Isi Lks Berbasis Web

48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pembelajaran matematika dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinal, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba. Peserta didik harus mempelajari matematika melalui pemahaman dan aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. National Council of Teachers of Matematics atau NCTM (2000) menggariskan bahwa dalam mempelajari matematika peserta didik tidak hanya bergantung pada "apa" yang diajarkan, tetapi juga bergantung pada "bagaimana" matematika itu diajarkan, atau bagaimana peserta didik belajar. Pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan peserta didik. Proses komunikasi yang terjadi tidak selamanya berjalan dengan lancar, bahkan proses komunikasi dapat menimbulkan salah pengertian, ataupun salah konsep. Untuk itu guru harus mampu memberikan suatu 1

Transcript of Isi Lks Berbasis Web

Page 1: Isi Lks Berbasis Web

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan pembelajaran matematika dalam kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) adalah mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan

imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen,

orisinal, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.

Peserta didik harus mempelajari matematika melalui pemahaman dan aktif

membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebelumnya. National Council of Teachers of Matematics atau NCTM (2000)

menggariskan bahwa dalam mempelajari matematika peserta didik tidak hanya

bergantung pada "apa" yang diajarkan, tetapi juga bergantung pada

"bagaimana" matematika itu diajarkan, atau bagaimana peserta didik belajar.

Pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan

peserta didik. Proses komunikasi yang terjadi tidak selamanya berjalan dengan

lancar, bahkan proses komunikasi dapat menimbulkan salah pengertian,

ataupun salah konsep. Untuk itu guru harus mampu memberikan suatu

alternatif pembelajaran bagi peserta didiknya agar dapat memahami konsep-

konsep yang telah diajarkan.

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang

tepat bagi peserta didik karena LKS membantu peserta didik untuk menambah

informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara

sistematis (suyitno, 1997:40). Tetapi pada kenyataannya LKS yang telah

dimiliki oleh peserta didik selama ini belum mampu membantu dalam

menemukan konsep, karena hanya berisi materi dan soal-soal. Selain itu

ditinjau dari segi penyajiannya pun kurang menarik.

Model pembelajaran matematika yang efektif dan menarik adalah model

pembelajaran yang memiliki nilai relevansi dengan pencapaian daya

matematika, memberi peluang untuk bangkitnya kreativitas, mampu

mengembangkan suasana belajar mandiri, menarik perhatian peserta didik dan

1

Page 2: Isi Lks Berbasis Web

sejauh mungkin memanfaatkan momentum kemajuan teknologi khususnya

fungsi teknologi informasi.

Thompson, dkk. (2000) menyatakan, "E-learning is instructional content or

learning experiences delivered or enabled by electronic technology."

Pemanfaatan teknologi elektronik dalam pembelajaran memberi penguatan

terhadap pola perubahan paradigma pembelajaran. Sistem e-learning

merupakan bentuk implementasi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi

dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

Penggunaan teknologi informasi dan multimedia menjadi sebuah cara yang

efektif dan efisien dalam menyampaikan informasi. Komputer merupakan

salah satu teknologi informasi yang memiliki potensi besar untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran

matematika. Banyak hal abstrak atau imajinatif yang sulit dipikirkan peserta

didik, dapat dipresentasikan melalui simulasi komputer. Latihan dan

percobaan-percobaan eksploratif matematika dapat dilakukan peserta didik

dengan menggunakan program-program sederhana untuk penanaman dan

penguatan konsep, membuat pemodelan matematika, dan menyusun strategi

dalam memecahkan masalah.

Internet merupakan salah satu program yang memanfaatkan media komputer.

Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan yang semakin meluas

terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan bahwa

dengan media ini memang dimungkinkan terselenggaranya proses belajar

mengajar yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena internet mempunyai ciri

khas dibanding dengan media yang lain.

Berangkat dari hal itulah penulis menyampaikan gagasan untuk menggunakan

lembar kerja siswa (LKS) matematika interaktif yang diintegrasikan dengan

website sebagai inovasi dalam dunia pendidikan. Gagasan ini diwujudkan

dalam bentuk karya tulis dengan judul ”Lembar Kerja Siswa (LKS)

Matematika Interaktif Model E-Learning (Electronic Learning) Berbasis

Web”.

2

Page 3: Isi Lks Berbasis Web

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang diangkat dalam karya tulis

ini adalah sebagai berikut ini.

a. Bagaimana model lembar kerja siswa (LKS) matematika interaktif model

e-learning berbasis web?.

b. Bagaimana pengembangan program lembar kerja siswa (LKS) matematika

interaktif model e-learning berbasis Web pada Mata Pelajaran

Matematika?.

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan krya tulis ini sebagai berikut.

a. Memaparkan model lembar kerja siswa (LKS) interaktif melalui e-

learning berbasis Web sebagai pembelajaran.

b. Mengetahui bagaimanakah pengembangan program pembelajaran dalam

penerapan lembar kerja siswa (LKS) melalui e-learning berbasis Web

pada Mata Pelajaran Matematika.

D. MANFAAT PENULISAN

Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan karya tulis sebagai berikut.

a. Memberikan informasi model LKS interaktif berbasis Web yang dapat

dimanfaatkan oleh para peserta didik dan guru serta masyarakat dalam

pembelajaran Matematika.

b. Memberikan informasi mengenai konsep LKS interaktif berbasis Web

dalam pembelajaran matematika.

c. LKS interaktif berbasis Web ini diharapkan mampu memberikan inspirasi

kepada para guru untuk lebih bervariatif dalam menyampaikan mata

pelajaran.

d. LKS interaktif ini dapat direalisasikan menjadi salah satu model

pembelajaran di Indonesia.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan karya tulis ini sebagai berikut.

1. Bagian Awal Karya Tulis.

3

Page 4: Isi Lks Berbasis Web

Bagian pendahuluan dalam karya tulis ini berisi judul karya tulis, lembar

pengesahan dari Unnes, abstrak yang merupakan uraian singkat isi karya

tulis, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan daftar lampiran.

