PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS...

22
0 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS BUDAYA (Studi Situs SMP Negeri 2 Kajoran Kabupaten Magelang) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Oleh: Rochmad NIM: Q 100 100 201 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Transcript of PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS...

Page 1: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

0

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA

BERBASIS BUDAYA

(Studi Situs SMP Negeri 2 Kajoran Kabupaten Magelang)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan

Oleh:

Rochmad

NIM: Q 100 100 201

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 2: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

1

Page 3: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

2

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS

BUDAYA

(Studi Situs SMP Negeri 2 Kajoran Kabupaten Magelang)

Oleh: Rochmad

Abstract

The problem to be examined in this research is how Java language

learning based culture at Junior High School State 2 Kajoran Magelang? This is

qualitative reserach that conducted in Junior High School State 2 Kajoran. The

main subjects in this reserach are principal, teachers and students. Data collection

techniques in this research used observation, interview and documentation. The

result of research (1) The Java language subjects is a compulsory subject for

schools in the Central Java and Yogyakarta province. Java language course

material consists of write, read, hear and speak material. Syllabus and lesson plans

of Java language subject are created by the Java language teacher and based the

curriculum. Teaching materials that is used are written form and also using the

computer. In the Javanese language learning, school invites teachers from outside

the school to who are competent in their field. (2) Javanese language learning

begins with making lesson plans and syllabi. In Java language learning

implementation activities consist of the begining, core and the late activity. For

beginning activities teachers doing apperception by repeating material that has

been taught before. Implementation of the Java language learning was

implemented using the Java language by incorporating local culture as one of the

material. After core activities are complete, the teacher closed the teaching

process activities by doing evaluation for the material that has been taught. (3)

Evaluation form consists of three activities, namely the written, oral and tasks

evaluation. Evaluation written form conducted in the daily tests, basic

competencies, midterm and final exams of the semester. Follow-up activities

conducted in the form of remedy and enrichment. The existence of peer tutors

used to assist the teachers in improving student scores. Implementation of the Java

language learning faced barriers due to lack of teaching enthusiastic students in

participating schools and to overcome it the school is conduct home visit.

Key words: learning, Java language, culture

Page 4: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

3

PENDAHULUAN

Keberadaan bahasa daerah merupakan salah satu kebanggaan Bangsa

Indonesia yang menunjukkan keanekaragaman budayanya. Bahasa Jawa

merupakan salah satu dari sekian banyak bahasa daerah di Indonesia yang

keberadaannya ikut mewarnai keragaman budaya bangsa Indonesia. Sebagai

orang Jawa yang lahir dan besar di Jawa, sudah menjadi kewajiban kita untuk

melestarikan bahasa Jawa. Menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi

dengan sesama pengguna bahasa Jawa adalah salah satu cara untuk melestarikan

bahasa Jawa. Akan tetapi, ironisnya sekarang ini pengguna sekaligus pemilik

bahasa Jawa sudah enggan menggunakannya, bahkan sudah ada yang mulai

meninggalkannya.

Belakangan ini bahasa Jawa sudah mengalami kemunduran secara

fungsional, hal ini disebabkan oleh terus menyempitnya pemahaman terhadap

jagat kata bahasa Jawa. Selain itu pengajaran bahasa Jawa terancam bubar karena

tidak ada petunjuk pelaksanaannya, adanya kecemburuan bahkan rasa isin

dikalangan generasi tua terhadap upaya pembaharuan kreatif pemanfaatan

kosakata bahasa Jawa secara maksimal oleh generasi muda juga menjadi salah

satu penyebab kemunduran fungsional bahasa Jawa

Fungsi pembelajaran Bahasa Jawa, dalam konteks pendidikan, adalah

berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dalam rangka mengakses

informasi dan dalam konteks sehari-hari adalah sebagai alat untuk membina

hubungan interpersonal, bertukar informasi serta menikmati estetika bahasa

dalam budaya Jawa. Adapun tujuan pembelajaran bahasa Jawa adalah untuk

mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Jawa dalam

bentuk lisan dan tulis; menumbuhkan kesadaran tentang hakikat dan pentingnya

bahasa Jawa sebagai salah satu bahasa daerah di Indonesia; dan untuk

mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antar bahasa dan

budaya serta memperluas cakrawala budaya (Dinas P dan K Prov. Jawa Tengah,

2006). .

Pembelajaran Bahasa Jawa khususnya dalam penerapan unggah-ungguh

oleh siswa dianggap kompetensi yang paling sulit, karena untuk menerapkan

Page 5: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

4

unggah-ungguh diharapkan siswa mampu menguasai kompetensi berbahasa Jawa

dengan baik dan benar. Unggah-ungguh dalam berbahasa Jawa sebenarnya secara

kelompok besar dikategorikan menjadi tiga jenis yakni ngoko, madya dan krama.

Bahkan ketiga kelompok tersebut kemudian diuraikan lagi menjadi sembilan

yaitu: (1) ngoko andhap antya basa, (2) ngoko andhap basa antya, madya ngoko,

(4) madya krama, (5) kramantara, (6) wredakrama, (7) kramadesa, (8)

mudakrama dan (9) kramainggil.

Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang harus diajarkan oleh guru dan harus dipelajari oleh

siswa untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Ada beberapa

jenis materi pelajaran. Jenis-jenis itu adalah fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan

sikap atau nilai (Zulkarnain, 2009: 4).

Keberadaan mata pelajaran bahasa Jawa sebagai mata pelajaran muatan

lokal yang dalam Ujian Akhir Nasional tidak diujikan memang kurang mendapat

perhatian yang besar dari siswa. Dalam proses pembelajarannyapun hanya

sebagian kecil siswa yang mau memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Di

samping itu, dalam lingkungan keluarga dan dalam pergaulan siswa tidak terbiasa

menggunakan bahasa Jawa ragam krama. Di rumah siswa juga terbiasa

berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa ngoko atau bahasa Indonesia. Faktor-

faktor tersebut itulah yang mempengaruhi kemampuan berbicara bahasa Jawa

siswa khususnya bahasa Jawa ragam krama. Berdasarkan hasil pengamatan

penulis, kondisi seperti ini juga terjadi pada sebagian besar siswa di SMP Negeri 2

Kajoran,Kabupaten Magelang.

Saat ini mata pelajaran bahasa Jawa masih menjadi mata pelajaran

muatan lokal wajib di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah di Jawa Tengah,

Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Berdasarkan keputusan Kepala

Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah

No. 271 a/103/ I/1994 tanggal 13 juni 1994, untuk tahun ajaran 2005/ 2006

Bahasa Jawa menjadi muatan lokal untuk SMA se-Jawa Tengah SD hingga SMA

di wilayah DIY, Jateng, dan Jatim. Keputusan ini sudah mulai dilaksanakan

sebagai kurikulum muatan lokal di tiga wilayah tersebut (Dinas P dan K. 2006: 7).

Page 6: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

5

Tujuan pembelajaran Bahasa Jawa dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran

(GBPP) di tingkat SD/SMP cenderung pada pemenuhan keterampilan berbahasa

yang ideal: mendengarkan, menulis, membaca, berbicara, dan. Tujuan

pembelajaran Bahasa Jawa, apakah tidak sebaiknya berdasarkan fungsi kebutuhan

siswa. Sebagai bahasa daerah, Bahasa Jawa berfungsi sebagai (1) lambang daerah,

(2) lambang identitas daerah, dan (3) alat perhubungan dalam keluarga dan

masyarakat daerah. Fungsi Bahasa Jawa yang hakiki adalah fungsi ketiga,

sehingga Bahasa Jawa dominan digunakan dalam wujud bahasa lisan. Dari

kenyataan ini, tujuan pembelajaran Bahasa Jawa di SD diusulkan mengutamakan

keterampilan berbicara (Suara Merdeka, 2006: 4).

Rendahnya penguasaan Bahasa Jawa pada tingkat dasar (SD/MT) dan

(SMP/MTs). Penelitian Supriyanto dan kawan-kawan (1997), menemukan

kenyataan pendekatan pembelajaran bahasa Jawa sangat struktural sehingga

menekankan segi struktur bahasa, sebagaimana pembelajaran bahasa Indonesia

maupun Inggris. Di banyak sekolah di Kota Semarang, guru bahasa Jawa bukan

berasal dari pendidikan bahasa Jawa. Mereka ada yang berlatar belakang Tata

Boga, PPKn, Elektro, dan lainnya yang tak mendapat jam di sekolah (Supriyanto,

2009: 4).

Pembelajaran menurut Uno (2008: 2) adalah pembelajaran memusatkan

perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa” dan bukan pada “apa yang

dipelajari siswa”. Oleh karena itu ada beberapa komponen pembelajaran yang

harus diperhatikan oleh pihak yang telibat dalam pembelajaran. Dalam kegiatan

pembelajaran terdiri dari perencanaan, pelaksanaan evaluasi.

Pembelajaran berbasis budaya membawa budaya lokal yang selama ini

tidak selalu mendapat tempat dalam kurikulum sekolah, termasuk pada proses

pembelajaran beragam mata pelajaran di sekolah. Menurut Judistira (2008:141),

kebudayaan lokal adalah melengkapi kebudayaan regional, dan kebudayaan

regional adalah bagian-bagian yang hakiki dalam bentukan kebudayaan nasional.

Dalam pembelajaran berbasis budaya, lingkungan belajar akan berubah menjadi

lingkungan yang menyenangkan bagi guru dan siswa, yang memungkinkan guru

dan siswa berpartisipasi aktif berdasarkan budaya yang sudah mereka kenal,

Page 7: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

6

sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang optimal. Siswa merasa senang dan

diakui keberadaan serta perbedaannya, karena pengetahuan dan pengalaman

budaya yang sangat kaya yang mereka miliki dapat diakui dalam proses

pembelajaran.

Dengan memperhatikan latar belakang masalah maka fokus dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

BAHASA JAWA BERBASIS BUDAYA di SMP Negeri 2 Kajoran Kabupaten

Magelang Adapun fokus penelitian tersebut dijabarkan menjadi 3 subfokus yaitu

(1) Bagaimanakarakteristik materi ajar dalam pembelajaran bahasa Jawa berbasis

budaya lokal di SMP Negeri 2 Kajoran?, (2) Bagaimana proses pembelajaran

bahasa Jawa berbasis budaya lokal di SMP Negeri 2 Kajoran? (3) Bagaimana

evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran bahasa Jawa berbasis budaya lokal di

SMP Negeri 2 Kajoran?

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran bahasa Jawa berbasis budaya di SMP

Negeri 2 Kajoran. Adapun tujuan tersebut dijabarkan menjadi tiga subfokus yaitu

(1) Mendeskripsikan bagaimana karakteristik materi ajar dalam pembelajaran

bahasa Jawa berbasis budaya lokal di SMP Negeri 2 Kajoran, (2)

Mendeskripsikan proses pembelajaran bahasa Jawa berbasis budaya lokal di SMP

Negeri 2 Kajoran, (3) Mendeskripsikan evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran

bahasa Jawa berbasis budaya lokal di SMP Negeri 2 Kajoran.

Hasil penelitian ini akan sangat berharga dan bermanfaat untuk

pengelolaan pembelajaran, khususnya untuk guru mata pelajaran Bahasa Jawa dan

umumnya untuk segenap unsur penyelenggara sekolah.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan

etnografi. Etnografi adalah sebuah pendekatan yang bersifat teoritis dari sebuah

pendekatan penelitian kualitatif atau naturalistik. Penelitian etnografi ini

berlangsung di latar asli (sesungguhnya). Unit observasi dalam kajian etnografi

adalah kelas dan bahkan bisa meluas sampai tingkat sekolah. Pendekatan

Page 8: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

7

penelitian etnografi ini bekerja dengan mengamati berbagai aspek lingkungan

belajar dan mencoba mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan

lingkungan yang mengefektifkan belajar tersebut. Rasional di balik penggunaan

etnografi adalah adanya keyakinan dasar penelitian, yaitu bahwa perilaku secara

signifikan dipengaruhi oleh lingkungan di mana perilaku itu berlangsung (Mantja,

2007: 21-23).

Kehadiran peneliti dalam melakukan penelitian ini terjun langsung

mencari data mengenai peranan kepala sekolah dan guru dalam meningkatkan

mutu pembelajaran. Kedudukan peneliti adalah sebagai instrumen penelitian dan

siswa (Spradley, 2007).

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Data

yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data

utama dan pendukung. Data utama diperoleh dari informan, yaitu orang-orang

yang terlibat dalam kegiatan sebagai fokus penelitian, yang terlibat sebagai

informan dalam penelitian ini (kepala sekolah, guru dan siswa), sedangkan data

pendukung bersumber dari dokumen-dokumen resmi yang ada di SMP Negeri 2

Kajoran Kabupaten Magelang berupa dokumen, foto, dan catatan penting lainya.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi/

pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dalam

penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif dari Miles dan Huberman

(2006: 51). Ada empat komponen analisis yang dilakukan dengan model ini, yaitu

pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan /

verifikasi. Penentuan keabsahan data (trust worthiness) pada penelitian kualitatif,

menurut Moleong (2007: 173) digunakan empat kriteria, yaitu: Derajat

kepercayaan (credibility), Keteralihan (transferability), Ketergantungan

(dependability), dan Kepastian (confirmability).

Page 9: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

8

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Mendeskripsikan karakteristik materi ajar dalam pembelajaran bahasa Jawa

berbasis budaya lokal di SMP Negeri 2 Kajoran.

Pembelajaran bahasa Jawa di SMP Negeri 2 Kajoran merupakan

mata pelajaran muatan lokal yang berbasis budaya lokal untuk Jawa Tengah.

Pembelajaran bahasa jawa berbasis budaya lokal adalah mata pelajaran wajib

untuk SD, SMP, dan SMA meskipun dalam Ujian Nasional belum diujikan.

Mata pelajaran bahasa jawa diajarkan selama 2 jam pelajaran setiap

minggunya, sedangkan untuk materinya disesuaikan dengan kondisi

lingkungan sekolah.

Pembelajaran Bahasa Jawa Berbasis Budaya Lokal pembelajaran

yang sesuai dengan budaya adat kebiasaan yang ada di daerah atau lokal

tertentu. Pembelajaran di SMP Negeri 2 Kajoran ada budaya yang ada di

daerah itu seperti mengadakan Gugur gunung atau gotong royong,

Pengumuman atau wara-wara juga menggunakan Bahasa Jawa. Contoh

lain ada upacara adat orang yang mau menikahkan anak, Undangan atau

Ulemnya juga menggunakan bahasa jawa. Dengan adanya budaya lokal itu

diharapkan siswa terampil menggunakan bahasa jawa, penggunaan diksi

unggah-ungguh Bidang muatan lokal Bahasa Jawa.

Yang dimaksud dengan berbasis budaya lokal adalah dalam

pelaksanaan pembelajarannya pihak sekolah memasukkan nilai-nilai budaya

lokal dimana sekolah itu berada. SMP N 2 Kajoran yang terletak di lereng

gunung Sumbing masyarakat di sekitar lingkungan sekolah memiliki

kebudayaan seperti upacara adat yang dalam pelaksananya menggunakan

bahasa Jawa. Oleh karena itu SMP N 2 Kajoran memasukan budaya lokal

dalam kurikulum untuk pelajaran bahasa jawa.

Pembelajaran Bahasa Jawa diajarkan dari SD sampai dengan SMP

bahkan sampai SMA secara berkesinambungan, selaras antara kompetensi

dasar yang satu dengan kompetensi dasar lainnya. Dalam pembelajaran ini ada

4 aspek yang diajarkan oleh guru yaitu: Mendengarkan, Berbicara, Membaca,

Menulis. Keempat aspek tersebut tidak dapat terpisah antara satu aspek

Page 10: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

9

dengan aspek lainnya, dalam pembelajaran hanya penekanannya lebih

difokuskan pada salah satu aspek, artinya pada pembelajaran mendengarkan

siswa tidak hanya dituntut mendengarkan saja akan tetapi siswa juga harus

dapat berbicara, menulis dan mengapresiasikannya dalam bentuk sastra.

Sebagai mata pelajaran muatan lokal, maka materi yang diajarkan

juga disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah. Materi yang diajarkan

oleh guru di mata pelajaran Bahasa Jawa adalah Pengenalan Budaya

(Meliputi tata krama, adat), Berbicara Bahasa Jawa unggah-ungguh , tata

krama bahasa Jawa, berpidato dengan bahasa Jawa Menulis aksara Jawa

berupa menulis kata dan kalimat menggunakan aksara Jawa, Membaca

kalimat, wacana berhuruf Jawa, Membaca Wacana berbahasa Jawa,

Mendengarkan berita, cerita yang dibaca orang lain, dll. Materi tersebut

tertuang dalam RPP dan silabus yang dibuat oleh guru.

Silabus dan RPP mata pelajaran bahasa Jawa dibuat sendiri oleh

guru bahasa Jawa. Guru pelajran bahasa Jawa sering mengikuti MGMP untuk

meningkatkan kemampuannya dalam membuat silabus dan RPP. Silabus dan

RPP merupakan kompas dalam kegiatan pembelajaran karena tanpa adanya

silabus dan RPP kegiatan pembelajaran tidak akan memiliiki arah yang jelas

sehingga tidak tahu tujuan apa yang hendak dicapai dan apakah tujuan

tersebut sudah tercapai atau belum. Penyusunan silabus dan RPP harus

disesuaikan dengan keadaan sekolah sehingga silabus dan RPP harus disusun

sendiri oleh para guru.

Penelitian yang dilakukan oleh Rischer (2008) yang berjudul

“Management Strategies Help to Promote Student Achievement” yang

mengatakan “Teachers must create a classroom environment where students

are prepared and ready to learn, exemplified by students being in their seats,

quiet, ready with pencil and paper, and focused on the teacher and lesson

being taught”. Penelitian ini menyatakan bahwa para guru harus menciptakan

suatu lingkungan kelas yang baik dimana para siswa disiapkan untuk kegiatan

belajar mengajar, kondisi tersebut yang dapat berupa keberadaan tempat

duduk, ketenangan, ketersediaan peralatan seperti pensil dan kertas, dengan

Page 11: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

10

tujuan agar siswa dapat berkonsentrasi dalam kegiatan belajar mengajar.

Selain itu, hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar yang

dapat dilakukan oleh guru antara lain pelaksanaan metode pembelajaran guna

menunjang minat belajar siswa dalam meningkatkan kualitasnya.

Materi pelajaran Bahasa Jawa dibuat berdasarkan kurikulum yang

bersumber dari buku-buku yang berasal dari pemerintah yaitu buku paket

maupun LKS. Materi tersebut disesuaikan dengan lingkungan sekolah. Di

SMP N 2 Kajoran materi pelajaran bahasa jawa bersumber dari buku paket

yang diterbitkan oleh pemerintah.

Penelitian yang dilakukan oleh Charles Nelson (2011) yang berjudul

“The Complexity Of Language Learning”. Penelitian ini membahas tentang

pentingnya pembelajaran bahasa. Penelitian ini menggunakan pendekatan

teori kompleksitas untuk melihat bahasa pembelajaran, pendekatan yang

menyelidiki bagaimana pembelajar bahasa beradaptasi dan berinteraksi

dengan masyarakat dan lingkungannya.

Pembelajaran Bahasa Jawa khususnya dalam penerapan unggah-

ungguh oleh siswa dianggap kompetensi yang paling sulit, karena untuk

menerapkan unggah-ungguh diharapkan siswa mampu menguasai kompetensi

berbahasa Jawa dengan baik dan benar. Unggah-ungguh dalam berbahasa

Jawa sebenarnya secara kelompok besar dikategorikan menjadi tiga jenis

yakni ngoko, madya dan krama.

Dalam kaitannya dengan materi pelajaran, kita juga mengenal bahan

ajar yang merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar segala bentuk

bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan

tertulis maupun bahan tidak tertulis. Di SMP N 2 Kajoran menunjukkan

bahwa bahan ajar yang digunakan berbentuk tertulis dan juga dengan

menggunakan komputer. Dalam bentuk tertulis biasanya dengan

menggunakan papan tulis dan juga white board sedangkan untuk komputer

untuk menanyangkan power point.

Page 12: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

11

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara

garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus

dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah

ditentukan. Oleh karena itu dalam pembuatannya dilakukan oleh guru yang

bersangkutan. Tujuannya adalah agar para guru tidak lagi tergantung kepada

buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh. Selain itu juga memperkaya

karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi. Dengan

pembutaan bahan ajar sendiri dapat menambah khasanah pengetahuan dan

pengalaman guru dalam menulis bahan ajar.

Dalam proses belajar mengajar di dalam kelas sangat didukung

dengan adanya metode yang digunakan oleh guru. Penggunaan metode

tersebut disesuaikan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkan. Di SMP

N 2 Kajoran metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pelajaran

bahasa jawa antara lain Jigsaw, ceramah berfariasi, tanya jawab, pemberian

tugas, praktik, demonstrasi. Siswa mendemonstrasikan pidato dihadapan

temannya, juga dalam kegiatan pentas tradisional yang ada di lingkungan

siswa. Setiap tahun di Desa Sutopati ada tradisi Saparan. Tradisi ini sudah

ada sejak lama. Perayaan saparan sangat meriah semua seni budaya yang ada

di Desa Sutopati tempat sekolah kami ada mengeluarkan ketrampilan seni

pentas. Siswa- siswi kami sudah trampil menari. Di dalam kegiatan Saparan

tersebut siswa-siswi kami ikut pentas, siswa secara langsung tampil dalam

kegiatan. Ini salah satu cara dalam mengembangkan kegiatan Belajar

Mengajar Bahasa Jawa meskipun tidak berlangsung dalam kelas.

Metode pembelajaran tersebut berhubungan erat dengan cara guru

dalam menyampaikan materi pelajaran. Pemilihan metode pembelajaran juga

mempengaruhi keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Karena

denagn metode yang sesuai dengan materi biasanya dapat menarik antusais

siswa. Misalnya untuk pokok bahasan mendengar guru dapat mengundang

guru dari luar untuk memberikan ceramah tentang materi yang diajarkan.

Sekolah juga sering mendatangkan pengajar dari luar, terutama

untuk belajar pidato, karena di dekat SMPN 2 Kajoran ada orang yang ahli

Page 13: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

12

pidato menggunakan bahasa Jawa. Selain menggundang guru dari luar, pihak

sekolah juga menerapkan hari bahasa jawa pada hari Jumat. Hari bahasa jawa

adalah hari dimana semua aktivitasnya menggunakan bahasa jawa baik dalam

aktivitas KBM maupun diluar KBM. Dan bagi siapa saja yang tidak

menggunakannya maka akan memperoleh teguran dari pihak sekolah.

2. Mendeskripsikan proses pembelajaran bahasa Jawa berbasis budaya lokal di

SMP Negeri 2 Kajoran.

Proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran sama di awali

dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. dalam pembelajaran bahasa

jawa di awali dengan pembuatan RPP dan silabus. RPP dan silabus

merupakan acuan yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar di

sekolah. Para guru harus memiliki kemampuan untuk membuat RPP dan

silabus sendiri.

Dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa di SMP N 2

Kajoran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Untuk

kegiatan awal guru melakukan apersepsi dengan mengulang materi yang telah

diajarkan sebelumnya. Selain itu juga guru memberikan pertanyaan yang

berhubungan dengan materi yang akan diajarkan. Contohnya adalah guru

membacakan sebuah artikel bahasa jawa kemudian guru akan mengajukan

pertanyaan mengenai artikel tersebut.

Kegiatan inti dalam pembelajaran sangat memegang peranan penting

untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam membentuk kemampuan

siswa yang telah ditetapkan. Proses kegiatan inti dalam pembelajaran akan

menggambarkan tentang penggunaan strategi dan pendekatan belajar yang

digunakan guru dalam proses pembelajaran, karena pada hakekatnya kegiatan

inti pembelajaran merupakan implementasi strategi dan pendekatan belajar.

Di SMP N 2 Kajoran menunjukkan bahwa pelaksanaan

pembelajaran bahasa Jawa dilaksanakan dengan menggunakan bahasa Jawa.

Alasannya adalah bahasa Jawa merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan

siswa di sekolah dan dirumah meskipun bahasa yang digunakan adalah

bahasa Jawa ngoko. Selain itu juga dalam pelaksanaan pembelajaran juga

Page 14: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

13

memasukkan budaya lokal sebagai salah satu materinya. Budaya lokal yang

ada di lingkungan SMP N 2 Kajoran antara lain tradisi Saparan. Sehingga

dalam pelaksanaannya dimasukkan budaya lokal dalam kegiatan

pembelajaranya.

Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah terdapat interaksi, baik

antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Interaksi merupakan

suatu indikasi adanya aktivitas dalam kegiatan pembelajaran. Selain di dalam

kelas interaksi antara siswa dengan siswa juga dapat dilihat di luar kelas.

Interaksi tersebut terlihat dari aktivitas siswa yang menggunakan bahasa Jawa

krama untuk kakak kelasnya baik berupa krama maupun ngoko alus.

Interaksi yang terjalin tidak hanya antar siswa tetapi juga antara

siswa dengan guru. Dalam interaksi tersebut dapat dilihat apakah siswa

mampu mengaplikasikan materi bahasa Jawa yang telah mereka terima.

Terlebih lagi pada hari Jumat yang dijadikan hari bahasa Jawa dimana semua

anggota sekolah harus menggunkan bahasa Jawa untuk berkomunikasi satu

sama lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Ussher (2005) dalam tulisannya yang

berjudul menyatakan “Interactions, Student Enthusiasm And Perceived

Learning In An Online Teacher Education Degree”. Dia mengatakan

tentang “Results indicate that learner satisfaction depended on several

factors including tutors‟ interactions and feedback. Students‟ perceptions of

„good‟ interactions and how this impact on enthusiasm and learning are

considered for course designers”. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa

kepuasan pelajar tergantung pada beberapa faktor yang meliputi interaksi

dengan guru dan umpan balik. Persepsi para siswa tentang interaksi yang baik

dan bagaimana hal ini dapat berdampak pada minat belajar. Hal ini dapat

diartikan bahwa minat belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti interaksi dengan guru. Guru dapat membuat model pembelajaran yang

dapat dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar.

Penelitian yang dilakukan oleh Ussher memiliki persamaan dan

perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya adalah dalam kegiatan

Page 15: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

14

pembelajaran di dalam kelas dibutuhkan adanya interaksi antara siswa dengan

siswa dan juga antara siswa dengan guru. Kegiatan interaksi ini bertujuan

untuk memudahkan bagi siswa dan guru untuk saling bertukar informasi satu

sama lain. Selain itu juga dibutuhkan adanya penggunaann metode

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Sedangkan perbedaaannya

adalah dalam penelitian ini para guru belum bisa melaksanakan metode

pembelajaran yang sesuia dengan kondisi siswa. Dan juga kegiatan interaksi

antar siswa dan guru belum dilaksankan dengan maksimal.

Dengan adanya interaksi tersebut dapat mempengaruhi antusias

siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu terbukti dengan keaktifan siswa

dalam mengunakan bahasa Jawa pada hari Jumat. Meskipun pelajaran bahasa

Jawa tidak di UNAS kan namun antusias siswa dalam mengikuti

pembelajaran bahasa Jawa sangat tinggi. Alasannya karena bahasa Jawa

merupakan bahasa yang digunakan oleh siswa sehari-hari.

Antusias siswa untuk mengikuti KBM sangat tinggi terlebih lagi

untuk siswa putri. Mereka sangat natusai akrena mereka dapat mempelajari

budaya lokal dari daerah mereka seperti seperti Warokan, topeng loreng.

Selain itu juga bahasa Jawa merupakan bahasa ibu yang mereka gunakan

sejak lahir. Meskipun bahasa Jawa tidak di jadikan mata pelajaran dalam

UNAS namun siswa tetap antusias untuk mempelajarinya. Karena itu adalah

salah satu cara siswa untuk meningkatkan pemahamnnya tentang budaya

mereka.

Dalam pelaksanan pembelajaran bahasa Jawa tidak semua siswa

merasa antusias untuk mempelajarinya. Karena dalam penggunananya lebih

mudah bahasa Indonesia yang tidak memerlukan tata krama dalam

penggunannya. Oleh karena itu dibutuhkan peran serta guru untuk menarik

antusias siswa dalam mempelajari bahasa Jawa. Upaya yang dilakukan guru

antara lain dengan menggunakan laptop dalam proses KBM agar siswa tidak

cepat merasa bosan. Selain itu juga guru mendatangkan guru dari luar yang

ahli dibidangnya.

Page 16: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

15

Vivien Rolfe, Marcos Alcocer dkk (2009) dalam penelitiannya yang

berjudul “Academic staff attitudes towards electronic learning in Arts and

Sciences” mengatakan tentang “The use of electronic media and tools is

central to many higher education teaching and learning strategies, but

adoption of new technology is more often negatively received by staff,

although enthusiastically embraced by students”. Penggunaan media

elektronik dalam KBM merupakan media yang sering digunakan untuk

meningkatkan mutu pengajaran dan strategi belajar, namun karena

penggunaannya masih baru sehingga dibutuhkan pengelolaan yang cukup

baik dengan tujuan tidak merugikan siswa.

Upaya yang dilakukan oleh guru bahasa Jawa di SMP N 2 Kajoran

untuk membuat siswa lebih antusias untuk mempelajari bahasa Jawa adalah

dengan menggunakan laptop dalam proses KBM. Guru juga mendatang guru

dari luar seperti contohnya untuk mempelajari pidato dengan menggunakan

bahasa Jawa dan juga tarian daerah, pihak sekolah mengundang guru dari luar

yang ahli dibidangnya.

3. Mendeskripsikan evaluasi dan tindak lanjut pembelajaran bahasa Jawa

berbasis budaya lokal di SMP Negeri 2 Kajoran.

Pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran bahasa Jawa berbasis

budaya local berupa ulangan harian dan soal –soal secara tertulis. Ada juga

yang harus saya lakukan dengan perbuatan, misalnya menyanyi tembang

macapat, atau melakukan sandiwara berlaku sebagai suatu tokoh dalam

cerita. Guru bahasa Jawa di SMP N 2 Kajoran melakukan evaluasi secara

tertulis, lisan dan juga berbentuk tugas (praktek). Misalnya guru

memberikan tugas kepada siswa untuk berpidato dengan menggunakan

bahasa Jawa di depan kelas.

Proses evaluasi dilakukan oleh guru untuk mengetahui seberapa jauh

kemampuan siswa dalam menangkap materi pelajaran. Sehingga keberadaan

guru yang berkualitas dalam proses PBM sangat dibutuhkan. Penelitian

tentang peranan guru dalam pembelajaran yang dilakukan oleh

Algozzine, Gretes dan Queen (2007) yang berjudul “Beginning

Page 17: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

16

Teachers' Perceptions of Their Induction Program Experiences”. Mereka

menyatakan tentang “Ensuring a qualified teacher in every classroom is a

central part of the latest agenda to strengthen public education and

maximize student achievement. Effective teaching and delivering quality

instruction are lifelong and critical goals of professional development of

teachers. High-quality induction programs support qualified teachers for

every child”. Hasil dari penelitian yang mereka lakakukan yaitu membahas

tentang keberadaan seorang guru yang berkualitas di dalam kelas sangat

membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Karena dengan

adanya guru yang berkualitas tersebut dapat membimbing siswa dalam

memaksimalkan kwalitas siswa tersebut.

