KASUS ANCAMAN NKRI

24
Perang Suku di Lampung Sebuah Dendam Lama Jika Anda berkunjung ke Lampung, jangan heran menyaksikan jumlah suku asli lampung lebih sedikit dibandingkan suku- suku pendatang lainya. Bahasa yang digunakan sehari – hari pun adalah bahasa Indonesia, berbeda dengan provinsi yang bertetangga dengan lampung seperti bengkulu dan sumatera selatan yang masih menggunakan bahasa daerah masing – masing sebagai alat komunikasi. Bahkan di beberapa kota / daerah di lampung bahasa jawa digunakan sebagai bahasa komunikasi. Tentunya dengan berbaurnya berbagai macam suku tersebut maka tingkat kecenderungan untuk terjadinya konflik pun semakin tinggi. Sebenarnya konflik – konflik antar suku sudah sering terjadi di provinsi lampung baik itu antara suku asli lampung dengan bali seperti yang terjadi saat ini, maupun jawa dengan bali atau lampung dengan jawa. Kenapa hanya ketiga suku tersebut yang sering terlibat konflik ? ya memang karena ketiga suku tersebutlah populasinya yang paling banyak. Di beberapa daerah di lampung kita bisa menemukan sebuah desa yang seluruh penduduknya berisi orang bali. Di tempat tersebut juga biasanya terdapat sebuah pura besar tempat mereka melakukan kegiatan agama, sama persis seperti keadaan di bali. Pada sisi lain masyarakat asli Lampung yang memiliki falsafah hidup fiil pesenggiridengan salah satu unsurnya adalah ”Nemui-nyimah” yang berarti ramah dan terbuka kepada

description

kasus ancaman nkri

Transcript of KASUS ANCAMAN NKRI

Page 1: KASUS ANCAMAN NKRI

Perang Suku di Lampung Sebuah Dendam Lama

Jika Anda berkunjung ke Lampung, jangan heran menyaksikan jumlah suku asli lampung lebih sedikit dibandingkan suku-suku pendatang lainya. Bahasa yang digunakan sehari – hari pun adalah bahasa Indonesia, berbeda dengan provinsi yang bertetangga dengan lampung seperti bengkulu dan sumatera selatan yang masih menggunakan bahasa daerah masing – masing sebagai alat komunikasi. Bahkan di beberapa kota / daerah di lampung bahasa jawa digunakan sebagai bahasa komunikasi.

Tentunya dengan berbaurnya berbagai macam suku tersebut maka tingkat kecenderungan untuk terjadinya konflik pun semakin tinggi. Sebenarnya konflik – konflik antar suku sudah sering terjadi di provinsi lampung baik itu antara suku asli lampung dengan bali seperti yang terjadi saat ini, maupun jawa dengan bali atau lampung dengan jawa. Kenapa hanya ketiga suku tersebut yang sering terlibat konflik ? ya memang karena ketiga suku tersebutlah populasinya yang paling banyak.

Di beberapa daerah di lampung kita bisa menemukan sebuah desa yang seluruh penduduknya berisi orang bali. Di tempat tersebut juga biasanya terdapat sebuah pura besar tempat mereka melakukan kegiatan agama, sama persis seperti keadaan di bali.

Pada sisi lain masyarakat asli Lampung yang memiliki falsafah hidup fiil pesenggiridengan salah satu unsurnya adalah ”Nemui-nyimah” yang berarti ramah dan terbuka kepada orang lain, maka tidak beralasan untuk berkeberatan menerima penduduk pendatang. Tetapi dengan seiring waktu falsafah hidup tersebut mulai luntur dikarenakan berbagai macam hal.

Suku asli Lampung pada dasarnya bersikap sangat baik terhadap para pendatang, mereka menyambut baik kedatangan para pendatang tersebut tetapi memang terkadang para pendatang lah yang sering menyulut amarah penduduk asli lampung. Sebagai tuan rumah, suku asli lampung tentunya tidak akan tinggal diam jika mereka merasa dihina oleh suku lain apalagi hal tersebut berkaitan dengan masalah “harga diri”.

Page 2: KASUS ANCAMAN NKRI

Konflik antar suku dilampung memang bukan merupakan sebuah hal baru, konflik tersebut sudah pernah terjadi sebelumnya dan pemicunya hanyalah berawal dari masalah sepele. Bahkan di tempat yang sama dengan saat ini terjadi perang suku saat ini yaitu di Sidorejo kecamatan Sidomulyo juga pernah terjadi pada bulan januari 2012 kemarin, pemicunya adalah perebutan lahan parkir. Berikut ini beberapa perang antar suku yang pernah terjadi di Lampung :

Pembakaran pasa Probolinggo Lampung Timur oleh suku bali. 29 Desember 2010 : Perang suku Jawa / Bali vs Lampung berawal dari

pencurian ayam. September 2011 : Jawa vs Lampung Januari 2012 : Sidomulyo Lampung Selatan Bali vs Lampung Oktober 2012 : Sidomulyo Lampung Selatan.

Konflik diatas adalah beberapa konflik yang terhitung besar, selain konflik besar yang pernah terjadi diatas di lampung juga sering terjadi konflik – konflik kecil antar suku namun biasanya hal tersebut masih bisa diredam sehingga tidak membesar.

Dari konflik – konflik kecil tersebut timbullah dendam diantara para suku – suku tersebut sehingga jika terjadi insiden kecil bisa langsung berubah menjadi sebuah konflik besar. Pengelompokan suku di daerah lampung memang sudah terjadi sejak lama, bahkan hal tersebut sudah terjadi sejak mereka remaja. Di beberapa sekolah didaerah lampung anak – anak suku bali tidak mau bermain / bersosialisasi dengan anak – anak suku lainnya begitu juga dengan anak – anak dari suku jawa maupun lampung. Mereka biasanya berkelompok berdasarkan suku mereka sehingga jika diantara kelompok tersebut terjadi perselisihan tentunya akan melibatkan suku mereka.

Terkait degan bentrokan di Lampung Selatan, Minggu (28/10/2012), Divisi Humas Mabes Polri hari ini, Senin (29/10/2012) merilis kronologis resmi versi Polisi terkait bentrokian tersebut melalui laman online humas mabes polri di www.polri.go.id.

Berikut kronologis lengkap bentrok yang merenggut 3 nyawa tersebut :

Pada hari Minggu tanggal 28 Oktober 2012 pukul 09.30 WIB di desa Sidorejo kecamatan Sidomulyo kabupaten Lampung Selatan, telah terjadi bentrokan antara warga suku Lampung dan warga suku Bali.

Page 3: KASUS ANCAMAN NKRI

Kronologis kejadian : Pada hari Sabtu tanggal 27 Oktober 2012 pukul 17.30 WIB telah terjadi kecelakaan lalu-lintas di jalan Lintas Way Arong Desa Sidorejo (Patok) Lampung Selatan antara sepeda ontel yang dikendarai oleh suku Bali di tabrak oleh sepeda motor yang dikendarai An. Nurdiana Dewi, 17 tahun, (warga Desa Agom Kec. Kalianda Kab. Lampung Selatan berboncengan dengan Eni, 16 Th, (warga desa Negri Pandan Kec. Kalianda Kab. Lampung Selatan).

Dalam peristiwa tersebut warga suku Bali memberikan pertolongan terhadap Nurdiana Dewi dan Eni, namun warga suku Lampung lainnya memprovokasi bahwa warga suku Bali telah memegang dada Nurdiana Dewi dan Eni sehingga pada pukul 22.00 WIB warga suku Lampung berkumpul sebanyak + 500 orang di pasar patok melakukan penyerangan ke pemukiman warga suku Bali di desa Bali Nuraga Kec. Way Pani. Akibat penyerangan tersebut 1 (satu) kios obat-obatan pertanian dan  kelontongan terbakar milik Sdr Made Sunarya, 40 tahun, Swasta.

Pada hari Minggu tanggal 28 Oktober 2012 pukul 01.00 WIB, masa dari warga suku Lampung berjumlah + 200 orang melakukan  pengrusakan dan pembakaran rumah milik Sdr Wayan Diase. Pada pukul 09.30 WIB terjadi bentrok masa suku Lampung dan masa suku Bali di Desa Sidorejo Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan.

Akibat kejadian tersebut 3 (tiga) orang meninggal dunia masing-masing bernama: Yahya Bin Abdul Lalung, 40 tahun, Tani, (warga Lampung) dengan luka robek pada bagian kepala terkena senjata tajam, Marhadan Bin Syamsi Nur, 30 tahun, Tani, (warga Lampung) dengan luka sobek pada leher dan paha kiri kanan dan Alwi Bin Solihin, 35 tahun, Tani, (warga Lampung), sedangkan 5 (lima) orang warga yang mengalami luka-luka terkena senjata tajam dan senapan angin masing-masing :  An. Ramli Bin Yahya,  51 tahun, Tani, (warga Lampung) luka bacok pada punggung, tusuk perut bagian bawah pusar, Syamsudin, 22 tahun, Tani, (warga Lampung) Luka Tembak Senapan Angin pada bagian Kaki. Ipul, 33 tahun, Swasta, (warga Lampung) Luka Tembak Senapan Angin pada bagian paha sebelah kanan dan Mukmin Sidik, 25 tahun, Swasta, (warga Lampung) luka Tembak Senapan Angin di bagian betis sebelah kiri.

Kasus ditangani Polres Lampung Selatan Polda Lampung.

Mungkin dengan kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi para penduduk lampung untuk melakukan instropeksi diri masing – masing. Banyak warga

Page 4: KASUS ANCAMAN NKRI

asli lampung mengatakan para pendatang didaerah mereka tidak tahu diri, tidak sopan atau menghargai mereka sebagai penduduk asli. Begitu juga dengan warga pendatang jangan karena merasa mereka memiliki kelompok yang banyak dan memiliki solidaritas yang besar terus bersikap semena – mena terhadap suku lainnya karena walau bagaimanapun mereka adalah pendatang / tamu dan layaknya seorang tamu tentu harus menghormati tuan rumah.

