PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS ...
-
Upload
phungkhanh -
Category
Documents
-
view
281 -
download
13
Transcript of PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS ...
i
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI
PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN DI KELAS XI SMA NEGERI 4
PEKALONGAN
skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Oleh
Ainu Ziyadati Rizqiyana
4401410105
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
ii
iii
iv
ABSTRAK
Rizqiyana, Ainu Ziyadati. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Berbasis Inkuiri pada Materi Sistem Pernapasan di Kelas XI SMA Negeri 4
Pekalongan . Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Dr. Retno Sri Iswari, S.U.
Karakteristik pembelajaran biologi adalah berupaya mengenali proses
kehidupan nyata di lingkungan, oleh karena itu observasi dan eksperimen penting
dalam mempelajari Biologi. Salah satu cara yang ditempuh untuk mengaktifkan
siswa dan memberikan pengalaman kepada siswa yaitu dengan menggunakan
Lembar Kerja Siswa (LKS). Pembelajaran Biologi di SMA Negeri 4 Pekalongan
khususnya pada materi sistem pernapasan masih menggunakan media yang
membuat siswa hanya menghafal materi tanpa tahu prosesnya. Adanya fasilitas
laboratorium yang memadai dapat dioptimalkan untuk menerapkan LKS berbasis
inkuiri dalam pembelajaran.
Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).
Uji coba skala kecil dan uji coba skala besar dilakukan di SMA Negeri 4
Pekalongan dengan sampel yang diambil menggunakan teknik purposive
sampling yaitu sampel ditentukan oleh guru dengan pertimbangan untuk
memperoleh hasil yang baik. Desain uji coba pemakaian menggunakan desain one
shoot case study. Data yang dikumpulkan berupa data kelayakan LKS dari
validator media dan materi serta guru biologi kelas XI, data aktivitas siswa, data
hasil belajar siswa, dan tanggapan guru dan siswa. Data-data tersebut kemudian
dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Hasil persentase kelayakan LKS berbasis inkuiri dari validator materi
sebesar 90%, persentase kelayakan dari validator media sebesar 79%, dan
persentase kelayakan dari guru biologi kelas XI sebesar 96,7%. LKS mendapat
tanggapan sangat dapat diterapkan dari siswa dengan persentase 95% pada uji
coba skala kecil. Dalam uji coba skala besar LKS berbasis inkuiri membuat 91,6%
aktivitas siswa sangat aktif, hasil belajar mencapai ketuntasan klasikal 100% pada
nilai KKM yang ditetapkan yaitu 75, tanggapan siswa sebesar 98,6% LKS sangat
dapat diterapkan dan tanggapan guru sangat tinggi sebesar 100%. Berdasarkan
hasil penelitian, pengembangan LKS berbasis inkuiri pada materi sistem
pernapasan untuk kelas XI layak dan dapat diterapkan di sekolah sebagai sumber
belajar.
Kata kunci: kelayakan LKS berbasis inkuiri, keterterapan LKS berbasis inkuiri
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi berjudul
“Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri pada Materi Sistem
Pernapasan di Kelas XI SMA Negeri 4 Pekalongan ”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat disusun dengan baik karena
dukungan dari berbagai pihak yang dengan ikhlas telah merelakan sebagian
waktu, tenaga, dan pikiran demi mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
mendalam kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan studi strata I Jurusan Biologi FMIPA
UNNES.
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin untuk
melaksanakan penelitian.
3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA UNNES yang telah memberikan kemudahan
dan kelancaran dalam penyusunan skripsi.
4. Dr. Retno Sri Iswari, S.U., selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran
dalam membimbing, memberi arahan, motivasi, dan nasihat yang luar biasa
kepada penulis.
5. Dr. drh. R. Susanti, M.P. selaku dosen penguji I yang telah memberikan
masukan dan saran dalam penyusunan skripsi
6. Drs. Supriyanto, M.Si, selaku dosen penguji II yang telah memberikan
masukan dan saran yang sangat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Dr. Lisdiana, M.Si., dan Sri Sukaesih, M.Pd.,selaku validator materi dan
media yang telah memberikan arahan dan masukan untuk kesempurnaan
pengembangan LKS berbasis inkuiri.
8. Dewi Mustikaningtyas, S.Si, M. Biomed., selaku dosen wali yang telah
memberi motivasi kepada penulis.
vi
9. Bapak/Ibu dosen dan karyawan FMIPA khususnya jurusan Biologi atas
segala bantuan yang diberikan.
10. Jazuli, S.Pd., M.Pd., selaku kepala sekolah dan segenap guru serta siswa -
siswa kelas XI SMA Negeri 4 Pekalongan yang telah memberikan membantu
dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian.
11. Orang tuaku Bapak Chusaini dan Ibu Jumhanah, Mas Farid, Mbak Nely dan
Mbak Ana serta semua keluarga yang tiada henti selalu memberi do’a,
bantuan, dukungan serta semangat.
12. Mohammad Zaki, teman-teman angkatan 2010 Biologi FMIPA UNNES
terutama rombel 3, teman-teman Tiara Putri Kos, dan sahabat-sahabat yang
terlalu banyak untuk disebutkan satu-satu, terima kasih untuk do’a,
bantuan,dukungan dan semangatnya.
13. Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan
penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Tidak ada yang dapat penulis berikan sebagai imbalan kecuali untaian doa,
“Semoga amal baik yang telah diberikan berbagai pihak kepada penulis
mendapatkan imbalan yang lebih besar dari Allah SWT”. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri pada khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Semarang, Juli 2014
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN …………………………………………………………..... ii
PENGESAHAN …………………………………………………………….. iii
ABSTRAK ……..…………………………………………………………… iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. vii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. ix
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. x
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………...……………………………………................ 1
B.Rumusan Masalah …………………………………………………..... 5
C. Penegasan Istilah ………………………………………....................... 6
D. Tujuan Penelitian ……………………………………………............... 8
E. Manfaat Penelitian ……………………………………………………. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Pustaka ……………………………………………………… 9
B.Kerangka Berpikir …………………….……………………................ 23
BAB III METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………………… 24
B.Fokus Penelitian …………………………………………………....... 24
C.Jenis Penelitian…………………...……………................................. 24
D.Prosedur Penelitian …………………………………………………... 24
E.Metode Pengambilan Data.............................................................. 35
F.Metode Analisis Data...................................................................... 36
G.Indikator Kelayakan dan Keterterapan............................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN
A.Hasil Penelitian …………………..………………………………….. 41
B.Pembahasan …….……………………………………………………. 49
viii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan …………………………………………………………….. 55
B.Saran …………………………………………………………………. 55
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...... 57
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………. 60
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.Hasil analisis validitas butir soal ………………....................................... 30
2.Kriteria tingkat kesukaran instrumen soal.................................................. 31
3.Hasil analisis tingkat kesukaran soal ….…………..….............................. 31
4.Kriteria daya pembeda instrumen soal ............…..……............................ 32
5.Hasil analisis daya pembeda soal .………………………………………. 32
6.Nomor soal yang dipakai untuk evaluasi akhir…………………………... 33
7.Data instrumen penelitian …………………..…………………………… 35
8.Kriteria penilaian validitas LKS.........……………………………........... 37
9.Kriteria penilaian aktivitas siswa .......................................……………… 38
10.Kriteria penilaian tanggapan terhadap LKS …………………………... 40
11.Hasil penilaian kelayakan LKS oleh pakar.………............................... 43
12.Saran dan perbaikan LKS.............................. ..............................….... 43
13.Perbaikan kalimat pertanyaan dalam LKS............................................ 44
14.Hasil keterbacaan LKS (uji coba skala kecil).……......……………….. 46
15.Data aktivitas siswa ........................………………………………......... 47
16.Data hasil ketuntasan hasil belajar siswa.................. …………...……… 47
17.Tanggapan siswa uji coba skala besar.........................…………………... 48
18.Tanggapan guru uji terhadap LKS.......................................................... 49
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka berpikir…………………………...………………………….. 23
2. Langkah-langkah penggunaan R & D (dengan modifikasi).………….. 25
3. Cover sebelum dan sesudah direvisi....................................................... 45
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus pembelajaran.................……………………………….......... 61
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran........................................... ......... 64
3. Kisi-kisi soal...................................................................................... 73
4. Lembar soal uji coba......................................................................... 77
5. Kunci jawaban soal uji coba............................................................. 87
6. Hasil wawancara dengan guru biologi....................................... ........ 88
7. Penilaian oleh validator materi.................................................. ........ 90
8. Penilaian oleh validator media.................................................... ........ 92
9. Penilaian oleh guru biologi............................................................... 94
10. Rekapitulasi penilaian LKS.............................................................. 97
11. Angket tanggapan siswa uji coba skala kecil.................................... 99
12. Rekapitulasi hasil tanggapan siswa pada uji coba skala kecil........... 100
13. Lembar observasi aktivitas siswa selama pembelajaran................... 101
14. Rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa selama proses
pembelajaran...................................................................................... 104
15. Lembar jawaban evaluasi akhir……………………………………… 111
16. Rekapitulasi nilai hasil belajar siswa................................................. 113
17. Angket tanggapan siswa pada uji coba pemakaian........................... 116
18. Rekapitulasi hasil tanggapan siswa pada uji coba pemakaian........... 117
19. Angket tanggapan guru pada uji coba pemakaian............................. 119
20. Rekapitulasi hasil tanggapan guru..................................................... 120
21. Analisis soal uji coba......................................................................... 122
22. SK pembimbing................................................................................. 132
23. Surat ijin penelitian............................................................................ 133
24. Surat keterangan telah melakukan penelitian.................................... 134
25. Dokumentasi penelitian..................................................................... 135
26. LKS yang dikerjakan siswa............................................................... 144
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran peserta
didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran di dalam kelas diarahkan pada kemampuan peserta didik
untuk menghafal informasi, otak dipaksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari
(Sanjaya 2007). Metode ceramah dan hafalan merupakan metode yang
sampai saat ini masih sering digunakan oleh guru. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya variasi metode dan media yang digunakan oleh guru. Padahal di
era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) guru dapat
menggunakan berbagai media yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
pembelajaran. Melalui media tersebut guru dapat mengefektifkan proses
pembelajaran dan juga menjadikan proses pembelajaran lebih menarik.
Karakteristik pembelajaran biologi adalah berupaya mengenali
proses kehidupan nyata di lingkungan. Oleh karena itu, observasi dan
eksperimen penting dalam mempelajari biologi. Kemampuan observasi
sangat diperlukan untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan. Guru
perlu memilih media yang sesuai agar pembelajaran tidak hanya sekedar
kumpulan konsep. Salah satu cara yang ditempuh untuk mengaktifkan siswa
2
dan memberikan pengalaman kepada siswa adalah dengan menggunakan
Lembar Kerja Siswa.
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar cetak berisi
materi, ringkasan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran
yang harus dikerjakan oleh siswa dan mengacu pada kompetensi dasar yang
harus dicapai (Prastowo 2011). LKS merupakan salah satu media belajar
yang terdiri dari satu atau beberapa lembar kertas yang dibagikan kepada
siswa pada suatu kelas, dengan tujuan agar siswa melakukan kegiatan
belajar sesuai yang tertera atau tercantum dalam lembar kegiatan tersebut.
LKS ini dimaksudkan supaya siswa melakukan kegiatan belajar sesuai isi
LKS.
Pembelajaran Biologi di SMA Negeri 4 Pekalongan khususnya pada
materi sistem pernapasan masih menggunakan media yang membuat siswa
hanya menghafal materi tanpa tahu prosesnya. Guru menggunakan metode
ceramah dan diskusi dalam pembelajaran. Diskusi yang dilakukan masih
belum mampu membuat siswa aktif secara maksimal. Kegiatan diskusi
mengajak siswa untuk mencari materi dari beberapa referensi buku.
Sedangkan ketika presentasi hasil diskusi, siswa yang lain kurang
memperhatikan karena merasa sudah memiliki materi-materi yang disajikan
meskipun belum paham sepenuhnya. Hal inilah yang membuat siswa
monoton menggali materi, kurang mendapat pengalaman langsung, belum
mampu menemukan konsep sendiri, dan kurang aktif.
3
Kegiatan praktikum pada materi sistem pernapasan masih jarang
dilakukan meskipun alat dan bahan untuk praktikum tersedia. Pemakaian
LKS pada materi sistem pernapasan sudah dilakukan dengan memakai LKS
dari penerbit Simpati dan Intan Pariwara. LKS tersebut berisi ringkasan
materi dan uji kompetensi siswa serta beberapa tugas mandiri dan
kelompok. Penyajian LKS yang memuat ringkasan materi secara tidak
langsung telah memberikan konsep kepada siswa, sehingga siswa hanya
menghafal materi untuk menjawab pertanyaan yang telah disediakan.
Seharusnya siswa dapat memperoleh konsep melalui percobaan atau
praktikum sehingga siswa dapat lebih aktif dan mendapatkan pengalaman
belajar langsung. LKS yang digunakan di SMA Negeri 4 Pekalongan pada
materi sistem pernapasan sudah mendukung proses pembelajaran akan
tetapi LKS tersebut masih berpotensi dikembangkan lagi. LKS dapat
meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggali
materi melalui kegiatan praktikum. Hal ini sesuai dengan hakikat
pembelajaran IPA.
Berdasarkan hasil observasi kondisi laboratorium biologi mendukung
kegiatan praktikum. Selain itu berdasarkan hasil wawancara tidak terstruktur
terhadap guru biologi kelas XI didapatkan hasil bahwa siswa dan guru
memiliki kesiapan dan minat yang bagus dalam kegiatan praktikum. Selama
ini kegiatan praktikum memang jarang dan hampir tidak pernah dilakukan
karena kurangnya sumber pembelajaran yang mengajak siswa untuk
melakukan praktikum.
4
Pemilihan materi sistem pernapasan untuk dijadikan materi
pengembangan LKS berbasis inkuiri yaitu berdasarkan : (1) nilai atau hasil
belajar siswa yang secara klasikal hanya 70 % tuntas sesuai dengan KKM
yaitu 75; (2) melihat potensi banyaknya kegiatan percobaan sederhana yang
dapat dilakukan oleh siswa untuk menemukan konsep sistem pernapasan
akan tetapi belum dilakukan. Hamalik dalam Arsyad (2013) mengemukakan
bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa. Seharusnya siswa belajar pada objek biologi
seperti melalui percobaan-percobaan yang dapat membuktikan teori-teori
yang ada sehingga siswa dapat mendapatkan konsep sendiri. Menurut
Wulandari (2013), pengembangan LKS berbasis cerita bergambar layak
digunakan dan efektif diterapkan pada pembelajaran materi sistem
pencernaan karena hasil belajar siswa mencapai ketuntasan klasikal 87%.
Oleh karena itu dibutuhkan sumber belajar yang dapat membangkitkan
minat belajar siswa dan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.
LKS berbasis inkuiri diharapkan dapat membuat siswa menemukan konsep
dan prinsip serta jawaban dari hal yang belum diketahui melaui percobaan
yang dilakukan dan pertanyaan yang memicu tingkat berpikir siswa yang
telah disediakan.
Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan
menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan melibatkan siswa secara
5
aktif pengetahuan yang dimiliki siswa akan bermakna manakala didasari
oleh keingintahuan. Belajar bermakna adalah proses mengaitkan informasi
baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
seseorang (Yunianti et al 2012).
Hasil penelitian serupa menyatakan bahwa LKS hasil
pengembangan mampu mengoptimalkan aktivitas belajar siswa sebesar
87,5% dengan kriteria aktif dan sangat aktif (Saputri 2013). LKS berbasis
inkuiri berisi tentang kegiatan percobaan atau praktikum untuk
mengidentifikasi bahwa ketika makhluk hidup bernapas memerlukan O2 dan
menghasilkan CO2 dan H2O, menemukan konsep bagaimana mekanisme
pernapasan dada dan pernapasan perut, melakukan percobaan sederhana
untuk membandingkan volume dan kapasitas paru-paru serta melakukan
diskusi tentang gangguan/penyakit yang terdapat dalam sistem pernapasan
manusia. Melalui percobaan-percobaan sistem pernapasan diharapkan LKS
ini dapat membuat siswa berpikir lebih kritis untuk menganalisis dan
menyimpulkan dari kegiatan yang dilakukan. Siswa juga dapat menemukan
masalah-masalah dari percobaan tersebut sehingga dapat merangsang siswa
untuk menemukan konsep sendiri dan melatih siswa untuk berpikir tingkat
tinggi dalam menyelesaikan masalah yang ada melalui pertanyaan yang
berhubungan dengan percobaan yang dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
permasalahan yang akan dibahas adalah:
6
1. Bagaimana kelayakan hasil pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
berbasis inkuiri pada materi Sistem Pernapasan di SMA Negeri 4
Pekalongan?
2. Bagaimana keterterapan hasil pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) berbasis inkuiri pada materi Sistem Pernapasan di SMA Negeri 4
Pekalongan?
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam judul penelitian ini, maka
diperlukan beberapa penegasan istilah sebagai berikut:
1. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri
Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri merupakan LKS yang
didesain untuk membantu siswa dalam memahami materi sistem
pernapasan. Bahan ajar cetak yang berbentuk buku yang berisi tentang
kegiatan percobaan, pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
percobaan yang akan membantu siswa menemukan konsep melalui
penyelidikan, melatih berfikir kritis, menyelesaikan masalah sehingga
tidak menekankan pada penguasaan materi saja,serta dilengkapi dengan
Bio Cakrawala untuk menambah wawasan siswa.