Pelaksanaan proses evaluasi yang dilakukan oleh guru selain pada

saat proses pembelajaran, evaluasi juga dilakukan pada saat Ujian Tengah

Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). Hal ini dilakukan untu

mengetahui kemampuan siswa tentang materi yang telah mereka terima

selama satu semester. Dan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir

Semester (UAS) dilakukan secara serempak untuk semua sekolah.

Pada pelaksanaan pembelajaran, setelah dilakukannya evaluasi maka

akan diketahui hasilnya. Jika hasil pembelajaran sudah diketahui maka akan

memudahkan guru untuk melakukan kegiatan tindak lanjut. Pada umumnya

guru akan melakukan tindak lanjut bagi siswa yang memiliki nilai kurang

maka akan dilakukan remidi sedangkan bagi siswa yang nilainya sudah baik

maka siswa akan mendapatkan penganyaan.

Di SMP N 2 Kajoran kegiatan tindak lanjut yang dilakukan oleh guru

setelah guru melakukan kegiatan evaluasi. Dari kegiatan evaluasi itulah

dapat diketahui apakah siswa sudah menguasai materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru atau belum. Guru akan memberikan kegiatan tindak

lanjut berupa remidi bagi siswa yang nilainya kurang dari 70 dan akan

memberikan kegiataan pengayaan bagi siswa yang memiliki nilai lebih dari

70.

Page 18: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

17

Pada dasarnya tujuan penilaian hasil belajar dan pembelajaran adalah

mengetahui keberhasilan guru membelajarkan dan siswa belajar, sehingga

dapat diupayakan tindak lanjutnya. Tindak lanjut itu merupakan fungsi

penilaian hasil belajar dan pembelajaran yaitu yang dapat berupa:

penempatan peserta didik pada tempatnya yang tepat; pemberian umpan

balik; penentuan/diagnosis kesulitan belajar; dan penentuan keberhasilan

atau kelulusan peserta didik. Oleh karena itu penilaian dapat bermanfaat

baik bagi guru, siswa, orangtua, maupun bermanfaat bagi sekolah dan

lembaga.

Dalam proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa Jawa, dikenal

dengan istilah “Tutor sebaya” yaitu klasifikasi siswa yang dianggap mampu

atau mempunyai kemampuan lebih dibandingkan temannya akan diminta

sebagai “tutor” untuk mengajari teman-temannya yang masih mengalami

kesulitan dalam belajar. Kegiatan belajar mengajar yang dapat dilakukan

dengan cara tanya jawab dengan siswa, sehingga bagi siswa yang

mengalami kesulitan dapat mengajukan pertanyaan agar dapat dijelaskan

lagi oleh sang guru.

Di SMP N 2 Kajoran keberadaan tutor sebaya dimanfaatkan untuk

membantu guru dalam meningkatkan nilai siswa. Karena dengan adanya

tutor sebaya tersebut siswa tidak merasa takut untuk bertanya dengan siswa

lainnya apabila siswa tersebut kurang memahami suatu materi pelajaran.

Kegiatan remidial yang dilakukan oleh guru adalah kegiatan berupa

pengulangan materi pelajaran bahasa Jawa. Setelah pelaksanaan

pengulangan materi kemudian guru akan memberikan soal untuk

mengevaluasi apakah pengulangan materi tersebut sudah berhasil atau

belum. Karena apabila siswa tersebut belum menguasai materi yang ada, hal

itu dapat mengganggu proses belajar mengajar karena siswa yang sudah

menguasai materi pelajaran tidak dapat meneruskan materi pelajaran.

Dalam proses pembelajaran, khususnya pada kegiatan evaluasi

terkadang guru mengalami hambatan untuk melakukan kegiatan tindak

lanjut. Hambatan tersebut kurangnya antusias siswa dalam mengikuti proses

Page 19: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

18

belajar mengajar karena kurangnya motivasi dari orang tua siswa yang

hanya berprofesi sebagai petani.

Pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa di SMP N 2 Kajoran

mengalami hambatan. Hambatan tersebut adalah kurangnya antusias siswa

dalam mengikuti proses belajar mengajar karena kurangnya motivasi dari

orang tua siswa yang hanya berprofesi sebagai petani. Bagi mereka

berbicara sebagai sarana komunikasi. Yang penting yang diajak bicara

mengerti maksud dan makna si pembicara itu sudah cukup. Kalau

diperlukan berbicara dihapan orang banyak , nanti sudah ada yang ahli

berbicara. Hambatan selanjutnya adalah, penggunaan dialek local yang

masih kental, Banyak istilah-istilah yang berbeda makna dengan daerah

lain.

Untuk mengatasi hambatan tersebut para guru biasanya melakukan

pendekatan kepada para siswa. Pendekatan tersebut bertujuan untuk

memberiakn motivasi kepada para siswa agar lebih giat lagi belajar. Serta

untuk mengetahui permasalahan lain yang mungkin menjadi hambatan siswa

dalam memahami pelajaran bahasa Jawa. Observasi dilapangan

menunjukkan bahwa guru bahasa Jawa di SMP N 2 Kajoran melakukan

kegiatan home visit untuk bertanya kepada siswa tentang permasalahan yang

mereka hadapi dalam pelajaran bahasa Jawa.

PENUTUP

Dari uraian pembahasan di atas dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut (1) Mata pelajaran bahasa jawa merupakan mata pelajaran wajib

bagi sekolah di propinsi Jawa Tengah dan DIY. Materi pelajaran bahasa Jawa

terdiri dari materi menulis, membaca, mendengar dan berbicara. Silabus dan RPP

mata pelajaran bahasa Jawa dibuat sendiri oleh guru bahasa Jawa. Materi

pelajaran Bahasa Jawa dibuat berdasarkan kurikulum yang bersumber dari buku-

buku yang berasal dari pemerintah yaitu buku paket maupun LKS. Bahan ajar

yang digunakan berbentuk tertulis dan juga dengan menggunakan komputer.

Dalam pembelajaran bahasa jawa, guru mengundang pengajar dari luar sekolah

Page 20: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

19

yang kompeten dibidangnya. Sekolah juga menerapkan hari bahasa jawa pada hari

Jumat dimana semua aktivitasnya menggunakan bahasa jawa. (2) Dalam

pembelajaran bahasa jawa di awali dengan pembuatan RPP dan silabus. Dalam

pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti

dan kegiatan akhir. Untuk kegiatan awal guru melakukan apersepsi dengan

mengulang materi yang telah diajarkan sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran

bahasa Jawa dilaksanakan dengan menggunakan bahasa Jawa dengan

memasukkan budaya lokal sebagai salah satu materinya. Penggunaan bahasa Jawa

pada hari Jumat untuk semua anggota sekolah. Setelah kegiatan inti selesai

dilaksanakan, guru menutup proses KBM melakukan kegiatan evaluasi untuk

materi yang telah diajarkan. (3) Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan oleh guru.

Bentuk evaluasi yang dilakukan disekolah biasanya terdiri dari 3 kegiatan yaitu

evaluasi secara tertulis, lisan dan evaluasi yang berbetuk tugas-tugas. Evaluasi

dalam bentuk tertulis dilakukan dalam bentuk ulangan harian, kompetensi dasar,

ujian tengah semester (mid semester), dan ujian akhir semester. Kegiatan tindak

lanjut yang dilakukan berupa remidi dan pengayaan. Keberadaan tutor sebaya

dimanfaatkan untuk membantu guru dalam meningkatkan nilai siswa. Pelaksanaan

pembelajaran bahasa Jawa mengalami hambatan karena kurangnya antusias siswa

dalam mengikuti KBM dan untuk mengatasinya pihak sekolah melakukan home

visit.

Saran yang dapat peneliti berikan antara lain (1) Bagi Siswa; Untuk lebih

ikut berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar khussunya

pelajaran bahasa Jawa. Dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas belajar bahasa

Jawa sehingga hasil yang diperoleh akan semakin baik. (2) Bagi Guru bahasa

Jawa; Hendaknya lebih meningkatkan kemampuan dalam mengajar dan lebih

variatif dalam penggunaan metode pembelajaran agar para siswa tidak cepat

merasa bosan ketika siswa mengikuti KBM. Hendaknya lebih berusaha

menumbuhkan kesadarannya untuk senantiasa memperhatikan tingkat

pemahaman siswa sekolah dasar dalam pembelajaran bahasa Jawa. (3) Bagi

Kepala Sekolah; Agar selalu melakukan pembinaan dan koordinasi secara terus

Page 21: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

20

menerus terhadap para guru dalam pengelolaan pembelajaran melalui supervisi

pembelajaran.

Penyelesaian tesis ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan banyak

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

kepada (1) kepala sekolah SMP N 2 Kajoran yang telah memberikan ijin

penelitian, (2) Rekan-rekan guru di SMP N 2 Kajoran yang telah mendukung

penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Algozzine, Gretes dan Queen. 2007. “Beginning Teachers' Perceptions of Their

Induction Program Experiences”.

Charles Nelson. 2011.“The Complexity Of Language Learning”.

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 2009,

Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas, Jakarta.

Dinas P dan K. 2006. MGMP Bahasa Jawa. Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Bahasa Jawa. Semarang: Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah.

Garna, Judistira K. 2008. Budaya Sunda: Melintasi Waktu Menantang Masa

Depan. Bandung: Lemlit Unpad.

Mantja. 2007. Etnografi; Desain Penelitian Kualitatif Guruan dan Manajemen

Guruan. Malang: Elang Mas

Miles, Mattew dan Huberman, Michael. 2004. Analisis Data Kualitatif.

Jakarta:Universitas Indonesia.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010, Pengembangan Pendidikan

Budaya dan Karakter Bangsa. Balitbang : Kemendiknas.

Rischer. 2008. “Management Strategies Help to Promote Student Achievement

Spradley. 2007. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

SupartonoW.,MM,2009. Ilmu Budaya Dasar Jakarta:Ghalia Indonesia

Page 22: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA BERBASIS …eprints.ums.ac.id/22403/10/NASKAH_PUBLIKASI_ROCHMAD.pdf · Mereka ada yang berlatar belakang Tata Boga , PPKn ... adalah kelas dan

21

Supriyanto, Teguh. 2009. Sastra Jawa Di Sekolah, Hidup Segan Mati Tak Mau

.http://rizalihadi.wordpress.com/2009/04/06/sastra-jawa-di-sekolah-

hidup-segan-mati-tak-mau/

Uno, Hamzah. 2008. Perencaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Ussher. 2005. “Interactions, Student Enthusiasm And Perceived Learning In An

Online Teacher Education Degree”

Vivien Rolfe, Marcos Alcocer dkk. 2009.“Academic staff attitudes towards

electronic learning in Arts and Sciences”

Zulkarnaini. 2009. Teknik Penyusunan Bahan Ajar.

http://zulkarnainidiran.wordpress.com/2009/06/28/131/