SKRIPSI - Islamic University

95
Peran Lembaga Adat Melayu Kota Jambi Dalam Mempertahankan Nilai Lokal Budaya Melayu Jambi SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Sejarah Kebudayaan Islam OLEH DONI SAPUTRA NIM.AS 131451 FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDIN JAMBI

Transcript of SKRIPSI - Islamic University

Page 1: SKRIPSI - Islamic University

1

Peran Lembaga Adat Melayu Kota Jambi

Dalam Mempertahankan Nilai Lokal Budaya Melayu Jambi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat – Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Dalam Ilmu Sejarah Kebudayaan Islam

OLEH

DONI SAPUTRA

NIM.AS 131451

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDIN JAMBI

Page 2: SKRIPSI - Islamic University

2

i

Page 3: SKRIPSI - Islamic University

3

ii

Page 4: SKRIPSI - Islamic University

4

iii

Page 5: SKRIPSI - Islamic University

5

MOTTO

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. al Hujurat: 13)

iv

Page 6: SKRIPSI - Islamic University

6

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah,,,,,,,,,

Kupersembahkan karya sederhana ini

kepada orang yang sangat kumuliakan dan yang sangat ku kasihi

Ayahanda Syafril dan ibunda Nursiam terimakasih untuk ayah dan ibuku yang

telah merawat ku dari kecil hingga sekarang, sehingga aku bisa menyelesaikan

studiku sampai saat ini kalian tetap mendampingiku. Semoga Allah SWT selalu

melindungi ayah dan ibu serta selalu memberi kesehatan untuk kalian berdua.

Abang, kakak dan adik

Karya kecil ini juga kupersembahkan untuk abang ku Adnu Suardi dan Afrisal,

kakak ku Surmiati beserta adik ku Tika Syafriani yang sangat aku banggakan dan

yang sangat ku cintai, terimakasih untuk semua yang telah engkau lakukan dan

terimakasih untuk semangat, motivasi dan juga perjuanganmu yang sangat banyak

untuk ku, semoga Allah SWT selalu mempermudah setiap urusan kalian.

Sahabat-sahabat ku

Ku persembahkan juga karya ini kepada sahabat seperjuangan ku teman-teman

Prodi SKI angkatan 2013 yang telah banyak membantu dan memberi semangat

dan selalu menjadi teman yang luar biasa.

v

Page 7: SKRIPSI - Islamic University

7

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-nya serta hidayahnya kepada penulis berupa

kesehatan rohani dan jasmani kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Lembaga Adat Melayu Kota

Jambi dalam Mempertahankan Nilai Lokal Budaya Melayu Jambi“ serta

teriring sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan keterbatasan

ilmu yang penulis miliki, tidak sedikit hambatan dan kendala yang penulis hadapi

dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun berkat bantuan dan kerjasama dari

berbagai pihak, akhirnya hambatan dan kendala tersebut dapat terselesaikan

dengan baik oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga

kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan demi

kesempurnaan penulisan skripsi ini, terimakasih saya ucapkan kepada:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan MA, selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin

Jambi

2. Ibu Prof. Maisyah M.Pd.I selaku Dekan Fakutas Adab Dan Humaniora UIN

Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Dr. Alfian, S.Pd. M. Ed selaku Wakil Dekan Bidang Akademik

4. Bapak Dr. H. M. Fadhil, M. Ag bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan

Keuangan.

5. Ibu Dr. Raudhoh, S. Ag, S.S, M. Pd.I Selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Dan Kerjasama.

6. Bapak Dr. Ali Muzakir, M. Ag dan Bapak M. Nuur, M. Sy selaku pembimbing

I dan II yang selalu memberi masukan dan selalu menerima keluh kesah,

terimakasih untuk bimbingannya yang sangat luar biasa.

7. Bapak Kepala Perpustakaan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi dan

Perpustakaan Nasional Daerah Jambi Beserta Staf yang telah memberikan

pinjaman literatur.

vi

Page 8: SKRIPSI - Islamic University

8

8. Seluruh Bapak-bapak dan Ibu-ibu Karyawan dan Dosen Fakultas Adab dan

Humaniora Sultan Thaha Saifuddin Jambi, yang telah memberi bantuan dan

pedoman sepanjang perkuliahan dan penggarapan skripsi.

9. Ayahanda dan Ibunda serta keluarga besar yang ikut berperan dalam

memberikan dukungan dan motivasi untuk penulis.

10. Teman-teman dan sahabat seperjuangan yang telah ikut memberi semangat

dalam pembuatan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

konstuktif dari pembaca, sehingga penulis dapat menyempurnakan dimasa

yang akan datang. Akhirnya kepada Allah SWT berserah diri dan memohon

petunjuk serta ridhanya, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

penulis khususnya dan masyarakat.

Jambi, Februari 2019

Penulis

Doni Saputra

AS. 131451

viii

Page 9: SKRIPSI - Islamic University

9

ABSTRAK

Saputra, Doni. 2019. Peran Lembaga Adat Melayu Kota Jambi dalam

Mempertahankan Nilai Lokal Budaya Melayu Jambi. Jurusan Sejarah dan

Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora. Pembimbing I: Dr. Ali Muzakir,

M. Ag dan Pembimbing II: M. Nuur, M. Sy.

Penelitian ini membahas tentang Peran Lembaga Adat Melayu Kota Jambi dalam

Mempertahankan Nilai Lokal Budaya Melayu Jambi. Tujuan penelitian adalah

mengetahui latar belakang berdirinya Lembaga Adat Melayu Kota Jambi,

mengetahui program Lembaga Adat Melayu Kota Jambi dalam melestarikan nilai

lokal budaya melayu serta mengetahui kendala lembaga adat dalam

mensosialisasikan programnya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau

field research yang berbentuk deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa sejarah Lembaga Adat Jambi tidak terlepas dari pemikiran

untuk dibentuk suatu wadah yang dapat menjembatani permasalahan antara

sesama anggota masyarakat adat serta antar wilayah hukum adat dalam bentuk

suatu lembaga permanen yang disebut dengan Lembaga Adat di Kota Jambi.

Program Lembaga Adat Melayu Kota Jambi dalam mempertahankan nilai budaya

lokal adalah memperkuat internal Lembaga Adat Melayu Kota Jambi, Menjadi

partner atau mitra pemerintah daerah dalam membangun Kota Jambi serta

melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya budaya melayu Jambi.

Adapun kendala Lembaga Adat Melayu Kota Jambi adalah Sulit memberi

pemahaman kepada pemuda-pemudi Kota Jambi akan pentingnya budaya melayu

Jambi; Banyaknya imigran yang masuk ke Kota Jambi; Minimnya dana dalam

melakukan penyuluhan hingga ke kelurahan.

Kata Kunci: Adat Melayu, Lembaga Adat, Budaya Jambi

viii

Page 10: SKRIPSI - Islamic University

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

NOTA DINAS ............................................................................................ i

PENGESAHAN ......................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................ iii

MOTTO ..................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ...................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................... 7

D. Kerangka Teori................................................................................ 8

E. Jadwal Penelitian ............................................................................. 12

BAB II METODE PENELITIAN

A. Lingkup Penelitian .......................................................................... 14

B. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 14

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 15

D. Tekhnik Analisis Data ..................................................................... 18

BAB III ADAT DAN LEMBAGA ADAT JAMBI

A. Gambaran Umum Kota Jambi ......................................................... 19

B. Sejarah Lembaga Adat Jambi .......................................................... 35

C. Gambaran Umum Adat Istiadat Jambi ............................................ 40

D. Kedudukan Lembaga Adat Jambi ................................................... 45

E. Nilai Adat dan Budaya Jambi .......................................................... 47

BAB IV PERAN LEMBAGA ADAT JAMBI

A. Program Lembaga Adat Kota Jambi ............................................... 54

B. Kendala Lembaga Adat Kota Jambi ............................................... 63

ix

Page 11: SKRIPSI - Islamic University

11

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 68

B. Saran ................................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran I Gambar

Lampiran II Instrumen Pengumpulan Data

Lampiran III Bukti Seminar Proposal

Lampiran IV Surat Persetujuan Pembimbing

Lampiran V Kartu Bimbingan Skripsi dan Surat Izin Penelitian

Lampiran VI Daftar Riwayat Hidup Penulis

x

Page 12: SKRIPSI - Islamic University

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jambi merupakan daerah yang mayoritas masyarakatnya bersuku Melayu.

Sebuah fakta sejarah bahwa orang Melayu adalah orang yang paling kental

keislamannya.1 Agama Islam sendiri berkembang di Kota Jambi berawal dari

masyarakat Jambi yang berada di daerah pesisir pantai, dari daerah pesisir pantai

inilah agama dan kebudayaan Islam dikembangkan ke daerah pedalaman oleh

para ulama. Kebudayaan Islam yang berkembang diadaptasi dengan budaya lokal

Jambi, sehingga tercipta suatu tradisi keagamaan yang baru dan masyarakat

menjadikan tradisi tersebut sebagai bagian dari kebudayaannya, yaitu budaya

Islam Melayu. Sebagai contoh adalah tradisi menghormati Tuan Guru yang

dianggap memiliki barokah dan paham ilmu keagamaan. Istilah Tuan Guru adalah

gelar untuk para ulama Jambi yang berperan penting dalam perkembangan Islam.

Berbeda dengan masyarakat di Pulau Jawa, gelar ulama di Pulau Jawa lebih

dikenal dengan istilah Kyai atau Ustadz. Budaya lokal masyarakat Melayu yang

sangat mempercayai mitos atau hal-hal yang bersifat metafisik membuat

masyarakat Jambi sangat menghormati Tuan Guru.2 Hal ini bukan tanpa alasan,

tuan guru dianggap mampu melakukan sesuatu di luar kemampuan masyarakat

pada umumnya. Selain itu, setiap tradisi lokal seperti ritual pendirian rumah,

1 Isjoni, Orang Melayu di Zaman yang Berubah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm.

57. 2 Isjoni, Orang Melayu di Zaman yang Berubah,… hlm. 56.

Page 13: SKRIPSI - Islamic University

2

panen raya, pernikahan, dan lain-lain selalu dilakukan dengan mencampurkan

nuansa Islam.

Pada mulanya, budaya lokal yang bercorak Islam di Jambi sangat

dijunjung tinggi sebagai identitas lokal. Bahkan untuk mensakralkan budaya

tersebut, hingga kini masyarakat Jambi masih menggunakan seloko adat yang

berbunyi "adat bersendi syarak dan syarak bersendikan kitabullah".3 Jadi agama

Islam merupakan unsur dari adat istiadat sebagai suatu aspek kebudayaan dalam

kehidupan masyarakat di daerah Jambi. Pada perkembangannya, awal abad ke-21,

geliat pembangunan hampir merata di seluruh wilayah Kota Jambi yang

berkembang sangat signifikan. Potret kemajuan terlihat nyata dengan berkembang

pesatnya infrastruktur di berbagai daerah. Gubernur dan Wali Kota pun berupaya

mengimbanginya dengan meningkatkan sumber daya manusia dari berbagai

sektor, baik pada sektor ekonomi maupun sektor pendidikan. Perkembangan

pembangunan di Kota Jambi ternyata menjadi daya tarik bagi masyarakat provinsi

lain, seperti: Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Jawa dan

lain-lain. Mereka mendatangi Kota Jambi untuk mempertaruhkan nasib.

Kedatangan para migran dari berbagai provinsi tersebut menjadikan

masyarakat Kota Jambi semakin majemuk. Kemajemukan dalam masyarakat

sudah tentu mempengaruhi ragam budaya yang berkembang di Kota Jambi.

Ragam suku, ragam bahasa, ragam budaya, ditambah kuatnya arus globalisasi

yang masuk ke Kota Jambi tentu berindikasi mempengaruhi eksistensi budaya

lokal, yaitu budaya Melayu.

3 Anonym, Garis-garis Besar Pedoman Adat Bagi Pemangku Adat Dalam Kotamadya Dati

II Jambi, (Jambi: Lembaga Adat Tingkat II Kota Madya Jambi dan Pemerintah Kotamadya Jambi,

1995), hlm. 6.

Page 14: SKRIPSI - Islamic University

3

Menurut Koentjaraningrat, perubahan budaya diakibatkan oleh benturan

antar unsur budaya yang berbeda. Perubahan budaya sendiri diartikan sebagai

proses pergeseran, pengurangan, penambahan dan perkembangan unsur-unsur

dalam suatu kebudayaan.4 Seperti yang terjadi di Kota Jambi, banyak sekali

budaya lokal yang mulai memudar akibat perubahan budaya.5 Padahal, budaya

lokal Jambi memiliki nilai-nilai positif yang dapat membangun masyarakatnya.

Penerapan nilai budaya lokal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya

melaksanakan nilai, ukuran tentang baik atau buruk, sesuai dengan ide, pokok

pikiran, dan gagasan dasar Melayu. Tujuannya adalah agar generasi penerus tetap

memiliki ukuran baik atau buruk sesuai dengan gagasan dasar-dasar Melayu

sehingga mereka terhindar dari unsur negatif. Untuk itu, generasi penerus

masyarakat Melayu harus dibentengi dengan nilai-nilai budaya lokal Melayu yang

mampu beradaptasi dengan perkembangan dunia.6

Sejak dahulu, bahkan sebelum Islam datang ke Kota Jambi, orang-orang

dahulu telah mewariskan budaya-budaya lokal yang memiliki nilai positif. Wujud

kebudayaan lokal masyarakat Jambi yang berupa ide adalah seloko. Landasan

utama yang menjadi pedoman bagi masyarakat Melayu Jambi sebelum

kedatangan Islam ialah “Adat bersendi ke alur dengan patut; alur bersendi ke

mufakat; mufakat bersendi ke kebenaran.” Jadi seloko ini merupakan himpunan

aturan-aturan yang dibuat oleh petinggi adat ketika itu yang kemudian disepakati

4 Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi II, (Jakarta: UI-Press, 1990), hlm. 89. 5 Salah satu budaya lokal yang mulai memudar adalah bahasa melayu Jambi, dimana

bahasa melayu Jambi merupakan bahasa daerah yang berfungsi sebagai identitas daerah Jambi.

Selain bahasa, budaya lokal Jambi juga meliputi kesenian Jambi, pakaian tradisional Jambi, ritual

keagamaan dan lain-lain. 6 Isjoni, Orang Melayu di Zaman yang Berubah,… hlm. 44

Page 15: SKRIPSI - Islamic University

4

untuk dijadikan aturan bersama dalam masyarakat. Setelah Islam datang, maka

seloko tersebut diadaptasi dengan nilai-nilai Islam menjadi “adat bersendi syarak

dan syarak bersendikan kitabullah.” Wujud kebudayaan lokal masyarakat Jambi

lainnya adalah berupa benda atau perlengkapan hidup masyarakat. Salah satunya

adalah peralatan pertanian tradisional Jambi. Terdapat delapan jenis alat pertanian

tradisional pada masyarakat Melayu Jambi, yaitu Tajak, Luci, Galah, Tuai, Jangki,

Karung Goni, Gerobak dan Bilik (Lumbung). Mayoritas alat pertanian tradisional

tersebut terbuat dari kayu. Selain mudah dalam proses pengerjaannya, bahan baku

kayu juga dianggap lebih ekonomis dibandingkan dengan bahan lain karena bisa

diperoleh dari hutan sekitar tanpa harus membeli. Nilai ekonomis dan kemudahan

dalam pengerjaan semakin sempurna ketika bahan kayu dapat dikatakan tidak

menghasilkan emisi apapun sehingga ramah lingkungan. Alat-alat tradisional ini

memperkuat kearifan lokal petani Jambi terhadap lingkungan dan hutan Jambi

yang saat ini mulai rusak oleh berbagai faktor.7 Selain wujud kebudayaan lokal

yang telah disebutkan di atas, masih banyak contoh lain dari kebudayaan lokal

Jambi yang memiliki nilai positif untuk mempertahankan identitas masyarakat

Jambi.

Mengikisnya budaya lokal yang bernilai positif tentu mempengaruhi

identitas lokal suatu daerah. Hal ini dikarenakan identitas suatu daerah dapat

dilihat dari kebudayaan lokalnya. Bahkan kebudayaan lokal sangat penting dalam

membentuk budaya nasional. Senada dengan pendapat Judistira yang mengatakan

7 Melayuonline.com, diakses pada 18 oktober 2017.

Page 16: SKRIPSI - Islamic University

5

bahwa kebudayaan lokal meliputi kebudayaan regional, dan kebudayaan regional

adalah bagian-bagian yang hakiki dalam bentuk kebudayaan nasional.8

Pentingnya mempertahankan budaya lokal dapat terlihat dari peraturan

menteri dalam negeri nomor 52 tahun 2007 tentang pedoman pelestarian dan

pengembangan adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat. Setiap

masyarakat diharapkan mampu menjaga dan memelihara adat istiadat dan nilai

sosial budaya masyarakat yang bersangkutan, terutama nilai-nilai etika, moral,

dan adab yang merupakan inti dari adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan dalam

masyarakat, agar dapat memperkokoh jati diri masyarakat dalam mendukung

kelancaran penyelenggaraan pemerintah dan pembagunan, serta untuk mendukung

pengembangan budaya nasional dalam mencapai peningkatan kualitas ketahanan

nasional dan keutuhan Negara kesatuan republik Indonesia.9 Untuk membangun

suatu daerah perlu ada keterpaduan dan sinergi antara aparat daerah dan lembaga-

lembaga yang ada di daerah tersebut. Hal ini penting karena setiap pembangunan

tentunya ada suatu perencanaan yang matang, di sanalah peran lembaga adat

dibutuhkan, sebab lembaga adat lebih mengetahui keadaan dan kebutuhan

masyarakatnya. Salah satu lembaga adat yang ada di Indonesia serta turut menjaga

identitas budaya lokal adalah Lembaga Adat Melayu Kota Jambi. Berdasarkan

peraturan daerah Provinsi Jambi tahun 2014, Lembaga Adat Melayu adalah wadah

fasilitasi, koordinasi, mediasi, dalam menjaga stabilitas keutuhan, kebersamaan

serta saling menghargai dalam kehidupan bermasyarakat dengan berpedoman

pada adat bersendi syara’ dan syara’ bersendi kitabullah, syara’ mengato dan

8 Judistira K Garna, Budaya Sunda: Melintasi Waktu Menantang Masa Depan, (Bandung:

Lemlit Unpad, 2008), hlm. 141 9 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2007.

