Manajemen keuangan negara

71
MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA 1 IMAM YUNARTO, AK, MAcc. CGAP

Transcript of Manajemen keuangan negara

Page 1: Manajemen keuangan negara

1

MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA

IMAM YUNARTO, AK, MAcc. CGAP

Page 2: Manajemen keuangan negara

2

LET THE MANAGERS MANAGE..

financial administrat

ion

financial mangement

Page 3: Manajemen keuangan negara

POAC MAKRO - NEGARA

Planning (UU

25/2004)

Organizing (UU

17/2003)

Actuating (UU

1/2004)

Controlling

UU 15/2004

TUJUAN BERNEGARA

SPPN

SAKN

PartisipasiTransparan

siAkuntabilit

as

Page 4: Manajemen keuangan negara

POAC MICRO - PEMERINTAH

DPR

Planning

Actuating

BPK

(4)Pemeriksaan

(5)Pertanggung-

jawaban

Organizing & Controlling

SIKLUS APBN

Page 5: Manajemen keuangan negara

POAC K/L/SatkerPerencanaan

dan Penganggaran (Renstra K/L

Renja K/L RKA K/L RAPBN)

Penetapan APBN

dialokasikan ke K/L

Pelaksanaan Anggaran (termasuk

penyelenggaraan pencatatan & pengen-dalian

internal)

Reviu oleh APIP K/L

Pertanggung-jawaban

DPR

- PMK 41/2010 Standar Reviu Lap Keuangan

- PP 45/2013 TC Pelaksanaan APBN- Perpres 53/2010 Ped Pelaks APBN- PMK 190/2012 TC Pembayaran APBN- Perdirjen PB 11/2011 Mekanisme Pelaks Pembayaran APBN

Perpres Rincian APBN

- PP 71/2010 SAP- PMK 238/2011 Pedum SAP- PP 60/2010 SPIP

- Perdirjen Perbendaharaan 57/2013 Pedoman Penyusunan LK

- PP 90/2010 Penyusunan RKA-K/L- PMK 194/2013 Penyusunan & Penelaahan RKA-K/LPlannin

g

Organizing &

Controlling

Actuating

LKPP

BPK

Page 6: Manajemen keuangan negara

6

REFORMASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN - NPM

kontrol atas output

kebijakan pemerintah

desentralisasi otoritas manajemen

pengenalan pada

mekanisme pasar

layanan yang

berorientasi pelanggan

Post-beureucratics paradigm / Reinventing govt (Osborne &

Gaebler, 1992)

Pengadopsian keunggulan teknik manajemen koorporasi untuk

sektor publik

penekanan

Page 7: Manajemen keuangan negara

7

PENDEKATAN PENGANGGARAN

1. Planning Programming Budgeting System (PPBS) adalah suatu proses perencanaan, pembuatan program, dan penganggaran yang terkait dalam suatu sistem sebagai kesatuan yang bulat dan tidak terpisah-pisah, dan didalamnya terkandung identifikasi tujuan organisasi atas permasalahan yang mungkin timbul. Proses pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan terhadap semua kegiatan sangat diperlukan selain pertimbangan atas implikasi keputusan terhadap berbagai kegiatan di masa yang akan datang.

2. Zero Based Budgeting (ZBB) merupakan sistem anggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan, bukan pada apa yang telah dilakukan di masa lalu. Setiap kegiatan akan dievaluasi secara terpisah. Ini berarti berbagai program dikembangkan dalam visi tahun yang bersangkutan. Tiga langkah penyusuna ZBB adalah :a. Identifikasi unti keputusan.b. Membangun paket keputusanc. Mereview peringkat paket keputusan

3. Perforance Budgeting adalah sistem penganggaran yang berorientai pada ‘output’ organisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi, dan rencana strategis organisasi. ‘Performance Budgeting’ mengalokasikan sumber daya pada program, bukan pada unit organisasi semata dan memakai ‘output measurement’ sebagai indikator kinerja organisasi.

Page 8: Manajemen keuangan negara

PRINSIP NPM8

Manajemen profesional

Standar‐standar atas kinerja organisasi

Peralihan dan pemanfaatan kendali input menjadi output

Sistem manajemen terdesentralisasi.

Pengenalan pada kompetisi

Praktik‐praktik manajemen koorporasi

Pemangkasan biaya dan efisiensi dalam sumber daya

Page 9: Manajemen keuangan negara

9

REFORMASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN - PENDEKATAN

Penganggaran berbasis kinerja

pencapaian outcome dan

output

diukur melalui KPI

Penganggaran terpadu

terintegrasi seluruh jenis

belanja

efisiensi alokasi dana.

Kerangka pengeluaran

jangka menengah

berdasarkan kebijakan

perspektif > 1 tahun

Pengaruh NPM

UU 17/2003; UU 25/2004

Page 10: Manajemen keuangan negara

Sub Bidang Pengelolaan

Fiskal

Sub Bidang Pengelolaan

Moneter

Sub bidang Pengelolaan Kekayaan Negara yang

dipisahkam

PENGERTIAN

Sempit

L U A S

KEUANGAN NEGARA

Page 11: Manajemen keuangan negara

11

KEUANGAN NEGARA DAN PERBENDAHARAAN NEGARA

Keuangan Negara (UU 17/2003) 3 W• semua hak dan kewajiban negara yang

dapat dinilai dengan uang • segala sesuatu baik berupa uang maupun

barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebutPerbendaharaan Negara (UU 1/2004)

H• pengelolaan dan pertanggungjawaban

keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD.

Page 12: Manajemen keuangan negara

12

KEUANGAN NEGARAPENDEKATAN PERUMUSAN

Objek• Semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, serta segala

sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut, meliputi subbidang pengelolaan fiskal, moneter, dan kekayaan negara yang dipisahkan.Subjek

• Seluruh objek sebagaimana yang tersebut di atas yang dimiliki oleh negara dan dikuasai oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan negara/daerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara.Proses

• Seluruh rangkaian kegiatan pengelolaan objek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggungjawaban.Tujuan

• Seluruh kebijakan, kegiatan, dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan atau penguasaan objek sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.

Page 13: Manajemen keuangan negara

13

Asas Umum

Tahunan

Universali-tas

Kesatuan

Spesialitas

Akuntabili-tas

Profesiona-litas

Proporsio-nalitas

Keterbuka-an

Pemeriksaan BPK

KEUANGAN NEGARAASAS PENGELOLAAN

kuantitatif, kualitatif

sesuai prioritas

Page 14: Manajemen keuangan negara

14

Ulbrich• Semua aktivitas penerimaan, pengeluaran, dan penganggaran

negaraMusgrave

• Ekonomi sektor publik keuangan + tingkat penggunaan dan alokasi sumber daya negara, distribusi pendapatan, dan tingkat aktivitas ekonomi)Suparmoko

• APBN/D, BMN/D dan BUMN/D, serta uang pihak lain (trust fund).

UUD 1945• APBN, perpajakan, uang, hal keuangan negara, dan pemeriksaan

oleh BPK.Overall

• Fiskal, moneter, KN dipisahkan

KEUANGAN NEGARARUANG LINGKUP

Page 15: Manajemen keuangan negara

PERBENDAHARAAN NEGARA CAKUPAN

15

Pelaksanaan pendapatan dan belanja negara/daerah

Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara/daerah

Pengelolaan kas, pengelolaan piutang dan utang negara/daerah, pengelolaan investasi dan BMN/D,

Penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen KN/DPenyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD,

Penyelesaian kerugian negara/daerah,

Pengelolaan BLU

Perumusan standar, kebijakan, serta sisdur berkaitan dengan pengelolaan KN dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD

Page 16: Manajemen keuangan negara

16

KEKUASAAN KEUANGAN NEGARA(Psl. 2 DAN 6)

Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;

Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;

Penerimaan/Pengeluaran Negara/Daerah;

Kekayaan negara/daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/daerah;

Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;

Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.

PRESIDEN

BANK SENTRA

L

1

0

2

3

4

5

Page 17: Manajemen keuangan negara

17

PELAKSANAAN KEKUASAAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

CFO/BUN

Pemegang Kekuasaan

Keuangan Negara PRESIDEN

Khusus Umum

Menkeu

COO (PA/PB)

Menteri Teknis

COMPTABLE

Administratif:- Otorisator- Ordonator

PKPD CFO/BUD

KDH

Ka SKPD COO

: dikuasakan: diserahkan

- pengelola fiskal - wakil pemerintah dalam kepemilikan

KNYD

Page 18: Manajemen keuangan negara

18

PENDELEGASIAN WEWENANG PELAKSANAAN ANGGARAN

(selaku KPA)

Page 19: Manajemen keuangan negara

19

SKEMA PENGURUSAN KN

UMUM

KHUSUS (BUN)

ORDONATOR

OTORISATOR

LUAS/UMUM

SEMPIT/ KHUSUS

Pengelolaan Keuangan

Negara

Bendahara Umum Bendahara Khusus Penerimaan Bendahara Khusus

Pengeluaran

Presiden

Menteri/Ka.

Lembaga

Menkeu

Dirjen Perbendaharaan

Kanwil Perbendaharaan

KPPN

LTMM

Page 20: Manajemen keuangan negara

KERANGKA WAKTU APBN

RAPBN

UU APBN

Pelaksanaan APBN

Pemeriksaan APBN

UU PAN6 bulan setelah

TA berakhir

t+1)

2 bulan setelah

TA berakhir

(t+1)

Oktober – Desember t-1

1 Jan – 31 Des (t)

Sebelum TA

(t-1)

Page 21: Manajemen keuangan negara

21

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (SPPN)

RKP Renja K/L

RPJM

RPJP

Satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah

UU No. 25 Tahun 2004

Renstra K/L

1 thn

5 thn20 thn

Page 22: Manajemen keuangan negara

22

SPPN – RPJP & RPJM

RPJP 2005‐2025 (UU 17/2007) • Dokumen perencanaan pembangunan nasional yang merupakan

jabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan uud 1945 dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan nasional untuk masa 20 tahun ke depan yang mencakup kurun waktu mulai dari tahun 2005 hingga tahun 2025.

• Tujuan mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, dan adil sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

• Arah mewujudkan masyarakat yang berahklak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab.

RPJM 2010-2014 (Perpres 5/2010)• Merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Negara

terpilih yang wajib disusun dalam waktu tiga bulan setelah dilantik• Buku I, visi: “Terwujudnya indonesia yang sejahtera, Demokratis, dan

berkeadilan.”• Buku II, tema (bdg kdpn masy): “Memperkuat sinergi antar bidang

pembangunan” • Buku III, tema: “Memperkuat sinergi antara pusat dan daerah dan

antar daerah”

Page 23: Manajemen keuangan negara

23

SPPN - RKP

RKP 2014 (Perpres 39/2013)• Merupakan penjabaran dari RPJM Nasional yang berisi

prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian yang menyeluruh termasuk kebijakan fiskal, program K/L, lintas K/L, dan kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang masih bersifat indikatif dalam kerangka waktu tahunan.

• Visi 2014: “Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”.

• Tema 204: “Memantapkan Perekonomian Nasional Bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan”.

ISI RKP 2014• Buku I tentang Prioritas Pembangunan dan Kerangka Ekonomi

Makro.• Buku II tentang Prioritas Pembangunan Bidang.• Buku III tentang Rencana Pembangunan Berdimensi

Kewilayahan.

Page 24: Manajemen keuangan negara

24

ANGGARAN

Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran Disiplin Anggaran

Keadilan Anggaran Efisiensi dan Efektivitas Anggaran

Disusun dengan pendekatan kinerja

Anggaran negara meliputi rencana keuangan mendatang yang berisi pendapatan dan belanja,

gambaran strategi pemerintah dalam pengalokasian sumber daya untuk pembangunan, alat pengendalian,

instrumen politik, dan disusun dalam periode tertentu. UU Nomor 17 Tahun 2003, APBN merupakan rencana

keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR

PRINSIP

Page 25: Manajemen keuangan negara

25

PROSES PENYUSUNAN RKA K/L

& Bappenas

Presiden

Page 26: Manajemen keuangan negara

26

STRUKTUR APBN

Pendapatan Negara 1.667,14 Penerimaan Perpajakan 1.280,39 Penerimaan Bukan Pajak 385,39 Hibah 1,36Belanja Negara 1.842,49 Belanja Pemerintah Pusat 1.249,94 Transfer ke Daerah

(DAU, DAK, DBH, Otsus, Penyesuaian)592,55

Defisit Pembiayaan (≤ 3% PDB) 175,35 Dalam Negeri 196,25 Luar Negeri (20,90)

TA 2014

Sumber: UU 23 /2013

Keseimbangan primer/umum

Page 27: Manajemen keuangan negara

27

APBN

Pendapatan Penerimaan • Pendapatan negara adalah hak pemerintah

pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

• Penerimaan negara adalah uang yang masuk ke kas negara.Belanja Pengeluaran

• Belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

• Pengeluaran negara adalah uang yang keluar dari kas negara

Akrual- LO

Kas - LRA

Page 28: Manajemen keuangan negara

28

APBN

Pendapatan Negara

• Penerimaan Perpajakan

• Penerimaan Bukan Pajak

• Hibah

Belanja Negara

• Belanja Pemerintah Pusat

• Transfer ke Daerah

Pembiayaan

• Dalam Negeri

• Luar Negeri

a. pelayanan umumb. ketertiban dan keamananc. pertahanand. ekonomie. lingkungan hidup,f. perumahan dan fasilitas umumg. kesehatanh. pariwisata dan budayai. agamaj. pendidikank. perlindungan sosial.

a. belanja pegawai c. belanja modal

e. Subsidi g. bantuan sosial

b. belanja barang/jasa

d. bunga f. hibah h. belanja lainnya

STRUKTUR

FUNGS I

BELANJA

JENIS BELANJA

Page 29: Manajemen keuangan negara

29

KAITAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

RPJPNRPJM

NRKP

Renstra K/L Renja

RAPBN

RKA-K/L

APBN

Rincian

APBN

RPJPDRPJM

DRKPD

dipedomani

dipedomani

dipedomani

dipedomani

dipedomani

dijabarkan

diacu

diacu diperhatikan

Diselaraskan di Musrenbang

disahkan

diacu

DAERAH

PUSAT

PERENCANAAN PENGANGGARAN

digabung

Page 30: Manajemen keuangan negara

30

PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA DAN PEMBAYARAN

TAHAPAN PELAKSANAAN ANGGARAN

SPM

SP2D

MEKANISME PEMBAYARAN

Page 31: Manajemen keuangan negara

ALUR PELAKSANAAN BELANJA

KPA

Pelaksanaan

Komitmen

Pembebanan dan

Perintah Bayar

PBJPerja

n-jian

Prestasi

Kerja

Penagi-han

SPP

Pengujian Tagihan

Pembebanan

Perintah Bayar

Kuasa BUN

Pencairan Dana

PengujianPencairan

Dana

Wetmatigheid: apakah sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku Rechtmatigheid: apakah sudah memenuhi hak si penagih / yang berhak menerima

Page 32: Manajemen keuangan negara

JENIS-JENIS PEMBUATAN KOMITMEN

Pembuatan

Komitmen

Surat Keputusa

nPerjanjian

BersamaPeroranga

nKontrak/

SPK

Bukti Pembelian/ Pembayara

n

Page 33: Manajemen keuangan negara

ALUR PELAKSANAAN BELANJA

Prinsip

Variasi-1

Variasi-2

R KUN

R KUN

R KUN

Pihak Ketiga

Pihak Ketiga

Pihak Ketiga

Bendahara Pengeluar

an

Bendahara Pengeluar

an

Langsung (LS)

Langsung (LS)

Segera

Uang Persediaan

Pembayaran

Page 34: Manajemen keuangan negara

34

BAGAN ASET PEMERINTAH

Page 35: Manajemen keuangan negara

CASH MANAGEMENT35

cash planning and cash forecasting anggaran kas oleh BUN

float management sehari setelah

Treasury Single Account/TSA)

imprest fund UP

temporary investment BUN

Page 36: Manajemen keuangan negara

36

PENGELOLAAN PIUTANG UU Nomor 20 Tahun 1997 ttg Penerimaan Negara Bukan Pajak; UU Nomor 1 Tahun 2004 ttg Perbendaharaan Negara; PP Nomor 71 Tahun 2010 ttg Standar Akuntansi Pemerintahan; PMK Nomor 171/PMK.05/2007 ttg Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Pemerintah Pusat; PMK Nomor 230/PMK.05/2009 ttg Penghapusan Piutang BLU; PMK Nomor 201/PMK.06/2010 ttg Kualitas Piutang Kementerian

Negara/Lembaga dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tak Tertagih; Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-02/PB/2007 ttg Pedoman

Penatausahaan dan Akuntansi Piutang PNBP; Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER 55/PB/2012 ttg Pedoman Penyusunan

Lap Keu K/L; Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/2011 ttg Pedoman Akuntansi

Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada K/L; Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-85/PB/2011 ttg Penatausahaan Piutang

PNBP pada Satuan Kerja K/L. Bultek SAP Nomor 06 ttg Akuntansi Piutang yang ditetapkan oleh KSAP Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009 ttg Tata Cara Penyajian

Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual pada Laporan Keuangan; PMK Nomor163/PMK.06/2011 ttg Pengurusan Piutang Negara; Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-12/PB/2011 ttg Petunjuk Teknis

Penentuan Kualitas dan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Penerusan Pinjaman;

Page 37: Manajemen keuangan negara

37

PENGELOLAAN PIUTANG - ORGANISASI

1. Unit/Petugas Operasional2. Bendahara Penerima3. Unit/Petugas Pembukuan4. KPA

Page 38: Manajemen keuangan negara

38

PENGELOLAAN UTANG

Pinjaman

• Menutupi defisit

• Wewenang Menkeu

PFK

• Komitmen blm dibayar

• Uang Pihak III

• Wewenang PA

Page 39: Manajemen keuangan negara

39

PENGELOLAAN INVESTASI

INVESTASI PEMERINTA

H PP 1/2008

JANGKA PANJANG

PERMANEN (BUMN)

Non-PERMANEN

JANGKA PENDEK

Dapat segera dicairkan, ditujukan

dalam rangka manajemen kas, dan

berisiko rendah.

Page 40: Manajemen keuangan negara

PENGELOLAAN BMN40

Semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah (pembelian, pembangunan, pertukaran, kerja sama, hibah/donasi, dan Rampasan)

Menteri Keuangan PengelolaMenteri Teknis/Ka Lembaga Pengguna

Penghapusan/pemindahtanganan BMN T/B persetujuan DPR Pemindahtanganan BMN selain T/B :- < Rp 10 milyar dilakukan oleh Menteri Keuangan, - > Rp 10 milyar s.d Rp 100 milyar oleh Presiden- > di atas Rp 100 milyar oleh Presiden dengan persetujuan DPR.

Page 41: Manajemen keuangan negara

41

RUANG LINGKUP PENGELOLAAN BMN

Page 42: Manajemen keuangan negara

PENGELOLAAN BLU42

Tujuan memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa

Kekayaan negara yang tidak dipisahkan LK dikonsolidasi

Fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan - Pendapatan digunakan secara langsung - Pengecualian aturan PBJ- Boleh pinjam

Page 43: Manajemen keuangan negara

43

PERTANGGUNGJAWABAN APBNKERANGKA AGENCY THEORY

Page 44: Manajemen keuangan negara

44

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

1. Serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Pusat.

2. Ditetapkan oleh Menteri Keuangan, disusun sesuai dengan SAP (PP 71/2010), dengan tujuan: menjaga aset pemerintah pusat dan instansi‐instansinya melalui

pencatatan, pemprosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yang diterima secara umum;

menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan keuangan pemerintah pusat, baik secara nasional maupun instansi yang berguna sebagai dasar penilaian kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan untuk tujuan akuntabilitas;

menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu instansi dan pemerintah pusat secara keseluruhan; dan

menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien.

Page 45: Manajemen keuangan negara

45

SAPP – CIRI2

1. Basis Akuntansi Basis Kas mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa

lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

Basis akrual mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi atau peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

2. Sistem pembukuan berpasangan Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana.

3. Dana Tunggal pendapatan dan belanja pemerintah dipertanggungjawabkan sebagai kesatuan tunggal.

4. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi dilaksanakan berjenjang oleh unit‐unit akuntansi baik di kantor pusat instansi maupun di daerah.

5. Menggunakan perkiraan standar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang berlaku untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi.

6. Mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dalam melakukan pengakuan, penilaian, pencatatan, penyajian, dan pengungkapan terhadap transaksi keuangan dalam rangka penyusunan laporan keuangan.

Page 46: Manajemen keuangan negara

46

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN POKOK

Komponen Laporan

Keuangan Pokok

1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Laporan

Perubahan Saldo

Anggaran Lebih

3. Neraca

4. Laporan Operasio-nal

5. Laporan Arus Kas

6. Laporan Perubahan

Ekuitas

7. Catatan atas

Laporan Keuangan

PP 71/2010

Menteri/pimpinan lembaga memberikan pernyataan

Pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yg

memadai Akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dgn

SAP

2 dan 5 disusun BUN

Page 47: Manajemen keuangan negara

04/14/2023

47

LAPORAN KEUANGAN

• Menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA dan pembiayaan

• Masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode

• Menunjukkan ketercapaian target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Page 48: Manajemen keuangan negara

48

LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN

PERUBAHAN

SALDO ANGGAR

AN LEBIH (SAL)

•Mencakup Saldo Anggaran Lebih tahun sebelumnya, penggunaan Saldo Anggaran Lebih, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) tahun berjalan dan penyesuaian lain yang diperkenankan

•Laporan Perubahan SAL disajikan komparatif dgn periode sebelumnya

Page 49: Manajemen keuangan negara

04/14/2023

49

LAPORAN KEUANGAN

NeracaAdalah laporan keuangan yang mencerminkan posisi keuangan entitas, yaitu menginformasikan nilai dan jenis aset, kewajiban dan ekuitas

Aset: sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas

Kewajiban: utang perusahaan masa kini yg timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi

Ekuitas: hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi kewajiban

Page 50: Manajemen keuangan negara

04/14/2023

50

LAPORAN KEUANGAN

•Adalah laporan yang menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan LO, beban dan surplus/defisit operasional yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya

LAPORAN OPERASION

AL

Page 51: Manajemen keuangan negara

04/14/2023

51

LAPORAN KEUANGAN

Adalah laporan yang menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kasMemberikan informasi untuk:- Menilai pengaruh suatu aktivitas terhadap posisi kas dan setara kas- Mengevaluasi hubungan antara aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris

LAPORAN ARUS

KAS

Page 52: Manajemen keuangan negara

04/14/2023

52

LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Merupakan penyajian kekayaan bersih pemerintah yang mencakup ekuitas awal,

surplus/defisit periode bersangkutan, dan dampak kumulatif akibat perubahan

kebijakan dan kesalahan mendasar

Pos-pos yg disajikan:• Ekuitas awal• Surplus/defisit LO pada periode

yg bersangkutan• Koreksi yg langsung

menambah/mengurangi ekuitas, antara lain dampak kumulatif yg disebabkan perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar

• Ekuitas akhir

Page 53: Manajemen keuangan negara

53

LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Neraca, LO LRA, LAK, Laporan Perubahan Saldo

Anggaran Lebih, dan Laporan Perubahan EkuitasTermasuk pula penyajian informasi yg diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yg diperlukan utk penyajian yg wajar atas

laporan keuangan

Page 54: Manajemen keuangan negara

REVIU LAPORAN KEUANGAN54

Pen

gert

ian Penelaahan atas

penyelenggaraan akuntansi dan penyajian laporan keuangan K/L oleh auditor APIP yang kompeten untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan Sistem Akuntansi Instansi dan laporan keuangan K/L telah disajikan sesuai dengan SAP, dalam upaya membantu menteri/ pimpinan lembaga untuk menghasilkan laporan keuangan kementerian/ lembaga yang berkualitas.

Tuju

an Memberikan

keyakinan akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sebelum disampaikan oleh menteri/pimpinan lembaga kepada Presiden melalui Menteri Keuangan.

Page 55: Manajemen keuangan negara

REVIU LAPORAN KEUANGAN(oleh APIP sebelum diserahkan ke BPK)

55

Sasa

ran Penyelenggaraan

akuntansi dan penyajian laporan keuangan K/L termasuk penelaahan atas catatan akuntansi dan dokumen sumber yang diperlukan. Tidak termasuk kegiatan pengujian atas SPI, catatan akuntansi dan dokumen sumber dan tidak termasuk pengujian atas respon permintaan keterangan

Pere

viu APIP

PMK41/PMK.09/2010 tentang Standar Reviu atas Laporan Keuangan K/L.

Pela

pora

n Dituangkan

dalam Pernyataan Telah Direviu ditandatangani oleh APIP (sebagai salah satu dokumen pendukung SOR yang disampaikan ke Menkeu).

Page 56: Manajemen keuangan negara

56

LANGKAH REVIU

Menelusuri laporan keuangan ke catatan akuntansi dan dokumen sumber.

Meminta keterangan mengenai proses pengumpulan, pengikhtisaran, pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan.

Meminta keterangan mengenai kompilasi dan rekonsiliasi laporan keuangan K/L dengan Bendahara Umum Negara secara berjenjang.

Kegiatan analitik untuk mengetahui hubungan dan hal‐hal yang kelihatannya tidak biasa.

Paralel dengan pelaksanaan anggaran dan penyusunan laporan

keuangan K/L.

Page 57: Manajemen keuangan negara

DIPERHATIKAN57

Rekonsiliasi belanja telah dilakukan antara unit akuntansi dengan KPPN melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke BA Rekonsiliasi

Setiap transaksi telah didukung dokumen pengeluaran yang sah, melalui penelusuran ke dokumen SPM dan SP2D

Pengembalian belanja hanya merupakan transaksi pengembalian belanja untuk periode berjalan, melalui permintaan keterangan dan penelusuran jurnal transaksi ke dokumen SSPBPengembalian belanja periode sebelumnya telah diakui dan dicatat sebagai PNBP, dengan melakukan permintaan keterangan dan penelusuran jurnal transaksi ke dokumen SSBP

Setiap belanja modal telah dicatat dalam jurnal korolari dan menambah aset tetap, dengan melakukan penelusuran dokumen SPM dan SP2D ke jurnalnya.

Page 58: Manajemen keuangan negara

PEMERIKSAAN ATAS PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KN - KEUANGAN

58

LIN

GKU

P 1. Pemeriksaan keuangan2. Pemeriksaan kinerja3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu

KR

ITER

IA 1. Kesesuaian dengan SAP2. Kecukupan pengungkapan3. Kepatuhan terhadap peraturan per-UU-an4. Efektivitas SPI

OPIN

I 1. Wajar tanpa pengecualian (unqualified)2. Wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas3. Wajar dengan pengecualian (qualified)4. Tidak wajar (adversed)5. Pernyataan menolak memberikan opini (disclaimer)

PEMERIKSAAN KEUANGAN

Psl 2 UU 17/2003 Pemeriksan

mencakup seluruh unsur keuangan

negara

Page 59: Manajemen keuangan negara

59

KRITERIA JENIS OPINIW

TP Pos‐pos

laporan keuangan tidak mengandung salah saji material dan LK secara keseluruhan disajikan secara wajar

WTP

(P

en

jela

s) Terdapat

prmasalahan yang belum dapat dituntaskan, namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kewajaran laporan keuangan

WD

P Terdapat pos‐pos tertentu dalam LK mengandung salah saji secara material namun secara keseluruhan tidak mengganggu kewajaran LK.

Tid

ak W

aja

r Pos‐pos LK mengandung salah saji material sehingga LKsecara keseluruhan tidak wajar.

Dis

cla

imer Pemeriksa

tidak dapat memperoleh keyakinan atas kewajaran informasi yang disajikan dalam LK.

Page 60: Manajemen keuangan negara

PEMERIKSAAN ATAS PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KN - KINERJA

60

DEFI

NIS

I Pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi, serta pemeriksaan atas efektivitas (value for money audit). P

RO

SES

&

HA

SIL

Proses antara lain dilakukan dengan melakukan evaluasi atas efisiensi pelaksanaan kegiatan serta efektivitas suatu program.Hasil temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.

Page 61: Manajemen keuangan negara

61

PEMERIKSAAN ATAS PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KN - PDTT

DEFI

NIS

I Pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja.

LIN

GKU

P Pemeriksaan

atas hal‐hal lain yang bersifat keuanganPemeriksaan atas sistem pengendalian internPemeriksaan investigatif

HA

SIL Kesimpulan.

Pemeriksaan investigatif: indikasi TPK atau tindakan yang membawa dampak kerugian negara dilaporkan kepada instansi yang berwenang sesuai dengan per-UU-an

Page 62: Manajemen keuangan negara

62

KETENTUAN PIDANA, SANKSI ADMINISTRASI, DAN GANTI RUGI UU 17/2003 Psl 34-35

1. Menteri/pimpinan lembaga yang terbukti melakukan penyimpangan kebijakan yang telah ditetapkan dalam UU tentang APBN diancam dengan pidana penjara dan denda sesuai dengan ketentuan UU (tercermin pada manfaat/hasil yang harus dicapai dengan pelaksanaan fungsi dan program K/L ybs).

2. Pimpinan unit organisasi K/L yang terbukti melakukan penyimpangan kegiatan anggaran yang telah ditetapkan dalam UU tentang APBN diancam dengan pidana penjara dan denda sesuai dengan ketentuan UU.

3. Presiden memberi sanksi administratif sesuai dengan ketentuan UU kepada pegawai negeri serta pihak‐pihak lain yang tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam UU ini.

4. Setiap pejabat negara dan pegawai negeri bukan bendahara yang melanggar hukum atau melalaikan kewajibannya baik langsung atau tidak langsung yang merugikan keuangan negara diwajibkan mengganti kerugian dimaksud.

5. Setiap bendahara bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian keuangan negara yang berada dalam pengurusannya.

Page 63: Manajemen keuangan negara

63

KETENTUAN PIDANA UU 15/2004

No

Subjek

Pelanggaran (dengan sengaja) Ancaman Pidana Maksimal

1

Setiap orang

tidak menjalankan kewajiban menyerahkan dokumen dan/atau menolak memberikan keterangan yang diperlukan untuk kepentingan kelancaran pemeriksaan

penjara satu tahun enam bulan dan/atau denda Rp500.000.000,00

2 Setiap orang

mencegah, menghalangi, dan/atau menggagalkan pelaksanaan pemeriksaan

penjara satu tahun enam bulan dan/atau denda Rp500.000.000,00

3 Setiap orang

menolak pemanggilan yang dilakukan oleh BPK tanpa menyampaikan alasan penolakan secara tertulis

penjara satu tahun enam bulan dan/atau denda Rp500.000.000,00

4 Setiap orang

memalsukan atau membuat palsu dokumen yang diserahkan

penjara tiga tahun dan/atau denda Rp1.000.000.000,00

5 Setiap pemeriksa

mempergunakan dokumen yang diperoleh dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan melampaui batas kewenangannya

penjara tiga tahun dan/atau denda Rp1.000.000.000,00

6 Setiap pemeriksa

menyalahgunakan kewenangannya sehubungan dengan kedudukan dan/atau tugas pemeriksaan

penjara satu tahun dan paling lama lima tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp1.000.000.000,00

7 Setiap pemeriksa

tidak melaporkan temuan pemeriksaan yang mengandung unsur pidana yang diperolehnya pada waktu melakukan pemeriksaan

penjara satu tahun enam bulan dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00

8 Setiap orang

tidak memenuhi kewajiban untuk menindaklanjuti rekomendasi yang disampaikan dalam laporan hasil pemeriksaan

penjara satu tahun enam bulan dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00

Page 64: Manajemen keuangan negara

64

PEJABAT YANG BERHAK MENGENAKAN

SANKSI

No Pelaku Kerugian Negara Pemberi Sanksi

1. Menteri Teknis Menteri Keuangan/BUN

2. Menteri Keuangan/BUN Presiden

3. Bendahara BPK

4. Bukan Bendahara Menteri Teknis

Page 65: Manajemen keuangan negara

65

PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA (UU No. 1/2004 Psl 59-67)

Setiap kerugian negara (KN) yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau kelalaian seseorang harus segera diselesaikan sesuai dengan ketentuan perundangan‐undangan yang berlaku.

Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang karena perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajiban yang dibebankan kepadanya secara langsung merugikan keuangan negara wajib mengganti kerugian tsb.

Setiap pimpinan K/L/kepala satuan kerja dapat segera melakukan tuntutan ganti rugi, setelah mengetahui bahwa dalam K/L/satuan kerja yang bersangkutan terjadi kerugian akibat perbuatan dari pihak manapun.

Page 66: Manajemen keuangan negara

66

PENGENAAN GANTI RUGI TERHADAP PEGAWAI NEGERI BUKAN BENDAHARA

Kerugian Negara(Dilaporkan Ka. Satker kepada Menteri cc. BPK)

SKTMOleh Ka Satker (Apabila diperlukan ditetapkan SK Pembebanan Penggantian Kerugian Sementara)

Page 67: Manajemen keuangan negara

67

PENGENAAN GANTI RUGI TERHADAP BENDAHARA

Kerugian Negara

SK Penetapanbatas waktu pertanggungjawaban bendahara atas kekurangan kas/barang oleh BPK

Proses KeberatanOleh bendahara

SK Pembebanan Penggantian Kerugian Negara oleh BPK

Berlaku untuk pengelola BUMN

Menteri/Ka K/L melaporkan progres penyelesaiannya < 60 hr

Page 68: Manajemen keuangan negara

68

KETENTUAN LAINNYA

1. Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, dan pejabat lain yang telah ditetapkan untuk mengganti kerugian negara dapat dikenai sanksi administratif dan atau sanksi pidana. Putusan pidana tidak membebaskan dari tuntutan ganti rugi.

2. Kewajiban bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain untuk membayar ganti rugi, menjadi kadaluwarsa jika dalam waktu lima tahun sejak diketahuinya kerugian tersebut atau dalam waktu delapan tahun sejak terjadinya kerugian tidak dilakukan penuntutan ganti rugi terhadap yang bersangkutan.

3. Dalam hal bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang dikenai tuntutan ganti kerugian negara berada dalam pengampuan, melarikan diri, atau meninggal dunia, penuntutan dan penagihan terhadapnya beralih kepada pengampu yang memperoleh hak/ahli waris, terbatas pada kekayaan yang dikelola atau diperolehnya, yang berasal dari bendahara, pegawai negeri bukan bendahara atau pejabat lain yang bersangkutan.

Page 69: Manajemen keuangan negara

69

KETENTUAN LAINNYA (Lanjutan..)

4. Tanggung jawab pengampu yang memperoleh hak/ahli waris untuk membayar ganti kerugian negara dimaksud menjadi hapus apabila dalam waktu 3 (tiga) tahun sejak keputusan pengadilan yang menetapkan pengampuan kepada bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang bersangkutan, atau sejak bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang bersangkutan diketahui melarikan diri atau meninggal dunia, pengampu/yang memperoleh hak/ahli waris tidak diberi tahu oleh pejabat yang berwenang mengenai adanya kerugian negara.

5. Ketentuan penyelesaian kerugian negara dalam undang‐undang ini berlaku pula untuk pengelola perusahaan negara dan badan‐badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan keuangan negara, sepanjang tidak diatur dalam undang‐undang tersendiri.

6. Pengenaan ganti kerugian negara terhadap pengelolaan perusahaan umum dan perusahaan perseroan yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh negara Republik Indonesia ditetapkan oleh BPK, sepanjang tidak diatur dalam undangundang tersendiri

Page 70: Manajemen keuangan negara

70

SE MENPAN NOMOR: SE/03/M.PAN/4/2007

Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Panglima TNI, Jaksa Agung, Kepala Polri, para kepala lembaga pemerintah nondepartemen, para pimpinan sekretariat lembaga tinggi negara, para pimpinan sekretariat dewan/komisi/badan, para gubernur, dan para bupati/walikota.

1. Segera memberikan izin pemeriksaan terhadap pejabat atau pegawai baik sebagai saksi atau sebagai tersangka, jika memang izin tersebut diperlukan sesuai peraturan per-UU-an.

2. Memberhentikan sementara dari jabatannya, terhadap pejabat yang terlibat perkara korupsi, berstatus sebagai tersangka/terdakwa, dan dilakukan penahanan oleh aparat penegak hukum, sampai dengan adanya keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht).

3. Menjatuhkan sanksi administratif sesuai dengan PP 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS terhadap pejabat/pegawai yang telah mendapatkan vonis bersalah dari pengadilan atau jika terbukti adanya pelanggaran disiplin pegawai negeri sipil, meskipun pejabat/pegawai tersebut mendapatkan vonis bebas dari pengadilan.

4. Memulihkan nama baik dan dapat menempatkan kembali pada jabatan yang semestinya terhadap pejabat/pegawai yang tidak terbukti melakukan tindak pidana korupsi dan tidak terdapat pelanggaran terhadap disiplin pegawai negeri sipil.

5. Menyampaikan laporan setiap semester kepada MenPAN tentang nama‐nama pejabat/ pegawai yang terlibat kasus korupsi dengan status hukumnya

Page 71: Manajemen keuangan negara

SEKIAN – TERIMA KASIH