PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT …

12
Pengembangan Model Pembelajaran Teks Anekdot dengan STAD dan Make A Match ... 55 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT DENGAN STAD DAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS X SMA THE DEVELOPMENT OF ANECDOTE TEXT LEARNING MODEL WITH STAD AND MAKE A MATCH ON THE TENTH GRADE SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS Suharti SMA Negeri 2 Samarinda Pos-el: [email protected] *) Naskah masuk: 29 November 2018. Penyunting: Abd. Rahman, S.S. Suntingan I: 16 April 2019. Suntingan II: 6 Mei 2019. Abstrak Pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa buku model Pembelajaran Teks Anekdot dengan STAD dan Make A Match pada Siswa Kelas X SMA. Pengembangan pembelajaran digunakan untuk memudahkan guru dan siswa mengidentifikasi struktur teks anekdot. Metode pengembangan yang digunakan adalah (Research and Development/ R & D) dengan pembelajaran model Dick & Carey. Hasil pengembangan menunjukkan hasil sudah memenuhi standar setelah melalui validasi uji ahli materi, uji ahli bahasa, uji praktisi pendidikan, dan uji ahli media dengan perolehan nilai rata-rata 92 dan kriteria kualifikasi sangat layak/sangat baik. Hasil belajar siswa kelompok uji coba sangat baik dengan nilai pengetahuan individu, keterampilan individu, dan ketrerampilan kelompok rata-rata 96. Hasil belajar siswa kelompok uji lapangan sangat baik dengan nilai pengetahuan individu, keterampilan individu, dan ketrerampilan kelompok rata-rata 97. Nilai respon guru dan siswa diperoleh presentase 96 %, dengan kualifikasi sangat baik. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan analisis statistik deskriptif. Berdasarkan temuan pengembangan, dapat disimpulkan bahwa pengembangan pembelajaran teks anekdot dengan Model STAD dan Make A Match pada Siswa Kelas X SMA dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Kata Kunci: pembelajaran teks anekdot, STAD, make a match Abstract This development aims to create a product of anecdote learning model book based on STAD and Make A Match on the tenth grade senior high school students. It can be used to facilitate teachers and students to identify the structure of anecdote. It uses Research and Development/R&D of Dick and Carey’s learning model. The results show that it has fulfilled the standard validated by material expert test, linguist test, educational practitioner test, and media expert test with the average score of 92, very feasible/very good criteria. The students’ learning outcomes of the experimental group are excellent with the average of individual cognitive, individual affective, and the group affective score of 96. The students’ learning outcomes of the field test group are excellent with the average of individual cognitive, individual affective, and group affective score of 97. The percentage of teachers and students’ response rate are 96%, excellent qualifications. It applies qualitative descriptive and descriptive statistical analysis.

Transcript of PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT …

Page 1: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT …

Pengembangan Model Pembelajaran Teks Anekdot dengan STAD dan Make A Match ... 55

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOTDENGAN STAD DAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS X SMA

THE DEVELOPMENT OF ANECDOTE TEXT LEARNING MODELWITH STAD AND MAKE A MATCH ON THE TENTH GRADE

SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS

SuhartiSMA Negeri 2 Samarinda

Pos-el: [email protected]

*) Naskah masuk: 29 November 2018. Penyunting: Abd. Rahman, S.S. Suntingan I: 16April 2019. Suntingan II: 6 Mei 2019.

AbstrakPengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa buku model PembelajaranTeks Anekdot dengan STAD dan Make A Match pada Siswa Kelas X SMA. Pengembanganpembelajaran digunakan untuk memudahkan guru dan siswa mengidentifikasi strukturteks anekdot. Metode pengembangan yang digunakan adalah (Research and Development/R & D) dengan pembelajaran model Dick & Carey. Hasil pengembangan menunjukkanhasil sudah memenuhi standar setelah melalui validasi uji ahli materi, uji ahli bahasa, ujipraktisi pendidikan, dan uji ahli media dengan perolehan nilai rata-rata 92 dan kriteriakualifikasi sangat layak/sangat baik. Hasil belajar siswa kelompok uji coba sangat baikdengan nilai pengetahuan individu, keterampilan individu, dan ketrerampilan kelompokrata-rata 96. Hasil belajar siswa kelompok uji lapangan sangat baik dengan nilai pengetahuanindividu, keterampilan individu, dan ketrerampilan kelompok rata-rata 97. Nilai responguru dan siswa diperoleh presentase 96 %, dengan kualifikasi sangat baik. Data dianalisissecara deskriptif kualitatif dan analisis statistik deskriptif. Berdasarkan temuanpengembangan, dapat disimpulkan bahwa pengembangan pembelajaran teks anekdot denganModel STAD dan Make A Match pada Siswa Kelas X SMA dapat digunakan oleh gurudalam pembelajaran di kelas.

Kata Kunci: pembelajaran teks anekdot, STAD, make a match

AbstractThis development aims to create a product of anecdote learning model book based on STAD and MakeA Match on the tenth grade senior high school students. It can be used to facilitate teachers andstudents to identify the structure of anecdote. It uses Research and Development/R&D of Dick andCarey’s learning model. The results show that it has fulfilled the standard validated by material experttest, linguist test, educational practitioner test, and media expert test with the average score of 92,very feasible/very good criteria. The students’ learning outcomes of the experimental group are excellentwith the average of individual cognitive, individual affective, and the group affective score of 96. Thestudents’ learning outcomes of the field test group are excellent with the average of individual cognitive,individual affective, and group affective score of 97. The percentage of teachers and students’ responserate are 96%, excellent qualifications. It applies qualitative descriptive and descriptive statistical analysis.

Page 2: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT …

56 Vol. 14, Nomor 1, Juni 2019

PENDAHULUANPeraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikansebagaimana telah diubah dengan Peratur-an Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 ten-tang Perubahan atas Peraturan PemerintahNomor 19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan. Setiap satuan pen-didikan melakukan perencanaan pembe-lajaran, pelaksanaan proses pembelajaranserta penilaian proses pembelajaran untukmeningkatkan efisiensi dan efektivitasketercapaian kompetensi lulusan (Kemen-dikbud, 2016).

Standar isi mencakup segala sesuatuyang terdiri atas berbagai aspek yang akandicapai dan menjadi pengalaman belajarpeserta didik. Aspek tersebut meliputi me-lakukan perencanaan dan persiapan pembe-lajaran sebelum melakukan pembelajaran dikelas, melaksanakan proses pembelajarandengan mendampingi dan membantu siswadalam melalui proses pembelajaran. Se-lanjutnya, melakukan penilaian terhadaphasil proses pembelajaran di kelas. Semuahal tersebut dilakukan oleh guru dan siswauntuk meningkatkan efisiensi dan efekti-vitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Standar proses tercantum pada lampir-an permendikbud nomor 22 Tahun 2016tentang Standar Proses Pendidikan Dasardan Menengah. Proses pembelajaran padasatuan pendidikan diselenggarakan secarainteraktif, inspiratif, menyenangkan, menan-tang, memotivasi peserta didik untuk ber-partisipasi aktif, serta memberikan ruangyang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dankemandirian sesuai dengan bakat, minat,

dan perkembangan fisik serta psikologispeserta didik (Kemendikbud, 2016).

Pembelajaran insipiratif adalah pem-belajaran yang mendorong dan mengajaksiswa untuk mencari serta menemukan hal-hal baru yang inovatif. Pembelajaran yangmenyenangkan adalah bila siswa dalamproses pembelajaran merasa dapat meng-ikuti dan menyelesaikan teks materi yangdisampaikan. Pembelajaran yang menan-tang adalah siswa mempunyai keinginanuntuk dapat menyelesaikan atau mencarisolusi atas permasalahan yang ditemukandalam proses pembelajaran.

Peran guru dalam mewujudkan standarisi dan standar proses adalah guru sebagaidesainer atau perancang pembelajaran yanginteraktif, inspiratif, menyenangkan, danmenantang. Guru sebagai fasillitator yakniberkenaan dengan peran guru pada saatmelaksanakan interaksi belajar mengajarpada siswa di kelas. Guru sebagai fasilitatormenempatkan diri sebagai salah satu sum-ber belajar dan memberikan arahan banyak-nya sumber belajar lain yang ada di sekitarsiswa. Guru sebagai evaluator mengenai pe-laksanaan pembelajaran pada satuan pen-didikan untuk mencapai Standar Kompe-tensi Lulusan (SKI).

Pembelajaran bahasa Indonesia saat iniberbasis pada teks. Seluruh materi menyaji-kan teks-teks yang cukup panjang. Banyakditemui dalam menyelesaikan soal bahasaIndonesia siswa mendapat nilai rendahdikarenakan tidak membaca dan mema-hami soal secara keseluruhan. Selama inipembelajaran di kelas masih didominasioleh guru dengan ceramah dan tugas ter-

Based on the development findings, it can be concluded that the development of anecdote learningwith STAD Model and Make A Match on the tenth grade senior high school students can be employedby teachers in the classroom learning.

Keywords: Anecdote Learning, STAD, Make A Match

Page 3: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT …

Pengembangan Model Pembelajaran Teks Anekdot dengan STAD dan Make A Match ... 57

kadang diskusi kelompok dalam pertemuanterbatas.

Teks adekdot, yaitu teks yang berisisebuah cerita lucu tentang orang terkenalyang dapat diambil pelajaran dari kisahtersebut. Teks anekdot memiliki kegiatanpembelajaran mengidentifikasi strukturatau bagian-bagian teks yang terdiri atasabtraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.Selanjutnya, siswa menyusun kembali teksanekdot dengan memperhatikan strukturlalu mempresentasikan, menanggapi, danmerevisi teks anekdot yang telah disusun,baik secara individu maupun kelompok.

Pengembangan ini menggabungkandua model pembelajaran. Pertama, modelpembelajaran kooperatif tipe Student TeamAchievement Division (STAD). Model Pembe-lajaran Koperatif tipe STAD merupakanpendekatan Cooperative Learning yang me-nekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dansaling membantu dalam menguasai materipelajaran guna mencapai prestasi yangmaksimal. Kedua, model pembelajaran Makea Match. Model ini adalah pembelajaranmencari pasangan. Setiap siswa mendapatsebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalusecepatnya mencari pasangan yang sesuaidengan kartu yang ia pegang.

Berdasarkan permasalahan tersebutmaka dapat dirumuskan masalah sebagaiberikut. (1) Bagaimana pengembangan pe-rencanaan model pembelajaran teks anekdotdengan STAD dan Make a Match?, (2) Bagai-mana pengembangan materi ajar modelpembelajaran teks anekdot dengan STADdan Make a Match?, (3) Bagaimana pengem-bangan evaluasi model pembelajaran teksanekdot dengan STAD dan Make a Match?

Tujuan yang akan dicapai dalam pene-litian ini sebagai berikut. (1) Untuk me-ngembangkan perencanaan model pembe-lajaran teks anekdot dengan STAD dan Makea Match. (2) Untuk mengembangkan materi

ajar pengembangan model pembelajaranteks anekdot dengan STAD dan Make aMatch. (3) Untuk mengembangkan evaluasimodel pembelajaran teks anekdot denganSTAD dan Make a Match.

TEORIAnekdot adalah kisah fiksi lucu pribadi

seorang tokoh atau beberapa tokoh, yangbenar-benar ada (Danandjaya, 1991:118).Dari pendapat Danan dapat diungkapkanbahwa anekdot merupakan kisah fiksi lucupribadi tokoh terkenal yang benar-benarada.

Keraf (2010:142) menyatakan anekdotadalah semacam cerita pendek yang ber-tujuan menyampaikan karakteristik yangmenarik atau aneh mengenai seseorangatau suatu hal lain.

Dapat pula dikatakan anekdot adalahcerita singkat dan lucu yang digunakanuntuk menyampaikan kritik melalui sindir-an lucu terhadap kejadian yang menyang-kut orang banyak atau perilaku tokoh pu-blik. Menyampaikan kritik melalui anekdotmenimbulkan reaksi dari pertentangan pe-rasaan antara nyaman dan tidak nyaman,puas dan frustasi, serta tercapai atau gagaltetapi berujung pada pelajaran yang dapatdiambil dari sebuah kejadian atau tokoh.

Fungsi komunikasi teks anekdot adalahuntuk menyampaikan kritik terhadap ke-jadian yang menyangkut orang banyak atauperilaku tokoh publik. Kritik yang disam-paikan bersifat menyindir secara halus agarorang yang bersangkutan dapat memahamidan memperbaiki kesalahan yang telahdiperbuat.

Struktur teks anekdot adalah sebagaiberikut. (1) Abstraksi adalah bagian awalparagraf yang berfungsi memberi gambarantentang teks. Biasanya bagian ini menunjuk-kan hal unik yang akan ada di dalam teks.(2) Orientasi adalah bagian yang menunjuk-kan awal kejadian cerita atau latar belakang

Page 4: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT …

58 Vol. 14, Nomor 1, Juni 2019

bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya pe-nulis bercerita dengan detali di bagian ini.(3) Krisis adalah bagian yang menunjukkanterjadi hal atau masalah yang unik atautidak biasa yang terjadi pada si penulis atauorang yang diceritakan. (4) Reaksi adalahbagian bagaimana cara penulis atau orangyang ditulis menyelesaikan masalah yangtimbul di bagian krisis tadi. (5) Koda me-rupakan bagian akhir dari cerita unik ter-sebut. Bisa juga dengan simpulan tentangkejadian yang dialami penulis atau orangyang ditulis.

Strategi belajar kooperatif, belajar kola-boratif, dan belajar berbasis masalah me-rupakan perwujudan belajar dengan ber-interaksi dengan orang lain. Bahkan ke-mampuan belajar seseorang dapat diting-katkan dengan berinteraksi bersama oranglain (Vygotsky) dan khusus belajar untukdewasa (andragogi) adalah bersifat self-direted dan peran interaksi dengan sesamadan sumber belajar lain sangat menentukankeberhasilan belajar (Knowles dalamSitepu, 2014:83).

Nurulhayati (dalam Rusman (2014: 203)menyebutkan bahwa pembelajaran koope-ratif adalah strategi pembelajaran yang me-libatkan siswa berpartisipasi dalam kelom-pok kecil untuk saling berinteraksi.

Di antara konsep penting bagi semuametode kelompok belajar siswa adalah ke-sempatan yang sama untuk berhasil. Hal iniberarti bahwa apa yang disumbangkansiswa untuk kelompok mereka berdasarkanpada kemajuan mereka atas kemampuanmereka sendiri sebelumnya. Hal ini men-jamin bahwa anak-anak yang pintar, sedang,dan kurang pintar sama-sama tertantanguntuk melakukan yang terbaik, serta peranserta dari semua anggota kelompok akandinilai. (Sharan, 2014:4)

Pembelajaran kooperatif tipe StudentTeam Achievement Division (STAD) yang di-kembangkan oleh Robert Slavin dan teman-

temannya di Universitas John Hopkin (da-lam Slavin, 1995) merupakan pembelajarankooperatif yang paling sederhana, danmerupakan pembelajaran kooperatif yangcocok digunakan oleh guru yang baru mulaimenggunakan pembelajaran kooperatif.

Student Team Achievement Division(STAD) adalah salah satu tipe pembelajarankooperatif yang paling sederhana. Siswaditempatkan dalam tim belajar beranggota-kan empat sampai lima orang yang merupa-kan campuran menurut tingkat pengetahu-an, jenis kelamin, dan suku. Guru menyaji-kan pelajaran, kemudian siswa bekerja da-lam tim untuk memastikan bahwa seluruhanggota tim telah menguasai pelajarantersebut. Akhirnya, seluruh siswa diberikuis tentang materi itu. Pada saat mengerja-kan kuis, mereka tidak boleh saling mem-bantu.

Slavin (dalam Noornia, 1997:21) me-nyebutkan ada lima komponen utamadalam pembelajaran kooperatif modelSTAD. Kelima komponen tersebut adalah:(1) penyajian kelas, (2) penetapan siswadalam kelompok, (3) tes dan kuis, (4) skorpeningkatan individual, dan (5) pengakuankelompok.

Tahap pelaksanaan pembelajaranmodel STAD sebagai berikut. (1) Penyam-paian tujuan dan motivasi. (2) Pembagiankelompok. (3) Presentasi dari guru. (3)Kegiatan belajar dalam satu tim (kerja tim).(4) Kuis. (5) Penghargaan Prestasi Tim.(Rusman, 2014:215—217)

Kelebihan pembelajaran model STADsebagai berikut. (1) Siswa bekerja samadalam mencapai tujuan dengan menjunjungnorma-norma kelompok. (2) Siswa aktifmembantu dan memotivasi semangat untukberhasil bersama. (3) Aktif berperan sebagaitutor sebaya untuk lebih meningkatkankeberhasilan kelompok. (4) Interaksi antar-siswa seiring dengan peningkatan kemam-puan mereka dalam berpendapat. (5)

Page 5: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT …

Pengembangan Model Pembelajaran Teks Anekdot dengan STAD dan Make A Match ... 59

Meningkatkan kecakapan individu. (6)Tidak bersifat kompetitif. (7) Tidak memilikirasa dendam.

Kekurangan pembelajaran model STADadalah sebagai berikut. (1) Kontribusi darisiswa berprestasi rendah menjadi berkurang.(2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarahpada kekecewaan karena peran anggotayang pandai lebih dominan. (3) Membutuh-kan waktu yang lebih lama bagi siswasehingga sulit mencapai target kurikulum.(4) Membutuhkan waktu yang lebih lamasehingga pada umumnya guru tidak maumenggunakan pembelajaran kooperatif. (5)Membutuhkan kemampuan khusus se-hingga tidak semua guru dapat melakukanpembelajaran kooperatif. (6) Menuntut sifattertentu dari siswa, misalnya suka bekerjasama (Aris,2016:189).

Model pembelajaran Make a Match me-rupakan model pembelajaran yang dikem-bangkan Loma Curran. Ciri utama modelMake a Match adalah siswa diminta mencaripasangan kartu yang merupakan jawabanatau pertanyaan materi tertentu dalam pem-belajaran. Pelaksanaan model Make a Matchharus didukung dengan keaktifan siswauntuk bergerak mencari pasangan kartuyang sesuai dengan jawaban atau pertanya-an dalam kartu tersebut. Siswa yang pembe-lajarannya dengan model Make a Match aktifmengikuti pembelajaran dapat mempunyaipengalaman belajar yang bermakna (Aris,2016: 98).

Kelebihan pembelajaran Make a Matchmenurut Aris (1) Suasana kegembiraan akantumbuh dalam proses pembelajaran. (2)Kerja sama antar sesama siswa terwujuddengan dinamis. (3) Munculnya dinamikagotong-royong yang merata di seluruh siswa(Aris, 2016:99).

Kekurangan dapat ditemukan pembe-lajaran Make a Match menurut Aris (1) Di-perlukan bimbingan dari guru untuk me-lakukan pembelajaran. (2) Suasana kelas

menjadi gaduh sehingga dapat meng-ganggu kelas lain. (3) Guru perlu persiapanbahan dan alat yang memadai (Aris,2016:99).

METODEMetode pengembangan yang diguna-

kan peneliti adalah metode penelitian danPengembangan (Research and Develop-

ment/R & D). Research and Developmentadalah metode penelitian yang digunakanuntuk menghasilkan produk tertentu, danmenguji keefektifan produk tersebut.(Sugiyono, 2013:297).

Model dalam tahap pengembangan inidibagi menjadi dua, sebagai berikut. Per-tama, model produk dalam penelitian pe-ngembangan ini berupa petunjuk peng-gunaan pengembangan model pembelajar-an teks anekdot dengan penggabunganSTAD dan Make a Macth. Persiapan denganpemberian instruksi, membagi kelompokdan lembar penilaian. Mengerjakan secaraberkelompok membuat kartu soal danjawaban. Melaksanakan tes kelompok dantes individu dengan menggunakan kartu-kartu lalu mencocokkan antara kartu soaldengan jawaban. Selanjutnya memberipenghargaan kelompok. Kedua, modelproses dalam pengembangan ini berupamodel Dick & Carey. Model Dick & Careyterdiri atas sepuluh langkah, yaitu meng-identifikasi tujuan, melakukan analisis ins-truksional, mengidentifikasi tingkah lakuawal atau karakteristik siswa, merumuskantujuan performasi, mengembangkan butirtes acuan atau patokan, mengembangkanstrategi pembelajaran, mengembangkanatau memilih pengajaran, merancang danmelaksanakan evaluasi formatif, menulisperangkat, dan revisi pengajaran (Dick &Carey dalam Yamin, 2013:18)

Adapun subjek coba produk hasil pe-ngembangan adalah uji ahli atau validasi.Hal ini dilakukan dengan responden para

Page 6: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT …

60 Vol. 14, Nomor 1, Juni 2019

ahli perancangan model atau produk media,ahli bahasa, dan ahli materi. Kegiatan inidilakukan untuk meninjau (mereview) pro-duk awal dan memberikan masukan untukperbaikan. Ahli materi dan bahasa padatahap ini adalah instruktur provinsi ahli ma-teri pengembangan kurikulum pembelajar-an. Ahli media adalah instruktur nasionalbidang kurikulum. Setelah mendapat pe-nilaian dan masukan dari ahli uji. Selanjut-nya, dilakukan uji coba pengembanganpembelajaran.

Subjek uji coba kelompok kecil padatahap ini adalah dua puluh orang pesertadidik kelas X SMA Negeri 2 Samarinda.Kedua puluh peserta didik tersebut terdiriatas sembilan laki-laki dan sebelas perem-puan, tujuh peserta didik dengan katagoritinggi, sembilan peserta didik yang nilaidengan katagori sedang, empat pesertadidik katagori rendah. Katagori tersebutdilihat dari perolehan nilai UN BahasaIndonesia di SMP. Kedua puluh pesertadidik terdiri atas suku, daerah, dan agamayang berbeda.

Tahap uji lapangan atau kelompokbesar terdiri atas 32 orang siswa dan seorangguru bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri2 Samarinda. Penilaian instrumen total di-lakukan dari jumlah skor yang diperolehlalu dibagi dengan jumlah skor total. Ke-mudian, hasilnya dikalikan dengan banyak-nya pilihan jawaban.

Jenis data yang dikumpulkan melaluipelaksanaan evaluasi dikelompokkan men-jadi tiga bagian, yaitu: (1) data evaluasi tahappertama berupa uji hasil para ahli materipengembangan kurikulum pembelajaran,(2) data evaluasi tahap kedua berupa datahasil uji coba kelompok kecil, dan (3) datauji coba lapangan atau kelompok besarberupa data hasil tinjauan (review) pesertadidik tingkat X dan guru bahasa Indonesiatingkat X. Seluruh data yang diperolehdisebut data kualitatif.

Data kualitatif diperoleh dari hasil tin-jauan (review) ahli materi pengembanganpembelajaran melalui angket tanggapan(format A), hasil review ahli pengembanganpembelajaran (format B), hasil review ujiperorangan atau kelompok kecil (format C)dan hasil review siswa dan guru melaluiangket tanggapan (format D dan E). Datakualitatif diperoleh juga melalui wawancaraterhadap subjek uji coba.

Instrumen yang digunakan untuk me-ngumpulkan data dalam penelitian pe-ngembangan pembelajaran ini adalah ang-ket dan pedoman wawancara. Angket dalampenelitian ini terdiri atas angket uji ahli be-rupa instrumen validasi ahli materi/prak-tisi, ahli bahasa, ahli media, angket uji per-seorangan atau kelompok kecil, angket ujilapangan atau kelompok besar, dan angketuji daya tarik.

Instrumen kelayakan model pembe-lajaran menggunakan skala Likert denganalternatif jawaban: sangat baik, baik, cukup,kurang, dan sangat kurang. Supaya dapatdiperoleh data kuantitatif maka alternatifjawaban diberi skor yakni sangat baik = 5,baik =4, cukup = 3, kurang = 2, dan sangatkurang = 1.

Angket ini digunakan kepada persertadidik untuk mengetahui respons merekaterhadap pengembangan model pembe-lajaran STAD dan Make a Match. Pemberianskor berdasarkan pada skala Likert denganrentang 1—5.

Teknik analisis data yang digunakanadalah teknik analisis data deskriptif kuali-tatif. Teknik ini digunakan untuk memberi-kan gambaran bagaimana mengolah data.Hasil review didapat dari ahli materi, ba-hasa, media, respons siswa, dan guru ba-hasa Indonesia kelas X. Teknik analisis dataini dilakukan dengan mengelompokkaninformasi-informasi dari data kualitatif yangberisi masukan, kritik, dan saran perbaikanyang terdapat pada angket dan hasil wawan-

Page 7: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT …

Pengembangan Model Pembelajaran Teks Anekdot dengan STAD dan Make A Match ... 61

cara. Kemudian, hasil analisis ini digunakanuntuk merevisi produk pengembanganmodel pembelajaran.

Analisis statistik deskriptif digunakanuntuk mengolah data yang diperolehmelalui angket dalam bentuk deskripsipersentase. Rumus yang digunakan untukmenghitung persentase dari masing-masingsubyek adalah (Sugiono,2016:442):Presentase = Ʃ (jawaban x bobot tiap pilihan) x 100

N x bobot tertinggi

PEMBAHASANPengembangan bahan ajar ini terdiri

atas pendahuluan, desain draf dan pem-buatan produk awal berupa desain perang-kat, uji coba terbatas, validasi awal, revisidan uji coba lapangan, evaluasi dan revisi,validasi akhir, dan pembuatan laporan pe-ngembangan.

Hasil uji ahli materi menilai beberapaindikator, yaitu: bahasa, perencanaan, ke-layakan isi/materi, kelayakkan penyajian,dan kelayakan evaluasi. Perolehan penilaianpada tahap uji coba 67 dari skor maksimal88 menghasilkan presentase 67/88x100=76% dengan kualifikasi layak dan dapatdiimplementasikan. Perolehan penilaian

pada tahap uji coba lapangan 75 dari skormaksimal 88 menghasilkan presentase 75/88x100=85% dengan sangat layak dan dapatdiimplementasikan.

Hasil ahli bahasa menilai beberapaindikator, yaitu: lugas, komunikatif, dialogdan interaktif, kesesuaian dengan perkem-bangan peserta didik, dan kesesuaiandengan kaidah bahasa. Perolehan penilaianpada tahap uji coba adalah 33 dari skor mak-simal 36. Skor ini menghasilkan presentase33/36x100= 91 % dengan kualifikasi sangatlayak dan dapat diimplementasikan. Per-olehan penilaian pada tahap uji coba la-pangan, 35 dari skor maksimal 36 meng-hasilkan presentase 35/36x100= 97 %dengan sangat layak dan dapat diimplemen-tasikan.

Ahli media menilai beberapa indikator,yaitu: kesederhanaan, kemenarikkan, keter-paduan, penekanan, dan keseimbangan.Perolehan penilaian pada tahap uji coba 56dari skor maksimal 60 menghasilkan presen-tase 56/60x100= 93 % dengan kualifikasisangat layak dan dapat diimplementasikan.Perolehan penilaian pada tahap uji cobalapangan 58 dari skor maksimal 60 meng-hasilkan presentase 58/60x100= 96% dengansangat layak dan dapat diimplementasikan.

Page 8: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT …

62 Vol. 14, Nomor 1, Juni 2019

xHasil uji coba lapangan dalam skalaterbatas mengunakan kelas X MIPA 1dengan jumlah 20 siwa terdiri atas 3kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 6—7 orang siswa. Selanjutnya, melakukanlangkah-langkah Model PengembanganPembelajaran Teks Anekdot dengan STADdan Make a Match.

Hasil pengumpulan dan analisis datadiperoleh dengan cara wawancara, obser-vasi dan angket. Siswa mengerjakan soaltertulis 15 pilihan ganda sebagai penge-tahuan awal terhadap teks anekdot. Nilaitertinggi 80 dan terendah 73 dengan rata-ratanilai 78. Kegiatan selanjutnya adalah pe-nyampaian materi anekdot melalui LCD.Melakukan tanya jawab secara tidak lang-sung melakukan wawancara tidak terstruk-tur. Hasil yang diperoleh semua kelompokadalah nilai 100. Selanjutnya, melakukanwawancara lisan secara individu. Dari ke-giatan ini diperoleh nilai dengan hasil 19siswa mendapat 100 dan 1 orang siswa men-dapat 80. Hasil tes akhir (post test) diperolehnilai tertinggi 100 dan terendah 80 denganrata-rata 89.

Uji lapangan dalam skala besar meng-unakan kelas X MIPA 5 dengan jumlah 36siwa terdiri atas 6 kelompok setiap kelom-pok terdiri atas 6 orang siswa. Selanjutnya,melakukan langkah-langkah Pengembang-an Pembelajaran Teks Anekdot denganModel STAD dan Make a Match.

Hasil pengumpulan dan analisis datadiperoleh dengan cara wawancara, obser-vasi, dan angket. Hasil pembelajaran padates awal (pre test) menggunakan 15 soal pilih-an ganda dengan hasil nilai tertinggi 93 dannilai terendah 73. Berdasarkan perolehannilai tersebut dibuatlah kelompok secaraheterogen pengetahuan, dilanjutkan jeniskelamin, agama, dan suku. Kegiatan se-lanjutnya adalah penyampaian dan videomateri anekdot melalui LCD. Berikutnya

melakukan tanya jawab yang secara tidaklangsung melakukan wawancara tidak ter-struktur.

Hasil yang diperoleh oleh 6 kelompokadalah nilai 100. Secara lisan dan individudengan hasil 35 siswa mendapat nilai 100dan seorang siswa mendapat nilai 80. Per-temuan selanjutnya pada tanggal 20 Sep-tember 2017 mengadakan post test denganmemberikan 15 soal pilihan ganda. Hasilyang diperoleh adalah nilai tertinggi 100dan nilai terendah 80 dengan nilai rata-rata93.

Hasil respons guru berdasarkan indi-kator penilaian kemudahan, keaktifan, ke-terampilan, ketertarikan, meningkatkankemampuan, bekerja sama, dan kemandiri-an siswa dalam mengidentifikasi teks anek-dot, perolehan hasil 31 skor maksimal 32dengan hasil presentase 31/32x100=96 %.Presentase keseluruhan subyek 96:1x100%=96%.

Hasil respons dari kelompok uji cobakelas X MIPA 1 berjumlah 20 orang. Parasiswa memberikan respons berdasarkanindikator kemudahan, keaktifan, keteram-pilan, ketertarikan, meningkatkan kemam-puan, bekerja sama, dan kemandirian siswadalam mengidentifikasi teks anekdot. Per-olehan hasil 605 dengan skor maksimal 640dengan nilai presentasi subjek 96%. Peroleh-an presentase keseluruhan subjek1886:20x100%=94%.

Hasil respons dari kelompok uji cobakelas X MIPA 5 berjumlah 36 orang. Parasiswa memberikan respons berdasarkanindikator kemudahan, keaktifan, keteram-pilan, ketertarikan, meningkatkan kemam-puan, bekerja sama, dan kemandirian siswadalam mengidentifikasi teks anekdot.Perolehan hasil 1121 dengan skor maksimal1152 dengan nilai presentasi subjek 97 %.Perolehan presentase keseluruhan subjek3491:36x100%=97%.

Page 9: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT …

Pengembangan Model Pembelajaran Teks Anekdot dengan STAD dan Make A Match ... 63

Materi ajar berupa bahan ajar ModelPembelajaran Teks Anekdot dengan STADdan Make A Match menyajikan tiga tahapanpembelajaran sebagai berikut.

Tahap pendahuluan• Guru memberikan tes awal (pre test)

secara tertulis dengan memberikan 15soal pilihan ganda tentang materi yangbelum dipelajari.

• Guru memberikan motivasi agar siswatertarik pada materi yang akan merekaterima.

• Guru membentuk siswa ke dalam ke-lompok yang heterogen (jenis kelamin,suku, pengetahuan, dan agama).

• Menyosialiasakan kepada siswa ten-tang model pembelajaran yang diguna-kan dengan tujuan agar siswa mengenaldan memahaminya.

• Guru memberikan apersepsi yang ber-kaitan dengan materi yang akan dipe-lajari.

• Guru menyampaikan materi teks anek-dot melalui salindia (power point) danvideo dengan menggunakan LCD.

• Guru melakukan tanya jawab tentangmateri teks anekdot.

• Guru membuat potongan struktur teksanekdot dan potongan cerita anekdotsecara acak, lalu siswa mencari pasang-an kartu yang mereka pegang.

Tahap Pengembangan• Guru meminta siswa secara berkelom-

pok untuk mencari contoh teks anekdotdi internet.

• Siswa secara berkelompok membuatkartu yang berisi soal (struktur teks anek-dot) dan kartu jawaban (teks anekdot)menaruhnya dalam amplop yang telahdisediakan sebelumnya.

• Guru memantau kerja dari tiap kelom-pok dan membimbing siswa yang meng-alami kesulitan.

• Siswa secara bergiliran membacakanhasil kerja kelompok mereka, sedang-kan kelompok lain mendengarkan ce-rita dan pasangan struktur teks anekdotyang dibacakan.

Page 10: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT …

64 Vol. 14, Nomor 1, Juni 2019

• Guru mengumpulkan amplop yangtelah selesai dikerjakan untuk menjadites.

Tahap Penerapan• Guru membagikan amplop kepada ke-

lompok yang berbeda untuk diselesai-kan secara berkelompok.

• Siswa mempresentasikan jawaban didepan kelas dan melakukan penilaianbersama.

• Selanjutnya, siswa mengerjakan amplopsecara individu. Karena terbatasanamplop, guru meminta 5 orang per-tama. Siswa yang mendapat nilai 100boleh untuk mengadakan evaluasi.

• Selanjutnya, memberi penilaian dibawah bimbingan guru.

• Selanjutnya, guru melakukan tes akhir(post test) dengan menggunakan 15 soalpilihan ganda.

• Guru menginput nilai dan mengumum-kan perolehan kelompok yang milikinilai terbaik.

• Guru memberikan hadiah berupa bukunovel yang merupakan the best seller.

PENUTUPBerdasarkan hasil pengembangan dan

pembahasan, simpulan yang didapat adalahPengembangan perencanaan, materi ajar,dan evaluasi pada pembelajaran teks anek-dot dengan model STAD dan Make A Matchpada kelas X SMA sudah memenuhi stan-dar. Hal ini diperoleh setelah melalui vali-dasi uji ahli materi, uji ahli bahasa, uji prak-tisi pendidikan dan uji ahli media denganperolehan nilai rata-rata 92 dengan kriteriakualifikasi sangat layak atau sangat baik.

Hasil belajar siswa kelompok uji cobasangat baik dengan nilai pengetahuan indi-vidu rata-rata 89, nilai keterampilan indi-vidu rata-rata 99, dan nilai keterampilan ke-lompok seluruhnya mendapat 100. Hasil

belajar siswa kelompok uji lapangan sangatbaik dengan nilai pengetahuan individurata-rata 93, nilai keterampilan individurata-rata 99, dan nilai keterampilan kelom-pok seluruhnya mendapat 100. Nilai responsguru diperoleh presentase 96 %, responssiswa kelompok uji coba 94%, dan responssiswa kelompok uji lapangan 97 % terhadappembelajaran melalui angket dengan kuali-fikasi sangat baik digunakan pada pem-belajaran di kelas.

Berdasarkan simpulan dalam pengem-bangan ini perlu diajukan saran-saransebagai berikut.1. Guru, perlu menggunakan berbagai

model pembelajaran yang telah ditelitisebelumnya dengan memodifikasimenjadi pengembangan pembelajaranyang menyenangkan dan memudahkandalam memahami materi yang disam-paikan. Pembelajaran yang menyenang-kan akan membuat para peserta didikikut serta aktif dalam mencapai tujuanbelajar yang bermakna. Hasil pengem-bangan ini dapat digunakan untuk me-nambah salah satu reverensi guru-gurubahasa Indonesia dalam mengem-bangkan pembelajaran teks anekdot,khususnya untuk memudahkan meng-identifikasi struktur teks.

2. Kepala Sekolah, hendaknya terus selalumendukung kegiatan penggunaanberbagai model pembelajaran denganberbagai modifikasi atau variasi agarpembelajaran di dalam kelas lebihbermakna. Kepala sekolah membantuguru dalam menyediakan sarana be-lajar dengan menambah buku-buku pe-lajaran, perbaikan LCD, serta terusmengadakan pelatihan pengembanganguru dalam mengolah kelas dan pe-lajaran yang diampunya.

3. Pengembang pembelajaran selanjutnya,agar dapat menemukan model pembe-lajaran yang lebih baik dalam meng-

Page 11: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT …

Pengembangan Model Pembelajaran Teks Anekdot dengan STAD dan Make A Match ... 65

identifikasi struktur teks anekdot se-hingga siswa-siswa dapat memahamiteks dengan suasana belajar yang nya-man, menyenangkan, membuat merekalebih aktif dalam pembelajaran teksanekdot, serta dapat mencapai tujuanpembelajaran, yaitu memahami struk-tur teks anekdot dengan sangat baik.

DAFTAR PUSTAKAAris, Shoimin. 2016. 68 Model Pembelajaran

Inovatif dalam Kurikulum. 2013.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar EvalusiPendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, suharsimin. 1996. ProsedurPenelitian, Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Bumi Aksara.

Danandjaja, James.1991. Foklor Indonesia .Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,2013. Permendikbud No 54 tentang StandarKompetensi Pendidikan Dasar danMenengah. Jakarta: KementerianPendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2014. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri danAkademik SMA Kelas X. Jakarta:Kementerian Pendidikan danKebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2016. Bahasa Indonesia SMA Kelas X.Jakarta: Kementerian Pendidikan danKebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,2016. Silabus Mata Pelajaran SekolahMenengah Atas/Madrasah Aliyah/SekolahMenengah Kejuruan/Madrasah AliyahKejuruan (SMA/MA/SMK/MAK) MataPelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:Kemendikbud.

—————————————, 2017. SilabusMata Pelajaran Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan(SMA/MA/SMK/MAK) Mata PelajaranBahasa Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.

Keraf, Gorys.2010. Argumentasi dan Narasi.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, Lexy J.2014. Metodologi PenelitianKualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Noorniah.1997.Penerapan pembelajaranKooperatif dengan Metode STAD padaPengajaran Persen Kelas VI SD Ma’Arif 02Singosari. Malang: ProgramPascasarjana Universitas NegeriMalang.

Nurgiyanto, Burhan. 2014. PenilaianPembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Purwanto, 2011. Evaluasi Hasil Belajar.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rohman, Muhammad dan Sofan Amri. 2013.Strategi dan Desain Pengembangan SistemPembelajaran. Jakarta: PrestasiPustakaraya.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran.Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan DesainSistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sharan, Shlomo. 2014. The Handbook ofCooperative Learning “Inovasi Pengajarandan Pembelajaran untuk MemicuKeberhasilan Siswa di Kelas”. Yogyakarta:Istana Media.

Sitepu. 2014. Pengembangan Sumber Belajar.Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan,Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta.

____________2010. Metode PenelitianPendidikan. Jakarta: Alfabetha.

____________2016. Metode Penelitian &Pengembangan. Bandung: Alfabetha.

Trianto. (2011) .Model-model pembelajaraninovatif berorientasi konstruktivitis. Jakarta:Prestasi Pustaka.

Page 12: PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT …

66 Vol. 14, Nomor 1, Juni 2019

Wiguna, Guntur. 2014. Koleksi Humor GusDur. Jakarta: Narasi.

Yamin, Martinis. 2013. Strategi&Metode dalamModel Pembelajaran. Jakarta: Referensi(GP Press Group).