradisi dari leluhur adalah

etnis Bali dan Jawa. Selain menjaga tradisi, etnis Bali

dan Jawa juga lebih menghargai alam sehingga etnis ini

berpotensi mempunyai pengetahuan yang lebih besar

tentang tumbuhan obat. Hingga saat ini belum ada data

tentang tumbuhan obat tradisional yang berada di desa

Simpang Bayat dan cara pemanfaatannya.

5

Page 17: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Etnis Bali dan Jawa dalam pemanfaatan jenis

tumbuhan yang ada di alam tidak memakai semua jenis

tumbuhan yang ada di alam sebagai obat. Hal ini

dipengaruhi oleh kepercayaan dan pengetahuan turun-

temurun yang seringkali dihubungkan dengan nilai-nilai

religius. Walaupun etnis Bali dan Jawa telah berbaur di

masyarakat umum, etnis ini masih terkenal akan

kepercayaan leluhurnya. Hal ini terlihat dari keberadaan

dalam masyarakatnya dengan adanya dukun penyakit

dalam, dukun magis ataupun dukun beranak.

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik

untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan apa saja yang

dipakai oleh etnis Bali dan Jawa yang berkhasiat sebagai

tumbuhan obat. Mengingat ilmu pengobatan tradisional

ini umumnya tidak didokumentasikan seperti ilmu

umumnya, dan hanya sebatas pengetahuan yang

disampaikan sebatas lisan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat

dirumuskan beberapa masalah yakni :

1. Apa saja jenis tumbuhan yang dimanfaatkan

sebagai tumbuhan obat oleh etnis Bali dan Jawa

6

Page 18: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

di desa Simpang Bayat, kecamatan Bayung Lencir,

provinsi Sumatera Selatan?

2. Bagaimana pemanfaatan tumbuhan yang dipakai

sebagai alternatif pengobatan oleh masyarakat

etnis Bali dan Jawa di desa Simpang Bayat,

kecamatan Bayung Lencir, provinsi Sumatera

Selatan?

3. Bagaimana nilai urgensi budaya atau Index of

Cultural Significance (ICS) tumbuhan yang dipakai

sebagai obat tradisional di desa Simpang Bayat,

kecamatan Bayung Lencir, provinsi Sumatera

Selatan?

C. TUJUAN

Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka

kajian ini bertujuan :

1. Ingin mengetahui jenis tumbuhan yang

dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat oleh

masyarakat Etnis Bali dan Jawa di desa Simpang

Bayat, kecamatan Bayung Lencir, provinsi

Sumatera Selatan.

2. Ingin mengetahui cara pemanfaatan tumbuhan

yang dipakai sebagai alternatif pengobatan oleh

7

Page 19: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

masyarakat Etnis Bali dan Jawa di desa Simpang

Bayat, kecamatan Bayung Lencir, provinsi

Sumatera Selatan.

3. Ingin mengetahui nilai urgensi budaya atau Index

Cultural Significance (ICS) tumbuhan yang dipakai

sebagai obat tradisional yang berada di desa

Simpang Bayat, kecamatan Bayung Lencir,

provinsi Sumatera Selatan.

D. MANFAAT

Perihal manfaat yang diharapkan secara teoritis

maupun praktis adalah:

1. Sebagai sumber informasi ilmiah perihal

tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat

tradisional yang ada di sekitar kita.

2. Melestarikan warisan budaya mengenai tumbuhan

yang dapat dipakai sebagai obat di desa Simpang

Bayat, kecamatan Bayung Lencir, provinsi

Sumatera Selatan.

3. Memberikan informasi awal bagi penulis lebih

lanjut yang mengkaji secara mendalam perihal

tumbuhan yang dapat dipakai sebagai obat

tradisional.

8

Page 20: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

4. Memperkaya pengetahuan tentang tumbuhan obat

tradisional bagi penulis dan masyarakat yang

berminat dalam pemanfaatan tumbuhan obat

sebagai pengobatan tradisional dan menambah

kepustakaan di bidang penelitian.

5. Untuk upaya menjaga pelestarian budaya dari

nenek moyang mengenai tumbuhan obat oleh

generasi muda saat ini agar dapat disampaikan

pada generasi selanjutnya.

9

Page 21: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

`

10

Page 22: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Konsep Umum Etnobotani

Istilah etnobotani (dari kata “etno” bermakna

budaya dan “botani” yaitu tumbuhan) merupakan

bidang kajian perihal relasi antara tumbuhan dan

manusia. Kajian perihal sistem pengetahuan

masyarakat lokal tentang botani disebut etnobotani.

Ilmu ini terkait perihal pendayagunaan berbagai

tumbuhan oleh masyarakat sekitar guna

meningkatkan taraf kehidupan (Kandowangko, 2011,

hlm. 11).

Maka, etnobotani bermakna kajian perihal

relasi masyarakat lokal dengan tradisinya, terkait

dengan tumbuhan atau tanaman di sekitarnya. Ini

bermakna, wilayah etnobotani bukan sekedar

membahas karakteristik etnisitas, juga bukan hanya

mengkaji biologi taksonomi kelompok tumbuhan,

melainkan juga perilaku etnis tersebut menyangkut

eksistensi kelompok tumbuhan dan kelangsungan

etnisnya (Salam, 2004, hlm. 1).

11

Page 23: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Etnobotani merupakan kajian perihal relasi

antara lokalitas tradisi dengan berbagai tumbuhan di

sekitarnya. Maka, diasumsikan bahwa etnobotani

terkait dengan kajian masyarakat petani, dan

kelompok-kelompok tradisional. Namun, hal itu tak

selamanya benar, sebab cakupannya bukan hanya

dibatasi oleh ekologi, simbolis, dan ritual etnis

(Hakim, 2014, hlm.5).

Kearifan lokal yang dikembangkan oleh

masyarakat tradisional berupa pengetahuan aplikatif

bagi keberlangsungan eksistensi kebudayaan

mereka. Termasuk perihal pola pengetahuan yang

terkait dengan dokumentasi dan relasi antara

kompleksitas etnis dan pemanfaatan tumbuhan,

yang berfokus pada berbagai pola masyarakat dan

yang terkait dengannya. Hal ini termasuk soal

makanan, kosmetik, obat, pewarna, praktik

keagamaan, tekstil, konstruksi, pakaian, ritual, alat,

mata uang, sastra, dan seterusnya (Ketut, 2015, hlm.

267).

Kajian etnobotani terkait pendayagunaan

oleh etnis lokal perihal keragaman spesies

tumbuhan. Etnobotani membahas studi perihal

12

Page 24: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

tumbuhan, termasuk proses klasifikasi, memberi

nama, memakai serta pengembangannya (Dyopi,

2011) dalam (Indri, 2016, hlm. 2).

Menurut (Purwanto, 1999) dalam (Indri,

2016, hlm. 4) kajian etnobotani di era kontemporer

adalah sebagai berikut:

a. Etnoekologi: terkait pengelolaan dan

pengetahuan lingkungan alam secara tradisional

dengan cara interaksi dan adaptasi antar

organisme.

b. Pertanian tradisional: terkait pengetahuan

tradisional perihal sistem pertanian dan varietas

tanaman.

c. Etnobotani kognitif: pandangan masyarakat

setempat terkait tumbuhan lewat analisis

simbolik ritual adat, mitos, serta konsekuensi

ekologisnya.

d. Budaya materi: pengetahuan tradisional dan

pemanfaatan tumbuhan dalam teknologi dan

seni.

e. Fitokimia tradisional: pengetahuan tradisional

perihal pemakaian tumbuhan terkait dengan

kandungan bahan kimia.

13

Page 25: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

f. Paleoetnobotani: interaksi masa lalu antara

populasi manusia dengan dengan tumbuhan

berdasarkan pada interpretasi peninggalan

arkeologi.

2. Tumbuhan Obat

Tanaman obat tradisional adalah hal penting

dalam pengobatan tradisional. Di 30 tahun terakhir

WHO menyebutkan bahwa pengobatan tradisional

sebagai istilah “traditional medicine”. Para ilmuan

lebih memilih istilah “traditional healing”. Ada pula

yang menyebut “folk medicine”, alternative medicine”,

“etnomedicine” dan “indigeneous medicine”, dalam

kehidupan sehari-hari memakai tanaman obat

sebagai ramuan. Ramuan tersebut dipakai, bukan

saja sebagai pengetahuan, tetapi juga keterampilan

mencampur tanaman obat sebagai bahannya.

Keahlian dukun meramu berbagai bahan alamiah,

yang berasal dari tumbuhan dan tubuh hewan jadi

jamu yang manjur efeknya adalah keahlian khas

(Rasna, 2014, hlm. 91).

Tumbuhan obat adalah jenis tumbuhan yang

sebagian, seluruh tumbuhan atau sel tumbuhan

14

Page 26: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

tersebut dipakai sebagai obat, bahan atau

ramuan obat-obatan. Tumbuhan obat dipakai

untuk penyembuhan suatu penyakit atau

pencegahan penyakit. Pengobatan dilaksanakan

dengan meracik sendiri ataupun dari dukun

kampung (Nur Aeni, 2016, hlm.1-2).

Pengertian obat menurut Peraturan Menteri

Kesehatan RI. No.949/MenKes/Per/VI/2000, adalah

sediaan atau paduan-paduan yang siap dipakai

untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara

fisiologis atau keadaan patologi dalam rangka

penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan,

pemulihan, peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi.

Obat alami asli Indonesia dikategorikan

dalam tiga hal; pertama jamu ramuan tradisional

yang belum diuji klinis. Kedua, obat herbal yaitu

obat berasal dari alam yang sudah melewati tahap uji

praklinis. Ketiga, fitofarmaka adalah obat dari bahan

alam yang sudah melewati uji praklinis dan klinis

(Winarsih, 1992, hlm. 3).

Menurut departemen RI, mendefenisikan

tumbuhan obat Indonesia tercantum dalam SK

15

Page 27: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Menteri Kesehatan No. 149/SK/Menkes/IV/1978,

yaitu:

a. Organ tumbuhan yang dipakai sebagai bahan

obat tradisonal atau jamu.

b. Organ tumbuhan yang diekstraksi dipakai untuk

obat.

Bagi Warida (2016, hlm. 2) bahwa terdapat

tiga hal menjadi argumen bahwa tumbuhan tersebut

dikatakan sebagai tumbuhan obat yaitu:

a. Tumbuhan atau organ tumbuhan untuk

memperkuat fungsi organ tumbuh.

b. Tumbuhan atau organ tumbuhan untuk

menghilangkan penyakit.

c. Tumbuhan atau organ tumbuhan untuk menjaga

sistem kekebalan tubuh.

Tumbuhan berfungsi di antaranya sebagai

produsen berbagai obat yang berguna sebagai

penjaga kesehatan. Penemuan tersebut bukan

berdasarkan rasionalitas melainkan instingtif yang

dituturkan secara lisan turun-temurun. Setiap etnis

atau daerah punya keunikan sendiri dalam

pengobatan alami. Hal itu terjadi karena kondisi dari

16

Page 28: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

alam, berkaitan dengan tersedianya tumbuh-

tumbuhan obat di daerah masing-masing, adanya

falsafah budaya dan adat istiadat yang berbeda

(Jumiarni, 2017, hlm.46).

Pengobatan tradisional selain dipakai untuk

pertolongan pertama dan tanaman obat tradisonal

mudah didapatkan, selain itu tidak memerlukan

biaya yang besar, berdasarkan pengalaman sehari-

hari dari nenek moyang mereka (Warida, 2016,

hlm.2).

Fungsi tumbuhan obat dalam penyembuhan

adalah pengobatan tertua. Faktanya, berbagai

tumbuhan obat yang dipakai sudah lama dikenal

jauh sebelum perkembangan ilmu pengetahuan. Hal

ini terlihat di 15 desa di kecamatan Kintamani,

kabupaten Bangli, provinsi Bali, adanya 47 spesies

tanaman obat ditemukan dapat mengurangi penyakit

gangguan saluran kencing. Tumbuhan obat dipakai

dengan cara, kulit kayu dan bunga diramu, direbus

daun dan akarnya, dan seluruh bagian tumbuhan

diramu (Jumiarni, 2017, hlm. 46).

17

Page 29: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

3. Suku Jawa

Orang Jawa sudah hidup dan berkembang

dari zaman dahulu hingga sekarang, dengan

memakai bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-

harinya, dan sebagian besar menghuni pulau Jawa.

Masyarakat suku Jawa mayoritas penganut agama

Islam. Namun, juga ada yang beragama Hindu,

Budha, Nasrani, Katolik, dan Kristen (Marzuki, hlm.

2-3).

Hasil penelitian Jacob (1978, hlm.106-107)

ditemukan bahwa orang Jawa berciri kefalometrik

dengan kepala berbentuk mesocephal (bulat) bentuk

muka leptoprosope (sempit), tipe meshorini (dahi

lebar dengan bentuk hidung sedang). Masyarakat

Jawa termasuk sub ras sekunder Mongoloid berasal

dari sub ras Deutero Melayu. Adapun ciri-cirinya:

rambut coklat tua sampai hitam, kulit kuning

langsat sampai sawo matang, muka bulat, persegi

dan lebar, batang hidung rendah dan melebar, tebal

bibir sedang, bentuk kepala bundar dengan dahi

curam serta agak melengkung.

18

Page 30: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Orang Jawa dikenal punya tradisi minum

jamu dari ramuan tumbuh-tumbuhan obat untuk

mengatasi berbagai penyakit serta menjaga kondisi

tubuh agar selalu sehat (Limananti, 2003, hlm.11-

20).

4. Suku Bali

Tradisi orang Hindu Bali punya pelbagai

kearifan lokal dengan kontribusi dan potensinya

yang perlu dilestarikan. Kemajuan sains dan

teknologi berkontribusi bagi pengembangan dalam

bidang kesehatan, pangan dan lingkungan.

Kemajuan IPTEK perihal fenomena yang terjadi di

alam ini berkaitan dengan kearifan lokal, dari

pengetahuan informal orang-orang tradisional yang

berasal dari pengalaman hidup sehari-hari. Ini

bermakna, bahwa adanya kearifan lokal berpotensi

berkontribusi dalam penyampaian data awal,

gagasan, serta sumber inspirasi untuk membuka

rahasia alam. Orang tradisional senantiasa

melakukan perkembangan pengetahuan non formal

dan kearifan lokal, yang bersifat praktis bagi

keberlangsungan perkembangan budaya, adat

istiadat dan kehidupan mereka (Surata, 2015, hlm.

266-267).

19

Page 31: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Adanya pengetahuan lokal dengan

memanfaatkan tumbuhan obat terkait aspek

etnobotani, yakni perihal kajian sistem pengetahuan

yang mendokumentasikan dan menerangkan

hubungan antara tumbuhan dan budaya setempat.

Hal ini terfokus pada tumbuhan yang dipakai, cara

pemanfaatannya, dan dipersepsikan pada berbagai

lingkungan masyarakat, seperti obat, makanan,

praktik keagamaan, pewarna, kosmetik, pakaian,

tekstil, konstruksi, sastra, alat, mata uang, ritual

serta kehidupan sosial (Surata, 2015, hlm.267).

Maka pengetahuan dan kearifan lokal dari

pengobatan masyarakat Bali telah tertulis di dalam

Lontar Usada Bali berisi ramuan tradisional

komposisi obat herbal disertai cara pemakaiannya

(Gebby, 2017, hlm. xx).

Umumnya, masyarakat Bali berdomisili di

daerah pedesaan dan percaya adanya keampuhan

pengobatan tradisional dibandingkan pengobatan

modern. Pelbagai kelompok masyarakat adat di Bali

umumnya memanfaatkan lebih dari 10 spesies

tumbuhan obat yang didapatkan dari pekarangan

rumah (Gebby, 2017, hlm. xx).

