PENGERTIAN EKOLOGI

38
PENGERTIAN EKOLOGI Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Erns Haeckel pada tahun 1869. Pada waktu itu ekologi merupakan cabang biologi yang masih relative baru (1900). Kata ekologi berasal dari bahasa Yunani , oikos yang berarti tempat tinggal dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Ekologi adalah suatu kajian studi terhadap hubungan timbal balik (interaksi) antar organism (antar makhluk hidup) dan antara organism (makhluk hidup) dengan lingkungannya. Sebagai cabang biologi yang masih relative baru, ekologi menjadi amat penting sebagai bahan kajian setelah manusia mempunyai kesadaran terhadap lingkungan dan merasa menjadi bagian atau merupakan salah satu komponen dari lingkungannya. Diterbitkan di: 20 Mei, 2010 Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/2003965-pengertian-ekologi/#ixzz2TcaYnPW5 MENGAPA FAKTOR EKOLOGI 2.2 FAKTOR-FAKTOR EKOLOGIS DALAM ADMINISTRASI PEMERINTAHAN. Meskipun belum adanya keseragaman dari para ahli dalam memberikan batasan atau klasifikasi dari faktor-faktor sosial yang dominan yang harus diperkirakan dalam mengembangkan dan membina administrasi pemer intahan,

Transcript of PENGERTIAN EKOLOGI

Page 1: PENGERTIAN EKOLOGI

PENGERTIAN EKOLOGI

Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Erns Haeckel pada tahun 1869. Pada waktu itu ekologi merupakan cabang biologi yang masih relative baru (1900).Kata ekologi berasal dari bahasa Yunani , oikos yang berarti tempat tinggal dan logos yang berarti ilmu pengetahuan.Ekologi adalah suatu kajian studi terhadap hubungan timbal balik (interaksi) antar organism (antar makhluk hidup) dan antara organism (makhluk hidup) dengan lingkungannya.Sebagai cabang biologi yang masih relative baru, ekologi menjadi amat penting sebagai bahan kajian setelah manusia mempunyai kesadaran terhadap lingkungan dan merasa menjadi bagian atau merupakan salah satu komponen dari lingkungannya.Diterbitkan di: 20 Mei, 2010   

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/2003965-pengertian-ekologi/#ixzz2TcaYnPW5

MENGAPA FAKTOR EKOLOGI

2.2 FAKTOR-FAKTOR EKOLOGIS DALAM ADMINISTRASI PEMERINTAHAN.

Meskipun belum adanya keseragaman dari para ahli dalam memberikan batasan atau klasifikasi

dari faktor-faktor sosial yang dominan yang harus diperkirakan dalam mengembangkan dan membina

administrasi pemer intahan, penulis dalam hai ini hanya mengemukakan beberapa pendapat saja dari

para sarjana.

Drs. S. Pamudji, MPA. menyatakan sebagai berikut :

Environment adalah ruang hidup yang di dalamnya terdapat facet-facet yang kesemuanya

mempengaruhi living organism dan sebaliknya.

Facet-facet itu adalah :

Page 2: PENGERTIAN EKOLOGI

a. Fisis geografis yang meliputi tanah, air, sungai, gunung, udara.

b. Non fisis geografis yang mencakup idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hankam (S. Pamudji : 1979 ;

hal.2).

Prof. Fred. W. Riggs membagi faktor ekologis tersebut ke dalam lima aspek, yaitu :

1. Ekonomi

2. Sosial

3. Symbol

4. Komunikasi

5. Politik (S. Pamudji : 1979 : hal.6).

Prof. John Gous membagi pula faktor-faktor 1ingkungan tersebut sebagai berikut :

1. Penduduk

2. Tempat

3. Teknologi fisik

4. Teknologi sosial

5. Cita-cita dan keinginan-keinginan

6. Bencana

7. Kepribadian (S. Pamudji : 1979 : hal.3).

Dalam rangka pembinaan Ketahanan Nasional, maka Sondang P. Siagian, MPA. Ph.D, membagi

faktor-faktor ekologis sebagai berikut :

1. Faktor geografis

2. Faktor penduduk

3. Faktor kekayaan alan

Page 3: PENGERTIAN EKOLOGI

4. Faktor ideologi

5. Faktor politik

6. Faktor ekonomi

7. Faktor sosial budaya

8. Faktor kekuatan militer (Sondang P.Siagian : 1979 : hal.88).

Selanjutnya Prof. DR. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo membagi pula faktor ekologis dari

administrasi yang dominan ke dalam dua aspek yakni : “Unsur-unsur alam geografis fisik dan unsur-unsur

kemanusiaan (S. Prajudi Atmosudirdjo : 1976 : hal.17).

Dari beberapa pendapat sarjana tersebut di atas maka penulis membatasi diri pada beberapa

faktor lingkungan yang paling dominan berpengaruh terhadap administrasi pemerintahan, yaitu politik,

ekonomi, sosial, budaya, dan hankam.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 TINGKAT PEMERINTAHAN DESA

Perkembangan desa sejak dahulu hingga sekarang dipengaruhi oleh faktor-faktor, baik dari

dalam maupun dari luar desa. Faktor-faktor yang merupakan potensi desa ialah meliputi faktor penduduk,

alam, letak desa, ekonomi, sosial budaya, keamanan dan ketertiban umum.

Hubungan faktor penduduk dengan faktor alam secara timbal balik mewujudkan ekosistem

daerah pedesaan dan perkembangannya beraneka ragam serta menghasilkan desa-desa padat

penduduk dan desa-desa jarang penduduk. Hai ini menimbulkan adanya ekosistem desa yang tidak

seimbang.

Hubungan antara faktor penduduk dengan faktor sosial budayanya serta pengaruh

perkembangan tehnologi menghasilkan sistem sosial yang beraneka ragam pula serta menghasilkan

desa-desa maju dan desa-desa terbelakang atau tradisionil. Type sesuatu desa ditentukan oleh potensi

desa, alam, dan letak desa terhadap pusat-pusat fasilitas yang mempengaruhi perkembangan atau

pertumbuhan desa. Sedangkan tingkat perkembangan / pertumbuhan ditentukan dari hasil karya

manusia.

Page 4: PENGERTIAN EKOLOGI

Tingkat pengembangan desa melalui tahap - tahap sebagai berikut :

1. Desa Swadaya

2. Desa Swakarya

3. Desa Swasembada

Perkembangan Desa Swadaya menuju Desa Swasembada tidak dengan sendirinya terjadi, akan

tetapi diperlukan sejumlah program dan rencana yang konsepsional dan terarah serta upaya untuk

merealisasikannya. Dengan demikian pengembangan suatu desa diperlukan keterpaduan antara

serangkaian kegiatan Pemerintah dan kegiatan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

dan taraf hidup masyarakat.

Pendekatan, kebijaksanaan, pelaksanaan dan program pembangunan desa berikut mekanisme

perencanaan dan pengendalian dalam pelaksanaannya, merupakan suatu integritas usaha yang

berkelanjutan untuk menjadikan desa-desa diseluruh Wilayah Indonesia memiliki tingkat perkembangan

Swasembada melalui Desa Swadaya dan Desa Swakarya. (Bandiklat Depdagri : 1982 : ha1.1).

Pengertian dan norma-norma desa sehubungan dengan tingkat perkembangannya adalah

sebagai berikut :

1. Tingkat Desa Swadaya.

Desa Swadaya adalah desa yang sifatnya masih tradisional, adat istiadatnya masih sangat

mengikat, hubungan antar manusia sangat erat, pengawasan sosial di dasarkan atas kekeluargaan. Mata

pencaharian penduduknya pada sektor primer, tingkat tehnologinya masih sederhana, sehingga

produktivitasnya rendah, disertai keadaan prasarana desa yang masih langka dan sederhana.

Norma-norma Desa Swadaya :

a. Mata pencaharian penduduk terutama disektor primer, yaitu sebagian besar penduduk hidup dari

pertanian, peternakan, nelayan dan pencaharian hasil hutan.

b. Yield / out put desa adalah jumlah dari seluruh produksi desa yang dinyatakan dalam nilai rupiah, dibidang

pertanian, perkebunan, peternakan, kerajinan / industri, jasa perdagangan pada umumnya masih rendah.

c. Adat istiadat dan kepercayaan masih mengikat.

Page 5: PENGERTIAN EKOLOGI

d. Kelembagaan dan Pemerintahan Desa masih sederhana baik tugas maupun fungsinya.

e. Pendidikan dan ketrampilan penduduk masih rendah.

f. Swadaya dan kegotong-royongan dalam pembangunan, masih harus disertai dengan anjuran dan

diarahkan, mengingat tehnologi yang di kuasainya masih rendah serta pengaruh adat masih kuat.

g. Prasarana desa yang masih meliputi prasarana perhubungan, produksi, pemasaran, dan sosial masih

kurang, serta belum memadai kebutuhannya.

2. Tingkat Desa Swakarya atau Transisi.

Desa swakarya adalah desa yang setingkat lebih maju dari Desa Swadaya, dimana adat istiadat

masyarakat desa sedang mengalami transisi, pengaruh dari luar sudah mulai masuk ke desa yang

mengakibatkan perubahan cara berfikir dan bertambahnya lapangan kerja dì desa, sehingga mata

pencaharian penduduk sudah mulai berkembang dari sektor primer ke sektor sekunder, produktivitas

mulai meningkat diimbangi dengan bertambahnya prasarana desa.

Norma-norma Desa Swakarya :

a. Mata pencaharian penduduk disektor sekunder, yaitu sudah mulai bergerak di bidang kerajinan dan

industri kecil seperti pengolahan hasil, pengawetan bahan makanan dan sebagainya.

b. Yield / out put adalah merupakan jumlah dari seluruh produksi desa yang dinyatakan dalam nilai rupiah

dibidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kerajinan dari industri kecil, perdagangan dan

jasa berada pada tingkat sedang.

c. Adat istiadat dan kepercayaan penduduk berada padat ingkat transisi,

d. Kelembagaan dan pemerintahan desa mulai berkembang baik tugas ataupun fungsinya.

e. Pendidikan dan ketrampilan penduduk pada tingkat sedang.

f. Swadaya dan gotong-royong masyarakat sudah mengalami transisi artinya pelaksanaan dan cara kerja

gotong royong sudah mulai efektif dan tumbuh adanya rasa kesadaran dan tanggung jawab dari

masyarakat itu sendiri.

g. Prasarana perhubungan, produksi, pemasaran dan sosial berada pada tingkat sedang, mulai memadai

baik kwalitas maupun kwantitas.

