digilib.uns.ac.id/Pengembangan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pasca Dr....
Transcript of digilib.uns.ac.id/Pengembangan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Program Pasca Dr....
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN STRATEGI
SERANGAN DALAM PERMAINAN FUTSAL
(Studi pada Pemain Futsal Putra Tingkat Intermediate di Kota Pontianak)
TESIS
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh
Zusyah Porja Daryanto
A121108043
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN STRATEGI
SERANGAN DALAM PERMAINAN FUTSAL
(Studi pada Pemain Futsal Putra Tingkat Intermediate di Kota Pontianak)
LEMBAR PERSETUJUAN
TESIS
Oleh
Zusyah Porja Daryanto
A121108043
Komisi
Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Nama
Dr. Agus Kristiyanto, M. Pd
NIP. 196511281990031001
Prof. Dr Muchsin Doewes, dr, AIFO
NIP. 194805311976031001
Tanda tangan
....................
...................
Tanggal
......................
.......................
Telah dinyatakan memenuhi syarat
Pada tanggal ...........................2013
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragan
Program Pascasarjana UNS
Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
NIP. 196511281990031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Zusyah Porja Daryanto
NIM : A121108043
Program/Jurusan : Ilmu Keolahragaan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Pengembangan Model
Latihan Srtategi Serangan dalam Permainan Futsal” adalah betul-betul karya
sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan
ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Maret 2013
Yang membuat pernyataan
Zusyah Porja Daryanto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Berangkat degan penuh keyakinan, Bejalan dengan penuh keikhlasan, Istiqomah
dalam menghadapi cobaan.
(TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Tesis ini saya persembahkan untuk semua yang berarti bagi saya, terima
kasih atas semua doa dan dukungan dari semua pihak. Dalam pencapaian ini
tentunya banyak dukungan yang saya dapatkan, ada pun hasil karya saya yang
jauh dari kesempurnaan ini saya sembahkan terutama kepada:
1. Allah SWT yang telah menemani di setiap nafas dan detik disetiap proses
dalam penyelesaian tesis ini.
2. Orang tua saya yang slalu memberikan dukungan setiap susah maupun
senang.
3. Istri dan anak saya tercinta yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi
akan terselesaikannya tesisi ini.
4. STKIP-PGRI Pontianak dimana tempat saya mengabdi dan memberikan
kesempatan untuk melanjutkan studi.
5. Kepada dosen-dosen UNS Prodi Ilmu keolahraga PPs UNS yang telah
membimbing dan memberikan masukan akan terselesaikannya tesis ini.
6. Kepada dosen-dosen STKIP-PGRI Pontianak yang telah membimbing dan
memberikan masukan akan terselesaikannya tesis ini.
7. Kepada teman-teman angkatan 2011 Prodi Ilmu Keolahragaan PPs UNS
yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi akan
terselesaikannya tesis ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Zusyah Porja Daryanto. 2013. A121108043. Pengembangan Model Latihan
Strategi Serangan dalam Permainan Futsal. TESIS. Pembimbing I: Dr. Agus
Kristiyanto, M.Pd, II: Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr, AIFO. Program Studi Ilmu
Keolahragaan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah belum adanya model-model latihan
strategi serangan secara khusus yang diberikan pada pemain futsal putra tingkat
intermediate di Kota Pontianak. Penelitian dititik beratkan pada pemain futsal
putra tingkat intermediate yang merupakan tingkatan dimana pembinaan latihan
difokuskan secara penuh. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menyusun model
latihan serangan yang baik, (2) pelaksanaan uji coba model latihan untuk
meningkatkan kemampuan serangan pemain futsal putra tingkat intermediate di
Kota Pontianak secara efektif dan efisien serta (3) mengetahui hasil uji keefektifan
model latihan peningkatan kemampuan serangan pemain futsal putra tingkat
intermediate.
Metode penelitian ini termasuk “metode penelitian pengembangan,
(Research and Development)”. Penelitian ini dilakukan dengan 4 tahap yaitu, (1)
tahap analisis kebutuhan (studi pendahuluan), (2) tahap pengembangan produk
yang dalam hal ini model latihan strategi serangan futsal, (3) tahap uji coba
produk untuk mengetahui keberterimaan dari produk yang dikembangkan, dan (4)
tahap melakukan uji efektifitas terhadap produk hasil pengembangan. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, angket, Tes, dan observasi.
Data hasil evaluasi para ahli yang telah dilakukan didapatkan skor rata-rata
akhir 71,31%. Data hasil uji coba terbatas yang dilakukan didapatkan skor rata-
rata akhir 68,32%. Data hasil uji coba luas yang dilakukan didapatkan skor rata-
rata akhir 82,04% dan diinterpretasikan bahwa rancangan produk pengembangan
model latihan serangan untuk futsal tingkat intermediate bisa diuji cobakan pada
tahap uji efektifitas. Data hasil uji efektifitas produk dengan membandingkan dua
kelompok, satu kelompok diberi perlakuan produk pengembangan dan kelompok
lain diberi perlakuan secara konfensional dengan penggunaan pre test dan post
test desain. Nilai rata-rata untuk masing-masing kelompok berdasarkan tes adalah:
efektifitas kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol. Rata-rata
efektifitas kelompok kontrol sebesar 68.7% dan kelompok eksperimen sebesar
84.4%. Rotasi pemain pada kelompok kontrol sebesar 62.5% dan kelompok
eksperimen sebesar 87.5%. Pergerakan tanpa bola pada kelompok kontrol sebesar
62.5% dan kelompok eksperimen sebesar 87.5%. Penguasaan bola pada kelompok
kontrol sebesar 75% dan kelompok eksperimen 87.5%. Kerjasama tim kelompok
kontrol sebesar 62.5% dan kelompok eksperimen 75%. Berdasarkan data tersebut
terlihat bahwa latihan dengan menggunakan model latihan strategi serangan dalam
permainan futsal dapat meningkatkan rotasi pemain dari 62.5% menjadi 87.5%,
pergerakan bola dari 62.5% menjadi 87.5%, penguasaan bola dari 75% menjadi
87.5% dan kerja sama tim dari 62.5% menjadi 75%.
Berdasarkan perbandingan nilai rata-rata tes tersebut peningkatan hasil tes
untuk kelompok eksperimen lebih menunjukkan kenaikan yang signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tes akhir ini didapatkan setelah
dilakukan penerapan program latihan pada masing-masing kelompok. Sebagai
simpulan akhir dinyatakan bahwa produk terbukti efektif meningkatkan
kemampuan strategi serangan pemain.
Kata kunci: Futsal, Pengembangan, Model, Latihan, Strategi Serangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
Zusyah Porja Daryanto. 2013. A121108043 Pengembangan Model Latihan
Strategi Serangan dalam Permainan Futsal. Thesis. Supervisor I: Dr. Agus
Kristiyanto, M.Pd, II: Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr, AIFO. Sport Sience Program
Study, Post Graduate Program of Sebelas Maret University, Surakarta.
ABSTRACT
The background of this study is the absence of the models of training on
special attacking strategy given to intermediate level men’s futsal players in
Pontianak. The research emphasizes on men’s futsal players in intermediate level
on which coaching is fully focused. The purposes of this research are; (1) to
organize a training program of a good attack training, (2) the implementation of
try out practice model to improve the attack ability of male futsal player in
intermediate level in Pontianak effectively and efficiently, (3) to find out the result
of effectiveness test training model in improving the ability of attacking to male
futsal player in intermediate level.
The method of this research is Research and Development. The research
was conducted in 4 stages; (1) the need analysis stage (preliminary study). (2)
Product development stage, in this case the strategy of training model of futsal
attacking strategy, (3) Product try out stage to investigate the acceptance of
developed product, and (4) performing of effectiveness test stage to the product of
development result. The technique of data collecting was using interview,
questionnaires, test and observation.
The result finding of evaluation data from the experts is 71.31%. The result
finding of limited try out is 68.32%. The result finding of expansive try out is
82.04% and it was interpreted that the product design of attacking training model
development to intermediate level can be tested to the effectiveness test stage. The
result of effectiveness test product by comparing two groups; treatment group
which using development product, and control group which using pretest and
posttest design. Mean score of each group based on the test is the effectiveness of
experiment group is higher than the control group. The effectiveness score of
control group is 68.7% and experiment group is 84.4%. The player rotation in
control group is 62.5% and experiment group is 87.5%. The movement without
ball in control group is 62.5% and in experimental group is 87.5%. The ball
control in control group is 75% and experiment group is 87.5%. Team work in
control group is 62.5% and experiment group is 75%. Based on the data above it
can be seen that the training by using attacking strategy training model in playing
futsal can increase the player rotation from 62.5% into 87.5%, the ball control
from 75% into 87.5% and team work from 62.5% into 75%.
Based on the comparison of those test results, the improvement of test
result for the experiment group is increasing significantly than in the control
group. The last test was obtained after the training program was implemented to
each group. In conclusion, the product is profoundly effective in improving the
player ability in attacking strategy.
Key words: Futsal, Development, Model, Training, Attacking Strategy
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat Nya, sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan
baik. Tesis ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bimbingan dan bantuan serta
dukungan dari semua pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah
saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya
kepada :
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. sebagai Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. sebagai Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. sebagai Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sekaligus sebagai
pembimbing I yang telah memberikan arahan, waktu dan kesempatan kepada
penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Studi Ilmu Keolahragaan
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
4. Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr, AIFO. sebagai pembimbing II yang telah secara
seksama dan dengan penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran, waktu, serta
tenaga untuk memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat selasai.
5. Ilham Surya fallo, M.Pd. sebagai ahli futsal yang telah memberikan masukan dan
arahan demi kesempurnaan produk hasil penelitian serta dukunganya hingga
terselesaikanya studi ini.
6. Iskandar, M.Pd. sebagai ahli futsal yang telah memberikan masukan dan arahan
demi kesempurnaan produk hasil penelitian serta dukunganya hingga
terselesaikanya studi ini..
7. Rahmad, S.Pd. sebagai ahli futsal dan pelatih tim yang telah memberikan
masukan, arahan dan dukungan demi kesempurnaan produk hasil penelitian ini.
8. Para pemain Tim Futsal STKIP-PGRI Pontianak dan Tim Futsal Penjaskes Untan
yang telah membantu terselenggaranya penelitian ini.
9. Rekan-rekan program studi IOR angkatan 2011 yang telah membantu dalam
proses penyelesaian penulisan tesis ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan baik moril
atau materil sehingga dapat terselesaikan penulisan tesis ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan yang diberikan
dengan tulus dan ikhlas. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna,
oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharap saran dan kritik
yang bersifat membangun sebagai bekal demi kesempurnaan tesis ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Maret 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL TESIS ......................................................................... . . i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ .. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ..................................................... .. iii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... .. iv
MOTTO ......................................................................................................... .. v
PERSEMBAHAN ......................................................................................... .. vi
ABSTRAK ..................................................................................................... .. vii
ABSTRACT .................................................................................................... .. ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. .. x
DAFTAR ISI ................................................................................................. .. xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... .. xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... .. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. .. xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9
G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan .................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori …………………………………………………….. 13
1. Permainan Futsal……………………………………………. 13
a. Peraturan Permainan Futsal……………………………... 15
b. Strategi Serangan………………………………………... 18
c. Komponen Strategi Serangan Futsal…………………….. 22
d. Prinsip Dasar Strategi Serangan……………………….... 31
e. Kondisi Fisik Futsal……………………………………... 33
2. Latihan……………………………………………………..... 36
a. Definisi Latihan………………………………………..... 36
b. Prinsip Latihan…………………………………………... 36
c. Model Latihan Strategi Serangan………………………... 42
3. Tinjauan Aspek Belajar Gerak dan Perkembangan Gerak …. 43
a. Konsep Kemampuan Gerak……………………………... 44
b. Komponen Gerak yang Efisien…………………………. 50
c. Proses Belajar Gerak……………………………………. 51
d. Perkembangan Gerak…………………………………… 52
B. Kerangka Berpikir ……………………………………………… 59
C. Penelitian yang Relevan ………………………………………... 62
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan dan Hipotesis Penelitian ….. 63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 65
B. Jenis Penelitian ............................................................................. 67
C. Sumber Data .................................................................................. 77
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 79
E. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
F. Jenis Data ...................................................................................... 86
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 88
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Ringkasan Hasil Penelitian ……………………………….. 95
B. Studi Pendahuluan ........................................................................ 100
C. Pengembangan Produk .................................................................. 104
D. Uji Coba Produk ............................................................................ 106
E. Uji Efektivitas Produk Pengembangan ......................................... 113
F. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 125
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………………….. 136
B. Implikasi ....................................................................................... 140
C. Saran .............................................................................................. 141
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan antara Sepak Bola dan Futsal ...................................... 17
Tabel 2.2 Perbedaan antara Strategi dan Taktik............................................. 33
Tabel 2.3 Berbagai Cabang Olahraga dan Sistem Energi Utama .................. 38
Tabel 2.4 Patokan untuk Memperkirakan Intensitas ...................................... 40
Tabel 2.5 Kegiatan Penelitian Pengembangan ............................................... 63
Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 65
Tabel 3.2 Rancangan Uji Efektifitas Produk ................................................. 75
Tabel 3.3 Persentase Hasil Evaluasi Subyek Uji Coba ................................. 94
Tabel 4.1 Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian .................................... 95
Tabel 4.2 Data Kuantitatif dari Evaluasi Ahli Futsal .................................... 107
Tabel 4.3 Persentase Hasil Evaluasi .............................................................. 107
Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil dan Besar .................................. 111
Tabel 4.5 Persentase Hasil Evaluasi .............................................................. 112
Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Hasil Pre Test Kelompok Eksperimen ............ 113
Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Hasil Pre Tes Kelompok Kontrol .................... 114
Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Hasil Post Test Kelompok Eksperimen ........... 114
Tabel 4.9 Rekapitulasi Data Hasil Post Test Kelompok Kontrol ................. 115
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Pre Test ... 115
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Post Test .. 116
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi ................... 116
Tabel 4.13 Data Hasil Pre Test dan Post Test .................................................. 117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Tabel 4.14 Penilaian Efektivitas Kelompok Kontrol ....................................... 119
Tabel 4.15 Penilaian Efektifitas Kelompok Eksperimen ................................. 120
Tabel 4.16 Perbandingan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ..... 121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Ukuran Lapangan Futsal ............................................................... 14
Gambar 2.2 Operan Give and Go .................................................................. 20
Gambar 2.3 Dukungan dalam Serangan ........................................................ 20
Gambar 2.4 Tembakan Spekulasi .................................................................. 21
Gambar 2.5 Umpan Trobosan ........................................................................ 21
Gambar 2.6 Cara Menerima dengan Kaki Bagian dalam .............................. 24
Gambar 2.7 Cara Menghentikan Bola dengan Punggung Kaki ..................... 24
Gambar 2.8 Cara Menghentikan Bola dengan Telapak Kaki ........................ 25
Gambar 2.9 Cara Menghentikan Bola dengan Paha ...................................... 26
Gambar 2.10 Cara Menghentikan Bola dengan Dada ...................................... 26
Gambar 2.11 Cara Menggiring Bola “Kura-Kura” .......................................... 27
Gambar 2.12 Cara Menendang dengan Kaki Bagian dalam ............................ 27
Gambar 2.13 Cara Menendang dengan Punggung Bagian dalam ................... 28
Gambar 2.14 Cara Menendang dengan Punggung Kaki .................................. 29
Gambar 2.15 Cara Menyundul Bola ................................................................ 30
Gambar 2.16 Formasi 2-2 ................................................................................ 30
Gambar 2.17 Formasi 3-1 ................................................................................ 31
Gambar 2.18 Formasi 4-0 ................................................................................ 31
Gambar 2.19 Komponen-Komponen dari Gerak yang Efisien ........................ 50
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan ................................................. 70
Gambar 3.2 Bagan Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Gambar 3.3 Bagan Pemeriksaan Keabsahan Data ........................................... 91
Gambar 4.1 Histogram Hasil Pre-Test dan Post Test Kelompok Eksperimen 118
Gambar 4.2 Histogram Hasil Pre-Test dan Post Test Kelompok Kontrol ...... 118
Gambar 4.3 Histogram Nilai Perbandingan antara Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol............................................................ 122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Hasil Wawancara ........................................................................ 147
Lampiran 2. Kisi-Kisi dan Kuesioner ............................................................. 150
Lampiran 3. Hasil Evaluasi dan Uji Coba ........................................................ 193
Lampiran 4. Produk Model Latihan Serangan dalam Permainan Futsal ........ 210
Lampiran 5. Catatan Lapangan ....................................................................... 301
Lampiran 6. Tabulasi Data Hasil Penelitian ................................................... 314
Lampiran 7. Uji Prasyarat Analisis ................................................................. 317
Lampiran 8. Uji Signifikansi ........................................................................... 337
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan
populer di dunia. Tujuan dari permainan sepakbola adalah masing-masing regu
atau kelompok yaitu berusaha menguasai bola, memasukan bola ke dalam gawang
lawan sebanyak mungkin, dan berusaha mematahkan serangan lawan untuk
melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola. Permainan ini
sering disebut sebagai kesebelasan karena setiap kelompoknya beranggotakan
sebelas pemain.
Sejalan dengan perkembangan zaman, sepak bola tidak selalu dimainkan
dilapangan terbuka. Faktor utama adalah lapangan/lahan yang semakin sedikit,
terutama di kota-kota besar. Terbatasnya lapangan terbuka itulah mendorong
futsal sebagai alternatif untuk menyalurkan hobi berolahraga. Futsal merupakan
salah satu olahraga modifikasi dari permainan sepak bola yang berkembang
menjadi permainan indoor. Menurut Jaya. A (2008: 1) futsal diciptakan di
Montevideo, Uruguay pada tahun 1930 oleh Juan Carlos Ceriani saat piala dunia
digelar di Uruguay.
Futsal adalah olahraga beregu. Yang masing-masing beranggotakan lima
orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan permainan
yang sangat cepat dan dinamis. Selain lima pemain utama, setiap regu juga
diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam
ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. Futsal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
adalah singkatan dari futbal (sepak bola) dan sala (ruangan) dari bahasa Spanyol
atau futebol (Portugal/Brasil) dan Salon (Prancis). Olahraga ini membentuk
seorang pemain agar selalu siap menerima dan mengumpan bola dengan cepat
dalam tekanan pemain lawan. Dengan lapangan yang sempit, permainan ini
menuntut teknik penguasaan bola tinggi, kerja sama antar pemain, dan
kekompakan tim. Tenang, J. D (2008: 15).
Pada masa sekarang cabang olahraga futsal sangat digemari di kalangan
pelajar ataupun mahasiswa. Berbagai daerah di Indonesia telah banyak diadakan
kegiatan pertandingan antar pelajar dan antar mahasiswa. Pertandingan antar
pelajar dan mahasiswa tersebut merupakan wadah atau tempat yang dimiliki oleh
pelajar, khususnya dalam cabang olahraga futsal.
Tujuan lain diadakan pertandingan futsal antar pelajar dan mahasiswa,
yaitu untuk memupuk rasa persaudaraan dan persatuan diantara sesama,
memperoleh pengalaman yang berharaga menjauhkan pelajar dan mahasiswa dari
tindakan yang tidak baik, sehingga diharapkan dengan adanya ajang pertandingan
tersebut, siswa dapat mengisi waktu luang yang ada untuk kegiatan yang
bermanfaat. Untuk pembinaan yang mengarah ke pengembangan prestasi
diarahkan kepada siswa yang berminat pada satu atau beberapa cabang olahraga
tertentu dan dapat dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler, UKM pada
mahasiswa maupun pada klub pembinaan olahraga futsal tingkat intermediate.
Prestasi pemain futsal khususnya pada tingkat intermediate tidak terlepas
dari peranan seorang pelatih. Pelatih harus jeli dalam menentukan strategi
permainan, seperti halnya pemain yang berada di lapangan. Salah satu syarat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
untuk dapat membaca jalannya suatu pertandingan adalah saat pelatih harus
mampu melihat “situasi futsal” dengan segala masalah yang ada pada situasi
tersebut.
Futsal identik dengan permainan total soccer. Jumlah pemain yang sedikit
dalam sebuah tim futsal menjadi sangat krusial bagi seluruh pemain dalam
bertahan dan menyerang menurut Tenang, J. D (2008: 20). Sesuai dengan tujuan
futsal yaitu mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, maka strategi
penyerangan yang efektif akan sangat diperlukan dalam menghasilkan sebuah gol.
Segi lapangan yang relatif kecil, hampir tidak ada ruangan untuk membuat
kesalahan, maka strategi penyerangan harus benar-benar dikuasai saat latihan,
sehingga ketika bertanding, sebuah tim sangat membutuhkan strategi penyerangan
yang baik dan bervariasi sehingga tim lawan tidak bisa membaca permainan dari
strategi yang telah diterapkan pelatih. Permainan futsal cenderung lebih dinamis
dengan gerakan yang cepat, karena dalam futsal dibatasi ruang gerak yang sempit,
dan bola akan bergulir dengan cepat dari kaki ke kaki pemain, maka pemain harus
benar-benar bisa menjalankan strategi yang telah dikuasai/dipelajari selama
latihan, baik dari aspek perencanaan pola formasi, gerakan rotasi pemain,
penempatan pemain/pergerakan tanpa bola, penguasaan bola maupun kerjasama
tim yang sesuai untuk menerapkan strategi tersebut.
Strategi yang kurang baik, akan berdampak buruk pada kondisi psikologis
pemain dimana pemain akan merasa frustasi dan tidak akan menghasilkan gol
apabila tidak memiliki perencanaan yang matang. Pertahanan yang baik adalah
menyerang, diamana dengan kondisi lapangan futsal yang sempit, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
kemungkinan terjadi gol akan semakin besar, sehingga jika tim ingin memegang
kendali selama pertandingan, sebuah tim harus mempunyai perencanaan strategi
serangan futsal yang terkoordinasi saat latihan, sesuai dengan kondisi saat di
lapangan/saat bertanding dan tentunya sudah disiapkan jauh sebelum bertanding.
Berdasarkan hasil wawancara atau interviu bebas terpimpin dengan
pelatih-pelatih futsal di klub-klub futsal, yang membina atlet-atlet pada level
pemula hingga intermediate yang ada di Kota Pontianak, rata-rata menjelaskan
bahwa belum menerapkan model-model latihan strategi serangan dalam suatu
program latihan. Dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tim
futsal di Kota Pontianak terkait dengan kemampuan strategi serangan ditemukan
beberapa masalah membutuhkan pemahaman dari segi tingkat penguasaan variasi
serangan futsal tersebut. Peneliti dititik beratkan pada pemain futsal tingkat
intermediate yang merupakan tingkat dimana pembinaan latihan difokuskan
secara penuh. Studi pendahuluan dilakukan dengan cara melakukan wawancara
bebas dengan para pelatih futsal pada tim futsal di Kota Pontianak yang membina
pemain futsal tingkat intermediate.
Pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak mempunyai
kemampuan yang cukup dalam bermain futsal. Mereka mempunyai teknik dasar
seperti passing, dribbling, crossing dan shooting yang baik. Ini karena
kebanyakan dari mereka sudah pernah berlatih di club-club futsal di daerahnya
masing-masing. Namun ada sedikit kekurangan yang perlu diperbaiki dari cara
bermain mereka yaitu kemampuan menyerang dalam bermain futsal. Mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kurang terlatih dalam pengorganisasian penyerangan dan kebanyakan dari mereka
belum paham dengan variasi serangan futsal.
Selama ini pelatih lebih menekankan pada latihan teknik, fisik dan mental
sedangkan latihan strategi jarang diajarkan terutama pada strategi serangan dalam
permainan futsal. Hal ini akan berakibat kurang pahamnya pemain terhadap
strategi serangan. Formasi yang sering digunakan adalah pola serangan 2-2 dan 4-
0 dengan tanpa memperhatikan situasi tertentu dari pola serangan tersebut.
Hasil temuan melalui kegiatan wawancara tersebut, ditemukan
permasalahan yaitu model Berdasarkan latihan strategi serangan futsal yang
diterima oleh pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak masih
kurang relevan dengan permainan saat di lapangan atau masih kurang sesuai
dengan kondisi saat bertanding, sehingga peneliti ingin mengembangkan model
latihan strategi serangan futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak.
Dengan adanya model-model latihan strategi serangan futsal, harapannya pemain
bisa antusias menjalani latihan, tidak bosan dan mampu menerapkan strategi
serangan futsal yang terorganisir dengan baik/efektif, sehingga dapat
memperbesar peluang untuk menghasilkan gol dalam setiap strategi serangan.
Untuk itu peneliti akan mengangkat judul “Pengembangan Model Latihan
Strategi Serangan Dalam Permainan Futsal” (Studi pada Pemain Futsal
Putra Tingkat Intermediate di Kota Pontianak).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat
diidentifikasikan maasalah sebagai berikut:
1. Prestasi futsal di Kota Pontianak pada pemain putra tingkat
intermediate belum maksimal.
2. Prinsip menyerang belum betul yang sering dilakukan pemain futsal
putra tingkat intermediate di Kota Pontianak.
3. Belum adanya model latihan strategi serangan yang diterapkan pelatih
futsal tingkat intermediate di Kota Pontianak.
C. Pembatasan Masalah
Masalah utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai
pengembangan model-model latihan strategi serangan futsal. Kemampuan
serangan futsal merupakan hal yang sangat penting dalam setaip pertandingan
futsal dalam mencetak gol sehingga perlu penguasaan yang baik. Pengembangan
model latihan hanya difokuskan pada variasi strategi serangan futsal. Mekanisme
pelaksanaan penelitian akan ditinjau mengenai:
1. Pengumpulan informasi awal sebagai latar belakang permasalahan
2. Pembuatan produk yang dijadikan hasil dari pengembangan model latihan
yang dalam hal ini adalah strategi serangan futsal.
3. Uji coba terhadap produk yaitu model latihan strategi serangan futsal
kepada subyek uji coba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
4. Peninjauan kembali produk yang dihasilkan yang dalam hal ini adalah
pelaksanaan eksperimen tehadap subyek yang diperbandingkan.
5. Keterbatasan pengembangan ini terfokus pada pelatihan model-model
latihan strategi serangan futsal yang berada pada tingkat intermediate.
D. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dipaparkan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Produk model latihan strategi serangan futsal seperti apa yang baik untuk
meningkatkan serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate di
Kota Pontianak secara efektif dan efisien?
a. Produk model latihan strategi serangan seperti apa yang diduga dapat
meningkatkan kemampuan serangan pada pemain futsal putra tingkat
intermediate di Kota Pontianak?
b. Bagaimanakah hasil pelaksanaan uji coba terbatas dari penerapan
produk pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain
futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak?
c. Bagaimanakah hasil pelaksanaan uji coba lebih luas dari penerapan
produk pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain
futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak untuk
peningkatannya?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Seberapa besar efektifitas model latihan strategi serangan yang dihasilkan
dalam meningkatkan kemampuan strategi serangan pemain futsal putra
pada tingkat intermediate di Kota Pontianak?
a. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan strategi
serangan pada pemain futsal putra tingkat intermediate yang mengikuti
latihan peningkatan strategi serangan futsal dengan pemain futsal putra
yang melakukan latihan peningkatan strategi serangan secara
konvensional?
b. Bagaimanakah perbandingan strategi serangan pada pemain futsal
putra tingkat intermediate berdasarkan perbedaan skor posttest-pretest
kelompok dengan model latihan peningkatan strategi serangan dan
perbedaan skor posttest-pretest kelompok dengan latihan strategi
serangan secara konvensional?
E. Tujuan Pengembangan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:
1. Menyusun model latihan strategi serangan futsal dan pelaksanaan uji coba
model latihan seperti apa yang baik untuk meningkatkan serangan pada
pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak secara efektif dan
efisien?
a. Menyusun pembuatan produk model latihan strategi serangan seperti apa
yang diduga dapat meningkatkan serangan pada pemain futsal putra
tingkat intermediate di Kota Pontianak?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b. Menyusun pelaksanaan uji coba terbatas dari penerapan produk
pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal putra
tingkat intermediate di Kota Pontianak?
c. Menyusun pelaksanaan uji coba lebih luas dari penerapan produk
pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal putra
tingkat intermediate di Kota Pontianak untuk peningkatannya?
2. Mengetahui hasil uji keefektifitas model latihan strategi serangan yang
dihasilkan dalam meningkatkan strategi serangan pemain futsal putra pada
tingkat intermediate di Kota Pontianak?
a. Mengetahui signifikansi perbedaan strategi serangan pada pemain futsal
putra tingkat intermediate yang mengikuti latihan peningkatan serangan
futsal dengan pemain futsal putra yang melakukan latihan peningkatan
strategi serangan secara konvensional?
b. Memperoleh perbandingan strategi serangan pada pemain futsal putra
tingkat intermediate berdasarkan perbedaan skor posttest-pretest
kelompok dengan model latihan peningkatan strategi serangan dan
perbedaan skor posttest-pretest kelompok dengan latihan strategi
serangan secara konvensional?
F. Manfaat Penelitian
Model-model latihan variasi strategi serangan yang dalam hal ini
merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam olahraga futsal karena
merupakan usaha yang paling utama untuk melakukan serangan yang variatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
dalam mencetak gol ke gawang lawan. Adapun beberapa manfaat yang dapat
diperoleh dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian pengembangan model latihan strategi serangan ini dilakukan
untuk memberikan model latihan yang baru atau untuk menambah
perbendaharaan model-model latihan-latihan yang sudah ada sebelumnya.
Variasi-variasi model baru sangat diperlukan untuk peningkatan hasil penguasaan
keterampilan serangan futsal. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
menambah referensi baru tentang model-model latihan strategi serangan futsal,
agar dapat digunakan secara maksimal. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
panduan untuk pemberian latihan-latihan berikutnya pada tim-tim futsal yang
membina atlet di Kalimantan Barat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Penerapan teori yang didapat selama menempuh kuliah, penelitian ini
juga dapat memberikan tambahan wawasan tentang olahraga futsal
sacara menyeluruh sehingga dapat melakukan penerapan ilmu yang
telah diperoleh dengan baik.
b. Bagi Klub atau Lembaga
Sebagai bahan pustaka dan tambahan model latihan yang bisa
diterapkan dan tambahan referensi belajar utuk peningkatan prestasi
futsal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c. Bagi Pelatih Futsal
Sebagai bahan pustaka dan referensi tentang penerapan model-model
latihan strategi variasi serangan futsal selanjutnya.
d. Bagi Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret
Sebagai bahan pustaka dan tambahan referensi tentang model-model
latihan variasi startegi serangan futsal. Serta dapat digunakan sebagai
tambahan referensi metodologi penelitian agar lebih bervariatif dalam
pembuatan penelitian dimasa mendatang.
G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Asumsi penelitian adalah suatu pemikiran awal tentang penelitian yang
akan disusun dan merupakan acuan untuk melaksanakan penelitian. Menurut
Winarno (2007: 11) “Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang
suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan
penelitian.” Asumsi penelitian terdiri dari dua jenis yaitu:
1. Asumsi substantive
Asumsi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dari masalah
penelitian yang akan diungkap perlu diberikan suatu asumsi yang terkait
masalah tersebut yang merupakan simpulan awal dari hasil atau tujuan dari
penelitian yang dilakukan. Asumsi substantive ini juga akan terkait
pentingnya penelitian ini dilakukan di suatu tempat tersebut. Pentingnya
penelitian dilakukan tergantung pada studi pendahuluan yang dilakukan
sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Asumsi metodologis
Asumsi yang berhubungan dengan metodologi penelitian. Dari metodologi
yang digunakan dalam penelitian dapat diberikan suatu rancangan
metodologi awal guna membatasi atau menentukan rancangan dari hasil
penelitian yang akan dilakukan. Prosedur yang dilakukan dapat dijelaskan
terlebih dahulu untuk mempermudah dalam melakukan analisis data.
Penelitian pengembangan perlu adanya keterbatasan pengembangan, untuk
membatasi segala sesuatu hal yang nantinya berada diluar jalur penelitian atau
yang akan menimbulkan suatu bias dalam penelitian. Keterbatasan pengembangan
ini terfokus pada pelatihan model-model latihan strategi serangan futsal pada
pemain futsal putra di Kota Pontianak yang berada pada level intermediate karena
penelitian yang dilaksanakan adalah sebatas kemampuan variasi serangan futsal
yang dalam hal ini adalah startegi serangan futsal. Perlunya keterbatasan dalam
pengembangan ini juga pada nantinya akan terkait dengan efisiensi waktu yang
digunakan untuk proses penelitian sehingga penelitian yang dilakukan tidak
memerlukan waktu yang cukup lama untuk prosesnya serta efisiensi biaya yang
dikeluarkan untuk penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Permainan Futsal
Permianan futsal pada dasarnya merupakan permainan yang
menyenangkan dan biasa dijadikan rekreasi diwaktu jenuh setelah melakukan
aktivitas. Olah raga ini tidak hanya populer dikalangan pelajar atau mahasiswa,
bagi para eksekutif muda olah raga ini juga sudah menjadi ajang melepas beban
pikiran dan kejenuhan seusai kerja. Di Indonesia sendiri futsal sebenarnya sudah
ada sejak tahun 1998. Namun, kepopulerannya menanjak memasuki tahun 2005.
Menurut Halim S (2009: 6), mengungkapkan bahwa futsal adalah
permainan sejenis sepakbola yang dimainkan dalam lapangan yang berukuran
lebih kecil. Sebagai penguat pengertian tentang futsal, Tenang, J. D (2008: 17)
mengungkapkan juga bahwa futsal adalah suatu jenis olahraga yang memiliki
aturan tegas tentang kontak fisik.
Sedangkan menurut wikipedia tahun 2007 menjelaskan pengertian futsal
sebagai berikut.
Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu,
yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya
adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan
memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama,
setiap regu juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak
seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainnya, lapangan
futsal dibatasi garis, bukan net atau papan.
Menurut JC Barbero-Albarez (2012) menyatakan bahwa futsal adalah
sebuah olahraga yang dilakukan jangka waktu tertentu yang menuntut para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
pemainnya agar memiliki kemampuan fisik, teknik, dan taktik yang tinggi.
Travassos et.al (2011) menyatakan bahwa futsal adalah permainan sepak bola
yang dilakukan di dalam ruangan lima lawan lima yang diatur oleh FIFA yang
dimainkam diatas lapangan yang memilki permukaan keras 40 X 20 m atau
daerah yang diberi garis yang memiliki ukuran tertentu atau yang biasa di sebut
pitch. Sama halnya dengan olahraga lainnya, pemain futsal bekerjasama dengan
anggota timnya dalam mencapai tujuan yang sama, yang terpenting adalah untuk
mencetak gol pada saat menendang bola, dan untuk mencegah terjadinya gol bagi
tim lawan pada saat tim lawan melakukan tendangan. Menjelang akhir
pertandingan, strategi permainan yang biasa untuk tim yang sedang bertanding
ketika sedang melakukan tendangan untuk menggantikan penjaga gawang pada
seorang pemian tambahan, tahap pemain yang akan dituju adalah lima lawan
empat ditambah penjaga gawang.
Gambar 2.1 Ukuran Lapangan Futsal
(Sumber:
http//www.ibsa.es/eng/deportes/football/IBSA_Futsal_Rulebook_2009-
2013.pdf; 2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Dari pengertian yang telah dijabarkan maka yang dimaksud dengan fut-
sal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing
beranggotakan lima orang, dimainkan di lapangan berbentuk persegi panjang
dengan ukuran 25-42 meter dan lebar 15-25 meter, memiliki aturan tegas tentang
kontak fisik dan mempunyai tujuan yaitu memasukkan bola ke gawang lawan
dengan memanipulasi bola dengan kaki.
a. Peraturan Permainan Futsal
Sama halnya dengan permainan sepak bola pada umumnya, permainan
futsal juga memiliki peraturan-peraturan baku mengenai luas lapangan, ukuran
bola, tentang pemain, atau permainan yang sudah di atur oleh asosiasi persepak
bolaan internasional atau yang disebut FIFA. Secara garis besar peraturan tersebut
dapat di jabar kan sebagai berikut:
1) Lapangan Futsal
a) Ukuran: panjang 25-42 m x lebar 15-25 m
b) Garis batas: garis selebar 8 cm, yakni garis sentuh di sisi,
garis gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah
lapangan; 3 m lingkaran tengah; tak ada tembok penghalang
atau papan
c) Daerah penalti: busur berukuran 6 m dari setiap pos
d) Garis penalti: 6 m dari titik tengah garis gawang
e) Garis penalti kedua: 12 m dari titik tengah garis gawang
f) Zona pergantian: daerah 6 m (3 m pada setiap sisi garis ten-
gah lapangan) pada sisi tribun dari pelemparan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
g) Gawang: tinggi 2 m x lebar 3 m
h) Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasive
2) Bola
a) Ukuran: 4
b) Keliling: 62-64 cm
c) Berat: 390-430 gram
d) Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama
e) Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yaitu, tak ber-
bahaya)
3) Jumlah Pemain
a) Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 5,
salah satunya penjaga gawang
b) Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan: 2
c) Jumlah pemain cadangan maksimal: 7
d) Batas jumlah pergantian pemain: tak terbatas
e) Metode pergantian: “pergantian melayang” (semua pemain
kecuali penjaga gawang boleh memasuki dan meninggalkan
lapangan kapan saja; pergantian penjaga gawang hanya
dapat dilakukan jika bola tak sedang dimainkan dan dengan
persetujuan wasit)
4) Perlengkapan Pemian
Kaos bernomor, celana pendak, kaus kaki, pelindung lutut, dan
alas kaki bersolkan karet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
5) Lama Permianan
Lama: dua babak 20 menit; waktu diberhentikan ketika bola
berhenti dimainkan. Waktu dapat diperpanjang untuk tendangan
penalti.
a) Time-out: 1 per regu per babak; tak ada dalam waktu tamba-
han
b) Waktu pergantian babak: maksimal 10 menit
(Sumber: http://www.thefa.com/Competitions. 2004)
Futsal merupakan cabang olahraga sepakbola. Teknik dasar yang
digunakan baik dalam sepakbola ataupun futsal ialah sama. Perbedaan antara
sepakbola dengan futsal kurang lebih dapat dijabarkan dalam tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Tabel Pengembangan Perbedaan Antara Sepakbola dan Futsal
Sumber: Jurnal Iptek Olahraga, menurut Agus (2009: 144-156).
Sepakbola Futsal
1. Bola:
Lingkaran bola 68-70 cm
2. Pemain:
11 pemain
3x pergantian pemain
3. Bola Mati:
Throw in (lemparan ke dalam)
Tendangan gawang
4. Wasit:
Wasit & 2 asisten (linesman)
5. Waktu:
Waktu berjalan (running clock)
2 x 45 menit
6. Time Out:
Tidak ada time out
Tidak ada batas waktu untuk
memulai kembali pertandingan
7. Peraturan umum:
Berlaku aturan offside
Kipper diberi waktu 6 detik
1. Bola:
Lingkaran bola 62-68 cm
2. Pemain:
5 pemain
Tidak dibatasi
3. Bola Mati:
Kick in (tendangan ke dalam)
Lemparan gawang
4. Wasit:
Wasit dan 2 asisten ditambah
pencatat waktu dan wasit 3.
5. Waktu:
Stoppedlock (dioperasikan
oleh pencatat waktu
2 x 20 menit
6. Time Out:
Sekali time out tiap babak
4 menit untuk memulai lagi
pertandingan
7. Peraturan umum:
Tidak berlaku offside
Kipper diberi waktu 4 detik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b. Strategi Serangan
Strategi serangan memerlukan latihan-latihan khusus yang telah
terkoordinir secara matang saat menjalani latihan. Serangan yang baik tidak
selamanya pasti menghasilkan gol, tetapi serangan yang baik akan menekan
mental lawan dan mengakibatkan sistem pertahanan lawan akan semakin
melemah dan dengan sendirinya akan mudah ditembus oleh lawan. Dalam
permainan olahraga apapun, kerjasama atau teamwork sangatlah dibutuhkan untuk
memenangkan suatu pertandingan. Menurut Jaya. A (2008: 59) kontrol bola
merupakan kunci sukses dalam suatu penyerangan. Umpan-umpan bola serta
kerjasama antar pemain dalam setiap tim merupakan element yang sangat penting
dalam penyerangan. Pergerakan tanpa bola juga merupakan element penting
lainnya. Sedangkan, menurut Tenang, J. D (2008: 87) mengemukakan bahwa
dalam permainan olahraga apapun, kerja sama tim atau teamwork sangat penting
sehingga selalu diutamakan. Jadi, ketika sebuah tim ingin bermain dengan baik
atau ingin strategi serangannya berhasil diterapkan saat di lapangan/pertandingan,
maka selain teknik dasar yang harus dikuasai oleh semua pemain, teamwork atau
melakukan tendangan gawang.
Tak ada batasan untuk melakukan
back pass ke penjaga gawang
Sepak pojok di area corner
8. Pelanggaran:
Tidak ada batasan pelanggaran
Pemain yang diganjar kartu merah
tidak bisa diganti pemain lain
Kontak fisik diperbolehkan
untuk melakukan lemparan
gawang.
Sepak pojok di sudut corner
Hanya sekali melakukan
backpass ke penjaga gawang
8. Pelanggaran:
Ada batasan lima kali pelang-
garan
Pemain yang diganjar kartu
merah bisa diganti pemain lain
setelah 2 menit atau tim lawan
mencetak gol
Kontak fisik dilarang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kerjasama tim juga harus dilatih. Latihan kerjasama tim bisa dimaksimalkan saat
menjalani latihan dengan penerapan strategi serangan itu sendiri.
Menurut Jaya. A (2008: 72) dalam bukunya yang berjudul “futsal”
mengungkapkan perbedaan antara sepakbola dengan futsal dilihat dari segi pola
permainan dan pengaturan serangan sebagai berikut.
Perbedaaan yang mendasar antara sepakbola dengan futsal
yakni dalam hal pola permainan dan pengaturan serangan. Pola
permainan sepakbola cenderung didominasi dribling dan
passing, sedangkan untuk pola permainan futsal banyak
didominasi permainan dari kaki ke kaki (lebih banyak passing),
maksudnya ialah, pengaturan dalam bertahan dan menyerang
lebih banyak dilakukan dengan umpan-umpan pendek. Dengan
pola seperti ini skill dan kekompakan tim terutama dalam
mengolah bola, mengumpan, dan menyerang ke daerah lawan
sangat diperlukan. Di dalam permainan futsal jarang sekali
diterapkan umpan-umpan panjang, mengingat lapangan yang
kecil dan ruang gerak yang sempit, disamping itu tidak akan
mencerminkan permainan yang baik. Tentunya suatu tim futsal
akan lebih memilih bermain dengan cara taktis, efisien dan
efektif daripada menerapkan pola permainan yang menyita
energi.
Selain itu Luxbacher (1998: 102), menyatakan bahwa dua strategi
serangan yang penting adalah operan give and go dan dukungan. Give and go
sering kita dengar dengan istilah lain yaitu ”wallpass” atau ”one-two”. Sedangkan
dukungan merupakan upaya rekan se-tim menempatkan diri mereka untuk
membentuk sudut yang lebar terhadap teman yang membawa bola diantara
penjagaan lawan, tujuannya adalah untuk memudahkan teman yang membawa
bola passing ke pemain dukungan atau menyulitkan upaya penjagaan lawan
terhadap serangan kita. Dukungan juga merupakan upaya membuka ruang untuk
melakukan tembakkan ke arah gawang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
1) Operan Give and Go (One-two/Wallpass)
X X’ X
Ket: = Lari Y
= Umpan
Gambar 2.2 Operan Give and Go.
(Sumber: Luxbacher, 1998: 104)
Situasi serangan yang menguntungkan terjadi saat dua penyerang
melawan satu pemain bertahan (2 Vs 1), maka strategi operan give and go
merupakan strategi utama yang efektif untuk digunakan.
2) Dukungan Dalam Serangan
Y
Ket: = Lari/menggiring
= Umpan
X
Z
Gambar 2.3 Dukungan dalam Serangan
(Sumber: Luxbacher, 1998: 104)
Merupakan hal yang penting bagi penyerang pertama untuk memiliki
beberapa pilihan, pertama mengoper kepada teman yang posisinya tidak terjaga,
kedua, mendapatkan ruang tembak untuk shooting ke arah gawang. Untuk
memberikan dukungan yang memadai kepada teman yang membawa bola atau
dalam hal ini penyerang, maka tergantung pada beberapa faktor: (a) jumlah
pemain pendukung; (b) sudut dukungan (c) jarak dukungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Selain itu terdapat lagi strategi untuk melakukan serangan yakni,
tembakan spekulasi, umpan terobosan dan pergerakan posisi pemain
3) Tembakan Spekulasi
x
X gawang
Ket: = menggiring x
= tembakan
Gambar 2.4 Tembakan spekulasi
(Sumber: Luxbacher, 1998: 104)
Dalam melakukan tembakan spekulasi, penyerang yang akan melakukan
tembakan harus mengetahui adanya celah/ruang tembakan. Karena lapangan
permainan futsal yang sempit, maka ada beberapa faktor yang memungkinkan
untuk membuka daerah pertahanan, antara lain yaitu: (a) pemain dukungan harus
membuka di sisi lebar lapangan; (b) pemain dukungan bergerak silang untuk
mengacaukan penjagaan dari pemain bertahan lawan.
4) Umpan Terobosan
X
X
X’
Gambar 2.5. Umpan Terobosan
(Sumber: Luxbacher, 1998: 105)
Futsal tidak mengenal istilah offside. Offside adalah suatu keadaan
ketika bola di umpan ke pemain yang melakukan serangan, tetapi dia berada di
belakang pemain bertahan lawan. Jadi, umpan terobosan dalam futsal merupakan
strategi yang efisien saat melakukan penyerangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
5) Pergerakan Posisi Pemain
Semua pemain futsal harus bisa bertahan sekaligus menyerang, jadi
ketika permainan berlangsung tidak menuntut kemungkinan pemain bertahan
akan banyak mencetak gol sedangkan pemain depan sering berada di daerah
pertahanan. Hal ini merupakan bentuk strategi/strategi serangan dan hal ini bisa
disiasati dengan pergerakan posisi pemain.
Luxbacher (1998: 102) menyatakan bahwa permainan individual yang
luar biasa terkadang menghasilkan gol yang spektakuler, namun strategi serangan
yang sukses adalah hasil dari koordinasi usaha dari dua pemain atau lebih.
c. Komponen Strategi Serangan Futsal
Ada beberapa aspek dasar yang menjadi element atau komponen dari
pola penyerangan, menurut Jaya. A (2008: 72) diantaranya adalah Penguasaan
terhadap bola, komposisi pemain, dan pola formasi permainan futsal.
Penguasaan terhadap bola meliputi latihan dribbling dan kontrol.
Penguasaan bola/kontrol bisa dilatih dengan memfokuskan pada kekuatan dan
kelincahan dalam pergerakan kaki.
Komposisi pemain dalam permainan futsal harus diperhatikan oleh
seorang pelatih. Pelatih tersebut harus bisa mencermati skill tiap-tiap pemainnya
dalam hal pengusaan bola, pengaturan serangan dan menyerang. Jaya. A (2008:
72) mengungkapkan bahwa lebih efisien dan efektif jika menempatkan pemain
yang memiliki model pergerakan kaki yang rapat sebagai pemain bertahan dan
sebaliknya tipe pergerakan kaki yang panjang lebih bisa dimanfaatkan sebagai
penyerang. Komposisi pemain juga termasuk skill dan teknik yang harus dimiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
oleh seorang pemain. Ada beberapa macam skill dan teknik dasar yang harus
dimiliki seorang pemain futsal jika ingin bermain futsal dengan baik, menurut
Jaya. A (2008: 62-67), yaitu:
(1) Menendang (kicking), yang meliputi; (a) Menendang
dengan kaki bagian dalam; (b) Menendang dengan punggung
bagian dalam; (c) Menendang dengan punggung kaki. (2)
Menerima/menghentikan bola/control, yang meliputi; (a)
kontrol bola dengan kaki bagian dalam, (b) kontrol bola
dengan punggung kaki, (c) kontrol bola dengan telapak kaki,
(d) kontrol bola dengan paha, (e) kontrol bola dengan dada. (3)
Menggiring Bola (dribbling), meliputi (a) menggiring dengan
kaki bagian dalam, (b) menggiring dengan kaki bagian luar, (c)
menggiring dengan punggung kaki. (4) Menyundul Bola
(heading). (5) Tendangan ke Dalam (kick in. (6) Merampas
bola (tackling). (7) Penjagaan gawang (goal keeper).
Sedangkan menurut Tenang, J. D (2008: 69-85) juga memaparkan skill
dan teknik yang harus dimiliki oleh pemain futsal jika ingin bermain futsal dengan
baik, yaitu: (1) Mengontrol dan menggiring bola, (2) Menendang (kicking), (3)
Mengoper bola (passing), (4) shooting, dan (5) menyundul (heading). Secara
umum, semua skill dan teknik yang telah dijabarkan sebelumnya baik dari Jaya. A
maupun Tenang, J. D kurang lebih sama, hanya saja Jaya. A menambahkan teknik
penjagaan gawang. Semua skill dan tenik tersebut menjadi bahan latihan pemain
untuk dapat bermain futsal dengan lebih baik, akan tetapi tidak semuanya harus
dikuasai, karena akan membutuhkan latihan yang cukup lama. Dalam melakukan
strategi serangan futsal, maka pemain harus terlebih dahulu bisa menguasai
teknik-teknik dasar dalam permainan futsal. Teknik yang bagus dan benar akan
menunjang keberhasilan strategi yang diterapkan. Berikut akan dijabarkan tentang
komponen-komponen yang ada dalam strategi serangan futsal, bagian pertama
tentang penguasan terhadap bola (kontrol dan dribbling) dan diikuti oleh teknik
dasar lainnya seperti shooting dan heading (menyundul).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
1) Menerima bola dengan kaki bagian dalam.
, Gambar 2.6 Cara menerima dengan kaki bagian dalam
(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 95)
Menerima bola bertujuan untuk mengatur tempo permainan,
mengalihkan laju permainan dan mempermudah untuk passing. Analisis geraknya
sebagai berikut:
(a) Posisi badan segaris dengan datangnya bola, (b) Kaki
tumpu mengarah pada bola dengan lutut sedikit ditekuk, (c)
Kaki penghenti diangkat sedikit dengan permukaan bagian
dalam kaki dijulurkan ke depan segaris dengan datangnya bola,
(d) Bola menyentuh kaki persis di bagian dalam, (e) Kaki
penghenti bersama bola berhenti di bawah badan (terkuasai).
(Jaya. A, 2008: 65)
2) Menghentikan bola dengan punggung kaki.
Gambar 2.7 Cara menghentikan bola dengan punggung kaki
(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 11)
Cara menghentikan bola dengan punggung kaki biasanya digunakan
untuk mempermudah membelokkan arah bola (open control). Berikut analisis
gerakannya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
(a) Posisi badan menghadap datangnya bola, (b) Kaki tumpu
berada pada garis datangya bola dengan lutut sedikit ditekuk,
(c) Kaki penghenti diangkat sedikit dan dijulurkan sedikit ke
depan menjemput datangnya bola, (d) Bola menyentuh kaki
persis di punggung kaki (Jaya. A, 2008: 65).
3) Menghentikan bola dengan telapak kaki.
Gambar 2.8 Cara menghentikan bola dengan telapak kaki
(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 10)
Menghentikan bola dengan telapak kaki dilakukan jika pemain ingin
menguasai bola secara utuh/sepenuhnya, karena hasil dari control dengan telapak
kaki ini bola akan diam. Berikut analisis gerakannya:
(a) Posisi badan lurus dengan arah datangnya bola, (b) Kaki
tumpu berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit
ditekuk, (c) Kaki penghenti diangkat sedikit dengan telapak
kaki dijulurkan menghadap ke sasaran, (d) Pada saat bola
masuk ke kaki, ujung kaki diturunkan sehingga bola berhenti di
depan badan (Jaya. A, 2008: 65).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
4) Menghentikan bola dengan paha.
Gambar 2.9 Cara menghentikan bola dengan paha
(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 9)
Menghentikan bola dengan paha dilakukan apabila bola umpan berada di
udara, dan ketinggian bola kurang lebih di sekitar pinggul pemain. Berikut analisi
gerakannya:
(a) Posisi badan menghadap datangnya bola, (b) Kaki tumpu
berada pada garis datangnya bola dengan lutut sedikit ditekuk,
(c) Paha diangkat tegak lurus dengan badan ditekuk tegak lurus
dengan paha, (d) Bola mengenai paha tepat pad tengah-tengah
paha antara lutut dan pangkal paha (Jaya. A, 2008:65).
5) Menghentikan bola dengan dada.
Gambar 2.10 Cara menghentikan bola dengan dada
(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 12)
Menghentikan bola dengan paha dilakukan apabila bola umpan berada di
udara, namun ketinggian bola mencapai di atas kepala pemain. Berikut analisi
gerakannya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
(a) Posisi badan menghadap datangnya bola, (b) Kedua kaki
dibuka selebar bahu dengan kedua lutut sedikit ditekuk, (c)
Dada sedikit dibusungkan ke depan menghadap arah datangnya
bola, (d) Perkenaan bola pada dada tepat di tengah-tengah dada
(Jaya. A, 2008: 65).
6) Menggiring Bola (dribbling)
Jaya. A (2008: 66) Menggiring bola adalah menendang bola terputus-
putus atau pelan-pelan. Menggiring bola bertujuan untuk mengatur alur bola, dan
melewati lawan. Sedangkan untuk mengatur alur serangan, menggiring yang
paling efektif adalah menggiring dengan kaki bagian luar atau punggung kaki atau
istilah lain dalam sepakbola adalah menggiring dengan cara ”kura-kura”.
Gambar 2.11 Cara menggiring bola ”kura-kura”
(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 29)
7) Menendang dengan kaki bagian dalam/sisi dalam sepatu
Gambar 2.12 Cara menendang dengan kaki bagian dalam
(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 92)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Pada umumnya menendang dengan kaki bagian dalam digunakan untuk
mengoper jarak pendek (short passing). Analisis gerakannya adalah sebagai
berikut:
(a) Badan menghadap sasaran di belakang bola, kaki tumpu
berada di samping bola, lutut sedikit ditekuk, (b) Kaki tendang
ditarik kebelakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai
bola, (c) Perkenaan kaki pada bola tepat pada mata kaki dan
tepat di tengah-tengah bola, (d) Setelah menendang kaki tetap
mengayun ke depan mengikuti arah bola (Jaya. A, 2008: 62).
8) Menendang dengan punggung bagian dalam.
Gambar 2.13 Cara menendang dengan punggung bagian dalam
(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 90)
Teknik menendang dengan punggung kaki bagian dalam digunakan
untuk mengoper jarak jauh (long pass). Analisis gerakkannya sebagai berikut:
(a) Posisi badan berada di belakang bola, sedikit serong. Kaki
tumpu diletakkan di samping bola, (b) Kaki tendang ditarik ke
belakang dan ayunkan ke depan sehingga mengenai bola.
Perkenaan kaki pada bola tepat di punggung kaki bagian dalam
dan tepat pada tengah bawah bola dan pada saat kaki mengenai
bola, pergelangan kaki ditegangkan, (c) Setelah menendang
kaki tetap mengayun ke depan mengikuti arah bola (Jaya. A,
2008: 63).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
9) Menendang dengan punggung kaki.
Gambar 2.14 Cara menendang dengan punggung kaki
(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 89)
Pada umumnya menendang dengan punggung kaki digunakan untuk
menembak ke gawang (shooting at the goal). Bola berada saat di uadara. Analisis
gerakkannya adalah sebagai berikut.
(a) Badan di belakang bola sedikit condong ke depan, kaki
tumpu diletakkan disampung bola dengan ujung kaki
menghadap ke sasaran, dan lutut sedikit ditekuk, (b) Kaki
tendang berada di belakang bola dengan punggung kaki
menghadap ke sasaran, (c) Kaki tendang tarik ke belakang dan
ayunkan ke depan. Perkenaan kaki pada bola tepat pada
punggung kaki penuh dan tepat pada tengah tengah bola.
Setelah menendang kaki tetap mengayun ke depan mengikuti
arah bola (Jaya. A, 2008:63).
10) Menyundul Bola (heading)
Tujuan menyundul bola dalam permainan sepakbola sama dengan tujuan
dalam futsal yaitu untuk mengoper, mencetak gol dan mematahkan serangan
lawan/membuang bola. Secara teknis, menyundul bola dapat dilakukan dengan
berdiri maupun meloncat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 2.15 Cara menyundul bola
(Sumber: Fuchs, Kruber, Jansen, 1981: 42-43)
Selanjutnya akan dijabarkan mengenai komponen yang ketiga yakni
pola formasi permainan futsal versi Tenang, J. D (2008: 88) yang dapat
dijabarkan sebagai berikut.
Formasi (Sistem 2-2)
Sistem ini memiliki ciri dengan dua pemain di area pertahanan dan dua
pemain di area penyerangan. Sistem ini sangat sederhana dan pemain tidak perlu
lagi banyak bergerak. Dua pemain belakang bertugas mengamankan area
pertahanan, sementara dua pemain di depan bertugas menyerang.
Gambar 2. 16 Formasi 2-2
(Sumber gambar: Tenang, J. D, 2008: 87)
Formasi (Sistem 3-1)
Sistem 3-1 memudahkan melakukan serangan dengan lebih vaiatif. di
depan penjaga gawang ada tiga orang pemain bertahan, dua pemain kanan dan kiri
menempati posisi sayap sedangkan satu di tengah fokus di area pertahanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Sistem ini menuntut banyak pergerakan dari pemain dalam penguasaan
bola. Terutama saat melakukan variasi serangan.
Gambar 2. 17 Formasi 3-1
(Sumber gambar: Tenang, J. D, 2008: 87)
Formasi (Sistem 4-0)
Sistem ini memungkinkan permainan menjadi sangat rapat dan ketat
sehingga sulit bagi lawan untuk bergerak dengan leluasa saat menyerang atau
bertahan.
Gambar 2. 18 Formasi 4-0
(Sumber gambar: Tenang, J. D, 2008: 87)
d. Prinsip Dasar Strategi Serangan
Jaya. A, (2008: 62) dalam bukunya yang berjudul ”futsal” mengungkapkan
sebagai berikut. ”Untuk dapat bermain futsal dengan baik seorang pemain harus
dibekali dengan skill/teknik dasar yang baik, tidak hanya sekedar bisa menendang
bola tapi juga diperlukan keahlian dalam menguasai atau mengontrol bola”.
Kontrol bola merupakan kunci sukses dalam suatu penyerangan. Umpan-umpan
bola diikuti dengan kerjasama tim yang bagus merupakan hal yang terpenting
dalam strategi serangan. Pergerakan tanpa bola juga memegang peranan saat
strategi dijalankan di lapangan. Variasi umpan yang cenderung bervariasi akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
menunjang penerapan strategi serangan, karena akan tidak mudah membaca arah
serangan yang akan diterapkan. Mengutip saran dari Jaya. A, (2008: 59) yang ada
hubungannya dengan prinsip dasar strategi serangan yang menyatakan ”janganlah
bermain terlalu kaku, gunakan imajinasi, spontanitas, skill, dan kreativitas”.
Kutipan tersebut merupakan usaha tim dalam taktik serangan saat dalam situasi
permainan, bukan pada strategi serangannya. Strategi dan taktik sepintas terlihat
sama, namun strategi dan taktik itu berbeda. Menurut Harsono (2004: 72)
menyatakan bahwa strategi mengacu kepada konsep umum dalam mengorganisasi
latihan atau pertandingan bagi atlet atau tim dalam persiapan menghadapi suatu
pertandingan akbar, sedangkan taktik merupakan bagian intrinsik dari kerangka
umum suatu strategi (saat action). Pengertian strategi menurut Depdiknas (2005:
1092) menyatakan bahwa strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran khusus, sedangkan taktik menurut Depdiknas (2005:
1125) adalah rencana atau tindakan yang bersistem untuk mencapai tujuan;
pelaksanaan strategi; siasat. Pengertian strategi menurut wikipedia (2009) yang
menyatakan bahwa strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan
dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam
kurun waktu tertentu. Jika diambil sebuah sintesis maka pengertian strategi adalah
rencana kegiatan dalam mengorganisasi latihan (perencanaan) untuk mencapai
sasaran khusus atau persiapan untuk menghadapi pertandingan akbar dalam kurun
waktu tertentu, sedangkan taktik adalah rencana bersistem untuk mencapai
pelaksanaan strategi atau siasat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel 2.2 Perbedaan Antara Strategi dan Taktik
Konsep Pembeda Strategi Taktik
1. Ruang lingkup Hal-hal yang luas (umum). Hal yang lebih sempit (khusus).
2. Waktu pelaksanaan Jauh sebelum bertanding (lama),
saat latihan.
Saat bertanding (singkat)
3. Bahasan Lebih dari satu topik dalam men-
gidentifikasi faktor pendukung.
Fokus pada satu topik yang
akan dirubah dari strategi.
4. Perencanaan Perencanaan ada di awal. Perencanaan lanjutan, setelah
melihat kondisi di lapangan.
Jadi, model latihan serangan yang dikembangkan oleh peneliti masuk
dalam kategori strategi, karena beberapa alasan pertimbangannya sebagai berikut:
(1) Model-model latihan serangan yang dikembangkan akan diaplikasikan melalui
kegiatan latihan yang tidak hanya sekali latihan kemudian tim bisa menerapkan di
lapangan (butuh waktu lama, tergantung intensitas dan kualitas latihan), (2)
bahasan model serangan yang dikembangkan meliputi perencanaan awal pola
formasi permainan tim (skema) dan pemilihan komposisi pemain (menurut skill
dan teknik), (3) Pola serangan yang dikembangkan merupakan perencanaan awal
tim dalam menyiasati suatu pertandingan.
e. Kondisi Fisik Futsal
Permainan futsal tidak hanya menguasai teknik dasar saja tetapi juga
diperlukan kondisi fisik yang baik dalam melakukannya. Olahraga futsal
merupakan olahraga yang mengerahkan kemampuan fisik yang tinggi
dikarenakan gerakan-gerakannya sangat kompleks, sehingga menuntut kerja dari
berbagai sistem yang terkait dengan fisik akan lebih berat. Ditinjau dari
karakteristik geraknya yang membutuhkan koordinasi antara berbagai komponen
fisik, maka tuntutan kondisi fisik yang baik akan sangat mendukung. Harsono
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
(1988: 153) “Jadi, sebelum diterjunkan ke dalam gelanggang pertandingan,
seorang atlet harus sudah berada dalam suatu kondisi fisik dan tingkatan fitnes
yang baik untuk menghadapi intesitas kerja dan segala macam stress yang bakal
dihadapinya dalam petandingan.” Komponen kondisi fisik dalam futsal terdiri
dari daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelenturan, kelincahan, daya ledak,
ketepatan, koordinasi, keseimbangan dan reaksi (Lhaksana. J 2012: 17). Dari
sepuluh komponen fisik tersebut tidak seluruhnya harus dimiliki secara baik. Ada
komponen yang menjadi pelengkap dari komponen yang lain. Melihat dari
karakteristik cabang olahraga futsal dapat disimpulkan bahwa komponen yang
harus lebih dominan dimiliki pemain futsal adalah daya tahan, kekuatan,
kecepatan, dan tentunya tanpa minggalkan komponen fisik lain, yang akan
dijabarkan sebagai berikut:
1) Daya tahan (endurance)
Daya tahan ini diperlukan untuk memberikan kemampuan dalam
melakukan aktivitas yang relatif lama tanpa merasa lelah yang berlebihan
baik itu dalam kinerja otot (daya tahan lokal) maupun kinerja jantung (daya
tahan umum). Seperti yang diungkapkan Harsono (1988: 155) mengenai
pengertian daya tahan adalah kemampuan bekerja (atau berlatih) dalam waktu
yang lama.
2) Kekuatan (strength)
Kekuatan ini komponen fisik yang sangat diperlukan untuk kita
bekerja (beraktivitas) ataupun berolahraga baik itu dalam waktu yang lama
atau dalam waktu yang singkat, dan juga dengan kekutan otot ini kita dapat
melakukan serangkaian gerakan dalam menghadapi beban yang sedikit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
maupun yang berat, dengan kata lain kekuatan otot menurut Hidayat. I (1997:
62) adalah kemampuan otot untuk melawan beban (load) atau tahanan
(resistence).
3) Kecepatan (Speed)
Kecepatan adalah: “kemampuan untuk menempuh jarak tertentu
terutama jarak pendek, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya” (Sajoto,
1988: 54). Kecepatan dipengaruhi oleh waktu reaksi, yaitu waktu mulai
mendengarkan aba-aba sampai gerakan pertama dilakukan, maupun waktu
gerak, yaitu waktu dipakai untuk menempuh jarak. Waktu reaksi tergantung
pada rangsangan syaraf pendengaran dan syaraf perintah.
Dengan demikian seluruh aspek fisik dalam olahraga sangat dibutuhkan
dalam olahraga futsal. Namun pemanfaatan dari berbagai aspek fisik tersebutakan
berbeda dengan cabang olahraga yang lain. Pemakaian kondisi fisik baik
intensitas maupun frekuensinya akan bergantung pada karakteristik kecabangan
olahraga yang terkait. Sehingga pemberian latihan kondisi fisik berbagai cabang
olahraga dapat diatur sesuai dengan kebutuhannya.
Landasan dasar pembinaan prestasi akan selalu mengarah pada
pembinaan kedua aspek tersebut, yaitu aspek teknik maupun aspek fisik. Kedua
aspek tersebut merupakan bagian fundamental dalam pembinaan prestasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Latihan
a. Definisi Latihan
Harsono (1988: 32), Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih
yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah
beban latihan serta intensitas latihannya.
Pate, dkk (1993: 317), menyatakan bahwa latihan dapat didefinisikan
sebagai peran serta yang sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
fungsional fisik dan daya tahan latihan. Latihan menuntun timbulnya perubahan
dalam jaringan dan sistem, perubahan yang berkaitan dengan perkembangan
kemampuan dalam berolahraga.
Setelah beberapa pendapat yang diungkapkan, dapat ditarik sebuah
kesimpulan tentang arti dan pengertian dari latihan yaitu suatu proses kerja yang
dilakukan secara terus-menerus, berkesinambungan, dan dalam waktu yang cukup
panjang, dilakukan secara tepat dan berulang-ulang dengan tujuan meningkatkan
kesegaran dan kebugaran jasmani. Oleh karena itu, latihan bukanlah upaya untuk
menjadikan sempurna akan tetapi latihan adalah usaha untuk menjadikan
permanen.
b. Prinsip latihan
Prinsip-prinsip latihan yang diumgkapkan oleh Bompa (dalam
Budiwanto 2004: 13) adalah sebagai berikut: Prinsip beban bertambah (overload),
prinsip spesialisasi (specialization), prinsip perorangan (individualization), prinsip
variasi (variety), prinsip beban meningkat bertahap (progressive increase of load),
prinsip perkembangan multilateral (multilateral development), prinsip pulih asal
(recovery), prinsip reversibilitas (reversibility), menghindari beban latihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
berlebih (overtraining), prinsip melampaui batas latihan (the abuse of training),
prinsip aktif partisipasi dalam latihan, prinsip proses latihan menggunakan model.
Latihan olahraga merupakan suatu latihan dalam upaya untuk
meningkatkan fungsi sistem organ tubuh agar mampu memenuhi kebutuhan tubuh
secara optimal ketika berolahraga. Agar latihan olahraga mencapai hasil yang
maksimal, harus memiliki prinsip latihan. Menurut Fox, Bowers & Foss 1993:
288 , prinsip dasar dalam program latihan adalah mengetahui sistem energi utama
yang dipakai untuk melakukan suatu aktivitas dan melalui prinsip beban berlebih
(overload) untuk menyusun satu program latihan yang akan mengembangkan sis-
tem energi yang bersifat khusus pada cabang olahraga.
Adapun prinsip-prinsip latihan yang secara umum diperhatikan adalah
sebagai berikut:
1) Prinsip Kekhususan (Specificty)
Untuk mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan latihan harus
bersifat khusus, yaitu khusus mengembangkan kemampuan tubuh sesuai dengan
tuntutan dalam cabang olahraga yang akan dikembangkan. Kekhususan dalam hal
ini adalah spesifik terhadap sistem energi utama, spesifik terhadap kelompok otot
yang dilatih, pola gerakan, sudut sendi dan jenis kontraksi otot.
Menurut Bompa (1994: 34) bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan
dalam prinsip kekhususan yaitu: (1) melakukan latihan-latihan khusus sesuai
dengan karakteristik cabang olahraga, (2) melakukan latihan untuk mengem-
bangkan kemampuan biomotorik khusus dalam olahraga. Program latihan yang
dilakukan harus bersifat khusus, disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
dalam cabang olahraga. Berikut ini dapat dilihat tabel-2.3 berbagai cabang
olahraga, aktivitas dan sistem energi utama (predominant energy system).
Tabel 2.3 Berbagai Cabang Olahraga dan Sistem Energi Utama (Fox, Bower
& Foss, 1993: 290) Sports or
Sports Activity
% Emphasis by Energi System
ATP-PC and
Lactic Acid
Lactic Acid-
Oxygen
Oxygen
1. Baseball
2. Basketball
3. Fencing
4. Field hockey
5. Football
6. Golf
7. Gymnastics
8. Ice hockey
A. Forward, defense
B. Goalie
9. La Crosse
A. Goalie defense, attacker
B. Midfielders, man-down
10. Rowing
11. Skiing
A. Slalom, jumping
B. Downhill
C. Cross-country
D. Recreational
12. Soccer
A. Goalie, wings, strikers
B. Halfbacks or link men
13. Swimming and diving
A. Diving
B. 50 m
C. 100 m
D. 200 m
E. 400 m
F. 1500 m, 1650 yd
14. Tennis
15. Track and field
A. 100, 200 m
B. Field events
C. 400 m
D. 800 m
E. 1500 m (mile)
F. 3000 m (2 mile)
G. 5000 m (3 mile)
H. 10.000 m (6 mile)
I. Marathon
16. Volleyball
17. Wrestling
80
60
90
50
90
95
80
60
90
50
60
20
80
50
5
20
60
60
98
90
80
30
20
10
70
95-98
95-98
80
30
20-30
10
10
5
negligible
80
90
15
20
10
20
10
5
15
20
5
20
20
30
15
30
10
40
30
20
2
5
15
65
40
20
20
2-5
2-5
15
65
20-30
20
20
15
5
5
5
5
20
30
5
20
5
30
20
50
5
20
85
40
10
20
5
5
5
40
70
10
5
5
40-60
70
70
80
95
15
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
2) Prinsip Beban-Lebih (The Overload Priciples)
Prinsip beban lebih adalah prinsip latihan yang menekankan pada pem-
bebanan latihan yang lebih berat daripada yang mampu dilakukan oleh atlet
(Hadisasmita & Syarifuddin, 1996: 131) Atlet harus selalu berusaha berlatih
dengan beban yang lebih berat daripada yang mampu dilakukan saat itu, artinya
berlatih dengan beban yang berada diatas ambang rangsang. Kalau beban latihan
terlalu ringan (dibawah ambang rangsang), walaupun latihan sampai lelah, beru-
lang-ulang dan dengan waktu yang lama, peningkatan prestasi tidak mungkin
tercapai.
Meskipun beban latihan harus berat, beban tersebut harus masih berada
dalam batas-batas kemampuan atlet untuk mengatasinya. Kalau bebannya terlalu
berat, maka perkembangan pun tidak akan mungkin karena tubuh tidak akan dapat
memberikan reaksi terhadap beban latihan yang terlalu berat tersebut. Hal ini juga
bisa mengakibatkan cedera.
Pemberian beban dimaksud agar tubuh beradaptasi dengan beban yang
diberikan tersebut, jika itu sudah terjadi maka beban harus terus ditambah sedikit
demi sedikit untuk meningkatkan kemungkinan perkembangan kemampuan
tubuh. Penggunaan beban secara overload akan merangsang penyesuaian
fisiologis dalam tubuh, sehingga peningkatan prestasi terus-menerus hanya dapat
dicapai dengan peningkatan beban latihan (Bompa,1994: 44). Untuk mendapatkan
efek latihan yang baik organ tubuh harus diberi beban melebihi beban dari aktivi-
tas sehari-hari. Beban yang diberikan mendekati maksimal hingga maksimal
(Brook & Fahey, 1984: 84).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Fox, Bower & Foss (1993: 296) menyatakan bahwa, patokan untuk faktor-
faktor yang terlibat dalam prinsip overload yang diterapkan dalam program
latihan anaerob (sprint) untuk nomor-nomor lari disajikan dalam table 2.4, sebagai
berikut:
Tabel 2.4 Patokan Untuk Memperkirakan Intensitas, Frekuensi, Tenggang
Waktu dan Jarak Bagi Program Latihan Lari Aerobic dan An-
aerobic (Fox, Bower & Foss, 1993: 296)
Training factor Aerobic training Anaerobic training
Intensity
Frequency
Sessions per day
Duration
Distance/workout
Heart rate = 80 to 90 % of
HRR
4-5 days per week
One
12-16 weeks
3-5 miles
Heart rate = 180 beats per
minute to greater
3 day per week
One
8-10 weeks
1 1/2 – 2 miles
3) Prinsip Beban Bertambah (The Prinsiples of Progresive)
Beban latihan adalah sejumlah intensitas, volume, durasi dan frekuensi
dari suatu aktivitas yang harus dijalani oleh atlet dalam jangka waktu tertentu
untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari sistem organ tubuhnya agar
mampu beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan latihan
(Nala, 1998: 34).
Peningkatan pemberian beban hendaknya dilakukan secara progresif dan
bertahap. Progresif artinya beban latihan selalu meningkat, dari awal sampai akhir
latihan. Peningkatan berat beban dilakukan tidak sekaligus, tetapi bertahap. Di-
awali dengan beban rendah dan dilanjutkan ke beban yang semakin tinggi, bukan
sebaliknya pada awal latihan diberikan beban berat, kemudian makin lama beban
latihanya semakin ringan. Menurut Nala (1998: 34) bahwa yang dimaksudkan
dengan beban latihan tidaklah selalu pengertiannya kuantitatif, tetapi mencakup
kuantitatif dan kualitatif. Beban latihan yang bersifat kuantitatif ini, beban lati-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
hannya dapat berupa berat beban yang harus diangkat, banyaknya repetisi, set,
lama istirahat per set, kecepatan, frekuensi perminggu dan sebagainya. Bagi atlet
cabang olahraga yang lain tentu beban latihannya akan berbeda, sebab tujuan lati-
hannya berbeda.
4) Prinsip Individualitas (The Prinsiples of Individuality)
Pada prinsipnya masing-masing individu berbeda satu dengan yang lain.
Dalam latihan setiap individu juga berbeda kemampuannya, manfaat latihan akan
lebih berarti jika program latihan tersebut direncanakan dan dilaksanakan ber-
dasarkan karakteristik dan kondisi individu atlet. Oleh karena itu faktor-faktor
karakteristik individu atlet harus dipertimbangkan untuk menyusun program
latihan. Berkaitan dengan hal ini Harsono (1988: 112-113) mengemukakan bah-
wa: faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, bentuk tubuh, kedewasaan, latar
belakang pendidikan, lamanya berlatih, tingkat kesegaran jasmaninya, ciri-ciri
psikologisnya, semua itu harus ikut dipertimbangkan dalam menyusun program
latihan.
Latihan yang dilakukan harus direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan
karakteristik dan kondisi individu atlet. Program latihan yang disusun dan pem-
bebanan yang diberikan dalam latihan harus sesuai dengan kondisi tiap-tiap indi-
vidu.
5) Prinsip Reversibelitas (The Prinsiples of Reversibility)
Kemampuan fisik yang dimiliki seseorang tidak menetap, tetapi dapat
berubah sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Keaktifan seseorang melakukan
latihan atau kegiatan fisik dapat meningkatkan kemampuan fisik, sebaliknya
ketidakaktifan atau tanpa latihan akan menimbulkan kemunduran kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
fisik. Menurut Soekarman (1987: 60) bahwa, setiap hasil latihan kalau tidak di-
pelihara akan kembali keadaan semula. Berdasarkan prinsip ini, latihan fisik harus
secara teratur dan kontinyu.
Prinsip ini harus dipegang oleh pelatih maupun atlet. Latihan yang teratur
dan kontinyu akan membawa tubuh untuk dapat segera menyesuaikan diri pada
situasi latihan. Adaptasi tubuh terhadap situasi latihan ini, maka kemampuan
tubuh dapat meningkat sesuai dengan rangsangan yang diberikan.
c. Model Latihan Strategi Serangan
Sesuai dengan prinsip dasar strategi serangan futsal, maka untuk
membuat subuah model latihan strategi serangan futsal, diperlukan aspek-aspek
teknik dasar, yaitu antara lain menerima dan menghentikan bola (controling),
mengumpan (passing), membawa bola (dribbling), dan menendang (shooting),
wallpass, dukungan, umpan terobosan, dan pergerakan posisi pemain. Model
latihan harus dibuat semirip mugkin dengan kondisi saat di lapangan atau dibuat
semirip mungkin dengan kondisi permainan. Model latihan harus mempunyai
dasar sistem pola permainan (formasi), hal ini sesuai dengan pernyataan Tenang,
J. D (2008: 87) ”ada beberapa strategi yang digunakan untuk memenangi suatu
pertandingan, tetapi tetap mengacu pada tiga pola/sistem permainan, yakni sistem
(2-2), (4-0), atau (3-1).
Model latihan strategi serangan futsal harus disesuaikan dengan
kondisi/keadaan pemain dalam sebuah tim, dan harus benar-benar variatif dan
tidak monoton, karena makin banyak model latihan yang dikuasai oleh tim
tersebut maka akan semakin besar peluang tim untuk menghasilkan sebuah gol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
3. Tinjauan Aspek Belajar Gerak dan Perkembangan Gerak
Teori tentang belajar gerak akan sangat dibutuhkan dalam pembinaan
prestasi cabang olahraga. “Konsep belajar gerak adalah bagaimana individu
belajar tentang ketrampilan gerak dan factor-faktor yang mempengaruhi
penampilan fisik, yang dapat memberikan informasi penting terhadap guru
pendidikan jasmani, pelatih, dan perancang kurikulum, (Drowatzky 1981: 1).”
Seperti yang telah disebutkan bahwa diharapkan kepada para pelaku olahraga
hendaknya memahami tentang konsep belajar gerak. Dalam pelaksanaan latihan
seorang pelatih harus menyesuaikan dengan subyek yang dilatih, seorang guru
pendidikan jasmani juga harus menyesuaikan dengan yang diajar pada saat
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu sangat penting
menjadikan teori belajar gerak sebagai landasan utama dalam penerapan kegiatan
yang berhubungan dengan aktifitas fisik.
Pembinaan prestasi futsal akan juga dipengaruhi oleh teori belajar gerak.
Dalam olahraga futsal memerlukan aktifitas fisik yang cukup kompleks sehingga
teori penguasaan gerak membutuhkan perhatian yang cukup serius. Belajar gerak
merupakan langkah awal dalam pengusaan keterampilan yang berhubungan
dengan gerak tubuh. “Belajar gerak merupakan proses adaptasi dalam bentuk
gerak dan respon muscular yang dikembangkan, (Drowatzky 1981: 16).” Jadi
dapat disimpulkan bahwa adaptasi bentuk gerak dan respon muscular terhadap
karakteristik olahraga futsal akan sangat mendukung dalam pencapaian
penguasaan berbagai keterampilan dalam olahraga futsal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
a. Konsep kemampuan gerak (motor ability)
Kajian tentang konsep kemampuan gerak yang relevan dengan aspek
gerak permainan futsal yaitu: respon gerak (motor response), pola gerak (motor
pattern), dan keterampilan gerak (motor skill). Implementasi dalam permainan
futsal adalah sebagai berikut:
1) Respon gerak (motor response)
Drowatzky (1981:16) menyimpulkan:
Tanggapan/respon gerak dapat ditempatkan ke dalam tiga
kategori: (a) pergerakan postural, untuk mengatur posisi badan
berkenaan dengan gravitasi; (b) lokomotor atau gerak
perpindahan memungkinkan seseorang untuk
memindah/menggerakkan tubuh/badan atau bagian-bagiannya
melalui ruang dan (c) manipulasi, memungkinkan seseorang
untuk belajar dan mengendalikan objek. Pola kontak
(manipulasi dari objek yang diam) telah dibedakan dari
penerimaan dan dorongan (manipulasi dari objek yang
bergerak).
Dalam permainan futsal tentu akan memanfaatkan 3 jenis respon gerak
yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri seperti tersebut di atas.
Keterampilan gerak dalam futsal tentu akan mengakomodasi dari tiga bentuk
respon gerak tersebut. Aktifitas fisik yang terdapat dalam futsal sudah menuntut
ke arah respon gerak yang lebih kompleks.
Dari kesimpulan respon gerak di atas terdiri-dari 3 respon gerakan yang
disimpulkan peneliti, yaitu:
(1). Gerakan postural adalah gerakan yang merupakan penyesuaian dari
tubuh menyeluruh untuk mengatur tubuh dalam merespon grafitasi
dan akselerasi, misalnya: posisi siap pemain saat akan menerima pass-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
ing dan posisi awal pemain saat akan melakukan shooting maupun
heading.
(2). Gerakan transport atau lokomotor gerakan yang dapat menjadikan
seseorang untuk menjelajah ruang, misalnya: gerakan pemain
melakukan dribbling.
(3). Gerakan manipulatif adalah respon gerak yang melibatkan benda ter-
tentu sebagai obyek yang dimanipulasi, misalnya: gerakan melakukan
shooting, dribling, passing dan heading.
2) Pola gerak (motor pattern)
Pola gerak adalah tanggapan umum dengan jenis dan penerapan pada
bidang aktivitas berbeda, yang digunakan untuk tujuan yang luas di dalam gerak
tubuh. ”Ketrampilan gerak adalah tanggapan gerak spesifik, yang terbatas dalam
variabilitas dan applicabilitas, yang mana dikembangkan untuk menghasilkan
pergerakan spesifik di dalam aktivitas tertentu, (Drowatzky 1981: 16).” Jadi dapat
disimpulkan bahwa pola gerak dari masing-masing individu akan sangat
mempengaruhi dalam penguasaan keterampilan bermain futsal karena penerapan
pola tersendiri harus dapat diterapkan pada aktifitas yang berbeda yang nantinya
akan menghasilkan keterampilan gerak yang dalam hal ini keterampilan bermain
futsal.
3) Keterampilan gerak (motor skill)
Keterampilan gerak dapat diklasifikasi dari berbagai sudut pandang yaitu
berdasarkan kecermatan gerakan, berdasarkan titik dan awal gerakan, berdasarkan
stabilitas lingkungan dan berdasarkan kompleksitas gerakan.
a) Klasifikasi gerak berdasarkan kecermatan gerakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Ketrampilan gerak kasar (Gross Motor Skills)
”Gerak yang memerlukan interaksi dari banyak otot dengan aktivitas
badan/tubuh pada umumnya, seperti lari, menangkap, melemparkan dan
ketrampilan menggunakan raket, (Drowatzky 1981: 16).” Unsur-unsur
keterampilan gerak kasar yang juga terdapat dalam olahraga futsal yang
terdapat dalam teknik-teknik dasar maupun strategi permainan futsal
seperti passing, heading shooting, dribbling, dan the goalkeeper catching
and deflecting.
Keterampilan gerak halus (Fine Motor Skills)
”Ketrampilan gerak yang baik melibatkan otot yang kecil baik lengan
maupun kaki dan digunakan di dalam latihan terbatas, (Drowatzky
1981:16).” Keterampilan gerak halus ini lebih cenderung melibatkan
anggota ekstremitas gerak pada tubuh. Dalam olahraga futsal, peranan
ekstremitas anggota gerak tubuh sangat dominan sehingga membutuhkan
keterampilan gerak halus dalam penunjang keterampilan gerakanya.
b) Klasifikasi gerak berdasarkan titik dan awal gerakan
Drowatzky (1981: 16) menyimpulkan:
Gerak diskrit adalah peristiwa tunggal dengan suatu
permulaan dan akhir yang digambarkan secara jelas. Gerak
serial mempunyai suatu permulaan dan akhir yang terbatas
tetapi berkombinasi dengan beberapa gerakan individu yang
mengikuti satu sama lain dalam urutan yg cepat. Gerak
dengan peristiwa stimulus berlanjut (seperti menggiring bola)
dan perulangan, mendekati respon serupa yang berlanjut.
Dari sudut pandang bisa ditandai pada bagian mana merupakan awal
gerakan dan pada bagian mana merupakan akhir dari pada gerakan. Hal ini dapat
diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
(1). Keterampilan diskrit adalah keterampilan gerak yang dengan mudah
ditandai awal dan akhir dari gerakan, contohnya: gerakan passing bola,
haeding bola dan shooting bola.
(2). Keterampilan gerak serial adalah keterampilan gerak diskret yang
dilakukan berulang-ulang, contohnya: menggiring bola.
(3). Keterampilan kontinyu adalah keterampilan gerak yang merupakan
rangkaian gerakan yang dilakukan secara berlanjut, contoh pada
gerakan berenang. Pada cabang olahraga futsal, gerakannya termasuk
klasifikasi gerak diskrit dan serial sedangkan kontinyu tidak ada.
c) Klasifikasi gerak berdasarkan stabilitas lingkungan
Keterampilan gerak tertutup (close skill) adalah keterampilan gerak
yang dilakukan pada lingkungan yang stabil dan dapat diprediksi,
dilakukan karena stimulus dari diri perilaku tanpa dipengaruhi stimulus
dari luar. Misalnya berjalan, berlari, melempar, melompat.
Keterampilan gerak terbuka (open skill) adalah keterampilan gerak
yang dilakukan dalam kondisi lingkungan yang berubah-ubah,
dilakukan selain karena dari dalam juga dipengaruhi oleh stimulus dari
luar.
Permainan futsal ditinjau dari klasifikasi gerak berdasarkan stabilitas
lingkungan termasuk keterampilan gerak terbuka (open skill) karena gerakan yang
ada pada futal ditimbulkan adanya stimulus dari dalam dan juga dipengaruhi
stimulus dari luar, misalnya pemain melakukan kick off maupun tendangan bebas
yang dipengaruhi stimulus dari luar yaitu peluit wasit dan posisi lawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
d) Klasifikasi gerak berdasarkan kompleksitas gerakan
Keterampilan gerak sederhana, adalah keterampilan gerak yang hanya
terdiri atas 1 atau 2 elemen gerak saja. Misanya menangkap bola,
melempar bola dan menendang bola.
Keterampilan gerak kompleks, adalah keterampilan gerak yang terdiri
atas elemen gerak yang dikoordinasikan menjadi satu rangkaian
gerakan. Misalnya menyemes bolavoli, menyundul bola, menembak ke
ring basket dan rangkaian gerak senam lantai
Permainan futsal ditinjau dari klasifikasi gerak berdasarkan kompleksitas
rangkaian gerakan termasuk keterampilan gerak kompleks karena gerakan dalam
futsal terdiri dari beberapa elemen gerakan. Misalnya pemain saat melakukan
heading, teknik dasar heading terdiri dari elemen gerak awalan, tolakan, sundulan,
dan pendaratan.
4) Respon fisik
”Suatu respon fisik mempunyai dua tahap, yaitu tahap persiapan/awalan dan
tahap penyelesaian, (Drowatzky 1981: 16).” Tahap-tahap dalam respon fisik
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Tahap persiapan/awalan
Seorang atlet akan mempersiapkan dirinya (posisi tubuhnya) apabila
akan melaksanakan suatu gerakan. Dalam hal ini adalah tahapan
awalan dari suatu pelaksanaan keterampilan. Dapat dicontohkan
secara nyata dalam futsal yaitu pada saat pemain futsal akan
melakukan heading dan shooting. Sikap ataupun gerakan awalan dari
gerakan tersebut merupakan tahapan persiapan dari respon fisik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
b) Tahap penyelesaian
Dapat dikategorikan masuk ke dalam tahap ini apabila seluruh
rangkaian gerakan dari suatu keterampilan olahraga telah dilakukan.
Dalam olahraga futsal dapat dicontohkan, yaitu pada saat pemain
setelah melakukan awalan loncatan melakukan sundulan terhadap bola
ke gawang lawan dan setelah itu melakukan gerakan pendaratan.
Sikap ataupun gerakan pelaksanaan dan akhir dari gerakan tersebut
merupakan tahap penyelesain dari respon fisik.
Berdasarkan beberapa teori dasar belajar gerak yang dikemukakan,
dapat disimpulkan bahwa pembinaan serta pemberian latihan untuk pengusaan
keterampilan bermain futsal harus berlandaskan pada teori tersebut. Hal ini
dikarenakan bahwa setiap individu akan melalui tahapan-tahapan belajar gerak
dalam jenjang kehidupannya. Tahapan ini akan dilewati untuk menuju pada
pembentukan gerakan yang akan semakin lebih baik pada masing-masing individu
disetiap urutan jenjang hidup. Oleh karena itu penerapannya sangat dibutuhkan
untuk pembelajaran maupun pembinaan khususnya pada usia dini.
Selanjutnya aplikasi dari teori untuk mengetahui penguasaan beberapa
komponen belajar gerak tersebut dalam pembinaan, baik pembinaan prestasi
maupun penguasaan keterampilan, pada tahap awal dapat dilakukan dengan
identifikasi keberbakatan (talent scouting). Hal ini sangat penting dilakukan
karena dapat digunakan untuk pengelompokan individu berdasarkan keberbakatan
yang dimiliki dalam dunia olahraga. Demikian pula manfaatnya terhadap
pembinaan prestasi olahraga futsal. Apabila seorang individu telah diketahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
bahwa memiliki tingkat dominansi keberbakatan dalam futsal maka akan sangat
memudahkan dalam upaya pembinaan prestasi.
b. Komponen Gerak yang Efisien
Drowatzky (1981) mengemukakan suatu skema yang menggambarkan
komponen-komponen penting yang membentuk gerakan yang efisien yaitu terdiri
dari komponen fitness dan kemampuan gerak (fitness and motor abilities), ke-
mampuan mengindera (sensori abilities), dan proses-proses perceptual (perceptu-
al processes). Dalam permainan futsal komponen-komponen tersebut digam-
barkan dalam 3 lingkaran seperti dibawah ini.
KEBUGARAN DAN
KEMAMPUAN GERAK
Gambar 2. 19. Komponen-komponen dari gerakan yang efisien
Penglihatan
Kinestetis
Pendengaran
Sentuhan
Propriosepsi
Kesadaran tubuh
Persepsi Kedalaman
Konstansi
Rencana Gerak
Kesadaran spasial
Pemorosesan
informasi
Kesadaran temporal
Kekuatan
Ketahanan
Waktu Reaksi
Koordinasi
Keseimbangan
Kecepatan
Kelincahan
Fleksibilitas
Fleksibilitas
KEMAPUAN
SENSORI
PROSES
PERSEPTUAL GERAKAN
EFISIEN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
c. Proses Belajar Gerak
Fase Belajar Gerak Menurut Fits dan Posner
1) Fase kognitif atau fase awal
Fase kognitif merupakan fase awal dalam belajar gerak keterampi-
lan. Pada fase kognitif pelajar berusaha memahami ide atau konsep gerakan
melalui mendengarkan penjelasan atau melihat contoh gerakan. Agar pelajar
benar-benar memahami tentang konsep gerakan yang diberikan guru atau
pelatih dalam memberikan contoh gerakan harus jelas dan intruksi verbal juga
harus jelas pula.
2) Fase asosiatif atau fase menengah
Dalam fase ini konsep gerak keterampilan yang difahami pada fase
kognitif kemudian dicoba untuk dilaksanakan dalam praktik. Konsep gerak
yang kemudian menjadi rencana gerak, yang ada di dalam fikiran dicoba
untuk dipraktikkan dalam wujud gerakan tubuh.
3) Fase otonom atau fase akhir
Fase ini merupakan puncak keterampilan gerak dimana pelajar
mampu melakukan gerakan keterampilan secara otonom dan otomatis. Fase
otonom ini dalam permainan futsal dicontohkan pada saat menggiring bola.
Berdasarkan beberapa teori dasar belajar gerak yang dikemukakan,
dapat disimpulkan bahwa pembinaan serta pemberian latihan untuk
pengusaan keterampilan bermain futsal harus berlandaskan pada teori terse-
but. Hal ini dikarenakan bahwa setiap individu akan melalui tahapan-tahapan
belajar motorik dalam jenjang kehidupannya. Tahapan ini akan dilewati untuk
menuju pada pembentukan gerakan yang akan semakin lebih baik pada mas-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
ing-masing individu disetiap urutan jenjang hidup. Oleh karena itu penera-
pannya sangat dibutuhkan untuk pembelajaran maupun pembinaan khususnya
pada usia dini.
d. Perkembangan Gerak
Perkembangan gerak manusia adalah komponen penting dalam
pemberian latihan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan karakteristik
pertumbuhan serta perkembangan individu dapat di dasarkan pada pola-pola
gerak yang harus dilakukan oleh individu pada setiap rentang usia. Sehingga
di dapatkan suatu relevansi antara program yang dilaksanakan dengan tujuan
yang ingin di capai. pembinaan prestasi cabang olahraga futsal ditinjau dari
karakteristik pertumbuhan dan perkembangan individu merupakan hal yang
sangat fundamental sehingga wajib diperhatikan oleh para praktisi olahraga,
baik tenaga pengajar, penyusun program, maupun pelatih. Kemudian untuk
menyesuaikan pemberian latihan maka dikelompokkan berdasarkan rentang
usia yang didasarkan pada aktifitas-aktifitas fisik yang diperlukan.
Peningkatan kemampuan dan keterampilan bermain futsal
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Aspek-aspek yang terkait dalam pembinaan
prestasi olahraga diantarnyan meliputi:
1) Aspek fisik
2) Aspek teknik
3) Aspek taktik
4) Aspek mental. (Harsono, 1988).
Sedangkan Kushandoko (2002: 91-93) mengelompokkan latihan
menjadi tiga macam yaitu latihan fisik, latihan teknik, dan latihan taktik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Sneyers (1998: 21) mengatakan ” latihan yang diberikan haruslah berbobot,
bermutu, sistematis dan bertujuan”. Jadi latihan yang diberikan untuk pemain
haruslah teratur, terus-menerus, dan sistimatis.
1) Tingkatan Penguasaan Berdasarkan Usia Kronologis
a) Atlet Futsal Pemula
Usia 9-12 tahun merupakan awal mula program pembinaan prestasi
dapat diberikan karena fungsi-fungsi tubuh dari individu mulai berjalan
dengan baik. Ditinjau dari usia pemula 10-12 tahun menurut teori
perkembangan dan pertumbuhan adalah fase anak besar. Anak besar adalah
anak yang berusia antara 6 sampai 12 tahun. Perkembangan fisik pada anak
besar cenderung berbeda dengan masa sebelum dan sesudahnya.
Pertumbuhan tangan dan kaki lebih cepat dibandingkan pertumbuhan togok.
Pada anak besar mengalami perkembangan kemampuan gerak yaitu
berupa perkembangan koordinasi gerak, dan perkembangan penguasaan gerak
dasar. Perkembangan koordinasi gerak pada anak besar mulai tampak, terlihat
dari keterampilan pelaksanaan gerak tertentu, misalnya keterampilan
memegang, memukul, melempar, menangkap, memantul-mantulkan bola,
berjengket, dan berbagai gerakan mengubah posisi tubuh secara cepat. Di
dalam melakukan berbagai gerak keterampilan tersebut, pada umumnya anak-
anak mengalami peningkatan secara berangsur-angsur. Perkembangan
koordinasi gerak tubuh merupakan kunci perkembangan penguasaan berbagai
macam gerak keterampilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Pemusatan latihan fisik tidak dilakukan pada masa pemula yang
notabennya adalah anak-anak karena faktor pertumbuhan yang masih rentan.
Russel (1992) menyatakan, ”pertimbangan tesebut berasal dari kenyataan
bahwa rangka si anak belum matang dan sedang mengalami pertumbuhan
yang pesat. Selama periode ini rangka tersebut rawan terhadap cidera yang
jika tidak didiagnosis dan tidak diperlakukan dengan tepat dapat
menyebabkan kerusakan yang tetap”. Pertimbangan ini hendaknya menjadi
acuan, agar lebih hati-hati dalam memberikan program latihan untuk para
usia pemula.
b) Atlet Futsal Tahap Spesialisasi
Ditinjau dari usia pemula 11-13 tahun, menurut teori perkembangan
dan pertumbuhan adalah fase adolesensi. Masa adolesensi merupakan masa
transisi atau peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Menurut
Sugiyanto (1998: 9) “masa adolesensi untuk perempuan yaitu usia 10 sampai
18 tahun, laki-laki usia 12 samapi 20 tahun”. Usia latihan berdasarkan teori
perkembangan dan pertumbuhan tersebut, sama halnya yang disebutkan oleh
Harsono (1988: 111), “tahap spesialisasi dimulai pada umur 11-13 tahun dan
tahap prestasi top dimulai pada usia 18-24 tahun”.
Ukuran dan proporsi tubuh pada anak laki-laki adolesensi meningkat
ke arah berotot terutama pada anggota badan, peningkatan tersebut untuk
anak laki-laki berlangsung dengan cepat terutama menjelang dewasa. Pada
masa adolesensi sistem reproduksi mencapai taraf kematangan. Sugiyanto
(1998: 177), menyatakan “di daerah panas (khatulistiwa) cenderung lebih
cepat terjadinya kematangan reproduksi pertama dibanding dengan daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
dingin (utara atau selatan)”. Espenchade and Heler (1980: 56), menyatakan
“Iklim merupakan salah satu faktor lingkuangan jangka panjang yang
menyumbang terjadinya perbedaan rasial. Usia rata-rata menarse (pubertas
awal) Afro-Amerika pada usia 12,5 tahun, Eropa pada usia 12,8 tahun. Asia
cenderung tempo pertumbuhan sama dengan Afrika terutama pada anak
besar. Tempo pertumbuhan lebih cepat untuk Afrika dibanding Eropa dalam
kematangan skeletal dan perkembangan gerak”.
c) Atlet Futsal Top Performance
Ditinjau dari usia top performance 18-24 tahun, menurut teori
perkembangan dan pertumbuhan adalah fase dewasa muda. Menurut Gunarsa
(1995), “usia 18-21 tahun merupakan tahap remaja lanjut”. Masa dewasa
merupakan periode dimana tidak terjadi lagi perubahan karena faktor
pertumbuhan setelah masa adolesensi yang mengalami pertumbuhan cepat.
Peningkatan kemampuan fisik masa dewasa bukan lagi merupakan
peningkatan yang dihasilkan proses oleh pertumbuhan yang menyertai
bertambahnya usia, tetapi merupakan hasil dari pengalaman dan latihan yang
dilakukan secara teratur mulai dari anak-anak hingga menginjak akhir
adolesensi. Sugiyanto (1998: 210), “pada masa muda merupakan puncak dari
kemampuan fisik, seperti kecepatan, kekuatan, tenaga, dan kegiatan yang
memerlukan kelenturan. Umur puncak kecepatan terjadi pada umur 20 tahun,
kekuatan pada umur 30 tahun, dan daya tahan berlangsung pada umur sekitar
40 tahun.
Normalnya pria di usia ini memiliki badan yang lebih panjang
dengan rongga dada lebih besar menjadikan kapasitas vital lebih besar pula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Kapasitas vital yang lebih besar meningkatkan kemampuan fungsi pernafasan
yang berarti meningkatkan kemampuan fungsi pernafasan yang berarti
meningkatkan kemampuan fungsi kardiovaskuler. Mulai usia anak-anak
sampai umur 20 tahun daya tahan kardiovaskuler meningkat dan mencapai
maksimal sampai umur 30 tahun. Anggota badan bagian atas maupun bawah
pria biasanya juga lebih panjang sehingga menghasilkan daya ungkir yang
lebih besar.
Akan tetapi terjadi pembesaran badan karena perimbangan volume
jaringan otot dan lemak tubuh yang dapat meningkat karena faktor latihan
fisik dan gizi yang dikonsumsi. Sebelum usia 25 tahun terjadi kenaikan daya
tahan otot secara teratur. Daya ungkit yang besar dapat memberikan kekuatan
yang lebih besar dan dapat melakukan gerakan lebih cepat. Apalagi didukung
oleh pundak (bahu) yang lebih besar dengan otot-otot yang kokoh. Sugiyanto
(1998: 212) menyatakan, “kekuatan maksimal untuk pria maupun wanita
umumnya dicapai pada usia 25 tahun samapai 30 tahun, tetapi pada pria ada
yang sudah mencapai kekuatan maksimal pada usia 21 tahun”.
2) Tingkatan Penguasaan Berdasarkan Struktur Latihan
Selain pengelompokkan berdasarkan pada usia kronologis dan fase
pertumbuhan serta perkembangan, penguasaan keterampilan atau pembinaan
prestasi futsal dapat dilakukan dengan mengelompokkan berdasarkan struktur
latihannya. Dalam periode yang panjang ini akan dibagi menjadi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
a) Atlet Tahap Latihan Dasar atau Pemula
Dalam tahap ini penentuan awal usia dan tipe latihan sangat penting.
Hal ini bertujuan untuk menentukan kelompok untuk anak-anak dapat
dimasukkan. Namun cenderung lebih rumit dalam penentuannya. Pada
fenomena yang terjadi di lapangan banyak sekali ditemukan anak yang dilatih
mulai usia 5 tahun dan sebelum memasuki awal mula usia untuk pembinaan
prestasi, anak tersebut sudah mulai menjadi juara anak-anak.
Namun yang paling penting dalam tahapan ini adalah dimana
pengembangan kapasitas fisik dari masing-masing individu. Seperti
disimpulkan Nossek (dalam Furqon 1995: 129) menyatakan bahwa, ”tahap ini
dapat mengembangkan kapasitas fisik yang lainnya seperti: keterampilan
dasar, pola, pengalaman gerak yang berbeda-beda.” Keterampilan gerak yang
diberikan masih dala bentuk kasar sehingga penting untuk melatih
konsentrasi, kemauan serta identifikasi afektif.
b) Atlet Tahap Pembinaan atau Intermediate
Tahap ini berlangsung dua tahun setelah latihan dasar. Penguasaan
keterampilan, pada tahap ini sudah setingkat lebih baik dari tahap pemula.
Nossek (dalam Furqon 1995: 129-130) menyimpulkan: (1) Melanjutkan
pengkondisian umum, tetapi lebih diarahkan pada pengkondisian khusus
untuk event tertentu, (2) perbaikan kemampuan koordinasi, contohnya
koordinasi halus dari gerakan-gerakan yang berkaitan dengan keterampilan
gerak yang lebih sulit dan perbedaan-perbedaannya, (3) Taktik dan juga
pengembangan komponen kognitif yang lebih penting yang harus ditransfer
ke dalam latihan dan kompetisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Penekanan utamanya diarakan pada pengembangan yang diarahkan
pada tujuan. Kegiatan-kegiatan latihannya mengarah pada pengkondisian
terhadap penguasaan keterampilan. Gerakan-gerakan yang diberikan sudah
lebih halus dibandingkan dengan tingkatan pemula. Penguatan tingkat
koordinasi lebih diutamakan terkait dengan gerakan-gerakan yang diberikan.
Pemberian materi latihan masih mengarah pada teknik dan fisik. Namun
taktik juga dapat diberikan tetapi hanya pada pengkondisian pengembangan
komponen kognitif.
c) Atlet Tahap Penampilan Puncak atau Lanjut
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mencapai penampilan prestasi
yang setinggi mungkin dan mempertahankan tingkatan kemampuannya
selama mungkin. Nossek (dalam Furqon 1995: 130) menyimpulkan: (1)
Kelanjutan penguasaan keterampilan gerak yang diperlukan, kestabilannya di
bawah kondisi pertandingan yang berbeda-beda dan pengembangan gaya
perorangan, (2) perbaikan kondisi tubuh yang paling tinggi, (3) pengalaman
berkompetisi yang beragam, (4) keluwesan taktik dan kemandirian dalam
mengatasi atau menghadapi situasi kompetisi yang beragam, (5) kebutuhan
standar tekad dan semangat yang etinggi mungkin agar dapat mencapai
penampilan puncak.
Pada tahap ini atlet akan dituntut berprestasi setinggi mungkin.
Pemberian materi latihan akan menjadi yang paling berat pada tahapan ini.
Penguasaan keterampilan sudah berada pada tingkatan yang sangat kompleks.
Kondisi tubuh sudah terjaga dengan baik dan pengalaman yang banyak serta
kapasitas psikologis yang sudah cukup terlatih dengan baik. Kompleksitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
materi latihan menjadi sangat diutamakan karena tuntutan akan pencapaian
prestasi serta tingkatan kemampuan yang berada pada tingkatan paling tinggi.
Pada penelitian ini, peneliti akan membahas tentang pengembangan
model latihan strategi serangan pada pemain futsal tingkat intermediate.
Sehingga penyusunan program latihannya akan disesuaikan dengan
karakteristik pemain pada tahap intermediate. Penyusunan model latihannya
didasarkan pada kemampuan serangan dikarenakan pada cabang olahraga
futsal memerlukan kondisi fisik dan keterampilan penuh. Penyusunan model
latihan juga mempertimbangkan usia fase pertumbuhan dan perkembangan
dimana subyek penelitian berada pada fase adolesensi akhir.
Tinjauan mengenai perkembangan sangat penting dalam menunjang
pemberian latihan. Berbagai karakter individu yang bersifat homogen tentu
membutuhkan perhatian yang khusus. Tingkatan pertumbuhan dan
perkembangan juga sangat penting diperhatikan untuk tercapainya sasaran
yang sesuai dengan kebutuhan yang ada.
B. Kerangka Berpikir
1. Penelitian Pengembangan
Penelitian dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu penelitian dasar,
terapan, evaluasi, pengembagan dan mendesak. Pembagian penelitian terutama
didasarkan pada seberapa jauh hasil perluasan bisa berlaku. Salah satu penelitian
yang sangat bagus adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan
bukan penelitian yang digunakan untuk menguji teori, tapi apa yang dihasilkan
diuji di lapangan kemudian direvisi sampai hasilnya memuaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Pengembangan atau yang sering disebut sebagai penelitian pengembangan
dilakukan dengan maksud menjembatani jurang yang terbentang cukup lebar
antara penelitian dan praktek pendidikan. Degeng (2002: 1) menyimpulkan arti
dari penelitian pengembangan yaitu “penelitian ilmiah yang menelaah suatu teori,
model, konsep, atau prinsip, dan menggunakan hasil telaah untuk
mengembangkan suatu produk”. Penelitian dan pengembangan adalah suatu
proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan
(Sukmadinata, 2005: 164). Dapat disebutkan lagi bahwa teori-teori, model, serta
konsep ilmiah yang telah ditemukan atau dikemukakan sebelumnya dapat dikaji
kembali untuk kemudian dilakukan suatu pengembangan yang menghasilkan
sesuatu yang baru dari hal tersebut sehingga akan menjadi sempurna baik
substansi maupun tujuan yang dihadirkan.
Pengembangan adalah suatu kegiatan yang menghasilkan rancangan atau
produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual (UM,
2003: 2). Sedangkan menurut Ardhana (2002: 7), “Pengembangan adalah
pemakaian secara sistematik pengetahuan ilmiah yang diarahkan pada produksi
bahan, sistem, atau metode termasuk perancangan prototipe-prototipe”. Adapun
menurut Asim (2002: 1), “Penelitian pengembangan (research and Development)
dalam pembelajaran adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan
dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam proses pembelajaran”.
penelitian pengembangan akan mengacu pada pembuatan suatu produk baru yang
digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dengan cara yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
berbeda dari sebelumnya. Penelitian pengembangan bisa dilakukan diberbagai
bidang yang tentunya tidak hanya pada bidang-bidang umum saja.
Dengan demikian, penelitian pengembangan merupakan penelitian yang
menelaah suatu teori, konsep atau model untuk membuat suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang sudah ada. Kegiatan penelitian ini dimulai dari
adanya suatu kebutuhan yang kemudian dipecahkan dengan pembuatan produk
akhir penelitian. Penelitian-penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak
diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan
pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena fundamental, serta
praktik-praktik pendidikan. Penelitian dan pengembangan dilakukan dengan
kaidah ilmiah, setiap tahap penelitian harus dilakukan secara cermat, dengan
demikian diharapkan dapat menghasilkan suatu produk yang baik dan benar-benar
dibutuhkan dalam bidang olahraga. Pada penelitian pengembangan ini, akan
mengembangkan sebuah produk berupa model latihan strategi serangan pada
pemain futsal tingkat intermediate di Kot Pontianak.
Dengan demikian penelitian pengembangan merupakan penelitian yang
menelaah suatu teori, konsep atau model untuk membuat suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang sudah ada yang dimulai dari adanya suatu
kebutuhan dari suatu masalah yang dapat dipecahkan dengan produk tersebut.
2. Model
Menurut Bompa (dalam Budiwanto 2004: 27) model adalah suatu tiruan,
suatu tiruan dari yang aslinya, mengatur bagian khusus suatu fenomena yang
diamati atau diselidiki. Tujuan suatu model adalah untuk memperoleh suatu yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
ideal, dan meskipun keadaan abstrak ideal diatas adalah kenyataan yang kongkrit,
itu juga menggambarkan sesuatu yang diusahakan untuk dicapai, suatu peristiwa
yang akan dapat diperoleh.
Suatu model mempunyai kekhususan untuk setiap perorangan atau tim.
Suatu model latihan akan memperhatikan beberapa faktor lain, potensi dan
fisiologis atlet, fasilitas, dan lingkungan sosial.
Dalam penelitian ini akan membuat tentang model latihan startegi
serangan, dimana model latihan tersebut akan memuat tentng fenomena yang
akan diselidiki. Diharapkan dari model latihan startegi serangan tersebut akan
memperoleh bentuk latihan yang ideal untuk penguasaan strategi serangan, yang
nantinya dapat diterapkan ke dalam kondisi yang nyata yang dalam hal ini adalah
situasi pertandingan.
C. Penelitian yang Relevan
Secara umum penelitian yang dilakukan strategi dengan pembuatan
model latihan strategi serangan dalam permainan futsal memang belum dilakukan.
Penelitian dalam bidang olahraga belum mengarah pada kemampuan prinsip
starategi serangan dalam permainan futsal. Penelitian dalam futsal yang sering
dilakukan berkaitan dengan latihan teknik dan latihan fisik. Apalagi penelitian
model strategi permainan futsal yang dilakukan pada tingkat intermediate belum
ada yang melakukan khususnya strategi serangan dalam permainan futsal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan dan Hipotesis Penelitian
Penelitian akan mengembangkan model latihan strategi serangan futsal
dengan memperhatikan tahapan pelaksanaan latihan, yang dilakukan dari yang
mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari jarak dekat ke
yang jauh, dan dari tingkat kesulitan yang rendah yang tinggi (Depdiknas, 2005:
9). Kemudian akan menjelaskan yaitu macam-macam serangan dalam permainan
futsal. Produk yang dihasilkan berisi tentang model-model latihan dalam
permainnan futsal.
Penyusunan model latihan strategi serangan ini subyek penelitian adalah
mahasiswa dari dua Perguruan Tinggi di Kota Pontianak yang memiliki mata
kuliah futsal sebagai mata kuliah pilihan yang berada pada tingkat intermediate,
dimana penekanan utamanya diarahkan pada pengembangan yang diarahkan pada
tujuan. Model latihan strategi serangan futsal dalam penelitian ini didasarkan pada
pola formasi permainan futsal, unsur-unsur strategi permainan futsal dan alat-alat
penunjang latihan strategi serangan futsal. Alat penunjang yang digunakan adalah
bola futsal, gawang kecil, pancang, peluit, cone, dan rompi.
Adapun yang dihasilkan dari kegiatan penelitian pengembangan ini yaitu
berupa model latihan strategi serangan dalam permainan futsal dan teknik
lanjutan sebagai berikut:
Tabel 2.5 Kegiatan Penelitian Pengembangan.
Kons
ep
Varia
bel
Sub
variabel Indikator Sub indicator
Ket
.
Futsal Strate
gi
Serangan
futsal
Latihan
pendahuluan yaitu
latihan fisik
sebagai pemanasan
dan pendukung
latihan srangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Latihan inti yaitu
latihan strategi
serangan futsal
a) Latihan serangan 2-2
b) Latihan serangan 4-0
c) Latihan seranagn 3-1
d) Latihan situasi bola
mati tendangan bebas
e) Latihan serangan
situasi bola mati
tendangan ke dalam
f) Latihan serangan
situasi bola mati
tendangan sudut
g) Latihan serangan
pengaturan bermain
membangun serangan
h) Latihan serangan
pengaturan bermain
peralihan perubahan
i) Latihan serangan
pengaturan bermain
serangan cepat
j) Latihan serangan
pengaturan bermain
serangan peralihan
Latihan penutup Latihan fleksibelitas
dengan peregangan
statis pasif
Berdasarkan kajian teori, kerangka pemikiran, pelaksanaan uji coba
produk, dan eksperimen produk maka model latihan strategi serangan futsal yang
dihasilkan dapat meningkatkan penguasaan startegi serangan dari para pemain
futsal tingkat intermediate di Kota Pontianak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian pengembangan model latihan strategi serangan
futsal dimulai dari awal. Pengambilan data ini bertujuan untuk mengumpulkan
informasi awal terkait masalah yang akan diangkat dalam penelitian. Berikut akan
dijabarkan mengenai waktu dan tempat pelaksanaan penelitian yang akan
dilakukan.
Tabel 3.1 Tempat dan Waktu penelitian
Kegiatan Penelitian Tempat Waktu
Wawancara dengan pelatih
Futsal di pontianak
Lapangan Safani
Pontianak
Januari 2012
Pembuatan Produk awal
pengembangan model latihan
Pontianak Juli-Agustus 2012
Evaluasi ahli Futsal :
a. Iskandar, M.Pd
b. Ilham Surya Fallo, M. Pd
c. Rahmad, S.Pd
Pontianak Juli-Agustus 2012
Uji Kelompok Kecil Lapangan Safani
Pontianak
Agustus 2012
Uji Kelompok Besar Lapangan Safani
Pontianak
September 2012
Eksperimen Produk Lapangan safani
pontianak
Oktober sampai
Desember 2012
Analisis dokumen penelitian Pontianak November-
Desember2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tempat Penelitian
Pemilihan tempat dan pelaksanaan penelitian akan dipertimbangkan
dengan beberapa aspek, baik dari segi akses maupun lokasi, yang mendukung
terlaksananya penelitian dengan baik. Dengan memperhatikan hal tersebut maka
penelitian ini akan dilaksanakan di Lapangan Futsal Safani Pontianak.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan berlangsung dalam tiga tahap. Tahap yang pertama adalah
analisis kebutuhan, dalam hal ini adalah melakukan wawancara dengan pelatih
futsal untuk mengetahui masalah memampuan strategi serangan pemain futsal
tingkat intermediate. Tahap kedua adalah membuat produk serta pelaksanaan uji
coba produk yang dilaksanakan mulai bulan Agustus-September 2012.
Pelaksanaan uji coba berlangsung selama dua bulan dikarenakan untuk penyedian
waktu uji coba dan revisi dari produk yang setelah di uji coba. Setelah
pelaksanaan uji coba dan revisi produk selesai maka akan dilanjutkan dengan
tahap ketiga yaitu eksperimen dari hasil produk yang telah dibuat.
Tahap ketiga dari pelaksanaan penelitian ini adalah ekperimen produk
yang telah dihasilkan. Pelaksanaan eksperimen ini akan berlangsung selama dua
bulan, mulai bulan Oktober 2012 sampai bulan Desember 2012. Pelaksanaan
perlakuan selama 8 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu. Hal
ini didasarkan pada prinsip pemberian waktu latihan yang baik sehingga akan
mencapai tujuan yang diinginkan.
Latihan dilakukan pada sore hari mulai pukul 15.00 WIB sampai dengan
pukul 17.30 WIB. Secara keseluruhan latihan dilakukan selama 8 minggu dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
24 kali pertemuan, ditambah pelaksanaan pre test dan post test sebanyak 2
pertemuan.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian menggunakan metode penelitian pengembangan ini
menggunakan metode pengembangan research and development Borg & Gall
(1983: 775). Metode pengembangan hendaknya memuat; (1) model
pengembangan, (2) prosedur pengembangan, (3) variabel penelitian dan definisi
operasional.
1. Model Pengembangan
Model pengembangan yang digunakan peneliti adalah model
pengembangan prosedural. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan
prosedural Borg & Gall. Adapun langkah-langkah model pengembangan
prosedural yaitu:
a. Meneliti dan mengumpulkan informasi tentang materi penelitian termasuk
mengkaji semua literatur yang terkait, observasi kelas, dan menyiapkan
laporan yang terkait dengan kondisi objek penelitian.
b. Merencanakan penelitian serta langkah awal yang akan diambil serta
sasaran yang akan dicapai.
c. Mempersiapkan langkah-langkah awal dan mempersiapkan langkah-
langkah instruksional, buku acuan, dan pedoman evaluasi.
d. Mempersiapkan penelitian lapangan pada1-3 sekolah dengan 6-12 subjek,
dengan melakukan langkah wawancara, observasi dengan kuesioner untuk
mengumpulkan data yang akan dianalisis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
e. Mengusulkan revisi awal atas produk yang dihasilkan berdasarkan
sejumlah hasil penelitian awal yang dilakukan di lapangan.
f. Mengumpulkan data yang berasal dari 5-15 sekolah dengan jumlah subjek
30-100, hasilnya dievaluasi untuk menghasikan data yang sesuai.
g. Mengusulkan revisi atas produk yang sudah ada berdasarkan hasil
percobaan atau pengamatan yang telah dilakukan.
h. Mengadakan uji coba produk, mengadakan wawancara atas hasil produk
dan membuat analisis terhadapnya berdasarkan daftar pertanyaan dan data
yang dihasilkan dari wawancara.
i. Mengusulkan revisi akhir atas produk yang dihasilkan berdasarkan
sejumlah hasil penelitian yang dilakukan di lapangan.
j. Implementasi dan penyajian laporan atas produk yang dihasilkan secara
ilmiah
Dari sepuluh langkah pengembangan yang dikemukakan oleh Borg &
Gall (1983), peneliti hanya memakai 8 langkah yang disesuaikan dengan
karakteristik yang akan diteliti dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, serta
biaya. Merujuk dari Ardhana (2002: 9) bahwa setiap pengembangan tentu saja
dapat memilih dan menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi dirinya
berdasarkan kondisi khusus yang dihadapi dalam proses pengembangan.
Pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal putra
tingkat intermediate di Kota Pontianak, langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Kegiatan pengumpulan informasi yakni penyebaran kuesioner sampai
kajian teoritik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
2) Mengembangkan produk awal (peneliti mengembangkan model latihan
latihan startegi serangan futsal)
3) Kegiatan penilaian ahli (dua ahli futsal yang terdiri dari 1 ahli akademisi
futsaldan 2 ahli praktisi futsal).
4) Kegiatan uji coba tahap I (kelompok kecil) dilakukan dengan melibatkan
10 subyek.
5) Revisi produk awal, revisi berdasarkan evaluasi para ahli dan kegiatan uji
coba tahap 1 (kelompok kecil)
6) Kegiatan uji coba tahap II (kelompok besar) dengan melibatkan 20 subyek.
7) Revisi produk akhir berdasarkan uji coba tahap II (kelompok besar).
8) Uji eksperimen produk pada tim futsal putra pada tingkat intermediate di
Kota Pontianak yang dijadikan kelompok sampel dan kelompok
pembanding dengan melibatkan 8 subyek..
9) Hasil serta laporan produk akhir.
2. Prosedur Penelitian Pengembangan
Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan dalam pelaksanaannya.
Tahapan-tahapan dalam penelitian merupakan aspek-aspek terpenting dalam
penelitian. Urutan tahapan penelitian ini terbagi menjadi beberapa prosedur
pelaksanaan yaitu dari mulai tahap awal, pembuatan, pelaksanaan, hingga tahap
akhir yang juga merupakan tahap penerapan dan penyelesaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Gambar 3.1Bagan prosedur pengembangan
TAHAP PENDAHULUAN
ANALISIS KEBUTUHAN
Observasi Lapangan
Oleh Peneliti
Wawancara dengan
pelatih Futsal
KAJIAN TEORITIK
PEMBUATAN PRODUK
Rancangan Program
latihan serangan futsal
Bentuk latihan
serangan futsal
Program latihan
harian Program latihan
mingguan Program
latihan bulanan
TAHAP UJI COBA PRODUK
UJI AHLI FUTSAL
Ahli praktisi Ahli akademik
UJI KELOMPOK
UJI EFEKTIFITAS PRODUK dengan EKSPERIMEN
Uji kelompok kecil Revisi I Uji kelompok besar Revisi II
Produk Pengembangan Model Latihan Strategi
Serangan Futsal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Evaluasi dari tiap tahapan penelitian diperlukan untuk mengetahui sejauh
mana mekanisme pada setiap tahapan tersebut dilakukan dan mengetahui
kesesuaian antara rancangan penelitian dengan instrumen yang digunakan dalam
pelaksanaan pengukuran. “Evaluasi dapat di definisikan sebagai proses yang
sistematis untuk menetukan luas dari tujuan sasaran hasil yang ingin dicapai,
Verducci (1980: 4).” Sedangkan definisi menurut Isaac dan Michael (1981: 6)
adalah “suatu proses yang menggambarkan, memperoleh serta menghasilkan
informasi yang sangat bermanfaat untuk alternatif penentuan keputusan.” Dapat
disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan dari sesuatu yang dapat diukur dengan
sistematis maka dapat dilakukan dengan cara evaluasi.
Adapun langkah-langkah yang dipakai oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
a. Tahap Pertama (Studi pendahuluan)
1) Analisis kebutuhan (Studi pustaka)
Studi pendahuluan dalam penelitian ini merupakan analisis
kebutuhan dengan melakukan wawancara bebas terhadap pelatih futsal di
Kota Pontianak yang pemain tingkat intermediate. Analisis kebutuhan
merupakan suatu langkah awal dalam penelitian praktis yang bertujuan
untuk mengumpulkan data atau informasi awal tentang masalah yang akan
diangkat dalam penelitian. Informasi yang dikumpulkan merupakan
temuan-temuan kondisi nyata tentang permasalahan yang ada di lapangan
2) Analisis data hasil analisis kebutuhan
Analisis data hasil analisis kebutuhan merupakan tindak lanjut dari
kegiatan analisis kebutuhan yang dilakukan sebelumnya. Analisis terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
data hasil analisis kebutuhan ini merupakan simpulan dari hasil wawancara
yang dilakukan dimana dihasilkan suatu rasionalisasi pemikiran terhadap
masalah yang ditemukan dan diteliti.
b. Tahap Kedua (Pengembangan Produk)
1) Kajian teoritis
Kajian teori merupakan tahapan untuk mengkaji dan menelaah
secara ilmiah materi yang akan digunakan dengan berlandaskan pada teori-
teori empiris yang ada. Materi dalam penelitian ini adalah temuan masalah
di lapangan, dimana akan dikembangkan produk untuk memberikan solusi
terhadap masalah yang ditemukan sebelumnya pada studi pendahuluan.
2) Penyusunan Produk Awal
Berdasarkan kegiatan studi pendahuluan yang dilakukan
sebelumnya serta pengkajian terhadap teori-teori empiris yang dijadikan
landasan berfikir untuk menentukan materi yang akan dikembangkan,
maka dilanjutkan dengan pembuatan draft produk awal yang dalam hal ini
adalah menentukan dan merancang model-model latihan serta program
latihan yang akan diterapkan dalam penelitian. Model latihan yang akan
dikembangkan dalam penelitian ini adalah model latihan strategi serangan
dalam permainan futsal serta program latihan yang akan dirancang adalah
program latihan futsal.
c. Tahap ketiga (Pelaksanaan uji coba)
1) Uji coba dengan evaluasi ahli (experts judgement)
Tahap selanjutnya adalah uji coba dengan evaluasi ahli.Uji coba ini
dilakukan untuk memperoleh tanggapan dan masukan dari para ahli untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
kesempurnaan pembuatan produk yang dalam hal ini adalah model latihan
strategi serangan dalam futsal.Kriteria ahli yang digunakan adalah dari
tataran akademisi dan praktisi futsal yang sudah memperoleh pengakuan
dari kualifikasi keahlian pada bidang tersebut. Dari uji coba tersebut
diharapkan masukan serta persetujuan dari para ahli untuk kelayakan
produk yang akan diterapkan.
2) Uji Coba Terbatas
Tahapan yang dilakukan selanjutnya adalah uji coba terbatas
dengan melibatkan subyek penelitian.Tahapan ini sebagai tindak lanjut
dari persetujuan para ahli terhadap model latihan yang dikembangkan.
Subyek penelitian merupakan pemaian futsal tingkat intermediate yang
ada di Kota Pontianak. Jumlah subyek yang akan digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 10 pemain. Uji coba terbatasmerupakan tahapan
yang dimaksudkan untuk mencari saran dan tanggapan dari pemain futsal
putra tingkat intermediate di Kota Pontianak berkaitan dengan isi model
latihan yang dikembangkan yang selanjutnya akan dilakukan perbaikan
berdasarkan masukan dari subyek.
3) Revisi Produk I
Setelah pelaksanaan uji coba terbatas, maka dilakukan revisi dari
hasil uji coba yang dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji
cobakan berdasarkan tanggapan dan masukan dari para subyek. Hal ini
bertujuan untuk perbaikan produk yang akan di uji cobakan kembali
dengan subyek dalam jumlah lebih banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
4) Uji Coba Meluas
Uji coba meluas dimaksudkan untuk mencari saran dan penilaian
dari pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak berkaitan
dengan isi model latihan.Dalam pelaksanaan uji coba ini subyek yang
dilibatkan dalam jumlah yang lebih besar yaitu dengan 20 pemain. Hal ini
bertujuan untuk mengukur keberterimaan dari produk yang dikembangkan
sehingga diperoleh tingkat obyektifitas dari produk yang lebih tinggi.
5) Revisi Produk II
Setelah pelaksanaan uji coba meluas, maka dilakukan revisi dari
hasil uji coba yang dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji
cobakan berdasarkan tanggapan dan masukan dari para subyek. Hal ini
bertujuan untuk perbaikan yang selanjutnya akan di uji tingkat efektivitas
dari produk tersebut.
d. Tahap Keempat (Uji efektivitas produk dengan eksperimen)
1) Uji Efektivitas
Uji efektivitas produk ini dilakukan pada pemain Tim Futsal
STKIP-PGRI Pontianak dan Tim Futsal Penjaskes Universitas Tanjunpura
dengan tujuan mengetahui tingkat efektivitas produk pengembangan untuk
dirumuskan menjadi hasil produk akhir serta pemanfaatan lebih lanjut
untuk penerapan latihan di masa mendatang. Untuk rancangan desain
eksperimen menggunakan rancangan desain pre test dan post test dengan
pemilihan kelompok secara acak (Two Group Randomize Pretest and Post
Test)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Tabel 3.2 Rancangan uji efektivitas produk
Subjek Pretest Perlakuan Posttest
Kelompok Subjek Tes Kemampuan
serangan futsal
Model
Pengembangan
Tes Kemampuan
serangan futsal
Kelompok
Pembanding
Tes Kemampuan
serangan futsal
Konvensional Tes Kemampuan
serangan futsal
Ibnu. S. 2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Malang.
Mekanisme pelaksanaan eksperimen hasil produk ini dilakukan
dengan membandingkan dua kelompok untuk kemudian diambil hasilnya.
Metode pengambilan hasil dari uji eksperimen produk adalah dengan
menggunakan instrumen tes keterampilan, yang dalam hal ini adalah
kemampuan strategi serangan futsal. Rancangan eksperimenya
menggunakan rancangan pretest dan postest dengan pemilihan kelompok
yang di acak.
2) Laporan Hasil Produk Pengembangan
Hasil akhir berupa produk yang telah dihasilkan dari uji coba
kelompok kecil, uji kelompok besar, expert judgement, dan hasil
eksperimen produk berupa model Latihan serangan untuk meningkatkan
kemampuan strategi serangan pemain futsal.
3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
a. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Rinciannnya sebagai berikut:
1) Variabel independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah model latihan strategi
serangan dalam permainan futsal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
2) Variabel dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah strategi serangan pemain
futsal
b. Definisi Operasional Variabel
Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-
variabel dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi variabel-
variabel penelitian yang ada sebagai berikut:
1) Model latihan adalah suatu bentuk perencanaan yang mengacu kepada
prosedur yang terorganisasi dengan baik (well organized) yang
metodis, dan ilmiah agar dengan demikian program tersebut bisa
membantu atlet untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.
Model latihan juga merupakan bentuk sarana untuk membantu dalam
penguasaan keterampilan dan kemampuan dalam olahraga guna
menyempurnakan hasil yang dicapai.
2) Strategi serangan adalah suatu rencana dalam mengorganisasi
permainan yang bertujuan untuk menyerang pertahanan lawan dan
berusaha menghasilkan gol. Serangan dapat dilakukan dari segala
formasi dan situasi.
3) Tingkat intermediate adalah merupakan tingkatan dimana pembinaan
latihan yang difokuskan secara penuh dan masuk pada masa
adolesensi akhir fase pertumbuhan dan perkembangan atlet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
C. Sumber Data
Sumber data penelitian ini meliputi: peneliti, pelatih futsal di Kota
Pontianak, ahli futsal dan pemaian futsal penjelsan sebagai berikut:
1. Peneliti
Peneliti dalam penelitian berperan sebagai pengamat dalam pengumpulan
informasi untuk mengetahui permasalahan penelitian yang akan diangkat
menjadi topik penelitian.
2. Pelatih Futsal di Kota Pontianak
Pelatih sebagai sumber data tentang kondisi awal dan proses latihan di Kota
pontianak
3. Ahli Futsal
a. Ahli Akademisi
Iskandar, M. Pd (Dosen Penjaskes STKIP-PGRI Pontinak)
b. Ahli Praktisis
Ilham Surya Fallo, M. Pd (Dosen Penjaskes STKIP-PGRI
Pontianak)
Rahmad, S. Pd ( Pelatih Futsal Armada)
4. Pemain Futsal
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pemain futsal putra tingkat
intermediatedi Kota Pontianak, terdiri dari 2 Perguruan Tinggi yang memiliki
jurusan penjaskes yang masing-masing memiliki 30 sampai 40 pemian. Untuk
pemain yang berada pada tingkat intermediate rata-rata memiliki 15-20
pemain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
b. Sampel
Untuk penentuan sampel penelitian dilakukan dengan purposive
karena sudah diketahui ciri-cirinya. Menurut Maksum (2009: 44) “purposive
sampling adalah sebuah teknik pengambilan sampel yang ciri atau
karateristiknya sudah diketahui lebih dulu berdasarkan ciri atau sifat
populasi.” Kemudian selanjutnya dengan cara random karena pengambilan
dilakukan secara acak. Maksum (2009: 41) menyatakan “random sampling
merupakan teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi
individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel.” Dalam penelitian ini pengambilan sampelnya adalah pemin futsal
putra tingkat intermediate dan kemudian diambil secara acak tanpa memilih
sesuai dengan tingkatan-tingkatan baik kemampuan maupun usia.
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini diambil 20 pemain
yang masuk pada kategori intermediate dari jumlah keseluruhan 40 pemain
dari 2 team futsal Perguruan Tinggi yang sama-sama memiliki jurusan
oloahraga. Adapun sampel dalam penelitian pengembangan ini adalah
sebagai beriku:
Uji kelompok kecil: 10 sampel
Uji kelompok besar: 20 sampel
Uji efektifitas produk: kelompok eksperimen menggunakan 4 sampel
dan kelompok kontrol menggunakan 4 sampel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi datakondisi awal,
data penilaian ahli futsal, data uji coba kelompok, dan data hasil uji efektivitas
produk pengembangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Teknik wawancara dipergunakan untuk mengumpulkan data studi
pendahuluan tentang kemampuan strategi pemain dalam hal ini seranagan dari
pemain futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak.
2. Teknik questionair digunakan untuk mengumpulkan data penilaian kelayakan
produk dari para ahli, serta pendapat dari pemain (pengguna produk)
3. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan strategi
serangan futsal putra tingkat intermediate di Kota Pontianak.
4. Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data catatan lapangan
tentang keterlaksanaan latihan dan penerapan penelitian (model latihan).
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatanya mengumpulkan agar kegiatanya tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya, (Arikunto, 2009: 101). Dalam penelitian ini,
instrumen yang digunakan antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Gambar 3.2 Bagan instrumen pengumpul data
1. Intervieu guide
Metode pertama yang digunakan adalah metode wawancara atau interviu.
“Interviu adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai (interviewer), Winarno
(2007: 64).” Metode wawancara dengan menggunakan teknik interviu bebas
digunakan untuk memperoleh informasi analisis kebutuhan dari Pelatih Tim
Futsal. Interviu bebas adalah interviu yang dilakukan oleh pewawancara tanpa
menggunakan pedoman wawancara, tetapi mengingat apa saja yang
dipertanyakan.
2. Questionair campuran
Instrumen selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket atau kuesioner. “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang sesuatu yang akan
diteliti, Winarno (2007: 62).” Metode angket digunakan untuk memperoleh
informasi analisis kebutuhan dari anggota Tim futsal, uji coba kelompok kecil dan
besar serta untuk memperoleh informasi dari para ahli.
Instrumen
engumpul Data
Wawancara
Kuesioner
Tes
Observasi
Pelatih futsal
ervie
g
de
Ahli dan pemain
Serangan futsal
Catatan lapangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Berdasarkan cara menjawabnya kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner tertutup karena jawaban dari pertanyaan sudah tersedia dan responden
hanya tinggal memilih. Kemudian berdasarkan jawaban yang diberikan maka
kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung yaitu responden menjawab
tentang dirinya dan kuesioner tidak langsung yaitu responden menjawab tentang
orang lain.
Untuk bentuk dari kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini ada
beberapa bentuk. Bentuk yang pertama adalah kuesioner pilihan ganda dengan
disertai juga bentuk Skala likert. Hal ini dikarenakan butir-butir jawaban yang
tersedia merupakan pilihan ganda dan jawaban yang tersedia menunjukkan
tingkatan-tingkatan, mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju atau
sangat baik hinga kurang sekali.
Dalam penelitian ini ada dua jenis kuesioner, yaitu:
a. Kuesioner untuk ahli futsal
Aspek kelayakan produk pengembangan Latihan strategi serangan untuk masing-
masing indikator dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Aspek Kesesuaian
2) Aspek Kemanfaatan
3) Aspek Keamanan
4) Aspek Keterlaksanaan
b. Kuesioner untuk pemain futsal
Aspek kelayakan produk pengembangan Latihan strategi serangan untuk masing-
masing indikator dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Aspek Kemudahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
2) Aspek Kemenarikan
3) Aspek Kesesuaian
4) Aspek Kemanfaatan
5) Kepercayaan Diri
3. Catatan lapangan
Catatan lapangan dalam penelitian ini merupakan hasil dari observasi yang
dilakukan sebagai pengamatan keterlaksanaan penelitian. Catatan lapangan
menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2007: 209) adalah catatan tertulis
tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka
pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian.
Catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan pada saat uji coba
terbatas uji coba lebih luas serta uji efektivitas produk untuk memantau
obyektifitas dari pelaksanaan uji coba produk dan meantau keterlaksanaan latihan
pada saat eksperimen produk. Catatan lapangan ini berisi tentang gambaran
pelaksanaan uji coba dan hasil pengamatan pelaksanaan program latihan strategi
serang pada saat tahap perlakuan, sehingga seluruh kegiatan tersebut bisa terekam
dengan baik.
4. Tes kemampuan strategi serangan futsal
Dalam penelitian ini juga digunakan metode tes. Menurut Hasan. N
(2001: 213) “Suatu cara untuk mengadakan penelitian yang berbentuk suatu tugas
atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak sehingga menghasilkan
suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dibandingkan
dengan nilai yang di capai oleh anak lain dengan nilai standar yang ditetapkan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Kirkendal dalam Winarno (2007: 61) menyatakan bahwa, “tes adalah instrumen
yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang individu atau objek.”
Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah untuk mengetahui
pencapain dari eksperimen produk pengembangan. Secara khusus tes yang
digunakan adalah tes prestasi. Winarno (2007: 61) menyatakan “tes prestasi
adalah tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian prestasi seseorang setelah
mempelajari sesuatu.” Dalam penelitian ini tes prestasi yang dimaksudkan tes
kemampuan serangan futsal sehingga instrumen ini masuk kategori achievement
test. Sugiyono (2012: 173), menyatakan bahwa, “instrumen yang valid dan
reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid
dan reliabel”. Namun lebih jelas akan dijelaskan mengenai tes yang digunakan
sebagai berikut:
Tes Kemampuan Serangan Dengan Skala Penilaian (Rating Scales)
Selanjutnya dalam pelaksanaan eksperimen dari produk yang dihasilkan
yaitu berupa model latihan strategi serangan dalam futsal maka digunakan teknik
analisis data dengan metode skala rating (rating scales). Dalam penelitian ini
konsentrasi penelitian yang dilakukan adalah kemampuan serangan cabang
olahraga yang dalam hal ini adalah futsal. Dalam mengukur tingkat kemampuan
serangan belum ada cabang olahraga memiliki instrumen pengukuran secara pasti.
Oleh karena itu pengamatan terhadap kemampuan serangan akan didasarkan pada
proses pelaksanaannya dan tidak melihat hasil akhir dari strategi tersebut.
Untuk kesesuaian instrumen dengan penelitian yang dilakukan maka
pemilihan skala penilaian adalah yang paling mendekati dari segi hasil. Menurut
Verducci (1980: 185) “skala penilaian dapat digunakan sebagai alat ukur yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
cukup valid untuk mengukur berbagai macam jenis bentuk tujuan dalam
pendidikan jasmani, khususnya pada saat sasaran hasil tersebut mengutamakan
terminologi dari proses dibandingkan produk.” Jadi dapat disimpulkan bahwa
suatu penelitian yang menitik beratkan pada proses pelaksanaannya dapat
menggunakan skala penilaian sebagai instrumen pengukurannya. Dalam
pendidikan jasmani dan olahraga, penelitian yang dilakukan dapat mengamati
proses dari pelaksaanaan aktifitas gerak. Karena subyek utama penelitian dalam
dunia olahraga adalah gerak dari manusia. Penelitian ini akan menelti tentang
kemampuan strategi serangan pada futsal yang dalam hal ini adalah strategi
serangan.
Untuk pemilihan jenis skala penilaian yang digunakan, disesuaikan dengan
metode pengambilan data serta tujuan yang diinginkan. Dalam penelitian ini
bentuk skala penilaian yang digunakan adalah absolute rating scales (skala
penilaian absolute). Pemilihan bentuk ini didasarkan pada kriteria jenis skala
penilaian yang sesuai dengan mekanisme pelaksanaan penelitian serta subyek
yang akan diperbandingkan. Menurut Verducci (1980: 188) “skala penilaian
absolut memiliki keuntungan dimana satu grup dari siswa atau subyek dapat
diperbandingkan dengan grup subyek yang lain karena subyek tersebut sudah
memilki kemampuan dengan antisipasi standar yang sama.” Jadi untuk
membandingkan dua kelompok dapat menggunakan bentuk skala penilaian
absolut dengan antisipasi bahwa dua kelompok tersebut memilki standar awal
yang sama.
Untuk tipe skala penilaian absolut yang digunakan sendiri adalah checklist
(ceklis) yaitu penandaan terhadap kegiatan yang muncul. Dalam skala penilaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
absolut sendiri terdiri dari 4 macam tipe skala penilaian. Namun yang paling
sesuai untuk pelaksanaan eksperimen hasil produk model latihan strategi seragan
adalah checklist. Hal ini didasarkan pada penilaian indicator keterampilan yang
dipilah-pilah menjadi beberapa sub indicator yang nantinya menjadi bahan
pengamatan. Checklist juga disebut dengan keputusan “ya” atau “tidak”. Menurut
Verducci (1980: 191) “checklist dapat digunakan untu mengukur prosedur dari
perilaku.” Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur proses pelaksanaan
akifitas motorik akan didapatkan relevansi yang cukup baik dan tepat.
Mekanisme evaluasi dengan menggunakan metode skala rating absolut
tipe checklist ini dilaksanakan dengan mengamati setiap indikator yang telah
ditetapkan dan dibagi menadi beberapa sub indicator. Apabila dari sub indicator
tersebut muncul maka diberikan tanda berupa check (√) yang merupakan
mekanisme pemberian checklist. Pengamatan dilaksanakan oleh pengamat yang
sudah ditunjuk sebelumnya. Setelah pelaksanaan pengamatan maka data yang
terkumpul dismpulkan untuk hasil dari perbandingan.
Adapun aspek pengamatan dalam tes strategi serangan dalam permainan
futsal adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan melakukan rotasi
2. Kemampuan melakukan pergerakan tanpa bola
3. Kemampuan penguasaan bola
4. Kerja sama tim
Beberapa aspek yang diberikan tes tersebut merupakan tinjauan terhadap
strategi serangan dalam permaian futsal. Pemilihan aspek yang diberikan tes
merupakan aspek yang dominan dalam pelaksanaan permaian futsal. Pemilihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
butir tes tersebut merupakan pendukung dari kemampuan strategi serangan dalam
permainan futsal sehingga relevan dengan hasil yang diharapkan.
F. Jenis Data
Jenis data penelitian pengembangan model latihan strategi serangan dalam
permaian futsal adalah data kuantitatif dan kualitatif, penjabaranya sebagai
berikut:
1. Data kuantitatif
a. Data dari quisioner evaluasi.
b. Data dari quisioner pemain pada saat uji kelompok kecil dan uji kelompok
besar.
c. Data dari hasil penilaian pada saat uji kelompok kecil dan uji kelompok
besar.
d. Data dari hasil pree test dan post test.
2. Data kualitatif
a. Hasil observasi kondisi awal latihan tim futsal Kota Pontianak dan proses
uji tahap I (kelompok kecil) dan uji tahap II (kelompok besar).
b. Hasil wawancara dari pelatih futsal pada studi pendahuluan.
c. Penilaian dari ahli futsal.
d. Catatan lapangan pada saat eksperimen produk.
3. Mekanisme pengambilan data
Pengambilan data dilakukan beberapa tahap yang dimulai dari studi
pendahuluan hingga akhir pelaksanaan uji efektivitas dari produk yang dihasilkan.
Adapun mekanisme pengambilan datanya adalah sebagai berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
a. Pengumpulan data studi pendahuluan sebagai langkah awal dalam
penentuan masalah penelitian yang melibatakan pelatih, pemain, dan
peneliti sebagai sumber data.
b. Pengambilan data untuk proses pembuatan produk yang melibatkan para
ahli untuk pengambilan informasi berupa saran dan masukan untuk
kelayakan produk
c. Pengambilan data pelaksanaan uji coba terbatas yang melibatkan pemain
dan peneliti sebagai sumber data untuk menguji kelayakan produk
berdasarkan tanggapan pemain yang melaksanakan kegiatan dan
interpretasi dari peneliti sebagai pengamat pelaksanaan kegiatan untuk
kemudian di evaluasi.
d. Pengambilan data pelaksanaan uji coba luas yang melibatkan pemain dan
peneliti sebagai sumber data sebagai tindak lanjut dari hasil uji coba
terbatas untuk mengetahui kelayakan produk sebelum di uji efektivitas dari
produk akhir yang dihasilkan
e. Pengambilan data tahap akhir yaitu uji efektivitas dari produk akhir yang
melibatakan pemain dari kelompok uji coba dan kelompok pembanding
dan peneliti serta pelatih sebagai sumber data. Pelaksanaan eksperimen
adalah dengan membandingan kemampuan strategi serangan pemain
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini ada dua teknik pengumpulan data, hal ini dilihat dari
jenis data yang dikumpulkan, berikut masing-masing pendekatan pengolahan data
dalam penelitian ini:
1. Pendekatan kualitatif
a. Analisis data
Analisis data kualitatif menurut Bodgan dan Biklen (dalam Moleong, 2005:
248) merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
sehingga pada akhirnya akan menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data
yang dianalisis secara kualitatif berasal dari data yang diperoleh dari berbagai
sumber yaitu wawancara dan catatan lapangan.
Menurut Moleong (2005: 247) proses analisis data dimulai dengan
menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara,
pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi,
dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.
Tahap analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagaimana yang
dilakukan yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan
kesimpulan. Data yang diperoleh melalui perangkat pengumpulan data akan
dianalisis dan selanjutnya direduksi secara sistematis berdasarkan kelompok data,
data tereduksi ini akan disajikan secara terorganisir untuk dilakukan penarikan
kesimpulan.
1) Tahap reduksi data
Adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Data
yang diperoleh dari hasil observasi, lembar penilaian, dan catatan lapangan
dimungkinkan masih belum dapat memberikan informais yang jelas. Oleh
karena itu, perlu dilakukan reduksi data. Reduksi data dilakukan dengan cara
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi kasar
yang diperoleh dari wawancara, observasi, lembar penilaian, dan catatan
lapangan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang jelas dari data
tersebut, sehingga peneliti dapat membuat kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2) Tahap penyajian data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau paparan naratif.
(Sugiyono, 2005: 95). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan
dalam memahami apa yang terjadi atau penarikan kesimpulan sementara yang
berupa temuan penelitian yaitu berupa pencapaian indikator-indikator yang
berkaitan dengan apa yang telah diberikan.
3) Tahap penarikan kesimpulan
Adalah proses pengambilan inti sari dari sajian data yang telah terorganisir
dari hasil paparan data dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan
padat tetapi mengandung pengertian luas. Temuan lain penelitian dilakukan
pengecekan keabsahan temuan, sehingga diperoleh hasil penelitian.
Selanjutnya hasil penelitian direfleksi atau diberi makna untuk mendapatkan
kesimpulan akhir. Hasil refleksi ini digunakan untuk menyusun rencana
tindakan selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
b. Pemeriksaan keabsahan data
Untuk menjaga keabsahan dari data yang telah diambil di lapangan maka
dilakukan pemeriksaan keabsahan dari data yang diumpulkan. Dalam penelitian
ini pemerikasaan keabsahan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan
metode:
1) Pengecekan sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara memaparkan hasil sementara atau hasil
akhir dengan rekan-rekan sejawat. Menurut Moleong (2005: 333), diskusi ini
sebaiknya dilakukan dengan teman sejawat yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman dalam bidang yang dipersolakan, terutama tentang isi dan
metodologinya.Teknik pereriksaan sejawat ini menurut Moleong (2005: 333)
mengandung beberapa maksud:
a) Untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan
kejujuran.
b) Memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan
menguji hipotesis kerja yang muncul dari pemikiran peneliti.
Tenik pemeriksaan keabsahan data ini jika dilakukan maka hasilnya adalah:
a) Menyediakan pandangan kritis.
b) Mengetes temuan kerja.
c) Membantu mengembangkan langkah selanjutnya.
d) Melayani sebagai pembanding. (Moleong, 2005: 333)
2) Triangulasi
Moleong (2012: 332) menyimpulkan, triangulasi berarti cara terbaik untuk
menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan
hubungan berbagai pandangan. Dalam hal ini triangulasi dilakukan dengan
mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan berbagai sumber data
yang berbeda. Pada penelitian ini sumber data yang dimaksud adalah para ahli
yang memberikan masukan dan evaluasi terhadap produk yang disusun oleh
peneliti.
Gambar 3.3 Bagan pemeriksaan keabsahan data
Pemeriksaan keabsahan melalui teknik triangulasi ini dilakukan dengan
melakukan diskusi antara peneliti, pelatih serta pemain. Hal ini diharapkan akan
mendapatkan adanya keabsahan data dari sumber yang berbeda. Kebenaran dari
data telah diuji dari berbagai sumber data yang berbeda. Mekanisme pemerikasaan
ini merupakan triangulasi metode dan teori karena menggunakan lebih dari satu
instrument pengumpul data.
Dalam penelitian ini pengambilan data tidak hanya menggunakan satu
instrument sebagai pengumpul data tetapi menggunakan dua instrumen yaitu
kuesioner dan wawancara tak terstruktur. Triangulasi metode dilakukan dengan
cara mencocokan hasil pengambilan data dengan menggunakan kuesioner baik
dari pemain maupun ahli dengan hasil wawancara. Triangulasi teori dilakukan
Pemeriksaan
Keabsahan data
Triangulasi teori
Triangulasi metode
Uji Ahli
Teori latihan strategi
serangan futsal
1. Wawancara
2. Catatan lapangan
3. Kuesioner
1. Ahli Akademisi
2. Ahli Praktisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
dengan cara mencocokan kesesuaian produk dengan teori yang telah ada
sebelumnya yaitu teori mengenai latihan strategi serangan futsal untuk futsal.
3) Perpanjangan keikutsertaan
Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen itu sendiri, keikut sertaan
peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Perpanjangan keikutsertaan
ini menurut moleong (2005: 327) akan membatasi:
a) Gangguan dari dampak peneliti pada konteks.
b) Membatasi kekeliruan (biases) peneliti.
c) Mengkonpensasi pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau
pengaruh sesaat.
2. Pendekatan kuantitatif
Pengolahan data dengan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini
melihat dari jenis data yang dikumpulkan pada saat penelitian, mulai dari
kuesioner ahli futsal, kuesioner pemain, dan data pre tes - post test pada saat uji
eksperimen produk.
a. Pengujian data
1) Uji Normalitas distribusi frekuensi
Menurut Budiyono (2009: 170) uji normalitas dengan
menggunakan metode liliefors difunakan apaila datanya tidak dalam
distribusi frekuensi data bergolong, pada metode liliefors setiap data
diubah menjadi bilangan baku dengan transformasi:
Statistik uji untuk metode ini ialah:
dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
proporsi cacah terhadap seluruh
Sebagai daerah kritis untuk uji ini ialah:
dengan adalah ukuran sampel.
Jika maka sampel populasi berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas variansi populasi
Menurut Walpole (dalam Budiyono, 2009: 174)Uji homogenitas variansi
populasi pada penelitian ini menggunakan uji Bartlett dengan rumus:
Jika maka, variansi populasi homogen
3) Uji signifikan variansi populasi
Untuk melakukan pengujian siginifikansi data digunakan rumus populasi
normal dan independen dengan rumus:
DK
Jika maka diterima, maka terjadi peningkatan yang
signifikan.
b. Analisis data
Analisis data questionair ahli futsal dan questionair pemaian futsal.
Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan model
Latihan strategi serangan adalah teknik analisis deskriptif persentase. Analisa
data sesuai dengan pendekatan ini dimaksudkan bahwa, setiap analisa
dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan, hanya sampai mengetahui
persentase (%) (Sudjana, 1990: 45)
Rumus untuk mengolah data kuantitatif subyek uji coba.
%100xXi
XP
Keterangan:
P = Persentase hasil subyek uji coba
x = Jumlah jawaban skor oleh subyek uji coba
xi = Jumlah jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba
100%= Konstanta
Untuk menentukan kesimpulan yang telah tercapai maka ditetapkan
kriteria seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Persentase Hasil Evaluasi Subyek Uji Coba
Persentase Keterangan
80% - 100 % Valid/digunakan
60% - 79% Cukup valid/digunakan
50% - 59 % Kurang valid/diganti
<50% Tidak valid/diganti
(Sumber: Maksum, 2009:57)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil dari pengembangan serta
pembahasan dari model latihan strategi serangan futsal pada pemain tingkat
intermediate dimulai dari studi pendahuluan, proses pengembangan, uji coba
produk, dan hasil uji efektivitas dari produk pengembangan yang akan dijabarkan
sebagai berikut:
A. DATA RINGKASAN HASIL PENELITIAN
Pada tabel 4.1 berikut akan disajikan data ringkasan dari isi hasil
penelitian pengembangan model latihan strategi serangan pada pemain futsal putra
tingkat intermediate di Kota Pontianak.
Tabel 4.1 Gambaran umum pelaksanaan penelitian
No Komponen Temuan
1. Tahap Pertama (Studi
pendahuluan).
Studi pendahuluan terdiri dari
analisis kebutuhan dan
wawancara kepada para pelatih
futsal yang membina pemain
tingkat intermediate di Kota
Pontianak
1. Analisis Kebutuhan
a. Peneliti menentukan tempat
penelitian yaitu di Kota
Pontianak dengan subyek
pemain futsal tingkat
intermediate di Kota
Pontianak
b. Wawancara bebas dengan
pelatih futsal dilakukan untuk
memperoleh informasi
tambahan tentang penguasaan
kemampuan variasi strategi
serangan dari para pemain
futsal tingkat intermediate di
Kota Pontianak
2. Analisis data hasil analisis
kebutuhan
a. Hasil dari penentuan masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
No Komponen Temuan
yang akan diteliti adalah
kemampuan strategi serangan
bermain futsal.
b. Subyek penelitian yang sesuai
untuk diteliti adalah pemain
futsal pada tingkat
intermediate.
c. Tempat penelitian ditetapkan
dengan 2 tim futsal di Kota
Pontianak yang membina
pemain tingkat intermediate,
yaitu Tim STKIP-PGRI
Pontianak dan Tim Penjaskes
Universitas Tanjungpura.
d. Hasil wawancara bebas
dengan para pelatih
didapatkan informasi
mengenai kondisi penguasaan
kemampuan variasi strategi
serangan masih kurang, hanya
terpaku pada pola serangan 2-
2, 4-0 serta dipengaruhi oleh
pemberian latihan yang kurang
baik dan tidak memperhatikan
serangan dari situasi tertentu
dalam permainan futsal.
e. Masalah utama yang
ditemukan sebagai hasil
rasionalisasi adalah variasi
penguasaan kemampuan
strategi seranganbermain
futsal oleh pemain yang
menjadi poin terlemah
2 Tahap kedua (Tahap
pengembangan produk)
Tahap pengembangan produk
terdiri dari pengkajian terhadap
teori-teori pendukung tentang
futsal serta tahap penyusunan
draft awal produk
pengembangan.
1. Kajian teoritis
Kajian teori merupakan tahapan
untuk mengkaji dan menelaah
secara ilmiah materi yang akan
digunakan dengan berlandaskan
pada teori-teori empiris yang ada.
Teori-teori yang mendasari
adalah:
a) Futsal
b) Latihan
c) Latihan strategi serangan
futsal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
No Komponen Temuan
d) Tinjauan aspek belajar gerak
e) Tinjauan perkembangan gerak
f) Model
2. Pengembangan produk awal
Perancangan produk awal yang
dalam hal ini model latihan
strategi serangan futsal didasarkan
pada kajian teoritis sehingga
dirumuskan dalam susunan
sebagai berikut:
a) Latihan serangan 2-2
b) Latihan serangan 4-0
c) Latihan seranagn 3-1
d) Latihan serangan situasi bola
mati tendangan bebas
e) Latihan serangan situasi bola
mati tendangan ke dalam
f) Latihan serangan situasi bola
mati tendangan sudut
g) Latihan serangan pengaturan
bermain membangun serangan
h) Latihan serangan pengaturan
bermain peralihan perubahan
i) Latihan serangan pengaturan
bermain serangan cepat
j) Latihan serangan pengaturan
bermain serangan peralihan
k) Penyusunan program latihan
harian, mingguan, dan
bulanan.
3 Tahap Ketiga (Uji coba
produk)
Tahap uji coba produk terdiri dari
evaluasi ahli (experts
judgements) terhadap rancangan
produk variasi model latihan
strategi serangan dan uji coba
luas dengan subyek penelitian.
1. Uji coba dengan evaluasi ahli
(experts judgement)
a. Uji coba untuk memperoleh
tanggapan dan masukan dari
para ahli untuk kesempurnaan
pembuatan produk yang
dalam hal ini adalah model
latihan strategi serangan
futsal.
b. Instrumen yang digunakan
untuk uji coba dengan
evaluasi ahli adalah dengan
menggunakan kuisioner
campuran.
c. Dari hasil uji ahli didapatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
No Komponen Temuan
hasil bahwa produk layak
untuk diuji cobakan.
2. Uji Coba Terbatas
a. Tahapan ini sebagai tindak
lanjut dari persetujuan para
ahli terhadap model latihan
yang dikembangkan.
b. Tujuan dilakukan uji coba
terbatas adalah untuk
mengetahui keberterimaan
produk terhadap subyek
dengan jumlah terbatas
c. Subyek yang digunakan
dalam uji coba ini berjumlah
10 orang.
d. Instrument yang digunakan
adalah dengan menggunakan
kuisioner tertutup.
3. Revisi Produk Hasil Uji Coba
Terbatas
a. Hasil dari penerapan uji coba
terbatas didapatkan skor
68,32%
b. Kesimpulan cukup valid dan
bisa digunakan.
4. Uji Coba Meluas
a. Tahapan ini sebagai tindak
lanjut dari uji coba terbatas
b. Tujuan dilakukan uji coba
terbatas adalah untuk
mengetahui keberterimaan
produk terhadap subyek
dengan jumlah yang lebih
luas
c. Subyek yang digunakan
dalam uji coba ini berjumlah
20 orang.
d. Instrument yang digunakan
adalah dengan menggunakan
kuisioner tertutup.
5. Revisi Produk II
a. Hasil dari penerapan uji coba
meluas didapatkan skor
82,04%
b. Kesimpulan akhir terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
No Komponen Temuan
produk adalah valid dan bisa
digunakan.
4 Tahap uji efektivitas
Tahap uji efektivitas merupakan
tahap lanjutan dengan tujuan
mengetahui tingkat efektivitas
produk pengembangan untuk
dirumuskan menjadi hasil produk
akhir serta pemanfaatan lebih
lanjut untuk penerapan latihan di
masa mendatang.
a. Uji efektivitas produk ini
dilakukan dengan
Menggunakan 2 Tim yaitu
Tim Futsal STKIP-PGRI
Pontianak sebagai kelompok
eksperimen dan Tim Futsal
Penjaskes Universitas
Tanjungpura sebagai
kelompok kntrol.
b. Kelompok eksperimen
merupakan kelompok yang
diberikan perlakuan dengan
produk yang dikembangkan
sedangkan kelompok kontrol
adalah kelompok dengan
perlakuan konvensional.
c. Dilakukan dengan desain
pretest dan post test dengan
pemilihan kelompok secara
acak (Two Group Randomize
Pret est and Post test).
d. Menggunakan teknik Tes
dengan Skala penilaian
sebagai instrument tes.
e. Hasil yang didapatkan dari uji
efektivitas bahwa produk
model latihan strategi
serangan dalam permainan
futsal yang dikembangkan
dapat meningkatkan variasi
strategi serangan futsal
pemain tingkat intermediate
di Kota Pontianak.
5 Hasil dan Laporan Produk Akhir Produk model latihan strategi
serangan dalam dalam
permainan futsal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
B. STUDI PENDAHULUAN
Dalam penelitian pengembangan tahap pelaksanaannya dimulai studi
pendahuluan yang merupakan proses awal dari penelitian yang memiliki sifat
berbasis masalah. Menurut Arikunto (2009: 26) “Studi pendahuluan adalah
kegiatan yang dilakukan oleh calon peneliti untuk mengadakan pengumpulan data
sementara demi pastinya langkah yang akan dilalui.” Studi pendahuluan
merupakan identifikasi awal terhadap masalah yang ingin diungkap dan dibahas
dalam penelitian. Masalah penelitian yang akan diangkat dalam penelitian akan
dijabarkan dan dijadikan ruang lingkup untuk membatasi masalah dalam
penelitian. Dari ruang lingkup yang telah disusun tersebut akan dirumuskan
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses penelitian yang berlandaskan
teori yang telah ada. Pada tahap ini akan dilakukan dua kegiatan yaitu studi
pustaka dan Analisis data hasil studi pendahuluan, yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Analisis kebutuhan (Studi pustaka)
Studi pustaka dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang masalah
penelitian yang yang akan diangkat serta pemahaman terhadap metodologi
penelitian yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan langkah-langkah
pelaksanaan penelitian serta menyusun pola pikir yang lebih terstruktur dan
efisien. Analisis kebutuhan merupakan cara untuk mengetahui tentang segala
materi yang dibutuhkan dalam penelitian. Studi pustaka juga dimaksudkan untuk
mempersiapkan pengumpulan data lapangan sebagai awal penentuan masalah
penelitian. Studi pustaka juga mempunyai tujuan untuk mempelajari teori-teori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
serta konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian. Penentuan
masalah penelitian oleh peneliti didahului dengan tahap analisis kebutuhan.
Dalam analisis kebutuhan ada beberapa tahap yang dilakukan sehingga
dapat menjelaskan dan menemukan suatu masalah yang pada akhirnya akan
diangkat ke dalam penelitian. Analisis kebutuhan dimulai dari peneliti mulai
menentukan masalah yang akan diteliti. Penentuan masalah ini dimulai dari
menentukan materi yang akan dijadikan bahan penelitian yang dalam hal ini
adalah olahraga futsal. Dalam olahraga futsal terdiri dari berbagai komponen yang
diantaranya terdiri dari komponen fisik, komponen teknik, komponen taktik dan
strategi. Dari empat komponen tersebut peneliti menentukan salah satu untuk
dijadikan fokus utama penelitian. Peneliti memilih materi strategi dan sebagai
fokus utama yang akan di angkat sebagai masalah penelitian adalah strategi
serangan dalam permainan futsal. Peneliti kemudian mengarah lebih lanjut kepada
penentuan subyek penelitian, berdasarkan masalah penelitian yang akan diangkat
maka peneliti memilih serta menyesuaikan karakteristik subyek yang akan diteliti.
Peneliti memilih pemain futsal tingkat intermediate sebagai subyek penelitian
dengan asumsi bahwa strategi serangan merupakan hal yang sangat penting
terutama pada pemain yang sudah benar-benar menguasi teknik futsal dasar dan
juga akan berpengaruh terhadap performa pemain di lapangan terutama pada
serangan futsal yang semestinya sudah dipahami oleh pemain yang berada pada
tingkat intermediate.
Dalam olahaga futsal banyak aspek yang mempengaruhi di dalamnya.
Ditinjau dari karakteristik olahraga futsal maka tidak akan terlepas dari aspek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
fisik, teknik, taktik, strategi, dan mental ketika pada saat situasi petandingan.
Aspek tersebut merupakan bagian terpenting dalam suatu olahraga termasuk
olahraga futsal. keseluruhan dari aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang
apabila salah satu dari aspek tersebut tidak terkuasai dengan baik maka tidak akan
terlaksana dengan baik pula. Keseluruhan aspek tersebut merupakan hal utuama
dalam suatu cabang olahraga pada umumnya dan olahraga futsal khususnya.
Salah satu yang menjadi aspek terpenting dalam olahraga adalah strategi
pertandingan. Pemahaman strategi olahahraga tidak akan pernah terlepaskan dari
suatu pertandingan secara langsung apalagi di setiap permainan dalam satu tim
pastilah membutuhkan kemenangan, dalam olahraga futsal salah satunya strategi
serangan yang digunakan cukup bervariatif. Oleh karena itu variasi serangan
dalam futsal perlu pemahaman yang sangat baik untuk tercapainya tujuan pada
saat pertandingan.
Dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Tim Futsal di
Kota Pontianak terkait dengan kemampuan strategi serangan dalam permainan
futsal ditemukan beberapa masalah dimana pemain cenderung lebih suka bermain
individu dan strategi serangan tim tidak bervariatif. Penelitian dititik beratkan
pada pemain futsal tingkat intermediate yang merupakan tingkatan dimana
pembinaan kemampuan maupun strategi serangan difokuskan secara penuh. Studi
pendahuluan dilakukan dengan cara melakukan wawancara bebas dengan para
pelatih di Tim Futsal Kota Pontianak yang membina pemain futsal tingkat
intermediate.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Menindak lanjuti dari hasil temuan masalah awal maka peneliti
menentukan tempat yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan
penelitian. Peneliti memilih Kota pontianak sebagai tempat pelaksanaan penelitian
dimana di Kota Pontianak ada 2 perguruan tinggi tim Futsal yang membina
pemain tingkat intermediate. Tim yang dipilih adalah tim yang pada masa
penelitian akan memasuki masa off season atau masa bukan mendekati
pertandingan. Tim futsal yang akan dijadikan subyek penelitian adalah Tim Futsal
STKIP-PGRI Pontianak dan Penjaskes Universitas Tanjungpura. Peneliti
melakukan wawancara bebas dengan para pelatih dari kedua tim untuk
memperoleh data yang diinginkan. Peneliti melakukan wawancara untuk mencari
informasi mengenai kebutuahan yang diharapkan oleh tim tersebut.
2. Analisis data hasil studi pendahuluan
Peneliti melakukan wawancara bebas dengan para pelatih dari kedua tim
sebelum melakukan penelitian lebih lanjut. Dari hasil wawancara awal dengan
pelatih tim futsal di Kota Pontianak, belum adanya pemberian model-model
latihan strategi serangan futsal secara terstruktur dan dimasukkan dalam satu
pengaturan program latihan khususnya untuk tim futsal putra.
Peneliti mengambil subyek pemain futsal putra dikarenakan untuk
pembinaan pemain tingkat intermediate di Kota Pontianak lebih terstruktur dan
terprogram dengan baik dibandingkan dengan pemain futsal putri yang hanya
pada saat mendekati adanya kejuaraan baru dilakukan pembinaan. Hanya satu tim
futsal saja yang membina pemain futsal putri dengan terstruktur dan terprogram
dengan baik sehingga tidak cukup representatif untuk dilakukan penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
pengembangan karena pada nantinya tidak ada kelompok pembanding sebagai
tolak ukur.
Beberapa pelatih ada yang belum memberikan model-model latihan
strategi serangan secara variatif pada pemain karena cenderung lebih
mengutamakan pemberian latihan pertahanan sebagai salah satu bentuk latihan
yang digunakan untuk mempertahan gawang dari serangan tim lawan. Para pelatih
futsal di Kota Pontianak yang membina pemain putra tingkat intermediate lebih
menitik beratkan pada latihan pola serangan 2-2 dan 4-0. Hal ini dikarenakan para
pelatih melihat bahwa serangan pola 2-2 dan 4-0 adalah pola serangan yang paling
efektif dalam suatu pertandingan. Pada kenyataannya pada saat situasi
pertandingan, terlihat kebutuhan terhadap variasi serangan sangatlah penting.
Dengan adanya serangan yang bervariatif maka tim lawan tidak akan mudah
untuk membaca strategi permainan yang digunakan oleh penyerang dari sebuah
tim.
C. PENGEMBANGAN PRODUK
1. Pengkajian Teori
Tahap pengembangan produk terdiri dari pengkajian terhadap teori-teori
pendukung tentang futsal serta tahap penyusunan draft awal produk
pengembangan. Pengkajian teori diperlukan untuk mendasari penyusunan produk
yang dalam hal ini adalah produk model latihan futsal. Teori-teori yang digunakan
adalah teori umum tentang olahraga, khususnya olahraga futsal serta teori-teori
umum yang menyangkut permasalahan latihan dan aspek-aspek pendukung dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
teori latihan yang dapat melandasi penyusunan produk. Teori-teori pendukung
lain yang digunakan untuk mengembangkan produk ini adalah tinjaun aspek
belajar gerak dan perkembangan gerak yang digunakan untuk menyusun model-
model latihan strategi serangan futsal.
2. Perancangan Produk Awal
Perancangan produk awal yang dalam hal ini model latihan strategi
serangan didasarkan pada kajian teoritis sehingga dirumuskan dalam susunan
sebagai berikut:
a. Latihan serangan 2-2
b. Latihan serangan 4-0
c. Latihan serangan 3-1
d. Latihan serangan situasi bola mati tendangan bebas
e. Latihan serangan situasi bola mati tendangan ke dalam
f. Latihan serangan situasi bola mati tendangan sudut
g. Latihan serangan pengaturan bermain membangaun serangan
h. Latihan serangan pengaturan bermain peralihan perubahan
i. Latihan serangan pengaturan bermain serangan cepat
j. Latihan serangan pengaturan bermain serangan peralihan
k. Penyusunan program latihan harian, mingguan, dan bulanan.
Rancangan produk model latihan ini disusun sesuai urutan pelaksanaan
sistematika latihan yaitu dari tahap yang paling mudah hingga ke tahap yang
paling kompleks. Sehingga pemahaman terhadap materi latihan diharapkan bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
tersampaikan dengan baik. Dalam produk model latihan strategi serangan ini juga
dilampirkan mengenai program latihan futsal, dimana lebih memberikan porsi
latihan yang lebih besar untuk latihan strategi serangan dalam permaian futsal.
Latihan variasi serangan futsal ini dilaksanakan selama 8 minggu dengan
frekuensi latihan 3 kali dalam satu minggu. Rancangan produk model latihan
strategi serangan dalam permainan futsal ini selanjutnya akan dlakukan validasi
serta evaluasi oleh ahli untuk mengetahui tingkat kelayakan produk untuk di uji
cobakan.
D. UJI COBA PRODUK
Pada uji coba produk ini terdiri dari beberapa tahapan yang harus
dilakukan. Tahapan dalam uji coba produk ini terdiri dari tahap evaluasi ahli
(experts judgements) terhadap rancangan produk model latihan strategi serangan,
dan tahap uji coba terbatas serta uji coba luas dengan subyek penelitian. Adapun
pelaksanaan tahapannya sebagai berikut:
1. Hasil pengolahan data ahli Akademisi dan Praktisi futsal untuk data
Kuantitatif
Pelaksanaan evaluasi ahli ini untuk memperoleh tanggapan dan masukan
dari para ahli untuk kesempurnaan pembuatan produk yang dalam hal ini adalah
model latihan strategi serangan dalam futsal. Dalam pelaksanaan evaluasi ahli ini
menggunakan instrument sebagai alat evaluasi terhadap produk pengembangan.
Instrument yang digunakan untuk uji coba dengan evaluasi ahli adalah dengan
menggunakan kuisioner campuran dimana terdiri dari pertanyaan dengan jawaban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
tertutup (ditentukan sebelumnya), dan jawaban terbuka (jawaban langsung dari
narasumber). Hasil pengolahan data dari evaluasi ahli terdiri dari data kuantitatif
untuk hasil evaluasi dengan skala likert dan data kualitatif untuk hasil evaluasi
dengan pertanyaan dengan jawaban masukan dari narasumber. Teknik analisis
data yang digunakan dalam pengembangan model latihan strategi serangan
adalah teknik analisis deskriptif persentase. Adapun hasil pengolahan data dari
ahli untuk data kuantitatif adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Data Kuantitatif Hasil Dari Evaluasi Ahli Futsal (n=3), Jumlah Instrimen
66 Butir Pertanyaan
No Ahli Skor
Minimal
Skor
Maksimal
Skor
Hasil
Persentase
1. Ahli Futsal 1 66 330 231 70,00%
2. Ahli Futsal 2 66 330 243 73,63%
3. Ahli Futsal 3 66 330 232 70,30%
X 71,31%
Dari table 4.2 diatas didapatkan hasil akhir persentase evaluasi ahli adalah
71,31% dan dapat diinterpretasikan bahwa rancangan produk pengembangan
model latihan strategi serangan pada futsal tingkat intermediate bisa diuji cobakan
pada tahap selanjutnya, mengacu pada klasifikasi dari Maksum (2009: 57)
Tabel 4.3 Persentase Hasil Evaluasi
Persentase Keterangan
80% - 100 % Valid/digunakan
60% - 79% Cukup valid/digunakan
50% - 59 % Kurang valid/diganti
<50% Tidak valid/diganti
Sumber : Maksum (2009: 57) Metodologi Penelitian.
Selain analisis data hasil evaluasi untuk aspek kuantitatif, untuk
mengetahui lebih lanjut tentang kelayakan produk, maka dilakukan analisis untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
aspek kualitatif. Analisis aspek kualitatif ini dimaksudkan untuk melakukan
simpulan mengenai masukan dan saran dari para ahli untuk penyusunan produk.
Simpulan akhir ini merupakan interpretasi dari ahli mengenai kelayakan produk.
Hasil masukan dan saran dari para ahli disimpulkan bahwa produk model
latihan strategi serangan futsal ini sudah cukup jelas dan cukup valid untuk
digunakan. Beberapa rekomendasi dari para ahli yang dihasilkan adalah sebagai
berikut:
a. Ahli Futsal I
1. Model latihanyang dibuat tidak perlu terlalu banyak, walaupun sedikit
taetapi tepat pada sasaran terutama keefektifan dalam serangan.
2. Jarak passing dan shooting lebih baik disesuaikan dulu dengan kondisi
besar kecilnya lapangan.
3. Gambarnya harus jelas
4. Arah gerak pemain yang melakukan serangan diperjelas untuk
menghindari benturan antara pemain
5. Latihan serangan tidak hanya terpaku pada formasi serangan 2-2, 4-0,
maupun 3-1 tapi harus dikondisikan juga dengan keadaan bola mati.
6. Prosedur pelaksanaannya jangan telalu rumit
7. Program latihannya dibuat sesuai dengan pola serangan, agar latihan
selama 2 bulan bisa maksimal.
8. Buatlah program latihan dengan menarik, terutama pada saat
pemanasan bisa dilakukan dengan beragam permainan baik itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
pemanasan dengan menggunakan bola maupun tanpa bola, agar
pemain tidak merasa jenuh dengan pola yang ada.
b. Ahli Futsal II
1. Buat Model Latihan yang dinamis, bukan yang statis.
2. Latihan model serangan yang dibuat harus terarah dan mudah
dipahami.
3. Jarak finisning jangan terlalu jauh dengan jarak shooting ke gawang.
4. Pergerakan pemian antara satu dengan yang lainnya dibikin secara
sederhana, jangan terlalu rumit yang pentng efektif.
5. Perlu diperjelas pergerkan pemain antara yang membawa bola dan
pergerakan pemain tanpa bola.
6. Program waktu latihan disesuaikan dengan jadwal subjek yang di
teliti.
7. Pelaksanaan uji efektifitas produk harus dikondisikan layaknya
pertandingan agar bisa dilihat sejauh mana keberhasilan model yang
telah dibuat.
8. Lebih baik gunakan wasit agar pelaksanaan uji efektifitas produk saat
pelaksanaan pre test maupun post test bisa berjalan dengan lancar dan
adanya keseriusan dari setiap pemain futsal.
c. Ahli Futsal III
1. Model latihan harus mengacu pada pola formasi yang sesuai dengan
keadaan dan situasi tertentu.
2. Model latihan harus dikonsep dengan menarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
3. Perlu diperjelas prosedur pelaksanaannya.
4. Hal yang sangat utama dalam permainan futsal mulai dari aspek rotasi
pemain, pergerakan tanpa bola, penguasaan bola sampai lah kerja
sama tim dalam permainan futsal harus benar-benar di pahami oleh
setiap pemain.
5. Program latihannya harus jelas
Rekomendasi untuk perbaikan dari para ahli tersebut dapat dijadikan acuan
untuk penyempurnaan produk sebelum dihasilkan produk akhir yang akan di uji
tingkat efektivitas hasilnya.
2. Pengolahan Keseluruhan Data Kelompok Uji Coba Tahap I (Kelompok
Kecil) Dan Uji Coba Tahap II (Kelompok Besar)
Pada tabel 4.3 disajikan pengolahan keseluruhan data hasil evaluasi
kelompok uji coba tahap I (kelompok kecil) dan uji coba tahap II (kelompok
besar) terhadap rancangan produk pengembangan yang berupa model latihan
strategi serangan futsal di Kota Pontianak dengan jumlah instrumen untuk uji
coba tahap I (kelompok kecil) dan uji coba tahap II (kelompok besar) sebanyak
50 pertanyaan, dengan jumlah 10 pemain, 5 pemain dari tim Futsal STKIP-
PGRI Pontianak dan 5 Pemain dari tim futsal Penjaskes Universitas
Tanjungpura Pontianak pada uji coba tahap I (kelompok kecil) dan 20 pemain,
10 pemain dari tim Futsal STKIP-PGRI Pontianak dan 10 pemain dari tim
Penjaskes Universitas Tanjungpura Pontianak. Pelaksanaan uji kelompok besar
dan kecil dihadiri oleh kedua pelatih dari masing-masing tim.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
Kegiatan uji coba kelompok kecil dilaksanakan pada tanggal 25
Agustus 2012, jam 15.00-17.30 WIB di Lapangan futsal safani Pontianak. Hal
ini sesuai dengan catatan lapangan nomor 04/CL /25082012, sedangkan uji
coba kelompok besar dilaksanakan pada tanggal 08 September 2012, jam
15.00-17.30 WIB di Lapangan futsal Safani Pontianak, Hal ini sesuai dengan
catatan lapangan nomor 05/CL /08092012.
Tabel 4.4 Data Hasil Keseluruhan Kelompok Uji Coba Tahap I (Kelompok Kecil)
dan Uji Coba Tahap II (Kelompok Besar)
No Aspek Skor min Skor max Skor hasil Persentase
1 Uji kelompok tahap I (n
=10) dengan jumlah
instrumen 50 butir
500 2500 1708 68,32%
2 Uji kelompok tahap II
(n=20) dengan jumlah
instrumen 50 butir
1000 5000 4102 82,04%
Setelah pelaksanaan uji coba terbatas, maka dilakukan revisi dari hasil
uji coba yang dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan
berdasarkan tanggapan dan masukan dari para subyek. Hal ini bertujuan untuk
perbaikan produk yang akan di uji cobakan kembali dengan subyek dalam
jumlah lebih banyak. Hasil revisi yang dilakukan oleh peneliti tidak terlalu
signifikan karena model latihan yang dikenalkan sudah cukup dikuasai dengan
baik. Sehingga pada saat pelaksanaan uji coba yang lebih luas hanya cukup
memberikan penjelasan yang lebih lanjut mengenai model-model latihan yang
diuji cobakan serta panduan yang lebih terperinci mengenai pengisian
kuisioner.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Berdasarkan data hasil dari tabel 4.3 diketahui jumlah hasil evaluasi
uji tahap I (uji kelompok kecil) adalah 68,32 % dan uji tahap II (uji kelompok
besar) adalah 82,04%, sehingga rancangan produk pengembangan model
latihan strategi serangan pada permaianan futsal putra tingkat intermadiate bisa
diuji cobakan pada tahap uji efektivitas produk (uji eksperimen produk),
mengacu pada klasifikasi dari Maksum (2009: 57).
Tabel 4.5 Persentase Hasil Evaluasi
Persentase Keterangan
80% - 100 % Valid/digunakan
60% - 79% Cukup valid/digunakan
50% - 59 % Kurang valid/diganti
<50% Tidak valid/diganti
Sumber : Maksum (2009: 57) Metodologi Penelitian.
3. Hasil Pengembangan Model
Hasil pengembangan dari model latihan strategi serangan futsal dapat
disimpulkan bahwa produk layak untuk di uji tingkat efektivitasnya. Hal ini
terlihat dari keseluruhan tahapan evaluasi dan analisis yang dilakukan oleh
peneliti sebelumnya yang melibatkan ahli untuk pengujian tingkat kelayakan dan
melibatkan pemain futsal tingkat intermediate untuk mengetahui tingkat
keberterimaan dari produk yang telah dikembangkan. Berdasarkan hasil yang
diperoleh disimpulkan bahwa produk cukup valid dan layak untuk di uji tingkat
efektivitasnya. Didukung dengan hasil analisis pada tiap tahapan dan interpretasi
akhir oleh para ahli, subyek, maupun peneliti. Produk model latihan strategi
serangan futsal pada pemain tingkat intermediate ini selanjutnya akan diuji tingkat
efektivitasnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
E. UJI EFEKTIVITAS PRODUK PENGEMBANGAN
Uji efektivitas produk dalam penelitian pengembangan model latihan
strategi serangan untuk meningkatkan varisi strategi serangan pemain futsal
tingkat intermediate ini bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh kemampuan
strategi serangan pemain futsal tingkat intermediate antara kelompok yang
diberikan program latihan strategi serangan dari hasil pengembangan yang
dikemas dalam setting latihan futsal dan kelompok yang diberikan latihan secara
konfensional. Uji efektivitas terhadap kelompok perlakuan dilakukan di Lapangan
Futsal Safani Kota Pontianak mulai tanggal 1 Oktober 2012 sampai 1 Desember
2012, pelaksanaan program latihan dilaksanakan pada sore hari pukul 15.00 WIB
dengan frekuensi latihan 3 kali dalam satu minggu.
Untuk mengetahui peningkatan penguasaan kemampuan strategi serangan
pemain futsal tingkat intermediate, dilakukan Pre-test dan Post-test kemampuan
strategi serangan futsal, berikut disajikan data kuantitatif hasil Pre-test dan Post-
test kemampuan strategi serangan pemain futsal tingkat intermediate di Kota
pontianak.
1. Deskripsi data pre-test
Pada tabel 4.6 berikut akan disajikan kesimpulan data dari pre-test
kemampuan serangan pemain kelompok eksperimen tingkat intermediate di
Kota Pontianak yang dilakukan sebelum diberikan perlakuan untuk kelompok
eksperimen (n=4).
Tabel 4.6 Rekapitulasi data hasil pre-test kelompok eksperimen
No Nama Aspek Penilaian
Rotasi
Pemain
Pergerakan
Tanpa Bola
Penguasaan
Bola
Kerjasama
tim
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
1 Hadiman 1 4 4 2
2 Fitra 2 1 3 2
3 Ferdi 3 2 3 3
4 Harry 4 3 2 3
Pada tabel 4.7 berikut akan disajikan kesimpulan data dari post-test
kemampuan serangan pemain kelompok kontrol tingkat intermediate di Kota
Pontianak yang dilakukan sebelum diberikan perlakuan untuk kelompok
kontrol (n=4).
Tabel 4.7 Rekapitulasi data hasil pre-test kelompok kontrol
No Nama Aspek Penilaian
Rotasi
Pemain
Pergerakan
Tanpa Bola
Penguasaan
Bola
Kerjasama
tim
1 Heru 2 3 2 1
2 Daud 2 2 3 3
3 Eris 3 3 3 1
4 Yarga 3 2 2 3
2. Deskripsi data post-test
Pada tabel 4.8 berikut akan disajikan kesimpulan data dari post-test
kemampuan serangan pemain kelompok eksperimen tingkat intermediate di
Kota Pontianak yang dilakukan setelah diberikan perlakuan (n=4).
Tabel 4.8 Rekapitulasi data hasil post-test kelompok eksperimen
No Nama Aspek Penilaian
Rotasi
Pemain
Pergerakan
Tanpa Bola
Penguasaan
Bola
Kerjasama
tim
1 Hadiman 3 3 3 4
2 Fitra 3 4 3 2
3 Ferdi 4 3 4 4
4 Harry 4 4 4 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Pada tabel 4.9 berikut akan disajikan kesimpulan data dari post-test
kemampuan serangan pemain kelompok kontrol tingkat intermediate di Kota
Pontianak yang dilakukan setelah diberikan perlakuan (n=4).
Tabel 4.9 Rekapitulasi data hasil post-test kelompok kontrol
3. Pengujian data kuantitatif
a. Pengujian Prasyarat Analisis
1) Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Populasi
Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi
kenormalannya. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan
metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap
kelompok adalah sebagai berikut;
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Pre-test
Tes Perlakuan L hitung L tabel Keputusan Kesimpulan
1 Eksperimen 0,1517 0,381 diterima Normal
Kontrol 0,3078 0,381 diterima Normal
2 Eksperimen 0,3078 0,381 diterima Normal
Kontrol 0,3078 0,381 diterima Normal
3 Eksperimen 0,3078 0,381 diterima Normal
Kontrol 0,3078 0,381 diterima Normal
4 Eksperimen 0,3078 0,381 diterima Normal
Kontrol 0,3078 0,381 diterima Normal
No Nama Aspek Penilaian
Rotasi
Pemain
Pergerakan
Tanpa Bola
Penguasaan
Bola
Kerjasama
tim
1 Heru 3 2 4 2
2 Daud 2 3 2 3
3 Eris 3 3 4 3
4 Yarga 2 2 2 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Post-test
Tes Perlakuan L hitung L tabel Keputusan Kesimpulan
1 Eksperimen 0,1517 0,381 diterima Normal
Kontrol 0,3078 0,381 diterima Normal
2 Eksperimen 0,3078 0,381 diterima Normal
Kontrol 0,3078 0,381 diterima Normal
3 Eksperimen 0,3078 0,381 diterima Normal
Kontrol 0,3078 0,381 diterima Normal
4 Eksperimen 0,3078 0,381 diterima Normal
Kontrol 0,3078 0,381 diterima Normal
Jika maka data berdistribusi normal
2) Uji HomogenitasVariansi Populasi
Berdasarkan data pre-test Uji homogenitas menggunakan uji Bartlett:
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi
Tes Kelas
DK Keputusan Kesimpulan
1 Eksperimen
0,717 0,478 diterima Homogen Kontrol
2 Eksperimen
0,717 0,478 diterima Homogen Kontrol
3 Eksperimen
0,793 0,478 diterima Homogen Kontrol
4 Eksperimen
0,793 0,478 diterima Homogen Kontrol
Dengan maka variansi data populasi homogen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
3) Uji Signifikasi
Proses penghitungan hasil eksperimen menggunakan uji t (uji
signifikasi) dengan menggunakan rumus;
DK
Jika maka diterima, maka terjadi peningkatan yang signifikan.
Dalam tabel 4.13 berikut akan disajikan data hasil pre-test dan akhir uji
efektifitas produk pengembangan:
Tabel 4.13 Data hasil pre-test dan post test
Perlakuan
Hasil tes Nilai
Beda
t
hitung t tabel Sum
Jenis
tes Awal Akhir
Kelompok
Eksperimen
1 10 14 4 1,414 ±2,776 signifikan
2 10 14 4 1,414 ±2,776 signifikan
3 12 14 2 1, 232 ±4,303 signifikan
4 10 12 2 0,776 ±2,776 signifikan
Kelompok
Kontrol
1 10 10 0 0 ±2,776 signifikan
2 10 10 0 0 ±2,776 signifikan
3 10 12 2 0,776 ±4,303 signifikan
4 8 10 2 0,776 ±2,776 signifikan
Jika maka diterima, maka terjadi peningkatan yang signifikan
Dari hasil rekapitulasi skor yang diraih pada tabel 4.13 disajikan
peningkatan hasil tes kelompok terikat dapat diketahui lebih jelas melalui gambar
histogram 4.1 berikut:
dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
Gambar 4.1 histogram hasil pre-test dan post -test kelompok eksperimen
Berdasarkan tabel 4.13 dan gambar histogram 4.1 di atas, terdapat
peningkatan yang signifikan antara hasil pre-test dan post test kelompok
eksperimen. Dan dalam gambar histogram 4.2 berikut akan disajikan data
peningkatan hasil pre-test dan akhir kelompok kontrol.
Gambar 4.2 histogram hasil pre-test dan post-test kelompok kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Dari kedua gambar histogram di atas, dapat diketahui perbedaan
tingkat peningkatan kemampuan serangan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Untuk menghitung rata-rata efektivitas serangan futsal kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen harus ditentukan skor kriterium/ideal untuk
aspek-aspek penilaian tersebut. Skor ideal = 4 x 4 x 4 = 64. ( 4 skor jawaban
tertinggi, 4 = empat butir instrumen; 4 jumlah sampel ). Selanjutnya skor ideal
untuk setiap butir aspek = 4 x 4 = 16 ( 4 skor tinggi ; 4 jumlah sampel ).
Tabel 4.14 Penilaian Efektivitas Kelompok Kontrol
Nama
pemain
Skor untuk butir pemain
Jumlah Rotasi
Pemain
Pergerakan
tanpa bola
Penguasaan
bola
Kerja sama
tim
Heru 3 2 4 2 11
Daud 2 3 2 3 10
Eris 3 3 4 3 13
Yarga 2 2 2 2 8
Jumlah 10 10 12 12 42
Berdasarkan Tabel 4. 14 diperoleh jumlah data = 42. Dengan demikian,
efektivitas kelompok kontrol secara keseluruhan = 42 : 64 = 0.656 atau 65.6%
dari kriteria yang diharapkan.
a. Efektivitas kelompok kontrol pada aspek rotasi pemain adalah10 : 16 = 0.625
atau 62.5%.
b. Efektivitas kelompok kontrol pada aspek pergerakan tanpa bola adalah 10 :
16 = 0.625 atau 62.5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
c. Efektivitas kelompok kontrol pada aspek penguasaan bola adalah 12 : 16 =
0.75 atau 75%.
d. Efektivitas kelompok kontrol pada aspek kerjasama tim adlaah 10 : 16 =
0.625 atau 62.5%.
Jadi, efektivitas kelompok kontrol terendah pada aspek penilaian strategi
serangan futsal adalah 62,5%.
Selanjutnya untuk menghitung efektivitas kelompok eksperimen cara
menghitung seperti menghitung efektivitas kelompok kontrol. Skor ideal untuk
seluruh aspek = 4 x 4 x 4 = 64. Skor ideal setiap butir aspek penilaian adalah 4 x 4
= 16.
Tabel 4. 15 Penialain Efektivitas Kelompok Eksperimen
Nama
pemain
Skor untuk butir pemain
Jumlah Rotasi
Pemain
Pergerakan
tanpa bola
Penguasaan
bola
Kerja sama
tim
Hadiman 3 3 3 4 13
Fitra 3 4 3 2 12
Ferdi 4 3 4 4 15
Harry 4 4 4 2 14
Jumlah 14 14 14 12 54
Berdasarkan tabel 4.15 diperoleh data = 54. Dengan demikian, efektivitas
kelompok eksperimen keseluruhan aspek adalah 54 : 64 = 0.84 atau 84% dari
kriteria yang diharapkan.
a. Efektivitas kelompok kontrol pada aspek rotasi pemain adalah 14 : 16 = 0.875
atau 87.5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
b. Efektivitas kelompok kontrol pada aspek pergerakan tanpa bola adalah 14 :
16 = 0.875 atau 87.5%.
c. Efektivitas kelompok kontrol pada aspek penguasaan bola adalah 14 : 16 =
0.875 atau 87.5%.
d. Efektivitas kelompok kontrol pada aspek kerjasama tim adalah 12 : 16 = 0.75
atau 75%.
Jadi, efektivitas kelompok eksperimen terendah pada aspek penilaian
strategi serangan futsal adalah 75%..
Perbandingan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ditunjukkan
pada Tabel 4.16
Tabel 4.16 Perbandingan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol Aspek-aspek indikator
penilaian Kelompok Eksperimen
62.5% Rotasi pemain 87.5%
62.5% Pergerakan tanpa bola 87.5%
75% Penguasaan bola 87.5%
62.5% Kerjasama tim 75%
65.6% Rata-rata 84.4%
Berdasarkan Tabel 4. 16 efektifitas kelompok eksperimen lebih tinggi dari
kelompok kontrol. Rata-rata efektivitas kelompok kontrol adalah 65.6% dan
kelompok eksperimen adalah 84.4%. Pada aspek rotasi pemain pada kelompok
kontrol sebesar 62.5% dan kelompok eksperimen sebesar 87.5%. Pada aspek
pergerakan tanpa bola pada kelompok kontrol sebesar 62.5% dan kelompok
eksperimen sebesar 87.5%. Pada aspek penguasaan bola pada kelompok kontrol
sebesar 75% dan kelompok eksperimen sebesar 87.5%. Pada aspek kerjasama tim
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
kelompok kontrol sebesar 62.5% dan kelompok eksperimen sebesar 75%.
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa, latihan dengan menggunakan model
latihan strategi serangan dalam permainan futsal dapat meningkatkan aspek rotasi
pemain dari 62.5% menjadi 87.5%, aspek pergerakan tanpa bola dari 62.5%
menjadi 87.5%, aspek penguasaan bola dari 75% menjadi 87.5%, dan aspek kerja
sama tim dari 62.5% menjadi 75%. Kesimpulannya adalah kelompok eksperimen
dengan menggunakan model latihan strategi serangan dalam permainan futsal
lebih efektif dari kelompok kontrol dengan menggunakan latihan konvensional.
Dalam gambar histogram 4.3 dibahawa akan digambarkan nilai perbandingan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Gambar 4.3 Histogram nilai perbandingan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol
4) Pemeriksaan Keabsahan data
Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
beberapa tahap. Adapun tahapan pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
a. Pemeriksaan rekan sejawat
Pemeriksaan rekan sejawat merupakan salah satu langkah pemeriksaan
keabsahan data. Langkah ini untuk data yang berbasis paparan naratif. Langkah
pemeriksaan sejawat dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan
diskusi terhadap metode serta hasil dari penelitian yang dilakukan. Hal ini
dilakukan untuk memperoleh keterbukaan dan kejujuran serta menghasilkan suatu
klarifikasi terhadap penafsiran dari hasil-hasil temuan dalam penelitian. Temuan-
temuan yang didapat dalam penelitian perlu adanya suatu klarifikasi untuk
didapatkan suatu simpulan dari temuan tersebut.
Dalam penelitian ini klarifikasi dilakukan terhadap materi yang diangkat
yaitu meningkatkan penguasaan kemampuan strategi serangan futsal pemain
putra tingkat intermediate dan kesesuaian metodologi penelitian yang digunakan
yaitu metode penelitian pengembangan. Dari diskusi yang dilakukan didapatkan
bahwa materi yang diangkat sangat penting untuk diteliti dan diberikan sesuatu
yang baru sehingga dapat digunakan di masa mendatang. Dari sisi metodologis
didapatkan simpulan bahwa metode penelitian pengembangan merupakan cara
yang tepat menghasilkan suatu hal baru yang dapat digunakan sebagai referensi
pemberian solusi. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang didapat dari penelitian
bahwa model latihan strategi serangan yang dikembangkan dapat meningkatkan
penguasaan kemampuan strategi serangan dari para pemain secara efektif dan
efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
b. Perpanjangan keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan ini terkait dengan peneliti sebagai salah satu
instrument penelitian. Sumber data yang diperoleh berasal dari pengamatan
peneliti sendiri. Keikutsertaan peneliti ini dilakukan dalam jangka waktu yang
panjang karena peneliti terlibat dalam proses penelitian dengan menjadi salah
seorang pengamat. Peneliti secara keseluruhan mengamati segala bentuk-bentuk
kejadian yang terjadi dalam penelitian untuk memperoleh keakuratan informasi
dan meminimalisir terjadinya bias dalam penelitian. Dalam hal ini perpanjangan
keikutsertaan yang dilakukan oleh peneliti adalah pengamatan terhadap
keterlaksanaan penelitian yang kemudian dituliskan dalam bentuk catatan
lapangan.
c. Triangulasi
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti untuk pemeriksaan
keabsahan data adalah dengan triangulasi. Adapun langkah yang dilakukan oleh
peneliti untuk triangulasi ini adalah sebagai berikut:
1. Triangulasi teori dimana peneliti membandingkan temuan penelitian
dengan hasil teori yang didapat dilapangan dan dilakukan pembahasan.
2. Triangulasi metode dimana melakukan pengecekan terhadap subyek
menggunakan pengamat yang lain. Dalam hal ini peneliti melibatkan
pelatih tim sebagai pengamat untuk memperoleh derajat kepercayaan
terhadap hasil temuan penelitian. Hasil-hasil temuan lapangan dirangkum
dan kemudian disajikan dalam satu hasil yang merupakan simpulan dari
dua pengamatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
3. Triangulasi sumber (experts judgements) dimana peneliti melakukan
wawancara serta untuk memperoleh temuan awal permasalahan penelitian
kepada salah satu ahli yang merupakan pelatih tim yang diteliti dan
membandingkan hasil temuan teori yang dirancang dalam produk awal
untuk diberikan masukan dari para ahli atau narasumber.
Dengan dilakukanya pemeriksaan terhadap keabsahan data yang didapat
dalam penelitian maka diharapkan hasil dari penelitian dapat
dipertanggungjawabkan dan diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan
peneilitian. Hasil data dapat diketahui sebagai hasil data yang nyata dari hasil
perolehan di lapangan
F. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut
mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan prosedur
penelitian pengembangan manghasilkan empat kelompok kesimpulan analisis dan
dibagi menjadi beberapa tahap yang diantaranya akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Pertama (Studi Pendahuluan)
Pengembangan atau yang sering disebut sebagai penelitian pengembangan
dilakukan dengan maksud menjembatani jurang yang terbentang cukup lebar
antara penelitian dan praktek pendidikan. Degeng (2002: 1) menyimpulkan arti
dari penelitian pengembangan yaitu “penelitian ilmiah yang menelaah suatu teori,
model, konsep, atau prinsip, dan menggunakan hasil telaah untuk
mengembangkan suatu produk”.Dalam penelitian pengembangan tidak selalu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
mengembangkan produk baru, bisa dengan menyempurnakan produk yang telah
ada yang dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian dan pengembangan selalu
diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan
dengan menggunakan suatu produk tertentu.
Tahap pelaksanaannya dimulai studi pendahuluan yang merupakan proses
awal dari penelitian yang memiliki sifat berbasis masalah. Menurut Arikunto
(2009: 26) “Studi pendahuluan adalah kegiatan yang dilakukan oleh calon peneliti
untuk mengadakan pengumpulan data sementara demi pastinya langkah yang akan
dilalui.” Studi pendahuluan merupakan identifikasi awal terhadap masalah yang
ingin diungkap dan dibahas dalam penelitian. Masalah penelitian yang akan
diangkat dalam penelitian akan dijabarkan dan dijadikan ruang lingkup untuk
membatasi masalah dalam penelitian. Dari ruang lingkup yang telah disusun
tersebut akan dirumuskan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses
penelitian yang berlandaskan teori yang telah ada. Pada tahap ini akan dilakukan
dua kegiatan yaitu studi pustaka dan Analisis data hasil studi pendahuluan, yang
akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan meruapakan suatu langkah awal dalam suatu penelitian
yang memiliki karakteristik berbasis masalah dan memunculkan solusi untuk
mengatasi suatu masalah tersebut. Borg dan Gall (1983: 753)
“menyimpulkanbahwa analisis kebutuhan merupakan pengumpulan informasi
awal terhadap perbedaan kondisi yang ada dilapangan dan kondisi yang
diinginkan, untuk kebutuhan pemcahan masalah yang ada.” Informasi awal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
dibutuhkan merupakan hal yang sangat penting sebagai awal penemuan terhadap
masalah yang akan dijadikan sebagai perhatian utama dalam penelitian. Analisis
kebutuhan sebagai suatu cara pengumpulan informasi awal dapat dilakukan
dengan berbagai cara.
Pengumpulan informasi awal ini tentunya akan memunculkan beberapa
implikasi terkait hasil perolehan informasi kondisi nyata yang ada di lapangan.
Informasi ini akan bisa memunculkan suatu keadaan dimana terungkap
keunggulan dari poin utama yang diamati, namun bisa juga muncul suatu
permasalahan yang membutuhkan suatu solusi pemecahan sehingga menjadi lebih
baik. Ketika muncul suatu keunggulan dari fokus utama yang menjadi bahan
pengamatan, maka secara tidak langsung sejalan dengan harapan yang dimiliki,
namun ketika muncul ketidaksesuaian dengan harapan yang dimilki maka akan
timbul suatu masalah yang menjadi pemisah antara harapan antara kenyataan yang
ada. Menurut Winarno (2007: 9) “masalah merupakan kesenjangan antara harapan
dengan kenyataan, kesenjangan antara teori dan praktik yang memerlukan
jawaban, penjelasan atau pemecahan.”
Kemunculan suatu masalah di lapangan jelas membutuhkan suau solusi
untuk pemcahan dari masalah tersebut, sehingga tidak ada suatu kesenjangan
antara harapan dan kenyataan yang ada di lapangan.Adapun cara pengumpulan
informasi awal untuk analisis kebutuhan adalah dengan menggunakan instrumen
penelitian. Beberpa instrumen yang dapat digunakan antara lain wawancara,
kuisioner, tes dan observasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
Dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada Futsal di Kota
Pontianak terkait dengan penguasaan kemampuan strategi serangan futsal
ditemukan beberapa masalah membutuhkan perbaikan dari segi tingkat
penguasaan dari kemampuan strategi tersebut. Penelitian dititik beratkan pada
pemain futsal tingkat intermediate yang merupakan tingkatan dimana pembinaan
keterampilan difokuskan secara penuh. Studi pendahuluan dilakukan dengan cara
melakukan wawancara bebas dengan para pelatih futsal di Tim Futsal di Kota
Pontianak yang membina pemian futsal tingkat intermediate.
b. Analisis data hasil analisis kebutuhan
Peneliti melakukan pengumpulan informasi awal dengan melakukan
wawancara terhadap para pelatih timfutsal yang membina pemain tingkat
intermedieate. “Interviu adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai (interviewer),
Winarno (2007: 64).”Wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas dimana
tidak menggunakan pedoman pertanyaan secara khusus.Fokus utama penggalian
informasi adalah penguasaan strategi segrangan bermain futsal dari para pemain.
Dari hasil pengumpulan informasi awal didapatkan penguasaan
kemampuan strategi serangan futsal dari para pemain futsal tingkat intermediate
kurang baik yang dpengaruhi oleh beberapa faktor yang terungkap hasil
penelitian.Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti juga relevan dengan
kebutuhan dari penelitian sehingga dapat memunculkan data-data pendukung
mengenai masalah yang ditemukan dan akan ditemukan solusi dari masalah
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
2. Pengembangan Produk
Tahap kedua dalam proses penelitian pengembangan ini adalah tahap
pengembangan produk. Di dalam tahap pengembangan produk ini terdiri dari dua
langkah yang dilakukan untuk menyusun draft produk pengmbangan awal. Pada
penelitian ini produk yang sudah dikembangkan oleh peneliti adalah model latihan
strategi seranganpada pemain futsal tingkat intermediate. Adapun langkah-
langkah pengembangan produk yang telah dikembangkan dijelaskan sebagai
berikut:
a. Pengkajian teori (literature review)
Tahap pertama dalam pengembangan produk ini adalah melakukan kajian
terhadap teori yang digunakan untuk mendukung penelitian. Borg dan gall (1983:
777) menyimpulkan, “kajian teori adalah pengumpulan informasi pendukung
penelitian yang berhubungan dengan perencanaan pengembangan.” Kajian teori
merupakan tahapan untuk mengkaji dan menelaah secara ilmiah materi yang akan
digunakan dengan berlandaskan pada teori-teori empiris yang ada. Materi dalam
penelitian ini adalah temuan masalah di lapangan, dimana akan dikembangkan
produk untuk memberikan solusi terhadap masalah yang ditemukan sebelumnya
pada studi pendahuluan.
Teori-teori yang digunakan merupakan teori yang mendukung terhadap
penelitian yang dilakukan.Penelitian ini membahas tentang pengembangan model
latihan strategi serangan futsal untuk pemain tingkat intermediate.Peneliti
mengungkap teori-teori yang relevan dan mendukung terhadap produk penelitian
yang dikembangkan.Teori-teori yang mendasari adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
1) Futsal
2) Latihan
3) Latihan strategi serangan
4) Tinjauan aspek belajar gerak
5) Tinjaun perkembangan gerak
6) Model
Pemilihan teori-teori tersebut dilakukan peneliti dengan didasarkan pada
logika berfikir empiris.Dalam penyusunan kajian teori dapat digunakan bentuk-
bentuk penalaran yang dapat menunjukkan alur pola berfikir yang logis.Salah satu
contoh untuk menjabarkan penyusunan dalam penulisan kajian teori
menggunakan penalaran deduktif. Winarno (2007: 2) “penalaran deduktif dimulai
dari hal-hal yang bersifat umum dan menuju ke hal-hal yang khusus.” Hal yang
cukup luas atau cukup besar cakupan bahasannya dikaji terlebih dahulu sehingga
nanti akan mengerucut pada hal yang lebih khusus. Peneliti menggunakan
penalaran deduktif dalam penyusunan kajian teori dengan mengungkap kajian
terhadap olahraga hingga tinjauan yang mendukung terhadap penelitian yang
disusun. Penyusunan ini relevan dengan prosedur serta teori yang menjadi
landasan dan dapat menunjukkan alur berpikir dari peneliti yang logis.
b. Penyusunan produk awal
Produk dalam penelitian pengembangan ini berupa model latihan
kemampuan strategi serangan pemain futsal.Berdasarkan kegiatan studi
pendahuluan yang dilakukan sebelumnya serta pengkajian terhadap teori-teori
empiris yang dijadikan landasan berfikir untuk menentukan materi yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
dikembangkan, maka dilanjutkan dengan pembuatan draft produk awal yang
dalam hal ini adalah menentukan dan merancang model-model latihan serta
program latihan yang akan diterapkan dalam penelitian. Model latihan yang
akandikembangkan dalam penelitian ini adalah model latihan serangan dalam
futsal serta program latihan yang akan dirancang adalah program latihan
futsal.Model pengembangan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa item, yaitu:
1) Kajian teoritis sebagai dasar penyusunan bentuk-bentuk latihan dan
penyusunan program latihan strategi serangan futsal.
2) Bentuk-bentuk latihan srrategi serangan futsal yang sesuai dengan
karakteristik subyek untuk penguasaan strategi serangan futsal dalam
futsal.
3) Program latihan strategi serangan futsal, program bulanan, dan program
harian.
4) Evaluasi terhadap produk pengembangan, yaitu evaluasi kemampuan
serangan futsal.
3. Uji Coba Produk
Uji coba produk merupakan tahapan dimana untuk mengetahui kelayakan
dari produk pengembangan yang dirancang sebelumnya.Adapun tahapan-tahapan
dalam uji coba produk akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Evaluasi ahli (experts judgement)
Evaluasi ahli dalam penelitian pengembangan ini dimaksudkan untuk
memperoleh masukan dan saran terkait dengan pengembangan produk. Ahli futsal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
dalam penelitian pengembangan ini ada dua kriteria, yaitu ahli akademisi futsal
dan ahli praktisi futsal
.Hasil dari evaluasi futsal dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan
data kuantitatif, hal ini karena dalam evaluasi ahli digunakan angket campuran.
Hasil evaluasi ahli futsal untuk data kuantitatif berupa hasil persentase yaitu 71.31
%, dari hasil tersebut bisa diinterpretasikan bahwa produk pengembangan model
latihan strategi serangan futsal bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya dengan
memperhatikan saran dari ahli.
b. Uji coba kelompok kecil
Tahap uji coba kelompok kecil merupakan tahap untuk mengetahui
pendapat pemain futsal terkait dengan produk model latihan serangan yang
dikembangkan. Uji coba kelompok kecil dalam penelitian ini menggunakan 10
subjek uji coba yang berasal dari dua perguruan tinggi di Kota Pontianak. Uji
coba kelompok kecil dilaksanakan pada 25 Agustus 2012 di Lapangan Futsal
Safani Pontianak.
Informasi yang berupa pendapat atlet dalam uji kelompok kecil ini
diperoleh dengan menggunakan instrumen angket tertutup, sehingga data yang
dikumpulkan berupa data kuantitatif. Hasil persentase dari uji kelompok kecil
sebesar 68.32%, sehingga bisa diinterpretasikan bahwa produk pengembangan
model latihan serangan diterima oleh pemain futsal dan siap diuji coba pada
kelompok yang lebih luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
c. Uji coba kelompok besar
Tahap uji coba kelompok besar merupakan tahap untuk mengetahui
pendapat pemain futsal terkait dengan produk model latihan serangan yang
dikembangkan dengan subjek lebih banyak dari uji coba kelompok kecil. Uji coba
kelompok besar dalam penelitian ini menggunakan 20 subjek uji coba yang
berasal dari dua perguruan tinggi di Kota Pontianak.Uji coba kelompok besar
dilaksanakan pada 8 September 2012 di Lapangan Futsal Safani Pontianak.
Informasi yang berupa pendapat atlet dalam uji kelompok kecil ini
diperoleh dengan menggunakan instrumen angket tertutup, sehingga data yang
dikumpulkan berupa data kuantitatif. Hasil persentase dari uji kelompok besar
sebesar 82.04%, sehingga bisa diinterpretasikan bahwa produk pengembangan
model latihan serangan diterima oleh pemain futsal dan siap untuk dilakukan uji
efektifitas.
d. Revisi produk
Setelah pelaksanaan uji coba meluas, maka dilakukan revisi dari hasil uji
coba yang dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan
berdasarkan tanggapan dan masukan dari para subyek.Revisi produk dilakukan
untuk memperoleh hasil pengembangan yang bisa diterima. Revisi produk
dilakukan secara terus menerus mulai dari setelah pengembangan produk awal
sampai sebelum pelaksanaan uji efektifitas produk. Hasil revisi menunjukkan
bahwa produk pengembangan model latihan serangan untuk pemain futsal putra
tingkat intermediate dapat diuji tingkat efektifitasnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
4. Uji Efektivitas Produk
Uji efektifitas produk ini dilakukan pada pemain futsal STKIP-PGRI
Pontianak dan pemain futsal Penjaskes Untan, dengan tujuan mengetahui tingkat
efektifitas produk pengembangan untuk dirumuskan menjadi hasil produk akhir
serta pemanfaatan lebih lanjut untuk penerapan latihan di masa mendatang. Untuk
rancangan desain eksperimen menggunakan rancangan desain tes awal dan
akhirdengan pemilihan kelompok secara acak (Two Group Randomize Pretest and
Post Test), atau dengan kata lain rancangan desain eksperimen ini menggunakan
rancangan eksperimen dengan satu macam perlakuan. Arikunto (2009)
menyimpulkan, “rancangan ekperimen dengan satu macam perlakuan (pretest-
posttest control group design) dilakukan dengan cara kedua kelompok diberi tes
awal untuk mengukur kondisi awal, kemudian pada kelompok eksperimen
diberikan perlakuan sedangkan pada kelompok pembanding tidak diberi.” Dapat
diartikan juga bahwa kelompok pembanding menggunakan tipe konvensional
yang telah diterapkan sebelumnya.
Berdasarkan perbandingan persentase tersebut peningkatan hasil tes untuk
kelompok eksperimen lebih menunjukkan kenaikan yang signifikan dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Tes akhir ini didapatkan setelah dilakukan penerapan
program latihan pada masing-masing kelompok. Program latihan pada masing-
masing kelompok ini berbeda dari sisi materi latihan yang dilakukan. Untuk
kelompok eksperimen menggunakan program latihan yang di dalamnya berisi
produk model latihan yang dikembangkan oleh peneliti, sedangkan kelompok
kontrol menggunakan program latihan secara konvensional. Untuk hasil akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
dapat disimpulkan bahwa produk model latihan dapat meningkatkan hasil
kemampuan serangan pemain futsal tingkat intermediate di Kota Pontianak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Didasarkan pada hasil penelitian serta hasil analisis data yang telah dilakukan,
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut;
1. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan dengan wawancara terhadap pelatih futsal di
Kota Pontianak. Dari hasil wawancara disimpulkan bahwa sebagian besar belum
memberikan model-model latihan strategi serangan secara terstruktur dan
dimasukkan dalam satu pengaturan program latihan khususnya untuk tim futsal putra.
Pemberian latihan penguasaan strategi seranga hanya diberikan pada saat latihan
permainanan (game). Beberapa pelatih ada yang belum memberikan model-model
latihan strategi serangan pada pemain karena cenderung lebih mengutamakan
pemberian latihan dengan pola serangan 2-2 dan 4-0 sebagai salah satu bentuk
latihan yang digunakan untuk serangan dalam permainan futsal. Para pelatih futsal di
Kota Pontianak yang membina pemain putra tingkat intermediate lebih
menitikberatkan pada latihan bertahan dan pola serangan 2-2 dan 4-0 dengan tanpa
memperhatikan serangan lain maupun serangan dari situasi tertentu dalam permainan
futsal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
2. Pengembangan Produk
Penyusunan Draft Produk Pengembangan
Dalam penelitian pengembangan ini menghasilkan produk secara teoritik-
konseptual, prosedural-metodologis, maupun praktik-empirik yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Produk dalam penelitian pengembangan ini
berupa model latihan kemampuan strategi serangan pemain futsal. Model
pengembangan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa item, yaitu:
1) Kajian teoritis sebagai dasar penyusunan bentuk-bentuk latihan dan
penyusunan program latihan strategi serangan futsal.
2) Bentuk-bentuk latihan strategi serangan futsal yang sesuai dengan
karakteristik subyek untuk penguasaan strategi serangan futsal.
3) Program latihan strategi serangan futsal, program bulanan, dan program
harian.
Perancangan produk awal yang dalam hal ini model latihan strategi serangan
futsal didasarkan pada kajian teoritis sehingga dirumuskan dalam susunan sebagai
berikut:
1) Latihan serangan 2-2
2) Latihan serangan 4-0
3) Latihan serangan 3-1
4) Latihan serangan situsasi bola mati tendangan bebas
5) Latihan serangan situasi bola mati tendangan ke dalam
6) Latihan serangan situasi bola mati tendangan sudut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
7) Latihan serangan pengaturan bermain membangun serangan
8) Latihan serangan pengaturan bermain peralihan perubahan
9) Latihan serangan pengaturan bermain serangan cepat
10) Latihan serangan pengaturan bermain serangan peralihan
11) Penyusunan program latihan harian, mingguan, dan bulanan.
3. Tahap Uji Coba Produk
a. Evaluasi Ahli Futsal
Hasil dari evaluasi futsal dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data
kuantitatif, hal ini karena dalam evaluasi ahli digunakan angket campuran. Hasil
evaluasi ahli futsal untuk data kuantitatif berupa didapatkan hasil akhir persentase
evaluasi ahli adalah 71,31%, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa rancangan
produk pengembangan model latihan strategi serangan pada futsal tingkat
intermediate bisa diuji cobakan pada tahap selanjutnya. Beberapa rekomendasi dari
para ahli yang dihasilkan adalah bahwa Diupayakan proses pelaksanaan lebih
ditekankan pada kebutuhan dan fungsi-fungsi dari bentuk latihan yang diberikan dan
proses pelaksanaan lebih ditekankan pada kebutuhan dan fungsi-fungsi dari bentuk
latihan yang diberikan.
b. Uji Coba Terbatas
Uji coba terbatas produk pengembangan model latihan strategi serangan untuk
peningkatan penguasaan keterampilan pemain futsal tingkat intermediate
dilaksanakan pada 25 Agustus 2012 dengan jumlah subjek uji coba 10 pemain, 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
pemain dari Tim Futsal STKIP-PGRI Pontianak dan 5 pemain dari Tim Futsal
Universitas Tanjung Pura Pontianak. Uji coba terbatas dilakukan di Lapangan Futsal
Safanai Pontianak. Informasi yang berupa pendapat pemain dalam uji kelompok kecil
ini diperoleh dengan menggunakan instrumen angket tertutup, sehingga data yang
dikumpulkan berupa data kuantitatif. Hasil persentase dari uji coba terbatas
didapatkan hasil persentase 68,32% dan diinterpretasikan bahwa rancangan produk
pengembangan model latihan strategi serangan pada futsal tingkat intermediate bisa
diuji cobakan pada tahap uji coba luas.
c. Uji Coba Luas
Uji coba luas produk pengembangan model latihan strategi serangan untuk
peningkatan penguasaan kkemampuan pemain futsal tingkat intermediate
dilaksanakan pada 08 September 2012 dan dilaksanakan di lapangan Futsal Safani
Pontianak. Informasi yang berupa pendapat pemain dalam uji kelompok kecil ini
diperoleh dengan menggunakan instrument angket tertutup, sehingga data yang
dikumpulkan berupa data kuantitatif. Hasil persentase dari uji coba luas didapatkan
hasil persentase 82,04% dan diinterpretasikan bahwa rancangan produk
pengembangan model latihan strategi serangan pada futsal tingkat intermediate bisa
diuji cobakan pada tahap uji efektivitas produk (uji eksperimen produk),
4. Uji Efektivitas Produk
Dari hasil perlakuan program latihan terhadap subyek penelitian diperoleh
hasil skor peningkatan lebih baik dalam peningkatan kemampuan strategi serangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
pemain tingkat intermediate dari kelompok eksperimen (Kelompok program latihan)
dibandingkan dengan kelompok kontrol (Kelompok Konvensional) yang ditinjau dari
beberapa aspek antara lain:
1) Rotasi pemain
2) Pergerakan tanpa bola
3) Penguasaan bola
4) Kerjasama tim
Dapat disimpulkan bahwa produk model latihan strategi serangan futsal yang
dikembangkan oleh peneliti dapat meningkatkan kemampuan strategi serangan dari
pemain putra tingkat intermediate di Kota Pontianak secara efektif dan efisien.
B. Implikasi
Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide
yang lebih luas dan terperinci, jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan
setelah penelitian diselesaikan.
Pertama, model latihan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam
memilih metode latihan untuk meningkatkan penguasaan kemampuan strategi
serangan pemain futsal. Peningkatan prestasi futsal tidak akan terlepas dari strategi
permainan, karena hal itu adalah faktor utama dalam berprestasi. Pelatih dituntut
untuk memahami secara keseluruhan tentang teori umum latihan yang di dalamnya
terkandung nilai-nilai penting meliputi faktor, prinsip dan karakteristik terkandung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
Disamping itu juga pelatih harus mamahami karakter dan kebutuhan dari
masing-masing posisi dalam futsal, dalam hal ini penguasaan strategi bermain,
sehingga pelatih dituntut untuk memahami secara menyeluruh dan terspesialisasi
tentang latihan berdasarkan kajian disiplin ilmu melatih seperti Fisiologi-Anatomi,
Psikologi, Pedagogi, Biomekanika, Statistika, Nutrisi, serta pendekatan-pendekatan
dalam melatih utamanya melatih strategi.
Kedua, pemberian model latihan yang baru yang dalam hal ini adalah latihan
kemampuan strategi serangan futsal dapat digunakan sebagai pemberian variasi
latihan untuk menghadirkan model latihan yang berbeda serta menghindarkan efek
kejenuhan pemain terhadap model-model latihan yang lama yang pernah diterapkan
sebelumnya.
Ketiga, seting latihan yang dirancang dalam model latihan strategi serangan
dapat dijadikan salah satu pilihan untuk seting latihan pada kesempatan yang lain,
karena disusun dengan mempertimbangkan semua prosedur penyusunan program
latihan penguasaan strategi bermain futsal.
C. Saran
Berdasarkan kajian teori, pembahasan hipotesis, hasil penelitian dan
kesimpulan yang didapat dari hasil analisis data di atas, maka peneliti memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Pemain futsal; program latihan strategi serangan ini merupakan program latihan
dengan variasi latihan yang baru. Diharapkan pemain memperhatikan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
sekasama isi serta pemberian materi latihan, sehingga materi latihan yang dalam
hal ini adalah kemampuan strategi serangan sebagai fokus utama dapat dikuasai
dengan baik dan bisa diaplikasikan di setiap pertandingan.
2. Pelatih, pengaturan latihan hendaknya diperhatikan secara serius karena
mempertimbangkan kondisi pemain dan tingkat penerimaan pemain terhadap
materi latihan yang diberikan sehingga pemain dapat secara maksimal menguasai
materi latihan yang diberikan pada setiap pertemuan.
3. Untuk peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan model latihan kemampuan
strategi serangan sebaiknya memperhatikan tentang pendekatan latihan agar
menarik serta kombinasi jenis-jenis latihan strategi serangan untuk menghindari
kebosanan pemain saat melakukan latihan. Serta dilakukan desiminasi produk
untuk pemanfaatan produk secara luas.