20

Page 32: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

B. Studi Relevan

Kajian ini dapat disintesiskan dalam Table State

of Arts berikut ini:

Tabel 2.1

Table state of arts

No Nama

Peneliti,Tahun,

Judul Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Gebby Agnessya

Esa Oktavia, dkk

(2017), “Studi

Etnobotani

Tanaman Obat di

Sekitar Kawasan

Danau Buyan-

Tamblingan, Bali”

Masyarakat di

sekitar Danau

Buyan-Tamblingan

memanfaatkan

tumbuhan sebagai

tumbuhan obat

sebanyak 69

spesies, yang terdiri

dari 59 ordo dan 36

famili. Floristic region dari semua

jenis tumbuhan

yang

terdokumentasi

masih didominasi

oleh Malesiana

(21,95%),

dilanjutkan dengan

India (18,90%),

Indochina (16,46),

dan Asia Timur

Pemanfaatan

tumbuhan

difungsikan

sebagai obat

guna

mengobati

penyakit di

masyarakat.

Tempat

penelitian

dan cara

pengolaha

nya

21

Page 33: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

(9,15). Sementara

jenis tumbuhan

yang berasal dari

Benua Amerika

(Utara, Tengah, dan

Selatan) dan Afrika

sebesar 15,25%

dan 7,32% secara

berturut-turut. Hal

ini mengungkapkan

bahwa penggunaan

tumbuhan

introduksi,

khususnya dari

Benua Amerika,

yang dalam sejarah

dibawa oleh orang

Belanda (VOC)

pertama kali pada

abad 16 (Sujarwo

dan Caneva, 2015)

telah menjadi

bagian penting dari

masyarakat Bali.

2. I Wayan Rasna,

W.S. Binawati

(2014),

“Keterampilan

Mengelolah

Tanaman Obat

Tradisional Untuk

Penyakit Anak

Hasil penelitian di

peroleh bahwa

keterampilan para

remaja di

Kabupaten

Buleleng,

Jembrana, Gianyar,

Badung, Kodya

Pemanfaatan

tumbuhan

difungsikan

sebagai obat

guna

mengobati

penyakit di

masyarakat.

Tempat dan

metode

penelitian.

22

Page 34: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Pada Remaja Bali:

Sebuah Kajian

Ekoliguistik”

Denpasar, dan

Tabanan tergolong

cukup masing-

masing dengan

nilai 57, 5, 65, 65,

57, 5, 55, dan 62,

5. Kabupaten yang

para remajanya

punya nilai baik

adalah Karangasem

75, Klungkung 75

dan Bangli 72,5.

Hal ini memberikan

gambaran bahwa

remaja yang punya

keterampilan baik

dalam mengolah

obat tradisional

ialah Klungkung,

Karangasem, dan

Bangli. Setelah

ditelusuri, itu

disebabkan oleh

keyakinan yang

kuat terhadap obat

tradisional.

Karenanya, yang

bersangkutan

kerap berurusan

23

Page 35: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

dengan obat

tradisional.

Sehingga, mereka

terbiasa berurusan

dengan tanaman

obat tradisional

(TOT).

3. Wa Ode Jumiarni,

Oom

Komalasari(2017)

“Eksplorasi Jenis

dan Pemanfaatan

Tumbuhan Obat

Pada Masyarakat

Suku Muna di

Permukiman Kota

Wuna”.

Hasil penelitian

diperoleh bahwa

ada 34 jenis

tanaman obat yang

dimanfaatkan oleh

orang suku Wuna,

kecamatan

Tongkuno,

kabupaten Muna.

Ada 31 jenis yang

teridentifikasi

nama spesiesnya

dan 3 spesies

belum

teridentifikasi.

Pemanfaatan

tumbuhan

difungsikan

sebagai obat

guna

mengobati

penyakit di

masyarakat.

Tempat

penelitian

dan cara

pengolahany

a

24

Page 36: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat

Riset ini dilaksanakan di desa Simpang

Bayat, kecamatan Bayung Lencir, kabupaten Musi

Banyuasin, provinsi Sumatera Selatan Bagian Utara.

Gambar: Peta Desa Simpang Bayat

(Sumber: Buku Putih Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin)

25

Page 37: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Menurut data, desa Simpang Bayat

merupakan desa yang berposisi di daerah kecamatan

Bayung Lencir, kabupaten Musi Banyuasin, provinsi

Sumatera Selatan, berada pada posisi jalan lintas

Palembang-Jambi. Desa Simpang Bayat ini berdiri

pada tahun 1979 dengan luas wilayah 22000 ha, dan

punya 3 dusun yakni dusun 1 Simpang Bayat,

dusun 2 Simpang Bayat, dusun 3 Simpang Bayat

(Selaro), terdapat 13 RT dengan jumlah kepala

keluarga 994 dengan jumlah penduduk 3.811 jiwa.

Desa Simpang Bayat wilayahnya terdiri atas

pemukiman, Perseroan Terbatas (PT), lahan, dan

perkebunan. Ladangnya terdiri atas perkebunan

seperti karet dan sawit, dan lahan sawah. Jarak dari

Desa Simpang Bayat ke kecamatan ± 5 Km, dari desa

Simpang Bayat ke kabupaten dapat ditempuh

dengan jarak sejauh ± 152 km, dan dari desa ke

provinsi perlu jarak ± 205 km.

2. Waktu

Waktu penelitian dilaksanakan selama

kurang lebih 1 bulan. Dimulai dari bulan Februari

hingga Maret.

26

Page 38: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

B. Alat dan Bahan1. Alat

Alat yang dipakai adalah pena, pensil, buku

tulis, gunting, handphone yang digunakan untuk

memotret objek sekaligus sebagai perekam.

2. BahanBahan yang dipakai adalah kardus, kertas

koran, kertas karton, alkohol 70% dan jenis

tumbuhan yang dipakai sebagai tumbuhan obat.

C. Prosedur Kerja1. Metode Penelitian

Kajian ini memakai metode deskriptif

kualitatif, dengan teknik observasi, wawancara,

dokumentasi, koleksi sampel tumbuhan dan

identifikasi tumbuhan yang berkhasiat sebagai

tumbuhan obat di desa Simpang Bayat.

Tumbuhan dianalisis secara kualitatif yaitu

dengan mengelompokkan jenis tumbuhan,

meliputi nama daerah, nama latin, bagian yang

dipakai, serta manfaat dari tumbuhan tersebut.

Sedangkan analisis data secara kuantitatif yaitu

dengan menghitung nilai ICS, angka hasil

perhitungan ICS menunjukkan tingkat

kepentingan setiap jenis tumbuhan yang berguna

oleh masyarakat (Cavalera, 2016, hlm. 6).

27

Page 39: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

2. Penentuan Responden

Teknik pemilihan responden yang dipakai

dalam kajian ini adalah “Purposive sampling dan

Snowball sampling”. Bagi Sugiyono (2013, hlm. 54)

purposive sampling yaitu pengambilan sampel dari

sumber data dengan melalui pertimbangan tertentu,

persyaratan yang dibuat sebagai kriteria perlu

dipenuhi sebagai sampel. Dasar pertimbangan

ditentukan oleh peneliti, dan sampel yang diambil

secara purposive :

a. Punya pengetahuan cukup perihal

populasinya.

b. Menguasai materi penelitian dengan segala

problemnya.

Teknik snowball sampling termasuk dalam

teknik non-probability (sampel dengan probabilitas

yang tidak sama). Untuk metode pengambilan

sampel semacam ini spesifik dipakai untuk data-data

yang bersifat komunitas dari subjektif

responden/sampel. Maka, objek sampel itu langka

dan bersifat mengelompok pada suatu himpunan.

Maka, snowball sampling mengambil sampel dengan

berantai (multi level) (Sugiyono, 2010, hlm. 124).

28

Page 40: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

D. Analisis Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang

diperoleh dari lapangan. Berupa wawancara

dengan masyarakat di desa Simpang Bayat,

dokumentasi, koleksi sampel tumbuhan atau

berbagai keterangan berkaitan dengan tujuan

penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data

penunjang dari data primer, berupa data-data

dari sumber-sumber yang sebelumnya. Data

didapatkan di jurnal, koran, artikel, buku,

internet, dan lain-lain. Data ini bertujuan

untuk melengkapi informasi dan memperkuat

temuan ketika berada di lapangan.

2. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari hasil wawancara,

dokumentasi lapangan, koleksi sampel tumbuhan,

buku, juga dari internet berupa jurnal terkait studi

etnobotani, serta artikel.

29

Page 41: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan proses kompleks,

yang tersusun dari berbagai proses biologis. Dua

di antara yang terpenting adalah proses ingatan

serta pengamatan. Jadi, observasi merupakan

pengumpulan data dengan pengamatan langsung

terhadap suatu objek, dalam satu periode dengan

mencatat secara sistematis perihal yang diamati

(Noor, 2011, hlm. 78). Observasi dalam kajian ini

untuk mendapatkan gambaran umum tentang

objek penelitian dan langsung dengan

pemanfaatannya.

b. Wawancara

Wawancara merupakan proses

memperoleh data secara langsung dengan

berbagai pertanyaan kepada nara sumber

(Subagyo, 2006, hlm. 39). Wawancara yang

penulis lakukan untuk mendapatkan data

mengenai spesies-spesies tumbuhan yang

dimanfaatkan oleh masyarakat desa Simpang

Bayat, kecamatan Bayung Lencir, provinsi

Sumatra Selatan. Wawancara merupakan suatu

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya-jawab, sehingga dapat

30

Page 42: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Wawancara yang dilakukan dalam kajian

ini adalah wawancara tidak terstruktur. Peneliti

tidak memakai pedoman wawancara yang

tersusun sistematis, melainkan hanya garis besar

pertanyaan. Namun, apabila jawaban oleh

responden telah jauh menyimpang, maka peneliti

dapat bertanya ulang, sehingga memperoleh

jawaban yang tepat.

Setiap pertanyaan menginventarisasikan

pengetahuan responden tentang tumbuhan yang

dapat dipakai sebagai obat tradisional. Setiap

jawaban dari pertanyaan yang diajukan ditulis

melalui lembar kerja atau direkam melalui

perekam suara pada saat wawancara. Wawancara

dilakukan dengan mendatangi rumah responden.

c. Dokumentasi

Dokumentasi tumbuhan yang dipakai

sebagai obat menggunakan foto, sedangkan

pendokumentasian wawancara memakai perekam

suara (audio handphone) pada saat narasumber

menyampaikan informasi terkait tumbuhan obat

tradisional. Dokumentasi dilakukan dengan

tujuan untuk menunjang dan pengingat agar

tumbuhan yang diteliti tepat dan tidak keliru.

31

Page 43: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

d. Koleksi Sampel Tumbuhan

Koleksi sampel tumbuhan dilaksanakan

dengan meminta responden menunjukkan secara

langsung dan mengambil sampel tumbuhan yang

dipakai untuk obat tradisional. Lantas, sampel

dikoleksi, dan diproses untuk herbarium. Untuk

jenis buah, biji dan umbi-umbian tidak

dimungkinkan dengan memakai herbarium maka

sampel yang dipakai yaitu dengan memakai

awetan basah, yakni dengan memasukkan sampel

ke dalam toples kaca yang berisi cairan alkohol

70% dan ukuran toplesnya disesuaikan dengan

besar kecilnya spesimen yang diawetkan.

e. Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan dilakukan dengan

cara mencocokkan jenis sampel yang dibuat

dalam bentuk herbarium dengan buku panduan

kunci determinasi dan identifikasi tumbuhan,

kemudian menanyakan langsung tumbuhan

tersebut kepada para ahli di bidang botani.

Identifikasi dilakukan untuk mengetahui jenis

tumbuhan sampai tingkat spesies atau minimal

pada tingkat genus. Identifikasi dilakukan di

Dinas Pertanian Kota Jambi.

32

Page 44: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyusunan

data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan,

foto, dokumen resmi, dokumen pribadi, dan lain

sebagainya. Data tersebut direduksi lantas diurutkan,

dikoordinasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan

suatu uraian dasar (Moleong, 2013, hlm. 247). Data-

data yang diperoleh dari lapangan disajikan dalam

bentuk tabulasi, dianalisa secara deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif yaitu dengan memakai

persamaan analisis nilai kepentingan budaya Index of

Cultural Significance (ICS) tumbuhan berguna

didasarkan pada formula yang dikembangkan oleh

Turner (1988). Analisis ini bertujuan untuk

mengevaluasi atau mengukur kepentingan suatu jenis

tumbuhan bagi masyarakat lokal. Hasil kuantifikasi

nilai penting budaya (ICS) kemudian dianalisis merujuk

kepada konsep oleh Zuhud (2007) yaitu konsep

stimulus tri amar konservasi, yakni sikap-sikap yang

dijadikan suatu aksi berbuat atau tidak berbuat

merupakan suatu proses stimulus yang dibedakan atas

stimulus alami, manfaat, dan rela (keyakinan/religi)

(Helida, 2016, hlm. 7).

33

Page 45: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Rumus ICS sebagai berikut :

n

ICS = Σ (q x i x e) ni

I=1

Bila kegunaan yang dimiliki suatu spesies

tumbuhan lebih dari sekali maka formula perhitungan

berkembang menjadi :

n ICS = ∑ (q1 x i1x e1)n1 + (q2 x i2x e2)n2 +

….+(qn x inx en)nn

I=1

Keterangan: ICS = Indeks of cultural significane,

adalah persamaan jumlah nilai guna suatu jenis

tumbuhan dari kegunaan I hingga ke n, n menunjukkan

kegunaan terakhir dari suatu jenis tumbuhan,

sedangkan huruf I menunjukan nilai I hingga ke n

secara beruntun. Perhitungan nilai dari suatu jenis

tumbuhan dihitung parameter sebagai berikut: q = nilai

kualitas (quality value) dihitung dengan memakai cara

memberikan skor atau nilai kualitas dari suatu jenis

tumbuhan, i = nilai intensitas (intensity value) yaitu

menggambarkan intensitas pemanfaatan dari jenis

tumbuhan berguna dengan memberikan nilai, e = nilai

eksklusivitas (exclusivity value) (Ruqayah, dkk, 2004,

hlm. 87-88).

34

Page 46: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

q = nilai kualitas suatu tumbuhan berdasarkan

kegunaan sebagai tumbuhan obat, yaitu dengan

memberikan skor atau nilai kualitas kegunaan suatu

jenis tumbuhan.

Nilai Keterangan

1 Digunakan sebagai obat magh, flu, patah

tulang, sakit kuning,

Obat mata, cacar, gatal-gatal, diabetes, luka

gores dan kolesterol

2 Digunakan sebagai obat sakit gigi, panas

dalam dan darah tinggi

3 Digunakan sebagai obat malaria dan

rematik

4 Digunakan sebagai obat batuk

5 Digunakan sebagai obat diare dan demam

i = nilai intesitas, yaitu menggambarkan

intensitas kegunaan dari jenis tumbuhan

berguna.

Nilai Keterangan

1 Nilai penggunaannya sedikit

2 Intesitas penggunaanya rendah

3 Intensitas penggunaanya sedang

4 Secara moderat intesitas penggunaanya

tinggi

35

Page 47: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

5 Sangat tinggi nilai intesitas penggunaanya

e = nilai ekslusivitas

Nilai Keterangan

0,5 Sumber sekunder atau merupakan bahan

yang sifatnya sekunder

1 Terdapat beberapa jenis yang ada

kemungkinan menjadi pilihan

2 Paling disukai dan merupakan pilihan utama

dan tidak ada duanya

Tabel 3.1 Nilai kategorisasi Index Cultural Significance

(ICS)

No Predikat Skore

1 Sangat Tinggi > 100

2 Tinggi

50 - 99

3 Sedang

20 - 49

4 Rendah

5 - 19

5 Sangat Rendah

1 - 4

6 Tidak Ada

0 Sumber: (Muraqmi, dkk, 2015, hlm. 51).

36

Page 48: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

G. TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan adalah peneliti

tinggal di lokasi penelitian hingga maksimal

kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal itu

dilakukan maka akan membatasi:

a. Gangguan dari dampak peneliti pada

konteks.

b. Kekeliruan (biases) peneliti.

c. Mengkompensasikan pengaruh dari berbagai

kejadian-kejadian yang tidak biasa atau

pengaruh sesaat (Moleong, 2013, hlm. 327).

