PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN...
Transcript of PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN...
LAPORAN AKHIR TAHUN
PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANNMMOODDEELL KKAAWWAASSAANN RRUUMMAAHH PPAANNGGAANN LLEESSTTAARRII
((MM--KKRRPPLL)) DDII PPRROOVVIINNSSII AACCEEHH
PENELITI UTAMA
IR. M. FERIZAL, M.Sc.
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN
2012
i
KATA PENGANTAR
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh pada tahun 2012 ditugaskan untuk
membangun Model Kawasan Rumah Pangan Lestari sebagai tindak lanjut dari program
Kementerian Pertanian dalam pengembangan pemikiran dan konsep bagi optimalisasi
pemanfaatan pekarangan, utamanya melalui pemanfaatan berbagai inovasi yang telah
dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian dan lembaga penelitian lainnya. BPTP Aceh
berperan dalam mendorong upaya optimalisasi pemanfaatann pekarangan adalah
melalui dukungan inovasi teknologi dan bimbingan teknis, serta mewujudkannya dalam
pengembangan Model KRPL di Provinsi Aceh.
Laporan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas
pelaksanaan kegiatan dan juga sebagai bahan bagi penyebarluasan informasi atas
capaian-capaian yang telah dapat dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun pada
kegiatan pengembangan model KRPL di Provinsi Aceh.
Semoga Laporan ini dapat menjadi kilas balik dan bahan pertimbangan dalam
perumusan, perencanaan, serta pelaksanaan kegiatan serupa pada masa-masa
selanjutnya.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan memberi partisipasi positif baik selama pelaksanaan kegiatan maupun dalam
penyuusan laporan ini.
Banda Aceh, Desember 2012Penanggung jawab Kegiatan,
Ir. M. Ferizal, M.Sc.NIP. 19650219 199103 1 002
ii
RINGKASAN
Pada tahun 2012 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh membangun 8 (delapan) unit ModelKawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) yang berlokasi di delapan kabupaten/kota, dimana disetiap kabupaten/kota dibentuk 1 (satu) kelompok KRPL dan di setiap unit KRPL dibangun KebunBibit Desa (KBD). Tujuan kegiatan adalah (1) Meningkatkan keterampilan keluarga danmasyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untukbudidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaanternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos; (2)Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari dalam suatukawasan; dan (3) Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakanlingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri. Kegiatan yang telah dilaksanakan antaralain: survey pendahuluan, sosialisasi program, pelatihan teknis budidaya dan pengolahan hasil,pembangunan Kebun Bibit Desa (KBD), pembinaan penguatan kelembagaan, pemanfaatan lahanpekarangan dengan tanaman sayuran, tanaman obat, dan buah pada media tanah bedengan, rakvertikultur (polibag dan bambu), kolam ikan dan teknak itik. Penerapan M-KRPL pada rumahtangga peserta telah dapat meningkatkan skor Pola Pangan Harapan (PPH) rumah tanggapeserta, melalui penganekaragaman konsumsi keluarga terutama sayuran dan protein hewaniserta tidak hanya tergantung pada konsumsi beras. Kegiatan M-KRPL mendapat respon yangpositif dari Pemerintah Daerah dan masyarakat. Pemerintah Daerah berkomitmen akanmereplikasi KRPL di wilayah lainnya pada masing-masing kabupaten/kota. Masyarakat memilikiantusias yang tinggi untuk mengembangkan KRPL secara swadaya.
Kata Kunci : rumah pangan, pekarangan, kebun bibit desa, dan vertikultur.
iii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
RINGKASAN ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................... 1
1.2. Tujuan ............................................................................................. 3
1.3. Keluaran yang diharapkan ................................................................. 3
1.4. Hasil Yang Diharapkan ....................................................................... 4
1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak .......................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5
III. PROSEDUR................................................................................................ 6
3.1. Ruang Lingkup Kegiatan .................................................................... 6
3.2. Pendekatan ...................................................................................... 6
3.3. Pemilihan Lokasi ............................................................................... 8
3.4. Tahapan Pengembangan ................................................................... 9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 14
4.1. Hasil ................................................................................................. 14
4.2. Pembahasan ...................................................................................... 15
V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 22
5.1. Kesimpulan......................................................................................... 22
5.2. Saran................................................................................................. 22
VI. Kinerja Hasil Kegiatan ............................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 24
LAMPIRAN ....................................................................................................... 24
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesadaran tentang pentingnya upaya diversifikasi pangan telah lama
dilaksanakan di Indonesia, namun demikian hasil yang dicapai belum seperti yang
diharapkan. Kebijakan diversifikasi pangan diawali dari Instruksi Presiden (Inpres)
Nomor 14 tahun 1974 tentang Upaya Perbaikan Menu Makanan Rakyat (UPMMR),
dengan menggalakkan produksi telo, Kacang dan Jagung yang dikenal dengan
Tekad, sampai yang terakhir adanya Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009
tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis
Sumber Daya Lokal. Walaupun telah berbagai upaya telah dilakukan pemerintah
dan berbagai kalangan terkait, namun pada kenyataannya tingkat konsumsi
masyarakat masih bertumpu pada pangan utama beras. Hal itu diindikasikan oleh
skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang belum sesuai harapan, dan belum optimalnya
pemanfaatan sumber bahan pangan lokal dalam mendukung penganeka-
ragaman konsumsi pangan (BKP, 2010).
Dikaitkan dengan potensi yang ada, Indonesia memiliki sumber daya hayati
yang sangat kaya. Ironisnya, tingkat konsumsi sebagian penduduk Indonesia masih
dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu salah satu upaya untuk
meningkatkan ketahanan pangan dan gizi keluarga dapat dilakukan melalui
pemanfaatan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di
lingkungannya. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui pemanfaatan lahan
pekarangan yang dikelola oleh rumah tangga.
Ketersediaan jenis pangan dan rempah yang beraneka ragam terbentang dari
wilayah Sabang sampai Merauke. Berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-
padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani
banyak kita jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan
dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun demikian
realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena
itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi
2
masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun
yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan
pekarangan yang dikelola oleh keluarga.
Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahan yang relatif
sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti umbi-umbian, sayuran, buah-
buahan; bahan tanaman rempah dan obat, bahan kerajinan tangan; serta bahan
pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang
akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat memenuhi kebutuhan
konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan
tambahan pendapatan bagi keluarga.Kementerian Pertanian melihat potensi lahan pekarangan ini sebagai salah
satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik
bagi rumah tangga di pedesaan maupun di perkotaan. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, maka Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mengembangakan
konsep KRPL. Untuk mewujudkan gagasan tersebut di tingkat lapangan di daerah,
maka setiap Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di masing-masing provinsi
ditugaskan melaksanakan pembangunan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-
KRPL). Sasaran yang ingin dicapai dari Model KRPL ini adalah berkembangnya
kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi dan sosial dalam memenuhi
kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju keluarga dan masyarakat yang
sejahtera (Kementerian Pertanian, 2011). Melalui pengembangan KRPL tersebut
ditargetkan skor Pola Pangan Harapan (PPH) masyarakat meningkat dari 65,6
persen menjadi lebih dari 90 persen dan pengeluaran pangan keluarga menurun
menjadi 50-55 persen.
Dalam masyarakat perdesaan, pemanfaatan lahan pekarangan untuk
ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah berlangsung dalam waktu yang lama
dan masih berkembang hingga sekarang meski dijumpai berbagai pergeseran.
Komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan
kemandirian pangan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan lagi budaya
menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di pedesaan.
3
1.2. Tujuan
Tujuan umum pengembangan Model KRPL di Provinsi Aceh antara lain:
1. Meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan
pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya tanaman pangan,
buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan
ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos.
2. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari
dalam suatu kawasan.
3. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan
lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.
Tujuan tahunan pengembangan Model KRPL di Provinsi Aceh adalah:
1. Membangun unit percontohan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL)
di delapan kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
2. Membangun jejaring kerjasama dengan Pemerintah Daerah, swasta, dan
organisasi masyarakat lainnya dalam pengembangan pemanfaatan lahan
pekarangan menggunakan pola KRPL.
1.3. Keluaran Yang Diharapkan
Keluaran jangka panjang kegiatan M-KRPL adalah:
1. Meningkatnya keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan
pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya tanaman pangan,
buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga), pemeliharaan ternak dan
ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi
kompos.Peningkatan adopsi teknologi anjuran tepat guna
2. Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara
lestari dalam suatu kawasan.
3. Berkembangnya kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan
lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri.