Segala macam upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meredam konflik di Lampung, sering diadakannya pertemuan antar ketua adat di lampung ternyata belum mampu meredam konflik – konflik yang sering terjadi, hal tersebut terjadi karena diantara mereka sebenarnya saling menyimpan dendam.

Page 5: KASUS ANCAMAN NKRI

Pencurian Terbesar Artefak Budaya Indonesia Dilakukan Oleh Malaysia

Indonesia merupakan negara yang sangat luas dan terdiri atas pulau-pulau. Ada begitu banyak suku dan adat istiadat di Indonesia. Latar belakang ini melahirkan keragaman yang luar biasa. Ada ribuan, atau mungkin jutaan artefak budaya yang tersimpan di bumi pertiwi, mulai dari tarian, ornamen, motif kain, alat musik, cerita rakyat, musik dan lagu, makanan dan minuman, seni Pertunjukan, produk arsitektur, dan lain sebagainya. Ini merupakan sebuah kekayaan luar biasa yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa ke Negara Indonesia.Saat ini, kita hidup di era globalisasi yang sarat atas persaingan yang tinggi. Di babak ini, inovasi menjadi “bahan bakar” pertumbuhan ekonomi. Tingginya tingkat persaingan mengakibatkan ekonomi global harus terus bergerak mencari inovasi-inovasi baru. Intensitas kompetisi ini membuat terjadinya pergeseran dari “inovasi berbasis teknologi” menjadi “inovasi berbasis kreativitas” . artefak-artefak tradisional, yang pada awalnya dianggap tidak bernilai ekonomi tinggi, menjadi sangat berharga. Hal inilah yang melatarbelakangi pencurian, pempatenan dan klaim Negara atau oknum Warga Negara Lain terhadap artefak budaya Indonesia.

Bagi saya, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa seperti ini. Pertama, mentalitas bangsa Malaysia yang sudah tidak mempunyai rasa malu. Bagaimana tidak? Sudah jelas bahwa tari pendet itu selalu menjadi ciri khas kebudayaan Bali. Tarian inipun sudah dikenal di dunia internasional sebagai tarian yang selalu ditampilkan oleh masyarakat Bali. Mungkinkah sebuah negara mengklaim bahwa patung Liberty bukan milik Amerika melainkan milik mereka? Hal ini juga seharusnya berlaku pada tarian pendet milik masyarakat Bali. Memang jika dilihat dari asal negara-negara di Asia Tenggara semuanya memang serumpun yaitu rumpun Melayu, namun apakah berarti kebudayaan juga harus disamakan hanya karena kedua negara serumpun. Seharusnya Malaysia tahu diri. Jika mereka tidak bisa menciptakan suatu kebudayaan, jangan berani-beraninya mengambil harta kebudayaan negara lain. Karena menurut saya, hal ini memperlihatkan bahwa Malaysia hanyalah sebuah negara yang miskin kebudayaan dan kreatifitas.Faktor kedua yang juga tidak kalah penting adalah sikap bangsa Indonesia yang seringkali kurang peduli dengan kekayaan dan kebudayaan yang dimilikinya. Seharusnya jika kita punya kekayaan budaya, kita harus menjaga dan melestarikan kebudayaan tersebut. Bukan hanya tari pendet, tetapi juga kebudayaan kita yang lainnya. Sebenarnya tidak mungkin Malaysia berani mengklaim kebudayaan kita, jika kita lebih peduli dan tegas dalam melestarikan kebudayaan kita. Jika keadaannya sudah seperti ini, bangsa kita juga yang akhirnya akan repot.Saya sebagai masyarakat Indonesia tentunya juga kecewa dan marah atas kelakuan Malaysia. Saya berharap pemerintah bisa mengambil tindakan yang tegas atas persoalan ini. Kita tidak perlu takut pada siapapun jika kita tidak salah. Para pencuri kebudayaanlah yang seharusnya takut mencuri kebudayaan kita. Maka dari itu, saya sebagai bagian dari masyarakat sangat berharap kita semua (bukan hanya para pemimpin bangsa) sadar dan tanggap atas persoalan yang terjadi berkaitan dengan masalah pengklaiman budaya Indonesia ini. Kita harus merasa bangga dengan kekayaan budaya kita dan selalu ikut melestarikannya. Malaysia saja ingin sekali memiliki kebudayaan kita, apakah kita tidak bangga dengan kebudayaan kita?

