PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN RAGAM ANCAMAN …eprints.ums.ac.id/79826/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...
Transcript of PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN RAGAM ANCAMAN …eprints.ums.ac.id/79826/1/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...
PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN RAGAM
ANCAMAN BENCANA PADA MATERI BENTUK MUKA BUMI
KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
RINDU DITIANA SAPUTRI
A610150044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN RAGAM ANCAMAN
BENCANA PADA MATERI BENTUK MUKA BUMI KELAS VII
DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengembangan video pembelajaran
ragam ancaman bencana pada materi bentuk muka bumi kelas VII di SMP, (2)
mengetahui keefektifan video pembelajaran ragam ancaman bencana pada materi
bentuk muka bumi kelas VII di SMP. Jenis penelitian yaitu penelitian dan
pengembangan (R&D) dengan menggunakan 6 langkah menurut Sugiyono.
Penelitian dilakukan di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta dengan desain penelitian
menggunakan Pretest-Posttest Control Group Design, dengan menggunakan 2 kelas
yaitu kelas kontrol sebanyak 32 siswa dan kelas eksperimen sebanyak 21 siswa.
Teknik Analisa menggunakan uji T paired sample t-test untuk kelas kontrol dan uji T
Independent sample t-test untuk kelas eksperimen dikarenakan sample kelas
ekperimen kurang dari 30. Hasil penelitian yaitu 1) proses pengembangan media ajar
melalui penyempurnaan produk yang dilakukan oleh ahli materi, ahli media, dengan
nilai rata-rata 4,31 yang termasuk dalam kategori “Baik” dan hasil penilaian dari
responden memiliki rata-rata 4,4 masuk dalam kategori “Baik”. 2) Hasil uji t-test
menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima. 3) Keefektifan media ajar pada kelas
eksperimen sebesar 0,70% dan kelas kontrol sebesar 0,30%. Peningkatan hasil
belajar siswa dikelas eksperimen 0,40% lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Kesimpulannya video pembelajaran ragam ancaman bencana pada materi bentuk
mukabumi yang dikembangkan sudah layak dan efektif dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.
Kata Kunci: video pemebelajaran, pengembangan, efektifitas.
Abstract
The purposes of this research are (1) to know the instructional media development of
disaster of earth surface topic at seventh grade in Junior high school, (2) to know the
effectiveness of disaster learning video of material earth surface form in seventh
grade at Junior high school. The research were research and development (R&D)
with used 6 procedurs according Sugiyono. This research was conducted at SMP
Muhammadiyah 8 Surakarta with research design used Pretest-Posttest Control
Group Design, with used 2 class included control class were 32 students and
experiment class were 21 students. The technique of analysis used T test paired
sample t-test for control class and T test Independent sample t-test for experiment
class because sample of experiment class less of 30. The result of this research was
1) The process of developing instructional media through product improvements
made by material experts, media experts, with an average value of 4.31 included in
"Good" category and the results of assessment of respondents had an average of 4.4
included in "Good" category. 2) T-test results showed H0 was rejected and H1 was
accepted. The effectiveness of teaching media in experimental class was 0.70% and
2
the control class was 0.30%. Improved of student learning outcomes in the
experimental class 0.40% higher than control class. In conclusion, the disaster video
of earth surface development topic was feasible and effective to improve student
learning outcomes.
Keywords: video learning, development, effectiveness.
1. PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, proses
penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima
pesan. (Sadiman,dkk, 2002:11). Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah
dinilai kurang efektif karena siswa hanya pasif mendengarkan penjelasan dari guru
yang membuat siswa merasa bosan dengan suasana pembelajaran tersebut, siswa
juga merasa tidak tertarik dengan materi yang disampaikan oleh guru, serta membuat
siswa canggung dalam berkomunikasi karena hanya menerima penjelasan dari guru
saja. Pendidikan di era globalisasi ini jika hanya menggunakan metode ceramah akan
sangat tidak efektif sekali, banyak teknologi yang dapat digunakan untuk mendukung
suatu pembelajaran.
Teknologi dan Pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, karena teknologi merupakan alat bantu dalam melaksanakan pendidikan.
Adanya teknologi modern di era globalisasi ini memudahkan para guru untuk
mangajarkan dan menyampaikan sebuah materi kepada peserta didik dengan lebih
mudah dan efisien. Bagi siswa pembelajaran menggunakan teknologi modern juga
akan lebih menarik. Kemampuan dan keahlian seorang guru harus dikolaborasikan
untuk menemukan formula atau metode yang kreatif dan inovatif sebagai
sarana/media dalam penyampaian materi kepada siswa.
Inovasi adalah suatu perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari
hal yang ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan
dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan (H.M.Hasbullah, 2015:
246). Salah satu bentuk inovasi dalam sebuah pembelajaran yaitu pengemasan yang
efektif dan efisien serta menarik perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran yang
disampaikan oleh guru. Ketika siswa sudah antusias dan semangat mengikuti
pembelajaran, maka proses transformasi ilmu akan lebih mudah dan dapat dipahami
3
dengan baik oleh siswa. Komponen terpenting dalam inovasi pembelajaran adalah
pengemasan media pembelajaran secara efektif dan efisien.
Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang
dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument
dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar memgajar dapat mempengaruhi
efektivitas program intruksional (Asnawir,Usman : 2002). Media merupakan sesuatu
yang dapat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
kemampuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
SMP Muhammadiyah 8 Surakarta salah satu sekolah Muhammadiyah di Kota
Surakarta. Guru sangat jarang bahkan di beberapa kelas tidak menggunakan media
pembelajaran sebagai penunjang dalam menyampaikan materi yang diberikan,
sehingga siswa hanya membayangkan tanpa mengetahui gambar nyata seperti apa,
sehingga siswa sulit untuk mengembangkan pemahamannya. Penyajian media ajar
seharusnya menampilkan data/fakta dan konsep yang jelas disertai contoh yang
terjadi dilapangan untuk memecahkan masalah.
Penelitian ini focus pada pengembangan video ragam ancaman bencana pada
materi bentuk mukabumi kelas VII di SMP dan uji efektivitas pengembangan video
ragam ancaman bencana pada materi bentuk mukabumi yang dikembangkan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII di SMP. Hasil kajian literatur dan analisis
kerangka berpikir dapat merumuskan hipotesis pada penelitian sebagai berikut:
H0 = Tidak ada perbedaan yang signifikan pengetahuan dan pemahaman peserta
didik terhadap materi bentuk mukabumi ragam ancaman bencana sebelum
dan sesudah menggunakan media pembelajaran video.
H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan dan pemahaman peserta
didik terhadap materi bentuk mukabumi ragam ancaman bencana sebelum
dan sesudah menggunakan media pembelajaran video.
2. METODE
Penelitian ini merupakan model pengembangan media pembelajaran (research and
development / R&D) dimana model penelitian ini menghasilkan produk tertentu dan
menguji keefektifan produk tersebut dan penelitian yang hasilnya secara umum dapat
4
mengatasi permasalahan dan dapat membantu pekerjaan seseorang penelitian dan
pengembangan ini menghasilkan suatu produk tertentu (Sugiyono, 2015). Penelitian
menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development /
R&D) berdasarkan 10 langkah-langkah menurut Sugiyono, tapi peneliti membatasai
penelitian menjadi 6 langkah yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain
produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk. Penelitian dan pengembangan
yang dilakukan adalah mengembangkan media ajar berupa pengembangan video
ragam ancaman bencana pada materi bentuk mukabumi kelas VII di SMP.
Uji coba menggunakan True Eksperimental Design (eksperimen yang betul-
betul) yang dilaksanakan dengan desain Pretest-Posttest Control Group Design,
yaitu dengan cara membandingkan sebelum menggunakan buku pengayaan dengan
sesudah menggunakan bahan yang dikembangkan. Jenis data yang digunakan
peneliti adalah kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner atau
angket. Uji persyaratan analisis data menggunakan uji validitas dan menggunakan
Product moment dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha. Analisis data
menggunakan uji T Paired Sample T-test untuk responden yang berjumlah >30 dan
menggunakan uji T Independent Sample T-test untuk responden <30 serta analisis uji
keefektifan menggunakan N-Gain Score. Hasil penelitian produk dari siswa dan guru
mata pelajaran geografi disajikan melalui skala Likert. Lokasi penelitian di SMP
Muhammadiyah 8 Surakarta. Subjek penelitian adalah guru mata pelajaran geografi
dan siswa kelas VII IT sebagai kelas Eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas
kontrol.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengembangan Produk
Pengembangan produk dilakukan dengan cara menyebarkan angket uji kebutuhan
media ajar baik kepada guru mata pelajaran maupun peserta didik, yang kemudian
hasilnya dianalisis. Berdasarkan analisis uji kebutuhan maka kriteria media
pembelajaran video ragam ancaman bencana materi bentuk mukabumi yang akan
dikembangkan terdiri dari a) materi bentuk mukabumi yang dikemas dengan
pengetahuan bencana b) penjelasan dalam materi video terperinci dan jelas c)
5
menggunakan bahasa yang baik dan benar d) penulisan dalam media video berupa
penulisan yang mudah dipahami e) siswa mengatakan tampilan media video
seimbang antara materi dengan gambar (sama banyaknya) f) siswa menginginkan
bentuk penjelasan video berupa suara dan tulisan g) durasi waktu yang diinginkan 5-
10 menit g) siswa mengataka video yang dibuat harus colour full. Proses pembuatan
produk dilakukan selama ± 2 bulan. Setelah produk selesai dibuat, maka dilakukan
penilaian produk oleh ahli materi dan ahli media. Hasil validasi oleh ahli materi dan
ahli media terhadap media ajar/ produk termasuk dalam kategori “Baik” dengan nilai
rata-rata 4.68 dari skala 1-5. Berdasarkan hasil validasi produk oleh ahli materi dan
ahli media maka media ajar/produk siap untuk diuji cobakan dalam penelitian.
Berikut merupakan diskripsi produk yang siap diuji cobakan, dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Diskripsi Produk
NO Keterangan Gambar
1 Judul Video
2 Outline materi
6
NO Keterangan Gambar
3 Kompetensi
Dasar
4 Gambaran
Umum yang di
awali dengan
screen record
dari Google
Earth
5 Proses
terbentuknya
mukabumi
oleh tenaga
endogen dan
tenaga
eksogen
6 Macam-
macam bentuk
mukabumi
7
NO Keterangan Gambar
7 Aktivitas
pertanian pada
setiap bentuk
mukabumi
8 Ancaman
bencana pada
setiap bentuk
mukabumi
9 Kesimpulan
dari materi
pada video
10 Sumber video
8
3.2 Efektivitas Pengembangan Media Ajar
Analisis tingkat pemahaman instrument terhadap 40 soal hanya 20 soal yang
dinyatakan valid dengan menyesuaikan Kompetensi Dasar (KD). Hasil perhitungan
reliabilitas data instrument dengan Cronbach’s Alpha > rtabel yaitu dengan hasil 0,709
> 0,339, maka dapat disimpulkan bahwa butir soal tersebut dinyatakan reliable atau
layak digunakan. Hasil uji normalitas data kelas kontrol menunjukkan nilai
signifikan pada pretest yaitu 0,154 dan nilai signifikan pada posttest 0,69. Hal ini
dapat dilihat bahwa pretest dan posttest dinyatakan normal, hal ini dikarenakan nilai
signifikan >0,05.
Hasil uji normalitas kelas eksperimen menunjukkan nilai signifikan pada
pretest yaitu 0,200 dan nilai signifikan posttest 0,137. Hal ini dapat dilihat bahwa
pretest dan posttest dinyatakan normal, hal ini dikarenakan nilai signifikan >0,05.
Hasil uji hipotesis menggunakan uji T. Uji T yang digunakan dalam penelitian yaitu
Uji Paired Samples T test untuk kelas kontrol dan Uji Independent Sample T test
untuk kelas ekperimen dikarenakan jumlah sample kurang dari 30. Hasil nilai pretest
dan posttest di kelas kontrol menunjukkan nilai Sig (2-tailed) = 0,001 yang berarti
<0,05 dan pada kelas eksperimen menunjukkan Sig (2-tailed) = 0,000 yang berarti
<0,05 sehingga dari kedua kelas tersebut dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1
diterima, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan dan pemahaman
peserta didik terhadap materi bentuk mukabumi ragam ancaman bencana sebelum
dan sesudah menggunakan media pembelajaran video.
Selanjutnya, peneliti melakukan perbandingan peningkatan hasil belajar
peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen. Rata-rata peningkatan hasil belajar
sebagai berikut: Rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen sebesar 0,70
termasuk dalam kategori “Tinggi” dan kelas kontrol sebesar 0,30 termasuk dalam
kategori “Sedang”. Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol. Jadi kesimpulannya bahwa, video pembelajaran ragam
ancaman bencana pada materi bentuk mukabumi yang telah dikembangkan oleh
peneliti menunjukkan hasil pembelajaran yang efektif.
9
4. PENUTUP
Berdasarkan analisis data penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Pengembangan video pembelajaran ragam ancaman bencana pada materi bentuk
mukabumi yang dinilai oleh ahli materi dan ahli media memiliki rata-rata sebesar
4,68 termasuk dalam kategori “Baik” dari skala 1-5. Hasil validasi produk oleh
ahli materi dan ahli media maka media ajar/produk siap umtuk diuji cobakan
dalam penelitian dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.
2) Perbedaan hasil pemahaman terhadap materi bentuk mukabumi pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen mengalami peningkatan. Hasil nilai pretest dan
posttest di kelas kontrol menunjukkan nilai Sig (2-tailed) = 0,001 yang berarti
<0,05 dan pada kelas eksperimen menunjukkan Sig (2-tailed) = 0,000 yang
berarti <0,05 sehingga dari kedua kelas tersebut dapat disimpulkan H0 ditolak
dan H1 diterima, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan dan
pemahaman peserta didik terhadap materi bentuk mukabumi dan pengaruhnya
terhadap aktivitas manusia. Rata-rata peningkatan hasil belajar sebagai berikut:
Rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen sebesar 0,70 termasuk
dalam kategori “Tinggi” dan kelas kontrol sebesar 0,30 termasuk dalam kategori
“Sedang”. Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol. Jadi kesimpulannya bahwa, video pembelajaran ragam ancaman
bencana pada materi bentuk mukabumi yang telah dikembangkan oleh peneliti
menunjukkan hasil pembelajaran yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Arif S & Sadiman dkk. 2002. “Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya”. Jakarta: Postekkom dan PT. Raja Grafindo Persada.
Asnawir dan M. Basyirudin Usman. Media Pembelajaran. 2002. Jakarta: Ciputat
Pers.
Hasbullah, M. 2015. Kebijakan Pendidikan Dalam Perspektif Teori, Aplikasi, dan
Kondisi Obyektif Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta:
Bandung.