Keluaran tahunan kegiatan M-KRPL adalah:
4
1. Terbangunnya unit percontohan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-
KRPL) di delapan kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
2. Terbangunnya jejaring kerjasama dengan Pemerintah Daerah, swasta, dan
organisasi masyarakat lainnya dalam pengembangan pemanfaatan lahan
pekarangan menggunakan pola KRPL
1.4. Hasil yang Diharapkan
1. Penerapan M-KRPL pada rumah tangga peserta diharapkan dapat meningkatkan
skor Pola Pangan Harapan (PPH) rumah tangga peserta, melalui
penganekaragaman konsumsi keluarga terutama sayuran dan protein hewani
serta tidak hanya tergantung pada konsumsi beras.
2. Kegiatan M-KRPL yang dilaksanakan oleh BPTP Aceh diharapkan akan terus
dikembangkan dan discaling-up oleh Pemda dan pihak lainnya melalui dana
APBD maupun dari dukungan APDN melalui kegiatan-kegiatan sejenis baik dari
Kementerian Pertanian maupun Kementerian lainnya.
1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak
1. Berkembangnya kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi dan
sosial, dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi secara lestari, menuju
keluarga dan masyarakat yang mandiri dan sejahtera melalui pemanfaatan
lahan pekarangan.
2. Peningkatan ekonomi keluarga dapat terjadi dengan jalan mengurangi
pengeluaran untuk biaya kebutuhan pangan maupun dengan peningkatan
pendapatan dari hasil penjualan produksi pertanian yang berasal dari lahan
pekarangan.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan pemikiran bahwa dalam mewujudkan ketahanan dan
kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga, maka pemanfaatan
lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga merupakan salah
satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga.
Pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan keluarga
sudah dilakukan masyarakat sejak lama dan terus berlangsung hingga sekarang
namun belum dirancang dengan baik dan sistematis pengembangannya
terutama dalam menjaga kelestarian sumberdaya. Oleh karena itu, komitmen
pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan kemandirian
pangan melalui diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, dan konservasi
tanaman pangan untuk masa depan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan
kembali budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di
perdesaan.
Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang disebut dengan Model
Kawasan Rumah Pangan Lestari (Model KRPL) yang merupakan himpunan dari
Rumah Pangan Lestari (RPL) yaitu rumah tangga dengan prinsip pemanfaatan
pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk pemenuhan
kebutuhan pangan dan gizi keluarga, diversifikasi pangan berbasis sumber daya
lokal, pelestarian tanaman pangan untuk masa depan,serta peningkatan pendapatan
yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk menjaga
keberlanjutannya, pemanfaatan pekarangan dalam konsep Model KRPL dilengkapi
dengan kelembagaan Kebun Bibit Desa, unit pengolahan serta pemasaran untuk
penyelamatan hasil yang melimpah (Kementerian Pertanian, 2011).
6
III. PROSEDUR
3.1. Ruang Lingkup Kegiatan
a. Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan antara tahapan kegiatan persiapan,
pelaksanaan, pengumpulan data, monitoring dan evaluasi serta pelaporan.
Kooperator dalam pelaksanaan pengembangan model KRPL adalah kelompok
tani, kelompok wanita tani (KWT), dan seluruh masyarakat desa/kota yang
tergabung dalam desa/kota KRPL.
b. Pelaksanaan: Pembangunan model KRPL di Provinsi Aceh akan dilaksanakan di 8
kabupaten/kota, di masing-masing kabupaten/kota akan dipilih dua
desa/kelurahan binaan.
c. Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan
d. Pelaporan.
3.2. Pendekatan
Untuk merencanakan dan melaksanakan pengembangan Model KRPL,
dibutuhkan 9 (sembilan) tahapan kegiatan seperti telah dituangkan dalam Pedoman
Umum Model KRPL (Kementerian Pertanian, 2011), yaitu:
a. Persiapan: (1) Pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya,
lokasi dan kelompok sasaran, (2) Pertemuan dengan dinas terkait untuk mencari
kesepakatan dalam penentuan calon kelompok sasaran dan lokasi, (3)
koordinasi dengan Dinas pertanian dan dinas terkait lainnya di kabupaten/kota,
(4) Memilih pendamping yang menguasai teknik pemberdayaan masyarakat
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
b. Pembentukan Kelompok: Kelompok sasaran adalah rumahtangga atau
kelompok rumahtangga dalam satu Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW)
atau satu dusun/kampung. Pendekatan yang digunakan adalah partisipatif,
dengan melibatkan kelompok sasaran, tokoh masyarakat, dan perangkat desa.
Kelompok dibentuk dari, oleh, dan untuk kepentingan para anggota kelompok
7
itu sendiri. Dengan cara berkelompok akan tumbuh kekuatan beriinisiatif dari
para anggota dengan prinsip keserasian, kebersamaan dan kepemimpinan dari
mereka sendiri.
c. Sosialisasi: Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat
kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan. Kegiatan
sosialisasi dilakukan pada kelompok sasaran dan pemuka masyarakat serta
petugas pelaksana dari instansi terkait.
d. Penguatan Kelembagaan Kelompok: Dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan kelompok: (1) Mengambil keputusan bersama melalui
musyawarah; (2) Menaati keputusan yang telah ditetapkan bersama; (3)
Memperoleh dan memanfaatkan informasi; (4) Bekerjasama dalam kelompok
(sifat kegotong-royongan); dan (5) Bekerjasama dengan aparat maupun dengan
kelompok-kelompok masyarakat lainnya.
e. Perencanaan Kegiatan: Melakukan perencanaan/rancang bangun
pemanfaatan lahan pekarangan dengan menanam berbagai tanaman pangan,
sayuran dan obat jeluarga, ikan dan ternak, diversifikasi pangan berbasis
sumberdaya lokal, pelestarian tanaman pangan untuk masa depan, kebun bibit
desa, serta pengelolaan limbah rumah tangga. Selain itu, dilakukan juga
penyusunan rencana kerja untuk satu tahun. Kegiatan ini dilakukan bersama-
sama dengan kelompok dan instansi terkait.
f. Pelatihan: Pelatihan dilakukan sebelum pelaksanaan di lapang. Jenis
pelatihan yang dilakukan diantaranya: teknik budidaya tanaman pangan, buah
dan sayuran, toga, teknik budidaya ikan dan ternak, perbenihan dan
pembibitan, pengolahan hasil dan pemasaran serta teknologi pengelolaan
limbah rumah tangga. Jenis pelatihan lainnya adalah tentang penguatan
kelompok.
g. Pelaksanaan: Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kelompok dengan
pengawalan teknologi oleh peneliti dan pendampingan antara lain oleh Penyuluh
dan Petani Andalan. Secara bertahap, pelaksanaan kegiatan ini diarahkan untuk
menuju pada pencapaian kemandirian pangan rumah tangga, diversifikasi
8
pangan berbasis sumberdaya lokal, konservasi tanaman pangan untuk masa
depan, pengelolaan kebun bibit desa, dan peningkatan kesejahteraan.
h. Pembiayaan: Bersumber dari kelompok, masyarakat, partisipasi pemerintah
daerah dan pusat, perguruan tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, swasta dan
dana lain yang tidak mengikat.
i. Monitoring dan Evaluasi: Dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan kegiatan kawasan, dan menilai kesesuaian kegiatan yang telah
dilaksanakan dengan perencanaan. Evaluator dapat dibentuk oleh kelompok.
Evaluator dapat juga berfungsi sebagai motivator bagi pengurus, anggota
kelompok dalam meningkatkan pemahaman yang berkaitan dengan pengelolaan
sumberdaya yang tersedia di lingkungannya agar berlangsung lestari.
3.3 Pemilihan Lokasi
Model KRPL dapat diterapkan pada suatu satuan komunitas yang mencakup
luasan satu dusun dalam satu desa ataupun satu desa secara keseluruhan yang
berada di daerah pedesaan atau perkotaan. Skala luasnya model KRPL tergantung
pada ketersedian sumberdaya yang ada, baik sumberdaya alam (lahan pekarangan),
sumberdaya manusia sebagai pelaksana (rumah tangga dan tenaga pendamping),
dan sumberdaya keuangan untuk pembiayaan awal pengembangan KRPL.
Lokasi pengembangan Model KRPL Provinsi Aceh pada tahun 2012 terdapat
di delapan kabupaten/kota. Pada masing-masing kabupaten/kota dibangun satu
unit model KRPL. Pemilihan lokasi didasarkan pada kesesuaian model yang akan
dikembangkan dengan potensi lahan pekarangan yang tersedia, minat dan
partisipasi masyarakat lokal dalam pemanfaatan pekarangan, serta ketersediaan
sarana dan prasarana penunjang seperti akses informasi, komunikasi, dan
transportasi.
9
Tabel 1. Nama kabupaten/kota lokasi M-KRPL di Provinsi Aceh Tahun 2012
No Kabupaten/Kota Tipe M-KRPL
1. Aceh Besar Perdesaan
2. Aceh Jaya Perdesaan
3. Aceh Barat Perdesaan
4. Banda Aceh Perkotaan
5. Aceh Utara Perdesaan
6. Pidie Perdesaan
7. Pidie Jaya Perdesaan
8. Langsa Perkotaan
3.4 Tahapan Pengembangan
Setelah lokasi desa untuk model pengembangan Kawasan Rumah Pangan
ditentukan, selanjutnya dilakukan survey rumah tangga calon peserta program KRPL
dengan menggunakan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) untuk
mendapatkan informasi tentang karakteristik desa dan masyarakatnya. Data-data
yang dihimpun terdiri dari data penduduk, lahan, sarana dan prasarana, dan kondisi
sosial ekonomi lainnya, termasuk pemetaan desa. Berdasarkan data-data hasil
survey tersebut maka akan dapat dianalisa potensi-potensi dan hambatan yang ada
di desa tersebut dari berbagai aspek untuk menyusun strategi pembangunan,
khususnya dalam pemanfaatan lahan pekarangan. Data-data tersebut dapat juga
dimanfaatkan sebagai database untuk dasar penyusunan program-program
pembangunan lainnya. Rumah tangga yang termasuk dalam wilayah KRPL tersebut
dihimpun dalam satu unit kelompok KRPL. Kepala keluarga dalam kelompok
tersebut digolongkan menjadi 4 strata, yaitu: (1) pekarangan sangat sempit (tanpa
halaman), (2) pekarangan sempit (< 120 m2), (3) pekarangan sedang (120-400
m2), dan (4) pekarangan luas (> 400 m2). Pada masing-masing strata akan
diperkenalkan paket pemanfaatan pekarangan secara insentsif yang sesuai dengan
potensi dan keterbatasan yang dimiliki seperti disajikan pada Tabel 2.
10
Teknologi budidaya yang diperkenalkan adalah teknik-teknik budidaya yang
sudah menganut prinsip-prinsip Good Agriculture Practices (GAP) dan Good
Harvest Practices (GHP). Dengan demikian produk pertanian rumah tangga yang
dihasilkan akan memiliki nilai tambah yang lebih baik dibandingkan cara-cara
budidaya konvensional, baik dari segi kuntitas produksi maupun kualitas kesehatan.
Penataan tanaman pada KRPL didasarkan pada prinsip konservasi dan
diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, terutama untuk pemenuhan
kebutuhan rumah tangga dan dipasarkan jika terdapat hasil lebih. Pemanfaatan
limbah rumah tangga dan pertanian juga akan diterapkan dengan mengajarkan
kepada rumah tangga peserta tentang pengolahan dan pembuatan kompos.
Untuk melestarikan KRPL, para petugas lapangan setempat dan ketua
kelompok agar sejak awal dilibatkan secara aktif mulai perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi kegiatan. Diharapkan keterlibatan ini akan memudahkan proses
keberlanjutan dan kemandiriannya.
Keberlanjutan pengembangan rumah pangan lestari dapat diwujudkan
melalui pengaturan pola dan rotasi tanaman termasuk sistem integrasi tanaman-
ternak dan model diversifikasi yang tepat sehingga dapat memenuhi pola pangan
harapan dan memberikan kontribusi pendapatan keluarga.
Untuk menjaga keberlanjutannya, pemanfaatan pekarangan dalam konsep
model KRPL dilengkapi dengan dengan kelembagaan Kebun Bibit Desa (KBD) dan
unit pengolahan serta pemasaran untuk penyelamatan hasil yang melimpah. Kebun
Bibit Desa dibangun dan dikelola secara baik di setiap unit KRPL. KBD yang dikelola
oleh kelompok berfungsi sebagai penyedia benih/bibit untuk rumah tangga yang
membutuhkan sehingga selalu tersedia benih/bibit yang murah dan sesuai
kebutuhan. Disamping itu juga dilestarikannya bibit plasmanutfah lokal.
Unit-unit pengolahan dan pemasaran berfungsi untuk menciptakan nilai
tambah produk olahan yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi daripada bahan
segarnya, menambah lapangan kerja, dan menambah pendapatan rumah tangga.
Unit pengolahan tersebut seperti pembuatan tepung berbahan baku beras, ubi kayu,
dan jagung; pengolahan kedelai untuk susu dan tempe; pembuatan keripik dari
pisang, talas, ubi kayu, dll). Oleh karena itu, pelatihan-pelatihan juga akan
11
dilaksanakan di desa lokasi KRPL dengan peserta terdiri dari rumah tangga-rumah
tangga pengrajin, ibu-ibu anggota PKK, dan kelompok-kelompok usaha lainnya.
Tabel 2. Basis komoditas dan model budidaya rumah pangan lestari menurutkelompok lahan Pekarangan Perdesaan
No. Kelompok Lahan Model Budidaya Basis Komoditas
1. Pekarangan sangatsempit (tanpahalaman)
Vertikultur (modelgantung, tempel,tegak, rak)
Sayuran: Sawi, kucai, pakcoi,kangkung, bayam, kemangi,caisim, seledri. Selada bokor,bawang daun
Toga: kencur, jahe merah, sirih,daun jinten, sambiloto, antanan,gempur batu
Pot/polibag
Benih/bibit
Sayuran: cabai,terong, tomat,mentimun
Toga: jahe, kencur, kunyit,temulawak, kumis kucing, sirihhijau/merah, pegagan, lidahbuaya, sambiloto
2. Pekarangan sempit(<120 m2)
Vertikultur (modelgantung, tempel,tegak, rak)
Sayuran: Sawi, kucai, pakcoi,kangkung, bayam, kemangi,caisim, seledri. Selada bokor
Toga: kencur, jahe merah, sirih,daun jinten, sambiloto, antanan,gempur batu
Pot/polibag/tanam langsung
Benih/bibit
Pelestariantanaman pangan
Sayuran: cabai, kenikir, terong,tomat, kecipir, kacang panjang,buncis tegak, buncis rambat
Toga: jahe, kencur, kunyit,temulawak, kumis kucing, sirihhijau/merah, pegagan, lidahbuaya, sambiloto
Buah: pepaya, jeruk nipis, jambu Tanaman pangan: talas, ubijalar,
ubikayu, ubikelapa, garut,ganyong, jagung, atau tanamanlokal lainnya.
Kandang Ternak ayam buras
Kolam terpal Pemeliharaan ikan
12
No. Kelompok Lahan Model Budidaya Basis Komoditas
3. Pekarangansedang (120 - 400m2)
Pot/polibag/tanam langsung
Sayuran: cabai, sawi, kenikir,terong, tomat, bayam, kangkung,kacang panjang, kecipir
Toga: jahe, kencur, lengkuas,kunyit, temulawak, sirih
Kandang Ternak kambing, domba dan/ atauayam buras
Kolam Pemeliharaan ikan atau lele:lele/nila/gurame
Bedengan, surjan,multistrata
Intensifikasi pekarangan:Sayuran/buah/umbi/kacang-kacangan
Multistrata Intensifikasi pagar: kaliandra, dadap,gliriside, rumput, garut, talas, pisang,nenas, melinjo, ganyong, garut.
4. Pekarangan luas(>400 m2)
Bedengan,pot/polibag
Sayuran: cabai, sawi, kenikir, terong,tomat, bayam, kangkung, kacangpanjang, kecipir, buncis tegak &rambat
Bedengan,pot/polibag
Toga: jahe, kencur, lengkuas, kunyit,temulawak, kumis kucing, sirihhijau/merah, pegagan, lidah buaya,sambiloto
Kandang Ternak kambing, domba dan/ atauayam buras
Kolam Pemeliharaan ikan atau lele:lele/nila/gurame
Bedengan, surjan,multistrata
Benih/bibit
Intensifikasi pekarangan:
Sayuran/buah/umbi/kacang-kacangan
Multistrata Intensifikasi pagar: kaliandra, dadap,gliriside, rumput, garut, talas, pisang,nenas, melinjo, ganyong, garut.
13
No. Kelompok Lahan Model Budidaya Basis Komoditas
5. Intensifikasi pagarjalan
Multistrata Tanaman buah, tanaman hijauanmakanan ternak
6. Intensifikasihalaman kantordesa, sekolah, danfasilitas umumlainnya
Pot, bedengan,tanam langsung
Tanaman sayuran
Tanaman buah
Tanaman pagar multistrata
7. Kebun Bibit Desa Pot, rak, bedengan Tanaman sayuran
Tanaman pangan
8. Pelestarian tanamanpangan lokal untukmasa depan
Bedengan Tanaman pangan lokal: aneka umbi(ubi gembili, dll), aneka talas,suweg, aneka jenis jagung danserealia (sorgum, jewawut, hotong,dll)
14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
Tahapan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Model Kawasan Rumah
Pangan Lestari (M-KRPL) di Provinsi Aceh yang telah diselesaikan antara lain:
1. Sosialisasi kegiatan kepada Pemerintah Daerah (Badan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian dan Ketahanan Pangan) tingkat kabupaten dan masyarakat sasaran.
