Pengertian Keuangan Negara Dan Daerah

17
DEFINISI NEGARA Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pengertian Negara menurut Ahli John Locke dan Rousseau, negara merupakan suatu badan atau organisasi hasil dari perjanjian masyarakat. Max Weber, negara adalah sebuah masyarakat yang memiliki monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam wilayah tertentu. Mac Iver, sebuah negara harus memiliki tiga unsur poko, yaitu wilayah, rakyat, dan pemerintahan. Roger F.Soleau, negara adalah alat atau dalam kata lain wewenang yang mengendalikan dan mengatur persoalan-persoalan yang bersifat bersama atas nama masyarakat. Prof. Mr. Soenarko, Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai suatu kedaulatan, sedangkan Prof. Miriam Budiardjo memberikan pengertian Negara adalah organisasi dalam suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongankekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama itu. Jadi Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi oleh pemerintah negara yang sah, yang umumnya mempunyai kedaulatan (keluar dan ke dalam). Pengertian negara dapat ditinjau dari empat sudut yaitu: 1. Negara sebagai organisasi kekuasaan Negara adalah alat masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antara manusia dalam masyarakat tersebut. Pengertian ini dikemukakan oleh Logemann dan Harold J. Laski. Logemann menyatakan bahwa negara adalah organisasi kekuasaan yang bertujuan mengatur masyarakatnya dengan kekuasaannya itu. Negara sebagai organisasi kekuasaan pada hakekatnya merupakan suatu tata kerja sama untuk membuat suatu kelompok manusia berbuat atau bersikap sesuai dengan kehendak negara itu. 2. Negara sebagai organisasi politik Negara adalah asosiasi yang berfungsi memelihara ketertiban dalam masyarakat berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang diberi kekuasaan memaksa. Dari sudut organisasi politik, negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik atau merupakan organisasi pokok dari kekuasaan politik. Sebagai organisasi politik negara Bidang Tata Negara berfungsi sebagai alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antar manusia dan sekaligus menertibkan serta mengendalikan gejala– gejala kekuasaan yang muncul dalam masyarakat. Pandangan tersebut nampak dalam pendapat Roger H. Soltou dan Robert M Mac Iver. Dalam bukunya “The Modern State”, Robert M Mac Iver menyatakan : “Negara ialah persekutuan manusia (asosiasi) yang menyelenggarakan penertiban suatu masyarakat dalam suatu wilayah berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh pemerintah yang dilengkapi kekuasaan memaksa. Menurut RM Mac Iver, walaupun negara merupakan persekutuan manusia, akan tetapi mempunyai ciri khas yang dapat digunakan untuk membedakan antara negara dengan persekutuan manusia yang lainnya. Ciri khas tersebut adalah : kedualatan dan keanggotaan negara bersifat mengikat dan memaksa. 3. Negara sebagai organisasi kesusilaan Negara merupakan penjelmaan dari keseluruhan individu. Menurut Friedrich Hegel : Negara adalah suatu organisasi kesusilaan yang timbul sebagai sintesa antara kemerdekaan universal dengan kemerdekaan individu. Negara adalah organisme dimana setiap individu

description

ol

Transcript of Pengertian Keuangan Negara Dan Daerah

Page 1: Pengertian Keuangan Negara Dan Daerah

DEFINISI NEGARANegara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pengertian Negara menurut Ahli John Locke dan Rousseau, negara merupakan suatu badan atau organisasi hasil dari perjanjian masyarakat. Max Weber, negara adalah sebuah masyarakat yang memiliki monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik

secara sah dalam wilayah tertentu. Mac Iver, sebuah negara harus memiliki tiga unsur poko, yaitu wilayah, rakyat, dan pemerintahan. Roger F.Soleau, negara adalah alat atau dalam kata lain wewenang yang mengendalikan dan mengatur

persoalan-persoalan yang bersifat bersama atas nama masyarakat. Prof. Mr. Soenarko, Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu dimana kekuasaan

negara berlaku sepenuhnya sebagai suatu kedaulatan, sedangkan Prof. Miriam Budiardjo memberikan pengertian Negara adalah organisasi dalam suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongankekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama itu. Jadi Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi oleh pemerintah negara yang sah, yang umumnya mempunyai kedaulatan (keluar dan ke dalam).

Pengertian negara dapat ditinjau dari empat sudut yaitu:1. Negara sebagai organisasi kekuasaanNegara adalah alat masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antara manusia dalam masyarakat tersebut. Pengertian ini dikemukakan oleh Logemann dan Harold J. Laski. Logemann menyatakan bahwa negara adalah organisasi kekuasaan yang bertujuan mengatur masyarakatnya dengan kekuasaannya itu. Negara sebagai organisasi kekuasaan pada hakekatnya merupakan suatu tata kerja sama untuk membuat suatu kelompok manusia berbuat atau bersikap sesuai dengan kehendak negara itu.2. Negara sebagai organisasi politikNegara adalah asosiasi yang berfungsi memelihara ketertiban dalam masyarakat berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang diberi kekuasaan memaksa. Dari sudut organisasi politik, negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik atau merupakan organisasi pokok dari kekuasaan politik. Sebagai organisasi politik negara Bidang Tata Negara  berfungsi sebagai alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antar manusia dan sekaligus menertibkan serta mengendalikan gejala–gejala kekuasaan yang muncul dalam masyarakat. Pandangan tersebut nampak dalam pendapat Roger H. Soltou dan Robert M Mac Iver. Dalam bukunya “The Modern State”, Robert M Mac Iver menyatakan : “Negara ialah persekutuan manusia (asosiasi) yang menyelenggarakan penertiban suatu masyarakat dalam suatu wilayah berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh pemerintah yang dilengkapi kekuasaan memaksa. Menurut RM Mac Iver, walaupun negara merupakan persekutuan manusia, akan tetapi mempunyai ciri khas yang dapat digunakan untuk membedakan antara negara dengan persekutuan manusia yang lainnya. Ciri khas tersebut adalah : kedualatan dan keanggotaan negara bersifat mengikat dan memaksa.3. Negara sebagai organisasi kesusilaanNegara merupakan penjelmaan dari keseluruhan individu. Menurut Friedrich Hegel : Negara adalah suatu organisasi kesusilaan yang timbul sebagai sintesa antara kemerdekaan universal dengan kemerdekaan individu. Negara adalah organisme dimana setiap individu menjelmakan dirinya, karena merupakan penjelmaan seluruh individu maka negara memiliki kekuasaan tertinggi sehingga tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi dari negara. Berdasarkan pemikirannya, Hegel tidak menyetujui adanya : Pemisahan kekuasaan karena pemisahan kekuasaan akan menyebabkan lenyapnya negara. Pemilihan umum karena negara bukan merupakan penjelmaan kehendak mayoritas rakyat secara perseorangan melainkan kehendak kesusilaan. Dengan memperhatikan pendapat Hegel tersebut, maka ditinjau dari organisasi kesusilaan, negara dipandang sebagai organisasi yang berhak mengatur tata tertib dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sementara manusia sebagai penghuninya tidak dapat berbuat semaunya sendiri.4. Negara sebagai integrasi antara pemerintah dan rakyat Negara sebagai kesatuan bangsa, individu dianggap sebagai bagian integral negara yang memiliki kedudukan dan fungsi untuk menjalankan negara. Menurut Prof. Soepomo, ada 3 teori tentang pengertian negara:1) Teori Perseorangan (Individualistik)Negara adalah merupakan sauatu masyarakat hukum yang disusun berdasarkan perjanjian antar individu yang menjadi anggota masyarakat. Kegiatan negara diarahkan untuk mewujudkan kepentingan dan kebebasan pribadi. Penganjur teori ini antara lain : Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jacques Rousseau, Herbert Spencer, Harold J Laski.2) Teori Golongan (Kelas)Negara adalah merupakan alat dari suatu golongan (kelas) yang mempunyai kedudukan ekonomi yang paling kuat untuk menindas golongan lain yang kedudukan ekonominya lebih lemah. Teori golongan diajarkan oleh : Karl Marx, Frederich Engels, Lenin

Page 2: Pengertian Keuangan Negara Dan Daerah

3) Teori Intergralistik (Persatuan)Negara adalah susunan masyarakat yang integral, yang erat antara semua golongan, semua bagian dari seluruh anggota masyarakat merupakan persatuan masyarakat yang organis. Negara integralistik merupakan negara yang hendak mengatasi paham perseorangan dan paham golongan dan negara mengutamakan kepentingan umum sebagai satu kesatuan. Teori persatuan diajarkan oleh : Bendictus de Spinosa, F. Hegel, Adam Muller

Unsur-unsur Negara1. PendudukPenduduk merupakan warga negara yang memiliki tempat tinggal dan juga memiliki kesepakatan diri untuk bersatu. Warga negara adalah pribumi atau penduduk asli Indonesia dan penduduk negara lain yang sedang berada di Indonesia untuk tujuan tertentu.2. WilayahWilayah adalah daerah tertentu yang dikuasai atau menjadi teritorial dari sebuah kedaulatan. Wilayah adalah salah satu unsur pembentuk negara yang paling utama. Wilaya terdiri dari darat, udara dan juga laut*.3. PemerintahPemerintah merupakan unsur yang memegang kekuasaan untuk menjalankan roda pemerintahan.4. KedaulatanKedaulatan adalah kekuasaan tertinggi yang untuk membuat undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara.

Disamping ketiga unsur pokok (konstitutif) tersebut masih ada unsur tambahan (disebut unsur deklaratif) yaitu berupa Pengakuan dari negara lain. Unsur negara tersebut diatas merupakan unsur negara dari segi hukum tata negara atau organisasi negara

Fungsi Negara Fungsi Pertahanan dan Keamanan

Negara wajib melindungi unsur negara(rakyat, wilayah, dan pemerintahan) dari segala ancaman, hambatan, dan gangguan, serta tantangan lain yang berasal dari internal atau eksternal. Contoh: TNI menjaga perbatasan negara

Fungsi KeadilanNegara wajib berlaku adil dimuka hukum tanpa ada diskriminasi atau kepentingan tertentu. Contoh: Setiap orang yang melakukan tinfakan kriminal dihukum tanpa melihat kedudukan dan jabatan.

Fungsi Pengaturan dan KeadilanNegara membuat peraturan-perundang-undangan untuk melaksanakan kebijakan dengan ada landasan yang kuat untuk membentuk tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsan dan juga bernegara.

Fungsi Kesejahteraan dan KemakmuranNegara bisa mengeksplorasi sumber daya alam yang dimiliki untuk meningkatkan kehidupan masyarakat agar lebih makmur dan sejahtera.

Sifat Negara1. Sifat memaksaNegara dapat memaksakan kehendak melalui hukum atau kekuasaan. Negara memiliki kekuasaan memaksa agar masyarakat tunduk dan patuh terhadap negara tanpa tidak ada pemaksaan fisikHak negara ini memiliki sifat legal agar tercipta tertib di masyarakat dan tidak ada tindakan anarki. Paksaan fisik dapat dilakukan terhadap hak milik2. Sifat monopoliNegara menetapkan tujuan bersama dalam masyarakat. Negara dapat menguasai hal-hal seperti sumberdaya penting untuk kepentingan orang banyak. Negara mengatasi paham individu dan kelompok.3. Sifat totalitasSemua hal tanpa pengecualian  menjadi wewenang negara.

Tujuan NegaraMiriam Budiharjo(2010) menyatakan bahwa Negara dapat dipandang sebagai asosiasi manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mengejar beberapa tujuan bersama. Dapat dikatakan bahwa tujuan akhir setiap negara adalah menciptaka kebahagiaan bagi rakyatnya.

Sedangkan tujuan Negara Indonesia adalah yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke empat;

Page 3: Pengertian Keuangan Negara Dan Daerah

Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia Memajukan kesejahteraan umum Mencerdaskan kehidupan bangsa Ikut melaksanakan ketertiban dunia

Asal Mula Terjadinya NegaraBerdasarkan kenyataan, negara terjadi karena sebab-sebab :

Ocupatie - Pendudukan yaitu suatu wilayah yang diduduki oleh sekelompok manusia Separatie - Pelepasan, yaitu suatu daerah yang semual menjadi wilayah daerah tertentu kemudaia melepaskan

diri  Peleburan, yaitu bebrapa negara meleburkan diri menjadi satu Pemecahan, yaitu lenyapnya suatu negara dan munculnya negara baru

Berdasarkan teori, negara terjadi karena Teori Ketuhanan, yaitu negara ada karena adanya kehendak Tuhan Teori Perjanjian masyarakat, yaitu negara ada karena adanya perjanjian individu-individu (contrac social) Teori Kekuasaan, yaitu negara terbentuk karena adanya kekuasaan / kekuatan Teori Hukum Alam, yaitu negara ada karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang

bermacam-macam.

Bentuk NegaraBerikut adalah bentuk negara yang ada di dunia

Negara Kesatuan Negara Serikat Perserikatan Negara (Konfederasi) Uni, dibagi menjadi 2 yaitu Uni Riil dan Uni Personil Dominion Koloni Protektorat Mandat Trust

DAERAH

Secara umum, definisi Daerah menurut Nia K. Pontoh dalam bukunya yang berjudul Pengantar Perencanaan Perkotaan (2008), adalah suatu wilayah teritorial dengan pengertian, batasan, dan perwatakannya didasarkan pada wewenang administratif pemerintahan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan tertentu. Definisi lain dari daerah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya dengan batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrasi. Contohnya adalah daerah-daerah otonom seperrti yang dimaksud oleh Undang-undang No. 22 tahun 1999 (yang telah direvisi menjadi UU No. 32 tahun 2004) tentang Pemerintah di Daerah: Daerah Provinsi; Daerah Kabupaten; Daerah Kota.

Menurut UU No. 32 tahun 2004, daerah otonom, selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA

1. Pengertian Keuangan NegaraDefinisi keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala

sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik Negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dinyatakan bahwa pendekatan yang digunakan dalam merumuskan Keuangan Negara adalah dari sisi objek, subjek, proses, dan tujuan. Dari sisi objek, yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Page 4: Pengertian Keuangan Negara Dan Daerah

Dari sisi subjek, yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi seluruh subjek yang memiliki/menguasai objek sebagaimana tersebut di atas, yaitu: pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan negara/daerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara. 

Dari sisi proses, Keuangan Negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan objek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan danpengambilan keputusan sampai dengan pertanggunggjawaban. 

Dari sisi tujuan, Keuangan Negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan objek sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.

Berdasarkan pengertian keuangan negara dengan pendekatan objek, terlihat bahwa hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang diperluas cakupannya, yaitu termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan. 

Dengan demikian, bidang pengelolaan keuangan negara dapat dikelompokkan dalam:a. subbidang pengelolaan fiskal,b. subbidang pengelolaan moneter, danc. subbidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan.  

Pengelolaan keuangan negara subbidang pengelolaan fiskal meliputi kebijakan dan kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mulai dari penetapan Arah dan Kebijakan Umum (AKU), penetapan strategi dan prioritas pengelolaan APBN, penyusunan anggaran oleh pemerintah, pengesahan anggaran oleh DPR, pelaksanaan anggaran, pengawasan anggaran, penyusunan perhitungan anggaran negara (PAN) sampai dengan pengesahan PAN menjadi undang-undang. 

Pengelolaan keuangan negara subbidang pengelolaan moneter berkaitan dengan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan sector perbankan dan lalu lintas moneter baik dalam maupun luar negeri.

Pengelolaan keuangan negara subbidang kekayaan Negara yang dipisahkan berkaitan dengan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan di sektor Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/BUMD) yang orientasinya mencari keuntungan (profit motive). 

Berdasarkan uraian di atas, pengertian keuangan negara dapat dibedakan antara: pengertian keuangan negara dalam arti luas, dan pengertian keuangan negara dalam arti sempit. Pengertian keuangan negara dalam arti luas pendekatannya adalah dari sisi objek yang cakupannya sangat luas, dimana keuangan negara mencakup kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan. Sedangkanpengertian keuangan negara dalam arti sempit hanya mencakup pengelolaan keuangan negara subbidang pengelolaan fiskal saja. 

2. Asas-asas Umum Pengelolaan Keuangan NegaraDalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka, danbertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Aturan pokok Keuangan Negara telah dijabarkan ke dalamasas-asas umum, yang meliputi baik asas-asas yang telah lama dikenal dalam pengelolaan keuangan negara, seperti asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan, dan asas spesialitas maupun asas-asas baru sebagai pencerminan penerapan kaidah-kaidah yang baik (best practices) dalam pengelolaan keuangan negara. Penjelasan dari masing-masing asas tersebut adalah sebagaiberikut.

a.    Asas Tahunan, memberikan persyaratan bahwa anggaran Negara dibuat secara tahunan yang harus mendapat persetujuan dari badan legislatif (DPR).b. Asas Universalitas (kelengkapan), memberikan batasan bahwa tidak diperkenankan terjadinya percampuran antara penerimaan negara dengan pengeluaran negara.c. Asas Kesatuan, mempertahankan hak budget dari dewan secara lengkap, berarti semua pengeluaran harus tercantum dalam anggaran. Oleh karena itu, anggaran merupakan anggaran bruto, dimana yang dibukukan dalam anggaran adalah jumlah brutonya.d. Asas Spesialitas mensyaratkan bahwa jenis pengeluaran dimuat dalam mata anggaran tertentu/tersendiri dan diselenggarakan secara konsisten baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara kuantitatif artinya jumlah yang telah ditetapkan dalam mata anggaran tertentu merupakan batas tertinggi dan tidak boleh dilampaui. Secara kualitatif berarti penggunaan anggaran hanya dibenarkan untuk mata anggaran yang telah ditentukan.e. Asas Akuntabilitas berorientasi pada hasil, mengandung makna bahwa setiap pengguna anggaran wajib menjawab dan menerangkan kinerja organisasi atas keberhasilan atau kegagalan suatu program yang menjadi tanggung jawabnya.

Page 5: Pengertian Keuangan Negara Dan Daerah

f. Asas Profesionalitas mengharuskan pengelolaan keuangan negara ditangani oleh tenaga yang profesional.g. Asas Proporsionalitas; pengalokasian anggaran dilaksanakan secara proporsional pada fungsi-fungsi kementerian/lembaga sesuai dengan tingkat prioritas dan tujuan yang ingin dicapai.h. Asas Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, mewajibkan adanya keterbukaan dalam pembahasan, penetapan, dan perhitungan anggaran serta atas hasil pengawasan olehlembaga audit yang independen.i. Asas Pemeriksaan Keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri, memberi kewenangan lebih besar pada Badan Pemeriksa Keuangan untuk melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara secara objektif dan independen. 

Asas-asas umum tersebut diperlukan pula guna menjamin terselenggaranya prinsip-prinsip pemerintahan daerah. Dengan dianutnya asas-asas umum tersebut di dalam undang-undang tentang Keuangan Negara, pelaksanaan undang-undang ini selain menjadi acuan dalam reformasi manajemen keuangan negara, sekaligus dimaksudkan untuk memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

3. Ruang Lingkup Keuangan NegaraRuang lingkup keuangan negara meliputi:a. hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;b. kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;c. penerimaan negara;d. pengeluaran negara;e. penerimaan daerah;f. pengeluaran daerah;g. kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah;h. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;  i. kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah; danj. kekayaan pihak lain sebagaimana dimaksud meliputi kekayaan yang dikelola oleh orang atau badan lain berdasarkan kebijakan pemerintah, yayasan-yayasan di lingkungan kementeriannegara/lembaga, atau perusahaan negara/daerah. Bidang pengelolaan Keuangan Negara yang demikian luas secara ringkas dapatdikelompokkan dalam sub bidang pengelolaan fiskal, sub bidang pengelolaan moneter, dan sub bidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan. Sub bidang pengelolaan fiskal meliputi enam fungsi, yaitu:a. Fungsi pengelolaan kebijakan ekonomi makro dan fiskal. Fungsi pengelolaan kebijakan ekonomi makro dan fiskal ini meliputi penyusunan  Nota Keuangan dan RAPBN, serta perkembangan dan perubahannya, analisis kebijakan, evaluasi dan perkiraan perkembangan ekonomi makro, pendapatan negara, belanja negara, pembiayaan, analisis kebijakan, evaluasi dan perkiraan perkembangan fiskal dalam rangka kerjasama internasional dan regional, penyusunan rencana pendapatan negara, hibah, belanja negara dan pembiayaan jangka menengah, penyusunan statistik, penelitian dan rekomendasi kebijakan di bidang fiskal, keuangan, dan ekonomi.b. Fungsi penganggaran. Fungsi ini meliputi penyiapan, perumusan, dan pelaksanaan kebijakan, serta perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur dan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang APBN.c. Fungsi administrasi perpajakan.d. Fungsi administrasi kepabeanan.e. Fungsi perbendaharaan.Fungsi perbendaharaan meliputi perumusan kebijakan, standard, sistem dan prosedur di bidang pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara, pengadaan barang dan jasa instansi pemerintah serta akuntansi pemerintah pusat dan daerah, pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara, pengelolaan kas negara dan perencanaan penerimaan dan pengeluaran, pengelolaan utang dalam negeri dan luar negeri, pengelolaan piutang, pengelolaan barang milik/kekayaan negara (BM/KN), penyelenggaraan akuntansi, pelaporan keuangan dan sistem informasi manajemen keuangan pemerintah.f. Fungsi pengawasan keuangan. Sementara itu, bidang moneter meliputi sistem pembayaran, sistem lalu lintas devisa, dan sistem nilai tukar. Adapun bidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan meliputi pengelolaan perusahaan negara/daerah

Page 6: Pengertian Keuangan Negara Dan Daerah

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

A. PengertianPengertian keuangan daerah sebagaimana dimuat dalam penjelasanpasal 156 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah adalah sebagai berikut :“Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapatdinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang yangdapat dijadikan milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hakdan kewajiban tersebut”.

Pengertian keuangan daerah sebagaimana dimuat dalam pasal 6 Permendagri nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 57 tahun 2007 dan Permendagri Nomor 21 tahun 2011 adalah sebagai berikut:“Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.”

Ruang lingkup keuangan daerah meliputi:1. hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukanpinjaman;2. kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah danmembayar tagihan pihak ketiga;3. penerimaan daerah;4. pengeluaran daerah;5. kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga,piutang, barang, serta

hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaanyang dipisahkan pada perusahaan daerah; 6. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan

daerah dan/atau kepentingan umum.

B. Pengelola Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Kepala Daerah selaku kepala pemerintahdaerah adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah danmewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yangdipisahkan. Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah mempunyai kewenangan:1. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD;2. menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah;3. menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna barang;4. menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran;5. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah;6. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutangdaerah;7. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik daerah;dan8. menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan danmemerintahkan pembayaran.

Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:1. sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah;2. kepala SKPKD selaku PPKD; dan3. kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang.

Pelimpahan sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan keputusan kepaladaerah berdasarkan prinsip pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan,menguji, dan yang menerima atau mengeluarkan uang.

Kepala Daerah perlu menetapkan pejabat-pejabat tertentu dan para bendahara untuk melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. Parapengelola keuangan daerah tersebut adalah:1. Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah (Koordinator PKD).

Sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah mempunyai tugas koordinasi di bidang:a. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD;b. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang daerah;c. penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;d. penyusunan Raperda APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawabanpelaksanaan APBD; e. tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat pengawas keuangandaerah; danf. penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawabanpelaksanaan APBD.

Page 7: Pengertian Keuangan Negara Dan Daerah

Selain mempunyai tugas koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekretarisdaerah mempunyai tugas:a. memimpin TAPD;b. menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD;c. menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah;d. memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPD/DPPA-SKPD; dane. melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan daerah lainnyaberdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.Koordinator pengelolaan keuangan daerah bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah.

2. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).Kepala SKPKD selaku PPKD mempunyai tugas:a. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah;b. menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;c. melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan denganPeraturan Daerah;d. melaksanakan fungsi BUD;e. menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawabanpelaksanaan APBD; dan f. melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepaladaerah.PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang:a. menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;b. mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;c. melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;d. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistempenerimaan dan pengeluaran kas daerah;e. melaksanakan pemungutan pajak daerah;f. menetapkan SPD;g. menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberianpinjaman atas nama pemerintah daerah;h. melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;i. menyajikan informasi keuangan daerah; danj. melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milikdaerah.PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di Iingkungan satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku kuasa BUD.PPKD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.

3. Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang (PPA/PB).Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang mempunyai tugas:a. menyusun RKA-SKPD;b. menyusun DPA-SKPD;c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja;d. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;e. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;f. melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;g. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yangtelah ditetapkan;h. menandatangani SPM;i. mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;j. mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab SKPDyang dipimpinnya;k. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;l. mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;m. melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya berdasarkankuasa yang

dilimpahkan oleh kepala daerah; dann. bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretarisdaerah.

Dalam rangka pengadaan barang/jasa, Pengguna Anggaran bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen sesuai peraturan perundang-undangan di bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

4. Pejabat Kuasa pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna arang (KPA/KPB)Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dalammelaksanakan tugasnya dapat melimpahkan sebagiankewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPDselaku kuasa pengguna anggaran/kuasa penggunabarang.Pelimpahan sebagian kewenangan tersebut berdasarkan pertimbangantingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uangyang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi, rentangkendali, dan/atau pertimbangan objektif lainnya.

Page 8: Pengertian Keuangan Negara Dan Daerah

Pelimpahan sebagian kewenangan tersebut ditetapkan oleh kepala daerah atas usul kepala SKPD.Pelimpahan sebagian kewenangan tersebut meliputi:a. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja;b. melaksanakan anggaran unit kerja yang dipimpinnya;c. melakukan pengujian atas tagihan danmemerintahkan pembayaran;d. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama denganpihak lain dalam batas anggaran yang telahditetapkan;e. menandatangani SPM-LS dan SPM-TU;f. mengawasi pelaksanaan anggaran unit kerja yangdipimpinnya; dang. melaksanakan tugas-tugas kuasa pengguna anggaranlainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan

olehpejabat pengguna anggaran.Kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang bertanggung jawabatas pelaksanaan tugasnya kepada penggunaanggaran/pengguna barang.Dalam pengadaan barang/jasa, Kuasa Pengguna Anggaran sekaligus bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen.

5. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dan kuasa pengguna anggaran/kuasapengguna barang dalam melaksanakan program dan kegiatan menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selaku PPTK berdasarkan pertimbangankompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi, dan/atau rentang kendalidan pertimbangan objektif lainnya.PPTK yang ditunjuk oleh pejabat pengguna anggaran/pengguna barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepadapengguna anggaran/pengguna barang.PPTK yang ditunjuk oleh kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnyakepada kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang.PPTK mempunyai tugas mencakup:a. mengendalikan pelaksanaan kegiatan;b. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; danc. menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan.

6. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD).Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam DPA-SKPD, kepala SKPDmenetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPDsebagai PPK-SKPD.PPK-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas:a. meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan olehbendahara pengeluaran

dan diketahui/ disetujui oleh PPTK;b. meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan tunjanganPNS serta penghasilan

lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuanperundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;

c. melakukan verifikasi SPP;d. menyiapkan SPM;e. melakukan verifikasi harian atas penerimaan;f. melaksanakan akuntansi SKPD; dang. menyiapkan laporan keuangan SKPD.

PPK-SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukanpemungutan penerimaan negara/daerah, bendahara, dan/atau PPTK.

7. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran.Kepala daerah atas usul PPKD menetapkan bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran untukmelaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangkapelaksanaan anggaran pada SKPD.Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran adalah pejabatfungsional.Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran baiksecara langsung maupun tidak langsung dilarangmelakukan kegiatan perdagangan, pekerjaanpemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagaipenjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan, sertamembuka rekening/giro pos atau menyimpan uang padasuatu bank atau lembaga keuangan Iainnya atas namapribadi.Dalam hal PA melimpahkan sebagian kewenangannyakepada KPA, kepala daerah menetapkan bendaharapenerimaan pembantu dan bendahara pengeluaranpembantu pada unit kerja terkait.Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaransecara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaantugasnya kepada PPKD selaku BUD.

Page 9: Pengertian Keuangan Negara Dan Daerah

C. APBDAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD adalah rencanakeuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama olehpemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam satu tahunanggaran. APBD merupakan rencana pelaksanaan semua PendapatanDaerah dan semua Belanja Daerah dalam rangka pelaksanaanDesentralisasi dalam tahun anggaran tertentu. Pemungutan semuapenerimaan Daerah bertujuan untuk memenuhi target yang ditetapkandalam APBD. Demikian pula semua pengeluaran daerah dan ikatan yangmembebani daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dilakukan sesuai jumlah dan sasaran yang ditetapkan dalam APBD. Karena APBDmerupakan dasar pengelolaan keuangan daerah, maka APBD menjadi dasar pula bagi kegiatan pengendalian, pemeriksaan dan pengawasankeuangan daerah.

Berbagai fungsi APBN/APBD sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 3 ayat(4) UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yaitu :1. Fungsi OtorisasiAnggaran daerah merupakan dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.2. Fungsi Perencanaan

Anggaran daerah merupakan pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.3. Fungsi Pengawasan

Anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan yangtelah ditetapkan.4. Fungsi Alokasi

Anggaran daerah diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi danefektivitas perekonomian.5. Fungsi Distribusi

Anggaran daerah harus mengandung arti/ memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan6. Fungsi Stabilisasi

Anggaran daerah harus mengandung arti/ harus menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamentalperekonomian.

APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengantanggal 31 Desember. APBD disusun sesuai dengan kebutuhanpenyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah.Dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, pemerintah melaksanakan kegiatan keuangan dalam siklus pengelolaan anggaran yang secara garisbesar terdiri dari:1. Penyusunan dan Penetapan APBD;2. Pelaksanaan dan Penatausahaan APBD;3. Pelaporan dan Pertanggungjawaban APBD.

Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari:1. Pendapatan Daerah

semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitasdana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayarkembali oleh daerah.Pendapatan daerahterdiri atas:a. Pendapatan Asli Daerah (PAD);

Pendapatan Asli Daerah terdiri atas:1) pajak daerah;2) retribusi daerah;3) hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan;

Jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup:a) bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaanmilik daerah/BUMD;b) bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaanmilik pemerintah/BUMN; dan c) bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaanmilik swasta atau kelompok usaha

masyarakat.

Page 10: Pengertian Keuangan Negara Dan Daerah

4) lain-lain PAD yang sah.Jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sahdisediakanuntuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidaktermasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, danhasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkandirinci menurut obyek pendapatan yang antara lain:a) hasil penjualan kekayaan daerah yang tidakdipisahkan secara tunai atau angsuran/cicilan;b) jasa giro;c) pendapatan bunga;d) penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah;e) penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lainsebagai akibat dari penjualan dan/atau

pengadaanbarang dan/atau jasa oleh daerah;f) penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiahterhadap mata uang asing;g) pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaanpekerjaan;h) pendapatan denda pajak;i) pendapatan denda retribusi;j) pendapatan hasil eksekusi atas jaminan;k) pendapatan dari pengembalian;l) fasilitas sosial dan fasilitas umum;m) pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan danpelatihan;n) pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah

b. Dana Perimbangan; Kelompok pendapatan dana perimbangan dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiriatas:

1) dana bagi hasil;2) dana alokasi umum; dan3) dana alokasi khusus.

c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.Kelompok lain-lain pendapatan daerah yang sah dibagi menurut jenis pendapatan yang mencakup:

1) hibah berasal dari pemerintah, pemerintah daerah lainnya, badan/lembaga/ organisasiswasta dalam negeri, kelompok masyarakat/perorangan, dan lembaga luar negeri yangtidak mengikat;

2) dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan korban/kerusakan akibatbencana slam;3) dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota;4) dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh pemerintah; dan5) bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya.

2. Belanja DaerahSemuapengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana,merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperolehpembayarannya kembali oleh daerah.a. Klasifikasi belanja menurut urusan pemerintahan terdiriatas belanja urusan wajib dan belanja urusan pilihan.

Klasifikasi belanja menurut urusan wajib mencakup:1) pendidikan;2) kesehatan;3) pekerjaan umum;4) perumahan rakyat;5) penataan ruang;6) perencanaan pembangunan;7) perhubungan;8) lingkungan hidup;9) pertanahan;10) kependudukan dan catatan sipil;11) pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;12) keluarga berencana dan keluarga sejahtera;13) sosial;14) ketenagakerjaan;15) koperasi dan usaha kecil dan menengah;16) penanaman modal;17) kebudayaan;18) kepemudaan dan olah raga;

Page 11: Pengertian Keuangan Negara Dan Daerah

19) kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;20) otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasikeuangan daerah, perangkat daerah,

kepegawaiandan persandian;21) ketahanan pangan;22) pemberdayaan masyarakat dan desa;23) statistik;24) kearsipan;25) komunikasi dan informatika;dan26) perpustakaan.

Klasifikasi belanja menurut urusan pilihan sebagaimana mencakup:1) pertanian;2) kehutanan;3) energi dan sumber daya mineral;4) pariwisata;5) kelautan dan perikanan;6) perdagangan;7) industri; dan8) ketransmigrasian.

b. Klasifikasi belanja menurut kelompok belanja terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung.Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:

1) belanja pegawai;2) bunga;3) subsidi;4) hibah;5) bantuan sosial;6) belanja bagi basil;7) bantuan keuangan; dan8) belanja tidak terduga.

Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:1) belanja pegawai;2) belanja barang dan jasa; dan3) belanja modal.

3. PembiayaanSemua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus.Selisih lebih pendapatan daerah terhadap belanja daerah disebut surplusanggaran, tapi apabila terjadi selisih kurang maka hal itu disebut defisitanggaran. Jumlah pembiayaan sama dengan jumlah surplus atau jumlahdefisit anggaran.Penerimaan pembiayaan mencakup:a. sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA);b. pencairan dana cadangan;c. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan;d. penerimaan pinjaman daerah;e. penerimaan kembali pemberian pinjaman; danf. penerimaan piutang daerah.

`Pengeluaran pembiayaan mencakup:a. pembentukan dana cadangan;b. peneemaan modal (investasi) pemerintah daerah;c. pembayaran pokok utang; dand. pemberian pinjaman daerah.

D. Gambaran Umum Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan DaerahLKPD disusun oleh kepala daerah sebagai bentuk pertanggungjawabanpelaksanaan APBD. Penyusunan LKPD tersebut dilaksanakan oleh Satuan KerjaPemerintah Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah(SKPKD) berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:1. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.2. Undang-undang No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara.3. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.4. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Daerah.

Page 12: Pengertian Keuangan Negara Dan Daerah

5. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar AkuntansiPemerintahan.6. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 Tentang Pinjaman Daerah.7. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan.8. Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 Tentang Sistem Informasi KeuanganDaerah.9. Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 Tentang Hibah kepada Daerah.10. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan KeuanganDaerah.11. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan danKinerja Instansi Pemerintah.12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2002 Tentang pengkodeanBarang Daerah.13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 152 Tahun 2004 Tentang PengelolaanBarang Daerah14. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah.15. Peraturan daerah dan peraturan/keputusan kepala daerah terkait denganpengelolaan keuangan daerah.16. Peraturan-peraturan lain terkait dengan pengelolaan keuangan daerah.

Entitas pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD berupa LKPDadalah pemerintah daerah yang dipimpin oleh kepala daerah yaitugubernur/bupati/walikota, dengan entitas akuntansi satuan kerja pengelolakeuangan daerah dan satuan kerja perangkat daerah.

Standar akuntansi yang digunakan sebagai dasar penyusunan LKPD adalahStandar Akuntansi Pemerintahan yang ditetapkan dalam PP No. 24 Tahun 2005.Sistem dan prosedur laporan keuangan pemerintah daerah ditetapkan dalamsistem akuntansi keuangan daerah yang ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota.

Sistem dan prosedur tersebut disusun dengan mengacu kepada peraturanperundang-undangan seperti PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaa Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, peraturan daerah tentang pengelolaankeuangan daerah, dan peraturan lain yang menjadi acuan penyusunan sistem danprosedur laporan keuangan pemerintah daerah, serta berdasarkan PP No. 24Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Sistem dan prosedur laporan keuangan pemerintah daerah tersebut secara umummeliputi sistem dan prosedur (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3)pertanggungjawaban. Secara ringkas sistem dan prosedur tersebut dapatdijelaskan sebagai berikut:1. Sistem dan Prosedur Perencanaan

Sistem dan prosedur perencanaan meliputi antara lain kegiatan (1)penyusunan anggaran, (2) penyampaian rancangan peraturan daerah tentangAPBD, (3) pembahasan APBD dengan DPRD, (4) penetapan peraturandaerah tentang APBD, dan (5) penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran.

2. Sistem dan Prosedur Pelaksanaan AnggaranSecara umum, sistem dan prosedur pelaksanaan anggaran meliputi antaralain sistem dan prosedur (1) pendapatan dan (2) belanja.Namun sejak adanya Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 TentangPengelolaan Keuangan Daerah, penerimaan pembiayaan dipisahkan daripendapatan, dan pengeluaran pembiayaan dipisahkan dari belanja, meskipunsecara sistem dan prosedur sangat terkait.Selain pendapatan, belanja dan pembiayaan, pemerintah daerah jugamengelola aset dan kewajiban. Aset dan kewajiban tersebutdipertanggungjawabkan dalam neraca.

3. Sistem dan Prosedur PertanggungjawabanSistem dan prosedur pertanggungjawaban pelaksanaan APBD merupakansistem dan prosedur penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaanAPBD. Sistem dan prosedur pertanggungjawaban yang diatur dalamPeraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 meliputi sistem danprosedur pada (1) SKPD dan (2) SKPKD.Sistem dan prosedur pertanggungjawaban sebelum peraturan tersebutdilakukan secara terpusat pada biro/bagian keuangan.

Sesuai dengan SAP dan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait pengelolaan keuangan daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD diungkapkan dalam LKPD, yang terdiri atas (1) laporan realisasi APBD, (2) neraca, (3) laporan arus kas, dan (4) catatan atas laporan keuangan dilampiri ikhtisar laporan keuangan perusahaan daerah dan badan lainnya.