PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI...
Transcript of PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI...
-
i
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI COVID 19 DI
SDLB MUHAMMADIYAH SURYA GEMILANG BANYUBIRU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh:
SITI ASRIYANTI
23040160207
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2020
-
ii
-
iii
Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.
Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Hal : Naskah Skripsi
Lampiran : 4 Eksemplar
Saudari : Siti Asriyanti
Kepada
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Asalamu’alaikum. Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami
kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama : Siti Asriyanti
NIM : 23040160207
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Pengelolaan Pembelajaran Daring selama Pandemi Covid 19
di SDLB Muhmmadiyah Surya Gemilang Banyubiru
Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera
dimunaqoshahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wasalamu’alaikum.Wr.Wb.
Salatiga, 25 September 2020
Dosen Pembimbing
Drs. H Sumarno Widjadipa, M.Pd.
NIP.19570520 198601 1 001
-
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi :
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI COVID 19 DI
SDLB MUHAMMADIYAH SURYA GEMILANG BANYUBIRU
Disusun Oleh:
SITI ASRIYANTI
23040160207
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Progam Studi PGMI Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 30
Oktober 2020 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Miftahuddin, M.Ag _____________________
Sekretaris : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd _____________________
Penguji I : Sutrisna, S.Ag., M.Pd _____________________
Penguji II : Fenny Widiyanti M.Pd _____________________
Salatiga, 30 0ktober 2020
DekanFakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan
Prof. Dr. Mansur, M. Ag
NIP.196806131994031004
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) Jl. Lingkar Salatiga Km. 2Telp.(0298) 6031364Salatiga 50716 Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.idE-mail : [email protected]
-
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Asriyanti
NIM : 23040160207
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas : Tarbiiyah dan Ilmu Keguruan
Judul Skripsi : Pengelolaan Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid 19 di
SDLB Muhmmadiyah Surya Gemilang Banyubiru.
Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, dan tidak
keberatan apabila dipublikasikan oleh pihak IAIN Salatiga tanpa menuntut konsekuensi
apapun. Karya tulis ini bukan pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi
ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkann untuk
dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.
Salatiga, 25 September 2020
Yang menyatakan
Siti Asriyanti
NIM. 23040160207
-
vi
MOTTO
“Sesungguhknya setelah kesulitan itu ada kemudahan, karena itu bila engkau telah
selesai dari satu urusan kerjakanlah urusan yang lain dengan tekin”
(Terjemahan QS Al Insyirah: 6-7)
“Ilmu menginginkan untuk diamalkan. Apabila orang mengamalkannya, maka ilmu itu
tetap ada. Namun sebaliknya, jika tidak diamalkan, maka imu akan hilang dengan
sendirinya”
(Sufyan ats-Tsauri)
“Mudahkanlah urusan orang lain dalam hal kebaikan maka Allah akan memudahkan
urusan kita”
(Diah Murti)
“Bertakwalah pada Allah maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu”
(Al-Baqarah:282)
“Keajaiban adalah nama lain dari kerja keras”
(Penulis)
-
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi
ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua saya Bapak Susilo (Alm) dan Ibu Resiah yang senantiasa
mendo’akan, yang telah memberikan cinta kasih yang luar biasa dan memberi
dukungan untuk saya mencapai cita-cita.
2. Tak lupa untuk keluarga besar Pimpinanan Cabang Muhammadiyah dan
Pimpinan Cabang Aisyiyah Banyubiru Khususnya LKSA Keluarga Sakinah
Banyubiru yang telah mendukung, mendo’akan, sudah menyayangi saya
seperti anak kandung sendiri dan memberi bantuan materil sehingga skripsi
ini dapat selesai.
3. Saudara kandung saya Wariyanti yang tersayang, terima kasih atas dukungan,
do’a, canda, tawa dan semangat yang telah kau berikan.
4. Keluarga besar mbah Marsudi dan mbah Yahmudi untuk doa, dukungan,
kasih saying dan motivasinya sehingga skripsi ini terselesaikan.
5. Keluarga besar LKSA Keluarga Sainah Banyubiru (Diah Murti, Ariyani,
Masfufah, Okta, Nada, Tari, Sri Supadmi, Tri Wijayanti, Puspo, Maryati,
Desi, Juliana, Chika, Fatimah, Eko, Eka, Zulfa, Lintang, Hani) yang
senantiasa menyemangati saya,memotivasi, mendukung dan mengingatkan
saya dikala saya mulai down serta mengajarkan saya untuk bisa lebih dewasa.
6. Sahabat seperjuangan skripsi yang tercinta (Nafiah Damayanti, Siti
Alimaturrofiah, Mahmudadul Khasanah, Ariyani Rohmatun, Mei Gita D.P,
Siti Noor Laeli) yang sudah saling support dan memberi semangat agar
skripsi cepat terselesaikan
7. Sahabat-sahabat PPL saya (Ahmad Chairudin, Mubtadiul Alviani, Widhi
Astuti, Vivi Zelika, Zulfa Nurul Atika, Umi Latifah, Maryana, Nia Astuti
Dewi) yang senantiasa mendukung saya, memotivasi, mendengarkan keluh
kesah saya
-
viii
8. Sahabat-sahabat KKN (Hanif Fuadi, Muaziz, Wildan, Riza Nur Aini,
Sutriana, Ikfi Rizqia, Yuni Alfiyani) yang senantiasa saling mendukung dan
memotivasi dalam menyelesaikan skripsi.
9. Teman teman seperjuangan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN
Salatiga angkatan 2016 yang telah memberikan kesan selama masa kuliah
dan saat mengerjakan tugas.
10. Keluarga besar SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru yang sudah
berkenan memberikan ijin untuk saya melaksanakan penelitian hingga skripsi
ini terselesaikan.
-
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya. Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengelolaan Pembelajaran Daring Selama Pandemi di SLB
Muhammadiah Surya Gemilang”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
persyaratan meraih gelar Strata Satu pada Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Penelitian ini dapat
diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini. Ucapan terima
kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada pembimbing: Drs. H Sumarno
Widjadipa M. Pd
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang
telah membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin, M. Ag. yang telah
memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, penelitian dan
penulisan skripsi ini.
2. Dekan FTIK IAIN Salatiga Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag. yang telah
memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
3. Ibu Peni Susapti M.Pd. Selaku Ketua Program Studi PGMI IAIN Salatiga,
yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Khulatul Lutfiah, M.Pd. I selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingannya.
5. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi
yang penuh kesabaran dan telah memberikan saran, kritik, bimbingan, arahan,
tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi
ini.
6. Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag. selaku ketua penguji, Bapak Sutrisna, S.Ag.,
M.Pd., selaku penguji pertama dan Ibu Fenny Widiyanti, M.Pd. selaku
-
x
penguji kedua yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Bapak ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN
Salatiga, yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti
selama menempuh pendidikan.
8. Staff akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang
telah melayani kami selaku mahasiswa dengan sabar dan ramah.
9. SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru yang sudah memberikan
izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan telah memberikan
kemudahan untuk mencari data dan informasi yang penulis perlukan.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Peneliti sadar bahwa dalam skripsi ini mungkin masih terdapat
kekurangan, baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil
penelitian ini bermanfaat dan merupakan konstribusi bagi pengembangan
ilmu pengetahuan.
Wassalamualaikum Wr Wb.
Salatiga, Oktober 2020
Siti Asriyanti
-
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LOGO ..................................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv
DEKLARASI ......................................................................................................... v
MOTTO ................................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR WAWANCARA .............................................................................. xiiiv
ABSTRAK .......................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan masalah ...................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 8
A. Kajian Teori ................................................................................................ 8
1. Pengelolaan Pembelajaran .................................................................... 8
2. Pembelajaran Daring ........................................................................... 13
3. Anak Berkebutuhan Khusus ............................................................... 16
4. Pengelolaan pembelajaran Daring di SDLB ...................................... 25
5. Kriteria Ketuntasan Minimal .............................................................. 25
6. Indikator Keberhasilan Belajar .......................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 34
A. Jenis dan desain penelitian ...................................................................... 34
B. Tempat dan waktu penelitian ................................................................. 35
-
xii
C. Data dan Sumber Data ............................................................................ 35
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 36
E. Keabsahan Data ....................................................................................... 38
F. Teknik Analisis Data ................................................................................ 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 41
A. Gambaran Umum SLB Muhammadiyah Surya Gemilang ................. 41
B. Paparan Hasil Penelitian ......................................................................... 48
C. Pembahasan .............................................................................................. 56
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 65
A. Simpulan ................................................................................................... 65
B. Implikasi.................................................................................................... 65
C. Saran.......................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67
LAMPIRAN
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Data Guru dan Karyawan di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang
Banyubiru
Tabel IV.2 Kualifikasi pendidikan tenaga pendidik SLB Muhammadiyah Surya
Gemilang
Tabel IV.3 Jumlah Murid berdasarkan jenjang kelas dan rombel
Tabel IV.4 Data Jumlah Siswa Menurut Jenis Ketunaan
Tabel IV.5 Kondisi Fisik SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru
Tabel IV.6 Daftar Prestasi siswa dua tahun terakhir
-
xiv
DAFTAR WAWANCARA
Wawancara dengan Kepala Sekolah 3 Agustus 2020 Pukul 08.30 WIB
Wawancara dengan NKDK 3 Agustus 2020 Pukul 09.30 WIB
Wawancara dengan AR 3 Agustus 2020 Pukul 11.00 WIB
Wawancara dengan SK 9 Agustus 2020 Pukul 09.30 WIB
Wawancara dengan UU 12 Agutus 2020 Pukul 08.00 WIB
Wawancara dengan KPS 12 Agustus 2020 Pukul 10.30 WIB
-
xv
ABSTRAK
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI
COVID 19 DI SDLB MUHAMMADIYAH SURYA GEMILANG
BANYUBIRU
Siti Asriyanti. 2020. Pengelolaan Pembelajaran Daring selama Pandemi Covid
19 di SDLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru. Skripsi, Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs.
Sumarno Widjadipa, M.Pd.
Kata Kunci: Pengelolaan, Pembelajaran Daring, SDLB
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan
evalusi pembelajaran Daring di SDLB Muhammadiyah Surya Gemilang
Banyubiru. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi.
Teknik pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan analisis model interaktif
yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan (1) Perencanaan pembelajaran daring dalam
setiap jenis perencanaan dengan memperhatikan jenis ketunaannya dengan
menggunakan aplikasi Whatsapp dalam pembelajarannya. Jenis perencanaan
pembelajaran daring SDLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru terdiri
dari penyusunan Program Tahunan, Program Semester, Silabus, dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan jenis ketunaannya. Perencanaan
dibuat oleh guru kelas ketunaan yang mengampu semua mata pelajaran (2)
Pelaksanaan pembelajaran daring ada tiga kegiatan utama yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup yang penyampaiannya
disesuaikan dengan jenis ketunaan dengan aplikasi Whatsapp (3) Evaluasi
pembelajaran daring terdiri dari ranah penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik
yang sudah disesuaikan dengan jenis ketunaan karena memiliki karakteristik dan
kebutuhan yang berbeda. Kesimpulan penelitian ini mununjukkan bahwa
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran daring di SDLB
Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru disesuaikan dengan jenis ketunaanya.
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pesatnya perkembangan sains dan teknologi di abad 21 menuntut
manusia semakin bekerja keras untuk menyesuaikan diri dalam segala aspek
kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan. Tuntutan abad 21 menjadikan
sistem pendidikan harus sesuai dengan perubahan zaman yang dapat
meningkatkan kualitas hidup manusia. Perubahan tersebut diikuti dengan
permasalahan baru terkait dengan moral, etika dan isu-isu global yang dapat
mengancam kelangsungan hidup manusia. Permasalahan yang saat ini sedang
dialami oleh dunia dengan adanya pandemi Covid 19 menyebabkan
terganggunya berbagai masalah salah satunya di dunia pendidikan.
Pendidikan merupakan proses tanpa akhir yang diupayakan oleh pendidik
terhadap anak didiknya dalam upaya meningkatkan kesadaran dan keilmuan,
agar anak didiknya secara aktif dapat mengembangakn potensi dalam
dirinya. Pada bidang pendidikan sains, peningkatan kualitas sumber daya
manusia menjadi prioritas utama untuk mengikuti pertumbuhan dan
perkembangan di era modern ini.
Pembelajaran merupakan inti dan muara segenap proses pengelolaan pendidikan.
Kualitas sebuah lembaga pendidikan hakikatnya diukur dari kua-litas proses
pembelajarannya, disamping output dan outcome yang dihasilkan. Oleh karena itu
kriteria mutu dan keberhasilan pembelajaran seharusnya dibuat secara rinci,
sehingga benar-benar dapat diukur dan diamati. Namun kenyataannya, membuat
-
2
kriteria dan indikator keberhasilan pembelajaran tidaklah semudah mengukur
produktivitas dan kualitas pada bidang pekerjaan lain. Pembelajaran melibatkan unsur
siswa dengan segala karakteristiknya, mulai dari latar belakang keluarga, lingkungan,
ekonomi, kemampuan, motivasi, dan sebagainya. Selain itu perubahan yang terjadi pada
diri siswa setelah melalui sebuah proses pembelajaran juga tidak nampak dan sulit diukur,
terutama pada dimensi nilai dan sikap. Kejelasan kriteria dan indikator keberhasilan
pembelajaran bukan saja akan memperjelas target dalam setiap tahapan
pembelajaran, namun sekaligus juga meningkatkan accountability guru. Idealnya,
setiap guru dan kepala sekolah memiliki kemampuan menyusun kriteria dan indikator
keberhasilan pembelajaran sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
Permasalahan rendahnya pemahaman siswa di Indonesia tidak hanya
dialami oleh siswa reguler saja akan tetapi siswa berkebutuhan khusus juga
memerlukan perhatian yang lebih khusus disamping hambatan yang dialami
oleh siswa tersebut. Sekolah berkebutuhan khusus memiliki keberagaman
siswa berkebutuhan khusus seperti tunanetra (A), tunarungu (B), tunagrahita
ringan (C), tunagrahita sedang (C1), tunadaksa sedang (D1), tunalaras (E)
dan autis sehingga dalam proses pembelajaran seharusnya memiliki model
pembelajaran yang menarik untuk dapat memudahkan siswa dalam
menerima pelajaran dari Guru.
Anak berkebutuhan khusus perlu menerima pendidikan untuk
menguasai pembelajaran sebagai bekal hidup, hal ini sesuai dengan UUD
1945 pasal 31 ayat 1 yang berisi “Setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan”. Atas dasar UUD tersebut anak ABK yang ada di Sekolah Dasar
Luar Biasa Surya Gemilang memberikan pendidikan khusus pada sekolah
-
3
luar biasa, karena dalam kehidupan sehari-hari anak berkebutuhan khusus
perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan, ketergantungan dengan orang
lain, kemandirian, sehingga mereka perlu dibimbing dengan pembelajaran
daring, anak berkebutuhan khusus diharapkan dapat menyelesaikan masalah
yang dialami dalam kehidupan sehari-hari melalui sebuah pembelajaran.
Pengelolaan pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan belajar anak berkebutuhan khusus dengan menyesuaikan potensi
yang dimiliki anak berkebutuhan khusus tersebut.
Perencanaan pembelajaran daring di Sekolah Luar Biasa (SLB)
memiliki beberapa kesukaran. Realitas di lapangan guru SDLB tidak linear
karena pendidik bukan berasal dari lulusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) yang
asumsinya adalah tidak cukup banyak memiliki pengalaman maupun
kompetensi keilmuan yang cukup sebagai pendidik kreatif dan inovatif. Maka
terjadi ketidakimbangan (lack of balance) dalam proses pembelajaran daring
khususnya pembelajaran daring di SLB jenjang SDLB.
Pengolahan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dapat berupa
pengembangan silabus, pembuatan RPP, persiapan administrasi serta berbagai
media yang dibutuhkan dalam mendukung proses belajar mengajar secara
daring sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa sesuai dengan jenis
ketunaanya. Pengelolaan pembelajaran daring di SLB berdasarkan hasil
observasi awal memiliki pengelolaan yang menarik untuk diteliti.
Pada dasarnya anak-anak memiliki daya-daya kritik untuk aktif dan
kritis, interaksi pendidik dengan peserta didik terjalin, serta pengelolaan
-
4
pembelajaran daring yang disampaikan pendidik bisa tersimpan rapi dalam
memori peserta didik. Namun kenyataannya pendidik kurang melaksanakan
keterampilan mengelola pembelajaran daring dengan sesuai ketentuan,
sehingga menimbulkan kejenuhan dan kebosanan. Selain dari itu dalam
observasi yang dilakukan oleh peneliti pengelolaan pembelajaran daring hanya
menghususkan pada menghafal materi ajar sehingga kemampuan siswa kurang
maksimal.
Indikator keberhasilan pembelajaran daring peserta didik dapat
diketahui dari kemampuan daya serap peserta didik terhadap bahan pengajaran
yang telah diajarkan serta dari perbuatan atau tingkah laku yang telah
digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik, baik
secara indvidual maupun kelompok.
Penelitian ini untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran peserta
didik yang dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Surya Gemilang jenjang
SDLB. Adapun alasan memilih sekolah SLB Muhammadiyah Surya
Gemilang Banyubiru jenjang SDLB karena sekolah tersebut menjadi sekolah
swasta berkebutuhan khusus yang memiliki banyak prestasi dan keunggulan
dan satu-satunya sekolah berkebutuhan khusus di Kecamatan Banyubiru.
Selain itu SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru memiliki letak
yang strategis, potensi siswa yang beragam serta berkualitas dilihat dari
prestasi yang didapatkan, peran wali murid dan komite sekolah yang saling
bersinergi memajuakn sekolah dan manajemen sekolah yang baik.
-
5
Berdasarkan kondisi dari data di SLB Muhammadiyah Surya
Gemilang Banyubiru tersebut peneliti bermaksud untuk mengetahui lebih
dalam tentang bagaimana pengelolaan pembelajaran daring selama pandemi
Covid 19 SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang SDLB.
Penelitian ini dimulai dari tanggal 3 Agustus 2020 sampai dengan 15
September 2020 pada tahun ajaran 2020/2021 semester 1.
B. Rumusan masalah
Ada tiga rumusan masalah dalam penelitian ini.
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran daring selama pandemi Covid 19
SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang SDLB?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring selama pandemi Covid 19
SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang SDLB?
3. Bagaimana evaluasi pembelajaran daring selama pandemi Covid 19 SLB
Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang SDLB?
C. Tujuan Penelitian
Dilihat dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran daring selama pandemi
Covid 19 SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang
SDLB.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran daring selama pandemi
Covid 19 SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang
SDLB.
-
6
3. Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran daring selama pandemi Covid
19 SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang SDLB.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Secara teoritik penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
mengembangkan keilmuan dalam bidang pengelolaan pembelajaran
Daring. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan acuan bagi
penelitian yang lebih mendalam sehingga dapat memperbanyak informasi
mengenai pengelolaan pembelajaran daring selama pandemi Covid 19
SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru jenjang SDLB yang
lebih efektif dan lebih baik.
b. Manfaat praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat berupa:
1) Pemerintah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam
pengambilan kebijakan untuk pengelolaan pembelajaran daring selama
pandemi Covid 19 khususnya di sekolah luar biasa.
2) Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian, dan bila
mungkin sebagai masukan berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran
pembelajaran daring selama pandemi Covid 19.
-
7
3) Peneliti yang akan datang
Masukan bagi peneliti yang akan datang untuk bisa mengembangkan
penelitian lebih mendalam terkait dengan pengelolaan pembelajaran
daring selama Covid 19 di SDLB Muhammadiyah Surya Gemilang
Banyubiru sehingga lebih efektif dalam hal pengelolaan pembelajaran
daring.
4) Masukan dan saran bagi pemangku kepentingan dan masyarakat agar
lebih meningkatkan kepedulian terhadap anak berkebutuhan khusus
agar dapat bisa berperan dalam kehidupan normal.
-
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengelolaan Pembelajaran
Menurut Hasibuan (2011:37), konsep mengajar dalam proses
perkembangannya masih dianggap sebagai suatu kegiatan penyampaian atau
penyerahan pengetahuan. Pandangan semacam ini masih umum digunakan
di kalangan pengajar. Mengajar menurut pengertian mutakhir merupakan
suatu perbuatan yang kompleks. Perbuatan mengajar yang kompleks dapat
diterjemahkan sebagai penggunaan secara integrative sejumlah komponen
yang terkandung dalam perbuatan mengajar itu untuk menyampaikan pesan
pengajaran. Dalam proses belajar mengajar guru memiliki peran yaitu: (1)
tahap sebelum pengajaran, (2) tahap pengajaran, dan (3) tahap setelah
pengajaran.
Pengelolaan pembelajaran meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran, dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Perencanaan Pembelajaran
Menurut Yulaelawati (2012:48) desain pembelajaran dapat
dimaknai dari berbagai sudut pandang misalnya disiplin, sebagai ilmu,
sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain
pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi
serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya.
-
9
Perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan awal untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Banyak pengertian yang diberikan
para ahli pembelajaran tentang tujuan pembelajaran, yang satu sama
lain memiliki kesamaan di samping ada perbedaan sesuai dengan sudut
pandang garapannya. Menurut Uno (2010:35) memberikan pengertian
”tujuan pembelajaran sebagai perilaku yang hendak dicapai atau yang
dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi
tertentu”. Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik
yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan
dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang
diharapkan.
Dalam perencanaan, guru diberikan kewenangan untuk
mengembangkan cara untuk menciptakan hubungan dengan murid
berdasarkan metode dan cara yang dianggap sesuai oleh guru karena
gurulah yang melakukan komunikasi secara langsung terhadap murid,
hal ini seperti yang dinyatakan oleh Levy (2010) “Because teachers
communicate in many ways, they naturally develop different types of
relationship with students” (Karena guru berkomunikasi dalam berbagai
cara, mereka secara alami akan mengembangkan hubungan antara guru-
murid dengan cara yang berbeda).
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Pengajaran adalah suatu proses hubungan mengajar dan belajar
antara peserta didik dan guru. Tugas dan tanggung jawab utama seorang
-
10
pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis,
efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan
keterlibatan aktif diantara guru dan peserta didik. Rohani (2010:1)
menyatakan: Pengajaran merupakan suatu proses yang sistimatis dan
sistemik yang terdiri atas banyak komponen. Masing-masing komponen
pengajaran tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri,
tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer,
dan berkesinambungan, untuk itu diperlukan pengelolaan pengajaran
yang baik.
Menurut Makmun (2012:220) menyatakan bahwa “Pendekatan
secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu garis besar dalam
bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan”. Pendekatan
adalah cara atau upaya yang dilakukan untuk mencapai sasaran tertentu.
Pendekatan pembelajaran adalah tindakan guru melaksanakan rencana
mengajar. Artinya, usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel
pengajaran (tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi) agar dapat
memengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan
adalah cara menyikapi sesuatu dan cara pandang seseorang terhadap
sesuatu yang menjadi landasan untuk tindak lanjutnya.
Pengertian pengelolaan pengajaran adalah suatu upaya untuk
mengatur (memanajemeni, mengelola, mengendalikan) aktivitas
pengajaran berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengajaran
agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara lebih efektif, efisien, dan
-
11
produktif yang diawali dengan penentuan strategi dan perencanaan,
diakhiri dengan penilaian. Penilaian tersebut pada akhirnya akan dapat
dimanfaatkan sebagai feedback (umpan balik) bagi perbaikan
pengajaran lebih lanjut.
3) Evaluasi Pembelajaran
Menurut Djamarah (2011:245) “Evaluasi adalah memberikan
pertimbangan atau harga nilai berdasarkan kriteria tertentu, untuk
mendapatkan evaluasi yang meyakinkan dan objektif dimulai dari
informasi-informasi kuantitatif dan kualitatif”. Evaluasi tidak boleh
dilakukan dengan sekehendak hati guru, anak didik yang cantik
diberikan nilai tinggi dan anak didik yang tidak cantik diberikan nilai
rendah. Evaluasi dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan yang
arif dan bijaksana, sesuai dengan hasil kemajuan belajar yang
ditunjukkan oleh anak didik.
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar baik yang menggunakan instrumen tes maupun non-tes. Jadi
maksud penilaian adalah memberikan nilai tentang kualitas sesuatu.
Tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa,
tetapi lebih diarahkan kepada menjawab pertanyaan bagaimana atau
seberapa jauh sesuatu proses atau suatu hasil yang diperoleh seseorang
atau suatu program. Secara garis besar penilaian dapat dibagi menjadi
dua, yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif. Penilaian formatif
-
12
dilakukan dengan maksud memantau sejauh manakah suatu proses
pendidikan telah berjalan sebagaimana yang direncanakan. Sedangkan
penilaian sumatif dilakukan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik
telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya (Nasution,
2012:90).
Sudjana (2010:39) mengemukakan, bahwa evaluasi terhadap proses
belajar mengajar bertujuan agak berbeda dengan tujuan penilaian hasil
belajar. Apabila penilaian hasil belajar lebih ditekankan pada derajat
penguasaan tujuan pengajaran (instruksional) oleh siswa, maka tujuan
evaluasi proses belajar lebih ditekankan pada perbaikan dan
pengoptimalan kegiatan belajar mengajar itu sendiri, terutama efisiensi-
keefektifan produktivitasnya. beberapa di antaranya adalah: (a) efisiensi
dan keefektifan pencapaian tujuan instruksional, (b) keefektifan dan
relevansi bahan pengajaran, (c) produktivitas kegiatan belajar-mengajar,
(d) keefektifan sumber dan sarana pengajaran, dan (e) keefektifan
penilaian hasil dan proses belajar.
Menurut Hamalik (2010:145) “Evaluasi pengajaran merupakan
suatu komponen dalam sistem pengajaran, sedangkan sistem pengajaran
itu sendiri merupakan implementasi kurikulum, sebagai upaya untuk
menciptakan belajar di kelas”. Fungsi utama evaluasi dalam kelas
adalah untuk menentukan hasil-hasil urutan pengajaran. Hasil-hasil
dicapai langsung bertalian dengan penguasaan tujuan tujuan yang
menjadi target. Selain itu, evaluasi juga berfungsi menilai unsur-unsur
-
13
yang relevan pada urutan perencanaan dan pelaksanaan pengajaran. Itu
sebabnya, evaluasi menempati kedudukan penting dalam rancangan
kurikulum dan rancangan pengajaran.
2. Pembelajaran Daring
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini memberikan
banyak kemudahan dan kemungkinan dalam membuat suatu perencangan
dan pengembangan sistem pendidikan, khususnya konsep dan model
pembelajaran daring atau online.
Pembelajaran daring atau E-Learning merupakan segala pemanfaatan
atau penggunaan teknologi internet dan web untuk menciptakan
pengalaman belajar. E-Learning dapat dipandang sebagai suatu pendekatan
yang inovatif untuk dijadikan sebuah desain media penyampaian yang baik,
terpusat pada pengguna, interaktif dan sebagai lingkungan belajar yang
memiliki berbagai kemudahan-kemudahan bagi siapa saja, di mana saja dan
kapan saja. Dengan memanfaatkan berbagai atribut dan sumber teknologi
digital dengan bentuk lain dari materi dan bahan pembelajaran yang sesuai
untuk diterapkan pada suatu lingkungan belajar yang terbuka, fleksibel dan
terdistribusi.
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan
teknologi informasi dan komuniksi (TIK) untuk mentransformasikan proses
pembelajaran antara pendidik dan peserta didik. Tujuan utama penggunaan
teknologi ini adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas, transparansi,
dan akuntabilitas pembelajaran. Di samping itu, suatu pembelajaran daring
-
14
juga mempunyai kemudahan bantuan professional isi pelajaran secara
online. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat, dengan
tujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas, dan
kenyamanan belajar dengan obyeknya adalah layanan pembelajaran yang
lebih baik, menarik, interaktif dan atraktif. Hasil akhir yang diharapkan
adalah peningkatan prestasi dan kecakapan akademik peserta didik serta
pengurangan biaya, waktu, dan tenaga untuk proses pembelajaran (Budi
Murtiyasa, 2012:31).
Menurut Sudirman Siahaan (2004) dalam Edhy Sutanta (2009: 67),
setidaknya ada tiga fungsi pembelajaran daring terhadap kegiatan
pembelajaran di dalam kelas:
a. Suplemen (tambahan). Dikatakan berfungsi sebagai suplemen
apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal
ini tidak ada keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi.
Sekalipun sifatnya opsinal, peserta didik yang emanfaatkannya tentu
akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b. Komplemen (pelengkap). Dikatakan berfungsi sebagai pelengkap
apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk
melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di
dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran
-
15
elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau
remedial.
c. Substitusi (pengganti). Dikatakan sebagai substitusi apabila
pembelajaran daring dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar,
misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran.
Ada tiga model yang dapat dipilih, yakni sepenuhnya secara tatap
muka (konvensional), sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi
melalui internet atau sepenuhnya melalui internet.
Kelebihan pembelajaran daring sesuai dengan pendapat (Wirawan,
2011:22-23) yang menyatakan E-Learning terdiri dari dua macam,
perangkat lunak komputer dan aplikasi berbasis web. Dari pernyataan
tersebut diketahui bahwa e-learning terdiri dari komponen-komponen
pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran berbasis web salah
satunya adalah adanya jaringan internet. Pembelajaran yang diakukan
berbasis blended learning karena pembelajarn dilakukan menggunakan
elearning yang ditunjang dengan pembelajaran langsung atau tatap muka.
Sesuai dengan pendapat Hasamah, (2014:16) Blended learning adalah
sebuah konsep yang relatif baru dalam pembelajaran di mana instruksi
yang disampaikan melalui campuran pembelajaran online dan tradisional
yang dalam pelaksanaannya dipimpin oleh instruktur atau pengajar siswa
antusias dalam menerima materi pembelajaran karena didukung adanya
fasilitator atau guru berperan penting dalam pembelajaran dengan
-
16
melakukan pengunggahan materi, mengarahkan dan memantau proses
pembelajaran.
Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi
secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang
elektronik E-Learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan
E-Learning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari E-Learning
yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan.
3. Anak Berkebutuhan Khusus
a. Definisi Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus atau anak luar biasa adalah anak yang
menyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal; ciri-ciri mental,
kemampuan-kemampuan sensorik, fisik dan neuromaskular, perilaku
sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi, maupun kombinasi
dua atau lebih sejauh mereka memerlukan modifikasi dari tugas-tugas
sekolah, metode belajar atau pelayanan terkait lainnya, yang ditujukan
untuk pengembangan potensi atau kapasitasnya secara maksimal. Karena
karakteristik dan hambatan yang dimilki, anak berkebutuhan khusus
memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan
dengan kemampuan dan potensi mereka. (Mangunsong, 2009:3).
Dengan demikian, yang dimaksud dengan anak berkebutuhan
khusus (ABK) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
pada umumnya karena memiliki hambatan belajar yang diakibatkan oleh
-
17
adanya hambatan perkembangan persepsi, hambatan perkembangan
fisik, hambatan perkembangan perilaku dan hambatan perkembangan
inteligensi/kecerdasan. Bahkan sebagian dari ABK ada pula yang
memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Berkebutuhan khusus
lebih memandang pada kebutuhan anak untuk mencapai prestasi dan
mengembangkan kemampuannya secara optimal. Oleh karena itu, ABK
memerlukan bentuk layanan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan
dan potensi mereka.
b. Klasifikasi dan Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus
Berdasarkan jenis kebutuhannya anak berkebutuhan khusus
diklasifikasikan menajadi beberapa jenis antara lain:
1. Tunagrahita Ringan
Anak tunagrahita atau anak yang mengalami gangguan intelektual
adalah anak yang kemampuan intelektualnya di bawah rata-rata,
mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan serta
terjadi pada masa perkembangan (Rusdiansyah, Fani dan
Sujarwanto. 2017:76). Karena kecerdasannya di bawah rata-rata anak
tunagrahita, mengalami hambatan dalam bidang akademik.
Hambatan dalam bidang akademik yang dihadapi anak tunagrahita
kesulitan dalam pembelajaran IPA sehingga memerlukan layanan
pendidikan khusus yang sesuai dengan kebutuhannya.
-
18
Anak tunagrahita ringan meupakan anak yang memiliki
kemampuan untuk didik dan dilatih. Karaktersitik anak tunagrahita
ringan adalah sebagai berikut:
a) IQ antara 50/55- 70/75
b) Umur mental yang dimiliki setara dengan anak normal usia 7-10
tahun.
c) Kurang dapat berpikir abstrak dan sangat teratrik dengan
lingkungan.
d) Kurang dapat berpikir secara logis dan kurang memiliki
kemampuan menghubungkan kejadian satu dengan lainnya.
e) Kurang dapat mengendalikan perasaan
f) Sugestibel
g) Daya konsentrasi kurang baik
h) Dapat mengingat beberapa istilah, tetapi kurang dapat
memahami arti istilah tersebut.
i) Dengan pendidikan yang baik mereka dapat bekerja dalam
lapangan pekerjaan yang sederhana, terutama pekerjaan tangan.
j) Dapat dididik di bidang sosial dan intektual sampai batas
tertentu.
k) Tidak memperlihatkan kelainan fisik dan nampak seperti anak
normal.
Berdasarkan pendapat tentang karakteristik anak
tunagrahita ringan di atas dapat ditegaskan bahwa karakteristik anak
-
19
tunagrahita ringan antara lain kecerdasan anak antara 50-70,
kemampuan bahasa rendah, tidak dapat berfikir secara abstrak, dapat
melakukan pekerjaan yang sederhana. Dengan karakteristik yang
dimiliki anak tunagrahita tersebut, memungkinkan untuk dapat
mengikuti pembelajaran keterampilan memasang payet. Kemampuan
anak tunagrahita yang terbatas pada kognitif masih memiliki
kemampuan yang dikembangkan yaitu motoriknya. Kemampuan
motorik anak tunagrahita ringan pada umumnya tidak berbeda
dengan anak normal, maka untuk melakukan pembelajaran IPA
berbasis literasi sains disertai percobaan sederhana tidak ada kendala.
Keterampilan yang hanya menggunakan tenaga tangan maka akan
lebih mudah untuk dilakukan oleh anak tunagrahita ringan.
2. Tunagrahita Sedang
Anak tunagrahita sedang memiliki tingkat kecerdasan IQ berkisar
30-50 dapat belajar keterampilam sekolah untuk tujuan fungsional,
mampu melakukan keterampilan mengurus diri sendiri (self-help),
mampu mengadakan adaptasi sosial lingkungan terdekat, mampu
mengerjakan pekerjaan rutin yang perlu pengawasan secara terus
menerus, sulit bahkan tidak dapat belajar membeca, menulis, dan
berhitung, tetapi masih dapat menulis secara social seperti menulis
namanya, alamat rumahnya.
-
20
3. Tunarungu
Anak tunarungu adalah anak yang memiliki gangguan dalam
pendengarannya, baik secara keseluruhan ataupun masih memiliki
sisa pendengaran. Meskipun anak tunarungu sudah diberikan alat
bantu dengar, tetap saja anak tunarungu masih memerlukan
pelayanan pendidikan khusus. Karakteristik anak tunarungu dari segi
fisik tidak memiliki karakteristik yang khas, karena secara fisik anak
tunarungu tidak mengalami gangguan yang terlihat. Sebagai dampak
ketunarunguannya, anak tunarungu memiliki karakteristik yang khas
dari segi yang berbeda. Karakteristik ketunarunguan dilihat dari segi:
intelegensi, bahasa dan bicara, emosi, dan sosial.
a. Karakteristik dari segi intelegensi
Intelegensi anak tunarungu tidak berbeda dengan anak normal
yaitu tinggi, rata-rata dan rendah. Pada umumnya anak
tunarungu memiliki intelegensi normal dan rata-rata. Prestasi
anak tunarungu seringkali lebih rendah daripada prestasi anak
normal karena dipengaruhi oleh kemampuan anak tunarungu
dalam mengerti pelajaran yang diverbalkan. Namun untuk
pelajaran yang tidak diverbalkan, anak tunarungu memiliki
perkembangan yang sama cepatnya dengan anak normal.
Prestasi anak tunarungu yang rendah bukan disebabkan karena
intelegensinya rendah namun karena anak tunarungu tidak
dapat memaksimalkan intelegensi yang dimiliki. Aspek
-
21
intelegensi yang bersumber pada verbal seringkali rendah,
namun aspek intelegensi yang bersumber pada penglihatan
dan motorik berkembang dengan cepat.
b. Karakteristik dari segi bahasa dan bicara
Kemampuan anak tunarungu dalam berbahasa dan
berbicara berbeda dengan anak normal pada umumnya karena
kemampuan tersebut sangat erat kaitannya dengan
kemampuan mendengar. Karena anak tunarungu tidak bisa
mendengar bahasa, maka anak tunarungu mengalami
hambatan dalam berkomunikasi. Bahasa merupakan alat dan
sarana utama seseorang dalam berkomunikasi. Alat
komunikasi terdiri dan membaca, menulis dan berbicara,
sehingga anak tunarungu tertinggal dalam tiga aspek penting
ini.
Anak tunarungu memerlukan penanganan khusus dan
lingkungan berbahasa intensif yang dapat meningkatkan
kemampuan berbahasanya. Kemampuan berbicara anak
tunarungu juga dipengaruhi oleh kemampuan berbahasa yang
dimiliki oleh anak tunarungu. Kemampuan berbicara pada
anak tunarungu akan berkembang dengan sendirinya namun
memerlukan upaya terus menerus serta latihan dan bimbingan
secara profesional. Dengan cara yang demikianpun banyak
dari mereka yang belum bisa berbicara seperti anak normal
-
22
baik suara, irama dan tekanan suara terdengar monoton
berbeda dengan anak normal.
c. Karakteristik dari segi emosi dan sosial
Ketunarunguan dapat menyebabkan keterasingan dengan
lingkungan. Keterasingan tersebut menimbulkan beberapa
efek negatif seperti: egosentrisme yang melebihi anak normal,
mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas,
ketergantungan terhadap orang lain, perhatian mereka lebih
sukar dialihkan, umumnya memiliki sifat yang polos dan tanpa
banyak masalah, dan lebih mudah marah dan cepat
tersinggung.
4. Pengelolaan Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar Luar Biasa
(SDLB)
Pengelolaan pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Sehingga untuk mencapai tujuan pembelajaran berbasis
daring di SDLB dibutuhkan beberapa tahapan di antaranya perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran daring di SDLB.
1) Perencanaan Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar Luar Biasa
Perencanaan pembelajaran bertujuan untuk menguasai bahan dan
materi ajar, metode dan penggunaan alat perlengkapan pembelajaran,
menyampaikan kurikulum, dan membelajarkan siswa sesuai dengan
yang diprogramkan. Perencanaan pembelajaran daring merupakan suatu
rencana atau rancangan pembelajaran yang mengacu pada
-
23
pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran sebaiknya dilaksanakan
secara inkuiri ilmiah (Scientific inquiry) untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengomunikasikan sebagai aspek penting kecakapan hidup. Pemberian
pengalaman langsung dengan cara inkuiri kritis ini, diharapkan dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar. Sedangkan, keaktifan atau proses kerja
inkuiri dalam mengikuti proses pembelajaran diperlukan agar
pengetahuan yang diperoleh peserta didik dapat lebih bertahan lama.
Proses kerja inkuiri ini dilakukan dalam kerja kolaboratif sehingga
siswa mampu berkolaborasi sekaligus terampil berkomunikasi. Selain
itu kebermaknan pembelajaran sains juga dapat dicapai dengan
mengaitkan konsep yang dipelajari peserta didik dengan kehidupan
sehari-hari. Hal ini dikarenakan keberhasilan pembelajaran dalam
mewujudkan visinya ditunjukkan apabila peserta didik memahami apa
yang dipelajari serta dapat mengaplikasikannya dalam menyelesaikan
berbagai permasalahan pada kehidupan sehari-hari. Millar (2008:10)
Pembelajaran Daring penting dikuasai oleh siswa berkebutuhan khusus
supaya mampu memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi, dan
masalah-masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat modern yang erat
kaitannya dengan teknologi dan kemajuan, serta perkembangan ilmu
pengetahuan. Dalam hal ini guru membuat rancangan pembelajaran
-
24
berupa RPP, media, model dan metode pembelajaran yang disesuaikan
dengan materi pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran meliputi proses mengelola, mengatur,
dan merumuskan unsur-unsur pembelajaran seperti merumuskan tujuan,
materi, metode pembelajaran, dan merumuskan evaluasi pembelajaran.
Dalam pembuatan perencanaan pembelajaran selain mengacu pada
kurikulum juga harus mempertimbangkan situasi dan kondisi serta
potensi siswa.
2) Pelaksanaan Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar Luar Biasa
Pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu proses yang diatur
sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaan
mencapai hasil yang maksimal (Sudjana, 2010:136). Menurut
(Jamaludin, 2014:18), pada tahap pelaksanaan pembelajaran terdapat
aspek yang harus diperhatikan oleh seorang guru, di antaranya adalah
strategi dan metode pembelajaran.
3) Evaluasi Pembelajaran Daring di SDLB
Evaluasi pembelajaran daring dilakukan penilaian secara
keseluruhan yang berguna untuk menilai keberhasilan belajar siswa.
Penilaian dilakukan bukan hanya untuk menilai aspek pengetahuan atau
konten aja, tetapi juga aspek proses, aspek konteks dan aspek sikap atau
nilai sains. Konten dalam materi yang terdapat dalam kurikulum dan
materi yang bersifat lintas kurikulum dengan penekanan pada
-
25
pemahaman konsep dan kemampuan untuk menggunakannya dalam
kehidupan.
5. Kriteria Ketuntasan Minimal
a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Menurut Permendiknas No. 20 Tahun 2007 menyatakan
bahwa salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis
kompetensi adalah “menggunakan acuan kriteria, yakni
menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta
didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik
mencapai ketuntasan dinamakan Kiteria Ketuntasan Minimal
(KKM).”
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) harus ditetapkan
sebelum awal tahun ajaran dimulai, seberapapun besarnya jumlah
peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak
mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak
lulusnya pembelajaran.
Kriteria ketuntasan minimal enjadi acuan bersama pendidik,
peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak
mengetahuinya (Depdiknas, 2008:51)
b. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Rumiyanti (2013:182) menjelaskan bahwa Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) memiliki 5 fungsi yaitu:
-
26
1) Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi
peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang
diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui
ketercapainnya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik
harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian
KD.
2) Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri
mengikuti penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar
dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan
dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat
mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar
mencapai nlai melebihi KKM.
3) Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam
melakukan evaluasi program pembelajaran yang
dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil
program kurikulu dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian
KKM sebagai tolak ukur.
4) Kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan
antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan
pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan
bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan
pendidikan, dan orang tua. Pendidik melakukan upaya
-
27
pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses
pembelajaran dan penilaian.
5) Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian
kompetensi tiap mata pelajaran.Satuan pendidikan harus
berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui KKM yang
ditetapkan.
c. Mekanisme Penetapan KKM
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru
mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:
1) Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran
dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik.
2) Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata
pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk djadikan
patokan guru dalam melakukan penelitian.
3) KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan yaitu peserta didik, orangtua dan dinas
pendidikan.
4) KKM dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LHB) pada
saat hasil penilaian dilaporkan kepada orangtua/ wali peserta
didik.
-
28
6. Indikator Keberhasilan Belajar
Keberhasilan belajar merupakan prestasi peserta didik yang dicapai
dalam proses belajar mengajar. Untuk mengetahui kebersilan belajar
tersebut terdapat beberapa indikator yang dapat disajikan petunjuk bahwa
proses belajar mengajar tersebut dianggap berhasil atau tidak.
Lebih lanjut Zaenal Arifin (2009: 298) menyatakan bahwa
indikator keberhasilan belajar dapat dilihat dari berbagai jenis perbuatan
atau pembentukan tingkah laku peserta didik. Jenis tingkah laku itu di
antaranya adalah: (1) kebiasaan, yaitu cara bertindak yang dimiliki peserta
didik dan diperoleh melalui belajar, (2) keterampilan, yaitu perbuatan atau
tingkah laku yang tampak sebagai akibat kegiatan otot dan digerakkan serta
dikoordinasikan oleh sistem saraf, (3) akumulasi persepsi, yaitu berbagai
persepsi yang diperoleh peserta didik melalui belajar, seperti pengenalan
simbol, angka dan pengertian, (4) asosiasi dan hafalan, yaitu seperangkat
ingatan mengenai seseuatu sebagai hasil dari penguatan melalui asosiasi,
baik asosiasi yang disengaja atau wajar maupun asosiasi tiruan, (5)
pemahaman dan konsep, yaitu jenis hasil belajar yang diperoleh melalui
kegiatan belajar secara rasional, (6) sikap, yaitu pemahaman, perasaan, dan
kecenderungan berperilaku peserta didik terhadap sesuatu, (7) nilai, yaitu
tolak ukur untuk membedakan antara yang baik dengan yang kurang baik,
serta (8) moral dan agama, moral merupakan penerapan nilai-nilai dalam
kaitannya dengan kehidupan sesama manusia, sedangkan agama adalah
-
29
penerapan nilai-nilai yang trasedental dan ghaib (konsep tuhan dan
keimanan).
Indikator keberhasilan belajar peserta didik dapat diketahui dari
kemampuan daya serap peserta didik terhadap bahan pengajaran yang telah
diajarkan serta dari perbuatan atau tingkah laku yang telah digariskan
dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik, baik secara
indvidual maupun kelompok.
B. KAJIAN PUSTAKA
Untuk mendukung penelaah peneliti yang lebih komprehensif,
maka peneliti berusaha melakukan kajian terhadap beberapa peneliti yang
mempunyai relevansi dengan topik yang ingin diteliti. Peneliti mengkaji
berbagi pustaka yang berkaitan dengan pembelajaran daring terhadap
perencanaan pembelajaran daring selama pandemi covid 19. Diantara karya-
karya yang mendukung kerelevansian penelitian antara lain:
Dina, Sri (2020:14) yang meneliti tentang Pengelolaan
Pembelajaran Jarak Jauh yang Memandirikan Siswa dan Implikasinya pada
Pelayanan Pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan
pengelolaan jarak jauh yang memandirikan siswa dan implikasinya pada
layanan yang harus dilakukan lembaga pendidikan. Hasil penelitian
menunjukkan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh harus dikelola dengan
sistematis dimulai dari penyusunan silabus materi, pemilihan aktivitas belajar,
dan strategi pembelajarannya. merumuskan struktur materi dan memilih
-
30
aktivitas yang relevan, adapun tugas yang diberikan harus
mempertimbangkan beban, waktu, dan kemampuan siswa.
Eliyawati dan Mubiar (2020:508) yang meneliti tentang Strategi
Kepala TK dalam meningkatkan Mutu Pendidikan Pada Masa Pandemi Covid
19. Hasil penelitian menunjukan, strategi kepemimpinan kepala sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan TK pada masa pandemi Covid 19
sangat baik (85,90%). Process Approach (88,24%) merupakan skor teringgi,
menunjukan pendekatan proses menjadi prioritas utama dilakukan.
Sedangkan tanggung jawab (81,21%) merupakan skor terendah, menunjukan
belum optimalnnya pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah masa pandemi
covid 19.
Faizin dan Shafiah (2020:135) yang meneliti tentang Implementasi
Physical Distancing Pengelolaan Pembelajaran pada Anak Usia Dini
Melalui Pemanfaatan Perangkat Media Sosial. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis tentang pengelolaan physical distancing dalam kegiatan
pembelajaran pada anak usia dini melalui perangkat media sosial. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa; Pengelolaan pembelajaran pada anak usia
dini melalui pemanfaatan perangkat media social di Raudlatul Athfal (RA)
Tania, Paiton, Probolingo, Jawa Timur sebagai berikut; Pembuatan desain
perencanaan pembelajaran selama masa pandemic covid-19,
mengimplementasikan perencanaan tersebut dalam pembelajaran daring,
memonitoring pelaksanaan pembelajaran, pemberian reward and punishment
dan melakukan evaluasi secara berkala.
-
31
Diah Murti (2020:11) yang meneliti tentang Pengelolaan
Pembelajaran IPA Berbasis Literasi Sains Di SMPLB Negeri Ungaran.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikam perencanaan, pelaksanaan, dan
evalusi pembelajaran IPA berbasis literasi sains di SMPLB Negeri Ungaran.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Teknik pengumpulan data dengan metode wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa setiap unsur dalam pengelolaan dari perencanaan , pelaksanaan dan
evaluasi pembelajaran IPA berbasis literasi Sains disesuaikan dengan
kemampuan dan jenis ketunaan yang siswa miliki.
C. KARAKTERISTIK PEMBELJARAN DARING
Menurut Allan J.Handerson dalam (Nunu Mahnun 2018: 31),
karakteristik pembelajaran online yaitu memungkinkan peserta didik
belajar tanpa harus pergi ke ruang kelas, dan pembelajaran dapat
dijadwalkan sesuai kesepakatan antara instruktur dan peserta didik, atau
peserta didik dapat menentukan waktu sendiri belajar yang diinginkan.
Sedangkan menurut (Ruth Colvin Clark dan Richard E. Mayer, 2011: 14),
karakteristik pembelajaran online yaitu: Pertama, pembelajaran berbasis
online harus memiliki dua unsur penting yaitu informasi dan metode
pengajaran yang memudahkan orang untuk memahami konten
pembelajaran. Kedua, pembelajaran berbasis online dilakukan melalui
komputer menggunakan tulisan, suara atau gambar seperti ilustrasi, photo,
-
32
animasi, dan video. Ketiga, pembelajaran berbasis online diperuntukkan
untuk membantu pendidik mengajar seseorang peserta didik secara
objektif. Daring kombinasi merupakan model pembelajaran yang
memadukan pembelajaran konvesional dengan teknologi informasi yang
dituangkan dalam website sehingga peserta didik mengakses dan
mengunduh modul serta dapat memudahkan pendidik memantau keaktifan
peserta didik mulai dari keaktifan membuka laman, mengoreksi kuis, dan
Ujian Tengah Semester serta Ujian Akhir Semester. (Suharyanto dan
Mailangkay, 2016: 17-21) menyebutkan bahwa E-Learning berprinsip
sebagai alat bantu pembelajaran untuk menjadi lebih mudah, bermakna
serta terarah dan prosesnya yang lebih banyak bergantung kepada
teknologi canggih, oleh karenanya penggunaan E-Learning sangat
membutuhkan kesiapan pengajar serta fasilitas yang memadai. Menurut
(Munir 2009: 170), E- learning tidaklah sama dengan pembelajaran
konvesional. E- learning memiliki karakteristik-karakteristik sebagai
berikut:
a. Interactivity (Interaktivitas), tersedianya jalur yang lebih banyak,
baik secara langsung seperti chatting atau messenger atau tidak
langsung, seperti forum, mailing list atau buku tamu.
b. Independecy (Kemandirian), fleksibilitas dalam aspek penyediaan
waktu, tempat, guru dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan
pembelajaran berpusat pada siswa.
-
33
c. Accessibility (Aksebilitas), sumber-sumber belajar menjadi lebih
mudah diakses melalui pendistribusian di jaringan internet dengan
akses yang lebih luas daripada pendistribusian sumber belajar
pada pembelajaran konvensional.
d. Enrichment (Pengayaan), kegiatan pembelajaran, presentasi
materi kuliah dan materi pelatihan sebagai pengayaan,
memungkinkan penggunaan perangkat teknologi informasi seperti
video streaming, simulasi dan animasi.
Keempat karakteristik diatas merupakan hal yang membedakan e-
learning dari kegiatan pembelajaran secara konvesional. Dalam e-
learning daya tangkap siswa terhadap materi pembelajaran tidak lagi
tergantung kepada instruktur atau guru, karena siswa mengonstruk
sendiri ilmu pengetahuannya melalui bahan-bahan ajar yang
disampaikan melalui interface situs web. Dalam e- learning pula
sumber ilmu pengetahuan t ersebar dimana-mana serta dapat diakses
dengan mudah oleh setiap orang.
D. APLIKASI YANG DI GUNAKAN UNTUK PEMBELAJARAN DI SDLB
Dalam pelaksanaan pembelajaran daring SDLB Muhammadiyah
Surya Gemilang menggunakan beberapa aplikasi di antaranya WA Group
(WAG) sebagai proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Youtube di
gunakan untuk pelaksanaan pembelajaran, dan google form digunakan untuk
penilian.
-
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Sutama
(2016:61) menyatakan bahwa inti dari penelitian kualitatif adalah menekankan
pada upaya seorang peneliti dalam mengkaji secara alamiah dan fenomena
yang terjadi dalam keseluruhan kompleksitasnya. Sehingga dalam penelitian
ini menggunakan jenis penelitian kualitatif karena peneliti ingin meneliti
kondisi obyek yang alamiah, peneliti berperan sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif,
sehingga hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada
generalisasi. Hubungan Penelitian kualitatif deskriptif dengan penelitian yang
peneliti laksanakan digunakan untuk mendeskripsikan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran daring di SDLB Muhammadiyah
Surya Gemilang Banyubiru.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
Fenomenologi. Pendekatan ini didasari atas pandangan dan asumsi bahwa
pengalaman manusia diperoleh melalui hasil interpretasi. Obyek, orang-orang,
situasi, dan peristiwa – peristiwa tidak mempunyai arti dengan sendirinya
melainkan melalui interpretasi mereka. Arti yang diberikan oleh seseorang
terhadap pengalamannya dan proses interpretasi sangat penting, dan hal itu
dapat memberikan arti yang sangat khusus.
-
35
B. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang
Banyubiru. Peneliti melakukan penelitian di SLB Muhammadiyah Surya
Gemilang Banyubiru karena disekolah tersebut memiliki banyak
keungulan khususnya pada pembelajaran daring dan menjadi sekolah luar
biasa unggulan di Kecamatan Banyubiru.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus sampai 15
September semester genap tahun pelajaran 2019/2020 selama pandemi
Covid 19.
C. Sumber Data
Secara keseluruhan, yang dipandang sebagai sumber data penelitian dapat
dibagi menjadi dua yaitu:
a. Data Primer
Sumber primer merupakan salah satu sumber data yang bersifat
pokok dan didapat secara langsung saat pengumpulan data. Jadi yang
dimaksud sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpulan data. Sumber data pokok dalam sebuah
penelitian ini adalah wawancara secara langsung kepada guru Sekolah
Dasar Luar Biasa (SDLB) Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru.
-
36
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen. Sumber data sekunder yang tidak langsung memberikan
kepada 2 siswi tentang bagaimana pelaksanaan program remedial guna
tercapainya hasil belajar (Sugiyono, 2015: 137).
D. Teknik Pengumpulan Data
Data tentang identifikasi pengelolaan pembelajaran daring
dikumpulkan dengan teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara
mendalam.
Sumber tertulis dalam penelitian ini adalah berbagai dokumen tentang
pengelolaan pembelajaran daring. Narasumber penelitian ini adalah kepala
sekolah, waka kurikulum dan guru SDLB. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini:
a. Observasi
Peneliti melakukan observasi secara online saat kegiatan
pembelajaran daring berlangsung dengan membuat rekaman atau
mengambil gambar dengan merekam saat pembelajaran berlangsung
sehingga memperoleh informasi yang berkaitan dengan permasalahan
yang diteliti. Teknik observasi digunakan untuk mendapatkan data
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran daring di SDLB
Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru.
-
37
b. Wawancara
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mencari
informasi terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran daring secara lisan kepada informan dan key informan.
Sehingga dalam wawancara ini ada Pewawancara dan orang yang
diwawancarai atau disebut First Order Understanding dan Second Order
Understanding. First order understanding. Hal ini dimaksudkan peneliti
untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak yang diteliti/
informan penelitian tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian dan kemudian informan memberikan interpretasi (jawaban) atas
pertanyaan-pertanyaan tersebut guna memberikan penjelasan yang benar
tentang permasalahan-permasalahan penelitian tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti mencatat atau merekam semua
jawaban dari informan sebagaimana adanya. Jenis wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam kepada
kepala sekolah, waka kurikulum, dan guru SDLB dengan merekam dan
membuat catatan kecil.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pembelajaran daring yang berupa arsip-arsip dari sekolah
seperti gambaran umum sekolah, prota, promes, silabus, RPP, hasil
penilaian tengah semester dan penilaian harian siswa.
-
38
E. Keabsahan Data
Penelitian kualitatif mengungkap kebenaran data. Melalui keabsahan data
kredibilitas penelitian kualitatif dapat tercapai. Penelitian ini untuk
mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi.
Teknik triangulasi dilakukan dengan membandingkan data yang
dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara atau informasi yang
diperoleh melalui studi dokumentasi. Dalam hal ini peneliti membandingkan
data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk
memperoleh kesamaan data.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2011:244).
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
interaktif seperti diilustrasikan pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif
Pengumpulan
Data
Kesimpulan
Display Data
Reduksi Data
-
39
1. Pengumpulan data (Data Collection )
Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data.
Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan
wawancara dan studi dokumentasi.
2. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan dan tranformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan
data dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema,
membuat gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya .
3. Data Display
Data display adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.
Penyajian juga dapat berbentuk metrik, diagram tabel dan bagan.
4. Verifikasi dan penegasan kesimpulan (Conclusions Drawing and
Verification)
Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan
berupa kegi atan interpretasi dengan menemukan makna data yang telah
disajikan.
-
40
G. Tahap- Tahap Penelitian
Tahap-tahap Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pra Lapangan
a) Mengajukan judul penelitian
b) Menyusun proposal penelitian
c) Konsultasi peneliti pada pembimbing
2. Tahap pekerjaan Lapangan
a) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian
b) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian.
c) Pencatatan data yang telah dikumpulkan.
3. Tahap Laporan Penelitian
a) Penulisan hasil penelitian
b) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing.
c) Perbaikan hasil konsultasi.
d) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian.
e) Ujian munaqosah skripsi.
-
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SLB Muhammadiyah Surya Gemilang
1. Letak Geografis
SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru berada di Krajan RT
01 RW 07 Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang
Provinsi Jawa Tengah. Luas tanah SLB Muhammadiyah Surya Gemilang
Banyubiru 720 m2
dan luas bangunan 293 m2. SLB Muhammadiyah Surya
Gemilang Banyubiru berdiri pertama kali berbentuk SDLB operasional
sejak tahun 2000 dan secara hukum dengan SK Gubernur No.
4212/002/1/58/87 tanggal 1 Agustus 1987.
Berawal dari SDLB kemudian beralih status menjadi SLB
Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru yang terdiri dari TKLB,
SDLB, SMPLB, dan SMALB dengan SK Kepala Dinas Provinsi Jawa
Tengah No. 821.2/3643.A/2013 tanggal 27 Desember 2013. Kepala sekolah
SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru saat ini adalah Bapak
Mursidi, S.Pd., Nomor Pokok Sekolah Nasional 69816357 dan Nomor
Statistik Sekolah 101032207026 dengan status sekolah terakreditasi B.
2. Visi dan Misi SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru
a. Visi
“Terwujudnya anak berkebutuhan khusus yang beriman, bertaqwa dan
mandiri”
-
42
b. Misi
Untuk mencapai visi tersebut dibutuhkan perumusan misi yang berupa
kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini hasil
perumusan misi yang dirumuskan berdasarkan visi Sekolah Luar
Biasa Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru:
a) Membangun lingkungan sekolah yang islami
b) Menjadikan sekolah sebagai rumah kedua dalam pengembangan
kemandirian
c) Mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan kurikulum
berbasis asesmen
3. Tenaga Pengajar dan Siswa di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang
Banyubiru
a. Tenaga Pengajar di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru
Tenaga pengajar di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang
Banyubiru mempunyai 2 guru tetap (PNS),7 guru GTY, 3 GTT, 1 Staf
Tata Usaha dan 2 orang PTT kontrak. Guru - guru SLB Muhammadiyah
Surya Gemilang Banyubiru diharapkan memiliki loyalitas dan etos
kerja yang tinggi dalam mendidik sehingga dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran.
-
43
Tabel IV.1 Data Guru dan Karyawan di SLB Muhammadiyah
Surya Gemilang Banyubiru
Jumlah Guru/Staf Negeri GTT/PTT Jumlah
Guru Tetap (PNS) 2 - 2
GTY - 7 7
Staf Tata Usaha - 1 1
GTT - 3 3
Kebersihan 2 2
Jumlah Total 2 13 15
Sumber: Tata Usaha SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru
Pendidik yang ada di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang
memiliki kualifikasi pendidikan sebagai berikut:
Tabel IV.2 Kualifikasi pendidikan tenaga pendidik SLB
Muhammadiyah Surya Gemilang
Jabatan/ Status
Kualifikasi Akademis
Jumlah SD SMP SMA D1 D2 S1 S2
Kepala Sekolah 1 1
Guru PNS 1 1
GTT 3 3
-
44
GTY
PTT
6 1 7
2 2
Jumlah 2 1 11 1 15
b. Siswa di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru
Jumlah siswa SLB Muhammadiyah Surya Gemilang secara
keseluruhan dari jenjang TKLB hingga SMALB adalah 68 anak.
Tabel IV.3 Jumlah Murid berdasarkan jenjang kelas dan rombel
KELAS L P JUMLAH ROMBEL
TK LB 1 0 1 1
Kelas 1 1 1 2 1
Kelas 2 1 1 2 1
Kelas 3 1 2 3 1
Kelas 4 2 3 5 1
Kelas 5 3 2 5 1
Kelas 6 4 1 5 1
Kelas 7 7 9 16 3
Kelas 8 10 2 12 2
-
45
Kelas 9 2 5 7 1
Kelas 10 5 2 7 1
Kelas 11 2 1 3 1
Kelas 12 0 0 0 0
JUMLAH 68 12
Sumber: Tata Usaha SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru
Sedangkan data jumlah siswa menurut jenis ketunaan terbagi
menjadi beberapa jenis antara lain tunanetra terdapat 2 siswa, tunarungu
10 siswa, tunagrahita ringan 30 siswa, tunagrahita sedang 10 siswa,
tunadaksa ringan 5, tunadaksa sedang terdapat 6 siswa, autis terdapat 4
siswa, down syndrome terdapat 1 siswa. Berikut ini tabel jumlah siswa
berdasarkan jenis ketunaannya:
Tabel IV.4 Data Jumlah Siswa Menurut Jenis Ketunaan
Jenis Ketunaan Jumlah Anak
Tunanetra 2
Tunarungu 10
Tunagrahita Ringan 30
Tunagrahita Sedang 10
Tunadaksa Ringan 5
-
46
Tunadaksa Sedang 6
Autis
Down Syndrom
4
1
Total 68
Keberadaan SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru dari
tahun ke tahun mulai diperhitungkan hal ini terbukti dengan semakin
banyaknya jumlah pendaftar siswa baru. Hal ini disebabkan letak
sekolah yang strategis serta satu-satunya sekolah swasta berbasis islam
luar biasa di Kecamatan Banyubiru.
4. Kondisi Fisik SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru
Sekolah Luar Biasa (SLB) Muhammadiyah Surya Gemilang
Banyubiru saat ini memiliki ruang kelas sebanyak 15 ruang, yang terbagi
atas kelas TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB. Kelas SDLB Terbagi
menjadi 6 ruang kelas terbagi menjadi empat rombel. 1 kelas tunagrahita
ringan, 1 kelas tunagrahita sedang, 1 kelas tunarungu dan tunawicara, dan 1
kelas autis.
Kondisi bangunan fisik di SLB Muhammadiyah Surya Gemilang
Banyubiru meliputi beberapa ruang untuk belajar.
Tabel IV.5 Kondisi Fisik SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru
Jenis Fasilitas Jumlah Luas (M2) Ket
Ruang Kelas 12 5 Baik
-
47
Ruang Kepsek 1 15 Baik
Ruang Wakasek 1 9 Baik
Ruang TU 1 9 Baik
Ruang Tamu 1 10 Baik
Ruang Pamer 1 12 Baik
Kamar Mandi/WC guru 3 9 Baik
Kamar Mandi /WC Siswa 2 5 Baik
Ruang Ketrampilan 1 10 Baik
UKS 1 18 Baik
Dapur 1 12 Baik
Gudang 1 3 Baik
Rumah Dinas Penjaga
Kantin
1 1 Rusak Sedang
Ruang Musik 1 1 Baik
Total 28 116
Sumber: Tata Usaha SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru
5. Prestasi Siswa Dua tahun terakhir
Sekolah Luar Biasa Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru
memiliki beberapa prestasi selama dua tahun terakhir ini di antaranya:
-
48
Tabel IV.6 Daftar Prestasi siswa dua tahun terakhir
No Nama Siswa Jenis Lomba Tingkat Tahun Prestasi
1
Rofik Mahsum
Lomba Senam
ABK SMPLB
Tingkat Kab.
Semarang
Daerah 2018 Juara 1
2
Bulan Azahra
Andika Farel
Zulfaturrohmah
Sintiya
Lomba Senam
ABK Tingkat
SDLB Kab.
Semarang
Daerah 2018 Juara 2
3 Tri Mukaromah
Lomba
menyanyi
Tingkat SMPLB
Provinsi 2019 Juara 2
4 Nur Arifin
Lomba Hantaran
SMPLB/SMALB
FLSSN
Provinsi 2019 Juara 3
Sumber: Tata Usaha SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru
B. Paparan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SLB Muhammadiyah
Surya Gemilang Banyubiru pada jenjanag SDLB dengan menggunakan teknik
wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan data hasil penelitian
didapatkan data bahwa pengorganisasian kelas terdapat wali kelas yang
berperan mengajar semua mata pelajaran. Data yang didapat disajikan dalam
-
49
bentuk display setelah dilakukan reduksi ditemukan data yang dipaparkan
seperti di bawah ini.
1. Perencanaan Pembelajaran Daring Selama Covid 19 di SDLB
Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru
a. Jenis Perencanaan Pembelajaran Daring
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Mursidi, S.Pd. terkait jenis
perencanaan pembelajaran daring selama Covid 19 di SDLB
menyatakan bahwa:
“Kegiatan pembelajaran daring selama Covid 19 di SDLB diperlukan
penyusunan prota, promes, silabus, dan RPP yang di dalamnya
memuat unsur-unsur pembelajaran Covid 19 yang mengampunya
sehingga sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa yang
diampunya.” (RM1/KS/W1)
Hasil wawancara dengan Nurkhasanah D.K, S.Pd selaku Waka
kurikulum terkait jenis perencanaan pembelajaran daring di SDLB
Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru menyatakan bahwa:
“Setiap guru tetap diwajibkan membuat jenis perencanaan perangkat
pembelajaran di antaranya prota, promes, silabus dan RPP yang
lebih sederhana untuk pembelajaran daring dan sesuai dengan jenis
ketunaaan yang diampunya. Karena berbeda ketunaan
membutuhkan perlakuan yang berbeda. Kewajiban ini dalam rangka
untuk merencakan jenis pembelajaran yang disesuaikan dengan
hasil assessment sehingga perencanaan yang dibuat tepat sasaran”.
(RM1/WKSK/W1)
-
50
Hasil wawancara dengan Ullip Utrofin, S.Pd. selaku guru VI
tunagrahita menyatakan bahwa:
“Jenis perencanaan yang dibuat oleh guru tidak berbeda dengan
pembelajaran tatap muka yang sudah-sudah, guru tetap membuat
dokumen pembelajaran seperti rincian minggu efektif,
prota,promes, silabus, RPP untuk dapat merencanakan
pembelajaran secara lebih terprogram dan terstruktur. Hanya saja
ada materi2 tertentu yang dibuat lebuh fungsional untuk siswa.
Misalnya materi yang terkait dengan pandemic covid-19”.
(RM1/G1/W1)
Hasil wawancara terkait jenis perencanaan yang diususun untuk
pembelajaran daring selama Covid 19 di SDLB dengan Kikin Purnama
Sari, S.Pd selaku guru II tunagrahita menyatakan bahwa:
“Perencanaan dilaksanakan setiap satu Minggu sekali ,karena materi
dan tugas berjalan dan berkesinambungan setiap harinya, dengan
menyususn silabus, RPP selama PJJ menyesuaikan kemampuan
anak” (RM1/G2/W1)
Hasil wawancara dengan Sukarni, M.Pd selaku guru kelas I, II, dan III
tunarungu sedang menyatakan bahwa:
“Membuat program daring atau luring disesuiakan dengan kondisi
siswa, kondisi orang tua, apakah siswa itu mampu menggunakan hp
atau hp itu digunakan untuk satu keluarga. Karena masalah-
masalah latar belakang pekerjaan orang tua (RM1/G3/W1)
Hasil wawancara dengan Kikin Purnama Sari, S.Pd sellaku guru kelas
V tunagrahita ringan menyatakan bahwa:
“Perencanaan pembelajaran daring dengan menyusun perangkat
pembelajaran yang disederhanakan selama covid 19 dan untuk
pembelajaran selama daring, guru dan orang tua ada
kesinambungan. Orang tua longgar dalam urusan rumah tangga
-
51
baru guru memulai pembelajaran. Untuk pembelajaran guru
memberikan tugas dipagi hari dan anak menyesuaikan orang tua
karena anak belajar harus didampingi oleh orang tua. Karena tidak
semua siswa memiliki alat komunikasi seperti hp, dan waktu
pengerjaan pembelajaran saja ada yang di malam hari kareana guru
juga memperhatikan latar belakang orang tua (RM1/G3/W1)
Hasil wawancara dengan Ariyani Rohmatun, S.Pd selaku guru kelas I,
II, dan 4 tunagrahita sedang dan autis menyatakan bahwa:
“Jenis perencanaan yang dibuat oleh guru tidak berbeda dengan
pembelajaran tatap muka yang sudah-sudah, guru tetap membuat
dokumen pembelajaran seperti rincian minggu efektif, prota,promes,
silabus, RPP untuk dapat merencanakan pembelajaran secara lebih
terprogram dan terstruktur.” (RM1/G3/W1)
2. Pelaksanaan Pembelajaran Daring Selama Covid 19 di SDLB
Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di SDLB Muhammadiyah
Surya Gemilang Banyubiru ditemukan data mengenai pelaksanaan
pembelajaran daring selama Covid 19 yang terdiri dari kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup sebagai betikut.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di SDLB Muhammadiyah
Surya Gemilang Banyubiru ditemukan data kegiatan pendahuluan, inti dan
penutup dalam pembelajaran daring sebagai berikut.
Hasil wawancara dengan Mursidi S.Pd selaku kepela sekolah SDLB
Muhammadiyah Surya Gemilang Banyubiru menyatakan bahwa :
“Selama ini tidak banyak keluhan tetapi kendala pemberian materi
dengan jenis ketunaan tentunya di SLB untuk pemberian materi
-
52
sisesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa. Pada umumnya
siswa SLB tidak bisa diberikan kelas secara klasikal karena melihat
siswa memiliki perbedaan antara siswa satu dengan siswa yang lain.
Kadang-kadang sama-sama kelas satu tetapi tinggkat pemikirannya
yang berbeda, satu tidak bisa membaca satunya lagi biasa.
Hasil wawancara dengan Ullip Utrofin, S.Pd selaku guru kelas VI
untuk kelas tunagrahita menyatakan bahwa:
“Pelaksanaan kegiatan pembelajaran daring di kelas VI tunagrahita
ringan dimulai dengan kegiatan berdoa, kemudian mengecek
kehadiran siswa dengan presensi online, menanyakan pembelajaran
yang kemarin hal ini bertujuan untuk mengingat materi yang sudah
dipelajari, setelah itu guru menyampaikan tujuan pem