2. Kelayakan
Penilaian kelayakan bahan ajar dalam penelitian ini berdasarkan
penilaian ahli materi, ahli media dan guru biologi kelas XI di tempat
penelitian yang mengacu pada instrumen penilaian tahap II Buku Teks
Pelajaran Biologi (BSNP 2006), yang telah dimodifikasi meliputi empat
7
butir komponen penilaian yaitu kelayakan isi, bahasa, penyajian dan
kegrafikan. LKS dikatakan layak jika rata-rata nilai validitas akhir dari
ketiga validator >62,5%.
3. Keterterapan
Keterterapan LKS berbasis inkuiri dalam penelitian ini ditentukan
berdasarkan aktivitas belajar siswa minimal 75% siswa melakukan
aktivitas belajar dengan kategori aktif dan sangat aktif . Hasil belajar
minimal 75% siswa mencapai KKM yaitu 75. Tanggapan guru dan siswa
terhadap hasil pengembangan LKS berbasis inkuiri rata-rata memiliki
nilai ≥ 61%. Aktivitas siswa dinilai berdasarkan lembar observasi
aktivitas siswa saat di kelas, diskusi, dan praktikum serta tanggapan guru
dan siswa ditentukan berdasarkan angket tanggapan guru dan siswa
terhadap LKS.
4. Materi sistem Pernapasan
Materi sistem Pernapasan adalah materi yang diajarkan pada siswa
SMA kelas XI semester 2 dengan dengan kompetensi dasar menjelaskan
keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang
dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya
burung). Kegiatan pembelajaran ini meliputi mengidentifikasi struktur dan
fungsi pada sistem Pernapasan manusia, mengukur volume udara
pernapasan, dan mengamati sistem pernapasan ikan dan serangga.
8
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana kelayakan dan
keterterapan hasil pengembangan LKS berbasis inkuiri pada materi sistem
Pernapasan di SMA Negeri 4 Pekalongan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
a. Sebagai tambahan informasi bagi guru tentang LKS yang baik
b. Meningkatkan kreatifitas dan kualitas guru, karena guru dituntut
dapat menggunakan dan menerapkan pembelajaran secara efektif.
2. Bagi peserta didik
a. Mengoptimalkan hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan
b. Mengoptimalkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
c. Meningkatkan pemahaman peserta didik pada konsep proses
pernapasan
d. Menambah pengalaman belajar peserta didik tentang percobaan
Sistem Pernapasan.
3. Bagi sekolah
Sebagai tambahan referensi bagi sekolah contoh LKS materi Sistem
Pernapasan.
9
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran biologi
Pembelajaran biologi merupakan pembelajaran yang lebih
banyak membutuhkan pengalaman belajar dibandingkan dengan
hanya hafalan, terutama pada materi Sistem Pernapasan. Belajar dan
pengalaman merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan, bahkan
melalui pengalaman, siswa dapat belajar dengan lebih memahami
materi. Ketika siswa menghadapi sesuatu yang baru, maka mereka
akan menyatukan dengan pengalaman dan gagasan sebelumnya untuk
membuktikan apakah informasi yang baru relevan atau tidak (Hansen
2008). Holmes (2011) menyatakan bahwa pembelajaran IPA adalah
yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan kepada siswa.
Pengalaman belajar seperti pengamatan langsung
menggunakan alat bantu peraga, gambar dan kegiatan eksperimen
yang terangkum dalam alat bantu pembelajaran LKS, akan membantu
siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Selain itu, pengalaman
belajar yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran dapat
memperdalam pengetahuan siswa. Sesuai dengan hasil penelitian
Supini (2010) yang menyatakan bahwa hasil belajar biologi siswa
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw lebih
10
tinggi dari pada hasil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran tradisional.
National Research Council (1996) dalam Herlanti et al
(2013), menyebutkan enam standar guru dalam melaksanakan
pembelajaran sains sebagai berikut: (1) Dapat merencanakan
pembelajaran sains yang berbasis inkuiri; (2) Melaksanakan
pembelajaran sains yang mengarahkan dan memfasilitasi siswa dalam
belajar; (3) Melaksanakan penilaian yang disesuaikan dengan kegiatan
guru mengajar dan sesuai dengan pembelajaran siswa; (4)
Mengembangkan pembelajaran dari lingkungan dimana siswa belajar;
(5) Menciptakan masyarakat pembelajar sains; dan (6) Merencanakan
dan mengembangkan pembelajaran dari program sains sekolah.
B. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Menurut Prastowo (2011), LKS merupakan bahan ajar cetak
berisi materi dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran
yang harus dikerjakan oleh siswa, berkaitan dengan materi dan
mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. Menurut Ozmen
& Yildirim (2005), LKS adalah suatu lembaran yang berisi pekerjaan
atau bahan-bahan yang membuat siswa lebih aktif dalam mengambil
makna dari proses pembelajaran.
Penyusunan LKS harus memiliki tujuan yang jelas. Adapun
tujuan penyusunan LKS menurut Prastowo (2011) adalah sebagai
berikut:
11
1. memudahkan siswa dalam mempelajari materi,
2. menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa
terhadap materi yang diberikan,
3. melatih kemandirian belajar siswa,
4. memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada siswa.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Irianti (2011) tentang
pengembangan LKS IPA terpadu SMP berbasis siklus belajar
(Learning Cycle) 5E pada topik pengaruh tekanan zat cair terhadap
kondisi ikan.mampu meningkatkan hasi belajar siswa.
LKS sebagai sumber belajar dapat digunakan sebagai alternatif
media pembelajaran. LKS termasuk media cetak hasil pengembangan
teknologi cetak yang berupa buku dan berisi materi visual, seperti
yang diungkapkan oleh Arsyad (2013).
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan LKS menurut
Prastowo (2011) adalah sebagai berikut.
a. Analisis kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi
yang memerlukan alat bantu LKS. Biasanya dalam menentukan
materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok, pengalaman
belajar, serta materi yang diajarkan, kemudian kompetensi yang
harus dimiliki oleh siswa.
12
b. Menyusun peta kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui
jumlah LKS yang harus ditulis dan urutan LKS. Sekuensi LKS
sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan yaitu
diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.
c. Menentukan judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar KD, materi-materi pokok
atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD
dapat dijadikan sebagai judul LKS apabila kompetensi tersebut
tidak terlalu besar, sedangkan KD dapat dideteksi antara lain
dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok (MP)
mendapatkan maksimal empat MP, maka kompetensi tersebut
dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun apabila diuraikan
menjadi lebih dari empat MP, maka perlu dipikirkan kembali
apakah perlu dipecah misalnya menjadi dua judul LKS.
d. Penulisan LKS
Penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
1) Perumusan KD pada suatu LKS langsung diturunkan dari dokumen
BSNP. Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar sesuai dengan
prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: (a)
prinsip relevansi, (b) konsistensi, dan (c) kecukupan.
13
2) Menentukan alat penilaian
Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja
peserta didik. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan
adalah kompetensi, dimana penilaiannya didasarkan pada
penguasaan kompetensi maka alat penilaian yang cocok dan sesuai
adalah menggunakan Acuan Patokan Nilai (PAP). Dengan
demikian penilaian dapat dilakukan melalui proses dan hasilnya.
3) Penyusunan materi
Materi LKS tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi
LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum
atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat
diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, jurnal
hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat,
maka dalam LKS harus ditunjukan referensi yang dapat digunakan
agar siswa membaca lebih jauh materi tersebut. Selain itu, tugas
yang diberikan kepada siswa juga harus jelas.
4) Struktur LKS
Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut: judul,
petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan dicapai,
informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja,
penilaian.
14
C. Pembelajaran inkuiri
Gulo (2002) dalam Trianto (2007) menyatakan bahwa strategi
inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Tukidi
(2011) menyatakan pendekatan inkuiri merupakan upaya yang
dimaksudkan untuk mengatasi masalah kebosanan siswa dalam belajar
di kelas yang cukup ampuh karena proses belajar berpusat pada siswa
(student centered instruction).
Pendekatan inkuiri didefinisikan oleh Piaget (dalam Rustaman
2005) sebagai belajar mengajar yang mempersiapkan situasi bagi
siswa untuk melaksanakan eksperimen. Dalam pengertian lebih luas
para siswa ingin mengetahui apa yang sedang terjadi, melakukan
sesuatu, menggunakan simbol, menemukan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan siswa, menghubungkan temuan-temuan, dan
membandingkannya.
Menurut penelitian Damayanti et al (2012) pengembangan LKS
dengan pendekatan inkuiri terbimbing untuk mengoptimalkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik pada materi listrik dinamis
SMA N 3 Purworejo kelas X layak digunakan dan mampu
mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis siswa serta meningkatkan
hasil belajar siswa.
15
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran
inkuiri (Sanjaya 2007)
1. Strategi inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal
untuk mencari dan menemukan, artinya peserta didik jadikan
subyek belajar.
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari
dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan.
Strategi inkuiri ini menempatkan guru sebagai fasilitator dan
motivator, bukan sebagai sumber belajar yang menjelaskan saja.
3. Tujuan dari penggunaan strategi inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian proses
mental.
Filsuf pendidikan John Dewey dalam Tukidi (2011)
menyarankan langkah-langkah pembelajaran inkuiri sebagai berikut:
a. Menggambarkan indikator-indikator masalah atau situasi
b. Memberikan kemungkinan jawaban atau penjelasan
c. Mengumpulkan bukti-bukti (data) yang dapat digunakan untuk
menguji kebenaran jawaban atau penjelasan
d. Menguji kebenaran jawaban sesuai dengan bukti-bukti yang
terkumpul
e. Merumuskan kesimpulan yang didukung oleh bukti yang terbaik.
16
Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri (Sanjaya 2007) :
1). Orientasi
Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau
iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru
mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran.
Pada langkah orientasi dalam Strategi Pembelajaran Inkuiri, guru
merangsang dan mengajak siswa berpikir memecahkan masalah.
Keberhasilan orientasi tergantung pada kemauan siswa untuk
beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan
masalah tanpa kemauan dan kemampuan itu tidak akan mungkin
proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
2). Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa
pada persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang
disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir
memecahkan teka-teki. Proses pencarian jawaban itulah yang
sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses
tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga
sebagai upaya mengmbangkan mental melalui proses berpikir.
3). Mengajukan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara,
hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi
17
individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu
itu lahir. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap
anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyan yang dapat
mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara
atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban
dari suatu permasalahan yang dikaji.
4). Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi
yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam
strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan
proses mental yang sangat penting dalam pengembangan
intelektual. Oleh sebab itu tugas dan peran guru tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa
untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5). Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang
diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam
menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas
jawaban yang diberikan. Artinya kebenaran jawaban yang
diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus
18
didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
6). Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan
temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Oleh
karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat hendaknya
guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
D. Hasil belajar dan aktivitas belajar
1. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek-
aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang
dipelajari oleh pembelajar. Merujuk pemikiran Gagne dalam
Suprijono (2012) hasil belajar berupa:
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang.
c. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi.
d. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian objek tersebut.
19
Menurut Sudjana (2010) tujuan pendidikan yang ingin dicapai
dapat dikatagorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif
(penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap
dan nilai), serta bidang psikomotorik (kemampuan/keterampilan
bertindak/berperilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk
hubungan hirarki. Sebagai tujuan yang hendak dicapai ketiganya
harus nampak sebagai hasil belajar siswa. Oleh sebab itu ketiga
aspek tersebut harus dipandang sebagai hasil belajar siswa dari
proses pengajaran. Hasil belajar tersebut nampak dalam perubahan
tingkah laku, secara teknik dirumuskan dalam sebuah pernyataan
verbal melalui tujuan pengajaran, dengan perkataan lain rumusan
tujuan pengajaran berisikan hasil belajar yang diharapkan dikuasai
siswa yang mencakup tiga aspek tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian Natalina et al (2011) penerapan
model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan sikap
ilmiah dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMAN 5
Pekanbaru dengan ketuntasan 75%.
2. Aktivitas belajar
Prinsip belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku
melalui kegiatan, sehingga tidak mungkin belajar tanpa melibatkan
aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas belajar merupakan prinsip yang
penting dalam interaksi belajar mengajar.
20
Aktivitas belajar akan terjadi pada diri pebelajar apabila
terdapat interaksi antar stimulus dengan isi memori sehingga
perilakunya berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya situasi
stimulus tersebut. Menurut Nurochmah (2007) pembelajaran dengan
pendekatan inkuiri dapat meningkatkan dengan sangat signifikan
kemampuan proses sains siswa dan penguasaan konsep pada materi
pokok sistem pencernaan pada manusia di SMP N 2 Temon Kulon
Progo.
Dalam hal kegiatan belajar, Rousseau memberikan
penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan
pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri,
dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik
secara rohani maupun teknis (Sardiman 2011)
Menurut Paul B. Diendrich dalam Sardiman (2011), aktivitas
belajar dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi antara lain
sebagai berikut.
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya
membaca, memperhatikan gambar, percobaan, pekerjaan orang
lain.
b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan
wawancara, diskusi, interupsi.
21
c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian,
percakapan, diskusi, musik, pidato.
d. Writing activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin.
e. Drawing activities, seperti misalnya menggambar, membuat
grafik, peta, diagram.
f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain,
melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi,
bermain, berkebun, berternak.
g. Mental activities, sebagai contoh misalnya menanggapi,
mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan,
mengambil keputusan.
h. Emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, merasa
bosan, gembira, berani, bergairah, tenang, gugup.
E. Materi Sistem Pernapasan
Materi sistem Pernapasan diajarkan pada siswa SMA kelas XI
pada semester genap. Standar Kompetensi dari materi tersebut adalah
menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada
salingtemas, sedangkan kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah
menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada
manusia dan hewan (misalnya burung). Indikator pembelajaran yang
22
ingin dicapai dari pembelajaran sistem Pernapasan meliputi :
mengidentifikasi dan fungsi sistem pernapasan manusia, menjelaskan
proses pernapasan yang tejadi pada manusia, membandingkan volume
dan kapasitas paru-paru, menjelaskan proses pertukaran gas,
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang
gangguan/penyakit yang terdapat dalam sistem pernapasan manusia,
mengamati sistem pernapasan pada hewan vertebrata, dan
menghubungkan antara struktur dan fungsi sistem pernapasan pada
hewan vertebrata.
23
F. Kerangka Berpikir
Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian
Fakta yang ditemui dalam penggunaan LKS di SMA Negeri 4
Pekalongan:
Hanya berisi materi dan latihan soal
Terlalu banyak tulisan
Dalam LKS masih jarang ditampilkan kegiatan praktikum dan
pertanyaan belum membuat siswa menemukan konsep sistem
pernapasan.
Siswa hanya menghafal materi sistem pernapasan tanpa
tahu prosesnya
Siswa kurang mendapat pengalaman belajar langsung
Siswa belum mampu menemukan sendiri konsep sistem
pernapasan.
Siswa kurang aktif
Perlu Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri
Kelebihan LKS berbasis inkuiri:
Berisi percobaan-percobaan yang membuat siswa
menemukan konsep tentang sistem pernapasan
Berisi pertanyaan yang mendukung siswa
menemukan konsep sistem pernapasan
Siswa lebih paham, aktif, dan mendapat pengalaman
belajar langsung
LKS berbasis inkuiri yang dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan
di kelas XI SMA Negeri 4 Pekalongan
24
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Pekalongan pada kelas XI
semester genap tahun ajaran 2013/2014.
B. Fokus penelitian
Fokus yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1) Kelayakan LKS
berbasis inkuiri pada materi sistem pernapasan yang mengacu pada
instrumen penilaian tahap II Buku Teks Pelajaran Biologi tahun 2006 dari
BSNP; 2) Keterterapan LKS berbasis inkuiri pada materi Sistem Pernapasan
dalam mengoptimalkan hasil belajar dan aktivitas belajar serta tanggapan
dari guru dan siswa.
C. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research
and development (R & D). Produk yang dikembangkan berupa LKS
berbasis inkuiri
D. Prosedur penelitian
Langkah-langkah penelitian pengembangan LKS berbasis inkuiri
pada materi sistem pernapasan dapat dilihat pada Gambar 2 (dimodifikasi
dari Sugiyono 2010).
25
Gambar 2. Langkah-langkah penggunaan Metode R & D
(dimodifikasi dari Sugiyono 2010)
Langkah-langkah rinci pelaksanaan penelitian Research and Development
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Identifikasi Potensi, Masalah dan Kebutuhan
Peneliti melakukan observasi awal di SMA Negeri 4 Pekalongan untuk
mengetahui potensi dan masalah. Observasi awal dilakukan menggunakan
metode wawancara kepada guru biologi kelas XI, menggunakan pedoman
Identifikasi potensi,
masalah dan
kebutuhan
Validasi LKS oleh ahli
materi, ahli media, dan
guru Biologi
Revisi LKS
Pengembangan
desain LKS dan
instrumen
Pengumpulan data
atau informasi
awal
Uji coba skala
kecil
Revisi LKS oleh
peneliti
Uji coba skala
besar
Revisi LKS
LKS biologi berbasis
inkuiri yang layak
digunakan di SMA Negeri
4 Pekalongan pada materi
Sistem pernapasan
26
wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan tanpa membawa
lembar pertanyaan wawancara.