2 Penentuan lokasi dan survey Participatory Rural Appraisal pada lokasi sasaran.
3. Persiapan pelaksanaan kegiatan, berupa penyusunan rencana kegiatan bersama
kelompok masyarakat peserta kegiatan M-KRPL di lokasi masing-masing
desa/kelurahan terpilih.
4. Pelatihan budidaya dan pengolahan hasil pertanian.
5. Pembangunan Kebun Bibit Desa (KBD) dimasing-masing lokasi.
6. Survey tingkat konsumsi pangan pada keluarga peserta KRPL.
7. Pelaksanaan budidaya tanaman sayuran, pangan, tanaman obat keluarga, dan
pemeliharaan ternak/ikan di pekarangan rumah tangga peserta.
Tabel 3. Lokasi M-KRPL di Provinsi Aceh tahun 2012.
No. Kabupaten Tipe M-KRPL Kecamatan/Desa
Koordinat (GPS)
1. Aceh Besar Perdesaan Kec. Kota BaroDesa Meunasah Dayah
N: 05.33.0.43E: 95o22.25.12'
2. Pidie Perdesaan Kec. Peukan BaroDesa Balee Pineung
N: 05.18.430E: 095.57.349
3. Pidie Jaya Perdesaan Kec. Meurah DuaDesa Meunasah Raya
N: 05.14.0880E: 096.15.742
4. Aceh Utara Perdesaan Kec. LapangDesa Gelanggang Baro
N: 05.08.887E: 097.17.328
5. Kota Langsa Perkotaan Kec. Langsa BaruDesa Karang Anyar
N: 04.28.781E: 097.56.684
6. Kota Banda Aceh Perkotaan Kec. Kuta AlamDesa Bandar Baru
N: 05.33.37.52E: 095.19.53.92
7. Aceh Jaya Perdesaan Kec. Krueng SabeeDesa Panggong
N: 04.38.41.13E: 095.39.18.17
8. Aceh Barat Perdesaan Kec. Kawai XVIDesa Pasie Ara
N 04.17.58.5E 096. 12.20.8
15
Tabel 4. Perkembangan jumlah rumah tangga peserta pada lokasi M-KRPL diProvinsi Aceh, 2012.
No. Kabupaten/Kota
Desa/Kelurahan Tahun awalperkembangan
Jumlah KK (KRPL)Awal Per 30 Des
2012
1. Bireuen Ds. Lipah Rayeuk 2011 35 50
2. Aceh Besar Ds. MeunasahDeyah
2012 20 31
3. Banda Aceh Kel. Bandar Baru 2012 5 6
4. Pidie Ds. Balee Pineung 2012 23 30
5. Pidie Jaya Ds. MeunasahRaya
2012 20 20
6. Aceh Utara Ds. GelanggangBaro
2012 22 25
7. Langsa Kel. Karang Anyar 2012 23 23
8. Aceh Jaya Ds. Panggong 2012 20 20
9. Aceh Barat Ds. Pasie Ara 2012 38 45
Tabel 5. Perkembangan Skor Pola Pangan Harapan pada lokasi M-KRPL Aceh, 2012.
No. Kabupaten/Kota
Desa/Kelurahan Tahun awalperkembangan
Pola PanganHarapan (PPH)
Awal Per 30Des 2012
1. Bireuen Ds. Lipah Rayeuk 2011 74 76
2. Aceh Besar Ds. Meunasah Deyah 2012 73 75
3. Banda Aceh Kel. Bandar Baru 2012 78 78
4. Pidie Ds. Balee Pineung 2012 73 75
5. Pidie Jaya Ds. Meunasah Raya 2012 71 73
6. Aceh Utara Ds. Gelanggang Baro 2012 71 71
7. Langsa Kel. Karang Anyar 2012 76 76
8. Aceh Jaya Ds. Panggong 2012 72 72
9. Aceh Barat Ds. Pasie Ara 2012 72 72
16
Tabel 6. Penghematan pengeluaran biaya konsumsi sayuran pada lokasi M-KRPLAceh, 2012.
No. Kabupaten/Kota
Desa/Kelurahan Tahun awalperkembangan
AnalisisPenghematanPengeluaran(Rp/KK/bln)
1. Bireuen Ds. Lipah Rayeuk 2011 450.000,-
2. Aceh Besar Ds. Meunasah Deyah 2012 450.000,-
3. Banda Aceh Kel. Bandar Baru 2012 150.000,-
4. Pidie Ds. Balee Pineung 2012 300.000,-
5. Pidie Jaya Ds. Meunasah Raya 2012 250.000,-
6. Aceh Utara Ds. Gelanggang Baro 2012 150.000,-
7. Langsa Kel. Karang Anyar 2012 150.000,-
8. Aceh Jaya Ds. Panggong 2012 150.000,-
9. Aceh Barat Ds. Pasie Ara 2012 150.000,-
4.2. Pembahasan
1. Lokasi dan tipe M-KRPL
2. Perkembangan jumlah rumah tangga peserta
3. Peningkatan mutu konsumsi pangan keluarga
4. Nilai ekonomi pemanfaatan pekarangan
5. Replikasi KRPL oleh Pemerintah daerah
17
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Propinsi Aceh
pada tahun 2012 telah dilaksanakan di 8 (delapan) kabupaten kota, dimana di
setiap kabupaten/kota dibentuk 1 (satu) kelompok KRPL dan di setiap unit KRPL
dibangun Kebun Bibit Desa (KBD).
2. Penerapan M-KRPL pada rumah tangga peserta telah dapat meningkatkan skor
Pola Pangan Harapan (PPH) rumah tangga peserta, melalui penganekaragaman
konsumsi keluarga terutama sayuran dan protein hewani serta tidak hanya
tergantung pada konsumsi beras.
3. Kegiatan M-KRPL mendapat respon yang positif dari Pemerintah Daerah dan
masyarakat. Pemerintah Daerah berkomitmen akan mereplikasi KRPL di wilayah
lainnya pada masing-masing kabupaten/kota. Masyarakat memiliki antusias yang
tinggi untuk mengembangkan KRPL secara swadaya.
5.2. Saran
Setiap penanggung jawab dan pelaksana di lapangan harus mampu dan
bersedia menjadi tenaga pendamping bagi kegiatan replikasi KRPL yang akan
dilaksanakan dan di danai oleh pemerintah daerah/kabupaten.
18
VI. KINERJA HASIL KEGIATAN
Pelaksanaan Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari di
Provinsi Aceh pada umumnya berjalan mendekati baik, yang dimulai dari koordinasi
Dinas/Instansi terkait baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota, terutama
dalam penentuan/penetapan lokasi.
Di masing-masing lokasi telah dibangun Kebun Bibit Desa (KBD) yang
berfungsi sebagai pemasok bibit untuk rumah tangga peserta. Rancang bangun
KBD pada-masing-masing lokasi telah selesai dibangun dan berfungsi, tetapi masih
harus terus perbaiki dan ditingkatkan agar sesuai perkembangan kebutuhan rumah
tangga peserta.
Anggota kelompok pada masing-masing lokasi tingkat perkembangannya
sangat bervariasi. Pada sebagian besar kelompok KRPL jumlah anggota peserta
tetap seperti saat dimulai, tetapi ada juga beberapa kelompok yang jumlah anggota
pesertanya bertambah. Peningkatan jumlah peserta RPL pada satu kawasan
merupakan partisipasi secara swadaya, yang menunjukkan dampak dari kegiatan
pengembangan model KRPL yang telah dilakukan.
Penerapan M-KRPL pada rumah tangga peserta telah dapat meningkatkan
skor Pola Pangan Harapan (PPH) rumah tangga peserta dengan peningkatan 1-5
skor dari sebelumnya. Hal ini disebabkan telah terjadinya penganekaragaman
konsumsi keluarga terutama sayuran dan protein hewani hasil dari pemanfaatan
lahan pekarangan mereka.
Kegiatan M-KRPL mendapat respon yang positif dari Pemerintah Daerah dan
masyarakat. Pemerintah Daerah dimana kegiatan M-KRPL dilaksanakan
berkomitmen akan mereplikasi KRPL di wilayah lainnya pada masing-masing
kabupaten/kota dengan tetap menjalin kerjasama dengan BPTP Aceh sebagai
tenaga konsultasi teknologi dan pendamping pelaksanaan di lapangan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Badan Ketahanan Pangan (BKP). 2010. Perkembangan Situasi KonsumsiPenduduk di Indonesia.
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2011. PetunjukPelaksanaan Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari. Bogor.
Handewi P. S. 2011. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL): Sebagai SolusiPemantapan Ketahanan Pangan. Makalah pada Kongres Ilmu PengetahuanNasional (KIPNAS), Jakarta, 8-10 Nopember 2011.
http://bengkulu.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=236:model-kawasan-rumah-pangan-lestari&catid=153:ad-hock&Itemid=192 Model Kawasan Rumah Pangan Lestari.
http://jambi.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=63&Itemid=70. KRPL.
http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/903/. Kawasan Rumah Pangan Lestaridi Pacitan
http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/916/ Mentan Tinjau Kawasan RumahPangan Lestari di Pacitan.
http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/1020/. Rumah Pangan Lestari menjadiPrimadona di HPS Gorontalo.
Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah PanganLestari. Jakarta.
Rachman, Handewi .P.S. dan M. Ariani. 2007. Penganekaragaman KonsumsiPangan di Indonesia: Permasalahan dan Implikasi untuk Kebijakan danProgram. Makalah pada “Workshop Koordinasi Kebijakan Solusi SistemikMasalah Ketahanan Pangan Dalam Upaya Perumusan KebijakanPengembangan Penganekaragaman Pangan”, Hotel Bidakara, Jakarta, 28November 2007. Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian RepublikIndonesia.
1
Lampiran 1 :
DAFTAR RISIKO
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
UNIT KERJA/UPT : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH
NAMA PIMPINAN : Ir. T. Iskandar, MSi
NIP : 19580121 198303 1 001
KEGIATAN : Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari
TUJUAN KEGIATAN : 1. Membangun unit model KRPL
2. Membangun jejaring kerjasama
No. Risiko Penyebab Dampak1. Kurang responnya
masyarakat terhadaprencana kegiatan.
Kurangnya pemahamanmasyarakat tentangmanfaat kegiatan bagikehidupan keluarganya
Kegiatan pembangunanunit M-KRPL menjaditerhambat.
2. Kurangnya responPemerintah Daerahdalam mendukung danmengembangkan M-KRPL
Ketersediaan danaAPBD untukmendukung danmengembangkankegiatan M-KRPL.
Jenis dan volumekegiatan di lokasi unitM-KRPL sangat terbatassehingga kurang efektifdan tidak berkelanjutan.
3. Ketersediaan benih/bibittanaman yang akandikembangkan terbatas.
Penyediaan benih/bibitvarietas yang diinginkantidak tersedia di BalaiPenelitian lingkupBadan Litbang.
Pelaksanaanpembenihan/pembibitandan plasma nutfahtanaman terhambat.
Disusun Tanggal : Desember 2012Penjab Kegiatan :
Ir. M. Ferizal, MSc.NIP. 19650219 199203 1 002
2
Lampiran 2 :PENANGANAN RESIKO
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
UNIT KERJA/UPT : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH
NAMA PIMPINAN : Ir. T. Iskandar, MSi
NIP : 19580121 198303 1 001
KEGIATAN : Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari
TUJUAN KEGIATAN : 1. Membangun unit model KRPL
2. Membangun jejaring kerjasama
No. Risiko Penyebab Dampak UpayaPenanganan
1. Kurang responnyamasyarakatterhadap rencanakegiatan.
Kurangnyapemahamanmasyarakattentang pentingdan manfaatnyakegiatan bagikehidupankeluarganya
Kegiatanpembangunan unitM-KRPL menjaditerhambat.
Mengintensifkansosialisasi,promosi, dankomunikasidengan tokohmasyarakatsetempat.
2. Kurangnya responPemerintahDaerah dalammendukung danmengembangkanM-KRPL
Ketersediaan danaAPBD untukmendukung danmengembangkankegiatan M-KRPL.
Jenis dan volumekegiatan di lokasiunit M-KRPLsangat terbatassehingga kurangefektif dan tidakberkelanjutan.
Memadukankegiatan- kegiatanPemda lainnyapada lokasi M-KRPL yang dapatmenunjangpembangunankawasansetempat.
3. Ketersediaanbenih/bibittanaman yangakandikembangkanterbatas.
Penyediaanbenih/bibit varietasyang diinginkantidak tersedia diBalai Penelitianlingkup BadanLitbang.
Pelaksanaanpembenihan/pembibitan dan plasmanutfah tanamanterhambat.
Memanfaatkanjenis/varietastanaman yangsudah tersedia dipasaran setempatuntuk sementara.
Disusun Tanggal : Desember 2012Penjab Kegiatan :
Ir. M. Ferizal, MSc.NIP. 19650219 199203 1 002
3
Lampiran 3. Organisasi Pelaksana Kegiatan
No Nama Jabatan dalamKegiatan Uraian Tugas
AlokasiWaktu
(Jam/mg)
1. Ir. M. Ferizal, MSc. Penjab Kegiatan Mengkoordinir kegiatan mulaiperencanaan sampai laporan
10
2. Ir. Basri A. Bakar, MSi. Pelaksana Penanggung jawab kegiatandi kabupaten
5
3. Cut Nina Herlina, S.Pi. Pelaksana Penanggung jawab kegiatandi kabupaten
5
4. Fenti Ferayanti,SP. Pelaksana Penanggung jawab kegiatandi kabupaten
5
5. Idawanni, SP. Pelaksana Penanggung jawab kegiatandi kabupaten
5
6. Ir. Syarifah Raihanah Pelaksana Penanggung jawab kegiatandi kabupaten
5
7. M. Ramlan, SP Pelaksana Penanggung jawab kegiatandi kabupaten
5
8. Ir. Nani Yunizar Pelaksana Penanggung jawab kegiatandi kabupaten
5
29
Lampiran 5. Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKT) Tahun 2012INSTANSI : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) ACEH
KEGIATAN
RencanaTingkatCapaianTarget
Realisasi
PersentasiPencapaianRencanaTingkatCapaian
Target (%)
Ket
Program Uraian Indikator Kinerja Satuan1 2 3 4 5 6 7 8
PengembanganModel KawasanRumah PangfanLestari
Masukan :- Dana : Rp. 759.600.000,- Rupiah 759.600.000 720.873700 94,90
SDM :- Peneliti : 3 orang 3 3 100,00 -- Penyuluh : 3 orang 3 3 100,00 -- Teknisi : 4 orang 4 4 100,00 -- Administrasi : 1 orang 1 1 100,00 -
Keluaran :1. Terbangunnya unit Model Kawasan Rumah Pangan
LestariLokasi 8 8 100,00 -
2. Terbangunnya jejaring kerjasama dengan Pemda,swasta, dan LSM
Lokasi 8 8 100,00 -
30
KEGIATAN
RencanaTingkatCapaianTarget
Realisasi
PersentasiPencapaianRencanaTingkatCapaian
Target (%)
Ket
Program Uraian Indikator Kinerja Satuan1 2 3 4 5 6 7 8
Hasil :1. Penerapan M-KRPL pada rumah tangga peserta
diharapkan dapat meningkatkan skor PolaPangan Harapan (PPH) rumah tangga peserta,melalui penganekaragaman konsumsi keluargaterutama sayuran dan protein hewani serta tidakhanya tergantung pada konsumsi beras.
Kabupaten 8 8 100,00 -
2. Kegiatan M-KRPL yang dilaksanakan oleh BPTP Acehdiharapkan akan terus dikembangkan dan discaling-up oleh Pemda dan pihak lainnya melalui dana APBDmaupun dari dukungan APDN melalui kegiatan-kegiatan sejenis baik dari Kementerian Pertanianmaupun Kementerian lainnya.
Kabupaten 8 8 100
Dampak :Berkembangnya kemampuan keluarga danmasyarakat secara ekonomi dan sosial, dalammemenuhi kebutuhan pangan dan gizi secaralestari, menuju keluarga dan masyarakat yangmandiri dan sejahtera melalui pemanfaatan lahanpekarangan.
Kabupaten 8 8 100
30
PROFIL M-KRPL ACEH BESAR PROPINSI ACEH
MENGUBAH DESA KUMUH MENJADI AGROWISATA MINI
Kawasan Rumah Pangan Lestari Aceh Besar terletak di desa Deyah KecamatanKota Baro. Desa ini cukup strategis karena tidak jauh dari Ibukota Propinsi hanyaberjarak 15 km dari Banda Aceh dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 20 menitatau sekitar 10 menit dari bandara internasional Sultan Iskandar Muda. Sebagaisalah satu daerah sentra produksi pertanian, usahatani yang dikelola olehmasyarakat di desa ini didominasi dengan usahatani padi dengan Indekspertanaman lahan sawah irigasi teknis dalam se tahun 2 kali tanam dan lahansawah tadah hujan 1 kali tanam. Kebanyakan usahatani padi di desa ini dilakukanoleh perempuan. Laki-laki umumnya lebih menyukai pekerjaan sebagai pedagangdan buruh bangunan.
Perempuan desa Deyah termasukperempuan yang mampu berperanganda yaitu sebagai ibu rumah tanggadan pencari nafkah. Pada musim tanampadi perempuan desa ini melakukanusahatani padinya dari pagi hingga sorehari menggarap sawah milik sendirimaupun sebagai tenaga upah disawahmilik orang lain. Disela-sela waktu yanghanya sedikit, mereka masih tetapmengurus keluarga.
Kenyataan ini menjadi modal bagi program pengembangan rumah pangan lestari diAceh Besar untuk merekrut kaum perempuan agar berperan serta memanfaatkanlahan pekarangan. Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna, karena dari lahanyang relatif sempit ini, bisa menghasilkan bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan; bahan tanaman rempah dan obat, serta bahan pangan hewani yang berasaldari unggas, ternak kecil maupun ikan. Manfaat yang akan diperoleh daripengelolaan pekarangan antara lain dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizikeluarga, menghemat pengeluaran, dan juga dapat memberikan tambahanpendapatan bagi keluarga.
Memasuki Kawasan Rumah Pangan Lestari desa Deyah di sepanjang jalan masukdesa hampir setiap rumah menanam tanaman sayuran baik dipekarangan depanrumah maupun pekarangan belakang rumah. Untuk pekarangan yang luas dansedang tanaman sayuran ditanam dalam bedengan. Sedangkan pada lahanpekarangan yang sempit sayuran ditanam dalam polibag dan rak.
31
Persemaian bibit sayuran dilakukan di kebun bibit yang dikelola oleh kelompokberanggotakan 20 orang ibu rumah tangga. Fungsi Kebun Bibit Desa selain sebagaitempat penyediaan bibit sayuran dan tanaman obat bagi anggota dan masyarakatyang membutuhkan, juga berfungsi sebagai bentuk percontohan desainpertanaman yang mudah dan murah untuk diikuti oleh masyarakat. Kelompokpeserta M-KRPL diketuai oleh Sakdiah. Walaupun usianya sudah tidak muda lagi(60 tahun), beliau masih bersemangat memimpin kelompoknya untuk memanfaatkanpekarangan bukan hanya sebagai stok pangan tetapi juga sebagai salah satupendapatan keluarga. Kebun bibit desa tidak hanya menyediakan bibit persemaian,tetapi juga mengoleksi beberapa jenis tanaman obat seperti lidah buaya, kemangi,jahe, kunyit, sambiloto, pegagan, sirih merah, jeruk purut, kumis kucing, bunga melurdan lain sebagainya.
Kegiatan M-KRPL Desa Deyah baru dilaksanakan mulai bulan April tahun 2012,namun respon masyarakat dalam program ini cukup tinggi. Hal ini terlihat denganbertambahnya rumah pangan lestari. Dari 20 rumah RPL bertambah sekitar 11rumah menjadi 32 RPL yang mengikuti Model Kawasan Rumah Pangan Lestarisecara swadaya. Desa yang sebelumnya terlihat kumuh tidak terurus, kini telahmulai berbenah diri agar terlihat rapi dan asri. Hampir merata di setiap rumah yangmemiliki pekarangan, tidak ada lahan yang dibiarkan kosong tanpa dimanfaatkanuntuk berbagai macam tanaman, baik tanaman sayuran, obat-obatan, dan ternak.
Persemaian di Kebun Bibit Desa
Bedengan Sawi di Rumah Pangan Lestari
32
Pada tanggal 9 Agustus 2012Kepala Badan Litbang PertanianHaryono beserta rombonganberkunjung ke M-KRPL Aceh Besar.Kedatangan Haryono disambutdengan antusias oleh sebagianbesar warga desa khususnyakelompok M-KRPL. Kedatanganbeliau didampingi oleh KepalaBBP2TP dan beberapa pejabatlingkup Badan Litbang.
Dalam arahannya Haryono menyatakan gembira atas antusias masyarakatmenyambut program KRPL yang dicanangkan Badan Litbang. Beliau berharapsemoga KRPL di desa Deyah ini tetap lestari sehingga bisa memberi dampak bagipeningkatan pendapatan rumah tangga.
Ibu Rosleni salah satu anggotaKRPL menceritakan, pada awalnyapenanaman sayuran dilakukanhanya untuk memenuhi kebutuhanrumah tangga, namun denganbanyaknya sayuran yangdiusahakan di desa ini,mengundang para agen pedagangsayur untuk menampung hasilpanen. Di halaman rumah ibuRosleni tersusun bedengan yangrapi ditanami sayuran sawi,kangkung, bayam dan seledri.
Selain itu ada juga beberapa tanaman yang ditanam dalam polybag seperti cabe,tomat dan terong, cabai rawit, dll dalam jumlah kecil untuk dikonsumsi. Walaupunpada musim tanam padi ibu Rosleni disibukan dengan waktu tanam, tetapipemeliharaan tanaman pekarangan masih tetap dilakukan demi mendapatkantambahan pendapatan bagi keluarga
33
Umumnya sayuran yang ditanam untuk dijual oleh rumah tangga di desa Deyahtidak banyak jenisnya hanya beberapa jenis yang ditanam dan dianggap lebihmenguntungkan. Jenis sayuran tersebut diantaranya adalah kangkung, bayam, sawi,selada, dan daun seledri. Alasannya komoditi ini selain mudah dipelihara, cepatpanen, bisa mendatangkan keuntungan yang lumayan. Contohnya saja kangkungdan bayam dalam ikatan besar dijual dengan harga Rp. 5.000,- Sawi dan seladauntuk setiap ikat dengan 3-4 helai daun dijual seharga Rp. 750,- – Rp. 1.000,-.Sedangkan daun seledri. disusun dalam ikatan kecil-kecil (4 - 5 batang) senilai Rp.400,- yang digabung dalam satu ikatan sebanyak 10 ikatan kecil dijual seharga Rp.4.000,-. Dengan adanya pemanfaatan pekarangan melalui program M-KRPL di desaDeyah Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar telah mampu mengurangipengeluaran keluarga bahkan bisa menambah pendapatan sekitar antara Rp.400.000,- – Rp. 750.000,- per panen. Pasar Lambaro merupakan pasar yangbanyak menampung sayuran yang berasal dari desa ini. Secara berkala pedagangpengumpul akan mendatangi desa ini untuk menampung sayuran yang dipanen.Namun tidak tertutup peluang bagi petani sayuran untuk menjual sendiri hasilpanennya ke pasar.dan kios-kios sayuran.
Saat ini kegiatan M-KRPL di desa Deyah Kecamatan Kuta Baro Kabupaten AcehBesar telah menjadi contoh bagi kegiatan-kegiatan pemanfaatan lahan pekarangansejenis di daerah sekitarnya, bahkan di kabupaten lainnya. Telah banyakpengunjung yang datang melihat, baik petugas-petugas PPL dari kecamatan sekitar,LSM dari kabupaten lain, masyarakat tani, dan peminat pertanian lainnya.Umumnya mereka memberi kesan yang cukup baik karena merasa terkesan dengankeberhasilan dan antusias setempat, sehingga mengunjungi desa ini seperti melihatdaerah agrowisata mini.
34
PROFIL M-KRPL KABUPATEN ACEH JAYA
MEMANFAATKAN LAHAN PEKARANGAN TERLANTAR
Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) di Kabupaten Aceh Jaya dilaksanakan di Desa Panggong Kecamatan Krueng Sabee, hal ini ditetapkanberdasarkan koordinasi dengan Badan Penyuluhan dan Ketahanan PanganKabupaten Aceh Jaya. Di sisi lain Desa Panggong memiliki potensi sumber dayaalam dan sumber daya manusia serta prasarana jalan desa atau usahatani yangbaik sehingga dapat mendukung pengembangan usahatani maupun usaha ternak.
Masyarakat Desa Panggong umumnya bermata pencaharian sebagai petani.Desa ini memiliki lahan kering yang lebih luas dibandingkan dengan lahan sawah.Luas lahan kering mencapai 152 ha yang terdiri dari 146 ha tegalan dan 6 hapekarangan. Sedangkan lahan sawah mencapai 103 ha terdiri dari lahan sawahtanah hujan 100 ha dan lahan sawah irigasi tersier 3 ha. Bila diilihat dari kondisilahan sawahnya yaitu lebih dominan sawah tadah hujan sehingga petani hanyadapat menanam padi setahun sekali dan kegiatan tersebut dilakukan oleh kaumperempuan. Sementara lahan pekarangan yang ada belum secara optimaldimanfaatkan. Padahal bila dilihat dari luas pekarangan di masing-masing rumahtangga maka dapat dikelompokan pada pekarangan sedang dengan luas rata–rataper KK 130 m2.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan maka kaum perempuan di desaPanggong dapat diikut sertakan dalam program pengembangan rumah panganlestari sehingga kaum perempuan yang memiliki waktu luang yang banyak mampumemanfaatkan lahan pekarangan dengan menanam sayuran, tanaman obat, buah-buahan, dan berbagai sumber pangan lokal seperti ubi kayu, ubi jalar dll sertamemelihara ternak itik/ayam. Disisi lain dengan pengelolaan pekarangan yangdilakukan secara intensif oleh kaum perempuan dapat memenuhi kebutuhan pangandan gizi keluarga, menghemat pengeluaran, dan bila hasilnya dijual dapatmemberikan tambahan pendapatan bagi keluarga.
Kegiatan MKRPL di Desa Panggong pada awalnya diikuti oleh 16 orangyang tergabung dalam kelompok wanita tani Peduli Kawan, beberapa bulan berjalankegiatan bertambah lagi anggota sebanyak 5 orang. Selanjutnya dalammemproduksi benih dan bibit untuk memenuhi kebutuhan pekarangan anggotakelompok dan juga masyarakat disekitarnya maka kegiatan MKRPL ini membangunKebun Bibit Desa (KBD) yang dikelola oleh anggota kelompok secara partisipatif.
Selain pelaksanaan pengelolaan KBD, anggota kelompok juga diberipelatihan-pelatihan yang mendukung kegiatan MKRPL dan bertujuan untukmeningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota kelompok dalam pengelolaantanaman sayuran dan pemeliharaan ternak di pekarangan. Pelatihan yang dilakukandalam bentuk teori dan praktek/demonstrasi. Materi pelatihan meliputi: teknikpembuatan MOL dan Insektisida Nabati, pembuatan kompos, budidaya tanamansayuran, dan budidaya pemeliharaan itik.
35
PROFIL M-KRPL KABUPATEN ACEH UTARA PROPINSI ACEHKINI DESA PINGGIR PANTAI HIJAU DENGAN SAYURAN
Ada nada pesimis di wajah warga Desa Geulanggang Baro Kecamatan LapangKabupaten Aceh Utara ketika pertama kali diajak untuk memanfaatkan pekaranganrumah dengan menanam tanaman sayuran. Mereka beralasan tidak mungkintanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di bibir pantai yang air dantanahnya agak asin. Anggapan tersebut buyar seiring menghijaunya pekaranganrumah 28 KK dengan aneka tanaman sayuran seperti; kacang panjang, terong,sawi, kangkung, bayam dan beberapa jenis tanaman sayuran lainnya melaluikegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) yang dilaksanakan olehBPTP Aceh.
Kekhawatiran masyarakat sirna ketika Kebun Bibit Desa (KBD) ditempatkandi desa tersebut dengan luas sekitar 400 m2. Pada kebun KBD bukan hanya didapatibibit tanaman saja, namun berbagai jenis tanaman sebagai replika dari tanamanyang ada dihalaman rumah warga. Bahkan ada juga beberapa jenis tanamanlainnya yang dianggap potensial untuk dikembangkan seperti melon, tomat, seledri,cabai dan mentimun. KBD juga menyimpan koleksi tanaman obat yang dilengkapidengan keterangan masing-masing manfaatnya, seperti; jahe merah, kunyit putih,sambiloto, mahkota dewa, kumis kucing, temu kunci, bangle, tapak dara dan lain-lain. Tidak hanya itu, KBD juga dilengkapi dengan kolam ikan lele dan kandangayam.
M-KRPL di Kabupaten Aceh Utara, telah dilaksanakan launching yangdipadu dengan kegiatan workshop serta pelatihan wanita tani mengolah bahanpangan pada Selasa (11/12). Kegiatan ini diikuti oleh Kepala Badan PelaksanaPenyuluhan dan Ketahanan Pangan, Muspika, PPL, kontak tani dan masyarakatsetempat. Turut hadir ketua tim penggerak PKK Kabupaten yang juga isteri bupatiAceh Utara Ny. Cut Ratna Irawati, SE, Istri wakil bupati Ny. Suswita dan jugadinas/instansi terkait lainnya.
Cut Ratna Irawati, SE di hadapan lebih kurang 60 orang peserta,mengungkapkan kegembiraannya terhadap keberhasilan yang telah dicapai olehmasyarakat Desa Geulanggang Baro yang telah mampu memanfaatkan pekarangandengan tanaman produktif. “Kita berharap, semua masyarakat di Kabupaten AcehUtara dapat melaksanakan kegiatan serupa, melalui kegiatan PKK hal inimemungkinkan untuk ditindaklanjuti,” ujarnya.Penanggungjawab kegiatan M-KRPL Aceh Utara Ir. Syarifah Raihanahmenjelaskan bahwa wanita tani yang bergabung dalam kelompok Bungong Pik jugadilatih mengolah beberapa bahan pangan yang ada di desa menjadi produk yangbernilai ekonomis dan memenuhi standar kesehatan.
36
PROFIL M-KRPL KABUPATEN PIDIE JAYA PROPINSI ACEHTAHUN 2013 PIDIE JAYA REPLIKASI 16 DESA MKRPL
Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh memprogramkan 16 desa ModelKawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) tahun 2013. Hal tersebut disampaikanKepala Dinas Tanaman pangan dan Peternakan Pidie Jaya, Drh. Muzakir padaacara launching MKRPL oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Kamis(22/11) di Desa Meunasah Raya Kecamatan Meurah Dua.
Dalam sambutannya pada acara tersbut, Muzakir menyampaikan apresiasi dan rasagembira karena masyarakat desa tersebut telah memanfaatkan lahan pekaranganmelalui kegiatan KRPL. “Ternyata bila dirancang dan direncanakan dengan baik,lahan pekarangan mampu memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga sendiridan berpeluang menambah pendapatan rumah tangga,” ujarnya.
Acara launching tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan danPeternakan Kab. Pidie Jaya Drh. Muzakir, Camat Meurah Dua Mahdi, S.Sos,Koramil Kecamatan Meurah dua M. Gade, Kepala Desa Mahmudi MD, Kepala BPPMeurah Dua Ir Abdul Jalil Nurdin, para penyuluh, tim penggerak PKK se kecamatanserta masyarakat setempat. Acara launching juga telah dilaksanakan di KabupatenPidie sehari sebelumnya, yakni Selasa (21/11) yang dihadiri isteri Bupati Pidieselaku ketua tim penggerak PKK Pidie.
Dalam sambutannya, kepala BPTP Aceh yang diwakili Ir. M. Ferizal, M.Sc.menyampaikan tujuan MKRPL adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizikeluarga, mengembangkan ekonomi produktif, serta menciptakan lingkungan hijaubersih dan sehat. Selain itu mampu memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluargasendiri dan berpeluang menambah pendapatan rumah tangga. Ditambahkan, fokusutama kegiatan ini adalah pembentukan Kebun Bibit Desa (KBD) yang berfungsisebagai penyedia bibit sayuran bagi anggota masyarakat sekitarnya.
Desa Meunasah Raya Kabupaten Pidie Jaya merupakan salah lokasi contohkegiatan M-KRPL. Lahan perkarangan atau tanah-tanah kosong sekitar rumah yangselama ini dibiarkan tanpa dimanfaatkan kini telah ditanami dengan beragamtanaman sayuran yang dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Pada tahappertama kegiatan ini diikuti 22 anggota yang semuanya kaum ibu.
BPTP Aceh untuk tahun 2012 telah melaksanakan M-KRPL di delapan kabupatenuntuk seluruh Provinsi Aceh. Bahkan untuk tahun 2013, jumlah lokasi bertambahuntuk tiap kabupaten menjadi dua atau tiga lokasi. Sedangkan untuk replikasi danpengembangan lebih lanjut diharapkan peran Pemerintah Daerah dan partisipasimasyarakat.
37
PROFIL M-KRPL KOTA LANGSA PROPINSI ACEHKEBUN SAYUR DI TENGAH PEMUKIMAN KOTA
Kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) merupakan salahsatu program Nasional dari Kementerian Pertanian, yang bertujuan meningkatkanekonomi masyarakat berbasis optimalisasi pemanfaatan lahan pekaranganmemenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, mengembangkan ekonomi produktifserta menciptakan lingkungan hijau berbasis tanaman pangan maupun tanamanobat untuk kebutuhan kelurga (TOGA).
MKRPL Kota Langsa merupakan suatu model rumah pangan yang dibangundalam suatu kawasan RT/RW dengan prinsip pemanfaatan lahan pekarangan yangramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga dalammengurangi belanja rumah tangga atau peningkatan pendapatan yang padaakhirnya meningkatkan kesejateraan melalui partisipasi masyarakat setempat.
Pencanangan MKRPL di Kota Langsa dilakukan di Desa Karang AnyarKecamatan Langsa Barudengan titik Koordinat N04.28.781 dan E 097.56.684 denganketinggian 20 meter daripermukaan laut. DesaKarang Anyarmerupakan salah satudesa dengan matapencaharian masyarakatumumnya sebagai buruhtani dan industri rumahtangga di bidangpertanian. Di desa inisangat berpotensi dalampemanfaatan lahan
pekarangan untuk menambah pendapatan keluarga dengan cara menanamberaneka jenis tanaman sayuran untuk di konsumsi sendiri bahkan untuk dijual kepasar tradisional terdekat.
Pelaksanaan MKRPL di lapangan mencakup kegiatan: koordinasi ke intansiterkait dari tingkat kabupaten, ke kecamatan hingga ke kelurahan/desa,mengkarakterisasi calon lokasi dan calon kooperator yang telah ditentukan olehinstansi terkait, melakukan pertemuan kooperator dan menjelaskan kegiatan MKRPLserta pembentukan pengurus kelompok wanita yang berbasis MKRPL, membangunkebun bibit desa (KBD), dan memasyarakatkan kebutuhan pangan dan gizi sertatanaman obat untuk keluarga berbasiskan lahan pekarangan.
Pelaksanaan kegiatan MKRPL di Desa Karang Anyar pada awalnya diikutioleh anggota sebanyak 20 orang, namun kemudian bertambah 2 orang yangtergabung menjadi kelompok dan 10 (sepuluh) orang dibina secara swadaya yanghanya dibanti bibit yang ada di KBD. Tanaman sayuran yang ditanam di pekaranganumumnya sayuran, hortikultura dan tanaman pangan seperti kangkung, bayam,sawi, selada, terong, Paria, timun, jagung manis dan lain-lain.
38
Dalam pelaksanaannya,kegiatan M-KRPL melakukanpelatihan–pelatihan untukmendukung kegiatan di lapangan.Pelatihan–pelatihan yang telahdilakukan antara lain: pelatihanpengolahan/pembuatan komposdari sampah rumah tangga, sisa–sisa daun dan batang tanaman.Selain itu juga di lakukan pelatihanpengolahan dan diversifikasi panganyaitu pembuatan, manisan terongdan keripik bayam.
Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) Kota Langsa, Kamis, 6Desember 2012 telah di launching yang dipadukan dengan kegiatan workshop,bertempat di Desa Karang Anyar Kec. Langsa Baro. Acara tersebut ikut dihadiriKetua Tim penggerak PKK tingkat Kecamatan, Kepala, Kepala Dinas Pertanian,Peternakan Penyuluhan dan Ketahanan pangan, Muspika yang diwakili oleh DanRamil, sejumlah PPL dan Kontak Tani wilayah setempat.
Dalam rangkaian kegiatan launching juga di berikan meteri pelatiahanpengolahan pangan berupa manisan terong, keripik bayam dan keripik kangkung.Diharapkan dengan pelatihan ini akan dapat menggugah ibu-ibu peserta untukmelakukan pengolahan dan diversifikasi pangan dan ada prospek yang cukup baikmenjadi tamabahan keuntungan dalam melaksanakan kegiatan M-KRPL.
39
PROFIL M-KRPL KABUPATEN PIDIE PROPINSI ACEHKEBUN SAYUR INDAH TUMBUHKAN MINAT PENGUNJUNG
Kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) merupakan salahsatu program Nasional dari Kementerian Pertanian, guna pengembangan programberbasis optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan maupun lahan tidur. Tujuandari MKRPL yakni untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga,mengembangkan ekonomi produktif serta menciptakan lingkungan hijau berbasistanaman pangan maupun tanaman obat untuk kebutuhan kelurga (TOGA).
MKRPL adalah suatu model rumah pangan yang dibangun dalam suatukawasan (RT/RW, Dusun, Desa, Kecamatan, dst.) dengan prinsip pemanfaatanlahan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dangizi keluarga dalam mengurangi belanja rumah tangga atau peningkatanpendapatan yang pada akhirnya meningkatkan kesejateraan melalui partisipasimasyarakat.
Pencanangan MKRPL di Kabupaten Pidie dilakukan di Desa Balee PineungKecamatan Peukan Baro. Desa Balee Pineung merupakan salah satu desa denganmata pencaharian masyarakat umumnya sebagai petani. Selain sebagai salah satusentra produksi pertanian khususnya padi desa ini juga memiliki potensi dalam
pemanfaatan lahan pekarangan untukmenambah pendapatan keluarga dengancara menanam beraneka jenis tanamansayuran untuk di konsumsi sendiri bahkanuntuk dijual ke pasar tradisional terdekat.
Pelaksanaan MKRPL di lapanganmencakup kegiatan: koordinasi ke intansiterkait dari tingkat kabupaten, kekecamatan hingga ke kelurahan/desa,mengkarakterisasi calon lokasi dan calonkooperator yang telah ditentukan olehinstansi terkait, melakukan pertemuankooperator dan menjelaskan kegiatan
MKRPL serta pembentukan pengurus kelompok wanita yang berbasis MKRPL,membangun kebun bibit desa (KBD), dan memasyarakatkan kebutuhan pangan dangizi serta tanaman obat untuk keluarga berbasiskan lahan pekarangan maupunpemanfaatan lahan tidur, khususnya di Desa Balee Pineung Kecamatan PeukanBaro.
Pelaksanaan kegiatan MKRPLdi Desa Balee Pineung pada awalnyadiikuti oleh anggota sebanyak 23orang, namun kemudian bertambahsebanyak 15 orang yang dibina secaraswadaya. Tanaman sayuran yangditanam di pekarangan umumnyasayuran, hortikultura dan tanamanpangan seperti kangkung, bayam,sawi, selada, terong, bawang merah,timun, jagung dan lain-lain.
Dalam pelaksanaannya,kegiatan MKRPL melakukan pelatihan
40
–pelatihan untuk mendukung kegiatandilapangan. Pelatihan – pelatihan yangtelah dilakukan antara lain: pelatihanpengolahan/pembuatan kompos darisampah rumah tangga, sisa – sisa daundan batang tanaman. Selain itu juga dilakukan pelatihan pengolahan dandiversifikasi pangan yaitu pembuatantempe, manisan terong dan keripikbayam.
Model Kawasan Rumah PanganLestari (M-KRPL) Kabupaten Pidie,Rabu (21/11) telah di launching yang
dipadukan dengan kegiatan workshop, bertempat di Desa Balee Pineung Kec.Peukan Baro. Acara tersebut ikut dihadiri Ketua Tim penggerak PKK yang juga isteriBupati Pidie Ny Rohana Razali Sarjani STP, Kepala Bapel Penyuluhan dfanKetahanan (BP2KP), Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Pidie, Muspika,sejumlah PPL dan Kontak Tani wilayah setempat.
Dalam sambutannya, kepala BP2KP T. Sabirin, SH mengaku gembiraterhadap apa yang dilakukan oleh para ibu di Desa Balee Pineung dalammemanfaatkan pekarangan dengan aneka sayuran melalui program KRPL.Sebelumnya lahan pekarangan belum termanfaatkan karena tekstur tanah
umumnya berpasir sehingga sulit dikelola. Kini, telah terbukti bahwa melaluipengelolaan lahan yang baik ternyata dapat mencukupi pangan keluarga danbahkan dapat menambah penghasilan.
Ketua Badan Penggerak PKK memberikan apresiasi terhadap kegiatan M-KRPL yang dilaksanakan di Desa Balee Pineung ini. Ny. Rohana Razali berharappada tahun 2013, kegiatan ini dapat bersinergis dengan kegiatan desa binaan ibu-ibu PKK yang ada di Kab. Pidie. Dengan demikian tidak ada lagi lahanpekarangan yang terbengkalai, namun dapat memberikan manfaat untukmenunjang kebutuhan gizi keluarga dengan penanaman sayuran. Selain itu jugadiharapkan MKRPL dapat direplikasi oleh kelompok PKK lainnya, sehingga gerakanini dapat berjalan secara intensif dan manfaatnya dapat segera dirasakan olehmasyarakat Kabupaten Pidie.