Pengembangan Metode Ekstraksi Dem

4
PENGEMBANGAN METODE EKSTRAKSI DEM (DIGITAL ELEVATION MODEL) DARI DATA ALOS PRISM Peneliti Utama : Bambang Trisakti Unit Kerja : Bidang Sumber Daya Wilayah Darat, Pusfatja Anggota : Gok Maria, Ita Carolita, Surlan, Gathot Winarso, Atriyon Julzarika kegiatan pkpp 2010 (Lapan – Ristek) Digital Elevation Model (DEM) merupakan salah satu data utama untuk mendukung berbagai kegiatan, seperti pembuatan peta topografi, koreksi geometrik citra, pemetaan daerah rawan bencana (banjir, tsunami, longsor, dan gunung api) dan rencana tataruang wilayah. DEM dapat dihasilkan dengan perhitungan paralaks menggunakan data stereo ALOS PRISM. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan kajian pembuatan DEM dari data stereo ALOS PRISM dan menguji tingkat akurasi dari DEM yang dihasilkan. Selain itu juga mengkaji penggabungan data DEM Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) dan peta topografi) untuk menghasilkan DEM yang lebih akurat. Daerah penelitian adalah wilayah Bandung, Bogor di Provinsi Jawa Barat, dan Sragen di Provinsi Jawa Tengah dengan pertimbangan bahwa wilayah-wilayah ini mempunyai kondisi topografi yang bervariasi sehingga dapat mewakili lingkungan bertopografi rendah sampai lingkungan bertopografi tinggi. DEM diturunkan dengan menggunakan metode image matching dan persamaan collinear berbasis modul Leica Photogrammetry Suite (LPS) software Erdas Imagine. Proses membutuhkan Ground Control Point (GCP) XYZ sebagai input untuk menentukan koefisien orientasi dalam dalam persamaan kolinear. Kemudian

description

PENGEMBANGAN METODE EKSTRAKSI DEM (DIGITAL ELEVATION MODEL) DARI DATA ALOS PRISM

Transcript of Pengembangan Metode Ekstraksi Dem

Page 1: Pengembangan Metode Ekstraksi Dem

PENGEMBANGAN METODE EKSTRAKSI DEM (DIGITAL ELEVATION MODEL) DARI DATA ALOS PRISM

Peneliti Utama   :  Bambang Trisakti

Unit Kerja              :  Bidang Sumber Daya Wilayah Darat, Pusfatja

Anggota                :  Gok Maria, Ita Carolita, Surlan, Gathot Winarso, Atriyon Julzarika

kegiatan pkpp 2010 (Lapan – Ristek)

 

Digital Elevation Model (DEM) merupakan salah satu data utama untuk mendukung berbagai kegiatan, seperti pembuatan peta topografi, koreksi geometrik citra, pemetaan daerah rawan bencana (banjir, tsunami, longsor, dan gunung api) dan rencana tataruang wilayah. DEM dapat dihasilkan dengan perhitungan paralaks menggunakan data stereo ALOS PRISM.

Kegiatan ini bertujuan untuk  melakukan kajian pembuatan DEM dari data stereo ALOS PRISM dan menguji tingkat akurasi dari DEM yang dihasilkan. Selain itu juga mengkaji penggabungan data DEM Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) dan peta topografi) untuk menghasilkan DEM yang lebih akurat. Daerah penelitian adalah wilayah Bandung, Bogor di Provinsi Jawa Barat, dan Sragen di Provinsi Jawa Tengah dengan pertimbangan bahwa wilayah-wilayah ini mempunyai kondisi topografi yang bervariasi sehingga dapat mewakili lingkungan bertopografi rendah sampai lingkungan bertopografi tinggi.

DEM diturunkan dengan menggunakan metode image matching dan persamaan collinear berbasis modul Leica Photogrammetry Suite (LPS) software Erdas Imagine. Proses membutuhkan Ground Control Point (GCP) XYZ sebagai input untuk menentukan koefisien orientasi dalam dalam persamaan kolinear. Kemudian melakukan image matching untuk menentukan paralak dan menghitung ketinggian setiap piksel. Pengujian tingkat akurasi terhadap DEM yang dihasilkan dilakukan menggunakan GCP XYZ yang berbeda dengan proses input saat pembuatan DEM. GCP XYZ diperoleh dari pengukuran di daerah kajian dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) geodetic. Selanjutnya dilakukan analisis pengaruh beberapa parameter (jumlah, distribusi dan sumber GCP, rasio base-to-height, operator yang mengerjakan dan resolusi spasial DEM) terhadap tingkat akurasi DEM.

Pada kegiatan ini juga dilakukan kajian metode penggabungan data ketinggian dari DEM SRTM dengan peta topografi, kemudian juga dilakukan pengukuran tingkat akurasi dari DEM gabungan tersebut.

Page 2: Pengembangan Metode Ekstraksi Dem

Kegiatan ini telah dilaksanakan dari bulan Februari-November 2010. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. DEM dari PRISM ALOS dapat diturunkan dengan menggunakan model geometrik sensor Generic pushbroom LPS-Imagine, dengan akurasi berkisar 5 m. 

2. Akurasi DEM dari PRISM ALOS dipengaruhi secara signifikan oleh jumlah, distribusi GCP/CP,  sumber GCP/CP dan kemampuan operator. Sedangkan stereo pair dan resolusi spasial DEM kurang mempengaruhi secara signifikan.

3. Akurasi DEM dapat ditingkatkan dengan pengabungan titik tinggi 2 data DEM yang berbeda melalui metode interpolasi, dimana metode interpolasi krigging mempunyai akurasi terbaik dibandingkan metode lain yang digunakan pada kegiatan ini.

4. Perlu kajian lebih lanjut mengenai metode penghilangan bull eyes (error) pada DEM dari data stereo ALOS PRISM, Metode penggabungan DEM dapat menjadi salah satu cara menghilangkannya.

 

Kami mengucapkan terimakasih kepada KemenRistek yang telah mendanai penelitian ini. Terimakasih pula kami sampaikan kepada pejabat struktural eselon I, II dan III di lingkungan Deputi Bidang Penginderaan Jauh atas bimbingan dan bantuannya, sehingga penelitian ini dapat berjalan lancar.

 

Output yang dihasilkan:

1. Metode pembuatan DEM dari citra stereo ALOS PRISM2. Juknis pengolahan data untuk menghasilkan DEM 3. DEM dari citra stereo ALOS PRISM untuk wilayah kajian4. Metode penggabungan DEM SRTM dan Peta topografi5. Publikasi ilmiah (Prosiding dan jurnal)

 http://www.lapanrs.com/p/detail/654-PENGEMBANGAN-METODE-EKSTRAKSI-DEM-DIGITAL-ELEVATION-MODEL-DARI-DATA-ALOS-PRISM

Page 3: Pengembangan Metode Ekstraksi Dem

Topik Terkait: