PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN … · Tabel 4.5 Hasil revisi LKS berdasarkan komentar...
Transcript of PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN … · Tabel 4.5 Hasil revisi LKS berdasarkan komentar...
PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA
KELAS IV SD MATERI DAUR HIDUP JENIS
MAKHLUK HIDUP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Ama Eka Ananti
NIM: 131134018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK
UNTUK SISWA KELAS IV SD MATERI DAUR HIDUP JENIS
MAKHLUK HIDUP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Ama Eka Ananti
NIM: 131134018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yang Maha Esa
Orang tuaku, Budiono dan Kanti Asih
Teman satu payung R and D
Para sahabat yang tidak bisa kusebut satu-persatu
Almamater kebangganku, Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Prestasi yang luar biasa selalu diawali dengan persiapan yang seksama”
(Roger Staubach)
“Anda dapat melakukannya jika Anda yakin Anda mampu”
(Napoleon Hill)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA BERBASIS
PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV SD
MATERI DAUR HIDUP JENIS MAKHLUK HIDUP
Ama Eka Ananti
Universitas Sanata Dharma
2017
Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya ketersediaan dan penggunaan
LKS yang mampu mengaktifkan siswa dalam belajar pada matapelajaran IPA
materi daur hidup jenis makhluk hidup.Tujuan penelitian adalah untuk
mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi daur hidup jenis
makhluk hidup dengan berpedoman pada LKS yang sudah ada yang mengacu pada
kurikulum 2013, kemudian mengembangkan LKS tesebut dengan kualitas baik.
Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian dan
pengembangan (R&D). Model yang digunakan adalah model Dick & Carey (2003)
dalam Setiyosari (2013). Model tersebut dimodifikasi ke dalam delapan langkah
pengembangan yaitu, analisis kebutuhan, merumuskan tujuan, mengembangkan
instrumen, mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS, evaluasi formatif,
revisi, dan efaluasi sumatif.
Hasil penelitian menujukkan bahwa LKS berbasis pendekatan saintifik yang
memiliki warna dan gambar yang menarik serta karakteristik yang menuntun siswa
untuk belajar secara mandiri dan kreatif. Validasi LKS oleh ahli menunjukkan
kualitas sangat baik dengan rerata skor dari masing-masing ahli adalah 3,43 dan
3,80. Uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa
posttest lebih tinggi dari pada pretest dengan selisih rerata nilai sebesar 39,5%.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis pendekatan saintifik
yang telah dikembangkan dari LKS yang sudah ada mengacu pada kurikulum
2013, memiliki kualitas yang sangat baik dan membantu siswa dalam mempelajari
materi daur hidup jenis makhluk hidup pada mata pelajaran IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF SIXTH GRADE SCIENCE WORKSHEET ABOUT
LIFE CYCLE OF ORGANISMS USING SCIENTIFIC APPROACH
Ama Eka Ananti
Sanata Dharma University
2017
The background of this study is because the lack of availability and usage of
worksheets that can help student in studying science about life cycle of organisms.
The aim of this study is to develop science worksheets about life cycle of organisms
using scientific approach which follows the corrent worksheets that uses
curriculum 2013, and that worksheets to be better.
The method that is used in this study is research and development (R and D).
Model that is used is Dick and Carey (2003) in Setiyosari (2013). That model is
modified into eight development stages: requirements analysis,formulating
objectives, developing instruments, developing strategy, developing the content of
the worksheets, formative evaluation, revision, and evaluation summative.
The result of the study shows that worksheets based on scientific approach
that use attractivecolors and pictures, and characteristic will guide students to
study independently and creatively. Worksheets validation by the experts shows the
good quality with score 3,43 and 3,80 from each expert. Limited trial shows that
students got from higher score in their posttest that pretest with 39,5% difference
in average score. Thus,it can be concluded that worksheets based on scientific that
use curriculum 2013 have have really good quality and help students in studying
about life cycle of organisms in science.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN
SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV SD MATERI DAUR HIDUP JENIS
MAKHLUK HIDUP” ini tepat pada waktunya.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik berkat adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Karena
itu, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus
hati kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.
4. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A selaku dosen pembimbing
I yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan
kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi hingga selesai.
5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal
penulisan skripsi hingga selesai.
6. Mukija, S.Pd. Selaku Kepala SD Negeri Perumnas Condongcatur yang
telah memberikan ijin sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
7. Sartinah, S.Pd. selaku wali kelas IV A SD Negeri Perumnas Condongcatur
yang telah memberikan bantuan dan dudukan selama melakukan penelitian
di sekolah.
8. Para ahli yang telah melakukan uji keterbacaan dan uji validitas terhadap
instrument penelitian peneliti yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per
satu.
9. Dosen ahli yang telah menjadi validator ahli pembelajaran IPA terhadap
LKS yang peneliti kembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRACT ................................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 6
1.4.1 Bagi Sekolah ....................................................................................................... 6
1.4.2 Bagi Guru ............................................................................................................ 6
1.4.3 Bagi Siswa ........................................................................................................... 6
1.4.4 Bagi Peneliti ........................................................................................................ 7
1.5 Spesifikasi Produk .................................................................................................. 7
1.6 Defenisi Operasional .............................................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1 Kajian Pustaka ...................................................................................................... 10
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ............................................................................ 10
2.1.1.1Teori Belajar .................................................................................................... 10
2.1.1.2 Teori Belajar Konstruktivisme ....................................................................... 11
2.1.1.3 Teori Belajar Piaget ........................................................................................ 11
2.1.1.4 Teori Belajar Vygotsky .................................................................................. 12
2.2 Pembelajaran IPA di SD .................................................................................... 13
2.2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ........................................................ 13
2.2.2 Hakikat IPA ...................................................................................................... 14
2.3 Daur Hidup Makhluk Hidup ............................................................................ 15
2.3.1 Pengertian Daur Hidup Makhluk Hidup ........................................................... 15
2.4 Hakikat Pendekatan Saintifik ........................................................................... 16
2.4.1 Pengertian Pendekatan Saintifik ........................................................................ 16
2.4.2 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ............................................................. 17
2.5 Lembar Kerja Siswa .......................................................................................... 23
2.5.1 Pengertian Lembar Kerja Siswa ........................................................................ 23
2.5.2 Karakteristik Lembar Kerja Siswa ................................................................... 23
2.5.3 Jenis-jenis LKS ................................................................................................. 24
2.5.4 Langkah-langkah Penyusunan LKS .................................................................. 25
2.5.5 Manfaat LKS ..................................................................................................... 26
2.6 Penelitian yang Relevan ..................................................................................... 27
2.7 Kerangka Berpikir ............................................................................................. 31
2.8 Pertanyaan Penelitian ........................................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 33
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................................... 33
3.2 Setting Penelitian .................................................................................................. 33
3.2.1 Objek Peneltian ................................................................................................. 33
3.2.2 Subjek Penelitian ............................................................................................... 34
3.2.3 Lokasi Penelitian ............................................................................................... 34
3.2.4 Waktu Penelitian ............................................................................................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.3 Rancangan Penelitian ........................................................................................ 34
3.4 Prosedur Penelitian ............................................................................................ 39
3.4.1 Analisis Kebutuhan ........................................................................................... 41
3.4.1.1 Analisis Siswa ................................................................................................ 41
3.4.1.2 Analisis Pembelajaran .................................................................................... 41
3.4.2 Merumuskan Tujuan Khusus ............................................................................ 42
3.4.3 Mengembangkan Instrumen .............................................................................. 42
3.4.4 Mengembangakan Strategi ................................................................................ 43
3.4.5 Mengembangkan Isi LKS.................................................................................. 43
3.4.6 Evaluasi Formatif .............................................................................................. 43
3.4.7 Revisi ................................................................................................................ 44
3.4.8 Evaluasi Sumatif ............................................................................................... 44
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 44
3.5.1 Observasi ........................................................................................................... 44
3.5.2 Wawancara ........................................................................................................ 45
3.5.3 Kuesioner .......................................................................................................... 45
3.5.4 Tes ..................................................................................................................... 45
3.6 Instrumen Penelitian .......................................................................................... 46
3.6.1 Pedoman Observasi ........................................................................................... 46
3.6.2 Pedoman Wawancara ........................................................................................ 47
3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah ........................................................................... 47
3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas IV ............................................................................ 47
3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas IV ........................................................................... 48
3.6.3 Kuesioner .......................................................................................................... 49
3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan ....................................................................... 49
3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk............................................................................. 50
3.6.4 Soal Tes ............................................................................................................. 51
3.7 Triangulasi .......................................................................................................... 53
3.8 Teknik Analisis Data .......................................................................................... 54
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ................................................................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3.8.2 Analisis Data Kualitatif ..................................................................................... 58
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 60
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................... 60
4.1.1 Deskripsi Potensi Masalah ................................................................................ 60
4.1.1.1 Identifikasi Potensi ......................................................................................... 60
4.1.1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................................... 60
4.1.2 Proses Pengembangan LKS .............................................................................. 66
4.1.2.1 Analisis Kebutuhan ........................................................................................ 66
4.1.2.2. Merumuskan Tujuan Khusus ........................................................................ 67
4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen ........................................................................... 68
4.1.2.4 Mengembangkan Strategi ............................................................................... 70
4.1.2.5 Mengembangkan Isi LKS ............................................................................... 71
4.1.2.6 Evaluasi Formatif ........................................................................................... 77
4.1.2.7 Revisi .............................................................................................................. 78
4.1.2.8 Evaluasi Sumatif ............................................................................................ 78
4.1.3 Kualitas LKS ..................................................................................................... 79
4.2 Pembahasan ........................................................................................................ 82
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 88
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 88
5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................................ 90
5.3 Saran ..................................................................................................................... 90
Daftar Referensi ....................................................................................................... 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kis observasi pembelajaran IPA kelas IV ........................................... 46
Tabel 3.2 Kisi-kisi wawancara dengan kepala sekolah .............................................. 47
Tabel 3.3. Pedoman wawancara dengan guru kelas IV .............................................. 48
Tabel 3.4 Pedoman wawancara siswa kelas IV .......................................................... 48
Tabel 3.5 Kisi-kisi kuesioer terbuka untuk guru ........................................................ 50
Tabel 3.6 Kisi-kisi kuesioner tertutup untuk guru ...................................................... 50
Tabel 3.7 Kisi-kisi kuesioner terbuka untuk siswa .................................................... 50
Tabel 3.8 Kisi-kisi kuesioner tertutup untuk siswa .................................................... 50
Tabel 3.9 Kisi-kisi validasi produk ............................................................................ 51
Tabel 3.10 Kisi-kis instrumen soal tes pilihan ganda ................................................. 52
Tabel 3.11 Tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif ............................................. 57
Tabel 3.12 Tabel kategorisasi skor rerata hasil penilaian instrumen ......................... 57
Tabel 4.1 Jenis dan tujuan instrumen ......................................................................... 68
Tabel 4.2 hasil perhitungan validitas soal pilihan ganda ........................................... 69
Tabel 4.3 Reliabilitas soal pilihan ganda ................................................................... 70
Tabel 4.4 Pemetaan KI, KD, dan Indikator serta tujuan ............................................ 70
Tabel 4.5 Hasil revisi LKS berdasarkan komentar ahli dan siswa ............................. 78
Tabel 4.6 Hasil skor penilaian ahli ............................................................................. 79
Tabel 4.7 Hasil komentar siswa setelah menggunakan LKS ..................................... 80
Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil pretest dan posttest ........................................................ 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan ................................... 35
Gambar 3.2 Prosedur pengembangan Dick & carey .................................................. 40
Gambar 3.3 Triangulasi teknik pengumpulan data analisis kebutuhan ...................... 54
Gambar 3.4 Triangulasi sumber data ......................................................................... 54
Gambar 3.5 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert .............. 57
Gambar 3.6 Rumus perhitungan presentasi jawaban pada kuesioner ........................ 58
Gambar 3.7 Rumus perhitungan nilai pretest dan posttest ......................................... 58
Gambar 4.1 Triangulasi sumber data wawancara identifikasi masalah ..................... 62
Gambar 4.2 Triangulasi teknik pengumpulan data .................................................... 65
Gambar 4.3 Kegiatan mengamati ............................................................................... 72
Gambar 4.4 Kegiatan menanya .................................................................................. 73
Gambar 4.5 Kegiatan menalar .................................................................................... 74
Gambar 4.6 Kegiatan mencoba .................................................................................. 74
Gambar 4.7 Kegiatan mengkomunikasikan ............................................................... 75
Gambar 4.8 Kegiatan Membuat Biografi ................................................................... 76
Gambar 4.9 Kegiatan membuat grafik ....................................................................... 76
Gambar 4.10 Kegiatan membuat kliping ................................................................... 77
Gambar 4.11 Rumus perhitungan pretest dan posttest ............................................... 79
Gambar 4.12 Grafik perbedaan nilai pretest dan posttest pada masing-masing siswa81
Gambar 4.13 Rerata skor keseluruhan ....................................................................... 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ 94
LAMPIRAN 1 Instrumen Identifikasi Masalah .................................................... 95
Lampiran 1.1 Lembar hasil validasi pedoman observasi ........................................... 95
Lampiran 1.2 Lembar hasil observasi pembelajaran IPA .......................................... 96
Lampiran 1.3 Lembar hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli . 97
Lampiran 1.4 Transkrip wawancara dengan kepala sekolah ...................................... 99
Lampiran 1.5 Lembar hasil validasi pedoman wawancara oleh ahli ....................... 100
Lampiran 1.6 Transkrip wawancara dengan guru .................................................... 102
Lampiran 1.7 Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli ............. 103
Lampiran 1.8 Transkrip wawancara dengan siswa .................................................. 105
LAMPIRAN 2 Instrumen Analisis Kebutuhan .................................................. 106
Lampiran 2.1 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru .............. 106
Lampiran 2.2 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa ............. 110
LAMPIRAN 3 Instrumen Tes ............................................................................... 112
Lampiran 3.1 Lembar hasil pengisian soal tes oleh ahli dalam uji empiris ............. 112
Lampiran 3.2 Output SPSS perhitungan instrumen tes ............................................ 115
Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan Prettest ....................................................... 116
Lampiran 3.4 Lembar hasil pengerjaan Postest ....................................................... 119
LAMPIRAN 4 Validasi Produk ............................................................................ 122
Lampiran 4.1 Lembar validasi kuesioner produk oleh ahli ...................................... 122
Lampiran 4.2 Lembar hasil validasi LKS oleh ahli ................................................ 126
LAMPIRAN 5 Surat Penelitian ............................................................................ 136
Lampiran 5.1 Surat izin penelitian .......................................................................... 136
Lampiran 5.2 Surat keterangan telah melakukan penelitian ................................... 137
Lampiran 6 Foto Kegiatan Uji coba lapangan .................................................... 138
Lampiran 7 Curriculum Vitae .............................................................................. 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini berisi (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah,
(3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) spesifikasi produk yang
dikembangkan, dan (6) definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam mencerdaskan
bangsa. Pendidikan yang baik akan melahirkan generasi bangsa yang berkarakter.
Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk
pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan di luar sekolah, yang
berlangsung seumur hidup yang bertujuan untuk optimalisasi kemampuan-
kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup
secara tepat (Triwiyanto, 2014: 23). Dalam hal ini, pendidikan dapat diartikan
sebagai suatu aktivitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan
melibatkan beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Melalui
pendidikan, manusia berharap nilai-nilai kemanusiaan diwariskan, bukan sekedar
diwariskan melainkan menginternalisasi dalam watak dan kepribadian. Salah satu
alat untuk mencapai tujuan pendidikan adalah kurikulum.
Di Indonesia, perubahan kurikulum mengalami perjalanan yang sangat panjang
dari rencana pembelajaran 1947, kurikulum 1952, kurikulum 1964, kurikulum
1968, kurikulum 1975/1976, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum berbasis
kompetensi 2004 dan 2006 yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
hingga terakhir ini kurikulum 2013 (Hidayat, 2013: 10). Berdasarkan kurikulum
yang telah diuraikan diatas, dapat dilihat sejarah kurikulum di Indonesia telah
mengalami beberapa kali pergantian, dengan tujuan untuk membentuk kualitas
pendidikan yang bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan siswa.
Konsep dasar kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapi tujuan
pendidikan sekaligus merupakan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
semua jenis dan jenjang pendidikan (Arifin, 2011: 1-3). Dalam kurikulum 2013,
banyak sekali pendekatan yang dapat digunakan, salah satu diantaranya adalah
pendekatan saintifik. Pendekatan Saintifik merupakan suatu proses pembelajaran
yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau
prinsip, melalui tahap-tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan
(Hosnan, 2014: 34). Pembelajaran dalam pendekatan saintifik dirancang
sedemikian rupa yang melibatkan keterampilan proses seperti mengamati,
menanya, mencoba, menalar dan mengomunikasikan (Sani, 2014: 54). Model
pembelajaran saintifik merupakan suatu pembelajaran yang dilandasi pendekatan
ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa
memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang menuntut
kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya
meningkatkan pembelajaran siswa (Abidin, 2014: 127).
Pendekatan saintifik erat kaitannya dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
IPAadalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam, cara ilmu pengetahuan
alam mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat serta
menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga
keluhurannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang
diamatinya Nash (dalam Samatowo 2011: 3). IPA membahas tentang gejala-gejala
alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Setiap guru harus paham akan alasan
mengapa IPA diajarkan di sekolah dasar. Alasan tersebut untuk melatih anak
berfikir kritis dan objektif, (Darmodjo, 1992: 3). Selain itu IPA adalah suatu ilmu
yang mempelajari gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang
didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia
(Conant, 1997: 14).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Salah satu cara guru untuk mengaktifkan siswa yaitu melalui Lembar Kerja
Siswa (LKS). LKS merupakan panduan siswa yang biasa digunakan dalam
kegiatan observasi, eksperimen, maupun demonstrasi untuk mempermudah proses
penyelidikan atau pemecahan suatu permasalahan. LKS sendiri memuat pertanyaan
atau langkah-langkah dalam melakukan eksperimen disesuaikan dalam langkah-
langkah pendekatan saintifik (Trianto, 2011). Majid(2009: 176) mengungkapkan
bahwa lembar kerja siswa merepakan lembar-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja ini berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Tugas-tugas
yang diberikan kepada siswa dapat berupa tugas teori dan atau tugas praktik.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terkait penggunaan LKS dan
penggunaan pendekatain saintifik dalam pembelajaran IPA di SDN Perumnas
Condongcatur, siswa sudah menggunakan LKS tetapi LKS yang digunakan oleh
siswa berupa LKS yang biasa digunakan pada umumnya, LKS tersebut masih
terdapat materi dan soal-soal latihan sehingga mempermudah siswa
mengerjakannya, Selain itu LKS masih kurang melibatkan siswa untuk aktif. Guru
sudah menggunakan pendekatan saintifik tetapi belum menerapkan sesuai dengan
lima tahapan saintifik karena hanya beberapa tahapan saja yang guru lakukan
seperti kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba kegiatan
mengkomunikasikan belum dilakukan. Guru masih menggunakan metode ceramah
dan tanya jawab kepada siswa. Guru menjelaskan dengan menuliskan materi di
papan tulis dan siswa mencatat. Guru kurang menumbuhkan semangat dan
keaktifan siswa dalam melakukan pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mencoba melakukan penelitian
dan pengembangan (Research and Development). Peneliti melakukan penelitian
dan pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV
SD materi daur hidup jenis makhluk hidup. LKS dikembangkan berdasarkan lima
tahapan saintifik yaitu, mengamati, menanya, menalar, mencoba dan
mengomunikasikan. LKS yang dikembangkan memiliki karakterisitik yakni (1)
LKS yang mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
(2) LKS yang mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di
sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk
membangun konsepnya secara mandiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk
melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Dari empat karakteristik tersebut
dikembangkan menjadi delapan karakteristik khusus yaitu (1) mengamati sendiri
benda-benda yang ada di sekitar, (2) melakukan kegiatan praktikum dengan
melakukan percobaan sendiri dalam pembelajaran IPA, (3) menggunakan majalah
atau koran untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan
pembelajaran IPA, (4) menggunakan buku-buku di perpustakaan untuk
mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (5)
menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas, (6) mewawancarai
narasumber (guru, teman,orang tua dan sebagainya) untuk mendapatkan informasi
yang lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (7) menggunakan poster,
gambar, foto, kliping, grafik, biografi untuk menunjukan hasil kerja, (8) melakukan
kegiatan pembelajaran saintifik dengan lima tahapan secara utuh yaitu, mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.
LKS yang peneliti kembangkan sama halnya dengan penelitian terdahulu yang
dapat menunjukkan bahwa penelitian ini masih relevan untuk dilaksanakan, yakni
penelitian yang dilakukan oleh Mbetu (2016)bertujuan untuk menghasilkan produk
berupa Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik pada subtema
bermain di rumah teman untuk siswa kelas II sekolah dasar. Lembar kerja siswa
tersebut memperoleh rerata skor 3,81 dengan kategori “baik” dan sudah layak
digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah
dasar.Penelitian yang dilakukan oleh Mustofa (2013) bertujuan untuk
menghasilkan produk berupa LKS berbasis observasi. Hasil pengujian LKS pada
kelas skala kecil kelas menunjukan rata-rata aktivitas siswa sebesar 94,6 %, siswa
tuntas belajar sebanyak 90%, dengan rata-rata nilai sebesar 7,08 dan layak untuk
digunakan sebagai bahan ajar sains di SDN 1 Tinjomoyo Semarang. Penelitian
yang dilakukan oleh Pratiwi (2014) bertujuan untuk menghasilkan produk berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
LKS berbasis pendekatan scientific. Hasil uji coba dalam tahap pengembangan
menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan penilaian kinerja dan produk dari setiap
sekolah adalah 3,7 sehingga dapat dikategorikan baik. Penelitian yang dilakukan
oleh Ningtyas (2015) bertujuan untuk mengetahui kualitas media LKS berbasis
metode percobaan ditinjau dari aspek desain dan aspek penyajian, Hasil kualitas
materi ditinjau dari aspek isi menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh
skor 92% dan 87% dengan rata-rata skor 89,5% memiliki kriteria baik sekali.
Kualitas materi ditinjau dari aspek pembelajaran berbasis percobaan menurut ahli
materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 85% dengan rata-rata skor
88,5% memiliki kriteria baik sekali. Penelitian yang dilakukan oleh Edeltrudis
(2012) bertujuan untuk mengembangkan LKS dengan menggunakan pendekatan
saintifik pada pembelajaran, Hasil validasi LKS menggunakan pendekatan saintifik
tersebut menghasilkan rerata skor 4,01 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam
kategori “baik”, hal ini menunjukkan bahwa LKS sudah layak digunakan untuk uji
coba dalamkegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar dengan revisi yang
sesuai saran. Penelitian yang dilakukan oleh Bulan (2012) bertujuan untuk
mengembangkan LKS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah. Hasil penelitian menunjukkan dalam kategori “Baik” dengan rata-rata
skor sebesar 3,8 dan 4,09 lembar kerja siswa layak untuk digunakan.
Pada keenam penelitian terdahulu, sama-sama mengembangkan LKS, tetapi
peneliti mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV
SD materi daur hidup jenis makhluk hidup. Materi pembelajaran IPA dibatasi pada
KI 3.Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya dan benda-benda yang dijumpainnya di
rumah, sekolah, dan tempat bermain, KD 3.2 Mendeskripsikan daur hidup
beberapa jenis makhluk hidup. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Perumnas
Condongcatur sebagai lokasi sampel uji coba lapangan terbatas. SD Negeri
Perumnas Condongcatur hanya sebagai sampel, peneliti mengembangkan LKS
yang bisa dipakai untuk seluruh siswa tidak hanya di SD tersebut. Penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dibatasi pada tahapan evaluasi sumatif atau pengolahan data berdasarkan hasil uji
coba lapangan terbatas.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Bagaimana mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis
pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi Daur hidup jenis mahluk
hidup?
1.2.2 Bagaimana kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan
saintifik untuk siswa kelas IV materi Mendiskripsikan Daur hidup jenis
mahluk hidup?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan
saintifik untuk siswa kelas IV materi Daur hidup jenis mahluk hidup.
1.3.2 Mengetahui kualitas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa
kelas IV materi Daur hidup jenis mahluk hidup.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Sekolah
Sekolah mendapatkan wawasan baru mengenai LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik. Dengan demikian, sekolah dapat mempertimbangkan
pengembangan LKS IPA yang semakin mengoptimalkan kegiatan belajar
mengajar.
1.4.2 Bagi guru
Guru semakin menyadari pentingnya penggunaan LKS berbasis
pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Guru juga memperoleh inspirasi
terkait dengan penelitian Research and Development (R&D).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.4.3 Bagi siswa
Siswa dapat merasakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan
menyenangkan dengan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik.
1.4.4 Bagi peneliti
Peneliti dapat memperoleh pengalaman melakukan penelitian Research
and Development (R & D) khususnya dalam upaya untuk mengembangkan
LKS IPA menggunakan pendekatan saintifik untuk kelas IV SD materi
daur hidup jenis makhluk hidup.
1.5 Spesifikasi Produk
LKS IPA berbasis pendekatan saintifik memiliki ciri-ciri harus menarik,
bergambar, berwarna, menuntun siswa dalam melakukan setiap tahapan
kegiatan, dan mengaktifkan siswa dalam belajar. LKS yang akan
dikembangkan untuk memfasilitasi siswa dalam memahami konsep
pembelajaran IPA khususnya pada materi “Daur Hidup Jenis Makhluk Hidup”
dengan pendekatan saintifik. LKS IPA dengan pendekatan saintifik dirasa
cukup menarik untuk mengaktifikan dan menumbuhkna motivasi siswa untuk
belajar, khususnya belajar tentang materi daur hidup jenis makhluk hidup.LKS
yang dirancang khusus untuk mempelajari materi satu kompetensi dasar yang
memuat beberapa indikator. Siswa akan belajar secara mandiri dengan
menggunakan LKS tersebut.
LKS dirancang berdasarkan kajian KI dan KD kurikulum 2013 dengan
menggunakan pendekatan saintifik dan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan
dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan desain LKS yang sesuai dengan
keinginan siswa. Dalam pembuatan LKS ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan, seperti penggunaan warna, jenis kertas, penggunaan gambar,
ketebalan huruf dan juga besar kecilnya huruf. Dengan demikian, perlu
melakukan analisis kebutuhan dengann cara melakukan observasi dan
wawancara kepada siswa kelas IV SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Produk LKS yang dihasilkan didesain berbentuk buku dengan
menggunakan program Microsoft Word. LKS yang dikembangkan berdasarkan
pemetaan KI dan KD serta indikator. Sampul luar LKS didesain dengan
menggunakan program Corel Draw, pemberian warna pada sampul dibuat
sesuai dengan hasil dari analisis kebutuhan siswa. Format yang digunakan
adalah font Comic sans MS, spasi 1,5 dan ukuran huruf 12, dan dicetak dengan
menggunakan kertas HVS A4 80gram.
Materi yang dibahas dalam LKS adalah daur hidup jenis makhluk hidup.
Materi tersebut dibuat menjadi tujuh macam kegiatan sesuia dengan materi
daur hidup jenis makhluk hidup. Pada setiap kegiatan, dibuat sesuai dengan
lima tahapan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, menalar, mencoba,
dan mengkomunikasikan). Setiap kegiatan dilengkapi dengan langkah-langkah
yang menuntun siswa untuk melakukan kegiatan selanjutnya, selain itu, juga
dilengkapi dengan bahan dan alat-alat yang mudah didapatkan ketika siswa
melakukan percobaan. Pada setiap tahapan percobaan, telah diberi panduan
berupa langkah-langkah yang harus dilakukan oleh siswa ketikan melakukan
sebuah kegiatan eksperimen baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Selain
dilengkapi dengan panduan, LKS ini juga memiliki gambar-gambar untuk
terlihat lebih menarik sehingga siswa tidak merasa bosan ketika
mengerjakannya. Disetiap lembar kegiatan, siswa telah diberi tempat untuk
menulis hasil pengamatan, pertanyaan-pertanyaan, dan percobaan yang telah
mereka lakukan sehingga siswa tidak lagi memerlukan buku tulis yang lain
untuk menuliskan hasil kegiata mereka.
1.6 Definisi Operasional
1.6.1 Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam
bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan di luar
sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan
peranan hidup secara tepat
1.6.2 Belajar adalah suatu proses yang dilakukan melalui interaksi dengan
lingkungan untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
memperbaiki sikap dan mengokohkan kepribadian.
1.6.3 Pembelajaran adalah proses yang dipersiapkan untuk mendukung siswa
dalam belajar agar dapat belajar secara optimal.
1.6.4 Pendekatan saintifik adalahproses pembelajaran yang dirancang agar
peserta didik secara aktif mengkonstruksiksi konsep, hukum atau prinsip,
melalui tahapan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan
mengomunikasikan.
1.6.5 LKS adalah panduan siswa yang biasa digunakan dalam kegiatan observasi,
eksperimen, maupun demonstrasi untuk mempermudah proses penyelidikan
atau pemecahan suatu permasalahan.
1.6.6 LKS berbasis pendekatan saintifik adalah LKS yang berisi dengan tahapan
kegiatan yang menuntun dan mengaktifkan siswa dalam melakukan setiap
aktifitas belajar sesuai dengan lima tahapan pendekatan saintifik, yaitu
mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan.
1.6.7 Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang rasional dan objektif
tentang alam semesta dengan segala isinya.
1.6.8 Daur hidup makhluk hidup adalah seluruh tahap perubahan yang dialami
makhluk hidup selama hidupnya.
1.6.9 Siswa SD adalah mereka yang berusia 6-13 tahun yang telah mengalami
beberapa perubahan seperti ditandai dengan tiga kemampuan atau
kecakapan baru, yaitu mengklasifikasikan (mengelompokkan), menyusun,
dan mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori-teori yang mendukung
2.1.1.1 Teori Belajar
Pembelajaran adalah seperangkat proses internal setiap individu sebagai
hasil mentransformasi stimulus eksternal dalam lingkungan individu. Kondisi
eksternal yang diperlukan dapat berupa rangsangan yang dapat diterima indera.
Kondisi eksternal tersebut disebut dengan media dan sumber belajar (Gagne dalam
Yao, 2015: 55)
Belajar adalah perubahan kemampuan manusia yang terjadi melalui proses
pembelajaran terus-menerus, yang bukan hanya disebabkan oleh pertumbuhan saja.
Belajar terjadi apabila dengan stimulus pembelajaran dengan isi ingatannya
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perilakunya berubah dari sebelum
pembelajaran dengan sesudah mengalami pembelajaran. Belajar dipengaruhi oleh
faktor internal (dalam diri siswa) dan faktor eksternal (lingkungan pembelajaran)
yang keduanya saling berinteraksi (Yao, 2015: 55).
Kemampuan belajar dari Gagne dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Keterampilan intelektual. Ini adalah kemampuan murid untuk berinteraksi
dengan lingkungannya masing-masing melalui penggunaan tingkat
kompleksitas abstraksi konsep. Terapkanlah konsep dan peraturan untuk
mengatasi masalah dan ide-ide untuk menghasilkan produk atau
memecahkan masalah. Kemampuan tingkat ini meliputi: asosiasi mata
rantai (menghubungkan lambang tertentu dengan fakta tertentu),
diskriminasi (membedakan lambang tertentu dengan lambang lain), aturan
dan konsep terdefinisi (mendefinisikan pengertian atau prosedur tetentu),
kaidah ( mengkombinasikan beberapa konsep dengan cara tertentu), kaidah
lebih tinggi (menggunakan beberapa kaidah dalam memecahkan masalah
tertentu), dan pemecahan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Strategi kognisi. Ini adalah strategi pembelajaran yang menyebabkan murid
terampil mengatur proses internal seperti perhatian, belajar, ingatan, dan
pikiran. Strategi kognisi meliputi strategi menghafal, strategi elaborasi,
strategi pengaturan, strategi metakognisi, dan strategi afeksi.
c. Informasi verbal. Ini adalah kemampuan untuk mengenal dan menyimpan
nama, istilah, fakta, dan serangkaian fakta yang merupakan kumpulan
pengetahuan.
d. Sikap. Ini adalah keadaan dalam diri murid yang memengaruhinya
(bertindak sebagai moderatoratas pilihan untuk bertindak). Sikap ini
meliputi komponen afeksi, kognisi, dan psikomotorik.
e. Keterampilan motorik. Ini adalah keterampilan mengorganisasikan gerakan
sehingga terbentuk keutuhan gerakan yang lebih halus, mulus, teratur, dan
tepat waktu.
2.1.1.2 Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar bermanfaat untuk menjelaskan teori-teori tentang belajar.Teori
yang dijelaskan pada bagian ini adalah teori konstruktivisme. Konstruktivisme
merupakan persepektif psikologi dan filosofis yang memandan bahwa masing-
masing individu membangun sebagian besar dari apa yangmereka pelajari dan
pahami (Bruning, dkk dalam Schunk, 2012: 320).
2.1.1.3 Teori Belajar Piaget
Anak mengalami perkembangan kognitif yang bertahap.Tingkat
perkembangan kognitif anak menurut Piaget (Susanto, 2013: 77)yaitu periode
berpikir motorik sensorik yang mulai sejak lahir sampai kira-kira umur 2 tahun.
Periode berpikir praoperasional konkret dimulai kira-kira umur 2 tahun sampai 7
tahun. Periode berpikir operasional konkret dimulai kira-kira umur 7 tahun
sampai umur 11 tahun, periode berpikir operasional formal dimulai sejak umur
11 tahun sampai dewasa.
Anak SD (7-11 tahun) berada pada tahap operasional konkret dimana anak
belajar melalui pengalaman nyata untuk memahmai hal-hal yang abstrak seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
konsep-konsep matematika. Pada tahap operasional konkret, siswa sudah mulai
memahami aspek-aspek kumulatif materi, misalnya volume dan jumlah. Siswa
juga sudah memiliki kemampuan memahami cara mengombinasikan beberapa
golongan benda yang bervariasi tingkatannya (Susanto, 2013: 77). Selain itu, siswa
sudah mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa
konkret.
Pada tahap operasional konkret, siswa mengembangkan kemampuan untuk
mempertahankan (konservasi), kemampuan mengelompokkan secara memadai,
melakukan pengurutan (mengurutkan dari yang terkecil sampai paling besar dan
sebaliknya), dan mengenai konsep angka.Selama tahap ini, proses pemikiran
diarahkan pada kejadian riil yang diamati oleh siswa (Hergenhahn & Matthew,
2008: 320). Dengan demikian, siswa dapat melakukan operasi pemecahan masalah
yang agak kompleks selama masalah itu konkret dan tidak abstrak.
2.1.1.4 Teori Belajar Vygotsky
Seperti teori Piaget, Vygotsky juga merupakan teori konstruktivis.
Vigotsky menempatkan lebih banyak penekanan pada lingkungan social sebgai
fasilitator perkembangan dan pembelajaran (Tudge & Scrimsher dalam Schunk,
2012: 337). Vigotsky menganggap bahwa lingkungan social sangat penting bagi
pembelajaran.Interaksi-interaksisosial mengubah atau mentrasformasi pengalaman-
pengalaman belajar. Aktivitas social adalah sebuah fenomena yang membantu
menjelaskan perubahan-perubahan dalam pikiran sadar dan membentuk teori
psikologis yang manyatukan perilaku dan pikiran.
Konsep pokok dalam teori Vigotsky adalah Zone of Proximal Development
(ZPD) atau zona pengembangan proksimal. ZPD adalah perbedaan antara apayang
dapat dilakukan sendiri oleh siswa dan apa yang dapat mereka lakukan dengan
bantuan orang lain (Schunk, 2012: 341).Interaksi orang dewasa (guru) dan teman
sebaya dalam ZPD mendorong perkembangan kognitif. Tugas utama guru adalah
mengatur lingkungan pembelajaran sehingga siswa dapat membangun
pengetahuannya. Peran guru disini adalah menyajikan sebuah lingkungan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mendukung, bukan menyajikan penjelasan materi dan menyediakan jawabn-
jawaban dari pertnayaan-pertnyaan.
Inti teori Vigotsky yaitu bahwa fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi
memiliki asal-usul dalam kehidupan sosial sejak anak berinteraksi dengan orang
dewasa yang memiliki pengalaman dalam masyarkat seperti orang tua, guru, orang
yang memiliki keahlian, teman sebaya dan sebagainya. Dalam padangan Vigotsky,
budaya dieksternalisasikan dalam kognisi individual dalam perlengkapan diri
mereka, yang tidak hanya hal-hal fisik dalam kebudayaan (Surya, 2015: 153).
Perubahan kognitif terjadi dalam kawasan perkembangan terdekat melalui interaksi
anak dengan orang dewasa melalui berbagai perlengkapan nilai-nilai, keyakinan,
dan budaya.
2.2 Pembelajaran IPA di SD
2.2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta
dengan segala isinya. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara
sistematis yang didasarkan pada percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh
manusia. Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA diajarkan di sekolah
dasar. Alasan tersebut untuk melatih anak berfikir kritis dan objektif, (Darmodjo,
1992: 3). Ilmu alamiah sering disebut ilmu pengetahuan alam atau ilmu kealaman,
yang dalam bahasa Inggris disebut natural science atau secara singkat sering disebut
science. Ilmu ini merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji gejala-gejala alam
semesta, termasuk bumi sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Jadi Ilmu
Pengerahuan Alam (IPA) atau science itu secara harafiah dapat disebut sebagai ilmu
tentang alam ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam
(Iskandar, 1997: 2).
Ilmu pengetahuan alam atau sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-
cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu (Stone dalam Agus,
2012: 11). Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. IPA
didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan
dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. IPA
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan
klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang
bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaranmatematis dan analisis data
terhadap gejala-gejala alam. Dengan demikian, IPA merupakan ilmu pengetahuan
tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang
teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.
2.2.2 Hakikat IPA
Ilmu alamiah sering disebut ilmu pengetahuan alam atau ilmu kealaman, yang
dalam bahasa Inggris disebut natural science atau science. Ilmu ini merupakan
ilmu pengetahuan yang mengkaji gejala-gejala alam semesta, termasuk bumi
sehingga terbentuk konsep dan prinsip (Herabudin, 2010: 102). Ilmu alamiah dasar
(basic natural science) hanya mengkaji konsep dan prinsip-prinsip dasar yang
esensial. Ilmu pengerahuan alam adalah suatu cara atau metode untuk mengamati
alam, cara ilmu pengetahuan alam mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap,
cermat serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain,
sehingga keluhurannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang
diamatinya Nash (dalam Samatowo 2011: 3).
IPA sering disebut dengan singkatan sebagai sain. Sains (Inggris: Science)
berasal dari kata latin “scientia” yang berarti (1) pengetahuan tentang, (2)
penetahuan, pengertian, paham yang benar dan mendalam (Wonoraharjo, 2010:
3).Perkembangan sains merujuk ke pengetahuan mengenai alam dan mempunyai
objek alam dan gejala-gejala alam yang sering digolongkan sebagai ilmu alam
(natural science). Ilmu alam atau sains sifatnya lebih pasti karena gejala yang
diamati relatif nyata dan terukur, maka ilmu alam sering disebut ilmu pasti atau
ilmu eksakta (Wonoraharjo, 2010: 3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Hakikat IPA yaitu (1) IPA sebagai produk merupakan ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Bentuk IPA sebagai produk
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori. (2) IPA sebagai
proses merupakan cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah bukan
hanya sekumpulan pengetahuan, fakta-fakta, pengetahuan tentang benda-benda,
makhluk-makhluk. Proses belajar IPA lebih menekankan pada keterampilan
proses. Aspek keterampilan proses IPA yaitu: mengamati, mengukur, menarik
kesimpulan, penelitian, merumuskan hipotesis, menginterprestasikan, membuat
difinisi operasional, melakukan eksperimen. (3) IPA sebagai sikap yaitu
menumbuhkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup,
serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat
dipecahkan memalui prosedur yang benar, IPA sebagai pengembangan sikap
ilmiah, maksudnya melalui IPA mampu membangun sikap ilmiah siswa (Iskandar,
1997: 1-2).
2.3 Materi Daur Hidup Makhluk Hidup
2.3.1 Pengertian Daur Hidup Makhluk Hidup
Daur Hidup adalah seluruh tahap perubahan yang dialami makhluk hidup
selama hidupnya (Sumantoro, 2009: 72). Seiring dengan pertumbuhannya, tubuh
hewan mengalami perubahan bentuk. Ada sebagian hewan yang mengalami
sedikit perubahan bentuk, tetapi ada pula sebagian hewan yang mengalami
banyak perubahan bentuk. Semua makhluk hidup mengalami siklus hidup atau
daur hidup. Makhluk hidup terlahir atau menetas, kemudian tumbuh menjadi
lebih besar, bertambah tua, dan akhirnya akan mati. Jika makhluk hidup
berkembang biak, maka daur hidup akan berulang. Dengan cara ini makhluk
hidup melangsungkan dan melestarikan jenisnya di muka bumi (Sumantoro,
2009: 72).
Daur hidup adalah tahapan perubahan bentuk tubuh hewan sepanjang
hidupnya atau serangkaian tahapan proses hidup darimakhluk hidup (Wahyono,
2008: 52). Daur hidup ada tiga cara, yaitu metamorfosis sempurna, metamorfosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tidak sempurna, dan tidak mengalami metamorfosis. Metamorfosis adalah proses
perubahan bentuk dan fungsi tubuh dari suatu makhluk hidup. Metamorfosis
sempurna adalah pertumbuhan hewan yang melewati tahaptelur, larva, pupa, dan
dewasa. Metamorfosis tidak sempurna adalah pertumbuhan hewan yang
melewatitahap telur, nimfa, dan dewasa (Wahyono, 2008: 52).
Daur hidup adalah seluruh tahapan perubahan yang dialami makhluk hidup
selama hidupnya. Daur hidup yang dialami hewan ada yang tanpa metamorfosis
dan ada yang dengan metamorfosis. Metamorfosis adalah suatu proses perubahan
bentuk dan fungsi tubuh dari suatu makhluk hidup. Ada dua jenis metamorfosis,
yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis
sempurna artinya bentuk tubuh hewan saat lahir sangat berbeda dengan bentuk
dewasanya. Hewan tersebut mengalami tahap pupa (kepompong). Metamorfosis
tidak sempurna artinya bentuk tubuh hewan saat lahir tidak terlalu berbeda
dengan bentuk dewasanya. Hewan tersebut tidak mengalami tahap pupa
(kepompong) (Haryanto, 2013: 49).
2.4 Hakikat Pendekatan Saintifik
2.4.1 Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan Saintifik merupakan suatu proses pembelajaran yang dirancang
agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip, melalui
tahap-tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan, 2014:
34). Model pembelajaran saintifik merupakan suatu pembelajaran yang dilandasi
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina
kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang
menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam
upaya meningkatkan pembelajaran siswa (Abidin, 2014: 127).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Saintifik adalah langkah-langkah yang tersusun secara sistematik untuk
memperoleh satu kesimpulan ilmiah. Jadi pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik mampu
menemukan jawaban dari masalah yang sedang dihadapi melalui tahapan
mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan
dan mengkomunikasikan (Sumantoro dalam Putra, 2013 :40).
2.4.2 Langkah-langlah Pembelajaran Saintifik
Proses pembelajaran saintifik terdapat lima pengalaman belajar pokok antara
lain sebagai berikut (Daryanto, 2014: 60-80).
2.4.2.1 Mengamati
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan fokus perhatian siswa dalam memacu rasa
ingin tahu siswa yang mendorong siswa untuk berpikir aktif serta memandu aktivitas
bertanya baik siswa maupun guru. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan pengamatan, melatih untuk memperhatikan (melihat, membaca,
mendengar). Hal ini yang penting dari suatu benda atau objek. Kompetensi yang
dikembangkan adalah: melatih kesungguhan, ketelitian dan mencari informasi.
2.4.2.2 Menanya
Melakukan kegiatan menanya, guru dapat mengeksplorasi pengetahuan awal
siswa, melatih siswa untuk berpikir spontan dan melatih kemampuan siswa
berbicara sistematis. Kegiatan ini bertujuan untuk memandu dan membimbing siswa
agar dapat menemukan konsep dan membantu siswa untuk memperoleh penjelasan
ilmiah atau pengetahuan dari rasa ingin tahu siswa. Kompetensi yang dikembangkan
adalah: mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat.
2.4.2.3 Mencoba
Kegiatan ini dapat mengembangkan berbagai ranah secara komprehensif
(Kognitif, Afektif dan Psikomotor) dan berimbang. Untuk memperoleh hasil belajar
yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
terutama untuk materi yang sesuai. Dengan melakukan percobaan, siswa akan lebih
memahami variable terkait, menguasai penggunaan alat dan prosedur kerja, teliti
dalam pengumpulan data (observasi dan pengukuran), melatih siswa berpikir kritis
dalam menganalisis data dan mampu mengkomunikasikan hasil secara sistematis.
2.4.2.4 Menalar
Kegiatan menalar merupakan proses berpikir logis dan sistematis atau fakta
empiric yang dapat diobservasi untuk mendapatkan kesimpulan yang berupa
pengetahuan ilmiah. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan menalar, yaitu:
menghubungkan atau mengkaitkan, dan menyimpulkan.
2.4.2.5 Mengkomunikasikan
Pada pendekatan saintifik, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan
melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari
informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola.
Dyer (dalam Widoyoko, 2015: 53-72)mengembangkan pendekatan saintifik
(scientificapproach) dalam pembelajaran yang memiliki komponen proses
pembelajaran antara lain:
1. Mengamati (observing)
Observasi adalah menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi.
Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif. Pengamatan
kualitatif mengandalkan panca indera dan hasilnya dideskripsikan secara
naratif. Sementara itu, pengamatan kuantitatif untuk melihat karakteristik benda
pada umumnya menggunakan alat ukur karena dideskripsikan menggunakan
angka. Data yang diamati dalam observasi sebaiknya merupakan variabel, yakni
data yang bervariasi untuk sebuah karakteristik. Variabel yang akan diamati
dapat merupakan variabel terikat atau variabel bebas. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang terkait,
sedangkan variabel bebas adalah variabel yang diubah dalam sebuah eksplorasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
atau percobaan. Pengamatan yang dilakukan tidak terlepas dari keterampilan
lain, seperti melakukan pengelompokan dan membandingkan. Kegiatan
mengamati sebuah fenomena alam atau fenomena sosial dapat ditugaskan pada
siswa, misalnya mengamati tingkah laku hewan peliharaan, mengamati benda
atau hewan apa saja yang ada di sekitar rumah. Ketika melakukan suatu
penyelidikan, diperlukan kemampuan mengamati yang lebih teliti, bahkan
mungkin menggunakan alat ukur. Pengamatan yang cermat sangat dibutuhan
untuk dapat menganaisis suatu permasalahan atau fenomena.
2. Menanya (questioning)
Siswa perlu dilatih untuk merumuskan pernyataan terkait dengan topik
yang akan dipelajari. Aktivitas belajar ini sangat penting untuk meningkatkan
keingintahuan (curiosity) dalam diri siswa dn mengembangan kemampuan
mereka untuk belajar sepanjang hayat. Guru perlu mengajukan pertanyaan
salam upaya memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan. Salah satu cara
untuk melatih siswa dalam mengajukan pertanyaan adalah menggunakan
metode inkuiri. Pertanyaan yang diajukan dapat menggiring siswa untuk
melakukan sebuah pengamatan yang lebih teliti. Pertanyaan tentang kondisi
atau fenomena alam atau fenomena sosial perlu dikembangkan dalam proses
belajar mengajar sehingga siswa memiliki keingintahuan dan minat untuk
belajar secara mandiri.
Aktivitas belajar yang dapat dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut
melibatkan proses pengamatan yang dipandu dengan menggunakan pertanyaan.
Pertanyaan juga dapat diajukan oleh siswa atau setelah mempelajari sebuah
konsep dalam kaitannya dengan aplikasi dari konsep yang dipelajari. Siswa
perlu dimotivasi untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan pengetahuan
yang telah dipelajarinya. Kegiatan untuk mengaktifkan siswa untuk bertanya
dapat dilakukan dengan berbagai metode atau teknik, misalya dengan meminta
mereka merumuskan beberapa pertanyaan yang akan digunakan dalam
melakukan pengumpulan data melalui kegiatan wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Melakukan percobaan (experimenting)
Belajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah akan melibatkan siswa
dalam melakukan aktivitas menyelidiki fenomen dalam upaya menjawab suatu
permasalahan. Guru perlu mengarahkan siswa dalam merencanakan aktivitas,
melaksanakan aktivitas, dan melaporkan aktivitas yang telah dilakukan. Pada
tahap persiapan pembelajaran, guru bertindak sebagai pengarah atau pengelola
kegiatan belajar dengan melakukan hal-hal antara lain:
a. Mengembangkan keingintahuan dan minat siswa dalam mempelajari topik
kajian
b. Mengajukan pertanyaan atau membantu siswa mengembangkan pertanyaan
yang relevan dengan topik dan harus diselesaikan dengan melaksanakan
kegiatan penyelidikan atau percobaan
c. Mengarahkan pengembangan rencana penyelidikan atau percobaan oleh
siswa
d. Mendeskripsikan atau membantu siswa memilih atau mencari peralatan dan
bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan penyelidikan atau
percobaan
e. Menyatakan lamanya waktu dan hasil yang diharapkan dengan pelaksanaan
kegiatan penyelidikan/percobaan
4. Mengasosiasikan/mengolah informasi/menalar (associating)
Kemampuan mengolah informasi melalui penalaran dan berpikir rasional
merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh siswa. Informasi yang
diperoleh dari pengamatan atau percobaan yang dilakukan harus diproses untuk
menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan
pola dari keterkaitan informasi dan mengambil berbagai kesimpilan dari pola
yang ditemukan. Pengolahan informasi membutuhkan kemampuan logika (ilmu
menalar). Menalar adalah aktivitas mental khusus dalam melakukan inferensi.
Inferensi adalah menarik kesimpulan berdasarkan pendapat (premis), data,
fakta, atau informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Dasar pengolahan informasi berdasarkan metode ilmiah adalah melakukan
penalaran secara empiris. Penalaran empiris didasarkan pada logika iduktif,
yaitu menalar dari hal khusus seperti fakta, data, informasi, pendapat dari pakar.
Kesimpulan dibuat berdasarkan bukti-bukti empiris tersebut. Penalaran yang
sering dilakukan adalah penalaran deduktif, yakni menggunakan logika maju
berdasarkan observasi umum (premis mayor) ke observasi khusus atau
pernyataan (premis minor) yang mengarah pada kesimpulan khusus.
Upaya untuk melatih siswa dalam melakukan penalaran dapat dilakukan
dengan meminta mereka untuk menganalisis data yang telah diperoleh sehingga
mereka dapat menemukan hubungan antar variabel, atau dapat menjelaskan
tentang data berdasarkan teori yang ada, menguji hipotesis yang telah diajukan,
dan membuat kesimpulan.
5. Mencipta serta membentuk jejaring (networking)
Jaringan sangat dibutuhkan dalam belajar dari aneka sumber,
mengembangkan diri, dan memperoleh pekerjaan. Kemampuan untuk
membangun jaringan dan berkomunikasi perlu dimiliki oleh siswa karena
kompetensi tersebut sama pentingnya dengan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman. Bekerja sama dalam sebuah kelompok merupakan salah satu cara
membentuk kemampuan siswa untuk dapat membangun jaringan dan
berkomunikasi. Kompetensi penting dalam membangun jaringan adalah
keterampilan intrapersonal, keterampilan interpersonal, dan keterampilan
organisasional (sosial). Keterampilan intrapersonal terkait dengan kemampuan
seseorang mengenal keunikan dirinya dalam memahami dunia. Keterampilan
interpersonal adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain.
Sedangkan keterampilan organisasional (keterampilan sisial) adalah
kemampuan untuk berfungsi dalam struktur sosial sebuah organisasi atau sistem
sosial.
Keterampilan intrapersonal, interpersonal, dan organisasional merupakan
softskill yang sangat dibutuhkan untuk membangun jaringan agar dapat sukses
dalam kehidupan. Seorang siswa yang memiliki softskill yang baik akan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
menjalin kerja sama, mampu mengambil inisiatif, berani mengambi keputusan,
dan gigih dalam belajar.
Hosnan (2014: 39) menjelaskan langkah-langkah pendekatan saintifik sebagai
berikut:
1) Mengamati
Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang
menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka
membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar.
2) Menanya
Kegiatan menanya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang
tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati.
3) Mencoba/eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terisi dan
direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab masalah atau
menguji hipotesis.
4) Menalar
Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan
saintifik dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan
peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak
hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif dari pada guru.
5) Mengkomunikasikan
Pada tahapan ini, peserta didik diharapkan dapat mengkomunikasikan hasil
pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok
atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama.
Langkah-langkah pendekatan saintifik yang digunakan di dalam
LKS adalah mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2.5Lembar Kerja Siswa
2.5.1Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan panduan siswa yang biasa
digunakan dalam kegiatan observasi, eksperimen, maupun demonstrasi untuk
mempe
rmudah proses penyelidikan atau pemecahan suatu permasalahan. LKS
sendiri memuat pertanyaan atau langkah-langkah dalam melakukan eksperimen
disesuaikan dalam langkah-langkah pendekatan saintifik (Trianto, 2011).
Majid(2009: 176) mengungkapkan bahwa lembar kerja siswa merepakan
lembar-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja ini
berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang
diberikan oleh guru kepada siswanya. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa
dapat berupa tugas teori dan atau tugas praktik.
Tim Penyusunan Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (2004:23) menjelaskan bahwa lembar kerja siswa
merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. Jadi,
kedua pendapat ahli di atas, ditemukan kesamaan bahwalembar kerja siswa
merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan lembar kerja
siswa, yaitu lembar-lembaran kertas yang berisikan materi, isi tugas, petunjuk
untuk menyelesaikan tugas yang disusun secara terstruktur, dan disertai referensi
yang mengarah pada kompetensi dasar yang akan dicapai.
2.5.2 Karakteristik Lembar Kerja Siswa
Trianto(2010: 212) menjelaskan bahwa lembar kerja siswa dibagi dalam
dua karakteristik, yaitu 1) lembar kerja yang berisi sarana untuk melatih,
mengembangkan keterampilan peserta didik dalam menemukan konsep dalam
suatu tema, dan lembar kerja ini tidak terstruktur, 2) lembar kerja siswa yang
dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu proses pembelajaran tanpa
bimbingan guru dan lembar kerjanya terstruktur. Dalam menyusun lembar kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
siswa, ada beberapa karakteristik yang harus ditentukan yaitu 1) mengacu pada
kurikulum, 2) mendorong siswa untuk belajar dan bekerja, 3) bahasa yang
digunakan mudah diahami oleh peserta didik, dan 4) dikembangkan untuk menguji
konsep-konsep yang sudah diujikan guru dengan cara duplikasi.
2.5.3 Jenis-jenis LKS
Prastowo (2014:208) mengemukakan ada 5 jenis LKS yaitu sebagai
berikut.
1) LKS penemuan (Membuat Siswa Menemukan Suatu Konsep) sesuai dengan
prinsip kontruktivisme, seseorang akan belajar jika ia aktif mengkontruksi
pengetahuan di dalam otaknya. LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan
siswa, meliputi: melakukan, mengamati, menganalisis.
2) LKSAplikatif-Integratif (Membuat Siswa Menerapkan dan Mengintregrasikan
Berbagai Konsep yang Telah Ditemukan)
Di dalam suatu pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan konsep,
siswa selanjutnya di latih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
3) LKS Penuntun (Berfungsi sebagai Penuntun Belajar)
LKS penuntun berisi pertanyaan atau jawabannya ada di dalam buku. Siswa
dapat mengerjakan LKS tersebut jika ia membaca buku, sehingga fungsi utama
LKS ini ialah membantu siswa mencari, menghafal, dan memahami materi
pembelajaran yang terdapat di dalam buku.
4) LKS Penguatan (Berfungsi sebagai Penguatan)
LKS penguatan diberikan setelah siswa mempelajari topik tertentu. Materi
pembelajaran yang dikemas di dalam LKS penguatan lebih menekankan dan
mengarahkan kepada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang
terdapat di dalam buku ajar.
5) LKS Praktikum (Berfungsi sebagai Petunjuk Praktikum)
Kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKS
dengan demikian bentuk LKS ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
konten dari LKS. Lembar Kerja Siswa dibagi menjadi dua macam yaitu: (1)
lembar kerja yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan,
dan menemukan konsep dalam suatu tema atau yang bisa disebut dengan lembar
kerja siswa tak berstruktur, (2) lembar kerja siswa yang dirancang untuk
membimbing siswa dalam suatu proses belajar mengajar tanpa bimbingan guru
atau yang disebut lembar kerja siswa berstruktur.
2.5.4 Langkah-langkah penyusunan LKS
Langkah-langkah penyusunan LKS ada beberapa langkah yang harus
diperhatikan menurut (Prastowo, 2014: 275) , antara lain.
1) Melakukan Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum tematik merupakan langkah pertama dalam penyususnan
LKS. Langkah ini dimaksudkan untuk menemukan materi pokok dan
pengalaman belajar yang memerlukan bahan ajar LKS.
2) Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk mengetahui materi yang harus
ditulis dalam LKS, serta melihat sekuensi atau urutan dari LKS.Sekuensi
berguna untuk menentukan prioritas penulisan materi.
3) Menentukan Judul-judul LKS
Penentuan judul LKS dilakukan atas dasar tema sentral dan pokok bahasanya
diperoleh dari hasil pemetaan kompetensi dasar, materi pokok atau pengalaman
belajar atara mata pelajaran.
4) Penulisan LKS
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menulis LKS, sebagai berikut.
a. Merumuskan indikator dan pengalaman belajar antar mata pelajaran dari
tema sentral yang telah ditemukan.
b. Menentukan alat penilaian. Penilaian dapat dilakukan terhadap proses dan
hasil kerja peserta didik, karena pendekatan yang digunakan adalah
kompetensi, di mana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
maka alat penilaian yang cocok dan sesuai adalah menggunakan pendekatan
Penilaian Acuan Patokan (PAP).
c. Menyusun materi. Untuk menyusun materi LKS, ada beberapa hal penting
yang harus diperhatikan, seperti isi, materi LKS dan tugas yang diberikan.
Pembuatan materi LKS sangat bergantung pada kompetensi dasar yang akan
dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambar umum
atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari
berbagai sumber, seperti buku, majalah, internet dan jurnal hasil penelitian.
Sumber-sumber tersebut dapat ditulis di dalam LKS sebagai referensi agar
peserta didik dapat membaca lebih jauh tentang materi tersebut. Selain itu,
tugas harus ditulis secara jelas untuk mengurangi pertanyaan-pertanyaan
yang dapat diajukan oleh peserta didik.
d. Memperhatikan struktur LKS. Langkah terakhir dalam penyusunan dan
pengembangan LKS adalah memperhatikan struktur LKS. LKS tersusun atas
enam komponen yaitu judul, petunjuk belajar , kompetensi yang akan
dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas / langkah-langkah kerja, serta
penilaian. Oleh karena itu, dalam penyusunan LKS harus memuat keenam
komponen inti agar menjadi sebuah LKS yang baik.
2.5.5 Manfaat LKS
LKS memiliki berbagai keunggulan (Lismawati, 2010: 40). Berikut
ini akan diuraikan keunggulan dari LKS. Berikut ini akan diuraikan
keunggulan dari LKS.
1) Keunggulan LKS
a. Dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan
alat khusus.
b. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan
mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan
argumentasi yang realistis.
c. Dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi music, gambar dan
dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d. Secara ekonomis lebih hemat dibandingkan dengan media pembelajaran
yang lainnya.
2.6 Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu yang dapat menunjukkan bahwa penelitian ini masih
relevan untuk dilaksanakan, yakni penelitian yang dilakukan oleh Mbetu (2016),
Mustofa (2013), Pratiwi (2014), Ningtyas (2015), Bulan (2012) dan Edeltrudis
(2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Mbetu (2016) bertujuan untuk menghasilkan
produk berupa Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik pada
subtema bermain di rumahh teman untuk siswa kelas II sekolah dasar. Berdasarkan
hasil validasi dua pakar kurikulum SD 2013 menunjukkan skor 3,87 (baik) dan
4,00 (baik), dua guru SD kelas II menghasilkan skor 3,44 (baik) dan 3,93 (baik).
Lembar kerja siswa tersebut memperoleh rerata skor 3,81 dengan kategori “baik”.
Hal ini menunjukkan Lembar Kerja Siswa menggunakan Pendekatan Saintifik
yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan
pembelajaran di kelas II sekolah dasar.
Penelitian yang dilakukan oleh Mustofa (2013) bertujuan untuk menghasilkan
produk berupa LKS berbasis observasi. Hasil penelitian ini menunjukan penilaian
kelayakan LKS oleh pakar materi sebesar 90% (sangat layak), pakar desain sebesar
96% (sangat layak), dan guru sebesar 93,18% (sangat layak). Hasil pengujian LKS
pada kelas skala kecil (kelas IVB) menunjukan rata-rata aktivitas siswa sebesar
94,6 %, siswa tuntas belajar sebanyak 90%, dengan rata-rata nilai sebesar 7,08.
Berdasarkan hasil penilaian, dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS
berbasis observasi taman sekolah, layak untuk digunakan sebagai bahan ajar sains
di SDN 1 Tinjomoyo Semarang.
Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2014) bertujuan untuk menghasilkan
produk berupa LKS berbasis pendekatan scientific. Hasil uji coba dalam tahap
pengembangan menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang ditunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
oleh hasil validasi ahli yang menunjukkan nilai 4,67, sedangkan keefektifan
pembelajaran ditunjukkan dengan penghitungan normal yang menunjukkan 52,5%
siswa memperoleh nilai yang cukup efektif, respon siswa terhadap pembelajaran
adalah positif dengan 94,12% siswa menilai positif terhadap pelaksanaan
pembelajaran, nilai kinerja dan produk ditunjukkan dari rata-rata keseluruhan
penilaian kinerja dan produk dari setiap sekolah adalah 3,7 sehingga dapat
dikategorikan baik. Kriteria kinerja dan produk siswa yang dinilai dalam penelitian
ini meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan dan mencipta.
Penelitian yang dilakukan oleh Ningtyas (2015) bertujuan untuk mengetahui
kualitas media LKS berbasis metode percobaan ditinjau dari aspek desain dan
aspek penyajian, mengetahui kualitas materi LKS berbasis metode percobaan
ditinjau dari aspek isi dan aspek pembelajaran berbasis percobaan, mengetahui
repon siswa terhadap LKS berbasis percobaan, mengetahui hasil nilai evaluasi dari
kelas kontrol dan kelas eksperimen, mengetahui efektivitas produk LKS IPA
berbasis metode percobaan pada pembelajaran di sekolah. Hasil penelitian
pengembangan kualitas media ditinjau dari aspek desain menurut ahli materi 1 dan
ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 90% dengan rata-rata skor 91% memiliki
kriteria baik sekali. Kualitas ahli media ditinjau dari aspek penyajian menurut ahli
media 1 dan ahli media 2 memperoleh skor 89% dan 87% dengan rata-rata skor
88% dengan kriteria baik sekali. Hasil kualitas materi ditinjau dari aspek isi
menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 87% dengan
rata-rata skor 89,5% memiliki kriteria baik sekali. Kualitas materi ditinjau dari
aspek pembelajaran berbasis percobaan menurut ahli materi 1 dan ahli materi 2
memperoleh skor 92% dan 85% dengan rata-rata skor 88,5% memiliki kriteria baik
sekali. Rata-rata hasil evaluasi kelas kontrol memiliki kriteria cukup yaitu 65,45%
dan rata-rata hasil evaluasi kelas eksperimen memiliki kriteria baik sekali yaitu
85,96%. Hasil dari uji normalitas memperoleh nilai signifikansi 0,897 dan 0,797 >
0,05 data berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas memperoleh nilai
signifikansi 0,856 > 0,05 data bersifat homogen. Hasil uji hipotesis pada uji t
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
diperoleh nilai signifikansinya adalah 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan ada
perbedaan.Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada perbedaan nilai antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen yang menggunakan LKS berbasis metode
percobaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Edeltrudis (2012) bertujuan untuk
mengembangkan LKS dengan menggunakan pendekatan saintifik pada
pembelajaran hasil penelitian menunjukkan bahawa LKS dengan menggunakan
pendekatan saintifik layak digunakan dengan validasi berpedoman pada 16 aspek
yaitu (1) kelengkapan unsur-unsur LKS, (2) rumusan petunjuk/instruksi LKS, (3)
rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS, (4) ketercapaian indicator/tujuan
pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, (5) bahasa yang digunakan dalam
LKS, (6) tampilan LKS, (7) penggunaan kata Tanya mengapa dan bagaimana
dalam LKS, (8) menanya, (9) mengamati, (10) mencoba, (11) menganalisis, (12)
menalar, (13) mengomunikasikan, (14) keterpaduan antar mata pelajaran, (15)
suasana pembelajaran, dan (16) reflekasi. Hasil validasi dua ahli media LKS
menghasilkan skor 3,93 (baik) dan 4,06 (baik). Validasi dari dua guru kelas
menghasilkan skor 4,12 (baik) dan 3,93 (baik). LKS menggunakan pendekatan
saintifik tersebut menghasilkan rerata skor 4,01 dari rentang skor 1-5 dan termasuk
dalam kategori “baik”. Hal ini menunjukkan LKS menggunakan pendekatan
saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalamkegiatan
pembelajaran di kelas II sekolah dasar dengan revisi yang sesuai saran.
Penelitian yang dilakukan oleh Bulan (2012) bertujuan untuk mengembangkan
LKS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa LKS bergambar layak digunakan untuk pembelajaran materi
cara menjaga kerukunan untuk kelas V sekolah dasar. Hal tersebut ditunjukkan
oleh: (1) hasil dari penilaian ahli materi, kualitas LKS ditinjau dari identitas atau
judul LKS, kompetensi dasar yang akan dicapai waktu penyelesaian, peralatan atau
bahan yang dibutuhkan, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus
dilakukan laporan yang ahrus dikerjakan, masalah yang ditampilkan, aspek yang
dikembangkan penguasaan EYD dan bagaimana tampilan dari LKS tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
termasuk dalam kategori “Baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,8 dan 4,09 lembar
kerja siswa layak untuk digunakan.
Berdasarkan bagan di atas hasil penelitian yang relevan dapat disimpulkan
bahwa keenam penelitian mengembangkan LKS, tetapi Mbetu, Pratiwi, dan
Edeltrudis sama-sama mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik,
Mustofa mengembangkan LKS berbasis observasi, Ningtyas mengembangkan
LKS berbasis metode percobaan dan Bulan mengembangkan LKS berbasis
masalah. LKS yang dikembangkan peneliti sama dengan peneliti-penelitian di atas,
dan penelitian-penelitian tersebut dijadikan sumber bagi peneliti. LKS yang
peneliti kembangkan mempunyai ke khasan yaitu dengan empat karakteristik yaitu
Mbetu (2016)
LKS, Pendekatan Saintifik,
Subtema bermain di Rumah
teman Kelas II
Ningtyas (2015)
LKS, Metode Percobaan,
IPA, Kelas V
Edeltrudis (2012)
LKS, Pendekatan Saintifik,
subtema hewan di sekitarku
untuk siswa kelas II
Pratiwi (2014)
Pengembangan Lembar Kerja
Siswa Berbasis Pendekatan
Scientific pada Tema
Berbagai Pekerjaan di Kelas
IV
Mustofa 2014
Pengembangan Lembar Kerja
Siswa Berbasis Observasi
Pada Taman Sekolah Sebagai
Sumber Belajar Sain di SDN
1 Tinjomoyo
Bulan (2012)
LKS, Berbasis Masalah,
subtema cara menjaga
kerukunan untuk kelas V
Pengembangan LKS berbasis Pendekatan Saintifik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2)
mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah
dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangn konsepnya
secara sendiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan
saintifik, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengomunikasikan.
2.7 Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyusun kerangka berpikir tentang
pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD
materi daur hidup jenis makhluk hidup. Seiring dengan dicanangkannya inovasi
pendidikan dalam bidang kurikulum yang mengacu pada kurikulum 2013,
diharapkan dapat memberikan perubahan positif pada proses pembelajaran dan
cara belajar yang lebih ideal. Tentunya harapan tersebut harus didukung dengan
ketersediaan LKS yang layak dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, Di SDN Perumnas
Condongcatur telah menggunakan kurikulum 2013, tetapi ketika guru bertanya
kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak dapat menjawab pertanyaan
dari guru dengan tepat. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih
kurang terlihat, sehingga kegiatan belajar mengajar didominasi oleh guru yang
menjelaskan materi kepada siswa. Setelah guru menjelaskan materi, siswa diminta
untuk mengerjakan soal yang terdapat di LKS. LKS yang digunakan oleh siswa
berupa LKS yang biasa digunakan pada umumnya, LKS tersebut masih terdapat
materi dan soal-soal latihan sehingga mempermudah siswa mengerjakannya selain
itu LKS masih kurang melibatkan siswa untuk aktif. Oleh karena itu, perlu adanya
pengembangan LKS yang sesuai dengan Kurikulum 2013.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti berusaha mengembangkan LKS
menggunakan pendektan saintifik yang sesuai dengan Kurikulum SD 2013 pada
materi daur hidup jenis makhluk hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2.8 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan
penelitian sebagai beikut.
1) Bagaimana mengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis
pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi Daur hidup jenis makhluk
hidup?
2) Bagaimana kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan
saintifik untuk siswa kelas IV materi Mendeskripsikan Daur hidup jenis
makhluk hidup?
3) Bagaimana peningkatan hasil tes setelah menggunakan Lembar Kerja Siswa
(LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi
Mendeskripsikan Daur hidup jenis makhluk hidup?
4) Bagaimana dampak Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan
saintifik untuk siswa kelas IV materi Mendeskripsikan daur hidup jenis
makhluk hidup?
5) Bagaimana dampak penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis
pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi daurhidup jenis makhluk
hidup, terhadap hasil posttest siswa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab tiga ini akan dipaparkan bahasan mengenai (1) jenis penelitian,
(2) setting penelitian, (3) rencana penelitian, (4) prosedur penelitian, (5) teknik
pengumpulan data, (6) instrument penelitian, (7) triangulasi, dan (8) teknik
analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan
(research and development/R&D). Research and development adalah penelitian
yang digunakan untuk merancang produk dan prosedur baru, yang diuji secara
sistematis di lapangan, dievaluasi, dan direvisi hingga diperoleh kriteria spesifik
meliputi efektivitas, kualitas, atau standar yang sejenis (Gall, dkk, 2007: 589).
Model Penelitian dan Pengembangan bahan ajar yang dikembangkan dengan
menggunakan model Dick danCarey berupa desain instruksional. Dalam
pengembangan bahan ajar dengan model Dick dan Carey dilaksanakan dengan
proses yang berurutan sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan
instruksionalnya.
Penelitian ini bertujuan mengembangkan LKS IPA Berbasis Pendekatan
Saintifik materi daur hidup jenis makhluk hidup. Penelitian ini dibatasi sampai
pada uji coba lapangan terbatas untuk mengetahui apakah LKS ini dapat digunakan
siswa dalam memahami materi daur hidup jenis makhluk hidup pada pembelajaran
IPA di kelas IV. Hasil dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebuah
prototipe LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik materi daur hidup jenis makhluk
hidup.
3.2 Setting Penelitian
Setting penelitian membahas mengenai objek penelitian, subjek penelitian,
lokasi penelitian dan waktu penelitian.
3.2.1 Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah LKS IPA berbasis pendekatan saintifik.
LKS ini dibuat untuk siswa kelas IV sekolah dasar dengan materi daur hidup jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
makhluk hidup. LKS ini dirancang untuk membantu siswa memahami materi daur
hidup jenis makhluk hidup. Penelitian ini mengembangkan LKS tersebut untuk
mempelajari daur hidup jenis makhluk hidup dalam mata pelajaran IPA kelas IV.
LKS tersebut berisi lima langkah pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya,
menalar, mencoba dan mengomunikasikan.
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas IV SD semester
genap tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa yang dipilih sebanyak enam anak,
yang terdiri atas tiga siswa putri dan tiga siswa putra. Pemilihan sekelompok siswa
tersebut didasarkan pada pemerolehan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM), pemerolehan nilai sedang dan pemerolehan nilai di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
3.2.3 Lokasi Penelitian
Penelitian R and D ini dilaksanakan di SD Negeri Perumnas Condongcatur,
Yogyakarta sebagai lokasi sampel uji coba lapangan terbatas. Peneliti memilih
sekolah ini sebagai sampel karena secara umum prestasi siswa di bidang akademik
cukup baik, nilai akreditasi sekolah “A”. Selain itu, lokasi sekolah yang berada di
kawasan Yogyakarta. Alasan selanjutnya adalah kemampuan siswa yang beragam
dan karakteristik siswa yang berbeda-beda, misalnya saja nilai siswa yang berbeda
satu dengan yang lain.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian R and D dilaksanakan mulai bulan Juli 2016 hingga Desember
2016.Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung selama kurang lebih enam
bulan.
3.3 Rencana Penelitian
Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk LKS dalam
penelitian R and D ini, peneliti mengadopsi model yang dikembangkan oleh (Dick
& Carey 2003 dalam Setyosari, 2013: 230 – 235). Terdapat sepuluh langkah dalam
penelitian dan pengembangan tersebut yaitu: 1) analisis kebutuhan dan tujuan, 2)
analisis pembelajaran, 3) analisis pembelajaran dan konteks, 4) merumuskan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
performansi, 5) mengembangkan instrumen, 6) mengembangkan strategi
pembelajaran, 7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, 8) merancang
dan melakukan evaluasi formatif, 9) melakukan revisi, dan 10) evaluasi sumatif.
Penelitian R and D yang akan dilakukan adalah pengembangan LKS IPA
berbsis pendekatan saintifik pada daur hidup jenis makhluk hidup. Langkah
pengembangan LKS ini mengikuti langkah penelitian yang dikembangkan oleh
Dick & Carey. Penelitian ini dibatasi hanya sampai pada evaluasi sumatif dan
menghasilkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik.
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Dick &
Carey
Merumuskan
tujuan khusus
Analisis
kebutuhan
dan tujuan
Merancang
dan
melakukan
evaluasi
formatif
Evaluasi
Sumatif
Analisis
pembelajaran
Mengemban-
gkan strategi
pembelajaran
Mengembang-
kan dan
memilih bahan
pembelajaran
Mengem-
bangkan
instrumen
Analisis
pembelajaran
dan konteks
Melakukan
revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Dari langkah-langkah tersebut diatas, berikut penjelasan setiap tahap pada
penelitian R and D Dick & Carey (Setyosari, 2013: 230-235).
1. Analisis kebutuhan dan tujuan
Melakukan analisis kebutuhan untuk menetukan tujuan program atau produk
yang akan dikembangkan. Kegiatan analisis kebutuhan ini peneliti
mengidentifikasi kebutuhan prioritas yang segera dipenuhi. Dengan menguji
kebutuhan, peneliti akan mengetahui adanya suatu keadaan yang seharusnya ada
dan keadaan nyata dilapangan yang sebenarnya. Dengan cara melihat kesenjangan
yang terjadi, peneliti mencoba menawarkan suatu alternatife pemecahan dengan
cara mengembangkan suatu produk atau desain tertentu.
2. Analisis pembelajaran
Langkah berikutnya, peneliti melakukan analisis pembelajaran, yang mencakup
keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Hal-hal apa saja yang menjadi kebutuhan yang dirasakan “felt
need”, perlu diidentifikasi dan selanjutnya diungkapkan dalam rancangan produk
atau desain yang ingin dikembangkan. Ini menjadi spesifikasi suatu produk atau
desain yang akan dikembangkan lebih lanjut dan memiliki kekhasan tersendiri.
3. Analisis pembelajaran dan konteks
Analisis ini bisa dilakukan secara bersamaan dengan analisis pembelajaran, atau
dilakukan setelah analisis pembelajaran. Menganalisis pembelajaran dan konteks,
yang mancakup kemampuan, sikap, dan karakteristik awal pembelajaran dalam
latar pembelajaran, juga termasuk karakteristik latar pembelajaran tersebut dimana
pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan. Langkah 2 dan 3 dapat
dilakukan baik secara berurutan, atau secara bersamaan.
4. Merumuskan tujuan performansi
Merumuskan tujuan performansi atau unjuk kerja dilakukan setelah analisis-
analisis pembelajaran dan konteks. Merumuskan tujuan unjuk kerja ini dilakukan
dengan cara menjabarkan tujuan umum kedalam tujuan yang lebih spesifik yang
berupa rumusan tujuan unjuk kerja, atau operasional. Gambaran rumusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
operasional ini mencerminkan tujuan khusus program atau produk, prosedur yang
dikembangkan.
5. Mengembangkan instrumen
Langkah berikutnya adalah mengembangkan instrument assessment, yang
secara langsung berkaitan dengan tujuan khusus, operasional (sebagaimana yang
dikemukakan di depan). Tugas mengembangkan instrumen ini menjadi sangat
penting.Instrumen dalam hal ini bisa berkaitan langsung dengan tujuan operasional
yang ingin dicapai berdasarkan indikator-indikator tertentu, dan juga instrument
untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan. Instrumen
yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar, sedangkan instrumen
yang berkaitan dengan perangkat produk atau desain yang dikembangkan dapat
berupa kuesioner atau daftar cek.
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
Mengembangkan strategi pembelajaran, yang secara spesifik untuk membantu
pembelajaran mencapai tujuan khusus. Strategi pembelajaran tertentu yang
dirancang khusus untuk mencapai tujuan dinyatakan secara eksplisit oleh peneliti.
Strategi pembelajaran yang dirancang ini juga berkaitan dengan produk atau desain
yang ingin dikembangkan.
7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran
Langkah ini merupakan kegiatannyata yang dilakukan oleh peneliti.
Pengembangan dan pemilihan bahan pembelajaran, yang dalam hal ini dapat
berupa bahan cetak, manual baik untuk pebelajar maupun pembelajar, dan media
lain yang dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan. Produk atau desain yang
dikembangkan berdasarkan tipe, jenis, dan model tertentu perlu diberikan
argument atau alasan mengapa memilih dan mengembangkan berdasarkan tipe atau
model tersebut.
8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif
Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan
oleh peneliti selama proses, prosedur, program, atau produk yang dikembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Evaluasi formatif ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan
maksud untuk mendukung proses peningkatan efektivitas.
Dick & Carey merekomendasikan suatu proses evaluasi formatif yang terdiri
atas tiga langkah:
1) Uji coba prototipe bahan secara perorangan (one – to – one – try out); uji
coba perorangan ini dilakukan untuk memperoleh masukan awal tentang
produk atau rancangan tertentu. Uji coba perorangan dilakukan kepada
subjek 1-3 orang. Setelah dilakukan uji coba perorangan, produk atau
rancangan direvisi.
2) Uji coba kelompok kecil (small group try out). Uji coba ini melibatkan
subjek yang terdiri atas 6 - 8 subjek. Hasil uji coba kelompok kecil ini
dipakai untuk melakukan revisi produk atau rancangan.
3) Uji coba lapangan (field try out). Uji coba lapangan ini yang melibatkan
subjek dalam kelas yang lebih besar yang melibatkan 15-30 subjek.
Selama uji coba ini peneliti melakukan observasi dan wawancara. Dengan
demikian, peneliti melakukan pendekatan kualitatif disamping data kuantitatif
(hasil tes skala sikap, rubric dan sebagainya). Hasil validasi dari merancang dan
melakukan evaluasi formatif ini kemudian dipakai untuk melakukan revisi.
9. Melakukan revisi
Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program atau
produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Revisi dilakukan terhadap
tujuh langkah pertama yaitu tujuan umum pembelajaran, analisis pembelajaran,
perilaku awal, tujuan unjuk kerja atau performansi, butir tes, strategi pembelajaran,
dan bahan-bahan pembelajaran.
10. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat
efektifitas produk, program, proses secara keseluruhan dibandingkan dengan
program lain. Keperluan pengembangan ini biasanya peneliti hanya menggunakan
sampai pada langkah ke sembilan, yaitu evaluasi formatif dimana rancangan,
proses, program sudah dianggap selesai.Akan tetapi, untuk keperluan uji efektifitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
rancangan, prose, program secara menyeluruh diperlukan uji atau evaluasi secara
eksternal. Demikian diperoleh tingkat efesiensi, efektifitas, dan daya tarik
rancangan, proses dan program secara menyeluruh.
3.4Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dikembangkan mengadopsi Dick dan Carey (2003).
Peneliti memodifikasi tahap penelitian menjadi delapan langkah yaitu analisis
kebutuhan (analisis siswa dan pembelajaran), merumuskan tujuan khusus,
mengembangkan instrumen, mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS,
evaluasi formatif, revisi, dan evaluasi sumatif. Tahap penelitian dan
pengembangan terkait delapan langkah tersebut yang tersaji dalam gambar 3.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
langa
Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan
LANGKAH I
Analisiskebu
tuhan
Analisispemb
elajaran
Analisissis
wa
Merumuskan
tujuan
LANGKAH II
LANGKAH III
Mengembangkaninst
rumen
Rubrikpenilaian
ahlivalidasiinstr
umen
Pretest
Posttest LANGKAH IV
Mengembangkanstra
tegi
Mengembangkanisi LKS
LANGKAH V
LANGKAH VI
Evaluasi Formatif Uji coba
lapangan terbatas Penilaian ahli
Dosen IPA Guru SD Siswa Kelas IV SD LANGKAH VII
Revisi Sesuai dengan
komentar dari ahli
LANGKAH VIII
Evaluasi Sumatif
Persentase Peningkatan Posttest Pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3.4.1 Analisis Kebutuhan
Pada Tahap pertama, peneliti melakukan dua analisis kebutuhan yang terdiri
dari analisis siswa dan analisis pembelajaran. Berikut penjelasan dari kedua
analisis tersebut.
3.4.1.1 Analisis Pembelajaran
Analisis Pembelajaran berdasarkan observasi yang dilakukan pada
pembelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. Observasi dilakukan
tanggal 27 Juli 2016. Hasil yang diperoleh melalui observasi tersebut adalah guru
masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa. Guru
menjelaskan dengan menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Guru
kurang menumbuhkan semangat dan keaktif siswa dalam melakukan pembelajaran.
LKS yang digunakan guru dan siswa berupa LKS yang biasa digunakan pada
umumnya, di dalam LKS masih terdapat materi dan soal-soal latihan sehingga
mempermudah siswa mengerjakan. Paparan mengenai hasil analisis siswa dan
analisis pembelajaran tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam
pembuatan kuesioner analisis analisis kebutuhan.
3.4.1.2Analisis Siswa
Analisi siswa dianalisis berdasarkan observasi yang dilakukan pada
pembelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. Observasi dilakukan
tanggal 27 Juli 2016. Di SD tersebut telah menggunakan kurikulum 2013, tetapi
ketika guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak dapat
menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat. Keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran masih kurang terlihat, sehingga kegiatan belajar mengajar
didominasi oleh guru yang menjelaskan materi kepada siswa. Setelah guru
menjelaskan materi, siswa diminta untuk mengerjakan soal yang terdapat di
LKS.LKS yang digunakan oleh siswa berupa LKS yang biasa digunakan pada
umumnya, LKS tersebut masih terdapat materi dan soal-soal latihan sehingga
mempermudah siswa mengerjakannya selain itu LKS masih kurang melibatkan
siswa untuk aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3.4.2Merumuskan Tujuan Khusus
Pada tahap kedua peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat
karakteristik LKS berbasis pendekatan saintifik yaitu (1) mengarahkan siswa aktif
melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk mencari
sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah dan lingkungan masyarakat; (3)
mengarahkan siswa untuk membangn konsepnya secara sendiri; dan (4)
mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan saintifik, yaitu mengamati,
menanya, menalar, mencoba dan mengomunikasikan. Berdasarkan empat tujuan
khusus LKS menjadi pedoman bagi peneliti dalam penyusunan LKS.
3.4.3Mengembangkan Instrumen
Pada tahap ketiga peneliti melakukan pengembangan instrument dengan
cara merumuskan soal pretest, soal posttes,dan membuat rubrik penilaian ahli
validasi instrumen. Pengujian soal pretest dan posttes dilakukan pada uji coba
lapangan terbatas di SDN Perumnas Condongcatur.Pretest dilakukan sebelum
menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kondisi awal
siswa. Posttes dilakukan diakhir setelah menggunakan LKS berbasis pendekatan
saintifik untuk mengetahui kemampuan yang diperoleh siswa.
Peneliti menyusun dan mengembangankan tes berdasarkan kompetensi
dasar (KD) 3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis makhluk hidup.Peneliti
mengembangkan KD menjadi tiga indikator.Ketiga indikator tersebut dikembangan
menjadi 20 soal tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal tes dapat dilakukan pada
lampiran.
Setelah menyususn instrument tes, peneliti membuat rubrik penilaian
validasi berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Kemudian soal divalidasi oleh ahli
(expert judgment) dan diujikan secara empiris kepada enam siswa kelas IV SD
Perumnas Condongcatur. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan
menggunakan program SPSS 20 for Windows untuk menganalisis item soal
yangvalid. Item soal yang valid dapat dilihat dari perbandingan r hitung dan r tabel.
Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut valid dan sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari harga sig. (2-
tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid
(Widoyoko, 2009: 137). Rekapitulasi item tes yang valid dan tidak valid setelah
diolah dengan SPSS 20 for Windows dapat dilihat pada tabel 4.2. Setelah diuji
validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal. Instrumen tes dapat
dipercaya jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan
berkali-kali (Widoyoko, 2015: 157). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat
diketahui dari nilai koefisien Alpha. Item soal diuji dengan program komputer
SPSS 20 for Windows dengan menghitung nilai koefisien Alpha Instrumen tes
dikatakan reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,6
(Nunnally 1960 dalam Ghozali, 46: 2001).
3.4.4Mengembangkan Strategi
Pada tahap keempat peneliti mengembangkan strategi. Strategi pada hal ini
berkaitan dengan isi LKS yang dibuat peneliti.Adapun isi dari LKS yaitu pertama
peneliti membuat pemetaan KI, KD, indikator, serta tujuan kegiatan. Pada setiap
kegiatan LKS terdapat lima tahapan pendekatan saintifik yaittu mengamati,
menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan.
3.4.5 Mengembangkan isi LKS
Pada tahap kelima peneliti mengembangkan isi LKS, pengembangan
tersebut berdasarkan pemetaan KI dan KD yang telah dilakukan pada tahap
pengembangan strategi. Selain itu peneliti juga menggunakan lima tahapan
pendekatan saintifik.
3.4.6Evaluasi Formatif
Pada tahap keenam setelah membuat produk LKS selesai dibuat,
kemudianpeneliti membuat rubrik penilaian untuk validasi produk. Peneliti
memilih dua ahli yaitu ahli IPA dan guru kelas IV SD. Setelah ahli memberikan
validasi kepada produk LKS dan dinyatakan melakukan uji coba lapangan terbatas
kepada enam siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3.4.7Revisi
Pada tahap ketujuh peneliti melakukan revisi produk LKS berdasarkan
komentar dari ahli validasi dan hasil wawancara terhadap siswa setelah
menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik.
3.4.8Evaluasi Sumatif
Pada tahap kedelapan peneliti melakukan pengolahan data berdasarkan hasil uji
coba lapangan terbatas kepada enam siswa SDN Perumnas Condongcatur.
Pengolahan data tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan pretest
dan posttes, serta mengetahui keefektifan penggunaan LKS.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Teknik
pengumpulan data kualitatif diperlukan untuk melengkapi dan mengonfirmasi data
yang telah diperoleh secara kuantitatif, seperti yang dikemukakan oleh Krathwohl
(2004: 546) bahwa setiap studi eksperimental selalu dianjurkan memasukkan
unsur-unsur kualitatif untuk mengangkat sudut pandang subjek penelitian,
misalnya wawancara. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara,
kuesioner, observasi, dan gabungan dari ketiganya (Sugiyono, 2010:137). Selain
itu, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan analisis dokumen
(Widoyoko, 2015: 33). Peneliti mengumpulkan data dengan teknik wawancara,
observasi, kuesioner, dan tes dalam penelitian ini.
3.5.1 Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai
berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun buatan, untuk
mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011: 231). Observasi dilaksanakan pada
pembelajaran di kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. Aspek yang diobservasi
ketika pembelajaran di kelas IV adalah penggunaan LKS dan pembelajaran yang
dilakukan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3.5.2 Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan
responden untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011: 233). Wawancara
digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat kualitatif (Sanjaya, 2014: 263).
Wawancara ditujukan kepada beberapa narasumber yaitu Kepala Sekolah, Guru
kelas IV dan siswa kelas IV.
Data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala sekolah adalah
informasi terkait kurikulum yang digunakan SDN Perumnas Condongcatur,
wawancara kepada guru kelas IV adalah informasi terkait penggunaan LKS dan
pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik di SDN Perumnas Condongcatur.
Wawancara kepada siswa kelas IV dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai
LKS dan pembelajaran sehari-hari di kelas.
3.5.3 Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan/pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2014: 193).Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
kuesioner dalam beberapa hal yaitu analisis kebutuhan dan validasi produk.
Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada guru dan siswa kelas IV SDN
Perumnas Condongcatur untuk menganalisis kebutuhan terkait LKS dan
pendekatan saintifik. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada ahli-ahli untuk
menilai kelayakan LKS yang dibuat.Selain kepada para ahli, kuesioner validasi
produk juga diberikan kepada siswa untuk menilai kelayakan LKS yang dibuat.
3.5.4 Tes
Teknik pengumpulan data menggunakan tes bertujuan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian prestasi (Arikunto, 2006: 223). Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan pretest dan posttest. Pretest dan posttest tersebut
digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum dan setelah
menggunakan LKS dalam uji coba terbatas. Pretest dilakukan sebelum uji coba
terbatas dan posttest dilakukan setelah uji coba terbatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian (Sanjaya, 2014: 247). Peneliti menggunakan beberapa instrumen di
antaranya adalah kuesioner, pedoman wawancara, dan matriks triangulasi untuk
teknik nontes dan soal pretest-postest untuk teknik tes.
3.6.1 Pedoman Observasi
Observasi dilaksanakan pada pembelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas
Condongcatur dan penerapan pendekatan saintifik serta penggunaan LKS IPA.
Aspek yang di observasi ketika pembelajaran IPA kelas IV adalah ketersediaan
LKS IPA, pelaksanaan lima tahapan pendekatan saintifik, dan partisipasi siswa.
Peneliti mencatat hal-hal ynag berkaitan dengan aspek yang diobservasi setiap
rentang waktu tertentu. Kisi-kisi observasi pembelajaran IPA kelas IV dapat dilihat
pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas IV
No Kisi-kisi Observasi
1 Ketersediaan LKS IPA untuk
mengajar
2 Kesulitan belajar yang dialami siswa
dalam mengikuti 5 tahapan pendekatan
saintifik pada pembelajaran IPA
3 Partisipasi siswa dalam mengikuti
praktikum IPA
Pedoman observasi telah divalidasi oleh guru SD. Uji validitas pada
instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk
(Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu
instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan
instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Karena itu, pedoman observasi tersebut diuji
dengan uji validitas konstruk. Selan itu, peneliti juga menggunakan pendapat para
ahli (expert judgement) untuk meminta pendapat tentang instrumen yang telah
disusun. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
hasil rerata skor validasi pedoman observasi. Hasil validasi pedoman observasi
dapat dilihat pada lampiran.
3.6.2 Pedoman Wawancara
Wawancara ditujukan kepada beberapa narasumber yaitu kepala Sekolah
SDN Perumnas Condongcatur, Guru kelas IV dan siswa kelas IV. Wawancara
yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis kebutuhan LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik.
3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah
Pengumpulan data melalui wawancara yang pertama ditujukan kepada kepala
SDN Perumnas Condongcatur. Teknik wawancara yang dipilih adalah teknik
wawancara terencana-tidak terstruktur sehingga peneliti hanya menyusun rencara
wawancara, tetapi tidak menggunakan format dengan urutan yang baku (Yusuf,
2014: 377). Adapun rencana wawancara dengan kepala sekolah, dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3.2Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
No. Topik Pertanyaan
1. Informasi berkaitan dengan sekolah:
a. Kurikulum yang digunakan di sekolah
b. Jumlah siswa kelas IV
2. Ketersediaan LKS di Sekolah
a. LKS yang sudah ada di sekolah
b. LKS yang pernah dikembangkan oleh guru di sekolah
c. Pengadaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik di sekolah
3. Penggunaan LKS IPA dalam pembelajaran
4. Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan LKS
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, peneliti mendapatkan
informasi bahwa di sekolah tersebut telah menggunakan kurikulum
2013.Ketersediaan LKS pada setiap matapelajaran juga sudah lengkap, namun
LKS yang digunakan yaitu berupa LKS yang berisi dengan materi dan soal-
soal.Selain itu LKS yang digunakan belum memuat tahapan saintifik.
3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas IV
Kegiatan wawancara yang kedua ditujukan kepada guru kelas IV.
Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara terencana tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
terstruktur. Adapun rencana wawancara dengan guru kelas IV dapat dilihat pada
tabel 3.2.
Tabel 3.3Kisi-kisi Pedoman wawancara kepada Guru Kelas IV
No Topik Pertanyaan No.
Pertanyaan
1 Pemahaman guru tentang pendekatan saintifik 1 dan 2
2 Pelaksanaan lima langkah pendekatan saintifik di pembelajaran 3 dan 4
3 Kesulitan yang dihadapi guru dalam implementasi pendekatan
saintifik
5
4 Kesulitan siswa mengikuti lima langkah pendekatan saintifik 6
5 Manfaat bagi siswa setelah menerapkan pembelajaran saintifik 7
Dari hasil wawancara dengan guru kelas IV, peneliti mendapatkan
informasi tentang pendekatan yang digunakan pada setiap pembelajaran khususnya
pada pembelajaran IPA. Pemahaman guru mengenai pendekatan saintifik masih
kurang, pada proses pembelajaran guru belum menerapkan lima tahapan
pendekatan saintifik secara keseluruhan.
3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas IV
Selain kepada guru kelas IV, kegiatan wawancara juga ditujukan kepada
siswa kelas IV. Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara
terencana-tidak terstruktur.Adapun rencana wawancara dengan siswa kelas IV
dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.4 Pedoman wawancara kepada siswa kelas IV
No. Pertanyaan
1. Warna apa yang paling kamu sukai?
2. Mengapa kamu menyukai warna tersebut?
3. Gambar apa yang kamu sukai?
4. Kamu menyukai LKS yang seperti apa?
a. Bergambar
b. Soal-soal
c. Berwarna
5. Apakah LKS membantumu dalam memahami materi yang diberikan oleh
guru?
7. Ukuran huruf pada LKS yang kamu sukai seperti apa? (besar, sedang,
atau kecil)
8. Apakah bahasa yang digunakan dalam LKS mudah dipahami?
9. Apakah kamu memahami petunjuk yang ada dalam LKS?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Dari hasil wawancara siswa kelas IV, peneliti mendapatkan informasi
mengenai LKS yang disukai oleh siswa. Secara keseluruhan siswa menyukai LKS
yang bergambar, berwarna, serta terdapat kegiatan-kegiatan yang menuntun siswa
untuk melakukan percobaan. Selain itu siswa juga menyukai bentuk LKS yang
divariasi dengan bentuk huruf yang menarik dan berukuran sedang serta bahasa
yang mudah dipahami.
Pedoman wawancara tersebut telah divalidasi oleh guru SD dan para ahli
(expert judgment). Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk
mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji Validitas pada instrumen
non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk
(Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu
instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan
instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Karena itu, pedoman wawancara tersebut diuji
dengan uji validitas konstruk. Selan itu, peneliti juga menggunakan pendapat para
ahli (expert judgement) untuk meminta pendapat tentang instrumen yang telah
disusun. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh guru SD dan ahli,
diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman wawancara. Hasil validasi pedoman
wawancara guru dan siswa dapat dilihat pada lampiran.
3.6.3 Kuesioner
Peneliti menggunakan kuesioner dalam beberapa hal yaitu analisis
kebutuhan, validasi produk oleh para ahli, dan validasi produk melalui uji coba
lapangan terbatas.
3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan
Kuesioner yang digunakan adalah bentuk kuesioner tertutup dan terbuka.
Responden dapat menjawab pertanyaan secara bebas pada bentuk kuesioner
terbuka. Peneliti menentukan responden dalam analisis kebutuhan yaitu guru dan
seluruh siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. Hasil kuesioner digunakan
sebagai pertimbangan untuk membuat desain LKS yang dikembangkan. Berikut ini
kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan siswa dan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Terbuka untuk Guru
No Indikator No.item
1 Pendekatan/metode/strategi pembelajaran IPA 1
2 Kegiatan siswa dalam pembelajaran IPA 2
3 Pengertian pendekatan saintifik 3
4 Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA 4, 5, 6, dan 7
5 Kesulitan Implementasi pendekatan saintifik 8
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Tertutup untuk Guru
No Indikator No.item
1 Pentingnya penggunaan media LKS 1
2 Karakkteristik LKS 2, 3, 4, 5, dan 6
3 Kebutuhan LKS dengan berbasis pendekatan saintifik 7
Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Terbukauntuk Siswa
No Indikator No.item
1 Pentingnya penggunaan media LKS 1
2 Karakkteristik LKS 2, 3, 4, 5, dan 6
3 Kebutuhan LKS dengan berbasis pendekatan saintifik 7
Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner Tertutup untuk Siswa
No Indikator No.item
1 Penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam
pembelajaran IPA
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, dan 16
3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk
Peneliti menyusun kuesioner validasi produk berdasarkan pada empat
aspek yang dinilai dalam pengembangan produk. Validasi produk dengan
kuesioner dilakukan untuk mengetahui kelayakan LKS yang dikembangkan.
Kuesioner validasi produk berupa kuesioner tertutup dengan pilihan jawaban
berskala likert. Rentang skala yang disediakan yaitu 1-4 dengan jawaban skala (1)
sangat kurang baik, (2) kurang baik, (3) baik, (4) sangat baik. Kuesioner validasi
produk diisi oleh ahli yaitu ahli pembelajaran IPA dan guru kelas IV SDN
Perumnas Condongcatur. Kuesioner berisi pernyataan yang berjumlah 32 butir.
Kisi-kisi kuesioner validasi produk oleh ahli disajikan dalam tabel 3.9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 3.9 Kisi-kisi Validasi Produk
No Aspek yang Dinilai No.item
1 Konten atau isi 1, 2, 3 ,4, 5, 6, 7, 8
2 Tampilan 1, 2, 3 ,4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, dan 12
3 Bahasa 1, 2, 3, 4, 5
4 Penggunaan dan penyajian 1, 2, 3 ,4, 5, 6, dan 7
Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk tersebut
divalidasi oleh beberapa ahli yaitu, guru kelas IV SD penelitian, dan ahli (expert
judgement). Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk
mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji Validitas pada instrumen
non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk
(Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu
instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan
instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Karena itu, kuesioner tersebut diuji dengan uji
validitas konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut,
diperoleh hasil rerata skor validasi kuesioner analisis kebutuhan dan rerata skor
validasi produk. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru, siswa dan
validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada lampiran.
3.6.4. Soal Tes
Instrumen tes untuk uji coba lapangan terbatas dilakukan dengan cara tes.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes sebagai pretest dan posttest. Pretest
dan posttest tersebut digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan
setelah menggunakan LKS dalam uji coba terbatas. Peneliti menyusun dan
mengembangkan tes berdasarkan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.2
Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis makhluk hidup, untuk kelas IV.
Peneliti mengembangkan KD tersebut menjadi tiga indikator. Ketiga indikator
tersebut dikembangkan menjadi 20 soal tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal tes
disajikan dalam tabel 3.10 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda
Kompetensi Inti Kompetensi
Dasar
Indikator Nomer Item
3. Memahami
pengetahuan faktual
dengan cara
mengamati dan
menanya
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
ciptaan tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainnya di
rumah, di sekolah,
dan tempat bermain.
3.2
Mendeskripsikan
daur hidup
beberapa jenis
makhluk hidup
3.2.1 Menjelaskan daur
hidup beberapa hewan
di sekitar rumah
1,2,3,4,5,6,7,8,10,11,12,13
3.2.2 Menjelaskan daur
hidup beberapa
tumbuhan di sekitar
rumah
9,15,17,18, 20
3.2.3 Menyebutkan daur
hidup beberapa hewan
dan tumbuhan langka 14,16, 19,
Instrumen tes yang telah dibuat kemudian diuji validitasnya. Validitas
merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan data yang dilaporkan
oleh peneliti (Sugiyono, 2014: 361). Validitas dilakukan untuk menjamin adanya
kesesuaian antara alat ukur dengan keadaan yang akan diukur (Purwanto, 2007:
124). Alat ukur atau instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat
dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur (Widoyoko, 2015: 141).
Kemudian instrumen diujikan secara empiris kepada siswa kelas IV di SD
Penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan progam
SPSS 20 for Windowsuntuk menganalisis item soal valid. Item soal yang valid
dapat dilihat dari perbandingan r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r
tabel maka item soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya
instrumen dapat dilihat dari harga sig. (2-tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih
kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2012: 157). Rekapitulasi
item tes yang valid dan tidak valid setelah diolah dengan SPSS 20 for
Windowsdapat dilihat pada lampiran.
Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal.
Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia berasal dari kata reliability atau reliable
dalam bahasa Inggris yang artinya dapat dipercaya. Instrumen tes dapat dipercaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkali-kali
(Widoyoko, 2012: 157). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui
dari nilai koefisien Alpha. Item soal diuji dengan progam komputer SPSS 20 for
Windowsdengan menghitung nilai koefisien Alpha. Instrumen tes dikatakan
reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,6. Hasil
perhitungan reliabilitas dengan SPSS 20 for Windowsdapat dilihat pada lampiran.
Berdasarkan hasil pengolahan validitas dan reliabilitas, dipilih sebanyak 20
soal yang digunakan sebagai soal pretest dan posttest. 20 soal tes tersebut
kemudian diuji keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan kepada siswa kelas IV
SD setara. Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap kalimat pertanyaan/pernyataan dalam soal tes.
3.7 Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi
digunakan untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah
ditemukan (Sugiyono, 2014: 327-328). Triangulasi dibedakan menjadi dua macam
yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik adalah
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk memperoleh
data dari sumber yang sama. Triangulasi sumber adalah penggunaan teknik
pengumpulan data yang sama untuk memperoleh data dari sumber yang berbeda-
beda (Sugiyono, 2014: 327).
Triangulasi teknik digunakan untuk memperoleh data analisis
kebutuhan.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam triangulasi teknik
adalah observasi, wawancara, dan kuesioner. Analisis kebutuhan dilaksanakan
pada tahap awal untuk mengumpulkan data terkait ketersediaan dan penggunaan
LKS berbasis pendekatan saintifik materi sifat-sifat bunyi di kelas IV.Bagan 3.4
adalah bagan triangulasi teknik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 3.3 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan
Berdasarkan gambar 3.3 peneliti memperoleh data analisis kebutuhan
melalui teknik observasi, wawancara, dan kuesioner.Data yang diperoleh melalui
triangulasi teknik tersebut digunakan sebagai pertimbangan peneliti dalam
mengembangkan LKS dengan melihat kebutuhan dari siswa dan guru.Hasil
triangulasi teknik dapat dilihat pada gambar 4.2.
Selain triangulasi teknik, peneliti juga menggunakan triangulasi
sumber.Peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk menganalisis data hasil
wawancara berdasarkan tiga sumber data. Gambar 3.4 merupakan bagan
triangulasi sumber data.
Gambar 3.4 Triangulasi Sumber Data Wawancara
Berdasarkan bagan di atas, peneliti melakukan wawancara kepada tiga
sumber yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Hasil triangulasi sumber dapat
dilihat pada gambar 4.1. Hasil wawancara tersebut menjadi gambaran awal peneliti
dalam mengidentifikasi masalah pada tahap awal penelitian.
3.8 Teknik Analisis Data
Melalui pengumpulan data diperoleh data yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka yang diperoleh
dari hasil pengukuran (Widoyoko, 2015: 21). Data kualitatif adalah data yang
Kuesioner
Wawancara Observasi
Kepala Sekolah
Guru Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
menunjukan suatu kualitas atau mutu dari sesuatu, dilihat dari keadaan, proses
maupun peristiwa, yang dituangkan dalam bentuk pernyataan atau kata-kata
(Widoyoko, 2015: 18). Dalam penelitian ini diperoleh data kuantitatif dari validasi
pedoman wawancara, validasi pedoman observasi, validasi kuesioner analisis
kebutuhan, validasi kuesioner validasi produk, uji empiris soal tes, uji keterbacaan
kuesioner dan soal tes, serta pretest dan posttest melalui uji coba terbatas. Selain
itu juga diperoleh data kualitatif. Dalam penelitian ini, data kualitatif diperoleh dari
beberapa hasil seperti hasil validasi kuesioner, observasi, dan wawancara, hasil
kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa, hasil validasi produk LKS oleh ahli,
hasil observasi, dan hasil wawancara. Data kuantitaif dan kualitatif tersebut
kemudian dianalisis. Berikut adalah pembahasan teknis analisis dari data
kuantitatif dan data kualitatif.
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif yang pertaman dilakukan dengan menggunakan
skala Likert 1-4.Skala ini digunakan dalam berbagai instrument penelitian. Setiap
skala dilengkapi dengan kriteria yang semakin memudahkan penilai dalam
meberikan penilaian. Setiap instrumen penelitian memiliki kriteria yang berbeda-
beda dalam pedoman penilaiannya. Kriteria tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan
dari penilai. Berikut adalah instrument penelitian dan skala beserta kriterianya.
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrument nontes yaitu
pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner analisis kebutuhan dan
kuesioner validasi produk adalh sebagai berikut.
Nilai 4: Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki
Nilai 3: Instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki
Nilai 2: Instrumen kurang layak digunakan dan perlu dilengkapi
Nilai 1: Instrumen tidak layak digunakan
Konstruk soal tes adalah sebagai berikut.
Nilai 4: Soal sesuai dengan Indikator, kalimat baku dan jelas, tidak
perludiperbaiki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Nilai 3: Soal sesuai dengan Indikator, kalimat baku namun kurang jelas dan
perlu diperbaiki
Nilai 2: Soal kurang sesuia dengan Indikator, kalimat baku namun kurang
jelas dan perlu diperbaiki.
Nilai 1: Soal tidak sesuia dengan Indikator, kalimat tidak baku dan kurang
jelas serta tidak layak digunakan.
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validitas isi instrument soal tes
sebagai berikut.
Nilai 4 : Sudah sesuai dan tidak perlu diperbaiki
Nilai 3 : Sudah sesuai, namun perlu diperbaiki
Nilai 2 : Kurang sesuai dan perlu diperbaiki
Nilai 1 : Tidak sesuai
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian uji keterbacaan kuesioner
analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk dan soal tes.
Nilai 4 : Kalimat sangat jelas dan mudah dipahami
Niali 3 : kalimat jelas namun sulit dipahami
Nilai 2 : kalimat tidak jelas dan sulit dipahami
Nilai 1 : kalimat tidak jelas dan sulit dipahami
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validasi produk oleh ahli
Nilai 4 : LKS sangat sesuai dengan pernyataan
Nilai 3 : LKS sesuai dengan pernyataan, namun terdapat kekurangan
Nilai 2 : LKS kurang sesuia dengan pernyataan sehingga perlu diperbaiki
Nilai 1 : LKS tidak sesuai dengan pernyataan sehingga kurang layak untuk
digunakan
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner tanggapan mengenai
LKS oleh siswa.
Nilai 4 : Sangat setuju
Nilai 3 : Setuju
Nilai 2 : Tidak setuju
Nilai 1 : Sangat tidak setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Hasil yang diperoleh dari penilaian dengan menggunakan skala Likert 1-4
kemudian dihitung untuk memperoleh rerata penilaian.Rerata penilaian dihitung
dengan gambar 3.5.
Gambar 3.5 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert
Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai.
Rerata nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan
dari Widoyoko (2014: 144). Berikut Tabel 3.11 tabel konversi data kuantitatif ke
kualitatif menurut Widoyoko.
Tabel 3.11 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke kualitatif
Interval Skor Kategori
3,26 – 4,00 Sangat Baik
2,51 –3,25 Baik
1,76 –2,50 Kurang Baik
1,00 –1,75 Sangat Kurang
Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid/tidaknya suatu
instrumen. Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang
dituangkan dalam tabel 3.12.