Masalah yang ada adalah kualitas LKS. Salah satu media pembelajaran
yang digunakan di SMA Negeri 4 Pekalongan adalah LKS, tetapi LKS yang
ada belum membuat siswa mendapatkan pengalaman belajar langsung untuk
menemukan konsep dan prinsip. Ilustrasi gambar hanya sedikit, sehingga LKS
terkesan monoton dengan tulisan-tulisan yang menyebabkan siswa kurang
tertarik untuk mempelajarinya. Hasil belajar siswa pada materi sistem
pernapasan menunjukkan hanya 70% siswa yang dapat lulus sesuai KKM yaitu
75. Kegiatan praktikum untuk materi ini sudah ada namun masih jarang
dipraktekkan karena ketiadaan petunjuk praktikum untuk memandu siswa.
Akibatnya kreatifitas dan pemahaman siswa terhadap konsep yang telah
diperoleh kurang. Selain itu pertanyaan dari soal yang ada di dalam LKS sudah
ada jawabannya dari ringkasan materi sehingga untuk menjawabnya siswa
hanya menyalin tanpa adanya kegiatan berpikir tingkat tinggi.
Potensi yang mendukung untuk pengembangan LKS berbasis inkuiri di
SMA Negeri 4 Pekalongan adalah tersedianya fasilitas laboratorium dengan
alat dan bahan yang mendukung, kesiapan guru dan siswa untuk melakukan
kegiatan pembelajaran di laboratorium serta waktu yang cukup untuk
melakukan kegiatan pembelajaran dengan praktikum.
2. Pengumpulan Data
Berdasarkan identifikasi potensi dan masalah yang telah didapatkan
dilakukan pengumpulkan data-data yang mendukung hasil identifikasi yaitu
27
berupa beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah dalam
pembelajaran materi sistem pernapasan yaitu
a. Pembelajaran menggunakan pendekatan JAS (Jelajah alam sekitar)
Pendekatan JAS merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
mempunyai karakteristik memanfaatkan lingkungansekitar baik lingkungan
fisik, sosial, teknologi maupun budaya sebagai objek belajar biologi yang
fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah (Marianti & Kartijono, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian Fadlila (2012) pembuatan jurnal belajar
dalam pendekatan JAS berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa
pada materi ekosistem kelas X SMA Negeri 1 Kaliwunngu. Pembelajaran
menggunakan pendekatan JAS dapat dijadikan sebagai solusi pembelajaran
materi sistem pernapasan. Pembelajaran dengan JAS mengajak siswa belajar
tentang sistem pernapasan dengan media lingkungan di sekitar sekolah. Hal
ini memungkinkan siswa untuk menemukan konsep tetapi kegiatan ini
belum memanfaatkan fasilitas laboratorium yang tersedia.
b. Menggunakan media powerpoint dan diskusi
Menurut Rini (2011) pembelajaran matematika berbantuan media
powerpoint setting kooperatif STAD dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi lingkaran. Pembelajaran menggunakan media powerpoint
dapat dilakukan sebagai salah satu solusi. Guru menampilkan beberapa
kasus tentang sistem pernapasan kemudian siswa diajak untuk berdiskusi
menyelesaikan kasus tersebut. Kegiatan diskusi dapat mengaktifkan siswa
jika semua siswa bekerjasama dalam kelompoknya.
28
c. Menggunakan media flash player dalam menggambarkan sistem pernapasan
manusia.
Multimedia dapat dipakai sebagai salah satu alternative penyampaian
informasi mengenai media pembelajaran biologi khususnya pada jenis-jenis
serangga (Aryadi 2011). Media flash player dapat menggambarkan
beberapa percobaan sistem pernapasan, tetapi percobaan sistem pernapasan
dapat dilakukan langsung oleh siswa sehingga tampak lebih jelas dan nyata.
Penggunaan media ini membutuhkan laboratorium komputer sedangkan
alokasi waktu untuk menggunakan laboratorium komputer belum ada.
d. Menggunakan LKS berbasis inkuiri
LKS berbasis inkuiri berisi beberapa kegiatan percobaan sistem
pernapasan yang dapat dilakukan oleh siswa untuk menemukan konsep.
Didukung dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengajak siswa untuk
berpikir lebih kritis dan memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Setiawan (2005) memperoleh kesimpulan pembelajaran dengan
strategi inkuiri memberikan pemahaman konsep yang lebih baik
dibandingkan dengan strategi pembelajaran berbasis masalah pada siswa
SMP.
3. Pengembangan desain LKS dan instrumen
Merencanakan desain LKS berbasis inkuiri, menyusun dan
mengembangkan LKS berbasis inkuiri untuk materi sistem pernapasan. LKS
mengandung kegiatan pembelajaran dengan langkah berbasis inkuiri yaitu
orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data,
29
menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. LKS ini berisi beberapa
kegiatan percobaan tentang sistem pernapasan yang berbasis inkuiri.
Pertanyaan-pertanyaan dan studi kasus yang dapat membantu siswa dalam
menemukan konsep dan memecahkan masalah yang ada serta bio cakrawala
untuk menambah wawasan siswa.
Dalam penelitian ini ada 4 instrumen yaitu lembar tes, lembar
observasi, angket, dan lembar validasi. Instrumen tes diujicobakan terlebih
dahulu kemudian dianalisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda.
a. validitas butir soal
Validitas tes pilihan ganda didapatkan dengan menggunakan rumus
korelasi product moment (Arikunto 2009):
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
rxy : koefisien antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan
X : skor item
Y : skor total
N : jumlah subjek
XY = perkalian antara skor soal dengan skor total
2X= jumlah kuadrat skor item
2Y= jumlah kuadrat skor total
Setelah diperoleh harga rxy kemudian dikonsultasikan dengan r kritik
product moment dengan taraf α = 5 %, jika rxy > r tabel maka soal dikatakan
valid dan sebaliknya. Hasil analisis validitas soal uji coba disajikan dalam tabel
1.
30
Tabel 1. Hasil analisis validitas butir soal uji coba materi sistem pernapasan
*Rincian selengkapnya disajikan pada Lampiran 21 halaman 129.
b. reliabilitas soal
Dalam penelitian ini relibialitas diukur menggunakan rumus K-R 20
karena alat evaluasi berbentuk tes pilihan ganda. Rumus tersebut adalah:
11r
2
2
1 S
pqS
n
n
Keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1 – p)
∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : banyaknya butir pertanyaan
s2 : varians total
Setelah 11r diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga r tabel dengan
taraf signifikan 5%. Apabila 11r > tabelr maka instrumen tersebut dikatakan
reliabel.
Perolehan r11 dibandingkan dengan harga r tabel. Apabila r11 > r tabel maka
instrumen tersebut dikatakan reliabel. Perhitungan dilakukan menggunakan
bantuan Microsoft excel 2007. Data yang dihasilkan sebesar r = 0,889 dengan
rtabel = 0,349. Hasil analisis reliabilitas soal menunjukkan bahwa soal tes bentuk
pilihan ganda bersifat reliabel.
Kriteria
validitas soal Jumlah Nomor soal
Valid 36 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20,
22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 41,
44, 45
Tidak valid 9 1, 8, 21, 24, 30, 35, 40, 42, 43
31
c. tingkat kesukaran butir soal
Indeks kesukaran soal ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Di dalam
istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P (proporsi).
Rumus mencari P adalah:
JS
BP
(Arikunto 2009)
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Jumlah siswa menjawab benar butir soal
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Nilai tersebut kemudian dikonversikan dengan kriteria penilaian sebagai
berikut.
Tabel 2. Kriteria tingkat kesukaran instrumen soal uji coba
Interval Indeks Kesukaran Kriteria
0,00-0,30
0,31-0,70
0,71-1,00
Sukar
Sedang
Mudah
(Arikunto 2009)
Perhitungan dilakukan menggunakan Microsoft excel 2007. Hasil analisis
tingkat kesukaran soal uji coba materi sistem pernapasan disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 hasil analisis tingkat kesukaran uji coba soal materi sistem pernapasan
*Rincian selengkapnya disajikan pada Lampiran 21 halaman 129
d. daya pembeda (DP)
Daya pembeda soal dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Kriteria tingkat
kesukaran soal Jumlah Nomor soal
Sukar 4 20, 21, 23, 27,
Sedang 37 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 22,
25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 42,
43, 44, 45
Mudah 4 1, 5, 24, 36,
BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BD
32
Keterangan:
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya pesrta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
itu dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Nilai tersebut kemudian dikonversikan dengan kriteria penilaian sebagai
berikut.
Tabel 4. Kriteria daya pembeda instrumen soal uji coba
Interval daya pembeda Kriteria
0,00-0,20
0,21-0,40
0,41-0,70
0,71-1,00
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
(Arikunto 2009)
Perhitungan daya pembeda soal uji coba dilakukan dengan bantuan
Microsoft excel 2007. Hasil analisis daya pembeda soal uji coba disajikan pada
Tabel 5.
Tabel 5 Hasil analisis daya pembeda soal uji coba materi pernapasan
Kriteria daya
pembeda Jumlah Nomor soal
Jelek 5 21, 24, 40, 42, 43
Cukup 21 5, 6, 7, 8, 9, 10, 16, 18, 20, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 37, 38,
41, 44
Baik 19 1, 2, 3, 4, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 19, 22, 23, 31, 34, 35, 36, 39, 45
*Rincian selengkapnya disajikan pada Lampiran 21 halaman 129
Berdasarkan analisis uji coba soal, dipilih 30 soal pilihan ganda yang
digunakan untuk mengevaluasi kemampuan kognitif siswa. Nomor soal yang
dipilih berdasarkan hasil analisis tersebut disajikan pada Tabel 6.
33
Tabel 6 Nomor soal yang dipilih berdasarkan analisis butir soal.
Jumlah Nomor soal Keterangan
30 2, 3, 4, 6, 7, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 25, 27,
29, 31, 32, 33, 34, 37, 38, 39, 41, 44, 45
Dipakai
15 1, 5, 8, 9, 11, 21, 24, 26, 28, 30, 35, 36, 40, 42, 43, Dibuang
*Rincian selengkapnya disajikan pada Lampiran 21 halaman 129
4. Validasi LKS
Peneliti meminta bantuan pakar materi yaitu Dr. Lisdiana, M.Si dan
pakar media yaitu Sri Sukaesih, M.Pd serta guru Biologi kelas XI SMA Negeri
4 Pekalongan yaitu Ristiyawati, S.Pd untuk menilai produk LKS berbasis
inkuiri pada materi sistem pernapasan dengan menggunakan instrumen
penilaian Lembar Kerja Siswa berbasis inkuiri yang dimodifikasi dari penilaian
tahap II buku teks pelajaran Biologi tahun 2006 yang dikeluarkan oleh BSNP
yang telah disediakan dalam bentuk angket. Komponen yang dinilai meliputi
komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan, komponen penyajian
pembelajaran dan komponen kegrafikan.
5. Revisi LKS
Revisi dilakukan berdasarkan hasil validasi dari pakar materi, pakar
media, dan guru biologi kelas XI SMA Negeri 4 Pekalongan. Kelemahan
produk diketahui dari hasil validasi dan saran-saran dari pakar materi, pakar
media, dan guru biologi kelas XI SMA Negeri 4 Pekalongan.
6. Uji coba skala kecil
Produk yang telah divalidasi dan direvisi, selanjutnya akan
diujicobakan dengan lingkup terbatas atau sempit yaitu pada kelas XI SMA N
4 Pekalongan berjumlah 10 orang siswa yang berasal dari satu kelas yang
dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Dalam uji coba skala kecil
34
dilakukan untuk menemukan kekurangan atau kelemahan penggunaan LKS
berbasis inkuiri, dan 10 siswa tersebut memberikan pendapat tentang tampilan
dan keterbacaan LKS hasil pengembangan dalam bentuk angket tanggapan
siswa.
7. Revisi LKS
Apabila dalam uji coba LKS terdapat kelemahan maka dilakukan revisi
yang selanjutnya akan dilakukan uji coba skala besar.
8. Uji coba skala besar
Setelah memperoleh produk yang telah direvisi, maka dilakukan
pengujian kembali produk tersebut pada lingkup yang lebih luas yaitu kelas XI
SMA Negeri 4 Pekalongan yang berjumlah satu kelas yaitu kelas XI IPA 4
yang terdiri dari 32 siswa. Pengambilan sampel secara purposive sampling
dengan pertimbangan untuk memperoleh hasil yang baik dan ditentukan oleh
guru, dipilih kelas dengan karakteristik siswa dapat bekerja sama dan kondusif,
sehingga diharapkan dapat memberikan data yang maksimal. Peneliti
melakukan penilaian aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa.
Untuk menguji keterterapan produk, dilakukan penelitian dengan desain
Pre-experimental dengan bentuk one-shoot case study (Arikunto 2009).
Treatment hanya dilakukan satu kali kemudian diadakan post-test. Kemudian
untuk mengetahui hasil belajar dengan cara melihat rata-rata hasil belajar dan
membandingkannya dengan KKM yang ada yaitu 75. Kriteria aktivitas belajar
siswa minimal aktif dan sangat aktif yang diperoleh menggunakan lembar
observasi aktivitas siswa. Siswa kelas uji coba skala besar akan mengerjakan
35
LKS, soal post-test, dan memberikan tanggapan dalam bentuk angket
tanggapan siswa yang telah disediakan oleh peneliti.
9. Revisi LKS
Apabila dalam uji coba pemakaian LKS skala luas terdapat kelemahan
dan kekurangan maka dilakukan revisi.
10. Produk akhir
Produk akhir yaitu LKS yang telah direvisi dan diujicobakan. LKS yang
telah dinyatakan layak dalam pengujian, dapat diterapkan dan digunakan oleh
guru dan siswa sebagai media pembelajaran yang baru pada materi sistem
pernapasan.
E. Metode Pengambilan Data
Pengumpulan data adalah suatu prosedur standar untuk memperoleh data
dari hasil penelitian. Metode pengambilan data disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 7 Data instrumen penelitian
No Fokus Penelitian Teknik Instrumen Responden
1. Kelayakan LKS Angket validasi Lembar penilaian
kelayakan LKS
berbasis inkuiri yang
dimodifikasi dari
penilaian tahap II
buku teks pelajaran
biologi tahun 2006
(BSNP)
Dosen Ahli
materi & media
serta guru
Biologi kelas XI
2. Keterterapan LKS
a. Aktivitas siswa
b. Hasil belajar siswa
c.Tanggapan guru
d. Tanggapan siswa
Observasi
Tes hasil belajar
Angket
Angket
Lembar
observasi
Tes PG
Lembar angket
Lembar angket
Siswa kelas XI
Siswa kelas XI
Guru Biologi
Siswa kelas XI
36
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kelayakan LKS
LKS berbasis inkuiri yang telah dibuat divalidasi oleh pakar dengan
menggunakan lembar penilaian kelayakan LKS berbasis inkuiri yang
dimodifikasi dari penilaian tahap II buku teks pelajaran biologi tahun 2006
(BSNP). Komponen yang dinilai dalam LKS berbasis inkuiri meliputi
komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan, komponen penyajian
pembelajaran, komponen kegrafikan. Data angket validasi mengenai
tanggapan ahli (dosen dan guru) terkait kelayakan LKS dianalisis dengan cara
deskriptif persentase menggunakan rumus:
V = x 100%
Keterangan:
V : persentase validitas
F : skor yang diperoleh
Skor 4 = sangat setuju
Skor 3 = setuju
Skor 2 = kurang setuju
Skor 1 = tidak setuju sama sekali
N = skor maksimal
Kemudian menghitung rata-rata nilai validitas dari tiga validator
dengan rumus Arikunto (2009) yang telah dimodifikasi, yaitu:
Keterangan:
VA : Rata-rata nilai validitas LKS
V1 : Nilai validitas pakar 1
V2 : Nilai validitas pakar 2
V3 : Nilai validitas pakar 3
37
Nilai tersebut kemudian dikonversikan dengan kriteria penilaian dalam
tabel 8 sebagai berikut.
Tabel 8 kriteria penilaian validitas LKS
Indikator kelayakan LKS berbasis inkuiri apabila rata-rata nilai
validitas akhir dari ketiga validator >62,5% dengan kriteria layak atau sangat
layak.
2. Keterterapan LKS
a. Aktivitas siswa
Data aktivitas siswa dalam pembelajaran didapatkan dari data aktivitas
siswa saat pembelajaran di kelas, aktivitas siswa saat diskusi, dan
aktivitas siswa saat praktikum. data aktivitas siswa dianalisis dengan
menghitung nilai rata-rata dari ketiga aktivitas siswa.
1) Mengolah nilai setiap aktivitas siswa
∑ skor yang diperoleh
Aktivitas siswa = X 100%
∑ skor maksimal
2) Mencari nilai akhir
AK+AD+AP
NAS =
3
Keterangan:
NAS : Nilai aktivitas siswa
AK : Aktivitas siswa saat di kelas
AD : Aktivitas siswa saat diskusi
AP : Aktivitas siswa saat praktikum
Interval Validitas LKS Kriteria Penilaian
26% - 43,75%
43,76% - 62,50%
62,51% - 81,25%
81,26% - 100%
kurang layak
cukup layak
layak
sangat layak
38
Nilai tersebut kemudian dikonversikan dengan kriteria penilaian sebagai
berikut.
Tabel 9 kriteria penilaian aktivitas siswa
Indikator keterterapan LKS berbasis inkuiri jika aktivitas siswa minimal
75% siswa melakukan aktivitas belajar dengan kriteria aktif atau sangat
aktif.
Persentase aktivitas siswa dihitung dengan menggunakan rumus:
100% Xn
niAS
Keterangan:
AS : persentase siswa yang sangat aktif dan aktif
∑ni : jumlah siswa dengan aktivitas sangat aktif dan aktif
∑n : jumlah keseluruhan siswa
b. Hasil Belajar siswa
Data hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dengan menghitung nilai rata-rata dari rata-rata nilai tugas dan nilai tes.
1) Mengolah skor dari post-test menjadi nilai
NT = 100maksimalskor
peroleh di yangskor x
2) Mencari nilai akhir
Interval Aktivitas Siswa Kriteria Penilaian
81% - 100 %
61% - 80%
41% - 60%
21% - 40%
< 21 %
sangat aktif
aktif
cukup aktif
kurang aktif
tidak aktif
39
NH =4
NT 2 Produk NL LKS NL
Keterangan:
NH : Nilai Hasil belajar
NL LKS :
NL Produk : Nilai produk
NT : Nilai post-test
Siswa tuntas belajar jika nilai akhir hasil belajar minimal telah
mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 75. Indikator
keterterapan LKS berbasis inkuiri jika hasil belajar siswa minimal 75%
siswa telah mencapai KKM.
c. Tanggapan guru dan siswa terhadap LKS berbasis inkuiri
Data angket tanggapan guru dan siswa terhadap LKS berbasis
praktikum sekitar dianalisis dengan cara deskriptif persentase.
1) Menjumlahkan seluruh skor butir pernyataan yang telah dipilih siswa,
kemudian mengukur dengan rumus:
P = %100N
Fx
Keterangan:
P = persentase penilaian
F = skor yang diperoleh
Ya = skor 1
Tidak = skor 0
N = skor maksimal
2) Menentukan kategori tanggapan menurut guru dan siswa dengan
parameter dalam tabel 10 sebagai berikut.
4
IV LKS III LKS II LKS I LKS Nilai
40
Tabel 10 kriteria penilaian tanggapan terhadap LKS
Interval Tanggapan
terhadap LKS Kriteria Penilaian
81% - 100 %
61% - 80%
41% - 60%
21% - 40%
< 21 %
sangat dapat diterapkan
dapat diterapkan
cukup dapat diterapkan
kurang dapat diterapkan
tidak dapat diterapkan
Indikator keterterapan LKS berbasis inkuiri jika rata-rata penilaian
tanggapan guru dan siswa ≥ 61% dengan kriteria dapat diterapkan atau
sangat dapat diterapkan.
G. Indikator Kelayakan dan Keterterapan
LKS dinyatakan layak jika rata-rata nilai validitas akhir dari ketiga
validator >62,5%. Indikator keterterapan LKS jika minimal 75% siswa mencapai
KKM yaitu 75, minimal 75% siswa melakukan aktivitas belajar dengan kategori
aktif atau sangat aktif, serta rata-rata penilaian tanggapan guru dan siswa
terhadap keterterapan LKS ≥ 61%
58
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Hasil penelitian pengembangan lembar kerja siswa (LKS) berbasis inkuiri
adalah sebagai berikut:
1. Hasil tahap pengumpulan data
Data yang diperoleh pada tahap pengumpulan data adalah data/informasi
yang mendukung hasil identifikasi yaitu berupa beberapa solusi yang dapat
digunakan untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran materi sistem
pernapasan adalah:
a. Pembelajaran menggunakan pendekatan JAS (Jelajah alam sekitar)
b. Menggunakan media powerpoint dan diskusi
c. Menggunakan media flash player dalam menggambarkan sistem pernapasan
d. Menggunakan LKS berbasis inkuiri
Beberapa solusi tersebut kemudian dianalisis dan diajukan pada guru
biologi kelas XI untuk memberikan masukan solusi yang tepat untuk masalah
dalam pembelajaran materi sistem pernapasan. Berdasarkan hasil analisis dan
masukan dari guru biologi kelas XI maka solusi yang dipilih adalah dengan
menggunakan LKS berbasis inkuiri.
Kelebihan LKS berbasis inkuiri dapat merangsang siswa memiliki rasa
ingin tahu yang besar sehingga dapat menemukan konsep sendiri. Keyakinan
akan keunggulan inkuiri dalam pembelajaran biologi didukung oleh pernyataan
42
41
Bruner (dalam Hermawati 2012) yang menyatakan keuntungan mengajar
dengan model inkuiri adalah : (1) siswa akan memahami konsep-konsep dasar
dan ide-ide yang lebih baik, (2) membantu siswa dalam menggunakan daya
ingat dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru, (3) mendorong
siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, dan (4) mendorong
siswa berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesanya sendiri. Selain itu,
pembelajaran
2. Desain produk
Kegiatan pengembangan LKS berbasis inkuiri menggunakan perangkat
lunak Corel Draw 2007 dan Microsoft Word 2007. Desain produk dilakukan
dengan membuat rancangan LKS berbasis inkuiri yang meliputi penjabaran
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada materi sistem
pernapasan dalam bentuk tujuan pembelajaran. Pengembangan LKS berbasis
inkuiri dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Mencari sumber materi sistem pernapasan:
a) buku teks Biologi jilid II tahun 2008 karangan Campbell, penerbit Erlangga,
b) buku Panduan Pembelajaran Biologi untuk SMA dan MA kelas XI tahun
2009 karangan Suwarno, penerbit perbukuan departemen pendidikan
nasional,
c) buku Panduan Praktikum Biologi Umum tahun 2010 karangan tim dosen
biologi, penerbit jurusan biologi FMIPA Unnes,
d) website macam-macam kelainan pada sistem pernapasan dan cara menjaga
kesehatan paru-paru.
43
2) Mengumpulkan dan mengedit gambar-gambar pendukung materi.
Pengembangan LKS berbasis inkuiri dibuat dan dikembangkan pada
bulan Februari sampai dengan April 2014. LKS berbasis inkuiri mengandung
kegiatan pembelajaran dengan langkah berbasis inkuiri yaitu orientasi,
merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji
hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. LKS ini berisi beberapa kegiatan
percobaan tentang sistem pernapasan yang berbasis inkuiri. Pertanyaan-
pertanyaan dan studi kasus yang dapat membantu siswa dalam menemukan
konsep dan memecahkan masalah yang ada serta bio cakrawala untuk
menambah wawasan siswa.
e. Validasi LKS berbasis inkuiri oleh validator
Hasil penilaian LKS berbasis inkuiri pada materi sistem pernapasan pada
Tabel 11
Tabel 11 Data hasil penilaian kelayakan LKS oleh Pakar
No Validator Hasil nilai Kriteria
1 Dr. Lisdiana, M.Si 90% Sangat layak
2 Sri Sukaesih, M.Pd 79% Layak
3 Ristiyawati, S.Pd 96,7% Sangat layak
Rata-rata 88,5% Sangat layak
*Rincian selengkapnya disajikan pada Lampiran 10 halaman 104.
Tabel 12 Saran dan perbaikan LKS No Validator Saran Perbaikan
1 Dr. Lisdiana, M.Si Menambahkan materi ringkas
sistem pernapasan manusia
Memberi materi sistem
pernapasan sebelum
memulai kegiatan percobaan
2 Sri Sukaesih, M.Pd Cover perlu menampilkan gambar
yang jelas, tegas, dan menarik.
Konsistensi penggunaan jenis huruf
pada setiap kegiatan.
Menghapus keterangan
gambar pernapasan manusia
dan serangga pada desain
cover.
Menggunakan jenis font
yang sama dalam LKS
3 Ristiyawati, S.Pd Bahasa pertanyaan diperbaiki dan
siswa diajak untuk berpikir dengan
kritis
Menambahkan beberapa
pertanyaan pendahuluan.
*Rincian selengkapnya disajikan pada Lampiran 10 halaman 104.
44
Guru biologi memberikan saran agar bahasa yang digunakan dalam
pertanyaan diperbaiki sehingga siswa dapat berpikir lebih kritis. Perbaikan
dilakukan berdasarkan masukan dari validator dengan mengganti bahasa yang
digunakan dalam pertanyaan pendahuluan. Desain kulit muka atau cover
hendaknya menampilkan gambar yang lebih jelas dan tegas serta menarik.
Konsistensi penggunaan jenis huruf pada setiap kegiatan dalam LKS. Hal ini
sesuai dengan BSNP (2006) jika terlalu banyak menggunkan variasi dalam
penulisan LKS akan mengurangi tingkat keterbacaan. Perbaikan dilakukan
berdasarkan masukan dari validator dengan menghilangkan keterangan gambar
sistem pernapasan manusia dan serangga, menghilangkan gambar daun beserta
stomata pada desain cover LKS. Perbaikan tersebut dapat dilihat pada tabel 13
dan gambar 3.
Tabel 13 Perbaikan kalimat pertanyaan dalam LKS
Kalimat pertanyaan sebelum
diperbaiki Kalimat pertanyaan setelah diperbaiki
“Pernahkah kamu berlari
mengelilingi lapangan? Apa yang
kamu rasakan setelah berlari?”
“Pernahkah kamu berlari mengelilingi
lapangan? Apa yang kamu rasakan
setelah berlari? Lalu bagaimana dengan
kondisi atlet lari setelah berlomba?
Apakah sama dengan kondisimu setelah
berlari, mengapa? Berapa kapasitas paru-
paru kamu dan atlet tersebut?”
45
(a)
(b)
Gambar 3 Cover sebelum direvisi (a) dan setelah direvisi (b)
f. Hasil tahap uji coba skala kecil dan revisi produk
LKS berbasis inkuiri selanjutnya dilakukan uji coba pada lingkup yang
terbatas. Uji coba skala kecil dilakukan di SMA Negeri 4 Pekalongan dengan
melibatkan 10 orang siswa kelas XI IPA 3. Uji coba dilakukan dengan
membagikan LKS berbasis inkuiri kepada siswa untuk dibaca di rumah. Penilaian
diambil dengan menggunakan angket dengan jumlah item sebanyak 8 butir,
Gambar manusia dan serangga
kurang jelas, tidak perlu
mencantumkan keterangan.
Gambar daun diganti dengan
stomata
Cover sebelum direvisi
Gambar manusia dan serangga
diganti dengan gambar tanpa
keterangan, daun ditonjolkan
bagian stomata dan hanya satu
saja
Cover yang digunakan
setelah revisi
46
dengan masing-masing skor butir memiliki skor 1. Hasil keterbacaan LKS
berbasis inkuiri dapat dilihat dalam tabel 14
Tabel 14 Hasil keterbacaan LKS berbasis inkuiri (uji coba skala kecil)
No Aspek yang ditanyakan P
1. Apakah desain cover LKS menarik? 100%
2. Apakah gambar-gambar yang disajikan dalam LKS menarik? 100%
3. Apakah jenis font yang dipakai sesuai dan mudah terbaca? 80%
4. Apakah bahasa yang digunakan dalam LKS mudah dipahami? 100%
5. Apakah materi dalam LKS disajikan secara sistematis? 90%
6. Apakah soal yang disajikan dalam LKS tersebut mudah kalian
pahami?
100%
7. Apakah materi dalam LKS dapat diingat dengan mudah? 90%
8. Apakah petunjuk percobaan dalam LKS mudah dipahami dan
dilaksanakan?
100%
Rata-rata 95%
Kriteria penilaian
Sangat dapat
diterapkan
*Hasil keterbacaan dapat dilihat di Lampiran 12 halaman 107.
g. Hasil tahap uji coba skala besar dan revisi produk
Kegiatan uji coba skala besar dilaksanakan 3 kali pertemuan untuk
kegiatan pembelajaran dan evaluasi (masing-masing pertemuan 2 x 45 menit).
Pertemuan pertama diawali dengan pengarahan oleh guru, penyampaian tujuan
pembelajaran, penyampaian tujuan praktikum, memberikan informasi kepada
siswa tentang materi yang akan dipelajari, dan melakukan kegiatan percobaan
sistem pernapasan (kegiatan 1, 2, dan 3). Pertemuan kedua digunakan untuk
melanjutkan kegiatan percobaan sistem pernapasan (kegiatan 4 dan 5) dan
diskusi mengenai studi kasus cara menjaga kesehatan paru-paru dan bronkhitis,
pada akhir pertemuan kedua siswa ditugaskan untuk mencari informasi
mengenai macam-macam penyakit dan kelainan dalam sistem pernapasan
manusia dalam bentuk poster. Pertemuan ketiga, siswa mempresentasikan hasil
poster yang telah dibuat. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan evaluasi dengan
alokasi waktu 40 menit untuk 30 soal pilihan ganda.
47
Data mengenai aktivitas siswa/keterlaksanaan LKS berbasis inkuiri
dalam pembelajaran diambil selama kegiatan pembelajaran yang meliputi
aktivitas selama di kelas, aktivitas selama diskusi, dan aktivitas saat praktikum.
Data ini diambil menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Data aktivitas
siswa dalam ketiga aktivitas kemudian di rata-rata. Data hasil tersebut disajikan
pada Tabel 15.
Tabel 15 Data aktivitas siswa
*Rincian selengkapnya disajikan pada Lampiran 14 halaman 111
Data hasil belajar siswa didapatkan dari rerata nilai LKS, nilai produk, dan
nilai post test. Salah satu indikator keterterapan LKS berbasis inkuiri adalah
hasil belajar siswa mencapai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu
mencapai nilai ketuntasan belajar 75 dengan ketuntasan klasikal mencapai ≥
75%. Data hasil belajar dari tersebut disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16 Data Hasil ketuntasan belajar siswa kelas XI IPA 4
*Rincian selengkapnya disajikan pada Lampiran161 halaman 120.
Data selanjutnya adalah data mengenai tanggapan siswa, pengambilan
data ini dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran selesai. Penilaian dilakukan
dengan menggunakan angket tanggapan dengan pertanyaan sebanyak 9 item.
No Jenis aktivitas Hasil
1 Pembelajaran di kelas 90,6%
2 Diskusi 84,3%
3 Praktikum 100%
Rata-rata 91,6%
Kriteria Sangat aktif
Data XI IPA 4
Jumlah siswa 32
Rata-rata nilai 90,9
Nilai tertinggi 94,6
Nilai terendah 87,4
Σ siswa tuntas 32
Σ siswa tidak tuntas 0
48
Masing-masing item pertanyaan memiliki skor 1. Hasil skor tersebut kemudian
diubah dalam bentuk persentase per item pertanyaan.
Tabel 17. Hasil Analisis Tanggapan Siswa Uji Coba Skala besar
No Aspek yang ditanyakan P
1. Apakah kegiatan belajar dalam LKS menyenangkan? 100%
2.
Apakah belajar biologi materi sistem pernapasan lebih mudah
dipahami dengan menggunakan LKS?
94%
3. Apakah kalian setuju jika dalam belajar biologi materi sistem
pernapasan menggunakan LKS berbasis inkuiri?
100%
4. Apakah kalian lebih mudah dalam pembelajaran dengan
menggunakan LKS berbasis inkuiri dibanding menggunakan LKS
sebelumnya?
100%
5. Apakah soal yang disajikan dalam LKS tersebut mudah kalian
pahami?
97%
6. Apakah petunjuk kinerja ilmiah/praktikum yang disajikan dalam
LKS tersebut mudah kalian pahami dan laksanakan?
100%
7.
Apakah studi kasus yang disajikan dalam LKS tersebut mampu
membuka wawasan berfikir kalian?
97%
8. Apakah kalian memiliki minat belajar biologi setelah digunakan
LKS berbasis inkuiri sebagai sumber belajar materi sistem
pernapasan?
100%
9. Apakah informasi atau bio cakrawala yang disajikan dalam LKS
tersebut mampu membuka wawasan berfikir kalian?
100%
Rata-rata 98,6%
Kriteria penilaian
Sangat dapat
diterapkan
*Rincian selengkapnya disajikan pada Lampiran 18 halaman 124.
Data selanjutnya pada kegiatan uji coba pemakaian adalah data
tanggapan guru. Data tanggapan guru terkait LKS berbasis inkuiri dalam
pembelajaran meliputi 10 aspek. Penilaian dilakukan oleh Ristiyawati, S.Pd
selaku guru mata pelajaran biologi kelas XI di SMA Negeri 4 Pekalongan (Tabel
18).
49
Tabel 18. Tanggapan guru terhadap LKS berbasis inkuiri
No Aspek yang ditanyakan Skor
1 Apakah Anda setuju jika LKS berbasis inkuiri ini digunakan selama
proses pembelajaran?
1
2 Menurut Anda, apakah LKS berbasis inkuiri ini sangat mendukung
proses pembelajaran?
1
3 Apakah LKS berbasis inkuiri lebih memadai dari pada LKS
sebelumnya?
1
4 Apakah LKS berbasis inkuiri lebih banyak kelebihannya daripada
kelemahannya?
1
5 Apakah LKS berbasis inkuiri ini dapat membantu Anda dalam
penyampaian materi sistem respirasi?
1
6 Apakah materi yang disajikan dalam LKS berbasis praktikum
sudah cukup lengkap?
1
7 Apakah gambar-gambar yang disajikan sudah cukup jelas dan
mendukung proses pembelajaran?
1
8 Apakah pertanyaan dan tugas yang disajikan dalam LKS berbasis
praktikum sudah cukup jelas dan merangsang siswa untuk berpikir
kritis?
1
9 Menurut Anda, apakah siswa lebih mudah memahami materi sistem
pernapasan dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri?
1
10 Menurut Anda, Apakah LKS berbasis praktikum layak untuk
dijadikan sumber belajar biologi khususnya materi sistem
pernapasan?
1
Total skor 10
Persentase 100%
Kriteria Sangat dapat
diterapkan
*Rincian selengkapnya disajikan pada Lampiran 20 halaman 127.
3. Pembahasan
Pengembangan LKS berbasis inkuiri materi sistem pernapasan untuk siswa
SMA mengacu pada rancangan penelitian research and development ( R&D )
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010). Pelaksanaan pengembangan LKS
berbasis inkuiri dilakukan dalam tiga tahap, yaitu research, development, and
field-testing. Pada tahap research dilakukan identifikasi potensi dan masalah
yang ada dalam pembelajaran. Pada tahap development dilakukan pengumpulan
data, desain produk, dan validasi produk. Tahap selanjutnya adalah field-testing
yaitu melakukan uji coba skala kecil dam uji coba pemakaian. Setelah dilakukan
50
uji coba dilakukan revisi lagi hingga menjadi produk akhir yang layak dan dapat
diterapkan sebagai sumber belajar siswa SMA.
1. Tahap pengumpulan data
Beberapa solusi yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dan
diajukan pada guru biologi kelas XI untuk memberikan masukan solusi yang
tepat untuk masalah dalam pembelajaran materi sistem pernapasan. Berdasarkan
hasil analisis dan masukan dari guru biologi kelas XI maka solusi yang dipilih
adalah dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri.
LKS berbasis inkuiri dipilih karena sesuai dengan potensi sekolah.
Tersedianya fasilitas laboratorium, ketertarikan siswa untuk melakukan kegiatan
praktikum, kemampuan guru untuk melakukan kegiatan praktikum dalam
pembelajaran sistem pernapasan, dan tersedianya waktu yang cukup untuk
melakukan kegiatan pembelajaran dengan media LKS berbasis inkuiri.
LKS berbasis inkuiri juga sesuai dengan karakter pembelajaran biologi
yang berupaya mengenali proses kehidupan nyata di lingkungan. Kegiatan
observasi dan eksperimen penting dalam mempelajari biologi. Kemampuan
observasi sangat diperlukan untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan.
Menurut Priadi et al (2012) pembelajaran biologi menggunakan model problem
based learning melalui metode eksperimen laboratorium dan lapangan
berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar afektif. Adanya kegiatan
praktikum dalam LKS diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa.
51
b. Desain produk
LKS berbasis inkuiri merupakan LKS yang didesain untuk mendukung
proses pembelajaran siswa dengan cara memunculkan kemampuan menemukan
konsep sendiri dan berpikir kritis. Siswa diasah dalam mempelajari materi sistem
pernapasan dengan mengambangkan kemampuan tersebut, sehingga siswa tidak
hanya unggul dalam nilai kognitifnya saja, namun juga nilai afektifnya.
Hal ini sesuai dengan penelitian Damayanti et al (2012) pengembangan
LKS dengan pendekatan inkuiri terbimbing untuk mengoptimalkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik pada materi listrik dinamis SMA N 3 Purworejo kelas
X layak digunakan dan mampu mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis siswa
serta meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Validasi LKS berbasis inkuiri oleh validator.
Ketiga validator memberikan penilaian dengan kategori sangat layak
terhadap LKS berbasis inkuiri. Penilaian yang tinggi karena aspek yang dinilai
oleh validator materi yaitu komponen kelayakan isi sesuai dengan yang
diharapkan. Isi dari LKS berbasis inkuiri adalah beberapa kegiatan praktikum
yang dapat membantu siswa menemukan konsep sehingga aktivitas dan hasil
belajar siswa meningkat. Seperti halnya dengan hasil penelitian Slish (2005) yang
menyatakan bahwa nilai post-test siswa yang diberi perlakuan pembelajaran aktif
(praktikum) meningkat secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang diberi
perlakuan pembelajaran pasif (ceramah). Assalma (2013) menyatakan bahwa
pengembangan LKS mampu mempermudah siswa dalam memahami materi
52
karena LKS dapat merangsang aktivitas dan kreativitas dengan dilengkapi
kegiatan proyek.
Desain layout yang diinginkan sudah sesuai setelah melalui perbaikan
dari validator media. Kulit muka atau cover hendaknya menampilkan gambar
yang lebih jelas dan tegas serta menarik. Konsistensi penggunaan jenis huruf pada
setiap kegiatan dalam LKS. Hal ini sesuai dengan BSNP (2006) jika terlalu
banyak menggunkan variasi dalam penulisan LKS akan mengurangi tingkat
keterbacaan dan kegrafikan. Perbaikan dilakukan berdasarkan masukan dari
validator dengan menghilangkan keterangan gambar sistem pernapasan manusia
dan serangga, menghilangkan gambar daun beserta stomata pada desain cover
LKS..
d. Uji coba skala kecil
Hasil penelitian dalam uji coba skala kecil menunjukkan bahwa LKS
berbasis inkuiri ini memiliki tingkat keterbacaan yang sangat tinggi yaitu 95%.
LKS berbasis inkuiri mudah dipahami karena memiliki ukuran font yang jelas,
besar spasi dan paragraf sesuai, petunjuk percobaan mudah dilakukan, materi
yang disajikan sistematis dan mudah terbaca. Di samping itu keseluruhan
tampilan LKS menarik dan mengundang minat untuk belajar. Hal ini ditunjukkan
dengan antusiasme siswa dalam membaca dan melakukan kegiatan pembelajaran
dalam LKS. Bahasa yang digunakan dalam LKS mudah dipahami. Pada uji coba
skala kecil, jenis font yang digunakan masih belum konsisten sehingga
menimbulkan kesan kurang rapi dan kurang dapat dipahami oleh siswa. Hal
tersebut ditunjukkan dengan rata-rata angket pada poin ketiga paling rendah yaitu
53
80%. LKS kemudian direvisi sesuai dengan hasil angket pada uji coba skala kecil
dengan menggunakan jenis font yang sama yaitu times new roman.
e. Uji coba skala besar
Hasil penelitian dalam uji coba skala besar menunjukkan bahwa sebagian
besar aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan LKS tergolong sangat
aktif. Hal tersebut mengindikasikan bahwa siswa tertarik dengan isi LKS dan
kegiatan yang ada di dalam LKS berbasis inkuiri. Aktivitas yang beragam tersebut
menjadikan siswa tidak hanya paham mengenai materi sistem pernapasan, tetapi
juga dapat menumbuhkan rasa keingintahuan yang tinggi untuk menemukan
konsep sendiri. Adanya aktivitas fisik maupun mental dalam kegaiatan belajar
akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal (Sardiman 2011).
Banyaknya siswa yang aktif dan sangat aktif diduga kuat karena LKS ini
memuat kegiatan pembelajaran yang menarik dengan mengajak siswa untuk
bersikap aktif yaitu praktikum, mengamati, bertanya, memperhatikan dan
memberikan pendapatnya serta kreatif yang dirangsang dengan membuat produk.
Aktivitas yang tinggi juga dikarenakan tanggapan siswa terhadap LKS sangat
tinggi. Siswa menilai kegiatan dalam LKS mudah dipahami, menyenangkan,
mampu membuka wawasan, dan meningkatkan minat belajar. Selain itu didukung
oleh tanggapan guru bahwa LKS berbasis inkuiri dapat diterapkan dalam
pembelajaran biologi.
Menurut Abriyanti et al (2013) respon siswa terhadap pembelajaran
menggunakan LKS inkuiri adalah sangat baik. Aktivitas siswa selama
pembelajaran dikategorikan tinggi karena suasana pembelajaran menyenangkan.
54
Mulyasa (2009) menyatakan bahwa iklim belajar yang menyenangkan akan
mengakibatkan semangat dan menumbuhkan aktivitas serta kreativitas siswa
sehingga siswa lebih mudah dalam menangkap materi suatu pelajaran. Hasil
penelitian serupa menyatakan bahwa LKS hasil pengembangan berbasis masalah
lingkungan sekitar mampu mengoptimalkan aktivitas belajar siswa sebesar 87,5%
dengan kriteria sangat aktif (Saputri 2013).
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal
(Slameto 2010). Salah satu faktor internal yang cukup berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa adalah aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran. Aktivitas
siswa perlu dirangsang sehingga timbul dan kemudian memberikan pengalaman
baru bagi siswa. Pendekatan inkuiri yang terkandung dalam LKS membuat siswa
aktif dan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah yang ada didalam LKS.
LKS berbasis inkuiri ditandai dengan adanya kegiatan percobaan yang harus
dilakukan oleh siswa kemudian dibantu dengan berbagai pertanyaan yang
membantu siswa menemukan konsep sendiri tentang sistem pernapasan. Siswa
memperdalam pengetahuannya tentang apa yang diketahui dan bagaimana untuk
memecahkan masalah secara berkelompok agar saling membantu sehingga
mampu berkolaborasi dalam memecahkan masalah dan menemukan konsep.
Hasil yang baik dan maksimal dalam penelitian ini juga dikarenakan
penggunaan metode penelitian pra eksperimen dengan desain one shot case study.
Menurut Subali (2010) desain one shot case study memiliki kelemahan utama
yakni peneliti tidak memiliki kelompok pembanding dan tidak melakukan
pengukuran sebelum perlakuan diberikan. Asumsi yang digunakan adalah
55
sebelum eksperimen dilakukan, kelompok tersebut sama sekali tidak memiliki
kemampuan yang akan diintervensi selama eksperimen berlangsung.
55
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. LKS berbasis inkuiri pada materi sistem pernapasan layak digunakan sebagai
sumber belajar karena mendapat nilai rata-rata kelayakan dari validator
sebesar 88,5% dengan kriteria sangat layak.
2. LKS berbasis inkuiri dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah karena
nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 91,6% dengan kriteria sangat aktif,
ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 100%, tanggapan siswa dan guru
terhadap LKS sebesar 98,6% dan 100% dengan kriteria sangat dapat
diterapkan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disampaikan saran demi kelancaran dan
perbaikan kegiatan pengembangan sumber pembelajaran selanjutnya, sebagai
berikut:
1. Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti kelayakan dan keterterapan LKS
berbasis inkuiri. Oleh karena itu, penelitian ini dapat diteruskan untuk melihat
efektivitas dan efisiensi LKS dalam kegiatan pembelajaran biologi
2. Penelitian dilakukan dengan metode one shoot case study sehingga data yang
diperoleh sangat tinggi. Oleh karena itu penelitian dapat dilakukan dengan
menggunakan metode yang berbeda sehingga dapat dilihat perbedaannya.
56
3. Dalam LKS berbasis inkuiri belum tercantum bagian yang menampilkan
langkah mengajukan hipotesis dan merumuskan kesimpulan, sebaiknya
ditambahkan langkah tersebut secara tertulis dalam LKS.
DAFTAR PUSTAKA
Abriyanti R, Widowati, Mahanani. 2013. Penerapan Lembar Kerja Siswa Inkuiri
Pada Materi Daur Ulang Limbah Kelas X Di SMA N 1 Manyar Gresik
Untuk Meningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa. J.BioEdu 2(1)
Arikunto S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arsyad A. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Aryadi J. 2011. Pembuatan Media Pembelajaran Biologi Untuk Kelas X Dengan
Pokok Bahasan Serangga Berbasis Multimedia. (Skripsi). Yogyakarta:
AMIKOM
Assalma, NE. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Dengan Pendekatan
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) Dan Berwawasan Salingtemas.
J.Biol.Educ. 2(1)
[BSNP] Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Instrumen Penilaian Tahap I
Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: On line at
http://www.pusbuk.or.id/ [diakses tanggal 6 Januari 2014].
Damayanti et all. 2012. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan
Pendekatan Inkuiri TerbimbingUntuk Mengoptimalkan Kemampuan
Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3
Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013. J Pendidikan Fisika 3 (1):
58-62
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fadlila A. 2012. Pengaruh Pembuatan Jurnal Belajar Dalam Pendekatan Jelajah
Alam Sekitar (JAS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem.
(Skripsi). Semarang : Jurusan Biologi Universitas Negeri Semarang
Hansen R. 2008. The roots of technical learning and thinking situating. TLT in
School. J Technol Educ 20(1): 5-15
Herlanti Y. 2013. Penggunaan Pendekatan Inkuiri Pada Pembelajaran Biologi Di
Madrasah Aliah Se-Jakarta Selatan. (Skripsi). Jakarta : Jurusan Biologi
UIN Syarif Hidayatullah
Hermawati N. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Penguasaan
Konsep Biologi Dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Ditinjau Dari Minat Belajar
Siswa. (Skripsi). : Program Pascasarjana UNDIKSHA
Holmes V. 2011. Standardizing the Inquiry Lesson: Improving the Caliber of
Science Inquiry. E.J.of Literacy Through Science Vol 10
Irianti, D. (2011). Pengembangan LKS IPA Terpadu SMP Berbasis Siklus Belajar
(Learning Cycle) 5E Pada Topik Pengaruh Tekanan Zata Cair Terhadap
Kondisi Ikan. (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Natalina M. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk
Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI
IPA SMAN 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012. (Skripsi). Riau: FKIP
Universitas Riau
Nurochmah T. 2007. Pengaruh Pendekatan Inkuiri Terhadap Peningkatan
Keterampilan Proses Sains Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPA Biologi
Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan Pada Manusia. (Skripsi).
Yogyakarta : Jurusan Biologi UIN Sunan Kalijaga
Ozmen H & Yildirim N. 2005. Effect of work sheet on student success: Acids and
bases sample. J Turkish Sci Educ 2(2): 10-13.
Prastowo A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
DIVA PRESS
Priadi MA, Suciati S., Suparmi. 2012.Pembelajaranbiologimenggunakan Model
Problem Based Learningmelalui Metode Eksperimen Laboratoriumdan
Lapangan Ditinjaudari Keberagaman Kemampuan Berpikir Analitis Dan
Sikap Peduli Lingkungan. J Inkuiri 1(3) : 217-226
Rahayu NP. 2012. Pengaruh Strategi Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar
Ditinjau Dari Keterampilan Observasi Siswa Kelas X SMA Negeri
Kebakkramat. (Skripsi). Surakarta : Jurusan Biologi UNS
Rini R. 2011. Penerapan Pembelajaran Matematika Berbantuan Media Powerpoint
Setting Kooperatif STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Lingkaran Di Kelas VIII C SMP Negeri 13 Malang. (Skripsi).
Malang: Jurusan Matematika FMIPA UM
Rustaman N. 2005. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Dalam Pendidikan Sains. Dalam Seminar Nasional II Himpunan Ikatan
Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia Bekerjasama dengan
FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 22-23 Juli 2005.
Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Saputri H. 2013. Pengembangan LKS Berbasis Masalah Lingkungan Sekitar Pada
Materi Pengelolaan Lingkungan di SMP. (Skripsi).Semarang: Jurusan
Biologi FMIPA UNNES
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Slish D. 2005. Assessment of the use of the Jigsaw method and Active Learning
in non majors Introductory Biologi. Journal of Science Education 31(4)
Subali B. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Biologi. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta
Sudjana. 2010. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Supini & Binari M. 2010. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan
Teknik Peta Pikiran Terhadap Hasil Belajar Sistem Regulasi Di Sman 1
Lubukpakam. J Pendidikan Biologi 1(2) : 118-125
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
Tukidi. 2011. Pendekatan Inkuiri Dalam Pembaharuan Pembelajaran IPS Bidang
Studi Geografi Di Sekolah. J Geografi 8(2) :122-123
Wiwin A, Slamet, Maridi. 2013. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar Pada Pelajar Biologi Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. J Pendidikan Biologi 5(1): 81-95
Wulandari. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Cerita Bergambar
Materi Sistem Pencernaan Di SMP. J biol.educ. 2(3)
Yunianti ED, Sunarno, Haryono. 2012. Pembelajaran Kimia Menggunakan Inkuiri
Terbimbing Dengan Media Modul dan E-Learning Ditinjau Dari
Kemampuan Pemahaman Membaca dan Kemampuan Berpikir Abstrak. J
Pasca UNS 1(2): 112-120
LAMPIRAN
59
SILABUS PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 4 Pekalongan
Kelas : XI (sebelas)
Semester : II (dua)
Mata Pelajaran : Biologi
Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi
serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi dasar : 3.4 menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/ penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung)
Karakter Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
Teliti
Tanggung
jawab
Keingin-
tahuan
Organ-organ
dan fungsinya
pada sistem
pernapasan
manusia
meliputi:
1. Hidung
Diskusi
Membaca
literatur
Menganalisis
studi kasus
Mencari
informasi
1. Mengidentifikasi
struktur dan fungsi
sistem pernapasan
manusia
o Unjuk
kerja
o Tes tertulis
o Hasil
percobaan
o Soal PG
Lampiran
6 X 45’ - Buku
Biologi
(BSE)
kelas XI
- LKS
berbasis
inkuiri
Lampiran 1
59
Karakter Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
2. Saluran
pernapasan
3. Paru-paru
Mekanisme
pernapasan
yang terjadi
dalam sistem
pernapasan
manusia
Volume-
volume udara
yang
dipernapaskan
Mekanisme
pertukaran gas
pada sistem
pernapasan
manusia
Sistem
pernapasan
pada hewan
vertebrata
Berbagai
percobaan 2. Menjelaskan proses
pernapasan yang
terjadi pada
manusia
3. Membandingkan
volume dan
kapasitas paru-paru
4. Menjelaskan proses
pertukaran gas
5. Mengumpulkan
informasi dari
berbagai sumber
tentang
gangguan/penyakit
yang terdapat
dalam sistem
pernapasan
manusia
o Unjuk
kerja
o Tes tertulis
o Unjuk
kerja
o Tes tertulis
o Unjuk
kerja
o Tes tertulis
o Penugasan
o Tes tertulis
o Hasil
percobaan
o Soal PG
o Hasil
percobaan
o Soal PG
o Hasil
percobaan
o Soal PG
o Penilaian
produk
(poster)
o Soal PG
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
materi
sistem
pernapa
san,
jangkrik
59
Karakter Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
gangguan atau
penyakit yang
terjadi dalam
sistem
pernapasan
manusia.
6. Mengamati sistem
pernapasan pada
hewan vertebrata
.
o Unjuk
kerja
o Tes tertulis
o Hasil
percobaan
o Soal PG
Lampiran
59
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SatuanPendidikan : SMA Negeri 4 Pekalongan
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XI (Sebelas)/Semester II
AlokasiWaktu : 6 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
B. Kompetensi Dasar
3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia
dan hewan (misalnya burung)
C. Indikator
7. Mengidentifikasi struktur dan fungsi sistem pernapasan manusia
8. Menjelaskan proses pernapasan yang terjadi pada manusia
9. Membandingkan volume dan kapasitas paru-paru
10. Menjelaskan proses pertukaran gas
11. Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang gangguan/penyakit
yang terdapat dalam sistem pernapasan manusia
12. Mengamati sistem pernapasan pada hewan vertebrata
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan I
Siswa dapat mengidentifikasi struktur dan fungsi sistem pernapasan manusia
dengan teliti melalui kegiatan 1 LKS berbasis inkuiri
Lampiran 2
59
Siswa dapat menjelaskan proses pernapasan yang terjadi pada manusia
dengan rasa ingin tahu dan percaya diri melalui kegiatan 1 LKS berbasis
inkuiri
Siswa dapat menjelaskan proses pertukaran gas melalui kegiatan 2 LKS
berbasis inkuiri.
Siswa dapat membandingkan volume dan kapasitas paru-paru dengan rasa
ingin tahu dan percaya diri melalui kegiatan 3 LKS berbasis inkuiri
Pertemuan II
Siswa dapat mengamati sistem pernapasan pada hewan vertebrata dengan
rasa ingin tahu dan teliti melalui percobaan dan diskusi diskusi studi kasus
Bio Cakrawala “Menjaga Paru-Paru Untuk Kesehatan Pernapasan” dan
“Bronkhitis”.
Pertemuan III
Siswa dapat mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang
gangguan/penyakit yang terdapat dalam sistem pernapasan manusia dengan
rasa ingin tahu melalui penugasan pembuatan poster.
E. Materi Pembelajaran
Organ-organ dan fungsinya pada sistem pernapasan manusia meliputi:
4. Hidung
5. Saluran pernapasan
6. Paru-paru
Mekanisme pernapasan yang terjadi dalam sistem pernapasan manusia
Volume-volume udara yang dipernapaskan
Mekanisme pertukaran gas pada sistem pernapasan manusia
Sistem pernapasan pada hewan vertebrata
Berbagai gangguan atau penyakit yang terjadi dalam sistem pernapasan
manusia.
59
F. Model/Metode Pembelajaran
Pendekatan : Inkuiri
Model : Direct Intruction (DI)
Cooperative Learning
Metode : Diskusi informasi
Pengamatan
Penugasan
G. SumberBelajar
Buku Biologi (BSE) kelas XI
LKS berbasis inkuiri materi sistem pernapasan
Jangkrik
H. KegiatanPembelajaran
Pertemuan pertama
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
- Guru memberi salam
- Berdoa.
- Menanyakan kabar, mengecek kehadiran dan kesiapan peserta didik.
- Guru meminta siswa berdiri dan menarik nafas lalu menghembuskan
secara perlahan.
- Apersepsi:
Guru : “Apakah yang telah kalian lakukan?”
Pesertadidik : “Bernafas”
Guru : “Bagaimana jika sekarang kalian berada di ruang
yang sempit, terbatas, dan tertutup, apa yang kalian rasakan?”
Pesertadidik : “tidak bisa bernafas, pengap dan panas jika terlalu
lama akan mati”
59
- Guru menginformasikan tujuan pembelajaran dan mengenalkan
karakter yang akan dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (65 menit)
Eksplorasi
- Guru memberi penjelasan singkat tentang pengertian pernapasan,
kegiatan 1, 2, dan 3 LKS berbasis inkuiri
- Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama.
- Siswa membaca petunjuk percobaan kegiatan 1, 2, dan 3
Elaborasi
- Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dan membimbing
siswa untuk melakukan percobaan.
- Siswa melakukan kegiatan percobaan kegiatan 1 dengan
menggunakan model sistem pernapasan, kegiatan 2 untuk
mengetahui hasil dari proses pernapasan, dan kegiatan 3 untuk
mengukur kapasitas paru-paru dalam LKS berbasis inkuiri
sesuai bimbingan guru.
- Siswa mendiskusikan hasil percobaan bersama kelompoknya.
- Salah satu siswa dari salah satu kelompok menyampaikan hasil
diskusi dan percobaan di depan kelas
- Siswa yang lain bersama guru memperhatikan dengan seksama
hasil yang sedang disampaikan oleh salah satu kelompok yang
maju.
Konfirmasi
- Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memberikan
tanggapan kepada kelompok yang sedang maju
- Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan mengenai
materi pokok yang penting.
59
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
- Siswa (bersama guru) menyimpulkan hasil pembelajaran.
- Guru member tugas kelompok kepada siswa untuk mempersiapkan alat
dan bahan yang diperlukan serta membaca petunjuk percobaan untuk
kegiatan 4 LKS berbasis inkuiri.
Pertemuan kedua
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
- Guru memberi salam
- Berdoa.
- Guru menanyakan kabar, mengecek kehadiran dan kesiapan peserta
didik.
- Apersepsi:
Guru : “apa yang terjadi jika seekor serangga dimasukkan ke
dalam plastik dan ditutup rapat tanpa ada celah
udara?”
Siswa : “serangga akan mati”
Guru : “kenapa serangga tersebut mati?”
Siswa : “karena serangga tidak bisa mendapatkan oksigen
untuk bernafas sehingga mati”
- Guru menginformasikan tujuan pembelajaran dan mengenalkan karakter
yang akan dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (70 menit)
Eksplorasi
- Guru menginformasikan tentang kegiatan yang akan dilakukan
siswa pada pertemuan kedua
- Guru meminta siswa untuk mempersiapkan kegiatan percobaan
59
- Siswa mempersiapkan alat dan bahan serta membaca petunjuk
percobaan untuk mengetahui banyaknya oksigen yang diperlukan
oleh serangga dan faktor-faktor yang mempengaruhi pernapasan
pada serangga
Elaborasi
- Siswa melakukan percobaan 4 untuk mengetahui banyaknya
oksigen yang diperlukan oleh serangga dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pernapasan pada serangga sesuai dengan kelompok
yang telah dibagi pada pertemuan sebelumnya sesuai bimbingan
guru.
- Siswa mendiskusikan hasil percobaan dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan dalam LKS.
- Salah satu dari salah satu kelompok menyampaikan hasil kegiatan
4 LKS berbasis inkuiri dan hasil diskusi di depan kelas.
- Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi
kelompok yang sedang maju menyampaikan hasil kegiatan
percobaan 4 dan diskusi di depan kelas.
- Siswa bersama kelompoknya mendiskusikan studi kasus “menjaga
paru-paru untuk kesehatan pernapasan” dalam LKS berbasis
inkuiri.
- Masing-masing kelompok dengan mewakilkan satu siswa
menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
Konfirmasi
Guru menanggapi hasil kegiatan 4 dan diskusi peserta didik
kemudian memberikan informasi yang sebenarnya.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
Siswa (bersama guru) menyimpulkan hasil pembelajaran.
59
Guru meminta tiap kelompok untuk mencari informasi mengenai
kelainan/gangguan pada sistem pernapasan dan dibuat dalam bentuk
poster.
Pertemuan ketiga
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
- Guru memberi salam
- Berdoa.
- Guru menanyakan kabar, mengecek kehadiran dan kesiapan peserta
didik.
- Apersepsi:
Guru : “pernahkah kalian merasakan sesak ketika bernapas?”
Siswa : “pernah”
Guru : “mengapa?”
Siswa : “karena mungkin ada gangguan dalam sistem
pernapasan kita yang mengganggu proses pertukaran
oksigen dan karbondioksida”
- Guru menginformasikan tujuan pembelajaran dan mengenalkan karakter
yang akan dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (70 menit)
Eksplorasi
- Guru menginformasikan sekilas tentang kelainan pada sistem
pernapasan
- Siswa menjawab pertanyaan pada studi kasus “bronkhitis” dalam
LKS berbasis inkuiri.
Elaborasi
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil poster yang telah dibuat
sebagai tugas pada pertemuan sebelumnya.
- Siswa yang lain memperhatikan penyampaian hasil poster.
59
- Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanggapi
penyampaian kelompok yang ada di depan kelas.
Konfirmasi
- Guru menanggapi hasil poster dan memberikan informasi yang
sebenarnya.
- Guru meminta siswa mengerjakan soal uji kompetensi dan lembar
angket yang telah disediakan.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
- Guru memberikan penghargaan pada kelompok dengan kinerja terbaik.
- Siswa (bersama guru) menyimpulkan kegiatan yang telah
dilaksanakan.
- Guru menugaskan kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya
yaitu sistem ekskresi.
I. Penilaian
Uji kompetensi tertulis
Lembar observasi aktivitas siswa
Laporan percobaan LKS berbasis inkuiri
Nilai produk poster
Pekalongan, 2014
Peneliti
59
KISI-KISI SOAL UJI COBA
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/semester : XI/Genap
Tahun Pelajaran : 2013-2014
Mata Pelajaran : Biologi
Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang
mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar : 3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat
terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung)
Materi INDIKATOR Nomor soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
Organ-organ dan
fungsinya pada sistem
pernapasan manusia
meliputi: hidung, saluran
pernapasan, paru-paru
Mekanisme pernapasan
yang terjadi dalam sistem
Mengidentifikasi struktur dan fungsi sistem
pernapasan manusia
9, 30, 31, 40 √
3, 4 √
Lampiran 3
59
pernapasan
Volume-volume udara
yang dipernapaskan
Mekanisme pertukaran gas
pada sistem pernapasan
manusia
Sistem pernapasan pada
hewan vertebrata
Berbagai gangguan eteu
penyakit yang terjadi
dalam sistem pernapasan
manusia
Menjelaskan proses pernapasan dan
fungsinya yang terjadi pada manusia
1, 34, 35 √
10 √
8, 12, 13, 14, 16, 17,
28
√
Menyebutkan organ –organ pernapasan
manusia secara berurutan
11 √
Mendefinisikan pengertian volume udara
dan kapasitas paru-paru
18, 19, 23 √
6 √
59
Mengidentifikasi hasil utama dari proses
pernapasan
20, 21 √
29, 44 √
Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
tentang gangguan/penyakit dan pencegahannya
yang terdapat dalam sistem pernapasan
manusia
26 √
5,38 √
24, 37, 41 √
27, 39 √
22, 25, 36 √
mengidentifikasi sistem dan fungsi organ
pernapasan pada hewan vertebrata
42, 43 √
2, 33, 45 √
7 √
59
Merancang pembuatan air kapur sebagai
indikator hasil utama proses pernapasan
15 √
32 √
Total 2 11 15 13 3 1
59
SOAL TES UJI COBA
MATA PELAJARAN : BIOLOGI
KELAS : XI
WAKTU : 30 Menit
A. Pilihlah jawaban yang benar!
1. Inti dari proses pernapasan adalah...
a. Mengambil udara dan mengeluarkan CO2
b. Mengambil oksigen untuk membakar makanan
c. Mengambil udara dan mengeluarkan uap air
d. Proses inspirasi dan ekspirasi
e. Mengambil uap air dan mengeluarkan oksigen
2. Suatu hari Jasmine mengamati seekor burung yang sedang terbang,
semakin tinggi burung terbang maka semakin cepat gerak sayapnya,
mengapa demikian..
a. Untuk mempercepat gerakan
b. Untuk menjaga keseimbangan
c. Untuk menghasilkan panas tubuh
d. Untuk menyesuaikan suhu tubuh
e. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen
Petunjuk :
1. Tulislah dahulu nama dan nomor urut pada kolom lembar jawaban
yang telah disediakan.
2. Periksalah jumlah halaman dan bacalah soal-soal sebelum anda
menjawabnya.
3. Kerjakan pada lembaran jawaban yang telah disediakan dengan bolpoin
atau pulpen dan tidak boleh mengerjakan dengan pensil.
4. Dahulukan menjawab soal-soal yang Anda anggap mudah.
5. Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf di lembaran jawaban yang
paling benar (hanya ada satu jawaban yang benar).
6. Bila menjawab benar maka 1 soal skornya 1, menjawab salah skornya 0.
Lampiran 4
59
3. Sewaktu berada di tempat yang banyak debu kita akan menghirup
udara yang kotor, akan tetapi tidak perlu khawatir karena...
a. Udara yang masuk bukan udara busuk
b. Udara masuk lewat organ normal
c. Udara bereaksi dulu dengan lendir di hidung
d. Udara disaring oleh rambut dan selaput lendir hidung
e. Udara yang masuk mengandung oksigen
4. Perhatikan gambar di bawah ini!...
Berdasarkan gambar disamping
organ yang berfungsi sebagai
tempat pertukaran O2 dan CO2
ditunjukkan pada nomor...
a. 1 d.
4
b. 2 e. 5
c. 3
5. Bagian tubuh yang rusak pada penderita penyakit Pneumonia adalah...
a. Faring d. Trakea
b. Alveolus e. Bronkiolus
c. Laring
6. Seorang siswa menarik napas secara normal melalui hidung kemudian
memasukkan selang ke mulut dan menghembuskan napas melalui
mulut sehingga skala air bertambah 500 ml. Hal ini menunjukkan
bahwa siswa ingin mengukur....
a. Kapasitas paru-paru d. Kapasitas vital
b. Kapasitas total e. Udara pernapasan
c. Udara residu
7. Pasangan hewan dan alat pernapasannya berikut ini yang tidak benar
adalah....
a. Ikan bernapas dengan insang
b. Mamalia bernapas dengan paru-paru
c. Hewan bersel satu bernapas secara langsung dengan difusi
d. Katak bernapas dengan kulit
e. Insekta bernapas dengan paru-paru buku
3
1
2
4
5
59
8. Untuk menjaga kesehatan paru-paru, Jasmin selalu menghirup udara
segar di pagi hari, udara dari luar akan masuk ke paru-paru apabila...
a. Tulang rusuk terangkat
b. Tulang rusuk turun
c. Diafragma terangkat
d. Diafragma relaksasi
e. Otot antar tulang rusuk relaksasi
9. Bagian organ pernapasan yang memiliki fungsi sebagai tempat
pertukaran O2 dari udara bebas ke sel-sel darah, dan CO2 dari sel-sel
darah ke udara bebas adalah...
a. Alveolus d. Laring
b. Bronkus e. Faring
c. Trakea
10. Pada saat Danu memperagakan salah satu proses bernapas di depan
kelas, otot diafragma dan otot antar tulang rusuk danu berkontraksi.
Proses ini disebut sebagai...
a. Inspirasi d. Internal
b. Ekspirasi e. Ekshalasi
c. Eksternal
11. Jalur yang tepat untuk menunjukkan keluarnya karbondioksida dalam
tubuh ketika bernapas adalah...
a. Trakea bronkiolus bronkus laring alveolus
b. Alveolus bronkiolus bronkus laring trakea
c. Alveolus bronkus bronkiolus laring trakea
d. laring trakea bronkus bronkiolus alveolus
e. Alveolus bronkiolus bronkus trakea laring
12. Berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga rongga dada
membesar terjadi pada fase...
a. Ekspirasi pernapasan perut
b. Inspirasi pernapasan perut
c. Ekspirasi pernapasan dada
d. Inspirasi pernapasan dada
e. Inspirasi pernapasan diafragma
59
13. Perhatikan model paru-paru di bawah ini!
Maka pernyataan yang benar pada
model paru-paru adalah...
a. Jika lapisan karet diafragma ditarik,
balon paru-paru mengempis
b. Jika lapisan karet diafragma dilepas,
balon paru-paru mengembang
c. Jika lapisan karet diafragma ditarik,
tekanan udara di dalam toples lebih
besar dari pada tekanan udara luar
d. Jika lapisan karet diafragma ditarik,
balon paru-paru mengembang
e. Jika lapisan karet dilepas, tekanan
udara di dalam toples lebih kecil dari
pada tekanan udara luar
14. Proses inspirasi disebabkan oleh...
a. Otot diafragma dan otot antar tulang rusuk berkontraksi
b. Tekanan dalam rongga dada bertambah dan paru-paru
mengempis
c. Otot-otot tulang rusuk melemas dan tekanan dalam rongga
dada bertambah
d. Rongga dada mengecil dan otot diafragma relaksasi
e. Otot diafragma relaksasi dan paru-paru mengembang
15. Bagaimana cara membuat larutan air kapur 10% dari air kapur stok
(100%)?
a. Mencamprkan 10 ml air kapur stok dengan 100 ml aquades
b. Melarutkan 10 gr CaCO3 dalam 100 ml aquades
c. Melarutkan 10 gr CaCO3 dalam 90 ml ml aquades
d. Mencampurkan 100 ml air kapur stok dengan 10 ml aquades
e. Mencampurkan 10 ml air kapur stok dengan 90 ml aquades
16. Pada waktu kita menarik napas sehingga udara masuk ke paru-paru
terjadi karena...
a. Diafragma kontraksi, rongga dada menyempit
b. Diafragma relaksasi, rongga dada membesar
c. Diafragma kontraksi, rongga dada membesar
d. Diafragma dan rongga dada relaksasi
59
e. Otot antar tulang rusuk relaksasi
17. Keadaan yang tidak terjadi pada saat ekspirasi adalah...
a. Otot-otot tulang rusuk berkontraksi
b. Volume paru-paru mengecil
c. Rongga dada menyempit
d. Otot diafragma relaksasi
e. Tekanan udara dalam rongga dada lebih kecil dari tekanan
udara luar
18. Sinta menarik napas kuat-kuat melalui hidung kemudian ia
memasukkan selang ke mulut dan menghembuskan napas secara
normal, selanjutnya menghembuskan napas sekuat-kuatnya melalui
mulut sampai udara dalam paru-paru habis. Hal ini berarti bahwa sinta
ingin mengukur...
a. Udara komplementer
b. Kapasitas vital
c. Kapasitas total
d. Udara pernapasan
e. Udara suplementer
19. Setelah Reza menghembuskan napas sekuat-kuatnya ternyata didalam
paru-paru masih tersisa udara yang tidak dapat dihembuskan lagi
sebanyak 1000 cc yang disebut...
a. Udara suplementer
b. Udara residu
c. Udara komplementer
d. Udara tidal
e. Udara pernapasan
20. Pada saat siswa melakukan percobaan diketahui bahwa jika udara
pernapasan ditiupkan pada gelas yang berisi air kapur, air kapur
menjadi keruh. Hal ini membuktikan bahwa di dalam udara
pernapasan tersebut banyak mengandung...
a. Nitrogen d. karbonmonoksida
b. Oksigen e. Karbondioksida
c. Uap air
59
21. Ketika manusia menghembuskan napas di depan cermin, ternyata pada
cermin tampak basah, hal ini membuktikan bahwa di dalam udara
pernapasan mengandung...
a. Oksigen
b. Karbondioksida
c. Uap air
d. Karbonmonoksida
e. Nitrogen
22. Kamu sedang berada dalam kendaraan umum kemudian ada orang
yang merokok. Tindakan paling bijaksana yang akan kamu ambil
adalah...
a. Meminta kondektur agar mengingatkan si perokok agar
berhenti merokok
b. Membiarkan dia agar tetap merokok karena tidak ada larangan
merokok
c. Menghimbau si perokok agar berhenti merokok karena
membahayakan penumpang lain
d. Ikut merokok supaya sama-sama meracuni
e. Meminta sopir untuk memberhentikan kendaraan nya
23. Seorang atlet renang dapat bertahan cukup lama di dalam air selama
berenang, hal ini menunjukkan bahwa atlet tersebut memiliki...
a. Volume udara tidal yang sangat besar
b. Kapasitas vital paru-paru besar
c. Udara cadangan paru-paru
d. Udara residu paru-paru
e. Udara komplementer
24. Rika sering mengeluh sesak napas, batuk-batuk dan sering
mengeluarkan mukus secara berlebihan bahkan kadang terdengar
ronchi pada waktu ekspirasi dalam. Hal tersebut menunjukkan gejala...
a. Asma d. Emfisema
b. TBC e. Bronchitis
c. influenza
25. Berikut ini adalah cara untuk menjaga paru-paru agar tetap sehat
adalah...
a. Merokok sepanjang hari
b. Mandi di malam hari
59
c. Berpola hidup sehat dan menghindari rokok
d. Keluar malam tanpa menggunakan pengaman dada
e. Memperbanyak minum minuman yang mengandung soda
26. Seorang perokok aktif dapat menderita kanker, hal ini disebabkan
karena adanya zat penyebab kanker dalam rokok yaitu...
a. Nitrogen d. karbonmonoksida
b. Tar e. Ammonia
c. Karbondioksida
27. Seorang perokok biasanya cepat lelah dan sering tersengal-sengal
dalam bernapas.Hal ini disebabkan oleh...
a. CO menghambat pengikatan O2 oleh Hb sehingga kebutuhan
O2 kurang terpenuhi
b. Tar yang menumpuk pada paru-paru, sehingga terjadi iritasi
c. Nikotin yang merangsang denyut jantung lebih cepat
d. Gangguan penyakit jantung
e. Acrolein yang mengandung alkohol dan mengganggu
kesehatan
28. Berikut yang bukan proses pernapasan adalah...
a. Pengedaran sari-sari makanan
b. Pengeluaran CO2 dari paru-paru
c. Pemasukan udara ke dalam alat pernapasan
d. Penggunaan oksigen oleh sel-sel tubuh
e. Pengeluaran uap air dari paru-paru
29. Perhatikan gambar berikut ini!
59
Selama 10 menit pengamatan, eosin dalam respirometer mengalami
pergerakan. Hal ini menunjukkan bahwa...
a. Jangkrik dalam respirometer menghirup oksigen
b. Tekanan dalam respirometer naik
c. KOH mengikat O2 yang dihirup jangkrik
d. Jangkrik dalam respirometer menghembuskan karbondioksida
e. Eosin bereaksi dengan KOH
30. Pleura merupakan selaput ganda pembungkus paru-paru yang
diantaranya berisi cairan yang berfungsi...
a. Menjaga paru-paru tetap basah
b. Mencegah gesekan saat paru-paru mengembang dan
mengempis
c. Membunuh bakteri yang masuk ke paru-paru
d. Mengedarkan gas-gas pernapasan
e. Melindungi paru-paru dari zat-zat berbahaya
31. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar pada nomor 3, 4, dan 5
secara berurutan adalah...
a. Laring, faring, dan tenggorokan
b. Trakea, bronkus, dan bronkiolus
c. Trakea, bronkiolus, dan bronkus
d. Bronkus, trakea, dan alveolus
e. Bronkiolus, trakea, dan faring
32. Reaksi karbondioksida dengan air kapur selama 10 menit membuat Ph
air kapur berubah menjadi 9. Buatlah suatu prediksi jika waktu reaksi
dibuat lebih lama.
a. Tidak dapat diprediksi
b. Ph tetap 9
c. Ph menjadi 8
d. Akan berhenti di Ph 7
e. Ph menjadi 10
1
5
3
4
2
59
33. Seorang siswa mengamati ikan di dalam kolam, mulut ikan terbuka
dan celah insang tertutup. Hal ini menunjukkan fase pernapasan ikan
yang disebut..
a. Ekspirasi
b. Inspirasi
c. Respirasi
d. Difusi
e. Osmosis
34. Pernyataan yang benar tentang tabel di bawah ini adalah...
No Pernapasan perut Pernapasan dada Proses yang
terjadi
a Diafragma
melengkung
Tulang rusuk
terangkat
Inspirasi
b Diafragma mendatar Tulang rusuk turun Inspirasi
c Diafragma mendatar Tulang rusuk turun Ekspirasi
d Diafragma
melengkung
Tulang rusuk turun ekspirasi
e Diafragma mendatar Tulang rusuk naik ekspirasi
35. Keadaan yang terjadi saat inspirasi adalah...
No Otot antar
tulang
rusuk
Tulang
rusuk
Otot
diafragma
Kondisi
diafragma
Rongga
dada
a Kontraksi Turun Kontraksi Mendatar Membesar
b Relaksasi Turun Relaksasi Melengkung Mengecil
c Kontraksi Terangkat Relaksasi Melengkung Membesar
d Kontraksi Terangkat Kontraksi Mendatar Membesar
e Relaksasi Terangkat Kontraksi Melengkung mengecil
36. Mengapa debu dapat menyebabkan bronchitis?
a. Debu yang masuk akan masuk ke dalam alveolus dan
menghambat udara masuk ke paru-paru
b. Debu yang masuk mengandung logam berat Pb sehingga akan
mengganggu proses pernapasan
c. Partikel debu yang masuk ukurannya tidak teratur sehingga
akan menyumbat bronkus sehingga udara tidak dapat masuk ke
paru-paru karena terhalang oleh debu
d. Debu yang masuk bersama bakteri sehingga mengakibatkan
terjadinya bronkhitis
59
e. Debu akan mengotori silia yang terdapat dalam bronkus
sehingga kotoran akan menumpuk dan menyebabkan
dikeluarkannya lendir secara berlebih
37. Mengapa posisi merangkakkan badan di lantai dengan dada berada
dibawah merupakan kebiasaan yang tidak baik bagi paru-paru?....
a. Paru-paru tidak dapat mengembang dan mengempis
b. Selaput ganda pembungkus paru-paru akan pecah
c. Paru-paru terhimpit sehingga paru-paru tidak dapat maksimal
menerima udara
d. Suhu lantai yang rendah membuat paru-paru mengempis
e. Otot antar tulang rusuk tidak dapat bergerak
38. Pembengkakan amandel mengganggu proses pernapasan karena...
a. Menghambat pertukaran oksigen dan karbondioksida
b. Menghambat proses kembang kempisnya paru-paru
c. Mempersempit saluran pernapasan
d. Menghambat proses difusi
e. Menghambat pergerakan otot antar tulang rusuk
39. Perhatikan hal-hal berikut ini.
1) Otot lurik mengalami kejang
2) Jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan
3) Pelepasan lendir ke dalam saluran udara
4) Disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae
Pernyataan yang tepat mengenai penyakit asma adalah...
a. 2, 3
b. 2, 4
c. 1, 3
d. 4, 3
e. 1, 4
40. Berikut ini adalah fungsi epitel bersilia yang menghasilkan lendir
dalam trakea, kecuali...
a. Mencegah masuknya benda asing yang akan masuk ke dalam
paru-paru
b. Merasakan bau
c. Menyaring udara
d. Menghangatkan udara yang masuk ke paru-paru
e. Membersihkan udara yang akan masuk
59
41. Ketika Danu memeriksakan diri ke dokter ternyata diketahui bahwa
terdapat pembengkakan amandel dalam tubuhnya, hal tersebut dapat
mengganggu proses pernapasan karena...
a. Menghambat pertukaran oksigen dan karbondioksida
b. Mempersempit saluran pernapasan
c. Menghambat proses kembang kempisnya paru-paru
d. Menghambat proses difusi
e. Menghambat pergerakan otot antar tulang rusuk
42. Fungsi kantong udara ketika burung terbang adalah...
a. Menyimpan cadangan udara (oksigen)
b. Untuk memperkeras suara
c. Untuk meringankan tubuh
d. Untuk mencegah pengeluaran panas tubuh
e. Sebagai tempat cadangan makanan
43. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen ketika istirahat, burung memiliki
perlengkapan pernapasan, yakni..
a. Pleura d. Paru-paru
b. Mioglobin e. Paruh
c. Kantong udara
44. Apabila seseorang tenggelam, proses pernapasan menjadi terganggu.
Hal ini disebabkan oleh...
a. Oksigen tidak dapat masuk karena sesak napas
b. Oksigen tidak dapat masuk karena trakea tersumbat oleh air
c. Karbondioksida yang terdapat di dalam paru-paru tidak bisa
dikeluarkan
d. Darah tidak mengikat oksigen tetapi air
e. Terganggunya pertukaran gas karena ada air yang masuk ke
dalam paru-paru dan menutupi rongga alveolus
45. Diantara kemungkinan berikut manakah yang pasti terjadi saat
ekspirasi ikan?
a. Air masuk dari mulut
b. Mulut terbuka
c. Air bergesekan dengan insang
d. Celah insang tertutup
e. Air keluar dari mulut
59
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1 D 11 E 21 C 31 C 41 B
2 E 12 D 22 C 32 E 42 A
3 D 13 D 23 B 33 B 43 D
4 E 14 A 24 E 34 D 44 E
5 B 15 E 25 C 35 D 45 C
6 C 16 C 26 B 36 E
7 E 17 A 27 A 37 C
8 A 18 E 28 A 38 C
9 D 19 B 29 C 39 A
10 A 20 E 30 B 40 B
Lampiran 5
59
Hasil wawancara guru tentang LKS
yang digunakan dalam pembelajaran
Nama : Ristiyawati, S.Pd.
NIP : 19740424 200701 2 016
Asal Instansi : SMA N 4 Pekalongan
Jawablah pertanyaan di bawah ini
1. Apa saja metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran biologi
khususnya materi sistem pernapasan?
Jawab: Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi
2. Apa saja Media pembelajaran yang pernah digunakan dalam pembelajaran?
Jawab: Pada materi sistem pernapasan pernah menggunakan media seperti power
point, LKS, dan buku paket biologi
3. Apakah LKS yang ada dan digunakan sekarang sudah mendukung proses
pembelajaran?
Jawab: LKS yang digunakan sudah mendukung pembelajaran namun belum
maksimal
4. LKS apa yang biasa dipakai dalam pembelajaran?
Jawab: LKS yang biasa dipakai adalah LKS Simpati dan Intan Pariwara.
5. Apakah isi dari LKS tersebut sudah mendukung dalam pembelajaran?
Jawab : Isi LKS yang digunakan sudah mendukung dalam pembelajaran tetapi
belum dapat menggali kemampuan berpikir siswa.
6. Apa kekurangan dari LKS yang dipakai selama ini?
Jawab : LKS yang digunakan saat ini masih terlalu banyak tulisan dan materi saja.
7. Bagaimana pemakaian LKS dalam pembelajaran?
Jawab : LKS digunakan untuk mengerjakan latihan soal
8. Bagaimana karakteristik LKS yang digunakan saat ini?
Jawab : LKS yang digunakan belum dapat membuat siswa menemukan konsep
sendiri karena masih banyak materi yang disajikan.
Lampiran 6
59
9. Bagaimana pendapat ibu mengenai gagasan pengembangan LKS berbasis
inkuiri?
Jawab : gagasan tersebut sangat baik, hendaknya LKS tersebut harus mempunyai
indikator dan tujuan pembelajaran yang jelas, selain itu juga dapat memotivasi
siswa dalam pembelajaran, dan menarik bagi siswa SMA.
59
Lampiran 7
59
59
59
Lampiran 8
59
59
Lampiran 9
59
59
59
Rekapitulasi Penilaian Pakar Terhadap Pengembangan LKS
No Butir Skor penilai
1 2 3
1 I. KOMPONEN KELAYAKAN ISI
2 a. Kedalaman materi 3 4
3 b. Relevansi tujuan pembelajaran dengan standar
kompetensi / kompetensi dasar / kurikulum
4 4
4 c. kesesuaian materi dengan SK/KD/Kurikulum 4 4
5 d. Konsistensi soal dan jawaban dengan
SK/KD/Kurikulum
3 4
6 e. kebenaran dan ketepatan konsep 4 4
7 f. kebenaran dan ketepatan teori 4 4
8 II. KOMPONEN PENYAJIAN
9 a. Mendorong siswa untuk mengetahui isi media
pembelajaran
3 4
10 b. Merangsang keterlibatan dan partisipasi siswa untuk
belajar mandiri dan kelompok
4 3
11 c. Penyajian bersifat komunikatif dan interaktif 3 3
12 d. Sistematis 3 4
13 e. Kejelasan uraian pembahasan, contoh, simulasi dan
latihan
4 4
14 f. Kemudahan untuk dipelajari 4 4
15 g. Interaktivitas 4 4
16 h. Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan baku 4 4
17 i. Tidak menimbulkan ambiguitas 3 4
18 j. Kesesuaian ilustrasi dengan materi 3
19 k. Pembangkit motivasi belajar pada awal kegiatan 3
20 l. Kesesuaian proses pembelajaran dengan strategi
pembelajaran inkuiri
3
21 m. Keterlibatan peserta didik 4
22 n. kemampuan merangsang kedalaman berpikir peserta
didik melalui ilustrasi, analisis kasus, dan eksperimen
4
23 III. KOMPONEN KEBAHASAAN
24 a. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir
peserta didik
3
25 b. Keterpahaman peserta didik terhadap pesan 3
26 c. Kesesuaian ilustrasi dengan substansi pesan 3
27 d. Ketepatan struktur kalimat dan kebakuan istilah 3
28 e. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang
benar
4
29 f. Konsistensi penggunaan istilah 3
Lampiran 10
59
30 g. Ketepatan penulisan nama ilmiah / asing 3
31 IV. KOMPONEN KEGRAFIKAN
32 a. Tampilan cover LKS 2
33 b. Keterbacaan LKS 3
Jumlah 54 44 58
Skor total instrumen 60 56 60
Persentase 90% 79% 96,7%
Rata-rata 88,5%
Kriteria Sangat valid
Persentase dihitung menggunakan rumus:
V = x 100%
Keterangan:
V : persentase validitas
F : skor yang diperoleh
Skor 4 = sangat setuju
Skor 3 = setuju
Skor 2 = kurang setuju
Skor 1 = tidak setuju sama sekali
N : skor maksimal
Rata-rata nilai validitas dari tiga validator dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
VA :Rata-rata nilai validitas LKS
V1 : Nilai validitas pakar 1
V2 : Nilai validitas pakar 2
V3 : Nilai validitas pakar 3
Interval Validitas
LKS
Kriteria Penilaian
26% - 43,75%
43,76% - 62,50%
62,51% - 81,25%
81,26% - 100%
kurang valid
cukup valid
valid
sangat valid
59
Lampiran 11
59
REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN SISWA TERHADAP LKS
PADA UJI COBA SKALA KECIL
No Butir angket
KELAS UJI COBA KECIL
N = 10
Jumlah skor P (%)
1 Apakah desain cover LKS menarik? 10 100%
2 Apakah gambar-gambar yang
disajikan dalam LKS menarik?
10 100%
3 Apakah jenis font yang dipakai
sesuai dan mudah dibaca?
8 80%
4 Apakah bahasa yang digunakan
dalam LKS mudah dipahami?
10 100%
5 Apakah materi yang disajikan dalam
LKS disajikan secara sistematis?
9 90%
6 Apakah soal yang disajikan dalam
LKS tersebut mudah kalian pahami?
10 100%
7 Apakah materi dalam LKS dapat
diingat dengan mudah?
9 90%
8 Apakah petunjuk percobaan dalam
LKS mudah dipahami dan
dilaksanakan?
10 100%
Rata-rata 9,5 95%
kriteria Sangat dapat diterapkan
Lampiran 12
59
Lampiran 13
59
59
59
REKAPITULASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PEMBELAJARAN DI KELAS
kode
1 2 3
membaca
materi/petunjuk LKS Menjawab pertanyaan Bertanya apabila ada
yang belum jelas
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
A-01 √ √ √
A-02 √ √ √
A-03 √ √ √
A-04 √ √ √
A-05 √ √ √
A-06 √ √ √
A-07 √ √ √
A-08 √ √ √
A-09 √ √ √
A-10 √ √ √
A-11 √ √ v
A-12 √ √ √
A-13 √ √ √
A-14 √ √ √
A-15 √ √ √
A-16 √ √ √
A-17 √ √ √
A-18 √ √ √
A-19 √ √ √
A-20 √ √ √
A-21 √ √ √
A-22 √ √ √
A-23 √ √ √
A-24 √ √ √
A-25 √ √ √
A-26 √ √ √
A-27 √ √ √
A-28 √ √ √
A-29 √ √ √
A-30 √ √ √
A-31 √ √ √
A-32 √ √ √
Lampiran 14
59
4
Skor
total
Presentase
(100%)
Kriteria memberikan pendapat skor
maksimal
4 3 2 1
√ 15 16 93.75 sangat aktif
√ 15 16 93.75 sangat aktif
√ 13 16 81.25 sangat aktif
√ 13 16 81.25 sangat aktif
√ 13 16 81.25 sangat aktif
√ 15 16 93.75 sangat aktif
√ 12 16 75 aktif
√ 13 16 81.25 sangat aktif
√ 12 16 75 aktif
√ 12 16 75 aktif
√ 14 16 87.5 sangat aktif
√ 10 16 62.5 aktif
√ 9 16 56.25 cukup aktif
√ 11 16 68.75 aktif
√ 12 16 75 aktif
√ 12 16 75 aktif
√ 13 16 81.25 sangat aktif
√ 13 16 81.25 sangat aktif
√ 12 16 75 aktif
√ 12 16 75 aktif
√ 12 16 75 aktif
√ 13 16 81.25 sangat aktif
√ 15 16 93.75 sangat aktif
√ 9 16 56.25 cukup aktif
√ 14 16 87.5 sangat aktif
√ 12 16 75 aktif
√ 8 16 50 cukup aktif
√ 13 16 81.25 sangat aktif
√ 13 16 81.25 sangat aktif
√ 13 16 81.25 sangat aktif
√ 15 16 93.75 sangat aktif
√ 12 16 75 aktif
59
REKAPITULASI AKTIVITAS SISWA SELAMA DISKUSI
kode
1 2 3
Menulis hasil diskusi Menjawab
pertanyaan Mendengarkan pendapat
orang lain
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
A-01 √ √ √
A-02 √ √ √
A-03 √ √ √
A-04 √ √ √
A-05 √ √ √
A-06 √ √ √
A-07 √ √ √
A-08 √ √ √
A-09 √ √ v
A-10 √ √ √
A-11 √ √ v
A-12 √ √ √
A-13 √ √ √
A-14 √ √ √
A-15 √ √ √
A-16 √ √ √
A-17 √ √ √
A-18 √ √ √
A-19 √ √ √
A-20 √ √ √
A-21 √ √ √
A-22 √ √ √
A-23 √ √ √
A-24 √ √ √
A-25 √ √ √
A-26 √ √ √
A-27 √ √ √
A-28 √ √ √
A-29 √ √ √
A-30 √ √ √
A-31 √ √ √
A-32 √ √ √
59
4 5
Skor
total
Presentas
e (100%) Kriteria
Menanggapi pendapat
orang lain Mengkomunikasika
n hasil diskusi
skor
maksima
l
4 3 2 1 4 3 2 1
√ √ 16 20 80 sangat aktif
√ √ 12 20 60 cukup aktif
√ √ 12 20 60 cukup aktif
√ √ 15 20 75 aktif
√ √ 15 20 75 aktif
√ √ 19 20 95 sangat aktif
√ √ 18 20 90 sangat aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
√ √ 15 20 75 aktif
√ √ 16 20 80 aktif
√ √ 16 20 80 aktif
v √ 18 20 90 sangat aktif
√ √ 14 20 70 aktif
√ v 15 20 75 aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
√ √ 15 20 75 aktif
√ √ 15 20 75 aktif
√ √ 12 20 60 cukup aktif
√ √ 15 20 75 aktif
√ √ 15 20 75 aktif
√ √ 11 20 55 cukup aktif
√ √ 14 20 70 aktif
√ √ 14 20 70 aktif
√ √ 12 20 60 cukup aktif
√ √ 16 20 80 aktif
√ v 16 20 80 aktif
√ √ 14 20 70 aktif
√ √ 18 20 90 sangat aktif
√ √ 19 20 95 sangat aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
59
REKAPITULASI AKTIVITAS SISWA SELAMA PRAKTIKUM
kode
1 2 3
Melakukan pengamatan mencatat hasil
pengamatan
menggunakan alat
bantu saat
pengamatan
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
A-01 √ √ √
A-02 √ √ √
A-03 √ √ √
A-04 √ √ √
A-05 √ √ √
A-06 √ √ √
A-07 √ √ √
A-08 √ √ √
A-09 √ √ v
A-10 √ √ √
A-11 √ √ v
A-12 √ √ √
A-13 √ √ √
A-14 √ √ √
A-15 √ √ √
A-16 √ √ √
A-17 √ √ √
A-18 √ √ √
A-19 √ √ √
A-20 √ √ √
A-21 √ √ √
A-22 √ √ √
A-23 √ √ √
A-24 √ √ √
A-25 √ √ √
A-26 √ √ √
A-27 √ √ √
A-28 √ √ √
A-29 √ √ √
A-30 √ √ √
A-31 √ √ √
A-32 √ √ √
59
4 5
Skor
total
Presentas
e (100%) Kriteria diskusi dengan teman aktivitas pengamatan
skor
maksima
l
4 3 2 1 4 3 2 1
√ √ 18 20 90 sangat aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
√ √ 18 20 90 sangat aktif
√ √ 18 20 90 sangat aktif
√ √ 19 20 95 sangat aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
√ √ 19 20 95 sangat aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
v √ 18 20 90 sangat aktif
√ √ 16 20 80 aktif
√ √ 15 20 75 aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
√ √ 18 20 90 sangat aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
√ √ 15 20 75 aktif
√ √ 15 20 75 aktif
√ √ 15 20 75 aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
√ √ 18 20 90 sangat aktif
√ v 17 20 85 sangat aktif
√ √ 16 20 80 aktif
√ √ 18 20 90 sangat aktif
√ √ 19 20 95 sangat aktif
√ √ 17 20 85 sangat aktif
59
Data aktivitas siswa dalam pembelajaran diolah dengan rumus:
∑ skor yang diperoleh
Aktivitas siswa = X 100%
∑ skor maksimal
59
Lampiran 15
59
59
No Kode
Nilai
LKS 1
Nilai LKS
2
Nilai LKS
3
Nilai LKS
4
Rata-rata nilai
LKS
1 A-01 90 100 100 100 97.5
2 A-02 100 95 95 100 97.5
3 A-03 100 95 95 100 97.5
4 A-04 80 95 90 100 91.25
5 A-05 100 85 90 95 92.5
6 A-06 100 100 90 95 96.25
7 A-07 100 100 85 100 96.25
8 A-08 100 100 100 100 100
9 A-09 90 100 100 100 97.5
10 A-10 80 95 100 100 93.75
11 A-11 100 80 100 100 95
12 A-12 100 80 90 90 90
13 A-13 100 100 90 90 95
14 A-14 90 100 100 100 97.5
15 A-15 90 100 100 90 95
16 A-16 90 95 100 100 96.25
17 A-17 100 80 100 100 95
18 A-18 80 90 90 90 87.5
19 A-19 100 100 95 80 93.75
20 A-20 100 100 95 90 96.25
21 A-21 100 100 95 95 97.5
22 A-22 90 95 100 100 96.25
23 A-23 80 100 100 100 95
24 A-24 100 100 100 100 100
25 A-25 100 100 85 100 96.25
26 A-26 100 95 100 95 97.5
27 A-27 100 100 100 95 98.75
28 A-28 90 100 100 95 96.25
29 A-29 100 100 100 90 97.5
30 A-30 100 90 90 80 90
31 A-31 100 100 90 90 95
32 A-32 100 95 100 100 98.75
Lampiran 16
REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA
59
Nilai Produk
Nilai post
test
2x Nilai Post
test ∑ NH Keterangan
85 86 172 354.5 88.6 Tuntas
85 93 186 368.5 92.1 Tuntas
90 93 186 373.5 93.4 Tuntas
90 90 180 361.3 90.3 Tuntas
95 86 172 359.5 89.9 Tuntas
90 90 180 366.3 91.6 Tuntas
85 93 186 367.3 91.8 Tuntas
85 90 180 365.0 91.3 Tuntas
95 86 172 364.5 91.1 Tuntas
90 90 180 363.8 90.9 Tuntas
90 93 186 371.0 92.8 Tuntas
88 90 180 358.0 89.5 Tuntas
88 80 160 343.0 85.8 Tuntas
90 93 186 373.5 93.4 Tuntas
88 93 186 369.0 92.3 Tuntas
85 93 186 367.3 91.8 Tuntas
95 83 166 356.0 89.0 Tuntas
90 86 172 349.5 87.4 Tuntas
90 96 192 375.8 93.9 Tuntas
90 96 192 378.3 94.6 Tuntas
90 83 166 353.5 88.4 Tuntas
88 93 186 370.3 92.6 Tuntas
85 83 166 346.0 86.5 Tuntas
80 96 192 372.0 93.0 Tuntas
80 96 192 368.3 92.1 Tuntas
85 96 192 374.5 93.6 Tuntas
90 83 166 354.8 88.7 Tuntas
90 83 166 352.3 88.1 Tuntas
90 90 180 367.5 91.9 Tuntas
90 96 192 372.0 93.0 Tuntas
85 93 186 366.0 91.5 Tuntas
85 83 166 349.8 87.4 Tuntas
59
Ketuntasan Belajar Klasikal :
P = ∑nl x 100%
n
= 32 x 100%
32
= 100%
59
Lampiran 17
59
REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN SISWA TERHADAP LKS
PADA UJI COBA PEMAKAIAN (SKALA BESAR)
No Butir angket
KELAS UJI COBA BESAR
N = 32
Jumlah skor P (%)
1 Apakah kegiatan belajar dalam LKS
menyenangkan?
32 100%
2 Apakah belajar biologi materi sistem
pernapasan lebih mudah dipahami
dengan menggunakan LKS?
30 94%
3 Apakah kalian setuju jika dalam
belajar biologi materi sistem
pernapasan menggunakan LKS
berbasis inkuiri?
32 100%
4 Apakah kalian lebih mudah dalam
pembelajaran dengan menggunakan
LKS berbasis inkuiri dibanding
menggunakan LKS sebelumnya?
32 100%
5 Apakah soal yang disajikan dalam
LKS tersebut mudah kalian pahami?
31 97%
6 Apakah petunjuk kinerja
ilmiah/praktikum yang disajikan
dalam LKS tersebut mudah kalian
pahami dan laksanakan?
32 100%
7 Apakah studi kasus yang disajikan
dalam LKS tersebut mampu
membuka wawasan berfikir kalian?
31 97%
8 Apakah kalian memiliki minat
belajar biologi setelah digunakan
LKS berbasis inkuiri sebagai sumber
belajar materi sistem pernapasan?
32 100%
9 Apakah informasi atau bio
cakrawala yang disajikan dalam
LKS tersebut mampu membuka
wawasan berfikir kalian?
32 100%
Rata-rata 28,2 98,6%
kriteria Sangat dapat diterapkan
Lampiran 18
59
Keterangan:
P = persentase penilaian
F = skor yang diperoleh
Ya = skor 1
Tidak = skor 0
N = skor keseluruhan
Persentase dihitung menggunakan rumus
Dimana angka persentase selanjutnya dikonfirmasikan pada kriteria sebagai berikut
Interval Tanggapan
terhadap LKS Kriteria Penilaian
81% - 100 %
61% - 80%
41% - 60%
21% - 40%
< 21 %
sangat dapat diterapkan
dapat diterapkan
cukup dapat diterapkan
kurang dapat diterapkan
tidak dapat diterapkan
%100N
xf
P
59
Lampiran 19
59
REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN GURU TERHADAP LKS
No Butir Angket Skor
1. Apakah desain cover LKS menarik? 1
2. Apakah gambar-gambar yang disajikan dalam LKS
menarik? 1
3. Apakah belajar biologi materi Sistem Pernapasan lebih
mudah dipahami dengan menggunakan LKS? 1
4. Apakah kalian setuju jika dalam belajar biologi materi
Sistem Pernapasan menggunakan LKS berbasis inkuiri? 1
5. Apakah kalian lebih mudah dalam pembelajaran dengan
menggunakan LKS berbasis inkuiri dibanding
menggunakan LKS sebelumnya?
1
6. Apakah soal yang disajikan dalam LKS tersebut mudah
kalian pahami? 1
7. Apakah petunjuk kinerja ilmiah/praktikum yang disajikan
dalam LKS tersebut mudah kalian pahami dan
laksanakan?
1
8. Apakah analisis kasus yang disajikan dalam LKS tersebut
mampu membuka wawasan berfikir kalian? 1
9. Apakah kalian memiliki minat belajar biologi setelah
digunakan LKS berbasis inkuri sebagai sumber belajar
materi Sistem Pernapasan?
1
10. Apakah informasi atau bio cakrawala yang disajikan
dalam LKS tersebut mampu membuka wawasan berfikir
kalian?
1
Jumlah 10
Presetase 100%
Kriteria
Sangat
dapat
diterapkan
Lampiran 20
59
Presentase dihitung dengan rumus:
P = %100N
Fx
Keterangan:
P = persentase penilaian
F = skor yang diperoleh
Ya = skor 1
Tidak = skor 0
N = skor maksimal
Dimana angka presentase selanjutnya dikonfirmasikan pada kriteria
sebagai berikut:
Interval Tanggapan
terhadap LKS Kriteria Penilaian
81% - 100 %
61% - 80%
41% - 60%
21% - 40%
< 21 %
sangat dapat diterapkan
dapat diterapkan
cukup dapat diterapkan
kurang dapat diterapkan
tidak dapat diterapkan
59
ANALISIS SOAL UJI COBA
Lampiran 21
59
59
59
59
59
Perhitungan Validitas Butir Soal Uji Coba
Kriteria
Apabila rpbis > rtabel, maka butir soal valid.
Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain
dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
q
p
S
MM r
t
tp
pbis
59
59
Perhitungan Reliabilitas soal
Kriteria
Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel,
Berdasarkan tabel pada analisis uji coba diperoleh:
Pada α = 5 %, dengan n = 31 diperoleh r tabel = 0,349
Karena r11 > r tabel, dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.889 45
59
Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba
Rumus:
Keterangan:
DP : Daya pembeda
JBA : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA : banyaknya siswa pada kelompok atas
Kriteria
Perhitungan.
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal nomor 1, selanjutnya untuk butir soal
yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis
butir soal
Interval daya pembeda Kriteria
0,00-0,20
0,21-0,40
0,41-0,70
0,71-1,00
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
B
A
A
A
JS
JB
JS
JB DP
59
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Kode Skor No Kode Skor
1 U 1 1 1 U 7 1
2 U 3 1 2 U 15 1
3 U 11 1 3 U 16 0
4 U 4 1 4 U 19 1
5 U 6 1 5 U 9 1
6 U 2 1 6 U 12 1
7 U 5 1 7 U 13 1
8 U 10 1 8 U 8 1
9 U 14 1 9 U 17 0
10 U 20 1 10 U 18 0
Jumlah 10 Jumlah 7
DP
= 10 - 7
10
10
= 0.300
59
Lampiran 22
59
Lampiran 23
59
Lampiran 24
59
DOKUMENTASI PENELITIAN
A. Uji coba skala kecil
B. Uji coba pemakaian
Siswa memberikan tanggapan
keterbacaan terhadap LKS
berbasis inkuiri
Siswa mendengarkan penjelasan
guru
Siswa melakukan kegiatan
praktikum
Siswa mendengarkan penjelasan
guru
Siswa mencatat hasil praktikum Siswa diskusi studi kasus
Lampiran 25
59
Siswa mengisi angket tanggapan
siswa
Siswa mengerjakan soal evaluasi
59