PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI...

130
i PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI COVID 19 DI SDLB MUHAMMADIYAH SURYA GEMILANG BANYUBIRU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: SITI ASRIYANTI 23040160207 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2020

Transcript of PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI...

  • i

    PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI COVID 19 DI

    SDLB MUHAMMADIYAH SURYA GEMILANG BANYUBIRU

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

    Pendidikan

    Oleh:

    SITI ASRIYANTI

    23040160207

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

    Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

    Dosen IAIN Salatiga

    Persetujuan Pembimbing

    Hal : Naskah Skripsi

    Lampiran : 4 Eksemplar

    Saudari : Siti Asriyanti

    Kepada

    Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga

    Di Salatiga

    Asalamu’alaikum. Wr. Wb

    Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami

    kirimkan naskah skripsi saudari:

    Nama : Siti Asriyanti

    NIM : 23040160207

    Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    Judul : Pengelolaan Pembelajaran Daring selama Pandemi Covid 19

    di SDLB Muhmmadiyah Surya Gemilang Banyubiru

    Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera

    dimunaqoshahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

    Wasalamu’alaikum.Wr.Wb.

    Salatiga, 25 September 2020

    Dosen Pembimbing

    Drs. H Sumarno Widjadipa, M.Pd.

    NIP.19570520 198601 1 001

  • iv

    LEMBAR PENGESAHAN

    Judul Skripsi :

    PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI COVID 19 DI

    SDLB MUHAMMADIYAH SURYA GEMILANG BANYUBIRU

    Disusun Oleh:

    SITI ASRIYANTI

    23040160207

    Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Progam Studi PGMI Fakultas

    Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 30

    Oktober 2020 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana

    Pendidikan.

    Susunan Panitia Penguji

    Ketua Penguji : Dr. Miftahuddin, M.Ag _____________________

    Sekretaris : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd _____________________

    Penguji I : Sutrisna, S.Ag., M.Pd _____________________

    Penguji II : Fenny Widiyanti M.Pd _____________________

    Salatiga, 30 0ktober 2020

    DekanFakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan

    Prof. Dr. Mansur, M. Ag

    NIP.196806131994031004

    KEMENTERIAN AGAMA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) Jl. Lingkar Salatiga Km. 2Telp.(0298) 6031364Salatiga 50716 Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.idE-mail : [email protected]

  • v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Siti Asriyanti

    NIM : 23040160207

    Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

    Fakultas : Tarbiiyah dan Ilmu Keguruan

    Judul Skripsi : Pengelolaan Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid 19 di

    SDLB Muhmmadiyah Surya Gemilang Banyubiru.

    Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, dan tidak

    keberatan apabila dipublikasikan oleh pihak IAIN Salatiga tanpa menuntut konsekuensi

    apapun. Karya tulis ini bukan pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi

    ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkann untuk

    dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.

    Salatiga, 25 September 2020

    Yang menyatakan

    Siti Asriyanti

    NIM. 23040160207

  • vi

    MOTTO

    “Sesungguhknya setelah kesulitan itu ada kemudahan, karena itu bila engkau telah

    selesai dari satu urusan kerjakanlah urusan yang lain dengan tekin”

    (Terjemahan QS Al Insyirah: 6-7)

    “Ilmu menginginkan untuk diamalkan. Apabila orang mengamalkannya, maka ilmu itu

    tetap ada. Namun sebaliknya, jika tidak diamalkan, maka imu akan hilang dengan

    sendirinya”

    (Sufyan ats-Tsauri)

    “Mudahkanlah urusan orang lain dalam hal kebaikan maka Allah akan memudahkan

    urusan kita”

    (Diah Murti)

    “Bertakwalah pada Allah maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah Maha

    Mengetahui segala sesuatu”

    (Al-Baqarah:282)

    “Keajaiban adalah nama lain dari kerja keras”

    (Penulis)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi

    ini saya persembahkan untuk:

    1. Kedua orang tua saya Bapak Susilo (Alm) dan Ibu Resiah yang senantiasa

    mendo’akan, yang telah memberikan cinta kasih yang luar biasa dan memberi

    dukungan untuk saya mencapai cita-cita.

    2. Tak lupa untuk keluarga besar Pimpinanan Cabang Muhammadiyah dan

    Pimpinan Cabang Aisyiyah Banyubiru Khususnya LKSA Keluarga Sakinah

    Banyubiru yang telah mendukung, mendo’akan, sudah menyayangi saya

    seperti anak kandung sendiri dan memberi bantuan materil sehingga skripsi

    ini dapat selesai.

    3. Saudara kandung saya Wariyanti yang tersayang, terima kasih atas dukungan,

    do’a, canda, tawa dan semangat yang telah kau berikan.

    4. Keluarga besar mbah Marsudi dan mbah Yahmudi untuk doa, dukungan,

    kasih saying dan motivasinya sehingga skripsi ini terselesaikan.

    5. Keluarga besar LKSA Keluarga Sainah Banyubiru (Diah Murti, Ariyani,

    Masfufah, Okta, Nada, Tari, Sri Supadmi, Tri Wijayanti, Puspo, Maryati,

    Desi, Juliana, Chika, Fatimah, Eko, Eka, Zulfa, Lintang, Hani) yang

    senantiasa menyemangati saya,memotivasi, mendukung dan mengingatkan

    saya dikala saya mulai down serta mengajarkan saya untuk bisa lebih dewasa.

    6. Sahabat seperjuangan skripsi yang tercinta (Nafiah Damayanti, Siti

    Alimaturrofiah, Mahmudadul Khasanah, Ariyani Rohmatun, Mei Gita D.P,

    Siti Noor Laeli) yang sudah saling support dan memberi semangat agar

    skripsi cepat terselesaikan

    7. Sahabat-sahabat PPL saya (Ahmad Chairudin, Mubtadiul Alviani, Widhi

    Astuti, Vivi Zelika, Zulfa Nurul Atika, Umi Latifah, Maryana, Nia Astuti

    Dewi) yang senantiasa mendukung saya, memotivasi, mendengarkan keluh

    kesah saya

  • viii

    8. Sahabat-sahabat KKN (Hanif Fuadi, Muaziz, Wildan, Riza Nur Aini,

    Sutriana, Ikfi Rizqia, Yuni Alfiyani) yang senantiasa saling mendukung dan

    memotivasi dalam menyelesaikan skripsi.

    9. Teman teman seperjuangan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN

    Salatiga angkatan 2016 yang telah memberikan kesan selama masa kuliah

    dan saat mengerjakan tugas.

    10. Keluarga besar SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru yang sudah

    berkenan memberikan ijin untuk saya melaksanakan penelitian hingga skripsi

    ini terselesaikan.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat-Nya. Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjudul “Pengelolaan Pembelajaran Daring Selama Pandemi di SLB

    Muhammadiah Surya Gemilang”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

    persyaratan meraih gelar Strata Satu pada Program Studi Pendidikan Guru

    Madrasah Ibtidaiyah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Penelitian ini dapat

    diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti

    menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada

    pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini. Ucapan terima

    kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada pembimbing: Drs. H Sumarno

    Widjadipa M. Pd

    Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang

    telah membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:

    1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin, M. Ag. yang telah

    memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, penelitian dan

    penulisan skripsi ini.

    2. Dekan FTIK IAIN Salatiga Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag. yang telah

    memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

    3. Ibu Peni Susapti M.Pd. Selaku Ketua Program Studi PGMI IAIN Salatiga,

    yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

    4. Ibu Khulatul Lutfiah, M.Pd. I selaku dosen pembimbing akademik yang telah

    memberikan bimbingannya.

    5. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi

    yang penuh kesabaran dan telah memberikan saran, kritik, bimbingan, arahan,

    tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi

    ini.

    6. Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag. selaku ketua penguji, Bapak Sutrisna, S.Ag.,

    M.Pd., selaku penguji pertama dan Ibu Fenny Widiyanti, M.Pd. selaku

  • x

    penguji kedua yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi dalam

    penyusunan skripsi ini.

    7. Bapak ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN

    Salatiga, yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti

    selama menempuh pendidikan.

    8. Staff akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang

    telah melayani kami selaku mahasiswa dengan sabar dan ramah.

    9. SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru yang sudah memberikan

    izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan telah memberikan

    kemudahan untuk mencari data dan informasi yang penulis perlukan.

    10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

    yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Peneliti sadar bahwa dalam skripsi ini mungkin masih terdapat

    kekurangan, baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

    bersifat membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil

    penelitian ini bermanfaat dan merupakan konstribusi bagi pengembangan

    ilmu pengetahuan.

    Wassalamualaikum Wr Wb.

    Salatiga, Oktober 2020

    Siti Asriyanti

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

    LOGO ..................................................................................................................... ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... iii

    LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv

    DEKLARASI ......................................................................................................... v

    MOTTO ................................................................................................................ vi

    PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii

    DAFTAR WAWANCARA .............................................................................. xiiiv

    ABSTRAK .......................................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

    B. Rumusan masalah ...................................................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5

    D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

    BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 8

    A. Kajian Teori ................................................................................................ 8

    1. Pengelolaan Pembelajaran .................................................................... 8

    2. Pembelajaran Daring ........................................................................... 13

    3. Anak Berkebutuhan Khusus ............................................................... 16

    4. Pengelolaan pembelajaran Daring di SDLB ...................................... 25

    5. Kriteria Ketuntasan Minimal .............................................................. 25

    6. Indikator Keberhasilan Belajar .......................................................... 28

    BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 34

    A. Jenis dan desain penelitian ...................................................................... 34

    B. Tempat dan waktu penelitian ................................................................. 35

  • xii

    C. Data dan Sumber Data ............................................................................ 35

    D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 36

    E. Keabsahan Data ....................................................................................... 38

    F. Teknik Analisis Data ................................................................................ 38

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 41

    A. Gambaran Umum SLB Muhammadiyah Surya Gemilang ................. 41

    B. Paparan Hasil Penelitian ......................................................................... 48

    C. Pembahasan .............................................................................................. 56

    BAB V PENUTUP .............................................................................................. 65

    A. Simpulan ................................................................................................... 65

    B. Implikasi.................................................................................................... 65

    C. Saran.......................................................................................................... 66

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67

    LAMPIRAN

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel IV.1 Data Guru dan Karyawan di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

    Banyubiru

    Tabel IV.2 Kualifikasi pendidikan tenaga pendidik SLB Muhammadiyah Surya

    Gemilang

    Tabel IV.3 Jumlah Murid berdasarkan jenjang kelas dan rombel

    Tabel IV.4 Data Jumlah Siswa Menurut Jenis Ketunaan

    Tabel IV.5 Kondisi Fisik SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

    Tabel IV.6 Daftar Prestasi siswa dua tahun terakhir

  • xiv

    DAFTAR WAWANCARA

    Wawancara dengan Kepala Sekolah 3 Agustus 2020 Pukul 08.30 WIB

    Wawancara dengan NKDK 3 Agustus 2020 Pukul 09.30 WIB

    Wawancara dengan AR 3 Agustus 2020 Pukul 11.00 WIB

    Wawancara dengan SK 9 Agustus 2020 Pukul 09.30 WIB

    Wawancara dengan UU 12 Agutus 2020 Pukul 08.00 WIB

    Wawancara dengan KPS 12 Agustus 2020 Pukul 10.30 WIB

  • xv

    ABSTRAK

    PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI

    COVID 19 DI SDLB MUHAMMADIYAH SURYA GEMILANG

    BANYUBIRU

    Siti Asriyanti. 2020. Pengelolaan Pembelajaran Daring selama Pandemi Covid

    19 di SDLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru. Skripsi, Program

    Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs.

    Sumarno Widjadipa, M.Pd.

    Kata Kunci: Pengelolaan, Pembelajaran Daring, SDLB

    Tujuan penelitian ini mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan

    evalusi pembelajaran Daring di SDLB Muhammadiyah Surya Gemilang

    Banyubiru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan

    fenomenologi.

    Teknik pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi, dan

    dokumentasi. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

    triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan analisis model interaktif

    yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan

    kesimpulan.

    Hasil penelitian menunjukkan (1) Perencanaan pembelajaran daring dalam

    setiap jenis perencanaan dengan memperhatikan jenis ketunaannya dengan

    menggunakan aplikasi Whatsapp dalam pembelajarannya. Jenis perencanaan

    pembelajaran daring SDLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru terdiri

    dari penyusunan Program Tahunan, Program Semester, Silabus, dan Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan jenis ketunaannya. Perencanaan

    dibuat oleh guru kelas ketunaan yang mengampu semua mata pelajaran (2)

    Pelaksanaan pembelajaran daring ada tiga kegiatan utama yaitu kegiatan

    pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup yang penyampaiannya

    disesuaikan dengan jenis ketunaan dengan aplikasi Whatsapp (3) Evaluasi

    pembelajaran daring terdiri dari ranah penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik

    yang sudah disesuaikan dengan jenis ketunaan karena memiliki karakteristik dan

    kebutuhan yang berbeda. Kesimpulan penelitian ini mununjukkan bahwa

    perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran daring di SDLB

    Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru disesuaikan dengan jenis ketunaanya.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pesatnya perkembangan sains dan teknologi di abad 21 menuntut

    manusia semakin bekerja keras untuk menyesuaikan diri dalam segala aspek

    kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan. Tuntutan abad 21 menjadikan

    sistem pendidikan harus sesuai dengan perubahan zaman yang dapat

    meningkatkan kualitas hidup manusia. Perubahan tersebut diikuti dengan

    permasalahan baru terkait dengan moral, etika dan isu-isu global yang dapat

    mengancam kelangsungan hidup manusia. Permasalahan yang saat ini sedang

    dialami oleh dunia dengan adanya pandemi Covid 19 menyebabkan

    terganggunya berbagai masalah salah satunya di dunia pendidikan.

    Pendidikan merupakan proses tanpa akhir yang diupayakan oleh pendidik

    terhadap anak didiknya dalam upaya meningkatkan kesadaran dan keilmuan,

    agar anak didiknya secara aktif dapat mengembangakn potensi dalam

    dirinya. Pada bidang pendidikan sains, peningkatan kualitas sumber daya

    manusia menjadi prioritas utama untuk mengikuti pertumbuhan dan

    perkembangan di era modern ini.

    Pembelajaran merupakan inti dan muara segenap proses pengelolaan pendidikan.

    Kualitas sebuah lembaga pendidikan hakikatnya diukur dari kua-litas proses

    pembelajarannya, disamping output dan outcome yang dihasilkan. Oleh karena itu

    kriteria mutu dan keberhasilan pembelajaran seharusnya dibuat secara rinci,

    sehingga benar-benar dapat diukur dan diamati. Namun kenyataannya, membuat

  • 2

    kriteria dan indikator keberhasilan pembelajaran tidaklah semudah mengukur

    produktivitas dan kualitas pada bidang pekerjaan lain. Pembelajaran melibatkan unsur

    siswa dengan segala karakteristiknya, mulai dari latar belakang keluarga, lingkungan,

    ekonomi, kemampuan, motivasi, dan sebagainya. Selain itu perubahan yang terjadi pada

    diri siswa setelah melalui sebuah proses pembelajaran juga tidak nampak dan sulit diukur,

    terutama pada dimensi nilai dan sikap. Kejelasan kriteria dan indikator keberhasilan

    pembelajaran bukan saja akan memperjelas target dalam setiap tahapan

    pembelajaran, namun sekaligus juga meningkatkan accountability guru. Idealnya,

    setiap guru dan kepala sekolah memiliki kemampuan menyusun kriteria dan indikator

    keberhasilan pembelajaran sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

    Permasalahan rendahnya pemahaman siswa di Indonesia tidak hanya

    dialami oleh siswa reguler saja akan tetapi siswa berkebutuhan khusus juga

    memerlukan perhatian yang lebih khusus disamping hambatan yang dialami

    oleh siswa tersebut. Sekolah berkebutuhan khusus memiliki keberagaman

    siswa berkebutuhan khusus seperti tunanetra (A), tunarungu (B), tunagrahita

    ringan (C), tunagrahita sedang (C1), tunadaksa sedang (D1), tunalaras (E)

    dan autis sehingga dalam proses pembelajaran seharusnya memiliki model

    pembelajaran yang menarik untuk dapat memudahkan siswa dalam

    menerima pelajaran dari Guru.

    Anak berkebutuhan khusus perlu menerima pendidikan untuk

    menguasai pembelajaran sebagai bekal hidup, hal ini sesuai dengan UUD

    1945 pasal 31 ayat 1 yang berisi “Setiap warga negara berhak mendapatkan

    pendidikan”. Atas dasar UUD tersebut anak ABK yang ada di Sekolah Dasar

    Luar Biasa Surya Gemilang memberikan pendidikan khusus pada sekolah

  • 3

    luar biasa, karena dalam kehidupan sehari-hari anak berkebutuhan khusus

    perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan, ketergantungan dengan orang

    lain, kemandirian, sehingga mereka perlu dibimbing dengan pembelajaran

    daring, anak berkebutuhan khusus diharapkan dapat menyelesaikan masalah

    yang dialami dalam kehidupan sehari-hari melalui sebuah pembelajaran.

    Pengelolaan pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan

    kemampuan belajar anak berkebutuhan khusus dengan menyesuaikan potensi

    yang dimiliki anak berkebutuhan khusus tersebut.

    Perencanaan pembelajaran daring di Sekolah Luar Biasa (SLB)

    memiliki beberapa kesukaran. Realitas di lapangan guru SDLB tidak linear

    karena pendidik bukan berasal dari lulusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) yang

    asumsinya adalah tidak cukup banyak memiliki pengalaman maupun

    kompetensi keilmuan yang cukup sebagai pendidik kreatif dan inovatif. Maka

    terjadi ketidakimbangan (lack of balance) dalam proses pembelajaran daring

    khususnya pembelajaran daring di SLB jenjang SDLB.

    Pengolahan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dapat berupa

    pengembangan silabus, pembuatan RPP, persiapan administrasi serta berbagai

    media yang dibutuhkan dalam mendukung proses belajar mengajar secara

    daring sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa sesuai dengan jenis

    ketunaanya. Pengelolaan pembelajaran daring di SLB berdasarkan hasil

    observasi awal memiliki pengelolaan yang menarik untuk diteliti.

    Pada dasarnya anak-anak memiliki daya-daya kritik untuk aktif dan

    kritis, interaksi pendidik dengan peserta didik terjalin, serta pengelolaan

  • 4

    pembelajaran daring yang disampaikan pendidik bisa tersimpan rapi dalam

    memori peserta didik. Namun kenyataannya pendidik kurang melaksanakan

    keterampilan mengelola pembelajaran daring dengan sesuai ketentuan,

    sehingga menimbulkan kejenuhan dan kebosanan. Selain dari itu dalam

    observasi yang dilakukan oleh peneliti pengelolaan pembelajaran daring hanya

    menghususkan pada menghafal materi ajar sehingga kemampuan siswa kurang

    maksimal.

    Indikator keberhasilan pembelajaran daring peserta didik dapat

    diketahui dari kemampuan daya serap peserta didik terhadap bahan pengajaran

    yang telah diajarkan serta dari perbuatan atau tingkah laku yang telah

    digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik, baik

    secara indvidual maupun kelompok.

    Penelitian ini untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran peserta

    didik yang dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Surya Gemilang jenjang

    SDLB. Adapun alasan memilih sekolah SLB Muhammadiyah Surya

    Gemilang Banyubiru jenjang SDLB karena sekolah tersebut menjadi sekolah

    swasta berkebutuhan khusus yang memiliki banyak prestasi dan keunggulan

    dan satu-satunya sekolah berkebutuhan khusus di Kecamatan Banyubiru.

    Selain itu SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru memiliki letak

    yang strategis, potensi siswa yang beragam serta berkualitas dilihat dari

    prestasi yang didapatkan, peran wali murid dan komite sekolah yang saling

    bersinergi memajuakn sekolah dan manajemen sekolah yang baik.

  • 5

    Berdasarkan kondisi dari data di SLB Muhammadiyah Surya

    Gemilang Banyubiru tersebut peneliti bermaksud untuk mengetahui lebih

    dalam tentang bagaimana pengelolaan pembelajaran daring selama pandemi

    Covid 19 SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang SDLB.

    Penelitian ini dimulai dari tanggal 3 Agustus 2020 sampai dengan 15

    September 2020 pada tahun ajaran 2020/2021 semester 1.

    B. Rumusan masalah

    Ada tiga rumusan masalah dalam penelitian ini.

    1. Bagaimana perencanaan pembelajaran daring selama pandemi Covid 19

    SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang SDLB?

    2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring selama pandemi Covid 19

    SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang SDLB?

    3. Bagaimana evaluasi pembelajaran daring selama pandemi Covid 19 SLB

    Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang SDLB?

    C. Tujuan Penelitian

    Dilihat dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

    1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran daring selama pandemi

    Covid 19 SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang

    SDLB.

    2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran daring selama pandemi

    Covid 19 SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang

    SDLB.

  • 6

    3. Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran daring selama pandemi Covid

    19 SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang SDLB.

    D. Manfaat Penelitian

    a. Manfaat teoritis

    Secara teoritik penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

    mengembangkan keilmuan dalam bidang pengelolaan pembelajaran

    Daring. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan acuan bagi

    penelitian yang lebih mendalam sehingga dapat memperbanyak informasi

    mengenai pengelolaan pembelajaran daring selama pandemi Covid 19

    SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang SDLB yang

    lebih efektif dan lebih baik.

    b. Manfaat praktis

    Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

    manfaat berupa:

    1) Pemerintah

    Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam

    pengambilan kebijakan untuk pengelolaan pembelajaran daring selama

    pandemi Covid 19 khususnya di sekolah luar biasa.

    2) Sekolah

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian, dan bila

    mungkin sebagai masukan berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran

    pembelajaran daring selama pandemi Covid 19.

  • 7

    3) Peneliti yang akan datang

    Masukan bagi peneliti yang akan datang untuk bisa mengembangkan

    penelitian lebih mendalam terkait dengan pengelolaan pembelajaran

    daring selama Covid 19 di SDLB Muhammadiyah Surya Gemilang

    Banyubiru sehingga lebih efektif dalam hal pengelolaan pembelajaran

    daring.

    4) Masukan dan saran bagi pemangku kepentingan dan masyarakat agar

    lebih meningkatkan kepedulian terhadap anak berkebutuhan khusus

    agar dapat bisa berperan dalam kehidupan normal.

  • 8

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Pengelolaan Pembelajaran

    Menurut Hasibuan (2011:37), konsep mengajar dalam proses

    perkembangannya masih dianggap sebagai suatu kegiatan penyampaian atau

    penyerahan pengetahuan. Pandangan semacam ini masih umum digunakan

    di kalangan pengajar. Mengajar menurut pengertian mutakhir merupakan

    suatu perbuatan yang kompleks. Perbuatan mengajar yang kompleks dapat

    diterjemahkan sebagai penggunaan secara integrative sejumlah komponen

    yang terkandung dalam perbuatan mengajar itu untuk menyampaikan pesan

    pengajaran. Dalam proses belajar mengajar guru memiliki peran yaitu: (1)

    tahap sebelum pengajaran, (2) tahap pengajaran, dan (3) tahap setelah

    pengajaran.

    Pengelolaan pembelajaran meliputi perencanaan, pengorganisasian,

    pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran, dapat dijabarkan sebagai berikut:

    1) Perencanaan Pembelajaran

    Menurut Yulaelawati (2012:48) desain pembelajaran dapat

    dimaknai dari berbagai sudut pandang misalnya disiplin, sebagai ilmu,

    sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain

    pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi

    serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya.

  • 9

    Perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan awal untuk

    mencapai suatu tujuan pembelajaran. Banyak pengertian yang diberikan

    para ahli pembelajaran tentang tujuan pembelajaran, yang satu sama

    lain memiliki kesamaan di samping ada perbedaan sesuai dengan sudut

    pandang garapannya. Menurut Uno (2010:35) memberikan pengertian

    ”tujuan pembelajaran sebagai perilaku yang hendak dicapai atau yang

    dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi

    tertentu”. Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik

    yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan

    dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang

    diharapkan.

    Dalam perencanaan, guru diberikan kewenangan untuk

    mengembangkan cara untuk menciptakan hubungan dengan murid

    berdasarkan metode dan cara yang dianggap sesuai oleh guru karena

    gurulah yang melakukan komunikasi secara langsung terhadap murid,

    hal ini seperti yang dinyatakan oleh Levy (2010) “Because teachers

    communicate in many ways, they naturally develop different types of

    relationship with students” (Karena guru berkomunikasi dalam berbagai

    cara, mereka secara alami akan mengembangkan hubungan antara guru-

    murid dengan cara yang berbeda).

    2) Pelaksanaan Pembelajaran

    Pengajaran adalah suatu proses hubungan mengajar dan belajar

    antara peserta didik dan guru. Tugas dan tanggung jawab utama seorang

  • 10

    pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis,

    efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan

    keterlibatan aktif diantara guru dan peserta didik. Rohani (2010:1)

    menyatakan: Pengajaran merupakan suatu proses yang sistimatis dan

    sistemik yang terdiri atas banyak komponen. Masing-masing komponen

    pengajaran tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri,

    tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer,

    dan berkesinambungan, untuk itu diperlukan pengelolaan pengajaran

    yang baik.

    Menurut Makmun (2012:220) menyatakan bahwa “Pendekatan

    secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu garis besar dalam

    bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan”. Pendekatan

    adalah cara atau upaya yang dilakukan untuk mencapai sasaran tertentu.

    Pendekatan pembelajaran adalah tindakan guru melaksanakan rencana

    mengajar. Artinya, usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel

    pengajaran (tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi) agar dapat

    memengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan

    adalah cara menyikapi sesuatu dan cara pandang seseorang terhadap

    sesuatu yang menjadi landasan untuk tindak lanjutnya.

    Pengertian pengelolaan pengajaran adalah suatu upaya untuk

    mengatur (memanajemeni, mengelola, mengendalikan) aktivitas

    pengajaran berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengajaran

    agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara lebih efektif, efisien, dan

  • 11

    produktif yang diawali dengan penentuan strategi dan perencanaan,

    diakhiri dengan penilaian. Penilaian tersebut pada akhirnya akan dapat

    dimanfaatkan sebagai feedback (umpan balik) bagi perbaikan

    pengajaran lebih lanjut.

    3) Evaluasi Pembelajaran

    Menurut Djamarah (2011:245) “Evaluasi adalah memberikan

    pertimbangan atau harga nilai berdasarkan kriteria tertentu, untuk

    mendapatkan evaluasi yang meyakinkan dan objektif dimulai dari

    informasi-informasi kuantitatif dan kualitatif”. Evaluasi tidak boleh

    dilakukan dengan sekehendak hati guru, anak didik yang cantik

    diberikan nilai tinggi dan anak didik yang tidak cantik diberikan nilai

    rendah. Evaluasi dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan yang

    arif dan bijaksana, sesuai dengan hasil kemajuan belajar yang

    ditunjukkan oleh anak didik.

    Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan

    menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil

    belajar baik yang menggunakan instrumen tes maupun non-tes. Jadi

    maksud penilaian adalah memberikan nilai tentang kualitas sesuatu.

    Tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa,

    tetapi lebih diarahkan kepada menjawab pertanyaan bagaimana atau

    seberapa jauh sesuatu proses atau suatu hasil yang diperoleh seseorang

    atau suatu program. Secara garis besar penilaian dapat dibagi menjadi

    dua, yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif

  • 12

    dilakukan dengan maksud memantau sejauh manakah suatu proses

    pendidikan telah berjalan sebagaimana yang direncanakan. Sedangkan

    penilaian sumatif dilakukan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik

    telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya (Nasution,

    2012:90).

    Sudjana (2010:39) mengemukakan, bahwa evaluasi terhadap proses

    belajar mengajar bertujuan agak berbeda dengan tujuan penilaian hasil

    belajar. Apabila penilaian hasil belajar lebih ditekankan pada derajat

    penguasaan tujuan pengajaran (instruksional) oleh siswa, maka tujuan

    evaluasi proses belajar lebih ditekankan pada perbaikan dan

    pengoptimalan kegiatan belajar mengajar itu sendiri, terutama efisiensi-

    keefektifan produktivitasnya. beberapa di antaranya adalah: (a) efisiensi

    dan keefektifan pencapaian tujuan instruksional, (b) keefektifan dan

    relevansi bahan pengajaran, (c) produktivitas kegiatan belajar-mengajar,

    (d) keefektifan sumber dan sarana pengajaran, dan (e) keefektifan

    penilaian hasil dan proses belajar.

    Menurut Hamalik (2010:145) “Evaluasi pengajaran merupakan

    suatu komponen dalam sistem pengajaran, sedangkan sistem pengajaran

    itu sendiri merupakan implementasi kurikulum, sebagai upaya untuk

    menciptakan belajar di kelas”. Fungsi utama evaluasi dalam kelas

    adalah untuk menentukan hasil-hasil urutan pengajaran. Hasil-hasil

    dicapai langsung bertalian dengan penguasaan tujuan tujuan yang

    menjadi target. Selain itu, evaluasi juga berfungsi menilai unsur-unsur

  • 13

    yang relevan pada urutan perencanaan dan pelaksanaan pengajaran. Itu

    sebabnya, evaluasi menempati kedudukan penting dalam rancangan

    kurikulum dan rancangan pengajaran.

    2. Pembelajaran Daring

    Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini memberikan

    banyak kemudahan dan kemungkinan dalam membuat suatu perencangan

    dan pengembangan sistem pendidikan, khususnya konsep dan model

    pembelajaran daring atau online.

    Pembelajaran daring atau E-Learning merupakan segala pemanfaatan

    atau penggunaan teknologi internet dan web untuk menciptakan

    pengalaman belajar. E-Learning dapat dipandang sebagai suatu pendekatan

    yang inovatif untuk dijadikan sebuah desain media penyampaian yang baik,

    terpusat pada pengguna, interaktif dan sebagai lingkungan belajar yang

    memiliki berbagai kemudahan-kemudahan bagi siapa saja, di mana saja dan

    kapan saja. Dengan memanfaatkan berbagai atribut dan sumber teknologi

    digital dengan bentuk lain dari materi dan bahan pembelajaran yang sesuai

    untuk diterapkan pada suatu lingkungan belajar yang terbuka, fleksibel dan

    terdistribusi.

    Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan

    teknologi informasi dan komuniksi (TIK) untuk mentransformasikan proses

    pembelajaran antara pendidik dan peserta didik. Tujuan utama penggunaan

    teknologi ini adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas, transparansi,

    dan akuntabilitas pembelajaran. Di samping itu, suatu pembelajaran daring

  • 14

    juga mempunyai kemudahan bantuan professional isi pelajaran secara

    online. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring

    menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat, dengan

    tujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas, dan

    kenyamanan belajar dengan obyeknya adalah layanan pembelajaran yang

    lebih baik, menarik, interaktif dan atraktif. Hasil akhir yang diharapkan

    adalah peningkatan prestasi dan kecakapan akademik peserta didik serta

    pengurangan biaya, waktu, dan tenaga untuk proses pembelajaran (Budi

    Murtiyasa, 2012:31).

    Menurut Sudirman Siahaan (2004) dalam Edhy Sutanta (2009: 67),

    setidaknya ada tiga fungsi pembelajaran daring terhadap kegiatan

    pembelajaran di dalam kelas:

    a. Suplemen (tambahan). Dikatakan berfungsi sebagai suplemen

    apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan

    memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal

    ini tidak ada keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi.

    Sekalipun sifatnya opsinal, peserta didik yang emanfaatkannya tentu

    akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

    b. Komplemen (pelengkap). Dikatakan berfungsi sebagai pelengkap

    apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk

    melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di

    dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran

  • 15

    elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau

    remedial.

    c. Substitusi (pengganti). Dikatakan sebagai substitusi apabila

    pembelajaran daring dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar,

    misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran.

    Ada tiga model yang dapat dipilih, yakni sepenuhnya secara tatap

    muka (konvensional), sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi

    melalui internet atau sepenuhnya melalui internet.

    Kelebihan pembelajaran daring sesuai dengan pendapat (Wirawan,

    2011:22-23) yang menyatakan E-Learning terdiri dari dua macam,

    perangkat lunak komputer dan aplikasi berbasis web. Dari pernyataan

    tersebut diketahui bahwa e-learning terdiri dari komponen-komponen

    pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran berbasis web salah

    satunya adalah adanya jaringan internet. Pembelajaran yang diakukan

    berbasis blended learning karena pembelajarn dilakukan menggunakan

    elearning yang ditunjang dengan pembelajaran langsung atau tatap muka.

    Sesuai dengan pendapat Hasamah, (2014:16) Blended learning adalah

    sebuah konsep yang relatif baru dalam pembelajaran di mana instruksi

    yang disampaikan melalui campuran pembelajaran online dan tradisional

    yang dalam pelaksanaannya dipimpin oleh instruktur atau pengajar siswa

    antusias dalam menerima materi pembelajaran karena didukung adanya

    fasilitator atau guru berperan penting dalam pembelajaran dengan

  • 16

    melakukan pengunggahan materi, mengarahkan dan memantau proses

    pembelajaran.

    Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi

    secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang

    elektronik E-Learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan

    E-Learning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari E-Learning

    yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini

    mempunyai kelebihan dan kekurangan.

    3. Anak Berkebutuhan Khusus

    a. Definisi Anak Berkebutuhan Khusus

    Anak berkebutuhan khusus atau anak luar biasa adalah anak yang

    menyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal; ciri-ciri mental,

    kemampuan-kemampuan sensorik, fisik dan neuromaskular, perilaku

    sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi, maupun kombinasi

    dua atau lebih sejauh mereka memerlukan modifikasi dari tugas-tugas

    sekolah, metode belajar atau pelayanan terkait lainnya, yang ditujukan

    untuk pengembangan potensi atau kapasitasnya secara maksimal. Karena

    karakteristik dan hambatan yang dimilki, anak berkebutuhan khusus

    memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan

    dengan kemampuan dan potensi mereka. (Mangunsong, 2009:3).

    Dengan demikian, yang dimaksud dengan anak berkebutuhan

    khusus (ABK) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda

    pada umumnya karena memiliki hambatan belajar yang diakibatkan oleh

  • 17

    adanya hambatan perkembangan persepsi, hambatan perkembangan

    fisik, hambatan perkembangan perilaku dan hambatan perkembangan

    inteligensi/kecerdasan. Bahkan sebagian dari ABK ada pula yang

    memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Berkebutuhan khusus

    lebih memandang pada kebutuhan anak untuk mencapai prestasi dan

    mengembangkan kemampuannya secara optimal. Oleh karena itu, ABK

    memerlukan bentuk layanan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan

    dan potensi mereka.

    b. Klasifikasi dan Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus

    Berdasarkan jenis kebutuhannya anak berkebutuhan khusus

    diklasifikasikan menajadi beberapa jenis antara lain:

    1. Tunagrahita Ringan

    Anak tunagrahita atau anak yang mengalami gangguan intelektual

    adalah anak yang kemampuan intelektualnya di bawah rata-rata,

    mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan serta

    terjadi pada masa perkembangan (Rusdiansyah, Fani dan

    Sujarwanto. 2017:76). Karena kecerdasannya di bawah rata-rata anak

    tunagrahita, mengalami hambatan dalam bidang akademik.

    Hambatan dalam bidang akademik yang dihadapi anak tunagrahita

    kesulitan dalam pembelajaran IPA sehingga memerlukan layanan

    pendidikan khusus yang sesuai dengan kebutuhannya.

  • 18

    Anak tunagrahita ringan meupakan anak yang memiliki

    kemampuan untuk didik dan dilatih. Karaktersitik anak tunagrahita

    ringan adalah sebagai berikut:

    a) IQ antara 50/55- 70/75

    b) Umur mental yang dimiliki setara dengan anak normal usia 7-10

    tahun.

    c) Kurang dapat berpikir abstrak dan sangat teratrik dengan

    lingkungan.

    d) Kurang dapat berpikir secara logis dan kurang memiliki

    kemampuan menghubungkan kejadian satu dengan lainnya.

    e) Kurang dapat mengendalikan perasaan

    f) Sugestibel

    g) Daya konsentrasi kurang baik

    h) Dapat mengingat beberapa istilah, tetapi kurang dapat

    memahami arti istilah tersebut.

    i) Dengan pendidikan yang baik mereka dapat bekerja dalam

    lapangan pekerjaan yang sederhana, terutama pekerjaan tangan.

    j) Dapat dididik di bidang sosial dan intektual sampai batas

    tertentu.

    k) Tidak memperlihatkan kelainan fisik dan nampak seperti anak

    normal.

    Berdasarkan pendapat tentang karakteristik anak

    tunagrahita ringan di atas dapat ditegaskan bahwa karakteristik anak

  • 19

    tunagrahita ringan antara lain kecerdasan anak antara 50-70,

    kemampuan bahasa rendah, tidak dapat berfikir secara abstrak, dapat

    melakukan pekerjaan yang sederhana. Dengan karakteristik yang

    dimiliki anak tunagrahita tersebut, memungkinkan untuk dapat

    mengikuti pembelajaran keterampilan memasang payet. Kemampuan

    anak tunagrahita yang terbatas pada kognitif masih memiliki

    kemampuan yang dikembangkan yaitu motoriknya. Kemampuan

    motorik anak tunagrahita ringan pada umumnya tidak berbeda

    dengan anak normal, maka untuk melakukan pembelajaran IPA

    berbasis literasi sains disertai percobaan sederhana tidak ada kendala.

    Keterampilan yang hanya menggunakan tenaga tangan maka akan

    lebih mudah untuk dilakukan oleh anak tunagrahita ringan.

    2. Tunagrahita Sedang

    Anak tunagrahita sedang memiliki tingkat kecerdasan IQ berkisar

    30-50 dapat belajar keterampilam sekolah untuk tujuan fungsional,

    mampu melakukan keterampilan mengurus diri sendiri (self-help),

    mampu mengadakan adaptasi sosial lingkungan terdekat, mampu

    mengerjakan pekerjaan rutin yang perlu pengawasan secara terus

    menerus, sulit bahkan tidak dapat belajar membeca, menulis, dan

    berhitung, tetapi masih dapat menulis secara social seperti menulis

    namanya, alamat rumahnya.

  • 20

    3. Tunarungu

    Anak tunarungu adalah anak yang memiliki gangguan dalam

    pendengarannya, baik secara keseluruhan ataupun masih memiliki

    sisa pendengaran. Meskipun anak tunarungu sudah diberikan alat

    bantu dengar, tetap saja anak tunarungu masih memerlukan

    pelayanan pendidikan khusus. Karakteristik anak tunarungu dari segi

    fisik tidak memiliki karakteristik yang khas, karena secara fisik anak

    tunarungu tidak mengalami gangguan yang terlihat. Sebagai dampak

    ketunarunguannya, anak tunarungu memiliki karakteristik yang khas

    dari segi yang berbeda. Karakteristik ketunarunguan dilihat dari segi:

    intelegensi, bahasa dan bicara, emosi, dan sosial.

    a. Karakteristik dari segi intelegensi

    Intelegensi anak tunarungu tidak berbeda dengan anak normal

    yaitu tinggi, rata-rata dan rendah. Pada umumnya anak

    tunarungu memiliki intelegensi normal dan rata-rata. Prestasi

    anak tunarungu seringkali lebih rendah daripada prestasi anak

    normal karena dipengaruhi oleh kemampuan anak tunarungu

    dalam mengerti pelajaran yang diverbalkan. Namun untuk

    pelajaran yang tidak diverbalkan, anak tunarungu memiliki

    perkembangan yang sama cepatnya dengan anak normal.

    Prestasi anak tunarungu yang rendah bukan disebabkan karena

    intelegensinya rendah namun karena anak tunarungu tidak

    dapat memaksimalkan intelegensi yang dimiliki. Aspek

  • 21

    intelegensi yang bersumber pada verbal seringkali rendah,

    namun aspek intelegensi yang bersumber pada penglihatan

    dan motorik berkembang dengan cepat.

    b. Karakteristik dari segi bahasa dan bicara

    Kemampuan anak tunarungu dalam berbahasa dan

    berbicara berbeda dengan anak normal pada umumnya karena

    kemampuan tersebut sangat erat kaitannya dengan

    kemampuan mendengar. Karena anak tunarungu tidak bisa

    mendengar bahasa, maka anak tunarungu mengalami

    hambatan dalam berkomunikasi. Bahasa merupakan alat dan

    sarana utama seseorang dalam berkomunikasi. Alat

    komunikasi terdiri dan membaca, menulis dan berbicara,

    sehingga anak tunarungu tertinggal dalam tiga aspek penting

    ini.

    Anak tunarungu memerlukan penanganan khusus dan

    lingkungan berbahasa intensif yang dapat meningkatkan

    kemampuan berbahasanya. Kemampuan berbicara anak

    tunarungu juga dipengaruhi oleh kemampuan berbahasa yang

    dimiliki oleh anak tunarungu. Kemampuan berbicara pada

    anak tunarungu akan berkembang dengan sendirinya namun

    memerlukan upaya terus menerus serta latihan dan bimbingan

    secara profesional. Dengan cara yang demikianpun banyak

    dari mereka yang belum bisa berbicara seperti anak normal

  • 22

    baik suara, irama dan tekanan suara terdengar monoton

    berbeda dengan anak normal.

    c. Karakteristik dari segi emosi dan sosial

    Ketunarunguan dapat menyebabkan keterasingan dengan

    lingkungan. Keterasingan tersebut menimbulkan beberapa

    efek negatif seperti: egosentrisme yang melebihi anak normal,

    mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas,

    ketergantungan terhadap orang lain, perhatian mereka lebih

    sukar dialihkan, umumnya memiliki sifat yang polos dan tanpa

    banyak masalah, dan lebih mudah marah dan cepat

    tersinggung.

    4. Pengelolaan Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar Luar Biasa

    (SDLB)

    Pengelolaan pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan

    pembelajaran. Sehingga untuk mencapai tujuan pembelajaran berbasis

    daring di SDLB dibutuhkan beberapa tahapan di antaranya perencanaan,

    pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran daring di SDLB.

    1) Perencanaan Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar Luar Biasa

    Perencanaan pembelajaran bertujuan untuk menguasai bahan dan

    materi ajar, metode dan penggunaan alat perlengkapan pembelajaran,

    menyampaikan kurikulum, dan membelajarkan siswa sesuai dengan

    yang diprogramkan. Perencanaan pembelajaran daring merupakan suatu

    rencana atau rancangan pembelajaran yang mengacu pada

  • 23

    pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran sebaiknya dilaksanakan

    secara inkuiri ilmiah (Scientific inquiry) untuk menumbuhkan

    kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta

    mengomunikasikan sebagai aspek penting kecakapan hidup. Pemberian

    pengalaman langsung dengan cara inkuiri kritis ini, diharapkan dapat

    membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih

    mendalam tentang alam sekitar. Sedangkan, keaktifan atau proses kerja

    inkuiri dalam mengikuti proses pembelajaran diperlukan agar

    pengetahuan yang diperoleh peserta didik dapat lebih bertahan lama.

    Proses kerja inkuiri ini dilakukan dalam kerja kolaboratif sehingga

    siswa mampu berkolaborasi sekaligus terampil berkomunikasi. Selain

    itu kebermaknan pembelajaran sains juga dapat dicapai dengan

    mengaitkan konsep yang dipelajari peserta didik dengan kehidupan

    sehari-hari. Hal ini dikarenakan keberhasilan pembelajaran dalam

    mewujudkan visinya ditunjukkan apabila peserta didik memahami apa

    yang dipelajari serta dapat mengaplikasikannya dalam menyelesaikan

    berbagai permasalahan pada kehidupan sehari-hari. Millar (2008:10)

    Pembelajaran Daring penting dikuasai oleh siswa berkebutuhan khusus

    supaya mampu memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi, dan

    masalah-masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat modern yang erat

    kaitannya dengan teknologi dan kemajuan, serta perkembangan ilmu

    pengetahuan. Dalam hal ini guru membuat rancangan pembelajaran

  • 24

    berupa RPP, media, model dan metode pembelajaran yang disesuaikan

    dengan materi pembelajaran.

    Perencanaan pembelajaran meliputi proses mengelola, mengatur,

    dan merumuskan unsur-unsur pembelajaran seperti merumuskan tujuan,

    materi, metode pembelajaran, dan merumuskan evaluasi pembelajaran.

    Dalam pembuatan perencanaan pembelajaran selain mengacu pada

    kurikulum juga harus mempertimbangkan situasi dan kondisi serta

    potensi siswa.

    2) Pelaksanaan Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar Luar Biasa

    Pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu proses yang diatur

    sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaan

    mencapai hasil yang maksimal (Sudjana, 2010:136). Menurut

    (Jamaludin, 2014:18), pada tahap pelaksanaan pembelajaran terdapat

    aspek yang harus diperhatikan oleh seorang guru, di antaranya adalah

    strategi dan metode pembelajaran.

    3) Evaluasi Pembelajaran Daring di SDLB

    Evaluasi pembelajaran daring dilakukan penilaian secara

    keseluruhan yang berguna untuk menilai keberhasilan belajar siswa.

    Penilaian dilakukan bukan hanya untuk menilai aspek pengetahuan atau

    konten aja, tetapi juga aspek proses, aspek konteks dan aspek sikap atau

    nilai sains. Konten dalam materi yang terdapat dalam kurikulum dan

    materi yang bersifat lintas kurikulum dengan penekanan pada

  • 25

    pemahaman konsep dan kemampuan untuk menggunakannya dalam

    kehidupan.

    5. Kriteria Ketuntasan Minimal

    a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

    Menurut Permendiknas No. 20 Tahun 2007 menyatakan

    bahwa salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis

    kompetensi adalah “menggunakan acuan kriteria, yakni

    menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta

    didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik

    mencapai ketuntasan dinamakan Kiteria Ketuntasan Minimal

    (KKM).”

    Kriteria ketuntasan minimal (KKM) harus ditetapkan

    sebelum awal tahun ajaran dimulai, seberapapun besarnya jumlah

    peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak

    mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak

    lulusnya pembelajaran.

    Kriteria ketuntasan minimal enjadi acuan bersama pendidik,

    peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-

    pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak

    mengetahuinya (Depdiknas, 2008:51)

    b. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

    Rumiyanti (2013:182) menjelaskan bahwa Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM) memiliki 5 fungsi yaitu:

  • 26

    1) Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi

    peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang

    diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui

    ketercapainnya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik

    harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian

    KD.

    2) Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri

    mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar

    dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan

    dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat

    mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar

    mencapai nlai melebihi KKM.

    3) Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam

    melakukan evaluasi program pembelajaran yang

    dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil

    program kurikulu dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian

    KKM sebagai tolak ukur.

    4) Kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan

    antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan

    pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan

    bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan

    pendidikan, dan orang tua. Pendidik melakukan upaya

  • 27

    pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses

    pembelajaran dan penilaian.

    5) Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian

    kompetensi tiap mata pelajaran.Satuan pendidikan harus

    berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui KKM yang

    ditetapkan.

    c. Mekanisme Penetapan KKM

    Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru

    mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:

    1) Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran

    dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu

    kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik.

    2) Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata

    pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk djadikan

    patokan guru dalam melakukan penelitian.

    3) KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak

    yang berkepentingan yaitu peserta didik, orangtua dan dinas

    pendidikan.

    4) KKM dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LHB) pada

    saat hasil penilaian dilaporkan kepada orangtua/ wali peserta

    didik.

  • 28

    6. Indikator Keberhasilan Belajar

    Keberhasilan belajar merupakan prestasi peserta didik yang dicapai

    dalam proses belajar mengajar. Untuk mengetahui kebersilan belajar

    tersebut terdapat beberapa indikator yang dapat disajikan petunjuk bahwa

    proses belajar mengajar tersebut dianggap berhasil atau tidak.

    Lebih lanjut Zaenal Arifin (2009: 298) menyatakan bahwa

    indikator keberhasilan belajar dapat dilihat dari berbagai jenis perbuatan

    atau pembentukan tingkah laku peserta didik. Jenis tingkah laku itu di

    antaranya adalah: (1) kebiasaan, yaitu cara bertindak yang dimiliki peserta

    didik dan diperoleh melalui belajar, (2) keterampilan, yaitu perbuatan atau

    tingkah laku yang tampak sebagai akibat kegiatan otot dan digerakkan serta

    dikoordinasikan oleh sistem saraf, (3) akumulasi persepsi, yaitu berbagai

    persepsi yang diperoleh peserta didik melalui belajar, seperti pengenalan

    simbol, angka dan pengertian, (4) asosiasi dan hafalan, yaitu seperangkat

    ingatan mengenai seseuatu sebagai hasil dari penguatan melalui asosiasi,

    baik asosiasi yang disengaja atau wajar maupun asosiasi tiruan, (5)

    pemahaman dan konsep, yaitu jenis hasil belajar yang diperoleh melalui

    kegiatan belajar secara rasional, (6) sikap, yaitu pemahaman, perasaan, dan

    kecenderungan berperilaku peserta didik terhadap sesuatu, (7) nilai, yaitu

    tolak ukur untuk membedakan antara yang baik dengan yang kurang baik,

    serta (8) moral dan agama, moral merupakan penerapan nilai-nilai dalam

    kaitannya dengan kehidupan sesama manusia, sedangkan agama adalah

  • 29

    penerapan nilai-nilai yang trasedental dan ghaib (konsep tuhan dan

    keimanan).

    Indikator keberhasilan belajar peserta didik dapat diketahui dari

    kemampuan daya serap peserta didik terhadap bahan pengajaran yang telah

    diajarkan serta dari perbuatan atau tingkah laku yang telah digariskan

    dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik, baik secara

    indvidual maupun kelompok.

    B. KAJIAN PUSTAKA

    Untuk mendukung penelaah peneliti yang lebih komprehensif,

    maka peneliti berusaha melakukan kajian terhadap beberapa peneliti yang

    mempunyai relevansi dengan topik yang ingin diteliti. Peneliti mengkaji

    berbagi pustaka yang berkaitan dengan pembelajaran daring terhadap

    perencanaan pembelajaran daring selama pandemi covid 19. Diantara karya-

    karya yang mendukung kerelevansian penelitian antara lain:

    Dina, Sri (2020:14) yang meneliti tentang Pengelolaan

    Pembelajaran Jarak Jauh yang Memandirikan Siswa dan Implikasinya pada

    Pelayanan Pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan

    pengelolaan jarak jauh yang memandirikan siswa dan implikasinya pada

    layanan yang harus dilakukan lembaga pendidikan. Hasil penelitian

    menunjukkan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh harus dikelola dengan

    sistematis dimulai dari penyusunan silabus materi, pemilihan aktivitas belajar,

    dan strategi pembelajarannya. merumuskan struktur materi dan memilih

  • 30

    aktivitas yang relevan, adapun tugas yang diberikan harus

    mempertimbangkan beban, waktu, dan kemampuan siswa.

    Eliyawati dan Mubiar (2020:508) yang meneliti tentang Strategi

    Kepala TK dalam meningkatkan Mutu Pendidikan Pada Masa Pandemi Covid

    19. Hasil penelitian menunjukan, strategi kepemimpinan kepala sekolah

    dalam meningkatkan mutu pendidikan TK pada masa pandemi Covid 19

    sangat baik (85,90%). Process Approach (88,24%) merupakan skor teringgi,

    menunjukan pendekatan proses menjadi prioritas utama dilakukan.

    Sedangkan tanggung jawab (81,21%) merupakan skor terendah, menunjukan

    belum optimalnnya pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah masa pandemi

    covid 19.

    Faizin dan Shafiah (2020:135) yang meneliti tentang Implementasi

    Physical Distancing Pengelolaan Pembelajaran pada Anak Usia Dini

    Melalui Pemanfaatan Perangkat Media Sosial. Penelitian ini bertujuan untuk

    menganalisis tentang pengelolaan physical distancing dalam kegiatan

    pembelajaran pada anak usia dini melalui perangkat media sosial. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa; Pengelolaan pembelajaran pada anak usia

    dini melalui pemanfaatan perangkat media social di Raudlatul Athfal (RA)

    Tania, Paiton, Probolingo, Jawa Timur sebagai berikut; Pembuatan desain

    perencanaan pembelajaran selama masa pandemic covid-19,

    mengimplementasikan perencanaan tersebut dalam pembelajaran daring,

    memonitoring pelaksanaan pembelajaran, pemberian reward and punishment

    dan melakukan evaluasi secara berkala.

  • 31

    Diah Murti (2020:11) yang meneliti tentang Pengelolaan

    Pembelajaran IPA Berbasis Literasi Sains Di SMPLB Negeri Ungaran.

    Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikam perencanaan, pelaksanaan, dan

    evalusi pembelajaran IPA berbasis literasi sains di SMPLB Negeri Ungaran.

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan

    fenomenologi. Teknik pengumpulan data dengan metode wawancara,

    observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data dalam penelitian ini

    menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa setiap unsur dalam pengelolaan dari perencanaan , pelaksanaan dan

    evaluasi pembelajaran IPA berbasis literasi Sains disesuaikan dengan

    kemampuan dan jenis ketunaan yang siswa miliki.

    C. KARAKTERISTIK PEMBELJARAN DARING

    Menurut Allan J.Handerson dalam (Nunu Mahnun 2018: 31),

    karakteristik pembelajaran online yaitu memungkinkan peserta didik

    belajar tanpa harus pergi ke ruang kelas, dan pembelajaran dapat

    dijadwalkan sesuai kesepakatan antara instruktur dan peserta didik, atau

    peserta didik dapat menentukan waktu sendiri belajar yang diinginkan.

    Sedangkan menurut (Ruth Colvin Clark dan Richard E. Mayer, 2011: 14),

    karakteristik pembelajaran online yaitu: Pertama, pembelajaran berbasis

    online harus memiliki dua unsur penting yaitu informasi dan metode

    pengajaran yang memudahkan orang untuk memahami konten

    pembelajaran. Kedua, pembelajaran berbasis online dilakukan melalui

    komputer menggunakan tulisan, suara atau gambar seperti ilustrasi, photo,

  • 32

    animasi, dan video. Ketiga, pembelajaran berbasis online diperuntukkan

    untuk membantu pendidik mengajar seseorang peserta didik secara

    objektif. Daring kombinasi merupakan model pembelajaran yang

    memadukan pembelajaran konvesional dengan teknologi informasi yang

    dituangkan dalam website sehingga peserta didik mengakses dan

    mengunduh modul serta dapat memudahkan pendidik memantau keaktifan

    peserta didik mulai dari keaktifan membuka laman, mengoreksi kuis, dan

    Ujian Tengah Semester serta Ujian Akhir Semester. (Suharyanto dan

    Mailangkay, 2016: 17-21) menyebutkan bahwa E-Learning berprinsip

    sebagai alat bantu pembelajaran untuk menjadi lebih mudah, bermakna

    serta terarah dan prosesnya yang lebih banyak bergantung kepada

    teknologi canggih, oleh karenanya penggunaan E-Learning sangat

    membutuhkan kesiapan pengajar serta fasilitas yang memadai. Menurut

    (Munir 2009: 170), E- learning tidaklah sama dengan pembelajaran

    konvesional. E- learning memiliki karakteristik-karakteristik sebagai

    berikut:

    a. Interactivity (Interaktivitas), tersedianya jalur yang lebih banyak,

    baik secara langsung seperti chatting atau messenger atau tidak

    langsung, seperti forum, mailing list atau buku tamu.

    b. Independecy (Kemandirian), fleksibilitas dalam aspek penyediaan

    waktu, tempat, guru dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan

    pembelajaran berpusat pada siswa.

  • 33

    c. Accessibility (Aksebilitas), sumber-sumber belajar menjadi lebih

    mudah diakses melalui pendistribusian di jaringan internet dengan

    akses yang lebih luas daripada pendistribusian sumber belajar

    pada pembelajaran konvensional.

    d. Enrichment (Pengayaan), kegiatan pembelajaran, presentasi

    materi kuliah dan materi pelatihan sebagai pengayaan,

    memungkinkan penggunaan perangkat teknologi informasi seperti

    video streaming, simulasi dan animasi.

    Keempat karakteristik diatas merupakan hal yang membedakan e-

    learning dari kegiatan pembelajaran secara konvesional. Dalam e-

    learning daya tangkap siswa terhadap materi pembelajaran tidak lagi

    tergantung kepada instruktur atau guru, karena siswa mengonstruk

    sendiri ilmu pengetahuannya melalui bahan-bahan ajar yang

    disampaikan melalui interface situs web. Dalam e- learning pula

    sumber ilmu pengetahuan t ersebar dimana-mana serta dapat diakses

    dengan mudah oleh setiap orang.

    D. APLIKASI YANG DI GUNAKAN UNTUK PEMBELAJARAN DI SDLB

    Dalam pelaksanaan pembelajaran daring SDLB Muhammadiyah

    Surya Gemilang menggunakan beberapa aplikasi di antaranya WA Group

    (WAG) sebagai proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Youtube di

    gunakan untuk pelaksanaan pembelajaran, dan google form digunakan untuk

    penilian.

  • 34

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Desain Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Sutama

    (2016:61) menyatakan bahwa inti dari penelitian kualitatif adalah menekankan

    pada upaya seorang peneliti dalam mengkaji secara alamiah dan fenomena

    yang terjadi dalam keseluruhan kompleksitasnya. Sehingga dalam penelitian

    ini menggunakan jenis penelitian kualitatif karena peneliti ingin meneliti

    kondisi obyek yang alamiah, peneliti berperan sebagai instrumen kunci, teknik

    pengumpulan data dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif,

    sehingga hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada

    generalisasi. Hubungan Penelitian kualitatif deskriptif dengan penelitian yang

    peneliti laksanakan digunakan untuk mendeskripsikan perencanaan,

    pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran daring di SDLB Muhammadiyah

    Surya Gemilang Banyubiru.

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

    Fenomenologi. Pendekatan ini didasari atas pandangan dan asumsi bahwa

    pengalaman manusia diperoleh melalui hasil interpretasi. Obyek, orang-orang,

    situasi, dan peristiwa – peristiwa tidak mempunyai arti dengan sendirinya

    melainkan melalui interpretasi mereka. Arti yang diberikan oleh seseorang

    terhadap pengalamannya dan proses interpretasi sangat penting, dan hal itu

    dapat memberikan arti yang sangat khusus.

  • 35

    B. Tempat dan waktu penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

    Banyubiru. Peneliti melakukan penelitian di SLB Muhammadiyah Surya

    Gemilang Banyubiru karena disekolah tersebut memiliki banyak

    keungulan khususnya pada pembelajaran daring dan menjadi sekolah luar

    biasa unggulan di Kecamatan Banyubiru.

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus sampai 15

    September semester genap tahun pelajaran 2019/2020 selama pandemi

    Covid 19.

    C. Sumber Data

    Secara keseluruhan, yang dipandang sebagai sumber data penelitian dapat

    dibagi menjadi dua yaitu:

    a. Data Primer

    Sumber primer merupakan salah satu sumber data yang bersifat

    pokok dan didapat secara langsung saat pengumpulan data. Jadi yang

    dimaksud sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan

    data kepada pengumpulan data. Sumber data pokok dalam sebuah

    penelitian ini adalah wawancara secara langsung kepada guru Sekolah

    Dasar Luar Biasa (SDLB) Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru.

  • 36

    b. Data Sekunder

    Data sekunder adalah merupakan sumber yang tidak langsung

    memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau

    lewat dokumen. Sumber data sekunder yang tidak langsung memberikan

    kepada 2 siswi tentang bagaimana pelaksanaan program remedial guna

    tercapainya hasil belajar (Sugiyono, 2015: 137).

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Data tentang identifikasi pengelolaan pembelajaran daring

    dikumpulkan dengan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara

    mendalam.

    Sumber tertulis dalam penelitian ini adalah berbagai dokumen tentang

    pengelolaan pembelajaran daring. Narasumber penelitian ini adalah kepala

    sekolah, waka kurikulum dan guru SDLB. Teknik pengumpulan data dalam

    penelitian ini:

    a. Observasi

    Peneliti melakukan observasi secara online saat kegiatan

    pembelajaran daring berlangsung dengan membuat rekaman atau

    mengambil gambar dengan merekam saat pembelajaran berlangsung

    sehingga memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalahan

    yang diteliti. Teknik observasi digunakan untuk mendapatkan data

    perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran daring di SDLB

    Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru.

  • 37

    b. Wawancara

    Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mencari

    informasi terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

    pembelajaran daring secara lisan kepada informan dan key informan.

    Sehingga dalam wawancara ini ada Pewawancara dan orang yang

    diwawancarai atau disebut First Order Understanding dan Second Order

    Understanding. First order understanding. Hal ini dimaksudkan peneliti

    untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak yang diteliti/

    informan penelitian tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan

    penelitian dan kemudian informan memberikan interpretasi (jawaban) atas

    pertanyaan-pertanyaan tersebut guna memberikan penjelasan yang benar

    tentang permasalahan-permasalahan penelitian tersebut.

    Dalam penelitian ini, peneliti mencatat atau merekam semua

    jawaban dari informan sebagaimana adanya. Jenis wawancara yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam kepada

    kepala sekolah, waka kurikulum, dan guru SDLB dengan merekam dan

    membuat catatan kecil.

    c. Dokumentasi

    Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini untuk

    mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan

    dan evaluasi pembelajaran daring yang berupa arsip-arsip dari sekolah

    seperti gambaran umum sekolah, prota, promes, silabus, RPP, hasil

    penilaian tengah semester dan penilaian harian siswa.

  • 38

    E. Keabsahan Data

    Penelitian kualitatif mengungkap kebenaran data. Melalui keabsahan data

    kredibilitas penelitian kualitatif dapat tercapai. Penelitian ini untuk

    mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi.

    Teknik triangulasi dilakukan dengan membandingkan data yang

    dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara atau informasi yang

    diperoleh melalui studi dokumentasi. Dalam hal ini peneliti membandingkan

    data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk

    memperoleh kesamaan data.

    F. Teknik Analisis Data

    Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

    data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

    dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan dalam

    unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

    penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

    mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2011:244).

    Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

    interaktif seperti diilustrasikan pada gambar di bawah ini:

    Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif

    Pengumpulan

    Data

    Kesimpulan

    Display Data

    Reduksi Data

  • 39

    1. Pengumpulan data (Data Collection )

    Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data.

    Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan

    wawancara dan studi dokumentasi.

    2. Reduksi Data (Data Reduction)

    Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

    pada penyederhanaan dan tranformasi data kasar yang muncul dari

    catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan

    data dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema,

    membuat gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya .

    3. Data Display

    Data display adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang

    memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

    tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.

    Penyajian juga dapat berbentuk metrik, diagram tabel dan bagan.

    4. Verifikasi dan penegasan kesimpulan (Conclusions Drawing and

    Verification)

    Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan

    berupa kegi atan interpretasi dengan menemukan makna data yang telah

    disajikan.

  • 40

    G. Tahap- Tahap Penelitian

    Tahap-tahap Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

    1. Tahap Pra Lapangan

    a) Mengajukan judul penelitian

    b) Menyusun proposal penelitian

    c) Konsultasi peneliti pada pembimbing

    2. Tahap pekerjaan Lapangan

    a) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian

    b) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian.

    c) Pencatatan data yang telah dikumpulkan.

    3. Tahap Laporan Penelitian

    a) Penulisan hasil penelitian

    b) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing.

    c) Perbaikan hasil konsultasi.

    d) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian.

    e) Ujian munaqosah skripsi.

  • 41

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

    1. Letak Geografis

    SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru berada di Krajan RT

    01 RW 07 Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang

    Provinsi Jawa Tengah. Luas tanah SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

    Banyubiru 720 m2

    dan luas bangunan 293 m2. SLB Muhammadiyah Surya

    Gemilang Banyubiru berdiri pertama kali berbentuk SDLB operasional

    sejak tahun 2000 dan secara hukum dengan SK Gubernur No.

    4212/002/1/58/87 tanggal 1 Agustus 1987.

    Berawal dari SDLB kemudian beralih status menjadi SLB

    Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru yang terdiri dari TKLB,

    SDLB, SMPLB, dan SMALB dengan SK Kepala Dinas Provinsi Jawa

    Tengah No. 821.2/3643.A/2013 tanggal 27 Desember 2013. Kepala sekolah

    SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru saat ini adalah Bapak

    Mursidi, S.Pd., Nomor Pokok Sekolah Nasional 69816357 dan Nomor

    Statistik Sekolah 101032207026 dengan status sekolah terakreditasi B.

    2. Visi dan Misi SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

    a. Visi

    “Terwujudnya anak berkebutuhan khusus yang beriman, bertaqwa dan

    mandiri”

  • 42

    b. Misi

    Untuk mencapai visi tersebut dibutuhkan perumusan misi yang berupa

    kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini hasil

    perumusan misi yang dirumuskan berdasarkan visi Sekolah Luar

    Biasa Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru:

    a) Membangun lingkungan sekolah yang islami

    b) Menjadikan sekolah sebagai rumah kedua dalam pengembangan

    kemandirian

    c) Mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan kurikulum

    berbasis asesmen

    3. Tenaga Pengajar dan Siswa di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

    Banyubiru

    a. Tenaga Pengajar di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

    Tenaga pengajar di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

    Banyubiru mempunyai 2 guru tetap (PNS),7 guru GTY, 3 GTT, 1 Staf

    Tata Usaha dan 2 orang PTT kontrak. Guru - guru SLB Muhammadiyah

    Surya Gemilang Banyubiru diharapkan memiliki loyalitas dan etos

    kerja yang tinggi dalam mendidik sehingga dapat meningkatkan

    kualitas pembelajaran.

  • 43

    Tabel IV.1 Data Guru dan Karyawan di SLB Muhammadiyah

    Surya Gemilang Banyubiru

    Jumlah Guru/Staf Negeri GTT/PTT Jumlah

    Guru Tetap (PNS) 2 - 2

    GTY - 7 7

    Staf Tata Usaha - 1 1

    GTT - 3 3

    Kebersihan 2 2

    Jumlah Total 2 13 15

    Sumber: Tata Usaha SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

    Pendidik yang ada di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

    memiliki kualifikasi pendidikan sebagai berikut:

    Tabel IV.2 Kualifikasi pendidikan tenaga pendidik SLB

    Muhammadiyah Surya Gemilang

    Jabatan/ Status

    Kualifikasi Akademis

    Jumlah SD SMP SMA D1 D2 S1 S2

    Kepala Sekolah 1 1

    Guru PNS 1 1

    GTT 3 3

  • 44

    GTY

    PTT

    6 1 7

    2 2

    Jumlah 2 1 11 1 15

    b. Siswa di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

    Jumlah siswa SLB Muhammadiyah Surya Gemilang secara

    keseluruhan dari jenjang TKLB hingga SMALB adalah 68 anak.

    Tabel IV.3 Jumlah Murid berdasarkan jenjang kelas dan rombel

    KELAS L P JUMLAH ROMBEL

    TK LB 1 0 1 1

    Kelas 1 1 1 2 1

    Kelas 2 1 1 2 1

    Kelas 3 1 2 3 1

    Kelas 4 2 3 5 1

    Kelas 5 3 2 5 1

    Kelas 6 4 1 5 1

    Kelas 7 7 9 16 3

    Kelas 8 10 2 12 2

  • 45

    Kelas 9 2 5 7 1

    Kelas 10 5 2 7 1

    Kelas 11 2 1 3 1

    Kelas 12 0 0 0 0

    JUMLAH 68 12

    Sumber: Tata Usaha SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

    Sedangkan data jumlah siswa menurut jenis ketunaan terbagi

    menjadi beberapa jenis antara lain tunanetra terdapat 2 siswa, tunarungu

    10 siswa, tunagrahita ringan 30 siswa, tunagrahita sedang 10 siswa,

    tunadaksa ringan 5, tunadaksa sedang terdapat 6 siswa, autis terdapat 4

    siswa, down syndrome terdapat 1 siswa. Berikut ini tabel jumlah siswa

    berdasarkan jenis ketunaannya:

    Tabel IV.4 Data Jumlah Siswa Menurut Jenis Ketunaan

    Jenis Ketunaan Jumlah Anak

    Tunanetra 2

    Tunarungu 10

    Tunagrahita Ringan 30

    Tunagrahita Sedang 10

    Tunadaksa Ringan 5

  • 46

    Tunadaksa Sedang 6

    Autis

    Down Syndrom

    4

    1

    Total 68

    Keberadaan SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru dari

    tahun ke tahun mulai diperhitungkan hal ini terbukti dengan semakin

    banyaknya jumlah pendaftar siswa baru. Hal ini disebabkan letak

    sekolah yang strategis serta satu-satunya sekolah swasta berbasis islam

    luar biasa di Kecamatan Banyubiru.

    4. Kondisi Fisik SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

    Sekolah Luar Biasa (SLB) Muhammadiyah Surya Gemilang

    Banyubiru saat ini memiliki ruang kelas sebanyak 15 ruang, yang terbagi

    atas kelas TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB. Kelas SDLB Terbagi

    menjadi 6 ruang kelas terbagi menjadi empat rombel. 1 kelas tunagrahita

    ringan, 1 kelas tunagrahita sedang, 1 kelas tunarungu dan tunawicara, dan 1

    kelas autis.

    Kondisi bangunan fisik di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang

    Banyubiru meliputi beberapa ruang untuk belajar.

    Tabel IV.5 Kondisi Fisik SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

    Jenis Fasilitas Jumlah Luas (M2) Ket

    Ruang Kelas 12 5 Baik

  • 47

    Ruang Kepsek 1 15 Baik

    Ruang Wakasek 1 9 Baik

    Ruang TU 1 9 Baik

    Ruang Tamu 1 10 Baik

    Ruang Pamer 1 12 Baik

    Kamar Mandi/WC guru 3 9 Baik

    Kamar Mandi /WC Siswa 2 5 Baik

    Ruang Ketrampilan 1 10 Baik

    UKS 1 18 Baik

    Dapur 1 12 Baik

    Gudang 1 3 Baik

    Rumah Dinas Penjaga

    Kantin

    1 1 Rusak Sedang

    Ruang Musik 1 1 Baik

    Total 28 116

    Sumber: Tata Usaha SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

    5. Prestasi Siswa Dua tahun terakhir

    Sekolah Luar Biasa Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

    memiliki beberapa prestasi selama dua tahun terakhir ini di antaranya:

  • 48

    Tabel IV.6 Daftar Prestasi siswa dua tahun terakhir

    No Nama Siswa Jenis Lomba Tingkat Tahun Prestasi

    1

    Rofik Mahsum

    Lomba Senam

    ABK SMPLB

    Tingkat Kab.

    Semarang

    Daerah 2018 Juara 1

    2

    Bulan Azahra

    Andika Farel

    Zulfaturrohmah

    Sintiya

    Lomba Senam

    ABK Tingkat

    SDLB Kab.

    Semarang

    Daerah 2018 Juara 2

    3 Tri Mukaromah

    Lomba

    menyanyi

    Tingkat SMPLB

    Provinsi 2019 Juara 2

    4 Nur Arifin

    Lomba Hantaran

    SMPLB/SMALB

    FLSSN

    Provinsi 2019 Juara 3

    Sumber: Tata Usaha SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

    B. Paparan Hasil Penelitian

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SLB Muhammadiyah

    Surya Gemilang Banyubiru pada jenjanag SDLB dengan menggunakan teknik

    wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan data hasil penelitian

    didapatkan data bahwa pengorganisasian kelas terdapat wali kelas yang

    berperan mengajar semua mata pelajaran. Data yang didapat disajikan dalam

  • 49

    bentuk display setelah dilakukan reduksi ditemukan data yang dipaparkan

    seperti di bawah ini.

    1. Perencanaan Pembelajaran Daring Selama Covid 19 di SDLB

    Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

    a. Jenis Perencanaan Pembelajaran Daring

    Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Mursidi, S.Pd. terkait jenis

    perencanaan pembelajaran daring selama Covid 19 di SDLB

    menyatakan bahwa:

    “Kegiatan pembelajaran daring selama Covid 19 di SDLB diperlukan

    penyusunan prota, promes, silabus, dan RPP yang di dalamnya

    memuat unsur-unsur pembelajaran Covid 19 yang mengampunya

    sehingga sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa yang

    diampunya.” (RM1/KS/W1)

    Hasil wawancara dengan Nurkhasanah D.K, S.Pd selaku Waka

    kurikulum terkait jenis perencanaan pembelajaran daring di SDLB

    Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru menyatakan bahwa:

    “Setiap guru tetap diwajibkan membuat jenis perencanaan perangkat

    pembelajaran di antaranya prota, promes, silabus dan RPP yang

    lebih sederhana untuk pembelajaran daring dan sesuai dengan jenis

    ketunaaan yang diampunya. Karena berbeda ketunaan

    membutuhkan perlakuan yang berbeda. Kewajiban ini dalam rangka

    untuk merencakan jenis pembelajaran yang disesuaikan dengan

    hasil assessment sehingga perencanaan yang dibuat tepat sasaran”.

    (RM1/WKSK/W1)

  • 50

    Hasil wawancara dengan Ullip Utrofin, S.Pd. selaku guru VI

    tunagrahita menyatakan bahwa:

    “Jenis perencanaan yang dibuat oleh guru tidak berbeda dengan

    pembelajaran tatap muka yang sudah-sudah, guru tetap membuat

    dokumen pembelajaran seperti rincian minggu efektif,

    prota,promes, silabus, RPP untuk dapat merencanakan

    pembelajaran secara lebih terprogram dan terstruktur. Hanya saja

    ada materi2 tertentu yang dibuat lebuh fungsional untuk siswa.

    Misalnya materi yang terkait dengan pandemic covid-19”.

    (RM1/G1/W1)

    Hasil wawancara terkait jenis perencanaan yang diususun untuk

    pembelajaran daring selama Covid 19 di SDLB dengan Kikin Purnama

    Sari, S.Pd selaku guru II tunagrahita menyatakan bahwa:

    “Perencanaan dilaksanakan setiap satu Minggu sekali ,karena materi

    dan tugas berjalan dan berkesinambungan setiap harinya, dengan

    menyususn silabus, RPP selama PJJ menyesuaikan kemampuan

    anak” (RM1/G2/W1)

    Hasil wawancara dengan Sukarni, M.Pd selaku guru kelas I, II, dan III

    tunarungu sedang menyatakan bahwa:

    “Membuat program daring atau luring disesuiakan dengan kondisi

    siswa, kondisi orang tua, apakah siswa itu mampu menggunakan hp

    atau hp itu digunakan untuk satu keluarga. Karena masalah-

    masalah latar belakang pekerjaan orang tua (RM1/G3/W1)

    Hasil wawancara dengan Kikin Purnama Sari, S.Pd sellaku guru kelas

    V tunagrahita ringan menyatakan bahwa:

    “Perencanaan pembelajaran daring dengan menyusun perangkat

    pembelajaran yang disederhanakan selama covid 19 dan untuk

    pembelajaran selama daring, guru dan orang tua ada

    kesinambungan. Orang tua longgar dalam urusan rumah tangga

  • 51

    baru guru memulai pembelajaran. Untuk pembelajaran guru

    memberikan tugas dipagi hari dan anak menyesuaikan orang tua

    karena anak belajar harus didampingi oleh orang tua. Karena tidak

    semua siswa memiliki alat komunikasi seperti hp, dan waktu

    pengerjaan pembelajaran saja ada yang di malam hari kareana guru

    juga memperhatikan latar belakang orang tua (RM1/G3/W1)

    Hasil wawancara dengan Ariyani Rohmatun, S.Pd selaku guru kelas I,

    II, dan 4 tunagrahita sedang dan autis menyatakan bahwa:

    “Jenis perencanaan yang dibuat oleh guru tidak berbeda dengan

    pembelajaran tatap muka yang sudah-sudah, guru tetap membuat

    dokumen pembelajaran seperti rincian minggu efektif, prota,promes,

    silabus, RPP untuk dapat merencanakan pembelajaran secara lebih

    terprogram dan terstruktur.” (RM1/G3/W1)

    2. Pelaksanaan Pembelajaran Daring Selama Covid 19 di SDLB

    Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru

    Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di SDLB Muhammadiyah

    Surya Gemilang Banyubiru ditemukan data mengenai pelaksanaan

    pembelajaran daring selama Covid 19 yang terdiri dari kegiatan

    pendahuluan, inti dan penutup sebagai betikut.

    Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di SDLB Muhammadiyah

    Surya Gemilang Banyubiru ditemukan data kegiatan pendahuluan, inti dan

    penutup dalam pembelajaran daring sebagai berikut.

    Hasil wawancara dengan Mursidi S.Pd selaku kepela sekolah SDLB

    Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru menyatakan bahwa :

    “Selama ini tidak banyak keluhan tetapi kendala pemberian materi

    dengan jenis ketunaan tentunya di SLB untuk pemberian materi

  • 52

    sisesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa. Pada umumnya

    siswa SLB tidak bisa diberikan kelas secara klasikal karena melihat

    siswa memiliki perbedaan antara siswa satu dengan siswa yang lain.

    Kadang-kadang sama-sama kelas satu tetapi tinggkat pemikirannya

    yang berbeda, satu tidak bisa membaca satunya lagi biasa.

    Hasil wawancara dengan Ullip Utrofin, S.Pd selaku guru kelas VI

    untuk kelas tunagrahita menyatakan bahwa:

    “Pelaksanaan kegiatan pembelajaran daring di kelas VI tunagrahita

    ringan dimulai dengan kegiatan berdoa, kemudian mengecek

    kehadiran siswa dengan presensi online, menanyakan pembelajaran

    yang kemarin hal ini bertujuan untuk mengingat materi yang sudah

    dipelajari, setelah itu guru menyampaikan tujuan pem