Page 6: KASUS ANCAMAN NKRI

Perang Saudara di Ambon (in Indonesian)

Sebelum tanggal 19 Januari, 1999, Ambon lebih dikenal sebagai pulau  penghasil rempah-rempah. Pada tanggal 19 Januari, 1999, Ambon dan  pulau-pulau di sekitarnya dilanda oleh perang saudara yang berkecamuk  dengan dahsyat. Walaupun Ambon di kenal sebagai daerah orang Kristen  di Indonesia, warga Islam di Ambon telah menikmati hidup rukun dan  harmonis bersama warga Kristen. Kehidupan yang rukun dan harmonis ini  ternyata berakhir dengan kehancuran yang tak dapat di kembalikan lagi   seperti semula pada tanggal 19 Januari, 19999. Warga Ambon menolak  kejadian ini sebagai suatu kerusuhan , mereka berkeras menyatakannya  sebagai sebuah perang saudara.

Perang ini di mulai dari sebuah kejadian yang sepele. Kejadian kecil  yang bersifat lokal ini dimulai ketika seorang supir taxi bertengkar /  berantem dengan seorang warga Islam Ambon. Berbagai sumber berita  dengan kuat mengindikasikan bahwa kesempatan ini digunakan oleh para  provokator untuk memulai pengrusakan besar-besaran di Ambon dan bahkan  sampai ke pulau-pulau di sekitarnya. Pola yang demikian kelihatannya  muncul berulang-kali dari kasus ke kasus , di mana kejadian lokal yang  sepele menjadi sesuatu yang besar dan tak terkendali yang menghancurkan   semua komunitas yang ada. Kita bisa melihat pola ini di Ketapang,  Kupang, kasus Poso (di mana kasus Poso ini tidak pernah di liputi oleh  media, dan kejadian sekitar hari natal tahun 1998 di Sulawesi Tengah  yang menghantam kota Poso, Palu dan Palopo itu sangat parah juga).  Bahkan berbagai sumber berita mengisyaratkan bahwa para provokator itu  di gerakkan oleh Suharto dan antek-anteknya.

Page 7: KASUS ANCAMAN NKRI

Polisi Identifikasi Kasus Sabotase Terhadap Ka Turangga

Cilacap (Antara) - Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Cilacap mengidentifikasi

kasus dugaan sabotase terhadap Kereta Api Turangga jurusan Bandung-Surabaya yang

terjadi pada Jumat (13/9) di jalur antara Stasiun Sidareja dan Stasiun Gandrungmangu.

"Kami terjunkan tim ke lokasi kejadian untuk melakukan proses identifikasi," kata

Kepala Satreskrim Polres Cilacap Ajun Komisaris Polisi Agus Puryadi, di Cilacap,

Senin. 

Ia mengatakan bahwa pihaknya akan menangani kasus dugaan sabotase ini secara

serius guna mengungkap siapa pelakunya. 

Dalam kesempatan terpisah, Manajer Humas PT Kereta Api Daerah Operasi 5

Purwokerto Surono mengharapkan kasus dugaan sabotase terhadap KA Turangga

dapat segera terungkap dan pelakunya bisa ditangkap. 

"Kami masih menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan polisi," katanya. 

Seperti diwartakan, aksi sabotase yang dialami KA Turangga pada hari Jumat (13/9),

pukul 00.28 WIB, terjadi di Km 350 hingga Km 351 antara Stasiun Sidareja dan

Stasiun Gandrungmanggu, Cilacap. 

Saat melintas di wilayah Dusun Ciawitali, Desa Gandrungmangu, Kecamatan

Gandrungmangu, Cilacap, KA Turangga yang datang dari arah Bandung menabrak

tumpukan batu dan kayu bekas bangunan yang melintang di atas rel. 

Kendati tidak menyebabkan kecelakaan, peristiwa tersebut mengakibatkan rangkaian

KA Turangga yang terdiri enam gerbong eksekutif, satu gerbong restorasi, satu

gerbong generator, dan satu gerbong khusus barang itu terpaksa berhenti luar biasa

di Stasiun Kawunganten. 

Hal itu dilakukan masinis KA Turangga, Ade S untuk memeriksa kondisi lokomotif CC

20414 setelah menabrak tumpukan kayu dan batu serta melaporkan peristiwa yang

dialaminya kepada Petugas Perjalanan Kereta Api (PPKA) Stasiun Kawunganten. 

Page 8: KASUS ANCAMAN NKRI

Dari hasil pemeriksaan masinis di Stasiun Kawunganten, diketahui lokomotif

mengalami kerusakan pada lampu kabut (fog lamp) sebelah kanan dan tutup "box

multiple unit" (perangkat elektrik penyambung dua lokomotif ketika akan dioperasikan

melalui satu kabin, red.). 

Jika melihat kerusakan yang terjadi di lokomotif, yaitu lampu kabut dan tutup "box

multiple unit", tumpukan kayu bekas bangunan dan batu tersebut diduga cukup tinggi

karena letak perangkat tersebut pada lokomotif sekitar 1 meter dari rel. 

Setelah dilakukan pemeriksaan sekitar delapan menit, KA Turangga dapat melanjutkan

perjalanannya lagi ke Surabaya. 

Sebelumnya di tempat yang sama (Km 350 hingga Km 351, red.), KA Kahuripan

jurusan Kediri-Kiaracondong yang ditarik lokomotif CC 20303 dilempar batu oleh

orang tidak dikenal pada hari Jumat (13/9), sekitar pukul 00.00 WIB. 

Meskipun tidak mengakibatkan adanya korban luka-luka, aksi pelemparan tersebut

menyebabkan satu kaca jendela kereta makan (restorasi) KA Kahuripan pecah. (03)

Page 9: KASUS ANCAMAN NKRI

AGRESI MILITER BELANDA

agresi militer adalah penyerangan suatu negara thd negara lain dengan menggunakan kekuatan militer (KBBI) Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947. Pada tanggal 15 Juli 1947, van Mook mengeluarkan ultimatum agar supaya RI menarik mundur pasukan sejauh 10 km. dari garis demarkasi. Tentu pimpinan RI menolak permintaan Belanda ini. 

Tujuan utama agresi Belanda adalah merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya dan daerah yang memiliki sumber daya alam, terutama minyak. Namun sebagai kedok untuk dunia internasional, Belanda menamakan agresi militer ini sebagai Aksi Polisionil, dan menyatakan tindakan ini sebagai urusan dalam negeri. Letnan Gubernur Jenderal Belanda, Dr. H.J. van Mook menyampaikan pidato radio di mana dia menyatakan, bahwa Belanda tidak lagi terikat dengan Persetujuan Linggajati. Pada saat itu jumlah tentara Belanda telah mencapai lebih dari 100.000 orang, dengan persenjataan yang modern, termasuk persenjataan berat yang dihibahkan oleh tentara Inggris dan tentara Australia. 

Agresi Militer Belanda II dilaksanakan 19 Desember 1948 - 10 Juli 1949. Agresi Militer Belanda II atau Operasi Gagak terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara. 

Pada hari pertama Agresi Militer Belanda II, mereka menerjunkan pasukannya di Pangkalan Udara Maguwo dan dari sana menuju ke Ibukota RI di Yogyakarta. Kabinet mengadakan sidang kilat. Dalam sidang itu diambil keputusan bahwa pimpinan negara tetap tinggal dalam kota agar dekat dengan Komisi Tiga Negara (KTN) sehingga kontak-kontak diplomatik dapat diadakan.

Page 10: KASUS ANCAMAN NKRI

Ribuan Masyarakat Papua Unjuk Rasa Tuntut ReferendumRibuan masyarakat Papua melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Papua di Jayapura untuk menuntut diadakannya referendum.

Ribuan masyarakat Papua dari berbagai organisasi sosial, Lembaga Swadaya Masyarakat

dan perwakilan gereja-gereja di Papua melakukan aksi di depan Kantor DPRD Papua yang

terletak di pusat kota Jayapura. Koordinator aksi, Mako Tabuni melalui telepon kepada VOA

hari Senin menjelaskan rakyat Papua menuntut hak penentuan nasib sendiri melalui

mekanisme internasional yaitu refendum.

Dialog kata Mako bukan merupakan solusi bagi penyelesaian masalah Papua. Menurutnya,

aksi ini dilakukan secara serempak di sejumlah daerah Papua, Sulawesi Tengah maupun di

Jakarta serta sejumlah negara seperti Vanuatu, Belanda dan Inggris.

Pihaknya pun menurut Tabuni terus melakukan kampanye melalui jalur internasional terkait

dengan referendum ini.

Mako Tabuni mengatakan, "Dan kampanye internasional melalui jalur hukum maupun

politik supaya penentuan nasib sendiri rakyat Papua Barat itu segera diberikan. Itu sedang

ada kampanye di tingkat internasional."

Sementara, juru bicara Polda Papua, Wahyono menyatakan untuk mencegah adanya

tindak kekerasan yang dilakukan oleh aparat, pihak kepolisian tidak membawa senjata

dalam mejaga aksi yang dilakukan ribuan masyarakat Papua itu. Mereka hanya membawa

pentungan. hal itu kata Wahyono memang sengaja dilakukan untuk meminimalkan tindak

kekerasan.

"Untuk demo sekarang ini kita kawal betul dan anggota pun tidak dibekali dengan senjata,

kita kawal aksi ini dengan tertib dan mereka juga sudah membuat pernyataan demo ini

Page 11: KASUS ANCAMAN NKRI

demo damai, tidak anarkis makanya kita kawal dan sebagainya," ujar Wahyono.

Beberapa waktu lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah menyatakan kerangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan harga mati dalam menyelesaikan

masalah Papua. Presiden SBY mendorong agar dialog terbuka di Papua dapat dilakukan

untuk menyelesaikan masalah Papua.

"Dialog juga terbuka untuk mencari solusi, mencari opsi, mencari langkah-langkah yang

paling baik untuk menyelesaikan masalah Papua, terbuka justru saya mendorong dialog ini,

tetap tetapi dalam rangka kebijakan dasar Papua, NKRI, Otonomi khusus dan juga

percepatan pembangunan," demikian pernyataan Presiden SBY.

Kepiawaian Farid Husain melobi dalam perundingan damai dengan GAM, membuat

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mempercayainya untuk berdialog dengan Organisasi

Papua Merdeka, OPM. Melalui surat khusus dari Presiden Yudhoyono, Farid Husain, 61

tahun, akhir-akhir ini terus berusaha membuka pintu dialog dengan elit, pimpinan, dan

aktivis OPM di Papua.

Farid Husain menjelaskan, "Dicari siapa tokoh sentralnya, di sini tidak ada tokoh sentralnya,

jadi kita dekati semuanya, ajak dia bersepaham kemudian berbicara ada kompromi. Saya

berjalan untuk mendekati mereka satu persatu. Mereka tidak pernah berbicara satu persatu

dengan pimpinannya. Sama dengan GAM dulu, berapa kali orang berbicara GAM, dia tidak

ketemu dengan Big Boss-nya. Saya ketemua Hasan Tiro, saya datangi rumahnya,

bagaimana setuju nggak (kalau) kita bicara di Helsinki?"

Aksi yang dilakukan ribuan Masyarakat Papua di Jayapura iyu berakhir dengan damai.

Page 12: KASUS ANCAMAN NKRI

ABG tewas dibacok, warga Rawa Badung tawuran massalDipicu tewasnya seorang pemuda umur 16 tahun di wilayah Pengarengan, Jatinegara,

Cakung, warga Kampung Rawa Badung terlibat tawuran dengan kelompok tak dikenal, di

sebuah lahan di depan Kelurahan Penggilangan, Cakung, Jakarta Timur, Minggu

(14/04/2013), dini hari tadi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengatakan, tawuran itu disulut tewasnya

seorang anak muda berusia 16 tahun.

“Korban saat itu dibacok di bagian punggung kanan, ada tiga luka bacok di paha kanan dan

di bagian pantat,” terang Rikwanto.

Korban saat ditemukan mengenakan baju lengan panjang garis-garis warna hitam abu abu

dan rambutnya hitam lurus.

Rikwanto menduga, ia adalah korban bentrokan antar sekelompok anak-anak di Jatinegara

dengan kelompok pemuda di Kampung Kelapa Dua Penggilingan, Jakarta Timur

Page 13: KASUS ANCAMAN NKRI

Tawuran, Pelajar Tewas dengan Celurit Tertancap Tawuran pelajar terjadi di Jalan Raya Kemang, Bogor, Rabu, 12 Februari 2014. Seorang pelajar bernama Ade Sudrajat, 16 tahun, tewas dalam peristiwa itu. Sebuah celurit masih menancap di kepalanya. "Saat ini korban sudah dibawa ke ruang forensik RSU PMI Bogor untuk diotopsi," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polisi Sektor Kemang Ajun Komisaris Suradi.

Kasus tawuran itu melibatkan dua kelompok pelajar dari SMK Wiyata Kharisma dan SMK Menara Siswa, Bogor. Korban tercatat sebagai siswa kelas X SMK Wiyata Kharisma yang berdomisili di  Kampung Tegal RT 01 RW 03, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. 

Suradi mengatakan tawuran itu terjadi sekitar pukul 14.00. "Menurut saksi, tawuran berlangsung di tengah jalan saat arus lalu lintas padat," kata dia. Polisi segera datang ke lokasi setelah mendapat laporan. Ketika itu sudah ada yang tergeletak berlumuran darah. "Ada satu siswa yang kami tangkap. Dia bersembunyi di rumah warga dan tidak berani ke luar karena banyak warga yang mengepung," kata dia.

Menurut Iwan Herman, 23 tahun, seorang kerabat korban, Ade adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Keluarga tidak menyangka Ade terlibat tawuran. Apalagi selama ini anak itu dikenal pendiam. "Dia jarang ngobrol. Makanya kami tidak menyangka kalau dia mau ikut-ikutan tawuran," kata Iwan.

Page 14: KASUS ANCAMAN NKRI

Pelanggaran Australia atas Laut Wilayah Indonesia dan Komentar-komentar PM Abbott

Laut wilayah Indonesia merupakan bagian dari wilayah kedaulatan Indonesia di bagian perairan Indonesia. Penentuan batasan dan lebar laut wiayah Indonesia didasarkan pada Konvensi Hukum Laut Internasional 1982, dimana Indonesia dan Australia merupakan negara-negara yang meratifikasi Konvensi tersebut. Dalam hukum nasional, laut wilayah Indonesia ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.

Pelanggaran perairan wilayah Indonesia oleh kapal Angkatan Laut Australia yang melaksanakan kebijakan “turnback policy” ketika menghalau perahu pencari suaka dalam perjalanan mereka menuju Australia, tidak perlu terjadi sekiranya awak kapal AL Australia telah mengetahui koordinat posisi batas laut wilayah Indonesia, apalagi kebijakan “turnback policy” Australia ini ditolak oleh Indonesia. Menjadi pertanyaan pengamat kedua negara tentang kecanggihan peralatan kapal Angkatan Laut Australia yang seharusnya dapat menentukan posisi kapal, bahkan anggota DPR Tantowi Yahya sempat menyampaikan kemarahannya atas pelanggaran kapal AL Australia ini dengan mengatakan bahwa Australia bodoh tidak mengetahui posisi kapal ALnya yang telah melanggar batas wilayah laut Indonesia.

Ataukah pelanggaran ini memang disengaja untuk memancing reaksi Indonesia? Mengingat pelanggaran yang sama telah dilakukan berkali-kali, dan pada pelanggaran ke-5 ini (menurut pengakuan Australia). Indonesia baru bereaksi dengan mengirimkan kapal-kapal TNI AL ke perbatasan laut Indonesia dan Australia untuk melakukan patroli, menjaga kemungkinan jangan sampai terjadi lagi pelanggaran kapal AL Australia. Beberapa pengamat di Australia menilai, penempatan kapal patroli TNI AL ini akan lebih

Page 15: KASUS ANCAMAN NKRI

banyak diarahkan untuk mencegah perjalanan perahu-perahu yang mengangkut pencari suaka menuju Australia.

Dalam jumpa pers tanggal 15 Januari 2013 di Canberra, Menlu Bishop, Menteri Imigrasi Morrison dan Panglima Angkatan Bersenjata Australia Jend. Hurley mengakui pelanggaran kapal Angkatan Laut Australia atas batas laut wilayah Indonesia dan menyampaikan permohonan maaf kepada Pemerintah Indonesia serta berjanji bahwa pelanggaran ini tidak akan terjadi lagi. Namun permintaan maaf Australia ini kemudian dilanjuti dengan komentar-komentar Perdana Menteri Tony Abbott, yang sepertinya tidak ingin kehilangan muka di depan konstituennya, berusaha untuk membela apa yang telah dilakukan kapal Angkatan Laut negaranya ketika melanggar wilayah batas laut Indonesia. Komentar Abbott diantaranya :

1. Pelanggaran kapal AL Australia ini dilakukan secara tidak sengaja. Pertanyaannya  apakah pelanggaran yang dilakukan paling sedikit 5 kali ini dilakukan secara tidak sengaja? Rasanya tidak mungkin. Angkatan Laut Australia beberapa kali telah menangkap nelayan Pulau Rote yang mencari ikan karena melanggar melintasi batas laut wilayah Australia dan Indonesia.

2. Perahu-perahu Indonesia yang mengangkut pencari suaka juga telah melanggar kedaulatan Australia. Pertanyaannya, apakah Abbott juga tidak bisa membedakan pelanggaran kapal militer AL Australia yang dilengkapi peralatan canggih telah melanggar batas kedaulatan negara lain dibandingkan dengan perahu-perahu sederhana yang dibayar oleh sindikat organisasi kejahatan trans-nasional people’s smuggling untuk mengangkut pencari suaka yang menuju secara diam-diam dan ilegal ke Australia. Awak kapal Indonesia yang mengangkut pencari suaka telah ditangkap dan mendapatkan hukuman di penjara Australia, perahu yang membawa pencari suka telah disita dan dimusnahkan.

3. Membandingkan pelanggaran AL Australia ini sebagai hal yang biasa seperti kesalahan pemain yang meleset menangkap bola dalam pertandingan cricket. Komentar Abbott ini merupakan komentar yang sepantasnya tidak diucapkan oleh seorang sekelas pemimpin Australia. Abbott terkesan menganggap ringan pelanggaran batas laut ini. Padahal dengan terjadinya pelanggaran AL Australia ini, Indonesia dapat saja mengajukan gugatan ke Mahkamah Arbitrasi Internasional.

Mencermati sikap para pemimpin Australia, kiranya Abbott dapat mengambil pelajaran dari Menlu Julie Bishop, Menteri Imigrasi Scott Morrison dan Jend.

Page 16: KASUS ANCAMAN NKRI

David Hurley yang bersikap sebagai negarawan menyampaikan permintaan maaf dan menjelaskan peristiwa pelanggaran AL Australia dengan bijak, serta menahan diri mengeluarkan komentar yang dapat memperkeruh suasana hubungan Australia dengan Indonesia sejak terbongkarnya kasus penyadapan beberapa waktu lalu. Tampaknya Abbott tidak mampu membedakan posisinya ketika ia berbicara lugas di parlemen Australia saat sebagai pemimpin oposisi kepada pemerintah yang berkuasa, dengan dirinya yang saat ini telah menjadi pemimpin negara ketika berinteraksi dengan negara lain.

Page 17: KASUS ANCAMAN NKRI

Kasus Perbudakan, Bos Kuali Terancam 15 Tahun Penjara

 Pengadilan Negeri Tangerang, Selasa (26/11), menggelar sidang perdana perkara dugaan perbudakan buruh pengolahan limbah metal di Lebak Wangi, Sepatan Timur, Tangerang, Banten. Sidang yang dipimpin Asiyadi Sembiring itu menghadirkan lima terdakwa, yaitu pemilik pabrik Yuki Irawan serta empat mandor pabrik, masing-masing Sudirman, Nurdin, Tedy Sukarno, dan Roh Jaya.

Yuki hadir ke pengadilan pukul 11.35 dengan didampingi dua kuasa hukum, yaitu Slamet Yuono dan Heru Mahyudin. Agenda sidang perdana yang ramai dipadati pengunjung itu adalah pembacaan dakwaan.

Anggota jaksa penuntut umum, yaitu Agus Suhartono dan Imam Cahyono, menjerat bos pabrik kuali tersebut dengan pasal berlapis, yakni Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang juncto Pasal 55 Ayat 1 KUHP, Pasal 88 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak juncto Pasal 55 Ayat 1 KUHP, Pasal 372 juncto Pasal 55 Ayat 1 KUHP, dan Pasal 24 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.

Dalam dakwaan, JPU menyebut Yuki Irawan telah memperlakukan pekerjanya dengan tidak layak, seperti mengancam pekerja sehingga tidak berani melawan, tidak diperbolehkan keluar dari tempat kerja, tidak memberikan hak untuk beribadah, mempekerjakan anak di bawah umur, serta membuat pekerja ketakutan dan terkekang.

”Telepon genggam milik pekerja diambil Yuki dengan alasan mereka tidak boleh berkomunikasi dengan keluarga. Tidak hanya itu, para pekerja juga dilarang bersosialisasi dengan tetangga,” kata Agus Suhartono saat membacakan dakwaan.

Jaksa Imam Cahyono seusai sidang mengatakan, pasal yang diberlakukan bersifat akumulatif dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

Seperti diberitakan, kasus ini terungkap setelah dua buruh pabrik kabur ke Lampung dan melapor ke polisi di Lampung pada 28 April 2013. Laporan itu lalu ditindaklanjuti Polda Lampung dan Polda Metro Jaya.

Saat penggerebekan, di pabrik ditemukan 34 buruh dalam kondisi sakit kulit dan napas, kurang

Page 18: KASUS ANCAMAN NKRI

makan, bahkan ada yang disekap di dua lokasi. Mereka juga tidak diberi gaji beberapa bulan, dipukuli, bahkan ada yang disiram air panas. Mereka takut kabur akibat ancaman petugas keamanan.

Dalam sidang yang berlangsung hampir satu jam tersebut, kuasa hukum Yuki mengatakan keberatan. Namun, mereka akan menyampaikannya dalam sidang lanjutan pada Kamis mendatang. ”Dakwaan tadi sangat mengerikan. Padahal, fakta lapangannya tidak seperti itu. Kami akan sampaikan hal itu pada sidang berikutnya,” kata Slamet Yuono.

Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Tigaraksa Musa mengatakan, kasus itu telah menjadi sorotan publik nasional dan internasional. Karena itu, kasus ini diperiksa dengan hati-hati

Page 19: KASUS ANCAMAN NKRI

Pertikaian Warga di Jayapura, Tiga TerlukaJayapura (ANTARA News) - Pertikaian dua kelompok warga Vuria di Kota Raja, Jayapura, Jumat sore menyebabkan tiga orang terluka terkena anak panah dan lemparan batu.

Dari Jayapura ANTARA melaporkan, pertikaian antara warga Vuria dipicu oleh masalah perselisihan kepemimpinan Gereja Baptis di Jayapura, yaitu antara pejabat lama Sofyan Socratez Yoman dan pejabat penggantinya Pirenus Kogoya.

Permasalahan kepemimpinan gereja ini sebenarnya telah terjadi sejak 2003, namun sampai sekarang belum terselesaikan. 

Akibat kejadian tersebut, sejumlah rumah warga setempat rusak, kaca-kaca Sekolah Theologia pecah, dan tiga motor dibakar. 

Polisi sempat melepaskan puluhan tembakan peringatan ke udara untuk mencegah kedua kelompok saling serang dengan panah, kayu, parang, maupun batu.

Tembakan peringatan polisi tidak mereka gubris. 

Hingga berita ini ditulis, ratusan warga pendukung Yoman berjaga di Jalan Jeruk Nipis, sedangkan kubu Kogoya lari ke hutan-hutan di belakang sekolah Theologia. 

Warga yang terluka langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk mendapat perawatan. 

Pertikaian antara dua kelompok warga itu baru berakhir saat Kepala Kepolisian Resor Kota Jayapura Ajun Komisaris Besar Imam Setiawan bersama sejumlah anggotanya datang ke lokasi dan meredakan pertikaian.

Ajun Komisaris Besar Imam Setiawan di lokasi kejadian mengatakan, pihaknya akan melakukan tindakan tegas apabila kedua kelompok tersebut membahayakan keselamatan.

Hingga kini, suasana di lokasi kejadian masih tampak tegang, warga di sekitar lokasi kejadian lebih memilih menutup pintu dan berdiam di dalam rumah mereka masing-masing karena takut pertikaian kembali terjadi.

Tampak satuan aparat keamanan dari Polsek Abepura dan Polresta Jayapura masih terus berjaga-jaga disekitar lokasi kejadian.