Page 6: PENGERTIAN EKOLOGI

3. Tingkat Desa Swasembada atau Berkembang.

Desa Swasembada adalah desa yang setingkat lebih maju dari desa swakarya, dimana adat

istiadat sudah tidak mengikat, hubungan antar manusia bersifat nasional, mata pencaharian penduduk

sudah beraneka ragam dan bergerak di sektor tertier, tehnologi baru sudah benar-benar dimanfaatkan

dibidang pertanian, sehingga produktivitas tinggi diimbangi dengan prasarana desa yang cukup.

Norma-norma Desa Swasembada :

a. Mata pencaharian disektor tertier, yaitu sebagian besar dibidang perdagangan dan jasa.

b. Yield / out put adalah merupakan jumlah dari seluruh produksi desa yang dinyatakan dalam nilai rupiah

dibidang perdagangan, perkebunan, peternakan, perikanan, kerajinan / industri kecil, perdagangan dan

jasa sudah tinggi.

c. Adat istiadat dan kepercayaan penduduk sudah tidak mengikat atau maju.

d. Kelembagaan dan pemerintahan desa sudah efektif baik dalam hal penugasan-penugasan ataupun

fungsinya dan telah ada kondisi yang sebaik-baiknya dalam perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan di pedesaan.

e. Pendidikan dan ketrampilan penduduk sudah tingkatnya sudah tinggi.

f. Swadaya dan gotong royong masyarakat sudah menivest, artinya pelaksanaan dan tata cara kerja

kegotong-royongan berdasarkan musyawarah/mufakat antara warga masyarakat dengan penuh

kesadaran dan tanggung jawab yang selaras dengan norma-norma perkembangan/kemajuan zaman.

g. Prasarana produksi, perhubungan, pemasaran dan sosial cukup memadai serta hubungan kota-kota

sekitarnya telah berjalan lancar. (G. Kartasapoetra : 1986 : hal.48-51).

Walaupun telah ada norma-norma yang dijadikan ukuran dan dasar bagi penentuan tingkat

perkembangan desa, namun dalam kenyataan sehari-hari, acapkali norma-norma tersebut tidak

sepenuhnya dipedomani. Setiap tahun prosentase tingkat perkembangan desa sering berubah yang

secara administratif ditetapkan dalam suatu surat Keputusan Bupati / Walikotamadya Kepala Daerah

Tingkat II. Setiap perubahan tingkat perkembangan desa cenderung memperbanyak jumlah desa

swakarya dan desa swasembada dalam bentuk angka akan tetapi tidak dalam kenyataan yang riil

dilapangan. Akibatnya sering menimbulkan kesan seolah-olah penentuan tingkat perkembangan desa

secara administratif, sekedar untuk memenuhi “pesanan” dan terget.

Page 7: PENGERTIAN EKOLOGI

3.2 BEBERAPA FAKTOR EKOLOGI YANG MEMPENGARUHI ADMINISTRASIPEMERINTAHAN DESA

1. Faktor Politik

Pada faktor politik dilihat dari kesadaran bernegara masyarakatnya cukup baik misalnya pada

kesadaran masyarakat untuk berhubungan dengan kantor kelurahan dapat dikatakan lancar terbukti

surat-surat yang diperlukan oleh anggota masyarakat cepat urusannya misalnya KTP, Surat keterangan

dan lain-lain.

Dan dengan adanya partisipasi politik yang sudah berkembang pada masyarakat

desa membantu kepala-kepala lingkungan yang ada berperan sebagaimana yang diharapkan, sehingga

mempermudah dan mempercepat tugas-tugas di kelurahan.

2. Faktor Ekonomi

Dari data yang ada memperlihatkan faktor ekonomi sangat mempengaruhi akan kelancaran roda

Organisasi pemerintahan. Dapat dilihat dari jumlah surat-surat jalan, KTP, Surat Keterangan lainnya.

Dapat dilihat juga dari kewajiban bayar pajak dan retribusi misalnya PBB, disamping itu sumbangan

masyarakat pada hari-hari besar (Negara maupun Agama).

3. Faktor Sosial Budaya

Masyarakat adalah kumpulan dari individu-lndividu atau sekelompok manusia. atau dengan

pengertian lain dapat dikatakan bahwa masyarakat adalah satu kesatuan yang didasarkan pada ikatan-

ikatan yang sudah teratur dan boleh dikatakan stabil. Dalam bidang ini yang perlu diperhatikan adalah

kelompok-kelompok atau golongan yang mempunyai pengaruh dalam masyarakat. Setiap masyarakat

merupakan suatu kehidupan bersama, dimana akan terbentuklah berbagai macam organisasi sosial.

Setiap masyarakat mengenal organisasi sosial, struktur kelas dan sebagainya, sekalipun sifatnya dan

cirinya berbeda-beda, faktor ini berhubungan erat dengan struktur sosial yang mempunyai nilai sosial

yang mengatur kehidupan masyarakat sekelilingnya karena manusia selain sebagai mahluk berpikir, juga

mempunyai daya kreasi, sehingga dapat menarik pelajaran dari pengalamannya dan mencetuskan ide-

ide yang baru sebagai hasil dari proses sosial. Proses sosial merupakan suatu proses yang berarti bahwa

dia merupakan suatu gejala perubahan. Perubahan sosial tidak terjadi secara mendadak, melainkan

berubah karena hasil pendidikan dan kebudaaan. Oleh sebab itu faktor yang penting dalam pertumbuhan

suatu masyarakat adalah faktor waktu, karena waktu memberikan kesempatan pada individu untuk

bekerja sama.

Page 8: PENGERTIAN EKOLOGI

Agar norma-norma yang berlaku ditaati oleh anggota masyarakat, maka perlu adanya

pengendalian sosial yang merupakan sistem atau proses yang dijalankan oleh masyarakat yang selalu

disesuaikan dengan kaedah-kaedah dan nilai-nilai yang berlaku. Himpunan dari norma-norma dari segala

tingkatan yang berkisar pada suatu. kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat disebut lembaga

kemasyarakatan.

Tingkat pendapatan yang sudah berkembang dan tingkat pendidikan yang memadai, maka

diperlukan Adanya keharmonisan, ketenangan, ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat. Hal ini

dapat terwujud dengan dilakukannya/ dilaksanakannya syiar agama yang baik, serta adanya kerukunan

beragama yang baik ditengah-tengah masyarakat.

4. Faktor Hankam

Perkembangan tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya, apabila tidak didukung oleh situasi

dan kondisi yang mantap dan stabil. Oleh sebab itu diperlukan adanya keamanan yang mantap dan

mandiri,

Aman, tentera, tertib dan sentosa adalah idaman setiap insan (manusia) di dalam suatu

masyarakat. Dengan adanya faktor keamanan yang terjamin, maka memungkinkan masyarakatnya

mencari nafkah lebih luas dan leluasa (sesuai dengan kaedah dan norma yang berlaku sehingga

pandapatannya dapat lebih meningkat lagi.

Faktor politik, ekonomi, dan sosial budaya sudah jelas mempengaruhi akan faktor Hankam ini.

Ketentraman, tertib, harmonis, tolong-menolong, setia kawan dan efektifnya lembaga-lembaga

kemasyarakatan yang ada menyebabkan situasi dan kondisi masyarakat menjadi mantap dan stabil.

Page 9: PENGERTIAN EKOLOGI

AWAL PERTUMBUHANA EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA

Pengertian Model dalam Perbandingan Administrasi Negara

Penggunaan suatu model dalam melaksanakan perbandingan administrasi negara ditemukan dan

digunakan  dalam dua metoda terakhir yaitu General System Model Building dari Fred W Riggs

dan Midle Range Theory Formulation dari Ferrel Heady.

 

            Model dapat disinonimkan dengan contoh, pola, paradigma, ideal, standar, dan pencerminan.

Ditinjau dari pemakaiannya istilah model dapat dibedakan dalam dua keperluan yaitu untuk

pemakaian sehari-hari dan untuk tujuan ilmiah.

Sebagai alat untuk tujuan ilmiah, model oleh Dalton E Mac Farland diartikan sebagai sarana untuk

menggambarkan situasi atau serangkaian kondisi sedemikian rupa sehingga perilaku yang terjadi di

dalamnya dapat dijelaskan. Sedangkan  Daniel E Griffiths menyatakan bahwa istilah model dapat

diperbandingkan dengan teori atau sinonim dengan teori dan juga dapat dipergunakan untuk subyek-

subyek yang tidak banyak dikenal.  

Penyusunan model menurut Johnson, Kast dan Rosenzweig dengan menggunakan teknik yang umum

dipakai untuk mengabstrasikan dan menyederhanakan, dalam rangka usaha untuk mempelajari

karakterirstik atau aspek-aspek perilaku obyek atau sistem dalam berbagai kondisi. Lebih lanjut

dikatakannya bahwa model merupakan penggambaran obyek, kejadian, proses atau sistem yang

dipergunakan untuk melakukan peramalan dan pengendalian.

 Pernyataan yang lain dikemukakan oleh Hilgard dan Daniel Lerner bahwa model menunjuk pada

pernyataan eksplisit tentang struktur yang diharapkan dapat ditemukan di dalam setiap mass of

data tertentu. Sedangkan  Dwight Waldo menegaskan dalam kalimat yang pendek model merupakan

sarana yang dapat dipergunakan untuk meredusir semua konsepsi tentang sifat, realita

atauuniverse.   Sementara itu Marshall, Dimock and Dimock model merupakan teori yang memadukan

semua faktor yang berperan dalam batas-batas tertentu untuk diuji kebenarannya sebagi sarana

untuk menjelaskan fenomena tertentu. Yang terakhir Caldwell mengatakan bahwa di dalam model,

simbol-simbol dipergunakan sebagai pengganti realita, hal-hal yang detail ditinggalkan untuk

memperoleh kejelasan. Peranan penting model merupakan kerangka konseptual yang dapat

dipergunakan untuk melihat realita yang kompleks.

Dalam hubungannya  dengan studi administrasi Negara Fred W Riggs mengatakan bahwa model

menunjuk kepada suatu susunan daripada simbol-simbol dan aturan pelaksanaan yang dibayangkan

sebagai mempunyai pasangan dengan kenyataan. Dalam hubungan ini jelaslah bahwa model

Page 10: PENGERTIAN EKOLOGI

merupakan persamaan atau contoh perumpamaan (paradigma) antara dunia kenyataan dengan

gambaran pemikiran yang disederhanakan. Dengan model dapat diamati variabel-variabel sistem

administrasi Negara secara lebih cermat. Pendapat ini juga mengandung pengertian bahwa model

adalah copy atau imitasi dari suatu obyek yang disederhanakan.

   Sementara itu Pamuji menegaskan dan menyimpulkan bahwa model lazimnya merupakan suatu

penggambaran obyek-obyek, kejadian-kejadian, proses-proses atau sistem dan dipergunakan untuk

peramalan dan kontrol. Model membantu untuk memperoleh gambaran sesuatu obyek atau sistem

secara bulat dan lengkap, yang dalam keadaan sebenarnya sangat komplek. Selanjutnya model

tersebut berfungsi sebagai alat untuk melakukan analisis terhadap suatu obyek atau sistem.

 

Penggunaan Model dalam Perbandingan Administrasi Negara

 

Ilmuwan yang mengetrapkan penggunaan model adalah FW. Riggs dengan Teori Model Umum yang

memunculkan dua model, yaitu : (1) Model Agraria dan Industria dan (2) Model Sala atau Prismatik.

Ilmuwan kedua adalah Ferrel Heady dengan Teori Bentuk Tengah atau Struktural Bersyarat

memunculkan Model Birokrasi.

Asumsi dasar yang dipakai para ilmuwan ini adalah bahwa (1) Masyarakat berkembang dan berubah

secara linear atau satu arah dari masyarakat yang sederhana/tradisional ke masyarakat yang

kompleks/modern. (2) Perkembangan dan perubahan sistem administrasi negara yang semakin maju

selalu mengikuti sesuai, seiring dan sejalan dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi di

masyarakatnya. 

 

1. Model Agraria – Industria

 

Masyarakat secara dikotomis dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu masyarakat tradisional,

sederhana, agraris, paguyuban (gemeinschaff) sebagai awal perkembangan dan masyarakat maju,

kompleks, modern, industri, patembayan (gesselschaff) sebagai sisi yang lain dari perkembangan

masyarakat. Masing-masing kutub kelompok masyarakat ini akan memiliki model sistem administrasi

negara yang tidak sama.

Secara umum ciri masyarakat Agraris antara lain (1) Pengelompokan dan pelapisan masyarakat

berdasar keturunan, golongan, darah dan sebagainya, (2) Norma yang dominan berlaku dalam

masyarakat adalah norma yang bersifat partikularistik, (3) Jenis pekerjaan yang dimiliki dan dilakukan

oleh anggota masyarakat homogen pada umumnya pada bidang pertanian, (4) Masyarakat relatif

bersifat statis-stabil segan untuk berpindah ke tempat lain, (5) Pelapisan berdasar

kehormatan/kedudukan sosial, keturunan, (6) Bentuk organisasi primer yang menonjol dan sangat

berperan dalam masyarakat, (7) Aktivitas dalam bidang ekonomi dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan sendiri, dan (8) Banyak biaya yang harus dikeluarkan oleh anggota masyarakat untuk

keperluan upacara yang berhubungan dengan kepercayaan tentang kehidupan.

Sedangkan ciri masyarakat Industri antara lain (1) Penilaian didasarkan kepada prestasi, hasil kerja

dari seseorang. (2) Norma yang berlaku di dalam masyarakat bersifat universalistik sehingga berlaku

umum, (3) Jenis pekerjaan yang ada di dalam masyarakat heterogen, spesifik sehingga memunculkan

ragam pekerjaan yang tinggi/banyak dan spesialis. (4) Masyarakat bercirikan dinamis-mobil tidak

Page 11: PENGERTIAN EKOLOGI

segan untuk pindah baik yang berhubungan dengan tempat tinggal, jenis pekerjaan maupun yang lain.

(5) Berlaku prinsip kesamaan antara sesama anggota masyarakat sehingga lebih tidak dapat

ditemukan adanya lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat, (6) Bentuk organisasi sekunder yang

berperan menonjol dan kuat pengaruhnya dalam masyarakat, (7) Ekonomi berorientasi untuk

memenuhi kebutuhan orang lain sehingga perdagangan semakin ramai dan maju (tergantung pada

kekuatan pasar), serta (8) Anggota masyarakat lebih bersifat rasional lugas dalam berpikir dan

bertindak.

 

Sistem Administrasi Negara Agraria – Industria

 

Sesuai dengan kerangka analisis yang dikembangkan oleh FW Riggs maka di dalam masyarakat

agraris akan ditemukan sistem administrasi negara yang sesuai dan sejalan dengan ciri-ciri

masyarakat agraris/tradisional  yang diberi nama Agraria sedangkan di dalam masyarakat industri

demikian pula halnya akan  didapatkan juga sistem administrasi Negara yang sesuai dengan ciri-ciri

masyarakat industri yang  diberi nama Industria

Lebih lanjut dinyatakannya bahwa model Agraria di dalamnya ada 2 (dua) sub model yaitu Submodel

Feudalistik (Feudalistic) dan Submodel Birokratik Imperium (Imperial Bureaucratic). Demikian pula

halnya dengan model Industria didalamnya ada dua submodel yaitu Submodel Totaliter (Totalitarian)

dan Submodel Demokrasi (Democratic).

Model sistem Agraria akan berkembang dan berubah satu arah menuju model sistem Industria,

demikian pula halnya dengan masing-masing dua submodelnya.

Arah perubahan dan perkembangan submodel terlihat ke dalam enam konfigurasi, yaitu : (1)

Perubahan dari submodel Feudalistik menuju ke arah Birokratik Imperium secara timbal balik yang

sama-sama berada dalam model Agraria. (2) Perubahan secara timbal balik juga terjadi dalam model

Industria yang menyangkut antara Submodel Totaliter dengan Submodel Demokrasi. (3) Perubahan

searah dari Submodel Feudalistik yang ada pada model Agraria menjadi Submodel Totaliter pada

model Industria, (4) Perubahan searah dari Submodel Feudalistik yang ada pada model Agraria

menjadi Submodel Demokrasi pada model Industria, (5) Perubahan searah dari Submodel Birokrasi

Imperium yang ada pada model Agraria menjadi Submodel Totaliter pada model Industria, dan yang

terkakhir (6) Perubahan searah dari Submodel Birokrasi Imperium yang ada pada model Agraria

menjadi Submodel Demokrasi pada model Industria,

Variabel untuk pembuatan model Agraria-Industria adalah diferensiasi dan spesialisasi struktur dan

fungsi. Struktur menunjuk kepada adanya lembaga-lembaga/institusi sedangkan fungsi menunjuk

kepada tugas pelaksanaan dari suatu stuktur. Di dalam setiap masyarakat dijumpai lembaga-lembaga

yang menjalankan fungsi tertentu. Sifat-sifat atau ciri-ciri yang membedakan berbagai macam tingkat

pertumbuhan dan perkembangan masyarakat diperoleh dengan menghubungkan lembaga/institusi

dan fungsi.

Dalam masyarakat tradisional (yang dalam hal ini model agraria), belum diketemukan  diferensiasi dan

spesialisasi, dimana satu lembaga menjalankan beberapa fungsi. Masyarakat demikian disebut fused

society. Dalam masyarakat modern (yang dalam hal ini termasuk model industria), telah terdapat

diferensiasi dan spesialisasi yang berlanjut, dimana setiap lembaga menjalankan fungsi tertentu yang

sangat khusus. Masyarakat demikian disebut juga sebagairefracted society.

Page 12: PENGERTIAN EKOLOGI

 

1. 1.      Model SALA atau Prismatik

 

Model kedua yang diciptakan oleh FW Riggs ini khusus digunakan untuk menelaah dan menganalisis

sistem administrasi negara yang ditemukan dan berada di dalam masyarakat yang sedang

berkembang atau berubah dalam proses perubahan yang terjadi dari tipe masyarakat yang tradisional

ke tipe masyarakat modern

Asumsi yang digunakan dalam munculnya Model SALA, adalah bahwa (1) Masyarakat berubah dan

berkembang secara unilinear/searah dari kutub tradisional menuju kutub yang lain yaitu modern, (2)

Percepatan perubahan yang dialami dan dilakukan oleh negara, bangsa-bangsa di berbagai belahan

dunia tidak sama, (3) Negara yang dapat diklasifikasikan ke dalam kutub tradisional sebagai awal

perkembangan masyarakat sudah amat sulit ditemukan atau boleh disebut hampir tidak ada, (4)

Secara riel belum semua negara di dunia dapat diklasifikasikan mencapai dan menjadi Negara atau

masyarakat modern, (5) Sebagian besar negara justru tersebar berada pada posisi antara tipe

tradisional dan tipe modern dengan prosentase perbandingan bobot yang sangat beragam, (6)

Kelompok ini sudah tidak sepenuhnya tradisional tetapi juga belum sepenuhnya modern, di dalamnya

tercampur ciri karakteristik tradisional sekaligus juga ciri karakteristik modern secara bersama-sama

berlaku dalam tata kehidupan masyarakat, (7) Pada kondisi dan kedudukan seperti itu maka model

Agraria–Industria menjadi sudah tidak dapat dipakai lagi untuk memerikan atau menggambarkannya,

sehingga (8) Harus diciptakan model lain yang mampu digunakan untuk menjelaskan tipe masyarakat

campuran yang sedang berubah dari tradisional ke modern.

Masyarakat yang sedang berubah/bergeser/berproses/bergerak dari model masyarakat tradisional ke

model masyarakat modern oleh FW Riggs diberi nama model Masyarakat Prismatik yang di dalamnya

tercampur karakteristik tradisional sekaligus juga karakteristik modern yang diakui dan berlaku

didalam masyarakat.

 

Model Masyarakat Prismatik

 

Nama Prismatik yang digunakan oleh FW Riggs untuk menyebut masyarakat yang sedang berkembang

atau berubah berasal dari kata prisma. Prisma merupakan sebuah benda yang berbentuk bidang

segitiga yang mampu memunculkan beraneka warna yang berbeda jika ada sebuah sinar disorotkan

kepadanya, atau dari satu menjadi banyak dengan warna yang berbeda-beda dalam suatu waktu dan

tempat ibarat seperti pelangi

Masyarakat diasumsikan seperti itu, yaitu masyarakat tradisional dianalogkan sebagai sinar yang

tunggal (sebelum masuk ke dalam bidang prisma), sedang masyarakat modern dianalogkan sebagai

aneka warna (yang muncul selepas bidang prisma) dan masyarakat yang sedang berkembang atau

prismatik adalah bidang prisma itu sendiri yang didalamnya terjadi proses berubahnya sinar yang

tunggal untuk menjadi beraneka warna

            Pada kondisi sekarang sulit mendapatkan realitas yang berada di kedua ujung ekstrim dari

model agraria dan industria, yang ada kebanyakan dalam keadaan transisi (transitional society) dari

Page 13: PENGERTIAN EKOLOGI

tradisonal/agraris ke modern/industri. Untuk ini diciptakanlah model masyarakat prismatik (prismatic

society), yaitu suatu masyarakat yang memiliki ciri-ciri tradisional atau agraria bersamaan dengan ciri-

ciri modern atu industria.

            Dalam masyarakat prismatik beberapa pemimpin telah mengadakan pembaharuan-

pembaharuan, mereka menganggap dirinya sebagai promotor dan inisiator modernisasi. Dalam hal

yang demikian ini terjadilah proses pendesakan dan bukannya penggantian atas ciri-ciri atau sifat-sifat

tradisional oleh ciri modern.

            Menurut Fred W Riggs ciri masyarakat prismatik adalah heteregonitas, formalisme, dan tindan

(overlapping), yang penjelasan secara garis besarnya adalah sebagai berikut.

(1)   Heteregonitas. Salah satu ciri masyarakat prismatik ialah tingkat heteregonitas yang tinggi.

Dengan heteregonitas dimaksudkan suatu campuran sifat-sifat masyarakat tradisional (fused society)

dan masyarakat modern (refracted society). Dalam perwujudan rielnya dijumpai antara lain kota-kota

modern dengan golongan cerdik cendekiawan yang hebat-hebat, kantor-kantor gaya Barat, dan

sarana-sarana administrasi modern berada ditengah-tengah daerah pedesaan dengan penduduknya

yang sebagian masih buta aksara diperintah oleh kepala-kepala rakyat atau orang ‘tua-tua’ dimana

peran mereka di bidang politik, administrasi, keamanan dan sosial belum dideferensiasikan dan

bercorak tradisional.

(2)  Formalisme. Ciri atau sifat yang kedua dari masyarakat prismatik adalah tingkat formalisme yang

tinggi. Formalisme dapat diartikan sebagai tingkat ketidaksesuaian (discrepancy) atau tingkat

konggruensi (congruence) antara apa yang telah dituliskan sebelumnya secara formal dengan apa

yang dipraktekkan atau ditindakkan secara riel, antara norma-norma dan kenyataan atau realita.

Semakin besar konggruensi keadaan semakin tidak realistis, semakin besar ketidaksesuaian semakin

lebih formalistis.

(3)  Tindan (overlapping). Di dalam masyarakat prismatik terdapat tindan yang banyak, artinya

struktur-struktur yang telah dideferensiasikan secara formal ada berdampingan dengan struktur-

struktur yang belum dideferensiasikan. Dengan perkataan lain di dalam prismatic society telah disusun

struktur baru, seperti misalnya dinas-dinas pemerintahan, dewan-dewan perwakilan rakyat, pemilihan

umum, pasar-pasar, sekolah-sekolah dan sebagainya,  tetapi fungsi-fungsi administrasi, politik,

ekonomi, pendidikan dan sebagainya sampai tingkat tertentu tetap dijalankan oleh struktur lama yang

belum dideferensiasikan, seperti keluarga, badan-badan keagamaan dan kelompok-kelompok

masyarakat tertentu lainnya.

 

Model SALA

 

Nama SALA sebagai sebutan administrasi Negara pada Negara-negara atau masyarakat yang sedang

berkembang (prismatic society), diambilkan dari nama sebuah bagian dari bangunan rumah tinggal

yang ditemukan di daerah Amerika Selatan. Bangunan ini agak terpisah dari rumah induk tetapi tetap

menjadi bagian yang tidak terpisahkan atau tetap masih menyatu dan ada fasilitas penghubungnya.

Bangunan ini oleh orang-orang Eropa/Barat biasa menyebutnya sebagai Paviliun. Bentuk bangunan

seperti ini hanya ditemukan pada sedikit orang dalam masyarakat atau hanya pada orang-orang

tertentu saja (yang biasanya memiliki kemampuan yang lebih besar dalam banyak hal). Bagian

bangunan yang pada umumnya tidak lebih besar dari bangunan induk digunakan secara khusus untuk

Page 14: PENGERTIAN EKOLOGI

melakukan aktivitas pekerjaan yang berhubungan dengan masyarakat luas. Jadi merupakan konsep

rumah tinggal yang menyatu dengan tempat bekerja.

 

 

Ciri Karakteristik SALA sebagai  Model SAN dalam Masyarakat Prismatik

 

(1)   Heterogenitas (heteregonity) : fungsi administrasi kekeluargaan dengan struktur jabatan baru.

Fungsi-fungsi administratif yang semula dilaksanakan atas dasar hubungan kekeluargaan tetap

dilanjutkan tetapi secara sembunyi-sembunyi, sementara itu disusun struktur jabatan kantor yang

baru guna menggantikan organisasi atas dasar kekeluargaan tadi dan selanjutnya sebagai pantas-

pantas disiapkan seperangkat norma untuk dipatuhi (walaupun nyatanya norma tersebut diabaikan).

(2)   Nepotisme (Nepotism) : universalistik dengan hubungan kekerabatan. Dalam masyarakat

tradisonal jelas-jelas keluarga merupakan landasan bagi pemerintahan dan administrasi negara, dan

wajar apabila jabatan-jabatan dalam administrasi negara disediakan bagi anggota keluarga

(nepotisme). Dalam masyarakat yang sedang berkembang (prismatic society), sering terdapat seorang

Presiden atau Perdana Menteri yang dipilih, tetapi menyerahkan kedudukannya kepada anak,

menantu, kemenakan atau keluarga dekatnya, yang seharusnya kedudukan tersebut digantikan oleh

seseorang melalui pemilihan. Jabatan-jabatan dalam administrasi negara dijabat oleh orang-orang atas

dasar norma yang bersifat universalistik, tetapi nyatanya diam-diam diisi oleh orang-orang yang punya

hubungan kekerabatan. Hal-hal demikian ini menjadi salah satu ciri dalam pengadaan pegawai dari

model Sala.

(3)   Tindan (Overlapping) : antara pekerjaan kantor dengan urusan keluarga.  Pengaruh keluarga atau

kerabat mengatasi pelaksanaan fungsi dinas/kantor sedemikian rupa sehingga peraturan/hukum

dilaksanakan seenak-enaknya terhadap keluarga, sebaliknya sekeras-kerasnya terhadap pihak-pihak

di luar kerabat. Hal ini berlaku juga terhadap pelaksanaan kontrak, pembelian perbekalan, pengadaan

barang, pembayaran pajak, pemberian lisensi, pemberian ijin dan lain sebagainya. Bagi pihak luar

pegawai-pegawai dari model sala ini nampak bersifat individualistik, karena mereka menilai

kepentingan keluarga lebih tinggi daripada kepentingan dinas, pemerintah, kadang-kadang bahkan

kepentingan negara.

(4)   Poly communal / plural community  : Mobilitas cukup tinggi tetapi tingkat asimilasi rendah.

Pengelompokan atas dasar keluarga menumbuhkan solidaritas kelompok. Dalam negara berkembang

solidaritas kelompok didapat atas dasar etnis, agama, ras yang bersifat mobil karena faktor

komunikasi yang relatif baik, tetapi belum tercapai asimilasi  dengan penguasa (elite) karena sebagian

dari anggota kelompok masih buta aksara, sehingga melahirkan beberapa kelompok masyarakat

(communities) tertentu.

(5)   Clect yang mencakup klik, klub dan sekte (Clicques, Clubs, Sects) : Organisasi primer/tradisional

dikelola secara modern atau sebaliknya. Clect dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi yang

memiliki fungsi-fungsi secara relatif bercampur baur bersifat semi tradisonal, tetapi diorganisir secara

asoasional modern. Sekte oposisi dari partai-partai politik dan gerakan dalam masyarakat prismatik

dapat digolongkan sebagai clect. Suatu organisasi mungkin jatuh dikuasai oleh satu clect tertentu

yang anggota-anggotanya sangat kuat solidaritasnya dan sangat kompak menghadapi clect yang lain.

Kekuasaan yang ada seakan-akan  dimonopoli oleh clect dimana pihak luar tidak dapat ikut serta.

Page 15: PENGERTIAN EKOLOGI

Dalam keadaan demikian berkembangkah suap, uang pelicin, upeti atau pungutan liar (pungli) guna

mendapatkan pelayanan atau fasilitas.

(6)   Formalisme (Formalism) : Ekonomi bazaar-canteen. Pelaksanaan peraturan tersurat tidak sama

dengan yang tersirat. Pelaksanaannya bisa diibaratkan sebagai bazar di mana tidak ada kepastian

harga bersama-sama dengan kantin yang sudah ada kepastian harga dalam mengatur segala sesuatu

dalam kehidupan masyarakat. Komisi tidak wajar seakan-akan dibenarkan, harga barang yang dibeli

oleh dinas dinaikkan di atas harga pasar (mark-up), di mana selisih harga diserahkan kepada pejabat

sebagai ’komisi’. Korupsi seolah-olah dilembagakan diikuti dengan mutasi periodik bergilir diantara

jabatan-jabatan ’basah’ dan jabatan-jabatan ’kering’.  

(7)   Mitos, formula dan kode (Mythos, Formula and Code) : Modern dalam pemikiran tetapi

pelaksanaan tradisional atau sebaliknya. Mitos, formula dan kode sudah diciptakan mengikuti pokok-

pokok pikiran modern, tatapi dalam praktek tetap berlangsung tindakan-tindakan yang mengikuti

norma tradisional. Pemerintahan oleh rakyat, kedaulatan di tangan rakyat (merupakan mitos modern),

pejabat-pejabat eksekutif tertentu harus dipilih dalam pemilihan umum, pegawai-pegawai pemerintah

administrasi negara adalah abdi masyarakat (merupakan formula modern), pemerintahan harus

bertindak sesuai dengan hukum, administrasi negara dapat dituntut di depan pengadilan administrasi

(merupakan kode modern), tetapi pada praktek kenyataannya rakyat dianggap sepi seolah-olah

sebagai obyek saja, sementara pejabat mengangkat dirinya dalam jabatan yang tidak dibatasi, bukan

administrasi yang menjadi public servants yang melayani, tetapi sebaliknya menjadi master yang

dilayani dan sebagainya.

(8)   Distribusi kekuasaan : Otoritas lawan kontrol. (Distribution of Power : Authority versus Control).

Kekuasaan seharusnya dibagi-bagi dengan pendelegasian dalam rangka desentralisasi, akan tetapi

prakteknya justru sebaliknya sentralisasi yang berlaku. Pada sisi yang lain struktur kekuasaannya

sentralistik dan terpusat akan tetapi pengendalian atau kontrolnya terpisah-pisah tersebar dilakukan

oleh banyak pihak.

 

1. 2.     Model Birokrasi

 

            Dua model yang sudah diuraikan di atas adalah yang diusulkan oleh Fred W Riggs (yang

didasarkan pada metoda general system model building atau model umum),  sedangkan model yang

ketiga ini dikemukakan oleh Ferrel Heady (didasarkan pada metoda yang lain yang merupakan koreksi

dan penyederhanaan model yang umum menjadi lebih terbatas/khusus dan diberi nama middle range

theory formulation).

            Teori bentuk tengah ini tetap mendasarkan pada ekologi administrasi yaitu melihat hubungan

administrasi negara dengan ekologi atau lingkungannya, hanya saja polanya disederhanakan atau

dipangkas dengan menitik beratkan dua aspek saja. Kedua aspek dimaksud adalah sistem politik

sebagai wakil dari lingkungan luar administrasi negara (faktor non administrasi) sebagai aspek

lingkungan yang paling dominan, dan birokrasi sebagai wujud atau bentuk yang paling banyak dan

mudah ditemukan dalam administrasi negara apapun (baik dalam masyarakat yang sedang

membangun atau developing countries maupun masyarakat yang sudah maju/modern atau developed

Page 16: PENGERTIAN EKOLOGI

countries). Dengan perkataan lain dalam hal ini negara dibedakan berdasarkan proses pembangunan

yang telah dilakukan pada masing-masing negara, yaitu kelompok negara sedang membangun dan

negara yang sudah maju dalam pembangunannya.

            Birokrasi yang ideal menurut Max Weber memiliki ciri-ciri (1) Hirarkhi, kantor-kantor diorganisir

atas dasar susunan hirarkhis, (2) Birokrasi adalah suatu istilah yang diterapkan dalam usaha-usaha

publik dan privat, (3) Struktur pekerjaan yang rasional. Terdapat pembagian kerja yang rasional, setiap

jabatan/posisi dilengkapi dengan kewenangan legal yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, (4) Formalisasi. Tindakan-tindakan, keputusan-keputusan dan peraturan-peraturan

diformulasikan dan dicatat/ ditulis dengan tertib dan lengkap, (5) Kepemimpinan (manajemen)

terpisah dari hak milik. Terdapat kelompok klas administratif yang profesional dan digaji, (6) Tidak ada

hak milik pribadi atas jabatan/kantor, (7) Kemampuan dan latihan khusus diperlukan bagi kelompok

klas administratif, (8) Anggota-anggota dipilih secara kompetitif atas dasar kemampuan/keahlian, dan

(9) Berdasarkan hukum. Setiap jabatan/kantor memiliki kewenangan yang dirumuskan secara jelas

dalam arti yuridis.

            Model ini dalam melihat hubungan administrasi negara dengan lingkungan, hanya dilihat

subsistem yang berpengaruh paling kuat dan besar terhadap birokrasi, dalam hal ini yang ditemukan

adalah sistem politik (harap diingat juga bahwa ada pendapat ahli yang menyatakan bahwa

administrasi negara  adalah pelaksanaan dari kebijakan yang ditetapkan oleh sistem politik atau

pemerintah). Sistem-sistem yang lain—seperti sosial, ekonomi budaya dan sebagainya—tidak dapat

berpengaruh secara langsung terhadap administrasi negara/birokrasi, melainkan pengaruhnya lewat

sistem politik. Sistem politik yang ada dalam hal ini dianggap sudah mencerminkan sitem ekonomi,

budaya, sosial dan sebagainya.

            Hasil dari analisis hubungan sistem politik dengan birokrasi memunculkan sebanyak 10 model

sistem administrasi negara, yang dikelompokkan dalam negara yang maju/modern dengan negara

yang sedang berkembang sebagai berikut :

Pada negara maju, modern (developed countries) ditemukan ada empat model, yaitu : (1) Sistem

Klasik di Perancis dan Jerman (Classical Administrative System : France and Germany), (2) Administrasi

dalam Budaya Kewargaan seperti di Inggris dan Amerika Serikat (Administration in the Civic Culture :

Great Britain and the United States), (3) Administrasi dimodernisasikan seperti yang dilakukan di

Jepang (Modernizing Administration : Japan), dan (4) Administrasi Komunis/sosialis di Uni Sovyet

(Administrative under Communist : the USSR).

Pada negara sedang berkembang (developing countries) ada enam model, yaitu ; (1) Sistem Otokrasi

Tradisional (Traditional Authocratic System), seperti pada negara-negara di kawasan Timur Tengah, (2)

Sistem Birokrasi Elite Sipil dan Militer (Bureaucratic Elite System Cicil and Military), seperti Indonesia,

Thailand, (3) Sistem Kompetisi Penuh (Polyarchal Competitive System), seperti di Philipina, (4) Sistem

Partai Dominan Semi Kompetisi (Dominant Party Semi Competitive System), seperti di India, Malaysia,

Indonesia, (5) Sistem Mobilisasi Partai Dominan (Dominant Party Mobilization System), seperti

beberapa Negara di Afrika, dan (6) Sistem Komunis Totaliter (Communist Totalitarian System) seperti

di Korea Utara.

 

 

9.2.2. Rangkuman

Page 17: PENGERTIAN EKOLOGI

 

Perbandingan administrasi Negara telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna dengan

pemanfaatan model sebagai sarana metoda dalam melakukan studi perbandingan dalam administrasi

Negara.

Tuntutan tentang penggunaan model dalam studi perbandingan administrasi Negara memunculkan

paling tidak tiga model pengetrapan dalam  perbandingan administrasi negara, yaitu (1) Model Agraria

dan Industria, (2) Model Sala atau Prismatik, dan (3) Model Birokrasi.

 

 

9.3. PENUTUP

Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman awal mahasiswa mengenai berbagai model dalam studi

perbandingan administrasi negara maka berikut beberapa contoh pertanyaan yang relevan:

1. Apa yang Saudara ketahui tentang model, beri penjelasan dan lengkapi dengan contohnya.

2. Uraikan berbagai alasan yang menyebabkan model dipakai dalam perbandingan administrasi

negara.

3. Jelaskan model agraria industria yang dikemukakan oleh FW Riggs seraya lengkapi dengan

contohnya.

4. Jelaskan model Sala dalam studi perbandingan administrasi negara yang dikenukakan oleh FW

Riggs dan berikan contohnya.

5. Jelaskan model perbandingan Birokrasi yamg dikemukakan oleh Ferrel Heady dalam

melengkapi studi perbandingan administrasi negara.

6. Jelaskan tentang model administrasi negara yang ada pada negara maju dan negara sedang

berkembang menurut model perbandingan birokrasi. 

 

 

9.4. DAFTAR PUSTAKA

 

Heady, Ferrel, 1971. Public Administration : A Comparative Perspective, Englewood Cliffs, N.J,   Prentice

Hall Inc.

 

Henry, N,1998. Public Administration and Public Affairs, Pearson Prentice Hall, New Jersey.

 

Kadarwati, Tri, 1994. Administrasi Negara Perbandingan, Karunika, Jakarta.

Pamudji, S, 1988. Ekologi Administrasi Negara, Bina Aksara, Jakarta.

Raphaeli, Nimrod (Ed), 1970. Readings in Camparative Public Administration, Allyn and Bacon Inc,

Boston.

 

Riggs, Fred W, 1978. Administration in Developing Countries : The Theory of Prismatic Society,

Houghton Mifflin Company, Boston.

 

Page 18: PENGERTIAN EKOLOGI

Siffin, William J, 1967. Comparative Study of Public Administration, Indiana University, Bloomington.

 

Suhardjono, 1988. Pengantar Studi Perbandingan Administrasi Negara, Penerbit Sangkakala,

Malang.      

 

 

9.5.         SENARAI

 

1. Model merupakan suatu penggambaran obyek-obyek, kejadian-kejadian, proses-proses atau

sistem dan dipergunakan untuk peramalan dan kontrol. Model membantu untuk memperoleh

gambaran sesuatu obyek atau sistem secara bulat dan lengkap, yang dalam keadaan

sebenarnya sangat komplek.

2. Agraria adalah model sistem administrasi negara yang ada/ditemukan pada masyarakat

tradisional atau agraris.

3. Industria adalah model sistem administrasi negara yang ditemukan/ada pada masyarakat maju

atau industri.

4. Sala adalah model sistem administrasi negara yang ada pada masyarakat yang sedang

berkembang atau prismatik.

PENGARUH 6 ASPEK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tiap-tiap aspek, terutama aspek-aspek dinamis, di dalam tata kehidupan nasional relatif

berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan sehingga interaksinya menciptakan kondisi

umum yang sangat konplek dan amat sulit. Dari pemahaman tentang hubungan tersebut

Page 19: PENGERTIAN EKOLOGI

tentang gambaran bahwa Konsepsi Ketahana Nasional akan menyangkut hubungan

antaraspek yang mendudung kepribadian yaitu :

1. Aspek yang berkaitan dengan alam besifat stasti, yang meliputi Aspek Geografi, Aspek

Kependudukan, dan aspek Sumber Kekayaan Alam.

2. Aspek yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis, yang meliputi Aspek Ideologi, Aspek

Politik, Aspek Sosial Budaya, dan Aspek Pertahanan dan Keamanan.

Pengaruh Aspek Ideologi Ideologi adalah suatu sistem nilai sekaligus kebulatan ajaran yang

memberikan motivasi. ldeologi juga mengandung konsep dasar tentang kehidupan yang

dicita-citakan oleh suatu bangsa. Secara teoretis, suatu ideologi bersumber dari stuatu

falsafah dan meruakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Pengertian, Hakekat dan Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia ?

2. Sebutkan dan Jelaskan Asas-Asas Dan Sifat Ketahanan Nasional Indonesia ?

3. Jelaskan Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional pada kehidupan berbangsa dan bernegara ?

4. Jelaskan Pengaruh Ketahanan Nasional pada berbagai Aspek ?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian, Hakekat dan Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia

Kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang

berintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan

mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan

ancaman hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Untuk

menjamin identitas, integritas kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan

mencapai tujuan nasionalnya.

Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional

melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang

serasi dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh berlandaskan Pancasila,

UUD 45 dan Wasantara.

Kesejahteraan = Kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai

nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan merata rohani dan jasmani.

Keamanan = Kemampuan bangsa Indonesia melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap

ancaman dari luar maupun dari dalam. 

Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia = Keuletan dan ketangguhan yang mengandung

kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan

hidup dan tujuan negara.

Hakekat Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia = Pengaturan dan penyelenggaraan

kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek

kehidupan nasional.

Page 20: PENGERTIAN EKOLOGI

B. Asas-Asas Dan Sifat Ketahanan Nasional Indonesia

1. Kesejahteraan dan keamanan

2. Komprehensif Integral (Menyeluruh Terpadu)

3. Mawas kedalam dan keluar

4. Kekeluargaan

Sifat Ketahanan Nasional Indonesia

1. Mandiri = Percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri bertumpu pada identitas,

integritas dan kepribadian. Kemandirian merupakan prasyarat menjalin kerjasama yang

saling menguntungkan

2. Dinamis = Berubah tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi

lingkungan strategis.

3. Wibawa = Pembinaan ketahanan nasional yang berhasil akan meningkatkan kemampuan

bangsa dan menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain.

4. Konsultasi dan Kerjasama = Sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai

dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

C. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional pada kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional

dalam berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap-tiap aspek relatif berubah menurut waktu,

ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek dinamis sehingga interaksinya

menciptakan kondisi umum yang sulit dipantau karena sangan komplek.

Konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar aspek yang mendukung

kehidupan, yaitu:

1. Aspek alamiah (Statis)

a. Geografi b. Kependudukan c. Sumber kekayaan alam

2. Aspek sosial (Dinamis)

a. Ideologi

b. Politik

c. Ekonomi

d. Sosial budaya

e. Ketahanan keamanan

Pengaruh Aspek Ideologi

Ideologi => Suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang memberikan

motivasi.

Dalam Ideologi terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh

bangsa. Keampuhan ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang dikandungnya yang

dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia. Suatu

Page 21: PENGERTIAN EKOLOGI

ideologi bersumber dari suatu aliran pikiran/falsafah dan merupakan pelaksanaan dari

sistem falsafah itu sendiri.

1. Ideologi Dunia

a. Liberalisme(Individualisme)

Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua orang

(individu) dalam masyarakat (kontraksosial). Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang

melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk

penguasa terkecuali atas persetujuan dari yang bersangkutan. Paham liberalisme

mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan kepentingan pribadi yang menuntut

kebebasan individu secara mutlak. Tokoh: Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau,

Herbert Spencer, Harold J. Laski

b. Komunisme(ClassTheory)

Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain.

Golongan borjuis menindas golongan proletar (buruh), oleh karena itu kaum buruh

dianjurkan mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari kaum

kapitalis & borjuis, dalam upaya merebut kekuasaan / mempertahankannya,

komunisme,akan:

1) Menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu serta

menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

2) Atheis, agama adalah racun bagi kehidupan masyarakat.

3) Mengkomuniskan dunia, masyarakat tanpa nasionalisme.

4) Menginginkan masyarakat tanpa kelas, hidup aman, tanpa pertentangan, perombakan

masyarakat dengan revolusi.

c. PahamAgama

Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual religius. Bersumber

pada falsafah keagamaan dalam kitab suci agama. Negara melaksanakan hukum agama

dalam kehidupan dunia.

2. Ideologi Pancasila

Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya bangsa

Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan

pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya.

Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa Indonesia

yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional

dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan

yang dari luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan

kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.

Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang berlandaskan keyakinan

akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara serta

pengamalannya yang konsisten dan berlanjut.

Untuk memperkuat ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan sebagai berikut:

Page 22: PENGERTIAN EKOLOGI

1. Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif.

2. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu direlevansikan dan diaktualisasikan agar mampu

membimbing dan mengarahkan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.

3. Bhineka Tunggal Ika dan Wasantara terus dikembangkan dan ditanamkan dalam

masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk menjaga persatuan bangsa dan kesatuan

wilayah.

4. Contoh para pemimpin penyelenggara negara dan pemimpin tokoh masyarakat

merupakan hal yang sangat mendasar.

5. Pembangunan seimbang antara fisik material dan mental spiritual untuk menghindari

tumbuhnya materialisme dan sekularisme

6. Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada anak didik dengan cara mengintegrasikan

ke dalam mata pelajaran lain

D. Pengaruh Ketahanan Nasional pada berbagai Aspek

1. Pengaruh Ketahanan Nasional Pada Aspek Ideologi

Ideologi adalah suatu sistem nilai sekaligus kebulatan ajaran yang memberikan motivasi.

Ideologi juga mengandung suatu konsep dasar tentang kehidupan yang diciptakan oleh

suatu bangsa. Keampuhan suatu ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang

dikandungnya, yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi dan kehidupan

manusia.

1. Ideologi Liberalisme

Aliran pikiran perseorangan atau individualistik. Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi

manusia yang melekat sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun

termasuk penguasa, kecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Paham liberalisme

mempunyai nilai-nilai dasar kebebasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan

individu secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan hidup di tengah-tengah

kekayaan materi yang melimpah serta didapat secara bebas.

2. Ideologi Komunisme

Aliran ini beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas

kelas lain. Golongan kuat menindas golongan lemah. Karena itu Karl Marx menyerukan agar

kaum buruh mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan dari golongan kapitalis

dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur negara. Ideologi ini

memiliki beberapa ciri yaitu :

1) Menciptakan konflik untuk mengadu golongan tertentu dan menghalalkan segala cara

dalam meraih tujuan.

2) Bersifat atheis dan didasarkan pada kebendaan. Bahkan agama dianggap sebagai racun.

3) Bercorak internasional. Komunisme menghendaki masyarakat tanpa nasionalisme.

4) Mencita-citakan masyarakat tanpa kelas. Masyarakat tanpa kelas dianggap memberikan

suasana hidup yang aman dan tenteram.

1. Paham Agama

Ideologi bersumber dari falsafah agama yang termuat dalam kitab suci agama. Negara

membina kehidupan keagamaan umat. Negara bersifat spiritual religius. Dalam bentuk lain

Page 23: PENGERTIAN EKOLOGI

negara melaksanakan hukum agama dalam kehidupannya.

2. Ideologi Pancasila

Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia

yang sudah sejak ratusan tahun lalu tumbuh berkembang di Indonesia.

Upaya memperkuat ketahanan ideologi memerlukan langkah pembinaan berikut :

a) Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif terus dikembangkan serta

ditingkatkan.

b) Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus direlevansikan dan diaktualisasikan agar

mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

c) Istilah Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara perlu dikembangkan dan

ditanamkan dalam masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk menjaga persatuan dan

kesatuan bangasa.

d) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa perlu dihayati dan diamalkan secara nyata

oleh setiap warga negara Indonesia.

e) Pembangunan harus menunjukkan keseimbangan antara fisik material dan mental

spiritual untuk menghindari tumbuhnya materialisme dan sekularisme.

f) Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara

mengintegrasikannya kedalam mata pelajaran lain. Pendidikan moral Pancasila juga perlu

ditanamkan kepada masyarakat luas secara non formal.

2. Pengaruh Ketahanan Nasional Pada Aspek Politik

Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik bangsa

yang berisi keuletan, ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman,

hambatan serta gangguan yang datang dari dalam maupun luar.

Perwujudan ketahanan dalam aspek politik memerlukan kehodupan politik bangsa yang

sehat, dinamis dan mampu memelihara stabilitas politik.

· Ketahanan Pada Aspek Politik Dalam Negeri

1) Sistem pemerintahan berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang bersifat

absolut.

2) Mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat, namun bukan

perbedaan mengenai nilai dasar.

3) Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam

masyarakat.

4) Terjalin komunikasi politik timbak balik antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka

mencapai tujuan nasional.

· Ketahanan Pada Aspek Politik Luar Negeri

1) Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama internasional di berbagai

bidang dalam rangka memantapkan persatuan bangsa serta keutuhan NKRI.

2)Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka meningkatkan

persahabatan dan kerjasama antar negara berkembang serta antara negara berkembang

dengan negara maju sesuai kemampuan demi kepentingan nasional.

3)Citra positif Indonesia perlu ditingkatkan dan diperluas melalui promosi, peningkatan

Page 24: PENGERTIAN EKOLOGI

diplomasi, pertukaran pelajar dan lain sebagainya.

4)Perkembangan dunia terus diikuti dan dikaji agar terjadinya dampak negatif yang dapat

mempengaruhi stabilitas nasional dapat diatasi sedari dini.

5) Langkah bersama negara berkembang dengan negara industri maju untuk memperkecil

ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan perlu ditingkatkan melalui perjanjian

perdagangan internasional.

6)Peningkatan kualitas SDM perlu dilaksanakan dengan pembenahan sistem pendidikan,

pelatihan dan penyuluhan calon diplomat secara menyeluruh agar mereka dapat menjawab

tantangan tugas yang mereka hadapi.

7)Perjuangan bangsa Indonesia yang menyangkut kepentingan nasional, seperti melindungi

hak warga negara Republijk Indonesia diluar negeri perlu ditingkatkan.

3.Pengaruh Ketahanan Nasional Pada Aspek Ekonomi

Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang

mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis, menciptakan kemandirian

ekonomi nasional yang berdaya saing tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil

dan merata.

Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi yang diinginkan memerlukan pembinaan berbagai

hal yaitu antara lain :

1)Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemaknmuran dan

kesejahtaeraan yang adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia.

2) Ekonomi kerakyatan harus menghindarkan sistem free fight liberalism, etatisme dan

monopolistis.

3) Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam

keterpaduan antar sektor pertanian, industri serta jasa.

4)Pembangunan ekonomi memotivasi serta mendorong peran serta masyarakat secara

aktif.

5) Pemerataan pembangunan dan pemanfaataan hasil-hasilnya senantiasa memperhatikan

keseimbangan antar sektor dan antar wilayah.

4. Pengaruh Ketahanan Nasional Pada Aspek Sosial Budaya

Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kehidupan sosial budaya bangsa yang

mampu membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan

masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Masyarakat yang rukun bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera.

Masyarakat tersebut haruslah mampu menangkal penetrasi terhadap budaya asing yang

tidak sesuai kebudayaan nasional

Esensi pengaturan dan penyelenggaraaan kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia yang

demikian adalah pengembangan kondisi sosial budaya Indonesia dimana setiap warga

masyarakat dapat merealisasikan pribadi dan segenap potensi manusiawinya berdasarkan

Pancasila.

5. Pengaruh Ketahanan Nasional Pada Aspek Pertahanan dan Keamananan

Ketahanan pertahanan dan keamanan yang diharapkan merupakan kondisi daya tangkal

yang dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat dan mengandung kemampuan

Page 25: PENGERTIAN EKOLOGI

memelihara stabillitas pertahanan dan keamanan negara.

Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warga negara Indonesia perlu :

1) memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang disertai

keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan kekuatan

nasional dalam menghadapi tantangan.

2)sadar dan peduli akan pengaruh yang timbul pada aspek ipoleksosbudhankam sehingga

setiap warga negara dapat mengeliminir pengaruh buruk pada aspek-aspek tersebut.

Apabila setiap warga negara memiliki semangat perjuangan bangsa, sadar serta perduli

terhadap pengaruh yang timbul dan dapat mengeliminir pengaruh tersebut, maka

ketahanan nasional Indonesia akan terwujud.

PENGERTIAN EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA

Page 26: PENGERTIAN EKOLOGI

blogdetik.com Daftar Blog

bersenang senangJust another Blogdetik.com weblog

HOME

PROFIL

Subscribe By RSS You Are Here : Bersenang Senang » Uncategorized » EKOLOGI

SEP23EKOLOGIPublished By vahriivosuryansyah under Uncategorized    

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Ekologi

Pengertian Ekologi Administrasi (Negara) terdiri dua terminology yaitu Ekologi dan

Administrasi kedua terminology ini dapat ditelusuri dari berbagai sudut. Setiap sudut

pandang tersebut memberikan pengertian yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh latar

belakang pengalaman, pendidikan dan cara pandang dari para ahli yang bersangkutan.

Meskipun demikian dari masing masing cara pandang yang berbeda itu dapat

ditelusuri beberapa hal yang merupakan persamaannya. Dengan persamaan

persamaan tersebut maka dapat di rumumuskan berbagai kriteria yang merupakan

karakteristik dari Ekologi Administrasi itu sendiri, sehingga dapat diambil batasan

mendekati arti yang sebenarnya, bahkan tidak menutup kemungkinan diperoleh

pengertian yang sesungguhnya.

Kata ekologi pertama kali di perkenalkan oleh Ernest Hackel, seorang biologis jerman

pada tahun 1869. Kata Ekologi terdiri dari kata Oikos dan Logos, Oikos = Rumah atau

tempat tinggal, sedangkan Logos = telaah atau studi.

Jadi Ekologi adalah ilmu tentang rumah atau tempat tinggal mahluk, biasanya ekologi

didefinisikan sebagai berikut : Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara

mahluk hidup dengan lingkungan(Soejiran Dkk-Pengantar Ekologi,1)

Ekologi adalah cabang dari biologi yang berkenaan dengan hubungan antara

Page 27: PENGERTIAN EKOLOGI

kehidupan mahluk hidup dengan lingkungan sekitar mereka, yang dalam ilmu

kemasyarakatan perhubungan antara penyaluran kelompok kelompok manusia

tersebut dengan penerangan sumberdaya alam berakibat terhadap pola

kemasyarakatan dan budaya.

Ekologi adalah tata hubungan total (menyeluruh) dan mutual (timbal balik yang

berguna) antara suatu organisme dan lingkungan sekelilingnya (Prajudi Atmosudirjo,-

Peranan Administrasi Pemerintah Daerah Dalam Pembangunan, Seminar di Lembang

15 s.d 18 September 1970)

Ilmu Ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara suatu organisme

dengan yang lainnya dan diantara organisme-organisme tersebut dengan

lingkungannya.

(Fuad Amsyari- Prinsip-prinsip masalah Pencemaran Lingkungan Hidup, 11)

Ekologi adalah suatu kajian yang berhubungan dengan inter-relasi antara organisme

dengan lingkungan. Dasar empirisnya terletak dalam hasil penelitian bahwa

organisme-organisme yang hidup ini berfariasi menurut lingkungan.

(Komarudin, Ensiklopedia Manajemen, 239)

B. Sekilas Mengenai Ilmu Administrasi Negara

Ilmu Administrasi Negara adalah cabang ilmu administrasi, maka semua prinsip dan

teori umum mengenai administrasi dan manajemen pada umumnya berlaku pula bagi

administrasi negara.

Bidang sosialisasi ilmu administrasi yang tertua dan paling luas adalah administrasi

publik (Public Administration).

Ilmu administrasi negara, secara teoritis terdiri dari :

a. Administrasi Negara murni (Pure Administration)

Mengembangkan teori-teori yang berlaku Universal di seluruh dunia

b. Ilmu Administrasi Internasional Publik (Applied Administration)

Mengembangkan ajaran ajaran yang tidak bersifat universal. Misalnya : Administrasi

Indonesia, Administrasi Amerika Serikat, Administrasi Perserikatan Bangsa Bangsa dll.

C. Pendekatan Aneka Warna Administrasi Negara

Page 28: PENGERTIAN EKOLOGI

1. Administrasi Negara Sebagai Fungsi

Sebagai fungsi Administrasi Negara adalah fungsi dari setiap pejabat pemerintah,

khususnya. Pejabat Administrasi Negara atau Administrator Negara pada semua

tingkatan, eselon atau tempat (posisi)

2. Administrasi Negara Sebagai Aparatur (Machinery) atau Sebagai Aparat (Aparatus)

dari Pemerintah

Sebagai aparatur atau aparat pemerintah, administrasi negara merupakan suatu

organisasi yang amat kompleks.

3. Administrasi Negara Sebagai Proses

Sebagai proses administrasi negara merupakan proses penyelanggaraan urusan

urusan negara dan pemerintah secara teknis, suatu proses ng tiada henti hentinya

(Never Ending Prosces)

4. Administrasi Negara Beraspek Yuridis

Dinas dinas, jawatan jawatan dan organisasi administrasi diciptakan oleh hukum.

5. Administrasi Negara Sebagai Prosesi

Seorang administrator adalah seorang Profesional artinya adalah seorang spesialis

yang telah dididik dan dilatih untuk bertugas untuk melaksanakan tugas ini ia harus

mempunyai kecakapan kecakapan tertentu, yaitu suatu jenis lapangan kerja yang

memerlukan pendidikan dan latihan yang mendalam dan pekerjaan itu bersifat Mental

dan Manual.

6. Administrasi Negara Sebagai Manajemen

Dikalangan masyarakat Indonesia masa kini terdapat dua istilah yang seolah olah

bersaing untuk mendapatkan tempat yang utama yakni Administrasi dan Manajemen.

7. Administrasi Negara Sebagai Seni dan Ilmu

Pada prakteknya kebanyakan masih merupakan suatu teori, yaitu seni menggunakan

intuisi. Tapi dapat juga studi Administrasi Negara itu suatu ilmu, dan tidak sebagai

ilmu eksak melainkan sebagai laporan studi yang dapat mempergunakan metode

ilmiah.

D. Peringkat Administrasi Negara Menurut Optiknya

a. Administrasi Negara Makro dan Maksi

Dijalankan oleh Presiden, yang menyangkut besaran besaran kualitatif dan kuantitatif,

tanpa melihat individu individu atau badan badan yang berdiri sendiri

Page 29: PENGERTIAN EKOLOGI

b. Administrasi Negara Meso

Yang sifatnya koordinatif terhadap gabungan gabungan unit unit organisasi

administrasi negara, pengambilan keputusan keputusan yang sifatnya kolektifitas atau

bergabungan, dalam arti bahwa setiap keputusan Kepala Administrasi Negara (MESO)

berlaku untuk seluruh gabungan unit unit yang dipimpinnya dan tidak untuk satu unit

saja.

Administrasi Negara Meso adalah terutama dilaksanakan oleh Menteri dan Gubernur

Kepala Wilayah Propinsi sebagai penguasa tunggal.

c. Administrasi Negara Mini

Administrasi Negara Mini adalah Administrasi Negara yang isinya lengkap (segala

jenis persoalan ada), namun dalam skala kecil.

d. Administrasi Negara Makro

Adalah Administrasi Negara yang dijalankan oleh ribuan administrator negara yang

masing masing memimpin satu unit organisasi Administrasi Negara operasional

produktif (staf operation atau line operation)

E. Ciri Ciri Sifat Utama Administrasi Negara Indonesia

Administrasi Negara Indonesia adalah Administrasi Negara Pancasila, membentuk

masyarakat adil dan makmur Sejahtera lahir batin berdasarkan Pancasila dan UUD

1945, dengan suatu harapan mampu berproduksi, tidak hanya untuk memenuhi

permintaan di Dalam Negara yang harus meningkat baik secara kualitatif maupun

kuantitatif.

BAB II

MANUSIA DAN LINGKUNGANNYA

A. Manusia Sebagai Makhluk

Manusia merupakan makhluk yang kompleks keadaannya yakni :

a. Manusia merupakan makhluk biologis, dia sejenis hewan.

b. Manusia merupakan makhluk sosial, zoon politikon, harus berkumpul dengan

sesama manusia lain jika hendak merupakan manusia.

c. Manusia adalah makhluk intelektual, makhluk berpikir, kemampuan berpikir yang

tertinggi terdiri dari :

Page 30: PENGERTIAN EKOLOGI

Analisis

Synthesa

Evaluasi

Manusia adalah makhluk spiritual, makhluk berperasaan, kemampuan beratnya yang

tertinggi adalah intuisi (rasional) dan firasat (irasional) pangkat atau dasar untuk itu

terletak dihatinya.

Manusia adalah divina, makhluk pencari Tuhan.

Manusia mempunyai 3 fakultas kesanggupan (ability) yakni

3 fakultas manusia = 1. Cipta/ akal adalah menghasilkan ilmu dan teknologi

2. Rasa adalah menghasilkan seni dan estetika

3. Karsa adalah menghasilkan etika dan moral

Yang dimaksud lingkungan hidup (environment) yaitu : Keadaan sekitar yang

melingkupi atau mengelilingi suatu Organisme hidup atau suatu kehidupan.

B. Lingkungan Hidup dan Faktor faktornya

Prof. Fred W.Riggs dalam Equilibrium modelnya telah menggambarkan faktor-faktor

Ekologi Administrasi Negara di Amerika Serikat, terdiri dari :

- Economic Foundation

- Social Stuttures

- Communitation Net Work

- Ideological/ Simbol Patern

- Political System

Prof. John M. Gaus dalam artike : The Philipine Administratise System, A Fusion Of

Easet And Weset, mengemukakan 6 faktor Ekologis dari system administrasi philipine

sebagai berikut :

- People

- Place

- Phisical Technology

- Social Technology

- Whises And Ideals

- CatasTrophe

- Personality

Pelix A. Nigro dalam bukunya Modern Public Administration, menulis ciri ciri penting

Page 31: PENGERTIAN EKOLOGI

masyarakat amerika dewasa ini dan bagaimana ciri ciri tersebut mempengaruhi

amerika dewasa ini, tidak dapat disebutkan semua, tetapi beberapa faktor penting

yang seharusnya di bahas dan dipelajari ialah :

1. Perubahan penduduk (population changes)

2. Perkembangan tknologi fisik (advances in fishical technologi)

3. Perkembangan investasi atau penemuan sisial (advances in social inventions)

4. Cita cita atau ideologi (ideological environment)

(Pamudji, EAN/15)

BAB III

MODE SEBAGAI ALAT ANALISA

A. Model Merupakan The Factor Of The Must

Model menurut definisi adalah bentuk abstraksi dari suatu kenyataan.

Model merupakan suatu perkawinan yang disederhanakan dari gejala dunia

kenyataan.

Model dapat dipergunakan dengan berbagai cara dalam kehidupan manusia ( dapat

berupa fisik dan non fisik ), bisa berupa percontohan.

B. Macam Macam Model

1. Model Deskriptif

Menggambarkan apa adanya atau yang telah ada sekarang, sedangkan seharusnya

administrasi negara tidak hanya menerangkan apa adanya atau apa yang telah ada

sekarang tapi apa yang seharusnya ada.

2. Model Explanatory ( Prescriptive )

Menggambarkan mengapa suatu sistem administrasi negara demikian, faktor apa atau

variable apa penyebabnya.

3. Model Inconis

Menggunakan gambar gambara visual tentang suatu sistem.

4. Model Analogis

Sesuatu di analogkan .

5. Model Simbol

6. Model Normatif

Page 32: PENGERTIAN EKOLOGI

Ini dilakukan melalui berbagai studi (penelitian,penyelidikan) mencoba menyusun

berbagai ajaran dan teori bagaimana sebaiknya menangani berbagai macam problema

dan keinginan dan tujuan.

Faktor faktor Ekologis ini mempengaruhi secara timbal balik suatu system

Administrasi Negara, baik dalam negara negara AGRARIA maupun dalam Negara

negara INDUSTRIA.

Istilah Agraria-Industria ini dipergunakan oleh Riggs sebagai model perkembangan

masyarakat, dari Tadisional (primitif) dengan ciri ciri tersendiri, yang pada umumnya

kegiatan mereka berpusat pada Agraria ke masyarakat modern dengan ciri tersendiri

yang pada umumnya kegiatan mereka berpusat pada Industri.

C. Masyarakat Prismatik (prismatic society)

Masyarakat prismatik adalah masyarakat transisi diantara masyarakat agraria ke

masyarakat industria

BAB IV

MASYARAKAT PRISMATIK DAN MODEL SALA

A. Biro Prismatik Atau Model Sala

Kata Sala diambil dari bahasa Spanyol yang artinya kantor Pemerintah di Negara

negara Amerika Latin.

Arti kata Sala secara umum ialah ruangan. Bahasa Prancis menyebutnya SALLE yang

pada dasarnya masih serumpun dalam penggunaan sehari hari, kata sala mengandung

arti ruangan pribadi dalam suatu rumah-keagamaan-ruangan pertemuan umum tetapi

juga dan bahkan terutama mengandung arti kantor pemerintah.

Dalam masyarakat prismatik sering terdapat :

Presiden/ Perdana Mentri menyerahkan kedudukan mereka kepada anaknya .

1. Ciri Ciri Administrasi Sala

a. Heterogenitas

b. Formalisme

c. Tindan Coverlaping

B. Model Birokrasi (Max Webber)

Pengertian Birokrasi dapat dikelompokan menjadi :

Page 33: PENGERTIAN EKOLOGI

1. Sebagai Korps pejabat pejabat Negara pilihan.

2. Sebagai aparat (aparatur) dan Aparatur (Machinery) pemerintahan.

3. Sistem kerja tertentu

C. Prinsip Organisasi Dalam Birokrasi

1. Sebagai suatu tipe organisasi yang khas

a. Spesialisasi

b. Hierarchi

2. Suatu sistem yang ketat

3. Impersonalitas

D. Jiwa Kerja Dalam Birokrasi

- Bekerja seperti mesin

- Disiplin kerja yang keras dan kaku

- Sedikitpun tidak mau menyimpang dari apa yang diperintahkan oleh atasan atau

philicy-policy pemerintah.

E. Cara Mengobati Biro Patalogi

Bila timbul penyakit birokratisme (bertele tele, sengaja diperlambat dokumen hilang

atau dihilangkan dan sebagainya), maka birokrasinya harus disehatkan kembali,

artinya :

1. Pejabat pejabatnya diganti (karena mungkin mereka sudah bosan dengan

pekerjaannya

2. Pejabat pejabat tertentu dididik/ dilatih lagi, dan diperbaiki nasibnya

(renumerasinya)

3. Metode kerjanya diperbaharui atau disempurnakan dan sebagainya.

Jadi bilamana timbul birokratisme, maka janganlah birokrasinya dimaki maki, oleh

karena organisasi masyarakat dan negara modern tidak mungkin hidup tanpa

birokrasi.

Jadi, didalam Negara modern masa kini birokrat dan tehnokrat mutlak diperlukan.

F. Birokrasi Pancasila

Sistem birokrasi pancasila merupakan suatu sistem birokrasi yang selalu bernafaskan

pancasila.

Page 34: PENGERTIAN EKOLOGI

BAB V

PENGARUH EKOLOGI TERHADAP ADMINISTRASI

Jadilah orang pertama yang menyukai tulisan ini

Apakah anda menyukai tulisan ini ?

Suka tulisan ini

No Comments

Leave a Reply

 Name (required)

 E-Mail (will not be published) (required)

 Website

Submit Comment

Search Here

Page 35: PENGERTIAN EKOLOGI

Popular Tags Blogroll

o WordPress.com

o WordPress.org

Meta

o Log in

o WordPress

o XHTML

o CSS