2. Bagian Isi.

Bagian isi dalam karya tulis ini dibagi menjadi lima bab sebagai berikut.

a. Bab I Pendahuluan

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang yang mendasari

penulisan, permasalahan yang akan dicari jawabannya, tujuan dan

manfaat penulisan serta sistematika penulisan.

b. Bab II Telaah Pustaka

Berisi teori-teori dan pendapat para ahli yang digunakan untuk

menjawab permasalah.

c. Bab III Metode Penulisan

Pada bab ini berisi tentang pendekatan penulisan, sumber penulisan,

sasaran penulisan dan tahapan penulisan.

d. Bab IV Pembahasan

Pada bab ini teori-teori para ahli dianalisis untuk mencari jawaban dari

permasalahan kemudian dideskriptifkan dalam bentuk tulisn maupun

gambar.

e. Bab V Penutup

Mengemukakan mengenai simpulan atau jawaban dari permasalahan

yang ada, dan berisi saran yang direkomendasikan penulis.

3. Bagian Akhir Karya Tulis.

Bagian akhir karya tulis ini berisi daftar pustaka dan lampiran daftar

riwayat hidup penulis.

4

Page 5: Isi Lks Berbasis Web

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam Pembelajaran

Matematika

Lembar Kerja Siswa (LKS) Merupakan salah satu jenis alat bantu

pembelajaran, bahkan ada yang menggolongkan dalam jenis alat peraga

pembelajaran matematika. Secara umum LKS merupakan perangkat

pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas

yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus

dijawab oleh peserta didik. LKS ini sangat baik digunakan untuk

menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam belajar baik dipergunakan

dalam penerapan metode terbimbing maupun untuk memberikan latihan

pengembangan. Dalam proses pembelajaran matematika, LKS bertujuan untuk

menemukan konsep atau prinsip dan aplikasi konsep atau prinsip.

LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan

disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan

kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta

didik. Paling tidak LKS sebagai media kartu. Sedangkan isi pesan LKS harus

memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis, hirarki materi

(matematika) dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang

efisien dan efektif. (Hidayah, 2007:8)

Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah sebagai

berikut.

1. Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh

peserta didik.

2. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah

disajikan.

3. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan

secara lisan.

5

Page 6: Isi Lks Berbasis Web

Sedangkan manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam proses

pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

2. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.

3. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan

keterampilan proses.

4. Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

5. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang

dipelajari melalui kegiatan belajar.

6. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang

dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. (Suyitno, 1997:40).

Langkah-langkah menyusun LKS adalah sebagai berikut.

1. Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan

bahan ajar LKS.

2. Menyusun peta kebutuhan LKS.

3. Menentukan judul-judul LKS.

4. Penulisan LKS.

a. Rumusan kompetensi dasar LKS diturunkan dari buku

pedoman khusus pengembangan silabus.

b. Menentukan alat penilaian.

c. Menyusun materi.

(Abadi, Hartono, Junaedi, 2005 dalam Rahmawati, 2006:25).

Ada dua macam lembar kerja siswa (LKS) yang dikembangkan dalam

pembelajaran di sekolah.

1. Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur.

Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana

untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang

dipakai untuk menyampaiakn pelajaran. LKS merupakan alat bantu

mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi

dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau

lisan untuk mengarahkan kerja pada peserta didik.

6

Page 7: Isi Lks Berbasis Web

2. Lembar Kerja Siswa Berstruktur.

Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas.

LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program

kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan

pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah

disusun petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan

peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat

dan dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa.

(Indrianto, 1998:14-17).

Rumaharto (dalam Hartati, 2002:22) menyebutkan bahwa LKS yang baik harus

memenuhi persyaratan konstruksi dan didaktik. Persyaratan konstruksi tersebut

meliputi syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan

kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan kejelasan yang pada hakekatnya

haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna LKS

yaitu peserta didik sedangkan syarat didaktif artinya bahwa LKS tersebut

haruslah memenuhi asas-asas yang efektif

Lembar kerja dapat digunakan sebagai pengajaran sendiri, mendidik siswa

untuk mandiri, percaya diri, disiplin, bertanggung jawab dan dapat mengambil

keputusan. LKS dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada

tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap

penanaman konsep (tahap lanjutan dari penanaman konsep). Pemanfaatan

lembar kerja pada tahap pemahaman konsep berarti LKS dimanfaatkan untuk

mempelajari suatu topik dengan maksud memperdalam pengetahuan tentang

topik yang telah dipelajari pada tahap sebelumnya yaitu penanaman konsep

(TIM PPPG Matematika dalam Rahmawati, 2006:27).

B. Tinjauan Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK)

Terdapat beberapa bentuk interaksi pembelajaran berbantukan komputer, yaitu

bentuk latihan dan praktek (drill and pratice), tutorial, permaianan (game),

simulasi (simulation), penemuan interaktif, presentasi atau demonstrasi,

komunikasi tes, sumber informasi, dan pemecahan masalah (problem solving).

(Kusumah, 2006:398).

7

Page 8: Isi Lks Berbasis Web

Dalam kegiatan latihan, komputer memberikan soal-soal mengenai suatu topik

untuk dipecahkan oleh peserta didik dan komputer memberikan umpan balik

berdasarkan respon peserta didik tersebut. Kegiatan tutorial dimaksudkan

untuk mengajarkan informasi baru mengenai suatu topik pelajaran. Permainan

dapat berfungsi sebagai penyaji bahan pelajaran baru atau juga sebagai

penguat terhadap pelajaran yang telah diperoleh peserta didik melalui kegiatan

lain. Dalam simulasi atau permodelan, komputer menyediakan simulasi atau

model suatu konsep atau kejadian untuk diberi masukan oleh peserta didik dan

komputer akan memberi respon terhadap masukan tersebut sebagaimana

sistem yang sesungguhnya akan bertindak.