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan berarti mencari

secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara

dalam kaitan dengan proses analisis konstan atau

tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai

pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan

dan apa yang tidak dapat. Ketekunan pengamatan

bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang relevan dengan persoalan atau

isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan

diri pada hal-hal tersebut secara rinci (Moleong,

2013, hlm. 329).

3. Triangulasi.

37

Page 49: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi

diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang

bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan

triangulasi, maka sebenarnya peneliti

mengumpulkan data yang sekaligus menguji

kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data

dengan berbagai teknik pengumpulan data dan

berbagai sumber data (Sugiyono, 2013, hlm. 125).

38

Page 50: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Jenis Tumbuhan Obat yang Dimanfaatkan

Oleh Etnis Bali dan Etnis Jawa di Desa

Simpang Bayat

Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan

di desa Simpang Bayat kecamatan Bayung Lencir,

provinsi Sumatera Selatan diperoleh 26 jenis

tumbuhan yang dipakai oleh etnis Jawa yang berada

di desa Simpang Bayat sebagai obat herbal tradisional

dan 17 jenis tumbuh-tumbuhan yang dipakai sebagai

obat herbal tradisional oleh etnis Bali di desa

Simpang Bayat. Jenis-jenis tumbuhan obat tersebut

dapat ditabulasikan pada Tabel 4.1 di bawah ini:

No Famili/

NamaUmum/

Nama

Ilmiah

Pemanfaatan

Suku Jawa

Suku Bali

Organ Khasiat Organ

Khasiat

1. Zingiberaceae/ Rimpang Mag

Rimpang Batuk

Kunyit/

Curcuma longa Linn.

39

Page 51: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

2. Zingiberaceae/ Rimpang Kolesterol

Rimpang Diare

Lengkuas/

Alpinia galangal (Linn.) Willd.

3. Poaceae/ Batang Flu

Batang Patah Tulang

Serai/

Cymbopogon citrates Stapf.

4. Caricaceae/ Daun Malaria

Daun Malaria

Pepaya/

Carica papaya Linn.

5. Opocynaceae/ Kulit Malaria

Kulit Malaria

Pulai/

Alstonia scholaris Linn. R.Br.

6. Melastomataceae/ Daun Demam

Daun Darah Tinggi

Senduduk/

Melastoma affine D. Don.

7. Zingiberaceae/ Rimpang Diare

Rimpang Batuk

Kencur

Kaempferia galangal Linn.

8. Zingiberaceae/ Rimpang Demam

Rimpang Demam

40

Page 52: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Jahe Merah/

Zingiber officinale Roscoe

9. Myrtaceae/ Daun Darah Tinggi

Daun Kolesterol

Salam/

Syzygium polyanthum (Wight.)Walpers.

10. Rutaceae/ Buah Batuk

Buah Batuk

Jeruk Nipis/

Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle.

11. Malvaceae Daun Demam

Daun Demam

(Bombacaceae)/

Randu/

Ceiba pentandra (Linn.) Geartn.

12. Meliaceae/ - -

Kulit Buah Diare

Duku/

Lnsium parasiticum (Osback.) Sahnin & Swigle.

13. Poaceae/ Batang Demam

Batang 1. Demam

Tebu Ireng/

2. Batuk

Saccharum Linn.

14. Zingiberaceae/ - -

Rimpang Sakit Kuning

41

Page 53: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Bangle/

Zingiber cassumunar Roxb.

15. Cassulaceae/ Daun Demam

Daun Demam

Cocor Bebek/

Kalanchoe pinnata Pers.

16. Xantorrhoeaceae/ Daun Panas dalam

Daun Rematik

Lidah Buaya/

Aloe vera Linn.

17. Arecaceae/ - -

Buah Diare

Pinang/

Areca catechu Linn.

18. Malvaceae/ Daun Demam

- -

Kembang sepatu/

Hisbicus rosa-sinensis Linn.

19. Poaceae/ Akar Panas

- -

Alang-alang/

Imperata cylindrical (Linn.) Raeusch.

20. Piperaceae/ Daun Pembersih mata

- -

Daun Sirih/

Piper battle Linn.

42

Page 54: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

21. Myrtaceae/ Daun Diare

- -

Jambu Biji/

Psidium guajava Linn.

22. Lamiaceae/ Daun 1. Diabetes

- -

Kumis kucing/ 2. Batuk

Orthosiphon aristatus (Blume.) Miq.

23. Manispermaceae/ Batang 1. Demam

- -

Brotowali/ 2. Rematik

Tinospora cordifolia Hook.F. & Thomso.

24. Alliaceae/ Umbi 1. Obat gatal

- -

Bawang Putih/ 2. Sakit gigi

Allium sativum Linn.

25. Fabaceae/ Daun Luka gores

- -

Petai cina/

Leucaena leucocephala De. Wit.

26. Sapotaceae/ Buah Diare

- -

Sawo/

Manilkara zapota (Linn.) P.Royen.

27. Solanaceae/ 1 pohon Cacar

- -

43

Page 55: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Ciplukan/ Ciplukan

Physalis angulata Linn.

28. Euphorbiaceae/ Getah Sakit gigi

- -

Daun Patah tulang/

Euphorbia tirucalli Linn.

29. Zingiberaceae/ Rimpang 1. Demam - -

Lempuyang/ 2. Malaria

Zingiber zerumbet (Lin.) J.E.Smith.

Berdasarkan tabel di atas jenis-jenis tumbuhan

obat yang dipakai sebagai obat tradisional oleh etnis Bali

dan Jawa di desa Simpang Bayat dikelompokkan

menjadi 18 famili, dengan jenis tumbuhan terbanyak

berasal dari famili Zingiberaceae yaitu 5 jenis tumbuhan.

Dari 29 jenis tumbuhan tersebut didapatkan di

sekitar pekarangan rumah dan beberapa jenis tumbuhan

didapatkan masyarakat dari luar halaman desa (kebun).

Berikut gambaran umum dari pelbagai tumbuhan

tersebut:

44

Page 56: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

1. Kunyit (Curcuma longa Linn.)

Gambar 4.1. Kunyit (Curcuma longa Linn.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi ilmiah tumbuhan

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobionta

Super divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliopsida

Kelas : Liliopsida

Sub kelas : Zingiberidae

Ordo : Zingiberales

Family : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma longa Linn.

45

Page 57: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

b. Deskripsi Tumbuhan

Tumbuhan punya batang basah dengan

tinggi hingga 0,75 m. Termasuk tanaman herba

tahunan yang menghasilkan umbi berbentuk

rimpang dengan warna kuning tua atau jingga

terang. Daunnya berbentuk lonjong. Bunga

termasuk tipe majemuk dengan warna merah atau

merah muda. Perbanyakan tanaman ini dengan

anakan (Kurdi, 2010, hlm. 146).

c. Metabolit Sekunder

Kandungan ilmiah yang terkandung dalam

kunyit ialah Tumeron, Zingiberon, Seskuiterpena

alcohol, Kurkumin, Zat pahit, Lemak hars,

Vitamin C (Kurdi, 2010, hlm. 147).

2. Lengkuas (Alpinia galanga (Linn.) Willd.)

Gambar 4.2. Lengkuas (Alpinia galanga (Linn.) Willd) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

46

Page 58: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

a. Klasifikasi ilmiah tumbuhan

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Alpinia

Spesies : Alpinia galanga (Linn.) Willd.

b. Deskripsi Tumbuhan

Habitus herba, tegak, tinggi 2 m. Rimpang

berserat kasar, beraroma khas, juga akar serabut.

Batang semu terdiri atas beberapa pelepah daun.

Daun berbentuk bulat panjang dengan

pertulangan daun menyirip, yang berbentuk

lanset. Bunga muncul pada bagian ujung (Untoro,

2016, hlm. 59).

c. Metabolit sekunder

Kandungan kimianya berupa metabolit

sekunder seperti flavonoid, alkaloid, steroid,

terpenoid, dan lain-lain. Berdasarkan hasil uji

fitokimia dalam fraksi etil asetat rimpang lengkuas

47

Page 59: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

merah (Alpinia purpurata) dilaporkan mengandung

senyawa alkaloid, terpenoid, saponin, flavonoid,

fenolik, dan steroid (Untoro, 2016, hlm. 59).

3. Serai (Cymbopogon citrates Stapf.)

Gambar 4.3. Serai (Cymbopogon citrates Stapf.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Sub-Kingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub-Kelas : Commelinidae

48

Page 60: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Cymbopogon

Species : Cymbopogon citratus Stapf.

b. Deskripsi Tumbuhan

Tumbuhan ini termasuk semak tahunan,

batangnya tidak berkayu dan berwarna putih

kotor. Daunnya bertipe tunggal, berbentuk lanset,

punya pelepah dengan pangkalnya memeluk

batang dan berwarna hijau. Perbungaan

berbentuk malai dengan karangan bunga

berseludang, warna bunga kuning keputihan.

Buahnya berbentuk bulat panjang dan pipih yang

berwarna putih kekuningan (Kurdi, 2010, hlm.

293).

c. Metabolit sekunder

Minyak atsiri (geraniol, sistronelal, dan

eugenolmetileter) (Kurdi, 2010, hlm. 294).

49

Page 61: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

4. Pepaya (Carica papaya Linn.)

Gambar 4.4. Pepaya (Carica papaya Linn.) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Filum : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Brassicales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya Linn.

b. Deskripsi Tumbuhan

Tumbuhan ini termasuk semak yang

berbentuk pohon, batangnya lurus bulat silindris,

kadang-kadang punya percabangan, bagian dalam

batang berongga seperti spons dengan tinggi

50

Page 62: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

antara 2,5-10 m. Daunnya bertangkai panjang

seperti pita dan helaiannya berbentuk jari,

daunnya berjejal pada ujung batang dan ujung

cabangnya. Bunga hampir selalu berkelamin satu

dan berumah dua. Bunga jantannya terletak pada

tandan dan bertangkai panjang, kelopaknya

sangat kecil, mahkota bunga berbentuk terompet.

Bunga betina umumnya berdiri daun mahkotanya

lepas atau hampir lepas dan berwarna putih

kekuning-kuningan. Buahnya berwarna hijau dan

kuning kemerahan apabila sudah masak. Bijinya

banyak yang dibungkus dengan selaput berisi

cairan. Habitatnya bisa ditanam mulai dari

dataran rendah hingga ketinggian 100 mdpl.

Tumbuhan ini ditanam di halaman rumah, di

kebun, dan di perkebunan (Kurdi, 2010, hlm. 267-

268).

c. Metabolit sekunder

Punya kandungan senyawa saponin,

alkaloid papaina, pseudokarpaina, karpaina,

glikosidakarposid, karisina, fitoklimasa,

papayatimina, pectin, karatinoid, asam

galakturonat, dan galaktosa. (Kurdi, 2010, hlm.

268).

51

Page 63: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

5. Pulai (Alstonia scholaris Linn. R. Br.)

Gambar 4.5. Pulai (Carica papaya Linn. R. Br.) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobionta

Divisi : Magnoliophyta

Super Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Gentianales

Famili : Apocynaceae

Genus : Alstonia

Spesies : Alstonia scholaris Linn. R. Br.

52

Page 64: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

b. Deskripsi Tumbuhan

Pulai (Alstonia scholaris) yang adalah suku

kamboja-kambojaan, tersebar hampir di seluruh

Nusantara. Di Pulau Jawa, pulai terdapat di hutan

jati, hutan campuran serta hutan kecil yang ada

di pedesaan. Tumbuh di dataran rendah sampai

ketinggian 900 mdpl. Ditanam di pekarangan

rumah atau sebagai pohon hias. Pohon ini

tingginya berkisar antara 20-25 m. Batangnya

lurus dengan diameter hingga 60 cm, berkayu,

dan percabangannya tipe menggarpu. Pohonnya

berkulit batang yang rapuh, dengan rasa yang

sangat pahit, dan mengeluarkan getah putih.

Daunnya termasuk tunggal tersusun melingkar 4-

9 helai, tangkainya panjang 7,5 - 15 mm, bentuk

lonjong hingga lanset atau lonjong hingga bulat

telur sungsang, permukaan atasnya licin,

permukaan bawahnya buram, tepinya rata, tulang

daun menyirip, dengan panjang 10-23 cm,

lebarnya 3-7,5 cm, berwarna hijau. Perbungaan

termasuk majemuk, tersusun dalam malai,

bergagang panjang, yang keluar dari ujung

tangkai. Bunganya wangi berwarna hijau terang

sampai putih kekuningan, berambut halus rapat.

Buahnya berupa buah bumbung, berbentuk pita

dengan panjang 20-50 cm, menggantung. Bijinya

53

Page 65: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

kecil dengan panjang 1,5-2 cm, dan berambut

pada bagian tepinya dan jambul pada ujungnya.

Perbanyakannya dengan biji atau setek batang

dan cabang (Indartik, 2009, hlm. 163).

c. Metabolit sekunder

Kulit kayu tumbuhan ini rasanya pahit dan

tidak berbau serta mengandung kimia ekitamin

(ditamin), alkaloida ditain, alstonin, ekitenin,

ekitamidin, ekitin, ekiserin, triterpen, porfirin, dan

triterpen (alfa-amyrin dan lupeol). Daunnya

mengandung pikrinin, sedangkan bunga pulai

berasam ursolat dan lupeol (Indartik, 2009, hlm.

165).

6. Senduduk (Melastoma affine D. Don.)

Gambar 4.6. Daun Senduduk (Melastoma affine D. Don.) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

54

Page 66: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Myrtales

Famili : Melastomataceae

Genus : Melastoma

Species : Melastoma affine D. Don.

b. Deskripsi Tumbuhan

Tanaman sikaduduak atau senduduk

(Melastoma malabathricum L) adalah kelas

tanaman perdu. Tumbuh di daerah terbuka,

pinggiran sungai, daerah pegunungan, tanah

lapang, tempat pembuangan sampah, hutan

primer dan sekunder, di tepi jalan, di padang

rumput, dan tersebar di seluruh daerah Asia

Tenggara, juga di bawah perkebunan kelapa sawit.

Semua bagian dari tanaman yaitu akar, daun, dan

batang. Secara tradisional kerap dipakai sebagai

obat di Indonesia, Malaysia dan India, namun

tidak didukung oleh data klinis (Diza, dkk. 2019,

hlm. 60).

55

Page 67: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

c. Metabolit sekunder

Daun senduduk mengandung senyawa

flavonoid (Diza, dkk. 2019, hlm. 60).

7. Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe)

Gambar 4.7. Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Family : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber officinale Roscoe.

56

Page 68: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

b. Deskripsi Tumbuhan

Tumbuhan berbatang semu dengan tinggi

mencapai 1 m. Akarnya berbentuk rimpang

dengan akar berwarna kuning hingga kemerahan

dan bau menyengat. Daun menyirip dengan

panjang 15–23 mm dengan lebar 8-15 mm.

Tangkai daun berbulu halus. Bunga muncul dari

dalam tanah berbentuk bulat telur dengan

panjang 3,5–5 cm. Bibir bunga dan kepala putik

berwarna ungu (Hidayat & Napitipulu, 2015, hlm.

147).

c. Metabolit sekunder

Tumbuhan ini bagian yang namanya

rimpang dan mengandung minyak asiri.

Kandungannya terdiri dari limonene, α-pinen, β-

fellandren, camfen, borneol, sineol, nonilaldehid,

desilaldehid, metilheptepthenon, farnesen,

bisabolen, 1- β – kurkumen, humulen, dan

zingiberen (Hidayat & Napitipulu, 2015, hlm. 147).

57

Page 69: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

8. Salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walpers.)

Gambar 4.8. Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walpers.) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Superdivisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledoneae

Order : Myrtales

Family : Myrtaceae

Genus : Syzygium

Species : Syzygium polyanthum (Wight.) Walpers.

58

Page 70: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

b. Deskripsi Tumbuhan

Tumbuhan ini terdapat pada tanah yang

berjenis latosol kehitaman, dengan ketinggian 0–1500

m di atas permukaan laut dengan curah hujan 3.000-

4.000 mm/tahun. Tanaman ini belum dibudidayakan,

sehingga sebagian besar tumbuh begitu saja tanpa

pemeliharaan. Pembudidayaan tanaman ini dapat

dilakukan secara generatif dengan biji dan vegetatif

melalui stek atau cangkok (Harismah & Chusniatun,

2016, hlm. 115). c. Metabolit Sekunder

Tanaman ini mengandung zat kimia minyak

atsiri 0,2% (sitral, eugenol), tannin, flavonoid (katekin

dan rutin), dan metil kavicol (methyl chavicol) yang

dikenal sebagai estragole atau p-allylanisole. Senyawa ini beraktivitas sebagai antioksidan (Harismah dan

Chusniatun, 2016, hlm. 112).

9. Kencur (Kaempferia galangal Linn)

Gambar 4.9. Kencur (Kaempferia galangal Linn) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

59

Page 71: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Viridiplantae

Infra Kingdom : Streptophyta

Super divisi : Embryophyta

Kelas : Magnoliopsida

Super Ordo : Lilianae

Ordo : Zingiberales

Family : Zingiberaceae

Genus : Kaempferia L

Spesies : Kaempferia galanga Linn.

b. Deskripsi Tumbuhan

Kencur punya batang berbentuk basal

berukuran kurang lebih 20 cm yang tumbuhnya di

dalam rumpun. Lantas, kencur berdaun hijau

berbentuk tunggal yang pinggir daunnya berwarna

merah kecoklatan. Kencur punya bunga yang tunggal

berbentuk seperti terompet panjang bunganya 3-5 cm

(Soleh, dkk, 2019, hlm. 258).

c. Metabolit sekunder

Kencur ada beberapa senyawa; minyak atsiri,

saponin, flavonoid, polifenol, dan hal ini banyak

manfaat (Soleh, dkk, 2019, hlm. 258).

60

Page 72: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

10. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle.)

Gambar 4.10. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Sapindales

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle.

b. Deskripsi Tumbuhan

Tumbuhan ini termasuk perdu yang punya

percabangan banyak, punya tinggi 6 m, daunnya

bulat-telur, bunganya berbentuk bintang dan

61

Page 73: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

berwarna putih. Buahnya bulat rata, berkulit

tipis, dan berwarna hijau kekuning-kuningan

kalau sudah tua. Habitatnya banyak di tanam,

pekarangan rumah atau kebun (Kurdi, 2010, hlm.

133).

c. Metabolit sekunder

Tumbuhan ini banyak mengandung minyak

atsiri, asam sitral, linna, lisasetat, d-limonen,

Linaliol, Dihidrokumarinsalkohol, terpinol, pinen,

dan kamfem (Kurdi, 2010, hlm. 134).

11. Randu (Ceiba pentandra (Linn.) Geartn.)

Gambar 4.11. Randu (Ceiba pentandra (Linn.) Geartn.))

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Viridiplantae

62

Page 74: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Superdivisi : Embryophyta

Divisi : Tracheophyta

Subdivisi : Spermatophytina

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Famili : Bombacaceae

Genus : Ceiba

Spesies : Ceiba pentandra (Linn.) Gaertn.

b. Deskripsi Tumbuhan

Tumbuhan ini hidup di daerah dengan

ketinggian mencapai 8-30 m, batang pohon

utamanya cukup besar hingga mencapai diameter

3 m. Terdapat duri-duri tempel besar yang

berbentuk kerucut di batangnya. Pohon kapuk ini

tumbuh seadanya di sekitar pekarangan rumah

sehingga budi daya kapuk secara teratur dan baik

pun sulit ditemukan. Pada saat Indonesia menjadi

penghasil kapuk terbesar, pohon ini banyak

ditemukan di berbagai tempat seperti di pinggir

jalan menuju pedesaan (Pratiwi, 2014, hlm. 54-

55).

63

Page 75: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

c. Metabolit Sekunder

Tumbuhan ini bersenyawa metabolit

sekunder pada bagian daun, biji, batang, dan

akar. Metabolit sekunder ini bersifat antioksidan,

antibakteri, antifungi, dan anti inflamasi (Pratiwi,

2014, hlm. 59).

12. Duku (Lansum parasiticum (Osback.) Shnin &

Banned.)

Gambar 4.12. Duku (Lansum parasiticum (Osback.) Shnin & Banned)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

64

Page 76: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Divisi : Magnoliopshyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Famili : Meliaceae

Genus : Lansum

Spesies : Lansum parasiticum (Osbeck.) Sahnin & Banned.)

b. Deskripsi Tumbuhan

Tanaman duku (Lansium parasiticum)

adalah tanaman khas wilayah tropis di Asia

tenggara, seperti Malaysia, Filipina, Thailand, dan

Indonesia. Buahnya berbentuk bulat dengan kulit

buahnya agak tebal (± 6 mm) dan tidak bergetah

bila masak, buahnya berdaging tebal dengan biji

kecil terletak di bagian dalam daging buah. Di

samping itu, buahnya berbau harum serta

memiliki rasa manis hingga masam (Naufal, dkk.

2017, hlm. 168).

c. Metabolit sekunder

Ekstrak kulitnya mengandung beberapa

senyawa bioaktif yaitu alkaloid, flavonoid,

triterpenoid, dan saponin (Naufal, dkk. 2017, hlm.

169).

65

Page 77: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

13. Tebu Ireng (Saccharum officinarum Linn.)

Gambar 4.13. Tebu Ireng (Saccharum officinarum Linn.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Graminae atau Poaceae

Genus : Saccharum

Spesies : Saccharum officinarum Linn.

66

Page 78: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

b. Deskripsi Tumbuhan

Tanaman ini tumbuh di Indonesia. Menurut

data yang diperoleh, perkebunan tebu di Indonesia

sekitar 321 hektar, 64,74% di antaranya terdapat

di pulau Jawa. Luas areal tebu di Indonesia pada

sepuluh tahun terakhir mengalami peningkatan

0,71% pertahun (Fama, 2017, hlm.147).

c. Metabolit Sekunder

Tanaman ini airnya punya komponen

antioksidan untuk menangkal penyakit

hiperlipidemia (Fama, 2017, hlm. 147).

14. Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.)

Gambar 4.14. Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

67

Page 79: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber cassumunar Roxb.

a. Deskripsi Tumbuhan

Tanaman ini berbatang semu, seperti jahe,

tingginya mencapai 1,5 meter dan merupakan

tumbuhan berumpun. Rimpangnya berasa pedas,

pahit dan baunya tidak enak, dan berwarna

kuning. Habitatnya tumbuh dengan ketinggian

1300 mdpl, dan banyak ditanam di halaman

rumah (Kurdi, 2010, hlm. 63).

b. Metabolit Sekunder

Tanaman ini punya kandungan Mineral,

Asam organik, Lemak, Gom albuminoit, Minyak

atsiri (sineol, pinen, sesquiterpen), Gula, Damar

(pahit) (Kurdi, 2010, hlm. 64).

68

Page 80: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

15. Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata Pers.)

Gambar 4.15. Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata Pers.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Rosales

Famili : Crassulaceae

Genus : Kalanchoe

Spesies : Kalanchoe pinnata Pers.

69

Page 81: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

b. Deskripsi Tumbuhan

Kalanchoe pinnata (Crassulaceae), adalah

tanaman “cocor bebek”. Di Indonesia termasuk

tanaman herba yang tumbuh sepanjang tahun

dan punya daun berair. Tanaman ini dikenal di

masyarakat Indonesia untuk menyembuhkan

berbagai penyakit di antaranya batuk, demam,

dan berbagai penyakit kulit (Mayanti, dkk. 2011.

hlm, 380).

c. Metabolit Sekunder

Tanaman ini punya kandungan kimia sterol

dan bufadienolida (Mayanti, dkk. 2011, hlm. 380).

16. Lidah Buaya (Aloe vera Burm. F)

Gambar 4.16. Lidah Buaya (Aloe vera Burm. F)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

70

Page 82: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae.

Sub Kingdom : Tracheobionta.

Super Divisi : Spermatophyta.

Divisi : Magnoliopsida.

Kelas : Liliopsida.

Ordo : Asparagales.

Genus : Aloe.

Spesies : Aloe vera Burm. F.

b. Deskripsi Tumbuhan

Tumbuhan ini hidup liar di tempat yang

berhawa panas atau di dalam pot di pekarangan

rumah sebagai tanaman hias. Daunnya agak

runcing berbentuk taji, getas, tebal, dan tepinya

bergerigi atau berduri kecil, permukaannya

berbintik-bintik dengan panjang 15-36 cm,

bunganya berwarna kuning kemerahan (jingga).

Akarnya berupa akar serabut yang pendek dan

berada di permukaan tanah. Panjang akarnya

berkisar antara 50-100 cm (Kurdi, 2010, hlm. 211-

213).

c. Metabolit Sekunder

Aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin,

aloenin, aloesin, bebabarboloin, dammar (Kurdi,

2010, hlm. 213).

71

Page 83: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

17. Pinang (Areca catechu Linn.)

Gambar 4.17. Pinang (Areca catechu Linn.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Klas : Monocotyledoneae

Ordo : Principes/Palmales/Arecales

Family : Palmae/Arecaceae

Sub Family : Arecoideae

Genus : Areca

Species : Areca catechu Linn.

72

Page 84: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

b. Deskripsi Tumbuhan

Pinang (Areca catechu L.) merupakan famili

Palmaceae yang bermanfaat sebagai bahan

penyegar sampai bahan baku industri farmasi.

Pinang terdapat di semua wilayah Indonesia,

namun penyebarannya terbesar dan sekaligus

sebagai daerah pengekspor biji pinang terdapat di

pulau Sumatera, yaitu propinsi Aceh dan Jambi

(Baiti, dkk. 2018, hlm. 12).

c. Metabolit Sekunder

Tanaman ini bersenyawa yang punya

khasiat anti bakteria adalah flavonoid, alkaloid,

dan tanin (Baiti, dkk. 2018, hlm. 13).

18. Kembang Sepatu (Hisbicus rosa-sinensis Linn.)

Gambar 4.18. Kembang Sepatu (Hisbicus rosa-sinensis Linn.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

73

Page 85: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Kelas : Magnoliopsida

Divisi : Magnoliophyta

Famili : Malvaceae

Ordo : Malvales

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus rosa-sinensis Linn.

b. Deskripsi Tumbuhan

Tumbuhan ini termasuk perdu dengan

tinggi 1-4 meter dan percabangannya banyak.

Daunnya tunggal, bertangkai dengan panjang 1-

3.7 cm, yang letaknya berseling. Daunnya

berbentuk bulat telur, oval dengan ujungnya

meruncing, pangkalnya runcing, tepinya bergerigi

kasar, tulang daunnya menjari dengan panjang

3.5-9.5 cm, lebar 2-6 cm dan warnanya hijau.

Daun penumpunya berbentuk garis. Bunganya

tunggal keluar dari ketiak daun, tegak atau sedikit

menggantung, dengan tangkai bunganya beruas,

ada yang berwarna merah, dadu, oranye, kuning,

putih dan sebagainya dengan mahkota bunganya

tunggal atau bertumpukan (Kinho, dkk. 2011,

hlm. 25).

74

Page 86: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

c. Metabolit Sekunder

Tumbuhan ini berbahan kimia di antaranya

cyanidingdiglucosid, lendir, hibisetin, dan zat

pahit. Punya efek farmakologis di antaranya

antiviral, antiradang (anti-inflamasi), antidiuretik,

meluruhkan dahak, dan menormalkan siklus haid

(Kinho, dkk. 2011, hlm. 25).

19. Alang-alang (Imperata cylindrical (Linn.) Raeusch.)

Gambar 4.19. Alang-alang (Imperata cylindrical (Linn.) Raeusch.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

75

Page 87: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Imperata

Spesies : Impreta cylindrica (Linn.) Raeusch.

b. Deskripsi Tumbuhan

Tumbuhan ini termasuk dalam herba,

rumput, yang merayap dengan tinggi 30-180 cm.

Batangnya rimpang dan merayap di bawah tanah,

batangnya tegak membentuk satu perbungaan,

padat, pada bukunya berambut jarang. Daunnya

termasuk tunggal, dengan pangkal saling

menutup, helaiannya berbentuk pita dengan

ujung runcing tajam, tegak, kasar, dan berambut

jarang, ukurannya 12-80 cm x 35-18cm.

Bunganya bersusun bulir majemuk, agak

menguncup, panjangnya 6-28 cm, setiap

cabangnya memiliki 2 bulir, cabang 2,5-5 cm,

tangkai bunganya 1-3 mm, gluma 1, ujungnya

bersilia, 3-6 urat, Lemma 1 (sekam), bulat telur

melebar, silia pendek 1,5 2,5 mm. Lemma 2

(sekam), memanjang, runcing 0,5-2,5 mm. Palea

(sekam), 0,75-2mm. Benang sarinya terdiri dari

kepala sari 2,5-3,5 mm, berwarna putih

kekuningan atau ungu. Putiknya terdiri dari

kepala putik berbentuk bulu ayam. Buahnya

bertipe padi. Bijinya berbentuk jorong dengan

panjangnya 1 mm lebih (Kurdi, 2010, hlm. 18-19).

76

Page 88: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

c. Metabolit Sekunder

Tanaman ini punya rasa manis dan sifatnya

sejuk, diuretik (peluruh kemih), anti piretik

(penurunan panas), hemostatik (menghentikan

perdarahan), masuk median paru-paru, lambung,

dan usus kecil (Kurdi, 2010, hlm. 20).

20. Daun Sirih (Piper battle Linn.)

Gambar 4.20. Daun Sirih (Piper battle Linn.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Superkingdom : Trachebionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliopsida

77

Page 89: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Magnoliidae

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper betle Linn.

b. Deskripsi Tumbuhan

Tanaman ini jenisnya merambat hingga

mencapai 15 m. Batangnya berwarna cokelat

kehijauan, bentuknya bulat, beruas dan

merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya

termasuk tunggal yang bentuknya jantung,

ujungnya runcing, dan tumbuh berseling-seling,

bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap

bila diremas. Panjang 5 – 8 cm dan lebar 2 – 5 cm.

Bunganya termasuk majemuk berbentuk bulir dan

terdapat daun pelindung ±1 mm berbentuk bulat

panjang, pada bulir jantan, panjangnya sekitar 1,5

– 3 cm dan terdapat 2 benang sari yang pendek,

sedangkan pada bulir betina panjangnya 1,5–6 cm

terdapat kepala putik 3 – 5 buah berwarna putih

dan hijau kekuningan. Buahnya buni, bentuknya

bulat dan berwarna hijau keabu-abuan (Hidayat &

Napitipulu, 2015, hlm. 364).

78

Page 90: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan

Bagian yang dimanfaatkan adalah daun.

Daunnya terkandung minyak terbang

(bethlephenol), seskeuiterpen, gula, pati, zat

samak, diatase, dan kavikol (Hidayat & Napitipulu,

2015, hlm. 364).

21. Jambu Biji (Psidium guajava Linn.)

Gambar 4.21. Jambu Biji (Psidium guajava Linn.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermathophyta

Sub Divisi : Angiospermae

79

Page 91: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Kelas : Dycotyledoneae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava Linn.

b. Deskripsi Tumbuhan

Tanaman ini termasuk perdu, tinggi 5-10

meter. Berbatang kayu, bulat, kulit kayu licin,

mengelupas, bercabang, warna cokelat kehijauan.

Daunnya tunggal, bulat telur, ujung tumpul,

pangkal membulat, tepi rata, panjang 6-14 cm,

lebar 3-6 cm, pertulangannya menyirip, berwarna

hijau kekuningan. Bunganya tunggal terletak di

ketiak daun, mahkotanya bulat telur, panjang 1,5

cm, berwarna putih kekuningan. Buahnya buni,

bulat telur, berwarna putih kekuningan (Kurdi,

2010, hlm. 144-145).

c. Metabolit Sekunder

Tumbuhan ini mengandung minyak atsiri,

zat samak, Tri terpinoid; Leukosianidin, Kuersetin,

Asam arjunalot, Resin, dan minyak lemak (Kurdi,

2010, hlm. 145).

80

Page 92: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

22. Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus (Blume.) Miq.)

Gambar 4.22. Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus(Blume.) Miq.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Orthosiphon

Spesies : Orthosiphoon aristatus (Blume.) Miq.

81

Page 93: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

b. Deskripsi Tumbuhan

Tumbuhan ini berbatang basah, tinggi 1,5

m. Berdaun bulat telur, bunga berwarna putih

mirip kumis kucing. Batangnya berbentuk empat

persegi dan mudah dipatahkan. Habitatnya

tumbuh liar di ladang, di tepi sungai dan di tanah

yang lembab hingga ketinggian 700 mdpl, ada juga

yang ditanam sebagai tanaman hias (Kurdi, 2010,

hlm. 149-150).

c. Metabolit Sekunder

Tumbuhan ini mengandung zat lemak,

genkosid orthosifonin, minyak atsiri, minyak

lemak, garam kalium, saponin, sapofonin (Kurdi,

2010, hlm. 149-150).

23. Brotowali (Tinospora cordifolia Hook.F. & Thomso.)

Gambar 4.23. Brotowali (Tinospora cordifolia Hook. F. & Thomso.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

82

Page 94: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermathophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Euphorbiales

Familia : Euphorbiaceae

Genus : Tinospora

Spesies : Tinospora cordifolia Hook. F. & Thomso.

b. Deskripsi Tumbuhan

Tumbuhan ini termasuk perdu memanjat,

berbatang sebesar jari manis, dengan banyak

mata dan kutil, tidak beraturan, pahit, tidak keras

dan berair. Daunya berbentuk jantung atau panah

dengan tangkai panjang dan besar. Bunganya

berwarna hijau muda, tiga seuntai dalam lembaga

dan tidak sempurna. Buahnya terdapat dalam

tandan berwarna merah muda. Habitatnya

tumbuh liar di hutan dan di ladang (Kurdi, 2010,

hlm. 34).

c. Metabolit Sekunder

Pikon kimia, retine, Alkaloida, Berberin, dan

Columbine (Kurdi, 2010, hlm. 35).

83

Page 95: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

24. Bawang Putih (Allium sativum Linn.)

Gambar 4.24. Bawang Putih (Allium sativum Linn.) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Bangsa : Liliales

Suku : Liliaceae

Marga : Allium

Jenis : Allium sativum Linn.

b. Deskripsi Tumbuhan

Bawang putih selain sebagai bahan bumbu

dapur juga bahan untuk pengobatan tradisional.

Merupakan tumbuhan herbal annual, tumbuhnya

tegak, tinggi 30-60 cm, batangnya kecil 0,5-1 cm, daun

84

Page 96: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

membentuk batang semu. Bunganya muncul di setiap

umbi. Umbi lapisnya berupa umbi majemuk yang

bentuknya hampir bundar, garis tengahnya 4-6 cm

terdiri atas 8-20 siung seluruhnya diliputi 3-5 selaput

tipis serupa kertas berwarna agak putih, tiap siungnya

diselubungi oleh dua selaput serupa kertas, selaput

luar warna agak putih dan agak longgar, selaput

dalamnya berwarna merah muda dan melekat pada

bagian yang padat (Hidayat & Napitipulu, 2015, hlm.

51).

c. Metabolit Sekunder

Kandungan ilmia yang terdapat pada bawang

putih ialah terdiri atas alliin sulfur (Hidayat &

Napitipulu, 2015, hlm. 51).

25. Petai Cina (Leucaena leucocephala De. Wit.)

Gambar 4.25. Petai Cina (Leucaena leucocephala De. Wit.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

85

Page 97: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

a. Klasifikasi TumbuhanKingdom : Plantarum

Divisio : Spermatophyta

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Mimosales

Famili : Mimosaceae

Genus : Leucaena

Species : Leucaena leucocephala De. Wit.

b. Deskripsi TumbuhanTumbuhan ini berbatang keras dan

berukuran tidak besar. Daunnya termasuk majemuk dan terurai dalam tangkai berbilah ganda. Bunga berjambul berwarna putih dan disebut cangkaruk. Akar pada tumbuhan petai cina bersistem akar tunggang (radix primaria). Buahnya mirip dengan buah petai (Parkia speciosa), namun berukuran jauh lebih kecil dan berpenampang lebih tipis. Buah petai cina termasuk dalam buah polong–polongan, berisi biji–biji kecil berjumlah cukup banyak. Biji bentuknya lonjong dan pipih, jika sudah tua biji tersebut berwarna coklat. Tumbuhan ini cocok hidup di dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan ini menyukai iklim tropis yang hangat dengan suhu harian (20 – 300˚c) (Marissa dan Rasmi, 2016, hlm. 87-88).

86

Page 98: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

c. Metabolit Sekunder

Kandungan yang terdapat pada daun petai

cina (Leucaena leucocephala) adalah flavonoid,

saponin, tanin, vitamin A dan vitamin B1. Biji

mengandung mimosin, leukanin, leukanol, dan

protein (Marissa dan Rasmi, 2016, hlm. 88).

26. Sawo (Manilkara zapota (Linn.) P. Royen)

Gambar 4.26. Sawo (Manilkara zapota (Linn.) P. Royen)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

87

Page 99: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Dilleniidae

Ordo : Ebenales

Famili : Sapotaceae

Genus : Manilkara

Spesies : Manilkara zapota (Linn.) P. Royen.

b. Deskripsi Tumbuhan

Tanaman ini merupakan tumbuhan tropis

yang luas penyebarannya. Sawo manila dikenal

luas oleh masyarakat karena buahnya manis.

Sedangkan, buah sawo yang masih muda dapat

dipakai untuk mengatasi penyakit saluran cerna

(Melzi dan Rina, 2017, hlm. 15).

c. Metabolit sekunder

Tumbuhan ini mengandung senyawa

metabolit sekunder seperti flavonoid, tanin,

saponin, dan fenolik, senyawanya tersebut dapat

diprediksi beraktivitas biologis sebagai antibakteri

(Melzi dan Rina, 2017, hlm. 17).

88

Page 100: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

27. Ciplukan (Physalis angulata Linn.)

Gambar 4.27. Ciplukan (Physalis angulata Linn.) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobionta

Super Devisi : Spermatophyta

Devisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sun kelas : Aseteridea

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Physalis

Spesies : Physalis angulata Linn.

89

Page 101: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

b. Deskripsi Tumbuhan

Tumbuhan ini termasuk tumbuhan

semusim, berlokasi di tempat kosong, tidak terlalu

becek seperti pinggir kebun, pinggiran selokan,

dan lereng tebing sungai. Tumbuh pada

ketinggian 0 – 1800 mdpl (Kurdi, 2010, hlm. 68).

c. Metabolit Sekunder

Tanaman ini punya kandungan kimia

seperti Asam sitrun, Chlorogenik acid, C27H44O-

H2O, dan fisalin, Buahnya mengandung asam

malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, vitamin C dan

gula. Sedangkan bijinya mengandung Claidic acid

(Kurdi, 2010, hlm. 69).

28. Daun Patah Tulang (Euphorbia tirucalli Linn.)

Gambar 4.28. Daun Patah Tulang (Euphorbia tirucalli Linn)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

90

Page 102: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Euphorbia

Spesies : Euphorbia tirucali Linn.

b. Deskripsi Tumbuhan

Tumbuhan ini berasal dari Afrika Tropis.

Tingginya 2-6 m dengan pangkal berkayu,

bercabang banyak dan bergetah seperti susu

beracun. Beranting bulat silindris berbentuk

pensil, beralur halus, membujur dan berwana

hijau. Setelah tumbuh sekitar satu jengkal,

rantingnya bercabang dua sehingga tampak

percabangan yang terpatah-patah. Daun jarang,

terdapat pada ujung ranting yang muda, kecil-

kecil, dan lanset, panjang 7-25 cm. Bunganya

termasuk majemuk, susunannya seperti

mangkuk, berwarna kuning kehijauan, keluar dari

ujung ranting. Jika masak buahnya akan pecah

dan akan melemparkan biji-bijinya (Kinho, dkk,

hlm. 39).

91

Page 103: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

c. Metabolit Sekunder

Tanaman ini bergetah yang sifatnya asam

(acrid latex) dan mengandung senyawa

euphorbone, taraksasterol, α-laktucerol, euphol,

senyawa damar yang menyebabkan rasa tajam

ataupun kerusakan pada selaput lendir,

kautschuk (zat karet) dan zat pahit. Herba patah

tulang mengandung sapogenin, glikosid, dan asam

ellaf (Kinho, dkk, hlm. 39-40).

29. Lempuyang (Zingiber zerumbet (Linn.) J.E. Smith)

Gambar 4.29. Lempuyang (Zingiber zerumbet (Linn.) J.E. Smith.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

92

Page 104: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

a. Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Viridiplantae

Infra Kingdom : Streptophyta

Divisi : Tracheophyta

Sub Divisi : Spermatophytina

Kelas : Mangnoliopsida

Super Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber Mill

Spesies : Zingiber zerumbet (Linn.) J.E.

Smith.

b. Deskripsi Tumbuhan

Tanaman ini termasuk herba berbatang

semu. Daunnya berbentuk lonjong. Berbunga

keluar dari batang dan di bawah tanahnya

berbentuk bonggol, waktu muda kuncup berwarna

hijau, setelah tua berwarna merah, mahkota

bunganya berwarna putih merah muda.

Rimpangnya agak kecil, lebih berserat rasa pedas

berbau khas. Habitatnya tumbuh liar pada daerah

yang dinaungi oleh pohon-pohon besar pada

ketinggian 1-1200 m dpl (Kurdi, 2010, hlm. 222-

223).

93

Page 105: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

c. Metabolit sekunder

Minyak atsiri (Zerumbon, Limonen) (Kurdi,

2010, hlm. 223).

2. Bagaimana Pemanfaatan Tumbuhan yang

Dipakai Sebagai Alternatif Pengobatan Oleh

Etnis Bali & Jawa

Dari hasil kajian yang ditampilkan pada

Tabel 4.1 diketahui bahwa bagian tumbuhan

yang dipakai dalam pengobatan tradisional

berupa batang, daun, akar, buah, rimpang dan

umbi. Sedangkan jumlah bagian tumbuhan yang

dapat dimanfaatkan sebagai obat dapat dilihat

pada Gambar 4.30 sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

Suku Jawa

Suku Bali

Jumlah Bagian Tumbuhan Obat

Bagian Tubuhan

Gambar 4.30. Bagian Tumbuhan Yang Digunakan Oleh Etnis Jawa & Bali

94

Page 106: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Pada Gambar 4.30 dapat dilihat bahwa

bagian tumbuhan yang paling banyak dipakai

untuk obat tradisional oleh masyarakat etnis

Jawa di desa Simpang Bayat adalah daun yaitu

sebanyak 11 jenis tumbuhan, lalu bagian yang

termasuk rimpang 5 jenis tumbuhan, batang

sebanyak 5 jenis tumbuhan, bagian buah

sebanyak 2 tumbuhan, bagian akar 1 jenis

tumbuhan dan bagian umbi 1 jenis tumbuhan.

Selanjutnya untuk etnis Bali di desa Simpang

Bayat, adalah bagian tumbuhan yang kerap

dipakai untuk obat adalah bagian daun dengan

jumlah 6 jenis tumbuhan, rimpang dengan

jumlah 5 jenis tumbuhan, buah dengan jumlah 3

jenis tumbuhan, batang dengan jumlah 2 jenis

tumbuhan.

Bagian tumbuhan yang kerap dipakai

obat tradisional oleh etnis Bali dan Jawa di desa

Simpang Bayat adalah daun, yaitu dengan

jumlah 11 jenis. Apabila diperhatikan dari bagian

tumbuhan yang dipakai untuk bahan obat

tradisional, adalah bagian daun adalah yang

berjumlah paling banyak, oleh sebab daun tidak

terlalu mempengaruhi kelangsungan hidup dari

tumbuhan tersebut apabila daunnya diambil.

95

Page 107: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Pemanfaatan daun sebagai obat tidak merusak

tumbuhan karena daun ini mudah tumbuh lagi.

Cara pemanfaatan bagian daun juga cukup

mudah apabila dibandingkan bagian lain dari

tumbuhan serta berkhasiat yang lebih baik

(Kasrina dan Veriana, 2014, hlm. 357).

Pengolahan bagian daun dari tumbuhan

sebagai obat merupakan satu usaha konservasi

terhadap tumbuhan obat. Pemanfaatan daun

sebagai obat tidak berdampak buruk bagi

kelangsungan hidup dari tumbuhan. Bagian

organ tumbuhan yang perlu dibatasi

penggunaannya dalam pengobatan adalah bagian

organ batang, akar, kulit kayu dan umbi, karena

penggunaan bagian-bagian tumbuhan ini dapat

langsung mempengaruhi hidup tumbuhan

(Elfirda, 2017, hlm. 25).

Berdasarkan hasil penelitian tumbuhan

yang dipakai untuk obat tradisional oleh etnis

Bali dan Jawa di desa Simpang Bayat,

kecamatan Bayung Lencir bersumber dari

pekarangan rumah dan tumbuh liar di hutan

sekitar desa. Berikut ini data sumber perolehan

tumbuhan yang dipakai sebagai obat di desa

Simpang Bayat.

96

Page 108: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Berdasarkan gambar di atas sumber

perolehan tumbuhan yang dipakai obat

tradisional didapatkan dari pekarangan rumah

dan hutan sekitar desa Simpang Bayat. Adapun

tumbuhan yang diperoleh di pekarangan rumah,

yaitu Kunyit (Curcuma longa Linn), Lengkuas

(Alpinia galanga (Linn.) Wild), Serai (Cymbopogon

citratus Stapf), Pepaya (Carica papaya Linn),

Kencur (Kaempferia galanga Linn), Jahe Merah

(Zingiber officinale Roscoe), Salam (Syzygium

polyanthum (Wigt) Walpers), Jeruk Nipis (Citrus

aurantifolia (Cristm.) Swingle), Tebu Ireng

0

5

10

15

20

25

Hutan Pekarangan

Hutan 23

Pekarangan 6

Sumber Perolehan Tumbuhan Obat

Sumber Perolehan

Gambar 4.31. Sumber Perolehan Tumbuhan Yang di Gunakan Oleh Etnis Jawa dan Etnis Bali

97

Page 109: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

(Saccharum officinarum Linn.), Lidah Buaya (Aloe

vera Burm. F) Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata

Pers), Kembang Sepatu (Hisbicus rosa-sinensis

Linn.), Sirih (Piper batle Linn.), Jambu Biji

(Psidium guajava Linn.), Kumis Kucing

(Orthosiphon aristatus (Blume.) Miq), Brotowali

(Tinospora cordifolia Hook. F. & Thomso), Bawang

Putih (Allium sativum Linn.), Sawo (Manilkara

zapota (Linn.) P. Royen), Ciplukan (Physalis

angulata Linn.), Daun Patah tulang (Euphorbia

tirucalli Linn), Lempuyang (Zingiber zerumbet

(Linn.) J.E. Smith), Pinang (Areca catechu Linn.),

Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.). Sedangkan

tumbuhan yang diperoleh dari hutan, yaitu Pulai

(Alstonia scholaris), Randu (Ceiba pentandra),

Alang-alang (Imperata cylindrica), Petai Cina

(Leucaena leucocephala), Senduduk (Melastoma

affine D. Don.), Duku (Lnsium parasiticum

(Osbeck.) Sahnin & Banned.).

98

Page 110: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Tabel 4.2. Cara Pemanfaatan Tumbuhan yang

dimanfaatkan sebagai Obat Oleh Etnis Jawa di Desa

Simpang Bayat.

No Nama Tumbuhan

Khasiat Cara Penggolahan

1 Kunyit

Curcuma longa Linn.

Mag Siapkan kunyit secukupnya lalu di parut hingga halus, lantas diparut, diperas hingga mendapatkan sari dari kunyit setelah itu diminum 2 kali sehari

2 Lengkuas

Alpinia galanga (Linn.) Wild.

Kolesterol Siapkan lengkuas secukupnya lalu diparut hingga halus, setelah diparut, diperas hingga mendapatkan sari dari lengkuas tersebut, lantas diminum 3 kali sehari

3 Serai

Cymbopogon citratus Stapf.

Flu Siapkan beberapa batang serai, lalu digeprek hingga pipih, lantas direbus hingga mendidih, setelah itu saring dan dinginkan air rebusan serai dan diminum saat flu

4 Pepaya

Carica papaya Linn.

Malaria Siapkan beberapa daun papaya lalu direbus hingga

99

Page 111: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

mendidih, lantas disaring dan dinginkan, diminum 2 kali sehari

5 Pulai

Alstonia scholaris Linn. R. Br.

Malaria Siapkan dan bersihkan kulit pohon pulai lalu direbus hingga mendidih lantas disaring dan diminum 2 kali sehari

6. Daun

Senduduk

Melastoma affine D.Don.

Demam Siapkan dan bersihkan beberapa helai daun senduduk, direbus hingga mendidih, lantas dinginkan dan saring, diminum 2 kali sehari

7. Kencur

Kaempferia galanga Linn.

Diare Siapkan dan bersihkan beberapa kencur lalu diiris kecil-kecil, direbus hingga mendidih, lantas disaring dan dinginkan, diminum 2 kali sehari kala diare

8 Jahe Merah

Zingiber officinale Roscoe.

Demam Siapkan dan bersihkan beberapa jahe merah, lalu iris kecil-kecil, direbus hingga mendidih, dinginkan dan saring, diminum 2 kali sehari saat demam.

100

Page 112: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

9 Salam

Syzygium polyanthum (Wight.) Walpers.

Darah Tinggi

Siapkan dan bersihkan beberapa helai daun salam, direbus hingga mendidih, disaring dan dinginkan, diminum 2 kali sehari

10 Jeruk Nipis

Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle

Batuk Siapkan 1 buah jeruk nipis lalu diperas hingga airnya keluar lalu disaring dan ditambahkan kecap manis

11 Randu

Ceiba pentandra (Linn.) Gaertn.

Demam/Panas

Siapkan 1 helai daun randu lalu diremas hingga sedikit layu, lantas dioles minyak sayur sedikit pada daun randu, lalu tempelkan di kepala

12 Tebu Ireng

Saccharum officinarum Linn.

Demam Siapkan dan bersihkan beberapa batang tebu lalu diperas hingga mengeluarkan air lantas diminum

13 Cocor Bebek

Kalanchoe piñata Pers.

Demam Siapkan 1 helai daun cocor bebek lalu diremas sedikit lantas ditempelkan di kepala

14 Lidah Buaya

Aloe vera Burm. F.

Demam Siapkan beberapa daun lidah buaya lalu kupas dan ambil bagian dalamnya lantas direbus hingga mendidih, lalu dinginkan dan minum 2 kali sehari

101

Page 113: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

15 Kembang

Sepatu

Hisbicus rosa-sinensis Linn.

Demam/Panas

Ambil 1 helai daun kembang sepatu lalu di remas sedikit lantas tempelkan di kepala

16 Alang-alang

Imperata cylindrica (Linn.) Raeusch.

Panas Dalam

Siapkan dan bersihkan beberapa akar alang-alang lalu direbus sampai mendidih lalu saring dan dinginkan, minum di pagi hari

17 Sirih

Piper batle Linn.

Pembersih Mata

Siapkan beberapa helai daun sirih lalu rebus hingga mendidih lantas dinginkan dan dipakai buat membersihkan mata

18 Jambu Biji

Psidium guajava Linn.

Diare Ambil beberapa helai daun yang masih muda kemudian dimakan langsung dengan sedikit ditambah garam

19 Kumis Kucing

Orthosiphon aristatus (Blume.) Miq.

- Diabetes

- Batuk

Ambil beberapa helai daun kumis kucing, rebus sampai mendidih, disaring dan didinginkan. Penggunaan penyakit diabetes diminum 2 kali sehari, untuk batuk diminum di pagi hari kala masih hangat

20 Brotowali

Tinospora cordifolia Hook. F. &

- Rematik- Demam

Siapkan dan bersihkan batang brotowali lalu iris kecil-kecil lantas direbus sampai mendidih, disaring dan

102

Page 114: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Thomso. dinginkan. Penggunaan obat rematik diminum 2 kali sehari, untuk demam diminum kala masih hangat di pagi dan malam hari

21 Bawang Putih

Allium sativum Linn.

- Gatal- Sakit

Gigi

Siapkan 1 siung bawang putuh lalu dikupas. Untuk gatal tinggal dioles di bagian gatal, untuk sakit gigi bisa dioles di bagian yang sakit untuk memijat atau dimasukan ke dalam gigi berlubang

22 Petai cina

Leucaena leucocephala De. Wit.

Luka Gores

Ambil beberapa helai daun petai cina lalu ditumbuk hingga halus, lantas taruh atau balurkan di bagian yang terdapat luka gores lantas tutup dengan plastik atau kain bersih

23 Sawo

Manilkara zapota (Linn.)P.Royen.

Diare Siapkan beberapa buah sawo yang muda lalu parut sawo hingga halus, lantas peras dan saring hingga mendapatkan sari dari parutan buah sawo lantas diminum

24 Ciplukan

Physalis angulata Linn.

Cacar Air Ambil 1 batang pohon ciplukan yang terdiri dari akar, batang, daun dan buahnya. Lantas direbus hingga mendidih, lalu dinginkan dan dipakai mandi

103

Page 115: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

25 Daun Patah

Tulang

Euphorbia tirucalli Linn.

Sakit Gigi Ambil getah dari daun patah tulang lalu ditaruh di kapas, lantas masukkan kapas yang dikasih getah tersebut ke dalam gigi yang berlubang

26 Lempuyang Zingiber zerumbet (Linn.) J.E.Smith.

- Demam

- Malaria

Untuk obat demam lempuyang diparut lalu diperas dan diambil sarinya. Sedangkan untuk obat malaria lempuyang diiris kecil-kecil lalu direbus, disaring dan didinginkan, diminum 2 kali sehari

104

Page 116: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Tabel 4.3. Cara Pemanfaatan Tumbuhan yang

dimanfaatkan sebagai Obat Oleh Etnis Bali di Desa

Simpang Bayat.

No Nama Tumbuhan

Khasiat Cara Penggolahan

1 Kunyit

Curcuma longa Linn.

Batuk Siapkan kunyit secukupnya lalu diparut hingga halus, lantas diparut, diperas hingga mendapatkan sari dari kunyit lalu ditambahkan madu atau gula aren, diminum 2 kali sehari

2 Lengkuas

Alpinia galanga (Linn.) Willd.

Diare Siapkan lengkuas secukupnya, diparut hingga halus, lantas diparut, diperas hingga mendapatkan sari dari lengkuas lalu ditambahkan gula dan garam

3 Serai

Cymbopogon citratus Stapf.

Patah Tulang

Siapkan beberapa batang serai lalu ditumbuk hingga halus lantas balutkan ke bagian tulang yang patah lalu balut pakai kain atau plastik

4 Pepaya

Carica papaya Linn.

Malaria Siapkan beberapa daun papaya lalu direbus hingga mendidih, lantas saring dan dinginkan, diminum 2 kali sehari

105

Page 117: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

5 Pulai

Alstonia scholaris Linn. R. Br.

Malaria Siapkan dan bersihkan kulit pohon pulai lalu direbus hingga mendidih, lantas saring dan diminum 2 kali sehari

6. Daun

Senduduk

Melastoma affine D.Don.

Darah Tinggi

Siapkan dan bersihkan beberapa helai daun senduduk lalu direbus hingga mendidih lantas dinginkan dan saring, diminum 2 kali sehari

7. Kencur

Kaempferia galanga Linn.

Batuk Siapkan dan bersihkan beberapa kencur lalu parut hingga mendapatkan sari dari kencur, lantas minum 2 kali sehari

8 Jahe Merah

Zingiber officinale Roscoe.

Demam Siapkan dan bersihkan beberapa jahe merah, lalu iris kecil-kecil, rebus hingga mendidih, dinginkan dan saring, diminum 2 kali sehari saat demam.

9 Daun Salam

Syzygium polyanthum (Wight) Walpers.

Kolesterol Siapkan dan bersihkan beberapa helai daun salam, lalu direbus hingga mendidih, disaring dan dinginkan, diminum 2 kali sehari

106

Page 118: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

10 Jeruk Nipis

Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle.

Batuk Siapkan 1 buah jeruk nipis lalu diperas hingga airnya keluar lalu disaring dan di tambahkan kecap manis

11 Randu

Ceiba pentandra (Linn.) Gaertn.

Demam/panas

Siapkan 1 helai daun randu lalu diremas hingga sedikit layu, lantas oles minyak sayur sedikit pada daun randu, lantas tempelkan di kepala

12 Tebu Ireng

Saccharum officinarum Linn.

Demam Siapkan dan bersihkan beberapa batang tebu lalu diperas hingga mengeluarkan air lantas diminum

13 Cocor Bebek

Kalanchoe pinnata Pers.

Demam Siapkan 1 helai daun cocor bebek lalu diremas sedikit lantas ditempelkan di kepala

14 Lidah Buaya

Aloe vera Burm.F.

Rematik Siapkan beberapa daun lidah buaya lalu kupas dan ambil bagian dalamnya, direbus hingga mendidih, lantas dinginkan dan minum 2 kali sehari

15 Pinang

Areca catechu Linn.

Diare Siapkan beberapa buah pinang yang dimasak lalu ambil bagian dalam dari buah pinang tersebut, lantas direbus hingga mendidih. Minumlah kala dalam keadaan hangat

107

Page 119: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

16 Bangle

Zingiber cassumunar Roxb.

Sakit kuning

Siapkan dan bersihkan beberapa bangle lalu parut hingga halus dan mendapatkan sari bangle, diminum 2 kali sehari

17 Duku

Lnsium parasiticum (Osbeck.) Sahnin & Banned.

Diare Siapkan dan bersihkan kulit buah duku lalu rebus hingga mendidih lantas minum dalam keadaan hangat

108

Page 120: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

3. Nilai Penting Budaya Tumbuhan yang Dipakai

Obat Tradisional.

Berdasarkan wawancara dengan 10

responden dan masing-masing didapat nilai

penting budaya tumbuhan dengan perhitungan

sesuai rumus ICS (Index Cultural Signifikan) dan

syarat ketentuan nilai ICS maka di dapat nilai

setiap tumbuhan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4. Nilai penting budaya tumbuhan yang

dipakai obat tradisional.

No Nama Tumbuhan

Khasiat Nilai ICS

Q I E Q×I×E ICS

1 Kunyit Rimpang : Obat Magh

1 3 1 1x3x1 23

Rimpang : Obat Batuk

4 5 2 4x5x2

2 Lengkuas Rimpang : Obat

Rematik

3 3 1 3x3x1 24

Rimpang : Obat Diare

5 3 1 5x3x1

3 Serai Batang : Obat Flu

1 2 1 1x2x1 8

Batang : Obat Patah

Tulang

1 3 2 1x3x2

4 Pepaya Daun : Obat Malaria

3 5 2 3x5x2 30

109

Page 121: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

5 Pulai Kulit : Obat Malaria

3 3 1 3x3x1 9

6 Daun Senduduk

Daun : Obat Demam

Panas

5 4 2 5x4x2 46

Daun : Obat Darah

Tinggi

2 3 1 2x3x1

7 Kencur Rimpang : Obat Diare

5 3 1 5x3x1 55

Rimpang : Obat Batuk

4 5 2 4x5x2

8 Jahe Merah Rimpang : Obat

Demam

5 4 2 5x4x2 40

9 Daun Salam Daun : Obat Darah

Tinggi

2 3 1 2x3x1 9

Daun : Obat

Kolesterol

1 3 1 1x3x1

10 Jeruk Nipis Buah : Obat Batuk

4 5 2 4x5x2 40

11 Randu Daun : Obat Demam

5 4 1 5x4x1 20

12 Duku Kulit Buah : Obat

Diare

5 3 1 5x3x1 15

13 Tebu Ireng tang : Obat 5 2 1 5x2x1 22

110

Page 122: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Demam Batang : Obat Batuk

4 3 1 4x3x1

14 Bangle Rimpang : Obat

Sakit

Kuning

1 3 2 1x3x2 6

15 Cocor Bebek Daun : Obat Demam

Panas

5 4 1 5x4x1 20

16 Lidah Buaya Daun : Obat Panas

Dalam

2 3 1 2x3x1 24

Daun : Obat Rematik

3 3 2 3x3x2

17 Pinang Buah : Obat Diare

5 4 1 5x4x1 20

18 Kembang Sepatu

Daun : Obat Dema

Panas

5 4 1 5x4x1 20

19 Alang-alang Akar : 2 5 2 2x5x2 20

111

Page 123: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Obat Panas

Dalam 20 Sirih Daun :

Obat

Pembersih Mata

1 5 2 1x5x2 10

21 Jambu Biji Daun : Obat Diare

5 4 2 5x4x2 40

22 Kumis Kucing

Daun : Obat Diabetes

1 3 2 1x3x2 14

Daun : Obat Batuk

4 2 1 4x2x1

23 Brotowali Batang : Obat Demam

5 2 1 5x2x1 28

Batang : Obat

Rematik

3 3 2 3x3x2

24 Bawang Putih

Umbi : Obat Gatal

1 3 2 1x3x2 12

Umbi : Obat Sakit

Gigi

2 3 1 2x3x1

25 Petai Cina Daun : Obat Luka

Gores

1 3 1 1x3x1 3

26 Sawo Buah : Obat Diare

5 3 1 5x3x1 15

27 Ciplukan 1 Pohon : Obat Cacar

1 5 2 1x5x2 10

28 Pohon Patah Tulang

Getah : Obat Sakit

2 1 1 2x1x1 2

112

Page 124: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Gigi

29 Lempuyang Rimpang : Obat

Demam

5 3 1 5x3x1 24

Rimpang : Obat

Malaria

3 3 1 3x3x1

Berdasarkan perhitungan tabel 4.4,

didapatkan nilai ICS dari wawancara informan

sesuai dengan kaidah penilaian, menurut

penelitian khusus etnobotani, terdapat 5 spesies

tumbuhan dengan nilai ICS tertinggi, yaitu

kencur dengan nilai ICS 55, lantas daun

senduduk dengan nilai ICS 46, setelah itu jahe

merah, jeruk nipis dan jambu biji dengan nilai

ics 40. Ini bukti bahwa tumbuhan tersebut lebih

dari satu kali penggunaanya sebagai obat dan

tergolong paling banyak digemari.

Berdasarkan tabel 4.4 ICS (index of

cultural significance) angka hasil perhitungan ICS

menunjukkan tingkat kepentingan setiap jenis

tumbuhan bermanfaat oleh etnis Bali dan Jawa.

Berdasarkan hasil analisis data tumbuhan yang

dimanfaatkan oleh etnis Bali dan Jawa di desa

simpang bayat diperoleh sebagai berikut:

113

Page 125: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Tabel 4.5 Nilai kategorisasi Index Cultural Significance

(ICS)

No Predikat Skor Spesies Tumbuhan Jumlah

1. Sangat

Tinggi

>100 - -

2. Tinggi 50 –

99

Kunyit (Curcuma

longa Linn.)

1

3. Sedang 20 –

49

Daun Senduduk

(Melastoma affine D.

Don.)

Jahe Merah (Zingiber

officinale Roscoe)

Jeruk Nipis (Citrus

aurantifolia (Cristm.)

Swingle.)

Jambu Biji (Psidium

guajava Linn.)

