Pengertian MPKP

32
A. Pengertian MPKP Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli, 2006). Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. Aspek struktur ditetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat ketergantungan klien. Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting, karena bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan, tidak ada waktu bagi perawat untuk melakukan tindakan keperawatan. Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan PA, sehingga peran dan fungsi masing-masing tenaga sesuai dengan kemampuan dan terdapat tanggung jawab yang jelas. Pada aspek struktur ditetapkan juga standar renpra, artinya pada setiap ruang rawat sudah tersedia standar renpra berdasarkan diagnosa medik dan atau berdasarkan sistem tubuh. Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi keperawatan primer (kombinasi metode tim dan keperawatan primer).

description

Pengertian MPKP untuk menjamin sistem pelayanan keperawatan lebih baik

Transcript of Pengertian MPKP

Page 1: Pengertian MPKP

A. Pengertian MPKP

Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan

nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan

keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli,

2006).

Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan

nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan

keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. Aspek struktur

ditetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat

ketergantungan klien. Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting,

karena bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan, tidak ada

waktu bagi perawat untuk melakukan tindakan keperawatan.

Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan PA, sehingga peran dan fungsi

masing-masing tenaga sesuai dengan kemampuan dan terdapat tanggung jawab yang jelas.

Pada aspek struktur ditetapkan juga standar renpra, artinya pada setiap ruang rawat sudah

tersedia standar renpra berdasarkan diagnosa medik dan atau berdasarkan sistem tubuh.

Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi keperawatan primer (kombinasi

metode tim dan keperawatan primer).

B. Tujuan

1. Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses

dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian

asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna

Sitorus & Yuli, 2006).

2. Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses

dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian

asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. Aspek

struktur ditetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan

derajat ketergantungan klien. Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi

hal penting, karena bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang

dibutuhkan, tidak ada waktu bagi perawat untuk melakukan tindakan keperawatan.

Page 2: Pengertian MPKP

3. Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan PA, sehingga peran dan

fungsi masing-masing tenaga sesuai dengan kemampuan dan terdapat tanggung jawab

yang jelas. Pada aspek struktur ditetapkan juga standar renpra, artinya pada setiap ruang

rawat sudah tersedia standar renpra berdasarkan diagnosa medik dan atau berdasarkan

sistem tubuh.

4. Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi keperawatan primer

(kombinasi metode tim dan keperawatan primer).

C. Pilar – pilar dalam Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP)

Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar diantaranya adalah

1. Pilar I : Pendekatan Manajemen (manajemen approach)

Dalam model praktik keperawatan mensyaratkaan pendekatan manajemen sebagai pilar

praktik perawatan professional yang pertama.

Pada pilar I yaitu pendekatan manajemen terdiri dari :

a. Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi

(perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek ;

harian,bulanan,dan tahunan).

Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-

hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan (Siagian, 1990). Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu

rencana kegiatan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu

dilaksanakan, dimana kegiatan itu dilakukan.

Jenis-jenis perencanaan terdiri dari :

1) Rencana jangka panjang, yang disebut juga perencanaan strategis yang disusun

untuk 3 sampai 10 tahun.

2) Rencana jangka menengah dibuat dan berlaku 1 sampai 5 tahun.

3) Rencana jangka pendek dibuat 1 jam sampai dengan 1 tahun.

Hierarki dalam perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi, peraturan,

kebijakan, dan prosedur (Marquis & Houston, 1998).

Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi,

filosofi dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah

Page 3: Pengertian MPKP

perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian, bulanan, dan

tahunan.

a. Visi

Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi itu

dibentuk serta tujuan organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai

landasan perencanaan organisasi.

b. Misi

Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai

visi yang telah ditetapkan.

c. Filosofi

Filosofi adalah seperangkat nilai-nilai kegiatan yang menjadi rujukan semua

kegiatan dalam organisasi dan menjadi landasan dan arahan seluruh

perencanaan jangka panjang. Nilai-nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu.

d. Kebijakan

Kebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam

pengambilan keputusan.

e. Rencana Jangka Pendek

Rencana jangka pendek yang diterapkan di ruang MPKP terdiri dari rencana

harian, bulanan dan tahunan.

f. Rencana harian

Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai

dengan perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi kegiatan

disesuaikan dengan peran dan fungsi perawat. Rencana harian dibuat sebelum

operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan preconference.

1) Rencana Harian Kepala Ruangan

Isi rencana harian kepala ruangan meliputi :

Asuhan keperawatan

Supervisi Katim dan Perawat pelaksana

Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain yang

terkait

Kegiatan tersebut meliputi antara lain :

Page 4: Pengertian MPKP

- Operan

- Pre conference dan Post conference

- Mengecek SDM dan sarana prasarana

- Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang memerlukan

perhatian khusus

- Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana

- Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat terstruktur/insidentil

- Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang belum

teratasi.

- Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan keperawatan

untuk sore, malam, dan besok sesuai tingkat ketergantungan pasien.

2) Rencana Harian Ketua Tim

Isi rencana harian Ketua Tim adalah:

Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi

tanggung jawabnya.

Melakukan supervisi perawat pelaksana.

Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain.

Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas.

Kegiatan tersebut meliputi antara lain:

Operan

Pre conference dan Post conference

Merencanakan asuhan keperawatan

Melakukan supervisi perawat pelaksana.

Menulis dokumentasi

Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep

Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas

3) Rencana Harian Perawat Pelaksana

Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk

sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat

Page 5: Pengertian MPKP

pelaksana shift sore dan malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam

satu tim maka perawat tersebut berperan sebagai ketua tim dan perawat

pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference.

Kegiatan tersebut meliputi antara lain:

Operan

Pre conference dan Post conference

Mendokumentasikan askep

4) Penilaian Rencana Harian Perawat

Untuk menilai keberhasilan dari perencanaan harian dilakukan melalui

observasi menggunakan instrumen jurnal rencana harian.

Setiap Ketua Tim mempunyai instrumen dan mengisinya setiap hari. Pada

akhir bulan dapat dihitung presentasi pembuatan rencana harian masing-

masing perawat.

Presentasi RH =                      Jumlah RH yg dibuat                                 x 100%

                                     Jumlah hari dinas pd bulan tersebut

5) Rencana bulanan

Rencana bulanan merupakan rencana tindak lanjut yang dibuat oleh kepala

ruangan dan ketua tim

Rencana bulanan kepala ruangan

Setiap akhir bulan Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil keempat

pilar atau nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala

ruangan akan membuat rencana tindak lanjut dalam rangka peningkatan

kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu adalah:

- Membuat jadwal dan memimpin case conference

- Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok

keluarga

- Membuat jadwal dinas

- Membuat jadwal dan memimpin rapat bulanan perawat

- Membuat jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan

Page 6: Pengertian MPKP

- Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat

pelaksana

- Melakukan audit dokumentasi

- Membuat laporan bulanan

Rencana bulanan ketua Tim

Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan

kegiatan yang dilakukan ditimnya. Kegiatan-kegiatan yang mencakup

rencana bulanan katim adalah:

a. Mempresentasikan kasus dalam case conference

b. Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga

c. Melakukan supervisi perawat pelaksana.

Rencana Tahunan

Setiap akhir tahun Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil kegiatan

dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut

serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan

mencakup:

a. Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik

proses kegiatan (aktifitas yang sudah dilaksanakan dari 4 pilar

praktek professional) serta evaluasi mutu pelayanan.

b. Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing

tim.

c. Penyegaran terkait materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah

pencapaiannya. Ini bertujuan mempertahankan kinerja yang telah

dicapai MPKP bahkan meningkatkannya dimasa mendatang.

d. Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang

karier perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu),

rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal, membuat jadual

untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.

Page 7: Pengertian MPKP

g. Pengorganisasian

Pengorganisasian dengan menyusun stuktur organisasi, jadwal dinas dan daftar

alokasi pasien.

Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan,

penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari

pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal, yang

bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan

pendekatan sistem penugasan modifikasi Keperawatan Tim-Primer. Secara

vertikal ada kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana. Setiap tim

bertanggung jawab terhadap sejumlah pasien.

Pengorganisasian di ruang MPKP terdiri dari

1. Struktur organisasi

- Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu

organisasi (Sutopo, 2000). Pada pengertian struktur organisasi

menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana

fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau

dikoordinasikan. Struktur organiosasi juga menunjukkan spesialisasi

pekerjaan.

- Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan

Tim-primer keperawatan. Ruang MPKP dipimpin oleh Kepala

Ruangan yang membawahi dua atau lebih Ketua Tim. Ketua Tim

berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa Perawat

Pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh

kepada sekelompok pasien.

- Mekanisme

Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP terdiri dari beberapa

hal, yaitu :

Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 tim dan tiap

tim diketuai masing-masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih

melalui suatu uji.

Page 8: Pengertian MPKP

Kepala ruangan bekerja sama dengan ketua Tim mengatur jadual

dinas (pagi, sore, malam)

Kepala Ruangan membagi pasien untuk masing-masing Tim.

Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana

karena kondisi tertentu. Kepala Ruangan dapat memindahkan

Perawat Pelaksana dari Tim ke Tim yang mengalami kekurangan

anggota.

Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam,

dan shift pagi apabila karena sesuatu hal kepala ruangan sedang

tidak bertugas. Oleh sebab, itu yang dipilih adalah perawat yang

paling kompeten dari perawat yang ada.

Sebagai pengganti Kepala Ruangan adalah Ketua Tim, sedangkan

jika Ketua Tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota

Tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten di antara anggota

tim.

Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing

pasien.

Ketua mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada

pasien baik yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat

Pelaksana anggota Timnya.

Kolaborasi dengan Tim Kesehatan lain dilakukan oleh Ketua Tim.

Bila Ketua Tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka

tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat paling

kompeten yang ada di dalam Tim.

Masing-masing Tim memiliki buku Komunikasi.

Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada

pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Daftar Dinas Ruangan

Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab

dinas/shift. Daftar dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu

Page 9: Pengertian MPKP

sehingga perawat sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk

melakukan dinas. Pembuatan jadual dinas perawat dilakukan oleh kepala

ruangan pada hari terakhir minggu tersebut untuk jadual dinas pada minggu

yang selanjutnya bekerjasama dengan Ketua Tim. Setiap Tim mempunyai

anggota yang berdinas pada pagi, sore, dan malam, dan yang lepas dari

dinas (libur) terutama yang telah berdinas pada malam hari.

3. Daftar Pasien

Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama

perawat dalam tim, penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat

menjalankan dinas di tiap shift.Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien

yang menjadi tanggung jawab tiap Tim selama 24 jam. Setiap pasien

mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total selama dirawat

dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar pasien tidak perlu mencantumkan

diagnosa dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien dapat

juga menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas

asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah keperawatan pasien yang

holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan lain

keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan keperawatan

pasien. Daftar pasien di Ruangan diisi oleh ketua Tim sebelum operan

dengan dinas berikutnya dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.

Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi, sore atau malam

dilakukan oleh ketua Tim berdasarkan jadual dinas. Kegiatan ini dilakukan

sebelum operan dari dinas pagi ke dinas sore.

h. Pengarahan

Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise, menciptakan iklim

motifasi, manajemen waktu, komunikasi efektif yang mencangkup pre dan post

conference, dan manajemen konflik. Pengarahan yaitu penerapan perencanaan

dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai padanan

pengarahan adalah pengkoordinasian, pengaktifan. Apapun istilah yang

Page 10: Pengertian MPKP

digunakan pada akhirnya yang bermuara pada ”melaksanakan” kegiatan yang

telah direncanakan sebelumnya (Marquis & Houston, 1998).

Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu kelola,

jika perlu dilakukan pendelegasian. Untuk memaksimalkan pelaksanaan

pekerjaan oleh staf, seorang manajer harus melakukan upaya-upaya (Marquis &

Houston, 1998) sebagai berikut:

- Menciptakan iklim motivasi

- Mengelola waktu secara efisien

- Mendemonstarikan keterampilan komunikasi yang terbaik

- Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi

- Melaksanakan sistem pendelegasian dan supervisi

- Negosiasi

Di ruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

- Menciptakan iklim motivasi

- Komunikasi efektif pada operan antar-shift

- Komunikasi efektif pada preconference

- Komunikasi efektif pada postconference

- Manajemen konflik

- Supervisi

- Pendelegasian

Menciptakan iklim motivasi

1. Pengertian

Motivasi adalah prilaku yang ditunjukkan oleh seseorang individu untuk memuaskan

kebutuhannya. Karena kebutuhan manusia bervariasi, maka motivasi memiliki rentang yang

sangat luas. Pemenuhan kebutuhan individu merupakan salah satu cara memotivasi (Marquis

& Houston, 1998).

Iklim motivasi dapat ditumbuhkan melalui kegiatan berikut (Marquis dan Houston, 1998) :

a) Memberikan harapan yang jelas kepada staf dan mengkomunikasikan harapan tersebut

secara efektif

Page 11: Pengertian MPKP

b) Bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf

c) Membuat keputusan yang bijaksana

d) Mengembangkan konsep kerja kelompok

e) Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan staf dengan kebutuhan dan tujuan organisasi

2. Penerapan Penciptaan Iklim Motivasi di MPKP

Di ruang MPKP penciptaan iklim motivasi diterapkan dengan cara sebagai berikut:

a) Budaya pemberian reinforcement positif

Reinforcement positif adalah upaya menguatkan perilaku positif dengan memberikan

reward. Reward yang diberikan di MPKP adalah pemberian pujian yang tulus. Masing-

masing staf dibudayakan untuk memberikan pujian yang tulus diantara mereka terhadap

kinerja dan penampilan.

b) Doa bersama sebelum memulai kegiatan

c) Memanggil staf secara periodik untuk mengenal masalah setiap personil secara

mendalam dan membantu penyelesaiannya.

d) Manajemen Sumber Daya Manusia melalui penerapan pengembangan jenjang karir dan

kompetensi

e) Sistem reward yang fair sesuai dengan kinerja

3. Evaluasi Aktivitas Menciptakan Iklim Motivasi

Aktivitas menciptakan iklim motivasi dievaluasi oleh kepala ruangan dan ketua tim setiap 6

bulan sekali (per semester) dengan menggunakan suatu instrumen/kuisioner.

Manajemen waktu

1. Pengertian

Manajemen waktu adalah penggunaan secara optimal waktu yang dipunyai. Tahapan

majanemen waktu meliputi 3 tahapan yaitu :

a) Membuat perencanaan waktu dan membuat prioritas

b) Melengkapi prioritas tertinggi kapan saja memungkinkan, menyelesaikan tugas sebelum

memulai tugas yang lain.

c) Membuat prioritas ulang berdasarkan informasi yang diterima

Page 12: Pengertian MPKP

2. Penerapan Manajemen Waktu di MPKP

Dalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana kerja harian

yaitu suatu bentuk perencanaan kerja melalui jadual kerja yang disusun secara berurutan

yang disusun sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.

3. Evaluasi Aktivitas Manajemen Waktu

Aktivitas manajemen waktu dievaluasi melalui instrumen/kuisioner

Pendelegasian

1. Pengertian

Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. Dalam organisasi

pendelegasian dilakukan agar aktivitas organisasi tetap berjalan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Pendelegasian dilaksanakan melalui proses :

a. Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan

b. Identifikasi ketrampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan untuk melaksanakan

tugas

c. Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan

d. Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuannya

e. Buat batasan waktu dan monitor penyelesaian tugas

Jika bawahan tidak mampu melaksanakan tugas karena menghadapi masalah tertentu,

manajer harus bisa menjadi model peran dan menjadi nara sumber untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapi

f. Evaluasi kinerja setelah tugas selesai

g. Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan

2. Penerapan Pendelegasian di MPKP

Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh Kepala Ruangan

kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui

mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara

berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu pendelegasian terencana dan

pendelegasian insidentil.

Page 13: Pengertian MPKP

Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai

konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP. Bentuknya dapat berupa :

- Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan tugas

sementara karena alasan tertentu

- Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shift

- Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan yang telah direncanakan

Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir

maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian

adalah Kepala Seksi Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift,

tergantung pada personil yang berhalangan.

3. Prinsip-prinsip Pendelegasian tugas di MPKP

a. Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format pendelegasian tugas

b. Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang berkompeten dan

setara dengan kemampuan yang digantikan tugasnya

c. Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal secara terinci, baik lisan

maupun tertulis

d. Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas dan

menjadi rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi

e. Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan dan

hasilnya.

4. Evaluasi Penerapan Pendelegasian Tugas

Pendelegasian tugas di MPKP dievaluasi dengan menggunakan instrumen/kuisioner yang

diisi oleh seluruh staf perawat dengan cara self evaluasi

Supervisi

1. Pengertian

Supervisi atau pengawasan adalah proses memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan

tujuan organisasi dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan

Page 14: Pengertian MPKP

tersebut. Supervisi dilakukan untuk memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan.

Supervisi dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemempuan yang mumpuni dalam bidang

yang disupervisi. Dalam struktur organisisi, supervisi biasanya dilakukan oleh atasan

terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. Dengan supervisi diharapkan kegiatan

yang dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi, tidak menyimpang dan menghasilkan

keluaran (produk) seperti yang diinginkan.

Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebih kepada

pengawasan partisipatif yaitu dalam proses pengawasan dihargai dahulu pencapaian atau hal

positif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk hal yang masih kurang agar

meningkat. Dengan demikian bawahan tidak merasakan bahwa ia sekedar dinilai akan tetapi

dibimbing untuk melakukan pekerjaannya secara benar.

2. Penerapan Supervisi di MPKP

Di MPKP kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan

pelayanan di MPKP sesuai dengan standar mutu professional yang telah ditetapkan.

Supervisi dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi baik dalam manajemen maupun

asuhan keperawatan serta menguasai pilar-pilar professional yang diterapkan di MPKP.

Untuk itu pengawasan berjenjang dilakukan sebagai berikut :

a. Kepala Seksi Keperawatan atau Konsultan melakukan pengawasan terhadap Kepala

Ruangan.

b. Kepala Ruangan Keperawatan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan Perawat

Pelaksana.

c. Ketua Tim melakukan pengawasan terhadap Perawat Pelaksana.

Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf 

perawat yang disupervisi. Untuk Kepala Ruangan materi supervisi adalah kemampuan

manajerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua Tim disupervisi terkait dengan

kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan keperawatan. Sedangkan perawat

pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuahan keperawatan yang dilaksanakan.

Page 15: Pengertian MPKP

Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf maka

disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing staf yang sudah dipahami

oleh staf dan jadwal supervisi.

3. Evaluasi Aktivitas Supervisi

Aktivitas supervisi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua Tim yang melakukan

supervisi dengan menggunakan instrumen/kuisioner dengan cara self evaluasi

Komunikasi efektif

1. Pengertian

Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya pengarahan.

Setiap orang berkomunikasi dalam suatu organisasi. Komunikasi yang kurang baik dapat

mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi adalah

proses tukar menukar pikiran, perasaan, pendapat dan saran yang terjadi antara 2 orang atau

lebih yang bekerjasama.

2. Penerapan Komunikasi di MPKP

Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP

a. Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam. Operan dari

dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala

ruangan, sedangkan operan dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung

jawab shift sore.

b. Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan

untuk rencana kegiatan pada hari tersebut yang dipimpin oleh katim atau PJ tim. Jika

yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre

conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari

katim atau PJ.

c. Post Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan

sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil

askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference

dipimpin oleh katim atau PJ tim.

Page 16: Pengertian MPKP

3. Evaluasi Pelaksanaan Aktivitas Komunikasi di MPKP

Aktivitas komunikasi di MPKP dievaluasi oleh seluruh staf perawat MPKP. Evaluasi

dilakukan sekali tiap bulan dengan menggunakan instrumen/kuisioner.

Manajemen konflik

1. Pengertian

Konflik adalah perbedaan pandangan atau ide antara satu orang dengan orang yang lain. Dalam

organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang yang memiliki latar belakang yang berbeda

konflik mudah terjadi. Demikian juga di ruang MPKP konflik pun bisa terjadi. Untuk

mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu dibudayakan upaya-upaya mengantisipasi konflik

dan mengatasi konflik sedini mungkin di ruang MPKP.

2. Cara-cara penanganan konflik ada beberapa macam, meliputi :

a. Bersaing

Mengatasi konflik dengan bersaing adalah penanganan konflik dimana seseorang atau satu

kelompok berupaya memuaskan kepentingannya sendiri tanpa mempedulikan dampaknya

pada orang lain atau kelompok lain. Cara inbi kurang sehat bila diterapkan karena bisa

menimbulkan potensi konflik yang lebih besar terutama pada pihak yang merasa dikalahkan.

Untuk itu organisasi sebaiknya menghindari metode penyelesaian konflik jenis ini.

b. Berkolaborasi

Berkolaborasi adalah upaya yang ditempuh untuk memuaskan kedua belah pihak yang

sedang berkonflik. Cara ini adalah salah satu bentuk kerjasama. Berbagai pihak yang terlibat

konflik didorong menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan jalan mencari dan

menemukan persamaan kepentingan dan bukan perbedaan. Situasi yang diinginkan adalah

tidak ada satu pihakpun yang dirugikan. Istilah lain cara penyelesaian konflik ini disebut juga

win-win solution.

c. Menghindar

Menghindar adalah cara menyelesaikan konflik dimana pihak yang sedang berkonflik

mengakui adanya konflik dalam interaksinya dengan orang lain tetapi menarik diri atau

menekan konflik tersebut (seakan-akan tidak ada konflik atau masalah). Cara ini tidak

dianjurkan dalam upaya penyelesaian konflik karena masalah mendasar tidak diselesaikan,

Page 17: Pengertian MPKP

penyelasaian yang terjadi adalah penyelesaian semu. Untuk itu tidak dianjurkan organisasi

untuk menggunakan metode ini.

d. Mengakomodasi

Akomodasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan cara salah satu pihak yang

berkonflik menempatkan kepentingan pihak lain yang berkonflik dengan dirinya lebih tinggi.

Salah satu pihak yang berkonflik mengalah kepada pihak yang lain. Ini suatu upaya lose –

win solution. Upaya penyelesaian konflik dengan akomodasi sebaiknya juga tidak digunakan

terlalu sering karena kepuasan tidak terjadi secara penuh dan bisa menimbulkan potensi

konflik di masa mendatang.

e. Berkompromi

Kompromi adalah cara penyelesaian konflik di mana semua pihak yang berkonflik

mengorbankan kepentingannya demi terjalinnya keharmonisan hubungan dua belah pihak

tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu pihak yang menang atau kalah. Ini adalah lose-

lose solution di mana masing-masing pihak akan mengorbankan kepentingannya agar

hubungan yang dijalin tetap harmonis.

3. Penerapan Manajemen Konflik di MPKP

Upaya mengatasi konflik yang diterapkan di MPKP adalah upaya yang win-win solution. Suatu

upaya berkolaborasi. Untuk itu pembudayaan kolaborasi antar staf menjadi prioritas utama dalam

menyelenggarakan pengelolaan ruangan MPKP.

Pendekatan penyelesaian konflik yang ditempuh adalah dengan pendekatan penyelesaian

masalah (problem solving) yang meliputi :

a. Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan melakukan klarifikasi pada pihak

yang berkonflik.

b. Mengidentifikasi penyebab timbulnya konflik.

c. Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin diterapkan.

d. Memilih alternatif penyelesaian terbaik untuk diterapkan.

e. Menerapkan solusi pilihan

f. Mengevaluasi peredaan konflik.

Page 18: Pengertian MPKP

Bila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi belum

berhasil maka kepala ruangan dapat berkonsultasi dengan kepala Seksi Perawatan atau

Konsultan.

4. Evaluasi Penerapan Aktivitas Penyelesaian Konflik

Aktivitas penyelesaian konflik dievaluasi oleh seluruh staf keperawatan MPKP. Evaluasi

dilakukan dengan menggunakan instrumen/kuisioner.

5. Pengendalian

Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau pengontrolan. Fayol mendefinisikan

kontrol sebagai ”Pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi sesuai dengan rencana yang telah

disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditentukan, yang bertujuan

untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi”.

Pengontrolan penting dilakukan untuk mengetahui fakta yang ada, sehingga jika muncul isue

dapat segera direspon dengan cara duduk bersama.

Pengendalian adalah upaya mempertahankan kualitas, mutu atau standar. Output (hasil) dari

suatu pekerjaan dikendalikan agar memenuhi keinginan (standar) yang telah ditetapkan.

Pengendalian difokuskan pada proses yaitu pelaksanaan asuhan keperawatan dan pada output

(hasil) yaitu kepuasan pelanggan (pasien), keluarga, perawat dan dokter. Indikator mutu yang

merupakan output adalah BOR, ALOS, TOI, audit dokumen keperawatan. Survei masalah

keperawatan diperlukan untuk rencana yang akan datang.

Kepala Ruangan akan membuat laporan hasil kerja bulanan tentang semua kegiatan yang

dilakukan terkait dengan MPKP. Data tentang indikator mutu dapat bekerja sama dengan tim

rumah sakit atau ruangan membuat sendiri.

Jadi pengendalian manajemen adalah proses untuk memastikan bahwa aktifitas sebenarnya

sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan berfungsi untuk menjamin kualitas serta

pengevaluasian penampilan, langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

pengendalian/pengontrolan meliputi :

a. Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur prestasi kerja

b. Melakukan pengukuran prestasi kerja

c. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar

Page 19: Pengertian MPKP

d. Mengambil tindakan korektif

Peralatan atau instrumen dipilih untuk mengumpulkan bukti dan untuk menunjukkan standar

yang telah ditetapkan atau tersedia. Audit merupakan penilaian pekerjaan yang telah

dilakukan. Terdapat tiga kategori audit keperawatan yaitu :

- Audit struktur

Audit Struktur berfokus pada sumber daya manusia; lingkungan perawatan, termasuk

fasilitas fisik, peralatan, organisasi, kebijakan, prosedur, standar, SOP dan rekam medik;

pelanggan.

- Audit proses

Audit Proses merupakan pengukuran pelaksanaan pelayanan keperawatan untuk

menentukan apakah standar keperawatan tercapai. Pemeriksaan dapat bersifat

retropektif, concurrent, atau peer review. Retropektif adalah audit dengan menelaah

dokumen pelaksanaan asuhan keperawatan melalui pemeriksaan dokumentasi asuhan

keperawatan. Concurrent adalah mengobservasi saat kegiatan keperawatan sedang

berlangsung. Peer review adalah umpan balik sesama anggota tim terhadap pelaksanaan

kegiatan.

- Audit hasil

Audit hasil adalah audit produk kerja yang dapat berupa kondisi pasien, kondisi SDM,

dan indikator mutu.

Kondisi pasien dapat berupa keberhasilan pasien dan kepuasan, yaitu:

a. Audit dokumentasi asuhan keperawatan

b. Survey masalah baru

c. Kepuasan pasien dan keluarga

Kondisi SDM dapat berupa efektifitas dan efisiensi serta kepuasan, yaitu

a. Kepuasan tenaga kesehatan: perawat, dokter

b. Penilaian kinerja perawat

Indikator mutu umum yaitu:

- Prosentasi pemakaian tempat tidur (BOR)

- Rata-rata lama rawat seorang pasien (ALOS)

- Tempat tidur tidak terisi (TOI)

Page 20: Pengertian MPKP

- Angka infeksi nasokomial (NI)

- Angka dekubitus dan sebagainya.

2. Pilar II: Sistem Penghargaan (Compensatory Reward)

Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik keperawatan professional berfokus

pada proses rekruitmen, seleksi kerja orientasi, penilaian kinerja, staf perawat.proses ini

selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawatan

baru.

Compensatory reward (kompensasi penghargaan) menjelaskan manajemen keperawatan

khususnya manajemen sumber daya manusia (SDM) keperawatan. Fokus utama manajemen

keperawatan adalah pengelolaan tenaga keperawatan agar dapat produktif sehingga misi dan

tujuan organisasi dapat tercapai. Perawat merupakan SDM kesehatan yang mempunyai

kesempatan paling banyak melakukan praktek profesionalnya pada pasien yang dirawat di

Rumah Sakit. Seorang perawat akan mampu memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan

yang profesional apabila perawat tersebut sejak awal bekerja diberikan program

pengembangan staf yang terstruktur. Metode dalam menyusun tenaga keperawatan

seharusnya teratur, sistematis, rasional, yang digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis

tenaga keperawatan yang dibutuhkan agar dapat memberikan asuhan keperawatan kepada

pasien sesuai yang diharapkan.

Manajemen SDM di ruang MPKP berfokus pada proses rekruitmen, seleksi, kontrak kerja,

orientasi, penilaian kinerja, dan pengembangan staf perawat. Proses ini selalu dilakukan

sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawat baru.

3. Pilar III: Hubungan Profesional

Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawata (tim kesehatan) dalam

penerima palayana keperawatan (klien dan keluarga). Pada pelaksanaan nya hubungan

professional secara interal artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk pelayanan

kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan dan lain–

lain. Sedangkan hubungan professional secara eksternal adalah hubungan antara pemberi dan

penerima pelayanan kesehatan.

Page 21: Pengertian MPKP

4. Pilar IV: Manajemen Asuhan Keperawatan

Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawat dengan

mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP tertentu. Manajemen asuhan

keperawat yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses

keperawatan.

Komponen-komponen MPKP

Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan professional, yaitu sebagai

berikut :

a. Ketenagaan Keperawatan

b. Metoda pemberian asuhan keperawatan

c. Proses Keperawatan

d. Dokumentasi Keperawatan

Kelliat, Budi Anna dan Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta :EGC

Ali, Zaidin. 2001. Dasar – Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika