Pengertian Laporan Keuangan

22
Pengertian Laporan Keuangan Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi dan kondisi keuangan, sangat membutuhkan informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Informasi tersebut disusun dan disajikan perusahaan dalam bentuk neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Informasi tersebut sangat diperlukan oleh pihak-pihak yang go public dalam persiapannya untuk melakukan penawaran umum karena salah satu syarat perusahaan yang go public adalah harus menyerahkan laporan keuangannya selama dua tahun terakhir yang sudah diperiksa oleh akuntan publik. Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan secara ekonomi. Laporan keuangan harus disiapkan secara periodik untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Pengertian laporan keuangan menurut Baridwan (1992 : 17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama dua tahun buku yang bersangkutan. Menurut Sundjaja dan Barlian (2001 : 47) laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas perusahaan. 1

description

HHH

Transcript of Pengertian Laporan Keuangan

Page 1: Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian Laporan Keuangan

Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi dan kondisi keuangan, sangat

membutuhkan informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan.

Informasi tersebut disusun dan disajikan perusahaan dalam bentuk neraca, laporan laba-

rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Informasi tersebut sangat diperlukan

oleh pihak-pihak yang go public dalam persiapannya untuk melakukan penawaran umum

karena salah satu syarat perusahaan yang go public adalah harus menyerahkan laporan

keuangannya selama dua tahun terakhir yang sudah diperiksa oleh akuntan publik.

Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan informasi

yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam

pengambilan keputusan secara ekonomi. Laporan keuangan harus disiapkan secara

periodik untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Pengertian laporan keuangan menurut

Baridwan (1992 : 17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama dua tahun buku yang

bersangkutan. Menurut Sundjaja dan Barlian (2001 : 47) laporan keuangan adalah suatu

laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat

komunikasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas

perusahaan.

Sedangkan definisi laporan keuangan menurut Munawir (1991 : 2) laporan keuangan

pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan.

Dapat disimpulkan laporan keuangan adalah laporan akuntansi utama yang

mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan,

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Dasar Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan didasarkan pada aturan-aturan akuntansi dan harus

memberikan informasi historis, kuantitatif dasar yang merupakan sekumpulan input yang

penting yang digunakan dalam menghitung nilai-nilai ekonomis.

1

Page 2: Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan terdiri dari :

1. Laporan laba rugi yaitu laporan mengenai penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh

suatu perusahaan selama periode tertentu.

2. Neraca yaitu laporan mengenai aktiva, hutang dan modal dari perusahaan pada suatu

saat tertentu.

a. Aktiva, dibagi menjadi dua yaitu :

- Jangka panjang, yaitu jangka waktu lebih dari 1 tahun

- Jangka pendek, yaitu jangka waktu 1 tahun atau kurang dari 1 tahun.

b. Hutang dapat diklasifikasikan menjadi :

- Dijamin penuh, kreditor yang diberi jaminan sama atau lebih dari besarnya hutang.

- Dijamin sebagian, kreditor yang diberi jaminan kurang dari besarnya hutang

- Kreditur tidak dijamin, kreditor yang tidak diberi jaminan dalam bentuk barang-barang

tertentu.

3. Laporan laba ditahan yaitu daftar kumulatif laba yang berasal dari tahun-tahun

sebelumnya dan tahun berjalan yang tidak dibagikan sebagai deviden.

4. Laporan arus kas yang menunjukkan operasi perusahaan, investasi, dan aliran kas

pembiayaan.

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu

periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan

keuangan yang lengkap biasanya meliputi :

Neraca

Laporan laba rugi

Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau

laporan arus dana

Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari

laporan keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva,

kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja

2

Page 3: Pengertian Laporan Keuangan

dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya

mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur

neraca.

Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan

Haruslah dibedakan antara pengertian Laporan keuangan (bahasa Inggris: financial

reporting) dan laporan keuangan (bahasa Inggris: financial reports). Pelaporan Keuangan

meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan peyampaian informasi

keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan

standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas

pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (prinsip akuntansi berterima umum

atau generally accepted accounting principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah

satu medium dalam penyampaian informasi. Bahkan seharusnya harus dibedakan pula

antara statemen (bahasa Inggris: statement) dan laporan (bahasa Inggris: report)

Pemakai Laporan Keuangan

Investor

Karyawan

Pemberi Pinjaman

Pemasok dan Kreditor usaha lainnya

Pelanggan

Pemerintah

Masyarakat

Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia

tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian

besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi

yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara

umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan

untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

3

Page 4: Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (bahasa

Inggris: stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau

pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat

keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau

menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali

atau mengganti manajemen.

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan

keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :

Dapat Dipahami

Relevan

Keandalan

Dapat diperbandingkan

1.  Pendahuluan

Jika seorang investor ingin mengambil keputusan bisnis, maka salah satu

pertimbangannya adalah dengan melihat dan menganalisis laporan keuangan perusahaan.

Kenapa laporan keuangan? Laporan keuangan merupakan salah satu media utama yang

dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangannya

kepada pihak luar. Laporan ini juga merekam peristiwa kejadian bisnis dalam bentuk unit

moneter. Dengan disediakannya laporan keuangan maka keadaan ekonomi perusahan

(yang dituangkan ke  dalam bentuk angka-angka moneter) tercermin dalam laporan

keuangan tersebut. Untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan, tentu saja

diperlukan komponen-komponen laporan keuangan yang lengkap.

Dalam kaitannya dengan komponen laporan keuangan, Dewan Standar Akuntansi

Keuangan (DSAK) telah mensahkan PSAK 1 (Revisi 2009) tentang penyajian laporan

keuangan pada tanggal 15 Desember 2009 yang merupakan revisi dari PSAK 1 tahun

1998. Pada kesempatan ini, akan dipaparkan tentang beberapa perubahan-perubahan yang

terkait dengan PSAK 1 tantang penyajian laporan keuangan yang akan dimulai dari

istilah-istilah apa saja yang berubah, disusul dengan komponen laporan keuangan yang

4

Page 5: Pengertian Laporan Keuangan

lengkap, dan bagaimana bentuk penyajian laporan keuangan, dan alasan mengapa pos

luar biasa (extraordinary items) tidak diperbolehkan lagi disajikan dalam laporan

keuangan.

2.   Istilah dan Perubahan Istilah

Dalam PSAK 1 (Revisi 2009) terdapat beberapa istilah baru yang diungkap dan terdapat

juga beberapa istilah yang telah berubah jika dibandingkan dengan PSAK 1 tahun 1998.

Istilah-istilah baru yang diungkap dalam PSAK 1 (Revisi 2009), yang sebelumnya tidak

diungkap dalam PSAK 1 (Revisi 1998), adalah:

catatan atas laporan keuangan

laba atau rugi

laporan keuangan bertujuan umum

material

pemilik

pendapatan komprehensif lain

penyesuaian reklasifikais

standar akuntansi keuangan

tidak praktis

Total Laba rugi komprehansif

Beberapa perubahan istilah diantaranya adalah

Penggantian istilah “kewajiban” pada PSAK 1 (Revisi 1998) menjadi “liabilitas” pada

PSAK 1 (Revisi 2009).

Penggantian istilah “aktiva” pada PSAK 1 (Revisi 1998) menjadi “aset” pada PSAK 1

(Revisi 2009).

Penggantian istilah “neraca” pada PSAK 1 (Revisi 1998) menjadi “laporan posisi

keuangan” pada PSAK 1 (Revisi 2009)

Satu hal penting dalam kaitannya dengan istilah, PSAK 1 (Revisi 2009) tidak lagi

memperkenankan penggunaan istilah “Pos Luar Biasa”, sedangkan PSAK 1 (1998) masih

memperkenankan penggunaan istilah tersebut. Pertanyaannya adalah, mengapa pos luar

biasa tidak diperkenankan lagi ada? Sayangnya, PSAK 1 (Revisi 2009) tidak menjelaskan

alasan mengapa pos luar biasa dihilangkan. Alasan akan hal ini berdasar pandangan

penulis akan dibahas pada bagian 5.

5

Page 6: Pengertian Laporan Keuangan

3.   Komponen Laporan Keuangan Lengkap

Berdasar pada PSAK 1 (Revisi 2009), komponen laporan keuangan lengkap mengalami

perubahan dari yang tadinya hanya mencakup lima item, sekarang mencakup enam item.

Berdasar PSAK 1 (Revisi 1998), komponen laporan keuangan lengkap meliputi:

1        neraca,

2        laporan laba rugi,

3        laporan perubahan ekuitas,

4        laporan arus kas, dan

5        catatan atas laporan keuangan.

Sedangkan menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang disahkan pada tanggal 15 Desember

2009 dan mulai yang efektif berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau

setelah tanggal 1 Januari 2011, laporan keuangan yang lengkap harus meliputi

komponen-komponen berikut ini :

1        laporan posisi keuangan pada akhir periode

2        laporan laba rugi komprehensif selama periode

3        laporan perubahan ekuitas selama periode

4        laporan arus kas selama periode

5        catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan

informasi penjelasan lain; dan

6        laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas

menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian

kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam

laporan keuangannya.

Jika kita bandingkan antara PSAK 1 (Revisi 1998) dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009),

terkait komponen laporan keuangan, maka terdapat dua perbedaan utama yaitu:

perubahan pada laporan laba rugi, dimana sebelumnya hanya mensyaratkan laporan laba

rugi, sekarang harus menyajikan laporan laba rugi komprehensif

PSAK 1 (Revisi 1998) tidak mensyaratkan adanya laporan posisi keuangan pada awal

periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi

secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau

ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

6

Page 7: Pengertian Laporan Keuangan

Perlu ditekankan bahwa antara laporan laba rugi dengan laporan laba rugi komprehensif

memiliki perbedaan. Laporan laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak

termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif lain. Sedangkan laporan laba

rugi komprehensif termasuk didalamnya laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif.

Pendapatan komprehensif mencakup (paragraf 7):

perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16 (Revisi 2007): Aset Tetap dan PSAK

19 (Revisi 2009): Aset Tidak Berwujud)

keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui sesuai dengan

PSAK 24: Imbalan Kerja

 keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas

asing (lihat PSAK 10 (Revisi 2009): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing)

 keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang dikategorikan

sebagai ‘tersedia untuk dijual’ (lihat PSAK 55 (Revisi 2006) : Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran)

bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka

lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55 (Revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan

dan Pengukuran)

4.   Penyajian Laporan Keuangan

Penyajian laporan keuangan yang dituangkan dalam PSAK No.1 merupakan adopsi dari

IAS 1 Presentation of Financial Statements (2009). Terdapat beberapa perbedaan

berdasar PSAK 1 (Revisi 2009) dengan PSAK 1 (Revisi 1998). Beberapa perbedaan

terkait penyajian laporan keuangan di antaranya:

Dalam paragraf 9 PSAK 1 (Revisi 2009), laporan keuangan menyajikan beberapa

informasi mengenai entitas yang meliputi: aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban

termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam

kapasitasnya sebagai pemilik, serta arus kas sedangkan menurut PSAK 1 (1998),

informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meliputi: aset, kewajiban, ekuitas,

pendapatan dan beban, serta arus kas.

PSAK 1 (Revisi 2009) tidak mengatur kapan entitas sebaiknya mengeluarkan laporan

keuangan, sedangkan PSAK 1 (1998) mengatur bahwa entitas sebaiknya mengeluarkan

laporan keuangan paling lama 4 bulan setelah tanggal neraca.

7

Page 8: Pengertian Laporan Keuangan

Paragraf 84 PSAK 1 (Revisi 2009) tidak memperkenankan penyajian “pos luar biasa”

dalam laporan laba rugi komprehensif (akan dibahas spada bagian berikutnya).

Dalam paragraf 78 PSAK 1 (Revisi 2009) mensyaratkan bahwa seluruh pos penghasilan

dan beban yang diakui dalam satu periode dapat disajikan dengan dengan memilih salah

satu format berikut:

Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau

Dalam bentuk dua laporan, yaitu:

i.      Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah), dan

ii.      Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan

komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif)

5.   Mengapa Pos Luar Biasa (Extraordinary Items) Dihilangkan?

Tidak kita pungkiri bahwa sudah menjadi perdebatan sejak lama tentang apa yang harus

dimasukkan dalam net income, apakah hanya kegiatan yang berasal dari aktivitas operasi

ataukah juga memasukkan kegiatan yang berasal dari aktivitas tidak biasa (irregular

items). Isu ini sangat penting mengingat tidak sedikit jumlah irregular item yang

dilaporkan oleh entitas.[1] Berdasarkan pendekatan modified all inclusive concept,

perusahaan dapat melaporkan irregular items sebagai bagian dari net income-nya. Salah

satu irregular items adalah pos luar biasa (extraordinary items)

Secara konsep, pos luar biasa merupakan transaksi dan kejadian yang tidak berulang yang

berbeda secara signifikan dari kegiatan normal perusahaan. Untuk menentukan apakah

suatu kejadian dikatakan luar biasa harus dikaitkan dengan kegiatan normal perusahaan

atau dikaitkan dengan karakteristik perusahaan. Sebagai contoh, kerugian akibat

terjadinya gempa bagi perusahaan yang terletak di negara Jepang (sering dilanda gempa)

akan menjadi kejadian yang biasa saja, tetapi kerugian yang diderita oleh perusahaan di

Indonesia (yang jarang terjadi gempa) dapat dikatakan sebagai kejadian yang luar biasa.

Ini mengandung makna kriteria “luar biasa” akan berbeda antara satu perusahaan dengan

perusahana lainnya sehingga perlu menetapkan suatu kriteria untuk dapat

mengkategorikan suatu kejadian masuk dalam “pos luar biasa”.

Suatu aktivitas dikategorikan sebagai pos luar biasa jika memenuhi 2 persyaratan berikut:

8

Page 9: Pengertian Laporan Keuangan

Bersifat tidak normal; kejadian atau transaksi yang bersangkutan memiliki tingkat

abnormalitas yang tinggi dan tidak mempunyai hubungan dengan kegiatan normal

perusahaan.

Tidak sering terjadi; kejadian atau transaksi yang bersangkutan tidak sering terjadi dalam

kegiatan normal perusahaan.

Sebagai pertimbangan lain, untuk menentukan apakah peristiwa atau transaksi

dikatagorikan sebagai pos luar biasa maka entitas perlu mempertimbangkan lingkungan

tempat entitas tersebut beroperasi. Sebagai contoh Weyerhaeuser Company (forest and

lumber) memasukan pos luar biasa atas terjadinya aktivitas volkanik pada gunung St.

Helens sejumlah $36 juta. Erupsi volkanik ini menghancurkan logistik, bangunan,

equipment, sistem transportasi, dan kayu. Bagi Weyerhaeuser Company kerugian yang

ditimbukan oleh aktivitas volkanik tersebut sangat jarang terjadi dan bersifat tidak normal

sehingga dapat diklasifikasikan sebagai extraordinary items, tetapi mungkin saja bagi

perusahaan lain yang terletak didaerah rawan terjadinya aktivitas volkanik, kerugian

sebagai akibat adanya aktivitas volkanik tidak dapat dikatagorikan sebagai extraordinary

items.

Dalam kaitannya dengan pos luar biasa, Paragraf 84 PSAK 1 (Revisi 2009) Tidak

diperkenankan lagi penyajian pos-pos penghasilan dan beban sebagai “pos luar biasa”

dalam laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), atau

catatan atas laporan keuangan. Aturan ini menunjukkan bahwa memang standar kita

sudah tidak lagi memperkenankan disajikannya pos luar biasa dalam laporan keuangan.

sebelumnya, penyajian pos luar biasa dalam laporan laba rugi perusahaan diatur

berdasarkan PSAK No. 25 mengenai ‘Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan,

Kesalahan Mendasar, dan Perubahan Kebijakan Akuntansi’, paragraf 10 – 14.

Pertanyaan yang timbul adalah mengapa pos luar biasa tidak diperkenankan lagi disajikan

dalam laporan keuangan? Jika melihat ke belakang ketika terjadi tragedi serangan teroris

di Amerika tanggal 11 september 2001 dan peristiwa terjadinya badai Katrina tahun

2005, seluruh media di Amerika mengkatagorikan dua peristiwa tersebut sebagai

“extraordinary.” Namun FASB’s Emerging Issues Task Forces (EITF) menyatakan

bahwa melampirkan kerugian yang berasal dari kejadian tanggal 11 September akan

menjadi tidak efektif dalam mengkomunikasikan akibat dari adanya serangan tanggal 11

9

Page 10: Pengertian Laporan Keuangan

September sehingga hal ini bertentangan dengan tujuan luas dari disediakannya laporan

keuangan yaitu  mengkomunikasikan secara efektif dan jelas (informasi laporan

keuangan). Alasan lain yang dikemukakan oleh EITF adalah sulitnya “menangkap”

akibat-akibat finansial dari serangan teroris pada satu item laporan keuangan. Sementara

menurut IAS, dikeluarkannya extraordinary items dari laporan keuangan karena terdapat

kesulitan dalam memisahkan efek-efek finansial dari satu kejadian dengan kejadian lain

secara objektif.

Secara umum, alasan eliminasi extraordinary items dari laporan keuangan dapat

dirangkum sebagai berikut:

1)      Terdapat kesuliatan untuk menentukan apakah suatu peristiwa/transaksi dapat

dikatagorkan sebagai pos luar biasa. Hal ini disebabkan karena kriteria penentuan pos

luar biasa masih membutuhkan judgement.

2)      Terdapat kesulitan untuk memisahkan efek finansial yang terjadi karena adanya

serangan teroris dengan efek finansial yang terjadi karena adanya kegiatan ekonomi yang

lemah sebelum terjadinya serangan teroris. Dengan kata lain, terdapat kesulitan untuk

memisahkan efek finansial akibat adanya kejadian yang diduga sebagai extraordinary

dengan kejadian lain sebelum adanya extraordinary.

3)      Memisahkan kos yang termasuk dalam extraordinary item dengan yang tidak

termasuk dalam extraordinary items bukan saja merupakan hal yang tidak praktis[2] ,

tetapi juga merupakan hal yang tdak berguna bagi pengguna laporan keuangan yang

berfokus pada informasi yang dapat membantu prediksi future earnings dan akibat cash

flow dari adanya kejadian–kejadian tersebut. Sehingga udaha untuk memisahkan kos

dalam ordinary atau extraordinary akan menghalangi (bukan meningkatkan) komunikasi

informasi keuangan

4)      Salah satu katagori extraordinary items adalah tidak sering terjadi (infrequently in

practice) sehingga karena tidak sering terjadi makan sebaiknya dieliminasi.

Secara umum penulis sependapat dengan Massoud et al. (2007)  bahwa memang sudah

saatnya extraordinary items dihilangkan karena telah cukup lama manfaat dari

disajikannya extraordinary item menjadi tidak jelas. Mengapa? Dengan

mengklasifikasikan suatu kejadian dalam extraordinary items tidak akan mengubah efek

bottom-line atas kejadian tersebut terhadap organisasi, karena extraordinary items hanya

10

Page 11: Pengertian Laporan Keuangan

sebagian kecil dari semua pos yang ada dalam kaporan keuangan yang bisa dijadikan

pertimbangan organisasi.

PENTINGNYA LAPORAN KEUANGAN

Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan

sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Dimana kondisi

keuangan suatu perusahaan tercermin dalam laporan keuangannya. Dalam artikel ini akan

dibahas mengenai pengertian laporan keuangan, sifat laporan keuangan, tujuan laporan

keuangan, keterbatasan laporan keuangan serta kepentingan pihak-pihak terhadap laporan

keuangan itu.

Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah ringkasan dari proses akutansi selama tahun buku yang

bersangkutan yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan

atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data

atau aktivitas perusahaan tersebut.

Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta

laporan perubahan modal, dimana neraca menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan

modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan laporan rugi laba

memperlihatkan hasil- hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi

selama periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan

penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Selain

diatas laporan keuangan juga sering mengikut sertakan laporan lain yang sifatnya

membantu untuk memperoleh keterangan lebih lanjut, diantara laporan tersebut adalah

laporan perubahan modal kerja, laporan sumber dan penggunaan kas (laporan arus kas),

laporan sebab-sebab perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta daftar-daftar

lainnya.

Sifat Laporan Keuangan

Laporan keuangan dibuat dengan maksud memberikan gambaran kemajuan (progress

report) perusahaan secara periodik. Jadi laporan keuangan bersifat histories serta

menyeluruh dan sebagai suatu progress report. Laporan keuangan terdiri dari data-data

11

Page 12: Pengertian Laporan Keuangan

yang merupakan hasil dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan

kebiasaan-kebiasaan dalam akutansi serta pendapat pribadi.

Fakta-fakta yang telah dicatat, laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta dari catatan

akutansi, pencatatan dari pos-pos ini merupakan catatan histories dari peristiwa yang

telah terjadi dimasa lampau dan jumlah uang yang tercatat dinyatakan dalam harga pada

waktu terjadinya peristiwa tersebut. Dengan sifat yang demikian maka laporan keuangan

tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi

perekonomian paling akhir.

Prinsip dan kebiasaan di dalam akutansi, data yang dicatat didasarkan pada prosedur

maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akutansi yang

lazim, di dalam akutansi juga digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang

melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan yang digunakan antara lain : bahwa

perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern, konsep ini

menganggap bahwa perusahaan akan berjalan terus, konsekwensinya bahwa jumlah-

jumlah yang tercantum dalam laporan merupakan nilai-nilai untuk perusahaan yang

masih berjalan yang didasarkan pada nilai atau harga pada terjadinya peristiwa itu. Jadi

jumlah uang yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi jika aktiva tersebut

dijual.

Pendapat pribadi, dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan akutansi telah diatur oleh

dalil-dalil dasar yang telah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan,

namun penggunaan tersbut tergantung oleh akuntan atau pihak manajemen perusahaan

yang bersangkutan missal dalam menentukan nilai persediaan itu tergantung pendapat

pribadi manajement serta berdasar pengalaman masa lalu

Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan dibuat untuk suatu tujuan dimana tertuang dalam Prinsip akutansi

Indonesia 1984 mengenai tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-

sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber

ekonomi neto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas

perusahaan dalam rangka memperoleh laba.

12

Page 13: Pengertian Laporan Keuangan

3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di

dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-

sumber ekonomi dan kewajiban seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan

penanaman

5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan

laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi

mengenai kebijaksanaan akutansi yang dianut perusahaan.

Keterbatasan Laporan Keuangan

1. Laporan keuangan sifatnya sementara dan bukan laporan yang final, karena itu jumlah

dan hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai likuiditas

atau realisasi dimana dalam pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah

dilakukan oleh akuntan atau management yang bersangkutan.

2. angka yang tercantun dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book

value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.

3. Untuk para investor laporan keuangan hanya bersifat membantu, masih memerlukan

ramalan-ramalan sebabnya adalah bahwa data-data yang disajikan oleh akutansi semata-

mata hanya didasarkan atas “cost” (yang bersifat histories) dan bukan atas dasar nilainya,

akhirnya timbul jurang (gap) yang cukup besar antara hak kekayaan pemegang saham

berupa aktiva bersih perusahaan yang dinyatakan dalam harga pokok historis dengan

harga saham yang tercatat dibursa. (ikatan akutansi Indonesia, Jakarta 1974,hal 14).

4. laporan keuangan bersifat konserfatif dalam sikapnya menghadapi ketidakpastian,

peristiwa yang tidak menguntungkan segera diperhitungkan kerugiannya. Harta,

kekayaan bersih, dan pendapatan bersih selalu dihitung dalam nilainya yang paling

rendah.

5. laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi keperluan tiap-tiap

pemakai

13

Page 14: Pengertian Laporan Keuangan

TUGAS AKUNTANSI

PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN

PENYUSUN :

YUNIAR NUR ANNISA 115030207111087

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2011

14