Pepaya (Carica

papaya Linn.)

Brotowali (Tinospora

cordifolia Hook. F. &

Thoms)

Lengkuas (Alpinia

galanga (Linn.) Willd)

16

114

Page 126: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Lidah Buaya (Aloe

vera Burm. F)

Lempuyang (Zingiber

zerumbet (Linn.)

J.E.Smith)

Kunyit (Curcuma

zedoaria Linn.)

Tebu Ireng

(Saccharum

officinarum Linn)

Randu (Ceiba

pentandra (Linn.)

Gaertn.)

Cocor Bebek

(Kalanchoe pinnata

Pers.)

Pinang (Areca

catechu Linn.)

Kembang sepatu

(Hisbicus rosa-

sinensis Linn.)

Alang-alang

(Imperata cylindrical

(Linn.) Raeusch.)

115

Page 127: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

4. Rendah 5 –

19

Duku (Lnsium

parasiticum (Osbeck.)

Sahnin & Banned.)

Sawo (Manilkara

zapota (Linn.) P.

Royen.)

Kumis kucing

(Orthosiphon

aristatus (Blume.)

Miq.)

Ciplukan (Physalis

angulata Linn.)

Daun Sirih (Piper

battle Linn.)

Bawang Putih (Allium

sativum Linn.)

Pulai (Alstonia

scholaris Linn. R.

Br.)

Serai (Cymbopogon

citrates Stapf.)

Daun Salam

(Syzygium

polyanthum (Wight)

10

116

Page 128: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Walpers.)

Bangle (Zingiber

cassumunar Roxb.)

5. Sangat

Rendah

1 – 4 Petai Cina (Leucaena

leucocephala De.

Wit.)

Daun Patah tulang

(Euphorbia tirucalli

(Linn.) J.E.Smith.)

2

6. Tidak

ada

0 - -

Total 29

Berdasarkan hasil analisis ICS pada tabel

4.5 di atas, di desa Simpang Bayat ditemukan

jenis tumbuhan dengan nilai dari tinggi, sedang,

rendah, dan sangat rendah.

B. Pembahasan

1. Jenis Tumbuhan Obat yang Dimanfaatkan

Etnis Bali dan Jawa di Desa Simpang Bayat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 10

responden terdapat 29 jenis tumbuhan dalam 20

famili yang dipakai sebagai tumbuhan obat oleh

117

Page 129: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

etnis Bali dan Jawa di desa Simpang Bayat, yaitu

Kunyit (Curcuma longa Linn), Daun Senduduk

(Melastoma affine D. Don), Jahe Merah (Zingiber

officinale Roscoe), Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia

(Cristm) Swingle), Jambu Biji (Psidium guajava

Linn), Pepaya (Carica papaya Linn), Brotowali

(Tinospora cordifolia Hook.F. & Thoms), Lengkuas

(Alpinia galanga (Linn.) Willd.), Lidah Buaya (Aloe

vera Burm.F), Lempuyang (Zingiber zerumbet

(Linn.) J.E.Smith.), Kunyit (Curcuma zedoaria

Linn), Tebu Ireng (Saccharum officinarum Linn),

Randu (Ceiba pentandra (Linn) Gaertn.), Cocor

Bebek (Kalanchoe pinnata Pers), Pinang (Areca

catechu Linn), Kembang Sepatu (Hisbicus rosa-

sinensis Linn.), Alang-alang (Imperata cylindrical

(Linn) Raeusch), Duku (Lnsium parasiticum

(Osbeck.) Sahnin & Banned.), Sawo (Manilkara

zapota (Linn.) P. Royen), Kumis Kucing

(Orthosiphon aristatus (Blume.) Miq.), Ciplukan

Physalis angulata Linn.), Daun Sirih (Piper battle

Linn.), Bawang Putih (Allium sativum Linn.), Pulai

(Alstonia scholaris Linn. R. Br.), Serai

(Cymbopogon citrates Stapf.), Daun Salam

(Syzygium polyanthum (Wight) Walpers.), Bangle

(Zingiber cassumunar Roxb), Petai cina (Leucaena

118

Page 130: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

leucocephala De. Wit), Daun Patah tulang

(Euphorbia tirucalli (Linn.) J.E.Smith).

Menurut Kurniawan P. Bondjolu (2019,

hlm. 41-42) terdapat 32 jenis tumbuhan yang

dimanfaatkan sebagai obat-obatan seperti

Temulawak (Curcuma aeruginosa Roxb), Kumis

Kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.),

Jambu (Psidium guajava Linn.), dan Jahe

(Zingiber officinale Roscoe.).

Berdasarkan tabel 4.1 tumbuhan yang

dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat oleh etnis

Bali dan Jawa di desa Simpang Bayat,

kecamatan Bayung Lencir adalah sebanyak 29

spesies tumbuhan yang dikelompokkan dalam 20

famili. Jumlah ini cukup terbilang tinggi pada

etnis Jawa dibandingkan dengan penelitian

Elfrida di desa Sukorejo, kecamatan Langsa

Timur dan cukup terbilang rendah pada etnis

Bali dibandingkan dengan penelitian Gebby

(2017) di sekitar Danau Buyan Tamblingan Bali

yang masing-masing tercatat 20 dan 69 jenis

tumbuhan.

Dari jenis tumbuhan yang dipakai untuk

obat tradisional yang kerap digunakan oleh

responden, dapat dilihat bahwa tumbuhan

119

Page 131: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

tersebut terbilang mudah untuk didapatkan di

sekitar lingkungan mereka atau budidaya dan

jenis tanaman sebagai bumbu dapur sehari-hari

oleh masyarakat etnis Bali dan Jawa di desa

Simpang Bayat. Sehingga mereka cenderung

memakai pengobatan tradisional karena murah

dan mudah untuk diperoleh. Selain itu penyakit

yang kerap mengidap masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari umumnya seperti penyakit

demam, batuk, dan diare. Menurut penelitian

Elfirda (2017, hlm. 26) tumbuhan berkhasiat

obat yang ada di desa Sukarejo ditemukan di

pekarangan rumah, tumbuh secara liar maupun

sengaja ditanam dan ada yang ditemukan di

ladang dan sawah yang letaknya tidak jauh dari

rumah responden, sengaja ditanam namun tetap

berada di desa Sukarejo.

2. Cara Pemanfaatan Tumbuhan yang Dipakai

Pengobatan oleh Etnis Bali & Jawa di Desa

Simpang Bayat.

Berdasarkan tabel 4.2 dan 4.3 tentang

cara pemanfaatan tumbuhan obat yang dipakai

etnis Bali dan Jawa di desa Simpang Bayat,

kecamatan Bayung Lencir. Tumbuhan diolah

120

Page 132: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

dengan cara direbus ada 17 spesies, yaitu Kunyit

(Curcuma longa Linn.), Serai (Cymbopogon

citratus Stapf.), Pepaya (Carica papaya Linn.),

Pulai (Alstonia scholaris Linn. R. Br.), Daun

senduduk (Melastoma affine D. Don.), Kencur

(Kaempferia galanga Linn.), Jahe Merah (Zingiber

officinale Roscoe.), Daun Salam (Syzygium

polyanthum(Wight) Walpers.), Alang-alang

(Imperata cylindrica(Linn.) Raeusch.), Lidah

Buaya (Aloe vera Burm. F.), Sirih (Piper batle

Linn.), Kumis kucing (Orthosiphon

aristatus(Blume.) Miq.), Brotowali (Tinospora

cordifolia Hook. F. & Thomso.), Ciplukan

(Physalis angulata Linn.), Lempuyang (Zingiber

zerumbet(Linn.) J.E. Smith), Pinang (Areca

catechu Linn.), Duku (Lnsium

parasiticum(Osbeck.) Sahnin & Banned).

Selain pengolahan dengan cara direbus,

etnis Bali dan Jawa di desa Simpang Bayat juga

memanfaatkan tumbuhan obat dengan cara

pengolahan seperti diparut, ditumbuk, diremas,

diperas dan digunakan langsung. Ada 3 spesies

tumbuhan yang diolah dengan cara diparut,

yaitu Lengkuas (Alpinia galanga (Linn.) Wild.),

Sawo (Manilkara zapota (Linn.) P. Royen.), Bangle

121

Page 133: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

(Zingiber cassumunar Roxb). Pengolahan dengan

cara diremas ada 3 spesies, yaitu Randu (Ceiba

pentandra (Linn.) Gaertn.), Cocor Bebek

(Kalanchoe pinnata Pers.), Kembang Sepatu

(Hisbicus rosa-sinensis Linn.). Pengolahan

tumbuhan dengan cara diperas ada 2 spesies,

yaitu Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia (Cristm.)

Swingle), Tebu Ireng (Saccharum sp Linn.).

Selanjutnya pengolahan tumbuhan dengan cara

ditumbuk ada 1 spesies, yaitu Petai Cina

(Leucaena leucocephala De. Wit.). Ada 3 jenis

tumbuhan yang dipakai secara langsung, yaitu

Jambu Biji (Psidium guajava Linn.), Bawang

Putih (Allium sativum Linn.), Daun Patah Ulang

(Euphorbia tirucalli Linn.).

Pada setiap jenis tumbuhan yang dipakai

oleh etnis Bali dan Jawa yang digunakan sebagai

obat tradisional sebagian besar didapatkan dari

pekarangan rumah atau hutan sekitar tempat

tinggal mereka. Bagian yang dimanfaatkan

berbeda-beda mulai dari rimpang, daun, batang,

akar, kulit, buah, dan getah. Pada penelitian ini

bagian yang paling banyak digunakan adalah

daun. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Kasrina dan Veriana (2014, hlm. 357).

122

Page 134: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Pengambilan daun untuk dimanfaatkan sebagai

obat tidak akan merusak tumbuhan karena

mudah untuk tumbuh lagi. Cara pemanfaatan

bagian daun juga lebih mudah dibandingkan

bagian lain dari tumbuhan dan berkhasiat lebih

baik. Bagi Elfrida (2017, hlm. 23) Setiap

responden punya cara tertentu dalam

pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat untuk

menyembuhkan beragam jenis penyakit, yang

didapat oleh mereka dari ahli pengobatan, juga

informasi secara turun-temurun.

3. Nilai Penting Budaya Tumbuhan yang Dipakai

Sebagai Tumbuhan Obat Oleh Etnis Bali &

Jawa di Desa Simpang Bayat

Hasil penelitian dan perhitungan data

sesuai tabel 4.5 memperlihatkan bahwa etnis

Bali dan Jawa masih bergantung pada sejumlah

besar spesies tumbuhan yang ada di sekitar desa

Simpang Bayat untuk dipakai sebagai obat

tradisional. Hasil perhitungan ICS berikut 1

spesies dengan ICS kategori tinggi berdasarkan

kualitas, intensitas, dan ekslusivitas menurut

etnis Bali dan Jawa yaitu kencur dengan nilai

123

Page 135: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

ICS 55 dalam penggunaan sebagai obat diare dan

batuk dengan pemanfaatan organ tumbuhan

rimpang.

Bagi Muraqmi (2015, hlm. 51) ICS (Index of

Cultural Significance) adalah hasil analisis

etnobotani kuantitatif yang menunjukkan nilai

kepentingan tiap-tiap jenis tumbuhan

bermanfaat yang didasarkan pada keperluan

masyarakat. Angka hasil perhitungan ICS (Index

of Cultural Significance) menunjukkan tingkat

kepentingan setiap jenis tumbuhan bermanfaat

oleh masyarakat.

Berdasarkan tabel 4.5, tidak ditemukan 1

jenis tumbuhan yang bernilai ICS (Index of

Cultural Significance) kategori sangat tinggi (>100)

menurut etnis Bali dan Jawa. Hal ini berarti nilai

kualitas, intensitas, dan eklusivitas

menunjukkan bahwa jenis tumbuhan yang ada

di desa Simpang Bayat punya nilai kepentingan

sedang, rendah dan sangat rendah. Hal ini

menunjukkan bahwa tumbuhan yang ada di

desa Simpang Bayat tidak dipakai secara terus-

menerus dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu

jenis tumbuhan yang berada di desa Simpang

Bayat hanya dipakai sebagai tumbuhan obat dan

124

Page 136: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

sebagian dipakai sebagai bahan masakan.

Menurut (Turner, 1998) dalam (Rahayu, 2012,

hlm. 317) menyatakan bahwa semakin banyak

kebutuhan penggunaan tumbuhan maka akan

semakin besar kepentingan dari tumbuhan

tersebut.

Bagi Rahayu, dkk. (2012, hlm. 113-114)

tingkat pengetahuan tentang penggunaan dan

pengelolaan keanekaragaman jenis tumbuhan

dari setiap kelompok masyarakat itu beragam,

disebabkan perbedaan tingkat dari kebudayaan

serta kondisi dari lingkungan setempat.

Berdasarkan hasil kajian di berbagai daerah di

Indonesia, setiap suku bangsa punya

pengetahuan yang baik perihal keanekaragaman

jenis tumbuhan bermanfaat yang tumbuh di

sekitar lokasi pemukiman mereka. Namun, yang

dipakai dalam kehidupannya sehari-hari tidak

lebih dari 10% jumlah jenis keseluruhan yang

diketahui kegunaannya.

125

Page 137: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

126

Page 138: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kajian pembahasan perihal studi

etnobotani tumbuhan obat yang dipakai oleh etnis

Bali dan Jawa di desa Simpang Bayat, Sumatera

Selatan, dapat disimpulkan. Pertama, jenis-jenis

tumbuhan obat yang dipakai oleh etnis Bali dan

Jawa di desa Simpang Bayat, kecamatan Bayung

Lencir, provinsi Sumatera Selatan, ditemukan

sebanyak 29 spesies tumbuhan obat yang

dikelompokkan menjadi 20 famili.

Dari 29 spesies tumbuhan obat tersebut

yaitu Kunyit (Curcuma longa Linn), Daun

Senduduk (Melastoma affine D. Don), Jahe Merah

(Zingiber officinale Roscoe), Jeruk Nipis (Citrus

aurantifolia (Cristm) Swingle), Jambu Biji (Psidium

guajava Linn), Pepaya (Carica papaya Linn),

Brotowali (Tinospora cordifolia Hook. F. & Thoms),

Lengkuas (Alpinia galanga (Linn) Willd), Lidah

Buaya (Aloe vera Burm. F), Lempuyang (Zingiber

zerumbet (Linn) J. E. Smith), Kunyit (Curcuma

zedoaria Linn), Tebu Ireng (Saccharum officinarum

Linn), Randu (Ceiba pentandra (Linn) Gaertn),

Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata Pers), Pinang

127

Page 139: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

(Areca catechu Linn), Kembang Sepatu (Hisbicus

rosa-sinensis Linn), Alang-alang (Imperata

cylindrical (Linn) Raeusch), Duku (Lnsium

parasiticum (Osbeck) Sahnin & Banned), Sawo

(Manilkara zapota (Linn) P. Royen), Kumis Kucing

(Orthosiphon aristatus (Blume) Miq), Ciplukan

(Physalis angulata Linn), Sirih (Piper battle Linn),

Bawang Putih (Allium sativum Linn), Pulai

(Alstonia scholaris Linn. R. Br), Serai (Cymbopogon

citrates Stapf), Salam (Syzygium polyanthum

(Wight) Walpers), Bangle (Zingiber cassumunar

Roxb), Petai Cina (Leucaena leucocephala De. Wit),

Daun Patah tulang (Euphorbia tirucalli (Linn.) J. E.

Smith).

Kedua, pemanfaatan jenis tumbuhan obat

yang dipakai oleh etnis Bali dan Jawa di desa

Simpang Bayat, kecamatan Bayung Lencir,

provinsi Sumatera Selatan, selain dipakai sebagai

bumbu dapur tumbuhan, dapat pula dijadikan

sebagai tumbuhan obat tradisional, beberapa cara

pengolahan tumbuhan obat oleh etnis Bali dan

Jawa di desa Simpang Bayat di antaranya yaitu

direbus, diparut, ditumbuk, diremas, diperas, dan

dipakai langsung.