Page 17: SKRIPSI - Islamic University

6

adat memakai.10

Lembaga Adat Melayu Kota Jambi merupakan sebuah lembaga

yang sangat berperan penting dalam membina dan menjaga eksistensi adat istiadat

Melayu Jambi. Namun, seperti yang dijelaskan sebelumnya, terpaan badai

globalisasi yang dimobilisasi dari luar agaknya merupakan suatu tantangan

tesendiri bagi pelestarian nilai-nilai lokal seperti mentaati aturan adat istiadat

tersebut. Di sinilah sesungguhnya titik singgungnya, dimana adat (khasanah lokal)

mencoba bertahan menghadapi ’ancaman’ globalisasi yang semakin tak

terkendali, seperti ada arus tarik menarik yang sangat kuat. Arus globalisasi

beserta seperangkat kemajuan teknologinya tidak perlu dihadang, tetapi nilai-nilai

budaya lokal tidak harus terpinggirkan. Idealnya, adat istiadat mampu menjadi

penyaring dari dampak negatif budaya luar yang mencoba masuk ke dalam sendi-

sendi kehidupan masyarakat. Namun pada kenyataanya tidak dapat dipungkiri

bahwa dari hari ke hari nilai-nilai itu semakin tergerus dan tercabut dari akarnya,

lebih-lebih lagi di kalangan generasi muda saat ini.

Melihat fenomena di atas, penting rasanya bagi saya meneliti lebih lanjut

mengenai peran lembaga adat dalam mempertahankan nilai lokal budaya Melayu

kota Jambi. Oleh sebab itu, saya merasa tertarik untuk menjadikan masalah

penelitian tersebut ke dalam judul skripsi Peran Lembaga Adat Melayu Kota

Jambi dalam Mempertahankan Nilai Lokal Budaya Melayu Jambi.

10 Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 2 Tahun 2014.

Page 18: SKRIPSI - Islamic University

7

B. Rumusan Masalah

Untuk kepentingan analisis, berbagai faktor yang berkaitan dengan permasalahan

utama dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Lembaga Adat Melayu Kota Jambi ?

2. Bagaimana program Lembaga Adat Melayu Kota Jambi dalam melestarikan

nilai lokal budaya melayu ?

3. Apa kendala lembaga adat dalam mensosialisasikan programnya ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Setelah diketahui permasalahan utama penelitian ini, maka tujuan yang hendak

dicapai dalam kajian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui latar belakang berdirinya Lembaga Adat Melayu Kota Jambi.

2. Mengetahui program Lembaga Adat Melayu Kota Jambi dalam

melestarikan nilai lokal budaya melayu.

3. Mengetahui kendala lembaga adat dalam mensosialisasikan programnya.

Adapun kegunaan yang penulis ambil dari penelitian ini adalah :

1. Untuk memperkaya keilmuan budaya melayu khususnya di Jambi.

2. Untuk menambah ilmu penulis serta penerapan ilmu dan teori yang telah

dipelajari.

3. Untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana strata satu (S.1)

pada jurusan Sejarah Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Sultan Taha Syaifuddin Jambi.

Page 19: SKRIPSI - Islamic University

8

D. Kerangka Teori

1. Adat

Secara harfiah adat mempunyai arti suatu kebiasaan yang terjadi berulang

kali dan disakralkan. Secara istilah adat adalah suatu aturan yang dibuat

manusia yang berasal dari kebiasaan-kebiasaan yang dipandang baik untuk

mengatur cara hidup, berpikir, berbuat dan bertindak dalam kehidupan

bermasyarakat.11

Adat Melayu Jambi masih berpegang teguh pada tata nilai

yang bersendikan pada ”Adat bersendi syara’, syara’ bersendi kitabullah.

Seloko adat singkat ini memiliki muatan yang sangat padat makna sekaligus

merupakan fondasi yang paling asas bagi adat itu sendiri. Adat bersendi

syara’ bermakna bahwa landasan dasar dari adat (Melayu) itu adalah syar’i

atau agama (Islam). Syara’ bersendi Kitabullah menyatakan bahwa agama

mengacu pada undang-undangnya yang paling hakiki yaitu Kitabullah al-

Quran.

2. Adat Melayu

Ada beberapa istilah dalam adat Melayu Jambi yaitu Adat Yang Teradat;

merupakan suatu kebiasaan yang tidak dapat dihindari atau ditinggalkan.

Adat Yang Diadatkan; merupakan suatu kebiasaan yang berjalan menurut

masanya. Adat Istiadat; adalah istilah yang mengacu pada adat yang dicari-

cari, aturan yang diciptakan oleh nenek moyang dahulu yang dianggap baik

dan patut untuk dipakai dan dijadikan contoh oleh orang kemudian hari.

Adat Yang Sebenar Adat; yaitu adat yang berpedoman pada Al-Quran dan

11 Pemerintah Kota Jambi bekerja sama dengan Lembaga Adat Tanah Pilih Pusako Betuah

Kota Jambi. 2004. Ikhtisar Adat Melayu Kota Jambi. cetakan II, hlm. 16

Page 20: SKRIPSI - Islamic University

9

Hadis Nabi yang disebut dengan hukum syara’.12

Mengacu pada Peraturan

Daerah Provinsi Jambi No 5 Tahun 2007 tentang Adat Melayu Jambi,

Lembaga Adat Jambi merupakan sebuah lembaga yang sangat berperan

penting dalam membina dan menjaga eksistensi adat istiadat Melayu Jambi.

Pada Bab IV, pasal 13 tentang hubungan kerja sama, dalam Perda ini

menyebutkan; ”Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya, Lembaga

Adat Melayu Jambi sesuai dengan tingkatnnya dapat melakukan hubungan

kerja sama dan koordinasi dengan kepolisian Negara Republik Indonesia,

Kejaksaan, Badan Peradilan, serta instansi terkait; Kerjasama dan koordinasi

sebagaimana dimaksud pada ayat satu dilakukan dalam hal penguatan

hukum adat, penegakan hukum serta keamanan dan ketertiban

masyarakat”.13

3. Lembaga Adat Melayu

Lembaga adat merupakan kata yang berasal dari gabungan antara kata

lembaga dan kata adat. Lembaga diartikan sebagai sebuah institusi dan adat

diartikan sebagai pola prilaku suatu masyarakat. Jadi dapat disimpulkan

lembaga adat adalah suatu institusi yang dibentuk oleh masyarakat adat

tertentu dan berwenang untuk mengurus serta menyelesaikan hal-hal yang

berhubungan dengan adat.14

12 Pemerintah Kota Jambi bekerja sama dengan Lembaga Adat Tanah Pilih Pusako Betuah

Kota Jambi. 2004. Ikhtisar Adat Melayu Kota Jambi. cetakan II. hlm. 21-23 13 Peraturan Daerah Provinsi Jambi No. 5 Tahun 2007 14 Peraturan Lembaga Adat Besar Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Tentang

Pemberdayaan, Pelestarian, Perlindungan dan Pengembangan Adat Istiadat dan Lembaga Adat

Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.

Page 21: SKRIPSI - Islamic University

10

Lembaga Adat Melayu Kota Jambi merupakan sebuah lembaga yang sangat

berperan penting dalam membina dan menjaga eksistensi adat istiadat

Melayu Jambi.

4. Budaya Lokal

Budaya secara bahasa berasal dari bahasa sanskerta Budhayah. Jika diurai

kata ini berasal dari dua kata yaitu Budi dan Daya. Budi artinya akal, tabiat,

watak, akhlak, perangai, kebaikan, daya upaya, kecerdikan, atau cara untuk

menyelesaikan masalah. Sedangkan Daya berarti kekuatan, tenaga,

pengaruh, jalan, akal, cara, atau muslihat.15

Sementara itu, Koentjaraningrat mengartikan budaya sebagai keseluruhan

sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan

masyarakat yang dijadikan milik diri manusia yang diperoleh dengan cara

belajar. Dalam pengertian tersebut, kebudayaan mencakup segala hal yang

merupakan keseluruhan hasil cipta, karsa, dan karya manusia, termasuk

didalamnya benda-benda hasil kreativitas atau ciptaan manusia. Namun

dalam perspektif antropologi yang lebih kontemporer, kebudayaan

didefinisikan sebagai suatu sistem simbol dan makna dalam sebuah

masyarakat manusia yang di dalamnya terdapat norma-norma dan nilai-nilai

tentang hubungan sosial dan perilaku yang menjadi identitas dari

masyarakat bersangkutan.16

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan

bahwa budaya lokal adalah budaya asli dari suatu kelompok masyarakat

15 Budiono Herusatoto, Simbolisme dalam Budaya Jawa, (Yogyakarta: Hanindita, 1991),

hlm. 89. 16 Koentjaraningrat, Pengantar ilmu Antropologi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009) Hlm. 144.

Page 22: SKRIPSI - Islamic University

11

tertentu yang juga menjadi ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat

lokal.

Cukup sulit untuk merumuskan atau mendefenisikan konsep budaya

lokal. Kebudayaan memang ihwal yang tidak pernah tuntas untuk dibatasi.

Pembatasan kebudayaan akan sia-sia sejauh manusia itu ada. Karena, sejauh

itu pula kebudayaan akan eksis dan berkembang. Kebudayaan adalah

fenomena pilihan hidup, baik pilihan budaya positif ataupun budaya negatif.

Karena, pada dasarnya ada kebudayaan baik atau positif dan adapula

kebudayaan jelek atau negatif. Kebudayaan positif dan negatif tersebut akan

selalu ada sepanjang manusia ada.17

Oleh sebab itu, dibutuhkan peran lembaga adat untuk memfilter serta

meningkatkan potensi budaya lokal yang positif agar masyarakat Jambi

dapat bersaing dengan budaya lain dan menjawab tantangan zaman.

Kebudayaan lokal yang dimaksud dalam penelitian ini dapat terwujud dari

perilaku, pikiran atau benda hasil dari pemikiran masyarakat, misalnya

bahasa melayu Jambi, kesenian Jambi, seloko, adat-istiadat, upacara atau

ritual keagamaan, dan lain-lain.

Kebudayaan lokal Melayu yang terbuka, akomodatif, dan adaptif

dengan sistem nilai agama, adat, dan tradisi yang dikandungnya, telah teruji

kemampuannya dalam membangkitkan semangat penyertaan masyarakat

pendukungnya dalam pembangunan bangsa. Karena itu, nilai-nilai itu dirasa

perlu untuk terus dipelihara serta ditumbuh kembangkan dan

17 Suwardi Endraswara, Metode, Teori, Tekhnik, Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta:

Pustaka Widyatama, 2006), hlm. 26.

Page 23: SKRIPSI - Islamic University

12

disosialisasikan guna memacu pertumbuhan masyarakat, terutama dibidang

ekonomi dan sumber daya manusia.18

E. Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan dengan pembuatan proposal, kemudian dilanjutkan

dengan perbaikan hasil seminar proposal skripsi. Setelah pengesahan judul dan

riset, maka penulis melakukan pengumpulan data, verifikasi data dan analis data

dalam waktu yang berurutan. Hasilnya penulis melakukan konsultasi dengan

pembimbing sebelum diajukan kepada siding munaqosah. Hasil sidang

munaqosah dilanjutkan dengan perbaikan dan pengadaan laporan skripsi.

Tabel 1.

JADWAL PENELITIAN

18 Isjoni, Orang Melayu di Zaman yang Berubah,… hlm. 42.

NO

TAHAP

PENELITIAN

BULAN

Bulan

ke 1

Bulan

ke 2

Bulan

ke 3

Bulan

ke 4

Bulan

ke 5

Bulan

ke 6

Bulan

ke 7

Bulan

ke 8

1 Obeservasi awal dan

pencarian data

X

2 Pembuatan Proposal

Skripsi

X

3 Penunjukkan Dosen

Pembimbung

X

4 Konsultasi dengan

Dosen Pembimbing

X

5 Seminar Proposal X

6 Perbaikan Hasil

Seminar Proposal

X

7 Pengesahan Judul

dan Permohonan

Riset

X

8 Pengumpulan Data X X X

9 Penyusunan Data X

10 Analisis Data X X

11 Penyusunan Draf X X

Page 24: SKRIPSI - Islamic University

13

Skripsi

12 Penyusunan dan

Penggandaan

X

13 Ujian Skripsi

(Munaqosah)

X

Page 25: SKRIPSI - Islamic University

14

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau field research yang

berbentuk deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Lembaga Adat Melayu

Kota Jambi dengan fokus penelitian Peran Lembaga Adat Melayu Kota Jambi

Dalam Mempertahankan Nilai Lokal Budaya Melayu Jambi.

B. Jenis dan sumber data

1. Jenis data

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati

dan dicatat untuk pertama kalinya.19

Data primer yang penulis maksudkan

dalam penelitian ini adalah data wawancara, observasi, dan dokumentasi

mengenai Peran Lembaga Adat Melayu Kota Jambi Dalam Mempertahankan

Nilai Lokal Budaya Melayu Jambi.

Data Sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari

sumbernya. Data skunder yang dimaksud adalah data yang diperoleh dari data

yang sudah terdokumentasi dan mempunyai hubungan dengan permasalahan

yang diteliti.20

Adapun data sekunder tersebut adalah buku-buku yang

menceritakan lembaga adat dan budaya, jurnal budaya melayu, dan dokumen-

dokumen dari kantor lembaga adat yang berupa struktur organisasi, sejarah

pendirian lembaga dan lain-lain.

19 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 61 20 Muhammad Idrus,… hlm. 62

Page 26: SKRIPSI - Islamic University

15

2. Sumber data

Sumber data adalah subjek dimana data dapat diperoleh, sedangkan

sumber data dalam penelitian ini adalah orang dan materi yang terdapat di

Lembaga Adat Melayu Kota Jambi yang meliputi: Ketua Lembaga Adat (H.

Azra’i al Basyari), Karyawan bagian Hukum Adat, Karyawan bagian Kesenian

dan Budaya, tokoh adat dan pemerhati, serta arsip dan dokumen yang terkait.

Penentuan informan berdasarkan purposive sampling atau sampel bertujuan,

dalam artian informan dipilih karena memiliki pengetahuan yang lebih

berdasarkan tema penelitian ini.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi atau disebut juga dengan pengamatan merupakan kegiatan

pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh indera21

.

Dalam melaksanakan observasi, ada empat pola yang dapat dilakukan, yaitu:22

a. Pengamatan secara lengkap, maksudnya adalah menjadi anggota

masyarakat yang diamati secara penuh. Dengan begitu, observer

tidak lagi terpisah tetapi menyatu dan menjadi bagian masyarakat

yang sedang diamatinya.

b. Pemeran serta sebagai pengamat, maksudnya peneliti tidak

sepenuhnya sebagai pemeran serta (tidak menjadi anggota), namun

masih tetap melaksanakan proses pengamatan.

21 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Insan Madani, 2009) Hlm. 234 22 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009), hlm.

103

Page 27: SKRIPSI - Islamic University

16

c. Pengamatan sebagai pemeran serta, maksudnya peneliti secara

terbuka diketahui oleh seluruh subjek, bahkan mungkin pula

pengamat didukung oleh subjek.

d. Pengamatan penuh, maksudnya adalah peneliti bebas melaksanakan

proses pengamatan tanpa diketahui oleh subjek yang sedang

diamatinya.

Penulis menggunakan bentuk observasi Pengamatan sebagai pemeran

serta, dimana peneliti secara terbuka diketahui oleh seluruh subjek, bahkan

peneliti didukung oleh subjek. Pihak Lembaga Adat Melayu Kota Jambi

mendukung penelitian ini karena mampu mensosialisasikan program Lembaga

Adat di lingkungan akademik.

2. Wawancara

Wawancara adalah a conversation with purpose23

. Pewawancara

merupakan wahana strategis pengambilan data mengenai Peran Lembaga Adat

Melayu Kota Jambi Dalam Mempertahankan Nilai Lokal Budaya Melayu

Jambi.

Penulis menggunakan bentuk wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

Wawancara terstruktur adalah wawancara dimana Pewawancara menetapkan

sendiri masalah dan pertanyaan yang diajukan. Wawancara ini digunakan

untuk karyawan Lembaga Adat Melayu Kota Jambi. Sedangkan Wawancara

tidak terstruktur adalah wawancara dimana peneliti maupun subyek penelitian

lebih bebas menggunakan pandapatnya, namun peneliti tidak terkesan

23 Suwardi Endaswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press, 2006) hlm 212.

Page 28: SKRIPSI - Islamic University

17

mengajari kepada informan.24

Wawancara ini digunakan untuk mencari

informasi dari Ketua Lembaga Adat Melayu Kota Jambi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi sebagai cara mencari data mengurai hal-hal atau variabel-

variabel yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat kabar, majalah,

notulen rapat, prasasti, agenda, dan sebagainya.25

Dokumentasi penulis

gunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan Peran Lembaga

Adat Melayu Kota Jambi Dalam Mempertahankan Nilai Lokal Budaya

Melayu Jambi.

4. Penentuan Sampel dan Informan

Sampel adalah sumber informasi data itu sendiri, sampel dapat berupa

peristiwa, manusia, situasi, dan sebagainya. Penentuan sampel dilakukan

dengan cara purposive sampling, artinya sampel yang bertujuan. Jumlah

sampel tidak ada batas minimal atau maksimal yang penting telah memadai

dan mencapai data jenuh sehingga tidak ditemukan informasi baru lagi dari

subjek penelitian.26

Sampel dalam penelitian ini adalah Ketua Lembaga Adat

Kota Jambi yakni Drs. H. Azra’i al Basyari gelar Depati Setio Junjung Pesako,

Sekretaris Lembaga Adat Kota Jambi yakni M. Fauzi Kadir, SE gelar Rio

Tanum Setio Negeri. Karyawan bagian Hukum Adat yakni H. Yahya As’ari

dan Supardi, dan Karyawan bagian Kesenian atau Kebudayaan yakni Nanang

Sunarya, S.Pd, serta salah satu pemerhati adat Kota Jambi yakni Munsarida.

24 Suwardi Endaswara,… Hlm 213. 25 Suharsimi Arikunto,… Hlm 149 26 Suwardi Endaswara,,… hlm. 206

Page 29: SKRIPSI - Islamic University

18

D. Teknik Analisis Data

Setelah selesai penelitian ini, maka data yang diperoleh terlebih dahulu

diseleksi menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan dianalisis melalui segi

kualitatif, data ini dianalisis dengan tiga komponen analisis yaitu reduksi data,

sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data.27

1. Reduksi Data

Proses reduksi data yang dilakukan oleh peneliti adalah menelaah data-

data yang diperoleh kemudian membuat rangkuman dari setiap pertemuan

dengan responden. Setelah itu peneliti kemudian melakukan reduksi yaitu

dengan cara memilih data atas dasar tingkat relevansi, dan kemudian

menyusun data dalam satuan-satuan sejenis.

2. Sajian Data

Dalam tahap ini peneliti menyusun data-data yang relevan sehingga

menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu.

Peneliti juga mengkaitkan fenomena-fenomena yang timbul di lapangan

dengan data-data yang diperoleh dari responden.

3. Verifikasi Data

Pada langkah ini peneliti melakukan penarikan kesimpulan, dan

memaknai data-data yang diperoleh. Pemaknaan data dilakukan dengan

pemaknaan secara spesifik, serta menarik kesimpulan.

27 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

Rosdakarya,2013), Hlm. 248.

Page 30: SKRIPSI - Islamic University

19

BAB III

ADAT DAN LEMBAGA ADAT JAMBI

A. Gambaran Umum Kota Jambi

Sejak pergantian kepemimpinan Wali Kota Jambi pada tahun 2013, geliat

pembangunan terlihat hampir merata di seluruh daerah Kota Jambi yang

berkembang sangat signifikan. Pembangunan Kota Jambi terlihat nyata dengan

berkembang pesatnya infrastruktur di berbagai Kelurahan dan Kecamatan yang

ada di Kota Jambi. Wali Kota juga ikut berupaya mengimbanginya dengan

meningkatkan Sumber daya manusia dari berbagai sektor, baik pada sektor

ekonomi maupun sektor pendidikan. Perkembangan pembangunan di Kota Jambi

sebagai Ibu Kota Provinsi ternyata menjadi daya tarik bagi masyarakat di daerah

lain, sehingga banyak para pendatang yang menetap di Kota Jambi dan menjadi

bagian dari kelompok sosial masyarakat Kota Jambi.

Masyarakat Kota Jambi secara umum selama ini diketahui sebagai

pendukung kebudayaan melayu, karena itu dikenallah sebutan masyarakat melayu

Jambi. Masyarakat Kota Jambi secara sosio kultural memiliki karakteristik

tersendiri, hal ini dapat dilihat dari kemajemukan masyarakatnya. Kemajemukan

masyarakat Kota Jambi dengan masih eksisnya jati diri budayanya dan nilai luhur

yang dikandungnya telah menunjukkan bahwa masyarakatnya beradab dari dulu

hingga saat ini. Berdasarkan bukti kesejarahan dan nilai filosofis budaya melayu,

diyakini akan tetap membawa masyarakat Kota Jambi mampu menjadi tuan di

rumahnya sendiri. Kebudayaan melayu sebagai pemikiran, gagasan, ide, segala

Page 31: SKRIPSI - Islamic University

20

aktivitas, nilai-nilai dan benda yang dihasilkan akan senantiasa mampu membawa

masyarakatnya bahagia dan sejahtera dalam era tantangan global.

Kondisi seperti yang dijelaskan di atas perlu dipahami sebagai tantangan

masyarakat Kota Jambi agar tidak terlena sehingga masyarakat Kota Jambi

mampu duduk sama tinggi dan tegak sama rendah dengan unsur masyarakat lain.

Di sisi lain diharapkan masyarakat pendatang harus selalu mengimplementasikan

ungkapan, “Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, dimana tembilang

tercacak di situ tanaman tumbuh, dimano periuk pecah di situ tembikar tinggal,

larasnya dicincang, airnyo diminum, adat diisi lembaga dituang”.28

Ungkapan

yang terkandung dalam seloko ini perlu menjadi pegangan kita supaya kerukunan

dan kebersamaan antar unsure masyarakat menjadi perekat dan bukan sebaliknya.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa masyarakat kota Jambi

adalah masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti

Melayu, Bugis, Banjar, Minang, Jawa, Batak dan lain-lain. Mereka mempunyai

perbedaan dari segi adat dan tradisi, bahasa, agama, namun mayoritasnya menjadi

pendukung budaya melayu. Keberagaman budaya di Kota Jambi merupakan

dampak dari perkembangan Kota Jambi di segala bidang.

Sebagai etalase Provinsi Jambi, saat ini Kota Jambi telah menjelma menjadi

Kota yang maju. Sejalan dengan transformasi dari Kota Sedang menjadi Kota

Besar dengan geliat harmoni yang maju, tertib, indah dan nyaman. Rona fisik

Kota Jambi pun saat ini jauh lebih estetik, sarana prasarana dasar perkotaan

semakin optimal dan diperluas akses serta juga cakupannya. Pembangunan

28 Anonym, Garis-Garis Besar Pedoman Adat Bagi Pemangku Adat Dalam Kota Madya

Dati II Jambi, (Jambi: Lembaga Adat dan Pemerintah Kotamadya Dati II Jambi, 1995), hlm. 131.

Page 32: SKRIPSI - Islamic University

21

lingkungan lebih ditujukan pada peningkatan kapasitas dan kearifan lokal yang

berkelanjutan. Perkembangan kota yang massif itu membuat Kota Jambi semakin

dikenal. Kegiatan perekonomian menggeliat, unit-unit usaha bermunculan dalam

berbagai skala, investasi tumbuh untuk merespon trend dan kondisi positif pada

berbagai sektor perkotaan dan lapangan pekerjaan bermunculan untuk

menyiapkan lowongan-lowongan pekerjaan. Meningkatnya kepuasan masyarakat

atas kinerja pemerintah daerah yang mencapai 75,1% yang direlease lembaga

survey Idea Institute awal tahun 2018 turut memberikan motivasi bagi jajaran

pemerintah dan segenap masyarakatnya untuk semakin terus maju membangun

Tanah Pilih Pusako Batuah Kota Jambi.

Perkembangan kota Jambi dalam tiga tahun belakangan (2015, 2016 dan

2017) membuat semakin banyak pendatang dari daerah luar Kota Jambi. Hal ini

terbukti dengan meningkatnya jumlah pengurusan IMB di kota Jambi. Hingga

akhir tahun 2017, Dinas Penanaman Modal Perizinan dan Pelayanan Satu Pintu

(DPMPTSP) sudah menerbitkan 4485 Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Hal ini

mengalami peningkatan dengan tahun 2016, di mana DPMPTSP hanya

menertibkan sebanyak 4204 IMB. Setiap tahunnya jumlah masyarakat yang

mengurus IMB terus meningkat, Seperti tahun 2013 IMB hanya 2968, naik di

tahun 2014 menjadi 3985, dan 2015 menjadi 4165. Jumlah paling banyak yang

mengurus IMB tahun 2017 yakni dari Rencana Tata Gedung Lingkungan (RTGL)

dan Perumahan yang mencapai angka 3660. Hal ini karena semakin meningkatnya

jumlah perumahan di Kota Jambi. Sementara IMB lainnya seperti ruko, rumah

ibadah, kos-Kosan, rumah sakit sekitar 552 IMB. Sedangkan untuk IMB reklame

Page 33: SKRIPSI - Islamic University

22

yakni 253 IMB, dan IMB Tower yang bekerjasama dengan mitra Tell yakni 20

IMB.29

Sejalan dengan upaya mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Produktif

dan Berdaya Saing, Cerdas dan memiliki karakter yang kuat dalam menyongsong

tantangan masa depan yang semakin kompleks, maka pemerintah kota Jambi juga

membenahi sumberdaya pendidikan. Sepanjang Tahun 2016 lalu, berbagai

program dan kegiatan untuk mendukung penyelenggaraan urusan pendidikan, baik

yang merupakan program-program wajib Nasional, maupun program-program

untuk menunjang target-target daerah dan juga muatan lokal. Pemerintah Kota

Jambi tetap fokus mewujudkan terselenggaranya pendidikan yang bermutu, layak

dan juga terjangkau melalui berbagai program yang terarah, terukur, tepat sasaran

dan berkelanjutan. Misalnya dengan melanjutkan peluncuran sekolah swasta

bebas pungutan, pemberian bantuan untuk meringankan beban siswa yang tidak

mampu, meningkatkan jumlah even-even bertajuk peningkatan prestasi akademik,

seni budaya, iman dan taqwa serta olahraga. Pemerintah Kota Jambi juga telah

melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Jambi

2013-2018 di bidang pendidikan, seperti:

1. Angka Partisipasi Sekolah atau APS pada usia sekolah yang pada tahun

2016 ditargetkan 82%, dapat direalisasikan menjadi 113,46%;

2. Tenaga pendidik yang memenuhi kualifikasi ditargetkan 91.57%,

terealisasi 97,09%;

29 http://jambi.tribunnews.com/2018/03/08/jumlah-pengurusan-imb-di-kota-jambi-

meningkat-setiap-tahun.

Page 34: SKRIPSI - Islamic University

23

3. Jumlah sekolah sesuai SNP pada semua jenjang pendidikan ditargetkan

75%, mampu mencapai realisasi 97,33%.

Disamping itu, untuk memperkuat sumber daya Pendidikan tersebut,

Pemerintah Kota Jambi senantiasa mendorong optimalisasi CSR yang

diperuntukan bagi Beasiswa, Peralatan Sekolah, Bantuan Alat Peraga dan

Penunjang Pendidikan, termasuk Bantuan Peningkatan sarana Sanitasi di sekolah-

sekolah.

Dibidang kesehatan, Pemerintah Kota terus mengupayakan kemudahan dan

peningkatan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang murah, berkualitas

dan manusiawi serta dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat tanpa

membeda-bedakan status sosial pasien, termasuk terus melakukan perbaikan dan

peningkatan infrastruktur dan sarana prasarana kesehatan, termasuk SDM Tenaga

Medis dan Paramedisnya. Pemerintah Kota Jambi juga mempersembahkan

layanan kesehatan masyarakat dengan program-program inovasi daerah seperti ;

1. One PUSKESMAS One Inovation

2. Mobile Care

3. Klinik Lansia

4. Call Center 119

5. SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) untuk warga yang tidak/belum

tercover melalui BPJS.

Bersamaan dengan itu, Pemerintah Kota Jambi juga terus menyiapkan

anggaran untuk Pembayaran Premi hampir 25.000 Masyarakat Miskin dan juga

Page 35: SKRIPSI - Islamic University

24

Pembayaran Pengobatan pasien kurang mampu yang tidak ter-cover di dalam

program Penerima Bantuan Iuran atau PBI Pusat.

Selain itu, Pemerintah Kota Jambi juga terus melaksanakan peningkatan

sarana dan prasarana layanan kesehatan agar dapat menjangkau seluruh lapisan

masyarakat, selain dengan meningkatkan status Puskesmas Pembantu menjadi

Puskesmas Rawat Inap dan Puskesmas 24 jam, Pemerintah Kota Jambi juga

mendirikan Rumah Sakit baru di kawasan Kota Jambi Seberang. Rumah Sakit

yang diberi nama RSU H. Abdurrahman Sayuti itu dapat melayani rujukan

termasuk operasi pada akhir tahun 2017.

Sementara dalam rangka memenuhi target RPJMD Kota Jambi dibidang

kesehatan, pada tahun 2016 lalu telah direalisasikan lagi 7 unit puskesmas dengan

pelayanan 24 jam. Sehingga saat ini telah terdapat 17 Puskesmas dengan

Pelayanan 24 Jam, termasuk 3 puskesmas yang menyediakan pelayanan Rawat

Inap bagi pasiennya. Sejalan dengan hal tersebut, RSUD Haji Abdul Manap

sebagai instalasi pelayanan kesehatan lanjutan juga terus di tingkatkan performa

layanan dan juga kenyamanannya untuk menjaga kualititas Sertifikasi Standar

Akreditasi Layanan Rumah Sakit yang sudah di peroleh. Disamping itu, untuk

meningkatkan kecepatan layanan, efisiensi dan efektivitas operasionalisasi RSUD

Haji Abdul Manap dan juga Puskesmas-puskesmas yang tersebar di Kota Jambi,

Pemerintah Kota Jambi telah mempersiapkan kerangka kelembagaan bagi RSUD

Haji Abdul Manap dan juga Puskesmas menjadi Badan Layanan Umum Daerah.30

30 http://sinarjambi.com/index.php/jambi-kita/item/1142-geliat-kota-partisipasi-untuk-

negeri-laju-pertumbuhan-ekonomi-kota-jambi-melampaui-provinsi-jambi-dan-nasional.

Page 36: SKRIPSI - Islamic University

25

Sebagai Kota Perdagangan dan Jasa penting di Koridor Tengah Sumatera,

Pemerintah Kota Jambi terus memacu sumber-sumber ekonomi dan

mengoptimalkan potensi daerah dalam upaya bersama memajukan kesejahteraan

masyarakat, dengan mempertajam tujuan dan capaian program-program

pembangunan di bidang ekonomi yang diarahkan untuk peningkatan investasi,

pembangunan dan peningkatan infrastruktur perdagangan dan jasa, melanjutkan

pembinaan serta penataan PKL, termasuk melakukan pemberdayaan bagi pelaku

Usaha Kecil, menengah dan koperasi.

Tahun 2016, PDRB per kapita atas Harga Berlaku Kota Jambi tercatat

sebesar 41,9 juta rupiah per-kapita per-tahun, angka ini meningkat 11,67%

dibandingkan dengan PDRB per-kapita tahun sebelumnya sebesar 37,01 juta

rupiah. Indikator ini menunjukkan bahwa secara umum selama setahun terakhir,

telah terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Jambi secara signifikan.

Kinerja ekonomi Kota Jambi juga menunjukkan trend yang cukup baik, laju

Pertumbuhan Ekonomi (LPE) PDRB Kota Jambi pada Tahun 2016 sebesar

6,81%, tumbuh 1,23% dari tahun sebelumnya yang sebesar 5,83%. LPE Kota

Jambi ini melampaui Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi yang sebesar 4,37%

dan juga Nasional sebesar 5,02%.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik, salah satu variabel

pentingnya adalah hal yang terkait dengan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah atau APBD. Pada Tahun 2016 lalu Total APBD Kota Jambi

sebesar 1,712 Triliun rupiah, dengan komposisi Belanja Tidak Langsung dan

Belanja Langsung adalah 50,77 berbanding 49,23%.

Page 37: SKRIPSI - Islamic University

26

Tahun 2017 ini APBD Kota Jambi dipergunakan secara cermat, baik dalam

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan juga pengawasannya.

Pada Tahun 2016 lalu Realisasi Investasi PMDN melalui Izin Prinsip Penanaman

Modal tercatat sebesar Rp 2,1 Triliun lebih, meningkat 356% dibandingkan

realisasi investasi pada Tahun 2015 yang sebesar Rp 461 Milyar lebih. Untuk

peningkatan investasi itu, Pemerintah Kota Jambi juga melakukan berbagai hal

dalam memudahkan pengurusan perizinan, mulai dari peningkatan sumberdaya

manusia staf, SOP, dan pemanfaatan IT untuk perizinan. Sepanjang Tahun 2016,

telah diterbitkan 11.265 izin baru, dan 14.543 izin yang diregistrasi ulang.

Untuk meningkatkan kenyamanan dan pelayanan terhadap pengguna pasar,

pemerintah Kota Jambi telah melaksanakan rehabilitasi dan mempercantik unit-

unit pasar tradisional milik pemerintah. Sementara disektor industri, Pemerintah

Kota Jambi terus mengupayakan eksistensi dan pertumbuhan industri kecil dan

industri rumah tangga agar mampu bersaing serta memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Guna mendukung kebijakan tersebut misalnya, telah dibangun 1 unit

rumah Tenun di Kelurahan Solok Sipin, memberikan bantuan 100 unit sepeda

jamu, 100 unit tenda PKL dan 50 unit gerobak dagang.31

Sepanjang Tahun 2016 Pemerintah Kota Jambi juga berkontribusi aktif

dalam menumbuhkan 402 unit IKM di bidang makanan yang tergabung dalam

ASMAMI (160 anggota) dan industri batik atau ASBAJA (75 anggota).

31 http://sinarjambi.com/index.php/jambi-kita/item/1142-geliat-kota-partisipasi-untuk-

negeri-laju-pertumbuhan-ekonomi-kota-jambi-melampaui-provinsi-jambi-dan-nasional.

Page 38: SKRIPSI - Islamic University

27

Pemerintah Kota Jambi juga telah mengapresiasi pengrajin yang telah berhasil

meraih sertifikat OVOP (onevillageoneproduct) dari Kementerian Perindustrian

RI degan merevitalisasi 3 unit Rumah Batik di Kecamatan Danau Teluk dan

Pelayangan.

Dibidang Koperasi dan UMKM, sesuai dengan target RPJMD Pemerintah

Kota Jambi dapat merealisasikan Jumlah Koperasi Aktif dari semula hanya

berjumlah 193, menjadi 208 unit Koperasi Aktif pada Tahun 2016. Untuk

meningkatkan geliat ekonomi perkotaan dan pariwisata, sepanjang setahun

belakangan ini, Pemerintah Kota Jambi telah melaksanakan berbagai event skala

nasional di Kota Jambi, baik event pemerintahan, komersil, ilmu pengetahuan dan

teknologi, Seni budaya serta juga Olahraga.

Kegiatan tersebut selain mampu mengenalkan Kota Jambi kedunia luar, juga

menimbulkan multi player effect yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.

Pemerintah Kota Jambi berencana menjadikan kegiatan MICE (Meeting,

Incentive, ConventionandExibition) menjadi bagian yang penting guna

mendukung pengembangan sektor Jasa dan Pariwisata di Kota Jambi.32

Secara makro ekonomi di kota Jambi telah terjadi peningkatan berbagai

indikator pertumbuhan ekonomi. PAD setiap tahun mengalami peningkatan

signifikan. PAD adalah salah satu indikator terbesar penyumbang pertumbuhan

ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Kota Jambi melebihi provinsi, bahkan

nasional.Pada tahun 2013 PAD Kota Jambi Rp 149,0 M, kemudian naik signifikan

32 http://sinarjambi.com/index.php/jambi-kita/item/1142-geliat-kota-partisipasi-untuk-

negeri-laju-pertumbuhan-ekonomi-kota-jambi-melampaui-provinsi-jambi-dan-nasional.

Page 39: SKRIPSI - Islamic University

28

pada tahun 2014 menjadi Rp 246,4 M.Selanjutnya, pada tahun 2015 PAD kembali

naik menjadi Rp 263,9 M. Di tahun berikutnya angka kembali naik menjadi Rp

287,5 M. Terakhir, pada tahun lalu angka PAD Kota Jambi kembali

memperlihatkan kenaikan signifikan menjadi Rp 335,4 M.33

Sejalan dengan misi membangun infrastruktur perkotaan yang merata dan

berwawasan lingkungan, dan juga memantapkan fungsi dan kedudukan Kota

Jambi, baik sebagai Ibukota Provinsi Jambi maupun fungsinya dalam Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional, maka Pemerintah Kota Jambi terus berkomitmen

untuk melaksanakan pembangunan dan juga peningkatan sarana, prasarana dan

utilitas perkotaan yang baik dan memadai; yang merata dan terintegrasi dengan

sistem perkotaan, serta mendukung kondisi lingkungan hidup yang berkelanjutan.

Komitmen Pemerintah Kota Jambi dalam hal ini dapat dilihat dari

peningkatan alokasi anggaran ke-PU-an dari tahun ke tahunnya. Tahun 2014

Pemerintah Kota Jambi menganggarkan 162,32 Milyar rupiah, termasuk di

dalamnya Dana Alokasi Khusus ke-PU-an sebesar 9,5 Milyar rupiah. Pada Tahun

2015, Anggaran yang Pemerintah Kota Jambi alokasikan untuk kegiatan

infrastruktur mencapai 265,21 milyar rupiah, termasuk didalamnya Alokasi DAK

ke-PU-an yang meningkat signifikan, menjadi 105,7 Milyar rupiah.

Pada Tahun 2016 lalu, Anggaran yang di alokasikan untuk kegiatan

infrastruktur mencapai 350.1 milyar rupiah, termasuk didalamnya Alokasi DAK

ke-PU-an yang sebesar 211,3 Milyar rupiah. Pada APBD Murni 2017, Pemerintah

33 http://www.jambi-independent.co.id/read/2018/03/09/20377/prof-syamsurizal-tan-sebut-

pad-kota-jambi-naik-selama-dipimpin-fasha.

Page 40: SKRIPSI - Islamic University

29

Kota Jambi telah mengalokasikan Anggaran sebesar 283,1 milyar rupiah, dengan

DAK sebesar 30,8 milyar rupiah. Pemerintah Kota Jambi juga mengupayakan

sumber pendanaan melalui Dana APBN untuk mempercepat peningkatan

infrastruktur.

Sejak Tahun 2014 Pemerintah Kota Jambi telah mengajukan berbagai

proposal program dan kegiatan kepada Kementerian PU, seperti Penanganan

Kawasan Kumuh (berdasarkan Surat Keputusan Walikota Jambi No. 700 Tahun

2014 seluas 685 Ha sebesar 191 Milyar rupiah), Peningkatan Layanan Air Bersih,

Pembangunan Rusunawa, Penanganan Banjir dan lain-lain. Pada Tahun 2016 dari

APBN telah direalisasikan beberapa proyek senilai 211 Milyar rupiah untuk

Program Jambi FloodControl (Rp 74 M), Penanganan Kumuh (Rp 24 M),

Peningkatan Layanan Air Bersih (Rp 110 M) dan Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya (Rp 3 M). Pada Tahun 2017 ini Pemerintah Kota Jambi mendapatkan

alokasi dari APBN sebesar 122,6 Milyar rupiah untuk Jambi FloodControl (Rp 83

M), Pembangunan Rumah Susun dan Bedah Rumah (Rp 24,4 M) dan Peningkatan

IPA Tanjung Sari (Rp 15,2 M). Belum termasuk pendanaan dari APBD Provinsi

Jambi sesuai kewenangan yang menjadi urusan konkurennya.

Adapun hasil yang telah dicapai terkait dengan peningkatan dan

pembangunan infrastruktur sepanjang tahun 2016 adalah :

1. Terlaksananya perbaikan dan rehabilitasi ruas jalan status Kota sepanjang

74,64 Kilometer. Sehingga realisasi panjang jaringan jalan yang baik saat

ini telah mencapai 90%, melampaui target yang ditetapkan sebesar 82%

atau sepanjang 418,57 km dari total panjang jalan Kota Jambi 510,45 km.

Page 41: SKRIPSI - Islamic University

30

2. Terlaksananya peningkatan drainase sepanjang 522 meter pada alur

sekunder dan tersier, sehingga Rasio panjang drainase dalam kondisi

baik terealisasi sebesar 84,2% dari target 80% dari total panjang drainase

Kota Jambi 127,2 km.

3. Terlaksananya pekerjaan jalan lingkungan sepanjang 55,5 kilometer yang

tersebar secara proporsional dalam wilayah kota Jambi.

4. Melalui Program Bangkit Berdaya pada Tahun 2016 telah dilaksanakan

pekerjaan Pembangunan Jalan Setapak Rabat Beton sepanjang 12.606

meter, drainase sepanjang 6.591 meter, jembatan kayu sebanyak 2 unit,

dan 32 unit poskamling yang tersebar di seluruh Kecamatan dalam Kota

Jambi.

5. Dalam Pengembangan Sistem Distribusi Jaringan Air Bersih/Air Minum,

telah dilaksanakan peningkatan kualitas dan perluasan cakupan pelayanan

air bersih, diantaranya Pemasangan Pipa Distribusi dari Tower Jelutung ke

Ruas Jalan Jend. Sudirman, Pipa Distribusi dari IPA Tanjung Sari untuk

Wilayah Jambi Timur serta pemasangan sambungan rumah.

6. Untuk Air limbah dilaksanakan pengembangan jaringan perpipaan

instalasi pengelolaan air limbah dan sambungan rumah pada 2 lokasi,

dan pembangunan Toilet umum pada Pondok Pesantren dan Tempat

Umum lainnya sebanyak 9 Lokasi.

7. Untuk Pembangunan dan Pemeliharaan Gedung/Utilitas Pemerintah,

Tahun 2016 telah dilaksanakan pembangunan puluhan unit RKB di

Page 42: SKRIPSI - Islamic University

31

semua jenjang, Pembangunan Baru Kantor Kecamatan Palmerah dan

Alam Barajo dan Rehab, Pembangunan dan Rehab 7 Kantor Lurah,

Pembangunan dan Rehab 8 Puskesmas dan Pembangunan 2 unit pasar.

8. Khusus untuk Peningkatan Infrastruktur di Jambi Kota Seberang telah

dilaksanakan pembangunan fisik dengan anggaran sebesar 49

Milyar rupiah, yang meliputi : Pembangunan 3 Irigasi guna menunjang

kegiatan Pertanian ; Pembangunan Jembatan Sungai Kampung Tengah

; Pembebasan Lahan untuk pembangunan Jalan, Pembangunan 2 unit

Jembatan Pedestarian di Kecamatan Danau Teluk ; Peningkatan Jalan-

jalan baik Jalan Status maupun Jalan-jalan lingkungan secara

proporsional.

9. Meningkatkan sarana prasarana sosial ekonomi masyarakat, seperti

merehab sekolah, puskesmas termasuk memantapkan fungsi RSU H.

Abdurrahman Sayuti ; serta peningkatan sanitasi dengan pembangunan

toilet umum di pondok-pondok pesantren.

10. Pemasangan 846 titik Lampu penerangan jalan umum dan SmartLamp

LED serta pemasangan HighMastLamp sebanyak 18 unit.

Dalam mewujudkan peningkatan infrastruktur perkotaan, Pemerintah Kota

Jambi tidak hanya melakukan pembangunan fisik saja, namun juga telah

dilaksanakan berbagai kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan hidup yang

bersih, hijau dan berkelanjutan. Pemerintah Kota Jambi juga terus menjalin

kerjasama dengan berbagai lembaga nasional dan internasional di bidang

Page 43: SKRIPSI - Islamic University

32

lingkungan melalui kementerian dan lembaga pemerintah pusat. Di level

Internasional misalnya, Kota Jambi adalah Anggota dari ICLEI (International

Councilfor Local Environmental Initiatives), UCLG ASPAC (United Citiesand

Local Governments Asia-Pacific) dan DELGOSEA (Democratic Local

Governance in Southeast-Asia).

Kota Jambi termasuk kota di Indonesia yang mendapatkan berbagai bantuan

program dan kegiatan untuk mendukung pembangunan lingkungan hidup

berkelanjutan. Pada Tahun 2018 akan dilaksanakan tender pembangunan fisik

untuk pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah Skala Kota (Sewerege

System) di Jambi Timur senilai ± 625 Milyar rupiah, dan Pembangunan TPA

SanitaryLandfill dari KfW (Bank Pembangunan Jerman) sebesar ± 225 Milyar

rupiah. Dari Bantuan UNESCAP PBB, Pemerintah Kota Jambi juga mendapatkan

bantuan untuk Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah menjadi Energi

(Wasteto Energy) sebesar US $ 200.000 di Pasar Talang Banjar, yang saat ini

sudah sudah dilaksanakan pembangunan fisiknya. Dari UN Habitat telah

disepakati Bantuan pembangunan Public Space di RT 6 dan 7 Kelurahan Murni.

Selain itu, Pemerintah Kota Jambi senantiasa berupaya memastikan

implementasi dari kebijakan yang telah diterbitkan terkait dengan pengelolaan

lingkungan hidup, dan peningkatan estetika Kota, termasuk menerapkan beberapa

inovasi daerah, seperti gerakan Sejuta Biopori, Komitmen Kota Hijau dan

Gerakan Menanam Pohon termasuk Kewajiban Menanam Pohon bagi calon

pengantin, Perluasan Pengembangan RTH, Bank Sampah, Kampung Bantar,

Kampung Iklim dan juga Program BANGKIT BERDAYA yang mendapatkan

Page 44: SKRIPSI - Islamic University

33

penghargaan 30 DeservingCitiesAward 2016 Guangzhou, dan pada Tahun ini

menjadi 30 Kota Dunia yang menjadi Nominator penerima Best Citizen

Participation dari IOPD (International ObservatoryonParticipationDemocracy).

Kota Jambi juga menjadi Nominator Peace PrizeforLocalGovernment di Bogota

pada UCLG 2016 atas program-program inisiatif local dalam menjaga

keharmonisan dan kerukunan warga masyarakat.

Disamping itu, untuk meningkatkan sumber daya pembangunan, Pemerintah

Kota Jambi juga senantiasa mengoptimalkan dana CSR untuk berbagai program-

program seperti Pendidikan, Sanitasi dan Sarpras, Kebersihan, bibit pohon

penghijauan dan pertanian termasuk untuk UMKM dan kesehatan. Selama Tahun

2016 sampai dengan saat ini telah direalisasikan bantuan CSR senilai 7,23 Milyar

rupiah.

Untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik

yang berkualitas, pemerintah Kota Jambi telah menerapkan prinsip-prinsip New

Public Service yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara

demokratis, adil, merata, tidak diskriminatif, jujur dan akuntabel.

Di bidang Aparatur Pemerintah Kota Jambi terus mereformasi tata kelola

pemerintahan dan ASN, melalui peningkatan efektifitas OPD, penempatan

pegawai yang kapabel dan berintegritas, yang bebas Narkoba, merubah paradigma

aparatur dari yang dilayani menjadi aparatur pekerja keras yang melayani serta

membuka peluang bagi pegawai untuk berkreasi dan berinovasi serta

mengembangkan diri, termasuk mengimplementasikan kebijakan

rewardandpunish di lingkungan pemerintah. Tentu saja kebijakan yang ditempuh

Page 45: SKRIPSI - Islamic University

34

tersebut, diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan pegawai, melalui

pemberian Tunjangan Kesejahteraan Daerah (TKD) bagi seluruh pegawai, sesuai

dengan kapasitas dan beban kerjanya, termasuk kepada PTT dan PHL di Lingkup

Pemerintah Kota Jambi sesuai dengan tingkat Pendidikan dan keahlian yang

dimiliki.

Selain itu pemerintah Kota Jambi senantiasa berupaya melakukan

peningkatan kualitas SDM ASN, diantaranya melaksanakan pendidikan dan

pelatihan reguler sesuai kebutuhan, termasuk Pendidikan Karakter (NCB) dan

Revolusi Mental. Lebih dari pada itu, melalui Pemerintah Pusat, Kota Jambi juga

menjalin kerjasama peningkatan SDM dengan Pemerintah Singapura, Korea

Selatan dan China Sejak Tahun 2014, yang telah mengirim 14 ASN ke tiga

Negara tersebut. Tahun ini dalam program SingaporeCoorporateProgramme

(SCP), yang ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Singapura, Pemerintah Kota

Jambi telah mengirimkan lagi 50 orang ASN Pemerintah Kota Jambi.34

Dalam beberapa tahun terakhir pembangunan di kota Jambi memang

berjalan dengan pesat. Hal ini menjadi magnet bagi masyarakat dari daerah lain

untuk datang ke kota Jambi, dikarenakan kota Jambi sebagai kota jasa dan

perdagangan yang semakin maju. Sangat di sayangkan, masih ada beberapa orang

oknum yang mengambil kesempatan dalam melakukan tindakan kejahatan. Dari

catatan akhir tahun 2017 yang digelar polresta Jambi, jumlah tindak pidana tahun

2016 sebanyak 10.223 kasus, sedangkan tindak pidana kriminalitas pada tahun

34 http://sinarjambi.com/index.php/jambi-kita/item/1142-geliat-kota-partisipasi-untuk-

negeri-laju-pertumbuhan-ekonomi-kota-jambi-melampaui-provinsi-jambi-dan-nasional.

Page 46: SKRIPSI - Islamic University

35

2017 sebanyak 9.091 kasus.35

Meskipun mengalami penurunan 11,07%, aksi

kriminal tetap menjadi momok yang menakutkan dan menjadi ancaman dalam

kerukunan masyarakat kota Jambi.

Tindakan kriminal merupakan bukti menurunnya moral serta etika

masyarakat. Oleh sebab itu, dibutuhkan sosialisasi kepada masyarakat mengenai

adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat yang bersangkutan dengan nilai

etika, moral, dan adab. Kebudayaan melayu mengandung nilai-nilai positif

tersebut, nilai-nilai ini telah berlangsung ribuan tahun dan tetap membentengi

anggota masyarakatnya yang berpegang teguh dan menjalankannya secara benar.

Apabila anggota masyarakatnya tetap berpegang kepada nilai-nilai ini dalam

kehidupan mereka masa kini dan masa depan, mereka dipastikan akan selalu

selamat atau terhindar dari perbuatan tercela. Lembaga Adat Melayu Kota Jambi

merupakan lembaga yang berperan dalam mensosialisasikan nilai lokal budaya

yang positif, sehingga perkembangan Kota Jambi diiringi dengan perkembangan

budaya melayu yang positif.

B. Sejarah Lembaga Adat

Masyarakat adat Jambi adalah bagian integral yang tidak dapat terpisah

dengan wilayah adat dan sekaligus merupakan wilayah daerah Provinsi Jambi.

Tanggal 6 Januari 1957 adalah toggak sejarah berdirinya pemerintah daerah

Provinsi Jambi, karena pada waktu itu telah diproklamirkan bahwa daerah Jambi

yang saat itu merupakan daerah keresidenan bagian dari Provinsi Sumatera

Tengah menyatakan sebagai daerah provinsi yang berdiri sendiri, yang

35 https://news.okezone.com/amp/2017/12/28/340/1836679/9-091-tindak-pidana-

kriminalitas-terjadi-di-jambi-sepanjang-2017.

Page 47: SKRIPSI - Islamic University

36

diumumkan oleh BKRJ (Badan Kongres Rakyat Jambi) dan disampaikan oleh H.

Hanafie atas nama masyarakat Jambi yang dilanjutkan dengan sidang istimewa

DPRD pada tahun 1958, dimana dinyatakan bahwa Provinsi Jambi terlepas dari

Provinsi Sumatera Tengah.36

Pada awal berdirinya, Provinsi Jambi terdiri dari tiga wilayah yaitu:

Kotapraja Jambi dengan ibukotanya Jambi; Kabupaten Merangin dengan

ibukotanya Bangko, kemudian pindah ke Muaro Bungo; dan Kabupaten

Batanghari dengan ibukotanya Jambi.

Pada perkembangan berikutnya, Propinsi Jambi kemudian berkembang

menjadi 6 daerah Tingkat II yaitu:

a. Kotamadya Jambi ibukotanya Jambi.

b. Kabupaten Batanghari ibukotanya Pall 10 KA.

c. Kabupaten Tanjung Jabung ibukotanya Kuala Tungkal.

d. Kabupaten Sarolangun Bangko ibukotanya Bangko

e. Kabupaten Bungo Tebo ibukotanya Muaro Bungo.

f. Kabupaten Kerinci ibukotanya Sei Penuh.

Memasuki era reformasi yang merupakan tranparansi dan era kebebasan,

maka beberapa daerah kabupaten mengajukan untuk diadakan pemekaran dan ini

kemudian mendapat respon positif dari pemerintah pusat, yakni dengan

dikeluarkannya Undang-undang No.57 Tahun 1999 sehingga dengan demikian

daerah Propinsi Jambi menjadi 9 Daerah Tingkat II yaitu 1 Kota dan 8 kabupaten,

yang meliputi:

36 Anonym, Kota Jambi Pada Masa Lampau Sekarang Dan Akan Datang, (Jambi:

Lembaga Adat dan Pemerintah Kotamadya Dati II Jambi, 1998), hlm. 51.

Page 48: SKRIPSI - Islamic University

37

a. Kota Jambi ibukotanya Jambi.

b. Kabupaten Batanghari ibukotanya Muara Bulian

c. Kaubupaten Sarolangun Ibukotanya Sarolangun.

d. Kabupaten Tebo ibukotanya Tebo

e. Kabupaten Merangin ibukotanya Bangko.

f. Kabupaten Bungo ibukotanya Muara Bungo.

g. Kabupaten Tanjung Jabung Barat ibukotanuya Kuala Tungkal.

h. Kabupaten Tanjung Jabung Timur ibukotanya Sabak

i. Kabupaten Kerinci ibukotanya Sei Penuh.

Seluruh daerah baik Kota dan Kabupaten tersebut di atas merupakan lingkup

wilayah masyarakat adat Propinsi Jambi. Dengan demikian menunjukkan adanya

keanekaragaman wilayah hukum adat untuk saling berinteraksi sesama

masyarakat adat. Dalam proses berinteraksi kadang muncul reaksi negatif antar

masyarakat adat, oleh sebab itu diperlukan adanya sikap dan tindakan melalui

jalur hukum adat. Untuk itulah muncul pemikiran untuk dibentuk suatu wadah

yang dapat menjembatani permasalahan antara sesama anggota masyarakat adat

serta antar wilayah hukum adat dalam bentuk suatu lembaga permanen yang

disebut dengan Lembaga Adat.37

Menyadari terhadap kemungkinan tersebut, maka pada tanggal 17 sampai

dengan tanggal 19 desember tahun 1975 dilangsungkan musyawarah daerah yang

pertama antar tokoh masyarakat adat dari seluruh daerah kota dan kabupaten yang

dihadiri 232 peserta materi musyawarah daerah (musda) yang akan membahas

37 Anonym, Garis-Garis Besar Pedoman Adat Bagi Pemangku Adat Dalam Kota Madya

Dati II Jambi, (Jambi: Lembaga Adat dan Pemerintah Kotamadya Dati II Jambi, 1995), hlm. 3

Page 49: SKRIPSI - Islamic University

38

hukum adat, fungsi adat serta peran Tokoh adat. Keputusan yang dihasilkan dari

musyawarah daerah tersebut adalah:

a. Keputusan No.01/Musda/I/12/1975 tanggal 19 Desember 1975

tentang Anggaran Dasar (AD)dan Anggaran Rumah Tangga (ART)

adat Jambi.

b. Keputusan No.02/Musda/12/1975 tanggal 19 Desember 1975

tentang Program Kerja Lembaga Adat.

c. Keputusan No.03/Musda/I/12/1975 tanggal 19 Desember 1975,

tentang Komposisi dan pengurus Lembaga Adat Propinsi Jambi.

Dengan telah dihasilkannya keputusan Musda tersebut sejak saat itu telah

resmi dinyatakan berdirinya Lembaga Adat Propinsi Jambi. Apalagi dengan

adanya peraturan Daerah Propinsi No.11 tahun 1991, maka lebih memperkuat

peran dan fungsi lembaga adat tersebut.

Lembaga adat menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan

pembangunan di setiap daerah. Salah satu agenda tetap pemerintah Kota Jambi

adalah melaksanakan pembangunan, hal ini suatu proses yang dinamis dan

multidimensional, untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi.

Untuk membangun Kota Jambi perlu adanya keterpaduan antara aparat daerah

dengan Lembaga Adat. Hal ini penting karena setiap pembangunan tentunya ada

suatu perencanaan yang matang, disanalah Lembaga Adat tahu apa yang harus

dilakukan. Pernyataan ini juga dipertegas oleh Datuk H. Azra’i al Basyari selaku

ketua Lembaga Adat Melayu Kota Jambi, peran lembaga adat sangat dibutuhkan

sebagai partnersip aparat daerah dalam menjalankan roda pembangunan. Oleh

Page 50: SKRIPSI - Islamic University

39

sebab itu, Lembaga Adat Melayu Kota Jambi didirikan sebagai mitra pemerintah

daerah dalam membangun Kota Jambi.

Pada rapat kerja wilayah II Lembaga Adat Melayu se-Sumatera tahun 2017,

Zumi Zola selaku Gubernur Kota Jambi juga menegaskan, Lembaga Adat Melayu

Kota Jambi merupakan mitra pemerintah daerah yang juga berfungsi sebagai

media bagi masyarakat untuk menerima estapet dan regenerasi tata nilai adat

istiadat sebagai jati diri masyarakat melayu.38

Selanjutnya, Gubernur Zumi Zola

juga mengatakan, pemahaman adat istiadat merupakan sesuatu yang penting bagi

generasi muda maupun masyarakat agar mengerti makna dan arti adat istiadat

sebagai perekat dan peredam dari berbagai gejala konflik yang menjadi akar

perpecahan di tengah kehidupan bermasyarakat.39

Pengaruh arus informasi serta gaya hidup dengan kecanggihan teknologi

yang dapat diakses melalui handphone bisa memberi pengaruh buruk bagi

generasi muda jika tidak melalui filter yang baik. Untuk itu, penguatan budaya

melayu harus terus dilakukan baik oleh pemerintah, Lembaga Adat Melayu,

maupun masyarakat.

Pentingnya Lembaga Adat Melayu Kota Jambi bagi masyarakat juga

dijelaskan oleh H. Abdul Kadir Husein selaku tokoh adat dan wakil Lembaga

Adat Melayu Provinsi Jambi. Beliau menjelaskan, Lembaga Adat Melayu Kota

Jambi adalah wadah untuk melestarikan budaya melayu yang memiliki nilai

positif. Perkembangan Kota Jambi yang semakin maju sering kali mengiring

sebagian besar masyarakat dalam pola kehidupan yang cenderung bergeser dari

38 http://beritajambi.co/read/2017/12/18/2861/zola-resmi-buka-rakerwil-larm-sesumatera. 39 http://jamberita.com/index.php/berita-jambi/item/3244-rakerwil-lembaga-adat-melayu-

se-sumatera-zola-budaya-melayu-jambi-perkuat-anak-muda.

Page 51: SKRIPSI - Islamic University

40

nilai kepribadian luhur budaya dan agama. Peran Lembaga Adat Melayu di sini

sebagai benteng terakhir untuk menyaring budaya asing yang tendensinya ke arah

negatif. Kebudayaan melayu juga bisa menjadi role model bagi restorasi akhlak

dan budaya di tengah masyarakat.40

Oleh sebab itu, pentingnya pendirian Lembaga Adat Melayu Kota Jambi

bukan hanya sebagai mitra pemerintah daerah tetapi juga berperan dalam

mensosialisasikan kebudayaan melayu yang memiliki nilai positif kepada

masyarakat Kota Jambi agar tidak terjadi pergeseran budaya yang kontras dalam

masyarakat Kota Jambi.

C. Gambaran Umum Adat Istiadat Jambi

Undang-undang adat Jambi memuat aturan-aturan hukum adat istiadat

masyarakat Jambi, khusus mengatur mengenai ketentuan hukum pidana adat

(Adat delicten recht). Ada dua bentuk kesalahan atau sumbang, yaitu kesalahan

kecil atau sumbang kecil dan kesalahan besar atau sumbang besar. Disebut

kesalahan kecil atau sumbang kecil apabila perbuatan tersebut hanya

mengakibatkan kerugian terhadap seseorang atau beberapa orang (keluarga atau

kerabat), kesalahan besar atau sumbang besar apabila perbuatan itu merupakan

kejahatan yang mengakibatkan kerugian dan mengganggu keseimbangan

masyarakat adat secara keseluruhan. Aturan-aturan hukum pidana adat tersebut

sudah dikenal oleh masyarakat adat sejak dari nenek moyang sebelum agresi

Belanda masuk ke Indonesia.41

40 Wawancara dengan H. Abdul Kadir Husein, 18 Februari 2018. 41 Anonym, Garis-Garis Besar Pedoman Adat Bagi Pemangku Adat Dalam Kota Madya

Dati II Jambi, hlm. 2.

Page 52: SKRIPSI - Islamic University

41

Jenis-jenis aturan hukum adat, oleh masyarakat Jambi dikenal dengan

undang nan dua puluh. Akan tetapi secara sistematika dibagi menjadi dua bagian

yaitu, “Pucuk undang nan delapan,” dan “Anak undang nan duabelas”. Namun

baik pucuk undang nan delapan maupun anak undang nan duabelas, keduanya

mengatur bentuk kejahatan (hukum publik) dan tata tertib masyarakat yang

berkaitan dengan ekonomi (hukum privat/sipil).42

Sistematika dan rumusan normalnya dari undang-undang nan dua puluh

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pucuk Undang nan Delapan, terdiri dari:

a. Dago-dagi

Maksudnya adalah segala bentuk perbuatan yang melanggar

kepentingan bersama atau kepentingan umum sehingga menimbulkan

kekacauan dalam negeri.

b. Sumbang-salah

Maksudnya adalah melakukan perbuatan yang menurut pendapat umum

dipandang sebagai perbuatan yang tercela karena tidak layak.

c. Samun-Sakai

Maksudnya adalah mengambil harta orang lain dengan paksa disertai

penganiayaan dan pngrusakan.

d. Upas-Racun

Maksudnya adalah melakukan pembunuhan dengan menggunakan

ramuan yang disebut racun, akibatnya orang yang terkena racun menderita

42 Anonym, Garis-Garis Besar Pedoman Adat Bagi Pemangku Adat Dalam Kota Madya

Dati II Jambi, hlm. 79.

Page 53: SKRIPSI - Islamic University

42

sakit yang lama sebelum meninggal, sedangkan yang terkena upas biasanya

mati seketika.

e. Siur Bakar.

Maksudnya adalah perbuatan dengan sengaja membakar kampung,

rumah, kebun atau ladang pertanian.

f. Tipu-tepok

Maksudnya adalah tindakan orang yang untuk memperoleh suatu

barang atau suatu keadaan yang menguntungkan dirinya dengan cara tipu

daya dan bujuk rayu atau keadaan palsu.

g. Maling-Curi

Maksudnya adalah mengambil barang kepunyaan orang lain dengan

maksud hendak memiliki tanpa setahu pemiliknya baik pada waktu malam

maupun siang hari.

h. Tikam-bunuh.

Maksudnya adalah melakukan kekerasan terhadap orang lain dengan

menggunakan senjata tajam atau alat lainnya sehingga berakibat kematian.

2. Anak Undang Nan Duabelas, terdiri dari:

a. Lebam-Balu di Tepung Tawar.

Maksudnya adalah orang yang menyakiti fisik atau badan orang lain

berkewajiban mengobatinya sampai sembuh dan baik kembali sampai hilang

bekasnya.

b. Luka-lekih dipampas

Page 54: SKRIPSI - Islamic University

43

Maksudnya adalah barang siapa yang melukai badan/fisik orang lain

dihukum membayar pampas yang dapat dibedakan atas 3 kategori, yaitu :

1) Luka Rendah: Pampasannya seekor ayam, segantang beras dan kelapa

setali ( dua buah);

2) Luka Tinggi: Pampasannya seekor kambing dan 20 gantang beras;

3) Luka Parah: pampasannya dihitung selengan separoh bangun.

c. Mati di Bangun

Maksudnya adalah barang siapa membunuh orang lain dihukum

membayar bangun berupa 1 ekor kerbau, 100 gantang beras dan 1 kayu putih

( 30 Yard).

d. Samun

Maksudnya adalah merampas barang milik orang lain dengan paksa,

dilakukan dipinggir hutan atau tempat terkecil.

e. Salah makan diludah, Salah bawak dikembalikan, Salah pakai diluruskan

Maksudnya adalah siapa yang telah berbuat sesuatu yang akibatnya

menimbulkan kerugian ia wajib menggantikannya atau membayar senilai

kerugian yang ditumbulkan oleh perbuatannya.

f. Hutang kecil dilunasi, Hutang Besar diangsur.

Maksudnya adalah apabila seseorang berhutang maka ia wajib

melunasinya, kalau jumlah hutangnya kecil dilunasi sekaligus, kalau

jumlahnya besar boleh diangsur.

g. Golok Gadai Timbang Lalu

Page 55: SKRIPSI - Islamic University

44

Maksudnya adalah harta atau sesuatu barang yang diserahkan kepada

orang lain sebagai jaminan hutang, akan pindah pemiliknya apabila sudah

lewat waktu yang dijanjikan.

h. Tegak Mengintai Lenggang, Duduk menanti kelam, Tegak berdua

bergandeng dua, Salah bujang dengan gadis kawin.

Maksudnya adalah pergaulan antara orang bujang dengan seorang gadis

yang diduga kuat telah melanggar adat dan memberi malu kampung tanpa

sisik siang harus dikawinkan.

i. Memekik Mengentam tanah, Menggulung lengan baju, Menyingsingkan

kaki celana.

Maksudnya adalah menantang orang untuk berkelahi, kalau yang

ditantang itu orang biasa hukumannya seekor ayam, 1 gantang beras dan

setali kelapa (2buah). Jika yang ditantang berkelahi itu lebih tinggi

kedudukannya, maka dihukum 1 ekor kambing, 20 gantang beras dan kelapa

20 buah.

j. Menempuh nan Bersamo, Mengungkai nan bererbo

Maksudnya adalah memasuki suatu tempat atau memanjat yang ada

tanda larangannya berupa pagar atau tanda khusus. Perbuatan ini dihukum

dengan seekor ayam, 1 gantang beras dan kelapa setali (2 buah).

k. Meminang di atas Pinang, Menawar diatas tawar.

Maksudnya adalah apabila seseorang gadis sudah dipinang dan sudah

jelas pinangannya itu diterima, maka status si gadis tunangan orang itu tidak

Page 56: SKRIPSI - Islamic University

45

boleh dipinang lagi oleh orang lain. pelanggaran ketentuan ini dihukum 1

ekor kambing dan 20 gantang beras.

l. Umo Bekandang siang Ternak bekandang malam

Maksudnya adalah para petani harus menjaga umo (sawah) atau

tanamannya harus mengurungkan pada malam hari. Apabila tanaman petani

dimakan atau dirusak hewan ternak pada waktu siang hari maka pemilik

ternak tidak dapat dituntut mengganti kerugian, tetapi apabila terjadinya pada

malam hari pemilik ternak harus membayar ganti rugi senilai tanaman yang

dimakan atau dirusak oleh ternaknya.

D. Kedudukan Lembaga Adat Jambi

Lembaga adat merupakan mitra pemerintah daerah yang menjaga eksistensi

adat dan budaya daerah setempat. Masyarakat yang majemuk seperti masyarakat

perkotaan yang terdiri dari bermacam-macam suku, kepercayaan, dan berbagai

kepentingan sangat mutlak adanya adat tersebut, supaya terhindar dari gejolak

sosial yang nantinya akan membawa kepada kehancuran. Adat merupakan

pedoman dalam pergaulan sehari-hari di samping pedoman yang lainnya seperti

ajaran agama dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah.

Pengertian adat menurut istilah adalah suatu aturan manusia yang berasal

dari kebiasaan-kebiasaan yang dipandang baik untuk mengatur cara hidup,

berpikir, berbuat dan bertindak dalam hidup bermasyarakat sebagai suatu tata nilai

yang tumbuh dalam masyarakat. Adat istiadat akan bersifat dinamis dan akan

berubah sesuai dengan perkembangan masyarakatnya. Tujuan adat sendiri adalah

menciptakan masyarakat yang aman, damai, tentram dan patuh. Hal ini juga

Page 57: SKRIPSI - Islamic University

46

diakui oleh seluruh masyarakat Kota Jambi. Seloko adat Jambi mengatakan; elok

kampung dek nan tuo, rame negeri dek nan mudo. Maksudnya adalah

menciptakan wilayah yang baik harus ada kerja sama antar masyarakat baik yang

tua dan yang muda. Demikianlah masyarakat yang diingini oleh adat bersendi

syara’ dan syara’ bersendi kitabullah.43

Menurut Perda Tingkat I Jambi Nomor 11 Tahun 1991 tentang pembinaan

dan pengembangan adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan masyarakat dan lembaga

adat desa/kelurahan dalam propinsi daerah tingkat I Jambi, Lembaga Adat

Kotamadya Jambi berkedudukan di Kotamadya Jambi; Lembaga Adat Kecamatan

berkedudukan di tiap-tiap Kecamatan dalam Kotamadya Jambi; dan Lembaga

Adat Kelurahan/Desa berkedudukan pada tiap-tiap Kelurahan/Desa dalam

Kotamadya Jambi; sedangkan pada tiap-tiap RW dan RT dibentuk pula lembaga

adatnya masing-masing.44

Setiap lembaga baik swasta maupun milik pemerintah tentu memiliki fungsi

di masyarakat. Adapun fungsi lembaga adat Kota Jambi adalah;45

1. Membantu pemerintah dalam mengusahakan kelancaran

pembangunan di segala bidang, terutama bidang kemasyarakatan dan

bidang sosial budaya.

2. Memberi kedudukan hukum menurut hukum adat terhadap hal-hal

yang menyangkut harta kekayaan masyarakat hukum adat di tiap-

43 Wawancara dengan H. Azra’i al Basyari, 27 November 2017. 44 Anonym, Garis-Garis Besar Pedoman Adat Bagi Pemangku Adat Dalam Kota Madya

Dati II Jambi, hlm. 8. 45 Anonym, Garis-Garis Besar Pedoman Adat Bagi Pemangku Adat Dalam Kota Madya

Dati II Jambi, hlm. 8.

Page 58: SKRIPSI - Islamic University

47

tiap tingkat lembaga adat guna kepentingan hubungan keperdataan

adat, juga dalam hal adanya persengketaan atau perkara perdata adat.

3. Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan nilai-nilai adat

istiadat di Kotamadya Jambi dalam rangka memperkaya,

melestarikan, dan mengembangkan kebudayaan nasional pada

umumnya dan kebudayaan Kotamadya Jambi pada khususnya.

4. Menjaga, memelihara dan memanfaatkan ketentuan-ketentuan adat

istiadat yang hidup dalam masyarakat untuk kesejahteraan

masyarakat.

Sementara itu, tugas dan kewajiban lembaga adat meliputi;46

1. Menggali dan mengembangkan adat istiadat dalam upaya

melestarikan budaya Kotamadya Jambi guna memperkaya khazanah

kebudayaan nasional.

2. Mengurus dan mengelola hal-hal yang berkaitan dengan adat istiadat

di Kotamadya Jambi.

3. Menyelesaikan perkara-perkara perdata adat istiadat di daerah

Kotamadya Jambi sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan

dan undang-undang yang berlaku.

4. Menginventarisir, menggunakan, memelihara dan mengurus serta

memanfaatkan sumber-sumber kekayaan yang dimiliki oleh

Lembaga Adat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Kotamadya Jambi pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

46 Anonym, Garis-Garis Besar Pedoman Adat Bagi Pemangku Adat Dalam Kota Madya

Dati II Jambi, hlm. 9.

Page 59: SKRIPSI - Islamic University

48

E. Nilai Adat dan Budaya Jambi

Masyarakat melayu Jambi memiliki ragam budaya yang terus berkembang

seiring perkembangan zaman. Tidak berbeda dengan masyarakat pada umumnya,

masyarakat Jambi juga memiliki wujud kebudayaan baik itu berupa ide atau

gagasan, suatu tindakan atau aktivitas interaksi yang terpola, ataupun berupa

benda yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebudayaan

masyarakat Jambi yang berupa ide atau gagasan dapat dilihat dari hukum adat

yang sudah ada dan terjaga sejak dahulu. Dahulu, sebelum masuknya kolonial

Belanda, masyarakat melayu Jambi tunduk kepada hukum adat. Setelah kolonial

Belanda masuk ke Jambi, maka hukum yang digunakan menyesuaikan dengan

hukum buatan Belanda, bahkan hingga kini Indonesia masih mengikuti hukum

buatan Belanda dengan beberapa penyesuaian. Meskipun demikian, dalam

beberapa hal di Jambi masih dapat diterapkan hukum adat untuk masyarakat

Jambi. Tujuannya demi untuk menjaga ketentraman masyarakat dan melindungi

kepentingan perorangan, maka dalam suatu desa atau kelurahan orang dapat

menggunakan hukum adat. Contoh hukum adat yang sering ditemui di Kota Jambi

adalah kesalahan dalam pergaulan muda-mudi. Menurut Datuk H. Azra’i sebagai

ketua lembaga adat kota Jambi, salah bujang dengan gadis tegak duo gandeng

tegak tempat lengang (sepi) duduk tempat gelap (sepi) dan kesalahan baru satu

kali hukumnyo tegur sapo, tetapi apabila sudah berkali-kali maka hukumnyo

nikah dan cuci kampung beras duo puluh gantang ditambah kambing seekor.47

47 Wawancara dengan H. Azra’i al Basyari, 27 November 2017.

Page 60: SKRIPSI - Islamic University

49

Selain hukum adat mengenai pergaulan muda-mudi, adat Jambi juga

mengatur hukum yang tergolong hukum pidana seperti melukai bahkan hingga

menghilangkan nyawa seseorang. Hukum adat jika melukai seseorang dengan

luka ringan maka cukup dengan membayar ayam seekor, beras satu gantang, dan

kelapo betali. Sedangkan hukuman untuk luka berat maka diganjar dengan

pembayaran beras dua puluh gantang, seekor kambing, seasam segaram selemak

semanis, kain empat gabung dan diangkat saudara. Berbeda dengan kasus

pembunuhan, hukum adat mengatur perkelahian atau dendam yang

mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang maka harus dibangun atas dasar

perdamaian dan dibangun beras seratus gantang, kerbau seekor, kain delapan

kayu, kemudian dua keluarga yang berselisih dipersatukan dan menjalankan

hukum Negara (pidana). Selain hukum-hukum adat yang dijelaskan di atas, masih

banyak hukum adat lainnya yang mengatur masyarakat Jambi selain hukum

Negara.

Interaksi masyarakat Jambi atau tidakan-tindakan masyarakat yang terpola

juga termasuk wujud kebudayan masyarakat melayu Jambi. Kebiasaan masyarakat

Jambi yang suka berkumpul, saling membantu dan bergotong royong jika ada

yang membuat hajatan serta saling berinteraksi dengan masyarakat lain

merupakan salah satu contoh wujud kebudayaan yang berupa tindakan atau

tingkah laku. Hal ini sejalan dengan seloko adat “berat samo dipikul, ringan samo

dijinjing, kebukit samo mendaki, kelura samo menurun, ado samo dimakan, idak

samo dicari, seciap bak ayam, sedakak semak batu di pulau sedencing bak besi,

Page 61: SKRIPSI - Islamic University

50

serentak bak regam, malang samo merugi, belabo samo mendapat, terendam samo

basa, terampai samo kering.”48

Tindakan sosial masyarakat melayu Jambi yang berpola juga dapat

dikatakan sebagai sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas

manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan

manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.

Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati serta

didokumentasikan. Contoh lainnya adalah cara masyarakat melayu Jambi

melangsungkan acara pernikahan sesuai dengan adat melayu Jambi. Pernikahan

menurut adat Kotamadya Jambi bukanlah urusan kedua belah pihak calon

pengantin, tetapi merupakan kewajiban kedua belah pihak orang tua, tengganai,

nenek mamak mereka. Seperti dijelaskan dalam hukum kekerabatan maka

menjadi hutang bagi orang tua, terutama oleh ayah atau ibunya masing-masing

untuk mengantar anak naik rumah tango terlebih terhadap pihak anak perempuan.

Di samping itu dalam pandangan masyarakat adat Kotamadya Jambi pernikahan

adalah satu ikatan sakral yang mengikat kedua belah pihak pengantin lahir batin

dengan jalan memenuhi ketentuan adat, syara’ dan ditambah dengan peraturan

atau undang-undang pernikahan. Dalam pelaksanaannya tidak terikat atau tidak

kaku, prosesi disesuaikan dengan kemampuan kedua calon pengantin. Adapun

proses pernikahan menurut adat Kotamadya Jambi dapat dibagi beberapa tahap

yang meliputi; pemilihan jodoh (perkenalan); penetapan jodoh (bertunangan); ulur

antar adat; akad nikah menurut syara’; ulur hantar serah terimo pengantin laki-laki

48 Anonym, Garis-Garis Besar Pedoman Adat Bagi Pemangku Adat Dalam Kota Madya

Dati II Jambi, hlm. 128.

Page 62: SKRIPSI - Islamic University

51

ke tempat semendonya; buka lanse; upacara adat penuh (naik timbangan, naik

kepala kerbau dan menaiki rumah gonjong); tunjuk ajar tegur sapo; iwa

(pengumuman); penyuapan nasi sapat; dan do’a.49

Ada hal yang menarik dalam proses pernikahan adat melayu Jambi, yaitu

tradisi berbalas pantun atau seloko yang masih dipertahankan hingga saat ini.

Seloko bagi masyarakat Jambi memiliki makna yang dalam, makna yang jauh

lebih penting dari hanya sebagai sebuah “keistimewaan” semata. Seloko dapat

mengandung pesan atau nasihat yang bernilai etik dan moral, sebagai alat kontrol

sosial-kemasyarakatan, bahkan politik serta penjaga keserasian dengan alam dan

sebagai pandangan hidup, bahkan sebagai tuntunan hidup. Dalam pembacaan

seloko, penyeloko biasanya menggunakan pantun atau sejenisnya yang diiringi

dengan rima dan metrum yang mantap sehingga tidak jarang menarik perhatian

bagi sebagian orang yang mendengarkan. Namun demikian, tidak semua orang

bisa memahami maksud seloko tersebut karena dalam pemilihan diksi cenderung

menggunakan majas perbandingan atau perumpamaan. Tradisi seloko masih bisa

ditemukan dalam acara pernikahan di Kota Jambi. Tradisi pernikahan yang masih

menggunakan budaya Jambi akan dipenuhi dengan kalimat-kalimat seloko yang

berirama dan memiliki makna kehidupan sosial untuk calon pengantin dan

masyarakat sekitar.50

Tradisi seloko dalam pernikahan adat Jambi masih relevan

untuk diimplementasikan dalam kehidupan masa kini. Jika dahulu pelaku seloko

menyesuaikan dengan keadaan sosial masyarakat yang agraris, maka pada masa

49 Anonym, Garis-Garis Besar Pedoman Adat Bagi Pemangku Adat Dalam Kota Madya

Dati II Jambi, hlm. 18-19. 50 Wawancara dengan H. Azra’i al Basyari, 27 November 2017.

Page 63: SKRIPSI - Islamic University

52

sekarang seloko dapat dijadikan jawaban untuk melawan efek negatif dari arus

perkembangan zaman.

Kebudayaan melayu umumnya mengandung nilai-nilai moral, etika, dan

nilai positif lainnya, diantaranya dapat juga ditemukan dalam seloko-seloko adat

Jambi, yaitu:51

1. Dorongan berbuat baik

Pulai bertingkat naik, meninggalkan ruas dengan buku, rimau mati

meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusio mati

meninggalkan jaso, jangan menggunting dalam lipatan, berjalan peliharo

kaki, berkato peliharo lidah.

2. Pedoman dalam bermasyarakat

Bajenjang naik betanggo turun, turun dari takok nan di atas naik dari

takok nan di bawah, gemuk idak membuang lemak, cerdik idak membuang

kawan, elok diambil dengan mufakat, gedang jangan melinjo, panjang

jangan melilit.

3. Ketentuan pemimpin

Tumbuh kareno ditanam, tinggi kareno dianjung, gedang kareno

dilambuk, muliyo kareno dihormati, bukan cucur dari langit, idak tumbuh

dari bumi.

Seorang pemimpin harus seperti:

51 Anonym, Garis-Garis Besar Pedoman Adat Bagi Pemangku Adat Dalam Kota Madya

Dati II Jambi, hlm. 128-132.

Page 64: SKRIPSI - Islamic University

53

Kayu gedang di tengah padang, daun rindang tempat beteduh, dahannyo

tempat begantung, batang gedang tempat besandar, akarnyo kukuh tempat

besilo, kok pergi tempat betanyo, kok balik tempat beberito.

4. Kewajiban sebagai penduduk

Dimano bumi dipijak di situ langit dijunjung, dimano tembilang tecacak di

situ tanaman tumbuh, dimano periuk pecah di situ tembikar tinggal,

larasnyo dicincang airnyo diminum, adatnyo diisi lembagonyo dituang.

5. Kepedulian sosial

Tudung menudung bak daun sirih, jahit menjahit bak daun pete, hati gajah

samo dilapah, hati tungau samo dicacah, ado samo dimakan idak samo

dicari, sukung menyukung tongkat menongkat, jangan sukung membawa

rebah, jangan tongkat membawa jatuh.

6. Tujuan Pernikahan

Bak kuku dengan daging, bak emas dengan suaso, bak tali dipintal tigo, bak

aur sayang ketebing, tebing sayang ke aur, tebing runtuh aur tebawo, bak parang

catuk di tunggul, tunggul lapuk parang takucil.

Page 65: SKRIPSI - Islamic University

54

BAB IV

PERAN LEMBAGA ADAT JAMBI

A. Program Lembaga Adat Kota Jambi

Kemajuan Kota Jambi terlihat dari berbagai pembangunan yang dilakukan,

majunya perekonomian, transportasi, infrastruktur, dan lain-lain, membuat para

imigran mencoba untuk masuk dan ikut berpartisipasi dalam perkembangan Kota

Jambi. Kedatangan para imigran dari berbagai daerah menjadikan masyarakat

Kota Jambi semakin majemuk. Untuk meneruskan kehidupan mereka, para

imigran umumnya mengisi pasar-pasar di Kota Jambi. Baik itu pasar tradisional

maupun modern. Menurut Datuk H. Azra’i, banyak pendatang masuk ke Jambi,

rato-rato beda budayo dan agamo. Ini yang kadang buat kito takut tejadi kles,

tejadi salah sangko akhirnyo ribut. Yang paling biso bebaur tuh seagamo lah,

saling nerimo kerna samo-samo meluk Islam. 52

Dengan kata lain, para imigran

muslim lebih mudah berbaur dengan masyarakat lokal karena memiliki kesamaan

kepercayaan serta kemiripan budaya. Sementara itu, para imigran yang memiliki

kepercayaan non muslim biasanya sulit beradaptasi dengan masyarakat lokal, atau

membutuhkan waktu lama untuk bersosialisasi. Perbedaan inilah yang terkadang

mengakibatkan masyarakat imigran non muslim menjaga jarak dengan

masyarakat lokal, sehingga tercipta masyarakat marjinal. Kecenderungan

masyarakat marjinal biasanya mempertahankan jenjang sosial mereka. Akibatnya

muncul prasangka yang memperkuat kesukuan, agama, ras atau golongan sosial

52 Wawancara dengan H. Azra’i al Basyari gelar Depati Setio Junjung Pesako, 27

November 2017.

Page 66: SKRIPSI - Islamic University

55

yang merupakan potensi konflik. Dampak negatif seperti inilah yang harus

dihindari oleh masyarakat melayu Jambi dalam perkembangan Kota Jambi.

Perkembangan dan kemajuan Kota Jambi selain membawa dampak positif,

sering kali juga mengiring sebagian besar masyarakat dalam pola kehidupan yang

cenderung bergeser dari nilai kepribadian luhur budaya dan agamapun tak luput

dari perhatiannya. Hal tersebut merupakan tantangan yang wajib disikapi dengan

bijak jika masyarakat tidak ingin terjadi pergeseran budaya yang kontras. Peran

lembaga adat diharapkan mampu menjadi benteng terakhir filtrasi budaya yang

tendensinya ke arah negatif dan juga diharapkan menjadi role model bagi restorasi

akhlak dan budaya di tengah masyarakat.

Lembaga adat merupakan suatu lembaga yang dibentuk untuk mewadahi

dan berfungsi melakukan pembinaan, pengembangan dan penerapan serta

mengawal nilai-nilai adat Melayu. Selain itu, lembaga adat Melayu kota Jambi

juga diharapkan mampu merekatkan kehidupan sosial masyarakat yang

berdampak sangat positif dalam mendukung pembangunan. Adat dan budaya

Jambi hendaknya bukan hanya menjadi suatu simbol keberadaan suatu lembaga,

tapi diharapkan keberadaan lembaga adat ini benar-benar menjadi perekat dalam

mewujudkan kesejahteraan, persatuan dan kesatuan antar etnis, antar komunitas,

dan antar anggota masyarakat Melayu Jambi sendiri tanpa dibatasi oleh latar

belakang perbedaan pandangan politis atau kelompok-kelompok lembaga lainnya.

Hal ini juga menjadi perhatian Bapak Munsarida selaku pengamat adat

Jambi, beliau menyatakan bahwa Lembaga Adat Melayu harus mampu bekerja

sama dengan pemerintah membentuk masyarakat majemuk yang damai, aman dan

Page 67: SKRIPSI - Islamic University

56

sejahtera. Untuk itu, Lembaga Adat Melayu harus melakukan program kerja yang

menunjang tujuannya, seperti; sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat atau

pemuda sebagai kader yang mampu meneruskan perjuangan Lembaga Adat

Melayu dalam mempertahankan adat.53

Untuk mencapai tujuan lembaga adat Melayu Kota Jambi, dibutuhkan kerja

sama yang baik antar semua kalangan. Selain itu, senada dengan pendapat Bapak

Munsarida, Lembaga Adat Melayu juga membutuhkan program-program kerja

yang baik sehingga lembaga adat melayu Kota Jambi dapat berfungsi

sebagaimana mestinya. Adapun program Lembaga Adat Melayu Kota Jambi dapat

diringkas sebagai berikut;54

1. Memperkuat Kerja Sama antara sesama pengurus Lembaga Adat Melayu

Tanah Pilih Pusako Betuah Kota Jambi.

Program pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan

solidaritas antara sesama pengurus Lembaga Adat Melayu Kota Jambi.

Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan rapat kerja dan pertemuan

pada hari-hari besar Islam. Datuk H. Azra’i menjelaskan, hal yang utamo

dibuat itu menyatukan pendapat sesamo pengurus, saling kejo samo.

Untuk itu kadang kito adokan rapat atau pertemuan, atau kalau ado acara

hari rayo kito saling mengunjungi. Program lembaga adat salah satunya

adalah menyatukan visi antar pengurus lembaga adat. Untuk itu sering

diadakan rapat dalam menentukan program kerja atau sekedar

53 Wawancara dengan Bapak Munsarida, 21 Januari 2019. 54 Anonym, Hasil Keputusan Musyawarah Daerah VIII, (Jambi: Lembaga Adat Melayu

Tanah Pilih Pusako Betuah Kota Jambi, 2017), poin program kerja Lembaga Adat Melayu Kota

Jambi.

Page 68: SKRIPSI - Islamic University

57

menyelesaikan masalah-masalah masyarakat Jambi yang berhubungan

dengan adat. Bukan hanya itu, setiap hari raya Idul Fitri atau Idul Adha

juga membuat acara pertemuan khusus agar silaturahmi tetap terjaga.

Lebih lanjut disampaikan oleh Datuk H. Azra’i bahwa kegiatan seperti ini

terus dilakukan demi menjaga kekompakan antar pengurus Lembaga Adat

Melayu Kota Jambi.55

Pernyataan H. Azra’i dibenarkan oleh Fauzi Kadir yang juga

menjabat sebagai sekretariat Lembaga Adat Melayu. Menurut Pak Fauzi

Kadir; solidaritas pengurus lembaga adat tidak hanya terlihat di dalam

kantor, namun juga di luar kantor. Pengurus lembaga adat sering

bersilaturahmi ke rumah para anggota atau pegawai lembaga adat baik itu

di hari-hari raya ataupun di hari biasa.56

2. Melaksanakan pembinaan, penyuluhan, sosialisasi secara terencana dan

berkelanjutan oleh Lembaga Adat Melayu Kota Jambi, Lembaga Adat

Melayu Kecamatan dan Lembaga Adat Melayu Kelurahan.

Melihat pentingnya nilai kearifan lokal dalam masyarakat multi

kultur membuat Lembaga Adat Melayu Kota Jambi semakin giat

mensosialisasikan budaya melayu hingga ke kecamatan dan kelurahan.

Program ini setiap tahunnya terus diadakan. Sosialisasi ini bekerja sama

dengan lembaga adat kecamatan dan kelurahan untuk memberi

pemahaman adat kepada masyarakat Kota Jambi dalam menghadapi era

globalisasi.

55 Wawancara dengan H. Azra’i al Basyari gelar Depati Setio Junjung Pesako, 27

November 2017. 56 Wawancara dengan Fauzi Kadir gelar Rio Tanum Setio Negeri, 21 Januari 2019.

Page 69: SKRIPSI - Islamic University

58

Sosialisasi ini bertujuan untuk memperkuat peran dan fungsi

Lembaga Adat Melayu di Kota Jambi. Pada tanggal 7 Agustus 2018,

Lembaga Adat Melayu Kota Jambi bekerja sama dengan Kecamatan Pasar

Kota Jambi menggelar sosialisasi di empat kelurahan, yakni Kelurahan

Beringin; Kelurahan Orang Kayo Hitam; Kelurahan Pasar Jambi; dan

Kelurahan Sungai Asam. Hal ini dipertegas oleh pernyataan Bapak

Supardi selaku pegawai Lembaga Adat Melayu Kota Jambi sekaligus

orang kepercayaan Datuk H. Azra’i mengatakan bahwa; sosialisasi

Lembaga Adat Melayu di Kecamatan Pasar bertujuan untuk memperkuat

peran dan fungsi Lembaga Adat khususnya dalam menyelesaikan masalah

adat yang ada di Kota Jambi. Sosialisasi ini rutin dilakukan setiap tahun di

beberapa kecamatan. Khusus tahun 2018, sosialisasi dilakukan di

Kecamatan Pasar Kota Jambi yang dibuka langsung oleh Camat Pasar

Kota Jambi Mustari Affandi. Sosialisasi ini juga melibatkan para ketua RT

di Kecamatan Pasar Kota Jambi, PKK, masyarakat dan para perwakilan

remaja.57

Lebih lanjut dijelaskan oleh Datuk H. Azra’i yang turut memberikan

materi ketika sosialisasi dilakukan; acara sosialisasi itu penting, lebih-

lebih untuk orang yang ngumpul di pasar. Beragam manusio, dari dalam

maupun luar kota. Gunonyo untuk menyatukan pikiran kito demi kemajuan

bersamo. 58

Pentingnya sosialisasi dilakukan mengingat Kecamatan Pasar

merupakan tempat bertemunya para masyarakat dari latar belakang yang

57 Wawancara dengan Supardi, 14 Januari 2019. 58 Wawancara dengan H. Azra’i al Basyari gelar Depati Setio Junjung Pesako, 22 Januari

2019.

Page 70: SKRIPSI - Islamic University

59

beragam. Masyarakat yang heterogen seperti ini harus diberi pemahaman

bahwa Kota Jambi punya budaya, punya adat, yang harus dijunjung tinggi

guna mempererat dan menjaga kemakmuran Kota Jambi.

3. Membantu pemerintah membina generasi muda dalam melestarikan

kebudayaan daerah, dengan tujuan untuk mengantisipasi budaya asing.

Program ini bisa berlangsung dengan bantuan aparat pemerintah

daerah serta lembaga pendidikan yang ada di Kota Jambi. Hingga saat ini,

pendidikan adat Melayu Jambi diberikan di dalam kurikulum sekolah

berupa muatan lokal, sehingga peserta didik memahami budaya melayu

Jambi. Tidak hanya itu, Lembaga Adat Melayu Kota Jambi juga memberi

kuliah umum atau seminar di beberapa Perguruan Tinggi yang ada di Kota

Jambi. Menurut Bapak Munsarida yang juga merupakan pemerhati adat

budaya Jambi mengatakan bahwa; terakhir yang saya ketahui Lembaga

Adat Melayu Kota Jambi mengisi seminar di UIN STS Jambi dalam acara

kuliah umum yang diadakan HMJ SPI bulan Oktober 2018. Materi yang

diberikan merupakan petingnya pemahaman adat dan budaya Jambi

khususnya bagi kalangan mahasiswa.59

Datuk H. Azra`i juga menjelaskan bahwa, beliau membuka pelatihan

adat dan budaya melayu Jambi di rumahnya yang diadakan setiap hari

selasa, malam rabu.60

Pelatihan ini dikhususkan untuk para pemuda Jambi

yang ingin memperdalam pemahamannya terhadap adat dan budaya Jambi.

Seperti pelatihan yang penulis terima ketika mengunjungi kediaman Datuk

59 Wawancara dengan Bapak Munsarida, 21 Januari 2019. 60 Wawancara dengan H. Azra’i al Basyari gelar Depati Setio Junjung Pesako, 22 Januari

2019.

Page 71: SKRIPSI - Islamic University

60

H. Azra’i pada hari selasa malam; dijelaskan bahwa pentingnya

pemahaman adat dan budaya Jambi untuk memperkuat kekeluargaan. Pada

tahun politik saat ini perbedaan pandangan politik dapat memecah belah

masyarakat, oleh sebab itu penting adanya pemahaman kekeluargaan

meskipun berbeda dalam hak memilih di Politik. Datuk H. Azra’i juga

berpesan agar tidak menggunakan SARA dalam isu politik, karena di Kota

Jambi khususnya terdapat masyarakat yang beragam atau heterogen.61

4. Membantu pemerintah dalam menciptakan kerukunan antar umat

beragama demi terciptanya keharmonisan masyarakat.

Kerukunan antar umat beragama merupakan salah satu fokus tujuan

yang ingin dicapai oleh Lembaga Adat Melayu Kota Jambi. Nilai kearifan

lokal budaya melayu Jambi diharap mampu membendung dampak negatif

dari perbedaan budaya yang ada di Kota Jambi. Untuk itu, Lembaga Adat

Melayu Kota Jambi terus ikut berpartisipasi dalam mengkampanyekan

kerukunan umat beragama melalui pamflet, baliho dan lain-lain, serta

menghadiri setiap pertemuan tokoh lintas agama yang membahas

kerukunan beragama, dan ikut menyelesaikan kasus penistaan agama yang

terjadi pada akhir 2016 lalu.

Bahkan problem penyegelan gereja yang terjadi di Kota Jambi pada

bulan september 2018 juga turut menjadi perhatian Lembaga Adat Melayu

Kota Jambi. Rapat Pemerintah Kota Jambi dalam menyelesaikan masalah

ini turut melibatkan Lembaga Adat Melayu Kota Jambi, serta FKUB,

61 Pelatihan di kediaman H. Azra’i al Basyari gelar Depati Setio Junjung Pesako, 12 Maret 2019.

Page 72: SKRIPSI - Islamic University

61

MUI, masyarakat sekitar dan instansi terkait.62

Keterlibatan Lembaga Adat

Melayu Kota Jambi tidak lain hanya untuk menjaga kerukunan antar umat

beragama di Kota Jambi agar tercipta keharmonisan masyarakat.

5. Mendorong internal Lembaga Adat Melayu Kota Jambi untuk

melaksanakan simulasi hukum adat terhadap generasi muda agar hukum

adat bisa dipahami oleh generasi muda dalam pelatihan dan sosialisasi

adat.

Pembinaan mengenai adat Jambi ditujukan untuk internal lembaga

adat melayu Kota Jambi. Tujuannya agar para karyawan lebih memahami

adat Jambi. Datuk H. Azra’i menjelaskan “sebagai internal lembaga adat

berarti tugasnya sebagai pengurus adat. Orang yang bertugas mengurus

adat harus paham benar dengan adat yang berlaku. Untuk itu, perlu

pendidikan bagi pengurus adat dalam memahami benar isi adat.”63

Program ini terus berlanjut dengan harapan hukum adat tetap bertahan dan

bisa tersosialisasi kepada masyarakat. Untuk merealisasikan program ini,

Datuk H. Azra’i tidak hanya melakukan pelatihan di kantor lembaga adat

tetapi juga di rumahnya pada tiap hari selasa, malam rabu.

Bapak Munsarida menambahkan, Lembaga Adat Melayu dalam

melaksanakan simulasi hukum adat terhadap generasi muda juga

melibatkan para pemangku adat baik tingkat kota maupun kecamatan,

yang berperan aktif melatih kader-kader baru dalam pelaksanaan upacara-

62 Wawancara dengan Supardi, 14 Januari 2019. 63 Wawancara dengan H. Azra’i al Basyari gelar Depati Setio Junjung Pesako, 27 November

2017.

Page 73: SKRIPSI - Islamic University

62

upacara adat, seperti upacara adat dalam pernikahan, pemberian gelar, dan

lain-lain.64

6. Melaksanakan pelatihan kader prosesi adat perkawinan Jambi, rias

pengantin dan tatacara penyelesaian silang sengketa.

Menjaga kesakralan sebuah pernikahan merupakan kewajiban bagi

setiap masyarakat Kota Jambi. Tujuannya adalah untuk meminimalisir

dampak negatif seperti perceraian atau kekerasan dalam rumah tangga.

Dengan menanamkan nilai nilai melayu diharapkan masyarakat tidak

terjatuh kepada budaya yang tidak lagi memandang pentingnya

pernikahan. Sosialisasi mengenai adat pernikahan hanya dilakukan jika

masyarakat Kota Jambi menggunakan adat pernikahan Jambi. Di sinilah

Lembaga Adat Kota Jambi mensosialisasikan perannya.

Tidak hanya dalam hal pernikahan, Lembaga Adat Melayu juga

melakukan pelatihan untuk menyelesaikan masalah silang sengketa yang

berhubungan dengan adat. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Munsarida;

tahun 2018 saya (Bapak Munsarida) pernah mengikuti penyuluhan atau

sosialisasi Lembaga Adat Melayu dalam menyelesaikan silang sengketa

khususnya yang ada di Kota Jambi.65

7. Memperbanyak buku ihtisar adat melayu Jambi agar dapat dipelajari oleh

masyarakat.

Mengenai buku ihtisar adat melayu Jambi, pihak Lembaga Adat

Melayu Kota Jambi bekerja sama dengan Pemerintah Kotamadya Dati II

64 Wawancara dengan Bapak Munsarida, 21 Januari 2019. 65 Wawancara dengan Bapak Munsarida, 21 Januari 2019.

Page 74: SKRIPSI - Islamic University

63

Jambi merumuskan buku dengan judul Garis-Garis Besar Pedoman Adat

Bagi Pemangku Adat Dalam Kota Madya Dati II Jambi, namun untuk

sampai ke masyarakat sedikit mengalami kendala karena buku ini tidak

diperjual belikan secara bebas. Datuk H. Azra’i juga menegaskan bahwa

untuk kedepannya program ini juga menjadi pekerjaan rumah untuk

Lembaga Adat Melayu Kota Jambi, bagaimana nanti kedepannya buku

ihtisar adat melayu Jambi bisa dipelajari oleh seluruh masyarakat Kota

Jambi.

Program-program tersebut tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya

kerja sama dengan masyarakat dan lembaga yang terkait, oleh sebab itu dalam

pelaksanaannya Lembaga Adat Melayu tidak bekerja sendiri, masyarakat juga

diharapkan bisa berpartisipasi demi terjaganya budaya dan identitas melayu

Jambi.