Pola tutorial interaktif diwujudkan dalam bentuk menampilkan suatu materi

melalui komputer sebagai alat untuk mengetahui penguasaan dan pemahaman

peserta didik dalam topik tertentu, memberi penguatan terhadap respon peserta

didik yang tepat, mendiagnosa kekeliruan, menyediakan pilihan bagi peserta

diidk dengan bakat yang berlainan. Peserta didik dilatih berpikir melalui

pemberian stimulus pertanyaan yang membuat peserta didik berkonsentrasi

pada materi yang disajikan.

Pola tutorial dalam bentuk bahan ajar interaktif disusun secara sistematis

peserta didik memahami konsep melalui teks, hiperteks dan hipermedia.

Melalui hiperteks, tulisan dan materi disajikan dalam bentuk animasi secara

non-linear sehingga akan kelihatan lebih hidup dan bervariasi. Hipermedia

menggunkan beragam jenis media yang terhubung dalam suatu sistem yang

membolehkan penggunanya untuk menggunkan berbagai media lainnya secara

non-linear. Hanya saja model tutorial harus memperhatikan tingkat kesulitan

materi (difficulty level), materi prasyarat (prerequisite) dan keterbatasan

materi (readability). (Kusumah, 2006:399).

Eisenberg dalam Sugilar (1996) mengajukan karakteristik PBK sebagai

berikut.

1. Peserta didik dimungkinkan untuk belajar kapan saja.

2. Peserta didik tak dapat melanjutkan belajar tanpa permasalahan yang

menyeluruh pada materi yang dipelajari.

8

Page 9: Isi Lks Berbasis Web

3. Terdapat respon yang segera terhadap setiap pertanyaan yang diberikan

peserta didik.

4. Jika peserta didik menjawab salah dan memalukan maka tak ada orang lain

yang tahu.

5. Memungkinkan setiap peserta didik berperan serta dalam proses belajar,

dan tak ada kemungkinan pelajaran di dominasi oleh segelintir orang.

Manfaat PBK dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan interaksi peserta didik dalam pembelajaran melalui

pengelolaan tanggapan peserta didik dan umpan balik berdasarkan

tanggapan tersebut.

2. Individualisasi belajar yang memperhatikan kemampuan awal dan

kecepatan belajar peserta didik

3. Efektivitas biaya karena dapat direproduksi dan disebarkan dengan biaya

rendah.

4. Meningkatkan motivasi belajar karena peserta didik dapat mengendalikan

pembelajaran dan mendapat umpan balik yang segera.

5. Kemudahan untuk mencatat kemajuan peserta didik dalam menguasai

materi yang diberikan.

6. Terjaminnya keutuhan pelajaran karena hanya topik yang perlu saja yang

dituangkan dalam program komputer, sedangkan topik yang tidak relevan

secara sengaja tidak disajikan. (Hannafin dan Peck, 1988 dalam Sugilar,

1996).

Kendala penerapan PBK diantaranya adalah sebagai berikut ini. (Hannafin &

Peck, 1988 dalam Sugilar, 1996)

1. Sangat bergantung pada kemampuan membaca dan keterampilan visual

peserta didik.

2. Membutuhkan tambahan keterampilan pengembangan di luar keterampilan

yang dibutuhkan untuk pengembangan pembelajaran yang lama.

3. Memerlukan waktu pengembangan yang lama.

4. Kemungkinan peserta didik untuk belajar secara tak sengaja (intidental

learning) menjadi terbatas.

9

Page 10: Isi Lks Berbasis Web

5. Hanya bertindak berdasarkan masukan yang telah terprogram sebelumnya,

tidak dapat bertindak secara spontan.

Kendala-kendala tersebut dapat diminimalkan dengan :

1. Menggabungkan PBK dengan peralatan lain seperti videodisc dan

audiodisc sehingga tidak terlalu bergantung pada tampilan layar komputer

2. Memilih paket PBK yang sudah dikembangkan pihak lain untuk

menghindari lamanya waktu dan keterampilan mengembangkan PBK

sendiri, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran dan karakteristik

pembelajaran peserta didik.

3. Menempatkan PBK sebagai tambahan dalam kegiatan belajar yang

melibatkan tutor dan bahan yang tercetak. (Hannafin & Peck, 1988 dalam

Sugilar, 1996).

C. E-learning (Electronic Learning)

1. Pengertian e-learning

Pembelajaran elektronik atau e-learning telah dimulai pada tahun 1970-an

(Waller and Wilson, 2001 dalam Siahaan, 2002). Berbagai istilah

digunakan untuk mengemukakan pendapat/gagasan tentang pembelajaran

elektronik, antara lain adalah: on-line learning, internet-enabled learning,

virtual learning, atau web-based learning.

Banyak pakar pendidikan memberikan definisi mengenai e-learning,

seperti yang dipaparkan oleh Thompson, Ganxglass dan Simon dalam

Yaniawati (2003) berikut ini, "E-learning is instructional content or

learning experiences delivered or enabled by electronic technology".

Kemudian Thompson juga menyebutkan kelebihan e-learning yang dapat

memberikan fleksibilitas, interaktifitas, kecepatan, visualisasi melalui

berbagai kelebihan dari masing-masing teknologi. Menurut Azwan bin

Abidin & Rozita bt Nawi (2002a) dalam Yaniawati (2003), e-learning

merupakan pembelajaran yang menggunakan sistem online sebagai

medium perantara di antara guru dan pelajar. Belajar melalui online ini

akan memudahkan kedua belah pihak, karena penyampaian materi ajar

lebih cepat, mudah dan efisien dibanding dengan cara-cara yang lain. Guru

10

Page 11: Isi Lks Berbasis Web

dapat memberikan materi pelajaran lewat internet yang dapat diakses

setiap saat dan di mana saja. Peserta didik juga tidak perlu harus selalu

belajar di kelas untuk mendapatkan informasi mengenai materi yang ingin

diperolehnya. Bahkan peserta didik dapat mengembangkan proses

belajarnya dengan mencari referensi dan informasi dari sumber lain.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, e-learning menggunakan sistem

jaringan elektronik (LAN, WAN atau Internet) untuk penyampaian materi

ajar, interaksi ataupun evaluasi pembelajaran. Internet, Intranet, satelit,

tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah media elektronik

yang dimaksudkan dalam system jaringan ini. Dengan sistem jaringan ini

pula, e-learning dapat menghubungkan peserta didik dengan sumber

belajarnya (database, pakar/guru, perpustakaan) yang secara fisik terpisah

atau bahkan berjauhan. Interaktifitas dalam hubungan tersebut,

sebagaimana diutarakan di atas, dapat dilakukan secara langsung

(synchronous) maupun tidak langsung (asynchronous).

2. Fungsi Pembelajaran Elektronik

Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik didalam kegiatan

pembelajaran di kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplemen

yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti

(substitusi). (Siahaan, 2002).

a. Suplemen (Tambahan)

Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta

didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan

materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada

kewajiban atau keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi

pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya pilihan, peserta didik yang

memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau

wawasan.

b. Komplemen (Pelengkap)

Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi

pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi

pembelajaran yang diterima peserta didik di kelas. Sebagai komplemen

11

Page 12: Isi Lks Berbasis Web

berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi

materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.

Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai pengayaan, apabila

peserta didik yang dapat menguasai/memahami materi pelajaran pada

saat tatap muka dengan cepat diberikan kesempatan untuk mengakses

materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus

dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan

tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang

disajikan guru di dalam kelas.

Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik

yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan

guru secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan

untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang

secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik

semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru

di kelas.

c. Substitusi (Pengganti)

Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan

beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/pembelajaran kepada

para Peserta didiknya. Tujuannya agar para Peserta didik dapat secara

fleksibel mengelola kegiatan pembelajarannya sesuai dengan waktu

dan aktivitas lain sehari-hari Peserta didik. Ada 3 alternatif model

kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu: (1)

sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara

tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3)

sepenuhnya melalui internet.

Alternatif model pembelajaran mana pun yang akan dipilih Peserta

didik tidak menjadi masalah dalam penilaian. Karena ketiga model

penyajian materi pembelajaran mendapatkan pengakuan atau penilaian

yang sama. Jika Peserta didik dapat menyelesaikan program

12

Page 13: Isi Lks Berbasis Web

pembelajarannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya

melalui internet, atau bahkan melalui perpaduan kedua model ini,

maka institusi penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan

yang sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu

Peserta didik untuk mempercepat penyelesaian pembelajarannya.

3. Manfaat E-Learning

E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan atau

materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan guru

atau instruktur maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat

saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang

menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta

didik. Guru atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan

tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di

dalam web untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan

kebutuhan, guru atau instruktur dapat pula memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-

soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan

dalam rentangan waktu tertentu pula (Siahaan, 2002).

Secara lebih rinci, manfaat e-learning dapat dilihat dari 2 sudut, yaitu dari

sudut peserta didik dan guru:

a. Dari Sudut Peserta Didik

Adanya kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya

fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat

mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta

didik juga dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat. Dengan

kondisi yang demikian ini, peserta didik dapat lebih memantapkan

penguasaannya terhadap materi pembelajaran.

b. Dari Sudut Guru

Adanya kegiatan e-learning dari sudut pandang guru atau instruktur

dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

13

Page 14: Isi Lks Berbasis Web

1) lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang

menjadi tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan

keilmuan yang terjadi,

2) mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan

wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih

banyak,

3) mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan

guru/Guru/instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta

didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu

topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang,

4) mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan

setelah mempelajari topik tertentu, dan

5) memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya

kepada peserta didik. (Soekartawi, 2003),

Sedangkan manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates (Bates,

1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) dalam Siahaan (2002) terdiri atas 4 hal,

yaitu:

1) Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta

didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity)

Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat

meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta

didik dengan guru atau instruktur, antara sesama peserta didik,

maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance

interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat

konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai

kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan

pendapatnya di dalam proses pembelajaran.

Pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang

ada atau yang disediakan guru atau instruktur untuk berdiskusi atau

bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas

ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang

14

Page 15: Isi Lks Berbasis Web

cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan

terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu

maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang

yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan

pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan

dari teman sekelas.

2) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana

dan kapan saja (time and place flexibility)

Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik

dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet,

maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber

belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan

tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada guru

atau instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu

sampai ada janji untuk bertemu dengan guru atau instruktur.

Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada

pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka

Inggris telah memanfaatkan internet sebagai metode/media

penyajian materi. Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia

(UT), penggunaan internet untuk kegiatan pembelajaran telah

dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di UT masih

terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai

“tutorial elektronik”.

3) Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential

to teach a global audience)

E-learning yang mempunyai fleksibilitas waktu dan tempat, maka

jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan

pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang

dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di

15

Page 16: Isi Lks Berbasis Web

mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi

dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan

belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang

membutuhkan.

4) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi

pembelajaran (easy updating of content as well as archivable

capabilities)

Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai

perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu

mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian

juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar

sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat

dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu,

penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula

dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta

didik maupun atas hasil penilaian guru atau instruktur selaku

penanggung jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri.

Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar

elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh guru atau

instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik.

Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya

sendiri, harus ada komitmen dari guru atau instruktur yang akan

memantau perkembangan kegiatan belajar dan sekaligus secara

teratur memotivasi peserta didik.

Beberapa manfaat e-learning yang dapat diperoleh dalam penerapannya

bagi organsiasi belajar, adalah sebagai berikut.

1) Peningkatan produktifitas; melalui e-learning waktu untuk

perjalanan dapat direduksi sehingga produktifitas peserta didik

maupun guru tidak akan hilang karena kegiatan perjalanan yang

harus dilakukan untuk memperoleh proses pembelajaran.

16

Page 17: Isi Lks Berbasis Web

2) Mempercepat proses inovasi; kompetensi sumber daya manusia

juga dapat mengalami depresiasi. Pembaharuan kompetensi

tersebut dapat dilakukan melalui e-learning sehingga kompetensi

selalu memberi nilai melalui kreatifitas dan inovasi sumber daya

manusia.

3) Efisiensi; proses pembangunan kompetensi dapat dilakukan dalam

waktu yang relatif lebih singkat dan mencakup jumlah yang lebih

besar.

4) Fleksibel dan interaktif; kegiatan e-learning dapat dilakukan dari

lokasi mana saja selama pengguna memiliki koneksi dengan

sumber pengetahuan tersebut dan interaktifitas dimungkinkan

secara langsung atau tidak langsung dan secara visualisasi lengkap

(multimedia) ataupun tidak.

D. Internet Sebagai Media Pembelajaran Elektronik

Sampai sekarang belum ada definisi secara pasti tentang apa arti internet itu.

Akan tetapi secara teoritikal internet dapat diartikan sebagai jaringan kerja

(network) berbagai komputer di seluruh dunia yang semuanya saling terkait.

Jaringan tersebut terdiri mulai PC, jaringan local berskala kecil, jaringan kelas

menengah, hingga jaringan-jaringan utama yang menjadi tulang punggung

internet seperti NSFnet, NEARnet, SURAnet dan lain-lain.

Internet mempunyai potensi yang besar dalam e-learning. Pertama, internet

bisa diakses pada saat-saat (waktu) yang dikehendaki. Dengan adanya sumber

online, peserta didik akan memperoleh data, ide serta berbagai pengetahuan

yang ada. Kedua, peserta didik maupun guru bisa mengeluarkan pendapat

secara bebas mengenai materi ajar tanpa adanya hambatan psikologis,

sebagaimana bila pembnelajaran dilakukan dengan tatap muka. Ketiga,

masyarakat umum dapat pula mengakses, mengkoreksi, dan mengendalikan

aplikasi serta materi ajar. Selebihnya, internet dapat memberikan peluang

untuk mengembangkan wawasan secara lebih luas dengan cara

mengkonfirmasi bahan dengan sumber bacaan dari situs lainnya.

17

Page 18: Isi Lks Berbasis Web

Keserasian dan sinergi antara berbagai piranti yang terlibat dalam sistem

elektronis, serta dukungan penguasaan bahasa yang baik, akan menjadikan

Internet sebagai satu alternatif pembelajaran yang efektif. Pembelajaran

berbasis web merujuk kepada pengajaran yang disampaikan melalui jaringan

WWW di mana bahan pengajaran, kumpulan diskusi, ujian dan lain-lain

adalah berlandaskan web. Menurut B.H. Khan (2001) dalam Hardjito (2002)

sistem pembelajaran berbasis web merupakan sistem pembelajaran yang

terbuka dan fleksibel.

Alternatif sistem pengajaran yang ditawarkan oleh sistem pembelajaran

berbasis web ini akan meningkatkan minat dan motivasi untuk memperoleh

pengetahuan-pengetahuan baru yang tidak mungkin dapat diterima dari sebuah

kelas tradisional. Contohnya, penggunaan e-mail sebagai alat komunikasi

untuk bertukar-tukar pengumuman dalam suasana yang tiada batasan.  

18

Page 19: Isi Lks Berbasis Web

BAB III

METODE PENULISAN

A. Pendekatan Penulisan

Pendekatan penulisan karya tulis ini menggunkan studi deskriptif yaitu

mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang

merupakan pendukung untuk menyelesaikan permaslahan yang ada mengenai

lembar kerja siswa (LKS), metode interaktif, dan model pembelajaran melalui

internet (Web). Data tersebut kemudian dianalisis untuk dirumuskan solusi

yang tepat dari permasalahan karya tulis ini.

B. Sumber Penulisan

Sumber data yang dipakai dalam penyusunan karya tulis ini adalah sebagai

berikut.

1. Studi Pustaka

Berdasarkan permasalahan yang muncul, penulis mencari sumber-sumber

pustaka yang relevan, mempelajari, dan menuangkannya dalam telaah

pustaka.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan berupa penghimpunan berbagai dokumen

yang ada dalam majalah, surat kabar, jurnal maupun buletin ilmiah yang

kemudian dihimpun berdasarkan prioritas manfaat sebagai landasan teori.

C. Sasaran Penulisan

Sasaran penulisan karya tulis ini adalah seluruh peserta didik di Indonesia

pada jenjang SD, SMP, dan SMA.

D. Tahapan Penulisan

Melihat permasalahan yang muncul ditengah masyarakat, penulis mencari

data-data dan pendapat para ahli yang relevan untuk memberikan solusi yang

tepat. Kegiatan analisis dilakukan dengan observasi terhadap buku-buku, hasil

penelitian, naskah, dan sumber-sumber lain yang relevan dengan

19

Page 20: Isi Lks Berbasis Web

permasalahan yang diangkat. Proses analisis data yang dilakukan dalam

penulisan karya tulis ini mencakup tiga komponen pokok sebagai berikut ini.

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan

abstraksi dari data yang diperoleh berdasarkan sumber pustaka. Reduksi

data merupakan bagian dari analisis data yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, dan membuang data yang tidak penting

agar simpulan dapat diambil.

2. Sajian Data

Sajian data merupakan susunan informasi yang dapat ditarik dalam

penulisan karya tulis ini yang disajikan secara lengkap baik data yang

diperoleh melalui studi pustaka maupun dokumentasi kemudian dianalisis

dengan kategori dalam permasalahan yang ada guna memperoleh sajian

data yang jelas dan sistematis. Data yang telah terorganisir ini kemudian

dijabarkan secara deskriptif dalam bentuk tulisan atau gambar.

3. Penarikan Simpulan

Data yang telah direduksi dan didiskriptifkan dalam bentuk sajian data

kemudian diinterpretasikan. Setelah itu barulah ditarik simpulan akhir

yang sistematis dan perumusan saran yang relevan dengan permasalahan

yang dikaji

20

Page 21: Isi Lks Berbasis Web

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Lembar Kerja Siswa (LKS) Interktif Berbasis Web

1. Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Web

Model lembar kerja siswa (LKS) pada karya tulis ini mempunyai

pengertian lembar kerja bagi para peserta didik yang disajikan dalam

bentuk pertanyaan yang dapat mengkonstruk pemahaman peserta didik

tanpa harus didampingi oleh guru. Dalam penggunaan LKS ini digunakan

Web sebagai media penyampaiannya kepada peserta didik. Web

digunakan karena mempunyai jaringan luas dan akan memberikan

kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk memilih waktu, tempat

maupun materi yang akan dipelajari.

LKS interaktif ini memiliki karakteristik sendiri dan berbeda dengan LKS

yang beredar di sekolah saat ini. Adapun perbedaan LKS konvensional

dan LKS interaktif berbasis web terlihat pada tabel berikut.

No Perbedaan LKS Konvensional LKS interktif berbasis Web

1. Materi Disajikan dalam

bentuk deskriptif

Disajikan dalam bentuk

pertanyaan yang dapat

mengkonstruk

pemahaman peserta didik

2. Gambar, grafik

maupun tulisan

Disajikan dalam

keadaan diam

Disajikan bergerak dan

langkah per langkah,

ketika peserta didik tidak

mengerti dapat diulang.

3. Komunikasi Dilakukan dengan

satu arah

Dua arah (ketika peserta

didik memberikan

jawaban atau respon LKS

ini akan memberikan

respon/umpan balik)

21

Page 22: Isi Lks Berbasis Web

4. Isi Menekankan banyak

pada soal-soal.

Menekankan pada

penanaman konsep

matematika, soal hanya

dijadikan sebagai

pengantar pemahaman

peserta didik

5 Tampilan Disajikan pada

lembaran kertas.

Disajikan lebih menarik

dengan tampilan gambar

yang disukai oleh anak-

anak dan tampilannya

lebih hidup.

Tabel 1. Perbedaan LKS konvensional dan LKS interaktif berbasis Web

Dari tabel tersebut terlihat jelas perbedaan antar kedua LKS. Berdasarkan

tabel tersebut pula dapat diprediksi bahwa LKS interaktif ini akan mampu

diterima di dunia pendidikan sebagai sebuah pelengkap dalam proses

pembelajaran matematika.

Kemajuan teknologi komputer dan internet turut mendukung

perkembangan model pembelajaran. Penggunaan komputer tidak terbatas

dan memiliki potensi yang besar sebagai media dalam pembelajaran

matematika. Penggunaan LKS matematika interaktif berbasis web ini akan

mampu membantu peserta didik dalam mencapai tujuan dari kurikulum.

Peserta didik dapat mengatur kecepatan belajarnya, disesuaikan dengan

tingkat kemampuannya. Mereka dapat mengulang beberapa kali sehingga

benar-benar menguasai materi yang harus dipahaminya. LKS ini juga

dapat diperbaharui sewaktu-waktu jika memang dipandang masih ada

kekurangan dan tidak relevan dengan perkembangan jaman. Penggunan

Web sebagai media penyampaian LKS dimaksudkan agar peserta didik

dapat memilih waktu dan tempat untuk belajar.

2. Konsep Model LKS Matematika Interaktif dan Web

Model LKS matematika interaktif berbasis web berbeda dengan LKS yang

beredar di sekolah-sekolah. LKS matematika interaktif berbasis web ini

22

Page 23: Isi Lks Berbasis Web

digunakan untuk menyampaikan materi dengan serangkaian pertanyaan-

pertanyaan sebagai pengantar peserta didik dalam mengkonstruk

pemahamannya. Serangkaian pertanyaan tersebut satu dengan yang lain

saling terkait. Sehingga peserta didik harus belajar menggunakan LKS ini

secara runtut dari awal sampai akhir. Peserta didik mempelajari materi

yang disajikan melalui pertanyaan sehingga rumus atau konsep itu

ditemukan sendiri oleh peserta didik.

Secara garis besar LKS matematika interaktif terdiri dari 3 bagian sebagai

berikut ini.

a. Menu Utama LKS

Di dalam menu utama terdapat menu pilihan untuk menjalankan

lembar kerja siswa (LKS). Adapun tampilan LKS interaktif sebagai

berikut.

Gambar 1. Tampilan menu utama LKS

Keterangan:

a. Judul berisi jenjang pendidikan dan kelas

b. Tampilan Inti LKS merupakan bagian untuk menampilkan

pertanyaan, gambar maupun grafik.

c. Home untuk perintah kembali ke halaman Web utama.

d. Materi untuk menuju halaman materi pembelajaran.

e. LKS merupakan menu pilihan model LKS 1/LKS 2/LKS 3

f. Tujuan untuk menunjukan tujuan pembelajaran.

g. Manfaat untuk menunjukan manfaat pembelajaran.

23

a

b

c

d

e

fg

Page 24: Isi Lks Berbasis Web

b. Lembar Kerja Siswa

.

Gambar 2. Tampilan soal LKS

Keterangan:

a. Perintah kepada pengguna LKS

b. Gambar ataupun grafik yang dipelajari mempunyai animasi.

c. Pertanyaan-pertanyaan dan kolom jawaban.

d. Tombol menuju ke menu utama.

e. Tombol pilihan soal tapi pengguna disarankan memilih soal

secara urut karena pertanyaan disusun runtun dan sistematis.

f. Tombol menuju simpulan materi.

g. Tombol Next untuk menuju soal selanjutnya dam tombol Back

untuk kembali ke soal sebelumnya.

Tampilan simpulan dari materi yang dipelajari sebelumnya tampak

pada gambar berikut.

Gambar 3. Tampilan simpulan LKS

24

a

b

c

d

e

f

g

a

bc

Page 25: Isi Lks Berbasis Web

Keterangan:

a. Gambar yang dipelajari dan dicari rumus atau konsep.

b. Pertanyaan yang menggarahkan peserta didik untuk dapat

menemukan materi yang telah dipelajari.

c. Menu-menu pilihan

c. Desain Website

Homepage merupakan halaman awal (index) munculnya sebuah siteus

dalam internet. Pada tampilan homepage terdapat menu – menu pilihan

untuk memberikan informasi yang lebih lengkap. Seperti pada

tampilan gambar 4.

Gambar 4 . Tampilan hompage LKS matematika intearktif

Keterangan:

a. Logo adalah lambang pembuat web dan LKS matematika interaktif

b. Nama lembaga pembuat Web dan LKS

c. Menu Pilihan

1. Home merupakan menu kembali ketampilan awal website.

2. Jenjang Pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA)

digunakan untuk memilih jenjang pendidikan dan kelas.

25

User

Password

Daftar Masuk

JURUSAN MATEMATIKAUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA INTERAKTIF

PENDIDIKAN DI INTERNET

Internet mempunyai potensi yang besar dalam e-learning.

Pertama, internet bisa diakses pada saat-saat (waktu) yang

dikehendaki. Dengan adanya sumber online, peserta didik

akan memperoleh data, ide serta berbagai pengetahuan yang

ada. Kedua, peserta didik maupun guru bisa mengeluarkan

pendapat secara bebas mengenai materi ajar tanpa adanya

hambatan psikologis, sebagaimana bila pembnelajaran

dilakukan mengendalikan dengan tatap muka. Ketiga,

masyarakat umum dapat pula mengakses, mengkoreksi, dan

aplikasi serta materi ajar. Selebihnya, internet dapat

memberikan peluang untuk mengembangkan wawasan

Dinas Pendidikan

E-dukasi

Google

Home SD/MI SMP/MTs SMA/MA Download

ba

c

d

e

f

Page 26: Isi Lks Berbasis Web

Khusus untuk SD/MI dimulai dari kelas 5. Adapun contoh

menu pilihan tersebut sebagai berikut.

Gambar 5. Contoh tampilan pemilihan jenjang pendidikan dan materi

Peserta didik atau pengguna dapat memilih jenjang pendidikan

apa yang akan dipelajari beserta materinya.

3. Download merupakan menu yang digunakan untuk

mendowload LKS yang ada.

d. Artikel atau berita pendidikan merupakan suatu informasi

terkini yang ada di dunia pendidikan, sekaligus merupakan tempat

pererta didik atau pengguna dapat saling berhubungan dengan

peserta didik yang lain lewat saran maupun komentar.

e. Link ke situs lain Web LKS matematika interaktif ini juga

menyediakan menu untuk mengakses situs yang lain.

f. Login menu yang mengharuskan peserta didik untuk menjadi

anggota dalam situs sebelum menggunakan LKS. Setelah menjadi

anggota peserta didik akan mendapatkan akses untuk

menggunakan LKS, berkomunikasi dengan pengguna atau peserta

didik yang lain, dan download LKS matematika interaktif.

3. Pembuatan LKS Matematika Interaktif

Pembuatan LKS matematika interaktif berbasis web secara garis besar

terdiri dari tiga langkah sebagai berikut.

a. Membuat LKS matematika interaktif

Pembuatan LKS ini dimulai dengan pembuatan konsep LKS. Konsep

ini ditulis dalam bentuk script atau naskah, naskah tersebut kemudian

dikonsultasikan kepada para ahli matematika. Hal ini dilakukan agar

LKS yang disusun nantinya tidak ada kesalahan pada materinya.

26

SMP/MTs Kelas VII

Kelas VIII

Kelas IX Semester I

Semester II

Persiapan UN

Materi

Page 27: Isi Lks Berbasis Web

Ketika naskah tersebut terdapat kesalahan, maka naskah diperbaiki.

Dan setelah naskah tidak terjadi kesalahan, maka akan dilanjutkan ke

proses mendesain LKS dalam komputer.

Desain model Lembar Kerja Siswa (LKS) ini dirancang dengan

menggunakan software program aplikasi SWiSHmax. Desain ini

kemudian diberikan animasi supaya lebih menarik tetapi tetap

memperhatikan aturan-aturan yang ada dalam matematika. Setelah

mendesain model LKS dan memberikan efek animasi pada obyek

LKS, selanjutnya desain tersebut dirubah kebentuk HTML atau format

swf. Format inilah yang akan digabung dengan web yang akan

diupload ke dalam internet.

b. Membuat Homepage dan Web didesain

Sebelum membuat web, homepage didesain dengan menggunakan

software Macromedia Dreamweaver MX, atau dapat dibuat dengan

memakai bahasa htm, asp, php, dan bahasa pemrograman yang lain.

Dalam pembuatan homepage ini memerlukan kekreatifan untuk

memperoleh tampilan yang indah. Semakin kreatif, maka tampilan

hompage dan Web semakin indah. Hal ini akan membuat peserta didik

lebih tertarik dan nyaman untuk belajar matematika.

c. Menggabungkan LKS matematika interaktif dengan Web

Setelah LKS interaktif dan Web dibuat langkah selanjutnya adalah

menggabungkan keduanya. Menggunakan bahasa program yang telah

tersedia dalam Dreamweaver MX atau bahasa htm, asp, php atau yang

lain.

Setelah dihasilkan LKS matematika interaktif berbasis web ini, untuk

selanjutnya dilakukan uplaod ke internet. Upload ini dapat dilakukan

dengan menginduk atau mengikuti server yang telah ada atau membuat

server sendiri.

B. Pengenlan dan Pengembangan LKS Matematika Interaktif Berbasis Web

Untuk mempopulerkan penggunaan LKS matematika interaktif berbasis web

di dunia pendidikan, maka perlu diadakan pengenalan. Seperti terus

27

Page 28: Isi Lks Berbasis Web

berkembangnnya teknologi setelah LKS ini dikenal di dunia pendidikan perlu

adanya pengembangan. Konsep pengenalan dan pengembangan LKS interaktif

ini dalam dunia pendidikan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini.

1. Pengenalan di Sekolah-Sekolah.

Melalui pengenalan LKS matematika di sekolah-sekolah merupakan upaya

yang efektif. Pengenalan ini sekaligus merupakan upaya pengembangan

LKS karena dari sekolah-sekolah akan memberikan masukkan, saran

maupun kritik mengenai kekurangan dan kesalahan didalam LKS ini.