Tumbuhan yang diolah dengan cara direbus

ada 17 spesies, Kunyit (Curcuma longa Linn), Serai

(Cymbopogon citratus Stapf), Pepaya (Carica

128

Page 140: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

papaya Linn), Pulai (Alstonia scholaris Linn. R.

Br), Daun Senduduk (Melastoma affine D. Don),

Kencur (Kaempferia galanga Linn), Jahe Merah

(Zingiber officinale Roscoe), Daun Salam (Syzygium

polyanthum (Wight Walpers), Alang-alang

(Imperata cylindrica (Linn Raeusch), Lidah Buaya

(Aloe vera Burm. F), Sirih (Piper batle Linn), Kumis

Kucing (Orthosiphon aristatus (Blume Miq),

Brotowali (Tinospora cordifolia Hook. F. & Thomso),

Ciplukan (Physalis angulata Linn), Lempuyang

(Zingiber zerumbet (Linn) J. E. Smith), Pinang

(Areca catechu Linn), Duku (Lnsium parasiticum

(Osbeck) Sahnin & Banned).

Pengolahan dengan cara diremas ada 3

spesies, yaitu Randu (Ceiba pentandra (Linn)

Gaertn), Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata Pers),

Kembang sepatu (Hisbicus rosa-sinensis Linn).

Pengolahan tumbuhan dengan cara diperas ada 2

spesies, yaitu Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia

(Cristm) Swingle), Tebu Ireng (Saccharum sp Linn).

Selanjutnya pengolahan tumbuhan dengan cara

ditumbuk ada 1 spesies, yaitu Petai Cina

(Leucaena leucocephala De. Wit). Ada 3 jenis

tumbuhan yang dipakai secara langsung, yaitu

Bawang Putih (Allium sativum Linn.), Jambu Biji

(Psidium guajava Linn), Daun Patah Tulang

(Euphorbia tirucalli Linn). Kemudian khasiat

129

Page 141: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

tumbuhan yang dipercaya sebagai obat tradisional

oleh etnis Bali dan Jawa ialah sebagai obat Mag,

Batuk, Rematik, Diare, Flu, Patah Tulang, Malaria,

Demam Panas, Darah Tinggi, Kolesterol, Sakit

Kuning, Panas Dalam, Diabetes, Obat Pembersih

Mata, Gatal-gatal, Sakit gigi, Cacar dan Luka

Gores.

Ketiga, urgensi nilai budaya tumbuhan yang

dipakai sebagai obat tradisional oleh etnis Bali

dan Jawa di desa Simpang Bayat, kecamatan

Bayung Lencir, provinsi Sumatera Selatan,

bernilai tertinggi berdasarkan kualitas, intensitas,

dan esklusivitas yaitu kencur dengan nilai ICS 55

dalam penggunaan sebagai obat diare dan batuk

dengan pemanfaatan organ tumbuhan rimpang.

B. Saran

Pertama, perlu diadakannya upaya

pelestarian budaya dari nenek moyang, perihal

tumbuhan obat tradisional oleh generasi muda

masa kini, sebagai warisan para leluhur untuk

disampaikan pada generasi selanjutnya. Kedua,

perlu adanya konservasi tanaman obat supaya

keberadaannya tidak habis. Hal ini dapat

dilakukan pada tingkat rumah tangga maupun

tingkat pemerintah.

130

Page 142: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

BIBLIOGRAFI

Aserani Kurdi. 2010. Tanaman Herbal Indonesia Cara Mengolah dan Memanfaatkanya bagi Kesehatan. Hal. 1-337

Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2004. Surat Keputusan Kepala BPOM No. Hk 00.05.4.2411 Tanggal 17 Mei 2004

Claudia Cavalera, 2016. Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat di Gadangan-Karangrejo, Tulungagung Sebagai Kajian Konservasi Ex-situ Tumbuhan Berhasiat Obat. Universitas Nusantara PGRI Kediri

Departemen Agama Republik Indonesia -- Al-Qur'an dan Terjemahannya

Marzuki, Tradisi dan Budaya Masyarakat Jawa dalam Perspektif Islam. Universitas Negeri Yogyakarta

Departemen Kesehatan. (1978). Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.149/SK/Menkes/IV/1978 TENTANG Defenisi Tanaman Obat.

Elfrida, Dkk. 2017. Etnobotani Tumbuhan Berkhasiat Obat Berdasarkan Pengetahuan Lokal Pada Suku Jawa di Desa Sukorejo Kecamatan Langsa Timur Tahun 2016. Jurnal Jeumpa, Hal. 21-29.

Gebby Agnessya Esa Oktavia, dkk. Studi Etnobotani Tumbuhan Obat di kawasan sekitar danau Buyan-Tamblingan-Bali. Buletin Kebun Raya Vol.20 No. 1, Januari 2017 [xx–xx]

Hariwijaya, M., & Triton. (2007). Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal & Skripsi: Tugu Publisher.

Hakim, L. (2014). Etnobotani Dan Manajemen Kebunpekarangan Rumah: Ketahanan Pangan, Kesehatan Dan Agrowisata. Malang: Selaras

Hariana, A. 2009. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Seri I. Jakarta: Penebar Swadaya.

131

Page 143: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Hidayat, S, & Napitupulu, R, M. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta Timur: Agriflot

Asvic Helida, Dkk. 2016. Makna Nilai Penting Budaya Keanekaragaman Hayati Tumbuhan Bagi Masyarakat di Taman Nasional Kerinci Seblat di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. LIPI Berita Biologi, Volume 15 No. 1.

Indartik. Potensi Pasar Pulai (Alstonia scholaris) Sebagai Bahan Baku Industri Obat Herbal: Studi Kasus Jawa Bawat dan Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Vol. 6 No. 2 Juni 2009, Hal. 159 - 175

I Wayan Rasna, W.S. Binawati. Keterampilan Mengelolah Tanaman Obat Tradisional Untuk Penyakit Anak Pada Remaja Bali: Sebuah Kajian Ekoliguistik. Vol 14 No 1, Februari 2014

Indah Yulia Ningsih. Studi Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat Oleh Suku Tengger di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur. PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016

I Ketut Surata, dkk. Studi Etnobotanik Tanaman Upacara Hindu Bali sebagai Upaya Pelestarian Kearifan Lokal. Vol 05, Nomor 02, Oktober 2015

Irmawati. (2016). Etnobotani Tumbuhan Obat Tradisional Pada Masyarakat Di Desa Baruga Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar.

Indri, A. A. (2016). Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Di Desa Cihideung Kabupaten Bandung Barat. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Bandung: Universitas Pasundan

Jacob, T. 1978. Beberapa Pokok Persoalan tentang Hubungan Antar Ras dan Penyakit di Indonesia. Berkala Ilmu Kedokteran. 105-114

132

Page 144: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Juliansyah Noor. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana.

Julianus Kinho, dkk. 2011. Tumbuhan Obat Tradisional Di Sulawesi Utara Jilid 1. Hal 1-107

Ketut, I. S., Wayan, I. G & Made, I. S. (2015). Studi Etnobotani Tanaman Upacara Hind Bali Sebagai Upaya Pelestarian Kearifan Lokal. Jurnal Kajian Bali. 6(2): 265-284.

Kasrina dan T. Veriana. 2014. Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Yang Dimanfaatkan Oleh Masyarakat D Kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu. Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi Fkip UNS. Hal 354-359.

Kumalasari, L. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan manfaat dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. III, No.1, April 2006, 01 – 07.

Kurniawan P, Dkk. 2019. Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Suku Pamona di Desa Bumyumpondoli Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso Sulawesi Tengah. Biocelebes, Volume 13 Nomor 1.

Kandowangko, N. Y., & Solang, M. (2011). Kajian Etnobotani Tanaman Obat Oleh Masyarakat Kabupaten Bonebolango Provini Gorontalo Laporan Penelitian Etnobotani Tanaman Obat; Universitas Negeri Gorontalo.

Kusdianti. 2012. Inventarisasi Tumbuhan Yang Berpotensi Obat di taman Wisata itu Lembang, Bandung. Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia. Jakarta.

Limananti, A., Triratnawati, A. 2003. Ramuan Jamu Cekok sebagai Penyembuh Kurang Nafsu Makan pada Anak. Jurusan Antropologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tidak diterbitkan.

133

Page 145: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Diakses 28 Oktober 2013 di http//:repository.iu.ac.id/dokumen/lihat/46.pdf

Murtadha. Islam Ramah Lingkungan. Islam Futura, Vol. VI, No. 2, Tahun 2007

Moleong, L. J. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyati Rahayu, dkk. Pemanfaatan Tumbuhan Obat secara Tradisional oleh Masyarakat Lokal di Pulau Wawoni, Sulawesi Tenggara. Vol 7 Nomor 3 Tahun 2016, Halaman 245-250.

Muhammad Untoro, dkk. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Golongan Alkaloid dari Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia purpurata). Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 19 (2) (2016) : 58 – 62

Mardhatilla Ana Fama, dkk. Pengaruh Pemberian Air Tebu Hitam terhadap Kadar Low-Density Lipoprotein (LDL). Vol 2 No 3 Oktober 2017. Hal 146-152

Marissa Herani Praja & Rasmi Zakiah Oktarlina. Uji Efektivitas Daun Petai Cina (Laucaena glauca) Sebagai Antiinflamasi dalam Pengobatan Luka Bengkak. Majority, Volume 5, Nomor 5, Desember 2016. Hal. 86-87

Melzi Octaviani & Rina Prastika. Uji Aktivitas Anti Bakteri Sari Buah Sawo Manila (Manilkara zapota (L.) van Royen) Muda dan Masak Terhadap Bakteri Escherichia coli. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia. Vol. 6, No. 1, September 2017

Miftakhul Baiti, dkk. Pengaruh Pemberian Ekstrak Ethanol Biji Buah Pinang (Areca Catechu L) Terhadap Pertumbuhan Staphylococus Aureus Secara In Vitro. JMJ, Volume 6, Nomor 1, Mei 2018, Hal: 10 – 19

Mulyati Rahayu, dkk. Pemanfaatan Tumbuhan Obat secara Tradisional oleh Masyarakat Lokal di Pulau Wawoni, Sulawesi Tenggara. Biodiversitas Vol. 7, No. 3, Juli 2006, hal. 245-250

134

Page 146: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Naufal Rafif Putranta & Sofyan Musyabiq Wijaya. Efektifitas Ekstrak Kulit Duku (Lansium domesticum corr) sebagai Larvasida Aedes aegypti. Medula|Volume 7|Nomor 5|Desember 2017|165-170

Nur Aeni, Dkk. (2016). Identifikasi Tumbuhan Obat di Kecamatan Kunto Darussalam Rokan Hulu. Hal 1-6

Rina Hidayati Pratiwi. Potensi Kapuk Randu (Ceiba Pentandra Gaertn) Dalam Penyediaan Obat Herbal. E-Journal WIDYA Kesehatan dan Lingkungan.Volume 1 Nomor 1 Mei 2014. Hal. 53-60

Ruqayah, dkk. (2004). Pedoman Pengumpulan Data Keanekaragaman Flora. Bogor : Puslit Biologi.-LIPI

Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Subagyo, Joko. P. (2011). Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Siti Warida, dkk. Identifikasi Tumbuhan Obat yang Ada di Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Jurnal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pangaraian. September 2016.

S.R Muktiningsih, dkk. Review Tanaman Obat yangDigunakan Oleh Pengobatan Tradisional di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Bali dan Sulawesi Selatan. Vol XI Nomor 4 Tahun 2001

Tri Mayanti, dkk. Senyawa Bufadienolida yang bersifat Insektisida, Daigremontianin dari Daun Cocor Bebek (Kalanchoe daigremontiana). Valensi Vol. 2 No. 2, Mei 2011. Hal. 379‐383

Tukan, J.S. 1993. Metode Pendidikan Seks, Perkawinan dan Keluarga. Jakarta: Erlangga.

Turner, N. J. (1988). The Importance a Rose: Evaluating. The Culture Significanse of Plants in Thompson and

135

Page 147: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Lilloet Interior Salish. American Antrophologis (90) 1988

Winarsih & M. Noerhadi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi. Media Litbangkes Vol, II/No.03/1992

Wa Ode Jumiarni & Oom Komalasari. Eksplorasi Jenis dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada Masyarakat Suku Muna di Permukiman Kota Wuna. Vol 22 No 1 Tahun 2017. Hlm.45-56.

Yulia Helmi Diza, dkk. Pembuatan Tablet Effervescent Berbahan Aktif Sediaan Kering Ekstrak Daun Senduduk dan Bakteri Asam Laktat Asal Dadih Sijunjung Sebagai Minuman Fungsional. Jurnal Litbang Industri - Vol. 9. No. 1, Juni 2019: 59 – 67

136

Page 148: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

BIOGRAFI PENULIS

Suraida, S.Si., M.Si adalah

seorang dosen di bidang Biologi

Fakultas Tarbiyah & Keguruan UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Beliau

lahir di Indragiri Hilir pada 20 Desember 1978. Prestasi

akademik di bidang biologi dimulai sejak 1998 ketika

mengikuti pendidikan Sarjana S1 pada Fakultas Biologi

Universitas Gadjah Mada, dan menyelesaikan gelar

Master pada tahun 2005 dari Pasca Sarjana Universitas

Gadjah Mada. Beliau bergabung dalam organisasi di

antaranya Asosiasi Dosen Biologi (ADBPB) PTKI dan

Perkumpulan Indonesia Approach Education (IA

EDUCATION). Beliau memiliki beberapa Hak Karya

Cipta Publikasi Hasil Penelitian yang dipublikasikan pada

jurnal-jurnal ilmiah.

137

Page 149: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Try Susanti, S.Si., M.Si adalah seorang

dosen di bidang Biologi Fakultas

Tarbiyah & Keguruan UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi. Beliau lahir

di Bukittinggi pada 03 Maret 1976.

Prestasi akademik di bidang biologi

dimulai sejak 1999 ketika mengikuti

pendidikan Sarjana S1 pada Program Studi Biologi FMIPA

Universitas Andalas, dan menyelesaikan gelar Master

pada 2009 dari Pasca Sarjana Universitas Andalas. Sejak

2007-2009; 2010-2012; 2012-2014 Beliau menjabat Sebagai

Ketua Program Studi Tadris Biologi dan Anggota Senat

FTK IAIN STS Jambi, Tahun 2014-2018 kembali menjabat

Sebagai Ketua Program Studi/Jurusan Tadris Biologi FTK

IAIN/UIN STS Jambi, Tahun 2018-2020 menjabat sebagai

Ketua Penjamin Sistem Mutu FTK UIN STS Jambi, Tahun

2020 hingga sekarang menjabat sebagai ketua Program

Studi di Fakultas Sains dan Teknologi UIN STS Jambi, di

samping itu juga mengajar di Program Studi S1

Universitas Terbuka Jambi, Asesor Akreditasi

Sekolah/Madrasah Provinsi Jambi serta Fasililator Dosen

Tanoto Foundation. Beliau Aktif dalam berbagai

organisasi diantaranya Masyarakat Biodiversitas

138

Page 150: PENGETAHUAN TUMBUHAN OBAT - Islamic University

Indonesia, Pengurus Asosiasi Dosen Biologi (ADBPB)

PTKI, Perhimpunan Biologi Indonesia Jambi. Beliau

memiliki beberapa Hak Karya Cipta Publikasi Hasil

Penelitian. Penelitiannya dipublikasikan pada jurnal-

jurnal ilmiah.

Muhamad Sholichin, S.Pd., adalah

alumni di Jurusan Tadris Biologi

Fakultas Tarbiyah & Keguruan UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada

tahun 2020. Beliau lahir di Saleh

Agung, 24 Maret 1997. Selama

menempuh S1 bergabung dalam organisasi dan kegiatan

sebagai Ketua Badan Pengurus Harian Jurusan Tadris

Biologi Bidang Kewirausahaan periode 2017/2018 dan

aktif sebagai Kosma angkatan 2016 periode tahun 2016-

2020.

139