B. Kendala Lembaga Adat Kota Jambi

Adat melayu adalah suatu konsep yang menjelaskan satu keseluruhan cara

hidup Melayu di alam Melayu. Dari sudut lain adat juga merupakan struktur yang

menghubung seluruh kehidupan manusia Melayu, yang menegaskan sifat, diri,

kepribadian, identitas atau jati diri manusia, masyarakat dan budaya Melayu. Adat

adalah jati diri yang menyatupadukan, menyimpul dan mengikat hubungan

seluruh anggota masyarakat. Lantaran itu kedudukan seorang melayu bukan

ditentukan oleh keturunan (bangsa), kekayaan, kealiman, gaya hidup, ketinggian

ilmu pengetahuan, tetapi ditentukan oleh pelaksanaan yang beradat, tahu adat, dan

cukup ajar tentang adat. Suatu kehalusan perlakuan, sikap, tindakan, tutur kata,

Page 75: SKRIPSI - Islamic University

64

bermoral, beretika, berakhlak mulia, seperti yang telah ditetapkan oleh adat

Melayu.66

Kebudayaan Melayu merupakan salah satu pilar penopang kebudayaan

nasional Indonesia khususnya dan kebudayaan dunia pada umumnya, di samping

aneka budaya lainnya. Kebudayaan Melayu yang terbuka, akomodatif, dan adaptif

dengan sistem nilai agama, adat, dan tradisi yang dikandungnya, telah teruji

kemampuannya dalam membangkitkan semangat penyertaan masyarakat

pendukungnya dalam pembangunan bangsa. Karena itu, nilai-nilai itu dirasa perlu

untuk terus dipelihara serta ditumbuh kembangkan dan disosialisasikan guna

memacu pertumbuhan masyarakat, terutama dibidang ekonomi dan sumber daya

manusia.

Lembaga Adat Melayu Kota Jambi adalah lembaga yang dibentuk untuk

mewadahi dan berfungsi melakukan pembinaan, pengembangan dan penerapan

serta mengawal nilai-nilai adat budaya Melayu. Untuk menjaga nilai positif

budaya Melayu Jambi, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Lembaga Adat

Melayu Kota Jambi. Adapun kendala-kendala tersebut adalah:

1. Sulit memberi pemahaman kepada pemuda-pemudi Kota Jambi akan

pentingnya budaya Melayu Jambi.

Perkembangan zaman memang tidak bisa dihindari. Meskipun

berdampak positif dalam pembangunan Kota Jambi namun tidak sedikit

dampak negatif yang ditimbulkannya. Salah satunya adalah mengikisnya

budaya lokal yang berganti dengan budaya baru dari daerah lain yang

66 Isjoni, Orang Melayu di Zaman yang Berubah, hlm. 30.

Page 76: SKRIPSI - Islamic University

65

dianggap lebih populer. Dalam era globalisasi, orang Melayu terutama

pada generasi muda sudah merubah nilai-nilai budaya lokal yang mereka

anggap tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman. Landasan generasi

muda Melayu seharusnya menjadikan hari esok lebih baik dari hari ini,

namun tidak meninggalkan identitas budaya Melayu. Sikap

ketergantungan terhadap orang lain yang membelenggu jika dibiarkan

akan dapat mematikan keyakinan, motivasi, dan kreativitas.67

Jika orang

Melayu terus bersikap pasif, hanya mengikuti budaya populer tanpa

kreatifitas maka ia tidak punya daya saing, dan bahkan hanya sekedar

penonton dengan menyerahkan nasib atau bantuan orang lain.

Menurut Datuk H. Azra’i; pemudo-pemudo kini banyak yang hilang

budayo melayunyo, budayo malunyo, budayo timurnyo, padahal pemudo

inilah penerus budayo melayu seharusnyo. Banyak kami di undang ke

acara sekolah, tapi yang ditampilkan bukan budayo kito. Dari musik yang

tampil bukan musik Jambi, katonyo acara seni Jambi, bahkan

bepakaianpun dak kayak kito. Penting rasonyo diberi pemahaman buat

anak-anak kito, bukan cuma dari kami tapi jugo dari semua pihak, baik

keluargo, lembaga lain sampai ke lingkungan masyarakat. 68

Generasi muda adalah penerus bangsa, dan generasi yang memegang

identitas melayu berikutnya. Masalahnya, banyak generasi muda yang

mulai meninggalkan budaya lokal dan lebih memilih budaya barat agar

disebut orang kekinian. Contohnya dalam acara-acara pentas seni sekolah,

67 Isjoni, Orang Melayu di Zaman yang Berubah, hlm. 36. 68 Wawancara dengan H. Azra’i al Basyari gelar Depati Setio Junjung Pesako, 27

November 2017.

Page 77: SKRIPSI - Islamic University

66

para pelajar lebih banyak menampilkan budaya-budaya asing

dibandingkan budaya lokal. Bukan hanya itu, dalam hal berpakaian pun

para pelajar banyak tidak mencirikan orang melayu. Padahal, sosialisasi

kepada generasi muda ini terus dilakukan, dari sekolah tingkat dasar

hingga perguruan tinggi terus diberi arahan. Namun tidak cukup hanya

sosialisasi dari pihak lembaga adat, keluarga dan masyarakat juga harus

terlibat dalam menyadarkan kepada generasi muda akan pentingnya

budaya Melayu. Melihat fenomena ini, memberi pemahaman kepada

generasi muda merupakan salah satu yang menjadi kendala dalam

merealisasikan tujuan Lembaga Adat Melayu Kota Jambi.

2. Banyaknya masyarakat pendatang yang masuk ke Kota Jambi.

Perkembangan zaman bukan hanya merubah gaya hidup generasi

muda, tetapi juga menjadikan Kota Jambi semakin berkembang khususnya

dalam hal perekonomian. Berkembangnya Kota Jambi menarik banyak

para imigran dari berbagai daerah untuk pindah ke Kota Jambi. Hasilnya

Kota Jambi menjadi daerah yang memiliki masyarakat multikultur.

Menurut Datuk H. Azra’i ; banyak orang yang masuk ke Kota Jambi,

banyak jugo ragam manusio, banyak budayo. Jangan sampai perbedaan

yang buat kito ribut, pakai seloko orang tuo kito dulu, jangan sampai

ragam manusio beragam jugo masalah yang ado. 69

Perbedaan budaya bisa menimbulkan konflik jika saling merasa

benar, inilah yang harus diwaspadai. Contohnya tragedi sampit di

69 Wawancara dengan H. Azra’i al Basyari gelar Depati Setio Junjung Pesako, 27

November 2017.

Page 78: SKRIPSI - Islamic University

67

Kalimantan Tengah dan konflik etnis Lampung dengan etnis Bali di

Lampung. Meskipun secara kultural sebenarnya setiap budaya memiliki

kearifan lokal yang dapat diandalkan untuk menciptakan kerukunan dan

mencegah konflik, tetapi dalam berbagai kasus konflik terlihat bahwa

kearifan lokal itu seolah sirna. Oleh sebab itu, seloko adat Jambi yang

mengatakan “dimano bumi dipijak di situ langit dijunjung” memang harus

diterapkan di Kota Jambi, namun apakah semua mau menyadari itu ?

menyadari pentingnya kebersamaan, menjaga adab sebagai tamu untuk

para imigran dan menjaga budaya positif sebagai masyarakat lokal.

Meskipun perbedaan itu tidak bisa dihindarkan namun alangkah baiknya

jika bisa saling melengkapi, saling bekerja sama demi kemajuan Kota

Jambi. Saling sukung menyakung tongkat menongkat, jangan sukung

membawa rebah, jangan tongkat membawa jatuh. Dengan berpegang

kepada seloko tersebut maka para imigran atau pendatang menjadi penguat

kebudayaan melayu bahkan memperkaya kebudayaan melayu.

3. Kurangnya dana untuk merealisasikan program kerja.

Keberhasilan sebuah lembaga tentu tidak hanya dilihat dari sisi

kepemimpinan atau bagusnya struktur organisasi yang ada, melainkan

dibutuhkan juga keuangan yang sehat dalam sebuah kelembagaan. Untuk

merealisasikan semua program kerja Lembaga Adat Melayu Kota Jambi

dibutuhkan dana yang cukup banyak, terlebih jika ingin melakukan

sosialisasi hingga ke kelurahan. Hal ini yang menjadi permasalahan hingga

saat ini sehingga beberapa program kerja Lembaga Adat Melayu tidak bisa

Page 79: SKRIPSI - Islamic University

68

direalisasikan. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Supardi; kendala yang

paling krusial dalam merealisasikan program kerja Lembaga Adat Melayu

adalah dana, terlebih untuk melakukan penyuluhan.70

Ditambahkan oleh

Bapak Munsarida; program kerja Lembaga Adat Melayu Kota Jambi yang

saya lihat saat ini cukup berjalan, namun tidak bisa dipungkiri bahwa ada

beberapa yang belum terealisasi. Salah satu penyebabnya adalah tidak

cukupnya dana dalam melakukan program yang ada.71

70 Wawancara dengan Supardi, 14 Januari 2019. 71 Wawancara dengan Bapak Munsarida, 21 Januari 2019.

Page 80: SKRIPSI - Islamic University

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membahas dan menguraikan permasalahan mengenai Peran Lembaga

Adat Melayu Kota Jambi dalam Mempertahankan Nilai Lokal Budaya Melayu

Jambi, maka penulis mencoba menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sejarah Lembaga Adat Jambi tidak terlepas dari sejarah berdirinya daerah

Provinsi Jambi. Masyarakat adat Jambi adalah bagian integral yang tidak

dapat terpisah dengan wilayah adat dan sekaligus merupakan wilayah

daerah Provinsi Jambi. Seluruh daerah baik Kota dan Kabupaten yang ada

di Provinsi Jambi merupakan lingkup wilayah masyarakat adat Propinsi

Jambi. Dengan demikian menunjukkan adanya keanekaragaman wilayah

hukum adat untuk saling berinteraksi sesama masyarakat adat. Dalam

proses berinteraksi kadang muncul reaksi negatif antar masyarakat adat,

oleh sebab itu diperlukan adanya sikap dan tindakan melalui jalur hukum

adat. Untuk itulah muncul pemikiran untuk dibentuk suatu wadah yang

dapat menjembatani permasalahan antara sesama anggota masyarakat adat

serta antar wilayah hukum adat dalam bentuk suatu lembaga permanen

yang disebut dengan Lembaga Adat. Dengan telah dihasilkannya

keputusan musyawarah daerah, sejak saat itu telah resmi dinyatakan

berdirinya Lembaga Adat Melayu Jambi.

Page 81: SKRIPSI - Islamic University

70

2. Program Lembaga Adat Melayu Kota Jambi dalam mempertahankan nilai

budaya lokal adalah memperkuat internal Lembaga Adat Melayu Kota

Jambi, Menjadi partner atau mitra pemerintah daerah dalam membangun

Kota Jambi serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan

pentingnya budaya melayu Jambi.

3. Untuk menjaga nilai positif budaya melayu Jambi, ada beberapa kendala

yang dihadapi oleh Lembaga Adat Melayu Kota Jambi. Adapun kendala-

kendala tersebut adalah:

a. Sulit memberi pemahaman kepada pemuda-pemudi Kota Jambi akan

pentingnya budaya melayu Jambi.

b. Banyaknya imigran yang masuk ke Kota Jambi.

c. Minimnya dana dalam melakukan penyuluhan hingga ke kelurahan.

B. Saran

Dari permasalahan yang dikemukakan diatas, maka ada beberapa rekomendasi

yang disarankan antara lain:

1. Kepada pihak Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota untuk dapat

bekerja sama dalam mengembangkan budaya melayu kepada masyarakat

Kota Jambi agar identitas kemelayuan Kota Jambi serta kerukunan antar

masyarakat tetap terjaga.

2. Kepada pihak masyarakat Kota Jambi untuk membantu program Lembaga

Adat Melayu Kota Jambi dalam mensosialisasikan kebudayaan melayu

terutama bagi generasi muda agar tidak terjadi perubahan kebudayaan

yang kontras di Kota Jambi.

Page 82: SKRIPSI - Islamic University

71

3. Kepada pihak Lembaga Adat Melayu Kota Jambi agar melakukan

pelatihan – pelatihan Seloko, Rias Penggantin dan lain – lain yang

berbayar. Dimana dananya bisa dari dana pemerintahan atau dari peserta

didik/masyarakat. Dana inilah untuk prpgram – program Lembaga Adat

Melayu Kota Jambi.

Page 83: SKRIPSI - Islamic University

72

DAFTAR PUSTAKA

Anonym, Kota Jambi Pada Masa Lampau Sekarang dan Akan Datang, Jambi:

Lembaga Adat Tingkat II Kotamadya Jambi dan Pemerintah Kotamadya

Dati II Jambi, 1998.

, Keris si Ginjei Dalam Legenda dan Sejarah Jambi, Jambi: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Prop. Jambi, proyek pembinaan

permuseuman Jambi, 1998/1999.

, Garis-Garis Besar Pedoman Adat Bagi Pemangku Adat Dalam Kota

Madya Dati II Jambi, Jambi: Lembaga Adat dan Pemerintah Kotamadya

Dati II Jambi, 1995.

, Hasil Keputusan Musyawarah Daerah VIII, Jambi: Lembaga Adat

Melayu Tanah Pilih Pusako Betuah Kota Jambi, 2017.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta : Insan Madani, 2009.

Beni Ahmad Saebani, Pengantar Antropologi, Bandung: Pustaka Setia, 2012.

Endraswara, Suwardi, Metode, Teori, Tekhnik, Penelitian Kebudayaan,

Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006.

Gunawan, Hendra, “Perkembangan Kontemporer Madrasah Nurul Iman di Kota

Jambi (1970-2013)”, Tesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.

Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, Penerbit : ALFABETA, Bandung,

2010.

Herusatoto, Budiono, Simbolisme dalam Budaya Jawa, Yogyakarta: Hanindita,

1991.

Idrus, Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Yogyakarta: Erlangga, 2009.

Isjoni, Orang Melayu di Zaman yang Berubah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2012.

Judistira K Garna, BudayaSunda: Melintasi Waktu Menantang Masa Depan,

Bandung: Lemlit Unpad, 2008.

Koentjaraningrat, Pengantar ilmu Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta, 2009.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya,2013.

Page 84: SKRIPSI - Islamic University

73

Meng, Usman, Napak Tilas Liku-Liku Provinsi Jambi; Kerajaan Melayu Kuno

sampai terbentuknya Provinsi Jambi, Jambi: Pemerintah Provinsi Jambi,

2006.

Mukhtar ,Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, Penerbit : Jakarta

Referensi, 2013.

Muljana, Slamet, Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-

Negara Islam di Nusantara, Yogyakarta: LkiS, 2007.

Pemerintah Kota Jambi bekerja sama dengan Lembaga Adat Tanah Pilih Pusako

Betuah Kota Jambi. 2004. Ikhtisar Adat Melayu Kota Jambi. cetakan II.

Peraturan Daerah Provinsi Jambi, Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Lembaga Adat

Melayu Jambi.

Poesponegoro, Marwati Djoened, Sejarah Nasional Indonesia III: Zaman

Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 2008.

Ritzer, George, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, terj.

Alimandan, Jakarta: Rajawali Pers, 1992

Sanafiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Sasmita, Uka Tjandra, Arkeologi Islam Nusantara, Jakarta: Kepustakaan Populer

Gramedia, 2010.

Scholten, Elsbet Locher, Sumatran Sultanate and Colonial State: Jambi and the

Rise of Dutch Imperialism 1830-1907, translated from the Dutch by

Beverley Jackson, USA: Conell SEAP, 2004.

T.O Ihromi, pokok-pokok antropologi budaya, Jakarta : PT Gramedia, 1980.

Kemas Arsyad Somad, Mengenal Adat Jambi dalam Perspektif Modern, Jambi:

Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, 2003.

Referensi Web

Dekranasda.jambikota.go.id, diakses pada 25 November 2017.

Melayuonline.com, diakses pada 18 oktober 2017.

www.indopos.co.id diakses pada 25 November 2017.

www.teboonline.com, diakses pada 25 November 2017.

www.wahanabudayaindonesia.com, diakses pada 25 November 2017.

Page 85: SKRIPSI - Islamic University

74

Page 86: SKRIPSI - Islamic University

75

Page 87: SKRIPSI - Islamic University

76

Page 88: SKRIPSI - Islamic University

77

Page 89: SKRIPSI - Islamic University

78

Page 90: SKRIPSI - Islamic University

79

Page 91: SKRIPSI - Islamic University

80

Page 92: SKRIPSI - Islamic University

81

Page 93: SKRIPSI - Islamic University

82

Page 94: SKRIPSI - Islamic University

83

Page 95: SKRIPSI - Islamic University

84

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Doni Saputra

NIM : As 131451

Tempat/TglLahir : Padang/15 Juni 1991

Alamat : Perumahan Puri Arza Blok AD No.15

Pekerjaan : Mahasiswa

No. Hp : 085268987537

Pendidikan : S1 Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi.

Riwayat Pendidikan

No. JenjangPendidikan Alamat TahunTamat

1 SDN/196 Kota Jambi Kota Jambi 2004

2 SMPN 7 Muaro Jambi Muaro Jambi 2007

3 SMAN 1 Muaro Jambi Muaro Jambi 2010

Jambi, Februari 2019

Penulis,

Doni Saputra

NIM. AS 131451