2. Pelatihan dan Seminar

Sebagai suatu hal yang baru LKS matematika interaktif belum dikenal dan

cara penggunaan belum diketahui. Melalui pelatihan dan seminar akan

dijelaskan cara penggunaan dan manfaat yang diperoleh menggunakan

LKS ini, dengan demikian peserta pelatihan akan mengetahui dan dapat

menggunakannya sebagai alat bantu pembelajaran matematika di sekolah.

3. Penelitian Lebih Lanjut

Penelitian lebih lanjut dapat digunkan sebagai upaya pengenalan sekaligus

upaya pengembangan LKS matematika interaktif ini. Sebagai upaya

pengenalan penelitian akan memberikan gambaran kepada sekolah dan

dunia pendidikan. Melalui penelitian lebih lanjut dapat pula

mengembangkan LKS karena akan diketahui keefektifan dan kekurangan

yang ada.

Lembar kerja peserta didik (LKS) matematika interktif berbasis web memiliki

kelebihan dan kekurangan. Kelebihan LKS berbasis web dibanding dengan

model LKS yang lain adalah sebagai berikut ini.

1. Peserta didik diajak untuk menemukan rumus dan konsep dengan

pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki sebelumnya melalui

serangkaian pertanyaan yang membangun. Hal ini menjadikan pemahaman

dan penguasaan materi akan lebih lama dalam ingatan karena peserta didik

yang menemukan rumus maupun konsep itu sendiri.

2. LKS matematika interaktif bebasis web ini mampu untuk menampilkan

gambar-gambar yang abstrak (sulit dibayangkan) semisal bangun ruang,

28

Page 29: Isi Lks Berbasis Web

grafik dan sebagainya. Gambar maupun grafik ini dapat ditampilkan

dengan bentuk dan animasi yang lebih nyata dan menarik sehingga peserta

didik akan belajar dengan suasana senang. Hal ini akan menjadikan materi

yang disampaikan akan secara cepat dipahami peserta didik.

Kekurangan LKS berbasis web adalah sebagai berikut ini.

1. Pembuatan LKS berbasis web membutuhkan waktu yang lama dan biaya

yang tidak sedikit. Namun kendala ini dapat diatasi dengan adanya kerja

sama yang baik antara semua pihak yang terkait.

2. Kemampuan peserta didik dalam menjalankan komputer maupun internet

masih kurang. Namun hal ini masih bisa diselesaikan dengan adanya

latihan dan mata pelajaran teknologi infomasi di sekolah, serta LKS ini

juga dilengkapi dengan petunjuk cara penggunaanya.

Jadi kekurangan dari LKS berbasis web dapat diatasi dengan solusi yang tepat.

29

Page 30: Isi Lks Berbasis Web

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut ini.

1. Model LKS matematika interaktif berbasis web menggunakan berbagai

pertanyaan yang sistematis dan berstruktur dalam menyampaikan materi.

Serangkaian pertanyaan ini dimaksudkan agar peserta didik mampu

menemukan konsep atau rumus matematika yang baru dengan

menggunkan pemahaman yang telah dimiliki melalui bantuan pertanyaan

yang ada di dalam LKS.

2. Pengenalan dan pengembangan LKS matematika interaktif ini dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Promosi ke sekolah-sekolah.

b. Pelatihan dan seminar.

c. Penelitian lebih lanjut.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan simpulan diatas, penulis merumuskan saran

sebagai berikut.

1. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut LKS matematika interaktif

berbasis web sebagai upaya penyempurnaan dan mengetahui keefektifan

penggunaan LKS ini dalam peningkatan kemampuan matematika peserta

didik.

2. Apabila terbukti keefektifan LKS matematika interaktif, perlu adanya

tindak lanjut oleh guru, sekolah maupun instansi-intansi yang terkait

dalam dunia pendidikan.

30

Page 31: Isi Lks Berbasis Web

DAFTAR PUSTAKA

Artikel Digital Learning. Sabtu, 22 Mei 2004. http://www.impalaunibraw.org didownload pada tanggal 20 Mei 2007.

Hardjito. 2002. Internet Untuk Pembelajaran. http://www.pustekkom.go.id. Di download pada tanggal 21 Mei 2007.

Hidayah, Isti, dkk. 2006. Workshop Pendidikan Matematika 2. Semarang : Jurusan Matematika UNNES.

Indrianto, Lis. 1998. Pemanfaatan Lembar Kerja Siswa Dalam Pengajaran Matematika Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika. Semarang: IKIP Semarang.

Kusumah, Yaya S. 2006. Studi Tentang Penerapan Model Pembelajaran Matematika Berbasis Komputer Tipe Interaksi Tutorial Dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Siswa (Makalah) dalam Prosiding Konferensi Matematika XIII. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA Unnes bekerjasama dengan Badan penerbit Universitas Diponegoro.

Rahmawati, Laili. 2006. Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP Salafiyah Pekalongan Kelas VII Semester II Tahun 2005/2006 dalam Pembelajaran Garis dan Sudut Melalui Implementasi metode Inkuiri dengan Memanfaatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) (Skripsi). Tidak diterbitkan.

Siahaan, Sudirman. E-Learning (Pembelajaran Elektronik)Sebagai Salah Satu Alternatif Kegiatan Pembelajaran di http://www.balitbang.org. didownload pada tanggal 15 Mei 2007.

Soekartawi. 2003. Beberapa Kesulitan Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Web Pada Sistem Pendidikan Jarak Jauh (Obstacles in Applying Web-based Learning for Distance Education System. http://www.seamolec.or.id . didownload pada tanggal 15 Mei 2007.

Sugilar. 1996. Hubungan literasi komputer dengan sikap terhadap pembelajaran berbantuan komputer (tesis) . PPS - IKIP Jakarta. http://www1.bpkpenabur.or.id/jelajah/02/sosial.htm. didownload pada tanggal 15 Mei 2007.

Suyitno, Amin, dkk. 1997. Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika. Semarang: FMIPA Unnes.

Yaniawati, R. Poppy. 2000. Penerapan E-Learning Dalam Pembelajaran Matematika Yang Berbasis Kompetensi. http://www.jurnalkopertis4.org. didownload pada tanggal 15 Mei 2007.

31