Tabel 3.12 Ketegorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen
Interval Skor Kategori Bobot
3,26 –4,00 Sangat Baik Keseluruhan instrumen sudah layak
digunakan
2,51 –3,25 Baik Keseluruhan instrumen sudah layak
digunakan namun perlu diperbaiki
1,76 –2,50 Kurang Keseluruhan instrumen kurang layak
digunakan
1,00 –1,75 Sangat Kurang Keseluruhan instrumen tidak layak
digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari
2,50. Nilai terdapat pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan
instrument sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya apabila
rerata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrument tersebut dapat
dikatakan tidak valid.
Analisis data kuantitatif yang selanjutnya dilakukan untuk menghitung
presentase jawaban kuesioner. Persentase dihitung dengan menggunakan rumus
dari Supraktinya (2012: 128). Rumus perhitungan persentase jawaban kuesioner
dituangkan pada gambar 3.6.
Gambar 3.6 Rumus Perhitungan presentase jawaban pada kuesioner
Dalam penelitian ini, juga digunakan tes.Tes berupa pretest dan posttest.
Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
menggunakan LKS daur hidup jenis makhluk hidup berbasis pendekatan saintifik
melalui ujicoba terbatas. Tipe soal yang digunakan adalah pilihan ganda.Skor
untuk jawaban yang benar adalah 1 dan skor untuk jawaban yang salah adalah 0.
Nilai pretest dan posttest dihitung dengan rumus pada gambar 3.7.
Gambar 3.7 Perhitungan nilai pretest dan posttest
3.8.2 Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif yang pertama dilakukan pada pengolahan hasil
kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa. Langkah-langkah yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
adalah sebagai berikut. Pertama, peneliti membuat kode-kode dan tema secara
kulitatif. Kedua, peneliti menghitung beberapa kali kode dan tema tersebut muncul
dalam data teks.Ketiga, peneliti membandingkan dengan data kuantitatif yang ada
(Creswell, 2012: 328 – 329).
Selanjutnya analisis dilakukan pada teknik wawancara dan observasi.Data
yang dihasilkan dari kegiatan wawancara diolah dengan langkah sebagai berikut.
Pertama, membaca transkrip wawancara/observasi yang sudah disusun secara
berulang-ulangdan dengan pemahaman yang baik. Kedua, menemukan kata
kunciatau tema, dan hasilnya ditulis di kolom sebelah kanan. Ketiga, membuat
catatan lain berisi interpretasi atau kesimpulan sementara. Keempat,
mengumpulkan kata kunci dan tema-tema dari daftar yang telah dibuat
(Poerwandari dalam Supratiknya, 2012: 117).
Langkah selanjutnya, data yang diperoleh diolah dengan teknik
trianggulasi. Trianggulasi dilakukan dengan menggabungkan data yang diperoleh
dari tiga sumber yaitu kepala Sekolah, guru, dan siswa. Selain itu trianggulasi
dilakukan pada teknik wawancara, observasi dan kuesioner, dengan demikian
diperoleh data yang semakin lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini memaparkanhasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut.
4.1 Hasil Penelitian
Subbab ini berisi uraian proses penelitian dari persiapan sampai dengan
pelaksanaan. Uraian tersebut meliputi potensi dan masalah, analisis kebutuhan,
data analisis kebutuhan, proses pengembangan LKS, dan kualitas LKS.
4.1.1 Deskripsi Potensi dan Masalah
Padadeskripsi potensi dan masalah, peneliti membahas mengenai identifikasi
potensi dan identifikasi masalah yang diuraikan di bawah ini.
4.1.1.1Identifikasi Potensi
Potensi yang ada adalah sekolah sudah menggunakan kurikulum 2013.
Sekolah juga sudah menggunakan LKS dalam proses pembelajaran.
4.1.1.2 Identifikasi Masalah
Identivikasi masalah dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan teknik
observasi dan wawancara. Hasil observasi dan wawancara tesebut kemudian dikaji
dengan menggunakan triangulasi.
1. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati pembelajaran IPA kelas IV
dan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran di SDN Perumnas
Condongcatur. Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 3.1. Pedoman
observasi telah divalidasi sebelum digunakan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa guru
masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa. Guru
menjelaskan dengan menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Guru
kurang menumbuhkan semangat dan keaktifan siswa dalam melakukan
pembelajaran. LKS yang digunakan guru dan siswa berupa LKS yang biasa
digunakan pada umumnya, di dalam LKS masih terdapat materi dan soal-soal
latihan sehingga mempermudah siswa mengerjakan selain itu LKS masih kurang
melibatkan siswa untuk aktif.Guru belum sepenuhnya paham tentang lima tahapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
pendekatan saintifik dan hanya beberapa langkah saja yang dilaksanakan.
Kemudian, fasilitas pembelajaran yang kurang memadai juga menjadi salah satu
faktor penghambat dalam pelaksanaan lima tahapan pendekatan saintifik.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dilakukan oleh peneliti dalam
mengkaji permasalahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran IPA.
Kegiatan wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas IV, dan siswa
kelas IV. Sebelum melakukan wawancara, pedoman wawancara terlebih dahulu
divalidasi oleh ahli (expert judgment) dan guru kelas IV SD.
Wawancara pertama dilakukan kepada kepala sekolah. Rencana wawancara
dengan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2. Pedoman wawancara kepala
sekolah telah divalidasi oleh ahli (expert judgment). Berdasarkan hasil validasi
pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli, didapatkan rerata skor sebesar 3,6.
Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50
dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan
valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara
kepala sekolah oleh ahli dapat dilihat pada lampiran.
Wawancara yang kedua dilakukan kepada guru. Rencana wawancara
dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.3, Sama halnya dengan pedoman
wawancara Kepala sekolah, pedoman wawancara guru telah divalidasi oleh ahli
dengan hasil rerata skor sebesar 3,71. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 rerata
tersebut memiliki nilai kurang dari 2,50 dan termasuk dalam kategori baik. Dengan
demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi
pedoman wawancara guru oleh ahli dapat dilihat pada lampiran.
Wawancara yang ketiga ditujukkan kepada siswa. Rencana wawancara
dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.4. Pedoman wawancara siswa
telah divalidasi oleh ahli dan Guru SD, dengan hasil rerata skor sebesar 3,25. Jika
dibandingkan dengan tabel 3.11, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan
termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh
ahli dapat dilihat pada lampiran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga sumber tersebut, dapat disimpulkan
bahwa ketersediaan dan penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik masih
terbatas. Hal tersebut terlihat dari jawaban narasumber yang ditampilkan pada
gambar 4.1 di bawah ini.
ggg
Gambar 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara
Berdasarkan gambar 4.1 mengenai triangulasi sumber wawancara yang
dilakukan, diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti lima
langkah pendekatan saintifik saat proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut
Guru
Guru menerapkan
pendekatan saintifik dalam
proses pembelajaran tetapi
hanya beberapa langkah
saja yang dilaksanakan.
Guru kesulitan dalam
melaksanakan lima langkah
pendekatan saintifik,
karena kemampuan setiap
siswa berbeda-beda dan
siswapun kesulitan dalam
menerapkannya.
Kepala sekolah
Sekolah sudah menyediakan LKS
tetapi LKS tersebut tidak
digunakan secara maksimal.
Kemudian, LKS yang digunakan
tidak memuat kegiatan-kegiatan
siswa melainkan hanya berisi
soal-soal saja. Selain itu, LKS
yang digunakan tidak mengacu
lima tahapan pendekatan saintifik.
Kemudian fasilitas pembelajaran
kurang memadai juga
menghambat pelaksanaan lima
tahapan pendekatan saintifik.
Siswa
Guru tidak menggunakan LKS
dalam proses pembelajaran di
kelas, melainkan guru lebih
fokus menggunakan buku
siswa dan BSE. Selain itu,
siswa lebih menyukai LKS
yang berisi kegiatan-kegiatan
yang mengacu lima tahapan
pendekatan saintifik bukan
soal-soal saja. Kemudian, LKS
dapat membantu dalam
pemahaman materi.
Ketersediaan LKS di sekolah terkait LKS IPA
materi daur hidup jenis makhluk hidup masih
terbatas dan sekolah masih mengandalkan LKS
dari pemerintah. Selain itu LKS hanya berisi soal-
soal saja dan tidak memuat kegiatan-kegiatan
siswa. Kemudian guru hanya menggunakan
metode ceramah sehingga siswa merasa bosan,
karena hanya mendengarkan, mencatat, dan
menghafal apa yang disampaikan guru. Meskipun
demikian minat guru untuk membuat LKS IPA
sudah ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
menjadi permasalahan karena ketersediaan dan penggunaan LKS khususnya mata
pelajaran IPA di SDN Perumnas Condongcatur masih terbatas.Sekolah masih
mengandalkan pembuatan LKS dari pemerintah. Selain itu, LKS tersebut hanya
berisi soal-soal saja tidak mengacu kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa aktif
membangun konsepnya sendiri.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara yang
telah dilakukan, dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam
mengikuti lima langkah pendekatan saintifik. Pada saat wawancara, siswa
mengatakan bahwa mereka jarang sekali diajak untuk melakukan suatu kegiatan
dan percobaan tentang materi yang sedang dijelaskan oleh guru. Hal tersebut
sesuai dengan hasil observasi, bahwa siswa ketika diberi pertanyaan kepada guru
cenderung tidak bisa menjawab. Selain itu, jika guru meminta pendapat kepada
siswa, tidak ada siswa yang aktif untuk mengemukakan pendapatnya melainkan
siswa cenderung berbicara sendiri kepada teman sebangkunya.Hal tersebut
diperkuat dengan pernyataan dari guru saat wawancara. Guru mengatakan bahwa
siswa ketika diminta untuk menjawab soal hanya beberapa soal saja yang
dikerjakan, apabila dikerjakan secara keseluruhan, jawaban yang ditulis kurang
tepat.
Permasalahan lain yang ditemukan adalah kurangnya penggunaan LKS yang
digunakan dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil observasi, peneliti
menemukan bahwa guru tidak menggunakan LKS dalam mendukung proses
pembelajaran di kelas guna mengaktifkan siswa untuk melakukan suatu kegiatan.
Guru hanya menggunakan metode ceramah dan lebih fokus menggunakan buku
siswa yang diberikan oleh pemerintah. Oleh sebab itu, siswa cenderung pasif
dalam proses pembelajaran, karena guru hanya menjelaskan materi secara monoton
dan siswa hanya diminta untuk mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa yang
disampaikan oleh guru tanpa ada keaktifan yang dilakukan siswa.
Meskipun demikian, sekolah sudah menerapkan kurikulum 2013 berbasis
pendekatan saintifik, namun sekolah belum optimal dalam melaksanakan
limatahapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
guru kelas sepenuhnya belum paham tentang pendekatan saintifik dan guru hanya
menerapkan beberapa langkah saja, misalnya mengamati dan mengomunikasikan.
Hal ini, juga didukung dengan kemampuan masing-masing siswa yang berbeda
dalam memahami suatu materi atau kegiatan yang sedang dilakukan, sehingga guru
perlu menerapkanlima tahapan pendekatan saintifik tahap demi tahap.
3. Kuesioner
Kuesioner yang digunakan adalah bentuk kuesioner terbuka dan
tertutup.Kuesioner terbuka pada analisis kebutuhan dapat dijawab secara bebas
oleh responden. Responden pada kuesioner analisis kebutuhan ini adalah guru
kelas IV di SDN Perumnas Condongcatur. Sedangkan kuesioner tertutup,
responden menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya berdasarkan
alternatif jawaban yang sudah ditentukan. Kuesioner terbuka berjumlah delapan
pertanyaan dan kuesioner tertutup berjumlah tujuh pertanyaan. Kuesioner siswa
berjumlah 15 pertanyaan. Hasil kuesioner tersebut digunakan sebagai
pertimbangan dalam merancang produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik.
Selain itu, kuesioner tersebut dirancang berdasarkan lima karakteristik LKS yang
dikembangkan. Kuesioner analisis kebutuhan guru disajikan dalam tabel 3.5
(kuesioner terbuka), tabel 3.6 (kuesioner tertutup), tabel 3.7 (Kuesioner siswa
terbuka), dan tabel 3.8 (Kuesioner siswa tertutup). Hal tersebut terlihat dari
jawaban narasumber yang ditampilkan pada gambar 4.2 di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar4.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan bagan triangulasi teknik pengumpulan data pada gambar 4.2
terdapat tiga teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan kuesioner.
Data yang diperoleh dari wawancara yaitu sekolah telah menggunakan LKS
namun, LKS yang digunakanmasih berisi materi dan soal-soal. Guru masih
kesulitan dalam menerapkan lima tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran
IPA di sekolah dasar.
Data yang diperoleh melalui teknik observasi yang telah dilakukan, dapat
diketahui bahwa, guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab. Guru menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Sekolah tersebut
sudah menggunakan Kurikulum 2013 namun, kegiatan belajar mengajar masih
didominasi oleh guru yang menjelaskan materi kepada siswa. Ketika guru bertanya
kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak dapat menjawab pertanyaan
dari guru dengan tepat.
Wawancara
Sekolah telah menggunakan
LKS.LKS yang digunakan
adalah LKS yang berisi materi
dan soal-soal. Guru sudah
menggunakan kurikulum 2013
dan menggunakan pendekatan
Saintifik, tetapi guru belum
menerapkan sesuai dengan 5
tahapan pendekatan saintifik.
Kuesioner
Guru dan siswa memiliki
penilaian yang baik
mengenai LKS dengan 5
tahapan pendekatan
saiktifik yang ditawarkan
dalam kuesioner. Saran
dari guru dan siswa
menjadi pertimbangan
dalam pengembangan
LKS.
Siswa membutuhkan LKS untuk membantu siswa dalam proses
pembelajaran dan menuntun siswa melakukan kegiatan secara
mandiri sesuai dengan karakteristik yang mengaktifkan siswa,
mencari sumber informasi, mengarahkan siswa untuk mandiri,
mengarahkan siswa melakukan lima tahapan pendekatan saintifik
Observasi
Guru masih banyak menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab.
Guru menuliskan materi di papan
tulis dan siswa mencatat. Sudah
menggunakan Kurikulum 2013
namun, kegiatan belajar mengajar
masih didominasi oleh guru yang
menjelaskan materi kepada siswa.
Ketika guru bertanya kepada
siswa, sebagian besar siswa diam
dan tidak dapat menjawab
pertanyaan dari guru dengan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Teknik yang terakhir adalah kuesioner. Data yang diperoleh melalui
kuesioner adalah guru dan siswa memiliki penilaian yang baik mengenai LKS
dengan lima tahapan pendekatan saiktifik yang ditawarkan dalam kuesioner. Saran
dari guru dan siswa menjadi pertimbangan dalam pengembangan LKS.
Berdasarkan triangulasi teknik, dapat disimpulkan bahwa guru belum maksimal
dalam menerapkan lima tahapan pendekatan saintifik. LKS yang digunakan adalah
LKS yang berisi materi dan soal-soal. Dalam pembelajaran guru masih
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa, guru menjelaskan
materi dan menuliskannya di papan tulis dan siswa mencatat. Pada tahap ini,
peneliti telah memperoleh data analisis kebutuhan mengenai LKS yang diinginkan
oleh siswa dan guru. Data hasil analisis kebutuhan tersebut digunakan untuk
pertimbangan dalam pembuatan desain LKS.
4.1.2Proses Pengembangan LKS
Proses pengembangan LKS tidak harus skuensial (tidak kembali ke awal)
tetapi secara simultant. Maka yang dituliskan di bawah ini tidak harus urut,
melainkan lebih menjelaskan bagian-bagiannya.
4.1.2.1 Analisis Kebutuhan
1. Analisis Pembelajaran
Analisis Pembelajaran berdasarkan observasi yang dilakukan pada
pembelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. Observasi dilakukan
tanggal 27 Juli 2016. Hasil yang diperoleh melalui observasi tersebut adalah guru
masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa. Guru
menjelaskan dengan menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Guru
kurang menumbuhkan semangat dan keaktifan siswa dalam melakukan
pembelajaran. LKS yang digunakan guru dan siswa berupa LKS yang biasa
digunakan pada umumnya, di dalam LKS masih terdapat materi dan soal-soal
latihan sehingga mempermudah siswa mengerjakan.Paparan mengenai hasil
analisis siswa dan analisis pembelajaran tersebut menjadi pertimbangan bagi
peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
2. Analisis Siswa
Analisissiswa dianalisis berdasarkan observasi yang dilakukan pada
pembelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas Condongcatur. Observasi dilakukan
tanggal 27 Juli 2016. Di SD tersebut telah menggunakan kurikulum 2013, tetapi
ketika guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak dapat
menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat. Keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran masih kurang terlihat, sehingga kegiatan belajar mengajar
didominasi oleh guru yang menjelaskan materi kepada siswa. Setelah guru
menjelaskan materi, siswa diminta untuk mengerjakan soal yang terdapat di LKS.
LKS yang digunakan oleh siswa berupa LKS yang biasa digunakan pada
umumnya, LKS tersebut masih terdapat materi dan soal-soal latihan sehingga
mempermudah siswa mengerjakannya selain itu LKS masih kurang melibatkan
siswa untuk aktif.
4.1.2.2 Merumuskan Tujuan Khusus
Pada tahap kedua peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat
karakteristik LKS berbasis pendekatan saintifik yaitu (1) mengarahkan siswa aktif
melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk mencari
sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah dan lingkungan masyarakat; (3)
mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara sendiri; dan (4)
mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan saintifik, yaitu mengamati,
menanya, menalar, mencoba dan mengomunikasikan. Berdasarkan empat tujuan
khusus LKS menjadi pedoman bagi peneliti dalam penyusunan LKS.
Setelah peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat karakteristik
LKS, selanjutnya peneliti mengembangkan menjadi delapan pernyataan yaitu (1)
mengamati sendiri benda-benda yang ada di sekitar, (2) melakukan kegiatan
praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam pembelajaran IPA, (3)
menggunakan majalah atau koran untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
berkaitan dengan pembelajaran IPA, (4) menggunakan buku-buku di perpustakaan
untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (5)
menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas, (6) mewawancarai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
narasumber (guru, teman,orang tua dan sebagainya) untuk mendapatkan informasi
yang lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (7) menggunakan poster,
gambar, foto, kliping, grafik, biografi untuk menunjukan hasil kerja, (8) melakukan
kegiatan pembelajaran saintifik dengan lima tahapansecara utuh yaitu, mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.
4.1.2.3Mengembangkan Instrumen
Pada tahap ketiga peneliti menggunakan instrumen berbentuk pilihan ganda
berupa pretest dan posttest dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas
penggunaan LKS. Berikut jenis dan tujuan instrument yang disajikan pada tabel
4.1.
Tabel 4.1 Jenis dan Tujuan instrumen
Jenis Instrumen Tujuan Instrumen
Rubrik penilaian
Untuk mengetahui kualitas LKS (aspek konten
dan bahasa, isi, tampilan, penggunaan, dan
penyajian)
Soal pilihan ganda Untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan
LKS
Pengembangan instrumen dengan cara merumuskan soal pretest, soal
posttes, dan membuat rubrik penilaian ahli validasi instrumen. Pengujian soal
pretest dan posttes dilakukan pada uji coba lapangan terbatas di SDN Perumnas
Condongcatur. Pretest dilakukan sebelum menggunakan LKS berbasis pendekatan
saintifik untuk mengetahui kondisi awal siswa. Posttes dilakukan diakhir setelah
menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kemampuan
yang diperoleh siswa. Peneliti menyusun dan mengembangankan tes berdasarkan
kompetensi dasar (KD) 3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis makhluk
hidup. Peneliti mengembangkan KD menjadi tiga indikator. Ketiga indikator
tersebut dikembangan menjadi 20 soal tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal tes dapat
dilihat pada lampiran.
Setelah menyususn instrumen tes, peneliti membuat rubrik penilaian
validasi berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Kemudian soal divalidasi oleh ahli
(expert judgment) dan diujikan secara empiris kepada enam siswa kelas IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
SDNPerumnas Condongcatur. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan
menggunakan program SPSS 20 for Windows untuk menganalisis item soal yang
valid. Item soal yang valid dapat dilihat dari perbandinganp< 0,05.Jika r hitung
lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu,
valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari harga sig. (2-tailed). Jika harga sig.
(2-tailed) lebih kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2009: 137).
Rekapitulasi item tes yang valid dan tidak valid setelah diolah dengan SPSS 20for
Windows dapat dilihat pada lampiran.
Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item
soal. Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai Cronbach
Alpha. Item soal diuji dengan program komputer SPSS 20 for Windows dengan
menghitung nilai koefisien Alpha Instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai
Cronbach Alpha sekurang-kurangnya 0,6 (Nunnally 1960 dalam Ghozali, 2001:
46). Hasil perhitungan reliabilitas dengan SPSS 20for Windows dapat dilihat pada
lampiran. Berikut hasil validitas dan realibilitas secara singkat yang disajikan pada
tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Validitas Soal Pilihan Ganda
No
item
(sig. 2
tailed) Keputusan
No
item
(sig. 2
tailed) Keputusan
1 .000 Valid 11 .000 Valid
2 .000 Valid 12 .001 Valid
3 .002 Valid 13 .000 Valid
4 .000 Valid 14 .000 Valid
5 .009 Valid 15 .002 Valid
6 .000 Valid 16 .000 Valid
7 .000 Valid 17 .000 Valid
8 .000 Valid 18 .042 Valid
9 .001 Valid 19 .000 Valid
10 .000 Valid 20 .008 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 4.3Hasil Realibilitas
Cronbach's
Alpha N of Items
.751 21
Jika harga Alpha Cronbach di atas 0,60, suatu konstruk sudah dianggap
reliable (harga Alpha Cronbach 0,77 sudah diatas 0,60 maka 20 item soal
dikatakan sudah reliable).
4.1.2.4 Mengembangkan Strategi
Pada tahap keempat peneliti mengembangkan strategi. Strategi pada hal ini
berkaitan dengan isi LKS yang dibuat peneliti. Adapun isi dari LKS yaitu pertama
peneliti membuat pemetaan KI, KD, indikator, serta tujuan kegiatan. Pada setiap
kegiatan LKS terdapat lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati,
menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Berikut pemetaan KI, KD,
indikator, serta tujuan kegiatan yang disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4Pemetaan KI, KD, Indikator dan Tujuan
Kompetensi Inti KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR Tujuan
3. Memahami
pengetahuan faktual
dengan cara
mengamati dan
menanya berdasarkan
rasa ingin tahu
tentang dirinya,
makhluk ciptaan
tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainnya di
rumah, di sekolah,
dan tempat bermain.
3.2 Mendeskripsikan
daur hidup beberapa
jenis makhluk hidup
3.2.1 Menjelaskan daur
hidup beberapa hewan di
sekitar rumah
Siswa dapat menjelaskan
daur hidup beberapa hewan
di sekitar rumah
3.2.2 Menjelaskan daur
hidup beberapa
tumbuhan di sekitar
rumah
Siswa mampu menjelaskan
daur hidup beberapa
tumbuhan di sekitar rumah
3.2.3 Menyebutkan daur
hidup beberapa hewan
dan tumbuhan langka
Siswa dapat menyebutkan
daur hidup beberapa hewan
dan tumbuhan langka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4.1.2.5 Mengembangkan Isi LKS
Pada tahap kelima peneliti mengembangkan isi LKS, pengembangan
tersebut berdasarkan pemetaan KI dan KD yang telah dilakukan pada tahap
pengembangan strategi. Selain itu peneliti juga menggunakan lima tahapan
pendekatan saintifik. Dari pemetaan KI dan KD di dalam LKS terdapat tujuh
kegiatan.
Konsep pembuatan LKS berbasis pendekatan saintifik merupakan
pengembangan LKS kurikulum 2013 mata pelajaran IPA untuk mempelajari daur
hidup jenis makhluk hidup. Berdasarkan LKS pada kurikulum 2013, peneliti
mengembangakan sebuah LKS yang berfungsi untuk mempelajari daur hidup jenis
makhluk hidup. Nama LKS yang dikembangkan adalah LKS berbasis pendekatan
saintifik. Hal yang dikembangkan dari LKS adalah lima tahapan pendekatan
saintifik.
LKS yang biasanya dikerjakan oleh siswa di sekolah dikembangkan
menjadi lebih menarik dengan menambahkan beberapa gambar dan warna. Peneliti
membuat LKS dengan materi daur hidup jenis makhluk hidup. Dalam LKS
tersebut peneliti mengembangkan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, berupa
langkah-langkah percobaan dan materi serta bahan yang digunakan untuk
percobaan. Pengembangan desain pada penelitian ini yaitu dengan
mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik. LKS dibuat dengan
menggunakan Microsoft Word sehingga sangat mudah untuk digunakan. Halaman
sampul dibuat dengan menggunakan aplikasi Corel Draw agar terlihat lebih
menarik. Pewarnaan pada sampul LKS telah disesuaikan dengan kebutuhan siswa,
sehingga tidak terlalu mencolok. Format penulisan isi LKS menggunakan huruf
comic sans MS, dengan ukuran font 12, spasi 1,5 dan margin A4.
Materi yang disajikan dalam LKS ini didasari dari hasil pemetaan KI, KD,
dan Indikator pada mata pelajaran IPA, materi yang terdapat dalam LKS ini adalah
daur hidup jenis makhluk hidup. Materi tersebut dibagi menjadi tujuh kegiatan
dalam satu LKS. Setiap kegiatan dibuat berdasarkan lima tahapan pendekatan
saintifik, selain lima tahapan tersebut setiap kegiatan dilengkapi dengan petunjuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dan langkah-langkah untuk mempermudah siswa melakukan percobaan. Di dalam
LKS telah disediakan ruang berupa kolom-kolom untuk menuliskan hasil kegiatan
yang telah dilakukan oleh siswa. Kolom-kolom tersebut didisain dengan
menggunkan Insert Shapes yang terdapat di dalam Microsoft word.
Selain ruang berupa kolom untuk menuliskan hasil kegiatan siswa, peneliti
juga menyediakan tabel untuk menuliskan hasil wawancara yang telah dilakukan
oleh siswa.Tabel dibuat dengan menggunakan Insert Table yang terdapat di dalam
Microsoft Word. Disetiap kegiatan di dalam LKS, peneliti memberikan beberapa
gambar, tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mengetahui objek atau benda
yang mereka amati. Di setiap awal kegiatan, terdapat komik atau cerita yang
mencerminkan isi materi dalam kegiatan tersebut.Komik atau cerita dibuat secara
sederhana sehingga siswa dapat memahaminya.
Isi LKS ini memuat langkah-langkah, petunjuk, dan percobaan serta bahan
dan alat yang dibutuhkan siswa untuk melakukan percobaan. Pada setiap kegiatan
terdapat lima langkah pendekatan saintifik, lima langkah tersebut yaitu 1)
mengamati, 2) menanya, 3) menalar, 4) mencoba, 5) mengkomunikasikan. Bentuk
dari LKS dicetak menyerupai buku dengan ukuran tinggi 25 cm, dan lebar 18 cm.
Kertas yang digunakan adalah HVS B5 80 gram, cover dari LKS diprint dengan
menggunakan kertas Ivori 230 gram.
Gambar 4.3 Kegiatan Mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Pada kegiatan pertama dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, pada
gambar di atas salah satu kegiatan mengamati yang ada di LKS berbasis
pendekatan saintifik yaitu siswa mengamati hewan yang ada disekitar sekolah dan
rumah untuk mengetahui bentuk muda dan dewasa hewan yang telah diamati.
Gambar 4.4 Kegiatan Menanya
Pada kegiatan kedua siswa melakukan wawancara kepada guru dan kakak
kelas mengenai pengertian dari daur hidup, tujuannya untuk mengetahui apa itu
daur hidup. Kegiatan ini merupakan contoh dari menannya yang ada didalam LKS
berbasis pendekatan saintifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Gambar 4.5 Kegiatan Menalar
Pada kegiatan ketiga siswa menuliskan pengertian daur hidup dengan kata-
katanya sendiri berdasarkan hasil pencarian di buku. Kegiatan tersebut merupakan
salah satu dari kegiatan menalar yang ada dalam LKS berbasis pendekatan
saintifik.
Gambar 4.6 Kegiatan Mencoba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Pada kegiatan keempat siswa membuktikan kebenaran jentik-jentik apakah
berasal dari nyamuk atau tidak dengan melakukan percobaan dengan langkah-
langkah seperti pada gambar diatas. Kegiatan tersebut merupakan salah satu contoh
kegiatan mencoba dalam LKS berbasis pendekatan saintifik.
Gambar 4.7 Kegiatan Mengkomunikasikan
Pada kegiatan kelima siswa membuat poster mengenai hasil pengamatan.
Membuat poster salah satu contoh kegiatan mengkomunikasikan yang ada di
dalam LKS berbasis pendekatan saintifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar 4.8 Kegiatan Membuat Biografi
Pada gambar 4.8 adalah salah satu kegiatan dari karakteristik khusus LKS
berbasis pendekatan saintifik. Dalam kegiatan pada gambar tersebut siswa diminta
untuk membuat biografi tanaman jagung dari hari pertama jagung ditanam sampai
hari ke 14.
Gambar 4.9 Kegiatan Membuat Grafik
Pada gambar 4.9 adalah salah satu kegiatan dari karakteristik khusus LKS
berbasis pendekatan saintifik. Dalam kegiatan pada gambar tersebut siswa diminta
untuk membuat grafik kacang tanah dari awal menanam kacang tanah sampai hari
ke 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Gambar 4.10 Kegiatan Membuat Kliping
Pada gambar 4.10 adalah salah satu kegiatan dari karakteristik khusus LKS
berbasis pendekatan saintifik. Dalam kegiatan pada gambar tersebut siswa diminta
untuk membuat kliping daur hidup hewan dan tumbuhan langka di internet,
tujuannya untuk mengetahui daur hidup hewan dan tumbuhan langka.
4.1.2.6 Evaluasi Formatif
Pada tahap keenam peneliti melakukan evaluasi formatif dilakukan dengan
dua cara yaitu penilaian kualitas produk LKS oleh ahli dan uji coba lapangan
terbatas.
Setelah produk LKS selesai dibuat, kemudian peneliti membuat rubrik
penilaian untuk validasi produk. Peneliti memilih dua ahli yaitu ahli IPA dan guru
SD. Evaluasi formatif dilakukan dengan dua cara, yaitu penilaian kualitas produk
ahli IPA dan guru SD. Ahli IPA yang dilibatkan adalah seorang dosen yang telah
memiliki pengalaman mengajar. Lama penilian validasi LKS yaitu selama dua
minggu. Sedangkan ahli guru yang dilibatkan adalah guru kelas IV SD. Lama
penilaian dilakukan selama satu minggu. Setelah ahli memberikan validasi kepada
produk LKS dan dinyatakan melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam
siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur.Selain itu peneliti memilih enam
siswa tersebut berdasarkan nilai akademik (tinggi, sedang dan rendah) serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
melalui rekomendasi dari guru.Pada uji coba lapangan terbatas dilakukan pada
tanggal 26 - 30 November 2016 di SDN Perumnas Condongcatur.
Pada uji coba lapangan terbatas peneliti mendapatkan hasil wawancara
setelah siswa menggunakan LKS. Berikut ini hasil wawancara dari siswa, dari
aspek konten atau isi mudah dipahami, materi yang ada di LKS dapat dipahi dan
percobaan yang ada di LKS berhasil dilakukan dengan baik. 5 tahapan saintifik
dapat diikuti oleh siswa dengan baik. Dari aspek tampilan siswa sangat senang
dengan LKS yang bergambar karena gambar yang digunakan adalah gambar
kartun, selain itu gambar membuat tidak bosan saat mengerjakan LKS, dan siswa
mengatakan bahwa cover LKS bagus, warna yang digunakan cerah, gambar yang
digunakan dalam cover lucu. Aspek penggunaan Bahasa mudah dipahami oleh
siswa. Penggunaan dan penyajian, dalam petunjuk yang ada di dalam LKS jelas,
LKS mudah dibawa kemana saja oleh siswa.
4.1.2.7 Revisi
Pada tahap ketujuh peneliti melakukan revisi produk LKS berdasarkan
komentar dari ahli validasi dan hasil wawancara terhadap siswa setelah
menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Berikut tabel hasil revisi
berdasarkan komentar ahli dan siswa disajukan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5 Hasil Revisi LKS berdasarkan komentar ahli dan siswa
Sebelum direvisi Sesudah direvisi
Gambar ada yang terpotong Sudah direvisi
Gambar ada yang blur Sudah direvisi
Bisa dilengkapi dengan tanaman kacang Sudah ditambah dengan gambar tanaman
kacang pada kegiatan 6
Ketepatan gambar kurang besar Sudah direvisi
4.1.2.8 Evaluasi Sumatif
Pada tahap kedelapan peneliti melakukan pengolahan data berdasarkan
hasil uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa SDN Perumnas
Condongcatur.Pengolahan data tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
peningkatan pretestdan posttes, serta mengetahui keefektifan penggunaan LKS.
Peneliti melakukan pengolahan data dengan cara menghitung hasil pretest dan
posttes menggunakan rumus sebagai berikut.
Gambar 4.11 Rumus PeningkatanPretest dan Posttest
4.1.3 Kualitas LKS
Kualitas produk LKS yang peneliti kembangkan dikatakansangat baik
berdasarkanpenilaian dari ahli. Ahli IPA memberikan skor sebesar 3,43, dengan
demikian LKS yang dikembangkan oleh peneliti termasuk dalam kategori sangat
baik. Ahli kedua yang memberi penilaian pada produk LKS adalah Guru kelas IV
SD dengan skor sebesar 3,80, dengan demikian kualitas LKS termasuk dalam
kategori sangat baik. Berikut hasil penilaian produk LKS oleh ahli disajikan pada
tabel di bawah ini.
Tabel 4.6 Hasil Skor Penilaian Ahli
Jenis
Istrumen Skor Kualitas Produk Kategori Rerata
LKS
Ahli IPA Guru Ahli IPA Guru
3,60 3,43 3,80
Sangat baik Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 4.7 Hasil Komentar Siswa Setelah Menggunakan LKS
Aspek yang dinilai Komentar siswa
Konten atau isi
Mudah dipahami, materi yang ada di LKS dapat
dipahi dan percobaan yang ada di LKS berhasil
dilakukan dengan baik. 5 tahapan saintifik dapat
diikuti oleh siswa dengan baik.
Tampilan
Siswa sangat senang dengan LKS yang
bergambar karena gambar yang digunakan adalah
gambar kartun, selain itu gambar membuat tidak
bosan saat mengerjakan LKS, dan siswa
mengatakan bahwa cover LKS bagus, warna yang
digunakan cerah, gambar yang digunakan dalam
cover lucu.
Penggunaan bahasa Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh
siswa.
Penggunaan dan penyajian Petunjuk yang ada di dalam LKS jelas, LKS
mudah dibawa kemana saja.
Tabel 4.8Rekapitulasi hasil pretest dan posttest
No. Responden Skor (Skala 1-100) Peningkatan
Skor Pretest Posttest
1 1 90 100 10
2 2 85 95 10
3 3 75 90 15
4 4 25 75 50
5 5 70 90 20
6 6 35 80 45
Rerata 63,3 88,3 25
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa skor pretest dan posttest
meningkat sesuai dengan selisih yang dituliskan dala tabel. Persentase
tingkat efektivitas / peningkatan skor pretest dan posttest dapat dihitung
dengan menggunakan rumus di bawah ini.
Berdasarkan hasil perhitungan persentase tingkat efektivitas
nilai pretestdan posttest, skor pretest dan posttest menigkat sebesar 39,5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 4.12 Grafik Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada Masing-masing
Siswa
Gambar 4.13 Rerata Skor Keseluruhan
0
20
40
60
80
100
120
1 2 3 4 5 6
Sko
r
Nomor Siswa
Pretest
Posttest
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Rerata Skor Keseluruhan
Sko
r
Pretest
Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
4.2 Pembahasan
Pengembangan LKS IPA didasarkan dari hasil identifikasi masalah melalui
wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi
dan wawancara, dapat diketahui bahwa LKS yang digunakan sekolah masih berisi
materi dan soal-soal. Dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan
metode ceramah, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
masih berpusat kepada guru, selain itu pemahaman guru akan kurikulum 2013
masih kurang. Guru sudah menggunakan pendekatan saintifik, tetapi belum
diterapkan secara maksimal dalam proses pembelajaran. Permasalahan yang
ditemukan tersebut tidak sesuai dengan kuesioner hasil analisis kebutuhan.
Berdasarkan kuesioner hasil analisis kebutuhan guru, diketahui bahwa sebanyak
100% guru menyetujui bahwa penggunaan LKS IPA dalam proses pembelajaran
dapat membantu siswa memahami konsep. Berdasarkan hasil kuesioner analisis
kebutuhan siswa, bahwa 100% siswa menyetujui penggunaan LKS IPA dalam
proses pembelajaran dapat membantu memahami materi. Selain itu dalam proses
pembelajaran guru jarang memberikan panduan kegiatan secara tertulis dan siswa
belum melakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran secara mandiri. Paparan
tersebut menjadi salah satu pertimbangan peneliti dalam pengembangan LKS IPA.
Peneliti mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. LKS IPA
adalah LKS yang berfungsi untuk mengaktifkan siswa dalam belajar secara
mandiri sesuai dengan lima langkah pendekatan saintifik yang dilakukan siswa
untuk mendapatkan informasi dalam proses pembelajaran. Tahap pengembangan
awal peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara kepada
siswa kelas IV mengenai warna dan gambar yang mereka sukai. Berdasarkan hasil
wawancara yang telah dilakukan kepada siswa maka peneliti membuat desain LKS
sesuai dengan warna dan gambar yang mereka sukai.
Tahap pengembangan selanjutnya peneliti memetakan kompetensi inti (KI),
kompetensi dasar (KD), indikator dan tujuan pembelajaran. Dari indikator yang
telah dibuat, peneliti mengembangkannya menjadi tujuh kegiatan umum di dalam
LKS, pada setiap kegiatan, peneliti memuat lima tahapan pendekatan sanitifik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
secara runtun, sehingga siswa tidak mengalami kebingungan pada saat
ngerjakannya. LKS ini memiliki karakter khusus yang dibuat sesuai dengan
kebutuhan siswayaitu (1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan
pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam
di sekolah, rumah dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk
membangun konsepnya secara sendiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk
melaksanakan lima tahapan saintifik, yaitu mengamati, menanya, menalar,
mencoba dan mengomunikasikan. Dari empat karateristik umum tersebut, peneliti
menjabarkannya menjadi delapan karaktersitik yang lebih spesifik menggambarkan
isi LKS secara keseluruhan. Dari karakteristik khusus tersebut, lebih
mempermudah siswa untuk mengerjakan LKS yang dikembangkan oleh peneliti.
Pada tahap pengembangan selanjutnya yaitu peneliti membuat soal pretest
dan posttest berupa pilihan ganada serta rubrik penilaian ahli validasi produk.
Tujuan dari pembuatan instrumen tersebut adalah untuk mengetahui kualitas dari
LKS yang dikembangkan. Kualitas dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain
aspek konten atau isi, Bahasa, tampilan, penulisan dan penggunaan huruf,
penyajian, dan penggunaan. Untuk soal pilihan ganda bertujuan untuk mengetahui
tingkat efektivitas penggunaan LKS. Soal pretest dan posttest dikembangkan
melalui pemetaan KD dan indikator. KD dipecah menjadi tiga indikator, dan dari
tiga indikator tersebut peneliti membuat soal pretest dan posttest sebanyak 40
puluh soal tipe pilihan ganda. Setelah instrumen selesai, peneliti melakukan
validasi intruemen tes kepada ahli (expert judgment), setelah validasi dilakukan
dan instrumen layak untuk di uji cobakan, maka peneliti melakukan uji coba soal
tersebut kepada siswa SD kelas IV. Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS 20
for windows untuk menganalisis 40 item soal, peneliti mengambil 20 item soal
yang valid untuk digunakan pada uji coba terbatas.
Pegujian soal pretest dan posttest dilakukan pada uji coba lapangan terbatas
di SDN Perumnas Condongcatur. Pengujian soal pretest diujikan sebelum siswa
menggunakan LKS dan soal posttest diujikan setelah siswa menggunakan LKS.
Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada saat posttest lebih tinggi jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada saat pretest. Siswa 1 memperoleh
nilai sebesar 90 saat pretest dan 100 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest
adalah sebesar 10. Siswa 2 memperoleh nilai sebesar 85 saat pretest dan 95 saat
posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 10. Siswa 3 memperoleh
nilai sebesar 75 saat pretest dan 90 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest
adalah sebesar 15. Siswa 4 memperoleh nilai sebesar 25 saat pretest dan 75 saat
posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 50. Siswa 5 memperoleh
nilai sebesar 70 saat pretest dan 90 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest
adalah sebesar 20. Siswa 6 memperoleh nilai sebesar 35 saat pretest dan 80 saat
posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 45.
Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada saat pretest dan posttest,
diketahui bahwa penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk materi
daur hidup jenis makhluk hidup dapat membantu siswa dalam memahami materi
daur hidup jenis makhluk hidup. Hal ini sesuai dengan teori Brunner, teori Piaget
dan teori Vygotsky. Menurut Brunner, individu belajar dan mengembangkan
pikirannya melalui penemuan. Dari penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan
kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Siswa memiliki
kesempatan untuk melakukan penemuan melalui kegiatan di sekolah maupun di
luar sekolah yang ada dalam LKS. Menurut Piaget, belajar berkaitan dengan
pembentukan dan perkembangan skema. Skema adalah struktur kognitif seseorang
untuk beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Seorang anak akan
berkembang melalui proses adaptasi. Proses adaptasi yang dilalui anak dilakukan
dengan dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses
kognitif seseorang yang mengintegrasikan stimulus yang berupa persepsi, konsep,
hukum, prinsip ataupun pengalaman baru yang didapatkan siswa melalui kegiatan
langsung. Akomodasi merupakan rangsangan langsung yang diberikan dari guru,
orang tua, teman, dan masyarakat dalam proses belajarnya. Sedangkan menurut
Vygotsky, pembelajaran terjadi apabila siswa bekerja atau belajar mengenai tugas-
tugas yang belum dipelajari, namu tugas itu masih berada dalam jangkauan
kemampuan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Pada tahap selanjutnya adalah peneliti merancang kegiatan dari pemetaan KI,
KD, dan karakteristik LKS. Kegiatan di dalam LKS dibagi menjadi tujuh kegiatan.
Dalam setiap kegiatan, peneliti memberikan petunjuk untuk mempermudah siswa
melakukan kegiatan. Kemudian, pada setiap kegiatan terdapat lima tahapan
pendekatan saintifik yakni mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan. Selain lima tahapan saintifik, pada setiap kegiatan juga
terdapat karakteristik khusus LKS yang dikembangkan menjadi delapan
pernyataan yaitu (1) mengamati sendiri benda-benda yang ada di sekitar, (2)
melakukan kegiatan praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam
pembelajaran IPA, (3) menggunakan majalah atau koran untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (4) menggunakan buku-
buku di perpustakaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan
pembelajaran IPA, (5) menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas, (6)
mewawancarai narasumber (guru, teman,orang tua dan sebagainya) untuk
mendapatkan informasi yang lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (7)
menggunakan poster, gambar, foto, kliping, grafik, biografi untuk menunjukan
hasil kerja, (8) melakukan kegiatan pembelajaran saintifik dengan lima tahapan
secara utuh yaitu, mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan.
Setelah produk LKS selesai, tahap selanjutnya peneliti melakukan validasi
kepada dua ahli, yaitu ahli IPA dan guru SD. Hasil validasi produk LKS dari ahli
IPA mendapatkan skor seberar 3,43 dan dari guru SD mendapatkan skor sebesar
3,80. Dalam hal ini produk LKS yang dikembangkan termasuk dalam kategori
sangat baik. Sama halnya dengan penelitia relevan yang dilakukan oleh Edeltrudis
(2012) hasil validasi dua ahli media LKS menghasilkan skor 3,93 (baik) dan 4,06
(baik). Validasi dari dua guru kelas menghasilkan skor 4,12 (baik) dan 3,93 (baik).
LKS menggunakan pendekatan saintifik tersebut menghasilkan rerata skor 4,01
dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori “baik”.Penelitian yang
dilakukan oleh Mbetu (2016) berdasarkan hasil validasi dua pakar kurikulum SD
2013 menunjukkan skor 3,87 (baik) dan 4,00 (baik), dua guru SD kelas II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
menghasilkan skor 3,44 (baik) dan 3,93 (baik). Penelitian yang dilakukan oleh
Pratiwi (2014) berdasarkan hasil uji coba dalam tahap pengembangan
menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang ditunjukkan oleh hasil validasi
ahli yang menunjukkan nilai 4,67, sedangkan keefektifan pembelajaran
ditunjukkan dengan penghitungan normal yang menunjukkan 52,5% siswa
memperoleh nilai yang cukup efektif, respon siswa terhadap pembelajaran adalah
positif dengan 94,12% siswa menilai positif terhadap pelaksanaan pembelajaran,
nilai kinerja dan produk ditunjukkan dari rata-rata keseluruhan penilaian kinerja
dan produk dari setiap sekolah adalah 3,7 sehingga dapat dikategorikan baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Ningtyas (2015) berdasarkan hasil penelitian
pengembangan kualitas media ditinjau dari aspek desain menurut ahli materi 1 dan
ahli materi 2 memperoleh skor 92% dan 90% dengan rata-rata skor 91% memiliki
kriteria baik sekali. Kualitas ahli media ditinjau dari aspek penyajian menurut ahli
media 1 dan ahli media 2 memperoleh skor 89% dan 87% dengan rata-rata skor
88% dengan kriteria baik sekali. Penelitian yang dilakukan oleh Bulan (2012)
berdasarkan hasil dari penilaian ahli materi, LKS tersebut termasuk dalam kategori
“Baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,8 dan 4,09 lembar kerja siswa layak untuk
digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Mustofa (2013) berdasarkan hasil
penelitian ini menunjukan penilaian kelayakan LKS oleh pakar materi sebesar 90%
(sangat layak), pakar desain sebesar 96% (sangat layak), dan guru sebesar 93,18%
(sangat layak). Hasil pengujian LKS pada kelas skala kecil (kelas IVB)
menunjukan rata-rata aktivitas siswa sebesar 94,6 %, siswa tuntas belajar sebanyak
90%, dengan rata-rata nilai sebesar 7,08.
Pada keenam penelitian yang relevan, sama-sama mengembangkan LKS, tetapi
Mbetu, Pratiwi, dan Edeltrudis mengembangkan LKS berbasis pendekatan
saintifik, Mustofa mengembangkan LKS berbasis observasi, Ningtyas
mengembangkan LKS berbasis metode percobaan dan Bulan mengembangkan
LKS berbasis masalah. LKS yang dikembangkan peneliti sama dengan penelitian
di atas karena sama-sama menggunakan pendekatan saintifik, dan penelitian-
penelitian tersebut dijadikan sumber bagi peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Setelah ahli melakukan validasi produk LKS dan dinyatakan layak untuk
diuji cobakan, maka peneliti melakukan revisi sesuai dengan komentar dari ahli.
Langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas kepada
enam siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Uji coba lapangan
terbatas dilakukan selama 5 hari. Berdasarkan pengamatan pada saat uji coba
lapangan terbatas, peneliti melihat bahwa siswa tersebut sangat antusias dalam
mengerjakan LKS. Siswa juga tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan
LKS. Dibuktikan dengan peneliti mengecek hasil kerja siswa yang mereka
kerjakan di luar sekolah.
Dari hasil wawancara kepada siswa setelah menggunakan LKS, peneliti
mendapatkan respon yang sangat positif dari siswa tersebut. Berikut hasil komentar
siswa mengenai LKS yang telah siswa kerjakan. Konten dan isi yang ada di dalam
LKSmudah dipahami, materi yang ada di LKS dapat dipahami dan percobaan yang
ada di LKS berhasil dilakukan dengan baik. 5 tahapan saintifik dapat diikuti oleh
siswa dengan baik. Siswa senang dengan tampilan LKS karena siswa sangat
senang dengan LKS yang bergambar karena gambar yang digunakan adalah
gambar kartun, selain itu gambar membuat tidak bosan saat mengerjakan LKS, dan
siswa mengatakan bahwa cover LKS bagus, warna yang digunakan cerah, gambar
yang digunakan dalam cover lucu. Penggunaan Bahasa sangat mudah dipahami
oleh siswa sehingga pada saat mereka menggunakan LKS tidak kebingungan.
Petunjuk yang terdapat di dalam LKS jelas, LKS mudah dibawa kemana saja.
Selain dari hasil wawancara siswa, kualitas LKS ditentukan dari hasil
perhitungan persentase tingkat efektivitas nilai pretest dan posttest. Berdasarkan
hasil perhitungan persentase tingkat efektivitas nilai pretest dan posttest, diperoleh
skor 39,5%. Penilaian dari para ahli dan uji coba lapangan terbatas, LKS yang
dikembangkan memiliki kualitas yang baik. Hal ini bisa dilihat dari hasil penilaian
para ahli dan hasil uji coba lapangan terbatas. Skor rerata yang diperoleh dari
penilaian produk sebesar 3,60 masuk dalam kategori “sangat baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
BAB V
PENUTUP
Bab V menguaraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian dan
saran.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA berbasis pendekatan saintifik untuk
siswa kelas IV SD materi daur hidup jenis makhluk hidup pada kurikulum
2013 dikembangkan dengan menggunakan konsep pendekatan saintifik yang
terdiri dari lima langkah saintifik yaitu, mengamati, menanya, menalar,
mencoba dan mengkomunikasikan pada setiap kegiatannya. Penelitian ini
menggunakan delapan langkah pengembangan Dick and Carey yakni,
analisis kebutuhan, merumuskan tujuan khusus, mengembangkan instrumen,
mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS, evaluasi formatif, revisi
dan evaluasi sumatif. Selain itu, isi LKS hanya memuat petunjuk-petunjuk
kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara mandiri baik di dalam kelas
maupun di luar kelas. LKS yang dikembangkan memiliki karakterisitik yakni
(1) LKS yang mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan
pembelajaran; (2) LKS yang mengajak siswa untuk mencari sumber
informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat; (3)
mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri; dan (4)
mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik
yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Dari
empat karakteristik tersebut dikembangkan menjadi delapan karakteristik
khusus yaitu (1) mengamati sendiri benda-benda yang ada di sekitar, (2)
melakukan kegiatan praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam
pembelajaran IPA, (3) menggunakan majalah atau koran untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, (4) menggunakan
buku-buku di perpustakaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
berkaitan dengan pembelajaran IPA, (5) menyampaikan hasil kerja kelompok
di depan kelas, (6) mewawancarai narasumber (guru, teman,orang tua dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
sebagainya) untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut berkaitan dengan
pembelajaran IPA, (7) menggunakan poster, gambar, foto, kliping, grafik,
biografi untuk menunjukan hasil kerja, (8) melakukan kegiatan pembelajaran
saintifik dengan lima tahapan secara utuh yaitu, mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.
5.1.2 Kualitas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik siswa kelas IV SD materi
daur hidup makhluk hidup “sangat baik”. LKS IPA berbasis pendekatan
saintifik memiliki ciri yaitu mengaktifkan siswa belajar secara mandiri baik
di dalam maupun di luar kelas, membantu siswa untuk menemukan
pengetahuannya sendiri melalui lima langkah tahapan pendekatan saintifik
yang terdapat pada setiap kegiatan di dalam LKS. Kualitas LKS IPA
diketahui melalui hasil validasi produk dari ahli. Rerata skor yang diperoleh
dari hasil validasi produk oleh ahli adalah dari ahli IPA memberikan skor
sebesar 3,43 dan Guru meberikan skor sebesar 3,80. Uji caba lapangan
terbatas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik menunjukkan bahawa nilai
yang diperoleh siswa ketika posttest lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan nilai pretest. Selisih rerata pretestdan posttestadalah 25%. Dengan
demikian, LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dapat membantu siswa
dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
5.2 Keterbatasan Penelitian
5.2.1 Kesalahan pada pemilihan beberapa gambar, pada awalnya peneliti
mencantumkan gambar kartun yang banyak disukai oleh anak-anak, namun
karena kurang sesuai dengan kegiatan di dalam LKS, oleh karena itu peneliti
menggantinya dengan gambar kartun anak sekolah dan gambar kartun yang
menyangkut kegiatan di dalam LKS. Pemilihan gambar yang tepat,
mempermudah siswa dalam memahami isi LKS.
5.2.2 Kesalahan dalam mendesain LKS, pada awalnya peneliti mendesain LKS
dengan menggunakan aplikasi Corel Draw, namun karena aplikasi Corel
Drawbermasalah sehingga menghambat peneliti dalam proses pembuatan
LKS. Oleh karena itu peneliti mendesain LKS dengan menggunakan
Microsoft Word 2007.
5.3 Saran
5.3.1 Bahan dan gambar untuk LKS dipilih dengan sebaik mungkin agar mendapat
kualitas yang baik dan menarik.
5.3.2 Tentukan gambar dan warna yang sesuai pada isi LKS, sehingga LKS yang
dibuat tidak dipenuhi dengan gambar-gambar yang tidak dibutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
DAFTAR REFERENSI
Abidin, Y. (2014). Desain sistem pembelajaran dalam konteks Kurikulum 2013.
Bandung: Refika Aditama.
Arifin, Z. (2011). Penelitian pendidikan metode dan paradigma baru.Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2006).Prosedur penelitian (Revisi VI ed.). Jakarta: PT Rineka Cipta
Conant, J. (1997). “Emerson as educator”, ESQ:A Journal of the American
Renaissance.
Cresswell, W. (2012).Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Darmodjo, J. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
kebudayaan.
Daryanto.(2014). Pendekatan pembelajaran saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Penerbit Gava Media.
Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. (2007).Educational research: An
introduction. Boston: Pearson.
Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Haryanto.Sains untuk SD/MI Kelas IV. Penerbit Erlangga.
Herabudin.(2010). Ilmu Alamiah Dasar. Bandung: Pustaka Setia.
Hergenhahn, B. R. & Olson, M. H. (2010).Theories of learning, edisi ketujuh.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Hidayat.(2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hosnan, M. (2014).pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad
21. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Iskandar, S. M. (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Penerbit CV. Maulana.
Krathwoll, D. R. (2004).Method’s of educational and social science research: An
integrated approach (second edition). Illinois: Waveland Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lismawati.(2010). Penyusunan perangkat pembelajaran. Yogyakarta: Insna
Madani.
Majid, A. (2009). Perencanaan Pembelajaran: mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mbetu.(2016). Pengembangan LKS menggunakan Pendekatan Saintifik pada
subtema Bermain di Rumah Teman untuk siswa kelas II Sekolah Dasar
Negeri Kalasan 1. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma (Skripsi yang
diterbitkan).
Mustofa. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis observasi pada
taman sekolah sebagai sumber belajar sains di SDN 1 Tinjomoyo.
Semarang: Universitas Negeri Semarang (Skripsi yang diterbitkan).
Ningtyas.(2015). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Metode Percobaan
pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas V di Sekolah Dasar.
Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta (Skripsi yang diterbitkan).
Prastowo.(2014). Pengembangan bahan ajar tematik tinjauan teoritis dan praktik.
Jakarta: Kencana Pernadamedia Group.
Prastowo.(2015). Panduan Kreatif Memuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan
Metode yang Menarik dan Menyenangkan. Jogjakarta: Diva Press.
Pratiwi.(2014). Pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific
pada Tema Berbagai Pekerjaan di Kelas IV. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Putra. 2013. Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Jogjakarta: DIVA
Press.
Sani.(2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sanjaya, W. (2014).Peneltian pendidikan jenis, metode dan prosedur. Jakarta:
Prenada Media Group.
Schunk. D. H. (2012). Learning theories: An educational.(Terj). Yogyakarta:
pustaka Pelajar.
Surya, M. (2015).Strategi kognitif dalam proses pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Setyosari, P. (2013). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta:
Kencana Prenanedia Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sujarwanta, A. (2012). “Mengkondisikan pembelajaran IPA denganpendekatan
saintifik”. Jurnal Nuansa Kependidikan Vol 16 Nomor.1,November 2012
Sumatowo.(2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
Sumantoro.(2009). Ayo Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Penerbit Kanisius.
Supratiknya, A. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Tim Penyusun Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Dirjen Pendidikan Dasar
dan Menengah Depdiknas.(2004). Panduan Pengembangan Bahan Ajar.
Jakarta: Depdiknas.
Trianto.(2010). Pengembangan model pembelajaran tematik. Jakarta: Prestasi
Pustakarya.
Trianto. (2011). Desain pengembangan pembelajaran tematik bagi anak usia dini
TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana.
Triwiyanto.(2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Tung. (2015). Pembelajaran dan perkembangan belajar. Jakarta: PT. Indeks
Wahyono.(2008). Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk kelas 4 SD dan MI. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Widoyoko, S. E. (2009). Evaluasi program pembelajaran: Panduan praktis bagi
pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widoyoko. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
PustakaPelajar.
Wonoraharjo.(2012). Dasar-dasar sains. Jakarta: Indeks.
Yusuf, A.M. (2014). Metode penelitian: Kuantitatif, kualitatif, dan penelitian
gabungan. Jakarta: Prenada Media Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah
Lampiran 1.1Lembar hasil validasi pedoman observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA
No Aspek Observasi Hasil Observasi
1.
LKS IPA yang digunakan guru
untuk mengajar
Sudah ada LKS IPA untuk
pembelajaran, tetapi LKS yang
digunakan LKS dari pemerintah, masih
berisi materi dan soal-soal latihan
sehingga mempermudah siswa
mengerjakan selain itu LKS masih
kurang melibatkan siswa untuk
aktif.Guru belum sepenuhnya paham
tentang lima tahapan pendekatan
saintifik dan hanya beberapa langkah
saja yang dilaksanakan. Kemudian,
fasilitas pembelajaran yang kurang
memadai juga menjadi salah satu faktor
penghambat
2.
Kesulitan yang dialami siswa
dalam mengikuti 5 tahapan
pendekatan saintifik pada
pembelajaran IPA
Kesulitan yang dialami yaitu, kurangnya
media pembelajaran dan kurangnya
keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran, guru cenderung ceramah
dan tanya jawab. Guru menjelaskan
dengan menuliskan materi di papan tulis
dan siswa mencatat.
3. Keaktifan siswa dalam
mengikuti praktikum IPA
Siswa kurang aktif dalam melakukan
praktikum guru cenderung ceramah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh
Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 1.4 Transkrip wawancara dengan kepala sekolah
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
No Topik pertanyaan Hasil
1 a. Kurikulum apa yang
digunakan di sekolah?
Sekolah telah menggunakan kurikulum
2013 sejak 2014
b. Jumlah siswa kelas IV Di sekolah ini jumlah siswanya cukup
banyak, seluruh kelas di sekolah ini
merupakan kelas paralel 3 (a, b, c).
kelas IV terdiri dari tiga kelas yakni
kelas a, b, dan c. jumlah siswa kelas IV
secara keseluruhan adalah 85 siswa.
2 a. LKS yang sudah ada di
Sekolah
LKS pada setiap pembelajaran sudah
lengkap.
b. LKS yang pernah
dikembangkan oleh guru di
Sekolah
Belum ada
c. Pengadaan LKS IPA
berbasis pendekatan
santifik di Sekolah
LKS berbasis pendekatan saintifik
belum ada, namun LKS yang digunakan
oleh sekolah saat ini adalah LKS yang
berisi materi dan soal-soal, dan LKS
tersebut merupakan LKS yang
diterbitkan oleh DEPDIKNAS.
3 Peggunaan LKS IPA dalam
pembelajaran
Sudah ada
4 Penelitian yang pernah dilakukan
di sekolah berkaitan dengan LKS
Belum ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 1.6 Transkrip Wawancara dengan Guru
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU
No Pertanyaan Hasilwawancara
1 Pendekatan/strategi/metode,
apa yang bapak/ibu gunakan
dalam pembelajaran IPA?
Metode yang digunakan guru adalah ceramah,
praktik, tanya jawab dan penugasan.
2 Menurut bapak/ibu apa itu
pendekatan sanitifik
Pembelajaran yang terdiri atas kegiatan
mengamati, merumuskan pertanyaan dan
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,
dan menarik kesimpulan untuk memperoleh
pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
3 Apakah bapak/ibu sudah
mengarahkan siswa
melakukan 5 tahapan
sanitifik?
Ya, sudah tetapi tidak menerapkan secara utuh
lima tahapan saintifik
4 Langkah-langkah
pendekatan saintifik apa
yang paling dominan
dilakukan?
Mengamati
5 Kesulitan apa saja yang
bapak/ibu guru hadapi pada
saat menerapkan
pendekatan saintifik?
Kesulitan dalam mencari media pembelajaran
6 Apakah siswa mengalami
kesulitan dalam
melaksanakan 5 tahapan
pendekatan saintifik pada
pembelajaran IPA
Siswa kesulitan karena kurangnya media
pembelajaran
7 Menurut bapak/ibu guru,
apa manfaat bagi siswa
setelah menerapkan 5
tahapan pendekatan saintifik
Siswa lebih aktif dalam bertanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 1.8 Transkrip Wawancara dengan Siswa
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SISWA
No Topik pertanyaan Jawaban siswa
1 Warna apa yang paling kamu
sukai. Mengapa kamu menyukai
warna tersebut?
Merah dan biru, karena cerah
2 Gambar apa yang kamu sukai.
Mengapa kamu menyukai
warna tersebut?
Bunga dan gambar kartun , karena bunga
bagus dan kartun gambar kesukaan
3 Kamu menyukai LKS yang
seperti apa?
a. Bergambar
b. Soal-soal
c. Terdapat materi
Bergambar
4 Apakah LKS membantumu
memahami materi yang
diberioleh guru?
Ya, LKS membantu memahami materi
5 Ukuran huruf dalam LKS yang
kamu sukai seperti apa?
a. Besar
b. Sedang
c. Kecil
Sedang
6 Apakah Bahasa yang digunakan
dalam LKS mudah kamu
pahami?
Kadang-kadang karena ada bacaan yang
sulit dipahami
7 Apakah petunjuk dalam LKS
mudah kamu pahami?
Iya, tetapi ada yang susah dipahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebuuhan
Lampiran 2.1 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 2.2 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 3 Instrumen Tes
Lampiran 3.1 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa dalam Uji Empiris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 3.2 Output SPSS Perhitungan Instrumen Tes
Correlations
Skor
Total
Soal 1
Pearson Correlation .632
**
Soal
11
Pearson Correlation .666
**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 30 N 30
Soal 2
Pearson Correlation .924**
Soal
12
Pearson Correlation .595**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .001
N 30 N 30
Soal 3
Pearson Correlation .535**
Soal
13
Pearson Correlation .827**
Sig. (2-tailed) .002 Sig. (2-tailed) .000
N 30 N 30
Soal 4
Pearson Correlation .632**
Soal
14
Pearson Correlation .602**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 30 N 30
Soal 5
Pearson Correlation .470**
Soal
15
Pearson Correlation .538**
Sig. (2-tailed) .009 Sig. (2-tailed) .002
N 30
N 30
Soal 6
Pearson Correlation .632
** Soal
16
Pearson Correlation .648
**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 30 N 30
Soal 7
Pearson Correlation .924
**
Soal
17
Pearson Correlation .602
**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 30 N 30
Soal 8
Pearson Correlation .666
**
Soal
18
Pearson Correlation .373
*
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .042
N 30 N 30
Soal 9
Pearson Correlation .595
**
Soal
19
Pearson Correlation .648
**
Sig. (2-tailed) .001
Sig. (2-tailed) .000
N 30
N 30
Soal 10
Pearson Correlation .827**
Soal
20
Pearson Correlation .477**
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .008
N 30 N 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Prettest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 3.4 Lembar Hasil Pengerjaan Postest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 4 Validasi Produk
Lampiran 4.1 Lembar Validasi Kuesioner Produk oleh Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi LKS oleh Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 5 Surat Penelitian
5.1 Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
5.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 6 Foto Kegiatan Uji Coba Lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 7 Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE
Ama Eka Ananti adalah anak pertama dari dua
bersaudara.Lahir di Sleman pada tanggal 15
Agustus 1994. Pendidikan dasar diperoleh di SD N
Ngebel Gede II dan lulus pada tahun 2007.
Pendidikan menengah pertama diperoleh di MTs
N Babadan Baru dan lulus pada tahun 2010.
Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMA
N 2 Sleman dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun
2013, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Selama menempuh pendidikan di PGSD,
peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan di luar perkuliahan. Berikut
daftar kegiatan yang pernah diikuti peneliti.
1. Panitia Malam Kreativitas PGSD sebagai divisi perlengkapan pada
tahun 2013.
2. Panitia Malam Kreativitas PGSD sebagai divisi acara pada tahun 2014.
3. Panitia Insipro sebagai divisi acara pada tahun 2014.
4. Ketua Bidang Acara dalam Malam Kreativitas PGSD tahun 2015.
5. Koordinator Acara dalam kegiatan Insipro pada tahun 2015.
Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis
skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul: “Pengembangan LKS IPA Berbasis
Pendekatan Saintifik Untuk Siswa Kelas IV SD Materi Daur Hidup Jenis Makhluk
Hidup”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI