pengembangan koleksi digital di perpustakaan universitas mercu buana jakarta program studi ilmu
Transcript of pengembangan koleksi digital di perpustakaan universitas mercu buana jakarta program studi ilmu
PENGEMBANGAN KOLEKSI DIGITAL DI PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
oleh
ARI PRATAMA PUTRA
NIM. 1110025000086
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M/1438 H
i
ABSTRAK
Ari Pratama Putra (1110025000086). Pengembangan Koleksi Digital
Perpustakaan Universitas Mercu Buana. Dibawah bimbingan Fadhilatul
Hamdani, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakaan dan pelaksanaan
pengembangan koleksi digital serta kendala yang dihadapi dalam kegiatan
pengembangan koleksi digital. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah
wawancara, observasi dan kajian pustaka. Sedangkan teknik analisis data adalah
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini dilakukan di
perpustakaan Universitas Mercu Buana Jakarta. Informan dalam penelitian ini
adalah kepala perpustakaan, koordinator pengadaan, kepala sub bagian
pengolahan dan staf pengolahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam
pengembangan koleksi digital yang dilakukan oleh perpustakaan Mercu Buana
belum ada kebijakan resmi secara tertulis, yang ada hanya koordinasi secara
langsung antara pihak perpustakaan dengan pihak Universitas. Akan tetapi
kedepannya kebijakan tertulis pengembangan koleksi digital pada perpustakaan
Mercu Buana akan dibuat secara tertulis. Kegiatan pengembangan koleksi digital
yang dilakukan kepala perpustakaan Universitas Mercu Buana yakni
melaksanakan kegiatan pengembangan koleksi digital melalui beberapa proses
yaitu seleksi bahan pustaka, pengadaan dan evaluasi. Selain itu di Perpustakaan
Universitas Mercu Buana terdapat beberapa kendala dalam proses pengembangan
koleksi digital kurangnya SDM (sumber daya manusia). Kekurangan SDM
menyebabkan terhambatnya proses pengembangan koleksi digital di perpustakaan
Mercu Buana di karenakan tidak adanya staf ahli bidang pengembangan koleksi
digital. Kemudian format file koleksi skripsi, thesis, dan disertasi yang belum
sesuai dengan ketentuan membuat pihak perpustakaan Universitas Mercu Buana
megalami kesulitan terhadap proses pengembangan koleksi digital sampai proses
penginputan kedalam digilib Mercu Buana. Seringnya terjadi pemadaman listrik
mengakibatkan proses penginputan data menjadi terganggu saat proses
pengembangan koleksi di perpustakaan Mercu Buana.
Kata Kunci: Kebijakaan, Pengembangan Koleksi,Digital, Perpustakaan
Universitas, Perpustakaan Universitas Mercu Buana.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji dan syukur penulis kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengembangan Koleksi Digital Di Perpustakaan Mercu
Buana”. Penulisan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Berbagai kendala yang telah dihadapi penulis selama proses penyelesaian
skripsi sehingga penulis mendapat bantuan dari banyak pihak yang mendukung
secara moril, materil, waktu maupun tenaga. Penulis menyadari betul kekurangan dan
kelemahan penulis dalam masa penyusunan skripsi ini. Maka, penulis mengucapkan
terima kasih yang terutama dan yang sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua Papa
dan Mama serta Adik-adikku yang sangat sabar dan tidak pernah lupa memanjatkan
do’a kepada Allah SWT, serta memberi dorongan semangat.
Skripsi ini tentu tidak lepas dari dukungan semua pihak yang meluangkan
waktu dan memberi ilmu dalam membantu penulis. Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan.
4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan.
5. Ibu Fadhilatul Hamdani, M.Hum selaku dosen pembimbing penulis yang
membantu, mengarahkan, dan menuntun penulis untuk dapat menyelesaikan
skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah mencurahkan
ilmunya begitu banyak untuk masa depan penulis.
7. Pihak Universitas Mercu Buana, khususnya kepada Kepala Perpustakaan
Universitas Mercu Buana yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan penelitian. Bapak Drs.Budiantoro, M.A selaku Kepala
Perpustakaan Universitas Mercu Buana yang telah memberi banyak bantuan dan
informasi yang penulis butuhkan selama penelitian berlangsung.
8. Terima kasih kepada Meynisa Ulchair yang selalu sabar menemani, memberi
semangat dan motivasi khusus kepada penulis.
9. Kepada para sahabat Fheby Azom Arrafiqie, Soekarno Kurniawan, Onay
Guwantoro, Abdul Jalil, Egi Almaroghi, Rizky Alphiral, Zulfikar Armandan
Kibar Sumanja, Moh. Rifqi Muzaki, Redho Afriandi. Terima kasih untuk do’a,
bantuan dan semangat yang kalian berikan selama proses penyusunan skripsi ini
serta kebersamaan kita yang telah menciptakan senyum simpul tersendiri bagi
penulis.
10. Seluruh teman-teman di Jurusan Ilmu Perpustakaan dari kelas C dan teman-teman
lain diantaranya Eko Raharjo, Joese Putra Yuda,Laga Alahli, Muhammad
iv
Agustina, Fatan, Muhammad Hafiz. Terima kasih untuk do’a, semangat, kebaikan
dan bantuan kalian selama proses penyelesaian skripsi ini.
11. Dan, beberapa pihak baik teman maupun saudara yang terlewatkan atau tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan semua
kebaikan serta do’a yang sudah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh
dari sempurna. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun, dengan harapan dapat mencapai hasil yang lebih sempurna dan untuk
pengembangan diri penulis selanjutnya.
Akhir kata penulis memanjatkan do’a semoga Allah SWT memberikan
balasan yang setimpal pada semua pihak atas dukungan dan bantuannya. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi
para pembacanya, khususnya bagi dunia perpustakaan di masa sekarang dan masa
yang akan datang.
Aamiin Yaa robbal’alamiin
Jakarta, Juli 2017
Ari Pratama Putra
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.......................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 6
D. Definisi istilah ............................................................................ 7
E. Sistematika Penulisan ................................................................. 7
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Perguruan Tinggi ................................................. 9
1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi ........................ 9
2. Fungsi dan Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ............. 13
3. Ciri-ciri dan Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi ............. 13
B. Koleksi ................................................................................. 15
C. Koleksi Digital ............................................................................ 18
D. Pengembangan Koleksi ….. ........................................................ 19
E. Kebijakan Pengembangan Koleksi ............................................. 29
E. Penelitian Relevan ....................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian.................................................. 38
B. Sumber Data ................................................................................ 39
1. Data Primer ........................................................................... 39
2. Data Sekunder ....................................................................... 39
C. Kriteria Informan ........................................................................ 40
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 41
E. Teknik Analisis Data ................................................................... 43
1. Reduksi Data ......................................................................... 43
2. Penyajian Data ...................................................................... 43
3. Penarikan Kesimpulan .......................................................... 43
F. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 43
G. Instrumen Penelitian.................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perpustakaan Mercu Buana ........................... 45
1. Sejarah Perpustakaan Mercu Buana ...................................... 45
2. Tujuan, Visi dan Misi Perpustakaan Mercu Buana ............... 46
vi
3. Koleksi Perpustakaan Mercu Buana ..................................... 46
4. Layanan Perpustakaan Mercu Buana .................................... 48
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 49
1. Kebijakan Pengembangan Koleksi Digital
Perpustakaan Mercu Buana ................................................... 49
2. Kendala Yang dihadapi dalam Pengembangan Koleksi
Digital Perpustakaan Mercu Buana ...................................... 57
C. Pembahasan ................................................................................. 58
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 68
B. Saran .................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Daftar Informan Penelitian ............................................................. 41
2. Tabel 2 Jadwal ............................................................................................. 44
3. Tabel 3 Koleksi Perpustakaan Universitas Mercu Buana ............................ 47
4. Tabel 4 Koleksi Digital Perpustakaan Universitas Mercu Buana ................. 47
viii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 Ruang Pelayanan Perpustakaan Mercu Buana
2. Gambar 2 Journal yang dilanggan oleh Perpustakaan Mercu Buana
3. Gambar 3 Cara mengakses E-Journal Perpustakaan Mercu Buana
4. Gambar 4 - 5 Area Ruang Kerja Pustakawan
5. Gambar 6-7 Koleksi Tugas Akhir yang belum dan sudah di digitalisasi
6. Gambar 8 - 9 Nomor dan kode yang digunakan untuk digitalisasi tugas akhir
7. Gambar 10 - 11 Ruang tesis dan BI Corner
8. Gambar 12 Jumlah Koleksi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman globalisasi seperti masa ini perpustakaan menjadi tempat
yang favorit bagi pemustaka dalam memenuhi kebutuhan informasinya,
bahkan seringkali perpustakaan selalu dijadikan acuan dalam ilmu pendidikan
untuk menambah pengetahuan pemustaka dengan kata lain perpustakaan
mempunyai peran yang sangat penting untuk meningkatkan kemajuan suatu
negara. Perpustakaan sendiri adalah sebuah ruangan, bagian semua gedung,
ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan
terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk
digunakan pembaca, bukan untuk dijual.1
Perpustakaan merupakan salah satu unit pengelola informasi yang sangat
menunjang bagi kebutuhan manusia terhadap informasi. Berbagai kegiatan
yang dilakukan suatu perpustakaan sebagai sumber informasi diantaranya
melaksanakan kegiatan penyimpanan pengadaan, pengolahan, pelestarian dan
pelayanan bahan pustaka baik tercetak maupun terekam untuk dimanfaatkan
oleh pemustaka. Peran perpustakaan sangatlah penting untuk memenuhi
kebutuhan informasi, pemustaka juga berhak mendapatkan informasi yang
sedang dibutuhkan dengan cepat dan akurat. Sehingga setiap perpustakaan
wajib memberikan sebagian informasi yang dimilikinya kepada pemustaka,
1 Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1991), 3.
2
agar dapat menunjang kemajuan ilmu pendidikan dan pengetahuan serta
pengetahuan informasi di setiap negara.
Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan sumber ilmu yang juga
sering disebut jantungnya perguruan tinggi, yang merupakan penunjang dari
Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu sebagai pusat pendidikan, penelitian dan
pengabdian terhadap masyarakat. Pada hakikatnya, perpustakaan perguruan
tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, dengan
tujuannya.2 Perpustakaan akan berfungsi maksimal apabila semua potensi
sumber informasi di perpustakaan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh
para pengguna. Dalam rangka pendayagunaan bahan pustaka secara efektif
dan efisien, maka diperlukan adanya pengadaan dan pengembangan bahan
pustaka lengkap, sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna perpustakaan.
Bahan pustaka atau koleksi adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis,
karya cetak atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai
pendidikan yang dihimpun, di olah dan dilayankan.3
Koleksi perpustakaan perguruaan tinggi berupa (buku fiksi, buku
referensi, terbitan berkala (majalah, surat kabar), bahan audio visual dan, local
content (karya ilmiah, kumpulan soal-soal, materi pelajaran), jurnal, skripsi,
disertasi dan tesis). Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan
informasi pengguna, teknologi merambat masuk dan diterapkan di
perpustakaan sangatlah membantu dalam mengelola koleksi yang dimiliki
serta mempermudah untuk perpustakaan tersebut melakukan pengembangan
2 Ibid., 51.
3 Wiji Suwarno, Perpustakaan Dan Kode Etik Pustakawan (Yogyakarta: Ar-Ruz, 2010),
260.
3
pengelolaan perpustakaan secara menyeluruh. Pengembangan koleksi di
perpustakaan menggunakan teknologi yang ada, merupakan salah satu upaya
dalam meningkatkan pelayanan untuk para pengguna. Salah satu bentuk
pengembangan koleksi adalah terciptanya koleksi digital seperti saat ini
dengan tujuan agar pemustaka dapat menelusur atau mengakses informasi
yang dibutuhkan secara mudah dan cepat tanpa harus berkunjung ke
perpustakaan.
Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surah
Al-Ma’idah ayat 44:
يه ذ يىن ال ب ب الى م به ك ي ح ىر و ي و ب هذ اة فيه ر ى ب الت ى ل ز ب أ و و إ
ت بة ه ك فظىا م ح ت ب اس ب بر بم ال ح يىن و بو ب الز وا و بد يه ه ذ ل ىا ل ل م س أ
وا ت ز ش ل ت ن و ى ش اخ بس و ا الى ى ش ف ل ت خ اء ذ ه ه ش ي ل ىا ع بو ك و الل
ئك هم ول ؤ ف ل الل ز ب أ و م م ب ك ه ل م ي ح م و يل ل ب ق ى بتي ث م آي ب
بفزون ك ال Artinya: ―Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya
(ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu
diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri
kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka,
disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka
menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada
manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-
ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan
menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang
yang kafir”.4
Dalam tafsir Al-Mishbah oleh M. Quraish Shihab Ayat diatas
menegaskan bahwa Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada Musa
kitab Tawrât yang berisikan petunjuk kepada kebenaran dan penjelasan
4 JavanLabs, ―Surat Al-Ma’idah Ayat 44,‖ TafsirQ, 2017 2015, n. diakses Tanggal 20
Agustus 2017 pukul 15. 30 WIB dari https://tafsirq.com/5-Al-Ma’idah/ayat-44#tafsir-quraish-
shihab.
4
tentang hukum-hukum yang digunakan oleh nabi-nabi untuk memutuskan
perkara, oleh orang-orang yang ikhlas menyerahkan diri kepada Tuhannya,
dan ulama-ulama yang mengikuti para nabi, serta orang-orang yang
diperintahkan untuk menjaga kitab mereka dan menjadi saksi atas
kebenarannya. Maka janganlah kalian takut kepada manusia, karena keputusan
yang telah kalian tetapkan. Takutlah kepada-Ku, Tuhan alam semesta.
Janganlah kalian mengganti ayat-ayat-Ku yang telah Aku turunkan dengan
harga yang lebih murah dari kenikmatan dunia seperti suap dan pangkat.
Barangsiapa tidak memutuskan hukum menurut syariat yang diturunkan
Allah, maka mereka adalah orang-orang kafir.
Dari ayat Al-quran dan tafsir di atas dapat disimpulkan bahwa
memelihara kitab-kitab Allah sama halnya dengan kita memelihara, menjaga
dan mengembangkan koleksi di perpustakaan untuk kepentingan umat
manusia. Dengan perkembangan teknologi sekarang ini bukan tidak mngkin
dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan koleksi yang ada di perpustakaan
ke koleksi digital sehingga masyarakat akan lebih mudah dalam mencari dan
mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Oleh sebab it pustakawan dituntut
untuk selalu aktif, kreatif dan inovatif dalam memberikan layanan terutama
layanan koleksi digital pada perpstakaan.
Koleksi digital adalah semua media teks, gambar, dan tulisan yang kita
baca dan kita kendalikan melalui layar komputer atau layar elektronik.5
Koleksi digital merupakan salah satu bentuk koleksi non-tercetak. Koleksi ini
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan koleksi tercetak, antara
5 Pawit M Yusuf, Ilmu Informasi Dan Kepustakaan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 100–
101.
5
lain pengguna lebih cepat dan mudah dalam memperoleh informasi.
Kemudahan memperoleh informasi ilmiah makin meningkat seiring dengan
banyaknya lembaga pemilik pemerintah maupun swasta yang menyediakaan
kan informasi koleksi digital.
Peran pustakawan sangatlah penting dalam memenuhi kebutuhan
informasi yang up to date, mutakhir dan terpercaya para pemustaka, salah
satunya yakni dengan mengembangan koleksi yang dimiliki ke dalam bentuk
digital. Karena pengembangan koleksi digital merupakan salah satu aspek
penting dalam meningkatkan pelayanan di sebuah perpustakaan. Perpustakaan
Universitas Mercu Buana merupakan pusat informasi dan jantung informasi
dari universitas Mercu Buana bagi akademisi yang ingin mencari dan
memenuhi kebutuhan informasi. Sebagai pusat informasi, perpustakaan Mercu
Buana dituntut agar dapat memberikan layanan yang maksimal bagi
mahasiswa, dosen dan peneliti. Namun pada perpustakaan Mercu Buana
dalam segi koleksinya masih belum memadai dan perlu adanya
pengembangan koleksi agar upaya pelayanan dapat berjalan dengan efektif
dan efesien. Dari observasi awal tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Koleksi Digital di
Perpustakaan Universitas Mercu Buana (UMB)”.
6
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus maka penulis membatasi pada aspek
pengembangan koleksi digital.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana pelaksanaan pengembangan koleksi digital di
Perpustakaan UMB?
b. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam pengembangan koleksi
digital di Perpustakaan UMB?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pengembangan koleksi digital di
Perpustakaan UMB.
b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pengembangan
koleksi digital di Perpustakaan UMB.
2. Manfaat penelitian
a. Menambah pengetahuan penulis tentang pelaksanaan pengembangan
koleksi digital di Perpustakaan Perguruan Tinggi.
b. Menambah pengetahuan penulis dalam menghadapi kendala
pengembangan koleksi digital di Perpustakaan Perguruan Tinggi.
c. Menambah pengetahuan penulis tentang jenis-jenis koleksi digital
d. Dapat memberikan konstribusi pemikiran dan memperkaya khasanah
keilmuan di bidang Ilmu Perpustakaan.
7
D. Definisi Istilah
1. Pengembangan koleksi
Pengembangan koleksi adalah kegiatan memilih dan mengadakan bahan
perpustakaan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pustakawan
bersama dengan sivitas akademika perguruan tinggi. Pengembangan
koleksi lebih ditekankan kepada pemilihan buku yang artinya memilih
buku untuk perpustakaan. Pengembangan koleksi mengalami perubahan
sesuai dengan perkembangan bidang kepustakawanan.
2. Koleksi digital
Koleksi digital adalah semua media teks, gambar, dan tulisan yang kita
baca dan kita kendalikan melalui layar komputer atau layar elektronik.
3. Perpustakaan perguruan tinggi
Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan
bagian integral dari suatu lembaga induknya, yang bersama-sama dengan
unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu
perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksnakan Tri Dharma
perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat).
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5
bab tiap-tiap bab dibagi menjadi beberapa sub bab sedangkan kerangka
uraianya berisikan dengan rincian sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Merupakan pendahuluan skripsi ini dimana bab ini memuat
landasan umum yang diperlukan dalam proses penelitian dan
8
pembahasan. Landasan tersebut dituangkan dalam latar belakang
masalah, alasan pemilihan judul, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
definisi istilah dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang perpustakaan
perguruan tinggi, pengembangan koleksi digital dan penelitian-
penelitian yang terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.
Bab III Metode Penelitian
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang metode penelitian
yang penulis gunakan untuk acuan dalam penelitian ini.
Bab IV Gambaran Umum Perpustakaan UMB, Hasil Penelitian dan
Pembahasan
Dalam bab ini penulis membahas tentang gambaran umum
Perpustakaan UMB meliputi profil, visi dan misi, koleksi digital,
serta memaparkan hasil penelitian dan membahasnya secara rinci
sesuai yang telah diteliti di Perpustakaan UMB.
Bab V Penutup
Merupakan bab terakhir atau penutup yang membahas mengenai
kesimpulan dan saran-saran.
9
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Perguruan Tinggi
1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada
dilingkungan perguruan tinggi atau sekolah tinggi, akademi dan
pendidikan tinggi lainnya, yang pada hakikatnya merupakan bagian
integral dari suatu perguruan tinggi.6
Perpustakaan perguruan tinggi menurut Sulistyo Basuki adalah
perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya,
maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan
tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya.7
Perpustakaan perguruan tinggi bersama unit lainnya, tentu saja dengan
peran yang berbeda-beda, bertugas membantu perguruan tingginya
dalam melaksanakan program tri dharma perguruan tinggi masing-
masing.
Perpustakaan perguruan tinggi berperan sebagai salah satu unit
sarana kelengkapan pusat perguruan tinggi yang bersifat akademik
dalam menunjang pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi berfungsi sebagai
pusat sumber informasi yang sesuai dengan program perguruan tinggi
6 Abdul Rahman Saleh, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi
(Jakarta: Universitas Terbuka, 1995), 17. 7 Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, 51.
10
yang bersangkutan, yaitu program-program akademik ilmiah yang
sudah tertuang dalam kurikulum secara keseluruhan.8
Menurut Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem
pendidikan Nasional pada pasal 55 menyebutkan bahwa salah satu
syarat untuk menyelenggarakan perguruan tinggi harus memiliki
perpustakaan. Dan dalam Undang-Undang No. 43 tahun 2007 tentang
perpustakaan dalam pasal 1, disebutkan bahwa perpustakaan sebagai
institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam
secara professional dengan pelestarian, informasi, dan rekreasi para
pemustaka. Sedang perpustakaan perguruan tinggi merupakan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) perguran tinggi yang bersama-sama dengan
unit lain turut melaksanakan tri dharma perguruan tinggi dengan cara
memilih, menghimpun, mengolah, merawat dan melayankan sumber
informasi pada lembaga induknya pada khusunya dan masyarakat
akademis pada umumnya.9
Dapat disimpulkan perguruan tinggi sebagai jenjang pendidikan
formal yang berada pada posisi tertinggi, sudah seharusnya memiliki
perpustakaan, karena perpustakaan dapat berfungsi penunjang kegiatan
belajar mengajar di perguruan tinggi serta banyak memberikan
manfaat dalam penyebaran informasi ilmiah di bidang pendidikan.
8 Pawit M Yusuf, Pedoman Praktis Mencari Informasi (Jakarta: Remaja Rosdakarya,
1995), 19. 9 Syihabuddin Qalyubi, Dasar-dasar Perpustakaan dan Informasi (Yogyakarta: llmu
Perpustakaan dan Informasi, 2003), 10.
11
2. Fungsi dan Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi pada umumnya mempunyai
fungsi sebagai berikut:
a. Tempat pelestarian ilmu pengetahuan.
b. Membantu dan menunjang proses belajar mengajar
c. Menunjang penelitian
d. Mengumpulkan, memperbanyak dan menyebarluaskan publikasi
perguruan tinggi.
e. Menunjang pelaksanaan pengabdian dan bimbingan masyarakat.10
Fungsi perpustakaan perguruan tinggi dapat ditinjau dari dari dua
segi yaitu :
a. Dari segi layanan, perpustakaan mempunyai enam fungsi yaitu
sebagai berikut :
1) Pengumpulan informasi
2) Pengolahan informasi
3) Penelusuran informasi
4) Pemanfaatan informasi
5) Penyebaran informasi, dan
6) Pemeliharaan serta pelestarian informasi
b. Dari segi kegiatannya perpustakaan tiga macam fungsi yaitu :
1) Sebagai pusat layanan informasi untuk program pendidikan dan
pengajaran
2) Sebagai pusat layanan informasi untuk program penelitian, dan
10
Fatimah N, Pelayanan Informasi Ilmiah di Perpustakaan Perguruaan Tinggi Bulletin
FKP21, 2 (Jakarta: Bulletin FKP 21, 1997), 26.
12
3) Sebagai pusat layanan informasi untuk program pengabdian
pada masyarakat.11
Sesuai dengan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
perguruan tinggi dengan fungsinya dapat membantu program
pendidikan, pengajaran, serta penelitian dengan menyediakan kan
sumber informasi yang dibutuhkan dan melaksanakan Tri Dharma
perguruan tinggi.
3. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi diselenggarakan dengan tujuan
untuk menunjang pelaksanaan perguruan tinggi sesuai dengan Tri
Dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian
serta pengabdian kepada masyarakat yang dapat dijabarkan sebagai
berikut :
a. Dalam menunjang pendidikan dan pengajaran maka perpustakaan
perguruan tinggi bertujuan untuk mengumpulkan, mengolah,
menyimpan dan menyajikan dan menyebarluaskan informasi untuk
mahasiswa dan dosen sesuai dengan kurikulum yang berlaku
b. Dalam menunjang penelitian maka kegiatan perpustakaan
perguruan tinggi adalah mengumpulkan, mengolah, menyimpan,
menyajikan, dan menyebarluaskan informasi bagi peneliti baik
intern institusi atau ekstern di luar institusi
c. Dalam menunjang pengabdian kepada masyarakat maka
perpustakaan melakukan kegiatan dengan mengumpulkan,
11
Rahman Saleh, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi, 18.
13
mengolah, menyimpan, menyajiakan dan menyebarluaskan
informasi bagi masyarakat.
d. Pada dasarnya perpustakaan perguruan tinggi secara umum adalah
menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin utnuk
mengadakan, mengolah dan merawat pustaka serta
mendayagunakan untuk kepentingan civitas akademika pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya.12
Perpustakaan merupakan bagian yang integral dari perguruan
tinggi induknya yaitu melaksanakan tri dharma perguruan tinggi. Oleh
karena itu tujuan utama dari perpustakaan perguruan tinggi adalah
mendukung dan memperkaya semua program perguruan tinggi yang
merupakan lembaga induknya.13
4. Ciri-Ciri dan Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan jurusan,
bagian, fakultas, universitas, institute, sekolah tinggi, politeknik,
akademi, maupun perpustakaan program non gelar.14
Ciri khas yaitu
adanya hubungan segitiga antara pustakawan, mahasiswa, dan
pengajar. Hal ini tidak terdapat pada perpustakaan lain. Hubungan
segitiga ini menunjukan bahwa mahasiswa maupun pengajar
berhubungan langsung dengan pustakawan dalam hal pencarian
informasi dan penelusuran informasi.15
12
Dirjen DIKTI, Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (Jakarta: Dirjen DIKTI,
1994), 24. 13
N, Pelayanan Informasi Ilmiah di Perpustakaan Perguruaan Tinggi Bulletin FKP21,
26. 14
Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, 51. 15
Ibid., 52.
14
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 30 tahun 1990 pasal 55
perpustakaan perguruan tinggi berstatus sebagai salah satu unit
pelaksana teknis (UPT) ditingkat pusat yang mempunyai kedudukan
setingkat dengan unit pelaksana teknis lainnya di tingkat pusat.
Untuk mencapai tujuan seperti yang sudah disebutkan di atas
maka perpustakaan perguruan tinggi mempunyai tugas-tugas sebagai
berikut:
a. Menyediakan dan mengolah bahan pustaka untuk memenuhi
kebutuhan informasi masyarakat perguruan tinggi, sperti
mahasiswa, staf pengajar, dan mungkin juga pegawai perguruan
tinggi lainnya.
b. Memberikan layanan dan pendayagunaan bahan pustaka bagi
masyarakat perguruan tinggi.
c. Menyediakan bahan pustaka dan layanan referensi pada semua
tingkatan akademis dari mahasiswa yang baru masuk sampai
kepada mahasiswa pasca sarjana, bahkan kepada staf pengajar.
d. Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan.
e. Menyediakan jasa peminjaman bagi seluruh pemakai perpustakaan
(anggota).
f. Menyediakan jasa informasi aktif baik kepada pemakai di
lingkungan perguruan tinggi maupun kepada masyarakat di luar
perguruan tinggi seperti kepada masyarakat industri dan lain-lain.16
16
Abdul Rahman Saleh. Materi Pokok Man ajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi.
Jakarta: Universitas Terbuka,1995. h. 18
15
B. Koleksi
1. Pengertian Koleksi
Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama yang
menentukan kriteria dan jenis sebuah perpustakaan. Oleh sebab itu,
dari sumber informasi perpustakaan akan dimulai kebijakan
pembentuknya. Secara khusus pembinaan koleksi dikaitkan dengan
masing-masing jenis perpustakaan. Perpustakaan umum, koleksinya
bersifat umum, artinya mencakup semua ilmu pengetahuan yang sesuai
dengan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat. Koleksi perpustakaan
perguruan tinggi adalah mengenai program atau materi mata kuliah
disiplin ilmu, dan materi pendukung bagi jurusan, program studi,
fakultas, universitas yang ada. Untuk perpustakaan sekolah, koleksi
yang disediakan adalah berhubungan dengan mata pelajaran. Begitu
juga untuk perpustakaan jenis lain. Artinya bahwa koleksi
perpustakaan selalu dikaitkan dengan tugas dan fungsi yang harus
dilakukan dalam rangka mencapai misi dan mewujudkan visi
perpustakaan yang bersangkutan.
2. Jenis-Jenis Koleksi Perpustakaan
Koleksi bahan pustaka yang disediakan seharusnya dibaca dan
dimanfaatkan oleh masyarakat yang memang di harapkan pemakainya.
Agar maksud itu dapat di wujudkan maka perpustakaan harus
menyediakan berbagai jenis layanan serta memberikan kemudahan,
baik akses informasi, tenaga, waktu, petunjuk, maupun, sarana lainnya.
Koleksi di perpsutakaan menjadi beberapa bagian, diantaranya yaitu:
16
a. Koleksi Cetak
Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan
dalam bentuk cetak, seperti :
1) Buku
Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan
utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi
perpustakaan. Berdasarkan standar dari Unesco tebal buku
paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket
buku. Diantaranya buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan.
2) Terbitan berseri
Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus
dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang termasuk dalam
bahan pustaka ini adalah harian (surat kabar), majalah
(mingguan bulanan dan lainnya), laporan yang terbit dalam
jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan, tri wulanan,
dan sebagainya.17
Koleksi perpustakaan yang disediakan untuk kepentingan
belajar , informasi dan rekreasi adalah koleksi yang terdiri dari
berbagai disiplin ilmu pengetahuan hal- hal sebagai berikut
(Wiji Suwarno, 2011:60) :
a) Karya cetak berupa buku teks, buku referensi atau buku
rujukan seperti ensiklopedia, kamus, almanac, direktori,
biografi,majalah,surat kabar dan laporan karya ilmiah.
17
Yuyu Yulia, Pengadaan Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993), 3.
17
b) Karya rekam berupa kaset audio, kaset video, VCD, DVD
dan sebagainya.18
b. Koleksi Elektronik
Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat
dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan
cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras
seperti computer, CD-ROM player, dan sebagainya.19
Media elektronis adalah media penyimpanan informasi melalui
pangkalan data yang dapat diakses melalui monitor komputer.20
Contoh koleksi elektronik antara lain pita magnetis (pita suara dan
video), piringan hitam, CD, kaset, disket, microfiche, microfilm
dan lain sebagainya yang kesemuanya membuthkan media mesin
untk membacanya.
c. Koleksi digital
Koleksi digital adalah segala sesuatu yang dapat diberikan
nama file dan disimpan dalam bentuk elektronik. Koleksi digital
dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu koleksi hasil
digitalisasi yang merupakan koleksi hasil konversi ke dalam media
elektronik atau digital dan atau koleksi yang lahir dalam bentuk
digital (born digital).21
Contoh koleksi digital seperti buk
18
Wiji Suwarno, Perpustakaan dan Buku: Wacana Penulisan dan Penerbitan
(Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2011), 60. 19
Yulia, Pengadaan Bahan Pustaka, 3. 20
Suwarno, Perpustakaan dan Buku: Wacana Penulisan dan Penerbitan, 60. 21
Lazinger SS, Digital Preservation and Metadata: History, Theory, Practice. (Colorado:
Libraries Unlimited, 2001), h. 26
18
elektronik, jurnal elektronik, database online, statistic elektronik
dan lain sebagainya.
C. Koleksi Digital
Dalam Online Dictionary for Library and Information science
koleksi digital didefinisikan sebagai:
―a collection of library or archival materials converted to
machine-readable format for preservation or to provide electronic
access… Also library materials produced in electronic formats,
incluiding e-zines, e-jounals, e-books, reference work published
online and on CD-ROM, bibliographic database and other web-
based resource…‖22
Artinya, koleksi digital adalah koleksi perpustakaan atau arsip
yang dikonversikan ke dalam format yang terbaca oleh mesin (machine-
readable format) untuk tujuan pelestarian atau penyediaan akses
elektronik. Juga termasuk materi yang diproduksi dalam bentuk
elektronik, mencakup e-zines, e-journals, e-books, karya referensi yang
dipublikasikan secara online dan dalam CD-ROM, database bibliografi,
dan sumber-sumber berbasis web lainnya.
Secara garis besar koleksi digital dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu koleksi hasil digitalisasi yang merupakan koleksi hasil
konversi ke dalam media elektronik atau digital dan koleksi yang ―lahir‖
dalam bentuk digital.23
Lang berpendapat bahwa koleksi digital terdiri
dari koleksi yang merupakan hasil digitalisasi, koleksi digital yang
ditambahkan melalui pembelian (umumnya dalam bentuk CD-ROM),
serta koleksi yang hak aksesnya dimiliki perpustakaan, tetapi sistemnya
22
Joan M Reitz, ―ODLIS : Online Dictionary of Library and Information Science,‖ 2002,
n. diakses Tanggal 20 Juni 2017 dari http://vlado.fmf.uni-si/pub/networks/data/dic/odlis/odlis.pdf. 23
Lazinger SS, Digital Preservation and metadata: History, Theory, Practice
(Englewoos, Colorado: Libraries Unlimited, 2001), 26.
19
berada di luar pengawasan perpustakaan dan dapat diakses melalui
jaringan global (contohnya database online yang dilanggan oleh
perpustakaan). Koleksi digital dapat berbentuk CD-ROM, DVD,
database, e-journal, e-book dan sebagainya.24
Berdasarkan sifat media sumber informasi dan isinya, koleksi
digital dibedakan menjadi:
1. Bahan dan sumber daya full-text, termasuk disini e-journal,
koleksi digital yang bersifat terbuka (Open Access), e-books, e-
newspapers, dan tesis serta disertasi digital.
2. Sumber daya metadata, termasuk perangkat lunak digital
berbentuk katalog, indeks, dana abstrak, atau sumber daya yang
menyediakan informasi tentang informasi lainnya.
3. Bahan-bahan multimedia digital.
4. Aneka situs di internet.25
D. Pengembangan Koleksi
Menurut ALA Glossary of library and information science, pengertian
pengembangan koleksi adalah :
―A term which encompasses a number of activities related to the
development of the library collection, including the determination
of the library collection, including the determination and
coordination of selection, policy, assessment of needs of users and
potential users, collection evaluation, identification of collection
24
Lang B, Developing The Digital Library: in Towards The Digital Library by
Carpenter, Leona, Simon Shaw and Andrew Prescott (London: The British Library, 1998), 229. 25
Putu Laksman Pendit dkk., Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan
Tinggi Indonesia (Jakarta: CV Sagung Seto, 2007), 70.
20
needs, selection of materials, planning for resource sharing,
collection maintenance, and weeding.‖26
Jika pengertian pengembangan koleksi menurut ALA Glossary of
Library and Information Science di atas diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia yaitu : sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan penentuan dan
koordinasi kebijakan seleksi, menilai kebutuhan pemakai, studi pemakaian
koleksi, evaluasi koleksi, identifikasi kebutuhan koleksi, seleksi bahan
pustaka, perencanaan kerjasama sumberdaya koleksi, pemeliharaan
koleksi dan penyiangan koleksi perpustakaan.
Pengembangan koleksi merupakan suatu proses kegiatan yang
dilakukan oleh suatu perpustakaan untuk melakukan pengembangan
koleksi dimana pustakawan menjaga koleksi yang ada dan
mengembangkan koleksi menjadi lebih baik dan akurat sesuai apa yang
dibutuhkan pemustaka,setidaknya ada lima aspek yang tidak dapat
dilewati dalam proses pengembangan koleksi yaitu seleksi (selection),
pengadaan (acquisition), penyiangan (weeding), evaluasi (evaluation),
kerjasama (coorperation), penyalur (supplier), dan penerbit.27
1. Seleksi Bahan Pustaka
Seleksi adalah kegiatan menyeleksi atau memilih bahan-bahan
mana yang diadakan.28
Seleksi merupakan aktifitas penting untuk
diperhatikan karena ini merupakan langkah awal dalam proses
pengembangan koleksi. Pustakawan harus mendapatkan input dari
26
Peter Clayton, Managing Information Resouces in Libraries: Collection Management in
Theory and Practice, (London: Library Association Publishing, 2001), h. 11. 27
Pungki Purnomo, Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syahid Jakarta, 2010), 31–32. 28
Siti Maryam, ―Upaya Mencari Solusi Pengembangan Koleksi di Perpustakaan IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta,‖ Al-Maktabah, 1 No. 2 (n.d.): 3.
21
komunitas perpustakaan untuk mendapat informasi mengenai bahan
yang diperlukan.29
a. Prinsip-Prinsip Seleksi Bahan Pustaka
1) Permintaan (Demand)
Permintaaan yang datang dari pemustaka (siswa, staf
pengajar, stakeholder dan lain-lainya adalah salah satu faktor
penting yang perlu dipertimbangkan ketika melakukan
penyeleksian.
2) Mutu (Quality)
Koleksi sepatutnya memenuhi standar kulalitas dari
berbagai segi baik kualitas fisik maupun non fisik seperti
kualitas kertas, kualitas cetakan, kualitas penjilidan, isi,
pembahasan, format.
3) Koleksi Harus Sesuai Untuk Kebutuhan Para Pengguna
Untuk mengetahui koleksi yang dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan pemakai atau tidak maka perlu dilakukan
analisa komunitas pemakai, hal ini berfungsi agar pihak
perpustakaan mengetahui benar-benar tentang para pemakai
potensialnya sehingga hal tersebut bisa dijadikan
pertimbangan. Begitu juga dalam penyeleksian subjek harus
disusahakan untuk memperoleh bahan yang terkini, khusunya
pada area subjek sains teknologi.
4) Seleksi koleksi harus sesuai dengan kebijakan
29
Purnomo, Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan, 33.
22
Jika seleksi koleksi sesuai dengan kebijakan tertulis maka
kegiatan dalam seleksi koleksi akan berjalan dengan baik
terarah.30
b. Kriteria Seleksi
Menurut McColvin sebagaimana dikutip Evans, kriteria
dalam seleksi, adalah:
1) Informasi harus seakurat mungkin, harus tepat.
2) Buku harus lengkap dan benar, sesuai dengan fakta dan
pendapat. Sebuah buku harus dapat mempertabggubg jawabkan
kebenerannya.
3) Informasi terbaru juga merupakan faktor penentu. Informasi
baru akan bisa mengubah dalam penyeleksian, misalnya ketika
seorang mahasiswa semester 1 (satu) telah melaksanakan UAS
(ujian akhir semester) tentu ia kan naik ke semester 2 (dua),
dengan adanya informasi terbaru tentang kenaikan semester
maka kebutuhan koleksi bagi mahasiswa semester 2 (dua) akan
berubah dan hal ini berpengaruh terhadap pengadaan koleksi
yang akan di pilih.
4) Penulis harus membedakan antara fakta dan opini.
5) Gaya penulisan dari subjek harus sesuai.
6) Judul harus mencerminkan nilai-nilai budaya dari Negara
asalnya yang menjadi suatu pilihan, yaitu ketika subjek yang
diberikan berbeda di berbagai Negara, maka perlakuan dari
30
Ibid., 35–36.
23
Negara asalnya pun akan berbeda. Misalnya: perpustakaan
Nasional yang ada di Indonesia, pihak perpustakaan akan
memprioritaskan terhadap koleksi mengenai kebudayaan yang
ada di Indonesia dibandingkan dengan Negara lain, begitu pun
sebaliknya, karena di setiap Perpustakaan Nasional di suatu
Negara mempunyai kewajiban yang sama dalam menyimpan
informasi mengenai budaya yang ada di Negara tersebut.
7) Karakteristik fisik dari buku umumnya kurang penting kecuali
ada dua buku yang mirip dalam hal konten (isi), ketika hal ini
terjadi, faktor-faktor seperti isi, ilustrasi, penjilidan, kertas,
indeks, bibliografi, dan lain-lain. Dapat mebantu mebuat
keputusan akhir.31
2. Pengadaan
Pengadaan adalah kegiatan mengadakan bahan koleksi
perpustakaan yang dilakukan dengan kegiatan pemilihhan bahan
koleksi dan kegiatan pelaksanaan pengadaan bahan koleksi.32
Pengadaan bahan pustaka dalah proses menghimpun bahan pustaka
yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan.33
Koleksi yang akan
diadakan suatu perpustakaan hendaknya relevan dengan minat
kebutuhan pengguna, kelengkapan isinya yang bersifat up to date.
31
G Edward Evans, Developing Library Collection (Colorado: Libraries Unlimited,
1979), 139. 32
P Sumardji, Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya (Yogyakarta: Kanisius, 1988),
23. 33
Soetimah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius,
1992), 71.
24
Pengadaan buku di perpustakaan dapat dilakukan melaui cara-cara
sebagai berikut :
a. Melalui membeli dan langganan
Metode pembelian dengan cara membeli kepada penerbit atau
toko buku. Ada dua sistem yang lazim dilakukan oleh pihak
perpustakaan, yaitu: pengadaan melalui perantara merupakan
penyediaan seluruh bahan pustaka terebut dikoordinir atau dilakukan
oleh rekanan yaitu suatu perusahaan yang ditunjuk melalui proses
tender. Sedangkan pengadaan langsung yaitu pengadaan bahan pustaka
yang dilakukan oleh perpustakaan tanpa melalui proses lelang. Ini
artinya pengadaan atau proses pembelian bahan pustaka tersebut tidak
dilakukan melalui proses tender.
b. Hadiah
Melalui hadiah bahan pustaka maka pihak perpustakaan dapat
menghemat anggaran. Hadiah bahan pustaka hanya dapat diterima
apabila memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan perpustakaan.
Apakah bidang ilmu yang sedang dikembangkan perpustakaan tersebut
atau tidak.34
Hadiah buku bisa didapatkan dari berbagai sumber baik
dari instansi pemerintah, swasta maupun pribadi.35
c. Pertukaran
Pertukaran bahan pustaka merupakan suatu usaha
mengumpulkan bahan-bahan pertukaran dengan lembaga lain dan
memperoleh bahan-bahan yang dapat dipertukarkan serta memelihara
34
Yuyu Yulia, Pengembangan Koleksi (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), 21. 35
Ibid., 28.
25
administrasi pertukaran termasuk catatan lainnya. Pertukaran dapat
dilakukan sepanjang bahan pustaka tersebut benar-benar sesuai dengan
tujuan perpustakaan.36
d. Wajib simpan (deposit)
Deposit merupakan salah satu upaya pengadaan yang biasanya
diterapkan pada jenis perpustakaan sekolah dan perguruan tinggi. Pada
perpustakaan perguruan tinggi maka setiap karya yang dihasilkan oleh
komunitasnya sepeti dosen atau guru, dan mahasiswa dan siswa akan
lebih baik jika disimpan pada perpustakaan sebagai deposit.37
Deposit artinya penyimpanan sedangkan dalam Ilmu
Perpustakaan dan Informasi (IPI) deposit artinya penyerahan materi
perpustakaan ke perpustakaan yang ditunjuk, lazimnya berdasarkan
ketentuan perundang-undangan. Perpustakaan deposit ini mencakup
perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan khusus dan perpustakaan
nasional. Untuk perpustakaan umum dan sekolah lazimnya tidak
dikaitkan sebagai perpustakaan deposit.
e. Kerjasama
Kerjasama dengan perpustakaan ataupun suatu instansi
merupakan salah satu upaya untuk mengatasi keterbatasan sumber
informasi di suatu perpustakaan.38
Misalnya seperti perpustakaan
ataupun badan induk perpustakaan menjadi anggota sebuah himpunan
atau organisasi. Biasanya, anggota perhimpunan atau organisasi
tersebut memperoleh terbitan perhimpunan atau organisasi secara
36
Ibid., 24. 37
Purnomo, Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan, 63. 38
Ibid., 64.
26
cuma-cuma, terbitan organisasi dapat diperoleh anggota dengan harga
yang sangat murah, jauh lebih murah daripada harga yang bukan
anggota. Sebagai contoh bila perpustakaan menjadi anggota IFLA,
terbitan dapat diperoleh dengan harga yang sangat murah.39
3. Penyiangan
a. Pengertian Penyiangan
Penyiangan (weeding) ialah pengeluaran sejumlah koleksi dari
perpustakaan karena dianggap tidak relevan lagi, terlalu banyak jumlah
eksemplarnya, sudah ada edisi baru, atau koleksi itu termasuk terbitan
yang dilarang. Koleksi ini dapat ditukarkan dengan koleksi
perpustakaan lainnya, dihadiahkan, atau dihancurkan untuk pembuatan
kertas lagi.40
Koleksi perpustakaan yg sudah lama perlu disiangi agar bahan
pustaka yang sudah tidak sesuai lagi dapat diganti dengan bahan
pustaka yang baru. Koleksi yang telah disiangi dapat dipisahkan atau
dipindahkan, dihibahkan atau dimusnahkan. Sesuai dengan fisik bahan
pustaka tersebut.
b. Kriteria penyiangan
1) Subyek tidak sesuai lagi dengan kebutuhan pengguna
perpustakaan.
2) Bahan pustaka yang sudah usangnya isinya.
3) Edisi baru sudah ada sehingga yang lama dapat dikeluarkan
dari koleksi.
39
Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, 224. 40
Lasa H S, Manajemen Perpustakaan (Yogyakarta: Gama Media, 2005), 323.
27
4) Bahan pustaka yang isinya sudah tidak lengkap lagi dan tidak
dapat diusahakan gantinya.
5) Bahan pustaka yang jumlah duplikatnya banyak, tapi frekuensi
pemakaian rendah.
6) Bahan pustaka yang sudah terlalu rusak dan tidak bisa
diperbaiki lagi.
7) Hadiah yang diperoleh tanpa diminta, dan memang isinya tidak
sesuai dengan kebutuhan pemustaka.
8) Bahan pustaka yang sudah tidak digunakan lagi. Dan tidak
dibutuhkan.41
4. Evaluasi
a. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah elemen terkahir dalam proses pengembangan
koleksi. Weeding merupakan sala satu kegiatan yang termasuk dalam
evaluasi. Mengevaluasi koleksi dapat memberikan tujuan yang
berbeda, baik di dalam maupun di luar perpustakaan. Misalnya, dapat
membantu untuk meningkatkan dana untuk perpustakaan, mungkin
membantu dalam perpustakaan mendapatkan beberapa bentuk
pengakuan, membantu untuk menentukan kualitas pekerjaan yang
dilakukan oleh perpustakaan. Agar evaluasi yang efektif terjadi,
kebutuhan pemakai harus diperhatikan, yang membawa kita kembali
ke analysis community (analisa pemakai). Dengan demikian,
41
Yulia, Pengembangan Koleksi, 2009, 33–34.
28
pengembangan koleksi adalah siklus dinamis berkelanjutan yang harus
melibatkan baik perpustakaan dan komunitas pemakainya.42
Evaluasi sangat penting dilakukan oleh pustakawan, karena
dengan melakukan evaluasi tersebut maka pustakawan akan
menemukan sebaik apa koleksi tersebut dan dari evaluasi tersebut akan
dijadikan dasar pertimbangan untuk melakukan upaya peningkatan
kualitas maupun kuantitas koleksi perpustakaan.43
Menurut Azwar
Muin, melakukan evaluasi informasi sangat penting untuk memastikan
bahwa informasi yang didapatkan benar dan berasal dari sumber yang
terpercaya. Jika informasi yang didapatkan tidak benar, maka
informasi yang akan diolah dan disajikan juga tidak benar dan hal
tersebut akan membawa kepada masalah penyebaran informasi yang
salah.44
Dengan evaluasi ini kita dapat melihat seberapa penting
pengembangan koleksi dalam bagian sebuah perpustakaan dan manfaat
yang di dapat dari segi koleksi yang ada bagi pemakai perpustakaan.
Jadi, evaluasi ialah pengukuran atau penilaian sejauh mana
koleksi bahan pustaka dapat memberikan manfaat dalam pemenuhan
kebutuhan para pemustaka. Evaluasi akan menjadi suatu
pertanggungjawaban terhadap pengelolaan koleksi di perpustakaan.
Apakah koleksi itu sudah tepat atau belum karena dengan adanya
evaluasi perpustakaan akan dapat mengetahui apa kekurangan atau
42
G Edward Evans, Developing Library and Information Center Collection (London:
Libraries Unlimited, 2005), 22. 43
Purnomo, Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan, 82. 44
Muhammad Azwar, Information Literacy Skills: Strategi Penelusuran Informasi
Online (Makassar: Alauddin University Press, 2013), 182.
29
kelebihan terhadap pengembangan koleksi yang telah dilakukan oleh
perpustakaan.
b. Metode evaluasi koleksi
Metode evaluasi secara prinsip terdiri atas dua jenis pendekatan.
Yang pertama adalah user centered ialah bahwa konsentrasi dari kajian
tersebut adalah pada individual pengguna sebagai unit analisis. Yang
kedua adalah collection centered ialah bahwa teknik-teknik
pengevaluasian tersebut difokuskan pada pengujian koleksi dari segi
ukurannya, cakupannya, kedalaman dan signifikannya.45
Evaluasi dengan user centered dapat dilakukan dengan memeriks
daftar pengguna, bibliografi, katalog, pendapat ahli, perbandingan
statistic pengguna, dan standar koleksi. Sedangkan collection centered
dengan melakukan kajian sirkulasi, studi pengguna, analisis statistic
inter library loan (ILL), analisis sitiran, ketersediaan koleksi dirak,
pengujian documentary delivery (penyampaian dokumen), dan kajian
verifikasi.46
E. Kebijakan Pengembangan Koleksi
Kebijakan koleksi dirancang untuk membantu para pustakawan dalam
semua jenis dan ukuran dai perpustakaan-perpustakaan yang memiliki
pengembangan koleksi dan manajemen pertanggung jawaban untuk
menuliskan beberapa pernyataan tentang kebijakan koleksi.
1. Pengertian kebijakan pengembangan koleksi
45
Purnomo, Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan, 82. 46
Edward Evans, Developing Library and Information Center Collection, 312.
30
Kebijakan pengembangan koleksi didefinisikan sebagai suatu
pernyataan prinsip-prinsip pembangunan koleksi yang melukiskan
tujuan dan isi dari sebuah koleksi dari segi kerelevanan bagi [para
audiens eksternal maupun internal.47
Dari definisi kebijakan pengembangan koleksi, penulis
menyimpulkan bahwakebijakan pengembangan koleksi adalah
pengumpulan data tertulis dalam pengembangan koleksi yang
menjelaskan tujuan dan isi dari sebuah koleksi yang berfungsi untuk
memberikan arahan dalam pelaksanaan pengembangan koleksi di
perpustakaan
2. Tujuan kebijakan pengembangan koleksi
Dengan adanya kebijakan pengembangan koleksi tentu akan menjadi
petunjuk dalam melaksanakan proses pengembangan koleksi sehingga
proses pengembangan koleksi akan berjalan sesuai rencana dan tepat
sasaran.
Tujuan adanya kebijakan pengembangan koleksi ialah mengorganisir
dan memberi petunjuk proses pengadaan atau penyediaan akses
terhadap bahan dan data, selain itu hal tersebut akan mengintegrasikan
segalanya ke dalam koleksi yang saling berkaitan, mengelola
pertumbuhan dan pemeliharaannya, serta melakukan deseleksi dengan
cara yang memberi manfaat bagi pemustaka dan tidak boros.48
Dengan
adanya kebijakan kita akan efisien dan efektif dalam melaksanakan
pengembangan koleksi, dengan mempertimbangkan berbagai aspek
47
Purnomo, Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan, 106. 48
Ibid.
31
yang terkait misalnya dalam pemilihan buku dan penggunaan
anggaran.
Maka dari itu perlunya dituliskan kebijakan pengembangan karena
tanpa adanya kebijakan tertulis mungkin perpustakaan akan melakukan
pengembangan koleksi tanpa arah dan tujuan yang jelas, dan akibatnya
adalah koleksi perpustakaan menjadi sama sekali tidak seimbang dan
atau kurang signifikan.49
Selain itu, kebijakan pengembangan koleksi
perlu disahkan oleh pimpinan perguruan tinggi agar memperoleh
kekuatan hukum dalam pelaksanaanya.50
3. Dasar-dasar kebijakan pengembangan koleksi
Dasar-dasar kebijakan pengembangan koleksi pada perpustakaan
adalah sebagai berikut :
a. Kerelevanan
Koleksi perpustakaan hendaknya relevan dengan aktivitas yang
telah diprogramkan oleh perpustakaan sehingga membuahkan
pencapaian kinerja perpustakaan yang memuaskan para stakeholder.51
b. Berorientasi kepada kebutuhan pemakai
Pengembangan koleksi harus ditujukan kepada pemenuhan
kebutuhan pengguna karena setiap perpustakaan mempunyai pengguna
yang berbeda dan pola kebutuhan informasinya. Pustakawan harus bisa
49
Maryam, ―Upaya Mencari Solusi Pengembangan Koleksi di Perpustakaan IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta,‖ Vol. 1 No. 2, h. 3. 50
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas RI), Perpustakaan Perguruan Tinggi:
Buku Pedoman, 3 ed. (Jakarta: Depdiknas RI, n.d.), 46. 51
Yuyu Yulia, Pengembangan Koleksi (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), 24.
32
membaca kebutuhan berbagai kelompok pengguna yang ada dalam
populasi yang dilayani perpustakaan.52
c. Kelengkapan
Koleksi hendaknya jangan hanya terdiri dari buku ajar yang
langsung di pakai dalam perkuliahan saja, tetapi juga harus meliputi
bidang ilmu yang terkait erat dengan program yang ada secara lengkap
(lihat kep. Mendiknas, No. 0243/U/2000, tentang pedoman pendirian
perguruan tinggi).53
d. Kemuktahiran
Perpustakaan harus senantiasa mengadakan dan
memperbaharui koleksi perpustakaannya sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan. Hal ini Karena perkembangan ilmu pengetahuan
saat ini sangat cepat dan kebutuhan informasi pun akan terus berubah,
meningkat sewaktu-waktu.
e. Kerjasama
Koleksi hendaknya merupakan hasil kerja sama semua pihak
yang berkepentingan dalam pengembangan koleksi itu sendiri yaitu
antara pustakawan dengan para komunitas pemakainya.54
, sehingga
kesepakatan terhadap pengadaan koleksi bagi kebutuhan pemakai
dapat terpenuhi dengan tepat.
52
Ibid., 25. 53
Pendidikan Nasional (Depdiknas RI), Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku
Pedoman, 43. 54
Purnomo, Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan, 8–9.
33
Seleksi adalah kegiatan menyeleksi atau memilih bahan-bahan
mana yang diadakan.55
Seleksi merupakan aktifitas penting untuk
diperhatikan karena ini merupakan langkah awal dalam proses
pengembangan koleksi. Pustakawan harus mendapatkan input dari
komunitas perpustakaan untuk mendapat informasi mengenai bahan
yang diperlukan.56
1. Prinsip-Prinsip Seleksi Bahan Pustaka
a. Permintaan (Demand)
Permintaaan yang datang dari pemustaka (siswa, staf pengajar,
stakeholder dan lain-lainya adalah salah satu faktor penting yang perlu
dipertimbangkan ketika melakukan penyeleksian.
b. Mutu (Quality)
Koleksi sepatutnya memenuhi standar kulalitas dari berbagai segi
baik kualitas fisik maupun non fisik seperti kualitas kertas, kualitas
cetakan, kualitas penjilidan, isi, pembahasan, format.
c. Koleksi Harus Sesuai Untuk Kebutuhan Para Pengguna
Untuk mengetahui koleksi yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan pemakai atau tidak maka perlu dilakukan analisa komunitas
pemakai, hal ini berfungsi agar pihak perpustakaan mengetahui benar-
benar tentang para pemakai potensialnya sehingga hal tersebut bisa
dijadikan pertimbangan.
d. Seleksi Koleksi Harus Sesuai Dengan Kebijakan Tertulis Tentang
Rencana Pengembangan Koleksi Perpustakaan.
55
Maryam, ―Upaya Mencari Solusi Pengembangan Koleksi di Perpustakaan IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta,‖ vol. 1 No. 2. 56
Ibid., vol. 1, No. 2.
34
Jika seleksi koleksi sesuai dengan kebijakan tertulis maka kegiatan
dalam seleksi koleksi akan berjalan dengan baik dan terarah.57
2. Kriteria seleksi
Menurut Mc Clovin sebagaimana dikutip oleh Evans, kriteria
dalam seleksi, adalah:
a. Informasi harus seakurat mungkin, harus tepat.
b. Buku harus lengkap dan benanr, sesuai dengan fakta dan
pendapat. Sebuah buku harus dapat mempertanggungjawabkan
kebenarannya.
c. Informasi terbaru juga merupakan faktor penentu. Informasi
baru akan bisa mengubah dalam penyeleksian, misalnya ketika
seseorang mahasiswa semester 1 (satu) telah melaksanakan
UAS (Ujian Akhir Semester) tentu ia akan naik ke semester 2
(dua), dengan adanya informasi terbaru tentang kenaikan
semester maka kebutuhan koleksi bagi mahasiswa semester 2
(dua) akan berubah dan ini berpengaruh terhadap pengadaan
koleksi yang akan dipilih.
d. Penulis harus membedakan antara fakta dan opini
e. Gaya penulisan dan subjek harus sesuai.
f. Judul harus mencermikan nilai-nilai budaya dari negara asalnya
yang menjadi suatu pilihan, maka perlakuan dari negara asalnya
pun akan berbeda.
57
Purnomo, Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan, 35–36.
35
g. Karakteristik fisik dari buku umumnya kurang penting kecuali
ada dua buku yang mirip dalam hal konten (isi), ketika hal ini
terjadi, faktor-faktor seperti isi, ilustrasi, penjilidan, kertas,
indeks, bibliografi, dan lain-lai, dapat membantu membuat
keputusan akhir.58
3. Alat Bantu Seleksi
Alat bantu seleksi adalah sebagai berikut:
a. Silabus mata kuliah
b. Bibliografi
c. Tinjauan dan resensi
d. Pangkalan data perpustakaan lain
e. Sumber-sumber dari internet.59
Alat bantu seleksi ini dapat membantu agar dapat menentukan
koleksi yang dibutuhkan apa sudah tepat atau sudah sesuai dengan apa
yang dibutuhkan, dan dapat menunjukkan informasi apa saja yang
dibutuhkan oleh para pemustaka.
58
Edward Evans, Developing Library and Information Center Collection, 138–39. 59
Pendidikan Nasional (Depdiknas RI), Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku
Pedoman, 53.
36
F. Penelitan Relevan
Pada penelitian ini, penulis menjelaskan antara penelitian-
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik pembahasan,
pembahasan, bahkan memberi inspirasi dan mendasari penelitian
yang dilakukan.
Penelitian ini dilakukan oleh Siti Rochani (2013),
―Pengembangan Koleksi Karya Guru Besar Di Perpustakaan
Utama Syarif Hidyatullah Jakarta‖. Mahasiswa Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitiannya adalah mengenai pengembangan koleksi karya guru
besar di Perpustakaan Utama UIN SYAHID JAKARTA dengan
tujuan untuk mengetahui ketersediaan koleksi buku karya guru
besar dan kebijakan pengembangan koleksi karya lokal di
perpustakaan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif, informan dalam penelitian
ini adalah tiga orang guru besar Fakultas Adab dan Humaniora dan
Kepala serta Kasubbag layanan teknis Perpustakaan Utama UIN
SYAHID JAKARTA. Persamaan dan perbedaan dengan penelitian
ini ialah kalau persamaannya sama-sama meneliti tentang
pengembangan koleksi sedangkan perbedaanya kalau penelitian
sebelumnya membahas tentang guru besar tetapi penelitian ini
membahas tentang koleksi digital.
Penelitian ini dilakukan oleh fitriah (2012), ―Akses Koleksi
Lokal Digital Perpustakaan Badan Pengkajian dan Penerapan
37
Teknologi = Acces To Digital Local Collection Of Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)’ Library”.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas
Indonesia. Penelitiannya adalah mengenai akses koleksi lokal
digital Perpustakaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) dengan tujuan untuk memahami kebijakan akses koleksi
lokal digital oleh pemustaka. Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan dapat dipahami bahwa kebijakan akses
koleksi lokal digital pepustakaan BPPT dikategorikan berdsarkan
ke anggotaan. Koleksi lokal digital dimanfaatkan oleh peneliti
dalam proses penyusunan laporan dan penelitian. Persamaan dan
perbedaan dengan penelitian ini ialah kalau persamaannya sama-
sama meneliti tentang koleksi digital sedangkan perbedaanya kalau
penelitian sebelumnya membahas tentang akses koleksi lokal
digital tetapi penelitian ini membahas tentang pengembangan
koleksi digital.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
Berikut ini adalah metodologi penelitian yang peneliti lakukan dalam
penelitian ini. Peneliti melakukan metode penelitian ini untuk mendukung
pembahasan dalam skripsi yang sesuai dengan judul dan permasalahan yang
peneliti lakukan. Metode penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi
ini, peneliti menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang bertujuan
untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saaat
penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.60
Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dilakukan umtuk memberikan
gambaran secara umum mengenai kerja pustakwan.
Sedangkan pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap data-
data non angka seperti hasil wawancara atau catatan laporan bacaan dari buku-
buku artikel dan juga termasuk non tulisan seperti foto gambar atau film.61
Penelitian kualitatif menurut Moleong adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagi metode
60
G.Sevilla Consuelo, Pengantar Metode Penelitian (Jakarta: UI-press, 1993), 71. 61
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999), 99.
39
alamiah.62
Dengan pendekatan ini maka peneliti mengadakan penelitian
dengan melihat, menggambarkan mengenai pengembangan koleksi digital di
perpustakaan UMB.
B. Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, maka penelitian ini di kelompokkan menjadi
dua jenis yaitu, data primer dan sekunder, diuraikan sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara, dari
sumbernya.63
Dapat diperoleh langsung dari hasil wawancara yang
diperoleh dari narasumber atau informan yang dianggap berpotensi dalam
memberikan informasi yang relevan. Dalam penelitian ini data primer
diperoleh dari petugas di Perpustakaan UMB.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari
sumber-sumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari
perpustakann atau laporan-laporan atau dokumen peneliti yang
terdahulu.64
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai data sekunder
adalah laporan tahunan perpustakaan struktur organisasi catatan
dokumentasi jurnal dan lain sebagainya. Peneliti juga melakukan studi
kepustakaan dengan melakukan kunjungan ke berbagai perpustakaan
untuk mendapatkan data dari berbagai literature dan referensi lain seperti
62
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001), 6. 63
Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, 86. 64
Arifah Ls, ―Metode Pengumpulan Data,‖ 2013, n. diakses tanggal 19 oktober 2013,
dari Stiemj.ac.id/statistik1/dokumen_data.doc.
40
buku, majalah, makalah, surat kabar, journal, serta artikel yang
mengandung dengan pembahasan yang sedang peneliti bahas, dan
dibantu dari berbagai tempat dari situs internet.
C. Kriteria informan
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan konsidi latar penelitian.65
Penentuan informan
ditentukan dengan mencari tahu pihak yang paling memahami objek
penelitian dan ditentukan berdasarkan konsep purposive sampling. Purposive
sampling adalah metode penentuan informan dengan cara secara sengaja
memilih informan-informan tertentu dengan mengabaikan informan lainnya
karena informan tertentu ini memiliki cirri-ciri khusus yang tidak dimiliki
informan lain.66
Informan dalam penelitian ini adalah kepala perpustakaan Universitas
Mercu Buana (UMB) Meruya, Jakarta Barat dengan alasan yang
bersangkutan dianggap sebagai pelaksana sekaligus penanggung jawab dari
kebijakan perpustakaan yang telah ditentukan. Yang kedua adalah Kepala
bagian akuisisi atau pengadaan perpustakaan (UMB). Yang ketiga staff
pengadaan bahan pustaka perpustakaan UMB. Yang keempat kasub
pengolahan perpustakaan UMB. Berikut ini adalah daftar informan yang
diwawancarai untuk mendapatkan informasi dan pendapat mereka terkait
dengan pengadaan bahan pustaka perpustakaan UMB.
65
J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 90. 66
Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, 183.
41
Tabel 3.1
Daftar Nama Informan Penelitian
No Nama Informan Pendidikan
Terakhir
Posisi/Jabatan
1 Drs.Budiantoro, M.A S2 Kepala
perpustakaan
2 Dede Muksin Lubis, SIP S1 Staff pengolahan
3 Nasrullah, SIP S1 Kasub pengolahan
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan fokus dan
tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan berdasarkan data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara yang diubah dari bentuk
rekaman menjadi tulisan dan observasi. Untuk data sekunder diperoleh dari
penelusuran data dan informasi dari dokumen atau catatan yang memiliki
keterkaitan dengan objek penelitian. Adapun teknik yang digunakan penulis
untuk mendapatkan data-data atau informasi dalam penelitian ini adalah
melalui:
1. Penelitian Lapangan
Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh informasi yang
berkaitan denga penyediaan sumber informasi dalam bidang akuntansi di
Perpustakaan UMB, untuk mendapatkan data-data yang ada dilapangan,
maka digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang
42
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.67
Peneliti mengajukan
beberapa pertanyaan yang telah peneliti siapkan kepada informan lalu
dijawab oleh pemberi data dengan bebas terbuka.
b. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah pengidentifikasian secara sistematis
penemuan dan analisis dokumen-dokumen yang memuat informasi
yang berkaitan dengan masalah penelitian.68
Jadi kajian pustaka
merupakan penelitian yang datanya diambil terutama atau seluruhnya
dari kepustakaan (buku dokumen artikel laporan dan sebagainya).
c. Observasi
―Observasi adalah metode penelitian yang pengambilan datanya
bertumpu pada pengamatan langsung pada objek penelitian…‖69
Observasi bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan yang dipelajari
dan aktifitas-aktifitas yang telah berlangsung. Kemudian hasil dari
observasi tersebut dicatat menjadi suatu catatan observasi yang berisi
deskripsi hal-hal yang diamati secara lengkap dengan keterangan
tanggal dan waktu.
67
J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 135. 68
Consuelo, Pengantar Metode Penelitian, 31. 69
Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, 63.
43
E. Teknik Analisis Data
Data akan di analisis melalui tiga tahapan yaitu :
1. Reduksi data
Data yang diperoleh penulis melalui wawancara hasil data isian
dan kajian pustaka dan observasi dicatat dengan rinci mengelompokkan
atau memilah–milah dan memfokuskan pada hal penting dengan
demikian data yang didapat bisa memberikan gambaran yang jelas. Jadi,
reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih,
memfokuskan, membuang menyusun data dalam suatu cara dimana
kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.70
2. Penyajian data
Setelah data direduksi penulis melakukan penyajian dalam bentuk
tabel frekuesi dan teks bersifat naratif.71
3. Penarikan kesimpulan
Penulis membuat kesimpulan dari data–data yang terangkum yang
dijabarkan dalam bentuk naratif. Kesimpulan digunakan untuk menjawab
rumusan masalah.72
F. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Mercu Buana Jakarta,
penelitian dilakukan selama (24 Maret s/d 12 Juli tahun 2017), penelitian ini
difokuskan dengan mengangkat masalah yang dilihat dari aspek
pengembangan koleksi digital. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif.
Untuk mendapatkan data, penulis melakukan wawancara langsung dengan
70
Krisyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Prenada Media Group, 2006), 96. 71
Ibid., 131. 72
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bndung: Alfabeta, 2010), 99.
44
Kepala Perpustakaan dan pengolahan Perpustakaan Universitas Mercu Buana,
Bapak Drs.Budiantoro, M.A, Nasrullah, SIP, Dede Muksin Lubis, SIP.
Perpustakaan Mercu Buana memiliki banyak koleksi digital, namun
dalam pengembangan koleksi digital Perpustakaan Mercu Buana belum ada
kebijakan tertulis. Oleh sebab itu, pemilihan tempat penelitian ini diharapkan
dapat memberi kemajuan dalam mengembangkan koleksi digital.
Tabel 3.2
Jadwal Penelitian
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu alat-alat perlengkapan penelitian.73
Merupakan alat bantu selama mengerjakan penelitian di lapangan yang
berguna dalam proses pengumpulan data. Alat-alat yang dimaksud, seperti alat
perekam suara (HP), kamera, kertas, bolpoint, dan daftar pertanyaan.
73
J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 132.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perpustakaan Universitas Mercu Buana
1. Sejarah Perpustakaan Universitas Mercu Buana
Perpustakaan Universitas Mercu Buana berdiri sejak 22
Oktober 1985. Kepala Perpustakaan Universitas Mercu Buana adalah
Bapak Budiantoro. Perpustakaan UMB merupakan salah satu unsur
pendukung dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi
(Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat). Sebagai
jantungnya universitas perpustakaan berfungsi sebagai penyedian
sumber informasi ilmu pengetahuan bagi para civitas akademika dalam
proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
Aktivitasnya tsb pada muaranya akan menghasilkan inovasi rekayasa
ilmu pengetahuan itu sendiri. Adapun sumber informasi ilmu
pengetahuan yang disediakan di perpustakaan mencakup bidang studi
teknik, ekonomi, pertanian, komunikasi dan arsitektur, dan lain-lain.
Jumlah koleksi saat ini 35.389 eks. Koleksi tersebut terdiri dari buku,
surat kabar, majalah, jurnal, skripsi, thesis, buku tandon dan buku
referensi.74
Perpustakaan Universitas Mercu Buana mengalami
perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini ditandai dengan
bertambahnya koleksi buku dan banyaknya pengguna perpustakaan
yang hampir setiap harinya mencapai puluhan mahasiswa.
74
PPSI Universitas Mercu Buana, ―Profile,‖ diakses tanggal 25 Agustus 2017 dari,
http://digilib.mercubuana.ac.id/about.php?id=1&l=0.
46
2. Tujuan, Visi dan Misi Perpustakaan Universitas Mercu Buana
a. Tujuan Perpustakaan Universitas Mercu Buana
Menghimpun, mengadakan, mengolah, mengumpulkan dan
menyebarkan informasi kepada seluruh Sivitas Akademika UMB.
Jadi UPT perpustakaan UMB merupakan Unit Pelaksana akan
semua layanan mahasiswa berkaitan dengan perpustakaan.
b. Visi dan Misi Perpustakaan Universitas Mercu Buana
1) Sarana Penunjang pelaksanaan program Tri Dharma Perguruan
Tinggi.
2) Tempat Penyimpanan, pengolahan dan penyebaran Informasi.
3) Pengembangan Perpustakaan menuju Cyber Library
(Perpustakaan Digital).75
3. Koleksi Perpustakaan Universitas Mercu Buana
Koleksi Perpustakaan Universitas Mercu Buana terdiri dari
koleksi tercetak (buku) dan non-cetak (skripsi dan jounal). Jumlah
koleksi yang dimiliki perpustakaan adalah 35.389 judul, termasuk
koleksi audio visual. Berikut tabel jenis koleksi dan jumlah judul
koleksi.
75
PPSI Universitas Mercu Buana, ―Profile,‖ n.d., n. diakses tanggal 25 Agustus 2017 dari
http://digilib.mercubuana.ac.id/about.php?id=1&l=0,
47
Tabel 4.3
Jenis dan Jumlah Judul Koleksi
Perpustakaan universitas Mercu Buana
No. Jenis Koleksi Jumlah Judul
1 Buku Umum 26.060
2 Buku Referensi 2.255
3 Tandon 1.301
3 Skripsi 7.666
4 Thesis 33
5 Disertasi 8
6 Surat Kabar 3
7 Majalah 23
Sumber : Perpustakaan Universitas Mercu Buana
Tabel 4.4
Jenis dan Jumlah Judul Koleksi Digital
Perpustakaan Universitas Mercu Buana
Sumber : Perpustakaan Universitas Mercu Buana
No. Jenis koleksi Digital Jumlah Judul
1 Artikel 13.027
2 Skripsi dan Thesis 36.606
3 Journal Online 403
4 Prosiding Online 197
48
Tampilan Beranda dan Penelusuran PPSI Universitas Mercu Buana
Sumber : Perpustakaan Universitas Mercu Buana
4. Layanan Perpustakaan Universitas Mercu Buana
a. Sistem Layanan
Perpustakaan Universitas Mercu Buana menggunakan
sistem layanan terbuka (open access). Pemustaka baik itu
mahasiswa maupun mahasiswa luar lainnya dapat mencari bahan
pustaka yang dibutuhkan secara langsung dengan mentaati semua
peraturan tertulis Perpustakaan Universitas Mercu Buana. Jam
buka Perpustakaan Universitas Mercu Buana adalah Senin sampai
Kamis pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 18.30 WIB, Jum’at
8.00 sampai dengan 11.30, Sabtu/minggu 10.00 sampai 17.00, Jam
istirahat 12.00 sampai dengan 13.00.
b. Jenis Layanan
1) Layanan Sirkulasi, meliputi peminjaman dan pengembalian
koleksi perpustakaan.
2) Layanan referensi: skripsi, tesis, laporan penelitian, majalah,
jurnal, koran, dll.
3) Layanan online jurnal dan CD Rom.
49
4) Layanan fotocopy.
5) Layanan multimedia (dalam proses).
6) Layanan jasa penelusuran informasi (JPI).
7) Layanan Internet.76
B. Hasil Penelitian
1. Kebijakan Pengembangan Koleksi Digital Perpustakaan Universitas
Mercu Buana
Kebijakan pengembangan koleksi digital, biasanya mengikuti pada
suatu proses yang paling berpengaruh untuk mengembangkan koleksi
digital. Proses inilah yang nantinya akan membantu meningkatkan kualitas
dan kuantitas dari koleksi-koleksi di perpustakaan tak terkecuali dengan
perpustakaan Universitas Mercu Buana. Universitas Mercu Buana
memiliki kebijakan dalam mengembangkan koleksi digitalnya melalui
proses Kebijakan pengembangan koleksi digital, Seleksi bahan pustaka,
pengadaan bahan pustaka, penyiangan dan evaluasi yang mana proses ini
mengikuti ketentuan yang dikeluarkan oleh ALA.
Dalam proses pengembangan koleksi digital yang dilakukan oleh
pihak perpustakaan Mercu Buana adalah dengan menggunakan software
PPSI Universitas Mercu Buana dimana merupakan hasil karya dari tim IT
universitas Mercu Buana itu sendiri. PPSI merupakan software
perpustakaan digital yang dimiliki oleh universitas Mercu Buana yang
digunakan oleh pihak perpustakaan dalam proses pengembangan koleksi
76
PPSI Universitas Mercu Buana, ―Profile.‖
50
digital yang tujuannya untuk membuat layanan perpustakaan lebih efektif
dan efisien sesuai dengan kemajuan teknologi sekarang ini.
Pada hasil penelitan ini, akan menjelaskan tentang proses-proses
dari kebijakan pengembangan koleksi di Perpustakaan Universitas Mercu
Buana. Berikut adalah penjelasannya:
a. Kebijakan Pengembangan Koleksi Digital
Kebijakan pengembangan koleksi di perpustakaan Mercu
Buana belum ditetapkan sebagai kebijakan tertulis, kedepannya akan
ditetapkan kebijakan tertulis dalam pengembangan koleksi
perpustakaan. Kebijakan pengembangan koleksi sepenuhnya dibuat
dan diputuskan oleh pihak perpstakaan Mercu Buana. Dalam
melakukan pelaksanaan kebijakan pengembangan koleksi digital,
Perpustakaan Universitas Mercu Buana melakukan proses
pengembangan koleksi digital disesuaikan dengan kebutuhan
mahasiswa, kurikulum, dan pihak yang terkait dengan dunia
perpustakaan. Pelaksanaan pengembangan koleksi merupakan
serangkaian keputusan atau ketentuan teknis yang ditetapkan untuk
pengembangan koleksi digital di Perpustakaan Universitas Mercu
Buana.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala
Perpustakaan Universitas Mercu Buana Bapak Drs. Budiantoro, M.A
tentang pelaksanaan kebijakan pengembangan koleksi digital di
perpustakaan Universitas Mercu Buana sebagai berikut:
51
―Ya kita mempunyai tim adalah tim dari universitas yah
gitu kebijaksanaanya yang menentukan judul judulnya
adalah fakultas yang ahli sesuai bidang bidang ilmunya,
kita tinggal memverifkasi sesuai dengan apa yang fakultas
butuhkan. Jadi kita punya lensa nya dari universitas yang
tentunya masuk dari perpustakaan.‖
Selain itu, pada praktik pengembangan koleksi digital di
Perpustakan Universitas Mercu Buana dilihat dari beberapa aspek,
yaitu kerelevanan antara kebutuhan pemustaka dan koleksi yang akan
di kembangkan serta kelengkapan dari koleksi. Beberapa aspek
tersebut menjadi tolak ukur untuk mengembangkan koleksi melalui
digitalisasi. Namun, pendigitalisasian dilakukan hanya kepada koleksi
tercetak seperti skripsi tesis dan disertasi, selebihnya adalah e-
Resources yang dibeli.
Berdasarkan hasil wawancara dengan peneliti dengan Kepala
Perpustakaan Universitas Mercu Buana Bapak Drs. Budiantoro, M.A
tentang alasan dan proses pengembangan koleksi digital. Yaitu
sebagai berikut:
―sebetulnya, dilakukannya kegiatan pengembangan
koleksi itu didasari oleh aspek kerelevanan antara
kebutuhan pemustaka dan koleksi yang akan di
kembangkan serta kelengkapan dari koleksi. Namun
samapai saat ini kami masih terfokus untuk
mengembangkan koleksi grey literature dan beberapa e-
resouces yang dilanggan oleh kami karena kami masih
terkendala dengan kekurangannya sdm pada Perpustakaan
Mercu Buana‖
Berikut ini adalah bagan alur kegiatan dalam pengembangan
koleksi digital di Perpustakaan Universitas Mercu Buana Jakarta
52
b. Proses Seleksi Pengembangan Koleksi Digital
Proses seleksi dalam pengembangan koleksi digital
merupakan aktifitas yang penting untuk diperhatikan kareana ini
merupakan langkah awal dalam proses pengembangan koleksi.
1) Analisis Kebutuhan Pemustaka
Pustakawan harus mendapat input dari komunitas
perpustakaan untuk mendapat informasi mengenai bahan
yang diperlukan. Proses pengembangan koleksi di
Perpustakaan Mercu Buana merasa bahwa proses ini sangat
penting dilakukan karena proses pengembangan koleksi
digital dapat meningkatkan pengaruh kinerja pustakawan
dalam memenuhi kebutuhan pemustaka.
2) Seleksi Judul
Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan, Perpustakaan
menyerahkan data kepada Universitas Mercu Buana.
53
Universitas memiliki tim yang akan menyeleksi untuk
kegiatan pengembangan koleksi digital dan dari pihak
fakultas yang menentukan judul-judul sesuai bidang ilmu
masing-masing fakultas
3) Verifikasi Judul
Setelah di tentukan judul judulnya oleh tim dari
universitas dan dari pihak fakultas lalu semua berkas
diberikan kepada pihak perpustakaan untuk diseleksi oleh
kepala Perpustakaan Universitas Mercu Buana. Pihak
Perpustakaan Universitas Mercu Buana melakukan seleksi
terlebih dahulu terhadap koleksi digital yang akan diadakan
di Perpustakaan.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Staf
Pengolahan Universitas Mercu Buana Bapak Dede Muksin Lubis.
―Ya, kita menseleksi kembali apa yang telah ditentukan
dari tim pihak Universitas dan Fakultas, kita kembali
melihat apa koleksi yang sudah ditentukan apa sudah benar
sesuai kebutuhan kalo sudah benar dan telah dapat
persetujuan dari kepala perpustakaan kita baru
melaksanakan pengadaan koleksi.‖
Dalam proses seleksi koleksi digital ini pihak Perpustakaan
Universitas Mercu Buana tidak melibatkan pihak dari luar, pihak
perpustakaan hanya melibatkan staff perpustakaan saja untuk
menjaga kemanan koleksi yang akan di upload melalui sistem
digilib.mercubuana.ac.id,
54
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Staf
Pengolahan Universitas Mercu Buana Bapak Dede Muksin Lubis
SIP.
―karena koleksi digital yang telah diserahkan ke
perpustakaan menjadi tanggung jawab kami, dan itu
bersifat rahasia.‖
c. Proses Pengadaan dan Pengembangan Koleksi Digital
Proses ini memasuki tahap pemesanan koleksi baru, dimana
pemesanan bertujuan agar mempercepat pelayanan kebutuhan
pemustaka.
1) Pengajuan Permohonan Pembelian Koleksi Baru
Perpustakaan melaksanakan pengadaan koleksi dengan
membuat surat permohonan anggaran ke pihak
perpustakaan dengan sesuai alokasi dana yang tersedia.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Staf
Pengolahan Universitas Mercu Buana Bapak Dede Muksin Lubis.
SIP.
―pihak perpustakaan hanya melakukan metode pengadaan
dengan pembelian karena untuk pengembangan koleksi
digital nya sendiri pihak perpustakaan hanya membeli e-
resource yang di beli atau dilanggan, sedangkan untuk
koleksi yang lain seperti skripsi, thesis dan disertasi pihak
perpustakaan hanya meminta softcopy nya saja berupa cd
kepada setiap mahasiswa yang akan menyerahkan.‖
2) Pengembangan Koleksi Digital
Adapun kegiatan pengadaan koleksi digital
dilakukan secara berkala atau sesuai kebutuhan agar tetap
55
menjaga koleksi yang dibutuhkan mahasiswa dan dapat
diakses dengan cepat oleh mahasiswa yang sedang
membutuhkan.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Staf
Pengolahan Universitas Mercu Buana Bapak Dede
Muksin Lubis. SIP.
―pengadaan koleksi, digital dilakukan sebulan sekali,
pengadaan dilakukan agar kita mengetahui berapa tugas
akhir yang sudah ke entry dan juga yang sudah ke upload
ke dalam sistem digilib.mercubuana.ac.id,.‖
d. Proses Evaluasi Pengembangan Koleksi Digital
Evaluasi sangat penting dilakukan oleh pustakawan, karena
dengan melakukan evaluasi tersebut maka pustakawan akan
menemukan sebaik apa koleksi tersebut dan dari evaluasi tersebut
akan dijadikan dasar pertimbangan untuk melakukan upaya
peningkatan kualitas maupun kuantitas koleksi perpustakaan.
Perpustakaan Universitas Mercu Buana sangat memperhatikan
kegiatan evaluasi koleksi digital guna meningkatkan kualitas dan
kuantitas perpustakaan. Proses evaluasi dilakukan melalui tahapan
tahapan seprti melakukan tugas tugas akhir dan pengeumpulan CD
yang sudah di entry ke perpustakaan.
Mengevaluasi koleksi dapat memberikan tujuan yang
berbeda, baik di dalam maupun di luar perpustakaan. Misalnya,
dapat membantu untuk meningkatkan dana untuk perpustakaan,
mungkin membantu dalam perpustakaan mendapatkan beberapa
56
bentuk pengakuan, membantu untuk menentukan kualitas
pekerjaan yang dilakukan oleh perpustakaan.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Staf
Pengolahan Perpustakaan Universitas Mercu Buana Bapak Dede
Muksin Lubis, SIP.
―Iya, kita melakukan evaluasi, per semester atau 1 tahun,
dalam proses evaluasi, koleksi digital, kita melakukan
pelaporan tugas akhir, mulai dari berapa cd yang sudah d
entry ke perpus dan kemudian sudah berapa yang sudah d
upload di dalam system digilib.mercubuana.ac.id dan
evaluasi dilakukan agar kita mengetahui dan mencocokan
dari entry cd ke upload cd pakah sudah sesuai dan benar
data.‖
Proses diatas adalah sebagai bentuk kesatuan alur kebijakan
pengembangan koleksi digital di Perpustakaan Mercu Buana.
Semua proses dan kebijakan ini dirancang oleh pihak Universitas
agar Perpustakaan Universitas Mercu Buana dapat menghemat
ruang dalam penyimpanan koleksi. Dengan adanya kegiatan
pengembangan koleksi digital tentunya pustakawan juga merasa
terbantu untuk memonitoring koleksi yang ada di Perpustakaan
Universitas Mercu Buana. Selain itu, lebih aman dalam
penyimpanan koleksi agar dapat mengurangi tindakan plagiat.
Selain pustakawan mahasiswa pun merasa terbantu dengan
adanya kebijkaan koleksi digital selain memudahkan akses mencari
koleksi, pemustaka pun dapat melihat koleksi yang dibutuhkannya
dengan tidak harus mengunjungi Perpustakaan Universitas Mercu
Buana cukup mengakses melalui digilib.mercubuana.ac.id dengan
memasukan nomor ID dan password kemudian pemustaka dapat
57
melihat koleksi apa saja yang sedang dibutuhkan. Kemudahan
lainnya pemustaka dapat memakai koleksi lebih dari satu orang
dalam waktu yang bersamaan tanpa harus mengantri dan
menunggu koleksi yang sedang digunakan oleh pemustaka lainnya
2. Kendala Yang Dihadapi Dalam Pengembangan Koleksi Digital
Pada dasarnya setiap perpustakaan pasti memiliki kendala dalam
pengadaan pengembangan koleksi digital termasuk Perpustakaan
Universitas Mercu Buana. Kendala-kendala yang dapat menghambat
proses pengembangan koleksi digital yaitu terkendala pada SDM (sumber
daya manusia), file yang dikumpulkan mahasiwa belum memenuhi standar
(seharusnya menggunakan pdf), dan kendala pada listrik (mati lampu).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kasub Pengolahan
Universitas Mercu Buana Bapak Nasrullah. SIP. Tentang kendala yang
dihadapi dalam Proses Pengembangan Koleksi Digital.
―Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) Suatu perpustakaan
merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menandai untuk
dapat menjalankan segala pekerjaan yang ada di perpustakaan,
antara lain untuk melakukan pengolahan, pengadaan dan
pelayanaan di perpustakaan. pustakawan merupakan roda
penggerak yang dituntut untuk dapat bekerja dengan baik dan
penuh tanggung ajawab agar dapat mengembangkan perpustakaan
yang dikelolanya.‖
Dalam proses pengembangan koleksi digital pustakawan kadang
mendapat beberapa kendala dan masalah yang dihadapi untuk koleksi
digital seperti skripsi, thesis dan desertasi kadang masih ditemukan
beberapa kendala seperti yang dikatakan oleh Bapak Dede Muksin Lubis.
SIP.
58
―iya, dalam penyerahan tugas akhir, pihak perpustakaan hanya
menerima cd yang sudah mengikuti format dari perpustakaan
dalam bentuk pdf, kadang file tidak sesuai dengan yang dibutuhkan
seperti, file tidak sesuai dengan format yang diberikan oleh
perpustakaan, file tidak terbaca, salah format (harusnya pdf bukan
word), file melebihi/terlalu besar.‖
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala
Perpustakaan Universitas Mercu Buana Bapak Drs. Budiantoro, M.A.
tentang kendala yang dihadapi dalam proses Pengembangan Koleksi
Digital Perpsutakaan Universitas Mercu Buana pada aspek listrik
perpustakaan yang terkadang terjadi pemadaman listrik yaitu:
―dalam proses penginputan data untuk di digitalisasi yang
terkadang listrik berikan dampak yang menghambat proses
pengembangan Koleksi Digital.‖
C. Pembahasan
1. Kebijakan Pengembangan Koleksi Digital Perpustakaan Universitas
Mercu Buana
Perpustakaan Universitas Mercu Buana telah memiliki kebijakan
dalam pelaksanaan Pengembangan Koleksi Digital. Kebijakan ini telah
menjadi dari proses pengembangan koleksi digital yang mana telah sesuai
dengan prosedur proses pengembangan koleksi digital yang dikeluarkan
oleh ALA dengan proses yaitu: kebijakan, seleksi, pengadaan, dan
evaluasi.
a. Kebijakan Pengembangan Koleksi Digital
Dalam pengembangan koleksi digital perpustakaan Universitas
Mercu Buana telah mengikuti prosedur yang dikeluarkan oleh ALA.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, kebijakan pengembangan koleksi
59
digital yang dilakukan perpustakaan Mercu Buana mengacu pada hal-
hal yang disesuaikan pada aspek sebagai berikut:
1) Kebutuhan Mahasiswa/Pemakai
Beragamnya kebutuhan mahasiswa akan informasi dalam
menunjang kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan
jumlah bahan koleksi yang dilayankan. Selain itu koleksi digital
yang dikembangkan juga harus berkaitan dengan bidang studi agar
kebutuhan mahasiswa terpenuhi dengan baik. Hal inilah yang
menjadi aspek perpustakaan Mercu Buana untuk melakukan
pengembangan koleksi supaya kedepannya dapat memenuhi segala
kebutuhan pemustaka. Hal tersebut telah dilaksanakan dan sesuai
dengan dasar-dasar kebijakan pengembangan koleksi berdasarkan
aspek berorientasi kepada kebutuhan pemakai yang disampaikan
oleh Yuyu Yulia.
2) Kerelevanan
Kerelevanan antara kebutuhan pemustaka, koleksi serta
kelengkapan koleksi menjadi tolak ukur bagi perpustakaan Mercu
Buana dalam mengembangkan koleksi digital. Hal tersebut sesuai
dengan yang disampaikan oleh Yuyu Yulia dalam kebijakan
pengembangan koleksi diantaranya paa aspek relevansi.
Perpustakaan Universitas Mercu Buana sudah menerpkan aspek
tersebut dalam mengembangkan koleksi digital.
Akan tetapi perpustakaan Mercu Buana saat ini hanya terfokus
pada pengembangan koleksi seperti skripsti, tesis, disertasi, koleksi
60
grey literature, dan beberapa e-resouces yang dilanggan. Hal ini
akan menyebabkan koleksi-koleksi lain terhambat dalam
pengembangannya serta disisi akan menimbulkan dampak bagi
pemustaka dalam mencari dan mendapatkan informasi yang
dibutuhkan di perpustakaan Mercu Buana.
3) Pihak terkait (Tim)
Perpustakaan Universitas Mercu Buana sendiri dalam
melaksanakan pengembangan koleksi sudah memiliki tim khusus.
Tim tersebt terdiri dari universitas, fakultas dan perpustakaan
Mercu Buana sendiri. Tim ini yang akan menentukan judul-judul
yang akan dibeli oleh pihak perpustakaan untuk memenuhi
kebutuhan koleksi yang dibutuhkan oleh pemustaka.
Setelah judul semua dikumpulkan kemudian pihak
perpustakaan memverifikasi kembali judul-judul yang telah
ditentukan oleh pihak tim universitas sebelum judul-judul tersebut
dibeli oleh pihak perpustkaan untuk memenuhi kebutuhan
informasi. Setelah pihak perpustakaan tentunya dalam kebijakan
ini pihak perpustakaan juga akan memverifikasi kembali judul
yang telah ditentukan oleh pihak tim universitas sesuai. Maka dari
itu perlunya dituliskan kebijakan pengembangan karena tanpa
adanya kebijakan tertulis mungkin perpustakaan akan melakukan
pengembangan koleksi tanpa arah dan tujuan yang jelas, dan
akibatnya adalah koleksi perpustakaan menjadi sama sekali tidak
seimbang atau kurang signifikan. Tujuannya agar dapat melihat
61
hasil kerelevanan antara kebutuhan pemustaka dan koleksi yang
akan dikembangkan dan kelengkapan koleksi.
b. Proses Seleksi Pengembangan Koleksi Digital
Proses pengembangan koleksi di Perpustakaan Mercu Buana
sangat penting dilakukan karena proses pengembangan koleksi digital
dapat meningkatkan pengaruh kinerja pustakawan dalam memenuhi
kebutuhan pemustaka. Proses seleksi ini dilakukan sebelum pihak
Perpustakaan Universitas Mercu Buana membeli atau menginput data
yang telah ada. Agar dapat menghasilkan tingkat kerelevanan antara
kebutuhan pemustaka dan ketersediaan koleksi yang ada.
Dalam proses seleksi koleksi digital ini pihak Perpustakaan
Universitas Mercu Buana sangat teliti menseleksi koleksi yang akan
dibeli dan input. Proses pengembangan koleksi digital ini dilakukan
sendiri oleh pihak perpustakaan tanpa dibantu oleh pihak luar untuk
menjaga keamanan dan kerahasian koleksi. Jika semua penyeleksian
telah dilakukan dan sudah benar-benar mendapatkan judul yang akan
dibeli dan input baru diserahkan daftarnya kepada pihak pengadaan.
Ada beberapa tahap proses seleksi pengembangan bahan koleksi
digital yang dilakukan oleh perpustakaan Mercu Buana antara lain:
1) Permintaan
Permintaan yang datang dari Tim Universitas dan Fakultas Pihak
fakultas, perpustakaan, mahasiswa, dosen menentukan judul-judul
apa saja yang akan dikembangkan berdasarkan bidang studi
masing-masing fakultas menjadi faktor yang harus diperhatikan.
62
Perpustakaan Mercu Buana sudah melakukan hal tersebut sesuai
dengan prinsip dalam seleksi bahan pustaka yaitu pada aspek
permintaan. Kemudian daftar judul koleksi tersebut diserahkan
pada bagian seleksi pihak perpustakaan.
2) Verifikasi Koleksi dari Tim Seleksi
Setelah penentuan judul dari Tim universitas dan fakultas selesai
dibuat sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing fakultas
maka tim seleksi melakukan verifikasi terhadap bahan pustaka
yang dipilih apakah sudah sesuai dengan kebutuhan dan
kelengkapan. Setelah mendapat persetujuan dari kepala
perpustakaan maka akan dilanjutkan ke tahap pengadaan bahan
pustaka.
3) Penyeleksian Koleksi disesuaikan dengan Kebijakan
Proses kegiatan seleksi koleksi di perpustakaan Mercu Buana
sudah sesuai dengan kebijakan dan berjalan dengan baik sesuai
prosedur yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan
apa yang dinyatakan oleh Pungky Purnomo bahwa proses seleksi
harus sesuai dengan kebijakan agar dapat berjalan dengan baik dan
terarah.
c. Proses Pengadaan Koleksi Digital
Pengadaan koleksi digital pada perpustakaan Universitas
Mercu Buana dilakukan melalui metode pembelian saja. Pengadaan
koleksi digital pada perpustakaan Universitas Mercu Buana dilakukan
secara berkala sebulan sekali sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
63
Pengadaan koleksi digital yang dilakukan oleh pihak perpustakaan
Universitas Mercu Buana sebagai berikut:
1) Pembelian dan Langganan
Perpustakaan Universitas Mercu Buana melakukan proses
pengadaan koleksi digital melalui metode pembelian dan
Langganan. Pembelian koleksi yang dilakukan yaitu pada penerbit-
penerbit seperti PT. Ina Publikatama, PT. Gramedia Asri Media,
Penerbit Salemba Empat, Erlangga, spektre, Andi, Raja Grafindo,
dan lain sebagainya. Metode-metode pengadaan buku yang
dilakukan universitas Mercu Buana sudah sesuai dengan metode
pengadaan buku pada literatur bab 2 yakni melalui pembelian dan
langganan. Adapun pada jornal online perpustakaan Mercu Buana
hanya pada e-resource atau jurnal yang dilanggan saja. Adapun
alur pengadaan koleksi pada perpustakaan Universitas Mercu
Buana seperti pada gambar di bawah ini.
64
Gambar 4.1 Alur Pengadaan Koleksi
2) Wajib Simpan (Deposit)
Koleksi-koleksi local konten yang berasal dari universitas
Mercu Buana seperti skripsi, thesis dan disertasi diwajibkan untuk
di serahkan pada pihak perpustakaan dalam bentuk softcopy nya
atau pdf dan cd, kemudian koleksi tersebut di input sendiri oleh
pihak perpustakaan kedalam sistem Pepustakaan Universitas
Mercu Buana (digilib.mercubuana.ac.id). hal itu sesuai dengan
teori pengadaan bahan pustaka pada literatur sebelumnya yaitu
wajib simpan/deposit.
d. Evaluasi Pengembangan Koleksi Digital
65
Perpustakaan Universitas Mercu Buana sangat memperhatikan
kegiatan evaluasi koleksi digital guna meningkatkan kualitas dan
kuantitas perpustakaan. Perpustakaan Universitas Mercu Buana
melakukan proses evaluasi terhadap koleksi digital dengan jangka
waktu per semester atau 1 tahun sekali. Dengan cara melakukan
pelaporan tugas akhir dari beberpa cd yang sudah ke entry dan sudah
beberapa yang ke upload di dalam sistem, evaluasi ini dilakukan agar
dapat mengetahui dan mencocokan apakah data sudah sesuai dan
benar. Aspek pemadam listrik pun dapat menghambat kegiatan
Pengembangan Koleksi Digital yang sedang dilakukan oleh pihak
perpustakaan. metode evaluasi yang dilakukan oleh pihak
perpustakaan Mercu Buana adalah sebagai berikut:
1) Pengumpulan Data Statistik
Proses pengumpulan data statistik dilakukan guna mengetahui
seberapa banyak jumlah koleksi CD (tugas akhir, skripsi, tesis dan
disertasi) yang sudah di entry di perpustakaan dengan yang sudah
di uploade di dalam sistem perpustakaan digital
digilib.mercubuana.ac.id. Dari proses ini akan di ketahui bagian
koleksi mana yang kurang untuk diperbaiki secepatnya.
2) Pemeriksaan Koleksi Digital Secara Langsung
Pemeriksaan koleksi secara langsung yang dilakukan oleh pihak
perpustakaan Mercu Buana guna menghindari kesalahan dalam
mengupload koleksi pada sistem digital library perpustakaan
66
Mercu Buana dengan data yang ada. Selain itu pihak perpustakaan
juga selalu melakukan monitoring terhadap koleksi digital dalam
rangka mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Metode evaluasi yang dilakukan pada perpustakaan Mercu Buana
Berdasarkan kedua poin diatas yaitu berdasarkan pendekatan
collection centered/ fokus pada koleksi. Hal itu sesuai dengan metode
evaluasi koleksi yang disampaikan oleh Pungki Purnomo yaitu
metode berdasarkan fokus pada koleksi.
2. Kendala Yang Dihadapi Dalam Pengembangan Koleksi Digital
Ada beberapa kendala yang ditemui pihak Perpustakaan
Universitas Mercu Buana dalam melakukan proses pengembangan koleksi
digital. Kendala-kendala tersebut seperti berikut ini:
1) Kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Perpustakaan Universitas Mercu Buana dalam melakukan
kegiatan layanannya masih kekurangan sumber daya manusia (SDM)
untk melakukan pekerjaan seperti kegiatan pengolahan, pengadaan dan
pelayanaan di perpustakaan. Kekurangan SDM pada perpustakaan
Mercu Buana memberikan dampak negatif bagi proses pelaksanaan
pengembangan koleksi digital. Kekurangan SDM pada perpustakaan
Mercu Buana akan membuat kegiatan pengembangan koleksi menjadi
tidak efektif dan efesien. Oleh sebab itu kedepannya perpustakaan
Mercu Buana diharapkan dapat menambah SDM perpustakaan agar
proses layanan dapat berjalan dengan efektif dan efesien sesuai dengan
target yang telah disepakati bersama.
67
2) Standar File Koleksi Tidak Sesuai dengan Format Perpustakaan
Koleksi deposit yang diperoleh dari mahasiswa yang
mengumpulkan soft filnya baik dari skripsi, thesis, dan disertasi yang
diserahkan kepada pihak Perpustakaan tidak sesuai dengan standar file
yang telah ditetapkan oleh perpustakaan. Hal tersebut akan
menyebabkan terhambatnya proses penguploadan koleksi pada sistem
digital library mercu buana. Hambatan-hambatan tersebut seperti file
tidak sesuai dengan format yang dibutuhkan oleh perpustakaan, file
tidak terbaca, salah format (seharusnya pdf bukan word), ukran file
terlalu besar.
3) Pemadaman Listrik (Mati Lampu)
Pada sebuah perpustakaan fasilitas seperti listrik merupakan objek vital
yang wajib diperhatikan. Karena semua kegiatan yang ada di
perpustakaan bergantung pada objek tersebut. Dalam hal ini pada salah
satu kegiatan perpustakaan seperti pengembangan koleksi digital
membutuhkan media yang menggunakan aliran listrik. Jika selalu
terjadi masalah pada listrik maka proses yang dilakukan akan
terganggu begitu juga sebaliknya. Pada perpstakaan universitas Mercu
Buana sarana Listrik belum terlalu diperhatikan akibatnya proses
penginputan data untuk di digitalisasikan menjadi terganggu. Oleh
sebab itu kedepannya pihak perpstakaan Mercu Buana harus
menambah daya/tegangan lisitrik agar tidak terjadi masalah pada
listrik. Kemudian menyediakan genset sebagai sarana cadangan jika
sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV terkait pelaksanaan
pengembangan koleksi digital dan kendala yang dihadapi dalam
pengembangan koleksi digital dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut:
1. Kebijakan Pengembangan Koleksi Digital Perpustakaan Universitas
Mercu Buana
Dalam proses pengembangan koleksi digital di Perpustakaan
Universitas Mercu Buana telah berjalan sesuai prosedur yang dikeluarkan
oleh ALA yang mana untuk proses pengembangan koleksi digital
setidaknya harus melalui empat proses, yaitu kebijakan pengembangan
koleksi, seleksi koleksi, pengadaan koleksi dan evaluasi koleksi.
Proses pengembangan koleksi digital di Perpustakaan Universitas
Mercu Buana berjalan dengan baik walaupun ditemukn sedikit kekurangan
dalam proses pelaksanaannya. Proses penyeleksian yang dilakukan setelah
koleksi yang dikumpulkan oleh tim, lalu dilanjutkan kepada bagian
pengadaan serta setelah semuanya maka dilakukan proses evaluasi yang
bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan tujuan yang tercapai.
Pengembangan koleksi digital di Perpustakaan Universitas Mercu
Buana masih terfokus kepada koleksi grey literature serta koleksi jurnal
yang dilanggan. Terfokusnya kepada pengembangan koleksi untuk grey
literature ini diharapkan mampu untuk menghargai serta mengapresiasi
69
hasil penelitian mahasiswa ataupun dosen. Selain itu juga diinginkan
sebagai bentuk program jangka panjang yang memudahkan civitas
akademika untuk merujuk dan mengulas kembali koleksinya.
2. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan koleksi digital
Kendala yang dihadapi masih kurangnya Sumber Daya Manusia
(SDM)/ tenaga ahli dibidang pengembangan koleksi digital yang membuat
hambatan saat proses pengembangan koleksi. Masih banyaknya
mahasiswa dan dosen yang tidak disiplin untuk mengumpulkan file yang
sesuai yaitu file yang berformat pdf. Masalah yang terakhir adalah listrik
yang kerap padam.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, maka ada beberapa
saran yang dapat penulis sampaikan sebagai bahan pertimbangan pihak
perpustakan agar layanan dapat berjalan dengan baik:
1. Sebaiknya Perpustakaan Universitas Mercu Buana membuat kebijakan
secara tetrulis dalam menentukan judul bersama dengan pihak tim Dari
Universitas.
2. Sebaiknya Perpustakaan Universitas Mercu Buana membuat kebijakan
mengikuti standar yang sesuai.
3. Sebaiknya Perpustakaan Universitas Mercu Buana menambah tenaga yang
ahli dalam bidang pengembangan koleksi digitalagar dapat berjalan
dengan baik.
4. Sebaiknya Perpustakaan Universitas Mercu Buana membuat standar
tertulis dan diberikan kepada mahasiswa mengenai penyerahan format file
70
skripsi, tesis dan disertasi yang akan diserahkan kepada pihak
perpustakaan.
5. Sebaiknya Perpustakaan Universitas Mercu Buana Menyediakan mesin
genset untuk menanggulangi kejadian pemadaman listrik agar
perpustakaan dapat tetap berjalan dengan optimal.
71
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Muhammad. Information Literacy Skills: Strategi Penelusuran Informasi
Online. Makassar: Alauddin University Press, 2013.
B, Lang. Developing The Digital Library: in Towards The Digital Library by
Carpenter, Leona, Simon Shaw and Andrew Prescott. London: The British
Library, 1998.
Consuelo, G.Sevilla. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI-press, 1993.
DIKTI, Dirjen. Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta: Dirjen DIKTI,
1994.
Edward Evans, G. Developing Library and Information Center Collection.
London: Libraries Unlimited, 2005.
———. Developing Library Collection. Colorado: Libraries Unlimited, 1979.
H S, Lasa. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media, 2005.
Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999.
J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001.
JavanLabs. ―Surat Al-Ma’idah Ayat 44.‖ TafsirQ, 2017 2015.
https://tafsirq.com/5-Al-Ma’idah/ayat-44#tafsir-quraish-shihab.
Krisyanto. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group, 2006.
Ls, Arifah. ―Metode Pengumpulan Data,‖ 2013.
Stiemj.ac.id/statistik1/dokumen_data.doc.
M Reitz, Joan. ―ODLIS : Online Dictionary of Library and Information Science,‖
2002, 207.
M Yusuf, Pawit. Ilmu Informasi Dan Kepustakaan. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
———. Pedoman Praktis Mencari Informasi. Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1995.
Maryam, Siti. ―Upaya Mencari Solusi Pengembangan Koleksi di Perpustakaan
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta,‖ Al-Maktabah, 1 No. 2 (n.d.).
N, Fatimah. Pelayanan Informasi Ilmiah di Perpustakaan Perguruaan Tinggi
Bulletin FKP21. 2. Jakarta: Bulletin FKP 21, 1997.
Pendidikan Nasional (Depdiknas RI), Departemen. Perpustakaan Perguruan
Tinggi: Buku Pedoman. 3 ed. Jakarta: Depdiknas RI, n.d.
Pendit dkk., Putu Laksman. Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan
Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta: CV Sagung Seto, 2007.
PPSI Universitas Mercu Buana. ―Profile,‖ n.d.
http://digilib.mercubuana.ac.id/about.php?id=1&l=0.
Purnomo, Pungki. Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syahid Jakarta, 2010.
Qalyubi, Syihabuddin. Dasar-dasar Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta:
llmu Perpustakaan dan Informasi, 2003.
Rahman Saleh, Abdul. Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Perguruan
Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka, 1995.
Soetimah. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta:
Kanisius, 1992.
72
SS, Lazinger. Digital Preservation and metadata: History, Theory, Practice.
Englewoos, Colorado: Libraries Unlimited, 2001.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2010.
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1991.
Sumardji, P. Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya. Yogyakarta: Kanisius,
1988.
Suwarno, Wiji. Perpustakaan dan Buku: Wacana Penulisan dan Penerbitan.
Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2011.
———. Perpustakaan Dan Kode Etik Pustakawan. Yogyakarta: Ar-Ruz, 2010.
Yulia, Yuyu. Pengadaan Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka, 1993.
———. Pengembangan Koleksi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
———. Pengembangan Koleksi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2009.
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : Drs. Budiantoro, M.A
Jabatan : Kepala Perpustakaan Universitas Mercu Buana
Tempat : Ruang Kepala Perpustakaan
1. Bagaimana kebijakan perpustakaan UMB tentang pengembangan koleksi digital?
Ya kita adalah tim dari universitas yah gitu kebijaksanaanya yang menentukan
judul judulnya adalah fakultas yang ahli sesuai bidang bidang ilmunya, kita
tinggal memverifikasi sesuai dengan apa yang fakultas butuhkan. Jadi kita
punya lensa nya dari universitas yang tentunya masuk dari perpustakaan.
2. Sejauhmanakah tuntutan dari pihak universitas tentang pengembangan koleksi
kedalam bentuk digital di perpustakaan?
Karena kebijakan itu datangnya dari lapangan, karena kan kita lebih
mengutamakan ke e-reousrces, jadi mereka lebih berfokus ke berlangganan
jurnalnya.
3. Seberapa pentingkah pengembangan koleksi digital di perpustakaan UMB?
Penting dengan adanya pengembangan koleksi digital mahasiswa dapat
melihat buku dan journal yang dicari tidak harus mengunjungi perpustakaan
cukup bisa dilihat menggunakan web kita.
4. Koleksi digital apa sajakah yang ada di perpustakaan UMB?
Jadi kan kita kalo perpustakaan kan e-book dan non book kalo buku yah apa
itu majalah yang hard copy atau sebagainya, kalo yang non-book yah seperti
digital, itu yang digital sendiri hanya skripsi dan thesis tapi kalo e-book kita
beli
5. Apakah proses pendigitalan ini dikerjakan sendiri oleh pihak perpustakaan atau ada
pihak lain yang terlibat?
Skripsi, sementara skripsi dan tesis, tapi kalo untuk ebook nya berlangganan,
kalo untuk skripsi mahasiswa yang ngasih sendiri sendiri softcopy nya ke kita,
jadi pihak perpustakaan ga nyimpen hardcopy.
6. Apa alasasn dan proses dilakukan proses pengembangan koleksi ?
sebetulnya, dilakukannya kegiatan pengembangan koleksi itu didasari oleh
aspek kerelevanan antara kebutuhan pemustaka dan koleksi yang akan di
kembangkan serta kelengkapan dari koleksi. Namun samapai saat ini kami
masih terfokus untuk mengembangkan koleksi grey literature dan beberapa e-
resouces yang dilanggan oleh kami karena kami masih terkendala dengan
kekurangannya sdm pada Perpustakaan Mercu Buana.
7. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pengembangan koleksi digital?
dalam proses penginputan data untuk di digitalisasi yang terkadang listrik
berikan dampak yang menghambat proses pengembangan Koleksi Digital.
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : Dede Muksin Lubis, SIP
Jabatan : Staff Pengolahan
Tempat : Ruang meeting
1. Apakah pihak perpustakaan UMB melakukan seleksi terlebih dahulu terhadap koleksi
digital yang akan diadakan di perpustakaan?
Ya, kita menseleksi kembali apa yang telah ditentukan dari tim pihak
Universitas dan Fakultas, kita kembali melihat apa koleksi yang sudah
ditentukan apa sudah benar sesuai kebutuhan kalo sudah benar dan telah dapat
persetujuan dari kepala perpustakaan kita baru melaksanakan pengadaan
koleksi.
2. Apakah dalam proses seleksi koleksi digital ini melibatkan pihak luar selain pihak
perpustakaan? mengapa?
Tidak, karena koleksi digital yang telah diserahkan ke perpustakaan menjadi
tanggung jawab kami, dan itu bersifat rahasia.
3. Metode apasajakah yang dipakai dalam proses pengadaan koleksi digital di
perpustakaan UMB?
pihak perpustakaan hanya melakukan metode pengadaan dengan pembelian
karena untuk pengembangan koleksi digital nya sendiri pihak perpustakaan
hanya membeli e-resource yang di beli atau dilanggan, sedangkan untuk
koleksi yang lain seperti skripsi, thesis dan disertasi pihak perpustakaan
hanya meminta softcopy nya saja berupa cd kepada setiap mahasiswa yang
akan menyerahkan
4. Apakah kegiatan pengadaan koleksi digital dilakukan secara berkala atau sesuai
kebutuhan? Mengapa?
Pengadaan koleksi, digital dilakukan sebulan sekali, pengadaan di lakukan
agar kita mengetahui berapa tugas akhir yang sudah ke entry dan yang juga
yang sudah ke upload ke dalam system digilib.mercubuana.ac.id
5. Apakah koleksi digital yang diadakan selalu berbentuk digital langsung atau masih
dalam bentuk tercetak kemudian didigitalisasi sendiri?
Iya, dalam penyerahan tugas akhir, pihak perpustakaan hanya menerima cd
yang sudah mengikuti format dari perpustakaan dalam bentuk pdf.
6. Apakah perpustakaan dalam pengadaan koleksi digital menggunakan jasa seperti
vendor dll?
jika dalam pengadaan untuk tugas akhir, mahasiswa mercu sendiri yang
langsung dlama ke perpustakaan. jadi tidak melibatkan pihak/jasa luar.
7. Kendala apasajakah yang sering ditemui dalam proses pengadaan koleksi digital di
perpustakaan UMB?
File tidak sesuai dengan format yang diberikan oleh perpustakaan, file tidak
terbaca, salah format (harusnya pdf bukan word), file melebihi/terlalu besar.
8. Apakah perpustakaan UMB pernah melakukan evaluasi koleksi digital?
Iya, kita melakukan evaluasi, per semester atau 1 tahun.
9. Bagaimana proses terkait dengan evaluasi koleksi digital di perpustakaan UMB?
Dalam proses evaluasi, koleksi digital, kita melakukan pelaporan tugas akhir,
mulai dari berapa cd yang sudah d entry ke perpus dan kemudian sudah
berapa yang sudah d upload di dalam system digilib.mercubuana.ac.id
10. Mengapa evaluasi digital harus dilakukan di perpustakaan UMB?
Evaluasi dilakukan agar kita mengetahui dan mencocokan dari entry cd ke
upload cd pakah sudah sesuai dan benar data
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : Nasrullah, SIP
Jabatan : Staff Pengolahan
Tempat : Ruang meeting
1. Koleksi digital apa sajakah yang ada di perpustakaan UMB?
Yang tidak berlangganan skripsi, tesis dan disertasi. Berlangganan jurnal
2. Bagaimana kategori koleksi yang dikembangkan ke dalam bentuk digital?
Yang sesuai dengan kebutuhan dari civitas, akademik agar sesuai dengan yang
dibituhkan.
3. Apakah proses pendigitalan ini dikerjakan sendiri oleh pihak perpustakaan atau ada
pihak lain yang terlibat?
Untuk saaat ini dikerjakaan sendiri di scan.
4. Seberapa pentingkah pengembangan koleksi digital di perpustakaan UMB?
Sangat penting, dapat menghemat ruang, biaya, lebih aman dalam
penyimpanan bisa memonitoring pengguna koleksi dan mengurangi tingkat
plagiat.
5. Kendala apa sajakah yang yang dihadapi dalam proses pengembangan koleksi digital
di perpustakaan UMB?
Kekurangan sdm faktor utama yang menghambat kinerja dalam
pengembangan koleksi digital
Foto Ruang Perpustakaan Universitas Mercu Buana
Gambar 1. Lokasi Ruang Pelayanan Perpustakaan Universitas Mercu Buana
Gambar 2. Journal yang dilanggan oleh Perpustakaan Mercu Buana
Gambar 3. Caranya mengakses E-Journal Perpustakaan Mercu Buana
Gambar 4-5. Area Ruang Pengembangan Koleksi Digital Perpustakaan Mercu Buana
Gambar 6-7. Koleksi Tugas Akhir yang belum dan sudah di digitalisasi
Gambar 8-9. Nomor dan kode yang digunakan untuk digitalisasi tugas akhir
Gambar 10-11. Ruang tesis dan BI Corner
Gambar 12. Jumlah Koleksi
BIODATA PENULIS
Ari Pratama Putra. Lahir di Jakarta 3 Oktober 1992, anak pertama
dari Bapak Arsafrizal dan Ibu Nyai Siti Wakiah. Penulis bertempat
tinggal di Kp Cinagara Rt 001/05 Kelurahan Cinagara Kecamatan
Caringin Kabupaten Bogor, kode pos 16730. Penulis menyelesaikan
pendidikan di SDN 07 Pagi Jakarta Barat, MTs Al-Ihsan Pamulang,
SMA GITA PGRI Cigombong, dan melanjutkan pendidikan S1 pada
Program Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Menyelesaikan kuliah dengan menulis karya
ilmiah berjudul “Pengembangan Koleksi Digital Perpustakaan Mercu Buana”.
Penulis pernah melaksanakan praktek kerja lapangan di Perpustakaan Nasional
Jakarta dan mengikuti kuliah kerja nyata di Desa Jambu Karya Kelurahan Jambu
Karya Kecamatan Rajeg Kabupaten Tangerang.