Manajemen keuangan negara
Transcript of Manajemen keuangan negara
1
MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA
IMAM YUNARTO, AK, MAcc. CGAP
2
LET THE MANAGERS MANAGE..
financial administrat
ion
financial mangement
POAC MAKRO - NEGARA
Planning (UU
25/2004)
Organizing (UU
17/2003)
Actuating (UU
1/2004)
Controlling
UU 15/2004
TUJUAN BERNEGARA
SPPN
SAKN
PartisipasiTransparan
siAkuntabilit
as
POAC MICRO - PEMERINTAH
DPR
Planning
Actuating
BPK
(4)Pemeriksaan
(5)Pertanggung-
jawaban
Organizing & Controlling
SIKLUS APBN
POAC K/L/SatkerPerencanaan
dan Penganggaran (Renstra K/L
Renja K/L RKA K/L RAPBN)
Penetapan APBN
dialokasikan ke K/L
Pelaksanaan Anggaran (termasuk
penyelenggaraan pencatatan & pengen-dalian
internal)
Reviu oleh APIP K/L
Pertanggung-jawaban
DPR
- PMK 41/2010 Standar Reviu Lap Keuangan
- PP 45/2013 TC Pelaksanaan APBN- Perpres 53/2010 Ped Pelaks APBN- PMK 190/2012 TC Pembayaran APBN- Perdirjen PB 11/2011 Mekanisme Pelaks Pembayaran APBN
Perpres Rincian APBN
- PP 71/2010 SAP- PMK 238/2011 Pedum SAP- PP 60/2010 SPIP
- Perdirjen Perbendaharaan 57/2013 Pedoman Penyusunan LK
- PP 90/2010 Penyusunan RKA-K/L- PMK 194/2013 Penyusunan & Penelaahan RKA-K/LPlannin
g
Organizing &
Controlling
Actuating
LKPP
BPK
6
REFORMASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN - NPM
kontrol atas output
kebijakan pemerintah
desentralisasi otoritas manajemen
pengenalan pada
mekanisme pasar
layanan yang
berorientasi pelanggan
Post-beureucratics paradigm / Reinventing govt (Osborne &
Gaebler, 1992)
Pengadopsian keunggulan teknik manajemen koorporasi untuk
sektor publik
penekanan
7
PENDEKATAN PENGANGGARAN
1. Planning Programming Budgeting System (PPBS) adalah suatu proses perencanaan, pembuatan program, dan penganggaran yang terkait dalam suatu sistem sebagai kesatuan yang bulat dan tidak terpisah-pisah, dan didalamnya terkandung identifikasi tujuan organisasi atas permasalahan yang mungkin timbul. Proses pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan terhadap semua kegiatan sangat diperlukan selain pertimbangan atas implikasi keputusan terhadap berbagai kegiatan di masa yang akan datang.
2. Zero Based Budgeting (ZBB) merupakan sistem anggaran yang didasarkan pada perkiraan kegiatan, bukan pada apa yang telah dilakukan di masa lalu. Setiap kegiatan akan dievaluasi secara terpisah. Ini berarti berbagai program dikembangkan dalam visi tahun yang bersangkutan. Tiga langkah penyusuna ZBB adalah :a. Identifikasi unti keputusan.b. Membangun paket keputusanc. Mereview peringkat paket keputusan
3. Perforance Budgeting adalah sistem penganggaran yang berorientai pada ‘output’ organisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi, dan rencana strategis organisasi. ‘Performance Budgeting’ mengalokasikan sumber daya pada program, bukan pada unit organisasi semata dan memakai ‘output measurement’ sebagai indikator kinerja organisasi.
PRINSIP NPM8
Manajemen profesional
Standar‐standar atas kinerja organisasi
Peralihan dan pemanfaatan kendali input menjadi output
Sistem manajemen terdesentralisasi.
Pengenalan pada kompetisi
Praktik‐praktik manajemen koorporasi
Pemangkasan biaya dan efisiensi dalam sumber daya
9
REFORMASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN - PENDEKATAN
Penganggaran berbasis kinerja
pencapaian outcome dan
output
diukur melalui KPI
Penganggaran terpadu
terintegrasi seluruh jenis
belanja
efisiensi alokasi dana.
Kerangka pengeluaran
jangka menengah
berdasarkan kebijakan
perspektif > 1 tahun
Pengaruh NPM
UU 17/2003; UU 25/2004
Sub Bidang Pengelolaan
Fiskal
Sub Bidang Pengelolaan
Moneter
Sub bidang Pengelolaan Kekayaan Negara yang
dipisahkam
PENGERTIAN
Sempit
L U A S
KEUANGAN NEGARA
11
KEUANGAN NEGARA DAN PERBENDAHARAAN NEGARA
Keuangan Negara (UU 17/2003) 3 W• semua hak dan kewajiban negara yang
dapat dinilai dengan uang • segala sesuatu baik berupa uang maupun
barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebutPerbendaharaan Negara (UU 1/2004)
H• pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD.
12
KEUANGAN NEGARAPENDEKATAN PERUMUSAN
Objek• Semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, serta segala
sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut, meliputi subbidang pengelolaan fiskal, moneter, dan kekayaan negara yang dipisahkan.Subjek
• Seluruh objek sebagaimana yang tersebut di atas yang dimiliki oleh negara dan dikuasai oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan negara/daerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara.Proses
• Seluruh rangkaian kegiatan pengelolaan objek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggungjawaban.Tujuan
• Seluruh kebijakan, kegiatan, dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan atau penguasaan objek sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.
13
Asas Umum
Tahunan
Universali-tas
Kesatuan
Spesialitas
Akuntabili-tas
Profesiona-litas
Proporsio-nalitas
Keterbuka-an
Pemeriksaan BPK
KEUANGAN NEGARAASAS PENGELOLAAN
kuantitatif, kualitatif
sesuai prioritas
14
Ulbrich• Semua aktivitas penerimaan, pengeluaran, dan penganggaran
negaraMusgrave
• Ekonomi sektor publik keuangan + tingkat penggunaan dan alokasi sumber daya negara, distribusi pendapatan, dan tingkat aktivitas ekonomi)Suparmoko
• APBN/D, BMN/D dan BUMN/D, serta uang pihak lain (trust fund).
UUD 1945• APBN, perpajakan, uang, hal keuangan negara, dan pemeriksaan
oleh BPK.Overall
• Fiskal, moneter, KN dipisahkan
KEUANGAN NEGARARUANG LINGKUP
PERBENDAHARAAN NEGARA CAKUPAN
15
Pelaksanaan pendapatan dan belanja negara/daerah
Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara/daerah
Pengelolaan kas, pengelolaan piutang dan utang negara/daerah, pengelolaan investasi dan BMN/D,
Penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen KN/DPenyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD,
Penyelesaian kerugian negara/daerah,
Pengelolaan BLU
Perumusan standar, kebijakan, serta sisdur berkaitan dengan pengelolaan KN dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD
16
KEKUASAAN KEUANGAN NEGARA(Psl. 2 DAN 6)
Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;
Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;
Penerimaan/Pengeluaran Negara/Daerah;
Kekayaan negara/daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/daerah;
Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;
Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.
PRESIDEN
BANK SENTRA
L
1
0
2
3
4
5
17
PELAKSANAAN KEKUASAAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
CFO/BUN
Pemegang Kekuasaan
Keuangan Negara PRESIDEN
Khusus Umum
Menkeu
COO (PA/PB)
Menteri Teknis
COMPTABLE
Administratif:- Otorisator- Ordonator
PKPD CFO/BUD
KDH
Ka SKPD COO
: dikuasakan: diserahkan
- pengelola fiskal - wakil pemerintah dalam kepemilikan
KNYD
18
PENDELEGASIAN WEWENANG PELAKSANAAN ANGGARAN
(selaku KPA)
19
SKEMA PENGURUSAN KN
UMUM
KHUSUS (BUN)
ORDONATOR
OTORISATOR
LUAS/UMUM
SEMPIT/ KHUSUS
Pengelolaan Keuangan
Negara
Bendahara Umum Bendahara Khusus Penerimaan Bendahara Khusus
Pengeluaran
Presiden
Menteri/Ka.
Lembaga
Menkeu
Dirjen Perbendaharaan
Kanwil Perbendaharaan
KPPN
LTMM
KERANGKA WAKTU APBN
RAPBN
UU APBN
Pelaksanaan APBN
Pemeriksaan APBN
UU PAN6 bulan setelah
TA berakhir
t+1)
2 bulan setelah
TA berakhir
(t+1)
Oktober – Desember t-1
1 Jan – 31 Des (t)
Sebelum TA
(t-1)
21
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (SPPN)
RKP Renja K/L
RPJM
RPJP
Satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah
UU No. 25 Tahun 2004
Renstra K/L
1 thn
5 thn20 thn
22
SPPN – RPJP & RPJM
RPJP 2005‐2025 (UU 17/2007) • Dokumen perencanaan pembangunan nasional yang merupakan
jabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan uud 1945 dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan nasional untuk masa 20 tahun ke depan yang mencakup kurun waktu mulai dari tahun 2005 hingga tahun 2025.
• Tujuan mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, dan adil sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
• Arah mewujudkan masyarakat yang berahklak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab.
RPJM 2010-2014 (Perpres 5/2010)• Merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Negara
terpilih yang wajib disusun dalam waktu tiga bulan setelah dilantik• Buku I, visi: “Terwujudnya indonesia yang sejahtera, Demokratis, dan
berkeadilan.”• Buku II, tema (bdg kdpn masy): “Memperkuat sinergi antar bidang
pembangunan” • Buku III, tema: “Memperkuat sinergi antara pusat dan daerah dan
antar daerah”
23
SPPN - RKP
RKP 2014 (Perpres 39/2013)• Merupakan penjabaran dari RPJM Nasional yang berisi
prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian yang menyeluruh termasuk kebijakan fiskal, program K/L, lintas K/L, dan kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang masih bersifat indikatif dalam kerangka waktu tahunan.
• Visi 2014: “Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”.
• Tema 204: “Memantapkan Perekonomian Nasional Bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan”.
ISI RKP 2014• Buku I tentang Prioritas Pembangunan dan Kerangka Ekonomi
Makro.• Buku II tentang Prioritas Pembangunan Bidang.• Buku III tentang Rencana Pembangunan Berdimensi
Kewilayahan.
24
ANGGARAN
Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran Disiplin Anggaran
Keadilan Anggaran Efisiensi dan Efektivitas Anggaran
Disusun dengan pendekatan kinerja
Anggaran negara meliputi rencana keuangan mendatang yang berisi pendapatan dan belanja,
gambaran strategi pemerintah dalam pengalokasian sumber daya untuk pembangunan, alat pengendalian,
instrumen politik, dan disusun dalam periode tertentu. UU Nomor 17 Tahun 2003, APBN merupakan rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR
PRINSIP
25
PROSES PENYUSUNAN RKA K/L
& Bappenas
Presiden
26
STRUKTUR APBN
Pendapatan Negara 1.667,14 Penerimaan Perpajakan 1.280,39 Penerimaan Bukan Pajak 385,39 Hibah 1,36Belanja Negara 1.842,49 Belanja Pemerintah Pusat 1.249,94 Transfer ke Daerah
(DAU, DAK, DBH, Otsus, Penyesuaian)592,55
Defisit Pembiayaan (≤ 3% PDB) 175,35 Dalam Negeri 196,25 Luar Negeri (20,90)
TA 2014
Sumber: UU 23 /2013
Keseimbangan primer/umum
27
APBN
Pendapatan Penerimaan • Pendapatan negara adalah hak pemerintah
pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
• Penerimaan negara adalah uang yang masuk ke kas negara.Belanja Pengeluaran
• Belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
• Pengeluaran negara adalah uang yang keluar dari kas negara
Akrual- LO
Kas - LRA
28
APBN
Pendapatan Negara
• Penerimaan Perpajakan
• Penerimaan Bukan Pajak
• Hibah
Belanja Negara
• Belanja Pemerintah Pusat
• Transfer ke Daerah
Pembiayaan
• Dalam Negeri
• Luar Negeri
a. pelayanan umumb. ketertiban dan keamananc. pertahanand. ekonomie. lingkungan hidup,f. perumahan dan fasilitas umumg. kesehatanh. pariwisata dan budayai. agamaj. pendidikank. perlindungan sosial.
a. belanja pegawai c. belanja modal
e. Subsidi g. bantuan sosial
b. belanja barang/jasa
d. bunga f. hibah h. belanja lainnya
STRUKTUR
FUNGS I
BELANJA
JENIS BELANJA
29
KAITAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
RPJPNRPJM
NRKP
Renstra K/L Renja
RAPBN
RKA-K/L
APBN
Rincian
APBN
RPJPDRPJM
DRKPD
dipedomani
dipedomani
dipedomani
dipedomani
dipedomani
dijabarkan
diacu
diacu diperhatikan
Diselaraskan di Musrenbang
disahkan
diacu
DAERAH
PUSAT
PERENCANAAN PENGANGGARAN
digabung
30
PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA DAN PEMBAYARAN
TAHAPAN PELAKSANAAN ANGGARAN
SPM
SP2D
MEKANISME PEMBAYARAN
ALUR PELAKSANAAN BELANJA
KPA
Pelaksanaan
Komitmen
Pembebanan dan
Perintah Bayar
PBJPerja
n-jian
Prestasi
Kerja
Penagi-han
SPP
Pengujian Tagihan
Pembebanan
Perintah Bayar
Kuasa BUN
Pencairan Dana
PengujianPencairan
Dana
Wetmatigheid: apakah sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku Rechtmatigheid: apakah sudah memenuhi hak si penagih / yang berhak menerima
JENIS-JENIS PEMBUATAN KOMITMEN
Pembuatan
Komitmen
Surat Keputusa
nPerjanjian
BersamaPeroranga
nKontrak/
SPK
Bukti Pembelian/ Pembayara
n
ALUR PELAKSANAAN BELANJA
Prinsip
Variasi-1
Variasi-2
R KUN
R KUN
R KUN
Pihak Ketiga
Pihak Ketiga
Pihak Ketiga
Bendahara Pengeluar
an
Bendahara Pengeluar
an
Langsung (LS)
Langsung (LS)
Segera
Uang Persediaan
Pembayaran
34
BAGAN ASET PEMERINTAH
CASH MANAGEMENT35
cash planning and cash forecasting anggaran kas oleh BUN
float management sehari setelah
Treasury Single Account/TSA)
imprest fund UP
temporary investment BUN
36
PENGELOLAAN PIUTANG UU Nomor 20 Tahun 1997 ttg Penerimaan Negara Bukan Pajak; UU Nomor 1 Tahun 2004 ttg Perbendaharaan Negara; PP Nomor 71 Tahun 2010 ttg Standar Akuntansi Pemerintahan; PMK Nomor 171/PMK.05/2007 ttg Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat; PMK Nomor 230/PMK.05/2009 ttg Penghapusan Piutang BLU; PMK Nomor 201/PMK.06/2010 ttg Kualitas Piutang Kementerian
Negara/Lembaga dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tak Tertagih; Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-02/PB/2007 ttg Pedoman
Penatausahaan dan Akuntansi Piutang PNBP; Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER 55/PB/2012 ttg Pedoman Penyusunan
Lap Keu K/L; Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/2011 ttg Pedoman Akuntansi
Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada K/L; Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-85/PB/2011 ttg Penatausahaan Piutang
PNBP pada Satuan Kerja K/L. Bultek SAP Nomor 06 ttg Akuntansi Piutang yang ditetapkan oleh KSAP Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009 ttg Tata Cara Penyajian
Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual pada Laporan Keuangan; PMK Nomor163/PMK.06/2011 ttg Pengurusan Piutang Negara; Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-12/PB/2011 ttg Petunjuk Teknis
Penentuan Kualitas dan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Penerusan Pinjaman;
37
PENGELOLAAN PIUTANG - ORGANISASI
1. Unit/Petugas Operasional2. Bendahara Penerima3. Unit/Petugas Pembukuan4. KPA
38
PENGELOLAAN UTANG
Pinjaman
• Menutupi defisit
• Wewenang Menkeu
PFK
• Komitmen blm dibayar
• Uang Pihak III
• Wewenang PA
39
PENGELOLAAN INVESTASI
INVESTASI PEMERINTA
H PP 1/2008
JANGKA PANJANG
PERMANEN (BUMN)
Non-PERMANEN
JANGKA PENDEK
Dapat segera dicairkan, ditujukan
dalam rangka manajemen kas, dan
berisiko rendah.
PENGELOLAAN BMN40
Semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah (pembelian, pembangunan, pertukaran, kerja sama, hibah/donasi, dan Rampasan)
Menteri Keuangan PengelolaMenteri Teknis/Ka Lembaga Pengguna
Penghapusan/pemindahtanganan BMN T/B persetujuan DPR Pemindahtanganan BMN selain T/B :- < Rp 10 milyar dilakukan oleh Menteri Keuangan, - > Rp 10 milyar s.d Rp 100 milyar oleh Presiden- > di atas Rp 100 milyar oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
41
RUANG LINGKUP PENGELOLAAN BMN
PENGELOLAAN BLU42
Tujuan memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
Kekayaan negara yang tidak dipisahkan LK dikonsolidasi
Fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan - Pendapatan digunakan secara langsung - Pengecualian aturan PBJ- Boleh pinjam
43
PERTANGGUNGJAWABAN APBNKERANGKA AGENCY THEORY
44
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
1. Serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Pusat.
2. Ditetapkan oleh Menteri Keuangan, disusun sesuai dengan SAP (PP 71/2010), dengan tujuan: menjaga aset pemerintah pusat dan instansi‐instansinya melalui
pencatatan, pemprosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yang diterima secara umum;
menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan keuangan pemerintah pusat, baik secara nasional maupun instansi yang berguna sebagai dasar penilaian kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan untuk tujuan akuntabilitas;
menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu instansi dan pemerintah pusat secara keseluruhan; dan
menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien.
45
SAPP – CIRI2
1. Basis Akuntansi Basis Kas mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Basis akrual mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi atau peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
2. Sistem pembukuan berpasangan Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana.
3. Dana Tunggal pendapatan dan belanja pemerintah dipertanggungjawabkan sebagai kesatuan tunggal.
4. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi dilaksanakan berjenjang oleh unit‐unit akuntansi baik di kantor pusat instansi maupun di daerah.
5. Menggunakan perkiraan standar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang berlaku untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi.
6. Mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dalam melakukan pengakuan, penilaian, pencatatan, penyajian, dan pengungkapan terhadap transaksi keuangan dalam rangka penyusunan laporan keuangan.
46
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN POKOK
Komponen Laporan
Keuangan Pokok
1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Laporan
Perubahan Saldo
Anggaran Lebih
3. Neraca
4. Laporan Operasio-nal
5. Laporan Arus Kas
6. Laporan Perubahan
Ekuitas
7. Catatan atas
Laporan Keuangan
PP 71/2010
Menteri/pimpinan lembaga memberikan pernyataan
Pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian intern yg
memadai Akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dgn
SAP
2 dan 5 disusun BUN
04/14/2023
47
LAPORAN KEUANGAN
• Menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA dan pembiayaan
• Masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode
• Menunjukkan ketercapaian target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
48
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN
PERUBAHAN
SALDO ANGGAR
AN LEBIH (SAL)
•Mencakup Saldo Anggaran Lebih tahun sebelumnya, penggunaan Saldo Anggaran Lebih, Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) tahun berjalan dan penyesuaian lain yang diperkenankan
•Laporan Perubahan SAL disajikan komparatif dgn periode sebelumnya
04/14/2023
49
LAPORAN KEUANGAN
NeracaAdalah laporan keuangan yang mencerminkan posisi keuangan entitas, yaitu menginformasikan nilai dan jenis aset, kewajiban dan ekuitas
Aset: sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas
Kewajiban: utang perusahaan masa kini yg timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi
Ekuitas: hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi kewajiban
04/14/2023
50
LAPORAN KEUANGAN
•Adalah laporan yang menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan LO, beban dan surplus/defisit operasional yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya
LAPORAN OPERASION
AL
04/14/2023
51
LAPORAN KEUANGAN
Adalah laporan yang menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kasMemberikan informasi untuk:- Menilai pengaruh suatu aktivitas terhadap posisi kas dan setara kas- Mengevaluasi hubungan antara aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris
LAPORAN ARUS
KAS
04/14/2023
52
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Merupakan penyajian kekayaan bersih pemerintah yang mencakup ekuitas awal,
surplus/defisit periode bersangkutan, dan dampak kumulatif akibat perubahan
kebijakan dan kesalahan mendasar
Pos-pos yg disajikan:• Ekuitas awal• Surplus/defisit LO pada periode
yg bersangkutan• Koreksi yg langsung
menambah/mengurangi ekuitas, antara lain dampak kumulatif yg disebabkan perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar
• Ekuitas akhir
53
LAPORAN KEUANGAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Neraca, LO LRA, LAK, Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih, dan Laporan Perubahan EkuitasTermasuk pula penyajian informasi yg diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yg diperlukan utk penyajian yg wajar atas
laporan keuangan
REVIU LAPORAN KEUANGAN54
Pen
gert
ian Penelaahan atas
penyelenggaraan akuntansi dan penyajian laporan keuangan K/L oleh auditor APIP yang kompeten untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan Sistem Akuntansi Instansi dan laporan keuangan K/L telah disajikan sesuai dengan SAP, dalam upaya membantu menteri/ pimpinan lembaga untuk menghasilkan laporan keuangan kementerian/ lembaga yang berkualitas.
Tuju
an Memberikan
keyakinan akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sebelum disampaikan oleh menteri/pimpinan lembaga kepada Presiden melalui Menteri Keuangan.
REVIU LAPORAN KEUANGAN(oleh APIP sebelum diserahkan ke BPK)
55
Sasa
ran Penyelenggaraan
akuntansi dan penyajian laporan keuangan K/L termasuk penelaahan atas catatan akuntansi dan dokumen sumber yang diperlukan. Tidak termasuk kegiatan pengujian atas SPI, catatan akuntansi dan dokumen sumber dan tidak termasuk pengujian atas respon permintaan keterangan
Pere
viu APIP
PMK41/PMK.09/2010 tentang Standar Reviu atas Laporan Keuangan K/L.
Pela
pora
n Dituangkan
dalam Pernyataan Telah Direviu ditandatangani oleh APIP (sebagai salah satu dokumen pendukung SOR yang disampaikan ke Menkeu).
56
LANGKAH REVIU
Menelusuri laporan keuangan ke catatan akuntansi dan dokumen sumber.
Meminta keterangan mengenai proses pengumpulan, pengikhtisaran, pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan.
Meminta keterangan mengenai kompilasi dan rekonsiliasi laporan keuangan K/L dengan Bendahara Umum Negara secara berjenjang.
Kegiatan analitik untuk mengetahui hubungan dan hal‐hal yang kelihatannya tidak biasa.
Paralel dengan pelaksanaan anggaran dan penyusunan laporan
keuangan K/L.
DIPERHATIKAN57
Rekonsiliasi belanja telah dilakukan antara unit akuntansi dengan KPPN melalui permintaan keterangan dan penelusuran ke BA Rekonsiliasi
Setiap transaksi telah didukung dokumen pengeluaran yang sah, melalui penelusuran ke dokumen SPM dan SP2D
Pengembalian belanja hanya merupakan transaksi pengembalian belanja untuk periode berjalan, melalui permintaan keterangan dan penelusuran jurnal transaksi ke dokumen SSPBPengembalian belanja periode sebelumnya telah diakui dan dicatat sebagai PNBP, dengan melakukan permintaan keterangan dan penelusuran jurnal transaksi ke dokumen SSBP
Setiap belanja modal telah dicatat dalam jurnal korolari dan menambah aset tetap, dengan melakukan penelusuran dokumen SPM dan SP2D ke jurnalnya.
PEMERIKSAAN ATAS PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KN - KEUANGAN
58
LIN
GKU
P 1. Pemeriksaan keuangan2. Pemeriksaan kinerja3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
KR
ITER
IA 1. Kesesuaian dengan SAP2. Kecukupan pengungkapan3. Kepatuhan terhadap peraturan per-UU-an4. Efektivitas SPI
OPIN
I 1. Wajar tanpa pengecualian (unqualified)2. Wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas3. Wajar dengan pengecualian (qualified)4. Tidak wajar (adversed)5. Pernyataan menolak memberikan opini (disclaimer)
PEMERIKSAAN KEUANGAN
Psl 2 UU 17/2003 Pemeriksan
mencakup seluruh unsur keuangan
negara
59
KRITERIA JENIS OPINIW
TP Pos‐pos
laporan keuangan tidak mengandung salah saji material dan LK secara keseluruhan disajikan secara wajar
WTP
(P
en
jela
s) Terdapat
prmasalahan yang belum dapat dituntaskan, namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kewajaran laporan keuangan
WD
P Terdapat pos‐pos tertentu dalam LK mengandung salah saji secara material namun secara keseluruhan tidak mengganggu kewajaran LK.
Tid
ak W
aja
r Pos‐pos LK mengandung salah saji material sehingga LKsecara keseluruhan tidak wajar.
Dis
cla
imer Pemeriksa
tidak dapat memperoleh keyakinan atas kewajaran informasi yang disajikan dalam LK.
PEMERIKSAAN ATAS PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KN - KINERJA
60
DEFI
NIS
I Pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi, serta pemeriksaan atas efektivitas (value for money audit). P
RO
SES
&
HA
SIL
Proses antara lain dilakukan dengan melakukan evaluasi atas efisiensi pelaksanaan kegiatan serta efektivitas suatu program.Hasil temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.
61
PEMERIKSAAN ATAS PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KN - PDTT
DEFI
NIS
I Pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja.
LIN
GKU
P Pemeriksaan
atas hal‐hal lain yang bersifat keuanganPemeriksaan atas sistem pengendalian internPemeriksaan investigatif
HA
SIL Kesimpulan.
Pemeriksaan investigatif: indikasi TPK atau tindakan yang membawa dampak kerugian negara dilaporkan kepada instansi yang berwenang sesuai dengan per-UU-an
62
KETENTUAN PIDANA, SANKSI ADMINISTRASI, DAN GANTI RUGI UU 17/2003 Psl 34-35
1. Menteri/pimpinan lembaga yang terbukti melakukan penyimpangan kebijakan yang telah ditetapkan dalam UU tentang APBN diancam dengan pidana penjara dan denda sesuai dengan ketentuan UU (tercermin pada manfaat/hasil yang harus dicapai dengan pelaksanaan fungsi dan program K/L ybs).
2. Pimpinan unit organisasi K/L yang terbukti melakukan penyimpangan kegiatan anggaran yang telah ditetapkan dalam UU tentang APBN diancam dengan pidana penjara dan denda sesuai dengan ketentuan UU.
3. Presiden memberi sanksi administratif sesuai dengan ketentuan UU kepada pegawai negeri serta pihak‐pihak lain yang tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam UU ini.
4. Setiap pejabat negara dan pegawai negeri bukan bendahara yang melanggar hukum atau melalaikan kewajibannya baik langsung atau tidak langsung yang merugikan keuangan negara diwajibkan mengganti kerugian dimaksud.
5. Setiap bendahara bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian keuangan negara yang berada dalam pengurusannya.
63
KETENTUAN PIDANA UU 15/2004
No
Subjek
Pelanggaran (dengan sengaja) Ancaman Pidana Maksimal
1
Setiap orang
tidak menjalankan kewajiban menyerahkan dokumen dan/atau menolak memberikan keterangan yang diperlukan untuk kepentingan kelancaran pemeriksaan
penjara satu tahun enam bulan dan/atau denda Rp500.000.000,00
2 Setiap orang
mencegah, menghalangi, dan/atau menggagalkan pelaksanaan pemeriksaan
penjara satu tahun enam bulan dan/atau denda Rp500.000.000,00
3 Setiap orang
menolak pemanggilan yang dilakukan oleh BPK tanpa menyampaikan alasan penolakan secara tertulis
penjara satu tahun enam bulan dan/atau denda Rp500.000.000,00
4 Setiap orang
memalsukan atau membuat palsu dokumen yang diserahkan
penjara tiga tahun dan/atau denda Rp1.000.000.000,00
5 Setiap pemeriksa
mempergunakan dokumen yang diperoleh dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan melampaui batas kewenangannya
penjara tiga tahun dan/atau denda Rp1.000.000.000,00
6 Setiap pemeriksa
menyalahgunakan kewenangannya sehubungan dengan kedudukan dan/atau tugas pemeriksaan
penjara satu tahun dan paling lama lima tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp1.000.000.000,00
7 Setiap pemeriksa
tidak melaporkan temuan pemeriksaan yang mengandung unsur pidana yang diperolehnya pada waktu melakukan pemeriksaan
penjara satu tahun enam bulan dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00
8 Setiap orang
tidak memenuhi kewajiban untuk menindaklanjuti rekomendasi yang disampaikan dalam laporan hasil pemeriksaan
penjara satu tahun enam bulan dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00
64
PEJABAT YANG BERHAK MENGENAKAN
SANKSI
No Pelaku Kerugian Negara Pemberi Sanksi
1. Menteri Teknis Menteri Keuangan/BUN
2. Menteri Keuangan/BUN Presiden
3. Bendahara BPK
4. Bukan Bendahara Menteri Teknis
65
PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA (UU No. 1/2004 Psl 59-67)
Setiap kerugian negara (KN) yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau kelalaian seseorang harus segera diselesaikan sesuai dengan ketentuan perundangan‐undangan yang berlaku.
Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang karena perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajiban yang dibebankan kepadanya secara langsung merugikan keuangan negara wajib mengganti kerugian tsb.
Setiap pimpinan K/L/kepala satuan kerja dapat segera melakukan tuntutan ganti rugi, setelah mengetahui bahwa dalam K/L/satuan kerja yang bersangkutan terjadi kerugian akibat perbuatan dari pihak manapun.
66
PENGENAAN GANTI RUGI TERHADAP PEGAWAI NEGERI BUKAN BENDAHARA
Kerugian Negara(Dilaporkan Ka. Satker kepada Menteri cc. BPK)
SKTMOleh Ka Satker (Apabila diperlukan ditetapkan SK Pembebanan Penggantian Kerugian Sementara)
67
PENGENAAN GANTI RUGI TERHADAP BENDAHARA
Kerugian Negara
SK Penetapanbatas waktu pertanggungjawaban bendahara atas kekurangan kas/barang oleh BPK
Proses KeberatanOleh bendahara
SK Pembebanan Penggantian Kerugian Negara oleh BPK
Berlaku untuk pengelola BUMN
Menteri/Ka K/L melaporkan progres penyelesaiannya < 60 hr
68
KETENTUAN LAINNYA
1. Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, dan pejabat lain yang telah ditetapkan untuk mengganti kerugian negara dapat dikenai sanksi administratif dan atau sanksi pidana. Putusan pidana tidak membebaskan dari tuntutan ganti rugi.
2. Kewajiban bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain untuk membayar ganti rugi, menjadi kadaluwarsa jika dalam waktu lima tahun sejak diketahuinya kerugian tersebut atau dalam waktu delapan tahun sejak terjadinya kerugian tidak dilakukan penuntutan ganti rugi terhadap yang bersangkutan.
3. Dalam hal bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang dikenai tuntutan ganti kerugian negara berada dalam pengampuan, melarikan diri, atau meninggal dunia, penuntutan dan penagihan terhadapnya beralih kepada pengampu yang memperoleh hak/ahli waris, terbatas pada kekayaan yang dikelola atau diperolehnya, yang berasal dari bendahara, pegawai negeri bukan bendahara atau pejabat lain yang bersangkutan.
69
KETENTUAN LAINNYA (Lanjutan..)
4. Tanggung jawab pengampu yang memperoleh hak/ahli waris untuk membayar ganti kerugian negara dimaksud menjadi hapus apabila dalam waktu 3 (tiga) tahun sejak keputusan pengadilan yang menetapkan pengampuan kepada bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang bersangkutan, atau sejak bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang bersangkutan diketahui melarikan diri atau meninggal dunia, pengampu/yang memperoleh hak/ahli waris tidak diberi tahu oleh pejabat yang berwenang mengenai adanya kerugian negara.
5. Ketentuan penyelesaian kerugian negara dalam undang‐undang ini berlaku pula untuk pengelola perusahaan negara dan badan‐badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan keuangan negara, sepanjang tidak diatur dalam undang‐undang tersendiri.
6. Pengenaan ganti kerugian negara terhadap pengelolaan perusahaan umum dan perusahaan perseroan yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh negara Republik Indonesia ditetapkan oleh BPK, sepanjang tidak diatur dalam undangundang tersendiri
70
SE MENPAN NOMOR: SE/03/M.PAN/4/2007
Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Panglima TNI, Jaksa Agung, Kepala Polri, para kepala lembaga pemerintah nondepartemen, para pimpinan sekretariat lembaga tinggi negara, para pimpinan sekretariat dewan/komisi/badan, para gubernur, dan para bupati/walikota.
1. Segera memberikan izin pemeriksaan terhadap pejabat atau pegawai baik sebagai saksi atau sebagai tersangka, jika memang izin tersebut diperlukan sesuai peraturan per-UU-an.
2. Memberhentikan sementara dari jabatannya, terhadap pejabat yang terlibat perkara korupsi, berstatus sebagai tersangka/terdakwa, dan dilakukan penahanan oleh aparat penegak hukum, sampai dengan adanya keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht).
3. Menjatuhkan sanksi administratif sesuai dengan PP 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS terhadap pejabat/pegawai yang telah mendapatkan vonis bersalah dari pengadilan atau jika terbukti adanya pelanggaran disiplin pegawai negeri sipil, meskipun pejabat/pegawai tersebut mendapatkan vonis bebas dari pengadilan.
4. Memulihkan nama baik dan dapat menempatkan kembali pada jabatan yang semestinya terhadap pejabat/pegawai yang tidak terbukti melakukan tindak pidana korupsi dan tidak terdapat pelanggaran terhadap disiplin pegawai negeri sipil.
5. Menyampaikan laporan setiap semester kepada MenPAN tentang nama‐nama pejabat/ pegawai yang terlibat kasus korupsi dengan status hukumnya
SEKIAN – TERIMA KASIH