PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) _ Zoel Dosen Stieww Dan Konsultan Keuangan Daerah

download PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) _ Zoel Dosen Stieww Dan Konsultan Keuangan Daerah

of 14

Transcript of PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) _ Zoel Dosen Stieww Dan Konsultan Keuangan Daerah

  • 10th October 2012

    PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK)

    ZULKIFLI

    Untuk mengelola KJK yang sehat, harus didukung oleh seperangkat peraturan dan kebijakan yang reasinable dan

    implemented yang didukung dengan penerapan sistem pengendaliain intern, sehingga semua transaksi kegiatan jasa

    keuangan harian, bulanan dan tahunan terkendali secara sistemik, artinya apabila terjadi kesalahan catatan dan atau

    penyimpangan segera dapat diketahui dan diluruskan secara dini melalui SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI).

    yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan dalam KJK. Kegiatan pengendalian intern harus dilakukan secara rutin

    agar tujuan KJK yang telah ditetapkan oleh rapat anggota dapat tercapai dengan baik.

    ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

    1 Merancang sistem pengendalian

    intern

    1.1 Peraturan, kebijakan, sistem dan prosedur organisasi

    diidentifikasi.

    1.2 Sistem pengendalian intern disusun

    1.3 Instrumen pengendalian intern dibuat

    2 Menerapkan sistem pengendalian

    intern

    2.1 SDM pelaksana disiapkan dan dilatih

    2.2 Sistem pengendalian intern diterapkan

    2.3 Hasil penerapan Sistem pengendalian intern dievaluasi

    2.4 Kelemahan-kelemahan sistem pengendalian intern diperbaiki

    3. Melaporkan hasil penerapan sistem

    pengendalian intern

    4.1 Format laporan disiapkan.

    4.2 Hasil penerapan Sistem pengendalian intern dibuat dan

    dilaporkan.

    BATASAN VARIABEL:

    a. Pengendalian Intern KJK

    KSP/USP-Koperasi, Koperasi Kredit dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (istilah generiknya adalah Koperasi Jasa

    Keuangan) yang bergerak di sektor jasa keuangan mempunyai kedudukan sangat sentral dalam menunjang

    pemberdayaan ekonomi rakyat di sektor riil dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan para

    anggota/calon anggota. Koperasi Jasa Keuangan (KJK) berperan sebagai penghimpun, pengelola dana untuk

    disalurkan guna membiayai dan mengembangkan usaha ekonomi anggota/calon anggota di semua sektor dan

    kebutuhan lainnya. Untuk dapat melakukan ekspansi penyaluran pinjaman/pembiayaan kepada anggota/calon

    anggota, di samping memupuk permodalan sendiri dapat melakukan penghimpunan dana dalam bentuk produk

    tabungan dan simpanan berjangka serta dapat memupuk dana yang berasal dari modal penyertaan.

    Usaha penghimpunan simpanan anggota hanya dapat berhasil apabila penyimpan dan calon penyimpan mempunyai

    kepercayaan yang tinggi terhadap keamanan dananya yang tersimpan pada KJK. Untuk itu pengelolaan KJK harus

    dikelola secara kompeten dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip koperasi dan prudential (kehati hatian)

    serta pengelolaan yang sehat, sehingga KJK senantiasa dapat memenuhi layanan terbaiknya sekaligus memberikan

    keuntungan yang lebih menarik.

    Dalam melaksanakan pengendalian intern, seorang manager harus memiliki keterampilan, sikap kerja dan

    pengetahuan yang harus dikuasainya, yaitu meliputi :

    Dasar-dasar akuntansi, sistem dan prosedur serta sistem komputerisasi akuntansi yang digunakan KJK dalam

    menerapkan pembukuan.

    Dasar-dasar perkoperasian, dengan pertimbangan bahwa lembaga yang menjalankan kegiatan usaha jasa

    keuangan adalah menggunakan entitas Koperasi.

    Manajemen audit, merupakan modal dasar dan sebagai alat yang dapat digunakan untuk melaksanakan

    kegiatan pengendalian dan pemeriksaan transaksi transaksi laporan keuangan.

    Interpersonal skill sangat menunjang dalam pelaksanaan pengendalian, karena interpersonal skill merupakan

    suatu keahlian khusus yang dikuasai seseorang yang dapat menunjang percepatan perolehan data yang

    dibutuhkan dari pihak pihak terkait.

    PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN(KJK)

    PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) | z... http://zoel66.blogspot.com/2012/10/pengendalian-intern-koperasi-jasa.html

    1 of 14 3/13/2014 4:02 PM

  • Keterkaitan dasar-dasar manajemen KJK terhadap pengendalian intern pada KJK, sebagai berikut :

    a. Perencanaan pengelolaan organisasi dan manajemen KJK

    b. Pengorganisasian struktur organisasi KJK

    c. Pengarahan sumber daya organisasi KJK

    d. Pengawasan penyelenggaraan organisasi KJK

    Keterkaitan unit kompetensi melaksanakan prinsip-prinsip manajemen SDM dengan unit kompetensi

    melaksanakan pengendalian intern pada Koperasi Jasa Keuangan ini adalah terletak pada pekerjaan yang saling

    mendukung (terkait) dan bersifat langsung, yaitu : elemen pengawasan penyelenggaraan organisasi KJK. Pada

    pekerjaan / elemen di atas mengandung maksud bahwa pengelolaan operasional KJK harus didukung dengan suatu

    sistem dan prosedur yang dapat mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan pada KJK.

    Keterkaitan mengerjakan buku besar dan buku pembantu terhadap pengendalian intern pada KJK, sebagai berikut :

    a. Menyiapkan pekerjaan buku besar dan buku pembantu

    b. Menyusun buku besar dan buku pembantu

    c. Melaporkan hasil pengerjaan buku besar dan buku pembantu

    Keterkaitan unit kompetensi mengerjakan buku besar dan buku pembantu dengan unit kompetensi melaksanakan

    pengendalian intern pada koperasi jasa keuangan ini adalah terletak pada pekerjaan yang saling mendukung

    (terkait) dan bersifat langsung, yaitu : elemen menyusun buku besar dan buku pembantu Pada pekerjaan / elemen

    tersebut mengandung maksud bahwa semua transaksi keuangan yang dicatat melalui kas dan non kas, secara

    prosedural ditindaklanjuti dengan memasukkannya ke dalam buku besar dan buku pembantu. Kebenaran data

    terjadinya pemindahan kas dan non kas ke dalam.buku besar dan buku pembantu hanya dapat dibuktikan oleh unit

    kompetensi melaksanakan pengendalian intern pada KJK.

    Setelah mempelajari modul melaksanakan pengendalian intern peserta mampu :

    Menyusun perencanaan Pengendalian Intern

    Melaksanakan Pengendalian Intern

    Menangani Tindakan Penyimpangan

    b. Beberapa Pengertian dalam Pengendalian Intern

    Koperasi Jasa Keuangan disingkat KJK adalah koperasi yang dalam kegiatan usahanya

    menghimpun dana dari anggota dan calon anggota dan menyalurkannya kembali dalam bentuk

    pinjaman kepada anggota dan calon anggota serta masyarakat yang memenuhi persyaratan

    tertentu

    Pengendalian intern dapat mempunyai arti sempit dan luas :

    a) Dalam arti sempit pengendalian intern merupakan pengecekkan, penjumlahan baik jumlah mendaftar (cross

    footing) maupun penjumlahan menurun (footing).

    b) Dalam arti luas, pengendalian intern tidak hanya meliputi pengecekkan tetapi meliputi semua alat-alat yang

    digunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan.

    Sistim Pengendalian Intern disingkat SPI, merupakan rencana organisasi serta semua metode dan ketentuan

    ketentuan yang terkoordinir yang diatur dalam perusahaan untuk melindungi harta miliknya, memeriksa

    kecermatan dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efesiensi usaha dan mendorong

    ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah digariskan

    Program Pemeriksaan adalah rangkaian yang sistimatik dari langkah-langkah pemeriksaan untuk mencapai

    tujuan pemeriksaan. Program pemeriksaan hendaknya disusun sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dan

    keadaan obyek pemeriksaan, luas sempitnya suatu program pemeriksaan tergantung dari tujuan tersebut dan

    kondisi-kondisi yang ada.

    Tanggung jawab adalah tanggungjawab untuk menyusun suatu sistem pengendalian intern itu terletak pada

    manajemen, begitu juga halnya dengan kegiatan mengawasi sistem pengendalian intern itu sendiri

    BAB I

    MERANCANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN

    1.1. Peraturan, Kebijakan, Sistem dan Prosedur Organisasi Diidentifikasi

    Sistem pengendalian intern itu meliputi : struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang digunakan

    dengan tujuan untuk melindungi harta milik KJK, pemeliharaan, ketelitian dan kecermatan data akuntansi,

    informasi keuangan serta laporan-laporan, menanamkan dan meningkatkan efisiensi di dalam operasional dan

    membantu menjaga dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan oleh pengurus KJK.

    PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) | z... http://zoel66.blogspot.com/2012/10/pengendalian-intern-koperasi-jasa.html

    2 of 14 3/13/2014 4:02 PM

  • Tujuan "Pengendalian intern" adalah untuk memastikan bahwa KJK menerima seluruh pendapatannya tanpa ada

    yang hilang akibat pemborosan, penipuan, karyawan yang tidak jujur, atau hanya karena kesembronoan. Bahkan

    sebuah KJK yang sehat dalam segala aspek dapat sangat rentan terhadap kegagalan dari dalam karena

    kurangnya pengendalian intern.

    Mengapa di KJK perlu SPI ?

    Sistem Pengendalian Intern merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengendalikan manajemen daripenyalahgunaan wewenang dan prosedur sehingga tingkat resiko yang mungkin terjadi dapat diminimalisirseefisien mungkin, hal ini bisa terjadi karena dinamika personil dalam menjalankan proses manajemen dan mediaakuntansi sewaktu-waktu dapat disalahgunakan oleh siapapun yang terlibat dalam kegiatan dimaksud, olehkarenanya penerapan kebijakan manajemen KJK harus didukung dengan sistem akuntansi yang accountable danresponsible.

    Sistem pengendalian intern yang baik mempunyai manfaat untuk :

    1. Melindungi harta kekayaan perusahaan.

    2. Pemeliharaan kecermatan dan ketelitian data akuntasi, informasi keuangan serta laporan-laporan.

    3. Menanamkan dan meningkatkan efisiensi dalam operasi.

    4. Mendorong dipatuhinya peraturan kebijakan manajemen yang telah ditetapkan untuk memenuhi tujuan di atas

    terdapat beberapa elemen yang merupakan ciri-ciri pokok dari suatu sistem pengendalian intern

    Kegiatan usaha apapun jenisnya pasti mempunyai titik kerawanan. Titik kerawanan tersebut dapat bersumber dariunsur intern maupun ekstern.

    Unsurunsur Intern

    1. Adanya sifat manusia yang curang, ambisi, malas, ceroboh, mau menang sendiri, sekongkol (kolusi)

    2. Organisasi melibatkan banyak orang yang mempunyai karakter berbeda; otoriter, demokratis, independen,

    laizes faire.

    3. Harta kekayaan/ KJK relatif besar kecilnya nilai, tetap harus diamankan.

    4. Kegiatan Usaha yang semakin kompleks, perlu diatur prosedur, pelaksanaan dan otoritasnya.

    UnsurUnsur Ekstern

    1. Adanya oknum yang selalu mencari keuntungan dengan memanfaatkan kelemahan manajemen atau

    faktorfaktor lain.

    2. Adanya kecenderungan dari oknum yang ingin mendahulukan kepentingannya, antara lain :

    a. Memperoleh haknya

    b. Menolak tanggung jawab dan mengabaikan kewajibannya,

    c. Prosedurnya mudah / cepat.

    d. Harga murah.

    e. Menolak dikenai sanksi dan lain sebagainya.

    Ruang Lingkup SPI dapat dibagi menjadi dua bidang yakni SPI Manajemen dan SPI Akuntansi :

    1. Bidang SPI Manajemen : Tujuannya untuk memastikan apakah pelaksana mentaati semua prosedur yang ada

    dengan benar?, apakah prosedur yang ada telah menjamin efisiensi?. Sasarannya adalah Tiga Tepat, yakni :

    1) Tepat Prosedur, dan juga dinilai dari kecepatan menyelesaikan pekerjaan dan biaya lebih murah.

    2) Tepat Pelaksana, berpengetahuan dan trampil, dapat dinilai dari tingkat kerajinan, ketelitian/kesalahan,

    kejujuran, jumlah pekerjaan yang diselesaikan.

    3) Tepat Otoritas, pemisahan wewenang, delegasi, tanggung jawab, dapat dinilai dari tingkat kepemimpinan,

    tanggung jawab terhadap pekerjaannya (dirinya) maupun pekerjaan bawahannya

    2. Bidang SPI Akuntansi : Tujuannya untuk memastikan apakah semua transaksi telah dicatat dengan benar

    sesuai PAI?, apakah Laporan Keuangan telah disusun sesuai PAI? Sasarannya adalah Lima Tepat yakni :

    1) Tepat Prosedur,

    2) Tepat Jumlah/Nilai,

    3) Tepat Waktu,

    4) Tepat Pencatatannya, dan

    5) Tepat Otoritasnya.

    Perlu diketahui bahwa dalam penyusunan dan penerapan SPI pada KJK harus didukung dengan kebijakanpengurus KJK yang ditetapkan dan disyahkan rapat anggota. Mengapa SPI perlu dibuat secara tertulis ?Sebab ada : TIDAK ADA KESALAHAN, TIDAK ADA SANKSI, TANPA ADANYA SUATU PERATURAN YANG

    PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) | z... http://zoel66.blogspot.com/2012/10/pengendalian-intern-koperasi-jasa.html

    3 of 14 3/13/2014 4:02 PM

  • MENDAHULUI, HARUS ADA KATA SEPAKAT DARI ORANG YANG BERWENANG, dalam hal ini dapatdiputuskan oleh Rapat Anggota, Pengurus, Pengawas atau oleh orang yang ditunjuk untuk itu.

    Prinsip-prinsip Penyusunan SPI, merupakan ciri pokok dari suatu sistem pengendalian intern. Suatu sistem

    pengendalian intern yang baik, harus memiliki prinsip-prinsip penyusunan SPI, yakni :

    1. Perencanaan Organisasi yang baik,

    2. Penetapan tanggung jawab perseorangan,

    3. Sistem otorisasi dan prosedur akuntansi,

    4. Praktek yang sehat,

    5. Pegawai yang cakap dan penempatan yang tepat

    6. Pengawasan oleh atasan

    7. Penciptaan situasi dan kondisi kerja yang kondusif / positif

    Sebelum melaksanakan pengendalian intern perlu diketahui kendala yang harus di atasi dengan syarat setiap

    pimpinan harus menyadari pentingnya pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen yang dalam

    pelaksanaannya telah membudaya pada semua lapisan /jenjang.

    Sarana / prasarana yang terkait dengan peraturan KJK harus diidentifikasi, antara lain :

    a. Peraturan

    Semua peraturan-peraturan tertulis yang diterbitkan KJK harus diidentifikasi dan dipelajari sampai kepada

    SDM Pengelola dapat memahami, mengetahui semua peraturan yang berlaku sehingga mereka dalam

    menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien.

    b. Kebijakan

    Kebijakan yang dibuat KJK hendaknya :

    Tertulis dengan jelas

    Tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi

    Harus dikomunikasikan kepada fihak-fihak yang berkepentingan.

    Secara periodik harus direview

    c. Sistem dan prosedur organisasi

    Sistem akuntansi telah dijalankan sesuai dengan PSAK No. 27 tentang akuntansi koperasi.

    Prosedur organisasi, meliputi :

    a) Struktur organisasi meliputi :

    - Pemisahan fungsi dan tugas (jobs)

    - Pemberian wewenang dan tanggung jawab

    b) Rencana kerja dan biaya

    c) Prosedur kerja

    d) Pencatatan hasil kerja serta pelaporan

    e) Pembinaan personil :

    - Kursus

    - Informasi yang jelas mengenai tugas dan tanggung jawab

    - Supervisi oleh atasan

    Peraturan untuk melaksanakan pengendalian intern pada Koperasi Jasa Keuangan adalah :

    Undang-undang nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian.

    PP. Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.

    Keputusan Menteri Koperasi dan PKM nomor 351/Kep/M/XII/1998 tentang Petunjuk pelaksanaan kegiatan

    usaha simpan pinjam oleh koperasi.

    Keputusan Menteri Koperasi dan UKM nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk pelaksanaan

    kegiatan usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah.

    Keputusan Menteri Koperasi dan UKM nomor 96/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Pedoman Standar

    Operasional Manajemen Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi.

    Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan khusus lain yang berlaku di masing-masing KJK.

    Sruktur Pengendalian Intern terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu :

    (1). Lingkungan Pengendalian

    Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan acuan

    disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya

    PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) | z... http://zoel66.blogspot.com/2012/10/pengendalian-intern-koperasi-jasa.html

    4 of 14 3/13/2014 4:02 PM

  • operasional, cara manajemen di dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan

    mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.

    (2). Penilaian Resiko

    Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai penentuan

    bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola. Komponen ini hendaknya mengidentifikasi resiko baik

    internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai. Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan atau target

    hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.

    (3). Aktivitas Pengendalian

    Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya dilaksanakan.

    Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua level dan semua fungsi yang

    ada di perusahaan. Meliputi : aktifitas-aktifitas persetujuan, kewenangan, verifikasi, rekonsiliasi, inspeksi

    atas kinerja operasional, keamanan sumberdaya (aset), pemisahan tugas dan tanggung jawab.

    (4). Informasi dan Komunikasi

    Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomunikasikan

    informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung jawab mereka.

    Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi merupakan kunci dari komponen pengendalian ini.

    Informasi internal maupun kejadian eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya

    dikomunikasikan agar manajemen memperoleh informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang

    harus diambil, dan untuk tujuan pelaporan eksternal.

    (5). Pengawasan

    Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan. Ini

    merupakan kerangka kerja yang disosialisasikan dengan fungsi internal audit di dalam perusahaan

    (organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum manajemen dan aktivitas

    supervise. Adalah penting bahwa defisiensi pengendalian intern hendaknya dilaporkan ke atas. Dan

    pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen puncak dan dewan direksi.

    Bagaimana peranan SPI berinteraksi dengan unit-unit yang terdapat dalam KJK, sebagaimana digambarkan dalam

    bagan berikut ini:

    PERANAN SPI

    Tanggung jawab untuk menyusun suatu sistem pengendalian intern itu terletak pada manajemen, begitu juga

    halnya dengan kegiatan mengawasi sistem pengendalian intern itu sendiri.

    Suatu sistem pengendalian intern yang memuaskan, harus meliputi:

    Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat.

    Suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan baik yang berguna untuk melakukan pengawasan cukup

    terhadap harta milik, hutang , pendapatan dan biaya

    Penerapan dilaksanakan sesuai dengan tugas fungsi dan tanggung jawab setiap bagian.

    Kecakapan karyawan sesuai dengan tanggung jawabnya.

    PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) | z... http://zoel66.blogspot.com/2012/10/pengendalian-intern-koperasi-jasa.html

    5 of 14 3/13/2014 4:02 PM

  • Keempat element tersebut di atas merupakan ciri pokok dari suatu sistem pengendalian intern. Disamping itu

    ciri-ciri tersebut ada cara pengawasan yang menambah ciri-ciri pokok SPI. Pengawasan tersebut dapat

    dilakukan dengan menggunakan dokumen anggaran (budget) dan laporan auditing intern.

    Tujuan penyusunan sistem sistem akuntansi mempunyai beberapa prinsip yaitu:

    1. Cepat artinya mampu menyediakan data yang diperlukan tepat pada waktunya dan dapat sesuai dengan

    kebutuhan.

    2. Aman yaitu bahwa sistem akuntansi harus dapat menjaga keamanan harta milik koperasi. Agar dapat

    menjaga harta milik koperasi maka sistem akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip

    pengawasan intern (internal control)

    3. Murah yang berarti bahwa biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan sistem akuntansi relatif tidak

    mahal.

    4. Mudah maksudnya dengan sistem ini pekerjaan pencatatan akan menjadi semakin mudah.

    PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) | z... http://zoel66.blogspot.com/2012/10/pengendalian-intern-koperasi-jasa.html

    6 of 14 3/13/2014 4:02 PM

  • 1.2. Menyiapkan Program dan Kertas Kerja Pengendalian Intern

    Pengelola yang bertanggungjawab terhadap pengendalian intern, sebelum pelaksanaan pengendalian intern harus

    disiapkan terlebih dahulu: ketentuan, kebijakan dan Standar Operasional Prosedur serta peralatan seperti ATK,

    dll. Peraturan khusus dalam rangka menunjang program pengendalian kegiatan operasinal KJK harus ada.

    Berdasarkan Prinsip-prinsip Penyusunan SPI, pihak manajemen KJK berkewajiban untuk membuat aturan tertulis,

    yang formatnya dapat disusun sebagai berikut :

    Contoh : Surat Keputusan Pengurus tentang Sistim Pengendalian Intern di bidang pinjaman

    KJK MAJU BERSAMA

    -------------------------------------------------------------------------------

    Keputusan Pengurus KJK Maju Bersama

    Nomor : 03/KEP/MB /III/ 2007

    Tentang :

    Sistim Pengendalian Intern Bidang Simpan Pinjam

    1. MENIMBANG : reason perlunya SPI Bidang Simpan Pinjam.

    2. MENGINGAT : Payung hukum yang menddukung SPI Bidang Simpan

    Pinjam.

    MEMUTUSKAN :

    MENETAPKAN :

    Dengan ketentuan sebagai berikut :

    terdiri dari : bab > pasal > ayat :

    1.obyek yang ditetapkan,

    2.isi, rincian keputusan,

    3.mengenai prosedur prosedur,

    4.persyaratan pengelola

    5.uraian tugas / otoritas,

    6.persyaratan pinjaman

    7.jenis pinjaman dan plafond pinjaman,

    8.jaminan (agunan) pinjaman,

    9.ketentuan bunga/jasa pinjaman,

    10.persyaratan simpanan dan tabungan

    -----11 ketentuan bunga simpanan dan tabungan

    12.ketentuan jangka waktu dan tatacara pengembalian, etc.

    13.klausula khusus,

    14.sanksi sanksi. dan lain sebagainya.

    ----- 15 penutup

    .

    Ditetapkan di : ..............

    Pada tanggal : ..............

    KJK Maju Bersama

    Ketua, Sekretaris

    ................................. ..............................................

    Menyusun Program dan Kertas Kerja Pengendalian Intern

    Program pengendalian adalah suatu rangkaian sistimatik dari langkah-langkah pengendalian untuk mencapai

    tujuan. Program pengendalian hendaknya disusun sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dan keadaan obyek

    pemeriksaan. Jadi cakupan atau ruang lingkup yang menjadi obyek pengendalian sangat tergantung dari tujuan

    dan kondisi-kondisi yang ada.

    PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) | z... http://zoel66.blogspot.com/2012/10/pengendalian-intern-koperasi-jasa.html

    7 of 14 3/13/2014 4:02 PM

  • Tahapan terakhir dalam perencanaan pengendalian intern adalah membuat Program Kerja Pengendalian Intern

    sebagai panduan agar pelaksanaan pengendalian intern dapat lebih terarah. Program kerja disusun berdasarkan

    tahapan-tahapan dalam perencanaan pengendalian intern yang telah dilakukan sebelumnya.

    Program kerja pengendalian intern harus memuat antara lain:

    a. Langkah kerja pengendalian intern, yang merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

    melaksanakan pengendalian intern;

    b. Teknik pengendalian intern, yang merupakan cara-cara yang dapat dilakukan dalam melaksanakan langkah

    kerja pengendalian intern. Teknik pengendalian intern meliputi antara lain: wawancara, pengisian kuesioner,

    prosedur analitis, dan teknik pengendalian intern lainnya yang dianggap perlu;

    c. Sumber data, yang merupakan bahan-bahan yang diperlukan dalam melakukan teknik pengendalian intern.

    Sumber data dapat berasal dari data yang disediakan oleh entitas pelaporan;

    d. Pelaksana, yang merupakan nama tim pengendalian intern yang akan melakukan langkah-langkah

    pengendalian intern;

    e. Waktu pelaksanaan, yang menjelaskan kapan langkah-langkah pengendalian intern harus dilakukan.

    Kertas kerja pengendalian intern disusun dengan berisikan langkah-langkah kerja yang dihubungkan dengan

    tujuan pengendalian, yakni mengandung unsur unsur dan tahapan kegiatan sebagai berikut :

    Amati data

    Hitung

    Bandingkan

    Dapatkan

    Catat, dll.

    Contoh : Hitung uang tunai dan kertas-kertas berharga lainnya yang ada dalam peti uang (brand kas) dan

    bandingkan jumlahnya dengan yang tercantum pada saldo buku kas pada tanggal pemeriksaan. Dari contoh

    tersebut di atas tindakan mengetahui kondisi adalah dengan menghitung uang yang ada dalam peti uang,

    sedangkan usaha menghadapkan dengan kriteria adalah tindakan membandingkan uang itu dengan jumlah yang

    tercantum dalam buku kas.

    BAB II

    MELAKSANAKAN PENGENDALIAN INTERN

    2.1. Bukti-bukti Transaksi Kas dan Non Kas

    Pengendalian Intern harus memberi keyakinan bahwa seluruh transaksi telah mendapat otorisasi dan dilaksanakan

    dengan benar sesuai kebijakan perusahaan, serta pencatatan transaksi tersebut dengan benar. Dibawah ini

    terdapat 5 tujuan pengendalian Intern atas transaksi, yaitu :

    1. Otoritas ( wewenang)

    Setiap transaksi harus mendapat otorisasi semestinya berdasarkan struktur dan kebijakan perusahaan. Dalam

    keadaan atau masalah-masalah tertentu sangat mungkin diperlukan otorisasi khusus.

    2. Pencatatan

    Pencatatan atas transaksi harus dilaksanakan sebagaimana mestinya dan pada waktu yang tepat dengan

    uraian yang wajar. Transaksi yang dicatat adalah transaksi yang benar-benar terjadi dan lengkap.

    3. Perlindungan

    Harta fisik berwujud tidak boleh berada di bawah pengawasan/ penjagaan dari mereka yang bertanggung

    jawab. Dalam hal ini Pengendalian Intern memperkecil resiko terjadinya kecurangan oleh karyawan atau

    manajemen sekalipun.

    4. Rekonsiliasi

    Rekonsiliasi secara kontinu dan periodik antar pencatatan dengan harta fisik harus dilakukan misalnya

    mencocokkan jumlah persediaan barang antara kartu persediaan dengan persediaan fisik di gudang.

    5. Penilaian

    Harus dibuat ketentuan agar memberikan kepastian bahwa seluruh harta perusahaan dicatat berdasarkan nilai

    yang wajar. Tidak boleh terjadi over maupun undervalued atas harta tersebut.

    Dokumen transaksi keuangan diverifikasi secara rutin dan dapat diketahui keabsahannya dengan cara mengecek

    kebenaran dari :

    Tanggal pembuatan harus ada

    PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) | z... http://zoel66.blogspot.com/2012/10/pengendalian-intern-koperasi-jasa.html

    8 of 14 3/13/2014 4:02 PM

  • Tanda tangan dari nasabah melalui slip penyetoran dan pengambilan

    Tanda tangan petugas kasir

    Paraf atau tandatangan manajer.

    Tanda validasi/posting

    Dokumen transaksi tersebut diperiksa kebenarannya, dan diposting ke dalam buku besar masing-masing.

    Verifikasi dalam transaksi kas dan non kas adalah sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan

    mengevaluasi bukti-bukti untuk menentukan bahwa pengelolaan transaksi sesuai dengan standar operasional

    prosedur (SOP). Contoh kertas kerja pengendalian intern terhadap transaksi kas dan non kas, lihat lampiran - 2.

    2.2. Penempatan dan Pelaksanaan Tugas Masing - Masing SDM

    Sumber daya manusia merupakan aset KJK merupakan aset yang tak ada nilainya, namun jika penempatan yang

    bukan pada tempatnya justru berpotensi menjadi kontra produktif. Pengendalian intern harus memastikan bahwa

    penempatan dan pelaksanaan tugas masing-masing SDM dengan cara membandingkan antara struktur organisasi

    dan job desk dengan job masing-masing SDM. Jika terjadi ketidak sesuaian maka sebaiknya direkomendasikan

    agar dilakukan mutasi. Demikian pula jika terjadi rangkapan harus menganut prinsip tetap memisahkan antara

    jabatan yang memegang keuangan dengan yang mengadministrasikan, misalnya kasir tidak boleh dirangkap oleh

    bagian pembukuan, demikian sebaliknya.

    Melakukan pemeriksaan terhadap pengendalian sistem dan prosedur sumberdaya dengan seksama, apakah

    evaluasi sistem dan prosedur di KJK telah dijalankan dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku. Apakah

    sistem yang ada dapat memacu kinerja dan produktivitas, apakah reward dan funishment dapat meningkatkan

    motivasi dan performance SDM.

    Lakukan pemeriksaan atas sistim penempatan dan pelaksanaan kinerja SDM, apakah sudah dilaksanakan sesuai

    dengan apa yang telah dilakukan oleh kepala cabang / manajer terhadap penempatan SDM Pengelola KJK ke

    posisi tugas yang tepat dengan jobnya.

    Lakukan pengukuran terhadap kinerja SDM secara objektif dengan menggunakan pendekatan secara kuantitatif

    (kinerja diukur sesuai past performance dari masing-masing SDM), dan secara kualitatif dengan menggunakan

    metode penilaian kinerja 380 derajat, yakni SDM dinilai oleh atasannya dan teman satu level serta bawahannya

    (jika ada).

    SPI Keuangan juga mengatur pemisahan antara pemegang uang dengan pembuat pelaporan (informasi)

    mengenai uang. Sebagai contoh pemegang uang (kasir) memiliki tugas untuk menerima atau pun mendistribusikan

    uang dan mendokumentasikannya dalam buku yang tersedia. Sedangkan bendahara bertanggung jawab atas

    pembuatan laporan keuangan yang berdasarkan bukti-bukti dan informasi yang diperolehnya dari buku kas, buku

    jurnal serta perangkat akuntansi lainnya yang lazim digunakan.

    Mengapa perlu pemisahan tugas, padahal kedua fungsi tersebut bisa dilakukan oleh satu orang saja? bayangkan

    saja seandainya seseorang diberi kewenangan mengatur lalu lintas keuangan, mendistribusikan uang, mengambil

    keputusan atas segala hal mengenai keuangan, dan menyusun laporannya, apa yang akan terjadi? Dalam kondisi

    normal oragnisasi tidak punya masalah keuangan, dan orang yang diberi tugas pun secara pribadi tidak punya

    masalah keuangan mungkin segala dapat berjalan dengan baik. Namun dalam kondisi tidak normal baik organisasi

    maupun individu, atau individu yang diberi tugas tersebut saja dapat diduga terjadi kekacauan dalam pengelolaan.

    Katakanlah orang yang diberi tugas keuangan tersebut sangat butuh uang, sementara uang koperasi

    digenggamnya atau dalam lingkup kewenangannya, apapun hal yang tidak diinginkan koperasi bisa terjadi.

    Dengan kata lain, pembagian tugas dan prosedur yang jelas dan tegas dalam mengelola keuangan salah satu

    fungsi kontrol untuk mengontrol diri sendiri maupun interaksi antar mereka yang terlibat langsung dengan perihal

    keuangan.

    Jadi yang diinginkan oleh SPI Keuangan dalam hal ini bukan hanya melihat keluar masuknya uang dengan benar

    dan bukti-bukti yang dapat dipertanggung jawabkan tetapi juga kebenaran itu bisa transparan, dikomunikasikan

    kepada pihak-pihak yang berkepentingan bahkan anggota pun dapat mengaksesnya dengan mudah.

    2.3. Pelaksanaan Kebijakan, Perlakuan Akuntansi dan Laporan Keuangan

    Lakukan pemeriksaan atas pelaksanaan kebijakan dan perlakuan akuntansi keuangan, apakah telah dilaksanakan

    sesuai dengan PSAK No. 27 tentang akuntansi koperasi dan PSAK No. 59 untuk pola syariah. Pemantauan

    terhadap kegiatan proses akuntansi harus dijalankan sesuai dengan ketentuan, antara lain kebijakan dan

    perlakuan akuntansi yang menyangkut dengan :

    a. Penyisihan pinjaman/pembiayaan.

    b. Penyusutan Aktiva Tetap.

    PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) | z... http://zoel66.blogspot.com/2012/10/pengendalian-intern-koperasi-jasa.html

    9 of 14 3/13/2014 4:02 PM

  • c. Amortisasi Aktiva Lain lain.

    d. Cadangan Risiko

    e. Pendapatan yang masih harus dibayar dan atau diterima.

    f. Biaya yang masih harus dibayar dan atau diterima.

    g. Penghapusan pinjaman macet.

    Lakukan pemeriksaan atas Laporan keuangan yang telah disusun oleh bagian akunting, apakah telah sesuai

    dengan PSAK No. 27. Apakah Laporan keuangan yang meliputi : Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Perubahan

    Kas (Modal) dan Laporan Promosi Ekonomi Anggota, datanya telah valid dan dapat dipertanggung jawabkan.

    Pengecekan dilakukan dengan mencocokan jumlah-jumlah saldo masing-masing rekening pada neraca,

    perhitungan hasil usaha dengan jumlah saldo yang terdapat pada Buku Besarnya.

    2.4. Pelaksanaan Program Kerja dan RAPB

    Bandingkan secara berkala antara realisasi dengan program kerja dan RAPB - KJK tahun buku yang sedang

    berjalan, seberapa jauh pencapaian hasil-hasilnya. Kemudian dilakukan tindak lanjut dari hasil evaluasi dengan

    mendiskusikan kepada para Kepala Bagian atau bawahannya yang lain, sehingga terhadap fokus untuk

    penyelesaian, misalnya jika pencapaian target pemberian pinjaman belum berhasil, maka bagian pinjaman akan

    lebih giat meningkatkan kinerjanya.

    Analisa laporan keuangan merupakan kewajiban untuk dikerjakan secara periodik yaitu bisa dilakukan dengan

    cara bulanan, triwulanan, semesteran dan atau tahunan, hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan / kondisi

    keuangan KJK yang sebesarnya. Jika terdapat hal-hal yang merugikan lembaga KJK dengan cepat dapat

    ditanganinya.

    Dengan digunakannya Sistem Informasi Akuntansi dan Keungan (SIAK), maka penyusunan laporan keuangan

    secara otomatis dapat di cetak setiap saat, oleh karena itu periode dalam melakukan analisis laporan keuangan

    hendaknya dilakukan secara konsisten. Analisis dilakukan dengan dua pendekatan yakni analisis secara vertical,

    yakni dengan membandingkan elemen-elemen neraca/SHU dalam satu periode, dan secara horizontal dengan

    membandingkan laporan keuangan lebih dari dua periode.

    2.5. Pengendalian Terhadap Pengelolaan Operasi

    Salah satu kegiatan dalam pemeriksaan atas sistim pengendalian aset dari kegiatan penghimpunan, pengelolaan

    dan penyaluran dana, apakah telah sesuai dengan sesuatu yang dilaksanakan sehari-hari oleh kepala

    cabang/manajer pada kegiatan usaha KJK.

    Apakah aset telah memberikan pendapatan yang optimal

    Apakah resiko aset telah ada covernya (pencadangan, asuransi, dll)

    Apakah penghimpunan dana telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang ada dan telah mencapai target.

    Apakah pengelolaan dana telah optimal, dimana likuiditas minimum terjamin, disisi lain memberikan

    pendapatan yang tinggi.

    Apakah penyaluran pinjaman telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang ada dan menghasilkan secara optimal

    dan aman (pinjaman bermasalah rendah) .

    Perkembangan operasional usaha dan keuangan harus dipantau secara terus menerus, disamping untuk tujuan

    pencapaian target, kepatuhan terhadap Standar Operasional Manajemen (SOM) Usaha dan Keuangan menjadi

    perhatian khusus yang tidak boleh diabaikan oleh pengelola, karena kalau kepatuhan tidak dipantau dan atau

    dikendalikan maka akan terjadi mismach dalam pelaksanaannya, dan hal ini akan berdampak kepada ketidak

    berhasilan dalam menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan KJK.

    Lakukan pemeriksaan rutin terhadap pengelolaan operasi usaha, dengan membandingkan apakah penanganan

    transaksi-transaksi yang terjadi telah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan tugas sehari-hari yang dilakukan

    petugas atas kegiatan usaha KJK dengan SOP dan SOM Usaha dan Keuangan.

    SPI Simpan Pinjam. Dalam KJK SPI Simpan Pinjam sangat penting, karena kegiatan tersebut merupakan ruh dari

    kelangsungan hidup suatu KJK. SPI Simpan Pinjam meliputi:

    1. Pengeluaran uang

    a. Ada surat permohonan piutang (SPP) yang harus disetujui oleh anggota atau pengajuan pinjaman harus

    mendapat persetujuan anggota.

    b. Besarnya pinjaman harus berdasar plafon yang dikaitkan dengan simpanan pokok dan simpanan wajib.

    c. Pelayanan pinjaman diutamakan untuk pinjaman tanggung renteng.

    d. Penerimaan pinjaman harus diterima oleh angota sendiri tidak boleh diwakilkan.

    e. Bagi anggota yang melakukan transaksi pinjaman khusus diatas wewenang manajer (jika ada manajer)

    maka bukti KK harus ada persetujuan pengurus minimal satu orang.

    f. Prosedur pinjaman khusus diatur sesuai dengan pinjaman biasa dengan pengesahan diketahui oleh

    PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) | z... http://zoel66.blogspot.com/2012/10/pengendalian-intern-koperasi-jasa.html

    10 of 14 3/13/2014 4:02 PM

  • pengurus lain.

    g. Pinjaman khusus harus disertai dengan jaminan yang disesuaikan dengan ketentuan yang ada.

    2. Penerimaan uang

    a. Anggaran pinjaman dibayar melalui kelompok masing-masing

    b. Anggota harus tanda tangan di lembar tagihan kelompok.

    c. Petugas harus menyetorkan ke koperasi paling lambat 1 x 24 jam setelah pertemuan.

    d. Uang setoran harus dibuatkan bukti Km dan dibukukan pada hari yang sama.

    e. Hasil penerimaan setoran harus disetorkan ke bank paling lama 1 x 24 jam.

    (1) Menggunakan metode imprest semua hasil setoran disetorkan ke bank. (2) Menggunakan metode

    fluktuasi sisa penerimaan disetorkan ke bank.

    SPI Simpan Pinjam

    1. Tujuan

    Melayani anggota terhadap kebutuhan untuk menyimpan dan meminjam uang.

    2. Simpanan

    a. Jenis simpanan

    Yang ada di koperasi bisa terdiri dari beberapa simpanan antara lain:

    1) Simpanan Pokok. Simpanan yang harus dibayar pada waktu masuk menjadi anggota koperasi dan

    tidak boleh diambil selama masih menjadi anggota.

    2) Simpanan Wajib. Simpanan yang dibayar rutin setiap bulan selama menjadi anggota koperasi dan

    tidak diambil selama yang bersangkutan, masih menjadi anggota.

    3) Tabungan Koperasi. Tabungan yang didapat dari anggota maupun non anggota yang diambil

    sewaktu-waktu jika dibutuhkan.

    4) Simpanan Berjangka. Simpanan yang didapat dari anggota maupun non anggota yang dapat diambil

    sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.

    b. Bunga Simpanan

    Untuk menentukan besarnya bunga simpanan pada prinsipnya harus lebih rendah dari bunga pinjaman

    dan bersaing dengan tingkat suku bunga yang ada pada bank pemerintah.

    3. Pinjaman

    a. Jenis Pinjaman terdiri dari:

    1) Pinjaman Anggota. Yang dimaksud pinjaman anggota yaitu pinjaman yang diberikan hanya kepada

    anggota koperasi dan jumlah maksimal pinjaman sesuai simpanan anggota dan atau kelompok di

    koperasi, dengan jaminan Tanggung Renteng (TR) di kelompok.

    2) Pinjaman Khusus. Yang dimaksud pinjaman khusus yaitu pinjaman yang diberikan pada anggota di

    atas maksimal pinjaman atau pinjaman yang diberikan kepada non anggota koperasi. Pinjaman khusus

    ini boleh diberikan apabila pinjaman anggota sudah terlayani semua dan masih ada sisa dana.

    b. Bunga Pinjaman

    Tingkat bunga simpanan hendaknya lebih rendah dari tingkat bunga pinjaman yang diberikan pada

    anggota. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menentukan tingkat bunga:

    1) Bunga modal

    2) Resiko pinjaman

    3) Biaya operasional

    4) SHU yang dibayar

    c. Plafond Pinjaman

    Dalam rangka menciptakan pengamanan terhadap dana maupun barang yang beredar, perlu dibuat

    batasan-batasan khususnya mengenai besarnya pinjaman. Salah satu model yang dikembangkan adalah

    ketentuan plafon pinjaman, baik untuk perorangan maupun kelompok.

    1) Plafon Perorangan. Kelipatan dari simpanan pokok atau simpanan, di mana nilai kelipatan tergantung

    kebijaksanaan yang ada dimasing-masing koperasi primer. Misalnya plafon pinjaman 3 kali, berarti

    besarnya hak pinjaman anggota yang bersangkutan yaitu 3 X jumlah simpanan pokok atau simpanan

    wajib yang dimiliki.

    2) Plafon Kelompok. Kelipatan dari jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib seluruh anggota di

    kelompok tersebut. Hasilnya menunjukan besarnya hak pinjaman bagi kelompok yang bersangkuutan.

    Umumnya plafon kelompok lebih kecil dari plafon perorangan. Misalnya: kalau plafon perorangan 3X,

    plafon kelompok 2X.

    4. Sistem pengendalian intern Simpan Pinjam

    a. Prinsip Internal Control

    PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) | z... http://zoel66.blogspot.com/2012/10/pengendalian-intern-koperasi-jasa.html

    11 of 14 3/13/2014 4:02 PM

  • 1) Kasir tidak boleh merangkap mengerjakan buku pembukuan piutang atau sebaliknya.

    2) Pemegang kas harus benar-benar terpisah dengan buku

    3) Pelaksanaan (pembuatan rekonsiliasi bank) tidak boleh pemegang kas.

    4) Bendahara dan kasir bertanggung jawab terhadap keaslian surat-surat berharga yang disimpan dalam

    almari besi.

    5) Kasir harus membubuhkan cap lunas pada bukti kas dokumen-dokumen pendukungnya jika

    pembayarannya sudah selesai.

    6) Kasir harus membubuhkan cap Receipt pada bukti kas dokumen-dokumen pendukungnya jika uang

    diterima.

    7) Semua cek harus urut nomor dan setiap nomor harus dipertanggung jawabkan, baik dipergunakan

    atau tidak.

    8) Dana kas kecil diisi dengan menggunakan sistem Imprest

    9) Semua pengeluaran kas kecil harus disetujui oleh manajer (koperasi tertentu) selebihnya disetujui oleh

    bendahara atau ketua.

    10) Surat pengajuan pinjaman (SPP) harus ditandatangani oleh kelompok.

    11) Pinjaman setiap anggota harus disesuaikan dengan plafon pokok, simpanan wajib dan simpanan wajib

    khusus kalau ada

    12) Pelayanan pinjaman diutamakan untuk pinjaman Tanggung Renteng

    13) Penerimaan pinjaman harus dilakukan oleh anggota sendiri.

    14) Setiap realisasi harus ditindak lanjuti dengan penandatanganan surat pengakuan hutang (SPH).

    15) Penerimaan kas dicatat pada hari yang sama, saldo maksimal kas perharinya dan harus dimasukan ke

    bank.

    b. Dokumen

    1) Buku-buku

    - Buku simpan pinjam anggota

    - Buku kas keluar (Harian kas)

    - Kartu pinjaman anggota

    2) Formulir-formulir

    - Bukti Kas Keluar (KK)

    - Surat Pengajuan Pinjaman (SPP)

    - Surat Pengakuan Hutang (SPH)

    - Kartu Hutang

    - Surat Panggilan

    BAB III

    MENANGANI TINDAKAN PENYIMPANGAN

    3.1 Pemeriksaan Kegiatan Penyimpangan

    Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ke tiga kategori tujuan KJK dapat dicapai, yaitu dengan

    kondisi :

    a) Pengelola KJK mendapat pemahaman akan arah pencapain tujuan KJK, dengan, meliputi pencapaian tujuan

    atau target KJK, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya KJK.

    b) Laporan Keuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya.

    c) Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh KJK sudah ditaati dan dipatuhi dengan semestinya.

    Pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap Sistem Pengendalian Intern adalah semua pihak di dalam KJK

    bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem pengendalian intern. Namun demikian, secara struktural

    pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat langsung dalam perancangan dan pengawasan Sistem

    Pengendalian Intern meliputi : Manajer, Kabag dan Staf Pengawasan Intern.

    Atribut dalam Pengendalian Internal, meliputi:

    Pemisahan fungsi

    Autorisasi transaksi

    Dokumen dan sarana pencatatan yang memadai

    Keamanan fisik aset yang memadai

    Kualifikasi pegawai yang sepadan

    Rotasi tugas dan pemberian cuti

    PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) | z... http://zoel66.blogspot.com/2012/10/pengendalian-intern-koperasi-jasa.html

    12 of 14 3/13/2014 4:02 PM

  • Pemeriksaan mendadak

    Verifikasi internal

    Mengidentifikasi Potensi Terjadinya Tindak Penyimpangan, dalam setiap melakukan pemeriksaan, tidak menutup

    kemungkinan masih berpotensi terjadinya tindak penyimpangan sebagai akibat dari kelemahan dan sifat manusia

    yang : kurang teliti, lalai, curang, tidak jujur dan lain-lain. Hal ini diantara pengelola harus saling mengingatkan atas

    tugas pekerjaannya, sehingga dengan berjalannya penerapan sistim pengendalian intern yang baik akan

    mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan/kecurangan dimaksud. Jika terjadi tindak penyimpangan maka

    segera diidentifikasi untuk selanjutnya dicari solusinya untuk segera diperbaiki. Laporan dan pengaduan yang

    masuk segera ditindaklanjuti, demikian juga hasil pengendalian intern segera diteliti ulang, sehingga kita dapat

    mengetahui hal-hal yang akan menjadi potensi terjadinya tidak penyimpangan.

    Jika dalam pemeriksaan ditemukan adanya penyimpangan yang kemungkinan akan menimbulkan kerugian bagi

    KJK, maka saat itu pula harus segera dilakukan pencegahan sesuai dengan akar permasalahan yang sebenarnya,

    agar supaya tidak mengganggu kegiatan KJK lainnya.. Contoh : Kasir tidak diperkenankan menyimpan buku

    tabungan anggota dengan alasan apapun.

    3.2 Pemeriksaan dan Koreksi Terhadap Potensi Terjadinya Tindak Penyimpangan

    Dengan terjadinya tindak penyimpangan, harus segera dilakukan koreksi sehingga tidak berlarut-larut berdasarkan

    sistim yang berlaku. Jika sistem yang dipakai sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi yang ada, maka sistemnya

    harus diperbaharui. Lakukan pemeriksaan secara rutin dan konsisten seperti melakukan cash opname secara rutin

    pada akhir hari kerja, jika terjadi selisih, maka langsung dapat dikoreksi pada saat itu juga.

    Contoh : Dalam hal manager memberi tugas kapada juru tagih untuk menagih tunggakan pinjaman anggota,

    selama ini hanya diberi surat tugas dengan membawa slip setoran. Misalkan kepada 5 orang anggota

    penunggak, dan setelah selesai menagih yang disetor ke kasir hanya 1 orang anggota sisanya 4 anggota yang

    sudah setor uangnya dipakai dahulu, dan akan disetorkan ke kasir akhir bulan bertepatan dengan waktu gajihan

    juru tagih. Untuk mengatasi hal tersebut, terlebih dahulu manager melakukan pemeriksaan khusus untuk

    mengetahui permasalahan yang sebenarnya terjadi. Untuk mengatasi penyimpangan dimaksud manager selain

    memberi surat tugas kepada juru tagih kepada 5 anggota penunggak sekaligus diberikan slip setoran yang

    ditandatangani sebanyak 5 lembar rangkap dua. Setelah selesai menagih tanyakan berapa anggota yang telah

    menyetor dengan meminta kembali ke lima slip setoran dimaksud, dengan demikian maka tindak penyimpangan

    segera terdeteksi.

    3.3 Evaluasi Tindakan Penyimpangan

    Kelemahan-kelemahan dari sistem pengendalian intern yang ada seperti perangkapan jabatan, perekrutan

    karyawan, perilaku Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) karyawan yang diketahui mempunyai sifat tidak jujur,

    mementingkan diri sendiri, ceroboh dan sebagainya, maka kelemahan SPI harus segera di perbaiki sedini

    mungkin.

    Hasil pengendalian internal harus dicatat dan dibuatkan laporan pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai format yang

    sudah ditentukan. Form dari laporan hasil pelaksanaan kegiatan pengendalian intern memuat hal-hal yang

    ditemukan selama pemeriksaan termasuk didalamnya kesimpulan dan rekomendasi,

    Jika dari hasil pemeriksaan ditemukan tindak penyimpangan, maka manager harus melakukan tindakan perbaikan

    sesuai dengan aturan KJK, dan kemudian melaporkannya kepada Pengurus KJK, termasuk di dalamnya sikap

    yang harus ditempuh dalam mengambil tindakan dimaksud.

    Laporan dimaksud termasuk kesimpulan dan rekomendasi merupakan wujud dari pelaksanaan tugas pengendalian

    intern yang harus ditindak lanjut, dengan cara melaporkannya kepada pengurus. Semua temuan, kesimpulan dan

    rekomendasi yang dilaporkan dicatat dalam : Buku Monitoring Pengendalian Intern, sebagaimana contoh

    lampiran - 3

    Diposkan 10th October 2012 oleh zoel

    1 Lihat komentar

    Software Akuntansi Laporan Keuangan 18 Februari 2014 16.28

    informasi yang sangat bermanfaat, apalagi jelang RAT koperasi, hal ini sangat dibutuhkan oleh koperasi.sekedar menambahkan, untuk software koperasi dengan laporan keuangan otomatis sesuai SAK ETAP danhitung SHU per anggota otomatis, silakan kunjungi Armadillo Accounting Software Koperasi. Semogamembantu, trims :)

    PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) | z... http://zoel66.blogspot.com/2012/10/pengendalian-intern-koperasi-jasa.html

    13 of 14 3/13/2014 4:02 PM

  • Beri komentar sebagai:

    Publikasikan

    Balas

    PENGENDALIAN INTERN KOPERASI JASA KEUANGAN (KJK) | z... http://zoel66.blogspot.com/2012/10/pengendalian-intern-koperasi-jasa.html

    14 of 14 3/13/2014 4:02 PM